pengaruh penggunaan model pembelajaran value...
Post on 09-Apr-2019
227 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE
CLARIFICATION TEHNIQUE (VCT) TERHADAP SIKAP
NASIONALISME PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN
SOSIAL SISWA KELAS V MI. JAMIYYATUL KHAIR CIPUTAT
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Islam pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
oleh
MELITA ANDRIYANI
1111018300009
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Value
Clarification Technique (YCT) Terhadap Sikap Nasionalisme Pada MataPelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas V MI. Jamiyyatul KhairCiputat disusun oleh Melita Andriyani, NIM 1111018300009, Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingandan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang
munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
J akarla, 23 Septemb er 201 5
Yang mengesahkan,
Dosen Pembimbing
NrP. 19810623 200912 1 003
Asep Ediana Latip. M.Pd
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MI'NAQASYAII
Skripsi yang berjudul: "Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Yalue Clarification
Technique (VCT) Terhadap Sikap Nasionalisme Pada Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial Siswa Kelas V MI. Jamiyyatul Khair Ciputat" diajukan kepada
fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah
dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada Tanggal 19 Oktober 2015 dihadapan dewan
penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana 51 (S.Pd.i) dalam bidang
Fendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Jakarta, Oktober 2015
Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan)
Dr. Khalimi, M.Ag
NIP.196505r5 199403 1 006
Sekretaris (Sekretaris Jurusan)
Asep Ediana Latip, M.Pd
NIP.19810623 200912 | 003
Penguji I
Dindin Ridwanuddin, M.Pd
NIP. 19771121201101 i 001
Penguji II
Takiddin, M.Pd
NrP.i9831206 201101 1 005
26
Tanggal
- to -LoE
q, - tD-n,f.LS149 -
)6, 96 - "oft
Tanda Tangan
MengetahuiDekan Fakulta mu Ta
tL-to- &o,s
an Keguruan
NIP. 19 31007
I;d KEMENTERIAN AGAMA
lffi; UIN JAKARTA1e-ffiffiffie I rtrx"*{--'---* Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-067
Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
No. Revisi: : 0'l
Hal 1t1
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
NIM
Jurusan/Prodi
Alamat
Nama Pembimbing
NIP
: Melita Andriyani
:1111018300009
: PGMI
: Jl. Pancoran Timur II C Rt.07l02, Pancoran, Jakarta Selatan
: Asep Ediana Latip, M.Pd
: 1981 0623 200912 | 003
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Value
Clarification Technique (YCT) Terhadap Sikap Nasionalisme Pada Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas V MI. Jamiyyatul Khair Ciputat adalah benar hasil
karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
JurusarlProgram Studi : PGMI
Dernikian surat pernyatan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima
segala konsektiensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Iakarta,8 Oktcber 2015
Melita Andriyani
i
ABSTRAK
MELITA ANDRIYANI (1111018300009), Pengaruh Penggunaan Model
Pembelajaran Value Clarification Tehnique (VCT) Terhadap Sikap
Nasionalisme Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas V
MI. Jamiyyatul Khair Ciputat“. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, September 2015.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan
model pembelajaran value clarification technique (VCT) terhadap sikap
nasionalisme siswa pada pembelajaran IPS. Penelitian ini dilakukan di MI.
Jam‟iyyatul Khair Tahun ajaran 2014/2015. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan desain penelitian Non-
equivalent control group design. Subyek penelitian ini adalah 38 siswa yang
terdiri dari 19 siswa untuk kelompok eksperimen dan 19 siswa untuk kelompok
kontrol. Teknik pengumpulan data berupa lembar observasi siswa dan angket
yang terdiri dari 21 item pernyataan. Teknik analisa data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji-t, dan berdasarkan perhitungan uji t menunjukkan thitung
2,209 dan ttabel 1,688 (2,209 ≥ 1,688) atau nilai sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05
(0,034 < 0,05) dengan resiko kesalahan 5%, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa “Rata-rata sikap nasionalisme siswa
dalam pembelajaran matematika yang menggunakan model VCT lebih tinggi dari
rata-rata sikap nasionalisme siswa dalam pembelajaran matematika yang
menggunakan pendekatan konvensional”. Dengan demikian, penggunaan model
pembelajaran value clarifacition technique (VCT) berpengaruh terhadap sikap
nasionalisme siswa dalam pembelajaran IPS.
Kata kunci: model pembelajaran VCT, sikap nasionalisme siswa
ii
ABSTRACT
MELITA Andriyani (1111018300009), Influence the use of Value
Clarification Tehnique Learning Model (VCT) Against Nationalism attitude
on the subjects of social studies students in grade V MI. Jamiyyatul Khair
Ciputat". Thesis Department of Islamic Elementary Teacher Education,
Faculty of Science and Teaching Tarbiyah, Syarif Hidayatullah State Islamic
University Jakarta, September 2015
The purpose of this study was to determine the effect of the use of the
learning model values clarification technique (VCT) against nationalism students
in social studies learning. This research was conducted in MI. Jam'iyyatul Khair
for academic year 2014/2015. The method used in this research is the method of
quasi-experimental research design with non-equivalent control group design. The
subjects of this study were 38 students consisting of 19 students for the
experimental group and 19 students in the control group. Data collection
techniques in the form of student observation sheet and questionnaire consisting
of 21 items statement. Data analysis technique used in this study is t-test, and
based on the calculation t test showed tcount 2,209 and ttable 1.688 (2.209 ≥ 1.688)
or sig (2-tailed) is greater than 0.05 (0.034 <0.05) the risk of error of 5%, then H0
rejected and H1 accepted. So it can be concluded that the "average nationalism
students in learning mathematics that uses models of VCT is higher than the
average nationalism students in learning math using conventional approaches".
Thus, the use of the learning model clarifacition value technique (VCT) affect the
attitude of nationalism students in social studies learning.
Keywords: VCT learning model, students' attitudes nationalism
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil„alamiin, puji serta syukur kehadirat Allah SWT. atas
segala rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Sholawat serta salam senantiasa semoga Allah limpahkan kepada Nabi
besar kita, Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya dan insya Allah
sampai kepada kita selaku umatnya.
Selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dukungan, do‟a
dan partisipasi dari berbagai pihak. Penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Prof. Dr Ahmad Thib Raya MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu
dalam mengesahkan skripsi ini.
2. Dr. Khalimi, M.Ag, selaku ketua program studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI) yang telah banyak memberikan bimbingan dan motivasi
kepada penulis.
3. Dr. Didi Suprijadi, M.M, penasihat akademik yang selalu memberikan arahan
dan nasihat, serta mempermudah penulis secara administrasi akademik
sehingga skripsi ini dapat diajukan dan diujikan.
4. Bapak Asep Ediana Latip, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan mencurahkan pikirannya untuk memberikan
bimbingan, nasehat, motivasi, dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan.
5. Bapak Dindin Ridwanuddin, M.Pd selaku dosen di Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) yang telah memberikan bantuan dan
dukungannya yang sangat berharga kepada penulis.
6. Bapak/Ibu Dosen dan Staff di UIN Syarif Hidayatullah khususnya di Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) yang telah memberikan
bantuan dan dukungannya.
iv
7. Ibu Maryani, S.Ag, kepala Sekolah MI. Jam‟iyyatul khair, dewan guru
khususnya Bapak Imron, S.Ag wali kelas V-A, Bapak Ismail, S.Ag selaku
wali kelas V-B, dan seluruh karyawan yang telah memberikan kesempatan
dan membantu agar penulis dapat melakukan penelitian.
8. Kedua orang tua yang penulis cintai, sayangi dan hormati, Ayah dan Mama.
Terima kasih atas kasih sayangnya yang tiada tara. Semoga Allah selalu
melimpahkan rahmat-Nya.
9. Umi dan habib yang selalu ada di hatiku.
10. Kakak-kakakku, Kak Pipit dan Bang Nanang yang selalu menyayangiku.
11. Adikku tercinta Sheila Silfia yang selalu memberi semangat kepadaku.
12. Sahabat-sahabatku Mariati Mauli Bellanisa, Siti Khodijah, Sri Yulianingsih,
Ningrum, Siti Bahriah, Fitriyani, Riza Faraziah, Febriyani, Anisa Yuniarti dll
yang telah memberikan motivasi demi menyelesaikan skripsi ini.
13. Teman-teman Majelis Nisa dan Majelis Rasulullah SAW yang selalu
memberikan motivasi dan semangatnya.
Semoga Allah SWT memberikan balasan kepada semua pihak yang telah
membantu terselesainya skripsi ini. Semoga kebaikannya dijadikan amal shaleh
dan senantiasa diberikan kemuliaan, Amiin. Harapan penulis semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Jakarta, September 2015
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
ABSTRACT ......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x
DAFTAR BAGAN ............................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB I: PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 5
C. Pembatasan Masalah............................................................................. 5
D. Rumusan Masalah ................................................................................ 6
E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 7
BAB II: KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
PENELITIAN
A. Deskripsi Teoritik ................................................................................. 8
1. Pembelajaran IPS .......................................................................... 8
a. Pengertian Pembelajaran IPS .................................................. 8
b. Tujuan Pembelajaran IPS ........................................................ 11
c. Karakteristik Pembelajaran IPS di SD .................................... 12
2. Sikap Nasionalisme ....................................................................... 14
vi
a. Pengertian Sikap Nasionalisme .............................................. 14
b. Bentuk-bentuk Nasionalisme ................................................. 16
c. Sebab-sebab yang Mendorong Munculnya Nasionalisme ..... 18
d. Pentingnya Sikap Nasionalisme ............................................. 19
e. Upaya-upaya Peningkatan Sikap Nasionalisme ..................... 22
f. Penanaman Sikap melalui Mata Pelajaran IPS di Sekolah
Dasar ....................................................................................... 23
g. Indikator Sikap Nasionalisme ............................................... 28
h. Nilai-nilai Nasionalisme Pada Pokok Bahasan Perjuangan
Mempertahankan Kemerdekaan ............................................. 30
3. Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) ..................... 39
a. Pengertian Pembelajaran VCT ............................................... 39
b. Prinsip-Prinsip VCT ............................................................... 42
c. Tujuan Pembelajaran VCT ..................................................... 43
d. Teknik Pembelajaran Nilai ..................................................... 43
e. Langkah-langkah Pembelajaran VCT .................................... 44
f. Kelebihan dan Kelemahan Model VCT ................................. 45
B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................ 46
C. Kerangka Berpikir ............................................................................... 47
D. Pengajuan hipotesis ............................................................................. 48
BAB III: METODE PENELITIAN .................................................................. 49
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 49
B. Metode dan Desain Penelitian ............................................................. 49
C. Populasi dan Teknik Pengambilan sampel .......................................... 51
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 51
E. Instrumen Penelitian ........................................................................... 52
F. Uji Coba Instrumen penelitian ............................................................ 55
G. Teknik Analisis Data ........................................................................... 56
H. Hipotesis Statistik ............................................................................... 58
vii
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 60
A. Deskripsi Data (Temuan) .................................................................... 60
1. Hasil Observasi Pembelajaran....................................................... 60
a. Hasil Observasi Pembelajaran pada Kelas Eksperimen .......... 60
b. Hasil Observasi Pembelajaran Kelas Kontrol ......................... 74
2. Hasil Angket Siswa ....................................................................... 87
3. Skor Rata-rata Angket Sikap Nasionalisme Siswa Pada Kelas
Eksperimen dan Kontrol ............................................................... 100
B. Pengujian Hipotesis ............................................................................. 100
1. Uji Prasyarat Hipotesis .................................................................. 100
a. Uji Normalitas data ................................................................. 101
b. Uji Homogenitas Data ............................................................. 102
2. Uji Hipotesis ................................................................................. 102
C. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 103
D. Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 106
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 108
A. Kesimpulan......................................................................................... 108
B. Saran .................................................................................................. 108
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 110
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Waktu Pelaksanaan Penelitian..................................................... 50
Tabel 3.2 : Desain Penelitian ......................................................................... 51
Tabel 3.3 : Kisi-kisi Angket Sikap Nasionalisme.......................................... 54
Tabel 4.1 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Mampu Menghormati
Orang Lain .................................................................................. 62
Tabel 4.2 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Disiplin ............................. 64
Tabel 4.3 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Senang dan Bangga
Menjadi Warga Negara Indonesia ............................................... 65
Tabel 4.4 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Giat Belajar ...................... 67
Tabel 4.5 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Rela Berkorban ................ 69
Tabel 4.6 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Pantang Menyerah ............ 70
Tabel 4.7 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Tidak Memaksakan Ke-
hendak Kepada Orang Lain ......................................................... 71
Tabel 4.8 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Suka Bekerja Keras .......... 72
Tabel 4.9 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Mampu Menjalin
Persatuan dan Kesatuan Antar Sesama ........................................ 73
Tabel 4.10 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Jujur .................................. 74
Tabel 4.11 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Mampu Menghormati
Orang Lain ................................................................................... 75
Tabel 4.12 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Disiplin ............................. 78
Tabel 4.13 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Senang dan Bangga
Menjadi Warga Negara Indonesia ............................................... 79
Tabel 4.14 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Giat Belajar ...................... 80
Tabel 4.15 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Rela Berkorban ................ 82
Tabel 4.16 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Pantang Menyerah ............ 83
Tabel 4.17 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Tidak Memaksakan Ke-
hendak Kepada Orang Lain ......................................................... 84
ix
Tabel 4.18 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Suka Bekerja Keras .......... 85
Tabel 4.19 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Mampu Menjalin
Persatuan dan Kesatuan Antar Sesama ........................................ 86
Tabel 4.20 : Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Jujur .................................. 87
Tabel 4.21 : Hasil Angket Sikap Nasionalisme Giat belajar ........................... 89
Tabel 4.22 : Hasil Angket Sikap Nasionalisme Disiplin ................................. 90
Tabel 4.23 : Hasil Angket Sikap Nasionalisme Senang dan Bangga Menjadi
Warga Negara Indonesia ............................................................. 91
Tabel 4.24 : Hasil Angket Sikap Nasionalisme Rela Berkorban ..................... 93
Tabel 4.25 : Hasil Angket Sikap Nasionalisme Jujur ...................................... 94
Tabel 4.26 : Hasil Angket Sikap Nasionalisme Tidak Memaksakan Kehendak
Kepada Orang Lain...................................................................... 95
Tabel 4.27 : Hasil Angket Sikap Nasionalisme Mampu Menjalin Persatuan
dan Kesatuan ............................................................................... 96
Tabel 4.28 : Hasil Angket Sikap Nasionalisme Pantang Menyerah ................ 97
Tabel 4.29 : Hasil Angket Sikap Nasionalisme Suka Bekerja Keras .............. 98
Tabel 4.30 : Hasil Angket Sikap Nasionalisme Mampu Menghormati Orang
Lain .............................................................................................. 100
Tabel 4.31 : Distribusi Frekuensi rata-rata Angket Sikap Nasionalisme Siswa
Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................... 101
Tabel 4.32 : Hasil Uji Normalitas Data ........................................................... 102
Tabel 4.33 : Hasil Uji Homogenitas Data........................................................ 103
Tabel 4.34 : Hasil Uji Sampel Tidak Berpasangan Dengan Statistik Uji t ...... 104
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Keterpaduan Cabang Ilmu Pengetahuan Sosial .......................... 11
xi
DAFTAR BAGAN
Bagan 3.2 : Kerangka Konseptual Penelitian ................................................. 47
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen .. 112
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ......... 162
Lampiran 3 : Hasil Observasi Siswa Kelas Eksperimen ................................... 194
Lampiran 4 : Hasil Observasi Siswa Kelas Kontrol ......................................... 202
Lampiran 5 : Kisi-kisi Angket Sikap Nasionalisme Siswa Sebelum Uji
Validitas ....................................................................................... 210
Lampiran 6 : Kisi-kisi Angket Sikap Nasionalisme Siswa Setelah Uji
Validitas ....................................................................................... 212
Lampiran 7 : Angket Sikap Nasionalisme Siswa .............................................. 214
Lampiran 8 : Hasil Observasi Siswa Pra Penelitian .......................................... 216
Lampiran 9 : Hasil Uji Prasyarat....................................................................... 218
Lampiran 10 : Hasil Uji Validitas Angket Sikap Nasionalisme Siswa ............... 221
Lampiran 11 : Hasil Uji Reliabilitas Angket Sikap Nasionalisme Siswa ........... 222
Lampiran 12 : Daftar Nilai Angket Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ......................................................................................... 223
Lampiran 13 : Tabel Perhitungan Hasil Angket Siswa Kelas Eksperimen......... 224
Lampiran 14 : Tabel Perhitungan Hasil Angket Siswa Kelas Eksperimen......... 225
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan nasional merupakan salah satu modal terpenting dalam
membangun peradaban bangsa, membentuk watak, sikap serta potensi yang
dimiliki seseorang demi kehidupannya pada masa yang akan datang.
Pasal 4 UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa “pendidikan
nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia
yang beriman, bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia,
sehat jasmani dan rohani, kerja keras, mandiri, estetis, berilmu, kreatif,
produktif, mampu bersaing, cakap, demokratis, memiliki wawasan
keunggulan, harmonis dengan lingkungan alam, memiliki tanggung jawab
sosial, memiliki semangat kebangsaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa”.
Pendidikan di sekolah dasar khususnya perlu mendapat perhatian yang
sangat serius, karena pendidikan dasar merupakan landasan pokok yang untuk
menuju pendidikan selanjutnya yang lebih tinggi. Di pendidikan dasar, siswa
mempelajari banyak mata pelajaran khususnya 5 mata pelajaran pokok yang
mencakup Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS dan PKN. Kelima mata
pelajaran tersebut dan mata pelajaran pendukung lainnya yang akan
membentuk pengetahuan awal siswa, kepribadian, watak serta sikap siswa
yang akan menjadi bekal untuk kehidupannya di masa yang akan datang.
Selain siswa dibekali dengan bekal kemampuan kognitif, pendidikan
seharusnya juga dapat membentuk sikap siswa. Tidak hanya kemampuan
kognitif siswa saja yang dikembangkan namun juga sikap siswa juga harus
dibentuk dalam dunia pendidikan agar siswa dapat bersikap dengan lebih baik
lagi dikemudian hari. Tujuannya adalah agar siswa tidak hanya pandai namun
juga dapat bersikap dengan baik dengan menggunakan kepandaian yang
dimilikinya.
2
Keberhasilan suatu proses pendidikan bukan hanya diukur dari segi
kognitif siswa saja namun yang tidak kalah pentingnya segi afektif dan segi
psikomotorik juga menjadi faktor penentu keberhasilan suatu proses
pendidikan. Oleh karena itu selain keluarga dan lingkungan, ketika anak sudah
memasuki dunia pendidikan, maka guru juga berperan penting dalam
membentuk sikap siswanya, terutama sikap yang berhubungan dengan rasa
kecintaan siswa terhadap tanah airnya yaitu sikap nasionalisme siswa.
Sikap nasionalisme siswa harus dipupuk sejak dini, siswa harus
ditanamkan nilai-nilai nasionalisme agar siswa semakin bertambah
kecintaannya terhadap tanah airnya dan siswa tidak akan mudah terpengaruh
dengan kebudayaan asing yang masuk ke dalam negeri lalu mereka melupakan
kebudayaan mereka sendiri sehingga rasa nasionalisme yang ada di dalam diri
siswa memudar.
Belakangan ini, dunia pendidikan kita banyak dikejutkan dengan berita-
berita tentang perilaku yang tidak baik dikalangan pelajar di berbagai media
massa. Perilaku yang tidak baik itu diantaranya adalah kekerasan sesama
pelajar, memalak teman, membolos sekolah, pergaulan bebas, tawuran antar
pelajar, narkoba, merokok di sekolah dsb. Saat ini berdasarkan realita yang
sering kita hadapi dan rasakan bahwa rasa nasionalisme siswa juga sudah
mulai memudar. Hal ini bisa kita lihat di dalam pergaulan sehari-hari,
terkadang siswa lebih bangga berkomunikasi dengan teman sebayanya dengan
menggunakan bahasa asing, kurang menghormati bapak/ibu gurunya, kurang
menghormati temannya, siswa kurang giat dalam belajar, banyak siswa yang
tidak hafal dengan lagu-lagu nasional, siswa lebih bangga memakai barang-
barang buatan luar negeri dibanding dengan barang-barang buatan dalam
negeri, siswa kurang mematuhi peraturan dan tata tertib sekolah, siswa kurang
disiplin terhadap waktu, siswa kurang memelihara keindahan dan kebersihan
lingkungan, siswa seakan-akan lupa dan tidak mengenang jasa para pahlawan,
siswa tidak khidmat saat mengikuti upacara bendera, bahkan ada pula siswa
yang tidak hafal pancasila.
3
Hal yang sama juga peneliti temukan ketika melakukan observasi
pendahuluan yang peneliti lakukan di MI Jam’iyyatul Khair. Peneliti
menemukan beberapa fakta diantaranya pada saat upacara bendera sebagian
siswa terlihat khidmat dan sebagian lainnya terlihat tidak khidmat dalam
mengikuti upacara bendera, pada saat belajar dikelas siswa kurang giat dalam
belajar, pada awalnya siswa fokus untuk belajar namun lama-kelamaan ada
siswa yang mulai mengantuk, kurang bersemangat bercanda dan yang cukup
terlihat aktif dalam menjawab pertanyaan pendahuluan yang diajukan guru
lebih banyak didominasi oleh siswa laki-laki dari pada siswa perempuan.
Selanjutnya, pada saat guru meminta siswa secara bergantian untuk membaca
uraian materi yang akan dipelajari pada hari ini ada siswa yang membaca
teksnya masih kurang lancar, ada sebagian siswa yang mencoba membantu
membenarkan ucapan temannya namun ada sebagian yang lain yang malah
menertawakan temannya. Selain itu, pada saat guru menjelaskan materi
pelajaran, siswa kurang memperhatikan dengan sungguh-sungguh penjelasan
guru sehingga terlihat ada siswa bercanda, mengobrol dengan temannya dsb,
juga hanya ada beberapa orang saja yang orang siswa saja yang mau
menolong temannya yang lain yang merasa kesulitan dalam memahami materi
pelajaran dan ketika temannya lupa membawa alat tulis, hanya beberapa orang
siswa saja yang bersedia meminjamkan alat tulisnya kepada temannya.
Masalah-masalah yang terjadi diatas dalam perspektif keilmuan dapat
disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya faktor model pembelajaran, faktor
media pembelajaran, faktor kemampuan kompetensi guru, faktor kemampuan
dari peserta didik. Dari banyak faktor itu, yang terjadi di sekolah yang saya
teliti ternyata faktor model pembelajaran disekolah itu guru tidak
menggunakan model pembelajaran yang sifatnya penanaman sikap. Misalnya
pada saat menjelaskan materi Pahlawan Era Kebangkitan Nasional, guru
menggunakan model pembelajaran konvensional yang berupa ceramah dan
tanya jawab dan tidak mengarahkan pada penanaman sikap nasionalisme.
Langkah efektif untuk membangun dan menanamkan jiwa nasionalisme
siswa dapat ditempuh melalui jalur pendidikan. Pembaharuan pembelajaran
4
disekolah perlu dilakukan oleh semua komponen yang ada disekolah termasuk
oleh guru. Guru harus segera mulai menanamkan nilai-nilai nasionalisme
secara perlahan pada diri siswa. Melalui model pembelajaran yang mampu
meningkatkan sikap nasionalisme siswa. Agar siswa memiliki nilai-nilai
karakter dan kepribadian bangsa yang kuat, mampu memahami hak dan
kewajibannya sebagai warga negara serta menciptakan warga negara yang
mempunyai sikap nasionalisme Indonesia.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa pengajaran afektif lebih sulit
dibanding dengan pengajaran kognitif, ada beberapa upaya khusus yang harus
dilakukan guru. Guru dapat mempergunakan pembelajaran Value Clarification
Tehnique (VCT) dalam pembelajaran IPS. Namun yang menarik bagi saya
karena VCT dapat berpengaruh terhadap sikap nasionalisme. hal ini seperti
dalam penelitian yang dilakukan oleh Kd. Dewi Anggarini dkk, dari jurusan
PGSD FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia dengan judul
penelitian “Pengaruh Model Pembelajaran Value Clarification Technique
Berbantuan Media Gambar Terhadap Nilai Karakter Siswa Kelas V SD Gugus VI
Tajun”. Nilai karakter siswa mencakup diantaranya sebagai berikut. (1)
religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerjasama, (6) kreatif, (7)
mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11)
cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat/komunikatif, (14)
cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial,
dan (18) tanggung jawab.
Dengan penelitian ini, bahwa penggunaan model VCT berbantuan media
gambar berpengaruh terhadap nilai karakter siswa kelas V di Gugus VI Tajun.
hal ini dapat dilihat dapat dilihat dari rata-rata tentang nilai karakter antara
kedua kelompok sampel. dari rata-rata ( ̅) hitung, diketahui ̅ kelompok
eksperimen adalah 76,35 dan ̅ kelompok kontrol adalah 65,67. Hal ini
berarti, ̅ eksperimen lebih besar dari ̅ kontrol.
Dengan menggunakan model pembelajaran VCT diharapkan guru dapat
meningkatkan kembali sikap nasionalisme pada diri siswa dengan cara yang
menyenangkan dan siswa pun juga tidak merasa terbebani.
5
Sehingga, menarik bagi saya untuk melakukan penelitian serupa di sekolah
yang akan saya teliti. Oleh karena itu untuk mengetahui peningkatan sikap
nasionalisme siswa dengan menggunakan pembelajaran VCT, penelitian ini
akan membahas tema: “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Value
Clarification Tehnique (VCT) Terhadap Sikap Nasionalisme Pada Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas V MI. Jamiyyatul Khair
Ciputat”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penelitian
ini difokuskan pada beberapa masalah, diantaranya:
1. Sikap nasionalisme siswa yang rendah misalnya sebagian siswa kurang
khidmat pada saat mengikuti upacara bendera, pada saat belajar di kelas
siswa kurang giat dalam belajar, siswa kurang memperhatikan dengan
sungguh-sungguh penjelasan guru, siswa kurang menghormati temannya
dsb.
2. Model pembelajaran yang digunakan guru yaitu model pembelajaran
konvensional dengan ceramah dan tanya jawab tidak dapat meningkatkan
sikap nasionalisme siswa.
3. Guru kurang menanamkan sikap nasionalisme kepada siswa dalam
pembelajaran
4. Guru kurang memberikan teladan mengenai sikap nasionalisme kepada
siswa.
C. Pembatasan Masalah
Dari uraian identifikasi masalah yang telah disebutkan di atas, karena
keterbatasan waktu dalam penelitian, maka penulis membatasi permasalahan
pada:
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran VCT dalam
pembelajaran IPS.
6
2. Materi pelajaran difokuskan pada pembahasan mengenai Perjuangan
Mempertahankan Kemerdekaan
3. Sikap nasionalisme siswa yang dimaksud adalah sikap nasionalisme
siswa yang dapat diwujudkan dalam keseharian mereka misalnya dengan
menghormati dan mentaati nasihat bapak/ibu guru, belajar dengan giat di
kelas, mau menolong temannya, menghormati temannya dsb.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka
peneliti akan mencoba untuk mengajukan rumusan masalah dalam penelitian
ini yaitu:
1. “Seberapa besar pengaruh penggunaan model pembelajaran Value
Clarification Tehnique (VCT) terhadap sikap nasionalisme siswa pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas V MI. Jamiyyatul
Khair Ciputat”.
2. “Bagaimana pengaruh penggunaan model pembelajaran Value
Clarification Tehnique (VCT) terhadap sikap nasionalisme siswa pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas V MI. Jamiyyatul
Khair Ciputat”.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
yaitu:
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan model
pembelajaran Value Clarification Tehnique (VCT) terhadap sikap
nasionalisme siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa
kelas V MI. Jamiyyatul Khair Ciputat.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan model pembelajaran
Value Clarification Tehnique (VCT) terhadap sikap nasionalisme siswa
pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas V MI.
Jamiyyatul Khair Ciputat.
7
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang akan dilakukan memiliki kontribusi yang cukup
besar bagi guru, siswa, sekolah, orang tua dan peneliti. Kontribusi pada
masing-masing komponen dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Sebagai acuan untuk mengetahui metode pembelajaran yang dapat
meningkatkan sikap nasionalisme siswa serta dapat meningkatkan
professionalisme guru dalam proses pembelajaran.
2. Bagi Sekolah
Untuk membantu sekolah dalam memperbaiki/memajukan proses
pembelajaran, dan membentuk siswa-siswa yang memiliki sikap
nasionalisme yang tinggi.
3. Bagi Siswa
Dapat meningkatkan sikap nasionalisme siswa dalam kehidupan sehari-
hari, dan dapat memberikan pengalaman yang baru sehingga kegiatan
pembelajaran IPS sehingga menjadi lebih menyenangkan.
4. Bagi Peneliti
Sebagai sumbangan untuk kemajuan dalam dunia pendidikan di Indonesia
serta untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam proses
pembelajaran IPS. Selain itu sebagai bahan acuan bagi para peneliti lain
dalam melakukan penelitian.
8
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
1. Pembelajaran IPS
a. Pengertian Pembelajaran IPS
Sebelum menjelaskan tentang pengertian pembelajaran IPS,
terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai pengertian belajar. Istilah
belajar dewasa ini sudah cukup populer di telinga kita. Bahkan banyak
orang beranggapan bahwa belajar adalah mencari ilmu pengetahuan
atau menuntut ilmu. Apabila kita bertanya kepada orang lain tentang
arti dari kata belajar maka kita akan mendapatkan banyak definisi
belajar yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah sebagai
berikut.
Menurut R. Gagne, belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses
dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat pengalaman.1
Menurut Witherington, Belajar adalah suatu perubahan di dalam
kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada
reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau
suatu pengertian”.2 Sedangkan menurut James O. Wittaker, belajar
dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan
atau diubah melalui latihan atau pengalaman.3
Dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah
laku, kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru
daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian,
atau suatu pengertian, kepribadian melalui latihan atau pengalaman.
Sedangkan kata “pembelajaran” dapat didefinisikan sebagai suatu
sistem atau sebagai suatu proses membelajarkan peserta didik yang
1 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar, (Jakarta:
Kencana, 2013). Cet.Ke-1,h.1. 2 Muhammad Thobroni dkk, Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2011), h. 20. 3 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet.
Ke.5, h. 104
9
direncanakan atau didesain, dilaksanakan dan dievaluasi secara
sistematis agar siswa-siswi dapat mencapai tujuan pembelajaran secara
efektif dan efisien.4 Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai
tujuan pembelajaran.5
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan menggunakan proses
yang sengaja dirancang agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Sementara itu, Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan
nama mata pelajaran di tingkat sekolah atau nama program studi di
perguruan tinggi yang identik dengan istilah “Sosial Studies” dalam
kurikulum persekolahan di negara lain, khususnya di negara-negara
barat seperti Australia dan Amerika Serikat. Nama IPS yang lebih
dikenal Sosial Studies dinegara lain itu merupakan istilah hasil
kesepakatan dari para ahli atau pakar kita di Indonesia.6
Namun, pengertian IPS ditingkat persekolahan itu sendiri
mempunyai perbedaan makna khusunya IPS untuk Sekolah Dasar
(SD), dengan IPS untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan IPS
untuk Sekolah Menengah Atas (SMA). Pengertian IPS di persekolahan
tersebut ada yang berarti program pengajaran, ada yang berarti mata
pelajaran yang berdiri sendiri, ada yang berarti gabungan (paduan) dari
sejumlah mata pelajaran atau disiplin ilmu.perbedaan ini dapat pula
diidentifikasi dari perbedaan pendekatan yang diterapkan pada masing-
masing jenjang persekolahan tersebut.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai
cabang ilmu-ilmu sosial seperti (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,
politik, hukum dan budaya). Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas
4Agung Eko Purwana, dkk, Pembelajaran IPS MI, (LAPIS: PGMI, 2009), h. 10.
5 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 57
6 Sapriya, Susilawati, dan Sadjaruddin Nurdin, Konsep dasar IPS, (Bandung: UPI
Press, 2006), Edisi kesatu, Cetakan Pertama, h.3
10
dasar realitas dan fenomena sosial yang menunjukkan suatu
pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial
(sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya).
IPS atau studi sosial merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang
diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu sosial: sosiologi,
sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat dan psikologi
sosial.
Geografi, sejarah dan antrologi merupakan disiplin ilmu yang
memiliki keterpaduan yang tinggi. Pembelajaran geografi memberikan
kebulatan wawasan yang berkenaan dengan wilayah-wilayah,
sedangkan sejarah memberikan kebulatan wawasan tentang sejarah-
sejarah yang berkaitan dengan periode. Antropologi meliputi studi-
studi komparatif yang berkenaan dengan nilai-nilai, kepercayaan,
struktur sosial, aktivitas-aktivitas ekonomi, organisasi politik, ekspresi-
ekspresi dan spiritual, teknologi dan benda-benda budaya dari budaya-
budaya terpilih. Ilmu politik dan ekonomi tergolong ke dalam ilmu-
ilmu tentang kebijakan pada aktivitas-aktivitas yang berkenaan dengan
pembuatan keputusan. Sosiologi dan psikologi sosial merupakan ilmu-
ilmu tentang perilaku seperti konsep peran, kelompok, institusi, proses
interaksi dan kontrol sosial. Secara intensif konsep-konsep seoerti ini
digunakan ilmu-ilmu sosial dan studi-studi sosial.
Gambar 2.1 Keterpaduan Cabang Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu politik Sejarah
Ekonomi Geografi Ilmu
Pengetahuan
Sosial Psikologi
sosial Sosiologi
Filsafat Antropologi
11
Jadi pembelajaran IPS adalah suatu kegiatan yang dirancang untuk
membantu siswa dalam mempelajari dan memahami materi-materi
IPS. Dengan tujuan agar siswa peka terhadap permasalahan sosial yang
terjadi disekitarnya serta memiliki sikap mental yang positif dan
keterampilan dalam mengatasi berbagai permasalahan sosial yang
terjadi di lingkungan masyarakatnya.
b. Tujuan Pembelajaran IPS
Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial adalah untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah
sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif
terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan terampil
mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa
dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut
dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS di sekolah di
organisasikan secara baik. Dari rumusan tujuan tersebut dapat dirinci
sebagai berikut.7
1. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau
lingkungannya melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan
kebudayaan masyarakat.
2. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu
menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang
kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah
sosial.
3. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta
membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang
berkembang di masyarakat
7 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu (Konsep Strategi dan Implementasinya
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2010),
Ed1, Cet 2, h. 176
12
4. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah sosial serta
mampu membuat analisa yang kritis, selanjutnya mampu
mengambil tindakan yang tepat
5. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu
mengembangkan diri sendiri agar survive yang kemudian
bertanggung jawab membangun masyarakat.
6. Memotivasi seseorang untuk bertindak berdasarkan moral
7. Fasilitator di dalam suatu lingkungan yang terbuka dan tidak
bersifat menghakimi
8. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam
kehidupannya “to prepare students to be well-functioning citizens
in a democratic society” dan mengembangkan kemampuan siswa
menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan pada setiap
persoalan yang dihadapinya.
9. Menekankan perasaan, emosi, dan derajat penerimaan atau
penolakan siswa terhadap materi pembelajaran IPS yang diberikan.
c. Karakteristik Pembelajaran IPS di SD
Istilah pendidikan IPS dalam menyelenggarakan pendidikan di
Indonesia masih relatif baru digunakan. Pendidikan IPS merupakan
padanan dari sosial studies dalam konteks kurikulum di Amerika
Serikat. Istilah tersebut pertama kali digunakan di AS pada tahun 1913
mengadopsi nama lembaga Sosial Studies yang mengembangkan
kurikulum di AS.8
Kurikulum pendidikan IPS tahun 1994 sebagaimana yang
dikatakan oleh Hamid Hasan, merupakan fusi dari berbagai disiplin
ilmu, Martoella mengatakan bahwa pembelajaran pendidikan IPS lebih
menekankan pada aspek “pendidikan” dari pada : transfer konsep”,
karena dalam pembelajaran IPS peserta didik diharapkan memperoleh
pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta
8 Ibid., h. 172
13
meltih sikap, nilai, moral dan keterampilannya berdasarkan konsep
yang telah dimilikinya. Dengan demikian, pembelajaran pendidikan
IPS harus diformulasikan pada aspek kependidikannya.
Konsep IPS yaitu:
a. Interaksi
b. Saling ketergantungan
c. Kesinambungan dan perubahan
d. Keragaman/kesamaan/perbedaan
e. Konflik dan konsesus
f. Pola (patron)
g. Tempat
h. Kekuasaan (power)
i. Nilai kepercayaan
j. Keadilan dan pemerataan
k. Kelangkaan (scarcity)
l. Kekhususan
m. Budaya (culture) dan
n. Nasionalisme9
Karakteristik mata pelajaran IPS berbeda dengan disiplin
ilmu lain yang bersifat monolitik. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
merupakan integrasi dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial seperti
sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya.
Rumusan Ilmu Pengetahuan Sosial berdasarkan realitas dan
fenomena sosial beradsarkan pendekatan interdisipliner.
Mata pelajaran IPS di MI/SD, MTS/SMP, memiliki beberapa
karakteristik antara lain sebagai berikut.
1. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur
geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan,
sosiologi bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama.
9 Ibid., h. 173
14
2. Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari
struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi dan sosiologi yang
dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau
topik (tema) tertentu.
3. Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut
berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan
interdisipliner dan multidisipliner.
4. Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut
persitiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip
sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan,
struktur, proses dan masalah sosial seta upaya-upaya perjuangan
hidup agar survive serta pemenuhan kebutuhan, kekuasaan,
keadilan, jaminan keamanan.
2. Sikap Nasionalisme
a. Pengertian Sikap Nasionalisme
Menurut Muslim, secara historis istilah sikap (attitude) digunakan
pertama kali oleh Herbert Spencer tahun 1862, yang diartikan sebagai
status mental seseorang. Seperti ahli psikologi seperti Louis,
Thurstone, Rensis Likert, Charles Osgood menyatakan bahwa sikap
adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan yang mana dapat
memihak (favoriable) maupun tidak memihak (unfavorable) pada
suatu objek tertentu. Sedangkan kelompok ahli psikologi sosial seperti
Chzve, Bogardus, La Pierre, Mead dan Gordon Allport mengemukan
sikap adalah kesiapan (kecenderungan potensial) untuk bereaksi pada
suatu obyek dengan cara-cara tertentu. Menurut La Pierre
mendifinisikan sikap sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau
kesiapan antisipatif, dan predisposisi untuk menyesuaikan dengan
situasi sosial, atau secara sederhana sikap adalah respon terhadap
stimuli sosial yang telah terkondisikan.
Nasionalisme berasal dari kata nation yang berarti bangsa. Bangsa
mempunyai dua pengertian yaitu dalam pengertian antropologi dan
15
sosiologi, ada juga dalam pengertian politik. Dalam pengertian
antropologi dan sosiologi bangsa adalah suatu masyarakat yang
merupakan persekutuan hidup yang berdiri sendiri dan masing-masing
anggota persekutuan hidup tersebut merasa satu kesatuan ras, bahasa,
agama, sejarah, dan adat istiadat. Bangsa menurut politik adalah
kelompok masyarakat dalam suatu daerah yang sama dan mereka
tunduk kepada kedaulatan negaranya sebagai kekuasaan yang tertinggi
keluar dan ke dalam. Nation (bangsa) dalam pengertian politik inilah
yang kemudian menjadi pokok pembahasan tentang nasionalisme.
Secara operasional sikap nasionalisme dapat didefinisikan
sebagai sikap cinta tanah air, yang artinya mereka mencintai dan mau
membangun tanah airnya menjadi lebih baik. Sikap yang sesuai
dengan nasionalisme diantaranya sebagai berikut, menjaga persatuan
dan kesatuan bangsa, menghargai jasa-jasa pahlawan, setia memakai
produksi dalam negeri, rela berkorban demi bangsa dan negara, bangga
sebagai bangsa dan bernegara Indonesia, mendahulukan kepentingan
negara dan bangsa di atas kepentingan pribadi, berprestasi dalam
berbagai bidang untuk mengharumkan nama bangsa dan negara dan
setia kepada bangsa dan negara terutama dalam menghadapi masuknya
dampak negatif globalisasi ke Indonesia. Selanjutnya, definisi sikap
nasionalisme menurut Sadikin adalah suatu sikap cinta tanah air atau
bangsa dan negara sebagai wujud dari cita-cita dan tujuan yang diikat
sikap-sikap politik, ekonomi, sosial, dan budaya sebagai wujud
persatuan atau kemerdekaan nasional dengan prinsip kebebasan dan
kesamarataan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Oleh karena
itu, sikap nasionalisme tersebut harus dapat ditanamkan dan dibentuk
dalam diri generasi penerus bangsa. Termasuk diantaranya pelajar
Indonesia, baik pada lingkungan keluarga, masyarakat maupun
sekolah. Seperti yang dikemukakan oleh H.A.R Tilaar bahwa
nasionalisme yang sehat sebagai modal kultural hanya dapat
dikembangkan melalui proses pendidikan. Bagi anak-anak, proses
16
pendidikan tersebut adalah melalui teladan di dalam kehidupan
keluarga, masyarakat, maupun sekolahnya.10
Berdasarkan penjelasan-penjelasan yang telah dijabarkan diatas,
sikap nasionalisme merupakan suatu perwujudan dari rasa cinta dan
rasa kebanggaan terhadap tanah airnya sehingga mendorong diri
seseorang untuk dapat membangun tanah airnya menjadi lebih baik.
Pengembangan nasionalisme yang baik hanya dapat dikembangkan
melalui proses pendidikan yang dilakukan melalui teladan di dalam
kehidupa keluarga, masyarakat maupun sekolahnya.
b. Bentuk-bentuk Nasionalisme
Adapun bentuk-bentuk dari nasionalisme sangatlah beragam.
Bentuk-bentuk nasionalisme adalah sebagai berikut:
1. Nasionalisme kewarganegaraan
Nasionalisme kewarganegaraan disebut juga nasionalisme sipil.
Nasionalisme jenis ini adalah nasionalisme dimana negara
memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya,
”kehendak rakyat”, ”perwakilan politik”. Teori nasionalisme ini
bermula dibangun oleh Jean Jacques Rousseau.
2. Nasionalisme etnis
Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme dimana negara
memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah
masyarakat. Dibangun oleh Johann Gottfried von Herder, yang
memperkenalkan konsep Volk (bahasa Jerman untuk "rakyat").
3. Nasionalisme romantik
Nasionalisme romantik disebut juga nasionalisme organik t atau
nasionalisme identitas adalah lanjutan dari nasionalisme etnis dimana
negara memperoleh kebenaran politik secara semulajadi ("organik")
10
Muslim , “Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran
Sejarah Terhadap Sikap Nasionalisme Siswa Kelas Xi Ma Al Asror Semarang Tahun
Ajaran 2012/2013”, Skripsi Pada Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2013, h. 17,
tidak dipublikasikan
17
hasil dari bangsa atau ras; menurut semangat romantisme.
Nasionalisme romantik adalah bergantung kepada perwujudan budaya
etnis yang menepati idealisme romantik; kisah tradisi yang telah
direka untuk konsep nasionalisme romantik. Misalnya "Grimm
Bersaudara" yang dinukilkan oleh Herder merupakan koleksi kisah-
kisah yang berkaitan dengan etnis Jerman
4. Nasionalisme budaya
Nasionalisme budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara
memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya
"sifat keturunan" seperti warna kulit, ras dan sebagainya. Contoh yang
terbaik ialah rakyat Tionghoa yang menganggap negara adalah
berdasarkan kepada budaya. Unsur ras telah dibelakangkan di mana
golongan Manchu serta ras-ras minoritas lain masih dianggap sebagai
rakyat negara Tiongkok. Kesediaan dinasti Qing untuk menggunakan
adat istiadat Tionghoa membuktikan keutuhan budaya Tionghoa.
Malah banyak rakyat Taiwan menganggap diri mereka nasionalis
Tiongkok sebab persamaan budaya mereka tetapi menolak RRT
karena pemerintahan RRT berpaham komunism
5. Nasionalisme kenegaraan
Nasionalisme kenegaraan ialah variasi nasionalisme
kewarganegaraan, selalu digabungkan dengan nasionalisme etnis.
Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi lebih keutamaan
mengatasi hak universal dan kebebasan. Kejayaan suatu negeri itu
selalu kontras dan berkonflik dengan prinsip masyarakat demokrasi.
Penyelenggaraan sebuah 'national state' adalah suatu argumen yang
ulung, seolah-olah membentuk kerajaan yang lebih baik dengan
tersendiri. Contoh biasa ialah Nazisme, serta nasionalisme Turki
kontemporer, dan dalam bentuk yang lebih kecil, Franquisme sayap-
kanan di Spanyol, serta sikap 'Jacobin' terhadap unitaris dan golongan
pemusat negeri Perancis, seperti juga nasionalisme masyarakat Belgia,
yang secara ganas menentang demi mewujudkan hak kesetaraan
18
(equal rights) dan lebih otonomi untuk golongan Fleming, dan
nasionalis Basque atau Korsika. Secara sistematis, bila mana
nasionalisme kenegaraan itu kuat, akan wujud tarikan yang berkonflik
kepada kesetiaan masyarakat, dan terhadap wilayah, seperti
nasionalisme Turki dan penindasan kejamnya terhadap nasionalisme
Kurdi, pembangkangan di antara pemerintahan pusat yang kuat di
Spanyol dan Perancis dengan nasionalisme Basque, Catalan, dan
Corsica.
6. Nasionalisme agama
Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara
memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama. Walaupun
begitu, lazimnya nasionalisme etnis adalah dicampuradukkan dengan
nasionalisme keagamaan. Misalnya, di Irlandia semangat nasionalisme
bersumber dari persamaan agama mereka yaitu Katolik; nasionalisme
di India seperti yang diamalkan oleh pengikut partai BJP bersumber
dari agama Hindu. 11
c. Sebab-sebab yang Mendorong Munculnya Nasionalisme
Timbulnya nasionalisme pada bangsa Indonesia, didasarkan pada
beberapa sebab diantaranya adalah
1. Persamaan nasib bangsa Indonesia yang sama-sama terjajah oleh
bangsa barat. Bangsa Indonesia mengalami sakit dan penderitaan
selama dijajah. Misalnya pada sistem tanam paksa yang
mewajibkan rakyat untuk menanami sebagian ladang atau
sawahnya dengan tanaman yang ditentukan oleh pemerintah dan
hasilnya diserahkan kepada pemerintah.12
2. Kaum terpelajar menyadari bahwa selama ini rakyat Indonesia
terbelunggu oleh nasionalisme yang sempit, yaitu lebih
11 Wuri Wuryandani, “Integrasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Dalam Pembelajaran
Untuk Menanamkan Nasionalisme Di Sekolah Dasar”, artikel pada Universitas Negeri
Yogyakarta, h. 3, tidak dipublikasikan 12
Sapriya, op. cit., h. 209
19
mementingkan golongannya, budaya dan daerah masing-masing.
Rakyat tidak memiliki rasa persatuan dan kesatuan termasuk
kaum bangsawan yang mempunyai kaitan erat dengan
pemerintah. Hal itulah yang menyebakan rakyat indonesia sulit
membebaskan diri dari belenggu penajajah.13
Oleh karena itu,
menyadari hal demikian, kaum terpelajar menyadari pentingnya
rasa nasionalisme bagi bangsa Indonesia.14
3. Efek samping dari upaya Belanda merapkan politik balas budi
memberikan pengaruh yang positif bagi bangsa Indonesia.
