penanaman nilai-nilai multikulturalisme dalam …lib.unnes.ac.id/31202/1/2601412143.pdfi penanaman...
Post on 04-Aug-2019
290 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH SUB MATERI POKOK
INDONESIA ZAMAN HINDU-BUDDHA PADA SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH NEGERI
PURBALINGGA TAHUN AJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sejarah
Oleh
Siti Nurjanah
3101413050
JURUSAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi yang berjudul Simplifikasi Novel Sawise Langite Katon Biru Karya Yunani
S.W sebagai Alternatif Bahan Ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) telah
disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang Panitia Ujian Skripsi
pada hari : Rabu
tanggal : 3 Mei 2017
Semarang, 3 Mei 2017
Pembimbing I Pembimbing II
Yusro Edy Nugroho, S.S, M. Hum. Ucik Fuadhiyah, S. Pd, M. Pd.
NIP196512251994021001 NIP 198401062008122001
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi yang berjudul Simplifikasi Novel Sawise Langite Katon Biru Karya Yunani
S.W sebagai Alternatif Bahan Ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) telah
dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra
Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.
pada hari :
tanggal :
Panitia Ujian Skripsi
...............................................
(........................................)
Ketua
...............................................
(.......................................)
Sekretaris
Drs. Hardyanto, M.Pd.
(195811151988031002)
Penguji I
Yusro Edy Nugroho, S.S, M.Hum.
(196512251994021001)
Penguji II/Pembimbing I
Ucik Fuadhiyah, S. Pd, M.Pd.
(198401062008122001)
Penguji III/Pembimbing II
Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum
(196008031989011001)
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi yang berjudul Simplifikasi
Novel Sawise Langite Katon Biru Karya Yunani S.W sebagai Alternatif Bahan
Ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) ini benar-benar hasil karya saya sendiri,
bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat
atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk
berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang,
Penulis
Nurul Amalia
NIM 2601412143
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
� Sesungguhnya di dalam kesulitan selalu ada kemudahan
� Jangan pernah menyerah berjuang untuk orang-orang tersayang
Persembahan
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
� Bapak Hadi Sucipto, Ibu Suparti serta
Mas Nur Hidayat, mas Hendro
Sukmono Aji, mas Wasis Wiyanto,
mbak Ucik, mbak Nur Hidayanti, mbak
Risqa Ramadani, mbak Lucky Retno
Lestining yang selalu memberikan
kasih sayang, do'a, dan dukungan yang
tiada henti.
� Dosen pembimbing dan penguji yang
dengan sabar membimbing.
� Almamater tercinta
vi
PRAKATA
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta
inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
Simplifikasi Novel Sawise Langite Katon Biru Karya Yunani S.W sebagai
Alternatif Bahan Ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA).
Penulisan skripsi ini dapat selesai berkat bimbingan, dukungan, dan
bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis
menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini, kepada:
1. Bapak Yusro Edy Nugroho, S.S, M.Hum., dan Ibu Ucik Fuadhiyah, S.Pd.,
M.Pd., pembimbing yang telah sabar memberikan bimbingan, masukan,
pengarahan, dan perhatian kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Drs. Hardyanto, M. Pd., penguji skripsi yang telah memberikan
pengarahan kepada penulis.
3. Rektor Universitas Negeri Semarang dan Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan untuk
menyelesaikan skripsi ini.
4. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan izin untuk penyusunan skripsi
5. Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, Universitas Negeri Semarang yang
telah memberikan izin untuk penyusunan skripsi.
6. Seluruh dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa yang telah membekali ilmu
dan memberikan motivasi kepada penulis.
7. Bapak, ibu, mbak dan mas, serta keluarga besar yang selalu memberikan do'a
dan dukungan.
8. Ela Sulistyo yang selalu memberikan dukungan serta motivasi.
9. Sahabat seperjuangan yang memberikan semangat dan do'a.
vii
Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayahnya bagi
semua pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini. Penulis berharap agar
skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dan dunia pendidikan
pada umumnya.
Semarang, 2017
Penulis
viii
ABSTRAK
Amalia, Nurul. 2017. Simplifikasi Novel Sawise Langite Katon Biru Karya Yunani S.W sebagai Alternatif Bahan Ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA). Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa Jawa. Fakultas Bahasa dan
Seni. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Yusro Edy Nugroho,
S.S, M.Hum., Pembimbing II Ucik Fuadhiyah, S.Pd, M. Pd.
Kata kunci: Simplifikasi Novel, Struktur Naratif, Bahan Ajar
Pembelajaran sastra pada mata pelajaran Bahasa Jawa di SMA belum
mencapai hasil yang optimal. Faktor yang mempengaruhi yaitu kurangnya
ketertarikan peserta didik untuk mempelajari karya sastra Jawa. Bahan ajar yang
kurang juga menjadi sebab peserta didik kurang tertarik memperlajari sastra Jawa.
Dalam pembelajaran Bahasa Jawa, karya sastra yang dapat dijadikan bahan ajar
untuk proses pembelajaran bahasa Jawa salah satunya adalah novel. Kompetensi
dalam pembelajaran adalah memahami petikan novel. Bahan ajar yang digunakan
di dalam kelas masih menggunakan novel utuh, dengan alokasi waktu yang
terbatas. Peserta didik juga masih sulit untuk memahami novel berbahasa Jawa.
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan struktur novel Sawise Langite Katon Biru karya Yunani S.W. dan mendeskripsikan hasil simplifikasi novel
Sawise Langite Katon Biru karya Yunani S.W sebagai bahan ajar memahami teks
sastra di Sekolah Menengah Atas.
Penelitian ini menggunakan pendekatan objektif. Teori strukturalisme
Chatman digunakan sebagai alat dan langkah awal dalam memulai menganalisis
teks Sawise Langite Katon Biru. Metode yang digunakan adalah metode analisis
struktural. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara membaca heuristik
dilanjutkan dengan teknik membaca hermeuneutik. Setelah membaca kegiatan
dilanjutkan dengan teknik catat yang bertujuan untuk mengumpulkan data yang
ada di dalam novel dalam bentuk catatan. Analisis strukturalisme Chatman dalam novel Sawise Langite Katon Biru
mempunyai hasil struktur cerita, diantaranya yaitu: alur, tokoh, penokohan, dan
setting. Novel Sawise Langite Katon Biru mempunyai 53 satuan naratif. Satuan
naratif tersebut kemudian digabungkan menjadi 17 satuan naratif. Hasil tersebut
dijadikan dasar untuk menulis simplifikasi. Meskipun digabungkan namun dalam
proses ini tidak mengubah komposisi cerita di dalam novel Sawise Langite Katon Biru. Hasil simplifikasi berupa buku yang dijadikan alternatif bahan ajar SMA
untuk mencapai kompetensi dasar memahami petikan novel.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa teks novel Sawise Langite Katon Biru dapat digunakan sebagai alternatif bahan ajar memahami
petikan novel dalam proses pembelajaran Bahasa Jawa di SMA, karena di dalam
novel tersebut terdapat nilai nilai kehidupan, khususnya nilai religius.
ix
SARI
Amalia, Nurul. 2017. Simplifikasi Novel Sawise Langite Katon Biru karya Yunani S.W sebagai alternatif Bahan Ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA). Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa Jawa. Fakultas Bahasa dan
Seni. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Yusro Edy Nugroho,
S.S, M.Hum., Pembimbing II Ucik Fuadhiyah, S.Pd, M. Pd.
