pd.fk.ub.ac.idpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/renstra-pspd-fkub-2013… · visi, misi dan...
Post on 21-Nov-2020
9 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi i Daftar Tabel ii Daftar Gambar iii I. PENDAHULUAN 1
1.1. Sejarah Perkembangan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya 1
1.2. Perkembangan Strategis 2 II. ANALISIS SITUASI 4
2.1. Visi, Misi, Nilai dan Tujuan Strategis Periode 2007-2012 5
2.2. Pencapaian Rencana Strategis 2007-2012 5
2.2.1. Bidang Akademik 6
2.2.1.1. Sub Bidang Pendidikan 6
2.2.1.2. Sub Bidang Penelitian 9
2.2.1.3. Sub Bidang Pengabdian Masyarakat 11
2.2.2. Bidang Organisasi dan Manajemen 12
2.2.2.1. Sub Bidang Pengembangan Organisasi dan Kelembagaan 12
2.2.2.2. Sub Bidang Pengembangan Manajemen Finansial 13
2.2.2.3. Sub Bidang Pengembangan Manajemen Sumberdaya Manusia 15
2.2.2.4. Sub Bidang Pengembangan Manajemen Infrastruktur dan Teknologi Informasi 16
2.2.2.5 Program Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni 17
2.2.2.6 Sub Bidang Pengembangan Kerjasama Institusional 20 2.2.3 Kekuatan dan Kelemahan Institusi 21
2.3. Analisis Lingkungan eksternal 25
2.3.1 Gambaran Kebutuhan Tenaga Kesehatan 25
2.3.2 Intensitas Kompetisi Penyelenggaran Pendidikan Tenaga Kesehatan 26
2.3.3 Kebijakan Nasional Penyelenggaraan dan Pembiayaan Pendidikan Tinggi 28
2.3.4 Kebijakan Pendidikan Tenaga Kesehatan 29
2.3.5 Kebijakan dan Perencanaan Strategis Universitas 29
2.3.6 Tantangan dan Peluang Institusi 30
2.4 Posisi Strategis Organisasi 32
III. RENCANA STRATEGIS 2013-2017 33
3.1. Visi, Misi dan Nilai Organisasi 33
3.2. Isu Strategis 34
3.3. Sasaran dan Peta Strategis Organisasi. 35 3.3.1 Grand Strategi 35 3.3.2 Peta Strategis 37
3.4. Tujuan Strategis di Masing-masing Bidang 38
3.4.1. Bidang Akademik 38
3.4.2 Bidang organisasi dan manajemen 40
3.4.3 Bidang pengembangan SDM (tenaga pendidik dan kependidikan) 41
3.4.4 Bidang kemahasiswaan dan alumni 42
3.4.5 Bidang kerja sama nasional dan internasional 42
3.5. Indikator Kinerja Kunci (Key Performance Indicator) 42
LAMPIRAN 67
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Kekuatan dan Kelemahan Institusi 22 Tabel 2.2. Tantangan dan Peluang Pengembangan Institusi 30 Tabel 3.1. Sasaran, Tujuan, dan Indikator Bidang Akademik – Sub Bidang Pendidikan 43 Tabel 3.2. Sasaran, Tujuan, dan Indikator Bidang Akademik – Sub Bidang Penelitian 47 Tabel 3.3. Sasaran, Tujuan, dan Indikator Bidang Akademik – Sub Bidang Pengabdian Masyarakat 49 Tabel 3.4. Sasaran, Tujuan, dan Indikator Bidang Organisasi Manajemen – Sub Bidang Organisasi
dan Tata Laksana
51 Tabel 3.5. Sasaran, Tujuan, dan Indikator Bidang Organisasi Manajemen – Sub Bidang Manajemen
Keuangan
53 Tabel 3.6. Sasaran, Tujuan, dan Indikator Bidang Organisasi Manajemen – Sub Bidang Pengelolaan
Informasi
55 Tabel 3.7. Sasaran, Tujuan, dan Indikator Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia 57 Tabel 3.8. Sasaran, Tujuan, dan Indikator Bidang Kemahasiswaan dan Alumni 61 Tabel 3.9. Sasaran, Tujuan, dan Indikator Bidang Kerjasama Nasional dan Internasional 65
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Posisi Strategis Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya 32 Gambar 2.2. Peta Strategi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya 37
I. PENDAHULUAN
1.1. Sejarah Perkembangan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya berawal dari sebuah sekolah kedokteran swasta bernama
Sekolah Tinggi Kedokteran Malang (STKM) yang didirikan pada tanggal 14 September 1963 .
Walaupun demikian pendidikan kedokteran sudah dikenal di kota Malang 17 tahun sebelumnya.
Sekitar tahun 1946, telah berkumpul sebagian besar staf pengajar eks-sekolah kedokteran di
Surabaya NIAS (Nederlands Indische Artsen School) STOVIT (School Tot Opleidig Van Indische
Tandartsen), mahasiswa tingkat lanjut eks-IKA DAIGAKU/SHIKA IGAKUBU (sebutan untuk sekolah
kedokteran / kedokteran gigi di zaman pendudukan Jepang) dari Jakarta dan Surabaya beserta staf
personilnya. Perkumpulan ini bertekad meneruskan pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi
melalui pendirian Balai Pendidikan Tinggi Kedokteran/Kedokteran Gigi pada bulan Februari 1946
dengan memanfaatkan fasilitas Rumah Sakit Tentara Divisi VII di Celaket (sekarang RSUD dr. Saiful
Anwar Malang) dan Rumah Sakit Umum di Sukun (sekarang Rumah Sakit DAM VIII/Brawijaya /RSAD
Soepraoen). Dari Balai Perguruan Tinggi Kedokteran/Kedokteran Gigi Malang inilah lahir 12 lulusan
dokter gigi pertama di Republik Indonesia yang berasal dari perguruan tinggi dalam negeri.
Pada bulan Juni 1947, Balai Perguruan Tinggi Kedokteran Malang terpaksa menghentikan
kegiatannya setelah Belanda berhasil menduduki kota Malang . Pendidikan kedokteran kemudian
dilanjutkan di Jakarta dan Surabaya dengan fasilitas dan tenaga yang lebih lengkap setelah Belanda
menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia.
Pemikiran untuk mendirikan kembali Sekolah TInggi Kedokteran di Malang muncul kembali pada
tahun 1960-1962. Dengan dukungan tokoh-tokoh masyarakat Malang pada saat itu, panitia ad hoc
Ikatan Dokter Indonesia Cabang Malang memulai pembentukan Panitia Pendiri Fakultas Kedokteran.
Atas bantuan penuh dari pejabat-pejabat sipil dan militer di kota Malang , akhirnya pada tanggal 14
September 1963 bertempat di Balai Kota Malang, diresmikanlah Sekolah Tinggi Kedokteran Malang
(STKM) yang berstatus swasta. Pada tanggal 14 Januari 1974, Sekolah Tinggi Kedokteran Malang
resmi bergabung dengan Universitas Brawijaya yang berstatus perguruan tinggi negeri dan berganti
nama menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Mengemban amanah pendidikan dalam bidang kesehatan Fakultas Kedokteran mengembangkan
beberapa program studi sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan. Diawali dengan program
DIV Gizi yang kemudian berkembang sebagai Program Studi, hingga saat ini terdapat 6 program
studi S1 (Kedokteran Umum sejak tahun 1974, Gizi sejak tahun 2004, Keperawatan sejak tahun
1999, Kedokteran Gigi sejak 2008, Farmasi sejak 2009, Kebidanan sejak 2009), 4 program studi S2
(Biomedik, Manajemen Rumah Sakit, Keperawatan, Kebidanan), 1 program studi S3 Kedokteran dan
16 program studi dokter spesialis yang akan segera berkembang dengan 4 program studi. Program
Studi Pendidikan Dokter merupakan perubahan status dari Jurusan Kedokteran pada tahun 2012.
1.2. Perkembangan Strategis
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, globalisasi, dan semakin bergesernyaperekonomian dunia pada ekonomi berbasis pengetahuan, maka pendidikan tinggi semakindibutuhkan oleh masyarakat luas maupun Negara. Pada akhir tahun 2009 jumlah mahasiswa di Indonesia telah lebih dari 4,5 juta orang, namun demikian pertumbuhan partisipasi pendidikan tinggi yang terusmeningkat,masih jauh tetinggaldibanding negara-negara tetangga. Globalisasi menuntut peran PT untuk meluluskan tenaga yang dibutuhkan oleh lapangan kerja, sementara kualitas dan relevansi pendidikan tinggidi Indonesia masih perlu ditingkatkan.Jumlah sarjana dan lulusan sekolah yang menganggur tinggi, menunjukkanindikasi rendahnya kualitas dan relevansi pendidikan dan dunia kerja.
Ketidaksesuaian antara lulusan dan angkatan kerja juga menunjukkan lemahnya perencanaan SDM di Indonesia, belum ada peta kebutuhan tenaga di dunia kerja mendorong ketidakjelasan produk lulusan sekolah. Hampir semua lulusan sekolah diarahkan ke sarjana bahkan pascasarjana, padahal kebutuhan sarjana tidak setinggi yang diperkirakan, justru kebutuhan lulusan setingkat SMK atau diploma yang banyak dibutuhkan sesuai kebutuhan lapangan kerja yang ada. Keberpihakan pada teknologi dan kurang perhatian terhadap budaya bangsa sangat mempengaruhi mutu lulusan. Ketidakharmonisan tersebut ditambah dengan produk hukum yang tidak selaras antara satu dan lainnya, juga mendorong keterpurukan mutu pendidikan.
Globalisasimenunjukkan bahwa batas antar negara semakin tipis, pertukaran tenaga kerja, produk serta informasi sangat cepat yang mendorong setiap negara harus semakin kompetitif dalam merebut pasar dunia danmempertahankan pertumbuhan ekonominya.Kesejahteraan masyarakat tak lagi ditentukanoleh kekayaan sumberdaya alam, tetapi lebih ditentukanoleh kualitas manusia, daya saing dan produktivitas masyarakat.Daya saingbangsa semakin ditentukan oleh tata kelola pemerintahan yang baik (good corporate governance) yang bisa memberi kerangka pertumbuhan pembangunan yang sehat, kualitassumberdaya manusia, penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kemampuaninovasinya.Modal insani menjadi kunci utama kemajuan bangsa.Demikian juga dibidang kesehatan, RS asing sudah banyak didirikan, tenaga kesehatan asing sudah mulai digunakan dan akan membanjiri institusi pelayanan kesehatan. Oleh sebab itu, persaingan yang demikian ketat harus disertai upaya peranpendidikan tinggi yang tinggi agar mampu meningkatkan daya saing bangsa danmeningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kemenkes sebagai pemangku kepentingan (stakeholder) yang terpenting, mempunyai visi “Masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan”, menjadi salah satu acuan dalam merumuskan kompetensi lulusan.Kebijakan WHO yang mencanangkan keselamatan pasien sebagai program yang harus dilaksanakan dibidang kesehatan dan akreditasi bidang kesehatan juga mencantumkannya sebagai standar yang harus dipenuhi, juga menjadi pertimbangan penting dalam kurikulum pendidikan dokter dan profesi kesehatan lainnya.Peningkatan mutu tenaga kesehatan menjadi perhatian dari berbagai pihak yang tampak sebagai kebijakan nasional maupun perhatian internasional. Salah satu dari 4 isu pokok bidang kesehatan adalah terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan strategis di Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) dan salah satu misi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yaitu menjamin ketersediaan dan pemerataan tenaga kesehatan juga harus menjadi perhatian bidang pendidikan kesehatan termasuk Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) yang menjadi bagian yang tak terpisahkan sebagai pelaksana kebijakan pemerintah.
Pemerintah telah menerbitkan Sistem Kesehatan Nasional (SKN) melalui Perpres 72 tahun 2012 yang menyebutkan dalam latar belakangnya bahwa pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan masih menghadapi berbagai masalah yang belum sepenuhnya dapat diatasi sehingga
diperlukan pemantapan dan percepatan melalui SKN sebagai pengelolaan kesehatan yang disertai berbagai terobosan penting, antara lain program pengembangan Desa Siaga, Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), upaya pelayanan kesehatan tradisional, alternatif dan komplementer sebagai terobosan pemantapan dan percepatan peningkatan pemeliharaan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, Jaminan Kesehatan Semesta, dan program lainnya.
Sebagai institusi pendidikan kedokteran dan kesehatan, Fakultas harus mencermati perkembangan strategis dengan tepat agar tetap dapat berkontribusi dalam membangun bangsa. Perencanaan strategis merupakan proses berkelanjutan bagi organisasi untuk memberikan arah, sasaran, tujuan dan strategi implementasinya. Dokumen rencana strategis ini merupakan dokumen induk pada tingkat Fakultas sebagai dasar bagi setiap program studi dan unit penunjang terkait untuk mengembangkan perencanaan strategis, penganggaran, implementasi dan monitoring strategi. Link dan alignment serta komitmen berkelanjutkan menjadi kunci bagi keberhasilan perencanaan strategis.
II. ANALISIS SITUASI
Rencana strategis Program Studi Pendidikan Dokter2007 – 2012 dan telah dilaksanakan program kerja sesuai dengan indikator kinerja masing-masing sasarannya. Pembuatan Renstra untuk 5 tahun mendatang dilakukan dengan cara terlebih dulu menganalisis hasil capaiannya, sebagai bahan analisis lingkungan internal (ALI). Analisis lingkungan eksternal dilakukan dengan mengkaji perubahan dan trens perkembangan lingkungan eksternal yang akan mempengaruhi penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan diantaranya kebutuhan tenaga dan pelayanan kesehatan serta kebijakan kesehatan dan pendidikan ditingkat nasional, regional dan internasional.
Ketergantungan bidang kesehatan terhadap teknologi, sedangkan produksi teknologi kesehatan di Indonesia masih rendah merupakan kelemahan sekaligus menjadi tantangan bagi penelitian dan mitra produksinya. Ketersediaan dana penelitian yang saat ini belum dapat dimanfaatkan untuk pengembangan teknologi secara optimal, merupakan kelemahan sekaligus tantangan bersama.
Regulasi dibidang farmasi dan harga obat yang sangat tinggi, disatu sisi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan penelitian penggunaan obat herbal yang bahannya banyak tersedia di Indonesia. Pendidikan Dokterjuga harus mampu menginovasi pendidikannya agar peserta didiknya tidak hanya mampu sebagai pengguna tetapi juga mampu sebagai pencipta obat baru.
Berbagai kebijakan pemerintah dibidang pendidikan dan kesehatan telah terbit menyongsong AFTA
2015, antara lain UU Pendidikan Tinggi (2012), Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan 2011-
2025, Perkonsil 5 2011, Akreditasi LAMP-PT 2013 dan paradigma WCU, yang akan mempengaruhi
Renstra penyelenggara pendidikan.
Analisis situasi dibuat berdasarkan capaian renstra 2007-2012 dan situasi eksternal yang
mempengaruhi strategi penyelenggaraan Program Studi Pendidikan Dokter yang dituangkan dalam
renstra 2013-2017.Metode analisis situasi dilakukan berbasis padaperencanaan dan target yang
dicantumkan dalam buku Renstra dan Renop Program Studi Pendidikan Dokter 2007 – 2012 dengan
data capaian di masing-masing sasaran dan bidang. Sumber data capaian diperoleh dari data
program HPEQ untuk PS PD dan data Fakultas Kedokteran. Luaran pendidikan dianalisis dengan
melihat hasil uji kompetensi yang ada serta data tracer study.Situasi eksternal dilakukan dengan
memperhatikan kebijakan internasional, nasional, perkembangan permasalahan kesehatan dan
pendidikan tinggi.
2.1. Visi, Misi, Nilai dan Tujuan Strategis Periode 2007-2012
Visi
Menjadi Institusi Pendidikan Kedokteran yang Terkemuka dan Bertaraf Internasional
Misi
Merintis Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat di bidang Kedokteran terkini serta bermutu
Nilai
Seluruh civitas academica terlibat dalam penyelenggaraan Fakultas dengan memegang teguh nilai-nilai :
Responsif
Efektif dan Efisien
Suportif
Inovatif
Komitmen
Tujuan
Visi/Misi Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran (PSPD FKUB) dijabarkan ke dalam sejumlah tujuan yang jelas, dapat diamati dan diukur. Tujuan yang dimaksud adalah :
Tercapainya hasil penyelenggaraan PSPD FKUBdi bidang Pendidikan Tinggi berupa lulusan yang beriman, bertaqwa, berakhlak terpuji, berwawasan Kedaruratan Medik, dan memiliki profesionalisme untuk mampu bersaing dalam skala nasional maupun internasional.
Tercapainya hasil penyelenggaraan PSPD FKUBdi bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat berupa Riset dan Karya Ilmiah di bidang Ilmu-Ilmu kedokteranterkini untuk dimanfaatkan bagi pengembangan ilmu, pendidikan serta pelayanan kepada masyarakat yang menjadi stakeholdersnya.
Tercapainya hasil pengembangan Organisasi dan Manajemen PSPD FKUBberupa struktur organisasi dan tata kelola yang lebih otonom, sehat, berbasis Teknologi Informasi, dan menjadi institusi yang memiliki daya saing nasional yang tinggi.
Terjalinnya kerjasama pengembangan insitusional, pendidikan, dan penelitian baik pada tingkat regional, nasional, maupun pada tingkat internasional untuk mempercepat pencapaian visi/misi.
2.2. Pencapaian Rencana Strategis 2007-2012
Sejak tahun 2007, Universitas Brawijaya dalam rencana strategisnya, telah mencanangkan upaya-
upaya meningkatkan mutu pendidikannya dengan program World Class University(WCU). Upaya ini
diikuti oleh pengembangan mutu pengelolaan pendidikan semua Fakultas dan Program Studi di
lingkungan Universitas Brawijaya, termasuk Fakultas Kedokteran. Sampai dengan tahun 2012,
upaya-upaya tesebut diatas, telah membuahkan hasil berupa dicapainya akreditasi-A untuk
pengelolaan Universitas Brawijaya, dan peringkat-peringkat mutu pengelolaan oleh berbagai
organisasi penilai regional (ASIA) dan Global.
Dalam rangka merespons tantangan regional, global dan program WCU Universitas Brawijaya, PSPD
FKUBpada Renstra 2007-2012 juga telah menetapkan sasaran-sasaran pengembangan baik melalui
upaya mandiri, maupun melalui bantuan projek HPEQ dan kerja-sama dengan berbagai institusi di
dalam negeri dan di luar negeri.
Rencana strategis PSPD FKUBperiode 2007 dan 2012 dibagi dalam dua bidang utama yaitu bidang
akademik dan bidang organisasi dan manajemen yang kemudian dibagi menjadi sub bidang, sasaran
dan program di masing-masing sasaran. Secara keseluruhan terdapat 26 sasaran strategis yang
dicanangkan yaitu 10 sasaran di bidang akademik dan 16 sasaran di bidang organisasi dan
manajemen.
2.2.1. Bidang Akademik
Bidang akademik dalam perencanaan strategis merupakan penerjemahan tri dharma yang terdiri
dari sub bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Dalam bidang akademik terdiri
dari 10 sasaran strategis dari keseluruhan 26 sasaran.
2.2.1.1. Sub Bidang Pendidikan
Sasaran 1. Meningkatnya mutu pendidikan.
Target status tertinggi atau Akreditasi A telah dicanangkan dalam target Rencana Operasional untuk
semua program studi. Dengan mempertimbangkan usia program studi Universitas Brawijaya
memberikan target reakreditasi A. Berdasarkan target Fakultas dan Universitas tersebut data
menunjukkan bahwa pada program studi PD yang menjalani Reakreditasi pada tahun 2007-2012,
berhasil mencapai standar A. Program studi Pendidikan Dokter harus bersiap menjalani reakreditasi
pada tahun 2013 dengan standar baru yang mencakup tahapan pendidikan profesi menjadi
tantangan tersendiri apakah mampu mencapai standar tertinggi.
Target pencapaian mutu internasional dicanangkan pada PS Pendidikan Dokter yang ditargetkan
mampu memenuhi basic standarWFME yang didukung dengan program HPEQ. Hasil evaluasi oleh
tim HPEQ menunjukkan masih belum semua standar basicterpenuhi. Peer review dari konsultan
WFME berdasarkan umpan balik mahasiswa juga menyimpulkan perjalanan rekognisi yang masih
panjang. Permasalahan utama yang ditengarai reviewer adalah kelemahan implementasi,
monitoring dan evaluasi serta penggunaan data umpan balik untuk perbaikan mutu berkelanjutan
yang terdokumentasi.
Sasaran 2: Tersusun dan terselenggaranya kurikulum yang dinamis dan memenuhi relevansi
pendidikan kedokteran terkini.
Indikator yang digunakan pada sasaran ini adalah dokumen kurikulum dan outcome lulusan untuk
menilai relevansi. Dokumen kurikulum setiap program studi seharusnya dituangkan dalam bentuk
naskah akademik kurikulum PS yang disahkan Dekan. Di Fakultas Kedokteran kurikulum dituangkan
dalam Buku Pedoman Pendidikan.
Outcome lulusan untuk S1 yang dapat diukur pada PSPD. Data menunjukkan proporsi kelulusan
yang cenderung turun meskipun secara peringkat masih berada padaperingkat atas, bahkan secara
nasional pada tahun 2013 PSPD FKUB berada peringkat 2. Hal yang perlu diwaspadai adalah rerata
nilai lulusan yang juga menurun. Sejalan dengan meningkatnya standar kelulusan menurunnya nilai
lulusan dapat berpotensi menurunnya proporsi kelulusan dan peringkat FKUB, apalagi jika
digunakan standar kelulusan internasional.
pendidikan S-1 PSPD FKUBsudah mulai menggunakan pendekatan KBK, walaupuan masih perlu
penyempurnaannya pada tahun-tahun mendatang. Kesesuaian kurikulum dapat pula dilihat dari
mutu output masing-masing prodi. Prodi dokter, selama 2007-2012 sudah membuktikan hasilnya,
dimana lebih dari 90% peserta UKDI FKUB setiap tahunnya telah lulus ujian. Analisis tren jumlah
kelulusan dan skor nilai hasil UKDI selama 5 tahun terakhir, menunjukkan kecenderungan menurun
meski persen kelulusan masih diatas 90% ; Nilai rata-rata skor UKDI yang lulus, rata-ratanya masih
dibawah 75, pada hal target nasional UKDI pada tahun 2014 skor batas lulus harus sudah 75.
Artinya, kecenderungan tersebut mengancam keberhasilan lulusan prodi dokter untuk tetap
mempertahankan tingkat kelulusan UKDI yang tinggi dimasa mendatang. Diperlukan upaya strategis
meningkatkan efektifitas pencapaian standar kompetensi dokter di tahun 2015-2020.
