nervus trigeminus
Post on 23-Dec-2015
84 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
EMBRIOLOGI
Lapisan germinal pada embrio ada tiga, yaitu ektoderm, endoderm dan mesoderm.
Peristiwa yang paling khas dalam minggu ketiga adalah gastrulasi, yaitu proses yang
membentuk ketiga lapisan germinal pada embrio. Gastrulasi mulai dengan
pembentukan primitive streak (garis primitif) pada permukaan epiblas. Mula-mula
batas garis ini Samar-Samar, tetapi pada mudigah 15 sampai 16 hari, garis ini jelas
terlihat sebagai alur sempit dengan sedikit daerah penonjolan pada kedua tepinya.
Ujung kepala garis ini yang dikenal sebagai primitive node (nodus primitif), berupa
daerah yang sedikit meninggi di sekeliling primitive pit (lubang primitif). ada
potongan melintang melalui daerah sulkus primitif (primitive groove), tampak bahwa
sel-selnya berbentuk seperti botol dan bahwa muncul sebuah lapisan sel baru di antara
epiblas dan hipoblas. Sel-sel epiblas berpindah mengikuti alur arah garis primitive .
untuk membentuk mesoderm dan entoderm intraembrional. Setelah tiba di daerah garis
tersebut, sel-sel ini menjadi berbentuk seperti botol, memisahkan diri dari epiblas, dan
menyisip di bawahnya. Pergerakan masuk ke dalam ini dikenal sebagai invaginasi.
Begitu sel telah terinvaginasi, sebagian menempatkan diri di antara epiblas dan
endoderm yang baru saja terbentuk untuk membentuk mesoderm. Sel-sel yang tetap
berada di epiblas kemudian membentuk ektoderm. Dengan demikian epiblas,
walaupun terjadi proses gastrulasi, merupakan sumber dari semua lapisan germinal
pada embrio (yaitu, ektoderm, mesoderm, dan endoderm)
1
2
lapisan germinal
Lapisan ektoderem nantinya akan berkembang menjadi organ dan struktur yang
memelihara kontak/hubungan dengan dunia luar : a. system saraf pusat, b. system saraf
tepi, c. sensoris dari telinga, hidung dan mata, d. kulit, termasuk rambut dan kuku, dan e.
kelenjar pituitary, kelenjar mamaria, kelenjar keringat dan enamel gigi. Pada awal minggu
3
ketiga perkembangan, lapisan ektodermal berbentuk dari sebuah lempeng yang lebih pada
bagian cephalic di banding kaudal. Penampilan notokord dan mesoderma prakorda sangat
mempengaruhi ektoderma untuk menebalkan dan membentuk neuron plate. Sel dari neural
plate menyusun neuroectoderm dan menginduksi pembentukkan awal terjadinya proses
neurulation.
Komponen penting dari lapisan mesoderm adalah paraxial dan intermediate, dan
lateral plate. Pada awalnya, sel-sel dari lapisan mesodermal membentuk suatu lembar tipis
yang bebas dari jaringan pada masing-masing sisi midline. Kira-kira hari ke 17 sel-sel
dekat dengan midline mengalami proliferasi dan membentuk lempeng tebal yang dikenal
sebagai paraaxial mesoderma. Lebih kearah samping, sisa lapisan mesoderm yang tipis
membentuk lapisan lateral mesoderm. Dengan persatuan dan penampilan dari rongga-
rongga antarsel di lateral mesoderm, jaringan ini dibagi menjadi dua lapisan: a) satu
lapisan berlanjut menutupi amnion, yang dikenal sebagai somatik atau lapisan mesoderma
parietal; dan (b) satu lapisan berlanjut dengan mesoderm menutupi yolk sac, yang dikenal
sebagai lapisan splanchni / visceral mesoderm. Secara bersama-sama, membentuk rongga
yaitu rongga intraembrionik, yang berlanjut dengan rongga ekstraembrio di masing-
masing sisi embrio. Intermediate Mesoderm menghubungkan paraaxial mesoderma dan
lateral mesoderm. Paraaxial membentuk somit yang akan membentuk mesenkim dari
kepala, dan mengatur somit kedalam segmen kepala dan kaudal. Kadang membentuk
myotom, sclerotom, dan dermatom, yang mendukung semua jaringan tubuh.
Lapisan endoderm memberikan lapisan epithelial dari gastrointestinal tract,
urynari tract, respiratori tract. Ia juga membentuk parenkim dari tyroid, parathyroid
jantung, dan pancreas. Dan akhirnya garis epithelial dari kavum tympani dan tuba
auditorius terbentuk di lapisan endidermal.
Pada permulaan perkembangan minggu ketiga, lapisan mudigah ektoderm
berbentuk cakram datar, yang lebih luas di daerah kepala daripada daerah kaudal. Dengan
terbentuknya notokord dan karena pengaruh induktifnya, ektoderm yang terletak di atas
notokord menebal membentuk lempeng saraf. Sel-sel lempeng saraf membentuk
neuroektoderm, dan induksi pembentukan neuroektoderm ini merupakan peristiwa awal
dalam proses neurulasi.
Proses induksi ini bersifat kompleks, yang memerlukan perangsangan suatu
jaringan atau sekelompok sel yang responsif oleh suatu jaringan penginduksi, dalam hal ini
epiblas oleh notokord. Ini merupakan suatu proses yang terjadi berulang-ulang sepanjang
4
masa organogenesis. Molekul-molekul pemberi sinyal tampaknya termasuk anggota
keluarga faktor pertumbuhan pengubah bentuk β (TGF-β), yang mencakup aktivin, dan
faktor-faktor pertumbuhan fibroblas (FGF). Tetapi, molekul-molekul pemberi sinyal
lainnya sedang diupayakan untuk segera diketahui dan bekerja sebagai morfogen, yaitu
molekul-molekul yang mempunyai beda konsentrasi dengan konsentrasi di dalam sel yang
responsnya tergantung pada dosis.
Begitu induksi terjadi, lempeng saraf yang memanjang dan berbentuk mirip
“sandal” berangsur-angsur meluas menuju ke garis primitif. Pada akhir minggu ketiga,
tepi-tepi lateral lempeng saraf menjadi lebih terangkat naik membentuk lipat-lipat saraf,
sementara di daerah tengah yang cekung terbentuk alur, yaitu alur saraf. Perlahan-lahan,
kedua lipat saraf saling mendekat di garis tengah, tempat mereka menyatu. Penyatuan ini
dimulai di daerah bakal leher (somit keempat) dan berjalan menuju ke arah kepala dan
kaudal. Akibatnya, terbentuklah tuba neuralis. Sampai penyatuan ini selesai, ujung kaudal
dan kepala tuba neuralis masih berhubungan dengan rongga amnion masing-masing
melalui neuroporus kranial dan kaudal. Penutupan neuroporus kranial terjadi kira-kira pada
hari ke-25 (tingkat 18 sampai 20 somit), sedangkan neuroporus posterior menutup pada
hari ke-27 (tingkat 25 somit). Neurilasi kemudian selesai, dan sistem saraf pusat diwakili
oleh sebuah struktur tabung tertutup yang bagian kaudalnya sempit, sumsum tulang
belakang, dan bagian kepala jauh lebih lebar yang ditandai oleh banyak dilatasi, yaitu
vesikel-vesikel otak.
5
6
Pada saat lipatan-lipatan saraf tersebut naik dan menyatu, sel- sel pada tepi
lateral atau krista pada neuroektoderm mulai mendesak jaringan-jaringan
tetangganya. Populasi sel ini dikenal sebagai krista neuralis, dan sel-sel ini akan
mengalami transisi dari epitel menjadi sel mesenkim ketika meninggalkan
neuroektoderm dengan migrasi aktif dan bergeser memasuki mesoderm yang ada
dibawahnya. (Mesoderm merujuk pada sel yang berasal dari epiblas dan
jaringan ekstraembrional. Mesenkim adalah jaringan penyambung embrional
yang tersusun longgar, tanpa memperhatikan asalnya.) Sel-sel krista kemudian
menghasilkan sederetan aneka macam jaringan, termasuk ganglia spinalis
(sensorik) dan ganglia otonom; bagian dari ganglia saraf kranial V, VII, IX, dan X;
sel Schwann dan selaput otak (pia dan arakhnoid); melanosit; medulla kelenjar
suprerenal (adrenal); tulang dan jaringan penyambung untuk struktur-struktur
kraniofasial; dan sel-sel bantalan konotrunkal untuk jantung.