Tembung Wigati: Simplifikasi Novel, Struktur Naratif, Bahan Ajar
Piwulangan sastra ing mapel Basa Jawa ing SMA durung ngasilake asil kang mentes. Perkara kang njalari bab kasebut yaiku peserta didik kurang nduweni karep kanggo nyinaoni sastra Jawa. Bahan ajar kang kurang uga dadi sabab peserta didik sansaya kendho kekarepan sinaune. Ing piwulangan Basa Jawa, salah siji kasusastran kang bisa didadekake bahan ajar kang wigati yaiku novel. Kompetensi ing piwulangan yaiku mangerteni pethikan novel. Bahan ajar kang digunakake ing kelas isih awujud novel utuh, kanthi wektu kang winates. Peserta didik uga isih kangelan kanggo mangerteni novel bahasa Jawa. Panaliten iki nduweni ancas kanggo ngandharake struktur novel Sawise Langite Katon Biru karya Yunani S.W lan njlentrehake asil simplifikasi novel Sawise Langite Katon Biru karya Yunani S.W kanggo alternatif bahan ajar mangerteni sastra ing Sekolah Menengah Atas (SMA).
Panaliten iki migunakake pendekatan objektif. Teori strukturalisme Chatman digunakake minangka alat lan miwiti analisis teks novel Sawise Langit Katon Biru. Metode ing panaliten iki yaiku metode analisis struktural. Teknik kanggo ngumpulake dhata ing panaliten iki migunakake teknik maca heuristik lan hermeneutik. Sawise maca nganggo teknik mau banjur migunakake teknik catat kanggo ngumpulake dhata kang ana ing novel kang awujud cathetan.
Analisis strukturalisme Chatman ing novel Sawise Langit Katon Biru nduweni asil arupa struktur cerita, antarane yaiku: alur, tokoh, penokohan, lan setting. Novel Sawise Langit Katon Biru nduweni 53 satuan naratif. Satuan naratif mau banjur digabungake dadi 17 satuan naratif. Asil iku didadekake dhasar kanggo nulis simplifikasi. Sanajan digabungake nanging tetep ora ngowahi utawa ngurangi wosing carita novel Sawise Langit Katon Biru. Asil simplifikasi awujud buku kang didadekake alternatif bahan piwulangan ing SMA kanggo nggayuh kompetensi dhasar mangerteni pethikan novel.
Adhedhasar asil panaliten, pratikel kang bisa diandharake novel Sawise Langit Katon Biru bisa dinggo minangka alternatif bahan ajar mangerteni teks sastra ing proses piwulangan basa Jawa tumrap siswa SMA amarga ana pitutur kang adiluhung.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................................... iii
PERNYATAAN .................................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................................................ v
PRAKATA............................................................................................................ vi
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
SARI ...................................................................................................................... ix
DAFTAR ISI.......................................................................................................... x
DAFTAR BAGAN............................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
LAMPIRAN ........................................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................... 6
1.3 Batasan Masalah.......................................................................................... 6
1.4 Rumusan Masalah ....................................................................................... 7
1.5 Tujuan Penelitian......................................................................................... 7
1.6 Manfaat Penelitian....................................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ................................. 8
2.1 Kajian Pustaka............................................................................................. 8
2.2 Landasan Teori .......................................................................................... 12
2.2.1 Struktur Naratif ......................................................................................... 12
2.2.2 Simplifikasi ............................................................................................... 18
2.2.3 Novel ..........................................................Error! Bookmark not defined.
2.2.4 Bahan Ajar................................................................................................. 20
2.3 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 22
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 20
3.1 Pendekatan Penelitian ............................................................................... 20
xi
3.2 Sasaran Penelitian ..................................................................................... 20
3.3 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 21
3.4 Instrumen Penelitian.................................................................................. 21
3.5 Teknik Analisis Data ................................................................................. 23
3.6 Pemaparan Hasil Analisis Data ................................................................. 24
BAB IV SIMPLIFIKASI NOVEL “SAWISE LANGITE KATON BIRU”
KARYA YUNANI S.W BERDASARKAN STRUKTUR NARATIF
SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR DI SMA ......................... 25
4.1 Urutan Struktur Naratif ............................................................................. 26
4.1.1 Urutan Tekstual ......................................................................................... 26
4.1.2 Urutan Logis.............................................................................................. 26
4.1.3 Urutan Kronologis..................................................................................... 26
4.2 Peristiwa .................................................................................................... 38
4.2.1 Tindakan.................................................................................................... 38
4.2.2 Kejadian .................................................................................................... 50
4.3 Wujud ........................................................................................................ 56
4.3.1 Tokoh dan Penokohan ............................................................................... 56
4.3.2 Latar atau Setting....................................................................................... 68
4.3.2.1 Latar Tempat ............................................................................................. 68
4.3.2.2 Latar Waktu............................................................................................... 76
4.4 Proses Simplifikasi .................................................................................... 77
4.4.1 Simplifikasi Urutan Kronologis ................................................................ 78
4.4.1.1 Tindakan.................................................................................................... 81
4.4.1.2 Kejadian .................................................................................................... 82
4.4.2 Simplifikasi Tokoh.................................................................................... 82
4.4.3 Simplifikasi Latar/Setting.......................................................................... 83
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 85
5.1 Simpulan .................................................................................................... 85
5.2 Saran........................................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Bagan dari Sekuen ............................................................................... 15
Bagan 2.2 Bagan Kerangka Berpikir .................................................................... 22
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kartu Data 1 .......................................................................................... 21
Tabel 3.2 Kartu Data 2 .......................................................................................... 22
Tabel 3.3 Kartu Data 3 .......................................................................................... 22
Tabel 3.4 Kartu Data 4 .......................................................................................... 23
Tabel 3.5 Kartu Data 5 .......................................................................................... 23
Tabel 4.1 Tokoh Protagonis dan Antagonis .......................................................... 68
Tabel 4.2 Simplifikasi Urutan Kronologis ............................................................ 78
Tabel 4.3 Hasil Simplifikasi .................................................................................. 80
Tabel 4.4 Tindakan dalam Sekuen ........................................................................ 81
Tabel 4.5 Kejadian dalam Sekuen ......................................................................... 82
Tabel 4.6 Simplifikasi Tokoh ................................................................................ 82
Tabel 4.7 Simplifikasi Latar .................................................................................. 83
xiv
LAMPIRAN
Lampiran 1 Draft ................................................................................................... 90
Lampiran 2 Hasil Simplifikasi Novel Sawise Langit Katon Biru karya Yunani
S.W. .................................................................................................... 97
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran bahasa Jawa di SMA secara umum masih belum mencapai
hasil yang optimal. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu kurangnya
ketertarikan peserta didik untuk mempelajari karya sastra bahasa Jawa dan bahan
ajar yang digunakan dalam pembelajaran kurang menarik perhatian dan minat
peserta didik. Bahan ajar yang digunakan cenderung apa adanya tanpa modifikasi
sehingga kurang menarik minat peserta didik. Meskipun pembelajaran tidak selalu
bergantung kepada pendidik namun bahan ajar merupakan faktor pendukung
dalam pembelajaran.