Indikator lain yang dicanangkan dalam Rencana Operasional adalah tersusunnya kurikulum
internasional.Untuk pendidikan Dokter mengacu standar pengelolaan pendidikan (WFME) dan
standar evaluasi mengacu pada USMLE.. Pengakuan kurikulum internasional juga perlu disepakati,
apakah cukup menyesuaikan atau harus diakui oleh lembaga internasional sehingga memungkinkan
tercapainya pertukaran dan pengakuan lulusan secara internasional pula.
Sasaran 3 : Meningkatnya kuantitas dan kualitas dosen pengelola kurikulum seluruh program studi
baik dalam hal mutu akademik maupun mutu kependidikannya.
Indikator yang digunakan pada standar ini adalah rasio dosen sebagai indikator kuantitas dan rasio
jenjang pendidikan dosen sebagai indikator kualifikasi akademik, sertifikasi dosen dan visiting
profesor sebagai indikator kualifikasi kependidikan. Target yang dicanangkan dalam Renop adalah
rasio dosen 1:25, rasio jenjang pendidikan dosen S1:S2:S3=1:5:4, dan sebanyak 50% dosen pengajar
harus sudah tersertifikasi pada akhir tahun 2012. Tidak ada target yang dicanangkan untuk visiting
profesor, hanya dicanangkan target kualifikasi kompetensi sebesar 100% tanpa indikator yang jelas.
Data menunjukkan rasio dosen dan mahasiswa di PSPD FKUB 1:17. Data ini belum
mempertimbangkan keterlibatan dosen dalam penyelenggaraan pendidikan Pasca Sarjana akademik
dan profesi dan tidak memperhitungkan dosen luarbiasa. Sebagai pertimbangan saat ini ada 3
program pasca sarjana akademik dan 12 pendidikan profesi dengan total jumlah mahasiswa aktif per
April 2012 sebesar 3470 dan Dosen luar biasa. Fakta ini tentunya akan menggeser besaran rasio
dosen mahasiswa terutama pada Pendidikan Dokter.
Data tersebut menunjukkan bahwa rasio dosen masih memenuhi standar namun perlu
diperhitungkan kembali kebutuhan rasio ideal dengan perubahan model pembelajaran yang lebih
berfokus pada mahasiswa dan menggunakan pendekatan problem based dan case study dan
perkembangan program studi pasca sarjana/spesialis.
Kecukupan rasio tentunya memberikan peluang waktu bagi dosen untuk pendidikan lanjut dan
pemenuhan kewajiban penelitian dan pengabdian masyarakat. Data menunjukkan meskipun dengan
rasio dosen mahasiswa yang cukup ternyata rasio dosen yang sudah menempuh pendidikan Pasca
sarjana (S2 dan S3) secara keseluruhan baru mencapai 69,9%. PSPD FKUB mempunyai 76% pendidik
yang pasca sarjana. Dosen FKUB (283) yang saat ini sedang mengikuti studi lanjutan sebesar 75
(27%) dengan rincian 62 (22%) di dalam negeri dan 13 (5%) di luar negeri. Masing PS mempunyai
komposisi di PD jumlah dosen 163, yang sedang mengikuti studi lanjutan di DN 43 orang dan di LN 6
orang.
Persyaratan pengajar sesuai syarat BAN PT adalah 61 orang dosenPSPD FKUB yang mempunyai jabatan fungsional lektor dan mempunyai sertifikat mengajar (serdos) sesuai dengan ketentuan .
Sasaran 4: Meningkatnya mutu proses belajar mengajar PSPD FKUB menyangkut mutu
perancangan, pembelajaran dan evaluasi hasil belajar.
Program strategis yang dicanangkan adalah pemanfaatan IT untuk mendukung pembelajaran yang
berfokus pada siswa dengan mengembangkan PBM yang sesuai termasuk didalamnya PBL. Indikator
yang digunakan adalah ada dan terupdate Pedoman Akademik, kecukupan sarana, sumberdaya
manudia, ketersediaan modul, laboratorium skill dan kelulusan.
Data menunjukkan adanya keterlambatan pedoman akademik hingga 2 tahun serta pemberlakuan
perubahan yang tidakkonsisten dengan proses di lapangan. Modul setiap blok tersedia namun
dengan penyediaan yang terlambat menurut masukan mahasiswa bahkan sesudah dimulai baru
tersedia. Meskipun telah diatasi dengan upload di database untuk memudahkan akses masih terjadi
keterlambatan dan juga mengundang pertanyaan mahasiswa mengingat biaya print out yang tidak
murah dengan SPP yang dianggap tetap.
Dengan asumsi tesedia ruang tutorial sebanyak 50 ruang diseluruh FK didapatkan rasio ruang diskusi
1 untuk 70 mahasiswa , yang belum memenuhi target yang 1:12 mahasiswa. Semua ruang telah
dilengkapkan dengan sarana presentasi dan akses internet. Tidak ada informasi tentang rasio fasili
tator , tutor, worksheet dan scored observation sheet. Jika mengacu pada jumlah dosen sebagai
tutor rasionya adalah !:19 masih mencukup dibanding permintaan standar 1:12.
Hotspot yang tersedia sudah menjangkau seluruh area pembelajaran termasuk di rumah sakit
dengan kapasitas 30 Mbps. Koleksi digital library juga relatif lengkap, namun perlu dikaji tingkat
penggunaan dan kebutuhannya. FKUB menyediakan 6 computer yang dapat digunakan secara gratis
oleh civitas FKUB yang telah dilengkapi akses internet dan akses digital library.
Tingkat kelulusan mahasiswa PSPD FKUB 98,85 % lulus tepat waktu dan 95,85% mahasiswa PSPD
FKUB mempunyai IPK diatas 3.
Sasaran 5: Sasaran Pemerataan dan Perluasan
Pemerataan dievaluasi dengan melihat perkembangan daya tampung dibandingkan peminatan dan
penerimaan. Fakta lain yang juga dilihat adalah proporsi penawaran untuk daerah tertinggal dan
siswa tidak mampu. Perluasan dikaji berdasarkan kemampuan mengembangkan program studi.
Disamping itu ketercapaian sasaran juga dilihat dari keterlaksanaan program yang dicanangkan.
Gambaran daya tampung menurut data menunjukkan gambaran yang fluktuatif naik dan menurun
disemua program studi yang mencerminkan perencanaan tidak adekuat. Penerimaan selalu lebih
tinggi dari daya tampung yang ditawarkan sejak 2009 menunjukkan tidak ada pengendalian pada
proses seleksi mahasiswa disamping faktor peminatan yang tinggi. Peminatan di PSPD FKUB
cenderung tinggi dengan rerata rasio 1:25,8. Universitas termasuk didalamnya Fakultas telah
mengembangkan kebijakan penerimaan untuk daerah tertinggal, pemberian beasiswa, penerimaan
penyandang difabel, serta SPP proporsional. Tidak ada data yang bisa menunjukkan proporsi
kebijakan tersebut dibandingkan keseluruhan mahasiswa maupun dampaknya pada pemerataan.
Program lain yang dicanangkan dalam dokumen renstra adalah pengembangan rumah sakit
pendidikan sebagai bagian dari upaya peningkatan daya tampungdan peningkatan kwalifikasi RS,
sehubungan dengan penyediaan kasus pada pembelajaran S1. Hingga saat ini RSAB yang telah
dimulai pembangunannya belum rampung. Fakultas telah mengembangkan kerjasama yagn lebih
banyak dengan 4 rumah sakit jejaring dan Dinkes se kota/ kab Malang.
2.2.1.2. Sub Bidang Penelitian
Sasaran 6. Mengembangkan potensi sumber daya yang adasebagai sentra penelitian berstandar
internasional dan laboratorium rujukan Biomedik
Program yang dicanangkan dalam renstra adalah Lab Biomedik standar internasional, tim quality
control untuk standarisasi metode dengan standar internasional, mengembangkan kuantitas dan
kualitas analysis expert, serta mengembangkan organisasi dan manajemen laboratorium. Fakta
menunjukkan Lab Biomedik yang menjadi unggulan belum mendapatkan akreditasi internasional.
Dari sisi sumberdaya analis saat ini FK memiliki 13 laboran dengan tingkat pendidikan 1 orang S2, 6
orang S1 dan 5 orang D3 serta satu orang dengan pendidikan setara SMU. Tidak ada data pelatihan
yang telah diikuti untuk menggambarkan kualifikasi teknisi. Tingkat kecukupan tidak disebutkan
dalam target berapa yang ditargetkan, namun seharusnya dapat dikaji dari analisis beban kerja
penelitian saat ini. Dalam organisasi Lab belum ada Tim Quality Control meskipun sudah ada
organisasi manajemen laboratorium.
Fakta ini menunjukkan belum ada rencana pengembangan laboratorium untuk menuju sentra
penelitian. Di tingkat Universitas Audit Internal Mutu pada tingkat laboratorium baru dilaksanakan
pada tahun 2012 dan masih sebatas audit struktur organisasi, belum mengacu pada standar ISO
untuk Laboratorium Data ini sekaligus menunjukkan bahwa laboratorium sentral biomedik belum
mampu menjadi sentra penelitian yang berstandar internasional.
Pohon penelitian sudah dikembangkan dalam workshop dan ditetapkan 6 pohon penelitian, namun
demikian perlu dievaluasi apakah penelitian dimasing-masing pohon telah berkembang. Program
hibah sudah diarahkan sesuai dengan pohon penelitian.Hal ini perlu didukung data kuantitatif lebih
lanjut. Permasalahan lain apakah apakah ada kesinambungan antara masing-masing penelitian
hingga menjadi produk yang berguna bagi masyarakat, belum mengarah pada translational research
sehingga perlu road map yang lebih jelas.
Sasaran 7. Meningkatnya jumlah dan mutu penelitian yang ditandai dengan meningkatkan
pemanfaatan hasil penelitian tepat guna untuk diaplikasikan pada pendidilan dan pelayanan
masyarakat.
Jumlah penelitian dari tahun 2010-2013 mengalami fluktuatif mulai dari 100 buah menjadi 137
penelitian dan menurun menjadi 132 buah, dengan melibatkan 268 orang mahasiswa S-1 PSPD
FKUB.
Rasio jumlah penelitian dibandingkan dosen menunjukkan trend menurun secara keseluruhan
dengan kontribusi penelitian terbanya pada PS PD jika hanya melihat data yang ada pada UPP.Data
UPP tidak mencatat kegiatan penelitian mandiri maupun sumber pembiayaan lain.Rerata proporsi
jumlah penelitian dibandingkan jumlah dosen pada tahun 2009-2011 adalah 14.3%, dengan
dominasi proporsi di PS PD sebedar 21% sedangkan di PS lain bahkan kurang dari 10%. Meskipun
diasumsikan ada penelitian mandiri namun tampaknya masih belum memenuhi standar EKD yang
mewajibkan 1 riset per dosen/tahun dan standar mutu PS yang ditetapkan oleh universitas yang
bahkan meminta 2 riset/dosen/tahun. Disamping jumlah penelitian secara umum dokumen Renop
juga menargetkan aspek pemerataan dari usia, yaitu penelitian dosen muda sebanyak 50/tahun,
penelitian pengembangan ilmi untuk S2 dan S3 sebanyak masing-masing 10/tahun dan penelitian
terapan sebanyak 5/tahun. Data yang ada tidak memisahkan jumlah penelitian berdasarkan usia dan
jenis. Meskipun demikian target yang dicanangkan masih lebih rendah dari standar Universitas dan
EKD.
Bila dikaji dari dana penelitian justru menunjukkan peningkatan besar dari tahun 2009 ke 2010 yang
kemudian kembali menurun pada pada tahun 2011 jika dianalisis dari dana SPP DPP saja. Meskipun
alokasi meningkat namun tidak signifikan dengan jumlah penelitian. Hal ini dapat dimungkinkan dari
besaran nilai proyek penelitian tetapi sekaligus juga menunjukkan ketidakseimbangan pemerataan
dana penelitian. Analisis menunjukkan rerata dana penelitian per dosen adalah 4.5 juta yang lebih
tinggi dari standar BAN PT untuk S1 namun belum merata.
Program pada sasaran 7 ini adalah pengembangan pohon penelitian. Saat ini di FK dikembangkan
enam pohon penelitian di bidang Biomedik. Pohon penelitian lebih mengarah ke biomedik,
sedangkan bidang ilmu dalam FK lebih dari satu bidang dan aspek, sehingga tidak mewadahi semua
kepentingan dan mempengaruhi pencapaian jumlah penelitian dan pemerataan. Sejalan dengan Tri
Dharma yang bersifat saling mendukung dan organisasi yang harus bersifat learning organization
maka ruang penelitian pendidikan harus dikembangkan.
Sasaran 8 : Meningkatkan karya ilmiah dan publikasi pada tingkat nasional serta internasional serta
HAKI.
Terdapat 7 kepemilikan HAKI dan Paten
Pemanfaatan penelitian dikaji dari publikasi ilmiah pada jurnal ilmiah maupun Simposium. Secara
keseluruhan rasio publikasi masih rendah baik pada skala nasional maupun internasional yaitu
rerata 7 publikasi lokal. 1 publikasi nasional dan 11 publikasi internasional. Target yang dicanangkan
adalah 7/tahun untuk nasional dan 4/tahun untuk internasional. Dari sisi rasio dengan jumlah dosen
di FK sebanyak 273 (tanpa dosen luarbiasa) menunjukkan rasion yang sangat kecil yaitu 0,03 untuk
lokal dan nasional serta 0.04 untuk publikasi internasional.Untuk publikasi internasional sudah
melebihi target, tetapi harus dicek kembali apakah bentuk publikasi dalam bentuk publikasi artikel
pada jurnal internasional yang sangat dipengaruhi program HPEQ. Justru publikasi nasional yang
cenderung turun. Pemanfaatan oleh masyarakat juga dinilai dari HAKI yang masih terbatas bahkan
tidak ada data konkrit tentang HAKI.
2.2.1.3. Sub Bidang Pengabdian Masyarakat
Sasaran 9: Terbangunnyapeningkatan jumlah dan mutu pengabdian kepada masyarakat baik dalam
pendidikan maupun pelayanan kepada masyarakat di bidang Kedokteran dan Kesehatan
Indikator yang digunakan adalah jumlah kegiatan pengabdian masyarakat. Rerata kegiatan dalam
lima tahun sebanyak 10 kegiatan/tahun dengan dominasi PS PD dan tidak merata. Intervensi
dilakukan pada tahun 2012 sehingga menimbulkan lonjakan jumlah pengabdian masyarakat.
Kegiatan Penmas juga tidak dipisahkan pendidikan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Meskipun
memenuhi target jumlah dalam Renop harus diperhitungkan dengan rasio Dosen dan pemerataan.
Rasio penmas/dosen baru sebesar 0.04 dengan dana sebesar 790.000/dosen
CSR dalam Renstra tidak tampak dalam parameter dan indikator. Program lain yang dicanangkan
adalah pemetaan potensi institusi untuk pelaksanaan pendidikan dan pelayanan kesehatan
masyarakat, pendidikan untuk peningkatan kemampuan masyarakat dalam pelayanan kesehatan
mandiri dan pengembangan jejaring pendidikan dan pelayanan kesehatan masyarakat dengan
institusi terkait. Tidak ada laporan spesifik yang tercatat untuk dapat digunakan mengevaluasi
ketercapaian program ini.
Sasaran 10. Menjadi pelopor pemberdayaan kader kesehatan desa dalam penanganan kedaruratan
medik tingkat dasar.
Untuk mencapai sasaran ini program yang dicanangkan adalah need assessment kesehatan desa dan
peningkatan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat desa tentang dasar-dasar penanganan
bencana alam. Indikator berfungsinya pusat pemberdayaan masyarakat pedesaan dalam
penanganan dasar bencana alam tidak mudah diukur. Berbagai program dalam disaster
management diketahui sudah dilakukan yaitu pencanangan tim TED, dukungan fasilitas, pengiriman
bantuan bencana, dan pelatihan sudah dilakukan namun tidak ada catatan program dan pencapaian
2.2.2. Bidang Organisasi dan Manajemen
Rencana strategis Fakultas pada bidang Organisasi dan Manajemen terdiri dari enam sub bidang dan
16 sasaran
2.2.2.1. Sub Bidang Pengembangan Organisasi dan Kelembagaan
Sasaran 11: Tersusunnya struktur organisasi yang lebih otonom, efektif dan efisien dan produktif
yang dapat mewadahi penyelenggaraan fungsi-fungsi fakultas, jurusan, program studi dan unit
kerja lain dengan optimal serta mampu mencapai standar mutu ISO.
Sasaran strategis ini direncanakan dicapai melalui program restrukturisasi organisasi dalam
kerangka otonomi program studi, departemenasi laboratorium dalam struktur fakultas,
mengembangkan penjaminan mutu institusi dan meningkatkan kapasitas berkembang institusi.
Pada rencana operasional pencapaian sasaran ini dinilai dari evaluasi renstra setiap tahun, adanya
peraturan keuangan uang mendasari pengelolaan keuangan, berfungsinya seluruh SOP, tercapainya
standar mutu ISO, berfungsinya gugus penjaminan mutu dan nilai baik laporan akuntabilitas kinerja
institusi pemerintah yang semuanya ditargetkan tercapai 100%.
Persyaratan PS menjadi fakultas sendiri tidak mudah, mengingat perijinan Mendikbud sangat ketat
dan membatasi pendirian Fakultas baru.Dorongan kolegium PS KG menjadi FKG sangat besar
sehingga pemisahan tersebut menjadi target PS, namun demikian akreditasi C oleh Rektor
diwajibkan untuk ditingkatkan menjadi B. Keinginan untuk pemisahan ini harus dimediasi dan
didorong agar mutu pendidikan, penelitian dan penmas mencapai optimal. Demikian halnya dengan
efisiensi pengelolaannya PS PPDS menginginkan mandiri mengingat beban dan akuntabilitas proses
pendidikannya. Meskipun perlu dicermati mengingat PS PPDS hanya menerima sedikit mahasiswa,
meskipun student body-nya besar, memerlukan strategi pengelolaan yang khusus dan professional.
Tuntutan kemandirian PS sangat didukung oleh paling tidak 2 peraturan yaitu PP BLU dan UU PT
2012.Sampai akhir tahun 2012, upaya pemekaran organisasi FKUB menjadi 3 fakultas masih
terkendala oleh dukungan tenaga pendidik dan fasilitas pendukung terutama gedung perkuliahan
dan perkantoran yang saat ini masih tergantung pada PS PD. Masalah lain yang terjadi apabila masih
tetap bergabung dalam satu Fakultas, adalah struktur organisasi yang akan dikembangkan, karena
UU_PT yang baru belum ada penjelasan struktur organisasi pendidikan tinggi bila pelaksanaannya
mengacu kepada UU-PT. Salah satu alternatif yang didukung oleh 2 peraturan diatas adalah
organisasi yang memfasilitasi kemandirian PS, semua PS harus mampu mengelola sendiri seluruh
programnya dengan tata kelola yang ditetapkan oleh pimpinan. Pimpinan FKUB harus membenahii
tata kelola fakultas yang saat ini dirasakan belum teratur dan terintegrasi.
Data kualitatif menunjukkan bahwa Rapat Kerja Tahunan yang dilakukan tidak untuk mengevaluasi
pencapaian rencana strategis tetapi untuk mengajukan rencana kegiatan tahun berikutnya dengan
menggunakan format program dan prioritas Universitas. Universitas Brawijaya termasuk universitas
dengan pengelolaan keuangan BLU pada tingkat Universitas, sehingga penganggaran dan
pertanggungjawaban anggaran ada pada tingkat Universitas sebagai satu entitas hukum. Dalam
penyusunan anggarannya, Universitas meminta perencanaan dari Fakultas dan Fakultas menyusun
berdasarkan pengajuan dari program studi yang kemudian disatukan menjadi perencanaan fakultas.
Tidak terdapat informasi bagaimana penerjemahan pengelolaan keuangan ini hingga tingkat PS dan
apa indikator otonomi pengelolaan di tingkat Fakultas maupun Program Studi. Secara kualitatif
perencanaan anggaran masih bersifat pengajuan kebutuhan dan evaluasi penyerapan anggaran
tidak dihubungkan dengan pencapaian indikator kinerja.
Sebagian besar prosedur telah dituliskan dan diunggah pada laman web Fakultas. Meskipun
demikian tidak ada informasi berapa persen prosedur tersedia dari yang seharusnya ada, dan
bagaimana kepatuhan implementasi prosedur tersebut. Gugus jaminan mutu dan unit jaminan
mutu telah dibentuk disetiap program studi. Secara rutin telah diselenggarakan audit internal mutu
sesuai lingkup dan siklus audit pada tingkat universitas yang mengacu pada borang akreditasi
program studi, standar mutu ISO dan standar pelayanan prima. Pelaksanaan audit secara mandiri
pada tingkat fakultas dan program studi belum melembaga dan belum ada evaluasi terhadap
pencapaian rencana strategis. Hasil dari program penjaminan mutu telah ditunjukkan dengan
sertifikasi ISO pada tingkat Universitas yang masih terus dievaluasi setiap 6 bulan. Perlu dipahami
bahwa sertifikasi tersebut pada tingkat UB, bagaimana konsistensi pelaksanaan pada tingkat
Fakultas dan Program Studi seharusnya dapat dilihat pada hasil AIM di tingkat UB. Disamping itu
evaluasi sertifikasi masih berfokus pada dokumen belum melihat secara langsung pada pengamatan
pelaksanaan. Akuntabilitas institusi dinilai dari LAKIP, dan tidak ada data resmi bagaimana
pencapaian LAKIP Fakultas, meskipun ada form pengisian LAKIP sesuai dengan pilar strategis
Universitas.
Sasaran 12: Terselenggaranya fungsi-fungsi manajemen dan tata kelola yang sehat, terbuka,
kondusif, transparan, memiliki pencitraan publik yang kuat dan akuntabel.
Sasaran ini dicapai melalui program refungsionalisasi komponen organisasi dan pengembangan SOP
antar satuan kerja yang efektif, efisien dan berkelanjutan. Dalam dokumen Renop tidak ditetapkan
parameter, indikator dan target pada sasaran ini. Selain itu juga tidak ada informasi keterlaksanaan
program pada sasaran ini.
2.2.2.2. Sub Bidang Pengembangan Manajemen Finansial
Sasaran 13: Berkembangnya kemampuan pengelolaan anggaran berbasis kinerja
Sasaran ini dicanangkan dilakukan melalui program pengembangan kemampuan pengelolaan
anggaran termasuk unit cost setiap kegiatan dan kemampuan perencanaan anggaran. Dalam
rencana strategis juga dicantumkan perlunya kebijakan open management dan sistem terpadu
penyusunan, perencanaan program dan penganggaran (SP4) yang transparan dan akuntabel.
