pembahasan kasus ocd
Post on 19-Jan-2016
63 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Usia : 59 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMP (tamat)
Status : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jakarta
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 4 Maret 2014, pukul
10.30 WIB di Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan.
A. Keluhan Utama
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan untuk kontrol rutin
dan meminta resep karena obat yang dikonsumsi sudah habis.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan untuk kontrol rutin
dan meminta resep karena obat yang dikonsumsi sudah habis. Pasien masih sering
melakukan kegiatan berulang-ulang yang menganggu kegiatannya sehari-hari. Saat
ini pasien mengeluh masih ragu-ragu saat melakukan wudhu yaitu pasien mengeluh
masih sering wudhu berulang-ulang sampai kurang lebih sepuluh kali pada saat akan
memulai wudhu. Pasien juga menyatakan menyatakan kadang pada saat shalat merasa
takut bahwa kata “bismillah” yang diucapkannya tidak benar sehingga shalatnya tidak
diterima oleh Tuhan. Bila pasien sedang dalam perasaan tidak nyaman atau sedang
kesal sesaat menjelang sholat maka biasanya pasien mengucapkan kata “bismillah”
kurang lebih tujuh kali namun bila sedang dalam perasaan nyaman dan tidak kesal
pasien hanya mengulang kata “bismillah” sekitar 3 kali. Pasien menyatakan bahwa
kegiatan berulang-ulang mengucapkan “bismillah” itu selalu dilakukan setiap kali saat
pasien sholat. Selain itu pasien juga mengaku saat sholat, takbir dapat dilakukan
1
berulang berkali-kali sampai pasien merasa takbir yang dilakukan sudah benar. Pasien
juga menyatakan bahwa suami sering mengingatkan pasien untuk hanya melakukan
sekali saja tidak usah berulang-ulang, bahwa hal tersebut juga harus dirubah oleh diri
sendiri, tidak hanya dengan minum obat saja. Namun pasien belum bisa
menghilangkan kebiasaan tersebut. Pasien juga mengungkapkan bahwa dia jarang
pergi sholat berjamaah di masjid, atau mengikuti imam saat sholat karena pasien
masih ragu-ragu jadi sering ketinggalan, karena harus melakukan takbir berulang-
ulang. Namun kadang-kadang pasien ikut pengajian bersama.
Pasien juga menyatakan bahwa pada saat mandi pasien juga membutuhkan
waktu yang cukup lama yaitu sekitar kurang lebih 30-40 menit, karena pasien merasa
belum bersih saat mandi dan dia terus menggosok tubuhnya berulang-ulang sampai
merasa tubuhnya sudah benar-benar bersih. Hal ini juga terjadi saat mencuci tangan
baik sebelum atau sesudah makan dimana pasien membutuhkan waktu yang lebih
lama dari biasanya. Pasien hanya menggunakan sabun sekali saja tetapi pasien terus
menggosok tangannya saat mencuci tangan dengan sabun sampai pasien merasa
bersih.
Pasien mengaku bahwa ia merasa tidak nyaman dengan kondisi ini dan pasien
tidak menyukai pikiran tersebut. Pasien merasa bahwa apa yang dia alami adalah
sesuatu yang salah yaitu suatu penyakit dan pasien ingin sembuh. Pasien menyangkal
melakukan kegiatan berulang-ulang seperti pada saat mengunci pintu, membersihkan
ruangan, atau aktivitas sehari-hari yang lain selain wudhu, mandi, dan mencuci
tangan. Pasien mengaku tidak mengalami gangguan pada saat tidur di malam hari.
Pasien dapat tidur dengan nyenyak saat malah hari.Menurut pasien, ia tidak pernah
marah-marah sendiri tanpa sebab yang jelas. Namun pasien mengaku sering
memikirkan masalah ekonomi keluarga yang menurut pasien kadang masih menjadi
masalah karena hanya dari pensiunan suami sedangkan pasien tidak memiliki
penghasilan dan tidak punya usaha lain sebagai tambahan penghasilan keluarga.
