pengaruh kegiatan mentoring terhadap...
Post on 11-May-2018
237 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
PENGARUH KEGIATAN MENTORING TERHADAP
AKHLAK SISWA SMA NEGERI 1 PARUNG
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh:
RULY HENDIYANA
NIM. 108011000154
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TAHUN 2015
ii
PENGARUH KEGIATAN MENTORING TERHADAP
AKHLAK SISWA SMA NEGERI 1 PARUNG
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh:
RULY HENDIYANA
NIM. 108011000154
Dosen Pembimbing
Dr. Dimyati, MA
NIP. ……….
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TAHUN 2015
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Pengaruh Kegiatan Mentoring Terhadap Akhlak Siswa SMA
Negeri 1 Parung yang disusun oleh Ruly Hendiyana, Nomor Induk Mahasiswa
108011000154, Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan Lulus dalam Sidang Munaqasah
pada tanggal ….. dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak
memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.I) dalam Bidang Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, …… 2015
Panitia Ujian Munaqasah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan) Tanggal Tanda Tangan Dr. Abdul Madjid Khon ……….. ……………… NIP. Sekretaris Jurusan Dr…….. ……….. …………….. NIP. Penguji I Dr. …… ……….. ……………… NIP. Penguji II Dr …… ……….. …………… NIP.
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr …..
NIP……..
iv
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Ruly Hendiyana
Tempat, Tgl Lahir : Bogor, 5 Agustus 1988
NIM : 108011000154
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Judul Skripsi : Pengaruh Kegiatan Mentoring Terhadap Akhlak Siswa
SMA Negeri 1 Parung
Dosen Pembimbing : Dr. Dimyati, MA
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya
sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Jakarta, 7 Mei 2015
Mahasiswa Ybs,
Ruly Hendiyana
NIM. 108011000154
v
ABSTRAK
Pengaruh Kegiatan Mentoring Terhadap Akhlak Siswa SMA Negeri 1
Parung. Kata Kunci: Mentoring, Akhlak, Siswa, SMAN 1 Parung
Tawuran antar pelajar, pergaulan bebas remaja, dan perilaku menyimpang lainnya baik karena lingkungan sekitar maupun karena semakin masifnya media menyiarkan tayangan-tayangan kekerasan yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi perilaku remaja masa kini. Minat terhadap kegiatan-kegiatan religious yang rendah dan lebih banyak memilih perilaku hedonisme. Itulah kenapa penelitian ini dilakukan.
Secara langsung, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kegiatan-kegiatan
mentoring yang dilaksanakan di SMAN 1 Parung, dan melalui analisis statistic peneliti berusaha menguji adanya hubungan atau pengaruh antara kegiatan mentoring dengan akhlak siswa di sekolah tersebut. Penelitian ini telah dilaksanakan di SMAN 1 Parung pada bulan Maret hingga April 2015.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey.
Analysis yang digunakan adalah analisis statistik inferensial dengan uji korelasional. Uji korelasional ditujukan untuk mengungkap fakta bahwa apakah kegiatan mentoring memiliki pengaruh terhadap akhlak siswa. Pengambilan sampel digunakan metode simple random sampling dengan jumlah sampel 35 siswa. Instrument yang digunakan adalah questionnaire dengan menggunakan skala likert yang dimodifikasi menjadi empat pilihan jawaban.
Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai koefisien korelasi sebesar 0,556
dengan taraf signifikasi 1% sebesar 0,418 dan 5% sebesar 0,325. Maka dapat dikatakan rhitung > rtabel sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut adalah signifikan, yang menunjukan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara kegiatan mentoring dengan akhlak siswa, pengaruh tersebut sangat kuat/erat (rentang skala 0,40 – 0,70) dan menunjukan arah korelasi yang positif, yang bergerak linear searah, semakin sering dilakukan kegiatan mentoring maka akan semakin kuat meningkatkan akhlak siswa yang bersangkutan.
Ruly Hendiyana
i
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala, yang telah memberikan
kesehatan, membuka pikiran, mencurahkan rezeki, menguatkan tenaga, dan
memberikan kehidupan serta nikmat lain yang tak terhitung jumlahnya, sampai
pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan perjalanan panjang dalam menulis
skripsi ini.
Shalawat beriringan salam, tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad
SAW, keluarga, sahabat, tabiin, tabi’ at-tabiin dan seluruh umat Islam sampai
akhir zaman, semoga penulis mendapat syafaat Beliau di hari akhir nanti. Amin.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dan persyaratan akhir
untuk menyelesaikan studi S1 di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hiday atullah Jakarta, dengan judul “Pengaruh
Kegiatan Mentoring Terhadap Akhlak Siswa SMA Negeri 1 Parung”.
Penulis sadari, penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan
dorongan semangat dari berbagai pihak, sehingga penulis merasa sangat berterima
kasih, kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Jakarta bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA.
2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan bapak Prof. Dr. Ahmad
Thib Raya, MA.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam bapak Dr. H. Abdul Madjid
Khon, MA.
4. Sekretaris Jurusan ibu Marhamah Saleh, Lc, MA.
5. Kepala sekolah SMA Negeri 1 Parung bapak Ikhwan Setiawan, S.Pd
6. Dosen pembimbing skripsi bapak Dr. Dimyati, MA.
7. Kepada kedua orang tua tercinta, ayahanda Isyam Maulana, ibunda
Maryamah, S.Pd.I dan Ustadz Munawwir As-Syauqi, S.Pd.I. Juga
segenap Alumnus Gontor. Terimakasih atas dorongan semangat dan
motivasinya, serta doa yang selalu dipanjatkan untuk kelancaran
penulisan skripsi ini.
ii
vii
8. Sahabat-sahabat jurusan Pendidikan Agama Islam Angkatan 2008,
khususnya kelas E: Ipunk, Fawzul, Awe, Farhan, Subhan, Nafi, Baha,
Wawan, Ley, Hikmah dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu
persatu. Penulis ucapkan terimakasih banyak atas motivasi, dukungan,
bantuan, dorongan, dan waktunya.
9. Spesial untuk seorang gadis cantik tercinta yang telah mengisi hari-hari
penulis menjadi hari yang indah, penuh semangat, penuh motivasi,
penuh warna yaitu Si Cantik Qurotul Ainy.
Penulis sadari sebagai manusia biasa pasti tidak pernah lepas dari
kekurangan, oleh karena itu, penulis membuka kritik dan saran yang membangun
kepada semua pembaca, guna untuk mencapai tulisan yang mendekati sempurna.
Semoga ini menjadi informasi yang berharga, ilmu yang bermanfaat dan
pengalaman yang luar biasa, dan mudah-mudahan dapat bermanfaat untuk orang
lain.
Jakarta, 7 Mei 2015
Penulis
Ruly Hendiyana
iii
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL .................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah ................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ....................................................................... 7
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................ 8
BAB II KAJIAN TEORETIK
A. Konsep Kegiatan Mentoring ....................................................... 9
1. Pengertian Mentoring ........................................................... 9
2. Sejarah Mentoring ................................................................ 11
3. Tujuan Mentoring ................................................................. 11
4. Manajemen Mentoring ......................................................... 14
5. Metode Mentoring ................................................................ 16
6. Materi Mentoring .................................................................. 18
B. Konsep Akhlak ............................................................................ 20
1. Pengertian Akhlak ................................................................ 20
2. Ciri-Ciri Perbuatan Akhlak ................................................... 21
3. Macam-Macam Akhlak ........................................................ 22
4. Faktor yang Mempengaruhi Akhlak ..................................... 30
C. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................... 35
iv
ix
D. Kerangka Berpikir ...................................................................... 35
E. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 37
B. Metode Penelitian ....................................................................... 37
C. Populasi dan Sampel ................................................................... 38
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 39
E. Instrumen Penelitian .................................................................... 40
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ......................................... 46
G. Hipotesis Statistik ....................................................................... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah SMA Negeri 1 Parung ......................................... 50
B. Fakta Hubungan Kegiatan Mentoring dengan kondisi objektif
Akhlak Siswa SMA Negeri 1 Parung ........................................... 63
1. Deskripsi Data Variabel X .................................................... 64
2. Deskripsi Data Variabel Y .................................................... 78
C. Analisis Data Penelitian tentang Pengaruh Pelaksanaan
Kegiatan Mentoring terhadap Akhlak Siswa SMA Negeri 1
Parung ........................................................................................... 91
BAB V PENUTUPAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 97
B. Saran ........................................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 101
LAMPIRAN
v
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Penentuan Sampel Siswa ......................................................... 39
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Variabel Penelitian ................................................... 41
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Kegiatan Mentoring ................. 43
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Akhlak Siswa ........................... 43
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kegiatan Mentoring ............. 45
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Akhlak Siswa ....................... 46
Tabel 3.7 Angka Indeks Korelasi Product Moment Secara Kasar ........... 48
Tabel 4.1 Pelaksanaan Kegiatan Mentoring di Sekolah Apakah Berjalan
Berjalan Baik ........................................................................... 50
Tabel 4.2 Siswa Selalu Mengikuti Kegiatan Mentoring .......................... 51
Tabel 4.3 Mentoring Dilaksanakan Sesuai Jadwal/Durasi yang
Tersedia (1-2 Jam) ................................................................... 52
Tabel 4.4 Menghadiri Kegiatan Mentoring Selalu Datang dengan
Tepat Waktu ............................................................................ 53
Tabel 4.5 Mentor Selalu Memberikan Tugas atau Menegur Ketika
Ada yang tidak Hadir .............................................................. 54
Tabel 4.6 Apakah Mentoring Merupakan Kegiatan yang Disukai .......... 54
Tabel 4.7 Motivasi Mengikuti Kegiatan Mentoring ................................ 55
Tabel 4.8 Siswa Mengikuti Kegiatan Mentoring dari Awal sampai
Akhir ....................................................................................... 56
Tabel 4.9 Bertanya Ketika Ada Materi yang Kurang Dipahami .............. 57
Tabel 4.10 Ketika Mentor Meminta Untuk Menjawab Pertanyaan atau
Memberikan Pendapat Kemudian Siswa Langsung
Melaksanakannya .................................................................. 58
Tabel 4.11 Mentor Selalu Memberikan Motivasi, Baik Melalui Ucapan atau
Melalui Games/Permainan Sebelum Kegiatan Inti
Dilaksanakan ......................................................................... 59
vi
xi
Tabel 4.12 Sebelum Memulai Diskusi atau Penyampaian Materi Selalu Diawali
dengan Tilawah Qur’an (Membaca Al-Qur’an) ................... 60
Tabel 4.13 Mentor Pernah Memberikan Tugas ........................................ 61
Tabel 4.14 Di Setiap Pembelajaran dalam Mentoring, Mentor Selalu
Memberikan Kesimpulan yang Telah Dibahasnya ............... 61
Tabel 4.15 Metode yang Digunakan Mentor Sudah Tepat Sehingga Mudah
Dipahami ............................................................................... 62
Tabel 4.16 Rekapitulasi Data Angket Variabel X .................................... 63
Tabel 4.17 Hasil Jawaban Siswa/i tentang Kegiatan Mentoring .............. 64
Tabel 4.18 Kegiatan Bertemu dengan Guru-Guru di Sekolah Mengucapkan
Salam .................................................................................... 66
Tabel 4.19 Ketika Guru Menjelaskan Materi Pelajaran, Siswa Menghormatinya
Dengan Cara Memperhatikan dengan Sopan dan Tidak Membuat
Keributan .............................................................................. 66
Tabel 4.20 Ketika Guru Sedang Mengajak Berbicara Siswa Memperhatikan
Dan Mendengarkan dengan Baik .......................................... 67
Tabel 4.21 Bertegursapa Ketika Bertemu Guru Diluar Lingkungan
Sekolah .................................................................................. 68
Tabel 4.22 Ketika Berbicara dengan Guru di Sekolah Selalu Bertutur
Kata dengan Baik .................................................................. 69
Tabel 4.23 Bertutur Kata dengan Sopan Kepada Teman ......................... 69
Tabel 4.24 Berbicara dengan Sopan dan Taat akan Perintah Orang Tua .. 70
Tabel 4.25 Datang ke Sekolah Tepat pada Waktunya .............................. 71
Tabel 4.26 Pernah Datang Terlambat Datang ke Sekolah ....................... 72
Tabel 4.27 Bolos Sekolah ........................................................................ 72
Tabel 4.28 Mentaati Peraturan Sekolah dengan Berpakaian Rapi ........... 73
Tabel 4.29 Tidak Melanggar Aturan yang Dibuat oleh Sekolah ............. 74
Tabel 4.30 Berlaku Jujur Ketika Ujian .................................................... 75
Tabel 4.31 Mengerjakan Tugas yang Diberikan oleh Guru ..................... 75
Tabel 4.32 Tidak Membantah Perintah Guru ........................................... 76
Tabel 4.33 Rekapitulasi Data Angket Variabel Y .................................... 77
vii
xii
Tabel 4.34 Hasil Jawaban Siswa/i tentang Akhlak .................................. 78
Tabel 4.35 Hasil Korelasi Person Variabel Kegiatan Mentoring dengan
Akhlak Siswa ........................................................................ 80
Tabel 4.36 Nilai Korelasi ......................................................................... 81
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejak beberapa abad yang lalu masyarakat Indonesia telah mengalami
perubahan baik dalam bentuk kebangkitan agama, perubahan ekonomi, maupun
pencerahan. Banyak alasan yang dapat menjelaskan perubahan ini, salah satunya
adalah dorongan untuk melawan penjajahan. Masyarakat Indonesia harus dididik
agar supaya tidak selalu tertindas dan tertinggal oleh bangsa lain di dunia, oleh
karena itu pendidikan merupakan syarat mutlak yang harus terus dilaksanakan
oleh setiap orang yang meghendaki perubahan generasi yang lebih baik.
Merupakan kewajiban kita untuk mengajarkan setiap individu umat Islam,
jika kita menginginkan umat Islam mempunyai kedudukan yang sejajar dengan
bangsa-bangsa lain di dunia, sebab ilmu pengetahuan adalah sarana untuk
menjadikan kita lebih maju di segala bidang.1
Begitu pentingnya pendidikan bagi setiap manusia, karena tanpa adanya
pendidikan sangat mustahil suatu komunitas manusia dapat hidup berkembang
sejalan dengan cita-citanya untuk maju, mengalami perubahan, sejahtera dan
bahagia sebagaimana pandangan hidup mereka. Semakin tinggi cita-cita manusia
semakin menuntut peningkatan mutu pendidikan sebagai sarana pencapaiannya.
Hal ini telah termaktub dalam al-Qur’an surat al-Mujadalah ayat 11:
Æì sùötƒ …… ª!$# t⎦⎪Ï% ©!$# (#θãΖtΒ# u™ öΝ ä3ΖÏΒ t⎦⎪Ï% ©!$# uρ (#θè?ρé& zΟ ù=Ïèø9 $# ;M≈ y_u‘ yŠ 4 ª!$# uρ $yϑÎ/
tβθè=yϑ÷ès? × Î7 yz ∩⊇⊇∪
1 Ridjaluddin F.N, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Pusat Kajian Islam FAI UHAMKA,
2009), h. 50.
2
“…… Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.
(QS. Al-Mujadalah: 11).
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupannya
sehingga dengan ilmu yang diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari dapat
meningkatkan kualitas kehidupannya menjadi lebih baik dan menuju
kesempurnaan.
Allah telah menjadikan alam beserta isinya berada dalam sebuah
keseimbangan. Hal ini menjadi isyarat bagi manusia untuk hidup dalam
keseimbangan pula. Keseimbangan hidup akan dicapai jika manusia hidup sejajar
dengan fitrahnya, hal tersebut sebagaimana yang diajarkan oleh agama Islam dan
juga merupakan agama Allah yang sesuai dengan fitroh. Mustahil Allah
menciptakan agama untuk manusia yang tidak sesuai dengan fitrahnya.2
Sebagaimana dalam QS Ar-Rum:30
óΟ Ï%r'sù y7yγ ô_uρ È⎦⎪Ïe$#Ï9 $Z‹ÏΖym 4 |NtôÜ Ïù «!$# ©ÉL©9 $# tsÜ sù } $ ¨Ζ9 $# $pκ ö n=tæ 4 Ÿω Ÿ≅ƒÏ‰ö7 s? È,ù=y⇐ Ï9
«!$# 4 šÏ9≡ sŒ Ú⎥⎪Ïe$!$# ÞΟ ÍhŠs) ø9 $# ∅Å3≈ s9 uρ usYò2r& Ĩ$ ¨Ζ9 $# Ÿω tβθßϑn=ôètƒ ∩⊂⊃∪
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah
atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak
ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui”.3
2 Novi Hadian, Super Mentoring Senior, Cet-3, (Bandung: Syaamil Cipta Media, 2003),
h. 10. 3 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, Jakarta: Maghfiroh Pustaka, 2006, h.. 407
3
Keseimbangan hidup adalah pola hidup yang dikehendaki oleh Allah, namun
dari waktu kewaktu terjadi pergeseran nilai, sehingga ajaran Islam mulai
dikesampingkan dan kemudian semakin samar antara yang hak dan yang batil,
Selain itu arus kehidupan jahiliyah terasa mulai mengikis nilai-nilai Islam, gaya
hidup jahiliyah berhasil membuat masyarakat yang berakhlak mulia menjadi
sebaliknya yakni berakhlak buruk. Hal ini terjadi diberbagai lapisan masyarakat,
termasuk didalamnya siswa/i serta para remaja dan pemuda sebagai generasi
bangsa.
Berdasarkan penelitian ulama Islam terhadap Al-quran dan Al-hadits
menunjukan bahwa hakikat agama Islam adalah akhlak. Pernyataan yang antara
lain diungkapkan oleh Al-Mawardi dalam kitabnya Adab Al-Dunya wa Al-Din ini
dibuktikan dengan mengatakan bahwa agama tanpa akhlak tidak akan hidup.
Bahkan akan kering dan layu. Ia juga mengatakan bahwa seluruh ajaran Al-qur’an
dan Al-hadits pada ujungnya menghendaki perbaikan akhlak dan mental
spiritual.4
Perhatian terhadap pentingnya akhlak kini semakin kuat, yaitu disaat manusia
di zaman modern ini dihadapkan pada masalah moral dan akhlak yang serius,
yang kalau dibiarkan akan menghancurkan masa depan bangsa yang
bersangkutan, seperti pola hidup yang hedonisme kini kian merasuki para remaja,
pergaulan bebas, tawuran antar pelajar dan lain-lain yang dapat merugikan orang
lain, dan merugikan dirinya sendiri yang dapat menghancurkan masa depan.
Oleh karena itu perlu adanya tindakan terhadap arus kehidupan jahiliyah
tersebut. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS An-Nahl: 125 dan Ali-Imran:
104 dan
äí÷Š $# 4’ n<Î) È≅‹ Î6 y™ y7În/ u‘ Ïπ yϑõ3Ït ø:$$Î/ Ïπ sà Ïãöθyϑø9 $# uρ Ïπ uΖ|¡ pt ø:$# ( Ο ßγø9 ω≈ y_uρ ©ÉL©9 $$Î/ }‘ Ïδ ß⎯ |¡ômr&
4 ¨βÎ) y7−/ u‘ uθèδ ÞΟ n=ôãr& ⎯ yϑÎ/ ¨≅ |Ê ⎯ tã ⎯Ï&Î#‹Î6 y™ ( uθèδuρ ÞΟ n=ôãr& t⎦⎪ω tGôγ ßϑø9 $$Î/ ∩⊇⊄∈∪
4 Aminuddin, Pendidikan Agama Islam, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2002), h. 157.
4
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk”5
Dalam surat Ali-Imran ayat 104 juga ditegaskan:
⎯ ä3tFø9 uρ öΝ ä3Ψ ÏiΒ ×π ¨Βé& tβθããô‰tƒ ’ n<Î) Îö sƒ ø:$# tβρããΒù'tƒ uρ Å∃ρ ã÷èpRùQ $$Î/ tβöθyγ ÷Ζtƒ uρ Ç⎯ tã Ìs3Ψ ßϑø9 $# 4
y7Íׯ≈ s9 'ρé& uρ ãΝ èδ šχθßsÎ=ø ßϑø9 $# ∩⊇⊃⊆∪
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar
merekalah orang-orang yang beruntung.”6
Dari penjelasan ayat di atas, Allah SWT memberikan petunjuk dan tuntunan
untuk mengajak manusia ke jalan Allah dengan bijaksana dan berusaha menyusun
dan mengatur cara-cara menyampaikan ajaran Islam dengan cara yang baik
sehingga seruan Islam dapat disampaikan dan dapat diterima.
Melihat kondisi akhlak remaja khususnya pelajar saat ini sangat
memprihatinkan, hal ini dapat terlihat dari maraknya aksi tawuran antar pelajar,
pergaulan bebas, penggunaan obat-obatan terlarang, pemerkosaan, perampokan
dan lain-lain yang dapat merusak moral dan menyuramkan masa depannya,
masalahnya kembali lagi kepada akhlak remaja itu sendiri, remaja yang nakal
biasanya remaja yang tidak mengenal akhlak, akan tetapi sebaliknya tidak sedikit
juga remaja yang menyejukan pandangan, mereka begitu taat beribadah dan 5 Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjemah, h. 281. 6 Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjemah, h. 63.
5
tingkahlakunya baik,7 maka dibutuhkan sebuah pendidikan Islam bagi ummat
Islam itu sendiri. Pendidikan agama juga merupakan salah satu komponen
kurikulum di setiap sekolah, dengan demikian keberadaan pendidikan agama di
tengah-tengah masyarakat sekarang ini sangat didambakan, bahkan perlu
dilestarikan baik dalam pendidikan formal, nonformal maupun informal.
