pengaruh saham syariah, obligasi syariah, reksadana...
Post on 04-Nov-2020
30 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH SAHAM SYARIAH, OBLIGASI
SYARIAH, REKSADANA SYARIAH DAN INFLASI
TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
INDONESIA PERIODE 2011-2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
KHARISSA DINNA KARTIKA
NIM 63020150075
PROGRAM STUDI S1 EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
i
PENGARUH SAHAM SYARIAH, OBLIGASI
SYARIAH, REKSADANA SYARIAH DAN INFLASI
TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
INDONESIA PERIODE 2011-2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
KHARISSA DINNA KARTIKA
NIM 63020150075
PROGRAM STUDI S1 EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
iii
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
Jalan Tentara Pelajar No. 02 Salatiga 50721 Telepon (0298)323706 Faksimili (0298) 323433
Wesite : www.iainsalatiga.ac.id E-mail : administrasi@iainsalatiga.ac.id
PENGESAHAN
PENGARUH SAHAM SYARIAH, OBLIGASI SYARIAH, REKSADANA
SYARIAH DAN INFLASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
INDONESIA PERIODE 2011-2017
DISUSUN OLEH
KHARISSA DINNA KARTIKA
NIM 63020150075
Telah dipertahankan didepan Panitia Dewan Penguji Skripsi Fakultas
Eonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada
Tanggal 27 Maret 2019 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Dr. Anton Bawono, M.Si. _____________________
Sekretaris Penguji : Dr. Nafis Irkhami, M.Ag. _____________________
Penguji I : Taufikur Rahman, M.Si. _____________________
Penguji II : Nur Huri Mustofa, M.SI. _____________________
Salatiga, 27 Maret 2019
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Kharissa Dinna Kartika
NIM : 63020150075
Jurusan : S1 Ekonomi Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Judul Skripsi : Pengaruh Saham Syariah, Obligasi Syariah,
Reksadana Syariah Dan Inflasi Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Indoensia Periode 2011-
2017
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau
diterbitkan orang lain kecuali acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan
karya ilmiah yang telah lazim.
Salatiga, 18 Maret 2019
Penulis,
Kharissa Dinna Kartika
NIM 63020150075
v
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Kharissa Dinna Kartika
NIM : 63020150075
Jurusan : S1 Ekonomi Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Dengan ini saya menyatakan bahwa judul skripsi “Pengaruh Saham Syariah,
Obligasi Syariah, Reksadana Syariah, Dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia Periode 2011-2017” benar bebas dari plagiat, dan apabila
pernyataan ini terbukti tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi sesuai
ketentuan berlaku. Demikin pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Salatiga, 18 Maret 2019
Penulis,
Kharissa Dinna Kartika
NIM 63020150075
vi
DECLARATION
In the name of Allah the most gracious and merciful.
Hereby the writer fully declares that the graduating paper is made by the writer
himself, and it is not contained the materials writers or has been published bu
other people and others, people ideas except the information from the references.
The writer is capable to account for graduating paper if in the future it can
proved of containing other’s ideas or fact the writer imitated to others’
graduating paper.
Like wise the declaration made by the writer and she hopes that this declaration
can be understood.
Salatiga, 18 Maret 2019
The writer
Kharissa Dinna Kartika
NIM. 63020150075
vii
PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Kharissa Dinna Kartika
NIM : 63020150075
Jurusan : S1 Ekonomi Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Judul Skripsi : Pengaruh Saham Syariah, Obligasi Syariah,
Reksadana Syariah Dan Inflasi Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Indoensia Periode 2011-
2017
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini diperkenakan untuk dipublikasikan
pada e-repository IAIN Salatiga. Demikian surat pernyataan ini saya buat, apabila
dikemudian hari terbukti karya saya ini bukan karya saya sendiri, maka saya
sanggup menanggup semua konsekuensinya.
Salatiga, 18 Maret 2019
Penulis,
Kharissa Dinna Kartika
NIM 63020150075
viii
MOTTO
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang”
(Qs. Ar-Ra‟d: 28)
“Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat”
(Qs. Al-Baqoroh: 153)
“Jika kamu melakukan kebaikan, maka kebaikan itu untuk diri kalian sendiri, dan
jika kalian melakukan kejelekan itu juga akan kembali pada kamu sendiri” (Qs.
Al-Isra‟: 7)
“Belajarlah yang keras, bekerja keras, berusaha keras, berdoa keras dan beribadah
juga harus keras” (Dr. KH. Abdullah Syukri Zarkasi)
“Bismillah, Billah, Fillah, Minallah, Ma‟allah, Ilallah, lillah, „alallah” (K.H.
Hasan Abdullah Sahal)
“Never too old to learn”
“Choice, Chance, Change: You must take a Choice to make a Chance, or your life
will never Change” (Fathi Robbani)
ix
PERSEMBAHAN
Semoga karya kecil sederhana ini dapat menjadi salah satu amal shalehku.
Kupersembahkan karya kecil ini untuk :
Ibuku dan abahku tercinta, Sri Sumarni dan Sri Budi, yang doa-doanya tak pernah
putus mendoakan kebaikanku, yang perjuangannya dan pengorbanannya tiada
henti. Untuk adik semata wayangku tersayang, Nanda Laila, yang doa dan
motivasinya tiada henti untukku.
Seluruh sahabat-sahabatku, Rizka Rahmania, Annesa Khumaira, Aisyah Amalia,
Mbak Fika, Ulil Miftah, Latif Lutfiana, Ilma Ikfiyani, Dwi Setyani, Zulva
Wakhidati serta sahabat, teman, saudara, yang tak bisa disebutkan satu persatu.
Terimakasih atas doa dan motivasi yang telah diberikan hingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
x
KATA PENGANTAR
Bismillahhirohmanirohim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarrakatuh,
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga dan para sahabatnya, yang telah menunjukkan jalan kebenaran dengan
perantara agama Islam.
Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Institut
Agama Islam Negeri Salatiga. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati
penulis ingin menyampaikan terimakasih atas bantuan, bimbingan, dukungan,
perhatian, semangat, serta doa, baik secara langsung maupun tidak langsung
kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis
Islam IAIN Salatiga memberikan bimbingan dan motivasi untuk menjadi
yang terbaik.
3. Bapak Dr. Ahmad Mifdlol Muthohar, Lc,. M.SI, selaku Ketua jurusan
Ekonomi Syariah serta Pembimbing Akademik terimakasih untuk
xi
pengarahan-pengarahan selama menjadi mahasiswa, semoga ilmu yang
telah diberikan bermanfaat dan menjadi amal jariyah.
4. Bapak Dr. Nafis Irkhami, M.Ag., M.A. selaku pembimbing skripsi yang
memberikan bimbingan serta arahan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
5. Ibu Arya Fendha Ibnu Shina yang telah meluangkan waktu untuk
memberikan buku yang sangat bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang telah memberi
bekal ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
7. Kedua orang tua yang sangat saya sayangi dan cintai, Abah Sri Budi dan
Ibu Sri Sumarni yang dengan ikhlas dan penuh kasih sayang selalu
mencurahkan perhatian kepada penulis. Dan adikku tersayang, Nanda
Laila.
8. Sahabat-sahabatku yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih
atas doa, dan motivasi hingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
9. Mbak Fitrianita Umami yang telah sangat sabar membantu,
membimbingan dan mengajarkan olah data yang sangat membantu dalam
penyusunan skripsi ini.
10. Teman-teman seperjuangan, angkatan pertama Ekonomi Syariah 2015
yang telah berjuang bersama dari awal kuliah.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, tanpa
mengurangi rasa hormat, terima kasih atas dukungan dan bantuannya
xii
selama ini sehingga karya sederhana ini dapat terwujud dan bermanfaat
untuk kepentingan bersama.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang
penulis mililk. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari berbagai pihak sehingga dapat menjadi motivasi dan koreksi
bagi penulis. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat, aamiin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarrakatuh,
Salatiga, 18 Maret 2019
Penulis
xiii
ABSTRAK
Kartika, Kharissa Dinna. 2019. Pengaruh Saham Syariah, Obligasi Syariah,
Reksadana Syariah Dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Periode 2011-2017. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program
Studi S1 Ekonomi Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Dr. Nafis Irkhami,
M.Ag., M.A.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sahan
syariah, obligasi syariah, reksadana syariah dan inflasi terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia periode 2011-2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi berganda sebagai analisis data,
dan menggunakan data sekunder berbentuk time series. Data yang digunakan
adalah data triwulan dari saham syariah, obligasi syariah, reksadana syariah dan
inflasi serta Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2011-2017. Data yang
telah diperoleh kemudian dianalisis menggunakan alat bantu aplikasi E-views 9.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial
variabel dependen saham syariah berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan
dan variabel obligasi syariah berpengaruh secara positif dan tidak signifikan
terhadap variabel independen pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan melalui
Produk Domestik Bruto (PDB). Dan variabel dependen lainnya, reksadana syariah
dan inflasi berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi. Secara bersama-sama, variabel dependen saham syariah, obligasi
syariah, reksadana syariah dan inflasi berpengaruh secara negatif dan tidak
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Kata Kunci : Saham Syariah, Obligasi Syariah, Reksadana Syariah, Inflasi,
Pertumbuhan Ekonomi, Produk Domestik Bruto (PDB)
xiv
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................................................... ii
PENGESAHAN ................................................................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..........................................................................iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT.................................................................................. v
DECLARATION ................................................................................................................vi
PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI ........................................................................... vii
MOTTO ............................................................................................................................ viii
PERSEMBAHAN ............................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ x
ABSTRAK ........................................................................................................................ xiii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xvi
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 8
E. Sistematika Penulisan ............................................................................................. 9
BAB II ............................................................................................................................... 11
LANDASAN TEORI ........................................................................................................ 11
A. Telaah Pustaka ...................................................................................................... 11
B. Kerangka Teori ..................................................................................................... 16
1. Pertumbuhan Ekonomi ...................................................................................... 16
2. Pasar Modal Syariah ......................................................................................... 20
3. Inflasi ................................................................................................................ 34
C. Kerangka Penelitian .............................................................................................. 39
D. Hipotesis ............................................................................................................... 39
xv
1. Saham Syariah .................................................................................................. 40
2. Obligasi Syariah (Sukuk) .................................................................................. 40
3. Reksadana Syariah ............................................................................................ 41
4. Inflasi ................................................................................................................ 42
BAB III ............................................................................................................................. 43
METODE PENELITIAN .................................................................................................. 43
A. Jenis Penelitian ...................................................................................................... 43
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................................ 43
1. Lokasi Penelitian ............................................................................................... 43
2. Waktu Penelitian ............................................................................................... 43
C. Populasi dan Sampel ............................................................................................. 44
1. Populasi ............................................................................................................. 44
2. Sampel............................................................................................................... 44
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 45
1. Jenis dan Sumber Data ...................................................................................... 45
2. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 45
E. Definisi Konsep dan Operasional ......................................................................... 46
F. Instrumen Penelitian ............................................................................................. 48
G. Uji Instrumen Penelitian ................................................................................... 49
H. Alat Analisis ...................................................................................................... 49
1. Analisis Deskriptif ............................................................................................ 49
2. Analisis Regresi ................................................................................................ 49
3. Uji Statistik ....................................................................................................... 50
4. Uji Asumsi Klasik ............................................................................................. 52
BAB IV ............................................................................................................................. 57
ANALISIS DATA ............................................................................................................ 57
A. Deskripsi Obyek Penetian ..................................................................................... 57
B. Analisis Data ......................................................................................................... 59
1. Analisis Deskriptif ............................................................................................ 59
2. Uji Stasioneritas ................................................................................................ 63
3. Uji Statistik ....................................................................................................... 64
xvi
4. Uji Asumsi Klasik ............................................................................................. 67
5. Hasil Pembahasan ............................................................................................. 71
BAB V .............................................................................................................................. 76
PENUTUP ........................................................................................................................ 76
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 76
B. Saran ..................................................................................................................... 76
Daftar Pustaka ................................................................................................................... 78
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................................... 82
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Kapitalisasi Pasar Bursa Efek Indonesia ........................... 4
Tabel 1.2 Perkembangan Sukuk Korporasi ................................................................ 5
Tabel 2.1 Pengaruh Saham Syariah Terhap Pertumbuhan Ekonomi ....................... 12
Tabel 2.2 Pengaruh Obligasi Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi .................. 13
Tabel 2.3 Pengaruh Reksadana Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi ............... 14
Tabel 2.4 Pengaruh Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi .................................. 15
Tabel 4.1 Statistik Deskriptof Variabel Saham Syariah............................................ 59
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Obligasi Syariah .......................................... 60
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Variabel Reksa Dana Syariah ..................................... 61
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Variabel Inflasi ........................................................... 61
Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Variabel Pertumbuhan Ekonomi................................. 62
Tabel 4.6 Hasil Uji Stasioneritas 63
Tabel 4.7 Uji Regresi ................................................................................................. 64
Tabel 4.8 Uji Multikolinearitas .................................................................................. 68
Tabel 4.9 Uji Autokorelasi ......................................................................................... 69
Tabel 4.10 Uji Heteroskedaktisitas ............................................................................ 70
Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Penelitian 75
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ............................................................................. 39
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas............................................................................... 67
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas
perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada
suatu periode tertentu (Sukirno, 2006:423). Pertumbuhan ekonomi
(Economic Growth) adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian
yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat
bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat (Sukirno, 2006:9).
Dalam suatu negara, pertumbuhan ekonomi dapat didilihat dari
peningkatan kemampuan perekonomian dalam memproduksi baik barang
ataupun jasa. Disamping itu, pertumbuhan ekonomi mendeskripsikan
tentang kemajuan ekonomi, perkembangan ekonomi, serta perubahan
fundamental dari perekonomian negara dalam jangka waktu yang relatif
panjang.
Pertumbuhan ekonomi seringkali dihubungkan dengan
pembangunan ekonomi. Pembangunan (development) sendiri mengandung
pengertian suatu proses yang menyebabkan sesuatu dapat tumbuh
(growth), atau menjadi lebih matang atau dewasa, lebih maju atau lebih
terorganisir (Huda, dkk, 2015:77). Hal tersebut berarti pertumbuhan
ekonomi menjadi karateristik paling menonjol dalam proses pembangunan.
Sukirno (2006) menyatakan bahwa kebanyakan literatur ekonomi
mengartikan pertumbuhan ekonomi sebagai ukuran kuantitatif yang
2
menggambarkan perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun
tertentu apabila dibandingkan tahun sebelumnya. Perkembangan
pertumbuhan ekonomi dapat dinyatakan kedalam bentuk presentase
pendapatan nasional yang dapat berubah dari tahun ketahun.
Produksi yang mengalami kenaikan dalam perekonomian
merupakan salah satu proses pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan
ekonomi sendiri dapat diwujudkan kedalam bentuk kenaikan pendapatn
nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi yang
baik apabila Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto
(PDB) riil negara tersebut meningkat. Salah satu indikator yang dijadikan
sebagai perkembangan ekonomi adalah peningkatan PDB riil. Indonesia
sendiri merupakan salah satu negara yang juga menggunakan teori
peningkatan PDB rill dalam mengukur pertumbuhan ekonominya.
Untuk meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonominya, Indonesia
sendiri melakukan berbagai upaya. Salah satu upaya yang dilakukan
Indonesia adalah dengan menumbuhkan sektor investasi. Dalam sektor
investasi ada berbagai macam jenisnya, diantaranya adalah pasar modal.