Sistem saraf pusat (SSP) tampak pada permulaan minggu ke-3 sebagai lempeng
penebalan ektoderm yang berbentuk seperti sandal, lempeng saraf. Lempeng ini
terletak di daerah dorsal tengah dan di depan lubang primitif Pinggir lateral lempeng ini
segera meninggi membentuk lipatan-lipatan saraf.
7
Pada perkembangan selanjutnya, lipatan saraf Makin meninggi, saling mendekat di
garis tengah, dan akhirnya bersatu, dengan demikian terbentuklah tabung Saraf .
Penyatuan ini dimulai pada daerah leher dan berlanjut ke arah sefalik dan kaudal . Tetapi
pada ujung kranial dan kaudal mudigah penyatuan tersebut agak tertunda, dan
neuroporus anterior dan posterior untuk sementara membentuk hubungan langsung
antara rongga tabung tabung saraf dengan rongga amnion. Penutupan neuroporus
anterior terjadi pada tingkat 18-20 somit (hari ke-25); penutupan neuroporus posterior
kira-kira 2 hari kemudian.
Ujung sefalik tabung saraf memperlihatkan tiga buah pelebaran, yakni gelembung
gelembung otak primer: (a) prosensefalon atau otak depan, (b) mesensefalon atau
otak tengah, dan (c) rhombensefalon atau otak belakang . Bersamaan dengan itu,
tabung saraf membentuk dua fleksura: (a) fleksura servikalis pada perbatasan otak
belakang dan medulla spinalis, dan (b) fleksura sefalika yang terletak di daerah otak
tengah.
Ketika mudigah berumur 5 minggu, prosensefalon terdiri atas dua bagian:
telensefalon, yang dibentuk oleh bagian tengah dan dua tonjolan lateral, hemisferi
serebri primitif, dan diensefalon, yang ditandai oleh pembentukan gelembung-
gelembung mata.
8
Mesensefalon dipisahkan dari Rhombensefalon oleh sebuah alur yang dalam,
isthmus rhombencephali.
Rhombensefalon juga terdiri atas dua bagian: metensefalon yang kelak mem-
bentuk pons dan serebelum; dan myelensefalon. Batas antara kedua bagian ini ditandai
oleh sebuah lekukan yang dikenal sebagai fleksura pontin.
Lumen medulla spinalis, kanalis sentralis, bersambung dengan gelembung-
gelembung otak. Rongga rhombensefalon dikenal sebagai ventrikel ke-4,
rongga diensefalon sebagai ventrikel ke-3, dan rongga-rongga hemisferium serebri,
sebagai ventrikel lateral. Ventrikel ke-3 dan ke-4 saling berhubungan melalui
lumen mesensefalon. Rongga ini menjadi sangat sempit dan selanjutnya
dikenal sebagai aqueductus sylvii. Ventrikel lateral berhubungan dengan
ventrikel ketiga melalui foramina interventrikularia Monro.
Lamina basalis dan lamina alaris yang jelas terpisah, masing masing mewakili area
motorik dan sensorik, ditemukan di sisi kanan dan kiri garis tengah di rhombensefalon
dan mesensefalon.
9
Metensefalon, seperti halnnya myelensefalon, ditandai oleh lamina basalis dan
lamina alaris. Akan tetapi terbentuk dua unsur baru (a) serebelum, yang berfungsi
sebagai pusat koordinasi untuk s ikap badan (postur)dan gerakan dan (b)
pons, yang berperan sebagai jaras serabut-serabut saraf antara medulla spinalis,
korteks serebri dan korteks cerebella.
Masing-masing lamina basalis metensefalon mengandung tiga
kelompok neuron motorik: (a) kelompok eferen somatik medial, yang
membentuk nukleus nervus abducens; (b) kelompok eferen viseral khusus
yang mengandung Inti inti nervus trigeminus dan nervus facialis; yang
mempersarafi otot-otot lengkung far ing pertama dan kedua; dan (c)
kelompok eferen viseral umum, yang akson-aksonnya mempersarafi kelenjar
submandibular dan kelenjar sublingual.
Lapisan marginal lamina basalis metensefalon meluas dan berperan
sebagai suatu jembatan bagi serabut-serabut saraf yang menghubungkan
korteks serebri dan korteks cerebella dengan medulla spinalis. Oleh karena
itu, bagian metensefalon ini dikenal sebagai pons. Selain serabut-serabut
saraf, pons mengandung nuklei pontin, yang, berasal dari lamina alaris
metensefalon dan myelensefalon.
10
Lamina alaris metensefalon mengandung tiga kelompok inti-inti
sensorik: (a) ke lompok a f e r en soma t ik l a t e r a l yang mengandung
neu ron -neu ron ne rvus t r i g eminus, dan sebagian kecil kelompok
vestibulokoklearis; (b) kelompok aferen viseral khusus, dan (c) kelompok aferen
viseral umum.
Minggu ke IV gestasi, hindbrain terbagi atas 8 kompartemen anatomi yaitu r1
sampai r8 yang memainkan peranan penting dalam pembentukan dan organisasi dari hind
brain, membatasi migrasi sel-sel dalam sumbu longitudinal antar kompartemen. Sel-sel
dari r1 membentuk rhombic lip, yang berkembang menjadi lapisan germinal luar dan
lapisan sel granular serebelum. Nuklei dalam serebelar diorganisasikan oleh r2. R2 juga
berkembang menjadi nervus kranialis V sampai X. Midbrain dan hindbrain kedua-duanya
mempengaruhi perkembangan serebelum. Dari midbrain, lobus medial serebelum atau
vermis berkembang bersamaan dengan hemisfer serebelli yang berkembang dari hindbrain.
Pada minggu ke-4 perkembangan, nuklei untuk 12 saraf kranial sudah ada.
Semua saraf kecuali nervus olfactorius (I) dan opticus (II) muncul dari batang otak,
11
dan hanya nervus oculomotorius (III) yang muncul di luar daerah otak belakang. Di otak
belakang, proliferasi pusat-pusat di neuroepitelium membentuk delapan segmen
terpisah yang dikenal sebagai rhombomere. Pasangan-pasangan rhombomere
membentuk nuklei motorik saraf kranial IV, V, VI, VII, IX, X, XI, dan XII
Pembentukan poly segmental ini tampaknya diarahkan oleh mesoderm yang
terkumpul di dalam somitomer di bawah neuroepitelium yang ada di atasnya.
Saraf-saraf motorik untuk nuklei kranial terletak di dalam batang otak, sedangkan
ganglia sensoriknya terletak di luar otak. Dengan demikian, organisasi saraf-
saraf kranial homolog dengan saraf-saraf spinal, meskipun tidak semua saraf
kranial mengandung serat motorik dan sensorik sekaligus. Asal mula ganglia sensorik
saraf bawah adalah dari plakoda ektoderm dan sel-sel crista neuralis. Plakoda
ektoderm mencakup plakoda hidung, telinga, dan empat plakoda epibrankial yang
diwakili oleh penebalan-penebalan di sebelah dorsal lengkung-lengkung faring
(brankial).
12
Plakoda epibrankial ikut membentuk ganglia untuk saraf-saraf dari lengkung
faring (V, VII, IX, dan X). Ganglia parasimpatik (eferen viseral) berasal dari sel-sel crista
neuralis, dan serabut-serabutnya dibawa oleh saraf kranial III, VII, IX, dan X.
Metensefalon berkembang menjadi serebelum dan pons. Selama pembentukan
serebelum, lapisan “mantle” dari rhombic lip akan berkembang menjadi nuklear dalam
dari serebelum, dan juga akan membentuk korteks serebelar. Sel-sel kolumnar dari pons
membentuk termasuk nukleus sensorik nervus vestibulokoklear, nervus trigeminal dan
nervus fasial serta nukleus motorik nervus trigeminal, nervus fasial dan nervus abducens.
Sekitar minggu ke V kehamilan, fleksura pontin berkembang dan bertumbuh sebagai dasar
dari ventrikel IV, yang mengakibatkan hindbrain terbagi menjadi 2 bagian yaitu
mielensefalon yang akan berkembang menjadi medula oblongata dan metensefalon yang
akan berkembang menjadi pons dan serebellum.
13
BAB III
NEUROANATOMI & TOPOGRAFI
Pada umumnya, batang otak digunakan sebagai istilah kolektif untuk medula
oblongata (mielensefalon), pons (metensefalon), dan otak tengah (mesensefalon).
Pons dan medula oblongata bersama-sama juga disebut sebagai otak belakang
(rombensefalon).