Keberadaan pendidikan agama tidak akan tumbuh dengan subur dan berkembang
dengan baik serta tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan apabila tidak
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan pengertian
pendidikan/tarbiyah itu sendiri yakni: Raba-Yarbu = Tumbuh berkembang,
Rabiya-Yarba = Tumbuh secara alami, Rabba-Yarubbu = memperbaiki,
meningkatkan.8
Melihat betapa pentingnya pendidikan Islam yang harus diberikan kepada
peserta didik, maka lembaga pendidikan formal harus mampu menyelenggarakan
dan mewadahi pendidikan Islam tersebut guna menciptakan suasana keagamaan
dan pembentukan akhlak yang mulia, dan salah satunya yaitu melalui kegiatan
Mentoring untuk menanamkan nilai-nilai Islam yakni bagaimana agar siswa
tersebut mempunyai iman dan ketakwaan yang berkualitas sehingga dapat
membentuk akhlak yang mulia.
Bahkan Rasulullah SAW sendiripun selaku pembawa agama Islam pernah
mendeklarasikan diri, bahwa beliau diutus untuk menjadi Rosul semata-mata
untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak. Agama yang dibawa oleh Rasulullah
SAW adalah konsep penyempurnaan akhlak dan tidak diutus untuk memberikan
konsep yang lain selain konsep penyempurnaan akhlak semata.9
Mentoring merupakan salah satu sarana Tarbiyah Islamiyah
(pembinaan/pendidikan Islami) yang didalamnya ada proses belajar dalam rangka
pembentukan kepribadian muslim dan penanaman nilai-nilai akhlakul karimah.
7 Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006), h. 160. 8 Hadian, Super, h. 235. 9 M. Nipan Abdul Halim, Menghias Diri dengan Akhlak Terpuji, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000), h. 7.
6
Mentoring secara umum merupakan kegiatan pendidikan dalam perspektif yang
luas dengan pendekatan saling menasihati.10
Idealnya kegiatan mentoring tidak hanya fokus pada bagaimana orang
memberi nasehat, tetapi bagaimana orang mau mendengarkan nasehat. Dengan
begitu akan tercipta suasana saling belajar yang menyenangkan sehingga dapat
memberikan perubahan kearah yang lebih baik.
Di sisi lain, kegiatan mentoring juga merupakan salah satu kegiatan yang di
dalamnya berisi pembinaan mental, dan bagi sekolah dapat dijadikan momentum
untuk mencapai tujuan pendidikan, khususnya untuk meningkatkan ketakwaan
terhadap Tuhan yang Maha Esa bagi siswa yang beragama Islam, serta yang
paling penting yaitu menjadi wadah pembinaan pelajar guna mengatasi krisis
akhlak remaja yang semakin hari banyak yang mengadopsi budaya dari barat,
selain itu juga dapat meminimalisir tawuran antar pelajar, meningkatkan akhlak
atau sopan santun siswa terhadap guru serta meningkatkan kesadaran akan
kedisiplinan di sekolah.
Dari sini dapat terlihat, bahwa kegiatan mentoring merupakan integrasi dari
rangkaian pembinaan keimanan dan ketakwaan dalam upaya pembentukan
akhlakul karimah siswa sehingga pendidik dapat memberdayakan potensi generasi
muda yang Islami agar menjadi manusia yang tangguh dan mandiri secara fisik
maupun mental serta menjadi generasi penerus bangsa yang mempunyai masa
depan. Dalam hal ini yang menjadi pokok permasalahan adalah apakah kegiatan
mentoring tersebut dapat membantu membentuk dan memperbaiki akhlak siswa
dalam hal kedisiplinan dan sikap sopan santun terhadap guru dan terhadap siswa/i
di sekolah.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka penulis merasa
tertarik untuk meneliti tentang pentingnya sebuah kegiatan mentoring dalam
upaya memperbaiki akhlak siswa. Kemudian pembahasan tersebut penulis jadikan
sebagai judul skripsi: “Pengaruh Kegiatan Mentoring Terhadap Akhlak Siswa
SMA Negeri 1 Parung”.
10 Muhammad Ruswandi, Manajemen Mentoring, (Bandung: Syaamil, 2007), h. 1.
7
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka masalah-
masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Adanya tawuran antara siswa
2. Rendahnya motivasi siswa terhadap kegiatan-kegiatan yang religius
3. Pergaulan bebas antar siswa
4. Kurang menyenangkannya cara penyampaian materi pada kegiatan
mentoring
5. Masuknya budaya barat yang berdampak mengurangi nilai-nilai akhlak
siswa
6. Rendahnya motivasi dan perhatian siswa terhadap mata pelajaran PAI
dibanding dengan pelajaran yang lain
7. Kurangnya tata krama dan sopan santun antar siswa dan guru
C. Pembatasan Masalah
Agar tidak terjadi perluasan permasalahan dan untuk mempertajam serta
mempermudah dalam menganalisa, maka dalam skripsi ini akan dibatasi
permasalahan yang akan diteliti. Adapun fokus dari skripsi ini adalah seberapa
besar pengaruh kegiatan mentoring terhadap akhlak siswa terutama pada siswa
kelas XI SMA Negeri 1 Parung.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka penulis dapat merumuskan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan mentoring kelas XI di SMA Negeri 1
Parung?
2. Bagaimana kondisi akhlak siswa kelas XI SMA Negeri 1 Parung?
3. Apakah ada pengaruhnya antara kegiatan mentoring dengan akhlak siswa
kelas XI SMA Negeri 1 Parung?
8
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan kegiatan mentoring siswa di
kelas XI SMA Negeri 1 Parung
b. Untuk mengetahui bagaimana kondisi akhlak siswa kelas XI SMA Negeri
1 Parung yang mengikuti kegiatan mentoring
c. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kegiatan mentoring terhadap
akhlak siswa kelas XI SMA Negeri 1 Parung
2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai
berikut:
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan berfikir dalam upaya
meningkatkan ilmu pengetahuan kependidikan
b. Dapat memberikan gambaran dan informasi kepada pihak-pihak yang
berkaitan tentang pentingnya kegiatan mentoring sebagai upaya
membentuk dan memperbaiki akhlak siswa
c. Sebagai masukan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian dalam
bidang yang sama.
9
BAB II
KAJIAN TEORETIK
A. Konsep Mentoring
1. Pengertian Mentoring
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata mentoring berasal dari kata
“Mentor” yang artinya adalah “pembimbing atau pengasuh”.11 Secara istilah ada
beberapa pengertian mentoring menurut para pakar pendidikan.
Pengertian mentoring menurut Muhammad Ruswandi dan Rama Adeyasa
dalam bukunya Manajemen Mentoring, bahwa “Mentoring adalah salah satu
sarana tarbiyah islamiyah (pembinaan islami) yang didalamnya terdapat proses
belajar, secara umum mentoring merupakan kegiatan pendidikan dalam perspektif
luas dengan pendekatan saling menasihati.” 12
Jadi, melalui metode saling nasehat menasihati ini juga diterapkan dalam
kegiatan mentoring, hal ini bertujuan untuk menciptakan suasana saling belajar
dan mempunyai kesan belajar yang menyenangkan, dengan harapan dapat
memberikan perubahan kearah yang lebih baik. Hal ini sebagaimana yang
termaktub dalam Quran Surah Al-Ashr: 1-3
ÎóÇyèø9 $# uρ ∩⊇∪ ¨βÎ) z⎯≈ |¡ΣM}$# ’ Å∀s9 Aô£ äz ∩⊄∪
ωÎ) t⎦⎪Ï% ©!$# (#θãΖtΒ# u™ (#θè=Ïϑtãuρ ÏM≈ ysÎ=≈ ¢Á9 $# (# öθ|¹# uθs? uρ Èd,ysø9 $$Î/ (# öθ|¹# uθs?uρ Îö9¢Á9 $$Î/ ∩⊂∪
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
11 Kementerian P dan K. Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga, (Jakarta: Balai Pustakan, 2002), h. 734. 12 Ruswandi, Manajemen, h.. 1
10
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran.”13
Definisi mentoring yang selanjutnya adalah sebagaimana telah penulis
sebutkan dalam sejarah mentoring, bahwa mentoring mempunyai kesamaan arti
dengan halaqoh, jadi pengertian mentoring atau halaqoh dalam buku Sejarah
Pendidikan Islam adalah lingkaran. Artinya proses proses belajar mengajar disini
dilaksanakan dimana murid-murid melingkari guru/pembimbingnya atau
mentornya.14 Berdasarkan pengertian diatas Untuk teknis pelaksanaan mentoring
dapat disesuaikan dengan kondisi sekolah, mentoring dapat dilaksanakan dimesjid
dengan membuat lingkaran-lingkaran kecil maupun dikelas secara bersama-sama
dengan menggunakan berbagai media pembelajaran yang menarik.
Pengertian mentoring yang mempunyai kesamaan arti dengan Halaqoh juga
dijelaskan oleh Satria Hadi Lubis dalam bukunya Rahasia kesuksesan halaqoh,
bahwa mentoring atau Halaqoh atau usroh adalah sebuah istilah yang ada
hubungannya dengan dunia pendidikan, khususnya pendidikan atau pengajaran
islam (Tarbiyah islamiyah). Istilah halaqoh biasanya digunakan untuk
menggambarkan sekelompok kecil muslim yang secara rutin mengkaji ajaran
islam. Dibeberapa kalangan, halaqoh/usroh disebut juga dengan Mentoring,
ta’lim, pengajian kelompok, tarbiyah atau sebutan lainnya.15
Dari beberapa penjelasan mengenai pengertian Mentoring, maka penulis
dapat menyimpulkan bahwa mentoring adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
sekelompok orang baik dilaksanakannya dirumah-rumah, masjid, sekolah, kampus
atau dimanapun tempatnya dalam rangka mengkaji berbagai ilmu pengetahuan
khususnya ilmu agama islam dengan sungguh-sungguh dengan landasan saling
nasehat-menasehati. Pendekatan saling menasehati dalam kegiatan mentoring
bertujuan untuk menciptakan suasana saling belajar, saling mempercayai, serta
saling memberi pengalaman dan kebaikan yang nantinya akan memberikan
13 Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjemah, h. 601. 14 Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), h. 34. 15 Satria hadi Lubis, Rahasia Kesuksesan Halaqoh (Usroh), (Tangerang: Fatahillah Bina Alfikri Press, 2006), h. 1-2.
11
perubahan ketitik yang lebih baik yakni membentuk sebuah kepribadian Islam
atau akhlakul karimah yang menyatu dalam kehidupan sehari- hari para remaja.
2. Sejarah Mentoring
Sebenarnya kegiatan mentoring itu sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad
SAW, pada zaman beliau istilah-istilah yang digunakan adalah Halaqoh yang
artinya kumpulan-kumpulan orang yang duduk melingkari gurunya, dalam rangka
menimba ilmu. Halaqoh atau mentoring merupakan pendidikan informal yang
awalnya dilakukan oleh Rosulullah SAW dirumah-rumah para sahabat, terutama
rumah Al-Arqam bin Abil Arqam, pendidikan ini berkaitan dengan upaya-upaya
dakwah dalam menanamkan aqidah Islam, serta pembebasan manusia dari segala
macam bentuk penindasan. Setelah masyarakat Islam terbentuk maka halaqah
dilaksanakan di masjid. Dengan perkembangannya, halaqoh ini menjadi
pendidikan formal dengan istilah madrasah atau sekolah. Sebelum terbentuknya
madrasah pada zaman Rosulullah dan para sahabat dikenal dengan istilah Shuffah
dan kuttab atau maktab.16
Pelajaran yang disampaikan saat itu dikenal dengan tarbiyah, dan pertemuan-
pertemuan agama islam seperti itu yang sekarang dikenal dengan istilah
Mentoring. Sudah menjadi suatu keniscayaan bangsa ini, khususnya lembaga
pendidikan melakukan mentoring karena sangat jelas sejarahnya yang dulu pernah
dilakukan oleh Rosulullah SAW dalam rangka mendakwahkan Islam, karena cara
tersebut sangat efektif untuk diterapkan meskipun pada zaman sekarang. Yang
unik dari kegiatan ini adalah pendekatan saling menasihati, duduk bersama
dengan suasana yang tidak formal, selain itu mentornya juga biasanya dari alumni
sekolah itu sendiri yang masih energik dan mempunyai semangat muda, sehingga
muncul suasana yang menyenangkan dalam pembelajarannya. Inilah yang
membedakan kegiatan mentoring dari kegiatan ekskul lainnya.
16 Muhammad Sajirun, Manajemen Halaqah Efektif, (Solo: Era Adicitra Intermedia, 2011), h. 6-7.
12
3. Tujuan Mentoring
Pada intinya tujuan adalah segala sesuatu yang diharapkan dari suatu kegiatan
yang dilaksanakan yakni tujuan mentoring secara garis besar adalah untuk
membentuk insan muslim yang mempunyai kepribadian dan gaya hidup yang
islami.
Tujuan tersebut diatas dijabarkan dalam empat sasaran mentoring atau
halaqoh yaitu:
a. Tercapainya 10 sifat-sifat tarbiyah
1) Aqidah yang bersih (salimul aqidah)
2) Ibadah yang benar (shihul ibadah)
3) Akhlak yang kokoh (matinul khuluq)
4) Penghasilan yang baik dan cukup (qodirul ‘alal kasbi)
5) Pikiran yang berwawasan (mutsafaqul fikr)
6) Tubuh yang kuat (qowiyul jism)
7) Mampu memerangi hawa nafsu (mujahidu linafsihi)
8) Mampu mengatur segala urusan (munazhom fi syu’unihi)
9) Mampu memelihara waktu (haritsun ‘ala waqtihi)
10) Bermanfaat bagi orang lain (nafi’un lighoirihi)
b. Tercapainya ukhuwah islmiyah
c. Tercapainya produktifitas dakwah (berupa tumbuhnya dai dan murobbi
baru)
d. Tercapainya pengembangan potensi mad’u atau mentee17
Sedangkan menurut Ali Abdul Halim Mahmud, tujuan mentoring terbagi
menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus mentoring18, untuk
rincian penjelasan tujuan mentoring tersebut dibawah ini :
a. Tujuan Umum Mentoring
17 Satria Hadi Lubis, Menjadi Murobbi Sukses, (Jakarta: Kreasi Cerdas Utama, 2003), h. 11-12. 18 Ali Abdul Halim Mahmud, Perangkat-Perangkat Tarbiyah Ikhwanul Muslimin, (Solo: Era Intermedia, 2011), h. 138-151.
13
1) Membentuk kepribadian muslim seutuhnya yang sanggup merespon
semua tuntutan agama dan kehidupan, yang meliputi: penanaman
aqidah, ibadah, akhlak, ilmu, pengamalan dan lain-lain.
2) Mengukuhkan ikatan antar sesama anggota mentoring baik secara
social maupun secara keorganisasian.
3) Upaya meningkatkan kesadaran akan derasnya arus nilai, baik yang
mendukung gerakan islam maupun yang memusuhinya.
4) Memberi kontribusi dalam memunculkan potensi kebaikan dan
kebenaran yang tersembunyi pada diri seorang muslim dan
mendayagunakannya dan berhidmat kepada agama dan tujuan-
tujuannya.
5) Menanggulangi unsur-unsur destruktif dan negatif pada diri anggota.
6) Mewujudkan hakekat kebanggaan terhadap islam dengan membangun
komitmen kepada etika dan akhlak dalam semua aktifitas
kehidupannya, baik dikala senang maupun susah.
7) Memperdalam pemahaman dakwah dan harakah dalam diri seorang
muslim.
8) Memperdalam keterampilan manajerial dan keorganisasian dalam
medan aktifitas islam.
b. Tujuan Khusus Mentoring
1) Membentuk kepribadian islami, yakni dengan mewujudkan berbagai
aspek yang dapat membangun kepribadian yang islami seutuhnya,
meliputi: Aspek ideologi, ibadah, wawasan/pengetahuan,
moralitas/akhlakul karimah, aktualisasi diri dan lain-lain.
2) Mengukuhkan makna ukhuwah dalam diri anggota, karena ia adalah
ukhuwah karena Allah, karena islam dan karena semangat saling
berwasiat dalam kebenaran dan kesabaran.
3) Melatih diri untuk mengemukakan pendapat secara bebas sehingga
dengan sadar mau mendengar pendapat orang lain dengan lapang dada
dan pikiran yang terbuka.
14
4) Memberdayakan setiap anggota agar mampu mentarbiyah dirinya
sendiri
5) Agar mampu bekerjasama antar anggota mentoring dalam
mengembangkan potensi dirinya dengan berbagai pelatihan.
6) Bekerjasama antar sesama anggota mentoring untuk memecahkan
berbagai problematika dan kendala yang menghadang aktifitas islam.
4. Manajemen Mentoring
Suatu kegiatan dapat berjalan dengan efrektif dan sesuai harapan jika diatur
dengan sebuah sistem atau manajemen yang baik dan rapi, begitupun dengan
kegiatan mentoring di sekolah memerlukan sebuah manajemen yang baik guna
membantu dalam upaya mewujudkan tujuan yang diharapkan dari kegiatan
mentoring tersebut.
Mengenai manajemen mentoring atau halaqoh ada beberapa manajemen yang
dapat menunjang keberhasilan kegiatan mentoring yaitu:
a. Manajemen program
Kegiatan mentoring tidak hanya dilakukan dalam bentuk ceramah dan
penyampain materi saja, akan tetapi boleh dengan kegiatan-kegiatan
lainnya yang bermanfaat dan efektif dalam rangka meningkatkan kualitas
ilmu dan wawasan keilmuan siswa/I juga, kegiatannya bisa juga
dilakukan di kelas, ataupun di luar sekolah. Dalam menyusun program
mentoring, mentor perlu melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Melibatkan seluruh anggota mentoring untuk membuat program
Hal ini dilakukan dengan tujuan agar peserta mentoring merasa
bertanggung jawab terhadap kelangsungan program yang telah
dibuat bersama.
2) Memilih program sesuai kebutuhan dan kekinian
Dalam memilih program hendaknya sesuai dengan kebutuhan dan
bersifat seremonial. Maksudnya harus sesuai dengan kemajuan
teknologi sehingga mentoring atau halaqoh tidak terkesan kuno.
15
3) Program mentoring tersebut memiliki nilai kreatifitas
Program mentoring tidak mesti dengan yang biasanya dilakukan
sehingga terkesan monoton dan membosankan. Selain kegiatan
mentoring yang dilakukan. Buatlah program yang kreatif dan
inovatif berdasarkan hobi, minat atau kecenderungan dan bakat yang
ingin dikembangkan.19
b. Manajemen Bentuk kegiatan Mentoring
Kegiatan mentoring terbagi dalam dua bagian, yaitu kegiatan utama dan
kegiatan pelengkap, penjelasan lebih terperinci tertulis dibawah ini:
Kegiatan Utama
Pada umumnya pertemuan didalam dan luar ruangan terdiri dari 34
pertemuan pertahun, dilakukan 1 kali pertemuan perpekan. Metode yang
dapat digunakan antara lain:
1) Ceramah, penjelasan materi oleh mentor
2) Diskusi, membahas fenomena aktual yang terjadi dimasyarakat
3) Tanya jawab, membahas masalah-masalah yang dialami mentee
4) Game, permainan yang islami dan penuh hikmah.
Dalam kegiatan utama ini, materi yang diutamakan adalah:
1) Pemahaman islam: aqidah islam, konsep iman, konsep islam,
syahadah, pembinaan rohani dan lain-lain.
2) Pengenalan ukhuwah islamiyah, makna dan hakikat ukhuwah
islamiyah
3) Problematika ummat: ghozwul fikri
4) Urgensi pendidikan islam
Kegiatan pelengkap
19 Sajirun, Manajemen, h. 161‐162.
16
Kegiatan pelengkap dapat berupa tabligh, tafakur alam, dauroh atau
training, sanlat dan lain-lain.20
c. Manajemen waktu pelaksanaan mentoring
Pada dasarnya hasil tidak ditentukan oleh waktu berapa lamanya
kegiatan tersebut dijalankan, akan tetapi ditentukan berdasarkan kadar
kemampuannya. Hendaknya mentor atau murobbi harus pandai
memanajemen waktu dalam kegiatannya.
Mentoring dilakukan secara intensif seminggu/sepekan sekali
dengan hari dan jam sesuai kesepakatan antara mentor dan peserta
mentoring, berdurasi 1,5 sampai 2 jam satu kali pertemuan.
Plot waktu setiap pertemuan (bersifat fleksibel) yaitu:
1. Pembukaan (5 menit)
2. Mengenal Al-Quran meliputi Pengetahuan Al-Quran (15
menit) dan Tilawah (15 menit)
3. Materi (45 menit)
4. Diskusi dan curhat (35 menit)
5. Penutup (5 menit)21
5. Metode Mentoring
Menyampaikan pesan dakwah dalam sebuah kegiatan mentoring
membutuhkan sebuah metode yang baik agar pesan yang disampaikan dapat
diterima dengan jelas dan baik, karena kebaikan yang disampaikan dengan cara
atau metode yang tidak baik maka akan memberikan yang tidak baik pula, bahkan
hal yang luar biasa sekalipun jika disampaikan dengan metode yang biasa-biasa
maka akan menghasilkan hal biasa saja, sementara hal yang biasa namun
disampaikan dengan luar biasa maka akan memberikan hasil yang luar biasa.
20 Ruswandi, Manajemen, h. 6 21 Ruswandi, Manajemen, h.. 84
17
Seperti halnya kalimat diatas, mentoring juga membutuhkan suatu metode
yang baik dalam menyampaikan pesan dakwahnya, sehingga peserta mentoring
dapat menerima materi yang disampaikan oleh mentor, hal ini sebagimana
termaktub dalam QS An-Nahl ayat 125.
