nets pasti
Post on 06-Aug-2015
64 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Secara umum, sejarah perkembangan peradaban ekonomi dapat dibedakan
menjadi empat zaman, yaitu (1) Zaman Pertanian; (2) Zaman Industri; (3) Zaman
Informasi; (4) Zaman Konseptual. Negara Indonesia telah melewati zaman
pertanian, zaman industri dan zaman informasi. Peradaban ekonomi sekarang ini
masuk pada zaman konseptual dimana pada zaman ini yang dibutuhkan adalah
para kreator dan empathizer. Kemampuan untuk mewujudkan kreativitas yang
diramu dengan sense atau nilai seni, teknologi, pengetahuan dan budaya menjadi
modal dasar untuk menghadapi persaingan ekonomi, sehingga muncullah
ekonomi kreatif sebagai alternatif pembangunan ekonomi guna meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Alasan mengapa Indonesia perlu mengembangkan ekonomi kreatif antara
lain karena ekonomi kreatif berpotensi besar dalam memberikan kontribusi
ekonomi yang signifikan, menciptakan iklim bisnis yang positif, membangun citra
dan identitas bangsa, mengembangkan ekonomi berbasis kepada sumber daya
yang terbaru, menciptakan inovasi dan kreativitas yang merupakan keunggulan
kompetitif suatu bangsa, dan memberikan dampak sosial yang positif.
Semakin membengkaknya lulusan perguruan tinggi yang menganggur
semakin menunjukkan bahwa ketersediaan lapangan kerja yang sangat terbatas.
Namun demikian, hal tersebut bukanlah hal utama yang menjadi penyebab
tingginya pengangguran lulusan perguruan tinggi. Menurut BPS, data
pengangguran di Indonesia mencapai 8 persen dari angkatan kerja, yaitu sebanyak
12, 8 juta jiwa.
Ada beberapa akar permasalahan lain yang menjadi penyebab lulusan
perguruan tinggi menganggur. Pertama,lapangan kerja yang terbatas.
2
Kedua, mindset yang masih menganggap bahwa setelah lulus mencari
kerja. Setiap lulusan perguruan tinggi memiliki ekspektasi berkerja di tempat
yang bagusalu mendapatkan gaji yang besar. Mulailah mereka mengirim surat
lamaran ke banyak tempat, dengan harapan langsung bekerja. Tetapi realitas yang
dihadapi tidak demikian..
Ketiga, kompetisi yang sangat tinggi juga menyebabkan semakin
sempitnya tempat bersaing lulusan perguruan tinggi. Setiap tahun ratusan ribu
lulusan dihasilkan dari perguruan tinggi dengan latar belakang jurusan ilmu yang
berbeda. Persaingan ini sudah tentu akan mengakibatkan porsi lapangan kerja
yang tersedia dengan lulusan yang ada tidak seimbang.
Keempat, kurikulum yang belum banyak memperkenalkan sisi
entrepreneur. Data Entrepreneur di Indonesia hanya 0,18 persen dari jumlah
penduduknya. Entrepreneur masih dianggap bukan tujuan utama dari dunia
pendidikan Indonesia. Kesiapan memasuki dunia kerja lebih di kedepankan dan
akibatnya tidak ada link and match antara dunia pendidikan dan dunia
entrepreneur yang paling banyak kesempatannya.
Kelima, tenaga pengajar (Dosen atau Guru) masih memberikan pola
pengajaran problem based learning yang belum menyentuh sisi entrepreneur.
Peran dosen dan guru adalah sebagai inspirator, motivator, dan fasilitator untuk
menghasilkan lulusan yang mampu memberikan kontribusi besar bagi dirinya
sendiri dan orang lain.
Keenam, skill yang berbeda dengan kebutuhan dunia kerja. Sekarang ini
lapangan kerja yang tersedia menginginkan setiap pekerjanya memiliki keahlian
yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Hal ini akan menjadi tantangan yang
sangat besar karena pada akhirnya semuanya membutuhkan kreativitas dan
inovasi.
3
Rumusan Masalah
1) Bagaimanakah cara pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia ?
2) Apa sajakah peran sektor swasta dan sektor publik bagi pertumbuhan
perekonomian?
3) Apakah sistem ekonomi kreatif dapat memecahkan masalah pengangguran
di Indonesia?
Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui cara pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia
2) Untuk mengetahui peran sektor swasta dan sektor publik bagi pertumbuhan
perekonomian.
3) Untuk mengetahui pengaruh ekonomi kreatif bagi pengangguran.
Manfaat Penulisan
Karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait dengan pihak-pihak yang berkecimpung di dalam penyelenggaraan ekonomi kreatif di Indonesia seperti pemerintah, swasta, masyarakat luas, dan kalangan akademisi. Manfaat tersebut di antaranya:
1. Pemerintah mengetahui solusi kebijakan dalam realisasi ekonomi kreatif dengan memberikan pembahasan berupa langkah-langkah yang harus dilakukan dalam upaya mengurangi angka pengangguran di Indonesia.
2. Sektor swasta serta lembaga lainnya yang terkait untuk melihat secara nyata mengenai dampak positif penyelenggaraan ekonomi kreatif terhadap kemajuan perekonomian
3. Masyarakat memiliki pengetahuan yang lebih luas mengenai potensi-potensi kreatif yang dimiliki di daerahnya masing-masing sehingga akan muncul kesadaran untuk meningkatkan optimalisasi pemanfaatannya dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya.
4. Kalangan akademisi dapat menjadikan karya tulis ini sebagai bahan rujukan penulisan karya tulis ilmiah yang akan datang dalam memajukan perekonomian Indonesia.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Ekonomi Kreatif
Ekonomi kreatif adalah kegiatan pemenuhan kebutuhan yang didasarkan
pada intelektual, keahlian, talenta, dan gagasannya yang orisinil. Dalam arti lain,
ekonomi kreatif adalah proses peningkatan nilai tambah hasil dari eksploitasi
kekayaan intelektual berupa kreativitas, keahlian dan bakat individu mejadi
produk yang dapat dikomersilkan. Pengembangan pola pikir ekonomi kreatif
dapat dikembangkan dari pengertian industri kreatif. Creative industries are those
industries which have their origin in individual creativity, skill and talent, and
which have a potensial for wealth and job creation through the generation and
exploitation of intellectual property and content (UK Creative Industries
Taskforce, 1998).
Konsep ekonomi kreatif merupakan sebuah konsep ekonomi di era
ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan
mengandalkan ide dan stock of knowledge dari Sumber Daya Manusia (SDM)
sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya. Struktur
perekonomian dunia mengalami transformasi dengan cepat seiring dengan
pertumbuhan ekonomi, dari yang tadinya berbasis Sumber Daya Alam (SDA)
sekarang menjadi berbasis SDM, dari era pertanian ke era industri dan informasi.
Alvin Toffler (1980) dalam teorinya melakukan pembagian gelombang peradaban
ekonomi kedalam tiga gelombang. Gelombang pertama adalah gelombang
ekonomi pertanian. Kedua, gelombang ekonomi industri. Ketiga adalah
gelombang ekonomi informasi. Kemudian diprediksikan gelombang keempat
yang merupakan gelombang ekonomi kreatif dengan berorientasi pada ide dan
gagasan kreatif.
5
Gambar 1 Gelombang Ekonomi
Menurut ahli ekonomi, Paul Romer (1993), ide adalah barang ekonomi
yang sangat penting, lebih penting dari objek yang ditekankan di kebanyakan
model-model ekonomi. Di dunia dengan keterbatasan fisik ini, adanya penemuan
ide-ide besar bersamaan dengan penemuan jutaan ide-ide kecil yang membuat
ekonomi tetap tumbuh. Ide adalah instruksi yang membuat kita
mengkombinasikan sumber daya fisik yang penyusunannya terbatas menjadi lebih
bernilai. Romer juga berpendapat bahwa suatu negara diaktakan miskin apabila
masyarakatnya tidak mempunyai akses pada ide yang digunakan dalam
perindustrian nasional untuk menghasilkan nilai ekonomi.
