pengaruh infrastruktur terhadap produktivitas ekonomi di pulau jawa
Post on 13-Jan-2017
227 Views
Preview:
TRANSCRIPT
41
Pengaruh Insfrastruktur Terhadap Produktivitas Ekonomi Di Pulau Jawa Periode 2000-2008
PENDAHULUAN
Kata produktivitas pertama kalidicetuskan oleh Francois Quesnay (1694-1776). Produktivitas pada umumnyahanya di definisikan sebagai perbanding-an antara output dan input tertentu dalamsuatu periode. Ukuran-ukuran produk-tivitas merupakan konsep yang sering
PENGARUH INFRASTRUKTUR TERHADAPPRODUKTIVITAS EKONOMI DI PULAU JAWA PERIODE
2000-2008
Enik Widayati
Karyawan PT. Cikarang Inlandport
Email : pinkitubagus@roketmail.com
Abstract
Infrastructure is a means to realize the success of a region to increase economicproductivity will also increase economic growth. Economic infrastructure (roads,electricity, telephone, and water) have the potential for it. Like the way that can reducethe cost transoprtasi and simplify the transportation of goods, clean water is available toimprove the quality of healthcare. In this study authors would like to know how theinfluence of economic infrastructure such as roads, electricity, telephone and water supplyon economic productivity in Java (DKI Jakarta, West Java, Central Java, Yogyakarta, EastJava and Banten). The analysis was done using panel data is the data infrastructure(roads, electricity, telephone and water) from 6 provinces in Java Island from 2000 until2008. Processing is accomplished using the eViews 6 with Fixed Effects method. Theregression result shows that the economic infrastructure (roads, electricity, telephone,and water) effect on productivity. Road infrastructure to provide the greatest effectcompared with other infrastructure. So the policy implications of the results of this studyis that the government should pay more attention to infrastructure development becauseof infrastructure will greatly contribute in the economic productivity of priority areas,especially the handling of road infrastructure.
Keywords: Productivity, infrastructure roads, electricity, telephone, and water supply
dijumpai. Namun konsep ini telahberkembang dengan diperkenalkannyasuatu konsep fungsi produksi oleh PaulDouglass & Charles Cobb yang meng-gunakan input modal dan tenaga kerjadalam bentuk suatu persamaan untukmengestimasi parameternya. FungsiCobb-Douglas ini kemudian dikenaldengan nama fungsi Cobb-Douglass.
42
Media Ekonomi Vol. 18 No. 1, April 2010
Fungsi ini cukup popular dalam riset-risetekonomi disamping perhitungannya yangsederhana juga konsistensinya denganteori (Yotopaulus, Pan. A, and Jeffry B.Nurgent 91976), Economic of Develop-ment: Emperical Investigation, HarperInternasional Edition, Singapore.
Secara makro, produktivitas mem-punyai arti yang penting terutama karenakonsep ini menyangkut masalah per-tumbuhan ekonomi. Dalam pembahasanproduktivitas seringkali dikaitkan dengantopik-topik sumber perumbuhanekonomi. Pertumbuhan ekonomi sendirimerupakan indikator dalam mengukurkeberhasilan suatu perekonomian.
Pertumbuhan ekonomi diartikansecara umum sebagai kenaikan outputumum barang dan jasa yang di hasilkanoleh suatu negara pada tahun tertentudibandingkan dengan tahun sebelumnya.Pertumbuhan ekonomi merupakanindikator hasil pembangunan yang telahdilakukan dan sebagai penentu untukmenentukan arah pembanngunan dimasayang akan datang. Pertumbuhan ekonomisuatu negara dipengaruhi oleh akumulasimodal berupa investasi pada tanah,peralatan dan mesin, sarana, sumber dayaalam, sumber daya manusia (humanresource) baik jumlah maupun tingkatkualitas penduduknya, kemajuan teknologiakses informasi, inovasi dan kemampuanpengembangan diri serta budaya kerja(Todaro, 2000, 37). Pembangunanbertujuan untuk mening-katkankesejahteraan masyarakat. Pemerintahsebagai mobilisator pembangunan sangatstrategis dalam mendukung peningkatankesejahteraan masyarakat sertapertumbuhan ekonomi negaranya.
Selama ini, pemerintah telah menge-luarkan banyak waktu, tenaga dan danauntuk pembangunan di seluruh wilayahIndonesia. Hasil pembangunan tersebutdapat kita l ih at d is eluru h wilayahIndonesia meskipun terdapat ketimpanganyang menunjukkan adanya perbedaankecepatan pembangunan antar satu daerahdengan daerah lainnya. Kebijakanpembangunan infrastruktur di Indonesialebih didasarkan pada orientasi outputberupa pertumbuhan ekonomi disband-ing-kan pemerataan baik antar pulau jawadan luar pulau jawa maupun antara Indo-nesia Bagian Barat (IBB) dan Indonesiabagian Timur (IBT). Ketimpangan dapatdilihat pada nilai investasi dan produksidi masing-masing wilayah, lebih dari 50%investasi di pulau jawa yang hanyamencakup 7% dari seluruh wilayah Indo-nesia. Sedangkan output atau PDRB pulauJawa menghasilkan lebih dari 60% totaloutput Indonesia (The World Bank, 1994).Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasipembangunan di pulau jawa jauh lebih kuatdari pada wilayah lainnya. Ketertinggalansuatu daerah dalam membangundipengaruhi oleh banyak hal. Salah satunyaadalah rendahnya daya tarik suatu daerahyang menyebabkan tingkat aktivitasekonomi yang rendah. Suatu daerah yangtidak memiliki sumber daya (manusiamaupun alam) serta kurangnya insentifyang ditawarkan (prasarana infrastruktur,perangkat keras dan lunak, keamanan dansebagainya) dapat menyebabkan suatudaerah tertinggal dalam pembangunan(Aziz, 1995, 65).
Dampak dari kekurangan infrastrukturserta kualitasnya yang rendah menyebabkanperlambatan pertumbuhan ekonomi dantenaga kerja. Sehingga pada akhirnya
43
Pengaruh Insfrastruktur Terhadap Produktivitas Ekonomi Di Pulau Jawa Periode 2000-2008
banyak perusahaan akan keluar dari bisnisatau membatalkan ekspansinya. Karenaitulah infrastruktur sangat berperan dalamproses produksi dan merupakan pra-kondisi yang sangat diperlukan untukmenarik akumulasi modal sektor swasta(Mauritz, 2002).
Sebagai pulau yang luasnya hanya 7%dari total daratan Indonesia, pulau jawaharus menanggung beban sekitar 60% daritotal penduduk Indonesia yang pada tahun2008 berjumlah sekitar 238 juta jiwa.Dibandingkan dengan wilayah lain yangluasnya lebih besar dari pulau jawa,misalnya Papua dan Maluku yang memilikiluas mencapai 24% dari total daratanIndonesia, jumlah penduduknya hanya 2%dari total jumlah penduduk Indonesia.
Dengan sebagian besar pendudukIndonesia yang mendiami pulau jawa ±137 juta jiwa membuat pulau ini sesak danpadat dan menimbulkan berbagaipersoalan kependudukan. Diantara bebanyang timbul adalah beban akan terhadapkebutuhan infrastruktur kesehatan,pendidikan, maupun infrastruktur jalanyang semakin hari semakin berat. Karenaketidakmampuan dalam penyediaaninfrastruktur jalan yang memadai untukmengimbangi ledakan pendudukmenyebabkan pulau jawa mengalamikendala lalu lintas transportasi darat. Selainpersoalan akan infrastruktur jalan, pulaujawa juga mengalami masalah akanpenyediaan air bersih baik di kota-kotabesar maupun di pedesaan. Hingga saat inimasih banyak daerah yang belumterjangkau oleh pelayanan infrastruktur danbeberapa daerah masih memerlukanpeningkatan pelayanan.
Infrastruktur merupakan roda peng-
gerak pertumbuhan ekonomi dan dinilaisebagai penggerak pembangunan nasionaldan daerah. Peran dari infrastruktur dalampembangunan dapat dilihat dalam kontri-businya terhadap pertumbuhan ekonomiyang implikasinya terhadap peningkatankualitas hidup masyarakat. Pengaruhinfrastruktur terhadap peningkatankualitas hidup dan kesejahteraan manusia,adalah peningkatan nilai konsumsi,peningkatan produktivitas tenaga kerja danakses terhadap lapangan kerja, sertapeningkatan kemakmuran.
