pengaruh media video klip dalam meningkatkan rasa percaya …
Post on 01-Dec-2021
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH MEDIA VIDEO KLIP DALAM MENINGKATKAN RASA
PERCAYA DIRI PADA PEMBELAJARAN DEKLAMASI SISWA
KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 17
CIPUTAT
TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Mencapai
Syarat-Syarat Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (S.Pd)
Oleh
Mariya Qibtia
NIM. 1111013000073
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
i
ABSTRAK
Mariya Qibtia
1111013000073
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Pengaruh Media Video Clip dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri pada
Pembelajaran Deklamasi Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 17 Ciputat,
Tangerang Selatan.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Media Video Clip dalam Meningkatkan Rasa
Percaya Diri pada Pembelajaran Deklamasi Puisi Siswa Kelas VII SMP
Muhammadiyah 17 Ciputat, Tangerang Selatan”. Skripsi ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh media video clip dalam meningkatkan rasa percaya diri siswa
pada materi membaca puisi.
Penulis menggunakan metode penelitian yang dimaksudkan melalui
pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri penulis sebagai
instrumen kunci. Pendekatan ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen
Pada penelitian ini, penulis menggunakan model quasi eksperimen atau eksperimen
semu kategori tes awal dan tes akhir dalam dua kelompok (pretest and posttest group).
Penelitian yang mengunakan one group pretest and posttest design Desain penelitian
one group pretest and posttest design ini diukur dengan menggunakan pretest yang
dilakukan sebelum diberi perlakukan dan postestyang dilakukan setelah diberi
perlakukan.
Data yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan (Library Research) dan
penelitian lapangan (Field Research). Pada analisis data peneliti menggunakan rumus
Mean (rata-rata) dan terakhir dirumuskan dengan menggunakan kategori efektivitas.
Penelitian yang dilakukan di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat diperoleh hasil
bahwa media video clip berpengaruh dalam mengingkatkan rasa percaya diri siswa
pada materi membaca puisi.
Kata kunci: pengaruh, media video clip, percaya diri, mendeklamasi puisi, SMP
Muhammadiyah 17 Ciputat.
ii
ABSTRACT
Education Department of Language and Literature Indonesia
Influence Media Video Clip in Increasing Confidence in Learning declamation In
Seventh Grade Students of SMP Muhammadiyah 17 Ciputat, South Tangerang.
This thesis entitled "Influence of Media Video Clip in Increasing Confidence
in Learning Poetry recital in Class VII SMP Muhammadiyah 17 Ciputat, South
Tangerang". This thesis aims to determine the effect of media video clip to increase
confidence in the material students read poetry.
The author uses the method of research that is intended through data
collection from natural background to avail ourselves of the author as a key instrument.
This approach is done by using an experimental method In this study, the authors use
the model of quasi-experimental or quasi-experimental test categories initial and final
tests in two groups (pretest and posttest group). The study, using one group pretest and
posttest study design one group pretest and posttest design was measured by using a
pretest performed before treatment and postestyang be done after being given
treatment.
The data obtained through the research library (Library Research) and field
(Field Research). In the data analysis the researcher using the formula Mean (average)
and finally formulated using effectiveness category.
Research conducted at SMP Muhammadiyah 17 Ciputat result that the video clip
influential media enables high confidence in the material students read poetry.
Keywords: influence, the media video clip, confidence, mendeklamasi poetry, SMP
Muhammadiyah 17 Ciputat.
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur peneliti panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan bimbingan, petunjuk serta hidayah-Nya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Adapun tujuan penulisan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Media Video Clip dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri Pada
Pembelajaran Deklamasi Puisi Pada Siswa Kelas VII SMP Muhammayah 17 Ciputat,
Tangerang Selatan”. Shalawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada Nabi Besar
Muhammad S.A.W yang telah memberikan petunjuk dan menjadi suri tauladan bagi
umatnya.
Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu penulisan
laporan ini. Maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih
dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan yang telah melancarkan penyelesaian skripsi ini.
2. Dr. Makyun Subuki, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia yang telah melancarkan penyelesaian skripsi ini.
3. Dr. Elvi Susanti, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah
membantu dan membembing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Para dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
memberikan banyak ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
5. Keluarga tercinta ayah, ibu, kakak, dan adik atas motivasi yang luar biasa
dan doa restu bagi penulis
6. Seluruh Dewan Guru, Staf pengajar dan Karyawan SMP Muhammadiyah
17 Ciputat yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan bantuan
dalam melaksanakan penelitian skripsi.
iv
7. Seluruh siswa dan siswi SMP Muhammadiyah 17 Ciputat yang telah
bekerjasama dengan baik dalam proses penelitian. Khususnya kelas VII-A
dan VII-C.
8. Suami tercinta yang tidak kenal lelah menyemangati dan mengantar penulis
agar bisa meraih cita-cita.
9. Teman-teman PBSI (Ulfa, Rahma, Shely, Mala) atas dukungan bagi penulis
untuk tetap semangat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari betul bahwa baik isi maupun penyajian skripsi ini masih jauh
dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran,
sehingga dikemudian hari makalah ini dapat bermanfaat bagi semua mahasiswa/i di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Wasalamu’alaikum Wr.Wb
Jakarta, 26 Mei 2016
Penulis
Mariya Qibtia
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTRACT ...................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................ 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................... 6
D. Perumusan masalah ................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian..................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian .................................................................. 7
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. DESKRIPSI TEORETIK ........................................................ 8
1. Media Pembelajaran .......................................................... 8
a. Pengertian Media .......................................................... 8
b. Pengertian Media Pembelajaran ................................... 10
c. Prinsip Media Pembelajaran ......................................... 12
d. Perkembangan Media Pembelajaran............................. 13
e. Tujuan, Manfaat, dan Fungsi Media Pembelajaran ...... 15
f. Pertimbangan Pemilihan Media Pembelajaran ............. 17
g. Media Pembelajaran Video........................................... 18
h. Pengenalan Media Pembelajaran dan Karakteristik
Media Video Clip ......................................................... 20
2. Rasa Percaya Diri ............................................................. 21
vi
b. Ciri-ciri Percaya Diri .................................................... 22
c. Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri ..................... 22
d. Rasa Rendah Diri .......................................................... 23
3. Puisi ................................................................................... 26
a. Pengertian Puisi ............................................................ 26
b. Bentuk dan Struktur Puisi ............................................. 26
4. Deklamasi Puisi ................................................................. 29
a. Pengertian Deklamasi Puisi .......................................... 29
b. Pengertian Membaca Puisi ........................................... 29
c. Kegiatan Memahami Puisi ............................................ 30
d. Kegiatan Ekspresi .........................................................
31
B. Hasil Penelitian yang Relevan................................................. 32
C. Kerangka Berpikir ................................................................... 33
D. Hipotesis Penelitian ................................................................. 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Waktu Penelitian, dan Sumber Penelitian ................. 35
B. Metode dan Desain Penelitian ................................................ 36
C. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................. 37
D. Teknik Pengumpulan Data................................................... ... 39
E. Teknik Analisis Data .............................................................. 41
F. Hipotesis Statistik ....................................................................
42
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 17 Ciputat ............. 45
B. Pengolahan dan Analisis Data ............................................... 49
vii
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan ............................................................................. 71
B. Saran ....................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 73
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1. Waktu dan Kegiatan .................................................................................. 35
2. Tabel 01 .................................................................................................... 41
3. Tabel 02 ................................................................................................... 44
4. Keadaan Siswa ......................................................................................... 47
5. Tabel 03 .................................................................................................... 49
6. Tabel 04 .................................................................................................... 52
7. Tabel 05 ................................................................................................... 54
8. Tabel 06 ………………………………………………………………… 57
9. Tabel 07…………………………………………………………………. 61
10. Tabel 08…………………………………………………………………. 64
11. Tabel 09…………………………………………………………………. 66
12. Tabel 10………………………………………………………………….. 68
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini, tugas dan peran seorang guru semakin besar hal ini dikarenakan
adanya perkembangan globaliasi dan teknologi. Banyak guru atau pendidik
yang masih menggunakan metode yang dapat membawa siswa terjebak pada
pembelajaran yang verbalistik dan menghambat imajinasi siswa untuk dapat
berbicara dan mengungkapkan pendapat, guru dianjurkan dapat mengikuti
perkembangan globalisasi dan teknologi untuk menunjang kebutuhan
pembelajaran yang diharapkan, sehingga dapat menciptakan pembelajaran
yang menarik, tidak monoton serta menimbulkan rasa percaya diri siswa.
Menurut Kunandar dalam bukunya Guru Profesional “Globalisasi telah
mengubah cara hidup manusia sebagai individu, sebagai warga masyarakat, dan
sebagai warga bangsa tidak seorang pun yang dapat menghindari dari arus
globalisasi. Setiap individu dihadapkan pada dua pilihan, yakni dia
menempatkan dirinya dan berperan dalam arus perubahan globalisasi, atau dia
menjadi korban dan terseret derasnya arus globalisasi. Arus globalisasi juga
masuk dalam wilayah pendidikan dengan berbagai implikasi dan dampaknya,
baik positif maupun negatif. Dalam konteks ini tugas dan peranan guru sebagai
ujung tombak dunia pendidikan sangat berperan”.1
Salah satu dampak postif dari perkembangan globalisasi dan teknologi
bagi kehidupan terutama dunia pendidikan. Perkembangan dan kemajuan
1 Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 36-37.
2
teknologi, dapat mempermudah manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Perkembangan globalisasi dan teknologi memberikan
pandangan baru pada dunia pendidikan hal tersebut dapat terlihat dari
banyaknya konsep pembelajaran yang modern pada saat ini.
Seiring dengan perkembangan globalisasi dan terknologi masih
seringkali ditemukan seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran
masih menggunakan pendekatan Teacher Centered. Hal ini tercermin dari
seringnya guru memakai metode ceramah di dalam kelas. Teacher Centered
hanya berfokus pada guru dan peserta didik tidak berperan aktif dalam proses
pembelajaran. Hal ini berdampak seorang siswa sulit untuk memahami dan
mudah melupakan materi yang telah diajarkan. Dengan kata lain, untuk keluar
dari permasalahan tersebut maka seorang guru dapat menggunakan variasi
dalam proses belajar mengajar salah satunya dengan penggunaan media
pembelajaran yang menarik tidak hanya menggunakan metode ceramah tetapi
seorang guru juga dapat mengembangkan materi dengan media pembelajaran
sehingga siswa mudah memahami dan mengeksplor materi pelajaran.
Perkembangan globalisasi dan teknologi membawa tantangan baru bagi
dunia pendidikan untuk dapat mempersiapkan diri dalam proses belajar
mengajar, salah satunya media pembelajaran. Pada saat ini media sudah banyak
digunakan dalam proses pembelajaran. Baik berupa berbasis manusia, media
berbasis cetakan, media berbasis visual, dan media berbasis audio-visual.
Seorang guru diharapkan mampu menggunakan media yang sedang
berkembang pada saat ini untuk menyesuaikan diri pada tuntutan zaman yang
ada agar siswa lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran.
Masih banyak ditemukan seorang guru yang mengendalikan kelas
sepenuhnya tanpa adanya umpan balik atau respon aktif dari peserta didik yang
dapat menyebabkan terjadinya pembelajaran pasif serta menghambat peserta
didik untuk berfikir kreatif dan kritis. Suatu inovasi mengajar dalam proses
belajar mengajar sangat dibutuhkan dalam pembelajaran di kelas.
3
Mengingat begitu pentingnya meningkatkan rasa percaya diri siswa,
maka siswa membutuhkan peran seorang guru. Percaya diri tidak hanya
dimiliki oleh orang dewasa, akan tetapi anak-anak juga memerlukannya utnuk
perkembangan diri menjadi dewasa. Sifat percaya diri sulit untuk dikatakan
secara nyata, tetapi kemungkinan besar orang yang percaya diri akan bisa
menerima dirinya sendiri, siap menerima tantangan dan selalu ingin mencoba
sesuatu yang baru. Orang yang percaya diri tidak takut untuk tampil di hadapan
orang banyak, tidak takut dengan kesalahan yang akan terjadi pada dirinya.
Media pembelajaran merupakan suatu komponen penting yang harus
dikuasai oleh guru untuk meningkatkan minat serta rasa percaya diri seorang
peserta didik. Agar tercipta keaktifan para peserta didik dan adanya umpan
balik atau feed back antar guru dengan peserta didik maupun antar peserta didik.
Jika tercipta pembelajaran yang aktif maka suasana kelas akan kondusif serta
membuat siswa mampu mengeksplor pembelajaran dan dapat berpikir lebih
kreatif.
Menurut Made Tirta Pertiwi, dkk dalam jurnalnya yang berjudul
Pengembangan Media Audio Visual dalam Mata Pelajaran PKN pada Siswa
Kelas VIII Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 SMPN Kerambitan
Tabanan mengatakan, “Media pembelajaran audio visual sebagai suatu produk
multimedia mempresentasikan informasi secara lebih menarik kepada siswa.
Bertitik tolak dari pentingnya media dalam dunia pendidikan sementara
lemahnya sumber daya untuk membuat media pembelajaran, maka solusi yang
efektif yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan media
pembelajaran audio visual sebagai bagian dari media pembelajaran dalam
upaya meningkatkan kualitas pembelajaran”.
Pekerjaan seorang guru adalah mengomunikasikan pengalaman yang
telah dipelajari, yaitu dalam bentuk penglihatan (visual) dan pendengaran
(audio). Kedua media tersebut dapat membantu dan mengembangkan proses
belajar dan hasil belajar siswa. Tanpa audio siswa akan merasakan kebosanan
4
dan tanpa visual seorang siswa dapat mengalami kesalahan komunikasi dalam
penyampaian materi bahan ajar.
Era globalisasi sekarang ini, guru diharapkan dapat menguasai berbagai
teknologi yang dapat menunjang pembelajaran di sekolah, agar dapat
mengimbangi perkembangan zaman, melihat banyaknya kecenderungan dan
ketertarikan perserta didik terhadap teknologi seperti gadget maka guru harus
menarik minat peserta didik dengan teknologi juga.
