pengaruh motivasi intrinsik, pendidikan kewirausahaan, dan
Post on 04-Nov-2021
10 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK, PENDIDIKAN
KEWIRAUSAHAAN, DAN INDIVIDU PROAKTIF
TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SMK
MUHAMMADIYAH 3 KARANGANYAR
(Studi Pada Siswa Kelas 3 Jurusan Teknik Dan Bisnis Sepeda Motor)
Joko Siswanto1,Nasrun Baldah2
Prodi Manajemen Universitas Pelita Bangsa
Jokosis16@gmail.com1,
ABSTRAK
Dengan sudah adanya pembekalan ilmu kewirausahaan dan keahlian dalam
teknik dan bisnis sepeda motor yaitu kelas 3 ruang 11 dan 12, para Guru
memotivasi serta membekali skill supaya murid dapat menentukan sikap, akan
bekerja sebagai karyawan atau berwirausaha. Dari uraian permasalahan
tersebut didapatkan rumusan masalah dalam penelitian ini Apakah Motivasi
Intrinsik, Pendidikan Kewirausahaan, dan Individu Proaktif Berpengaruh
Terhadap Minat Berwirausaha SMK Muhammadiyah 3 Karanganyar. Tujuan
dalam penelitian ini untuk menganalisis pengaruh masing-masing variabel,
Motivasi Intrinsik (X1), Pendidikan Kewirausahaan (X2), Individu proaktif
(X3) terhadap minat berwirausaha (Y). Dalam penelitian ini mengunakan
metode kuantitatif, data dikumpulkan melalui koesioner terhadap 73 Siswa
sebagai responden, di penelitian ini mengunakan sampel jenuh dengan total
responden 73 Siswa, yaitu siswa kelas 3 ruang 11 dan 12 jurusan Teknik dan
bisnis Sepeda Motor SMK Muhammadiyah 3 Karanganyar di Surakarta. Hasil
penelitian dari 73 responden yang diolah dengan menggunakan analisis
Regresi dibantu program IBM SPSS versi 22 menunjukkan hasil bahwa,
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari semua variable penelitian
ini. Yaitu variabel motivasi intrinsik,pendidikan kewirausahaan, individu
proaktif, dan minat berwirausaha dengan obyek penelitian SMK
Muhammadiya 3 Karanganyar.
Kata Kunci : Motivasi Intrinsik, Pendidikan Kewirausahaan, dan Individu
Proak
1. PENDAHULUAN
Salah satu tantangan berat yang dihadapi
oleh bangsa Indonesia ini adanya jumlah
pengangguran yang besar. Banyaknya angka
pengangguran salah satunya juga disebabkan
oleh sedikitnya jiwa wirausaha masyarakat
(Ariamtisna, 2008, dikutip dalam
Aryaningtyas et al., 2019).
Tidak sedikit jumlah pengangguran yang
memiliki latar belakang pendidikan tinggi.
Laporan International Labor Organization
(ILO) mencatatkan bahwa jumlah
pengangguran terbuka tahun 2009 di negara
Indonesia berjumlah 9.6 juta jiwa (7.6%),
dan 10% diantaranya adalah sarjana.
ii
(Nasrun, 2010, dikutip dalam Aryaningtyas
et al., 2019).
Di era digital dan era globalisasi yang
semakin menuntut setiap individu untuk
mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Disetiap pendidikan ataupun perusahaan
saling berinovasi dan berbenah diri untuk
menjadi yang terbaik. Wirausahawan ikut
berperan dalam suatu Negara untuk
meningkatkan kegiatan ekonomi suatu
Negara, memajukan ekonomi bangsa dan Negara, meningkatkan taraf hidup
masyarakat, ikut mengurangi pengangguran,
ikut mengatasi ketegangan sosial,
meningkatkan perdagangan domestik dalam
negeri ataupun perdagangan internasional,
ikut meningkatkan devisa Negara,
pengelolaan sumber daya alam, sumber daya
manusia, dan sumber daya modal (Cahyani,
2012, dikutip dalam Hendrawan et al.,
2017).
Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pasca menyelesaikan pendidikan
mereka, tentu mempunyai harapan bisa
menggunakan ilmu pengetahuan,
keterampilan, dan keahlian yang telah
didapat selama di bangku sekolah untuk
terjun ke masyarakat melalui berbagai
pilihan profesi seperti menjadi karyawan
atau pegawai baik swasta ataupun negeri,
melanjutkan pendidikan ke Perguruan
Tinggi, menjadi pengangguran intelektual,
dan berwirausaha. Pilihan yang terakhir
inilah oleh pemerintah berusaha untuk digalakkan.
Motivasi intrinsik dari siswa diharapkan
dapat menjadi dorongan untuk berwirausaha,
baik itu usaha kecil, menengah ataupun yang
high class. Hal tersebut dapat menjadi
pilihan untuk mulai merintis usaha sendiri.
Motivasi untuk kewirausahaan yang
dilaksanakan diberbagai sekolahan ataupun
ditempat lain terbukti secara empiris mampu
membentuk mental entrepreneurship siswa.
Ketika pelajar termotivasi secara intrinsik, mereka akan menghabiskan banyak waktu
untuk belajar, berkreasi, dan mempersiapkan
diri untuk berkontribusi dengan kemampuan
yang dimilikinya (Froiland, 2012, dikutip
dalam Martyasari et al., 2016).
Motivasi intrinsik diharapkan mampu
membuat siswa untuk terus berkreatifitas,
dimana motivasi tersebut mendorong dan
mendukung perilaku seseorang dalam
mengelola dan berani mencari pengalaman
yang beresiko, sehingga dapat mencapai apa
yang diinginkan.
Menurut Endang Mulyani (2011) dikutip
dalam Prihantoro et al., (2016). Pendidikan
kewirausahaan akan mendorong pelajar dan
mahasiswa agar memulai mengenali dan
mendirikan suatu usaha ataupun
berwirausaha. Pola pikir yang selalu
berorientasi menjadi karyawan diputar balik
menjadi berorientasi untuk mencari
karyawan. Ini yang menjadi salah satu harapan para guru supaya murid-murid SMK
Muhammadiyah 3 Karanganyar dapat
mandiri dan menjadi wirausahawan.
Individu proaktif cenderung berinisiatif
untuk mengeksplorasi, merencanakan,
mengendalikan dan mengubah keadaan
terkait berwirausaha. Ini berarti bahwa
ketika individu proaktif memiliki keraguan
pemilihannya dalam berwirausaha, individu
proaktif tidak akan menyalahkan keadaan,
namun akan berusaha mengubah keadaan tersebut dengan bereksplorasi. Individu
dengan kepribadian proaktif akan cenderung
menetapkan tujuan yang sangat tinggi, dan
untuk mewujudkannya mereka akan selalu
memanfaatkan semua sumber daya yang
tersedia (Lin, 2014 dikutip dalam Sawitri et
al., 2017).