Karena infrastruktur memilikiperanan yang besar dalam peningkatanperekonomian suatu daerah, maka pem-bangunan infrastruktur perlu untuk terusdi dorong. Tetapi untuk menyelesaikanmasalah infrastruktur masih mengalamibeberapa kendala yang dihadapi olehpemerintah yaitu seperti masalah efisiensiinvestasi, keterbatasan dana dan pilihanskala prioritas dalam infrastruktur. Untukitu pemerintah harus lebih cermat dalammenentukan jenis dan lokasi investasiinfrastruktur yang harus dibangun agarkontribusi infrastruktur menjadi optimalterhadap peningkatan ekonomi suatudaerah.
Berdasarkan uraian di atas maka perluditeliti mengenai1. Seberapa besarkah pengaruh
infrastruktur ekonomi seperti jalan,listrik, telepon dan air bersih terhadapproduktivitas ekonomi di Pulau Jawaperiode tahun 2000 sampai dengan tahun2008 ?
2. Apakah pengaruh dari masing-masinginfrastruktur tersebut berbeda-bedapada tiap-tiap wilayah ?
44
Media Ekonomi Vol. 18 No. 1, April 2010
3. Infrastruktur apakah yang memberikankontribusi paling besar terhadapmasing-masing propinsi tersebut ?
TINJAUAN PUSTAKA
Para ahli ekonomi maupun politik disemua negara baik itu negara-negara kayamaupun miskin, yang menganut sistemkapitalis, sosialis maupun campuransepakat dan menjadikan pertumbuhanekonomi (economic growth) sebagaifaktor terpenting dalam pembangunan.Pemerintah di negara manapun dapatsegera jatuh atau bangun berdasarkantinggi rendahnya tingkat pertumbuhanekonomi yang dicapainya dan bahkan baikburuknya kualitas kebijakan pemerintahdan tinggi atau rendahnya mutu aparatnyadibidang ekonomi secara keseluruhanbiasanya diukur berdasarkan kecepatanper-tumbuhan output nasional yangdihasilkan (Todaro, 2000, 136).
Seorang ekonom besar yang pernahmemenangkan hadiah Nobel di bidangekonomi pada tahun 1971 yaitu ProfesorSimon Kuznets atas usahanyamempelopori pengukuran dan analisisatas sejarah pertumbuhan nasional negara-negara maju, telah memberikan suatudefinisi mengenai pertumbuhan ekonomi(economic growth) suatu negara. MenurutKuznets, pertumbuhan ekonomi adalahkenaikan kapasitas dalam jangka panjangdari negara yang bersangkutan untukmenyediakan berbagai barang ekonomikepada penduduknya. Kenaikan kapasitasitu sendiri ditentukan atau dimungkinkanoleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian teknologi, institusional(kelembagaan) dan ideologis terhadap
terhadap berbagai tuntutan keadaan yangada (Todaro, 2000, 144).
Pengukuran pertumbuhan ekonomisecara konvensional biasanya denganmenghitung peningkatan presentase dariProduk Domestik Bruto (PDB). PDBmengukur pengeluaran total dari suatuperekonomian terhadap berbagai barangdan jasa yang baru diproduksi pada suatusaat atau tahun serta pendapatan total yangditerima dari adanya seluruh produksibarang dan jasa tersebut atau secara lebihrinci, PDB adalah nilai pasar dari semuabarang dan jasa yang diproduksi di suatunegara dalam kurun waktu tertentu(Mankiw, 2001, 126). Pertumbuhanbiasanya dihitung dalam nilai riil dengantujuan untuk menghilangkan adanya inflasidalam harga dan jasa yang diproduksisehingga PDB riil semata-matamencerminkan perubahan kuantitasproduksi.
Secara makro, produktivitasmempunyai arti yang penting terutamakarena konsep ini menyangkut masalahper-tumbuhan ekonomi. Dalampembahasan produktivitas seringkalidikaitkan dengan topik-topik sumberpertumbuhan ekonomi. Pertumbuhanekonomi sendiri merupakan indikatordalam mengukur keberhasilan suatuperekonomian.
Produktivitas pada umumnya hanyadi definisikan sebagai perbandingan antaraoutput dan input tertentu dalam suatuperiode. Ukuran-ukuran produktivitasmerupakan konsep yang sering dijumpai.Namun konsep ini telah berkembangdengan diperkenalkannya suatu konsepfungsi produksi oleh Paul Douglass &Charles Cobb yang menggunakan input
45
Pengaruh Insfrastruktur Terhadap Produktivitas Ekonomi Di Pulau Jawa Periode 2000-2008
modal dan tenaga kerja dalam bentuk suatupersamaan untuk mengestimasiparameternya. Fungsi Cobb-Douglas inikemudian dikenal dengan dengan namafungsi Cobb-Douglass. Fungsi ini cukuppopular dalam riset-riset ekonomidisamping perhitungannya yang seder-hana juga konsistensinya dengan teori(Yotopaulus, Pan. A, and Jeffry B. Nurgent91976), Economics of Development:Emperical Investigation, HarperInternasional Edision, Singapore.
Fungsi produksi Cobb-Douglassmenjelaskan hubungan antara kuantitasinput yang digunakan dalam produksidengan kuantitas output yang dihasilkanoleh produksi:
Y = AKáLâ
Dimana Y, K, L adalah output, kapitaldan tenaga kerja. A adalah konstanta yangbesarnya berbeda-beda untuk pereko-nomian yang berbeda, dan adalahelastisitas output terhadap kapital dantenaga kerja.
Dalam fungsi produksi Cobb-Douglass, + = 1 mengindikasikanbahwa kenaikan dalam output adalah samapersis dengan produktivitas fisik marginal(marginal physical productivity) darifaktor produksi dikalikan dengankenaikannya. Hal ini mengimplikasikanskala hasil yang konstan (constan returnto scale) sebagai contoh kenaikan 1%dalam kedua input menyebabkan kenaikan1% dalam output tidak peduli output tersebutsedang berada pada tingkat berapa.
Fungsi-fungsi produksi yangmempunyai skala hasil konstanmempunyai implikasi yang menarik.
Y = A F (K,L)
xY = A F (xK, xL) ’! Jika x = 1/L
Y/L = A F (K/L), 1)
Y/L adalah output per pekerja yangmerupakan ukuran produktivitas,persamaan ini menunjukkan bahwaproduktivitas tergantung terhadap modal/pekerja.
Definisi dan PenggolonganInfrastruktur
Menurut MacMillan Dictionary ofModern Economics (1996) infrastrukturmerupakan elemen struktural ekonomiyang memfasilitasi arus barang dan jasaantara pembeli dan penjual. Sedangkan TheRoutledge Dictionary of Economics (1995)memberikan pengertian yang lebih luasyaitu bahwa infrastruktur juga merupakanpelayanan utama dari suatu negara yangmembantu kegiatan ekonomi dan kegiatanmasyarakat sehingga dapat berlangsungyaitu dengan menyediakan transportasi danjuga fasilitas pendukung lainnya.
Infrastruktur dapat digolongkansebagai berikut :
a. Infrastruktur Jalan
Jalan berperan penting dalammerangsang maupun mengatisipasipertumbuhan ekonomi yang terjadi.Karena itu setiap negara melakukaninvestasi yang besar dalam meningkatkankualitas dan kuantitas jalan. Sekitar 0,8%dari PDB negara berkembang dikeluarkanuntuk pembangunan, pengembangan jalurdan rehabilitasi jalan (Fay, 1999, 13).
α β
46
Media Ekonomi Vol. 18 No. 1, April 2010
Sistem jalan yang baik memberikankeunggulan bagi sebuah negara untukbersaing secara kompetitif dalammemasarkan hasil produknya, mengem-bangkan industri, mendistribusikanpopulasi serta meningkatkan pendapatan.Sebaliknya, prasarana yang minim danburuk kondisinya menjadi hambatandalam mengembangkan perekonomian.
Keterbatasan jaringan jalan dapatmenghambat pertumbuhan suatu wilayahsehingga aktivitas perekonomian dapatterganggu yang pada akhirnya dapatmenyebabkan bertambahnya harga suatubarang.
b. Infrastruktur Listrik
Listrik merupakan energi terpentingdalam perkembangan kehidupan manusiamodern, listrik digunakan untuk berbagaikegiatan baik di kota-kota besar maupundi wilayah pedesaan. Kebutuhan akanenergi listrik dari waktu ke waktu semakinmeningkat seiring dengan pertumbuhansosial masyarakat. Tercukupinya pasokanakan listrik merupakan prasyarat bagiterselenggaranya kegiatan ekonomi karenalistrik merupakan kebutuhan pokok dalamkehidupan sehari-hari karena hampirseluruh aktivitas masyarakat tergantungpada tenaga l istrik. Keterlambatanpengembangan energi l istrik dapatberakibat fatal meliputi kehilangankapasitas produksi industri, penurunannilai ekspor serta keengganan investormelakukan investasi.
