pembinaan kesadaran lingkungan hidup di pondok …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3665/1/kuni...
Post on 28-Oct-2020
11 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PEMBINAAN KESADARAN LINGKUNGAN HIDUP
DI PONDOK PESANTREN NURUL ASNA
KELURAHAN KECANDRAN KECAMATAN
SIDOMUKTI KOTA SALATIGA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh :
Kuni Sa’adati
111-12-116
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
TAHUN 2018
ii
iii
PEMBINAAN KESADARAN LINGKUNGAN HIDUP
DI PONDOK PESANTREN NURUL ASNA
KELURAHAN KECANDRAN KECAMATAN
SIDOMUKTI KOTA SALATIGA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh :
Kuni Sa’adati
111-12-116
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
TAHUN 2018
iv
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH ILMU DAN KEGURUAN Jalan Lingkar Salatiga KM.2 Telepon. (0298)6031364 Salatiga 50716
Website : tarbiyah.iainsalatiga.ac.id E-mail : tarbiyah@iainsalatiga.ac.id
v
vi
vii
MOTO
“Barang siapa yang bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhan
tersebut untuk kebaikan dirinya sendiri”
( QS. Al- Ankabut:6 )
Kesucian adalah sebagian dari iman
(HR. Muslim, No 223)
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Keluargaku tercinta, yang tanpanya penulis bukanlah apa-apa. Orang tuaku,
Bapak Komari Suprapto dan Ibu Siti Khoiriyah, dan Anakku tercinta Gibran
Ghani Pratama.
2. Teman-teman se-angkatan, yaitu PAI 2012 yang senantiasa menghiasi
rutinitas di kampus menjadi menyenangkan.
ix
KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah dan taufiq-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam kami haturkan kepada Nabi Agung
Muhammad saw yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi
syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga, Program Studi Pendidikan Agama Islam. Adapun judul
skripsi ini adalah : PEMBINAAN KESADARAN LINGKUNGAN HIDUP DI
PONDOK PESANTREN NURUL ASNA KELURAHAN KECANDRAN
KECAMATAN SIDOMUKTI KOTA SALATIGA
Rasa hormat penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membimbing
dan membantu dalam pembuatan skripsi ini. Terima kasih sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M. Pd. Selaku Dekan FTIK.
3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag. Selaku Ketua Jurusan PAI.
4. Ibu Peni Susapti, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing Akademik.
x
xi
DAFTAR ISI
Halaman
Sampul ........................................................................................................... i
Lembar Berlogo ............................................................................................. ii
Judul ............................................................................................................... iii
Persetujuan Pembimbing ................................................................................ iv
Pengesahan Kelulusan .................................................................................... v
Pernyataan Keaslian Tulisan ......................................................................... vi
Motto .............................................................................................................. vii
Persembahan ................................................................................................. viii
Kata Pengantar ............................................................................................... ix
Daftar Isi......................................................................................................... xi
Daftar Tabel ................................................................................................... xiv
Daftar Lampiran ............................................................................................. xv
Abstrak ........................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 5
E. Definisi Operasional .............................................................. 5
F. Sistematika Pembahasan ........................................................ 7
xii
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ...................................................................... 8
1. Pengertian Pembinaan Kesadaran ..................................... 8
2. Lingkungan Hidup ............................................................. 9
3. Kehidupan Santri di Pondok .............................................. 21
B. Kajian Pustaka ....................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ...................................................................... 31
B. Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................ 31
C. Populasi dan Sampel .............................................................. 42
D. Prosedur Pengumpulan Data ................................................. 43
E. Analisis Data ......................................................................... 44
F. Tahapan Penelitian ................................................................ 46
BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ....................................................................... 47
1. Daftar Responden ............................................................. 47
2. Jawaban Responden ......................................................... 48
B. Pembahasan ........................................................................... 56
1. Bentuk Pembinaan Kesadaran Lingkungan Hidup
Di Pondok Pesantren Nurul Asna ................................... 56
2. Respon Santri Terhadap Kesadaran Lingkungan Hidup
Di Pondok Pesantren Nurul Asna ................................... 63
3. Manfaat Pembinaan Kesadaran Lingkungan Hidup
Di Pondok Pesantren Nurul Asna .................................. 65
xiii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................... 67
B. Saran .................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Pendidik Ponpes Nurul Asna
Tabel 3.2 Daftar Santri Putra Ponpes Nurul Asna
Tabel 3.3 Daftar Santri Putri Ponpes Nurul Asna
Tabel 3.4 Daftar Kegiatan Harian Ponpes Nurul Asna
Tabel 3.5 Daftar Kegiatan Mingguan Ponpes Nurul Asna
Tabel 3.6 Daftar Kegiatan Bulanan Ponpes Nurul Asna
Tabel 3.7 Daftar Kegiatan Tahunan Ponpes Nurul Asna
Tabel 3.8 Daftar Sarana Prasarana Ponpes Nurul Asna
Tabel 3.9 Daftar Responden Santri Nurul Asna
Tabel 3.10 Jawaban Responden
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Pedoman Wawancara.
Lampiran 2 Lembar Transkip Wawancara.
Lampiran 3 Dokumentasi
Lampiran 4 Surat Permohonan Ijin Penelitian.
Lampiran 5 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian.
Lampiran 6 Surat Pembimbing dan Asisten Pembimbing Skripsi
Lampiran 7 Lembar Konsultasi Skripsi.
Lampiran 8 Nilai SKK Mahasiswa.
Lampiran 9 Daftar Riwayat Hidup.
xvi
Abstrak: Sa‟adati, Kuni. 2018. Pembinaan Kesadaran Lingkungan Hidup Di Pondok
Pesantren Nurul Asna Kelurahan Kecandran Kota Salatiga.Skripsi.
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama
Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Abdul
Syukur, M.Si.
Kata kunci: pembinaan kesadaran, lingkungan hidup, pesantren.
Pondok pesantren memiliki beberapa tipe dalam lingkungan hidup, yaitu
dengan memiliki cirihas cenderung kumuh (santri penyakit kulit) dan pesantren
bersih (santri tidak terserang penyakit kulit). Dalam hal ini diperlukan beberapa
pembinaan untuk menciptakan pondok pesantren yang memiliki lingkungan yang
bersih. Adapun salah satu pondok yang dapat dijadikan contoh dalam kesadaran
lingkungan hidup adalah pesantren Nurul Asna. Yang mana penelitian ini
memiliki rumusan masalah bagaimana bentuk pembinaan kesadaran lingkungan
hidup di pondok pesantren Nurul Asna, bagaimana respon santri terhadap
pembinaan kesadaran lingkungan hidup di pondok pesantren Nurul Asna, apa
manfaat dari pembinaan kesadaran lingkungan hidup di pondok pesantren Nurul
Asna. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk pembinaan
kesadaran lingkungan hidup, mendeskripsikan respon santri, dan mendeskripsikan
manfaat pembinaan kesadaran lingkungan hidup di pondok pesantren Nurul Asna.
Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian bersifat kualitatif.
Peneliti bertindak langsung sebagai instrument, sebagai pengumpul data dari hasil
observasi yang mendalam dan terlibat aktif dalam penelitian. Data yang berbentuk
kata-kata diambil dari para informan atau responden pada waktu mereka
diwawancarai. Dengan kata lain data tersebut berupa keterangan para responden,
sedangkan data tambahan berupa catatan lapangan. Keseluruhan data tersebut
selain diperoleh melalui wawancara, juga didapatkan dari observasi dan
dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara menelaah data yang ada, lalu
mengadakan reduksi data, penyajian data, menarik kesimpulan dan tahap akhir
dari analisis data ini adalah mengadakan keabsahan data dengan menggunakan
ketekunan pengamatan trianggulasi.
Dari penelitian yang dilaksanakan diperoleh hasil penelitian sebagai berikut:
bentuk pembinaan kesadaran lingkungan hidup yang ada di pondok pesantren
Nurul Asna dengan dihimbau oleh pengasuh dan ustadz kepada seluruh santri
untuk saling menjaga kebersihan, dengan membuat jadual piket, diadakannya
kegiatan kerja bakti sebulan dua kali dan memberikan slogan tentang kebersihan.
Santri telah menjalankan metode pembinaan kesadaran lingkungan yang telah
dibuat. Hal tersebut dibuktikan dengan santri telah menjaga kebersihan dengan
membuang sampah, rutin menguras bak mandi, melakukan piket sesuai dengan
jadual dan ikut dalam pelaksanaan kegiatan rutin dalam 2 minggu sekali. Adapun
manfaat dari pembinaan kesadaran lingkungan hidup di pondok pesantren Nurul
Asna sebagai berikut : Menciptakan lingkungan yang bersih, membiasakan diri
untuk mempunyai jiwa yang mencintai lingkungan, terhindar dari berbagai
macam penyakit, terutama penyakit kulit yang biasanya menyerang di lingkungan
pondok pesantren.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah lingkungan hidup bukanlah hal yang baru untuk dibahas,
melainkan sudah sejak zaman dahulu lingkungan hidup selalu menjadi
pembahasan yang menarik dalam kehidupan. Lingkungan hidup merupakan
tempat dimana manusia tinggal dan melakukan aktifitas sehari-hari.
Kerusakan lingkungan hidup disebabkan karena pendidikan Islam tidak
tertanam dengan baik dan menyebabkan tidak dijalankannya ajaran agama
dengan baik.
Dengan itu salah satu penyebab kerusakan lingkungan adalah manusia.
Salah satu pendidikan Islam yang ada di Indonesia adalah pondok pesantren.
Menurut Yasmadi pesantren adalah sebuah kelembagaan Islam yang
memberikan moril dan etika pada proses pengembangan yang sedang
berjalan. (Yasmadi, 2002:103) Disamping itu pesantren juga sebagai lembaga
sosial keagamaan dan lembaga dakwah.
Pesantren berhasil menjadikan dirinya sebagai pusat gerakan
pengembangan Islam, dan tentunya tidak lepas dari adanya lingkungan hidup
yang mendukung dalam mengembangkan gerakan Islam tersebut. Komitmen
pesantren dalam menanamkan nilai-nilai ajaran Islam direalisasikan dengan
berbagai macam bentuk pelayanan keagamaan, seperti mengadakan
pembimbingan konseling, memberikan penyuluhan, dan berbagai macam
penanaman nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam.
2
Kegiatan pesantren ini merupakan benih sangat potensial dalam upaya
mengatasi persoalan tentang lingkungan hidup. Beberapa persoalan yang
dihadapi sekarang adalah masalah kerusakan lingkungan, di mana dalam
ajaran Islam pun permasalahan lingkungan juga mendapat perhatian sangat
serius.
Pada umumnya saat memasuki lingkungan pondok pesantren akan
melihat kondisi lingkungan yang kurang enak dipandang, dimana ada pakaian
yang bergelantungan dimana-mana, tempat jemuran yang tidak tertata rapi,
barang-barang (peralatan sehari-hari seperti ember, gelas, piring) berserakan
dan tentunya lingkungan pondok pesantren menjadi tidak bersih. Dengan hal
ini kuman dan virus akan berkembang dengan cepat sehingga memunculkan
berbagai macam penyakit. Untuk mengantisipasi penyakit yang menyebar
maka didalam pembelajaran perlu diterapkan sistem pendidikan lingkungan
hidup. Dalam pondok pesantren diadakan pembelajaran yang lebih identik
dengan praktek bukan teori belaka, yang mana dalam pembelajaran langsung
terjun untuk dikenalkan terhadap lingkungan dan bagaimana menjaga
lingkungan agar lingkungan tersebut bermanfaat untuk santri.
Pondok pesantren Nurul Asna merupakan salah satu pondok yang selalu
mengedepankan lingkungan pondok pesantren dan sekitarnya dalam
menunjang kegiatan sehari-hari. Hal tersebut ditunjukkan dalam visi dan misi
pondok pesantren Nurul Asna. Visi pesantren Nurul Asna adalah
“cendekiawan muslim yang bertaqwa, berakhlaq mulia, berpengetahuan luas,
jasmani yang sehat, terampil dan ulet. Adapun misi pondok pesantren Nurul
3
Asna adalah pertama, “mencetak manusia yang; beriman dan bertaqwa,
berakhlaq mulia, berpengetahuan luas, sehat dan kuat, Trampil dan ulet,
mandiri, jujur, komunikatif dan berjiwa juang. Kedua, merintis dan
mempelopori berdirinya pondok pesantren di seluruh Indonesia sebagai
lembaga sosial keagamaan yang bergerak di bidang pendidikan dan dakwah.
Secara langsung, visi dan misi pondok pesantren Nurul Asna tersebut tidak
berhubungan dengan program lingkungan, di dalamnya menampilkan
program secara umum, namun jika di dalami persoalan lingkungan juga
masuk dalam visi dan misi tersebut.
Pembinaan kesadaran lingkungan hidup dapat membangun jiwa cinta
lingkungan dengan harapan menjadi generasi yang berbudaya lingkungan dan
menjadi sebuah habit bagi semua civitas pondok pesantren. Dengan hal itu
pondok pesantren Nurul Asna memberikan sebuah fasilitas lingkungan yang
dapat dijadikan pembelajaran secara langsung. Seperti sebuah kolam ikan
yang memberikan hawa sejuk, tanaman hias, apotek hidup dan buah-buahan
juga sangat mendukung dalam pelestarian lingkungan terhadap polusi udara.
Dengan membenahi lingkungan hidup terlebih dahulu akan menunjang
kesuksesan dalam menjalankan tujuan pembelajaran yang lainnya. Sehingga
sangatlah penting memperioritaskan lingkungan hidup dalam bermasyarakat
dimanapun dan kapanpun.
4
Merujuk pada latar belakang masalah di atas maka Peneliti bermaksud
mengadakan penelitian dengan judul : Pembinaan Kesadaran Lingkungan
Hidup Di Pondok Pesantren Nurul Asna Kelurahan Kecandran Kota
Salatiga.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk pembinaan kesadaran lingkungan hidup di pondok
pesantren NURUL ASNA?
2. Bagaimana respon santri terhadap pembinaan kesadaran lingkungan
hidup di pondok pesantren NURUL ASNA ?
3. Apa manfaat dari pembinaan kesadaran lingkungan hidup di pondok
pesantren NURUL ASNA ?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mempersingkat dan memperjelas seberapa jauh penelitian ini,
maka peneliti ini mempunyai tujuan penelitian, antara lain sebagai berikut :
1. Tujuan penelitian, tujuan ini bertujuan untuk :
a. Menjelaskan bentuk pembinaan kesadaran lingkungan hidup di
pondok pesantren NURUL ASNA.
b. Mendeskripsikan respon santri terhadap pembinaan kesadaran
lingkungan hidup di pondok pesantren NURUL ASNA.
c. Mendeskripsikan manfaat dari pembinaan kesadaran lingkungan hidup
di pondok pesantren NURUL ASNA.
5
D. Manfaat Penelitian
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi
perkembangan dalam menjaga kebersihan lingkungan pesantren secara
umum dan juga bagi peneliti secara khususnya. Secara praktis, penelitian
ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan satu sumber atau contoh
pertimbangan dalam mengembangkan penelitian selanjutnya dalam
pendidikan lingkungan pondok pesantren untuk membentuk karakter cinta
lingkungan oleh santri.
E. Definisi Operasional
1. Pembinaan Kesadaran
Pembinaan adalah suatu proses, hasil atau pertanyaan menjadi lebih
baik, dalam hal ini mewujudkan adanya perubahan, kemajuan,
peningkatan, pertumbuhan, evaluasi atau berbagai kemungkinan atas
sesuatu (Thoha, 2001:7). Dalam rangka untuk menumbuhkan kesadaran
santri dalam pentingnya lingkungan hidup maka diperlukan pembinaan
dengan sebaik-baiknya atas dasar sistem islam.
2. Lingkungan hidup
Menurut Bimo Walgito, lingkungan adalah lingkungan masyarakat
yang didalamnya terdapat interaksi antara orang-perorang, perorang
dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok (walgito,
2003:46). Sedangkan menurut pengertian yuridis, seperti yang diberikan
dalam pasal 1 ayat 1 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlingdungan Dan Pengelolahan Lingkungan Hidup, lingkungan hidup
6
diartikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
alam itu sendiri, kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lain (Tim Redaksi Pustaka Yustisia, 2010:130)
Dengan demikian pengertian di atas dapat dinyatakan bahwa
lingkungan hidup adalah kondisi hubungan timbal balik individu dengan
individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok
yang bersifat dinamis sehingga membentuk perkembangan individu-
individu di dalamnya.
3. Pesantren
Pesantren adalah suatu tempat pendidikan dan pengajaran yang
menekankan pelajaran agama islam dan didukung asrama sebagai tempat
tinggal santri yang bersifat permanen (Malik dkk, 2007:8). Pondok
pesantren adalah lembaga pendidikan islam yang dilaksanakan dengan
sistem asrama pondok, kiai dan masjid atau musholla sebagai pusat
lembaganya (Haryanto, 2012:39).
Menurut Mujamil pesantren adalah suatu tempat pendidikan dan
pengajaran yang menekankan pelajaran agama islam dan didukung
asrama sebagai tempat tinggal santri yang bersifat permanen (Mujamil,
2002:2). Sedangkan menurut A‟la pesantren merupakan institusi
keagamaan yang tidak mungkin bisa dilepaskan dari masyarakat dan
tumbuh dan berkembang dari dan untuk masyarakat dengan memosisikan
dirinya sebagai bagian masyarakat (A‟la, 2006:2).
7
F. Sistematika Pembahasan
Bab pertama pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan
sistematika pembahasan.
Bab kedua landasan teori yang berisikan landasan teori dan kajian
pustaka (kajian penelitian terdahulu)
Bab ketiga metode penelitian yang berisikan jenis penelitian, lokasi dan
waktu penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, instrumen
penelitian, uji coba instrumen penelitian, metode pengumpulan data dan
teknik pengumpulan data.
Bab keempat deskripsi dan analisis data, yang berisikan deskripsi data
dan analisis data
Bab kelima penutup terdiri dari kesimpulan dan saran. Bagian akhir
adalah daftar pustaka lampiran dan daftar riwayat hidup.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Pengertian Pembinaan Kesadaran
Pembinaan merupakan usaha untuk mendidik atau membina suatu
keadaan kearah yang lebih baik yang sesuai dengan tuntutan yang
dikehendaki. Pembinaan secara etimologi berasal dari kata bina mendapat
awalan pe dan akhiran an. Pembinaan adalah proses pembuatan, cara
pembinaan, pembaruan, usaha dan tindakan atau kegiatan yang dilakukan
secara berdaya guna dan berhasil guna dengan baik (KBBI, 2001:152).
