osteoartritis pada lansia[1]
Post on 30-Sep-2015
57 Views
Preview:
TRANSCRIPT
OSTEOARTRITIS pada LANSIA
OSTEOARTRITIS pada LANSIA
ROAD FALAH FILHIBRI
ADITYA PAMUNGKAS
FAJAR MULIA D
RATNA SUSILOWATI
INDARI
DAYINTA BAYU R
VERA YENI
DICKY RISCA F.
ALFRIDA NONI
CANDRA TRI K
Latar Belakang
Lansia cenderung mengalami penurunan pada sistem muskuloskeletal.
Lebih dari 80 persen penderita osteoartritis mengalami keterbatasan gerak (Agus,2008).
Prevalensi Osteoartritis lutut radiologis di Indonesia cukup tinggi yaitu mencapai 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita.
Epidemiologi
Osteoartritis merupakan golongan penyakit sendi yang paling sering menimbulkan gangguan sendi, dan menduduki urutan pertama baik yang pernah dilaporkan di Indonesia maupun di luar negeri.
Osteoartritis atau yang disebut juga dengan penyakit sendi degenerative atau arthritis hipertropi merupakan penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut (Mansjoer Arif, 2001).
Faktor Resiko Osteoartritis
Umur
Jenis Kelamin
Suku Bangsa (Ras)
Genetik
Kegemukan dan Penyakit Metabolik
Cedera Sendi
Pekerjaan
Olahraga Berat
Tanda Klinis Osteoartritis
Nyeri (paling menonjol)
Lokasi: sinovium, jaringan sendi, dan tulang
Pemeriksaan fisik didapat nyeri tekan dan nyeri gerak pada sendi yang terserang.
Iritasi kapsul sendi periostitis dan spasme otot periartikular NYERI
Gambaran Radiologi
dapat berupa pembentukan osteofit pada tepi sendi, periarticular ossicles terutama pada sendi interfalang distal dan proksimal
penyempitan celah sendi akibat penipisan rawan sendi pseudokista subkondral dengan dinding sklerotik
perubahan bentuk ujung tulang
Patofisiologi
Akibat peningkatan aktivitas enzim-enzim yang merusak makromolekul matriks tulang rawan sendi (proteoglikan dan kolagen) terjadi kerusakan fokal tulang rawan sendi secara progresif dan pembentukan tulang baru pada dasar lesi tulang rawan sendi serta tepi sendi (osteofit). Osteofit terbentuk sebagai suatu proses kebaikan untuk membentuk kembali persendian, sehingga dipandang sebagai kegagalan sendi yang progresif (Mansjoer Arif, 2001).
PATHWAY
Penatalaksanaan
Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat simtomatik.
NSAID bekerja hanya sebagai analgesik dan mengurangi peradangan, tidak mampu menghentikan proses patologis
Diet rendah purin: mengurangi pembentukan asam urat
Diagnosis
Px positif osteoartritis lutut bila mengalami nyeri sendi dengan minimal 3 dari 6 kriteria berikut:
Umur > 50 tahun
Kaku pagi < 30 menit
Krepitus
Nyeri tekan
Pembesaran tulang
Tidak panas pada perabaan
Pemeriksaan Diagnostik
Tes serologi
Sedimentasi eritrosit meningkat
Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita
Pemerikasaan radiologi
Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi
Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan ankilosis
Aspirasi sendi
Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan dari sendi dikultur dan bisa diperiksa secara makroskopik (Mansjoer Arif, 2001).
Pengkajian keperawatan
AKTIVITAS/ISTIRAHAT
Gejala: Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stress pada sendi : kekakuan pada pagi hari. Keletihan
Tanda: Malaise, Keterbatasan rentang gerak ; atrofi otot, kulit : kontraktur atau kelainan pada sendi dan otot
KardioVaskuler
Gejala : Jantung cepat, tekanan darah menurun
Integritas Ego
Gejala: Faktor-faktor stress akut atau kronis, ketidakmampuan, keputusasaan dan ketidak berdayaan, ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi misalnya ketergantungan pada orang lain.
Makanan dan Cairan
Gejala: Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan adekuat : mual, anoreksia, Kesulitan untuk mengunyah
Tanda: Penurunan berat badan, kekeringan pada membran mukosa
Hygiene
Gejala: berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas pribadi, ketergantungan pada orang lain
Neurosensori
Gejala: kebas/kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan
Tanda: Pembengkakan sendi
Nyeri/kenyamanan
Gejala: fase akut dari nyeri, terasa nyeri kronis dan kekakuan
Keamanan
Gejala: Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tanggaKekeringan pada mata dan membran mukosa
Interaksi sosial
Gejala: kerusakan interaksi dan keluarga / orang lain : perubahan peran: isolasi
Diagnosa keperawatan
Nyeri berhubungan dengan penurunan fungsi tulang
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan perubahan otot
Resiko cedera berhubungan dengan penurunan fungsi tulang
Perubahan pola tidur berhubungan dengan nyeri
Deficit perawatan diri berhubungan dengan nyeri
Gangguan citra tubuh / perubahan penampilan peran berhubungan dengan kemampuan untuk melakukan tugas tugas umum.
