pengaruh produksi terhadap pendapatan ...repository.utu.ac.id/736/1/bab i_v.pdfiii abstrak syafri...
Post on 29-Nov-2020
6 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH PRODUKSI TERHADAP PENDAPATAN
PETANI KELAPA SAWIT DI GAMPONG
ALUE PEUNAWA KECAMATAN BABAHROT
KABUPATEN ACEH BARAT DAYA
SKRIPSI
OLEH
SYAFRI YANTI
NIM :10C20101096
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH, ACEH BARAT
2014
ii
PENGARUH PRODUKSI TERHADAP PENDAPATAN
PETANI KELAPA SAWIT DI GAMPONG
ALUE PEUNAWA KECAMATAN BABAHROT
KABUPATEN ACEH BARAT DAYA
SKRIPSI
OLEH
SYAFRI YANTI
NIM : 10C20101096
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Pada Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar Meulaboh
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH, ACEH BARAT
2014
iii
ABSTRAK
Syafri Yanti. Pengaruh Produksi terhadap Pendapatan Petani Kepala Sawit di
Gampong Alue Peunawa Kecamatan Babahrot Kabupaten Aceh Barat Daya,
Dibawah bimbingan, Arafah dan Hilda Syahfitri Srg.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
produksi terhadap pendapatan petani kelapa sawit di Gampong Alue Peunawa
Kecamatan Babahrot Kabupaten Aceh Barat Daya. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode kuantitatif dengan menggunakan analisis Regresi
Sederhana. Variabel terikat (Y) yang digunakan adalah pendapatan petani kelapa
sawit di Gampong Alue Peunawa Kecamatan Babahrot Kabupaten Aceh Barat
Daya, dan variabel bebas (X) yang digunakan adalah Produksi kelapa sawit di
Gampong Alue Peunawa Kecamatan Babahrot Kabupaten Aceh Barat Daya.
Berdasarkan hasil penelitian dengan melakukan pengujian data
menggunakan SPSS 20,0 dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara produksi dengan pendaptan petani kelapa sawit di Gampong
Alue Peunawa di Kecamatan Babahrot Kabupaten Aceh Barat daya pada tingkat
kepercayaan 95 persen. Dengan tingkat korelasi antara pendapatan petani kelapa
sawit (Y) dengan Produksi Kelapa sawit (X) adalah 0,999. Berdasarkan kriteria
interprestasi untuk menentukan keeratan hubungan atau korelasi antar variabel
tersebut di dapat hasil bahwa keeratan hubungan antara Produksi Kelapa sawit
terhadap pendapatan petani kelapa sawit di Gampong Alue Peunawa Kecamatan
Babahrot Kabupaten Aceh Barat Daya menunjukan derajat yang sangat kuat dan
positif karena nilainya berada di angka 0,9 mendekati 1 hal ini berarti sangat kuat
pengaruh produksi kelapa sawit terhadap pendapatan petani kelapa sawit di
Gampong Alue Peunawa Kabupaten Aceh Barat Daya. sedangkan angka R square
(R2) adalah 0, 997 (99,7 persen), hal ini berarti 99,7 persen variabel pendapatan
petani di Gampong Alue Peunawa Kecamatan Babahrot Kabupaten Aceh Barat
Daya di pengaruhi oleh variabel produksi kelapa sawit, sedang kan sisanya 0,03
persen di pengaruhi oleh variabel lain di luar model.
Kata kunci : Produksi, Pendapatan, dan Petani Kelapa Sawit
iv
MOTTO
Yang Utama dan segalanya………… Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT, Karena kasih sayangnya telah memberikanku
ilmu serta kekuatan untuk menyelesaikan karya ilmiah ini. Serta salawat dan salam juga selalu terlimpahkan kepada baginda
Rasulullah Muhammad SAW.
Karya tulis ini ku persembahkan untukmu
yang mencintai dan menyayangiku “Nurhayati”,
Engkau adalah ibundaku yang tergar
yang selalu mendoakan diriku setiap langkahku,
terima kasih ibu
Ayahandaku Syarifuddin yang telah bersusah payah
mencari nafkah untuk membiayai kuliah ananda
sehingga ananda bisa menyandang
gelar sarjana.
Serta adik-adik ku tercinta Maswan, Burhawi, dan Cut Mutia
dan tak lupa pula abangku Juhas Maidi
yang selalu memberikan semangat
dalam menyelesaikan skripsi ini
terima kasih……………..
Ya Allah……………………
Terima kasih atas nikmatmu yang telah kau berikan
kepadaku dan tuntunlah aku kejalan yang benar
untuk masa depanku di kemudian hari……..
Special buat kekasihku yang jauh di sana
semoga dengan kehadiranmu
dalam hidup ini bisa lebih baik
Dan teman-teman seperjuangan di Fakultas Ekonomi
Khususnya jurusan ekonomi pembangunan angkatan 2010
yang telah banyak membantu sehingga ananda
dapat menyelesaikan skripsi ini,
dan buat my best friends Yuliana, Tuti Harmaita,
Elvia Suhertika, Rusdayani yang selalu bersama
dan buat teman-teman yang lain yang tidak dapat
ananda sebut namanya satu persatu baik ruang A,B,C.
v
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
Judul Skripsi : Pengaruh Produksi terhadap Pendapatan Petani Kepala
Sawit di Gampong Alue Peunawa Kecamatan Babahrot
Kabupaten Aceh Barat Daya
Nama Mahasiswa : Syafri Yanti
Nim : 10C20101096
Pogram Studi : Ekonomi Pembangunan
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
Ketua
Arafah, SE. M. Si
Anggota
Hilda Syafitri Srg, SE
Mengetahui
Dekan
Fakultas Ekonomi
Zulbaidi, MM
Ketua Program Studi
Ekonomi Pembangunan
Yayuk EW, SE. M.Si
Tanggal Lulus : 21 September 2014
vi
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi dengan Judul
PENGARUH PRODUKSI TERHADAP PENDAPATAN PETANI KEPALA
SAWIT DI GAMPONG ALUE PEUNAWA KECAMATAN BABAHROT
KABUPATEN ACEH BARAT DAYA
Yang disusun oleh
Nama : Syafri Yanti
Nim : 10C20101096
Fakultas : Ekonomi
Program Studi : Ekonomi Pembangunan (EKP)
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 21 September 2014 dan
dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
1. Abd. Jamal, SE. M.Si
(Ketua Penguji) ............................................
2. Arafah, SE. M.Si
(Anggota Penguji I) ............................................
3. Hilda Syafitri Srg, SE
(Anggota Penguji II) ............................................
4. Zulbaidi, MM
(Anggota Penguji III) ............................................
Alue Peunyareng, 21 September 2014
Ketua Program Studi
Ekonomi Pembangunan
Yayuk EW, SE. M.Si
vii
RIWAYAT HIDUP
Nama : SYAFRI YANTI
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Alue Peunawa, 12 Juli 1992
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat Rumah : Jln. Nasional Meulaboh – Tapak Tuan
Desa Alue Peunawa Kecamatan Babahrot
Kabupaten Aceh Barat Daya
Nama Orang Tua
Ayah : Syafruddin
Ibu : Nurhayati
Pendidikan Formal :
Sekolah Dasar (1998-2004) : SD Negeri Blang Dalam
SLTP (2004-2007) : SMP Negeri 1 Kuala Batee
SLTA(2007-2010) : SMA Negeri 2 Kuala Batee
Diterima di Universitas Teuku Umar (UTU) Pada Tahun 2010
Pendidikan Non Formal :
Pelatihan PPA (2010)
LDK (2010)
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala Rahmat
dan HidayahNya, karena berkat Rahmat dan HidayahNya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Produksi
terhadap Pendapatan Petani Kepala Sawit di Gampong Alue Peunawa
Kecamatan Babahrot Kabupaten Aceh Barat Daya”. Salawat beriring salam
terlantun indah kepada mahkota syurga Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari alam yang jahiliah ke alam yang lebih berilmu pengetahuan
dan berakhlak mulia.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan
terselesaikan dengan baik apabila tanpa adanya dukungan dari semua pihak, untuk
itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Arafah, SE. Msi selaku Dosen Pembimbing Ketua dan Ibu Hilda
Syahfitri, Srg. SE selaku Dosen Pembimbing Anggota yang telah meluangkan
waktunya dalam memberikan masukan, saran, kritikan, arahan, dukungan serta
motivasi agar terselesainya skripsi ini.