Lee dan Anas (1992) menyimpulkanbahwa kekurangan kapasitas l istrikmenjadi hambatan besar padaperkembangan perusahaan-perusahaan diNigeria. Menurut studi Easterly dan
Rebelo, investasi publik pada sektor listrikdi 80-an negara berkembang kurang lebih1,4% dari PDB nya (Fay, 1999, 13).Pembangunan sarana penyediaan listrikmemerlukan teknologi tinggi, dana yangbesar dan waktu yang lama.
c. Infrastruktur Telepon
Semakin maju dan canggihnyateknologi dan semakin meningkatnyakesejahteraan masyarakat, menjadikansarana telekomunikasi menjadi semakinpenting. Dimana telekomunikasi menjadisalah satu kebutuhan pokok masyarakat.Hal tersebut dapat kita lihat denganmasuknya kelompok transportasi dankomunikasi sebagai salah satu kelompokkebutuhan pokok yang digunakan dalamperhitungan inflasi. Bila suatu negara tidakberpartisipasi dalam jaringan global, makajurang pemisah antara negara maju dannegara berkembang akan semakin besarkarena telekomunikasi memungkinkansetiap individu untuk berkomunikasitanpa memperdulikan batasan geografis,perbedaan jarak dan waktu atau perbedaanbahasa.
Penelitian tentang keterkaitan infra-struktur telepon dengan pertumbuhan out-put telah dilakukan di beberapa negara.Kaitan ketersediaannya fasilitas tele-komunikasi dengan peningkatan pem-bangunan ekonomi suatu negara pertamakali dibahas secara akademis oleh A. Jippdalam tulisannya yang berjudul “Wealth ofNation and Telephone Density” edisi juli1963. Hasil dari penelitian tersebutmenunjukkan korelasi yang kuat antarakepadatan telepon dengan GDP per kapita.
Hardy dan Hudsen (1981)menemukan hubungan yang positif antara
47
Pengaruh Insfrastruktur Terhadap Produktivitas Ekonomi Di Pulau Jawa Periode 2000-2008
jumlah telepon per kapita dan PDB perkapita. Sun Sheng Han (1996) jugamenunjukkan telekomunikasi yangdiawali oleh panjang sambungan telepondan telegraf merupakan jenis infrastrukturyang sangat berpengaruh padapembangunan yang cepat di Cina (Negara,1997).
d. Infrastrukrur Air Bersih
Air bersih merupakan kebutuhanyang vital bagi manusia. Dalam kehidupansehari-hari air bersih berperan untukmenunjang kualitas hidup masyarakatterutama kualitas kesehatan, jika kualitaskesehatan telah terpenuhi maka dapatmeningkatkan produktivitas masyarakatyang pada akhirnya memberikan pengaruhpositif bagi output perekonomian suatudaerah. Secara umum air juga memilikifungsi untuk irigasi pertanian, kegiatanindustri minuman dan kegiatan sehari-hari.
Pertumbuhan penduduk yang begitupesat, mengakibatkan sumber daya air didunia telah menjadi salah satu kekayaanyang sangat penting. Air merupakan halpokok bagi konsumsi dan sanitasi umatmanusia, untuk produksi barang industri,serta untuk produksi makanan dan kain.Air tidak tersebar merata di ataspermukaan bumi, sehingga keter-sediaannya disuatu tempat akan sangatbervariasi menurut waktu (Linsty, 1989:76).
Saat ini satu dari enam orang di duniasulit mendapatkan air bersih. PerserikatanBangsa-Bangsa (PBB) memprediksi padatahun 2025 separuh dari negara-negara didunia akan menghadapi kekuranganketersediaan dan kelangkaan air bersih.
Menurut F. Harbinson sumberdayamanusia merupakan dasar yang palingutama bagi kemakmuran bangsa(LepiTarmidi.Ekonomi Pembangunan. PAU-EK-UI,1992 hal. 69). Alasannya adalah bahwamodal dan sumber daya alam merupakanfaktor-faktor produksi pasif, sedangkansumber daya manusia merupakan unsuryang aktif mengakumulasi modal, menggalisumber daya alam, membangun organisasisosial, ekonomi, politik sertamelaksanakan kegiatan pembangunan.
Apabila suatu negara tidak mampumengembangkan keterampilan danpengetahuan sumber daya manusianyauntuk digunakan secara efektif dalamperekonomian maka tentunya akanmengalami keterlambatan dalampembangunan. Karena modal tidak dapatberkembang dan bertambah dengansendirinya, demikian juga dengan sumberdaya alam yang tidak dikelola ataudimanfaatkan dengan baik oleh sumberdaya manusia maka tidak akan bermanfaat.
Modal fisik dapat meningkatkanproduktivitas tenaga kerja dapat kita lihatdalam lingkungan kita sehari-hari.Komputer memudahkan kita untukmelakukan hampir secara kilat tugas-tugas yang dulu dianggap tidak mungkinatau memerlukan waktu bertahun-tahununtuk menyelesaikannya. Sebuah pesawatterbang dengan jumlah awak yang kecildapat mengangkut ratusan orang dalamjarak ribuan mil hanya dalam beberapajam. Sebuah jembatan di atas sungai dilokasi yang sulit bias menghemat ribuanjam kerja yang akan dihabiskan untunkmengangkut barang-barang dan orangsepanjang jalan di sekitarnya (Case andFair, 2002, 328).
48
Media Ekonomi Vol. 18 No. 1, April 2010
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Selain modal fisik, modal sumberdaya manusia juga dapat meningkatkanproduktivitas tenaga kerja. Orang yangkesehatannya baik akan lebih produktifdibandingkan orang yang kesehatannyaburuk; orang yang memiliki keterampilan
lebih produktif dibandingkan orang yangtanpa keterampilan. Peningkatan modalsumber daya manusia dapat dilakukandengan banyak cara diantaranya denganmemasuki perguruan tinggi atau programdipelatihan kejuruan. Perusahaan dapat
Lata
r B
elak
ang
Tuju
an
Hip
ote
isis
P
engu
jian
Hip
ote
sis
Fakta
- Infranstruktur dalamkeadaan dilematis dan banyak daerah yang memiliki pelayanan infrastruktur belum memadai
- Pemerintah memiliki kendala dalam penyediaan dana, kurangnya investasi dan penentuan skala prioritas dalam pembangunan
Harapan
- Ketersediaan dan kelengkapan infrastruktur mempengaruhi perekonomian suatu daerah, untuk itu diharapkan pemerintah memper-hatikan hal tersebut guna kemajuan per-ekonomian suatu daerah
- Dalam melakukan pembangunan infrastruktur harus disesuaikan dengan
1. Untuk mengetahui pengaruh infrastruktur ekonomi seperti jalan, listrik, telepon dan air bersih terhadap produktivitas ekonomi di wilayah Pulau Jawa (DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Banten).
2. Untuk mengetahui infrastruktur apakah yag memberikan kontribusi terbesar di wilayah Pulau Jawa (DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Banten).
Infrastuktur mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap produktivitas ekonomi di
wilayah Pulau Jawa (DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Banten).
- Variabel dependen - Produktivitas ekonomi - Variabel independen - Jalan - Telepon - Air bersih - Listrik
Analisis Regresi Data
Panel
Pendugaan Model
Estimasi Parameter
Hasil Analisis dan
Pembahasan
Kesimpulan dan
Rekomendasi
Pooled least Squre
Fixed effect Model
Random effect Model
49
Pengaruh Insfrastruktur Terhadap Produktivitas Ekonomi Di Pulau Jawa Periode 2000-2008
melakukan investasi dalam modal sumberdaya manusia melalui pelatihan ditempatkerja (Case and Fair, 2002, 329).
Tenaga kerja merupakan bagianpenting dari suatu kegiatan ekonomi. Apayang terjadi pada angkatan kerja akanberpengaruh terhadap ekonomi dansebaliknya. Masalah penyediaan tenagakerja dipengaruhi oleh beberapa faktors epert i ju mlah pendudu k, t ingka tpen-didikan, tenaga kerja, produktivitas,dan lain sebagainya.
