parkinson case 2
Post on 17-Feb-2018
240 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 Parkinson Case 2
1/21
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit Parkinson atauParkinsons Disease (PD) merupakan gangguan
neurodegeneratif kedua terbanyak, setelah penyakit Alzheimer.1 Penyakit
Parkinson dijumpai pada segala bangsa, dan satu sampai lima di antara seribu
penduduk menderita penyakit ini. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia 4!"
tahun, dengan perbandingan laki!laki dan #anita $%4. &aktor genetik mungkin
mempunyai peranan penting pada beberapa keluarga, khususnya bila terdapat
pada usia di ba#ah 4 tahun (Parkinsonismus 'uenilis).
Penyakit Parkinson diperkirakan menyerang *+".""$ orang ndonesia dari
total jumlah penduduk sebesar -*.4$.$. /otal kasus kematian akibat penyakit
Parkinson di ndonesia menempati peringkat ke!1 di dunia atau peringkat ke!$ di
Asia, dengan prealensi men0apai 11 kematian pada tahun . 12 Penelitian
terhadap prealensi parkinson di ndonesia belum pernah ada, tetapi diperkirakan
sekitar 1!-3 dari jumlah orang berusia di atas "$ tahun. amun demikian terdapat
pula data penderita parkinson yang baru berusia -!4 tahun.-
Pada tahun 1*1+, dalam tulisannya yang berupa buku ke0il 5 An essay
onthe shaking palsy6, 'ames Parkinson untuk pertama kalinya mendeskripsikan
gejala!gejala klinik dari suatu sindrom, yang pada nantinya sindrom tersebut
dinamakan sesuai dengan namanya sendiri. Pada saat itu dia berhasil
mengidentifikasi " kasus, dimana - diantara kasus tersebut diperiksa sendiri
olehnya, dan - lainnya hanya melalui obserasi di kota 7ondon. 'ames Parkinson sendiri
menggunakan istilah 5paralisis agitans6, yang oleh 8har0ot pada
abad ke 1 menjulukinya sebagai 5maladie de Parkinson6 atau5Parkinsons
Disease6 (PD). 8har0ot juga berhasil mengenali bentuk non!tremor dari PD dan
se0ara benar mengemukakan bah#a kelambanan gerakan harus dibedakan dari
kelemahan atau5pengurangan kekuatan otot6. 4
/ujuan dari pembuatan laporan kasus ini untuk mengetahui tentang
diagnosis dan tatalaksana yang tepat pada penyakit Parkinson.
1
-
7/23/2019 Parkinson Case 2
2/21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Penyakit Parkinson (paralysis agitans)atau sindrom Parkinson
(Parkinsonismus)merupakan suatu penyakit9sindrom karena gangguan pada ganglia
basalis akibat penurunan atau tidak adanya pengiriman dopamine dari substansia
nigra ke globus palidus9 neostriatum (striatal dopamine deficiency).
Dari beberapa sumber parkinsonism, dapat didefenisikan sebagai berikut%
1. :indrom yang ditandai dengan adanya tremor #aktu istirahat, rigiditas,
bradikinesia dan hilangnya refle; postural akibat penurunan kadar dopamine oleh
berbagai ma0am sebab. Disebut juga dengan sindrom Parkinson.$
. Parkinsonismeadalah gangguan yang paling sering melibatkan sistem
ekstrapiramidal, dan beberapa penyebab lain. sangat banyak kasus besar yang
tidak diketahui sebabnya atau bersifat idiopatik. parkinsonisme idiopatik
mengarah pada penyakit parkinson atau agitasi paralisis ."
-. Parkinsonisme adalah suatu sindrom klinis berupa rigiditas (kekuatan),
bradikinasia, tremor, dan instabilitas postur.+
2.2 EPIDEMIOLOGI
Penyakit Parkinson tersebar luas diseluruh dunia, dapat mengenai seluruh ras,
baik pria maupun #anita dalam perbandingan yang hampir sama,dan
ke0enderungan penyakit pada pria. Prealensi meningkat se0ara tajam pada
kisaran usia "$ hingga tahun, kurang lebih ,-3 dari seluruh populasi dan -3
manusia dengan usia diatas "$ tahun terkena Parkinson disease. $!13 pasien PD,
memiliki gejala pada usia kurang dari 4 tahun (arietas ini diklasifikasikan
sebagai 5young!onset Parkinsons disease6 atau PD yang terjadi pada usia muda).*
nsidensi terendah terdapat pada populasi Asia dan kulit hitam Afrika.
:edangkan insidensi tertinggi didapatkan pada kaum kulit putih.