Howkins (2001) dalam bukunya “The Creative Economy” menemukan
kehadiran gelombang ekonomi kreatif setelah menyadari pertama kali pada tahun
1996 ekspor karya hak cipta Amerika Serikat mempunyai nilai penjualan sebesar
US$ 60,18 miliar yang jauh melampaui ekspor sektor lainnya seperti otomotif,
pertanian, dan pesawat. Menurut Howkins ekonomi baru telah muncul seputar
industri kreatif yang dikendalikan oleh hukum kekayaan intelektual seperti paten,
hak cipta, merek, royalti dan desain. Ekonomi kreatif merupakan pengembangan
konsep berdasarkan aset kreatif yang berpotensi meningkatkan pertumbuhan
ekonomi. (Dos Santos, 2007).
Konsep ekonomi kreatif ini semakin mendapat perhatian utama di banyak
negara karena dapat memberikan kontribusi nyata terhadap perekonomian. Di
Indonesia, ekonomi kreatif mulai terdengar saat pemerintah mencari cara untuk
meningkatkan daya saing produk nasional dalam menghadapi pasar global.
6
Pemerintah melalui Departemen Perdagangan yang bekerja sama dengan
Departemen Perindustrian dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
(UKM) serta didukung oleh KADIN kemudian membentuk tim Indonesia Design
Power 2006 – 2010 yang bertujuan untuk menempatkan produk Indonesia
menjadi produk yang dapat diterima di pasar internasional namun tetap memiliki
karakter nasional. Setelah menyadari akan besarnya kontribusi ekonomi kreatif
terhadap negara maka pemerintah selanjutnya melakukan studi yang lebih intensif
dan meluncurkan cetak biru pengembangan ekonomi kreatif.
Gambar 2 Sistematika Pengembangan Ekonomi Kreatif
Dalam upaya merangsang pertumbuhan dan mempromosikan industri
kreatif, pemerintah mengadakan program-program berskala besar, seperti :
a) Peluncuran Studi Pemetaan Kontribusi Industri Kreatif Indonesia pada
ajang Trade Expo Indonesia
b) Pencanangan Tahun Indonesia Kreatif tahun 2009
c) Pekan Produk Kreatif 2009
d) Pameran Ekonomi Kreatif
7
Produk Unggulan Daerah, Ekonomi Kreatif, dan Budaya Unggulan
Menurut Kepmendagri No. 050.05/30Bangda tanggal 7 Januari 1999
adalah produk hasil suatu industry daerah yang mempunyai:
1) Kandungan teknologi yang cukup menonjol dab inovatif, baik sector
pertanian maupun industry kecil dan jasa
2) Mempunyai jangkauan pemasaran yang luas, baik local, nasional
maupun
eksport
3) Mempunyai cirri khas daerah dan melibatkan masyarakat banyak
(tenaga
kerja setempat)
4) Mempunyai kandungan bahan baku local yang tinggi
5) Mempunyai jaminan bahan baku lokal yang banyak dan stabil atau
melalui pembudidayaan
6) Ramah lingkungan
7) Dapat mempromosikan budaya local
Di sisi lainnya menyebutkan. produk unggulan adalah produk yang
penjulalannya paling tinggi dan member manfaat tinggi pada konsumen. Definisi
senada menyebutkan produk unggulan adalah segala produk yang penjualannya
paling tinggi, sehingga menyumbang perolehan premi (dalam hal ini produk
asuransi) yang tinggi juga.
Hasil lokakarya yang melibatkan semua stakeholders yang terkait
(kelompok ahli pembangunan Pemerintah Kota Denpasar, Dinas Perdagangan dan
Industri, Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, Dinas Koperasi, dan wakil dari
desa/kelurahan se Kota Denpasar, ditetapkan 7 (tujuh) kriteria utama sebagai
acuan dalam penentuan produk unggulan Kota Denpasar. Kriteria produk
unggulan Kota Denpasar berdasarkan hasil lokakarya tersebut adalah sebagai
berikut.
a) Pemasaran luas
b) Menggunakan bahan baku local
8
c) Tenaga Kerja
d) Kondisi khusus (unik/khas)
e) Disukai masyarakat
f) Ramah Lingkungan
g) Mempromosikan budaya local
Bobot dari ketujuh kriteria tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 1 Bobot Kriteria Produk Unggulan Kota Denpasar
No. Kriteria Bobot (%)
1. Pemasaran 15
2. Bahan baku local 15
3. Tenaga kerja 15
4. Kondisi khusus (unik/khas) 20
5. Disukai Masyarakat 10
6. Ramah Lingkungan 10
7. Mempromosikan Budaya Lokal 15
Berdasarkan kriteria tersebut ditemukan produk unggulan Kota Denpasar
adalah sebagai berikut.
Tabel 2 Produk Unggulan kota Denpasar Menurut Kecamatan, Hasil Survey
2007
Kecamatan Produk unggulan Rangking
1.Denpasar Barat 1. Aroma terapi 1
2. Pengolahan Daging 2
3.Kacang Asin Rahayu 3
2.Denpasar Utara 1.Aroma Terapi 1
2.Anggrek 2
3.Kacang Asin Rahayu 3
3.Denpasar Timur 1.Tenun Ikat 1
2.Ikan Hias 2
3.Lestari gelas 3
9
4.Denpasar Selatan 1.Brem bali 1
2.Daur Ulang Kaca 2
3.Obat Nyamuk tradisional
(Liligundi)
3
Produk-produk unggulan tersebut dapat menjadi titik awal pengembangan
industri kreatif di Kota Denpasar sekaligus melihat potensi industri lainnya.
Pengembangan industry kreatif berbasis produk unggulan akan mempercepat
peningkatan pendapatan masyarakat.
Peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat pula dipercepat dengan
memperhatikan produk unggulan yang didasarkan keunggulan budaya lokal
terutama budaya fungsional dalam kehidupan masyarakat. Kebudayaan
merupakan hasil cipta, karsa dan karya manuisa. Budaya (adat) yang fungsional
merupakan tatanan sosial yang tumbuh dan berkembang sesuai prikehidupan
masyarakat. Misal produk industri endek dapat dikembangkan dengan kreativitas
budaya fungsional melalui budaya siklus hidup. Kebutuhan motif endek untuk
upacara tiga bulanan, menek bajang, perkawinan, dan juga upacara siklus hidup
lainnya sesuai adat dan budaya Hindu atau etnis lainnya. Agar memenuhi kriteria
produk kreatif, maka unsur-unsur motf tersebut dimodifikasi sedemikian rupa
(kreativitas) sehingga menjadi produk yang disukai masyarakat dan bernilai
tinggi. Dengan demikian, margin yang diperoleh juga akan tinggi.
10
BAB III
METODOLOGI PENULISAN
Data Penelitian
Sumber Data
Data yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah data
sekunder. Data tersebut merupakan data yang diperoleh dari berbagai sumber,
studi literatur, dan hasil penelitian oleh KEMENDAGRI.
Metode Pengumpulan Data
Karya tulis ilmiah ini menggunakan metode pengumpulan data dengan
studi literature, yaitu memperoleh informasi dan data kualitatif dengan
memperkaya bacaan dari berbagai literature seperti internet, makalah atau rujukan
dari materi sebelumnya yang dapat mendukung atau menjawab masalah yang
telah dirumuskan.
Tipe Data
Data yang diteliti adalah data sekunder berupa data mengenai ekonomi
kreatif, data entrepreneur, data pengangguran, data PDB bidang ekonomi kreatif
dari BPS secara berkala.
Analisis Data
Analisis data yang dilakukan menggunakan metode kualitatif. Hal ini
berdasarkan karakteristiknya, penelitian inio menggunakan pendekatan analisis
deskriptif. Penelitian deskriptif memiliki sifat tertentu, yaitu bahwa penelitian itu
memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang
dan aktual. Kemudian data tersebut disusun, dianalisis, dipaparkan, dan
diinterpretasikan.