Secara eksplisit tidak ada data yang dilaporkan pada sasaran ini. Fakta di lapangan menunjukkan
bahwa Fakultas sedang dalam proses penghitungan unit cost untuk pelaksanaan pendidikan
kepaniteraan (clarkship) profesi dokter serta pendidikan spesialis yang telah ditetapkan menjadi
satuan biaya. Meskipun demikian terdapat beberapa masukan ketidaksesuaian yang disebabkan
perkembangan metode dan proses pembelajaran serta akurasi data saat penghitungannya. Oleh
karena itu diperlukan standar yang lebih fleksibel namun juga kompatibel
Dalam perencanaan program dan anggaran belum dilaksanakan secara terpadu dan sistematis.
Proses perencanaan program dilakukan melalui mekanisme rapat kerja dengan ketua unit kerja dan
fakultas namun tidak memperhatikan pencapaian dan target perencanaan strategis. Sementara itu
penyusunan anggaran dilakukan oleh bagian keuangan Fakultas dan Unit Kerja tanpa ada koordinasi
dengan penyusun program. Penyusunan anggaran di tingkat Fakultas dilakukan dalam rapat
penyusunan RBA oleh bagian keuangan yang kemudian akan direkap untuk dilaporkan pada tingkat
universitas. Tidak ada mekanisme monitoring dan evaluasi anggaran berjalan maupun diakhir
program dan tahun anggaran.
Status Badan Layanan Umum (BLU) memberikan perbedaan dalam sifat pengelolaan keuangan.
Perencanaan anggaran harus didasari perencanaan strategis tidak lagi berdasarkan pengajuan
kebutuhan saja, tetapi juga ada proyeksi atau prediksi penerimaan. Dengan status BLU, PT berhak
memberikan pelayanan jasa sebagai sumber pendapatan lain dengan prinsip efektif dan efisien serta
tidak mengutamakan mencari keuntungan. Status BLU juga memberikan konsekuensi pemusatan
keuangan dan perencanaan di tingkat Universtas.
Rencana pemerintah untuk memberlakukan uang kuliah tunggal merupakan tantangan bagi
kemandirian PS. Status BLU UB harus dapat dimanfaatkan optimal, yaitu kemungkinan untuk
mencari dana sendiri yang transparan dan akuntabel, karena penyelenggaraannya harus dapat
dipertanggung jawabkan secara hokum. Keinginan untuk kemandirian PS dan pemanfaatan status
BLU harus disertai system pengelolaan yang bertanggung jawab, oleh sebab itu perlu peningkatan
pemahaman dan kemampuan pengelolaan PS. Uang kuliah yang tinggi tampak sangat membebani
mahasiswa akan dikurangi sebanyak 70% dari unit cost dengan mewajibkan PS untuk mencari dana
tambahan dari kegiatan lain. Mahasiswa diharapkan hanya akan membayar 30% dari unit cost,
sungguh merupakan tantangan yang sangat berat bagi PS, FK dan juga RS pendidikan.Semua
pengelolaan harus dihitung secara cermat dan efisien.
Sasaran 14: Berkembangnya sistem finansial yang efisien disertai kemampuan pendanaan mandiri.
Sasaran ke 14 ini diharapkan dapat dicapai melalui beberapa program yaitu pengembangan sistem
kebijakan finansial serta internal audit yang transparan dan efisien, meningkatkan kemampuan
pendananan mandiri melalui pelayanan penelitian dan pemberian jasa sertifikasi, mengembangkan
sistem pengelolaan dana SPP dan sumbangan pendidikan lain yang non birokratis, memenuhi
pendanaan untuk kegiatan pengembangan staf dan pendidikan tingkat lanjut. Secara eksplisit dalam
rencana operasional tidak disebutkan apa parameter, indikator, dan target yang ditetapkan pada
sasaran ini.
Besarnya kemampuan pembiayaan mahasiswa sebagai salah satu sumber pembiayaan Fakultas
secara tidak langsung dapat dilihat dari tetap tingginya animo peminatan meskipun biaya
sumbangan pendidikan yang tidak mengikat cukup tinggi dan meningkat. Besaran sumbangan non
SPP di PS PD misalnya (non SNMPTN) misalnya sebesar 132.000.000/mahasiswa, dengan proporsi
jalur ini 40% dibandingkan jalur SNMPTN.
Dalam hal kemandirian pendanaan standar BAN PT menyebutkan bahwa sumber keuangan dari
mahasiswa maksimal 30%. Borang 3B untuk pasca sarjana menyebutkan bahwa kemampuan
pembiayaan non mahasiswa di FK sebesar 59% dan program S2 sebesar 46%. Komponen non SPP
masih didominasi oleh sumber pendapatan negara dalam bentuk gaji Dosen, sedangkan komponen
sumber pendapatan yang mandiri masih sangat kecil.
Data menyebutkan bahwa hingga tahun anggaran 2011 terdapat dosen FKUB (283) yang saat ini
sedang mengikuti studi lanjutan sebesar 75 (27%) dengan rincian 62 (22%) di dalam negeri dan 13
(5%) di luar negeri. Masing PS mempunyai komposisi di PD jumlah dosen 163, yang sedang
mengikuti studi lanjutan di dalam negeri 43 (26%) dan di luar negeri 6 (4%), PSIK jumlah dosen 39,
yang sedang mengikuti studi di dalam negeri 8 (21%) dan di luar negeri 3 (8%). Fakta ini secara tidak
langsung menunjukkan adanya kontribusi pemenuhan pendanaan pengembangan staf, namun tidak
ada informasi prosentase anggaran pengembangan dibandingkan keseluruhan anggaran. Meskipun
sudah ada upaya pendanaan untuk pengembangan staf namun tetap tidak dapat dievaluasi
kecukupan pemenuhannya, karena tidak ada analisis kebutuhan pengembangan staf sehingga tidak
dapat dihitung prosentase pemenuhannya.
2.2.2.3. Sub Bidang Pengembangan Manajemen Sumberdaya Manusia
Sasaran 15: Peningkatan capacity building sumber daya manusia dalam rangka penyehatan
organisasi.
Untuk mencapai sasaran tersebut ditetapkan beberapa program strategis yaitu meningkatkan
kapasitas berkembang dosen menyangkut kemampuan dan ketrampilan profesional pendidik dan
kapasitas berkembang staf dan karyawan dalam manajemen pendidikan tinggi. Disamping itu juga
dicanangkan program pengembangan SOP manajemen sumber daya manusia dan meningkatkan
motivasi, spirit, komitmen, dan inovasi dalam bekerja dan berkarya.
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya sudah ada upaya pengembangan dosen dan karyawan
melalui pendidikan lanjut. Meskipun demikian berdasarkan data hasil proporsi tenaga dosen dengan
pendidikan pasca sarjana masih belum memenuhi target 90%.Masih perlu dikaji apakah tingkat
pendidikan, dan ketrampilan yang dikuasai sudah sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Evaluasi sulit
dilakukan karena tidak ada dokumen rencana pengembangan sumberdaya manusia.
Kinerja staf dapat dievaluasi secara tidak langsung berdasarkan penghitungan indeks kepuasaan
pengguna layanan berdasarkan survei pada mahasiswa, dosen, karyawan dan orang tua mahasiswa.
Berdasarkan survei tersebut kinerja unit pelayanan masih dinilai kurang baik, dengan skor mutu
pelayanan C, dan nilai indeks kepuasan 2.38 atau 59.97 setelah dikonversi dari maksimum skor 100.
Hasil ini secara tidak langsung mencerminkan pencapaian sasaran 14 yang salah satu programnya
ditujukan untuk kemampuan bekerja dan berkarya.
Sasaran 16: Terselenggaranya pola pengembangan sumberdaya manusia yang mengacu pada merit
based recruitment dan reward punisgment yang terukur dengan jujur dan objektif berdasarkan
standar kinerja yang baku.
Program yang direncanakan untuk mencapai sasaran ini adalah menyusun pola rekrutmen, promosi,
dan demosi, sistem insentif dan reward punishment yang berbasis prestasi, meningkatkan
kesejahteraan dan keselamatan kerja staf dan karyawan serta SOP evaluasi dan pengawasan kinerja
staf.
Informasi yang tersedia menunjukkan hingga saat ini tidak ada dokumen tertulis kebijakan
rekruitment, promosi, demosi dan evaluasi kinerja dan pengawasan staf. Semua metode yang
digunakan masih mengacu pada metode standar PNS yaitu DP3 untuk karyawan dan dosen serta
EKDB yang diperuntukkan bagi dosen. Pengisian EKD masih sebatas pada upaya administrasi dengan
strategi pemenuhan standar bukan evaluasi diri riil sebagai dasar perencanaan SDM. Informasi tidak
langsung saat pelaksanaan juga menunjukkan bahwa kegiatan pengisian EKD masih rumit dari sisi
pemenuhan dokumentasi, juga tidak meratanya beban kerja staf. Kinerja karyawan kependidikan
masih terbatas menggunakan DP3 oleh atasan langsung sebagai dasar dalam menentukan
perpanjangan kontrak.
Tidak ada data dan target yang dapat digunakan sebagai acuan dalam mengevaluasi apakah
kesejahteraan dan keselamatan staf terjamin. Tenaga PNS dilindunggi oleh PT ASKES dan TASPEN,
sedangkan karyawan kontrak mendapatkan asuransi dana pensiun dari Bringin Life. Pelayanan
kesehatan karyawan dan mahasiswa dijamin melalui penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh
Poliklinik Brawijaya. Standar gaji karyawan kontrak terendah di FKUB (setara sopir) adalah 1.100.000
dengan tambahan insentif makan dan kehadiran kurang lebih sebesar 600.000. Nilai ini masih lebih
tinggi bila dibandingkan dengan upah minimum regional wilayah Malang yaitu 1.132.000,-.
2.2.2.4. Sub Bidang Pengembangan Manajemen Infrastruktur dan Teknologi Informasi
Sasaran 17: Terciptanya sistem pengembangan infrastruktur berbasis teknologi informasi yang
terpadu.
Penyediaan saluran internet disemua tempat di FKUB telah banyak membantu mahasiswa, staf
pendidik dan kependidikan.Mahasiswa dan staf diberikan kemudahan untuk mendapatkan bahan
pendukung PBM agar memperoleh hasil yang maksimal.Staf diberikan akses jurnal yang mampu
memperkaya keilmuannya dan meningkatkan produksi ilmiah baik penelitian maupun untuk studi
lanjut. Namun demikian sayangnya upaya tersebut belum diikuti peningkatan produk ilmiah yang
signifikan
Pengembangan teknologi informasi untuk kepentingan manajemen secara terpadu telah dirintis
secara bertahap.Sistim Administrasi Akademik (SIAKAD) berbasis teknologi informasi untukseluruh
jenjang program studi telah dibuat dan digunakan oleh seluruh PS. Beberapa kendala yang timbul
dalam pelaksanaan SIAKAD, mengingat ketentuan yang berbeda diantara program studi.Demikian
juga halnya untuk kepentingan manajemen pendukung lainnya, belum dapat dilaksanakan dengan
baik, karena belum terususunnya dan terlaksananya prosedur kerja yang terpadu, sehingga teknik
informasi belum mampu mendukung kepentingan manajemen untuk pendukung data manajemen
guna evaluasi kinerja dan kelancaran tugas.Pengembangan ini sangat penting untuk masa
mendatang agar penyelenggaraan manajemen dapat lebih cepat akurat guna kepentingan program,
evaluasi dan pengambilan keputusan.
Standar Operating Procedureberbagai kegiatan manajemen belum terlaksana secara menyeluruh
sehingga tidak jarang terjadi tumpang tindik dan ketidak akuratan data. SOP merupakan
infrastruktur manajemen yang sangat penting untuk mendukung tata kelola yang baik. Visi FKUB
menuju persaingan global perlu didukung dengan akurasi penyelenggaraan tata kelola, yang mampu
mendukung efisiensi dan efektifitas manajemen.Bahkan program pengembangan automatic office
system belum dapat dilaksanakan karena belum didukung dengan sistem penyelenggaraan
manajerial yang mumpuni.
Sasaran 18. Peningkatan kemampuan pencitraan publik dan terselenggaranya Sistim Informasi dan
Manajemen berbasis Teknologi Informasi
Keinginan untuk menampilkan hasil kinerja melalui penerbitan bulletin dalam rangka pencitraan
publik masih belum dapat dilaksanakan, mengingat kegiatan rutinitas yang belum dapat dikelola
dengan sistem yang terpadu.Salah satu penyebab penting adalah belum berlangsungnya organisasi
sesuai dengan fungsi dan struktur yang telah disepakati, karena membengkaknya program studi
yang saat ini mencapai 27 jenis.Belum adanya kesepadanan pengelolaan diantara program studi
menjadi penyebab penting.Struktur organisasi yang membengkak dengan cepat belum disertai
penataan organisasi yang terpadu dan efisien.
Pengembangan SIM Online telah dirintis oleh PS MMRS (MMOS-magister manajemen online
system) yang saat ini selalu dievaluasi dan ditingkatkan. Manfaat sangat besar telah dirasakan dalam
pengelolaan karena akan mempermudah dan mempercepat hasil pengelolaan baik untuk
kepentingan PBM, pengelolaan keuangan, SDM dan sangat membantu dalam Akreditasi PS.
Peningkatan sistem telah dilanjutkan menuju AOS, yang akan memprmudah pelaksanaan system
surat menyurat, pengumuman baik melalui email, SMS dan notulensi rapat yang akan digunakan
dalam penataan program dan pengambilan keputusan. Informasi tidak lagi hanya diperoleh diruang
kantor saja tetapi dapat diakses dimana saja, untuk menyongsong dan mendukung mobilitas staf,
tanpa tertinggal dalam informasi manajemen.
2.2.2.5 Program Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni
Sasaran 19. Meningkatnya mutu kegiatan kemahasiswaan dan kemampuan penalaran mahasiswa
berfikir alternatif, skeptik-analitis, kritis, dan self appraisal untuk mendukung pencapaian
kompetensi lulusan yang diinginkan.
Program pengembangan penalaran mahasiswa telah mencapai prestasi ditingkat UB dan meningkat
setiap tahun. Pada tahun 2009 ditingkat UB telah tercapai 3 prestasi, 2010 tercapai 6 prestasi dan
2011 tercapai 6 prestasi, sedangkan ditingkat nasional mencapai 7 jenis ditahun 2009, 8 jenis
ditahun 2010 dan 27 jenis ditahun 2011. Ditingkat internasionalpun mahasiswa FKUB pernah
mencapai 1 prestasi pada tahun 2010. Penyelenggaraan Pimnas, mahasiwa FKUB seringkali menjadi
juara umum. Pencapaian ini sangat membanggakan, meskipun demikian bila dibandingkan dengan
jumlah mahasiswa sekitar hampir 4000 setiap tahunnya, jumlah prestasi tersebut masih belum
optimal, karena tidak merata disemua prodi, tetap masih didominasi PS PD.
Pengembangan keterampilan entrepreneurship, life skill dan soft skill untuk mempersiapkan lulusan
memasuki pasar kerja dapat ditunjukkan melalui tracer study, yang menunjukkan bahwa sebagian
besar lulusan telah terserap dalam kurun waktu kurang 3 bulan.Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan
pengembangan entrepreneurship bagi mahasiswa telah berjalan optimal, meskipun ditunjang rasio
jumlah lulusan dan kebutuhan masih rendah. Kebutuhan masyarakat akan hidup sehat semakin
tinggi belum disertai dengan kehidupan yang sehat, dan program kuratif lebih dominan disbanding
preventif. Peminatan calon mahasiswa sangat tinggi, sebagai indikator bahwa lulusan sebagai
tenaga kesehatan sangat membanggakan dan sangat dibutuhkan bagi masyarakat.Oleh sebab itu
pelaksanaan kegiatan ini harus ditingkatkan terus dimasa mendatang.
Pelaksanaan pengembangan lingkungan akademik yang kondusif untuk pencapaian kompetensi
lulusan dillihat dari kegiatan keterampilan belajar yang sudah berlangsung melalui kegiatan ko
kurikuler maupun intra kurikuler di berbagai PS. Kegiatan tersebut cukup menggembirakan dan
memberikan kontribusi hasil IP semakin meningkat setiap tahunnya, namun masih belum merata
disemua strata dan PS. Kedudukan jumlah lulusan UKDI yang mencapai hampir 100% menunjukkan
bahwa budaya akademik telah tercipta sesuai kebutuhan untuk mencapai kompetensi lulusan.
Sasaran 20. Meningkatnya kuantitas dan mutu pengembangan minat dan bakat mahasiswa untuk
mendukung pengembangan diri
Kelompok minat dan bakat telah berkembang mulai di semester bawah sampai atas di berbagai PS.
Hal ini ditunjukkan dengan presatasi yang telah diraih dan keberadaan Dekan Cup yang secara rutin
diselenggarakan guna menampung kegiatan pengembangan tersebut. Demikian juga halnya dengan
pengembangan prestasi mahasiswa telah berlangsung dengan prestasi bidang olah raga ditingkat UB
sebanyak 3 buah di tahun 2009, 3 buah 2010, sedangkan ditingkat Nasional pada tahun 2009
sebanyak 1 buah, pada tahun 2010 sebanyak 1 buah dan pada tahun 2011 sebanyak 3 buah.
Meskipun prestasi telah diraih tetapi masih belum optimal bila dibandingkan dengan input yang
berkualitas, jumlah mahasiswa dan PS.
Prestasi bidang seni ditingkat UB, pada tahun 2009 sebanyak 6 buah, pada tahun 2010 sebanyak 6
buah dantahun 2011 sebanyak 7 buah prestasi. Ditingkat Nasional prestasi yang diraih pada tahun
2010 sebanyak 3 buah, tahun 2011 sebanyak 7 buah, dan prestasi ditingkat Internasional 1 buah
pada tahun 2010. Prestasi dibidang seni juga dirasakan kurang mengingat UB telah mencanangkan
program peningkatan budaya dan seni.
Sasaran 21.Meningkatnya kesejahteraan spiritual, moral dan materialmahasiswa.
Pemberian beasiswa dari berbagai program telah terlaksana dan meningkat dari tahun ke tahun.
Pemberian beasiswa dan kegiatan konseling telah terlaksana, namun jumlah mahasiswa yang sangat
besar disertai jumlah PS yang terus bertambah mengakibatkan kegiatan ini belum dapat mencakup
mahasiswa yang benar-benar tidak mampu mulai dari awal. Beasiswa hanya dapat diberikan setelah
mahasiswa masuk program, tetapi masih belum ada jenis beasiswa yang memang telah dirancang
sejak awal masuk FKUB.
Sasaran 22.Meningkatnya pemahaman dan toleransi Keberagaman Budaya di lingkungan
Mahasiswa.
Program pembinaan keagamaan telah berlangsung dan difasilitasi terus menerus.Kegiatan
keagamaan telah dilakukan secara rutin baik antar mahasiswa maupun antar dosen dan
mahasiswa.Kegiatan ini sangat penting untuk mengisi dan membentuk insan akademis yang
bermoral.Kegiatan ini harus didukung oleh para dosen dengan melakukan bimbinngan disemua sisi
pembelajaran. Belum semua dosen mempunyai kemauan dan kemampuan untuk melakukan inovasi
pembelajaran sehingga kegiatan ini masih dilaksanakan secara sektoral.Perlu dikembangkan metode
dan pelatihan pembelajaran yang mengkaitkan program ini dalam PBM.
Program peningkatan keberagaman budaya merupakan salah satu faktor penting untuk mendukung
proses belajar yang bertanggung jawab yang diharapkan mampu memberi kesadaran kepada
mahasiswa tentang tanggung jawabnya sebagai individu dalam berbangsa dan bernegara. Program
ini belum dapat terlaksana dengan optimal sehingga hasilnya tidak bisa dikaji untuk formulasi hasil
renstra.
Sasaran 23.Meningkatnya peran serta alumni dalam pengembangan diri, dan almamater
Peran alumni dalam pengembangan kurikulum dan kelembagaan telah dilakukan melalui tracer
study yang dilakukan oleh para alumni yang datang ke FKUB melalui pemanfaatan online yang juga
didisain oleh UB. Data menunjukkan belum semua alumni berpartisipasi pada tracer study dan pada
umumnya hanya alumni yang datang ke FKUB untuk kepentingan tertentu.Untuk meningkatkan
peran alumni di FKUB, maka perlu upaya yang dapat melibatkan seluruh alumni FKUB dari semua PS.
Dalam hal ini peran PS sangat penting untuk dilibatkan secara aktif untuk mengelola alumninya
masing-masing.
Peran serta alumni demi pengembangan FKUB sangat memungkinkan bila melibatkan PS yang
diberikan tanggung jawab membina alumninya.Komunikasi FKUB melalui PS kepada alumninya
menjadi salah satu tolok ukur kinerja PS. Apabila tugas komunikasi didelegasikan kepada PS, maka
kemungkinan keberhasilannya lebih baik dibandingkan saat ini yang dikelola oleh FKUB.Komunikasi
kepada alumni haruslah dikembangkan luas mengingat infomasi yang diperoleh dapat digunakan
untuk berbagai kepentingan.
Salah satu alat komunikasi antara alumni dan FKUB telah dilakukan dalam bentuk reuni setiap 5
tahun. Pertemuan akbar tersebut telah dilakukan dan dihasilkan pertemuan yang mempertemukan
lulusan berbagai angkatan dan PS. Pertemuan tersebut menghasilkan kontribusi yang positif dalam
berbagai bidang pengelolaan FKUB. Namun sayangnya masih belum bersatunya alumni berbagai PS
memerlukan upaya yang terus menerus, mengingat kemandirian profesi tidak disertai kebersamaan
profesi.
2.2.2.6 Sub Bidang Pengembangan Kerjasama Institusional
Sasaran 24.Terciptanya Kerjasama yang mampu dengan efektif mengoptimalkan networking dan
resource sharing untuk pengembangan Jejaring Lahan Belajar bagi seluruh ProgramStudi.
Kerjasama institusional telah terlaksana baik untuk kepentingan pendidikan maupun untuk
kepentingan pengembangan baik dalam maupun luar negeri.Kerjasama pendidikan dilaksanakan
pada RS pendidikan utama maupun jejaring.Jumlah mahasiswa yang semakin meningkat,
memerlukan kasus yang lebih banyak, terlebih lagi kepentingan pendidikan program spesialis yang
semakin banyak, maka tidak dapat dipungkiri pendidikan profesi dokter maupun lainnya
kemungkinan terlantar.RS jejaring harus dapat dimanfaatkan untuk kepentingan peningkatan mutu
yang menyangkut peningkatan jumlah dan variasi kasus sehingga meningkatkan pengalaman dalam
mencapai kompetensinya. Perlu pengkajian tentang delegasi wewenang RS Jejaring yang lebih besar
dengan persyaratan yang perlu disepakati bersama.
