pengaruh sistem pengendalian intern penjualan …
Post on 17-Oct-2021
14 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ……….. .……………………………………......................….…(Ariadharma)
63
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN
PENJUALAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENJUALAN:
STUDI KASUS PT. INTI (PERSERO) BANDUNG
Andhika Ariadharma Alumni Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha
Jl. Surya Sumantri Bandung
Email: andhikaariadharma@gmail.com
ABSTRACT
Sales is a major activity in companies that need to be taken seriously, because with the sale of the
company to earn a profit for the company's survival. Given the importance of sales activity within the
company, it is necessary to control the sale as well. Sales activity should be planned and carried out
effectively and efficiently as possible in order to profit the company can achieve the optimum point,
and the company can also handle and control the sales activity well in line with the growing company
and competition in the business world. In this study, the researchers conducted a case study using
descriptive analysis research methodology of data collection is done by questionnaires, interviews,
observation, and research literature. The method used to test the hypothesis is a statistical method of
Spearman Rank correlation. Based on the results of questionnaires and hypothesis testing is done, the
results obtained by calculating the percentage of 69.22% so it can be concluded that the Internal
Control System Sales is designed PT INTI (Persero) is very influence on sales effectivitness.
Keywords: Internal Control System Sales, Sales Effectivitness.
ABSTRAK
Penjualan merupakan suatu aktivitas utama dalam perusahaan yang perlu diperhatikan secara
serius, karena dengan adanya penjualan ini perusahaan akan memperoleh laba untuk kelangsungan
hidup perusahaan. Mengingat pentingnya aktivitas penjualan dalam perusahaan, maka diperlukan
pengendalian atas penjualan dengan baik. Aktivitas penjualan harus dapat direncanakan dan
dilaksanakan secara efektif dan seefisien mungkin agar laba perusahaan dapat mencapai titik optimal
serta perusahaan juga dapat menangani dan mengendalikan aktivitas penjualan dengan baik sejalan
dengan semakin berkembangnya perusahaan dan persaingan dalam dunia bisnis. Dalam penelitian
ini, peneliti melakukan penelitian studi kasus dengan menggunakan metodologi penelitian analisis
deskriptif yaitu pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, wawancara, observasi, serta
penelitian kepustakaan dan metode yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah metode statistik
korelasi Rank Spearman. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dan pengujian hipotesis yang
dilakukan, didapatkan hasil perhitungan persentase sebesar 69,22% sehingga dapat disimpulkan
bahwa Sistem Pengendalian Intern Penjualan yang dirancang PT INTI (Persero) sangat berpengaruh
terhadap efektivitas penjualan.
Kata Kunci: Sistem Pengendalian Intern Penjualan, Efektivitas Penjualan
PENDAHULUAN
Dunia usaha saat ini berkembang
sangat pesat baik sektor industri, perdaga-
ngan, maupun jasa. Perusahaan-perusahaan
kecil akan tumbuh dan berkembang menjadi
perusahaan besar dengan aktivitas dan
permasalahan yang semakin kompleks. Pada
JRAK, Volume 11, No 1 Februari 2015
64
perusahaan kecil pemilik atau pemimpin
perusahaan dapat mengawasi secara langsung
kegiatan perusahaan dengan dibantu beberapa
orang saja, sedangkan perusahaan yang telah
berkembang besar maka pemimpin perusa-
haan harus dapat menyesuaikan keadaan
tersebut, karena dalam keadaan demikian
seorang pemimpin tidak akan lagi mampu
mengawasi semua kegiatan perusahaan yang
dipimpinnya secara langsung. Hal tersebut
disebabkan semakin luasnya lingkup penga-
wasan yang harus dilaksanakannya dan juga
karena adanya keterbatasan kemampuan
seorang pemimpin perusahaan. Hal ini yang
mengharuskan seorang pemimpin perusahaan
memilik sistem dan prosedur kegiatan operasi
yang tertata dan terencana secara baik untuk
mendelegasikan sebagian wewenang pada
bawahannya disertai batasbatas wewenang dan
kewajiban yang ditanggungkan kepada
bawahannya.
Struktur organsasi perusahaan merupa-
kan fondasi utama bagi perusahaan merupakan
fungsi bagianbagian yang tersusun dalam
suatu hubungan yang menunjukkan tingkatan
fungsi, tugas, wewenang dan tanggungjawab
dalam manajemen perusahaan. Struktur
Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan
antara tiap bagian serta posisi yang ada pada
suatu organisasi atau perusahaan dalam
menjalankan kegiatan operasional untuk
mencapai tujuan. Struktur organisai menggam-
barkan dengan jelas pemisahan kegiatan
pekerjaan antara yang satu dengan yang lain
dan bagaimana hubungan aktifitas dan fungsi
dibatasi.
Salah satu aktivitas usaha perusahaan
adalah penjualan, yang merupakan bagian
terpenting bagi setiap kegiatan usaha.
Penjualan dapat menjamin kelangsungan
hidup perusahaan karena dari penjualan ini
perusahaan akan mendapatkan laba yang dapat
digunakan untuk kelangsungan hidup perusa-
haan, selain itu penjualan yang maksimal
dapat menjadi ukuran keberhasilan perusahaan
dalam melaksanakan kegiatan usaha.
Setiap perushaan tentu memiliki target
penjualan, ini sebagai motivasi perusahaan
khususnya bagianpenjualan untuk terus
meningkatkan hasil penjualan sehingga target
penjulan dapat tercapai. Ada kalanya dalam
menjalankan kegiatan penjualan target
penjualan yang telah direncanakan oleh mana-
jemen tidak dapat tercapai sepenuhnya atau
tidak terrealisasikan dengan maksimal.
Sehingga dapat dikatakan penjualan perusa-
haan belum efektif. Sebaliknya jika target
penjualan dapat direalisasikan dengan optimal
maka penjualan perusahaan dapat dikatakan
efektif. Efektivitas dapat diukur dengan
membandingkan target penjualan dengan
realisasi penjualan.
Berdasarkan latar belakang tersebut
penulis mencoba membahas dan menganalisa
apakah pengendalian intern penjualan yang
dilakukan oleh PT. INTI telah memadai,
bagaimana keadaan efektivitas penjualan pada
PT. INTI, bagaimana pengaruh sistem
pengendalian intern penjualan pada PT. INTI
terhadap efektivitas penjualan. Penelitian ini
memilki beberapa tujuan yaitu untuk menge-
tahui seberapa memadai sistem pengendalian
intern penjualan yang dilakukan perusahaan,
keadaan efektivitas penjualan perusahaan,
seberapa besar pengaruh sistem pengendalian
intern penjualan pada PT. INTI terhadap
efektivitas penjualan yang dihasilkan.
KAJIAN LITERATUR
Efektivitas Penjualan
Efektivitas adalah hubungan dalam pencapaian
tujuan atau target kebijakan (hasil guna),
merupakan hubungan antara keluaran dengan
tujuan atau sasaran yang harus dicapai.