Bahan ajar merupakan komponen penting dalam proses penunjang
pembelajaran. Hakikatnya bahan ajar merupakan informasi yang berupa alat dan
teks yang diperlukan pendidik dalam proses pembelajaran. Pemilihan bahan ajar
harus tetap mempertimbangkan tingkat perkembangan peserta didik sehingga
peserta didik akan tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran. Bahan ajar yang
baik untuk pembelajaran sastra memiliki nilai pendidikan dan nilai moral agar
dapat membantu membentuk karakter dari peserta didik yang tentunya sesuai juga
dengan kurikulum pendidikan. Semakin terpenuhinya bahan ajar yang sesuai
dengan materi kurikulum serta kreatif, makin mempermudah pendidik dalam
menyampaikan materi untuk peserta didik. Demikian pula peserta didik, mereka
akan mudah dalam menyerap maupun memahami materi pembelajaran. Bahan
2
ajar yang baik yaitu bahan ajar yang tujuan dan isinya dapat dipahami dengan
mudah oleh peserta didik sehingga peserta didik mendapat pendidikan dengan
maksimal dan kompet ensi dasar dapat tercapai. Dalam pembelajaran sastra, karya
sastra dapat dijadikan bahan ajar untuk proses pembelajaran.
Karya sastra sangat memungkinkan dijadikan sebagai bahan ajar, karena
dengan membaca karya sastra diharapkan mengubah pola pikir dan sikap peserta
didik serta dapat menumbuhkan sikap apresiasi terhadap karya sastra. Selain itu,
karya sastra juga dapat membantu dalam pembentukan karakter peserta didik
ketika peserta didik dapat melihat dan menangkap pesan yang tersirat dalam karya
sastra yang dibacanya serta terdapat nilai-nilai yang ada di dalam karya sastra itu
sendiri. Karya sastra mempunyai nilai-nilai moral yang baik untuk membantu
pembentukan karakter peserta didik. Karya sastra merupakan ungkapan pribadi
manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan
dalam bentuk gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan imajinasi melalui
bahasa dan dilukiskan dalam bentuk tulisan. Karya sastra sangat bermanfaat bagi
kehidupan, karena karya sastra dapat memberi kesadaran kepada pembaca tentang
kebenaran-kebenaran hidup, walaupun dilukiskan dalam bentuk fiksi. Peserta
didik diajak untuk memahami apa saja yang ada dalam karya sastra baik unsur-
unsur yang ada didalam karya sastra itu sendiri maupun konflik-konflik sosial
yang umum terjadi di masyarakat.
Karya sastra menunjukan suatu keistimewaan yang imajinatif yang
dituangkan dalam bentuk tulisan dan lisan. Karya sastra yang berbentuk tulisan
merupakan hasil proses kreatif pencipta atau pengarang yang dituangkan lewat
3
idenya menjadi sebuah karya sastra tulis, sedangkan pada bentuk lisan merupakan
karya kolektif yang tidak diketahui pengarangnya. Karya sastra berfungsi sebagai
karya estetik atau keindahan yang bertujuan untuk memberikan karya yang indah
kepada pembaca ataupun publik. Novel adalah salah satu bentuk karya sastra tulis
yang di dalamnya terdapat estetik atau keindahan yang memberikan karya yang
indah kepada pembaca ataupun publik. Novel sebagai sebuah karya fiksi prosa
yang tertulis dan naratif biasanya berbentuk cerita.
Sebagai salah satu karya sastra, novel sangat memungkinkan untuk
dijadikan bahan ajar untuk peserta didik tingkat SMA dalam kompetensi dasar
memahami petikan novel, karena di dalam novel terdapat banyak nilai-nilai yang
bisa diteladani oleh peserta didik. Penggunaan kata yang sangat banyak dan juga
membingungkan sering membuat siswa kurang tertarik atau berminat membaca
novel karena banyaknya halaman untuk dibaca. Selain itu, selama ini peserta didik
masih bingung oleh maksud dari penulis ketika membaca sebuah karya sastra
khususnya novel, karena sastra menggunakan bahasa yang imajinatif sehingga
ketika membaca novel sacara utuh peserta didik merasa kesulitan untuk
memahami maksud dari novel yan mereka baca. Hal ini mengakibatkan peserta
didik cepat jenuh saat membaca dan memahami hasil karya sastra yaitu novel.
Untuk membaca sebuah novel yang dijadikan bahan ajar tentu menghabiskan
banyak waktu, padahal waktu pembelajaran yang diberikan dua jam pelajaran.
Waktu sesingkat itu tidak cukup bagi mereka untuk membaca sebuah karya sastra,
khususnya novel. Jika novel dijadikan bahan ajar dalam mata pelajaran bahasa
Jawa dalam Kompetensi Dasar memahami petikan novel maka perlu dilakukan
4
simplifikasi novel agar mudah dipahami serta menarik perhatian dari peserta
didik.
Yunani S.W. merupakan penulis yang terhitung produktif. Hal ini terlihat
dari jumlah karya-karyanya yang menghasilkan judul karya sastra yang terhitung
banyak. Beliau juga anggota dalam Organisasi Pengarang Sastra Jawa. Beliau
menulis sejak tahun 1970an. Karya-karya yang beliau hasilkan berjenis cerita
bersambung, cerita pendek, geguritan. Beberapa karya beliau memasukkan unsur
agama, sehingga hal ini baik untuk pembentukan moral pembaca. Salah satu hasil
karya sastra Yunani S.W adalah novel Sawise Langite Katon Biru .
Novel Sawise Langite Katon Biru dijadikan sebagai bahan kajian, karena
isi cerita yang kental dengan polemik kehidupan masyarakat Jawa sehingga novel
ini disimplifikasikan menjadi teks baru sebagai bahan ajar dalam pelajaran Bahasa
Jawa. Novel ini merupakan salah satu cerita bersambung yang diterbitkan majalah
Jaya Baya tahun 1978. Pada saat bedah buku di Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa
Unnes pada tanggal 15 Juni 2013, menjelaskan bahwa cerita Sawise Langite
Katon Biru sebenarnya adalah cerita bersambung di majalah Jaya Baya yang
menjadi salah satu cerbung yang terpilih untuk dibukukan karena banyaknya
permintaan. Selain itu, banyaknya nilai-nilai atau pesan-pesan yang terdapat pada
novel ini yang sangat erat hubungannya dengan kehidupan yang biasa terjadi
dalam keseharian masyarakat khususnya masyarakat Jawa terlebih karena
kejadian yang terdapat dalam novel sangat mungkin terjadi dalam kehidupan
nyata membuat Cerbung ini pantas untuk dibukukan. Pembaca diharapkan dapat
5
mengambil pesan yang terdapat dalam novel Sawise Langite Katon Biru karya
Yunani S.W.