Terbukti setelah adanya politik balas budi, ada rakyat Indonesia
yang mulai sadar akan nasibnya dimana banyak kepincangan
sosial, kebodohan dan kemiskinan yang merajalela.15
d. Pentingnya Sikap Nasionalisme
Sikap nasionalisme sangat penting bagi rakyat Indonesia dalam
usahanya menjadi warga negara yang baik. Hal tersebut dikarenakan
sikap nasionalisme mempunyai arti yang sangat besar bagi bangsa
Indonesia, yaitu suatu kecenderungan yang ada pada diri seseorang
untuk menunjukkan adanya rasa kebanggaan, kesetiaan, dan kecintaan
terhadap tanah air, serta senantiasa mempertahankan dan memajukan
bangsa dan negaranya. Banyak kalangan yang melihat bahwa sikap
nasionalisme bangsa sedikit demi sedikit telah luntur akibat dari
perkembangan jaman. Banyak warga negara Indonesia telah
kehilangan wawasan mengenai hakikat kebangsaan Indonesia. Hal
tersebut mendorong terjadinya perselisihan bahkan perpecahan
diantara sesama warga Indonesia. Akan tetapi, perselisihan dan
perpecahan tersebut dapat diatasi dengan cara menanamkan sikap
nasionalisme dalam diri bangsa Indonesia. Mewujudkan sikap
13
M. Junaedi al-anshori, Sejarah Nasional Indonesia: masa pra sejarah sampai
masa proklamasi kemerdekaan, (Jakarta: PT. Mitra Aksara Panaitan, 2010), h. 80 14
Ibid., h.94 15
Sapriya, op. cit., h. 210
20
nasionalisme dalam masa kini memang bukan suatu hal yang mudah.
Akan tetapi, jika dunia pendidikan turut andil dalam menanamkan
sikap nasionalisme, maka segala hal yang berkaitan dengan kekerasan
maupun perpecahan dapat diselesaikan dengan jalan pikiran yang
benar.
Sikap nasionalisme akan tertanam dalam diri warga negara
Indonesia jika rakyat Indonesia mempunyai kesadaran akan
pentingnya penanaman sikap nasionalisme. Oleh karena itu, ada
beberapa cara yang dapat ditempuh untuk menanamkan sikap
nasionalisme tersebut, yaitu melalui lingkungan keluarga, masyarakat,
dan lingkungan sekolah.
Pertama, penanaman sikap nasionalisme di lingkungan keluarga
dapat dibantu oleh peran serta orang tua. Sikap yang ditunjukkan oleh
orang tua kepada anak-anaknya sangat mempengaruhi perilaku anak-
anaknya. Keluarga sebagai suatu kelompok inti masyarakat,
merupakan lembaga yang berfungsi majemuk. Keluarga sebagai
lembaga peradilan, lembaga ekonomi, lembaga pendidikan, dan
keluarga sebagai lembaga kebudayaan. Contohnya yaitu membebaskan
anak untuk bergaul dan berteman dengan siapa saja tanpa memandang
perbedaan diantara mereka jika memang teman tersebut mempunyai
perilaku yang baik. Selain itu, orang tua juga selalu memperkenalkan
budaya daerahnya atau jika orang tuanya selalu mengajarkan kepada
anaknya mengenai pentingnya mencintai kebudayaan tanah airnya,
maka hal tersebut akan mampu menumbuhkan perasaan cinta tanah air
kepada anak-anaknya. Seperti yang dikemukakan oleh Toto Permanto
bahwa jika jiwa nasionalisme sudah tertanam dalam lingkungan
keluarga, maka secara berjenjang akan dapat membesar menjadi
tertanam di RT, RW, Desa, Kota, dan seterusnya sampai ke tataran
bangsa Indonesia.
Kedua, lingkungan masyarakat sangat berpengaruh terhadap
penanaman sikap nasionalisme anak mengingat waktu yang mereka
21
gunakan untuk bergaul dengan anggota masyarakat cukup banyak.
Sikap nasionalisme yang dapat dibentuk dalam lingkungan masyarakat
antara lain ketika perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia,
selain diadakan upacara untuk memperingati hari kemerdekaan RI juga
dilaksanakan adanya perlombaan-perlombaan untuk menyemangati
keberhasilan bangsa Indonesia yang telah berjuang demi kemerdekaan
RI. Menghidupkan kembali seni tradisional yang mulai memudar di
daerah keunggulan budaya lokal, seperti wayang, ludruk, ketoprak,
kuda lumping, reog, dan sebagainya merupakan contoh dari sikap
nasionalisme dan juga dapat mendukung ketahanan nasional.
Ketiga, di lingkungan sekolah, penanaman sikap nasionalisme
siswa termasuk salah satu tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia,
baik itu pendidikan formal maupun non formal, baik itu di dalam
maupun di luar kelas. Misalnya, melalui pendidikan kesejarahan yang
termasuk dalam mata pelajaran IPS, sikap nasionalisme siswa dapat
dibentuk karena dapat memperkenalkan kepada siswa mengenai jati
diri dan identitas bangsa Indonesia. Siswa dapat mengetahui dan
memahami bagaimana besarnya perjuangan pahlawan-pahlawan
Indonesia terdahulu dalam memperjuangkan dan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia. Seperti pernyataan Eko Djalmo Asmadi
bahwa materi-materi kejuangan dan kesadaran bela negara yang
disampaikan melalui kegiatan pendidikan fomal dan non formal
diharapkan menimbulkan kesadaran nasional seluruh komponen
bangsa, sehingga terbentuk perilaku nasionalistik dalam mewujudkan
ketahanan nasional. Perilaku nasionalistik di sini yaitu perilaku untuk
menampakkan jiwa atau semangat nasionalisme secara nyata sebagai
wujud dari kesungguhan rasa cinta tanah air yang timbul dalam diri
sendiri maupun karena pengaruh lingkungan sosialnya.
Kesimpulan dari pernyataan di atas adalah sikap nasionalisme
merupakan sikap yang sangat penting untuk di miliki oleh setiap warga
negara, karena dengan memiliki sikap nasionalisme tersebut maka
22
setiap warga negara akan memiliki rasa kebanggaan, kesetiaan, dan
kecintaan terhadap tanah air, serta senantiasa mempertahankan dan
memajukan bangsa dan negaranya dengan berbagai cara. Oleh karena
itu, mengingat sangat pentingnya sikap nasionalisme ini, maka
penanaman sikap nasionalisme sangat dianjurkan mulai saat ini, agar
setiap warga negara memiliki sikap nasionalisme yang tinggi.
Penanaman sikap nasionalisme dapat dilakukan mulai dari lingkup
yang terdekat yaitu lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan
lingkungan sekolah.16
e. Upaya-upaya Peningkatan Sikap Nasionalisme
Upaya-upaya peningkatan sikap nasionalisme diantaranya adalah
menurut pendapat Suparlan dan Tilaar. Suparlan menyimpulkan “lewat
pendidikan nasional diharapkan warga Negara memiliki kesadaran
cinta tanah airnya, tebal semangat kebangsaan, tinggi kesetiakawanan
sosial, percaya pada diri sendiri, inovatif dan kreatif, mampu
membangun diri sendiri dan bersama-sama bertanggung jawab atas
pembangunan negara dan bangsa”. Adanya pelaksanaan pengajaran
pendidikan wawasan kebangsaan diharapkan dapat memberi andil bagi
pembentukan nasionalisme, pendidikan wawasan kebangsaan dapat
membentuk warga negara yang baik, yakni warga negara yang
sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.17
Sikap nasionalisme tidak tumbuh dengan
sendirinya. Upaya menumbuhkan dan meningkatkan nasionalisme
dapat dilaksanakan melalui jalur pendidikan. Tilaar dalam bukunya
Mengindonesia Etnitas dan Bangsa Indonesia mengemukakan bahwa
ada beberapa faktor penting dalam menumbuhkan sikap nasionalisme.
16
Gita Enggarwati, “Penanaman Sikap Nasionalisme Melalui Mata Pelajaran IPS
Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sumampir”, Skripsi pada Universitas Negeri Yogyakarta,
2014 h. 17 17
Ivan Nove Ainun Najib, Penanaman Sikap Nasionalisme Melalui Mata Pelajaran
Muatan Lokal Wawasan Kebangsaan Pada Siswa Kelas Viii Di SMP N 1 Nglegok Kabupaten
Blitar, jurnal online. 2013. h.4
23
Faktor-faktor tersebut di antaranya: 1) bahasa, 2) budaya, 3)
pendidikan. Pendidikan yang tersentralisasi dalam pengertian tertentu
dapat menjadi suatu alat pemersatu yang sangat kuat. Sekolah sebagai
lembaga pendidikan formal dapat menjadi tempat yang strategis untuk
menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan rasa nasionalisme kepada
generasi muda. Selain dalam kegiatan belajar mengajar di kelas,
penanaman nilai-nilai kebangsaan dan rasa nasionalisme tersebut dapat
dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler (ekskul).18
f. Penanaman Sikap melalui Mata Pelajaran IPS di Sekolah
Dasar
Wina Sanjaya mengemukakan pembelajaran sikap individu dapat
dibentuk dengan cara pola pembiasaan dan modeling.
1. Pola pembiasaan
Di dalam proses pembelajaran di dalam kelas, baik secara disadari
maupun tidak, guru dapat menanamkan sikap tertentu kepada siswa
melalui proses pembiasaan. Contohnya, siswa selalu mendapat reward
berupa pemberian hadiah dari gurunya jika siswa tersebut
menunjukkan prestasi yang tinggi kepada gurunya, sehinga lama-
kelamaan siswa tersebut akan selalu berusaha untuk menunjukkan
berbagai hal yang positif dalam dirinya.
Hal ini juga berlaku dalam penanaman sikap nasionalisme siswa.
Pembiasaan guru untuk mengenalkan dan mengajarkan pentingnya
sikap nasionalisme dapat menjadikan anak terbiasa untuk menjadi
seorang nasionalis. Misalnya, ketika akan memasuki ruang kelas guru
senantiasa membiasakan diri untuk berjabat tangan dan bertegur sapa
dengan siswanya. Kebiasaan guru tersebut dapat menanamkan rasa
persatuan dan kesatuan karena siswa dibiasakan untuk saling
18 Asep Tantan Triatna, “Peranan Ekstrakurikuler Paskibra Dalam Meningkatkan
Nasionalisme Siswa) : Studi Deskriptif Analitis Terhadap Ekstrakurikuler Paskibra SMP
Pasundan 1 Banjaran, Kabupaten Bandung”, S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia,
2013, h. 2, tidak dipublikasikan
24
menghargai antar sesamanya. Pembiasaan lain yang dapat dilakukan
guru adalah selalu mengecek kehadiran siswa di kelas. Kegiatan guru
tersebut dimaksudkan agar siswa senantiasa memiliki perilaku disiplin
dalam dirinya. Selain itu, pembiasaan lain yang dapat dilakukan guru
adalah dengan cara mengaktifkan siswa ketika pembelajaran.
Keberanian dan kerja keras dalam diri siswa dapat ditanamkan karena
guru senantiasa memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengungkapkan pendapat, ide, atau gagasannya selama pembelajaran
berlangsung. Guru juga dapat memberikan aktivitas kepada siswa
berupa kegiatan yang dapat membangkitkan semangat belajar siswa.
2. Modeling
Pembelajaran sikap seseorang dapat dilakukan melalui proses
modeling, yaitu pembentukan sikap melalui proses asimilasi atau
proses mencontoh. Modeling adalah proses peniruan terhadap orang
lain yang menjadi idolanya atau orang yang dihormatinya. Misalnya,
ada seorang siswa yang sangat mengagumi gurunya. Siswa tersebut
akan cenderung meniru semua perilaku guru tersebut. Sebagai contoh,
jika gurunya selalu berpakaian rapi saat di sekolah, maka siswa
tersebut juga akan mengikuti hal yang sama seperti gurunya. Akan
tetapi, guru tersebut juga harus menjelaskan alasannya karena agar
sikap yang muncul nantinya didasari oleh kebenaran akan suatu sistem
nilai.
Pada dasarnya, salah satu karakteristik anak yang sedang
berkembang adalah keinginan untuk mencontoh atau melakukan
peniruan terhadap orang lain yang menjadi idolanya atau orang yang
dihormatinya. Jadi, guru dapat mencontohkan siswa untuk berperilaku
sebagai sebagai seorang nasionalis agar dapat menanamkan sikap
nasionalisme pada siswanya. Misalnya, guru senantiasa menggunakan
pakaian yang merupakan produk dalam negeri dan selalu
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar pada saat
menerangkan materi pembelajaran. Ketika siswa melihat perilaku guru
25
tersebut, maka di dalam diri siswa akan timbul perasaan untuk
menirukan atau meneladaninya. Siswa akan senantiasa menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar sebagai wujud perilaku cinta
tanah airnya. Siswa juga selalu mengenakan pakaian produksi dalam
negeri sebagai wujud perasaan bangga karena mereka adalah bagian
dari bangsa Indonesia dan mereka ingin senantiasa menunjukkan hal
tersebut kepada orang lain.
Sikap manusia bukanlah sesuatu yang melekat sejak lahir, akan
tetapi diperoleh melalui pembiasaan. Begitu pun dengan upaya
penanaman sikap nasionalisme di lingkungan sekolah dapat
dilaksanakan melalui proses pembiasaan. Menurut Anis Ibnatul
Muthoharoh, dkk (tanpa tahun: 6) di dalam penelitiannya yang
berjudul “Pendidikan Nasionalisme melalui Pembiasaan di SD Negeri
Kuningan 02 Semarang Utara”, pelaksanaan pendidikan nasionalisme
dapat dilakukan melalui proses pembiasaan yang meliputi: (1) kegiatan
rutin; (2) kegiatan spontan; (3) kegiatan pemberian keteladanan; dan
(4) kegiatan terprogram. Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang
dilakukan secara terus menerus dan konsisten setiap saat. Kegiatan
spontan adalah kegiatan yang dilakukan secara spontan ketika itu juga
dan biasanya dilakukan saat guru atau tenaga kependidikan yang lain
mengetahui adanya perilaku siswa yang terlihat kurang baik. Kegiatan
keteladanan adalah perilaku dan sikap guru dalam memberi contoh
terhadap tindakan yang baik, sehingga diharapkan akan menjadi
panutan bagi siswa. Selanjutnya, kegiatan terprogram yaitu berupa
kegiatan yang telah diterapkan di sekolah tersebut.
Terkait dengan penanaman sikap melalui mata pelajaran IPS, maka
hal tersebut tidak dapat dilepaskan dari penanaman nilai yang berlaku
di masyarakat. Materi dan pokok bahasan pada pembelajaran IPS
dengan menggunakan berbagai metode digunakan untuk membina
penghayatan, kesadaran, dan kepemilikan nilai-nilai yang baik pada
diri siswa. Oleh karena itu, pembinaan nilai yang baik melalui mata
26
pelajaran IPS dapat menghasilkan sikap yang baik pula dalam diri
setiap siswa.
Pada dasarnya, hakikat IPS adalah pengajaran yang mensosialkan
diri dan pribadi siswa. Oleh karena itu, penanaman sikap pada
pembelajaran IPS hendaknya dilakukan dengan baik. Di dalam
pembelajaran IPS, berbagai pendekatan serta metode yang diterapkan
harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa. Berbagai macam
pendekatan dan metode pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran IPS dapat menjadikan pembelajaran lebih menarik. Hal
ini sesuai dengan Hal ini sesuai dengan PP Nomor 19 Tahun 2005
pasal 19 yang menyatakan bahwa:
“Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.”
Berbagai pendekatan dan metode dalam pembelajaran IPS
digunakan untuk membina sikap yang baik dalam diri siswa, termasuk
menanamkan sikap nasionalisme siswa. Penanaman sikap tersebut
sangat penting dilakukan karena hal tersebut dapat menjadikan siswa
mempunyai suatu prinsip dalam kehidupannya di masyarakat.
Pada jenjang pendidikan sekolah dasar, siswa harus diperkenalkan
dengan penanaman sikap pada proses pembelajaran. Terkait dengan
penanaman sikap nasionalisme, proses pembelajaran melalui cerita dan
dongeng dapat dijadikan sarana yang baik dalam penanaman sikap
nasionalisme. Seperti yang dikemukakan oleh Hidayati, bahwa cerita
dan dongeng dapat menjadi sarana yang baik untuk pengenalan dan
penanaman nilai dan sikap kepada diri siswa seperti kejujuran,
keadilan, dan kepahlawanan. Kegiatan yang melatih sikap persatuan
dan kesatuan, bekerja keras, disiplin, ataupun jujur dapat dijadikan
pendorong untuk siswa agar dapat melakukan perbuatan yang
27
mencerminkan sikap nasionalisme, seperti kegiatan diskusi kelompok,
sosiodrama, dan simulasi.
Penanaman sikap nasionalisme melalui mata pelajaran IPS juga
dapat dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran. Media
pembelajaran merupakan sebuah alat bantu untuk mempermudah
tersampainya materi pelajaran kepada siswa. Menurut Nana Sudjana
dan Ahmad Rifai pemanfaatan media pembelajaran dalam proses
belajar mengajar siswa adalah:
1) pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar,
2) bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh para siswa,
3) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga
tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, dan
4) siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar mengajar, sebab
tidak hanya mendengarkan uraian dari guru, tetapi aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.
Ketepatan dalam pemilihan media pembelajaran IPS harus
didasarkan pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Media
pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran IPS
untuk menanamkan sikap nasionalisme kepada siswa antara lain
berupa media visual seperti gambar, foto, bendera pusaka, miniatur
lambang negara, dan baju kebesaran daerah, media audio seperti
pemutaran lagu kebangsaan dan lagu daerah, serta media audio visual
seperti film dan video.
28
g. Indikator Sikap Nasionalisme
Sikap nasionalisme merupakan sikap cinta akan tanah air, Menurut
Aman ada 6 indikator yang menunjukan sikap nasionalisme yaitu
sebagai berikut:19
1. Cinta Tanah Air
Cinta tanah air atau patriotisme merupakan modal yang penting
dalam membangun suatu Negara. Suatu negara yang dihuni oleh
orang-orang yang cinta tanah air akan membawa kearah kemajuan.
Sebaliknya negara yang tidak didukung oleh cinta tanah air dari
penduduk tersebut maka Negara tersebut menunggu kehancuran.
Pergerakan nasional yang tumbuh dan berkembang pada masa
kolonial, merupakan wujud cinta tanah air yang puncaknya dengan
diproklamasikan kemerdekaan negara kesatuan republik Indonesia.
Wujud negara yang cinta tanah air ialah melestarikan budaya bangsa
di era globalisasi dunia, meningkatkan etos kerja, mempunyai
disiplin dalam arti luas, penghargaan terhadap pahlawan, peringatan
hari bersejarah, mempunyai semangat kerja dan pengabdiaan
terhadap negara.
2. Menghargai jasa-jasa pahlawan
Meneladani sikap kepahlawanan dan patriotisme adalah bentuk
nyata penghargaan terhadap para pahlawan. Dalam kehidupan
sehari-hari, dapat melatih diri supaya memiliki sifat-sifat
kepahlawanan dan semangat cinta bangsa dengan memulainya
menghargai para pahlawan bangsa dengan mengingat jasa-jasa
mereka. Selain itu, mencontoh beberapa sikap mereka seperti sikap
rela berkorban, bersedia meminta dan memaafkan.
3. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
19
Muslim , “Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran
Sejarah Terhadap Sikap Nasionalisme Siswa Kelas XI MA Al Asror Semarang
Tahun Ajaran 2012/2013”, Skripsi Pada Universitas Negeri Semarang, Semarang,
2013, Hal 19, tidak dipublikasikan
29
Realitas menunjukan bahwa Tuhan Yang Maha Esa
mengarahkan kepada bangsa Indonesia pluraritas diberbagai hal
seperti suku, budaya, ras, agama, dan sebagainya. Anugrah itu patut
disyukuri dengan cara menghargai kemajemukan tetap
dipertahankan, dipelihara, dan dikembangkan demi kemajuan dan
kejayaan bangsa.
4. Mengutamakan persatuan dan kesatuan
Kata persatuan dan kesatuan berasal dari kata “satu” yaitu sesuatu
yang tidak terpisah-pisah. Nilai persatuan Indonesia mengandung
usaha kearah bersatu dalam kebulatan rakyat membina nasional
dalam Negara. Mengutamakan persatuan dan kesatuan merupakan
suatu proses terwujudnya nasionalisme. Modal dasar persatuan suatu
warga negara Indonesia baik yang asli maupun keturunan asing dari
macam-macam suku bangsa dapat menjalin kerjasama yang erat
dalam gotong royong dan kebersamaan.
5. Berjiwa pembaharu dan tidak kenal menyerah
Kesadaran bernegara dari seseorang ditentukan oleh kualitas
mental sumber daya manusia itu sendiri. Kualitas mental yang
diharapkan adalah manusia yang berkualitas tersebut maka
diperlukan manusia yang berjiwa inovatif dan tidak kenal menyerah
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, usaha mempertahankan
kelangsungan bangsa dan tanah air, giat mempelajari sejarah bangsa.
6. Memiliki sikap tenggang rasa sesama manusia.
Tenggang rasa artinya dapat menghargai dan menghormati
perasaan orang lain, dengan tenggang rasa manusia dapat merasakan
atau menjaga perasaan orang lain sehingga orang lain tidak merasa
tersinggung. Pelaksanaan sikap tenggang rasa dapat diwujudkan
dalam kehidupan sehari-hari misalnya sebagai berikut:
a. Menghormati hak-hak orang lain.
b. Kerelaan membantu teman yang mengalami musibah.
c. Kesediaan menjenguk teman yang sedang sakit.
30
d. Kemampuan mengendalikan sikap, perbuatan, dan tutur kata yang
dapat menyinggung atau melukai perasaan orang lain.
Nasionalisme siswa dapat dilihat dari tingkah lakunya. Adapun
sikap atau tingkah laku yang mencerminkan nilai-nilai nasionalisme
adalah sebagai berikut:
1. Siswa merasa senang dan bangga menjadi warga negara
Indonesia.
2. Siswa mampu menghargai jasa-jasa pahlawan yang telah
memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.
3. Siswa giat belajar untuk menghadapi tantangan di era globalisasi
4. Siswa mempunyai rasa tolong menolong kepada sesamanya yang
membutuhkan.
5. Mencintai produk dalam negeri.
6. Menjenguk teman yang sakit.
7. Menghormati bapak ibu guru di sekolah.
8. Menghormati teman di sekolah.
9. Tidak memasakan pendapat kepada orang lain.
h. Nilai-nilai Nasionalisme Pada Pokok Bahasan Perjuangan
Mempertahankan Kemerdekaan
Didalam Pembahasan Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
terdapat beberapa sub pokok bahasan diantaranya, perjuangan
mempertahankan kemerdekaan, usaha diplomasi dan pengakuan
kedaulatan serta menghargai jasa tokoh-tokoh perjuangan dalam
mempertahankan kemerdekaan. Oleh karena itu, nilai-nilai
nasionalismenya akan dijabarkan secara lebih terperinci sesuai dengan
pokok bahasan yang ada pada materi perjuangan mempertahankan
kemerdekaan, sebagai berikut:
1. Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
a. Pertempuran-pertempuran mempertahankan kemerdekaan
b. Usaha perdamaian dan agresi militer Belanda
31
Nilai nasionalisme yang terdapat didalam pokok bahasan ini
diantaranya adalah:
a. Siswa memiliki sikap rela berkorban
Sikap Rela berkorban dapat diwujudkan siswa di sekolah dengan
cara bersedia membantu temannya yang sedang mengalami kesulitan
dalam belajar, bersedia meminjamkan alat tulis kepada temannya yang
lupa membawa alat tulis dsb. Rela berkorban termasuk salah satu nilai
nasionalisme. Pernyataan ini, didukung oleh pernyataan yang terdapat
didalam penelitian yang dilakukan Herniwati Guru PKN SMP Negeri
7 Kota Bengkulu dengan judul penelitian “Menanamkan Nilai
Nasionalisme Melalui Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan
Kewarganegaraan Ptk Pada Siswa Kelas VI SDN 88 Perumnas Unib
Bentiring “ Yaitu sebagai berikut “Penanaman nilai nasionalisme
dilakukan dalam kegiatan pembelajaran PKN. Salah satu pokok
bahasan yang sangat erat mencerminkan nilai nasionalisme Indonesia
adalah cinta tanah air. Menurut Suyanto, dkk dan Lemhanas, cinta
tanah air berarti rela berkorban untuk tanah air dan membelanya dari
segala macam bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan
yang datang dari manapun”. Rela berkorban dapat diwujudkan siswa
di sekolah dengan cara bersedia membantu temannya yang sedang
mengalami kesulitan dalam belajar, membantu meminjamkan alat
tulisnya kepada temannya yang lupa membawa alat tulis dsb.
b. Siswa memiliki sikap pantang menyerah
Sikap pantang menyerah dapat diwujudkan siswa dengan cara tidak
mudah menyerah ketika mengalami kesulitan dalam belajar, tidak
mudah menyerah ketika mengerjakan soal tugas sekolah yang
diberikan bapak/ibu guru. Pantang Menyerah termasuk ke dalam salah
satu nilai nasionalisme. Pernyataan ini didukung oleh pernyataan
yang terdapat didalam Penelitian yang dilakukan oleh Edwin Mirza
Chaerulsyah dari Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas
32
Negeri Semarang “Persepsi Siswa Tentang Keteladanan Pahlawan
Nasional Untuk Meningkatkan Semangat Kebangsaan”. sebagai
berikut, “Untuk membangun se-buah bangsa dirasa perlu untuk
memupuk rasa nasionalisme perjuangan bangsa indonesia sejak dini,
Perjuangan adalah dari kata pejuang yang artinya orang yang
berjuang. Definisi tentang nilai-nilai perjuangan yang mengandung
artian nilai-nilai yang berupa sikap, jiwa dan semangat dari para
pejuang yang senantiasa ikhlas berkorban, pantang menyerah, teguh
pendirian, mempunyai keberanian, membela kebenaran serta memiliki
moral dan perilaku yang mengandung suri tuladan bagi bangsa”.
c. Siswa memiliki sikap suka bekerja keras
Sikap suka bekerja keras dapat diwujudkan siswa dengan berusaha
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh bapak/ibu guru dengan
sebaik-baiknya, dll, Kerja keras termasuk ke dalam salah satu nilai
nasionalisme, hal ini didukung oleh pernyataan yang terdapat didalam
Penelitian yang dilakukan oleh Ivan Nove Ainun Najib Jurusan
Hukum dan Kewarganegaraan FIS UM dengan judul penelitian
“Penanaman Sikap Nasionalisme Melalui Mata Pelajaran Muatan
Lokal Wawasan Kebangsaan Pada Siswa Kelas VIII Di SMP N 1
Nglegok Kabupaten Blitar”. yaitu Penanaman sikap nasionalisme bisa
dilakukan dalam pembelajaran seperti dengan menyanyikan lagu
kebangsaan seperti Indonesia Raya. Hal ini di maksudkan agar rasa
cinta terhadap tanah airnya, pemberian tugas individu maupun
kelompok kepada siswa yang akan membantu siswa menumbuhkan
perilaku disiplin, berani dan kerja keras.
d. Siswa memiliki sikap mampu menjalin persatuan dan kesatuan
antar sesama
Sikap mampu menjalin persatuan dan kesatuan antar sesama dapat
diwujudkan siswa dengan mau berteman dengan siapa saja tanpa
membedakan ras, golongan, suku ataupun agama, tidak memilih-milih
teman kelompok saat diskusi dsb. Menjalin persatuan dan kesatuan
33
antar sesama termasuk ke dalam salah satu nilai nasionalisme, hal ini
didukung oleh pernyataan yang terdapat didalam Penelitian yang
dilakukan oleh Yunita Ary Nugraheni “Penanaman Nilai-Nilai
Nasionalisme Pada Etnis Tionghoa”. Yaitu “Nasionalisme dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara memiliki beberapa nilai-nilai,
antara lain mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa,
mematuhi dan mentaati peraturan negara, mematuhi dan menghayati
nilai-nilai yang ada pada UUD 1945 dan Pancasila, serta membangun
rasa persaudaraan, solidaritas, kedamaian, dan anti kekerasan antar
kelompok masyarakat dengan semangat persatuan. Masih banyak lagi
nilai-nilai nasionalisme yang harus dimiliki oleh warga negara
Indonesia”.
e. Siswa memiliki sikap senang dan bangga menjadi warga negara
Indonesia
Sikap senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia dapat
diwujudkan siswa dengan khidmat pada saat mengikuti upacara
bendera, menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar,
mengetahui berbagai macam lagu nasional, pakaian adat, rumah adat
yang ada di Indonesia dan mau mempelajari berbagai macam
kebudayaan yang ada di Indonesia. Sikap senang dan bangga menjadi
warga negara Indonesia merupakan salah satu nilai nasionalisme.
Pernyataan ini didukung oleh pernyataan yang terdapat didalam
Penelitian yang dilakukan oleh Muslim Jurusan Pendidikan Sejarah
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarangdengan Judul
Penelitian “Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan Karakter Pada Mata
Pelajaran Sejarah Terhadap Sikap Nasionalisme Siswa Kelas XI MA
Al Asror Semarang Tahun Ajaran 2012/2013”. “Nasionalisme siswa
dapat dilihat dari tingkah lakunya. Adapun sikap atau tingkah laku
yang mencerminkan nilai-nilai nasionalisme adalah sebagai berikut: a)
Siswa merasa senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia, b)
Siswa mampu menghargai jasa-jasa pahlawan yang telah
34
memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia, c) Siswa giat belajar
untuk menghadapi tantangan di era globalisasi, d) Siswa mempunyai
rasa tolong menolong kepada sesamanya yang membutuhkan, e)
Mencintai produk dalam negeri, f) Menjenguk teman yang sakit, g)
Menghormati bapak ibu guru di sekolah, h) Menghormati teman di
sekolah, i) Tidak memasakan pendapat kepada orang lain”.
2. Usaha Diplomasi Dan Pengakuan Kedaulatan
Nilai nasionalisme yang terdapat didalam pokok bahasan ini
diantaranya adalah:
a. Siswa memiliki sikap mampu menghormati orang lain
Sikap menghormati orang lain dapat diwujudkan siswa dengan
menghormati sesama temannya disekolah dengan cara tidak mengejek
temannya, menghormati bapak/ibu guru, mentaati nasihat yang
diberikan bapak/ibu guru. Menghormati orang lain merupakan salah
satu nilai nasionalisme. Pernyataan ini didukung oleh pernyataan yang
terdapat didalam Penelitian yang dilakukan oleh Muslim Jurusan
Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang
dengan Judul Penelitian “Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan Karakter
Pada Mata Pelajaran Sejarah Terhadap Sikap Nasionalisme Siswa Kelas
XI MA Al Asror Semarang Tahun Ajaran 2012/2013”. “Nasionalisme
siswa dapat dilihat dari tingkah lakunya. Adapun sikap atau tingkah
laku yang mencerminkan nilai-nilai nasionalisme adalah sebagai
berikut: a) Siswa merasa senang dan bangga menjadi warga negara
Indonesia, b) Siswa mampu menghargai jasa-jasa pahlawan yang telah
memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia, c) Siswa giat belajar
untuk menghadapi tantangan di era globalisasi, d) Siswa mempunyai
rasa tolong menolong kepada sesamanya yang membutuhkan, e)
Mencintai produk dalam negeri, f) Menjenguk teman yang sakit, g)
35
Menghormati bapak ibu guru di sekolah, h) Menghormati teman di
sekolah, i) Tidak memasakan pendapat kepada orang lain”.
b. Siswa memiliki sikap tidak memaksakan kehendak kepada orang
lain
Sikap tidak memaksakan kehendak dapat diwujudkan siswa dengan
tidak memaksakan kehendak bila berbeda pandangan/pendapat dengan
teman saat diskusi atau musyawarah di dalam kelas. Tidak memaksakan
kehendak kepada orang lain merupakan salah satu nilai nasionalisme.
Pernyataan ini didukung oleh pernyataan yang terdapat didalam
Penelitian yang dilakukan oleh Muslim Jurusan Pendidikan Sejarah
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang dengan Judul
Penelitian “Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan Karakter Pada Mata
Pelajaran Sejarah Terhadap Sikap Nasionalisme Siswa Kelas XI MA Al
Asror Semarang Tahun Ajaran 2012/2013”. “Nasionalisme siswa dapat
dilihat dari tingkah lakunya. Adapun sikap atau tingkah laku yang
mencerminkan nilai-nilai nasionalisme adalah sebagai berikut: a) Siswa
merasa senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia, b) Siswa
mampu menghargai jasa-jasa pahlawan yang telah memperjuangkan
kemerdekaan bangsa Indonesia, c) Siswa giat belajar untuk menghadapi
tantangan di era globalisasi, d) Siswa mempunyai rasa tolong menolong
kepada sesamanya yang membutuhkan, e) Mencintai produk dalam
negeri, f) Menjenguk teman yang sakit, g) Menghormati bapak ibu guru
di sekolah, h) Menghormati teman di sekolah, i) Tidak memasakan
pendapat kepada orang lain”.
3. Menghargai Jasa Tokoh-Tokoh Perjuangan Dalam
Mempertahankan Kemerdekaan
Nilai nasionalisme yang terdapat didalam pokok bahasan ini
diantaranya adalah:
36
a. Siswa memiliki sikap giat belajar
Sikap giat belajar dapat diwujudkan siswa dengan bersungguh-
sungguh ketika belajar, rajin mengulang-ulang pelajaran yang telah
dipelajari di sekolah, memiliki semangat yang tinggi dalam belajar
agar dapat berprestasi, dll. Giat belajar merupakan salah satu nilai
nasionalisme. Pernyataan ini didukung oleh pernyataan yang terdapat
didalam Penelitian yang dilakukan oleh Muslim Jurusan Pendidikan
Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarangdengan
Judul Penelitian “Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan Karakter Pada
Mata Pelajaran Sejarah Terhadap Sikap Nasionalisme Siswa Kelas XI
MA Al Asror Semarang Tahun Ajaran 2012/2013”. “Nasionalisme
siswa dapat dilihat dari tingkah lakunya. Adapun sikap atau tingkah
laku yang mencerminkan nilai-nilai nasionalisme adalah sebagai
berikut: a) Siswa merasa senang dan bangga menjadi warga negara
Indonesia, b) Siswa mampu menghargai jasa-jasa pahlawan yang telah
memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia, c) Siswa giat belajar
untuk menghadapi tantangan di era globalisasi, d) Siswa mempunyai
rasa tolong menolong kepada sesamanya yang membutuhkan, e)
Mencintai produk dalam negeri, f) Menjenguk teman yang sakit, g)
Menghormati bapak ibu guru di sekolah, h) Menghormati teman di
sekolah, i) Tidak memasakan pendapat kepada orang lain”.
b. Siswa memiliki sikap mampu berprestasi dalam segala bidang,
akademik maupun non akademik
Berprestasi dalam segala bidang, akademik maupun non akademik
dapat diwujudkan siswa dengan cara siswa mampu berprestasi
didalam kelas, berprestasi dalam ajang kejuaraan olimpiade siswa
nasional dan internasional, berprestasi dalam ajang lomba cerdas
cermat, berprestasi dalam perlombaan bidang olahraga, dsb.
Berprestasi dalam segala bidang, akademik maupun non akademik
termasuk ke dalam salah satu nilai nasionalisme, hal ini didukung oleh
pernyataan yang terdapat didalam Penelitian yang dilakukan oleh
37
Muslim Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Semarangdengan Judul Penelitian “Pengaruh Pelaksanaan
Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran Sejarah Terhadap Sikap
Nasionalisme Siswa Kelas XI MA Al Asror Semarang Tahun Ajaran
2012/2013”. Yaitu sebagai berikut, “Sikap yang sesuai dengan
nasionalisme diantaranya sebagai berikut, menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa, setia memakai produksi dalam negeri, menghargai
jasa-jasa pahlawan, rela berkorban demi bangsa dan negara, bangga
sebagai bangsa dan bernegara Indonesia, mendahulukan kepentingan
negara dan bangsa di atas kepentingan pribadi, berprestasi dalam
berbagai bidang untuk mengharumkan nama bangsa dan negara serta
setia kepada bangsa dan negara terutama dalam mengadapi masuknya
dampak negatif globalisi ke Indonesia”.
c. Siswa memiliki sikap disiplin
Sikap disiplin dapat diwujudka siswa dengan cara datang ke
sekolah tepat waktu, mengumpulkan tugas yang diberikan bapak/ibu
guru tepat waktu dsb. Disiplin termasuk ke dalam salah satu nilai
nasionalisme, hal ini didukung oleh pernyataan yang terdapat didalam
Penelitian yang dilakukan oleh Ivan Nove Ainun Najib Jurusan
Hukum dan Kewarganegaraan FIS UM dengan judul penelitian
“Penanaman Sikap Nasionalisme Melalui Mata Pelajaran Muatan
Lokal Wawasan Kebangsaan Pada Siswa Kelas VIII Di SMP N 1
Nglegok Kabupaten Blitar”. yaitu Penanaman sikap nasionalisme bisa
dilakukan dalam pembelajaran seperti dengan menyanyikan lagu
kebangsaan seperti Indonesia Raya. Hal ini di maksudkan agar rasa
cinta terhadap tanah airnya, pemberian tugas individu maupun
kelompok kepada siswa yang akan membantu siswa menumbuhkan
perilaku disiplin, berani dan kerja keras.
d. Siswa memiliki sikap jujur
Sikap jujur dapat diwujudkan siswa Tidak mencontek pada saat
mengerjakan ulangan, jujur saat mengerjakan tugas yang diberikan
38
bapak/ibu guru, Berbicara dengan jujur kepada bapak/ibu guru.
pernyataan ini didukung oleh pernyataan yang terdapat didalam
penelitian yang dilakukan oleh Gita Enggarwati dengan judul
penelitian “Penanaman Sikap Nasionalisme Melalui Mata Pelajaran
IPS pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sumampir”. “jujur artinya
dapat dipercaya, yakni perkataan dan perbuatan sesuai dengan
kebenaran. pada dasarnya, jujur merupakan salah satu nilai pokok
yang harus dimiliki oleh seorang individu. nilai kejujuran tersebut
sukar untuk diamati. oleh karena itu, hanya objek yang mempunyai
nilai kejujuranlah yang dapat ditangkap oleh panca indera. contohnya,
seorang pelajar sekolah dasar senantiasa mengerjakan ulangan sendiri
tanpa bantuan orang lain”.
e. Siswa mencintai produk Indonesia
Mencintai produk Indonesia dapat diwujudkan siswa dengan
bangga memakai produk buatan Indonesia. Mencintai produk
Indonesia termasuk ke dalam salah satu nilai nasionalisme, pernyataan
ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ana
Irhandayaningsih Pengajar Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Diponegoro dengan judul penelitian “Peranan
Pancasila Dalam Menumbuhkan Kesadaran Nasionalisme Generasi
Muda Di Era Global”. Ia menyatakan bahwa Hal lain berkaitan
dengan nasionalisme adalah mencintai produk Indonesia, membasmi
KKN, memperbaiki sistem pendidikan, melakukan tebang pilih tebang
tanam, dan lain sebagainya.
f. Siswa mencintai kebudayaan dalam negeri
Mencintai kebudayaan dalam negeri dapat diwujudkan siswa
dengan cara memiliki sikap bangga terhadap berbagai macam
kebudayaan yang ada di Indonesia, mau mempelajari berbagai macam
kebudayaan yang ada di Indonesia untuk melestarikannya. Mencintai
kebudayaan dalam negeri termasuk ke dalam salah satu nilai
nasionalisme, pernyataan ini didukung oleh Artikel yang ditulis oleh
39
Anwar Efendi dari Universitas Negeri Yogyakarta yang berjudul
“Gagasan Nasionalisme dan Wawasan Kebangsaan dalam Novel
Indonesia Modern”. Sebagai berikut “Nasionalisme dan wawasan
kebangsaan mengikat warga negara dalam beberapa hal, yakni (a)
memiliki kesadaran sebagai satu bangsa, yang dapat memperkuat rasa
kebangsaan, persatuan dan kesatuan, (b) jiwa, semangat, dan nilai-nilai
patriotik, yaang berkaitan dengan perasaan cinta tanah air, cinta kepada
tanah tumpah darah, cinta kepada negara dan bangsa, cinta kepada
milik budaya bangsa sendiri, kerelaan untuk membela tanah airnya, (c)
jiwa, semangat dan nilai-nilai kreatif dan inovatif, dan (d) jiwa,
semangat, dan nilai-nilai yang mampu membentuk kepribadian, watak
dan budi luhur bangsa”.
3. Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT)
a. Pengertian Pembelajaran VCT
Teknik mengklarifikasi nilai (value clarification technique) atau
sering disingkat VCT dapat diartikan sebagai teknik pengajaran
untuk membantu siswa dalam mencari dan menentukan suatu nilai
yang dianggap baik dalam menghadapi suatu persoalan melalui
proses menganalisis nilai yang sudah ada dan tertanam dalam diri
siswa.20
Sedangkan menurut Sapriya dkk, VCT diartikan sebagai teknik
pengajaran untuk menanamkan dan menggali serta mengungkapkan
nilai-nilai tertentu pada diri siswa.21
Berdasarkan kedua pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan,
VCT adalah teknik pengajaran untuk mencari dan menentukan nilai
yang dianggap baik dalam menghadapi suatu persoalan melalui
proses mengungkapkan nilai yang sudah ada pada diri siswa dan
20
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
(Jakarta: Prenada Media Group, 2010), hlm. 283 21
Sapriya, dkk, Pengembangan Pendidikan IPS di SD, (Bandung: UPI PRESS,
2007), hlm. 68
40
selanjutnya nilai yang dianggap baik tersebut akan ditanamkan pada
diri siswa.
Menurut Fraenkel yang di kutip oleh S. Achmad Kosasih Djahiri
mengartikan bahwa “Nilai (value) merupakan suatu sistem, dimana
aneka jenis nilai (nilai keagamaan, sosial budaya, ekonomi, hukum,
etis, dan sebagainya) berpadu jalin menjalin serta saling meradiasi
(mempengaruhi secara kuat) sebagai suatu satu kesatuan yang
utuh.”22
Berdasarkan gambaran di atas maka banyak sarjana juga guru
yang beranggapan bahwa nilai atau hal ihwal afektif ini tidak dapat
diajarkan. Hal ini kurang benar, yang benar bukan tidak bisa
melainkan lebih sulit daripada pengajaran kognitif serta memerlukan
upaya khusus, metode khusus serta media khusus. Debat tentang bisa
tidaknya nilai diajarkan melahirkan 4 aliran :23
1. Aliran relativisme : yang beranggapan nilai tidak bisa diajarkan
karena hakikat nilai bersifat relatif, subjektif, temporer, dan
situasional.
2. Aliran kebebasan (value free) : yang beranggapan tidak perlu dan
tidak boleh diajarkan Karen bertentangan dengan kodrat
kebebasan dasar manusia untuk menentukan pilihannya secara
bebas dan mandiri.
3. Aliran absolutism atau Dogmatisme; beranggapan tidak perlu
karena segala nilai dan norma yang sudah dianggap baik dan
dilaksanakan umum wajib dianut dilaksanakan tanpa perduli
setuju atau tidak, mau atau tidak.
4. Aliran keyakinan yang rasional atau nalar; yang menyatakan
perlunya diajarkannya untuk penerimaan yang sadar, mantap dan
nalar.
22
S. Achmad Kosasih Djahiri, Strategi Pengajaran Afektif- Nilai-Moral Vct Dan
Games Dalam Vct, (Bandung :Jurusan PMPKN IKIP Bandung, 1985), hal. 18 23
Ibid., h. 19.
41
Menurut Jack R Fraenkel yang telah dikutip oleh S. Achmad
Kosasih Djahiri sebagaimana dalam bukunya yang berjudul strategi
pengajaran afektif- nilai-moral VCT dan Games dalam VCT pada
tahun 1977 mengulas sejumlah rumusan “Nilai /Value adalah idea
atau konsep yang bersifat abstrak tentang apa yang dipikirkan
seseorang atau dianggap penting oleh seseorang. Dan biasanya
mengacu pada estetika dan logika.”24
Pengajaran nilai/moral menghendaki lahirnya generasi muda
yang memiliki sejumlah bekal sistem nilai baku yang positif sebagai
generasi pelurus dan pembaharuan nilai/moral menuju nilai/moral
yang diinginkan yaitu nilai dan moral pancasila. Untuk mencapai hal
tersebut, menurut Piaget diperlukan tahapan pengkajian sebagai
berikut :25
a. Tahap mengakomodasi, dimana anak memiliki kesempatan untuk
mempelajari dan menginternalisasikan nilai moral.
b. Tahap asimilasi /mengintegrasikan nilai tersebut dengan sistem
nilai lain yang telah ada dalam dirinya.
c. Tahap equalibrasi atau membina keseimbangan atau
membakukannya sebagai sistem nilai baru yang baku.
Berdasarkan pengertian para tokoh diatas, maka dapat
disimpulan VCT adalah suatu teknik pengajaran yang digunakan
untuk menanamkan nilai baru kepada siswa dengan mengkaitkannya
dengan nilai yang sudah tertanam dalam diri siswa melalui teknik
penganalisaan nilai dalam proses pembelajaran.
Pada pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) ini
guru mengharapkan siswa terlibat aktif dalam mengembangkan
pemahaman dan pengenalannya terhadap nilai-nilai pribadi,
mengambil keputusan, dan bertindak sesuai dengan keputusan yang
diambil, mendorong siswa dengan pertanyaan-pertanyaan untuk
24
Ibid., h. 20. 25
Ibid., h. 24.
42
mengembangkan keterampilan siswa dalam proses menilai, menggali
dan mempertegas nilai-nilai yang dimiliki siswa.26
Teknik ini dipandang sebagai pemberian makna oleh siswa pada
pengalamannya, sedangkan proses mengajar bukan hanya
mengarahkan siswa untuk bisa membangun sendiri pengetahuan
melainkan juga turut berpartisipasi dengan siswa untuk membentuk
pengetahuan baru pada siswa, membuat makna, mencari kejelasan,
dan bersikap kritis terhadap hal-hal yang telah dipelajari.27
b. Prinsip-Prinsip VCT
Prinsip-prinsip didalam VCT adalah sebagai berikut, (1)
Penanaman nilai dan pengubahan sikap dipengaruhi banyak faktor
antara lain faktor potensi diri, kepekaan emosi, intelektual dan faktor
lingkungan, norma nilai masyarakat, sistem pendidikan dan
lingkungan keluarga dan lingkungan bermain. (2) Sikap dan perubahan
sikap dipengaruhi oleh stimulus yang diterima siswa dan kekuatan
nilai yang telah tertanam atau dimiliki pada diri siswa. (3) Nilai, moral
dan norma dipengaruhi oleh faktor perkembangan, sehingga guru
harus mempertimbangkan tingkat perkembangan moral (moral
development) dari setiap siswa. Tingkat perkembangan moral untuk
siswa dipengaruhi oleh usia dan pengaruh lingkungan terutama
lingkungan sosial. (4) Pengubahan sikap dan nilai memerlukan
keterampilan mengklarifikasikan nilai/sikap secara rasional, sehingga
dalam diri siswa muncul kesadaran diri bukan karena rasa kewajiban
26
Kd. Dewi Anggarini, dkk, pengaruh model pembelajaran value clarification
technique berbantuan media gambar terhadap nilai karakter siswa kelas v sd gugus VI Tajun,
e.journal. 2013, h. 4. 27
Dyah Kartika Ekasari, Pengaruh Value Clarification Technique (Teknik Klarifikasi
Nilai) Terhadap Materi Perilaku Harga Diri Pada Mata Pelajaran Pkn Siswa Tunarungu
Kelas III Di SLB Siti Hajar Sidoarjo, Jurnal Pendidikan Khusus, 2013, h.3
43
bersikap tertentu atau berbuat tertentu. (5) Pengubahan nilai
memerlukan keterbukaan antara guru dengan siswa.28
c. Tujuan Pembelajaran VCT
VCT sebagai suatu model dalam strategi pembelajaran moral, VCT
bertujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengukur atau mengetahui tingkat kesadaran siswa
tentang suatu nilai
2. Membina kesadaran siswa tentang nilai-nilai yang dimilikinya
baik tingkatannya maupun sifatnya (positif dan negatifnya) untuk
kemudian dibina kearah peningkatan dan pembetulannya.
