pengaruh pemberitaan sisi gelap budaya jepang di media...
Post on 18-Aug-2019
222 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
PENGARUH PEMBERITAAN SISI GELAP BUDAYA JEPANG DI
MEDIA ONLINE JAPANESESTATION.COM TERHADAP PERILAKU
IMITASI KOMUNITAS JEPANG UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
Dwi Rahmah Najiibah
NIM: 11140510000066
PROGRAM STUDI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H. / 2018 M.
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Juni 2018
Dwi Rahmah Najiibah
iii
PENGARUH PEMBERITAAN SISI GELAP BUDAYA JEPANG DI
MEDIA ONLINE JAPANESESTATION.COM TERHADAP PERILAKU
IMITASI KOMUNITAS JEPANG UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
Dwi Rahmah Najiibah
NIM: 11140510000066
Pembimbing
Fita Fathurokhmah, M.Si.
NIP.198306102009122001
PROGRAM STUDI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H. / 2018 M.
iv
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi ini berjudul Pengaruh Pemberitaan Sisi Gelap Budaya Jepang di Media
Online Japanesestation.Com Terhadap Perilaku Imitasi Komunitas Jepang UIN
Syarif Hidayatullah Jalarta, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Pada tanggal 7 Juni 2018 skripsi ini telah
diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada
program studi Jurnalistik.
Jakarta, 7 Juni 2018
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota Sekertaris Merangkap Anggota
Kholis Ridho, M.Si. Musfirah Nurlaili, M.A.
NIP.197801142009121002 NIP.197104122000032001
Anggota
Penguji I Penguji II
Drs. Wahidin Saputra, M.Ag Drs. M. Lutfi, M.Ag.
NIP. 197009031996031001 NIP.196710061994031006
Dosen Pembimbing
Fita Fathurokhmah, M.Si,
NIP.198306102009122001
i
ABSTRAK
Nama : Dwi Rahmah Najiibah
NIM: 11140510000066
Media online memiliki pengaruh yang sangat tinggi, informasi didapatkan sangat
cepat dan aktual, salah satu media online yang memberikan informasi kebudayaan
Jepang yaitu Japanesestation.com, informasi yang diberikan seputar kebudayaan
Jepang baik itu event-event Jepang yang ada di Jakarta, lifestyle masyarakat Jepang
hingga informasi tentang sisi gelap Jepang yang jarang diketahui masyarakat pada
umunya.
Masalah pada penelitian ini bagaimana Pengaruh Pemberitaan Keragaman
Budaya Jepang di Media Online Japanesestation.com Terhadap Komunitas Jepang
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tentang Sisi Gelap Budaya Jepang dan perilaku
imitasi seperti apa yang paling dominan terkait pemberitaan keragaman budaya
Jepang di Media Online Japanesestation.com terhadap Komunitas Jepang UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tentang sisi gelap budaya Jepang.
Penelitian ini menggunakan paradigma positivisme, pendekatan kuantitatif
dengan metode penelitian survei. Sampel diambil secara keseluruhan atau teknik
random sampling, subjek penelitian ini media online japanesestation.com, objek
penelitian ini 167 member komunitas Jepang UIN Jakarta tentang pengaruh negatif
dari pemberitaan budaya Jepang media online japanesestation.com dengan
mengunakan teknik pengumpulan data observasi, kuesioner, dan wawancara, teknik
analisis data penelitian ini menggunakan uji regresi linear berganda, uji koefisien
korelasi uji F (Simultan) dan uji statistik t T-test.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Uses and Effects” yang
dikemukakan oleh Sven Windahl. Model ini membedakan hasil penggunaan media
dalam tiga golongan: Effect (efek) media online japanesestation.com. Consequence
(konsekuensi) analisis terkait pengaruh isi media serta tingkat aksesnya bahwa
pengaruh media tersebut cukup besar, Conseffect (konsefek) media online
japanesestation.com memiliki pengaruh negatif yang cukup besar namun terhadap
responden komunitas Jepang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang sisi gelap
budaya Jepang terdapat tingkat yang rendah.
Berdasarkan pengolahan data hasil uji analisis koefisien korelasi terdapat nilai
R=0,502 yang menjelaskan bahwa hubungan tersebut ada tetapi tingkat nya rendah,
dengan variabel tingkat akses dan faktor isi media japanesestation.com terhadap
perilaku imitasi Komunitas Jepang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang sisi
gelap budaya Jepang, memiliki nilai sig yang sama-sama 0,0 menandakan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan. Ada pengaruh negatif dari pemberitaan media
online japanesestation.com; Menarik diri dari masyarakat, Kecanduan dan menjadi
seorang yang suka halusinasi tinggi, Terlalu sering mempelajari tarian Jepang lupa
akan tarian Indonesia, Meniru gaya berpakaian, tetapi tingkatnya rendah.
Kata Kunci : Pengaruh, perilaku imitasi, Komunitas Jepang UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, sisi gelap budaya Jepang
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, atas berkat rahmat Allah SWT Yang
Maha Kuasa lagi Maha Pengasih, penulis mampu menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Pemberitaan Budaya Jepang di Media Online
Japanesestation.com Terhadap Perilaku Imitasi Komunitas Jepang UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tentang Sisi Gelap Budaya Jepang” dengan baik.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, yang telah memberikan teladan
yang baik kepada seluruh umat manusia.
Melalui proses yang panjang, pada akhirnya skripsi dapat
terselesaikan dengan kerja keras dan doa. Penulis menyadari bahwa banyak
pihak yang telah membantu selama proses penelitian sehingga penulis
dapat menyelesaikannya dengan waktu yang tepat. Maka dari itu penulis
ucapkan terima kasih terutama penulis hanturkan kepada:
1. Dr. H. Arief Subhan, M. A, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Wakil Dekan I Bidang Akademik, Suparto, M. Ed,
Ph. D., Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, Dr. Hj.
Roudhonah, M. Ag., serta Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan
Alumni dan Kerjasama Dr. Suhaimi, M. Si.
2. Drs. Kholis Ridho, M.Si, Ketua Jurusan Jurnalistik dan Dra. Hj.
Musfirah Nurlaili, M.A, Sekretaris Jurusan yang membantu penulis
dalam menyelesaikan persoalan akademis dan administrasi.
iii
3. Ade Masturi, MA. Dosen pembimbing akademik yang telah
memberi masukan dalam persoalan akademis.
4. Fita Fathurokhmah, M.Si. Dosen pembimbing yang telah sabar,
meluangkan waktu dan memberikan pengarahan yang sangat baik
kepada penulis. Semoga selalu diberikan kesehatan dan kelancaran
dalam usahanya.
5. Segenap dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang
telah membantu penulis dalam memahami pelajaran di bangku
kuliah sehingga penulis bisa menyelesaikan kuliah tepat waktu.
Semoga Allah senantiasa melindungi dan memberikan nikmat dan
karunia-Nya kepada mereka.
6. Ayah Aminullah dan Mama Tuti Qomariah yang selalu sabar dan
memberikan dukungan moril, tenaga serta doa kepada penulis.
Sehingga penulis mampu mengerjakan skripsi dengan baik, kiranya
penulis sadar bahwa tidak mampu membalas kasih sayang yang
mereka berikan, namun dengan ini penulis ingin mereka bangga.
7. Komunitas Jepang UIN Jakarta: Islamic Otaku Community
Episode UIN Jakarta, Japan Freak UIN, Japan Daisuki Club UIN,
Psychology J UIN dan INAZUMA UIN Jakarta yang sangat
kooperatif dan baik dalam membantu penelitian ini.
8. Pada kembaran penulis Prima Rifqah Nabillah, dan adik tercinta
Aqila Hifdzil Qowi yang selalu memberikan support kepada
penulis.
iv
9. Sahabat SMAN 35 Jakarta Pusat yang selama ini masih setia
menjadi pendukung penulis dalam menyelesaikan penelitian ini,
Nisrina, Ayunigtyas, Amanda Talita. Kartika dan Nur Azizah.
10. WJN 48, Sahabat yang tidak pernah lelah memberikan semangat,
doa, canda tawa dan kebahagiaan yang tak terhingga kepada
penulis selama penyusunan skripsi ini, Nabilah Sumayyah, Rosiana
Pratama Efendi, Mawar Diana Putri.
11. Sahabat angkatan 2014 khususnya Jurnalistik A, Aida Kurniasari,
Nabilah Putri, Fitria Nuzula dan Wilu Analia. Kita telah berjuang
bersama-sama dan memberi motivasi serta semangat yang besar
bagi penulis.
12. Sahabat yang selalu memberikan dukungan moril, Muhammad Irsal
semoga senantiasa Allah SWT memberikan kelimpahan rezeki yang
besar untukmu.
13. Teman-teman Komunitas IOC khususnya IOC UIN, Istiana Rahma,
Ratu Fauziah, Nabilah Sumayyah, Rosiana Pratama Efendi, Mawar
Diana Putri, Reza Lizwara, Fiki Hermanto, Yuanifar Dyan
Purnomo, Joe, dan Para Member yang tidak bisa disebutkan satu
per satu.
14. KKN ASTEROID 2014, Marsya Anggareni, Muhammad Fikri
Kodri, Atikah Indah, Hilda Cahyani, Ali, Kharis, Pingkan,
Kahendri, Ummi, Nisa, Nana, Adel, Nurita, Rakan dan Darma .
15. Teman-teman Jurnalistik 2014 A dan B.
v
16. Pihak-pihak lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu atas
kebaikan mereka.
Penulis berterima kasih atas kebaikan yang kalian berikan semoga
amal perbuatan mendapat keridhaan atas izin Allah SWT. Penulis berharap
semoga penelitian ini berguna bagi penulis dan pembaca. Aamiin yarabal
alaamiin.
Jakarta, Juni 2018
Dwi Rahmah Najiibah
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Batasan Masalah ............................................................................................. 6
C. Rumusan Masalah........................................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
1. Manfaat Akademis ................................................................................... 8
2. Manfaat Praktis ........................................................................................ 8
F. Tinjauan Pustaka............................................................................................. 9
G. Sistematika Penelitian ..................................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Teori Penelitian ................................................................................... 11
1. Pengaruh ....................................................................................... 11
2. Teori Uses and Effect (Sven Windahl) ......................................... 11
3. Media Online ................................................................................ 13
4. Konsep Persepsi ............................................................................ 14
5. Efek Komunikasi Massa ............................................................... 15
6. Perilaku Imitasi ............................................................................. 16
7. Tipe Khalayak dan Ruang Publik ................................................. 17
B. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 19
C. Variabel Penelitian dan Hipotesis Penelitian ...................................... 19
1. Variabel Penelitian ........................................................................ 19
2. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Paradigma Penelitian .......................................................................... 20
B. Pendekatan Penelitian ........................................................................ 20
C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 21
D. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 22
vii
E. Sumber Data ....................................................................................... 23
1. Data Primer .................................................................................. 23
2. Data Sekunder .............................................................................. 23
F. Instrumen Penelitian........................................................................... 23
1. Uji Validitas ................................................................................. 25
2. Uji Reliabilitas ............................................................................. 25
3. Definisi Operasional..................................................................... 27
G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 28
1. Observasi ...................................................................................... 28
2. Kuesioner ..................................................................................... 30
3. Wawancara ................................................................................... 30
4. Metode Penelitian......................................................................... 31
5. Teknik Sampling .......................................................................... 32
H. Teknik Pengolahan Data .................................................................... 34
1. Editing .......................................................................................... 32
2. Pengkodean .................................................................................. 33
3. Tabulasi ........................................................................................ 33
I. Teknik Analisis Data .......................................................................... 34
1. Uji Regresi Linear Berganda ........................................................ 34
2. Uji Koefisien Korelasi.................................................................. 35
3. Uji F (Simultan) ........................................................................... 36
4. Uji Statistik t T-test ...................................................................... 36
J. Gambaran Umum ............................................................................... 36
1. Artikel Hikikomori ....................................................................... 36
2. Japanesestation.com .................................................................... 40
3. Komunitas Jepang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ................... 42
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISIS
A. Analisis Data Penelitian ..................................................................... 44
1. Uji Regresi Linear Berganda ........................................................ 44
2. Uji Koefisien Korelasi.................................................................. 46
3. Uji F (Simultan) ........................................................................... 47
4. Uji Statistik t T-test ...................................................................... 48
B. Analisis Pengaruh Negatif Pemberitaan Kebudayan Jepang Di
Media Online Japanesestation.com terhadap Komunitas Jepang
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang Sisi Gelap Budaya
Jepang ................................................................................................. 49
1. Tingkat Akses Japanesestation.com ............................................ 49
2. Faktor Isi Media ........................................................................... 53
C. Analisis Perilaku Imitasi Terkait Pemberitaan Kebudayaan
Jepang Di Media Online Japanesestation.com .................................. 53
viii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 66
B. Saran .................................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 69
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Skala Likert ................................................................................................... 24
Tabel 4.1 Coefficients ................................................................................................... 44
Tabel 4.2 Casewise Diagnotics ..................................................................................... 44
Tabel 4.3 Model Summary ............................................................................................ 46
Tabel 4.4 Anova ............................................................................................................ 47
Tabel 4.5 Uji Statistik t T-Test ...................................................................................... 48
Tabel 4.6 Frekuensi Mengakses Japanesestation.com .................................................. 49
Tabel 4.7 Perhatian Terhadap Situs Japanesestation.com ............................................. 50
Tabel 4.8 Durasi Mengakses Situs Japanesestation.com .............................................. 51
Tabel 4.9 Banyaknya Artikel Yang Diakses Melalui Situs Japanesestation.com ......... 52
Tabel 4.10 Faktor Isi Media .......................................................................................... 53
Tabel 4.11 Peilaku Imitasi ............................................................................................ 55
Tabel 4.12 Macam Budaya Jepang ............................................................................... 57
Tabel 4.13 Budaya Jepang Hikkikomori ....................................................................... 58
Tabel 4.14 Budaya Jepang Anime, Manga, J-Pop ........................................................ 60
Tabel 4.15 Budaya Tari Tradisional Jepang ................................................................ 61
Tabel 4.16 Data Budaya Jepang .................................................................................... 62
Tabel 4.17 Fashion Budaya Jepang ............................................................................... 63
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Teori Uses And Effect (Sven Windahl) .......................................... 13
Gambar 2.2 Kerangka Penelitian .................................................................................. 18
Gambar 3.1 Ilustrasi Pengolahan dan Analisis Data Penelitian Kuantitatif ................. 28
Gambar 3.2 Logo Japanesestation.com ......................................................................... 40
Gambar 3.3 Logo Islamic Otaku Community Episode UIN Jakarta ............................ 42
Gambar 3.4 Logo Japan Freak UIN Jakarta .................................................................. 42
Gambar 3.5 Logo Japan Daisuki Club UIN Jakarta ..................................................... 43
Gambar 3.6 Logo Psychology J UIN Jakarta ................................................................ 43
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kebudayan mengalami kemajuan pesat setelah munculnya budaya
populer, definisi budaya populer yang umum digunakan adalah segala bentuk ide,
perspektif, sikap, gaya, style yang dikonsumsi atau disukai, mudah dimengerti
dengan arus utama atau mainstream dan umumnya dikembangkan melalui
teknologi, media informatika dan pasar industri.1
Perkembangan budaya ini menyebabkan hampir semua segi kehidupan
terpengaruh, salah satunya budaya Jepang2. Event Jepang di Indonesia hampir
satu bulan setidaknya 12 kali mengadakan event setiap minggunya di berbagai
daerah3, pada 2016 lalu event Jepang tahunan yang diselenggarakan di blok M
atau yang biasa disebut ennichisai tembus 250.000 pengunjung dan merupakan
event Jepang terbesar di dunia, membuktikan bahwa budaya Jepang memiliki
tempat tersendiri bagi masyarakat Indonesia, sebutan bagi penyuka budaya Jepang
di Indonesia yaitu: Otaku.4
“Otaku”, kata otaku sendiri memiliki arti seseorang yang mempunyai
ketertarikan dan kecintaannya terhadap anime (Kartun Jepang).5 Dalam beberapa
film atau anime biasanya seorang otaku ditampilkan dengan kacamata tebal,
1 Rusmin Tumanggor, dkk., Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. (Jakarta: Prenadamedia Group,
2010), h.40-41. 2 Kompasiana.com/mardhanksatrya/hegemoni-budaya-Jepang-melalui-anime-dan-
manga_55008ca7a333111926f5116d4 diakses pada 12 januari 2018, pukul 17:45 3 Jadwalevent.web.id/tag/acara-Jepang-Jakarta diakses pada 12 januari 2018, pukul 17:50
4 Akibanation.com/tembus-250-000-pengunjung-ennichisai-jadi-event-Jepang-terbesar-dunia/
diakses pada 12 januari 2018, pukul 20:03 5 Forum-animeindo.com/apa-sih-arti-kata-otaku/ diakses pada 20 januari 2018, pukul 11:20
2
rambut rapi, pakaian longgar yang rapi, sambil membawa tas berisi pernak-pernik
kegemarannya, entah itu anime, game atau idola. Namun yang membuat orang-
orang Jepang menjadi otaku dilansir dari whatjapanthinks.com, yang membuat
mereka menjadi para otaku di mana mereka selalu memiliki perangkat game di
smartphone 6.