Kunandar kembali menjelaskan dalam bukunya Guru Profesional,
“Guru sebagai Komponen utama dalam dunia pendidikan dituntut untuk
mampu mengimbangi bahkan melampaui perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang berkembang dalam masyarakat. Melalui sentuhan guru di
sekolah diharapkan mampu menghasilkan peserta didik yang memiliki
kompetensi dan siap menghadapi tantangan hidup dengan penuh keyakinan dan
percaya diri yang tinggi”.2
Masih banyak ditemukan permasalahan dalam proses belajar-mengajar
khususnya pada pelajaran Bahasa Indonesia pada materi membaca puisi,
peserta didik terkesan pasif dalam pembelajaran. Hal itu dapat diamati ketika
guru mempersilakan pesera didik untuk tampil membacakan puisi yang telah
ada pada buku pelajaran. Salah satu penyebab yang terjadi adalah rasa takut
peserta didik tampil di depan umum, seperti, takut salah melafalkan, salah
intonasi, serta takut ditertawakan oleh teman-temannya.
Permasalahan tersebut secara sederhana dapat dilihat bahwa para
peserta didik masih membutuhkan suatu pembelajaran yang dapat
meningkatkan rasa percaya diri peserta didik agar mereka mampu tampil di
depan kelas yang masih dalam ruang lingkup kecil. Rasa percaya diri dapat
menjadikan peserta didik yang tidak takut pada kegagalan dan rasa ingin
mencoba, serta menimbulkan keaktifan dalam suasana di dalam kelas.
Kisyani Laksono, dkk dalam bukunya Membaca 2 mengatakan,
2 Kunandar, Ibid, hlm. 37.
5
“Banyak kalangan berpendapat bahwa membaca puisi hanya bisa
dilakukan oleh orang-orang yang memiliki bakat dan suara yang bagus.
Pendapat ini tidak benar, sebab kemampuan membaca puisi dapat
dikembangkan melalui pelatihan yang dilaksanakan dengan sabar, tekun,
telaten, dan semangat. Latihan ini sebaiknya ditunjang dengan usaha untuk
terus mengembangkan kemampuan apresiasi puisi dan keterlibatan dalam
berbagai aktivitas kesenian yang relevan dengan membaca puisi. Misalnya,
menonton atau mengikuti festival membaca puisi, mengikuti sarasehan,
mendengarkan dialog seni”.3
Menurut penjelasan Kisyani dapat dilihat bahwa salah satu cara untuk
mengasah kemampuan membaca puisi siswa adalah menonton puisi. Menonton
puisi dalam meningkatkan kemampuan membaca puisi dapat dilakukan di
dalam ruangan kelas yaitu dengan menggunakan media pembelajaran video clip
yang menayangkan seorang yang sedang membacakan puisi dengan lafal,
intonasi yang jelas serta ekspresi dan gestur tubuh yang tepat. Media
pembelajaran video clip merupakan salah satu media alternatif yang dapat
dilakukan oleh guru dalam melakukan proses belajar mengajar salah satunya
pada materi membaca puisi.
Tujuan diperlukannya media video clip guna meningkatkan rasa
percaya diri perserta didik agar terkesan tidak monoton, mampu memberikan
contoh langsung dengan pembacaan puisi yang dibacakan langsung oleh
penyair melalui layar LCD sehingga mereka bisa melihat contoh pembacaan
puisi secara nyata baik dan benar, serta memberikan kesan baru bagi mereka
untuk berpikir lebih kreatif dan membangkitkan rasa semangat untuk mengikuti
pembelajaran.
Berdasarkan dari penjelasan yang telah dikemukakan, penulis
melakukan penelitian terhadap penggunaan media pembelajaran video clip
untuk mengukur tingkat rasa percaya diri siswa terhadap materi membaca puisi.
Hal ini disebabkan penulis ingin membuktikan dengan media pembelajaran
3 Kisyani Laksono, dkk, Membaca 2, (Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka, 2008), hlm.8.29.
6
video clip pembelajaran di dalam kelas khususnya pada pelajaran Bahasa
Indonesia materi membaca puisi dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa
ketika materi pelajaran sedang berlangsung.
B. Identifikasi Masalah
Penulis telah membuat beberapa identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Kurangnya rasa percaya diri siswa dalam pelajaran Bahasa
Indonesia yaitu pada materi membaca puisi.
2. Perlunya penggunaan media video clip dalam proses pembelajaran
Bahasa Indonesia pada materi membaca puisi.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah pada penelitian ini untuk mempermudah dan
mengarahkan penelitian ini, penulis membatasi masalah pada pengaruh media
video clip dalam meningkatkan rasa percaya diri siswa pada pembelajaran
mendeklamasi puisi siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 17 Ciputat,
Tangerang Selatan.
D. Rumusan Masalah
Masalah yang akan diteliti pada penelitian ini dirumuskan sabagai
berikut: Bagaimanakah pengaruh media video clip dalam meningkatkan rasa
percaya diri siswa pada pembelajaran mendeklamasi puisi siswa kelas VII SMP
Muhammadiyah 17 Ciputat, Tangerang Selatan?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah melihat bagaimana pengaruh media yaitu
media video clip serta membantu guru dalam penggunaannya demi
7
meningkatkan rasa percaya diri siswa khususnya pada pelajaran Bahasa
Indonesia.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini penulis berharap semoga hasil penelitian dapat
memberikan:
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :
a. Sebagai pemanfaatan guru terhadap media pembelajaran video clip.
b. Sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan rasa percaya diri
siswa.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :
a. Bagi penulis, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam
pemanfaatan media video clip dalam proses belajar.
b. Bagi guru, dapat digunakan sebagai bahan masukan dan membantu
penyampaian materi dalam mata pelajaran .
c. Bagi siswa, terutama sebagai subjek penelitian, diharapkan dapat
memperoleh pengalaman langsung mengenai adanya pemanfaatan
media dalam mata pelajaran membaca puisi.
d. Bagi siswa, dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam
proses belajar terutama pada pelajaran Bahasa Indonesia pada
materi membaca puisi.
8
BAB II
KERANGKA TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. DESKRIPSI TEORETIK
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin ‘medius’ yang secara harfiah
berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima
pesan. Gerlach & Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara
garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi
yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau
sikap.
Istilah media sering dikaitkan atau dipergantikan dengan kata
“teknologi” yang berasal dari kata latin tekne (dalam bahasa Inggris art)
dan logos (dalam bahasa Indonesia “ilmu”).4
Menurut Hujair A.H. Sanaky dalam bukunya Media Pembelajaran
menjelaskan media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi
menyampaikan pesan. 5
Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education
Association/NEA) memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah
bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta
peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar,
dan dibaca. Apa pun batasan yang diberikan, ada persamaan di antara
batasan tesebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga
4Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2011), hlm 3-5 5Hujair A.H Sanaky, Media Pembelajaran (Buku Pegangan Wajib Guru dan Dosen), (Yogyakarta:
Penerbit Kaukaba, 2011), hlm 3
9
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, minat, serta perhatian siswa
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.6
Beberapa pengertian tersebut dapat dipahami bahwa media adalah
suatu alat yang dapat menjadi perantara seseorang untuk menyampaikan
pesan atau informasi yang ingin disampaikan kepada seseorang. Media
tersebut dapat berupa visual, maupun audiovisual. Media biasanya
bertujuan untuk mempermudah manusia untuk melakukan sesuatu.
Dunia pendidikan istilah media sering dikenal dengan media
pembelajaran. Media tersebut digunakan oleh para guru untuk
menyampaikan suatu materi pembelajaran dengan harapan mempermudah
penyampaian materi pembelajaran serta untuk menarik minat, motivasi,
serta mengembangkan kreativitas serta rasa percaya diri siswa dalam
mengikuti proses belajar mengajar yang sedang berlangsung.
Berdasarkan uraian mengenai media di atas, berikut dikemukakan
ciri-ciri umum yang mengenai batasan media:7
1) Media pendidikan memiliki perngertian fisik yang dewasa ini
dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda
yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan panca indera.
2) Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal
sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan peran yang
terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin
disampaikan kepada siswa.
3) Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.
4) Media pembelajaran memilki pengertian alat bantu pada proses
belajar baik di dalam maupun di luar kelas.
6Arief S. Sadiman, dkk, Media Pembelajaran (Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya),
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hlm 7 7Azhar Arsyad, Op.cit, hlm 6-7
10
5) Media pembelajaran digunakan dalam rangka komunikasi dan
interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
6) Media pembelajaran dapat digunakan secara massal (misalnya:
radio, televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya: film,
slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya: modul, komputer,
radio tape/kaset, video recorder).
7) Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang
berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.
Banyak batasan atau pengertian yang dikemukakan para ahli tentang
media, di antaranya adalah: Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan
(Association of Education and Communication Technology (AECT)) di
Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang
digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. National
Educationn Association (NEA), mengatakan bahwa media adalah bentuk-
bentuk komunikasi baik cetak maupun audio-visual serta peralatannya.8
Batasan-batasan media pembelajaran di atas digunakan agar
pengertian media pembelajaran tidak terlalu melebar dan mempunyai titik
tolak yang jelas mengenai perbedaan antara media pembelajaran dengan
media yang dikenal secara umum.
b. Pengertian Media Pembelajaran
Hujair A.H Sanaky menjelaskan dalam bukunya Media Pelajaran,
mengatakan media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan
digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah
proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Dapat
dikatakan bahwa, bentuk komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan
sarana untuk menyampaikan pesan. Bentuk-bentuk stimulus dapat
8Op.Cit, Hujair A.H Sanaky, hlm 3
11
dipergunakan sebagai media, di antaranya adalah hubungan atau interaksi
manusia, realitas, gambar bergerak atau tidak, tulisan dan suara yang
direkam. Maka dengan kelima stimulus ini, akan membantu pembelajar
mempelajari bahan pelajaran. Atau, dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk
stimulus yang dapat dipergunakan sebagai media pembelajaran adalah suara,
lihat, dan gerakan.9
Menurut Azhar Arsyad dalam proses belajar mengajar, dua unsur
yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Ada
berbagai aspek yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain:
tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai
setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk
karakteristik siswa. Meskipun demikian, dpat dikatakan bahwa salah satu
fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang
turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan
diciptakan oleh guru.10
1) Jenis-jenis Media Pembelajaran
Azhar Arsyad mengelompokkan media menjadi beberpa jenis:11
Media berbasis manusia:
a) Guru,
b) Instruktur,
c) Tutor,
d) Main peran,
e) Kegiatan kelompok.
Media berbasis cetakan:
a) Buku,
b) Buku penuntun, kerja/latihan, dan
9 Hujair A.H. Sanaky, Opcit, Hlm 3 10Azhar Arsyad, Opcit, hlm 15 11Azhar Arsyad, Opcit, hlm 81-91
12
c) Lembaran lepas.
Media berbasis visual:
a) Buku,
b) Charts,
c) Grafik,
d) Peta,
e) Figur/gambar,
f) Transparasi,
g) Film bingkai atau slide.
Media berbasis audiovisual:
a) Video,
b) Film,
c) Slide bersama tape,
d) Televisi.
Media berbasis komputer:
Pengajaran dengan bantuan komputer dan video interaktif.
c. Prinsip Media Pembelajaran12
1) Efektivitas
Pemilihan media pembelajaran harus berdasarkan pada
ketepatgunaan (efektivitas) dalam pembelajaran dan pencapaian
tujuan pembelajaran atau pembentukan kompetensi.
2) Relevansi
Kesesuaian media pembelajaran yang digunakan dengan tujuan,
karakteristik materi pembelajaran, potensi dan perkembangan siswa
serta dengan waktu yang tersedia.
12 Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, (Bandung: Penerbit Alfabeta Bandung,
2013), hlm 167
13
3) Efisiensi
Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran harus benar-
benar memperhatikan bahwa media tersebut murah atau hemat biaya
tetapi dapat menyampaikan inti pesan yang dimaksud, persiapan, dan
penggunaannya relatif memerlukan waktu yang singkat, kmudia
hanya memerlukan sedikit tenaga.
4) Dapat digunakan
Media pembelajaran yang dipilih harus benar-benar dapat
digunakan atau diterapkan dalam pembelajaran, sehigga dapat
menambah pemahaman siswa da mengingkatkan kualitas
pembelajaran.
5) Kontekstual
Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran harus
mengedepankan aspek lingkungan sosial dan budaya siswa.
Alangkah baiknya jika mempertimbangkan pengembangan pada
pembelajaran life skills.
d. Perkembangan Media Pembelajaran13
Awal mula media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru
(teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya
gambar, model, objek, dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman
konkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar
siswa.
Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi
penggunaan alat bantu audio visual, sehingga selain sebagai alat bantu media
juga berfungsi sebagai penyalur pesan atau informasi belajar. Sejak saat itu,
13Arief S. Sadiman, Op.cit, hlm 7-10
14
alat audio visual bukan hanya dipandang sebagai alat bantu guru saja,
melainkan juga sebagai penyalur pesan atau media.
Pada tahun 1960-1965 orang mulai memperhatikan siswa sebagai
komponen yang penting dalam proses belajar mengajar. Pada saat itu teori
tingkah laku (behaviorism theory) ajaran B.F. Skinner mulai mempengaruhi
penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran. Teori ini mendorong orang
untuk lebih memperhatikan siswa dalam proses belajar mngajar. Menurut
teori ini, mendidik adalah mengubah tingkah laku siswa. Perubahan tingkah
laku siswa. Perubahan tingkah laku ini harus tertanam pada diri siswa
sehingga menjadi adat kebiasaan. Supaya tingkah laku tersebut menjadi adat
kebiasaan, setiap perubahan positif ke arah tujuan yang dikehendaki, harus
diberi penguatan (reinforcement), berupa pemberitahuan bahwa tingkah laku
tersebut telah betul. Teori ini mendorong diciptakannya media yang dapat
mengubah tingkah laku siswa sebagai hasil proses pembelajaran. Media
instruksional yang terkenal yang dihasilkan teori ini ialah teaching machine
dan programmed instruction.