-
7/23/2019 Parkinson Case 2
3/21
dalam jaringan otak ras igeria, tampak sama dengan populasi ras kulit putih
Amerika. Pola ini memberikan ke0enderungan bah#a perkembangan Penyakit
Parkinson adalah global dan menyeluruh, namun faktor lingkungan memiliki
peranan penting dalam menimbulkan penyakit ini.*
2.3 ETIOLOGI
>utasi Patogenik
?erbagai ma0am usaha telah dilakukan untuk mengungkap etiologi PD, sejak
pertama kali penyakit ini ditemukan di tahun 1*1+. @ingga saat ini, pengaruh
faktor herediter masih merupakan kontroersi. ?agaimanapun, mutasi genetik
menurut hukum >endel dalam PD menegaskan peranan genetik dalamperkembangan penyakit ini.*
Disfungsi >itokondria Dan
-
7/23/2019 Parkinson Case 2
4/21
Adanya peningkatan zat besi yang terdeteksi pada substansia nigra asien
dengan PD meyakinkan pentingnya peranan stress oksidatif dalam pathogenesis
PD. >enariknya, peningkatan zat besi dan berkurangnya aktiitas komplek tidak
ditemukan dalam otak pasien dengan 57e#y body disease6, yang kemudian
memberi kesan bah#a telah terjadi perubahan sekunder lainnya dalam jaringan
tersebut.
>etabolime dopamine endogen ternyata juga menyebabkan peningkatan
produksi ra0un yang mempertinggi terjadinya stress oksidatif pada pasien dengan
PD.
-
7/23/2019 Parkinson Case 2
5/21
-.:indrom parkinson plus Fejala parkinson timbul bersama gejala neurologi lain
seperti% progressive supraneural palsy, multiple system atrophy, cortical-basal
ganglionic degenaration, Parkinson-demensia-A! comple" of
#uam, progressive palidal atrophy, diffuse le$y body disease (D%D)
4.
-
7/23/2019 Parkinson Case 2
6/21
2.6 GEJALA KLINIS
I. Gejala Utaa A!ala" #T$AP% &
1.( / ) /remor
/remor saat istirahat &'est tremormerupakan gejala tersering dan mudah
dikenali pada penyakit Parkinson. /remor bersifat unilateral, dengan frekuensi
antara 4 sampai "; per detik, dan hampir selalu terdapat di e;tremitas distal.
/remor pada tangan digambarkan sebagai gerakan supinasi!pronasi (5pill!
rolling6) yang menyebar dari satu tangan ke tangan yang lain. Hesting tremor
pada pasien penyakit Parkinson juga dapat mengenai bibir, dagu, rahang dan
tungkai. amun,tidak seperti tremor pada umumnya, tremor pada penyakit
Parkinson jarang mengenai leher atau kepala dan suara.
-
7/23/2019 Parkinson Case 2
7/21
selama tidur. ?eberapa pasien mengatakan adanya &internaltremor yang tidak
dikaitkan dengan tremor yang terlihat.
. ( H ) Higiditas9kekakuan
/anda yang lain adalah kekakuan (rigiditas). 'ika kepalan tangan yang
tremor tersebut digerakkan (oleh orang lain) se0ara perlahan ke atas bertumpu
pada pergelangan tangan, terasa ada tahanan seperti mele#ati suatu roda yang
bergigi sehingga gerakannya menjadi terpatah G patah 9 putus!putus. :elain di
tangan maupun di kaki, kekakuan itu bisa juga terjadi di leher. Akibat kekakuan
itu, gerakannya menjadi tidak halus lagi seperti break!dan0e. Ferakan yang kaku
membuat penderita akan berjalan dengan postur yang membungkuk. Intuk
mempertahankan pusat graitasinya agar tidak jatuh, langkahnya menjadi 0epat
tetapi pendek!pendek.
Adanya hipertoni pada otot fleksor ekstensor dan hipertoni seluruh
gerakan, hal ini oleh karena meningkatnya aktifitas motorneuron alfa, adanya
fenomena roda bergigi (0og#heel phenomenon).
-. ( A ) Akinesia9?radikinesia
-
7/23/2019 Parkinson Case 2
8/21
refle; tersebut pasien akan jatuh atau mundur kebelakang dengan langkah 0epat
dan pendek.
II.Gejala Ta'a"a(
1. Fejala on!>otorik
Fejalanya antara lain= hipotensi ortostastik, disfungsi dalam sekresi keringat,
disfungsi proses miksi dan disfungsi ereksi.