Dengan semakin populernya otaku di kalangan remaja, media-media
Indonesia pun tidak ketinggalan untuk semakin gencar mengikuti perkembangan
berita tentang Jepang. Seperti media Japanese station melalui portal
japanesestation.com yang merupakan media massa online, memberikan
pemberitaan tentang otaku atau khususnya budaya Jepang secara intensif.
Japanesestation.com menyediakan segala informasi mengenai Jepang dalam
bahasa Indonesia dengan menggunakan gaya bahasa penyampaian semiformal. Di
mana ruang lingkup pasar adalah anak muda sampai orang dewasa kisaran umur
17-25 tahun yang memang memiliki ketertarikan dengan hal-hal mengenai
Jepang7.
Banyaknya budaya masuk ke Indonesia melalui beberapa saluran salah
satunya Media Online. Internet, sebagai bentuk komunikasi massa yang baru,
hanya dengan mengakses dari suatu sumber ke sumber lain. Internet sebagai
media komunikasi tidak dapat dipungkiri berperan besar dalam tersebarnya aliran
budaya dari satu negara ke negara lain di seluruh dunia karena akses yang tidak
terbatas.
6 Japanesestation.com/polling-apa-yang-membuat-orang-orang-menganggap-bahwa-seseorang-
itu-adalah-otaku/ diakses pada 20 januari 2018, pukul 12:03 WIB. 7 Japanesestation.com/tentang-kami/ diakses pada 20 januari 2018, pukul 12:04 WIB.
3
Japanese station adalah portal online yang berisi informasi seputar Jepang
dan melakukan promosi penyebaran informasi melalui media sosial seperti
Facebook, Twitter dan Google Plus. Hal ini digunakan untuk memudahkan
khalayak mengakses informasi tersebut. Selain memberikan info tentang Jepang,
Japanese station juga sering terlibat dalam peliputan setiap event-event Jepang
baik di dalam negeri maupun luar negeri, serta memberikan dukungan penuh
terhadap event, band dan komunitas lokal. 8
Banyaknya orang menikmati dan menyukai sajian yang diberikan, muncul
aliran-aliran yang terbentuk dengan sendirinya dan memiliki julukan serta
karakteristik tersendiri. Sebut saja contohnya Korean Wave dari Korea dengan
penikmatnya bangga memiliki sebutan K-POP, dan Anime Jepang dengan julukan
penikmatnya Otaku. Para pecinta Anime di seluruh dunia membuat kelompok atau
komunitas bagi mereka yang menggemari Anime, manga serta J-Music.
Banyaknya fans yang memiliki julukan Otaku membuat mereka tergerak
menciptakan sebuah wadah untuk mereka saling berbagi informasi dan
pengalaman. Tidak hanya di Jepang, namun komunitas Otaku sudah tersebar di
banyak negara, termasuk Indonesia.
Meskipun Jepang negara yang maju dan memiliki budaya yang unik, tak
dipungkiri dibalik kemegahan Jepang terselip sisi gelap dalam budaya Jepang
(Hikikomori, fashion style, dan gaya hidup) . Melihat perilaku imitasi beberapa
komunitas Jepang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap sisi positif budaya
8 Japanesestation.com/tentang-kami/ diakses pada 20 januari 2018, pukul 12:04 WIB.
4
Jepang, namun ketika membaca artikel terkait sisi gelap budaya Jepang, apa hal
tersebut masih dianggap positif bagi kalangan remaja saat ini.
Mahasiswa dan mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
menyukai budaya Jepang terdiri dari berbagai Fakultas, sehingga UIN Jakarta
memiliki empat Komunitas penyuka budaya Jepang9, yaitu:
Islamic Otaku Comunity (IOC), IOC sebuah komunitas hobi penyuka Jepang,
yang hadir di tengah kebingungan para remaja saat ini. Dalam hal ini komunitas
IOC memiliki ciri khas sesuai nilai-nilai Islam. Memberi angin segar bagi remaja
yang ingin melakukan sebuah perubahan sekaligus menjalani hobinya. Perubahan
yang dimaksud menjalani hobi dengan gaya batasan Islami, dengan berbagai
macam kegiatan, seperti: belajar membuat origami, tari tradisional Jepang, dan
menggambar. Berlokasi di kolong Auditorium Harun Nasution dengan jumlah 101
member.10
Japan Freak (JF) UIN, membahas tentang budaya serta bahasa Jepang,
dengan berbagai macam kegiatan, seperti: belajar membuat origami, disuksi
anime dan menggambar. Berlokasi di Perpustakaan Utama lama, dengan
jumlah 20 member. 11
Japan Daisuki Club (JDC), memiliki beberapa kegiatan, seperti:
belajar membuat origami, tari tradisional Jepang, dan belajar bahasa Jepang.
9 Pengamatan peneliti terkait komunitas Jepang di UIN Jakarta pada tanggal 10 November 2017.
10 Pengamatan peneliti terkait komunitas Jepang IOC UIN Jakarta pada tanggal 12 Desember
2017. 11
Pengamatan peneliti terkait komunitas Jepang JF UIN Jakarta pada tanggal 12 Desember 2017.
5
Berlokasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, dengan jumlah 28 member. 12
Physcology J, memiliki berbagai macam kegiatan, seperti: belajar
bahasa Jepang, games, belajar dubber dan menggambar. Berlokasi di Fakultas
Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan jumlah 18 member. 13
Seperti yang dijelaskan di atas bahwa kebudayaan Jepang saat ini
sedang mewabah di kalangan remaja Indonesia, namun terpaan media massa
bukan tidak mungkin telah memengaruhi perilaku para pecinta Jepang,
komunitas Jepang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta hadir agar mampu
membatasi perilaku tersebut. Oleh karena itu, penulis tertarik mengambil
penelitian yang diberi judul “Pengaruh Pemberitaan Sisi Gelap Budaya
Jepang Di Media Online Japanesestation.com Terhadap Perilaku Imitasi
Komunitas Jepang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”
12
Pengamatan peneliti terkait komunitas Jepang JDC UIN Jakarta pada tanggal 12 Desember
2017. 13
Pengamatan peneliti terkait komunitas Jepang Pshychology J UIN Jakarta pada tanggal 12
Desember 2017.
6
B. Batasan Masalah
Banyak hal yang dapat diteliti dari komunitas Jepang UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, namun agar penelitian ini lebih fokus dan terarah serta tidak
terjebak pada pembahasan yang begitu luas.
1. Portal anime kebudayaan Jepang beragam, penulis membatasi masalah
penulisan pada pengaruh situs japanesestation.com terhadap perilaku
imitasi. Dengan mengangkat berita “Sisi Gelap Budaya Jepang”
membahas suatu hal yang mampu dipelajari tentang persepsi sisi gelap
budaya Jepang, Objek yang dijadikan batasan penulisan ini adalah para
anggota Komunitas Jepang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Perilaku imitasi komunitas Jepang UIN Jakarta tentang budaya Jepang,
kebiasaan setiap hari di masyarakat baik itu dalam bahasa, pakaian dan
gaya hidup/perilaku (Hikikomori).
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang dan batasan masalah di atas, maka
rumusan masalah dalam penulisan ini, yaitu:
1. Bagaimana pengaruh pemberitaan keragaman budaya Jepang di Media
Online japanesestation.com terhadap komunitas Jepang UIN Jakarta
tentang sisi gelap budaya Jepang?
2. Perilaku Imitasi seperti apakah yang paling dominan terkait
pemberitaan keragaman budaya Jepang di Media Online
japanesestation.com terhadap komunitas Jepang UIN Jakarta tentang
sisi gelap budaya Jepang?
7
D. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah yang sudah disebutkan maka tujuan
penulisan ini, yaitu:
1. Mengetahui apa pengaruh pemberitaan sisi gelap budaya Jepang di
Media Online japanesestation.com terhadap komunitas Jepang UIN.
2. Mengetahui perilaku imitasi seperti apa terkait pemberitaan sisi gelap
budaya Jepang di Media Online japanesestation.com.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Dalam bidang akademik, penelitian ini diharapkan menambah
wawasan dan pengetahuan lebih dalam, terutama yang berhubungan
dengan ilmu komunikasi, dengan mengaplikasikan teori Uses and
Effect terutama dalam penelitian kuantitatif.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penulisan ini dapat memberi referensi bacaan untuk
publik. Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan serta
tambahan referensi dalam membingkai kasus dan peristiwa bagi para
jurnalis maupun wartawan. Penulis juga berharap penulisan ini bisa
menjadi sumber bacaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah
Jakarta.
8
F. Tinjauan Pustaka
Terdapat penulisan sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian
kepuasan pengguna/khalayak dan menjadi insipirasi bagi penulis, yaitu:
- Penelitian ini dilakukan oleh Indah Pernata Sari, mahasiswi jurusan
Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam
Negeri Jakarta 2017 dengan judul “Pengaruh Terpaan Anime di Media
Massa Terhadap Gaya Hidup Perilaku Anggota Islamic Otaku
Community (IOC) Episode UIN Jakarta”
Kesimpulan dari penlitian ini adalah berdasarkan uji koefisien korelasi
yang telah dilakukan menunjukan bahwa terpaan anime di media massa
memiliki pengaruh yang tinggi terhadap gaya hidup perilaku dengan nilai
R sebesar 0,8333.
- Penelitian ini dilakukan oleh Christa Adventa Alkanti, mahasiswi
program studi ilmu komunikasi konsentrasi multimedia journalism
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara Tangerang
2017 dengan judul “ Makna Hijab Cosplay pada Hijab Cosplayer di
Komunitas Islamic Otaku Community Jakarta”
Kesimpulan dari penelitian ini adalah para hijab cosplayer dalam
komunitas Islamic Otaku Community memaknai hijab sebagai identitas
agama, kewajiban, sebuah perintah dari Allah untuk mengenakan hijab,
hingga mengungkapkan bahwa agama adalah prioritas utama.
- Penelitian ini dilakukan oleh Nurfitriani, mahasiswi program studi
Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu
9
Komunikasi, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta 2016
dengan judul “Konsep Diri Hijab Cosplay Anggota Islamic Otaku
Community Episode Uin Jakarta Dalam Mempertahankan Identitas
Keislaman”
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu konsep diri dapat idubah seiring
berjalannya waktu dan pengalaman selain itu lingkungan anggota Islamic
Otaku Community memiliki kepercayaan diri dalam menghadapi respon
negati dan persoalan hijab cosplay di hati masyarakat.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran dan penjelasan yang runut, maka skripsi ini
terbagi ke dalam 5 bab pembahasan. Adapun sistematika penulisan proposal
skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN Berisi latar beakang masalah, batasan dan
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, tinjauan pustaka dan sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI Penulis menjelaskan mengenai pengertian
teori uses and effect, efek isi media, terpaan, faktor yang memengaruhi proses
komunikasi, gaya hidup, dan perilaku.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM
Berisi paradigma penulisan, pendekatan penulisan, tempat dan waktu penulisan,
teknik pengumpulan data, populasi dan sampel, variabel penulisan, definisi
operasional, instrumen penulisan, teknik analisis data, hipotesis penulisan,
10
gambaran umum Media Online japanesestation.com, budaya Jepang dan sisi
gelap budaya Jepang, serta profil singkat komunitas Jepang UIN Jakarta.
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berupa hasil
temuan dan analisis data penulisan dan kemudian akan dipaparkan secara
deskriptif mengenai hasil analisis dalam penulisan ini.
BAB V PENUTUP Pada bab terakhir skripsi ini penulis memberikan
kesimpulan dan saran.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Penelitian
1. Pengaruh
Pengaruh adalah keadaan di mana terdapat hubungan timbal balik atau
hubungan sebab akibat antara sesuatu yang memengaruhi dengan apa yang
dipengaruhi yang kemudian dihubungkan dan dicari apa ada atau tidak hal
yang menghubungkannya.14
Sesuatu yang dikatakan terdapat pengaruh jika
komunikan mengalami perubahan di mana perubahan tersebut adalah
keinginan komunikator. Komunikator menyampaikan pesan dengan maksud
tertentu untuk memberikan suatu efek kepada komunikan.15
Efek media
massa memiliki potensi dalam memengaruhi khalayak. Potensi tersebut
ditentukan oleh peran khalayak yang terlibat dalam proses komunikasi
massa.16
2. Teori Uses and Effect Sven Windahl
Jika dalam uses and gratification penggunaan media pada dasarnya
ditentukan oleh kebutuhan dasar individu (motif dan kepuasan), sementara pada
uses and effect kebutuhan hanya merupakan salah satu dari faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya penggunaan media. Karakteristik individu, harapan
14
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta : Rajagrafindo Persada, 2006),
h.147. 15
Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi: Teori & Praktik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h 172. 16
Morissan, Teori Komunikasi: Individu Hingga Massa, (Jakarta: Kencana Prenamedia Group,
2013), h.508
12
dan persepsi terhadap media, serta tingkat akses kepada media, akan
menentukan individu kepada keputusan untuk menggunakan atau tidak
menggunakan isi media.17
Pemikiran pertama dikemukakan oleh Sven Windahl ini menyatakan
bahwa konsep „use’ (penggunaan) merupakan bagian yang sangat penting dalam
teori ini. Menurut Sven, pengetahuan mengenai penggunaan media dan
penyebabnya dapat memperkirakan hasil dari suatu proses komunikasi massa18
Pengunaan media massa dapat memiliki banyak arti ini dapat berarti
exposure yang semata-mata menunjuk pada tindakan mempersepsi. Dalam
konteks lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu proses yang kompleks, di
mana isi terkait harapan-harapan tertentu untuk dapat dipenuhi.19
Model ini membedakan hasil penggunaan media dalam tiga golongan
sebagai berikut:
Effect (efek) adalah hasil yang ditentukan sifat-sifat media
Consequence (konsekuensi) adalah hasil yang diperoleh akibat
pengunaan dan bukannya sifat-sifat isi
Conseffect (konsefek) adalah hasil yang diperoleh akibat penggunaan
media dan isi media itu sendiri20
17
Sasa Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h.5.43. 18
Sasa Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, h.5.43-5.44 19
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi
di Masyarakat, (Jakarta: Kencana Prenanda Group, 2005), h.287. 20
Hoeta Soehoet, Teori Komunikasi 2, (Jakarta: yayasan kampus tercinta IISP, 2002), h.71.