Minat berwirausaha tidak dibawa sejak
lahir tetapi tumbuh dan berkembang sesuai
dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, oleh karena itu harus
ditanamkan sedini mungkin. Terlebih di Sekolah Menengah Kejuruan, siswa harus
dibekali dengan ilmu dan praktek untuk
memulai berwirausaha. Berwirausaha
dituntut untuk terus kreatif dan selalu
berinovasi untuk kelangsungan bisnisnya
saat ini ataupun dimasa mendatang. Niat
berpusat terhadap rencana tindakan serta
keyakinan bahwa seseorang akan melakukan
perilaku tertentu, dapat dikatakan niat
mendahului tindakan (Owoseni, 2014,
dikutip dalam Anggraeni et al., 2016). Atas dasar keadaan di SMK
Muhammadiyah 3 Karanganyar di era digital
seperti sekarang, terutama kelas 3 jurusan
Teknik dan Bisnis Sepeda Motor yaitu ruang
11 dan 12, Proses mengajar dari para Guru
dengan memotivasi atau membekali skill
supaya siswa yang akan tamat belajar dapat
menentukan sikap, akan bekerja sebagai
karyawan atau berwirausaha sehingga
penulis ingin melakukan penelitian untuk
iii
mengetahui apakah motivasi intrinsik,
pendidikan kewirausahaan, dan individu
proaktif dapat mempengaruhi minat
berwirausaha siswa di SMK Muhammadiyah
3 Karanganyar (studi siswa kelas 3 jurusan
Teknik dan Bisnis Sepeda motor).
2. TINJAUAN PUSTAKA DAN
HIPOTESIS
Pengertian Minat Berwirausaha
Menurut Minat berwirausaha adalah rasa
ketertarikan untuk menciptakan suatu usaha
dengan kemampuan yang dimiliki serta
berani mengambil resiko. Secara sederhana minat (interest) mempunyai arti
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Wirausahawan adalah seseorang yang
menjalankan kegiatan kewirausahaan, atau
seseorang yang memulai dan
mengoperasikan bisnis (Daryanto, 2012,
dikutip dalam Wibowo et al., 2016).
Alma (2010), dikutip dalam Sumadi et
al., (2017). Mengemukakan bahwa orang
yang berada dalam keadaan bagaimanapun daruratnya, tetap mampu berdiri atas
kemampuannya sendiri untuk dapat
menolong dirinya keluar dari kesulitan yang
sedang dihadapi. Itulah wirausahawan yang
berhasil, salah satu kuncinya adalah
memiliki kepribadian yang proaktif, dan
kepribadian inilah yang membedakannya
dari kebanyakan orang.
Indikator Minat Berwirausaha
Banyak peneliti telah memfokuskan diri
untuk memahami faktor– faktor yang
mempengaruhi niat untuk berwirausaha. Menentukan minat seseorang untuk
melakukan sesuatu perilaku, termasuk minat
dalam berwirausaha ditentukan oleh tiga hal,
yaitu :
1. Attitudes (sikap), merupakan seseorang
merasa baik atau kurang baik,
2. Subjective norms (norma subyektif),
merupakan pengaruh dari lingkungan
sosial yang memjadikan seseorang
melakukan ataupun tidak melakukan
suatu tindakan, 3. Perceived behavioral control (persepsi
control diri), perasaan seseorang merasa
mudah atau sulit dalam melakukan suatu
tindakan. Ini berdasarkan Theory of
Planned Behavior (Ajzen, 1991, dikutip
dalam Anggraeni et al., 2016).
Minat berwirausaha dipengaruhi juga
oleh beberapa faktor, menurut Hendro
(2011) dalam Atmaja at al., (2016) terdapat
faktor-faktor yang mempengaruhi minat
berwirausaha, antara lain:
1. Individual / personal, yaitu mengenai
atau berhubungan dengan manusia secara
pribadi, bersifat perseorangan. 2. Pendidikan, adalah Pembelajaran
keterampilan, pengetahuan, dan
kebiasaan sekumpulan orang yang
diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui pengajaran, pelatihan,
atau penelitian.
3. Dorongan keluarga, yaitu sikap, tindakan
dan penerimaan keluarga terhadap
anggota keluarganya yang bersifat
mendukung selalu siap memberikan
pertolongan dan bantuan jika diperlukan. 4. Keterpaksaan, yaitu perihal mengerjakan
sesuatu yang diharuskan walaupun tidak
mau.
5. Keadaan, yaitu Suasana atau situasi yang
sedang berlaku yang sedang dihadapi.
Pengertian Motivasi Intrinsik
Motivasi asal kata dari motif (motive)
yang artinya dorongan. Dengan demikian
motivasi berarti suatu kondisi yang
mendorong dan menjadi sebab seseorang
melakukan perbuatan/kegiatan yang
berlangsung secara sadar. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang mencakup didalam
situasi pembelajaran yang bersumber dari
keinginan, kemampuan, cita-cita, kebutuhan
serta tujuan dari siswa sendiri, Hal ini
dikemukakan oleh (Hamalik, 2008, dikutip
dalam Tripalupi et al., 2014).
Menurut Hennesey (2004), dikutip dalam
Martyasari, (2016) motivasi intrinsik lebih
kondusif untuk berkreativitas dibanding
dengan motivasi ekstrinsik yang biasanya
merugikan. Ketika peserta didik termotivasi secara intrinsik, mereka akan lebih banyak
belajar, berkreasi, serta mempersiapkan diri
untuk berkontribusi dengan kemampuan
yang dimilikinya.
Abuhamdeh (2015) menyatakan bahwa
motivasi intrinsik yang dimiliki sangat
berpengaruh terkaitannya dengan hasil
kinerja yang positif. Hal inilah yang
mendasari seseorang untuk terus melakukan
iv
dan berusaha untuk menjadi yang paling
baik saat berkreativitas didalam bekerja
maupun berwirausaha.
Indikator Motivasi Intrinsik
Terdapat beberapa indikator motivasi
intrinsik, Uno (2008), dikutip dalam
Nurmala et al (2014), menyatakan bahwa,
indikator motivasi baik intrinsik maupun
ekstrinsik dapat diklasifikasikan menjadi
enam, yaitu:
1. Hasrat atau keinginan, yaitu apa yang menggerakkan dorongan dalam diri
manusia.
2. Kebutuhan, yaitu segala hal yang harus
dicari untuk mempertahankan
kelangsungan hidup.
3. Harapan atau cita-cita, yaitu sesuatu
yang ingin dicapai berupa prestasi
ataupun hal baik lainnya dimasa depan.
4. Penghargaan, yaitu sesuatu yang
diberikan kepada perorangan atau
kelompok jika mereka melakukan suatu keunggulan dibidang tertentu.
5. Kegiatan, yaitu semua peristiwa atau
kejadian yang pada umumnya tidak
dilakukan secara terus menerus.
6. Lingkungan belajar, yaitu Tempat
berlangsungnya kegiatan belajar yang
mendapatkan pengaruh dari luar terhadap
keberlangsungan kegiatan tersebut.
Hubungan Motivasi Intrinsik Dengan
Minat Berwirausaha
Baron (2007), dikutip dalam Sumadi et
al., (2017). Menerangkan bahwa motivasi di kewirausahaan meliputi motivasi yang
difokuskan untuk mencapai tujuan dari
kewirausahaan, misalnya tujuan yang
melibatkan kepada pengenalan dan
eksploitasi terhadap peluang suatu bisnis.