Pada tahun 1965-1970, pendekatan sistem (system approach) mulai
menampakkan pengaruhnya dalam kegiatan pendidikan dan kegiatan
pembelajaran. Pendekatan sistem ini mendorong digunakannya media
sebagai bagian integral dalam program pembelajaran. Setiap program
pembelajaran harus direncanakan secara sistematis dengan mmusatkan
perhatian siswa. Program pembelajaran direncanakan berdasarkan
kebutuhan dan karakteristik siswa diarahkan kepada perubahan tingkah laku
siswa sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam perencanaan ini. Media
yang akan dipakai dan cara menggunakannya telah dipertimbangkan dan
ditentukan dengan seksama.
Kita dapat melihat dari uraian di atas bahwa sudah selayaknya kalau
media tidak lagi hanya dipandang sebagai alat bantu belaka bagi guru untuk
15
mengajar, tetapi sebagai alat penyalur pesan dan pemberi pesan (guru,
penulis buku, produser, dan sebagainya) ke penerima pesan/pelajar.
e. Tujuan, Manfaat, dan Fungsi Media Pembelajaran
Tujuan, manfaat, dan fungsi media pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Tujuan Media Pembelajaran14
Tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran, adalah
sebagai berikut:
a) Mempermudah proses pembelajaran di kelas,
b) Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran,
c) Menjaga relevansi antara materi pembelajaran dengan tujuan
belajar, dan
d) Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran.
2) Manfaat Media Pembelajaran15
Manfaat media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses
pembelajaran adalah sebagai berikut:
a) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis
(dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka),
b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, seperti
misalnya :
a. Objek terlalu besa, bisa digantikan dengan realita, gambar, film
bingkai, film, atau model,
b. Objek yang kecil, dibanu dengan proyektor mikro, film bingkai,
film, atau gambar,
c. Gerak terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan
timelapse atau highspeed photography
14 Hujair A.H. Sanaky, Op.cit, hlm 4 15 Dr. Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan. (Jakarta: CV Rajawali, 1986), hlm 16
16
d. Kejadian atau peristiwa di masa lalu bisa ditampilkan lai lewat
rekaman film, video, film bingkai, foto, maupun secara verbal,
e. Objek terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin),
f. Konsep terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim).
c) Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi
dapat diatasi sikap pasif anak didik.
d) Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan
lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum
dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka
guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu
harus diatasi sendiri. Masalah itu dapat di atasi dengan media
pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam :
a. Memberikan perangsang yang sama
b. Mempersamakan pengalaman
c. Menimbulkan presepsi yang sama.
Selain itu manfaat media pembeljaran bagi pengajar dan pengajar
dan pembelajar, sebagai berikut:
Manfaat media pembelajaran bagi pengajar, yaitu:
a) Memberikan pedoman, arah untuk mencapai tujuan,
b) Menjelaskan struktur dan urutan pengajaran secara baik,
c) Memberikan kerangka sistematis mengajar secara baik,
d) Memudahkan kendali pengajar terhadap materi pelajaran,
e) Membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajian materi pelajaran,
f) Membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar, dan
g) Meningkatkan kualitas pengajaran.
Manfaat media pembelajaran bagi pembelajar, yaitu:
a) Meningkatkan motivasi belajar pembelajar,
17
b) Memberikan dan meningkatkan variasi belajar pembelajar,
c) Memberikan struktur materi pelajaran dan memudahkan pembelajar
untuk belajar,
d) Memberikan inti informasi, pokok-pokok, secara sistematik
sehingga memudahkan pembelajar untuk belajar,
e) Merangsang pembelajar untuk berpikir dan beranalisis,
f) Menciptakan kondisi dan situasi belajar tanpa tekanan, dan
g) Pembelajar dapat memahami materi pelajaran dengan sistematis
yang disajikan pengajar lewat media pembelajaran.
3) Fungsi Media Pembelajaran
Media pembelajaran berfungsi untuk merangsang pembelajaran
dengan:
a) Menghadirkan obyek sebenarnya dan obyek yang langkah,
b) Membuat duplikasi dari obyek yang sebenarnya,
c) Membuat konsep abstrak ke konsep konkret,
d) Memberi kesamaan persepsi,
e) Mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah, dan jarak,
f) Menyajikan ulang informasi secara konsisten, dan
g) Memberi suasana belajar tidak tertekan, santai, menarik, sehingga
dapat mencapai tujuan pembelajaran.
f. Pertimbangan Pemilihan Media16
Setelah mengetahui tujuan, manfaat, dan fungsi media pembelajaran,
langkah selanjutnya adalah menentukan pilihan media yang akan digunakan
dalam proses pembelajaran di kelas. Pertimbangan media yang akan
16Hujair A.H. Sanaky, Opcit, hlm 6
18
digunakan dalam pembelajaran menjadi pertimbangan utama, karena yang
dipilih harus sesuai dengan:
1) Tujuan pengajaran,
2) Bahan pelajaran,
3) Metode mengajar,
4) Tersedia alat yang dibutuhkan,
5) Pribadi pengajar,
6) Minat dan kemampuan pembelajar, dan
7) Situasi pengajaran yang sedang berlangsung.
g. Media Pembelajaran Video
Video, sebagai media audio visual yang menampilkan gerak
semakin lama semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang
disajikan bisa bersifat fakta (kejadian/peristiwa penting, berita) maupun
fiktif (misalnya ceritera), bisa bersifat informatif, edukatif maupun
instruksional. Sebagian besar tugas film dapat digantikan oleh video. Tetapi
tidak berarti bahwa video dapat menggantikan kedudukan film. Masing-
masing mempunyai kelebihan dan keterbatasannya sendiri.17
Dengan menggunakan video, siswa dapat langsung mendapat atau
koreksi terhadap penampilan yang belum memenuhi persyaratan, jika
mereka mencobakan keterampilan atau kemampuan itu untuk menerapkan
prinsip tertentu.18
1) Untuk tujuan psikomotor
Video merupakan media yang tepat untuk memperlihatkan
contoh keterampilan yang menyangkut gerak. Dengan alat ini, dapat
diperjelas, baik dengan cara diperlambat maupun dipercepat. Dengan
17Arief S. Sadiman, Op.Cit, hlm 74 18 Ronald Anderson, Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran. (Jakarta: CV
Rajawali, 1987), hlm 105
19
video siswa dapat langsung mendapat umpan balik secara visual
terhadap kemampuan mereka mencobakan keterampilan gerakan yang
dimaksud.
2) Untuk tujuan afektif
Dengan menggunakan berbagai teknik dan efek, video dapat
menjadi media yang sangat ampuh untuk mempengaruhi sikap dan
emosi.
Kelebihan dan kelemahan video antara lain:
1) Menyajikan obyek belajar secara konkret atau pesan pembelajaran
secara realistik, sehingga sangat baik untuk menambah pengalaman
belajar,
2) Sifatnya yang audio visual, sehingga memiliki daya tarik tersendiri dan
dapat menjadi pemacu dan motivasi pembelajar untuk belajar,
3) Sangat baik untuk pencapaian tujuan belajar psikomotorik,
4) Dapat mengurangi kejenuhan belajar, terutama jika dikombinasikan
dengan teknik mengajar secara ceramah dan diskusi persoalan yang
ditayangkan,
5) Menambah daya tahan ingatan atau retensi tentang obyek belajar yang
dipelajari pembelajar, dan
6) Portable dan mudah didistribusikan
Kelemahan media video antara lain :
1) Pengadaannya memerlukan biaya mahal,
2) Tergantung pada energi listrik, sehingga tidak dapat dihidupkan di
segala tempat,
3) Sifatnya komunikasi searah, sehingga tidak dapat memberi peluang
untuk terjadinya umpan balik,
4) Mudah tergoga menayangkan kaset VCD yang bersifat hiburan, sehinga
suasana belajar akan terganggu.
20
Gambar bergerak yang disertai dengan unsur suara dan dapat
ditayangkan melalui medium video dan video compact disk (VCD). Sama
seperti medium audio, program video yang disiarkan (broadcaasted) sering
digunakan oleh lembaga pendidikan jarak jauh sebagai sarana penyampaian
materi pembelajaran. Video dan televisi mampu menayangkan pesan
pembelajaran secara realistik. Video memiliki beberapa features yang
sangat bermanfaat untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Salah satu
features itu adalah slow motion di mana gerakan obyek atau
peristiwatertentu yang berlangsung secara cepat dapat diperlambat agar
mudah dipelajari oleh peserta didik.19
Media video dapat menjadi media yang efektif untuk
mengkomunikasikan atu menyajikan informasi atau pengetahuan yang
mencakup unsur gerak. Media ini juga memungkinkan pengguna dapat
melihat suatu proses dan peristiwa secara berkesinambungan.20
h. Pengenalan Media Pembelajaran dan Karakteristik Media Video
Video merupakan suatu medium yang sangat efektif untuk
membantu proses pembelajaran. Baik untuk pembelajaran masal,
individual, maupun berkelompok. Pada pembelajaran yang bersifat masal
(mass instruction), manfaat video sangat nyata.
Video juga merupakan bahan ajar noncetak yang kaya informasi dan
tuntas karena dapat sampai ke hadapan siswa secara langsung. Di samping
itu, video menambah suatu dimensibaru terhadap pembelajaran. Hal ini
karena karakteristik teknologi video yang dapat menyajikan gambar
bergerak pada siswa, di samping suara yang menyertainya. Dengan
demikian, siswa merasa seperti berada di suatu tempat yang sama dengan
19Hujair A.H. Sanaky, Op.cit, hlm 108-109 20 Agus Rifai. Media Teknologi, (Tangerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka, 2012). Hlm 4.15
21
program yang ditayangkan video. Seperti anda ketahui bahwa tingkat
retensi (daya serap dan daya ingat) siswa terhadap materi pelajaran dapat
meningkat secara signifikan jika proses pemerolehan informasi awalnya
lebih besar melalui indra pendengaran dan pengelihatan.
Kemajuan teknologi video juga telah memungkinkan format sajian
video dapat bermacam-macam, mulai dari kaset, CD (compact disc), dan
DVD (Digital Versatile Disc). Hal ini mempermudah kita dalam
menontonnya, dapat lewat video player, VCD, dan DVD. Bahkan dapat
didistribusikan melalui siaran televisi. Oleh karena itulah, suatu materi
yang telah direkam dalam bentuk video dapat digunakan,baik dalam
peroses pembelajaran tatap muka (langsung) maupun jarak jauh tanpa
kehadiran guru. Karena kemampuan itulah maka teknologi video banyak
digunakan sebagai salah satu alat pembelajaran utama sistem pendidikan,
terutama di negara-negara maju.21
2. Rasa Percaya Diri
a. Pengertian Percaya Diri
Rasa percaya diri menurut Martin Perry merupakan kunci vital
untuk meraih kesusksesan dalam kehidupan pribadi. Kepercayaan diri
memampukan mengatasi tantangan baru, meyakini diri sendiri dalam
situasi sulit, melewati batasan yang menghambat, menyelesaikan hal yang
belum pernah dilakukan, dan mengeluarkan bakat serta kemampuan
sepenuhnya. Kepercayaan diri memberi keberanian unuk tidak
mengkhawatirkan akibat kegagalan.22
21 Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2011) hlm 86-88 22 Martin Perry, Confidence Boosters Pendongkrak Kepercayaan Diri, (London: Penerbit Erlangga,
2006), hlm 6
22
Orang yang meragukan diri sendiri cenderung fokus pada apa yang
mungkin salah. Mereka menghawatirkan kemungkinan hasil negatif karena
pengalaman masa lalu membuktikan bahwa mereka akan memperoleh hasil
demikian. Mereka lebih fokus pada keraguan dari pada kekuatan mereka.23
b. Ciri-ciri Percaya Diri
Ciri orang yang percaya diri adalah lebih fokus pada apa yang bisa
dilakukan dan hasil positif yang akan diraih, bukan pada apa yang tidak bisa
dilakukan dan apa yang mungkin salah. Tanpa kepercayaan diri, tantangan
hidup akan terasa sulit diatasi. Kepercayaan diri menguatkan diri untuk
mengatasinya.24
c. Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
Secara umum, konsep diri sebagai gambaran tentang diri sendiri
dipengaruhi oleh hubungan atau interaksi individu dengan lingkungan
sekitar, pengamatan terhadap diri sendiri dan pengalaman dalam kehidupan
keseharian. Sebagaimana haknya dala perkembangan pada umumnya,
keluarga khususnya orang tua berperan penting dalam perkembangan
konsep diri anak.
Selanjutnya menurut Friedman menjelaskan bahwa pengasuhan orang
tua berdampak pada konstruk psikologis anak. Model pengasuhan yang
permisif dan otoriter cenderung mengakibatkan konsep diri dan kompetensi
sosial yang rendah. 25
Beberapa hasil penelitian, bahwa rasa percaya diri mempunyai
hubungan dengan prestasi, motivasi belajar, perilaku konsumtif, perilaku
23 Ibid, Martin Perry 24 Ibid, Martin Perry Hlm 6 25 Syamsul Bachri Thalib, Psikologi Pendidkan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup, 2010), hlm.123-124.
23
sexs, kegiatan merokok, stres pada individu, komunikasi individu dan
penyesuaian sosial. Rasa percaya diri ini dipengaruhi oleh jenis kelamin,
kebudayaan, wawasan dan pola fikir yang luas, perceraian orang tua serta
penampilan fisik seseorang. Sedangkan mahasiswa yang aktif dalam
organisasi kemahasiswaan memiliki kepekaan sosial yang tinggi, lebih
berperilaku assertif, memilki motif belajar yang bagus, berprestasi, memilki
sikap yang positif pada kepemimpinan wanita dalam politik. Berdasarkan
pemaparan diatas peneliti tertarik untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara mahasiswa yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan
dengan rasa percaya diri.
Seseorang yang memiliki rasa percaya diri biasanya mereka memilih
untuk menjadi dirinya sendiri dan memilki pribadi yang lebih efektif. Siapa
lagi yang diperuntukkan bagi diriku selain diriku sendiri. Bila aku hanya
bagi diriku sendiri. Mengenali diri sendiri merupakan tugas pertama.