13
Gambar 2.1 Model Teori Uses and Effect21
3. Media Online
Media Online disebut juga dengan Digital Media adalah media yang tersaji
secara online di internet. Pengertian Media Online dibagi menjadi dua pengertian
yaitu secara umum dan khusus:
Pengertian Media Online secara umum, yaitu segala jenis atau format media
yang hanya bisa diakses melalui internet berisikan teks, foto, video, dan suara.
Dalam pengertian umum ini, Media Online juga bisa dimaknai sebagai sarana
komunikasi secara online. Dengan pengertian Media Online secara umum ini,
maka email, mailing list (milis), website, blog, whatsapp, dan media sosial masuk
dalam kategori Media Online.
21
Hoeta Soehoet, Teori Komunikasi 2, h.71.
Karakteristik Individu
termasuk kebutuhan dan
kepentingan
Harapan dan
persepsi terhadap
media
Tingkat akses kepada media
Keputusan untuk
menggunakan isi media
atau tidak
Penggunaan media
Media dan karakteristik isi
Hasil pada tataran individu
Effect (efek):
hasil yang ditentukan sifat-sifat media
Consequence (konsekuensi):
hasil yang diperoleh akibat pengunaan dan bukannya sifat-sifat isi
Conseffect (konsefek):
hasil yang diperoleh akibat penggunaan media dan isi media itu sendiri
14
Pengertian Media Online secara khusus yaitu terkait dengan pengertian media
dalam konteks komunikasi massa. Media adalah singkatan dari media komunikasi
massa dalam bidang keilmuan komunikasi massa mempunyai karakteristik
tertentu, seperti publisitas dan periodisitas.22
4. Konsep Persepsi
Persepsi adalah pandangan tentang objeknya, peristiwa atau hubungan-
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimulus inderawi. Hubungan
sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi.
Walaupun begitu, manfasirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan
sensasi, tetapi juga atensi, ekspetasi, motivasi, dan memori.23
Beberapa faktor yang memengaruhi persepsi:
a. Perhatian adalah proses mental ketika stimulus atau rangkaian stimulus
menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimulus lainya melemah.
Perhatian terjadi bila kita mengonsentrasikan diri pada salah satu alat indera
kita dan mengenyampingkan masukan-masukan melalui alat indera yang
lain
b. Faktor-faktor fungsional yang menentukan persepsi, berasal dari kebutuhan,
pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita sebut
sebagai faktor-faktor personal, yang menentukan persepsi bukan jenis atau
22
M.Romli dan Asep Syamsul, Jurnalistik Online: Panduan Praktis Mengelola Media Online, (
Bandung, Nuansa Cendekia, 2012), h 34. 23
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h.50.
15
bentuk stimulus tetapi karakteristik orang yang memberikan respon stimulus
itu.
c. Faktor-faktor struktural yang menentukan persepsi berasal semata-mata dari
sifat stimulus fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem
saraf individu. Dengan kata lain jika kita ingin memahami suatu peristiwa,
kita tidak dapat meneliti fakta-fakta yang terpisah kita harus memandangnya
dalam hubungan keseluruhan, untuk memahami seseorang kita harus
melihatnya dalam konteksnya, dalam lingkungannya, dalam masalah yang
dihadapinya. 24
5. Efek Komunikasi Massa
Sumber utama keprihatinan dikalangan pendidik dan para pemimpin
masyarakat mengenai efek negatif yang ditimbulkan oleh media massa, khususnya
dalam hal kenakalan dan kejahatan, adalah kesadaran akan besarnya kemungkinan
atau potensi pada setiap anggota masyarakat untuk meniru apa-apa yang
diperolehnya dari media massa. 25
Pengenaan terhadap isi media massa memungkinkan khalayak untuk
mengetahui isi media tersebut. namun, pada saat yang sama memang terbentang
pula harapan agar khalayak meniru hal-hal yang baik dari apa yang ditampilkan di
media massa.26
Efek dalam pesan media massa meliputi:
24
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi,h.51-57. 25
Zulkarimein Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2004), h.
7.2. 26
Zulkarimein Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, h. 7.2.
16
a. Efek Kognitif, di mana seseorang sering membaca suatu media massa,
maka memberikan pengetahuan, keterampilan maupun kepercayaan.
Informasi yang diperoleh dalam media massa telah menstruktur atau
mengorganisasikan realitas. Realitas itu tampak sebagai gambaran yang
mempunyai makna. Gambaran tersebut lazim disebut citra, yaitu
menunjukan keseluruhan informasi tentang dunia ini yang telah diolah,
diorganisasikan dan disimpan individu.
b. Efek Afektif yaitu apa yang disebarkan melalui media massa dapat
mengubah pada apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak.
Dampak ini berkaitan dengan perasaan dan rangsangan emosional
seseorang.
c. Efek Konatif atau Behavioral, yaitu dampak pesan media massa dapat
menimbulkan pola-pola tindakan, kegiatan atau perilaku nyata yang dapat
diamati. 27
6. Perilaku Imitasi
Bentuk perilaku dapat dibagi menjadi tiga komponen, yaitu komponen
afektif, komponen kognitif, dan komponen konatif. Komponen yang pertama,
merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis. Komponen kognitif
adalah aspek intelektual, yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia.
Sedangkan komponen konatif adalah aspek tindakan, yang berhubungan dengan
kebiasaan dan kemauan bertindak.28
27
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Atma Kencana Publishing, 2013), h.157-159. 28
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Rosda Karya, 2009), h. 37.
17
Proses pengimitasian diri itu sendiri berlangsung lebih dalam, peniruannya
tidak cukup sebatas aspek-aspek penampilan simbolis, tetapi meliputi totalitas
kepribadiannya, termasuk hal-hal yang secara prinsipil perlu dihindari. Meniru
perilaku destruktif berupa hedonis (pemuasan diri diluar batas kepatutan),
memamerkan kemewahan, merongrong sendi-sendi moralitas, mempertontonkan
keberanian yang tidak diperlukan.29
a. Indikator Perilaku Imitasi
1. Indikator Motif
Meliputi dorongan yang bersifat irasional maupun yang rasional, ikut-
ikutan dan uji coba. Pada awalnya dorongan seorang konsumen untuk
melakukan tindak pemilihan diantara jenis kegiatan karena rasa senang.
2. Indikator Mode
Mencakup kegiatan yang sedang populer dan digemari oleh banyak orang.
Adapun kesempatan dari aspek-aspek yang mendasari perilaku seseorang
dalam berprilaku adalah pengenalan masalah, pencarian informasi,
penilaian alternatif, keputusan untuk melakukan perilaku.30
7. Tipe Khalayak dan Ruang Publik
Terkait dengan karakteristik pengunjung atau khalayak di Media siber,
penulis melihat keberagaman jenis pengguna sebagaimana juga pernah dipaparkan
29
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h.52. 30
http://jurnal-kommas.com/JURNALparamithanggun.pdf diakses pada 8 Mei 2018, pukul 13:04
WIB
18
oleh White & Le Cornu (2011) yang membagi para pengguna di internet sebagai
pengunjung dan bisa sebagai penetap. 31
Sebagai pengunjung, pengguna menyambangi situs-situs tertentu dilandasi
minat mereka, tergantung sepenuhnya kepada kemauan pengguna dan tidak
pernah meninggalkan jejak keberadaan di situs tersebut. sementara di sisi lain
sebagai penetap, pengguna dengan sadar mengahabiskan waktu dalam jaringan
mereka untuk melakukan interaksi sosial dan bukan sekedar untuk mengumpulkan
informasi semata, namun keberadaan pengguna tersebut bisa diketahui.32
B. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran yang digunakan penulis untuk merumuskan masalah
dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.2: Kerangka Penelitian33
31
Rulli Nasrullah, Cyber Media, (Yogayakrta: CV. Idea Sejahtera, 2014), h.78. 32
Rulli Nasrullah, Cyber Media, h.79. 33
Hoeta Soehoet, Teori Komunikasi 2, (Jakarta: yayasan kampus tercinta IISP, 2002), h.71.
Fenomena yang diteliti:
Pengaruh Pemberitaan budaya Jepang di media
online japanesestation.com terhadap perilaku
imitasi komunitas Jepang UIN Jakarta
Media dan Karakteristik isi pemberitaan
japanesestation.com membuat komunitas Jepang UIN
Jakarta mengunakan media tersebut
Pengunaan media yang besar terhadap pemberitaan
tentang budaya Jepang yang akan menimbulkan
perilaku imitasi terhadap komunitas Jepang UIN Jakarta
Efek yang ditimbulkan berupa
perilaku imitasi budaya Jepang
19
C. Variabel dan Hipotesis Penelitian
1. Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas (X), variabel yang menjadi sebab atau
merubah/memengaruhi variabel lain. (X1) Variabel Tingkat Akses
Japanesestation.com (X2) Variabel Faktor Isi Media
japanesestation.com .34
b. Variabel Terikat/Tergantung (Y), variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat karena adanya variabel lain (variabel bebas). (Y)
Variabel perilaku imitasi budaya Jepang di japanesestation.com 35
Variabel ini yang penulis kupas lebih dalam pada latar belakang
penlitian.
2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori yang digunakan yaitu teori uses and effect, untuk
mengetahui pengunaan dan efek maka hipotesis konseptual dalam penelitian ini
adalah:
Hi: ada pengaruh terkait pemberitaan sisi gelap budaya Jepang pada segi
positif/negatif dalam perilaku imitasi member komunitas Jepang UIN Jakarta.
Ho: tidak ada pengaruh pemberitaan sisi gelap budaya Jepang perilaku
imitasi persepsi member komunitas Jepang UIN Jakarta.
34
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkap Dengan Perbandingan Perhitungan
Manual & Spss, (Jakarta,KENCANA,2013). h.10. 35
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkap Dengan Perbandingan Perhitungan Manual &
Spss, h.10.
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Paradigma Penelitian
Paradigma dalam penelitian ini adalah paradigma positivisme. Pandangan
dunia empirisme yang objektif dalam memandang pengetahuan tersebut
mengalami puncaknya pada aliran filsafat yang dikenal dengan nama
positivisme. August Comte (1798-1857) adalah filsafat yang mempelopori
kemunculan aliran filsafat ini.36
Paradigma positivisme menganggap realitas itu betul-betul ada secara nyata,
dan dapat diselediki secara terpisah (ontologi). Peneliti dan obyek diteliti
independen dan peneliti mampu meneliti obyek tanpa mempengaruhi obyek atau
dipengaruhi oleh keadaannya (epistimologi). Cara menelitinya bisa dengan
percobaan atau manipulasi, sehingga dapat dikontrol obyektivitasnya (metodelogi
penelitian kuantitatif)37
.
Dalam penelitian ini objek yang dikaitkan yaitu 167 member komunitas
Jepang UIN Jakarta, yang memiliki perilaku imitasi dalam pengaruh pemberitaan
budaya Jepang di media oniline japanesestation.com untuk memperoleh realitas
yang nyata.
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif. Pendekatan analisis ini
menekankan kepada pembuktian terhadap hubungan-hubungan antar variabel
36
Burhan, Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2008), h.10. 37
Moh, Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif, (Malang: UIN Maliki Press, 2008),
h.169.
21
yang satu dengan lainnya dan kemampuan dari berbagai variabel serta identifikasi
terhadap variabel. 38
Pendekatan penelitian kuantitatif berawal dari pendekatan positivisme yang
menekankan model analisis yang bersifat kuantitatif. Analisis ini menggunakan
pendekatan berpikir deduktif di mana kerangka analisis dimulai dari persoalan-
persoalan yang umum ke persoalan-persoalan yang khusus.39
Berbeda dengan pendekatan kualitatif, pendekatan kuantitatif dalam
komunikasi lebih banyak menggunakan metode pengumpulan data, seperti angket,
wawancara, focus group discussion, analisis isi kualitatif, dokumentasi, teknik
visualisasi dan sebagainya tergantung objek penelitian mana yang sedang diteliti.
Sifat-sifat metode pengumpulan data kuantitatif yang tentatif macam ini
cenderung tidak mewajibkan peneliti terlibat langsung dengan sumber data,
karena bisa saja peneliti diwakilkan oleh orang lain.40
Objek pada penelitian ini 167 member komunitas Jepang UIN Jakarta
terkait pengaruh dalam pemberitaan budaya Jepang Media Online
japanesestation.com dengan mengunakan teknik pengumpulan data observasi,
kuesioner, dan wawancara untuk mendapatkan hasil penelitain.
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang
dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa,
38
Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa, (Jakarta : Raja Grafindo, 2012), h. 27. 39
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2008), h.310. 40
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2008),
h.317.
22
sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber
penelitian41
. Populasi dalam penelitian ini adalah 167 member komunitas Jepang
UIN Jakarta sebagai responden yang aktif membaca di situs japanesestation.com,
dengan rentang usia 17-25 Tahun, di mana usia tersebut mampu berpikir dan
memilah konten yang baik dikonsumsi maupun tidak .42
2. Sampel
Sampel dalam penulisan ini dimaksud untuk mewakili seluruh populasi,
dalam penelitian sosial dikenal hukum kemungkinan yaitu kesimpulan yang
ditarik dari populasi dapat digeneralisasikan kepada seluruh populasi.43
Penelitian
ini mencakup kategori umur 17-25 tahun dalam membaca artikel
japanesestation.com, serta mengetahui dampak positif dan negatif dari pengaruh
terpaan berita anime tersebut.
D. Waktu Dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari 2018 sampai dengan
April 2018 pada Komunitas Jepang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah
Jakarta. Komunitas ini memiliki basecamp namun tidak memiliki jadwal yang
tetap untuk mengdakan suatu pertemuan.
Penelitian ini dilakukan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah
Jakarta yang terletak di Jalan Ir. H. Juanda No.95, Ciputat 15412, Telp (62-21)
740152, Fax (62-21) 7402982.
41
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2005),
h.109. 42
Guide book Member IOC 43
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, h.111.
23
E. Sumber Data
Data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan
informasi atau keterangan baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukan
fakta atau juga dapat didefinisikan data merupakan kumpulan fakta atau angka
atau segala sesuatu yang dapat dipercaya kebenarannya sehingga dapat digunakan
sebagai dasar untuk menarik suatu kesimpulannya.44
Penelitian ini melakukan pengelompokan data dengan cara memperolehnya:
1. Data Primer, data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari
sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan45
. Penulis
melakukan pengambilan data ini dengan metode survei/angket dan
wawancara kepada komunitas Jepang UIN Jakarta terhadap pengaruh
pemberitaan Media Online japanesestation.com tentang sisi gelap budaya
Jepang.