Kegiatan operasional dikatakan efektiv apabila
proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran
akhir kebijakan (Mardiasmo, 2005) .
Penjualan menurut (Kotler, 2000) adalah
suatu aktivitas bisnis yang menyebabkan
terjadinya pemindahan hak dan kepentingan
atas suatu barang atau jasa dari pihak penjual
ke pihak pembeli yang disertai dengan imbalan
seperti contohnya uang dari pihak pembeli ke
pihak penjaual. Tujuan umum perusahaan
dalam kegiatan penjualan adalah tercapainya
efektivitas penjualan yang dapat dilihat dari
tercapainya volume penjualan tertentu,
tercapainya laba maksimal, dan memperta-
hankan atau bahkan meningkatkan volume
penjualan dengan strategi perencanaan awal
yang telah di pantau secara terus menerus.
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ……….. .……………………………………......................….…(Ariadharma)
65
Sistem Pengendalian Intern
Pengendalian intern (Boynton ,2003)
adalah suatu proses yang dilaksanakan oleh
dewan direksi, manajemen, dan personel
lainnya dalam suatu entitas yang dirancang
untuk memberikan keyakinan memadai
berkenaan dengan pencapaian tujuan kean-
dalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap
hukum dan peraturan yang berlaku, efektivitas
dan efisiensi operasi. Pengertian Pengendalian
Intern menurut (Arens dan Loebbecke, 2008)
adalah sistem pengendalian intern yang terdiri
dari beberapa kebijaksanaan dan prosedur
spesifikasi yang dirancang untuk memberikan
manajemen kepastian yang wajar bahwa
sasaran dan tujuan penting bagi perusahaan
untuk dipenuhi. Kebijaksanaan dan prosedur
ini sering kali disebut pengendalian dan secara
kolektif disebut pengendalian internal perusa-
haan.
Unsur Sistem Pengendalian Intern
Pengendalian internal terdiri atas
beberapa unsur-unsur, namun hendaknya tetap
diingat bahwa unsur-unsur tersebut saling
berhubungan dalam suatu sistem.
Menurut Committee of Sponsoring
Organizations of the Tradeway atau COSO
(Baidaie, 2005) yang meliputi unsur-unsur
pokok pengendalian intern adalah: 1) Ling-
kungan pengendalian (control environment),
suasana organisasi yang mempengaruhi
kesadaran penguasaan (control consciousness)
dari seluruh pegawainya. Lingkungan pengen-
dalian ini merupakan dasar dari komponen lain
karena menyangkut kedisiplinan dan struktur.
2) Penaksiran resiko (risk assestment), adalah
proses mengidentifi-kasi dan menilai resiko-
resiko yang dihadapi dalam mencapai tujuan.
Setelah teridentifikasi, manajemen harus
menentukan bagaimana mengelola/ mengenda-
likannya. 3) Aktivitas pengendalian (control
activities), adalah kebijakan dan prosedur yang
harus ditetapkan untuk meyakinkan manaje-
men bahwa semua arahan telah dilaksanakan.
Aktivitas pengendalian ini diterapkan pada
semua tingkat organisasi dan pengolahan data.
4) Informasi dan komunikasi (information and
communication), dua elemen yang dapat
membantu manajemen melaksanakan tang-
gung-jawabnya. Manajemen harus mem-
bangun sistem informasi yang efektif dan tepat
waktu. Hal tersebut antara lain menyangkut
sistem akuntansi yang terdiri dari cara-cara
dan perekaman (records) guna mengidentifi-
kasi, menggabungkan, menganalisa, menge-
lompokkan, mencatat dan melaporkan
transaksi yang timbul serta dalam rangka
membuat pertanggung jawaban (akuntabilitas)
asset dan utang-utang perusahaan. 5) Peman-
tauan (monitoring), suatu proses penilaian
sepanjang waktu atas kualitas pelaksanaan
pengendalian internal dan dilakukan perbaikan
jika dianggap perlu.
Pengendalian intern yang diciptakan
dalam suatu perusahaan harus mempunyai
beberapa tujuan. Tujuan dari pengendalian
intern yaitu: 1) Menjaga keamanan harta milik
perusahaan. 2) Memeriksa ketelitian dan
kebenaran data akuntansi. 3) Memajukan
efisiensi operasi perusahaan. 4) Membantu
menjaga kebijaksanaan manajemen yang telah
ditetapkan lebih dahulu untuk dipatuhi.
Sistem Pengendalian Intern Penjualan
Pengertian dari pengendalian intern
penjualan menurut Wilson dan Campbell yang
dialihbahasakan oleh (Tjendera 1996),
menggunakan pengertian sistem pengendalian
intern sebagai berikut: pengendalian intern
penjualan adalah kegiatan yang meliputi
analisis, penelaahan, dan penelitian yang
dilakukan terhadap kebijaksanaan, prosedur,
metode, dan pelaksanaan kegiatan penjualan
yang sesungguhnya untuk mencapai volume
penjualan yang dikehendaki, dengan biaya
yang wajar dan dapat menghasilkan laba kotor
yang diperlukan untuk mencapai hasil
pengembalian yang diharapkan atas investasi
(return of investmen). Dapat disimpulakan
bahwa pengendalian intern penjualan meliputi
rencana organisasi serta metode dan langkah-
langkah yang terkordinasi yang digunakan
dalam suatu perusahaan. Dengan demikian,
apabila metode dan tindakan yang digunakan
dapat diorganisir dengan baik, maka akan
menghasilkan tujuan dari sistem pengendalian
intern penjualan yang baik yaitu tujuan dari
perusahaan untuk memperoleh laba akan
tercapai.
Tujuan dari penerapan pengendalian
intern penjualan menurut Arens dan Loebecke
yang diterjemah oleh (Yusuf, 2008) adalah
JRAK, Volume 11, No 1 Februari 2015
66
sebagai berikut: 1) Penjualan yang dicatat
adalah untuk pengiriman aktual kepada
pelanggan nok fiktif (keabsahan). 2) Transaksi
penjualan yang ada telah dicatat
(kelengkapan). 3) Penjaualan yang dicatat
adalah untuk jumlah barang yang dikirim dan
ditagih serta dicatat dengan benar (penilaian).
4) Transaksi penjualan yang diklasifikasikan
dengan pantas (klasifikasi). 5) Penjualan
dicatat dalam waktu yang sesuai (ketepatan).
6) Transaksi penjualan yang dimasukan
dengan pantas dalam berkas induk dan
diikhtisarkan dengan benar (posting dan
pengikhtisaran). Jelas bahwa aktivitas penju-
alan perlu dilindungi dari kemungkinan
terjadinya penggelapan, pencurian, ataupun
kesalah pencatatan agar perusahaan tidak
mengalami kerugian.
