pengaruh preheating pada cetakan permanen …eprints.ums.ac.id/52038/11/naskah publikasidwi.pdf ·...
Post on 09-Nov-2020
8 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
PENGARUH PREHEATING PADA CETAKAN PERMANEN
TERHADAP DISTRIBUSI KEKERASAN GRINDING CYL
DENGAN MATERIAL BESI COR KELABU
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Oleh :
: DWI SYAIKHU MARTHA DINATA
D20012 0052
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
i
HALAMAN PERSETUJUAN
PENGARUH PREHEATING PADA CETAKAN PERMANEN
TERHADAP DISTRIBUSI KEKERASAN GRINDING CYL
DENGAN MATERIAL BESI COR KELABU
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh:
DWI SYAIKHU MARTHA DINATA
D 200 12 0052
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
Dosen Pembimbing
Agus Yulianto, ST, MT.
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PENGARUH PREHEATING PADA CETAKAN PERMANEN
TERHADAP DISTRIBUSI KEKERASAN GRINDING CYL
DENGAN MATERIAL BESI COR KELABU
Oleh:
DWI SYAIKHU MARTHA DINATA
D 200 12 0052
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari sabtu, 12 April 2017
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji:
1. Agus Yulianto, ST, MT. (...................)
(Ketua Dewan Penguji)
2. Ir. Bibit Sugito, MT. (...................)
(Anggota I Dewan Penguji)
3. Ir. Ngafwan, MT. (...................)
(Anggota II Dewan Penguji)
Dekan,
Ir. Sri Sunarjono, MT., Ph.D
NIK. 682
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa publikasi ilmiah ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis
diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas
maka akan saya pertanggung jawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 18 April 2017
Penulis
Dwi Syaikhu Martha Dinata
D 200 12 0052
1
PENGARUH PREHEATING PADA CETAKAN PERMANEN
TERHADAP DISTRIBUSI KEKERASAN GRINDING CYL
DENGAN MATERIAL BESI COR KELABU
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh preheating pada
cetakan permanen besi cor ductile pada suhu 4000C terhadap sifat fisis dan
mekanis besi cor kelabu. Pembekuan besi cor kelabu ini dipantau dengan ce
meter dan setelah mengeras akan mengalami beberapa pengujian logam, antara
lain: uji kekerasan, uji metalografi dan uji komposisi kimia. Penelitian ini
menggunakan material besi cor kelabu. Dari spesimen besi cor kelabu ini akan
ditentukan 16 titik uji untuk mengetahui sifat fisis dan mekanis dibeberapa titik
yang telah ditentukan. Pengujian komposisi kimia menggunakan standar JIS.
Hasil pengujian menunjukkan pengaruh preheating dengan suhu 4000C
pada cetakan permanen besi cor ductile dengan material besi cor kelabu. Hasil
uji struktur mikro bagian spesimen yang di uji kekerasan terlihat grafit dan
sementit dan hasil uji kekerasan spesimen pada bagian A= 82.54, 90.15, 91.27,
87.60 dan 86.09 HRB. B=86.60, 90.44, 90.03, 88.77 dan 88.60 HRB. C=92.07,
96.20, 96.66, 88.38 dan 90.83 HRB. dan D= 96.12, 92.85, 92.28, 93.81 dan 94.50
HRB. Sehingga harga kekerasan tertinggi yaitu pada bagian C3 sebesar 96,66
HRB, sedangkan harga kekerasan terendah yaitu pada bagian A1 sebesar 82,54
HRB. Pada hasil pengujian peleburan logam menggunakan CE meter diperoleh
temperatur awal 1260.30C, temperatur liquid 1121.3
0C, temperatur solid
1118.70C sehingga di peroleh nilai CEL=4,47% ; C=3,98% ; dan SI=1,86% di
mana besi mulai padat namun masih berwarna merah hingga temperatur 1060°C
dan mengeras dalam waktu 180 detik, sedangkan hasil uji komposisi kimia dalam
bentuk solid atau padat antara lain : Fe 93,26% ; C 3,06% ; Si 1,80% dan
unsure lainnya di bawah 1%. Pada hasil uji komposisi kimia terdapat 20 unsur
kimia dangan kadar yang berbeda dan pengamatan struktur mikro di temukan
struktur grafit dan sementit. Dari hasil pengujian tersebut bisa diketahui bahwa
material yang terbentuk adalah besi cor kelabu FC 150 dengan standar JIS.