2. Data sekunder, data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang
bukan pengolahannya46
, adapun penulis mengambil data sekunder ini ialah
dengan riset kepustakaan buku, jurnal, dan internet.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk memperoleh,
mengolah dan menginterpretasikan informasi yang diperoleh dari para responden
yang dilakukan dengan menggunakan pola ukur yang sama.47
44
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkap Dengan Perbandingan Perhitungan
Manual & Spss, (Jakarta,KENCANA,2013). h.16. 45
Syofian Siregar. Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkap Dengan Perbandingan Perhitungan
Manual & Spss. h.16. 46
Syofian Siregar. Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkap Dengan Perbandingan Perhitungan
Manual & Sps. h.16.
24
Sehingga skala pengukuran instrumen adalah menentukan satuan yang
diperoleh, sekaligus jenis data atau tingkatan data. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan Skala Likert. Skala Likert adalah skala yang dapat digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau
fenomena tertentu48
.
Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur
dijabarkan dari variabel menjadi dimensi, dari dimensi dijabarkan menjadi
indikator dan dari indikator dijabarkan menjadi sub-indikator yang dapat diukur,
artinya sub-indikator dapat dijadikan tolok ukur untuk membuat suatu
pertanyaan/pernyataan yang perlu dijawab oleh responden.
Tabel 3.1 Skala Likert49
Pertanyaan Untuk Jawaban Setuju Menurut Skala Likert
SANGAT SETUJU (SS) 5
SETUJU (S) 4
NETRAL (N) 3
TIDAK SETUJU (TS) 2
SANGAT TIDAK SETUJU (STS) 1
47
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkap Dengan Perbandingan Perhitungan
Manual & Spss, h.46. 48
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkap Dengan Perbandingan Perhitungan
Manual & Spss, h.25-26. 49
Syofian Siregar. Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkap Dengan Perbandingan Perhitungan
Manual & Sps. h.16.
25
1. Uji Validitas
Menunjukan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang
ingin diukur. Setelah membuat kuesioner langkah selanjutnya menguji apa
kuesioner yang dibuat tersebut valid atau tidak.
a. Jika koefisien korelasi product moment melebihi 0,3
b. Jika koefiesien product moment > r-tabel (α ; n-2) n = jumlah sampel
c. Nilai Sig. ≤ α.
Rumus yang bisa digunakan untuk uji validitas konstruk dengan teknik
korelasi product moment yaitu:
n(∑ ∑ ∑
fhitung = √ ∑ 2) – (∑ 2
)][n(∑ 2)– (∑ 2
di mana:
n = jumlah responden
x = skor variabel (jawaban responden)
y = skor total dari variabel (jawaban responden). 50
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah untuk mengetahui hasil pengukuran tetap konsisten
apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama
dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. Dengan menggunakan
teknik alpha cronbach yaitu menentukan suatu instrumen penelitian reliabel atau
tidak bila jawaban yang diberikan responden berbentuk skala seperti 1-3 dan 1-5
atas jawaban responden yang menginterpretasikan penilaian sikap.
50
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkap Dengan Perbandingan Perhitungan
Manual & Spss, h.46-47.
26
Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliable dengan
menggunakan teknik ini bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6
Tahapan perhitungan uji reliabilitas dengan menggunkan teknik ini:
a. Menentukan nilai varian setiap butir pertanyaan
∑
2
i-(∑ i)
2
n
n
b. Menentukan nilai varian total
= ∑ 2
- (∑ 2
n
n
c. Menentukan reliabilitas instrumen
r11 = [ k ][ 1 - ∑
]
k-1
keterangan:
n = jumlah sampel
X1 = jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan
∑ = total jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan
= varian total
∑
= jumlah varian butir
k = jumlah butir pertanyaan
r11 = koefisien reliabilitas instrument.51
51
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkap Dengan Perbandingan Perhitungan
Manual & Spss, h.46-47.
27
3. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan penulis untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
fenomena. Definisi operasional bertujuan untuk memberi batasan kepada variabel
yang terkait dengan penulisan sehingga variabel dapat diukur sesuai dengan
parameter yang dipakai.52
Dalam hal ini Do menegaskan terpaan berita
japanesestation.com dengan judul berita “sisi gelap budaya Jepang” mampu
diketahui Do, sebagai berikut;
Do: terpaan berita japanesestation.com dengan tema sisi gelap budaya
Jepang
a. Perilaku positif yang terjadi akibat persepsi media tersebut.
Dilihat dari durasi, frekuensi dan atensi pengaruh Media Online
japanesestation.com tentang sisi gelap budaya Jepang yang memiliki perilaku
positif kebudayaan Jepang yang terhadap komunitas Jepang UIN Jakarta
terkait bahasa, kebiasaan, cara berpakaian, cara berpikir.
b. Perilaku negatif yang terjadi akibat persepsi media tersebut.
Dilihat dari durasi, frekuensi dan atensi pengaruh Media Online
japanesestation.com tentang sisi gelap budaya Jepang yang memiliki perilaku
negatif kebudayaan Jepang yang terhadap komunitas Jepang UIN Jakarta
terkait bahasa, kebiasaan, cara berpakaian, cara berpikir.
52
Hidayat dan Aziz Alimun, Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis Data, (Jakarta:
Salemba Medika, 2007), h. 78.
28
G. Teknik Pengumpulan Data
Gambar 3.1: Ilustrasi Pengolahan dan Analisis Data Penelitian
Kuantitatif53
Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka
penulis menggunakan teknik-teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi atau pengamatan langsung adalah kegiatan pengumpulan data
dengan melakukan penelitian langsung terhadap kondisi lingkungan objek
penelitian yang mendukung kegiatan penelitian, sehingga dapat gambaran secara
jelas tentang kondisi objek penelitian tersebut.54
Observasi ini dilakukan langsung
53
Syofian Siregar. Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkap Dengan Perbandingan Perhitungan Manual &
Spss. (Jakarta,KENCANA,2013). h.19. 54
Syofian Siregar. Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkap Dengan Perbandingan Perhitungan Manual &
Spss. h.19.
Pengumpulan data
(observasi, kuesioner,
wawancara)
Pengolahan data:
1) Editing data
2) Codeting data
3) Tabulasi data
Analisis data:
1. Penyajian data
2. Uji statistik
Interpretasi data
29
dilapangan kepada member komunitas Jepang UIN Jakarta sebagai subjek
penelitian.
Beberapa komponen yang tercakup dalam proses pengumpulan data dengan
menggunakan metode obeservasi:
a. Pemilahan, sebelum dilakukan proses pengumpulan data terlebih dahulu
pengamat memfokuskan pengamatannya baik disengaja maupun tidak
b. Pengubahan, pengumpulan data dengan observasi ini membolehkan si
pengamat mengubah perilaku atau suasana tanpa menggangu
kewajarannya.
c. Pencatatan, menunjukan si pengamat melakukan pencatatan atau merekam
kejadian-kejadian yang terjadi pada subjek penelitian.
d. Pengodean, setelah kejadian di lapangan dicatat tahap selanjutnya
melakukan proses penyederhanaan catatan-catatan yang diperoleh di
lapangan melalui metode reduksi data.
e. Tujuan empiris, dengan observasi memiliki bermacam-macam fungsi
dalam penelitian dapat digunakan untuk menguji teori atau hipotesis.55
Berdasarkan keterlibatan pengamat dibagi dua, yaitu:
a. Observasi partisipan, teknik pengumpulan data dengan cara ini di mana
pengamat ikut serta terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan
subjek yang diteliti atau yang sedang diamati
55
Syofian Siregar. Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkap Dengan Perbandingan Perhitungan
Manual & Spss. (Jakarta,KENCANA,2013). h.19-20.
30
b. Observasi tak partisipan, di mana pengamat berada di luar subjek yang
sedang diteliti atau diamati
Dalam penelitian ini penulis mengambil teknik pengumpulan data dengan
observasi jenis partisipan di mana penulis terjun langsung mengamati
subjek penelitian yaitu Komunitas Jepang UIN Jakarta.56
2. Kuesioner (Angket)
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan
analisis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik
beberapa orang utama dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang
diajukan oleh sistem yang sudah ada.57
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup,
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada responden sudah dalam bentuk
pilihan ganda. Jadi kuesioner jenis ini responden tidak diberikan kesempatan
untuk mengeluarkan pendapat.58
3. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan/data untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara pewawancara
dengan responden dengan menggunakan alat yang dinamakan panduan
56
Syofian Siregar. Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkap Dengan Perbandingan Perhitungan
Manual & Spss. h.20. 57
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkap Dengan Perbandingan Perhitungan
Manual & Spss, (Jakarta,KENCANA,2013). h.21. 58
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkap Dengan Perbandingan Perhitungan
Manual & Spss. h.21.
31
wawancara59
. Dalam penulisan ini, penulis mewawancarai beberapa member
komunitas Jepang UIN Jakarta sebagai responden yang aktif membaca di situs
japanesestation.com.
Wawancara berstruktur (structure), semua pertanyaan telah dirumuskan
sebelumnya dengan cermat, biasanya secara tertulis. Wawancara berstruktur itu
terikat, baik mengenai pertanyaan maupun jawaban. Selalu ada kemungkinan
bahwa hal-hal yang penting tidak tercakup dalam pertanyaan itu. 60
4. Metode Penelitian
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian survei.
Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok61
. Sedangkan
penelitian kuantitatif survei, selain masuk dalam pengertian penelitian survei juga
dimaksudkan memiliki sifat pemikiran, dan umumnya digunakan untuk menarik
kesimpulan sampel terhadap populasi sehingga dipastikan menggunakan hipotesis
dan alat statistik dalam analisis data62
.
Metode survey dalam penelitian ini berkaitan untuk mengetahui perubahan
sikap dan gaya berpakaian terhadap pengaruh terpaan berita Media Online
japanesestation.com tentang budaya Jepang, dengan subjek komunitas Jepang
UIN Jakarta.
59
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkap Dengan Perbandingan Perhitungan
Manual & Spss. h.18. 60
Nasution, Metode Research (penelitian ilmiah), (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h.118. 61
Sofian Efendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES,2014), h.4. 62
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2008),
h.53.
32
5. Teknik Sampling
a. Teknik pengambilan sampel
Adapun sampel penulisan ini penulis tentukan dengan menggunakan
teknik random sampling yaitu teknik yang dilakukan setelah dibuat suatu
kerangka sampling yang benar63
. Random sampling mengambil semua
individu yang ada dalam populasi, sehingga semua dianggap sama atau
diberi kesempatan yang sama.64
Untuk dipilih menjadi anggota sampel
dalam penulisan dan dalam pelaksanaannya pengambilan sampel tersebut
penulis terlebih dahulu bertanya kepada beberapa member komunitas
Jepang UIN Jakarta sebagai responden yang aktif membaca di situs
japanesestation.com.
Syarat untuk dapat dilakukan teknik random sampling adalah:
1. Anggota populasi tidak memiliki strata sehingga relatif homogen
2. Adanya kerangka sampel yaitu merupakan daftar elemen-elemen populasi
yang dijadikan sampel. 65
H. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan
data dilaksanakan.
1. Editing
63
Irawan soehartono, metode penelitian sosial: suatu teknik penelitian bidang kesejahteraan
sosial dan ilmu sosial lainnya, (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya,2011), h.60. 64
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2005),
h.116. 65
Syofian Siregar. Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkap Dengan Perbandingan Perhitungan
Manual & Spss. (Jakarta,KENCANA,2013). h.31.
33
Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah penelitian selesai
menghimpun data di lapangan. Proses editing dimulai dengan memberi identitas
pada instrumen penelitian yang telah terjawab kemudian memeriksa satu per satu
lembaran instrumen pengumpulan data kemudian memeriksa poin-poin serta
jawaban yang tersedia. Apabila terjadi kejanggalan pada instrumen tersebut
berilah identitas tertentu pada instrumen atau poin yang janggal tersebut. pada
akhir editing, peneliti harus mempertanyakan kembali, apakah data yang
diperlukan betul lengkap dan jelas untuk dimengerti dan dipahami, apakah data
satu dengan lainnya sudah konsisten, seragam dan memiliki respon yang sesuai.
2. Pengkodean
Setelah tahap editing selesai dilakukan, kegiatan berikutnya adalah
mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahapan koding. Bahwa data yang telah
diteliti tersebut diberi identitas sehingga memiliki arti tertentu pada saat dianalisis.
Ada dua cara pengkodean, pengkodean frekuensi digunakan apabila jawaban
pada poin tertentu memiliki bobot atau arti frekuensi tertentu. Pengkodean
lambang digunakan pada poin yang tidak memiliki bobot tertentu.
3. Tabulasi
Tabulasi adalah bagian terakhir dari pengolahan data, memasukan data
pada tabel-tabel tertentu dan mengatur angka-angka serta menghitungnya. Ada
beberapa jenis tabel yang digunakan pada penelitian: tabel data dan tabel kerja.
Tabel data adalah tabel yang dipakai untuk mendeskripsikan data sehingga
34
memudahkan peneliti untuk memahami struktur dari sebuah data, sedangkan tabel
kerja dipakai untuk menganalisis data yang tertuang dalam tabel data.66
I. Teknik Analisis Data
1. Uji Regresi Linear Berganda, Regresi linear berganda adalah salah satu
teknik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara dua atau
lebih variabel independen dengan salah satu variabel dependen. 16
Rumusan regresi linear berganda adalah:
Y α + b 1 1 + b 2 2
Keterangan:
Y=Variabel Dependen (perilaku imitasi kebudayaan Jepang)
a = Konstanta
b 1 = Koefisien regresi parsial variabel persepsi sisi gelap budaya Jepang
di media massa
X1 = Variabel tingkat akses japanesestation.com
b2=Koefisien regresi parsial variabel faktor yang memengaruhi proses
komunikasi
X2 = Variabel terhadap isi Media Online japanesestation.com.67
2. Uji Koefisien Korelasi, Koefesien korelasi menunjukkan kekuatan
(strength) hubungan linear dan arah hubungan dua variabel acak. Jika
koefesien korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan
searah. Bila tidak ada hubungan timbal balik maka nilainya nol (0),
66
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2005),
h.175-179. 67
Morissan, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), h.403.
35
sebaliknya bila ada hubungan timbal balik nilainya satu (1,0). Nilai positif
R menunjukkan adanya kecenderungan untuk nilai tinggi pada kedua
variabel.68
Patokan hasil perhitungan korelasi sebagai berikut: Nilai Koefisien
Penjelasan < 0,20 Hubungan dapat dianggap tidak ada 0,20 – 0,40
Hubungan ada tetapi rendah >0,40 – 0,70 Hubungan cukup >0,70 – 0,90
Hubungan tinggi >0,90 – 1,00 Hubungan sangat tinggi Sedangkan
koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.69
3. Uji F (Simultan) Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model memiliki pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat.70
Ho : Variabel-variabel independen tidak berpengaruh.
Ha : Variabel-variabel independen berpengaruh terhadap
Jika sig F > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel bebas dengan variabel terikat.
Sedangkan, jika sig F < 0,05 maka terdapat pengaruh signifikan antara
variabel bebas dan variabel terikat.
68
I Made Putrawan, Pengujian Hipotesis Dalam Penelitian-Penelitian Sosial, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1990), h. 117. 69
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, (Semarang: Badan
Penerbit – Undip, 2009), h. 87. 70
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, h. 88.