Keberadaan pasar modal yang ada saat ini merupakan suatu realitas terkini
yang tengah terjadi dikehidupan masyarakat. Dibeberapa negara, pasar
modal menjadi salah satu instrumen penting dalam kegiatan
perekonomiannya. Selain itu, pasar modal mempunyai peran dan manfaat
penting dalam perekonomian suatu negara karena menciptakan fasilitas
bagi keperluan industri ataupun investor dalam memenuhi permintaan dan
3
penawaran modal. Sehingga tidak heran apabila pasar modal di Indonesia
merupakan salah satu sektor sangat diperhatikan dalam kontribusinya
terhadap perkembangan ekonomi.
Perkembangan ekonomi Islam yang terjadi dengan pesat serta
tuntutan dari umat Islam sendiri yang menginginkan sistem ekonomi yang
berlandaskan syariat telah mendorong adanya instrumen keuangan syariah.
Hal tersebut karena, dalam praktek kegiatan ekonomi kovensional
mempunyai sistem yang mengandung unsur ribawi serta spekulasi, yang
mana kedua hal tersebut dilarang dalam Islam. Adanya unsur spekulasi
serta riba dalam operasional pasar modal konvensional menjadi hambatan
tersendiri bagi umat Islam. Untuk mewujudkan instrumen keuangan
syariah yang mendukung maka dibentuklah lembaga pembiayaan syariah
seperti pasar modal syariah yang diharapkan mampu menjadi alternatif
berinvestasi secara syariat Islam.
Perbedaan secara umum antara pasar modal konvensional dengan
pasar modal syariah dapat dilihat pada instrumen dan mekanisme
transaksinya, sedangkan perbedaan nilai indeks saham syariah dengan nilai
indeks saham konvensional terletak pada kriteria saham emiten yang harus
memenuhi prinsip-prinsip dasar syariah (Umam, 2013:37). Pasar modal
sendiri memiliki beberapa instrumen pasar modal, instrumen-instrumen
pasar modal berupa semua surat berharga yang diperdagangkan dibursa,
karena itu bentuknya beraneka ragam, diantaranya adalah saham, obligasi
dan reksadana.
4
Pasar modal syariah di Indonesia bermula dari peluncuran
peluncuran reksadana syariah oleh PT Danareksa Investmen Managemant
pada tanggal 3 Juli 1997. Selain reksadana syariah, Indosat juga
mngeluarkan produk obligasi syariah pada awal September 2002. Akan
tetapi, pasar modal syariah baru dinyatakan lahir secara resmi pada tanggal
14 Maret 2003 dengan adanya penandatanganan MoU (Memorandum of
Understanding) antara Badan PengawasPasar Modal dan Lembaga
Keuangan (Bapepam LK) dengan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia (DSN MUI). Penandatanganan MoU tersebut menjadi salah satu
bukti dukungan yang kuat terhadap pengembangan pasar modal yang
berdasarkan prinsip syariah di Indonesia.
Pada laporan statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan
adanya perkembangan yang positif bagi instrumen pasar modal syariah,
seperti saham syariah, obligasi syariah (Sukuk) dan reksadana syariah.
Berdasarkan nilai kapitalisasi pasar saham syariah yang dilihat dari Jakarta
Islamic Index (JII) dan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dari tahun
2011 hingga 2017, saham syariah mengalami pertumbuhan yang positif.
Tabel 1.1
Perkembangan Kapitalisasi Pasar Bursa Efek Indonesia (Rp Miliar)
Tahun Jakarta Islamic Index Indeks Saham Syariah
Indonesia
2011
2012
1.414.983,81
1.671.004,23
1.968.091,37
2.451.334,37
5
2013
2014
2015
2016
2017
1.672.099,91
1.944.531,70
1.737.290,98
2.041.070,80
2.288.015,67
2.557.846,77
2.946.892,79
2.600.850,72
3.175.053,04
3.704.543,09
Sumber: www.ojk.go.id
Perkembangan sukuk korporasi juga mengalami perkembangan,
dimana ditinjau dari nilai sukuk korporasi outstanding dari tahun 2011
hingga tahun 2017. Pada akhir Desember 2017, sukuk korporasi
outstanding mencapai Rp. 15.740 miliar dengan jumlah sukuk yang
beredar sebanyak 79.
Tabel 1.2
Perkembangan Sukuk Korporasi
Tahun Nilai Sukuk
Outstanding (Miliar)
Jumlah Sukuk
Beredar
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
5.876,00
6.883,00
7.553,00
7.105,00
9.902,00
11.878,00
15.740,50
31
32
36
35
47
53
79
Sumber: www.ojk.go.id
6
Perkembangan reksadana syariah di Indonesia juga mengalami
pertumbuhan yang positif, Nilai Aktifa Bersih (NAB) reksadana syariah
mencapai 6,19% pada tahun 2017 dari total NAB reksadana. Peningkatan
reksadana syariah juga dapat dilihat dari sisi NAB dan jumlah penerbit.
NAB reksadana syariah pada tahun 2011 adalah Rp. 5.564,79 miliar
tumbuh menjadi Rp. 28.311 miliar ditahun 2017. Sedangkan dari jumlah
penerbitan reksadana syariah pada tahun 2011 adalah 50 tumbuh menjadi
136 pada tahun 2017.
Dalam pertumbuhan ekonomi, tidak hanya pasar modal saja yang
mempengaruhinya, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi. Salah satu faktor yang dapat digunakan untuk
melihat stabilitas perekonomian adalah inflasi. Menurut Sukirno
(2006:339) inflasi yang tinggi tidak akan baik bagi perkembangan atau
pertumbuhan ekonomi. Adanya inflasi yang menyebabkan harga-harga
naik berdampak pada bertambahnya biaya pada kegiatan produksi.
Sehingga, kegiatan produksi yang tadinya aktif akan mengalami
penurunan yang diakibatkan adanya tambahan biaya.
Selain itu, inflasi juga akan menyebabkan para pemilik modal
untuk mengunakan uangnya untuk kegiatan spekulasi. Kegiatan spekulasi
dirasa lebih aman dan menguntungkan. Sehingga kegiatan investasi akan
berkurang yang akan berdampak pada lesunya tingkat kegiatan ekonomi
yang ada. Lesunya kegiatan ekonomi dapat menyebabkan berkurang
tingkat pertumbuhan ekonomi.
7
Terlalu tingginya inflasi dapat berakibat pada terhambatnya usaha
pemerintah dalam mensejahterakan masyarakatnya. Karena adanya inflasi
yang terlalu tinggi akan menyebabkan harga barang yang naik, dan
merosotnya nilai mata uang. Hal tersebut tentunya akan berdampak negatif
pada pertumbuhan perekonomian. Laju inflasi yang terlalu rendah juga
tidak baik bagi kegiatan ekonomi. Laju inflasi yang terlalu rendah
menyebabkan sektor produksi tidak memiliki faktor yang mendorong
kegiatan berproduksi. Bagi pertumbuhan ekonomi, laju inflasi yang terlalu
tinggi ataupun terlalu rendah akan memberikan dampak yang negatif.
Dari uraian latar belakang yang telah dijelaskan diatas, penulis
tertarik untuk mengetahui seberapa besar pengaruh saham syariah, obligasi
syariah (sukuk), reksadana syariah dan inflasi terhadap pertumbuhan
ekonomi. Penulis akan menuangkan dan membahas permasalahan tersebut
dalam skripsi yang berjudul: “Pengaruh Saham Syariah, Obligasi
Syariah (Sukuk), Reksadana Syariah dan Inflasi Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode 2011-2017”.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang didapat dari latar belakang yang
telah dijelaskan diatas adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh saham syariah terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia pada tahun 2011-2017?
8
2. Bagaimana pengaruh obligasi syariah (sukuk) terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia pada tahun 2011-2017?
3. Bagaimana pengaruh reksadana syariah terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia pada tahun 2011-2017?
4. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia
pada tahun 2011-2017?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan rumusan masalah adalah
sebagai berikut:
1. Menganalisis pengaruh saham syariah terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia pada tahun 2011-2017
2. Menganalisis pengaruh obligasi syariah (sukuk) terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia pada tahun 2011-2017
3. Menganalisis pengaruh reksadana syariah terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia pada tahun 2011-2017
4. Menganalisis pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia tahun 2011-2017
D. Manfaat Penelitian
Disamping mempunyai tujuan, penelitian ini juga diharapkan
memberikan manfaat serta kontribusi yang antara lain sebagai berikut:
9
1. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan
pengetahuan yang baru dalam memahami saham syariah, obligasi
syariah (sukuk), reksadana syariah, dan inflasi serta pengaruh dari
variabel-variabel tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
2. Bagi institusi IAIN Salatiga
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan refrensi
serta koleksi penelitian yang membahas tentang saham syariah, obligasi
syariah (sukuk), rekasadan syariah serta inflasi dan pengaruh variabel-
variabel tersebut dalam pertumbuhan ekonomi di indonesia.
3. Bagi pihak lain
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi-informasi
tambahan mengenai instrumen-instrumen pertumbuhan ekonomi serta
dapat dijadikan sebagai salah satu refrensi bagi peneliti selanjutnya
yang ingin melakukan saham syariah, obligasi syariah (sukuk),
rekasadan syariah serta inflasi dan pengaruh variabel-variabel tersebut
dalam pertumbuhan ekonomi di indonesia.
E. Sistematika Penulisan
Untuk lebih mempermudah dan memberikan gambaran yang lebih
jelas mengenai isi penelitian ini, pembahasan dilakukan secara
komerehensif serta sistematik yang meliputi:
10
Bab I Pendahuluan memberikan penjelasan tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta
sistematika penulisan. Dalam bab I ini diuraikan mengenai latar belakang
pertumbuhan ekonomi serta variabel-variabel yang mempengaruhinya,
selain itu juga diuraikan rumusan masalah serta tujuan dan manfaat
penelitian yang dilakukan.
Bab II Kajian Pustaka memberikan penjelasan mengenai landasan
teori yang menjabarkan tentang teori-teori dari tiap-tiap variabel yang ada
dalam penelitian ini serta dapat mendukung perumusan hipotesa dalam
analisis penelitian ini selain itu, dalam bab ini juga akan membahas
tentang penelitian sebelumnya, kerangka berfikir, dan hipotesis.
Bab III Metodologi Penelitian, dalam bab ini akan dideskripsikan
mengenai desain penelitian, variabel penelitian, definisi operasional
variabel, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode
pengumpulan data, dan metode analisis.
Bab IV Analisis Penelitian, bab analisis penelitian merupakan
penjelasan mengenai hasil penelitian yang telah dianalisis dengan metode
penelitian. Hasil penelitian tersebut akan dibahas secara mendalam.
Bab V Penutup, bab ini memberikan kesimpulan yang didapatkan
dari pembahasan-pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya serta
saran kepada pihak yang berkepentingan terhadap hasil peneilitian ini.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Faroh (2016) yang
berjudul “Pengaruh Saham Syariah, Sukuk dan Reksadana Syariah
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Nasional Tahun 2008-2015”
menyimpulkan bahwa Saham Syariah berpengaruh secara positif tidak
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Namun hal tersebut
berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Rinanda (2018)
yang berjudul “Pengaruh Saham Syariah, Sukuk Dan Reksadana Syariah
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Nasional Tahun 2013-2017” yang
menyimpulkan bahwa Saham Syariah tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi.
Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kholilurrahman (2017) yang menyimpulkan bahwa ISSI (Indeks Saham
Syariah Indonesia) berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi yangditunjukkan melalui Indeks Produksi
Industri (IPI). Dalam penelitian yang Faza (2018) juga menyimpulkan
bahwa kapitalisasi pasar saham syariah berpengaruh negatif signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.
Dalam penelitain terdahulu mengenai obligasi syariah (sukuk), reksadana
syariah dan inflasi yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yang dilakukan
oleh beberapa orang memiliki kesimpulan yang berbeda-beda pula. Dibawah ini
12
terdapat penelitian yang dilakukan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi yang memiliki kesimpulan yang berbeda-beda.
Tabel 2.1
Pengaruh Saham Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
No. Penelitian dan
Tahun
Variabel yang
digunakan
Hasil Penelitian
1. Faroh, Nur
(2016)
Saham syariah (X1),
sukuk (X2), reksa-
dana syariah (X3),
dan Pertumbuhan
Ekonomi Nasional
(Y)
Saham syariah
berpengaruh secara
positif tidak signifikan
terhadap pertumbuhan
ekonomi nasional dan
secara simultan
berpengaruh secara
positif dan tidak
signifikan
2. Rinanda, Saskia
Rizka (2018)
Saham syariah (X1),
sukuk (X2), reksa-
dana syariah (X3),
dan pertumbuhan
ekonomi nasional
(Y)
Saham syariah
berpengaruh secara
negatif dan tidak
signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi
3. Kholilurrahman,
Muhammad
(2017)
ISSI (X1), SBI (X2),
KPS (X3), exchange
rate (X4), jumlah
uang beredar (X5),
Pertumbuhan
Ekonomi (Y)
ISSI (Indeks Saham
Syariah Indonesia)
berpengaruh secara
negatif dan tidak
signifikan terhadap
perumbuhan ekonomi
yang ditunjukkan
melalui Indeks
13
Produksi Industri (IPI)
4. Faza, Ardha
Thariq (2018)
Kapitalisasi pasar
saham syariah (X1),
reksadana syariah
(X2), money supply
(X3), BI Rate (X4),
dan pertumbuhan
ekonomi (Y)
Pada lag 1 kapitalisasi
pasar saham syariah
berpengaruh negatif
signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi
dalam jangka panjang
dengan nilai t-statistik
2.57046 dan pada lag 2
berpengaruh negatif
signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi
dalam jangka pendek
dengan nilai t-statistik
2.38590.