Selain itu pembinaan dapat diartikan Pembinaan adalah suatu proses,
hasil atau pertanyaan menjadi lebih baik, dalam hal ini mewujudkan
adanya perubahan, kemajuan, peningkatan, pertumbuhan, evaluasi atau
berbagai kemungkinan atas sesuatu (Thoha, 2001:7). Dalam pelaksanaan
konsep pembinaan hendaknya didasarkan pada hal bersifat efektif dan
fragmatis dalam arti dapat memberikan pemecahan persoalan yang
dihadapi dengan sebaik-baiknya dan praktis dalam arti mendasarkan
fakta-fakta yang ada sesuai dengan kenyataan supaya bermanfaat karena
dapat diterapkan dalam praktek.
Dari uraian diatas, dapat dipahami bahwa pembinaan adalah sebagai
upaya memperbaiki, memelihara dan membawa suatu keadaan yang
seharusnya terjadi atau menjaga keadaan sebagaimana seharusnya, agar
tidak terjadi apa yang tidak diharapkan.
9
Arti sadar dalam kamus ilmiah adalah ingat akan dirinya, merasa dan
insyaf akan dirinya, siuman, depan, permulaan. (Satrio, 2005:524) berarti
kesadaran adalah ingat akan dirinya untuk melakukan sesuatu berdasarkan
dorongan yang ada dari dalam jiwa. Dalam rangka untuk menumbuhkan
kesadaran santri dalam pentingnya lingkungan hidup maka diperlukan
pembinaan dengan sebaik-baiknya atas dasar sistem islam.
Kesadaaran adalah langkah awal dalam pikiran manusia bagi semua
perkara terutamanya dalam memahami suatu keadaan (Mahmood,
2007:30).
Adapun kesadaran yang peneliti maksud adalah kesadaran santri
pondok pesantren Nurul Asna di kelurahan kecandran kecamatan
sidomukti kota salatiga untuk mementingkan lingkungan pesantren dalam
kehidupan sehari-harinya.
Maka dari beberapa uraian di atas dapat dipahami pembinaan
kesadaran adalah suatu usaha yang dilakukan oleh pembina untuk
memberikan arahan secara efektif dan fragmatis kepada santri pondok
pesantren Nurul Asna supaya mereka mengetahui bahwa lingkungan
adalah suatu tempat yang harus dijaga guna untuk hidup sehat dan guna
menunjang keberhasilan dalam belajar dipesantren.
2. Lingkungan Hidup
Menurut Bimo Walgito, lingkungan adalah lingkungan masyarakat
yang didalamnya terdapat interaksi antara orang-perorang, perorang
dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok (walgito,
10
2003:46). Sedangkan menurut sastrawijaya lingkungan hidup adalah
jumlah semua benda yang hidup dan tidak hidup serta kondisi yang ada
dalam ruangan kita tempati. (Sastrawijaya, 2000:6)
Menurut S.J McNaughton dan Larry L Wolf mengartikannya dengan
semua factor eksternal yang bersifat biologis dan fisika yang langsung
mempengaruhi kehidupan, pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi
organisme (Siahaan, 2004:4) Sedangkan menurut pengertian yuridis,
seperti yang diberikan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-undang Nomor 32
Tahun 2009 Tentang Perlingdungan Dan Pengelolahan Lingkungan
Hidup, lingkungan hidup diartikan sebagai kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan
kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain (Tim
Redaksi Pustaka Yustisia, 2010:130)
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa lingkungan hidup
merupakan tempat dimana seseorang melakukan kegiatan sehari-hari
untuk melangsungkan kehidupan. Jadi sangatlah penting di lakukan
pembinaan agar memperoleh kehidupan yang berkualitas (bersih, indah
dan sehat) yang mana akan menghasilkan individu yang memiliki kualitas
unggul. Adapun lingkungan yang penulis maksud adalah lingkungan
hidup di pondok pesantren Nurul Asna keluruhan kecandran kecamatan
sidomukti kota salatiga.
11
a. Konsepsi Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup yang terdiri dari biotik dan abiotik yang berada
dalam suatu ruang tempat manusia berada, mempengaruhi manusia dan
jasad hidup lain, di dalamnya terjadi hubungan timbal balik antar masing-
masing komponen. Pada setiap pertumbuhan dan proses yang
berhubungan dengan makhluk hidup, terutama manusia memiliki kaitan
yang erat dengan lingkungan hidupnya untuk mengetahui hubungan dan
kaitan makhluk hidup dengan lingkungannya, perlu memahami dan
mengetahui konsep ekologi (Zoer‟aini, 2003:81).
Lingkungan biotik adalah semua lingkungan yang terdiri dari
komponen-komponen mahluk hidup di permukaan bumi. komponen
lingkungan biotik, misalnya tumbuhan, hewan dan manusia. Lingkungan
abiotik adalah semua benda mati di permukaan bumi yang bermanfaat dan
berpengaruh dalam kehidupan manusia serta mahluk hidup lainnya.
Contoh lingkungan abiotik, misalnya tanah, air, udara, dan sinar matahari
(Daryanto, 2009:39)
Istilah ekologi berasal dari bahasa Yunani “Oikos” yang berarti
“Rumah” atau “tempat untuk hidup” dan “logos” yang berarti “uraian atau
ilmu”. Jadi secara etimologi ekologi berarti ilmu kerumahtanggaan atau
ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup (Utina, 2009:10). Sedangkan
ekologi secara terminologi merupakan ilmu tentang hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya (Soemarwoto,
2001:18).
12
Dari defenisi ini terlihat bahwa pada hakikatnya permasalahan
lingkungan hidup merupakan permasalahan ekologi, karena permasalahan
lingkungan hidup merupakan problematika dari interaksi timbal balik
antara makhluk hidup, khususnya manusia dengan lingkungan hidupnya.
Dengan demikian, meneliti dan mengkaji masalah lingkungan hidup
berarti menyelidiki ekologi.
Manusia dengan segala aktivitasnya mempengaruhi lingkungan
hidupnya. Manusia, dengan kelebihannya, memberikan pengaruh
dominan terhadap makhluk lain dan lingkungannya. Demikian juga
sebaliknya, dengan segala apa yang dimilikinya dapat dipengaruhi oleh
lingkungannya. Antara manusia dan makhluk lain dan lingkungan
hidupnya terjadi hubungan timbal balik. Hubungan timbal balik antara
manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya membentuk sistem
yang disebut dengan ekosistem.
Untuk mencapai suatu ekosistem yang seimbang, stabil, dan dinamis,
dalam berlangsungnya sistem ekologi yang membentuk jalinan kehidupan
antara makhluk hidup dengan sesamanya dan dengan alam
lingkungannya, harus mengikuti asas-asas tertentu dalam ekosistem.
Adapun asas-asas tersebut diantaranya:
1) Asas keanekaragaman
Makhluk hidup, baik itu nabati maupun hewani yang ada di alam,
baik yang hidup di darat maupun di air, jenis dan jumlahnya beraneka
ragam macam. Tiap makhluk hidup mempunyai fungsi dan peran
13
masing-masing. Tiap makhluk hidup tidak dapat hidup dengan
berkembang terus sehingga mendesak keberadaan makhluk hidup
lainnya, oleh karena itu ada yang mengontrol atau yang
memangsanya. Dengan keanekaragaman jenis makhluk hidup, secara
alamiah, membutuhkan yang lainnya.
2) Asas kerja sama
Terwujudnya keseimbangan alamiah dalam suatu ekosistem
merupakan hasil adaptasi makhluk-makhluk hidup dengan sesamanya
dan dengan lingkungannya. Di antara tumbuh-tumbuhan dengan
sesamanya, diantara tumbuh-tumbuhan dengan binatang, di antara
binatang dengan binatang atau diantara binatang dengan manusia,
terjalin hubungan kerja sama yang saling menguntungkan dan dapat
menunjang keseimbangan dan kestabilan.
3) Asas persaingan
Selain ada kerja sama, dalam ekosistem ada persaingan. Asas
persaingan berfungsi mengontrol pertumbuhan suatu komponen yang
terlalu pesat, yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem.
Dalam persaingan terjadi proses seleksi, dimana komponen yang
serasi akan menciptakan keseimbangan dalam batas tertentu. Secara
alamiah, bakteri, hama dan binatang pengganggu merupakan proses
persaingan dalam menciptakan kestabilan dalam ekosistem.
14
4) Asas interaksi Pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup
Dalam ekosistem terjadi karena adanya hubungan timbal arah
antara makhluk hidup dengan sesamanya dan antara makhluk hidup
dengan lingkungannya. Makhluk hidup di samping mempengaruhi
perkembangan dan kualitas lingkungan, juga dapat dipengaruhi oleh
lingkungan. Tanpa adanya interaksi, suatu makhluk hidup disatu pihak
dan lingkungan dipihak lain akan ada terdesak, sehingga akan timbul
ketimpangan dan keguncangan, yang pada akhirnya akan terjadi
kehancuran.
5) Asas kesinambungan
Makhluk yang beranekaragam yang menjalani proses kerja sama,
persaingan dan adanya interaksi di antara makhluk hidup serta
lingkungannya berlangsung secara terus menerus. Dengan kata lain,
hubungan-hubungan tersebut harus berlangsung secara konsisten dan
kontiniu. Apabila terputusnya jalinan kehidupan, akan terjadi
keguncangan yang dapat menimbulkan kehancuran (Gatot, 2004: 4-7)
Dengan terpenuhinya asas-asas tersebut diatas, dapat terciptanya suatu
ekosistem yang stabil dan dinamis. Kestabilan ekosistem mewujudkan
kehidupan yang selaras dan serasi, sehingga fungsi dan peranan makhluk
ciptaan Allah berjalan sesuai dengan kodrat dan ketentuan yang telah
ditetapkan-Nya.
15
b. Kiat-kiat untuk menjaga lingkungan
1) Pola hidup sederhana
Pola hidup sederhana telah dapat diartikan sebagai pola hidup
yang wajar dan selaras dengan lingkungannya dengan menggunakan
sumberdaya secara halal dan sah, hemat tidak mencemarkan
lingkungan hidup dan dengan daya guna yang tinggi. Wajar dan
selaras merupakan kriteria yang subyektif tetapi halal menurut agama,
sah menurut undang-undang atau peraturan, hemat tidak
mencemarkan dan berdaya guna tinggi dapat diukur secara obyekif.
(Sastrawijaya, 2000:12)
Dengan demikian dapat dengan lebih jelas menunjuk manakah
pola hidup sederhana dan manakah pola hidup mewah. Tinggal mana
yang akan dipilih dalam menjalankan kehidupan di lingkungan
setempat tanpa meninggalkan pertimbangan kelangsungan hidup
dimasa yang akan datang dan juga menggunakan norma-norma agama
yang berlaku.
2) Menanamkan perilaku disiplin
Kata disiplin memang mudah diucapkan, namun sringkali sulit
untuk dilaksanakan karena perilaku disiplin belum tertanam dengan
baik pada semua orang. Seringkali penyelewengan dalam menjaga
lingkungannya hal itu ditandai dengan membuang sampah
sembarangan, pembakaran hutan dan sebagainya.
16
Begitupula halnya dengan masalah keselamatan dan kesehatan
lingkungan. Seringkali terjadi pencemaran lingkungan karena tidak
disiplinnya petugas yang menangani kegiatan industri dan teknologi.
Pembuangan limbah dari pabrik atau tempat kerja tanpa terlebih dahulu
melalui proses pengolahan limbah seringkali dijumpai sebagai kasus utama
penyebab terjadinya pencemaran lingkungan. Sudah menjadi tanggung
jawab manusia untuk menanamkan perilaku disiplin sejak dini dalam
menjaga dan menjamin lingkungan hidupnya (Wardhana, 2004:105)
c. Fungsi lingkungan hidup
Lingkungan hidup merupakan bagian yang mutlak dari kehidupan
manusia. Dengan kata lain, lingkungan hidup tidak terlepas dari kehidupan
manusia. Manusia mencari makan dan minum serta memenuhi kebutuhan
lainnya dari ketersediaan atau sumber-sumber yang diberikan oleh
lingkungan hidup dan kekayaan alam sebagai sumber pertama dan
terpenting bagi pemenuhan berbagai kebutuhannya. Manusia makan
daging hewan, yang juga merupakan bagian dari lingkungan. Dari
lingkungan hidupnya, manusia memanfaatkan bagian-bagian lingkungan
hidup seperti hewan-hewan, tumbuhtumbuhan, air, udara, sinar matahari,
garam, kayu, barang-barang tambang dan lain sebagainya untuk keperluan
hidupnya. Tetapi tidak hanya manusia yang hidup seperti itu.
Makhluk hidup yang lain seperti hewan dan binatangbinatang mikroba
serta tumbuh-tumbuhan, juga bisa hidup karena lingkungan hidupnya.
Burung mencari makanan dari sumber-sumber yang tersedia dari
17
lingkungannya, yakni ulat, cacing, air, biji-bijian. Cacing bisa hidup dan
berkembang biak dari tanah dan binatang-binatang yang membusuk.
Tumbuhtumbuhan dapat hidup karena air, udara, humus, zat-zat hara dan
sebagainya.Siahaan, 2004:3)
Dari lingkungan hidup, manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan bisa
memperoleh daya atau tenaga. Manusia memperoleh kebutuhan pokok
atau primer, kebutuhan sekunder atau bahkan memenuhi lebih dari
kebutuhannya sendiri berupa hasrat atau keinginan. Atas dasar lingkungan
hidupnya pulalah manusia dapat berkreasi dan mengembangkan bakat atau
seni. Adanya sepeda, mobil, rumah, gedung bertingkat, candi borobudur,
menara pisa, kota Jakarta, kota Roma dan sebagainya adalah hasil dan
kreasi seni umat manusia yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa manusia dan makhluk lainnya
tidak bisa hidup dalam kesendirian. Bagian-bagian atau komponen-
komponen lain, mutlak harus ada untuk mendampingi dan meneruskan
kehidupan atau eksistensinya.(Siahaan, 2004:4)
d. Macam-macam lingkungan
Sejak anak lahir di dunia, anak secara langsung berhadapan dengan
lingkungan yang ada di sekitarnya. Lingkungan yang dihadapi anak, pada
pokoknya dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1) Lingkungan Fisik
Yaitu lingkungan yang berupa alam di sekitar kita yang meliputi
tumbuh-tumbuhan, hewan, keadaan tanah, keadaan musim, rumah,
18
jenis makanan, benda gas, cair, padat dan lain-lain. Lingkungan alam
yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda pula kepada
individu. Misalanya: daerah pengunungan akan memberikan pengaruh
yang lain bila dibandingkan dengan daerah pantai. Begitupun dengan
daerah yang mempunyai musim dingin akan memberikan pengaruh
yang berbeda dengan daerah yang mempunyai musim panas.
2) Lingkungan Sosial
Yaitu lingkungan masyarakat yang di dalamnya terdapat interaksi
individu satu dengan individu lain. Keadaan masyarakat pun akan
memberikan pengaruh tertentu terhadap perkembangan individu.
Lingkungan sosial ini biasanya dibedakan.
3) Lingkungan Sosial Primer
Yaitu lingkungan sosial di mana terdapat hubungan yang erat
antara anggota satu dengan anggota lain, anggota satu saling kenal
mengenal dengan baik dengan anggota lain.
4) Lingkungan Sosial Sekunder
Yaitu lingkungan sosial yang berhubungan anggota satu
dengan anggota lain agak longgar.
5) Lingkungan Budaya
Yaitu sesuatu yang dihasilkan oleh manusia, baik yang berupa
kebendaan maupun yang spiritual, misalnya masjid, gereja, sekolah,
ilmu pengetahuan, nilai-nilai dan sebagainya.
19
Tylor mengemukakan bahwa, “Lingkungan kebudayaan
merupakan keseluruhan yang kompleks, yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, hukum, moral, adat istiadat, serta kemampuan
dan kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat”.
Di dalam keluarga akan di temukan buku bacaan, buku ilmu
pengetahuan dan dapat ditemukan pula benda-benda seni seperti
hiasan dinding yang semuanya itu dapat mempengaruhi jiwa anak,
baik karena dari melihat orang-orang dewasa di sekitarnya
memanfaatkan benda-benda itu, maupun dari benda-benda itu sendiri.
(https:// hettyherawati2704. wordpress.com/2012/01/28/upaya-stategi-
dalam-pengelolaan-lingkungan-hidup/ diakses pada tanggal
07/02/2018 pukul 09:39)
e. Masalah lingkungan
Berbicara masalah lingkungan tidak terlepas dari pada kesehatan.
Dewasa ini kita tidak menyadari bahwa masalah lingkungan sangat erat
kaitannya dengan kesehatan. Para pakar ilmuan di bidang kesehatan
khususnya para dokter sering menjumpai manusia yang mereka
sembuhkan,rata-rata karena masalah kesehatan yang tidak memadai
disebabkan oleh lingkungan yang tak sehat mereka diami. Di negara-
negara maju/Industri khususnya di Indonesia,sering kita menjumpai
banyaknya sampah-sampah yang berserakan dimana-mana. Sampah
adalah hal sangat dominan di Indonesia ini belum teratasi dengan baik,ini
20
disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat dan kurangnya
perhatian pemerintah menangani masalah sampah itu sendiri.
Setiap hari kita menjumpai sampah bahkan di sisi jalan hingga di
aliran sungai tempat pemukiman masyarakat berada. Masalah sampah
yang bertumpuk di aliran sungai sehingga arus sungai tak mengalir dan
menyebabkan genangan air yang dapat mengundang berbagai penyakit
seperti malaria, diare, kolera, penyakit kulit dan lain-lain.
Belum lagi masalah polusi udara disebabkan banyaknya kendaraan
setiap harinya,pabrik-pabrik industri yang beroperasi,inilah yang
menyebabkan kesehatan kita terganggu. Udara yang kita hirup telah
tercemar oleh adanya asap dari mesin-mesin kendaraan dan mesin-mesin
industri setiap harinya hingga mengendap diparu-paru kita. Inilah
beberapa contoh yang sering kita jumpai disekitar kita atau dilingkungan
kita dan masih ada banyak lagi yang sangat mengganggu untuk kesehatan
dilingkungan kita tinggal.
Masalah lingkungan adalah aspek negatif dari aktivitas manusia
terhadap lingkungan biofisik. Environmentalisme, sebuah gerakan
sosialdan lingkungan yang dimulai di tahun 1960, fokus pada penempatan
masalah lingkungan melalui advokasi, edukasi, dan aktivisme.