36
4. Uji Statistik t T-test bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari
masing masing variabel independen secara individual terhadap variabel
dependen.71
5. Dalam melakukan uji hipotesis, perlu dirumuskan hipotesis nol (Ho) dan
hipotesis alternatif (Ha):
a) Variabel pemberitaan budaya Jepang di Media Online
japanesestation.com (X1):
Ho:βo 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan.
Ho: βo ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan
b) Variabel faktor yang memengaruhi proses komunikasi (X2):
Ho: βo 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan.
Ho: βo ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan.
Jika sig t > 0,1, maka hal ini bermakna bahwa tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Jika
sig t < 0,1, maka berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel independen terhadap variabel dependen
J. Gambaran Umum
1. Pemberitaan Japanesestation.Com Hikikomori
https://japanesestation.com/hikikomori-fenomena-penyakit-sosial-di-kalangan-
remaja-Jepang/ diakses pada 9 april 2018, 10:20 WIB.
Dengan Judul Artikel “Hikikomori, Fenomena Penyakit Sosial di Kalangan
Remaja Jepang”
71
Singgih Santoso, Spss Versi 10: Mengolah Data Statistik Secara Profesional, (Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo, 2002), h. 54.
37
Hikikomori, Fenomena Penyakit Sosial di Kalangan Remaja Jepang
Jepang merupakan negara maju terbesar di Asia. Tidak hanya maju
secara ekonomi, tapi juga memiliki kemajuan di bidang teknologi, pendidikan,
serta Informasi. Namun di samping itu Jepang mengalami kemunduran di
bidang sosial sebagai imbalan akan kemajuannya. Berbagai penyakit
psikologis menghantui masyaratat Jepang karena tingkat stress yang semakin
tinggi. Bagi warga yang tidak bisa bertahan, mereka akan mengambil jalan
pintas dengan mengahkiri hidupnya sendiri dengan anggapan semakin cepat
mereka lepas dari tekanan. Selain itu Kemajuan juga mengubah cara bergaul di
masyarakat
. Penindasan oleh yang kuat terhadap yang lemah, serta pergaulan yang
tanpa batas. Bagi korban penindasan, mereka akan menjadi orang yang
pendiam tapi tetap terjun di masyarakat atau malah mengahkiri hidupnya.
Selain itu juga terdapat orang yang ahkirnya menarik diri dari pergaulan,
orang-orang tersebut dijuluki Hikikomori.
Hikikomori berasal dari kata menarik diri. Kebanyakan hikikomori
adalah laki-laki, walau ada juga yang perempuan. Faktor penyebabnya tidak
begitu jelas, Namun kebanyakan publik menyalahkan faktor keluarga, di mana
hilangnya figur seorang ayah karena bekerja dari pagi hingga larut malam
hingga tidak sempat melakukan interaksi dengan anaknya, serta ibu yang
dianggap terlalu memanjakan anaknya (mungkin karena jumlah anak yang
dimiliki keluarga Jepang itu sedikit). Tekanan akademik di sekolah, pelecehan
di sekolah (school bullying), dan video game di Jepang yang luar biasa
menggoda. Mungkin bisa di bilang mereka menarik diri dari tekanan
kompetisi pelajar, pelaku ekonomi atau pekerja di negara yang luar biasa
kompetisi-nya. Jumlah pastinya tidak diketahui pasti, ada yang menghitung
sekitar 1 persen dari populasi. Ini berarti sekitar 1 juta orang Jepang
hikikomori. Hitungan yang lebih konservatif berkisar antara 100 ribu dan 320
ribu orang yang hikikomori. Mereka biasanya berusia 13-14 tahun, walau
kadang ada orang yang menjadi hikikomori bahkan lebih dari 10 tahun.
38
Mungkin orang akan menganggap hikikomori itu sama dengan otaku.
Namun sebenarnya berbeda. otaku adalah orang yang memiliki minat atau hobi
yang berlebihan sehingga mereka mengabaikan kegiatan yang lain, tapi mereka
masih berinteraksi dengan keluarga atau tenyan di dunia nyata. Seperti
penggemar komik yang berlebihan, atau orang yang suka dengan model kit
secara berlebihan. Namun semua hikikomori itu otaku, karena pelarian dari
beban mereka adalah dengan memfokuskan diri pada hal yang mereka sukai
agar mereka tidak teringat akan sakitnya pergaulan sosial itu. Yang mereka
lakukan? tentu saja hanya diam di kamar dan bergulat dengan dunia maya,
menonton anime, baca manga, bahkan terkadang aktivitas makan dan buang air
kecil dilakukan di kamar. Walau tidak punya kamar mandi mereka akan
menampungnya di plastik atau botol.
Lantas bagaimana cara mereka memenuhi kebutuhannya. biasanya
hikikomori akan keluar sebulan sekali untuk membeli perlengkapan “mengurung
diri”nya, mereka tetap mendapat uang dari orangtua, bahkan terkadang mereka
memaksa orangtua untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Hal yang
terekstri adalah ada juga hikikomori yang menculik gadis kecil untuk “disimpan”
sebagai “teman” di kamarnya. mereka mungkin akan melepaskan gadis tersebut
klo mereka ingin, atau gadis itu harus mencari jalan keluarnya sendiri, atau dia
tidak akan pernah bisa keluar lagi.
Tekanan disekolah sedikit banyak juga berpengaruh, misalnya karena
pribadi itu terlalu gemuk, atau kurus, memiliki bentuk fisik yang berbeda dari
yang lainnya seperti tinggi badan, atau karena dia memiliki kelebihan lain. Ada
tulisan yang nyatakan bahwa ada hikikomori yang sebenarnya anak berbakat
dalam bidang olahraga namun tidak memiliki kesempatan untuk
menunjukkannya disekolah. Seperti pepatah Jepang, paku yang menonjol akan
dipalu untuk menjadi seragam. Di Jepang, keseragaman adalah utama,
penampilan dan respek (postur tubuh atau muka) adalah penting, maka
pemberontakan akan kompetisi dilakukan dengan menarik diri.
Semakin tua seseorang hikikomori, semakin kecil kemungkinan dia bisa
berkompeten di dunia luarnya. Bila setahun lebih hikikomori, ada kemungkinan
dia tidak bisa kembali normal lagi untuk bekerja atau membangun relasi sosial
dalam waktu lama, menikah misalnya. Beberapa tidak akan pernah
meninggalkan rumah orang tuanya
39
Pada banyak kasus, saat orang tuanya meninggal atau pensiun akan
menimbulkan masalah karena mereka tanpa kemampuan kerja dan sosial minimal
– bahkan untuk membicarakan masalahnya dengan orang lain atau kantor
pemerintah.
Hikikomori memang salah satu masalah bagi Jepang, setelah lebih dari
satu dekade sebelumya menikmati kemajuan ekonomi yang luar biasa. Beberapa
dekade terakhir ini, negara Jepang masih bergulat mengembalikan kejayaan
ekonominya walau masih jauh dari puncak sebelumnya. Akibatnya banyak
lowongan kerja penuh waktu atau salariman (yang menerima gaji tetap tiap bulan
dan akan menikmati uang pensiun) menjadi hal yang sulit di dapat. Walau
pekerjaan paruh waktu tetap banyak, tetapi kemapanan bekerja di satu perusahaan
dengan gaji tetap tiap bulan dan menikmati keamanan uang pensiun merupakan
angan-angan sebagian besar pekerja di Jepang. Satu sebab lainnya adalah kultur
gender, dimana anak laki-laki mendapat tekanan untuk sukses di bidang
akademik dan pekerjaan dibanding anak perempuan. Seperti biasa, sekolah dari
pagi hingga sore kemudian dilanjutkan dengan sekolah private untuk persiapan
masuk universitas hampir selama tujuh hari seminggu . Karena hanya dengan
masuk universitas bergengsi (Universitas Tokyo, misalnya), mereka bisa di rekrut
masuk dalam kelas pekerja tetap dan menikmati pensiun. Sisanya bekerja di
pekerjaan paruh waktu atau tanpa pekerjaan sama sekali, yang tidak memberikan
keamanan finansial yang tetap.
Di mana pada satu titik, beberapa merasa masa bodoh dengan tekanan ini,
keluar dari jalur kompetisi dan menutup dirinya – hikikomori. Alhasil ada
sekelompok pemuda yang tidak bisa dan tidak akan ikut dalam kelas pekerja
Jepang – yang terkenal pekerja keras itu. Walau para hikikomori tidak memiliki
teman di dunia nyata tapi mereka memiliki jaringan para hikikomori didunia
maya. Kegiatannya? tentu saja berbagi informasi tentang game yang baru release,
atau ada anime baru, atau tentang artis cantik yang menjadi idola remaja. dan
mereka berinteraksi tanpa pernah bertemu satu sama lain.
Mungkin fenomena ini belum banyak ada di Indonesia, namun kita perlu
mewaspadainya mulai dari sekarang. Menjaga interaksi yangbaik dengan
keluarga juga merupakan usaha pencegahan, keterbukaan satu sama lain, support,
serta mau mendengarkan merupakanbantuan yang tepat bagi orang terutama
dalam keluarga kita supaya mereka tidak semakin tertekan hingga ahkirnya
terjerumus ke hal-hal negatif.
40
2. Gambaran Umum Media Online Japanesestation.Com
Gambar: 3.2 Logo Japanasesestation.Com72
Japanese Station merupakan portal situs berita atau Media Online tentang
musik, dunia hiburan, budaya, gaya hidup, kuliner dan informasi unik lainnya
yang berhubungan dengan Jepang. Situs ini diperuntukan bagi semua orang yang
ingin melihat ide-ide kreatif di Jepang dan orang-orang yang menyenangi segala
hal yang berbau Jepang serta mengenai apa yang sedang menjadi hit di sana.
Japanese Station ini sendiri dibentuk pada tahun 2009 dengan nama Japan
Lands sebagai sebuah blog yang menyajikan informasi-informasi unik dan aneh
mengenai Jepang, namun karena satu dan lain hal, pada akhir tahun 2010 Japan
Lands sempat hiatus atau vakum dari segala kegiatannya. Tepatnya pada tanggal
06 Februari 2012, dengan konsep web portal yang menyediakan informasi terkini
mengenai Jepang, manajemen baru disertai ide-ide dan tampilan yang lebih fresh
maka kami bentuk kembali Japan Lands dengan nama Japanese Station.
Saat ini menyediakan segala informasi mengenai Jepang dalam bahasa
Indonesia dengan menggunakan gaya bahasa penyampaian yang semi-formal. Di
72
Japanesestation.com/small-logo/ diakses pada 20 Juni 2018, pukul 21:00 WIB.
41
mana ruang lingkup pasar kami adalah anak-anak muda sampai dengan orang
dewasa dengan kisaran umur 15 – 50 tahun yang memang memilki ketertarikan
dengan hal-hal mengenai Jepang.
Dengan perpaduan teknologi informasi yang semakin berkembang,
membentuk portal online yang berisi informasi-informasi seputar Jepang dan
melakukan promosi penyebaran informasi melalu social media seperti Facebook,
Twitter dan Google Plus. Hal ini dilakukan agar memudahkan masyarakat
Indonesia untuk mendapatkan informasi tersebut, mengingat Indonesia merupakan
salah satu pengguna social media terbesar di dunia.
Selain itu Japanese Station juga sering terlibat dalam peliputan setiap
event-event Jepang baik di dalam negeri maupun luar negeri, serta memberikan
dukungan penuh terhadap event, band dan komunitas lokal.
email: info@japanesestation.com73
ありがとうございます!
Alamat Redaksi :Jl. Libra No. 32
Komp. Pondok Bentang Asri
Kel. Gumuruh Kec Buahbatu
Bandung, West Java 40275
Japan Office Agent :
デジタルカタパルト株式会社
東京都文京区小石川 4 − 14 − 24
KYODO小石川ビル6階
電話 :03-6865-8116
Fax :03-6865-8101.74
73
Japanesestation.com/tentang-kami/ diakses pada 8 Mei 2018, pukul 09:10 WIB. 74
Japanesestation.com/tentang-kami/ diakses pada 8 Mei 2018, pukul 09:10 WIB.
42
43
44
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
A. Analisis Data Penelitian
Pengaruh Pemberitaan Budaya Jepang Di Media Online
Japanesestation.com Terhadap Perilaku Imitasi Komunitas Jepang UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tentang Sisi Gelap Budaya Jepang
1. Uji Regresi Linear Berganda
Berdasarkan data yang diolah pada software SPSS 22, maka didapati
hasil sebagai berikut:
Coefficientsa
Tabel:4.1 Coefficient
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 67,673 5,604 12,077 ,000
Tingkat
Akses 1,777 ,428 ,303 4,153 ,000
Isi Media 1,349 ,327 ,302 4,131 ,000
a. Dependent Variable: Perilaku Imitasi
Casewise Diagnosticsa
Tabel: 4.2 Casewise Diagnostics
Case Number
Std.
Residual
Perilaku
Imitasi
Predicted
Value Residual
157 -3,517 54 102,13 -48,128
a. Dependent Variable: Perilaku Imitasi
Y = a + b1X1+ b2X2
45
Y = 67,673 + 1,777X1 + 1,349X2
Keterangan:
Y = Variabel Dependen (Perilaku imitasi)
a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi variabel tingkat akses japanesestation.com
X1 = Variabel tingkat akses japanesestation.com
b2 = Koefesien regresi parsial variabel faktor isi media japanesestation.com
X2 = Variabel faktor isi media japanesestation.com
Persamaan regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Konstanta sebesar 67,673; artinya jika Variabel tingkat akses
japanesestation.com (X1) dan Variabel faktor isi media japanesestation.com
(X2) nilainya adalah 0, maka Variabel Dependen (Perilaku imitasi) (Y)
nilainya adalah 67,673.
b. Koefisien regresi variabel tingkat akses japanesestation.com (X1) sebesar ;
1,777 artinya terjadi hubungan positif antara tingkat akses
japanesestation.com terhadap perilaku imitasi tentang sisi gelap budaya
Jepang.
c. Koefisien regeresi variabel faktor isi media japanesestation.com (X2) sebesar
1,349 artinya terjadi hubungan positif antara isi media japanesestation.com
terhadap perilaku imitasi tentang sisi gelap budaya Jepang
Hal ini menunjukkan bahwa koefisien regresi antara variabel tingkat
akses japanesestation.com dan variabel faktor isi media japanesestation.com,
46
memengaruhi perilaku imitasi tentang sisi gelap budaya Jepang . Jika kedua
variabel memiliki kecenderungan yang sama pada perilaku imitasi , maka akan
ada perubahan pada perilaku imitasi dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai perilaku imitasi tentang sisi gelap budaya Jepang (Y) dapat dilihat
pada tabel Casewise Diagnostics (kolom Predicted Value). Sedangkan Residual
(unstandardized residual) adalah selisih perilaku imitasi tentang sisi gelap budaya
Jepang antara dengan Predicted Value, dan Std. Residual (standardized residual)
adalah nilai residual yang telah terstandarisasi (nilai semakin mendekati 0 maka
model regresi semakin baik dalam melakukan prediksi, sebaliknya semakin
menjauhi 0 atau lebih dari 1 atau -1 maka semakin tidak baik model regresi dalam
melakukan prediksi).