11
BAB IV
PEMBAHASAN
Sejarah Industri Kreatif
Pada awal 1990, kota-kota di Inggris mengalami penurunan produktivitas
dikarenakan beralihnya pusat-pusat industri dan manufaktur ke negara-negara
berkembangyang menawarkan bahan baku, harga produksi dan jasa yang lebih
murah. Menanggapi kondisi perekonomian yang terpuruk, calon perdana menteri
Tony Blair dan New Labour Party menawarkan agenda pemerintahan yang
bertujuan untuk memperbaiki moral dan kualitas hidup warga Inggris dan
memastikan kepemimpinan Inggris dalam kompetisi dunia di milenium baru,
salah satunya dengan mendirikan National Endowment for Science and the Art
(NESTA) yang bertujuan untuk mendanai pengembangan bakat-bakat muda di
Inggris.
Setelah menang dalam pemilihan umum 1997, Tony Blair sebagai Perdana
Menteri Inggris melalui Department of Culture, Media and Sports (DCMS)
membentuk Creative Industries Task Force yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang kontribusi industri kreatif terhadap perekonomian
Inggris. Pada tahun 1998, DCMS mempublikasikan hasil pemetaan industri
kreatif Inggris yang pertama, dimana industri kreatif didefinisikan sebagai: “those
industries which have their origin in individual creativity, skill and talent, and
which have a potential for wealth and job creation through the generation and
exploitation of intellectual property and content”. Definisi DCMS ini selanjutnya
banyak diadopsi oleh negara-negara lain, termasuk Indonesia.
Sumber Daya Terbarukan
Berbasis Pengetahuan, Kreativitas
Industri kratif adalah industri yang mengandalkan talenta, keterampilan dan kreativitas. Kreativitas adalah elemen dasar individu, sehingga potensi kreatif terdapat pada setiap orang. Setiap orang memiliki
12
modal dasar yang sama dan gratis pemberian Sang Pencipta dengan pembangunan yang berbasis pada sumber daya insani, maka mereka turut serta dalam upaya pembangunan kapasitas sumber daya insani Indonesia (capacity building).
“Green” Community
Banyak konsep yang dapat dibangun berbasis komunitas hijau disesuaikan dengan konteksnya dan sektor-sektor yang dituju. Kreativitas di dalam desain, dalam konteks produk berbasis sumber daya alam seperti misalnya industri mebel dapet memperlambat proses eksploitasi sumber daya alam. Misalnya, apabila pemerintah membuka ekspor kayu gelondongan ke luar negeri, maka akan merangsang pengurangan volume hutan dengan cepat dan sulitnya melakukan pengawasan. Dengan merangsang produksi barang jadi di dalam negeri, maka Indonesia menghemat pemakaian bahan baku yang berasal dari sumber daya alam serta lebih banyak menyerap tenaga kerja.
Komunitas hijau yang mandiri potensial dibangun didaerah pedesaan, sehingga muncul klaster-klaster produksi skala desa yang berwawasan lingkungan ekonomi desa tumbuh dan mencegah terjadinya urbanisasi. Contoh kasus di Thailand dimana ditetapkan program OTOP (One Tampon/Kampung One Product) yang dibantu JICA beberapa tahun lalu saat ini telah membuahkan hasil yang memuaskan. Produk kerajinan Thailand telah bangkit dan mampu berbicara di pasar internasional. Salah satu contoh nyata dari seorang pelaku industri kreatif di Indonesia di bidang kerajinan dari kayu yang telah mengkampanyekan komunitas hijau adalah Singgih Magno.
Dengan kreativitas, Singgih mampu menunjukkan bahwa segelondong kayu bakar (firewood) jika dijual hanya akan menghasilkan nilai tambah sebesar 0,6US$ dengan memberikan lapangan pekerjaan selama 0,2 hari kerja. Akan tetapi jika kayu tersebut ditransformasikan menjadi stapler dari kayu sebanyk 200 buah, maka nilai tambah yang dihasilkan adalah sebesar 1000US$ sekaligus memberikan lapangan pekerjaan sebanyak 40 hari kerja.
13
Tabel 3 Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif
Ilustrasi tersebut juga berimplikasi bahwa lebih baik meningkatkan nilai tambah hasil hutan dengan mengolahnya terlebih dahulu dalam industri kreatif sebelum memasarkannya, terutama dalam konteks ekspor daripada mengekspor bahan mentah dari hasil hutan.
14
Gambar 3 Tahapan pengembangan ekonomi kreatif oleh KEMENDAGRI
Model Pengembangan Ekonomi Kreatif
Gambar 4 Model
Pengembangan Ekonomi
Kreatif
Model pengembangan
industri kreatif adalah
layaknya sebuah bangunan
yang akan menguatkan
ekonomi Indonesia, dengan
landasan, pilar dan atap
sebagai elemen-elemen bangunan tersebut. Perlu digaris bawahi sejak awal bahwa
subsektor industri kreatif di Indonesia memiliki pertumbuhan yang lebih tinggi
dibandingkan sektor industri nasional lainnya, dan itu dicapai dengan interfensi
15
pemerintah yang minimal. Saat ini upaya pemerintah dalam rangka membangun
industri kreatif diharapkan lebih meningkatkan kemampuan inovasi dan daya yang
selama ini telah terbangun secara alami. Dengan model pengembangan industri
kreatif ini, maka akan membawa industri kreatif dari titik awal (origin point)
menuju tercapainya visi dan misi industri kreatif Indonesia 2030 (destination
point)
Pola Interaksi Triple Helix
Gambar 5 Pola Interaksi Triple Helix
Teori mengenai Triple Helix pada awalnya dipopulerkan oleh Etzkowitz & Leydersdorff sebagai metode pembangunan kebijakan berbasis inovasi. Teori ini yang mengungkapkan pentingnya penciptaan sinergi tiga kutub yaitu akademisi, bisnis dan pemerintah di Indonesia
dikenal sebagai konsep IBG. Tujuan dari IBG adalah pembangunan ekonomi berkelanjutan berbasis ilmu pengetahuan. Dari sinergi ini diharapkan terjadi sirkulasi ilmu pengetahuan berujung pada inovasi yang memiliki kapitalisasi ilmu pengetahuan (knowledge capital). Triple Helix sebagai aktor utama harus selalu bergerak melakukan sirkulasi untuk membentuk ruang pengetahuan (knowledge spaces) dimana ketiga aktor sudah memiliki pemahaman & pengetahuan yang setara, yang akan mengarahkan ketiga aktor ini untuk membentuk ruang kesepakatan (consensus space), dimana ketiga aktor ini mulai membuat kesempatan dan komitmen atas suatu hal yang akhirnya akan mengarahkan kepada terbentuknya ruang inovasi (innovation spaces) yang dapat dikemas menjadi produk kreatif bernilai ekonomis. Sirkulasi ini selalu berusaha menciptakan pembaharuan (inovasi) dan inovasi sering mengubah struktur yang telah ada (membuat tidak stabil). Ilmuwan ekonomi tersohor Joseph Schumpeter (Schumpeter, 1934) menyebutkan faktor pengubah ini sebagai Creative Destruction yang berarti, munculnya inovasi baru di dalam industri akan menggusur industri-industri lama yang tidak kreatif dan menggantinya dengan yang kreatif. Teori di atas diadaptasi untuk mengembangkan ekonomi kreatif
16
Indonesia dengan konsep aktor Triple Helix yang sedikit berbeda, yaitu cendikiawan (intellectuals), bisnis (business) dan pemerintah (government) atau yang disingkat menjadi IBG.