Konsep dasar kursus adalah gagasan akan pengendalian diri sendiri.
Pengendalian berarti bahwa Anda dapat menjadi perilaku aktif dalam
pemenuhan kebutuhan sendiri, dapat membuat keputusan-keputusan dan
berbuat untuk mencapai cita-cita yang diinginkan, khususnya pada saat
ketika apa yang kita butuhkan tidak tergantung pada kerjasama atau
partisipasi orang lain.26
d. Rasa Rendah Diri
Adler berpendapat dalam teorinya teori Adler tentang rasa rendah diri,
pengertian ini mencakup segala rasa kurang berharga yang timbul karena
ketidakmampuan psikologis atau sosial yang dirasa subyektif, akan tetapi
kemudian dia memasukkan hal itu ke dalam suatu pengertian yang lebih
26Ulin Nadhrah, Hubungan Tingkat Rasa Percaya Diri dengan Hasil Belajar IPS Siswa MTS. Al-Falah
Jakarta Selatan, (Ciputat: UIN Syarif Hidayatullah, 2013)
24
luas yaitu rasa diri kurang atau rasa rendah diri yang timbul karena perasaan
kurang berharga atau kurang mampu dalam suatu bidang.
Alder menambahkan penyelidikannya dalam Rasa percaya diri, dia
mengatakan bahwa kebutuhan manusia yang paling penting adalah
kebutuhan akan kepercayaan diri sendiri dan rasa superioritas. Dengan
hubungan dengan orang lain rasa rendah diri terlihat sebagai rasa malu,
kebingungan, dan rendah hati yang berlebihan.27
Sebab rasa rendah diri28 :
Pertama : segi jasmaniyah seperti pendek, tinggi, kurus, gemuk.
Ternyata, bahwa anak karena dia masih anak, dan lemah serta pendek, ia
merasakan kekurangan jasmani. Dia mengimbangi semuanya itu dengan
dorongan untuk sempurna, lalu ia melakukan cara tertentu mulai sejak
kecilnya. Adler berpendapat bahwa kekuranga jasmani pada waktu kecil
adalah dasar yang penting terhadap kekurangan psikologi.
Kedua : segi mental, misalnya terbelakang dalam pelajaran dan
kurang kemampuan untuk mengambil kebijaksanaan serta mudah tunduk
kepada orang lain.
Ketiga : segi sosial, misalnya seorang yang tidak menonjol di antara
orang lain, tidak mendapat penghargaan dari orang sekitar, kurang berguna
bagi mereka atau lain sebagainya.
Sepuluh petunjuk untuk memperbaiki kepercayaan diri sendiri29:
1) Sebagai langkah pertama carilah sebab-sebab saudara merasa rendah
diri. Sekali saydara mengetahui sebab-sebab itu maka saudara sudah
mendapatkan prasyarat yang sangat penting untuk suatu perbaikan
kepercayaan diri sendiri yang direncanakan.
27Agus Sujanto, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), hlm 160 28Abdul Aziz Al-Quussy, Ilmu Jiwa (Prinsip-prinsip dan Implementasinya dalam Pendidikan),
(Jakarta: Penerbit bulan Bintang), hlm 464 29Agus Sujanto, Op.Cit hlm 161-162
25
2) Atasi kelemahan saudara. Hal yang penting adalah saudara harus
memiliki kemauan yang kuat. Karena dengan begitu saudara akan
memandang suatu perbaikan yang kecil sebagai keberhasilan yang
sebenarnya.
3) Cobalah memperkembangkan bakat dan kemampuan saudara lebih
jauh. Dengan begini saudara mengadakan kompensasi bagi kelemahan
saudara, sehingga kelemahan itu tidak lagi penting bagi saudara.
4) Bahagialah dengan keberhasilan saudara dalam suatu bidang tertentu
dan janganlah ragu-ragu untuk bangga atasnya. Perkiraan saudara
sendiri atas keberhasilan saudara adalah lebih penting untuk kesadaran
diri saudara sendiri dibandingkan dengan pendapat orang lain.
5) Bebaskan diri saudara dari pendapat orang lain. Janganlah berbuat
berlawanan dengan keyakinan saudara sendiri. Hanya dengan begitu
saudara akan merasa merdeka di dalam diri sendiri dan yakin akan diri
sendiri.
6) Jika misalnya saudara tidak puas dengan pekerjaan Saudara tapi tidak
melihat sesuatu kemungkinanpun untuk memperbaiki diri saudara,
maka kembangkanlah bakat-bakat Saudara melalui suatu hobi.
7) Jika saudara diminta untuk melakukan pekerjaan yang sukar, cobalah
melakukan pekerjaan saudara dengan rasa optimis. Jika anda takut atas
tugas itu, maka di masa depan saudara akan kurang percaya pada
kemampuan saudara sendiri dan akhirnya gaal dalam tugas yang tidak
begitu sulit.
8) Jangan terlalu bercita-cita, karena cita-cita yang kelewat batas tidak
baik. Makin besar cita-cita saudara, maka akan semakin sulit bagi
saudara untuk memenuhi tuntutan yang tinggi itu.
9) Jangan terlalu sering membandingkan diri saudara dengan orang lain.
Ada banyak hal yang dapat dilakukan lebih baik oleh orang lain
dibandingkan dengan saudara. Jika saudara terus menerus
26
membandingkan diri saudara dengan orang lain maka ada kemungkinan
saudara akan kecewa dengan diri saudara sendiri. Dan ini tidak baik
bagi penghargaan atas nilai diri saudara sendiri.
10) Janganlah mengambil sebagai moto ungkapan yang berbunyi “apapun
juga yang dilakukan dengan baik oleh orang lain, saya harus dapat
melakukannya dengan sama baiknya”, karena tak seorangpun dapat
sama dalam tiap bidang.
3. Puisi
a. Pengertian Puisi
Slametmuljana menyatakan bahwa puisi merupakan bentuk
kesusastraan yang menggunakan pengulangan suara sebagai ciri khasnya.
Pengulangan kata itu menghasilkan rima, ritma, dan musikalitas. Bahasa
puisi menurut Coleridge adalah bahasa pilihan, yakni bahasa yang benar-
benar diseleksi penentuannya secara ketat oleh penyair. Karena bahasanya
harus bahasa pilihan, maka gagasan yang dicetuskan harus diseleksi dan
dipilih yang terbagus pula. Clive Sansom memberikan batasan puisi sebagai
bentuk pengucapan bahasa yang ritmis, yang mengungkapkan pengalaman
intelektual yang bersifat imajinatif dan emosional.30
Kamus Besar Bahasa Indonesia puisi diartikan sebagai ragam astra
yang bahaanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan
bait. Luxemburg, antara lain menyebutkan, puisi adalah teks-teks monolog
yang isinya bukan pertama-tama merupakan sebuah alur.31
b. Bentuk dan Struktur Puisi
Struktur fisik puisi:
30Herman J. Waluyo, Teori dan Apresiasi Puisi, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1987), hlm 23 31 Kamus Besar Bahasa Indonesia
27
1) Perwajahan puisi (Tipografi)
Perwajahan adalah pengaturan dan penulisan kata, larik, dan bait
dalam puisi,
2) Diksi
Diksi adalah pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair
dalam puisinya. Karena puisi adalah karya sastra uang dengan sedikit
kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, kata-katnya harus dipilih
secermat mungkin,
3) Imaji
Imaji adalah kata atau kelompok kata yang dapat mengungkapkan
pengalaman indrawi, seperti pengelihatan, pendengaran, dan perasaan,
4) Kata konkret
Seperti yang diterangkan di atas bahwa kata konkret berhubungan
erat dengan imaji. Kata konkret adalah kata-kata yang dapat ditangkap
dengan indra,
5) Bahasa figuratif (majas)
Majas adalah bahasa berkias yang dapat menghidupkan atau
meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu,
6) Verifikasi (rima, ritme, dan metrum)
Rima adalah persamaan bunyi pada puisi baik di awal, tengah,
maupun akhir baris puisi,
Ritma merupakan tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-lemahnya
bunyi. Ritma sangat menonjol bila puisi itu dibacakan. Ada ahli yang
menyamakan ritma dengan metrum.
Struktur batin puisi :
1) Tema atau makna
Tema adalah gagasan pokok yang ingin disampaikan oleh
pengarang,
28
2) Rasa
Rasa dalam puisi adalah sikap penyair terhadap pokok pembicaraan
yang terdapat dalam puisinya,
3) Nada
Nada dalam puisi adalah sikap penyair terhadap pembacanya. Nada
juga berhubungan dengan tema dan rasa,
4) Amanat atau tujuan
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh peyair melalui
puisinya.
Jika pengetahuan itu ditinjau dari segi bentuk batin puisi maka Herbert
Spencer menyatakan bahwa puisi merupakan bentuk pengucapan gagasan
yang bersifat emosional dengan mempertimbangkan efek keindahan.
Sedangkan Samuel Johnson menyatakan bahwa puisi adalah peluapan yang
spontan dari perasaan yang penuh daya yang berpangkal pada emosi yang
berpadu kembali dalam kedamaian. Sementara itu, P.B. Shelley
menyatakan bahwa puisi merupakan rekaman dari saat-saat yang paling
baik dan paling menyenangkan. Selanjutnya Thomas Carlyle menyatakan
bahwa puisi merupakan ungkapan pikiran yang bersifat musikal.32
Beberapa pengertian yang diuraikan di atas jika didata dapat
disebutkan sebagai berikut33:
1.) Dalam puisi terjadi pengkonsentrasian atau pemadatan segala unsur
keuatan bahasa,
2.) Dalam penyusunannya, unsur-unsur bahasa itu dirapikan, diperbagus,
diatur sebaik-baiknya dengan memperhatkan irama dan bunyi,
32Herman J. Waluyo, Ibid hlm 23-25
29
3.) Puisi adalah ungkapan pikiran dan perasaan penyair yang berdasarkan
mood atau pengalaman jiwa dan bersifat imajinatif,
4.) Bahasa yang dipergunakan bersifat konotatif, hal ini ditandai dengan
kata konkret lewat pengimajian, pelambangan, dan pengiasan, atau
dengan kata lain, dengan kata konkret dan bahasa figuratif,
5.) Bentuk fisik dan bentuk batin puisi merupakan kesatuan yang bulat dan
utuh menyaturaga tidak dapat dipisahkan dan merupakan kesatuan yang
padu. Bentuk fisik dn bentuk batin itu dapat ditelaah unsur-unsurnya
hanya dalam kaitannya dengan keseluruhan. Unsur-unsur itu hanyalah
berarti dalam totalitasnya dengan keseluruhannya.
4. Deklamasi Puisi
a. Pengertian Deklamasi Puisi34
Deklamasi puisi adalah gaya formal seni baca puisi. Bentuk
pembacaan puisi yang telah dihafal dan diwujudkan dengan suara,
artikulasi, dan intonasi tertentu yang didukung dengan bahasa isyarat,
gerak tubuh, dan mimik.
b. Pengertian Membaca Puisi
Keindahan suatu karya sastra tercermin dari keserasian, keharmonisan
antara keindahan bentuk dan keindahan isi. Dengan kata lain, suatu karya
sastra dikatakan indah kalau, baik bentuknya maupun isinya sama-sama
indah, terdapat keserasian, keharmonisan antara keduanya.
Apabila seorang pembaca dapat mengenal serta mengerti seluk beluk
bahasa dalam suatu karya sastra, semakin mudahlah dia memahami isinya
serta menikmati keindahannya. Untuk itu paling sedikit, seorang pembaca
34 Hamdy Salad, Panduan Wacana & Apresiasi Musikalisasi Puisi. (Yogyakarta: Penerbit Pustaka
Pelajar, 2015), hlm 5
30
harus apat membedakan bahasa ilmiah dengan bahasa sastra, dia harus
memahami jenis-jenis gaya bahasa.35
Membaca sebuah puisi tidaklah sama dengan membaca pada sebuah
cerita/informasi. Dalam membaca puisi kita harus memperhatikan serta
tahu mengenai penghayatan dan penjiwaan ketika membaca puisi tersebut.
Memerlukan lafal dan intonasi yang jelas serta memahami makna dari isi
puisi yang terkandung di dalamnya, karena puisi memiliki makna yang
tersirat.
Menikmati puisi pada dasarnya “mengalami puisi”, atau lebih tepat
mengalami suasana kepuitisan yang ditimbulkan oleh sebuah sajak. Dalam
tahap ini siswa meresapkan kepuitisan sajak yang dapat dirasakan melalui:
irama, rima, pilihan kata, ungkapan, dan jaringan imaji. Untuk dapat
mengkonkretkan kelima unsur kepuitian itusebuah sajak yang memenuhi
syarat dideklamasikan atau dibacakan dengan baik.36
c. Kegiatan Memahami Puisi37
Ketika murid memperoleh kenikmatan menghayati sajak, dlam batin
murid itu terpola pertanyaan, mengapa sajak ini atau sajak itu menimbulkan
kenikmatan pertanyaan semacam ini merupakan tanda mulai
berlangsungnya proses pemahaman sajak.
Langkah-langkah pemahaman puisi akan mencakupi pokok-pokok
sebagai berikut:
1) Titik pandang,
2) Ungkapan,
3) Makna,
35Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Bandung,
Penerbit Angkasa Bandung), 2008, hlm 141. 36 Sumardi, Pedoman Pengajaran Apresiasi Puisi: Untuk SLTP dan SLTA, (Jakarta: Balai Pustaka,
1997), hlm 39 37 Ibid hlm 45
31
4) Pesan,
5) Nada dan suasana.
d. Kegiatan Ekspresi38
Setelah tahap penikmatan dan pemahaman sajak dilalui, tahap
berikutnya yang harus dihadapi adalah tahap kegiatan ekspresi. Dengan
kegiatan ekspresi ini, diharapkan akan terpupuk sikap apresiatif yang lebih
matang.
