pendekatan terpadu imron nurdiansyah
Post on 06-Jun-2015
6.072 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PENDEKATAN TERPADU
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa Indonesia
Disusun Oleh :
Kelompok 5
Anggota :
1. Imron Nurdiansyah ( 0701860 )
2. Dede Heti Silfiyah ( 0702781 )
3. Ahmad Sugandi ( 0701999 )
4. Cecep Adrian Julianto ( 0702124 )
PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SUMEDANG
2008
KATA PENGANTAR
Tiada kekuatan, kesucian dan keabadian kecuali milik Allah swt.
Puji syukur kehadirat illahirobbi penyusun panjatkan, karena berkat rahmat
dan hidayahNyalah penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.
Makalah ini berisi tentang pendekatan terpadu yang dapat digunakan
dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pendekatan
terpadu ini ada dua macam yaitu pendekatan terpadu internal dan pendekatan
terpadu eksternal. Pendekatan terpadu internal bidang studi adalah pendekatan
yang keterkaitan yang terjadi antar bahan pelajaran bahasa itu sendiri, sedangkan
pendekatan terpadu eksternal adalah pendekatan yang keterkaitan antara bidang
studi bahasa dengan bidang studi yang lain.
Kami selaku penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna,oleh karena itu kritik dan saran dari rekan-rekan sangat kami harapkan
sebagai langkah menuju kesempurnaan, semoga makalah yang sederhana ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, juga para pembaca pada umumnya juga
penulis berharap makalah ini dapat menjadi pemicu bagi teman-teman yang lain
untuk dapat mengembangkan proses pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah
dasar sehingga pelajaran Bahasa Indonesia lebih menyenangkan.
Sumedang, Februari 2008
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..........................................................................i
DAFTAR ISI .........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................1
B. Rumusan Masalah ......................................................................1
C. Tujuan dan Manfaat....................................................................2
D. Definisi Operasional...................................................................2
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Pengertian Pendekatan Terpadu .................................................3
B. Ragam Model Pendekatan Terpadu ...........................................6
BAB III PEMBAHASAN MASALAH
A. Pembahasan Masalah .................................................................8
B. Implikasi ( Skenario Pembelajaran ) ..........................................9
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................15
B. Saran – saran...............................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang akan mendidik siswa untuk
dapat berkomunikasi dengan baik dan benar, maka dari itu kita sebagai guru harus
mampu mengemas mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan baik supaya anak
didik kita lebih tertarik dan menyukai mata pelajaran Bahasa Indonesia, salah satu
cara supaya pembelajaran Bahasa Indonesia lebih menyenangkan adalah dengan
bantuan alat peraga yang tepat dan juga menggunakan pendekatan yang tepat
pula.
Salah satu pendekatan yang bisa dipakai dalam pembelajaran mata
pelajaran Bahasa Indonesia adalah pendekatan terpadu atau integratif. Pendekatan
terpadu ini ada dua macam yaitu pendekatan terpadu internal dan pendekatan
terpadu eksternal. Pendekatan terpadu internal bidang studi adalah pendekatan
yang keterkaitan yang terjadi antar bahan pelajaran bahasa itu sendiri, sedangkan
pendekatan terpadu eksternal adalah pendekatan yang keterkaitan antara bidang
studi bahasa dengan bidang studi yang lain. Dalam makalah ini penulis akan
mencoba mengulas pengaruh penggunaan pendekatan terpadu bagi siswa SD
Kelas II.
B.Rumusan Masalah
Apakah penggunaan pendekatan terpadu dapat meningkatkan minat siswa
terhadap Bidang studi Bahasa Indonesia ?
Apa kekurangan dan kelebihan dalam penggunaan pendekatan terpadu ?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
a. Untuk mengetahui apakah penggunaan pendekatan terpadu dapat
meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran Bahasa Indonesia.
b. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pendekatan terpadu.
2. Manfaat
a. Bagi Penulis
Sebagai tambahan pengetahuan tentang Bahasa Indonesia khususnya pendekatan
terpadu, juga sebagai bekal masa depan bagi penulis.
b. Bagi Siswa
Setelah siswa belajar Bahasa Indonesia dengan pendekatan ini diharapkan siswa
lebih tertarik dengan pelajaran Bahasa Indonesia.
c. Bagi Guru
Sebagai masukan bagi guru sekolah dasar untuk menggunakan variasi
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan terpadu.