2. Ibu Yayuk EW, SE. M.si Selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan
Universitas Teuku Umar.
3. Bapak Zulbaidi, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Teuku
Umar.
4. Bapak Abd. Jamal, SE. M.Si selaku Ketua Penguji yang telah memberikan
bimbingan dan arahankepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
ix
selanjutnya Bapak Arafah, SE. M.Si selaku Anggota Penguji I, Ibu Hilda
Syahfitri Srg, SE selaku anggota penguji II, dan Ibu Chairiyaton, SE selaku
anggota penguji III.
5. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar Meulaboh
khususnya jurusan Ekonomi Pembangunan terima kasih atas segala ilmu,
nasehat dan pengalaman yang telah diberikan kepada penulis selama
menyelesaikan skripsi ini
6. Ayahanda dan Ibunda tercinta, yang telah beribu-ribu kali bahkan tak terhingga
dalam memberikan doa, dorongan, masukan serta kasih sayang yang tiada
hentinya kepada penulis hingga penulis dapat dengan semangat menyelesaikan
tingkat perguruan tinggi ini. Terima kasih juga telah membimbing dan
mendidik penulis untuk menjadi insan yang terbaik dan selalu setia menjadi
sahabat dalam hidup penulis.
7. Semua pihak baik orang yang teristimewa maupun para sahabat khususnya
angkatan 2010 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu untuk menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari akan segala kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini.
Maka dari itu dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun
untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca untuk menambah wawasan, Amin..
Meulaboh, 24 September 2014
Syafri Yanti
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN TUJUAN ................................................................................... ii
ABSTRAK ...................................................................................................... iii
MOTTO .......................................................................................................... iv
LEMBARAN PENGESAHAN ...................................................................... v
LEMBARAN PENGESAHAN PENGUJI ................................................... vi
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1.Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah ............................................................................... 6
1.3.Tujuan Penelitian ................................................................................ 6
1.4.Manfaat Penelitian .............................................................................. 6
1.4.1. Manfaat Teoritis .......................................................................... 7
1.4.2. Manfaat Praktis ........................................................................... 7
1.5.Sistematika Pembahasan ..................................................................... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 9 2.1 Produksi ............................................................................................. 9
2.1.1. Pengertian Produksi ................................................................. 9
2.1.2. Faktor Produksi ........................................................................ 9
2.1.3. Fungsi Produksi ....................................................................... 11
2.2 Kelapa Sawit ...................................................................................... 11
2.2.1. Pengertian Kelapa Sawit .......................................................... 11
2.2.2. Faktor Pertumbuhan dan Produktivitas Kelapa Sawit ............. 12
2.3. Pendapatan ......................................................................................... 13
2.3.1 Teori Pendapatan...................................................................... 13
2.3.2 Pendapatan Produksi ................................................................ 15
2.3.3 Teori Pendapatan...................................................................... 16
2.3.4 Tingkat Pendapatan Masyarakat .............................................. 17
2.3.5 Pengaruh Produksi Kelapa Sawit terhadap Pendapatan ........... 17
2.4. Hipotesis ............................................................................................ 18
III. METODE PENELITIAN ....................................................................... 19
3.1.Populasi dan Sampel ........................................................................... 19
3.1.1 Populasi ..................................................................................... 19
3.1.2 Sampel ....................................................................................... 19
xi
3.2.Data Penelitian .................................................................................... 19
3.2.1. Jenis dan Sumber Data ............................................................. 19
3.2.2. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 20
3.3.Model Analisa Data ............................................................................ 21
3.4.Definisi Operasional Variabel ............................................................. 22
3.5.Pengujian Hipotesis ............................................................................ 22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 23
4.1 Gambaran Umum Variabel Penelitian ................................................ 23
4.2 Hasil Pengujian Hipotesis .................................................................. 29
4.2.1. Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi ......................... 30
4.2.2. Uji Linear Sederhana .............................................................. 31
4.2.3. Uji t (Parsial/ individual) ......................................................... 32
V. SIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 33
5.1 Simpulan ........................................................................................... 33
5.2 Saran ................................................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 35
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jumlah petani perkebunan rakyat kepala sawit di Kecamatan
Babahrot Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2013 ...................................... 5
2. Jumlah Responden Menurut Umur di Gampong Alue Peunawa
Kecamatan Babahrot Kabupaten Aceh Barat Daya ....................................... 24
3. Jumlah Responden Menurut Pendidikan di Gampong Alue Peunawa
Kecamatan Babahrot Kabupaten Aceh Barat Daya ....................................... 24
4. Jumlah Produksi kelapa sawit di Gampong Alue Peunawa
Kecamatan Babahrot Kabupaten Aceh Barat Daya ....................................... 26
5. Jumlah Pendapatan petani kelapa sawit di Ganpong Alue Peunawa
Kecamatan Babahrot Kabupaten Aceh Barat Daya ....................................... 28
6. Rata-rata, Standar Deviasi dan observasi ....................................................... 29
7. Hasil Korelasi dan Determinasi ..................................................................... 30
8. Hasil analisis Regresi Linear Sederhana ........................................................ 31
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Data Input ....................................................................................................... 37
2. Contoh Kuisioner ........................................................................................... 39
3. Hasil Regresi .................................................................................................. 42
4. t-Tabel ............................................................................................................ 46
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Tim Bina Karya Tani (2009, h.3) kelapa sawit merupakan
minyak nabati yang penting, disamping kelapa, kacang dan lain-lain. Tanaman
kelapa sawit merupakan komoditi yang sangat menguntungkan, sehingga
perluasan areal tumbuh sangat pesat. Sebelum perang dunia II, Sumatera Utara
dan Aceh adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia, tetapi setelah
perang usai, Malaysia menjadi penghasil minyak kelapa sawit utama dengan
pengolahan yang efisiensi dan pengembangan teknologi yang maju. Pada tahun
2007, Indonesia kembali dinyatakan sebagai penghasil utama minyak kelapa sawit
dunia. Perkebunan kelapa sawit tidak hanya diusahakan oleh perusahaan Negara
dan swasta tetapi juga banyak diusahakan oleh masyarakat luas. Oleh sebab itu
pemerintah memberikan dukungan besar-besaran terhadap perkebunan dengan
kebijakan revitalisasi perkebunan, yaitu perluasan, peremajaan dan rehabilitasi
tanaman yang didukung oleh kredit investasi dan subsidi bunga, dengan
melibatkan perusahaan perkebunan sebagai mitra atau langsung kelompok
tani/koperasi pekebun sebagai pelaksana.
Tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak selalu mencerminkan
bertujuan untuk menghilangkan kemiskinan dan keterbelakangan khususnya
didaerah pedesaan, di samping itu juga memperhatikan pemerataan perekonomian
antar golongan dan antar wilayah. Pembangunan pertanian yang berbasis
perkebunan dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup
masyarakat sehingga terjadi suatu perubahan dalam pola hidup masyarakat
2
disekitarnya. Pembangunan perkebunan kelapa sawit terhadap percepatan
pembangunan ekonomi masyarakat di Perdesaan. Kegiatan pembangunan
perkebunan kelapa sawit diharapkan dapat mengangkat perekonomian masyarakat
khususnya mereka yang bermata pencaharian dari sektor pertanian kelapa sawit.
Menurut Dinas Perkebunan (2009, h.9), rendahnya tingkat produktivitas dan
mutu hasil merupakan masalah utama dalam perkebunan. Hal ini disebabkan
karena belum maksimalnya pengelolaan usaha tani perkebunan dalam penerapan
teknologi maju terutama penggunaan benih unggul yang bermutu, pupuk,
pengendalian hama, penyakit dan gulma, serta penanganan panen dan pasca
panen, rendahnya tingkat kemampuan SDM lemahnya kelembagaan petani yang
ada dan lemahnya posisi rebut tawar (bargaining position), sehingga petani
pekebun belum dapat menikmati nilai tambah yang memadai baik dari kegiatan
produksi kegiatan pasca produksi.