Motivasi untuk mengembangkan usaha baru
tidak hanya dengan rasa percaya diri dalam
hal kemampuannya untuk berhasil, namun
juga oleh kemampuannya dalam mengakses
berbagai informasi mengenai peluang
kewirausahaan. Penelitian Aldino (2011), dikutip dalam
Sumadi et al.,(2017) menunjukan bahwa
motivasi berpengaruh signifikan terhadap
niat berwirausaha. Hasil serupa juga
ditemukan oleh Kumalasari (2013), dikutip
dalam Sumadi et al.,(2017), bahwa motivasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
minat berwirausaha.
Pengertian Pendidikan Kewirausahaan
Pendidikan kewirausahaan adalah
aktivitasaktivitas belajar mengajar tentang
ilmu kewirausahaan yang meliputi
pengembangan pengetahuan, keterampilan,
sikap dan juga karakter pribadi seseorang
diselaraskan dengan umur dan
perkembangan siswa (Isrososiawan, 2013,
dikutip dalam Kusmintarti, 2016). Secara umum pendidikan kewirausahaan
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
bahwa berwirausaha sebagai pilihan karir
serta meningkatkan pemahaman terhadap
proses pendiriannya serta pengelolaan usaha
bisnis baru (Arasti et al., 2012, dikutip
dalam Kusmintarti, 2017).
Chimucheka (2013), dikutip dalam
Dusak, (2016) mengungkapkan pendidikan
kewirausahaan sebagai intervensi tujuan dari
instruktur dalam suatu kehidupan seorang pelajar, dengan memberikan pengetahuan
kewirausahaan dan keterampilan yang
berguna bagi peserta didik supaya bertahan
hidup di dunia bisnis.
Menurut Fatoki (2014), pendidikan
kewirausahaan adalah program pendidikan
yang merupakan sumber sikap
kewirausahaan dan niat keseluruhan untuk
menjadi wirausahawan sukses di masa
depan. Pendidikan kewirausahaan adalah
proses pendidikan yang menerapkan prinsip-
prinsip dan metodologi kepada arah pembentukan kepiawaian hidup (life skill)
pada peserta didiknya melalui kurikulum
terintegrasi yang dikembangkan di
sekolahan. Sikap kewirausahaan pada siswa
dapat ditanamkan melalui pendidikan
kewirausahaan berdasarkan nilai - nilai
kewirausahaan (Suryana, 2003, dikutip
dalam Wibowo, 2016).
Indikator Pendidikan Kewirausahaan
Ada beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan dan berperan dalam pelatihan menurut Veithzal Rivai (2004),
dikutip dalam Walukow (2016), yang
dijadikan penulis sebagai indikator, antara
lain:
1. Materi, yaitu sesuatu yang menjadi
bahan untuk diujikan, dipikirkan,
dibicarakan, dan dikarangkan.
v
2. Metode, yaitu aturan yang digunakan
untuk melaksanakan suatu pekerjaan
supaya tercapai seperti yang
dikehendaki, cara kerja yang bersistem
untuk mempermudah pelaksanaan suatu
kegiatan guna mencapai tujuan yang
telah ditentukan.
3. Instruktur, yaitu orang yang bertugas
mengajarkan sesuatu dan sekaligus
memberikan latihan dan bimbingannya,
pengajar, pelatih, pengasuh. 4. Sarana, yaitu segala sesuatu yang dapat
dipakai sebagai alat dalam mencapai
maksud atau tujuan, alat, media.
5. Peserta, yaitu anggota, orang-orang yang
termasuk dalam suatu golongan, keluarga
atau kaum.
6. Evaluasi, yaitu upaya penilaian secara
teknis dan ekonomis terhadap sesuatu
yang telah dipelajari dan disepakati
untuk mencapai hasil yang di inginkan.
Hubungan Pendidikan Kewirausahaan
Dengan Minat Berwirausaha
Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh penelitian terdahulu, hasil
penelitian Kusmintarti, (2016) menyatakan
pedidikan kewirausahaan berpengaruh
positif tetapi tidak signifikan terhadap sikap
kewirausahaan. Hubungan tidak signifikan
ini disebabkan karena ukuran-ukuran
pendidikan kewirausahaan lebih
menekankan pada aspek teoritis.
Peneliti lain, Bae et al. (2014),
menyatakan bahwa pendidikan kewirausahaan berpengaruh kepada
peningkatan minat kewirausahaan lebih
besar dibandingkan pengetahuan bisnis pada
minat kewirausahaan. Penelitian yang
dilakukan oleh Hussain et al (2015)
menyimpulkan bahwa pendidikan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
intensi berwirausaha pada siswa di Pakistan.
Pengertian Individu Proaktif
Menurut Robbins (2001), dikutip dalam
Kurniawan et al., (2016), kepribadian proaktif adalah di mana beberapa individu
secara aktif berinisiatif untuk memperbaiki
keadaannya atau menciptakan inisiatif-
inisiatif baru di saat individu lain duduk
dengan pasif dalam menghadapi berbagai
situasi. Individu dengan proaktivitas tinggi,
mampu mengidentifikasi kesempatan dan
mengambil tindakan yang tepat untuk
memanfaatkan kesempatan tersebut,
menampakkan inisiatif dan
mempertahankannya, sampai perubahan
yang bermakna terjadi.
Siswa yang proaktif cenderung
oportunitis, berinisiatif, berani bertindak dan
tekun hingga berhasil mencapai perubahan
yang berarti. Siswa yang proaktif juga
menciptakan perubahan positif dalam
lingkungan tanpa mempedulikan batasan atau halangan. Siswa proaktif memiliki
perilaku yang banyak diinginkan oleh
sekolahan. Sebagai contoh, bukti
menunjukkan bahwa Siswa proktif
cenderung dapat dijadikan pemimpin dan
kemungkinan besar bertindak sebagai agen
perubahan di sekolahan. Jika suatu
sekolahan membutuhkan Siswa yang
memiliki inisiatif wirausaha, Siswa proaktif
merupakan kandidat terbaik.
Indikator Individu Proaktif Merujuk terhadap faktor-faktor individu
proaktif, Parker (dalam Jiang, 2017)
menyatakan bahwa individu proaktif
memiliki tiga ciri penting yaitu:
1. Berorientasi pada perubahan, yaitu
melihat atau meninjau supaya lebih kenal
atau lebih tahu tentang.
2. Inisiatif, yaitu kemampuan untuk
memutuskan dan melakukan sesuatu
yang benar tanpa harus diberi tahu,
mampu menemukan apa yang
seharusnya dikerjakan terhadap sesuatu yang ada di sekitarnya, berusaha untuk
terus menerus gerak untuk melaksanakan
beberapa hal walaupun keadaan terasa
semakin menghimpit.
3. fokus pada masa depan, yaitu pemikiran
yang dititik beratkan kepada kehidupan
yang akan datang.
Hubungan Individu Proaktif Dengan
Minat Berwirausaha
Penelitian mengenai individu proaktif
pernah dilakukan oleh Trisnawati Wardah pada tahun 2012 dengan judul penelitian
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Di Universitas Yang
Berada di Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, Dan Bekasi. Hasil penelitiannya
menunjukkan individu proaktif memiliki
vi
pengaruh positif terhadap minat
berwirausaha.