Tabel 2.2
Pengaruh Obligasi Syariah Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
No. Penelitian dan
Tahun
Variabel yang
digunakan
Hasil Penelitian
1. Faroh, Nur
(2016)
Saham syariah (X1),
sukuk (X2),
reksadana syariah
(X3), dan per-
tumbuhan ekonomi
nasional (Y)
Obligasi syariah
(sukuk) berpengaruh
secara positif dan
signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi
nasional
2. Rinanda, Saskia
Rizka (2018)
Saham syariah (X1),
sukuk (X2),
reksadana syariah
(X3), dan per-
Obligasi syariah
(sukuk) berpengaruh
positif dan tidak
signifikan terhadap
14
tumbuhan ekonomi
nasional (Y)
pertumbuhan ekonomi
Tabel 2.3
Pengaruh Reksadana Syariah Syariah Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi
No. Penelitian dan
Tahun
Variabel yang
digunakan
Hasil Penelitian
1. Faroh, Nur
(2016)
Saham Syariah (X1),
sukuk (X2), reksa-
dana syariah (X3),
dan pertumbuhan
ekonomi nasional
(Y)
Reksadana syariah
memberikan pengaruh
positif tidak
signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi
nasional
2. Rinanda, Saskia
Rizka (2018)
Saham Syariah (X1),
sukuk (X2), reksa-
dana syariah (X3),
dan pertumbuhan
ekonomi nasional
(Y)
Reksadana syariah
(X3) berpengaruh
positif dan tidak
signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi
(Y)
3. Faza, Ardha
Thariq (2018)
Kapitalisasi pasar
saham syariah (X1),
reksadana syariah
(X2), money supply
(X3), BI Rate (X4),
dan pertumbuhan
ekonomi (Y)
Pada lag 1 reksadana
syariah berpengaruh
negatif signifikan
terhadap pertumbuhan
ekonomi dalam jangka
panjang dengan nilai
t-statistik -6.92566
dan pada lag 1&2
berpengaruh negatif
15
signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi
dalam jangka pendek
dengan nilai t-statistik
-2.98348
Tabel 2.4
Pengaruh Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
No. Penelitian dan
Tahun
Variabel yang
digunakan
Hasil Penelitian
1. Susanto, Aris
Budi dan
Rachmawati,
Lucky (2012)
IPM (X1), inflasi
(X2) dan per-
tumbuhan ekonomi
Kab. Lamongan (Y)
Inflasi berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten
Lamongan
2. Pratiwi, Nabila
Mardiana (2015)
Inflasi (X1), tingkat
suku bunga SBI
(X2), nilai tukar
(X3) Terhadap
penanaman modal
asing (Y1) dan per-
tumbuhan ekonomi
Indonesia (Y2)
Inflasi berpengarh
negatif signifikan
terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia
3. Izzah, Nurul
(2015)
IPM (X1), inflasi
(X2) dan per-
tumbuhan ekonomi
(Y)
Inflasi berpengaruh
negatif tidak
signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi
di Provinsi Riau
4. Anggraini, ZIS (X1), inflasi Inflasi tidak
16
Rachmasari
(2017)
(X2) dan per-
tumbuhan ekonomi
(Y)
berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi
Indonesia
5. Maulidiyah,
Putri Khikmatul
(2018)
ZIS 9X1), BI Rate
(X2), nilai tukar
(X3), inflasi (X4),
pertumbuhan
ekonomi (Y)
Inflasi tidak memiliki
pengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia
B. Kerangka Teori
1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) adalah
perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan
barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan
kemakmuran masyarakat meningkat (Sukirno, 2006:9). Perekonomian
suatu negara dikatakan tumbuh apabila terjadi tingkat kegiatan
ekonomi yang dicapai lebih tinggi dari periode waktu yang
sebelumnya. Terjadinya kenaikan tingkat kegiatan ekonomi dapat
dilihat dari naiknya kapasitas produksi dalam perekonomian yang
dapat diwujudkan dari kenaikan tingkat pendapatan nasional.
Menurut Tambunan (2001:38) pertumbuhan ekonomi adalah
penambahan Produk Domestik Bruto (PDB) yang berarti penambahan
pendapatan nasional. Pendapatan riil masyarakat yang lebih besar dari
periode waktu sebelumnya menunjukkan adanya implikasi
pertumbuhan ekonomi. Untuk dapat mengukur pendapatan riil
17
masyarakat tersebut indikator yang digunakan adalah tingkat
pertumbuhan PDB. Mankiw (2007:19) mendefinisikan PDB (Product
Domestic Bruto) sebagai nilai pasar semua barang-barang dan jasa-
jasa yang diproduksi dalam perekonomian selama kurun waktu
tertentu.
Untuk dapat mengukur pertumbuhan ekonomi diIndonesia,
digunakan indikator pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB).
Ada bebarapa alasan yang mendasari pemilihan pertumbuhan PDB
sebagai indikator pertumbuhan. Alasan-alasan tersebut adalah
(Rinanda, 2018:27) :
a. Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan seluruh jumlah dari
nilai tambah yang dihasilkan oleh semua produksi dalam
kegiatan ekonomi.
b. Produk Domestik Bruto (PDB) dihitung berdasarkan konsep
aliran atau flow concept. Maksudnya adalah penghitungan PDB
hanya menghitung nilai dari produk yang dihasilkan pada
periode itu saja, dan tidak mencakup perhitungan PDB pada
periode sebelum atau sesudahnya. Sehingga, penghitungan PDB
dapat dibandingkan dengan penghitungan PDB pada periode
sebelum atau sesudahnya.
c. Perhitungan PDB hanya sebatas wilayah negara saja. Dengan
adanya hal tersebut, dapat memungkinkan untuk dapat
mengukur kebijakan ekonomi yang dibuat pemerintah untuk
18
meningkatkan aktivitas perekonomian sehingga dapat
berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang positif.
Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila
tingkat aktivitas ekonomi diwaktu tersebut lebih tinggi dari waktu
sebelumnya. Dengan kata lain, perkembangannya baru terjadi jika
jumlah barang dan jasa secara fisik yang dihasilkan perekonomian
tersebut bertambah besar pada tahun-tahun berikutnya (Faroh,
2016:34).
a. Teori pertumbuhan ekonomi Harrord-Dommar
Teori pertumbuhan Harrod-Domar dikembangkan oleh
dua orang ahli ekonomi sesudah Keynes yaitu Evsey Domar dan
R.F. Harrord. Domar mengemukakan teori ini untuk pertama
kali pada tahun 1947 sedangkan Harrord telah
mengemukakannya pada 1939. Jadi, pada dasarnya teori ini
dikembangkan oleh dua ahli ekonomi secara terpisah, namun
karena inti dari teori tersebut sangat sama, maka dewasa ini
dikenal dengan teori Harrord-Dommar (Huda, dkk, 2015:100).
Dalam teori Harrod-Domar (Huda, dkk, 2015:100)
menyatakan bahwa pembentukan modal merupakan faktor
utama tercapainya pertumbuhan ekonomi. Adapun dalam
analisisnya menerangkan syarat yang harus dipenuhi supaya
suatu perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang teguh
atau steady growth dalam jangka panjang.
19
Steady growth dapat didefinisikan sebagai pertumbuhan
akan selalu menggunakan seluruh alat-alat modal yang selalu
berlaku dalam perekonomian. Inti dari teori Harrord-Dommar
adalah realisasi antara investasi atau pembentukan kapital
dengan pertumbuhan ekonomi.
Dalam analisis Harrord-Dommar (1948) meskipun pada
periode tahun tertentu barang-barang modal sudah mencapai
kapasitas penuh, maka pengeluaran agregat pada tahun itu dapat
menyebabkan kapasitas barang modal pada tahun berikutnya
menjadi semakin tinggi. Maksudnya adalah suatu investasi yang
berlaku pada suatu periode akan menambahkan kapasitas barang
modal barang dan jasa pada periode berikutnya.
Tingkat investasi sendiri memiliki korelasi yang positif bagi
pertumbuhan ekonomi. Tingkat investasi yang tinggi dapat
membuat kapasitas produksi menjadi naik, sehingga tingkat
investasi yang tinggi dapat membuka lapangan pekerjaan baru.
Terbukanya lapangan pekerjaan yang tinggi dapat mengurangi
tingkat pengangguran dan pendapatan masyarakat juga akan
meningkat. Adanya investasi juga memungkinkan terjadi
transfer teknologi dan pengetahuan dari negara maju ke negara
berkembang (Pujoalwanto, 2014:164).
20
2. Pasar Modal Syariah
Salah satu faktor yang sangat penting bagi kegiatan ekonomi
dan pelaku bisnis adalah ketersediannya modal. Modal sendiri dapat
diperoleh dari internal perusaha atau lembaga, selain itu modal juga
dapat diperoleh dari luar lembaga atau perusahaan. Untuk dapat
memperoleh modal dari luar perusahaan banyak cara yang dapat
dilakukan, diantaranya adalah melalui lembaga keuangan pasar modal.
Pasar modal merupakan alternatif tempat untuk mendapatkan
modal bagi pihak yang memerlukan dana sekaligus sebagai sarana
investasi bagi para pemodal. Keberadaan pasar modal disuatu negara
merupakan salah satu faktor signifikan dalam menentukan arah
pembangunan ekonomi (Susanto, 2009:9). Hal tersebut terbukti
dengan adanya banyak perusahaan ataupun industri yang telah
menggunakan pasar modal sebagai sarana untuk mendapatkan sumber
pembiayaan bagi perusahaan. Secara faktual adanya pasar modal
menjadikannya salah satu pusat saraf finansial pada tatanan
perekonomian suatu negara.
Berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang pasar
modal menyatakan bahwa yang dimaksud pasar modal adalah
“kegiatan yang berkaitan dengan penawaran umum dan perdagangan
efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek” (Pasal 1 angka 13). Sedangkan yang dimaksud dengan
efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat
21
berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit
penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan
setiap derivatif dari efek (Pasal 1 angka 5).
Islam memperkenalkan konsep halal dan haram dalam sistem
ekonominya, sebenarnya fondasi perekonomian Islam terletak pada
konsep tersebut. Beberapa cara dan alat tertentu untuk mencari nafkah
dan harga dinyatakan haram seperti bunga, suap, judi, dan game of
chance, spekulasi, pengurangan UTT (ukuran timbangan takaran) dan
malpraktik bisnis (Chaudhry, 2012:9). Sedangkan dari pemaparan
tersebut dapat diketahui bahwa definisi dari pasar modal konvensional
masih bersifat umum, sebab belum menyentuh pada aspek apakah
bentuk transaksi yang dijalankan ataupun efek yang diperdagangkan
halal atau haram.
Pasar modal syariah sendiri merupakan kegiatan pasar modal
yang berlandaskan prinsip syariah. Prinsip syariah yang ada dipasar
modal adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan bidang pasar modal
yang berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia (DSN-MUI). Baik fatwa DSN-MUI yang ditetapkan dalam
peraturan Bapepam dan LK maupun fatwa DSN-MUI yang telah yang
diterbitkan sebelum ditetapkannya peraturan Keputusan Ketua
Bapepam Nomor: KEP-130/BL/2006 tentang Penerbitan Efek
Syariah, sepanjang fatwa yang dimaksud tidak bertentangan dengan
22
peraturan ini dan atau peraturan Bapepam dan LK lain yang
didasarkan pada fatwa DSN-MUI (Susanto, 2009:10).
Dasar hukum pasar modal syriah sendiri bersumber dari Alquran
dan Hadist. Berdasarkan sumber tersebut para ulama melakukan
penafsiran yang disebut ilmu fiqih. Pembahasan dalam ilmu fiqih
salah satunya membahas tentang fiqih muamalah, yaitu fiqih yang
membahas hubungan antar manusia yang melakukan perniagaan.
Prinsip kegiatan pasar modal syariah dikembangkan dengan berbasis
fiqih muamalah. Sumber tersebut diantaranya :
a. QS. Al-Baqarah: 275
يو ٱلذ كلن ي أ ا قٱلرب ي قمل اي ه ل إلذ يمن ٱلذ تذط ت خ وي يط ٱلشذ نو
س اٱله اإنذه مق ال نذ ةأ لك نثلٱل يعذ ا ٱلرب لذ ح
أ و ٱل يع ٱللذ م رذ و ح ا ٱلرب
اء ه ج ه و بۥف رذ نو ث غظ ف ۦم ٱىت ه مرهۥف ل أ و ل ف س ا ۥن هإل وٱللذ و ن
ب صح أ ئك ول
ف أ د ٱلنذار ع ون ل اخ مفي ٢٧٥
Artinya : “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak
dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang
kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.
Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan
mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli
itu sama dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan
dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil
riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu
(sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)
kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba),
maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka;
mereka kekal di dalamnya”
23
b. QS An-Nisa: 29
ا ي أ يو ي ٱلذ ل كمة يي كمة نو
أ ا كل
ت أ ل ا ي طلء ان ٱلب نت كن
أ إلذ
كم إنذ ىفس اأ قتل ت ل اضنيكم و وت ر ر ةغ تج ةكمر حيهاٱللذ ن ك
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil,
kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan
suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu”
Kegiatan pasar modal syariah sendiri merupakan perdagangan
surat berharga (efek) syraiah yang ditawarkan kepada masyarakat
dalam bentuk penyertaan kepemilikan baik perusahaan (saham
syariah) maupun aset (obligasi syariah). Menurut fatwa No. 40/DSN-
MUI/X/2003, pengertian efek syariah adalah efek sebagaimana
dimaksud dalam peraturan undang-undang dibidang pasar modal yang
akad, pengelolaan perusahaan, maupun cara penerbitannya memenuhi
prinsip-prinsip syariah.
Pada dasarnya pasar modal konvensional dan pasar modal
syariah tentulah memiliki perbedaan. Perbedan antara pasar modal
konvensional dan pasar modal syariah terletak pada akad yang
digunakan dalam transasksi ataupun surat berharga yang diterbitkan.
24
a. Saham Syariah
Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti
kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki
hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan (Umam,
2013:113). Saham (stock) merupakan salah satu instrumen surat
berharga yang paling dominan dalam pasar modal. Harga sebuah
saham sangat dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran. Harga
suatu saham akan cenderung naik apabila suatu saham mengalami
kelebihan permintaan dan cenderung turun jika terjadi kelebihan
penawaran (Badan Pengawas Pasar Modal, 2003).
Dalam Islam, saham pada hakikatnya merupakan
modifikasi sistem patungan (persekutuan) modal dan kekayaan,
yang dalam istilah fiqih dikenal dengan nama syirkah (Hasyim,
1997:12). Dalam akad syirkah (kerjasama) keuntungan yang
didapatkan haruslah dibagi berdasarkan kesepakan bersama antara
du belah pihak atau lebih yanang melakukan kerjasama. Selain
keuntungan, kerugian yang didapatkan juga harus ditanggung
bersama sesuai kontribusi yang telah diberikan oleh masing-
masing pihak yang bersangkutan.
Selain akad dan surat yang diterbitkan, perbedaan yang
siginifikan antara saham konvensional dan saham syariah terletak
25
pada kegiatan usaha dan tujuan dari pembelian saham. Saham
syariah sendiri dikeluarkan oleh perusahaan yang kegiatan
usahanya bergerak dalam bidang yang halal dan/atau dalam niat
pembelian saham tersebut adalah untuk investasi, bukan untuk
spekulasi (Susanto, 2009: 49).
Untuk memberikan informasi lengkap tentang kondisi bursa
saham kepada investor dan publik, Bursa Efek Indonesia telah
menyebarkan informasi tentang pergerakan harga saham melalui
media cetak dan elektronik. Indeks saham merupakan salah satu
indikator pergerakan harga saham. Salah satu fungsi indeks
adalah sebagai indikator trend pasar, artinya pergerakan indeks
menggambarkan kondisi trend pasar ketika sedang aktif ataupun
sedang.
Terdapat enam jenis indeks saham di Bursa Efek Indonesia
(BEI), yaitu (Umam, 2013:116-117):
1) Indeks Harga Saham Individu (IHSI), merupakan indeks
harga masing-masing saham terhadap harga dasarnya, atau
indeks masing-masing saham yang tercatat di BEI
2) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), menggunakan
semua saham yang tercatat sebagai komponen perhitungan
indeks
3) Indeks Sektoral, menggunakan semua saham yang termasuk
dalam masing-masing sektor, di BEI perusahaan yang tercatat
26
dikalsifikasikan kedalam sembilan sektor, misalnya sektor
keuangan, pertambangan, dan lain-lain
4) Indeks LQ45, yaitu indeks yang terdiri atas 45 saham pilihan
dengan mengacu pada dua variabel, yaitu likuiditas
perdagangan dan kapitalisasi pasar
5) Indeks Syariah (Jakarta Islamic Index), merupakan indeks
yang terdiri atas 30 saham, yang mengakomodasi syariah
investasi dalam Islam atau Indeks yang berdasarkan syariah
Islam. Dengan kata lain, dalam indeks ini dimasukkan
saham-saham yang memenuhi kriteria investasi dalam
syariah Islam
6) Indeks Papan Utama (Main Board Index) dan Indeks Papan
Pengembangan (Development Board Index) yaitu indeks
harga saham yang secara khusus didasarkan pada kelompok
saham yang tercatat di BEI, yaitu kelompok papan utama dan
papan pengembang.