Seperti yang dapat terlihat pada Gambar 3.1a, batang otak memanjang
dari persilangan traktus piramidalis ,yaitu dari tingkat asal radiks Cl, ke atas ke
tingkat traktus optikus, dan pada perjalanannya dari kiasma ke korpus
genikulatum lateral, melingkupi krura serebri otak tengah. Dalam pandangan ventral
dan lateral, tiga komponen batang otak dapat dibedakan dengan agak jelas
(Gambar 3.1 a dan c). Sebuah sulkus horizontal menandai sambungan
pontoserebelar. Sulkus yang serupa terdapat pada tempat di mana pedunkulus otak
tengah bertemu dengan tepi rostral dari pons. Sisi dorsal batang otak hanya dapat
dilihat setelah mengangkat serebelum (derivat dari mesensefalon). Gambar 3.1 b
memperlihatkan dua tunggul yang agak besar dari massa serat yang
menghubungkan batang otak dengan serebelum. Massa ini dibagi menjadi tiga
kelompok. Pedunkel serebelar superior (brakium konjungtivum) menghubungkan
serebelum dan otak tengah. Kebanyakan serat-seratnya meninggalkan nukleus
dentatum dan nucleus serebelar lainnya, menyeberang garis tengah pada sambungan
pons dan otak tengah, dan terutama berhubungan dengan nukleus ruber kontralateral.
Pedunkel serebelar medial (brakium pontis) membawa serat pontoserebelar dari
neuron bagian kontralateral basis pons. Neuron-neuron ini adalah penerima impuls
dari berkas serat kortikopontin, yang berjalan ke bawah melalui kapsula interna. Jadi,
neuron ini adalah neuron kedua dari sambungan antara korteks serebral dan
serebelar. Pedunkel serebelar inferior (korpus restiforme) membawa serat asenden ke
korteks serebelar.
14
15
Medula Oblongata
Medula oblongata terlihat paling jelas dengan melihat sisi ventral batang otak (lihat
Gambar 3.1a). Struktur ini panjangnya sekitar 2,5 sampai 3 cm, jarak dari
sambungan pontomedular ke radiks Cl. Struktur longitudinal, meninggi, seperti
tongkat pada setiap sisi sulkus medianus adalah piramid. Struktur ini dibangun dari
traktus kortikospinalis desenden; sehingga, jaras motorik ini juga disebut sebagai
traktus piramidalis. Pada otak tengah, traktus ini berjalan melalui bagian tengah
pedunkel bersama sama dengan berkas serat kortikopontin. Pada pons, traktus ini
berjalan melalui basis dan tersembunyi bila dipandang dari luar oleh nuklei pontis
dan serat-serat yang menyeberang, yang mengelilingi traktus itu. Tetapi pada medula
oblongata, seperti juga piramid, traktus ini letaknya superfisial,
membuatnya menjadi rentan di bawah kondisi tertentu. Sebagai contoh, arteri
vertebralis yang secara patologis melebar, dapat menekan piramid secara dalam
pada waktu menyilang dalam perjalanannya ke garis tengah. Juga, piramid bawah
menghadap tepi foramen magnum dan dapat tertekan ke foramen magnum
akibat perubahan (lesi) yang mengisi ruang di dalam atau di sekitar serebelum.
Nukleus olivarius inferior merupakan tetangga alami dari piramid. Nukleus ini
terpisah dari piramid oleh sulki anterior lateral atau ventrolateral. Saraf hipoglosus
keluar dari sulki ini dengan beberapa rootlets di sepanjnag permukaan Oliva
inferior.
Beberapa saraf kranialis dapat terlihat pada pandangan lateral medula
oblongata (Gambar 3.1c). Yang paling kaudal adalah saraf asesorius (XI),
yang terbentuk dari sejumlah.rootlets kecil. Beberapa dari rootlets ini berasal
dari medula spinalis bagian servikalis, sehingga bagian servikal saraf tersebut
harus berjalan naik melalui foramen magnum untuk mengambil rootlets
medular. Kemudian berjalan saraf vagus (X) dan glosofaringeus (IX). Pada sudut
sambungan pontomedular, yang juga disebut sebagai sudut serebelopontin, saraf
vestibulokoklearis (VIII) memasuki batang otak.
Sisi dorsal dari medula oblongata memperlihatkan tiga protuberansia yang
terletak secara simetris pada setiap sisi garis tengah (lihat Gambar 3.1b) Yang
paling lateral disebut tuberkulum sinereum. Tuberkulum ini berasal dari nukleus
16
spinalis dan traktus saraf trigeminus di bawahnya. Penonjolan ini disebabkan oleh
nukleus kuneatus yang segera diikuti oleh nukleus grasilis. Struktur-struktur ini
membentuk batas kaudal dari lantai ventrikel keempat, yang karena bentuknya, juga
disebut sebagai fosa romboideus (dari sini timbul Istilah rombensefalon untuk pons
dan medula oblongata). Di sini, batas antara medula oblongata dan Pons, secara kasar
ditandai oleh stria medular yang berjalan menyeberang lantai ventrikel keempat.
Serat-serat bermielin ini adalah akson nukleus arkuata. Perluasan ke kaudal dari nuk-
leus basis pons ini, membentuk separuh kerangka yang mengelilingi traktus
piramidalis, Serat-serat ini berjalan ke dorsal dekat dengan garis tengah, dan setelah
mencapai ventrikel keempat, memasuki pedunkel serebelar inferior. Di bawah
stria ini dan ke masing-Masing sisi garis tengah, terdapat trigonum saraf vagus dan
hipoglosus. Lebih ke lateral, penggelembungan ringan dihasilkan oleh nukleus
vestibularis (area vestibularis). Dekat ujung kaudal ventrikel keempat, area
postrema membentuk peninggian kecil bilateral. Ini pada tingkat foramen
Magendie (apertura mediana ventrikuli kuarti). Foramen Luschka (apertura lateralis
ventrikuli kuarti) terletak pada sudut pontomedular, tepat di bawah saraf vestibu-
lokoklearis.
Pons
Istilah pons (jembatan) diciptakan oleh Varolio (1543-1575), karena di ventral
struktur ini menghubungkan dua hemisfer serebelar dan menjembatani ventrikel
keempat. Protrusi seperti perut dihasilkan oleh basis pons. Di sini, serat
kortikopontin berakhir secara ipsilateral pada neuron nukleus pontis (neuron
kedua), akson yang menyeberangi garis tengah dan berlanjut ke korteks serebelar
kontralateral. Basis juga mengandung traktus piramidalis pada setiap sisi garis
tengah. Sulkus longitudinal yang dangkal, membagi basis pons menjadi dua
secara simetris (lihat Gambar 3.1a). Sulkus ini tidak disebabkan oleh arteri basilaris,
tetapi agaknya, peninggian masing-masing sisi garis tengah disebabkan oleh
traktus piramidalis Jika bagian serebral traktus piramidalis terputus akibat lesi,
akan terjadi infark yang menghancurkan kapsula interna, bagian distal dan traktus
menjadi atrofi dan peninggian ipsilateral dari pons menghilang. Pada medula oblo-
ngata, piramid ipsilateral menjadi kecil dan atrofi.
17
Di lateral, serat-serat transversal dari basis Pons membentuk pedunkel
pontin. Tunggal dari saraf trigeminus (V) terletak pada bagian rostral pedunkel, di
mana serat muncul dari basis pons. Kebanyakan serat saraf adalah sensorik dan
datang dari neuron Gasseri ganglion trigeminalis (ganglion semilunare Gasseri).
Berkas serat motorik kecil yang melekat ke bagian dorsal tunggul saraf dan
mensuplai otot-otot pengunyah, berasal dari tegmentum pons, seperti juga saraf
.abdusens (VI) dan saraf fasialis (VII). Saraf-saraf ini muncul dari sambungan
pontomedular: saraf abdusens dekat garis tengah dan antara pons dan piramid,
sedangkan saraf fasialis lebih lateral di depan saraf vestibulo-auditorius (lihat
Gambar 3.1a). Jika dilihat dari belakang (lihat Gambar 3.1 b), daerah pons berlanjut
dari tingkat stria medular ke saraf troklearis (IV). Di atas stria medular dan pada
setiap sisi garis tengah, terdapat peninggian sirkumskripta dari lantai ventrikel ke-
empat, yang disebabkan oleh internal knee dari serat-serat saraf fasialis. Gambar 3.1b
memperlihatkan, kolikulus fasialis ini dan juga bagian dari atap, rostral atau tektum dari
ventrikel keempat, yaitu velum medulare superius, yang terikat pada vermis atas dari
serebelum.