Berdasarkan pertimbangan bahwa hubungan langsung siswa dengan
puisi akan berakibat positif bagi siswa, pelaksanaan kegiatan ekspresi ini
dapat diarahkan berbagai cara sebagai berikut:
1) Kegiatan baca sajak dan deklamasi
Membaca sajak di depan kelas atau berdeklamasi pada dasarnya
adalah kegiatan eksprsi tahap awal. Membacakan sajak dengan aik atau
mendeklamasikan sajak secara tepat memerlukan latihan. Ketepatan
membacakan sajak dan keterampilan berdeklamasi juga dapat
menunjukkan tingkat pemahaman puisi, dan lebih jauh lagi dapat
menjadi petanda tingkat apresiasi.
Kegiatan deklamasi atau membacakan sajak di depan kelas
merupakan kegiatan ekspresi yang paling mendasar. Dalam kegiatan ini
upaya menwujudkan pengalaman batin dalam membaca sajak terbatas
pada pengungkapan kembali kata-kata, simbol-simbol yang
dipakaipenyair setelah ditafsikan, diberi makna seperlunya.
2) Kegiatan dramatisasi sajak
38 Ibid hlm 62-65
32
yang dimaksud dramatisasi sajak adalah kegiatan yang berkaitan
dengan upaya menghidupkan sajak di dalam gerak di atas pentas atau di
depan kelas. Dengan perkataan menghidupkan dimaksudkan
mewujudkan sajak atau menggerakkan sajak sehingga keutuhan sajak
itu dapat dilihat atau dinikmati secara visual.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian pertama yang relevan dengan penelitian ini adalah skripsi
Nur Amalia dengan judul “Pengaruh Media Audiovisual terhadap
Kemampuan Mendeklamasikan Puisi pada Siswa Kelas VII SMP
Muhammadiyah 12 Ciputat Kelas VII Tahun Pelajaran 2013/2014”.
Persamaan antara skripsi peneliti dengan skripsi yang dibuat oleh Nur
Amalia adalah pengaruh penggunaan media video pada pembacaan
puisi, perbedaanya pada skripsi Nur Amalia hanya meneliti mengenai
pengaruh media audiovisual, sedangkan pada skripsi peneliti
menggunakan kaitannya dengan rasa percaya diri siswa pada saat
pembacaan puisi.
Penelitian kedua yang relevan dengan penelitian ini adalah skripsi
Universitas Negeri Yogyakarta Dwi Masithoh Citra Kusuma Putri
(2014) dengan judul “Upaya Meningkatkan Rasa Percaya Diri pada
Peserta Didik dengan Unjuk Diri Menggunakan Media Pop Up Book di
TK Baitul Hikmah”. Persamaan pada skripsi ini adalah dalam upaya
meningkatkan rasa percaya diri siswa dengan menggunakan media
pembelajaran, perbedaannya pada skripsi Dwi Masithoh media yang
digunakan adalah media pop up book, sedangkan peneliti menggunakan
media audio visual berupa video clip. Hasil penelitian pada skripsi Dwi
Mashitoh Citra Kusuma Putri media pop up book berpengaruh terhadap
hasil siklus I dan II.
33
Penelitian yang relevan ketiga adalah pada skripsi Siti Rohaeti (2014)
dengan judul “Pengaruh Media Video Terhadap Kemampuan Pidato
Siswa Kelas X SMA Negeri 13 Kabupaten Tangerang Tahun Pelajaran
2012-2013”. Persamaan pada skripsi ini adalah peneliti mengambil
penggambilan media yang sama dalam pembelajaran yaitu media video,
perbedaannya adalah terletak pada mata pelajaran yang digunakan
antara skripsi Siti Rohaeti dengan peneliti, jika Siti Rohaerti
menggunakan materi kemampuan pidato, peneliti menggunakan materi
puisi. Terdapat peningkatan pada hasil penelitian Siti Rohaeti yaitu pada
kelas eksperimen Siti Rohaeti mendapatkan hasil 45,00 dan pada kelas
kontrol Siti Rohaeti mendapatkan nilai 35,94 .
C. Kerangka Berpikir
Pada proses belajar mengajar seringkali guru menemukan peserta
didik yang merasa kurang percaya diri apabila dipersilakan untuk
mengacungkan tangan untuk bertanya dan memberikan pendapat atau pun
saat guru menunjuk peserta didik untuk ke depan kelas mempresentasikan
atau menampilkan diri untuk unjuk gigi terkait dengan materi pembelajaran
yang sedang berlangsung. Salah satunya pada materi membaca puisi. Pada
suatu seminar diterangkan oleh seorang ahli bahwa Indonesia memiliki
krisis kepercayaan diri pada peserta didik berbeda dengan negara-negara
lain ketika diminta bertanya atau unjuk gigi di depan kelas hampir semua
peserta didik mengangkat tangannya.
Terdapat beberapa faktor yang memungkinkan terjadinya rasa kurang
percaya diri siswa, di antaranya cara mengajar guru dalam menyampaikan
materi pembelajaran yang membosankan dan berlangsung terus-menerus
dalam jangka waktu yang lama. Hal ini dapat menyebabkan banyak akibat
34
pada proses berpikir dan kreatifitas siswa, salah satunya mematikan rasa
percaya diri siswa.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan perhatian
siswa yaitu dengan menggunakan media pembelajaran yang berfungsi
sebagai sarana dalam menyampaikan informasi di dalam proses kegiatan
belajar-mengajar. Media yang dimaksud adalah media video. Media video
terkait dengan penelitian yang sedang berlangsung digunakan pada materi
membaca puisi pada pembelajaran Bahasa Indonesia, dengan media
tersebut peserta didik melihat secara langsung pembacaan puisi dengan baik
dan benar.
Melalui media video tersebut, diharapkan siswa dapat dengan mudah
memahami materi pembelajaran terutama pada materi membaca puisi, dan
diharapkan pula dapat meningkatkan rasa kepercayaan diri peserta didik
dan merangsang kemampuan berpikir kreatif untuk bisa menampilkan diri
di depan kelas dengan sebaik mungkin.
Jadi pada penjelasan di atas pemanfaatan media video akan efektif
untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa pada materi membaca puisi.
D. HIPOTESIS PENELITIAN
Apakah benar ada pengaruh antara media video dengan rasa percaya diri
siswa pada materi membaca puisi?. Maka diperlukan pengujian hipotesis,
rumus yang diuji sebagai berikut:
Ho: Tidak terdapat pengaruh media video clip dalam meningkatkan rasa
percaya diri pada pembelajaran dekalamasi siswa kelsa VII SMP
Muhammadiyah 17 Ciputat Tangerang Selatan.
Ha: Terdapat pengaruh media video clip dalam meningkatkan rasa percaya
diri pada pembelajaran dekalamasi siswa kelsa VII SMP Muhammadiyah
17 Ciputat Tangerang Selatan.
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat, Waktu Penelitian, dan Sumber Data Penelitian
1. Tempat Penelitian
SMP Muhammadiyah 17 Ciputat yang berlokasi di Jl. Ir. H. Juanda
211, Rempoa Ciputat Timur Kode Pos 15412 Telp/Fax (021) 7401364.
2. Waktu Penelitian
06 Oktober 2015 – 04 April 2016
Waktu dan Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Waktu
1. Pembuatan surat observasi dan
penelitian
06 Oktober 2015
2. Permohonan surat rekomendasi
penelitian
02 Oktober 2015
3. Observasi sekolah 06 Oktober – 04 November
2015
4. Penyebaran angket 10 – 11 November 2015
5. Wawancara guru 26 November 2015
6. Pembuatan surat penelitian dari
pihak Sekolah
03 Desember 2015
7. Analisis hasil penelitian 05 Desember – 04 April 2016
3. Sumber Data Penelitian
36
Peneliti mendapatkan sumber untuk menjadi landasan serta bantuan
untuk memudahkan penulis, yaitu dengan:
a. Data Primer
Membutuhkan data dari sumber pertama yaitu responden
dengan mengisi angket pertanyaan.
b. Data Sekunder
Menggunakan studi kepustakaan, yaitu berupa buku,
penelitian, dan jurnal.
Penelitian dilakukan untuk mengetahui secara empiris
mengenai pengaruh antara media video clip dengan rasa percaya diri
siswa pada materi membaca puisi.
B. Metode dan Desain Penelitian
Berdasarkan tujuan dan masalah yang diteliti, penelitian yang dimaksudkan
melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri penulis
sebagai instrumen kunci. Pendekatan ini dilakukan dengan menggunakan metode
eksperimen.
“Metode eksperimen merupakan suatu metode yang sistematis dan logis untuk
menjawab pertanyaan: “Jika sesuatu dilakukan pada kondisi-kondisi yang dikontrol
dengan teliti, apakah yang akan terjadi?” dalam hal ini peneliti memanipulasikan
suatu perlakuan, stimulus, atau kondisi-kondisi tertentu, kemudian mengamati
pengaruh atau perubahan yang diakibatkan oleh manipulasi yang dilakukan secara
sengaja tadi”.39
Pada penelitian ini, penulis menggunakan model quasi eksperimen atau
eksperimen semu kategori tes awal dan tes akhir dalam dua kelompok (pretest and
posttest group). Dalam penelitian yang digunakan one group pretest and posttest
design. “Metode eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk
39 Syamsuddin AR dan Vismaia S. Damaianti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2009), hlm 150
37
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan”40. “Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
eksperimen semu, yaitu untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan
bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam
keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasikan semua
variabel yang relevan”41.
Desain penelitian one group pretest and posttest design ini diukur
dengan menggunakan pretest yang dilakukan sebelum diberi perlakukan dan
postestyang dilakukan setelah diberi perlakukan. “Tujuan penelitian eksperimen
yaitu untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebabakibat dengan cara
mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental satu atau lebih
kondisi perlakuan dan memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih
kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan”.42
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang
lingkup dan waktu yang kita tentukan.43
Berdasarkan pada batasan tentang populasi di atas, maka yang menjadi
populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII di SMP Muhammadiyah 17
Ciputat berjumlah 168 siswa .
2. Sampel
40 Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &D. (Bandung:
Alfabeta, 2010), hlm. 107 41 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara,1997), hlm. 54 42 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm. 88 43 S. Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rhineka Cipta, 2010) hlm.118
38
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi
tersebut.44 Sampel merupakan sub dari seperangkat elemen yang dipilih untuk
dipelajari, sampel yang dipelajari yaitu dari kelas VII B dan VII C bejumlah 76
siswa.
Variabel Penelitian dan Deskripsi Variabel Penelitian :
Menurut Zainal Arifin dalam bukunya Penelitian Pendidikan Metode dan
Paradigma Baru menjelaskan variabel merupakan suatu fenomena yang bervariasi
atau suatu faktor yang jika diukur akan menghasilkan skor yang bervariasi45.
Variabel terbagi menjadi dua macam, variabel bebas (independent variable) dan
variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas adalah kondisi yang oleh
pelaku eksperimen dimanipulasi untuk menerangkan hubungannya dengan
fenomena yang diobsevasi, sedangkan variabel terikat adalah kondisi yang berubah
ketika pelaku eksperimen mengganti variabel bebas46. Variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :
Definisi Konseptual
Variabel bebas (x) = Media pembelajaran video clip pada materi
memdeklamasikan puisi.
Variabel terikat (y)= Tingkat rasa percaya diri.
Variabel media pembelajaran video clip merupakan variabel X yang meliputi
bentuk dari inovasi pembelajaran dalam materi membaca puisi guna meningkatkan
rasa percaya diri siswa. Adapun variabel tingkat rasa percaya diri merupakan
variabel Y yang meliputi bentuk dari rasa kepercayaan akan kemampuan yang
dimiliki untuk tampil berani di depan kelas.
Definisi Operasional
44 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm.118 45 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2011), hlm185 46 Ibid, Zainal Arifin, hlm 188
39
Media video clip adalah suatu alat bantu guru dalam bentuk audio visual yang
bertujuan untuk menarik minat peserta didik dalam proses belajar-mengajar serta
dapat memberikan suatu inovasi belajar agar tidak terjadi timbulnya rasa
kebosanan. Sedangkan rasa percaya diri adalah satu di antara aspek-aspek
kepribadian yang penting dalam kehidupan manusia. Alferd Adler mencurahkan
dirinya pada penyelidikan rasa rendah diri. Ia mengatakan bahwa kebutuhan yang
paling penting adalah kebutuhan akan rasa percaya diri dan rasa superioritas.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar yang ditetapkan, secara umum terdapat empat macam
teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi47. Maka
metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah:
1. Observasi/ Pengamatan
Secara bahasa observasi berarti memperhatikan dengan penuh perhatian
seseorang atau sesuatu, memerhatikan dengan penuh perhatian berarti
mengamati tentang apa yang terjadi. Observasi adalah suatu kegiatan mencari
data yang dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpuan atau
diagnosis48. Observasi juga berarti pengamatan terhadap objek yang akan
dicatat datanya, dengan persiapan yang matang, dilengkapi dengan instrumen
tertentu. Observasi dapat dikatakan pula proses pengumpulan data dengan
pengamatan secara langsung ke lokasi untuk mencari data yang relevan.
47 Op. Cit, Sugiyono, hlm 308-309 48 Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2014) hlm. 209
40
2. Lembar Penilaian
Berupa lembar soal yang diberikan pada saat pretest dan posttest. Tes
yang penulis gunakan berupa tes lisan. Kriteria penilaian puisi seperti intonasi,
Ketepatan ekspresi/mimik, Artikulasi, Penghayatan, Penampilan.
3. Wawancara
Wawancara terstruktur dugunakan sebagai teknik pengumpulan data,
bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang
informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu, dalammelakukan
wawancara pengumpul data telah menyiapkan instrument penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah
disiapkan.49
Penelitian ini peneliti mewawancarai guru Bahasa Indonesia kelas VII
SMP Muhammadiyah 17 Ciputat sebagai data untuk menguatkan penelitian.
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan rekaman kejadian masa lalu yang ditulis atau
dicetak, mereka dapat berupa catatan anekdot, surat, buku harian, dan
dokumen-dokumen50.