Kriteria Sitem Pengendalian Intern
Penjualan
Sementara itu, menurut Mulyadi, (1992) dalam
bukunya “Pemeriksaan Akuntan”
menyebutkan kriteria-kriteria dari sistem
pengendalian intern penjualan yang memadai
antara lain: Struktur Organisasi, Sistem
Organisasi dan Prosedur Pencatatan, Praktek
yang sehat, dan Karyawan yang cakap.
Pertama, Struktur Organisasi. Dalam
merancang struktur organisasi yang berkaitan
dengan kegiatan penjualan, elemen pokok
sitem pengendalian intern dijabarkan sebagai
berikut: 1) Fungsi penjualan harus terpisah
dari fungsi pemberi otoritas kredit. 2) Fungsi
pencatatan piutang harus terpisah dari fungsi
penjualan dan fungsi pemberian otoritas kredit.
3) Fungsi pencatatan piutang harus terpisah
dari fungsi penerimaan kas. 4) Fungsi
penjualan harus terpisah dari fungsi
penerimaan kas. 5) Transaksi harus dilaksa-
nakan oleh lebih dari satu orang atau lebih dari
satu unit organisasi.
Kedua. Sistem Organisasi dan Prosedur
Pencatatan. Dalam sistem pengendalian intern
penjualan, sistem wewenang dan prosedur
pencatatan diperlukan untuk mengendalikan
jalannya kegiatan penjualan. Agar kegiatan
penjualan berjalan dengan baik, maka
diperlukan suatu sistem wewenang atas sah
tidak nya suatu transaksi penjualan. Oleh
karena itu kegiatan penjualan harus dilaksa-
nakan melalui sistem dan prosedur yang telah
ditetapkan termasuk sistem prosedur
pencatatan atas berbagai dokumen yang harus
menggambarkan adanya tindakan persiapan,
pemeriksaan, dan persetujuan oleh pejabat
yang berwenang. Dokumen tersebut harus
didistribusikan dan diproses masing-masing
bagaian yang ada dalam kegiatan penjualan
dan menghasilkan berbagai informasi yang
dilaksanakan . Untuk lebih jelasnya sistem
otorisasi dan prosedur pencatatan di rancang
sebagai berikut: 1) Penerimaan order dari
pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan
dengan menggunakan formulir surat order
pengiriman. 2) Perse-tujuan pemberian kredit
diberikan oleh fungsi pemberi otorisasi kredit
dengan membubuhkan tanda tangan pada
kredit copy. 3) Pengiriman barang kepada
pelanggan diotorisasi oleh fungsi pengiriman
barang dengan cara menanda-tangani dan
membubhakn cap “sudah dikirim” pada copy
surat order pengiriman. 4) Penetapan harga
jual, syarat penjualan, syarat pengangkutan
barang, dan potongan penjualan berada
ditangan direktur pemasaran dengan
penerbitan surat keputusan mengenai hal
tersebut. 5) Terjadinya piutang diotorisasi oleh
fungsi penagihan dengan membubuhkan tanda
tangan pada faktur penjualan. 6) Penerimaan
order dari pembeli dalam sistem penjualan
tunai diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan
menggunakan formulir faktur penjualan tunai.
7) Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi
penerimaan kas dengan cara membubuhkan
cap “lunas” pada faktur penjualan tunai dan
penempelan pita register kas pada faktur
tersebut. 8) Penyerahan barang diotorisasi oleh
direktur keuangan dengan dikeluarkannya
surat keputusan direktur keuangan mengenai
penghapusan piutang. 9) Retur penjualan di
otorisasi oleh fungsi penjualan dengan
membubuhkan tanda tangan otorisasi pada
memo kredit. 10) Penghapusan piutang
diotorisasi oleh direktur keungan dengan
dikeluarkannya surat keputusan direktur
keuangan mengenai penghapusan piutang. 11)
Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus
didasarkan atas dokumen sumber yang
dilampirkan dengan dokumen pendukung yang
lengkap. 12) Pencatatan ke dalam catatan-
catatan akuntansi harus dilakukan oleh
karyawan yang diberi wewenang untuk itu.
Ketiga, Praktek yang sehat. Dalam
sistem pengendalian intern penjualan, praktek
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ……….. .……………………………………......................….…(Ariadharma)
67
yang sehat dirancang sebagai berikut: 1)
Penggunaan formulir berhuruf cetak. 2) Jumlas
kas yang diterima dari penjualan tunai disetor
seluruhnya segera ke bank. 3) Pehitungan
saldo kas yang ada ditangan fungsi penerimaan
kas dilakukan secara periodik dan secara
mendadak oleh fungsi pemeriksaan intern. 4)
Secara periodik fungsi perencanaan piutang
mengirim pernyataan piutang kepada setiap
debitur untuk menguji ketelitian catatan
piutang yang diselenggarakan oleh bagian
tersebut. 5) Secara periodik diadakan
rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening
control piutang dalam buku besar.
Keempat, Karyawan yang cakap.
Karyawan yang mutunya sesuai dengan
tanggung jawabnya yaitu karyawan yang
cakap dan yang diharapkan oleh perusahaan.
Karena unsur karyawan yang cakap itu
merupakan unsur yang paling penting dalam
sistem pengendalian intern, maka dari itu
pihak karyawan hendaknya dapat merekrut
karyawan dengan selektif melakuakan
penerimaan karyawan sesuai dengan kriteria
yang ditetapkan dan dibutuhkan, dengan
memperhatikan pengetahuan dan kecakapan-
nya, bahwa karyawan yang ditempatkan dan
yang melakukan kegiatan penjualan
memahami sistem informasi akuntansi
penjualan perusahaan. Untuk meningkatkan
kemampuan karyawan perusahaan sebaiknya
memberikan training (pelatihan) kepada setiap
karyawan, dan untuk mengetahui hasil kerja
setiap karyawan perlu dilakukan evaluasi dan
diperlukan perputaran jabatan untuk menjaga
kualitas karyawan bagian penjualan.
Sitem Pengendalian Intern Penjualan
Dalam Hubungan Dengan Efektivitas
Penjualan
Mengingat pentingnya aktivitas
penjualan dalam perusahaan, maka diperlukan
pengendalian atas penjualan. Aktivitas
penjualan harus dapat direncanakan dan
dilaksanakan secara efektif dan seefisien
mungkin agar laba perusahaan dapat mencapai
titik optimal serta perusahaan juga dapat
menangani dan mengendalikan aktivitas
penjualan sejalan dengan semakin berkem-
bangnya perusahaan dan menjawab tuntutan
persaingan dalam dunia bisnis. Pernyataan
yang dikemukakan oleh (Susanto, 2008) :
“Suatu perusahaan beroperasi dengan tujuan
untuk mendapatkan laba. Banyak faktor yang
mempengaruhi pencapaian laba tersebut
diantaranya efisiensi, evektivitas, pengen-
dalian, an resiko.”
Berdasarkan uraian dan pernyataan-
pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang erat antara pengen-
dalian intern dengan efektivitas penjualan.