Mulanya keluhan pasien dirasakan sejak tahun 2001. Pasien menyatakan
keluhan tersebut muncul tiba-tiba tanpa ada pemicu atau masalah sebelumnya yang
dialami pasien. Pasien mengaku lupa alasan mengapa suka mengulang-ulang dalam
mengucapkan kata “bismillah” sesaat sebelum wudhu. Pasien merasa bahwa
keluhannya berkurang menjadi lebih enak apabila sudah meminum obat yang
2
diberikan oleh dokter. Pasien merasa menjadi lebih lega dengan obat yang diberikan
oleh dokter sehingga sampai saat ini pasien selalu rutin untuk kembali kontrol dan
meminta resep obat bila habis dan pasien berobat selalu ditemani oleh suami, karena
pasien takut untuk bepergian sendiri keluar rumah semenjak pasien sakit. Pasien juga
kadang-kadang merasa takut saat sedang duduk-duduk sendiri.
Pasien menyangkal pernah melihat adanya bayangan atau penampakan yang
hanya dilihat oleh pasien. Pasien juga mengaku tidak pernah merasakan sesuatu rasa
yang berbeda seperti manis, asin, pedas, pahit, pada lidahnya saat pasien sedang tidak
makan. Pasien mengatakan tidak pernah merasakan menghidu bau-bauan yang hanya
dihidu oleh dirinya sendiri sedangkan lingkungan sekitarnya tidak menghidu bau yang
dikeluhkan pasien. Selain itu pasien juga mengungkapkan bahwa tidak pernah
merasakan di sekujur tubuhnya seperti ada yang meraba atau merayapi. Pasien juga
menyangkal saat menonton televisi pembawa acara mengejek atau menertawakan
pasien. Pasien juga tidak pernah merasa seolah-olah rumah pasien menjadi lebih besar
atau lebih kecil daripada biasanya. Pasien juga tidak pernah merasa bahwa dirinya
bukan dirinya sendiri atau saat bercermin melihat bayangan dirinya bukan diri sendiri.
Pasien juga menyatakan tidak pernah merasa pikirannya menjadi kosong seperti isi
pikirannya diserap atau diambil orang lain. Pasien juga menyangkal pernah
merasakan isi pikirannya diketahui atau dapat didengarkan orang lain, maupun
dikontrol orang lain.
Sebelumnya pasien tidak mempunyai riwayat trauma kepala sehingga
kemungkinan besar tidak adanya gangguan mental organik. Pasien mengungkapkan
bahwa di keluarganya tidak ada yang mengalami keluhan yang sama seperti pasien.
Pasien juga mengaku tidak pernah mengkonsumsi atau memiliki riwayat
menggunakan zat psikotropik (NAPZA), alkohol, dan merokok.
Saat ini suasana perasaan pasien adalah biasa-biasa saja. Pasien masih dapat
melakukan aktivitas sehari-hari untuk menjaga higienitas dirinya sendiri seperti mandi
sendiri serta melakukan beberapa pekerjaan rumah di antaranya menyapu, memasak,
mencuci, mengepel, dan menyetrika. Tidak ada masalah dalam pola dan nafsu makan
pasien. Saat ini pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga dan juga memiliki kesibukan
lain seperti mengurus kedua cucunya. Pasien mengaku tidak pernah berolahraga.
3
Pasien adalah seorang ibu dari 3 orang anak. Anak pertama dan ketiga laki-
laki sedangkan anak kedua perempuan. Pasien juga telah memilki 3 orang cucu. Saat
ini pasien tinggal di rumahnya sendiri bersama suaminya yang sudah pensiun
sedangkan ketiga anaknya telah berumah tangga dan tinggal terpisah dari rumah
pasien. Suami pasien adalah pensiunan dari Departemen Pertanian. Pasien dan
suaminya saling membantu dalam hal mengerjakan pekerjaan rumah dan mengurus
kedua cucu mereka yang ditipkan oleh anak pasien sesaat sebelum berangkat kerja.