2.Uji Koefisien Korelasi
Berdasarkan data yang diolah pada software SPSS 22, maka didapati hasil
sebagai berikut:
a. Predictors: (Constant), Isi Media, Tingkat Akses
b. Dependent Variable: Perilaku Imitasi
Model Summaryb
Tabel: 4.3 Model Summary
Mode
l R
R
Squar
e
Adjust
ed R
Square
Std. Error
of the
Estimate
Change
Statistics Change Statistics
R Square
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 ,502a
,252 ,243 13,686 ,252 2 164 ,000
47
Pada perhitungan hasil software spss 22, Patokan hasil perhitungan
korelasi sebagai berikut: pada uji koefisien korelasi terdapat nilai R=0,502 yang
menjelaskan bahwa hubungan tersebut ada tetap rendah atau memiliki pengaruh
yang ada tetapi tingkatnya rendah. Terhadap perilaku imitasi komunitas Jepang
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sedangkan pada koefisien determinasi (R2)
terdapat nilai 0,252 atau (25,2%) menunjukan bahwa presentase variabel
independen (tingkat akses japanesestation.com dan faktor isi media
japanesestation.com) untuk mengetahui seberapa besar atau jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen (perilaku imitasi tentang sisi
gelap budaya Jepang).
3. Uji F (Simultan)
Tabel: 4.4 ANOVA
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 10363,739 2 5181,869 27,667 ,000b
Residual 30716,321 164 187,295
Total 41080,060 166
a. Dependent Variable: Perilaku Imitasi
b. Predictors: (Constant), Isi Media, Tingkat Akses
Dari tabel ANOVA di atas dapat dilihat bahwa F=27,667 dengan sig=0,0.
Uji F pada dasarnya menunjukan apakah variabel independen yang dimasukan
dalam model memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen, jika
dilihat dari hasil uji F pada tabel tersebut maka terdapat pengaruh yang signifikan
48
terhadap variabel perilaku imitasi (dependen) dengan variabel isi media dan
tingkat akses (independen).
4. Uji statistik t T-test
Coefficientsa
Tabel:4.5 Uji Statistik T-test
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 67,673 5,604 12,077 ,000
Tingkat
Akses 1,777 ,428 ,303 4,153 ,000
Isi Media 1,349 ,327 ,302 4,131 ,000
a. Dependent Variable: Perilaku Imitasi
Untuk mengetahui besarnya pengaruh dari masing-masing variabel
independen secara individual terhadap variabel dependen dapat dilihat dari tabel
di atas:
a) Variabel tingkat akses japanesestation.com (X1):
Pada tabel tersebut nilai sig pada tingka akses sebesar 0,0 yang
menandakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel tingkat
akses japanesestation.com (independen) terhadap variabel Perilaku imitasi
(dependen).
b) Variabel faktor isi media japanesestation.com (X2):
Pada tabel tersebut nilai sig pada tingkat akses sebesar 0,0 yang
menandakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel faktor isi
49
media japanesestation.com (independen) terhadap variabel Perilaku imitasi
(dependen).
B. Analisis Pengaruh Negatif Pemberitaan Kebudayan Jepang Di Media
Online Japanesestation.com terhadap Komunitas Jepang UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tentang Sisi Gelap Budaya Jepang
1. Tingkat Akses Japanesesation.com
a. Frekuensi
Tabel: 4.6 Frekuensi mengakses situs portal budaya Jepang
japanesestation.com
Waktu Frekuensi Presentase
a.1x seminggu 117 70,1%
b.5x seminggu 30 18%
c.10x seminggu 3 1,8%
d.Lebih dari 10x 17 10,2%
Jumlah 167 100%
Frekuensi responden yang mengakses situs online japanesestation.com,
lebih dari 10x untuk mencari informasi kebudayaan Jepang hanya sebanyak 17
orang dengan presentase 10,2%, responden yang mencari informasi kebudayaan
Jepang 10x seminggu pada situs online japanesestation.com sebanyak 3 orang
dengan presentase 1,8%. Berikutnya responden yang mencari informasi
kebudayaan Jepang 5x seminggu pada situs online japanesestation.com sebanyak
50
30 orang dengan presentase 18%. Sedangkan responden yang mencari informasi
kebudayaan Jepang 1x seminggu pada situs online japanesestation.com sebanyak
117 orang dengan presentase 70,1%.
Responden pada penlitian ini adalah mahasiswa/mahasiswi yang
mengikuti komunitas Jepang UIN syarif hidayatulah Jakarta yang tidak memiliki
waktu banyak untuk mengakses informasi kebudayaan Jepang. Perilaku tersebut
baik karena waktu yang digunakan dimanfaatkan untuk mencari informasi
pembelajaran.
b. Atensi
Tabel: 4.7 perhatian terhadap situs portal kebudayaan Jepang
japanesestation.com
Atensi Frekuensi Presentase
a. Sangat besar 41 24,6%
b. Besar 96 57,5%
c. Biasa saja 3 18%
Jumlah 167 100%
Atensi responden dalam memberikan perhatian yang sangat besar ketika
mengakses terhadap situs portal kebudayaan Jepang japanesestation.com
sebanyak 41 orang atau 24,6%. Selanjutnya sebanyak 96 orang atau 57,5%
memberikan perhatian besar terhadap situs portal kebudayaan Jepang
japanesestation.com. Sedangkan 3 orang atau 18% yang memberikan perhatian
51
biasa saja terhadap tingkat akses situs portal kebudayaan Jepang
japanesestation.com.
Responden pada penilitian ini rata-rata memiliki perhatian yang besar
terhadap situs portal kebudayaan Jepang japanesestation.com. hal ini memicu
para mahasiswa untuk mencari informasi kebudayaan Jepang secara kritis, dan itu
sikap yang baik.
c. Durasi
Tabel: 4.8 durasi mengakses situs portal kebudayaan Jepang
japanesestation.com
Durasi Frekuensi Presentase
a. <1 jam 123 73,7%
b. 2 jam 31 18,6%
c. 3 jam 20 6%
d. >5 jam 3 1,8%
Jumlah 167 100%
Durasi responden >1 jam dalam mengakses situs portal kebudayaan Jepang
japanesestation.com sebanyak 123 orang atau 73,7%. Selanjutnya Durasi
responden 2 jam dalam mengakses situs portal kebudayaan Jepang
japanesestation.com sebanyak 31 orang atau 18,6%. Dan durasi responden 3 jam
dalam mengakses situs portal kebudayaan Jepang japanesestation.com sebanyak
52
20 orang atau 6%. Sedangkan durasi responden >5jam dalam mengakses situs
portal kebudayaan Jepang japanesestation.com sebanyak 3 orang atau 1,8%.
Lamanya responden dalam mengakses situs portal kebudayaan Jepang
japanesestation.com, memiliki makna berapa responden yang mempelajari
informasi mengenai kebudayaan Jepang, seperti informasi mengenai event Jepang
di Indonesia, dan berbagai aspek kebudayaan Jepang.
d. Artikel
Tabel: 4.9 banyaknya artikel yang diakses melalui situs portal
kebudayaan Jepang japanesestation.com
Artikel Frekuensi Presentase
a. 1 Artikel 49 29,3%
b. 2 Artikel 45 26,9%
c. 3 Artikel 36 21,6%
d. >5 Artikel 37 22,2%
Jumlah 167 100%
Sebanyak >5 artikel yang dibaca 49 responden atau 29,3% mengenai
informasi kebudayaan Jepang, ada 3 artikel yang dibaca 36 responden atau 21,6%
mengenai informasi kebudayaan Jepang, selanjutnya artikel yang dibaca 45
responden atau 26,9% mengenai informasi kebudayaan Jepang.
53
Dalam hal banyaknya artikel yang dibaca oleh 167 responden hampir
seimbang baik 1 artikel bahkan 5 artikel setiap harinya. Membuktikan bahwa
responden haus akan informasi mengenai kebudayaan Jepang.
2. Faktor Isi Media Japanesestation.com
Tabel: 4.10 faktor isi media japanesestation.com
NO PERTANYAAN STS ST N S SS Skor Ranking
1 Japanesestation.com
memberi pengetahuan
yang sangat banyak
tentang budaya Jepang
2 20 52 67 26 586 4
2 Japanesestation.com
mampu mengubah
perasaan pembaca baik
itu informasi yang
disenangi maupun tidak
4 15 72 58 18 572 5
3 Japanesestation.com
menghasilkan
kepercayaan lebih
terhadap pembaca
tentang ragam budaya
Jepang
3 7 49 74 34 630 3
4 Japanesestation.com
mampu memberikan
gambaran dan pandangan
yang menarik tentang
budaya Jepang
3 6 38 73 47 656 2
5 Japanesestation.com
dapat menimbulkan
dampak yang nyata
terhadap perilaku
seseorang
7 20 79 48 13 661 1
Dari tabel di atas terlihat ranking teratas dan paling banyak responden
komunitas Jepang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menilai bahwa
japanesestation.com dalam isi medianya menimbulkan dampak yang nyata
terhadap perilaku seseorang. Hal tersebut menunjukan bahwa isi media sangat
54
berpengaruh dalam kehidupan perilaku komunitas Jepang UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta khususnya.
Seperti yang diketahui fungsi media sangat penting dan tidak juga mampu
menimbulkan dampak yang nyata terhadap perilaku seseorang yang baik maupun
tidak, sehingga didapati berbagai perilaku ketika mengakses Media Online
japanesestation.com yang berfokus pada kebudayaan Jepang.
Efek dalam pesan media massa meliputi:
1. Efek Kognitif, di mana seseorang sering membaca suatu media massa, maka
memberikan pengetahuan, keterampilan maupun kepercayaan. Informasi
yang diperoleh dalam media massa telah menstruktur atau
mengorganisasikan realitas.
2. Efek Afektif yaitu apa yang disebarkan melalui media massa dapat
mengubah pada apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak
3. Efek Konatif atau Behavioral, yaitu dampak pesan media massa dapat
menimbulkan pola-pola tindakan, kegiatan atau perilaku nyata yang dapat
diamati. 83
Terlihat dari beberapa efek tersebut isi pesan media japanesestation.com
memiliki efek konatif di mana pesan media tersebut mampu menimbulkan pola-
pola yang nyata terhadap kehidupan sosial seseorang. Media Online
japanesestation.com selain membahas baiknya kebudayaan Jepang, dalam situs
83
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Atma Kencana Publishing, 2013), h.157-159
55
tersebut juga membahas bagaimana kehidupan sisi gelap budaya Jepang seperti
hikikomori yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia.
Pada rumusan masalah yang penulis teliti dapat diketahui bahwa pengaruh
pemberitaan keragaman budaya Jepang situs Media Online japanesestation.com
terhadap komunitas Jepang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki pengaruh
yang cukup besar antara pemberitaan japanesestation.com tentang sisi gelap
budaya Jepang terhadap komunitas Jepang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tetapi
tingkatnya rendah.
C. Analisis Perilaku Imitasi Terkait Pemberitaan Kebudayaan Jepang Di
Media Online Japanesestation.com
Pada bab ini ditemukan hasil penelitian terhadap perilaku imitasi yang
paling dominan komunitas Jepang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terkait
kebudayaan Jepang khususnya tentang sisi gelap budaya Jepang pada situs online
japanesestation.com.
Tabel 4.11 perilaku imitasi kebudayaan Jepang
PERTANYAAN STS TS N S SS Skor Ranking
Saya tahu banyak tentang
kebudayaan Jepang
2 6 96 54 9 563 15
Saya mengerti seluk beluk
budaya Jepang
3 26 98 34 6 481 23
Saya sadar kebudayaan Jepang
mempengaruhi hidup saya
5 21 67 57 17 561 16
Kebudayaan Jepang seharusnya
mempengaruhi hidup saya
12 52 66 29 8 470 24
Saya sering menirukan style
budaya Jepang
10 29 62 55 11 529 19
Saya sering menirukan gaya
bicara orang Jepang
12 31 62 29 8 416 29
Saya sering menirukan gaya 15 41 78 27 6 469 25
56
berpakaian orang Jepang
Saya selalu menghabiskan
waktu luang untuk memperlajari
budaya Jepang
10 22 84 42 9 519 21
Saya sangat mengetahui banyak
kebudayaan Jepang seperti
yosakoi danb bon odori
12 27 69 47 12 521 20
saya sangat mengetahui tarian
yosakoi
15 42 68 30 12 483 22
Saya sering latihan menari
yosakoi
39 58 46 14 10 399 30
Saya sangat mengetahui bon
odori
21 39 73 29 5 459 26
Saya sering ikut berpatisipasi
melakukan bon odori
32 48 63 20 4 417 28
Saya sering menirukan
kesopanan budaya Jepang
seperti tepat waktu
4 9 52 62 40 634 8
Saya suka mempelajari bahasa
Jepang
3 3 57 62 42 638 7
Saya suka berbicara dengan
bahasa Jepang
6 23 76 52 10 538 17
Saya sangat menyukai anime
(kartun Jepang)
1 1 17 40 108 794 1
Saya sangat menyukai cosplay
(berpakaian seperti karakter
kartun Jepang)
6 11 56 50 44 616 10
Saya sangat menyukai manga
(komik Jepang)
1 3 28 51 84 715 2
Saya sangat menyukai lagu-lagu
Jepang
2 3 35 54 73 694 3
Saya suka berdandan seperti
orang Jepang
18 38 90 15 6 454 27
Saya lebih suka berteman
dengan teman yang tertarik
dengan kebudayaan Jepang
16 16 73 40 22 537 18
Saya memiliki sikap disiplin
seperti orang Jepang
3 12 77 50 25 583 13
Saya mengetahui tentang sisi
gelap budaya Jepang seperti
hikikomori
9 18 49 64 27 583 13
Saya mengetahui tentang
hikikomori tidak cocok untuk
budaya Indonesia yang pandai
bersosialisasi
7 13 52 56 39 608 11
57
Saya tau itu hikikomori tidak
baik
6 6 52 59 44 630 9
Saya ingin merubah sifat
hikkihomori
10 5 71 52 29 586 12
Saya ingin merubah pandangan
masyarakat tentang hikikomori
9 2 85 47 24 576 14
Saya ingin banyak mengenal
masyarakat Jepang
1 3 50 76 37 646 6
Saya berusaha
menyeimbangkan kuliah dengan
hobi saya
1 2 37 73 54 678 4
Saya tidak lupa kebudayaan
Indonesia walaupun fokus
menjalani kebudayaan Jepang
1 6 44 58 58 667 5
Pada tabel tersebut dapat dilihat dari masing-masing perilaku imitasi yang
paling dominan terkait keragaman budaya Jepang di Media Online
jepanesestation.com perilaku yang paling dominan tersebut mampu memengaruhi
perilaku imitasi terhadap responden.
Dilihat pada tabel tersebut pada tingkat pertama yaitu menyukai anime
(kartun Jepang), selanjutnya pada peringkat kedua bukan hanya kegemaran
menonton anime, namun manga (komik) juga mampu membuat mereka memiliki
perilaku imitasi dengan melihat bacaan yang ringan dan gambar yang menarik,
pada peringkat ketiga tidak kalah dengan budaya menonton anime dan membaca
manga, mendengarkan lagu-lagu Jepang juga mampu membuat para responden
tertarik.