Kata kunci :besi cor kelabu FC150, kekerasan, ce meter, komposisi kimia.
PENGARUH PREHEATING PADA CETAKAN PERMANEN
TERHADAP DISTRIBUSI KEKERASAN GRINDING CYL
DENGAN MATERIAL BESI COR KELABU
ABSTRACK
The purpose of this research is to know the influence of preheating on
permanent mold cast iron ductile temperature physical properties of 4000C
against mechanicaland grey cast iron. The freezing gray cast iron is monitored
with CE and hardened after going throuht some test of metal, among other:
metalografi test, hardness and chemical composition test. The research of using
grey cast iron material. Of specimens this grey cast iron to be determined 4-
2
point test to find out the physical and mechanical properties in some
predetermined point. Testing chemical composition using standard JIS.
The test result show the influence of preheating with temperature 400oC
on permanent mold cast iron ductile cast iron grey material. Test result of
specimen that are part of microstructure in hardness test visible graphite and
sementite and hardness test results of specimens at the A= 101,09, 90,15, 91,27,
87,60 and 86,09 HRB. B= 86,60, 90,44, 90,03, 92,97 and 88,60 HRB. C= 92.07,
96.20, 96.66, 88.38 and 90.83 HRB. and D= 102. 58, 92.85, 92.28, 93.81 and
94.50 HRB, and price the highest hardness in C3 of 96,66 HRB, while the lowest
rates of hardness in parts of the A1 of 82,54 HRB. On the results of testing metal
foundries use CE metres obtained initial temperature of 1260.30C, 1121.3
0C,
liquid temperature the temperature of the solid 1118.70C so that’s earned value
CEL = 4,47%, C = 3,98%, and Si = 1,86% where the iron starts but still solid red
until the temperature of 10600C and harden within 180 seconds, while the
chemical composition test results in the form of solid or solid follows: 93,26% Fe,
C 3,06%, Si 1,80% and other elements of under 1%. On the results of the test
chemical composition there are 20 chemical elements with different levels and
observation of microstructure discover the structure of graphite and cementite.
From thr results of these tests can noted that is formed is a grey cast iron FC 150
with JIS Standards.
Keyword : grey cast iron FC150, violence, ce meters, chemical composition.
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dengan semakin majunya teknologi sekarang ini, tuntutan manusia dalam
bidang industri semakin besar. kebutuhan akan material besi dalam bentuk
baja dan besi cor juga sangat besar. Industri pengecoran logam merupakan
industri hulu dan industri yang menjadi tumpuan bagi industri barang modal
khususnya industri komponen. Proses pengecoran adalah proses terbentuknya
logam dengan cara mencairkan padat dalam tungku dengan temperatur tinggi,
kemudian menuangkan logam cair ke dalam cetakan dan dibiarkan membeku.
Dalam proses pengecoran logam terdapat beberapa macam cetakan yang
digunakan. Cetakan tersebut antara lain adalah cetakan permanen dan cetakan
tidak permanen. Cetakan permanen biasa terbuat dari baja yang memiliki titik
lebur lebih tinggi dari material besi cor yang dituangkan. Pengunaan cetakan
permanen biasanya bertujuan untuk pembuatan dengan skala besar dalam
dunia industri.
3
Cetakan permanen yang digunakan harus melalui proses preheating
sebelum dituang besi cor cair dalam rongga cetakan tersebut. Preheating
disini yang dimaksud adalah pemanasan cetakan permanen dari logam ferro
untuk menaikkan suhu cetakan. Selisih temperatur besi cor cair yang dituang
dengan cetakan akan menimbulkan ledakan jika terlalu jauh. Maka diperlukan
penelitian tentang preheating yang aman dan karakter logam yang dihasilkan
pada temperatur preheating tertentu. Untuk itu sangat diperlukan penelitian
yang terkait dengan preheating cetakan permanen khususnnya untuk material
besi cor ductile.
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui pengaruh preheating pada cetakan permanen besi cor
ductile pada temperatur tertentu.
2. Mengetahui komposisi kimia pada saat cair dan laju pendinginan besi
cor kelabu pada cetakan permanen.
3. Mengetahui sifat fisis dan mekanis besi cor kelabu hasil preheating
pada beberapa titik yang ditentukan.