Menurut pasien, ia dilahirkan secara normal dan tidak ada penyulit selama masa
kandungan maupun proses persalinan. Pasien mengenyam pendidikan hanya sampai
kelas 3 SMP dikarenakan faktor ekonomi keluarga yang tidak mencukupi. Pasien
adalah anak ke-2 dari enam bersaudara. Hubungan pasien dengan kakak dan adik-
adiknya juga terjalin baik.
Hubungan pasien dengan anggota keluarga terjalin baik termasuk dengan
suami dan anak-anaknya. Pasien tidak pernah merasa takut untuk berinteraksi dengan
orang lain atau berada di tempat keramaian. Pasien tidak pernah merasa orang lain
sedang membicarakan atau menertawakan pasien. Pasien dapat bersosialisasi dengan
baik terhadap tetangganya. Pasien mengaku masih sering mengikuti kegiatan kumpul
bersama tetangga, kumpul keluarga seperti arisan, dan rutin mengikuti pengajian satu
kali dalam seminggu. Kebutuhan sehari-hari pasien yaitu melalui dana pensiunan
suami yang dahulunya bekerja sebagai pegawai di Departemen Pertanian serta
mendapat bantuan finasial dari ketiga anaknya yang sudah bekerja. Namun anak-anak
tidak rutin membantu tergantung pendapatan bila lebih maka mereka memberikan
uang kepada pasien dan suami. Untuk biaya kesehatan dan pengobatan pasien
menggunakan jasa asuransi kesehatan (ASKES). Pasien seorang pemeluk agam Islam
yang taat beribadah, rajin sholat 5 waktu, dan rutin mengikuti pengajian di masjid.
Saat ini pasien memiliki keinginan untuk sembuh dimana pasien tidak perlu lagi
melakukan kegiatan yang berulan-ulang dan bisa beraktivitas di luar atau bepergian
sendiri tanpa harus selalu ditemani suami.
Pada saat anamnesa terlihat intelektual pasien cukup baik yaitu saat ditanya
siapa gubernur DKI Jakarta, pasien dapat menjawab dengan benar, begitu juga saat
ditanya siapa presiden RI, Pasien juga dapat menjawab dengan benar saat ditanya arti
peribahasa yaitu air susu dibalas dengan air tuba. Penilaian terhadap waktu, tempat,
situasi dan personal juga baik. Penilaian terhadap ingatan jangka panjang, pendek,
4
dan segera juga baik, terbukti dengan pasien masih dapat bercerita tentang
sekolahnya sejak SD dan SMP, dan pasien datang ke rumah sakit dengan kendaraan
umum bersama suaminya, dapat mengingat dan mengulang nama anggota tubuh yang
diucapkan oleh pemeriksa. Saat diberikan perumpamaan bila ada anak kecil ingin
menyebrang jalan di tempat ramai, pasien dapat menjawab akan membantu
menyeberang jalan. Saat ditanyakan tiga keinginan atau cita-cita yang ingin dipenuhi
pasien saat ini adalah pasien ingin sembuh dan dapat melakukan aktivitas di luar
serta bepergian sendiri tanpa selalu ditemani suami.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Tidak ada riwayat gangguan psikiatri sebelumnya
2. Riwayat Gangguan Medik
Tidak ada riwayat gangguan medik sebelumnya
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif / Alkohol
Tidak ada riwayat penggunaan zat psikoaktif, alkohol, dan merokok.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Pranatal
Pasien dilahirkan dalam proses persalinan normal dan tidak ditemukan adanya
penyulit selama masa dalam kandungan maupun saat proses persalinan.
2. Riwayat Masa Kanak-Kanak dan Remaja
Pasien tumbuh dan berkembang sesuai usia sebagaimana anak seusianya
usianya sehingga pasien tidak terdapat gangguan dalam masa pertumbuhan
dan perkembangannya. Pasien mengaku pernah mengenyam pendidikan hanya
sampai tamat kelas 3 SMP. Prestasi pasien selama menjalani pendidikan
tersebut termasuk biasa-biasa saja dan tidak ada yang menonjol. Pasien tidak
pernah tinggal kelas.