Masalah lingkungan terbaru saat ini yang mendominasi mencakup
perubahan iklim, polusi, dan hilangnya sumber daya alam. Gerakan
konservasi mengusahakan proteksi terhadap spesies terancam dan
21
proteksi terhadap habitat alami yang bernilai secara ekologis. Untuk lebih
jelasnya, lihat daftar masalah lingkungan
Tingkat pemahaman terhadap bumi saat ini telah meningkat melalui
sains terutama aplikasi dari metode sains. Sains lingkungan saat ini adalah
studi akademik multidisipliner yang diajarkan dan menjadi bahan
penelitian di berbagai universitas di seluruh dunia. Hal ini berguna
sebagai basis mengenai masalah lingkungan. Sejumlah besar data telah
dikumpulkan dan dilaporkan dalam publikasi pernyataan lingkungan.
(https://hettyherawati2704.wordpress.com/2012/01/28/upaya-stategi-
dalam-pengelolaan-lingkungan-hidup/ diakses pada tanggal 07/09/2018
pukul 10:16)
3. Kehidupan Santri Di Pesantren
a. Pengertian Pesantren
Pengertian pondok pesantren terdapat berbagai variasi, antara
lain: Secara etimologis, pondok pesantren adalah gabungan dari
pondok dan pesantren. Pondok, berasal dari bahasa Arab funduk yang
berarti hotel, yang dalam pesantren Indonesia lebih disamakan dengan
lingkungan padepokan yang dipetak-petak dalam bentuk kamar
sebagai asrama bagi para santri. Sedangkan pesatren merupakan
gabungan dari kata pe-santri-an yang berarti tempat santri. (Nasir,
2005:80) Sehingga dapat disimpulkan bahwa pondok pesantren adalah
tempat atau asrama bagi santri yang mempelajari agama dari seorang
Kyai atau Syaikh
22
Pesantren adalah suatu tempat pendidikan dan pengajaran yang
menekankan pelajaran agama islam dan didukung asrama sebagai
tempat tinggal santri yang bersifat permanen (Malik dkk, 2007:8).
Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan islam yang
dilaksanakan dengan sistem asrama pondok, kiai dan masjid atau
musholla sebagai pusat lembaganya (Haryanto, 2012:39).
Menurut Mujamil pesantren adalah suatu tempat pendidikan dan
pengajaran yang menekankan pelajaran agama islam dan didukung
asrama sebagai tempat tinggal santri yang bersifat permanen
(Mujamil, 2002:2). Sedangkan menurut A‟la pesantren merupakan
institusi keagamaan yang tidak mungkin bisa dilepaskan dari
masyarakat dan tumbuh dan berkembang dari dan untuk masyarakat
dengan memosisikan dirinya sebagai bagian masyarakat (A‟la,
2006:2).
Dengan kata lain, Pondok pesantren adalah suatu lembaga
pendidikan agama Islam yang tumbuh serta diakui masyarakat sekitar,
dengan sistem asrama (komplek) di mana santri – santri menerima
pendidikan agama melalui sistem pengajian atau madrasah yang
sepenuhnya berada di bawah kedaulatan dari leadership seseorang
atau beberapa orang kiai dengan ciri-ciri khas yang bersifat
kharismatik serta independen dalam segala hal. Menurut lembaga
Research Islam, pesantren adalah “suatu tempat yang tersedia untuk
para santri dalam menerima pelajaran-pelajaran agama Islam
23
sekaligus tempat berkumpul dan tempat tinggalnya”. Atau dapat juga
difahami Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang
tumbuh ditengah masyarakat dengan ciri, santri (murid) diasramakan
dalam proses mencari dan mendalami ilmu agama dibawah asuhan
dan bimbingan Kyai dan ustad yang berkharisma.
Dalam ajaran Islam yang telah dipelajari di pesantren dalam
pembelajaran tentang keislaman bahwa hukummenjaga lingkungan
sama halnya cinta kepada Allah sebagaimana telah dijelaskan dalam
QS. Ar-Rum ayat 41-42 yang berbunyi sebagai berikut :
Artinya :
Telah tampak kerusakan di darat dan dilaut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka
merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar). (41) Katakanlah (muhammad),
“Barang siapa di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-
orang dahulu kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang
mensekutukan (Allah)”. (42)
Dari ayat di atas dapat dijelaskan bahwa Allah SWT
menciptakan alam semesta dan segala isinya adalah untuk
dimanfaatkan oleh manusia demi kesejahteraan hidup dan
24
kemakmurannya. Manusia diangkat sebagai khalifah di bumi yang
diamanati agar menjaga kelestarian alam jangan sampai rusak.
Manusia diperbolehkan menggali kekayaan alam, mengolahnya, dan
memanfaatkan sebagai bekal beribadah kepada Allah dan beramal
soleh. Namun kenyataannya karena manusia mempunyai sifat tamak,
rakus, (yang berlebihan) sehingga penggalian alam itu tak
terkendalikan yang berdampak menjadi bencana alam, seperti tanah
longsor, banjir, alam menjadi tandus, kekeringan, alam menjadi
gersang, dan udara tercemar dan lain sebagainya. Kerusakan alam itu
akan berakibat pula kesengsaraan pada diri manusia itu sendiri.
Dalam kaitannya didalam lingkungan pondok pesantren, yang
mana pondok pesantren adalah tempat belajar tempat menuntut ilmu
untuk menjalankan kehidupan sekarang dan yang akan datang maka
para santri wajib mengerti tentang lingkungan. Bukan hanya mengerti
untuk memanfaatkannya tetapi mengerti pula untu menjaganya. Oleh
karena itu di pondok pesantren Nurul Asna telah diajarkan bagaimana
cara menjaga lingkungan dengan baik, khususnya yang bermanfaat
untuk diri sendiri kemudian bermanfaat untuk orang lain.
b. Karakter Pesantren
Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan mempunyai
karakteristik yang sangat kompleks. Ciri-ciri secara umum ditandai
dengan adanya:
1) Kyai, sebagai figur yang biasanya juga sebagai pemilik
25
2) Santri, yang belajar dari kyai
3) Asrama, sebagai tempat tinggal para santri dimana Masjid sebagai
pusatnya
4) Adanya pendidikan dan pengajaran agama melalui sistem
pengajian (weton, sorogan, dan bandongan), yang sekarang
sebagian sudah berkembang dengan sistem klasikal atau
madrasah. (Nafi‟ dkk, 2007:49)
Adapun karakter pondok pesantren Nurul Asna sebagai berikut :
1) Kiyai, Pemilik pondok Pesantren Nurul Asna
2) Santri, terdapat santriwan dan santriwati yang semuanya kuliah di
IAIN Salatiga.
3) Asrama, memiliki 5 gedung ( 2 gedung di pondok putra dan 3
gedung di pondok putri)
4) 3 kolam ikan, yang berfungsi sebagai penunjang kesejukan udara
dan menjadi hiburan dalam sehari-hari
5) 2 halaman, yang dijadikan sebagai tempat parkir dan juga
ditanami buah jambu sebagai penghijauan pondok dan dapat
dimanfaatkan buahnya.
6) 4 lokasi jemuran, tiap-tiap santri putri menjemur pakaian di depan
kamar masing-masing dan untuk santri putra berada di atap (dak-
dakan).
7) Dapur, terdapat 2 dapur di pondok putri dan 1 di pondok putra.
26
Sedangkan ciri secara khusus ditandai dengan sifat kharismatik
dan suasana kehidupan keagamaan yang mendalam. Kedua ciri ini
masuk kedalam lima klasifikasi pondok pesantren. Kelima klasifikasi
pesantren ini adalah:
1) Pondok pesantren salaf/klasik: yaitu pondok yang didalamnya
terdapat sistem pendidikan salaf (weton dan sorogan), dan sistem
klasikal (madrasah) salaf.
2) Pondok pesantren semi berkembang: yaitu pesantren yang
didalamnya terdapat sistem pendidikan salaf, sistem klasikal swasta
dengan kurikulum 90% agama dan 10% umum.
3) Pondok pesantren berkembang: yaitu pesantren yang kurikulum
pendidikannya 70% agama dan 30% umum.
4) Pondok pesantren khalaf/modern: yaitu pesantren yang sudah
lengkap lembaga pendidikannya, antara lain adanya diniyah,
perguruan tinggi, bentuk koperasi, dan dilengkapi takhasus (bahasa
arab dan inggris).
5) Pondok pesantren ideal: yaitu pesantren modern yang dilengkapi
dengan bidang ketrampilan meliputi pertanian, teknik, perikanan,
perbankan. Dengan harapan alumni pesantren benar-benar
berpredikat khalifah fil ardli. (Nasir, 2005:87-88)
Menurut Nafi‟ dkk, (2007:22) bahwa “sebagai bagian dari
lembaga bimbingan keagamaan, pesantren dapat di kelompokkan ke
27
dalam dua kategori yaitu pesantren syari‟at dan pesantren thariqat
(tarekat)”.
1) Pesantren syari‟at menekuni pembelajaran hukum agama islam,
meskipun juga menyertakan bagian dari penjiwaan tasawuf
2) Pesantren thariqat menekuni pencarian kesucian diri batiniah
melalui tasawuf meskipun tetap mendasarkan pada penguasaan
syari‟at lebih dulu.
Dengan demikian syari‟at pesantren bisa dipandang sebagai satu
tahapan dan pesantren tarekat sebagai tahapan berikutnya. Dalam
kategori pesantrensyari‟at terdapat varian “pesantren alat”, “pesantren
kitab”, dan “pesantren Qur‟an”.
1) Pesantren alat, fokus pada pembelajaran kebahasaan dan sastra
arab, seperti nahwu atau gramatika Arab, sharaf atau morfologi
Bahasa Arab, balaghah atau sastra, dan mantiq atau logika baik
untuk percakapan maupun penulisan.
2) Pesantren kitab, fokus pada pembelajaran hukum-hukum Islam,
terutama fiqh, dengan ilmu-ilmu alat kebahasaan pendukungnya.
3) Pesantren qur‟an, memusatkan pembelajarannya pada penguasaan
al- Qur‟an sejak membaca, menghafal, tafsir, dan qira‟at (ragam
bacaan)nya.semua kategori pesantren itu bisa dikenali sejak
jenjang dasar, menengah, dan lanjut.
Menurut Dirjosanjoto dalam Nafi‟ dkk (2007:67) “Metode
pengajaran di pesantren adalah bandhongan atau wetonan dan
28
sorogan”. Bandhongan dilakukan dengan cara kiai/ guru membacakan
teks-teks kitab yang berbahasa Arab, menerjemahkannya ke dalam
bahasa lokal dan sekaligus menjelaskan maksud yang terkandung
dalam kitab tersebut. Metode ini dilakukan dalam rangka memenuhi
kompetensi kognitif santri dan memperluas referensi keilmuan bagi
mereka. Memang di dalam bandhongan, hampir tidak pernah terjadi
diskusi antara kiai dan para santrinya. Sedangkan, metode sorogan
adalah semacam metode CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) yang santri
aktif memilih kitab, biasanya kitab kuning, yang akan dibaca,
kemudian membaca dan menerjemahkannya di hadapan kiai,
sementara itu kiai mendengarkan bacaan santrinya itu dan mengoreksi
bacaan atau terjemahannya jika diperlukan.
B. Kajian Pustaka
Dibawah ini adalah uraian beberapa hasil penelitian terdahulu yang
dianggap relevan untuk kemudian dianalisis dan dikritisi dilihat dari pokok
permasalahan, teori dan metode sehingga dapat diketahui letak perbedaannya
dengan penelitian yang penulis lakukan. Berikut ini adalah hasil-hasil
penelitian terdahulu yang dianggap relevan dengan penelitian sebagai berikut:
Idham Halid, Prabang Setyono dan Sunarto (2014) dalam jurnal ekosains
yang berjudul “Implementasi nilai-nilai islam dalam sikap ramah lingkungan
untuk mewujudkan masyarakat sadar lingkungan melalui gerakan pondok
pesantren”, memaparkan bahwa santri pada kedua pesantren tersebut
memiliki sikap cukup tinggi sampai dengan sangat tinggi terhadap
29
lingkungan. Hal ini disebabkan oleh tumbuhnya sikap perduli lingkungan
melalui keteladanan, keikutsertaan dalam kegiatan lingkungan, dan
perolehan pengetahuan dari materi pelajaran yang berkaitan dengan
lingkungan berdasarkan pandangan umum maupun pandangan Agama
Islam.(Jurnal Ekosains, idham, 2014)
Labib (2016) dalam tesisnya yang berjudul “kesadaran dan perilaku
elemen pesantren di pondok pesantren al-Itqon semarang dalam pengelolaan
lingkungan “. Dalam penelitiannya menghasilkan skala prioritas strategi
pengelolaan lingkungan di pondok pesantren al-Itqon diantaranya : a)
Mengimplementasikan ajaran agama yang diperoleh dari ajaran kiai
(dawuh), karena pemahaman ajaran agama tidak bertentangan dengan kinerja
pengelolaan lingkungan. b) Menegakkan aturan yang berlaku secara
terpadu, agar kesadaran ramah lingkungan tercipta di lingkungan
pondok. c) Mengintegrasikan kurikulum lingkungan kedalam kurikulum
pesantren. Atau menjelaskan ajaran agama dengan contoh lingkungan.
dengan ini para santri akan memiliki kefahaman bahwa menaati aturan
lingkungan juga berarti menaati aturan agama.(Tesis, Labib, 2006)
Dapat disimpulkan bahwa adanya keterkaitan antara penanaman
kesadaran terhadap pentingnya menjaga lingkungan hidup. Kebersihan
lingkungan hidup tidak akan tercipta tanpa adanya kedasaran dalam diri
santri. Salah satu cara untuk menumbuhkan kesadaran diri santri yaitu dengan
diberikannya penanaman akan pentingnya kebersihan lingkungan yang
sebagaimana diajarkan dalam kitab yang telah dipelajari di pondok pesantren.
12
30
Dalam hal itu penerapanlah yang paling diutamakan dalam kebersihan
lingkungan, jadi selain pengetahuan tindakan yang menggunakan strategi
konsistenlah yang paling utama dalam mensukseskan menciptakan
lingkungan hidup yang sehat.
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pendekatan dari penelitian ini bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
(Moleong, 2009:4) Dan jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan
(field research) karena informasi data yang diperlukan digali serta
dikumpulkan dari lapangan dan berlokasi di pondok pesantren putri Nurul
Asna
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 23 hari, dari tanggal
17 Februari 2018 sampai 11 Maret 2018. Penelitian ini berlokasi di pondok
pesantren putri Nurul Asna kelurahan kecandran kota salatiga.
1. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian
a. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Nurul Asna
Pondok pesantren Nuru l Asna berdiri pada tanggal 22 Januari
1977 M dengan pendiri simbah KH. Asnawi dan putra beliau yaitu
KH. Drs. Nasafi, M.Pd.I. yang memiliki kapasitas kurang lebih
800m2. Lahan ini terletak di Desa Pulutan, Sidorejo, Salatiga sekitar
200 m dari jalan raya Salatiga-Banyu Biru.
Pondok pesantren in diberi nama Nurul Asna dan yang
memberi nama adalah beliau KH. Asnawi, menurut Drs. H. Nasafi,
32
M.Pd.I, beliau adalah putra dari KH. Asnawi nama “Nurul-
Asna” terdiri dari 2 kata yaitu “nur” dan “asna”. Nurul artinya
cahaya dan Asna berasal dari gabungan dua Nama yaitu Asnawi dan
Nasafi. Nurul Asna sendiri mempunyai arti sebuah cahaya yang
berkilau yang memancarkan manfaat untuk semua lapisan
masyarakat yang terkena pancaran sinar tersebut. Pondok pesantren
ini berdiri dari dana pribadi keluarga kyai tersebut karena tidak ada
campur tangan masalah dana dari pemerintah, hal ini tidak menjadi
masalah yang berarti dalam pembangunan pondok pesantren yang
mempunyai tujuan mencetak santri yang militan. Pondok pesantren
ini didirikan untuk menghidupkan dan melanggengkan agama islam.
Karena mayoritas penduduk desa adalah beragama islam yang
membutuhkan dakwah Islam.
Visi pesantren Nurul Asna adalah “cendekiawan muslim yang
bertaqwa, berakhlaq mulia, berpengetahuan luas, jasmani yang sehat,
terampil dan ulet. Adapun misi pondok pesantren Nurul Asna adalah
pertama, “mencetak manusia yang; beriman dan bertaqwa, berakhlaq
mulia, berpengetahuan luas, sehat dan kuat, Trampil dan ulet,
mandiri, jujur, komunikatif dan berjiwa juang.
Hingga saat ini santri pondok pesantren Nurul Asna berasal
dari berbagai tempat, baik dari Kota Salatiga sendiri maupun luar
Kota Salatiga seperti: Boyolali, Magelang, Temanggung, Demak,
dan dari luar Jawa yaitu Sumatra, dan pada tahun 2003 Pondok
33
Pesantren Nurul Asna membangun pondok pesantren khusus putri
yang berjarak ± 200 m dari pondok pesantren putra dan sekarang
jumlah santri putra dan putri adalah 128 santri yang sebagian besar
adalah mahasiswa IAIN Salatiga
2. Letak Geografis Pondok Pesantren Nurul Asna
Pondok pesantren Nurul Asna terletak di jalan KH. Asnawi, Pulutan,
Sidorejo, Salatiga. Pondok tersebut memiliki dua wilayah pesantren yaitu
putra di pulutan dan putri kecandran meskipun berbeda kecamatan, akan
tetapi kedua wilayah pesantren tersebut hanya berjarak ± 200 m. Letak
geografis pondok pesantren Nurul Asna putra adalah sebagai berikut:
a. Batas bagian barat : Masjid Al Hanif Pulutan
b. Batas bagian utara : Permukiman penduduk
c. Batas bagian timur : Perkebunan penduduk
d. Batas bagian selatan : Permukiman penduduk
Sedangkan letak geografis pondok pesantren Nurul Asna putri
adalah sebagai berikut:
a. Batas bagian barat : Persawahan penduduk
b. Batas bagian utara : Persawahan penduduk
c. Batas bagian selatan : Persawahan
d. Batas bagian timur : Jalan Pulutan dan permukiman
3. Profil Pondok Pesantren Nurul Asna
a. Nama : Pondok Pesantren Nurul Asna
b. Alamat : Jln. KH. Asnawi Pulutan
34
Kecamatan : Sidorejo
Kota : Salatiga
Provinsi : Jawa Tengah
c. Status pondok : Milik pribadi
d. Tahun berdiri : 1977
4. Keadaan Ustadz dan Santri
a. Ustadz dan Ustadzah
Pondok pesantren Nurul Asna diampu oleh 8 ustadz dan ustadzah
baik itu berasal dari pengasuh maupun pengurus yang diberi amanat
untuk mengajar dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.1 Daftar Pendidik Ponpes Nurul Asna
No. Nama Keterangan Asal
1. KH. Drs. Nasafi. M.Pd Pengasuh
2. Hj. Asfiah Pengasuh
3. Ustadz Mustofa, S.Pd.I Pengurus
4. Ustadz Nur Cholis Pengurus
5. Ustadz Taufiqur Rohman S.Pd.I Pengurus
6. Ustadz Akhmad Muflikhun Pengurus
7. Ustadz Najmu Tsaqib Pengurus
8. Ustadz M. Farid Wibisono Pengurus
Sumber : Data Pondok Pesantren Nurul Asna 2018
b. Santri
Jumlah santri di Pondok Pesantren Nurul Asna tahun 2017/2018
ada 141 santri putra dan putri. Adapun jumlah santri putra 57 dan
putri 84, para santri menetap di pondok dan belajar didalamnya, dan
seluruh santri adalah mahasiswa IAIN Salatiga.