äí÷Š $# 4’ n<Î) È≅‹ Î6 y™ y7În/ u‘ Ïπ yϑõ3Ït ø:$$Î/ Ïπ sà Ïãöθyϑø9 $# uρ Ïπ uΖ|¡pt ø:$# ( Ο ßγ ø9 ω≈ y_uρ ©ÉL©9 $$Î/ }‘ Ïδ ß⎯ |¡ômr&
4 ¨βÎ) y7−/ u‘ uθèδ ÞΟ n=ôãr& ⎯ yϑÎ/ ¨≅ |Ê ⎯ tã ⎯ Ï&Î#‹Î6 y™ ( uθèδuρ ÞΟ n=ôãr& t⎦⎪ωtGôγ ßϑø9 $$Î/ ∩⊇⊄∈∪
“ Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk”.22
Metode menyampaikan materi sangat banyak, akan tetapi pada dasarnya tidak
ada metode yang dianggap paling baik, karena semua metode itu adalah baik,
tergantung kita sebagai mentor dalam menyampaikannya harus disesuikan dengan
situasi dan kondisinya sehingga dalam siatuasi dan kondisi bagaimanapun kita
dapat sukses dalam menyampaikan materi.
Dibawah ini beberapa metode yang dapat dipilih dan digunakan dalam
menyampaikan materi mentoring, diantaranya: metode ceramah, diskusi
kelompok, panel, panel forum, role play, kelompok studi kecil, case-study,
simposium, simposium forum dan lain-lain.
a. Metode ceramah
Ceramah ialah pidato yang disampaikan oleh seorang pembicara didepan
sekelompok peserta mentoring.
22 Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjemah, h.. 281
18
b. Metode diskusi kelompok
Diskusi kelompok adalah percakapan yang direncanakan atau
dipersiapkan antara tiga orang atau lebih tentang topic tertentu dengan
seorang pemimpin.
c. Metode panel
Panel adalah pembicaraan yang sudah direncanakan didepan peserta
tentang sebuah topic, dalam metode ini dibutuhkan tiga panelis atau lebih
dan seorang pemimpin.
d. Metode kelompok studi kecil
Kelompok studi kecil (buzz group) adalah pemecahan kelompok yang
lebih besar. Kelompok kecil ini membahas tugas yang diberikan dan
biasanya melaporkan hasilnya pada kelompok besar.
e. Metode role-play
Role-play adalah pemeranan sebuah situasi dalam hidup manusia dengan
tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk dipakai
sebagai bahan analisa kelompok.
f. Metode simposium
Symposium ialah serangkaian pidato pendek didepan peserta dengan
seorang pemimpin, pidato-pidato itu mengemukakan aspek-aspek yang
beda dari topic tertentu.
g. Metode simposium forum
Simposium forum ialah symposium yang diikuti dengan partisipasi
peserta. 23
23 Ruswandi, Manajemen, h.. 51-59
19
6. Materi Mentoring
Berikut beberapa materi atau pokok bahasan yang dapat dijadikan panduan
dalam kegiatan mentoring antara lain:
1) Simbol sukses
2) Tawazun
3) Eksistensi Allah
4) Ulil Albab
5) Al-Iman
6) Tadabur Surat Al-mu’minun ayat 1-11
7) Syukur Nikmat
8) Hal-hal yang melemahkan Iman
9) Hal-hal yang menguatkan Iman
10) Ilmu Allah
11) Al-quran
12) Aqidah Islamiyah
13) Ma’rifatullah
14) Ma’rifaturrasul
15) Ma’rifatul Islam
16) Bangunan islam
17) Makna Asyhadu
18) Makna Syahadatain
19) Cinta
20) Pentingnya Akhlak Mulia
21) Ikhlassunniyah
22) Rukun Islam
23) Makna Basmallah
24) Makna Hamdalah
25) Problematika Umat
26) Ghazwul Fikri
27) Birrul Walidain
28) Akhlak Rosulullah
20
29) Ihsan
30) Pentingnya Pendidikan Islam
31) Takwa
32) Ukhuwah Islamiyah
33) Tadabur Surat Al-Hujurat ayat 10-1324
B. Konsep Akhlak
Berbicara masalah pembentukan akhlak sama dengan berbicara tentang
tujuan pendidikan, karena banyak sekali dijumpai pendapat para ahli yang
mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah pembentukan akhlak.
1. Pengertian Akhlak
Pengertian akhlak akan menjadi lebih jelas bagi kita, apabila kita lihat secara
etimologis dan sekaligus secara terminologis serta hal-hal yang berkaitan
dengannya.
Secara Etimologis, kata akhlak berasal dari kata “khalaqo” (خلق) (bahasa
arab) yang berarti perangai, tabiat dan adat istiadat. Menurut pendekatan
etimologi, akhlak berasal dari bahasa arab merupakan bentuk jamak dari bentuk
mufradnya “Khuluqun” (خلق) yang menurut logat diartikan budi pekerti,
perangai, tingkah laku atau tabiat. Kalimat ini mengandung segi-segi persesuaian
dengan perkataan “khalqun” (خلق) yang berarti kejadian, serta erat hubungannya
dengan “khalik” (خا لق) yang berarti pencipta, dan “makhluk” (مخلوق ) yang berarti
yang diciptakan.
Pola bentukan definisi “akhlak” diatas muncul sebagai mediator yang
menjembatani komunikasi antara Khalik (Pencipta) dan makhluk (yang
diciptakan) secara timbal balik, yang kemudian disebut sebagai hablum minallah.
Dari produk hablum minallah yang verbal, biasanya lahirlah pola hubungan antar
24 Hadian, Super, h..vii
21
sesama manusia yang disebut dengan hablum minannas (pola hubungan
antarsesama manusia).25
Secara terminologis, pengertian akhlak telah banyak dikemukakan oleh para
ulama yang penulis kutip dari buku Pendidikan Agama Islam yang ditulis oleh
Deden Makbullah.26 yaitu sebagai berikut:
a. Menurut Ibnu Maskawaih, akhlak yaitu sifat yang tertanam dalam jiwa
yang mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan
b. Menurut Ibrahim Anis, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa
yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan baik dan buruk tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan
c. Menurut Imam Al-Ghazali, akhlak adalah sifat-sifat yang tertanam dalam
jiwa manusia yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang gampang dan
mudah dilakukan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan lebih
lama.
Dari beberapa pengertian akhlak diatas, maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa akhlak adalah sifat, tabiat dan perbuatan-perbuatan seseorang yang telah
tertanam dan melembaga yang dilakukan secara berulang-ulang atas dasar
kesadaran jiwanya sehingga menjadi sebuah prilaku kebiasaan.
2. Ciri-ciri Perbuatan Akhlak
Beberapa pengertian akhlak diatas mempunyai kemiripan arti, beberapa
definisi tersebut saling melengkapi, dan darinya kita dapat melihat beberapa ciri
yang terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu:
a. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa
seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya. Jika kita mengatakan
bahwa si A misalnya sebagai orang yang berakhlak dermawan, maka 25 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 65-66 26 Deden Makbullah, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa, 2011), h. 141-142
22
sikap tersebut telah mendarah daging, kapan dan dimanapun sikapnya itu
dibawanya sehingga menjadi identitas yang membedakan dirinya dengan
orang lain. Jika si A tersebut kadang-kadang dermawan dan kadang-
kadang bakhil, maka si A tersebut belum dikatakan dermawan.
b. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan
tanpa pemikiran. Ini tidak berarti bahwa pada saat melakukan suatu
perbuatan, yang bersangkutan dalam keadaan tidak sadar, hilang ingatan,
tidur atau gila. Pada saat yang bersangkutan melakukan suatu perbuatan
ia tetap sehat akal pikirannya dan sadar. Oleh karena itu perbuatan yang
dilakukan oleh seseorang dalam keadaan tidur, hilang ingatan, mabuk
atau refleks seperti berkedip, tertawa dan sebagainya bukanlah perbuatan
akhlak. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan oleh orang
sehat akal pikirannya.
c. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang
yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
d. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan
sesungguhnya, bukan main-main atau karena bersandiwara. Jika kita
menyaksikan orang berbuat kejam, sadis, jahat dan seterusnya, tapi
perbuatan tersebut kita lihat dalam pertunjukan film, maka perbuatan
tersebut tidak dapat disebut perbuatan akhlak, karena perbuatan tersebut
bukan perbuatan yang sebenarnya.
e. Sejalan dengan ciri yang keempat, perbuatan akhlak (akhlak yang baik)
adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas semata-mata karena
Allah, bukan karena ingin dipuji orang atau karena ingin mendapatkan
sesuatu pujian. Seseorang yang melakukan perbuatan bukan atas dasar
karena Allah tidak dapat dikatakan perbuatan akhlak. 27
3. Macam-macam Akhlak
Diantara perbuatan yang termasuk al-akhlaq al-karimah adalah:
27 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT Rajawali Pers, 2011), h. 4-7.
23
1. Menyelamatkan muslim lain
2. Menunaikan janji,
3. Membersihkan kotoran dari jalan.
Adapun sebagian perbuatan yang termasuk akhlak tercela adalah sebagai
berikut:
1. Sombong
2. Riya
3. Munafik ”28
Pembahasan pembagian akhlak disini penulis mengutip dari buku pendidikan
Agama Islam yang disusun oleh tim penyusun materi Pendidikan agama islam
bagi perguruan tinggi. Secara garis besar akhlak dibagi menjadi dua bagian, yaitu
sebagai berikut:
a. Akhlak yang terpuji, (al-Akhlak al-Karimah/al-Mahmudah), yaitu akhlak
yang senantiasa dalam control ilahiyah yang dapat membawa nilai-nilai
positif dan kondusif bagi kemaslahatan ummat, seperti sikap sabar, jujur,
ikhlas, bersyukur, tawadlu (rendah hati), husnudzon (berprasangka baik),
suka menolong orang lain, suka bekerja keras dan lain-lain.
b. Akhlak yang tercela (al-Akhlak al-Madzmumah), akhlak yang tidak
dalam kontrol Ilahiyah atau berasal dari hawa nafsu yang berada dalam
lingkaran syaitoniyah dan dapat membawa suasana negative serta
destruktif bagi kepentingan ummat manusia, seperti: takabbur
(sombong), su’udzon (berprasangka buruk), tamak atau rakus, pesimis,
dusta, kufur, berkhianat, malas dan lain-lain.29
Dalam buku Pendidikan Agma Islam pembagian macam-macam akhlak
berdasarkan sasarannya dapat diklasifikasikan dalam dua macam yaitu akhlak 28 Atang Abdul Hakim, Metodologi Studi Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999), h.. 200
29 Aminuddin, Pendidikan, h.. 153
24
kepada Al-Khalik (Allah) dan akhlak kepada Makhluk meliputi:akhlak kepada
manusia dan akhlak kepada alam semesta, dan penjelasannya secara lebih rinci
dibawah ini:
1. Akhlak kepada Al-Khaliq (ALLAH SWT)
Allah telah mengatur hidup manusia dengan berbagai aturan berupa
perintah dan larangan, berikut ini beberapa contoh akhlak terhadap Allah
SWT:
a. Senantiasa taat beribadah kepada Allah karena kita diciptakan
semata-mata untuk beribadah, sebagaimana yang termaktub dalam
QS Az-Zariat ayat 56.
$tΒuρ àMø) n=yz £⎯ Åg ø:$# }§ΡM}$# uρ ωÎ) Èβρ߉ç7 ÷èu‹Ï9 ∩∈∉∪
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku.”30
b. Ikhlas, yaitu melaksanakan hukum Allah semata-mata hanya
mengharap ridho-Nya.
c. Khusyu’ yaitu bersatunya pikiran dengan perasaan batin dalam
perbuatan yang sedang dikerjakannya.
d. Husnudzon kepada Allah dan tawakkal menerima segala ketentuan
yang Allah berikan
e. Senantiasa berdzikir atau mengingat Allah dalam berbagai situasi
dan kondisi baik dengan ucapan maupun dengan hati.
2. Akhlak kepada makhluk dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Akhlak kepada manusia, yang dapat dirinci sebagai berikut:
1) Akhlak kepada Rosulullah yaitu mencintai Rosulullah secara
tulus dengan mengikuti semua sunnahnya.
30 Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjemah, h.. 523
25
2) Akhlak kepada kedua orang tua, yaitu berbuat baik kepada
keduanya (Birrul walidain) dengan ucapan dan perbuatan. Hal
tersebut dapat dibuktikan dalam bentuk-bentuk perbuatan antara
lain: menyayangi dan mencintai mereka sebagai bentuk terima
kasih dengan cara bertutur kata sopan dan lemah lembut,
mentaati perintahnya, meringankan beban, serta menyantuni
mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha. Perintah
berbuat baik kepada orang tua terdapat dalam Al-quran Surat al-
Ahqaf ayat 15
$uΖøŠ¢¹uρuρ z⎯≈ |¡ΣM}$# Ïμ ÷ƒ y‰Ï9≡ uθÎ/ $·Ζ≈ |¡ômÎ) ( çμ ÷Fn=uΗxq … çμ •Βé& $\δöä. çμ ÷Gyè|Êuρuρ $\δöä. (
… çμ è=÷Ηxq uρ …çμ è=≈ |ÁÏùuρ tβθèW≈ n=rO # ·öκ y− 4 #©Lym # sŒ Î) x n=t/ … çν£‰ä© r& x n=t/ uρ z⎯Š Ïèt/ ö‘ r& Zπ uΖy™
tΑ$s% Éb>u‘ û©Í_ôãΗ÷ρr& ÷βr& tä3ô© r& y7tFyϑ÷èÏΡ û©ÉL©9 $# |Môϑyè÷Ρr& ¥’ n?tã 4’ n?tãuρ £“t$ Î!≡ uρ ÷βr& uρ
Ÿ≅ uΗùår& $[sÎ=≈ |¹ çμ9|Êös? ôxÎ=ô¹r& uρ ’Í< ’ Îû û©ÉL−ƒ Íh‘ èŒ ( ’ÎoΤÎ) àMö6 è? y7ø‹s9 Î) ’ ÎoΤÎ)uρ z⎯ ÏΒ
t⎦⎫ÏΗÍ>ó¡ßϑø9 $# ∩⊇∈∪
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada
dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah
payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula).
mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan,
sehingga apabila dia Telah dewasa dan umurnya sampai empat
puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah Aku untuk
mensyukuri nikmat Engkau yang Telah Engkau berikan kepadaku
dan kepada ibu bapakku dan supaya Aku dapat berbuat amal yang
saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan
(memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya Aku
26
bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya Aku termasuk orang-
orang yang berserah diri".31
Berbakti kepada orang tua sama pentingnya dengan berbakti
kepada guru baik guru disekolah, guru mengaji. Kita sebagai murid
harus bisa menghormatinya dan taat akan aturan guru selama tidak
melenceng dari aturan, penghormatan kepada guru dapat diwujudkan
dengan mematuhi peraturan dengan disiplin, dan bersikap sopan
serta bertutur kata yang baik. Hal ini sebagimana akhlak para sahabat
terhadap Rosulullah saw sebagai seorang murobbi, pemimpin atau
guru, dalam Qs An-nur ayat 62.
$yϑΡÎ) šχθãΖÏΒ÷σ ßϑø9 $# t⎦⎪Ï% ©!$# (#θãΖtΒ# u™ «!$$Î/ ⎯ Ï&Î!θß™ u‘ uρ # sŒ Î)uρ (#θçΡ$Ÿ2 … çμ yètΒ
#’ n?tã 9öΔr& 8ìÏΒ% y óΟ ©9 (#θç7 yδõ‹tƒ 4©®Lym çνθçΡÉ‹ø↔tGó¡o„ 4 ¨βÎ) t⎦⎪Ï% ©!$# y7tΡθçΡÉ‹ø↔tFó¡o„
šÍׯ≈ s9 'ρé& t⎦⎪Ï% ©!$# šχθãΖÏΒ÷σ ム«!$$Î/ ⎯ Ï&Î!θß™ u‘ uρ 4 # sŒ Î* sù x8θçΡ x‹ø↔tGó™ $# ÇÙ÷èt7 Ï9
öΝ Îγ ÏΡù'x© βsŒ ù'sù ⎯ yϑÏj9 |Mø⁄ Ï© öΝ ßγ ÷ΨÏΒ öÏ øótGó™ $# uρ ãΝ çλm; ©!$# 4 χÎ) ©!$# Ö‘θà xî
ÒΟ‹Ïm§‘ ∩∉⊄∪
“Sesungguhnya yang sebenar-benar orang mukmin ialah orang-
orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan apabila
mereka berada bersama-sama Rasulullah dalam sesuatu urusan
yang memerlukan pertemuan, mereka tidak meninggalkan
(Rasulullah) sebelum meminta izin kepadanya. Sesungguhnya orang-
orang yang meminta izin kepadamu (Muhammad) mereka Itulah
orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, Maka
apabila mereka meminta izin kepadamu Karena sesuatu keperluan,
31 Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjemah, h.. 504
27
berilah izin kepada siapa yang kamu kehendaki di antara mereka,
dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”32
b. Akhlak kepada diri sendiri
Yang harus diperhatikan dalam akhlak terhadap diri sendiri yaitu
menjaga kehormatan dirinya baik laki-laki atau perempuan,
sebagaimana yang termaktub dalam QS An-Nur ayat 30-31
≅ è% š⎥⎫ÏΖÏΒ÷σ ßϑù=Ïj9 (#θ‘Òäótƒ ô⎯ ÏΒ ôΜÏδÌ≈ |Áö/ r& (#θÝà x øt s†uρ óΟ ßγ y_ρãèù 4 y7Ï9≡ sŒ 4’ s1ø—r&
öΝ çλm; 3 ¨βÎ) ©!$# 7 Î7 yz $yϑÎ/ tβθãèoΨ óÁtƒ ∩⊂⊃∪ ≅ è%uρ ÏM≈ uΖÏΒ÷σ ßϑù=Ïj9 z⎯ ôÒàÒøótƒ ô⎯ ÏΒ
£⎯ ÏδÌ≈ |Áö/ r& z⎯ ôà x øt s†uρ £⎯ ßγ y_ρãèù Ÿωuρ š⎥⎪ωö7 ム£⎯ ßγ tFt⊥ƒ Η ωÎ) $tΒ tyγ sß $yγ ÷Ψ ÏΒ (
t⎦ø⌠ ÎôØu‹ø9 uρ £⎯ ÏδÌßϑèƒ ¿2 4’ n?tã £⎯ Íκ Í5θãŠã_ ( Ÿωuρ š⎥⎪ωö7 ム£⎯ ßγ tFt⊥ƒ Η ωÎ)
∅Îγ ÏFs9θãèç7 Ï9 ÷ρr& ∅Îγ Í←!$t/# u™ ÷ρr& Ï™!$t/# u™ ∅Îγ ÏGs9θãèç/ ÷ρr& ∅Îγ Í←!$oΨ ö/ r& ÷ρr&
Ï™!$oΨ ö/ r& ∅Îγ ÏGs9θãèç/ ÷ρr& £⎯ Îγ ÏΡ≡ uθ÷zÎ) ÷ρr& û©Í_t/ ∅Îγ ÏΡ≡ uθ÷zÎ) ÷ρr& û©Í_t/ £⎯ ÎγÏ?≡ uθyzr& ÷ρr&
£⎯ Îγ Í←!$|¡ÎΣ ÷ρr& $tΒ ôMs3n=tΒ £⎯ ßγ ãΖ≈ yϑ÷ƒ r& Íρr& š⎥⎫ÏèÎ7≈ −F9 $# Îö xî ’ Í<'ρé& Ïπ t/ ö‘ M}$# z⎯ ÏΒ
ÉΑ% y Ìh9 $# Íρr& È≅ ø ÏeÜ9 $# š⎥⎪Ï% ©!$# óΟ s9 (#ρãyγ ôà tƒ 4’ n?tã ÏN≡ u‘ öθtã Ï™!$|¡ÏiΨ9 $# ( Ÿωuρ
t⎦ø⌠ ÎôØo„ £⎯ Îγ Î=ã_ö‘ r'Î/ zΝ n=÷èã‹Ï9 $tΒ t⎦⎫Ï øƒ ä† ⎯ÏΒ £⎯ ÎγÏFt⊥ƒ Η 4 (# þθç/θè?uρ ’ n<Î) «!$# $·èŠÏΗsd tμ •ƒr&
šχθãΖÏΒ÷σ ßϑø9 $# ÷/ä3ª=yè s9 šχθßsÎ=ø è? ∩⊂⊇∪
30.”Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah
mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang
32 Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjemah, h.. 359
28
demikian itu adalah lebih Suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui apa yang mereka perbuat".
31. “Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari
padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung
kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali
kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka,
atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau
Saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara
lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau
wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau
pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan
(terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang
aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar
diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah
kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya
kamu beruntung.”33
c. Akhlak terhadap keluarga dan karib kerabat
Dibuktikan dengan saling membina rasa cinta dan kasih saying
dalam kehidupan keluarga, saling menunaikan kewajiban untuk
memperoleh hak, berbakti kepada ibu bapak, mendidik anak dengan
kasih saying, dan memelihara hubungan shilaturrahmi.
d. Akhlak kepada tetangga, seperti saling mengunjungi, saling
membantu diwaktu senggang, lebih-lebih diwaktu susah, saling
memberi, saling menghormati dan saling menghindari pertengkaran
dan permusuhan.
33 Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjemah, h.. 353
29
e. Akhlak kepada masyarakat
Yang diwujudkan dengan sikap memuliakan tamu, menghormati
nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat, saling menolong
dalam melakukan kebajikan dan takwa, menganjurkan anggota
masyarakat termasuk diri kita untuk berbuat baik dan mencegah diri
dari melakukan perbuatan dosa.
b) Akhlak kepada bukan manusia (lingkungan hidup)
Akhlak terhadap lingkungan ini yaitu lingkungan alam dan lingkungan
makhluk hidup lainnya termasuk udara, air, tanah, tumbuh-tumbuhan,
dan hewan. Kita harus sadar dan memelihara kelestarian lingkungan
hidup, menjaga dan memanfaatkan alam, terutama hewani dan nabati
untuk kepentingan manusia dan makhluk lainnya, sayang kepada sesama
makhluk dan menggali potensi alam seoptimal mungkin demi
kemaslahatan manusia dan alam sekitarnya. Hal ini sebagaimana dalam
QS Al-Baqarah ayat 11-12.