Saham-saham yang memenuhi prinsip syariah di Indonesia,
baik dari segi jenis maupun operasional usahanya tergabung
dalam Jakarta Islamic Index (JII) dan diperdagangkan di Bursa
Efek. Indeks syariah ini diluncurkan pertama kali oleh Bursa Efek
Indonesia (BEI) dengan bekerjasama dengan Dewan Pengawas
Syariah PT Danareksa Investment Management (Umam,
2013:117).
27
Berbeda dengan mekanisme perdagangan saham
konvensianal, mekanisme perdagangan saham syariah secara
spesifik dipertemukan pada Jakarta Islamic Index (JII) dan
penawarannya hanya ada pasar perdana. Hal ini dilakukan agar
tidak ada lagi unsur-unsur spekulasi dan sikap insider trading,
sebagaimana terjadi pada pasar sekunder selama ini. Jakarta
Islamic Index digunakan sebagai tolak ukur (bench mark) untuk
mengukur kinerja suatu investasi pada saham dengan berbasis
syariah. Melalui indeks ini diharapkan dapat meningkatkan
kepercayaan investor untuk mengembangkan investasi dalam
ekuiti secara syariah.
b. Obligasi Syariah
Obligasi syariah atau yang dapat disebut dengan sukuk
merupakan obligasi Islam (Islamic bond) yang menggunakan
prinsip syariah dan digunakan untuk kepentingan peningkatan dan
kepengurusan dana dalam negara-negara Islam ataupun negara
dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Secara “etimologi”,
sukuk berasal dari kata „Sakk‟, yang berarti dokumen atau
sertifikat. Sukuk merupakan istilah yang berasal dari bahasa Arab
dan merupakan bentuk jamak (plural). Sakk adalah buku yang
mencatat kegiatan transaksi dan laporan yang terjadi. Dalam
Kitab Mu’jam Al Mustholahaat Al Iqtishodiyah Wal Islamiyah,
28
sakk dapat diartikan sebagai surat berharga (Muhammad,
2000:356).
Sedangkan menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang
penerbitan dan persyaratan sukuk, sukuk adalah Efek Syariah
berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan
mewakili bagian yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi
(syuyu’/undivided share), atas aset yang mendasarinya
(www.ojk.go.id).
Adapun secara “terminologi”, sukuk merupakan surat
berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang
dikeluarkan oleh emiten kepada pemegang obligasi syariah yang
mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada
pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta
membayar kembali dana obligasi ketika jatuh tempo (Berdasarkan
Fatwa DSN-MUI No.32/DSN-MUI/IX/2002). Kaidah fiqih yang
dapat dijadikan sebagai landasan obligasi syariah (sukuk) adalah
pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan, kecuali
jika ada dalil yang mengharamkan (Umam, 2013:177).
Istilah sukuk bukanlah istilah baru, sukuk sendiri telah
dikenal dalam yurisprudensi tradisional Islam. Ide dibalik sukuk
sederhana, yaitu larangan terhadap bunga yang jelas menutup
pintu sekuritas utang murni, akan tetapi obligasi yang
berhubungan dengan kinerja aset riil dapat diterima (Iqbal dan
29
Mirakhor, 2008:225). Dengan kata lain, obligasi syariah
menerima validitas dari aset finansial yang didasarkan pada
pengembalian dari kinerja aset riil. Sukuk mempresentasikan
kepemilikan atas sebuah aset yang proposional dalam jangka
waktu tertentu, dimana ketika resiko dan pengembalian yang
terhubung dengan aliran kas yang dihasilkan oleh aset yang
menjadi objek perjanjian (underlying aset) dalam sebuah
kumpulan modal diserahkan kepada pemegang sukuk (investor).
Penerbitan obligasi syariah memerlukan sejumlah aset
yang akan menjadi objek perjanjian (underlying asset). Aset yang
menjadi objek perjanjian harus memiliki nilai ekonomis yang
dapat berupa aset berwujud ataupun tidak berwujud, seperti
proyek yang sedang ataupun akan dibangun. Fungsi underlying
asset sendiri antara lain: 1) untuk menghindari riba, 2) sebagai
prasyarat untuk dapat diperdagangkan sukuk dipasar sekunder,
dan 3) akan menentukan jenis struktur sukuk (Huda, dkk,
2016:324).
Aset yang menjadi dasar Sukuk yang telah dijelaskan
dalam peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
18/POJK.04/2015 Tentang Penerbitan dan Persyaratan Sukuk
dalam Pasal 3 dapat terdiri atas:
1) Aset berwujud tertentu (a’yan maujudat);
30
2) Nilai manfaat atas aset berwujud (manafiul a’yan) tertentu
baik yang sudah ada maupun yang akan ada;
3) Jasa (al khadamat) yang sudah ada maupun yang akan ada;
4) Aset proyek tertentu (maujudat masyru’ mu’ayyan);
5) Kegiatan investasi yang telah ditentukan (nasyath ististmarin
khashah).
Berbagai jenis struktur sukuk yang dikenal secara
internasional dan telah mendapatkan endorsement dari The
Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial
Institutions (AAOIFI) antara lain (Huda, dkk, 2016:324):
1) Sukuk Ijarah
Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau
akad ijarah di mana satu pihak bertindak sendiri atau melalui
wakilnya menjual atau menyewakan hak manfaat atas suatu
aset kepada pihak lain berdasarkan harga dan priode yang
telah disepakati, tanpa diikuti dengan pemindahan aset.
2) Sukuk Mudharabah
Didasarkan kepada kontrak mudharabah dimana modal
disediakan oleh sekelompok investor pada sertifikat atau
obligasi bagi proyek tertentu yang dilaksanakan oleh
pengusaha (mudarib) dengan kesepakatan untuk membagi
hasil.
31
3) Sukuk Musyarakah
Yaitu obligasi yang diterbitkan berdasarkan perjanjian
atau akad musyarakah di mana dua pihak atau lebih
bekerjasama menggabungkan modal untuk membangun
proyek baru, mengembangkan proyek yang sudah ada, atau
membiayai kegiatan usaha. Keuntungan maupun kerugian
yang timbul ditanggung bersama sesuai dengan jumlah
partisipasi modal masing-masing.
4) Istisna
Yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian
atau akad istisna dimana para pihak menyepakati jual beli
dalam rangka pembiayaan suatu proyek/barang. Adapun
harga, waktu penyerahan, dan spesifikasi barang/proyek
ditentukan terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan.
Bagi emiten yang menerbitkan obligasi syariah, terdapat
persyaratan yang harus dipenuhi diantaranya adalah core bussines
yang halal dan investment trade yang baik dilihat dari
fundamental usaha dan keuangan yang kuat serta citra yang baik
bagi publik. Penerbitan sukuk terlebih dahulu harus mendapatkan
pernyataan/fatwa tentang kesesuaian dengan prinsip syariah
(syariah endorsement) dari institusi yang berkompeten dalam
bidang syariah sukuk. Hal ini penting untuk mendapatkan
keyakinan dari investor bahwa emiten sudah menjalankan prinsip-
prinsip syariah.
32
Untuk penerbitan obligasi syariah di Indonesia, emiten
haruslah terlebih dahulu mendapatkan pernyataan kesesuian
prinsip syariah (syariah endorsement) yang dapat diperoleh dari
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia. Sedangkan
untuk penerbitan obligasi syariah internasional syariah
endorsement dikeluarkan oleh lembaga syariah yang diakui
komunitas syariah internasional seperti IIFM (International
Islamic Financial Market) (sukuk (Huda, dkk, 2016:324).
Adapun pihak-pihak yang ikut terlibat dalam penerbitan
sukuk adalah sebagai berikut (www.djppr.kemenkeu.go.id):
1) Obligor, yaitu pihak yang bertanggungjawab terhadap
pembayaran imbalan dan nilai nominal sukuk yang
diterbitkan. Dalam SBSN, obligornya adalah pemerintah.
2) Special Purpose Vehicle (SPV), yaitu badan hukum yang
didirikan dalam rangka penerbitan sukuk dan memiliki
fungsi:
a) Sebagai penerbit sukuk
b) Bertindak sebagai wali amanat (trustee) untuk mewakili
investor
c) Menjadi counterpart pemerintah dalam transaksi
pengalihan aset. Dalam SBSN, SPV nya adalah
perusahaan penerbit SBSN.
33
3) Investor/sukuk holder adalah pemegang sukuk yang memiliki
hak atas imbalan, margin dan nilai nominal sukuk sesuai
partisipasi masing-masing.
c. Reksadana Syariah
Reksadana berasal dari kata “reksa” yang berarti jaga atau
pelihara dan kata “dana” yang berarti uang (Susanto, 2009:73).
Sehingga, reksadana dapat diartikan sebagai kumpulan uang yang
dipelihara. Dalam undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal menyebutkan bahwa reksadana adalah wadah yang
dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal
untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh
manajer investasi.
Sedangkan menurut Fatwa Dewan Syariah Nsional
Majelis Ulama Indonesia No. 20/DSN-MUI/IV/2001, pengertian
Reksadana Syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut
ketentuan dan prinsip-prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk
akad antara pemodal sebagai pemilik harta (shahib al-mal/ rabb
al-mal) dengan manajer investasi sebagai wakil shahib al-mal,
maupun antara manajer investasi sebagai wakil shahib al-mal
dengan penggunaan investasi.
Reksadana memiliki beberapa sifat yang tidak bisa
dipisahkan, sifat-sifat tersebut adalah (Susanto, 2009:80-82):
34
1) Reksadana Terbuka (Open-End Fund), yaitu reksadana
yang menawarkan dan membeli saham-sahamnya dari
pemodal sampai sejumlah modal yang sudah dikeluarkan.
Pemegang saham jenis ini dapat menjual kembali
saham/unit penyertaan setiap saat apabila diinginkan
manajer investasi reksadana, melalui Bank Kustodian wajib
membelinya sesuai dengan NAB per saham/unit pada saat
tersebut
2) Reksadana Tertutup (Closed-End Fund), yaitu reksadana
yang tidak dapat membeli saham-saham yang telah dijual
kepada pemodal. Artinya, pemegang saham tidak dapat
menjual kembali sahamnya kepada manajer investasi.
Apabila pemilik saham hendak menjual saham, hal ini harus
dilakukan melalui Bursa Efek tempat saham reksadana
tersebut dicatatkan.
3. Inflasi
Dalam banyak literatur dijelaskan bahwa inflasi didefinisikan
sebagai kenaikan harga umum secara terus menerus. Menurut Sadono
(2006:333) inflasi adalah kenaikan dalam harga barang dan jasa yang
terjadi karena permintaan bertambah besar dibandingkan dengan
penawaran barang dipasar. Pendapat tersebut juga sejalan dengan
pemikiran Taqyuddin Ahmad Ibn Al-Maqrizi (1364-1441) yang
menyatakan bahwa inflasi terjadi ketika harga-harga secara umum
35
mengalami kenaikan yang berlangsung secara terus menerus (Amalia,
2005:17). Sedangkan menurut Rahardja dan Manurung (2004:155),
mengatakan bahwa inflasi adalah gejala kenikan barang-barang yang
bersifat umum dan terus menerus.
Adapun jenis inflasi dapat dibedakan berdasarkan pada tingkat
laju inflasi (Murni, 2006:204) yaitu:
a. Moderat inflation (laju inflasi antara 7-10%)
b. Galloping inflation atau inflasi ganas (laju inflasi antara 20-
100%) inflasi ini dapat menimbulkan gangguan-gangguan serius
terhadap perekonomian dan meimbulkan distorsi besar dalam
perekonomian.
c. Hyperinflation (laju inflasi >100%) inflasi ini tingkatnya sangat
tinggi.
Adanya inflasi ganas tanpa diprediksi akan menyebabkan
masalah yang serius pada perekonomian suatu negara, oleh karenanya
pemerintah melalui Bank Indonesia yang kemudian mengarahkan
kebijakan makro ekonomi untuk menjaga stabilitas laju inflasi
(Saraswati, 2013:72).
Inflasi tidak terlalu berbahaya apabila dapat diprediksikan,
karena setiap orang akan mempertimbangkan prospek harga yang
lebih tinggi dimasa yang akan datang dalam pengambilan keputusan
(Huda, Idris dkk, 2016:176). Inflasi yang tidak dapat diprediksi akan
menyebabkan orang-orang terkejut akan kenaikan harga-harga yang
36
ada. Hal tersebut dapat mengurangi efisiensi ekonomi karena orang
akan mengambil resiko yang lebih sedikit untuk meminimalkan
peluang kerugian akibat kejutan harga.
Dalam ekonom Islam Taqiuddin Ahmad Ibn Al-Maqrizi yang
merupakan salah satu murid dari Ibn Khaldun, menggolongkan inflasi
dalam dua golongan yaitu (Yuniarti, 2016: 129-131):
a. Natural Inflation
Sesuai dengan namanya inlfasi ini diakibatkan oleh sebab-
sebab alamiah, dimana orang tidak mempunyai kendali atasnya
(mencegah). Ibn Al-Maqrizi mengatakan bahwa inflasi ini
adalah inflasi yang diakibatkan oleh turunnya penawaran
agregat (AS) atau naiknya permintaan agregat (AD). Maka
natural inflation dapat diartikan sebagai gangguan terhadap
jumlah barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu
perekonomian, dan naiknya daya beli masyarakat secara riil,
misalnya nilai ekspor lebih besar dari pada nilai impor, sehingga
secara netto impor uang yang mengakibatkan jumlah uang
beredar turun sehingga jika kecepatan peredaran uang dan
jumlah barang dan jasa tetap maka tingkat harga naik.
b. Human Error Inflation
Human Error Inflation adalah inflasi yang terjadi karena
kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh manusia sendiri.
Adapun penyebabnya:
37
1) Korupsi dan administrasi yang buruk, Al-Maqrizi
mengatakan bahwa pengangkatan para pejabat pemerintah
yang berdasarkan pemberian suap dan bukanlah kapabilitas,
akan menempatkan orang-orang yang tidak mempunyai
kredibilitas pada berbagai jabatan penting dan terhormat,
baik dikalangan legislatif, yudikatif, maupun eksekutif.
2) Pajak yang berlebihan (Excessive tax) Excessive tax dapat
mengakibatkan terjadinya efficiency loss atau dead weight
loss. Konsekuensi dari biaya-biaya produksi akan
meningkat dan akan berimplikasi pada kenaikan harga
barang produksi.
3) Pencetakan uang dengan maksud untuk menarik
keuntungan yang berlebihan (excessive seignorage).
Ekonomi Islam Al-Maqrizi berpendapat bahwa pencetakan
uang yang berlebihan jelas akan mengakibatkan naiknya
tingkat harga umum (inflasi). Kenaikan harga komoditi
tersebut adalah kenaikan dalam bentuk jumlah uang
nominal, sedangkan jika diukur dalam emas (dinar) maka
harga komoditi tersebut jarang sekali mengalami kenaikan.
Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui laju
inflasi selama satu periode tertentu, antara lain sebagai berikut
(Rahardja dan Manurung, 2008:365):
38
a. Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah angka indeks yang
menunjukkan tingkat harga barang dan jasa yang harus dibeli
konsumen dalam satu periode tertentu. Angka IHK diperoleh
dengan menghitung harga-harga barang dan jasa utama yang
dikonsumsi masyarakat dalam satu periode tertentu.
b. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) perbedaan antara IHK
dan IHPB adalah apabila IHK melihat inflasi dari sisi konsumen
sedangkan IHPB melihat inflasi dari sisi produsen. Oleh karena
itu IHPB sering juga disebut sebagai indeks harga produsen.
IHPB menunjukkan harga yang diterima produsen dalam
berbagai tingkat produksi.
c. Indeks Harga Implisit (GDP deflator) menggambarkan
pengukuran level harga barang dan jasa akhir yang diproduksi
dalam perekonomian suatu negara. Deflator PDB dihasilkan
dengan membagi PDB atas dasar harga nominal dengan PDB
atas dasar harga konstan.
Menurut Sukirno (2006:339) inflasi yang tinggi tingkatnya tidak
akan menggalakkan perkembangan ekonomi. Biaya yang terus
menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak
menguntungkan. Para pemilik modal akan lebih senang menggunakan
uangnya untuk kegiatan spekulasi. Oleh karenanya investasi yang
bersifat produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi akan
menurun.
39
C. Kerangka Penelitian
Pada bagian ini, penulis mengajukan kerangka penelitian yang
diambil berdasarkan latar belakang masalah dan hasil dari kajian teori dan
penelitian sebelumnya. Maka kerangka penelitian dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Penelitian
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara yang bisa jadi benar
ataupun salah, sehingga dapat dianggap sebagai kesimpulan dari sifatnya
yang sementara. Hipotesis dapat diambil dari pemikiran-pemikiran
SAHAM SYARIAH
(X1)
OBLIGASI SYARIAH
(X2)
REKSADANA
SYARIAH (X3)
INFLASI (X4)
PERTUMBUHAN
EKONOMI (Y)
40
terdahulu atau penelitian-penelitain terdahulu serta teosri yang telah ada.
Dalam penelitian ini, didaptkan hipotesis dari penelitian terdahulu sert
teori-teori yang telah dijelaskan diatas sebagai jawaban atas rumusan
masalah penelitian ini:
1. Saham Syariah
Adanya tingkat investasi yang tinggi akan berdampak
positif bagi pertumbuhan ekonomi (Pujoalwanto, 2014:164). Untuk
meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi melalui investasi, dapat
dilakukan melalui saham syariah. Perkembangan saham syariah yang
positif dapat menjadi salah satu faktor yang menunjang pertumbuhan
ekonomi yang termasuk dalam salah satu fungsi ekonomi pasar
modal (Umam, 2013:113).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Faroh (2016)
menyatakan bahwa saham syariah memiliki pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sehingga,
berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian sebelumnya, maka dapat
dirumuskan hipotesis berikut:
H1 : Saham syariah memiliki pengaruh yang positif signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi.
2. Obligasi Syariah (Sukuk)
Pembentukan modal atau investasi merupakan salah satu
faktor utama tercapainya pertumbuhan ekonomi. Tingkat investasi
yang tinggi daat membuat kapasitas produksi menjadi naik
41
(Pujoalwanto, 2014:164). Obligasi syariah atau sukuk merupakan
salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi
melalui pembentukan modal atau investai. Perkembangan positif
obligasi syariah (sukuk) sebagai salah satu tempat berinvestasi dapat
menjadi salah satu faktor yang menunjang pertumbuhan ekonomi
yang termasuk dalam salah satu fungsi ekonomi pasar modal (Umam,
2013:113).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Faroh
(2016) didapatkan hasil behwa obligasi syariah (sukuk) mempunyai
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sehingga, berdasarkan kajian teori dan hasil dari penelitian
sebelumny maka dapat dirumuskan hipotesis berikut:
H2 : Obligasi syariah (Sukuk) memiliki pengaruh yang positif
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
3. Reksadana Syariah
Dalam teori Harrod-Domar (Huda, dkk, 2015:101)
menyatakan bahwa pembentukan modal atau investasi merupakan
faktor utama tercapainya pertumbuhan ekonomi. Salah satu cara
untuk meningkatkan investasi adalah dengan melalui reksadana
syariah. Perkembangan reksadaana syariah saat ini tentunya juga
menunjang pertumbuhan ekonomi nasional (Umam, 2013:113).
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Faroh (2016)
didaptkan hasil bahwa reksadana syariah memiliki pengaruh yang
42
positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan
kajian teori dan hasil dari penelitian sebelumnya maka dapat
dirumuskan hipotesis berikut:
H3 : Reksadana syariah memiliki pengaruh yang positif
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
4. Inflasi
Menurut Sukirno (2006:339) inflasi yang tinggi tingkatnya
tidak akan menggalakkan perkembangan ekonomi. Biaya yang terus
menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak
menguntungkan. Para pemilik modal akan lebih senang menggunakan
uangnya untuk kegiatan spekulasi. Oleh karenanya investasi yang
bersifat produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi akan
menurun. Berdasarkan kajian teori, maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H4 : Inflasi memiliki pengaruh yang negatif signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian yang penulis ajukan, pendekatan yang dilakukan
adalah dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang menggunakan angka dan lambang matematika atau dengan
kata lain dapat di ukur dengan skala numerik (Tanjung, 2013: 76).
Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menganalisis angka-angka yang
diukur dan dihitung menggunakan alat bantu matematik atau statistik.
Data yang berupa angka akan diolah menggunakan alat hitung matematik
ataupun statistik untuk mendapatkan suatu informasi dibalik angka-angka
tersebut. Data yang digunakan penelitian ini diperoleh dari laporan statistik
OJK, dan BPS dalam website resmi masing-masing lembaga.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Karena penelitian ini menggunakan data sekunder dan tidak
terdapat tempat penelitian, sehingga peneliti hanya mengambil objek
penelitiannya saja. Dalam penelitian ini, Indonesia menjadi objek
penelitian yang akan dilakukan.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang diambil untuk penelitian ini adalah kurun waktu
tujuh tahun, dari tahun 2011 hingga tahun 2017.
44
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek
ataupun subyek yang mempunyai kualitas dan karateristiktertentu yang
ditetapkan oleh penulis untuk dapat dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2011:80). Sedangkan, menurut Bawono
(2006:28) populasi merupakan keseluruhan wilayah dan subyek
penelitian yang ditetapkan untuk dianalisis dan ditarik kesimpulannya
oleh penulis.
Penelitian ini mengambil populasi data dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), dan Badan Pusat Statistika (BPS) kurun waktu tujuh
tahun terhitung dari tahun 2011 hingga tahun 2017. Jumlah total data
yang digunakan adalah sebanyak 28 data yang terkumpul.
2. Sampel
Menurut Bawono (2006: 28), sampel adalah obyek atau subyek
yang diambil dari populasi guna mewakili keseluruhan dari populasi.
Berdasarkan sifat datanya, maka dalam menentukan jumlah sampel
yang akan digunakan, penelitian ini menggunakan teknik sampel jenuh
atau juga sering disebut dengan sampel sensus. Sampling jenuh sensus
adalah teknik penentuan sampel apabila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah semua data saham syariah, obligasi syariah, reksadana
syariah dan inflasi dari tahun 2011-2017.
45
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Data sekunder adalah data yang sudah siap di publikasikan
oleh pihak atau instansi terkait dan langsung dapat di manfaatkan oleh
peneliti (Tanjung, 2013: 76). Penelitian ini menggunakan data yang
diambil dari laporan statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan
Pusat Statistik (BPS).
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pengumpulan data sekunder, yaitu pengambilan data yag
berasal dari BPS (Badan Pusat Statistik), OJK (Otoritas Jasa
Keuangan. Data-data tersebut diambil melalui website resmi dari
masing-masing badan tersebut, yang antar lainsebagai berikut:
a. Pengambilan data saham syariah didapatkan dari OJK (otoritas
jasa keuangan) yang diambil dari laman websitenya, yaitu:
http://www.ojk.co.id
b. Pengambilan data obligasi syriah (sukuk) syariah didapatkan dari
OJK (otoritas jasa keuangan) yang diambil dari laman
websitenya, yaitu: http://www.ojk.co.id
c. Pengambilan data reksadana syariah didapatkan dari OJK
(otoritas jasa keuangan) yang diambil dari laman websitenya,
yaitu: http://www.ojk.co.id
46
d. Pengambilan data inflasi didapatkan dari Badan Pusat Statistika
(BPS) yang diambil dari laman websitenya, yaitu:
http://www.bps.go.id
e. Pengambilan data pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari Produk
Domestik Bruto didapatkan dari Badan Pusat Statistika yang
diambil dari laman websitenya, yaitu: http://www.bps.go.id
E. Definisi Konsep dan Operasional
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Variabel Dependen
Variabel dependent merupakan variabel yang nilainya
tergantung dengan variabel lain, variabel dependent dapat disebut
juga dengan variabel terikat (Bawono, 2018:17). Pertumbuhan
ekonomi Indonesia merupakan variabel dependent atau variabel
terikat dalam penelitian ini.
2. Variabel Independen
Variabel independent atau yang juga disebut dengan variabel
bebas adalah variabel yang nilainya tidak dipengaruhi oleh apapun
(Bawono, 2018:17). Variabel independent atau variabel bebas dalam
penelitian yang dilakukan ini dalah saham syariah, obligasi syariah
(sukuk), reksadana syariah, dan inflasi.
a. Saham Syariah
47
Saham syariah merupakan suatu sertifikat yang
menunjukkan bukti kepemilikan dari suatu perusahaanSaham
syariah adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan
suatu perusahaan, pemegang saham tersebut memiliki hak atas
penghasilan dari perusahan yang berdasarkan prinsip syariah.
b. Obligasi Syariah (Sukuk)
Obligasi syariah atau yang lebih dikenal dengan sukuk
merupakan kepemilikan atas sebuah aset dalam jangka waktu
tertentu berdasarkan prinsip syariah yang mana pemegang
obligasi akan memperoleh keuntungan dari bagi hasil.
c. Reksadana Syariah
Menurut Fatwa DSN Nomor: 20/DSNMUI/IX/2000
reksadana syariah adalah wadah yang beroperasi menurut
ketentuan dan prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk akad
antara pemodal sebagai pemilik harta dengan manajer investasi
sagai wakil shahi al mal maupun antara manajer investasi sebagai
wakil shahib al mal dengan penggunaan investasi.
d. Inflasi
Inflasi sendiri merupakan naiknya harga-harga yang ada
secara terus menerus. Kestabilan perekonomian dapat terganggu
dengan adanya laju pertumbuhan inflasi yang terlalu tinggi
ataupun terlalu rendah.
48
e. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) adalah
perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan
barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah
dan kemakmuran masyarakat meningkat (Sukirno, 2006:9).
Pertumbuhan ekonomi dapat menunjukkan adanya perkembangan
perekonomian yang dapat dilihat melalui Produk Domestik Bruto
(PDB).
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan data yang digunakan adalah data
deret waktu (time series). Data time series adalah data yang dikumpulkan
dan diamati atas rentang waktu tertentu (Tanjung, 2013:14). Data time
series dapat berupa data harian, mingguan, bulanan, triwulan ataupun
tahunan. Dalam penelitian ini data time series yang digunakan adalah data
triwulan yang dimbil dari website resmi BPS dan OJK.
Dalam penelitian ini, alat bantu statistik yang digunakan untuk
mengolah data adalah E-views 9. Analisis kuantitatif yang dilakukan
dalam penelitian ini dibantu dengan alat bantu statistik, yaitu analisis
regresi linear berganda. Regresi linear berganda dilakukan untuk melihat
sejauh mana variabel independent (variabel bebas) mempengaruhi variabel
dependent (variabel terikat).
49
G. Uji Instrumen Penelitian
Uji instrumen penelitian dalam peneliotian ini adalah dengan uji
stasioner untuk menguji data sekunder yang digunakan dalam penelitian
ini. Sebuah data dapat dikatakan stasioner apabila terpenuhinya asumsi
rata-rata dan variansinya konstant sepanjang waktu serta kovarian antara
dua data runtut waktu tergantung pada kelambanan antara dua periode
tersebut. Pengambilan hasil pada uji stasioner ini adalah apabila nilai
profitabilitasnya kurang dari atau lebih kecil dari 0,05 apabila data tersebut
lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data tersebut bersifat
stasioner (Winarno, 2015:115-116).
H. Alat Analisis
1. Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif akan memberikan sebuah interprestasi
deskripsi suatu data yang dilihat dari niali rata-rata (mean), standar
deviasi, varian, nilai maksimum, nilai minimum, sum, range, kurtois,
dan skewness (Ghozali, 2016: 19).
2. Analisis Regresi
Analisis regresi digunakan untuk melihat pengaruh variabel
bebas terhadap variabel bebas serta memprediksikan nilai variabel
terikat dengan menggunakan variabel bebas, analsisi regresi digunakan
terutama untuk tujuan peramalan dalam model tersebut ada sebuah
variabel dependen dan beberapa variabel independen (Ghozali,
50
2013:96). Adapun persamaan yang sering digunakan adalah sebagai
berikut:
Y=βο+ β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + Ɛ
Dimana:
Y : Pertumbuhan Ekonomi
β0 : Konstanta dari persamaan regresi
X1 : Saham Syariah
X2 : Obligasi Syariah (Sukuk)
X3 : Reksadana Syariah
X4 : Inflasi
Ɛ : Variabel residual atau prediction error
3. Uji Statistik
a. Uji t (Uji Individual)
Uji t atau pengujian individu ini digunakan untuk melihat
tingkat signifikan variabel independen yang mempengaruhi
variabel dependen secara individu. Adapun pengambilan
keputusannya dalam pengujian ini adalah sebagai berikut adalah
(Bawono, 2006:89-91):
1) Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima, maksudnya adalah
tidak ada pengaruh yang signifikan.
2) Jika t hitung ≥ t tabel maka H0 ditolak, yang artinya ada
pengaruh yang signifikan.
51
3) Selain membandingkan t hitung dengan t tabel agar dapet
menentukan H0 diterima atau ditolak, juga dapat melihat nilai
signifikansinya apakah kurang atau lebih dari 5%.
b. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah model regresi
yang dihasilkan cocok atau variabel-variabel independen secara
serentak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen (Bawono,
2018:22). Signifikansi model regresi yang secara simultan diuji
dengan melihat nilai signifikansi (sig). Nilai signifikansi (sig)
apabila nilai dibawah 0,005 maka variabel independen berpengaruh
terhadap variabel dependen. Dengan pengambilan keputusan
sebagai berikut:
1) Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, dan
begitupun sebaliknya.
2) Jika p < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, dan begitupun
sebaliknya.
c. Uji Koefisein Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui
sampai sejauh mana kecocokan atau ketepatan garis regresi yang
terbentuk dalam mewakili kelompok data hasil pengamatan.
Koefisien determinasi menggambarkan bagian dari variasi total
yang dapat diterangkan oleh model. Semakin besar nilai R2
52
(mendekati 1) maka ketepatan akan dikatakan semakin baik
(Bawono, 2018:24).