Kerja sama internasional telah berlangsung dan MOU telah ditanda tangani, namun hanya sebagian
yang telah terpenuhi, meskipun sebagian PS telah melaksanakan MOU dan implementasi sampai
tingkat visiting lecture dan sertifikasi kursus sebagai bagian kokurikulum. Pemanfaatan kerja sama
perlu ditingkatkan dimasa mendatang untuk mendorong peningkatan mutu penyelenggaraan
tridharma di FKUB.
Pelaksanaan Kelas Internasional dalam hal ini lebih diartikan sebagai kelas yang berbahasa Inggris,
belum benar-benar menyelenggarakan kelas internasional dengan budaya bangsa yang
mendasarinya.Tukar menukar informasi diantara mahasiswa, dan dosen mahasiswa baik dalam
proses pembelajaran maupun komunikasi yang dilandasi dengan budaya Indonesia. Santun dalam
bersikap dan bertindak, saling menghargai dan berkolaborasi sehingga tetap tercipta dalam PBM
yang akan dibawa sepanjang hayatnya.
Sasaran 25. Berkembangnya Kerjasama dan Afiliasi dalam dan Luar Negeri, dalam rangka
peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing, di bidang pengembangan institusi, pendidikan dan
penelitian termasuk didalamnya memperoleh donasi dalam pengembangan penelitian
Pengembangan internasionalisasi kurikulum telah dilaksanakan dengan upaya mandiri maupun
proyek. HPEQ termasuk salah satu program peningkatan mutu yang diharapkan mampu
meningkatkan kualitas pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat untuk pendidikan dokter,
termasuk sebagai pembina FK lain. Kerja sama diorientasikan untuk meningkatkan mutu dan
relevansi lulusan, mengingat daya saing disegala bidang profesi sudah dirasakan sekarang ini. RS
internasional yang semakin banyak, penempatan lulusan yang akan bersaing dengan tenaga asing
dan bahkan kursus oleh tenaga asing sudah banyak ditemui, kemungkinan pendidikan formal
pendidikan profesi kesehatan bukan tidak mungkin dimasa mendatang akan beroperasi di Indonesia.
Prestasi proyek sangat membantu, sebagian dicapai sangat signikan, yaitu publikasi internasional
melonjak tinggi menjadi 27 buah, meskipun untuk mempertahankan prestasi ini tidak
mudah.Dorongan publikasi sangat diperlukan mengingat khususnya di profesi klinik sangat
memungkinkan, mengingat kegiatan ilmiah internasional sering dilaksanakan di Indonesia.Daya tarik
untuk menyelenggarakan kegiatan internasional di Indonesia sangat tinggi khususnya Bali dan
Yogya, yang seringkali digunakan sebagai tempat penyelenggaraannya.
Kerja sama dengan pihak dalam dan luar negeri sudah banyak ditanda tangani, namun belum semua
kerja sama ditindak lanjuti. Beberapa kerja sama yang ditindak lanjut lebih banyak untuk
meningkatkan mutu pendidikan dengan cara mengirim staf untuk studi lanjut atau mengirim
mahasiswa untuk kursus pendek. Meskipun demikian pelaksanaan program ini menunjukkan bahwa
FKUB sudah dikenal secara dikalangan internasional. Peningkatan dapat dilakukan melalui kerja
sama penelitian maupun kerja sama pengabdian masyarakat berupa proyek bersama.
Sasaran 26. Berkembangnya Kerjasama Luar Negeri dalam rangka pencitraan publik secara
internasional, pencapaian standar internasional pendidikan, pengembangan culturaldiversity
sebagai bagian komunitas internasional (world citizen) dan pencapaian sasaran 200 besar institusi
Pendidikan Kedokteran dan Kesehatan Asia
Kerjasama Luar Negeri untuk pencitraan publik telah dilaksanakan dengan mengikuti kursus dan
benchmarking. Kerjsama internasional telah banyak dilakukan oleh PS PD yang bekerja sama dengan
berbagai institusi luar negeri, PS klinik antara lain PS Ortho telah melaksanakan external examiner,
PS IPD bekerja sama proyek Diabet dan SLE, PS IK Kulit dan Kelamin telah bekerja sama dengan SIF
menyelenggarakan occupational dermatosis, demikian juga yang dikerjakan oleh MMRS yang
bekerja sama dengan Parkway org., telah menyelenggarakan kursus bersertifikat tentang perumah
sakitan serta hospital visit ke RS Singapore dan Malaysia. Meskipun kedudukan FKUB belum
mendapatkan ranking yang tinggi namun upaya ini apabila ditingkatkan dimasa mendatang akan
membuahkan hasil seperti yang diharapkan.
2.2.3 Kekuatan dan Kelemahan Institusi
Kepeminatan masuk ke FKUB diberbagai PS masih tinggi, bahkan khususnya untuk PD masih menjadi
primadona bagi masyarakat, sehingga bersedia untuk membayar mahal.Hal ini terjadi tidak hanya di
FKUB tetapi disemua FK baik negeri maupun swasta.Kuota penerimaan sangat besar, bahkan melebihi
kemampuan pengelolaan dan belum ditunjang dengan fasilitas pendidikan baik peralatan, gedung
maupun RS pendidikan.Permintaan masuk ke FKUB tidak hanya pada S1, tetapi juga pasca sarjana
baik S2 maupun S3.
Program Studi bidang kesehatan sangat banyak peminatnya untuk membuka PS baru, sehingga
pemerintah mengadakan regulasi untuk membatasi pembukaan PS baru.Penataan kompetensi dan
learning outcome sedang dilakukan oleh Kemendikbud bersama Kemenkes guna peningkatan mutu
tenaga kesehatan dan penataan kebutuhan tenaga kesehatan.Kebijakan tersebut harus diantisipasi
oleh FKUB dan perlu menata kurikulumnya baik S1, profesi, S2 dan S3.
Program Kerja Renstra PSPD periode 2007 – 2012 sudah banyak yang tercapai, tetapi masih banyak
menyisakan masalah yang sangat penting untuk ditata dan dilaksanakan. Evaluasi kurikulum,
kemampuan mengajar staf dan evaluasi berkala setiap program menunjukkan perlunya pengkajian
untuk penataan organisasi. Keberadaan dan eksistensi PSPD sebagai ujung tombak penyelenggaraan
tridharma PT menurut UU PT 2012, memiliki fungsi dan tempat yang strategis, memerlukan penataan
staf dalam organisasi agar fungsinya dapat ditingkatkan optimal. Definisi home based bagi staf harus
ditegaskan dalam organisasi, sehingga tidak rancu antara kedudukan PS dan Laboratorium. Demikian
juga halnya dengan status BLU merupakan kesempatan FKUB maupun PS untuk melakukan inovasi
pengaturan anggaran dan upaya untuk income generating (fund raising) guna meningkatkan
kemampuan pengelolaan PS tidak dari sumbangan pendidikan dari mahasiswa. Kebijakan pemerintah
untuk memberikan subsidi dan mematok SPP mahasiswa hanya 30% dari operasional, maka sisanya
dan anggaran pengembangan harus dapat diperoleh dari upaya PS / FKUB sendiri. Kemandirian PS
merupakan tuntutan agar mampu mengelola pendidikan yang bermutu. Berdasarkan data kinerja
pencapaian perencanaan strategis periode 2007-2012 dapat diidentifikasi faktor yang menjadi
kekuatan dan kelemahan institusi (Tabel 2.1).
Tabel2.1 Kekuatan dan Kelemahan Institusi
Kekuatan Kelemahan
Rasio peminatan pendidikan kedokteran dan kesehatan di semua program studi sangat tinggi yang mengindikasikan tingginya kualitas calon mahasiswa (input) sebagai modal dalam memberikan kualitas lulusan dan hasil program yang tinggi
Standar input dan kapasitas penerimaan (terutama S1) diluar kewenangan Fakultas. Tingginya peminatan juga didorong tingginya kebutuhan dan keterbatasan jumlah PS yang memenuhi standar. Kondisi ini dapat berpotensi menimbulkan ketidaksesuaian jumlah mahasiswa dengan kapasitas pengelolaan
Rerata IPK lulusan, masa studi tepat waktu, prosentase kelulusan UKDI yang tinggi, dan masa tunggu kerja yang pendek secara tidak langsung menggambarkan kualitas output dan kemampuan memenuhi kebutuhan pengguna lulusan
Meskipun kelulusan tinggi terdapat tren penurunan rerata UKDI, sedangkan pada saat yang sama ada upaya peningkatan standar nasional kelulusan hingga memenuhi standar internasional. Hal ini mengindikasikan penurunan kualitas pendidikan sesuai kompetensi. Daya serap lulusan juga dipengaruhi tingginya kebutuhan tenaga kesehatan secara nasional.
Kurikulum sudah dilaksanakan dengan model blok kompetensi pada PSPD
Kurikulum dengan disain blok sering berubah
terutama PS PD, belum konsisten dan belum
memasukkan unsur manajemen kesehatan terutama
keselamatan pasien sesuai WFME dan kebijakan
WHO/ Pemerintah
Setiap tahun telah dilakukan usaha-usaha pengembangan dan pemutahiran kurikulum
Usaha dan komitmen dalam pengembangan dan pemutahiran kurikulum tidak sama.
Dari sisi kuantitas dengan memperhatikan syarat program studi dan rasio dosen, di tingkat fakultas jumlah dosen sudah memenuhi kebutuhan. Dari sisi kualitas, hampir seluruh dosen sudah dilatih AA dan diusulkan serdos
Meskpun rasio dosen mahasiswa sudah terpenuhi karena dominasi oleh PS PD, dari sisi beban hampir semua dosen PS PD dibebani mengajar di PS lain.
Ada tren peningkatan jumlah publikasi dan penelitian karena dukungan Hibah Bersaing, Iptekdok dan HPEQ. Publikasi dalam symposium internasional sudah cukup
Jumlah penelitian, publikasi dan hibah belum merata secara rasio dosen maupun rasio anggaran yang menunjukkan belum meratanya kemampuan staf dalam berkompetisi (Hibah), penelitian dan penulisan publikasi, serta belum membudayanya kebiasaan meneliti dan menulis. Publikasi dalam simposium internasional masih didominasi oleh para klinisi, karena wahana pertemuan ilmiah internasional sering diadakan di Indonesia, belum merata pada semua PS
Ada potensi kemampuan institusi dan staf pengajar dalam memenangkan Hibah
Kemampuan staf untuk memenangkan hibah belum merata dan Laboratorium pendukung belum memenuhi standar pengelolaan dan sarana penelitian
Adanya kebijakan alokasi anggaran dan hibah penelitian dan pengabdian masyarakat dari Fakultas dan Universitas
Rasio anggaran dan kegiatan pengabdian masyarakat masih belum memenuhi standar dan merata
Kekuatan Kelemahan
Sudah ada agenda pohon penelitian Agenda pohon penelitian masih didominasi biomolekuler belum disertai dengan penelitian kesehatan, manajemen kesehatan, socio medicine, dan translationalAdanya kecenderungan pengelompokan dosen-dosen untuk lahan-lahan tertentu
Sigi, Lokakarya, seminar, diskusi tentang pembelajaran dan pendidikan cukup banyak.
Tindak lanjut kegiatan kurang.
Pengabdian masyarakat sudah terprogram dan disertai penyediaan anggarannya
Pelaksanaannya masih sporadik belum berkesinambungan dan dana yang tersedia masih rendah
Sudah ada dokumen struktur organisasi dengan tupoksi dan dokumen sistem penjaminan mutu di Fakultas dan Program studi didukung dengan organik gugus dan unit jaminan mutu. Pelaksanaan penjaminan mutu melalui audit sudah terselenggara rutin oleh Universitas dan akan dikelola ditingkat Fakultas
Inkonsistensi struktur pada leveling dibawah Fakultas karena berkembangnya program studi : Jurusan/PS, penempatan MEU dibawah Fakultas, TKP PPDS, PS S2 dibawah Fakultas/Jurusan, kedudukan laboratorium tidak jelas mempengaruhi mutu dan ketercapaian program Kelemahan dalam implementasi dan monitoring evaluasi setiap umpan balik
Status BLU di Universitas memberikan peluang kemandirian keuangan dan pengembangan institusi
Kekuatan hukum organisasi dan hubungan tata kelola antara pendidikan dan rumah sakit pendidikan masih lemah Sistem pengelolaan anggaran belum menunjang fleksibilitas dalam BLU
Dokumen SOP penjaminan mutu dan proses bisnis sudah tersusun baik ditingkat FKUB maupun di PS
SOP tidak semua dilaksanakan dan dievaluasi, serta pelaksanaan SOP masing simpang siur Tidak semua personil mempunyai komitmen untuk melaksanakan dengan sungguh-sungguh, dan tahu tentang Tupoksinya.
Kemampuan interpreunership institusi sudah ada di beberapa PS
Belum semua PS mempunyai kemampuan interpreunership dan status BLU belum dimanfaatkan untuk meningkatkan anggara di FKUB maupun PS
Kekuatan Kelemahan
Penambahan staf (pendidik dan kependidikan) sudah ada melalui jalur non PNS
Belum ada program pengembangan staf baik jumlah maupun kualitasnya (carrier development pathway) dan penempatan staf kependidikan yang tepat
Tersedianya staf kependidikan yang potensial Belum optimalnya pemanfaatan staf kependidikan
Akses informasi melalui internet sudah tersedia disemua area pendidikan baik di FKUB maupun di RS
Penggunaan IT belum optimal, belum dimanfaatkan sebagai media informasi bagi seluruh proses pendidikan dan bisnis internal, serta masih sering terganggunya pemanfaatan internet karena traficnya kurang besar
Organisasi kelembagaan mahasiswa telah berjalan aktif dan kegiatannya yang berlangsung rutin
Mahasiswa yang berperan aktif dalam organisasi kelembagaan mahasiswa masih terbatas
Mahasiswa telah menorah prestasi baik di tingkat nasional dan internasional pada bidang akademik dan non akademik.
Prestasi mahasiswa belum merata di semua PS dan jumlah prestasi mahasiswa belum optimal bila dibanding jumlah mahasiswa, termasuk pemenang dalam lomba ilmiah dilingkungan PPDS
Sudah ada kerja sama nasional dan internasional yang dapat dimanfaatkan untuk pendidikan dan penelitian
Kerjasama institusi nasional dan internasional yang sudah ada baik di tingkat Fakultas maupun Universitas belum dimanfaatkan optimal untuk pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat
2.3 Analisis Lingkungan eksternal
Analisis lingkungan eksternal dilakukan dengan melihat beberapa faktor diantaranya besaran
kebutuhan tenaga dokter sebagai dasar penyelenggaran pendidikan tenaga dokter dan tuntutan
kualifikasi lulusan, intensitas kompetisi dalam penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan pada
tingkat nasional dan global, kebijakan nasional dan internasional yang mempengaruhi
penyelenggaraan pendidikan tinggi, perkembangan teknologi pendidikan tinggi. Metode analisis
dilakukan dengan kajian dokumen dan data pada tingkat nasional dan institusi.
2.3.1 Gambaran Kebutuhan Tenaga Kesehatan
Besaran tenaga dokter menjadi kunci dalam memperhitungkan kebutuhan penyelenggaraan
pendidikan dan daya tampung. Rasio tenaga kesehatan per 100.000 penduduk belum memenuhi
target yang ditetapkan sampai dengan tahun 2010. Sampai dengan tahun 2008, rasio tenaga
kesehatan untuk dokter spesialis per 100.000 penduduk adalah sebesar 7,73 dibanding target 9;
dokter umum 26,3 dibanding target 30; dokter gigi 7,7 dibanding target 11; perawat 157,75 .
Dengan memperhatikan standard ketenagaan rumah sakit yang berlaku, maka pada tahun 2010
masih terdapat kekurangan tenaga kesehatan di rumah sakit milik pemerintah (Kementerian
Kesehatan dan Pemerintah Daerah), sejumlah 2.098 dokter spesialis, 902 dokter umum, 443 dokter
gigi, 6.677 perawat/bidan, 84 orang S-1 Farmasi/Apoteker, 979 asisten apoteker, 149 tenaga
kesehatan masyarakat, 243 sanitarian, 194 tenaga gizi, 800 tenaga keterapian fisik, dan 2.654 tenaga
keteknisian medis. Dengan demikian kekurangan tenaga kesehatan di rumah sakit akan lebih besar
lagi bila dihitung kebutuhan tenaga kesehatan di RS milik kementerian teknis lainnya, Rumah
Sakit/Lembaga Kesehatan TNI dan POLRI serta Rumah Sakit Swasta.
Dengan memperhatikan standard ketenagaan Puskesmas yang berlaku, maka pada tahun 2010
masih terdapat kekurangan tenaga kesehatan di Puskesmas, sejumlah 149 dokter umum, 2.093
dokter gigi, 280 perawat gigi, 21.797 bidan, 5.045 asisten apoteker, 13.019 tenaga kesehatan
masyarakat, 472 sanitarian, 303 tenaga gizi, dan 5.771 tenaga keteknisian medis. Sedangkan untuk
Puskesmas DTPK juga masih dihadapi kekurangan tenaga kesehatan sejumlah 64 dokter umum, 59
dokter gigi, 48 perawat gigi, 35 asisten apoteker, 249 tenaga kesehatan masyarakat, 25 sanitarian,
34 tenaga gizi, dan 47 tenaga keteknisian medis.
Faktor lain yang harus diperhitungkan adalah kebijakan BPJS yang mencanangkan universal coverage
pada tahun 2015. Dalam kebijakan tersebut dengan besaran kapitasi 20.000 diperhitungkan bahwa
diperlukan satu dokter untuk 3000-5000 anggota untuk dapat melebihi break even point. Jika
memperhatikan perhitungan ini, maka diperlukan 83.000 dokter umum. Besaran kapitasi yang
merupakan cermin kemampuan negara sangat mempengaruhi besaran kebutuhan dokter. Apabila
terjadi peningkatan nilai kapitasi tentunya diperlukan jumlah tenaga kesehatan yang lebih banyak.
Perhitungan ini juga hanya memperhitungkan biaya kuratif, sedangkan kebijakan pembangunan
kesehatan setelah tahun 2014 harus lebih berfokus pada promotif dan kuratif.
Proyeksi Kemenkes menunjukkan bahwa pada tahun 2014 dibutuhkan 33.773 tenaga dengan
estimasi jumlah lulusan 20.817 sehingga masih dibutuhkan peningkatan kapasitas bahkan hingga
proyeksi tahun 2025. Peningkatan kapasitas ini masih diperlukan di profesi dokter umum, spesialis,
asisten apoteker, sanitarian, gizi dan keterapian fisik. Dokumen tersebut juga menjelaskan bahwa
untuk profesi dokter gigi, bidan, perawat, perawat gigi, apoteker, kesehatan masyarakat dan
keteteknisian medis diperkirakan akan melebihi kapasitas sehingga direncanakan kebijakan
pengurangan. Pengurangan tersebut akan ditempuh dengan cara penutupan PS yang tidak
memenuhi akreditasi, pengurangan kapasitas pada yang memenuhi akreditasi dan penghentian ijin
pembukaan program studi baru.
2.3.2 Intensitas Kompetisi Penyelenggaran Pendidikan Tenaga Kesehatan
Badan Kesehatan Dunia menengarai perkembangan migrasi internasional tenaga kesehatan yang
semakin meningkat sejak tahun 1990 sampai 2010, dan diperkirakan akan meningkat pada tahun-
tahun mendatang seiring dengan semakin dekatnya GATT yang akan berlaku 2020. Kondisi diatas
akan mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan setiap negara, terutama di negara-negara sedang
berkembang.
World Federation of Medical Education, dan berbagai perhimpunan profesi kesehatan global
(kedokteran gigi, farmasi, keperawatan, kebidanan) menjawab tantangan butir pertama diatas,
dengan mengembangkan standar kompetensi global, yang diikuti oleh standar kompetensi
pendidikan profesi tenaga kesehatan di semua negara. Dampak dari perkembangan ini,
menyebabkan berubahnya sistem pendidikan semua profesi kesehatan di semua negara. Semua
lembaga pendidikan tenaga kesehatan di berbagai negara merespons tantangan tersebut dengan
mengembangkan standar pendidikan nasional yang di sesuaikan dengan standar global yang telah di
sepakati, termasuk kurikulum pendidikan, fasilitas pendidikan, dan metoda assessmen-nya.
Komunitas perhimpunan tenaga kesehatan negara-negara ASEAN juga telah bersepakat melalui
penanda tanganan MRA (Mutually Recognition Arrangement) pada tahun 2006, 2007 dan 2008 yang
lalu untuk memulai menerapkan standar regional profesi kesehatan (Keperawatan, Kebidanan,
Dokter Gigi, Dokter, dan Farmasi) lebih awal, yaitu tahun 2015. Semua upaya diatas dimaksudkan
agar komunitas profesi kesehatan di ASEAN lebih siap menghadapi persaingan tahun 2020.
Menjelang tahun 2015 untuk menghadapi persaingan global akibat pemberlakuan Asean Free Trade
Area (AFTA), telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu di berbagai bidang
termasuk bidang pendidikan. Berbagai peraturan diterbitkan untuk mengatur peraduan antara
lulusan pendidikan dan dunia kerja (link and match) antara lain PP nomer 8 tahun 2012 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang mengatur kerangka penjenjangan kualifikasi
kompetensiyang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara pendidikan
dan pekerjaan dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi, sesuai dengan struktur pekerjaan di
berbagai sektor.
Salah satu upaya Kemendikbud (Dikti) dalam pendidikan kesehatan untuk meningkatkan mutu
penyelenggara pendidikan tenaga kesehatan dan lulusan agar mampu bersaing menghadapi
persaingan bebas adalah proyek HPEQ yang berupa dana pinjaman dari Bank Dunia. AFTA disatu sisi
sangat menguntungkan bagi perekonomian Indonesia yang saat ini mempunyai pertumbuhan sangat
baik, namun disisi lain membutuhkan kesiapan SDM, khusus dibidang kesehatan yang saat ini masih
belum mampu bersaing ditingkat global. Berita HPEC 18 December 2012, bahwa perawat Indonesia
sebanyak 322 orang yang bekerja di Jepang lebih unggul dibanding perawat Filipina, merupakan
berita yang menggembirakan sekaligus menantang penyelenggara pendidikan keperawatan di
Indonesia.
Sejalan dengan ratifikasi AFTA dan MRA yang akan diberlakukan pada 2015 kualifikasi lulusan
pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh PT dan/PS harus mampu memenuhi standar
kualifikasi tidak hanya nasional, tetapi juga asia dan Internasional. Jika tidak mampu maka peluang
lulusan untuk mampu berperan di tingkat nasional pun akan kecil karena akan diisi oleh tenaga
kesehatan ditingkat internasional. Hal ini bisa menyebabkan ancaman posisi marginal lulusan di
pasaran kerja. Dengan demikian apabila output PSPD FKUB tidak memenuhi kompetensi berstandar
internasional,akan menempati posisi marjinal.