Efektivitas penjualan dapat tercapai jika
pengendalian intern penjualan dilaksana-kan
sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah
ditentukan oleh manajemen perusahaan,
terutama yang berkaitan dengan organisasi,
sistem otorisasi dan prosedur pencatatan serta
praktek yang sehat. Itu berarti pengendalian
intern penjualan sangat berperan terhadap
efektivitas penjualan.
METODA PENELITIAN
Objek penelitian yang dianalisis dalam
skripsi ini adalah perlakuan pengendalian
intern penjualan dan efektivitas penjualan di
PT. INTI divisi Penjualan dan divisi Akuntansi
(Industri Telekomunikasi Indonesia) Jl. Moch
Toha No. 77 Bandung.
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif analitis, dengan
demikian deskriptif analisis bertujuan untuk
membuat deskriptif, gambaran, atau lukisan
secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar
fenomena yang diselidiki secara terperinci
untuk menghasilkan rekomendasi-rekomendasi
untuk keperluan masa yang akan datang.
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan
survey, data-data dalam penelitian ini
merupakan data primer yang diperoleh
melalui survey dengan menggunakan kuesio-
ner yang dikumpukan dari responden. Dalam
penelitian ini terdapat dua variabel yaitu
variabel bebas dan variabel terikat yang
menjadi variabel bebas (variabel yang
mempengaruhi) adalah sistem pengendalian
intern dan yang menjadi variabel terikat
(variabel yang dipengaruhi) adalah efektivitas
penjualan. Populasi dalam penelitian ini adalah
PT. INTI (Persero), teknik sampling yang
digunakan adalah sampling purposive yaitu
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Peneliti mengambil sampel untuk
variabel X sebanyak 12 responden yang terdiri
JRAK, Volume 11, No 1 Februari 2015
68
dari 6 karyawan bagian akuntansi dan 6
karyawan bagian penjualan, bagian-bagian
tersebut dijadikan sampel dengan pertim-
bangan bahwa bagian tersebut berkaitan
dengan karakteristik responden yang sesuai
dengan penelitian yang dilakukan. Sedangkan
sampel untuk variabel Y peneliti mengambil
data penjualan selama tahun 2005-2007 yang
didapat dari perusahaan.
Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional masing-masing variabel
dijelakan dalam tabel 1. Masing-masing item
pernyataan diukur berdasarkan Skala Likert (5
= Selalu, 4 = Sering, 3 = Kadang-Kadang, 2=
Jarang Sekali, 1 = Tidak Pernah)
Tabel 1
Definisi Operasional Variabel
Struktur Organisasi
1. Terdapat Pembagian tugas yang jelas dibagian penjualan
2. Uraian tugas di penjualan diuraikan secara tertulis, lengkap, dan terperinci
3. Terdapat fungsi pemisahan akuntansi penjualan dengan fungsi penyimpanan dan
pencatatan
4. Tahapan-tahapan dalam penjualan tidak dilaksanakan oleh satu pihak
Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
5. Karyawan bagian penjualan mengetahui batas wewenang dan tanggung jawabnya
masing-masing
6. Diperlukannya sistem otorisasi dalam transaksi keuangan
7. Terdapat pengaruh dari sistem wewenang terhadap pengambilan keputusan penjualan
8. Seluruh karyawan diberikan suatu tanggung jawab atas tugas yang telah dilaksanakan
pada bagian
penjualan
9. Diperlukan review dan revisi terhadap prosedur pencatatan bagian penjualan
10. Diperlukan suatu pedoman khusus yang memuat tentang prosedur pencatatan bagian
penjualan
Praktik yang Sehat
11. Ketaatan dalam melaksanakan prosedur perusahaan untuk mencapai sasaran
12. Penggunaan formulis berhuruf cetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh
fungsi penjualan
13. Syarat penjualan, harga jual, syarat pengangkutan barang, dan potongan penjualan,
ditetapkan
oleh pihak-pihak yang berwenang
14. Dilakukan pengecekan antara satu bagian dengan bagian yang lain
15. Dilakukan evaluasi jika terjadi kesalahan dalam transaksi penjualan
Karyawan yang cakap
16. Perusahaan melakukan seleksi penerimaan karyawan dengan menetapkan kriteria
tertentu
17. Penempatan karyawan bagian penjualan sesuai dengan pengetahuan dan kecakapannya
18. Karyawan bagian penjualan memahami sistem informasi akuntansi penjualan
perusahaan
19. Adanya program training untuk peningkatan pengetahuan karyawan bagian penjualan
20. Adanya perputaran jabatan secara rutin untuk menjaga kualitas karyawan
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ……….. .……………………………………......................….…(Ariadharma)
69
Uji Validitas
Uji Validitas yang dilakukan bertujuan
untuk mengetahui apakah tes tersebut dapat
menjelaskan fungsi ukurnya. Dalam penelitian
ini uji validitas dilakukan dengan
menggunakan rumus korelasi pearson product
moment. Intrumen dikatakan valid atau tidak,
maka ditentukan batas minimal korelasi yaitu
0,3. Jika hasil korelasi lebih besar atau sama
dengan 0,3 maka item pertanyaan dikatakan
valid dan jika nilai hasil korelasi kurang dari
0,3 maka dinyatakan tidak valid. Berikut ini
adalah hasil uji validitas terhadap variabel X
(Sistem Pengendalian Intern Penjualan).
Tabel 2
Hasil Uji Validitas Variabel Sistem Pengendalian Intern Penjualan
Item
Pertanyaan Hasil Korelasi Batasan Keterangan
Q1 0,797 0,3 Valid
Q2 0,678 0,3 Valid
Q3 0,271 0,3 Tidak Valid
Q4 0,114 0,3 Tidak Valid
Q5 0,240 0,3 Tidak Valid
Q6 0,000 0,3 Tidak Valid
Q7 0,932 0,3 Valid
Q8 -0,322 0,3 Tidak Valid
Q9 0,935 0,3 Valid
Q10 0,203 0,3 Tidak Valid
Q11 0,571 0,3 Valid
Q12 0,617 0,3 Valid
Q13 0,832 0,3 Valid
Q14 0,431 0,3 Valid
Q15 0,599 0,3 Valid
Q16 0,661 0,3 Valid
Q17 0,812 0,3 Valid
Q18 0,883 0,3 Valid
Q19 0,780 0,3 Valid
Q20 0,951 0,3 Valid
Sumber : Data Olah Primer, 2012
Berdasarkan tabel di atas, dapat
diketahui bahwa tidak semua item pertanyaan
yang diajukan sebagai sumber data dalam
kuesioner dinyatakan valid. untuk variabel
Sistem Pengendalian Intern Penjualan, dari 20
pertanyaan yang dinyatakan valid terdapat 14
item, dan sisanya 6 item dinyatakan tidak valid
yakni item pertanyaan no 3, 4, 5, 6, 8 dan 10.