# sŒ Î)uρ Ÿ≅Š Ï% öΝßγ s9 Ÿω (#ρ߉šø è? ’ Îû ÇÚ ö‘ F{ $# (# þθä9$s% $yϑΡÎ) ß⎯ øtwΥ šχθßsÎ=óÁãΒ
∩⊇⊇∪ Iωr& öΝ ßγ ¯ΡÎ) ãΝ èδ tβρ߉šø ßϑø9 $# ⎯ Å3≈ s9 uρ ω tβρáãèô±o„ ∩⊇⊄∪
“Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat
kerusakan di muka bumi". mereka menjawab: "Sesungguhnya kami
orang-orang yang mengadakan perbaikan." Ingatlah, Sesungguhnya
mereka Itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka
tidak sadar”.34
34 Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjemah, h.. 3
30
4. Faktor yang Mempengaruhi Akhlak
Setiap tindakan dan perbuatan manusia mempunyai banyak macam karakter
yang berbeda satu sama lainnya, Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentukan akhlak manusia yakni faktor internal dan faktor eksternal, faktor
internal yaitu pengaruh dari dalam diri manuisa itu sendiri atau yang dikenal
dengan istilah insting, sedangkan faktor eksternal adalah yaitu motivasi yang
disuplai dari luar dirinya seperti lingkungan atau milieu, pendidikan dan warotsah.
Untuk itu berikut ini akan dibahas faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak dalam
buku Pengantar Studi Akhlak.
a. Faktor Internal
1) Insting (Naluri)
Aneka corak refleksi sikap, tindakan dan perbuatan manusia dimotivasi oleh
kehendak yang dimotori oleh Insting seseorang ( dalam bahasa Arab
gharizah). Insting merupakan tabiat yang dibawa manusia sejak lahir. Para
Psikolog menjelaskan bahwa insting berfungsi sebagai motivator penggerak
yang mendorong lahirnya tingkah laku antara lain adalah:
a) Naluri Makan (nutrive instinct). Manusia lahir telah membawa suatu
hasrat makan tanpa didorang oleh orang lain.
b) Naluri Berjodoh (seksual instinct). Dalam alquran diterangkan
z⎯ Îiƒ 㗠Ĩ$ ¨Ζ=Ï9 = ãm ÏN≡ uθyγ ¤±9 $# š∅ÏΒ Ï™!$|¡ÏiΨ9 $# t⎦⎫ÏΖt6 ø9$# uρ Î ÏÜ≈ oΨ s) ø9 $# uρ ÍοtsÜΖs) ßϑø9 $#
š∅ÏΒ É= yδ©%!$# Ïπ ÒÏ ø9 $# uρ È≅ ø‹y‚ø9 $# uρ Ïπ tΒ§θ|¡ßϑø9 $# ÉΟ≈ yè÷ΡF{ $# uρ Ï^ öysø9 $# uρ 3 šÏ9≡ sŒ
ßì≈ tFtΒ Íο4θu‹ysø9 $# $u‹÷Ρ‘‰9 $# ( ª!$# uρ … çνy‰Ψ Ïã Ú∅ó¡ãm É>$t↔ yϑø9 $# ∩⊇⊆∪
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa
yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari
jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah
31
ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat
kembali yang baik (surga). (QS Ali Imran:14)
a) Naluri Keibuan (peternal instinct) tabiat kecintaan orang tua kepada
anaknya dan sebaliknya kecintaan anak kepada orang tuanya.
b) Naluri Berjuang (combative instinct). Tabiat manusia untuk
mempertahnkan diri dari gangguan dan tantangan.
c) Naluri Bertuhan. Tabiat manusia mencari dan merindukan
penciptanya.
Selain beberapa macam insting diatas sebenarnya masih banyak lagi macam
insting yang sering dibahas oleh para ahli psikologi, seperti insting takut,
mempertahankan diri dan lain-lain.
b. Faktor Eksternal
1) Adat/Kebiasaan
Adat/Kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang
dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi
kebiasaan. Abu Bakar Zikir berpendapat: perbutan manusia, apabila
dikerjakan secara berulang-ulang sehingga mudah melakukannya, itu
dinamakan adat kebiasaan.
2) Wirotsah (keturunan)
Maksudnya adalah Berpindahnya sifat-sifat tertentu dari pokok (orang tua)
kepada cabang (anak keturunan). Sifat-sifat asasi anak merupakan pantulan
sifat-sifat asasi orang tuanya. Kadang-kadang anak itu mewarisi sebagian
besar dari salah satu sifat orang tuanya. Sifat-sifat yang biasa diturunkan itu
pada garis besarnya ada dua macam, pertama sifat-sifat jasmaniah, yakni sifat
kekuatan dan kelemahan otot dan urat syaraf orang tua dapat diwariskan
kepada anak-anaknya. Orang tua yang kekar ototnya kemungkinan
32
mewariskan kekekaran itu kepada anak cucunya, misalnya pada orang Negro
yang kuat fisiknya. Kedua, sifat-sifat rohaniah, yakni lemah atau kuatnya
naluri atau insting dapat diturunkan pula oleh orang tua yang kelak
mempengaruhi tingkah laku anak cucunya.
3) Milieu
Salah satu aspek yang turut memberikan saham dalam terbentuknya
corak sikap dan tingkah laku seseorang adalah faktor milieu (lingkungan)
dimana sesorang berada.
Artinya suatu yang melingkupi tubuh yang hidup meliputi tanah dan
udara sedangkan lingkungan manusia, ialah apa yang mengelilinginya, seperti
negeri, lautan, udara, dan masyarakat. milieu ada 2 macam:
a) Lingkungan Alam
Alam yang melingkupi manusia merupakan faktor yang
mempengaruhi dan menentukan tingkah laku seseorang. Lingkungan
alam mematahkan atau mematangkan pertumbuhan bakat yang dibawa
oleh seseorang. Pada zaman Nabi Muhammad pernah terjadi seorang
badui yang kencing di serambi masjid, seorang sahabat membentaknya
tapi nabi melarangnya. Kejadian diatas dapat menjadi contoh bahwa
badui yang menempati lingkungan yang jauh dari masyarakat luas tidak
akan tau norma-norma yang berlaku. Orang-orang yang menempati
daerah poertanian yang subur terbentuk pula kelakuannya oleh suasana
pertanian. Daerah kutub yang dingin membuat orang-orang berpakaian
dan tata cara kehidupan yang khas, selalu memakai baju tebal dan
memakan binatang-binatang yang tersedia di kutub.
b) Lingkungan Pergaulan
Manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Itulah
sebabnya manusia harus bergaul. Oleh karena itu, dalam pergaulan akan
saling mempengaruhi dalam fikiran, sifat, dan tingkah laku. Contohnya
33
Akhlak orang tua dirumah dapat pula mempengaruhi akhlak anaknya,
begitu juga akhlak anak sekolah dapat terbina dan terbentuk menurut
pendidikan yang diberikan oleh guru-guru disekolah. Setiap perilaku
manusia didasarkan atas kehendak. Apa yang dilakukan manusia timbul
dari kejiwaan. Walaupun pancaindra kesulitan melihat pada dasar
kejiwaan, namun dapat dilihat dari wujud kelakuan. Maka setiap
kelakuan pasti bersumber dari kejiwaan.35
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak pada khususnya dan
pendidikan pada umumnya ada tiga teori dibawah ini:
1) Teori Nativisme
Teori ini menyatakan bahwa “perkembangan manusia atau individu itu akan
ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir (natus artinya lahir)”,36 Jika
seorang telah memiliki bawaan kepada yang baik maka dengan sendirinya orang
tersebut menjadi lebih baik. Aliran ini begitu yakin terhadap potensi batin dan
tampak kurang menghargai peranan pembinaan dan pendidikan.
2) Teori Empirisme
Teori ini menyatakan bahwa “perkembangan seseorang akan ditentukan oleh
empirinya atau pengalaman-pengalamannya yang diperoleh selama perkembangan
individu itu”.37 Faktor yang paling berpengaruh terhadap pembentukan diri
seorang adalah faktor dari luar, yaitu lingkugan sosial; termasuk pembinaan dan
pendidikan yang diberikan. Jika penddidikan dan pembinaan yang diberikan
35 Zahruddin dan Sinaga Hasanuddin, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), h. 93-99. 36 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), h. 177. 37 Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 196.
34
kepada anak itu baik, maka baiklah anak. Demikian jika sebaliknya. Teori ini
begitu percaya kepada peranan yang dilakukan oleh dunia pendidikan dan
pengajaran. Teori ini lebih dikenal dengan teori Tabularasa artinya tiap individu
yang dilahirkan adalah seperti kertas putih bersih yang belum ada tulisan-
tulisannya. Akan menjadi apakah individu itu kemudian tergantung kepada apa
yang akan dituliskan diatasnya.
3) Teori Konvergensi
Teori ini merupakan “teori gabungan (konvergen) dari kedua teori diatas,
yaitu suatu teori yang dikemukakan oleh William Stern bahwa baik pembawaan
maupun pengalaman atau lingkungan mempunyai peranan yang penting dalam
perkembangan indivudu”.38
Dapat disimpulkan bahwa Faktor yang paling mempengaruhi pembentukan
akhlak yakni faktor internal (pembawaan) dan faktor dari luar (lingkungan sosial).
Fitrah dan kecendrungan ke arah yang lebih baik yang dibina secara intensif.
Teori ini sesuai dengan ajaran Islam, hal ini dapat dipahami dari al-Quran
Surat An-Nahl ayat 78.
ª!$# uρ Ν ä3y_t÷zr& .⎯ ÏiΒ ÈβθäÜ ç/ öΝ ä3ÏF≈ yγ ¨Βé& Ÿω šχθßϑn=÷ès? $\↔ø‹x© Ÿ≅ yèy_ uρ ãΝ ä3s9 yì ôϑ¡¡9 $#
t≈ |Áö/ F{ $# uρ nοy‰Ï↔øùF{ $# uρ öΝä3ª=yès9 šχρ ãä3ô±s? ∩∠∇∪
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan
dan hati, agar kamu bersyukur.”39
38 Ahmadi, Psikologi, h.. 197 39 Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjemah, h.. 275
35
C. Hasil Penelitian yang Relevan
Sebelum menentukan judul skripsi ini, penulis melakukan tinjauan pustaka
dan menemukan beberapa judul skripsi yang berkaitan dengan skripsi yang
penulis teliti, yaitu:
1. “Mentoring Agama Islam pada Lembaga Dakwah Kampus (LDK)
Fikri dalam pembinaan Akhlakul Karimah Mahasiswa di Politeknik
Negeri Jakarta” yang ditulis oleh Muhammad Iqbal jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam tahum 2007. Dalam skripsi ini mengupas
tentang pembinaan akhlakul karimah mahasiswa politeknik Negeri
Jakarta melalui program mentoring Agama Islam yang ada di lembaga
dakwah kampus (LDK) fikri.
2. “Analisis Pelaksanaan Mentoring dalam Pengembangan Konsep Diri
Remaja pada Lembaga ILNA (Ilmu Nafi’an) Youth Cetre Bogor.”
Yang ditulis oleh Eko Endah Sulistiyowati Jurusan Bimbingan dan
Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta 2009.
Dalam penelitian ini meneliti tentang pelaksanaan mentoring dalam
bentuk konsep diri pelajar SMA.
D. Kerangka Berpikir
Mentoring merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang
baik dilaksanakannya dirumah-rumah, masjid, sekolah, kampus atau dimanapun
tempatnya dalam rangka mengkaji berbagai ilmu pengetahuan khususnya ilmu
agama Islam dengan sungguh-sungguh dengan landasan saling nasehat-
menasehati. Pendekatan saling menasehati dalam kegiatan mentoring bertujuan
untuk menciptakan suasana saling belajar, saling mempercayai, serta saling
memberi pengalaman dan kebaikan yang nantinya akan memberikan perubahan
ketitik yang lebih baik yakni membentuk sebuah kepribadian Islam atau akhlakul
karimah yang menyatu dalam kehidupan sehari-hari para remaja.
36
Sementara itu, akhlak merupakan sifat, tabiat dan perbuatan-perbuatan
seseorang yang telah tertanam dan melembaga yang dilakukan secara berulang-
ulang atas dasar kesadaran jiwanya sehingga menjadi sebuah prilaku kebiasaan.
Dari kajian teoritis di atas, dapatlah disimpulkan bahwa kegiatan mentoring
yang dilakukan secara tepat, baik penggunaan metode, pemilihan materi,
manajemen yang baik akan mempengaruhi akhlak siswa, baik akhlak terhadap
kedua orang tua, akhlak kepada guru, akhlak kepada teman-teman maupun akhlak
terhadap dirinya sendiri.
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, dapat penulis tarik kesimpulan dan
sekaligus diputuskan untuk dijadikan hipotesis penelitian. Hipotesis dapat
diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis akan diuji di
dalam penelitian dengan pengertian bahwa uji statistik selanjutnya yang akan
membenarkan dan menolaknya. Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian
ini adalah:
Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kegiatan mentoring
terhadap akhlak siswa di SMA Negeri 1 Parung.
Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara kegiatan mentoring terhadap
akhlak siswa di SMA Negeri 1 Parung.
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Parung yang beralamat di
Kampung Waru Jaya Kecamatan Parung Kabupaten Bogor.
2. Waktu penelitian
Waktu Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014-
2015, yaitu terbagi ke dalam tiga tahap: pertama, observasi awal. Kedua,
penelitian lanjutan dan uji instrumen penelitian. Ketiga, pengujian variabel
yang dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2015.
B. Metode Penelitian
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian
korelasi yaitu dalam rangka mencari hubungan antara dua faktor. Menurut
Suharsimi Arikunto, Penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya
hubungan dan apabila ada, berapa erat serta berartinya atau tidaknya hubungan
itu.40 Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui korelasi antara
40 Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h.. 270
38
Pengaruh Kegiatan Mentoring (sebagai variable X), dengan akhlak siswa kelas
XI di SMA Negeri 1 Parung (sebagai variable Y).
Dalam penyusunan skripsi ini jenis penelitiannya adalah Penelitian Lapangan
(Field Research) hal ini merupakan langkah terpenting karena dari sini akan
diperoleh suatu jawaban dan kesimpulan. Dan melalui penelitian lapangan ini
penulis terjun langsung mengadakan penelitian ke sekolah, untuk mencari data
dan informasi mengenai Pengaruh Kegiatan Mentoring Terhadap Akhlak Siswa
kelas XI SMA Negeri 1 Parung.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian”.41 Populasi yang
menjadikan subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di SMA
Negeri 1 Parung tahun ajaran 2014/2015 berjumlah 318 orang siswa.
2. Sampel
Sampel adalah kelompok kecil individu yang dilibatkan langsung dalam
penelitian, sampel terdiri dari sekelompok individu yang dipilih dari kelompok
yang lebih besar di mana pemahaman dari hasil penelitian akan diberlakukan.
Dikarenakan dalam penelitian ini populasi penelitian jumlahnya lebih dari 100
orang, maka diberikan ketentuan dalam penentuan jumlah sampel, yakni berkisar
antara 20% – 25% dari populasi yang ada.
Sedangkan untuk teknik pengambilan sampel penelitian, penulis
menggunakan teknik Random Sampling (sampel acak), dimana penulis dalam
pengambilan sampelnya yaitu dengan cara mencampur subjek-subjek di
dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama42, adapun dalam
penelitian ini subjeknya lebih dari 100 orang, maka penulis mengambil
sampel 10% dari 318 siswa yaitu 32 orang siswa akan tetapi penulis
41Arikunto, Prosedur, h.. 115 42 Arikunto, Prosedur, h.. 134
39
membulatkan sehingga penulis mengambil 35 orang siswa yang akan
dijadikan responden. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Penentuan sampel siswa
Kelas Jumlah siswa Sampel (10%)
XI A 37 4 XI B 35 4 XI C 34 3 XI D 36 4 XI E 35 4 XI F 35 4 XI G 36 4 XI H 35 4 XI I 35 4
Jumlah 318 35 Siswa
D. Teknik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan Angket (Questionnaire).
Angket adalah suatu daftar pernyataan atau pertanyaan tentang topik tertentu
yang diberikan kepada subjek, baik secara individual maupun kelompok, untuk
mendapatkan informasi tertentu, seperti minat, keyakinan dan perilaku.
Angket yang dibuat merupakan angket tertutup yang disertai dengan sejumlah
jawaban yang sudah disediakan, yang berupa pernyataan dalam dua variabel yakni
kegiatan mentoring dan akhlak siswa. Menggunakan skala Likert dengan empat
alternatif pilihan jawaban.
Pemilihan empat alternatif jawaban pada angket didasarkan pada
penanggulangan kecenderungan responden dalam memilih jawaban aman/tengah
(tidak memilih selalu atau tidak pernah) dan semua butir pernyataan angket
bersifat positif.
40
Dalam pelaksanaannya, angket diberikan kepada sampel penelitian dan
kemudian hasilnya dianalisa. Pada angket ini, penulis menyebarkan 15 item
pernyataan tiap variabel.
E. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel yang akan dicari korelasinya yakni
kegiatan mentoring dan akhlak siswa. Kegiatan mentoring disebut sebagai
variabel bebas/independent variable (variabel X), yaitu variabel yang dapat
memberikan pengaruh terhadap variabel yang lain. Sedangkan akhlak siswa
disebut sebagai variabel terikat/dependent variabel (variabel Y) yaitu variabel
yang dipengaruhi oleh variabel bebas (variabel X).
Pengukuran kedua variabel ini menggunakan instrumen angket dalam bentuk
skala likert dengan empat pilihan jawaban. Adapun skala pengukuran angket
adalah sebagai berikut:
1. Alternatif jawaban selalu (SL) mempunyai bobot nilai 4
2. Alternatif jawaban sering (SR) mempunyai bobot nilai 3
3. Alternatif jawaban kadang-kadang (KD) mempunyai bobot nilai 2
4. Alternatif jawaban tidak pernah (TP) mempunyai bobot nilai 1
1. Kegiatan Mentoring
a. Definisi Konseptual
Mentoring adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang
baik dilaksanakannya dirumah-rumah, masjid, sekolah, kampus atau
dimanapun tempatnya dalam rangka mengkaji berbagai ilmu pengetahuan
khususnya ilmu agama islam dengan sungguh-sungguh dengan landasan
saling nasehat-menasehati. Dilaksanakan sesuai dengan metode dan
manajemen yang tepat serta meningkatkan minat dan motivasi pesertanya.
41
b. Definisi Operasional
Mentoring yang dimaksud dalam penelitian ini adalah meliputi
pelaksanaan mentoring, manajemen mentoring, metode yang digunakan pada
mentoring dan minat peserta terhadap kegiatan mentoring.
2. Akhlak
a. Definisi Konseptual
Akhlak adalah sifat, tabiat dan perbuatan-perbuatan seseorang yang telah
tertanam dan melembaga yang dilakukan secara berulang-ulang atas dasar
kesadaran jiwanya sehingga menjadi sebuah prilaku kebiasaan, baik
kebiasaan terhadap diri pribadi, orang tua, guru dan teman.
b. Definisi Operasional
Akhlak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah akhlakul karimah
terhadap diri sendiri, akhlakul karimah terhadap guru, akhlakul karimah
terhadap orang tua dan akhlakul karimah terhadap teman.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Variabel Penelitian
Variabel Dimensi
Variabel Indikator variabel Item
Kegiatan
Mentoring
(Variabel X)
Pelaksanaan mentoring Pelaksanaan berjalan dengan
baik
1
Alokasi waktu 2, 3
Menejemen mentoring Tepat waktu 4
Sesuai aturan 12
Minat terhadap
mentoring
Kegiatan yang disukai 6,
Motivasi pribadi peserta 7, 8, 10
Metode mentoring Perhatian terhadap peserta 5, 9, 13
Memberikan motivasi 11, 15
42
Memberikan kesimpulan 14
Akhlak
(Variabel Y)
Akhlak kepada guru Mengucapkan salam 1
Memperhatikan pelajar 2, 3
Tegur sapa 4
Berbicara dengan baik 5
Akhlak kepada teman Berbicara dengan baik 6
Akhlak terhadap diri
sendiri
Disiplin 8, 9, 10
Taat peraturan 11, 12
Jujur 13
Tanggung jawab 14, 15
Akhlak kepada orang
tua
Berbicara dengan baik 7
3. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Uji validitas instrumen dilakukan dalam rangka untuk mengetahui
kebenaran dan keabsahan instrumen yang digunakan dalam penelitian,
sehingga instrumen tersebut dapat mengukur yang seharusnya diukur.
Responden dalam uji validitas instrumen ini berjumlah sebanyak 35
siswa di luar dari pada sampel penelitian.
Uji validtias yang dilakukan dengan cara menggunakan pilihan fungsi
rumus yang ada pada perangkat microsoft excel, hasil perhitungan
menggunakan microsoft excel sama dengan hasil perhitungan secara manual
dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Adapun langkah-
langkah dalam pengujian validitas instrumen sebagai berikut:
Langkah I: Menyiapkan tabel skoring pada tiap nomor item instrumen
dan jawaban responden, serta semua jumlah dari pada semua jawaban
responden.
Langkah II: Memasukan rumus pada baris (row) item 1 dengan
mengetik =correl( pilih responden 1 sampai 35 pada baris item nomor 1,
43
kemudian tambahkan tanda koma (,) lalu pilih jumlah hasil jawaban
responden 1 sampai terakhir, kemudian tambahkan tanda tutup kurung “)”
lalu enter, maka akan keluar hasil perhitungan korelasi secara otomatis,
lakukan langka tersebut pada tiap nomor item instrumen sampai dengan
nomor ke 15.