3. Untuk menanamkan nilai-nilai tertentu kepada siswa melalui cara
yang rasional dan diterima siswa, sehingga pada akhirnya nilai
tersebut akan menjadi milik siswa.
4. Melatih siswa bagaimana cara menilai, menerima serta
mengambil keputusan terhadap suatu persoalan dalam
hubungannya dengan kehidupan sehari-hari di masyarakat.
d. Teknik Pembelajaran Nilai
John Jarolimek (1974) menjelaskan beberapa teknik pengajaran
nilai sebagai berikut yaitu:
1. Teknik self evaluasi (menilai diri sendiri) dan group evaluation
(evalusi kelompok) yaitu siswa diajak diskusi atau tanya jawab
tentang apa yang dilakukan atau dianutnya serta diarahkan untuk
perbaikan atau penyempurnaan oleh siswa itu sendiri.
2. Teknik lecturing yaitu guru bercerita dan mengangkat apa-apa
yang menjadi topik bahasannya.
3. Teknik menarik dan memberi percontohan yaitu guru
memberikan serta meminta contoh-contoh baik dari diri siswa
28
.Tukiran Taniredja dkk, Model-model Pembelajaran Inovatif dan Afektif,
(Bandung: Alfabeta, 2013), h. 89
44
ataupun kehidupan masyarakat luas kemudian dianalisa, dinilai
dan didiskusikan
4. Teknik indoktrinasi dan pembakuan kebiasaan yaitu dalam
teknik ini siswa dituntut untuk menerima atau melakukan sesuatu
yang oleh guru dinyatakan baik, harus, dilarang, dsb. Siswa
diwajibkan melaksanakannya seperti patuh pada tata tertib,
memakai tata tertib tertentu dll. Dengan harapan kelak siswa
akan terbiasa melakukannya (patuh pada tata tertib).
5. Teknik tanya jawab, yaitu guru mengangkat suatu masalah, lalu
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan sedangkan siswa aktif
menjawab atau mengemukakan pikiran pendapatnya.
6. Teknik menilai suatu bahan tulisan, baik dari buku atau khusus
dibuat guru. Dalam hal ini peserta didik dipersilahkan memberi
tanda penilaiannya dengan kode (misalnya: baik-buruk, benar-
tidak benar, adil-tidak adil, dll)
7. Teknik mengungkapkan nilai melalui permainan. Dalam hal ini
dapat menggunakan model yang sudah ada atau ciptaan guru.
8. Teknik inkuiri nilai. Teknik ini yang harus dikembangkan dan
sangat cocok dipergunakan untuk pembelajaran IPS.
e. Langkah-langkah Pembelajaran VCT
Ada banyak langkah-langkah VCT dengan berbagai macam modelnya,
salah satunya adalah sebagai berikut:
Langkah-langkah kegiatan VCT dengan Model Menilai Suatu Bahan
Tulisan yaitu
a. Memilih suatu masalah/kasus/kejadian yang diambil dari buku
atau yang dibuat guru
b. Siswa dipersilahkan memberi tanda-tanda penilaiannya dengan
menggunakan kode misalnya baik buruk, benar salah, adil tidak
adil dsb.
45
c. Hasil kerja kemudian dibahas bersama-sama atau oleh kelompok
kalau dibagi kelompok untuk memberikan kesempatan alasan
dan argumentasi terhadap penilaian tersebut.29
f. Kelebihan dan Kelemahan Model VCT
1. Kelebihan VCT
a. Pendidikan nilai membantu peserta didik untuk berproses
menyadari dan mengidentifikasi nilai-nilai mereka sendiri
serta nilai-nilai orang lain.
b. Pendidikan nilai membantu peserta didik supaya mereka
mampu berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan
orang lain, berhubungan dengan nilai-nilainya sendiri.
c. Pendidikan nilai membantu peserta didik supaya mereka
mampu menggunakan secara bersama-sama kemampun
berpikir rasional, dan kesadaran emosional, untuk
memahami perasaan, nilai-nilai, sikap, dan pola tingkah
laku mereka sendiri dan akhirnya didorong untuk
menghayatinya.30
2. Kelemahan VCT
Kelemahan yang sering terjadi dalam proses pembelajaran nilai
atau sikap adalah proses pembelajaran dilakukan secara langsung
oleh guru, artinya guru menanamkan nilai-nilai yang dianggapnya
baik tanpa memperhatikan nilai yang sudah tertanam dalam diri
siswa. Akibatnya, sering terjadi benturan atau konflik dalam diri
siswa karena ketidakcocokan antara nilai lama yang sudah
terbentuk dengan nilai baru yang ditanamkan oleh guru. Siswa
29
Sapriya, dkk, op. cit., h.71
30 Sutarjo Adisusilo, J.R. Pembelajaran Nilai Karakter Konstruktivisme dan
VCT Sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran afektif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2012), h. 152
46
sering mengalami kesulitan dalam menyelaraskan nilai lama dan
nilai baru.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti diantaranya sebagai berikut:
1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Al-Masih dari Jurusan Pendidikan
IPS dengan judul penelitian “ Penerapan Model Pembelajaran Value
Clarification Techique (VCT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Kelas VIII-3 MTs. Unwanunnajah Tangerang Selatan”. Hasil
penelitian ini menunjukkan pada siklus I rata-rata nilai pre test 48
meningkat menjadi 67 pada nilai post test tetapi belum 100% siswa
mencapai KKM. Sedangkan hasil belajar siswa pada siklus II lebih
baik dari siklus I yaitu rata-rata pre test siswa 59 menjadi 81 pada nilai
post test. Dan jumlah siswa yang mencapai KKM sudah 100%. Hasil
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model
pembelajaran Value Clarification Techique (VCT) dapat meningkatkan
hasil belajar siswa Kelas VIII-3 MTs. Unwanunnajah Tangerang
Selatan.
2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Gita Enggarwati dari Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan Pra Sekolah
Dan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Yogyakarta Dengan Judul Penelitian “Penanaman Sikap Nasionalisme
Melalui Mata Pelajaran IPS Pada Siswa Kelas IV Sd Negeri 2
Sumampir”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara guru untuk
menanamkan sikap nasionalisme melalui mata pelajaran IPS antara lain
dengan pembiasaan, keteladanan, pemberian contoh yang kontekstual,
pembelajaran melalui cerita dan media, seperti gambar pahlawan dan lagu
nasional. Hal yang paling efektif dilakukan oleh guru diantara cara
tersebut adalah pembiasaan dan keteladanan karena dapat dilakukan guru
setiap hari. Perwujudan sikap nasionalisme siswa antara lain perilaku rela
berkorban, cinta tanah air, bangga sebagai bangsa Indonesia, persatuan
47
dan kesatuan, patuh terhadap peraturan, disiplin, berani, jujur, serta
bekerja keras. Perilaku siswa yang paling menonjol diantara aspek
tersebut adalah kerja keras karena guru melakukan pembiasaan kepada
siswa untuk aktif ketika pembelajaran. Penyebab terhambatnya
penanaman sikap nasionalisme antara lain keterbatasan media
pembelajaran, waktu, serta kesenjangan antara lingkungan keluarga dan
masyarakat.
3. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Muslim dari Jurusan Pendidikan
Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang dengan
judul penelitian “Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan Karakter Pada
Mata Pelajaran Sejarah Terhadap Sikap Nasionalisme Siswa Kelas XI
MA Al Asror Semarang Tahun Ajaran 2012/2013”. Hasil penelitian
menunjukan adanya pengaruh pelaksanaan pendidikan karakter pada mata
pelajaran sejarah terhadap sikap nasionalisme, berdasarkan hasil analisis
statistik menunjukan nilai f sebesar 154,892 dan probabilitas (sig.) 0,000
yang berarti lebih kecil dibandingkan dengan taraf signifikan 0,05, atau
(sig.) 0,000 < 0,05, sehingga dapat diambil keputusan h0 ditolak dan ha
diterima. hasil analisis diskriptif menunjukan pelaksanaan pendidikan
karakter dapat dikatakan baik karena nilai rata-ratanya sebesar 74 yang
masuk dalam kriteria baik, sedangkan sikap nasionalisme siswa juga dapat
dikatakan tinggi karena nilai-nilai rata-ratanya sebesar 74, yang masuk
dalam kriteria tinggi, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
pelaksananaan pendidikan karakter pada mata pelajaran sejarah terhadap
sikap nasionalisme siswa.
C. Kerangka Berpikir
Bagan3.2 Kerangka Konseptual Penelitian
Model VCT
Pembelajaran
IPS
Sikap
nasionalisme
siswa
48
Berdasarkan bagan diatas, model pembelajaran VCT adalah model
pembelajaran yang bertujuan untuk menanamkan nilai dalam diri siswa
dengan cara mencari dan mengungkapkan nilai yang sudah ada pada diri
siswa lalu menentukan nilai yang dianggap baik dalam menentukan suatu
persoalan. Di dalam pembelajaran VCT siswa diarahkan untuk
menentukan nilai dalam lembar bahan bacaan yang diberikan guru secara
individu dan berkelompok. Hal ini bertujuan agar dapat timbul sikap
menghargai pendapat orang lain, pantang menyerah, saling membantu dll
dalam diri siswa.
Selain itu, untuk menanamkan nilai nasionalisme dalam diri siswa,
guru menggunakan model pembelajaran VCT dalam pembelajaran IPS.
Didalam langkah-langkah pembelajaran VCT dan didalam pembelajaran
IPS khususnya pada materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan
terdapat nilai-nilai nasionalisme yang dapat diteladani oleh siswa,
sehingga diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran VCT
dalam pembelajaran IPS ini, sikap nasionalisme dalam diri siswa akan
mulai terbentuk dan lebih berkembang lagi.
Beberapa kelebihan pembelajaran IPS dengan model VCT sejalan
dengan upaya meningkatkan sikap nasionalisme siswa. Dengan model
pembelajaran VCT maka siswa akan diajak untuk menentukan nilai
terhadap suatu persoalan tanpa paksaan dari guru, namun berdasarkan
kesepakatan nilai yang mereka anggap baik. Sehingga nilai nasionalisme
lebih mudah ditanamkan dalam diri siswa.
Interaksi keduanya yaitu antara model pembelajaran VCT dengan
pembelajaran IPS berpengaruh terhadap peningkatan sikap nasionalisme
siswa.
D. Pengajuan hipotesis
Berdasarkan deskripsi teoritis, hipotesis ini dirumuskan sebagai berikut: “
ada pengaruh penggunaan model pembelajaran value clarification technique
(VCT) terhadap sikap nasionalisme siswa.”
49
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di MI. Jam’iyyatul Khoir. Alasan pemilihan
lokasi tersebut, karena peneliti menemukan masalah yang berkaitan dengan
judul penelitian yang akan diteliti di sekolah tersebut sehingga peneliti merasa
tertarik untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.
Waktu yang dilakukan penulis untuk meneliti adalah pada semester
genap tahun ajaran 2014/2015 pada bulan April sampai dengan bulan Mei
2015. Waktu pelaksanaan penelitian akan terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.1
Waktu Pelaksanaan Penelitian
No Nama Kegiatan Waktu
1 Membuat rancangan proposal
penelitian
26 Januari 2015
2 Memperbaiki proposal penelitian 3- 8 Februari 2015
3 Menyusun skripsi bab I-III 1-31 Maret 2015
4 Melakukan izin penelitian ke
sekolah
27 April 2015
5 Melaksanakan pembelajaran IPS
dengan menggunakan model VCT
28 April - 27 Mei
2015
6 Memberikan angket pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol
27 Mei 2015
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian quasi
eksperimen. Metode ini ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
50
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.31
Tujuan penelitian quasi eksperimen
adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi
yang dapat diperoleh dengan metode eksperimen yang sebenarnya dalam
keadaan yang tidak memungkinkan peneliti untuk mengontrol atau
memanipulasi semua variabel yang relevan.
Peneliti akan mengujicoba model pembelajaran Value Clarification
Technique (VCT) untuk meningkatkan sikap nasionalisme siswa dalam
pembelajaran IPS, kemudian membandingkan sikap nasionalisme siswa dalam
pembelajaran IPS yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran VCT dengan siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan
pendekatan konvensional (kelompok kontrol).
Desain penelitian yang digunakan adalah Non-equivalent control group
design.32
Rancangan ini melibatkan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol yang tidak dipilih secara random. Kelompok
eksperimen diberikan perlakuan dengan pembelajaran menggunakan metode
eksperimen, sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan dengan
pembelajaran konvensional. Setelah perlakuan, kedua kelas diberikan posttest.
Untuk lebih jelasnya desain penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.2
Desain Penelitian
Kelas Perlakuan Posttest
A X T2
B Y T2
Keterangan :
A : Kelas eksperimen
B : kelas kontrol
T2 : Pemberian posttest
31
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2008), cet. V, h.77. 32
Ibid., h. 79.
51
X : Penerapan model VCT
Y : penerapan pembelajaran konvensional
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu
ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.33
Populasi pada penelitian ini
adalah siswa kelas V MI. Jam’iyyatul Khair Semester Genap Tahun
Ajaran 2014/2015
2. Sampel
Sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh yang
diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu.34
Dalam penelitian ini
sampel diambil sebanyak 2 kelas yaitu kelas pertama adalah kelas
eksperimen yaitu kelas 5A dengan jumlah siswa sebanyak 22 orang dan
kelas kedua sebagai kelas kontrol yaitu kelas 5B dengan jumlah siswa
sebanyak. Dan masing-masing kelas terdiri dari 20 orang siswa. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling
yaitu dengan cara mengambil subjek penelitian bukan didasarkan atas
strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas tujuan tertentu.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Lembar Observasi
Observasi atau pengamatan menurut Syaodih adalah teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap
kegiatan yang sedang berlangsung.35
Pada lembar observasi terdapat
kolom keterangan yang dapat dipilih oleh observer sesuai dengan
33
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2013), h.
118 34
Ibid., h. 121. 35
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2010), cet. Ke-9, h.220.
52
terlaksana atau tidaknya tahapan-tahapan yang terdapat didalam lembar
observasi pada saat peneliti melakukan kegiatan pembelajaran di dalam
kelas serta deskripsi pengamatan yang dilakukan observer selama observer
mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti didalam kelas .
2. Angket
Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan angket. Angket atau
kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara
tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan responden).
Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi
sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon
oleh responden.36
Angket sikap terdiri dari pernyataan yang akan di isi
oleh responden, untuk mengetahui apakah pernyataan itu didukung atau
ditolak dapat diketahui melalui rentang nilai tertentu. Dengan demikian
akan menghasilkan total skor bagi setiap responden.
E. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data mengenai sikap positif siswa terhadap model
pembelajaran kooperatif menggunakan tiga instrumen yaitu sebagai berikut:
1. Observasi
Instrumen pertama adalah lembar observasi dimana lembar observasi ini
digunakan untuk melihat kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti
dengan menggunakan langkah-langkah pembelajaran yang terdapat didalam
VCT, mulai dari awal (pembukaan), kegiatan inti sampai kegiatan penutup.
Lembar observasi diisi oleh guru kelas yang mengamati peneliti saat peneliti
melakukan kegiatan pembelajaran di dalam kelas.
2. Angket Sikap
Instrumen kedua yang digunakan berupa angket. Angket digunakan untuk
mengumpulkan data tentang sikap nasionalisme siswa pada pembelajaran IPS.
36
Ibid., h. 219
53
Angket memuat indikator-indikator yang berhubungan dengan sikap
nasionalisme siswa. Pengukurannya menggunakan skala likert dengan rentang
1-4.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Angket Sikap Nasionalisme
Variabel Sub Variabel Indikator
Nomor
angket
Sikap
nasionalisme
1. cinta tanah air
a. Giat belajar
b. Disiplin
c. Senang dan
bangga
menjadi
warga
negara
Indonesia
Bersungguh-sungguh memperhatikan pada
saat guru menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran
Bersungguh-sungguh memperhatikan pada
saat guru memberikan pertanyaan
pendahuluan mengenai materi Perjuangan
Mempertahankan Kemerdekaan yang akan
dipelajari hari ini.
Bersungguh-sungguh memperhatikan pada
saat guru memberikan bahan tulisan kepada
masing-masing kelompok, giat
Menyimpulkan hasil diskusi yang telah
dipresentasikan di depan kelas
Bersungguh-sungguh menyimak penjelasan
nilai-nilai positif yang terdapat didalam
pembelajaran dan nilai negatifnya
Selalu tertib dalam belajar
Selalu berdoa sebelum belajar
Berusaha tertib berdoa bersama guru pada
saat menutup pelajaran.
Bangga dan senang menyanyikan lagu
nasional bersama guru pada saat
pembelajaran
Saya berusaha untuk memperhatikan pada
saat guru menyampaikan informasi mengenai
materi pelajaran yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya
9,10,12,
19,20
2,3,24
5,23
2. Menghargai
jasa-jasa
pahlawan
a. Rela
berkorban
Rela membantu menjelaskan kepada teman
yang kurang memahami bahan ajar yang
13
54
b. jujur
diberikan guru
Bersikap jujur dalam membacakan penilaian
dan alasan kelompok saya terhadap bahan
ajar yang telah diberikan guru.
18
18
3. Rela
Berkorban
untuk
Kepentingan
bangsa dan
negara
a. Tidak
memaksaka
n kehendak
kepada
orang lain
Menerima pendapat teman meskipun berbeda
pendapat saat berdiskusi bahan ajar yang
diberikan guru
15
4. Mengutamaka
n persatuan
dan kesatuan
a. Mampu
menjalin
persatuan
dan
kesatuan
antar
sesama
Selalu menjalin kerjasama dalam kelompok
belajar dikelas.
Selalu menjalin kerjasama dalam
mengerjakan bahan ajar
6,17
5. berjiwa
pembaharu
dan tidak
kenal
menyerah
a. Pantang
menyerah
b. Suka
bekerja
keras
Giat mempelajari bahan ajar yang diberikan
guru
Bekerja keras berdiskusi dalam mempelajari
bahan ajar
14
16
6. Memiliki
sikap
Tenggang
Rasa Sesama
Manusia
a. Mampu
menghorma
ti orang lain
Menjawab salam guru pada pendahuluan
pembelajaran
Menghormati guru pada saat guru sedang
1,4,8,22
55
mengabsen
Memperhatikan pada saat guru memberikan
motivasi kepada siswa
Mematuhi tugas pembelajaran yang diberikan
Memperhatikan pada saat guru
menyampaikan informasi mengenai materi
pelajaran yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya
,23
F. Uji Coba Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas (Kesahihan)
Setelah diuji cobakan kepada siswa, instrument tes tersebut diuji
validitasnya. Karena instrumen yang valid dapat memberikan gambaran
tentang data secara benar sesuai dengan kenyataan atau keadaan
sesungguhnya.37
Mencari validitas dengan menggunakan rumus korelasi
product moment yaitu:38
rxy = ∑ (∑ )(∑ )
( ∑ (∑ )) ( ∑ (∑ ) )
keterangan :
rxy = koefesien korelasi antara variabel X dan Y
N = Jumlah responden
∑X = Jumlah skor butir angket
∑Y = Jumlah skor total butir angket
∑X2 = Jumlah skor kuadrat butir angket
∑Y2 = Jumlah skor total kuadrat butir angket
∑XY = skor item yang dicari validitasnya
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui bahwa instrumen yang
sudah diketahui kevaliditasannya cukup dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data. Adapun rumus yang digunakan untuk
37
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005),
edisi revisi, h. 58 38
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), ed.rev., cet.14 h. 213.
56
mengetahui konsistensi angket yang digunakan sebagai instrumen yaitu
menggunakan Cronbach’s alpha atau koefesien alpha, rumusnya yaitu:39
σ = (
) (
∑
)
keterangan:
R= jumlah butir
= varians butir
= varian skor total
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data digunakan untuk mengolah data yang diperoleh
peneliti yang kemudian akan ditarik suatu kesimpulan dari data tersebut.
Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Analisis data angket sikap nasionalisme dan observasi siswa.
a. Analisis data angket sikap nasionalisme
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis secara
kuantitatif yang dinamakan deskripsi analisis, yaitu menggambarkan
apa adanya metode analisis deskriptif digunakan untuk
mendiskripsikan variabel yang ada pada penelitian ini yaitu mengenai
sikap nasionalisme siswa.
Langkah pertama adalah membuat tabel frekuensi dan dilengkapi
dengan presentase. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus untuk
mengetahui komposisi responden terhadap point-point dalam angket,
yakni sebagai berikut:40
Keterangan:
f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
39
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h.
267. 40
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005),
h. 43.
57
N = Jumlah frekuensi atau banyaknya individu
P = Angka persentase
Untuk menentukan persentase pada tiap indikator motivasi,
digunakan rumus perhitungan sederhana dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a) Menentukan Nilai Harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan
mengalikan jumlah item pernyataan dengan skor tertinggi.
b) Menghitung Nilai Skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata
sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian.
c) Menentukan kategorinya yaitu dengan menggunakan rumus:
P =
Keterangan:
P = Presentasi
NS = Nilai Skor
NH = Nilai Harapan
b. Analisis data observasi siswa
Pada lembar observasi, tahap analisis dilakukan dengan
mencantumkan skor asli pada masing-masing pertemuan dari skala
angka yang telah ditetapkan, lalu dicari persentasenya dengan
menjumlahkan semua skor asli dari setiap pertemuan lalu dibagi
dengan skor maksimumnya. Kemudian data yang ada dibandingkan
dengan data sebelumnya dan dilihat perubahan yang terjadi.
2. Pengujian Prasyarat
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data pada dua
kelompok sampel yang diteliti berasal dari yang berdistribusi normal
atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian normalitas menggunakan
bantuan program komputer SPSS 22 pada Analyze-Nonparametric Test
– Legacy Dialog-Sample K-S.
58
Adapun kriteria pengujiannya adalah jika nilai signifikansi (Asym
Sig 2 Tailed) > 0,05, maka data berdistribusi normal, tetapi jika nilai
signifikansi (Asym Sig 2 Tailed) < 0,05 maka data tidak berdistribusi
normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua
kelompok sampel mempunyai populasi yang sama (homogen) atau
tidak. Menghitung homogenitas menggunakan bantuan program
komputer SPSS 22 pada Analyze-Compare Means-One way ANOVA.
Adapun kriteria pengujiannya adalah jika nilai signifikansi (Asym
Sig 2 Tailed) > 0,05, maka data homogen, tetapi jika nilai signifikansi
(Asym Sig 2 Tailed) < 0,05 maka data tidak homogen.
3. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis peneliti menggunakan bantuan program
komputer SPSS 22 pada Independent Samples T-Test yang bertujuan untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan kesamaan dua kondisi/perlakuan
atau dua kelompok/perlakuan itu.
Adapun kriteria pengujiannya adalah jika nilai t-test lebih kecil dari taraf
signifikansi 0,05 maka hipotesis diterima, tetapi jika nilai signifikansi t-
test lebih besar 0,05 dari taraf signifikansi 0,05 maka hipotesis ditolak.
H. Hipotesis Statistik
Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah:
:
: >
Keterangan :
= Tidak ada perbedaan rata-rata skor tes sikap nasionalisme siswa antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
= Terdapat perbedaan rata-rata skor tes sikap nasionalisme siswa antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
59
= Rata-rata skor hasil tes sikap nasionalisme siswa kelompok
eksperimen
= Rata-rata skor hasil tes sikap nasionalisme siswa kelompok kontrol.
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data (Temuan)
1. Hasil Observasi Pembelajaran
Hasil observasi pembelajaran disajikan dalam bentuk persentase
bersadarkan hasil pengamatan siswa secara keseluruhan didalam kelas
pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Nilai persentase
diperoleh berdasarkan penilaian guru terhadap masing-masing langkah
pembelajaran yang dilakukan siswa di dalam kelas dengan menggunakan
skala angka yang telah ditetapkan dengan kriteria 1 (kurang), 2 (cukup), 3
(baik), 4 (sangat baik), kemudian nilai pada masing-masing langkah
pembelajaran tersebut dibagi dengan nilai maksimum dan di kali 100%.
a. Hasil Observasi Pembelajaran pada Kelas Eksperimen
Indikator sikap nasionalisme yang di observasi di dalam
pembelajaran pada kelas eksperimen di kelas V-A MI. Jam’iyyatul
Khair adalah sebagai berikut:
1. Mampu menghormati orang lain
Mampu menghormati orang lain merupakan bagian dari tindakan
yang mencerminkan sikap nasionalisme. Di dalam pembelajaran,
mampu menghormati orang lain dapat ditunjukan dengan siswa
menjawab salam guru, siswa memperhatikan guru pada saat guru
sedang mengabsen, siswa memperhatikan pada saat guru menjelaskan
tujuan dan hasil yang ingin dicapai dari pelajaran hari ini, siswa
memperhatikan pada saat guru memberikan motivasi kepada siswa,
siswa menyimak pada saat guru menyampaikan agar dapat mengambil
nilai-nilai positif yang terdapat di dalam pembelajaran dan menjauhi
nilai negatifnya, siswa memperhatikan pada saat guru memberikan
61
penugasan serta siswa memperhatikan pada saat guru menyampaikan
informasi mengenai materi pelajaran yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya. Hasil observasi mengenai sikap mampu
menghormati orang lain pada siswa di dalam pembelajaran dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Mampu Menghormati
Orang Lain
Sikap
Nasionalisme
Indikator sikap Pertemuan ke
I II III IV
Mampu
menghormati
orang lain
Siswa menjawab
salam guru.
3 3 4 4
Siswa
memperhatikan
guru pada saat
guru sedang
mengabsen,
2 3 3 3
Siswa
memperhatikan
pada saat guru
menjelaskan
tujuan dan hasil
yang ingin
dicapai dari
pelajaran hari ini,
2 3 3 3
Siswa
memperhatikan
pada saat guru
memberikan
motivasi kepada
3 3 3 4
62
siswa,
Siswa menyimak
pada saat guru
menyampaikan
agar dapat
mengambil nilai-
nilai positif yang
terdapat di dalam
pembelajaran dan
menjauhi nilai
negatifnya
2 3 3 4
Siswa
memperhatikan
pada saat guru
memberikan
penugasan
2 3 2 3
Siswa
memperhatikan
pada saat guru
menyampaikan
informasi
mengenai materi
pelajaran yang
akan dipelajari
pada pertemuan
berikutnya
2 2 3 3
Total skor 16 20 21 24
Skor maksimal 28 28 28 28
Persentase(%) 57,14% 71,42% 75% 85,71%
Persentase rata-rata (%) 72,31%
63
Berdasarkan tabel di atas, dari 4 kali pertemuan sebesar 72,31%
siswa pada kelas eksperimen memiliki sikap mampu menghormati
orang lain, atau sekitar 14 orang siswa memiliki sikap mampu
menghormati orang lain dari jumlah keseluruhan siswa sebanyak 19
orang dan sisanya memiliki sikap mampu menghormati orang lain
dengan kualitas rendah.
2. Disiplin
Disiplin merupakan bagian dari tindakan yang mencerminkan
sikap nasionalisme. Di dalam pembelajaran, disiplin dapat ditunjukan
dengan siswa mengkondisikan diri sebelum belajar, siswa berdoa
sebelum belajar, siswa bersama-sama guru menutup pelajaran hari ini
dengan doa bersama. Hasil observasi mengenai sikap disiplin pada
siswa di dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Disiplin
Sikap
nasionalisme
Indikator sikap Pertemuan ke
I II III IV
Disiplin Siswa
mengkondisikan diri
sebelum belajar
3 2 3 3
Siswa berdoa sebelum
belajar
3 3 3 3
Siswa bersama-sama
guru menutup
pelajaran hari ini
dengan doa bersama
2 3 3 3
Total skor 8 8 9 9
Skor maksimal 12 12 12 12
Persentase(%) 66,66% 66,66% 75% 75%
Rata-rata (%) 70,83%
64
Berdasarkan tabel diatas, dari 4 kali pertemuan sebesar 70,83%
siswa pada kelas eksperimen memiliki sikap disiplin, atau sekitar 14
orang siswa memiliki sikap disiplin dari jumlah keseluruhan siswa
sebanyak 19 orang dan sisanya memiliki sikap disiplin dengan kualitas
rendah.
3. Senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia
Senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia merupakan
bagian dari tindakan yang mencerminkan sikap nasionalisme. Di
dalam pembelajaran, senang dan bangga menjadi warga negara
Indonesia dapat ditunjukan dengan siswa bersama-sama guru
menyanyikan lagu nasional bersama guru. Hasil observasi mengenai
sikap senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia pada siswa
di dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Senang dan Bangga
Menjadi Warga Negara Indonesia
Sikap
nasionalisme
Indikator sikap Pertemuan ke
I II III IV
Senang dan
bangga
menjadi warga
negara
Indonesia
Senang dan bangga
menjadi warga negara
Indonesia dapat
ditunjukan dengan siswa
bersama-sama guru
menyanyikan lagu
nasional bersama guru
2 3 3 4
Total skor 2 3 3 4
Skor maksimal 4 4 4 4
Persentase(%) 50% 75% 75% 100%
Rata-rata (%) 75%
65
Berdasarkan tabel di atas, dari 4 kali pertemuan sebesar 75% siswa
pada kelas eksperimen memiliki sikap senang dan bangga menjadi
warga negara Indonesia, atau sekitar 14 orang siswa memiliki sikap
senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia dari jumlah
keseluruhan siswa sebanyak 19 orang dan sisanya memiliki sikap
senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia dengan kualitas
rendah.
4. Giat belajar
Giat belajar merupakan bagian dari tindakan yang mencerminkan
sikap nasionalisme. Di dalam pembelajaran, giat belajar dapat
ditunjukan dengan siswa memperhatikan pada saat guru menjelaskan
langkah-langkah pembelajaran kepada siswa, siswa memperhatikan
pada saat guru memberikan pertanyaan pendahuluan kepada siswa
mengenai materi pelajaran yang akan dipelajari hari ini, siswa
memperhatikan pada saat guru menjelaskan secara singkat materi
pelajaran hari ini, siswa memperhatikan pada saat guru memberikan
bahan tulisan kepada masing-masing kelompok, siswa bersama-sama
guru menyimpulkan hasil diskusi yang telah dipresentasikan siswa di
depan kelas, serta siswa menyimak pada saat guru menyampaikan agar
dapat mengambil nilai-nilai positif yang terdapat didalam
pembelajaran dan menjauhi nilai yang negatifnya. Hasil observasi
mengenai sikap giat belajar pada siswa di dalam pembelajaran dapat
dilihat pada tabel berikut:
66
Tabel 4.4 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Giat Belajar
Sikap
nasionalisme
Indikator sikap Pertemuan ke
I II III IV
Giat belajar Siswa
memperhatikan
pada saat guru
menjelaskan
langkah-langkah
pembelajaran
kepada siswa,
2 3 3 4
Siswa
memperhatikan
pada saat guru
memberikan
pertanyaan
pendahuluan
kepada siswa
mengenai materi
pelajaran yang
akan dipelajari hari
ini,
3 3 3 4
Siswa
memperhatikan
pada saat guru
menjelaskan secara
singkat materi
pelajaran hari ini,
3 3 3 4
Siswa
memperhatikan
pada saat guru
2 2 3 3
67
memberikan bahan
tulisan kepada
masing-masing
kelompok,
Siswa bersama-
sama guru
menyimpulkan
hasil diskusi yang
telah
dipresentasikan
siswa di depan
kelas,
2 2 3 3
Siswa menyimak
pada saat guru
menyampaikan
agar dapat
mengambil nilai-
nilai positif yang
terdapat didalam
pembelajaran dan
menjauhi nilai yang
negatifnya
2 3 3 4
Total skor 14 16 18 22
Skor maksimal 24 24 24 24
Persentase(%) 58,33% 66,66% 75% 91,66%
Rata-rata (%) 72,91%
Berdasarkan tabel di atas, dari 4 kali pertemuan sebesar 72,91%
siswa pada kelas eksperimen memiliki sikap giat belajar, atau sekitar
14 orang siswa memiliki sikap giat belajar dari jumlah keseluruhan
68
siswa sebanyak 19 orang dan sisanya memiliki sikap giat belajar
dengan kualitas rendah.
5. Rela berkorban
Rela berkorban merupakan bagian dari tindakan yang
mencerminkan sikap nasionalisme. Di dalam pembelajaran, rela
berkorban dapat ditunjukan dengan membantu menjelaskan kepada
temannya yang kurang memahami bahan tulisan yang diberikan guru.
Hasil observasi mengenai sikap rela berkorban pada siswa di dalam
pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Rela Berkorban
Sikap
nasionalisme
Indikator sikap Pertemuan ke
I II III IV
Rela berkorban Membantu menjelaskan
kepada temannya yang
kurang memahami bahan
tulisan yang diberikan
guru
3 3 3 4
Total skor 3 3 3 4
Skor maksimal 4 4 4 4
Persentase(%) 75% 75% 75% 100%
Rata-rata (%) 81,25%
Berdasarkan tabel di atas, dari 4 kali pertemuan sebesar 81,25%
siswa pada kelas eksperimen memiliki sikap rela berkorban, atau
sekitar 15 orang siswa memiliki sikap rela berkorban dari jumlah
keseluruhan siswa sebanyak 19 orang dan sisanya memiliki sikap rela
berkorban dengan kualitas rendah.
69
6. Pantang menyerah
Pantang menyerah merupakan bagian dari tindakan yang
mencerminkan sikap nasionalisme. Di dalam pembelajaran, pantang
menyerah dapat ditunjukan dengan berusaha memahami pernyataan
yang terdapat didalam bahan tulisan yang diberikan guru dan
menentukan pernyataan yang terbaik menurut pendapat mereka. Hasil
observasi mengenai sikap pantang menyerah pada siswa di dalam
pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Pantang Menyerah
Sikap
nasionalisme
Indikator sikap Pertemuan ke
I II III IV
Pantang
menyerah
Berusaha memahami
pernyataan yang terdapat
didalam bahan tulisan
yang diberikan guru dan
menentukan pernyataan
yang terbaik menurut
pendapat mereka
2 3 3 4
Total skor 2 3 3 4
Skor maksimal 4 4 4 4
Persentase(%) 50% 75% 75% 100%
Rata-rata (%) 75%
Berdasarkan tabel di atas, dari 4 kali pertemuan sebesar 75% siswa
pada kelas eksperimen memiliki sikap pantang menyerah, atau sekitar
14 orang siswa memiliki sikap pantang menyerah dari jumlah
keseluruhan siswa sebanyak 19 orang dan sisanya memiliki sikap
pantang menyerah dengan kualitas rendah.
70
7. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain merupakan bagian
dari tindakan yang mencerminkan sikap nasionalisme. Di dalam
pembelajaran, tidak memaksakan kehendak kepada orang lain dapat
ditunjukan dengan pada saat mendiskusikan bahan tulisan berusaha
untuk menerima pendapat teman yang berbeda-beda. Hasil observasi
mengenai sikap tidak memaksakan kehendak kepada orang lain pada
siswa di dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Tidak Memaksakan
Kehendak Kepada Orang Lain
Sikap
nasionalisme
Indikator sikap Pertemuan ke
I II III IV
Tidak
memaksakan
kehendak
kepada orang
lain
Pada saat mendiskusikan
bahan tulisan berusaha
untuk menerima
pendapat teman yang
berbeda-beda
2 3 3 3
Total skor 2 3 3 3
Skor maksimal 4 4 4 4
Persentase(%) 50% 75% 75% 75%
Rata-rata (%) 68,75%
Berdasarkan tabel di atas, dari 4 kali pertemuan sebesar 68,75%
siswa pada kelas eksperimen memiliki sikap tidak memaksakan
kehendak kepada orang lain, atau sekitar 13 orang siswa memiliki
sikap tidak memaksakan kehendak kepada orang lain dari jumlah
keseluruhan siswa sebanyak 19 orang dan sisanya memiliki sikap tidak
memaksakan kehendak kepada orang lain dengan kualitas rendah.
71
8. Suka bekerja keras
Suka bekerja keras merupakan bagian dari tindakan yang
mencerminkan sikap nasionalisme. Di dalam pembelajaran, suka
bekerja keras dapat ditunjukan dengan menyatukan pendapat teman
yang berbeda-beda untuk mencari kebulatan pendapat yang menjadi
kesepakatan bersama. Hasil observasi mengenai sikap suka bekerja
keras pada siswa di dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.8 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Suka Bekerja Keras
Sikap
nasionalisme
Indikator sikap Pertemuan ke
I II III IV
Suka bekerja
keras
menyatukan pendapat
teman yang berbeda-beda
untuk mencari kebulatan
pendapat yang menjadi
kesepakatan bersama
2 3 3 3
Total skor 2 3 3 3
Skor maksimal 4 4 4 4
Persentase(%) 50% 75% 75% 75%
Rata-rata (%) 68,75%
Berdasarkan tabel di atas, dari 4 kali pertemuan sebesar 68,75%
siswa pada kelas eksperimen memiliki sikap suka bekerja keras, atau
sekitar 13 orang siswa memiliki sikap suka bekerja keras dari jumlah
keseluruhan siswa sebanyak 19 orang dan sisanya memiliki sikap suka
bekerja keras dengan kualitas rendah.
9. Mampu menjalin persatuan dan kesatuan antar sesama
Mampu menjalin persatuan dan kesatuan antar sesama merupakan
bagian dari tindakan yang mencerminkan sikap nasionalisme. Di
72
dalam pembelajaran, mampu menjalin persatuan dan kesatuan antar
sesama dapat ditunjukan dengan siswa berkumpul dalam kelompok
yang telah dibagikan guru untuk memperhatikan materi yang akan
diberikan guru dan mendiskusikan bahan tulisan yang diberikan guru
dan siswa membacakan hasil penilaian mereka terhadap bahan tulisan
yang telah diberikan guru. Hasil observasi mengenai sikap mampu
menjalin persatuan dan kesatuan antar sesama pada siswa di dalam
pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Mampu Menjalin
Persatuan dan Kesatuan Antar Sesama
Sikap
nasionalisme
Indikator sikap Pertemuan ke
I II III IV
Mampu
menjalin
persatuan dan
kesatuan antar
sesama
Siswa berkumpul dalam
kelompok yang telah
dibagikan guru untuk
memperhatikan materi
yang akan diberikan
guru dan
mendiskusikan bahan
tulisan yang diberikan
guru.
3 3 3 4
Siswa membacakan
hasil penilaian mereka
terhadap bahan tulisan
yang telah diberikan
guru.
3 3 3 4
Total skor 6 6 6 8
Skor maksimal 8 8 8 8
Persentase(%) 75% 75% 75% 100%
73
Rata-rata (%) 81,25%
Berdasarkan tabel di atas, dari 4 kali pertemuan sebesar 81,25%
siswa pada kelas eksperimen memiliki sikap mampu menjalin
persatuan dan kesatuan antar sesama, atau sekitar 15 orang siswa
memiliki sikap mampu menjalin persatuan dan kesatuan antar sesama
dari jumlah keseluruhan siswa sebanyak 19 orang dan sisanya
memiliki sikap mampu menjalin persatuan dan kesatuan antar sesama
dengan kualitas rendah.
10. Jujur
Jujur merupakan bagian dari tindakan yang mencerminkan sikap
nasionalisme. Di dalam pembelajaran, jujur dapat ditunjukan dengan
siswa membacakan hasil penilaian mereka terhadap bahan tulisan yang
telah diberikan guru. Hasil observasi mengenai sikap jujur pada siswa
di dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.10 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Jujur
Sikap
nasionalisme
Indikator sikap Pertemuan ke
I II III IV
Jujur Siswa membacakan hasil
penilaian mereka terhadap
bahan tulisan yang telah
diberikan guru.
2 3 3 4
Total skor 2 3 3 4
Skor maksimal 4 4 4 4
Persentase(%) 50% 75% 75% 100%
Rata-rata (%) 75%
Berdasarkan tabel di atas, dari 4 kali pertemuan sebesar 75% siswa
pada kelas eksperimen memiliki sikap jujur, atau sekitar 14 orang
74
siswa memiliki sikap jujur dari jumlah keseluruhan siswa sebanyak 19
orang dan sisanya memiliki sikap jujur dengan kualitas rendah.
b. Hasil Observasi Pembelajaran Kelas Kontrol
Indikator sikap nasionalisme yang diobservasi didalam
pembelajaran pada kelas kontrol di kelas V-B MI. Jam’iyyatul Khair
adalah sebagai berikut:
1. Mampu menghormati orang lain
Mampu menghormati orang lain merupakan bagian dari tindakan
yang mencerminkan sikap nasionalisme. Di dalam pembelajaran,
mampu menghormati orang lain dapat ditunjukan dengan siswa
menjawab salam guru, siswa memperhatikan guru pada saat guru
sedang mengabsen, siswa memperhatikan pada saat guru menjelaskan
tujuan dan hasil yang ingin dicapai dari pelajaran hari ini, siswa
memperhatikan pada saat guru memberikan motivasi kepada siswa,
siswa menyimak pada saat guru menyampaikan agar dapat mengambil
nilai-nilai positif yang terdapat didalam pembelajaran dan menjauhi
nilai negatifnya, siswa memperhatikan pada saat guru memberikan
penugasan serta siswa memperhatikan pada saat guru menyampaikan
informasi mengenai materi pelajaran yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya. Hasil observasi mengenai sikap mampu
menghormati orang lain pada siswa di dalam pembelajaran dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.11 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Mampu Menghormati
Orang Lain
Sikap
Nasionalisme
Indikator sikap Pertemuan ke
I II III IV
Mampu
menghormati
orang lain
Siswa menjawab
salam guru.
3 3 3 3
Siswa 2 2 3 3
75
memperhatikan
guru pada saat
guru sedang
mengabsen,
Siswa
memperhatikan
pada saat guru
menjelaskan
tujuan dan hasil
yang ingin
dicapai dari
pelajaran hari ini
2 2 3 3
Siswa
memperhatikan
pada saat guru
memberikan
motivasi kepada
siswa,
2 2 3 3
Siswa
menyimak pada
saat guru
menyampaikan
agar dapat
mengambil
nilai-nilai positif
yang terdapat
didalam
pembelajaran
dan menjauhi
nilai negatifnya
2 2 3 3
76
Siswa
memperhatikan
pada saat guru
memberikan
penugasan
2 2 2 3
Siswa
memperhatikan
pada saat guru
menyampaikan
informasi
mengenai materi
pelajaran yang
akan dipelajari
pada pertemuan
berikutnya
2 2 2 2
Total skor 15 15 19 20
Skor maksimal 28 28 28 28
Persentase(%) 53,57% 53,57% 67,85% 71,42%
Rata-rata (%) 61,60%
Berdasarkan tabel di atas, dari 4 kali pertemuan sebesar 61,60%
siswa pada kelas kontrol memiliki sikap mampu menghormati orang
lain, atau sekitar 12 orang siswa memiliki sikap mampu menghormati
orang lain dari jumlah keseluruhan siswa sebanyak 19 orang dan
sisanya memiliki sikap mampu menghormati orang lain dengan
kualitas rendah.
2. Disiplin
Disiplin merupakan bagian dari tindakan yang mencerminkan
sikap nasionalisme. Di dalam pembelajaran, disiplin dapat ditunjukan
dengan siswa mengkondisikan diri sebelum belajar, siswa berdoa
77
sebelum belajar, siswa bersama-sama guru menutup pelajaran hari ini
dengan doa bersama. Hasil observasi mengenai sikap disiplin pada
siswa di dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.12 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Disiplin
Sikap
nasionalisme
Indikator sikap Pertemuan ke
I II III IV
Disiplin Siswa
mengkondisikan
diri sebelum belajar
1 2 2 3
Siswa berdoa
sebelum belajar
2 2 2 3
Siswa bersama-
sama guru menutup
pelajaran hari ini
dengan doa
bersama
1 2 2 3
Total skor 4 6 6 9
Skor maksimal 12 12 12 12
Persentase(%) 33,33% 50% 50% 75%
Rata-rata (%) 52,08%
Berdasarkan tabel di atas, dari 4 kali pertemuan sebesar 52,08%
siswa pada kelas kontrol memiliki sikap disiplin, atau sekitar 10 orang
siswa memiliki sikap disiplin dari jumlah keseluruhan siswa sebanyak
19 orang dan sisanya memiliki sikap disiplin dengan kualitas rendah.
3. Senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia
Senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia merupakan
bagian dari tindakan yang mencerminkan sikap nasionalisme. Di
dalam pembelajaran, senang dan bangga menjadi warga negara
Indonesia dapat ditunjukan dengan siswa bersama-sama guru
78
menyanyikan lagu nasional bersama guru. Hasil observasi mengenai
sikap senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia pada siswa
di dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.13 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Senang dan Bangga
Menjadi Warga Negara Indonesia
Sikap
nasionalisme
Indikator sikap Pertemuan ke
I II III IV
Senang dan
bangga menjadi
warga negara
Indonesia
Senang dan bangga
menjadi warga negara
Indonesia dapat
ditunjukan dengan siswa
bersama-sama guru
menyanyikan lagu
nasional bersama guru
2 2 2 3
Total skor 2 2 2 3
Skor maksimal 4 4 4 4
Persentase(%) 50% 50% 50% 75%
Rata-rata (%) 56,25%
Berdasarkan tabel di atas, dari 4 kali pertemuan sebesar 56,25%
siswa pada kelas kontrol memiliki sikap senang dan bangga menjadi
warga negara Indonesia, atau sekitar 11 orang siswa memiliki sikap
senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia dari jumlah
keseluruhan siswa sebanyak 19 orang dan sisanya memiliki sikap
senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia dengan kualitas
rendah.
4. Giat belajar
Giat belajar merupakan bagian dari tindakan yang mencerminkan
sikap nasionalisme. Di dalam pembelajaran, giat belajar dapat
79
ditunjukan dengan siswa memperhatikan pada saat guru menjelaskan
langkah-langkah pembelajaran kepada siswa, siswa memperhatikan
pada saat guru memberikan pertanyaan pendahuluan kepada siswa
mengenai materi pelajaran yang akan dipelajari hari ini, siswa
memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi pelajaran hari ini,
siswa mengikuti langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru,
siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai materi pelajaran,
serta siswa menyimak pada saat guru menyampaikan agar dapat
mengambil nilai-nilai positif yang terdapat didalam pembelajaran dan
menjauhi nilai yang negatifnya. Hasil observasi mengenai sikap giat
belajar pada siswa di dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.14 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Giat Belajar
Sikap
nasionalisme
Indikator sikap Pertemuan ke
I II III IV
Giat belajar Siswa
memperhatikan pada
saat guru
menjelaskan
langkah-langkah
pembelajaran kepada
siswa,
2 2 3 3
Siswa
memperhatikan pada
saat guru
memberikan
pertanyaan
pendahuluan kepada
siswa mengenai
2 2 3 3
80
materi pelajaran
yang akan dipelajari
hari ini,
Siswa
memperhatikan pada
saat guru
menjelaskan materi
pelajaran hari ini,
2 2 3 3
Siswa mengikuti
langkah-langkah
pembelajaran yang
dilakukan guru.
2 2 2 3
Siswa melakukan
tanya jawab dengan
guru mengenai
materi pelajaran.
1 2 2 2
Siswa bersama-sama
guru menyimpulkan
pelajaran hari ini
2 2 2 3
Siswa menyimak
pada saat guru
menyampaikan agar
dapat mengambil
nilai-nilai positif
yang terdapat
didalam
pembelajaran dan
menjauhi nilai yang
negatifnya
3 3 2 2
Total skor 14 15 17 19
81
Skor maksimal 28 28 28 28
Persentase(%) 50% 53,57% 60,71% 67,85%
Rata-rata (%) 58,03%
Berdasarkan tabel di atas, dari 4 kali pertemuan sebesar 58,03%
siswa pada kelas kontrol memiliki sikap giat belajar, atau sekitar 11
orang siswa memiliki sikap giat belajar dari jumlah keseluruhan siswa
sebanyak 19 orang dan sisanya memiliki sikap giat belajar dengan
kualitas rendah.