Untuk setiap item pertanyaan yang dinyatakan
tidak valid, maka tidak diikutsertakan dalam
analisis selanjutnya.
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk menge-
nal apakah alat pengumpul data tersebut
menunjukan tingkat ketepatan, keakuratan,
kestabilan atau konsistensi dalam mengung-
kapkan gejala tertentu dari sekelompok
individu walaupun dilaksanakan pada waktu
JRAK, Volume 11, No 1 Februari 2015
70
yang berbeda. Uji reliabilitas dalam penelitian
ini menggunakan metode teknik belah dua
(Split Half) dengan rumus Spearman Brown.
Untuk keperluan itu maka butir-butir
instrument dibelah menjadi dua kelompok,
yaitu kelompok instrument ganjil dan kelom-
pok genap. Selanjutnya skor data tiap
kelompok itu disusun sendiri. Skor butir dari
setiap kelompok dijumlahkan sehingga
menghasilkan skor total. Selanjutnya, skor
total antara kelompok ganjil dan genap dicari
korelasinya, setelah dapat korelasinya dima-
sukkan ke dalam rumus Spearman Brown.
ri =
Keputusan reliabilitas item dalam
penelitian ini menggunakan criteria Kaplan
yang menyatakan: “it has been suggested that
reliability estimates in the range of 0,7 to 0,8
are good enough for more purposes in basic
research”, (Kaplan and Saccuzzo, 1993:126).
Dari pernyataan tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa alat ukur dikatakan reliabel
jika koefisiensi reliabilitanya tidak kurang dari
0,7. Berikut hasil uji reliabilitas untuk variabel
X (Sistem Pengendalian Intern Penjualan).
Berdasarkan hasil analisis reliabilitas,
diketahui nilai Guttman Split-Half Coefficient
sebesar 0,849. Menurut Kaplan alat ukur
dinyatakan valid jika koesifien reliabilitasnya
tidak kurang dari 0,7. Sehingga berdasarkan
ketentuan tersebut dapat disimpulkan bahwa
reliabilitas intrumen variabel X (Sistem
Pengendalian Intern Penjualan) sudah reliabel
karena nilai koefisien reliabilitasnya (0,849)
sudah lebih dari 0,7.
Rancangan hipotesis dalam penelitian
ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya
hubungan dan besar tidaknya pengaruh sistem
pengendalian intern terhadap efektivitas
penjualan. Sehingga hipotesis ditetapkan
berdasarkan latar belakang permasalahan yang
telah diuraikan secara rinci di atas maka dapat
ditarik hipotesis sebagai berikut H1: “Sistem
pengendalian intern penjualan berpengaruh
terhadap efektivitas penjualan di PT. INTI
(Persero)”. Dengan mengetahui pengaruh
variabel X terhadap Y menggunakan korelasi
Rank Spearman, penerimaan atau penolakan
hipotesis melihat hasil correlation coefficient
masing-masing variabel setelah melihat pada
tingkatan interval untuk mengetahui kuat-
lemahnya hubungan. Hipotesis tersebut perlu
diuji, untuk mengujinya digunakan tes statistic
non parametric karena teknik statistic ini
sangat sesuai dengan data-data ilmu sosial dan
dapat digunakan untuk skor yang bukan skor
eksak dalam pengertian keangkaan, melainkan
hanya merupakan tingkatan (rank), selain itu
perhitungan yang sederhana. Hipotesis akan
diuji dengan menggunakan korelasi Rank
Spearman. Karena skor yang diperoleh dari
variabel X (sistem pengendalin intern
penjualan) mempunyai tingkat pengukuran
ordinal, maka pengukuran variabel X perlu
ditingkatkan menjadi interval melalui Methode
of Succesive Interval (MSI) agar dapat
dikorelasikan dengan perhitungan korelasi
Rank Spearman.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian atas variabel sistem
pengendalian intern penjualan diperoleh dari
penilaian atas kuisioner penelitian yang
disebarkan kepada 12 responden pada PT.
INTI (Persero) Bandung. Kecenderungan
jawaban responden terhadap item pernyataan
yang sudah memenuhi syarat uji validitas pada
variabel sistem pengendalian intern pen-
jualan.
Skor yang diperoleh dari variabel sistem
pengendalian intern penjualan sebesar 712,
sedangkan untuk skor kriteria (bila setiap butir
mendapat skor tertinggi) adalah 5 x 14 x 12 =
840. Skor tertinggi tiap butir = 5, jumlah butir
pertanyaan = 14 dan jumlah responden = 12.
Berdasarkan data tersebut, untuk mengetahui
kualitas sistem pengendalian intern penjualan
pada PT. INTI (PERSERO) Bandung adalah
dengan cara membandingkan antar skor
variabel yang diperoleh dengan skor mak-
simal.
Berikut ini adalah cara perhitungannya:
(712 : 840) X 100% = 84,76%
Keterangan Kriteria Interpretasi Skor :
Angka 0% - 20% = Sangat Lemah
Angka 21% - 40% = Lemah
Angka 41% - 60% = Cukup
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ……….. .……………………………………......................….…(Ariadharma)
71
Angka 61% - 80% = Kuat
Angka 81% - 100% = Sangat Kuat
Dari hasil tersebut diperoleh angka
84,76%. Sehingga jika dilihat angka tersebut
berada pada interval 80% - 100%, dengan
kriteria sangat kuat. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa sistem pengendalian intern
penjualan pada PT. INTI (Persero) Bandung
sudah dinilai tergolong sangat kuat.
Hasil Penelitian Sistem Pengendalian Intern
Perusahaan
Struktur Organisasi
Dari hasil tersebut dapat menggam-
barkan bahwa penerapan struktur organisasi
pada PT. INTI (Persero) Bandung telah
berhasil, karena responden menjawab selalu
sebanyak 70,83%, yang berkaitan dengan
pembagian tugas yang jelas dibagian penjualan
dan uraian tugas di penjualan diuraikan secara
tertulis, lengkap, dan terperinci.
Sistem Operasi dan Prosedur Penca-tatan
Dari hasil tersebut dapat diketrahui
bahwa mayoritas responden menjawab
kadang-kadang terhadap sistem operasi dan
prosedur pencatatan pada PT. INTI (Persero)
Bandung yang menyatakan sebanyak 45,83%
terhadap pernyataan pengaruh dari sistem
wewenang terhadap pengambilan keputusan
penjualan dan diperlukan review dan revisi
terhadap prosedur pencatatan bagian
penjualan.
Praktik yang Sehat
Mayoritas reponden menyatakan setuju
terhadap praktik sehat yang menyatakan
sebanyak 50%, yang berkaitan dengan
ketaatan dalam melaksanakan prosedur
perusahaan untuk mencapai sasaran, penggu-
naan formulis berhuruf cetak dan pemakaian-
nya dipertanggung-jawabkan oleh fungsi
penjualan, syarat penjualan, harga jual, syarat
pengangkutan barang, dan potongan penjualan,
ditetapkan oleh pihak-pihak yang berwenang,
dilakukan pengecekan antara satu bagian
dengan bagian yang lain dan dilakukan
evaluasi jika terjadi kesalahan dalam transaksi
penjualan.