D. Definisi Operasional
Bahasa adalah system lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh
anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi,
danmengidentifikasikan diri ( KBBI, Edisi ketiga, 2001:88 ).
Model adalah pola ( contoh, acuan, ragam, dsb ) dari sesuatu yang akan dibuat
atau dihasilkan ( KBBI, Edisi ketiga, 2001: 751 ).
Pendekatan adalah usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk
mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti ( KBBI, Edisi ketiga, 2001: 247
).
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Pengertian
Pendekatan Integratif atau terpadu adalah rancangan kebijaksanaan pengajaran
bahsa dengan menyajikan bahan-bahan pelajaran secara terpadu, yaitu dengan
menyatukan,menghubungkan,atau mengaitkan bahan pelajaran sehingga tidak ada
yang berdiri sendiri atau terpisah-pisah.
Pendekatan terpadu terdiri dari dua macam :
1. Integratif Internal yaitu keterkaitan yang terjadi antar bahan pelajaran
itu sendiri, misalnya pada waktu pelajaran bahasa dengan fokus menulis
kita bisa mengaitkan dengan membaca dan mendengarkan juga.
2. Integratif Eksternal yaitu keterkaitan antara bidang studi yang satu
dengan bidang studi yang lain, misalnya bidang studi bahasa dengan
sains dengan tema lingkungan maka kita bisa meminta siswa membuat
karangan atau puisi tentang banjir untuk pelajaran bahasanya untuk
pelajaran sainsnya kita bisa menghubungkan dengan reboisasi atau bisa
juga pencemaran sungai.
Pendekatan pembelajaran terpadu adalah seperangkat asumsi yang berisikan
wawasan dan aktifitas berfikir dalam merencanakan pembelajaran dengan
memadukan pengetahuan, pengalaman dan keterampilan sebagai area isi kegiatan
belajar mengajar. Fogarty ( 1991 ) dalam buku “How to Integrate the curricula”
menyatakan bahwa pembelajaran terpadu merupakan :
1. The vertical spiral represents the “spiraling” curricula built into most text materials as
2. The horizontal band reprsents the breadth and depth of learning in a given subject
3. The circle represents the integration of skill, themes, concepts, and topics accros dislipines.
Pendekatan pembelajaran terpadu,menurut Aminuddin (1994), merupakan perencanaan dan proses pembelajaran yang ditujukan untuk menguntai tema, topik, pemahaman, dan pengalaman belajar secara terpadu. Pembelajaran terpadu itu sebagai wawasan dan bentuk kegiatan berfikir ketika guru merencanakan kegiatan belajar mengajar dengan berlandas tumpu pada prinsip-prinsip:
1. Humanisme Manusia secara fitrah memiliki bekal yang sama dalam upaya memahami sesuatu. Implikasi wawasan tersebut dalam kegiatan pendidikan a. Guru bukan satu-satunya sumber informasib. Siswa disikapi sebagai subjek belajar yang kreatif mampu menemukan
pemahaman sendiric. Dalam proses belajar mengajar, guru lebih banyak bertindak sebagai
model, teman pendamping, pemotivasi, penyedia bahan pembelajaran, aktor yang juga bertindak sebagai pebelajar.
2. ProgresifismePrilaku manusia dilandasi motif dan minat tertentu. Implikasi wawasan tersebut dalam kegiatan pendidikan :
a. Isi pembelajaran harus memiliki kegunaan bagi pebelajar secara aktualb. Dalam kegiatan belajarnya siswa harus menyadari manfaat pengusaan
isi pembelajaran itu bagi kehidupannyac. Isi pembelajaran harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan,
pengalaman dan pengetahuan pebelajar3. Rekonstruksionisme
Manusia selain memiliki kesamaan juga memiliki kekhasan. Implikasi wawasan tersebut dalam kegiatan pendidikan :
a. Layanan pembelajaran selain bersifat klasikal juga bersifat individualb. Pebelajar selain ada yang menguasai isi pembelajaran secara cepat juga
ada yang menguasai isi secara lambatc. Pebelajar perlu disikapi sebagai subjek yang unik, baik itu menyangkut
proses merasa, berfikir dan karakteristik individualnya sebagai hasil bentukan lingkungan keluarga, teman bermain, maupun lingkungan kehidupan sosial masyarakatnya.