Hal yang paling penting adalah mencermati akibat dari perputaran pusaran Triple Helix, yaitu adalah terciptanya ruang interaksi yang dapat dianalisa sebagai berikut:
a) Ruang Ilmu Pengetahuan : Dalam hal ini individu-individu dari berbagai disiplin ilmu mulai terkonsentrasi dan berpartisipasi dalam pertukaran informasi, ide-ide dan gagasan-gagasan. Wacana-wacana dan konsepsi tumbuh subur dan senantiasa dimantapkan.b) Ruang Konsensus : Dalam hal ini mulai terjadi bentukan-bentukan komitmen yang mengarah pada inisiatif tertentu dan project-project, pembentukan perusahaan-perusahaan baru. Diperkuat pula oleh sirkulasi informasi yang kredibel dan netral sehingga menumbuhkan rasa kepercayaan dari individu-individu bersangkutan yang akhirnya menjadi dukungan-dukungan terhadap konsensus.c) Ruang Inovasi : Dalam hal ini inovasi tercipta telah terformalisasi dan bertransformasi menjadi knowladge capital, berupa munculnya realisasi bisnis, realisasi produk baru, pertisipasi dari institusi finansial (misalnya Seed Capital, Angel Capital, Venture), dan dukungan pemerintah berupa insentif, penegakan hukum yang tegas terhadap HKI dan sebagainya.d) Hubungan antara kreativitas dan inovasi harus dipahami sejak dini. Kreativitas adalah aktivitas individual yang sering mengarah pada lahirnya inovasi, sedangkan inovasi lebih bersifat aktivitas subsektor yang sudah terfokus pada suatu sasaran pemecahan masalah, namun jarang mengarah pada kreativitas (Howkins,2005).
17
Gambar 6 Menjelaskan Posisi Desain dalam Bisnis.Mendukung
pernyataan Howkins, Bruce S. Tether (2005) seorang Professor dibidang Innovation Management and Strategi, Manchester Business School, menjelaskan posisi desain
dalam bisnis (gambar 6). Tether secara gamblang mengilustrasikan kontribusi kreativitas terhadap kerja bisnis, dengan cara menciptakan iklim kreatif (creative climate). Ia menyatakan bahwa pembangkitan iklim kreatif atau Ia menyatakan bahwa pembangkitan iklim kratif atau budaya kreatif akan meningkatkan inovasi dan kinerja termasuk aktivitas-aktivitas kreatif seperti R&D dan desain. Lebih lanjut Tether juga memetakan hubungan seni, sains, desain dan R&D (Gambar 6) Pemahaman peta ini adalah faktor yang substansial dalam menyusun langkah-langkah strategis kedepan.
e) Faktor dominan dalam Triplex helix yang dapat menumbuhkan kreativitas dalam masyarakat Indonesia adalah kemampuan menciptakan interaksi dan komunikasi yang dinamis antara: 1. Cendikiawan (Intellectuals). Terkait dengan aktivitas-aktivitas
penciptaan baru (novelty) yang memiliki daya tawar kepada pasar serta pembentukan insan kreatif.
2. Bisnis (Business). Keterhubungan dalam rangka pertukaran ekonomi (economic exchange ralations) serta transfortasi kreativitas menjadi nilai ekonomi.
3. Pemerintah (Government). Mekanisme pemberian program insentif, kendali iklim usaha yang kondusif, arahan edukatif serta terhadap masyarakat dan dunia swasta untuk mendukung pengembangan industri kreatif.
Aktor Utama dan Faktor Pengembangan Ekonomi Kreatif
Kondisi ekonomi yang diharapkan oleh Indonesia adalah ekonomi yang berkelanjutan. Berkelanjutan yang dimaksud adalah kemampuan untuk
18
beradaptasi terhadap kondisi geografis dan tantangan ekonomi baru, yang pada akhirnya menghasilkan pertumbuhan berkelanjutan (sustainable growth). Pertumbuhan yang tinggi tercermin dari kompetisi individu-individu dalam menciptakan inovasi. Ekonomi Kreatif yang di dalamnya terdapat industri-industri kreatif memiliki daya tawar yang tinggi di dalam ekonomi berkelanjutan karena individu-individunya memiliki modal kreativitas (creative capital) yang mereka gunakan untuk menciptakan inovasi-inovasi.
Karakteristik Ekonomi Kreatif
Ekonomi Kreatif di Negara Maju
Salah satu keunggulan pengembangan ekonomi kreatif di negara
maju adalah budaya. Masyarakat di negara maju sudah sangat menyadari
pentingnya ide sebagai aset dalam kegiatan ekonomi. Elemen masyarakat
seperti komunitas, pemerintah, institusi pendidikan dan pelaku usaha
berkolaborasi dengan harmonis dalam pengembangan ekonomi kreatif.
Selain itu, masyarakat di negara maju sangat menghargai perbedaan dan
perlindungan hak cipta dari suatu karya sehinggga mendorong tumbuhnya
kreativitas.
Selain mempunyai keunggulan dari sisi budaya, negara maju juga
mempunyai keunggulan dari sisi pendanaan. Pelaku usaha kreatif di negara
maju sangat mudah mendapatkan dana untuk mengembangkan usahanya.
Di Amerika Serikat banyak perusahaan pendanaan yang justru mencari
usaha-usaha kreatif yang mempunyai prospek bagus di masa depan.
Bidang usaha kreatif yang menjadi produk unggulan negara maju
diantaranya yaitu teknologi informasi dan komunikasi, pengembangan
teknologi energi terbaurkan dan teknologi dibidang kesehatan.
Pengembangan dan komersialisasi di bidang teknologi informasi dan
komunikasi serta teknologi dibidang energi terbaurkan di negara maju
pilar pengembangan industri kreatif yang menciptakan peluang usaha baru
bagi orang-orang yang mempunyai ide kreatif.
19
Ekonomi Kreatif di Negara Berkembang
Pada umumnya negara berkembang mempunyai sumber daya alam
dan budaya yang melimpah. Namun, pengelolaan sumber daya di negara
berkembang belum maksimal. Dalam pengelolaan sumber daya fisik dan
kultural dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang dapat mengubah
sumber daya fisik dan kultural sehingga menjadi sebuah barang atau jasa
yang mempunyai nilai ekonomi tinggi.
Selama ini, dalam ruang lingkup perekonomian global, negara
berkembang hanya berperan sebagai penyedia bahan baku (raw material)
untuk negara maju, yang di negara maju bahan baku tersebut diolah lalu
dijual ke negara berkembang dengan nilai ekonomis yang lebih tinggi.
Dalam rangka mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi negara
berkembang harus dapat mengelola sumber daya yang ada sehingga
mempunyai nilai ekonomis tinggi.
Kendala utama dalam pengembangan ekonomi kreatif di negara
berkembang adalah belum terciptanya budaya kreatif di masyarakat. Masih
rendahnya penghargaan atas ide dan hak cipta menyebabkan
pengembangan ekonomi kreatif di negara berkembang masih lambat
Ekonomi Kreatif telah dikembangkan di negara-negara di dunia
dengan berbagai pendekatan studi dan dianggap sebagai salah satu sektor
yang perlu serius untuk dipertimbangkan karena berkontribusi besar
terhadap perekonomian.
Tinjauan Peranan Pola Pikir Kreatif Bagi Masa Depan Manusia
Daniel L. Pink (The Whole New Mind, 2005), mengungkapkan bahwa di
era kreativitas, jika ingin maju harus melengkapi kemampuan teknologi (high-
tech) dengan hasrat untuk mencapai tingkat “high concept” dan “high touch”.
20
High concept adalah kemampuan menciptakan keindahan artistik dan emosional,
mengenali pola-pola dan peluang, menciptakan narasi yang indah dan
menghasilkan temuan-temuan yang belum disadari orang lain. High touch adalah
kemampuan berempati, memahami esensi interaksi manusia, dan menemukan
makna.
Beberapa prinsip yang harus dimiliki dalam pola pikir kreatif:
· Not just function but also... DESIGN
· Not just argument, but also… STORY
· Not just focus, but also…SYMPHONY
· Not just logic, but also…EMPATHY
· Not just seriousness, but also…PLAY
· Not just accumulation, but also…MEANING
Howard Gardner, penulis buku tentang kemampuan kognisi, yang populer
dengan teori kecerdasan majemuk (Multiple Intellegence) mengeluarkan lagi buku
terbaru yaitu Five Minds of The Future, yang menyatakan bahwa terdapat 5 pola
pikir utama yang diperlukan di masa yang akan yang datang, yaitu :
1) Pola pikir disipliner (The Disciplinary Mind), yaitu pola pikir yang
dipelajari di bangku sekolah. Dalahu yang dianggap sebagai disiplin
ilmu adalah ilmu-ilmu seperti sains, matematika, dan sejarah. Saat ini,
sekolah-sekolah harus menambah untuk mengajarkan paling tidak satu
bidang seni secara serius seperti halnya disiplin ilmu lainnya.