3. Riwayat Masa Akhir Anak – Anak
Pasien tumbuh dengan baik dan tidak terdapat masalah dalam kehidupan
sosial.
5
4. Riwayat Pendidikan
Pasien mengaku pernah mengenyam pendidikan sampai tamat kelas 3 SMP.
Prestasi pasien selama menjalani masa pendidikan termasuk biasa-biasa saja
dan tidak ada yang menojol. Pasien mampu bersosialisasi dengan teman-teman
disekolahnya.
5. Riwayat pekerjaan
Pasien hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan aktivitas sehari-hari
yaitu mengerjakan pekerjaan rumah seperti mencuci, memasak, menyapu,
mengepel, dan mengurus kedua cucunya.
6. Riwayat agama
Pasien seorang pemeluk agam Islam yang taat dalam menjalankan ibadahnya,
rajin sholat lima waktu, serta rutin mengikuti pengajian
7. Aktivitas sosial
Aktivitas sosial yang dijalankan pasien yaitu bergaul dengan lingkungan
sekitarnya termasuk dengan para tetangga, ikut dalam kegiatan kumpul
keluarga seperti arisan keluarga, dan rutin mengikuti pengajian. Pasien dapat
bersosialisasi dan berinteraksi dengan baik saat bertemu dengan orang banyak.
E. Hubungan dengan keluarga
Hubungan pasien dengan keluarganya terjalin baik termasuk dengan suami serta
anak, menantu, dan cucunya.
F. Riwayat Keluarga
Tidak ada anggota keluarga pasien yang memiliki gejala serupa dengan pasien
G. Riwayat Situasi Sosial Sekarang
Pasien seorang perempuan, berusia 58 tahun, berstatus menikah dengan seorang
suami, dan pasien adalah ibu dari 3 orang anak. Saat ini tinggal bersama
suaminya di rumah milik pasien sendiri di Cipinang sedangkan ketiga anaknya
sudah.berumah tangga dan tinggal terpisah dari pasien, namun berdekatan. Saat
ini pasien ingin sembuh dan beraktivitas seperti layaknya orang normal. Pasien
juga ingin dapat berakvitas di luar rumah atau bepergian sendiri tanpa harus selalu
ditemani oleh suami Untuk biaya hidup sehari-hari diperoleh melalui dana
6
pensiunan suami yang dahulunya bekerja sebagai pegawai di Departemen
Keuangan serta terkadang mendapat bantuan finasial dari ketiga anaknya yang
sudah bekerja. Biaya kesehatan serta biaya pengobatan pasien menggunakan jasa
asuransi kesehatan (ASKES).
H. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya
Harapan pasien adalah pasien ingin sembuh selayaknya orang normal dan mampu
beraktivitas atau bepergian sendiri tanpa selalu didampingi suami.
III. STATUS MENTAL
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Pasien perempuan usia 58 tahun, tampak sesuai dengan usia, berpakaian rapi,
ekspresi tenang, perawatan diri baik, dan warna kulit sawo matang.
2. Kesadaran
Kesadaran umum : Compos Mentis.
Kontak psikis : Dapat dilakukan pasien dan cukup wajar.
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Cara berjalan : Baik.
Aktifitas psikomotor : Pasien kooperatif, kontak mata baik, tidak ada
gerakan involunter dan pasien masih dapat fokus serta menjawab
pertanyaan dengan baik.
4. Pembicaraan
Kuantitas : Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan
dokter dengan baik dan pasien mampu mengungkapkan isi hatinya
dengan cukup jelas.
Kualitas : Bicara spontan, volume bicara kecil, artikulasi
jelas, pembicaraan terarah dan dapat dimengerti.
5. Sikap Terhadap Pemeriksa
Pasien kooperatif.
B. KEADAAN AFEKTIF
1. Mood : Biasa-biasa saja.
2. Afek : Luas.
7
3. Keserasian : Mood dan afek serasi.
4. Empati : Pemeriksa dapat meraba rasakan perasaan pasien saat
ini.