5. Rela berkorban
Rela berkorban merupakan bagian dari tindakan yang
mencerminkan sikap nasionalisme. Di dalam pembelajaran, rela
berkorban dapat ditunjukan dengan membantu menjelaskan kepada
temannya yang kurang memahami bahan tulisan yang diberikan guru.
Hasil observasi mengenai sikap rela berkorban pada siswa di dalam
pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.15 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Rela Berkorban
Sikap
nasionalisme
Indikator sikap Pertemuan ke
I II III IV
Rela berkorban Membantu menjelaskan
kepada temannya yang
kurang memahami bahan
tulisan yang diberikan
guru
2 2 3 3
Total skor 2 2 3 3
Skor maksimal 4 4 4 4
Persentase(%) 50% 50% 75% 75%
Rata-rata (%) 62,5%
82
Berdasarkan tabel di atas, dari 4 kali pertemuan sebesar 62,5%
siswa pada kelas kontrol memiliki sikap rela berkorban, atau sekitar 12
orang siswa memiliki sikap rela berkorban dari jumlah keseluruhan
siswa sebanyak 19 orang dan sisanya memiliki sikap rela berkorban
dengan kualitas rendah.
6. Pantang menyerah
Pantang menyerah merupakan bagian dari tindakan yang
mencerminkan sikap nasionalisme. Di dalam pembelajaran, pantang
menyerah dapat ditunjukan dengan Berusaha memahami pernyataan
yang terdapat didalam bahan tulisan yang diberikan guru dan
menentukan pernyataan yang terbaik menurut pendapat mereka. Hasil
observasi mengenai sikap pantang menyerah pada siswa di dalam
pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.16 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Pantang Menyerah
Sikap
nasionalisme
Indikator sikap Pertemuan ke
I II III IV
Pantang
menyerah
Berusaha memahami
pernyataan yang terdapat
didalam bahan tulisan yang
diberikan guru dan
menentukan pernyataan
yang terbaik menurut
pendapat mereka
2 2 3 3
Total skor 2 2 3 3
Skor maksimal 4 4 4 4
Persentase(%) 50% 50% 75% 75%
Rata-rata (%) 62,5%
Berdasarkan tabel di atas, dari 4 kali pertemuan sebesar 62,5%
siswa pada kelas kontrol memiliki sikap pantang menyerah, atau
83
sekitar 12 orang siswa memiliki sikap pantang menyerah dari jumlah
keseluruhan siswa sebanyak 19 orang dan sisanya memiliki sikap
pantang menyerah dengan kualitas rendah.
7. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain merupakan bagian
dari tindakan yang mencerminkan sikap nasionalisme. Di dalam
pembelajaran, tidak memaksakan kehendak kepada orang lain dapat
ditunjukan dengan pada saat mendiskusikan bahan tulisan berusaha
untuk menerima pendapat teman yang berbeda-beda. Hasil observasi
mengenai sikap tidak memaksakan kehendak kepada orang lain pada
siswa di dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.17 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Tidak Memaksakan
Kehendak Kepada Orang Lain
Sikap
nasionalisme
Indikator sikap Pertemuan ke
I II III IV
Tidak
memaksakan
kehendak
kepada orang
lain
Pada saat mendiskusikan
bahan tulisan berusaha
untuk menerima
pendapat teman yang
berbeda-beda
2 2 3 3
Total skor 2 2 3 3
Skor maksimal 4 4 4 4
Persentase(%) 50% 50% 75% 75%
Rata-rata (%) 62,5%
Berdasarkan tabel di atas, dari 4 kali pertemuan sebesar 62,5%
siswa pada kelas kontrol memiliki sikap tidak memaksakan kehendak
kepada orang lain, atau sekitar 12 orang siswa memiliki sikap tidak
memaksakan kehendak kepada orang lain dari jumlah keseluruhan
84
siswa sebanyak 19 orang dan sisanya memiliki sikap tidak
memaksakan kehendak kepada orang lain dengan kualitas rendah.
8. Suka bekerja keras
Suka bekerja keras merupakan bagian dari tindakan yang
mencerminkan sikap nasionalisme. Di dalam pembelajaran, suka
bekerja keras dapat ditunjukan dengan menyatukan pendapat teman
yang berbeda-beda untuk mencari kebulatan pendapat yang menjadi
kesepakatan bersama. Hasil observasi mengenai sikap suka bekerja
keras pada siswa di dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.18 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Suka Bekerja Keras
Sikap
nasionalisme
Indikator sikap Pertemuan ke
I II III IV
Suka bekerja
keras
menyatukan pendapat
teman yang berbeda-beda
untuk mencari kebulatan
pendapat yang menjadi
kesepakatan bersama
2 2 2 2
Total skor 2 2 2 2
Skor maksimal 4 4 4 4
Persentase(%) 50% 50% 50% 50%
Rata-rata (%) 50%
Berdasarkan tabel diatas, dari 4 kali pertemuan sebesar 50% siswa
pada kelas kontrol memiliki sikap suka bekerja keras, atau sekitar 10
orang siswa memiliki sikap suka bekerja keras dari jumlah keseluruhan
siswa sebanyak 19 orang dan sisanya memiliki sikap suka bekerja
keras dengan kualitas rendah.
85
9. Mampu menjalin persatuan dan kesatuan antar sesama
Mampu menjalin persatuan dan kesatuan antar sesama merupakan
bagian dari tindakan yang mencerminkan sikap nasionalisme. Di
dalam pembelajaran, mampu menjalin persatuan dan kesatuan antar
sesama dapat ditunjukan dengan siswa berkumpul dalam kelompok
yang telah dibagikan guru untuk memperhatikan materi yang akan
diberikan guru. Hasil observasi mengenai sikap mampu menjalin
persatuan dan kesatuan antar sesama pada siswa di dalam
pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.19 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Mampu Menjalin
Persatuan Dan Kesatuan Antar Sesama
Sikap
nasionalisme
Indikator sikap Pertemuan ke
I II III IV
Mampu
menjalin
persatuan dan
kesatuan
antar sesama
Siswa berkumpul dalam
kelompok yang telah
dibagikan guru untuk
memperhatikan materi
yang akan diberikan guru
2 2 3 3
Siswa membacakan hasil
penilaian mereka terhadap
bahan tulisan yang telah
diberikan guru.
2 2 2 2
Total skor 4 4 5 5
Skor maksimal 8 8 8 8
Persentase(%) 50% 50% 62,5% 62,5%
Rata-rata (%) 56,25%
Berdasarkan tabel diatas, dari 4 kali pertemuan sebesar 56,25%
siswa pada kelas kontrol memiliki sikap mampu menjalin persatuan
86
dan kesatuan antar sesama, atau sekitar 11 orang siswa memiliki sikap
mampu menjalin persatuan dan kesatuan antar sesama dari jumlah
keseluruhan siswa sebanyak 19 orang dan sisanya memiliki sikap
mampu menjalin persatuan dan kesatuan antar sesama dengan kualitas
rendah.
10. Jujur
Jujur merupakan bagian dari tindakan yang mencerminkan sikap
nasionalisme. Di dalam pembelajaran, jujur dapat ditunjukan dengan
siswa membacakan hasil penilaian mereka terhadap bahan tulisan yang
telah diberikan guru. Hasil observasi mengenai sikap jujur pada siswa
di dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.20 Hasil Observasi Sikap Nasionalisme Jujur
Sikap
nasionalisme
Indikator sikap Pertemuan ke
I II III IV
Jujur Siswa membacakan hasil
penilaian mereka terhadap
bahan tulisan yang telah
diberikan guru.
2 2 2 3
Total skor 2 2 2 3
Skor maksimal 4 4 4 4
Persentase(%) 50% 50% 50% 75%
Rata-rata (%) 56,25%
Berdasarkan tabel diatas, dari 4 kali pertemuan sebesar 56,25% siswa
pada kelas kontrol memiliki sikap jujur, atau sekitar 11 orang siswa
memiliki sikap jujur dari jumlah keseluruhan siswa sebanyak 19 orang dan
sisanya memiliki sikap jujur dengan kualitas rendah.
87
2. Hasil Angket Siswa
Hasil angket siswa disajikan dalam bentuk persentase berdasarkan
pilihan jawaban pernyataan yang dipilih oleh masing-masing siswa
terhadap pernyataan yang terdapat di dalam angket sikap nasionalisme.
Nilai persentase diperoleh berdasarkan perhitungan dengan membagi
frekuensi siswa yang memilih masing-masing jawaban pernyataan dibagi
dengan banyaknya siswa dikali 100%. Lalu menentukan presentase tiap
indikator sikap nasionalisme dengan cara membagi nilai skor dengan nilai
harapan dikali 100%.
Indikator sikap nasionalisme yang terdapat didalam angket siswa pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol di kelas V-A dan V-B MI. Jam’iyyatul
Khair adalah sebagai berikut:
1. Cinta tanah air
Cinta tanah air dapat ditunjukkan dengan tindakan giat belajar,
disiplin, serta senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia, dalam
penelitian ini untuk indikator Cinta tanah air terdiri dari 9 pernyataan.
Untuk lebih jelasnya masing-masing indikator akan dideskripsikan sebagai
berikut:
a. Giat belajar
Giat belajar merupakan bagian dari tindakan yang mencerminkan
sikap nasionalisme. Indikator sikap nasionalisme yang mencermin
sikap giat belajar diantaranya adalah bersungguh-sungguh
memperhatikan pada saat guru menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran, bersungguh-sungguh memperhatikan pada saat guru
memberikan pertanyaan pendahuluan mengenai materi Perjuangan
Mempertahankan Kemerdekaan yang akan dipelajari hari ini, bersungguh-
sungguh memperhatikan pada saat guru memberikan bahan tulisan
kepada masing-masing kelompok, giat menyimpulkan hasil diskusi yang
88
telah dipresentasikan di depan kelas, bersungguh-sungguh menyimak
penjelasan nilai-nilai positif yang terdapat di dalam pembelajaran dan nilai
negatifnya. Hasil angket siswa mengenai sikap giat belajar dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.21 Hasil Angket Sikap Nasionalisme Giat Belajar
Sikap
nasionalisme
Indikator sikap Hasil Angket
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Giat Belajar Bersungguh-sungguh
memperhatikan pada
saat guru menjelaskan
langkah-langkah
pembelajaran
86% 86%
Bersungguh-sungguh
memperhatikan pada
saat guru memberikan
pertanyaan pendahuluan
mengenai materi
Perjuangan
Mempertahankan
Kemerdekaan yang akan
dipelajari hari ini
80% 88%
Bersungguh-sungguh
memperhatikan pada
saat guru memberikan
bahan tulisan kepada
masing-masing
kelompok
82% 86%
Giat menyimpulkan
hasil diskusi yang telah
dipresentasikan di depan
kelas
78% 80%
89
Bersungguh-sungguh
menyimak penjelasan
nilai-nilai positif yang
terdapat didalam
pembelajaran dan nilai
negatifnya
84% 84%
Persentase sikap nasionalisme giat
belajar
82% 85%
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat persentase sikap
nasionalisme siswa pada indikator giat belajar pada kelas eksperimen
dan kontrol. Rata-rata persentase angket pada kelas eksperimen lebih
besar dari pada rata-rata persentase angket pada kelas kontrol. Pada
kelas kontrol, rata-rata persentase angket pada indikator mampu
menghormati orang lain sebesar 82% sementara itu, kelas eksperimen
persentasenya sebesar 85%.
b. Disiplin
Disiplin merupakan bagian dari tindakan yang mencerminkan
sikap nasionalisme. Indikator sikap nasionalisme yang mencermin
sikap disiplin diantaranya adalah selalu tertib dalam belajar, selalu
berdoa sebelum belajar, berusaha tertib berdoa bersama guru pada saat
menutup pelajaran. Hasil angket siswa mengenai sikap disiplin dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.22 Hasil Angket Sikap Nasionalisme Disiplin
Sikap
nasionalisme
Indikator sikap Hasil Angket
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Disiplin Selalu tertib dalam
belajar
62% 91%
Selalu berdoa sebelum 91% 91%
90
belajar
Berusaha tertib berdoa
bersama guru pada saat
menutup pelajaran
87% 89%
Persentase sikap nasionalisme disiplin 80% 90%
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat persentase sikap
nasionalisme siswa pada indikator disiplin pada kelas eksperimen dan
kontrol. Rata-rata persentase angket pada kelas eksperimen lebih besar
dari pada rata-rata persentase angket pada kelas kontrol. Pada kelas
kontrol, rata-rata persentase angket pada indikator mampu
menghormati orang lain sebesar 80% sementara itu, kelas eksperimen
persentasenya sebesar 90%.
c. Senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia
Senang dan bangga menjadi warga negara Indonesia merupakan
bagian dari tindakan yang mencerminkan sikap nasionalisme.
Indikator sikap nasionalisme yang mencermin sikap senang dan
bangga menjadi warga negara Indonesia diantaranya adalah bangga
dan senang menyanyikan lagu nasional bersama guru pada saat
pembelajaran. Hasil angket siswa mengenai sikap senang dan bangga
menjadi warga negara Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.23 Hasil Angket Sikap Nasionalisme Senang dan
Bangga Menjadi Warga Negara Indonesia
Sikap
nasionalisme
Indikator sikap Hasil Angket
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Senang dan
bangga
menjadi
Bangga dan senang
menyanyikan lagu
nasional bersama guru
82% 92%
91
warga negara
Indonesia
pada saat pembelajaran
Persentase sikap nasionalisme senang
dan bangga menjadi warga negara
Indonesia
82% 92%
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat persentase sikap
nasionalisme siswa pada indikator senang dan bangga menjadi warga
negara Indonesia pada kelas eksperimen dan kontrol. Rata-rata
persentase angket pada kelas eksperimen lebih besar dari pada rata-rata
persentase angket pada kelas kontrol. Pada kelas kontrol, rata-rata
persentase angket pada indikator mampu menghormati orang lain
sebesar 82% sementara itu, kelas eksperimen persentasenya sebesar
92%.
2. Menghargai Jasa-jasa Pahlawan
Menghargai jasa-jasa pahlawan dapat ditunjukkan dengan tindakan
rela berkorban dan jujur, dalam penelitian ini untuk indikator menghargai
jasa-jasa pahlawan terdiri dari 2 pernyataan. Untuk lebih jelasnya masing-
masing indikator akan dideskripsikan sebagai berikut:
a. Rela berkorban
Rela berkorban merupakan bagian dari tindakan yang
mencerminkan sikap nasionalisme. Indikator sikap nasionalisme yang
mencermin sikap rela berkorban diantaranya adalah rela membantu
menjelaskan kepada teman yang kurang memahami bahan ajar yang
diberikan guru. Hasil angket siswa mengenai sikap rela berkorban
dapat dilihat pada tabel berikut:
92
Tabel 4.24 Hasil Angket Sikap Nasionalisme Rela Berkorban
Sikap
nasionalisme
Indikator sikap Hasil Angket
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Rela
berkorban
Rela membantu
menjelaskan kepada
teman yang kurang
memahami bahan ajar
yang diberikan guru
78% 72%
Persentase sikap nasionalisme rela
berkorban
78% 72%
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat persentase sikap
nasionalisme siswa pada indikator rela berkorban pada kelas
eksperimen dan kontrol. Rata-rata persentase angket pada kelas kontrol
lebih besar dari pada rata-rata persentase angket pada kelas
eksperimen. Pada kelas kontrol, rata-rata persentase angket pada
indikator rela berkorban sebesar 78% sementara itu, kelas eksperimen
persentasenya sebesar 72%.
b. Jujur
Jujur merupakan bagian dari tindakan yang mencerminkan sikap
nasionalisme. Indikator sikap nasionalisme yang mencermin sikap
jujur diantaranya adalah bersikap jujur dalam membacakan penilaian
dan alasan kelompok saya terhadap bahan ajar yang telah diberikan
guru. Hasil angket siswa mengenai sikap jujur dapat dilihat pada tabel
berikut:
93
Tabel 4.25 Hasil Angket Sikap Nasionalisme Jujur
Sikap
nasionalisme
Indikator sikap Hasil Angket
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Jujur Bersikap jujur dalam
membacakan penilaian
dan alasan kelompok
saya terhadap bahan
ajar yang telah
diberikan guru
82% 83%
Persentase sikap nasionalisme jujur 82% 83%
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat persentase sikap
nasionalisme siswa pada indikator mampu menjalin persatuan dan
kesatuan antar sesama pada kelas eksperimen dan kontrol. Rata-rata
persentase angket pada kelas eksperimen lebih besar dari pada rata-
rata persentase angket pada kelas kontrol. Pada kelas kontrol, rata-rata
persentase angket pada indikator mampu menghormati orang lain
sebesar 82% sementara itu, kelas eksperimen persentasenya sebesar
83%.
3. Rela Berkorban untuk Kepentingan bangsa dan negara
Rela berkorban dapat ditunjukkan dengan tindakan tidak memaksakan
kehendak kepada orang lain, dalam penelitian ini untuk indikator
menghargai jasa-jasa pahlawan terdiri dari 1 pernyataan. Untuk lebih
jelasnya masing-masing indikator akan dideskripsikan sebagai berikut:
a. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain merupakan bagian
dari tindakan yang mencerminkan sikap nasionalisme. Indikator sikap
nasionalisme yang mencermin sikap tidak memaksakan kehendak
94
kepada orang lain diantaranya adalah menerima pendapat teman
meskipun berbeda pendapat saat berdiskusi bahan ajar yang diberikan
guru. Hasil angket siswa mengenai sikap mampu tidak memaksakan
kehendak kepada orang lain dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.26 Hasil Angket Sikap Nasionalisme Tidak
Memaksakan Kehendak Kepada Orang Lain
Sikap
nasionalisme
Indikator sikap Hasil Angket
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Tidak
memaksakan
kehendak
kepada orang
lain
menerima pendapat
teman meskipun
berbeda pendapat saat
berdiskusi bahan ajar
yang diberikan guru
75% 80%
Persentase sikap nasionalisme
tidak memaksakan kehendak
kepada orang lain
75% 80%
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat persentase sikap
nasionalisme siswa pada indikator tidak memaksakan kehendak
kepada orang lain pada kelas eksperimen dan kontrol. Rata-rata
persentase angket pada kelas eksperimen lebih besar dari pada rata-rata
persentase angket pada kelas kontrol. Pada kelas kontrol, rata-rata
persentase angket pada indikator mampu menghormati orang lain
sebesar 75% sementara itu, kelas eksperimen persentasenya sebesar
80%.
4. Mengutamakan Persatuan Dan Kesatuan
Mengutamakan persatuan dan kesatuan dapat ditunjukkan dengan
tindakan Mampu menjalin persatuan dan kesatuan antar sesama, dalam
95
penelitian ini untuk indikator Mengutamakan persatuan dan kesatuan
terdiri dari 2 pernyataan. Untuk lebih jelasnya masing-masing indikator
akan dideskripsikan sebagai berikut:
a. Mampu menjalin persatuan dan kesatuan antar sesama
Mampu menjalin persatuan dan kesatuan antar sesama merupakan
bagian dari tindakan yang mencerminkan sikap nasionalisme.
Indikator sikap nasionalisme yang mencermin sikap mampu menjalin
persatuan dan kesatuan antar sesama diantaranya adalah selalu menjalin
kerjasama dalam kelompok belajar di kelas dan selalu menjalin kerjasama
dalam mengerjakan bahan ajar. Hasil angket siswa mengenai sikap
mampu menjalin persatuan dan kesatuan antar sesama dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.27 Hasil Angket Sikap Nasionalisme Mampu Menjalin
Persatuan dan Kesatuan Antar Sesama
Sikap
nasionalisme
Indikator sikap Hasil Angket
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Mampu
menjalin
persatuan dan
kesatuan
antar sesama
Selalu menjalin kerjasama
dalam kelompok belajar
di kelas
82% 84%
Selalu menjalin
kerjasama dalam
mengerjakan bahan ajar
80% 87%
Persentase sikap nasionalisme mampu
menjalin persatuan dan kesatuan antar
sesama
81% 86%
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat persentase sikap
nasionalisme siswa pada indikator mampu menjalin persatuan dan
kesatuan antar sesama pada kelas eksperimen dan kontrol. Rata-rata
96
persentase angket pada kelas eksperimen lebih besar dari pada rata-rata
persentase angket pada kelas kontrol. Pada kelas kontrol, rata-rata
persentase angket pada indikator mampu menghormati orang lain
sebesar 81% sementara itu, kelas eksperimen persentasenya sebesar
86%.
5. Berjiwa Pembaharu Dan Tidak Kenal Menyerah
Berjiwa pembaharu dan tidak kenal menyerah dapat ditunjukkan
dengan tindakan pantang menyerah dan suka bekerja keras dalam
penelitian ini untuk indikator berjiwa pembaharu dan tidak kenal
menyerah terdiri dari 2 pernyataan. Untuk lebih jelasnya masing-masing
indikator akan dideskripsikan sebagai berikut:
a. Pantang menyerah
Pantang menyerah merupakan bagian dari tindakan yang
mencerminkan sikap nasionalisme. Indikator sikap nasionalisme yang
mencermin sikap pantang menyerah diantaranya adalah giat
mempelajari bahan ajar yang diberikan guru. Hasil angket siswa
mengenai sikap mampu pantang menyerah dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.28 Hasil Angket Sikap Nasionalisme Pantang Menyerah
Sikap
nasionalisme
Indikator sikap Hasil Angket
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Pantang
Menyerah
Giat mempelajari bahan
ajar yang diberikan
guru
64% 84%
Persentase sikap nasionalisme pantang
menyerah
64% 84%
97
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat persentase sikap
nasionalisme siswa pada indikator pantang menyerah pada kelas
eksperimen dan kontrol. Rata-rata persentase angket pada kelas
eksperimen lebih besar dari pada rata-rata persentase angket pada
kelas kontrol. Pada kelas kontrol, rata-rata persentase angket pada
indikator mampu menghormati orang lain sebesar 64% sementara itu,
kelas eksperimen persentasenya sebesar 84%.
b. Suka bekerja keras
Suka bekerja keras merupakan bagian dari tindakan yang
mencerminkan sikap nasionalisme. Indikator sikap nasionalisme yang
mencermin sikap suka bekerja keras diantaranya adalah bekerja keras
berdiskusi dalam mempelajari bahan ajar. Hasil angket siswa
mengenai sikap suka bekerja keras dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.29 Hasil Angket Sikap Nasionalisme Suka Bekerja Keras
Sikap
nasionalisme
Indikator sikap Hasil Angket
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Suka bekerja
keras
Bekerja keras
berdiskusi dalam
mempelajari bahan
ajar
78% 83%
Persentase sikap nasionalisme suka
bekerja keras
78% 83%
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat persentase sikap
nasionalisme siswa pada indikator suka bekerja keras pada kelas
eksperimen dan kontrol. Rata-rata persentase angket pada kelas
eksperimen lebih besar dari pada rata-rata persentase angket pada kelas
kontrol. Pada kelas kontrol, rata-rata persentase angket pada indikator
98
mampu menghormati orang lain sebesar 78% sementara itu, kelas
eksperimen persentasenya sebesar 83%.
6. Memiliki sikap Tenggang Rasa Sesama Manusia
Memiliki sikap Tenggang Rasa Sesama Manusia dapat ditunjukkan
dengan mampu menghormati orang lain dalam penelitian ini untuk
indikator Memiliki sikap tenggang rasa sesama manusia terdiri dari 5
pernyataan. Untuk lebih jelasnya masing-masing indikator akan
dideskripsikan sebagai berikut:
a. Mampu menghormati orang lain
Mampu menghormati orang lain merupakan bagian dari tindakan
yang mencerminkan sikap nasionalisme. Di dalam pembelajaran,
mampu menghormati orang lain dapat ditunjukan dengan menjawab
salam guru pada pendahuluan pembelajaran, menghormati guru pada
saat guru sedang mengabsen, memperhatikan pada saat guru
memberikan motivasi kepada siswa, mematuhi tugas pembelajaran
yang diberikan serta memperhatikan pada saat guru menyampaikan
informasi mengenai materi pelajaran yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya. Hasil angket siswa mengenai sikap mampu
menghormati orang lain pada siswa di dalam pembelajaran dapat
dilihat pada tabel berikut:
99
Tabel 4.30 Hasil Angket Sikap Nasionalisme Mampu
Menghormati Orang Lain
Sikap
Nasionalisme
Indikator sikap Hasil Angket
Kelas
kontrol
Kelas
eksperimen
Mampu
menghormati
orang lain
Menjawab salam guru
pada pendahuluan
pembelajaran.
96% 97%
Menghormati guru pada
saat guru sedang
mengabsen
87% 83%
Memperhatikan pada saat
guru memberikan
motivasi kepada siswa
82% 86%
Mematuhi tugas
pembelajaran yang
diberikan
66% 86%
Memperhatikan pada saat
guru menyampaikan
informasi mengenai
materi pelajaran yang
akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya
74% 80%
Persentase sikap nasionalisme mampu
menghormati orang lain
81% 86%
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat persentase sikap
nasionalisme siswa pada indikator mampu menghormati orang lain
pada kelas eksperimen dan kontrol. Rata-rata persentase angket pada
kelas eksperimen lebih besar dari pada rata-rata persentase angket pada
100
kelas kontrol. Pada kelas kontrol, rata-rata persentase angket pada
indikator mampu menghormati orang lain sebesar 81% sementara itu,
kelas eksperimen persentasenya sebesar 86%.
3. Skor Rata-rata Angket Sikap Nasionalisme Siswa Pada Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tabel 4.31 Distribusi Frekuensi rata-rata Angket Sikap
Nasionalisme Siswa Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Statistics
eksperimen kontrol
N Valid 19 19
Missing 0 0
Mean 71.68 67.05
Median 72.00 68.00
Mode 74 68a
Std. Deviation 6.028 6.868
Variance 36.339 47.164
Range 25 29
Minimum 57 51
Maximum 82 80
Sum 1362 1274
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, dapat dilihat bahwa
rata-rata (mean) angket sikap nasionalisme pada kelas eksperimen sebesar
71,68, Median (Me) sebesar 72,00 dan Modus (Mo) sebesar 74. Sementara
itu, rata-rata (mean) angket sikap nasionalisme pada kelas kontrol sebesar
67,05, Median (Me) sebesar 68,00 dan Modus (Mo) sebesar 68.
B. Pengujian Hipotesis
1. Uji Prasyarat Hipotesis
Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan uji prasyarat hipotesis yaitu
sebagai berikut:
101
a. Uji Normalitas data
Uji normalitas digunakan sebagai salah satu syarat untuk
pengolahan data pada tahap selanjutnya, serta untuk mengetahui data
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas berdistribusi normal
jika signifikan > 0,05, sebaliknya jika signifikan < 0,05 maka data
tidak berdistribusi normal. Berdasarkan hasil perhitungan
menggunakan progam SPSS 22 for windows diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 4.32 Hasil Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
eksperimen kontrol
N 19 19
Normal Parametersa,b
Mean 71.68 67.05
Std. Deviation 6.028 6.868
Most Extreme Differences Absolute .139 .186
Positive .132 .130
Negative -.139 -.186
Test Statistic .139 .186
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
.081c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Berdasarkan hasil perhitungan ANOVA variabel sikap
nasionalisme siswa pada kelas eksperimen diperoleh skor signifikan
0,200 dan pada kelas kontrol diperoleh skor signifikan 0,066 yang
berarti lebih besar daripada taraf signifikan 5% atau signifikan 0,200 >
0,05 dan 0,081 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa distribusi
data variabel sikap nasionalisme siswa berdistribusi normal.
102
b. Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah data yang
diperoleh homogen atau tidak. Berdasarkan perhitungan SPSS 22 for
windows diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.33 Hasil Uji Homogenitas Data
Test of Homogeneity of Variances
kontrol
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.683 5 8 .103
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, variabel sikap nasionalisme
siswa diperoleh skor signifikan 0,103 yang berarti lebih besar
daripada taraf signifikan 5% atau signifikan 0,103 > 0,05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa distribusi data variabel sikap nasionalisme
siswa pada elompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah
homogen.
2. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) terhadap sikap
nasionalisme siswa dalam pembelajaran IPS. Untuk mengetahui pengaruh
tersebut, diajukan hipotesis sebagai berikut:
: ≤
: >
Keterangan :
= rata-rata sikap nasionalisme siswa kelompok eksperimen
= rata-rata sikap nasionalisme siswa kelompok kontrol
Pengujian hipotesis tersebut diuji dengan uji t, dengan kriteria
pengujian yaitu, jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Sedangkan, jika thitung ≥ ttabel maka H1 diterima dan H0 ditolak, pada taraf
103
kepercayaan 95% atau taraf signifikansi α = 5%. Berdasarkan perhitungan,
diperoleh thitung sebesar 1,7457 dan ttabel sebesar 1,688. Untuk lebih
jelasnya, hasil perhitungan uji t tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.34 Hasil Uji Sampel Tidak Berpasangan Dengan Statistik Uji t
Dari tabel dapat terlihat bahwa thitung ≥ ttabel (2,209 ≥ 1,688) dan nilai
sig (2-tailed) 0,034 < 0,05. Dengan demikian, H0 ditolak dan H1 diterima,
dengan kata lain, terdapat perbedaan sikap nasionalisme siswa dalam
pembelajaran IPS antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Dengan demikian penerapan model pembelajaran value clarification
technique (VCT) berpengaruh terhadap sikap nasionalisme siswa pada
pembelajaran IPS.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembelajaran IPS pada kelompok eksperimen, dimulai dengan
menyanyikan lagu-lagu nasional dengan tujuan agar siswa merasa senang dan
bangga sebagai warga negara Indonesia dan lebih bersemangat dalam belajar.
Selanjutnya, sesuai dengan langkah-langkah yang terdapat didalam model
pembelajaran value clarification technique (VCT) dalam 4 kali pertemuan,
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
eksperi
men
kontrol
Equal variances
assumed .295 .590 2.209 36 .034 4.63158 2.09640 .37988 8.88327
Equal variances
not assumed 2.209 35.405 .034 4.63158 2.09640 .37740 8.88576
104
guru membahas secara singkat materi pelajaran yang akan dipelajari, lalu guru
memberikan bahan tulisan yang berisi pernyataan-pernyataan yang meminta
jawaban siswa terhadap pernyataan tersebut, bahan tulisan itu pada beberapa
pertemuan dikerjakan secara berkelompok dan pada beberapa pertemuan
lainnya dikerjakan secara individu. Melalui langkah ini, maka siswa dibiasakan
untuk membahas bahan ajar secara berkelompok/secara individu, agar siswa
terbiasa untuk dapat bekerja keras, pantang menyerah dan tidak memaksakan
kehendak kepada orang lain. Selanjutnya siswa diminta untuk membacakan
jawaban dan alasan mereka terhadap bahan tulisan yang diberikan guru.
Langkah ini bertujuan agar siswa dapat bersikap jujur dalam membacakan
jawaban dan alasan mereka mengenai pernyataan yang diberikan guru dan
mampu menjalin persatuan dan kesatuan antar sesama yaitu pada waktu
pernyataan kelompok mereka berbeda dengan pernyataan kelompok yang lain.
Selanjutnya guru bersama siswa menyimpulkan sikap yang sesuai dengan
pernyataan yang diberikan guru.
Sedangkan pembelajaran IPS pada kelompok kontrol, guru menggunakan
langkah-langkah yang sesuai dengan metode konvensional berupa ceramah dan
tanya jawab. Proses pembelajaran dimulai dengan pembahasan materi
pelajaran sesuai dengan indikator yang dijelaskan oleh guru lalu siswa
mendengarkan uraian materi yang dijelaskan oleh guru. Setelah itu, guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi
pelajaran yang belum mereka mengerti. Setelah itu dilanjutkan dengan
pemberian tugas latihan soal-soal oleh guru mengenai materi yang telah
dipelajari.
Begitu juga dari hasil pengamatan selama berlangsungnya proses
pembelajaran di kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Diperoleh
perbedaan antara kedua kelompok tersebut. Perbedaan tersebut adalah pada
kelompok eksperimen sikap nasionalisme siswa pada beberapa indikator yang
diamati menunjukkan peningkatan yang semakin besar selama berlangsungnya
proses pembelajaran dengan menggunakan model value clarification technique
105
(VCT) yang dilakukan dalam 4 kali pembelajaran. Sedangkan pada kelompok
kontrol, hal sebaliknya yang terjadi. Pada kelompok kontrol terjadi stagnasi
atau tidak terjadi peningkatan sikap nasionalisme siswa pada beberapa
indikator yang diamati selama proses pembelajaran mulai dari pertemuan awal
hingga pertemuan akhir.
Hasil angket mengenai sikap nasionalisme yang diberikan guru kepada
siswa pada akhir pembelajaran menunjukkan bahwa, pada beberapa indikator
sikap nasionalisme yang terdapat didalam pernyataan angket. Hasil angket
pada kelas eksperimen yang dalam pembelajarannya menggunakan model VCT
menunjukkan rata-rata persentase yang lebih tinggi dibandingkan dengan hasil
angket pada kelas kontrol yang dalam pembelajarannya menggunakan metode
konvensional dengan ceramah dan tanya jawab. Misalnya pada indikator
mampu menghormati orang lain, kelas eksperimen memperoleh rata-rata
persentase sebesar 86% sedangkan kelas kontrol memperoleh rata-rata
persentase sebesar 81%, pada indikator disiplin kelas eksperimen memperoleh
rata-rata persentase sebesar 90% sedangkan kelas kontrol memperoleh rata-rata
persentase sebesar 81%, selanjutnya pada indikator senang dan bangga menjadi
warga negara Indonesia kelas eksperimen memperoleh rata-rata persentase
sebesar 92% sedangkan kelas kontrol memperoleh rata-rata persentase sebesar
82%, lalu pada indikator giat belajar kelas eksperimen memperoleh rata-rata
persentase sebesar 85% sedangkan kelas kontrol memperoleh rata-rata
persentase sebesar 82% dsb.
Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil
bahwa thitung berada diluar daerah penerimaan H0 atau dengan kata lain H0
ditolak. Dengan demikian, hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan bahwa
rata-rata skor sikap nasionalisme siswa yang diberi model pembelajaran value
clarification technique (VCT) berpengaruh terhadap sikap nasionalisme siswa
dibandingkan dengan yang diberi pendekatan konvensional.
106
Perbedaan rata-rata sikap nasionalisme siswa dalam pembelajaran IPS
antara kelompok eksperimen dan kontrol tersebut menunjukkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran value clarification
technique (VCT) memiliki pengaruh/berpengaruh terhadap sikap nasionalisme
siswa dari pada pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konvensional.
Hal ini terlihat dari perolehan rata-rata sikap nasionalisme siswa kedua
kelompok, yaitu 71.68 untuk kelompok eksperimen dan 67.05 untuk kelompok
kontrol. Artinya sikap nasionalisme siswa yang diberikan model pembelajaran
value clarification technique (VCT) pada kelompok eksperimen berpengaruh
dari pada kelompok yang diberikan pendekatan konvensional pada kelompok
kontrol.
Dari uraian diatas, jelas terlihat bahwa pembelajaran IPS dengan
menggunakan model value clarification technique (VCT) berpengaruh
terhadap sikap nasionalisme siswa. Hal ini dikarenakan model pembelajaran
value clarification technique (VCT) merupakan model pembelajaran yang
dapat menanamkan dan membentuk sikap siswa, sesuai dengan langkah-
langkah yang terdapat didalam model pembelajaran value clarification
technique (VCT). Dan sesuai dengan penelitian yang sama, yang pernah
dilakukan oleh Muslim dari Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang dengan judul penelitian “Pengaruh Pelaksanaan
Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran Sejarah Terhadap Sikap
Nasionalisme Siswa Kelas XI MA Al Asror Semarang Tahun Ajaran
2012/2013”. Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh pelaksanaan
pendidikan karakter pada mata pelajaran sejarah terhadap sikap nasionalisme.
D. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya
telah dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini agar diperoleh hasil yang
optimal. Kendati demikian, masih ada beberapa faktor yang sulit dikendalikan
sehingga membuat penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan
diantaranya:
107
1. Kondisi siswa yang kurang terbiasa dengan pembelajaran berkelompok
sehingga siswa agak merasa kesulitan ketika membahas bahan tulisan
secara berkelompok.
2. Model pembelajaran yang baru diterima siswa sehingga pelaksanaan
teknik pembelajaran pada awal-awal kurang berjalan efektif.
3. Siswa kurang terbiasa untuk mengungkapkan alasan mereka sehingga
mereka merasa kesulitan untuk mengemukaan alasan mengenai pilihan
pendapat yang mereka pilih pada pernyataan yang terdapat didalam lembar
analisis bahan bacaan yang diberikan guru.
4. Penelitian ini memfokuskan penelitian pada aspek sikap nasionalisme
siswa pada pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran
value clarification technique (VCT) sehingga peneliti cukup merasa
kesulitan untuk menemukan indikator-indikator yang sesuai dengan sikap
nasionalisme siswa pada pembelajaran IPS.
108
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari hasil penelitian yang penulis lakukan pada objek
permasalahan dan dilanjutkan dengan penganalisaan serta pembahasan, maka
penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut:
Penerapan pembelajaran IPS dengan model pembelajaran value
clarification technique (VCT) berpengaruh terhadap sikap nasionalisme siswa
pada pembelajaran IPS. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji statistik dimana
thitung lebih dari atau sama dengan ttabel (2,209 ≥ 1,688) atau nilai sig (2-tailed)
lebih kecil dari 0,05 (0,034 < 0,05) dengan resiko kesalahan 5%. Sebaliknya
penerapan pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan konvensional
tidak berpengaruh terhadap sikap nasionalisme siswa.
Pengaruh tersebut dilihat juga berdasarkan hasil observasi terhadap sikap
nasionalisme siswa yang dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran
menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen yang di dalam proses
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran value clarification
technique (VCT) lebih tinggi dibandingkan dengan sikap nasionalisme siswa
dalam pembelajaran IPS pada kelompok kontrol yang menggunakan
pendekatan konvensional. Pada kelompok eksperimen sikap nasionalisme
siswa mengalami peningkatan pada setiap pertemuan pembelajaran sementara
itu pada kelas kontrol sikap nasionalisme siswanya pada setiap pertemuan
cenderung stabil.
B. Saran
Terdapat beberapa saran peneliti terkait hasil penelitian pada skripsi ini,
diantaranya adalah sebagai berikut:
109
1. Guru yang hendak menggunakan model pembelajaran value clarification
technique (VCT) dalam pembelajaran IPS diharapkan dapat menentukan
pilihan tehnik pembelajaran yang tepat agar dapat mencapai tujuan yang
diharapkan dan memaksimalkan penggunaan waktu pembelajaran yang
tersedia.
2. Model pembelajaran value clarification technique (VCT) dapat dijadikan
alternatif pembelajaran bagi sekolah untuk mengembangkan dan
membentuk sikap siswa terhadap nilai-nilai yang terdapat didalam materi
pembelajaran.
3. Siswa hendaknya lebih meningkatkan pemahaman mengenai materi ilmu
pengetahuan sosial. Selain itu bukan hanya sebatas pemahaman saja,
namun juga nilai-nilai yang terdapat di dalam materi IPS, karena di dalam
materi IPS terdapat nilai-nilai yang sangat berguna bagi siswa dalam
membentuk siswa menjadi warga negara yang baik.
4. Karena beberapa keterbatasan dalam melaksanakan penelitian ini, maka
disarankan ada penelitian lanjutan yang meneliti tentang pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran value clarification technique
(VCT) pada pokok bahasan lain atau mengukur aspek yang lain.
110
DAFTAR PUSTAKA
Adisusilo, J.R, Sutarjo. Pembelajaran Nilai Karakter Konstruktivisme dan VCT
Sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran afektif. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2012.
Ainun Najib, Ivan Nove. “Penanaman Sikap Nasionalisme Melalui Mata
Pelajaran Muatan Lokal Wawasan Kebangsaan Pada Siswa Kelas VIII Di
SMP N 1 Nglegok Kabupaten Blitar”. jurnal online. 2013.
Al-anshori, M. Junaedi. Sejarah Nasional Indonesia: masa pra sejarah sampai
masa proklamasi kemerdekaan. Jakarta: PT. Mitra Aksara Panaitan, 2010.
Aman, Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta: Ombak, 2011.
Anggarini, Kd. Dewi dkk. “Pengaruh Model Pembelajaran Value Clarification
Technique Berbantuan Media Gambar Terhadap Nilai Karakter Siswa
Kelas V Sd Gugus VI Tajun”. e.journal. 2013.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Ed. Kedua, Cet. Pertama, 2012.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta, ed.rev., cet.14, 2010.
Ekasari, Dyah Kartika. “Pengaruh Value Clarification Technique (Teknik
Klarifikasi Nilai) Terhadap Materi Perilaku Harga Diri Pada Mata
Pelajaran Pkn Siswa Tunarungu Kelas III Di SLB Siti Hajar Sidoarjo”.
Jurnal Pendidikan Khusus, 2013.
Enggarwati, Gita. “Penanaman Sikap Nasionalisme Melalui Mata Pelajaran IPS
Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sumampir”. Skripsi pada Universitas
Negeri Yogyakarta 2014.
Hamalik Oemar. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Kosasih Djahiri, S. Achmad. Strategi Pengajaran Afektif- Nilai-Moral Vct Dan
Games Dalam Vct. Bandung :Jurusan PMPKN IKIP Bandung, 1985.
Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2013.
Muslim. “Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran
Sejarah Terhadap Sikap Nasionalisme Siswa Kelas XI Ma Al Asror
Semarang Tahun Ajaran 2012/2013”, Skripsi Pada Universitas Negeri
Semarang. Semarang: 2013. tidak dipublikasikan
Purwana, Agung Eko dkk. Pembelajaran IPS MI. LAPIS: PGMI, 2009.
111
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Prenada Media Group, 2010.
Sapriya, dkk. Pengembangan Pendidikan IPS di SD. Bandung: UPI PRESS, 2007.
Sapriya, H, dkk. Konsep dasar IPS, Bandung: UPI Press. Edisi kesatu, Cetakan
Pertama, 2006.
Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta, Cet. Ke.5,
2006.
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2005.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta. cet. V, 2008.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. cet. Ke-9, 2010.
Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana, Cet.Ke-1, 2013.
Taniredja, Tukiran dkk. Model-model Pembelajaran Inovatif dan Afektif.
Bandung: Alfabeta, 2013.
Thobroni, Muhammad dkk. Belajar dan Pembelajaran.Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2011.
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu (Konsep Strategi dan Implementasinya
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)). Jakarta: Bumi
Aksara, Ed1, Cet 2, 2010.
Triatna, Asep Tantan. “Peranan Ekstrakurikuler Paskibra Dalam Meningkatkan
Nasionalisme Siswa) : Studi Deskriptif Analitis Terhadap Ekstrakurikuler
Paskibra SMP Pasundan 1 Banjaran, Kabupaten Bandung”, S1 thesis,
Universitas Pendidikan Indonesia, 2013, tidak dipublikasikan
Wuryandani, Wuri. “Integrasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Dalam Pembelajaran
Untuk Menanamkan Nasionalisme Di Sekolah Dasar”. artikel pada
Universitas Negeri Yogyakarta. tidak dipublikasikan
112
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : 5/II
Pertemuan Ke : 1
Alokasi Waktu : 2 X 35 menit
A. Standar kompetensi : Menghargai perjuangan bangsa Indonesia dalam
meraih dan mempertahankaan kemerdekaan
B. Kompetensi Dasar : 2.3 Mendeskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi
kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan
kemerdekaan
C. Indikator Pencapaian
Kompetensi Pembelajaran : 2.4.1 Menyebutkan pertempuran-pertempuran yang
terjadi dalam rangka mempertahankan kemerdekaan
2.4.2 Menyebutkan tokoh-tokoh penting yang berperan
besar dalam pertempuran-pertempuran yang terjadi
dalam rangka mempertahankan kemerdekaan
2.4.3Menyebutkan sebab-sebab terjadinya
pertempuran-pertempuran yang terjadi dalam rangka
mempertahankan kemerdekaan
2.4.2 Menjelaskan secara singkat gambaran terjadinya
pertempuran-pertempuran yang terjadi dalam rangka
mempertahankan kemerdekaan
D. Tujuan Pembelajaran : 2.4.1 Dengan menggunakan model VCT, siswa
mampu menyebutkan pertempuran-pertempuran yang
terjadi dalam rangka mempertahankan kemerdekaan
dengan baik dan benar.
2.4.2 Dengan menggunakan model VCT, siswa mampu
menyebutkan tokoh-tokoh penting yang berperan besar
dalam pertempuran-pertempuran yang terjadi dalam
rangka mempertahankan kemerdekaan dengan baik dan
benar.
113
2.4.3 Dengan menggunakan model VCT, siswa mampu
menyebutkan sebab-sebab terjadinya pertempuran-
pertempuran yang terjadi dalam rangka
mempertahankan kemerdekaan dengan baik dan benar.
2.4.4 Dengan menggunakan model VCT, siswa mampu
Menjelaskan secara singkat gambaran terjadinya
pertempuran-pertempuran yang terjadi dalam rangka
mempertahankan kemerdekaan dengan baik dan benar.
E. Materi Pembelajaran : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
1. Materi pokok : Pertempuran-pertempuran mempertahankan
kemerdekaan
2. Sub materi pokok : a. Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya
b. Pertempuran Ambarawa
c. Pertempuran “Medan Area”
d. Bandung Lautan Api
3. Deskripsi sub materi pokok : (terlampir)
F. Metode/Model/Teknik Pembelajaran : Teknik VCT dengan Model Menilai
Bahan Tulisan
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pendahuluan (waktu 10 menit)
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai
Karakter
Kegiatan awal
Guru mengucapkan salam
Guru mengkondisikan siswa
untuk belajar
Guru mempersiapkan murid
untuk berdoa sebelum belajar
Guru mengabsen siswa
Apersepsi
Guru mengajak siswa untuk
Siswa menjawab salam guru
Siswa mengkondisikan diri untuk
belajar
Satu orang siswa memimpin
untuk membaca do’a bersama
Siswa memperhatikan saat guru
mengabsen
Siswa bersama-sama menyayikan
Menghargai
orang lain
disiplin
ketaqwaan
114
bersama-sama menyayikan lagu
“Halo-halo Bandung”.
Guru membagi siswa dalam
beberapa kelompok
Tujuan
Guru menjelaskan tujuan dan
hasil yang ingin dicapai dari
pelajaran pertempuran-
pertempuran mempertahankan
kemerdekaan
Guru memberikan motivasi
kepada siswa agar siswa
bersemangat untuk belajar.
lagu kebangsaan “Indonesia
Raya”.
Siswa berkumpul didalam
.kelompoknya masing-masing
Siswa mendengarkan
penjelasan guru tentang tujuan
dan hasil yang ingin dicapai dari
pelajaran pertempuran-
pertempuran mempertahankan
kemerdekaan
Siswa mmperhatikan dengan
baik motivasi yang diberikan
guru.
percaya diri
aktif
menghargai
orang lain
disiplin
menghargai
orang lain
cermat
menghargai
orang lain
disiplin
4. Kegiatan Inti (waktu 50 menit)
2.1 Eksplorasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Guru menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran kepada
siswa.
Guru bertanya kepada siswa
mengenai pertempuran-
pertempuran mempertahankan
kemerdekaan yang diketahui
siswa.
Guru menjelaskan mengenai
pertempuran-pertempuran
mempertahankan kemerdekaan
seperti Pertempuran 10
November 1945 di Surabaya,
Siswa mendengarkan penjelasan
guru mengenai langkah-langkah
pembelajaran.
Siswa menjawab pertanyaan guru
mengenai pertempuran-
pertempuran mempertahankan
yang mereka ketahui.
Siswa memperhatikan penjelasan
guru mengenai pertempuran-
pertempuran mempertahankan
kemerdekaan seperti
Pertempuran 10 November 1945
Cermat
Menghargai
orang lain
Teliti
Menghargai
orang lain
Tekun
Tekun
Cermat
Teliti
115
pertempuran ambarawa dll.
Guru memberikan bahan tulisan
kepada masing-masing
kelompok.
di Surabaya, pertempuran
ambarawa dll.