Seperti halnya yang di ungkapkan olehLewis, A dalam Todaro (1985) tentangteori ketenagakerjaan yaitu, kelebihanpekerja merupakan kesempatan dan bukanmasalah. Kelebihan pekerja satu sektorakan memberikan andil terhadappartumbuhan output dan penyediaanpekerja di sektor lain. Lewismengemukakan bahwa ada dua sektor didalam perekonomian negara sedangberkembang, yaitu sektor modern dansektor tradisional. Tradisional tidak hanyaberupa sektor pertanian di pedesaan,melainkan juga sektor informal diperkotaan (pedagang kaki lima, pengecerdan pedagang angkringan). Sektor informalmampu menyerap kelebihan tenaga kerjayang ada selama berlangsungnya prosesindustrialisasi, sehingga disebut katubpengaman ketenagakerjaan. Denganterserapnya kelebihan tenaga kerja disektor industri (sektor modern) olehsektor informal, maka pada suatu saattingkat upah di pedesaan akan meningkat.Peningkatan upah ini akan mengurangiperbedaan tingkat pendapatan antarapedesaan dan perkotaan, sehinggakelebihan penawaran pekerja tidakmenimbulkan masalah pada pertumbuhan
ekonomi. Sebaliknya kelebihan pekerjajustru merupakan modal untukmengakumulasi pendapatan, denganasumsi perpindahan tenaga kerja darisektor tradisional ke sektor modernberjalan lancar dan perpindahan tersebuttidak pernah menjadi terlalu banyak(Todaro, 2004:132).
Studi Empiris Hubungan PertumbuhanEkonomi dan Infrastruktur
Todaro (2000) menjelaskan kaitaninfrastruktur dengan pembangunanekonomi bahwa tercakup dalampengertian infrastruktur adalah aspek fisikdan finansial yang terkandung dalam jalanraya, jalur kereta api, pelabuhan udara danbentuk-bentuk sarana transportasi lainnyadan komunikasi ditambah air bersih,lembaga-lembaga keuangan, listrik danpelayanan publik seperti pendidikan dankesehatan. Tingkat ketersediaaninfrastruktur di suatu negara adalah faktorpenting dan menentukan bagi tingkatkecepatan dan perluasan pembangunanekonomi (Michael P. Todaro, 2000,Glosary).
Untuk Indonesia, telah dilakukanbeberapa studi yang menunjuk-kan bahwainvestasi terhadap infrastruktur mem-berikan pengaruh terhadap partumbuhan.Pada tahun 1998 Lembaga PenyelidikanEkonomi Masyarakat (LPEM) melakukanstudi yang berkaitan dengan kontribusiinfrastruktur dalam mening-katkanpertumbuhan ekonomi. Salah satustudinya adalah berkaitan denganketersediaan infrastruktur jalan. Studi inimenunjukkan bahwa adanya perbedaanyang signifikan dari marjin perdagangan
50
Media Ekonomi Vol. 18 No. 1, April 2010
untuk daerah yang memiliki kuantitas dankualitas infrastruktur jalan yang lebih baikdibandingkan dengan daerah yanginfrastrukturnya tergolong buruk. Ikhsan(1997) menyatakan bahwa pembukaandan peningkatan status jalan di Sulawesibukan hanya telah menurunkan biayatransportasi tetapi juga merupakan salahsatu faktor penting dalam memperkuatbargaining power dari petani coklat.Alhasil bersama-sama dengan faktor lain,marjin yang diterima petani meningkatdari sekitar 62% pada tahun 1990-anmenjadi sekitar 90% dewasa ini. Setiadi(2006) yang meneliti kaitan infrastrukturdan pertumbuhan ekonomi di 8 propinsidi pulau Sumatera menemukan bahwasetiap jenis infrastruktur (jalan, listrik dantelepon) secara signifikan memilikipengaruh positif terhadap pertumbuhanoutput perekonomian daerah, meskipunmasin-masing infrastruktur memberikankontribusi yang berbeda.
Kerangka Pemikiran (dapat dilihatpada tabel kerangka Pemikiran)
Hipotesis yang digunakan adalahbahwa infrastuktur mempunyai pengaruhyang positif dan signifikan terhadapproduktivitas ekonomi di wilayah PulauJawa (DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah,Yogyakarta, Jawa Timur dan Banten).
METODOLOGI PENELITIAN
Pendekatan model yang digunakanuntuk mengestimasi kontribusi infra-struktur terhadap produktivitas ekonomidi Propinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur danBanten didasarkan pada model Barro(1990) yang merupakan pengembangandari fungsi Cobb Douglass dimana modalinfrastruktur merupakan input terhadapproduksi agregat.
Diasumsikan bahwa output suatunegara (Y) diproduksi dengan meng-gunakan modal dan pekerja, dimana modaltersebut terdiri dari modal infrastruktur(G) dan modal lainnya (K), bentuk modeltersebut adalah:
Y = A K G L ……….............……..(3.1)
Dimana A adalah Total FaktorProduktivitas (TFP) dan dan merupakan elastisitas output terhadapmodal infrastruktur, modal noninfrastruktur dan tenaga kerja.
Untuk penelitian ini dimana modalinfrasruktur merupakan input terhadapproduksi agregat. Maka modelekonometrika yang digunakan mempunyaibentuk:
Yit = A
it K
it L
t1- U
it ……....………(3.2)
Dimana Y adalah Produk DomestikRegional Bruto (Output), A adalah TotalFaktor Produksi (Total Factor Productiv-ity), K adalah Modal (Capital), L adalahJumlah Tenaga Kerja (Labor), U adalah Galat,i adalah Indeks Propinsi dan t adalah IndeksWaktu.
Diasumsikan constant return to scalesehingga penjumlahan ekponen adalahsatu. Asumsi yang digunakan pada modeltersebut adalah total faktor produksimempunyai bentuk log A
it = a
i + b
t yang
51
Pengaruh Insfrastruktur Terhadap Produktivitas Ekonomi Di Pulau Jawa Periode 2000-2008
merupakan fixed effect dari masing-masing propinsi dengan indeks i danpertumbuhan produktivitas di PropinsiDKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah,Yogyakarta, Jawa Timur dan Banten secarakeseluruhan dengan indeks t.
Dari persamaan tersebut diatas,masing-masing variabel di bagi denganjumlah tenaga kerja dan di log kan sehinggamenjadi:
(Y/L)it = (A/L)
it (K/L)
it (L/L)
t1- U
it
log (Y/L)it = log (A/L)
it + log (K/L)
it + log U
it
Yit = ai + b
t + K
it + U
it ......………....(3.3)
Dimana:
Yit
: log (Y/L)it
Kit
: log (K/L)it
Uit
: log Uit
Pada penelitian ini modalinfrastruktur kemudian dipecah menjadi4 variabel infrastruktur yaitu panjang jalan(M), kapasitas listrik (kwh), jumlahsambungan telepon (sst) dan kapasitas airbersih (M3/detik). Oleh sebab itupersamaannya menjadi:
Yit = ait + bt + δjlit + ηlisit + φtelit + λamit + uit …………………...… (3.4)
Dimana:
Y: Merupakan PDRB per tenaga kerja daritiap propinsi dari tahun 2000 sampaidengan tahun 2008, denganmenggunakan tahun dasar 2000
Jl: Merupakan panjang jalan per tenagakerja yang tersedia di setiap propinsi
dari tahun 2000 sampai dengan tahun2008. Panjang jalan yang digunakanadalah semua jalan yang termasukdalam golongan jalan negara, jalanpropinsi dan jalan kabupaten/kotatanpa memperdulikan kondisi jalan
Lis: Merupakan produksi listrik per tenagakerja (Kwh) yang dijual olehPerusahaan Listrik Negara di setiappropinsi yang digunakan oleh semuapengguna listrik dari berbagaigolongan dari tahun 2000 sampaidengan tahun 2008.
Tel : Merupakan jumlah sambungantelepon per tenaga kerja yang meliputiseluruh sambungan induk di setiappropinsi dari tahun 2000 sampaidengan tahun 2008.
Am :Kapasitas produksi air bersih pertenaga kerja yang disalurkan olehPerusahaan Daerah Air Minum disetiap propinsi dari tahun 2000sampai dengan tahun 2008.
Pada pendekatan model ini di-asumsikan bahwa pada tingkat optimaldari infrastruktur yang akan memaksimal-kan pertumbuhan, jika infrastrukturberada di bawah tingkat optimalnya makapenambahan stok infrastruktur akancenderung meningkatkan output sementarajika berada diatas tingkat optimalnya,penambahan stok infrastruktur akanmengurangi outputnya. Dalam pendekatanyang digunakan untuk mengestimasihubungan antara stok infrastruktur danoutput maka untuk pengukuran kapasitasinfrastruktur digunakan ukuran fisikinfrastruktur tersebut seperti panjang jalan(M), kapasitas listrik (kwh), jumlahtelepon (sst) dan kapasitas air bersih (M³/
52
Media Ekonomi Vol. 18 No. 1, April 2010
detik). Penggunaan ukuran fisik inikemungkinan lebih baik jika dibandingkandengan penggunaan besaran investasi (Can-ning & Pedroni, 1999, 2).