Tabel: 4.12 macam budaya Jepang
Keragaman budaya Jepang Sisi gelap budaya Jepang
Penyakit sosial Jepang Hikikomori Menarik diri dari masyarakat
Anime, manga, j-pop Kecanduan dan menjadi seorang yang
58
suka halusinasi tinggi
Tarian tradisional Jepang Yosakoi, Bon
odori
Terlalu sering mempelajari tarian
Jepang lupa akan tarian Indonesia
Fashon style Jepang Meniru gaya berpakaian
Kebudayan Jepang bermacam-macam, baik itu yang patut ditiru maupun
tidak. Seperti budaya sopan santun dan tepat waktu yang melekat dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang, namun terdapat pula budaya yang
memiliki sisi gelap tersebut yang terdapat pada tabel di atas. Pada penelitian ini
penulis memberikan temuan data serta analisis tehadap pengaruh Media Online
japanesestation.com terhadap perilaku imitasi komunitas Jepang UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tentang sisi gelap budaya Jepang.
Data hasil temuan yang didapatkan dengan melakukan kuesioner terhadap
167 member komunitas Jepang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta:
Tabel: 4.13 budaya Jepang Hikikomori
Pertanyaan STS TS N S SS Skor Ranking
Saya mengetahui tentang sisi
gelap budaya Jepang seperti
hikikomori
9 18 49 64 27 583 4
Saya mengetahui tentang
hikikomori tidak cocok untuk
budaya Indonesia yang pandai
bersosialisasi
7 13 52 56 39 608 2
Saya tau itu hikikomori tidak
baik
6 6 52 59 44 630 1
Saya ingin merubah sifat
hikkihomori
10 5 71 52 29 586 3
Saya ingin merubah pandangan
masyarakat tentang hikikomori
9 2 85 47 24 576 5
59
Tabel di atas menunjukan 167 responden yang terdiri dari empat
komunitas Jepang di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mengetahui dan paham
bahawa sisi gelap budaya Jepang hikkomori tidak baik, sifatnya yang tidak ingin
bersosialisasi terhadap sekitar berbeda sekali dengan budaya Indonesia yang
memiliki jiwa sosial tinggi. Hikikomori yang berarti menarik diri dari masyarakat
merupakan suatu penyakit yang harus dihindari para remaja khususnya mahasiswa
yang harus aktif dengan dunia disekililingnya.
Hal tersebut sesuai dengan penyataan ketua IOC UIN Jakarta Nabillah
Sumayyah, dalam wawancara dengan peneliti. Ia mengatakan bahwa member
IOC memang ada yang hikikomori namun kebanyakan dari mereka tetap mau
diajak bersosialisasi, membicarakan sesuatu hal yang dia sukai sehingga mampu
keluar dari zona nyaman. Bukan hanya IOC UIN, komunitas Jepang UIN Syarif
Hidayatullah memiliki anggota yang dikategorikan hikikomori, tapi tetap harus
diperlakukan sama dan diajak bersosialisasi untuk terbuka terhadap anggota yang
lain.84
Seperti yang terlihat pada ranking terakhir bahwa responden ingin
merubah pandangan masyarakat tentang hikikomori, dalam artian penyakit anti
sosial tidak boleh dibiarkan namun harus diajak bersosialisasi, sehingga
pandangan masyarakat yang mengatakan hikikomori merupakan sebuah penyakit
sedikit demi sedikit mulai terbuka, bahwa mereka yang hikikomori tidak boleh
dibiarkan begitu saja.
84
Wawancara Pribadi dengan Ketua IOC Episode UIN Jakarta Periode 2016-2018, Nabilah
Sumayyah, 9 Maret 2018
60
Dalam analisis tersebut dapat diketahui bahwa budaya Jepang memiliki
banyak ragam ada yang positif dan negatif, walaupun tergantung pada diri
masing-masing namun hal tersebut membuat perilaku imitasi terhadap kehidupan
sehari-hari.
Tabel: 4.14 budaya Jepang anime, manga, j-pop
Pertanyaan STS TS N S SS Skor Ranking
Saya suka berbicara dengan
bahasa Jepang
6 23 76 52 10 538 5
Saya sangat menyukai anime
(kartun Jepang)
1 1 17 40 108 794 1
Saya sangat menyukai
cosplay (berpakaian seperti
karakter kartun Jepang)
6 11 56 50 44 616 4
Saya sangat menyukai manga
(komik Jepang)
1 3 28 51 84 715 2
Saya sangat menyukai lagu-
lagu Jepang
2 3 35 54 73 694 3
Saya suka berdandan seperti
orang Jepang
18 38 90 15 6 454 7
Saya lebih suka berteman
dengan teman yang tertarik
dengan kebudayaan Jepang
16 16 73 40 22 537 6
Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa ranking tertinggi yaitu menyukai
anime (kartun Jepang) terhadap perilaku imitasi responden komunitas Jepang UIN
syarif hidayatulah Jakarta. Anime (kartun Jepang) dapat ditonton dari segala jenis
usia baik anak-anak maupun dewasa, serta memiliki banyak genre seperti: action,
comedy, romance dan sebagainya, sehingga responden menganggap bahwa
menonton anime menjadi salah satu bentuk perilaku imitasi yang sangat tinggi.
Tidak hanya anime (kartun Jepang) yang mampu memengaruhi responden
memiliki perilaku imitasi terhadap budaya Jepang, komik atau dalam bahasa
61
Jepang disebut “manga” selalu menjadi kebutuhan para penyuka budaya Jepang,
cerita yang ringan dan mampu membawa emosi ketika membacanya, tidak aneh
jika responden yang di dominasi mahasiswa sangat setuju bila komik mampu
mengubah perilaku mahasiswa. Selain manga (komik) juga lagu-lagu Jepang
menjadi perhatian para responden yang menyukai unik dan khasnya lagu bahasa
Jepang seperti: One Ok Rock, Akb48, Baby Metal, dan sebagainya mewarnai
belantika musik di Indonesia.
Seperti yang terdapat dalam Al-Quran surah Az-Zumar ayat 53 yang berbunyi:
و يغفز الذ إن للا وب جميعا إوه هو الغفور قل يا عبادي الذيه أسزفوا على أوفسهم ال تقىطوا مه رحمة للا
حيم) (٣٥الز
“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka
sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah
mengampuni dosa-dosa semuanya, sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang”. (QS. Az Zumar : 53)
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT tidak menyukai sesuatu yang
berlebihan ataupun melebihi batas dalam diri seseorang sehingga membuat
seseorang terobsesi dan lupa akan segala hal, dan ingatlah Allah maha pengampun
lagi maha penyayang
Tabel: 4.15 budaya tari tradisional Jepang
Pertanyaan STS TS N S SS Skor Ranking
Saya sangat mengetahui
banyak kebudayaan Jepang
seperti yosakoi dan bon odori
12 27 69 47 12 521 5
saya sangat mengetahui tarian
yosakoi
15 42 68 30 12 483 4
Saya sering latihan menari
yosakoi
39 58 46 14 10 399 1
Saya sangat mengetahui bon
odori
21 39 73 29 5 459 3
62
Saya sering ikut berpatisipasi
melakukan bon odori
32 48 63 20 4 417 2
Dapat dilihat dari tabel di atas sebanyak 167 anggota Komunitas Jepang
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bahwa mereka sering melakukan latihan yosakoi
atau tari tradisional Jepang, berada di peringkat 1. Bukan hanya yosakoi, bon
odori tarian yang selalu ada di setiap event Jepang, sering ikut berpartisipasi.
Menyebabkan kecintaan mereka terhadap budaya Jepang lupa akan ragam
kebudayaan Indonesia, dari segi tarian.
Tabel: 4.16 data budaya Jepang
Pertanyaan STS TS N S SS Skor Ranking
Saya berusaha
menyeimbangkan kuliah
dengan hobi saya
1 2 37 73 54 678 1
Saya tidak lupa kebudayaan
Indonesia walaupun fokus
menjalani kebudayaan
Jepang
1 6 44 58 58 667 2
Dapat dilihat dari temuan data pada tabel tersebut bahwa Responden pada
penelitian ini adalah mahasiswa/mahasiswi yang mengikuti komunitas Jepang
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki hobi kebudayaan Jepang tetap mampu
menyeimbangkan kuliah serta tidak lupa akan kebudayaan Indonesia dan
menggangap bahwa kebudayaan Jepang hanya sekedar hobi.
Menurut Fiki Hermanto ketua yosakoi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
yosakoi sebuah tarian tradisional Jepang yang sering ada di event dan bahkan
dilombakan, tarian yang energik membuat teman-teman yang lain ikut
63
berpartisipasi, latihan ini dilakukan pada hari selasa dan jumat setelah ba‟da
Ashar atau selepas pulang kuliah, mengikuti yosakoi walaupun hanya sekedar
hobi tapi ingin diseriusi dalam perlombaan sehingga memiliki manfaat sendiri
bagi anggotanya. 85
Tabel: 4.17 fashion budaya Jepang
Pertanyaan STS TS N S SS Skor Ranking
Saya sering menirukan
style budaya Jepang
10 29 62 55 11 529 3
Saya sering menirukan
gaya berpakaian orang
Jepang
15 41 78 27 6 469 2
Saya sangat menyukai
cosplay (berpakaian
seperti karakter kartun
Jepang)
6 11 56 50 44 616 4
Saya suka berdandan
seperti orang Jepang
18 38 90 15 6 454 1
Dapat dilihat dari tabel tersebut bahwa Responden pada penelitian ini
adalah mahasiswa/mahasiswi yang mengikuti komunitas Jepang UIN syarif
hidayatulah Jakarta, suka berdandan seperti orang Jepang berada pada peringkat
pertama yang menandakan bahwa tingkat kesukaan mereka terhadap fashion
negara Jepang.
Perilaku tersebut membuat para responden meniru gaya dan sytyle budaya
Jepang yang membuat mereka memiliki ciri khasnya tersendiri, terjadilah perilaku
imitasi dalam kasus ini terdapat pada efek behavioral bagaimana seseorang
melakukan kegiatan yang ditirukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti cara
85
Wawancara Pribadi dengan Ketua Yosakoi UIN Jakarta, Fiki Hermanto, Periode 2017-2018,
Istiana Rahma, 15 Maret 2018.
64
berpakaian, style bahkan cosplay (costum play) sesuai karakter yang ia sukai,
biasanya sering di event-event Jepang.
Pada rumusan masalah yang penulis teliti dapat diketahui bahwa pengaruh
sistus Media Online japanesestation.com terhadap perilaku imitasi yang paling
dominan dengan mengangkat berita “sisi gelap kebudayaan Jepang” memiliki
pengaruh antara pemberitaan japanesestation.com tentang sisi gelap budaya
Jepang terdapat hubungan yang ada dengan perilaku imitasi komunitas Jepang
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tetapi tingkatnya rendah.
Pada teori Uses and effect yang terdapat pada model teori penelitian ini,
Model ini membedakan hasil penggunaan media dalam tiga golongan sebagai
berikut86
:
1. Effect (efek) adalah hasil yang ditentukan sifat-sifat media dalam hal ini
penulis berfokus pada Media Online japanesestation.com, yang menjadi salah
satu media faktual memberikan informasi seputar kebudayaan Jepang
2. Consequence (konsekuensi) adalah hasil yang diperoleh akibat penggunaan
dan bukannya sifat-sifat isi, setelah dilihat pada analisis terkait pengaruh isi
media serta tingkat aksesnya bahwa pengaruh media tersebut cukup besar.
3. Conseffect (konsefek) adalah hasil yang diperoleh akibat penggunaan media
dan isi media itu sendiri, pada Media Online japanesestation.com memiliki
pengaruh yang cukup besar, namun terhadap responden komunitas Jepang
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang sisi gelap budaya Jepang terdapat
86 Hoeta Soehoet, Teori Komunikasi 2, (Jakarta: yayasan kampus tercinta IISP, 2002), h.71
65
tingkat yang rendah, yang terdapat pada tabel uji koefisien korelasi terdapat
nilai R=0,502 yang menjelaskan bahwa hubungan tersebut ada tetap rendah
atau memiliki pengaruh yang ada tetapi tingkatnya rendah. Terhadap perilaku
imitasi komunitas Jepang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian pengaruh negatif pemberitaan Media Online
japanesestation.com terhadap perilaku imitasi komunitas Jepang UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tentang sisi gelap budaya Jepang pada BAB IV, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Pada penelitian terhadap perilaku imitasi Ranking tertinggi yaitu
menyukai anime (kartun Jepang) terhadap perilaku imitasi responden
komunitas Jepang UIN Syarif Hidayatulah Jakarta. Anime (kartun
Jepang) dapat ditonton dari segala jenis usia baik anak-anak maupun
dewasa, serta memiliki banyak genre seperti: action, comedy, romance
dan sebagainya.
2. Responden menganggap bahwa menonton anime menjadi salah satu
bentuk perilaku imitasi yang sangat tinggi. Patokan hasil perhitungan
korelasi sebagai berikut: pada uji koefisien korelasi terdapat nilai
R=0,502 yang menjelaskan bahwa hubungan tersebut ada tetap rendah
atau memiliki pengaruh yang ada tetapi tingkatnya rendah. Terhadap
perilaku imitasi komunitas Jepang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Terdapat pengaruh dalam perilaku imitasi baik itu efek kognitif, afektif
dan konatif terhadap komunitas Jepang UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tetapi memiliki signifikan yang rendah:
67
a. Efek Kognitif yang terjadi di mana responden sering membaca Media
Online japanesestation.com untuk memberikan suatu pengetahuan
mengenai informasi kebudayaan Jepang
b. Efek Afektif yaang terdapat pada responden mampu mengubah
perasaan baik itu senang maupun benci terhadap isi informasi media
japanesestation.
c. Efek Konatif atau Behavioral yang terjadi pada responden memiliki
dampak ketergantungan dan haus akan informasi yang menimbulkan
pola atau tindakan dan memiiki perilaku yang nyata seperti berita
tentang hikikomori, serta kecanduan anime, dan mengubah gaya
fashion responden.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penulis memberikan saran untuk penelitian
mengenai pengaruh pemberitaan sisi gelap budaya Jepang di Media Online
japanesestation.com terhadap perilaku imitasi komunitas Jepang UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta:
1. Fungsi media sangat penting dalam kehidupan sehari-hari namun,
bagaimana kita mencoba mengaplikasikannya dalam kehidupan, terlebih
mahasiswa sebagai objek penelitian memiliki tingkat akses yang tinggi
terhadap Media Online. Khususnya situs kebudayaan Jepang
japanesestation.com di mana para responden komunitas Jepang UIN Syarif
Hidayatulah Jakarta haus akan informasi mengenai budaya Jepang. Namun,
sebagai mahasiswa mampu menyaring informasi yang baik dan tidak.
68
2. Terkait sisi gelap budaya Jepang hikikomori (menarik diri) dalam kehidupan
bersosialisasi, Seperti yang terlihat pada BAB IV bahwa responden ingin
merubah pandangan masyarakat tentang hikikomori, penyakit anti sosial
tidak boleh dibiarkan namun harus diajak bersosialisasi. Sebagai seorang
mahasiswa hal ini perlu menjadi suatu perhatian bahwa menarik diri dalam
bersosialisasi sesuatu tindakan yang kurang baik.
3. Penulis memberikan saran pada penelitian berikutnya untuk
membandingkan masalah sisi gelap budaya Jepang dengan sisi gelap budaya
Indonesia dengan Media Online secara umum, yang belum dibahas pada
penelitian ini, dan berdasarkan penelitian ini, penulis selanjutnya lebih
dalam mengkaji masalah terhadap fungsi media dengan melakukan
observasi yang lebih dalam, karena peneliti sadar dalam penelitian ini
memiliki banyak kekurangan.
69
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.
Bungin, Burhan. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Bungin, Burhan. 2005. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus
Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenanda Group.