1.4 Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, penelitian ini
berkonsentrasi pada :
1. Material yang dipakai adalah besi cor di PT. Bonjor Jaya Klaten.
2. Preheating cetakan permanen besi cor ductile pada temperatur 4000C.
3. Pengujian sifat fisis dan mekanis dari spesimen yang di uji.
2. METODE PENELITIAN
2.1. Alat dan Bahan
Alat pengecoran : Tanur induksi, Cetakan permanen FCD, frame, pyrometer
laser, ladle,
Alat bantu : Tang penjepit, kamera DSLR, pukul besi, sekop, dll.
4
Alat uji : Uji komposisi spectrometer, uji kekerasan rockwell,
Mikroskop optik olympus metallurgical tester, CE meter.
Bahan penelitian : arang, solar, karbon, Cairan besi siap tuang di PT.Bonjor
Jaya Klaten, resin, katalis.
2.2. Diagram Alir Penelitian
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
2.3. Tahapan Penelitian
a. Proses pencairan logam dilakukan di dalam tungku induksi pencairan
logam.
b. Sebelum penuangan pada cetakan, molding disiapkan untuk proses
pemanasan (preheating). Setelah itu dilakukan proses pelapisan
MULAI
Studi literatur
Persiapan alat dan bahan
Pemanasan cetakan 400oC
Penuangan besi cor dalam cetakan
Melting besi cor
CE Meter Solidifikasi besi cor kelabu
Preparasi spesimen
Pengujian komposisi Pengujian kekerasan Pengujian struktur
Hasil dan kesimpulan
Analisa data
SELESAI
Penuangan ladle
5
karbon pada cetakan dengan menggunakan karbon yang dicampur
solar.
c. Melakukan proses penuangan besi cor cair ke dalam cetakan
permanen.
d. Proses pelepasan produk (coran) dari cetakan.
e. Proses pendinginan udara bebas.
f. Setelah coran dingin dilakukan pemotongan dengan alat wire cut di
Politeknik ATMI Surakarta, pemilihan pemotongan dengan wire cut
bertujuan struktur kimia pada spesimen tidak berubah dan
menghasilkan potongan yang rapi. Selanjutnya potongan hasil coran
dimounting untuk proses pengujian.
g. Kemudian melakukan proses pengujian kekerasan menggunakan alat
uji kekerasan Rockwell, pengujian komposisi kimia dan pengujian
struktur mikro.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Penelitian Uji CE Meter
Gambar 2. Grafik Hasil Uji CE Meter
Dari grafik CE Meter diatas menunjukkan proses solidifikasi dimana
temperatur 1260.30C saat proses tapping awal dituang dalam cetakan terjadi
penurunan temperatur, pada temperatur liquid 1121.30C bentuknya masih cair
sampai temperatur solid 1118.70C sehingga diperoleh nilai CEL=4,47% ;
C=3,98% ; Si=1,86% dimana besi mulai padat namun masih berwarna merah
hingga temperatur 10600C dan mengeras dalam waktu 180 detik.
6
3.2. Pengujian Kekerasan (Rockwell)
Gambar 3. Bagian yang di Uji Kekerasan (Rockwell)
Tabel 1. Hasil Pengujian Kekerasan Rockwell tanpa Preheating pada Bagian A.
No Lokasi pada
Bagian A
Hasil Kekerasan
(HRB)
HRB
( kgf )
1 A1 82,54 100
2 A2 90,15 100
3 A3 91,27 100
4 A4 87,60 100
5 A5 86,09 100
Tabel 2. Hasil Pengujian Kekerasan Rockwell menggunakan Preheating pada
Bagian A.
No Lokasi pada
Bagian A
Hasil Kekerasan
(HRB)
HRB
( kgf )
1 A1 88,11 100
2 A2 91,74 100
3 A3 93,31 100
4 A4 87,85 100
5 A5 86,50 100
7
Diagram Bagian A
Gambar 4. Diagram Harga Kekerasan Bagian A.
Tabel 3. Hasil Pengujian Kekerasan Rockwell tanpa Preheating pada Bagian B.
No Lokasi Pada
Bagian B
Hasil Kekerasan
(HRB)
HRB
( kgf )
1 B1 86,60 100
2 B2 90,44 100
3 B3 90,03 100
4 B4 88,77 100
5 B5 88,60 100
Tabel 4. Hasil Pengujian Kekerasan Rockwell menggunakan Preheating pada
Bagian B.