2) Pola pikir mensintesa (The Synthesizing Mind), yaitu kemampuan
menggabungkan ide-ide dari berbagai disiplin ilmu atau menyatukan
kedalam satu kesatuan dan kemampuan menyampaikan hasil integrasi
itu kepada orang banyak. Sering kali kita temui bahwa sebuah solusi
yang kita cari-cari ternyata justru ditemukan di area disiplin lain yang
sama sekali berbeda dan sepintas tidak terlihat ada korelasinya. Pola
pikir sintesa melatih kesadaran untuk berpikir terlihat ada korelasinya.
Pola pikir sintesa melatih kesadaran untuk berpikir luas dan fleksibel,
mau menerima sudut pandang dari multi disiplin. Dalam konteks luas,
dengan semakin banyaknya orang seperti ini di dalam suatu komunitas,
maka komunitas itu akan menjadi semakin produktif dan semakin
21
kreatif. Dalam konteks bisnis, ide-ide baru tersebut akan lebih mudah
diterima oleh konsumen. Dalam hal memperkenalkan produk atau jasa
baru, strategi komunikasi dan pencitraan (branding) yang diperkuat
dengan kemampuan sintesa akan meningkatkan kesuksesan di pasar.
3) Pola pikir kreasi (The Creating Mind), yaitu kemampuan untuk
mengungkapkan dan menemukan jawaban dari suatu permasalahan atau
fenomena yang ditemuinya. Dalam konteks desain, proses kreasi selalu
diawali dengan pengumpulan permasalahan-permasalahn yang ada yang
harus dipecahkan. Di akhir proses, akan dihasilkan desain-desain baru
yang tidak lain adalah hasil pemecahan suatu masalah. Tentu saja agar
hasil maksimal, proses kreasi harus dibekali dengan bakat (talent) yang
cukup. Dalam konteks bisnis, kemampuan ini bisa menggerrakkan
perusahaan-perusahaan lebih pro-aktif, tidak hanya mengikuti trend,
tetapi justru menciptakan trend
4) Pola pikir penghargaan (The Respectful Mind), yaitu kesadaran untuk
mengapresiasi perbedaan diantara kelompok-kelompok manusia. Pola
pikir seperti ini sangat dibutuhkan dalam menciptakan keharmonisan di
dalam lingkungan. Richard Florida (2001) mengatakan bahwa faktor
penting agar kreativitas di dalam lingkungan. Richard Florida (2001)
mengatakan bahwa faktor penting agar kreativitas dapat tumbuh dan
berkembang adalah dengan adanya tingkat toleransi yang tinggi
diantara sesama anggota komunitas yaitu komunitas yang menghargai
perbedaan. Tidak kalah pentingnya adalah sikap untuk menghargai
karya cipta orang lain.
5) Pola pikir etis (The Ethical Mind). Seorang warga negara yang baik
akan memiliki tanggung jawab moral yang tinggi baik sebagai seorang
pekerja maupun sebagai warga negara. Dalam konteks perubahan iklim
dunia, penanaman nilai-nilai etika terhadap lingkungan dapat
mendorong terciptanya produk yang ramah lingkungan. Dalam konteks
pekerjaan, ia akan menjadi seorang yang produktif dalam menghasilkan
terobosan-terobosan dan ia merasa malu bila ia meniru produk lain
secara terang-terangan.
22
Pola pikir yang telah dijabarkan di atas tentunya merupakan pikir kreatif
yang sangat diperlukan untuk tetap tumbuh berkembang serta bertahan di masa
yang akan yang akan datang. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa untuk
menjadi pekerja kreatif tidaklah cukup memiliki bakat menggambar, menari,
menyanyi dan menulis cerita, melainkan harus memiliki kemampuan
mengorganisasikan ide-ide multi disipliner dan juga kemampuan memecahkan
masalah dengan cara-cara di luar kebiasaan.
Bila suatu teori atau cara menjadi populer, semakin lama keampuhan teori
itu akan semakin berkurang karena semua orang menggunakan pendekatan-
pendekatan berdasarkan teori yang sama.
Thomas L. Friedman, (The World is Flat, 2005) dalam pembahas
an The New Middlers (maksudnya orang-orang generasi baru yang mampu
membuat dunia menjadi sangat dekat/flat) menyebut tujuh kemampuan wajib yang
harus disipkan oleh orang-orang yang ingin berlaga di arena pekerjaan apapun
pekerjaan itu:
1. Kemampuan dalam berkolaborasi (orchestrators)
2. Kemampuan dalam mensintesakan segala sesuatu (The great synthesize)
3. Kemampuan dalam menjabarkan suatu konteks (The great explainers)
4. Kemampuan dalam menciptakan nilai tambah (The great leveragers)
5. Kemampuan dalam mengadaptasi terhadap lingkungan baru (The great
adapters)
6. Kesadaran yang tinggi terhadap kelestarian alam (The green people)
7. Kemampuan handal dalam menciptakan kandungan lokal
(The great localizers)
Sekilas Mengenai Industri Kreatif di Indonesia
Definisi Industri Kreatif yang saat ini banyak digunakan oleh pihak ya
ng
berkecimpung dalam industri kreatif, adalah definisi berdasarkan UK DCMS Task
force 1998 :
23
“Creatives Industries as those industries which have their origin in individual
creativity, skill & talent, and which have a potential for wealth and job creation th
rough the generation and exploitation of intellectual property and content”
Studi pemetaan industri kreatif yang telah dilakukan oleh Departemen
Perdagangan Republik Indonesia tahun 2007 menggunakan acuan definisi industri
kreatif yang sama, sehingga industri kreatif di Indoneasia dapat didefinisikan
sebagai berikut.
“Industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat
individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui
penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan day cipta individu tersebut.
Sektor Ekonomi Kreatif
Berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (BPS, Jakarta,
2006), ada 14 (empat belas) kelompok industri kreatif yang dianalogkan menjadi
basis pengembangan ekonomi kreatif. Keempat belas kelompok tersebut adalah
sebagai berikut.
a) Periklanan
b) Arsitektur
c) Pasar Seni dan Barang Antik
d) Kerajinan
e) Desain
f) Fashion
g) Film, Video, & Fotografi
h) Permainan Kreatif
i) Musik
j) Seni Pertunjukan
k) Penerbitan dan Percetakan
l) Layanan Komputer dan Piranti Lunak
m) Radio dan Televisi
n) Riset & Pengembangan
24
Peran Sektor Publik bagi Pertumbuhan Perekonomian
Pemerintah dibentuk untuk mengurus kepentingan rakyat, melindungi
rakyat, memberikan rasa keamanan, kenyamanan, keadilan, dan mengusahakan
kesejahteraan lahir batin bagi rakyatnya, termasuk kesejahteraan ekonomi,
sehingga rakyat bisa menikmati kehidupan yang layak. Campur tangan
pemerintah di dalam perekonomian tidak perlu dipandang sebagai pantangan.