C. FUNGSI INTELEKTUAL/KOGNITIF
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan
Taraf pendidikan
Pasien mengaku hanya sekolah sampai tamat SMP. Prestasi pasien biasa-
biasa saja dan tidak menonjol selama menempuh pendidikan, serta tidak
pernah tinggal kelas.
Pengetahuan umum
Baik, karena pasien dapat menjawab dengan tepat ketika ditanya tentang
siapa presiden RI saat ini dan sebelumnya. Pasien juga dapat menjawab
saat ditanya siapa Gubernur DKI Jakarta saat ini
2. Daya konsentrasi
Baik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik dari awal sampai
dengan selesai dan mampu menjawab dengan benar pertanyaan 100-7 = 93.
3. Orientasi
Waktu : Baik, pasien mengetahui waktu saat berobat yaitu siang hari.
Tempat : Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang berada di
poliklinik psikiatri RSUP Persahabatan.
Orang : Baik, pasien mengetahui bahwa pemeriksa adalah dokter.
Situasi : Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang berobat dan
diperiksa oleh dokter.
4. Daya ingat
Daya ingat jangka panjang
Baik, pasien masih dapat mengingat dimana SD dan SMP tempat dia
sekolah.
Daya ingat jangka pendek
Baik, pasien datang ke RS. Persahabatan menggunakan angkutan umum
ditemani oleh suaminya.
8
Daya ingat segera
Baik,optimal, pasien dapat mengulang kembali lima nama anggota tubuh
yang diberikan oleh pemeriksa secara berurutan.
Akibat hendaya daya ingat pasien
Tidak terdapat hendaya daya ingat pada pasien ini.
5. Pikiran abstrak
Cukup baik, pasien mengerti makna dari pribahasa “air susu dibalas dengan
air tuba” yang diberikan oleh pemeriksa.
6. Bakat kreatif
Pasien tidak memiliki bakat kreatif
7. Kemampuan menolong diri sendiri
Baik, pasien dapat mengerjakan segala sesuatunya sendiri dan mampu
mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain.
D. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi dan ilusi
Halusinasi : tidak terdapat halusinasi auditorik, visual, olfaktorik,
gustatorik, dan taktil.
Ilusi : tidak terdapat ilusi pada pasien.
2. Depersonalisasi dan derealisasi
Depersonalisasi : Tidak terdapat depersonalisasi pada pasien.
Derealisasi : Tidak terdapat derealisasi pada pasien.
E. PROSES PIKIR
1. Arus Pikir
Produktivitas : Baik, pasien dapat menjawab spontan bila diajukan
pertanyaan, banyak ide-ide yang diutarakan pasien.
Kontinuitas : Baik, koheren.
Hendaya : Tidak terdapat hendaya berbahasa pada pasien ini.
2. Isi Pikiran
Preokupasi : Preokupasi tentang kebersihan dan membaca
“Bismillah” (obsesif kompulsif)
9
Gangguan pikiran : Tidak terdapat waham pada pasien.
F. PENGENDALIAN IMPULS
Baik, pasien dapat mengendalikan dirinya sendiri serta melakukan wawancara
dengan baik.
G. DAYA NILAI
1. Norma Sosial
Pasien dapat besosialisasi dengan baik terhadap lingkungan sekitarnya.
2. Uji Daya Nilai
Baik, pasien dapat menjawab ketika diberi suatu perumpamaan, yaitu jika ada
anak kecil ingin menyeberang di jalan raya yang ramai pasien akan membantu
anak tersebut menyeberangi jalan
3. Penilaian realitas
Baik, pasien tidak terdapat gangguan dalam menilai realita.
H. PERSEPSI PASIEN TERHADAP DIRI DAN KEHIDUPANNYA
Berdasarkan penilaian pemeriksa terhadap pasien yaitu saat ini sadar bahwa ia
sedang sakit dan pasien memiliki keinginan untuk sembuh.