Prinsip diatas dapat dihubungkan dengan wawasan progresifisme yang
beranggapan bahwa penguasaan pengetahuan dan keterampilan tidak bersifat
mekanisme tetapi memerlukan daya kreativitas. Pemerolehan pengetahuan secara
pengetahuan dan keterampilan melalui kreativitas itu berkembang secara
berkesinambungan. Pemahaman kosakata misalnya, akan membentuk
keterampilan menyusun kalimat. Kemampuan memahami kosakata dan
keterampilan dalam menyusun kalimat.
Progresifisme juga berisi wawasan bahwa dalam proses belajarnya siswa sering
kali dihadapkan pada masalah yang yang memerlukan cara pemecahan secara
baku. Dalam pemecahan masalah tersebut siswa perlu menyaring dan menyusun
ulang pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya secara coba-coba atau
secara hipotesis. Dalam hal demikian terjadi proses berfikir yang terkait dengan
metakognisi.
“....Sesuai dengan proses berfikir dalam pemecahan masalah, metakognisi adalah penghubung suatu pengetahuan dengan pengalaman dan pengetahuan lain melalui proses berfikir untuk membuahkan sesuatu” ( J. Marzano,et al, 1992 ).
Dalam wawasan konstruktivisme proses belajar disikapi sebagai kreativitas dalam
menata serta menghubungkan pengalaman dan pengetahuan hingga membentuk
suatu keutuhan. Dalam tindak kreatif tersebut siswa pada dasarnya merupakan
subjek pemberi makna.
Dalam proses pembelajaran guru hendaknya jangan menggurui melainkan secara adaptif berusaha memahami jalan pikiran siswa untuk kemudian menampilkan sejumlah kemungkinan. Bagi Fulwier, like students, teachers as laerner are unique ( Fulwier, 1992 ).
Dinyatakan demikian karena dalam mengendalikan, mengembangkan, sampai ke
mengubah bentuk proses belajar setiap guru boleh menjadi sering dihadapkan
pada masalah baru. Sebab itu guru juga perlu belajar, mengembangkan kreativitas
sejalan dengan kekhasan siswa. Peristiwa belajar, konteks pembelajaran, terdapat
perkembangan maupun problema baru ditinjau dari konteks pembelajaran bahwa
ketiga wawasan diatas juga dapat dihubungkan dengan wawasan whole language.
Sejalan dengan wawasan progresifisme dalam wawasan whole language proses belajar bicara, membaca, menulis, dan menyimak disikapi sebagai constructive proses yang berlangsung secara dinamis ( goodman,1986 ).
Proses pembelajaran yang dilakukan sah dinyatakan diwarnai whole language
apabila :
1. Hasil belajar ihwal bunyi, kosakata,struktur wicara, membaca,
mengarang misalnya memiliki kesinambungan dan keterpaduan.
2. Siswa mempelajari bahasa dalam konteks pemakaian, baik secara
lisan maupun tulis
3. Siswa mempelajari bahasa sesuai dengan keragaman fungsi dan
pemakaian
4. Proses kreatif siswa dalam berbahasa lebih mendapatkan perhatian
dibandingkan pemahaman ihwal kebahasaannya,
5. Guru mengadakan evaluasi proses dan hasil secara integratif
dengan menggunakan berbagai data sebagai bahan penilaian.
B. Ragam model pembelajaran terpadu
Ditinjau dari cara memadukan konsep, pengetahuan, keterampilan, topik, dan
unit-unit tema, dapat dihasilkan sejumlah model pembelajaran terpadu berbeda.