Referensi
Penelitian terdahulu merupakan hasil-
hasil dari penelitian terdahulu yang sudah
dipublikasikan berupa artikel jurnal
penelitian, baik lokal maupun internasional
yang memberikan informasi terkait dengan
metode penelitian, hasil, pembahasan yang
digunakan sebagai dasar perbandingan
dengan penelitian yang dilakukan, penelitian terdahulu dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Eni Cahyani dan Novita Sari (2017)
melakukan penelitian berjudul
“Determinan motivasi terhadap minat
berwirausaha mahasiswa pada perguruan
tinggi swasta di Sumatera selatan” yang
dipublikasikan pada Jurnal Ekonomi
Manajemen dan Akuntasi no. 43 / Th.
XXIV / Oktober 2017. Menghasilkan
kesimpulan bahwa persamaan variabel
faktor internal (personal dan kreatifitas) dan faktor eksternal berpengaruh
signifikan terhadap minat berwirausaha
PTS di Sumatera Selatan.
2. Aurilia Triani Aryaningtyas dan Dyah
Palupiningtyas (2019) melakukan
penelitian berjudul “Pengaruh
Kepribadian Proaktif Terhadap Intensi
Kewirausahaan Mahasiswa : Pendidikan
Kewirausahaan Sebagai Variabel
Moderasi” yang dipublikasikan pada
jurnal manajemen, strategi bisnis dan
kewirausahaan Vol. 13 No. 1, Februari 2019. Menghasilkan kesimpulan bahwa
terbukti kepribadian proaktif
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap intensi kewirausahaan
mahasiswa, pendidikan kewirausahaan
juga ditemukan sebagai variabel yang
berpengaruh langsung terhadap intensi
kewirausahaan mahasiswa, dan sekaligus
dapat menjadi variabel moderasi
pengaruh kepribadian proaktif dan
intensi kewirausahaan. 3. Agung Wahyu Handaru, Widya Parimita,
dan Inka Winarni Mufdhalifah (2015)
melalukan penelitian berjudul
“Membangun Intensi Berwirausaha
Melalui Adversity Quotient, Self
Efficacy, dan Need for Achievement”
yang dipublikasikan pada jurnal
manajemen dan kewirausahaan, Vol. 17,
No. 2, September 2015. Hasil dari
penelitian ini secara simultan adversity
quotient, self efficacy, dan need for
achievement memiliki pengaruh positif
pada pembentukan intensi berwirausaha
mahasiswa.
4. Wira Bharata (2019) melakukan
penelitian yang berjudul “Pengaruh
Pendidikan Kewirausahaan dan Motivasi
Usaha Terhadap Minat Berwirausaha
(Studi pada Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Ponorogo)”. Yang dipublikasikan di
jurnal Capital, vol. 2, no. 2, Maret 2019.
Menghasilkan bahwa semua variabel
yang di uji dalam model mempunyai
hubungan yang positif.
5. Wisnu Septian Ginanjar Prihantoro dan
Syamsu Hadi (2016) melakukan
penelitian yang berjudul “Pengaruh
pendidikan kewirausahaan, motivasi
berwirausaha, dan lingkungan keluarga
terhadap sikap mental kewirausahaan” yang dipublikasikan pada jurnal
economic education analysis journal vol.
5, No. 2, tahun 2016. Secara simultan
dan parsial ada pengaruh yang positif
dan signifikan antara pendidikan
kewirausahaan, motivasi berwirausaha,
dan lingkungan keluarga terhadap sikap
mental berwirausaha.
6. Nadia Virza Fitfaturrusuliyah dan Dian
Ratna Sawitri (2017) melakukan
penelitian berjudul “Hubungan antara
kepribadian proaktif dengan efikasi diri dalam mengambil keputusan karir pada
mahasiswa tahun ketiga fakultas
psikologi Universitas Diponegoro” yang
dipublikasikan pada jurnal empati Vol. 6,
No. 4, Oktober 2017. Dengan metode
analisis regresi sederhana dan
menghasilkan bahwa terdapat hubungan
positif yang signifikan antara
kepribadian proaktif dengan efikasi diri
dalam mengambil keputusan karir pada
siswa tahun ketiga fakultas psikologi Universitas Diponegoro.
7. Asti Iswandari (2013) melakukan
penelitian berjudul “Pengaruh Motivasi
Intrinsik, Pengetahuan Kewirausahaan,
dan Kepribadian terhadap Minat
Berwirausaha Pada Siswa SMKN 12
Surabaya” yang dipublikasikan pada
jurnal ekonomi pendidikan dan
kewirausahaan Vol. 1, No. 2 tahun 2013.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
vii
variabel motivasi intrinsic dan
kepribadian berpengaruh terhadap minat
berwirausaha sedangkan pengetahuan
kewirausahaan secara parsial tidak
berpengaruh terhadap minat
berwirausaha.
8. Agus Kurniawan, Muhammad Khafid
dan Amin Pujiati (2016) melakukan
penelitian berjudul “Pengaruh
lingkungan keluarga, motivasi, dan
kepribadian terhadap minat wirausaha melalui self efficacy” yang
dipublikasikan pada Journal of Economic
Education Vol. 5, No. 1, tahun 2016.
Hasil penelitian ini menunjukan variabel
lingkungan keluarga , motivasi
wirausaha, kepribadian wirausaha,
berpengaruh terhadap minat wirausaha
melalui self efficacy.
9. Dewa Ayu Lia Anggraeni dan I Nyoman
Nurcaya (2016) melakukan penelitian
berjudul “Peran efikasi diri dalam memediasi pengaruh pendidikan
kewirausahaan terhadap niat
berwirausaha” yang dipublikasikan pada
jurnal E-Jurnal Manajemen Unud, Vol.
5, No. 4, tahun 2016. Hasil dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa
pendidikan kewirausahaan berpengaruh
positif terhadap niat berwirausaha,
pendidikan kewirausahaan, pendidikan
kewirausahaan juga berpengaruh positif
dan signifikansi terhadap efikasi diri,
variabel intervening efikasi diri memiliki pengaruh positif dan signifikansi
terhadap niat berwirausaha, dan efikasi
diri memediasi secara signifikansi
pengaruh pendidikan kewirausahaan
terhadap niat berwirausaha.
10. Qausar Geubrina Rizki dan Megawati
(2019) melakukan penelitian berjudul
“Penaruh faktor dukungan universitas
dan kepribadian proaktif terhadap intensi
berwirausaha pada mahasiswa S1
fakultas ekonomi dan bisnis universitas syiah kuala” yang dipublikasikan pada
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi
Manajemen Vol. 4, No. 1, Februari 2019.
Hasil dari penelitian ini mengindikasikan
bahwa faktor dukungan universitas
berpengaruh positif terhadap intensi
berwirausaha dan kepribadian proaktif
berpengaruh positif terhadap intensi
berwirausaha.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan
karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta yang empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan
data.(Bintarti, 2015).
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori dan kerangka
pemikiran dapat disimpulkan bahwa
hipotesa dalam penelitian ini adalah :
H1 : Motivasi intrintrik berpengaruh
signifikan dan cukup untuk mendorong
minat berwirausaha, dimana didalam
hipotesa ini didukung oleh beberapa
penelitian terdahulu.