Adapun keadaan santri Pondok Pesantren Nurul Asna tahun
2017/2018 adalah sebagai berikut:
35
1) Santri Putra
Tabel 3.2 Daftar Santri Putra Ponpes Nurul Asna
No. Jenis Kelamin Tahun Masuk Jumlah Santri
1. Laki-laki 2013 8
2. Laki-laki 2014 4
3. Laki-laki 2015 11
4. Laki-laki 2016 8
5. Laki-laki 2017 26
Total 57 Santri
Sumber : Data Pondok Pesantren Nurul Asna 2018
2) Santri Putri
Tabel 3.3 Daftar Santri Putri Ponpes Nurul Asna
No. Jenis Kelamin Tahun Masuk Jumlah Santri
1. Perempuan 2012 2
2. Perempuan 2013 5
3. Perempuan 2014 8
4. Perempuan 2015 17
5. Perempuan 2016 23
6. Perempuan 2017 29
Total 84 Santri
Sumber : Data Pondok Pesantren Nurul Asna 2018
5. Struktur Organisasi Penguru Pondok Pesantren Nurul Asna
Setiap lembaga pasti memiliki struktur organisasi, karena sangat
penting dan dibutuhkan agar keterlibatan dan kerapian organisasi dapat
terorganisasi dengan baik. Adapun struktur organisasi Pondok Pesantren
Nurul Asna tahun 2017/2018 adalah sebagai berikut:
a. Santri putra
Pengasuh : KH. Drs. Nasafi, M.Pd.I
Pembina : Nur Kholis
Ketua : Nadhim Afiqh Annaufal
Wakil Ketua : Farid Wibisono
36
Sekretaris :
1. M. Samsul Ma‟arif
2. Akhmad Muflikhun
Bendahara :
1. Misbakhul Munir
2. Deni Setyadi Nugraha
Sie. Keamanan :
1. Muhammad Mahbub
2. M. Shofil Anwar
Sie. Kebersihan :
1. Musolikhan Afton
2. Setyo Utomo
Sie. Kesehatan :
1. Ahmad Alfi Ridlo
2. Iqbal Wibisono
Sie.Humas :
1. Taufiqurrohman
2. Edi Prasetyo
3. M. Rojin Najach
Sie.Pendidikan :
1. Najmu Tsaqib
2. Murahman
37
3. Abdul Rosyid
4. Anton Ardiyanto
Sie. Kesenian :
1. Taufiqil Aula
2. Fiddari Choirul Umam
Sie Olah Raga :
1. Tholib
2. Joko
Sie. Sarana dan Prasarana :
1. Mukton Fauzan
2. Gandi Cahyoto
b. Santri putri
Pengasuh : KH. Drs. Nasafi, M.Pd.I
Pembina : Nur Kholis
Ketua : Darojatir Rofi‟ah
Wakil Ketua : Qurroh Abdillah L
Sekretaris : Ika Kurnia Sari
Bendahara :
1. Arifatul Azizah
2. Mawadah Warahmah
Sie. Keamanan :
1. Sofwatul fikriya
2. Vivi Wulandari
38
3. Laelah Nur Fadhilah
4. Afifah Nida
Sie. Kebersihan :
1. Imas Mustaniroh
2. Thoifah Najariyah
3. Rizkika Yulita S.
Sie. Kesehatan :
1. Ni‟matul Fatonah
2. Risatlatul Qudsiah
3. Resti Fitrianti
Sie. Humas :
1. Nindya Istisna M.
2. Amelia Pujia A.
3. Deva Agistya
Sie.Pendidikan :
1. Siti Nahyatul Ma‟rufah
2. Dewi Masruroh
3. Wiwit Setyo Larasati
6. Program Pengajaran Pondok Pesantren Nurul Asna
Program pendidikan yang diterapkan di Pondok Pesantren Nurul Asna
adalah sebagai berikut:
39
a. Pendidikan Pondok
Seperti halnya pondok pesantren yang lain, Pondok Pesantren
Nurul Asna melaksanakan kegiatan belajar mengajar dari berbagai
ilmu, akan tetapi waktunya sangat terbatas sekali, kegiatan belajar
mengajar dilaksanakan ba‟da maghrib, ba‟da „isyak dan ba‟da subuh
saja, karena disiang hari kebanyakan dari santri melakukan kegiatan
perkuliahan atau sekolah karena mereka juga belajar didalamnya.
b. Kegiatan Santri
1) Harian
Tabel 3.4 Daftar Kegiatan Harian Ponpes Nurul Asna
Waktu Kegiatan Keterangan
Subuh Jama‟ah subuh Semua santri
Ba‟da Subuh Kitab Jawahirul Bukhori Selasa
Kitab Tafsir Jalalain Rabu s.d jum‟at
Kitab Durotun Naskhin Sabtu s.d senin
06.00 Piket Pagi Piket sesuai jadwal
07.00-17.00 Aktifitas perkuliahan -
Maghrib Shalat Maghrib
berjama‟ah
Semua santri
Ba‟da Maghrib Sorogan Al-qur‟an Jum‟at s.d rabu
Isya‟ Isya‟ berjama‟ah Semua santri
Ba‟da isya‟ Ta‟lim Muta‟alim,
Jurumiyah, Bulughul
Maram, Shorof
Kelas I
Ta‟lim Muta‟alim,
Jurumiyah, Bulughul
Mara, Adabul
Muta‟alim.
Kelas II
40
Bulghul Maram, Adabul
„Alami wa Muta‟alim,
Kelas III
Bulughul Maram,
„Idhotun Nasikhin
Kelas IV
21.00 Istirahat
Sumber : Data Pondok Pesantren Nurul Asna 2017
2) Mingguan
Tabel 3.5 Daftar Kegiatan Mingguan Ponpes Nurul Asna
Waktu Kegiatan Keterangan
Malam Rabu Futsal Khusus santri
putra
Kamis / Malam
Jum‟at
Ziarah ke Makam simbah
KH. Asnawi
Dilaksanakan
setelah shalat
ashar dan diikuti
oleh santri putra
dan putri
Kegiatan Tahlilan Aula pon.pes putri
Nurul Asna
Kegiatan membaca
sholawat nabi (al-
barjanji)
Kegiatan Muhadhoroh
Dialog dan Musyawarah
bersama
Latihan Seni Rebana Setelah
Muhadhoroh
Dialog dan diikuti
oleh para anggota
grup rebana Nurul
Asna
Sabtu Piket kamar mandi Piket sesuai
jadwal
Senam pagi Khusus santri
putri
Sumber : Data Pondok Pesantren Nurul Asna 2018
41
3) Bulanan
Tabel 3.6 Daftar Kegiatan Bulanan Ponpes Nurul Asna
Waktu Kegiatan Keterangan
Minggu awal
dan akhir bulan
Kerja bakti lingkungan
pondok pesantren
Semua santri
Minggu legi Sima‟an alqur‟an Kediaman
pengasuh Ponpes
putra Nurul Asna
Sumber : Data Pondok Pesantren Nurul Asna 2018
4) Tahunan
Tabel 3.7 Daftar Kegiatan Tahunan Ponpes Nurul Asna
Waktu Kegiatan Keterangan
Ramadhan Kajian kitab kuning pada
bulan Ramadhan (kilatan)
Aula ponpes putri
Nurul Asna
Sya‟ban Haflah Akhirussanah Ponpes putra
Nurul Asna
Muharram Mujahadah Akbar Ponpes putri
Nurul Asna
Sumber : Data Pondok Pesantren Nurul Asna 2018
e. Ekstra Kurikuler
Kegiatan ekstra kurikuler merupakan kegiatan pengembangan
bakat, minat serta potensi para santri seperti olah raga, seni, da‟wah,
wirausaha, pertanian, peternakan dan lain sebagainya.
7. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Nurul Asna
Dalam upaya untuk menunjang pendidikan di pondok pesantren Nurul
Asna, diperlukan sarana dan prasarana yang memadai serta pemanfaatan
secara optimal. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh pondok
pesantren Nurul Asna antara lain:
42
Tabel 3.8 Daftar SarPras Ponpes Nurul Asna
No. Nama Barang Jumlah
1. Asrama putra 21 kamar
2. Asrama putri 33 kamar
3. Dapur 2 ruang
4. Kompor Gas 7 unit
5. Aula 2 ruang
6. Meja santri 10 unit
7. Meja ustadz 2 unit
8. Perpustakaan 1 ruang
9. Kamar mandi putra 7 kamar
10. Kamar mandi putri 15 kamar
11. Wireless 1 unit
12. Sound system 1 unit
13. Printer 1 unit
14. Papan tulis 4 unit
15. Kotak PPPK 4 unit
Sumber : Data Pondok Pesantren Nurul Asna 2018
8. Metode Pembelajaran Kitab Islamiyah
Ada banyak metode yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Nurul
Asna yaitu metode tradisional, yang terdiri dari:
a. Metode Sorogan
b. Metode Bandongan
c. Metode Musyawarah
C. Populasi dan Sampel
Menurut ibnu hadjar (1996:150) Populasi adalah kelompok besar
individu yang mempunyai karakter umum yang sama. Dalam penelitian ini
jumlah populasi 141 santri. Sedangkan sampel menurut Suharsimi Arikunto
(2005: 45) adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Adapun jika
subjeknya kurang dari 100 orang, maka lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya apabila subjeknya
43
lebih besar dari 100 orang, maka bisa diambil antara 10%-15% atau 20%-
21% atau lebih tergantung pada situasi dan kondisi.
Jadi dalam penelitian ini dalam menentukan sampel menggunakan
prosentase 10%-15%, karena jumlah populasi melebihi 100 santri yaitu 141
santri. Jika dihitung :
Berdasarkan hitungan tersebut, maka penulis dapat menentukan bahwa
yang menjadi sampel sebanyak 14 santri. Dan untuk subjek pendukung
sebanyak 6 responden.
D. Prosedur Pengumpulan Data
a. Metode Observasi
Observasi merupakan proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari proses biologis dan psikologis. Dua diantaranya yang
terpenting, yaitu proses pengamatan dan ingatan. (Arikunto dan
Safruddin, 2004:87)
b. Metode Wawancara
Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan
jalan komunikasi, yaitu melalui kontak atau hubungan pribadi antara
pengumpul data atau pewawancara) dengan sumber data atau responden
(Wirartha, 2006:37)
Adapun jenis wawancara yang digunakan peneliti gunakan dalah
wawancara langsung yaitu wawancara yang dilakukan dengan cara face
to face artinya peneliti (pewawancara) berhadapan langsung dengan
responden untuk menanyakan secara lisan hal-hal yang ingin
44
diketahuinya dan responden memberikan jawaban secara lisan pula.
Jawaban responden dicatat oleh pewawancara, wawancara dilakukan
terutama karena adanya informasi yang tidak dapat diamati atau tidak
dapat diperoleh dengan alat lain. (Wirartha, 2006:38).
c. Metode Dokumentasi
Dokumen tidak hanya terbatas pada bahan-bahan tertulis melainkan
termasuk juga benda-benda hasil budaya, seperti alat-alat rumah tangga
dari batu-batuan, candi, dan sebagainya. Data yang terkandung dalam
dokumen dapat digali, dicacah, dikumpulkan dengan menggunakan
daftar centang atau pedoman dokumentasi. Akan lebih sempurna bila
menggunakan alat perekam seperti kamera foto maupun kamera video.
(Arikunto dan Safruddin, 2004:90)
E. Analisis Data
Menurut (Bogdan & Biklen, 1982) dalam Moleong(2009) analisis data
kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa
yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain. (Moleong, 2009:248)
Menurut Miles and Huberman dalam Sugiyono (2010) analisis data
kualitatif terdiri atas tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu:
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Adapun langkah-langkah analisis data adalah sebagaiberikut:
45
a. Reduksi data (Data reduction)
Reduksi data dilakukan untuk memfokuskan data pada hal-hal yang
penting dari sekian banyak data yang diperoleh dari data hasil observasi,
wawancara, dan catatan lapangan yang tidak terpola. Langkah ini
dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.
b. Penyajian Data (Data display)
Setelah data direduksi maka data yang diperoleh didisplay, yakni
dengan menyajikan sekumpulan data dan informasi yang sudah tersusun
dan memungkinkan untuk diambil sebuah kesimpulan.
c. Penarikan Kesimpulan (Conclusion drawing /Verification)
Prosedur penarikan kesimpulan didasarkan pada data informasi yang
tersusun pada bentuk yang terpola pada penyajian data.
Melalui informasi tersebut peneliti dapat melihat dan menentukan
kesimpulan yang benar mengenai objek penelitian karena penarikan
kesimpulan merupakan kegiatan penggambaran yang utuh dari objek
penelitian (Sugiyono, 2010: 336-337).
Dalam hal ini penulis menganalisis data-data yang terkumpul dalam
pembinaan lingkungan hidup dan pelaksanaannya. Dalam menganalisis,
penulis berdasarkan data-data yang diperoleh berdasarkan wawancara dan
dokumentasi. Sehubungan dengan penelitian ini teknik yang diterapkan
dalam peneitian ini adalah analisis antar kasus dengan model analisis
46
interaktif kepada narasumber. Model analisis ini terdiri dari tiga
komponen, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
F. Tahapan Penelitian
Adapun tahapan penelitian bertajuk pembinaan kesadaran lingkungan
hidup di pondok pesantren puti Nurul Asna kelurahan kecandran kota salatiga
sebagai berikut :
a. Kegiatan administrasi yang meliputi, izin observasi dari IAIN Salatiga
kepada pengasuh pondok pesantren Nurul Asna
b. Kegiatan lapangan yang meliputi :
1) Survey awal untuk mengetahui lapangan, dengan wawancara
sejumlah responden maupun informan sebagai langkah pengumpulan
data.
2) Memasukkan sejumlah orang yang terkait sebagai informan yang
dilakukan dengan responden penelitian.
3) Melakukan obeservasi lapangan dengan mewawancarai sejumlah
responden maupun informan sebagai langkah pengumpulan data.
4) Menyajikan data dengan susunan dan urutan yang memungkinkan
dan memudahkan untuk melakukan pemaknaan.
5) Melakukan verifikasi untuk membuat kesimpulan-kesimpulan
sebagai deskripsi temuan penelitian dan menyusun laporan akhir.
47
BAB IV
DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Daftar Responden
Dalam daftar responden berikut berisi nama-nama orang yang
dijadikan objek penelitian. Untuk itu jelasnya penulis sajikan dalam
bentuk tabel berikut sebagai berikut:
Tabel 3.9
Daftar Responden Santri Nurul Asna, Kecandran Tahun 2018
No Nama Jenis Kelamin Tahun Masuk
1. M. Yusuf Rifqy Laki –laki Gus Pondok
2. Farhan Ahmad Laki –laki 2014
3. Muhammad Taufiqil Aula Laki –laki 2015
4. Nadhim Afiqh Annaufal Laki –laki 2015
5. Tholib Laki –laki 2015
6. Wachid Yoni Afandri Laki –laki 2015
7. Muhammad Bayu Aji P Laki –laki 2015
8. Lutfiyatus Saidah Perempuan 2014
9. Desi Nur Baiti Perempuan 2014
10. Evi Fatmasari Perempuan 2014
11. Setyaning Surya Utami Perempuan 2014
12. Arina Mana Sikana Perempuan 2015
13. Ika Kurniasari Perempuan 2015
14. Khoirul Hidayah Perempuan 2015
15. Anisatun Nafisa Perempuan 2015
16. Mawadah Warohmah Perempuan 2015
17. Risalatul Qudsiyah Perempuan 2015
18. Amelia Puji Astuti Perempuan 2015
19. Zuliana Sulistiyaningrum Perempuan 2015
20. Darojati Rofi‟ah Perempuan 2015
Sumber data : Pondok Pesantren Nurul Asna Tahun 2018
48
2. Jawaban responden
Tabel 3.10 Jawaban Responden
No Nama Waktu Jawaban
1. MYR 18/02/2018 Biasanya bentuk pembinaan kesadaran yang ada di
pondok ini adalah dengan kegiatan piket. Siap pagi
petugas piket membersihkan pondok, dari halaman
depan sampai halaman belakang. Dan juga dilakukan
kegiatan bersih-bersih bersama setiap dua minggu
sekali. Para santripun sigap dalam melaksanakan piket,
walaupun kadang menyapunya masih kurang bersih
(maklumlah mbak anak putra. Hehee). Tapi anak-anak
pondok putra disini sangat antusias dalam mengikuti
program kebersihan ini, yaa seperti membuang sampah
ditempat sampah, menyapu setiap hari dan mencuci
pakaian kalau sudah kotor. Soalnya hampir setiap hari
di cek sama putra dari bapak romo kiyai. Jadi ya
hampir tiap hari bersih hehee...
2. FA 18/02/2018 Dalam masalah kebersihan, piket harian terjadwal
secara teratur dan diadakan kerja bakti seluruh santri
tiap bulan dua kali. Selain itu di setiap tempat di
tempel slogan kebersihan untuk meningkatkan
kesadaran para santri. Untuk mengantisipasi pakaian
kotor yang menumpuk, setiap santri di anjurkan
langsung mencucui pakaian yang kotor dan harus
langsung dijemur. Sebagian besar santri bisa
melaksanakan aturan pondok namun masih ada
beberapa santri yang tingkat kesadarannya rendah
sehingga perlu diingatkan. Selain itu juga karena
kesibukan santri yang berbeda beda menjadi salah satu
kendala tersendatnya pelaksanaan peraturan pondok
mengenai kebersihan seperti piket yang tertunda dan
juga tidak sempat mencuci pakaian kotor dan
sebagainya. kurang atau tidak adanya air bersih pada
saat-saat tertentu, biasanya pada pagi hari. kelalaian
atau kurang bertanggungjawabnya pihak yang bertugas
pada saat jatah piketnya. Meskipun begitu, semua
santri telah berusaha menjaga kebersihan diri dan
lingkungan pondok.