Menurut Fogaty ( 1991 ) ada 10 model cara pemaduan pembelajaran yakni:
1. Model Fragmented, yaitu pemaduannya hanya terbatas pada satu disiplin ilmu tertentu.
2. Model Connected, yaitu pembelajaran dapat dipayungkan pada induk disiplin tertentu
3. Model Nested, merupakan pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep dan keterampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran
4. Model Sequenced merupakan model pemaduan topik-topik antar mata pelajaran yang berbeda secara paralel
5. Model Shared merupakan bentuk pemaduan yang disebabkan ketumpangtindihan konsep dalam dua mata pelajaran atau lebih
6. Model Webbed merupakan model pemaduan yang bertolak dari pendekatan tematis dalam mengintegrasikan bahan pelajaran
7. Threated, merupakan model pemaduan bentuk keterampilan, misalnya keterampilan mengadakan peramalan yang terkait dengan pengujian hipotesis, estimasi, antisipasi tahapan cerita dalam novel, maupun antisipasi bentuk pemacahan masalah berdasarkan analisis situasi melalui sebuah disiplin yang mencakup keseluruhan. Bagi Fogarty
8. Model Integrasi, model Integrasi kurikulum tersebut berfokus pada meta curriculum ( Fogarty, 1991 ).
9. salah satu bentuk pengembangan model Immersed ini adalah pada penggunaan bentuk pembelajaran tersebut dilakukan dengan meminta siswa menceritakan pengalaman dalam proses membaca, menulis, kesulitan yang dihadapi dan cara memecahkan masalahnya maupun bentuk-bentuk transisi yang dialami saat belajar bahasa.
10. Model Network merupakan model pemanduan pembelajaran yang mengandalkan kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk, pemecahan masalah maupun tuntutan bentuk keterampilan baru setelah siswa mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda-beda.
BAB III
A. Pembahasan Masalah
Dalam pelaksanaannya penulis mengambil sampel pada siswa kelas II
SDN 1 Kalitengah Cirebon, Penulis mengambil sampel kelas II karena siswa kelas
II masih dalam perkembangan tahap operasi konkret, pada tahap operasi konkret
ini anak-anak mulai mengembangkan konsep dengan menggunakan benda-benda
konkret untuk menyelidiki hubungan dan model-model ide abstrak. Bahasa
merupakan alat yang penting untuk menyatakan dan mengingat konsep-konsep
tersebut. Untuk itu jika guru memberikan mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan
menyenangkan maka diharapkan siswa tersebut lebih paham dan lebih cepat
mengerti. Dalam pelaksanaannya penulis menggunakan pendekatan terpadu
model webbed dengan tema keluarga, penulis menghubungkan antara Bahasa
Indonesia dengan Sains, dan juga dengan Matematika.
Setelah penulis mempraktekan pendekatan terpadu model webbed dengan
tema keluarga ternyata siswa kelas II sangat antusias dalam mengikuti pelajaran
sebagai contoh pada waktu siswa diminta kedepan untuk membacakan teks
dengan nyaring para siswa saling berebut, tetapi ini dapat diatasi dengan cara
meminta siswa yang paling rapih dan tidak ribut yang akan dipilih. Walaupun ada
yang belum dapat membaca dengan lancar tetapi siswa tersebut berusaha. Ini
membuktikan bahwa pendekatan terpadu ini dapat meningkatkan minat siswa
dalam belajar.
Selain memiliki kelebihan-kelebihan pendekatan ini juga memiliki
kelemahan antara lain, pendekatan ini memerlukan durasi yang panjang tidak
cukup satu jam pelajaran, pendekatan ini belum tentu cocok untuk siswa kelas
tinggi, untuk jumlah siswa yang banyak terkadang kurang terkontrol, disarankan
untuk mata pelajaran sains lakukanlah diluar kelas, sebagai contoh dalam hal ini
penulis meminta siswa memelihara tumbuhan yang ada dilingkungan sekitar, nah
berarti siswa harus ada yang menyirami, tanaman, memberi pupuk, dan lain-lain,
kalau pekerjaan ini didalam kelas maka kelas akan sangat kotor.
B. Implikasi
Sebagai rambu-rambu dalam mengajar penulis membuat suatu sekenario
pembelajaran dengan harapan dapat tercapainya tujuan pembelajaran dan lebih
terarah.