Dimensia adanya perubahan status mental selama perjalanan penyakitnya
dengan defisit kognitif. Fangguan behaioral lambat ! laun menjadi dependen
(tergantung kepada orang lain ), mudah takut, sikap kurang tegas, depresi. 8ara
berpikir dan respon terhadap pertanyaan lambat (bradifrenia) biasanya masih
dapat memberikan ja#aban yang betul, asal diberi #aktu yang 0ukup.
Penderita mengalami kesulitan tidur (insomnia) Fangguan sensasi,
berupa =
-
7/23/2019 Parkinson Case 2
9/21
Diagnosis penyakit parkinson dibuat berdasarkan gambaran klinis,disamping
adanya pemeriksaan penunjang seperti 8/!s0an, >H, dan PE/ . Diagnosis dapat
ditegakkan berdasarkan sejumlah kriteria, yaitu %
1.
-
7/23/2019 Parkinson Case 2
10/21
2.* PENATALAKSANAAN
/ujuan dari manajemen medis penyakit Parkinson adalah untuk mengontrol tanda
dan gejala sambil meminimalkan efek samping. :tudi menunjukkan bah#a
kualitas hidup pasien memburuk dengan 0epat jika pengobatan tidak diberikan
segera mungkin setelah diagnosis ditegakkan.1-2
1. /erapi :imptomatik
evodopa dalam penggunaannya 7eodopa dikombinasikan denganperipheral de0arbo;ylase inhibitor seperti 0arbidopa tetap menjadi standar emas
pengobatan simptomatik untuk penyakit Parkinson. 8arbidopa menghambat
dekarboksilasi leodopa dopamin dalam sirkulasi sistemik, sehingga
memungkinkan leodopa di distribusi ke dalam sistem saraf pusat. 7eodopa
memberikan manfaat anti!parkinson terbesar untuk tanda!tanda dan gejala
motorik, dengan efek samping paling sedikit dalam jangka pendek= amun,
penggunaan jangka panjang dikaitkan dengan perkembangan fluktuasi motorik
dan diskinesia. 'ika fluktuasi dan diskinesia menjadi bermasalah, mereka akan
sulit untuk menyelesaikan.[14]
10
-
7/23/2019 Parkinson Case 2
11/21
*A+ inhibitor-%, seperti selegiline (Eldepryl)) dan rasagiline (Azile0t) ,
dapat digunakan untuk pengobatan simtomatik a#al penyakit Parkinson. bat!
obat ini memberikan manfaat pada gejala ringan, dan dapat meningkatkan hasil
jangka panjang. A!? inhibitor menjadi pilihan yang
baik sebagai pengobatan a#al bagi banyak pasien. A!? saja
tidak 0ukup untuk memberikan kontrol yang baik dari gejala motorik, obat lain
(misalnya, suatu agonis dopamin atau leodopa) dapat ditambahkan.142
Agonis Dopamin =>eskipun agonis dopamine kurang efektif
dibandingkan dengan leodopa, obat!obatan ini merupakan obatfirst-
linealternatie dalam terapi penyakit Parkinson. ?erma0am!ma0am agonis
dopamine memiliki efektifitas yang hampir mirip. :alah satu keuntungan yang
potensial dari obat ini dibandingkan dengan leodopa ialah rendahnya resiko
untuk terjadinya diskinesia dan fluktuasi fungsi motorik sebagai efek terapi,
dalam 1 hingga $ tahun pengobatan, khususnya pada pasien yang mendapatkan
agonis dopamine sebagai pengobatan tunggal. amun bagaimanapun, sering
dibutuhkan penggunaan kombinasi dari agonis dopamine dan leodopa selama
beberapa tahun setelah diagnosis ditegakkan, untuk mengontrol gejala!gejala
lanjutan. Agonis dopamine dihindari pemakaiannya pada pasien dengan demensia,
karena ke0enderungan obat ini dalam menimbulkan halusinasi. 1$2
Antikolinergikdapat digunakan untuk pasien yang memiliki 0a0at akibat
tremor yang tidak terkontrol dengan obat dopaminergik, tetapi ini bukan obat lini
pertama, karena keberhasilan mereka yang terbatas dan kemungkinan efek
samping neuropsikiatri. bat antikolinergik memberikan bantuan tremor yang
baik di sekitar $3 dari pasien tetapi tidak bermakna meningkatkan bradikinesia
atau kekakuan.