Langkah III: Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi
hasil perhitungan dengan menggunakan derajat kebebasan (db) sebesar N –
nr, yakni 35 – 2 = 33. Dengan melihat tabel “r” product moment akan
ditemukan angka 0,361 pada taraf signifikasi 5%. Apabila nilai “r-hitung”
lebih besar dari “r-tabel” maka dinyatakan valid, begitupun sebaliknya,
apabila “r-hitung” lebih kecil dari pada “r-tabel” maka dinyatakan invalid
(tidak valid)
1) Hasil Uji Validitas Kegiatan Mentoring
Hasil uji validitas instrumen Kegiatan Mentoring (X) yang diikuti oleh
35 responden di luar sampel penelitian menunjukan hasil bahwa semua item
angket mempunyai validitas dan ini membuktikan bahwa instrumen tersebut
telah dianggap mempunyai keabsahan yang teruji. Adapun ringkasan hasil uji
validitas variabel X sebagai berikut:
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Kegiatan Mentoring (Variabel X)
No Dimensi Variabel Nomor Item Valid
Nomor Item Tidak Valid Jumlah
1 Pelaksanaan Mentoring 1,2,3 - 3 2 Manajemen Mentroing 4,12 - 2 3 Minat terhadap Mentoring 6,7,8,10 - 4
4 Metode Mentoring 5,9,11,13,14, 15 - 6
Jumlah 15 0 15
44
2) Hasil Uji Validitas Akhlak Siswa
Hasil uji validitas instrumen Akhlak Siswa (Y) yang diikuti oleh 35
responden di luar sampel penelitian menunjukan hasil bahwa semua item
angket mempunyai validitas dan ini membuktikan bahwa instrumen tersebut
telah dianggap mempunyai keabsahan yang teruji. Adapun ringkasan hasil uji
validitas variabel Y sebagai berikut:
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Akhlak Siswa
No Dimensi Variabel Nomor Item Valid
Nomor Item Tidak Valid Jumlah
1 Akhlak kepada Guru 1,2,3,4,5 - 5 2 Akhlak kepada Teman 6 - 1
3 Akhlak kepada Diri Sendiri
8,9,10,11,12,13,14,14,15 - 10
4 Akhlak kepada Orang Tua 7 - 1
Jumlah 15 0 15
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabitas bertujuan untuk mengukur tingkat keajegang atau
kesetabilan instrumen penelitian, sehingga akan menunjukan hasil yang sama
apabila dilakukan pengulangan ujian kepada subjek yang sama.
Responden pada uji reliabilitas adalah responden yang sama pada uji
validitas yang berjumlah 35 siswa.
Untuk menguji tingkat reliabilitas instrumen penelitian digunakan
rumus alpha sebagai berikut:
45
Keterangan:
r11 = Koefisien reliabilitas tes
n = Banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes
1 = Bilangan konstan
= Jumlah varian skor dari tiap-tiap butir item
= Varian total
1) Hasil Uji Reliabilitas Kegiatan Mentoring
Hasil uji reliabilitas terhadap varianbel X diperoleh nilai alpha
sebagai berikut:
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kegiatan Mentoring
Nilai Alpha Jumlah n
0, 75 15
Nilai alpha dari uji reliabilitas instrumen kegiatan mentoring
(variabel X) menunjukan nilai yang cukup tinggi yakni 0,75, dimana skor
tersebut lebih besar dari pada 0,70. Maka dapat disimpulkan bahwa
seluruh instrumen kegiatan mentoring adalah reliable dan memiliki
kesetabilan instrumennya.
2) Hasil Uji Reliabilitas Akhlak Siswa
Hasil uji reliabilitas instrumen afektif siswa diperoleh nilai alpha
sebagai berikut:
46
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Akhlak Siswa
Nilai Alpha Jumlah n
0, 81 15
Nilai alpha dari hasil uji reliabilitas instrumen akhlak siswa
menunjukan nilai yang cukup tinggi yakni 0,81, nilai tersebut lebih tinggi
dibandingkan dengan 0,70. Maka dapat disimpulkan bahwa seluruh
instrumen akhlak siswa adalah reliabel.
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam pengolahan data, yaitu
sebagai berikut:
a. Editing, yaitu penelitian kembali catatan-catatan yang terkandung
didalam angket, angket itu diolah dan harus diedit terlebih dahulu agar
meningkatkan mutu data yang akan diolah dan dianalisis.
b. Koding, yaitu menterjemahkan data ke dalam kode-kode dalam bentuk
angka, untuk dipindahkan ke dalam sarana penyimpanan.
c. Skoring, yaitu untuk dapat menentukan skor dari hasil angket yang telah
diisi oleh responden, dengan ketentuan skor sebagai berikut:
1) Alternatif jawaban selalu (SL) mempunyai bobot nilai 4
2) Alternatif jawaban sering (SR) mempunyai bobot nilai 3
3) Alternatif jawaban kadang-kadang (K) mempunyai bobot nilai 2
4) Alternatif jawaban tidak pernah (TP) mempunyai bobot nilai 1
d. Tabulating, yaitu mentabulasi data jawaban yang berhasil dikumpulkan
ke dalam tabel yang disediakan.
47
2. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
statistik deskriptif hal ini bertujuan untuk mengungkapkan keadaan atau
karakteristik data pada setiap variabel yang meliputi pemusatan data dan
ukuran penyebaran data pada setiap variabel.
Kemudian, untuk menguji hipotesis penelitian digunakan statistik
inferensial dengan teknik korelasi yakni analisis yang digunakan untuk
mengetahui adanya hubungan diantara variabel, yakni kegiatan mentoring
dengan akhlak siswa. Teknik korelasi dalam penelitian ini menggunakan
rumus korelasi product moment.
Korelasi product moment digunakan untuk mengungkapkan adanya
hubungan kedua variabel yakni kegiatan mentoring (variabel X) dengan
akhlak siswa (variabel Y). adapun langkah- langkah dalam melakukan
perhitungannya sebagai berikut.
a. Menghitung angka koefisien korelasi dengan menggunakan rumus
korelasi product moment 43sebagai berikut:
Keterangan:
rxy = Angka indeks korelasi "r" product moment
N = Number of case (Jumlah responden)
X = Skor X "Kegiatan Mentoring"
Y = Skor Y "Akhlak Siswa"
∑XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
∑X = Jumlah seluruh skor X
∑Y = Jumlah seluruh skor Y
∑X2 = Jumlah pengkuadratan seluruh skor X
43 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan.., h. 206
48
∑Y2 = Jumlah pengkuadratan seluruh skor Y
b. Memberikan interpretasi terhadap nilai rxy, dengan menggunakan dua
cara. Pertama dilakukan dengan cara kasar/sederhana (lihat tabel 3.7).
kedua, membandingkan nilai rxy dengan nilai r-tabel dengan
menggunakan derajat kebebasan (db) dengan rumus N - nr. Apabila nilai
r-hitung lebih kecil daripada nilai r-tabel maka hipotesis nihil (Ho)
diterima dan begitupula sebaliknya, apabila nilai r-hitung lebih besar
daripada nilai r-tabel maka hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis
alternatif (Ha) diterima.
Tabel 3.7 Angka Indeks Korelasi Product Moment Secara Kasar (Sederhana)
Besarnya "r" Product
Moment Interpretasi
0,00 - 0,20
Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y.
0,20 - 0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah.
0,40 - 0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup.
0,70 - 0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi.
0,90 - 1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi.
49
G. Hipotesis Statistik
Adapun hipotesis statistik yang akan diuji sebagai berikut:
Ho : rhit < rtabel
Ha : rhit > rtabel
Keterangan:
rhit : Angka nilai/skor korelasi yang dihitung/diobservasi.
rtabel : Angka nilai/skor korelasi yang ada pada tabel nilai "r" product moment.
Dengan kriteria penerimaan untuk uji dua pihak sebagai berikut:
terima Ho jika rhitung < rtabel
tolak Ho jika rhitung > rtabel
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah SMA Negeri 1 Parung
1. Identitas Sekolah
a. Nama Sekolah : SMA NEGERI 1 PARUNG
NSS/NPSN : 301020210051 / 20200602
Status Sekolah : Sekolah Negeri
b. Alamat Sekolah
Provinsi : JAWA BARAT
Kabupaten : BOGOR
Kecamatan : PARUNG
Desa : WARU JAYA
Jalan : WARU JAYA NO.17
Kode Pos : Bogor, 16330
Nomor Fax/Telepon : (0251) 0251-8541063
Web Site : http://www.sman1parung.sch.id
Email : smanparung@yahoo.com
c. Rekening Sekolah
Nomor Rekening : 0812-01-03014-53-2
Atas Nama : SMA NEGERI 1 PARUNG
51
Nama Bank : BRI Unit Parung
Alamat Bank : Jl. Raya Parung – Bogor
2. Kepala Sekolah :
Nama : Ikhwan Setiawan, S.Pd
NIP : 196408241988111001
Pangkat/Gol : IV/a
Tempat/T Lahir : Bogor, 24 Agustus 64
Alamat Rumah : Kel. Pasir Jambu Kec. Sukaraja Kab. Bogor
3. Nama Guru dan Staff
No Nama
Guru Staff
1 Helga Dwi Maryanti, S.Pd Harun, S.Pd
2 Agus Sukarmawan, S.Pd Hj. Marcia Riantini, S.Pd
3 Andi Rochman, S.Pd Matsani, S.Pd
4 Ani Widhiorini, S.Pd Sadar, S.Pd
5 Atih Sri Niswati, S.Pd Sopian Hadi, S.Pd
6 Badruddin, S.Pd Sri Wiyanti, S.Pd
7 Beni Sanigraha, S.Pd Sriyanti, S.Pd
8 Dendi Suhendar, S.Pd Suhandi, S.Pd
9 Dewi Sartika, S.Pd Sumitra, S.Pd
10 Dodi Pujiono, S.Pd
11 Fatmayeni, S.Pd
12 Hedi Heryana, S.Pd
13 Heni Rismawati, S.Pd
14 Hernyai Fatmah, S.Pd
15 Hj. Iyah Khomsiyah, S.Pd
16 Hj. Marsuah, S.Pd
17 Hj. Tuti Afrida, S.Pd
52
4. Data siswa dan tamatan
TAHUN PELAJARAN
JUMLAH SISWA JUMLAH TAMATAN ANGKADO
L P JML L P JML (%)
2003/2004 351 371 723 110 129 239 0% 2004/2005 214 244 460 121 117 238 0% 2005/2006 210 256 466 96 110 206 0%
2006/2007 228 265 493 111 122 233 0% 2007/2008 342 396 738 92 131 213 0%
2008/2009 347 421 768 130 120 250
2009/2010 345 431 776 132 125 257
2010/2011 97 158 255 96 158 254
2011/2012 382 485 867 116 142 258 2012/2013 401 500 901 138 146 284 0% 2013/2014 401 533 934
5. Keadaan siswa tahun 2014/2015
(i) Kondisi Siswa
Kelas 10
KELAS JUMLAH JUMLAH L P X MIPA 1 19 24 43 X MIPA 2 16 27 43 X MIPA 3 16 27 43 X MIPA 4 18 24 42
X IPS 1 23 17 40 X IPS 2 21 19 40 X IPS 3 15 23 38 X IPS 4 18 21 39 Jumlah 147 182 328
X Terbuka 1 23 13 36 X Terbuka 2 22 14 36
Jumlah 45 27 72
Kelas 11
KELAS JUMLAH JUMLAH L P 11 IPA 1 15 23 38 11 IPA 2 15 24 39
53
11 IPA 3 19 18 37 11 IPA 4 18 18 36 11 IPS 1 22 17 39 11 IPS 2 18 18 37 11 IPS 3 18 18 37 11 IPS 4 13 21 35 Jumlah 138 157 295
Kelas 12
KELAS JUMLAH JUMLAH L P 12 IPA 1 12 26 38 12 IPA 2 14 28 43 12 IPA 3 8 30 38 12 IPA 4 8 31 39 12 IPS 1 19 23 42 12 IPS 2 19 18 37 12 IPS 3 17 22 38 12 IPS 4 16 16 33 Jumlah 113 194 308
(ii) Keadaan Siswa menurut umur/usia
KELAS UMUR/JUMLAH JUMLAH 14 15 16 17 18 19 20 X 22 242 63 1 328 XI 23 224 47 1 295 XII 30 239 34 5 308
Jumlah 22 266 318 289 35 5 931
KELAS UMUR/JUMLAH JUMLAH 14 15 16 17 18 19 20 X Terbuka 4 20 40 8 72
(iii) Keadaan siswa menurut agama
Kelas Agama/jumlah
Islam Katolik Protestan Hindu Budha Khonghucu
Jumlah
1 312 3 12 1 328 2 276 10 7 5 1 295 3 298 3 7 308
Jumlah 886 16 26 1 1 1 931 6. K Agama/jumlah
54
elas
Islam Katolik Protestan Hindu Budha Khonghucu
Jumlah
1 Terbuka
72 72
(iv) Keadaan siswa menurut pekerjaan orang tua
Kelas PNS TNI/ POLRI
Kary. Swasta
Wiraswasta
Pensiunan Petani Dagang Buruh Jumlah
1 52 20 116 107 4 1 5 23 328
2 42 14 96 100 6 2 7 28 295
3 47 12 95 114 9 11 20 308
Jumlah 141 46 307 321 19 3 23 71 931
Kelas PNS TNI/ POLRI
Kary. Swasta
Wiraswasta
Pensiunan Petani Dagang Buruh Jumlah
1
Terbuka
20 30 10 5 7 72
6. Daya Tampung
TAHUN PELAJARAN
JUMLAH PENDAFTAR
JUMLAH DITERIMA
RATIO PENDAFTAR
L P JML L P JML (%)
2004/2005 284 221 505 130 117 247 48,91 %
2005/2006 281 236 517 119 121 240 46,42%
2006/2007 209 241 450 108 132 240 53,33%
2007/2008 197 232 429 128 132 260 60,6%
2008/2009 214 213 417 126 260 260 62,4%
2009/2010 249 186 436 116 176 292 67%
2010/2011 302 349 651 123 143 266 40%
2011/2012 281 230 511 140 160 300 59%
2012/2013
55
2013/2014
7. Tenaga Pendidik Dan Kependidikan
a. Tenaga Pendidik
TINGKAT PENDIDIKAN
JUMLAH GURU (ORG) KET GT GBS GTT TOTAL
S2 / S3 5 - - 5
S1 / D4 29 1 10 40
D2 / D3 - - 1 1
Jumlah 34 1 11 46
b. Tenaga Kependidikan
TINGKAT PENDIDIKAN
JUMLAH GURU (ORG) KET GT GBS GTT TOTAL
S2 / S3 - - - -
S1 / D4 1 1 2
D2 / D3 1 1
SMA 1 6 7
SMP 3 3
Jumlah 2 1 10 13
8. Sarana Dan Prasarana
JENIS RUANG RUANG LUAS KONDISI RUANG *)
(JML RUANG) KET
(RUANG) (M2) B RR RB
R. TEORI/Kelas 24 1728 21 3 -
56
LABORATORIUM IPA 2 660 1 1 -
PERPUSTAKAAN 1 135 1 -
Lab.KOMPUTER 1 120 1 - -
R. BAHASA 1 120 - 1 -
R PIMPINAN 1 3072 1
Ruang Guru 1 120 1
Ruang TU 1 72 1
Ruang OSIS 1 36 1
Ruang UKS 1 12 1
Ruang BP 1 72 1
Ruang Serba Guna 1
6147
9. Data Fisik & Rombel
Data Fisik Sekolah
a. Luas Tanah : 9.180 m2
b. Luas Bangunan : 6.500 m2
c. Status Tanah : Negara / Pemda Kab Bogor
d. No Akta / sertifikat tanah : 10.10.20.11.1.00001
e. Daya Listrik Total : 23500 VA
Jumlah Rombongan Belajar : 24 Kelas
a. Jumlah siswa Kelas I : 329 Orang
b. Jumlah Siswa Kelas II : 318 Orang
57
c. Jumlah Siswa Kelas III : 307 Orang
Jumlah Seluruhnya : 934 Orang
10. Data Prestasi
No. Nama Kejuaraan Peringkat
Thn. Tempat Kegiatan Tingkat
1 2 3
1 Volley Putra V 1983 Cibinong KAB
2 Lomba Long March Pemuda II Piala Menpera V 1987 Jakarta NASIONAL
3 Volley Ball Putra V 1990 Cibinong KAB 4 Volley Ball Putri V 1990 Cibinong KAB 5 Vocal Group V 1990 Cibinong KAB 6 Lomba Pidato P4 V 1990 Kandepdikbud KAB
7 Persami Pramuka (radio Lesmana Bogor) V 1991 Bogor KAB
8 Wall Climbing Competition V 1991 STIE YPKP KAB 9 Lomba Cerdas Cermat V 1992 Bogor KAB
10 Sepak Bola V 1992 Parung KEC 11 Lomba Baca Puisi V 1993 Bogor KAB 12 Festival Penyanyi Remaja V 1993 Bogor KAB 13 Lomba Baca Tulis Al-Quran V 1993 Bogor KAB 14 Lomba Gerak Jalan Putri V 1993 Parung KEC 15 Lomba Baca Puisi V 1993 Parung KEC 16 Lomba Baca Puisi v 1993 Parung KEC 17 Gerak Jalan Sehat v 1993 Parung KEC 18 Gerak Jalan HUT RI v 1994 Parung KEC 19 Siswa Teladan Putra V 1996 Cibinong KAB 20 MC Terbaik Lomba LKBB V 1999 Cibinong KAB 21 Festival Band V 1999 Depok KAB 22 Komandan Terbaik V 2001 Cibinong KAB 23 Lomba Qasidah v 2001 Parung KEC 24 Lomba Nasyid v 2002 Bogor KAB 25 Pengibar Bendera V 2002 Cibinong KAB 26 Debat Terbuka v 2002 Depok KAB 27 MTQ V 2002 Dwi Warna KAB 28 Science Festival v 2002 Madania KAB 29 Olympiade Kimia V 2003 Cibinong KAB 30 Pencak Silat v 2003 Depok KAB 31 Festival Qasidah v 2003 Parung KEC
32 Turnamen Bola Volley Putra tingkat SLTA V 2003 Ciputat KAB
58
No. Nama Kejuaraan Peringkat
Thn. Tempat Kegiatan Tingkat
1 2 3
33 Peserta EGP TVRI 2003 Jakarta NASIONAL 34 Qasidah Putri v 2004 Depok KAB 35 Volley Ball Putri V 2005 Cibinong KAB 36 Olympiade Matematik v 2005 Cibinong KAB 37 Lomba UKS v 2005 Parung KAB
38 Turnamen Bola Volley Putra tingkat SLTA seKabupaten Bogor V 2005 SMA N Bj Gede KAB
39 Lomba Kultum v 2006 Bogor KAB
40 Kejuaraan Pencak Silat Antar Pelajar SMU Kelas D Puteri V 2006 Cibinong KAB
41 Kejuaraan Pencak Silat Antar Pelajar SMU Kelas C Putera V 2006 Cibinong KAB
42 Kejuaraan Pencak Silat Antar Pelajar SMU Kelas E Putera V 2006 Cibinong KAB
43 Lomba Gerak Jalan Sehat V 2006 Parung KEC 44 Lomba UKS v 2006 Parung KAB
45 Kejuaraan Bola Volley Antar Pelajar SMA/SML sewilayah Bogor, Puteri V 2006 SMA Tajur
Halang KAB
46 Lomba Design Grafis, Pekan Pendidikan Kab Bogor V 2006 Cibinong KAB
47 Kejuaraan Pencak Silat Katagori TGR Nomor Tunggal Putri, POPSMA 1
V 2007 Cibinong KAB
48 Kejuaraan Karate Kelas B Putri, POPSMA 1 V 2007 Cibinong KAB
49 Kejuaraan Karate Kelas Kata Putra, POPSMA 1 V 2007 Cibinong KAB
50 Hifzail Al Quran Putri v 2007 Depok KAB
51 Perlombaan Pelajar Berprestasi Tingkat SMA sekabupaten Bogor V 2007 Disdik Kab
Bogor KAB
52 Perlombaan Mekatronika Antar Pelajar SMA V 2007 MAN Insan
Cendekia KAB
53 Turnamen Bulu Tangkis Beregu Putra V 2007 Parung KEC
54 Lomba Pustaka v 2007 Parung KAB
55 Kejuaraan Bola Volley Antar Pelajar SMA/SML sewilayah Bogor, Puteri V 2007 SMA Tajur
Halang KAB
56 Perlombaan Variasi Baris Berbaris Paskibra, STIE Thamrin V 2007 TMII Jakarta NASIONAL
57 Perlombaan Paskibra, Danton Terbaik,STIE Thamrin V 2007 TMII Jakarta NASIONAL
58 Kejuaraan Bolla Basket Pekan Lomba Al Hasra V 2007 Sawangan,Depok KAB
59 Kejuaraan Bolla Volley Pekan Lomba Al Hasra V 2007 Sawangan,Depok KAB
60 Lomba Pertolongan Pertama (PP) Tingkat Wira PMRM26 Competition V 2008 Pamulang KAB
61 Lomba Mading PMR PMRM26 V 2008 Pamulang KAB
59
No. Nama Kejuaraan Peringkat
Thn. Tempat Kegiatan Tingkat
1 2 3
Competition
62 Perlombaan Kreasi Iptek Siswa antar Pelajar SMA V 2008 School of
Universe,Parung KAB
63 Kejuaraan Bola Volley Antar Pelajar SMA/SML sewilayah Bogor, Puteri V 2008 SMA An Nur KAB
64 Turnamen Bola Basket Putri “Moonzher Sport Competition ’08” Serpong
V 2008 Serpong KAB
65 Toward the clean & Health School di Perguruan Muhammadiyah Sawangan Tingkat Wira
V 2008 Depok KAB
66 Olympiade Sains Mata Pelajaran Matematika V 2008 Cibinong KAB
67 Olympiade Sains Mata Pelajaran Kimia V 2008 Cibinong KAB
68 Olympiade Sains Mata Pelajaran Kebumian 5 2008 Cibinong KAB
69 Lomba Mengetik Cepat V 2008 Cibinong KAB 70 Lomba Dance Pelajar Se Bogor V 2008 Cibinong KAB 71 Lomba Band Pelajar Se Kab. Bogor V 2008 Rumpin KAB 72 Lomba Band Pelajar Se Kab. Bogor V 2008 Rumpin KAB
73 Lomba LPBB Tingkat SMA Sejabodetabek :
a. Variasi Baris Berbaris V 2009 Ciputat KAB b. Komandan Peleton V 2009 Ciputat KAB c. Juara Umum V 2009 Ciputat KAB
