pengaruh kelayakan investasi dan risiko proyek pltu …
Post on 03-Oct-2021
13 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Jurnal Adminika Volume 6. No. 1, Januari - Juni 2020 ISSN : 2442-3343
29
PENGARUH KELAYAKAN INVESTASI DAN RISIKO PROYEK PLTU
SUMSEL 5 TERHADAP KEBERLANJUTAN USAHA PT. PLN
(PERSERO) DI WILAYAH SUMATERA SELATAN
Candra Putra Kiswara1) Omar Hendro. Yuhanis Ladewi 1)Alumni Program Pascasarjana Ilmu Manajemen UM. Palembang
Assistant Engineer PT. PLN (Persero) Proyek Jaringan SUMSEL
kiswarac@gmail.com1)
Abstrak
Penelitian ini berjudul Pengaruh Kelayakan Investasi dan Risiko Proyek
Pembangkit Listrik SUMSEL 5 terhadap Keberlanjutan Bisnis di PT. PLN (Persero) di
Wilayah Sumatera Selatan. Penelitian ini bertujuan (1) Untuk menganalisis pengaruh
kelayakan investasi proyek PLTU SUMSEL 5 terhadap keberlanjutan usaha di PT. PLN
(Persero) di wilayah Sumatera Selatan dan (2) Untuk menganalisis pengaruh risiko
proyek pembangkit listrik SUMSEL 5 terhadap keberlanjutan bisnis di PT. PLN
(Persero) di wilayah Sumatera Selatan Desain penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah asosiatif. Variabel yang digunakan adalah variabel independen
yaitu NPV (X1), IRR (X2), PI (X3), DPP (X4), Biaya Hutang (X5), Biaya Ekuitas (X6),
WACC (X7), dan BETAS (X8), dan juga variabel dependen yaitu Keberlanjutan Bisnis
(Y). Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi, metode analaisis
menggunakan analisis deskriptif dan analisis statistik. Menurut hasil penelitian,
temukan: (1) Hasil analisis deskriptif menjelaskan bahwa investasi dalam proyek
Pembangkit SUMSEL 5 layak (dapat diterima) untuk dijalankan berdasarkan NPV,
IRR, PI, DPP, Biaya Hutang dan Biaya Analisis ekuitas, tetapi tidak layak (ditolak)
menurut analisis WACC, (2) Hasil analisis statistik membuktikan secara empiris
bahwa: (a) kelayakan investasi (diwakili oleh NPV, IRR, PI, dan DPP) di proyek
Pembangkit Listrik SUMSEL 5 berpengaruh signifikan terhadap keberlanjutan bisnis di
PT. PLN (Persero) di wilayah Sumatera Selatan dan (b) Risiko proyek (diwakili oleh
Biaya Hutang, Biaya Ekuitas, WACC, dan Betas) di Pembangkit Listrik SUMSEL 5
memiliki pengaruh signifikan terhadap keberlanjutan bisnis di PT. PLN (Persero) di
Wilayah Sumatera Selatan.
Kata kunci: Kelayakan Investasi, Risiko Proyek dan Keberlanjutan Bisnis.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi listrik dalam jumlah yang
cukup merupakan salah satu faktor
penting dalam memajukan perekonomian
dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat modern saat ini. Kebutuhan
akan tenaga listrik di Indonesia secara
keseluruhan pada tahun 2009 adalah
25,171 MW, dan kebutuhan tersebut
diperkirakan akan terus tumbuh dengan
rata-rata 9.3% per tahun menjadi 59,863
MW di tahun 2019, sehingga peningkatan
produksi tenaga listrik merupakan isu
penting.
Pembangunan ketenagalistrikan
perlu direncanakan secara cermat dengan
perencanaan sistem ketenagalistrikan yang
Jurnal Adminika Volume 6. No. 1, Januari - Juni 2020 ISSN : 2442-3343
30
baik. Pembangunan tersebut juga harus
mempertimbangkan likuiditas dan
profitabilitas perusahaan agar tidak
menimbulkan kerugian besar. Salah satu
pembangunan ketenagalistrikan saat ini
adalah pembangunan PLTU SUMSEL 5
yang bekerjasama dengan PT Dian
Swastatika Sentosa Power (DSSP).
Kapasitas PLTU SUMSEL 5 rencananya
adalah sebesar 2 × 150 MW yang
berlokasi di Desa Sindang Marga
Kecamatan Bayung Lincir Kabupaten
Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
Kontribusi pendapatan PLTU
SUMSEL 5 diperkirakan rata-rata
pertahun sebesar US$ 25 juta. Nilai
proyek pembangunan PLTU SUMSEL 5
akan menghabiskan dana sebesar US$ 400
juta. Perjanjian Jual-Beli (PJB) tenaga
listrik yang sudah disepakati akan berlaku
selama 35 tahun ke depan, dan setelah 35
tahun beroprasi, maka Asset PLTU
SUMSEL 5 akan menjadi milik PT. PLN
(Persero).
Fenomena yang dihadapi dari
kebijakan investasi proyek PT.PLTU
SUMSEL 5 ini adalah pasokan batubara
sebagai bahan baku utama yang harganya
sangat fluktuatif (terpengaruh harga
dunia), sedangkan harga listrik yang
ditawarkan dengan harga yang sudah
terstandar. Hal ini tentu akan
mengakibatkan kerugian bagi PT. PLN
(Persero), karena harga jual listrik kepada
konsumen dan industri tidak serta merta
dapat dinaikkan.
Proyek pembangunan PLTU Sumsel
5 ini diharapakan berjalan sesuai rencana,
baik dari segi waktu, maupun biaya.
Perencanaan biaya tidak terlepas dari
analisis kebijakan investasi dan risiko
proyek. Berdasarkan fenomena ini maka
penulis tertarik mengadakan penelitian
dengan judul: “Pengaruh Kebijakan
Investasi dan Risiko Proyek PLTU
SUMSEL 5 Terhadap Keberlanjutan
Usaha PT. PLN (Persero) di Wilayah
Sumatera Selatan”.
Berdasarkan atas latar belakang
yang telah diuraikan di atas maka peneliti
tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul yaitu: “Pengaruh
Kelayakan Investasi dan Risiko Proyek
PLTU SUMSEL 5 Terhadap
Keberlanjutan Usaha PT. PLN
(Persero) di Wilayah Sumatera
Selatan”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas rumusan
masalah dalam penelitian ini, yaitu:
”Bagaimana pengaruh kebijakan investasi
dan risiko Proyek PLTU SUMSEL 5
terhadap Keberlanjutan Usaha PT. PLN
(Persero) di Wilayah Sumatera Selatan.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh kebijakan investasi
dan risiko Proyek PLTU SUMSEL 5
terhadap Keberlanjutan Usaha PT. PLN
(Persero) di Wilayah Sumatera Selatan.
Manfaat penelitian ini adalah, pertama
secara teoritis, penelitian ini diharapkan
dapat menyumbangkan pengembangan
keilmuan untuk peneliti selanjutnya,
terutama tentang investasi yang
berhubungan dengan pelaksanaan proyek
pada suatu perusahaan. Kedua, secara
praktis, menambah khasanah keilmuan
khususnya manajemen keuangan, yang
berkaitan dengan investasi terhadap
pelaksanaan proyek di PT. PLN (Persero)
di Wilayah Sumatera Selatan.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori penelitian
2.1.1 Kebijakan Investasi
Kebijakan investasi adalah tentang
dapat tidaknya suatu proyek (biasanya
proyek investasi) dilaksanakan dengan
berhasil (Husnan dan Suwarsono, 2015:4).
Jurnal Adminika Volume 6. No. 1, Januari - Juni 2020 ISSN : 2442-3343
31
Sedangkan menurut Nitisemito dan
Burhan, (2014:1), kebijakan investasi
pada hakikatnya adalah suatu metode
penjajakan dari suatu gagasan usaha
tentang kemungkinan layak atau tidaknya
gagasan usaha tersebut dilaksanakan.