3. MTA 19/02/2018 Pembinaan kesadaran lingkungan yang pertama
dengan peraturan tertulis yang telah disepakati
bersama. Apabila masih terdapat kelalaian dalam
menaati peraturan tersebut, maka yang bersangkutan
akan diberi peringatan atau teguran secara langsung.
Para santri memberikan respon positif terhadap
49
peraturan yang ada, namun adakalanya kelalaian
terhadap peraturan tadi yang dipengaruhi beberapa
faktor, seperti: jadwal kampus yang bersamaan dengan
jadwal kebersihan, dan sebagainya. Para pengasuh dan
pengurus pondok Pesantren Nurul Asna. Pelaksana
sistem tersebut adalah Seluruh santri Nurul Asna guna
untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan
kondusif, terutama yang akan berpengaruh pada
kegiatan dalam dan luar pondok, seperti: mengaji,
dzibaan, dan sebagainya. Kendala yang dihadapi yaitu,
jadwal piket kebersihan dan kuliah yang bersamaan,
kurang atau tidak adanya air bersih pada saat-saat
tertentu, kelalaian atau kurang bertanggungjawabnya
pihak yang bertugas pada saat jatah piketnya. Selain
itu juga karena kesibukan santri yang berbeda beda
menjadi salah satu kendala tersendatnya pelaksanaan
peraturan pondok mengenai kebersihan seperti piket
yang tertunda dan juga tidak sempat mencuci pakaian
kotor dan sebagainya
4. NAA 19/02/2018 Bahwa dipondok pesantren hidup secara bersama-sama
dan memiliki kedudukan yang sama, jadi kalau
menurut saya cara yang ampuh dalam meningkatkan
kesadaran akan pentingnya lingkungan hidup atau
kebersihan yaitu dengan memberikan contoh kepada
santri yang lain, terlebih saya sebagai lurah disini
hehee...Pembinaan kesadaran lingkungan dilakukan
Dengan memberikan himbauan terhadap anak-anak
santri dengan pengumuman secara langsung.
Pemberitahuan yang telah diumumkan di jadikan
sebagai aturan tertulis yang harus dijalankan Para
santri yang tidak menaati aturan yang ada dapat
dikenakan sanksi, sehingga bagi para santri yang tidak
menaati peraturan jera, dan menaati aturan dengan
baik. Sehingga dengan sedikit demi sedikit bisa
menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
Respon santri terhadap sistem pembinaan kesadaran
lingkungan cukup baik, karena dari kebanyakan
mereka menginginkan kenyamanan dalam linkungan
pondok. Meskipun dalam pengaplikasiannya banyak
dari santri yang terkadang tidak menjalankannya.
Setidaknya sedikit demi sedikit mereka mau
menjalankannya. Banyak manfaat yang bisa didapat
seperti halnya menciptakan lingkungan yang bersih,
nyaman, sehat dan lebih kondusif. Kendala yang
dihadapi kelalaian yang masih sering dilakukan oleh
para santri, beberapa perlengkapan yang kurang
50
memadai.
5. Tholi
b
20/02/2018 pembinaan kesadaran lingkungan hidup yang ada di
pesantren Nurul Asna salah satunya dengan membuat
jadual piket. Pembinaan sebagai bentuk kesadaran
lingkungan yang diberikan kepada para santri Nurul
Asna terutama santri putri berupa ditetapkannya
peraturan” yang telah disepakati bersama, adanya
jadwal piket rutinan baik pagi maupun sore hari dan
kerja bakti yang dilakukan sebulan dua kali bagi
seluruh santri Nurul Asna. Respon yang diberikan para
santri cukuplah baik dengan memaksimalkan waktu
sebaik mungkin dengan mengerjakan peraturan serta
jadwal piket yang telah diberikan. Selain itu juga
kesadaran mereka terhadap lingkungan sekitar dengan
menjaga kebersihan dan kerapian pondok baik secara
umum dan pribadi. Sangatlah bermanfaat baik secara
umum juga pribadi. Dan pembinaan ini sangat
membantu bagi setiap santri menjadi orang yang lebih
disiplin dan lebih baik. Kurangnya kepekaan juga
ketidak pedulian dari beberapa santri terhadap
pembinaan yang telah diberikan menjadikan sebuah
kendala.
6. WYA 20/02/2018 Pembinaan yang diterapkan di pondok putri Nurul
Asna yaitu dengan membentuk jadwal piket bersih-
bersih lingkungan yang ada dalam pondok pesantren,
santri selalu di ingatkan dengan peraturan-peraturan
yang bersangkutan dengan kebersihan seperti
membuang sampah pada tempatnya, menguras bak
mandi tiap minggunya dan bersih-bersih lingkungan
pada 1 bulan sekali. Santri sangat merespon baik
dengan peraturan walaupun mungkin ada sebagian
santri yang tidak menjalankan dan memaksa diri
sendiri untuk menjalankan sistem yng telah dibuat oleh
pengurus kebersihan. Manfaatnya sangat banyak
contoh kecilnya saja yaitu kita membiasakan diri untuk
mempunyai jiwa yang mencintai lingkungan dan
menjaga serta nerawat lingkungan yang ada disekitar
kita. Jika lingkungan itu bersih dan rapi kita akan
belajar dan mencari ilmu itu akan tenang tidak merasa
jorok dan tidak mengganggu saat kita belajar.
Kendalanya santri kurang peka terhadap pengaturan
atau sistem yang telah dibuat oleh pengurus
kebersihan, kurang kesadaran santri-santri terhadap
arti dari kebersihan dan mungkin santri belum bisa
memahami dan mengalami apa manfaat asli dari
lingkungan yang bersih. kelalaian yang masih sering
51
dilakukan oleh para santri, beberapa perlengkapan
yang kurang memadai.
7. MBA
P
20/02/2018 Sistem kebersihan di ponpes Nurul Asna menurut saya
kurang begitu sadar akan kebersihan lingkungan.
Kebersihan di ponpes Nurul Asna disadarkan dengan
tata tertib piket yang berlaku seminggu sekali bagi satu
santri. Respon santri terhadap pembinaan kesadaran
lingkungan di ponpes Nurul Asna berjalan kurang
maksimal, karena masih ada santri yang belum
melaksanakan tugas kebersihan tersebut. Manfaat dari
kesadaran lingkungan menjadikan ponpes Nurul Asna
menjadi lebih bersih, dan lingkungan terjaga dari
sampah. Kendala yang di hadapi dari menjalankan
sistem tersebut yakni kesadaran dari santri kurang, dan
juga dari seksi kebersihan sendiri. Kurangnya
kepekaan juga ketidak pedulian dari beberapa santri
terhadap pembinaan yang telah diberikan menjadikan
sebuah kendala.”
8. LS 21/02/2018 Sistem pembinaan kesadaran lingkungan hidup yang
ada di Pondok Pesantren Nurul Asna terbilang cukup
kurang. Dikarenakan kurang sadarnya para santri
dalam menjaga kebersihan. Meskipun demikian,
sudah ada usaha-usaha yang dilakukan oleh para
santri. Respon santri terhadap sistem pembinaaan
kesadaran lingkungan cukup merespon adanya usaha
tersebut. Dilihat dari kebersihan pondok Nurul Asna
sekarang ini, sudah mencerminkan adanya kesadaran
akan kebersihan. Manfaat dari adanya pembinaan
kesadaran lingkungan salah satunya adalah supaya
para santri tetap menjaga keberihan di pondok
pesantren Nurul Asna. Kendala yang terlihat adalah
kesadaran para santri akan kebersihan pondok. Dan
juga kurangnya pengawasan dari seksi kebersihan
dalam mengingatkan santrinya untuk menjaga
kebersihan. Kurangnya pengawasan dari seksi
kebersihan dalam mengingatkan santrinya untuk
menjaga kebersihan.
9. DNB 21/02/2018 Pembinaan kesadaran lingkungan hidup yang ada di
Pondok Nurul Asna terbilang masih kurang, karena
terkadang piket harian tidak terlaksana dengan baik
dan tidak adanya pengawasan yang cukup dari
pengurus santri terhadap santri lain. Respon santri
cukup baik ketika ada yang mengingatkan secara tegas
dan diawasi langsung oleh pengurus santri. Manfaat
pembinaan kesadaran lingkungan sangat banyak
52
terutama bagi santri yang tinggal di Pondok Nurul
Asna, salah satunya yaitu tempat yang bersih akan
membuat nyaman bagi santri dalam proses belajar
mengajar. Kendala yang dialami adalah, kadang santri
yang mendapat giliran piket tidak sedang di
pondok/pulang/sedang ada urusan diluar pondok,jadi
tempatnya tidak dibersihkan. Atau kadang santri
kurang baik dalam membersihkan tempat-tempat
tertentu karena merasa jijik.
10. EF 21/02/2018 Pembinaan yang dilakukan dengan memberikan sangsi
untuk yang tidak menaati peraturan-peraturan
kebersihan yang sudah ada dipondok pesantren Nurul
Asna yang telah dibuat oleh devisi kebersihan.
Kesadaran lingkungan hidup yang ada di ponpes Nurul
Asna menurut saya masih kurang bagus. Dari pihak
pengurusnya juga masih kurang tanggap terhadap
jadwal piket yang dilakukan oleh santri. Kemudian
dari pihak santrinya juga masih kurang akan kesadaran
dirinya untuk menjaga lingkungan sekitar. Respon
santri terhadap sistem pembinaan kesadaran
lingkungan berbeda – beda. Ada santri yang merespon
baik dan ada juga yang merespon jelek. Karena santri
itu sifatnya macam-macam, ada yang peduli dan ada
juga yang pengabai. Akan tetapi kebanyakan sabtri
Nurul Asna merespon baik terhadap pembinaan
lingkungan karena itu sudah peraturan pondok untuk
selalu menjaga kebersihan. Manfaat dari pembinaan
kesadaran lingkungan tersebut bagi santri adalah lebih
meningkatkan rasa kepedulian terhadap kebersihan
lingkungan dan dapat meningkatkan kesadaran diri
masing-masing santri mengenai bagaimana pentingnya
kebersihan lingkungan. Kendala yang dihadapi ketika
menjalankan sistem ini biasanya disebabkan
kurangnya fasilitas yang akan digunakan untuk
menjalankan sistem tersebut. Ada lagi ketika jadwal
piket tidak berjalan yang disebabkan santri lupa atau
sedang pulang dari pondok atau mungkin santrinya
yang malas.
11. SSU 23/02/2018 Pembinaan kesadaran lingkungan yang ada di ponpes
Nurul Asna ini sudah bagus, tetapi para santri masih
belum banyak yang memperhatikan akan
lingkungannya padahal dari pihak pengasuh sudah
mengajari bagaimana agar lingkungan tetap terjaga.
Sudah di jelaskan di atas bahwa yang memerhatikan
lingkungan pondok itu tidak banyak karena sifat santri
itu sangat beragam. Manfaat dari pembinaan kesadaran
53
lingkungan itu supaya para santri dapat meningkatkan
kesadarannya pada milik pribadi maupun
lingkungannya. Kendalanya yaitu sering terjadinya
kelalaian atau tidak adanya santri yang mendapatkan
giliran piket karena berbagai alasan ada yang
pulang,dan lain sebagainya.
12. AMS 23/02/2018 pembinaan kesadaran lingkungan hidup adakala
diberikan melalui pengajian setiap kegiatan
pembelajaran yaitu ketika mengaji pada pagi dan
malam. Oleh ustad dan bapak kiyai para santri
diberikan ceramah berupa nasihat dan arahan tentang
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Yang
melakukan sistem tersebut adalah seluruh santri Nurul
Asna. Adapun kendala yang dihadapi adalah terjadinya
kemalasan oleh santri yang disebabkan sudah padatnya
waktu kuliah dan merasa capek. Adapun manfaat,
lingkungan sekitar menjadi bersih dan nyaman untuk
ditempati.
13. IK 23/02/2018 Pembinaan kesadaran lingkungan hidup yang ada
dipondok pesantren Nurul Asna yaitu para pengurus
bisa memberikan contoh dan mengawasi para santri
untuk menjaga kebersihan. Kemudian pembinaan
kesadaran lingkungan hidup di pesantren Nurul Asna
dengan diadakannya kegiatan ro‟an. Yang memberikan
pembinaan adalah pengasuh dan ketua pondok dan
yang melakukan adalah seluruh santri.santri
melakukannya karena dengan menjaga kebersihan
makan akan nyaman karena pada dasarnya semua akan
kembali pada diri sendiri. Adapun manfaat pondok
menjadi bersih, aman dan damai. Kendala yang
dihadapi adalah penempatan piket yang kurang adil,
kurang pas dan kurang baik sehingga mengakibatkan
kemalasan dalam menjalankan piket.
14. KH 23/02/2018 Pembinaan yang dilakukan dengan memberikan sangsi
untuk yang tidak menaati peraturan-peraturan
kebersihan yang sudah ada dipondok pesantren Nurul
Asna. Pembinaan tersebut di lakukan semua santri
Nurul Asna. Kita saling memberikan peringatan dan
melaksanakan sistem pembinaan tersebut. Kalau
pengurus bisa konsekuan dengan peraturan yang
ditetapkan para santri akan melaksanakan dengan
tertib peraturan tersebut. Manfaatnya adalah
lingkungan menjadi bersih, nyaman dan enak
dipandang. Kendala yang dihapai adalah tidak serius
dalam mejalankan kebersihan yang dianjurkan
54
15. AN 23/02/2018 Pembinaan kesadaran lingkungan hidup dengan
diadakannya kegiatan rutin tiap bulannya minimal
sebulan dua kali. Yang melakukan sistempembinaan
tersebut adalah seluruh santri Nurul Asna. Ada dua
kemungkinan yang pertama santri malas melakukan
peraturan kebersihan ketika pengurus lalai atau
disengaja tidak menaati peraturan. Yang kedua santri
melaksanakan tatatertib peraturan. Manfaatnya adalah
ketika ada tamu tidak memalukan karena pondok
terlihat bersih dan tertata rapi. Kendala yang dihadapi
adalah alat yang kurang lengkap. Waktu yang kurang
tepat. Terkadang ada santri yang pulang dan penfen
main ke JB. Jadi pelaksanaan kurang sempurna
16. MW 26/02/2018 Untuk menjaga kebersihan lingkungan pondok
pesantren diwajibkan setiap santri melakukan piket
sesuai jadwalnya masing-masing seperti halnya
menyapu, mengepel dan membuang sampah, itu
dilakukan setiap harinya agar pondok ini terlihat bersih
dan juga asri. Tidak semua santri memiliki kesadaran
bahwa seharusnya dia harus piket pada haru itu,
sehingga pengurus kebersihan harus mengingantkan
siapa yang telah piket pada hari itu. Manfaat
diadakannya piket setiap harinya yaitu, pondok akan
terlihat bersih sehingga para santri akan lebih nyaman
berada pada lingkungan pondok pesantren ini. Untuk
kendala yang setiap harinya terjadi yaitu, lupanya
santri akan mendapatkan jatah piket tersebut.
17. RQ 26/02/2018 Pembinan kesadaran lingkungan hidup Nurul Asna
yaitu dengan pembagian piket yang harus dilaksanakan
setiap hari juga tentu dengan membung sampah pada
tempatnya bukan hanya itu santri – santri juga
diwajibkan ada tempat membuang sampah di paling
ujung kamar. Respon yang diterima santri – santri
Nurul Asna begitu baik dan mereka juga selalu
menaati peraturan tersebut. Manfaat yang didapat dari
pembinaan tersebut santri – santri Nurul Asna menjadi
lebih nyaman dalam menempati pondo Nurul Asna dan
juga ketika dipandang pegitu indah dan menyejukkan.
Dan kendala yang hadapi yaitu terkadang banyak
santri yang mudik sehingga terlalu kesulitan dalam
pembagian tempat bersih – bersih.
18. APA 26/02/2018 Bahwa sistem pembinaan kesadaran lingkungan juga
dengan memberikan slogan-slogan tentang kebersihan
dan ditempelkan ditiap gedung. Bunyi slogannya
seperti jagalah kebersihan, kebersihan sebagian dari
iman dll. Untuk menjaga kebersihan lingkungan
55
pondok pesantren santri diwajibkan membuang
sampah pada tempat sampah yang telah di sediakan.
Tetapi kurangnya kesadaran para santri untuk
membuang sampah terutama saat setelah memasak
masih sangat kurang sehingga masih banyak sampah
yang terletak diarea dapur. Dalam salah satu peraturan
pondok telah diwajibkan untuk tidak menaruh pakaian
kotor dalam ember dan harus segera dicuci, Sangat
baik dan juga dilaksanakan, tetapi terkadang ada juga
santri yang mungkin lupa akan hal itu, sehingga
sebagai pengurus pondok harus saling mengingatkan
supaya hal-hal yang kurang baik tidak di lakukan.
Manfaat dari itu diharapkan kebersihan dilingkungan
pondok tetap bersih, rapi, dan tidak terlihat kumuh.
Masih adanya santri yang menumpuk pakaian kotor
dalam ember dan juga tidak segera membuang sampah
di setiap gedung ke tempat pembuangan sampah utama
jika sudah penuh sehingga menjadikan kendala untuk
pengurus kebersihan.
19. ZS 26/02/2018 Pembinaan kesadaran lingkungan hidup yang ada
diponpes Nurul Asna melalui pembelajaran yang ada
di pesangren Nurul Asna. Yaitu dengan diberikannya
motifasi akan pentingnya kebersihan dalam kaidah
islam yang mana dijelaskan dalam kitab yang
diajarkan dalam pembelajaran dipesantren. Terkadang
pembinaan juga di lakukan oleh pengasuh pondok
dengan mengontrol para santri untuk menjaga
kebersihan dan melaksanakan peraturan kebersihan
setiap pagi. Para santri meresponnya dengan baik
karena dengan kita menjaga kebersihan maka akan
terhindar dari berbagai macam penyakit dan
lingkungan menjadi enak untu dihuni. Dan juga akan
ikut serta dalam menjalankan hidup sehat. Kendala
yang dihadapi adalah dikarenakan banyaknya santri
dan hidup secara bersama makan akan mendapai santri
yang memeang suka bersih-bersih dan ada yang tidak
suka bersih-bersih atau kemproh. Manfaat dari
pembinaan kesadaran lingkungan hidup adalah para
santri terhindar dari berbagai macam penyakit.
Lingkungan sekitar dipandang menjadi nyaman dan
enak. Dan juga barang-barang akan menjadi awet
karena tidak diselehke sembarangan.
20. DR 26/02/2018 Pembinaan kesadaran kebersihan lingkungan di PP.
NURUL ASNA dilakukan dengan adanya jadwal piket
harian yang dibuat oleh devisi kebersihan pondok.
Kesadaran para santri bisa dibilang masih kurang.