H2 : PendidikanKewirausahaan berpengaruh
terhadap minat berwirausaha, dimana
didalam hipotesa ini didukung oleh beberapa penelitian terdahulu.
H3 : Individu proaktif akan berpengaruh
terhadap minat berwirausaha, dimana
didalam hipotesa ini didukung oleh
beberapa penelitian terdahulu.
Gambar 1. Model Penelitian
3. METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode
penelitian Kuantitatif. Menurut Sugiono
(2016), metode kuantitatif adalah
pendekatan ilmiah yang memandang suatu
realitas itu dapat diklasifikasikan konkrit,
teramati dan terukur, hubungan variabelnya
bersifat sebab akibat dimana data
penelitiannya berupa angka-angka dan
analisanya menggunakan statistik. Dalam
viii
menganalisa data, sebuah penelitian yang
menggunakan metode kuantitatif diperiksa
diakhir pengumpulan data.
Lokasi Penelitian
Penelitan ini dilakukan di SMK
Muhammadiyah 3 Karanganyar, Jl. Tentara
pelajar, No. 20 Kabupaten Karanganyar,
Surakarta, Jawa tengah. Sedangkan waktu
penelitian dimulai dari awal bulan Maret
sampai akhir bulan Agustus 2019 dengan
uraian kegiatan yang sudah dijadwalkan meliputi observasi, pengumpulan materi,
penyusunan proposal skripsi, bimbingan
proposal skripsi, ujian proposal skripsi,
pengolahan data, analisis data, dan ujian
skripsi.
Metode Pengumpulan Data
Untuk mendukung memperoleh data
yang dibutuhkan guna mendukung penelitian
ini teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah dengan cara:
1. Observasi kegiatan observasi yang dilakukan adalah dengan melakukan
pengamatan secara langsung pada obyek
penelitian. Observasi dilakukan di SMK
Muhammadiyah 3 Karananyar.
2. Studi Pustaka dilakukan dengan
mengumpulkan beberapa artikel jurnal,
membaca buku, literatur yang
berhubungan dengan permasalahan yang
akan diteliti guna mendapatkan teori-
teori yang dapat dipergunakan sebagai
bahan dalam menganalisis data yang
tersedia. 3. Kuesioner dilakukan dengan menyusun
seperangkat pertanyaan yang berisikan
pertanyaan tentang variabel-variabel
yang diteliti sebanyak 73 dan ditujukan
kepada Siswa SMK Muhammadiyah 3
Karanganyar kelas 3 ruang 11 dan 12
jurusan Teknik dan Bisnis Sepeda Motor,
Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini
bertujuan untuk menyajikan data secara
lebih sederhana agar lebih mudah dipahami. Sugiyono (2015, dalam Atisto 2016)
berpendapat bahwa Skala likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat dan
persepsi seseorang tentang suatu objek atau
fenomena sosial. Berikut tahap-tahap analisa
data yang dilakukan oleh penulis, yaitu:
1. Langkah pertama dalam melakukan
analisis pada penelitian ini adalah dengan
menyebarkan kuesioner.
2. Langkah kedua setelah menyebarkan
kuesioner yaitu melakukan pengumpulan
data dari hasil kuesioner yang telah
disebarkan.
3. Langkah ketiga kemudian dilakukan
pengolahan data dengan menggunakan
uji antara lain:
a. Uji Validitas yaitu digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan
valid jika pertanyaan atau pernyataan
pada kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut
(Ghozali dan Imam, 2016).
b. Uji Reliabilitas yaitu untuk
mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel
atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap
pertanyaan konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu. Suatu variabel
dikatakan reliabel jika memberikan
nilai a > 0.60 (Ghozali dan Imam,
2016).
4. Langkah ke empat kemudian melakukan
analisa data dengan menggunakan:
a. Uji Normalitas Residual, Uji
normalitas residual untuk mengetahui
apakah sampel yang diambil dari populasi berdistribusi normal. Dalam
uji normalitas residual ini
menggunakan metode uji
kolmogorov-smirnov, dasar dasar
dari pengujian ini adalah apabila hasil
perhitungan kolmogorov-smirnov >
0.05 maka data berdistribusi normal
(Sugiyono & Susanto, 2015).
b. Uji Multikolinieritas, Uji
multikolinearitas digunakan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi yang
tinggi antar variabel independen.
Metode pengujian dengan melihat
nilai Variable inflation Factor (VIF)
dan tolerance pada model regresi. Uji
ini dikatakan bebas dari
multikolinearitas apabila nilai VIF <
10.00 dan nilai tolerance > 0.1.
c. Uji Heteroskedastisitas, Uji ini
digunakan untuk menguji apakah
ix
model regresi terjadi ketidaksamaan
varian dari residual pada satu
pengamatan ke pengamatan yang
lain. Untuk uji heteroskedastisitas
yang dilakukan, penulis
menggunakan metode uji glejser,
Metode uji ini untuk meregresikan
absolute residual dengan masing-
masing variabel independen. Jika
pada uji t nilai signifikasi variabel
independen dengan absolute residual > 0.05, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
d. Uji Linieritas, Merupakan uji
prasyarat yang biasanya dilakukan
jika akan melakukan analisis korelasi
person atau regresi linier. Uji ini
bertujuan untuk mengetahui apakah
dua variabel secara signifikan
mempunyai hubungan yang linier
atau tidak. Untuk uji linieritas pada
SPSS Test For Linearity dengan taraf signifikan 0,05. Dua variabel
dikatakan mempunyai hubungan
yang linier bila nilai signifikansi pada
deviation from linearity lebih dari
0,05.
e. Uji Analisis Regresi Linier
Berganda, Uji analisis regresi linier
berganda digunakan untuk
mengetahui pengaruh antara dua atau
lebih variabel independen dengan
satu variabel dependen yang
ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi.