Kebijakan investasi didefinisikan
sebagai suatu konsep yang dikembangkan
dari konsep manajemen keuangan,
terutama ditunjuk-kan dalam rangka
mencari atau menemukan inovasi baru
dalam perusahaan. Sofyan (2013:3).
Kebijakan investasi adalah suatu kegiatan
yang mempelajari secara mendalam
tentang suatu kegiatan, usaha, dan bisnis
yang akan dijalankan (Kasmir dan Jakfar,
2010:6).
Ukuran kebijakan masing-masing jenis
usaha sangat berbeda, misal antara usaha
jasa dan usaha non jasa. Akan tetapi
aspek-aspek yang digunakan untuk
menyatakan layak atau tidaknya adalah
sama, meskipun bidang usahanya berbeda.
2.1.2 Tujuan Kebijakan Investasi
Berdasarkan beberapa pendapat
tersebut, pada dasarnya studi kelayakan
merupakan suatu kegiatan penelitian pada
suatu proyek atau investasi untuk
menentukan layak atau tidak suatu proyek
tersebut dilaksanakan. Tujuan
dilakukannya studi kelayakan proyek
adalah untuk menghindari keterlanjuran
penanaman modal yang terlalu besar
untuk kegiatan yang ternyata tidak
menguntungkan (Husnan dan Suwarsono,
2015:6).
Tujuan pengukuran investasi, (Husnan
dan Suwarsono, 2015:15), yaitu sebagai
berikut:
1) Menyediakan informasi yang
bermanfaat dalam pengambilan
keputusan mengenai investasi yang
digunakan oleh manajer divisi.
2) Memotivasi mereka untuk melakukan
keputusan yang tepat mengukur
prestasi divisi sebagai kesatuan usaha
yang berdiri sendiri.
3) Menyediakan alat perbandingan
prestasi antar divisi untuk penentuan
alokasi sumber ekonomi.
4) Menghasilkan laba yang memadai
dengan wewenang mengambil
keputusan tentang sumber ekonomi
dan fasilitas fisik yang digunakan.
5) Mengambil keputusan untuk
menambah investasi bila investasi
tersebut memberikan kembalian
(return) yang memadaimengambil
keputusan untuk melepas/mengurangi
investasi yang tidak memberikan
kembalian (return) yang memadai.
2.1.3 Pengukuran Kebijakan Investasi
Setiap penilaian layak yang
diberikan nilai yang standar untuk usaha
yang sejenis dengan cara membandingkan
dengan rata-rata industri atau target yang
telah ditentukan. Prakteknya ada beberapa
kriteria untuk menentukan apakah suatu
usaha layak atau tidak untuk dijalankan
ditinjau dari aspek keuangan. Kriteria ini
sangat tergantung dari kebutuhan masing-
masing perusahaan dan metode mana
yang akan digunakan. Setiap metode yang
digunakan mempunyai kelebihan dan
kelemahannya masing-masing. Penilaian
suatu usaha hendaknya penilai
menggunakan beberapa metode sekaligus.
Artinya penilai menggunakan beberapa
metode yang digunakan, maka semakin
memberikan gambaran yang lengkap,
sehingga diharapkan memberikan hasil
yang akan diperoleh menjadi lebih
sempurna.
Adapun kriteria yang biasa
digunakan untuk menentukan kelayakan
suatu usaha atau investasi adalah:
1) Payback Period (PP)
2) Average Rate of Return (ARR)
3) Net Present Value (NPV)
4) Interval Rate of Return (IRR)
5) Profitability Index (PI)
Jurnal Adminika Volume 6. No. 1, Januari - Juni 2020 ISSN : 2442-3343
32
2.1.4 Aspek-aspek Kelayakan Investasi
Aspek-aspek Studi Kelayakan
Investasi secara umum, aspek yang dikaji
untuk menilai kelayakan usaha adalah
aspek pasar dan pemasaran, aspek hukum,
aspek teknis dan produksi, aspek
manajemen, dan aspek keuangan, dan
aspek ekonomi serta sosial. Hal tersebut
tergantung pada besar kecilnya dana yang
tertanam dalam investasi tersebut (Husnan
dan Suwarsono, 2015:17).
2.1.5 Investasi
Investasi merupakan hal yang sangat
penting bagi setiap perusahaan karena
dengan melakukan investasi perusahaan
akan mampu meningkatkan kemakmuran
perusahaannya. Selain itu, dengan
melakukan investasi perusahaan juga akan
memperoleh tingkat pengembalian baik
jangka pendek untuk investasi dalam
aktiva lancar maupun jangka panjang
untuk investasi dalam aktiva tetap. Istilah
investasi juga bisa berkaitan dengan
berbagai macam aktivitas.
Menginvestasikan sejumlah dana pada
asset real (tanah, emas, mesin atau
bangunan) maupun asset financial
(deposito, saham maupun obligasi)
merupakan aktivitas investasi yang
umumnya dilakukan.
2.1.6 Bentuk-bentuk Investasi
Bentuk-bentuk nvestasi, dilihat dari
jangka waktu investasinya, investasi dapat
dibedakan menjadi 3 macam, (Martono
dan Harjito, 2015:138), yaitu sebagai
berikut:
a) Investasi Jangka Pendek
b) Investasi Jangka Menengah
c) Investasi Jangka Panjang
2.1.7 Risiko Proyek
Risiko merupakan kombinasi dari
kemungkinan suatu kejadian dan akibat
dari kejadian tersebut dengan tidak
menutup kemungkinan bahwa ada lebih
dari satu akibat yang mungkin terjadi
untuk satu kejadian tertentu.Pada
umumnya risiko dipandang dari perspektif
negatif, seperti kehilangan, bahaya,
kerugian, kegagalan dan lain
sebagainya.Hal-hal tersebut pada
prinsipnya merupakan bentuk ketidak
pastian yang mestinya dipahami dan
dikelola secara efektif sehingga dapat
menjadi nilai tambah bagi organisasi
(Husnan dan Suwarsono, 2015:21).
2.1.8 Pengukuran Risiko Proyek
Pengukuran risiko dengan cara
mengetahui potensial terjadinya severity
(kerusakan) dan probabilitas terjadinya
risiko tersebut. Analisis risiko adalah
suatu pendekatan kearah pengembangan
satu pemahaman serta kesadaran
menyeluruh tentang risiko yang
berhubungan dengan satu variabel
tertentu. Masalah pokok dengan membuat
keputusan tentang investasi dalam satu
proyek adalah suatu proses yang meliputi
ramalan yang ditandai ketidakpastian
sehingga patut dipertimbangkan.
Berdasarkan hal tersebut,
dikembangkan suatu teknik Monte Carlo
Simulation (MCS) yang merupakan
pengembangan dari pemodelan unsur-
unsur ketidakpastian. Untuk menghindari
atau mengurangi kesalahan pada penilaian
risiko, maka tiap-tiap level dampak dan
probabilitas dapat didefinisikan dengan
jelas dan dikonversikan ke dalam angka-
angka tertentu. Pembangunan sebuah
model yang bersifat global analisis
maupun dinamis analisis diharapkan
mampu menjawab semua permasalahan
yang ditimbulkan. Penyusunan model
yang terpenting adalah menggunakan data
historical yang diolah secara statistik dan
metode kuantitatif.
Teknik-teknik kuantitatif tersebut
(Norris, 2012:46) adalah sebagai berikut:
Jurnal Adminika Volume 6. No. 1, Januari - Juni 2020 ISSN : 2442-3343
33
1) Analisis sensitivitas
Secara sederhana, analisis sensitivitas
menentukan efek pada keseluruhan
proyek dari perubahan salah satu
variabel risiko seperti keterlambatan
desain atau material.