Pembangunan perkebunan tani kelapa sawit diarahkan dalam rangka
menciptakan kesempatan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan
sebagai sektor penghasil devisa negara. Sampai dengan tahun 1980 luas lahan
mencapai 294.560 ha dengan produksi sebesar 721.172 ton pertahun. Sejak saat
itu perkebunan kelapa sawit di Indonesia berkembang pesat terutama perkebunan
rakyat. Hal ini didukung oleh kebijakan pemerintah yang melaksanakan program
perkebunan inti rakyat perkebunan (PIR-bun). Perkembangan perkebunan kelapa
sawit semakin pesat lagi setelah pemerintah mengembangkan program lanjutan
yaitu PIR-Transmigrasi sejak tahun 1986. Program tersebut berhasil bertambah
banyak produksi kelapa sawit. Pada tahun 1990-an, perkebunan kelapa sawit
mencapai lebih dari 1,6 juta hektar yang tersebar di berbagai wilayah, seperti
3
Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Aceh, potensial areal perkebunan Indonesia
masih terbuka luas untuk tanaman kelapa sawit. Data dilapangan menunjukkan
kecenderungan peningkatan perkebunan kelapa sawit khususnya perkebunan
rakyat. Pertumbuhan perkebunan rakyat pada periode tiga puluh tahun terakhir
mencapai 45,1 persen per tahun, sementara perkebunan negara tumbuh 6,8persen
per tahun, dan areal perkebunan swasta tumbuh 12,8 persen per tahun.
Perkembangan usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia merupakan
wujud dari kegiatan pembangunan subsektor perkebunan pada sektor pertanian,
proses perkembangan pasar bagi olahan kelapa sawit sangat menjanjikan dan
memiliki prospek yang cukup cerah. Sejalan dengan meningkatnya permintaan
dunia, harga kelapa sawit yang diambil dari petani di lahan berupa tandan Buah
Segar (TBS) tergolong tinggi dan relatif stabil, yaitu berkisar antara Rp 1.400
sampai 1.600 perkilogram.
Propinsi Aceh adalah salah satu Provinsi yang membudidayakan
perkebunan kelapa sawit mulai dari zaman penjajahan Belanda sampai dengan
sekarang propinsi Aceh masih membudidayakan usaha tani kelapa sawit, baik dari
perusahaan pemerintah, perusahaan swasta dan juga masyarakat sendiri. Petani di
Aceh mencoba mengambil kesempatan usaha tani dalam meningkatkan ekonomi
melalui subsektor perkebunan kelapa sawit. Usaha perkebunan kelapa sawit
dianggap akan dapat meningkatkan taraf hidup bagi petani di masa akan datang.
Kabupaten Aceh Barat Daya salah satu Kabupaten di provinsi Aceh, juga
ikut ambil bagian dalam memberikan kontribusi terhadap produksi kelapa sawit
karena ditinjau dari prospek harga, ekspor dan pengembangan produksi usaha
4
perkebunan kelapa sawit jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan usaha
perkebunan komoditi lain.
Kecamatan Babahrot di kategorikan sebagai kecamatan yang jumlah
produksi tertinggi petani kelapa sawit di Kabupaten Aceh Barat Daya baik dari
pemerintah, swasta dan juga masyarakat sendiri pada umumnya. Produksi bukan
hanya dapat dipengaruhi oleh jumlah produksi yang akan dihasilkan, namun juga
dipengaruhi kualitas. Selain itu, ketidaktepatan dan ketidak sesuaian dalam
produksi akan terjadi apabila faktor-faktor produksi tidak tersedia sesuai
kebutuhan.
Berdasarkan data dari dinas kehutanan dan perkebunan Kabupaten Aceh
Barat Daya kecamatan Babahrot mamiliki luas lahan yang lebih unggul dari pada
kecamatan lain yaitu 10.090 hektar pada tahun 2011 dengan jumlah prouksi 1.474
ton terjadi peningkatan di tahun 2012 yaitu dengan luas lahan 10.094 hektar dan
menghasilkan 96.719 ton produksi hal ini di Kecamatan Babahrot produksi
selama 2 tahun terakhir menunjukan peningkatan pada tingkat produksi
Tingkat ekonomi usaha tani tanaman kelapa sawit dalam jumlah yang lebih
banyak serta melakukan perawatan yang benar, penghasilan yang kecil itu pasti
akan meningkat. karena itu tingkat ekonomi tentulah dipengaruhi oleh berbagai
faktor terutama tingkat penggunaan produksi berikut adalah jumlah petani kelapa
sawit di Kecamatan Babahrot Kabupaten Aceh Barat Daya.
5
Tabel 1
Jumlah Petani Perkebunan Rakyat Kelapa Sawit
di Kecamatan Baharot Kabupaten Aceh Barat Daya
Tahun 2013
No. Desa Jumlah KK
1 Alue Peunawa 47
2 Blang Dalam 30
3 Alue Jeurejak 14
4 Alue Ara 16
5 Pante Cermen 15
6 Pante Rakyat 21
7 Blang Raja 34
8 Alue Dawah 22
9 Lhok Gayo 29
10 Gunong Samarinda 27
11 Ie Mirah 26
Total 281 Sumber: BPS Kab. Aceh Barat Daya ( Januari 2014)
Berdasarkan tabel 1 di atas dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2013
petani kelapa sawit di Kecamatan Babarot Kabupaten Aceh Barat Daya paling
banyak ada di Gampong Alue Peunawa Kecamatan Babahrot Kabupaten Aceh
Barat Daya yaitu mencapai 47 Kepala Keluarga.
Gampong Alue Penawa salah satu gampong dikecamatan Babahrot petani
kelapa sawit karena topografi dan kelembaban yang dikehendaki tanaman tersebut
terpenuhi serta memiliki lahan cukup subur. Gampong Alue Peunawa yang
memiliki jumlah penduduknya +1.100 jiwa, sebagian besar para petani kelapa
sawit memiliki lahan perkebunan dengan rata-rata luas lahan 1 sampai 6 Ha, yang
berlokasi di daerah tanah dataran rendah dan dataran tinggi (pegunungan), dengan
mata pencaharian pada umumnya sebagian petani kelapa sawit. Tingkat ekonomi
usaha tani kelapa sawit di Gampong Alue Penawa lebih banyak penghasilannya
dibandingkan petani lainnya.
6
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka penulis
tertarik dengan melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Pengaruh
Produksi terhadap Pendapatan Petani Kelapa Sawit di Gampong Alue Peunawa
Kecamatan Babahrot Kabupaten Aceh Barat Daya”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah seberapa besar pengaruh produksi terhadap pendapatan petani kelapa
sawit di Gampong Alue Peunawa Kecamatan Babahrot Kabupaten Aceh Barat
Daya?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah adapun tujuan penelitian
ini adalah untuk menganalisis pengaruh produksi terhadap pendapatan petani
kelapa sawit di Gampong Alue Peunawa Kecamatan Babahrot Kabupaten Aceh
Barat Daya.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang akan diperoleh dengan diadakannya penelitian ini di
jabarkan dalam manfaat secara teoritis dan manfaat praktis.
7
1.4.1 Manfaat Teoritis
a. Bagi Peneliti
Melalui penelitian ini penulis dapat menambah pengetahuan yang telah
diperoleh di bangku kuliah sekaligus mengaplikasikan dalam praktek nyata di
lapangan.
b. Bagi Lingkungan Akademik
Hasil penelitian ini dapat menambah manfaat bagi program studi fakultas atau
mahasiswa lain yang ingin meneliti lebih lanjut tentang penelitian tersebut dan
menambah bahan bacaan bagi para mahasiswa di Universitas Teuku Umar.