Saraf Kranialls
Asal, Komponen dan Fungsi
Gambar 3.2 memperlihatkan batang otak dari bagian belakang. Di sebelah
kanan,nukleus motorik saraf III sampai XII dan saraf-sarafnya diperlihatkan dengan
warna merah. Di sebelah kiri, saraf sensorik dan nukleus di mana semua berakhir,
terlihat berwarna hitam. Gambar 3.3 dan 3.4 menunjukkan distribusi
topografi saraf motorik, sensorik dan nukleus-nukleusnya, dilihat dari sisi batang
otak. Gambar 3.3 memperlihatkan saraf motorik dan nukleusnya dalam warna
merah, dan Gambar 3.4 memperlihatkan saraf sensorik Berta nukleusnya dalam
warna hitam.
18
Komponen dari saraf kranialis, sejalan dengan asal dan fungsinya, Gambar 3.5
memperlihatkan semua saraf kranialis, mencakup traktus olfaktorius dan saraf
optikus, dalam susunan topografis pada dasar otak, dan dalam semi
lingkaran, organ yang disarafinya (garis merah) atau darimana impuls-impulsnya
berasal (garis hitam).
19
gambar 3.3. nucleus
motorik saraf kranialis (pandangan lateral)
20
Telah disebutkan sebelumnya, bahwa saraf spinalis diklasifikasikan sebagai
aferen somatik, eferen somatik, aferen otonom, atau eferen otonom. Klasifikasi
fungsional dari saraf kranialis lebih rumit, karena beberapa dari saraf tersebut
berhubungan dengan organ sensorik khusus yang sangat tinggi dan melayani fungsi
seperti penglihatan, pendengaran, penciuman dan pengecapan. Saraf-saraf
kranialis lainnya adalah brankiomerik (V, VI, IX, X, dan XI), dan serat
eferennya mempersarafi otot yang berasal dari arkus brankialis.
21
Tipe serat-serat di bawah ini, ditemukan pada saraf kranialis:
1. serat aferen somatik (mengirim rasa nyeri, suhu, raba, tekanan, dan
propioseptif melalui reseptor pada kulit, sendi, tendon, d1l.)
2. serat otonom (viseral) aferen, mengirim impuls (nyeri) dari visera.
3. a) serat somatik aferen spesial, mengirim impuls dari reseptor spesial (mata, teli-
nga)
b) serat viseral aferen spesial, mengirim impuls pengecapan dan penciuman
4. serat somatik eferen umum, mempersarafi otot-otot skelet (III, IV, VI, XII)
5. serat eferen viseral, mempersarafi otot polos, otot jantung, dan kelenjar
parasimpatik seperti jugs simpatik.
6. serat eferen brankiomerik spesial, mempersarafi otot-otot yang berasal
dari arkus brankialis (V untuk otot-otot dari arkus pertama, VII untuk otot-
otot dari arkus kedua, IX untuk otot-otot dari arkus ketiga, X dan XI untuk
otot-otot dari arkus keempat dan selanjutnya).
Gambar 3.6 memperlihatkan, di sebelah kanan, distribusi saraf kranialis pada basis
tengkorak, yang masih ditutupi oleh dura. Di sebelah kiri, dura telah diangkat, dan
terlihat berbagai foramen, tempat saraf masuk atau meninggalkan tengkorak.
22
Saraf Trigeminus (V)
Saraf t r igeminus bersi fa t campuran: bagian mayornya membawa serat
sensorik dari wajah, dan bagian yang lebih keci l membawa serat
motorik untuk otot-otot pengunyah. Bagian sensorik berasal dari
ganglion trigeminalis (ganglion semilunaris Gasseri), yang berkaitan dengan
ganglion spinalis dan mengandung sel sel ganglion pseudounipolar. Akson-akson
perifer dari sel-sel ini berhubungan dengan reseptor untuk raba, diskriminasi,
tekanan, nyeri, dan suhu. Prosesus central memasuki pons dan berakhir dalam
nukleus sensorik utama (raba, diskriminasi) dan nukleus spinalis (nyeri, suhu)
dari saraf. Satu aspek dari nukleus traktus mesensefalik trigeminus menunjukkan
gambaran khusus dari saraf. Neuron dari nukleus ini berhubungan dengan neuron
ganglion spinalis. Jadi, nukleus dapat dianggap sebagai ganglion yang dikatakan
berpindah tempat ke dalam batang otak. Akson-akson dari sel-selnya berhubungan
dengan reseptor perifer dalam gelendong otot dari otot pengunyah dan dengan
23
reseptor yang berespons terhadap, tekanan.
gambar3 .29
Seperti terlihat pada Gambar 3.29, tiga nukleus meliputi daerah
yang luas, yang berjalan dari medula spinalis bagian servikalis ke atas ke otak
tengah. Ganglion Gasseri berhenti pada sulkus yang dangkal (impressio trigemini)
dari apeks rostral tulang petrosa, di luar bagian lateral dari sinus kavernosus.
Akson perifer dari neuron ganglionik membentuk tiga bagian mayor:
24
1. saraf oftalmikus, yang berjalan melewati fisura orbita superior
2. saraf maksilaris, yang menuju ke foramen rotundum
3. saraf mandibularis, yang berlanjut melalui foramen ovale
Gambar. 3.28
Cabang perifer dari saraf-saraf ini dilukiskan pada Gb 3.28. Daerah
sensoriknya mencakup daerah kulit dahi dan wajah (Gambar 3.29), mukosa mulut,
hidung, dan sinus; gigi maksilar dan mandibular; dan daerah luas dari dura dalam
fosa kranii anterior dan tengah. Untuk telinga, saraf ke-5 hanya melaporkan dari
bagian anterior telinga luar dan kanalis auditorius, serta dari bagian membran
timpani. Daun telinga dan bagian sisanya dari kanalis auditorius menerima
persarafan sensorik dari saraf intermediat (pars intermedia saraf fasialis),
25
glosofaringeus dan vagus. Saraf mandibularis, di antara impuls-impuls lain,
membawa impuls propioseptif dari otot-otot pengunyah dan dari atap mulut
untuk mengendalikan kekuatan menggigit.
Daerah kulit yang disarafi oleh saraf trigeminus, mempunyai batas
pada dermatom C2 dan C3 saraf spinalis. Radiks C1 adalah murni motorik dan
mempersarafi otot leher individual di antara tengkorak dan servikalis
vertebra atas.
Di dalam pons, serat saraf membawa rasa nyeri dan suhu, berlanjut
ke arah kaudal sebagai traktus trigeminus spinal. Traktus ini berakhir pada
nukleus spinalis dari saraf, yang berlanjut ke bawah sejauh medula spinalis
atas. Di sini traktus menggambarkan perpanjangan kranial dari zona
Lissauer dan substansia gelatinosa kornu posterior, yang menerima rasa nyeri
dari segmen servikal paling atas.
Bagian kaudal dari nukleus spinalis memperlihatkan beberapa pola
somatotopik. Bagian yang terendah menerima serat rasa nyeri dari saraf
oftalmikus. Lebih kranial, tiba serat dari saraf maksilaris. Saraf ini diikuti
oleh serat dari saraf mandibularis. Serat saraf VII (saraf intermediat) dan IX
serta X mengirimkan impuls nyeri dari telinga, sepertiga posterior lidah,
faring, dan laring, bergabung dengan traktus spinalis dari saraf
trigeminus. Segmen tengah (pars interpolaris) dan segmen kranial (pars rostralis)
dari nukleus spinalis barangkali menerima serat aferen yang mengirimkan
impuls tekanan dan raba. Dianggap bahwa segmen tengah menerima serat rasa
nyeri yang berasal dari pulpa gigi. Fungsi dari daerah nukleus ini memerlu-
kan penjelasan lebih lanjut. Serat neuron kedua dari nukleus spinalis menyebar
sewaktu. menyeberang ke sisi yang berlawanan, di mana neuron berlanjut melalui
tegmentum pons ke talamus, bersama-sama dengan traktus spinotalamikus lateral.
Serat berakhir dalam nukleus posteromedial ventralis dari thalamus.
Nukleus sensorik utama dari saraf V mengisi daerah sirkumskripta
tegmentum dorsolateral dari pons. Nukleus ini menerima impuls aferen dari rasa
raba, diskriminasi, dan tekanan, yang pada medula spinalis, dikirim oleh
funikuli posterior. Serat neuron kedua dalam nukleus ini juga menyeberang ke sisi
lain dari nukleus posteromedial ventral dari talamus.