2) Analisis probabilistik
Analisis ini melakukan spesifikasi
sebuah distribusi probabilitas untuk
tiap risiko dan kemudian
mempertimbangkan efek dari
kombinasi risiko. Bentuk umum dari
analisis probabilistik menggunakan
teknik sampling yang dikenal dengan
Simulasi Monte Carlo.
2.1.9 Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah proses
sistematik dari perencanaan, identifikasi,
analisis, pemberian respon, dan
pengawasan dari risiko proyek
.Manajemen risiko melibatkan proses-
proses, alat-alat, dan teknik-teknik yang
akan membantu manajer memaksimalkan
kemungkinan dan konsekuensi dari
kejadian-kejadian positif dan
meminimalkan kemungkinan dan
konsekuensi dari kejadian-kejadian
negatif. Manajemen-risiko proyek paling
efektif dilakukan pada awal dari suatu
proyek dan bertanggung jawab terus
menerus selama proyek berlangsung.
Pengukuran resiko didasarkan pada
perbedaan yang muncul antara performa
yang telah direncanakan dengan performa
yang sebenarnya dibandingkan terhadap
indikator/ukuran performa (Husnan dan
Suwarsono, 2015:29).
Manajemen risiko meliputi 6 cara
mengatur respon-respon dari setiap risiko
(Husnan dan Suwarsono, 2015:29), yaitu:
1) Mengenali kriteria pencegahan untuk
meminimalkan risiko
2) Mengimplementasikan rencana-
rencana yang mungkin untuk
menghitung risiko
3) Mengurangi keraguan melalui
investigasi dengan informasi yang
berguna
4) Mengalihkan risiko ke aset yang lain
5) Alokasi risiko ke dalam persetujuan
kontrak.
6) Mengatur kemungkinan untuk
mengalokasikan anggaran.
Risiko merupakan suatu kesempatan
atau peluang yang secara matematis dapat
diformulasikan (Husnan dan Suwarsono,
2015:32) sebagai berikut:
Risk Exposure = Risk Likelihood X Risk
Impact
Risk likelihood adalah probabilitas
terjadinya suatu peristiwa yang
dikuantifisir menjadi angka probabilitas,
risk impact adalah dampak dari peristiwa
tersebut yang biasanya diukur dengan
satuan moneter misalnya rupiah, sedang
tingkat kepentingan risiko disebut risk
exposure, yang dalam analisis biaya-
manfaat akan mencerminkan besarnya
biaya. Risk exposure inilah yang nantinya
akan diperbandingkan dengan risk
exposure suatu pekerjaan lainnya dan
menjadi acuan bagi orang untuk memilih
pekerjaan mana yang akan dilakukan.
2.1.10 Jenis-jenis Risiko
Terdapat 4 (empat) jenis risiko
yang selama ini sudah dikenal orang
(Sofyan, 2013:85), yakni:
a) Risiko Operasional
Risiko yang berhubungan dengan
operasional organisasi, antra lain
misalnya risiko yang mencakup sistem
organisasi, proses kerja, teknologi dan
sumber daya manusia.
b) Risiko Finansial
Risiko yang berdampak pada kinerja
keuangan organisasi seperti kejadian
risiko akibat dari fluktuasi mata uang,
tingkat suku bunga termasuk risiko
Jurnal Adminika Volume 6. No. 1, Januari - Juni 2020 ISSN : 2442-3343
34
pemberian kredit, likuiditas dan kondisi
pasar.
c) Hazard Risk
Risiko yang terkait dengan kecelakaan
fisik seperti kerusakan karena
kebakaran, gempa bumi, ancaman fisik
dan lain-lain
d) Risiko Stratejik
Risiko yang ada hubungannya dengan
strategi perusahaan, politik, ekonomi,
hukum. Risiko ini juga terkait dengan
reputasi kepemimpinan organisasi dan
perubahan selera pelanggan.
2.1.11 Manajemen Risiko Proyek
Manajemen risiko pada proyek
meliputi langkah memahami dan
mengidentifikasi masalah potensial yang
mungkin terjadi, mengevaluasi,
memonitoring dan menangani risiko.
Manajemen risiko yang proaktif artinya
menjawab bagaimana orang secara aktif
berusaha mengurangi risiko serta
memperbaiki tingkat probabilitas
keberhasilan pelaksanaan proyek (Sofyan,
2013:86).
Secara umum, tujuan manajemen risiko
yang utama adalah mencegah atau
meminimalisasi pengaruh yang tidak baik
akibat kejadian yang tidak terduga melalui
penghindaran risiko atau persiapan
rencana kontingensi yang berkaitan
dengan risiko tersebut.
Dalam manajemen proyek risiko
proyek adalah suatu peristiwa atau kondisi
yang tidak pasti, dan jika terjadi
mempunyai pengaruh positif atau bisa
juga negatif pada tujuan proyek. Suatu
risiko mempunyai sebab dan bila terjadi
akan membawa dampak, oleh karena itu
risiko dapat dinyatakan sebagai fungsi
dari kemungkinan dan dampak (Sofyan,
2013: 87)
Lebih jauh, dalam konteks
manajemen proyek, manajemen risiko
proyek dipahami sebagai seni dan ilmu
untuk mengidentifikasi, menganalisis dan
merespon risiko selama umur proyek dan
tetap menjamin tercapainya tujuan
proyek.. Manajemen risiko proyek yang
baik akan mampu memperbaiki tingkat
keberhasilan proyek secara signifikan.
Bagaimanapun, manajemen risiko proyek
akan memberikan suatu pengaruh positif
dalam hal memilih proyek, menentukan
lingkup proyek, membuat jadwal yang
realistis dan estimasi biaya yang baik.
Terdapat 3 (tiga) hal yang perlu
diperhatikan dalam manajemen risiko
proyek (Sofyan, 2013: 88), yaitu:
1) Identifikasi
Analisis dan penilaian risiko di awal
proyek secara sistematis serta
mengembangkan rencana untuk
mengantisipasi risiko.
2) Alokasi Resiko
Mengalokasikan tanggungjawab
kepada pihak yang paling sesuai untuk
mengelola risiko memastikan bahwa
biaya penanganan risiko adalah cukup
kecil dibanding nilai proyek. Artinya
bahwa biaya yang diperlukan untuk
mengurangi dampak negatif dari suatu
risiko relatif lebih rendah atau sama
dengan besaran manfaat dari
terhindarnya/berkurangnya risiko
tersebut.
3) Ketidakpastian Risiko
Pengambilan keputusan secara umum
bisa masuk ke dalam tiga kategori,
yaitu
a) Pengambilan keputusan dalam
kondisi pasti.Yang dimaksud di
sini adalah bahwa dalam kondisi
pasti, artinya semua informasi
tentang suatu peristiwa dapat
ditentukan dengan pasti sehingga
hasil setiap keputusan dapat
diketahui dengan pasti pula.
Perbandingan dari berbagai
alternatif keputusan dapat
dilakukan secara langsung karena
semua informasi terkait alternatif
Jurnal Adminika Volume 6. No. 1, Januari - Juni 2020 ISSN : 2442-3343
35
keputusan dapat diketahui dengan
pasti
b) Pengambilan keputusan di bawah
risiko. Artinya bahwa bahwa
keputusan diambil dengan kondisi
tersedianya informasi yang pasti
tentang kemungkinan dan dampak
sehingga nilai harapan dapat
diketahui.
c) Pengambilan keputusan dalam
ketidakpastian. Artinya keputusan
diambil dengan kondisi dimana
informasi tentang kemungkinan
dan dampak tidak dapat diperoleh
sehingga orang tidak dapat
memperkirakan apapun tentang
kemungkinan-keumngkinan.
2.1.12 Keberlanjutan Usaha
Keberlanjutan usaha merupakan
suatu organisasi yang didirikan dengan
tujuan untuk memaksimalkan kekayaan
para pemilikmodalnya profitability,
disamping itu adapula tujuan lain yang
tidak kalah penting yaitu harus menjaga
keberlanjutan usahanya survive dalam
persaingan.