Penelitian ini menggunakan analisadata panel
Penggunaan panel data telahmemberikan banyak keuntungan secarastatistik maupun menurut teoriekonomi.1Nazrul (1995) dan Poirson(2000)
Penggunaan data panel ini dapatmemperlihatkan “Country Effect” danmenghindari terjadinya kesalahanpenghilangan variabel (omitted bias)dibandingkan jika kita gunakan data keratlintang (cross section). Model data panelmemiliki berbagai keuntungan (Baltagi,1995), yaitu:1. Dapat mengontrol individu yang
heterogen, dimana data individu sepertiperusahaan, antar wilayah, sangatbervariasi. Tanpa dikontrol datatersebut akan bisa.
2. Data panel dapat memberikaninformasi yang lebih lengkap, lebihbervariasi, berkurangnya kolinearitasantar variabel, meningkatnya derajatkebebasan dan akan semakin efisien.
3. Data panel dapat digunakan untukmeneliti dynamic of adjustment, yangdapat mendeteksi efek-efek yang tidakdapat dilakukan oleh model cross sec-tion murni atau time series murni.
4. Memungkinkan untuk membangun danmenguji model perilaku yang kompleks.
Data panel ada dua jenis yaitu balancedpanels dimana jumlah observasi sama
untuk setiap unit individualnya, sehinggatotal observasi yang dimiliki adalah n,sedangkan jika jumlah unit observasi tidaksama untuk setiap unit individualnyadisebut unbalanced panels. Jika n = 1 danT memiliki jumlah sejumlah observasimaka akan ditemukan bentuk data yangbersifat kerat lintang (cross section data).
Melakukan analisis dengan meng-gunakan data panel, penulis menggunakansejumlah individu yang memilikikarakteristik yang berbeda-beda dan suaturentang waktu yang terdiri dari unit waktuyang juga memiliki perbedaan satu samalain. Untuk keperluan hal ini, ada beberapanotasi yang akan digunakan dalam teknikestimasi data panel, yaitu:
Yit: Nilai variabel terikat (dependen
variabel) untuk setiap unit individu (cross
section unit) I pada periode t dimana I =
1,….,….n dan t = 1,…., T
Xjit: Nilai variable penjelas (explanatory
variable) ke-j untuk setiap unit individu ke-
I pada periode t.
Masing-masing waktu maupunindividu memiliki perbedaan yang manaanalisis dengan data panel berusaha untukdapat mengakomodir perbedaan(heterogenitas) tersebut. Untuk meng-gambarkan heterogenitas antar masing-masing individual maupun antar waktudigunakan model dengan intersep yangberbeda-beda. Diasumsikan nilai intersepyang berbeda-beda ini berasal daripengaruh variabel yang tidak termasukdalam variabel penjelas dalam persamaanregresi atau dikenal dengan omittedvariable. Pada persamaan, omitted variabledigambarkan dalam bentuk gangguan(disturbance term).
53
Pengaruh Insfrastruktur Terhadap Produktivitas Ekonomi Di Pulau Jawa Periode 2000-2008
Berdasarkan konsep gangguan(disturbance term) analisis data paneldapat dibagi menjadi dua (Badi H.Baltagi,Econometric Analysis of Panel Data, JhonWiley)52 yaitu:1. Model Regresi Dengan Komponen
Error Searah (The One Way ErrorComponent Regression Model)Model ini merupakan model dengan satujenis error term. Struktur pembentukgangguan (Uit) tersebut adalah:
Uit = U
i + V
it
Ui Uit
: Efek individu yang tidak diteliti (un-observable individual effect)
Vi Vit
: Sisa dari disturbance term yang tidakmemiliki hubungan dengan variabelindependen (X
it)
Efek individu yang tidak diteliti (Ui)
yaitu error term yang berbeda antaraindividu (cross section) tapi konstansepanjang waktu (time invariant). Dengankata lain U
i merupakan perbedaan yang
terdapat antar individu tapi tidak turutdimasukkan dalam regresi sebagaivariabel independen. Sedangkan V
it adalah
gangguan pada hasil regresi biasa yangberbeda baik antar individu maupun antarwaktu.
2. Model Regresi Dengan KomponenError Dua Arah (The Two Way ErrorComponent RegressionModel)Model ini merupakan model dengan duajenis error term. Model yangdinyatakan oleh Wallace & Hussain(1969), Nerlove (1971) dan Anemiya(1971) dibentuk oleh dua jenis errorterm yaitu:
Uit = U
i +
t + V
it
Ui: Efek individu yang tidak diteliti
(unobservable individual effect)
t: Menggambarkan efek waktu yang
diteliti
Vit: Sama seperti model searah yaitu sisa
dari disturbance term yang tidak
memiliki hubungan dengan variable
independen (Xit)
Jadi tidak berbeda antar individu danmemperhitungkan efek waktu yang tidaktermasuk dalam regresi.
Dari kedua pengklasifikasianberdasarkan disturbance di atas,penerapannya dalam model dapat dbagimenjadi tiga alternatif, yaitu:1. Individual time-invariant: model dengan
omitted variable yang berbeda antarcross section tapi konstan sepanjangwaktu observasi.
2. Periodindividual-invariant: modeldengan omitted variable yang berbedaantar waktu periode observasi tapi tidakmelihat perbedaan diantara masing-masing unit cross section.
3. Individual time-varying: model denganomitted variable yang berbeda baikantar unit cross section maupun antarwaktu observasi.
Untuk menganalisa data panel dapatdilakukan melalui tiga pendekatan yaitu,pendekatan kuadrat kecil (pooled leastsquare), pendekatan efek tetap (fixed effect)dan pendekatan efek acak (random effect).
A. Pendekatan Kuadrat Terkecil (Pooled Least Square)
Pendekatan yang paling sederhanadalam pengolahan data panel adalah denganmenggunakan metode kuadrat terkecilbiasa yang diterapkan dalam data yangberbentuk pool. Misalkan terdapat dalampersamaan data berikut:
λt
54
Media Ekonomi Vol. 18 No. 1, April 2010
Y it = α + βX it + µ it
i = 1, 2, ……….. N
t = 1, 2, .………. T
Dimana N adalah jumlah unit crosssection (individu) dan T adalah jumlahperiode waktunya. Dengan mengasumsikomponen error dalam pengolahankuadarat terkecil biasa, kita dapatmelakukan proses estimasi secaraterpisah untuk setiap unit cross section.untuk periode t = 1, akan diperolehpersamaan regresi cross section sebagaiberikut:
Yi1 = α + βX
i1 + µ
it untuk i = 1, 2, ….., N
Yang akan berimplikasi diperolehnyapersamaan sebanyak T persamaan yangsama. Begitu juga sebaliknya, kita jugaakan memperoleh persamaan deret waktu(time series) sebanyak N persamaan untuksetiap T observasi. Namun, untukmendapatkan parameter dan yangkonstan dan efisien, akan diperoleh dalambentuk regresi yang lebih besar denganmelibatkan banyak NT observasi. Metodeini sederhana namun hasilnya tidakmemadai karena setiap observasidiperlakukan seperti observasi yangberdiri sendiri.
B. Pendekatan Efek Tetap (FixedEffect)
Kesulitan terbesar dalam pendekatanmetode kuadrat terkecil biasa adalahasumsi intersep dan slope dari persamaanregresi yang dianggap konstan baik antardaerah maupun antar waktu yang mungkintidak beralasan. Generalisasi secara
umum yang sering dilakukan adalahdengan memasukkan variabel boneka(dummy variabel) untuk mengizinkanterjadinya perbedaan nilai parameter yangberbeda-beda baik lintas unit cross sectionmaupun antar waktu.
Pendekatan dengan memasukkanvariabel boneka ini dikenal dengansebutan model efek tetap (fixed effect) atauleast square dummy variable atau disebutjuga Covariance Model dengan bentukpersamaan sebagai berikut:
Yit = a + bXit + g2 W2t + g3W3t + ….. . + gNWNt + d2Zi2 + d3Zi3 + ….. + dTZiT + eit
Dimana:
1 untuk individu ke-i, i = 2, … NW
it =
0 untuk sebaliknya
1 untuk periode ke-t, t = 1,2,..., TZ
it =
0 untuk sebaliknya
Dengan menambahkan (T-1) + (N-1)variabel boneka ke dalam model danmenghilangkan dua sisanya untukmenghindari kolinearitas sempurna antarvariabel penjelas maka akan terjadi degreeof freedom sebesar NT – 2 – (N-1) – (T-1)atau sebesar NT - N – T.