56
Respon para santri tentunya ada yang pro dan kontra.
Seiring berjalannya waktu kesadaran mereka mulai
tumbuh. Kendala yang dihadapi biasanya berupa
ocehan-ocehan antar santri.
Sumber: Data Pondok Pesantren Nurul Asna Tahun 2018
B. Pembahasan
1. Bentuk Pembinaan Kesadaran Lingkungan Hidup Di Pondok
Pesantren Nurul Asna
Hasil penelitian mengenai bagaimana pembinaan kesadaran
lingkungan hidup di pondok pesantren Nurul Asna salatiga, dapat
dideskripsikan dari hasil observasi dan wawancara langsung peneliti di
lapangan dengan 20 santri di lokasi penelitian.
Hasil observasi peneliti, bahwa pembinaan kesadaran lingkungan
hidup di pondok pesantren Nurul Asna adakala diberikan melalui
pengajian setiap kegiatan pembelajaran yaitu ketika mengaji pada pagi
dan malam. Pembinaan kesadaran diberikan oleh ustad dan bapak kiyai
para santri berupa ceramah, nasihat dan arahan tentang pentingnya
menjaga kebersihan lingkungan yang sebagaimana dianjurkan oleh Allah
yang dituliskan didalam Al-qur‟an dan hadis serta kitab-kitab para ilmuan
muslim yang mana kebersihan adalah sebagian dari iman.
Selanjutnya bentuk pembinaan kesadaran lingkungan hidup yang ada
di pondok pesantren Nurul Asna dengan pembuatan peraturan atau tata
tertib tentang kebersihan pondok yang telah dibuat oleh devisi kebersihan
pondok pesantren Nurul Asna, dijelaskan dalam wawancara dengan salah
satu santri dengan inisial EF :
57
“Pembinaan yang dilakukan dengan memberikan sangsi untuk yang
tidak menaati peraturan-peraturan kebersihan yang sudah ada dipondok
pesantren Nurul Asna yang telah dibuat oleh devisi kebersihan”.
Dari hasil wawancara diatas dapat dijelaskan bahwa bagi santri yang
tidak menaati tata peraturan atau tata tertib kebersihan di pondok
pesantren Nurul Asna seperti tidak membuang sampah pada tempatnya,
tidak meletakkan sandal di rak yang sudah disediakan dan tidak menata
ember pada tempatnya maka akan diberikan sangsi atau hukuman.
Adapun hukumannya masih dengan seputar kebersihan seperti
membersihkan selokan kamar mandi, membersihkan rak sandal/sepatu,
membersihkan rak sabun mandi dan tempat ember.
Pembinaan kesadaran lingkungan hidup lainnya juga diberikan
dengan sistem piket harian di lingkungan pondok pesantren. Sebagaimana
yang dipaparkan oleh Tholib dalam wawancara :
“pembinaan kesadaran lingkungan hidup yang ada di pesantren Nurul
Asna salah satunya dengan membuat jadual piket”.
Jadual piket diberikan di tiap gedung disesuaikan dengan lokasi
tempat tinggal masing-masing santri. Piket harian dilakukan setiap hari
yaitu selama 7 hari dalam seminggu. Kegiatan piket dilakukan dengan
menyapu, mengepel dan menyirami tanaman yang ada disekitar pondok,
adapun area yang harus dipiketi adalah area dengan gedung atau lantai
depan kamar dari lantai atas sampai lantai bawah, tempat parkiran, bagian
depan dan belakang rumah (halaman) pengasuh pondok pesantren Nurul
Asna.
58
Untuk memudahkan dalam pembagian piket maka untuk gedung
bagian atas di piketi oleh penduduk santri yang menempati kamar atas
dan santri yang menempati gedung bagian lantai dasar melaksakan piket
dibagian bawah. Begitu pula berlaku di pondok putra Nurul Asna yang
dibagi menjadi dua lokasi. Jadual piket telah diatur sesuai dengan bagian
lingkungan masing-masing, kegiatan piket dilakukan di waktu pagi hari
dan sore hari.
Selain itu bentuk pembinaan kesadaran lingkungan hidup yang ada
di pondok pesantren Nurul Asna dikemukaan oleh IK :
“ pembinaan kesadaran lingkungan hidup di pesantren Nurul Asna
dengan diadakannya kegiatan ro‟an”
Istilah ro‟an biasanya digunakan di dunia pesantren, kata ro‟an
tersebut mengandung arti suatu kegiatan membersihkan seluruh
lingkungan pesantren baik didalam kawasan pesantren maupun diluar
lingkungan pesantren, dengan istilah di kehidupan masyarakat yaitu kerja
bakti. Kegiatan ro‟an tersebut selain membersihkan lingkungan dengan
menyapu, mencabut rumput-rumput benalu, mengepel, para santri juga
menanam bunga guna memperindah dan memperasri lingkungan
pesantren. Dengan hal itu pesantren akan lebih terasa nyaman dan
menjadi semakin layak untuk ditinggali serta untuk kesehatan para
santriwan dan santriwati. Biasanya kegiatan ro‟an dilakukan dalam
sebulan dua kali pada hari minggu (ketika para santriwan dan santriwati
libur kuliah) dimolai dari jam 8 pagi sampai selesai.
59
Sistem pembinaan kesadaran lingkungan lainnya dalam wawancara
dengan salah satu santri dengan inisial APA :
“Bahwa sistem pembinaan kesadaran lingkungan juga dengan
memberikan slogan-slogan tentang kebersihan dan ditempelkan ditiap
gedung. Bunyi slogannya seperti jagalah kebersihan, kebersihan sebagian
dari iman dll”.
Dengan memberikan slogan-slogan berisikan kalimat tetang
pentingnya kebersihan untuk kehidupan seperti “ Jagalah kebersihan”,
“kebersihan sebagian dari iman”, “jika anda bukan orang sembarangan,
jangan buang sampah sembarangan”, “cucilah kaki ketika keluar kamar
mandi” dan lain sebagainya ketika santri akan berbuat jorok dan secara
tidak sengaja santri akan membaca slogan tersebut dan santri seketika
akan tersadar tidak akan melakukan perbuatan tidak bersih tersebut.
Fungsi dari slogan tersebut adalah sebagai pembinaan kesadaran
lingkungan tidak langsung, yang mana santri akan tersadarakan sendiri
bagaimana untuk berbuat semestinya agar selalu mementingkan
kebersihan dalam kehidupan sehari-harinya di pondok pesantren.
Pembinaan kesadaran yang dianggap paling mujarab dari hasil
wawancara dengan salah satu santri dengan inisial NAA :
“Bahwa dipondok pesantren hidup secara bersama-sama dan memiliki
kedudukan yang sama, jadi kalau menurut saya cara yang ampuh dalam
meningkatkan kesadaran akan pentingnya lingkungan hidup atau
kebersihan yaitu dengan memberikan contoh kepada santri yang lain,
terlebih saya sebagai lurah disini hehee..”.
Pembinaan kesadaran dipondok pesantren Nurul Asna yang
dianggap terbaik dalam meningkatkan kesadaran santri akan pentingnya
kebersihan lingkungan pesantren adalah dengan memberikan contoh
60
perilaku cinta lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya
tidak meletakkan baju disembarangan tempat, mencuci baju yang kotor,
melaksanakan piket sesuai dengan jadual yang sudah ditetapkan dan
memperhatikan tata tertib kebersihan pondok pesantren Nurul Asna.
Dengan memberikan contoh tersebut maka santri yang lain juga akan
mengikuti perilaku cinta lingkungan tersebut. Karena hanya sebagai
manusia biasa maka kita sesama santri ketika lalai diberlakukan sistem
saling mengingatkan. Dengan begitu kebersihan yang ada dipondok
pesntren Nurul Asna akan terlaksana dengan baik dan teratur sesuai
dengan peraturan yang ada.
Adapun faktor lingkungan hidup yang mendukung pondok pesantren
Nurul Asna dalam meningkatkan kualitas lingkungan adalah dengan
adanya pemanfaatan sumber daya air yang dijadikan kolam ikan sebagai
tempat pembuangan air kamar mandi kemudian disalurkan ke aliran air
(selokan) belakang pondok menjadikan pondok selalu bersih dan tidak
ada masalah.
Selain itu, terdapat juga berbagai jenis tanaman mulai dari pohon
jambu, tanaman bunga, tanaman apotek hidup yang berfungsi sebagai
penghijauan guna mengimbangi polusi udara yang semakin parah dengan
banyaknya kendaraan oleh kemajuan zaman. Selain itu tanaman tersebut
dijadikan sampel untuk produk pertanian yang diproduksi oleh pemilik
pondok pesantren.
61
Selanjutnya hasil observasi peneliti tentang lokasi pondok pesantren
Nurul Asna, bahwa lokasinya berada di dalam kota dekat sawah dan
pinggir jalan raya. Semua penghuni pondok pesantren Nurul Asna di
tinggali oleh mahasiswa IAIN Salatiga dari berbagai jurusan dan fakultas
yang ada di IAIN Salatiga. Para santri dari pagi hingga sore sekitar jam
07.00 sampai 18.00 mereka melakukan kegiatan keseharian yang
berhubungan dengan keperluan kampus dan mulai mengikuti kegiatan di
pesantren yaitu mengaji dari jam 18.00 sampai 20.00 dan dari jam 20.00-
04.00 waktu untuk santri belajar dan tidur. Dari jam 04.00-06.00
digunakan santri untuk sholat subuh berjamaah dan mengaji pagi.
Dalam melaksanakan pembinaan kesadaran lingkungan tentunya ada
kendala dan manfaat dalam mensukseskan bentuk metode pembinaan
kesadaran lingkungan yang telah dibuat di pondok pesantren Nurul Asna.
Adapun kendalanya sebagai berikut :
Dalam wawancara dengan MTA
“ Selain itu juga karena kesibukan santri yang berbeda beda menjadi
salah satu kendala tersendatnya pelaksanaan peraturan pondok mengenai
kebersihan seperti piket yang tertunda dan juga tidak sempat mencuci
pakaian kotor dan sebagainya.”
Untuk kendala yang pertama adalah kesibukan santri ketika sudah
memasuki waktu kuliah aktif. Yang mana santri yang sekaligus sebagai
mahasiswa akan memiliki jadual kegiatan yang berbeda beda, dengan hal
itu akan mengganggunya sistem piket yang telah berlaku. Meski jadual
piket sudah disesuaikan dengan jadual responden sebagai mahasiswa
dikampus akan tetapi terkadang responden memiliki jadual dadakan yang
62
mengabibatkan terganggunya jadual piket dipesantren. Selain
terganggunya jadual piket terkadang responden karena terburu-buru tidak
sempat untuk menata kebersihannya sendiri, seperti tidak sempat menata
kasurnya sendiri dan lupa menjemur pakaian.
Dalam wawancara dengan FA :
“kurang atau tidak adanya air bersih pada saat-saat tertentu, biasanya
pada pagi hari. kelalaian atau kurang bertanggungjawabnya pihak yang
bertugas pada saat jatah piketnya.”
Kendala yang kedua adalah kurangnya air bersih pada saat-saat
tertentu, yaitu biasanya diwaktu pagi hari, karena pada waktu pagi
penggunaan listrik secara bersamaan. Jadi ditetapkan sistem bergantian
dalam menyalakan sanyo untuk air di tiap gedungnya, karena tiap gedung
telah memiliki kamar mandi sendiri-sendiri.
Dalam wawancara dengan WYA:
“Kendala yang dihadapi kelalaian yang masih sering dilakukan oleh para
santri, beberapa perlengkapan yang kurang memadai”.
Kendala yang ketiga adalah kurang tersedianya alat kebersihan di
pondok pesantren Nurul Asna, tempat sampah yang kurang banyak
sedangkan sampah yang dihasilkan oleh responden setiap harinya sangat
banyak, sampah yang ada biasanya berupa plastik dan bungkus makanan,
karena kebanyakan santri di pondok pesantren Nurul Asna memilih
membeli makanan di warung dari pada masak sendiri. Karena lebih
simpel dan praktis untuk mahasiswa sekaligus sebagai santri. Dan dapur
63
hanya digunakan untuk memasak mie instan dan air panas, tetapi ada juga
yang masak sendiri tetapi tidak banyak.
Berdasarkan wawancara dengan MBAP :
“Kurangnya kepekaan juga ketidak pedulian dari beberapa santri
terhadap pembinaan yang telah diberikan menjadikan sebuah kendala.”
Kendala yang keempat adalah santri kurang peka terhadap
pengaturan atau sistem yang telah dibuat oleh pengurus kebersihan,
kurang kesadaran santri-santri terhadap arti dari kebersihan dan mungkin
santri belum bisa memahami dan mengalami apa manfaat asli dari
lingkungan yang bersih. Bersikap lalai dalam melaksanakan piket disore
hari karena sudah lelah melakukan kegiatan dikampus.
Dalam wawancara dengan LS :
“Kurangnya pengawasan dari seksi kebersihan dalam mengingatkan
santrinya untuk menjaga kebersihan”.
Kendala yang kelima adalah kurangnya pengawasan dari seksi
kebersihan. Para jajaran pengurus pondok pesantren kurang
memperhatikan para santri yang tidak memberlakukan sistem kebersihan
yang ada di pesantren Nurul Asna.
2. Respon Santri Terhadap Pembinaan Kesadaran Lingkungan Hidup
Di Pondok Pesantren Nurul Asna
Dengan diadakannya metode pembinaan kesadaran lingkungan
hidup di pondok pesantren Nurul Asna tentunya akan mendapat berbagai
respon dari yang menjalankan sistem pembinaaan kesadaran lingkungan
64
hidup tersebut. Sebagaimana telah diungkapkan oleh DR dalam
wawancara pada saat sedang istirahat pondok pesantren Nurul Asna :
“Respon para santri tentunya ada yang pro dan kontra. “
Diantaranya respon para santri terhadap metode pembinaan kesaran
lingkungan hidup yang ada di pesantren Nurul Asna adalah sebagai
berikut :
Dalam wawancara dengan santri dengan inisial DNB :
“Respon santri cukup baik ketika ada yang mengingatkan secara tegas
dan diawasi langsung oleh pengurus santri”.
Dalam wawancara ini menunjukkan bahwa santri setuju dengan
adanya metode pembinaan kesadaran lingkungan hidup. Para santri telah
merespon dengan baik adanya metode pembinaan kesadaran lingkungan
hidup di pondok pesantren. Mereka menjaga kebersihan sesuai dengan
apa yang telah diajarkan oleh pengasuh dan jajaran ustad pondok
pesantren Nurul Asna yang mana sebagai umat muslim harus menjaga
kebersihan karena kebersihan sebagian dari iman.
Semua santri telah berusaha dengan baik menaati peraturan
kebersihan yang ada di pondok pesantren Nurul Asna. Para santri
menjalankan piket, membuang sampah pada tempatnya dan menguras bak
mandi seminggu sekali.
Akan tetapi tidak selalu santri menjalankan dengan baik metode
pembinaan kesadaran lingkungan hidupyang ada di ponodk pesantren
Nurul Asna. Terkadang santri lalai dalam menjalankan piket, telat
menguras bak mandi dikarenakan berbenturan dengan jadual pulang
65
kerumah untuk mengambil uang saku. Bukannya mereka tidak
mengamalkan apa yang telah diajarkan oleh para jajaran ustad dan
pengasuh pondok pesantren Nurul Asna tetapi ada hal yang memang
menghambat ketidakbisa menjalankan sistem kebersihan sesuai dengan
jadual yang sudah dibuat.
Para santri selalu berusaha dalam menjaga kebersihan, karena
kebersihan adalah sebagian dari iman. Mereka para santri yang mana
hidup di lingkungan pondok pesantren tentu telah dikenalkan dengan baik
sebagaimana semestinya agama telah menganjurkan kebersihan diatas
segalanya. Seperti dalam sholat harus bersih dan suci, dalam memegang
al-qr‟an juga harus bersih dan suci, dalam memakan makananpun harus
yang bersih dan suci atau halal.
3. Manfaat Pembinaan Kesadaran Lingkungan Hidup Di Pondok
Pesantren Nurul Asna
Berdasarkan hasil data yang diperoleh, peneliti menganalisis data
mengenai manfaat pembinaan kesadaran lingkungan hidup di pondok
pesantren Nurul Asna. Manfaat merupakan hasil yang telah diperoleh dari
pembinaan kesadaran lingkungan hidup yang ada di pondok pesantren
Nurul Asna. Adapun analisis datanya sebagai berikut :
Menurut jawaban responden dapat disimpulkan manfaat dari
pembinaan kesadaran yang ada di pondok pesantren Nurul Asna
diantaranya :
1. Menciptakan lingkungan yang bersih, nyaman, sehat dan asri
66
2. Membantu santri menjadi orang yang lebih disiplin dan lebih baik.
3. Membiasakan diri untuk mempunyai jiwa yang mencintai
lingkungan.
4. Belajar dan mencari ilmu akan tenang tidak merasa jorok dan tidak
mengganggu saat belajar.
5. Lingkungan terjaga dari sampah.
6. Meningkatkan rasa kepedulian terhadap kebersihan lingkungan
7. Tidak memalukan Saat ada tamu berkunjung
8. Terhindar dari berbagai macam penyakit. Terutama penyakit kulit
yang biasanya menyerang di lingkungan pondok pesantren.
Dikarenakan banyaknya santri yang mondok dipesantren Nurul Asna
maka pembinaan kesadaran lingkungan hidup sangat diperlukan untuk
meningkatkan kebersihan di lingkungan pondok pesantren Nurul Asna.
Dengan adanya pembinaan kesadaran lingkungan pondok pesantren
Nurul Asna menjadi pondok yang moderen, tidak hanya moderen dalam
sistem pembelajarannya tetapi juga moderen dalam tingkat
kebersihannya. Dengan hal itu semua santri Nurul Asna mendapatkan
kesehatan yang terjamin, tidak diserang penyakit kulit yang biasanya
umum terjadi di lingkungan pondok pesantren.
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Bentuk pembinaan kesadaran lingkungan hidup di pondok pesantren
Nurul Asna di bagi menjadi beberapa metode.
Bentuk pembinaan dibagi menjadi beberapa metode, metode yang
pertama adalah himbauan pengasuh dan usadz kepada seluruh santri untuk
saling menjaga kebersihan terutama kebersihan diri sendiri kemudian
kebersihan lingkungan. Metode yang kedua yaitu dengan jadual piket
harian yang diikuti oleh seluruh santri pondok pesantren Nurul Asna.
Metode pembinaan kesadaran lingkungan hidup yang ketiga adalah
dengan diadakannya kegiatan kerja bakti sebulan dua kali yang dilakukan
dihari sabtu atau minggu. Metode yang keempat adalah memberikan
slogan tentang pentingnya kebersihan.