f. Uji Hipotesis, Uji hipotesis ini
dengan menggunakan metode uji
sebagai berikut:
1) Uji t (pengujian secara parsial),
Uji t ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh masing-
masing variabel independen
secara parsial terhadap variabel
dependen. Uji t dilakukan dengan
membandingkan t hitung terhadap t tabel dengan ketentuan:
a) Ho ditolak Jika nilai sig <
0,05, atau t hitung > t tabel
b) Ho diterima Jika nilai sig >
0,05, atau t hitung < t tabel
Dengan tingkat kepercayaan yang
digunakan adalah 95% atau taraf signifikan
5% (λ = 0,05)
2) Uji SE dan SR, Sumbangan
Efektif (SE) adalah ukuran
sumbangan suatu (variabel
independen). Penjumlahan dari
sumbangan efektif atas semua
variabel independen yaitu sama
dengan jumlah nilai pada
koefisien determinasi atau R
square (R2). Lain halnya dengan
Sumbangan Relatif (SR) yaitu
suatu ukuran yang menunjukkan
besarnya sumbangan suatu
variabel terhadap jumlah kuadrat regresi. Jumlah sumbangan relatif
dari semua variabel independen
100% atau sama dengan 1.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Hasil uji validitas dan reliabilitas
Variabel Indika
tor
Validitas Reliabilitas
Nilai r
Hitun
g
Nilai r
Tabel
Keterang
an
Nilai
Cronbac
h Alpha
Batas
Minimu
m
Cronbac
h
Keterang
an
Motivasi
Intrinsik
X1.1 0.707 0.233 Valid 0.917 0.60 Reliabel
X1.2 0.712 0.233 Valid 0.917 0.60 Reliabel
X1.3 0.837 0.233 Valid 0.911 0.60 Reliabel
X1.4 0.775 0.233 Valid 0.914 0.60 Reliabel
X1.5 0.679 0.233 Valid 0.919 0.60 Reliabel
X1.6 0.800 0.233 Valid 0.913 0.60 Reliabel
X1.7 0.498 0.233 Valid 0.925 0.60 Reliabel
X1.8 0.784 0.233 Valid 0.914 0.60 Reliabel
X1.9 0.761 0.233 Valid 0.915 0.60 Reliabel
X1.10 0.791 0.233 Valid 0.913 0.60 Reliabel
X1.11 0.691 0.233 Valid 0.918 0.60 Reliabel
X1.12 0.757 0.233 Valid 0.915 0.60 Reliabel
Pendidik
an
Kewirau
sahaan
X2.1 0.687 0.233 Valid 0.833 0.60 Reliabel
X2.2 0.655 0.233 Valid 0.836 0.60 Reliabel
X2.3 0.462 0.233 Valid 0.850 0.60 Reliabel
X2.4 0.578 0.233 Valid 0.842 0.60 Reliabel
X2.5 0.699 0.233 Valid 0.832 0.60 Reliabel
X2.6 0.726 0.233 Valid 0.830 0.60 Reliabel
X2.7 0.613 0.233 Valid 0.840 0.60 Reliabel
X2.8 0.437 0.233 Valid 0.856 0.60 Reliabel
X2.9 0.648 0.233 Valid 0.836 0.60 Reliabel
X2.10 0.612 0.233 Valid 0.842 0.60 Reliabel
X2.11 0.607 0.233 Valid 0.839 0.60 Reliabel
X2.12 0.695 0.233 Valid 0.833 0.60 Reliabel
Individu
Proaktif
X3.1 0.833 0.233 Valid 0.860 0.60 Reliabel
X3.2 0.890 0.233 Valid 0.847 0.60 Reliabel
X3.3 0.870 0.233 Valid 0.852 0.60 Reliabel
X3.4 0.812 0.233 Valid 0.867 0.60 Reliabel
X3.5 0.628 0.233 Valid 0.901 0.60 Reliabel
X3.6 0.762 0.233 Valid 0.875 0.60 Reliabel
Minat
Berwirau
saha
Y.1 0.659 0.233 Valid 0.793 0.60 Reliabel
Y.2 0.653 0.233 Valid 0.793 0.60 Reliabel
Y.3 0.646 0.233 Valid 0.794 0.60 Reliabel
Y.4 0.539 0.233 Valid 0.803 0.60 Reliabel
Y.5 0.573 0.233 Valid 0.800 0.60 Reliabel
Y.6 0.665 0.233 Valid 0.793 0.60 Reliabel
Y.7 0.643 0.233 Valid 0.794 0.60 Reliabel
Y.8 0.640 0.233 Valid 0.794 0.60 Reliabel
Y.9 0.376 0.233 Valid 0.824 0.60 Reliabel
Y.10 0.612 0.233 Valid 0.797 0.60 Reliabel
Y.11 0.660 0.233 Valid 0.793 0.60 Reliabel
Y.12 0.425 0.233 Valid 0.824 0.60 Reliabel
Y.13 0.329 0.233 Valid 0.822 0.60 Reliabel
x
Tabel 2. Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 6.953 3.037
Motivasi.Intrinsik_X1 .232 .110 .265 .228 4.378
Pendidikan.Kewirausa
haan_X2 .432 .115 .407 .308 3.252
Individu.Proaktif_X3 .462 .204 .258 .275 3.631
a. Dependent Variable: Minat.Berwirausaha_Y
Tabel 3. Hasil uji Heteroskedastisitas
Metode Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B
Std.
Error Beta
1 (Constant) -.161 1.690 -.096 .924
Motivasi.Intrinsik_X1 -.089 .061 -.354 -1.463 .148
Pendidikan.Kewirausahaan_
X2 .081 .064 .264 1.264 .210
Individu.Proaktif_X3 .152 .113 .296 1.342 .184
a. Dependent Variable: ABS_RES
Tabel 4. Ringkasan Uji Hipotesis
Kode Uraian Hipotesis T value sig Kesimpulan
H1
Motivasi intrinsik
terhadap minat berwirausaha
2.119 0.38 Diterima
H2
Pendidikan
kewirausahaan
terhadap minat berwirausaha
3.775 000 Diterima
H3
Individu proaktif
terhadap minat
berwirausaha
2.264 0.27 Diterima
PEMBAHASAN
1. Pengaruh Motivasi Intrinsik
Terhadap Minat Berwirausaha
Berdasarkan semua pengujian yang telah
dilakukan tentang pengaruh Motivasi
Intrinsik terhadap Minat Berwirausaha maka didapat nilai adjusted R square yang didapat
sebesar 74.3% dengan uji SE (Sumbangan
Efektif) sebesar 21.6%, dan SR (Sumbangan
Relatif) sebesar 28.7%. Hal ini menunjukkan
adanya pengaruh langsung antara variabel
bebas terhadap variabel terikat. Dan pada uji
heteroskedastisitas dengan metode glejser
output yang dihasilkan bahwa variabel
motivasi xemberxic terhadap minat
berwirausaha mempunyai nilai signifikansi,
maka dapat diartikan bahwa model regresi
tidak ada masalah heteroskedastisitas. Ini
berarti hipotesis yang dituangkan oleh
penulis diterima yaitu terdapat pengaruh
positif dan signifikan antara variabel
Motivasi Intrinsik terhadap Minat
Berwirausaha Siswa di SMK
Muhammadiyah 3 Karanganyar.
Hal ini juga di dukung oleh jawaban
responden melalui pernyataan-pernyataan dalam koesioner yang menerangkan bahwa
Motivasi Intrinsik menjadikan Siswa Minat
dalam Berwirausaha, namun ada juga
responden yang menjawab Motivasi
xemberxic tidak menjadikan Siswa Minat
dalam Berwirausaha.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Asti Iswandari, (2013), Yang
mengemukakan hasil penelitian bahwa
motivasi xemberxic secarfa parsial berpengaruh signifikan terhadap minat
berwirausaha siswa dan semakin baik
motivasi xemberxic akan berpengaruh
terhadap peningkatan minat berwirausaha.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Motivasi
Intrinsik dapat mempengaruhi Minat
Berwirausaha Siswa SMK Muhammadiyah
3 Karanganyar.
2. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan
Terhadap Minat Berwirausaha
Dari semua uji yang telah dilakukan atas
variabel Pendidikan Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha, Hasil output
dari uji multikolinearitas maka dapat dilihat
nilai dari tolerance untuk variabel
Pendidikan Kewirausahaan adalah 0.308 >
0.1, dan nilai VIF nya 3.252 < 10.00.