4. Uji Asumsi Klasik
Dalam analisis regresi, uji asumsi klasik merupakan tahapan
yang penting dilakukan. Apabila tidak terdapat gejala asumsi klasik
diharapkan dapat dihasilkan model regresi yang handal sesuai kaidah
BLUE (Best Linear Unbiased Estimator), yang menghasilkan model
regresi yang tidak bias dan handal sebagai penaksir. Uji asumsi klasik
sendiei terdiri dari empat jenis, antara lain (Bawono, 2006:115):
a. Uji Normalitas
Uji normalitas memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terdapat variabel penggangu atau residual memiliki
distribusi normal. Dalam uji t dan uji F mengasumsikan bahwa
nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi tersebut
dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak tidak valid untuk jumlah
sampel kecil. Salah satu pengujian dalam eviews dilakukan untuk
pengujian asumsi normalitas data tersebut dengan menggunakan
pengujian Jarque Berra (JB). Jarque Berra adalah uji statistik
untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal. Uji ini
mengukur perbedaan skeweness dan kurtosis data dibandingkan
dengan data yang memiliki sifat normal. Uji tersebut mengukur
perbedaan skeweness dan kurtosis data dan dibandingkan dengan
53
apabila datanya bersifat normal. Adapun kriterianya adalah sebagai
berikut (Winarno, 2015:54):
1) Jika nilai JB tidak signifikan lebih kecil dari 2 maka data
berdistribusi normal.
2) Apabila probabilitas lebih besar dari 5% bila menggunakan
tingkat signifikansi tersebut maka data berdistribusi normal
atau hipotesis nolnya adalah data yang berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah situasi dimana terdapat hubungan
linear sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel
bebas dari regresi berganda (Bawono, 2018:46). Dalam arti yang
luas multikolinieritas berarti terdapat korelasi yang tinggi antara
variabel bebas Masalah multikolinearitas yang serius dapat
mengakibatkan berubahnya tanda dari parameter estimasi
(Bawono, 2006:115).
Indikasi multikolonieritas ditunjukan dengan berbagai
informasi berikut (Winarno, 2015:51-52):
1) Nilai R2 tinggi, tetapi variable independen banyak yang tidak
signifikan.
2) Dengan menghitung koefisien korelasi antar variabel
independen. Apabila koefisien rendah, maka tidak terjadi
multikolonieritas.
54
3) Dengan melakukan regresi auxiliary. Regresi jenis ini dapat
digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua (atau lebih)
variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi satu
variabel independen yang lain.
Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunkan
metode auxiliary regresi atar variabel dependen untuk
mendapatkan r2, kemudian dibandingkan dengan R
2 persamaan
utama (Bawono, 2006:120).
c. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah suatu keadaan dimana komponen ero
berkorelasi dengan dirinya sendiri menurut urutan waktu (untuk
model data time series) atau urutan ruang (untuk model data cross
section) (Bawono, 2018:72). Tujuan dari uji autokeralasi adalah
untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi dalam variabel
pengganggu pada suatu periode dengan periode yang sebelumnya.
Untuk data time series autokorelasi sering terjadi, akan tetapi untuk
data sampelnya crossection jarang terjadi karena variabel
penganggu satu berbeda dengan yang lain (Sujarweni, 2015:226).
Dalam mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilakukan
dengan uji Durbin-watson (DW test) dengan kriteria du< dw <4–du
(Bawono, 2006:162).
55
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas mempunyai tujuan untuk melihat
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lainnya. Apablia
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lainnya tetap maka ada homokesdatisitas dan apabila berbeda
model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai
homokesdatisitas dan bukan heterokesdatisitas.
Heteroskedatisitas sendiri memiliki dampak, apabila
model regresi linear semua asumsi klasiknya terpenuhi maka
hasil estimasinya dengan OLS akan tetap tak bias atau konsisten
namun tidak efisien karena variansi yang besar (Bawono, 2018:
55). Dampak dari membesarnya variansi adalah (Bawono,
2018:55):
1) Pengujian individual (uji t) menjadi tidak valid. Statistik t
hitung akan mengecil akibat standar eror yang membesar,
hal ini akan mengakibatkan kecenderungan gagal tolak
H0.
2) Nilai standar eror yang membesar mengakibatkan selang
kepercayaan yang melebar sehingga menjadi tidak dapat
dipercaya.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala
heterokesdatisitas dapat dilakukan berbagai uji. Uji yang dapat
56
dilakukan adalah dengan metode grafik, uji Glejser, uji Goldfeld-
Quant, uji Bruesch-Pagan-Godfrey, dan uji White (Bawono
(2018:55). Jika signifikansi dari nilai probabilitas lebih kecil dari
0.05 maka model tersebut mengandung heterokedastisitas, dan
apabila signifikansi dari nilai probabilitas lebih besar dari 0.05
maka model tersebut tidak mengandung heterokedastisitas
(Winarno, 2015:38).
57
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Deskripsi Obyek Penetian
Pasar modal merupakan salah satu faktor yang signifikan dalam
arah pembangunan dan pertumbuhan ekoomi suatu negara. Hal tersebut
karena, dalam pasar modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan
dua kepentingan, yaitu investor dan pihak yang memerlukan dana untuk
keperluan modal. Oleh karenanya, pasar modal merupakan salah satu
sektor yang sangat dperhatikan oleh banyak negara, tak terkecuali dengan
Indonesia. Pasar modal sangat diminati karena dalam pasar modal
memiliki efisiensi sistem transaksi ataupun investasi.
Perkembangan ekonomi Islam yang terjadi dengan pesat serta
tuntutan dari umat Islam sendiri yang menginginkan sistem ekonomi yang
berlandaskan syariat telah mendorong adanya instrumen keuangan syariah.
Hal tersebut karena, dalam praktek kegiatan ekonomi kovensional
mempunyai sistem yang mengandung unsur ribawi serta spekulasi, yang
mana kedua hal tersebut dilarang dalam Islam. Adanya unsur spekulasi
serta riba dalam operasional pasar modal konvensional menjadi hambatan
tersendiri bagi umat Islam. Untuk mewujudkan instrumen keuangan
syariah yang mendukung maka dibentuklah lembaga pembiayaan syaraiah
seperti pasar modal syariah yang diharapkan mampu menjadi alternatif
berinvestasi secara syariat Islam.
58
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang berusaha
untuk memperkuat perekonomiannya melalui pertumbuha ekonomi. Untuk
memperkuat perekonomian Indonesia, banyak kebijakan-kebijakan yang
dilakukan pemerintah, salah satunya dengan memperkuat bidang investasi.
Pasar modal merupakan salah satu sektor yang memiliki peran yang
signifikan dalam sektor investasi. Indonesia sendiri merupakan negara
berpenduduk muslim terbesar didunia yang tentunya menginginkan
adanya sistem ekonomi yang berdasarkan prinsip syariah. Oleh karenanya,
pasar modal syariah merupakan salah satu sistem ekonomi Islam yang
dikembang dan terus tumbuh di Indonesia, meskipin pertumbuhannya
tidak sebesar dan secepat pertumbuhan perbankan syariah.
Pasar modal syariah di Indonesia bermula dari peluncuran
peluncuran reksadana syariah oleh PT Danareksa Investmen Managemant
pada tanggal 3 Juli 1997. Selain reksadana syariah, Indosat juga
mngeluarkan produk obligasi syariah pada awal September 2002. Akan
tetapi, pasar modal syariah baru dinyatakan lahir secara resmi pada tanggal
14 Maret 2003 dengan adanya penandatanganan MoU (Memorandum of
Understanding) antara Badan PengawasPasar Modal dan Lembaga
Keuangan (Bapepam LK) dengan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia (DSN MUI). Penandatanganan MoU tersebut menjadi salah satu
bukti dukungan yang kuat terhadap pengembangan pasar modal yang
berdasarkan prinsip syariah di Indonesia yang menyepakati adanya pola
hubungan koordinasi, konsultasi, dan kerja sama untuk pengaturan yang
59
efektif dan efisien dalam rangka akselerasi pertumbuhan produk keuangan
syariah khususnya dan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada umumnya.
Otositas Jasa Keuangan sebagai otoritas yang membina dan
mengawasi kegiatan pasar modal di Indonesia dalam berbagai kebijakan
juga katif mendorong pengambangan produk syariah di pasar modal
Indonesia. Berbagai kebijakan dituangkan dalam Rood Map Pasar Modal
Syariah Indonesia 2015-2019 yang mencakup startegi dan progam yang
merupakan kelanjutan dari strategi dan program yang tertuang dalam
Master Plan Pasar Modal Indonesia 2005-2009 dan 2010-1014, serta
sejumlah peraturan khusus yang mengatur penerbitan produk syariah di
pasar modal Indonesia sejak tahun 2006.
B. Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
a. Variabel Saham Syariah
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif Variabel Saham Syariah
Saham Syariah
Mean 1799544
Median 1867256
Maximum 2288016
Minimum 1096432
60
Std. Dev. 310765.5
Observation 28
Berdasarka tebel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah
observasi sebanyak 28, menunjukan nilai rata-rata (mean) sebesar
1799544 dengan besar nilai standar deviasi adalah 310765.5 nilai
saham syariah maximun (terbesar) 2288016 dan nilai saham
syariah terendah (minimum) sebesar 1096432.
b. Variabel Obligasi Syariah (Sukuk)
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif Variabel Obligasi Syriah (Sukuk)
Obligasi Syariah
(Sukuk)
Mean 8662.225
Median 7366.000
Maximum 15740.50
Minimum 5409.000
Std. Dev 2904.279
Observations 28
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dengan
jumlah observasi sebanyak 28, memiliki nilai rata-rata (mean)
sebesar 8662.225 dengan besar nilai standar deviasi adalah
61
2904.279 nilai obligasi syariah (sukuk) tertinggi (maximum)
15740.50 dan nilai terendah (minimum) sebesar 5409.000.
c. Variabel Reksadana Syariah
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif Variabel Reksadana Syariah
Reksadana Syariah
Mean 10655.72
Median 9434.985
Maximum 28311.77
Minimum 5123.430
Std. Dev 5462.194
Observations 28
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dengan
jumlah observasi sebanyak 28, memiliki nilai rata-rata (mean)
sebesar 10655.72 dengan besar nilai standar deviasi adalah
5462.194 nilai reksadana syariah tertinggi (maximum) adalah
2.460000 dan nilai terendah (minimum) sebesar 5123.430.
d. Variabel Inflasi
Tabel 4.4
Statistik Deskriptif Variabel Inflasi
Inflasi
Mean 0.429643
62
Median 0.425000
Maximum 2.460000
Minimum -0.350000
Std. Dev 0.525367
Observations 28
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dengan
jumlah observasi sebanyak 28, memiliki nilai rata-rata (mean)
sebesar 0.429643 dengan besar nilai standar deviasi adalah
0.525367 nilai inflasi tertinggi (maximum) adalah 2.460000, hal
tersebut dapat dikatakan bahwa inflasi masih tergolong
rendahkarena masih dibawah 10% dan nilai terendah (minimum)
sebesar - 0.350000.
e. Variabel Pertumbuhan Ekonomi
Tabel 4.5
Statistik Deskriptif Variabel Pertumbuhan Ekonomi (PDB)
Pertumbuhan Ekonomi
(PDB)
Mean 214527.4
Median 2147713
Maximum 2552217
Minimum 1748731
63
Std. Dev 227448.2
Observation 28
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dengan
jumlah observasi sebanyak 28, memiliki nilai rata-rata (mean)
sebesar 214527.4 dengan besar nilai standar deviasi adalah
227448.2 nilai pertumbuhan ekonomi (PDB) tertinggi (maximum)
adalah 2552217 dan nilai terendah (minimum) sebesar 1748731.
2. Uji Stasioneritas
Uji stasioneritas yang digunakan adalah uji Unit Root dengan uji
Augmented-Dickey-Fuller (ADF). Hasil uji stasioneritas untuk
masing-masing variabel penelitian dapat dilihat pada tabel 4. 6
berikut:
Tabel 4.6
Hasil Uji Stasioneritas
No Variabel
Probability
Unit Root
Test
Keterangan
1 Saham Syariah 0.0005 Data Stasioner pada first difference
2 Sukuk 0.0000 Data Stasioner pada first difference
3 Reksadana Syariah 0.0000 Data Stasioner pada second difference
4 Inflasi 0.0000 Data Stasioner pada level
5 PDB 0.0000 Data Stasioner pada second difference
Sumber: Data sekunder yang diolah 2019
Berdasarkan tabel 4.6 data yang diolah menunjukkan output
dengan nilai probability < 0.05. Dengan demikian variabel
64
independen dan dependen memenuhi ketentuan uji stasioneritas dan
layak untuk dilanjutkan dengan pengujian data lanjutnya.
3. Uji Statistik
a. Uji Regresi.
Uji regresi baru dapat dilakukan apabila data yang diteliti
sudah bersifat stasioner. Setelah data memenuhi uji stasioneritas,
maka harus dilakukan pemilihan model regrsei. Berikut merupakan
hasil spesifikasi model regresi:
Tabel 4.7
Uji Regresi
Dependent Variable: D(PDB,2)
Method: Least Squares
Date: 04/09/19 Time: 19:10
Sample (adjusted): 2011Q3 2017Q4
Included observations: 26 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -3696.627 15354.48 -0.240752 0.8121
D(SAHAM_SYARIAH,2) -0.058617 0.074475 -0.787080 0.4400
D(SUKUK,2) 4.507128 12.01118 0.375245 0.7112
D(REKSADANA_SYARIAH,2) -7.858121 10.62689 -0.739457 0.4678
D(INFLASI,2) -15299.66 11787.23 -1.297987 0.2084 R-squared 0.131803 Mean dependent var -4262.385
Adjusted R-squared -0.033567 S.D. dependent var 76204.31
S.E. of regression 77472.75 Akaike info criterion 25.52428
Sum squared resid 1.26E+11 Schwarz criterion 25.76622
Log likelihood -326.8157 Hannan-Quinn criter. 25.59395
F-statistic 0.797017 Durbin-Watson stat 1.882895
Prob(F-statistic) 0.540486
65
Moedel regresi yang diperoleh dari hasil pengujian dapat
ditulis sebagai berikut:
Y = - 3696.627 - 0.058617 X1 + 4.507128 X2 – 7.858121
X3 - 15299.66 X4
Keterangan:
Y : PDB (Pertumbuhan Ekonomi)
X1 : Saham Syariah
X2 : Sukuk (Obligasi Syariah)
X3 : Reksadana Syariah
X4 : Inflasi
Persamaan model regresi tersebut dapat dijelaskan dibawah
ini:
1) Konstanta diperoleh sebesar - 3696.627
2) Koefisien regresi variabel X1 diperoleh sebesar - 0.058617
dengan arah koefisien negatif.
3) Koefisien regresi variabel X2 diperoleh sebesar 4.507128
dengan arah koefisien positif.
4) Koefisien regresi variabel X3 diperoleh sebesar – 7.858121
dengan arah koefisien negatif.
5) Koefisien regresi variabel X4 diperoleh sebesar - 15299.66
dengan arah koefisien negatif.
66
b. Uji Ttes (Uji Secara Parsial)
1. Saham Syariah
Setelah dilakukan ujim maka diperoleh hasil pengujian
nilai probabilitas 0.81 karena nilai probabilitas saham syariah
lebih besar dari 0.05 (α), maka saham syariah secara parsial
berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi (PDB).
2. Obligasi Syariah (Sukuk)
Setelah dilakukan uji maka diperoleh hasil pengujian
nilai probabilitas 0.4400 karena nilai probabilitasobligasi
syariah lebih besar dari 0.05 (α), maka obligasi syariah secara
parsial berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi (PDB). .