Kompetisi penyelenggaran pendidikan tenaga kesehatan juga dapat dilihat dari perkembangan
jumlah institusi dan program studi. Dari dokumen rencana dan pengembangan tenaga kesehatan
tahun 2011-2015, pada tahun 2009 menunjukkan perkembangan jumlah institusi penyelenggara
pendidikan tenaga kesehatan di semua jenjang naik dengan rerata kenaikan 17% pertahun. Hingga
akhir tahun 2008 terdapat 2032 institusi di semua jenjang dengan proporsi terbanyak pada jenjang
D3 (955) S1 (609), dan Spesialis 1 (204).
Ditinjau dari sisi bidang ilmumenurut data tahun 2010, program terbanyak adalah kebidanan untuk
jenjang D3. Pada jenjang S1 program terbanyak adalah keperawatan (308) kemudian kesehatan
masyarakat (143) diikuti kedokteran (71), kefarmasian, kedokteran gigi dan kegizian. Jumlah
penyelenggara kebidanan pada jenjang S1 pada tahun 2008 baru ada dua program studi. Data
kompetisi tersebut harus dicermati dan dikaitkan dengan daya tampung serta kebutuhan tenaga
kesehatan yang bersifat dinamik untuk melihat apakah peluang pengembangan pendidikan secara
riil masih akan tetap besar atau mencapai titik jenuh.
2.3.3 Kebijakan Nasional Penyelenggaraan dan Pembiayaan Pendidikan Tinggi
Kebijakan nasional yang harus diperhatikan diantaranya UU PT, RUU Pendidikan Dokter, Kerangka
Kualifikasi Nasional, Akreditasi Pendidikan Tinggi dan Lembaga Akreditasi Mandiri, status BLU dan
pembiayaan pendidikan.
Undang-undang Pendidikan Tinggi menegaskan fungsi PT sebagai penyelenggara pendidikan
termasuk pendidikan profesi serta berhak memberikan gelar akademik dan sertifikat kompetensi.
Gelar profesi diberikan oleh pendidikan tinggi penyelenggara pendidikan. Untuk dapat memberikan
gelar tersebut penyelenggara pendidikan harus terakreditasi karena dinyatakan bahwa gelar
akademik dan profesi diangap tidak sah jika dikeluarkan oleh PT dan/PS yang tidak terakreditasi.
Undang-undang tersebut juga mengatur kualifikasi Dosen disetiap strata pendidikan. Secara
organisasi penyelenggaraan pembelajaran dikelola oleh pelaksana program studi. Untuk
menyelenggarakan pendidikan Perguruan Tinggi harus menyusun kurikulum.
Penerbitan UU tersebut menegaskan posisi dan kewajiban Program Studi dalam penyelenggaraan
pendidikan serta persyaratan penyelenggaraan termasuk kualifikasi SDM. Posisi Fakultas tidak
secara tegas disebutkan dalam UU PT demikian juga Jurusan dan Laboratorium/Departemen.
Konsekuensi tersebut membuat PT dan Fakultas harus melakukan kajian peran, fungsi dan organisasi
Fakultas.Disatu sisi penerbitan UU PT juga memberikan peluang penyelenggaraan pendidikan tinggi
baik akademik dan profesi seluas-luasnya.
Dalam menyelenggarakan pendidikan profesi khususnya profesi Dokter, beberapa peraturan yang
harus dicermati adalah UU Praktek Kedokteran, UU (RUU) Tenaga Kesehatan, dan RUU Pendidikan
Dokter. UU PK memberikan peran Konsil dan Kolegium dalam sertifikasi dan STR sehingga perlu
diantisipasi ketidaksesuaiannya dengan UU PT. Disamping itu UU PK belum mengatur Peran Konsil
terkait dengan AFTA dalam hal registrasi dan lisensi tenaga kesehatan dalam skala Asian. Sebagai
konsekuensi AFTA harus diantisipasi bahwa pemberian registrasi dan lisensi akan diberikan oleh
Badan berskala ASIA. Penyelenggara pendidikan harus memikirkan kompatibilitas output dan
kualifikasi lulusan pada skala ASIA dan Internasional. RUU Pendidikan Dokter meskipun dalam taraf
rancangan harus tetap diantisipasi karena akan mengatur secara detail penyelenggaraan pendidikan
dokter mulai dari input, proses dan tata kelola hingga output.
Undang-undang PT juga mengatur pembiayaan pendidikan di PT. Disebutkan bahwa akan ditetapkan
standar satuan biaya operasional pendidikan yang akan diperhitungkan dengan tingkat kemahalan
wilayah, prestasi atau kinerja PT dalam mencapai standar nasional PT. Pencapaian kinerja tersebut
akan mempengaruhi alokasi anggaran PT yang dikenal dengan mekanisme insentif dan disinsentif.
Sumber pendapatan PT dapat diperoleh melalui: SPP mahasiswa, subsidi pemerintah, penelitian dan
pendapatan lain. Sudah ada model insentif dan disintensif bagi 61 PTN di lingkup Kemendikbud.
Insentifnya adalah menambah dana subsidi, sedangkan disintensifnya mengurangi subsidi, terutama
bagi kampus-kampus ternama dan banyak peminatnya.
2.3.4 Kebijakan Pendidikan Tenaga Kesehatan
Melalui komunikasi tiga kementrian yaitu Pendidikan, Kesehatan dan Dalam Negeri pendidikan
tenaga kesehatan harus sesuai dengan jenjang, kompetensi dan kebutuhan tenaga kesehatan untuk
menunjang mutu dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan. Upaya penyelarasan telah dilakukan
melalui pengembangan KKNI, evaluasi standar kompetensi, standar tempat pembelajaran dan
pembaruan standar program studi. Penyelenggara pendidikan tenaga kesehatan tidak hanya harus
mampu meluluskan tepat waktu dengan IPK yang tinggi, tetapi juga lulus uji kompetensi dan dapat
diterima ditempat kerja dengan jenjang karir dan kualifikasi pekerjaan yang tepat.
Disisi lain penyelenggaraan pelayanan kesehatan diatur dengan hukum dan etika untuk menjamin
hak serta keselamatan pasien. Hal tersebut diatur dengan kebijakan sertifikasi, lisensi, credential
untuk menjamin kewenangan dan akuntabilitas pemberian pelayanan kesehatan oleh provider
termasuk tanggungjawab hukum didalamnya. Kebijakan ini pada satu sisi menuntut tingkat
kompetensi yang tinggi dengan keahlian (praktik) yang memadai, namun tetap harus menghargai
hak pasien, menjamin keselamatan pasien serta sesuai dengan batas kewenangan dan etika yang
berlaku. Menjadi tantangan tersendiri bagi penyelenggara pendidikan tenaga kesehatan untuk
mengembangkan model pembelajaran yang menjamin pengetahuan dan keahlian pada level yang
dikehendaki tanpa harus melanggar hak dan jaminan keselamatan pasien.
2.3.5 Kebijakan dan Perencanaan Strategis Universitas
Fakultas merupakan organisasi penyelenggara pendidikan dibawah Universitas yang mengemban
amanah penyelenggaraan TriDharma Perguruan Tinggi. Secara organisasi Fakultas dan program
studi dipengaruhi oleh Universitas sebagai pengelola, dan Kemendikbud sebagai wakil pemilik,
sehingga kebijakan ditingkat Universitas sangat mempengaruhi.
Renstra UB menekankan pada pencapaian World Class University dengan indikator peringkat UB
secara internasional. Beberapa indikator penunjang adalah kinerja mahasiswa, kinerja dosen, dan
institusi. Dari sisi mahasiswa adalah kualifikasi lulusan dan penyerapan secara internasional yang
diukur dengan prestasi mahasiswa di tingkat internasional. Kinerja dosen diukur dari publikasi,
penelitian pada skala internasional. Sedangkan kinerja institusi dilihat juga pada pencapaian standar
pengelolaan internasional akreditasi internasional institusi. Secara eksplisit UB menetapkan
beberapa target .
2.3.6 Tantangan dan Peluang Institusi
Tabel2.2. Tantangan dan Peluang Pengembangan Institusi
Tantangan Peluang
AFTA dan MRA (2015) membuka peluang persaingan global sehingga meningkatkan tingkat kompetisi pada skala global bahkan pada pasar lokal
Peluang hibah pengembangan program (manajemen dan kurikulum), penelitian dan pengabdian masyarakat untuk menunjang AFTA,WCU
Penetapan KKNI, semakin menuntut kesesuaian antara output dengan standar kualifikasi nasional dan kebutuhan kerja
Kebutuhan nasional nakes tinggi, meskipun juga terdapat trend keterpenuhan dari output beberapa program studi
Kebutuhan tenaga kesehatan tinggi disemua jenis profesi (Rencana Pengembangan Nakes 2011-2025, Depkes)
Peminatan menjadi tenaga kesehatan dan peminatan
masyarakat masuh ke FKUB tinggi pada berbagai PS
utamanya PSPD
Peningkatan nilai kelulusan menuju standar internasional dan sudah adauji kompetensi nasional yang akan dikembangkan bagi semua pendidikan profesi
FKUB khususnya PSPD mempunyai pengalaman melakukan uji kompetensi yang mempunyai nilai sumbangsih nasional dan menjadi salah satu pusat uji kompetensi nasional
Status BLU UB yang tidak jelas dan pengelolaannya sentral yang seharusnya bisa didesentralisasikan pada PS
Peluang beasiswa, dana penelitian, publikasi dari dalam negeri (Nasional, Universitas, Fakultas) dan luar negeri
Tuntutan penerapan manajemen keselamatan pasien (WHO, UU Rumah Sakit, PP keselamatan pasien, standar akreditasi internasional) di institusi tempat kerja maupun praktek pribadi menjadi tantangan syarat kualifikasi lulusan
Kesesuaian agenda penelitian nasional atau fokus dari
hibah dengan bidang ilmu atau minat PS/Fakultas
untuk mngembangkan manajemen keselamatan kerja
Kebijakan dan kriteria seleksi mahasiswa tidak sepenuhnya ditetapkan Fakultas/Prodi S1 (status BLU)
Status BLU dapat menempatkan PS menjadi bagian dari system penerimaan mahasiswa
SPP tunggal dan maksimum pendanaan berbasis mahasiswa maksimal 30%
Status BLU memungkinkan FKUB dan PS mencari dana mandiri dengan kegiatan yang berorientasi pada akademik (penelitian, pelatihan, konsultasi) maupun non akademik (sumber dana bisnis lain)
Peraturan home based minimal 1 PS 6 staf yang terdiri dari 2 Profesor, 4 Doktor
Konsep linearitas sudah ditegaskan sebagai linearitas bidang ilmu dalam surat edaran Rektor berdasarkan penjelasan Dirjen Dikti, memungkinkan pengembangan Bidang Ilmu Staff yang lebih fleksibel termasuk Kepengajaran
Kebijakan rekruitmen tenaga SDM (Dosen dan administrasi) ditetapkan oleh UB
Status BLU memberi keharusan kekurangan SDM diperoleh dari pengangkatan tenaga tetap non PNS
Pertanggung jawaban social (CSR) institusi merupakan kewajiban bagi Institusi Pendidikan
Potensi hibah pengabdian masyarakat dapat dilaksanakan terpadu agar memperoleh manfaat sebesar besarnya
Interpretasi UU PT 12/2012 tentang pendidikan profesi (sesudah sarjana) diartikan pemisahan pendidikan profesi menjadi dua PS (PS akademik dan Profesi) tersebut pada SK Rektor
Penguatan organisasi PS: UU PT, Standar Akreditasi, EPSBED
Peraturan RSAB tidak jelas, mempengaruhi pengelolaan operasional RSAB, dapat menjadi beban anggaran
RS mempunyai kebutuhan untuk menjalin kerjasama dengan Pendidikan dalam semua tingkat pendidikan.
Tantangan Peluang
SPP tunggal, batasan dana bersumber mahasiswa maksimal 30%, disinsentif bagi PT
Sudah ada bangunan RSAB dan juga ditetapkan dalam Renstra Universitas untuk pengembangan RSAB
Persyaratan publikasi pada program studi guru besar 2 internasional
Peluang penyelenggaraan pelatihan dan sertifikasi tenaga kesehatan tinggi (UU PT 2012) sebagai sumber pembiayaan mandiri
Standar akreditasi: rasio dana penelitian 3juta-6juta/dosen
Peluang kerjasama konsultasi, pendampingan, penempatan peserta didik tinggi PPDS sebagai dampak UU RS dan Peraturan Akreditasi Institusi Pelayanan Kesehatan
Tuntutan pengembangan inovasi dan aplikasi pengetahuan dan teknologi hingga mencapai HAKI
Peluang pembiayaan penelitian hibah nasional dan internasional tinggi yang secara nasional semakin ditingkatkan serta adanya perhatian khusus pada Indonesia dalam pencapaian MDGs
Mekanisme evaluasi program studi secara online melalui EPSBED/PDPT
Peluang pengembangan PS tinggi (UU PT 2012)
Batasan kewenangan peserta didik dalam praktek pelayanan kesehatan ditengah tuntutan kompetensi keahlian yang tinggi
Perluasan kerjasama dan sosialisasi kompetensi
peserta didik di instansi pelayanan kesehatan tingkat
primer,
2.4 Posisi Strategis Organisasi
Analisis posisi strategis PSPD dilakukan dengan berdasarkan pada kekuatan, kelemahan, tantangan
dan peluang institusi. Skoring dan pembobotan dilakukan dimasing-masing temuan dengan
memperhatikan kontribusi dan pengaruhnya pada strategi organisasi.
Gambar 2.1. Posisi Strategis PSPD Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Gambar tersebut menunjukkan bahwa posisi PSPD saat ini terletak pada posisi konservatif atau dalam
keadaan memeliharan untuk mempersiapkan diri menyongsong tantangan masa depan. Evaluasi dan
perbaikan internal perlu ditingkatkan agar mampu menghadapi tantangan dan memfaatkan peluang.
Harapannya tidak sampai 5 tahun mendatang PSPD sudah siap untuk bergeser pada posisi agresif yang
melewati tantangan untuk bersaing global baik dikalangan nasional maupun internasional. Diversifikasi
berbagai bidang, dan kemandirian baik tingkat FKUB maupun PS akan menambah akselerasi peningkatan
kemampuan diri yang cerdas.
T
S W
O
Conservative Agressive
Defensive Competitive
III. RENCANA STRATEGIS 2013-2017
Perencanaan strategis mempunyai fungsi memberikan arah dan strategi bagi PSPD FKUBdalam
mengelola kekuatan dan kelemahan dalam menghadapi dinamika lingkungan eksternal.
Perencanaan strategis merupakan proses berkelanjutan dan bersifat dinamis, berawal dari strategic
direction (visi, misi dan nilai organisasi), adaptive strategic (grand strategic danstrategic objective),
operational strategic (strategic initiative) yang diterjemahkan pada tingkat Fakultas, Program Studi,
Unit Penunjang dan Individu.
3.1. Visi, Misi dan Nilai Organisasi
Visi
Menjadi Institusi Pendidikan Kedokteran yang Terkemuka dan Bertaraf Internasional dan berjiwa
entrepreneur untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat
Misi
Mengembangkan Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat di bidang Kedokteran,
yang terkini serta bermutu untuk membangun masa depan bangsa dengan dilandasi nilai-nilai
universal
Nilai
Profesional
- Menyelanggarakan pelaksnanan tugas dan kewenangan dengan penuh tanggung
jawab berdasarkan kompetensi etika dan peraturan yang berlaku
Dedikatif
- Dedikasi menunjukkan tanggungjawab yang tinggi dalam pengabdian setiap individu dalam
menjalankan pekerjaan dan kepercayaan yang diberikan yang tercermin dalam pemberian
pelayanan
Futuristik
- mengandung makna memiliki kemampuan prediktif dan responsif terhadap dinamika
fenomena-fenomena dibidang kedokteran serta menjadi leader dalam inovasi
pengembangan ilmu dari teknologi kedokteran utamanya tentang Biomedik dan kedokteran
kedaruratan.
Komitmen dan Kebersamaan
- Komitmen mengandung unsur perhatian, dukungan (suportif)
- Kebersamaan menggambarkan penghargaan pada setiap potensi individu sekaligus
kesadaran bahwa keberhasilan organisasi hanya dapat dicapai dengan sinergi kebersamaan.
Unggul
- Unggul memberikan makna bahwa organisasi harus mampu mengembangkan keunggulan
setiap individu
- Keunggulan juga berorientasi pada hasil upaya institusi yang harus mampu membangun
tidak hanya keunggulan institusi tetapi juga kebanggan bangsa
- Keunggulan dalam hasil juga harus dicapai dengan cara yang efektif dan efisien
Berjiwa entrepreneur
- Jiwa entrepreneur mengandung unsur inovatif tidak hanya dalam usaha tetapi juga
pengembangan penelitian dan pengabdian masyarakat
3.2. Isu Strategis
Pengembangan grand strategi organisasi untuk mencapai visi dan misi organisasi harus
memperhatikan isu strategis berdasarkan analisis lingkungan eksternal.
3.2.1 Pendidikan tinggi mempunyai tanggungjawab sosial dalam menjamin akses pendidikan,
keadilan dalam akses pendidikan, dampak keberadaan institusi pada kualitas hidup
masyarakat
3.2.2 Meningkatnya kompetisi global perlu diantisipasi dengan peningkatan daya saing lulusan
(employability national dan international), kualitas dosen (publication, visiting lecturer), dan
program studi maupun fakultas (international collaboration: education program and joint
research).
3.2.3 Tuntutan kemandirian pengelolaan (BLU, SPP tunggal, visi enterpreneurship Universitas)
sebagai dasar dalam pengembangan institusi agar dapat lebih bermanfaat bagi masyarakat
perlu disikapi dengan mengembangkan jiwa dan kemampuan enterpreneurship pada
institusi dan juga lulusan
3.2.4 Good university governance merupakan keharusan untuk menjamin akuntabilitas institusi PT
termasuk didalamnya Fakultas dan Program Studi sebagai penggerak bagi good corporate
governance, perlu diantisipasi dengan menerapkan sistem penjaminan mutu, akuntabilitas
pengelolaan keuangan, pelayanan prima serta tata kelola organisasi di tingkat Fakultas dan
Program Studi.
3.2.5 Tuntutan peran dan pengembangan program studi sebagai ujung tombak pelayanan
akademik (UU PT) dan tolok ukur kinerja bagi institusi penyelenggara pendidikan (EPSBED,
Akreditasi)
3.2.6 Tuntutan level kualifikasi kompetensi nasional pada profesi tenaga kesehatan dengan
kemampuan skill yang tinggi perlu memperhatikan kebijakan etika pelayanan kesehatan di
rumah sakit tempat pendidikan yang mengatur kewenangan tenaga kesehatan (medical
staff by law) di rumah sakit sebagai provider di rumah sakit.
3.2.7 Kebijakan SJSN yang diluncurkan untuk memperkuat sistem rujukan dan efisiensi
pembiayaan kesehatan akan menempatkan rumah sakit Pendidikan Utama saat ini sebagai
penyelenggara UKP tingkat tersier sehingga kurang sesuai dengan kompetensi tenaga
kesehatan pada tingkat primer (dokter umum, dokter gigi, perawat, bidan, farmasi).
Kebijakan tersebut juga memberikan dampak pada pengalaman belajar pendidikan spesialis.
3.2.8 WHO, SKN, UU RS, menuntut penerapan manajemen keselamatan pasien pada institusi
pelayanan kesehatan dan provider kesehatan didukung PP Keselamatan Pasien serta
Standar Akreditasi Internasional. Hal ini perlu diantisipasi dalam membangun kompetensi
tenaga kesehatan, karena dalam proses pendidikan mahasiswa dan lulusan sebelum
mendapat license akan menjadi bagian dari tim kesehatan yang harus menerapkan praktek
manajemen keselamatan pasien.
3.3. Sasaran dan Peta Strategis Organisasi.
3.3.1 Grand Strategi
3.3.1.1 Meningkatkan kapabilitas dan daya saing institusi sehingga mampu bersaing ditingkat
nasional dan internasional
3.3.1.2 Meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan, penelitian dan publikasi serta pengabdian
masyarakat yang menjamin keselamatan pasien di bidang Kedokteran dan kesehatan
dengan pendekatan ilmu-ilmu Biomedikal Kedaruratan Kedokteran dan socio medicine
sehingga mempunyai daya saing nasional dan internasional
3.3.1.3 Meningkatkan kemampuan enterpreneurship dan manajerial organisasi dan lulusan
sehingga mampu bersaing dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu, tekhnologi dan
kemanusiaan
3.3.1.4 Meningkatkan perluasan dan pemerataan akses pelayanan pendidikan, kegiatan
penelitian dan pelayanan bagi masyarakat
3.3.1.5 Mendorong pengembangan pusat pusat pemberdayaan masyarakat pada bidang
kedokteran, kesehatan dan socio medicine sebagai wujud tanggungjawab sosial Fakultas
(CSR) yang merupakan aplikasi pendidikan dan penelitian melalui penyelenggaraan
pendidikan di program studi untuk memberikan dampak bagi kualitas hidup masyarakat.
3.3.1.6 Meningkatkan mutu pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat
sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kompetisi global
3.3.1.7 Menerapkan sistem penjaminan mutu, tata kelola akademik berbasis good university
governance serta pelayanan prima sebagai bagian integral sistem manajemen dan budaya
organisasi untuk menjamin peningkatan mutu berkelanjutan dan akuntabilitas institusi
3.3.1.8 Melakukan penataan organisasi dan sarana prasarana program studi untuk mewujudkan
kemandirian pengelolaan program studi dan pengembangan sumber daya manusia
3.3.1.9 Meningkatkan pemerataan kuantitas dan kualitas tenaga pengajar dan kependidikan
melalui pengembangan sistem carier development path(talent management) yang
komprehensif didukung sistem manajemen kinerja
3.3.1.10 Membangun budaya, insfrastruktur, kapabilitas sumber daya manusia dan sistem
informasi untuk menunjang kinerja dan kemandirian institusi
3.3.1.11 Membangun budaya akademik dan budaya organisasi untuk menciptakan iklim kerja,
kinerja dan kesejahteraan staf sebagai bagian dari kinerja organisasi.
3.3.2 Peta Strategis
Gambar 3.1. Peta Strategi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya dalam kaitannya dengan profil output
proram studi Pendidikan Dokter FKUB
3.4. Tujuan Strategis di masing-masing bidang Grand strategis yang telah dirumuskan selanjutnya diterjemahkan menjadi tujuan strategis yang
lebih terukur di PSPD FKUB sebagai dasar dalam mengembangkan program atau upaya strategis.