Tujuan keberlanjutan usaha dapat
diartikan sebagai maksimasi dari
kesejahteraan badan usaha yang
merupakan nilai sekarang badan usaha itu
terhadap prospek masa depannya. Prinsip
keberlanjutan usaha menganggap bahwa
badan usaha akan terus melakukan
operasinya sepanjang proses penyelesaian
proyek, perjanjian dan kegiatan yang
sedang berlangsung.
Prediksi keberlanjutan usaha suatu
badan usaha sangat penting bagi
manajemen dan pemilik badan usaha
untuk mengantisipasi kemungkinan
adannya potensi kebangkrutan, karena
kebangkrutan menyangkut terjadinya
biaya-biaya baik biaya langsung maupun
tidak langsung (Husnan dan Suwarsono,
2015:21).
Keberlanjutan usaha adalah sebuah
kondisi disaat perusahaan memiliki
kecukupan dana untuk menjalankan dan
mengembangkan usahannya.
Keberlanjutan usaha selalu berkaitan
dengan kebangkrutan.Pada umumnya
setiap perusahaan selalu lebih
memperhatikan suatu kondisi yang
berpotensi merugikan perusahaan tesebut
seperti kebangkrutan (Baridwan,
2014:278).
Kebangkrutan merupakan kesulitan
keuangan yang menunjukan
adanyamasalah likuidasi yang parah yang
tidak dapat dipecahkan tanpa melalui
penjadwalan kembali secara besar-besaran
terhadap operasi dan struktur
perusahaan.Kebangkrutan biasanya
diartikan sebagai kegagalan perusahaan
dalam menjalankan operasi perusahaan
untuk menghasilkan laba.Kebangkrutan
juga sering disebut likuidasi perusahaan
atau penutupan perusahaan atau
insolvabilitas (Foster dalam Darsono dan
Ashari, 2015:101).
2.1.13 Faktor Eksternal Keberlanjutan
Usaha
Terdapat 4 (empat) faktor eksternal
bisnis yang bisa dijadikan bahan untuk
memetakan keberlanjutan bisnis di masa
yang akan datang (Baridwan, 2014:279),
yaitu, Kekutan Industri, pesaing (Pelaku),
Pemain Baru (Pengacau), mengenali
pemain baru yang mengganggu dan
mencari tahu apakah mereka bersaing
dengan model bisnis yang berbeda dari
Anda. produk dan Jasa Pengganti,
pemasok dan Pelaku Rantai Nilai Lainnya,
dan stakeholder, menspesifikasikan siapa
saja yang dapat mempengaruhi organisasi
dan model bisnis Anda. Pertanyaan Kunci
Stakeholder mana yang dapat
mempengaruhi model bisnis Anda?
Seberapa besar pengaruh
mereka?Pekerja?Pemerintah?Pelobi?
Jurnal Adminika Volume 6. No. 1, Januari - Juni 2020 ISSN : 2442-3343
36
2.1.14 Capital Budgeting
Analisis capital budgeting seringkali
digunakan untuk memecahkan masalah
yang sangat penting dihadapi oleh
manajemen, yaitu menemukan atau
menciptakan proyek investasi yang
menghasilkan nilai lebih tinggi daripada
biaya yang dikeluarkan. Keputusan
investasi yang dilakukan dengan
perhitungan capital budegting melibatkan
dana yang besar dan periode waktu yang
panjang. Capital budgeting.melibatkan
alokasi dana atas waktu yang bertujuan
untuk memaksimalkan market value dari
common stock perusahaan, atau dengan
kata lain adalah meningkatkan
kesejahteraan pemegang saham. (Shapiro,
2015:110)
2.1.15 Teknik Evaluasi Proyek
Salah satu keputusan penting
manajemen adalah mengambil keputusan
investasi dari sekian altenatif yang
tersedia. Terdapat berbagai prosedur
evaluasi yang berbeda yang dapat
digunakan manajer dalam menganalisa
proyek yang potensial, (Shapiro, 14: 2015
:120)
2.2 Kerangka Pemikiran
Secara sistematis kerangka pemikiran di atas dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1 Kerangka Pemikiran
2.3 Hipotesis
Untuk menjawab permasalahan
yang diangkat dalam penelitian ini, maka
penulis menggunakan dua hipotesis, yaitu
sebagai berikut:
H1 : Kebijakan investasi proyek PLTU
SUMSEL 5 berpengaruh signifikan
terhadap Keberlanjutan Usaha PT.
PLN (Persero) di Wilayah Sumatera
Selatan.
H2 : Risiko proyek PLTU SUMSEL 5
berpengaruh signifikan terhadap
Keberlanjutan Usaha PT. PLN
(Persero) di Wilayah Sumatera
Selatan.
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tahapan Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini
manajemen keuangan membahas
mengenai pengaruh “Kebijakan dan
Risiko investasi proyek PLTU SUMSEL 5
terhadap Keberlanjutan Usaha PT. PLN
(Persero) di Wilayah Sumatera Selatan.”,
dengan tahapan penelitian sebagai berikut:
a. Kajian Pustaka, pada tahap ini
melakukan pengumpulan literatur
(buku, jurnal dan browsing) mengenai
investasi terhadap keberlanjutan usaha.
b. Analisis Masalah, pada tahap ini
melakukan identifikasi dan penentuan
masalah yang berhubungan dengan
investasi terhadap keberlanjutan usaha
Keberlanjutan
usaha (Y)
Risiko proyek (cost of
debt, cost of equity,
WACC, dan Beta)
Kebijakan Investasi (NPV, IRR, PI, dan
DPP)
Jurnal Adminika Volume 6. No. 1, Januari - Juni 2020 ISSN : 2442-3343
2
c. Rancangan Instrumen Penelitian,
melakukan perancangan analisa rasio
keuangan yang berhubungan dengan
investasi terhadap keberlanjutan usaha
d. Pengumpulan data-data keuangan
Proyek PLTU SUMSEL 5.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah Proyek
PLTU SUMSEL 5 kerjasama dengan PT.
DSSP Sinarmas dengan PT. PLN
(Persero) Sumatera Selatan tepatnya di
Daerah Bayung Lencir,Kabupaten Musi
BanyuasinSumatera Selatan
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data
kuantitatif yaitu data yang dipaparkan
dalam bentuk angka-angka, yaitu Laporan
Keuangan. Sumber data berasal dari data
sekunder berupa total investasi PT. PLN
per tahun, lamanya waktu investasi, total
laba yang dihasilkan per tahun, tingkat
suku bunga, harga saham, dan data-data
lainnya.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik yang
digunakan Peneliti untuk memperoleh dan
mengumpulkan data penelitian yang
diperlukan menurut Sugiyono (2007:130)
adalah :
a. Studi Lapangan
1). Wawancara
Wawancara yaitu metode pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara
bertanya langsung dengan pihak-pihak
yang dianggap membantu dalam
mendapatkan data yang diperlukan.
2). Dokumentasi
Dokumentasi yaitu metode
pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengutip catatan-catatan
dan laporan keuangan kemudian diolah
menjadi data penunjang dalam
pembahasan.
3). Observasi
Observasi yaitu metode pengumpulan
data yang melalui pengamatan dan
pencatatan oleh pengumpul data
terhadap gejala/peristiwa yang
diselidiki pada obyek penulis.
4). Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan yaitu metode
pengumpulan data dengan cara
mempelajari literatur yang
berhubungan dengan objek yang diteliti
melalui teori. Teori-teori yang
digunakan yaitu manajemen keuangan
yang berhubungan dengan investasi.