Siswa memperhatikan bahan
tulisan yang diberikan guru.
2.2 Elaborasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Guru mengarahkan siswa secara
berkelompok untuk
mendiskusikan bahan tulisan
yang diberikan guru dan
memberikan penilaian dengan
memberi tanda baik/buruk,
benar/salah, setuju/tidak setuju
dsb.
Guru mengarahkan siswa untuk
mendiskusikan alasan mereka
atas penilaian terhadap bahan
tulisan yang telah diberikan guru.
Siswa secara berkelompok
mendiskusikan bahan tulisan
yang diberikan guru dan
memberikan penilaian dengan
memberi tanda baik/buruk,
benar/salah, setuju/tidak setuju
dsb.
Siswa mendiskusikan alasan
mereka atas penilaian terhadap
bahan tulisan yang telah
diberikan guru.
Ketekunan
Bekerja
keras
Kerjasama
Ketelitian
2.3 Konfirmasi (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Guru mengarahkan kepada
masing-masing kelompok untuk
membacakan hasil penilaian
mereka terhadap bahan tulisan
yang telah diberikan guru
beserta alasannya.
Masing-masing kelompok
membacakan hasil penilaian
mereka terhadap bahan tulisan
yang telah diberikan guru
beserta alasannya.
Kejasama
Ketelitian
Keberanian
116
3. Penutup (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Guru bersama-sama siswa
menyimpulkan hasil penilaian
dan alasan terhadap bahan tulisan
telah dibacakan oleh teman
mereka di depan kelas.
Guru menyampaikan agar dapat
mengambil nilai-nilai positif yang
terdapat didalam teks dan
menjauhi nilai yang negatifnya
Guru memberikan penugasan
kepada siswa
Guru menyampaikan informasi
mengenai materi pelajaran yang
akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya.
Guru bersama-sama siswa
menutup pelajaran hari ini dengan
doa bersama
Siswa menyimpulkan hasil
menyimpulkan hasil penilaian
dan alasan terhadap bahan
tulisan telah dibacakan oleh
teman mereka di depan kelas
bersama guru.
Siswa mendengarkan
penyampaian guru
Siswa memperhatikan
penugasan yang di berikan
guru
Siswa memperhatikan
informasi mengenai materi
pelajaran yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya
yang dijelaskan guru.
Siswa berdoa bersama
keberanian
menghargai
orang lain
keaktifan
disiplin
menghargai
orang lain
religius
menghargai
orang lain
H. Sumber Belajar : Buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI
kelas 5
I. Penilaian :
No Indikator Teknik Bentuk Instrumen Jawa
ban
Skor
1 Menyebutkan
beberapa
pertempuran
dalam rangka
Tes
tulis
Pilihan
Ganda
1. Yang termasuk pertempuran pertempuran yang
dilakukan oleh para pahlawan kemerdekaan
dalam rangka mempertahankan kemerdekaan
adalah ...
a. Perjanjian Roem-Royen, perjanjian Renville,
Bandung Lautan Api
b 1
117
mempertahanka
n kemerdekaan
b. Pertempuran Ambarawa, Pertempuran Medan
Area, pertempuran 10 November 1945 di
Surabaya
c. Perjanjian Linggajati, Pertempuran Medan
Area, Bandung Lautan Api
d. Perjanjian Renville, konfrensi Meja Bundar,
pertempuran Medan Area
2 Menyebutkan
tokoh-tokoh
yang berperan
penting dalam
pertempuran-
pertempuran
mempertahanka
n kemerdekaan
2. Tokoh yang mengobarkan semangat
perjuangan rakyat Surabaya lewat pidato-
pidatonya adalah ....
a. Ir. Sukarno
b. Bung Tomo
c. Jenderal Sudirman
d. Mohammad Toha
b 1
3. Komandan Resimen Banyumas yang gugur
dalam Pertempuran Ambarawa adalah ....
a. Letkol M. Sarbini
b. Letkol Sudirman
c. Letkol Isdiman
d. Sastrodiharjo
c 1
4. Pemimpin TKR Sumatra Timur yang terbentuk
pada tanggal 10 Oktober 1945, adalah ... .
a. Achmad Tahir
b. Mr. Amir Syarifudin
c. Kol A. H. Nasution
d. Teuku Mohammad Hasan
a 1
5. Siapakah nama pahlawan yang gugur dalam
peristiwa Bandung Lautan Api....
a. Muhammad Toha
b. Letnan Kolonel Sarbini
c. Kolonel Sudirman
d. Sastrodiharjo
a 1
118
3. Menyebutkan
sebab-sebab
terjadinya
pertempuran-
pertempuran
yang terjadi
dalam rangka
mempertahanka
n kemerdekaan
6. Penyebab terjadinya Pertempuran Surabaya
adalah....
a. Awalnya sekutu datang ke surabaya untuk
melucuti senjata tentara jepang namun, Pada
tanggal 27 Oktober 1945, Sekutu menyerbu
penjara Kalisosok. Mereka berhasil
membebaskan Kolonel Huiyer, yaitu seorang
perwira angkatan laut Belanda yang ditawan
Jepang.
b. Sekutu ingin mengambil rempah-rempah
yang ada di Surabaya
c. Sekutu ingin membumi hanguskan kota
surabaya
d. Sekutu menyerang kota Surabaya secara tiba-
tiba
a 1
7. Penyebab terjadinya pertempuran Medan Area
adalah....
a. Kedatangan tentara Inggris ke Medan untuk
membantu Belanda menyerang kota Medan
b. Pasukan Inggris yang mendarat di Medan
(Sumatera Utara) pada tanggal 9 Oktober
1945 dibonceng Tentara NICA yang telah
dipersiapkan untuk mengambil alih
pemerintahan.
c. Pada tanggal 1 Desember 1945 pihak Inggris
memasang papan-papan pengumuman
bertuliskan “Fixed Boundaries Medan Area.”
Dengan cara itu, Inggris menetapkan secara
sepihat batas-batas kekuasaan mereka.
d. Tentara Inggris ingin mengambil alih hotel-
hotel yang ada di kota Medan
c 1
8. Pertempuran ambarawa terjadi akibat....
a. Tentara Sekutu menyerang kota Ambarawa
b. Tentara sekutu berniat membantu Belanda
untuk kembali menjajah Indonesia
c. Kedatangan tentara sekutu ke Ambarawa
untuk mengambil alih pemerintahan
d. Kedatangan tentara sekutu ke Semarang
diboncengi NICA yang hendak
membebaskan tawanan perang Belanda di
Magelang dan Ambarawa.
d 1
4 Menjelaskan
secara singkat
gambaran
terjadinya
pertempuran-
9. Insiden seorang anggota NICA menginjak-injak
bendera merah putih yang dirampas dari seorang
pemuda di sebuah hotel di Jalan Bali, Medan
terjadi pada tanggal....
a. 13 Oktober 1945
b. 12 desember 1945
c. 9 Oktober 1945
d. 17 Agustus 1945
a
1
119
pertempuran
yang terjadi
dalam rangka
mempertahanka
n kemerdekaan
10. Peristiwa pembumihangusan kota Bandung
bagian selatan terjadi pada saat....
a. Pada tanggal 23 Maret 1946 tentara Sekutu
mengeluarkan ultimatum kedua yang
menuntut agar semua masyarakat dan para
pejuang TRI untuk mengosongkan kota
Bandung bagian selatan.
b. Pada tanggal 21 November 1945, tentara
Sekutu mengeluarkan ultimatum
(peringatan) pertama agar kota Bandung
bagian utara dikosongkan oleh pihak
Indonesia selambat-lambatnya tanggal 29
November 1945.
c. Pada bulan Oktober 1945, tentara Sekutu
memasuki Kota Bandung. Tentara Sekutu
menduduki dan menguasai kantor-kantor
penting. Tentara NICA membonceng tentara
Sekutu.
d. Pada tanggal 1 Desember 1945, pihak
Inggris memasang papan-papan
pengumuman bertuliskan “Fixed
Boundaries Medan Area.”
a 1
11. Pada tanggal 1 Desember 1945, pihak Inggris
memasang papan-papan pengumuman
bertuliskan “Fixed Boundaries Medan Area.”
Hal tersebut mengakibatkan terjadinya....
a. Perundingan linggajati
b. Perundingan Roem-Royen
c. Pertempuran Medan Area
d. Pertempuran Ambarawa
c 1
Penilaian:
Jakarta, 2015
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran.
NIP NIP
120
Tugas kelompok ke-1
Nama Kelompok:
Pilihlah salah satu pernyataan berikut yang menurut kalian paling sesuai dengan tanda
memberikan tanda centang (√) pada kolom jawaban yang kalian pilih disertai alasannya!
No Pernyataan Pendapat
Setuju Tidak
setuju
1 Para pejuang kemerdekaan sebaiknya menyerah saja kepada
sekutu pada saat sekutu mengeluarkan ultimatum pertama untuk
mengosongkan kota Bandung karena sekutu memiliki lebih
banyak senjata dibandingkan dengan senjata yang dimiliki oleh
para pejuang kemerdekaan.
2. Pada saat terjadi insiden di sebuah hotel di Jalan Bali, Medan.
Pada saat seorang anggota NICA menginjak-injak bendera merah
putih yang dirampas dari seorang pemuda, sebaiknya pemuda
Indonesia tidak boleh marah kepada anggota NICA yang
menginjak-injak bendera merah putih.
3 Ketika guru memberikan tugas yang sulit, Ani malas untuk
mengerjakan tugasnya, karena menurut Ani para pejuang
kemerdekaan pun mudah menyerah ketika menghadapi musuh
yang bersenjata lebih banyak.
4 Ketika ada temannya yang merasa kesulitan memahami pelajaran,
Dani membantu temannya dengan mengajarkannya karena ia ingin
meniru sifat pahlawan yang rela berkorban
5 Ketika berteman, Rina mau berteman dengan siapa saja, ia tidak
mau membeda-bedakan temannya, karena Ia ingin meniru sifat
pahlawan kemerdekaan yang berjuang dengan persatuan dan
kesatuan tanpa membedakan kawan yang berbeda suku, agama
dsb.
121
Lampiran Materi ke-1
Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
Ada dua bentuk perjuangan mempertahakan kemerdekaan, yaitu perjuangan fisik dan
perjuangan diplomasi. Perjuangan fisik dilakukan dengan cara bertempur melawan musuh.
Perjuangan diplomasi dilakukan dengan cara menggalang dukungan dari negara-negara lain
dan lewat perundingan-perundingan.
1. Pertempuran-pertempuran mempertahankan kemerdekaan
Setelah Jepang menyerah, Sekutu masuk Indonesia untuk mengambil alih kekuasaan.
Pasukan Sekutu diboncengi Belanda. Belanda ingin menguasai Indonesia lagi. Rakyat
Indonesia tidak senang Belanda kembali ke bumi pertiwi. Terjadilah pertempuran-
pertempuran. Pertempuran terjadi di Surabaya, Ambarawa, Bandung, Palembang, Bali,
Medan, dan kota-kota lainnya.
a. Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya
Tentara Sekutu mendarat untuk pertama kali di Surabaya pada tanggal 25 Oktober
1945. Komandan pasukan Sekutu yang mendarat di Surabaya adalah Brigjen A.W.S
Mallaby. Tentara Sekutu bertugas melucuti tentara Jepang dan membebaskan interniran
(tawanan perang).
Awalnya, pemerintah dan rakyat Indonesia menyambut kedatangan tentara Sekutu
tersebut dengan tangan terbuka. Namun, Sekutu mengabaikan uluran tangan tersebut. Pada
tanggal 27 Oktober 1945, Sekutu menyerbu penjara Kalisosok. Mereka berhasil
membebaskan Kolonel Huiyer. Kolonel Huiyer ialah seorang perwira angkatan laut Belanda
yang ditawan Jepang.
Pada tanggal 28 Oktober 1945, pos-pos Sekutu di seluruh kota Surabaya diserang oleh
rakyat Indonesia. Dalam berbagai serangan itu, pasukan Sekutu terjepit. Pada tanggal 29
Oktober 1945, para pemuda dapat menguasai tempat-tempat yang telah dikuasai Sekutu.
Komandan Sekutu menghubungi Presiden Sukarno untuk menyelamatkan pasukan Inggris
dari bahaya kehancuran. Presiden Sukarno bersama Moh. Hatta, Amir Syarifudin, dan
Jenderal D.C. Hawthorn tiba di Surabaya untuk menenangkan keadaan. Akhirnya, pada
tanggal 30 Oktober 1945 dicapai kesepakatan untuk menghentikan tembak-menembak.
Namun, pada sore harinya terjadi pertempuran di gedung Bank International, tepatnya
di Jembatan Merah. Dalam peristiwa itu, Brigjen Mallaby tewas. Menanggapi peristiwa ini,
pada tanggal 9 November 1945, pimpinan Sekutu di Surabaya mengeluarkan ultimatum. Isi
ultimatum itu adalah: “Semua pemimpin dan orang-orang Indonesia yang bersenjata harus
122
melapor dan meletakkan senjatanya di tempat-tempat yang telah ditentukan, kemudian
menyerahkan diri dengan mengangkat tangan. Batas waktu ultimatum tersebut adalah pukul
06.00 tanggal 10 November 1945. Jika sampai batas waktunya tidak menyerahkan senjata,
maka Surabaya akan diserang dari darat,laut, dan udara”.
Batas waktu itu tidak diindahkan rakyat Surabaya. Oleh karena itu, pecahlah
pertempuran Surabaya pada tanggal 10 November 1945. Tentara Sekutu berjumlah kira-kira
10 sampai 15 ribu orang. Mereka terdiri dari pasukan darat, laut, dan udara. Pasukan Sekutu
ini merupakan gabungan dari tentara Gurkha, Inggris, dan Belanda.
Dalam pertempuran yang berjalan sampai awal bulan Desember 1945 itu telah gugur
beribu-ribu pejuang. Perjuangan rakyat Surabaya ini mencerminkan tekad perjuangan seluruh
rakyat Indonesia. Untuk memperingati kepahlawanan rakyat Surabaya itu, pemerintah
menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan.
b. Pertempuran Ambarawa
“Pertempuran Ambarawa” diawali oleh mendaratnya tentara Sekutu di bawah
pimpinan Brigadir Jenderal Bethel di Semarang. Tentara Sekutu mendarat di Semarang
pada tanggal 20 Oktober 1945. Tujuan kedatangan mereka adalah untuk mengurus tawanan
perang dan tentara Jepang di Jawa Tengah.
Kedatangan Sekutu semula disambut baik oleh rakyat Semarang. Bahkan, Gubernur
Jawa Tengah menawarkan bantuan bahan makanan dan keperluan-keperluan lainnya. Pihak
Sekutu pun berjanji untuk tidak mengganggu kedaulatan Republik Indonesia.
Bentrokan bersenjata mulai timbul di Magelang. Bentrokan itu mulai meluas menjadi
pertempuran antara pasukan Sekutu dengan pejuang Indonesia. Penyebabnya adalah tentara
Sekutu diboncengi NICA. NICA adalah singkatan dari Netherlands Indies Civil
Administration, yaitu pemerintahan peralihan Belanda. NICA hendak membebaskan tawanan
perang Belanda di Magelang dan Ambarawa.
Setelah diadakan perundingan antara Presiden Sukarno dengan Brigadir Jenderal
Bethel, tentara Sekutu kemudian meninggalkan Magelang menuju Ambarawa pada tanggal
21 November 1945. Para pejuang Indonesia yang dipimpin Letnan Kolonel M. Sarbini
mengejar pasukan Sekutu yang mundur ke Ambarawa. Di desa Jambu, pasukan Sekutu
dihadang pejuang Angkatan Muda yang dipimpin oleh Sastrodiharjo. Di desa Ngipik,
pasukan Sekutu diserang pejuang Indonesia yang dipimpin oleh Suryosumpeno.
Pada saat mundur, pasukan Sekutu mencoba menduduki dua desa di sekitar
Ambarawa. Dalam pertempuran untuk membebaskan kedua desa tersebut, Letnan Kolonel
Isdiman gugur. Letnan Kolonel Isdiman adalah Komandan Resimen Banyumas.
123
Dengan gugurnya Letnan Kolonel Isdiman, Kolonel Sudirman turun langsung ke
medan pertempuran Ambarawa. Kolonel Sudirman adalah Panglima Divisi Banyumas.
Kehadiran Kolonel Sudirman memberi semangat baru bagi pejuang Indonesia. Pasukan
Indonesia mengepung kota Ambarawa dari berbagai jurusan. Siasat yang dipakai adalah
mengadakan serangan serentak dari berbagai jurusan pada saat yang sama. Pasukan Indonesia
mendapat bantuan dari Yogyakarta, Surakarta, Salatiga, Purwokerto, Magelang, Semarang,
dan lain-lain.
Pada tanggal 12 Desember 1945 pasukan Indonesia melancarkan serangan serentak ke
Ambarawa. Pada tanggal 15 Desember 1945 pasukan Sekutu berhasil dipukul mundur ke
Semarang. Dalam pertempuran di Ambarawa ini banyak pejuang yang gugur. Untuk
memperingati hari bersejarah itu, maka setiap tanggal 15 Desember diperingati sebagai Hari
Infanteri. Selain itu, di Ambarawa juga didirikan sebuah monumen yang diberi nama
Palagan Ambarawa.
c. Pertempuran “Medan Area”
Pasukan Inggris di bawah pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly mulai mendarat
di Medan (Sumatera Utara) pada tanggal 9 Oktober 1945. Tentara NICA yang telah
dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan ikut membonceng pasukan Inggris itu.
Mereka menduduki beberapa hotel di Medan.
Pasukan Inggris bertugas untuk membebaskan tentara Belanda yang ditawan Jepang.
Para tawanan dari daerah Rantau Prapat, Pematang Siantar, dan Brastagi dikirim ke Medan
atas persetujuan Gubernur Moh. Hasan. Ternyata kelompok tawanan itu dibentuk menjadi
“Medan Batalyon KNIL”. Mereka ini bersikap congkak.
Para pemuda dipelopori oleh Achmad Tahir, seorang mantan perwira Tentara
Sukarela (Giyugun) membentuk Barisan Pemuda Indonesia. Mereka mengambil alih gedung-
gedung pemerintahan dan merebut senjata dari tangan tentara Jepang. Kemudian pada tanggal
10 Oktober 1945 dibentuklah TKR (Tentara Keamanan Rakyat) Sumatera Timur.
Anggotanya para pemuda bekas Giyugun dan Heiho Sumatera Timur yang dipimpin oleh
Ahmad Tahir.
Pada tanggal 13 Oktober 1945 terjadi insiden di sebuah hotel di Jalan Bali, Medan.
Seorang anggota NICA menginjak-injak bendera merah putih yang dirampas dari seorang
pemuda. Pemuda-pemuda Indonesia marah. Hotel tersebut dikepung dan diserang oleh para
pemuda dan TRI (Tentara Republik Indonesia). Terjadilah pertempuran. Dalam peristiwa itu
banyak orang Belanda terluka. Peperangan pun menjalar ke Pematang Siantar dan Brastagi.
124
Pada tanggal 1 Desember 1945 pihak Inggris memasang papan-papan pengumuman
bertuliskan “Fixed Boundaries Medan Area.” Dengan cara itu, Inggris menetapkan secara
sepihat batas-batas kekuasaan mereka. Sejak saat itulah dikenal istilah Pertempuran Medan
Area.
Jenderal T.E.D Kelly kembali mengancam para pemuda agar menyerahkan senjata.
Siapa yang melanggar akan ditembak mati. Namun, para pemuda Indonesia tidak menggubris
ancaman tersebut. Perlawan terus berlangsung dan semakin sengit. Para pemuda membentuk
Komando Resimen Laskah Rakyat Medan Area. Perlawanan terhadap Inggris dan Belanda
terus berlanjut sampai Agresi Militer Belanda I pada bulan Juli 1947.
d. Bandung Lautan Api
Pada bulan Oktober 1945, tentara Sekutu memasuki Kota Bandung. Ketika itu para
pejuang Bandung sedang melaksanakan pemindahan kekuasaan dan merebut senjata dan
peralatan dari tentara Jepang. Tentara Sekutu menduduki dan menguasai kantor-kantor
penting. Tentara NICA membonceng tentara Sekutu itu. NICA berkeinginan mengembalikan
kekuasaan Belanda di Indonesia. Para pe-juang yang tergabung dalam TKR, laskar-laskar,
dan badan-badan pejuang mengadakan perlawanan terhadap tentara Sekutu dan Belanda.
Pada tanggal 21 November 1945, tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum
(peringatan) pertama agar kota Bandung bagian utara dikosongkan oleh pihak Indonesia
selambat-lambatnya tanggal 29 November 1945. Para pejuang kita harus menyerahkan
senjata yang dirampas dari tentara Jepang. Alasannya untuk menjaga keamanan. Apabila
tidak diindahkan, tentara Sekutu akan menyerang habis-habisan.
Peringatan ini tidak dihiraukan oleh para pejuang Indonesia. Sejak saat itu sering
terjadi bentrokan senjata. Kota Bandung terbagi menjadi dua, Bandung Utara dan Bandung
Selatan. Karena persenjataan yang tidak memadai, pasukan TKR dan para pejuang lainnya
tidak dapat mempertahankan Bandung Utara. Akhirnya Bandung Utara dikuasai oleh Sekutu.
Pada tanggal 23 Maret 1946 tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum kedua. Mereka
menuntut agar semua masyarakat dan para pejuang TRI(Tentara Republik Indonesia)
mengosongkan kota Bandung bagian selatan.Perlu diketahui bahwa sejak 24 Januari 1946,
TKR telah berubah namanya
menjadi TRI.
Demi keselamatan rakyat dan pertimbangan politik, pemerintah Republik Indonesia
Pusat memerintahkan TRI dan para pejuang lainnya mundur dan mengosongkan Bandung
Selatan. Tokoh-tokoh pejuang, seperti Aruji Kartawinata, Suryadarma, dan Kolonel
Abdul Harris Nasution yang menjadi Panglima TRI waktu itu segera bermusyawarah.
125
Mereka sepakat untuk mematuhi perintah dari Pemerintah Pusat. Namun, mereka tidak mau
menyerahkan kota Bandung bagian selatan itu secara utuh kepada musuh.
Rakyat diungsikan ke luar kota Bandung. Pasukan TRI dan para pejuang lainnya
dengan berat hati meninggalkan Bandung Selatan. Sebelum ditinggalkan, Bandung Selatan
dibumihanguskan oleh para pejuang. Bumi hangus adalah memusnahkan dengan pembakaran
semua barang, bangunan, gedung yang mungkin akan dipakai oleh musuh. Pertempuran terus
berlanjut. Para anggota TKR dan pemuda kita menggunakan taktik perang gerilya. Peristiwa
ini terjadi pada tanggal 23 Maret 1946 dan terkenal dengan sebutan Bandung Lautan Api.
Dalam peristiwa tersebut, gugur seorang pejuang Mohammad Toha.
Pertempuran yang telah kita bahas di atas hanyalah sebagian dari pertempuran yang
terjadi. Masih banyak pertempuran mempertahankan kemerdekaan yang terjadi di tempat-
tempat lain. Pertempuran-pertempuran lainnya dalam rangka mempertahankan kemerdekaan
yang terkenal antara lain sebagai berikut.
1. Pertempuran Margarana yang dipimpin Letkol I Gusti Ngurah Rai di Bali pada tanggal 12
November 1946.
2. Pertempuran di Sulawesi Selatan yang dipimpin Robert WolterMongisidi pada tanggal 3
November 1946.
3. Pertempuran lima hari lima malam di Palembang pada awal bulan Januari 1947.
4. Pertempuran laut di Teluk Cirebon yang menenggelamkan Kapal Perang RI, Gajah Mada,
pada tanggal 5 Januari 1947.
5. Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta yang dipimpin oleh LetkolSuharto.
Dari berbagai pertempuran yang terjadi antara pejuang-pejuang kemerdekaan dan
tentara Sekutu dan NICA, kita dapat belajar beberapa hal berikut ini:
1. Kemerdekaan merupakan hal yang sangat mahal harganya. Demi kemerdekaan yang telah
diproklamasikan para pejuang rela mengorbankan jiwa dan raganya.
2. Semangat perjuangan merupakan kekuatan yang dahsyat, melebihi kekuatan senjata. Hal
ini dibuktikan, misalnya dalam pertempuran Ambarawa.
3. Menghormati keputusan para pemimpin. Para pejuang mempunyai jiwa yang besar.
Meskipun dengan berat hati, keputusan pemimpin dilaksanakan. Hal ini misalnya terjadi
dalam peristiwa Bandung Lautan Api.
126
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : 5/II
Pertemuan Ke : 2
Alokasi Waktu : 2 X 35 menit
1. Standar kompetensi : Menghargai perjuangan bangsa Indonesia dalam
meraih dan mempertahankaan kemerdekaan
2. Kompetensi Dasar : 2.3 Mendeskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi
kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
3. Indikator Pencapaian
Kompetensi Pembelajaran : 2.4.1 Menjelaskan berbagai macam perundingan yang
dilakukan dalam usaha perdamaian antara Indonesia
dan Belanda.
2.4.2 Menyebutkan tokoh-tokoh penting yang
berperan besar dalam perundingan yang dilakukan
dalam usaha perdamaian antara Indonesia dan Belanda.
2.4.3 Menyebutkan hasil dari perundingan yang
dilakukan dalam usaha perdamaian antara Indonesia
dan Belanda.
2.4.4 Menjelaskan terjadinya Agresi Militer Belanda I
dan II
2.4.5 Menyebutkan akibat dari Agresi Militer Belanda
I dan II
D. Tujuan Pembelajaran : 2.4.1 Dengan menggunakan model VCT, siswa
mampu menyebutkan berbagai macam perundingan
yang dilakukan dalam usaha perdamaian antara
Indonesia dan Belanda dengan baik dan benar.
2.4.2 Dengan menggunakan model VCT, siswa mampu
menyebutkan tokoh-tokoh penting yang berperan besar
dalam perundingan yang dilakukan dalam usaha
perdamaian antara Indonesia dan Belanda dengan baik
dan benar.
127
2.4.3 Dengan menggunakan model VCT, siswa mampu
menyebutkan hasil dari perundingan yang dilakukan
dalam usaha perdamaian antara Indonesia dan Belanda
dengan baik dan benar.
2.4.4 Dengan menggunakan model VCT, siswa mampu
menjelaskan terjadinya Agresi Militer Belanda I dan II
dengan baik dan benar.
2.4.5 Dengan menggunakan model VCT, siswa mampu
Menyebutkan akibat dari Agresi Militer Belanda I dan
II dengan baik dan benar.
E. Materi Pembelajaran : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
5. Materi pokok : Usaha Perdamaian dan Agresi Militer Belanda
6. Sub materi pokok : a. Perjanjian Linggajati
b. Agresi Militer Belanda I
c. Perjanjian Renville (17 Januari 1948)
d. Agresi Militer Belanda II
7. Deskripsi sub materi pokok : (terlampir)
F. Metode/Model/Teknik Pembelajaran :Teknik VCT dengan Model Menilai
Suatu Bahan Tulisan (Individu)
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pendahuluan (waktu 10 menit)
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai
Karakter
Kegiatan awal
Guru mengucapkan salam
Guru mengkondisikan siswa
untuk belajar
Guru mempersiapkan murid
untuk berdoa sebelum belajar
Guru mengabsen siswa
Apersepsi
Siswa menjawab salam guru
Siswa mengkondisikan diri untuk
belajar
Satu orang siswa memimpin
untuk membaca do’a bersama
Siswa memperhatikan saat guru
mengabsen
Menghargai
orang lain
disiplin
ketaqwaan
128
Guru mengajak siswa secara
bersama-sama untuk
menyanyikan lagu “ Satu Nusa
Satu Bangsa”.
Guru membagi siswa dalam
beberapa kelompok
Tujuan
Guru menjelaskan tujuan dan
hasil yang ingin dicapai dari
pelajaran pertempuran-
pertempuran mempertahankan
kemerdekaan
Guru memberikan motivasi
kepada siswa agar siswa
bersemangat untuk belajar.
Siswa secara bersama-sama
menyanyikan lagu “ Satu Nusa
Satu Bangsa”.
Siswa berkumpul didalam
.kelompoknya masing-masing.
Siswa mendengarkan
penjelasan guru tentang tujuan
dan hasil yang ingin dicapai dari
pelajaran pertempuran-
pertempuran mempertahankan
kemerdekaan
Siswa memperhatikan dengan
baik motivasi yang diberikan
guru.
percaya diri
aktif
menghargai
orang lain
disiplin
menghargai
orang lain
cermat
menghargai
orang lain
disiplin
8. Kegiatan Inti (waktu 50 menit)
2.1 Eksplorasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Guru menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran kepada
siswa.
Guru bertanya kepada siswa
mengenai Usaha Perdamaian dan
Agresi Militer Belanda yang
diketahui siswa.
Guru menjelaskan mengenai
Usaha Perdamaian dan Agresi
Militer Belanda.
Guru memberikan bahan tulisan
Siswa mendengarkan penjelasan
guru mengenai langkah-langkah
pembelajaran.
Siswa menjawab pertanyaan guru
mengenai Usaha Perdamaian dan
Agresi Militer Belanda yang
mereka ketahui.
Siswa memperhatikan penjelasan
guru mengenai Usaha Perdamaian
dan Agresi Militer Belanda .
Siswa memperhatikan bahan
Cermat
Menghargai
orang lain
Teliti
Menghargai
orang lain
Tekun
Tekun
129
mengenai Usaha Perdamaian dan
Agresi Militer Belanda kepada
masing-masing siswa.
tulisan mengenai Usaha
Perdamaian dan Agresi Militer
Belanda diberikan guru.
Cermat
Teliti
2.2 Elaborasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Guru mengarahkan siswa secara
individu untuk mengamati bahan
Tulisan mengenai Usaha
Perdamaian dan Agresi Militer
Belanda yang diberikan guru dan
memberikan penilaian dengan
memberi tanda baik/buruk,
benar/salah dsb.
Siswa secara individu
mengamati bahan Tulisan
mengenai Usaha Perdamaian
dan Agresi Militer Belanda
yang diberikan guru dan
memberikan penilaian dengan
memberi tanda baik/buruk,
benar/salah dsb.
Ketekunan
Bekerja
keras
Kerjasama
Ketelitian
Guru mengarahkan siswa untuk
memberikan alasan mereka atas
penilaian yang telah mereka
berikan terhadap bahan tulisan
yang telah diberikan guru.
Siswa memberikan alasan
mereka atas penilaian yang
telah mereka berikan terhadap
bahan tulisan yang telah
diberikan guru.
Kreatif
Ketelitian
Kerjasama
2.3 Konfirmasi (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Guru mengarahkan kepada
masing-masing kelompok untuk
membacakan hasil penilaian
mereka terhadap bahan tulisan
yang telah diberikan guru
beserta alasannya.
Masing-masing kelompok
membacakan hasil penilaian
mereka terhadap bahan tulisan
yang telah diberikan guru
beserta alasannya.
Kejasama
Ketelitian
Keberanian
130
3. Penutup (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Guru bersama-sama siswa
menyimpulkan hasil penilaian
dan alasan terhadap bahan tulisan
telah dibacakan oleh teman
mereka di depan kelas.
Guru menyampaikan agar dapat
mengambil nilai-nilai positif yang
terdapat di dalam pelajaran hari
ini dan menjauhi nilai yang
negatifnya
Guru memberikan penugasan
kepada siswa
Guru menyampaikan informasi
mengenai materi pelajaran yang
akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya.
Guru bersama-sama siswa
menutup pelajaran hari ini dengan
doa bersama
Siswa menyimpulkan hasil
menyimpulkan hasil penilaian
dan alasan terhadap bahan
tulisan telah dibacakan oleh
teman mereka di depan kelas
bersama guru.
Siswa mendengarkan
penyampaian guru
Siswa memperhatikan
penugasan yang di berikan
guru
Siswa memperhatikan
informasi mengenai materi
pelajaran yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya
yang dijelaskan guru.
Siswa berdoa bersama
keberanian
menghargai
orang lain
keaktifan
disiplin
menghargai
orang lain
religius
menghargai
orang lain
H. Sumber Belajar : Buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI
kelas 5
I. Penilaian :
No Indikator Teknik Bentuk Instrumen Jawa
ban
Skor
1 Menjelaskan
berbagai macam
perundingan
yang dilakukan
Tes
tulis
Pilihan
Ganda
1. Perundingan Linggajati diselenggarakan di
kota ....
A. Jakarta
C 1
131
dalam usaha
perdamaian
antara Indonesia
dan Belanda.
B. Bandung
C. Cirebon
D. Kuningan
2. Perundingan antara Indonesia dan belanda di
atas kapal milik Amerika Serikat adalah
perundingan ....
A. Renville
B. Roem-Royen
C. Linggarjati
D. KMB
A 1
3. Wilayah Republik Indonesia menjadi sangat
sempit setelah terjadi Perjanjian ....
A. Linggarjati
B. Renville
C. Roem-Royen
D. KMB
B 1
4. Untuk membantu penyelesaian sengketa
antara Indonesia dan Belanda, PBB membentuk
KTN yang terdiri atas ... .
A. Australia, Belgia, dan Swedia
B. Amerika Serikat, Swedia, dan Belgia
C. Austria, Belgia, dan Amerika Serikat
D. Australia, Swedia, dan Amerika Serikat
C 1
2 Menyebutkan
tokoh-tokoh
penting yang
berperan besar
dalam
perundingan
yang dilakukan
dalam usaha
perdamaian
5. Dalam perundingan Linggajati, wakil
Indonesia dipimpin oleh ... .
A. Sutan Syahrir
B. Sukarno
C. Mohammad Hatta
D. Amir Syarifudin
A 1
6. Tentara Belanda dalam Perundingan
Linggarjati dipimpin oleh ....
A. Mansergh
D 1
132
antara Indonesia
dan Belanda.
B. Sir Philip Cristison
C. A.W.S. Mallaby
D. H.J. Van Mook
7. Delegasi Indonesia dalam Perjanjian Renville
diketuai oleh ... .
A. Amir Syarifuddin
B. Paul van Zeeland
C. Mohammad Rum
D. R. Abdul Kadir Wijoyoatmojo
A 1
8. Delegasi Belanda dalam Perjanjian Renville
diketuai oleh ... .
A. Amir Syarifuddin
B. Paul van Zeeland
C. Mohammad Rum
D. R. Abdul Kadir Wijoyoatmojo
D 1
3 Menyebutkan
hasil dari
perundingan
yang dilakukan
dalam usaha
perdamaian
antara Indonesia
dan Belanda.
9. Dibawah ini adalah isi dari perjanjian
Linggajati, kecuali....
A. Belanda hanya mengakui kekuasaan
Republik Indonesia atas Jawa, Madura, dan
Sumatera.
B. Belanda hanya mengakui daerah Republik
Indonesia atas Jawa Tengah, Yogyakarta,
sebagian kecil Jawa Barat, dan Sumatera.
C. Republik Indonesia dan Belanda akan
bersama-sama membentuk Negara
Indonesia Serikat yang terdiri atas (Negara
Republik Indonesia, Negara Indonesia
Timur, dan Negara Kalimantan).
D. Negara Indonesia Serikat dan Belanda akan
merupakan suatu uni (kesatuan) yang
dinamakan Uni Indonesia-Belanda dan
diketuai oleh Ratu Belanda.
A 1
10. Salah satu isi dari perjanjian Renville adalah.... B 1
133
A. Belanda hanya mengakui kekuasaan
Republik Indonesia atas Jawa, Madura,
dan Sumatera.
B. Belanda hanya mengakui daerah Republik
Indonesia atas Jawa Tengah, Yogyakarta,
sebagian kecil Jawa Barat, dan Sumatera.
C. Republik Indonesia dan Belanda akan
bersama-sama membentuk Negara
Indonesia Serikat yang terdiri atas (Negara
Republik Indonesia, Negara Indonesia
Timur, dan Negara Kalimantan).
D. Negara Indonesia Serikat dan Belanda
akan merupakan suatu uni (kesatuan) yang
dinamakan Uni Indonesia-Belanda dan
diketuai oleh Ratu Belanda.
4 Menjelaskan
terjadinya
peristiwa Agresi
Militer Belanda
I dan II
11. Pada Tanggal 21 Juli 1947, Belanda
menyerang secara serentak daerah-daerah
Indonesia. Peristiwa itu dikenal sebagai . . . .
A. Agresi Militer Belanda I
B. Agresi Militer Belanda II
C. Agresi Militer Belanda III
D. Agresi Militer Belanda IV
A 1
12. Sebelum ditangkap, Presiden Sukarno
membentuk Pemerintah Darurat Republik
Indonesia dengan ibu kota … .
A. Bukitinggi C. Jakarta
B. Medan D. Yogyakarta
D 1
13. Dalam Agresi Militer Belanda II, Presiden
Sukarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta,
dan pemimpin-pemimpin lainnya ditangkap
dan diasingkan ke … .
A. Belanda C. Bangka
B. Digul D. Bengkulu
C 1
134
5 Menyebutkan
akibat dari
Agresi Militer
Belanda I dan II
14. Agresi Militer Belanda II mengakibatkan....
A. Belanda hanya mengakui kekuasaan
Republik Indonesia atas Jawa, Madura, dan
Sumatera.
B. Wilayah kekuasaan Republik Indonesia
semakin kecil
C. Tentara Republik Indonesia ditarik mundur
dari daerah-daerah yang telah diduduki
Belanda.
D. Serdadu Belanda segera ditarik mundur
dari Indonesia.
B 1
15. Agresi Militer Belanda II menimbulkan reaksi
dunia, terutama negara-negaradi Asia. Mereka
segera mengadakan Konferensi New Delhi
pada bulan Desember 1949. Mereka bersimpati
kepada perjuangan rakyat Indonesia, dan
mendesak agar....
A. Pemerintah RI segera dikembalikan ke
Yogyakarta
B. Serdadu Belanda segera tidak ditarik
mundur dari Indonesia.
C. Wilayah kekuasaan Republik Indonesia
dikembalikan menjadi Jawa, Madura, dan
Sumatera.
D. Tentara Republik Indonesia di tempatkan
kembali di daerah-daerah yang telah
diduduki Belanda.
A 1
135
Penilaian:
Jakarta, 2015
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran.
NIP NIP
136
Lampiran ke-2
Bismillahirrahmaanirrahiim!
Nama:
Kelas:
Bacalah baik-baik butir-butir pernyataan yang diberikan, lalu berilah tanda ceklis
(√)pada kolom pilihan pendapatmu!
No Pernyataan Pendapat
Setuju Tidak
Setuju
1. Ketika membuat suatu perjanjian, seharusnya tidak boleh ada pihak
yang merasa dirugikan atas perjanjian yang dibuat
2. Pejuang kemerdekaan seharusnya memiliki sikap yang pantang
menyerah
3. Wilayah Indonesia hanya terdiri atas Sumatera, Jawa dan Madura
saja
4. Kita harus menerima dengan lapang dada tanpa melakukan
protes/perlawanan terhadap isi perjanjian Linggajati dan isi perjanjian
Renvile
137
Lampiran Materi ke-2
Usaha Perdamaian dan Agresi Militer Belanda
Para pemimpin negara menyadari bahwa perang memakan banyak korban. Perang
juga membuat rakyat menderita. Oleh karena itu para pemimpin mengusahakan perdamaian
dengan jalan perundingan. Berikut ini beberapa usaha perundingan yang dilakukan.
a. Perjanjian Linggajati
Pimpinan tentara Inggris menyadari, sengketa Indonesia dengan Belanda tidak
mungkin diselesaikan melalui peperangan. Inggris berusaha mempertemukan kedua belah
pihak di meja perundingan. Melalui meja perundingan diharapkan konflik bisa diatasi.
Pada tanggal 10 November 1946 diadakan perundingan antara Indonesiadan Belanda.
Perundingan ini dilaksanakan di Linggajati. Linggajati terletak di sebelah selatan Cirebon.
Dalam perundingan itu delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Sutan Syahrir.
Sementara delegasi Belanda dipimpin oleh Van Mook.
Pada tanggal 15 November 1946, hasil perundingan diumumkan dan disetujui oleh
kedua belah pihak. Secara resmi, naskah hasil perundingan ditandatangani oleh Pemerintah
Indonesia dan Belanda pada tanggal 25 Maret 1947. Hasil Perjanjan Linggajati sangat
merugikan Indonesia karena wilayah Indonesia menjadi sempit. Berikut ini isi perjanjian
Linggajati.
1. Belanda hanya mengakui kekuasaan Republik Indonesia atas Jawa, Madura, dan Sumatera.
2. Republik Indonesia dan Belanda akan bersama-sama membentuk Negara Indonesia Serikat
yang terdiri atas:
a. Negara Republik Indonesia,
b. Negara Indonesia Timur, dan
c. Negara Kalimantan.
3. Negara Indonesia Serikat dan Belanda akan merupakan suatu uni (kesatuan) yang
dinamakan Uni Indonesia-Belanda dan diketuai oleh Ratu Belanda.
b. Agresi Militer Belanda I
Meskipun sudah ada Perjanjian Linggajati, Belanda tetap berusaha untuk menjajah
Indonesia. Pada tanggal 21 Juli 1947, Belanda menyerang wilayah Republik Indonesia.
Tindakan ini melanggar Perjanjian Linggajati. Belanda berhasil merebut sebagian Jawa Barat,
Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Akibatnya wilayah kekuasaan Republik Indonesia semakin
kecil. Serangan militer Belanda ini dikenal sebagai Agresi Militer Belanda I.
138
Peristiwa tersebut menimbulkan protes dari negara-negara tetangga dan dunia
internasional. Wakil-wakil dari India dan Australia mengusulkan kepada PBB (Perserikatan
Bangsa-bangsa) agar mengadakan sidang untuk membicarakan masalah penyerangan Belanda
ke wilayah Republik Indonesia.
c. Perjanjian Renville (17 Januari 1948)
Pada tanggal 1 Agustus 1947, Dewan Keamanan PBB memerintahkan agar pihak
Indonesia dan Belanda menghentikan tembak-menembak. Akhirnya pada tanggal 4 Agustus
1947, Belanda mengumumkan gencatan senjata. Gencatan senjata adalah penghentian
tembak-menembak di antara pihak-pihak yang berperang. PBB membantu penyelesaian
sengketa antara Indonesia dan Belanda dengan membentuk Komisi Tiga Negara (KTN) yang
terdiri atas:
1. Australia, dipilih oleh Indonesia;
2. Belgia, dipilih oleh Belanda;
3. Amerika Serikat, dipilih oleh Australia dan Belanda.
Komisi Tiga Negara (KTN) memprakarsai perundingan antara Indonesia dan Belanda.
Perundingan dilakukan di atas kapal Renville, yaitu kapal Angkatan Laut Amerika Serikat.
Oleh karena itu, hasil perundingan ini dinamakan Perjanjian Renville.
Dalam perundingan itu Negara Indonesia, Belanda, dan masing-masing anggota KTN
diwakili oleh sebuah delegasi.
1. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Mr. Amir Syarifuddin.
2. Delegasi Belanda dipimpin oleh R. Abdul Kadir Wijoyoatmojo.
3. Delegasi Australia dipimpin oleh Richard C. Kirby.
4. Delegasi Belgia dipimpin oleh Paul van Zeeland.
5. Delegasi Amerika Serikat dipimpin oleh Frank Porter Graham.
Isi perjanjian Renville adalah sebagai berikut.
1. Belanda hanya mengakui daerah Republik Indonesia atas Jawa Tengah,Yogyakarta,
sebagian kecil Jawa Barat, dan Sumatera.
2. Tentara Republik Indonesia ditarik mundur dari daerah-daerah yang telah diduduki
Belanda.
Hasil Perjanjian Renville sangat merugikan Indonesia. Wilayah kekuasaan Republik
Indonesia menjadi semakin sempit.
139
d. Agresi Militer Belanda II
Belanda terus berusaha menguasai kembali Indonesia. Pada tanggal 19 Desember
1948, Belanda melancarkan serangan atas wilayah Republik Indonesia. Penyerangan Belanda
ini dikenal sebagai Agresi Militer Belanda II.
Ibu kota Republik Indonesia waktu itu, Yogyakarta, diserang Belanda. Perlu diketahui
bahwa sejak 4 Januari 1946, lbu kota Republik Indonesia pindah dari Jakarta ke Yogyakarta.
Belanda mengerahkan angkatan udaranya. Lapangan Udara Maguwo tidak dapat
dipertahankan. Akhirnya Yogyakarta direbut Belanda.
Presiden Sukarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, dan Suryadarma
ditangkap Belanda. Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta ditawan dan
diasingkan ke Pulau Bangka. Sebelum tertangkap, Presiden Sukarno telah mengirim mandat
lewat radio kepada Menteri Kemakmuran, Mr. Syaffiruddin Prawiranegara yang berada di
Sumatera. Tujuannya ialah untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia
(PDRI) dengan ibu kota Bukit Tinggi.
Agresi Militer Belanda II menimbulkan reaksi dunia, terutama negaranegara di Asia.
Negara-negara di Asia seperti India, Myanmar, Afganistan, dan lain-lain segera mengadakan
Konferensi New Delhi pada bulan Desember 1949. Mereka bersimpati kepada perjuangan
rakyat Indonesia, dan mendesak agar:
1. Pemerintah RI segera dikembalikan ke Yogyakarta, dan
2. Serdadu Belanda segera ditarik mundur dari Indonesia. Belanda tidak memperdulikan
desakan itu. Belanda baru bersedia berunding setelah Dewan Keamanan PBB turun tangan.
140
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : 5/II
Pertemuan Ke : 3
Alokasi Waktu : 2 X 35 menit
A. Standar kompetensi : Menghargai perjuangan bangsa Indonesia dalam
meraih dan mempertahankaan kemerdekaan
B. Kompetensi Dasar : 2.3 Mendeskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi
kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
C. Indikator Pencapaian
Kompetensi Pembelajaran : 2.4.1 Menyebutkan tempat dan tanggal dalam
berbagai perjanjian pada usaha diplomasi dalam upaya
pengakuan kedaulatan Indonesia.
2.4.2 Menyebutkan tokoh-tokoh penting yang berperan
dalam berbagai perjanjian pada usaha diplomasi dalam
upaya pengakuan kedaulatan Indonesia.
2.4.3 Menyebutkan isi berbagai perjanjian pada Usaha
diplomasi dalam upaya pengakuan kedaulatan
Indonesia.
2.4.4 Menjelaskan peristiwa pengakuan kedaulatan dari
pemerintah Belanda kepada pemerintah RIS
D. Tujuan Pembelajaran : 2.4.1 Dengan menggunakan model VCT, siswa
mampu menyebutkan tempat dan tanggal dalam
berbagai perjanjian pada usaha diplomasi dalam upaya
pengakuan kedaulatan Indonesia dengan baik dan
benar.
2.4.2 Dengan menggunakan model VCT, siswa mampu
menyebutkan tokoh-tokoh penting yang berperan
dalam berbagai perjanjian pada usaha diplomasi dalam
upaya pengakuan kedaulatan Indonesia dengan baik
dan benar.
141
2.4.3 Dengan menggunakan model VCT, siswa mampu
menyebutkan isi berbagai perjanjian pada Usaha
diplomasi dalam upaya pengakuan kedaulatan
Indonesia dengan baik dan benar.
2.4.4 Dengan menggunakan model VCT, siswa mampu
Menjelaskan peristiwa pengakuan kedaulatan dari
pemerintah Belanda kepada pemerintah RIS dengan
baik dan benar.
E. Materi Pembelajaran : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
Materi pokok : Usaha Diplomasi dan Pengakuan Kedaulatan
Sub materi pokok : a. Perjanjian Rum-Royen
b. Konfrensi Meja Bundar (KMB)
c. Pengakuan Kedaulatan
9. Deskripsi sub materi pokok : (terlampir)
F. Metode/Model/Teknik Pembelajaran : Teknik VCT dengan Model Menilai
Suatu Bahan Tulisan.