26
Neuron ketiga dari jaras trigeminalis terletak pada talamus, mengirimkan akson-
aksonnya melalui ekstremitas posterior dari kapsula interns ke sepertiga bawah
girus postsentralis (lihat Gambar 3.29a).
Bagian motorik atau bagian minor dari saraf trigeminus mempunyai
nukleus di dalam tegmentum pontin, terletak di sebelah medial dari nukleus
sensorik utama. Saraf motorik meninggalkan tengkorak bersama dengan saraf
mandibularis. Saraf motorik ini mempersarafi otot masseter, pterigoideus
temporalis, lateralis, dan medialis, milohioideus, digastrikus anterior dan otot
tensor veli palatini (Gambar 3.29b).
Nukleus motorik menerima rangsangan sentralnya melalui traktus kortikonuklearis.
Jaras supranuklear ini berasal dari sel-sel piramidal besar dari sepertiga bawah girus
presentralis (lihat Gambar 3.29a). Impuls terutama datang dari sisi yang berlawanan.
Karena beberapa asalnya dari ipsilateral, gangguan unilateral dari saraf trigeminus
supranuklear menyebabkan kelemahan otot pengunyah yang tidak berarti.
Sebaliknya, lesi yang merusak nukleus atau bagian perifer saraf motorik
menyebabkan paralisis flaksid otot pengunyah yang sesuai, dan diikuti atrofi.
Paralisis unilateral ini dapat di diagnosis mudah dengan merasakan tidak adanya
kontraksi otot pengunyah saat pasien menggigit. Jika pasien disuruh
membuka mulut dan menekan dagunya ke depan, dagu akan miring ke sisi paralisis
karena kuatnya otot pterigoideus sisi lain. Juga, refleks otot masseter tidak ada
27
pada daerah yang mengalami paralisis. Secara normal, otot masseter
berkontraksi bila diketuk palu refleks saat mulut dibuka.
Asal rangsangan sensorik pada membran mukosa mata dibawa melalui
saraf oftalmikus ke nukleus sensorik utama. Di sini, rangsangan ini
ditransmisikan ke neuron lain yang mewakili bagian aferen refleks kornea dan
berhubungan dengan nukleus saraf fasialis pada sisi yang sama. Bagian eferen
dari refleks dinyatakan oleh neuron perifer dari saraf fasialis. Pada kasus lain
hasilnya akan berupa hilangnya refleks.
Serat sensorik yang membawa impuls dari mukosa hidung ke daerah
nukleus saraf trigeminus menggambarkan bagian aferen reflek bersin. Beberapa
saraf berperanan pada bagian eferen refleks ini: saraf V, VII, IX, dan X, dan saraf ini
bertanggung jawab untuk ekspirasi.
Robekan trauma pada satu cabang dari saraf trigeminus menyebabkan
hilangnya sensitivitas di daerah yang sesuai dengan pernapasan, tetapi
biasanya tidak diikuti nyeri.
Percabangan nervus trigeminus
Nervus trigeminus adalah saraf otak motorik dan sensorik. Serabut mo-
toriknya menyarafi muskulus maseter, temporalis, pterigoideus internus
dan eksternus, tensor timpani, omohioideus dan bagian anterior dari
muskulus digastrikus. Inti motoriknya terletak di pons, pada tempat
pons dan brakhium pontis bertemu. Serabut-serabut motoriknya keluar bersama-
sama dengan serabut-serabut sensorik nervus trigeminus yang berasal dari
ganglion Gasseri dan memasuki pons.
Serabut-serabut sensoriknya menghantarkan impuls nyeri, suhu, raba
dan perasa proprioseptif. Kawasannya ialah wajah, dan selaput lendir lidah
dan rongga mulut serta gusi, dan rongga hidung.
Impuls proprioseptif, terutama yang berasal dari otot-otot yang disarafi
28
oleh cabang mandibularis,dihantarkan oleh serabut cabang mandibularis
sampai ke ganglion Gasseri.
Jika N.V. ditinjau dari cabang-cabang perifernya, maka perjalanan
masing-masing cabang adalah sebagai berikut :
Nervus Oftalmikus
Cabang pertama ialah cabang oftalmikus. la menghantarkan impuls
protopatik dari bola mata serta ruang orbita, kulit dahi sampai verteks dan
impuls sekretomotorik ke glandula lakrimalis. Serabut-serabut dari dahi
menyusun nervus frontalis. la masuk ruang orbita melalui foramen
29
supraorbitalis.
Serabut-serabut dari bola mata dan rongga hidung menggabungkan diri
dan menjadi seberkas saraf yang dikenal sebagai nervus nasosiliare. Berkas
saraf yang menuju ke glandula lakrimalis dikenal sebagai nervus
lakrimalis. Ketiga berkas saraf, yaitu nervus frontalis, nervus nasosiliare
dan nervus lakrimalis mendekati satu dengan yang lain pada fisura orbitalis
superior.
Dan di belakang fisura tersebut mereka menjadi seberkas saraf yang di -
namakan cabang oftalmikus nervi trigemini. Cabang tersebut menembus
dura untuk melanjutkan perjalanannya di dalam dinding sinus kavernosus.
Pada samping prosesus klinoideus posterior ia keluar dari dinding ter -
sebut dan berakhir di ganglion Gasseri.
N. lakrimalis
Cabang terkecil memasuki orbita melalui tepi lateral fissura orbitalis
superior, membentang pada tepi atas m.rectus lateralis bersama-sama a.lakrimalis.
Menerima r.zygomatikus n.maksilaris mengandung serabut secretor untuk glandula
lakrimalis.
N. frontalis
Masuk rongga orbita melalui bagian FOS terletak diatas otot dan
membentang diantara m.levator palpebra superior dan periosteum. Pada
pertengahan orbita bercabang dua menjadi n.supratroclearis dan n.supraorbitalis.
N. nasosiliaris
Masuk orbita melalui bagian medial FOS, menyilang n.optikus menuju
dinding medial orbita dan selanjutnya sebagai n.ethmoidalis anterior, masuk
kedalam cavum cranii melalui foremen ethmoidalis anterior, berjalan diatas lamina
kribosa dan turun ke cavum nasi melalui celah disisi crista gali. N. nasosiliaris
menerima r. komunikan ganglion siliaris dan mempercabangkan N.siliaris longus,
N.infratrochlearis dan N.ethmoidalis posterior.
30
Nervus Maksilaris
Cabang kedua ialah cabang maksilaris. la tersusun oleh serabut-serabut
somatosensorik, yang menghantarkan impuls protopatik dari wajah bagian
pipi, kelopak mata bawah, bibir atas, hidung dan sebagian rongga
hidung, gigi geligi rahang atas, ruang nasofarings, sinus maksi laris,
palatum mole dan atap rongga mulut. Serabut-serabut yang berasal dari
kulit wajah masuk ke dalam os maksilaris melalui foramen infra -
orbitalis. Berkas saraf ini dinamakan nervus infra-orbitalis. Di situ
serabut-serabut yang berasal dari mukosa rongga hidung meleburkan
diri pada nervus infra-orbitalis. Lebih jauh ke belakang serabut-serabut
Yang menghantarkan impuls dari selaput lendir dan gigi-geligi rahang
atas tergabung dalam nervus infra orbitalis. Setelah itu ia dikenal
sebagai cabang maksilaris nervi trigemini. la masuk ke dalam ruang
tengkorak melalui foramen rotundum. Kemudian ia menembus dura untuk
berjalan di dalam dinding sinus kavernosus. Setelah keluar dari dinding
tersebut ia berakhir di dalam ganglion Gasseri. Selain serabut-serabut
tersebut di atas, cabang maksilaris N.V. menerima juga serabut-serabut
sensorik yang berasal dari dura fosa kranii media dan fosa
pterigopalatinum.
Cabang-cabang dari nervus maksilaris :
31
Percabangan – percabangan ini dapat dibagi empat bagian, berdasarkan pembagian
pada kranium, fossa pterigopalatin, canalis infra orbita atau pada wajah.
Nervus meningeal medius
Dipercabangkan langsung dari nervus maksilaris setelah ia dari gangglion
Gasserii menyertai arteri meningea media dan mensuplai duramater.
Nervus Zigomatikum
Keluar dari fosa pterigopalatina, memasuki orbita melalui fisura orbita
inferior, dan dibagi menjadi dua cabang, zigomatikatemporal dan zigomatikafasial.
Cabang Zigomatika temporal, berjalan sepanjang dinding lateral dari orbita pada
alur yang terdapat di tulang zigomatikum, menerima cabang dari lakrimalis dan
dilanjutkan sampai foramen pada tulang zigomatikum, masuk pada fosa temporal.