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini, terdiri dari
analisis deskriftif dan analisis statistik,
sebagai berikut:
3.5.1 Analisis Deskriftif
Analisis ini bertujuan untuk
memaparkan tentang kebijakan investasi
dan risiko proyek PLTU SUMSEL 5
kerjasama dengan PT. DSSP Sinarmas
dengan PT. PLN (Persero) Sumatera
Selatan, yang terdiri dari:
1) Kebijakan Investasi (X1)
Untuk mengukur kebijakan investasi
PLTU SUMSEL 5 yaitu dengan
melakukan analisis NPV, IRR, DPP,
dan PI
2) Risiko Proyek (X2)
Untuk mengukur risiko proyek PLTU
SUMSEL 5 yaitu dengan melakukan
analisis WACC, Cost of Debt, Cost of
Equity, dan Betas
3.5.2 Analisis Statistik
Uji statistik dengan menggunakan uji
normalitas data, uji asumsi dasar regresi
berganda, serta melakukan uji regresi
berganda, koefisien determinasi, dan uji
hipotesis.
1) Model Regresi Berganda
Persamaan regresi linier berganda
dengan rumus sebagai berikut:
37
Jurnal Adminika Volume 6. No. 1, Januari - Juni 2020 ISSN : 2442-3343
3
Y =α+ β1X1 +β2X2 + β3X3 +β4X4 + β5X5
+β6X6 + β7X7 +β8X8 + e
Keterangan:
Y = Keberlanjutan Usaha
α = Nilai Konstanta
β1, β2… β8= Koefisien Regresi
X1 = Net Present Value (NPV)
X2 = Internal Rate of Return (IRR)
X3 = Profitabilit Index (PI)
X4 = Discounted Payback Period
(DPP)
X5 = Cost of Debt(CoD)
X6 = Cost of Equity (CoE)
X7 = Weighted Average Cost of
Capital (WACC)
X8 = BETAS
e = Error of Term
2) Pengujian Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk
menjelaskan seberapa besar
Keberlanjutan Usaha (Y) dijelaskan
oleh Kebijakan Investasi (X1) dan
Risiko Usaha (X2)
3) Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis pada penelitian ini
terdiri dari 2 pengujian, yaitu pengujian
secara simultan dengan uji hipotesis F
dan pengujian secara parsial dengan uji
hipotesis t
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Analisis Deskriftif
a) Kebijakan Investasi
(1) Net Present Value (NPV)
Investasi pada proyek PLTU
SUMSEL 5 menghasilkan NPV >
0, maka investasi diterima, karena
investasi menguntungkan.
(2) Internal Rate of Return (IRR)
Rata-rata prediksi suku bunga
tahun 2016-2050 sebesar 7,07%;
sedangkan IRR sebesar 10,25%,
IRR (10,25%) > i (7,07%), maka
investasi diterima, karena investasi
menguntungkan
(3) Profitabilit Index (PI)
Nilai PI sebesar 1,48; berarti nilai
PI > 1, maka dapat disimpulkan
bahwa berdasarkan penilai
Profitabilit Index, invetasi pada
Proyek PLTU SUMSEL 5
diterima, karena investasi
menguntungkan
(4) Discounted Payback Period (DPP)
DPP sebesar 4 tahun, 11 bulan, 18
hari, hal ini berarti bahwa DPP <
IPP, sehingga dapat disimpulkan
bahwa Proyek PLTU SUMSEL 5
diterima, karena waktu
pengembalian investasi lebih kecil
daripada lamanya waktu investasi.
b) Risiko Proyek
(1) Cost of Debt (CoD)
Rata-rata cost of debt sebesar
7,70%; jika dibandingkan dengan
nilai IRR, maka IRR (10,25%) >
Ki (7,70%), sehingga proyek
PLTU SUMSEL 5 menguntungkan
karena penerimaan (IRR) lebih
besar daripada biaya hutang (Ki).
(2) Cost of Equity (CoE)
Rata-rata cost of equity sebesar
7,61%; jika dibandingkan dengan
IRR (10,25%) > Ke (7,61%),
sehingga proyek PLTU SUMSEL
5 menguntungkan karena
penerimaan (IRR) lebih besar
daripada biaya modal sendiri (Ke)
(3) Weighted Average Cost of Capital
(WACC)
Rata-rata WACC sebesar 15,31%,
maka IRR (10,25%) < WACC
(15,31%), berarti keuntungan
investasi lebih kecil daripada biaya
modal keseluruhan, sehingga jika
PT. PLN (Persero) melakukan
investasi dengan menggunakan
modal sendiri dan hutang
sekaligus, maka investasi akan
merugikan. Sehingga PT. PLN
38
Jurnal Adminika Volume 6. No. 1, Januari - Juni 2020 ISSN : 2442-3343
4
(Persero) harus menggunakan
salah satu sumber modal saja,
maka investasi masih
menguntungkan
(4) BETAS
Nilai BETAS sudah
diperhitungkan pada perhitungan
Cost of Equity, sehingga nilai rata-
rata nilai beta adalah sebesar
8,6435.
4.1.2 Analisis Statitik
a) Hasil Uji Asumsi Regresi Berganda
Data-data yang digunakan sudah
terdistribusi dengan normal, tidak
terjadi multikolinieritas, tidak terjadi
heterokedastisitas, dan tidak
mengandung autokorelasi
b) Analisis Regresi Linier Berganda
Berdasarkan hasil perhitungan,
diperoleh hasil pengujian regresi linier
berganda, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda dan Hipotesis t
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 7,680 ,583
5,226 ,000
NPV ,649 ,273 ,588 6,013 ,000
IRR ,561 ,213 ,503 5,142 ,000
PI ,407 ,197 ,398 5,066 ,000
DPP ,478 ,140 ,464 5,441 ,000
COD ,381 ,194 ,327 4,389 ,025
COE ,386 ,122 ,352 5,337 ,021
WACC ,358 ,137 ,313 4,886 ,034
BETAS ,282 ,101 ,245 3,076 ,039
Sumber : SPSS for Windows Versi 20.00
Berdasarkan Tabel 4.1 tersebut di
atas, maka dibentuk suatu persamaan
regresi linier berganda, yaitu sebagai
berikut:
Y =α+ β1X1 +β2X2 + β3X3 +β4X4 + β5X5 +β6X6
+ β7X7 +β8X8 + e
Y = 7,680 + 0,649.X1 + 0,561.X2 +
0,407.X3 + 0,478.X4 + 0,381.X5 +0,386.X6 +
0,358.X7 +0,282.X8
Koefisien regresi variabel NPV (X1)
sebesar 0,649; artinya pengaruh NPV (X1)
terhadap Keberlanjutan Usaha (Y) sebesar
0,649 (64,9%). Koefisien regresi variabel
IRR (X2) sebesar 0,561 artinya pengaruh
IRR(X2) terhadap Keberlanjutan Usaha
sebesar 0,561 (56,1%) Koefisien regresi
variabel PI (X3) sebesar 0,407; artinya
pengaruh PI (X3) terhadap Keberlanjutan
Usaha (Y) sebesar 0,407 (40,7%)
Koefisien regresi variabel DPP (X4)
sebesar 0,478; artinya pengaruh DPP (X4)
terhadap Keberlanjutan Usaha (Y) sebesar
0,478 (47,8%)
Koefisien regresi variabel Cost of
Debt(X5) sebesar 0,381; artinya pengaruh
Cost of Debt(X5) terhadap Keberlanjutan
Usaha (Y) sebesar 0,381 (38,1%).
Koefisien regresi variabel Cost of
Equity(X6) sebesar 0,386; artinya bahwa
pengaruh Cost of Equity(X6) terhadap
Keberlanjutan Usaha (Y) sebesar 0,386
(38,6%). Koefisien regresi variabel
WACC (X7) sebesar 0,358; artinya
pengaruh WACC (X7) terhadap
Keberlanjutan Usaha (Y) sebesar 0,358
(35,8%), dan Koefisien regresi variabel
BETAS(X8) sebesar 0,282; artinya
pengaruh BETAS(X8) terhadap
39
Jurnal Adminika Volume 6. No. 1, Januari - Juni 2020 ISSN : 2442-3343
2
Keberlanjutan Usaha (Y) sebesar 0,282
(28,2%).