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pendahuluan (waktu 10 menit)
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai
Karakter
Kegiatan awal
Guru mengucapkan salam
Guru mengkondisikan siswa
untuk belajar
Guru mempersiapkan murid
untuk berdoa sebelum belajar
Guru mengabsen siswa
Apersepsi
Guru mengajak siswa bersama-
sama menyanyikan lagu
kebangsaan “Indonesia Raya”.
Siswa menjawab salam guru
Siswa mengkondisikan diri untuk
belajar
Satu orang siswa memimpin
untuk membaca do’a bersama
Siswa memperhatikan saat guru
mengabsen
Siswa bersama-sama
menyanyikan lagu kebangsaan
“Indonesia Raya”.
Menghargai
orang lain
disiplin
ketaqwaan
percaya diri
aktif
menghargai
orang lain
142
Guru membagi siswa dalam
beberapa kelompok
Tujuan
Guru menjelaskan tujuan dan
hasil yang ingin dicapai dari
pelajaran usaha diplomasi dan
pengakuan kedaulatan Indonesia.
Guru memberikan motivasi
kepada siswa agar siswa
bersemangat untuk belajar.
Siswa berkumpul didalam
.kelompoknya masing-masing.
Siswa mendengarkan
penjelasan guru tentang tujuan
dan hasil yang ingin dicapai dari
pelajaran usaha diplomasi dan
pengakuan kedaulatan Indonesia.
Siswa mmperhatikan dengan baik
motivasi yang diberikan guru.
disiplin
menghargai
orang lain
cermat
menghargai
orang lain
disiplin
10. Kegiatan Inti (waktu 50 menit)
2.1 Eksplorasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Guru menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran kepada
siswa.
Guru bertanya kepada siswa
mengenai macam-macam usaha
diplomasi dan pengakuan
kedaulatan Indonesia yang
diketahui siswa.
Guru menjelaskan mengenai
macam-macam usaha diplomasi
dan pengakuan kedaulatan
Indonesia.
Guru memberikan suatu bahan
tulisan mengenai macam-macam
usaha diplomasi dan pengakuan
kedaulatan Indonesia kepada
Siswa mendengarkan penjelasan
guru mengenai langkah-langkah
pembelajaran.
Siswa menjawab pertanyaan guru
mengenai macam-macam usaha
diplomasi dan pengakuan
kedaulatan Indonesia yang
mereka ketahui.
Siswa memperhatikan penjelasan
guru mengenai macam-macam
usaha diplomasi dan pengakuan
kedaulatan Indonesia.
Siswa memperhatikan bahan
tulisan yang diberikan guru.
Cermat
Menghargai
orang lain
Teliti
Menghargai
orang lain
Tekun
Tekun
Cermat
Teliti
143
masing-masing kelompok.
2.2 Elaborasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Guru mengarahkan siswa secara
berkelompok untuk
mendiskusikan bahan tulisan
yang diberikan guru dan
memberikan penilaian dengan
memberi tanda baik/buruk,
benar/salah dsb.
Siswa secara berkelompok
untuk mendiskusikan bahan
tulisan yang diberikan guru
dan memberikan penilaian
dengan memberi tanda
baik/buruk, benar/salah dsb.
Ketekunan
Bekerja
keras
Kerjasama
Ketelitian
Guru mengarahkan siswa untuk
mendiskusikan alasan mereka
atas penilaian terhadap bahan
tulisan yang telah diberikan guru.
Siswa mendiskusikan alasan
mereka atas penilaian terhadap
bahan tulisan yang telah
diberikan guru.
Kreatif
Ketelitian
Kerjasama
2.3 Konfirmasi (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Guru mengarahkan kepada
masing-masing kelompok untuk
membacakan hasil penilaian
mereka terhadap bahan tulisan
yang telah diberikan guru
beserta alasannya.
Masing-masing kelompok
membacakan hasil penilaian
mereka terhadap bahan tulisan
yang telah diberikan guru
beserta alasannya.
Kejasama
Ketelitian
Keberanian
3. Penutup (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Guru bersama-sama siswa Siswa menyimpulkan hasil keberanian
144
menyimpulkan hasil penilaian
dan alasan terhadap bahan tulisan
telah dibacakan oleh teman
mereka di depan kelas.
Guru menyampaikan agar dapat
mengambil nilai-nilai positif yang
terdapat di dalam pelajaran hari
ini dan menjauhi nilai yang
negatifnya
Guru memberikan penugasan
kepada siswa
Guru menyampaikan informasi
mengenai materi pelajaran yang
akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya.
Guru bersama-sama siswa
menutup pelajaran hari ini dengan
doa bersama
menyimpulkan hasil penilaian
dan alasan terhadap bahan
tulisan telah dibacakan oleh
teman mereka di depan kelas
bersama guru.
Siswa mendengarkan
penyampaian guru
Siswa memperhatikan
penugasan yang di berikan
guru
Siswa memperhatikan
informasi mengenai materi
pelajaran yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya
yang dijelaskan guru.
Siswa berdoa bersama
menghargai
orang lain
keaktifan
disiplin
menghargai
orang lain
religius
menghargai
orang lain
H. Sumber Belajar : Buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI
kelas 5
I.Penilaian :
No Indikator Teknik Bentuk Instrumen Jawa
ban
Skor
1 Menyebutkan
tempat dan
tanggal dalam
berbagai
perjanjian pada
usaha diplomasi
dalam upaya
Tes
Tertulis
Pilihan
Ganda
1. Konferensi Meja Bundar dilaksanakan di kota
....
A. Den Hag
B. Rotterdam
C. Jakarta
D. Amsterdam
A 1
2. Perjanjian Rum-Royen diselenggarakan pada B 1
145
pengakuan
kedaulatan
Indonesia.
tanggal....
A. 23 Agustus - 2 November 1949
B. 7 Mei 1949
C. 27 Desember 1949
D. 4 Januari 1946
3. Konferensi Meja Bundar diadakan pada
tanggal....
A. 23 Agustus - 2 November 1949
B. 7 Mei 1949
C. 27 Desember 1949
D. 4 Januari 1946
A 1
4. Perjanjian Rum-Royen dilaksanakan di kota ....
A. Den Hag
B. Rotterdam
C. Jakarta
D. Amsterdam
C 1
2 Menyebutkan
tokoh-tokoh
penting yang
berperan dalam
berbagai
perjanjian pada
usaha diplomasi
dalam upaya
pengakuan
kedaulatan
Indonesia
5. Pemimpin delegasi Indonesia dalam
Konferensi Meja Bundar, adalah ....
A. Sultan Hamid II
B. Sultan Hamengku Buwono IX
C. Sutan Syahrir
D. Mohammad Hatta
D 1
6. Pada perjanjian Rum-Royen delegasi Belanda
dipimpin oleh....
A. Van Mook
B. Mr. van Maarseveen.
C. Dr. Van Royen
D. Mr. Lovink
C 1
3 Menyebutkan isi
kesepakatan
berbagai
perjanjian pada
Usaha diplomasi
7. Dibawah ini merupakan salah satu isi
kesepakatan pada perjanjian Rum-Royen
yaitu....
A. Pemerintah Republik Indonesia
dikembalikan ke Yogyakarta.
A 1
146
dalam upaya
pengakuan
kedaulatan
Indonesia.
B. Wilayah Indonesia Terdiri atas Jawa,
Madura dan Sumatera.
C. Irian Barat akan diserahkan setahun setelah
pengakuan kedaulatan oleh
D. RIS dan Belanda akan tergabung dalam
Uni Indonesia Belanda.
8. Dibawah ini merupakan salah satu isi
kesepakatan dari Konfrensi Meja Bundar
(KMB) yaitu....
A. Pemerintah Republik Indonesia
dikembalikan ke Yogyakarta.
B. Wilayah Indonesia Terdiri atas Jawa,
Madura dan Sumatera.
C. Irian Barat akan diserahkan setahun setelah
pengakuan kedaulatan
D. Belanda menghentikan gerakan-gerakan
militer dan membebaskan semua tahanan
politik.
C 1
4 Menjelaskan
peristiwa
pengakuan
kedaulatan dari
pemerintah
Belanda kepada
pemerintah RIS
9. Upacara pengakuan kedaulatan Indonesia oleh
Pemerintah Belanda dilakukan serentak di
Belanda dan di Indonesia pada tanggal ... .
A. 17 Agustus 1945
B. 27 Desember 1949
C. 18 Agustus 1945
D. 17 Desember 1949
B 1
10. Dalam upacara pengakuan kedaulatan yang
dilakukan di Yogyakarta, pihak Belanda dan
pihak Indonesia masing-masing diwakili oleh ....
A. Ratu Yuliana dan Drs. Moh. Hatta
B. Mr. Lovink dan Sri Sultan Hamengkubuwono
IX.
C. Sultan Hamid II dan Mr. van Maarseveen.
D. Mr. Moh. Rum dan Dr. van Royen
B 1
147
Penilaian:
Jakarta, 2015
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran.
NIP NIP
148
Lampiran ke- 3
Bismillahirrahmaanirrahiim!
Nama Kelompok :
Kelas:
Bacalah baik-baik butir-butir pernyataan yang diberikan, lalu berilah tanda ceklis (√)
pada kolom pilihan pendapatmu!
No Pernyataan Pendapat
Setuju Tidak
Setuju
1. Ketika bermusyawarah saya menghormati teman saya yang berbeda
pendapat dengan saya
2. Saya tidak mau menerima pendapat teman saya yang berbeda suku
dengan saya walaupun pendapat dia benar
3. Menurut saya perdamaian itu lebih baik dari pada perang karena
perang menimbulkan banyak kerugian dan korban jiwa
4. Ketika telah disepakati suatu perjanjian, kita boleh melanggar
perjanjian tersebut
149
Lampiran Materi ke-3
Usaha Diplomasi dan Pengakuan Kedaulatan
Komisi PBB untuk Indonesia atau UNCI (United Nations Commission for Indonesia)
berhasil mempertemukan pihak Indonesia dan Belanda dalam meja perundingan. Dalam
perundingan-perundingan itu, delegasi dari Indonesia berjuang secara diplomasi supaya
kedaulatan Indonesia diakui. Perundingan-perundingan itu antara lain, Perundingan Rum-
Royen dan
Konferensi Meja Bundar (KMB).
1. Perjanjian Rum-Royen
Perjanjian Rum-Royen disetujui di Jakarta pada tanggal 7 Mei 1949. Delegasi
Indonesia dipimpin oleh Mr. Moh. Rum, sedangkan pihak Belanda dipimpin oleh Dr. van
Royen. Anggota delegasi Indonesia lainnya ialah Drs. Moh. Hatta dan Sri Sultan
Hamengku Buwono lX.
Isi Perjanjian Rum-Royen adalah sebagai berikut.
1. Pemerintah Republik Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta.
2. Menghentikan gerakan-gerakan militer dan membebaskan semua tahanan politik.
3. Belanda menyetujui adanya Republik Indonesia sebagai bagian dari Negara Indonesia
Serikat.
4. Akan diselenggarakan perundingan lagi, yaitu KMB, antara Belanda dan Indonesia setelah
Pemerintah Republik Indonesia kembali ke Yogyakarta.
2. Konferensi Meja Bundar (KMB)
Sebagai tindak lanjut Perjanjian Rum-Royen, pada tanggal 23 Agustus sampai dengan
2 November 1949 diadakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag. Delegasi
Indonesia dipimpin oleh Drs. Moh. Hatta, delegasi BFO (Bijeenkomst Voor Federal
Overleg) atau Badan Musyawarah Negaranegara Federal dipimpin oleh Sultan Hamid II.
Delegasi Belanda dipimpin oleh Mr. van Maarseveen. Sedangkan UNCI dipimpin oleh
Chritchley.
Hasil-hasil persetujuan yang dicapai dalam KMB adalah sebagai berikut.
1. Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Belanda akan menyerahkan
kedaulatan kepada RIS pada akhir bulan Desember 1949.
2. RIS dan Belanda akan tergabung dalam Uni Indonesia Belanda.
3. Irian Barat akan diserahkan setahun setelah pengakuan kedaulatan oleh Belanda.
150
Kesepakatan-kesepakatan yang dihasilkan dalam KMB sangat memuaskan rakyat
Indonesia. Akhirnya kedaulatan negara Indonesia diakui oleh pihak Belanda. Seluruh rakyat
Indonesia menyambut hasil KMB dengan suka cita.
3. Pengakuan Kedaulatan
Sesuai hasil KMB, pada tanggal 27 Desember 1949 diadakan upacara pengakuan
kedaulatan dari Pemerintah Belanda kepada Pemerintah RIS. Upacara pengakuan kedaulatan
dilakukan di dua tempat, yaitu Den Haag dan Yogyakarta secara bersamaan. Dalam acara
penandatanganan pengakuan kedaulatan di Den Haag, Ratu Yuliana bertindak sebagai wakil
Negeri Belanda Belanda dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil Indonesia. Sedangkan dalam
upacara pengakuan kedaulatan yang dilakukan di Yogyakarta, pihak Belanda diwakili oleh
Mr. Lovink (wakil tertinggi pemerintah Belanda) dan pihak Indonesia diwakili Sri Sultan
Hamengkubuwono IX.
Dengan pengakuan kedaulatan itu berakhirlah kekuasaan Belanda atas Indonesia dan
berdirilah Negara Republik Indonesia Serikat. Sehari setelah pengakuan kedaulatan, ibu kota
negara pindah dari Yogyakarta ke Jakarta. Kemudian dilangsungkan upacara penurunan
bendera Belanda dan dilanjutkan dengan pengibaran bendera Indonesia.
151
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : 5/II
Pertemuan Ke : 4
Alokasi Waktu : 2 X 35 menit
A. Standar kompetensi : Menghargai perjuangan bangsa Indonesia dalam
meraih dan mempertahankaan kemerdekaan
B. Kompetensi Dasar : 2.3 Mendeskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi
kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
C. Indikator Pencapaian
Kompetensi Pembelajaran : 2.4.1 Menyebutkan tokoh-tokoh perjuangan yang
berjuang dalam mempertahankan kemerdekaan.
2.4.2 Menyebutkan bentuk-bentuk perjuangan yang
dilakukan para tokoh dalam usaha perjuangan
mempertahankan kemerdekaan
2.4.3 Menyebutkan berbagai cara yang dapat dilakukan
oleh seorang pelajar dalam rangka menghargai jasa
tokoh-tokoh perjuangan dalam mempertahankan
kemerdekaan.
D. Tujuan Pembelajaran : 2.4.1 Dengan menggunakan model VCT, siswa
mampu menyebutkan tokoh-tokoh perjuangan yang
berjuang dalam mempertahankan kemerdekaan dengan
baik dan benar.
2.4.2 Dengan menggunakan model VCT, siswa mampu
menyebutkan bentuk-bentuk perjuangan yang
dilakukan para tokoh dalam usaha perjuangan
mempertahankan kemerdekaan dengan baik dan benar.
2.4.3 Dengan menggunakan model VCT, siswa mampu
menyebutkan berbagai cara yang dapat dilakukan oleh
seorang pelajar dalam rangka menghargai jasa tokoh-
tokoh perjuangan dalam mempertahankan
kemerdekaan dengan baik dan benar.
152
E. Materi Pembelajaran : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
Materi pokok : Menghargai jasa tokoh-tokoh
perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan.
Sub materi pokok : a. Ir. Sukarno
b. Drs. Mohammad Hatta
c. Jenderal Sudirman
d. Bung Tomo
e. Sri Sultan Hamengku Buwono IX
Deskripsi sub materi pokok : (terlampir)
F. Metode/Model/Teknik Pembelajaran : Teknik VCT dengan Model Menilai
Suatu Bahan Tulisan (Individu)
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pendahuluan (waktu 10 menit)
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai
Karakter
Kegiatan awal
Guru mengucapkan salam
Guru mengkondisikan siswa
untuk belajar
Guru mempersiapkan murid
untuk berdoa sebelum belajar
Guru mengabsen siswa
Apersepsi
Guru menunjukkan kepada siswa
dan menanyakan siswa nama-
nama tokoh perjuangan
mempertahankan kemerdekaan
yang ditunjukkan guru.
Guru membagi siswa dalam
beberapa kelompok
Siswa menjawab salam guru
Siswa mengkondisikan diri untuk
belajar
Satu orang siswa memimpin
untuk membaca do’a bersama
Siswa memperhatikan saat guru
mengabsen
Siswa menjawab pertanyaan
mengenai nama-nama tokoh
perjuangan mempertahankan
kemerdekaan yang ditunjukkan
guru.
Siswa berkumpul didalam
.kelompoknya masing-masing
Menghargai
orang lain
disiplin
ketaqwaan
percaya diri
aktif
menghargai
orang lain
disiplin
menghargai
orang lain
153
Tujuan
Guru menjelaskan tujuan dan
hasil yang ingin dicapai dari
pelajaran Menghargai jasa
tokoh-tokoh perjuangan dalam
mempertahankan kemerdekaan.
Guru memberikan motivasi
kepada siswa agar siswa
bersemangat untuk belajar.
Siswa mendengarkan
penjelasan guru tentang tujuan
dan hasil yang ingin dicapai dari
pelajaran Menghargai jasa tokoh-
tokoh perjuangan dalam
mempertahankan kemerdekaan.
Siswa memperhatikan dengan
baik motivasi yang diberikan
guru.
cermat
menghargai
orang lain
disiplin
11. Kegiatan Inti (waktu 50 menit)
2.1 Eksplorasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Guru menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran kepada
siswa.
Guru bertanya kepada siswa
mengenai tokoh-tokoh perjuangan
dalam mempertahankan
kemerdekaan yang diketahui
siswa.
Guru menjelaskan mengenai
menghargai jasa tokoh-tokoh
perjuangan dalam
mempertahankan kemerdekaan.
Guru memberikan bahan tulisan
mengenai Menghargai jasa
tokoh-tokoh perjuangan dalam
mempertahankan kemerdekaan
kepada masing-masing
kelompok.
Siswa mendengarkan penjelasan
guru mengenai langkah-langkah
pembelajaran.
Siswa menjawab pertanyaan guru
mengenai tokoh-tokoh perjuangan
dalam mempertahankan
kemerdekaan yang mereka
ketahui.
Siswa memperhatikan penjelasan
guru mengenai menghargai jasa
tokoh-tokoh perjuangan dalam
mempertahankan kemerdekaan.
Siswa memperhatikan bahan
tulisan mengenai Menghargai jasa
tokoh-tokoh perjuangan dalam
mempertahankan kemerdekaan
yang diberikan guru.
Cermat
Menghargai
orang lain
Teliti
Menghargai
orang lain
Tekun
Tekun
Cermat
Teliti
154
2.2 Elaborasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Guru mengarahkan siswa secara
individu untuk mengamati bahan
Tulisan mengenai Menghargai
jasa tokoh-tokoh perjuangan
dalam mempertahankan
kemerdekaan yang diberikan guru
dan memberikan penilaian
dengan memberi tanda
baik/buruk, benar/salah dsb.
Siswa secara individu
mengamati bahan Tulisan
mengenai Menghargai jasa
tokoh-tokoh perjuangan dalam
mempertahankan kemerdekaan
yang diberikan guru dan
memberikan penilaian dengan
memberi tanda baik/buruk,
benar/salah dsb.
Ketekunan
Bekerja
keras
Kerjasama
Ketelitian
Guru mengarahkan siswa untuk
memberikan alasan mereka atas
penilaian yang telah mereka
berikan terhadap bahan tulisan
yang telah diberikan guru.
Siswa memberikan alasan
mereka atas penilaian yang
telah mereka berikan terhadap
bahan tulisan yang telah
diberikan guru.
Kreatif
Ketelitian
Kerjasama
2.3 Konfirmasi (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Guru mengarahkan kepada
masing-masing kelompok untuk
membacakan hasil penilaian
mereka terhadap bahan tulisan
yang telah diberikan guru
beserta alasannya.
Masing-masing kelompok
membacakan hasil penilaian
mereka terhadap bahan tulisan
yang telah diberikan guru
beserta alasannya.
Kejasama
Ketelitian
Keberanian
3. Penutup (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
155
Guru bersama-sama siswa
menyimpulkan penilaian dan
alasan terhadap bahan tulisan
telah dibacakan oleh teman
mereka di depan kelas.
Guru menyampaikan agar dapat
mengambil nilai-nilai positif yang
terdapat di dalam pelajaran hari
ini dan menjauhi nilai yang
negatifnya
Guru memberikan penugasan
kepada siswa
Guru menyampaikan informasi
mengenai materi pelajaran yang
akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya.
Guru bersama-sama siswa
menutup pelajaran hari ini dengan
doa bersama
Siswa menyimpulkan hasil
penilaian dan alasan terhadap
bahan tulisan telah dibacakan
oleh teman mereka di depan
kelas bersama guru.
Siswa mendengarkan
penyampaian guru
Siswa memperhatikan
penugasan yang di berikan
guru
Siswa memperhatikan
informasi mengenai materi
pelajaran yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya
yang dijelaskan guru.
Siswa berdoa bersama
keberanian
menghargai
orang lain
keaktifan
disiplin
menghargai
orang lain
religius
menghargai
orang lain
H. Sumber Belajar : Buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI
kelas 5
I.Penilaian :
No Indikator Teknik Bentuk Instrumen Jawa
ban
Skor
1 Menyebutkan
tokoh-tokoh
perjuangan yang
berjuang dalam
mempertahanka
n kemerdekaan
Tes
Tulis
Pilihan
Ganda
1. Dibawah ini merupakan nama-nama tokoh-
tokoh perjuangan yang berjuang dalam
mempertahankan kemerdekaan, kecuali....
A. Ir. Soekarno
B. Bung Tomo
C. Amin Rais
D. Jenderal Sudirman
C 1
156
2. Pahlawan yang pernah menjadi panglima
TKR, Divisi V Banyumas, memimpin
Pertempuran Ambarawa dan berhasil mengusir
tentara Inggris adalah....
A. Bung Tomo
B. Jenderal Sudirman
C. Drs. Mohammad Hatta
D. Sri Sultan Hamengku Buwono IX
B 1
3. Pahlawan yang pernah memimpin delegasi
Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar
(KMB) di Den Haag, Belanda adalah....
A. Bung Tomo
B. Jenderal Sudirman
C. Drs. Mohammad Hatta
D. Sri Sultan Hamengku Buwono IX
C 1
4. Tokoh proklamator kemerdekaan Republik
Indonesia adalah....
A. Ir. Soekarno dan Muhammad Yamin
B. Ir. Soekarno dan Sutan Syahrir
C. Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta
D. Drs. Mohammad Hatta dan Jenderal
Sudirman
C 1
5. Tokoh perjuangan yang menjadi presiden
pertama Republik Indonesia adalah....
A. Muhammad Yamin
B. Ir. Soekarno
C. Drs. Mohammad Hatta
D. Jenderal Sudirman
B 1
2 Menyebutkan
bentuk-bentuk
perjuangan yang
dilakukan para
tokoh dalam
6. Salah satu bentuk perjuangan Sri Sultan
Hamengku Buwono IX dalam perjuangan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia
adalah....
A. Menjadi anggota delegasi Indonesia dalam
A 1
157
usaha
perjuangan
mempertahanka
n kemerdekaan
Perundingan Rum-Royen yang dilakukan di
Jakarta pada tanggal 2 Mei 1949
B. Mengobarkan semangat rakyat Surabaya
dalam perang melawan pasukan Sekutu pada
tanggal 10 November 1945
C. Sebagai Panglima TKR, Divisi V Banyumas.
D. Sebagai Proklamator Kemerdekaan Republik
Indonesia
7. Salah satu bentuk perjuangan dari Sutomo atau
Bung Tomo adalah....
A. Menjadi anggota delegasi Indonesia dalam
Perundingan Rum-Royen yang dilakukan
di Jakarta pada tanggal 2 Mei 1949
B. Mengobarkan semangat rakyat Surabaya
dalam perang melawan pasukan Sekutu
pada tanggal 10 November 1945
C. Sebagai Panglima TKR, Divisi V
Banyumas.
D. Sebagai Proklamator Kemerdekaan
Republik Indonesia
B 1
8. Salah satu bentuk perjuangan dari Jenderal
Sudirman adalah....
A. Menjadi anggota delegasi Indonesia dalam
Perundingan Rum-Royen yang dilakukan
di Jakarta pada tanggal 2 Mei 1949
B. Mengobarkan semangat rakyat Surabaya
dalam perang melawan pasukan Sekutu
pada tanggal 10 November 1945
C. Sebagai Panglima TKR, Divisi V
Banyumas.
D. Sebagai Proklamator Kemerdekaan
Republik Indonesia
C 1
3 Menyebutkan 9. Seorang pelajar berjuang meniru sifat seorang B 1
158
berbagai cara
yang dapat
dilakukan oleh
seorang pelajar
dalam rangka
menghargai jasa
tokoh-tokoh
perjuangan
dalam
mempertahanka
n kemerdekaan.
pahlawan dengan cara ....
A. membersihkan kelas
B. belajar dengan giat
C. memberantas kebodohan
D. bekerja dengan malas
10. Musuh bangsa Indonesia pada saat ini adalah
....
A. kebodohan dan kemiskinan
B. para penjajah
C. negara lain
D. Pemberontak
A 1
Penilaian:
Jakarta, 2015
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran.
NIP NIP
159
Tugas ke-4
Nama :
Pilihlah salah satu pernyataan berikut yang menurut kalian paling sesuai dengan tanda
memberikan tanda centang (√) pada kolom jawaban yang kalian pilih disertai alasannya!
No Pernyataan Pendapat
Setuju Tidak
setuju
1. Ketika guru memberikan tugas, Roni mengerjakan tugas dengan
sebaik-baiknya karena menurut Roni para pejuang kemerdekaan
pun pada waktu itu memiliki sifat bekerja keras hingga akhirnya
dapat mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
2. Ahmad senang berbahasa Indonesia dengan baik dan benar karena
ia merasa bangga menjadi warga negara Indonesia dengan melihat
semangat para pejuang yang sangat tinggi dalam mempertahankan
kemerdekaan.
3. Danu lebih senang mempelajari tarian Hip-hop, K-Pop (Korea
Pop) dll yang berasal dari luar negeri dari pada tarian Jaipong, Tari
topeng yang berasal dari Indonesia karena menurutnya tarian yang
berasal dari Indonesia kurang modern dan ketinggalan zaman
4. Wida mengetahui banyak jenis lagu nasional, pakaian adat, serta
rumah adat yang ada di Indonesia karena ia bangga menjadi warga
negara Indonesia yang kemerdekaannya dicapai dengan susah
payah oleh para pejuang.
5. Ketika ada temannya yang lupa membawa alat tulis, Rina tidak
mau meminjamkan alat tulisnya kepada temannya, karena menurut
Ani itu kesalahan temannya yang lupa membawa alat tulis.
160
Lampiran Materi ke-4
Menghargai Jasa Tokoh-tokoh Perjuangan dalam Mempertahankan Kemerdekaan
Ada banyak tokoh yang terlibat dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Ada tokoh-tokoh yang berjuang secara fisik dengan melakukan perang gerilya. Ada juga
tokoh-tokoh yang berjuang lewat jalur perjuangan diplomasi. Berikut ini kita akan membahas
beberapa tokoh di antaranya.
1. Ir. Sukarno
Sukarno adalah proklamator kemerdekaan Indonesia. Didampingi Drs. Moh. Hatta
beliau membacakan teks proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Beliau
adalah presiden pertama Republik Indonesia.
Sebagai presiden, beliau turut berjasa dalam perjuangan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia. Beliau mulai merintis pemerintahan Indonesia dalam masa-masa
yang sangat sulit. Sebagai presiden, beliau memberikan semangat kepada Bangsa Indonesia
untuk tetap berjuang. Beliau ditangkap dan diasingkan ke Pulau Bangka ketika Belanda
melakukan agresi militer pada tanggal 19 Desember 1948. Sebelumnya, beliau telah
mengirimkan mandat kepada Menteri Kemakmuran Syafrudin Prawiranegara yang berada di
Sumatera untuk membentuk dan memimpin Pemerintahan Darurat Republik Indonesia
(PDRI).
2. Drs. Mohammad Hatta
Drs. Mohammad Hatta juga dikenal sebagai Proklamator Kemerdekaan Republik
Indonesia. Beliau memimpin kabinet di awal pembentukan negara Indonesia. Jasa beliau
dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan sangatlah besar. Beliau dikenal sebagai
delegasi Indonesia yang handal.
Pada tanggal 23 Agustus - 2 November 1949, beliau memimpin delegasi Indonesia
dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda. Hasil KMB sangat
memuaskan Bangsa Indonesia. Belanda akhirnya mengakui kedaulatan Republik Indonesia.
Upacara pengakuan kedaulatan dilakukan di dua tempat, yaitu di Yogyakarta dan di Den
Haag pada tanggal 27 Desember 1949.
3. Jenderal Sudirman
Peranan Jenderal Sudirman dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan
Indonesia sangat besar. Sebagai Panglima TKR, Divisi V Banyumas, Sudirman memimpin
Pertempuran Ambarawa dan berhasil mengusir tentara Inggris. Pada tanggal 18 Desember
161
1945, Sudirman diangkat oleh menjadi Panglima Besar TKR dengan pangkat jenderal.
Sudirman tetap memimpin perang gerilya meskipun beliau dalam keadaan sakit.
4. Bung Tomo
Sutomo atau Bung Tomo dilahirkan di Surabaya. Pada zaman pergerakan beliau
bekerja di Surat Kabar Suara Umum dan menjadi redaktur mingguan Pembela Rakyat. Beliau
mendirikan dan memimpin Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia. Beliau mengobarkan
semangat rakyat Surabaya dalamperang melawan pasukan Sekutu pada tanggal 10 November
1945.
5. Sri Sultan Hamengku Buwono IX
Sri Sultan Hamengku Buwono IX berperan besar dalam perjuangan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia. Sebagai bangsawan, beliau membaur berjuang bersama rakyat biasa.
Sri Sultan Hamengku Buwono merupakan tokoh pejuang diplomatik Indonesia. Beliau
menjadi anggota delegasi Indonesia dalam Perundingan Rum-Royen yang dilakukan di
Jakarta pada tanggal 2 Mei 1949.
162
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : 5/II
Pertemuan Ke : 1
Alokasi Waktu : 2 X 35 menit
A. Standar kompetensi : Menghargai perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih dan
mempertahankaan kemerdekaan
B. Kompetensi Dasar : 2.3 Mendeskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi
kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan
C. Indikator Pencapaian
Kompetensi Pembelajaran : 2.4.1 Menyebutkan pertempuran-pertempuran yang
terjadi dalam rangka mempertahankan kemerdekaan
2.4.2 Menyebutkan tokoh-tokoh penting yang berperan
besar dalam pertempuran-pertempuran yang terjadi
dalam rangka mempertahankan kemerdekaan
2.4.3Menyebutkan sebab-sebab terjadinya
pertempuran-pertempuran yang terjadi dalam rangka
mempertahankan kemerdekaan
2.4.2 Menjelaskan secara singkat gambaran terjadinya
pertempuran-pertempuran yang terjadi dalam rangka
mempertahankan kemerdekaan
D. Tujuan Pembelajaran : 2.4.1 Dengan menggunakan metode ceramah dan
tanya jawab, siswa mampu menyebutkan pertempuran-
pertempuran yang terjadi dalam rangka
mempertahankan kemerdekaan dengan baik dan benar.
2.4.2 Dengan menggunakan metode ceramah dan tanya
jawab, siswa mampu menyebutkan tokoh-tokoh
penting yang berperan besar dalam pertempuran-
pertempuran yang terjadi dalam rangka
mempertahankan kemerdekaan dengan baik dan benar.
163
2.4.3 Dengan menggunakan metode ceramah dan tanya
jawab, siswa mampu menyebutkan sebab-sebab
terjadinya pertempuran-pertempuran yang terjadi
dalam rangka mempertahankan kemerdekaan dengan
baik dan benar.
2.4.4 Dengan menggunakan metode ceramah dan tanya
jawab, siswa mampu Menjelaskan secara singkat
gambaran terjadinya pertempuran-pertempuran yang
terjadi dalam rangka mempertahankan kemerdekaan
dengan baik dan benar.
E. Materi Pembelajaran : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
12. Materi pokok : Pertempuran-pertempuran mempertahankan
kemerdekaan
13. Sub materi pokok : a. Pertempuran 10 November 1945 di
Surabaya
b. Pertempuran Ambarawa
c. Pertempuran “Medan Area”
d. Bandung Lautan Api
14. Deskripsi sub materi pokok : (terlampir)
F. Metode/Model/Teknik Pembelajaran : ceramah dan tanya jawab
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pendahuluan (waktu 10 menit)
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai
Karakter
Kegiatan awal
Guru mengucapkan salam
Guru mengkondisikan siswa
untuk belajar
Guru mempersiapkan murid
untuk berdoa sebelum belajar
Guru mengabsen siswa
Siswa menjawab salam guru
Siswa mengkondisikan diri untuk
belajar
Satu orang siswa memimpin
untuk membaca do’a bersama
Siswa memperhatikan saat guru
mengabsen
Menghargai
orang lain
disiplin
ketaqwaan
164
Apersepsi
Guru menanyakan pengalaman
yang dialami oleh siswa pada
pagi ini.
Tujuan
Guru menjelaskan tujuan dan
hasil yang ingin dicapai dari
pelajaran pertempuran-
pertempuran mempertahankan
kemerdekaan
Guru memberikan motivasi
kepada siswa agar siswa
bersemangat untuk belajar.
Siswa bercerita mengenai
pengalaman yang dialami oleh
mereka pada pagi ini.
Siswa mendengarkan
penjelasan guru tentang tujuan
dan hasil yang ingin dicapai dari
pelajaran pertempuran-
pertempuran mempertahankan
kemerdekaan
Siswa mmperhatikan dengan
baik motivasi yang diberikan
guru.
percaya diri
aktif
menghargai
orang lain
disiplin
menghargai
orang lain
cermat
menghargai
orang lain
disiplin
15. Kegiatan Inti (waktu 50 menit)
2.1 Eksplorasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Guru menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran kepada
siswa.
Guru bertanya kepada siswa
mengenai pertempuran-
pertempuran mempertahankan
kemerdekaan yang diketahui
siswa.
Guru menjelaskan mengenai
pertempuran-pertempuran
mempertahankan kemerdekaan
seperti Pertempuran 10
Siswa mendengarkan penjelasan
guru mengenai langkah-langkah
pembelajaran.
Siswa menjawab pertanyaan guru
mengenai pertempuran-
pertempuran mempertahankan
yang mereka ketahui.
Siswa memperhatikan penjelasan
guru mengenai pertempuran-
pertempuran mempertahankan
kemerdekaan seperti
Cermat
Menghargai
orang lain
Teliti
Menghargai
orang lain
Tekun
Tekun
Cermat
165
November 1945 di Surabaya,
pertempuran ambarawa dll.
Pertempuran 10 November 1945
di Surabaya, pertempuran
ambarawa dll.
Teliti
2.2 Elaborasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Guru mengarahkan siswa untuk
bertanya mengenai materi
pelajaran yang belum mereka
fahami.
Siswa bertanya mengenai
materi pelajaran yang belum
mereka fahami.
Ketekunan
Bekerja
keras
2.3 Konfirmasi (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Guru menjelaskan jawaban atas
pertanyaan siswa mengenai materi
pelajaran yang belum difahami
siswa.
Siswa memperhatikan
penjelasan guru mengenai
jawaban atas ppertanyaan
mengenai materi pelajaran yang
belum mereka fahami.
Kerjasama
Ketelitian
Keberanian
3. Penutup (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Guru bersama-sama siswa
menyimpulkan pelajaran hari ini.
Guru menyampaikan agar dapat
mengambil nilai-nilai positif yang
terdapat di dalam pelajaran hari ini
dan menjauhi nilai yang negatifnya
Siswa menyimpulkan
pelajaran hari ini bersama
guru.
Siswa mendengarkan
penyampaian guru
keberanian
menghargai
orang lain
keaktifan
menghargai
orang lain
166
Guru memberikan penugasan kepada
siswa
Guru menyampaikan informasi
mengenai materi pelajaran yang
akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya.
Guru bersama-sama siswa menutup
pelajaran hari ini dengan doa
bersama
Siswa memperhatikan
penugasan yang di berikan
guru
Siswa memperhatikan
informasi mengenai materi
pelajaran yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya
yang dijelaskan guru.
Siswa berdoa bersama
disiplin
menghargai
orang lain
menghargai
orang lain
religius
menghargai
orang lain
H. Sumber Belajar : Buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI
kelas 5
I. Penilaian :
No Indikator Teknik Bentuk Instrumen Jawa
ban
Skor
1 Menyebutkan
beberapa
pertempuran
dalam rangka
mempertahanka
n kemerdekaan
Tes
tulis
Pilihan
Ganda
1. Pertempuran pertempuran yang dilakukan oleh
para pahlawan kemerdekaan dalam rangka
mempertahankan kemerdekaan yaitu ....
a. Perjanjian Roem-Royen,
b. Pertempuran Ambarawa,
c. Perjanjian Linggajati
d. Perjanjian Renville
b 1
2 Menyebutkan
tokoh-tokoh
yang berperan
penting dalam
pertempuran-
pertempuran
mempertahanka
2. Tokoh yang mengobarkan semangat
perjuangan rakyat Surabaya lewat pidato-
pidatonya adalah ....
a. Ir. Sukarno
b. Bung Tomo
c. Jenderal Sudirman
d. Mohammad Toha
b 1
167
n kemerdekaan 4. Komandan Resimen Banyumas yang gugur
dalam Pertempuran Ambarawa adalah ....
a. Letkol M. Sarbini
b. Letkol Sudirman
c. Letkol Isdiman
d. Sastrodiharjo
c 1
5. Pemimpin TKR Sumatra Timur yang terbentuk
pada tanggal 10 Oktober 1945, adalah ... .
a. Achmad Tahir
b. Mr. Amir Syarifudin
c. Kol A. H. Nasution
d. Teuku Mohammad Hasan
a 1
6. Siapakah nama pahlawan yang gugur dalam
peristiwa Bandung Lautan Api....
a. Muhammad Toha
b. Letnan Kolonel Sarbini
c. Kolonel Sudirman
d. Sastrodiharjo
a 1
3. Menyebutkan
sebab-sebab
terjadinya
pertempuran-
pertempuran
yang terjadi
dalam rangka
mempertahanka
n kemerdekaan
7. Penyebab terjadinya Pertempuran Surabaya
adalah....
a. Awalnya sekutu datang ke surabaya untuk
melucuti senjata tentara jepang namun, Pada
tanggal 27 Oktober 1945, Sekutu menyerbu
penjara Kalisosok. Mereka berhasil
membebaskan Kolonel Huiyer, yaitu seorang
perwira angkatan laut Belanda yang ditawan
Jepang.
b. Sekutu ingin mengambil rempah-rempah
yang ada di Surabaya
c. Sekutu ingin membumi hanguskan kota
surabaya
d. Sekutu menyerang kota Surabaya secara tiba-
tiba
a 1
8. Penyebab terjadinya pertempuran Medan Area
adalah....
a. Kedatangan tentara Inggris ke Medan untuk
membantu Belanda menyerang kota Medan
b. Pasukan Inggris yang mendarat di Medan
(Sumatera Utara) pada tanggal 9 Oktober
1945 dibonceng Tentara NICA yang telah
c 1
168
dipersiapkan untuk mengambil alih
pemerintahan.
c. Pada tanggal 1 Desember 1945 pihak Inggris
memasang papan-papan pengumuman
bertuliskan “Fixed Boundaries Medan Area.”
Dengan cara itu, Inggris menetapkan secara
sepihat batas-batas kekuasaan mereka.
d. Tentara Inggris ingin mengambil alih hotel-
hotel yang ada di kota Medan
9. Pertempuran ambarawa terjadi akibat....
a. Tentara Sekutu menyerang kota Ambarawa
b. Tentara sekutu berniat membantu Belanda
untuk kembali menjajah Indonesia
c. Kedatangan tentara sekutu ke Ambarawa
untuk mengambil alih pemerintahan
d. Kedatangan tentara sekutu ke Semarang
diboncengi NICA yang hendak
membebaskan tawanan perang Belanda di
Magelang dan Ambarawa.
d 1
4 Menjelaskan
secara singkat
gambaran
terjadinya
pertempuran-
pertempuran
yang terjadi
dalam rangka
mempertahanka
n kemerdekaan
10. Insiden seorang anggota NICA menginjak-
injak bendera merah putih yang dirampas dari
seorang pemuda di sebuah hotel di Jalan Bali,
Medan terjadi pada tanggal....
a. 13 Oktober 1945
b. 12 desember 1945
c. 9 Oktober 1945
d. 17 Agustus 1945
a
1
11. Peristiwa pembumihangusan kota Bandung
bagian selatan terjadi pada saat....
a. Pada tanggal 23 Maret 1946 tentara Sekutu
mengeluarkan ultimatum kedua yang
menuntut agar semua masyarakat dan para
pejuang TRI untuk mengosongkan kota
Bandung bagian selatan.
b. Pada tanggal 21 November 1945, tentara
Sekutu mengeluarkan ultimatum
(peringatan) pertama agar kota Bandung
bagian utara dikosongkan oleh pihak
Indonesia selambat-lambatnya tanggal 29
November 1945.
c. Pada bulan Oktober 1945, tentara Sekutu
memasuki Kota Bandung. Tentara Sekutu
menduduki dan menguasai kantor-kantor
a 1
169
penting. Tentara NICA membonceng tentara
Sekutu.
d. Pada tanggal 1 Desember 1945, pihak
Inggris memasang papan-papan
pengumuman bertuliskan “Fixed
Boundaries Medan Area.”
12. Pada tanggal 1 Desember 1945, pihak Inggris
memasang papan-papan pengumuman
bertuliskan “Fixed Boundaries Medan Area.”
Hal tersebut mengakibatkan terjadinya....
a. Perundingan linggajati
b. Perundingan Roem-Royen
c. Pertempuran Medan Area
d. Pertempuran Ambarawa
c 1
Penilaian:
Jakarta, 2015
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran.
NIP NIP
170
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : 5/II
Pertemuan Ke : 2
Alokasi Waktu : 2 X 35 menit
J. Standar kompetensi : Menghargai perjuangan bangsa Indonesia dalam
meraih dan mempertahankaan kemerdekaan
K. Kompetensi Dasar : 2.3 Mendeskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi
kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan
kemerdekaan
L. Indikator Pencapaian
Kompetensi Pembelajaran : 2.4.1 Menjelaskan berbagai macam perundingan yang
dilakukan dalam usaha perdamaian antara Indonesia
dan Belanda.
2.4.2 Menyebutkan tokoh-tokoh penting yang
berperan besar dalam perundingan yang dilakukan
dalam usaha perdamaian antara Indonesia dan Belanda.
2.4.3 Menyebutkan hasil dari perundingan yang
dilakukan dalam usaha perdamaian antara Indonesia
dan Belanda.
2.4.4 Menjelaskan terjadinya Agresi Militer Belanda I
dan II
2.4.5 Menyebutkan akibat dari Agresi Militer Belanda
I dan II
D. Tujuan Pembelajaran : 2.4.1 Dengan menggunakan metode ceramah dan
tanya jawab, siswa mampu menyebutkan berbagai
macam perundingan yang dilakukan dalam usaha
perdamaian antara Indonesia dan Belanda dengan baik
dan benar.
2.4.2 Dengan menggunakan metode ceramah dan tanya
jawab, siswa mampu menyebutkan tokoh-tokoh
penting yang berperan besar dalam perundingan yang
171
dilakukan dalam usaha perdamaian antara Indonesia
dan Belanda dengan baik dan benar.
2.4.3 Dengan menggunakan metode ceramah dan tanya
jawab, siswa mampu menyebutkan hasil dari
perundingan yang dilakukan dalam usaha perdamaian
antara Indonesia dan Belanda dengan baik dan benar.
2.4.4 Dengan menggunakan ceramah dan tanya jawab,
siswa mampu menjelaskan terjadinya Agresi Militer
Belanda I dan II dengan baik dan benar.
2.4.5 Dengan menggunakan metode ceramah dan tanya
jawab, siswa mampu Menyebutkan akibat dari Agresi
Militer Belanda I dan II dengan baik dan benar.
E. Materi Pembelajaran : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
a. Materi pokok : Usaha Perdamaian dan Agresi Militer Belanda
b. Sub materi pokok : a. Perjanjian Linggajati
b. Agresi Militer Belanda I
c. Perjanjian Renville (17 Januari 1948)
d. Agresi Militer Belanda II
c. Deskripsi sub materi pokok : (terlampir)
F. Metode/Model/Teknik Pembelajaran : ceramah dan tanya jawab
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pendahuluan (waktu 10 menit)
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai
Karakter
Kegiatan awal
Guru mengucapkan salam
Guru mengkondisikan siswa
untuk belajar
Guru mempersiapkan murid
untuk berdoa sebelum belajar
Guru mengabsen siswa
Siswa menjawab salam guru
Siswa mengkondisikan diri untuk
belajar
Satu orang siswa memimpin
untuk membaca do’a bersama
Siswa memperhatikan saat guru
mengabsen
Menghargai
orang lain
disiplin
ketaqwaan
172
Apersepsi
Guru menanyakan pengalaman
yang dialami oleh siswa pada
pagi ini.
Tujuan
Guru menjelaskan tujuan dan
hasil yang ingin dicapai dari
pelajaran pertempuran-
pertempuran mempertahankan
kemerdekaan
Guru memberikan motivasi
kepada siswa agar siswa
bersemangat untuk belajar.
Siswa bercerita mengenai
pengalaman yang dialami oleh
mereka pada pagi ini.
Siswa mendengarkan
penjelasan guru tentang tujuan
dan hasil yang ingin dicapai dari
pelajaran pertempuran-
pertempuran mempertahankan
kemerdekaan
Siswa memperhatikan dengan
baik motivasi yang diberikan
guru.
percaya diri
aktif
menghargai
orang lain
disiplin
menghargai
orang lain
cermat
menghargai
orang lain
disiplin
2. Kegiatan Inti (waktu 50 menit)
2.1 Eksplorasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Guru menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran kepada
siswa.
Guru bertanya kepada siswa
mengenai Usaha Perdamaian dan
Agresi Militer Belanda yang
diketahui siswa.
Guru menjelaskan mengenai
Usaha Perdamaian dan Agresi
Militer Belanda.
Siswa mendengarkan penjelasan
guru mengenai langkah-langkah
pembelajaran.
Siswa menjawab pertanyaan guru
mengenai Usaha Perdamaian dan
Agresi Militer Belanda yang
mereka ketahui.
Siswa memperhatikan penjelasan
guru mengenai Usaha Perdamaian
dan Agresi Militer Belanda .
Cermat
Menghargai
orang lain
Teliti
Menghargai
orang lain
Tekun
173
2.2 Elaborasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Guru mengarahkan siswa untuk
bertanya mengenai materi
pelajaran yang belum mereka
fahami.
Siswa bertanya mengenai
materi pelajaran yang belum
mereka fahami.
Ketekunan
Bekerja
keras
2.3 Konfirmasi (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Guru menjelaskan jawaban atas
pertanyaan siswa mengenai materi
pelajaran yang belum difahami
siswa.
Siswa memperhatikan
penjelasan guru mengenai
jawaban atas ppertanyaan
mengenai materi pelajaran yang
belum mereka fahami.
Kejasama
Ketelitian
Keberanian
3. Penutup (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Guru bersama-sama siswa
menyimpulkan pelajaran hari ini.
Guru menyampaikan agar dapat
mengambil nilai-nilai positif yang
terdapat di dalam pelajaran hari
ini dan menjauhi nilai yang
negatifnya
Guru memberikan penugasan
kepada siswa
Siswa menyimpulkan
pelajaran hari ini bersama
guru.
Siswa mendengarkan
penyampaian guru
Siswa memperhatikan
penugasan yang di berikan
guru
keberanian
menghargai
orang lain
keaktifan
menghargai
orang lain
disiplin
menghargai
orang lain
174
Guru menyampaikan informasi
mengenai materi pelajaran yang
akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya.
Guru bersama-sama siswa
menutup pelajaran hari ini dengan
doa bersama
Siswa memperhatikan
informasi mengenai materi
pelajaran yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya
yang dijelaskan guru.