Novel Sawise Langit Katon Biru karya Yunani S.W mengangkat konflik
sosial yang masih kental di masyarakat Jawa yaitu kasih sayang seorang kakak
kepada adiknya yang buta. Pada novel ini tidak mengisahkan tentang kasih sayang
seorang kakak kepada adiknya saja, namun juga diceritakan konflik-konflik sosial
lainnya. Konflik yang digambarkan dalam novel Sawise Langite Katon Biru yaitu
tentang kasih sayang dan pengorbanan yang dilakukan oleh Endah untuk adiknya
Retno yang buta. Tokoh Retno sebagai tokoh utama digambarkan sebagai
perempuan yang buta karena mengalami kecelakaan. Tokoh Endah dalam novel
ini digambarkan sebagai sosok kakak yang sangat menyayangi adiknya, dia rela
melakukan apapun untuk adiknya. Endah mencari pasangan hidup seorang dokter
mata, agar bisa membantu operasi adiknya Retno. Calon suami Endah bernama
Hendratmo, dia adalah dokter mata. Retno dan Hendratmo menjalin hubungan di
belakang Endah. Suatu hari Endah mengetahui hubungan Retno dan Hendratmo,
hatinya hancur dan tidak mengira adik dan suaminya bisa melakukan hal itu
terhadapnya. Retno kembali ke kota Batu dan bertemu dengan pastur Robertus.
Retno mengatakan ia ingin menjadi seorang biarawati meskipun keluarganya
menentang Retno tetap menjadi seorang biarawati.
Berdasarkan latar belakang di atas maka topik dirasa masih relevan dan
penting untuk dikaji.
6
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan
beberapa masalah. Permasalahan yang terjadi adalah sebagai berikut :
1.) Pembelajaran sastra Jawa di sekolah khususnya tingkat SMA kurang menarik.
2.) Metode pembelajaran sastra Jawa yang diterapkan oleh pendidik cenderung
membosankan.
3.) Peserta didik kurang antusias terhadap pembelajaran bahasa Jawa yang dalam
hal ini lebih difokuskan pada pembelajaran sastra.
4.) Bahan ajar sastra khusus novel terlalu berat untuk peserta didik tingkat SMA.
5.) Alokasi waktu pembelajaran bahasa Jawa di kelas tidak mencukupi jika
digunakan untuk membaca novel utuh sehingga bahan ajar perlu untuk
disederhanakan.
6.) Peserta didik tingkat SMA masih kesulitan dalam memahami novel berbahasa
Jawa.
1.3 Batasan Masalah
Berdasar pada identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini perlu
dibatasi pada bahan ajar dalam pembelajaran memahami karya sastra (novel) di
tingkat SMA. Bahan ajar dalam pembelajaran memahami novel ini disimplifikasi
untuk memudahkan peserta didik dalam memahami novel.
7
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, arah penelitian ini akan memfokuskan pada
permasalahan bagaimana simplifikasi novel Sawise Langite Katon Biru karya
Yunani S.W menjadi bahan ajar, permasalahan tersebut adalah
1) Bagaimana struktur novel Sawise Langite Katon Biru karya Yunani S.W?
2) Bagaimana hasil simplifikasi novel Sawise Langite Katon Biru karya Yunani
S.W sebagai alternatif bahan ajar memahami petikan novel di Sekolah
Menengah Atas?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, tujuan dalam
penelitian ini adalah :
1) Mendeskripsikan struktur novel Sawise Langite Katon Biru karya Yunani
S.W.
2) Mendeskripsikan hasil simplifikasi novel Sawise Langit Katon Biru karya
Yunani S.W sebagai alternatif bahan ajar memahami petikan novel di Sekolah
Menengah Atas.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini di bagi menjadi dua yaitu :
1) Manfaat Teoretis
Novel Sawise Langit Katon Biru karya Yunani S.W. dianalisis
menggunakan teori struktur naratif Seymour Chatman yang dapat digunakan
8
untuk menyederhanakan atau mensimplifikasikan menjadi cerita dengan versi
baru tanpa mengubah struktur untuk dijadikan alternatif bahan ajar memahami
petikan novel.
2) Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif bahan ajar bagi guru
bahasa Jawa dalam memilih novel untuk pembelajaran sastra Jawa dalam
Kompetensi Dasar memahami petikan novel di Sekolah Menengah Atas.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
Pustaka yang mendasari penelitian ini yaitu hasil-hasil penelitian terdahulu
yang memiliki relevansi dengan penelitian ini. Penelitian yang berkaitan dengan
penelitian ini dilakukan oleh Isdayati (2002), Septitantizahro (2013) , Noviana
(2013), Angesti (2015), dan Fuadhiyah (2013).
Isdayati (2002) melalui penelitiannya yang berjudul Struktur Novel Dawet
Ayu Karya Widi Widayat, mengemukakan bahwa pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan objektif dengan menggunakan teori
strukturalisme A.J. Greimas untuk menganalisis teks Dawet Ayu. Hasil analisis
digunakan sebagai dasar untuk menganalisis struktur naratif. Strukturalisme A.J
Greimas memiliki konstruksi dasar yaitu subjek-subjek, pengirim-penerima,
pembantu-penentang, dan diuraikan dengan model fungsional.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Isdayati dengan penelitian ini
terletak pada menganalisis novel menggunakan teori struktur naratif. Perbedaan
penelitian Isdayati dengan penelitian ini terletak pada teori struktur naratif yang
digunakan. Jika penelitian Isdayati menyederhanakan novel dengan menggunakan
teori strukturalisme A.J. Greimas dengan menggunakan objek Novel Dawet Ayu,
sedangkan penelitian ini menggunakan teori struktur naratif Chatman dengan
menggunakan objek Novel Sawise Langit Katon Biru. Perbedaan yang lain, yaitu
9
Isdayati hanya menganalisis strukturnya saja tanpa menyimplifikasi atau
menyederhanakan novel tersebut untuk bahan ajar.
Penelitian Septitantizahro (2014) yang berjudul Simplifikasi Novel
Kunarpa Tan Bisa Kandha karya Suparto Brata sebagai Bahan Ajar Membaca
Teks Sastra di SMP menguraikan bahwa simplifikasi novel Kunarpa Tan Bisa
Kandha tidak mengubah komposisi cerita di dalam novel tersebut. Hasil analisis
novel Kunarpa Tan Bisa Kandha ini terdiri atas 23 sekuen inti. Simplifikasi novel
Kunarpa Tan Bisa Kandha karya Suparto Brata didasarkan pada unit-unit naratif.