4.1.3 Hasil Pengujian Koefisien
Determinan (R-Square)
Berdasarkan hasil perhitungan,
diperoleh hasil koefisien determinasi,
yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.2 Hasil Koefisien determinasi
Sumber :SPSS for Windows Versi 20.00
Nilai R Square sebesar 0,980
(98,0%), berarti bahwa Keberlanjutan
Usaha pada PLN (Persero) di Wilayah
Sumatera Selatan, dapat dijelaskan oleh
NPV, IRR, PI, DPP, Cost of Debt, Cost of
Equity, WACC, dan BETAS sebesar
98,0%, selebihnya sebesar 2,0%
dijelaskan oleh faktor lain yang tidak
dibahas dalam penelitian ini, seperti arus
kas operasi (operating cash flows), arus
kas bebas (free cash flows), likuiditas,
profitabilitas, leverage, maupun faktor-
faktor lainnya.
4.1.4 Hasil Pengujian Hipotesis
(1) Hasil Uji Anova (Uji Kelayakan
Model)
Berdasarkan hasil uji dengan
menggunakan bantuan program SPSS
for Windows Versi 20.00, diperoleh
hasil uji Anova (Uji Kelayak Model),
yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Anova (Uji
Kelayakan Model)
Sumber :SPSS for Windows Versi 20.00
Nilai F-hitung sebesar 186,787 dan Sig. F
sebesar 0,000. Nilai F-tabel dengan α =
5% (0,05), yaitu: df = (n-k-1) = (35–8–
1) = 26 dan k = 8, maka nilai F-tabel
(5%; 26; 8) adalah + 2,320.
Sehingga F-hitung (186,787) > F-tabel
(2,320) atau Sig F (0,000) <α (0,05),
maka Ho ditolak dan Ha diterima,
berarti bahwa NPV, IRR, PI, DPP,
Cost of Debt, Cost of Equity, WACC,
dan BETAS pada investasi proyek
PLTU SUMSEL 5 berpengaruh
signifikan terhadap Keberlanjutan
Usaha PT. PLN (Persero) di Wilayah
Sumatera Selatan.
(2) Hasil Pengujian Hipotesis t (Uji
Parsial)
Untuk menentukan nilai t-tabel dengan α
= 5% (0,05), df = (n–2) = (35–2) = 33.
Berarti nilai t-tabel (5%; 33), adalah
sebesar + 2,040; maka berdasarkan
Tabel 1., bahwa: Nilai t-hitung NPV (X1)
(6,013) > t-tabel (2,040) dan nilai Sig. t
(0,000) <α (0,05), sehingga Ho ditolak
dan Ha diterima, berarti NPV
berpengaruh signifikan terhadap
Keberlanjutan Usaha. Nilai t-hitung
IRR (X2) (5,142) > t-tabel (2,040), dan
nilai Sig t (0,000) <α (0,05); sehingga
Ho ditolak dan Ha diterima, artinya
IRR berpengaruh signifikan terhadap
Keberlanjutan Usaha. Nilai PI (X3) t-
hitung (5,066) > t-tabel (2,040), dan nilai
Sig t (0,000) <α (0,05); sehingga Ho
ditolak dan Ha diterima, artinya PI
berpengaruh signifikan terhadap
Keberlanjutan Usaha. Nilai t-hitung
DPP (X4) (5,441) > t-tabel (2,040), dan
nilai Sig t (0,000) <α (0,05); sehingga
ANOVAb
1,329 7 ,190 186,787 ,000a
,027 27 ,001
1,356 34
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Predic tors : (Constant), BETAS, IRR, COD, DPP, PI, NPV, COEa.
Dependent Variable: KUb.
40
Jurnal Adminika Volume 6. No. 1, Januari - Juni 2020 ISSN : 2442-3343
3
Ho ditolak dan Ha diterima, artinya
DPP berpengaruh signifikan terhadap
Keberlanjutan Usaha
Nilai t-hitung Cost of Debt(X5) (4,389)
> t-tabel (2,040), dan nilai Sig t (0,025)
<α (0,05); sehingga Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya Cost of
Debtberpengaruh signifikan terhadap
Keberlanjutan Usaha. Nilai t-hitung
Cost of Equity (X6) (5,337) > t-tabel
(2,040), dan nilai Sig t (0,021) <α
(0,05); sehingga Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya Cost of Equity
berpengaruh signifikan terhadap
Keberlanjutan Usaha. Nilai t-hitung
pengaruh WACC (X7) (4,886) > t-tabel
(2,040), dan nilai Sig t (0,034) <α
(0,05); sehingga Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya WACC berpengaruh
signifikan terhadap Keberlanjutan
Usaha, dan nilai t-hitung (3,076) > t-tabel
(2,040), dan nilai Sig t (0,039) <α
(0,05); sehingga Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya BETAS berpengaruh
signifikan terhadap Keberlanjutan
Usaha
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pembahasan Pengaruh Kebijakan
Investasi Proyek PLTU SUMSEL 5
terhadap Keberlanjutan Usaha PT. PLN
(Persero) di Wilayah Sumatera Selatan
Berdasarkan hasil analisis deskriftif
didapatkan hasil, bahwa:
a) NPV memberikan nilai positif (NPV >
0), berarti investasi pada proyek PLTU
SUMSEL 5 masih akan memberikan
keuntungan di masa yang akan datang
setelah diperhitungkan present value
sebesar 29 trilyun, sehingga layak
untuk dijalankan.
b) Persentase nilai IRR (10,25%) >i
(7,07%), berari tingkat keuntungan
investasi di masa datang setelah
diperhitungkan present value sebesar
10,25%, sedangkan investasi yang
tidak beresiko yaitu menyimpan dana
di Bank, hanya memberikan rata-rata
keuntungan hanya sebesar 7,07%,
maka investasi pada proyek PLTU
SUMSEL 5 lebih menguntungkan
daripada menabungkan dana tersebut
ke Bank.
c) Nilai PI (1,48) > 1, berarti keuntungan
investasi pada proyek PLTU SUMSEL
5 setelah diperhitungkan present value
memberikan kelebihan sebesar 0,48
(48%) di atas dana yang ditanamkan
dalam investasi, maka investasi
tersebut memberikan keuntungan bagi
PT. PLN (Persero).
d) Investasi pada proyek PLTU SUMSEL
5 setelah diperhitungkan nilai
sekarangnya (present value)
membutuhkan waktu hanya selama 4
tahun, 11 bulan, dan 18 hari untuk reak
even point, sedangkan lamanya waktu
investasi (initial payback period)
selama 35 tahun), maka investasi pada
Proyek PLTU SUMSEL 5 masih
memberikan kesempatan bagi PT. PLN
(Persero) mencari keuntungan setelah
tercapainya break even point
Berdasarkan hasil perhitungan
kelayakan investasi dengan metode NPV,
IRR, PI, dan DPP maka investasi pada
Proyek PLTU SUMSEL 5 sangat layak
untuk dijalankan, karena akan
memberikan keuntungan bagi PT. PLN
(Persero. Sedangkan berdasarkan hasil
analisis statistik pada uji regresi linier
berganda dan uji hipotesis t, didapatkan
hasil bahwa :
a) Pengaruh NPV terhadap Keberlanjutan
Usaha sebesar 0,649 (64,9%) dan hasil
uji hipotesis bahwa NPV berpengaruh
signifikan terhadap Keberlanjutan
Usaha PT. PLN (Persero)
b) Pengaruh IRR terhadap Keberlanjutan
Usaha sebesar 0,561 (56,1%) dan hasil
uji hipotesis bahwa IRR berpengaruh
signifikan terhadap Keberlanjutan
Usaha PT. PLN (Persero).