3. Reksadana Syariah
Setelah dilakukan uji maka diperoleh hasil pengujian
nilai probabilitas 0.7112 karena nilai probabilitas reksadana
syariah lebih besar dari 0.05 (α), maka reksadana syariah secara
parsial berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi (PDB).
4. Inflasi
Setelah dilakukan uji maka diperoleh hasil pengujian
nilai probabilitas 0.2084 karena nilai probabilitas inflasi lebih
besar dari 0.05 (α), maka inflasi secara parsial berpengaruh
67
secara negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi (PDB).
c. Uji Ftes (Uji Secara Simultan)
Berdasarkan uji pada tabel besaranya nilai siginifikansi
0.8121 > 0,05 yang menunjukan bahwa variabel saham syariah
(X1), obligasi syariah (X2), reksadana syariah (X3), dan inflasi
(X4) secara simultan berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y)).
d. Uji Koefisien Determinan R2
Nilai uji adjusted R2
pada uji regresi ini sebesar 0.131803
hal tersebut berarti varian variabel independen dapat menjelaskan
varian variabel dependen sebesar 13%, sedang sisanya 87%
dijelasakan oleh varian variabel lain.
4. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas
0
1
2
3
4
5
-150000 -100000 -50000 0 50000 100000 150000
Series: ResidualsSample 2011Q3 2017Q4Observations 26
Mean 1.68e-12Median 936.9093Maximum 127207.8Minimum -128381.9Std. Dev. 71004.94Skewness 0.081782Kurtosis 2.094072
Jarque-Bera 0.918081Probability 0.631890
68
Dari gambar 4.15 diketahui bahwa nilai probability
persamaan pertama adalah 0.631890. Nilai tersebut menunjukan
lebih besar dari 0.05 maka data berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Tabel 4.8
Uji Multikolineritas
Variance Inflation Factors
Date: 04/09/19 Time: 19:51
Sample: 2011Q1 2017Q4
Included observations: 26 Coefficient Uncentered Centered
Variable Variance VIF VIF C 2.36E+08 1.021282 NA
D(SAHAM_SYARIAH,2) 0.005546 1.031726 1.031302
D(SUKUK,2) 144.2683 1.507098 1.504004 D(REKSADANA_SYARI
AH,2) 112.9307 1.065510 1.052124
D(INFLASI,2) 1.39E+08 1.487321 1.487246
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa nilai
Centered variance inflation factor (VIF) nya menunjukkan angka
lebih kecil dari 10.00 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikoloniearitas.
69
c. Uji Autokorelasi
Tabel 4.9
Hasil Uji Autokorlasi
R-squared 0.829426 Mean dependent var 1.68E-12
Adjusted R-squared 0.775560 S.D. dependent var 71004.94
S.E. of regression 33638.67 Akaike info criterion 23.90954
Sum squared resid 2.15E+10 Schwarz criterion 24.24826
Log likelihood -303.8241 Hannan-Quinn criter. 24.00708
F-statistic 15.39805 Durbin-Watson stat 2.175601
Prob(F-statistic) 0.000002
Berdasarkan tabel di atas, Untuk mendapat uji autokorelasi
yang normal maka nilai regresi harus berada di antara DU dan 4-
Du, yang mana nilai DU = 1.7473 dan DL = 1.1044 dan 4-DU =
2.2527. Pada tabel di atas didapat nilai Durbin Waston sebesar
2.175601. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak
mengandung autokorelasi.
d. Uji Heterokedastisitas
Untuk dapat mengetahui ada atau tidaknya gejala
heterokedastisitas pada penelitian ini adalah dengan melakukan
pengujian White. Jika signifikansi dari probabilitas < 0.05 maka
model tersebut mengandung heterokedastisitas, dan apabila
signifikansi dari probabilitas > 0.05 maka model tersebut tidak
mengandung heterokedastisitas (Supriyanto, 2017: 63).
70
Tabel 4.10
Uji Heterokedastisitas
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 0.428386 Prob. F(4,21) 0.7865
Obs*R-squared 1.961481 Prob. Chi-Square(4) 0.7428
Scaled explained SS 0.699990 Prob. Chi-Square(4) 0.9513
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 04/09/19 Time: 21:46
Sample: 2011Q3 2017Q4
Included observations: 26 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 4.31E+09 2.05E+09 2.103849 0.0476
D(SAHAM_SYARIAH,2)^2 0.018661 0.023431 0.796415 0.4347
D(SUKUK,2)^2 194.6722 316.5950 0.614893 0.5452 D(REKSADANA_SYARIA
H,2)^2 -138.7129 318.7480 -0.435181 0.6679
D(INFLASI,2)^2 -1.75E+08 2.76E+08 -0.635004 0.5323 R-squared 0.075442 Mean dependent var 4.85E+09
Adjusted R-squared -0.100665 S.D. dependent var 5.17E+09
S.E. of regression 5.43E+09 Akaike info criterion 47.83754
Sum squared resid 6.18E+20 Schwarz criterion 48.07948
Log likelihood -616.8880 Hannan-Quinn criter. 47.90721
F-statistic 0.428386 Durbin-Watson stat 3.189405
Prob(F-statistic) 0.786470
Berdasarkan data hasil uji diatas dapat disimpulkan bahwa
penelitian ini tidak terdapat heteroskedatisitas. Karena pada pengujian
heterokedastisitas dapat dilihat probability senilai 0.786470 atau lebih
besar dari 0.05 ( signifikansi dari prob > 0.05) maka model tersebut
tidak mengandung heterokedastisitas.
71
5. Hasil Pembahasan
Hasil dari pembahasan setelah dilakukannya uji-uji adalah
sebagai berikut:
a. Pengaruh saham syariah terhadap pertumbuhan ekonomi
Nilai koefisien variabel saham syariah diperoleh –0.058617
dengan koefisien negatif dan nilai probabilitas 0.8121 karena nilai
probabilitas lebih besar dari 0.05 (α), maka saham syariah
berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi sehingga H1 ditolak.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian
Faroh (2016) yang menyatakan bahwa saham syariah berpengaruh
secara positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Serta sejalan penelitain yang dilakukan oleh Rinanda (2018), dan
penelitian Kholilurrahman (2017) yang menyatakan bahwa saham
sayraiah berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan.
Perubahan harga saham akan mempengaruhi pendapatan
saham syariah yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Indikator dari penurunan ekonomi terlihat dari menurunnya harga
saham yang berpengaruh pada turunnya pendapatan saham
tersebut. Secara teori dapat dijelaskan bahwa peningkatan
pertumbuhan ekonomi dapat meningkatkan daya beli konsumen
terhadap produk-produk perusahaan sehingga meningkatkan
profitabilitas perusahaan. Dengan adanya peningkatan profitabilitas
72
maka akan meningkatkan investor dalam berinvestasi, sehingga
dapat meingkatkan harga saham yang berdampak positif juga.
Maka dari itu pendapatan dari saham syariah sendiri masih dalam
ruang lingkup untuk kriteria perusahaan saham syariah, sehingga
dalam pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional tidak
secara langsung atau menyeluruh.
b. Pengaruh obligasi syariah (sukuk) terhadap pertumbuhan ekonomi
Nilai koefisien variabel obligasi syariah (sukuk) diperoleh
4.507128 dengan koefisien positif dan nilai probabilitas 0.4400
karena nilai probabilitas lebih besar dari 0.05 (α), maka dapat
dikatakan bahwa obligasi syariah (sukuk) berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi sehingga H2
ditolak.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Faroh
yang menyatakan bahwa obligasi syariah (sukuk) memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi. Dan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rinanda (2018) yang menyatakan bahwa obligasi syariah (sukuk)
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi.
Hal tersebut dikarenakan nilai sukuk korporasi outstanding
lebih kecil dibandingkan nilai sukuk Negara dimana nilai sukuk
korporasi outstanding tahun 2017 sebesar Rp.15,740 triliun
73
sedangkan nilai sukuk Negara sebesar Rp.555,50 triliun. Sukuk
Negara bermanfaat bagi pihak Negara sebagai alat keperluan
mobilisasi modal, juga dari sarana untuk menumbuhkan partisipasi
pihak swasta dalam membiayai proyek-proyek kepentinagn publik,
menjadi instrument dalam menggalakkan investasi dalam negeri
maupun antar bangsa.
c. Pengaruh reksadana syariah terhadap pertumbuhan ekonomi
Nilai koefisien variabel reksadana syariah diperoleh -
7.858121 dengan koefisien negatif dan nilai probabilitasnya 0.4678
karena nilai probabilitas lebih besar dari 0.05 (α) maka reksadana
syariah berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi sehingga H3 ditolak.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan dengan penelitian
yang dilakukan Faroh (2016) dan Rinanda yang menyatakan bahwa
reksadana syariah berpengaruh secara positif dan tidak signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi. Serta tidak sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Faza yang menyatakan bahwa
reksadana syariah berpengaruh secara negatif dan signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi.
Reksadana syariah belum dikenal oleh seluruh kalangan
masyarakat karena dinilai sosialisasinya masih kurang. Terbukti
jika dibandingkan NAB reksadana konvensional masih
mengungguli NAB reksadana syariah. Maka dari itu dalam
74
pengaruhnya dengan pertumbuhan ekonomi bersifat positif karena
dilihat dari prospek perkembangan reksadana syariah sendiri cukup
pesat namun tidak secara langsung berpengaruh karena hasil dari
investasi tersebut masih dalam ruang lingkup perseorangan atau
swasta.
d. Pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi
Nilai koefisien variabel reksadana syariah diperoleh -
24315.16 dengan koefisien negatif dan nilai probabilitasnya 0.4714
karena nilai probabilitas lebih besar dari 0.05 (α) maka inflasi
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi sehingga H4 ditolak.
Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Susanto (2012) yang menyatakan bahwa inflasi memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi. Selain itu, penelitian ini juga tidak sejalan dengan hasil
penelitain yang lain, yaitu Pratiwi (2015) yang menyatakan inflasi
memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi.
Inflasi sendiri berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan
ekonomi di Indonesia. Tingginya inflasi akan direspon negatif oleh
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Bank Indonesia menuliskan
bahwa inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil
masyarakat akan terus menurun sehingga standart hidup dari
75
masyarakat juga turun. Hal ini akan mempengaruhi keputusan
masyarakat melakukan konsumsi, investasi, dan produksi sehingga
akan menurunkan pertumbuhan ekonomi. Disamping itu, harga
produksi yang meningkat dapat menurunkan pertumbuhan
ekonomi, karena masyarakat akan mengurangi permintaan mereka
terhadap barang dan jasa. Sehingga, meskipun terjadi penurunan
inflasi pada suatu periode, pertumbuhan ekonomi tidak langsung
menunjukkan perubahan, kecuali jika inflasi mengalami penurunan
secara tetap maka akan terlihat perubahan pada pertumbuhan
ekonominya.
Tabel 1.16
Ringkasan hasil penalitian
No. Variabel Independen Pengaruh Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Nasional
1. Saham Syariah Negatif tidak signifikan
2. Obligasi Syari‟ah (Sukuk) Positif tidak signifikan
3. Reksadana Syari‟ah Negatif tidak signifikan
4. Inflasi Negatif tidak signifikan
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji analisis data, pengujian hipotesis dan
pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Secara parsial saham syariah berpengaruh secara negatif dan tidak
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
2. Secara parsial obligasi syariah (sukuk) berpengaruh secara positif
dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
3. Secara parsial reksana syariah berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Nasional.
4. Secara parsial inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap Pertumbuhan Ekonomi Nasional
5. Secara simultan (bersama-sama) variabel dependen yang terdiri
dari saham syariah, obligasi syariah (sukuk), reksdana syariah dan
inflasi berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penlitian di atas, maka
penulis memberikan saran sebagai berikut:
77
1. Bagi Praktisi dapat dijadikan sebagai bagian pertimbangan bahwa
saham syariah dan obligasi syariah (sukuk) memberikan pengaruh
secara langsung, sehingga perlu adanya peningkatan dan perhatian
khusus lagi agar dimasa yang akan datang saham syriah dan
obligasi syariah dapat menjadi salah satu penunjang utama
tercapainya pertumbuhan ekonomi yang positif. Selain itu, perlu
adanya sosialisasi yang lebih bagi reksadana syariah agar dapat
dikenal lebih banyak masyarakat , sehingga dimasa yang akan
datang dapat menjadi salah satu tujuan utama kegiatan investasi.
2. Bagi Akademik Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
referensi dan dokumentasi bagi pihak kampus sebagai bahan acuan
penelitian yang akan datang, baik berupa jurnal atau buku tentang
keuangan syariah.
3. Bagi Penulis atau peneliti dimasa mendatang diharapkan untuk
menambahkan variabel-variabel yang lain.
78
Daftar Pustaka
Amalia, Euis. 2005. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dari Masa Klasik Hingga
Kontemporer. Jakarta: Pustaka Asatrus.
Anggraini, Rachmasari. Penyaluran Dana Zis dan Tingkat inflasi Berpengaruh
Terhadap pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode 2011-2015. Jurnal
Ekonomi Syariah Teori dan Terapan, Vol. 4 No. 8 Agustus 2017: 630-
641.
Badan Pengawas Pasar Modal. 2003. Panduan Investasi di Pasar Modal
Indonesia. Jakarta: UFJ Institute.
Bawono, Anton. 2006. Multivariabel Analisis dengan SPSS. STAIN: Salatiga
Press.
Bawono, Anton dan Shina, Arya Fendha Ibnu. 2018. Ekonometrika Terapan
Untuk Ekonomi dan Bisnis Islam Aplikasi dengan Eviews. Salatiga:
LP2M IAIN Salatiga.
Beik, I. S. dan Arsyianti, L. D. 2016. Ekonomi Pembangunan Syariah. Jakarta:
Rajawali Press.
Chaudhry, Muhammad Sharif. 2012. Sistem Ekonomi Islam Prinsip Dasar.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Faroh, Nur. Pengaruh Saham Syariah, Sukuk dan Reksadana Syariah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Nasional Tahun 2008-2015. Skripsi IAIN Tulung
Agung Tahun 2016.
Faza, Ardha Thariq. 2018. Analisis Pengaruh Pasar Modal Syariah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2018.
Hasyim, Muhammad A. 1997. Bursa Efek Dalam Konteks Pemikiran Fiqh dalam
Problematika Hukum Islam Kontemporer. Jakarta: Pustaka Firdaus.
Huda, Nurul dkk. 2015. Ekonomi Pembangunan Islam. Jakarta:Prenada Media.
Huda, Nurul, Aliyadin, Achmad, dkk. 2016. Keuangan Publik Islami Pendekatan
Teoritis dan Sejarah. Jakarta: Kencana Prenada Media.
79
Huda, Nurul, Idris, Risza Handi dkk. 2016. Ekonomi Makro Islam Pendekatan
Teoritis. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Iqbal, Zamir dan Mirakhor, Abbas. 2008. Pengantar Keuangan Islam Teori dan
Praktik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Izzah, Nurul. Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Dan Inflasi
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Propinsi Riau Tahun 1994-2013.
At-Tijaroh, Volume 1, No.2, Juli-Desember 2015.
Kholilurrahman, Muhammad. 2017. Ananlisis Dinamika Interaksi Antara
Variabel Moneter Dan Pasar Modal Syariah Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2017.
Mankiw, N. G. 2007. Makroekonomi. Jakarta: Erlangga.