Di dalam unit-unit naratif diketahui tujuhbelas nilai-nilai pendidikan karakter
yang dikembangkan dalam sekuen baru hasil simplifikasi sebagai kerangka dalam
membuat cerita yang lebih sederhana.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Septitantizahro dengan
penelitian ini terletak pada upaya menyederhanakan novel serta teori yang
digunakan yaitu teori Seymor Chatman. Perbedaan penelitian Septitantizahro
dengan penelitian ini terletak pada jenjang kelas yang berbeda serta objek yang
diteliti juga berbeda. Jika penelitian Septitantizahro menyederhanakan untuk
jenjang SMP dengan Kompetensi Dasar Membaca Teks Sastra dan menggunakan
objek Novel Kunarpa Tan Bisa Kandha, sedangkan penelitian ini untuk jenjang
SMA dengan Kompetensi Dasar Memahami Petikan Novel dan menggunakan
objek Sawise Langit Katon Biru.
Noviana (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Simplifikasi Novel
Timbreng Karya Satim Kadarjono sebagai Bahan Ajar Membaca bacaan Teks
Sastra di Sekolah Menengah Pertama, mengemukakan bahwa dianalisis
10
menggunakan teori strukturalisme A.J Greimas. Simplifikasi novel Timbreng
menjadi bahan ajar membaca bacaan sastra pad siswa SMP dilakukan dengan cara
menggunakan struktur aktan pokok menjadi cerita dengan memperhatikan alur
cerita, aktan pertama dan prinsip penyusunan bahan ajar. Pengembangan cerita
disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan pendidikan karakter yang dimunculkan.
Penelitian novel Timbreng karya Satim Kadarjono diharapkan dapat dijadikan
alternatif bahan ajar membaca teks sastra dalam pembelajaran Bahasa Jawa di
Sekolah Menengah Pertama Kelas VII.
Persamaan penelitian yang dilakukan Noviana dengan penelitian ini
terletak pada upaya penyederhanaan novel untuk bahan ajar. Penelitian Noviana
dan penelitian ini juga sama-sama menggunakan simplifikasi novel untuk
meningkatkan hasil belajar. Perbedaan penelitian Noviana dengan penelitian ini
terletak pada upaya mengatasi permasalahan pada pembelajaran teks sastra. Jika
penelitian yang dilakukan Noviana untuk jenjang SMP dengan Kompetensi Dasar
Membaca teks Sastra, sedangkan penelitian ini untuk jenjang SMA dengan
Kompetensi Dasar Memahami Petikan Novel. Perbedaan lain penelitian yang
dilakukan oleh Noviana dengan penelitian ini adalah teori yang digunakan, pada
penelitian Noviana menggunakan teori strukturalisme A.J Greimas sedangkan
penelitian ini mengggunakan teori struktur naratif Seymour Chatman.
Angesti (2015), dalam skripsinya yang berjudul Simplifikasi Struktur
Naratif dalam Novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara Serta
Relevansinya dengan Pembelajaran Bahasa Jawa di Sekolah Menengah Atas
mengemukakan bahwa di dalam novel Kumandhanging Katresnan karya Any
11
Asmara terdapat 23 sekuen inti. Selain itu, diketahui pula peristiwa dan wujud
dalam novel tersebut. Simplifikasi novel Kumandhanging Katresnan karya Any
Asmara memiliki 13 sekuen gabungan hasil turunan dari 23 sekuen inti. Hasil
simplifikasi novel Kumandhanging Katresnan mempunyai relevansi dengan
pembelajaran bahasa Jawa di SMA, yaitu dapat membantu guru dan siswa
memahami isi dari novel tersebut dengan efektif. Penelitian “Simplifikasi
Struktur Naratif dalam Novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara
Serta Relevansinya dengan Pembelajaran Bahasa Jawa di Sekolah Menengah
Atas menggunakan teori Seymour Chatman.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian di atas adalah upaya
penyederhanaan novel dengan menggunakan teori Seymour Chatman. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian Angesti terletak pada objek yang dikaji.
Fuadhiyah (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Struktural
Naskah Drama Berbahasa Jawa ‘Sadhumuk Bathuk Sanyari Bumi’ Karya Arih
Numboro, mengemukakan bahwa penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
unsur-unsur drama Sadhumuk Bathuk Sanyari Bumi berdasarkan teori struktural.
Hasil dari penilitian yang dilakukan adalah memperkuat eksistensi dan
mendekatkan drama Jawa kepada generasi muda, teori struktural dapat menjadi
alternatif untuk menganalisis unsur yang ada di dalam naskah drama, serta
mengetahui unsur struktural dalam nasakah drama Sadhumuk Bathuk Sanyari
Bumi yang meliputi: tema, dialog, latar dan setting, tokoh, penokohan, alur, dan
amanat.
12
Persamaan penelitian ini dengan penelitian di atas adalah upaya untuk
menganalisis berdasarkan pada struktur dari sebuah karya. Perbedaan penelitian
ini dengan penelitian Fuadhiyah terletak pada objek yang dikaji.
2.2 Landasan Teori
Teori-teori yang mendasari penelitian pengembangan ini, meliputi: 1)
Novel; 2) Simplifikasi; 3) Bahan Ajar.
2.2.1 Novel
Novel sebagai sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia, dunia yang
berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajinatif, yang dibangun melalui
berbagai unsur intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang
yang bersifat imajinatif. Novel mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan
sesuatu secara lebih rinci, lebih detil, dan lebih banyak melibatkan berbagai unsur
cerita yang membangun novel.
Menurut Widayat (dalam Mulyana 2008:216), ditemukan berbagai kasus
dalam hubungannya dengan kemorosotan moral yang terjadi pada usia Sekolah
Menengah Atas yakni menyangkut narkoba, pergaulan bebas, tawuran antar
sekolah, dan sebagainya. Pembelajaran prosa Jawa Modern, yang dalam penelitian
ini novel sangat relevan dengan berbagai konteks sosial yang terjadi.