41
Jurnal Adminika Volume 6. No. 1, Januari - Juni 2020 ISSN : 2442-3343
4
c) Pengaruh PI terhadap Keberlanjutan
Usaha sebesar 0,407 (40,7%) dan hasil
uji hipotesis bahwa NPV berpengaruh
signifikan terhadap Keberlanjutan
Usaha PT. PLN (Persero).
d) Pengaruh DPP terhadap Keberlanjutan
Usaha sebesar 0,478 (47,8%) dan hasil
uji hipotesis bahwa NPV berpengaruh
signifikan terhadap Keberlanjutan
Usaha PT. PLN (Persero)
Berdasarkan hasil uji regresi linier
berganda dan hasil uji hipotesis t bahwa
kebijakan investasi (NPV, IRR, PI, dan
DPP) pada proyek PLTU SuSEL 5
memberikan dampak positif terhadap
keberlanjutan usaha pada PT. PLN
(Persero), berarti jika PT. PLN (Persero)
menjalankan investasi proyek PLTU
SUMSEL 5, bukan saja memberikan
keuntungan bagi PT. PLN (Persero),
namun juga dapat mempertahankan
keberlanjutan usahanya, sekaligus dapat
memenuhi kebutuhan listrik Nasional dan
Sumatera Selatan pada khususnya.
4.2.2 Pembahasan Pengaruh Risiko
Proyek PLTU SUMSEL 5 terhadap
Keberlanjutan Usaha PT. PLN (Persero)
di Wilayah Sumatera Selatan.
Berdasarkan hasil analisis deskriftif
didapatkan hasil, bahwa:
a) Rata-rata cost of debt sebesar 7,70%,
sedangkan nilai IRR sebesar 10,25%,
sehingga IRR (10,25) > Ki (7,70%),
berarti jika investasi pada proyek
PLTU SUMSEL 5 dibiayai dengan
hutang dari pihak ketiga, maka akan
menanggung cost of debt sebesar
7,70%, sedangkan keuntungan yang
akan didapat di masa depan setelah
diperhitungkan present value sebesar
10,25%, berarti jika PT. PLN (Persero)
menjalankan investasi pada proyek
PLTU SUMSEL 5, dengan
menggunakan hutang, maka masih
akan memberikan keuntungan setelah
diperhitungkan present value-nya
sebesar 2,55% (10,25% - 7,70%)
b) Rata-rata cost of equity sebesar 7,61%,
sedangkan nilai IRR sebesar 10,25%,
sehingga IRR (10,25) > Ki (7,61%),
berarti jika investasi pada proyek
PLTU SUMSEL 5 dibiayai dengan
modal sendiri, maka akan menanggung
cost of equity sebesar 7,61%,
sedangkan keuntungan di masa depan
setelah diperhitungkan present value
sebesar 10,25%, berarti jika PT. PLN
(Persero) menjalankan investasi pada
proyek PLTU SUMSEL 5, dengan
menggunakan modal sendiri, maka
masih akan memberikan keuntungan
setelah diperhitungkan present value-
nya sebesar 2,64% (10,25% - 7,61%).
c) WACC sebesar 15,31 sedangkan nilai
IRR sebesar 10,25%, sehingga IRR
(10,25%) < WACC (15,31%), berarti
jika investasi pada proyek PLTU
SUMSEL 5 dibiayai dengan hutang
dan sekaligus dengan modal sendiri,
maka akan menanggung WACC
sebesar 15,31%, sedangkan keuntungan
di masa depan setelah present value
sebesar 10,25%, berarti jika PT. PLN
(Persero) menjalankan investasi pada
proyek PLTU SUMSEL 5, dengan
menggunakan hutang dan sekaligus
dengan modal sendiri, maka masih
akan mengalami kerugian setelah
diperhitungkan present value-nya
sebesar –5,06% (10,25% - 15,31%).
Berdasarkan kajian tentang risiko
proyek tersebut di atas, maka apabila PT.
PLN (Persero) ingin menjalankan
investasi pada proyek PLTU SUMSEL 5,
harus menggunakan salah satu sumber
dana saja, apakah menggunakan hutang
ataukah modal sendiri, karena jika
menggunakan salah satu sumber saja,
maka masih akan memberikan keuntungan
bagi PT. PLN (Persero), namun jika
menggunakan kedua sumber dana tersebut
42
Jurnal Adminika Volume 6. No. 1, Januari - Juni 2020 ISSN : 2442-3343
5
sekaligus, maka hal tersebut akan
merugikan PT. PLN (Persero).
Sedangkan berdasarkan hasil
analisis statistik pada uji regresi linier
berganda dan uji hipotesis t, didapatkan
hasil bahwa :
a) Pengaruh Cost of Debt terhadap
Keberlanjutan Usaha sebesar 0,381
(38,1%) dan hasil uji hipotesis bahwa
Cost of Creditberpengaruh signifikan
terhadap Keberlanjutan Usaha PT. PLN
(Persero)
b) Pengaruh Cost of Equity terhadap
Keberlanjutan Usaha sebesar 0,386
(38,6%) dan hasil uji hipotesis bahwa
Cost of Equity berpengaruh signifikan
terhadap Keberlanjutan Usaha PT. PLN
(Persero).
c) Pengaruh WACC terhadap
Keberlanjutan Usaha sebesar 0,358
(35,8%) dan hasil uji hipotesis bahwa
WACC berpengaruh signifikan
terhadap Keberlanjutan Usaha PT. PLN
(Persero)
d) Pengaruh BETAS terhadap
Keberlanjutan Usaha sebesar 0,282
(28,2%) dan hasil uji hipotesis bahwa
BETAS berpengaruh signifikan
terhadap Keberlanjutan Usaha PT. PLN
(Persero).
Berdasarkan hasil uji regresi linier
berganda dan hasil uji hipotesis t bahwa
risiko proyek (Cost of Debt, Cost of
Equity, WACC, dan BETAS) memberikan
dampak positif terhadap keberlanjutan
usaha pada PT. PLN (Persero), berarti jika
PT. PLN (Persero) menjalankan investasi
proyek PLTU SUMSEL 5, maka risiko
proyek masih dapat ditutupi dengan
keuntungan, dan sekaligus dapat
mempertahankan usahanya, serta
mendukung Pemerintah dalam
menyiapkan kebutuhan listrik di Indonesia
dan Sumatera Selatan pada khususnya.
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah diuraikan, maka
dapat disimpulkan adalah sebagai berikut :
1) Hasil analisis deskriftif menjelaskan
bahwa investasi pada proyek PLTU
SUMSEL 5 layak (diterima) untuk
dijalankan berdasarkan berdasarkan
analisis NPV, IRR, PI, DPP, Cost of
Debt, dan Cost of Equity, namun tidak
layak (ditolak) menurut analisis
WACC.
2) Hasil analisis statistik membuktikan
secara empirik bahwa:
a) Kebijakan investasi (diwakili oleh
NPV, IRR, PI, dan DPP) proyek
PLTU SUMSEL 5 berpengaruh
signifikan terhadap Keberlanjutan
Usaha PT. PLN (Persero) di
Wilayah Sumatera Selatan.
b) Risiko proyek (diwakili oleh Cost of
Debt, Cost of Equity, WACC, dan
Betas) PLTU SUMSEL 5
berpengaruh signifikan terhadap
Keberlanjutan Usaha PT. PLN
(Persero) di Wilayah Sumatera
Selatan.
5.2 Saran
Beberapa rekomendasi yang
mungkin berguna bagi Sektor Industri
Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia,
diantaranya sebagai berikut:
1) PT. PLN (Persero) sebaiknya
menjalankan (menerima) investasi pada
proyek PLTU SUMSEL 5, karena
memberikan nilai NPV yang positif,
nilai IRR >i (tingkat suku bunga yang
berlaku), nilai PI > 1, nilai DPP < IPP,
Cost of Debt< IRR, dan Cost of
Equity< IRR, sehingga investasi
tersebut menguntungkan.