Pengelompokan dalam bidang dilakukan dengan memperhatikan misi Tri Dharma Perguruan Tinggi,
struktur perencanaan strategis Universitas dan Grand Strategi Fakultas
3.4.1. Bidang Akademik
Bidang akademik merupakan fokus utama penyelenggaraan kegiatan di Program Studi Pendidikan
Dokter FKUB. Sasaran strategis pelaksanaan kegiatan di Program Studi Pendidikan Dokter meliputi:
Sasaran 1: meningkatkan kapabilitas dan daya saing Program Studi sehingga mampu bersaing di
tingkat Nasional dan Internasional
Sasaran 2: Meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan, penelitian dan publikasi serta pengabdian
masyarakat yang menjamin keselamatan pasien di bidang Kedokteran, kesehatan . dan socio
medicine sehingga mempunyai daya saing nasional dan internasional
Sasaran 3: Meningkatkan kemampuan enterpreneurship dan manajerial organisasi dan lulusan
sehingga mampu bersaing dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu, tekhnologi dan kemanusiaan
Sasaran 4: Meningkatkan perluasan dan pemerataan akses pelayanan pendidikan, kegiatan
penelitian dan pelayanan bagi masyarakat
Sasaran 5: Mendorong pengembangan pusat pemberdayaan masyarakat pada bidang kedokteran,
kesehatan dan socio medicine sebagai wujud tanggungjawab sosial Program studi dan Fakultas (CSR)
yang merupakan aplikasi pendidikan dan penelitian untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Sasaran 6: Meningkatkan mutu pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat
sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kompetisi global
Ke enam (6) sasaran tersebut bertumpu pada strategi pemerataan dan perluasan akses, penguatan
mutu proses untuk menjamin kualitas output lulusan, penelitian dan publikasi serta pengabdian
dengan outcome pada peningkatan kualitas hidup masyarakat dengan penguatan pada keselamatan
pasien dan kesesuaian dengan kompetisi global serta penciri lokal bidang biomolekuler dan socio
medicine.
Sasaran tersebut diuraikan menjadi tujuan strategis di sub bidang yaitu pendidikan
3.4.1.1 Sub bidang pendidikan
3.4.1.1.1 Meningkatkan kesesuaian antara kualitas output lulusan disetiap tahap pendidikan
dengan kompetensi (kebutuhan pengguna) pada tingkat nasional dan internasional.
3.4.1.1.2 Meningkatkan kemampuan enterpreunership lulusan dan enterpeneurship dalam
manajemen kesehatan sehingga mampu bersaing dalam dunia kerja
3.4.1.1.3 Menjamin kemampuan praktek manajemen keselamatan pasien lulusan pada tingkat
individu maupun komunitas
3.4.1.1.4 Meningkatkan kemampuan pengelolaan manajemen praktek pelayanan kesehatan
lulusan pada praktek pelayanan kesehatan individu maupun komunitas
3.4.1.1.5 Meningkatkan jumlah, pemerataan dan kualitas penelitian dan publikasi mahasiswa
(lulusan) sesuai dengan bidang keilmuan pada tingkat nasional dan internasional
3.4.1.1.6 Meningkatkan prosentase lulusan dengan masa studi tepat waktu
3.4.1.1.7 Meningkatkan ketepatan dokumentasi dan implementasi sistem penjaminan mutu
berkelanjutan proses pembelajaran
3.4.1.1.8 Meningkatkan kapabilitas kepengajaran, pembimbingan dan penulisan pada dosen dan
penasehat akademik
3.4.1.1.9 Meningkatkan jumlah dan jangkauan beasiswa pendidikan
3.4.1.2 Sub bidang penelitian dan karya ilmiah
Membangun kondisi yang menstimulasi dan menginduksi sumber daya yang ada untuk:
3.4.1.2.1 Mendorong peningkatan jumlah dan kualitas penelitian pada bidang kedokteran dan
socio medicine
3.4.1.2.2 Mengembangkan pusat pengembangan (kajian) penelitian kesehatan termasuk
kebijakan kesehatan
3.4.1.2.3 Meningkatkan pembiayaan penelitian dari dalam maupun luar negeri
3.4.1.2.4 Meningkatkan jumlah dan kualitas penelitian yang berorientasi pada penelitian
translasional
3.4.1.2.5 Meningkatkan jumlah dan kualitas peroleh hibah penelitian pada tingkat universitas,
nasional maupun internasional
3.4.1.2.6 Meningkatkan jumlah dan kualitas publikasi dan karya ilmiah di kawasan nasional dan
internasional sebagai langkah untuk rekognisi institusi dan staf
3.4.1.2.7 Meningkatkan kemampuan dan perolehan HAKI yang dapat digunakan langsung pada
masyarakat
3.4.1.2.8 Menumbuhkan atmosfer akademik baik dalam kegiatan pendidikan maupun kegiatan
ilmiah sehingga menjadi budaya akademik dalam institusi
3.4.1.3 Sub bidang pengabdian masyarakat
Membangun kondisi yang menstimulasi dan menginduksi sumber daya yang ada untuk:
3.4.1.3.1 Meningkatkan dampak kegiatan pemberdayaan masyarakat sebagai bagian dari
corporate social responsibility (CSR)
3.4.1.3.2 Meningkatkan kualitas output kegiatan pemberdayaan masyarakat disetiap bidang
3.4.1.3.3 Meningkatkan jumlah dan jangkauan kegiatan pemberdayaan masyarakat di setiap
bidang
3.4.1.3.4 Meningkatkan pemerataan pelaksana untuk pemberdayaan masyarakat dalam bidang
kedokteran, kesehatan, dan socio medicine
3.4.1.3.5 Meningkatkan dokumentasi dan publikasi kegiatan pemberdayaan masyarakat sehingga
mendapatkan pengakuan ditingkat nasional dan internasional
3.4.2 Bidang organisasi dan manajemen
Bidang organisasi dan manajemen diuraikan dalam tiga sub bidang yaitu struktur organisasi dan tata
kelola, manajemen keuangan, manajemen sarana dan prasarana, serta manajemen informasi.
3.4.2.1 Sub bidang struktur organisasi dan tata kelola
3.4.2.1.1 Meningkatkan efisiensi dan akuntabilitastatakelola penyelenggaraan program studi,
melalui restrukturisasi organisasi
3.4.2.1.2 Meningkatkan dokumentasi dan implementasi sistem penjaminan mutu ditingkat
Program Studi
3.4.2.1.3 Meningkatkan kesesuaian dan keterlaksanaan prosedur operasional standar sesuai
dengan indikator masing-masing
3.4.2.1.4 Meningkatkan prosentase tindak lanjut dan keberlangsungan monitoring dan evaluasi
3.4.2.2 Sub bidang manajemen keuangan
Membangun kondisi yang menstimulasi dan menginduksi sumber daya yang ada untuk:
3.4.2.2.1 Meningkatkan sumber pembiayaan non mahasiswa
3.4.2.2.2 Meningkatkan alokasi biaya operasional per mahasiswa
3.4.2.2.3 Meningkatkan efektifitas kendali anggaran dan pendapatan berbasis kinerja dan
program studi
3.4.2.2.4 Meningkatkan keseimbangan pembiayaan belanja operasional pendidikan, penelitian,
pengabdian masyarakat, pengembangan sumberdaya manusia dan sarana prasarana
3.4.2.2.5 Meningkatkan kecepatan pengelolaan anggaran, evaluasi dan laporan kinerja anggaran
berbasis kinerja dan program studi
3.4.2.3 Sub bidang pengelolaan informasi
Membangun kondisi yang menstimulasi dan menginduksi sumber daya yang ada untuk:
3.4.2.3.1 Meningkatkan akurasi dan kecepatan ketersediaan data dan informasi untuk
pengambilan keputusan manajemen ditingkat program studi sesuai dengan key
performance indikator yang ditetapkan
3.4.2.3.2 Meningkatkan akurasi dan kecepatan ketersediaan data dan informasi kinerja program
studi sesuai dengan standar evaluasi kinerja PS dan Akreditasi PS
3.4.2.3.3 Meningkatkan akurasi dan kecepatan informasi manajemen operasional (office system)
dalam Program Studi
3.4.2.3.4 Meningkatkan akurasi dan kecepatan informasi kegiatan pembelajaran untuk
memberikan informasi monitoring program dan umpan balik
3.4.2.3.5 Meningkatkan akurasi dan kecepatan informasi kinerja dan karir dosen dan tenaga
kependidikan
3.4.2.3.6 Meningkatkan akurasi dan kecepatan informasi penjaminan mutu Program Studi
3.4.3 Bidang pengembangan SDM (tenaga pendidik dan kependidikan)
Membangun kondisi yang menstimulasi dan menginduksi profil sumber daya yang ada untuk:
3.4.3.1 Meningkatkan kuantitas (rasio) pengajar, pembimbing, penguji dan tenaga kependidikan
disemua program studi
3.4.3.2 Meningkatkan kualifikasi pendidikan dosen dan tenaga kependidikan sesuai dengan
kebutuhan program studi
3.4.3.3 Meningkatkan pemenuhan penjenjangan maksimal karir dosen dan tenaga kependidikan
yang didukung kemudahan administrasi
3.4.3.4 Meningkatkan optimalisasi pemenuhan kinerja dosen sesuai kebutuhan program studi dan
standar kinerja dosen (EKD, EWMP)
3.4.3.5 Meningkatkan jumlah pemerataan dan kualitas penelitian, publikasi nasional dan
internasional sesuai dengan agenda penelitian PS dan nasional
3.4.3.6 Meningkatkan jumlah, pemerataan dan kualitas kegiatan pengabdian masyarakat sesuai
agenda PS dan kebutuhan masyarakatpengelolaan dukungan SDM
3.4.3.7 Meningkatkan jumlah HAKI dan penerbitan buku hasil inovasi pembelajaran
3.4.3.8 Meningkatkan kesejahteraan staff
3.4.3.9 Meningkatkan keahlian dan kapabilitas tenaga kependidikan sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi masing-masing untuk memastikan pemenuhan jenjang karir melalui program
pendidikan dan pelatihan berkelanjutan
3.4.3.10 Meningkatkan kemampuan pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan manajemen
pendidikan staf pengajar melalui pendidikan dan pelatihan berkelanjutan
3.4.3.11 Meningkatkan praktik pelayanan prima (service excellence) semua staf sebagai bagian dari
budaya organisasi melalui pelatihan berkelanjutan
3.4.3.12 Meningkatkan budaya akademik
3.4.4 Bidang kemahasiswaan dan alumni
3.4.4.1 meningkatkan kemampuan enterpreunership mahasiswa agar mampu bersaing dengan
lulusan lain baik dalam maupun luar negeri dalam dunia kerja dan penciptaan lapangan
kerja
3.4.4.2 meningkatkan kemampuan akademik agar semakin tinggi jumlah peserta didik yang dapat
mencapai tingkat kompetensi sesuai SKDI
3.4.4.3 meningkatkan kemampuan penalaran, pengembangan minat dan bakat guna mendukung
kompetensi (termasuk didalamnya perilaku) yang dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan
3.4.4.4 meningkatkan peran serta kelembagaan kemahasiswaan dalam mendukung program
rekognisi internasional dalam bidang ilmiah serta pengembangan minat dan bakat
3.4.4.5 meningkatkan peran Alumni dalam mendukung upaya pemecahan masalah dibidang
kesehatan pada tingkat nasional dan internasional
3.4.4.6 meningkatkan peran kelembagaan dan anggota alumni dalam perbaikan kurikulum melalui
partisipasi tracer study
3.4.4.7 meningkatkan peran alumni dalam mendukung kemandiriaan pembiayaan
3.4.5 Bidang kerja sama nasional dan internasional
Membangun kondisi yang menstimulasi dan menginduksi sumber daya yang ada untuk:
3.4.5.1 Meningkatkan kerja sama dengan Puskesmas, RS Pendidikan, Jejaring dan wahana
pendidikan lainnya guna meningkatkan mutu pendidikan, penelitian dan pengabdian
masyarakat
3.4.5.2 Mengembangkan kerja sama antar PS baik internal maupun eksternal guna peningkatan Tri
Dharma Perguruan tinggi
3.4.5.3 Meningkatkan pendaya gunaan kerja sama dengan pihak luar negeri baik yang sudah aktif
maupun yang belum aktif guna peningkatan internasionalisasi lulusan dan institusi Fakultas
dan Program Studi
3.5 Indikator Kinerja Kunci (Key Performance Indikator) Setiap tujuan strategis diterjemahkan menjadi indikator strategis agar dapat menjadi acuan bagi
pengembangan program dan rencana operasional di tingkat Fakultas dan Program Studi.
Tabel 3.1. Sasaran, Tujuan, dan Indikator Bidang Akademik – Sub Bidang Pendidikan
Sasaran Tujuan Indikator Target Catatan
Meningkatkan kapabilitas dan daya saing institusi sehingga mampu bersaing ditingkat nasional dan internasional
Meningkatkan posisi institusi dan program studi pada tingkat nasional dan internasional
Jumlah publikasi internasional yg diindeks pada international search engine
1 Int, 1 Nas akrd,
1 Nas/dos/
3th
Jumlah publikasi pada international high impact journal
1/dos/3th
status PSPD terakreditasi internasional
Tercapai S1 PSPD (Asia AUN QA)
PSPD dengan status akreditasi A
Tercapai
program/standar pendidikan PSPD diakui (recognized) oleh Lembaga/institusi luar negeri (atau menggunakan International examiner/reviewer)
Tercapai bukti review dari international examiner dalam bentuk masukan/hasil review
Meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan, penelitian dan publikasi serta pengabdian masyarakat yang menjamin keselamatan pasien di bidang Kedokteran, Kesehatan, dan socio medicine sehingga mempunyai daya saing nasional dan internasional
Meningkatkan kesesuaian antara kualitas output lulusan disetiap tahap pendidikan dengan kompetensi (kebutuhan pengguna) pada tingkat nasional dan internasional.
Rerata nilai uji kompetensi Nasional [Dokter]
Nilai 75 Pendidikan dokter (saat ini 2013 - nilai 73), target nasional 75
Prosentasi kelulusan uji kompetensi Nasional dengan nilai minimal 75 [Dokter]
100%
Sasaran Tujuan Indikator Target Catatan
[lanjutan] Meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan, penelitian dan publikasi serta pengabdian masyarakat yang menjamin keselamatan pasien di bidang Kedokteran, Kesehatan, dan socio medicine sehingga mempunyai daya saing nasional dan internasional
[lanjutan] Meningkatkan kesesuaian antara kualitas output lulusan disetiap tahap pendidikan dengan kompetensi (kebutuhan pengguna) pada tingkat nasional dan internasional.
Rasio (konversi IPK):nilai uji kompetensi
minimal 1 IPK dikonversikan disesuaikan dengan skala nilai uji kompetensi
Masa tunggu kerja < 3 bln hanya berlaku untuk S1
Kepuasan pengguna lulusan
skor akhir tracer Study
30 - 36
mengacu pada matriks penilaian akreditasi BAN PT
Dokumen blueprint evaluasi
Ada PSPD harus sudah mempunyai dan menyetor dokumen evaluasi ke fakultas
Rerata proporsi soal ujian MCQ (evaluasi hasil belajar) dengan kualitas baik menurut item analysis
75% mengembangkan sistem item review dan analysis pada semua bentuk EHB di semua PS, dan blue print evaluasi sebagai dasar review
Proporsi keterlaksanaan item analysis pada ujian MCQ
100%
Meningkatkan prosentase lulusan dengan masa studi tepat waktu
rasio rerata masa studi dibandingkan ketentuan masa studi
1.2
Rerata prosentase lulusan tepat waktu
60% rumus matriks BAN PT
Meningkatkan jumlah, pemerataan dan kualitas penelitian dan publikasi mahasiswa (lulusan) sesuai dengan bidang keilmuan pada tingkat nasional dan internasional
jumlah publikasi mahasiswa/lulusan disetiap PS
100% Edaran Dikti/KKNI mewajibkan publikasi sebagai ukuran kompetensi/kualifikasi. Ditjen Dikti, jurnal diupayakan terakreditasi. Rektor, S1, upload di web, S2 jurnal nasional terakreditasi, S3 Internasional,
Rasio publikasi:mahasiswa
100% Semua mahasiswa harus mempublikasikan tugas akhirnya
Sasaran Tujuan Indikator Target Catatan
[lanjutan] Meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan, penelitian dan publikasi serta pengabdian masyarakat yang menjamin keselamatan pasien di bidang Kedokteran, Kesehatan, dan Socio medicine sehingga mempunyai daya saing nasional dan internasional
[lanjutan] Meningkatkan jumlah, pemerataan dan kualitas penelitian dan publikasi mahasiswa (lulusan) sesuai dengan bidang keilmuan pada tingkat nasional dan internasional
Jumlah publikasi dalam forum internasional mahasiswa S1
2 / tahun
Jumlah publikasi jurnal internasional mahasiswa S1/tahun
1
Menjamin kemampuan praktek manaj. keselamatan pasien lulusan pd tingkat individu maupun organisasi
Adanya isi dan integrasi patient safety pada kurikulum
100%
Nilai ujian modul/mata kuliah keselamatan pasien
75
Meningkatkan kualitas input pada student admission
Nilai Minimal Test Mandiri
syarat pd catatan
diatas standard SBNMPTN
Tingkat pemenuhan persyaratan tes Kesehatan dan atau psikotest untuk mengikuti studi
100% sesuai dengan syarat tes kesehatan dan psikotest
Meningkatkan kemampuan enterpreneurship dan manajerial organisasi dan lulusan sehingga mampu bersaing dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu, tekhnologi dan kemanusiaan
Meningkatkan kemampuan enterpreunership lulusan dan enterpeneurship dalam manajemen kesehatan sehingga mampu bersaing dalam dunia kerja
Jumlah prestasi gagasan inovatif mahasiswa S1
2/tahun
Meningkatkan mutu pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kompetisi global
Meningkatkan ketepatan dokumentasi dan implementasi sistem penjaminan mutu berkelanjutan proses pembelajaran
PSPD memiliki panduan akademik
Tersedia panduan akademik yang ter
sosialisasi kan
setiap tahun
Sasaran Tujuan Indikator Target Catatan
[lanjutan] Meningkatkan mutu pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kompetisi global
[anjutan] Meningkatkan ketepatan dokumentasi dan implementasi sistem penjaminan mutu berkelanjutan proses pembelajaran
adanya pedoman pendidikan PSPD
ada
Tingkat update dokumen panduan akademik setiap PS
100% setiap tahun dilakukan update dokumen panduan akademik
Meningkatkan kapabilitas kepengajaran, pembimbingan dan penulisan pada dosen dan penasehat akademik
Rerata indeks kepuasan mahasiswa terhadap dosen
nilai 76 nilai mengacu pada instrumen IKM UB, materi mengacu pada instrumen Serdos FK
Adanya buku pelaksanaan kurikulum PSPD
ada Kompetensi/Learning outcome, Learning objective pada tiap Blok/Mata kuliah, sd pokok bahasan
proporsi mata kuliah/blok/staget (?) dengan buku materi/modul sesuai kurikulum di setiap PS
100%
terselenggaranya evaluasi kesesuaian materi dengan rancangan kurikulum dan kompetensi di PSPD secara berkala
100% periode sesuai masa studi PS
Proporsi staf pendidik dengan pendidikan/pelatihan pengajaran (misal: PEKERTI, AA, Penulisan MCQ, OSCE) sesuai standar yg ditetapkan
100% Perlu penetapan standar trainingnya, misal dosen baru harus pekerti, [PJMK harus AA]
Proporsi staf dengan pendidikan/pelatihan pembimbingan
100%
Proporsi staf dengan pendidikan/pelatihan penulisan ilmiah
100%
Pemenuhan kinerja pendidikan staf sesuai EKD/EWMP (riil skor)
100%
Tabel 3.2. Sasaran, Tujuan, dan Indikator Bidang Akademik – Sub Bidang Penelitian
Sasaran Strategi Tujuan Bidang Indikator Target Catatan
Meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan, penelitian dan publikasi serta pengabdian masyarakat yang menjamin keselamatan pasien di bidang Kedokteran, Kesehatan dan socio medicine sehingga mempunyai daya saing nasional dan internasional
Meningkatkan pemerataan jumlah dan kualitas penelitian pada bidang kedokteran, kesehatan, dan socio medicine
Adanya struktur pohon penelitian dan roadmap yang menampung semua bidang ilmu dan terutama yang saling berkaitan
ada Kebijakan pohon penelitian yg integrative/ lintas PS
rasio jumlah penelitian antar bidang ilmu
1 merata sesuai dengan proporsi dosen
proporsi penelitian mahasiswa di masing-masing bidang (pohon penelitian)
sd catatan keterlibatan mhs pada penelitian dosen ≥ 25%,
proporsi publikasi nasional (seminar dan jurnal) hasil penelitian di masing-masing bidang (pohon penelitian)
2/DT/PS atau 4/DT/PS
setiap DT 2 artikel pd jurnal nas terakreditasi atau 4 artikel pd jurnal nas tdk akreditasi (3 th)
proporsi publikasi internasional (seminar dan jurnal) hasil penelitian setiap bidang (pohon penelitian)
1/DT/PS setiap DT 1 artikel pd jurnl internasional per 3 tahun
Perbandingan (proporsi) rerata anggaran hibah penelitian tiap pohon pen
merata setiap pohon
penelitian
Jumlah pusat pengembangan penelitian berdasarkan pohon penelitian
1/bid roadmap
minimal ada 1 pusat pengembangan sesuai bidang pada roadmap
Rerata publikasi internasional/pusat kajian/tahun
[Kebijakan pengembangan pusat kajian]
Meningkatkan pembiayaan penelitian DN maupun LN
Jumlah proposal pengajuan anggaran penelitian hibah nasional/internasional disetiap pusat pengembangan
50%
Meningkatkan jumlah dan kualitas penelitian yang berorientasi pada penelitian translasional
Proporsi penelitian translational dibanding semua penelitian
50% baseline 0
Proposi publikasi nasional penelitian translational
50% baseline 0
Jumlah publikasi internasional penelitian translational
25% baseline 0
Sasaran Strategi Tujuan Bidang Indikator Target Catatan
[lanjutan] Meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan, penelitian dan publikasi serta pengabdian masyarakat yang menjamin keselamatan pasien di bidang Kedokteran (umum, gigi, sp), Kesehatan (gizi, perawat, bidan, farmasi), Manajemen Kesehatan dan socio medicine sehingga mempunyai daya saing nasional dan internasional Meningkatkan mutu pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kompetisi global
Meningkatkan jumlah pemerataan dan kualitas publikasi dan karya ilmiah di kawasan nasional dan internasional sebagai langkah untuk rekognisi institusi dan staf
Rerata publikasi nasional/dosen/PS/tahun
2/DT/PS atau 4/DT/PS
setiap DT 2 artikel pd jurnal nas terakreditasi atau 4 artikel pd jurnal nas tdk akreditasi (setiap 3 tahun)
Rerata publikasi internasional/dosen/PS/ Tahun
1/DT/PS setiap DT 1 artikel pd jurnl internasional per 3 tahun
Meningkatkan jumlah, pemerataan dan kualitas peroleh hibah penelitian pada tingkat universitas, nasional maupun internasional
Jumlah hibah penelitian universitas/PS
rata2 [S1]3JT [S23]18JT /DT/PS/Th
[S2] lit dana LN = jumlah DT atau lit dana non PT = 2 x DT, atau lit dana PT = 4 x DT (setiap tahun slm 3 th)
Jumlah hibah penelitian nasional/PS
Jumlah hibah penelitian internasional/PS
Meningkatkan kemampuan dan perolehan HAKI yang dapat digunakan langsung pada masyarakat
Jumlah HAKI disetiap PS/Bidang Kajian
1Haki/PS/3Th
Proporsi dosen yang telah mengikuti pelatihan HAKI/PS
100%
Jumlah pengajuan HAKI/PS/3tahun
2Haki/3th Minimal 4x pengajuan Haki/ PS/3th
Jumlah penelitian berpotensi HAKI/PS
4 Lit 2x Pengajuan Haki/PS/3th
Menumbuhkan atmosfer akademik baik dalam kegiatan pendidikan maupun kegiatan ilmiah yang mampu menjadikan pembudayaan dalam institusi
Jumlah kegiatan scientific meeting terjadwal dalam bidang ilmu dan kependidikan disetiap Prgram studi PS/Tahun
48Keg/PS/Th kegiatan rutin mingguan dan kegiatan tahunan (penyelenggaraan seminar/PIT/dsb)
Jumlah kegiatan scientific meeting terlaksana dalam bidang ilmu dan kependidikan setiap tahun
48Keg/PS/Th kegiatan rutin mingguan dan kegiatan tahunan (penyelenggaraan seminar/PIT/dsb)
Proporsi partisipasi dosen dalam kegiatan scientific meeting/PS/tahun
90% DT/ Keg
Proporsi anggaran scientific meeting dan pengembangan akademik atmosfir terhadap total anggaran
20% termasuk mengadakan seminar atau kegiatan ilmiah lainnya
Tabel 3.3. Sasaran, Tujuan, dan Indikator Bidang Akademik – Sub Bidang Pengabdian Masyarakat
Sasaran Tujuan Indikator Target Catatan
Membangun pusat pemberdayaan masyarakat pada bidang kedokteran, kesehatan, manajemen kesehatan dan socio medicine sebagai wujud tanggungjawab sosial Fakultas (CSR) dan aplikasi pendidikan dan penelitian untuk memberikan dampak bagi kualitas hidup masyarat.