-
7/23/2019 Parkinson Case 2
12/21
Amantadine (!ymmetrel) adalah agen antiirus yang memiliki aktiitas
antiparkinson. >ekanisme kerjanya tidak sepenuhnya dipahami,tetapi amantadine
tampaknya mempotensiasi respon dopaminergik dari ::P. @al ini menyebabkan
terlepasnya dopamin dan norepinefrin dari situs penyimpanan dan menghambat
reuptake dopamin dan norepinefrin. Amantadine dapat mena#arkan manfaat
tambahan pada pasien yang mengalami maksimal atau berkurang efek dari
leodopa. ?erguna untuk pera#atan akinesia, dyskinesia, kekakuan,
gemetaran.:elain terapi obat yang diberikan, pemberian makanan harus benar!
benar diperhatikan, karena kekakuan otot bisa menyebabkan penderita
mengalami kesulitan untuk menelan sehingga bisa terjadi kekurangan gizi
(malnutrisi) pada penderita. 1"2
. Pemeriksaan Penunjang
EEF (biasanya terjadi perlambatan yang progresif)
8/ :0an kepala (biasanya terjadi atropi kortikal difus, sulki melebar,
hidrosefalua eks akuo).
-. Deep ?rain :timulation (D?:)
D?: adalah tindakan minimal invasif yang dioperasikan melalui panduan
komputer dengan tingkat kerusakan minimal untuk men0angkokkan alat medis
yang disebut neurostimulator untuk menghasilkan stimulasi elektrik pada #ilayah
target di dalam otak yang terlibat dalam pengendalian gerakan.
D?: direkomendasikan bagi pasien dengan penyakit parkinson tahap
lanjut (stadium - atau 4) yang masih memberikan respon terhadap
leodopa. Pengendalian parkinson dengan terapi D?: menunjukkan keberhasilan
3. ?erdasarkan penelitian, sebanyak * atau dari 1 orang yang menggunakan
terapi D?: men0apai peningkatan kemampuan untuk melakukan akltiitas normal
sehari!hari. $2
4. /erapi Pembedahan
Pada saat 5on6 penderita dapat bergerak dengan mudah, terdapat perbaikan
pada gejala tremor dan kekakuannya. Pada saat off penderita akan sangat sulit
bergerak, tremor dan kekakuan tubuhnya meningkat. Periode off adakalanya
mun0ul sejak a#al pemberian leodopa dan tidak dapat diatasi dengan
meningkatkan dosis, kejadian ini disebut 5#earing off6. Pemakaian lama
12
-
7/23/2019 Parkinson Case 2
13/21
leodopa sering terkena efek samping obat berupa mun0ulnya gejala
diskinesia. earingoff dan diskinesia yang terjadi pada penderita pp kadang!
kadang tidak dapat dikontrol dengan terapi medika mentosa dan memerlukan
terapi pembedahan.
Ada beberapa tipe prosedur pembedahan yang dikerjakan untuk penderita PP,
yaitu%
a. /eori Ablasi 7esi Di tak
b. /erapi :timulasi tak Dalam (Deep %arain !timulationD?:)
0. /ransplantasi tak (%rain #rafting).
$. /erapi &isik
7atihan fisik yang teratur, termasuk yoga, tai0hi, ataupun tari dapat
bermanfaat dalam menjaga dan meningkatkan mobilitas, fleksibilitas,
keseimbangan, dan range of motion. 7atihan dasar selalu dianjurkan, seperti
memba#a tas, memakai dasi, mengunyah keras, dan memindahkan makanan di
dalam mulut. $2
2.+ SIND$OM PA$KINSON
Parkinsonisme adalah sindrom yang ditandai dengan tremon ritmik, bradikinesia,
kekakuan otot dan hilangnya refleks!refleks postural. Penyebab pasti dari
parkinsonisme telah diketahui dengan pasti misalnya adanya
2.1, P$OGNOSIS
bat!obatan yang ada sekarang hanya menekan gejala!gejala parkinson,
sedangkan perjalanan penyakit itu belum bisa dihentikan sampai saat ini. :ekali
terkena parkinson, maka penyakit ini akan menemani sepanjang hidupnya.
/anpa pera#atan, gangguan yang terjadi mengalami progress hingga terjadi total
disabilitas, sering disertai dengan ketidakmampuan fungsi otak general, dan dapat
menyebabkan kematian.
Dengan pera#atan, gangguan pada setiap pasien berbeda!berbeda.