Ciri-ciri novel adalah jumlah kata lebih dari 35.000 buah, jumlah waktu
rata-rata yang dipergunakan buat membaca novel yang paling pendek diperlukan
waktu minimal 2 jam atau 120 menit, jumlah halaman novel minimal 100
halaman, novel bergantung pada pelaku dan mungkin lebih dari satu pelaku, novel
13
menyajikan lebih dari satu impresi, efek dan emosi, skala novel luas, seleksi pada
novel lebih luas, kelajuan pada novel kurang cepat, unsur-unsur kepadatan dan
intensitas dalam novel kurang diutamakan (Sugihastuti 2011:40). Sehingga
membaca sebuah novel, untuk sebagian besar orang hanya dapat menikmati cerita
yang disuguhkan. Novel yang panjang baru dapat diselesaikan setelah berkali-kali
baca, dan setiap kali baca hanya selesai beberapa episode, akan memaksa kita
untuk selalu mengingat kembali cerita yang sebelumnya. Melalui ciri-ciri novel
yang disebutkan terbukti bahwa novel adalah bacaan yang panjang yang kurang
efektif digunakan sebagai bahan ajar di SMA karena jumlah halaman yang banyak
dan menggunakan bahasa yang imajinatif sehingga untuk ukuran peserta didik
sulit untuk memahami maksud dari novel dan terlalu panjang ketika membaca
novel sacara utuh. Hal ini mengakibatkan peserta didik cepat jenuh saat membaca
dan memahami hasil karya sastra yaitu novel, sedangkan peserta didik dituntut
untuk memahami petikan novel. Masalah tersebut yang membuat penulis ingin
mengugah minat peserta didik dengan cara simplifikasi novel.
Simplifikasi ini memudahkan siswa untuk memahami isi dan nilai yang
terkandung dalam novel yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Melalui
simplifikasi novel, dengan kemasan dan bentuknya yang sederhana dan singkat
memunculkan kemenarikan dan motivasi siswa untuk membacanya sehingga
pembelajaran dapat tercapai. Untuk memudahkan proses simplifikasi yang
dilakukan dalam penelitian ini menggunakan teori struktural naratif yang
mengubah novel menjadi teks sastra baru dengan cerita bernuansa baru tanpa
mengubah komposisi cerita didalamnya. Struktur naratif hanya diambil bagian
14
yang penting saja (sekuen) yang dapat dijadikan acuan untuk membuat teks sastra
baru sedangkan tokoh, penokohan, latar dan lain-lain hanya menjadi pendukung
dalam simplifikasi novel menjadi teks sastra.
2.2.1.1 Struktur Naratif
Struktur berarti bentuk keseluruhan yang kompleks, dimana setiap objek
dan peristiwa adalah pasti sebuah struktur yang terdiri dari berbagai unsur, yang
setiap unsurnya saling berkaitan satu dengan yang lainnya (Siswantoro 2010:13).
Strukturalisme dianggap sebagai salah satu pendekatan kesusastraan yang
dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur pembangunnya, hubungan timbal
balik, saling menentukan, saling mempengaruhi, yang secara bersama
membangun kesatuan yang utuh. Inti dari strukturalis lebih diartikan sebagai
susunan, penegasan, dan gambaran semua bahan dan bagian membentuk menjadi
komponen dan bersama membentuk suatu kebulatan yang indah.
Strukturalisme adalah aliran dalam studi sastra yang bertumpu pada teks
sebagai bidang kajiannya. Menurut pandangan strukturalis teks naratif dapat
dibedakan ke dalam unsur cerita (story, content) dan wacana (discourse,
expression). Chatman (dalam Nurgiyantoro 1998:26), cerita merupakan isi dari
ekspresi naratif, sedangkan wacana merupakan bentuk dari sesuatu yang
diekspresikan. Cerita terdiri dari peristiwa (event) wujud keberadaannya atau
eksistensinya (existents). Peristiwa itu sendiri berupa tindakan, aksi (actions) dan
kejadian (happenings).
Menurut Nurgiyantoro (1998:37), menganalisis sebuah karya sastra dapat
dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji dan mendeskripsikan fungsi dan
15
hubungan antara unsur intrinsik fiksi yang bersangkutan. Teeuw (1988:135)
menyatakan, tujuan dari analisis struktural adalah untuk membongkar dan
memaparkan secermat, seteliti, semendetil, dan mendalam mungkin keterkaitan
dan terjalin aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna yang
menyeluruh.
Penelitian struktural dipandang objektif karena hanya berdasarkan sastra
itu sendiri. Dengan tanpa campur tangan unsur lain, karya sastra tersebut akan
dilihat sebagaimana cipta estetis. Misalnya ide, tema, plot, latar, watak, tokoh,
gaya bahasa dan sebagainya yang terjalin rapi. Jalinan antar unsur tersebut akan
membentuk makna yang utuh pada sebuah teks.
Menurut Chatman (dalam Ratna, 2004:257) karya sastra dipahami sebagai
sekuen yaitu rangkaian kejadian. Suatu teks naratif terdiri atas sejumlah rangkain
cerita atau sekuen-sekuen. Sekuen dapat berupa satu kalimat atau rangkaian
kalimat yang bermakna. Setiap sekuen dapat terdiri dari beberapa sekuen yang
lebih kecil lagi.
Bagan 2.1 Bagan dari Sekuen
Bagan di atas menunjukan bahwa S1 merupakan peristiwa awal,
sedangkan S2-S3-S4-dst merupakan peristiwa-peristiwa selanjutnya dan saling
berhubungan. S1 menunjukan bahwa peristiwa awal menyebabkan terjadinya
peristiwa-peristiwa berikutnya.
S1 S2 S3 S4 dst
16
Chatman (Sukadaryanto, 2010: 22) membedakan peristiwa menjadi dua,
yaitu kernel dan satelit.Kernel merupakan peristiwa utama yang menentukan
perkembangan plot.Kernel merupakan momen naratif yang menaikkan inti
permasalahan pada arah seperti yang dimaksudkan oleh peristiwa.Kernel tidak
dapat dihilangkan karena dapat merusak logika cerita (Nurgiyantoro
1998:121).Satelit adalah peristiwa pelengkap yang ditampilkan untuk
menunjukkan eksistensi kernel.Satelit tidak mempunyai fungsi menentukan arah
perkembangan dan struktur cerita.Satelit dapat dihilangkan karena tidak merusak
logika cerita, namun dapat mengurangi keindahan cerita. sedangkan satellite tidak
membuka tindakan yang lain, fungsi satellite adalah mengisi kerangka yang
disediakan oleh kernel (Ratna 2004:257). Setelah diketahui istilah sekuen, kernel,
dan satelit, maka diurutkan pada urutan tekstual, logis, dan kronologisnya.
Dapat dikatakan bahwa analisis naratif sebagai alat untuk menguraikan
struktur cerita melalui unit-unit cerita (sekuen) dalam peristiwa-peristiwa naratif
mayor (kernel) sampai peristiwa-peristiwa naratif minor (satelite) dalam teks
cerita dan untuk menentukan unsur-unsur pembentuk dalam sebuah karya sastra.
2.2.1.1.1 Tokoh dan Penokohan
Abrams (Nurgiyantoro,1998: 165) menyebutkan bahwa tokoh merupakan
orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca
ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang
diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Menurut
Aminudin (2013: 79) bahwa tokoh yang terdapat dalam suatu cerita memiliki
peran yang berbeda-beda.Seorang tokoh yang memiliki peran penting dalam suatu
17
cerita disebut dengan tokoh inti atau tokoh utama. Tokoh yang mempunyai peran
untuk melengkapi atau mendukung tokoh utama disebut dengan tokoh tambahan
atau tokoh pembantu. Berdasarkan peran suatu tokoh dalam cerita, dibedakan
menjadi tokoh protagonis dan antagonis.