I. TILIKAN / INSIGHT
Tilikan derajat 6, dimana pasien sadar bahwa dirinya sedang sakit dan pasien
ingin sembuh
J. TARAF DAPAT DIPERCAYA
Pemeriksa memperoleh kesan secara menyeluruh bahwa jawaban pasien dapat
dipercaya, karena pasien konsisten terhadap setiap pertanyaan yang diberikan.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
1. Keadaan umum : Baik, Compos Mentis
2. Tanda vital
- Tekanan darah : 110/80 mmHg
- Frekuensi nadi : 78 x per menit
- Frekuensi napas : 20 x per menit
- Suhu : Afebris
10
3. Bentuk badan : Kesan dalam batas normal
4. Sistem kardiovaskular : Tidak ada kelainan
5. Sistem muskuloskeletasl : Tidak ada kelainan
6. Sistem gastrointestinal : Tidak ada kelainan
7. Sistem urogenital : Tidak ada kelainan
8. Gangguan khusus : Tidak ada kelainan
b. Status Neurologis
1. Saraf Kranial : Kesan dalam batas normal
2. Saraf motorik : Kesan dalam batas normal
3. Sensibilitas : Kesan dalam batas normal
4. Susunan saraf vegetatif : Tidak ada kelainan
5. Fungsi luhur : Tidak ada kelainan
6. Gangguan khusus : Tidak ada kelainan
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien perempuan berumur 58 tahun datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP
Persahabatan untuk kontrol rutin dan meminta resep karena obatnya habis.
Pasien mengeluh masih sering melakuakn wudhu berulang-ulang sampai
kurang lebih 10 kali. Pasien merasa takut bahwa kata wudhu yang
dilakukannya tidak benar dan pasien masih merasa najis atau kotor.
Pasien mengatakan pada saat shalat sering mengucapkan “bismillah”
berulang-ulang sebanyak 10 kali. Pasien merasa takut ucapan “bismillah” nya
tidak diucapkan dengan benar sehingga shalatnya tidak sah.
Pasien juga mengungkapkan bahwa pada saat mandi pasien membutuhkan
waktu yang cukup lama yaitu sekitar 40 menit. Pasien merasa belum bersih
dan terus menggosok tubuhnya berulang-ulang.
Begitu pula halnya saat mencuci tangan pasien membutuhkan waktu yang
lebih lama dari biasanya. Pasien terus menggosok tangannya saat mencuci
tangan sampai pasien merasa bersih.
Pasien mengaku bahwa ia merasa tidak nyaman dengan kondisi ini dan pasien
tidak menyukai pikiran tersebut.
11
Keluhan ini sudah berlangsung sejak tahun 2001.
Pasien menyangkal adanya rasa sedih berlebihan, kehilangan minat, dan rasa
mudah lelah. Pasien juga menyangkal adanya aktivitas fisik atau mental yang
berlebihan.
Pasien tidak pernah mengalami riwayat trauma.
Pasien bukan seorang perokok ataupun pengguna obat-obatan terlarang
(NAPZA) dan alcohol.
Penilaian terhadap uji daya nilai , orientasi terhadap waktu, tempat dan
personal baik.
Selama wawancara berlangsung, pasien cenderung untuk terbuka terhadap
semua pertanyaan.
Pasien lahir secara normal, tanpa ada penyulit serta cacat bawaan.
Pasien hanya mengenyam pendidikan sampai tamat kelas 3 SMP dengan
prestasi biasa-biasa saja, tidak menonjol, dan tidak pernah tinggal kelas.
Sejak kecil pasien menganut agama islam, dan dibesarkan di keluarga yang
taat beribadah.
Pasien tidak pernah mengalami gangguan kesehatan, tekanan darah 110/80
mmHg, nadi 78 x per menit, Respiratory rate 20x per menit, suhu afebris.
Pasien adalah seorang ibu dari 3 orang anak. Pasien juga telah memilki 3
orang cucu. Saat ini pasien tinggal di rumahnya sendiri di daerah Cipinang
bersama suaminya yang sudah pensiun sedangkan ketiga anaknya telah
berumah tangga dan tinggal terpisah dari rumah pasien namun berdekatan.