Dengan demikian kesimpulannya variabel
Pendidikan Kewirausahaan terhadap Minat
Berwirausaha terbebas dari
mulitkolinearitas. Itu berarti hasil uji dari
variabel-variabel tersebut positif dan
berpengaruh. Hal ini juga di dukung oleh jawaban
responden melalui pernyataan-pernyataan
dalam koesioner yang menerangkan bahwa
Pendidikan Kewirausahaan menjadikan
Siswa Minat dalam Berwirausaha, namun
ada juga responden yang menjawab
Pendidikan Kewirausahaan tidak
menjadikan Siswa Minat dalam
Berwirausaha.
xi
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Wira Barata, (2014) yang mengemukakan
bahwa Pendidikan kewirausahaan dan
motivasi usaha memberikan stimulus yang
besar pada Mahasiswa dalam kaitannya
dengan minat berwirausaha. Adapun peneliti
lain yaitu Dewa Ayu Lia Anggraeni dan I
Nyoman Nurcaya, (2016) Menunjukkan
pendidikan kewirausahaan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap niat berwirausaha. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel Pendidikan Kewirausahaan
berpengaruh terhadap Minat Siswa SMK
Muhammadiyah 3 Karanganyar untuk
berwirausaha.
3. Pengaruh Individu Proaktif Terhadap
Minat berwirausaha
Berdasarkan pengujian yang telah
dilakukan diatas tentang Individu Proaktif
terhadap Minat Berwirausaha, hasil output
dari uji heteroskedastisitas dengan metode uji glejser dengan asumsi nilai signifikansi
variabel independen dengan Absolute
Residual (ABS_RES) > 0.05, maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi tidak ada
masalah heteroskedastisitas. Ini berarti
variabel Individu Proaktif berpengaruh
terhadap Minat Berwirausaha pada Siswa
SMK Muhammadiyah 3 di Karanganyar.
Hal ini juga di dukung oleh jawaban
responden melalui pernyataan-pernyataan
dalam koesioner yang menerangkan bahwa
Individu Proaktif menjadikan Siswa Minat dalam Berwirausaha, namun ada juga
responden yang menjawab Individu Proaktif
tidak menjadikan Siswa Minat dalam
Berwirausaha.
Hasil penelitian ini juga senada dengan
penelitian yang dilakukan oleh Qausar
Geubrina Rizki dan Megawati (2019)
dengan hasil penelitiannya bahwa Individu
Proaktif berpengaruh positif terhadap Minat
Berwirausaha. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa variabel Individu Proaktif berpengaruh terhadap Minat
Berwirausaha pada Siswa SMK
Muhammadiyah 3 di Karanganyar.
5. KESIMPULAN
Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan di
atas serta tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh Motivasi
Intrinsik, Pendidikan Kewirausahaan, dan
Individu Proaktif terhadap Minat
Berwirausaha pada siswa-siswa SMK
Muhammadiyah 3 Karanganyar. Maka dari
itu dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil dari penghitungan dengan program
IBM SPSS versi 22 menyatakan uji
validitas semua variabel valid, uji reliabilitas menyatakan hasil semua
variabel reliabel, begitu pula uji asumsi
klasik regresi, uji analisis regresi linier
dan uji hipotesis menyatakan secara
parsial (uji t) bahwa variabel Motivasi
Intrinsik berpengaruh terhadap Minat
Berwirausaha dengan obyek penelitian
siswa SMK Muhammadiyah 3
Karangganyar.
2. Hasil dari penghitungan dengan program
IBM SPSS versi 22 menyatakan uji validitas semua variabel valid, uji
reliabilitas menyatakan hasil semua
variabel reliabel, begitu pula uji asumsi
klasik regresi, uji analisis regresi linier
dan uji hipotesis menyatakan secara
parsial (uji t) bahwa variabel Pendidikan
Kewirausahaan berpengaruh terhadap
Minat Berwirausaha dengan obyek
penelitian siswa SMK Muhammadiyah 3
Karangganyar.
3. Hasil dari penghitungan dengan program
IBM SPSS versi 22 menyatakan uji validitas semua variabel valid, uji
reliabilitas menyatakan hasil semua
variabel reliabel, begitu pula uji asumsi
klasik regresi, uji analisis regresi linier
dan uji hipotesis menyatakan secara
parsial (uji t) bahwa variabel Individu
Proaktif berpengaruh terhadap Minat
Berwirausaha dengan obyek penelitian
siswa SMK Muhammadiyah 3
Karangganyar.
Saran Berdasarkan kesimpulan diatas maka
penulis dapat memberikan saran bagi obyek
penelitian dan juga para pembaca karya tulis
ini sebagai berikut :
1. Saran yang dapat disampaikan oleh
penulis mengingat hasil dari penelitian
dengan uji t (secara parsial)
menunjukkan bahwa variabel motivasi
xiemberxiic berpengaruh terhadap minat
xii
berwirausaha. Oleh karena itu, dalam
rangka mengalakkan berwirausaha siswa
harus lebih diarahkan dan dibekali ilmu
untuk berwirausaha sedini mungkin.
Karena siswa masih berumur dibawah 20
tahun jadi rasa ingin tahunya menjadi
karyawan sangat besar dari pada
menciptakan lapangan kerja. Disamping
itu rasa egosentriknya masih tinggi, jadi
bagaimana seorang siswa terutama siswa
SMK Muhammadiyah 3 Karanganayar dapat mengendalikan hal-hal seperti itu
supaya tetap termotivasi xiiemberxiiic
untuk berwirausaha.
2. Untuk hasil uji t (secara parsial) yang
menunjukkan variabel pendidikan
kewirausahaan berpengaruh terhadap
minat berwirausaha harus didukung, oleh
karena itu bagi para Guru harus lebih
xiiembe dalam mendidik dan
mengajarkan kiat-kiat berwirausaha.
Selain dengan teori dan praktek dapat juga dengan mengadakan atau
kunjungan-kunjungan atau seminar-
seminar kewirausahaan untuk
meningkatkan sumber daya manusia.
Tentunya hal tersebut akan lebih mudah
apabila bekerjasama dengan pemerintah
untuk merealisasikannya. Karena jika
suatu daerah atau Negara banyak yang
berwirausaha akan meningkatkan
pendapatan atau devisa suatu Negara
tersebut dan berimbas kepada
meningkatnya taraf hidup masyarakat itu sendiri.
3. Dan saran yang berkaitan dengan hasil
uji t (secara parsial) bahwa variabel
individu proaktif berpengaruh terhadap
minat berwirausaha siswa SMK
Muhammadiyah 3 Karanganyar. Di sini
peran kita terhadap generasi muda ikut
memotivasi supaya mereka mempunyai
sikap mental untuk beraksi dan
menjadikan siswa merasa percaya diri
untuk berwirausaha, selain itu siswa terus diberikan arahan supaya merasa
mampu mengatasi masalah atau kendala-
kendala yang akan dihadapi. Semua
kekhawatiran ini dapat diatasi dengan
terus berpikir positif, berfikir bahwa
tidak ada masalah tanpa solusi. Karena
kalau tidak ada masalah itulah masalah
terbesar, jadi mulailah segala sesuatu
dengan amati, tiru, dan modivikasi
didorong dengan inovasi dan kreatifitas
untuk menumbuhkan individu proaktif.
DAFTAR PUSTAKA
Aidha,Zuhrina. 2016. Pengaruh Motivasi
Terhadap Minat Berwirausaha
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara. Jurnal
Jumantik Vol. 1 No.1 Nopember
2016.