74 Lomba LKBB Tingkat SMA di Leuwiliang V 2009 Bogor KAB
75 Lomba Olympiade Sains bidang TIK V 2009 Cibinong KAB
76 Lomba Olympiade Sains Bidang Kebumian 2009 Cibinong KAB
77 Lomba Poster Kesehatan 1 2009 Cibinong KAB 78 LKBB Se Bogor Raya V 2010 Leuwiliang KAB
79 Kostum Terbaik dalam LKBB se Bogor Raya V 2010 Leuwiliang KAB
79 LPBB Tingkat SMA Kota Tangsel dan Jabodetabek “Variasi & Formasi Terbaik”
V 2010 Tangerang Selatan Kab/Kota
80 LPBB Tingkat SMA Kota Tangsel dan Jabodetabek “PBB Murni” V 2010 Tangerang
Selatan Kab/Kota
81 LPBB Tingkat SMA Kota Tangsel dan Jabodetabek “Juara Umum” V 2010 Tangerang
Selatan Kab/Kota
82 Poltekes Storytelling Competition Smart Expo 2010 V 2010 Parung Kab
83 Lomba Pildamu Sejabodetabek V 2010 Tajurhalang Kab 84 Lomba Cepat Tepat Sejabodetabek V 2010 Tajurhalang Kab
85 Madania Cup 2010 Basket Putra V 2010 Kemang Kab
60
No. Nama Kejuaraan Peringkat
Thn. Tempat Kegiatan Tingkat
1 2 3
86 Madania Cup 2010 Basket Putri V 2010 Kemang Kab
87 Basket Muharam Cup 2010 Tingkat SMA/K V 2010 Rumpin Kab.
88 Lomba Proposal Penelitian Ketahanan Pangan Nasional IPB V 2011 IPB-Dramaga Nasional
89 Kejuaraan karete walikota cup iii V 2011 Depok kab/kota
90 Kejuaraan daerah karate forki jabar siliwangi cup V 2011 Depok Propinsi
91 Kreatifitas ilmiah remaja V 2011 kab/kota
92 Pekan olah raga pelajar kab bogor cabang bulutangkis putra V 2011 Cibinong kab/kota
93 Pekan olah raga pelajar kab bogor cabang bulutangkis putrid V 2011 Cibinong kab/kota
94 Pekan olah raga pelajar wilayah daerah i jawabarat cabang bulutangkis
2011 Bandung Propinsi
95 Pekan olah raga pelajar kab bogor cabang lompat jauh putrid V 2011 Cibinong kab/kota
96 Pekan olah raga pelajar kab bogor cabang atletik putra V 2011 Cibinong kab/kota
97 Pekan olah raga pelajar kab bogor cabang atletik putrid V 2011 Cibinong kab/kota
98 Turnamen volly ball putri V 2011 Cibinong kab/kota 99 Turnamen pon cabang basket putra V 2011 Cibinong kab/kota
100 Pelatihan remaja sebaya (pmr) kota depok V 2011 Depok kab/kota
101 Lomba riset ketahanan pangan nasional ipb V 2011 IPB-Dramaga Nasional
102 Lomba tapak kemah nasional ipb (kemrinas) V 2011 IPB-Dramaga Nasional
103 Lomba ketangkasan baris berbaris V 2011 Cibinong kab/kota
104 Lomba ketangkasan baris berbaris se bogor raya V 2011 Bogor kab/kota
105 Lomba debat hukum uika bogor V 2011 UIKA kab/kota
106 Olympiade sains mata pelajaran biologi V 2012 Cibinong kab/kota
107 Lomba peraturan baris berbaris sma V 2012 Cibinong kab/kota 108 Lomba penegak pandega kab bogor V 2012 Cibinong kab/kota 109 Lomba pilar 4 sejabodetabek V 2012 Depok kab/kota 110 Turnamen pon basket V 2012 Cibinong kab/kota 111 Turnamen pon futsal V 2012 Cibinong kab/kota
112 Lomba kir - open lab universitas negeri Jakarta V 2012 UNJ JAKARTA kab/kota
113 Lomba pentas seni nasional ipb V 2012 IPB-Dramaga Nasional 114 Lomba lkalida iv V 2012 IPB-Dramaga kab/kota 115 Lomba pionering lokalida iv V 2012 IPB-Dramaga kab/kota
61
No. Nama Kejuaraan Peringkat
Thn. Tempat Kegiatan Tingkat
1 2 3
116 Lomba tari tradisional - ui depok V 2012 UI DEPOK kab/kota 117 Olympiade bahasa jerman V 2012 kab/kota 118 Liga pendidikan indonesia (lpi) V 2012 Cibinong kab/kota
119 Lomba cerdas cermat.arkieologi ui depok V 2012 UI DEPOK kab/kota
120 Olympiade sains mata pelajaran biologi V 2012 Cibinong Propinsi
121 Lomba ketangkasan baris berbaris V 2012 Cibinong kab/kota
122 Lomba ketangkasan baris berbaris se kabupaten bogor V 2012 Cibinong kab/kota
123 Lomba ppgd penegak-pandega V 2012 Cibinong kab/kota
124 Lomba survival penegak-pandega kwarcab bogor V 2012 Cibinong kab/kota
125 Lomba menara pandang penegak-pandega kwarcab bogor V 2012 Cibinong kab/kota
126 Lomba bivak penegak-pandega kwarcab bogor V 2012 Cibinong kab/kota
127 Lomba masak rimba penegak-pandega kwarcab bogor V 2012 Cibinong kab/kota
128 Lomba pbb penegak-pandega kwarcab bogor V 2012 Cibinong kab/kota
129 Lomba senam pramuka penegak-pandega kwarcab bogor V 2012 Cibinong kab/kota
130 Lomba blogger nasional V 2013 JAKARTA Nasional
131 Olympiade sains kebumian ONS tingkat SMA V 2013 Cibinong Kabupaten
132 Kejuaraan bulu tangkis beregu jabodetabek V 2013 SMA 2 Tangsel Tangerang
Selatan
133 Kejuaraan Volley Ball Putri tingkat SMA se Jabodetabek V 2013 SMA 2 Tangsel Tangerang
Selatan
134 Kejuaraan Volley Ball Putra tingkat SMA se Jabodetabek V 2013 SMA 2 Tangsel Tangerang
Selatan
135 Kejuaran pencak silat putra ( Dani setia putra ) POPKAB V 2013 Gor Cimandala
Ciluer Kabupaten
136 Kejuaraan pencak silat putri ( Saraswati) POPKAB V 2013 Gor Cimandala
Ciluer Kabupaten
137 Liga Pendidikan Indonesia (Sepak Bola ) V 2013 Cibinong Kabupaten
138 Kejuaraan Karate putri POPKAB (Diffaf Andriana) V 2013 Cibinong Kabupaten
139 Duta Muda Pertanian (Prayoga Rahmat) V 2013 IPB Kabupaten
140 Perlombaan renang gaya kupu-kupu 50 Meter POPKAB ( Alya Shafira ) V 2013 Cibinong Kabupaten
141 Perlombaan renang gaya dada 50 Meter POPKAB ( Alya Shafira ) V 2013 Cibinong Kabupaten
142 Perlombaan renang gaya bebas 50 Meter POPKAB ( Alya Shafira ) V 2013 Cibinong Kabupaten
62
No. Nama Kejuaraan Peringkat
Thn. Tempat Kegiatan Tingkat
1 2 3
143 Perlombaan renang gaya punggung 50 Meter POPKAB ( Alya Shafira ) V 2013 Cibinong Kabupaten
144 Perlombaan renang gaya dada 50 Meter (Alya Shafira ) V 2013 Puri Nirwana
Cibinong Kabupaten
145 Perlombaan renang gaya punggung 50 Meter ( Alya Shafira ) V 2013 Puri Nirwana
Cibinong Kabupaten
146 Perlombaan renang gaya kupu-kupu 50 Meter ( Alya Shafira ) V 2013 Puri Nirwana
Cibinong Kabupaten
147 Perlombaan renang gaya bebas 50 Meter ( Alya Shafira )
v 2013 Puri Nirwana Cibinong Kabupaten
148 Perlombaan renang gaya dada 100 Meter ( Alya Shafira )
V 2013 Puri Nirwana Cibinong Kabupaten
149 Perlombaan renang gaya bebas 100 Meter ( Alya Shafira )
v 2013 Puri Nirwana Cibinong Kabupaten
11. Data Siswa Yang Diterima Di Perguruan Tinggi 3 tahun terakhir
NO NAMA PERGURUAN TINGGI JUMLAH (TAHUN)
2010 2011 2012 2013 (sementara)
1 Institut Pertanian Bogor (IPB) 20 25 23 11
2 Universitas Negeri Jakarta (UNJ) 12 8 10 7
3 Universitas Diponogoro (UNDIP) 4 3 5 3
4 Universitas Indonesia (UI) 13 3 4 1
5 Universitas Islam Negeri (UIN) 30 25 29 4
6 Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) 2 7 1
7 Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) 1 4
8 Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) 6 4 6
9 Politeknik Kesehatan Negeri Jakarta 5 2 1
10 Universitas Gajah Mada (UGM) 1
11 Universitas Brawijaya 1 1
12 Universitas Padjajaran Bandung 6
13 ITB Bandung 1
14 Universitas Sultan Ageng T Banten 1
15 STTE Telkom Bandung 1 2
16 Akademi Pimpinan Perusahaan 3 2
17 UHAMKA 10 8
18 Universitas Veteran 7 3 4
63
NO NAMA PERGURUAN TINGGI JUMLAH (TAHUN)
2010 2011 2012 2013 (sementara)
19 Universitas Gunadarma 5 12 6
20 Universitas Pancasila 3 2
21 Bina Sarana Informatika (BSI) 2 8
22 Universitas Pamulang 4 10
23 Akademi Kebidanan Swasta 8 10 8
24 Akademi Perawat Swasta 12 6 5 6
25 LP3I 4 2 2
26 Universitas Pakuan 6 1
27 UIKA 8 4
28 Institut Teknologi Indonesia (ITI) 2 4 3 1
29 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ahmad Dahlan 4
30 STAIM 5 5 8
31 Universitas syah LKuala 1
B. Fakta Hubungan Kegiatan Mentoring dengan Akhlak Siswa SMA Negeri
1 Parung
Untuk mengetahui objektifitas data tentang kegiatan mentoring SMA
Negeri 1 kelas XI maka penulis juga menyebarkan angket kepada 35
responden yang terdiri dari 15 pertanyaan dengan empat alternatif jawaban (a,
b, c dan d). Untuk memudahkan peneliti dalam menganalisa data hasil
penelitian ini maka setiap item dibuat tabulasi yang merupakan proses
mengubah data (angket) menjadi tabel-tabel angka persentase, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini:
64
1. Deskripsi Data Variabel X Tentang Kegiatan Mentoring Siswa
Tabel 4.1 Pelaksanaan kegiatan mentoring di sekolah apakah berjalan dengan baik
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 23 65,72
2 Sering 7 20
3 Kadang-kadang 4 11,42
4 Tidak Pernah 1 2,86
Jumlah 35 100
Pertanyaan: Bagaimana pelaksanaan kegiatan mentoring di sekolah kamu,
apakah selalu berjalan dengan baik ?
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab
selalu dengan angka prosentase (65,72%), Hal ini menunjukan bahwa
pelaksanaan kegiatan mentoring disekolah selalu berjalan dengan baik
dijalankan secara rutin tiap pekan yakni hari jumat baik kelompok ikhwan
(laki-laki) maupun kelompok akhwat (perempuan) mereka mayoritas
mengadakan kegiatannya dimasjid sekolah, berjalan dengan baik berkat
kerjasama diantara pihak yang terkait yakni dengan adanya mentor-mentor
yang berkomitmen dalam dakwah islam di sekolah dan juga yang terpenting
semangat dan antusiasme mentee/peserta mentoring yang dapat
mempertahankan program mentoring sehingga tetap berkesinambungan, dan
inilah yang menjadi harapan sekolah.
65
Tabel 4.2 Siswa selalu mengikuti kegiatan mentoring
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 3 8,57
2 Sering 29 82,85
3 Kadang-kadang 2 5,72
4 Tidak Pernah 1 2,86
Jumlah 35 100
Pertanyaan: Apakah kamu selalu mengikuti kegiatan mentoring setiap pekan?
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab
sering dengan angka prosentase (82,85%). Hal ini menunjukan bahwa siswa/i
sering mengikuti kegiatan mentoring yang diadakan sekolah secara rutin tiap
pekan yakni hari jumat, karena siswa/i sebagian telah menyadari akan
pentingnya pendidika agama islam yang dapat menuntun mereka menjadi
siswa yang baik sehingga mereka memilih program mentoring sebagai
wahana untuk menuntut ilmu dan bershilaturahmi.
Tabel 4.3 Mentoring dilaksanakan sesuai jadwal/durasi yang tersedia (1-2 jam)
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 1 2,86
2 Sering 12 34,28
3 Kadang-kadang 16 45,72
4 Tidak Pernah 6 17,14
66
Jumlah 35 100
Pertanyaan: Apakah mentoring dilaksanakan sesuai jadwal ?
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab
kadang-kadang dengan angka prosentase (45,72), Hal ini menunjukan bahwa
mentoring dilaksanakan tidak selalu dan tidak mesti sesuai jadwal karena
mentoring bisa juga berubah jadwalnya bisa berganti hari atau jam
berdasarkan kesepakatan antara mentor dan mentee, selama tidak
mengganggu waktu pelajaran siswa hal ini dibolehkan.
Tabel 4.4 Menghadiri kegiatan mentoring selalu datang dengan tepat waktu
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 14 40
2 Sering 13 37,14
3 Kadang-kadang 7 20
4 Tidak Pernah 1 2,86
Jumlah 35 100
Pertanyaan: Ketika menghadiri mentoring disekolah, apakah kamu selalu datang tepat waktu ?
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab
selalu dengan angka prosentase (40%). Hal ini menunjukan bahwa siswa
selalu datang tepat waktu ketika menghadiri kegiatan mentoring yaitu ba’da
sholat jumat pukul 13.00, karena diantara mentor dan mentee telah
67
mempunyai kesepakatan untuk selalu berusaha datang tepat pada waktunya,
dan jika terjadi halangan diantara mereka saling berkomunikasi. Sehingga
peserta mentor telah mempunyai rasa tanggung jawab terhadap apa yang yang
menjadi tugasnya dan ini merupakan hasil bentukan dari manfaat kegiatan ini.
Tabel 4.5
Mentor selalu memberikan tugas atau menegur ketika ada yang tidak hadir
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 8 22,86
2 Sering 3 8,57
3 Kadang-kadang 5 14,28
4 Tidak Pernah 19 54,29
Jumlah 35 100
Pertanyaan: Jika kamu tidak mengikuti kegiatan mentoring, apakah mentor kamu selalu memberikan tugas atau menegur?
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab
tidak pernah dengan angka prosentase (54,29%). Hal ini menunjukan bahwa
ketika ada peserta mentoring yang tidak hadir, mentornya jarang memberikan
tugas atau bahkan tidak pernah, dan hal inilah yang menjadi kekurangan dari
para mentor.
68
Tabel 4.6 Apakah mentoring merupakan kegiatan yang disukai
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 14 40
2 Sering 20 57,14
3 Kadang-kadang - -
4 Tidak Pernah 1 2,86
Jumlah 35 100
Pertanyaan: Apakah kegiatan mentoring merupakan program yang kamu sukai ?
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab
Sering dengan angka prosentase (57,14%). Hal ini menunjukan mayoritas
responden menyukai kegiatan mentoring di SMA Negeri 1 Parung, hal ini
dapat terlihat dari antusiasme siswa/i dalam mengikuti kegiatan mentoring.
Yang menjadikan mereka menyukai kegiatan ini adalah mereka melihat
manfaat yang didapatkan dari setiap pertemuan mentoring, karena dalam
mentoring di sini tidak bersifat formal, jadi peserta mentoring bisa dengan
senang belajar tentang islam secara bersama yang dipandu dengan mentor,
selain itu peserta bisa sharing dan mencurahkan rasa hatinya secara nyaman
ketika mereka mempunyai persoalan baik persoalan pribadi maupun teman-
temannya di sekolah, dan juga model pembelajaran yang tidak membosankan
seperti dengan adanya games-games yang mendidik sehingga mereka merasa
tertarik dan menyukai kegiatan mentoring.
69
Tabel 4.7 Motivasi mengikuti kegiatan mentoring
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 26 74,28
2 Sering 4 11,43
3 Kadang-kadang 4 11,43
4 Tidak Pernah 1 2,86
Jumlah 35 100
Pertanyaan: Apakah motivasi kamu mengikuti kegiatan mentoring benar-
benar kesadaran sendiri akan pentingnya pendidikan islam?
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab
selalu dengan angka prosentase (74,28%). Hal ini membuktikan bahwa siswa
mengikuti kegiatan mentoring memang benar-benar atas dasar kesadaran
sendiri akan pentingnya pendidikan islam, bukan atas dasar paksaan dari
manapun, mereka menyadari bahwa ditengah semakin meningkatnya
kenakalan remaja seperti tawuran antar pelajar, pergaulan bebas, penggunaan
Narkoba dan lain-lain, sehingga mereka merasa terketuk hatinya untuk
mencari tempat yang dapat membentengi imannya sehingga tidak terjerumus
dalam berbagai macam kenakalan remaja tersebut.
70
Tabel 4.8 Siswa mengikuti kegiatan mentoring dari awal sampai akhir
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 15 42,86
2 Sering 14 40
3 Kadang-kadang 5 14,28
4 Tidak Pernah 1 2,86
Jumlah 35 100
Pertanyaan: Apakah dalam kegiatan mentoring berlangsung kamu
mengikutinya dari awal sampai akhir ?
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden
menjawab selalu dengan angka prosentase (42,86%). Hal ini menunjukan
siswa mengikuti kegiatan mentoring dari awal sampai akhir kegiatan, ini
menunjukan sikap kedisiplinan mereka dan kesadaran akan pentingnya
pendidikan islam, mereka sangat disiplin ketika kegiatan belum selesai
mereka tidak meninggalkan tanpa alasan.
Tabel 4.9 Bertanya ketika ada materi yang kurang difahami
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 6 17,14
2 Sering 8 22,86
3 Kadang-kadang 20 57,14
4 Tidak Pernah 1 2,86
71
Jumlah 35 100
Pertanyaan: Apakah kamu bertanya ketika ada materi yang kurang
difahami?
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab
sering dengan angka prosentase (57,14%). Hal ini menunjukan bahwa siswa/i
yang mengikuti kegiatan sudah aktif dan berpartisipasi yang ditandai dengan
seringnya mereka bertanya ketika ada materi yang kurang difahami atau
ketika mereka ragu terhadap permasalahan yang dihadapi mereka bisa
bertanya dan berbagi dalam kegiatan ini. Dengan rasa kedekatan secara
emosional antara mentor dan mentee sehingga mereka merasa nyaman untuk
bertanya dan berpendapat.
Tabel 4.10 Ketika mentor meminta untuk menjawab pertanyaan atau memberikan
pendapat kemudian siswa langsung melaksanakannya
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 11 31,43
2 Sering 14 40
3 Kadang-kadang 9 25,71
4 Tidak Pernah 1 2,86
Jumlah 35 100
Pertanyaan: Apakah ketika mentormu meminta kamu untuk menjawab
pertanyaan atau memberikan pendapat kemudian kamu langsung melaksanakannya ?
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab
sering dengan angka prosentase (40%). Hal ini memunjukan bahwa siswa
72
selalu menjawab pertanyaan/memberikan pendapatnya ketika diminta oleh
mentor karena mentoring sifatnya tidak formal dan bisa lebih terbuka,
sehingga siswa/i lebih nyaman ketika menyampaikan pendapat atau ide-ide
atau bahka ilmu-ilmu yang dimiliki siswa bisa disampaikan, dan dapat
bertanya mengenai materi yang kurang difahami maupun permasalahan
lainnya dalam lingkungan kehidupannya, dan hal ini lah yang diharapkan para
mentor.
Tabel 4.11 Mentor selalu memberikan motivasi, baik melalui ucapan atau melalui
games/permainan sebelum kegiatan inti dilaksanakan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 19 54,28
2 Sering 11 31,43
3 Kadang-kadang 3 8,57
4 Tidak Pernah 2 5,72
Jumlah 35 100
Pertanyaan: Apakah mentor kamu selalu memberikan motivasi baik melalui ucapan atau melalui games/permainan sebelum kegiatan dilaksanakan ?
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab
selalu dengan angka prosentase (54,28%). Hal ini menunjukan bahwa mentor
selalu memberikan motivasi sebelum kegiatan dilaksanakan dengan berbagai
cara seperti dengan games atau permainan islami yang mendidik, dengan
simulasi atau kalimat-kalimat motivasi yang dapat membangkitkan motivasi
73
dan minat siswa/i untuk mengikuti kegiatan belajar dalam mentoring ini, dan
motivasi-motivasi yang diberikan mentor telah berhasil membawa peserta
mentoring untuk antusias dan aktif dalam pembelajaran pada kegiatan
mentoring.
Tabel 4.12 Sebelum memulai diskusi atau penyampaian materi selalu diawali
dengan tilawah Quran (membaca Al-quran)
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 33 94,28
2 Sering 1 2,86
3 Kadang-kadang - -
4 Tidak Pernah 1 2,86
Jumlah 35 100
Pertanyaan: Sebelum memulai diskusi atau penyampaian materi apakah
selalu diawali dengan tilawah Quran (membaca Al-Quran) ?
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab
selalu dengan angka prosentase (94,28%). Hal ini menunjukan bahwa
sebelum materi disampaikan selalu diawali dengan pembacaan Al-Quran
beberapa ayat oleh 1 orang, atau dengan metode tadarus tiap peserta
membaca beberapa ayat dan kemudian dilanjutkan oleh siswa lain ini
mendidik siswa untuk membiasakan membaca Al-Quran baik dirumah
maupun dilsekolah, juga untuk mengetahui sejauhmana bacaan Al-quran
siswa sehingga ketika ada yang bacaan al-qurannya masih belum lancar maka
mentor dapat mengajarinya agar semakin baik bacaannya.