1.4.2 Manfaat Praktis
Memberikan manfaat bagi pemerintah daerah setempat, pemerintah
kabupaten, provinsi maupun pusat. Khususnya para pengambil kebijakan dalam
proses pengambilan keputusan yang terkait dengan perkembangan produksi
kelapa sawit, dan pendapatan petani kelapa sawit tersebut.
1.5 Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
Bagian pertama pendahuluan yang berisi tentang pokok-pokok
pembahasan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian yang terdiri manfaat teoritis dan manfaat praktis, dan
sistematika pembahasan.
Bagian kedua tinjauan pustaka berisikan tentang studi pustaka terhadap
penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya. Berisi deskripsi teori
8
mengenai teori-teori yang digunakan sebagai dasar penelitian sesuai dengan
masalah yang diteliti. Mengenai pengertian antara variabel dalam judul serta
perumusan hipotesis.
Selanjutnya bagian ketiga metode penelitian, mengurai tentang ruang
lingkup penelitian, yang menjelaskan dimana dilakukkan penelitian, tehnik dalam
pengumpulan data, definisi operasional dan pengujian hipotesis.
Bagian Keempat merupakan hasil dan pembahasan yang berisi tentang
statistik deskriptif variabel penelitian, hasil pengujian hipotesis dan pembahasan
hasil penelitian.
Bagian kelima merupakan simpulan dan saran yang berisi tentang
simpulan penelitian dan saran penulis.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Produksi
2.1.1 Pengertian Produksi
Menurut Noor (2007, h.148) menyatakan bahwa untuk produksi diarahkan
untuk mencapai tujuan dalam mendapatkan keuntungan. keuntungan yang didapat
perusahaan/masyarakat diperoleh dari selisih antara pendapatan (revenue) dan
biaya (cost). Oleh karena itu pertimbangan pertama atau para meter dalam
melakukan produksi adalah pendapatan (revenue), yang akan diterima perusahaan
dan biaya (cost) yang harus dikeluarkan perusahaan/masyarakat untuk
menghasilkan produksi tersebut.
Selanjutnya menurut Soeharno (2009, h.4) “produksi merupakan
kegiatan untuk meningkatkan manfaat suatu barang. Untuk
meningkatkan manfaat tersebut, diperlukan bahan yang disebut faktor
produksi, sesuai dengan asumsi bahwa sumber-sumber ekonomi (faktor
produksi) harus dikombinasi secara baik atau secara efisien sehingga
dicapai kombinasi faktor dengan biaya uang paling rendah (least cost
combination) secara konvensional. Faktor produksi digolongkan menjadi
faktor tenaga kerja (L) dan faktor produksi modal (K). Masalah produksi
menyangkut tiga pertanyaan pokok diantaranya: What, how, for, whom”.
2.1.2 Faktor Produksi
Pengaruh faktor produksi pendapatan hasil petani kelapa sawit rakyat di
lihat dari faktor lahan, ekonomi, tenaga kerja, fisik lahan, dan faktor sosial, dan
kelapa sawit idealnya di arahkan pada agribisnis skala kecil sampai menengah dari
pedesaan dengan teknologi tepat guna pembangunan kawasan pedesaan yang di
arahkan pada pengentasan kemiskinan akan dapat meningkatkan pasokan kepada
masyarakat, kurangnya pendapatan petani yang dampak dari harga jual beli yang
10
begitu rendah sehingga tidak sesuai dengan pengeluaran terhadap kebutuhan
tanaman kelapa sawit. (Soekartawi, 2010, h. 4)
Menurut Sugiarto (2007, h.15), menyatakan bahwa faktor – faktor produksi
dibedakan menjadi beberapa faktor yaitu :
1. Tanah dan Sumber Alam
Tanah merupakan factor produksi yang persediaannya tidak dapat ditambah
lagi, kekurangan kecuali bila membeli atau menyewanya. Luas lahan sangat
berpengaruh terhadap pendapatan petani karena dengan semakin luas lahan yang
dimiliki maka akan semakin banyak kelapa sawit yang dapat di produksi. Luas
lahan pertanian akan mempengaruhi skala usaha dan skala usaha ini pada akhirnya
akan mempengaruhi efesien atau tidaknya suatu usaha pertanian.
2. Tenaga Kerja
Faktor tenaga kerja memegang peranan penting dalam proses produksi
dalam kaitannya dengan variasi kemampuan jumlah serta distribusinya.
Menurut Sondang (2006, h.15) yang dimaksud dengan “tenaga kerja adalah
mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari
pekerjaan yang melakukan kegiatan yang lain seperti bersekolah atau mengurus
rumah tangga walaupun sedang tidak berkerja, mereka dianggap secara fisik
mampu dan pada sewaktu – waktu mampu berkerja”
3. Modal
Modal merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk memproduksi
barang – barang dan jasa yang mereka butuhkan. Modal merupakan faktor
produksi yang meliputi semua jenis barang yang dibuat untuk menunjang kegiatan
produksi barang-barang lain serta jasa-jasa. Pengertian modal semacam ini
11
sebenarnya hanyalah merupakan salah satu saja dari pengertian seluruhnya,
sebagaimana yang sering dipergunakan oleh ahli ekonomi. Sebab, modal juga
mencakup arti uang yang tersedia didalam perusahaan untuk membeli mesin-
mesin serta faktor produksi lainnya (Rosyidi, 2009, h.55).
2.1.3 Fungsi Produksi
Menurut Noor (2010, h.47) “fungsi produksi adalah rumusan matematika
dari permodelan atau abstraksi yang menggambarkan hubungan antar variabel
atau faktor produksi yang terkait satu sama lain dalam menghasilkan barang atau
jasa”. Dengan demikian, fungsi produksi ini ditunjukkan dalam bentuk hubungan
matematis antara faktor-faktor (input) produksi dengan keluaran (output)
produksi. Penggunaan fungsi produksi ini akan membantu para pengambilan
keputusan mengenai bagaimana mengolah faktor-faktor produksi secara optimal.
2.2 Kelapa Sawit
2.2.1. Pengertian Kelapa Sawit
Kelapa sawit merupakan tanaman yang sudah sejak lama dan banyak
diusahakan di Indonesia, yang dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan,
baik itu bahan membuat minyak masak, minyak industri, bahan bakar (biodiesel).
minyak sawit banyak digunakan sebagai bahan baku minyak makan, margarine,
sabun, kosmetika, industri baja, kawat, radio, kulit dan indusri farmasi.
Asal tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis jack) secara pasti belum bisa
diketahui. Namun, ada dugaan kuat tanaman ini berasal dari dua tempat, yaitu
Amerika Selatan dan Afrika (guenzia). Spesies Elaeis melanococca atau elaeis
oleivera diduga berasal dari Amerika Selatan dan spesies elaeis guineensis berasal
dari Afrika( Satro, 2004, h.1).
12
Lebih lanjut Sastro (2004, hal.3) menyatakan bahwa “kelapa sawit
merupakan tanaman komoditas perkebunan yang cukup penting di Indonesia dan
masih memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Komoditas kelapa
sawit, baik berupa bahan mentah maupun hasil olahannya, menduduki peringkat
ketiga penyumbang devisa non migas terbesar bagi negara setelah karet dan kopi”.
Kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat
diandalkan, karena minyak yang dihasilkan memiliki berbagai keunggulan
dibandingkan dengan minyak yang dihasilkan oleh tanaman lain. Keunggulan
tersebut diantaranya memiliki kadar kolestrol rendah, bahkan tanpa kolestrol.
Menurut Sagiohendra (2010, h.10) bagian yang paling utama untuk diolah
dari kelapa sawit adalah buahnya. Bagian daging buah menghasilkan minyak
kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng. Kelebihan
minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan
memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga dapat diolah menjadi
bahan baku minyak alkohol, sabun, lilin, dan industri kosmetik. Sisa pengolahan
buah sawit sangat potensial menjadi bahan campuran makanan ternak dan
difermentasikan menjadi kompos. Tandan kosong dapat dimanfaatkan untuk
tanaman kelapa sawit, sebagai bahan baku pembuatan pulp dan pelarut organik
dan tempurung kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar dan
pembuatan arang aktif.