Peneliti menggunakan foto-foto sebagai bukti yang menguatkan adanya
penelitian di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat.
Berdasarkan dari metode penelitian yang dipakai, peneliti menggunakan
metode observasi, lembar penilaian, wawancara, dan dokumentasi.
E. Teknik Analisis Data
Dalam pengolahan data, penulis menempuh cara sebagai berikut:
49 Op.Cit, Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, Hlm 188 50 Op.Cit, Uhar Suharsaputra, hlm.215
41
1. Editing/verifikasi (pembuktian)
Setelah angket diisi oleh responden dan dikembalikan kepada penulis,
penulis segera meneliti kelengkapan dalam mengisi angket bila ada jawaban
yang tidak dijawab, penulis menghubungi responden yang bersangkutan untuk
disempurnakan jawabannya agar angket tersebut sah.
2. Skoring
Setelah melewati tahap editing, maka selanjutnya penulis memberikan
skor terhadap pertanyaan yang ada pada angket. Untuk menentukan skoring,
semua pertanyaan angket akan ditabulasi dengan skor nilai setiap itemnya,
dengan cara jawaban dengan huruf akan diubah menjadi angka.
Tabel 01
Skor Penilaian Puisi
No. Kategori
Penilaian
Bobot Penilaian
Sangat
Buruk
Buruk Sedang Baik Sangat
Baik
0-4 5-8 9-12 13-16 17-20
1. Intonasi
2. Ketepatan
Ekspresi/mimic
3. Artikulasi
4. Penghayatan
5. Penampilan
3. Tabulating (menyusun dalam bentuk tabel)
42
Langkah kedua adalah pengolahan data dengan memindahkan jawaban
yang terdapat di dalam angket ke dalam tabulasi atau tabel. Kemudian setelah
data diolah sehingga hasil angket dinyatakan sah.
4. Analiting (menganalisis)
Langkah ini adalah menganalisa data yang telah diolah secara verbal
sehingga hasil penelitian mudah dipahami.
5. Concluding (kesimpulan)
Langkah ini adalah memberikan kesimpulan dari hasil analisa dan
interpretasi data.
Sebelum mengambil data dalam penelitian ini, penulis terlebih dahulu mengambil
data kemampuan berpidato siswa dengan menggunakan uji homogenitas. “Pengujian
homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya variansi-variansi dua buah
distribusi atau lebih”51. Uji homogenitas yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
uji homogenitas variansi. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
dalam variabel X dan Y bersifat homogen atau tidak.
F. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik untuk menguji apakah benar ada pengaruh antara media
video clip dengan rasa percaya diri siswa pada materi membaca puisi. Maka
diperlukan pengujian hipotesis, rumusnya sebagai berikut:
Ho: Tidak terdapat pengaruh media video clip dalam meningkatkan rasa
percaya diri pada pembelajaran dekalamasi siswa kelsa VII SMP
Muhammadiyah 17 Ciputat Tangerang Selatan.
Ha: Terdapat pengaruh media video clip dalam meningkatkan rasa percaya diri
pada pembelajaran dekalamasi siswa kelsa VII SMP Muhammadiyah 17 Ciputat
Tangerang Selatan.
51 Anwar Hidayat, uji Homogenitas, http://statistikian.blogspot.com. Hari Rabu, tanggal 30 April
2014, pukul 12:39.
43
Langkah-langkah menghitung uji homogenitas:
1. Mencari Varians/Standar deviasi Variabel X dan Y, dengan rumus:
Sx2 =
√𝒏.∑ 𝒙𝟐 −(∑ 𝒙𝟐)
𝒏 (𝒏−𝟏) Sy
2 = √𝒏.∑ 𝒚𝟐 −(∑ 𝒚𝟐)
𝒏 (𝒏−𝟏)
2. Mencari F hitung dengan varians X dan Y, dengan rumus:
F = 𝑺𝒃𝒆𝒔𝒂𝒓
𝑺𝒌𝒆𝒄𝒊𝒍
3. Membandingkan Fhitung dengan Ftabel pada tabel distribusi F, dengan
Untuk varians terbesar adalah dk pembilang n-1
Untuk varians terkecil adalah dk penyebut n-1
Jika Fhitung < Ftabel, berarti homogen
Jika Fhitung > Ftabel, berarti tidak homogeny
Rumus Nilai Rata-rata : 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
Tabel 02
Indeks Interpretasi
Product
Moment (rxy)
Interpretasi
44
0,00-0,20 Antara variabel X dan Y memang terdapat korelasi akan
tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah.
0,20-0,40 Antara variabel X dan Y memang terdapat karelasi yang
lemah.
0,40-0,70 Antara variabel X dan Ymemang terdapat korelasi yang
sedang.
0,70-0,90 Antara variabel X dan Y memang terdapat korelasi yang
kuat.
0,90-1,00 Antara variabel X dan Y memang terdapat korelasi yang
sangat tinggi dan kuat.
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 17 Ciputat
1. Profil dan Sejarah Berdirinya SMP Muhammadiyah 17 Ciputat
Nama Sekolah : SMP Muhammadiyah 17 Ciputat
Alamat Sekolah : Jl. Ir. H. Juanda No. 211
Kelurahan/kecamatan : Rempoa/Ciputat Timur
Kabupaten/Kota : Tanggerang Selatan
Telepon : (021) 7401364
Nama Yayasan : Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah
Ciputat
NSS/NSM/NDS : 204020417053 / 2002040011
Jenjang Akreditasi : Terakreditasi “A”
Tahun didirikan : 10 Oktober 1964
Tahun Beroperasi : 10 Oktober 1964
Kepemilikan Tanah :
a. Status Tanah : Tanah Desa
b. Luas Tanah : 1000 M
Status Bangunan : Pribadi
a. Surat Izin Bangunan : -
b. Luas Bangunan : 1176 M
Sejak Pimpinan Muhammadiyah Cabang Ciputat memberikan kepercayaan
kepada kami untuk menjadi kepala di SMP Muhammadiyah 17 Jakarta dengan SK
Pengangkatan No.A.1/01 – SK/PMC/I/1981 tanggal 7 Januari 1981 ada 3 pokok yang
menjadi tantangan berat yang harus dihadapi :
46
1) Pembangunan fisik gedung.
2) Menertibkan disiplin guru/murid.
3) Mengembalikan kepercayaan masyarakat.
Pada bulan Januari 1979 setelah Pimpinan sekolah dipercayakan kepada saya,
mulailah saya bergerak untuk meneruskan bangunan yang sudah tertunda beberapa
waktu. Selang beberapa lama kegiatan panitia terhenti sama sekali sehingga bangunan
tidak dapat dilanjutkan lagi. Melihat keadan yang demikian, Pimpinan Muhammadiyah
Cabang menganggap perlu menyegarkan kembali kepemimpinan sekolah.
Modal utama yang saya miliki adalah modal kepercayaan. Saya menghubungi
beberapa material untuk mendapatkan bahan-bahan yang diperlukan. Salah seoarang
antaranya ialah bapak Haji Muchrodi (pimp.Muhammadiyah ranting Rempoa) yang
waktu itu tempat materialnya masih di Cipete Cilandak. Beliau menyanggupi untuk
memberi bahan-bahan dengan perjanjian akan dibayar secara berangsur.
Pengambilan bahan-bahan bangunan yang dibutuhkan sangat banyak,apalagi
setelah rencana penambahan ruangan mulai dikerjakan. Hutang kepada bapak haji
Muchorodi mencapai jutaan rupiah, belum termasuk hutang dimaterial lain. Namun
dengan keyakinan penuh dan dengan kepercayaan pihak material, hutang-hutang itu
bisa terselesaikan secara bertahap
Pada tahun 1980 bulan Ramadhan, rencana lanjutan adalah menambah
bangunan 3 lokal lagi, namun karena kondisi keuangan sangat memprihatinkan, hanya
bisa terwujud 2 lokal, itupun tidak sampai selesai. Pada tahun berikutnya juga dibulan
Ramadhan * dibangun 1 lokal lagi sambil menyempurnakan kekurangan-kekurangan
yang 2 lokal. Pada bulan puasa berikutnya dilanjutkan pembangunan kantor, 1 ruang
belajar dan 1 lagi ruang perpustakaan.
Alhamdulillah karena ukurannya lebih kecil, secara sederhana bisa
terselesaikan. Demikian proses pembangunan lantai dasar gedung SMP
Muhammadiyah 17 dari tahap ketahap, sampai berdiri bangunan 7 ruang belajar, 1
ruang perpustakaan, 1 ruang kantor dan 1 musholla.
47
Berdirinya gedung SMP muhamadiyah 17 yang sederhana, kepercayan
masyarakat pun untuk menitipkan anaknya belajar di SMP Muhammadiyah 17 mulai
berangsur baik. Ini terbukti dari pendaftaran murid baru setiap tahun ajaran, diaman
pendaftar yang masuk selalu melebihi dari daya tampung sekolah perlu ditambahkan
bahwa gedung yang dibangun atas swadaya masyarakat
Periodesasi Pimpinan SMP Muhammadiyah 17 adalah sebagai berikut :
1) Tahun 1964 – 1965 : Drs. H. Abd. Rahman Partosuntono
2) Tahun 1965 – 1969 : Drs. H. Mawardi Idrus
3) Tahun 1970 – 1974 : Drs. Moh. Syafei
4) Tahun 1975 – 1977 : Drs. Nasrun Mahmud
5) Tahun 1977 – 1978 : Witarya Permana, BA.
6) Tahun 1978 – 1988 : Djalaluddin Tumanggor, BA.
7) Tahun 1988 – 1994 : Aslih Rosi
8) Tahun 1994 – 2002 : Dahlan Akbar, BA.
9) Tahun 2002 – 2008 : Drs. Sobari
10) Tahun 2008 – 2011 : Mahrudin, SE.
11) Tahun 2011 – 2015 : Drs. Sayuti Sufriatna, MM
Keadaan Siswa
12)
Kelas Jurusan
Jumlah Jumlah
Rombel
Awal Bulan Keluar Masuk Akhir Bulan
L P JMLH L P L P L P JMLH
VII. 4 95 75 170 1 2 1 - 95 73 168
VIII. 3 74 49 123 6 1 7 2 75 50 125
IX. 2 42 35 77 - - 2 - 44 35 79
Jumlah 10 211 159 370
- - - - 214 158 372
Jumlah Total 370 - - - - 372
48
VISI DAN MISI SMP MUHAMMADIYAH 17 CIPUTAT
VISI
“Menjadikan SMP Muhamamdiyah 17 Ciputat Kota Tangerang Selatan sebagai
Lembaga Pendidikan yang mampu mencetak Peserta didik menjadi insan yang
berakhlakul karimah, berkualitas, inovatif, kreatif, mandiri, berdaya juang tinggi dan
memiliki wawasan IMTAQ dan IPTEK”.
MISI
1) Melaksanakan pengembangan sarana prasarana dan media pembelajaran.
2) Melaksanakan pengembangan prestasi bidang akademik.
3) Melaksanakan pengembangan prestasi non akademik
4) Melakukan transformasi dan inovasi dalam pengelolaan pendidikan yang sejalan
dengan perkembangan masyarakat, sains, dan teknologi.
5) Menumbuhkembangkan semangat pengabdian yang tinggi dan luhur yang disertai
akhlakul karimah melalui ketauladanan.
2. Tujuan dan Target SMP Muhammadiyah 17 Ciputat
TUJUAN / TARGET
Dengan adanya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMP Muhammadiyah
17 Ciputat Kota Tangerang Selatan dapat dijadikan pedoman dalam pengelolaan
pendidikan sehingga :
1) Mampu mendidik, membimbing dan melatih siswa agar menjadi siswa yang
cerdas, terampil, berkualitas, dinamis serta berfikir rasional.
2) Mampu mewujudkan siswa yang berakhlak mulia dan berbudi luhur dalam
kehidupan sehari-hari berdasarkan Iman dan Taqwa.
3) Mampu meningkatkan prestasi siswa dalam Ujian Nasional mendapat nilai rata-
rata minimal 6,5 dan kenaikan kelas KKM 100%.
49
4) Mampu menjadi juara I bidang akademik dan non akademik.
5) Mampu mewujudkan siswa lulusan yang melanjutkan ke SMA/SMK Negeri.
6) Tim kesenian dapat tampil dalam acara di Kecamatan, Kabupaten/Kota maupun
Propinsi.
7) Siswa dapat melaksanakan ibadah dengan baik.
8) Siswa dapat membaca Al-Qur’an dengan baik.