Meningkatkan dampak kegiatan pemberdayaan masyarakat sebagai bagian dari corporate social responcibility (CSR)
Jumlah MOU institusional PSPD dengan instansi lain FKUB dalam bidang kegiatan CSR (pembiayaan pendidikan putra daerah, putra karyawan perusahaan, pengembangan teknologi tepat guna, peningkatan mutu pelayanan), MOU internasional per tahun
meliputi semua bidang CSR
Jumlah MOU dengan kriteria: banyak, cukup, kurang, sangat sedikit, tidak ada
Jumlah kegiatan CSR per MOU
min 1 keg/MOU/Th
kajian ilmiah pembahasan potensi perkembangan IPTEK yang berpotensi dikembangkan menjadi program kegiatan terapan yang terdokumentasi
1 Dok/PS/4Th 1 Dokumen berisi analisis produk IPTEK yang dapat dihasilkan oleh PS
adanya laporan dampak kegiatan pengabdian masyarakat
ada/keg
adanya bukti perbaikan indikator kesehatan masyarakat desa binaan
ada/keg merupakan indikator dampak. Pengukuran dampak minimal dengan pre and post measurement
Meningkatkan kualitas output kegiatan
Kepuasan masyarakat terhadap kegiatan penmas
76 mengacu kriteria nilai IKM
Sasaran Tujuan Indikator Target Catatan
pemberdayaan masyarakat disetiap bidang
Dokumen produk penmas (modul bagi masyarakat)/program
1 produk/program
Meningkatkan perluasan dan pemerataan akses pelayanan pendidikan, kegiatan penelitian dan pelayanan bagi masyarakat
Meningkatkan jumlah dan jangkauan kegiatan pemberdayaan masyarakat di setiap bidang
Jumlah kegiatan penmas/PS/tahun
3Keg/DT/3Th
distribusi sasarankegiatan penmas, dimasing-masing bidang dan PS
semakin banyak wilayah dan kelompok yang tercakup dari tahun ke tahun
sasaran bisa berdasarkan wilayah, atau berdasarkan kelompok atau kriteria lainnya
Meningkatkan pemerataan pelaksana, dan bidang pemberdayaan masyarakat dalam bidang kedokteran, kesehatan, manajemen kesehatan dan socio medicine
besaran anggaran penmas/dosen/PS
sd catatan 1,5Jt/DT/Th
rerata kegiatan penmas/dosen/PS
sd catatan DT PMas dana non PT = DT, atau PMas dana PT = 2 x DT (slm 3 th)
Meningkatkan mutu pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kompetisi global
Meningkatkan dokumentasi dan publikasi kegiatan pemberdayaan masyarakat sehingga mendapatkan pengakuan ditingkat nasional dan internasional
Rasio jumlah publikasi di tingkat nasional dibanding jumlah kegiatan penmas yg dilakukan
50% Publikasi dapat dalam berbagai bentuk, misal buku ajar, panduan bagi masyarakat, buku teks diterbitkan, artikel pada media nasional dan jurnal Publikasi dapat dalam berbagai bentuk, misal buku ajar, panduan bagi masyarakat, buku teks diterbitkan, artikel pada media nasional dan jurnal
Rasio jumlah publikasi di tingkat internasional dibanding jumlah kegiatan penmas yang dilakukan
2%
Tabel 3.4. Sasaran, Tujuan, dan Indikator Bidang Organisasi dan Manajemen – Sub Bidang Organisasi dan
tatalaksana
Sasaran Tujuan Indikator Target Catatan
Melakukan penataan organisasi dan sarana prasarana PSPD untuk mendorong kemandirian pengelolaan program studi dan pengembangan sumber daya manusia
Meningkatkan efisiensi dan akuntabilitas tatakelola penyelenggaraan program studi, laboratorium dan atau departemen melalui restrukturisasi organisasi
tersusunnya struktur organisasi
100% fakultas dan setiap PS mempunyai struktur organisasi dan tupoksinya dengan acuan pedoman dari fakultas dan universitas
adanya dokumen tupoksi struktur organisasi
100%
Adanya dokumen rencana operasional PSPD
100%
adanya dokumen monitoring & evaluasi penyelenggaraan kegiatan
100%
adanya laporan penyelenggaraan kegiatan di tingkat program studi
100%
Meningkatkan kemandirian pengelolaan program studi
adanya pengelola yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan (termasuk kecukupan personil untuk setiap pos yang dibutuhkan)
calon min 3x jumlah posisi
kriteria: kemampuan manajerial untuk pengelola PS [kebijakan pelatihan]
adanya staf pengajar yang sesuai dengan kebutuhan rasio dosen mahasiswa ( sesuai dengan PS dan kualifikasi dosen)
sd catatan
[S1] PSPD akd:rasio dosen mhs 1:10; Profesi: 1: 5.
adanya staf kependidikan sesuai dengan kebutuhan
sd catatan
min 1 orang S1, atau 2 orang D3, atau 2 orang D1, atau 4 orang SMU
adanya dokumen rencana belanja Program Studi Pendidikan Dokter
100% PSPD mempunyai rencana belanja.
adanya dokumen laporan penggunaan dana Program Studi Pendidikan Dokter (bulanan caturwulan, dan tahunan)
100% PSPD melaporkan penggunaan dananya
Sasaran Tujuan Indikator Target Catatan
[lanjutan] Melakukan penataan organisasi dan sarana prasarana PS untuk mendorong kemandirian pengelolaan program studi dan pengembangan sumber daya manusia
[lanjutan] Meningkatkan kemandirian pengelolaan program studi
adanya dokumen pendukung penggunaan dana di tingkat program studi
100%
adanya evaluasi penggunaan dana di tingkat program studi
100% setiap PS melakukan evaluasi penggunaan dananya
adanya evaluasi kinerja PS yang terdokumentasi
100% evaluasi tentang implikasi pelaksanaan kegiatan tri dharma secara utuh
Menerapkan sistem penjaminan mutu, tata kelola akademik berbasis good university governance serta pelayanan prima sebagai bagian integral sistem manajemen dan budaya organisasi untuk menjamin peningkatan mutu berkelanjutan dan akuntabilitas institusi
Meningkatkan dokumentasi dan implementasi sistem penjaminan mutu di Program Studi
Adanya dokumen mutu di setiap unit aktifitas
100%
Adanya dokumen SOP di setiap unit aktifitas
100%
Meningkatkan kesesuaian dan keterlaksanaan prosedur operasional standar sesuai dengan indikator masing-masing
Terlaksananya program audit internal PS di FKUB yang terdokumentasi
100% audit internal dilakukan berkala [kebijakan audit internal: AI dilakukan oleh UJM terhadap MR atau peer antar PS Atau GJM thd PS]
Meningkatkan prosentase tindak lanjut dan keberlangsungan monitoring dan evaluasi
adanya tindak lanjut hasil audit internal yang terdokumentasi
100%
Adanya dokumen evaluasi tindaklanjut hasil audit internal
100%
Tabel 3.5. Sasaran, Tujuan, dan Indikator Bidang Organisasi dan Manajemen – Sub Bidang Manajemen
Keuangan
Sasaran Tujuan Indikator Target Catatan
Melakukan penataan organisasi dan sarana prasarana fakultas untuk mendorong kemandirian pengelolaan program studi dan pengembangan sumber daya manusia
Meningkatkan sumber pembiayaan non mahasiswa
jumlah kegiatan yang bersifat income generating, dalam bentuk seminar, konsultansi, pelatihan dan sebagainya /PS/th
1Keg/PS/Th Jasa kepakaran (project pada masing-masing PS), mengoptimalkan penerimaan masing-masing PS, termasuk PSPD (Lab biomedik dan lainnya)
nilai kegiatan yang bersifat income generating/PS/th
kenaikan 10%/th
proposi dana mandiri:penerimaan
rasio jumlah dana mandiri dibanding total penerimaan dana
70% dana mandiri > 70% total penerimaan
Meningkatkan kemampuan biaya operasional per mahasiswa
biaya operasional per mahasiswa /PS
sd catatan [S1]Dop>18Jt/Mhs/Th
Meningkatkan efektifitas kendali anggaran dan pendapatan berbasis kinerja dan program studi
Persentase penyerapan anggaran
100% 100% (termasuk 10% anggaran untuk pengembangan)
Persentase kesesuaian belanja dengan perencanaan
100%
Persentase keterlaksanaan program sesuai perencanaan
100%
Meningkatkan keseimbangan pembiayaan belanja operasional pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, pengembangan sumberdaya manusia dan sarana prasarana
adanya Perencanaan penerimaan dan penggunaan dana setiap PS per tahun
100%
Laporan penggunaan dana tingkat program studi bulanan, tri wulan, semester, dan tahunan
100% setiap PS melaporkan penggunaan dananya bulanan dst
adanya kegiatan evaluasi belanja pada tingkat program studi dan fakultas
100% kegiatan evaluasi terlaksana dibuktikan dengan laporan evaluasi
Sasaran Tujuan Indikator Target Catatan
[lanjutan] Melakukan penataan organisasi dan sarana prasarana PSPD untuk mendorong kemandirian pengelolaan program studi dan pengembangan sumber daya manusia
[lanjutan] Meningkatkan keseimbangan pembiayaan belanja operasional pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, pengembangan sumberdaya manusia dan sarana prasarana
Proporsi penggunaan anggaran pada masing-masing bidang (pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, pengembangan sumberdaya manusia dan sarana prasarana)
100% sesuai
ketentuan
[Kebijakan keuangan: ketentuan proporsi penggunaan anggaran pada masing-masing bidang]
Meningkatkan kecepatan pengelolaan anggaran, evaluasi dan laporan kinerja anggaran berbasis kinerja dan program studi
delay waktu penyelesaian SPJ
0%
[Kebijakan keuangan: ketetapan deadline pertanggungjawaban, DL setiap PS SPJ tgl 5 bulan berjalan, tgl 10 FK setor ke UB, tgl 15 GU cair]
delay waktu penurunan anggaran
0%
Tabel 3.6. Sasaran, Tujuan, dan Indikator Bidang Organisasi dan Manajemen – Sub Bidang Sistem Informasi
Sasaran Tujuan Indikator Target Catatan
Membangun budaya, insfrastruktur, kapabilitas sumber daya manusia dan sistem informasi untuk menunjang kinerja dan kemandirian PSPD
Meningkatkan akurasi dan kecepatan ketersediaan data dan informasi untuk pengambilan keputusan manajemen program studi sesuai dengan key performance indikator yang ditetapkan
persentase kelengkapan data untuk input decision support system
100%
Kecepatan penyediaan data yang dibutuhkan
sd catatan Maks 1 hari sejak permintaan data
Ketersediaan sistem informasi yang mampu memasukkan dan memproses data untuk decision support system (SIM DSS)
tersedia
ketersediaan sistem informasi untuk pembelajaran (SOP, IK)
tersedia
ketersediaan laporan sesuai kebutuhan pengambilan keputusan PSPD
tersedia
Ketersedian laporan disetiap periode waktu yang ditentukan (mingguan, bulanan, tahunan)
100%
kecepatan penyediaan laporan PSPD
Sd catatan maks 1 hari sejak cut off periode laporan
Meningkatkan akurasi dan kecepatan ketersediaan data dan informasi kinerja program studi dan fakultas sesuai dengan standar evaluasi kinerja PS dan Akreditasi PS
persentase kelengkapan data kinerja tingkat
100%
ketersediaan laporan kinerja tingkat program studi
100%
Meningkatkan akurasi dan kecepatan informasi manajemen operasional (office system) dalam Program Studi dan Fakultas
Persentase kelengkapan data untuk operasional PS dan Fakultas (misal: keuangan, penggunaan ruang, alat, dsb)
100%
ketersediaan laporan operasional tingkat PS dan Fakultas
100%
Sasaran Tujuan Indikator Target Catatan
[lanjutan] Membangun budaya, insfrastruktur, kapabilitas sumber daya manusia dan sistem informasi untuk menunjang kinerja dan kemandirian institusi
Meningkatkan akurasi dan kecepatan informasi kegiatan pembelajaran untuk memberikan informasi monitoring program dan umpan balik
persentase kelengkapan data yang terkait pembelajaran
100%
ketersediaan sistem informasi untuk pembelajaran (SOP, IK)
100%
ketersediaan laporan yang terkait dengan kegiatan pembelajaran (mingguan, bulanan, semesteran, tahunan)
100%
Meningkatkan akurasi dan kecepatan informasi kinerja dan karir dosen dan tenaga kependidikan
adanya sistem dokumentasi data SDM
Ada
adanya sistem informasi kinerja SDM (SOP, IK)
Ada
kelengkapan data informasi kinerja
100%
Ketersediaan laporan kegiatan evaluasi kinerja SDM (semester dan tahunan)
100%
Meningkatkan akurasi dan kecepatan informasi penjaminan mutu Program Studi dan Fakultas
macam data yang teridentifikasi untuk menunjang laporan penjaminan mutu
Ada adanya pendokumentasian data audit dan perbaikan
PSPD yang mampu menyusun Laporan triwulan, semester, dan tahunan kegiatan penjaminan mutu
Lengkap Ketersediaan Laporan triwulan, semester, dan tahunan hasil pelaksanaan penjaminan mutu
Catatan: Dibutuhkan kebijakan pengelolaan informasi tentang:
Data atau laporan yang harus digenerate oleh masing-masing institusi, Fakultas, PS, dan Sub bag atau unit lainnya
Periode penyediaan data atau laporan
Waktu penyediaan data atau laporan
Tabel 3.7. Sasaran, Tujuan, dan Indikator Bidang Sumberdaya Manusia
Sasaran Tujuan Indikator Target Catatan
Meningkatkan pemerataan kuantitas dan kualitas tenaga pengajar dan kependidikan melalui pengembangan sistem carier development path (talent management) yang komprehensif didukung sistem manajemen kinerja
Meningkatkan kuantitas (rasio) pengajar, pembimbing, penguji dan tenaga kependidikan di program studi
Dosen dengan pendidikan minimal S2/Spesialis sesuai bidang keilmuan PS
45% S1: S2 dan S3 90%
Dosen dengan pendidikan minimal S3/ Spesialis Konsultan sesuai bidang keilmuan PS
45% S1: S3>40%; S2 : S3 75%
Guru Besar sesuai bidang keilmuan di PSPD
20% >40%
Tenaga kependidikan dengan pendidikan D3 di PSPD
35% Perbandingan 4 (S1/D4): 3 (D3): 2 D2: 1 (SMU)
Tenaga kependidikan dengan pendidikan S1 di PSPD
45%
Tenaga kependidikan dengan pendidikan S2 di PS
1 orang 1 KTU + 4 subag + 27 PS. (Jumlah kandidat:32 posisi x 3)
Menunjang program Fakultas dalam Meningkatkan kualifikasi pendidikan dosen dan tenaga kependidikan sesuai dengan kebutuhan program studi
Analisis jabatan dosen dan tenaga kependidikan yang terdokumentasi
Dilaksanakan dan
terdokumentasi
Perlu pengembangan analisis
Dokumen perencanaan carier path dosen dan tenaga kependidikan
Tersedia Perlu analisis karir
Membantu kelancaran peningkatkan pemenuhan penjenjangan maksimal karir dosen dan tenaga kependidikan didukung kemudahan administrasi
Kelengkapan dokumentasi persyaratan kenaikan pangkat
100%
Menunjang Program fakultas dalam Meningkatkan optimalisasi pemenuhan kinerja dosen sesuai
Perencanaan distribusi tugas untuk pemenuhan kinerja dosen yang terdokumentasi
Ada terdokum
entasi
Kelengkapan dokumentasi persyaratan laporan EKD dan EWMP
100%
Sasaran Tujuan Indikator Target Catatan
kebutuhan program studi dan standar kinerja dosen (EKD, EWMP)
Rerata EKD dosen Min 12 sd 16 SKS/
Smt
Memelihara suasan akademik guna Meningkatkan pemerataan kuantitas dan kualitas tenaga pengajar dan kependidikan melalui pengembangan sistem carier development path (talent management) yang komprehensif didukung sistem manajemen kinerja
Membantu program fakultas dalam Meningkatkan jumlah pemerataan dan kualitas penelitian, publikasi nasional dan internasional sesuai dengan agenda penelitian PS dan nasional
Tersedianya Dokumen agenda penelitian PS yang disesuaikan dengan agenda penelitian nasional
Ada dokumen
Pengembangan
Terealisasinya Alokasi bantuan dana penelitian setiap dosen setiap semester
9 juta/ tahun
Terealisasinya Alokasi bantuan dana publikasi penelitian nasional setiap dosen setiap publikasi
500 ribu/ dosen/ tahun
akreditasi A: 1-1.5 juta, B: 0.5-1
Terealisasinya Alokasi bantuan dana publikasi penelitian internasional setiap dosen setiap publikasi
500 ribu/ dosen/ tahun
7.5-1 0 juta UB/judul/penulis maksimal 2/tahun
Jumlah dosen yang mengikuti pelatihan publikasi ilmiah
100% sesuai perencanaan
Membantu program fakultas dalam Meningkatkan jumlah, pemerataan dan kualitas kegiatan pengabdian masyarakat sesuai agenda PS dan kebutuhan masyarakat pengelolaan dukungan SDM
Terealisasinya Alokasi bantuan dana pengabdian masyarakat setiap dosen setiap semester
sesuai bidang
Penmas
Membantu program fakultas dalam Meningkatkan jumlah HAKI dan penerbitan buku hasil inovasi pembelajaran
Jumlah HAKI yang diperoleh dosen di PS setiap tahun
1 HAKI/PS
Jumlah buku yang diterbitkan dosen setiap tahun
1 buku/PS
Sasaran Tujuan Indikator Target Catatan
Membantu program fakultas dalam Meningkatkan keahlian dan kapabilitas tenaga kependidikan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing untuk memastikan pemenuhan jenjang karir melalui program pendidikan dan pelatihan berkelanjutan
Adanya perencanaan kebutuhan pelatihan tenaga kependidikan PS sesuai dengan tupoksinya yang terdokumentasi
100% semua PS
[…lanjutan] sebagai wahana untuk Meningkatkan pemerataan kuantitas dan kualitas tenaga pengajar dan kependidikan melalui pengembangan sistem carier development path (talent management) yang komprehensif didukung sistem manajemen kinerja
[lanjutan] Meningkatkan keahlian dan kapabilitas tenaga kependidikan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing untuk memastikan pemenuhan jenjang karir melalui program pendidikan dan pelatihan berkelanjutan
Jumlah tenaga kependidikan yang ditugaskan mengikuti pelatihan setiap tahun
100% Tingkat keterlaksanaan program pelatihan dan pengembangan tenaga kependidikan
Meningkatkan kemampuan pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan manajemen pendidikan staf pengajar melalui pendidikan dan pelatihan berkelanjutan
jumlah dosen yang ditugaskan mengikuti pelatihan PBM
100% sesuai
standar
duplikasi dengan lit?