Keberhasilan negara-negara Asia Timur bahkan dicirikan oleh kuatnya campur
tangan pemerintah. Peran pemerintah yang terangkum dalam program fokus
utama ekonomi kreatif oleh Kemendag 2010-2014 antara lain:
Regulator, Katalisator, Stabilisator, dan Stimulator
Peran pemerintah sebagai regulator, katalisator, stabilisator, dan stimulator
dan yang memberikan kemudahan prosedur institusional dan finansial
untuk mempercepat pencapaian visi dan misi yang dicita-citakan. Peranan
strategis pemerintah:
a) Memberikan berbagai kemudahan secara deregulasi dan
debirokrasi yang menyangkut perijinan usaha dan berbagai
kegiatan yang memberikan daya dukung terhadap usaha
pemberdayaan. Selama ini iklim investasi banyak terhambat oleh
birokrasi yang berlarut-larut, sedangkan usaha pemberdayaan
selama ini banyak terbentur oleh lemahnya daya dukung
pemerintah kepada kegiatan yang berbasis kemandirian.
b) Menyediakan berbagai fasilitas pendukung yang bisa
menumbuhkan iklim investasi di Kab. Kutai, seperti sarana dan
prasarana jalan, pelabuhan, listrik, telekomunikasi, pusat
perkantoran, lahan industri, dll. Tumbuh kembangnya iklim
investasi secara otomatis akan menumbuhkan keberdayaan rakyat
untuk mandiri.
c) Mendukung penyediaan finansial yang cukup memadai untuk
memacu dinamika sosial ekonomi masyarakat, terutama
masyarakat lemah yang kurang berdaya. Finansial tersebut
25
diwujudkan dalam bentuk media pancingan peralatan dan modal
usaha yang mengarah pada penumbuhan sifat kewirausahaan.
d) Meningkatkan kompetensi dan kapasitas masyarakat guna
optimalisasi keterlibatannya dalam proses pembangunan. Melalu
pemberian peluang/ruang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk
mengembangkan kreativitas sesuai dengan budaya, karakter
maupun potensi masyarakat setempat
e) Sebagai agent atau katalisator untuk menggerakkan motivasi
masyarakat untuk membangun. Dalam hal ini pemerintah
memegang peran sebagai pelopor dan menggerakkan semangat
rakyatnya untuk membangun :
Konsumen, investor dan entrepreneur
Hub agency dan fasilitator
Public outreatch melalui strategi pengembangan masyarakat
Pengembangan masyarakat merupakan bagian dari upaya membangun
masyarakat, yaitu upaya yang dilakukan secara sadar dan terus menerus
guna mengubah keadaan masyarakat ke arah yang lebih baik dan lebih
maju melalui berbagai pengembangan kemampuan masyarakat,
perubahan perilaku masyarakat (perilaku negatif) sampai masyarakat itu
mampu mengatur dirinya sendiri (kemandirian). Pengembangan
masyarakat tidak dapat dilakukan secara parsial, tetapi harus dilakukan
secara komprehensif yang menjadi tanggung jawab berbagai pihak,
pemerintah, NGO (lembaga swadaya masyarakat), BUMN/BUMS dll.
Konsep pengembangan masyarakat atau pemberdayaan masyarakat di
masa-masa mendatang lebih menekankan pada upaya ”kemandirian”. Oleh
karena itu, dalam pengembangan masyarakat diperlukan adanya peran
aktif masyarakat itu sendiri. Hal ini berarti partisipasi, inisiatif dan
kreatifitas dalam pengembangan masyarakat harus lebih banyak datang
dari masyarakat itu sendiri, sementara pemerintah pusat berfungsi sebagai
regulator, modernisator, katalisator/fasilitator, dinamisator, stabilisator dan
26
pelopor/stimulator tanpa ikut campur atau intervensi terlampau jauh yang
justru bisa mematikan upaya pengembangan yang mandiri.
Tabel 4 Statistik Industri Ekonomi Kreatif di Indonesia 2005-2009
*Departemen Perdagangan 2009
Peran Sektor Swasta bagi Pertumbuhan Perekonomian
BUMS adalah salah satu kekuatan ekonomi di Indonesia. BUMS
merupakan badan usaha yang didirikan dan dimiliki oleh pihak swasta. Tujuan
BUMS adalah untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. BUMS didirikan dalam
rangka ikut mengelola sumber daya alam Indonesia, namun dalam
pelaksanaannya tidak boleh bertentangan dengan peraturan pemerintah dan UUD
1945. BUMS dalam melakukan perannya mengandalkan kekuatan pemilikan
modal. Perkembangan usaha BUMS terus didorong pemerintah dengan berbagai
kebijaksanaan.
Kebijaksanaan pemerintah ditempuh dengan beberapa pertimbangan
berikut ini.
a. Menumbuhkan daya kreasi dan partisipasi masyarakat dalam usaha mencapai
kemakmuran sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia.
27
b. Terbatasnya modal yang dimiliki pemerintah untuk menggali dan mengolah
sumber daya alam Indonesia sehingga memerlukan kegairahan usaha swasta.
c. Memberi kesempatan agar perusahaan-perusahaan swasta dapat memperluas
kesempatan kerja.
d. Mencukupi kebutuhan akan tenaga ahli dalam menggali dan mengolah sumber
daya alam.
Perusahaan-perusahaan swasta sekarang ini telah memasuki berbagai
sektor kehidupan antara lain di bidang perkebunan, pertambangan, industri,
tekstil, perakitan kendaraan, dan lain-lain. Perusahaan swasta terdiri atas dua
bentuk yaitu perusahaan swasta nasional dan perusahaan asing. Contoh
perusahaan swasta nasional antara lain PT Astra Internasional (mengelola industri
mobil dan motor), PT Ghobel Dharma Nusantara (mengelola industri alat-alat
elektronika), PT Indomobil (mengelola industri mobil), dan sebagainya. Adapun
contoh perusahaan asing antara lain PT Freeport Indonesia Company (perusahaan
Amerika Serikat yang mengelola pertambangan tembaga di Papua, Irian Jaya), PT
Exxon Company (perusahaan Amerika Serikat yang mengelola pengeboran
minyak bumi), PT Caltex Indonesia (perusahaan Belanda yang mengelola
pertambangan minyak bumi di beberapa tempat di Indonesia), dan sebagainya.
Perusahaan-perusahaan swasta tersebut sangat memberikan peran penting
bagi perekonomian di Indonesia. Peran yang diberikan BUMS dalam
perekonomian Indonesia seperti berikut ini.
a. Membantu meningkatkan produksi nasional.
b. Menciptakan kesempatan dan lapangan kerja baru.
c. Membantu pemerintah dalam usaha pemerataan pendapatan.
d. Membantu pemerintah mengurangi pengangguran.
e. Menambah sumber devisa bagi pemerintah.
f. Meningkatkan sumber pendapatan negara melalui pajak.
g. Membantu pemerintah memakmurkan bangsa.
Pemahaman akan rantai penciptaan nilai di dalam industri kreatif ini, dapat membantu stakeholder industri untuk memahami posisi industri dalam rangkaian
28
industri yang terkait dengan industri kratif ini. Rantai nilai yang menjadi pokok perhatian dalam menentukan strategi pengembangan memiliki urutan linear sebagai berikut: (1) Kreasi; (2)Produksi; (3)Distribusi, dan (4) Komersialisasi.
Gambar 7 rantai Penciptaan Nilai Industri Kreatif
Dengan mengetahui intensitas pemanfaatan sumber daya alam di dalam industri kreatif, maka strategi pengembangan sektor tertentu harus memperhatikan aspek kebijakan pengelolaan sumber daya alam yang dibutuhkan dalam industri tersebut. Selain itu, kebijakan pemerintah dari berbagai instansi yang menyentuh empat aspek dominan yang berbeda di dalam industri kreatif tersebut (Seni dan Budaya, Media, Desain dan IPTEK) akan berdampak pula pada subsektor industri kreatif bersangkutan. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah terhadap pengembangan industri kreatif akan bersifat lintas sektoral dan membutuhkan koordinasi antarinstansi.
Tabel 5 Pemetaan Kekuatan, Kelemahan, Peluang, serta Ancaman Industri Kreatif
29
Peta jalan pengembangan ekonomi kreatif 2015
Berdasarkan analisis dan penentuan arah dan sasaran pengembangan ekonomi kreatif, maka peta jalan ekonomi kreatif sampai pada periode pengutan pilar dan landasan (2099-2015) adalah sebagai berikut:
Tabel 6 Sumber Daya Insani
30
31
Gambar 8 Peta Jalan Pengambangan Ekonomi Kreatif 2025
32
Solusi untuk Mengatasi Pengangguran dan Mengembangkan Ekonomi
Kreatif
Jika angka pengangguran masih belum bisa terpecahkan, maka mindset
setiap mahasiswa, orangtua, dan masyarakat mulai saat ini perlu diubah, bahwa
lulusan perguruan tinggi yang berhasil ke depannya adalah mereka yang mampu
menciptakan lapangan kerja baru, bukan mencari kerja.