Tokoh dan penokohan merupakan unsur yang penting dalam sebuah karya
naratif. Istilah tokoh dan penokohan mempunyai makna yang berbeda.Tokoh
merujuk pada pelaku cerita, sedangkan penokohan merupakan penempatan watak
tertentu pada tokoh tertentu dalam suatu cerita.
2.2.1.1.2 Latar
Setting atau latar adalah tempat atau waktu terjadinya cerita. Suatu cerita
hakikatnya tidak lain ialah lukisan peristiwa atau kejadian yang menimpa atau
dilakukan oleh satu atau beberapa orang tokoh pada suatu waktu di suatu tempat.
Kegunaan latar atau setting dalam cerita biasanya bukan hanya sekedar sebagai
petunjuk kapan dan dimana cerita itu terjadi, melainkan juga sebagai tempat
pengambilan nilai-nilai yang ingin diungkapkan pengarang melalui ceritanya
tersebut.
2.2.1.1.3 Tema
Tema seing disebut juga dasar cerita, yakni permasalahan yang
mendominasi suatu karya sastra. Tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita,
untuk menentukan tema dapat dilakukan dengan cara berikut:
1) Melihat persoalan yang paling menonjol dalam cerita, bisa juga dengan
persoalan yang dihadapi tokoh utama.
18
2) Melihat persoalan yang paling banyak menimbulkan konflik atau
menimbulkan peristiwa-peristiwa
3) Menghitung waktu penceritaan, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk
menceritakan peristiwa atau tokoh dalam cerita sehubungan dengan persoalan
yang dihadapi.
2.2.1.1.4 Amanat
Nurgiyantoro (1998: 320) mengatakan amanat/moral merupakan sesuatu
yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembacanya, merupakan makna
yang terkandung dalam sebuah karya, makna yang disarankan lewat cerita.
Amanat sebuah cerita merupakan pesan yang ingin disampaikan pengarang
kepada pembacanya. Amanat dapat disampaikan secara tersurat dan tersirat.
Secara tersurat, amanat dituliskan di akhir cerita. Secara tersirat, amanat tidak
dituliskan secara langsung, tetapi disampaikan melalui unsur-unsur cerita
sehingga pembaca dapat menyimpulkan sendiri amanat yang terkandung dalam
cerita.
2.2.2 Simplifikasi
Simplifikasi dalam wikipedia mempunyai arti sederhana. Simplifikasi
berarti penyederhanaan yang dilakukan untuk mempermudah dalam mempelajari
sesuatu. Penyederhanaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
penyederhanaan novel dari yang bentuknya tebal menjadi teks sastra yang lebih
singkat. Ciri-ciri novel adalah jumlah kata lebih dari 35.000 buah, jumlah waktu
rata-rata yang dipergunakan buat membaca novel yang paling pendek diperlukan
waktu minimal 2 jam atau 120 menit, jumlah halaman novel minimal 100
19
halaman, novel bergantung pada pelaku dan mungkin lebih dari satu pelaku, novel
menyajikan lebih dari satu impresi, efek dan emosi, skala novel luas, seleksi pada
novel lebih luas, kelajuan pada novel kurang cepat, unsur-unsur kepadatan dan
intensitas dalam novel kurang diutamakan (Sugihastuti 2011:40). Ciri-ciri novel di
atas apabila bahan ajar yang digunakan dalam Kompetensi Dasar memahami
petikan novel menggunakan novel utuh dengan alokasi waktu yang kurang
mencukupi cenderung memberatkan peserta didik. Sehingga novel perlu
disimplifikasi agar lebih memudahkan peserta didik.
Teori struktural naratif yang mengubah novel menjadi teks sastra baru
dengan cerita bernuansa baru tanpa mengubah komposisi cerita didalamnya
digunakan untk menyederhanakan. Dalam struktur naratif hanya diambil bagian
yang penting saja (sekuen) yang dapat dijadikan acuan sedangkan tokoh,
penokohan, latar dan lain-lain hanya menjadi pendukung dalam simplifikasi novel
menjadi teks sastra.
Langkah-langkah dalam menyimplifikasi novel “Sawise Langit Katon
Biru” karya Yunani S.W. :
1. Menyusun novel ke dalam bentuk unit naratif yaitu dengan mencari sekuen,
kernel, satellite
2. Menyusun tokoh, penokohan, latar, dan setting
3. Mendeskripsikan tokoh, penokohan, latar, dan setting
4. Mensimplifikasikan novel “Sawise Langit Katon Biru” menjadi teks baru
untuk alternatif bahan ajar
20
2.2.3 Bahan Ajar
Bahan ajar adalah sarana atau alat yang terdiri atas pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari peserta didik dalam rangka
mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan (Pranowo 2014:239). Bahan
ajar merupakan penunjang dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga pendidik
harus tepat dalam memilih bahan ajar agar dapat membantu peserta didik
mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran. Bahan ajar bukan hanya sesuatu
yang berbentuk tulisan, namun juga bisa berupa benda asli, benda buatan,
aktivitas buku, brosur dan sebagainya. Di dalam bahan ajar terdapat materi ajar
yang dapat dipelajari dan dipahami oleh peserta didik untuk dapat mencapai
kompetensi. Bahan ajar yang baik berisi materi ajar yang menggugah motivasi dan
minat belajar peserta didik. Bahan ajar dan materi ajar saling terkait satu sama lain.
keduanya saling melengkapi.
Menurut Sudjana (2010:67), bahan ajar adalah isi yang diberikan kepada
siswa pada saat proses belajar mengajar.
Bahan ajar adalah segala bahan atau materi pembelajaran yang disusun
secara sistematis yang digunakan oleh guru dan peserta didik dalam pembelajaran
(Pannen 2005:6).
Menurut Widodo & Jasmadi (dalam Lestari, 2013:1), bahan ajar adalah
seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran,
metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang di desain secara sistematis
dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang di harapkan yaitu mencapai
kompetensi atau subkompetensi dengan segala kompleksitasnya.
21
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah segala
bahan atau materi pembelajaran yang disusun sesuai kompetensi yang akan dicapai
untuk digunakan oleh guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Dari
pengertian mengenai bahan ajar yang sudah dipaparkan, Simplifikasi novel Sawise
Langit Katon Biru karya Yunani S.W diharapkan memenuhi tujuan bahan ajar di
SMA dalam memahami petikan novel.
22
2.3 Kerangka Berpikir
permasalahan
Bahan ajar
Proses simplifikasi
1. Membaca novel Sawise Langit
Katon Biru untuk menemukan unit-
unit naratif dengan teknik heuristik.
Dilanjutkan dengan membaca ulang
novel untuk memahami cerita dan
struktur naratifnya.