Variabel dummy dalam model inimenggambarkam omitted variable yangspesifik terhadap individual efek yangmana time effect tetap (time-invariant)atau spesifik terhadap time effect yangmana individu effect tetap (individual-invariant). Pada model fix effect, efekindividu atau efek waktu yang diteliti (U
i,
t) diasumsikan merupakan parameter
55
Pengaruh Insfrastruktur Terhadap Produktivitas Ekonomi Di Pulau Jawa Periode 2000-2008
tetap (fixed) sedangkan disturbancesisanya (V
it) tidak memiliki hubungan atau
independen terhadap Xit. Model ini biasanya
digunakan untuk menganalisis se-kelompok perusahaan, propinsi/negarabagian di suatu negara. Estimator dalamfixed effect merupakan estimator yangBLUE (The Best Linear Unbiased Estimator)selama disturbance term (U
it) memenuhi
asumsi klasik standar dengan rata-rata nol.Apabila T ->0 estimator dalam model inijuga konsisten. Namun apabila N -> 0 “estimator parameter â masih konsistennamun estimator parameter (U
i,
t) tidak
konsisten yang mana jumlah parametermeningkat ketika jumlah N meningkat.
Keputusan untuk memasukkanvariabel boneka ke dalam model ini harusdidasarkan pada pertimbangan statistik.Tidak dapat dipungkiri, dengan melakukanpenambahan variabel boneka ini dapatmengurangi banyaknya degree of freedomyang pada akhirnya akan mempengaruhikeefisienan dari parameter yangdiestimasi. Pertimbangan pemilihanpendekatan yang digunakan ini didekatidengan menggunakan statistik F yangberusaha memper-bandingkan antara nilaijumlah kuadrat error dari prosespendugaan dengan menggunakan metodekuadrat terkecil dan efek tetap yang telahmemasukkan variabel boneka. Rumusantersebut adalah sebagai berikut :
(ESS1 – ESS2) / (N + T – 2)
FN + T-2, NT-N-T =
ESS2 / (NT – N – T)
Dimana ESS1 dan ESS
2 adalah jumlah
kuadrat sisa dengan menggunakan metode
kuadarat terkecil biasa dan model efektetap, sedangkan statistik F mengikutidistribusi F dengan N+T-2 dan NT – N – Tderajat kebebasan. Nilai statistic uji F inilahyang kemudian kita perbandingkan dengajnilai statistik F tabel yang akanmenentukan pilihan model yang akan kitagunakan.
C. Pendekatan Efek Acak (Random Effect)
Keputusan untuk memasukkanvariabel boneka dalam model efek tetaptidak dapat dipungkiri akan dapatmenimbulkan konsekuensi (trade off).Penambahan variabel boneka ini akandapat mengurangi banyaknya derajatkebebasan (degree of freedom) yang padaakhirnya akan mengurangi efisiensi daripara meter yang diestimasi. Berkaitandengan hal ini, dalam model data paneldikenal pendekatan ketiga yaitu model efekacak (random effect). Dalam model ini, pa-rameter-parameter yang berbeda antardaerah maupun antar waktu dimasukkankedalam error. Karena hal inilah, modelefek acak sering juga disebut modelkomponen error (error component model).
Bentuk model efek acak ini dijelaskanpada persamaan sebagai berikut:
Yit = α + βXit + µit
Uit = ui + λt + vit
Dimana:
Ui ~ N(0,
µ2) = Komponen cross
section error
i ~ N(0,
ë2) = Komponen time series
error
vit ~ N(0,
µ2) = Komponen error kombinasi
56
Media Ekonomi Vol. 18 No. 1, April 2010
Diasumsikan juga bahwa error secaraindividual tidak saling berkorelasi begitujuga dengan error kombinasinya.
Dengan menggunakan model efekacak ini, maka kita dapat menghematpemakaian derajat kebebasan dan tidakmengurangi jumlahnya seperti yangdilakukan pada model efek tetap. Hal iniberimplikasi parameter yang merupakanhasil estimasi akan menjadi semakin efisien.
Pada model random effect, efekindividu maupun efek waktu yang tidakditeliti (U
i,
t) tidak memiliki hubungan
(independent) dengan íit. Selain itu semua
komponen disturbance term (Ui,
t,v
t) tidak
memiliki hubungan (independent) denganX
it. Model ini cocok digunakan apabila
penulis ingin menggambarkan N individuyang dipilih secara random dari sebuahpropinsi, contoh penelitian mengenairumah tangga. Model random di analisisdengan menggunakan metode GeneralizedLeast Square (GLS).
Permasalahan yang sering timbuladalah apabila penulis ingin menyelesaikansuatu persamaan data panel, model manayang digunakan diantara (fixed effect ataurandom effect). Jika U
i diasumsikan tetap
(fixed) atau acak (random), hal tersebutbukan merupakan masalah. Namun apabilatidak terdapat informasi apakah U
i
berkorelasi dengan Xit atau tidak, hal ini
membutuhkan prosedur lebih lanjut.Mundlak (1978) menyarankan agar
Ui selalu diasumsikan random. Jika
menggunakan fixed effect maka hasil yangdidapatkan tergantung (conditional infer-ence) pada U
i yang terdapat pada sampel.
Tapi jika menggunakan random effectkesimpulan tanpa syarat apapun dapat
diperoleh. Tetapi muncul pertanyaanselajutnya yaitu apakah cukup beralasanapabila meng-asumsikan hal tersebut.Kenyataan ini memunculkan pendapat lainyaitu Mundlak, Chamberlain dan yanglainnya berpendapat bahwa cukupberalasan apabila berasumsi bahwa U
i dan
Xi berkorelasi (berarti U
t adalah fixed).
Apabila memang kenyataannya Ui dan X
i
berkorelasi dan digunakan model randomeffect dengan metode GLS maka hasilasumsi model tersebut akan bias. Namunapabila digunakan model fixed effect makaakan diperoleh estimator terbaik dan tidakbias (BLUE).
Oleh karena itu muncul pemikiranuntuk melakukan tes secara statistikdengan hipotesis U
i dan X
i tidak berkorelasi.
Tes statistik ini disusun oleh Hausman(1978) dan Pudney (1978) yangdilanjutkan oleh Hausman dan Taylor(1981). Adapun rumusan Hausmantersebut adalah sebagai berikut:
H = (^RE
- ^FE
)’ (FE
– RE
) -1 (^RE
- ^FE
)
Dimana:
^RE
= Estimator random effect
^FE
= Estimator random effect
FE =
Matrix kovarians random
effect
RE=
Matrix kovarians fixed effect
Nilai tes statistik Hausman inididistribusikan dengan chi kuadrat, dengann derajat kebebasan dan dengan Ho: ModelRandom Effect
57
Pengaruh Insfrastruktur Terhadap Produktivitas Ekonomi Di Pulau Jawa Periode 2000-2008
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penentuan Model Antara CommonEffect dan Individual Effect
Untuk melihat model yang digunakanmemiliki heterogenitas dalam karakteristikmasing-masing industri diuji antaraCommon model dan Individual effect modeldidasarkan pada Chow Test, denganhipotesa nol bahwa tidak ada heterogenitasindividu dan hipotesa alternatifnya adalahbahwa terdapat heterogenitas pada crosssection.
Hipotesis
H0
: = 2 =
3 = .... = á
i, Common
Effect
H1 :
2
3 ....
i, Individual
Effect
Karena hasil tersebut menunjukkanbaik F test maupun Chi-square signifikan(p-value 0.000 lebih kecil dari 5%)sehingga H
0 ditolak dan H
1 diterima, maka
model mengikuti Individual Effect.
Penentuan Model Antara Fixed Effectdan Random Effect
Berdasarkan hasil uji hausmandidapatkan prob Chi2 sebesar 0.0000 < 0,05(5%) dan disimpulkan hipotesa nolditerima sehingga model yang digunakanmodel fixed effect.
Interpretasi Hasil (Fixed Effect)Goodness of fit model yang
ditunjukkan dengan Adj R-squared padatabel 2 menghasilkan koefisien sebesar0.999303 yang artinya perilaku atauvariasi dari variabel independen (Jalan,Listrik, Telepon, Air) mampu menjelaskanperilaku atau variasi dari Produktivitassebesar 99,99% dan sisanya sebesar0,01% adalah perilaku atau variasi darivariabel independen lain yang mem-pengaruhi Produktivitas ekonomi tetapitidak dimasukkan dalam model.