2.2.2. Faktor Pertumbuhan dan Produktivitas Kelapa Sawit
Menurut Risza (2012, h. 31-50) Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan produktivitas dapat dikelompokan dalam 3 (tiga) faktor yaitu
faktor lingkungan, faktor bahan tanaman, dan faktor tindakan kultur teknis
13
a. Faktor lingkungan
Yang termasuk faktor lingkungan antara lain iklim, tanha, dan topografi.
Prngaruh faktor lingkungan sumber daya alam memang sulit dilawan, namun
setidaknya dapat dieliminasi dengan melakukan beberapa pendekatan agar
faktor-faktor yang menghambat dapat dipecah atau ditekan sedemikian rupa
sehigga berubah menjadi faktor pendukung.
b. Faktor Bahan Tanaman
Keberhasilan suatu usaha perkebunan kelapa sawit antara lain ditentukan oleh
faktor bahan tanaman atau bibit yang memiliki sifat unggul. Bibit yang
unggul akan menjamin suatu pertumbuhan yang baik dan tingkat produksi
yang tinggi apabila perlakuan dilaksanakan secara optimal.
c. Faktor tindakan kultur teknis
faktor tindakana kultur teknis adalah yang paling banyak mempengaruhi
pertumbuhan dan produktivitas. Beberapa faktor yang erat pengaruhnya
antara lain: pembibitan, pembukaan lahan, peremajaan, pembangunan
penutup tanah kacangan, penanaman dan penyisipan kelapa sawit,
pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM), pemeliharaan tanaman
menghasilkan (TM), pengendalian hama penyakit, pemupukan, panen,
pengangkutan dan pengolahan.
2.3 Pendapatan
2.3.1 Teori Pendapatan
Menurut Nababan (2009, h.17) “pendapatan atau income masyarakat adalah
hasil penjualan faktor-faktor produksi yang dimilikinya pada sektor produksi dan
14
sektor ini membeli faktor-faktor produksi tersebut untuk digunakan sebagai input
proses produksi dengan harga yang berlaku di pasar faktor produksi”.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2007, h.23) “pendapatan adalah
arus masuk bruto manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan
selama periode yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari
kontribusi penanaman modal. Pendapatan hanya terdiri dari arus masuk bruto
manfaat ekonomi yang diterima oleh perusahaan untuk dirinya sendiri”.
Menurut Skousen dan Stice (Akbar, 2009, h.563) “pendapatan merupakan
arus masuk atau peningkatan aktiva lainnya sebuah entitas atau pembentukan
uang (atau sebuah kombinasi dari keduanya) dari pengantaran barang atau
penghasilan barang, memberikan pelayanan atau melakukan aktivitas lain yang
membentuk operasi pokok atau bentuk entitas yang terus berlangsung”.
Menurut Sumitro dalam Nababan (2009, h.16) dalam ekonomi modern
terdapat dua cabang utama teori, yaitu teori harga dan teori pendapatan. Teori
pendapatan termasuk dalam ekonomi makro, yaitu teori yang mempelajari hal-hal
besar seperti:
Perilaku jutaan rupiah pengeluaran konsumen
Investasi dunia usaha
Pembelian yang dilakukan pemerintah
Menurut pelopor ilmu ekonomi klasik, adam smith dan david ricardo,
distribusi pendapatan digolongkan dalam tiga kelas sosial yang utama : pekerja,
pemilik modal dan tuan tanah. Ketiganya menentukan 3 (tiga) faktor produksi,
yaitu tenaga kerja, modal dan tanah. Pengahasilan yang diterima setiap faktor
dianggap sebagai pendapatan masing-masing keluarga terlatih terhadap
15
pendapatan nasional. teori mereka meramalkan bahwa begitu masyarakat makin
maju, para tuan tanah akan relatif lebih baik keadaannya dan kapitalis (pemilik
modal) menjadi relatif lebih buruk keadaannya.
2.3.2 Pendapatan Produksi
Menurut Sugiarto (2007, h.202) menyatakan bahwa “pendapatan produksi
adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi ouput. Kegiatan tersebut
dalam kegiatan ekonomi bisa dinyatakan dalam fungsi produksi”. Fungsi produksi
menunjukkan jumlah maksimum ouput yang dapat dihasilkan dari pemakaian
jumlah output dengan menggunakan teknologi tertentu. Adapun secara konsep,
Pendapatan produksi adalah kegiatan menghasilkan sesuatu baik berupa barang
maupun jasa. Dalam pengertian sehari–hari produksi adalah mengolah input, baik
berupa barang atau jasa yang lebih bernilai atau bermanfaat. Pendapatan produksi
merupakan penerimaan bersih seseorang baik berupa uang maupun barang.
Pendapatan atau disebut income dari seorang warga masyarakat adalah hasil
penjualannya dari faktor-faktor produksi dan sector produksi ini memberi faktor-
faktor produksi tersebut untuk digunakan sebagai input dengan harga yang
berlaku di pasar.
Menurut Noor (2007, h.189) menyatakan bahwa pendapatan (revenue,R)
perusahaan berasal dari penjualan. Sementara itu, nilai penjualan ditentukan oleh
jumlah unit yang terjual (quantity, Q) dan harga jual (price, P) atau lebih
sederhana dikatakan, Pendapatan = fungsi (quantity, price).
Setiap pengusaha memproduksi barang dan jasa dengan tujuan memperoleh
keuntungan atau menghindari kerugian serta untuk mengukur tingkat pendapatan.
16
Tingkat pendapatan ekonomi dapat dicerminkan dari jumlah barang atau jasa
yang dihasilkan oleh produsen.
Menurut Noor (2007, h.186) untuk keperluan manajerial jenis-jenis
pendapatan dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis seperti berikut :
a. Pendapatan Total (Total Reuvenu, TR)
Pendapatan total adalah jumlah seluruh pandapatan dari penjualan, Total
Revenu ini adalah hasil perkalian dari jumlah unit yang terjual (Q), dengan harga
per unit (P). hal ini dapat dapat dinyatakan dengan persamaan matematis:
TR=P.Q.
Rumusan di atas adalah rumusan sederhana. Dalam praktiknya, harga (P)
maupun kuantitas yang terjual (Q) dapat berubah setiap saat. Oleh karena itu,
maka baik pendapatan total (TR), harga (P), maupun kuantitas (Q), ditambah
notasi i, sehingga rumusnya menjadi Tri = Pi Qi, sehingga untuk pendapatan total
lebih dapat dirumuskan dengan TR = ∑ Tri.
b. Pendapatan rata-rata atau pendapatan per unit barang dan jasa (Average-
Revenue, AR).
Pendapatan rata-rata adalah pendapatan rata dari setiap unit penjualan, oleh
karena itu maka pendapatan rata-rata (AR) dapat juga dirumuskan sebagai hasil
bagi pendapatan total (TR) dengan jumlah unit yang terjual (Q) dalam bentuk
matematisnya adalah AR=TR/Q=PQ/Q=P.
c. Pendapatan tambahan atau penerimaan marginal (Marginal Revenue, MR).
Penerimaan Marginal adalah tambahan pendapatan yang didapat untuk
setiap tambahan satu unit penjualan atau produksi. Karena tambahan bisa terjadi
pada setiap tingkat produksi, ataupun penjualan, maka pendapatan tambahan ini
17
berbeda untuk setiap tingkat produksi. Dengan demikian, maka pendapatan
tambahan, atau marginal revenue ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
MRi = TRi – TRi dimana MRi tidak sama dengan MRi-1.
2.3.4. Tingkat Pendapatan Masyarakat
Tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak selalu mencerminkan
bertujuan untuk menghilangkan keterbelakangan khususnya di daerah perdesaan,
disamping itu juga memperhatikan perekonomian antar golongan dan antar
wilayah.