Karyawan yang Cakap
Hal ini dapat menggambarkan bahwa
karyawan bagian penjualan pada PT. INTI
(Persero) Bandung sudah sangat baik karena
perusahaan telah melakukan seleksi
penerimaan karyawan dengan menetapkan
kriteria tertentu, penempatan karyawan bagian
penjualan sesuai dengan pengetahuan dan
kecakapannya, karyawan bagian penjualan
memahami sistem informasi akuntansi
penjualan perusahaan, adanya program
training untuk peningkatan pengetahuan
karyawan bagian penjualan dan adanya
perputaran jabatan secara rutin untuk menjaga
kualitas karyawan melihat 45% responden
menjawab selalu pada butir pertanyaan
karyawan yang cakap .
Efektivitas Penjualan
Berikut disajikan gambaran mengenai
efektivitas penjualan pada PT. INTI (Persero)
Bandung periode 2005-2007.
Tabel 3
Efektivitas Penjualan PT. INTI (PERSERO) Bandung
Periode 2005-2007
Tahun Hasil Penjualan
% Kriteria RKAP Realisasi
2005 558,558,600 565,562,400 101,25 Sangat Efektif
2006 590,359,700 629,547,700 106,64 Sangat Efektif
2007 713,347,900 684,508,600 95,96 Efektif
Sumber: Laporan Keuangan PT INTI (Persero) 2005-2007
JRAK, Volume 11, No 1 Februari 2015
72
Berdasarkan tabel di atas, meng-
gambarkan efektivitas penjualan di PT. INTI
(PERSERO) Bandung, pada tahun 2005 sudah
sangat efektif (101,25%) dan mengalami
peningkatan pada tahun 2006 mencapai
106,64% (sangat efektif) dan pada tahun 2007
terjadi penurunan menjadi 95,96% (efektif).
Hasil Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui pengaruh variabel X
terhadap Y, digunakan korelasi Rank
Spearman. Berikut ini adalah tabel pengujian
hipotesis yang pengolahan datanya dibantu
menggunakan Software PSS 17.00 adalah
sebagai berikut:
Tabel 4
Korelasi Rank Spearman
Keterangan Variabel
X
Variabel
Y
Spearman’s rho Variabel X Correlation Coefficient 1.00 .832
Sig. (2-tailed) .00 .001
N 12 12
Variabel Y Correlation Coefficient .832 1.000
Sig. (2-tailed) .001 .
N 12 12
Berdasarkan hasil perhitungan di atas,
diketahui bahwa koefisien korelasi antara
variabel X (sistem pengendalian intern
penjualan) dengan Y (Efektivitas penjualan)
adalah sebesar 0,832. Berdasarkan tabel
interpretasi nilai koefisien korelasi pada tabel
3.3, nilai koefiein korelasi sebesar 0,832
berada pada interval 0,800-1,00 yang
tergolong pada hubungan yang sangat kuat.
Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang sangat kuat antara variabel
sistem pengendalian intern penjualan dengan
Efektivitas penjualan pada PT. INTI (Persero)
Bandung.
Kemudian untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh variabel sistem pengendalian
intern penjualan terhadap efektivitas
penjualan, menggunakan rumus koefisien
determinasi, dengan rumus sebagai berikut:
KD = ρ^2 x 100%; KD = 0,8322 x 100%;
KD = 0,6922 x 100%; dan KD = 69,22%
Berdasarkan hasil perhitungan di atas,
menunjukan bahwa besarnya koefisien
determinasi sebesar 69,22% yang berarti
bahwa perubahan pada variabel efektivitas
penjualan sebesar 69,22% dipengaruhi oleh
sistem pengendalian intern penjualan.
Sedangkan sisanya sebesar 30,78% dipengaru-
hi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
Dari hasil penelitian ini maka dapat
disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini telah teruji dan dapat
diterima kebenarannya. Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis yang sudah dibahas pada
sub bab sebelumnya, diketahui bahwa sistem
pengendalian intern penjulan memiliki
hubungan yang kuat dengan efektivitas
penjualan. Hasil yang didapat adalah 69,22%
dan jika diinterpretasikan angka tersebut
berada pada interval 0,600 sampai dengan
0,799. Dan karena nilai nilai koefisien korelasi
yang didapat mendekati 1 maka hasilnya itu
adalah positif, yang artinya sistem pengen-
dalian intern penjualan berpengaruh terhadap
efektivitas penjualan.
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Sistem Pengendalian Intern Penjualan
Penjualan merupakan salah satu
kegiatan terpenting dalam perusahaan, maka
akan sanagat diperlukan adanya suatu
pengendalian yang baik atas kegiatan pen-
jualan. Dengan adanya pengendalian intern
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ……….. .……………………………………......................….…(Ariadharma)
73
penjualan diharapkan dapat meminimalisir
terjadinya penyimpangan atau kecurangan.
Sistem pengendalian intern penjualan yang
baik akan membantu perusahaan mencapai
target penjualan yang telah direncanakan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari
penelitian ini, diketahui bahwa PT. INTI
(Persero) telah melaksanakan sistem pengen-
dalian intern penjualan dengan sangat baik.
Hal ini terbukti dengan perhitungan yang telah
didapat sebelumnya bahwa hasil yang didapat
adalah sebesar 84,76%. Angka tersebut
diperoleh dengan cara membandingkan antar
skor variabel X yang didapat dengan skor
variabel X mkasimal. Hal ini menunjukan
bahwa hasil tersebut hampir mendekati
sempurna dan menggambarkan bahwa sistem
pengendalian intern penjualan pada PT. INTI
(Persero) telah memenuhi unsure-unsur.
Menurut Mulyadi dalam bukunya pemeriksaan
Akuntansi ada 4 unsur dari sistem pengen-
dalian intern penjualan, yaitu sturktur
organisasi, sistem otorisasi dan prosedur
pencatatan, praktek yang sehat, dan karyawan
yang cakap. Berikut ini akan dipaparkan
pelaksanaan sistem pengendalian intern penju-
alan berdasarkan tiap dimensinya:
Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan kerangka
pembagian tanggung jawab fungsional kepada
unit-unit organisasi yang dibentuk untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok
perusahaan. Stru-ktur Organisasi yang terdapat
di PT. INTI (Persero) telah sesuai dengan
aktivitas-aktivitas yang ada pada perusahaan.
Struktur organisasi pada perusahaan ini telah
disertai dengan uraian tugas dan tanggung
jawab serta fungsi dari masing-masing bagian
yang terlibat dalam aktivitas penjualan.