Ia naik antara tulang, dan supstansi dari muskulus temporalis, menembus fasia
temporalis kira-kira 2,5 cm dari lengkung zigomatikum, dan disalurkan ke kulit
sebelah dahi, dan berhubungan dengan nervus fasial dan dengan cabang
aurićulotemporal dari nervus madibular. Dengan menembus fasia
temporal, itu memberikan lapisan tipis yang berjalan antara dua lembar fasia ke
sudut lateral dari orbita.
Cabang Sphenopalatina, ada dua, menurun menuju ganglionsphenopalatina.
Cabang zigomatikumfasial
Melewati sepanjang sudut inferior-lateral dari orbita, timbul pada wajah
melalui foramen yang ada pada tulang zigomatikum, dan melubangi orbikularis
okuli ke kulit pada tonjolan pipi. Ia bergabung dengan nervus fasial dan cabang
inferior palpebra dari maxilla.
Cabang alveolar superior posterior
Keluar dari trunkus nervus sebelum masuk dalam alur infraorbital, ada dua
tapi sering keluar pada satu trunkus. Cabang-cabang ini menurun pada tuberosity
dari maxilla dan memberikan beberapa lapisan pada gusi dan bagian yang
disekitarnya dari membrane mukosa pada pipi. Kemudian masuk ke kanalis
32
alveolar posterior pada permukaan infratemporal dari maxilla dan dilanjutkan dari
belakang ke depan pada supstansi dari tulang, bergabung dengan nervus alveoral
superior media, dan membrikan percabangan pada lapisan membrane dari sinus
maxilaris dan tiga cabang pada setiap gigi molar, cabang ini masuk kedalam
foramina pada apex dari akar gigi.
Ramus alveolar superior media
Keluar dari nervus bagian posterior dari canalis infraorbital, dan bergerak
kebawah dan maju ke kanalis pada dinding lateral dari sinus maxilaris untuk
mengurus dua gigi premolar. Itu membentuk plexus dental superior dengan cabang
alveolar superior posterior dan anterior.
Cabang alveolar superior anterior
Bagian yang penting, nervus ini ada sebelum keluar dari foramen
infraorbital, menurun pada kanalis di dinding anterior dari sinus maxilaris dan
dibagi cabang yang mengurus gigi incivus dan kaninum. Ia juga akan berhubungan
dengan cabang alveolar superior media dan akan membentuk nasal branch, yang
berjalan melalui canalis minute pada dinding lateral dari meatus inferior dan
mengurus membran mukosa dari bagian anterior pada meatus inferior dan dasar
dari rongga nasal, berhubungan dengan cabang nasal dari ganglion sphenopalatina.
Cabang palpebra inferior
Berjalan naik di belakang orbikularis okuli. Mengurus kulit dan
konjungtiva dari kelopak mata bawah, bergabung dengan sudut lateral dari orbita
dengan wajah dan nervus zigomatikum.
Cabang nasal eksternal
Mengurus kulit pada hidung dan septum nasi, dan bergabung dengan
cabang akhir dari nervus nasosiliaris.
Cabang labial superior
33
Cabang terbesar dan penting, menurun dibelakang quadratus labial superior,
dan mengurus kulit pada bibir atas, menbran mukosa pada mulut dan kelenjar
labial. Mereka bersama-sama, dengan segera dibawah orbita, dengan bagian-
bagian dari nervus facial, menbentuk plexus infraorbital.
Ganglion sphenopalatina(ganglion merkel)
Bergabung dengan cabang dari nervus trigeminus membentuk ganglion
simpatikus yang besar, ada di tempat yang dalam pada fosa pterigopalatina, dekat
dengan foramen sphenopalatina. Ini triangular atau bentuk hati dari warna merah-
abu-abu, dan situasi ini hanya jika nervus maxilari menyeberangi fossa. Ini
menerima sensorik, motorik dan serabut simpatik.
Serabut sensorik berasal dari dua cabang sphenopalatum dari nervus maxilaris,
serabut-serabutnya, pada banyak bagian, melewati secara langsung kedalam nervus
palatine, hanya sedikit, meskipun demikian masuk kedalam ganglion, menyusun
serabut sensoriknya. Serabut motorik mungkin berasal dari nervus intermedius
yang merupakan nervus petrosal superficial yang besar dan sudah seharusnya
menjadi bagian dari serabut efferent sipatis (preganglion) dari medulla. Pada
ganglion sphenopalatina mereka membentuk sinaps dengan neuron yang berasal
dari axon postganglionic, vasodilator dan serabut sekretory, yang disalurkan
dengan cabang yang dalam dari trigeminus menuju membrane mukosa hidung,
palatum yang lembut, tonsil, uvula, bagian mulut, bibir atas dan gusi, dan juga
bagian atas dari faring. Serabut simpatik, dibentuk dari plexus karotis melalui
nervus petrosal yang dalam. Kedua nervus ini bergaung membentuk nervus dari
canalis pterigoid sebelum mereka masuk ke dalam ganglion.
Nervus petrosal superfisialis besar
Berasal dari ganglion genicular nervus fasial, ini berjalan melewati hiatus
kanalis fasialis, masuk kedalam rongga cranial dan dan berjalan kedepan dibawah
durameter pada alur dari permukaan anterior dari sebagian petrous dari tulang
temporal. Kemudian masuk ke substansi kartilago yang mengisi foramen laserum,
dan bergabung dengan cabang petrosal yang dalam membentuk nervus dari kanalis
pterigoid.
34
Nervus petrosal yang dalam
Berasal dari pleksus karotis, melewati kanalis karotis lateral menuju arteri
karotis interna. Kemudian masuk ke substansi kartilago yang mengisi foramen
laserum, dan bergabung dengan nervus petrosal superfisialis yang besar
membentuk nervus dari kanalis pterigoud.
Nervus kanalis pyterigoid
Dibentuk dari penggabungan dua nervus yang ada pada substansi kartilago
yang mengisi foramen laserum, berjalan kedepan, melalui kanalis pterigoid, dengan
arteri yang bergabung dan bergabung dengan cabang sphenoidal asending yang
kecil dari ganglion otik. Akhirnya, ini masuk kedalam fossa pterigopalatin dan
bergabung dengan sudut posterior dari ganglion sphenopalatinum.
Cabang orbital
Terdiri dari dua atau tiga cabang yang halus, yang masuk ke orbita melalui
fisura orbital inferior, dan mengurus perisosteum. Menurut Luschka, beberapa
cabang berjalan melalui foramen pada sutura frontoethmoidal untuk mengurusi
membrane mukosa dari ethmoidalis posterior dan sinis sphenoidal.
Nervus palatina
Disebarkan pada permukaan mulut, palatum halus, tonsil dan lapisan
membran dari ronnga nasal. Kebanyakan dari serabutnya berasal dari cabang
sphenopalatin dari nervus maxilaris. Ada tiga, anterior, medial dan posterior.
Nervus palatum anterior
Menurun melalui kanalis pterigopalatun, masuk melalui palatum keras
melalui foramen palatum yang besar, lewat kedepan melalui alur pada palatum
keras, tidak jauh dari gigi incisi. Ini mengurus gusi, membrane mukosa dan
glandula dari palatum keras, dan bergabung di depan dengan cabang terminal dari
nervus nasopalatin. Sementara dalam kanalis pterigopalatin, menjadi cabang nasal
inferior posterior, yang masuk ke rongga nasal yang terbuka pada tulang palatum,
35
dan bercabang pada konka nasal inferior dan medial dan meatus inferior, pada saat
ini keluar dari kanalis, cabang palatinn akan mengurus kedua permukaan dari
palatum lembut.
Nervus palatina media
Muncul melalui satu dari canalis palatum minor dan memberi percabangan
ke uvula, tonsil, dan palatum halus. Ini kadang-kadang menunggu.
Nervus palatina posterior
Menurun melalui canalis pterigopalatina dan muncul dengan pembukaan
yang terpisah dibelakang foramen palatum yang besar, ini mengurus palatum yang
halus, tonsil dan uvula. Palatum media dan posterior bergabung dengan cabang
tonsilar dari glosofaringeal membentuk pleksus disekitar tonsil (sirkulus tonsilaris)
Cabang nasal superior posterior
Disebarkan ke septum dan dinding lateral dari fossa nasalis. Mereka masuk
ke bagian posterior dari rongga nasalis melalui foramen sphenopalatum dan
mengurus membrane mukosa yang menutupi konka nasal media dan superior,
lapisan dari sel ethmoidal posterior dan bagian posterior dari septum.