No Lokasi Pada
Bagian B
Hasil Kekerasan
(HRB)
HRB
( kgf )
1 B1 86,81 100
2 B2 91,57 100
3 B3 91,70 100
4 B4 93,46 100
5 B5 90,12 100
A1 A2 A3 A4 A5
Preheating 88.11 91.74 93.31 87.85 86.5
Un Preheating 82.54 90.15 91.27 87.6 86.09
0
20
40
60
80
100
Ro
ckw
ell
(HR
B)
Bagian A
8
Diagram Bagian B
Gambar 5. Diagram Harga Kekerasan Bagian B.
Tabel 5. Hasil Pengujian Kekerasan Rockwell tanpa Preheating pada Bagian C.
No Lokasi Pada
Bagian C
Hasil Kekerasan
(HRB)
HRB
( kgf )
1 C1 92,07 100
2 C2 96,20 100
3 C3 96,66 100
4 C4 88,38 100
5 C5 90,83 100
Tabel 6. Hasil Pengujian Kekerasan Rockwell menggunakan Preheating pada
Bagian C.
No Lokasi Pada
Bagian C
Hasil Kekerasan
(HRB)
HRB
( kgf )
1 C1 93,45 100
2 C2 96,76 100
3 C3 97,23 100
4 C4 90,31 100
5 C5 89,14 100
B1 B2 B3 B4 B5
Preheating 86.81 91.57 91.7 93.46 90.12
Un Preheating 86.6 90.44 90.03 88.77 88.6
0
20
40
60
80
100
Ro
ckw
ell
(HR
B)
Bagian B
9
Diagram Bagian C
Gambar 6. Diagram Harga Kekerasan Bagian C.
Tabel 7. Hasil Pengujian Kekerasan Rockwell tanpa Preheating pada Bagian D.
No Lokasi Pada
bagian D
Hasil Kekerasan
(HRB)
HRB
( kgf )
1 D1 96,12 100
2 D2 92,85 100
3 D3 92,28 100
4 D4 93,81 100
5 D5 94,50 100
Tabel 8. Hasil Pengujian Kekerasan Rockwell menggunakan Preheating pada
Bagian D.
No Lokasi Pada
bagian D
Hasil Kekerasan
(HRB)
HRB
( kgf )
1 D1 96,72 100
2 D2 93,38 100
3 D3 95,15 100
4 D4 93,53 100
5 D5 95,86 100
C1 C2 C3 C4 C5
Preheating 93.45 96.76 97.23 90.31 89.14
Un Preheating 92.07 96.2 96.66 88.38 90.83
0
20
40
60
80
100
Ro
ckw
ell
(HR
B)
Bagian C
10
Diagram Bagian D
Gambar 7. Diagram Harga Kekerasan Bagian D
Tabel 9. Standart Deviasi Kekerasan Rockwell tanpa Preheating
DATA Bagian A Bagian B Bagian C Bagian D
1 82.54 86.6 92.07 96.12
2 90.15 90.44 96.2 92.85
3 91.27 90.03 96.66 92.28
4 87.6 88.77 88.38 93.81
5 86.09 88.6 90.83 94.5
STDEV 3.45 1.50 3.54 1.50
Tabel 10. Standart Deviasi Kekerasan Rockwell menggunakan Preheating
DATA Bagian A Bagian B Bagian C Bagian D
1 88.11 86.81 93.45 96.72
2 91.74 91.57 96.76 93.38
3 93.31 91.7 97.23 95.15
4 87.85 93.46 90.31 93.53
5 86.5 90.12 89.14 95.86
STDEV 2.88 2.49 3.66 1.45
Dari table kekerasan di atas dapat dijelaskan kekerasan besi cor kelabu
dengan perlakuan panas (preheating) mengalami kenaikan. Pada bagian A
kekerasan dengan preheating mengalami kenaikan sebesar 2,25%. Pada
bagian B kekerasan dengan preheating mengalami kenaikan sebesar 2,07%.
Pada bagian C kekerasan dengan preheating mengalami kenaikan sebesar
0,6% dan Pada bagian D kekerasan dengan preheating juga mengalami
kenaikan sebesar 1,08%.