Anggraeni, et al., 2016. Peran Efikasi Diri
Dalam Memediasi
PengaruhPendidikan
Kewirausahaan Terhadap NiatBerwirausaha. E-Jurnal
Manajemen Unud, Vol. 5, No. 4,
2016: 2424-2453. ISSN: 2302-
8912.
Aristo, Stephanus Felix. 2016. Pengaruh
Produk, Harga, Dan Promosi
Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Woles Chips.
PERFORMA:Jurnal Manajemen
dan Start-Up Bisnis Volume 1,
Nomor 4, Oktober 2016.
Bintarti, Surya. 2015. Metodologi Penelitian
Ekonomi Manajemen. Cetakan ke 1.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Bharata, Wira. 2019. Pengaruh Pendidikan
Kewirausahaan dan Motivasi
Usaha terhadap Minat
Berwirausaha (Studi pada
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
Ponorogo). Jurnal Ekonomi Dan
Manajemen. Capital, Volume 2,
Nomor 2, Maret 2019. P-Issn:
2598-9022/ E-Issn: 2598-9618.
Hadi, et al., 2016. Pengaruh Pendidikan
Kewirausahaan, MotivasiBerwirausaha Dan
Lingkungan Keluarga Terhadap
SikapMental Kewirausahaan.
Economic Education Analysis
Journal. EEAJ 5 (2) (2016). P-
ISSN 2252-6544. E-ISSN 2502-
356X.
xiii
Iswandari, Asti. 2013. Pengaruh Motivasi
Intrinsik, Pengetahuan
Kewirausahaan,Dan Kepribadian
Terhadap Minat Berwirausaha
Pada Siswasmkn 12 Surabaya.
Jurnal Ekonomi Pendidikan dan
Kewirausahaan. Vol 1, No. 2 Tahun
2013.
Kusmintarti, Anik. 2016.Karakteristik
Wirausaha Memediasi Pengaruh
Pendidikan Kewirausahaan
Terhadap Sikap Kewirausahaan. 7th
Industrial Research, Workshop, and
National Seminar. Politeknik
Negeri Bandung, July 28-29, 2016.
Margunani, et al., 2016. Pengaruh
Pendidikan Kewirausahaan Dan
Aktivitas Wirausaha Terhadap
Minat Berwirausaha Mahasiswa
Universitas Negeri Semarang.
Economic Education Analysis
Journal, EEAJ 5 (3) (2016).
Martyasari, et al., 2016. Kontribusi
Kreativitas Dan Motivasi Intrinsik
Terhadap Penguasaan Kompetensi
Smk. Jurnal Pendidikan: Teori,
Penelitian, dan Pengembangan
Volume: 1 Nomor: 7 Bulan Juli
Tahun 2016 Halaman: 1383—1390.
Megawati, et al., 2019. Pengaruh Faktor Dukungan Universitas Dan
Kepribadian Proaktif Terhadap
Intensi Berwirausaha Pada
Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi
Dan Bisnis Universitas Syiah
Kuala. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Ekonomi Manajemen Vol. 4, No. 1,
2019 Februari: 345-359.
Mufdhalifah, et al., 2015. Membangun
Intensi Berwirausaha Melalui
Adversity Quotient, Self Efficacy,
Dan Need For Achievement. Jurnal
Manajemen Dan Kewirausahaan,
Vol.17, No. 2, September 2015:
145–166.
Nurkhin, et al,. 2016. Pengaruh Pendidikan
Kewirausahaan, Lingkungan
Keluarga, Dan Self Efficacy
Terhadap Minat Berwirausaha
SMK Program Keahlian Akuntansi.
Economic Education Analysis
Journal . EEAJ 5 (1) (2016) P-ISSN
2252-6544. E-ISSN 2502-356X.
Nurmala, et al., 2014. Pengaruh Motivasi
Belajar Dan Aktivitas
BelajarTerhadap Hasil Belajar
Akuntansi. Vol: 4 No: 1 Tahun:
2014.
Palupiningtyas, et al., 2019. Pengaruh
Kepribadian Proaktif Terhadap
IntensiKewirausahaan Mahasiswa :
Pendidikan KewirausahaanSebagai
Variabel Moderasi. Jurnal
Manajemen, Strategi BisnisDan
Kewirausahaan. Vol. 13 No. 1, Februari 2019, 15-25. P-ISSN :
1978-2853. E ISSN : 2302-8890.
Priyatno, Duwi. 2015. SPSS Handbook
Analisis data, Olah Data, Dan
Penyelesaian Kasus Kasus Statistik.
Cetakan ke 1. Jakarta: Mediakom.
Pujiati, et al., 2016. Pengaruh Lingkungan
Keluarga, Motivasi, Dan
Kepribadian Terhadap Minat
Wirausaha Melalui Self Efficacy.
Journal of Economic Education, JEE 5 (1) (2016), p-ISSN 2301-
7341. E-ISSN 2502-4485.
Sari, et al., 2017. Determinan Motivasi
Terhadap Minat Berwirausaha
Mahasiswapada Perguruan Tinggi
Swasta Di Sumatera Selatan. Jurnal
Ekonomi Manajemen dan
Akuntansi. No. 43 / Th. XXIV /
Oktober 2017.
Sawitri, et al., 2017. Hubungan Antara
Kepribadian Proaktif Dengan
Efikasi Diri Dalam Mengambil
Keputusan Karir Pada Mahasiswa
Tahun Ketiga Fakultas Psikologi
Universitas Diponegoro.Jurnal Empati, Oktober 2017 Volume 6
(Nomor 4), Halaman 340-345 340.
Sirine, et al., 2017. Pengaruh Sikap
Mandiri, Motivasi,
PengetahuanKewirausahaan
Terhadap Minat
Berwirausaha(Studi Kasus Pada
Mahasiswa Feb Uksw Konsentrasi
xiv
Kewirausahaan). AJIE – Asian
Journal of Innovation and
Entrepreneurship(e-ISSN: 2477-
0574; p-ISSN: 2477-3824)Vol. 02,
No. 03, September 2017.
Sukarnati, et al., 2016. Kontribusi
Kreativitas Dan Motivasi Intrinsik Terhadap Penguasaan Kompetensi
Smk. Jurnal Pendidikan: Teori,
Penelitian, dan Pengembangan
Volume: 1 Nomor: 7 Bulan Juli
Tahun 2016 Halaman: 1383—1390.
Sumadi, et al., 2017. Pengaruh Sikap,
Motivasi, Dan Lingkungan
Terhadap Niat Berwirausaha. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 6,
No. 2, 2017: 1007-1029. ISSN :
2302-8912.
Tanuwijaya, Yonathan. 2017. Analisis
Quality Control Di Bagian
Produksi Pada Pt Galaxy Perkasa.
AGORA Vol. 5, No. 3, (2017).
Wibowo, et al., 2016. Pengaruh Pendidikan
Kewirausahaan Terhadap Intensi
Berwirausaha Yang Dimediasi Oleh
Sikap Berwirausaha. E-Jurnal
Manajemen Unud, Vol. 5, No. 12,
2016: 8167-8198. ISSN: 2302-8912.
top related