Siswa berdoa bersama
menghargai
orang lain
religius
menghargai
orang lain
H. Sumber Belajar : Buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI
kelas 5
I. Penilaian :
No Indikator Teknik Bentuk Instrumen Jawa
ban
Skor
1 Menjelaskan
berbagai macam
perundingan
yang dilakukan
dalam usaha
perdamaian
antara Indonesia
dan Belanda.
Tes
tulis
Pilihan
Ganda
1. Perundingan Linggajati diselenggarakan di
kota ....
A. Jakarta
B. Bandung
C. Cirebon
D. Kuningan
C 1
2. Perundingan antara Indonesia dan belanda di
atas kapal milik Amerika Serikat adalah
perundingan ....
A. Renville
B. Roem-Royen
C. Linggarjati
D. KMB
A 1
3. Wilayah Republik Indonesia menjadi sangat
sempit setelah terjadi Perjanjian ....
A. Linggarjati
B. Renville
C. Roem-Royen
D. KMB
B 1
4. Untuk membantu penyelesaian sengketa C 1
175
antara Indonesia dan Belanda, PBB membentuk
KTN yang terdiri atas ... .
E. Australia, Belgia, dan Swedia
F. Amerika Serikat, Swedia, dan Belgia
G. Austria, Belgia, dan Amerika Serikat
H. Australia, Swedia, dan Amerika Serikat
2 Menyebutkan
tokoh-tokoh
penting yang
berperan besar
dalam
perundingan
yang dilakukan
dalam usaha
perdamaian
antara Indonesia
dan Belanda.
5. Dalam perundingan Linggajati, wakil
Indonesia dipimpin oleh ... .
D. Sutan Syahrir
E. Sukarno
F. Mohammad Hatta
D. Amir Syarifudin
A 1
6. Tentara Belanda dalam Perundingan
Linggarjati dipimpin oleh ....
E. Mansergh
F. Sir Philip Cristison
G. A.W.S. Mallaby
H. H.J. Van Mook
D 1
7. Delegasi Indonesia dalam Perjanjian Renville
diketuai oleh ... .
E. Amir Syarifuddin
F. Paul van Zeeland
G. Mohammad Rum
H. R. Abdul Kadir Wijoyoatmojo
A 1
8. Delegasi Belanda dalam Perjanjian Renville
diketuai oleh ... .
E. Amir Syarifuddin
F. Paul van Zeeland
G. Mohammad Rum
H. R. Abdul Kadir Wijoyoatmojo
D 1
3 Menyebutkan
hasil dari
9. Dibawah ini adalah isi dari perjanjian
Linggajati, kecuali....
A 1
176
perundingan
yang dilakukan
dalam usaha
perdamaian
antara Indonesia
dan Belanda.
E. Belanda hanya mengakui kekuasaan
Republik Indonesia atas Jawa, Madura, dan
Sumatera.
F. Belanda hanya mengakui daerah Republik
Indonesia atas Jawa Tengah, Yogyakarta,
sebagian kecil Jawa Barat, dan Sumatera.
G. Republik Indonesia dan Belanda akan
bersama-sama membentuk Negara
Indonesia Serikat yang terdiri atas (Negara
Republik Indonesia, Negara Indonesia
Timur, dan Negara Kalimantan).
H. Negara Indonesia Serikat dan Belanda akan
merupakan suatu uni (kesatuan) yang
dinamakan Uni Indonesia-Belanda dan
diketuai oleh Ratu Belanda.
10. Salah satu isi dari perjanjian Renville adalah....
E. Belanda hanya mengakui kekuasaan
Republik Indonesia atas Jawa, Madura,
dan Sumatera.
F. Belanda hanya mengakui daerah Republik
Indonesia atas Jawa Tengah, Yogyakarta,
sebagian kecil Jawa Barat, dan Sumatera.
G. Republik Indonesia dan Belanda akan
bersama-sama membentuk Negara
Indonesia Serikat yang terdiri atas (Negara
Republik Indonesia, Negara Indonesia
Timur, dan Negara Kalimantan).
H. Negara Indonesia Serikat dan Belanda
akan merupakan suatu uni (kesatuan) yang
dinamakan Uni Indonesia-Belanda dan
diketuai oleh Ratu Belanda.
B 1
4 Menjelaskan
terjadinya
11. Pada Tanggal 21 Juli 1947, Belanda
menyerang secara serentak daerah-daerah
A 1
177
peristiwa Agresi
Militer Belanda
I dan II
Indonesia. Peristiwa itu dikenal sebagai . . . .
E. Agresi Militer Belanda I
F. Agresi Militer Belanda II
G. Agresi Militer Belanda III
H. Agresi Militer Belanda IV
12. Sebelum ditangkap, Presiden Sukarno
membentuk Pemerintah Darurat Republik
Indonesia dengan ibu kota … .
C. Bukitinggi C. Jakarta
D. Medan D. Yogyakarta
D 1
13. Dalam Agresi Militer Belanda II, Presiden
Sukarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta,
dan pemimpin-pemimpin lainnya ditangkap
dan diasingkan ke … .
C. Belanda C. Bangka
D. Digul D. Bengkulu
C 1
5 Menyebutkan
akibat dari
Agresi Militer
Belanda I dan II
14. Agresi Militer Belanda II mengakibatkan....
E. Belanda hanya mengakui kekuasaan
Republik Indonesia atas Jawa, Madura, dan
Sumatera.
F. Wilayah kekuasaan Republik Indonesia
semakin kecil
G. Tentara Republik Indonesia ditarik mundur
dari daerah-daerah yang telah diduduki
Belanda.
H. Serdadu Belanda segera ditarik mundur
dari Indonesia.
B 1
15. Agresi Militer Belanda II menimbulkan reaksi
dunia, terutama negara-negaradi Asia. Mereka
segera mengadakan Konferensi New Delhi
pada bulan Desember 1949. Mereka bersimpati
kepada perjuangan rakyat Indonesia, dan
mendesak agar....
A 1
178
J. Pemerintah RI segera dikembalikan ke
Yogyakarta
K. Serdadu Belanda segera tidak ditarik
mundur dari Indonesia.
L. Wilayah kekuasaan Republik Indonesia
dikembalikan menjadi Jawa, Madura, dan
Sumatera.
M. Tentara Republik Indonesia di tempatkan
kembali di daerah-daerah yang telah
diduduki Belanda.
Penilaian:
Jakarta, 2015
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran.
NIP NIP
179
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : 5/II
Pertemuan Ke : 3
Alokasi Waktu : 2 X 35 menit
A. Standar kompetensi : Menghargai perjuangan bangsa Indonesia dalam
meraih dan mempertahankaan kemerdekaan
B. Kompetensi Dasar : 2.3 Mendeskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi
kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan
kemerdekaan
C. Indikator Pencapaian
Kompetensi Pembelajaran : 2.4.1 Menyebutkan tempat dan tanggal dalam
berbagai perjanjian pada usaha diplomasi dalam upaya
pengakuan kedaulatan Indonesia.
2.4.2 Menyebutkan tokoh-tokoh penting yang berperan
dalam berbagai perjanjian pada usaha diplomasi dalam
upaya pengakuan kedaulatan Indonesia.
2.4.3 Menyebutkan isi berbagai perjanjian pada Usaha
diplomasi dalam upaya pengakuan kedaulatan
Indonesia.
2.4.4 Menjelaskan peristiwa pengakuan kedaulatan dari
pemerintah Belanda kepada pemerintah RIS
D. Tujuan Pembelajaran : 2.4.1 Dengan menggunakan metode ceramah dan
tanya jawab, siswa mampu menyebutkan tempat dan
tanggal dalam berbagai perjanjian pada usaha
diplomasi dalam upaya pengakuan kedaulatan
Indonesia dengan baik dan benar.
2.4.2 Dengan menggunakan metode ceramah dan tanya
jawab, siswa mampu menyebutkan tokoh-tokoh
penting yang berperan dalam berbagai perjanjian pada
usaha diplomasi dalam upaya pengakuan kedaulatan
Indonesia dengan baik dan benar.
180
2.4.3 Dengan menggunakan metode ceramah dan tanya
jawab, siswa mampu menyebutkan isi berbagai
perjanjian pada Usaha diplomasi dalam upaya
pengakuan kedaulatan Indonesia dengan baik dan
benar.
2.4.4 Dengan menggunakan metode ceramah dan tanya
jawab, siswa mampu Menjelaskan peristiwa pengakuan
kedaulatan dari pemerintah Belanda kepada pemerintah
RIS dengan baik dan benar.
E. Materi Pembelajaran : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
a. Materi pokok : Usaha Diplomasi dan Pengakuan Kedaulatan
b. Sub materi pokok : a. Perjanjian Rum-Royen
b. Konfrensi Meja Bundar (KMB)
c. Pengakuan Kedaulatan
c. Deskripsi sub materi pokok : (terlampir)
F. Metode/Model/Teknik Pembelajaran : ceramah dan tanya jawab
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pendahuluan (waktu 10 menit)
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai
Karakter
Kegiatan awal
Guru mengucapkan salam
Guru mengkondisikan siswa
untuk belajar
Guru mempersiapkan murid
untuk berdoa sebelum belajar
Guru mengabsen siswa
Apersepsi
Guru menanyakan pengalaman
yang dialami oleh siswa pada
pagi ini.
Siswa menjawab salam guru
Siswa mengkondisikan diri untuk
belajar
Satu orang siswa memimpin
untuk membaca do’a bersama
Siswa memperhatikan saat guru
mengabsen
Siswa bercerita mengenai
pengalaman yang dialami oleh
mereka pada pagi ini.
Menghargai
orang lain
disiplin
ketaqwaan
percaya diri
aktif
menghargai
orang lain
181
Tujuan
Guru menjelaskan tujuan dan
hasil yang ingin dicapai dari
pelajaran usaha diplomasi dan
pengakuan kedaulatan Indonesia.
Guru memberikan motivasi
kepada siswa agar siswa
bersemangat untuk belajar.
Siswa mendengarkan
penjelasan guru tentang tujuan
dan hasil yang ingin dicapai dari
pelajaran usaha diplomasi dan
pengakuan kedaulatan Indonesia.
Siswa mmperhatikan dengan baik
motivasi yang diberikan guru.
disiplin
menghargai
orang lain
cermat
menghargai
orang lain
disiplin
2. Kegiatan Inti (waktu 50 menit)
2.1 Eksplorasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Guru menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran kepada
siswa.
Guru bertanya kepada siswa
mengenai macam-macam usaha
diplomasi dan pengakuan
kedaulatan Indonesia yang
diketahui siswa.
Guru menjelaskan mengenai
macam-macam usaha diplomasi
dan pengakuan kedaulatan
Indonesia.
Siswa mendengarkan penjelasan
guru mengenai langkah-langkah
pembelajaran.
Siswa menjawab pertanyaan guru
mengenai macam-macam usaha
diplomasi dan pengakuan
kedaulatan Indonesia yang
mereka ketahui.
Siswa memperhatikan penjelasan
guru mengenai macam-macam
usaha diplomasi dan pengakuan
kedaulatan Indonesia.
Cermat
Menghargai
orang lain
Teliti
Menghargai
orang lain
Tekun
Tekun
Cermat
Teliti
2.2 Elaborasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
182
Guru mengarahkan siswa untuk
bertanya mengenai materi
pelajaran yang belum mereka
fahami.
Siswa bertanya mengenai
materi pelajaran yang belum
mereka fahami.
Ketekunan
Bekerja
keras
2.3 Konfirmasi (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Guru menjelaskan jawaban atas
pertanyaan siswa mengenai
materi pelajaran yang belum
difahami siswa.
Siswa memperhatikan
penjelasan guru mengenai
jawaban atas ppertanyaan
mengenai materi pelajaran yang
belum mereka fahami.
Kejasama
Ketelitian
Keberanian
3. Penutup (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Guru bersama-sama siswa
menyimpulkan pelajaran hari ini.
Guru menyampaikan agar dapat
mengambil nilai-nilai positif yang
terdapat di dalam pelajaran hari
ini dan menjauhi nilai yang
negatifnya
Guru memberikan penugasan
kepada siswa
Guru menyampaikan informasi
mengenai materi pelajaran yang
akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya.
Siswa menyimpulkan
pelajaran hari ini bersama
guru.
Siswa mendengarkan
penyampaian guru
Siswa memperhatikan
penugasan yang di berikan
guru
Siswa memperhatikan
informasi mengenai materi
pelajaran yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya
keberanian
menghargai
orang lain
keaktifan
menghargai
orang lain
disiplin
menghargai
orang lain
menghargai
orang lain
183
Guru bersama-sama siswa
menutup pelajaran hari ini dengan
doa bersama
yang dijelaskan guru.
Siswa berdoa bersama
religius
menghargai
orang lain
H. Sumber Belajar : Buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI
kelas 5
I.Penilaian :
No Indikator Teknik Bentuk Instrumen Jawa
ban
Skor
1 Menyebutkan
tempat dan
tanggal dalam
berbagai
perjanjian pada
usaha diplomasi
dalam upaya
pengakuan
kedaulatan
Indonesia.
Tes
Tertulis
Pilihan
Ganda
1. Konferensi Meja Bundar dilaksanakan di kota
....
A. Den Hag
B. Rotterdam
C. Jakarta
D. Amsterdam
A 1
2. Perjanjian Rum-Royen diselenggarakan pada
tanggal....
A. 23 Agustus - 2 November 1949
B. 7 Mei 1949
C. 27 Desember 1949
D. 4 Januari 1946
B 1
3. Konferensi Meja Bundar diadakan pada
tanggal....
A. 23 Agustus - 2 November 1949
B. 7 Mei 1949
C. 27 Desember 1949
D. 4 Januari 1946
A 1
4. Perjanjian Rum-Royen dilaksanakan di kota ....
A. Den Hag
B. Rotterdam
C. Jakarta
D. Amsterdam
C 1
2 Menyebutkan 5. Pemimpin delegasi Indonesia dalam D 1
184
tokoh-tokoh
penting yang
berperan dalam
berbagai
perjanjian pada
usaha diplomasi
dalam upaya
pengakuan
kedaulatan
Indonesia
Konferensi Meja Bundar, adalah ....
A. Sultan Hamid II
B. Sultan Hamengku Buwono IX
C. Sutan Syahrir
D. Mohammad Hatta
6. Pada perjanjian Rum-Royen delegasi Belanda
dipimpin oleh....
E. Van Mook
F. Mr. van Maarseveen.
G. Dr. Van Royen
H. Mr. Lovink
C 1
3 Menyebutkan isi
kesepakatan
berbagai
perjanjian pada
Usaha diplomasi
dalam upaya
pengakuan
kedaulatan
Indonesia.
7. Dibawah ini merupakan salah satu isi
kesepakatan pada perjanjian Rum-Royen
yaitu....
A. Pemerintah Republik Indonesia
dikembalikan ke Yogyakarta.
B. Wilayah Indonesia Terdiri atas Jawa,
Madura dan Sumatera.
C. Irian Barat akan diserahkan setahun
setelah pengakuan kedaulatan
D. RIS dan Belanda akan tergabung dalam
Uni Indonesia Belanda.
A 1
8. Dibawah ini merupakan salah satu isi
kesepakatan dari Konfrensi Meja Bundar
(KMB) yaitu....
A. Pemerintah Republik Indonesia
dikembalikan ke Yogyakarta.
B. Wilayah Indonesia Terdiri atas Jawa,
Madura dan Sumatera.
C. Irian Barat akan diserahkan setahun setelah
pengakuan kedaulatan
D. Belanda menghentikan gerakan-gerakan
militer dan membebaskan semua tahanan
C 1
185
politik.
4 Menjelaskan
peristiwa
pengakuan
kedaulatan dari
pemerintah
Belanda kepada
pemerintah RIS
9. Upacara pengakuan kedaulatan Indonesia oleh
Pemerintah Belanda dilakukan serentak di
Belanda dan di Indonesia pada tanggal ... .
A. 17 Agustus 1945
B. 27 Desember 1949
C. 18 Agustus 1945
D. 17 Desember 1949
B 1
10. Dalam upacara pengakuan kedaulatan yang
dilakukan di Yogyakarta, pihak Belanda dan
pihak Indonesia masing-masing diwakili oleh ....
A. Ratu Yuliana dan Drs. Moh. Hatta
B. Mr. Lovink dan Sri Sultan Hamengkubuwono
IX.
C. Sultan Hamid II dan Mr. van Maarseveen.
D. Mr. Moh. Rum dan Dr. van Royen
B 1
Penilaian:
Jakarta, 2015
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran.
NIP NIP
186
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : 5/II
Pertemuan Ke : 4
Alokasi Waktu : 2 X 35 menit
A. Standar kompetensi : Menghargai perjuangan bangsa Indonesia dalam
meraih dan mempertahankaan kemerdekaan
B. Kompetensi Dasar : 2.3 Mendeskripsikan peristiwa di sekitar proklamasi
kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan
C. Indikator Pencapaian
Kompetensi Pembelajaran : 2.4.1 Menyebutkan tokoh-tokoh perjuangan yang
berjuang dalam mempertahankan kemerdekaan.
2.4.2 Menyebutkan bentuk-bentuk perjuangan yang
dilakukan para tokoh dalam usaha perjuangan
mempertahankan kemerdekaan
2.4.3 Menyebutkan berbagai cara yang dapat dilakukan
oleh seorang pelajar dalam rangka menghargai jasa
tokoh-tokoh perjuangan dalam mempertahankan
kemerdekaan.
D. Tujuan Pembelajaran : 2.4.1 Dengan menggunakan metode ceramah dan
tanya jawab, siswa mampu menyebutkan tokoh-tokoh
perjuangan yang berjuang dalam mempertahankan
kemerdekaan dengan baik dan benar.
2.4.2 Dengan menggunakan metode ceramah dan tanya
jawab, siswa mampu menyebutkan bentuk-bentuk
perjuangan yang dilakukan para tokoh dalam usaha
perjuangan mempertahankan kemerdekaan dengan
baik dan benar.
2.4.3 Dengan menggunakan metode ceramah dan tanya
jawab, siswa mampu menyebutkan berbagai cara yang
dapat dilakukan oleh seorang pelajar dalam rangka
menghargai jasa tokoh-tokoh perjuangan dalam
187
mempertahankan kemerdekaan dengan baik dan benar.
E. Materi Pembelajaran : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
a. a. Materi pokok : Menghargai jasa tokoh-tokoh perjuangan dalam
mempertahankan kemerdekaan.
b. b. Sub materi pokok : a. Ir. Sukarno
b. Drs. Mohammad Hatta
c. Jenderal Sudirman
d. Bung Tomo
e. Sri Sultan Hamengku Buwono IX
c. Deskripsi sub materi pokok : (terlampir)
F. Metode/Model/Teknik Pembelajaran : ceramah dan tanya jawab
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pendahuluan (waktu 10 menit)
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai
Karakter
Kegiatan awal
Guru mengucapkan salam
Guru mengkondisikan siswa
untuk belajar
Guru mempersiapkan murid
untuk berdoa sebelum belajar
Guru mengabsen siswa
Apersepsi
Guru menunjukkan kepada siswa
dan menanyakan siswa nama-
nama tokoh perjuangan
mempertahankan kemerdekaan
yang ditunjukkan guru.
Tujuan
Guru menjelaskan tujuan dan
Siswa menjawab salam guru
Siswa mengkondisikan diri untuk
belajar
Satu orang siswa memimpin
untuk membaca do’a bersama
Siswa memperhatikan saat guru
mengabsen
Siswa menjawab pertanyaan
mengenai nama-nama tokoh
perjuangan mempertahankan
kemerdekaan yang ditunjukkan
guru.
Siswa mendengarkan
Menghargai
orang lain
disiplin
ketaqwaan
percaya diri
aktif
menghargai
orang lain
188
hasil yang ingin dicapai dari
pelajaran Menghargai jasa
tokoh-tokoh perjuangan dalam
mempertahankan kemerdekaan.
Guru memberikan motivasi
kepada siswa agar siswa
bersemangat untuk belajar.
penjelasan guru tentang tujuan
dan hasil yang ingin dicapai dari
pelajaran Menghargai jasa tokoh-
tokoh perjuangan dalam
mempertahankan kemerdekaan.
Siswa memperhatikan dengan
baik motivasi yang diberikan
guru.
disiplin
menghargai
orang lain
cermat
menghargai
orang lain
disiplin
2. Kegiatan Inti (waktu 50 menit)
2.1 Eksplorasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Guru menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran kepada
siswa.
Guru bertanya kepada siswa
mengenai tokoh-tokoh perjuangan
dalam mempertahankan
kemerdekaan yang diketahui
siswa.
Guru menjelaskan mengenai
menghargai jasa tokoh-tokoh
perjuangan dalam
mempertahankan kemerdekaan.
Siswa mendengarkan penjelasan
guru mengenai langkah-langkah
pembelajaran.
Siswa menjawab pertanyaan guru
mengenai tokoh-tokoh perjuangan
dalam mempertahankan
kemerdekaan yang mereka
ketahui.
Siswa memperhatikan penjelasan
guru mengenai menghargai jasa
tokoh-tokoh perjuangan dalam
mempertahankan kemerdekaan.
Cermat
Menghargai
orang lain
Teliti
Menghargai
orang lain
Tekun
Tekun
Cermat
Teliti
2.2 Elaborasi (waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
189
Guru mengarahkan siswa untuk
bertanya mengenai materi
pelajaran yang belum mereka
fahami.
Siswa bertanya mengenai
materi pelajaran yang belum
mereka fahami.
Ketekunan
Bekerja
keras
2.3 Konfirmasi (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Guru menjelaskan jawaban atas
pertanyaan siswa mengenai materi
pelajaran yang belum difahami
siswa.
Siswa memperhatikan
penjelasan guru mengenai
jawaban atas ppertanyaan
mengenai materi pelajaran yang
belum mereka fahami.
Kejasama
Ketelitian
Keberanian
3. Penutup (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Guru bersama-sama siswa
menyimpulkan pelajaran hari ini.
Guru menyampaikan agar dapat
mengambil nilai-nilai positif yang
terdapat di dalam pelajaran hari
ini dan menjauhi nilai yang
negatifnya
Guru memberikan penugasan
kepada siswa
Guru menyampaikan informasi
mengenai materi pelajaran yang
akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya.
Siswa menyimpulkan bersama
pelajaran hari ini guru.
Siswa mendengarkan
penyampaian guru
Siswa memperhatikan
penugasan yang di berikan
guru
Siswa memperhatikan
informasi mengenai materi
pelajaran yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya
keberanian
menghargai
orang lain
keaktifan
menghargai
orang lain
disiplin
menghargai
orang lain
menghargai
orang lain
190
Guru bersama-sama siswa
menutup pelajaran hari ini dengan
doa bersama
yang dijelaskan guru.
Siswa berdoa bersama
religius
menghargai
orang lain
H. Sumber Belajar : Buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas 5
I. Penilaian :
No Indikator Teknik Bentuk Instrumen Jawa
ban
Skor
1 Menyebutkan
tokoh-tokoh
perjuangan yang
berjuang dalam
mempertahanka
n kemerdekaan
Tes
Tulis
Pilihan
Ganda
1. Dibawah ini merupakan nama-nama tokoh-
tokoh perjuangan yang berjuang dalam
mempertahankan kemerdekaan, kecuali....
A. Ir. Soekarno
B. Bung Tomo
C. Amin Rais
D. Jenderal Sudirman
C 1
2. Pahlawan yang pernah menjadi panglima
TKR, Divisi V Banyumas, memimpin
Pertempuran Ambarawa dan berhasil mengusir
tentara Inggris adalah....
A. Bung Tomo
B. Jenderal Sudirman
C. Drs. Mohammad Hatta
D. Sri Sultan Hamengku Buwono IX
B 1
3. Pahlawan yang pernah memimpin delegasi
Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar
(KMB) di Den Haag, Belanda adalah....
A. Bung Tomo
B. Jenderal Sudirman
C. Drs. Mohammad Hatta
D. Sri Sultan Hamengku Buwono IX
C 1
4. Tokoh proklamator kemerdekaan Republik
Indonesia adalah....
C 1
191
A. Ir. Soekarno dan Muhammad Yamin
B. Ir. Soekarno dan Sutan Syahrir
C. Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta
D. Drs. Mohammad Hatta dan Jenderal
Sudirman
5. Tokoh perjuangan yang menjadi presiden
pertama Republik Indonesia adalah....
A. Muhammad Yamin\
B. Ir. Soekarno
C. Drs. Mohammad Hatta
D. Jenderal Sudirman
B 1
2 Menyebutkan
bentuk-bentuk
perjuangan yang
dilakukan para
tokoh dalam
usaha
perjuangan
mempertahanka
n kemerdekaan
6. Salah satu bentuk perjuangan Sri Sultan
Hamengku Buwono IX dalam perjuangan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia
adalah....
A. Menjadi anggota delegasi Indonesia dalam
Perundingan Rum-Royen yang dilakukan
di Jakarta pada tanggal 2 Mei 1949
B. Mengobarkan semangat rakyat Surabaya
dalam perang melawan pasukan Sekutu
pada tanggal 10 November 1945
C. Sebagai Panglima TKR, Divisi V
Banyumas.
D. Sebagai Proklamator Kemerdekaan
Republik Indonesia
A 1
7. Salah satu bentuk perjuangan dari Sutomo atau
Bung Tomo adalah....
A. Menjadi anggota delegasi Indonesia dalam
Perundingan Rum-Royen yang dilakukan
di Jakarta pada tanggal 2 Mei 1949
B. Mengobarkan semangat rakyat Surabaya
dalam perang melawan pasukan Sekutu
pada tanggal 10 November 1945
B 1
192
C. Sebagai Panglima TKR, Divisi V
Banyumas.
D. Sebagai Proklamator Kemerdekaan
Republik Indonesia
8. Salah satu bentuk perjuangan dari Jenderal
Sudirman adalah....
A. Menjadi anggota delegasi Indonesia dalam
Perundingan Rum-Royen yang dilakukan
di Jakarta pada tanggal 2 Mei 1949
B. Mengobarkan semangat rakyat Surabaya
dalam perang melawan pasukan Sekutu
pada tanggal 10 November 1945
C. Sebagai Panglima TKR, Divisi V
Banyumas.
D. Sebagai Proklamator Kemerdekaan
Republik Indonesia
C 1
3 Menyebutkan
berbagai cara
yang dapat
dilakukan oleh
seorang pelajar
dalam rangka
menghargai jasa
tokoh-tokoh
perjuangan
dalam
mempertahanka
n kemerdekaan.
9. Seorang pelajar berjuang meniru sifat seorang
pahlawan dengan cara ....
A. membersihkan kelas
B. belajar dengan giat
C. memberantas kebodohan
D. bekerja dengan malas
B 1
10. Musuh bangsa Indonesia pada saat ini adalah
....
A. kebodohan dan kemiskinan
B. para penjajah
C. negara lain
D. Pemberontak
A 1
Penilaian:
193
Jakarta, 2015
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran.
NIP NIP
194
Lampiran 3
Lembar Observasi siswa
Hari/tanggal :
Nama Sekolah : MI. Jam’iyyatul Khair
Kelas : V-A
Pertemuan ke : 1
Berilah tanda cek list (√) pada salah satu kolom keterangan SB (4), B (3), C (3), K (1) yang
tersedia !
No. Kegiatan Guru Nilai Karakter Keterangan
SB B C K
Pendahuluan
Kegiatan awal √
1 Siswa menjawab salam guru Mampu menghormati
orang lain
√
2 Siswa mengkondisikan diri sebelum belajar Disiplin √
3 Siswa berdoa sebelum belajar Disiplin √
4 Siswa memperhatikan guru saat guru sedang
mengabsen.
Mampu menghormati
orang lain
√
Apersepsi
5 siswa bersama-sama guru menyanyikan lagu
nasional bersama guru.
Senang dan bangga
menjadi warga negara
Indonesia
√
6 Siswa berkumpul dalam kelompok yang telah
dibagikan guru untuk memperhatikan materi
yang akan diberikan guru dan mendiskusikan
bahan tulisan yang diberikan guru.
Mampu menjalin
persatuan dan kesatuan
antar sesama
√
Tujuan
7 Siswa memperhatikan pada saat menjelaskan
tujuan dan hasil yang ingin dicapai dari
pelajaran hari ini.
Mampu menghormati
orang lain
√
8 Siswa memperhatikan pada saat guru
memberikan motivasi kepada siswa.
Mampu menghormati
orang lain
√
Inti
Eksplorasi
9 Siswa memperhatikan pada saat guru
menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
kepada siswa.
Giat belajar √
10 Siswa memperhatikan pada saat guru
memberikan pertanyaan pendahuluan kepada
siswa mengenai materi pelajaran yang akan
dipelajari hari ini.
Giat belajar √
11 Siswa memperhatikan pada saat guru
menjelaskan secara singkat materi pelajaran
hari ini.
Giat belajar √
12 Siswa memperhatikan pada saat guru Giat belajar √
195
memberikan bahan tulisan kepada masing-
masing kelompok.
Elaborasi
13. Siswa secara berkelompok mendiskusikan
/secara individu melakukan penilaian dan
alasan mereka terhadap bahan tulisan yang
diberikan guru.
Rela berkorban,
pantang menyerah,
tidak memaksakan
kehendak kepada orang
lain, suka bekerja keras.
a. Membantu menjelaskan kepada temannya
yang kurang memahami bahan tulisan yang
diberikan guru
Rela berkorban √
b. Berusaha memahami pernyataan yang
terdapat didalam bahan tulisan yang
diberikan guru dan menentukan pernyataan
yang terbaik menurut pendapat mereka.
Pantang menyerah √
c. Pada saat mendiskusikan bahan tulisan
berusaha untuk menerima pendapat teman
yang berbeda-beda.
Tidak memaksakan
kehendak kepada orang
lain
√
d. Menyatukan pendapat teman yang
berbeda-beda untuk mencari kebulatan
pendapat yang menjadi kesepakatan
bersama.
Suka bekerja keras √
Konfirmasi
14 Siswa membacakan hasil penilaian dan alasan
mereka terhadap bahan tulisan yang telah
diberikan guru
Mampu menjalin
persatuan dan kesatuan
antar sesama
√
Jujur √
Penutup
15 Siswa bersama-sama guru menyimpulkan
hasil diskusi yang telah dipresentasikan siswa
di depan kelas.
Giat belajar √
16 Siswa menyimak pada saat guru
menyampaikan agar dapat mengambil nilai-
nilai positif yang terdapat didalam
pembelajaran dan menjauhi nilai yang
negatifnya
Giat belajar
√
Mampu menghormati
orang lain
√
17 Siswa memperhatikan pada saat guru
memberikan penugasan.
Mampu menghormati
orang lain
√
18 Siswa memperhatikan pada saat guru
menyampaikan informasi mengenai materi
pelajaran yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya.
Mampu menghormati
orang lain
√
19 Siswa bersama-sama guru menutup pelajaran
hari ini dengan doa bersama
Disiplin √
Jakarta, 2015
Pengamat
(observer)
196
Lembar Observasi siswa
Hari/tanggal :
Nama Sekolah : MI. Jam’iyyatul Khair
Kelas : V-A
Pertemuan ke : 2
Berilah tanda cek list (√) pada salah satu kolom keterangan SB (4), B (3), C (3), K (1) yang
tersedia !
No. Kegiatan Guru Nilai Karakter Keterangan
SB B C K
Pendahuluan
Kegiatan awal
1 Siswa menjawab salam guru Mampu menghormati
orang lain
√
2 Siswa mengkondisikan diri sebelum belajar Disiplin √
3 Siswa berdoa sebelum belajar Disiplin √
4 Siswa memperhatikan guru saat guru sedang
mengabsen.
Mampu menghormati
orang lain
√
Apersepsi
5 siswa bersama-sama guru menyanyikan lagu
nasional bersama guru.
Senang dan bangga
menjadi warga negara
Indonesia
√
6 Siswa berkumpul dalam kelompok yang telah
dibagikan guru untuk memperhatikan materi
yang akan diberikan guru dan mendiskusikan
bahan tulisan yang diberikan guru.
Mampu menjalin
persatuan dan kesatuan
antar sesama
√
Tujuan
7 Siswa memperhatikan pada saat menjelaskan
tujuan dan hasil yang ingin dicapai dari
pelajaran hari ini.
Mampu menghormati
orang lain
√
8 Siswa memperhatikan pada saat guru
memberikan motivasi kepada siswa.
Mampu menghormati
orang lain
√
Inti
Eksplorasi
9 Siswa memperhatikan pada saat guru
menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
kepada siswa.
Giat belajar √
10 Siswa memperhatikan pada saat guru
memberikan pertanyaan pendahuluan kepada
siswa mengenai materi pelajaran yang akan
dipelajari hari ini.
Giat belajar √
11 Siswa memperhatikan pada saat guru
menjelaskan secara singkat materi pelajaran
hari ini.
Giat belajar √
12 Siswa memperhatikan pada saat guru
memberikan bahan tulisan kepada masing-
Giat belajar √
197
masing kelompok.
Elaborasi
13. Siswa secara berkelompok mendiskusikan
/secara individu melakukan penilaian dan
alasan mereka terhadap bahan tulisan yang
diberikan guru.
Rela berkorban,
pantang menyerah,
tidak memaksakan
kehendak kepada orang
lain, suka bekerja keras.
a. Membantu menjelaskan kepada temannya
yang kurang memahami bahan tulisan
yang diberikan guru
Rela berkorban √
b. Berusaha memahami pernyataan yang
terdapat didalam bahan tulisan yang
diberikan guru dan menentukan
pernyataan yang terbaik menurut pendapat
mereka.
Pantang menyerah √
c. Pada saat mendiskusikan bahan tulisan
berusaha untuk menerima pendapat teman
yang berbeda-beda.
Tidak memaksakan
kehendak kepada orang
lain
√
d. Menyatukan pendapat teman yang
berbeda-beda untuk mencari kebulatan
pendapat yang menjadi kesepakatan
bersama.
Suka bekerja keras √
Konfirmasi
14 Siswa membacakan hasil penilaian dan alasan
mereka terhadap bahan tulisan yang telah
diberikan guru
Mampu menjalin
persatuan dan kesatuan
antar sesama
√
Jujur √
Penutup
15 Siswa bersama-sama guru menyimpulkan
hasil diskusi yang telah dipresentasikan siswa
di depan kelas.
Giat belajar √
16 Siswa menyimak pada saat guru
menyampaikan agar dapat mengambil nilai-
nilai positif yang terdapat didalam
pembelajaran dan menjauhi nilai yang
negatifnya
Giat belajar
√
Mampu menghormati
orang lain
√
17 Siswa memperhatikan pada saat guru
memberikan penugasan.
Mampu menghormati
orang lain
√
18 Siswa memperhatikan pada saat guru
menyampaikan informasi mengenai materi
pelajaran yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya.
Mampu menghormati
orang lain
√
19 Siswa bersama-sama guru menutup pelajaran
hari ini dengan doa bersama
Disiplin √
Jakarta, 2015
Pengamat
(observer)
198
Lembar Observasi siswa
Hari/tanggal :
Nama Sekolah : MI. Jam’iyyatul Khair
Kelas : V-A
Pertemuan ke : 3
Berilah tanda cek list (√) pada salah satu kolom keterangan SB (4), B (3), C (3), K (1) yang
tersedia !
No. Kegiatan Guru Nilai Karakter Keterangan
SB B C K
Pendahuluan
Kegiatan awal
1 Siswa menjawab salam guru Mampu menghormati
orang lain
√
2 Siswa mengkondisikan diri sebelum belajar Disiplin √
3 Siswa berdoa sebelum belajar Disiplin √
4 Siswa memperhatikan guru saat guru sedang
mengabsen.
Mampu menghormati
orang lain
√
Apersepsi
5 siswa bersama-sama guru menyanyikan lagu
nasional bersama guru.
Senang dan bangga
menjadi warga negara
Indonesia
√
6 Siswa berkumpul dalam kelompok yang telah
dibagikan guru untuk memperhatikan materi
yang akan diberikan guru dan mendiskusikan
bahan tulisan yang diberikan guru.
Mampu menjalin
persatuan dan kesatuan
antar sesama
√
Tujuan
7 Siswa memperhatikan pada saat menjelaskan
tujuan dan hasil yang ingin dicapai dari
pelajaran hari ini.
Mampu menghormati
orang lain
√
8 Siswa memperhatikan pada saat guru
memberikan motivasi kepada siswa.
Mampu menghormati
orang lain
√
Inti
Eksplorasi
9 Siswa memperhatikan pada saat guru
menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
kepada siswa.
Giat belajar √
10 Siswa memperhatikan pada saat guru
memberikan pertanyaan pendahuluan kepada
siswa mengenai materi pelajaran yang akan
dipelajari hari ini.
Giat belajar √
11 Siswa memperhatikan pada saat guru
menjelaskan secara singkat materi pelajaran
hari ini.
Giat belajar √
12 Siswa memperhatikan pada saat guru
memberikan bahan tulisan kepada masing-
Giat belajar √
199
masing kelompok.
Elaborasi
13. Siswa secara berkelompok mendiskusikan
/secara individu melakukan penilaian dan
alasan mereka terhadap bahan tulisan yang
diberikan guru.
Rela berkorban,
pantang menyerah,
tidak memaksakan
kehendak kepada orang
lain, suka bekerja keras.
a. Membantu menjelaskan kepada temannya
yang kurang memahami bahan tulisan
yang diberikan guru
Rela berkorban √
b. Berusaha memahami pernyataan yang
terdapat didalam bahan tulisan yang
diberikan guru dan menentukan
pernyataan yang terbaik menurut pendapat
mereka.
Pantang menyerah √
c. Pada saat mendiskusikan bahan tulisan
berusaha untuk menerima pendapat teman
yang berbeda-beda.
Tidak memaksakan
kehendak kepada orang
lain
√
d. Menyatukan pendapat teman yang
berbeda-beda untuk mencari kebulatan
pendapat yang menjadi kesepakatan
bersama.
Suka bekerja keras √
Konfirmasi
14 Siswa membacakan hasil penilaian dan alasan
mereka terhadap bahan tulisan yang telah
diberikan guru
Mampu menjalin
persatuan dan kesatuan
antar sesama
√
Jujur √
Penutup
15 Siswa bersama-sama guru menyimpulkan
hasil diskusi yang telah dipresentasikan siswa
di depan kelas.
Giat belajar √
16 Siswa menyimak pada saat guru
menyampaikan agar dapat mengambil nilai-
nilai positif yang terdapat didalam
pembelajaran dan menjauhi nilai yang
negatifnya
Giat belajar
√
Mampu menghormati
orang lain
√
17 Siswa memperhatikan pada saat guru
memberikan penugasan.
Mampu menghormati
orang lain
√
18 Siswa memperhatikan pada saat guru
menyampaikan informasi mengenai materi
pelajaran yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya.
Mampu menghormati
orang lain
√
19 Siswa bersama-sama guru menutup pelajaran
hari ini dengan doa bersama
Disiplin √
Jakarta, 2015
Pengamat
(observer)
200
Lembar Observasi siswa
Hari/tanggal :
Nama Sekolah : MI. Jam’iyyatul Khair
Kelas : V-A
Pertemuan ke : 4
Berilah tanda cek list (√) pada salah satu kolom keterangan SB (4), B (3), C (3), K (1) yang
tersedia !
No. Kegiatan Guru Nilai Karakter Keterangan
SB B C K
Pendahuluan
Kegiatan awal
1 Siswa menjawab salam guru Mampu menghormati
orang lain
√
2 Siswa mengkondisikan diri sebelum belajar Disiplin √
3 Siswa berdoa sebelum belajar Disiplin √
4 Siswa memperhatikan guru saat guru sedang
mengabsen.
Mampu menghormati
orang lain
√
Apersepsi
5 siswa bersama-sama guru menyanyikan lagu
nasional bersama guru.
Senang dan bangga
menjadi warga negara
Indonesia
√
6 Siswa berkumpul dalam kelompok yang telah
dibagikan guru untuk memperhatikan materi
yang akan diberikan guru dan mendiskusikan
bahan tulisan yang diberikan guru.
Mampu menjalin
persatuan dan kesatuan
antar sesama
√
Tujuan
7 Siswa memperhatikan pada saat menjelaskan
tujuan dan hasil yang ingin dicapai dari
pelajaran hari ini.
Mampu menghormati
orang lain
√
8 Siswa memperhatikan pada saat guru
memberikan motivasi kepada siswa.
Mampu menghormati
orang lain
√
Inti
Eksplorasi
9 Siswa memperhatikan pada saat guru
menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
kepada siswa.
Giat belajar √
10 Siswa memperhatikan pada saat guru
memberikan pertanyaan pendahuluan kepada
siswa mengenai materi pelajaran yang akan
dipelajari hari ini.
Giat belajar √
11 Siswa memperhatikan pada saat guru
menjelaskan secara singkat materi pelajaran
hari ini.
Giat belajar √
12 Siswa memperhatikan pada saat guru
memberikan bahan tulisan kepada masing-
Giat belajar √
201
masing kelompok.
Elaborasi
13. Siswa secara berkelompok mendiskusikan
/secara individu melakukan penilaian dan
alasan mereka terhadap bahan tulisan yang
diberikan guru.
Rela berkorban,
pantang menyerah,
tidak memaksakan
kehendak kepada orang
lain, suka bekerja keras.
a. Membantu menjelaskan kepada temannya
yang kurang memahami bahan tulisan
yang diberikan guru
Rela berkorban √
b. Berusaha memahami pernyataan yang
terdapat didalam bahan tulisan yang
diberikan guru dan menentukan
pernyataan yang terbaik menurut pendapat
mereka.
Pantang menyerah √
c. Pada saat mendiskusikan bahan tulisan
berusaha untuk menerima pendapat teman
yang berbeda-beda.
Tidak memaksakan
kehendak kepada orang
lain
√
d. Menyatukan pendapat teman yang
berbeda-beda untuk mencari kebulatan
pendapat yang menjadi kesepakatan
bersama.
Suka bekerja keras √
Konfirmasi
14 Siswa membacakan hasil penilaian dan alasan
mereka terhadap bahan tulisan yang telah
diberikan guru
Mampu menjalin
persatuan dan kesatuan
antar sesama
√
Jujur √
Penutup
15 Siswa bersama-sama guru menyimpulkan
hasil diskusi yang telah dipresentasikan siswa
di depan kelas.
Giat belajar √
16 Siswa menyimak pada saat guru
menyampaikan agar dapat mengambil nilai-
nilai positif yang terdapat didalam
pembelajaran dan menjauhi nilai yang
negatifnya
Giat belajar
√
Mampu menghormati
orang lain
√
17 Siswa memperhatikan pada saat guru
memberikan penugasan.
Mampu menghormati
orang lain
√
18 Siswa memperhatikan pada saat guru
menyampaikan informasi mengenai materi
pelajaran yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya.
Mampu menghormati
orang lain
√
19 Siswa bersama-sama guru menutup pelajaran
hari ini dengan doa bersama
Disiplin √
Jakarta, 2015
Pengamat
(observer)
202
Lampiran 4
Lembar Observasi siswa
Hari/tanggal :
Nama Sekolah : MI. Jam’iyyatul Khair
Kelas : V-B
Pertemuan ke : 1
Berilah tanda cek list (√) pada salah satu kolom keterangan SB (4), B (3), C (3), K (1) yang
tersedia !
No. Kegiatan Guru Nilai Karakter Keterangan
SB B C K
Pendahuluan
Kegiatan awal
1 Siswa menjawab salam guru Mampu menghormati
orang lain
√
2 Siswa mengkondisikan diri sebelum belajar Disiplin √
3 Siswa berdoa sebelum belajar Disiplin √
4 Siswa memperhatikan guru saat guru sedang
mengabsen.
Mampu menghormati
orang lain
√
Apersepsi
5 siswa bersama-sama guru menyanyikan lagu
nasional bersama guru.
Senang dan bangga
menjadi warga negara
Indonesia
√
6 Siswa berkumpul dalam kelompok yang telah
dibagikan guru untuk memperhatikan materi
yang akan diberikan guru dan mendiskusikan
bahan tulisan yang diberikan guru.
Mampu menjalin
persatuan dan kesatuan
antar sesama
√
Tujuan
7 Siswa memperhatikan pada saat menjelaskan
tujuan dan hasil yang ingin dicapai dari
pelajaran hari ini.
Mampu menghormati
orang lain
√
8 Siswa memperhatikan pada saat guru
memberikan motivasi kepada siswa.
Mampu menghormati
orang lain
√
Inti
Eksplorasi
9 Siswa memperhatikan pada saat guru
menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
kepada siswa.
Giat belajar √
10 Siswa memperhatikan pada saat guru
memberikan pertanyaan pendahuluan kepada
siswa mengenai materi pelajaran yang akan
dipelajari hari ini.
Giat belajar √
11 Siswa memperhatikan pada saat guru
menjelaskan secara singkat materi pelajaran
hari ini.
Giat belajar √
12 Siswa memperhatikan pada saat guru
memberikan bahan tulisan kepada masing-
masing kelompok.
Giat belajar √
Elaborasi
13. Siswa secara berkelompok mendiskusikan Rela berkorban,
203
/secara individu melakukan penilaian dan
alasan mereka terhadap bahan tulisan yang
diberikan guru.
pantang menyerah,
tidak memaksakan
kehendak kepada orang
lain, suka bekerja keras.
a. Membantu menjelaskan kepada temannya
yang kurang memahami bahan tulisan
yang diberikan guru
Rela berkorban √
b. Berusaha memahami pernyataan yang
terdapat didalam bahan tulisan yang
diberikan guru dan menentukan
pernyataan yang terbaik menurut pendapat
mereka.
Pantang menyerah √
c. Pada saat mendiskusikan bahan tulisan
berusaha untuk menerima pendapat teman
yang berbeda-beda.
Tidak memaksakan
kehendak kepada orang
lain
√
d. Menyatukan pendapat teman yang
berbeda-beda untuk mencari kebulatan
pendapat yang menjadi kesepakatan
bersama.
Suka bekerja keras √
Konfirmasi
14 Siswa membacakan hasil penilaian dan alasan
mereka terhadap bahan tulisan yang telah
diberikan guru
Mampu menjalin
persatuan dan kesatuan
antar sesama
√
Jujur √
Penutup
15 Siswa bersama-sama guru menyimpulkan
hasil diskusi yang telah dipresentasikan siswa
di depan kelas.
Giat belajar √
16 Siswa menyimak pada saat guru
menyampaikan agar dapat mengambil nilai-
nilai positif yang terdapat didalam
pembelajaran dan menjauhi nilai yang
negatifnya
Giat belajar
√
Mampu menghormati
orang lain
√
17 Siswa memperhatikan pada saat guru
memberikan penugasan.
Mampu menghormati
orang lain
√
18 Siswa memperhatikan pada saat guru
menyampaikan informasi mengenai materi
pelajaran yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya.
Mampu menghormati
orang lain
√
19 Siswa bersama-sama guru menutup pelajaran
hari ini dengan doa bersama
Disiplin √
Jakarta, 2015
Pengamat
(observer)
204
Lembar Observasi siswa
Hari/tanggal :
Nama Sekolah : MI. Jam’iyyatul Khair
Kelas : V-B
Pertemuan ke : 2
Berilah tanda cek list (√) pada salah satu kolom keterangan SB (4), B (3), C (3), K (1) yang
tersedia !
No. Kegiatan Guru Nilai Karakter Keterangan
SB B C K
Pendahuluan
Kegiatan awal
1 Siswa menjawab salam guru Mampu menghormati
orang lain
√
2 Siswa mengkondisikan diri sebelum belajar Disiplin √
3 Siswa berdoa sebelum belajar Disiplin √
4 Siswa memperhatikan guru saat guru sedang
mengabsen.
Mampu menghormati
orang lain
√
Apersepsi
5 siswa bersama-sama guru menyanyikan lagu
nasional bersama guru.
Senang dan bangga
menjadi warga negara
Indonesia
√
6 Siswa berkumpul dalam kelompok yang telah
dibagikan guru untuk memperhatikan materi
yang akan diberikan guru dan mendiskusikan
bahan tulisan yang diberikan guru.