Hasil pengolahan menunjukkanbahwa dengan nilai Fstat sebesar 844,387dan sig dari Fstat sebesar 0,0000 < 0,05maka secara bersama-sama variabelindependen signifikan mempengaruhivariabel dependent.
Tabel 1 Pem ilih an Model Fixed effect dan Ran dom Effect
Effects Te st Sta tistic d.f. Prob.
Cross-se ction F 66.354942 (5,44) 0.0000
Cross-se ction Chi-squa re 115.81920
8 5 0.0000
Sumber: D ata D iolah
Tabel 2 Pemilihan Model Fixed effect dan Random Effect
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq.
d.f. Prob.
Cross-section
random 331.580491 4 0.0000
Sumber: Data Sudah Diolah.
Berdasarkan uji signifikansi parsial/uji t pada derajat 5%, maka didapat hasilestimasi untuk fixed effect model (FEM)yang menunjukkan bahwa:a. Nilai t-statistik variabel panjang jalan
adalah 0,485986 dengan nilai p-valuesebesar 0,6294 > 0,05 maka variabelpanjang jalan berpengaruh tetapi tidaksignifikan terhadap produk-tivitasekonomi.
b. Nilai t-statistik variabel kapasitas listrikadalah 28,78582 dengan nilai p-valuesebesar 0,0000 < 0,05 maka variabelkapasitas listrik memiliki pengaruhyang positif dan signifikan terhadapvariabel Produktivitas Ekonomi.
58
Media Ekonomi Vol. 18 No. 1, April 2010
c. Nilai t-statistik variabel jumlahsambungan telepon adalah -2,565820dengan nilai p-value sebesar 0,0138 <0,05 maka variabel jumlah sambungantelepon memiliki pengaruh yangsignifikan terhadap variabelProduktivitas Ekonomi.
d. Nilai t-statistik variabel kapasitas airbersih adalah 1,131523 dengan nilai p-value sebesar 0,2640 > 0,05 makavariabel kapasitas air bersihberpengaruh tetapi tidak signifikanterhadap variabel ProduktivitasEkonomi.
Interpretasi Hasil Setiap Wilayah
1) DKI Jakarta
Untuk wilayah DKI Jakartainfrastruktur telepon berpengaruh negatifterhadap produktivitas ekonomi daerahseperti ditunjukkan dengan nilai koefisienregresi sebesar -8,785209. Hasil pengujiantidak sesuai dengan hipotesa atau teoriyang diajukan karena menurut teoripengaruh yang diberikan infrastrukturtelepon terhadap produktivitas ekonomidaerah seharusnya positif. Infrastrukturyang positif dan signifikan berpengaruhadalah listrik dengan nilai koefisian regresisebesar 10,37798 pada derajat 5%. Untukitu perhatian yang lebih harus diberikanoleh pemerintah pada infrastruktur listrikagar produktivitas ekonomi wilayahtersebut semakin meningkat.
2) Jawa Barat
Untuk wilayah Jawa Baratinfrastruktur air bersih berpengaruhnegatif terhadap produktivitas ekonomidaerah seperti ditunjukkan dengan nilai
koefisien regresi sebesar -588.0175.Hasil pengujian tidak sesuai denganhipotesa atau teori yang diajukan karenamenurut teori pengaruh yang diberikaninfrastruktur air bersih terhadapproduktivitas ekonomi daerahseharusnya positif. Infrastruktur yangberpengaruh positif dan signifikan padaderajat 5% adalah telepon dan jalan dengannilai koefisien regresi sebesar 120.7449dan 11.95723. Untuk itu perhatian yanglebih harus diberikan oleh pemerintahpada infrastruktur tersebut agarproduktivitas ekonomi wilayah tersebutsemakin meningkat.
3) Jawa Tengah
Untuk wilayah Jawa Tengahinfrastruktur air bersih berpengaruhnegatif terhadap produktivitas ekonomidaerah seperti ditunjukkan dengan nilaikoefisien regresi sebesar -31,49446. Hasilpengujian tidak sesuai dengan hipotesaatau teori yang diajukan karena menurutteori pengaruh yang diberikan infrastrukturair bersih terhadap produktivitas ekonomidaerah seharusnya positif. Infrastrukturyang paling berpengaruh di wilayah JawaTengah adalah infrastruktur listrik dengannilai koefisien regresi sebesar 9,015409pada derajat 5%. Untuk itu perhatian yanglebih harus diberikan oleh pemerintah padainfrastruktur listrik agar produktivitasekonomi wilayah tersebut semakinmeningkat.
4) D.I Yogyakarta
Untuk wilayah DI Yogyakartainfrastruktur jalan berpengaruh negatifterhadap produktivitas ekonomi daerahseperti ditunjukkan dengan nilai koefisienregresi sebesar -0,126550. Hasil pengujian
59
Pengaruh Insfrastruktur Terhadap Produktivitas Ekonomi Di Pulau Jawa Periode 2000-2008
tidak sesuai dengan hipotesa atau teoriyang diajukan karena menurut teoripengaruh yang diberikan infrastrukturjalan terhadap produktivitas ekonomidaerah seharusnya positif. Infrastruktur yangpaling berpengaruh positif sigignifikan diwilayah DI Yogyakarta adalah infrastrukturlistrik dengan nilai koefisien regresisebesar 8,562991 pada derajat 5%.
5) Jawa Timur
Untuk wilayah Jawa Timurinfrastruktur air bersih berpengaruhnegatif terhadap produktivitas ekonomidaerah seperti ditunjukkan dengan nilaikoefisien regresi sebesar -9,997321. Hasilpengujian tidak sesuai dengan hipotesaatau teori yang diajukan karena menurutteori pengaruh yang diberikaninfrastruktur air bersih terhadapproduktivitas ekonomi daerah seharusnya
positif. Infrastruktur yang palingberpengaruh positif signifikan di wilayahJawa Timur adalah infrastruktur listrikdegan nilai koefisien regresi sebesar8,629510 pada derajat 5%.
6) Banten
Untuk wilayah Banten infrastrukturtelepon berpengaruh negatif terhadapproduktivitas ekonomi daerah sepertiditunjukkan dengan nilai koefisien regresisebesar -49.69680. Hasil pengujian tidaksesuai dengan hipotesa atau teori yangdiajukan karena menurut teori pengaruhyang diberikan infrastruktur air bersihterhadap produktivitas ekonomi daerahseharusnya positif. Infrastruktur yangpaling berpengaruh positif signifikan diBanten adalah infrastruktur listrik degannilai koefisien regresi sebesar 17.27735pada derajat 5%.