Sudah saatnya para dosen dan guru untuk mengarahkan kreatifitas dan
mendedikasikan kepada mahasiswa bahwa entrepreneur yang terdidik akan
memberikan manfaat yang sangat besar. Bukan sekedar mengajar, tapi sudah
merambah menciptakan kesempatan kerja baru bagi lulusannya ke depan.
Oleh karena itu dalam setiap diri dosen dan guru harus dibekali metodologi
pembelajaran project based system, untuk membina entrepreneur bagi mahasiswa.
Selain itu, untuk melakukan pengembangan ekonomi kreatif adalah
sebagai berikut.
a) Pengembangan Database Ekonomi Kreatif Indonesia yang didukung
dengan Teknologi Informasi
Perkembangan ekonomi Industri dunia termasuk Indonesia memasuki era
industri batu, yaitu ekonomi industri gelombang ke empat yang disebut
industri ekonomi kreatif (creative economic industry). Oleh karena itu.
diperlukan updating dan pengembangan database dan portal indonesia
kreatif dalam hal pemetaan dan penyajiansemua informasi yang terkait
dengan pelaku usaha ekonomi kreatif serta informasi yang diperlukan
berkenaan dengan perkembangan ekonomi kreatif indonesia.
Sistem informasi dan database yang berbasis multimedia ini
nantinya akan saling terintegrasi melalui media internet. Sistem ini
diharapkan dapat memberikan kemudahan, kenyamanan, maupun
kecepatan dan ketepatan bagi pengguna dalam mengakses informasi dalam
33
menjawab kebutuhan pelaku ekonomi kreatif akan informasi yang
diinginkan.
b) Peningkatan Penggunaan Teknologi Melalui Program Kemitraan
Kegiatan diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan dan
keahlian pelaku ekspor atau calon pelaku ekspor ekonomi kreatif yang
ditekankan pada penerapan teknologi sehingga mampu menghasilkan
produk berdaya saing tinggi yang dapat dilakukan berkerjasama dengan
institusi tertentu. Bentuk kegiatan berupa:
Capacity building melalui pelatihan di dalam dan luar negeri
Training of trainer
Fasilitasi infrastruktur kerja kepada beberapa peserta training
terbaik
c) Pekan Produk Kreatif Indonesia (PPKI)
PPKI terdiri atas tiga kegiatan pokok yang diselenggarakan secara
paralel yakni pemeran, konvensi dan gelar seni budaya. Namun kegiatan
ini hanya akan mencakup konvensi sebagaimana kegiatan sebelumnya.
Kegiatan dapat dalam bentuk seminar, talkshow, dialog duber, pelatihan,
klinik konsultasi, anjungan pembiayaan, maupun kegiatan lainnya.
d) Festival Ekonomi Kreatif
Dalam kegiatan ini Kemendag bertindak sebagai Co sponsor
penyelenggaraan Festival Ekonomi Kreatif dengan misi ‘Mempromosikan
Ekonomi Kreatif Indonesia’ dalam upaya meningkatkan citra dan identitas
bangsa Indonesia dalam kerangka Nation Branding. Contoh bentuk
kegiatan;
Festival Ekonomi Kreatif Dalam Negeri (JavaJazz, Jakarta Food
and Fasion Festival)
34
Festival Ekonomi Kreatif Luar Negeri (Festival Animasi-Kartun
Internasional, Seoul; Ottawa International Animation Festival)
e) Wahana Kreatif
Wahana kreatif merupakan sarana memperkenalkan dan
mempromosikan produk kreatif, sebagai upaya menampilkan karya dan
budaya bangsa Indonesia kepada pengunjung asing dan dipajang di
bandara Internasional dan tempat tujuan wisata. Kegiatan ini diharapkan
dapat membanguncitra Indonesia dan mempromosikan Indonesia sebagai
salah satu negara pemasok produk kreatif berkualitas dunia.
f) Peningkatan Jangkauan dan Efektivitas Pemasaran
Peningkatan jangkauan dan efektivitas pemasaran perlu dilakukan karena
banyak potensi ekonomi kreatif yang berkualitas baik di dalam maupun
luar negeri. Bentuk kegiatan berupa:
Pemasaran melalui gerai atau outlet, distributor, agen, dan
promotor terkenal
Promosi (pameran dan penerimaan misi pembelian)
Branding
g) Riset Ekonomi Kreatif dan Fasilitasi Pemberian Insentif yang Mendukung
Inovasi
Kegiatan yang bertujuan untuk merangsang terciptanya instrument,
formulasi ilmiah, metodologi baru dan inovasi dalam pengembangan
ekonomi kreatif melalui kegiatan riset dan pemberian insentif. Bentuk-
bentuk kegiatan berupa:
3 kegiatan Riset pengembangan ekonomi kreatif (berdasarkan hasil
seleksi 3 terbaik)
1 hasil kajian pengembangan ekonomi kreatif Indonesia
1 hasil kajian merek di dalam dan luar negeri
35
h) Fasilitas kegiatan yang mendorong lahirnya insan kreatif dan
entrepreneur baru
Kegiatan ini diselenggarakan untuk merangsang terciptanya insan
kreatif dan entrepreneur baru di Indonesia. Kegiatan dapat diselenggarakan
dalam bentuk kontes/perlombaan ekonomi kreatif di dalam negeri yang
kemudian dilanjutkan dengan pengiriman kontestan terpilih dalam
perlombaan ekonomi kreatif skala internasional, training maupun promosi.
i) Penciptaan identitas lokal daerah tingkat I dan II serta identitas nasional
Penciptaan identitas produk maupun ekonomi kreatif lokal maupun
nasional yang sangat penting untuk memperkenalkan produk dan ekonomi
kreatif dimaksud kepada dunia luar. Penciptaan identitas ini dimaksudkan
untuk membangun image lokal atau nasional dan dapat berfungsi sebagai
branding. Kegiatan juga mendorong agar produk dimaksud di daftarkan
dalam HKI. Bentuk kegiatan berupa :
Identifikasi potensi produk dan ekonomi kreatif daerah
Fasilitasi sertifikasi produk dan ekonomi kreatif daerah
Pengembangan program OVOP
36
BAB 5
PENUTUP
Kesimpulan
Cara pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia yaitu dengan melalui
pengembangan database ekonomi kreatif Indonesia yang didukung dengan
teknologi informasi, peningkatan penggunaan teknologi melalui program
kemitraan, Pekan Produk Kreatif Indonesia (PPKI), festival ekonomi kreatif,
wahana kreatif, peningkatan jangkauan dan efektivitas pemasaran, riset ekonomi
kreatif dan fasilitasi pemberian insentif yang mendukung Inovasi, fasilitas
kegiatan yang mendorong lahirnya insan kreatif dan entrepreneur baru, dan
penciptaan identitas lokal daerah tingkat I dan II serta identitas nasional.
Peran sektor publik bagi pertumbuhan ekonomi yaitu Regulator,
Katalisator, Stabilisator, dan Stimulator. Adapun peran sektor swasta bagi
perekonomian yaitu dalam rangka ikut mengelola sumber daya alam Indonesia.
Namun demikian, dalam pelaksanaannya tidak boleh bertentangan dengan
peraturan pemerintah dan UUD 1945. BUMS dalam melakukan perannya
mengandalkan kekuatan pemilikan modal.
Sistem ekonomi kreatif tersebut dapat memecahkan masalah pengngguran
di Indonesia, karena dalam upayanya juga menciptakan lapangan kerja yang
bersumber dari kreativitas masyarakat serta menciptakan inovasi baru untuk
memulihkan pertumbuhan perekonomian.
Saran
Dalam mengatasi masalah tenaga kerja dan tingkat pengangguran yang tinggi harus dilaksanakan dengan penuh keseriusan dari berbagai pihak, baik itu dari pemerintah, swasta, dan masyarakat. Dengan munculnya ide ekonomi kreatif yang dipercaya menjadi suatu langkah baru untuk mengatasi masalah tingkat pengangguran yang tinggi, hendaknya pemerintah dan para ahli mengkaji secara
37
mendalam mengenai persoalan mengenai persiapan maksimal yang harus dilakukan agar masyarakat Indonesia dapat memetik manfaat sebesar-besarnya, khususnya mengenai perluasan kesempatan kerja.