Gampong Alue Peunawa yang memiliki jumlah penduduk ± 1.100 jiwa,
sebagian petani kelapa sawit memiliki lahan perkebunan dengan rata-rata luas
lahan 1-6 hektar, yang berlokasi di daerah tanah dataran rendah dan dataran tinggi
(pegunungan), dengan mata pencaharian pada umumnya sebagai petani kelapa
sawit. dengan adanya perkebunan kelapa sawit dapat menbantu perekonomian
masyarakat di Gampong Alue Peuanawa dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di Gampong tersebut.
2.3.5. Pengaruh Produksi Kelapa Sawit terhadap Pendapatan
Menurut Almasdi (2005, h. 6-7) “pembangunan perkebunan kelapa sawit
membawa perubahan besar terhadap keadaan masyarakat pedesaan. Di samping
itu dengan berkembangnya perkebunan kelapa sawit juga merangsang tumbuhnya
industri pengolahan yang bahan bakunya dari kelapa sawit. Pembangunan
perkebunan kelapa sawit mempunyai dampak ganda terhadap ekonomi wilayah,
terutama sekali dalam menciptakan kesempatan dan pendapatan masyarakat
bertambah. Pembangunan perkebunan kelapa sawit ini telah memberikan
manfaat, sehingga dapat memperluas daya penyebaran pada masyarakat
18
sekitarnya. Semakin berkembangnya perkebunan kelapa sawit, semakin terasa
dampaknya terhadap tenaga kerja yang bekerja pada sektor perkebunan dan sektor
turunannya. Dampak tersebut dapat dilihat dari peningkatan pendapatan
masyarakat petani, sehingga meningkatnya daya beli masyarakat pedesaan, baik
untuk kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder.
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh
produksi kelapa sawit terhadap pendapatan masyarakat karena semakin banyak
atau besar hasil produksi yang didapatkan maka semakin banyak dan
meningkatkan pendapatan.
2.4 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diduga produksi kelapa
sawit berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani kelapa sawit di
Gampong Alue Peunawa Kecamatan Babahrot Kabupaten Aceh Barat Daya
III. METODE PENELITIAN
3.1. Populasi dan Sampel
3.1.1. Populasi
Menurut Harinaldi (2005, h. 2) populasi adalah “Kumpulan dari keseluruhan
pengukuran, objek, atau individu yang sedang dikaji”. Jadi pengertian populasi
dalam statistik tidak terbatas pada sekelompok/kumpulan orang-orang, namun
mengacu pada seluruh ukuran, hitungan, atau kualitas yang menjadi fokus
perhatian suatu kajian. Suatu pengamatan/survey terhadap seluruh anggota
populasi disebut sensus”. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah sejumlah petani kelapa sawit di Gampong Alue Peunawa yang memiliki
luas lahan kelapa sawit 1-6 Ha sebanyak 47 KK.
3.1.2. Sampel
Menurut Harinaldi (2005, h. 3) Sampel adalah sebagian atau subset
(himpunan bagian), dari suatu populasi. Populasi dapat berisi data yang besar
sekali jumlahnya, yang mengakibatkan tidak mungkin atau sulit dilakukan
pengkajian terhadap seluruh data tersebut, sehingga pengkajian dilakukan
terhadap sampelnya saja. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sampel jenuh artinya semua populasi yang ada diambil. Berarti sampel di ambil
sebnayak 47 KK (petani yang ada).
3.2. Data Penelitian
3.2.1 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari sejumlah keterangan di lapangan secara
20
langsung dari petani kelapa sawit. dan kuisioner Data sekunder pada penelitian ini
diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Aceh Barat Daya, buku-buku atau referensi yang diperoleh dari
Perpustakaan Induk Universitas Teuku Umar.
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data menurut Hasan (2002, h. 10) yang
dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut
1. Observasi (Pengamatan)
Observasi merupakan salah satu teknik operasional pengumpulan data melalui
proses sistematis terhadap objek yang akan diteliti secara langsung terutama
menyangkut dengan kegiatan yang dilakukan dan berkaitan dengan penulisan
skripsi.
2. Inverview (wawancara)
Wawancara merupakan suatu metode yang digunakan untuk pengumpulan data
primer yaitu dengan cara mengandalkan wawancara, quisioner atau komunikasi
langsung dengan objek yang akan diteliti. Wawancara langsung dilakukan
responden.
3. Studi perpustakaan (Library Research)
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data yang bersifat teori yang dapat
digunakan pendukung penelitian yang akan dilakukan. Data dapat diperoleh
dari buku-buku sumbernya yang dapat di jadikan acuan dan dari internet yang
berkaian dengan permasalahan yang akan diteliti.
21
3.3. Model Analisis Data
Model analisis data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah
regresi linear sederhana, analisis korelasi, koefisien determinasi dan uji t yang
akan diolah dengan menggunakan program statistik SPSS 20.0 dengan penjelasan
sebagai berikut:
1. Analisis Regresi Double Log Nature
Analisis ini digunakan sebagai alat peramalan nilai pengaruh satu variabel
bebas (X) terhadap satu variabel (Y), dengan rumus sebagai berikut:
Y = bX+e
Keterangan:
Y = Variabel Terikat (Pendapatan petani kelapa sawit)
b = Koefisien Regresi
X = Varibel Bebas (Produksi Kelapa Sawit)
2. Koefisien Korelasi ( r )
a. Koefisien Korelasi
Koefisiean korelasi adalah suatu analisa untuk menyatakan ada atau
tidaknya hubungan yang signifikan antara satu variabel dengan variabel lainnya,
dan dinyatakan dalam lambang r (Usman dan Akbar 2006, h. 203).
b. Koefisien Determinasi ( r² )
Koefisien determinasi atau koefisien penentu adalah untuk menyatakan
besarnya sumbangan variabel satu (x) terhadap variabel lainnya (y) yang
dinyatakan dalam persen.
c. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji hipotesis suatu parameter yang dilakukan
untuk melihat signifikan dari pengaruh variabel bebas (x) terhadap variabel
terikat(y) (Hasan, 2002, Hal. 241).
22
3.4. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel ini menjelaskan tentang definisi dari variabel
independent dan variabel dependent.
a. Produksi kelapa sawit (X) adalah hasil produksi kelapa sawit yang didapat
petani setiap kali panen yang dihitung dengan satuan Kilogram (Kg)
b. Pendapatan petani Kelapa Sawit (Y) adalah jumlah hasil atau pendapatan
petani dari penjualan kelapa sawit yang diukur dalam satuan rupiah
3.5. Pengujian Hipotesis
1. Berdasarkan pengujian hipotesis ini maka apabila:
a. H0 ; β = 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas
(produksi) terhadap variabel terikat (pendapatan petani kelapa sawit) di
gampong Alue Peunawa kecamatan Babahrot Kabupaten Aceh Barat Daya.
b. H1 ; β ≠ 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
bebas (produksi) terhadap variabel terikat (pendapatan petani kelapa sawit)
di gampong Alue Peunawa kecamatan Babahrot Kabupaten Aceh Barat
Daya.
2. Uji Hipotesis secara individual (uji t) dalam penelitian ini adalah:
a. Apabila thitung > ttabel maka H0 ditolak H1 diterima, artinya terdapat pengaruh
yang signifikan antara produksi terhadap pendapatan petani kelapa sawit di
Gampong Alue Peunawa kecamatan Babahrot Kabupaten Aceh Barat Daya.
b. Apabila thitung < ttabel maka H0 diterima H1 ditolak, artinya tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara produksi terhadap pendapatan petani kelapa
sawit di Gampong Alue Peunawa kecamatan Babahrot Kabupaten Aceh
Barat Daya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Aceh Barat Daya terletak
antara 3034’24”- 4
005’37” Lintang Utara
Dan 96034’57”- 97
009’19” Bujur Timur sebelah utara berbatasan Kabupaten ‘
Seribu Bukit’ atau dengan nama lain Kabupaten Gayo Lues. Sebelah Selatan
berbatasan dengan Samudera Indonesia. Sedangkan Sebelah Timur berbatasan
dengan Kabupaten Aceh Selatan dan Kabupaten Nagan Raya menjadi batasan
wilayah bagian barat. Wilayah ini termasuk dalam pengunungan Bukit Barisan.