B. Pengolahan dan Analisis Data
Uji Homogenitas
Nilai pretest digunakan penulis untuk menentukan nilai homogenitas antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 03
Nilai Pretest Kelas Eksperimen (Kelas 7.B)
No. Subjek 1 2 3 4 5 Jumlah
1. Hanna Yunita 13 9 14 10 13 59
2. Baginda Tazwa 9 8 8 11 12 48
3. Syalaisya Ananda Dilla 12 9 13 10 13 57
4. Fikri Bagas 8 9 10 9 10 46
5. Rehan Afandy 10 9 12 10 10 51
6. Firdya Adinda P. 14 11 12 12 14 63
7. Danar Yusuf 10 8 11 8 10 47
8. Very 8 8 10 9 10 45
9. M. Luthfi H. 9 8 13 10 12 52
50
10. Ahmad Fauzi 9 9 10 9 10 47
11. Ardian Pratama 10 11 9 9 11 49
12. Syifa Nisa 11 12 10 9 13 55
13. Ainun Adilah 10 10 11 10 12 53
14. Septi Amanda 13 11 10 10 13 57
15. Muhammad Iqbal 12 10 12 10 11 55
16. Fikra Novanda Ramadhan 9 8 10 9 10 46
17. Muhammad Ilham Habibi 8 9 11 9 10 47
18. Astrid A. 12 12 13 10 13 60
19. Defi Selfia 12 11 12 10 11 56
20. Muhammad Ghozy Alfatty 10 9 9 8 10 46
21. Ikke Ardila Rahmawati 11 10 12 10 10 53
22. Alfunito Iman P. 10 9 11 10 10 50
23. Fatimah Azzahra 12 12 10 10 11 55
24. Bagas Saputra 10 10 9 9 10 48
25. Andre Kurniawan 8 9 9 8 9 43
26. Nabila Luthfiani 10 10 11 10 11 52
27. Siti Mala Arbela Pahrozi 8 9 10 9 9 45
28. Aldi Rian Hidayat 10 9 10 8 10 47
29. Dinda Nurhaliza 8 9 11 10 10 48
51
30. Ilham Nur Elzar 9 10 13 9 12 53
31. Firman Maulana 10 9 10 9 10 48
32. Aliffia Meidina S. 11 8 10 10 11 50
33. Bima Audina 10 9 10 9 10 48
34. Shifa Arsity 13 10 11 10 12 56
35. Andita Suwandi 12 13 12 11 13 61
36. Amanda Fariza 11 11 12 10 12 56
37. Zidan Apriliansyah 11 10 11 10 11 53
38. Ike Putri Alifia 8 10 10 9 10 47
Jumlah 1952
Rata-rata 51,36
Keterangan:
1) Intonasi
2) Ketepatan ekspresi/mimik
3) Artikulasi
4) Penghayatan
5) Penampilan
52
Tabel 04
Nilai Pretest Kelas Kontrol (Kelas 7.C)
No. Subjek 1 2 3 4 5 Jumlah
1. Novita L. 6 4 6 7 8 31
2. Safani Rahmawati 5 5 5 8 7 30
3. Annisa Lestari 6 5 4 5 8 28
4. Pricillia Aulia Putri 8 6 4 6 8 32
5. Juniarti 7 8 7 7 8 37
6. Fathan 7 8 6 7 8 36
7. Jenny Arisna Dewi 8 6 5 6 8 33
8. Rahma Fir Manda 6 5 7 5 6 29
9. Annisa Nafi’ah 5 5 6 4 6 26
10. Indita Nurcahyani 8 7 9 5 9 38
11. Nur Azmi M. 8 8 6 9 9 40
12. Eriko Eko K. 4 5 4 6 6 25
13. Mutiara Putri N. 9 8 9 8 9 43
14. Fatima Zahro 8 9 8 6 8 39
15. Farida Innaya 5 6 7 6 7 31
16. Adella Zahra 5 4 6 5 6 26
17. Putri Nurhaliza 6 6 5 5 6 28
53
18. Venisa Zanghiani 8 6 6 6 7 33
19. Reza Abdillah Nugroho 7 8 7 7 7 36
20. Tangguh Bintang 5 7 7 8 7 34
21. Daffa Nino Ramadhan 7 9 5 7 8 36
22. Tio Putra P. 7 5 7 8 8 35
23. Yusuf Arya Pandji Tegar 8 4 8 6 7 33
24. Dzahiri Syahrul Fadhil 6 6 8 7 7 34
25. Putri Nur Haliza 5 8 7 6 7 33
26. Bhakti Fir Manda 4 6 5 5 6 26
27. Achmad Gilang Saputra 6 5 4 5 6 26
28. Nabila A. 9 8 5 8 9 39
29. Indah Astuti 9 6 7 7 8 37
30. Al-Khafi Zein 6 5 6 8 7 32
31. Rizki Alfiansyah 7 8 7 9 8 39
32. Maulidya Dwiyani P. 7 9 6 8 9 39
33. Dione Tri Sanani 6 6 9 8 9 38
34. Heru Maulana 6 5 5 8 7 31
35. Muhammad Raihan 6 8 5 9 8 36
36. Alfiyah Gustiani 9 5 5 7 8 34
37. Ahmad Afandi 8 8 6 9 8 39
54
38. Madonna Juwita Sari 8 4 7 9 8 36
Jumlah 1278
Rata-rata 33,63
Keterangan:
1) Intonasi
2) Ketepatan ekspresi/mimik
3) Artikulasi
4) Penghayatan
5) Penampilan
Tabel 05
Nilai Perbandingan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
1. 59 31
2. 48 30
3. 57 28
4. 46 32
5. 51 37
6. 63 36
7. 47 33
8. 45 29
9. 52 26
55
10. 47 38
11. 49 40
12. 55 25
13. 53 43
14. 57 39
15. 55 31
16. 46 26
17. 47 28
18. 60 33
19. 56 36
20. 46 34
21. 53 36
22. 50 35
23. 55 33
24. 48 34
25. 43 33
26. 52 26
27. 45 26
28. 47 39
29. 48 37
56
30. 53 32
31. 48 39
32. 50 39
33. 48 38
34. 56 31
35. 61 36
36. 56 34
37. 53 39
38. 47 36
Jumlah 1952 1278
Rata-rata 51,36 33,63
Berdasarkan tabel di atas, hasil awal nilai eksperimen dan kelas
kontrol lalu di analisis, nilai rata-rata kemampuan berpuisi siswa kelas
eksperimen adalah 51,36, nilai ini diperoleh dari perhitungan jumlah nilai
kelas eksperimen dibagi jumlah siswa (n=38), sedangkan nilai rata-rata kelas
kontrol adalah 33,63.
Rumus Nilai Rata-rata : 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
57
Tabel 06
Nilai Uji Homogenitas
X Y X.X Y.Y X.Y
59 31 3481 961 1829
48 30 2304 900 1440
57 28 3249 784 1596
46 32 2116 1024 1472
51 37 2601 1369 1887
63 36 3969 1296 2268
47 33 2209 1089 1551
45 29 2025 841 1305
52 26 2704 676 1352
47 38 2209 1444 1786
49 40 2401 1600 1960
55 25 3025 625 1375
53 43 2809 1849 2279
57 39 3249 1521 2223
55 31 3025 961 1705
46 26 2116 676 1196
47 28 2209 784 1316
58
60 33 3600 1089 1980
56 36 3136 1296 2016
46 34 2116 1156 1564
53 36 2809 1296 1908
50 35 2500 1225 1750
55 33 3025 1089 1815
48 34 2304 1156 1632
43 33 1849 1089 1419
52 26 2704 676 1352
45 26 2025 676 1170
47 39 2209 1521 1833
48 37 2304 1369 1776
53 32 2809 1024 1696
48 39 2304 1521 1872
50 39 2500 1521 1950
48 38 2304 1444 1824
56 31 3136 961 1736
61 36 3721 1296 2196
56 34 3136 1156 1904
53 39 2809 1521 2067
59
47 36 2209 1296 1692
1952 1278 101210 43508 65692
Sx2 =
√𝒏.∑ 𝒙𝟐 −(∑ 𝒙𝟐)
𝒏 (𝒏−𝟏) Sy
2 = √𝒏.∑ 𝒚𝟐 −(∑ 𝒚𝟐)
𝒏 (𝒏−𝟏)
Sx2 =
√38.101210−(1952)2
38 (38−1) =
√3845980−3810304
1406 = √𝟐𝟓, 𝟑𝟕 =
5,03
Sy2 =
√38.43508−(1278)2
38 (38−1) =
√1653304−1633284
1406 = √𝟏𝟒, 𝟐𝟑 =
3,77
F = 𝑺𝒃𝒆𝒔𝒂𝒓
𝑺𝒌𝒆𝒄𝒊𝒍 =
𝟓,𝟎𝟑
𝟑,𝟕𝟕 = 1,33
Dari perhitungan di atas di peroleh f hitung 1,33 dari grafik daftar
ditribusi f dengan dk pembilang = 38-1 = 37 , dk penyebut = 38-1 = 37, dan 𝛼
= 0,05 dan f tabel = 1,72. Tampak f hitung < f tabel. Hal ini berarti variabel X
dan Y homogen.
Tahap pertama yaitu memberikan uji homogenitas yang penulis lakukan
dengan menggunakan data pretest pada setiap kelompok, dalam penelitian ini
penulis mengambil dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
control.Tahap ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan berpuisi siswa
sebelum masuk pada tahap pengambilan data yang sebenarnya. Tahap kedua
adalah memberikan tes lisan dengan menggunakan data posttest kepada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
60
adalah siswa-siswi kelas 7 B dan 7 C dengan jumlah siswa masing-masing 38
orang.
1. Nilai Kelas 7 C (kontrol)
Pertemuan Pertama
Disaat bel sekolah berbunyi tanda jam belajar dimulai, peneliti memasuki
ruang kelas 7 C untuk mengambil data nilai postest. Peneliti memberikan salam
pembuka setelah memasuki ruang kelas, siswa-siswi menjawab salam peneliti
dengan semangat. Peneliti mengabsen anak muridnya satu-persatu, setelah itu
peneliti menjelaskan tujuan peneliti memasuki kelas untuk mengajar
dikarenakan untuk mengambil data untuk keperluan nilai penelitian.
Kemudian peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran pada hari itu, siswa-
siswipun dengan antusias memperhatikan peneliti yang menjelaskan tujuan
pembelajaran. Setelah itu, peneliti mulai mengajarkan kegiatan intinya yaitu
pertama peneliti menjelaskan tentang pengertian puisi, kedua penulis
menjelaskan cara mendeklamasikan yang baik, dan ketiga peneliti menjelaskan
cara penggunaan bahasa yang menarik disaat berpuisi di depan banyak orang.
Setelah selesai memberikan materi kepada siswa-siswi, peneliti memberikan
kesempatan kepada muridnya untuk mencatat materi yang tercantum di papan
tulis. Kemudian, setelah para siswa sudah selesai mencatat. Peneliti bertanya
kepada mereka tentang kesulitan mereka dalam memahami materi tersebut,
merekapun sudah mengerti karena sudah beberapa kali peneliti menjelaskan.
Pertemuan kedua
Pertemuan kedua, bel sekolah berbunyi tanda jam belajar sudah boleh
dimulai. Peneliti kembali memasuki ruang kelas 7 C untuk melanjutkan
kegiatan belajar di waktu pertemuan pertama. Kegiatan awal sama seperti
kegiatan di waktu pertemuan pertama, kemudian kegiatan inti dimulai. Peneliti
menyuruh anak murid untuk mempraktekkan pembacaan puisi di depan teman
yang lain, ketika siswa-siswi mempraktekkan membaca puisi, peneliti sambil
61
menilai hasil praktek mereka satu persatu. Setelah selesai menguji mereka.
Peneliti dan murid menyimpulkan bersama-sama hasil kegiatan belajar mereka.
Tabel 07
Nilai Posttest Kelas Kontrol (Kelas 7.C)
No. Subjek 1 2 3 4 5 Jumlah
1. Novita L. 6 9 6 10 6 37
2. Safani Rahmawati 9 8 7 10 9 43
3. Annisa Lestari 7 11 6 8 6 38
4. Pricillia Aulia Putri 6 6 7 11 7 37
5. Juniarti 7 10 9 8 9 45
6. Fathan 10 9 6 10 9 44
7. Jenny Arisna Dewi 7 9 7 7 5 35
8. Rahma Fir Manda 8 9 6 10 6 39
9. Annisa Nafi’ah 7 10 9 7 9 42
10. Indita Nurcahyani 7 10 8 11 9 45
11. Nur Azmi M. 8 10 9 8 6 41
12. Eriko Eko K. 7 9 7 10 6 39
13. Mutiara Putri N. 6 11 9 11 9 46
14. Fatima Zahro 4 4 4 6 4 22
15. Farida Innaya 9 11 9 10 9 48
16. Adella Zahra 8 9 9 10 9 45
17. Putri Nurhaliza 9 4 6 10 4 33
18. Venisa Zanghiani 8 11 9 9 9 46
19. Reza Abdillah Nugroho 10 9 5 9 8 41
20. Tangguh Bintang 11 5 6 10 7 39
21. Daffa Nino Ramadhan 9 5 6 11 7 38
62
22. Tio Putra P. 10 6 6 12 9 43
23. Yusuf Arya Pandji Tegar 11 10 9 8 9 47
24. Dzahiri Syahrul Fadhil 9 6 5 10 8 38
25. Putri Nur Haliza 8 7 9 8 9 41
26. Bhakti Fir Manda 10 9 8 11 9 47
27. Achmad Gilang Saputra 9 9 9 9 9 45
28. Nabila A. 8 10 9 9 10 46
29. Indah Astuti 10 9 8 9 11 47
30. Al-Khafi Zein 10 9 8 10 9 46
31. Rizki Alfiansyah 11 10 7 9 9 46
32. Maulidya Dwiyani P. 10 9 11 8 9 47
33. Dione Tri Sanani 7 9 11 8 7 42
34. Heru Maulana 11 6 8 10 6 41
35. Muhammad Raihan 10 8 7 10 9 44
36. Alfiyah Gustiani 6 9 11 10 7 43
37. Ahmad Afandi 10 11 8 8 10 47
38. Madonna Juwita Sari 7 10 8 9 9 43
Jumlah 1596
Rata-rata 42.00
Keterangan:
1) Intonasi
2) Ketepatan ekspresi/mimik
3) Artikulasi
4) Penghayatan
5) Penampilan
63
2. Nilai Kelas 7 B (Eksperimen)
Pertemuan pertama
Ketika bel belajar berbunyi tanda jam masuk belajar dimulai, peneliti
kembali memasuki ruang kelas 7 B untuk mengajar guna mengambil nilai
posttest. Peneliti memberi salam pembuka kepada siswa-siswi, dan mereka pun
menjawabnya. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penulis memasuki
ruang kelas mereka, merekapun mengerti dengan penjelasan peneliti terhadap
mereka, kemudian peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran pada hari itu,
dipertemuan kali ini ada sedikit berbeda yaitu belajar menggunakan media
video clip.
Kemudian, kegiatan intipun dimulai, pertama peneliti menjelaskan tentang
pengertian puisi, kedua penulis menjelaskan cara mendeklamasikan yang baik,
dan ketiga peneliti menjelaskan cara penggunaan bahasa yang menarik disaat
berpuisi di depan banyak orang.. Kemudian, peneliti memberikan beberapa
contoh puisi dengan menggunakan media video clip dilayar proyektor. Video
yang ditayangkan adalah pembacaan puisi Zawawi Imron yang berjudul “Ibu”.