D1 D2 D3 D4 D5
Preheating 96.72 93.38 95.15 93.53 95.86
Un Preheating 96.12 92.85 92.28 93.81 94.5
0
20
40
60
80
100
Ro
ckw
ell
(HR
B)
Bagian D
11
3.3. Pengujian Foto Micro
Foto micro bagian A
Gambar 8. Hasil Foto Micro Bagian A1,A2,A3,A4,A5 Dengan Pembesaran 200x
Foto micro bagian B
Gambar 9. Hasil Foto Micro Bagian B1,B2,B3,B4,B5 Dengan Pembesaran 200x
Foto micro bagian C
Gambar 10. Hasil Foto Micro Bagian C1,C2,C3,C4,C5 Dengan pembesaran 200x
cementit
grafit
cementit
cementit
cementit cementit
grafit
grafit
grafitgrafit
cementit grafit
grafit
grafit
grafit
grafit cementit
cementit cementit
cementit
cementit
grafit
cementit
cementit
cementit
grafit
grafit grafit
cementit
grafit
A1
A5 A4
A3 A2
B1
B5 B4
B3 B2
C1
C5 C4
C3 C2
12
Foto micro bagian D
Gambar 11. Hasil Foto Micro Bagian D1,D2,D3,D4,D5 Dengan Pembesaran 200x
Dari hasil foto micro kita melihat perbandingan grafit dan cementit
berbanding lurus tingkat kekerasan pada setiap bagian. Pada bagian
(A1)88,11 HRB, (A2)91,74 HRB, (A3)93,31 HRB, (A4)87,85 HRB,
(A5)86,50 HRB. Pada bagian A3 mempunyai tingkat kekerasan yang tinggi,
karena cementit lebih mendominasi dari pada grafit. Pada bagian (B1)86,81
HRB, (B2)91,57 HRB, (B3)91,70 HRB, (B4)93,46 HRB, (B5)90,12 HRB.
Pada bagian B4 mempunyai tingkat kekerasan yang paling tinggi karena
cementit lebih mendominasi dari pada grafit. Pada bagian(C1)93,45 HRB,
(C2)96,76 HRB, (C3)97,23 HRB, (C4)90,31 HRB, (C5)89,14 HRB. Pada
bagian C3 mempunyai tingkat kekerasan yang paling tinggi karena cementit
lebih mendominasi dari pada grafit. Pada bagian (D1)96,72 HRB, (D2)93,38
HRB, (D3)95,15 HRB, (D4)93,53 HRB, (D5)95,86 HRB. Pada bagian D1
mempunyai tingkat kekerasan yang paling tinggi karena cementit lebih
mendominasi dari pada grafit. Jika komposisi grafit lebih mendominasi maka
besi cor kelabu akan lebih lunak.
3.4 Pengujian Komposisi Kimia
No Kandungan
Unsur
Sampel Uji
Spesimen Uji Bagian
Atas Standart Deviasi
1
2
3
4
5
6
7
8
Fe 2
C
Si
Mn 1
P
S
Cr 1
Mo
93.26
3.06
1.80
0.437
0.113
0.051
0.096
0.000
0.0907
0.0551
0.0391
0.0052
0.0026
0.0019
0.0040
0.0000
grafit
grafit
grafit grafit
grafit
cementit
cementit cementit cementit
cementit
D1
D5 D4
D3 D2
13
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Ni 1
Al
B
Co
Cu
Mg
Nb
Pb
Sn
Ti
V
W
0.061
0.009
0.0018
0.000
0.105
0.006
0.034
0.0064
0.009
0.042
0.000
0.027
0.0001
0.0002
0.0001
0.0000
0.0078
0.0006
0.0002
0.0004
0.0007
0.0014
0.0000
0.0002
4. PENUTUP
4.1. Keesimpulan
1. Preheating pada temperatur 4000C pada cetakan permanen menghasilkan
distribusi kekerasan yang seragam.
2. Berdasarkan data hasil pengujian yang diperoleh dari CE meter maka
diperoleh kandungan karbon sebesar 3.98%, silicon sebesar 1.86% dan
fospor sebesar 0%. Dengan demikian dapat diketahui bahwa besi cair
dengan kandungan karbon sebesar 3.98% maka pada saat membeku
disebut besi cor kelabu.