-
7/23/2019 Parkinson Case 2
14/21
BAB III
TINJAUAN KASUS
. dentitas Pasien
ama % K
-
7/23/2019 Parkinson Case 2
15/21
Pemeriksaan &isik
- Imum
-
7/23/2019 Parkinson Case 2
16/21
/anda rangsangan meningeal
-
7/23/2019 Parkinson Case 2
17/21
otot hipertonus hipertonus hipertonus hipertonus
Pemeriksaan sensibilitas
:ensibilitas nyeri % B
:ensibilitas rabaan % B
:istem refleks
&:7F: kanan kiri
kornea B B
masseter B B
biseps BB BB
triseps BB BB
APH BB BB
iksi % B
Defekasi % B
Pemeriksaan khusus parkinson
/remor % stirahatkan tangan pasien dan amati tremor
Higiditas % Ferakkan lengan, dan kaki rasakan kekakunya
?radikinesia % >inta pasien berdiri, berjalan, dan mengambil
17
-
7/23/2019 Parkinson Case 2
18/21
suatu benda. Amati gerakan tubuh pasien.
Postural nstability % ?erdiri di belakang pasien dan tarik lembut
bahu pasien dari belakang, perhatikan
keseimbangan tubuhnya.
D-a(/0a
Diagnosa
-
7/23/2019 Parkinson Case 2
19/21
8aptopril ;1 tab
P8/ -;1 tab
BAB I
PEMBAHASAN KASUS
:eorang pasien laki!laki umur $$ tahun, pekerjaan petani , datang ke
bangsal :araf dengan keluhan gemetar pada kedua tangan dan kaki sejak 1 tahun
yang lalu. >ula G mula pasien pernah mengalami gemetaran pada anggota gerak
kanan 1 tahun yang lalu se0ara tiba G tiba, kemudian pas0a kelemahan anggota
gerak kanan pasien merasakan gemetar pada tangan kiri. amun 1 tahun terakhir
gemetar yang dirasakan pasien bertambah. Femetar bertambah ketika pasien
istirahat dan berkurang ketika pasien aktiitas. Pasien mengeluhkan langkah kaki
ketika berjalan menjadi ke0il dan sulit mengenakkan alas kaki pada kaki kanan.
Pada saat berdiri pasien 0endrung akan terjatuh.Fangguan tidur tidak ada, ?A? dan ?A< tidak ada kelainan. /idak ada
gangguan daya ingat, ri#ayat trauma9ke0elakaan9jatuh terduduk umumnya tidak
ada.
?erdasarkan pembahasan teori tentang Parkinsonisme yang menyebutkan
kumpulan dari beberapa gejala parkinson yang disertai dengan penyakit penyerta
seperti hipertensi, pas0a stroke maka kasus di atas tergolong parkinsonisme
karena dalam pemeriksaan fisik terdapat beberapa gejala parkinson seperti resting
tremor, rigiditas, bradikinesia, postural instability dan disertai dengan penyakit
penyerta yaitu pas0a stroke dan ri#ayat hipertensi.
Dalam kasus di atas yang menjadi a0uan sebagai penggolongan ke arah
parkinsonisme adalah penyakit yang pernah diderita yaitu kelemahan anggota
gerak dan ri#ayat hipertensi, dan bisa juga efek dari pemakaian obat G obatan
yang dapat menghambat reseptor dopamin di korpus striatum atau yang
menurunkan produksi dopamin di korpus striatum.
19
-
7/23/2019 Parkinson Case 2
20/21
Pada pasien ini, dalam menegakkan diagnosis selain dengan diagnosis dan
pemeriksaan fisik serta pemeriksaan neurologis, dapat di ealuasi perkembangan
penyakitnya dengan skala H/e" a(! a". >enurut skala H/e" a(! a",
pasien termasuk skala -.
BAB
KESIMPULAN
4.1 KESIMPULAN
Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif yang bersifat kronis
progresif, merupakan suatu penyakit9sindrom karena gangguan pada ganglia
basalis akibat penurunan atau tidak adanya pengiriman dopamine dari substansia
nigra ke globus palidus9 neostriatum (striatal dopamine defi0ien0y).Fejala utama
penyakit ini adalah /HAP= /remor, Higiditas, Akinesia, Posturan nstability.Penyakit parkinson masih belum diketahui penyebabnya.
Penyakit Parkinson merupakan penyakit kronis yang membutuhkan
penanganan se0ara holistik meliputi berbagai bidang. Pada saat ini tidak ada terapi
untuk menyembuhkan penyakit ini, tetapi pengobatan dan operasi dapat mengatasi
gejala yang timbul . bat!obatan yang ada sekarang hanya menekan gejala!gejala
parkinson, sedangkan perjalanan penyakit itu belum bisa dihentikan sampai saat
ini. :ekali terkena parkinson, maka penyakit ini akan menemani sepanjang
hidupnya.
20
-
7/23/2019 Parkinson Case 2
21/21
top related