Pengembangan kualitas sumber daya manusia dan pemanfaatan kreativitas secara optimal merupakan bagian dari upaya membangun masyarakat, yaitu upaya yang dilakukan secara sadar dan terus menerus guna mengubah keadaan masyarakat Indonesia ke arah yang lebih baik dan maju. Selain itu partisipasi masyarakat dalam upaya pengembangan masyarakat juga merupakan tuntutan mutlak agar masyarakat dapat lebih berperan berkaitan dengan keinginan masyarakat untuk maju dan berkembang melalui mekanisme keterlibatan dalam proses pembangunan, seperti menyusun program-program pembangunan melalui mekanisme dari bawah ke atas yang memperlakukan masyarakat tidak hanya sebagai “sasaran” pembangunan tetapi juga sebagai “pelaku” pembangunan.
38
DAFTAR PUSTAKA
http://arifh.blogdetik.com/ekonomi-kreatif/rencana-pengembangan/ diakses 9 Mei 2012
http://arifh.blogdetik.com/ekonomi-kreatif/ diakses 9 Mei 2012
http://arifh.blogdetik.com/ekonomi-kreatif/alasan-ekonomi-kreatif/ diakses 9 Mei 2012
http://arifh.blogdetik.com/ekonomi-kreatif/rencana-pengembangan/ diakses 9 Mei 2012
http://arifh.blogdetik.com/ekonomi-kreatif/ekonomi-kreatif-di-negara-lain/ diakses 9 Mei 2012
http://putrasampali.blogspot.com/2012/04/pemberdayaan-ekonomi-kreatif-lewat.html diakses 9 Mei 2012
http://www.ciputraentrepreneurship.com/berita/berita-ce/4052-entrepreneur-kunci- kemakmuran-bangsa.html diakses 9 Mei 2012
http://jarno.web.id/general/awal-tahun-2011-pengangguran-masih-925-juta.html#axzz1ukuOwEY6 diakses 9 Mei 2012
http://dgi-indonesia.com/blue-print-pengembangan-ekonomi-kreatif-indonesia-2025/ diakses 10 Mei 2012
http://www.anneahira.com/data-pengangguran-di-indonesia.htm diakses 10 Mei 2012
http://forum.kompas.com/nasional/44777-definisi-ekonomi-kreatif.html diakses 10 Mei 2012
http://www.indonesiakreatif.net/index.php/id/page/read/definisi-ekonomi-kreatif diakses 10 Mei 2012
http://www.poskotanews.com/2012/05/02/disosialisasikan-pengembangan-ekonomi-kreatif/ diakses 10 Mei 2012
http://hamrygusman.com/index.php?option=com_content&view=article&id=73:entrepreneurship-adalah-solusi-kita&catid=43:articles&Itemid=76 diakses 10 Mei 2012
http://indonesiatourismmonitor.blogspot.com/2011/11/indonesia-inisiatif-bentuk-komunitas.html diakses 10 Mei 2012
39
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/01/26/13375892/Jumlah.Entrepreneur.Hanya.0.18.Persen%20tanggal%202%20desember%202011 diakses 10 Mei 2012
CURRICULUM VITAE
Data Pribadi
Nama Lengkap : Tia Sutiasih
Tempat,Tanggal Lahir: Ciamis, 23 Agustus 1992
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Pernikahan : Belum Menikah
Kebangsaan : Indonesia
Hobi : Travelling
Alamat : Jl. Raya Pangandaran No.16 Sindangwangi
Telepon : HP 085223387550
E-mail : peypeymennits42@gmail.com
Pendidikan Formal
Perguruan Tinggi : IESPFakultas Ekonomi UNSOED
SMA : SMA Negeri 2 Ciamis (2011)
SMP : SMP Negeri 2 Padaherang (2008)
SD : SDN 2 Sindangwangi (2005)
Pendidikan Non Formal
2011 : Talk Show “Tinjauan Dampak Pengembangan e-money terhadap
Kebijakan Moneter dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia”
2011 : Mentoring Program Pendampingan Pendidikan Agama Islam-P3AI
2012 : Diskusi Publik Efektivitas Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
di Indonesia
Pengalaman Organisasi
2011 : Divisi Economics Competition Pekan Raya Himesbang
40
2011 : Member of Bursa
2012 : Member of SASMI
2012 : Member of MARGIN
2012 : Ekonomi Mengajar BEM FE
Prestasi
2012 : Juara 3 Baca Puisi Tingkat Fakultas Ekonomi UNSOED
2012 : Juara 3 Baca Puisi Tingkat Universitas Jenderal Soedirman
2012 : Juara 3 LKTI Liga Ekonomi Mahasiswa UAJ
41
CURRICULUM VITAE
Data Pribadi
Nama Lengkap : Eva Maemunah
Tempat,Tanggal Lahir: Ciamis, 27 Agustus 1993
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Pernikahan : Belum Menikah
Kebangsaan : Indonesia
Hobi : Renang
Alamat : Jl. Limusnunggal Utara no.55 Maleber-Ciamis
Telepon : HP 085223988899
E-mail : eva.maemunah@yahoo.com
Pendidikan Formal
Perguruan Tinggi : IESPFakultas Ekonomi UNSOED
SMA : SMA Negeri 2 Ciamis (2011)
SMP : SMP Negeri 1 Ciamis (2008)
SD : SDN 6 Maleber (2005)
Pendidikan Non Formal
2011 : Talk Show “Tinjauan Dampak Pengembangan e-money terhadap
Kebijakan Moneter dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia”
2011 : Mentoring Program Pendampingan Pendidikan Agama Islam-P3AI
2012 : Diskusi Publik Kenaikan BBM, Untuk Rakyat/Asing
2012 : Diskusi Publik Efektivitas Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
di Indonesia
Pengalaman Organisasi
2011 : Devisi Staff PDD Musyawarah Anggota
2012 : Staff Kajian dan Pendidikan Himpunan Mahasiswa Ekonomi
Pembangunan
2012 : Sekretaris Bakti Sosial Himesbang
42
Prestasi
2011 : Juara 1 Debat Ekonomi-Pekan Raya Himesbang
2011 : Participant of Debate EFEC
2011 : The Honor Mention Debater of Debate Competion-EFEC
2012 : Participant National Debate Competion (NDC)-UNPAD
43
CURRICULUM VITAE
Data Pribadi
Nama Lengkap : Tri Ade Laksono
Tempat,Tanggal Lahir: Banyumas, 01 November 1993
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Status Pernikahan : Belum Menikah
Kebangsaan : Indonesia
Hobi : Browsing
Alamat : Jl. Achmadi RT 3 RW 2 Karanglewas Lor, Purwokerto
Telepon : 089665650660
E-mail : athreidesa@yahoo.com
Pendidikan Formal
Perguruan Tinggi : IESPFakultas Ekonomi UNSOED
SMA : SMA Negeri 1 Purwokerto (2011)
SMP : SMP Negeri 4 Purwokerto (2008)
SD : SDN 2 Karanglewas lor (2005)
Pendidikan Non Formal
2008 : Bimbel UGAMA Purwokerto
2010 : Bimbel Solusi Purwokerto
2011 : Talk Show “Tinjauan Dampak Pengembangan e-money terhadap
Kebijakan Moneter dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia”
2012 : Diskusi Publik Kenaikan BBM, Untuk Rakyat/Asing
Pengalaman Organisasi
2012 : Staff Kajian dan Pendidikan Himpunan Mahasiswa Ekonomi
Pembangunan
Prestasi
44
2011 : Juara 1 Debat Ekonomi-Pekan Raya Himesbang
45
2011 : Mentoring Program Pendampingan Pendidikan Agama Islam-P3AI
2012 : Diskusi Publik Efektivitas Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
di Indonesia
top related