Tabel 3 Hasil dari Pengolahan Fixed Effect
Variabel Dependen: Produktivitas
Variabel Independent Koefisien Prob
KONSTANTA 4,675924 0.0000
JALAN 0.146735 0.6294
LISTRIK 10.61241 0.0000
TELEPON -8.452336 0.0138
AIR 5.612960 0.2640
R-squared 0.999421
Adjusted R-squared 0.999303
F-stat 8445,387 (0.000000)
60
Media Ekonomi Vol. 18 No. 1, April 2010
Tabel 4 Hasil Estimasi Fixed Effect Wilayah DKI Jakarta
Variabel Koefisien Std. Error t-Statistik Probabilita
Konstanta 14,790349 2.313201 -0.088436 0,9303
Jalan 1,113891 1.600855 0.695810 0,4932 Listrik 10,37798 0.827908 12.53518 0,0000
Telepon -8,785209 4.421558 -1.986904 0,0585 Air 5,586881 7.780514 0.718061 0,4797
R2: 0,999779
Adj R2: 0,999512
Fstat: 3744.233 (0,000000)
Sumber: Lampiran II
Tabel 5 Hasil Estimas i Fixed Effect Wilayah Jawa Barat
Variabel Koefisien Std. Error t-Statistik Pro babilita
Ko nstanta -5,201341 2.313201 -0.0 88436 0,9303
Jalan 11.95723 4.225318 2.829901 0,0093 Listrik 0.865799 2.384936 0.363028 0,7198
Telepo n 120.7449 45.89662 2.630801 0,0146 Air -588.0175 222.7045 -2.6 40348 0,0143
R2: 0,99977 9
Adj R 2: 0,999512
Fstat: 374 4.233 (0,0000 00)
Sumber: Lampiran II
Tabel 6 Hasil Estimasi Fixed Effect Wilayah Jawa Tengah
Variabel Koefisien Std. Error t-Statistik Probabilita
Konstanta 1,9287 2.313201 -0.088436 0,9303
Jalan 0,910312 4.576477 0.198911 0,8440 Listrik 9,015409 4.619098 1.951768 0,0627
Telepon 0,980578 59.30943 0.016533 0,9869 Air -31,49446 233.5211 -0.134868 0,8938
R2: 0,999779
Adj R2: 0,999512
Fstat: 3744.233 (0,000000)
Sumber: Lampiran II
61
Pengaruh Insfrastruktur Terhadap Produktivitas Ekonomi Di Pulau Jawa Periode 2000-2008
Tabel 7 Hasil Estimasi Fixed Effect Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
Variabel Koefisien Std. Error t-Statistik Probabilita
Konstanta 2.512805 2.313201 -0,088436 0,9303
Jalan -0,126550 0.576344 -0,219573 0.8281 Listrik 8,562991 3.506675 2,441912 0.0224
Telepon 1,368945 8.400193 0,162966 0.8719 Air 49,10389 255.2122 0,192404 0.8490
R2: 0,999779
Adj R2: 0,999512
Fstat: 3744.233 (0,000000)
Sumber : Lampiran II
Tabel 9 Hasil Estimasi Fixed Effect Wilayah B anten
Variabel Koefisien Std. Error t-Statistik Probabilita
Konstanta -0,038966 2.313201 -0,0 88436 0 ,9303
Jalan 0.261168 0.771723 0,338422 0 .7380 Listrik 17.27735 3.278165 5,270433 0 .0000
Telepon -49.6 9680 20.87426 -2,3 80770 0 .0256 Air 49.23213 29.42126 1,673352 0 .1072
R2: 0,99977 9
Adj R 2: 0,999512
Fstat: 3744.23 3 (0,0 00000)
Sumber: Lampiran II
Tabel 8 Hasil Estimasi Fixed Effect Wilayah Jawa Timur
Variabel Koefisien Std. Error t-Statistik Probabilita
Konstanta -15,218971 2.313201 -0,088436 0,9303 Jalan 10,05692 4.257263 2,362298 0.0266 Listrik 8,629510 3.382225 2,551430 0.0175
Telepon 23,98579 21.93164 1,093661 0.2850 Air -9,997321 9.474282 -1,055206 0.3018
R2: 0,999779
Adj R 2: 0,999512
Fstat: 3744.233 (0,000000)
Sumber: Lampiran II
62
Media Ekonomi Vol. 18 No. 1, April 2010
SIMPULAN DAN IMPLIKASIKEBIJAKSANAAN
Dari hasil penelitian mengenaipengaruh infrastruktur terhadapproduktivitas ekonomi di pulau jawa dapatditarik beberapa kesimpulan sebagaiberikut:
1. Dari hasil pengolahan denganmenggunakan panel data menunjukkanbahwa infrastruktur ekonomi (jalan,listrik, telepon dan air bersih)
memberikan pengaruh terhadap
produktivitas ekonomi di pulau jawa.
Masing-masing infrastruktur memiliki
pengaruh yang berbeda-beda. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa
analisis yang didapatkan menunjang
hipotesa yang diajukan pada awal
tesis.
2. Infrastruktur yang memberikan
pengaruh paling besar terhadap
produktivitas daerah di pulau jawa
adalah infrastruktur Listrik, Air
bersih kemudian yang berpengaruh
berikutnya adalah jalan dan terakhir
adalah telepon.
3. Hasil pembahasan hasil d iatas
menunjukkan bahwa semua infras-
truktur (jalan, listrik, telepon dan air
bersih) memiliki pengaruh terhadap
produktivitas ekonomi di wilayah pulau
jawa. Oleh sebab itu pemerintah perlu
untuk lebih menggiatkan pembangunan
infrastrktur tersebut.
4. Dari ke empat infrastruktur yang
diusulkan listrik memegang peranan
yang dominan dalam mendukung
peningkatan produktivitas ekonomi
di wilayah Pulau Jawa. Oleh sebab itu,
pengelolaan tenaga l istrik oleh
pemerintah lebih di prioritaskan.
Pemerintah harus lebih meningkatkan
pembangunan jaringan listrik terutama
di daerah-daerah yang masih sulit
terjangkau oleh aliran listrik, agar
produktivitas ekonomi dapat
meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Amrullah, Taufiq. 2006. Analisis Pengaruh
Pembangunan Infra-struktur Ter-
hadap Pertumbuhan Ekonomi
Regional di Indonesia. FE UI, Jakarta.
Azis, Iwan Jaya. 1994. Ilmu Ekonomi
Regional dan Beberapa Aplikasinya
di Indonesia. Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, Jakarta.
Baltagi, H. Badi.1995. Econometric Analy-
sis of Panel Data. John Wiley &
Sons. Chichester.
Bappenas. 2002. Infrastruktur Indonesia.
Sebelum, Selama dan Pasca Krisis.
Deputi Bidang Sarana dan
Prasarana.Bappenas.
Barro, Robert J., and Xavier Sala-i-Martin.
1994. Economic Growth. MacGraw
Hill Inc, New York.
BPS, Pendapatan Domestik Regional Bruto
Propinsi-Propinsi di Indonesia
Menurut Lapangan Usaha. 2000-
2008.
63
Pengaruh Insfrastruktur Terhadap Produktivitas Ekonomi Di Pulau Jawa Periode 2000-2008
--------,Statistik Angkatan Kerja di Indone-
sia: tahun 2000- 2008
--------- Statistik Air Bersih di Indonesia:
tahun 2000-2008
---------- Statistik Jalan di Indonesia: tahun
2000-2008
----------- Statistik Listrik di Indonesia: tahun
2000-2008
Canning, D & P. Pedroni. (1999), “Infra-
structure and Long Run Economic
Geowth”. The World Bank, Discus-
sion Paper No.57.
Case & Fair. 2002. Prinsip-Prinsip Ekonomi
Makro (Edisi Bahasa Indonesia).
Pearson Education Asia Pte.Ltd dan
PT. Prenhallindo, Jakarta.
Fay, M. 1999. Financing the Future:
Infrastructur Needs in Latin
America 2000-2005. The World
Bank.
Gujarati D., dan Zain S. 1988. Ekonometrika
Dasar. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Greene, W.H. 1997. Econometric Analysis,
New Jersey: Prentice Hall Inc.
Hakim, Abdul. Ekonomi Pembangunan.
Yogyakarta. EKONISIA Kampus
Fakultas Ekonomi UII.
Harry W. Richardson. 1991. Dasar-dasar
Ilmu Ekonomi Regional,
Terjemahan oleh Paul Sitohang.
LPFE UI, Jakarta.
Henner, H. F. 2000. Infrastructure et Devel-
opment un bilan. Mondes en
Developpment.
Hill, Hal dan Chatarina Williams, (1989),
The Economic and Social
Dimention of Regional Development
in Indonesia, Ekonomi Keuangan
Indonesia Vol.XXXVII No. 2 1989.
Hsiao, C. 1989. Analisis of Panel Data. Cam-
bridge : Cambridge University
Press.
Islam, Nazrul. 1995. Growth Empiric: A
Panel Data Approach (The Quar-
terly Journal of Economics), Vol-
ume 110 (4), pp. 1127-1170.
Johnston, J & Dinardo J. 1997. Economet-
ric Method. The MacGraw Hill
Companies Inc, New York.
KKPPI. 2005. Infrastructure Summit,
Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian, Jakarta.
KKPPI. 2006. Siaran Pers Paket Kebijakan
Infrastruktur. Kementerian
Koordinator Bidang
Perekonomian, Jakarta.
Kweka, Josaphat P and Morissey, Oliver.
2000. Goverment Spending and
Economic Growth in Tanzania
1965-1996. Credit Research Paper
No. 00/6.
Lutfi. 2006. Pengaruh Faktor-Faktor
Institusional dan Infrastruktur
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi.
FE UI, Jakarta.
Mangkoesoebroto, Guritno. 1999.
Ekonomi Publik edisi 3. BPFE,
Yogyakarta.
Mankiw, N. Gregory. 2003. Pengantar
Ekonomi. Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Marsaulina. 2005. Pengaruh Infrastruktur
Terhadap Produktivitas Ekonomi
Daerah (1983-2002). FE UI, Jakarta.
64
Media Ekonomi Vol. 18 No. 1, April 2010
M.L. Jhingan, (1998), Ekonomi
Pembangunan dan Perencanaan
(Terjemahan), Rajawali Press,
Jakarta.
Njoh, A.J. 2000. Transportation Infrastruc-
ture and Economic Development in
sub Saharan Afrika. Public Works
Management & Policy. Vol. 4, p.286-
296.
Poirson Helene, FactorReallocation and
Growth in Developing Countries
(IMF Working Paper, Juni 2000)
Badi H.Baltagi, Econometric Analysis of
Panel Data, Jhon Wiley
top related