Pasien dan suaminya saling membantu dalam hal mengerjakan pekerjaan
rumah dan mengurus kedua cucu mereka yang ditipkan oleh anak pasien
sesaat sebelum berangkat kerja. Kebutuhan sehari-hari pasien didapat melalui
dana pensiunan suami yang dahulunya bekerja sebagai pegawai di
Departemen Pertanian serta terkadang mendapat bantuan finasial dari ketiga
anaknya yang sudah bekerja. Untuk biaya kesehatan dan pengobatan pasien
menggunakan jasa asuransi kesehatan (ASKES). Pasien masih sering
memikirkan masalah ekonomi yang menurut pasien sering mengganggu
pikirannya karena hanya berasal dari pensiun suami saja dan tidak ada
penghasilan lain.
Pada pasien ini didapatkan gejala sedang (moderate) dan disabilitas sedang.
12
VI. FORMULASI DIAGNOSIS
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada
pasien terdapat kelainan pola perilaku dan psikologis yang secara klinis bermakna
sehingga dapat menyebabkan timbulnya distress dan disabilitas dalam fungsi sehari-
hari maka pasien dikatakan menderita gangguan jiwa.
Diagnosis Aksis I
Pasien ini tidak memiliki riwayat trauma kepala ataupun penyakit yang dapat
mengakibatkan disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat kesadaran,
daya konsentrasi, orientasi, serta fungsi kognitif pasien yang masih baik
sehingga pasien ini bukan penderita gangguan mental organik (F.0).
Berdasarkan anamnesis tidak didapatkan riwayat konsumsi obat psikoaktif
(NAPZA) serta tidak ditemukan riwayat mengkonsumsi alkohol dan merokok
sehingga pasien ini bukan menderita gangguan mental dan perilaku akibat
zat psikoaktif atau alkohol (F.1).
Pada pasien ini tidak ditemukan adanya gangguan dalam menilai realita, yang
ditandai dengan tidak adanya waham dan halusinasi sehingga pasien ini
bukan menderita gangguan psikotik (F.2).
Pada pasien ini tidak ditemukan mood yang meningkat, aktivitas fisik dan
pembicaraan meningkat, makan pasien ini bukan pasien mania. Pasien juga
tidak mengalami mood yang menurun, kehilangan minat dan kegembiraan,
penurunan aktivitas fisik, maka pasien ini bukan menderita gangguan
depresi. Karena pasien ini tidak ditemukan adanya mania dan depresi, maka
pasien ini bukan menderita gangguan perasaan afektif atau mood (F.3).
Saat ini didapatkan kebiasaan perilaku pasien dalam hal pengulangan dalam
berwudhu, menggosok tubuh saat mandi, saat mencuci tangan, serta membaca
“bismillah” saat shalat masih dialami pasien setiap hari. Pasien tidak dapat
melawan keinginannnya tersebut sehingga pasien merasa tidak nyaman
dengan kebiasaannya. Karena adanya kebiasaan melakukan sesuatu yang
berulang-ulang tersebut dan hal ini membuat pasien tidak nyaman, maka
pasien menderita Gangguan Obsesif-Kompulsif (F.42).
Diagnosis Aksis II
13
Tumbuh kembang pasien normal, pasien mampu bersosialisasi dan
berinteraksi dengan orang lain sebagaimana orang normal lainnya. Maka pada pasien
ini tidak didapatkan gangguan kepribadian. Pasien hanya dapat menyelesaikan
pendidikan sampai tamat kelas 3 SMP karena faktor ekonomi keluarga yang tidak
mencukupi, fungsi kognitif baik & tidak terdapat retardasi mental maka pada pasien
ini tidak ada gangguan retardasi mental. Oleh karena tidak ditemukan gangguan
kepribadian dan gangguan retardasi mental maka pada pasien ini aksis II tidak ada
diagnosis.
Diagnosis Aksis III
Pada anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan neurologis pada pasien
tidak ditemukan adanya gangguan medis, maka pada pasien ini aksis III tidak ada
diagnosis.