Nervus Faringeal
Adalah cabang yang kecil yang berasal dari bagian posterior ganglion.
Berjalan melalui canalis faringel dengan cabang faringeal dari arteri maxilaris
interna, dan di salurkan ke membrane mukosa pada bagian nasal dari faring,
dibelakang tuba auditory. Satu cabang, yang panjang dan besar dari yang lain,
bernama nervus nasopalatin. Ini masuk ke rongga nasal melalui foramen
sphenopalatin, lewat menyebrangi permukaan rongga nasal di bawah orifisium dari
sinus sphenoidal untuk sampai ke septum, dan lalu berjalan memutar kebawah dan
maju kedepan diantara periosteum dan membran mukosa dari bagian bawah
septum. Ini menurun ke bagian dalam mulut melalui kanalis incisive dan
bergabung dengan nervus yang berlawanan di sebelah dan dengan nervus palatin
anterior. Ini dilengkapi dengan beberapa serabut untuk membran mukosa dari
septum nasal.
36
Nervus Mandibularis
Cabang mandibularis, ialah cabang ketiga nervus trigeminus. la
tersusun oleh serabut somatomotorik dan sensorik lagi Pula serabut
sekretomotorik (parasimpatikus). Serabut-serabut somatomotorik setelah
muncul pada permukaan lateral pons menggabungkan diri pada berkas
serabut sensorik yang dinamakan cabang mandibularis ganglion Gasseri.
Jika cabang mandibularis dilukis menuruti komponen eferennya, maka ia
keluar dari ruang intrakranium melalui foramen ovate, dan tiba di fosa
infratemporalis. Di situ nervus meningia media (saraf sensorik)
menggabungkan diri pada pangkal cabang mandibularis. Nervus meningia
media menyarafi meninges. la tergabung dalam cabang mandibularis di
luar tengkorak, yaitu di fosainfratemporalis, setelah ia keluar dari
ruang intrakranium melalui foramen spinosus. Di bagian depan fosa
infratemporalis cabang mandibularis bercabang dua. Yang satu terletak
lebih belakang dari yang lain. Cabang belakang merupakan pangkal dari
serabut-serabut aferen yang berasal dari kuli t daun tel inga (nervus
aurikulotemporalis) kuli t yang menutupi rahang bawah, mukosa bibir
bawah, dua pertiga bagian depan lidah (nervus lingualis), glandula parotis
37
dan gusi rahang bawah (nervus dentalis inferior) dan serabut eferen
yang menyarafi otot-otot omohioideus dan bagian anterior muskulus
digastrikus. Cabang anterior dari cabang mandibularis terdiri dari
serabut aferen yang menghantarkan impuls dari kulit dan mukosa pipi
bagian bawah dan serabut eferen yang menyarafi otot-otot temporalis,
maseter, pterigoideus dan tensor timpani. Mela lui juluran aferen sel-
sel ganglion Gasseri impuls perasa raba dan tekan disampaikan kepada
nukleus sensibilis prinsipalis dan impuls perasa nyeri dan suhu kepada
nukleus desendens nervus trigemini. Serabut serabut tersebut terakhir
bersinaps sepanjang wilayah inti tersebut dan dikenal sebagai ramus
desendens nervi trigemini. Cara serabut-serabut tersebut bersinaps ialah
menuruti penataan segmentasi. Yang menghantarkan impuls dari kawasan
cabang mandibularis terkumpul di bagian dorsal, dari kawasan
maksilaris terletak di tengah-tengah dan dari kawasan oftalmikus
berkonvergensi di bagian ventral nukleus desendens nervi trige mini.
Nukleus sensibilis prinsipalis dan nukleus desendens N.V. sebenarnya
bukannya dua inti yang tersendiri-sendiri, melainkan satu kontinuitas dari
sel-sel yang menerima impuls dari Ganglion Gasseri.
Lain halnya dengan inti mesensefalik N.V. yang khusus menerima im -
puls proprioseptif. la berdiri sendiri, lagi Pula tidak pada tingkat pons te -
tapi di mesensefalon.
Lintasan trigeminai selanjutnya adalah sebagai berikut. Nukleus sensibilis
dan nukleus desendens N.V. menjulurkan serabut-serabut ke nuk leus
ventro-postero-medialis talami sisi kontralateral. Juga serabut-serabut dari
nukleus mesensefalik N.V. mengakhiri perjalanannya di inti ventro-
postero-medialis, namun tidak hanya secara kontralateralis, tetapi sebagian
kontralateralis dan sebagian ipsilateralis. Di dekat inti ventro-postero -
medialis terletak nucleus vento- posterolateralis, tempat serabut-serabut
spinotalamikus berakhir.
Lintasan yang menghubungkan inti sensibilis prinsipalis serta nukleus
desendens N.V. dengan nukleus ventro-postero-medialis talami dinamakan
jaras trigemino-talamikus ventralis. Tempat penyilangan lintasan tersebut
ialah sepanjang bagian rostra) pons dan bagian kaudal mesensefalon.
38
Jaras yang menghubungkan nukleus mesensefalik N.V. dengan nukleus ventro-
postero-medialis talami kedua sisi dinamakan jaras trigemino-talamikus
dorsalis.
Menurut hipotesa yang berlaku, impuls vibrasi dan raba menelurkan
kesadaran akan vibrasi dan raba pada saat impuls tersebut tiba di tingkat
talamus. Tetapi penyadaran akan perasa diskriminasi, suhu, nyeri dan tekan
masih memerlukan peran Bel-Bel kortikalis. Pemancaran serabut talamokor-
tikalis yang menghantarkan impuls protopatik dan impuls taktil kepada
korteks sensorik primer ialah melalui bagian posterior kapsula interns.
Di samping serabut somatosensorik dan somatomotorik, juga serabut
sekretomotorik yang bersifat parasimpatikus, ikut menyusun nervus trige -
minus. Melalui ganglion sfenopalatinum, otikum dan mandibularis, impuls
sekretomotorik dihantarkan kepada berbagai kelenjar parasimpatikus di
kepala. Sekresi lendir rongga hidung, uvula, palciturn mole dan sekre si
glandula lakrimalis diurus melalui ganglion sfenopalatinum. Dengan
perantara ganglion otikum glandula parotis digalakkan dan melalui gang-
lion submandibularis glandula submandibularis dan lingualis dapat digiatkan.
GANGGLION GASSERI
39
Menempati sebuah ruang, yaitu cavum Meckelii di duramater menutupi inti
lekukan dekat apex dari bagian petrosus tulang temporal. Sedikit banyaknya dalam
bentuk crecentik dengan cembung ke depan : ditengah berhubungan dengan arteri
karotis internal dan bagian posterior dari sinus cavernosus. Radiks motorik berjalan
di depan dan tengah dari radiks sensorik, dan melewati bawah gangglion, ia
meninggalkan tengkorak melalui foramen ovale, dan seketika di bawah foramen ini
bergabung dengan nervus mandibula. Dari bentuk gangglion Gasseri yang konveks
di bagi kedepan, dan samping dan kangsung berjalan ketiga nervus besar yaitu
oftalmikus, maksilaris, dan mandibularis. Gangglion Gasseri di hubungkan dengan
ketiga cabang nervus trigeminus melalui ciliary gangglion, splenopalatina
gangglion, otic dan submaxillary ganglion. Keempatnya menerima serabut sensorik
dari trigeminus, dan motorik dan simpatetik dari berbagai asal serabut, serabut-
serabut ini disebut radiks ganglia.
BAB IV
NEUROFISIOLOGI
40
Tiap alat indera memiliki kemampuan mengubah salah satu bentuk energi yang
khas menjadi potensial aksi di saraf sensorik. Setiap modalitas mempunyai jaras khusus
menuju otak, dan baik sensasi yang di rasakan maupun tempat asal sensasi tersebut di
bagian tubuh ditentukan oleh bagian otak yang teraktifasi.
Dasar anatomik dan fisiologik perasa protopatik
Perasa protopatik ialah perasa yang berasal dari alat perasa pada kulit dan
mukosa yang bereaksi terhadap rangsang dari luar atau perubahan-perubahan di
sekitarnya. Jenis pokok dari perasa protopatik ialah nyeri, suhu dan raba.
Alat perasa ialah ujung-ujung susunan saraf aferen. Ujung-ujung serabut saraf aferen
sebagian memperlihatkan suatu bentuk dan sebagian merupakan serabut bebas
yang tidak memperlihatkan bentuk khusus. Yang tersebut terakhir i tu
dinamakan nosiseptor atau alat perasa nyeri . Lain -lain alat perasa
mempunyai bentuk tertentu. Ujung-ujung serabut saraf bebas yang tersusun
seperti sisir dinamakan alat dari Ruffini dan me rupakan alat perasa panas.