2) Untuk menjalankan investasi pada
proyek PLTU SUMSEL 5, PT. PLN
(Persero) harus menggunakan salah
satu sumber modal saja, apakah
43
Jurnal Adminika Volume 6. No. 1, Januari - Juni 2020 ISSN : 2442-3343
6
menggunakan modal sendiri atau
hutang, karena jika menggunakan salah
satu sumber dana saja, maka investasi
tersebut masih dapat menguntungkan,
namun jika menggunakan sumber dari
modal sendiri dan sekaligus
menggunakan hutang dari pihak ketiga,
maka investasi tersebut akan
merugikan, karena nilai WACC > IRR.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, I.R. 2013. Pemberdayaan,
Pengembangan Masyarakat dan
Intervensi Komunitas (Pengantar
pada Pemikiran dan Pendekatan
Praktis). Jakarta: Lembaga Penerbit
FE-UI.
Alexandri, Moh Benny, 2008, Manajemen
Keuangan Bisnis Teori dan Soal,
Alfabeta, Bandung.
Anggun Pratiwi JF. 2016. Analisis Risiko
Finansial Investasi Jalan Tol Akibat
Perubahan Inflasi (Studi Kasus: Jalan
Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa)
Jurnal Momentum, Vol.18 No.2
Agustus 2016, ISSN : 1693-752X
Bambang Riyanto. 2001. Dasar-Dasar
Pembelanjaan Perusahaan. Edisi
4.Yogyakarta : Penerbit BPFE
Baridwan, Zaki, 2014. Intermediate
Accounting. Edisi Revisi Yogyakarta.
Penerbit BPFE
Bowerman. B, Connell. R.T, Murphree
E.S. (2009). Business Statistics in
Practice (5th ed). New York:
McGraw-Hill
Damodaran, A. (2012). Investment
Valuation Tools and Techniques for
Determining the Value of Any Asset
(2nd ed.). New York: John Wiley &
Sons, Inc.
Darsono dan Ashari. 2010. Pedoman
Praktis Memahami Laporan
Keuangan Andi Offset. Yogyakarta.
Desi Marantika, Moch. Bayu Erwinsyah,
Jati Utomo Dwi Hatmoko, Riqi
Radian Khasani. 2017, Analisis Risiko
Investasi Proyek Kereta Cepat
Jakarta Bandung, Jurnal Karya
Teknik Sipil, Volume 6, Nomor 1,
Tahun 2017.
Djarwanto, 1993, Capital Budgeting,
Edisi Pertama, Penerbit BPFE,
Yogyakarta.
Fitri, Aprilia, Darmintodan Sri M. 2014.
Analisis Kelayakan Investasi Atas
Rencana Penambahan Aktiva Tetap
Dengan Menggunakan Teknik Capital
Budgeting (Studi pada Perusahaan
Indah Cemerlang Singosari-
Malang.Jurnal Administrasi Bisnis
(JAB)| Vol. 8 No.2Maret2014.
administrasibisnis.studentjournal.ub.a
c.id
Haming, Murdifin dan Salim Basalamah,
2003. Studi Kelayakan Investasi:
Proyek dan Bisnis. Jakarta : PPM
Husien Umar. 2013. Manajemen Risiko :
Pendekatan Non Finasial dan
Finansial . Edisi Revisi. Cetakan ke
4, Jakarta : Penerbit Gramedia.
Husnan dan Suwarsono, 2015.
Manajemen Keuangan Perusahaan.
Yogyakarta. Penerbit BPFE
Indawati Jauhar Nino 2016.Analisis
Kelayakan Investasi Penggantian
Aktiva Tetap pada CV. Puja Kupang.
BISMAN Jurnal Bisnis &
44
Jurnal Adminika Volume 6. No. 1, Januari - Juni 2020 ISSN : 2442-3343
7
Manajemen Volume 2 Nomor 2
Desember 2016.
Kasmir dan Jakfar, 2010. Studi Kelayakan
Bisnis. Edisi kedua. Cetakan ke 4,
Jakarta : Penerbit Kencana Prenada
Media Grup
Kwak, Y.H & Ingall, L. (2017). Exploring
Monte Carlo Simulation Applications
for Project Management. Journal of
Department of Decision Sciences,
School of Business, The George
Washington University , 46-55.
Martono dn Harjito, Agus, 2015.
Manajemen Keuangan. Edisi
pertama, Cetakan ketujuh.Yogyakarta
: Ekonisia
Muhammad Idwenda Dachyar. 2012.
Analisis Kelayakan Investasi dan
Risiko Proyek Pembangunan PLTU
Indramayu PT.PLN (Persero).TESIS.
Fakultas Ekonomi Magister
Manajemen. Jakarta Universitas
Indonesia.
Mulyadi, 2001.Akuntansi Manajemen.
Edisi 3.Jakarta : Salemba Empat
Nazir.2005. Metode Penelitian untuk
Ekonomi dan Bisnis.Edisi Revisi
Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia
Nitisemito dan Burhan. 2014. Kelayakan
Investasi Perusahaan.. Edisi Kedua,
Cetakan Kelima. Jakarta. Rajawali
Persada.
Norris Christoper. 2012. Studi Kelayakan
Bisnis: Teori dan Praktek. PT.
Pustaka Indonesia. Jakarta
Oanda.Diakses pada 21 Januari 2018,
pukul 22.00 WIB.Historical
Exchange Rates.
http://www.oanda.com/cu
rrency/historical rates/
Peraturan Presiden No. 4 Tahun 2010
Tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000
Tentang Usaha dan Peran Masyarakat
Jasa Konstruksi
Priyatno, Duwi. 2012. Paham Analisa
Statistik Data dengan SPSS. Cetakan
Pertama. Penerbit: PT. Buku Seru.
Yogyakarta.
RachmawatiRahayu. 2011. Analisis
Kelayakan Usaha. Jurnal Nasional,
Vol. 2, No. 2, 2011, pp. 22-42,
Oktober 2011, ISSN: 2211-9978
Ross, S.A., Wester Field,R.W., & Jaffe, J.
(2010). Corporate Finance (9th ed).
New York: McGraw-Hill.
Sekaran, 2013, Metodologi Penelitian
untuk Bisnis, Edisi ke 10. Jakarta:
Salemba Empat
Shapiro, A.C. (2015). Capital Budgeting
and Investment Analysis (1st ed.).
New Jersey: Pearson Education.
Situs Resmi Kementerian ESDM,
http://www.esdm.go.id
Sofyan Asauri. 2013. Studi Kelayakan
Bisnis. Edisi Revisi. Cetakan ke 4,
Jakarta : Penerbit Gramedia.
Sugiyono, 2014, Metode Penelitian
Pendidikan.Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung : CV.
Alfabeta.
Sutojo, Suwanto, 2002. Studi Kelayakan
Proyek Konsep, Teknik, dan Kasus.
Jakarta : PT. Damar Mulia Pustaka
45
Jurnal Adminika Volume 6. No. 1, Januari - Juni 2020 ISSN : 2442-3343
8
Syamsuddin, Lukman, 2011. Manajemen
Keuangan Perusahaan. Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada
Tandelilin, Eduardus, 2010. Portofolio &
Investasi Teori dan Aplikasi, Edisi
Pertama.Kanisius. Yogyakarta
Ulam, N.M.S. (2009). The Monte Carlo
Method. Journal of The American
Statistical Association, Vol.44.
No.247, 335-341.
Wibisana Bagus S. 2012, Analisis
Pendanan Proyek PT. PLN (Persero):
Studi Kasus Pembangkit Listrik,
Tenaga Uap (PLTU) Indramayu,
Tesis, Fakultas Ekonomi, Program
Magister Manajemen, Universitas
Indonesia, Jakarta
Yaningwati Fransisca, Retno D, dan
Vivianie, 2015.Analisis Kelayakan
Investasi Usaha Berdasarkan Capital
Budgeting Under Risk (Studi Pada
Perusahaan Daerah Air Minum
Kabupaten Banyuwangi., Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 26,
No. 1 September 2015.
46
top related