Dengan adanya pembagian tugas tersebut,
maka akan mempermudah perusahaan untuk
mencapai tujuan perusahaan. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Susanto (2009 : 98)
yang menyatakan bahwa: “Bagi suatu
organisasi yang memiliki struktur organisasi
yang mencerminkan fungsi manajemen,
wewenang, dan tanggung jawab dengan tepat
akan mempermudah mencapai tujuan
perusahaan”.
Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
Dalam organisasi, setiap transaksi hanya
terjadi atas dasar otorisasi dari yang memiliki
wewenang untuk menyetujui terjadinya
transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam
organisasi harus dibuat sistem yang mengatur
dalam pembagian wewenang untuk otorisasi
atas terlaksananya setiap transaksi dalam
organisasi. Selain itu, formulir juga merupakan
dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk
pencatatan transaksi dalam catatan akuntansi.
Prosedur pencatatan yang baik akan menjamin
data yang direkam dalam formulir dicatat
dalam catatan akuntansi dengan tingkat
ketelitian dan realiability yang tinggi. Dengan
demikian sistem otorisasi akan menjamin
dihasilkannya dokumen pembukuan yang
dapat dipercaya, sehingga akan menjadi
masukan dalam proses akuntansi. Pada PT.
INTI (Persero), sistem otorisasi dan prosedur
pencatatannya sudah cukup baik. Karena pada
PT. INTI (Persero) sudah terdapat sistem
otorisasi yang memiliki wewenang untuk
menyetujui setiap transaksi. Selain itu, untuk
setiap prosedur pada PT. INTI (Persero) selalu
menggunakan dokumen-dokumen yang ber-
fungsi sebagai bukti adanya transaksi. Dengan
adanya sistem otorisasi dan prosedur penca-
tatan yang baik, maka aktivitas penjualan pun
akan mudah dikendalikan sehingga dapat
meminimalisir terjadinya penyelewengan atau
kecurangan yang akan merugikan perusahaan.
Hal tersebut sesuai dengan penejelasan
Mulyadi (2005) yang telah dibahas pada bab
sebelumnya, yaitu: “Sistem otorisasi dan
prosedur untuk mengendalikan jalannya
kegiatan penjualan”.
Praktek yang Sehat
Praktek yang sehat diperlukan dalam
melaksanakan tugas dan fungsi pada setiap
organisasi. Pembagian tanggung jawab fungsi-
onal, sistem otoisasi, dan prosedur pencatatan
yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana
dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara
untuk menjamin praktek yang sehat dalam
pelaksanaannya. Pada PT. INTI (Persero) telah
melakukan cara-cara untuk menciptakan prak-
tek yang sehat, yaitu dengan dilaksanakannya
prosedur-prosedur perusahaan, digunakannya
formulir yang berhuruf cetak, selalu dilakukan
pengecekan fisik kekayaan perusahaan dan
dicocokan dengan catatan.
JRAK, Volume 11, No 1 Februari 2015
74
Karyawan yang Cakap
Setiap kegiatan dalam perusahaan jika
tidak didukung oleh kejujuran dan kecakapan
karyawan sebagai pelaksana, maka kegitan
yang dilakukan tidak akan berjalan sesuai
dengan harapan yang diinginkan. Bagaimana-
pun baiknya struktur organisasi, sistem otori-
sasi dan prosedur pencatatan, serta berbagai
cara yang dilkukan untuk menciptakan praktek
yang sehat jika tidak didukung dengan tingkat
kecakapan karyawan yang tinggi maka
semuanya itu tidak akan berguna. Karyawan
yang jujur dan ahli dalam bidang yang menjadi
tanggung jawabnya akan dapat melaksanakan
pekerjaannya dengan efektif dan efisien. Oleh
karena itu PT. INTI (Persero) menempatkan
karya-wan sesuai dengan keahliannya, yang
berarti bahwa karyawan pada PT. INTI
(Persero) memiliki pengetahuan dan kecakap-
an sesuai dengan bidang yang menjadi
tanggung jawabnya.
Dengan diperkerjakannya karyawan
yang cakap, maka karyawan tersebut dapat
melaksanakan tugasnya dengan efektif dan
efisien, sehingga kesalahan dan pelanggaran
prosedur pun tidak akan sering terjadi. Dan
apabila di dalam organisasi kompetensinya
lemah atau karyawan yang bekerja tidak sesuai
dengan keahliannya, maka kesalahan dan
pelanggaran prosedur akan sering terjadi
(Susanto : 65).
Efektivitas Penjualan
Berdasarkan hasil penelitian, efektivitas
penjualan pada PT. INTI (Persero) pada tahun
2005, 2006, dan 2007 hampir setiap tahunnya
mencapai tingkat sangat efektif tetapi ditahun
2007 terjadi penurunan akibat peningkatan
anggaran yang tinggi tanpa diserta pening-
katan produktivitas perusahaannya. Tetapi dari
laporan tahunan yang diuji coba hasil
efektifitas penjualan di PT. INTI sudah sangat
baik karena berada di tingkat 106,64% (sangat
efektif - 95,96% (efektif).
Hal tersebut dapat dicapai kerena PT.
INTI (Persero) memiliki sistem pengendalian
intern penjualan yang baik, maka kecurangan-
kecurangan atau penyelewengan terhadap
kekayaan perusahaan dapat diminimalisir
sehingga kegiatan penjualan pun akan efektif.
Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan dari
pengendalian intern itu sendiri, yaitu dapat
meningkatkan efisiensi operasi dan menga-
mankan aktiva perusahaan.
Pengaruh Sistem Pengendalian Intern
Penjualan Terahadap Efektivitas Penjualan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
yang sudah dibahas pada sub bab sebelumnya,
diketahui bahwa sistem pengendalian intern
penjulan memiliki hubungan yang kuat dengan
efektivitas penjualan. Hasil yang didapat
adalah 69,22% dan jika diinterpretasikan pada
table interpretasi koefisien korelasi angka
tersebut berada pada interval 0,600 sampai
dengan 0,799. Dan karena nilai nilai koefisien
korelasi yang didapat mendekati 1 maka
hasilnya itu adalah positif, yang artinya sistem
pengendalian intern penjualan berpengaruh
terhadap efektivitas penjualan.
Untuk mencapai efektivitas penjulan ada
berapa factor yang harus diperhatikan.
Menurut pendapat (Basu Swasta, 2009) ada 5
faktor yang mempengaruhi pen-jualan, antara
lain: Kondisi dan kemampuan penjual, kondisi
pasar, modal, kondisi organisasi perusahaan,
dan factor-faktor yang lain. Dari salah satu
factor tersebut adalah kondisi organisasi
perusa-haan yang dapat mempengaruhi penju-
alan. Kondisi organisasi penjulan merupakan
pengendalian intern yang sangat dibutuhkan
oleh perusahaan. Dengan adanya pengendalian
intern tersebut diharapkan dapat memberikan
kepuasan kepada konsumen sehingga banyak
konsumen yang membeli produk perusahaan
tersebut. Misalnya, pada PT. INTI (Persero)
yang fungsinya adalah melakukan penjualan.