Diagnosa 1 : Nyeri b.d penurunan fungsi tulang Kriteria Hasil : Nyeri hilang atau terkontrol
Rencana KeperawatanTujuan dan Kriteria HasilIntervensiNOC : Pain Level, pain control, comfort levelSetelah dilakukan tinfakan keperawatan selama . Pasien tidak mengalami nyeri, dengan kriteria hasil:Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeriMampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurangTanda vital dalam rentang normalTidak mengalami gangguan tidurNIC :Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasiObservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamananBantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukunganKontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisinganKurangi faktor presipitasi nyeriKaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensiAjarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dinginBerikan analgetik untuk mengurangi nyeri: ...Tingkatkan istirahatBerikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedurMonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kaliDiagnosa 2 : Intoleransi aktivitas b.d perubahan ototKriteria Hasil : Pasien mampu berpartisipasi pada aktivitas pada aktivitas yang diinginkan
Rencana KeperawatanTujuan dan Kriteria HasilIntervensiNOC : Self Care : ADLsToleransi aktivitasKonservasi eneergiSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama . Pasien bertoleransi terhadap aktivitas dengan Kriteria Hasil :Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RRMampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiriKeseimbangan aktivitas dan istirahatNIC :Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitasKaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahanMonitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas (takikardi, disritmia, sesak nafas, diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik)Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalam merencanakan progran terapi yang tepat.Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukanBantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan socialBantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkanBantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krekBantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukaiMonitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritualDiagnosa 3 : Risiko cedera b.d penurunan fungsi tulang Kriteria Hasil : Pasien dapat mempertahankan keselamatan fisik
Rencana KeperawatanTujuan dan Kriteria HasilIntervensiNOC :Knowledge : Personal SafetySafety Behavior : Fall PreventionSafety Behavior : Fall occuranceSafety Behavior : Physical InjuryTissue Integrity: Skin and Mucous MembranSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama.klien tidak mengalami trauma dengan kriteria hasil:pasien terbebas dari trauma fisikNIC :Environmental Management safetySediakan lingkungan yang aman untuk pasienIdentifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan riwayat penyakit terdahulu pasienMenghindarkan lingkungan yang berbahaya (misalnya memindahkan perabotan)Memasang side rail tempat tidurMenyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersihMenempatkan saklar lampu ditempat yang mudah dijangkau pasien.Membatasi pengunjungMemberikan penerangan yang cukupMenganjurkan keluarga untuk menemani pasien.Mengontrol lingkungan dari kebisinganMemindahkan barang-barang yang dapat membahayakanBerikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau pengunjung adanya perubahan status kesehatan dan penyebab penyakit.Diagnose 4 : Perubahan pola tidur b.d nyeri Kriteria Hasil : Pasien dapat memenuhi kebutuhan istirahat atau tidur
Rencana KeperawatanTujuan dan Kriteria HasilIntervensiNOC:Anxiety ControlComfort LevelPain LevelRest : Extent and PatternSleep : Extent ang PatternSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama . gangguan pola tidur pasien teratasi dengan kriteria hasil:Jumlah jam tidur dalam batas normalPola tidur,kualitas dalam batas normalPerasaan fresh sesudah tidur/istirahatMampu mengidentifikasi hal-hal yang meningkatkan tidurNIC :Sleep EnhancementDeterminasi efek-efek medikasi terhadap pola tidurJelaskan pentingnya tidur yang adekuatFasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum tidur (membaca)Ciptakan lingkungan yang nyamanKolaburasi pemberian obat tidurDiagnosa 5 : Defisit perawatan diri b.d nyeri Kriteria Hasil : Pasien dapat melaksanakan aktivitas perawatan sendiri secara mandiri
Rencana KeperawatanTujuan dan Kriteria HasilIntervensiNOC :Self care : Activity of Daily Living (ADLs)Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama . Defisit perawatan diri teratas dengan kriteria hasil:Klien terbebas dari bau badanMenyatakan kenyamanan terhadap kemampuan untuk melakukan ADLsDapat melakukan ADLS dengan bantuanNIC :Self Care assistane : ADLsMonitor kemempuan klien untuk perawatan diri yang mandiri.Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan makan.Sediakan bantuan sampai klien mampu secara utuh untuk melakukan self-care.Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang normal sesuai kemampuan yang dimiliki.Dorong untuk melakukan secara mandiri, tapi beri bantuan ketika klien tidak mampu melakukannya.Ajarkan klien/ keluarga untuk mendorong kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya jika pasien tidak mampu untuk melakukannya.Berikan aktivitas rutin sehari- hari sesuai kemampuan.Pertimbangkan usia klien jika mendorong pelaksanaan aktivitas sehari-hari.Diagnosa 6 : Gangguan citra tubuh / perubahan penampilan peran b.d perubahan kemampuan untuk melakukan tugas tugas umum Kriteria Hasil : Mengungkapkan peningkatan rasa percaya kemampuan untuk menghadapi penyakit, perubahan gaya hidup dan kemungkinan keterbatasan.
Rencana KeperawatanTujuan dan Kriteria HasilIntervensiNOC:Body imageSelf esteemSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama . gangguan body imagepasien teratasi dengan kriteria hasil:Body image positifMampu mengidentifikasi kekuatan personalMendiskripsikan secara faktual perubahan fungsi tubuhMempertahankan interaksi sosialNIC :Body image enhancementKaji secara verbal dan nonverbal respon klien terhadap tubuhnyaMonitor frekuensi mengkritik dirinyaJelaskan tentang pengobatan, perawatan, kemajuan dan prognosis penyakitDorong klien mengungkapkan perasaannyaIdentifikasi arti pengurangan melalui pemakaian alat bantuFasilitasi kontak dengan individu lain dalam kelompok kecilTerima kasih
top related