Para siswa-siswi antusias memperhatikan peneliti menayangkan
pembacaan puisi dengan menggunakan media video clip. Karena semenjak
mereka belajar di sekolah, belum ada guru yang menggunakan media tersebut.
Jadi media ini membuat mereka sangat membantu untuk memahami pembacaan
puisi. Setelah selesai memberikan materi.
Pertemuan kedua
Tak terasa pertemuan kedua sudah dimulai, bel belajar berbunyi tanda
jam masuk belajar dimulai. Peneliti bergegas memasuki ruang kelas 7 B.
Peneliti memberi salam pembuka sama seperti dipertemuan pertama pada
kegiatan awal ini. Kemudian peneliti kembali sedikit menjelaskan tujuan
pembelajaran pada hari itu.
Peneliti meminta kepada mereka untuk mempraktekkan pembacaan
puisi yang dibawakan oleh Zawawi Imron yang telah ditampilkan pada
64
pembelajaran pertama, sebelumnya peneliti memberikan kertas teks puisi yang
berisi puisi Zawawi Imron untuk dibacakan di depan teman lainnya, peneliti
sambil menilai hasil kegiatan para siswa-siswi tersebut. Setelah selesai semua
mempraktekkan membacakan puisi mereka, kemudian peneliti kembali
menyimpulkan hasil kegiatan akhir mereka. selanjutnya, peneliti memberikan
sedikit motivasi tentang puisi kepada mereka. Setelah itu, peneliti memberikan
salam penutup dan beranjak pergi dari dalam kelas.
Tabel 08
Nilai Posttest Kelas Eksperimen (Kelas 7.B)
No. Subjek 1 2 3 4 5 Jumlah
1. Hanna Yunita 12 15 9 11 12 59
2. Baginda Tazwa 15 14 11 14 9 63
3. Syalaisya Ananda Dilla 16 13 10 13 11 62
4. Fikri Bagas 12 13 10 13 12 60
5. Rehan Afandy 15 10 13 13 10 61
6. Firdya Adinda P. 16 12 11 12 9 60
7. Danar Yusuf 15 11 12 13 11 61
8. Very 14 12 13 12 10 61
9. M. Luthfi H. 16 13 11 12 10 62
10. Ahmad Fauzi 13 12 13 12 10 60
11. Ardian Pratama 12 13 13 12 11 61
12. Syifa Nisa 14 11 10 13 12 60
13. Ainun Adilah 13 11 13 11 12 60
14. Septi Amanda 14 13 11 12 10 61
15. Muhammad Iqbal 16 11 12 10 12 61
16. Fikra Novanda Ramadhan 15 13 12 11 12 62
65
17. Muhammad Ilham Habibi 16 12 12 12 9 61
18. Astrid A. 15 10 13 11 10 61
19. Defi Selfia 16 13 10 11 12 62
20. Muhammad Ghozy Alfatty 13 12 13 12 10 60
21. Ikke Ardila Rahmawati 16 13 10 13 10 62
22. Alfunito Iman P. 15 12 14 10 11 62
23. Fatimah Azzahra 16 13 10 12 10 61
24. Bagas Saputra 15 13 10 12 11 62
25. Andre Kurniawan 14 10 13 12 11 60
26. Nabila Luthfiani 15 12 12 13 10 62
27. Siti Mala Arbela Pahrozi 15 10 14 11 12 61
28. Aldi Rian Hidayat 16 12 12 10 11 61
29. Dinda Nurhaliza 16 12 11 10 11 60
30. Ilham Nur Elzar 14 13 11 12 10 60
31. Firman Maulana 16 13 10 12 10 61
32. Aliffia Meidina S. 16 12 13 11 10 62
33. Bima Audina 15 13 11 11 11 61
34. Shifa Arsity 12 13 12 11 12 60
35. Andita Suwandi 14 13 12 12 11 64
36. Amanda Fariza 15 13 9 12 12 61
37. Zidan Apriliansyah 14 11 13 11 11 60
38. Ike Putri Alifia 16 12 13 10 10 61
Jumlah 2319
Rata-rata 61,02
66
Keterangan:
6) Intonasi
7) Ketepatan ekspresi/mimik
8) Artikulasi
9) Penghayatan
10) Penampilan
Tabel 09
Perbandingan Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
1. 59 37
2. 63 43
3. 62 38
4. 60 37
5. 61 45
6. 60 44
7. 61 35
8. 61 39
9. 62 42
10. 60 45
11. 61 41
12. 60 39
13. 60 46
14. 61 22
15. 61 48
16. 62 45
17. 61 33
18. 61 46
67
19. 62 41
20. 60 39
21. 62 38
22. 62 43
23. 61 47
24. 62 38
25. 60 41
26. 62 47
27. 61 45
28. 61 46
29. 60 47
30. 60 46
31. 61 46
32. 62 47
33. 61 42
34. 60 41
35. 64 44
36. 61 43
37. 60 47
38. 61 43
Jumlah 2319 1596
Rata-rata 61,02 42.00
Berdasarkan tabel di atas, hasil nilai kelas 7 B dan 7 C dianalisis, nilai
rata-rata kemampuan berpuisi sebelum menggunakan media video clip adalah
42.00. Nilai ini diperoleh dari perhitungan jumlah nilai kelas 7 C dibagi jumlah
siswa (n = 38). Sedangkan, siswa kelas eksperimen (7 B) setelah menggunakan
media video clip adalah 61,02, nilai ini diperoleh dari perhitungan jumlah nilai
kelas eksperimen dibagi jumlah siswa (n = 38).
68
Rumus Nilai Rata-rata : 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
Tabel 10
Nilai Interprestasi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
X Y X.X Y.Y X.Y
59 37 3481 1369 2183
63 43 3969 1849 2709
62 38 3844 1444 2356
60 37 3600 1369 2220
61 45 3721 2025 2745
60 44 3600 1936 2640
61 35 3721 1225 2135
61 39 3721 1521 2379
62 42 3844 1764 2604
60 45 3600 2025 2700
61 41 3721 1681 2501
60 39 3600 1521 2340
60 46 3600 2116 2760
61 22 3721 484 1342
61 48 3721 2304 2928
62 45 3844 2025 2790
61 33 3721 1089 2013
61 46 3721 2116 2806
62 41 3844 1681 2542
60 39 3600 1521 2340
62 38 3844 1444 2356
69
62 43 3844 1849 2666
61 47 3721 2209 2867
62 38 3844 1444 2356
60 41 3600 1681 2460
62 47 3844 2209 2914
61 45 3721 2025 2745
61 46 3721 2116 2806
60 47 3600 2209 2820
60 46 3600 2116 2760
61 46 3721 2116 2806
62 47 3844 2209 2914
61 42 3721 1764 2562
60 41 3600 1681 2460
64 44 4096 1936 2816
61 43 3721 1849 2623
60 47 3600 2209 2820
61 43 3721 1849 2623
2319 1596 141557 67980 97407
𝑟𝑥𝑦= ∑𝑥𝑦
√(∑𝑥2)(∑𝑦2)
= 97407
√(141557)(67980) =
97407
√9623044860 =
97407
98097,11 = 0.99
C. Interpretasi Data
Dari daftar hasil statistik di atas, diketahui bahwa r hitung adalah 0,99,
sedangkan r tabel adalah 0,150 dengan batas signifikasi 5% artinya bahwa r
hitung lebih besar dari pada r tabel, yakin 0,99 > 0,150. Dengan ini dapat
70
disimpulkan berdasarkan hipotesis yang diajukan bahwa, Ho ditolak pada taraf
signifikasi 5%, sedangkan alternatif Ha diterima yang berarti terdapat kolerasi
yang positif yaitu terdapat pengaruh media video clip terhadap kemampuan
mendekalmasikan puisi. Nilai r hitung termasuk kategori interpretasi antara
Variabel X dan Variabel Y terdapat kolerasi yang sangat kuat atau sangat
tinggi.
71
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari penelitian yang penulis lakukan, dapat disimpulkan bahwa :
Hipotesis alternatif (Ha) diterima, sedangkan hipotesis awal (Ho) ditolak
pada taraf signifikasi 5%, yang berarti terdapat korelasi yang positif yaitu
terdapat pengaruh media video clip terhadap kemampuan berpuisi siswa. Nilai
r hitung termasuk kategori interprestasi antara Variabel X dan Variabel Y
terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi
Hal tersebut dapat terlihat pada uji homogenitas, hasil analisis dan
pembahasan dari data pembelajaran deklamasi bahwa hasil nilai uji
homogenitas dari perhitungan diperoleh F hitung 1,33 dan dari grafik daftar
distribusi F dengan dk pembilang = 38-1= 37. Dk penyebut = 38-1 = 37. Dan α
= 0.05 dan F tabel = 1,72. Tampak bahwa Fhitung < Ftabel. Hal ini berarti data
variabel X dan Y homogen.
Dari hasil penelitian statistik diketahui bahwa nilai r hitung adalah 0,99,
sedangkan r tabel adalah 0,150 dengan batas signifikasi 5%. Artinya bahwa
nilai r hitung lebih besar daripada nilai r tabel, yakni 0,99 > 0,150.
Dapat dilihat perubahan nilai dari tes sebelum dan sesudah perlakuan dari
yang masih tergolong rendah menjadi baik. Kesimpulan bahwa hipotesis
terbukti adanya pengaruh media video clip terhadap kemampuan
mendeklamasikan puisi.
B. Saran
1. Saat proses belajar mengajar diharapkan guru menggunakan media
pembelajaran yang bervariasi disesuaikan dengan materi pelajaran. Hal itu
dilakukan agar menarik siswa untuk belajar dan aktif di dalam kelas serta
tidak terkesan monoton.
72
2. Guru diharapkan bisa mengoperasikan LCD/Proyektor ataupun ketika
LCD/Proyektor tersebut mengalami kerusakan, karena pada saat penelitian
berlangsung guru tidak bisa mengoperasikan LCD/proyektor, hal tersebut
juga dikarenakan sangat minimnya jumlah LCD/Proyektor yang tersedia di
sekolah.
3. Untuk kepala sekolah, diharapkan menambah adanya sarana dan prasarana
yang terdapat di sekolah, karena pada saat penelitian peneliti sangat
kesulitan dalam hal peminjaman LCD/proyektor dikarenakan pada tiap
kelas belum tersedia LCD/proyektor sehingga harus mengalami proses
peminjaman terlebih dahulu dan cukup memakan waktu pembelajaran.
4. Peran guru dan kepala sekolah, keteladanan dan pembiasaan masih tetap
diperlukan dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia untuk sikap dan
perilaku siswa.
5. Bagi peneliti dengan adanya berbagai keterbatasan dalam penelitian ini,
maka diharapkan adanya penelitian lain yang lebih lanjut lagi, untuk
mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan media video clip
dapat memberikan hasil yang lebih baik lagi dalam setiap mata pelajaran
yang berbeda pada setiap jenjang pendidikan
73
DAFTAR PUSTAKA
A.H Sanaky, Hujair, Media Pembelajaran (Buku Pegangan Wajib Guru dan Dosen),
Yogyakarta: Penerbit Kaukaba, 2011
Al-Quussy, Abdul Aziz, Ilmu Jiwa (Prinsip-prinsip dan Implementasinya dalam
Pendidikan), Jakarta: Penerbit bulan Bintang
Anderson, Ronald, Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran,
Jakarta: CV Rajawali, 1987
Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2011
Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2011
Daryanto, Media Pembelajaran, Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2011
Hadjar, Ibnu, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996
Huda, Asrori, Skripsi FITK UIN Efektivitas Media Presentasi Terhadap Hasil Belajar
Pendidikan Agama Islam di MAN 4 Model Jakarta Selatan. 2010
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kunandar, Guru Profesional, Jakarta : PT. Grafindo Persada, 2007
Laksono, Kisyani dkk, Membaca 2, Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka, 2008
Mudjito, Pembinaan Minat Baca, Jakarta: Universitas Terbuka, 2001
Nadhrah, Ulin, Hubungan Tingkat Rasa Percaya Diri dengan Hasil Belajar IPS Siswa
MTS. Al-Falah Jakarta Selatan, Ciputat: UIN Syarif Hidayatullah, 2013
Perry, Martin, Confidence Boosters Pendongkrak Kepercayaan Diri, London: Penerbit
Erlangga, 2006
Rifai, Agus, Media Teknologi, Tangerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka, 2012
74
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, Bandung: Penerbit Alfabeta
Bandung, 2013
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rhineka Cipta, 2010
Sadiman, Arief S., dkk, Media Pembelajaran (Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya), Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2006
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, Bandung: Penerbit Alfabeta, 2013
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010
Suharsaputra, Uhar, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan, Bandung:
PT Refika Aditama, 2014
Sujanto, Agus, Psikologi Kepribadian, Jakarta: Bumi Aksara, 1997
Sumardi, Pedoman Pengajaran Apresiasi Puisi: Untuk SLTP dan SLTA, Jakarta: Balai
Pustaka, 1997
Tarigan, Henry Guntur, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung:
Penerbit Angkasa, 2008
Thalib, Syamsul Bachri, Psikologi Pendidkan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif,
Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2010
Waluyo, Herman J., Teori dan Apresiasi Puisi, Jakarta: Penerbit Erlangga, 1987
75
Biodata Penulis
Penulis yang dilahirkan di kota Jakarta pada tanggal 01 Mei 1993
ini memiliki nama lengkap Mariya Qibtia. Penulis merupakan
anak dari ayah yang bernama Rahimi Chandra dan ibu bernama
Megawati. Penulis adalah anak ketiga dari lima bersaudara.
Penulis juga bercita-cita sebagai guru dan Ibu Rumah Tangga.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di Madrasah
Ibtidaiyah Ad-Da’wah dan lulus pada tahun 2004. Kemudian
Penulis melanjutkan pendidikan di MTsN 8 Jakarta dan tamat pada tahun 2007. Penulis
melanjutkan pendidikannya di MAN 12 Jakarta Barat dan lulus pada tahun 2010.
Setelah tamat MAN, penulis diterima di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Program Studi Pendidikan Bahasan dan Sastra Indonesia. Penulis memiliki moto hidup
“my life, my choice”.
top related