Dikelilingi benteng alam yang keras yaitu Lautan Hindia yang biasanya
kurang bersahabat dan Dataran Tinggi yang terjal curam tidak menjadikan
Kabupaten ini terpuruk. Banyak potensi kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan
untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat yang lebih baik tentunya dengan cara
kerja keras serta memerlukan bimbingan dan pembinaan serta pelatihan sesuai
dengan kebutuhan publik.
Secara geografis, sebagian besar desa/ kelurahan terletak dataran, sisanya
adalah pantai, lereng dan lembah. Sebanyak 20 desa terletak di kawasan pantai, 3
desa di kawasan lembah, 2 di kawasan lereng dan sisanya sebanyak 104 desa
terletak di dataran. Bila dilihat dari letak topografinya, letak desa dapat dibagi 2
yaitu datar dan berbukit dengana rincian 120 desa masuk dalam katagori datar dan
sisanya sebanyak 9 desa masuk kedalam kategori berbukit.
Gampong Alue Penawa salah satu gampong dikecamatan Babahrot petani
kelapa sawit karena topografi dan kelembaban yang dikehendaki tanaman tersebut
24
terpenuhi serta memiliki lahan cukup subur. Gampong Alue Peunawa yang
memiliki jumlah penduduknya +1.100 jiwa, sebagian besar para petani kelapa
sawit memiliki lahan perkebunan dengan rata-rata luas lahan 1 sampai 6 Ha, yang
berlokasi di daerah tanah dataran rendah dan dataran tinggi (pergunungan),
dengan mata pencarian pada umumnya sebagian petani kelapa sawit.
Berdasarkan hasil penelitian, jumlah responden berdasarkan umur di
Gampong Alue Peunawa Kecamatan Babahrot Kabupaten Aceh Barat Daya dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 2
Jumlah Responden Menurut Umur
di Gampong Alue Peunawa Kecamatan Baharot Kabupaten Aceh Barat Daya
Tahun 2014
No. Umur Jumlah Responden
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
21-25
26-30
31-35
36-40
41-45
46-50
51-55
56-60
-
18
7
12
6
4
-
-
Total 47 Sumber: hasil olah data penelitian 2014
Selanjutnya untuk responden menurut pendidikan dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut:
Tabel 3
Jumlah Responden Menurut Pendidikan
di Gampong Alue Peunawa Kecamatan Baharot Kabupaten Aceh Barat Daya
Tahun 2013
No. Pendidikan Jumlah Responden
1.
2.
3.
4.
SD
SMP/SLTP
SMA/SLTA
Perguruan Tinggi
11
13
20
3
Total 47 Sumber: hasil olah data penelitian 2014
25
Berdasarkan tabel 3 diatas dapat disimpulkan bahwa responden pernah
mengenyam pendidikan (bersekolah).
Produksi kelapa sawit di Gampong Alue Peunawa Kecamatan Babahrot
Kabupaten Aceh Barat Daya dapat dilihat pada tabel berikut :
26
Tabel 4
Jumlah Produksi Kelapa sawit di Gampong Alue Peunawa
Kecamatan Babahrot Kabupaten Aceh Barat Daya
No. Nama Luas Lahan (Ha) Produksi (Kg)
1 Jailani 3 5.400
2 H.Muslem 6 7.800
3 Tgk. Carman 1,5 4.200
4 Ramlah 2 2.100
5 Yusbaini 2 3.200
6 Idris Adami 1 1.700
7 Syafruddin 1 1.800
8 Muktar 2 3.400
9 Khalidi 2 2.300
10 Tarmizi 1 1.600
11 M. Salim 2,4 4.400
12 Dailami 2 2.200
13 Zainuddin 2 2.200
14 Aminuddin 1 1.700
15 M. Zakar 2 3.300
16 Juharanaidi 1 1.600
17 Malek Ridwan 4 4.200
18 M. Yusuf 6 6.400
19 Mukhtar. A 1 1.400
20 M. Kadir 1 1.500
21 Mustafa 2 3.200
22 Nauraini 1 1.650
23 Fahmi 1 1.700
24 Sarbaini 1 800
25 Kadir Nur 1 1.700
26 M. Salem 3 5.000
27 Sabar 1 1.000
28 Jamaluddin 1 1.000
29 Yusni 1 500
30 Yumaini 1 300
31 Darwin 1 1.000
32 M. Nasir 1 1.500
33 Sofian 1 800
34 Zainun 1 1.000
35 Samsul Bahri 1 900
36 M. Adah 1 500
37 Sudirman 1 500
38 Reidin 2 2.000
39 Sayuti 1 700
40 Miswardi 1 1.500
41 M. Saleh 1 500
42 Ismail 1 1.000
43 Zulbaidah 2,5 4.000
44 Razali 1 1.000
45 M. Ali 6 7.450
46 Fadly 1 1.000
47 Abdurrahman 1 500
Jumlah Total 81,4 105.100
Sumber: hasil olah data penelitian 2014
27
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hasil produksi kelapa
sawit masyarakat yang didapat setiap panen berbeda dilihat dari luas lahan yang
dimiliki masing-masing petani. Berdasarkan data, hasil produksi tertinggi
sebanyak 7.800 Kg perpanen dengan luas lahan 6 hektar
Selanjutnya untuk nilai pendapatan petani kelapa sawit di Gampong Alue
Peunawa Kecamatan Babahrot Kabupaten Aceh Barat Daya dapat dilihat pada
tabel berikut :
28
Tabel 5
Jumlah Pendapatan Petani kelapa sawit perpanen
di Gampong Alue PeunawaKecamatan Babahrot Kabupaten Aceh Barat Daya
No. Nama Hasil Produksi (Kg) Harga/Kg (Rp) Pendapatan Total
1 Jailani 5.400 1350 7.290.000
2 H.Muslem 7.800 1350 10.530.000
3 Tgk. Carman 4.200 1350 5.670.000
4 Ramlah 2.100 1350 2.835.000
5 Yusbaini 3.200 1350 4.320.000
6 Idris Adami 1.700 1350 2.295.000
7 Syafruddin 1.800 1350 2.430.000
8 Muktar 3.400 1350 4.590.000
9 Khalidi 2.300 1350 3.105.000
10 Tarmizi 1.600 1350 2.160.000
11 M. Salim 4.400 1350 5.940.000
12 Dailami 2.200 1350 2.970.000
13 Zainuddin 2.200 1350 2.970.000
14 Aminuddin 1.700 1350 2.295.000
15 M. Zakar 3.300 1350 4.455.000
16 Juharanaidi 1.600 1350 2.160.000
17 Malek Ridwan 4.200 1350 5.670.000
18 M. Yusuf 6.400 1350 8.640.000
19 Mukhtar. A 1.400 1350 1.890.000
20 M. Kadir 1.500 1350 2.025.000
21 Mustafa 3.200 1350 4.320.000
22 Nauraini 1.650 1350 2.227.500
23 Fahmi 1.700 1350 2.295.000
24 Sarbaini 800 1350 1.080.000
25 Kadir Nur 1.700 1350 2.295.000
26 M. Salem 5.000 1350 6.750.000
27 Sabar 1.000 1350 1.350.000
28 Jamaluddin 1.000 1350 1.350.000
29 Yusni 500 1350 675.000
30 Yuamaini 300 1350 405.000
31 Darwin 1.000 1350 1.350.000
32 M. Nasir 1.500 1350 2.025.000
33 Sofian 800 1350 1.080.000
34 Zainun 1.000 1350 1.350.000
35 Samsul Bahri 900 1350 1.215.000
36 M. Adah 500 1350 675.000
37 Sudirman 500 1350 675.000
38 Reidin 2.000 1350 2.700.000
39 Sayuti 700 1350 945.000
40 Miswardi 1.500 1350 2.025.000
41 M. Saleh 500 1350 675.000
42 Ismail 1.000 1350 1.350.000
43 Zulbaidah 4.000 1350 5.400.000
44 Razali 1.000 1350 1.350.000
45 M. Ali 7.450 1350 10.057.500
46 Fadly 1.000 1350 1.350.000
47 Abdurrahman 500 1350 675.000
Sumber: hasil olah data penelitian 2014
29
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumah pendapatan
terbanyak dimiliki oleh H. Muslem dengan jumlah pendapatan Rp 10.530.000 dan
pendapatan terendah dimiliki oleh Yumaini dengan Jumlah pendapatan Rp
405.000 hal ini dapat dilihat bahwa semakin banyak produksi dan luas lahan akan
mengakibatkan tingginya pendapatan msyarakan di Gampong Alue Peunawa
Kecamatan Babahrot Kabupaten Aceh Barat Daya.