74
Tabel 4.13
Mentor pernah memberikan tugas
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 1 2,86
2 Sering - -
3 Kadang-kadang 12 34,28
4 Tidak Pernah 22 62,86
Jumlah 35 100
Pertanyaan: Apakah mentor kamu pernah memberikan tugas ?
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab
tidak pernah dengan angka prosentase (62,86%). Hal ini menunjukan bahwa
mentor tidak pernah memberikan tugas kepada mentee dan ini merupakan
suatu kelemahan yang harus diperbaiki.
Tabel 4.14 Disetiap akhir pembelajaran dalam mentoring, mentor selalu
memberikan kesimpulan yang telah dibahasnya
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 20 57,15
2 Sering 10 28,57
3 Kadang-kadang 4 11,42
4 Tidak Pernah 1 2,86
Jumlah 35 100
75
Pertanyaan: Disetiap akhir pembelajaran dalam kegiatan mentoring, apakah mentor kamu selalu memberikan kesimpulan materi yang telah dibahasnya
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab
selalu dengan angka prosentase (57,15%). Hal ini menunjukan bahwa mentor
sudah siap dalam menyampaikan materi dan membimbing siswa/i dalam
kegiatan mentoring. Mentor selalu memberikan kesimpulan materi yang telah
dibahasnya baik materi yang disampaikan maupun dari berbagai pertanyaan-
pertanyaan siswa dan pendapat siswa diakhir kegiatan mentor menyimpulkan,
hal ini untuk mengingatkan kembali materi yang baru saja disampaikan, dan
juga untuk mengerucutkan arah tujuan materi yang dibahas bersama.
Tabel 4.15 Metode yang digunakan mentor sudah tepat sehingga mudah difahami
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 18 51,43
2 Sering 13 37,14
3 Kadang-kadang 3 8,57
4 Tidak Pernah 1 2,86
Jumlah 35 100
Pertanyaan: Menurutmu apakah metode yang digunakan mentor sudah tepat
sehingga mudah difahami ? Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab
selalu dengan angka prosentase (51,43%). Hal ini menunjukan bahwa dalam
kegiatan mentoring mentor menggunakan metode yang tepat sehingga mudah
difahami yakni sering menggunakan metode ceramah dan tanya jawab karena
76
kedua metode ini sangat efektif, mentor menyampaikan materi kemudian ada
sesi tanya jawab, materi disampaikan oleh mentor secara jelas kemudian
diskusi dan tanya jawab sehingga siswa bisa berperan aktif.
Tabel presentasi diatas dapat dibuat rekapitulasi data sebagai berikut:
Tabel 4.16 Rekapitulasi Data Angket Variabel X (Kegiatan Mentoring)
No Soal Kategori Jawaban Jumlah A B C D
F % F % F % F % F % 1 23 65,72 7 20 4 11,42 1 2,86 35 100 2 3 8,57 29 82,85 2 5,72 1 2,86 35 100 3 1 2,86 12 34,28 16 45,72 6 17,14 35 100 4 14 40 13 37,14 7 20 1 2,86 35 100 5 8 22,86 3 8,57 5 14,28 19 54,29 35 100 6 14 40 20 57,14 - - 1 2,86 35 100 7 26 74,28 4 11,43 4 11,43 1 2,86 35 100 8 15 42,86 14 40 5 14,28 1 2,86 35 100 9 6 17,14 8 22,86 20 57,14 1 2,86 35 100 10 11 31,43 14 40 9 25,71 1 2,86 35 100 11 19 54,28 11 31,43 3 8,57 2 5,72 35 100 12 33 94,28 1 2,86 - - 1 2,86 35 100 13 1 2,86 - - 12 34,28 22 62,86 35 100 14 20 57,14 10 28,57 4 11,42 1 2,86 35 100 15 18 51,43 13 37,14 3 8,57 1 2,86 35 100
Jumlah 212 605,71 159 454,2
7 94 268,54 60 171,4
7
Rata-rata
14,13 40,38 10,6 30,28 6,27 17,90 4 11,43 35 100
Dari tabel diatas penulis dapat simpulkan bahwa rekapitulasi data
variabel X tentang Kegiatan Mentoring Siswa Di SMA Negeri 1 Parung yaitu
“Sangat Baik” hal ini dapat dilihat dari hasil presentase yaitu: “A” dengan
rata-rata presentase 40,38%, “B” dengan rata-rata presentase 30,28%, “C”
77
dengan rata-rata presentase 17,90%, “D” dengan rata-rata presentase 11,43%,
dengan demikian jumlah jawaban terbanyak adalah jawaban “A” sejumlah
40,38% artinya hasil presentase variabel X yaitu Sangat Baik karena
mayoritas siswa telah mengikuti kegiatan mentoring dengan baik yang
ditandai dengan motivasi siswa benar-benar atas kesadaran sendiri akan
pentingnya pendidikan islam bagi remaja, dan siswa senantiasa datang tepat
waktu dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut, dan hal lain yang
mendukung juga adalah komitmen dan semangat para mentor untuk
menyampaikan dakwah islam di sekolah, serta menggunakan metode yang
tepat sehingga dapat menarik minat dan motivasi siswa seperti dengan games
atau permainan yang mendidik sehingga siswa tetap komitmen dalam
mengikuti kegiatan mentoring.
Dari rekapitulasi data angket variabel X hasil jawaban tersebut diatas
dapat dijelaskan dengan tabel perskoran dibawah ini:
Tabel 4.17 Hasil Jawaban Siswa/i Tentang Kegiatan Mentoring (Variabel X)
No Responden Nomor Soal Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 1 3 3 3 2 1 3 4 3 2 2 3 4 1 3 4 41 2 2 3 3 3 4 1 4 4 4 4 4 4 4 1 3 4 50 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 56 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 1 3 4 52 5 5 4 3 2 2 1 3 4 3 2 2 4 4 1 4 4 43 6 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 7 7 4 2 3 4 4 4 4 4 2 3 4 3 1 2 4 48 8 8 4 3 2 2 3 3 4 4 2 4 4 4 2 4 4 49 9 9 4 3 1 4 2 4 2 2 2 2 2 4 2 4 4 42 10 10 2 3 2 3 1 3 3 3 2 3 2 4 1 4 3 39 11 11 3 3 1 4 1 3 2 3 2 3 3 4 1 3 3 39
78
12 12 4 3 3 4 1 3 2 4 2 4 3 4 1 4 4 46 13 13 4 3 2 3 1 4 4 4 2 4 3 4 1 4 4 52 14 14 3 3 3 4 1 3 4 4 3 4 4 4 1 3 4 48 15 15 4 3 3 3 1 3 4 3 2 3 4 4 1 4 3 45 16 16 2 3 2 3 2 3 4 2 4 4 3 4 2 2 2 42 17 17 4 3 1 3 1 4 4 3 4 2 4 4 2 4 3 46 18 18 4 3 2 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 2 4 51 19 19 2 3 3 2 1 4 3 2 2 3 3 4 2 4 3 41 20 20 4 3 2 2 1 3 4 3 4 2 4 4 2 4 2 44 21 21 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 1 4 4 47 22 22 3 4 2 3 2 4 4 4 2 3 3 4 1 3 3 44 23 23 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 1 4 4 53 24 24 4 4 2 3 2 4 4 4 2 2 4 4 2 4 4 49 25 25 3 3 2 2 1 3 4 4 2 3 4 4 1 3 3 42 26 26 2 2 1 2 1 3 2 2 2 2 1 4 2 2 2 30 27 27 4 3 2 4 1 4 4 4 3 4 4 4 1 3 3 48 28 28 3 3 2 3 1 4 4 3 2 3 2 4 1 4 3 42 29 29 4 3 2 3 4 3 4 4 3 3 4 4 1 4 3 49 30 30 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 1 3 3 48 31 31 4 3 2 4 1 3 4 3 4 4 4 4 1 4 4 49 32 32 4 3 3 4 1 3 3 2 2 2 3 4 2 3 3 42 33 33 4 4 1 3 2 4 4 3 3 4 3 4 2 4 3 48 34 34 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 1 4 4 52 35 35 4 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 4 2 4 4 47
Jumlah 1579
2. Deskripsi Data Variabel Y (Akhlak Siswa)
Tabel 4.18 Ketika bertemu dengan guru-guru di sekolah mengucapkan salam
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 5 14,28
2 Sering 19 54,28
3 Kadang-kadang 10 28,58
4 Tidak Pernah 1 2,86
Jumlah 35 100
79
Pertanyaan: Apakah ketika bertemu dengan guru-guru disekolah kamu mengucapkan salam, menyapa dan bersalaman ?
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab
sering dengan angka prosentase (54,28%). Hal ini menunjukan mayoritas
yang mengikuti mentoring ketika bertemu dengan guru-guru disekolah
mengucapkan salam, menyapa dan bersalaman hal ini merupakan cermin
akhlak yang mulia dan inilah yang diharapkan dari sebuah pendidikan islam
yakni kegiatan mentoring.
Tabel 4.19
Ketika guru menjelaskan materi pelajaran, siswa menghormatinya dengan cara memperhatikan dengan sopan dan tidak membuat
keributan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 9 25,72
2 Sering 18 51,43
3 Kadang-kadang 5 14,28
4 Tidak Pernah 3 8,57
Jumlah 35 100
Pertanyaan: Ketika guru menjelaskan materi pelajaran, apakah sikap kamu
menghormatinya dengan cara memperhatikan dengan sopan dan tidak membuat keributan ?
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab
sering dengan angka prosentase (51,43%). Hal ini menunjukan mayoritas
bahwa siswa sudah mempunyai akhlak yang baik yang terlihat dengan cara
mereka menghormati guru ketika guru sedang menjelaskan materi pelajaran
80
dengan cara memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru ketika belajar
dikelas dan tidak membuat keributan.
Tabel 4.20 Ketika guru sedang mengajak berbicara siswa memperhatikan dan
mendengarkannya dengan baik
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 13 37,14
2 Sering 19 54,28
3 Kadang-kadang 2 5,72
4 Tidak Pernah 1 2,86
Jumlah 35 100
Pertanyaan: Ketika guru sedang mengajak berbicara apakah kamu
memperhatikan dan memperhatikannya dengan baik ?
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab
sering dengan angka prosentase (54,28%). Hal ini menunjukan mayoritas
yang mengikuti kegiatan mentoring mempunyai akhlak yang baik yang
ditandai dengan memperhatikan ketika guru sedang mengajaknya berbicara,
menyampaikan jawaban dengan sopan, dan tidak bersikap acuh karena
mereka menyadari akan pentingnya akhlak terhadap guru itu sangatlah
penting.
Tabel 4.21 Bertegursapa ketika bertemu guru diluar lingkungan sekolah
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 3 8,57
2 Sering 17 48,57
81
3 Kadang-kadang 14 40
4 Tidak Pernah 1 2,86
Jumlah 35 100
Pertanyaan: Ketika bertemu guru di luar lingkungan sekolah, apakah selalu
bertegur sapa dengannya?
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab
sering dengan angka prosentase (48,57%). Hal ini menunjukan mentoring
telah membentuk akhlakul karimah siswa sehingga siswa/i sering bertegur
sapa dan bersalaman ketika bertemu dengan guru baik didalam lingkungan
sekolah maupun diluar lingkungan sekolah, karena akhlak dan budi pekerti
yang luhur telah tertanam didalam diri siswa/i tersebut.
Tabel 4.22 Ketika berbicara dengan guru di sekolah selalu bertutur kata dengan
baik
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 18 51,43
2 Sering 15 42,85
3 Kadang-kadang 1 2,86
4 Tidak Pernah 1 2,86
Jumlah 35 100
Pertanyaan: Ketika berbicara dengan guru disekolah, apakah kamu selalu bertutur kata dengan baik ?
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab
selalu dengan angka prosentase (51,43%). Hal ini menunjukan bahwa dengan
82
kegiatan mentoring maka siswa mempunyai akhlak yang baik dan sopan
dengan selalu bertutur kata dengan baik ketika berbicara dengan guru maupun
kepada petugas sekolah lainnya.
Tabel 4.23 Bertutur kata dengan sopan kepada teman
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 1 2,86
2 Sering 17 48,57
3 Kadang-kadang 16 45,71
4 Tidak Pernah 1 2,86
Jumlah 35 100
Pertanyaan: Apakah kamu selalu bertutur kata dengan sopan kepada teman ?
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab
sering dengan angka prosentase (48,47%). Hal ini menunjukan mentoring
telah berhasil membentuk akhlak siswa/i peserta mentoring sehingga mereka
bisa bersikap baik ramah dan berbicara dengan sopan meskipun kepada siswa
atau temannya sendiri, karena biasanya ketika berbicara kepada teman dengan
kata-kata yang kasar, tetapi siswa/i disini sudah menunjukan sikapnya yang
baik yang mencerminkan kepribadian pelajar muslim.
Tabel 4.24 Berbicara dengan sopan dan taat akan perintah orang tua
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 14 40
2 Sering 17 48,57
3 Kadang-kadang 3 8,57
83
4 Tidak Pernah 1 2,86
Jumlah 35 100
Pertanyaan: Ketika dirumah, apakah kamu selalu berbicara sopan kepada orang tua dan selalu taat akan perintah orang tua ?
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab
sering dengan angka prosentase (48,57%). Hal ini menunjukan mayoritas
siswa yang mengikuti kegiatan mentoring berkahlak baik berdasarkan hasil
jawaban mereka bahwa mereka berbicara sopan dan ramah kepada orang tua
dan kepada anggota keluarga lainnya dirumah dan taat akan perintah orang
tua, tidak membantah selama perintah orang tua tersebut baik dan tidak
melenceng.
Tabel 4.25
Datang ke sekolah tepat pada waktunya
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 21 60
2 Sering 9 25,71
3 Kadang-kadang 5 14,28
4 Tidak Pernah -
Jumlah 35 100
Pertanyaan: Apakah kamu datang ke sekolah tepat pada waktunya ?
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab
selalu dengan angka prosentase (60%). Hal ini menunjukan mayoritas siswa/i
yang mengikuti kegiatan mentoring selalu datang kesekolah tepat pada
84
waktunya karena telah tumbuh sikap disiplin mereka akan pentingnya
menghargai waktu sehingga mereka selalu datang ke sekolah tepat waktu
sehingga tidak terlambat ini merupakan cerminan siswa yang berakhlakul
karimah.
Tabel 4.26 Pernah datang terlambat datang ke sekolah
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 23 65,71
2 Sering 11 31,43
3 Kadang-kadang 1 2,86
4 Tidak Pernah - -
Jumlah 35 100
Pertanyaan: Apakah kamu pernah datang terlambat kesekolah ?
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab
tidak pernah terlambat datang ke sekolah dengan angka prosentase (65,71%).
Hal ini menunjukan bahwa dengan mentoring dapat membantu
mendisiplinkan siswa akan peraturan sekolah sehingga siswa datang ke
sekolah tidak pernah terlambat dan menghargai peraturan yang dibuat oleh
sekolah.
Tabel 4.27 Bolos sekolah
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 21 60
2 Sering 14 40
3 Kadang-kadang -
4 Tidak Pernah -
85
Jumlah 35 100
Pertanyaan: Apakah kamu pernah bolos sekolah ?
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab
tidak pernah bolos sekolah dengan angka prosentase (60%). Hal ini
menunjukan dengan aktifnya siswa/i dalam kegiatan mentoring tentunya
dapat menumbuhkan rasa tanggung jawabnya sebagai seorang pelajar yang
tugasnya adalah menuntut ilmu sehingga dapat meminimalisir terjadinya
pelanggaran terhadap aturan sekolah sehingga sebagian besar siswa kelas XI
tidak pernah bolos sekolah, karena dikhawatirkan biasanya siswa yang bolos
sekolah melakukan kenakala-kenakalan seperti tawuran.
Tabel 4.28 Mentaati peraturan sekolah dengan berpakaian rapi
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 23 65,72
2 Sering 9 25,71
3 Kadang-kadang 3 8,57
4 Tidak Pernah -
Jumlah 35 100
Pertanyaan: Apakah kamu selalu mentaati peratutran sekolah dengan selalu berpakaian rapi dan mengenakan atribut sekolah ?
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab
selalu mentaati peraturan sekolah dengan angka prosentase (65,72%). Hal ini
menunjukan bahwa siswa selalu mentaati peraturan sekolah dengan selalu
berpakaian rapi dan mengenakan atribut sekolah sikap ini timbul dari
86
kesadarannya akan pentingnya taat terhadap aturan karena setiap aturan yang
dibuat itu pada dasarnya adalah dalam rangka bagian dari pendidikan dan
siswapun sadar akan pentingnya tampil rapi sehingga dapat memunculkan
citra yang baik.
Tabel 4.29 Tidak melanggar aturan yang dibuat oleh sekolah
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 15 42,86
2 Sering 20 57,14
3 Kadang-kadang -
4 Tidak Pernah - -
Jumlah 35 100
Pertanyaan: Apakah kamu pernah melanggar aturan yang dibuat oleh
sekolah ?
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab
kadang-kadang dengan angka prosentase (57,14%). Hal ini menunjukan
mayoritas responden menjawab bahwa kadang-kadang pernah melanggar
aturan yang dibuat oleh sekolah, mungkin mereka melanggar bukan tanpa
alasan, pasti karena alasan yang jelas.
Tabel 4.30 Berlaku jujur ketika ujian (tidak menyontek)
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 15 42,86
2 Sering 18 51,42
87
3 Kadang-kadang 1 2,86
4 Tidak Pernah 1 2,86
Jumlah 35 100
Pertanyaan: Apakah kamu selalu berlaku jujur ketika ujian (tidak nyontek)?
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab
sering berlaku jujur dengan angka prosentase (51,42%). Hal ini menunjukan
pendidikan akhlak tentang pentingnya berlaku jujur menjadikan siswa
senantisa sering berlaku jujur ketika ujian, artinya siswa tidak menyontek
ketika sedang ujian, dan merekapun telah mentaati peraturan sekolah. Karena
merekapun menyadari bahwa mencontek adalah perbuatan yang tidak baik,
hal ini mendidik siswa/i agar selalu giat belajar sehingga ketika ujian sudah
menguasai pelajaran sebelumnya.
Tabel 4.31 Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 10 28,57
2 Sering 18 51,43
3 Kadang-kadang 7 20
4 Tidak Pernah - -
Jumlah 35 100
Pertanyaan: Apakah kamu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
88
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab
sering dengan angka prosentase (51,43%). Hal ini menunjukan bahwa siswa
sering mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru karena mereka sadar akan
pentingnya pendidikan dan bahwa apapun tugas yang diberikan oleh guru itu
semata-mata adalah untuk mendidik agar menjadi pelajar yang cerdas dalam
berbagai bidang dan merupakan bentuk akhlak mereka terhadap guru
Tabel 4.32 Tidak membantah perintah guru
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 21 60
2 Sering 12 34,28
3 Kadang-kadang 2 5,72
4 Tidak Pernah - -
Jumlah 35 100
Pertanyaan: Apakah kamu pernah membantah perintah guru ?
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab
tidak pernah membantah perintah guru dengan angka prosentase (60%). Hal
ini menunjukan bahwa mentoring mampu membentuk siswa menjadi manusia
yang beradab dan berakhlak baik terhadap guru sehingga siswa/i tidak pernah
membantah perintah guru, ketika guru memberikan tugas lalu mereka
mengerjakan dan merekapun taat akan perintah dan larangan guru yang
89
berkaitan dengan sekolah, ini merupakan cerminan pelajar yang berakhlak
mulia dan cerdas secara intelektual.
Tabel presentasi diatas dapat dibuat rekapitulasi sebagai berikut:
Tabel 4.33 Rekapitulasi Data Angket Variabel Y (Akhlak Siswa)
No Soal
Kategori Jawaban Jumlah A B C D F % F % F % F % F %
1 5 14.28 19 54,28 10 28,58 1 2,86 35 100 2 9 25,72 18 51,43 5 14,28 3 8,57 35 100 3 13 37,14 19 54,28 2 5,72 1 2,86 35 100 4 3 8,57 17 48,57 14 40 1 2,86 35 100 5 18 51,43 15 42,85 1 2,86 1 2,86 35 100 6 1 2,86 17 48,57 16 45,71 1 2,86 35 100 7 14 40 17 48,57 3 8,57 1 2,86 35 100 8 21 60 9 25,71 5 14,29 - - 35 100 9 23 65,71 11 31,43 1 2,86 - - 35 100 10 21 60 14 40 - - - - 35 100 11 23 65,72 9 25,71 3 8,57 - - 35 100 12 15 42,86 20 57,14 - - - - 35 100 13 15 42,86 18 51,42 1 2,86 1 2,86 35 100 14 10 28,57 18 51,43 7 20 - - 35 100 15 21 60 12 34,28 2 5,72 - - 35 100
Jumlah 212 591,44 233 665,6
7 70 200,02 10 28,5
9
Rata-rata
14,13 39,43 15,5
3 44,38 4,67 13,34 0,67 1,91 35 100
Dari tabel diatas penulis dapat simpulkan bahwa rekapitulasi data
variabel Y tentang Akhlak Siswa kelas XI SMA Negeri 1 Parung yaitu
“Baik” hal ini dapat dilihat dari hasil presentase yaitu: “A” dengan rata-rata
presentase 39,43%, “B” dengan rata-rata presentase 44,38%, “C” dengan rata-
90
rata presentase 13,34%, “D” dengan rata-rata presentase 1,91%, dengan
demikian jumlah jawaban terbanyak adalah jawaban “B” sejumlah 44,38%
artinya hasil presentase variabel Y yaitu Baik, siswa SMA Negeri 1 Parung
berakhlak baik kepada guru disekolah kepada orang tua dan kepada teman,
serta telah tumbuhnya sikap disiplin akan aturan yang dibuat oleh sekolah.