Dengan adanya pengendalian tersebut maka
produk yang dihasilkanpun akan berkualitas,
sehingga banyak konsumen yang mencari pro-
duk tersebut karena merasa puas dengan pro-
duknya. Hal tersebut akan berpengaruh terha-
dap tingkat penjualan yang terus meningkat.
Selain itu keberhasilan dari sistem
pengendalian intern penjualan yang
dilaksanakan oleh PT. INTI (Persero) dapat
dilihat dari dipenuhi unsur-unsur dari sistem
pengendalian intern penjulan, yaitu struktur
organisasi yang sudah sesuai, sistem otorisasi
dan prosedur pencatatan yang baik, praktek
kerja yang sehat, dan karyawan yang bekerja
sesuai dengan keahliannya. Dengan terpenuhi-
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ……….. .……………………………………......................….…(Ariadharma)
75
nya unsur-unsur tersebut maka efektivitas
penjualan akan tercapai.
Penelitian ini sebelumnya pernah
dilakukan oleh (Triandi dan Siregar, 2007) dan
hasilnya pun sejalan dengan hasil penelitian
yang peneliti lakukan ini yaitu sistem
pengendalian intern penjualan berpengaruh
terhadap efektivitas penjualan. Berdasarkan
hasil penelitian dan penelitian sebelumnya,
maka dapat disimpulkan bahwa sistem
pengendalian intern penjualan berpengaruh
terhdap efektivitas penjualan, yang artinya jika
sistem pengendalian intern penjualan yang
terdapat dalam suatu perusahaan itu baik maka
penjualan pada perusahaan pun akan mencapai
efektif.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan pada bab sebelumnya, maka
penulis mengambil beberapa kesimpulan
tentang pengaruh sistem pengendalian intern
penjualan terhadap efektivitas penjualan pada
PT. INTI (Persero) Bandung.
Sistem pengendalian intern penjua-lan
pada PT. INTI (Persero) Bandung sudah
sangat memadai. Hal ini dapat dilihat dari
jawaban responden terhadap kuesioner yang
disebarkan oleh peneltiti. Dengan sistem
pengendalian intern penjualan yang sudah
tergolong sangat kuat. Penjualan di PT. INTI
(Persero) Bandung pada tahun 2005 dan 2006
sudah sangat efektif, hanya pada tahun 2007
terjadi penurunan dibandingkan pada tahun
sebelumnya tapi secara keseluruhan dirasa
sudah sangat baik. Berdasarkan hasil
perhitungan koefisien korelasi, hasilnya
menunjukan adanya pengaruh dari sistem
pengendalian intern penjualan terhadap
efektivitas penjualan pada PT. INTI (Persero),
dengan pengaruh sebesar 69,22% sedangkan
sisanya sebesar 30,78% merupakan pengaruh
dari faktor lain yang tidak diteliti.
Saran
Setelah melakukan penelitian di PT.
INTI (Persero) Divisi Penjualan dan Divisi
Akuntansi serta memperoleh hasilnya, maka
pada bagian akhir ini peneliti mencoba
memberikan saran yang diharapkan dapat
meningkatkan dilaksana-kannya sistem
pengendalian intern penjulan dan
meningkatnya efektivitas penjualan, antara
lain:
Sistem Pengendalian Intern Penjualan
pada PT. INTI Divisi Penjualan dan Divisi
Akuntansi sudah dilaksanakan sangat baik,
namun walaupun demikian efektivitas
penjualan yang berada ditingkat sangat efektif
di tahun 2005 dan 2006 mengalami penurunan
di tahun 2007, sehingga peneliti menyarankan
kepada PT INTI (Persero) untuk terus
meningkatkan sistem pengendalian intern
penjualan khususnya pada kriteria yang ke dua
yaitu sistem operasi dan prosedur pencatatan
karena pada kriteria tersebut dapat diketahui
bahwa mayoritas responden menjawab
kadang-kadang terhadap sistem operasi dan
prosedur pencatatan apabila jika dibandingkan
dengan kriteria yang lain. Berdasarkan hal
tersebut, peneliti menyarankan kepada
perusahaan untuk terus memperhatiakan batas
wewenang dan tanggung jawab, review dan
revisi terhadap prosedur pencatatan secara
lebih terperinci dan jelas di tiap bagian, dan
pemberian suatu pedoman khusus dengan
aturan-aturan yang memuat tentang prosedur
pencatatan ditiap bagian khususnya penjualan.
Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan
permasalahan yang sama dengan peneliti ini,
sebaiknya melakukan penelitian terhadap
subyek yang lain yang lebih luas atau pun hal
lainnya yang mempunyai hubungan dengan
efektivitas penjualan.
DAFTAR REFERENSI
Arens, A. A. and Loebbecke, J. disadur oleh
Amir Abadi Yusuf. 2008. Auditing
Pendekatan Terpadu. Edisi ke-6. Jilid
Satu. Jakarta: Salemba Empat.
Baidaie, M. C. 2005. Corporate Governance
dan Kebijakan Audit. Edisi Revisi.
Yayasan Pendidikan Internal Audit,
Institut Pendidikan dan Pelatihan Audit
dan Manajemen, Jakarta.
JRAK, Volume 11, No 1 Februari 2015
76
Basu Swastha, 2009. Manajemen Penjualan.
Yogyakarta: BPFE
Boynton, W.C., Johnson, R. N., and Kell,
W.G. 2001. Modern Auditing, Seventh
Edition, John Wiley and Sons, Inc, 2001
Kaplan, R. M. and Saccuzzo, D. P. 1993.
Psychological Testing: Principles,
Applications, And Issue. Wadsworth
Publishing.
Kotler, P. 2000. Marketing Manajemen
Analysis, Planning, Implementation, and
Control, 8th edition, a Paramount
Ommunication Company: Englewood
Cliff, New Jersey.
Mardiasmo. 2005. Akuntansi Sektor Publik.
Yogyakarta : Andi
Mulyadi. 1992. Pemeriksaan Akuntan.
Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE
YKPN.
Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Edisi
Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.
Susanto, A. 2008. Sistem Informasi Akuntansi:
Struktur Pengendalian Resiko Pengem-
bangan. Bandung: Lingga Jaya.
Susanto, A. dan La Midjan. 2001. Sistem
Informasi Akuntansi Pendekatan
Manual, Praktika Penyusunan Metode
dan Prosedur. Edisi ke-8 Bandung:
Lingga Jaya.
Triandi, dan Siregar, J. D. 2008. “Evaluasi
Sistem Pengendalian Intern Penjualan
Terhadap Peningkatan Efektivitas
Penjualan”. Jurnal Ilmiah Ranggading.
7(2):130-137
Wilson, J. D, and Campbell, J. B. 1996.
Controllership: The Work of The
Managerial Accounting. Third Edition.
Joho Willey and Sons, Inc. Edisi Bahasa
Indonesia. Terjemahan Tjintjin Fenix
Tjendera. Erlangga.
top related