Selanjutnya dilakukan analisis statistik yang digunakan untuk
membuktikan hipotesis penelitian yaitu dengan menggunakan uji analisis regresi
linear sederhana analisis korelasi dan uji t yang diolah melalui program komputer
statistik SPSS 20 dengan variabel dependent (Y) dan variabel independent (X)
Y = Pendapatan petani kelapa sawit
X = Produksi kelapa sawit
4.2. Hasil Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui pengaruh produksi kelapa sawit terhadap pendapatan
petani kelapa sawit di Gampong Alue Peunawa Kecamatan Babahrot Kabupaten
Aceh Barat Daya akan di analisis dengan menggunakan program SPSS 20.0. hasil
analisisnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6
Rata-Rata Standar Deviasi dan Observasi
No Variabel Rata-rata Root Mean Square Observasi
(N)
1 LN.Pendapatan 14,6192 14,64020 47
2 LN.Produksi 7,4113 7,45270 47 Sumber: hasil olah data penelitian 2014
Berdasarkan tabel 6 diatas penulis dapat menjelaskan bahwa rata-rata variabel
pendapatan petani kelapa sawit (Y) di Gampong Alue Peunawa Kecamatan
30
Babahrot Kabupaten Aceh Barat Daya adalah 14,6192 dengan Root Mean Square
14,64020 rata-rata produksi kelapa sawit di Gampong Alue Peunawa Kecamatan
Babahrot Kabupaten Aceh Barat Daya adalah 7,4113 dengan root mean square
7,45270 dan dengan jumlah observasi 47 sampel.
4.2.1 Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi
Tabel 7
Hasil Korelasi dan Determinasi
LN.
Pendapatan
LN.
Produksi
Pearson
Correlation
LN.Pendapatan 1,000 ,999
LN.Produksi ,999 1,000
Model Koefisien Korelasi (R) ,999
Koefisien Determinasi (R2) ,997
Koefisien Determinasi Adjusted ,997 Sumber: hasil olah data penelitian 2014
Berdasarkan kriteria interprestasi untuk menetukan keeratan hubungan
atau korelasi antar variabel tersebut, berikut ini diberikan nilai-nilai koefisien
korelasi sebagai patokan (Hasan 2002, h. 234):
1. 0,9 sampai mendekati 1 menunjukan adanya derajat hubungan yang sangat
kuat dan positif
2. 0,7 sampai dengan 0,8 menunjukan derajat hubungan yang kuat dan positif
3. 0,5 sampai dengan 0,6 menunjukan derajat hubungan korelasi sedang.
4. 0,3 sampai dengan 0,4 menunjukan adanya derajat korelasi yang rendah.
5. 0,1 sampai dengan 0,2 yang atrinya hubungan derajat korelasi yang sangat
rendah
6. 0,0 tidak ada korelasi
Berdasarkan tabel terlihat koefisien korelasi antara Pendapatan Petani Kelapa
Sawit (Y) dengan Produksi Kelapa sawit (X) adalah 0,999. Berdasarkan kriteria
31
interprestasi untuk menentukan keeratan hubungan atau korelasi antar variabel
tersebut di dapat hasil bahwa keeratan hubungan antara Produksi Kelapa sawit
terhadap pendapatan petani kelapa sawit di Gampong Alue Peunawa Kecamatan
Babahrot Kabupaten Aceh Barat Daya menunjukan derajat yang sangat kuat dan
positif karena nilainya berada di angka 0,9 mendekati 1 hal ini berarti sangat kuat
pengaruh produksi kelapa sawit terhadap pendapatan petani kelapa sawit di
Gampong Alue Peunawa Kabupaten Aceh Barat Daya. sedangkan angka R square
(R2) adalah 0, 997 (99,7 persen), hal ini berarti 99,7 persen variabel pendapatan
petani di Gampong Alue Peunawa Kecamatan Babahrot Kabupaten Aceh Barat
Daya di pengaruhi oleh variabel produksi kelapa sawit, sedangkan sisanya 0,03
persen di pengaruhi oleh variabel lain di luar model.
4.2.2 Uji Regresi Linear Sederhana
Sumber: hasil olah data penelitian 2014
Dari hasil perhitungan regresi linear sederhana maka persamaannya adalah
y = bX + e
y = 1,962X
Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwan nilai produksi kelapa sawit (X)
adalah 1,962. Hal ini menyatakan bahwa setiap bertambahnya produksi 1 persen
mengakibatkan pendapatan petani kelapa sawit meningkat 1,962 persen.
Tabel 8
Hasil analisis Regresi Linear Sederhana
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t-hitung Sig.
B Std. Error Beta
LN.Produksi 1,962 0,15 ,999 130,735 ,000
32
4.2.3 Uji t (Uji Parsial/Individual)
Uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara
variabel bebas produksi kelapa sawit terhadap variabel terikat pendapatan petani
sawit (Y) secara individual dengan tingkat kepercayaan (level of confidence 95
persen). Variabel produksi nilai thitung > ttabel yaitu 130,735 > 2,021, maka H0
ditolak H1 diterima, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara produksi
kelapa sawit terhadap pendapatan petani kelapa sawit di gampong Alue Peunawa
kecamatan Babahrot Kabupaten Aceh Barat Daya.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan melakukan pengujian data menggunakan
SPSS 20,0 dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
produksi dengan pendaptan petani kelapa sawit di Gampong Alue Peunawa di
Kecamatan Babahrot Kabupaten Aceh Barat daya pada tingkat kepercayaan 95
persen. Dengan tingkat korelasi antara pendapatan petani kelapa sawit (Y) dengan
Produksi Kelapa sawit (X) adalah 0,999. Berdasarkan kriteria interprestasi untuk
menentukan keeratan hubungan atau korelasi antar variabel tersebut di dapat hasil
bahwa keeratan hubungan antara Produksi Kelapa sawit terhadap pendapatan
petani kelapa sawit di Gampong Alue Peunawa Kecamatan Babahrot Kabupaten
Aceh Barat Daya menunjukan derajat yang sangat kuat dan positif karena nilainya
berada di angka 0,9 mendekati 1 hal ini berarti sangat kuat pengaruh produksi
kelapa sawit terhadap pendapatan petani kelapa sawit di Gampong Alue Peunawa
Kabupaten Aceh Barat Daya. sedangkan angka R square (R2) adalah 0, 997 (99,7
persen), hal ini berarti 99,7 persen variabel pendapatan petani di Gampong Alue
Peunawa Kecamatan Babahrot Kabupaten Aceh Barat Daya di pengaruhi oleh
variabel produksi kelapa sawit, sedang kan sisanya 0,03 persen di pengaruhi oleh
variabel lain di luar model.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan di atas, penulis menyarankan beberapa hal
untuk pihak terkait yaitu :
34
1. Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat Daya agar lebih mengutamakan
pengembangan di sektor pertanian karena sektor pertanian merupakan sektor
unggulan Kabupaten Aceh Barat Daya.
2. Pemerintah juga harus mampu mengatasi berbagai permasalahan yang
dihadapi petani kelapa sawit khususnya.
3. Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Barat Daya agar memperhatikan sektor
pertanian terutama di bagian perkebunan rakyat termasuk kelapa sawit agar
dapat di kembangkan, untuk meningkatkan panen masyarakat.
4. Kepada masyarakat agar dapat memanfaatkan lahan dengan baik dan benar
dalam budidaya kelapa sawit yang dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
top related