Diagnosis Aksis IV
Pasien adalah seorang ibu dari 3 orang anak. Pasien juga telah memilki 3
orang cucu. Saat ini pasien tinggal di rumahnya sendiri di Cipinang bersama
suaminya yang sudah pensiun sedangkan ketiga anaknya telah berumah tangga dan
tinggal terpisah dari rumah pasien tetapi berdekatan. Pasien dan suaminya saling
membantu dalam hal mengerjakan pekerjaan rumah dan mengurus kedua cucu mereka
yang ditipkan oleh anak pasien sesaat sebelum berangkat kerja. Kebutuhan sehari-hari
pasien melalui dana pensiunan suami yang dahulunya bekerja sebagai pegawai di
Departemen Pertanian serta terkadang mendapat bantuan finasial dari ketiga anaknya
yang sudah bekerja. Namun menurut pasien karena dia tidak bekerja, masalah
ekonomi masih mengganggu pikirannya karena tidak ada penghasilan lain selain
pensiun suami. Untuk biaya kesehatan dan pengobatan pasien menggunakan jasa
asuransi kesehatan (ASKES). Pasien dapat berinteraksi serta bersosialisasi terhadap
keluarga dan lingkungan sekitar dengan baik. Pasien dapat rutin berobat dan akses ke
pelayanan kesehatan yaitu ke rumah sakit dekat. Maka pada pasien ini aksis IV
terdapat Masalah Ekonomi.
Diagnosis Aksis V
14
Pada pasien ini didapatkan gejala sedang (moderate) dan disabilitas sedang.
Maka pada aksis V didapatkan GAF Scale 60-51.
VII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : Gangguan Obsesif-Kompulsif
Aksis II : Tidak ada diagnosis
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Tidak ada diagnosis
Aksis V : GAF Scale 60-71
VIII. DAFTAR PROBLEM
Organobiologik : Tidak ada.
Psikologis : Mengerjakan hal yang berhubungan dengan
kebersihan dan mengucapkan “bismillah secara
berulang-ulang.
Sosioekonomi : Masalah ekonomi, karena pasien merasa penghasilan
hanya dari pensiun suami saja tanpa ada penghasilan
lain, karena pasien tidak bekerja. Anak-anak juga tidak
rutin membantu secara finansial.
IX. PROGNOSIS
Prognosis ke arah baik
Pasien mempunyai keinginan yang besar untuk sembuh dan pasien rutin untuk
kontrol dan minum obat, serta respon terhadap pengobatan baik
Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami sakit serupa dengan
pasien.
Mendapat dukungan sepenuhnya dari keluarga terhadap kesembuhan pasien
Prognosis ke arah buruk
Perjalanan penyakit sudah berlangsung cukup lama sejak 12 tahun yang lalu.
Berdasarkan data-data diatas, dapat disimpulkan prognosis pasien adalah:
Ad vitam : bonam
Ad functionam : bonam
15
Ad sanationam : dubia ad malam
X. TERAPI
Psikofarmaka :
Xanax 1 x 1/2 mg
Haloperidol 1 x 1/2 mg
Psikoterapi :
a. Pada pasien
- Edukasi pada pasien pentingnya untuk kontrol rutin setiap bulan dan minum
obat secara teratur.
- Menyarankan agar pasien lebih banyak berdoa dan mendekatkan diri kepada
Tuhan YME agar dirinya diberi ketenangan dalam menghadapi masalah yang
ada.
b. Pada keluarga
- Edukasi tentang keadaan penyakit pasien dan kondisi pasien, mengingatkan
pasien untuk minum obat teratur, mengingatkan pasien untuk menjaga dan
merawat diri dengan baik.
- Memberikan perhatian, dukungan, serta semangat penuh terhadap pasien.
- Mendampingi pasien untuk kontrol berikutnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan pertama.
PT. Nuh Jaya. Jakarta. 2001.
2. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi Ketiga. PT.
Nuh Jaya. Jakarta. 2007.
3. Elvira, Sylvia D,dkk. Buku Ajar Psikiatri. Badan Penerbit FKUI. Jakarta: 2010
17
top related