2. Respon santri terhadap pembinaan kesadaran lingkungan hidup di pondok
pesantren Nurul Asna
Dapat dikatakan bahwa santri telah menjalankan metode
pembinaan kesadaran lingkungan yang telah dibuat. Hal tersebut
dibuktikan dengan santri telah menjaga kebersihan dengan membuang
sampah dan menata peralatan sesuai dengan tempat yang disediakan, rutin
menguras bak mandi, melakukan piket sesuai dengan jadual dan ikut
dalam pelaksanaan kegiatan rutinan dalam 2 minggu sekali.
68
a. Mahasiswa praktikan tidak hanya mengajar di dalam kelas tetapi
sosialnya juga harus tetap dijalankan dan lebih baik lagi
b. Untuk mahasiswa praktikan ketika sedang melaksanakan PPP jangan
sungkan-sungkan untuk bertanya tentang tugas apa yang harus
dilakukan ketika belum paham dan mengerti sebelum melakukan
pembelajaran
B. Saran
Berdasarkan permasalahan yang peneliti bahas dalam skripsi ini yaitu
mengenai persepsi dan harapan siswa tentang Praktik pengembangan Profesi
(PPP), maka peneliti hendak menyampaikan saran sebagai berikut :
1. Siswa SMK Pelita Salatiga
a. Pertahankan sikap sopan dan ramah terhadap teman dan guru.
b. Pertahankan rutinitas keagamaan yang sudah dijalankan
c. Perlu tingkatkan prestasi belajar
d. Tingkatkan peribadahan keagamaan untuk persiapan masa depan
yang lebih baik.
2. Untuk Mahasiswa Praktik pengembangan Profesi (PPP).
a. Para mahasiswa khususnya dari Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan (FTIK) agar mempersiapkan lebih dini sebagai seorang
guru agar dalam pelaksanaan progaram Praktik Pengembangan
Profesi (PPP) dapat lebih baik lagi.
b. Mahasiswa praktikan juga diharapkan dapat mendayagunakan serta
memanfaatkan kesempatan selama pelaksanaan Praktik
69
c. Pengembangan Pofesi (PPP) di SMK PELITA Salatiga dengan
sebaik-baiknya sebagai bekal untuk menjadi tenaga pendidik yang
profesional di bidangnya.
d. Mahasiswa praktikan lebih membekali diri dengan ketrampilan
yang lain, tidak hanya kompetensi bidang yang ditekuni.
3. Pihak Lembaga IAIN Salatiga
a. Agar mempersiapkan segala sesuatu terkait dengan pelaksanakan
Praktik Pengembangan Profesi dengan baik lagi
b. Selalu bekerja sama dengan sekolah yang sudah menjalin kerja
sama.
c. Penambahan materi tentang administrasi sekolah seperti Prota-
Promes ketika perkuliahan di kampus sebagai bekal pengenalan
kepada Mahasiswa.
d. Penambahan waktu Praktik pengembangan profesi agar Mahasiswa
Praktik Pengembangan Profesi (PPP) lebih mengembangkan
keterampilannya.
70
DAFTAR PUSTAKA
A‟la, Abd. 2006. Pembaruan Pesantren. Yogyakarta: Pelangi Aksara.
Daryanto &Agung Suprihatin. 2009. Pengantar Pendidikan Lingkungan Hidup.
Jakarta:Gava Media
Djamallrwa, Zoer‟aini.2003. Prinsip-Prinsip Ekologi Dan Oerganisasi Ekosistem
Komunitas dan Lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara.
Hadi, Sudharto P.2006. Resolusi Konflik Lingkungan. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Hadjar, Ibnu. 1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam
Pendiikan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Haryanto, Sugeng. 2012. Persepsi Santri Terhadap Perilaku Kepemimpinan Kiai
di Pondok Pesantren. Kementrian Agama RI: Abbas Battavia-Art.
Mahmood, Amar. 2007. Rahasia Minda Jutawan. Kuala Lumpur: PTS
Profesional Publishing.
M, Malik . Thaha Tunaya dkk. 2007. Modernisasi Pesantren. Jakarta: Balai
Penerbit dan Pengembangan Agama.
Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Rosda Karya.
Bandung.
Nafi‟, M. Dian dkk. 2007. Praksis Pembelajaran Pesantren. Yogyakarta: Instite
for training and development (ITD) Amherst.
Nasir, Ridlwan. 2005. Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal, Pondok
Pesantren di Tengah Arus Perubahan. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan. Jakarta: Prenada
Media Grup.
Sastrawijaya, A Tresna. 2000. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Satrio, Adi. 2005. Kamus Ilmiah populer. Visi 7.
Siahaan, NHT. 2004. Hukum Lingkungan Dan Ekologi Pembangunan. Jakarta:
Erlangga.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
71
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar. 2004. Evaluasi Program
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Suharsimi Arikunto. 2005. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta: Jakarta.
Soemarwoto, R.M. Gatot P. 2001. Hukum Lingkungan Indonesia. Jakarta: Sinar
Grafika Offset.
Soemarwoto, Otto. 2001. Analisa Mengenal Dampak Lingkungan. Yogyakarta:
UGM Press.
Thoha. Miftah. 2001. Pembinaan Organisasi. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.
Tim Redaksi Pustaka Yustisia. 2010. Perundangan Tentang Lingkungan Hidup.
Yogyakarta: Pustaka Yustisia.
Utina, Ramli dkk. 2009. Ekologi dan Lingkungan Hidup Lingkungannya. Jakarta:
Erlangga.
Walgito. Bimo. 2003. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi.
Wardhana, Wisnu Arya. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan.
Yogyakarta:Andi Offset.
Wirartha, I Made. 2006. Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi, dan
Tesis. Andi. Yogyakarta
Yasmadi. 2002. Modernisasi Pesantren (Kritik Nurcholis Madjid Terhadap
Pendidikan Islam Tradisional). Jakarta: Ciputat Press.
Jurnal EKOSAINS | Vol. VI | No. 1 | Maret 2014
Labib. Muhammad . 2016. “kesadaran dan perilaku elemen pesantren di pondok
pesantren al-itqon semarang dalam pengelolaan lingkungan “, tesis,
program magister ilmu lingkungan, program pasca sarjana universitas
diponegoro semarang.
https://hettyherawati2704.wordpress.com/2012/01/28/upaya-stategi-dalam
pengelolaan-lingkungan-hidup/ diakses pada tanggal 07/02/2018 pukul
09:39
https://hettyherawati2704.wordpress.com/2012/01/28/upaya-stategi-dalam-
pengelolaan-lingkungan-hidup/ diakses pada tanggal 07/09/2018 pukul
10:16
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA
1. Bagaimana pembinaan kesadaran lingkungan hidup di pondok pesantren nurul
asna salatiga?
2. Bagaimana pelaksanaan sistem tersebut di pondok pesantren nurul asna salatiga?
3. Siapakah yang melaksanakan sistem tersebut?
4. Apa manfaat dari pembinaan kesadaran lingkungan hidup di pondok pesantren
nurul asna salatiga?
5. Kendala apa yang dihadapi dalam melaksanakan pembinaan kesadaran
lingkungan hidup di pondok pesantren nurul asna?
6. Bagaimana tanggapan santri dengan adanya pembinaan tersebut?
7. Apakah santri telah membuang sampah pada tempatnya?
8. Apakah santri melaksanakan piket dengan tertib sesuai dengan jadual?
9. Wilayah mana saja yang mendapatkan pembersihan rutin?
TRANSKIP WAWANCARA
Hasil wawancara peneliti pada tanggal 18 februari 2018 pukul 10.00 di pondok
pesantren Nurul Asna dengan responden berinisial MYR selaku putra pengasuh
pondok pesantren.
“Biasanya bentuk pembinaan kesadaran yang ada di pondok ini adalah dengan
kegiatan piket. Siap pagi petugas piket membersihkan pondok, dari halaman depan
sampai halaman belakang. Dan juga dilakukan kegiatan bersih-bersih bersama setiap
dua minggu sekali. Para santripun sigap dalam melaksanakan piket, walaupun kadang
menyapunya masih kurang bersih (maklumlah mbak anak putra. Hehee). Tapi anak-
anak pondok putra disini sangat antusias dalam mengikuti program kebersihan ini,
yaa seperti membuang sampah ditempat sampah, menyapu setiap hari dan mencuci
pakaian kalau sudah kotor. Soalnya hampir setiap hari di cek sama putra dari bapak
romo kiyai. Jadi ya hampir tiap hari bersih hehee...”
Hasil wawancara peneliti pada tanggal 18 februari 2018 pukul 10.20 di pondok
pesantren Nurul Asna dengan responden berinisial FA.
“Dalam masalah kebersihan, piket harian terjadwal secara teratur dan diadakan kerja
bakti seluruh santri tiap bulan dua kali. Selain itu di setiap tempat di tempel slogan
kebersihan untuk meningkatkan kesadaran para santri. Untuk mengantisipasi pakaian
kotor yang menumpuk, setiap santri di anjurkan langsung mencucui pakaian yang
kotor dan harus langsung dijemur. Sebagian besar santri bisa melaksanakan aturan
pondok namun masih ada beberapa santri yang tingkat kesadarannya rendah sehingga
perlu diingatkan. Selain itu juga karena kesibukan santri yang berbeda beda menjadi
salah satu kendala tersendatnya pelaksanaan peraturan pondok mengenai kebersihan
seperti piket yang tertunda dan juga tidak sempat mencuci pakaian kotor dan
sebagainya. kurang atau tidak adanya air bersih pada saat-saat tertentu, biasanya pada
pagi hari. kelalaian atau kurang bertanggungjawabnya pihak yang bertugas pada saat
jatah piketnya. Meskipun begitu, semua santri telah berusaha menjaga kebersihan diri
dan lingkungan pondok.”
Hasil wawancara peneliti pada tanggal 19 februari 2018 pukul 11.00 di pondok
pesantren Nurul Asna dengan responden berinisial MTA.
“Pembinaan kesadaran lingkungan yang pertama dengan peraturan tertulis yang telah
disepakati bersama. Apabila masih terdapat kelalaian dalam menaati peraturan
tersebut, maka yang bersangkutan akan diberi peringatan atau teguran secara
langsung. Para santri memberikan respon positif terhadap peraturan yang ada, namun
adakalanya kelalaian terhadap peraturan tadi yang dipengaruhi beberapa faktor,
seperti: jadwal kampus yang bersamaan dengan jadwal kebersihan, dan sebagainya.
Para pengasuh dan pengurus pondok Pesantren Nurul Asna. Pelaksana sistem tersebut
adalah Seluruh santri Nurul Asna guna untuk menciptakan lingkungan yang bersih
dan kondusif, terutama yang akan berpengaruh pada kegiatan dalam dan luar pondok,
seperti: mengaji, dzibaan, dan sebagainya. Kendala yang dihadapi yaitu, jadwal piket
kebersihan dan kuliah yang bersamaan, kurang atau tidak adanya air bersih pada saat-
saat tertentu, kelalaian atau kurang bertanggungjawabnya pihak yang bertugas pada
saat jatah piketnya. Selain itu juga karena kesibukan santri yang berbeda beda
menjadi salah satu kendala tersendatnya pelaksanaan peraturan pondok mengenai
kebersihan seperti piket yang tertunda dan juga tidak sempat mencuci pakaian kotor
dan sebagainya”
Hasil wawancara peneliti pada tanggal 19 februari 2018 pukul 11.00 di pondok
pesantren Nurul Asna dengan responden berinisial NAA.
“Bahwa dipondok pesantren hidup secara bersama-sama dan memiliki kedudukan
yang sama, jadi kalau menurut saya cara yang ampuh dalam meningkatkan kesadaran
akan pentingnya lingkungan hidup atau kebersihan yaitu dengan memberikan contoh
kepada santri yang lain, terlebih saya sebagai lurah disini hehee...Pembinaan
kesadaran lingkungan dilakukan Dengan memberikan himbauan terhadap anak-anak
santri dengan pengumuman secara langsung. Pemberitahuan yang telah diumumkan
di jadikan sebagai aturan tertulis yang harus dijalankan Para santri yang tidak menaati
aturan yang ada dapat dikenakan sanksi, sehingga bagi para santri yang tidak menaati
peraturan jera, dan menaati aturan dengan baik. Sehingga dengan sedikit demi sedikit
bisa menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Respon santri terhadap sistem
pembinaan kesadaran lingkungan cukup baik, karena dari kebanyakan mereka
menginginkan kenyamanan dalam linkungan pondok. Meskipun dalam
pengaplikasiannya banyak dari santri yang terkadang tidak menjalankannya.
Setidaknya sedikit demi sedikit mereka mau menjalankannya. Banyak manfaat yang
bisa didapat seperti halnya menciptakan lingkungan yang bersih, nyaman, sehat dan
lebih kondusif. Kendala yang dihadapi kelalaian yang masih sering dilakukan oleh
para santri, beberapa perlengkapan yang kurang memadai.”
Hasil wawancara peneliti pada tanggal 20 februari 2018 pukul 13.00 di pondok
pesantren Nurul Asna dengan responden berinisial Tholib.
“pembinaan kesadaran lingkungan hidup yang ada di pesantren Nurul Asna salah
satunya dengan membuat jadual piket. Pembinaan sebagai bentuk kesadaran
lingkungan yang diberikan kepada para santri Nurul Asna terutama santri putri berupa
ditetapkannya peraturan” yang telah disepakati bersama, adanya jadwal piket rutinan
baik pagi maupun sore hari dan kerja bakti yang dilakukan sebulan dua kali bagi
seluruh santri Nurul Asna. Respon yang diberikan para santri cukuplah baik dengan
memaksimalkan waktu sebaik mungkin dengan mengerjakan peraturan serta jadwal
piket yang telah diberikan. Selain itu juga kesadaran mereka terhadap lingkungan
sekitar dengan menjaga kebersihan dan kerapian pondok baik secara umum dan
pribadi. Sangatlah bermanfaat baik secara umum juga pribadi. Dan pembinaan ini
sangat membantu bagi setiap santri menjadi orang yang lebih disiplin dan lebih baik.
Kurangnya kepekaan juga ketidak pedulian dari beberapa santri terhadap pembinaan
yang telah diberikan menjadikan sebuah kendala.”
Hasil wawancara peneliti pada tanggal 20 februari 2018 pukul 13.20 di pondok
pesantren Nurul Asna dengan responden berinisial WYA.
“Pembinaan yang diterapkan di pondok putri Nurul Asna yaitu dengan membentuk
jadwal piket bersih- bersih lingkungan yang ada dalam pondok pesantren, santri
selalu di ingatkan dengan peraturan-peraturan yang bersangkutan dengan kebersihan
seperti membuang sampah pada tempatnya, menguras bak mandi tiap minggunya dan
bersih-bersih lingkungan pada 1 bulan sekali. Santri sangat merespon baik dengan
peraturan walaupun mungkin ada sebagian santri yang tidak menjalankan dan
memaksa diri sendiri untuk menjalankan sistem yng telah dibuat oleh pengurus
kebersihan. Manfaatnya sangat banyak contoh kecilnya saja yaitu kita membiasakan
diri untuk mempunyai jiwa yang mencintai lingkungan dan menjaga serta nerawat
lingkungan yang ada disekitar kita. Jika lingkungan itu bersih dan rapi kita akan
belajar dan mencari ilmu itu akan tenang tidak merasa jorok dan tidak mengganggu
saat kita belajar. Kendalanya santri kurang peka terhadap pengaturan atau sistem
yang telah dibuat oleh pengurus kebersihan, kurang kesadaran santri-santri terhadap
arti dari kebersihan dan mungkin santri belum bisa memahami dan mengalami apa
manfaat asli dari lingkungan yang bersih. kelalaian yang masih sering dilakukan oleh
para santri, beberapa perlengkapan yang kurang memadai.”
Hasil wawancara peneliti pada tanggal 20 februari 2018 pukul 13.35 di pondok
pesantren Nurul Asna dengan responden berinisial MBAP.
“Sistem kebersihan di ponpes Nurul Asna menurut saya kurang begitu sadar akan
kebersihan lingkungan. Kebersihan di ponpes Nurul Asna disadarkan dengan tata
tertib piket yang berlaku seminggu sekali bagi satu santri. Respon santri terhadap
pembinaan kesadaran lingkungan di ponpes Nurul Asna berjalan kurang maksimal,
karena masih ada santri yang belum melaksanakan tugas kebersihan tersebut. Manfaat
dari kesadaran lingkungan menjadikan ponpes Nurul Asna menjadi lebih bersih, dan
lingkungan terjaga dari sampah. Kendala yang di hadapi dari menjalankan sistem
tersebut yakni kesadaran dari santri kurang, dan juga dari seksi kebersihan sendiri.
Kurangnya kepekaan juga ketidak pedulian dari beberapa santri terhadap pembinaan
yang telah diberikan menjadikan sebuah kendala.”
Hasil wawancara peneliti pada tanggal 21 februari 2018 pukul 09.10 di pondok
pesantren Nurul Asna dengan responden berinisial LS.
“Sistem pembinaan kesadaran lingkungan hidup yang ada di Pondok Pesantren Nurul
Asna terbilang cukup kurang. Dikarenakan kurang sadarnya para santri dalam
menjaga kebersihan. Meskipun demikian, sudah ada usaha-usaha yang dilakukan
oleh para santri. Respon santri terhadap sistem pembinaaan kesadaran lingkungan
cukup merespon adanya usaha tersebut. Dilihat dari kebersihan pondok Nurul Asna
sekarang ini, sudah mencerminkan adanya kesadaran akan kebersihan. Manfaat dari
adanya pembinaan kesadaran lingkungan salah satunya adalah supaya para santri
tetap menjaga keberihan di pondok pesantren Nurul Asna. Kendala yang terlihat
adalah kesadaran para santri akan kebersihan pondok. Dan juga kurangnya
pengawasan dari seksi kebersihan dalam mengingatkan santrinya untuk menjaga
kebersihan. Kurangnya pengawasan dari seksi kebersihan dalam mengingatkan
santrinya untuk menjaga kebersihan.”
Hasil wawancara peneliti pada tanggal 21 februari 2018 pukul 09.20 di pondok
pesantren Nurul Asna dengan responden berinisial DNB.
“Pembinaan kesadaran lingkungan hidup yang ada di Pondok Nurul Asna terbilang
masih kurang, karena terkadang piket harian tidak terlaksana dengan baik dan tidak
adanya pengawasan yang cukup dari pengurus santri terhadap santri lain. Respon
santri cukup baik ketika ada yang mengingatkan secara tegas dan diawasi langsung
oleh pengurus santri. Manfaat pembinaan kesadaran lingkungan sangat banyak
terutama bagi santri yang tinggal di Pondok Nurul Asna, salah satunya yaitu tempat
yang bersih akan membuat nyaman bagi santri dalam proses belajar mengajar.