3. Dari data hasil pengujian kekerasan bagian A (sisi samping kanan yang
kontak langsung pada molding) dengan harga kekerasan paling tinggi
bagian A3 sebesar 93,31 HRB, Bagian B (bagian yang kontak langsung
pada molding bagian bawah) dengan harga kekerasan paling tinggi bagian
B4 sebesar 93,46 HRB, Bagian C (sisi kiri atau bagian tengah spesimen
yang telah dibelah) dengan harga kekerasan paling tinggi bagian C3
sebesar 97,23 HRB dan Bagian D (bagian atas yang kontak langsung
dengan udara bebas) dengan harga kekerasan paling tinggi bagian D1
sebesar 96.72 HRB. Dari hasil foto mikro dapat di lihat terbentuknya
struktur grafit dan sementit yang berseragam tergantung dari tingkat
kekerasannya. Pada pengujian komposisi kimia didapat 20 unsur
kandungan yang berbeda dan dapat diketahui jenis besi cor kelabu FC 150
karena terdapat kandungan C sebesar 3,06% dan Si sebesar 1.80%.
14
4.2 Saran
Dalam penelitian selanjutnya, penulis mempunyai beberapa saran yang
dapat digunakan untuk proses pengembangan dan pembuatan besi cor kelabu,
yaitu :
1. Perlu alat pemanas cetakan permanen yang lebih modern supaya lebih
akurat dalam proses preheating.
2. Perlu adanya kelengkapan termometer ruangan untuk mengetahui suhu
udara bebas tempat pendinginan spesimen demi kelengkapan data yang
lebih detail lagi.
3. Saat proses penelitian berjalan koordinasi dalam tim sangatlah penting
baik dalam pembuatan dokumentasi, pembuatan spesimen, dan proses
pengujian spesimen, guna mendapatkan data yang akurat.
4. Melakukan pengujian lebih dari satu kali atau berulang, guna untuk
mendapatkan hasil yang lebih valid.
4.3 PERSANTUNAN
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
atas berkat dan rahmat-NYA sehingga penyusunan laporan penelitian ini
dapat terselesaikan.
Tugas Akhir berjudul “Rancang Bangun Heat Exchanger Tube
Non Fin Tiga Pass, Shell Satu Pass Untuk Mesin Pengering Empon-
empon”, dapat terselesaikan atas dukungan dari beberapa pihak. Untuk
itu pada kesempatan ini, penulis dengan segala ketulusan dan keikhlasan
hati ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Ir. Sri Sunarjono, MT., Ph.D., Dekan Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
2. Tri Widodo Besar Riyadi, ST., MSc., Ph.D., Ketua Jurusan Teknik
Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta.
15
3. Agus Yulianto, ST, MT. Dosen pembimbing yang banyak
memberikan ilmu, waktu, dorongan serta arahan dalam proses
bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
4. Ir. Bibit Sugito, MT. Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan arahan, bimbingan serta motivasi selama masa kuliah.
5. Semua pihak yang telah membantu semoga Allah SWT membalas
kebaikan kita semua.
Daftar Pustaka
Akbari M, Buhl S, Leinenbach C, Spoleak R, Wagener K. Sebagian besar
komponen otomotif sangat tergantung pada fenomena pembekuan.
Darmoko C, 2016.“Pengaruh lapisan karbon terhadap sifat fisi dan mekanis pada
solidifikasi besi cor kelabu dalam cetakan permanen untuk tapping awal”,
TugasAkhir S-1, UMS, Surakarta.
E. Paul De Garmo, “Material and Processes in Manufacturing”. 1 January 1997.
https://www.amazon.com/materials-processes-manufacturing-paul-
degarmo/dp/0023286210 16 Juli 2016./ 20:06
Martanta, Teguh Cristy. 2016. “Pengaruh Preheating Pada Cetakan Permanen
Terhadap Sifat Fisis Dan Mekanik Besi Cor Kelabu”. UMS. Surakarta
Stefanescu, Doru M. B., Juli 2007, “Modeling Of Cast Iron Solidification” Tata
McGraw Hill, 7 West Patel Nagar, New Delhi 110 008.
Surdia, Tata. MS. Dan Saito, Shinroku. 1985. Pengetahuan Bahan Teknik.
Cetakan ke-4. PT. Prandnya Paramita, Jakarta.
Ganwarich P. Hasil berkolerasi dengan yang di ukur sifat mekanik: konten grafit
di kurangi meningkatkan kekuatan tarik.
Kuryloa P. 2012. Klarifikasi jenis material paduan sangat diperlukan dalam
industry mesin.
Yulianto, A, 2016. Pengecoran besi cor kelabu dengan menggunakan cetakan
besi cor ulet yang telah dipanaskan.
top related