Dari rekapitulasi data angket variabel Y hasil jawaban tersebut diatas
dapat dijelaskan dengan tabel penskoran dibawah ini:
Tabel 4.34 Hasil jawaban siswa/i Tentang Akhlak (Variabel Y)
No Responden Nomor Soal Jumlah1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 1 2 3 3 2 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 49 2 2 3 3 4 3 4 3 4 2 2 3 4 4 3 4 4 50 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 52 4 4 3 1 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 50 5 5 4 3 3 2 4 2 4 4 4 3 2 3 3 3 4 48 6 6 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 2 37 7 7 2 3 3 3 4 2 3 4 4 4 4 3 3 3 3 48 8 8 2 2 2 2 3 2 3 2 4 4 4 4 1 4 4 43 9 9 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 2 3 3 2 2 35 10 10 4 4 4 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 4 3 51 11 11 3 2 3 2 4 2 4 3 3 4 4 3 4 3 3 47 12 12 2 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 46 13 13 3 3 4 2 3 2 2 4 4 4 4 4 3 2 4 48 14 14 3 3 4 2 3 2 3 4 4 3 4 3 4 4 4 50 15 15 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 46 16 16 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 46 17 17 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 52 18 18 2 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 49 19 19 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 47 20 20 3 2 3 4 3 2 3 4 4 3 4 3 3 2 4 47 21 21 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 55 22 22 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 53 23 23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 59 24 24 3 3 3 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 3 50
91
25 25 3 1 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 45 26 26 3 4 4 2 4 2 3 4 3 4 4 3 2 3 3 48 27 27 2 4 4 3 3 2 3 4 4 3 4 3 4 3 4 50 28 28 3 3 3 3 3 2 4 3 3 4 4 3 4 3 3 48 29 29 3 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 53 30 30 3 4 3 3 4 2 4 2 3 4 3 3 4 3 4 49 31 31 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 2 3 3 3 4 51 32 32 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 4 2 3 42 33 33 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 2 4 52 34 34 3 3 3 2 4 2 3 4 4 3 4 4 3 3 4 49 35 35 2 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 47
Jumlah 1692
C. Analisis Data Penelitian Tentang Pengaruh Pelaksanaan Kegiatan
Mentoring Terhadap Akhlak Siswa SMA Negeri 1 Parung
Data yang penulis kumpulkan terdiri dari dua variabel yaitu variabel X
dan variabel Y, untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara dua variabel
tersebut, maka dari data yang penulis kumpulkan akan dianalisa dengan
statistik. Analisa ini dilakukan untuk mencari koefisien korelasi antara
variabel X dan variabel Y, maka penulis menggunakan uji korelasi dengan
rumus SPSS.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kegiatan mentoring terhadap
akhlak siswa SMA Negeri 1 Parung, maka teknik analisis yang menguji
hipotesis adalah analisis statistic product moment karl person yang
menghasilkan koefisien determinasi dan analisis regresi sederhana dengan
bantuan komputer program SPSS 16.0 for windows. Adapun hasil analisis
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.35
92
Hasil korelasi person variabel kegiatan mentoring dengan akhlak siswa
Correlations
Akhlak Mentoring
Pearson Correlation Akhlak 1.000 .556
Mentoring .556 1.000
Sig. (1-tailed) Akhlak . .000
Mentoring .000 .
N Akhlak 35 35
Mentoring 35 35
Tabel 4.36
Nilai Korelasi Nilai Korelasi Korelasi
0,00-0,20 Korelasi keeratan sangat Lemah
0,21-0,40 Korelasi keeratan lemah 0,41-0,70 Korelasi keeratan kuat 0,71-0,90 Korelasi keeratan sangat
kuat 0,91-0,99 Korelasi keeratan sangat
kuat sekali 1 Berarti korelasi sempurna
Hipotesis penelitian
Ha : Adanya pengaruh antara kegiatan mentoring terhadap akhlak siswa SMA
Negeri 1 Parung
Ho : Tidak adanya pengaruh antara kegiatan mentoring terhadap akhlak siswa
SMA Negeri 1 Parung
93
Keputusan:
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi
sebesar 0,556, berdasarkan tabel korelasi, angka 0,556 berada diantara 0,40-
0,70, maka hal ini menunjukan korelasi keeratan kuat. Arah hubungan antar
variabel bersifat positif karena tidak ada tanda negatif pada r hitung, dengan
demikian hubungan ini menunjukan bahwa semakin besar atau semakin baik
kegiatan mentoring akan membentuk akhlak siswa, demikian pula sebaliknya.
Dengan membandingkan r hitung dengan r tabel maka dapat diketahui r
hitung lebih besar dari r tabel pada taraf signifikansi 1% dan 5% dengan N
berjumlah 35. Berdasarkan koefisien korelasi yang diperoleh dapat dituliskan
r tabel (5% 0,325)< r hitung (0,556)> r tabel (1% 0,418). Dengan demikian
dapat difahami bahwa r hitung lebih besar dari r tabel baik pada taraf
signifikansi (5% 0,325) maupun (1% 0,418). Sehingga dapat dibuat
interpretasi bahwa terdapat korelasi yang positif dan signifikan kuat antara
kegiatan mentoring dengan akhlak siswa. Dengan demikian Ho ditolak dan
Ha diterima.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .556a .309 .288 3.77802 1.684
a. Predictors: (Constant), mentoring
b. Dependent Variable: akhlak
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa angkla R Square adalah
0,309 (R Square disebut dengan koefisien determinasi, yaitu pengkuadratan
94
dari koefisien korelasi). Dalam hal ini dapat diartikan bahwa 30,9% akhlak
siswa dapat dijelaskan oleh variabel kegiatan mentoring, sedangkan sisanya
69,1% dijelaskan oleh sebab-sebab lain.
Perhitungan diatas menunjukan bahwa kegiatan mentoring memiliki
sumbangan yang berarti sebesar 30,9% walaupun tidak mencapai 100%. Hal
ini disebabkan karena yang membentuk akhlak siswa bukan hanya dengan
kegiatan mentoring, akan tetapi harus adanya dukungan dari pihak lain seperti
dari orang tua dan lingkungan tempat tinggal yang baik.
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 210.862 1 210.862 14.773 .001a
Residual 471.024 33 14.273
Total 681.886 34
a. Predictors: (Constant), mentoring
b. Dependent Variable: akhlak
Berdasarkan uji ANOVA (analisis varian) atau F test pada tabel diatas
dapat diketahui bahwa F hitung sebesar 14.773 dengan tingkat signifikan
0,001. Oleh karena probabilitas (0,001) jauh lebih kecil dari 0,05 (dalam
kasus ini menggunakan taraf signifikansi atau a = 5%), maka model regresi
bisa dipakai untuk menguji hipotesis berdasarkan bab 1 yang dikemukakan
adalah :
Ha : adanya pengaruh antara kegiatan mentoring terhadap akhlak siswa
SMA Negeri 1 Parung.
95
Ho : tidak adanya pengaruh kegiatan mentoring terhadap akhlak siswa
SMA Negeri 1 Parung.
Berdasarkan hasil nilai regresi diatas didapatkan bahwa nilai p value
(0,001) lebih kecil dari nilai a (0,05) sehingga tolak Ho, artinya terdapat
pengaruh kegiatan mentoring terhadap akhlak siswa SMA Negeri 1 Parung.
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 32.865 4.077 8.061 .000
Mentoring .343 .089 .556 3.844 .001
a. Dependent Variable: akhlak
Tabel diatas menggambarkan persamaan regresi, yaitu:
Y=32,865+0,343 X
Dimana:
Y= akhlak siswa
X= kegiatan mentoring
Konstanta sebesar 32,865 menyatakan bahwa jika tidak ada kegiatan
mentoring, maka akhlak siswa adalah 32,865. Koefisien regresi sebesar 0,343
menyatakan bahwa setiap penambahan kegiatan mentoring akan dapat
membentuk akhlak siswa sebesar 0,343. Sedangkan angka korelasi (0,556)
96
untuk regresi sederhana juga merupakan angka standardized coefficients
(beta).
Nilai t pada statistik pada tabel koefisien diatas digunakan untuk
menguji signifikansi konstanta dan variabel dependen (akhlak siswa). Dengan
demikian selain menggunakan nilai r hitung, nilai t statistik dapat digunakan
pula untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian.
Dasar pengambilan keputusan:
a. Dengan membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel
Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima
Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak
Berdasarkan tabel diatas diketahui t hitung sebesar 3.844. sedangkan t
tabel dengan taraf 5% dan df (derajat kebebasan) 33 adalah 2,033.
karena t hitung (3,844) > t tabel (2,033), maka Ho ditolak dan Ha
diterima.
b. Berdasarkan probabilitas
Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima
Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak
Keputusan: berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa ada kolom sig
adalah 0,001, atau probabilitas jauh dibawah 0,05, sehingga Ho
ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel kegiatan
mentoring benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
akhlak siswa.
97
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan tentang Pengaruh Kegiatan
Mentoring Terhadap Akhlak Siswa kelas XI SMA Negeri 1 Parung, maka
penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan rekapitulasi variabel X mengenai Kegiatan Mentoring di
SMA Negeri 1 Parung yaitu Sangat Baik, hal ini dapat dilihat dari rata-
rata presentase jawaban responden yaitu “A” dengan rata-rata
presentase 40,38%, “B” dengan rata-rata presentase 30,28%, “C”
dengan rata-rata presentase 17,90%, dan jawaban “D” dengan rata-rata
presentase 11,43%. Dengan demikian jumlah jawaban terbanyak adalah
jawaban “A” yaitu dengan rata-rata presentase 40,38%. Sehingga bisa
ditarik kesimpulan bahwa kegiatan Mentoring siswa Kelas XI di SMA
Negeri 1 Parung sudah berjalan dengan sangat baik, karena kegiatan ini
merupakan program unggulan yang diterapkan di SMA Negeri 1
Parung, dan hal ini juga dapat terlihat dengan berjalannya secara rutin
tiap pekan baik kelompok laki-laki maupun kelompok perempuan, serta
98
dengan bagusnya antusiasme dan semangat siswa/i yang mengikuti
karena dengan didukung metode yang digunakan para mentor sangat
menarik yakni metode ceramah dan tanya jawab sehingga siswa merasa
nyaman mengikuti kegiatan ini.
2. Berdasarkan rekapitulasi variabel Y mengenai Akhlak Siswa Kelas XI
di SMA Negeri 1 Parung yaitu “Baik”, hal ini dapat dilihat dari rata-rata
presentase jawaban responden yaitu “A” dengan rata-rata presentase
39,43%, “B” dengan rata-rata presentase 44,38%, “C” dengan rata-rata
presentase 13,34%, dan jawaban “D” dengan rata-rata presentase
1,90%. Dengan demikian jumlah jawaban terbanyak adalah jawaban
“B” yaitu dengan rata-rata presentase 44,38%. Sehingga bisa ditarik
kesimpulan bahwa Akhlak Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Parung
kondisinya baik sudah berakhlakul karimah seperti bersopan santun,
berkata dengan ramah kepada siapapun, baik kepada guru dengan cara
bersalaman dan menyapa, kepada orang tua di rumah sopan dan taat
maupun kepada temannya sendiri, dan disiplin waktu sekolah dan taat
akan peraturan di SMA Negeri 1 Parung.
3. Kegiatan mentoring terbukti berpengaruh terhadap akhlak siswa SMA
Negeri 1 Parung. Hal ini dibuktikan dengan hasil r hitung dan t hitung
yang lebih besar dari pada r tabel dan t tabel. Berdasarkan tabel
interpretasi nilai “r” 0,556 berada diantara 0,40-0,70 yang berarti nilai
korelasi antara variabel X (Kegiatan mentoring ) dan variabel Y (akhlak
siswa) keeratannya kuat. Adapun besar sumbangan efektif variabel
99
kegiatan mentoring terhadap akhlak siswa sebesar 30,9% dengan
persamaan regresi 32.865+0,343 X. Sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa korelasi antara kegiatan mentoring dengan akhlak siswa
memiliki pengaruh yang kuat, maka hipotesis nol (Ho) ditolak, hal ini
berarti Hipotesis Alternatif (Ha) diterima, dengan kata lain Mentoring
Mempunyai Pengaruh yang kuat Terhadap Akhlak Siswa Kelas XI
SMA Negeri 1 Parung, karena kegiatan mentoring sudah berjalan
dengan baik, siswa disiplin dalam mengikuti kegiatannya sehingga
dapat membentuk akhlakul karimah.
B. Saran
1. Untuk para pementor hendaknya terus melakukan pengembangan ide-
ide kreatif untuk menciptakan berbagai program kegiatan, metode,
media dan games-games yang menarik dan menyenangkan, sehingga
siswa/i yang telah aktif dalam mentoring bisa tetap istiqomah
berkontribusi dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan, dan bagi
siswa/i yang belum ikut bisa terketuk hatinya untuk terlibat dalam
kegiatan mentoring guna menginternalisasikan nilai-nilai islam
khususnya akhlakul karimah pelajar.
2. Hendaknya para siswa/i peserta mentoring SMA Negeri 1 Parung tetap
istiqomah dalam kegiatan mentoring tersebut sehingga dapat
meningkatkan akhlakul karimah dan wawasan keislaman yang dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan dapat menjadi teladan
100
bagi siswa/i yang lainnya sehingga tercermin pelajar yang beriman,
berilmu, beramal dan berkepribadian muslim. Hendaknya juga siswa/i
yang aktif dalam mentoring mengajak teman-teman pelajar SMA
Negeri 1 Parung yang belum mengikuti kegiatan mentoring agar mau
mengenal dan aktif sehingga dapat membantu pembentukan akhlak
pelajar yang islami.
3. Untuk sekolah hendaknya mewajibkan kepada seluruh siswa/i muslim
khususnya kelas X dan kelas XI untuk mengikuti kegiatan mentoring
dan memasukan nilai mentoring kedalam raport, sehingga dapat
membantu mewujudkan pelajar yang mempunyai pemahaman islam
secara benar dan berpengetahuan, khususnya pengetahuan islam,
membentuk pelajar yang berakhlak baik serta meminimalisir terjadi
kenakalan remaja dan tawuran antar pelajar.
101
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta. 1998.
Alim, Muhammad. Pendidikan Agama Islam. Bandung: Remaja Rosda Karya.
2006.
Aminuddin. Pendidikan Agama Islam. Bogor: Ghalia Indonesia. 2002.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta. 2006.
Departemen Agama RI. Al-Quran dan Terjemahnya. Jakarta: Maghfiroh Pustaka.
2006.
Hadian, Novi. Super Mentoring Senior, Cet-3. Bandung: Syaamil Cipta Media.
2003.
Hakim, Atang Abdul. Metodologi Studi Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
1999.
Halim, M. Nipan Abdul. Menghias Diri dengan Akhlak Terpuji. Yogyakarta:
Mitra Pustaka. 2000.
Kementerian P dan K. Kamus Besar Bahasa Indonesia. edisi ketiga. Jakarta:
Balai Pustakan. 2002.
Lubis, Satria Hadi. Menjadi Murobbi Sukses. Jakarta: Kreasi Cerdas Utama. 2003.
___________, Rahasia Kesuksesan Halaqoh (Usroh). Tangerang: Fatahillah Bina
Alfikri Press. 2006.
Mahmud, Ali Abdul Halim. Perangkat-Perangkat Tarbiyah Ikhwanul Muslimin.
Solo: Era Intermedia. 2011.
Makbullah, Deden. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa.
2011.
Nata, Abuddin. Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT Rajawali Pers. 2011.
___________, Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
2004.
Ridjaluddin F. N. Filsafat Pendidikan Islam Jakarta: Pusat Kajian Islam FAI
UHAMKA. 2009.
102
Ruswandi, Muhammad. Manajemen Mentoring. Bandung: Syaamil. 2007.
Sajirun, Muhammad. Manajemen Halaqah Efektif. Solo: Era Adicitra Intermedia.
2011.
Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
2004.
Zahruddin dan Sinaga Hasanuddin. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada. 2004.
Zubaedi. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
2011.
103
104
105
106
107
ANGKET PENELITIAN
“PENGARUH KEGIATAN MENTORING TERHADAP AKHLAK SISWA SMA NEGERI 1 PARUNG”
I. Identitas siswa
Nama : Kelas : Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
II. Petunjuk pengisian a. Bacalah basmalah sebelum mengerjakan! b. Angket ini merupakan tes untuk mengetahui keterangan atau pendapat
anda secara pribadi, bantuan atau kerjasama dari teman! c. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang sesuai menurut pendapat
anda di bawah ini! d. Setelah selesai mengerjakan, soal angket mohon dikembalikan kembali!
III. Butir-butir soal Variabel X (kegiatan Mentoring) 1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan mentoring /rohis di sekolah kamu,
apakah selalu berjalan denga baik? a. Selalu c. Kadang-
kadang b. Sering d. Tidak
pernah 2. Berapa kali dalam seminggu biasanya kamu mengikuti kegiatan
mentoring /rohis? a. Tidak pernah c. 1 kali b. 2-3 kali d. Tidak
menentu 3. Berapa jam biasanya kamu mengikuti kegiatan mentoring /rohis?
a. 2-3 jam c. 0,5 - 1 jam b. 1,5 - 2 jam d. Tidak
menentu 4. Ketika menghadiri kegiatan mentoring /rohis di sekolah, apakah kamu
selalu datang tepat waktu? a. Selalu c. Kadang-
kadang b. Sering d. Tidak
pernah 5. Jika kamu tidak mengikuti kegiatan mentoring /rohis, apakah mentor
kamu selalu memberikan tugas atau menegur? a. Selalu c. Kadang-
kadang
108
b. Sering d. Tidak pernah
6. Apakah kegiatan mentoring /rohis merupakan program yang kamu sukai? a. Sangat suka c. Kurang
suka b. Suka d. Tidak suka
7. Apakah motivasi kamu mengikuti kegiatan mentoring /rohis itu benar-benar kesadaran sendiri akan pentingnya pendidikan Islam? a. Ya, selalu c. Kadang-
kadang b. Sering d. Tidak
pernah 8. Apakah dalam kegitan mentoring /rohis berlangsung, kamu mengikutinya
dari awal sampai akhir? a. Selalu c. Kadang-
kadang b. Sering d. Tidak
pernah 9. Apakah kamu bertanya ketika ada materi yang kurangi dipahami?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
10. Apakah ketika mentormu meminta kamu untuk jawab pertanyaan atau memberikan pendapat kemudian kamu langsung melaksanakannya? a. Selalu c. Kadang-
kadang b. Sering d. Tidak
pernah 11. Apakah mentor kamu selalu memberikan motivasi baik melalui ucapan
atau melalui games/permainan sebelum kegiatan dilaksanakan? a. Selalu c. Kadang-
kadang b. Sering d. Tidak
pernah 12. Sebelum memulai diskusi atau penyampaian materi apakah selalu diawali
dengan Tilawatil Qur’an? a. Selalu c. Kadang-
kadang b. Sering d. Tidak
pernah 13. Apakah mentor kamu pernah memberikan tugas?
a. Selalu c. Kadang-kadang
109
b. Sering d. Tidak pernah
14. Disetiap akhir pembelajaran kegiatan mentoring /rohis, apakah mentor kamu selalu memberikan kesimpulan materi yang telah dibahasnya? a. Selalu c. Kadang-
kadang b. Sering d. Tidak
pernah 15. Menurutmu apakah metode yang digunakan mentor sudah tepat hingga
mudah dipahami? a. Selalu c. Kadang-
kadang b. Sering d. Tidak
pernah
Variabel Y (Akhlak Siswa) 1. Apakah ketika bertemu dengan guru-guru di sekolah kamu mengucapkan
salam, menyapa, atau bersalaman? a. Selalu c. Kadang-
kadang b. Sering d. Tidak
pernah 2. Ketika gurumu menjelaskan materi pelajaran, apakah sikap kamu
menghormatinya dengan cara memperhatikan dengan sopan dan tidak membuat keributan? a. Selalu c. Kadang-
kadang b. Sering d. Tidak
pernah 3. Ketika guru sedang mengajak berbicara apakah kamu memperhatikan
dan mendengarkannya dengan baik? a. Selalu c. Kadang-
kadang b. Sering d. Tidak
pernah 4. Ketika bertemu guru di luar lingkungan sekolah, apakah kamu selalu
bertegur sapa dengannya? a. Selalu c. Kadang-
kadang b. Sering d. Tidak
pernah 5. Ketika berbicara dengan guru di sekolah apakah kamu selalu bertutur
kata dengan baik?
110
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
6. Apakah kamu selalu bertutur kata dengan sopan kepada teman? a. Selalu c. Kadang-
kadang b. Sering d. Tidak
pernah 7. Ketika di rumah apakah kamu selalu berbicara dengan sopan kepada
orang tua, dan selalu taat akan perintah orang tua? a. Selalu c. Kadang-
kadang b. Sering d. Tidak
pernah 8. Apakah kamu datang ke sekolah tepat waktu?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
9. Apakah kamu pernah datang terlambat ke sekolah? a. Selalu c. Kadang-
kadang b. Sering d. Tidak
pernah 10. Ketika datang terlambat apakah siswa mendapatkan hukuman dari
sekolah? a. Selalu c. Kadang-
kadang b. Sering d. Tidak
pernah 11. Apakah kamu selalu mentaati peraturan sekolah dengan selalu
berpakaian rapi dan mengenakan atribut sekolah? a. Selalu c. Kadang-
kadang b. Sering d. Tidak
pernah 12. Apakah kamu pernah melanggar aturan yang dibuat oleh sekolah?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
13. Apakah ketika ujian kamu pernah mencontek?
111
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
14. Apakah kamu selalu mengerjakan tugas yang diberikan guru? a. Selalu c. Kadang-
kadang b. Sering d. Tidak
pernah 15. Pernahkah kamu mendapatkan hukuman ketika kamu tidak mengerjakan
PR? a. Selalu c. Kadang-
kadang b. Sering d. Tidak
pernah
top related