Kendala yang dialami adalah, kadang santri yang mendapat giliran piket tidak sedang
di pondok/pulang/sedang ada urusan diluar pondok,jadi tempatnya tidak dibersihkan.
Atau kadang santri kurang baik dalam membersihkan tempat-tempat tertentu karena
merasa jijik.”
Hasil wawancara peneliti pada tanggal 21 februari 2018 pukul 09.35 di pondok
pesantren Nurul Asna dengan responden berinisial EF.
“Pembinaan yang dilakukan dengan memberikan sangsi untuk yang tidak menaati
peraturan-peraturan kebersihan yang sudah ada dipondok pesantren Nurul Asna yang
telah dibuat oleh devisi kebersihan. Kesadaran lingkungan hidup yang ada di ponpes
Nurul Asna menurut saya masih kurang bagus. Dari pihak pengurusnya juga masih
kurang tanggap terhadap jadwal piket yang dilakukan oleh santri. Kemudian dari
pihak santrinya juga masih kurang akan kesadaran dirinya untuk menjaga lingkungan
sekitar. Respon santri terhadap sistem pembinaan kesadaran lingkungan berbeda –
beda. Ada santri yang merespon baik dan ada juga yang merespon jelek. Karena
santri itu sifatnya macam-macam, ada yang peduli dan ada juga yang pengabai. Akan
tetapi kebanyakan sabtri Nurul Asna merespon baik terhadap pembinaan lingkungan
karena itu sudah peraturan pondok untuk selalu menjaga kebersihan. Manfaat dari
pembinaan kesadaran lingkungan tersebut bagi santri adalah lebih meningkatkan rasa
kepedulian terhadap kebersihan lingkungan dan dapat meningkatkan kesadaran diri
masing-masing santri mengenai bagaimana pentingnya kebersihan lingkungan.
Kendala yang dihadapi ketika menjalankan sistem ini biasanya disebabkan kurangnya
fasilitas yang akan digunakan untuk menjalankan sistem tersebut. Ada lagi ketika
jadwal piket tidak berjalan yang disebabkan santri lupa atau sedang pulang dari
pondok atau mungkin santrinya yang malas.”
Hasil wawancara peneliti pada tanggal 23 februari 2018 pukul 09.00 di pondok
pesantren Nurul Asna dengan responden berinisial SUU.
“Pembinaan kesadaran lingkungan yang ada di ponpes Nurul Asna ini sudah bagus,
tetapi para santri masih belum banyak yang memperhatikan akan lingkungannya
padahal dari pihak pengasuh sudah mengajari bagaimana agar lingkungan tetap
terjaga. Sudah di jelaskan di atas bahwa yang memerhatikan lingkungan pondok itu
tidak banyak karena sifat santri itu sangat beragam. Manfaat dari pembinaan
kesadaran lingkungan itu supaya para santri dapat meningkatkan kesadarannya pada
milik pribadi maupun lingkungannya. Kendalanya yaitu sering terjadinya kelalaian
atau tidak adanya santri yang mendapatkan giliran piket karena berbagai alasan ada
yang pulang,dan lain sebagainya.”
Hasil wawancara peneliti pada tanggal 23 februari 2018 pukul 09.20 di pondok
pesantren Nurul Asna dengan responden berinisial AMS.
“Pembinaan kesadaran lingkungan hidup adakala diberikan melalui pengajian setiap
kegiatan pembelajaran yaitu ketika mengaji pada pagi dan malam. Oleh ustad dan
bapak kiyai para santri diberikan ceramah berupa nasihat dan arahan tentang
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Yang melakukan sistem tersebut adalah
seluruh santri Nurul Asna. Adapun kendala yang dihadapi adalah terjadinya
kemalasan oleh santri yang disebabkan sudah padatnya waktu kuliah dan merasa
capek. Adapun manfaat, lingkungan sekitar menjadi bersih dan nyaman untuk
ditempati.”
Hasil wawancara peneliti pada tanggal 23 februari 2018 pukul 09.10 di pondok
pesantren Nurul Asna dengan responden berinisial IK.
“Pembinaan kesadaran lingkungan hidup yang ada dipondok pesantren Nurul Asna
yaitu para pengurus bisa memberikan contoh dan mengawasi para santri untuk
menjaga kebersihan. Kemudian pembinaan kesadaran lingkungan hidup di pesantren
Nurul Asna dengan diadakannya kegiatan ro‟an. Yang memberikan pembinaan
adalah pengasuh dan ketua pondok dan yang melakukan adalah seluruh santri.santri
melakukannya karena dengan menjaga kebersihan makan akan nyaman karena pada
dasarnya semua akan kembali pada diri sendiri. Adapun manfaat pondok menjadi
bersih, aman dan damai. Kendala yang dihadapi adalah penempatan piket yang
kurang adil, kurang pas dan kurang baik sehingga mengakibatkan kemalasan dalam
menjalankan piket.”
Hasil wawancara peneliti pada tanggal 23 februari 2018 pukul 09.40 di pondok
pesantren Nurul Asna dengan responden berinisial KH.
“Pembinaan yang dilakukan dengan memberikan sangsi untuk yang tidak menaati
peraturan-peraturan kebersihan yang sudah ada dipondok pesantren Nurul Asna.
Pembinaan tersebut di lakukan semua santri Nurul Asna. Kita saling memberikan
peringatan dan melaksanakan sistem pembinaan tersebut. Kalau pengurus bisa
konsekuan dengan peraturan yang ditetapkan para santri akan melaksanakan dengan
tertib peraturan tersebut. Manfaatnya adalah lingkungan menjadi bersih, nyaman dan
enak dipandang. Kendala yang dihapai adalah tidak serius dalam mejalankan
kebersihan yang dianjurkan”
Hasil wawancara peneliti pada tanggal 23 februari 2018 pukul 09.40 di pondok
pesantren Nurul Asna dengan responden berinisial KH.
“Pembinaan kesadaran lingkungan hidup dengan diadakannya kegiatan rutin tiap
bulannya minimal sebulan dua kali. Yang melakukan sistempembinaan tersebut
adalah seluruh santri Nurul Asna. Ada dua kemungkinan yang pertama santri malas
melakukan peraturan kebersihan ketika pengurus lalai atau disengaja tidak menaati
peraturan. Yang kedua santri melaksanakan tatatertib peraturan. Manfaatnya adalah
ketika ada tamu tidak memalukan karena pondok terlihat bersih dan tertata rapi.
Kendala yang dihadapi adalah alat yang kurang lengkap. Waktu yang kurang tepat.
Terkadang ada santri yang pulang dan penfen main ke JB. Jadi pelaksanaan kurang
sempurna”
Hasil wawancara peneliti pada tanggal 26 februari 2018 pukul 10.10 di pondok
pesantren Nurul Asna dengan responden berinisial MW.
“Untuk menjaga kebersihan lingkungan pondok pesantren diwajibkan setiap santri
melakukan piket sesuai jadwalnya masing-masing seperti halnya menyapu, mengepel
dan membuang sampah, itu dilakukan setiap harinya agar pondok ini terlihat bersih
dan juga asri. Tidak semua santri memiliki kesadaran bahwa seharusnya dia harus
piket pada haru itu, sehingga pengurus kebersihan harus mengingantkan siapa yang
telah piket pada hari itu. Manfaat diadakannya piket setiap harinya yaitu, pondok
akan terlihat bersih sehingga para santri akan lebih nyaman berada pada lingkungan
pondok pesantren ini. Untuk kendala yang setiap harinya terjadi yaitu, lupanya santri
akan mendapatkan jatah piket tersebut.”
Hasil wawancara peneliti pada tanggal 26 februari 2018 pukul 10.40 di pondok
pesantren Nurul Asna dengan responden berinisial RQ.
“Pembinan kesadaran lingkungan hidup Nurul Asna yaitu dengan pembagian piket
yang harus dilaksanakan setiap hari juga tentu dengan membung sampah pada
tempatnya bukan hanya itu santri – santri juga diwajibkan ada tempat membuang
sampah di paling ujung kamar. Respon yang diterima santri – santri Nurul Asna
begitu baik dan mereka juga selalu menaati peraturan tersebut. Manfaat yang didapat
dari pembinaan tersebut santri – santri Nurul Asna menjadi lebih nyaman dalam
menempati pondo Nurul Asna dan juga ketika dipandang pegitu indah dan
menyejukkan. Dan kendala yang hadapi yaitu terkadang banyak santri yang mudik
sehingga terlalu kesulitan dalam pembagian tempat bersih – bersih”.
Hasil wawancara peneliti pada tanggal 26 februari 2018 pukul 11.10 di pondok
pesantren Nurul Asna dengan responden berinisial APA.
“Bahwa sistem pembinaan kesadaran lingkungan juga dengan memberikan slogan-
slogan tentang kebersihan dan ditempelkan ditiap gedung. Bunyi slogannya seperti
jagalah kebersihan, kebersihan sebagian dari iman dll. Untuk menjaga kebersihan
lingkungan pondok pesantren santri diwajibkan membuang sampah pada tempat
sampah yang telah di sediakan. Tetapi kurangnya kesadaran para santri untuk
membuang sampah terutama saat setelah memasak masih sangat kurang sehingga
masih banyak sampah yang terletak diarea dapur. Dalam salah satu peraturan pondok
telah diwajibkan untuk tidak menaruh pakaian kotor dalam ember dan harus segera
dicuci, Sangat baik dan juga dilaksanakan, tetapi terkadang ada juga santri yang
mungkin lupa akan hal itu, sehingga sebagai pengurus pondok harus saling
mengingatkan supaya hal-hal yang kurang baik tidak di lakukan. Manfaat dari itu
diharapkan kebersihan dilingkungan pondok tetap bersih, rapi, dan tidak terlihat
kumuh. Masih adanya santri yang menumpuk pakaian kotor dalam ember dan juga
tidak segera membuang sampah di setiap gedung ke tempat pembuangan sampah
utama jika sudah penuh sehingga menjadikan kendala untuk pengurus kebersihan.”
Hasil wawancara peneliti pada tanggal 23 februari 2018 pukul 09.40 di pondok
pesantren Nurul Asna dengan responden berinisial KH.
“Pembinaan kesadaran lingkungan hidup yang ada diponpes Nurul Asna melalui
pembelajaran yang ada di pesangren Nurul Asna. Yaitu dengan diberikannya motifasi
akan pentingnya kebersihan dalam kaidah islam yang mana dijelaskan dalam kitab
yang diajarkan dalam pembelajaran dipesantren. Terkadang pembinaan juga di
lakukan oleh pengasuh pondok dengan mengontrol para santri untuk menjaga
kebersihan dan melaksanakan peraturan kebersihan setiap pagi. Para santri
meresponnya dengan baik karena dengan kita menjaga kebersihan maka akan
terhindar dari berbagai macam penyakit dan lingkungan menjadi enak untu dihuni.
Dan juga akan ikut serta dalam menjalankan hidup sehat. Kendala yang dihadapi
adalah dikarenakan banyaknya santri dan hidup secara bersama makan akan
mendapai santri yang memeang suka bersih-bersih dan ada yang tidak suka bersih-
bersih atau kemproh. Manfaat dari pembinaan kesadaran lingkungan hidup adalah
para santri terhindar dari berbagai macam penyakit. Lingkungan sekitar dipandang
menjadi nyaman dan enak. Dan juga barang-barang akan menjadi awet karena tidak
diselehke sembarangan.”
Hasil wawancara peneliti pada tanggal 26 februari 2018 pukul 13.00 di pondok
pesantren Nurul Asna dengan responden berinisial DR.
“Pembinaan kesadaran kebersihan lingkungan di PP. NURUL ASNA dilakukan
dengan adanya jadwal piket harian yang dibuat oleh devisi kebersihan pondok.
Kesadaran para santri bisa dibilang masih kurang. Respon para santri tentunya ada
yang pro dan kontra. Seiring berjalannya waktu kesadaran mereka mulai tumbuh.
Kendala yang dihadapi biasanya berupa ocehan-ocehan antar santri.”
DOKUMENTASI
( Piket Membuang Sampah )
( Piket Menyapu )
( Wawancara Dengan Ustadz )
( Wawancara Dengan Santri Putra )
( Pondok Putra Nurul Asna )
( Pondok Putri Nurul Asna )
( Wawancara Dengan Santri Putri )
( Wawancara Dengan Santri Putri )
( Slogan Kebersihan )
(Slogan Kebersihan )
( Rutinan Bersih-Bersih Pondok )
( Tempat jemuran )
( Kolam Ikan Pohon Jambu Dan Halaman Parkir )
( Kamar Mandi )
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Kuni Sa‟adati
NIM : 111-12-116
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Dosen Pembimbing : Drs.Abdul Syukur, M.Si.
No. Jenis Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Skor
1.
Orientasi Pengenalan Akademik dan
Kemahasiswaan (OPAK) dengan
Tema “ Progresifitas Kaum Muda,
Kunci Perubahan Indonesia”.
05-07 September 2012 Peserta 3
2.
Orientasi Pengenalan Akademik dan
Kemahasiswaan (OPAK) Jurusan
Tarbiyah dengan tema “
Mewujudkan Gerakan Mahasiwa
Tarbiyah sebagai Tonggak
Kebangkitan Pendidikan Indonesia”
08-09 September 2012 Peserta 3
3.
Orientasi Dasar Keislaman (ODK)
dengan Tema “ Membangun
Karakter Keislaman Bertaraf
Internasional di Era Globalisasi
Bahasa”
10 September 2012 Peserta 2
4.
Piagam Penghargaan Seminar
Entrepreneurship dan Perkoperasian
2012 dengan tema “ Explore Your
Entrepreneurship Talent” oleh
MAPALA MITAPASA dan KSEI
STAIN Salatiga
11 September 2012 Peserta 2
5.
Achievment Motivation Training
(AMT) dengan Tema “ Dengan
AMT, Bangun Karakter Raih
Prestasi”
12 September 2012 Peserta 2
6.
Library User Education (Pendidikan
Pemakai Perpustakaan) oleh UPT
Perpustakaan STAIN Salatiga
13 September 2012 Peserta 2
7. Pra Youth Leadership Training
dengan tema “Surat Cinta Pembasmi 06 Oktober 2012 Peserta 2
Galau”.
8.
Bakti Sosial ke-VI forum Mahasiswa
Temanggung di Salatiga dengan
tema “Membuka diri dengan rendah
hati menuju pribadi suci”.
28 Oktober 2012 Peserta 3
9.
Orasi Kebangsaan Dan Seminar
Nasional Hmpi Dengan Tema
“Menyongsong Undang-Undang
Pendidikan Tinggi: Tantangan,
Peluang, Dan Harapan Untuk
Indonesia”
10 November 2012 peserta 8
10.
Tabligh Akbar bertajuk “Tafsir
Tematik dalam Upaya Menjawab
Persoalan Israel dan Palestina”.
1 Desember 2012 Peserta 2
11.
Kegiatan Bersih Kota dengan tema “
TEMANGGUNG BERSIH
TEMANGGUNG BERSENYUM”
22 Desember 2012 Panitia 3
12. Sertifikat pengajian akbar Maulid
Nabi SAW 26 Januari 2013 Panitia 3
13.
Penyuluhan Bank Sampah di Desa
Kuto Anyar, Kec. Kedu, Kab.
Temanggung.
12 Januari 2013 Panitia 3
14.
Kegiatan Bersih Kota dengan Tema “
Mari Jaga Kebersihan dan Bersama
kita nikmati”.
07 April 2013 Panitia 3
15.
Buka Bersama dengan tema
“Sucikan Hati di Bulan Suci melalui
Ridho Ilahi”
27 Juli 2013 Panitia 3
16.
Panitia Kegiatan Kuliah Subuh
Ramadhan 1435h Remaja Masjid Al
Mukarromah Dompon Purworejo
9 juli – 4 agustus 2013 Panitia 3
17.
Masa Ta‟aruf Dengan Tema “
Making An Incredible Youth
Generation”
6 September 2013 Peserta 2
18. Malam Keakraban Keluarga Baru
dengan tema “Satukan Tujuan” 07-08 September 2013 Panitia 2
19.
Bakti Sosial ke-VII Forum
Mahasiswa Temanggung di Salatiga
dengan tema “Ikut Serta
Menumbuhkan Kecintaan
Masyarakat terhadap Pendidikan.
13-16 Oktober 2013 Panitia 2
20. Kegiatan Tanam Seribu Pohon 21 November 2013 Panitia 2
21.
Seminar Regional Dengan Tema
“Pengembangan Program Studi
Komunikasi Dan Penyiaran Islam
Serta Kualitas Lulusan”
28 November 2013 Peserta 2
22.
Bersih Kota dengan tema “Kita
Sehat dan Sadar Lingkungan yang
bersih.
12 Januari 2014 Panitia 3
23. Piagam Penghargaan Maulid Nabi
SAW 17 Januari 2014 Panitia 3
24. Bersih Kota dengan tema Formatas
Peduli Lingkungan. 16 Februari 2014 Panitia 3
25.
Penyuluhan Pengelolaan Sampah
dengan tema “Pemanfaatan Kembali
Sampah Organik, Non Organik dan
Penyikapan Sampah Residu.
16 Maret 2014 Panitia 3
26.
Kegiatan Sepeda Santai Untuk
Memperingati Hari Kartini Oleh
Organisasi Remaja Bakti Muda
Dompon (ORBID)
13 April 2014 Panitia 3
27.
Diklat Keprofesian Dengan Tema
“Mencerahkan Dunia Pendidikan
Melalui Kreatifitas Guru”
13-14 Mei 2014 Peserta 4
28.
Buka Bersama dengan tema “
Indahnya Kebersamaan di Bulan
Ramadhan.
13 Juli 2014 Panitia 2
29.
Malam Keakraban Keluarga Baru
Dengan tema Bersama Membuka
Pintu Ilmu dalam Satu Wadah
Keluarga.
14-15 September 2014 Panitia 3
30.
Piagam Penghargaan Dengan Tema
“Mempertegas Peran Pendidikan
Dalam Mencerahkan Masa Depan
Anak Bangsa”
19 November 2014 Peserta 2
31.
Kegiatan Perbandingan Bahasa Arab
Bahasa Inggris atau Comparison
English Arabic.
27 November 2014 Peserta 2
32.
Gema Ittaqo dengan tema “
Membentuk Spirit Mahasiswa Dalam
Bidang Bahasa Arab.
29 November 2014 Panitia 3
33. Penyelenggaraan Pengajian Akbar
Maulid Nabi Saw 25 Januari 2015 Panitia 3
34. Penghijauan Hutan Gunung Sindoro 08 Februari 2015 Panitia 3
top related