Matewally. 1995. Teori dan Praktik Ekonomi Islam. Jakarta: Bangkit Daya Insani.
Maulidiyah, Putri Khikmatul. Pengaruh Dana Zis Dan Faktor Makro ekonomi
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2010-2017. Skripsi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta 2018.
Muhammad, Ali Bin Ali. 2000. Mu’jam Al Mustholahaat Al Iqtishodiyah Wal
Islamiyah. Riyadh: Maktabah Al „Abikan.
Murni, A. 2006. Ekonomika Makro. Bandung: PT Refika Aditama.
Pratiwi, Nabilla Mardiana. Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, dan Nilai
Tukar Terhadap Penanaman Modal Asing dan Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia (Tahun 2004 sampai dengan Tahun 2013). Jurnal Administrasi
Bisnis, Vol.26 No.2 September 2015
Pujoalwanto, Basuki. 2014. Perekonomian Indonesia Tinjauan Historis, Teoritis,
dan Empiris. Yogyakarta:Graha Ilmu.
Rahardja, Prathama dan Manurung, Mandala. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi:
Mikroekonomi dan Makroekonomi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI).
.2004. Teori Ekonomi Makro Suatu Pengantar. Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI).
80
Rinanda, Saskia Rizka. Pengaruh Saham Syariah, Sukuk Dan Reksadana Syariah
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Nasional Tahun 2013-2017. Skripsi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2018.
Sugioyono. 2012. Metodologi Penelitian Kombinasi: Mixed Method. Bandung:
Alfabeta.
. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sukirno, Sadono. 2006. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta:Raja Grafindo
Persada.
Susanto, Aris Budi dan Rachmawati, Lucky. 2012. Pengaruh Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) Dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Di Kabupaten Lamongan.
Susanto, Baharnuddin. 2009. Pasar Modal Syariah (Tinjauan Hukum).
Yogyakarta:UII Press.
Tambunan, Tulus H. 2001. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Ghalia.
Tanjung, Hendri dan Devi, Abrista. 2013. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam.
Bekasi: Gramata Publishing.
Todaro, Michael, P. dan Stephen C. Smith. 2003. Pembangunan Ekonomi Di
Dunia. Jakarta: Erlangga.
Umam, Khaerul. 2013. Pasar Modal Syariah Dan Praktik Pasar Modal Syariah.
Bandung:Pustaka Setia.
Yuniarti, Vinna Sri. 2016. Ekonomi Makro Syariah. Bandung: Penerbit Pustaka
Setia.
Peraturan dan Perundang-Undangan
Fatwa DSN-MUI No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman
Umum Penerapan Prinsip Syariah dibidang Pasar Modal
Fatwa DSN-MUI No. 69/DSNMUI/VI/2008
Fatwa DSN-MUI No.32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah
Otoritas Jasa Keungan Nomor 18/POJK.04/2015 Tentang Penerbitan dan
Persyaratan Sukuk.
81
Peraturan Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-130/BL/2006 tentang
Penerbitan Efek Syariah.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
Website
www.bps.go.id
www.djppr.kemenkeu.go.id
www.ojk.co.id
82
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran Data Penelitian
Tahun Triwulan
ke
Saham Syariah (JII) (X1) Miliyar
Sukuk Outstanding (X2) Miliyar
Reksadana Syariah
(X3) Miliyar
Inflasi (X4) %
PDB (Y) Triliyun
2011 I 1096432.01 6121 5192.46 -0.32 1748731.2
II 1305659.31 5936 5775.96 0.55 1816268.2
III 1199957.2 5876 5358.85 0.27 1881849.7
IV 1414983.81 5876 5564.79 0.57 1840786.2
2012 I 1540259.16 5409 5295.88 0.07 1855580.2
II 1497991.06 6669 5123.43 0.62 1929018.7
III 1653931.91 6579 6468.28 0.01 1993632.3
IV 1671004.23 6883 8050.07 0.54 1948852.2
2013 I 1855158.01 8387 8540.46 0.63 1959688.7
II 1897515.71 7538 9437.78 1.03 2036919.1
III 1683720.16 6974 9350.89 -0.35 2103335.4
IV 1672099.91 7553 9432.19 0.55 2058250.5
2014 I 1830136.14 7194 8918.5 0.08 2058584.9
II 1911008.85 6958 9384.47 0.43 2137385.6
III 2006178.59 6958 9690.21 0.27 2207343.6
IV 1944531.7 7105 11158 2.46 2161552.5
2015 I 2049109.36 7078 12035.97 0.17 2158040
II 1896504.96 8444.4 9303.46 0.54 2238704.4
III 1609933.83 8444.4 10108.49 -0.05 2312843.5
IV 1737290.98 9902 11019.43 0.96 2272929.2
2016 I 1879354.35 9520 9470.14 0.19 2264680
II 1964048.11 11111 9901.24 0.66 2355422.1
III 2215379.04 11044 12087 0.22 2429286.2
IV 2041070.8 11878 14914.63 0.42 2385244
2017 I 2106211.65 12134 16123.54 -0.02 2378176.3
II 2231679.45 15134 18914.54 0.69 2473425
III 2188062.82 14096 23427.72 0.13 2552216.5
IV 2288015.67 15740.5 28311.77 0.71 2508931.5
Lampiran Uji Deskriptif
0
1
2
3
4
5
6
1000001 1200001 1400001 1600001 1800001 2000001 2200001
Series: SAHAM_SYARIAHSample 2011Q1 2017Q4Observations 28
Mean 1799544.Median 1867256.Maximum 2288016.Minimum 1096432.Std. Dev. 310765.5Skewness -0.496014Kurtosis 2.612012
Jarque-Bera 1.323761Probability 0.515880
0
1
2
3
4
5
6
7
8
6000 8000 10000 12000 14000 16000
Series: SUKUKSample 2011Q1 2017Q4Observations 28
Mean 8662.225Median 7366.000Maximum 15740.50Minimum 5409.000Std. Dev. 2904.279Skewness 1.118636Kurtosis 3.173576
Jarque-Bera 5.874771Probability 0.053004
0
2
4
6
8
10
12
5000 10000 15000 20000 25000 30000
Series: REKSADANA_SYARIAH
Sample 2011Q1 2017Q4
Observations 28
Mean 10655.72
Median 9434.985
Maximum 28311.77
Minimum 5123.430
Std. Dev. 5462.194
Skewness 1.711413
Kurtosis 5.814212
Jarque-Bera 22.90812
Probability 0.000011
0
2
4
6
8
10
12
-0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5
Series: INFLASISample 2011Q1 2017Q4Observations 28
Mean 0.429643Median 0.425000Maximum 2.460000Minimum -0.350000Std. Dev. 0.525367Skewness 1.944546Kurtosis 9.116073
Jarque-Bera 61.28662Probability 0.000000
0
1
2
3
4
5
1800001 2000001 2200001 2400001 2600001
Series: PDBSample 2011Q1 2017Q4Observations 28
Mean 2145274.Median 2147713.Maximum 2552217.Minimum 1748731.Std. Dev. 227448.2Skewness 0.064085Kurtosis 1.939120
Jarque-Bera 1.332209Probability 0.513706
Lampiran Hasil Uji Stasioner
Uji Stasioner Variabel Saham Syariah Pada Level
Null Hypothesis: SAHAM_SYARIAH has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=6)
t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.043209 0.1396
Test critical values: 1% level -4.339330 5% level -3.587527 10% level -3.229230 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Uji Stasioner Variabel Saham Syariah First Difference
Uji Stasioner Variabel Sukuk Pada Level
Uji Stasioner Variabel Sukuk First Difference
Null Hypothesis: D(SAHAM_SYARIAH) has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=6) t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.678313 0.0005
Test critical values: 1% level -4.356068
5% level -3.595026
10% level -3.233456
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Null Hypothesis: SUKUK has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=6) t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -0.118495 0.9915
Test critical values: 1% level -4.356068
5% level -3.595026
10% level -3.233456
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Null Hypothesis: D(SUKUK) has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=6) t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -9.225054 0.0000
Test critical values: 1% level -4.356068
5% level -3.595026
10% level -3.233456
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Uji Stasioner Variabel Reksadana Syariah Pada Level
Null Hypothesis: REKSADANA_SYARIAH has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=6) t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic 2.231259 1.0000
Test critical values: 1% level -4.339330
5% level -3.587527
10% level -3.229230
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Uji Stasioner Variabel Reksadana Syariah First Difference
Null Hypothesis: D(REKSADANA_SYARIAH) has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=6) t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.757361 0.2240
Test critical values: 1% level -4.356068
5% level -3.595026
10% level -3.233456
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Uji Stasioner Variabel Reksadana Syariah Second Difference
Null Hypothesis: D(REKSADANA_SYARIAH,2) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=6) t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.389080 0.0000
Test critical values: 1% level -3.737853
5% level -2.991878
10% level -2.635542
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Uji Stasioner Variabel Inflasi Pada Level
Uji Stasioner Variabel PDB Pada Level
Null Hypothesis: PDB has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 4 (Automatic - based on SIC, maxlag=6) t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -0.429867 0.9796
Test critical values: 1% level -4.416345
5% level -3.622033
10% level -3.248592
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Uji Stasioner Variabel PDB Pada Fisrt Difference
Uji Stasioner Variabel PDB Pada Second Difference
Null Hypothesis: INFLASI has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=6) t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -7.288648 0.0000
Test critical values: 1% level -4.339330
5% level -3.587527
10% level -3.229230
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Null Hypothesis: D(PDB) has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 3 (Automatic - based on SIC, maxlag=6) t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.104121 0.9063
Test critical values: 1% level -4.416345
5% level -3.622033
10% level -3.248592
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Null Hypothesis: D(PDB,2) has a unit root
Lampiran Uji Regresi
Dependent Variable: D(PDB,2)
Method: Least Squares
Date: 04/09/19 Time: 19:10
Sample (adjusted): 2011Q3 2017Q4
Included observations: 26 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -3696.627 15354.48 -0.240752 0.8121
D(SAHAM_SYARIAH,2) -0.058617 0.074475 -0.787080 0.4400
D(SUKUK,2) 4.507128 12.01118 0.375245 0.7112
D(REKSADANA_SYARIAH,2) -7.858121 10.62689 -0.739457 0.4678
D(INFLASI,2) -15299.66 11787.23 -1.297987 0.2084 R-squared 0.131803 Mean dependent var -4262.385
Adjusted R-squared -0.033567 S.D. dependent var 76204.31
S.E. of regression 77472.75 Akaike info criterion 25.52428
Sum squared resid 1.26E+11 Schwarz criterion 25.76622
Log likelihood -326.8157 Hannan-Quinn criter. 25.59395
F-statistic 0.797017 Durbin-Watson stat 1.882895
Prob(F-statistic) 0.540486
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 2 (Automatic - based on SIC, maxlag=6) t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -94.73117 0.0000
Test critical values: 1% level -4.416345
5% level -3.622033
10% level -3.248592
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Lampiran Hasil Uji Normalitas
0
1
2
3
4
5
-150000 -100000 -50000 0 50000 100000 150000
Series: ResidualsSample 2011Q3 2017Q4Observations 26
Mean 1.68e-12Median 936.9093Maximum 127207.8Minimum -128381.9Std. Dev. 71004.94Skewness 0.081782Kurtosis 2.094072
Jarque-Bera 0.918081Probability 0.631890
Lampiran Hasil Uji Autokorlasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 46.19414 Prob. F(2,19) 0.0000
Obs*R-squared 21.56506 Prob. Chi-Square(2) 0.0000
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 04/09/19 Time: 22:08
Sample: 2011Q3 2017Q4
Included observations: 26
Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 3980.966 6679.805 0.595970 0.5582
D(SAHAM_SYARIAH,2) 0.023113 0.035309 0.654588 0.5206
D(SUKUK,2) 0.039854 5.357418 0.007439 0.9941
D(REKSADANA_SYARIAH,2) 1.351440 5.668640 0.238406 0.8141
D(INFLASI,2) 3431.425 5141.520 0.667395 0.5125
RESID(-1) 0.016045 0.135075 0.118788 0.9067
RESID(-2) -0.959248 0.099811 -9.610638 0.0000 R-squared 0.829426 Mean dependent var 1.68E-12
Adjusted R-squared 0.775560 S.D. dependent var 71004.94
S.E. of regression 33638.67 Akaike info criterion 23.90954
Sum squared resid 2.15E+10 Schwarz criterion 24.24826
Log likelihood -303.8241 Hannan-Quinn criter. 24.00708
F-statistic 15.39805 Durbin-Watson stat 2.175601
Prob(F-statistic) 0.000002
Lampiran Uji Heterokedastisitas
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 0.428386 Prob. F(4,21) 0.7865
Obs*R-squared 1.961481 Prob. Chi-Square(4) 0.7428
Scaled explained SS 0.699990 Prob. Chi-Square(4) 0.9513
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 04/09/19 Time: 21:46
Sample: 2011Q3 2017Q4
Included observations: 26 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 4.31E+09 2.05E+09 2.103849 0.0476
D(SAHAM_SYARIAH,2)^2 0.018661 0.023431 0.796415 0.4347
D(SUKUK,2)^2 194.6722 316.5950 0.614893 0.5452 D(REKSADANA_SYARIA
H,2)^2 -138.7129 318.7480 -0.435181 0.6679
D(INFLASI,2)^2 -1.75E+08 2.76E+08 -0.635004 0.5323 R-squared 0.075442 Mean dependent var 4.85E+09
Adjusted R-squared -0.100665 S.D. dependent var 5.17E+09
S.E. of regression 5.43E+09 Akaike info criterion 47.83754
Sum squared resid 6.18E+20 Schwarz criterion 48.07948
Log likelihood -616.8880 Hannan-Quinn criter. 47.90721
F-statistic 0.428386 Durbin-Watson stat 3.189405
Prob(F-statistic) 0.786470
Lampiran Uji Multikolinearitas
Variance Inflation Factors
Date: 04/09/19 Time: 19:51
Sample: 2011Q1 2017Q4
Included observations: 26 Coefficient Uncentered Centered
Variable Variance VIF VIF C 2.36E+08 1.021282 NA
D(SAHAM_SYARIAH,2) 0.005546 1.031726 1.031302
D(SUKUK,2) 144.2683 1.507098 1.504004 D(REKSADANA_SYARI
AH,2) 112.9307 1.065510 1.052124
D(INFLASI,2) 1.39E+08 1.487321 1.487246
Lampiran Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Kharissa Dinna Kartika
Tempat, Tanggal Lahir : Boyolali, 25 April 1996
Fakultas/Prodi : FEBI / S1 Ekonomi Syariah
NIM : 63020150075
Alamat : Jl. Sipuyuh No. 29 Rt.03/Rw. 04 Pagerbarang Kab.
Tegal 52462
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Orang Tua : a. Ayah : Sri Budi Suswanto
b. Ibu : Sri Sumarni
Email : kharissadinna@gmail.com
No. Telp : 082310820521
Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri Pagerbarang 03 lulus tahun 2007
2. Gontor Putri 1 lulus tahun 2014
Pengalaman Organisasi : 1. OPPM Gontor Putri 1 tahun 2013-2014
2. HMJ Ekonomi Syariah IAIN Salatiga tahun 2015
3. HMJ Ekonomi Syariah IAIN Salatiga tahun 2016
4. ITTAQO IAIN Salatiga 2015-2016
Salatiga, 16 Maret 2019
Penulis
top related