Jumlah dosen yang ditugaskan mengikuti pelatihan sesuai dengan bidang kehlian dosen di PSPD
100% sesuai
program
perlu disusun program dan perencanaan
Membangun budaya akademik dan budaya organisasi untuk menciptakan iklim kerja, kinerja dan kesejahteraan staf sebagai bagian dari kinerja organisasi
Meningkatkan kesejahteraan staff
Adanya sistem untuk mengusulkan pemberian penghargaan terhadap staf dosen dan staf kependidikan berprestasi
Ada
Adanya pelatihan motivasi untuk staf dosen dan staf kependidikan
Terseleng-gara rutin
sesuai program
Sasaran Tujuan Indikator Target Catatan
Adanya kegiatan gathering untuk staf dosen dan staf kependidikan
Terselenggara sesuai program
Adanya insentif berbasis kinerja (yang terdokumentasi)
Terealisasi dan ada
dokumen
Meningkatkan praktik pelayanan prima (service excellence) semua staf sebagai bagian dari budaya organisasi melalui pelatihan berkelanjutan
pengadaan indoor training untuk service excellence
100% terlaksana
laporan evaluasi pelaksanaan service ekscellence
100% dilaporkan
Tingkat kepuasan pelanggan
Skor IKM 76
Sesuai metode dari PJM, yang dapat diperluas
Membangun budaya akademik dan budaya organisasi untuk menciptakan iklim kerja, kinerja dan kesejahteraan staf sebagai bagian dari kinerja organisasi
Meningkatkan budaya akademik
jumlah scientific meeting yang diadakan PSPD per semester
12 keg/ semester
Meningkatkan kemampuan kepemimpinan, stratejik, dan mnajerial
Perencanaan leadership dan manageriil path yang terdokumentasi
Ada perencana
an dan pelaksanaannya di
PSPD
Terselenggaranya program pengembangan kepemimpinan dan manajemen yang terdokumentasi
100% terselenggara sesuai rencana
Rasio kandidat pemimpin (staf pengajar dan kependidikan) dibandingkan dengan kebutuhan pada jabatan yang ada
1 : 5 Ada 5 kandiddat untuk setiap posisi
Tabel 3.8. Sasaran, Tujuan, dan Indikator Bidang Kemahasiswaan dan Alumni
Sasaran Strategi Tujuan Indikator Target Catatan
Meningkatkan kemampuan enterpreneurship dan manajerial organisasi dan lulusan sehingga mampu bersaing dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu, tekhnologi dan kemanusiaan
meningkatkan kemampuan enterpreunership mahasiswa agar mampu bersaing dengan lulusan lain baik dalam maupun luar negeri dalam dunia kerja dan penciptaan lapangan kerja
proporsi mahasiswa yang mengikuti seleksi lomba gagasan kewirausahaan (karya inovatif) di tingkat fakultas/universitas
1:25 Pada PS S1
proporsi mahasiswa yang mengikuti lomba gagasan kewirausahaan (karya inovatif) di tingkat nasional
1:25 Pada PS S1
jumlah prestasi gagasan kewirausahaan/karya inovatif tingkat nasional
1/PS/ Tahun
meningkatkan peran Alumni dalam mendukung upaya pemecahan masalah dibidang kesehatan pada tingkat nasional dan internasional
jumlah kegiatan pengembangan keahlian sesuai permasalahan kesehatan nasionalbagi dan oleh alumni /tahun
1/PS/ Tahun
tingkat partisipasi alumni dalam kegiatan pengembangan keahlian sesuai permasalahn kesehatan nasional
ada partisipasi
jumlah alumni yang berperan dalam lembaga pemerintah daerah dan nasional (konsultan, researcher, ketua, anggota tim)
ada alumni dengan
peran kunci
jumlah alumni yang berperan (konsultan, researcher, ketua, anggota tim) dalam lembaga internasional kesehatan (terkait)
ada alumni dengan
peran kunci
Meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan, penelitian dan publikasi serta pengabdian masyarakat yang menjamin keselamatan pasien di bidang Kedokteran, Kesehatan, dan socio medicine sehingga mempunyai daya
saing nasional dan
internasional
meningkatkan kemampuan akademik agar dapat mencapai tingkat kompetensi yang tinggi diantara lulusan UKDI
persentase mahasiswa dengan nilai IPK> 3/PS/tahun
>80%
presentase kelulusan uji kompetensi/PS/tahun
95% indikator sama dengan bidang pendidikan dengan tujuan sama, tetapi dari bidang yang berbeda
presentasi kelulusan uji kompetensi dengan skor standart ASEAN
>70%
Sasaran Strategi Tujuan Indikator Target Catatan
[lanjutan] Meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan, penelitian dan publikasi serta pengabdian masyarakat yang menjamin keselamatan pasien di bidang Kedokteran Kesehatan, dan socio medicine sehingga mempunyai daya saing nasional dan internasional
meningkatkan peran serta kelembagaan kemahasiswaan dalam mendukung program rekognisi internasional dalam bidang akademik
frekuensi kegiatan pembinaan kemampuan akademik oleh lembaga kemahasiswaan/tahun
2/semester/tahun
tingkat partisipasi mahasiswa dalam kegiatan pembinaan kemampuan akademik oleh lembaga kemahasiswaan/PS/tahun
80%
Meningkatkan prosentase lulusan dengan masa studi tepat waktu
adanya sistem seleksi yang mampu menghasilkan ranking calon peminat yang akutabel dan berkeadilan
Ada disiapkan sistem seleksi
adanya lembaga bimbingan konseling dengan dokumen tupoksi dan dokumentasi kegiatan yang jelas
Ada
Persentase keterlaksanaan pemberian konseling untuk mahasiswa yang membutuhkan
100% dari target yang membutuh
kan
Harus ada cut off dan kriteria mahasiswa yang membutuhkan konseling contoh: IPK semester 1, IPK, dan masa studi
persentase mahasiswa lulus tepat waktu
>90%
meningkatkan peran kelembagaan dan anggota alumni dalam perbaikan kurikulum melalui partisipasi tracer study
proporsi pengembalian/pengisian instrumen tracer study oleh alumni
60%
Prosentase PS dengan media komunikasi mail/web/jejaring social yang berisi komunikasi timbal balik prodi dengan alumninya
100%
dokumen kritik dan saran perbaikan kurikulum PSPD per semester
ada
Ketersedian laporan analisis umpan balik alumni dari tracer study/PS terdokumentasi
100%
Sasaran Strategi Tujuan Indikator Target Catatan
[lanjutan] Meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan, penelitian dan publikasi serta pengabdian masyarakat yang menjamin keselamatan pasien di bidang Kedokteran Kesehatan, dan socio medicine sehingga mempunyai daya saing nasional dan internasional
meningkatkan kemampuan penalaran, pengembangan minat dan bakat guna mendukung kompetensi (termasuk didalamnya perilaku) yang dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan
jumlah kepesertaan mahasiswa dalam event ilmiah internasional/tahun
1/PS/Tahun
jumlah prestasi mahasiswa dalam lomba karya ilmiah/tahun pada tingkat nasional
1tim(orang)/PS
jumlah kepesertaan dan atau prestasi karya ilmiah mahasiswa pada tingkat internasional/tahun
1/PS/Tahun
proporsi keikutsertaan mahasiswa dalam pengembangan minat dan bakat ditingkat nasional
1/25 mahasiswa
jumlah prestasi mahasiswa dalam pengembangan minat dan bakat/PS/tahun di tingkat nasional
1/PS/ Tahun
meningkatkan peran serta kelembagaan kemahasiswaan dalam mendukung program rekognisi internasional dalam bidang ilmiah serta pengembangan minat dan bakat
jumlah kegiatan pengembangan kemampuan penalaran, minat dan bakat terdokumentasi /tahun yang dikelola lembaga kemahasiswaan
4
tingkat partisipasi mahasiswa dalam kegiatan pengembangan kemampuan penalaran,minat dan bakat terdokumentasi /tahun yang dikelola lembaga kemahasiswaan
50%
Meningkatkan perluasan dan pemerataan akses pelayanan pendidikan, kegiatan penelitian dan pelayanan bagi masyarakat
Perluasan cakupan untuk mendapat kesempatan mengikuti pendidikan dan keterlibatan dalam pelaksanaan penelitan dan pelayanan bagi masyarakat
Jumlah kerja sama institusional untuk mengikutsertakan anggota komunitasnya dalam seleksi masuk calon mahasiswa baru, penelitian dan pengabdian masyarakat
> 4 Institusi kewilayahan dan atau
institusi pendidikan
Meningkatkan jumlah dan jangkauan beasiswa pendidikan
Proporsi mahasiswa dengan beasiswa
40% cakupan >40%
cakupan beasiswa pada mahasiswa yang membutuhkan
100% 100% dari yang membutuhkan
Sasaran Strategi Tujuan Indikator Target Catatan
[lanjutan] Meningkatkan perluasan dan pemerataan akses pelayanan pendidikan, kegiatan penelitian dan pelayanan bagi masyarakat
[lanjutan] Meningkatkan jumlah dan jangkauan beasiswa pendidikan
rasio besarnya dana beasiswa upaya mandiri FKUB : dana dari instansi vertikal
40% >30% dari dana subsidi instansi vertikal
meningkatkan peran alumni dalam mendukung kemandiriaan pembiayaan
kontribusi (bantuan) alumni dalam kegiatan pembelajaran
Ada
Adanya kegiatan beasiswa alumni
Ada
partisipasi alumni dalam kegiatan akademik
Partisipasi dalam 3 bentuk
kontribusi
jumlah kegiatan dengan inisiatif alumni untuk mendorong sumber pembiayaan mandiri
1 kegiatan/ tahun
Tabel 3.9. Sasaran, Tujuan, dan Indikator Bidang Kerjasama Nasional dan Internasional
Sasaran Strategi Tujuan Indikator Target Catatan
Meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan, penelitian dan publikasi serta pengabdian masyarakat yang menjamin keselamatan pasien di bidang Kedokteran Kesehatan, dan socio medicine sehingga mempunyai daya saing nasional dan internasional
Meningkatkan kerja sama dengan Puskesmas, RS Pendidikan, Jejaring dan wahana pendidikan lainnya guna meningkatkan mutu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat
dokumen MOU PSDP/FK dengan Puskesmas, RS jejaring sebagai wahana pendidikan peserta didik alumni;
100 % kerjasama
dengan MOU
pelatihan / wotkshop staf puskesmas/RS Jejaring dalam bidang pendidikan sebagai instruktur atau dosen pendamping dan penguji)
100% staf telah
terlatih
Meningkatkan kerja sama dengan lembaga profesi untuk mengembangkan pelatihan bagi mahasiswa maupun staf
dokumen MOU prodi/FK dengan organisasi profesi (kolegium) yang berisi aturan kewenangan pemberian sertifikat kompetensi parsial (untuk kompetensi spesifik selama dalam prosess pendidikan
Tersusun
jumlah kegiatan kerjasama CPD antara PS dengan profesi/tahun
2/Profesi/ Tahun
tingkat partisipasi/kegiatan CPD
80% dari target
peserta
Mengembangkan kerja sama antar PS baik internal maupun eksternal guna peningkatan Tri Dharma Perguruan tinggi
jumlah kegiatan kerjasama lintas program studi (FK, UB) maupun nasional/tahun dalam kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat
10 KS
Sasaran Strategi Tujuan Indikator Target Catatan
proporsi kegiatan kerjasama lintas program: seluruh kerjasama/tahun dalam kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat
20%
Meningkatkan kapabilitas dan daya saing institusi sehingga mampu bersaing ditingkat nasional dan internasional
Meningkatkan pendaya gunaan kerja sama dengan pihak luar negeri baik yang sudah aktif maupun yang belum aktif guna peningkatan internasionalisasi lulusan dan Program Studi
jumlah kegiatan kerjasama /MOU dalam bentuk sertifikasi internasional pelatihan
1/PS
jumlah kegiatan seminar internasional/MOU
1
PSPD merupakan institusi dengan status internasional program (certified/sister program)
5
jumlah kegiatan penelitian dengan MOU jejaring internasional
1
jumlah publikasi bersama dengan jejaring internasional/PS
1/tahun
LAMPIRAN
Lampiran 1. Skoring Analisis Faktor Internal
URAIAN B S B x S
KEKUATAN:
1 Rasio peminatan pendidikan kedokteran dan kesehatan di semua program studi sangat tinggi yang mengindikasikan tingginya kualitas calon mahasiswa (input) sebagai modal dalam memberikan kualitas lulusan dan hasil program yang tinggi
1 4 4
2 Rerata IPK lulusan, masa studi tepat waktu, prosentase kelulusan UKDI yang tinggi, dan masa tunggu kerja yang pendek secara tidak langsung menggambarkan kualitas output dan kemampuan memenuhi kebutuhan pengguna lulusan
5 4 20
3 Kurikulum sudah dilaksanakan dengan model blok kompetensi pada semua PS 2 2 4
4 Dari sisi kuantitas dengan memperhatikan syarat program studi dan rasio dosen, di tingkat PSPD jumlah dosen sudah memenuhi kebutuhan. Dari sisi kualitas, hampir seluruh dosen sudah dilatih AA dan diusulkan serdos
4 3 12
5 Ada tren peningkatan jumlah publikasi dan penelitian karena dukungan Hibah Bersaing, Iptekdok dan HPEQ. Publikasi dalam symposium internasional sudah cukup
5 2 10
6 Ada potensi kemampuan institusi dan staf pengajar dalam memenangkan Hibah
2 3 6
7 Adanya kebijakan alokasi anggaran dan hibah penelitian dan pengabdian masyarakat dari Fakultas dan Universitas
2 3 6
8 Sudah ada agenda pohon penelitian 3 2 6
9 Pengabdian masyarakat sudah terprogram dan disertai penyediaan anggarannya
1 2 2
10 Sudah ada dokumen struktur organisasi dengan tupoksi dan dokumen sistem penjaminan mutu di Fakultas dan Program studi didukung dengan organik gugus dan unit jaminan mutu. Pelaksanaan penjaminan mutu melalui audit sudah terselenggara rutin oleh Universitas dan akan dikelola ditingkat Fakultas
5 2 10
11 Status BLU di Universitas memberikan peluang kemandirian keuangan dan pengembangan institusi
4 2 8
12 Dokumen SOP penjaminan mutu dan proses bisnis sudah tersusun baik ditingkat FKUB maupun di PS
2 2 4
13 Kemampuan enterpreunership institusi sudah ada di beberapa PS 1 2 2
14 Penambahan staf (pendidik dan kependidikan) sudah ada melalui jalur non PNS
1 2 2
15 Akses informasi melalui internet sudah tersedia disemua area pendidikan baik di FKUB maupun di RS
2 4 8
URAIAN B S B x S
16 Organisasi kelembagaan mahasiswa telah berjalan aktif dan kegiatannya yang berlangsung rutin
1 4 4
17 Mahasiswa telah menorah prestasi baik di tingkat nasional dan internasional pada bidang akademik dan non akademik.
5 4 20
18 Sudah ada kerja sama nasional dan internasional yang dapat dimanfaatkan untuk pendidikan dan penelitian
4 2 8
50 46 136
KELEMAHAN:
1 Standar input dan kapasitas penerimaan diluar kewenangan PSPD. Tingginya peminatan juga didorong tingginya kebutuhan. Kondisi ini dapat berpotensi menimbulkan ketidaksesuaian jumlah mahasiswa dengan kapasitas pengelolaan
2 4 8
2 Meskipun kelulusan tinggi terdapat tren penurunan rerata UKDI, sedangkan pada saat yang sama ada upaya peningkatan standar nasional kelulusan hingga memenuhi standar internasional. Hal ini mengindikasikan penurunan kualitas pendidikan sesuai kompetensi. Daya serap lulusan juga dipengaruhi tingginya kebutuhan tenaga kesehatan secara nasional.
5 4 20
3 Kurikulum PSPD dengan disain blok sering berubah, belum konsisten dan belum memasukkan unsur keselamatan pasien sesuai WFME dan kebijakan WHO / Pemerintah
5 4 20
4 Mesikpun rasio dosen mahasiswa sudah terpenuhi tetapi tidak merata 1 2 2
5 Dari sisi kualitas tingkat pendidikan, pangkat dan kemampuan pembelajaran belum memenuhi standar dan tidak merata.
2 2 4
6 Jumlah penelitian, publikasi dan hibah belum merata secara rasio dosen maupun rasio anggaran yang menunjukkan belum meratanya kemampuan staf dalam berkompetisi (Hibah), penelitian dan penulisan publikasi, serta belum membudayanya kebiasaan meneliti dan menulis. Publikasi dalam simposium internasional masih didominasi oleh para klinisi, karena wahana pertemuan ilmiah internasional sering diadakan di Indonesia, belum merata pada semua PS
5 4 20
7 Kemampuan staf untuk memenangkan hibah belum merata dan Laboratorium pendukung belum memenuhi standar pengelolaan dan sarana penelitian
1 2 2
8 Rasio anggaran dan kegiatan pengabdian masyarakat masih belum memenuhi standar dan merata
1 2 2
9 Agenda pohon penelitian masih didominasi biomolekuler belum disertai dengan penelitian translational. Pelaksanaannya masih sporadik belum berkesinambungan dan dana yang tersedia masih rendah
2 4 8
URAIAN B S B x S
10 Inkonsistensi struktur pada leveling dibawah Fakultas karena berkembangnya program studi : Jurusan/PS, penempatan MEU dibawah Fakultas, kedudukan laboratorium tidak jelas mempengaruhi mutu dan ketercapaian program
2 4 8
11 Kelemahan dalam implementasi setiap umpan balik dari hasil dan evaluasi 2 2 4
12 Kekuatan hukum organisasi dan hubungan tata kelola antara pendidikan dan rumah sakit pendidikan masih lemah
2 4 8
13 Sistem pengelolaan anggaran belum menunjang fleksibilitas dalam BLU 2 4 8
14 SOP tidak semua dilaksanakan dan dievaluasi, serta pelaksanaan SOP masing simpang siur
1 4 4
15 PSPD belum mempunyai kemampuan interpreunership dan status BLU belum dimanfaatkan untuk meningkatkan anggaran PSPD
1 3 3
16 Belum adanya program pengembangan staf baik jumlah maupun kualitasnya (carrier development pathway) serta penempatan staf kependidikan yang tepat
2 4 8
17 Penggunaan IT belum optimal, belum dimanfaatkan sebagai media informasi bagi seluruh proses pendidikan dan bisnis internal, serta masih sering terganggunya pemanfaatan internet karena traficnya kurang besar
2 1 2
18 Mahasiswa yang berperan aktif dalam organisasi kelembagaan mahasiswa masih terbatas
2 1 2
19 Prestasi mahasiswa PSPD belum dan jumlah prestasi mahasiswa belum optimal bila dibanding jumlah mahasiswa, termasuk pemenang dalam lomba ilmiah dilingkungan PPDS
5 1 5
20 Kerjasama institusi nasional dan internasional yang sudah ada baik di tingkat Fakultas maupun Universitas belum dimanfaatkan optimal untuk pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat
5 2 10
50 58 148
Lampiran 2. Skoring Analisis Faktor Eksternal
URAIAN B S B x S
PELUANG:
1 Peluang hibah pengembangan program (manajemen dan kurikulum), penelitian dan pengabdian masyarakat untuk menunjang AFTA,WCU
5 4 20
2 Kebutuhan nasional nakes tinggi, meskipun juga terdapat trend pemenuhan pada beberapa jenis profesi kesehatan
3 4 12
3 Peminatan menjadi tenaga kesehatan dan peminatan masyarakat masuk ke PSPD tinggi
3 4 12
4 PSPD mempunyai pengalaman melakukan uji dan sebagai sumbangsih nasional menjadi salah satu pusat uji kompetensi nasional
3 4 12
5 Peluang beasiswa, dana penelitian, publikasi dari dalam Nasional, Universitas, Fakultas) dan luar negeri
5 2 10
6 Kesesuaian agenda penelitian nasional atau fokus dari hibah dengan bidang ilmu atau minat PS/Fakultas
5 2 10
7 Status BLU dapat menempatkan PS menjadi bagian dari penerimaan mahasiswa
2 2 4
8 Status BLU memungkinkan FKUB PSPD mencari dana mandiri dengan kegiatan yang berorientasi pada akademik (penelitian, pelatihan, konsultasi) maupun non akademik (sumber dana bisnis lain)
2 2 4
9 Pemahaman linearitas sudah jelas tersebut pada SK Rektor 1 4 4
10 Status BLU memberi keharusan kekurangan SDM diperoleh dari pengangkatan tenaga tetap non PNS
1 2 2
11 Potensi hibah pengabdian masyarakat dapat dilaksanakan terpadu agar memperoleh manfaat sebesar besarnya
1 2 2
12 Penguatan organisasi PS: UU PT, Standar Akreditasi, EPSBED 2 2 4
13 RS mempunyai kebutuhan untuk menjalin kerjasama dengan Pendidikan dalam semua tingkat pendidikan.
2 4 8
14 Sudah ada bangunan RSA UB dan juga ditetapkan dalam Renstra Universitas untuk pengembangan RSA UB
2 1 2
15 Peluang penyelenggaraan pelatihan dan sertifikasi tenaga kesehatan tinggi (UU PT 2012) sebagai sumber pembiayaan mandiri
2 4 8
16 Peluang kerjasama konsultasi, pendampingan, terkait penempatan peserta didik sebagai dampak UU RS dan Peraturan Akreditasi Institusi Pelayanan Kesehatan
4 4 16
17 Peluang pembiayaan penelitian hibah nasional dan internasional tinggi yang secara nasional semakin ditingkatkan serta adanya perhatian khusus pada Indonesia dalam pencapaian MDGs
5 4 20
18 Peluang pengembangan PS tinggi (UU PT 2012) 2 2 4
50 154
ANCAMAN:
1 AFTA dan MRA (2015) membuka peluang persaingan global sehingga meningkatkan tingkat kompetisi pada skala global bahkan pada pasar lokal
5 4 20
2 Penetapan KKNI, semakin menuntut kesesuaian antara output dengan standar kualifikasi nasional dan kebutuhan kerja
3 3 9
3 Kebutuhan tenaga kesehatan tinggi disemua jenis profesi (Rencana Pengembangan Nakes 2011-2025, Depkes)
3 1 3
4 Peningkatan nilai kelulusan menuju standar internasional dan sudah ada uji kompetensi nasional yang akan dikembangkan bagi semua pendidikan profesi
5 3 15
5 Status BLU UB yang tidak jelas dan pengelolaannya sentral yang seharusnya bisa didesentralisasikan pada PS
2 2 4
6 Tuntutan penerapan manajemen keselamatan pasien (WHO, UU Rumah Sakit, PP keselamatan pasien, standar akreditasi internasional) di institusi tempat kerja maupun praktek pribadi menjadi tantangan syarat kualifikasi lulusan
3 4 12
7 Kebijakan dan kriteria seleksi mahasiswa tidak sepenuhnya ditetapkan Fakultas/Prodi S1 (status BLU)
2 1 2
8 SPP tunggal dan maksimum pendanaan berbasis mahasiswa maksimal 30%
2 3 6
9 Peraturan home based minimal 1 PS 6 staf yang terdiri dari 2 Profesor, 4 Doktor
2 1 2
10 Kebijakan rekruitmen tenaga SDM (Dosen dan administrasi) ditetapkan oleh UB
4 2 8
11 Pertanggung jawaban social (CSR) institusi merupakan kewajiban bagi Institusi Pendidikan
2 1 2
12 Interpretasi UU PT 12/2012 tentang pendidikan profesi (sesudah sarjana) diartikan pemisahan pendidikan profesi menjadi dua PS (PS akademik dan Profesi) tersebut pada SK Rektor
2 2 4
13 Peraturan RSAB tidak jelas, mempengaruhi pengelolaan operasional RSAB, dapat menjadi beban anggaran
2 4 8
14 SPP tunggal, batasan dana bersumber mahasiswa maksimal 30%, disinsentif bagi PT
2 0
15 Persyaratan publikasi pada program studi (guru besar 2 internasional) 3 4 12
16 Standar akreditasi: rasio dana penelitian 3juta-6juta/dosen 4 4 16
17 Tuntutan pengembangan inovasi dan aplikasi pengetahuan dan teknologi hingga mencapai HAKI
3 4 12
18 Mekanisme evaluasi program studi secara online melalui EPSBED/PDPT 1 1 1
50 136
top related