2. Menyusun novel ke dalam bentuk
unit naratif yaitu dengan mencari
sekuen, kernel, satellite.
3. Menyusun tokoh, penokohan, latar,
dan setting.
4. Mendeskripsikan tokoh,
penokohan, latar, dan setting.
5. Menyimplifikasikan novel “Sawise Langit Katon Biru” menjadi teks baru untuk alternatif bahan ajar.
1. Pembelajaran sastra pada mata
pelajaran Bahasa Jawa di
sekolah, khusunya tingkat SMA
kurang menarik.
2. Metode pembelajaran yang
diterapkan oleh pendidik
cenderung membosankan.
3. Peserta didik kurang antusias
terhadap pembelajaran bahasa
Jawa, khususnya pembelajaran
sastra.
4. Bahan ajar sastra khusus novel
terlalu berat untuk peserta
didik, jika berupa novel utuh.
5. Alokasi waktu pembelajaran
tidak mencukupi jika digunakan
untuk membaca novel utuh.
6. Kesulitan peserta didik
memahami novel berbahasa
Jawa.
Kompetensi Dasar : Memahami
Petikan Novel
Novel utuh “Sawise Langit Katon Biru
Novel “Sawise Langit
Katon Biru”
disimplifikasi
Bagan 2.2 Bagan Kerangka Berpikir
85
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Hasil analisis novel Sawise Langite Katon Biru karya Yunani S.W dengan
menggunakan teori Chatman dapat disimpulkan sebagai berikut
1) Berdasarkan hasil analisis novel Sawise Langite Katon Biru karya Yunani
S.W. menggunakan teori Chatman dapat diketahui unit-unit naratif yang ada
di dalam novel yaitu uraian secara struktural dalam novel Sawise Langit
Katon Biru terdapat 53 sekuen inti. Berdasarkan struktur cerita dapat
diketahui urutan kronologis serta diketahui peristiwa (event) dan wujud
(existant) dalam novel Sawise Langit Katon Biru. Peristiwa berupa tindakan,
aksi (actions) dan kejadian (happenings). Wujud berupa tokoh (characters)
dan latar (setting). Dengan demikian hasil analisis struktur ini bertujuan untuk
memaparkan secara cermat struktur yang terdapat dalam novel yang saling
terkait. Hal ini yang memudahkan dalam melakukan proses penyederhanaan
novel Sawise Langit Katon Biru karya Yunani S.W. menjadi teks yang lebih
singkat tanpa mengubah cerita untuk alternatif bahan ajar di Sekolah
Menengah Atas (SMA).
2) Hasil simplifikasi dari novel Sawise Langite Katon Biru karya Yunani S.W.
berupa buku, dari novel yang telah disederhanakan. Dari yang bentuknya
tebal menjadi teks sastra yang lebih singkat. Dalam analisis struktural novel
Sawise Langite Katon Biru terdapat 53 satuan naratif. Kemudian dari 53
86
satuan naratif disederhanakan menjadi 17 satuan naratif, satuan naratif yang
hampir sama digabungkan menjadi satu satuan naratif karena peristiwa yang
hampir sama. Satuan naratif gabungan ini diketahui setelah mengetahui
urutan kronologis, dari 17 sekuen gabungan inilah yang dijadikan dasar untuk
melakukan proses simplifikasi atau penyederhanaan. Meskipun melalui
proses simplifikasi namun dalam proses penyederhanaan ini tidak mengubah
cerita di dalam novel Sawise Langite Kato Biru. Hasil dari proses uji coba
untuk membaca simplifikasi novel dengan jumlah 17 halaman memerlukan
waktu 30 menit sehingga diharapkan simplifikasi novel ini dapat menjadi
alternatif bahan ajar untuk mempermudah dalam mempelajari atau
memahami novel untuk mencapai kempetensi dasar memahami petikan novel.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan di atas, saran yang dapat disampaikan adalah hasil
simplifikasi yang berupa buku dapat digunakan untuk alternatif bahan ajar di
SMA dalam kompetensi dasar memahami petikan novel, sebab di dalam novel
tersebut terdapat nilai nilai kehidupan, khususnya nilai religius.
87
DAFTAR PUSTAKA
Angesti. 2015. Simplifikasi Struktur Naratif dalam Novel Kumandhanging Katresnan karya Any Asmara Serta Relevansinya dengan Pembelajaran Bahasa Jawa di Sekolah Menengah Atas. Tesis: UNS
Endraswara, Suwardi. 2013. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarata:
Publishing Service
. 2003. Metodologi Penelitian Sastra (Epistemologi, Model,
Teori, dan Aplikasi). Yogyakarta: Medpress
Fuadhiyah, Ucik. 2013. Analisis Struktural Naskah Drama Berbahasa Jawa ‘Sadumuk Bathuk Sanyari Bumi’ Karya Arih Numboro. Unnnes: Lingua
Isdiyati. 2002. Struktur Novel Dawt Ayu Karya Widi. Skripsi: Unnes
Jabrohim. 2012. Teori Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Lestari, Ika. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta:
Akademia Permata.
Muzir, Inyiak Ridwan. 2012. Hermeneutika Filosofis Hans-George Gadamer.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Mulyana. 2008. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Daerah. Yogyakarta : Tiara
Wacana
Nurgiyantoro, Burhan. 1994. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Noviana, Erna. 2013. Simplifikasi Novel Timbreng Karya Satim Kadarjono sebagai Bahan Ajar Membaca bacaan Teks Sastra di Sekolah Menengah Pertama. Unnes: Jurnal Piwulang Jawi
Pannen, P. 2005. Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: PAU-PPAI.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2011. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Pranowo. 2014. Teori Belajar Bahasa. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Rafiek, M. 2013. Pengkajian Sastra. Bandung: Refika Aditama
Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
88
Septitantizahro, Raras. 2014. Simplifikasi Novel Kunarpa Tan Bisa Kandha karya Suparto Brata sebagai Bahan Ajar Membaca bacaan Teks Sastra di Sekolah Menengah Pertama. Skripsi: Unnes
Siswantoro. 2010. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta : Pustaka Belajar
Sudjana, Nana. 2010. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar
Baru Algensindo
Sugihastuti. 2011. Teori Apresiasi Sastra. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sukadaryanto. 2010. Sastra Perbandingan (Teori, Metode, dan Implementasi).Semarang: Griya Jawi
. 1998. Struktur Naratif. Semarang: Lingua Artistika Jurnal Bahasa
dan Seni
. 1996. Naratif dalam Sastra. Semarang: Lingua Artistika Jurnal
Bahasa dan Seni
Syuropati, Mohammad A, Agustina Soebachman. 7 Teori Sastra Kontemporer dan 17 Tokohnya. Yogyakarta : IN AzNa Books.
Teeuw, A. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta : Pustaka
Pelajar
Wahyuni, Yunani S. 2013. Sawise Langite Katon Biru. Yogyakarta: Azzagrafika
top related