SKENARIO PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SD Negeri I Kalitengah Cirebon
Mata Pelajaran : Terpadu
Kelas : II
Semester : I
Alokasi Waktu : 120 Menit
I. Standar Kompetensi
A. Bahasa Indonesia : Siswa mampu menceritakan kegiatan sehari-hari
B. Matematika : Siswa mampu menggunakan operasi hitung bilangan
dalam pemecahan soal
C. Sains : Siswa mampu memahami bagian-bagian utam tubuh
hewan dan tumbuhan, pertumbuhan hewan dan
tumbuhan serta berbagai tempat hidup mahluk
hidup
II. Kompetensi Dasar
A. Bahasa Indonesia : Siswa mampu menceritakan kegiatan sehari-hari
dengan bahasa yang mudah dipahami orang lain
B. Matematika : Siswa mampu melakukan penjumlahan dan
pengurangan
C. Sains : Siswa mampu mengidentifikasi bagian-bagian utama
hewan dan tumbuhan disekitar rumah dan sekolah
melalui pengamatan
III. Indikator
A. Bahasa Indonesia : Siswa mampu menjelaskan urutan kegiatan sehari-
hari dengan bahasa yang runtut dan mudah dipahami
orang lain
B. Matematika : Siswa mampu menjumlah dua bilaangan dengan dan
tanpa menyimpan
C. Sains : Siswa mampu menbuat daftar bagian-bagian utama
hewan dan tumbuhan
Siswa mampu menggambar bagian-bagian tumbuhan
secara sederhana
IV. Dampak Pengiring
Setelah pembelajaran selesai siswa diharapkan mampu menjelaskan
kegiatan sehari-hari, menjumlah dua bilangan dengan dan tanpa menyimpan,
membuat daftar bagian utama hewan dan tumbuhan.
V. Materi, Media, Alat, Metode, dan Sumber belajar
E.Materi
Anak rajin
Melati anak rajin
Pagi-pagi sudah bangun
Melati sudah bisa mandi sendiri
Dia juga berganti pakaian sendiri
Melati berangkat kesekolah bersama teman-temannya
Deni, Wati dan Irfan teman akrab Melati
Mereka tidak pernah terlambat sekolah
Guru sangat sayang pada mereka
Pulang sekolah Melati ganti pakaian
Ia dan teman-temannya main
Sore hari Melati menyiram tanaman kesukaannya.
F.Media Pembelajaran
Gambar tumbuhan
Alat bantu hitung seperti simpoa
G. Alat Pembelajaran
Papan tulis
Bulpoint / pensil
Buku
Buku gambar
H. Metode Pembelajaran
Metode Ceramah
Metode Tanya Jawab
I. Sumber Belajar
KBK 2006
Bahasa dan Sastra Indonesia SD kelas 2 halaman 18-21
VI. Kegiatan Belajar Mengajar
A. Kegiatan Awal ( 10 menit)
Guru meminta ketua siswa untuk berdo’a dan mengucapkan salam
Guru mengabsen kehadiran siswa
Guru mengkondisikan siswa pada pembelajaran yang kondusif
Guru mengadakan apersepsi
B. Kegiatan Inti ( 100 menit)
Guru membacakan teks “ Anak rajin “
Siswa membaca teks bersama-sama
Guru meminta seorang siswa membaca teks dengan suara yang
nyaring
Guru meminta siswa menghitung teman akrab Melati
Guru meminta siswa menghitung semua tokoh dalam teks
Guru memberi contoh penjumlahan yang lainnya
Guru bertanya “ Apakah kalian mempunyai peliharaan di rumah
baik tumbuhan atau hewan ? “
Guru meminta siswa untuk mencatat bagian-bagian tubuh hewan
peliharaannnya
Guru meminta siswa untuk mencatat bagian-bagian utama
tumbuhan yang ada dirumahnya
Guru meminta siswa menggambar bagian utama tumbuhan secara
sederhana
Guru mengadakan evaluasi.
C. Kegiatan Akhir ( 10 menit)
Guru menyimpulkan materi
Sebagai tindak lanjut guru meminta siswa untuk merawat
tumbuhan dengan baik
Guru menutup pelajaran
Guru meminta ketua siswa untuk memimpin do’a dan
mengucapkan salam.