Bungin, Burhan. 2008. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Cangara, Hafied. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta :Rajagrafindo
Persada.
Efendi, Sofian. 2014. Metode Penelitian Surve. Jakarta: LP3ES.
Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi: Teori & Praktik. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit – Undip.
Hidayat, Aziz Alimun. 2007. Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik
Analisis Data. Jakarta:Salemba Medika.
Kasiram, Moh. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif, Malang: UIN
Maliki Press.
Morissan. 2010. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Morissan. 2013. Teori Komunikasi: Individu Hingga Massa,. (Jakarta: Kencana
Prenamedia Group.
Nasrullah, Rulli. Cybermedia. 2014. Yogyakarta: CV. Idea Sejahtera.
Nasution, Zulkarimein. 2004. Sosiologi Komunikasi Massa. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Nasution. 2011. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.
70
Olii, Helena. Berita dan Informasi. 2007. Indonesia: PT. Macan Jaya Cemerlang.
Putrawan, I Made. 1990. Pengujian Hipotesis Dalam Penelitian-Penelitian Sosial.
Jakarta: RinekaCipta.
Rakhmat, Jalaludin. 2011 Psikologi Komunikasi.. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Romli, Muhammad. Syamsul, Asep. 2012. Jurnalistik Online: Panduan Praktis
Mengelola Media Online. Bandung: Nuansa Cendekia.
Roudhonah. 2013. Ilmu Komunikasi. Jakarta: Atma Kencana Publishing.
Santoso, Singgih. 2002. Spss Versi 10: Mengolah Data Statistik Secara
Profesional. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo.
Sehartono, Irawan. 2011. Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian
Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: PT.
Remaja Rosdakarya.
Sendjaja, Sasa Djuarsa. 2007. Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka.
Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkap Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual & Spss. Jakarta: KENCANA.
Soehoet, Hoeta. 2002. Teori Komunikasi 2. Jakarta: yayasan kampus tercinta
IISP.
Tamburaka, Apriadi. 2012. Agenda Setting Media Massa. Jakarta : Raja
Grafindo.
Tumanggor,Rusmin. Ridho, Kholis. Nurrochim. 2010. Ilmu Sosial Dan Budaya
Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group.
Internet:
AKIBANATION, diakses pada 12 januari 2018, pukul 20:03
Akibanation.com/tembus-250-000-pengunjung-ennichisai-jadi-
event-Jepang-terbesar-dunia/
FORUM ANIMEINDO, diakses pada 20 januari 2018, pukul 11:20
Forum-animeindo.com/apa-sih-arti-kata-otaku/
JADWAL EVENT, diakses pada 12 januari 2018, pukul 17:50
Jadwalevent.web.id/tag/acara-Jepang-Jakarta
JAPANESESTATION, diakses pada 20 januari 2018, pukul 12:03
71
Japanesestation.com/polling-apa-yang-membuat-orang-orang-
menganggap-bahwa-seseorang-itu-adalah-otaku/
JURNAL KOMMAS, diakses pada 8 Mei 2018, pukul 13:04, http://jurnal
kommas.com/JURNALparamithanggun.pdf
KOMPASIANA, diakses pada 12 januari 2018, pukul 17:45
Kompasiana.com/mardhanksatrya/hegemoni-budaya-Jepang
melalui-anime-dan-manga_55008ca7a333111926f5116d4
Skripsi:
Christa Adventa Alkanti. 2017. Makna Hijab Cosplay pada Hijab Cosplayer di
Komunitas Islamic Otaku Community Jakarta. Tangerang: .
Universitas Multimedia Nusantara Tangerang.
Indah Pernata Sari. 2017. Pengaruh Terpaan Anime di Media Massa Terhadap
Gaya Hidup Perilaku Anggota Islamic Otaku Community (IOC)
Episode UIN Jakarta. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Nurfitriani. 2016. Konsep Diri Hijab Cosplay Anggota Islamic Otaku Community
Episode UIN Jakarta Dalam Mempertahankan Identitas
Keislaman. Jakarta: Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Lain-lain:
Pengamatan peneliti terkait komunitas Jepang di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada tanggal 10 November 2017.
Guide book Islamic Otaku Community.
Wawancara pribadi dengan ketua IOC Episode UIN Jakarta periode 2016-2018,
Nabillah Sumayyah, pada tanggal 9 Maret 2018, pukul 15:45
Wawancara pribadi dengan member komunitas Jepang di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Fiki Hermanto, pada tangga 15 Maret 2018,
pukul 13:21
72
LAMPIRAN
73
UJI VALIDITAS
X1
NO. PERTANYAAN r Hitung r Tabel Hasil Instrumen
1. Berapa kali mengakses situs portal
budaya Jepang japanesestation.com
0,745 0,1519
VALID
2. Seberapa besar perhatian terhadap situs
portal kebudayaan Jepang
japanesestation.com
0,685 0,1519
VALID
3. Berapa lama mengakses situs portal
kebudayaan Jepang
japanesestation.com
0,312 0,1519
VALID
4. Berapa artikel yang diakses melalui
situs portal kebudayaan Jepang
japanesestation.com
0,721 0,1519
VALID
X2
NO PERTANYAAN r Hitung r Tabel Hasil
Instrumen
1 Japanesestation.com memberi
pengetahuan yang sangat banyak
tentang budaya jepang
0,798 0,1519
VALID
2 Japanesestation.com mampu
mengubah perasaan pembaca baik
itu informasi yang disenangi maupun
tidak
0,802 0,1519
VALID
3 Japanesestation.com menghasilkan
kepercayaan lebih terhadap pembaca
tentang ragam budaya jepang
0,837 0,1519
VALID
4 Japanesestation.com mampu
memberikan gambaran dan
pandangan yang menarik tentang
budaya jepang
0,817 0,1519
VALID
5 Japanesestation.com dapat
menimbulkan dampak yang nyata
terhadap perilaku seseorang
0,637 0,1519
VALID
74
Y
NO PERTANYAAN r Hitung r Tabel Hasil
Instrumen
1 Saya tahu banyak tentang
kebudayaan Jepang
0,594 0,1519
VALID
2 Saya mengerti seluk beluk budaya
Jepang
0,537 0,1519
VALID
3 Saya sadar kebudayaan Jepang
mempengaruhi hidup saya
0,623 0,1519
VALID
4 Kebudayaan Jepang seharusnya
mempengaruhi hidup saya
0,526 0,1519
VALID
5 Saya sering menirukan style budaya
Jepang
0,709 0,1519
VALID
6 Saya sering menirukan gaya bicara
orang Jepang
0,585 0,1519
VALID
7 Saya sering menirukan gaya
berpakaian orang Jepang
0,609 0,1519
VALID
8 Saya selalu menghabiskan waktu
luang untuk memperlajari budaya
Jepang
0,624 0,1519
VALID
9 Saya sangat mengetahui banyak
kebudayaan Jepang seperti yosakoi
danb bon odori
0,672 0,1519
VALID
10 saya sangat mengetahui tarian
yosakoi
0,608 0,1519
VALID
11 Saya sering latihan menari yosakoi 0,494 0,1519
VALID
12 Saya sangat mengetahui bon odori 0,628 0,1519
VALID
13 Saya sering ikut berpatisipasi
melakukan bon odori
0,533 0,1519
VALID
14 Saya sering menirukan kesopanan
budaya Jepang seperti tepat waktu
0,489 0,1519
VALID
15 Saya suka mempelajari bahasa
Jepang
0,608 0,1519
VALID
16 Saya suka berbicara dengan bahasa
Jepang
0,629 0,1519
VALID
17 Saya sangat menyukai anime
(kartun Jepang)
0,373 0,1519
VALID
18 Saya sangat menyukai cosplay
(berpakaian seperti karakter kartun
Jepang)
0,562 0,1519
VALID
19 Saya sangat menyukai manga
(komik Jepang)
0,306 0,1519
VALID
75
20 Saya sangat menyukai lagu-lagu
Jepang
0,477 0,1519
VALID
21 Saya suka berdandan seperti orang
Jepang
0,584 0,1519
VALID
22 Saya lebih suka berteman dengan
teman yang tertarik dengan
kebudayaan Jepang
0,485 0,1519
VALID
23 Saya memiliki sikap disiplin seperti
orang Jepang
0,400 0,1519
VALID
24 Saya mengetahui tentang sisi gelap
budaya Jepang seperti hikikomori
0,619 0,1519
VALID
25 Saya mengetahui tentang
hikikomori tidak cocok untuk
budaya Indonesia yang pandai
bersosialisasi
0,509 0,1519
VALID
26 Saya tau itu hikikomori tidak baik 0,401 0,1519
VALID
27 Saya ingin merubah sifat
hikkihomori
0,426 0,1519
VALID
28 Saya ingin merubah pandangan
masyarakat tentang hikikomori
0,506 0,1519
VALID
29 Saya ingin banyak mengenal
masyarakat Jepang
0,590 0,1519
VALID
30 Saya berusaha menyeimbangkan
kuliah dengan hobi saya
0,517 0,1519
VALID
31 Saya tidak lupa kebudayaan
Indonesia walaupun fokus
menjalani kebudayaan Jepang
0,481 0,1519
VALID
UJI RELIABILITAS
XI
Notes
Output Created 23-MAY-2018 13:12:33 Comments Input Active Dataset DataSet0
Filter <none> Weight <none> Split File <none> N of Rows in Working Data File
167
Matrix Input Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing. Cases Used Statistics are based on all cases with
valid data for all variables in the procedure.
76
Syntax RELIABILITY /VARIABLES=A B C D /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE.
Resources Processor Time 00:00:00,03
Elapsed Time 00:00:00,05
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,595 4
X2
Notes
Output Created 23-MAY-2018 13:26:07 Comments Input Active Dataset DataSet1
Filter <none> Weight <none> Split File <none> N of Rows in Working Data File
167
Matrix Input Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing. Cases Used Statistics are based on all cases with
valid data for all variables in the procedure.
Syntax RELIABILITY /VARIABLES=A B C D E /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE.
Resources Processor Time 00:00:00,02
Elapsed Time 00:00:00,02
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,837 5
Y
Notes
Output Created 23-MAY-2018 13:41:19 Comments Input Active Dataset DataSet2
Filter <none> Weight <none> Split File <none>
77
N of Rows in Working Data File
167
Matrix Input Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing. Cases Used Statistics are based on all cases with
valid data for all variables in the procedure.
Syntax RELIABILITY /VARIABLES=A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA AB AC AD AE /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE.
Resources Processor Time 00:00:00,02
Elapsed Time 00:00:00,02
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,918 31
78
KUESIONER
Assalamualaikum, wr wb.
Saya Dwi Rahmah Najibah, Mahasiswi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi. Dalam rangka penelitian skripsi yang berjudul “Pengaruh
Pemberitaan Sisi Gelap Budaya Jepang di Media Online Japanesestation.Com
Terhadap Perilaku Imitasi Komunitas Jepang UIN Syarif Hidayatullah Jalarta”,
Mohion kesediaannya untuk anggota komunitas poenyuka budaya Jepang mengisi
daftar pertanyaan di bawah ini secara jujur dan apa adanya.
Atas bantuan dan kesediaan saudara/i, saya ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum wr, wb.
A. Data Diri
1. Nama responden :
2. Jenis kelamin :
3. Usia :
4. Tanggal pengisian kuesioner :
5. Komunitas jepang UIN JAKARTA apa yang diikuti :
a) Islamic Otaku Indonesia(IOC) episode
UIN Jakarta
b) Japan Freak UIN Jakarta
c) Psyclogy J UIN Jakarta
d) Japan Daisuki Club UIN Jakarta
PERTANYAAN TERKAIT AKSES JAPANESESATION.COM (X1)
NO. PERTANYAAN JAWABAN
1. Berapa kali mengakses situs portal budaya
Jepang japanesestation.com
a. 1x seminggu
b. 2x seminggu
c. 5x seminggu
d. Lebih dari 10x
2. Seberapa besar perhatian terhadap situs
portal kebudayaan Jepang
japanesestation.com
a. Tidak besar
b. Biasa saja
c. Besar
d. Sangat besar
3. Berapa lama mengakses situs portal
kebudayaan Jepang japanesestation.com
a. < 1jam
b. 2 jam
c. 3 jam
d. > 5 jam
4. Berapa artikel yang diakses melalui situs a. 1 artikel
79
portal kebudayaan Jepang
japanesestation.com
b. 2 artikel
c. 3 artikel
d. > 5 artikel
PERTANYAAN TERHADAP ISI MEDIA (X2)
NO PERTANYAAN SS S TS N STS
1 Japanesestation.com memberi pengetahuan
yang sangat banyak tentang budaya jepang
2 Japanesestation.com mampu mengubah
perasaan pembaca baik itu informasi yang
disenangi maupun tidak
3 Japanesestation.com menghasilkan
kepercayaan lebih terhadap pembaca tentang
ragam budaya jepang
4 Japanesestation.com mampu memberikan
gambaran dan pandangan yang menarik tentang
budaya jepang
5 Japanesestation.com dapat menimbulkan
dampak yang nyata terhadap perilaku seseorang
PERTANYAAN TERKAIT PERILAKU IMITASI KEBUDAYAAN
JEPANG (Y)
NO PERTANYAAN STS TS N S SS
1 Saya tahu banyak tentang kebudayaan
Jepang
2 Saya mengerti seluk beluk budaya Jepang
3 Saya sadar kebudayaan Jepang
mempengaruhi hidup saya
4 Kebudayaan Jepang seharusnya
mempengaruhi hidup saya
5 Saya sering menirukan style budaya Jepang
6 Saya sering menirukan gaya bicara orang
Jepang
7 Saya sering menirukan gaya berpakaian
orang Jepang
8 Saya selalu menghabiskan waktu luang
untuk memperlajari budaya Jepang
9 Saya sangat mengetahui banyak kebudayaan
Jepang seperti yosakoi danb bon odori
10 saya sangat mengetahui tarian yosakoi
11 Saya sering latihan menari yosakoi
80
12 Saya sangat mengetahui bon odori
13 Saya sering ikut berpatisipasi melakukan
bon odori
14 Saya sering menirukan kesopanan budaya
Jepang seperti tepat waktu
15 Saya suka mempelajari bahasa Jepang
16 Saya suka berbicara dengan bahasa Jepang
17 Saya sangat menyukai anime (kartun
Jepang)
18 Saya sangat menyukai cosplay (berpakaian
seperti karakter kartun Jepang)
19 Saya sangat menyukai manga (komik
Jepang)
20 Saya sangat menyukai lagu-lagu Jepang
21 Saya suka berdandan seperti orang Jepang
22 Saya lebih suka berteman dengan teman
yang tertarik dengan kebudayaan Jepang
23 Saya memiliki sikap disiplin seperti orang
Jepang
24
Saya mengetahui tentang sisi gelap budaya
Jepang seperti hikikomori
25 Saya mengetahui tentang hikikomori tidak
cocok untuk budaya Indonesia yang pandai
bersosialisasi
26 Saya tau itu hikikomori tidak baik
27 Saya ingin merubah sifat hikkihomori
28 Saya ingin merubah pandangan masyarakat
tentang hikikomori
29 Saya ingin banyak mengenal masyarakat
Jepang
30 Saya berusaha menyeimbangkan kuliah
dengan hobi saya
31 Saya tidak lupa kebudayaan Indonesia
walaupun fokus menjalani kebudayaan
Jepang
top related