Mampu menjalin
persatuan dan kesatuan
antar sesama
√
Tujuan
7 Siswa memperhatikan pada saat menjelaskan
tujuan dan hasil yang ingin dicapai dari
pelajaran hari ini.
Mampu menghormati
orang lain
√
8 Siswa memperhatikan pada saat guru
memberikan motivasi kepada siswa.
Mampu menghormati
orang lain
√
Inti
Eksplorasi
9 Siswa memperhatikan pada saat guru
menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
kepada siswa.
Giat belajar √
10 Siswa memperhatikan pada saat guru
memberikan pertanyaan pendahuluan kepada
siswa mengenai materi pelajaran yang akan
dipelajari hari ini.
Giat belajar √
11 Siswa memperhatikan pada saat guru
menjelaskan secara singkat materi pelajaran
hari ini.
Giat belajar √
12 Siswa memperhatikan pada saat guru
memberikan bahan tulisan kepada masing-
Giat belajar √
205
masing kelompok.
Elaborasi
13. Siswa secara berkelompok mendiskusikan
/secara individu melakukan penilaian dan
alasan mereka terhadap bahan tulisan yang
diberikan guru.
Rela berkorban,
pantang menyerah,
tidak memaksakan
kehendak kepada orang
lain, suka bekerja keras.
a. Membantu menjelaskan kepada temannya
yang kurang memahami bahan tulisan
yang diberikan guru
Rela berkorban √
b. Berusaha memahami pernyataan yang
terdapat didalam bahan tulisan yang
diberikan guru dan menentukan
pernyataan yang terbaik menurut pendapat
mereka.
Pantang menyerah √
c. Pada saat mendiskusikan bahan tulisan
berusaha untuk menerima pendapat teman
yang berbeda-beda.
Tidak memaksakan
kehendak kepada orang
lain
√
d. Menyatukan pendapat teman yang
berbeda-beda untuk mencari kebulatan
pendapat yang menjadi kesepakatan
bersama.
Suka bekerja keras √
Konfirmasi
14 Siswa membacakan hasil penilaian dan alasan
mereka terhadap bahan tulisan yang telah
diberikan guru
Mampu menjalin
persatuan dan kesatuan
antar sesama
√
Jujur √
Penutup
15 Siswa bersama-sama guru menyimpulkan
hasil diskusi yang telah dipresentasikan siswa
di depan kelas.
Giat belajar √
16 Siswa menyimak pada saat guru
menyampaikan agar dapat mengambil nilai-
nilai positif yang terdapat didalam
pembelajaran dan menjauhi nilai yang
negatifnya
Giat belajar
√
Mampu menghormati
orang lain
√
17 Siswa memperhatikan pada saat guru
memberikan penugasan.
Mampu menghormati
orang lain
√
18 Siswa memperhatikan pada saat guru
menyampaikan informasi mengenai materi
pelajaran yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya.
Mampu menghormati
orang lain
√
19 Siswa bersama-sama guru menutup pelajaran
hari ini dengan doa bersama
Disiplin √
Jakarta, 2015
Pengamat
(observer)
206
Lembar Observasi siswa
Hari/tanggal :
Nama Sekolah : MI. Jam’iyyatul Khair
Kelas : V-B
Pertemuan ke : 3
Berilah tanda cek list (√) pada salah satu kolom keterangan SB (4), B (3), C (3), K (1) yang
tersedia !
No. Kegiatan Guru Nilai Karakter Keterangan
SB B C K
Pendahuluan
Kegiatan awal
1 Siswa menjawab salam guru Mampu menghormati
orang lain
√
2 Siswa mengkondisikan diri sebelum belajar Disiplin √
3 Siswa berdoa sebelum belajar Disiplin √
4 Siswa memperhatikan guru saat guru sedang
mengabsen.
Mampu menghormati
orang lain
√
Apersepsi
5 siswa bersama-sama guru menyanyikan lagu
nasional bersama guru.
Senang dan bangga
menjadi warga negara
Indonesia
√
6 Siswa berkumpul dalam kelompok yang telah
dibagikan guru untuk memperhatikan materi
yang akan diberikan guru dan mendiskusikan
bahan tulisan yang diberikan guru.
Mampu menjalin
persatuan dan kesatuan
antar sesama
√
Tujuan
7 Siswa memperhatikan pada saat menjelaskan
tujuan dan hasil yang ingin dicapai dari
pelajaran hari ini.
Mampu menghormati
orang lain
√
8 Siswa memperhatikan pada saat guru
memberikan motivasi kepada siswa.
Mampu menghormati
orang lain
√
Inti
Eksplorasi
9 Siswa memperhatikan pada saat guru
menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
kepada siswa.
Giat belajar √
10 Siswa memperhatikan pada saat guru
memberikan pertanyaan pendahuluan kepada
siswa mengenai materi pelajaran yang akan
dipelajari hari ini.
Giat belajar √
11 Siswa memperhatikan pada saat guru
menjelaskan secara singkat materi pelajaran
hari ini.
Giat belajar √
12 Siswa memperhatikan pada saat guru
memberikan bahan tulisan kepada masing-
Giat belajar √
207
masing kelompok.
Elaborasi
13. Siswa secara berkelompok mendiskusikan
/secara individu melakukan penilaian dan
alasan mereka terhadap bahan tulisan yang
diberikan guru.
Rela berkorban,
pantang menyerah,
tidak memaksakan
kehendak kepada orang
lain, suka bekerja keras.
a. Membantu menjelaskan kepada temannya
yang kurang memahami bahan tulisan
yang diberikan guru
Rela berkorban √
b. Berusaha memahami pernyataan yang
terdapat didalam bahan tulisan yang
diberikan guru dan menentukan
pernyataan yang terbaik menurut pendapat
mereka.
Pantang menyerah √
c. Pada saat mendiskusikan bahan tulisan
berusaha untuk menerima pendapat teman
yang berbeda-beda.
Tidak memaksakan
kehendak kepada orang
lain
√
d. Menyatukan pendapat teman yang
berbeda-beda untuk mencari kebulatan
pendapat yang menjadi kesepakatan
bersama.
Suka bekerja keras √
Konfirmasi
14 Siswa membacakan hasil penilaian dan alasan
mereka terhadap bahan tulisan yang telah
diberikan guru
Mampu menjalin
persatuan dan kesatuan
antar sesama
√
Jujur √
Penutup
15 Siswa bersama-sama guru menyimpulkan
hasil diskusi yang telah dipresentasikan siswa
di depan kelas.
Giat belajar √
16 Siswa menyimak pada saat guru
menyampaikan agar dapat mengambil nilai-
nilai positif yang terdapat didalam
pembelajaran dan menjauhi nilai yang
negatifnya
Giat belajar
√
Mampu menghormati
orang lain
√
17 Siswa memperhatikan pada saat guru
memberikan penugasan.
Mampu menghormati
orang lain
√
18 Siswa memperhatikan pada saat guru
menyampaikan informasi mengenai materi
pelajaran yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya.
Mampu menghormati
orang lain
√
19 Siswa bersama-sama guru menutup pelajaran
hari ini dengan doa bersama
Disiplin √
Jakarta, 2015
Pengamat
(observer)
208
Lembar Observasi siswa
Hari/tanggal :
Nama Sekolah : MI. Jam’iyyatul Khair
Kelas : V-B
Pertemuan ke : 4
Berilah tanda cek list (√) pada salah satu kolom keterangan SB (4), B (3), C (3), K (1) yang
tersedia !
No. Kegiatan Guru Nilai Karakter Keterangan
SB B C K
Pendahuluan
Kegiatan awal
1 Siswa menjawab salam guru Mampu menghormati
orang lain
√
2 Siswa mengkondisikan diri sebelum belajar Disiplin √
3 Siswa berdoa sebelum belajar Disiplin √
4 Siswa memperhatikan guru saat guru sedang
mengabsen.
Mampu menghormati
orang lain
√
Apersepsi
5 siswa bersama-sama guru menyanyikan lagu
nasional bersama guru.
Senang dan bangga
menjadi warga negara
Indonesia
√
6 Siswa berkumpul dalam kelompok yang telah
dibagikan guru untuk memperhatikan materi
yang akan diberikan guru dan mendiskusikan
bahan tulisan yang diberikan guru.
Mampu menjalin
persatuan dan kesatuan
antar sesama
√
Tujuan
7 Siswa memperhatikan pada saat menjelaskan
tujuan dan hasil yang ingin dicapai dari
pelajaran hari ini.
Mampu menghormati
orang lain
√
8 Siswa memperhatikan pada saat guru
memberikan motivasi kepada siswa.
Mampu menghormati
orang lain
√
Inti
Eksplorasi
9 Siswa memperhatikan pada saat guru
menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
kepada siswa.
Giat belajar √
10 Siswa memperhatikan pada saat guru
memberikan pertanyaan pendahuluan kepada
siswa mengenai materi pelajaran yang akan
dipelajari hari ini.
Giat belajar √
11 Siswa memperhatikan pada saat guru
menjelaskan secara singkat materi pelajaran
hari ini.
Giat belajar √
12 Siswa memperhatikan pada saat guru
memberikan bahan tulisan kepada masing-
Giat belajar √
209
masing kelompok.
Elaborasi
13. Siswa secara berkelompok mendiskusikan
/secara individu melakukan penilaian dan
alasan mereka terhadap bahan tulisan yang
diberikan guru.
Rela berkorban,
pantang menyerah,
tidak memaksakan
kehendak kepada orang
lain, suka bekerja keras.
a. Membantu menjelaskan kepada temannya
yang kurang memahami bahan tulisan
yang diberikan guru
Rela berkorban √
b. Berusaha memahami pernyataan yang
terdapat didalam bahan tulisan yang
diberikan guru dan menentukan
pernyataan yang terbaik menurut pendapat
mereka.
Pantang menyerah √
c. Pada saat mendiskusikan bahan tulisan
berusaha untuk menerima pendapat teman
yang berbeda-beda.
Tidak memaksakan
kehendak kepada orang
lain
√
d. Menyatukan pendapat teman yang
berbeda-beda untuk mencari kebulatan
pendapat yang menjadi kesepakatan
bersama.
Suka bekerja keras √
Konfirmasi
14 Siswa membacakan hasil penilaian dan alasan
mereka terhadap bahan tulisan yang telah
diberikan guru
Mampu menjalin
persatuan dan kesatuan
antar sesama
√
Jujur √
Penutup
15 Siswa bersama-sama guru menyimpulkan
hasil diskusi yang telah dipresentasikan siswa
di depan kelas.
Giat belajar √
16 Siswa menyimak pada saat guru
menyampaikan agar dapat mengambil nilai-
nilai positif yang terdapat didalam
pembelajaran dan menjauhi nilai yang
negatifnya
Giat belajar
√
Mampu menghormati
orang lain
√
17 Siswa memperhatikan pada saat guru
memberikan penugasan.
Mampu menghormati
orang lain
√
18 Siswa memperhatikan pada saat guru
menyampaikan informasi mengenai materi
pelajaran yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya.
Mampu menghormati
orang lain
√
19 Siswa bersama-sama guru menutup pelajaran
hari ini dengan doa bersama
Disiplin √
Jakarta, 2015
Pengamat
(observer)
210
Lampiran 5
Kisi-Kisi Angket Sebelum Uji Validitas
Variabel Sub Variabel Indikator
Nomor
angket
Sikap
nasionalisme
Mampu
menghormati
orang lain
Menjawab salam guru pada pendahuluan
pembelajaran
Menghormati guru pada saat guru sedang
mengabsen
Memperhatikan pada saat guru menjelaskan
tujuan dan hasil yang ingin dicapai dari
pelajaran hari ini
Memperhatikan pada saat guru memberikan
motivasi kepada siswa
Mematuhi tugas pembelajaran yang diberikan
Memperhatikan pada saat guru menyampaikan
informasi mengenai materi pelajaran yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya
1,4,7,
8,22,23
Disiplin Selalu tertib dalam belajar
Selalu berdoa sebelum belajar
Berusaha tertib berdoa bersama guru pada saat
menutup pelajaran.
2,3
Senang dan
bangga
menjadi warga
negara
Indonesia
Bangga dan senang menyanyikan lagu nasional
bersama guru pada saat pembelajaran
5
Mampu
menjalin
persatuan dan
kesatuan antar
sesama
Selalu menjalin kerjasama dalam kelompok
belajar dikelas.
Selalu menjalin kerjasama dalam mengerjakan
bahan ajar
6,17
Giat belajar Bersungguh-sungguh memperhatikan pada saat
guru menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran
Bersungguh-sungguh memperhatikan pada saat
guru memberikan pertanyaan pendahuluan
mengenai materi Perjuangan Mempertahankan
Kemerdekaan yang akan dipelajari hari ini.
Semangat memperhatikan pada saat guru
menjelaskan secara singkat materi Perjuangan
Mempertahankan Kemerdekaan
Bersungguh-sungguh memperhatikan pada saat
guru memberikan bahan tulisan kepada
masing-masing kelompok, giat
Menyimpulkan hasil diskusi yang telah
dipresentasikan di depan kelas
Bersungguh-sungguh menyimak penjelasan
nilai-nilai positif yang terdapat didalam
9,10,11
,
12,19,2
0
211
pembelajaran dan nilai negatifnya
Rela
berkorban
Rela membantu menjelaskan kepada teman
yang kurang memahami bahan ajar yang
diberikan guru
13
Pantang
menyerah
Giat mempelajari bahan ajar yang diberikan
guru
14
Tidak
memaksakan
kehendak
kepada orang
lain
Menerima pendapat teman meskipun berbeda
pendapat saat berdiskusi bahan ajar yang
diberikan guru
15
Suka bekerja
keras
Bekerja keras berdiskusi dalam mempelajari
bahan ajar
16
Jujur Bersikap jujur dalam membacakan penilaian
dan alasan kelompok saya terhadap bahan ajar
yang telah diberikan guru.
18
212
Kisi-Kisi Angket Setelah Uji Validitas
Variabel Sub Variabel Indikator
Nomor
angket
Sikap
nasionalisme
Mampu
menghormati
orang lain
Menjawab salam guru pada pendahuluan
pembelajaran
Menghormati guru pada saat guru sedang
mengabsen
Memperhatikan pada saat guru memberikan
motivasi kepada siswa
Mematuhi tugas pembelajaran yang diberikan
Memperhatikan pada saat guru menyampaikan
informasi mengenai materi pelajaran yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya
1,4,8,2
2,23
Disiplin Selalu tertib dalam belajar
Selalu berdoa sebelum belajar
Berusaha tertib berdoa bersama guru pada saat
menutup pelajaran.
2,3
Senang dan
bangga
menjadi warga
negara
Indonesia
Bangga dan senang menyanyikan lagu nasional
bersama guru pada saat pembelajaran
5
Mampu
menjalin
persatuan dan
kesatuan antar
sesama
Selalu menjalin kerjasama dalam kelompok
belajar dikelas.
Selalu menjalin kerjasama dalam mengerjakan
bahan ajar
6,17
Giat belajar Bersungguh-sungguh memperhatikan pada saat
guru menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran
Bersungguh-sungguh memperhatikan pada saat
guru memberikan pertanyaan pendahuluan
mengenai materi Perjuangan Mempertahankan
Kemerdekaan yang akan dipelajari hari ini.
Bersungguh-sungguh memperhatikan pada saat
guru memberikan bahan tulisan kepada
masing-masing kelompok, giat
Menyimpulkan hasil diskusi yang telah
dipresentasikan di depan kelas
Bersungguh-sungguh menyimak penjelasan
nilai-nilai positif yang terdapat didalam
pembelajaran dan nilai negatifnya
9,10,12
,19,20
Rela
berkorban
Rela membantu menjelaskan kepada teman
yang kurang memahami bahan ajar yang
diberikan guru
13
Pantang
menyerah
Giat mempelajari bahan ajar yang diberikan
guru
14
Tidak
memaksakan
Menerima pendapat teman meskipun berbeda
pendapat saat berdiskusi bahan ajar yang
15
213
kehendak
kepada orang
lain
diberikan guru
Suka bekerja
keras
Bekerja keras berdiskusi dalam mempelajari
bahan ajar
16
Jujur Bersikap jujur dalam membacakan penilaian
dan alasan kelompok saya terhadap bahan ajar
yang telah diberikan guru.
18
214
Lampiran 6
ANGKET SIKAP NASIONALISME SISWA
Nama :
Kelas :
Petunjuk
1. Pertimbangkan baik-baik setiap pernyataan
2. Ceklis jawabanmu sesuai dengan pernyataan dibawah ini berdasarkan pengalaman
sebenarnya dalam pembelajaran.
Keterangan pilihan jawaban:
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
NO Pernyataan STS TS S SS
1 Saya menjawab salam pembuka pada pendahuluan pembelajaran
2 Saya selalu tertib dalam belajar
3 Saya selalu berdoa sebelum belajar
4 Saya menghormati guru pada saat guru sedang mengabsen.
5 Saya bangga dan senang menyanyikan lagu nasional bersama guru
pada saat pembelajaran.
6 Saya selalu menjalin kerjasama dalam kelompok belajar dikelas.
7 Saya memperhatikan pada saat guru memberikan motivasi
8 Saya bersungguh-sungguh memperhatikan pada saat guru
menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
9 Saya bersungguh-sungguh memperhatikan pada saat guru
memberikan pertanyaan pendahuluan mengenai materi Perjuangan
Mempertahankan Kemerdekaan yang akan dipelajari hari ini.
10 Saya bersungguh-sungguh memperhatikan pada saat guru
memberikan bahan tulisan kepada masing-masing kelompok.
11 Saya rela membantu menjelaskan kepada teman saya yang kurang
memahami bahan ajar yang diberikan guru
12 Saya giat mempelajari bahan ajar yang diberikan guru.
13 Saya menerima pendapat teman meskipun berbeda pendapat saat
berdiskusi bahan ajar yang diberikan guru.
14 Saya bekerja keras berdiskusi dalam mempelajari bahan ajar
215
15 Saya selalu menjalin kerjasama dalam mengerjakan bahan ajar.
16 Saya bersikap jujur dalam membacakan penilaian dan alasan
kelompok saya terhadap bahan ajar yang telah diberikan guru
17 Saya giat menyimpulkan hasil diskusi yang telah dipresentasikan di
depan kelas
18 Saya bersungguh-sungguh menyimak penjelasan nilai-nilai positif
yang terdapat didalam pembelajaran dan nilai negatifnya.
19 Saya mematuhi tugas pembelajaran yang diberikan
20 Saya patuh pada saat guru menyampaikan informasi mengenai materi
pelajaran yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya
21 Saya berusaha tertib berdoa bersama guru pada saat menutup
pelajaran.
216
Lampiran 7
LEMBAR PANDUAN OBSERVASI
Nama sekolah : M.I Jam’iyyatul Khair
Kelas : V
Hari/ Tanggal : Kamis, 19 Maret 2015
Waktu : 10.30-12.00 WIB
No. Aspek yang diamati Deskripsi
1
Belajar dengan giat di kelas Pada awalnya siswa belajar dengan
giat dikelas, namun lama kelamaan
siswa mulai terlihat mengantuk,
mengobrol, bercanda, dsb.
2
Memperhatikan dengan sungguh-sungguh saat guru
sedang menjelaskan
Siswa kurang memperhatikan dengan
sungguh-sungguh penjelasan guru,
seperti ada yang bercanda,
mengobrol dengan temannya dsb.
3 Mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu Siswa mengerjakan tugas yang
diberikan guru tepat waktu.
4
Menolong temannya yang merasa kesulitan
memahami materi saat belajar
Hanya beberapa orang siswa saja
yang mau menolong temannya yang
merasa kesulitan dalam memahami
materi saat belajar.
5
Bersedia meminjamkan alat tulisnya kepada temannya
yang lain
Hanya beberapa orang siswa saja
yang bersedia meminjamkan alat
tulisnya kepada temannya.
6 Bersedia berbagi buku teks pelajaran dengan
temannya
Siswa bersedia berbagi buku teks
pelajaran dengan temannya.
7 Bangga memakai produk dalam negeri Siswa terkadang bangga juga
memakai produk buatan luar negeri.
8
Menghormati temannya di sekolah Sebagian siswa kurang menghormati
temannya disekolah, misalnya siswa
mengejek temannya yang kurang
lancar ketika membaca uraian materi
217
yang diperintahkan guru.
9 Menghormati pendapat yang dikemukakan oleh
temannya
Siswa menghormati pendapat yang
dikemukakan oleh temannya.
10 Mengucapkan salam saat bertemu dengan bapak/ibu
guru
Semua siswa mengucapkan salam
ketika bertemu Bapak/Ibu guru.
11 Mentaati nasihat yang diberikan Bapak/Ibu guru Siswa mentaati nasihat yang
diberikan Bapak/Ibu guru.
12
Menjenguk teman mereka yang sakit Sebagian siswa ada yang mau dan
ada juga yang tidak mau menjenguk
teman mereka yang sakit.
13 Senang berbahasa Indonesia Siswa senang berbahasa Indonesia.
14
Khidmat saat mengikuti upacara bendera Sebagian siswa ada yang khidmat
mengikuti upacara bendera dan
sebagian lainnya tidak.
15
Mengetahui berbagai macam lagu nasional dan nama-
nama pahlawan
Seluruh siswa mengetahui macam-
macam lagu nasional dan nama-
nama pahlawan.
Kesimpulan hasil observasi:
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di MI. Jam’iyyatul Khair,
kesimpulannya adalah sikap nasionalisme siswa di MI. Jam’iyyatul Khair masih rendah, hal
ini dapat dilihat pada beberapa aspek pengamatan, misalnya siswakurang giat dalam belajar,
siswa kurang menghormati temannya dsb.
Jakarta, 19 Maret 2015
Mengetahui,
Observer Kepala Sekolah
217
Hasil Uji Prasyarat dan Uji Hipotesis Penelitian
1. Mean, Median, Modus
Statistics
eksperimen kontrol
N Valid 19 19
Missing 0 0
Mean 71.68 67.05
Median 72.00 68.00
Mode 74 68a
Std. Deviation 6.028 6.868
Variance 36.339 47.164
Range 25 29
Minimum 57 51
Maximum 82 80
Sum 1362 1274
a. Multiple modes exist. The smallest value is
shown
2. Uji homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
kontrol
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.683 5 8 .103
218
3. Uji normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
eksperimen kontrol
N 19 19
Normal Parametersa,b
Mean 71.68 67.05
Std. Deviation 6.028 6.868
Most Extreme Differences Absolute .139 .186
Positive .132 .130
Negative -.139 -.186
Test Statistic .139 .186
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
.081c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
219
4. Uji T
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
eksperimen kontrol Equal variances
assumed .295 .590 2.209 36 .034 4.63158 2.09640 .37988 8.88327
Equal variances
not assumed 2.209 35.405 .034 4.63158 2.09640 .37740 8.88576
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 y y2
1 3 2 3 3 2 3 4 3 2 3 4 3 2 3 1 3 2 1 3 4 3 2 1 60 3600
2 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 79 6241
3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 79 6241
4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 82 6724
5 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 86 7396
6 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 84 7056
7 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 80 6400
8 4 4 4 4 3 3 4 4 3 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 81 6561
9 3 4 4 3 4 3 4 2 3 1 3 3 2 3 1 3 2 3 4 1 1 4 3 64 4096
10 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 72 5184
11 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 69 4761
12 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 79 6241
13 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 81 6561
14 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72 5184
15 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 79 6241
16 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 78 6084
17 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 79 6241
18 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 87 7569
19 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 78 6084
20 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 79 6241
21 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 80 6400
22 3 2 3 3 2 3 4 2 3 4 3 4 2 3 1 3 3 4 2 3 3 3 3 66 4356
23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 90 8100
24 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 79 6241
25 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 83 6889
26 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 81 6561
27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 90 8100
28 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 74 5476
29 4 1 2 3 4 4 3 4 1 3 4 3 1 3 2 4 3 1 3 4 3 1 3 64 4096
30 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 84 7056
31 4 3 4 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 2 3 75 5625
32 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 81 6561
33 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 81 6561
34 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 4 3 3 4 70 4900
35 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 74 5476
36 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 2 4 3 4 4 82 6724
37 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 70 4900
38 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 80 6400
39 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 76 5776
40 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 72 5184
41 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 75 5625
42 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 71 5041
X 162 133 151 143 143 146 145 141 145 143 141 144 120 138 129 142 136 139 134 142 142 138 149
X^2 26244 17689 22801 20449 20449 21316 21025 19881 21025 20449 19881 20736 14400 19044 16641 20164 18496 19321 17956 20164 20164 19044 22201
rxy 0.62687 0.526804 0.495328 0.406554 0.34418 0.308061 0.161189 0.384881 0.674248 0.509157 0.257513 0.573575 0.340714 0.492899 0.748676 0.332507 0.687224 0.674168 0.397856 0.416069 0.614736 0.56431 0.662168
r1 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308 0.308
hasil VALID VALID VALID VALID VALID VALID TDKVALID VALID VALID VALID TDKVALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID
no pernyataan
uji validitas instrumen angket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 1 3 2 1 3 4 3 2 1 52 2704
2 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 71 5041
3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 73 5329
4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 74 5476
5 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 79 6241
6 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 76 5776
7 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 74 5476
8 4 4 4 4 3 3 4 3 2 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 74 5476
9 3 4 4 3 4 3 2 3 1 3 2 3 1 3 2 3 4 1 1 4 3 57 3249
10 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 66 4356
11 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 63 3969
12 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 72 5184
13 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 74 5476
14 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 65 4225
15 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 72 5184
16 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 72 5184
17 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 72 5184
18 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 80 6400
19 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 72 5184
20 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 72 5184
21 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 72 5184
22 3 2 3 3 2 3 2 3 4 4 2 3 1 3 3 4 2 3 3 3 3 59 3481
23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 82 6724
24 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 73 5329
25 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 76 5776
26 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 75 5625
27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 82 6724
28 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 67 4489
29 4 1 2 3 4 4 4 1 3 3 1 3 2 4 3 1 3 4 3 1 3 57 3249
30 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 76 5776
31 4 3 4 3 4 3 3 4 2 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 2 3 69 4761
32 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 75 5625
33 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 75 5625
34 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 4 3 3 4 64 4096
35 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 68 4624
36 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 2 4 3 4 4 75 5625
37 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 64 4096
38 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 73 5329
39 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 69 4761
40 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 66 4356
41 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 68 4624
42 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 65 4225
X 162 133 151 143 143 146 141 145 143 144 120 138 129 142 136 139 134 142 142 138 149
∑X^2 630 437 555 497 501 518 487 528 523 504 362 464 419 490 460 483 442 498 489 456 545
σi² 0.122449 0.376984 0.288549 0.24093 0.336168 0.249433 0.32483 0.652494 0.859977 0.244898 0.455782 0.251701 0.542517 0.235828 0.46712 0.547052 0.344671 0.426304 0.212018 0.061224 0.39059
∑σi² 7.631519
σx² 108
rhitung 1.858676
uji reliabilitas
no pernyataan
y y^2
No Nilai No Nilai
1 76 1 68
2 74 2 72
3 71 3 80
4 82 4 66
5 72 5 68
6 65 6 62
7 71 7 74
8 76 8 72
9 75 9 57
10 67 10 70
11 74 11 57
12 72 12 51
13 57 13 61
14 74 14 71
15 82 15 70
16 69 16 71
17 64 17 70
18 67 18 66
19 74 19 68
kelas kontrol kelas eksperimen
Hasil uji angket siswa
no pernyataan jawaban frekuensi persentase no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!
1 sangat setuju 17 68 74 89% 11 sangat setuju 0 0 50 0%
setuju 2 6 97% 11% setuju 13 39 66% 68%
tidak setuju 0 0 0% tidak setuju 5 10 26%
sangat tidak setuju 0 0 0% sangat tidak setuju 1 1 5%
no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE! no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!
2 sangat setuju 14 56 69 74% 12 sangat setuju 8 32 64 42%
setuju 4 12 91% 21% setuju 10 30 84% 53%
tidak setuju 0 0 0% tidak setuju 1 2 5%
sangat tidak setuju 1 1 5% sangat tidak setuju 0 0 0%
no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE! no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!
3 sangat setuju 13 52 69 68% 13 sangat setuju 5 20 61 26%
setuju 5 15 91% 26% setuju 13 39 80% 68%
tidak setuju 1 2 5% tidak setuju 1 2 5%
sangat tidak setuju 0 0 0% sangat tidak setuju 0 0 0%
no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE! no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!
4 sangat setuju 6 24 63 32% 14 sangat setuju 6 24 63 32%
setuju 13 39 83% 68% setuju 13 39 83% 68%
tidak setuju 0 0 0% tidak setuju 0 0 0%
sangat tidak setuju 0 0 0% sangat tidak setuju 0 0 0%
no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE! no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!
5 sangat setuju 13 52 70 68% 15 sangat setuju 10 40 66 53%
setuju 6 18 92% 32% setuju 8 24 87% 42%
tidak setuju 0 0 0% tidak setuju 1 2 5%
sangat tidak setuju 0 0 0% sangat tidak setuju 0 0 0%
no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE! no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!
6 sangat setuju 7 28 64 37% 16 sangat setuju 9 36 63 47%
setuju 12 36 84% 63% setuju 8 24 83% 42%
tidak setuju 0 0 0% tidak setuju 1 2 5%
sangat tidak setuju 0 0 0% sangat tidak setuju 1 1 5%
no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE! no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!
7 sangat setuju 8 32 65 42% 17 sangat setuju 6 24 61 32%
setuju 11 33 86% 58% setuju 11 33 80% 58%
tidak setuju 0 0 0% tidak setuju 2 4 11%
sangat tidak setuju 0 0 0% sangat tidak setuju 0 0 0%
no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE! no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!
8 sangat setuju 10 40 65 53% 18 sangat setuju 7 28 64 37%
setuju 8 24 86% 42% setuju 12 36 84% 63%
tidak setuju 0 0 0% tidak setuju 0 0 0%
sangat tidak setuju 1 1 5% sangat tidak setuju 0 0 0%
no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE! no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!
9 sangat setuju 11 44 67 58% 19 sangat setuju 8 32 65 42%
setuju 7 21 88% 37% setuju 11 33 86% 58%
tidak setuju 1 2 5% tidak setuju 0 0 0%
sangat tidak setuju 0 0 0% sangat tidak setuju 0 0 0%
no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE! no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!
10 sangat setuju 8 32 65 42% 20 sangat setuju 7 28 61 37%
setuju 11 33 86% 58% setuju 10 30 80% 53%
tidak setuju 0 0 0% tidak setuju 1 2 5%
sangat tidak setuju 0 0 0% sangat tidak setuju 1 1 5%
no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!
21 sangat setuju 11 44 68 58%
setuju 8 24 89% 42%
tidak setuju 0 0 0%
sangat tidak setuju 0 0 0%
no dimensi skor ns nh
1 328 17.26316 20 86%
2 206 10.84211 12 90%
3 70 3.684211 4 92%
4 322 16.94737 20 85%
5 50 2.631579 4 66%
6 64 3.368421 4 84%
7 61 3.210526 4 80%
8 63 3.315789 4 83%
9 130 6.842105 8 86%
10 63 3.315789 4 83%
84 84%
Hasil Penghitungan Persentase Angket Kelas Eksperimen
no pernyataan jawaban frekuensi persentase no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!
1 sangat setuju 16 64 73 84% 11 sangat setuju 5 20 59 26%
setuju 3 9 96% 16% setuju 11 33 78% 58%
tidak setuju 0 0 0% tidak setuju 3 6 16%
sangat tidak setuju 0 0 0% sangat tidak setuju 0 0 0%
no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE! no pernyataan jawaban frekuensi persentase
2 sangat setuju 2 8 47 11% 12 sangat setuju 2 8 49 11%
setuju 5 15 62% 26% setuju 7 21 64% 37%
tidak setuju 12 24 63% tidak setuju 10 20 53%
sangat tidak setuju 0 0 0% sangat tidak setuju 0 0 0%
no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE! no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!
3 sangat setuju 12 48 69 63% 13 sangat setuju 4 16 57 21%
setuju 7 21 91% 37% setuju 13 39 75% 68%
tidak setuju 0 0 0% tidak setuju 0 0 0%
sangat tidak setuju 0 0 0% sangat tidak setuju 2 2 11%
no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE! no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!
4 sangat setuju 10 40 66 53% 14 sangat setuju 6 24 59 32%
setuju 8 24 87% 42% setuju 9 27 78% 47%
tidak setuju 1 2 5% tidak setuju 4 8 21%
sangat tidak setuju 0 0 0% sangat tidak setuju 0 0 0%
no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE! no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!
5 sangat setuju 6 24 62 32% 15 sangat setuju 5 20 58 26%
setuju 12 36 82% 63% setuju 11 33 76% 58%
tidak setuju 1 2 5% tidak setuju 2 4 11%
sangat tidak setuju 0 0 0% sangat tidak setuju 1 1 5%
no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE! no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!
6 sangat setuju 5 20 62 26% 16 sangat setuju 7 28 62 37%
setuju 14 42 82% 74% setuju 11 33 82% 58%
tidak setuju 0 0 0% tidak setuju 0 0 0%
sangat tidak setuju 0 0 0% sangat tidak setuju 1 1 5%
no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE! no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!
7 sangat setuju 7 28 62 37% 17 sangat setuju 4 16 59 21%
setuju 10 30 82% 53% setuju 13 39 78% 68%
tidak setuju 2 4 11% tidak setuju 2 4 11%
sangat tidak setuju 0 0 0% sangat tidak setuju 0 0 0%
no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE! no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!
8 sangat setuju 9 36 65 47% 18 sangat setuju 10 40 64 53%
setuju 9 27 86% 47% setuju 7 21 84% 37%
tidak setuju 1 2 5% tidak setuju 1 2 5%
sangat tidak setuju 0 0 0% sangat tidak setuju 1 1 5%
no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE! no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!
9 sangat setuju 8 32 61 42% 19 sangat setuju 4 16 50 21%
setuju 8 24 80% 42% setuju 7 21 66% 37%
tidak setuju 2 4 11% tidak setuju 5 10 26%
sangat tidak setuju 1 1 5% sangat tidak setuju 3 3 16%
no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE! no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!
10 sangat setuju 8 32 62 42% 20 sangat setuju 6 24 56 32%
setuju 8 24 82% 42% setuju 7 21 74% 37%
tidak setuju 3 6 16% tidak setuju 5 10 26%
sangat tidak setuju 0 0 0% sangat tidak setuju 1 1 5%
no pernyataan jawaban frekuensi #VALUE!
21 sangat setuju 11 44 66 58%
setuju 7 21 87% 37%
tidak setuju 0 0 0%
sangat tidak setuju 1 1 5%
no dimensi skor ns nh
1 307 16.15789 20 81%
2 182 9.578947 12 80%
3 62 3.263158 4 82%
4 311 16 20 82%
5 59 3.105263 4 78%
6 49 2.578947 4 64%
7 57 3 4 75%
8 59 3.105263 4 78%
9 120 6.315789 8 79%
10 62 3.263158 4 82%
84 78%
Hasil Penghitungan Persentase Angket Kelas Kontrol
Nama
NIM
Jurusan
Judul Skripsi
UJI REFERENSI PENELITIAN
Melita Andriyani
1111018300009
PGMI
Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Vulue ClarificationTehnique (vcr) Terhadap sikap Nasionalisme siswa pada pembelajaranIPS
No. ReferensiParaf
Pembimbing
BAB II
1
Drs. Ahmad Susanto, M.pd, Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah
Dasar, (Jakarta: Kencana, 2013). Cet.Ke-1,h. 1. tL
2.Muhammad Thobroni dkk, Belajar dan Pembelajaran, (Jogfakarta: Ar-
Ruzz Media,2011), hlm. 20.
I
ilaJ.
Drs. Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2006), Cet. Ke.5, h. 104r
4.Agung Eko Purwana, dkk, Pembelajaran IPS MI, (LAPIS: PGMI, 2009),
hlm. 10.r:r
5.Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara,
2008), h. 57 ff,6.
H. Sapriya, Susilawati, dan Sadjaruddin Nurdin, Konsep dasar IpS,
(Bandung: UPI Press, 2006), Edisi kesatu, Cetakan Pertama, hlm.3A
7.
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu (Konsep Strategi dan
Implementasinya Dalam Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP),
(Jakarta: Bumi Aksara,2010), Edl, Cet 2,h1m.176 18.
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu (Konsep Strategi dan
Implementasinya Dalam Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP),
(Jakarla: Bumi Aksara, 2010), Ed1, Cet 2,hlm.l72
9.
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu (Konsep Strategi dan
Implementasinya Dalam Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan IKTSp),(Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Edl, Cet 2,hlm.I73
10"
Muslim , "Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan Karakter pada Mata
Pelajaran Sejarah Terhadap Sikap Nasionalisme Siswa Kelas XI MA Al
Asror Semarang Tahun Ajarun 201212013", Skripsi Pada Universitas
Negeri Semarang, Semarang, 20 1 3, Ha| 17, tidak dipublikasikan i.,t1
Wuri Wuryandani, "Integrasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Dalam
Pembelajaran Untuk Menanamkan Nasionalisme Di Sekolah Dasar",
artikel pada Universitas Negeri Yogyakarta, Hlm.3, tidak dipublikasikan
12. Sapriya, dkk, Konsep Dasar 1PS, (Bandung: UPI PRESS, 2006),h1m.209 +
13.
sejarah
Aksara
M. Junaedi al-anshon, Sejarah Nasional
sampai masa proklamasi kemerdekaan,
Panaitan, 2010), hlm. 80
Indonesia: masa pra
(Jakarta: PT. Mitra
{
14.
M. Junaedi al-anshori, Sejarah Nasional
sampai masa proklamasi kemerdekaan,
Panaitan, 2010), hlm. 94
Indonesia: masa pra
(Jakarta: PT. Mitra
sejarah
Aksara
+15. Sapriya, dl<k, Konsep Dasar 1PS, (Bandung: UPI PRESS, 2006), hlm. 210
il
t6.
Gita Enggarwati, "Penanaman Sikap Nasionalisme Melalui Mata
Pelajaran IPS Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sumampir", Skripsi
pada Universitas Negeri Yogyakarta,2014 hlm. 17 {
17.
Ivan Nove Ainun Najib, Penanaman Sikap Nasionalisme Melalui Mata
Pelajaran Muatan Lokal Wawasan Kebangsaan Pada Siswa Kelas VIII Di
SMP N I Nglegok Kabupaten Blitar, jurnal online. 2013. hlm.4 r18.
Asep Tantan Triatna, "Peranan Ekstrakurikuler Paskibra Dalam
Meningkatkan Nasionalisme Siswa) : Studi Deskriptif Analitis Terhadap
Ekstrakurikuler Paskibra SMP Pasundan 1 Banjaran, Kabupaten
Bandung", S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia, 2013, hal. 2,
tidak dipublikasikan
19.
Muslim , "Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan Karakter Pada Mata
Pelajaran Sejarah Terhadap Sikap Nasionalisme Siswa Kelas XI MA AlAsror Semarang Tahun Ajaran 201212013", Skripsi Pada Universitas
Negeri Semarang, Semarang, 2073, Hal 19, tidak dipublikasikan 420.
Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidiknn (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), hlm. 283 r/2t. Sapriya, dW, Pengembangan Pendidikan IPS di SD, (Bandung: UpI "trt
PRESS,2007), hlm.68
22.
S. Achmad Kosasih Djahiri, strategi Pengajaran Afehtf- Nilai-Morol vct
Dan Games Dalam Yct, (Bandung :Jurusan pMpKN IKIp Bandung,
1985), hal. 18 L23.
S. Achmad Kosasih Djahiri, strategi Pengajaran Afekttf- witai-Morat rtct
Dan Games Dalam Vct, (Bandung :Jurusan PMpKN IKIp Bandung,
1985), hal 19
I.\/
s. Achmad Kosasih Djahiri, strategi Pengajaran Afektif- Nilai-Moral vaDan Games Dalam Vct, (Bandung :Jurusan PMpKN IKIp Bandung,
1985), hal20 #,25.
S. Achmad Kosasih Djahiri, strategi Pengajaran Afektrf- lt{itai-Morat vct
Dan Games Dalam Vct, (Bandung :Jurusan PMpKN IKIp Bandung,
1985), hal24
26.
Kd. Dewi Anggarini, dkk, pengaruh model pembelajaran value
clarification technique berbantuan media gambar terhadap nilai karakter
siswa kelas v sd gugus VI Tajun, e.journal.2013, hlm. 4
at
27.
Dyah Kartika Ekasari, Pengaruh value clarification Technique (Teknili
Klarifikasi Nilai) Terhadap Materi Perilaku Harga Diri pada Mata
Pelajaran Pkn Siswa Tunarungu Kelas III Di sLB siti Hajar Sidoarjo,
Jurnal P endidikan Khusus, 2013, hlm.3
{
I
28.Prof.Dr.H. Tukiran Taniredja dl<k, Model-model pembelajaran Inovitifdan Afektif (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 89
(t29. Sapriya, dkk, P enge mb angan P e ndidikan IP S di SD.................hlm. 7 1
Jr
30.Sutarjo Adisusilo, J.R. Pembelalaran Nilai Karakter Konstruktivisme danvCT sebagai Inovasi Pendekatctn Pembelajaran afektif, (Jakarta: pr.Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 152
(
I tBAB III I
1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,
(Bandung: Alfabeta, 2008), cet. Y, h.77$-
2. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif. .................h\mJ9
J.Drs. S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: pr. Rineka
Cipta,2013), hlm. 118
4. Drs. S. Margono, Metodolo gi P enelitian P endidikan.............hlm. 1 2 I
5. Nana syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian pendidikan, (Bandung: \i
PT. Remaja Rosdakarya,2010), cet. Ke-9, h.220
6.Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya,2010), cet. Ke-9, h.219 ff7. Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,
(Jakarta: Bumi Aksara,2005), edisi revisi, hlm. 58 1/t8.
Prof.Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,2010), ed.rev., cet.T4 hlm.213
,l ,
9. Dr s.Zainal Ari fi n, M. P d., Ev al u a s i P e m b e I aj ar an, (B andung : PT. Remaj aRosdakarya, 2009), hlm. 267
10"Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Iakarta: Raja Grafindo
Persada, 2005),h.43 4Jakarta, 29 September 2015
Latrp, M.Pd
19810623 200912 I 003
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia
FoRM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-O82Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
No. Revisi: : 01
Hal 1t1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
Nomor : Un.01/F.1/KM.01 .31.07.2a.12015Lamp.'. OutlinerProposalHal : Permohonan lzin Penelitian
Tembusan:1. Dekan FITK
Jakarla,27 April 2015
Kepada Yth.Kepala SekolahMI. Jam'iyyatul KhoirdiTempat
Assalam u' al aiku m wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama : Melita Andriyani
NIM :1111018300009
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah lbtidaiyah ieCftlfySemester :Vlll
JudulSkripsi :Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Value Ctarification
Technique (VCT) Terhadap Peningkatan Sikap Nasionalisme Siswa
Pada Pembelajaran lPS.
adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yangsedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) diinstansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebutmelaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama saudara, kami ucapkarr terima kasih.
Wassalamu'alaikum
''. a.n. Dekan' ,; \.. -iKajur Pendidikan Guru Madrasah lbtidaiyah
,MA200701 1 01319761 107
2. Pembantu Dekan Bidang Akademik3. Mahasiswa yang bersangkutan
, KEMENTERIAN AGAMAffi UIN JAKARTAs irw FITKW$$ S Jt r H JuandaNogsciputatlS4l2lndonesia
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081
Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
No. Revisi: : 01
Hal 1t1
PERMOHONAN SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
NomorLampiranPerihal
NIP" 19761t01 200701 I 013
Tembusan:1. Dosen Penasehat Akademik
: Istimewa: Satu Berkas Proposal: Bimbingan Skripsi
Kepada Yth.Ka. Subbag Akademik dan KemahasiswaanFakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruandiTempat
As s al amu' al aikum wr.w b.
J akarta,iT Februari 20 I 5
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Melita Andriyani
NIM :1111018300009
Jurusan/Prodi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Semester : VIII A
f)engan ini mengajukan permohonan surat bimbingan skripsi, sebagai salah satu syaratmenyelesaikan program S-l (Strata 1) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun judulskripsi yang diajukan adalah:
Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Value Clarification Technique (Cf)Terhadap Peningkatan Sikap Nasionalisme Siswa Pada Pembelajaran IPS (Pada SiswaKelas V SDI Al- Hidayah).
Dosen Pembimbing Skripsi yarrg diusulkan:pembimbing I --'i-- ',Ai'e?- e 4-a,n^ I
-Pembimbing II :__
Sebagai bahan pertimbangan saya lampirkan proposal.Demikian permohonan ini saya sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
lilassqlamu' alaikum wr.wb.
Mengetahui,Ketua Jurusan PGMI
(Da_aNx
Dr. Fauzan, MA.
Pemohon,Ir-rol
*K!It IMelita d.ndriyanlNrM. 1111018300009
KEMENTERIAN AGAMAU!N JAKARTAFITKJl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-066
Tgl.Terbit :. 1 Maret 2010
No. Revisi: 01
Hal 111
SURAT PERMOHONAN IZIN OBSERVASI
Nomor : Un.0 l/Ft./KM .01.3 1........12011Lamp. :......Hal : Observasi
Nama
NIM
Jurusan /Prodi
Semester
Tembusan:Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jakarta, l2 Maret 2015
Kepada Yth.
As s alamu' al aikurn wr.w b.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa:
Melita Andriyani
1 1 I 1018300009
PGMI
VIII (Delapan)
adalah benar mahasiswa pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta dan sehubungan dengan tahap penyusunan skripsi, mahasiswa tersebutmemerlukan observasi dengan pihak terkait. Oleh karena itu, kami mohon kesediaanSaudara untuk menerima mahasiswa tersebut dan memberikan bantuannya.
Demikianlah, atas perhatian dan bantuan
Was s al amu' alaikum wr.wb.
a.n. Dekan
ti198903 2 001
7
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM JAM'IYYATUL KHAIR
MADRASAH IBTIDAIYAH JANI'IYYATUL KHAIRJl. WR. Supratman No. 35 Kel. Cempaka Putih Kec. Ciputat Timur - Tangerang Selatan 15412
Telp. (021) 7433062 -7441377 - 0813 1782 5321
SURAT KETERANGANNomor : M i.S.2.02128.03/pp.0A4.L / 288/2AL5
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Madrasah lbtidaiyah Jam'iyyatul Khair :
Nama
NIP
Pangkat/Gol.
Jabatan
MARYANI, S.Ag
Kepala Madrasah
Melita Andriyani
1111018300009
Pendidikan Guru Madrasah lbtidaiyah (PGMI)
vill
Berdasarkan Surat Permohonan lzin Penelitian dari Kampus UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Nomor : Un.0UF.l/KM.01.3/072612At5, Dengan ini kami menerangkan bahwa
nama yang tersebut dibawah ini telah melakukan Penelitian untuk keperluan data skripsi
di Madrasah Jam'iyyatul Khair sejak tanggal 28 April s.d 27 Mei 2015. nama tersebut
adalah :
Nama
NIM
Jurusan
Semester
Demikian surat keterangan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
2015
Tembusan :
1. Arsip2. Dekan Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan
nnAhyANt. s.as
BIODATA PENULIS
Melita Andriyani. Anak dari pasangan H. Abdul Latif dan Hj. Sarilah.
Lahir di Jakarta, 31 Januari 1993. Alamat rumah di Jl. Pancoran Timur II C
Rt.07/02 Pancoran, Jakarta Selatan, email: melitaandriyani@yahoo.co.id
Memulai pendidikan di MI. Nurul Hidayah (1998-2004). Melanjutkan
pendidikan di MTs, Nurul Hidayah (2005-2007), kemudian melanjutkan ke MAN 13 Jakarta
(2008-2010).
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Value Clarification
Technique (VCT) Terhadap Sikap Nasionalisme Siswa Pada Pembelajaran IPS” dengan
bimbingan Bapak Asep Ediana Latip, M.Pd.
top related