VII. Evaluasi Prosedur Test : Proses
Bentuk Test : Performance
Jenis Test : Test Individu
Alat Test : Format penilaian
Deskriptor Penilaian :
1. Keruntutan :
A = Jika siswa menjelaskan secara runtut
B =Jika siswa menjelaskan kurang runtut
C =Jika siswa menjelaskan tidak runtut
2. Ketepatan dalam menjawab soal :
A = Jika siswa cepat dan tepat dalam menjawab soal
B =Jika siswa tepat tetapi lambat dalam menjawab soal
C =Jika siswa tidak tepat dalam menjawab soal
3. Kelengkapan :
A = Jika siswa membuat daftar secara lengkap
B =Jika siswa membuat daftar kurang lengkap
C =Jika siswa tidak membuat daftar
Mengetahui Cirebon, Februari 2008Kepala sekolah Praktikan
Drs. H. K O K O PraktikanNIP.131 077 772
No. Nama SiswaAspek yang dinilai
Keruntutan Ketepatan KelengkapanA B C A B C A B C
Sains7.1.Mengidentifikasi bagian-bagian
utama hewan dan tumbuhan disekitar rumah dan sekolah melalui pengamatan
Membuat daftar bagian-bagian utama tubuh hewan dan kegunaannya
Membuat daftar bagian utama tumbuhan berdasarkan pengamatan
Menggambar bagian utama tumbuhan secara sederhana
Matematika6.2.Melakukan penjumlahan dan
pengurangan Menjumlah dua bilangan dengan dan
tanpa menyimpan
Bahasa Indonesia5.1.Menceritakan kegiatan sehari-hari
dengan bahasa yang mudah dipahami orang lain.
Menjelaskan urutan kegiatan sehari-hari dengan bahasa yang runtut dan mudah dipahami orang lain
Jaring laba-laba Tema Keluarga
Kurikulum 2006 Kelas II
Keluarga
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan terpadu atau integratif adalah rancangan kebijakasanaan
pengajaran bahasa dengan menyajikan bahan-bahan pelajaran secara terpadu yaitu
dengan menggabungkan atau mengaitkan bahan pelajaran, pelajaran yang
dikaitkan bisa Inter bidang studi ataupun antar bidang studi. Pendekatan terpadu
dapat meningkatkan minat siswa kelas II terhadap pelajaran Bahasa Indonesia, ini
terbukti dengan antusiasme siswa-siswinya yang aktif dan berebut untuk maju
kedepan. Pendekatan ini memiliki berbagai kelebihan tetapi juga memiliki
beberapa kekurangan diantaranya adalah memerlukan durasi waktu yang panjang.
B. Saran-saran
1. Bagi Penulis
Harus lebih banyak membaca karena akan menambah pengetahuan kita
2. Bagi Siswa
Siswa belajar Bahasa Indonesia lebih menarik dan lebih menyenangkan, karena
dipadukan dengan mata pelajaran yang lain sehingga siswa tidak terasa sudah
belajar banyak.
3. Bagi Guru
Sebagai masukan bagi guru sekolah dasar untuk menggunakan variasi
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan terpadu sehingga siswa lebih
merasa nyaman dan menyenangkan.
Guru hendaknya memanfaatkan media belajar yang menarik dalam pembelajaran
sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Hastuti, Sri. 1997. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Depdikbud.
Sapani, Suardi, dkk. 1998. Teori Pembelajaran Bahasa: Jakarta. Depdikbud.
Djuanda, Dadan, dkk. 2006. Pembinaan Dan Pengembangan Pembelajaran
Bahasa Indonesia Di SD. Bandung: UPI Press.
Tarigan, Henri Guntur. 1991. Metodologi Pengajaran Bahasa 2. Bandung:
Angkasa.
DePorter, Bobbi. 2003. Quantum Teaching : Mempraktikan Quantum learning Di
Ruang Kelas. Bandung : Kaifa.
Johnherf. ( 2006 ). Bersastra Pengajaran Kreativitas Berbahasa. [ Online ].
Tersedia:http://johnherf.wordpress.com/2007/03/13/peran-guru-sd-
menyikapi-ktsp/ [ 19 Februari 2008 ]
Sri Untari ( 2007 ). Belajar sambil bermain. [ Online]. Tersedia:
http://www.malang.ac.id/jurnal/fip/sd/1999a.htm [ 19 Februari 2008 ]
top related