Ujung serabut saraf yang berbentuk seperti bunga mawar yang masih kuncup
dinamakan alat dari Krause dan merupakan alat perasa dingin. Lain alat perasa
berbentuk seperti piring (alat dari Merkel) dan yang lain lagi merupakan
sekelompok piring yang terbungkus dalam suatu kapsul (alat dari Meissner). Kedua-
duanya merupakan alat perasa raba.
Apabila alat-alat tersebut di atas dirangsang, suatu ootensial aksi terjadi dan ia
dikenal sebagai impuls perasa.
Penyaluran impuls perasa nyeri
Setelah impuls nyeri dicetuskan oleh nosiseptor, ia disalurkan ke ganglion
radiks posterior medula spinalis yang jugs terkenal sebagai gang lion spinalis.
Melalui serabut-serabut radiks dorsalis yang menyu sun bagian lateralnya,
impuls tersebut sebagian tiba di nukleus proprius pada kornu dorsalis pada
tingkat sesuai dengan radiks dorsalis dan sebagian pada tingkat satu atau dua
segmen lebih tinggi atau bawah. Nukleus proprius merupakan sekelompok neuron
yang menohubungkan medula spinalis dengan nukleus ventro-postero-latera lis
dan ventro postern medialis talami sisi kontralateral. Serabut-serabut nukleus proprius
tersebut dinamakan traktus spino-talamikus. Dari kornu dorsalis mereka menyilang
41
garis tengah melalui daerah di bawah substansia grisea sentralis. serabut-serabut dari
nukleus proprius kedua sisi yang melintasi daerah itu dikenal sebagai komisura alba.
Selanjutnya serabut-serabut tersebut berjalan di funikulus anterolateralis sisi kontralateral
dan secara berangsur-angsur menuju ke rostral. Sehingga pada tingkat 3 atau 4 segmen di
atas tingkat mereka menyilang garis tengah, mereka terkumpul di dekat bagian tepi
funikulus antero-lateralis. Daerah inilah yang terkenal sebagai jaras spinotalamikus. Pada
tingkat servikalis serabut-serabut spinotalamikus yang berasal dari tungkai memduduki
bagian lateralis. Yang berasal dari tingkat torakalis terkumpul dalam daerah tengah dan
yang terkumpul dalam bagian medial merupakan serabut spinotalamikus yang berasal dari
bagian brakhio servikalis.
Pada tingkat medula oblongata jaras spinotalamikus terletak di sebelah dorso-
lateral dari Oliva inferior. Di pons ia berada di daerah antara lemniskus medialis
dan brakhium konyungtivum dan di mesensefalon di atas ujung dorsal lemniskus
medialis, dekat bagian bawah dari kolikulus superior (gambar 33).
Selanjutnya ke rostral serabut-serabut spinotalamikus tidak terkumpul lagi
sebagai suatu berkas, karena secara bertahap-tahap mereka mengakhiri
perjalanannya di sepanjang nukleus ventro-postero-lateralis dan ventroposteromedialis di
42
diensefalon.
Impuls perasa nyeri yang berasal dari kulit wajah dan mukosa mulut dan hidung
disalurkan oleh nervus trigeminus. Neuron kedua yang membawakan impuls
tersebut menyusun jaras trigemino-talamikus yang menggabung pada traktus
spinotalamikus pada tingkat mesensefalon.
Dari inti- inti thalamus tersebut di atas impuls nyeri dipancarkan ke girus
post-sentralis (daerah somatosensorik primer) dan juga ke daerah yang ter le tak di
bawah girus pre dan Post-Sentral is (daerah somatosen sorik sekunder)
untuk penyadaran dan pengenalan sepenuhnya akan perasa nyeri.
Proyeksi pada daerah somatosensorik primer diatur secara somatotopik.
I m p u l s n y e r i y a n g b e r a s a l d a r i s u a t u t i t i k t e r t e n t u p a d a k u l i t
d i s a m paikan kepada sebuah sel ter tentu pada daerah somatosensorik.
Dan penataannya sedernikian rupa sehingga impuls dari kulit tungkai
disampaikan kepada sel-sel pada bagian superior daerah somatosensorik
primer dan impuls nyeri yang datang dari lengan di ter ima oleh sel-sel di
bagian tengah, sedangkan yang berasal dari kulit kepala tiba di bagian terbawah
pada daerah somatosensorik primer.
Penyaluran impuls perasa suhu
Impuls suhu disalurkan ke daerah somatosensorik primer dan sekunder melalui
serabut-serabut yang tergabung pada traktus spinotalamikus dan talamokortikalis.
Tergantung pada sifat perangsangan dan alat perasa suhu yang digalakkan maka perasa
suhu yang disadarkan dapat berjenis panas atau dingin. Jika intensitas rangsang dingin
atau panas besar sekali, maka Ujung-Ujung serabut aferen bebas atau yang
berbentuk sisir (alat Ruffini) ikut terangsang dan perasa yang disadarkan berjenis
nyeri. Bukti-bukti telah didapat bahwa memang ada serabut-serabut yang khusus
menyalurkan impuls suhu melulu dan serabut-serabut yang khusus menyalurkan
impuls nyeri melulu. Kedua jenis serabut itu merupakan komponen yang
menyusun traktus spino-talamikus, dan talamo-kortikalis. Demikian juga sel-sel
pada daerah somatosensorik primer, ada yang khusus menerima impuls suhu
dan ada pula yang khusus menerima impuls nyeri melulu.
43
Penyaluran impuls perasa raba
Penyaluran impuls perasa raba sedikit berbeda dengan apa yang dilukiskan di
atas. Serabut-serabut yang menyalurkan impuls tersebut sebagian tergabung
dalam traktus spino-talamikus/talamo-kortikalis, sebagaimana terlukis di atas,
tetapi sebagian mengikuti perjalanan serabut-serabut aferen Yang menyusun jaras
kuneatus dan grasilis. Impuls raba yang disalurkan melalui serabut-serabut yang
merupakan komponen jaras spino-talamikus/ talamo-kortikalis menelurkan perasa
raba yang bersifat umum, yaitu merasa diraba tanpa mengenal tempat yang diraba.
Sebaliknya, impuls raba yang dihantarkan oleh serabut-serabut yang ikut
menyusun jaras kuneatus dan grasilis mewujudkan perasa raba yang mempunyai
sifat lokalisasi dan diskriminasi, yaitu merasa diraba pada suatu daerah pada
tubuh dan juga dapat membedakan intensitasnya. Maka dari itu, sering dikatakan
bahwa impuls raba tersebut mencakup unsur perasa tekan juga.
Dasar anatomik dan fisiologik perasa proprioseptif
Rangsang yang bersifat penekanan, penarikan dan peregangan terhadap alat
perasa proprioseptif yang berada pada otot, tendon dan persendian
mengakibatkan dicetuskannya impuls proprioseptif. Alat perasa proprio septif
tersebut tidak lain dari Ujung serabut saraf aferen yang berben tuk susis kecil
dan dikenal sebagai alat Pacini.
Impuls proprioseptif disalurkan ke ganglion spinal dan oleh juluran
sentralnya tanpa bersinaps diteruskan ke inti Goll dan Burdach dan se bagian
ke nukleus kuneatus lateralis. Juluran sentral ini menyusun funikulus dorsalis.
Yang berasal dari tingkat lumbo-sakral membentuk funikulus grasilis (Goll) dan yang
berasal dari tingkat di atasnya menyusun funikulus kuneatus (Burdach).
Inti Goll dan Burdach merupakan kelompok neuron kedua yang menyusun
lintasan impuls proprioseptif. Setelah impuls proprioseptif pe rifer diterima oleh
kedua inti tersebut, maka selanjutnya impuls proprioseptif disalurkan oleh juluran-
juluran kedua inti itu ke nukleus ventro-postero medialis di diensefalon.
Juluran-juluran tersebut tampak sebagai serabut-serabut yang meninggalkan inti
mereka, menuju ke ventral dan membelok ke medial untuk menyilang garis
tengah dan kemudian membujur untuk menuju ke rostral. Pada potongan
44
melintang batang otak, serabutserabut yang menuju ke talamus itu menyusun
suatu berkas yang clikenal sebagai lemniskus medialis. Di medula oblongata
bagian tengah dan depannya ia menduduki daerah di samping garis tengah dan
diapit oleh Oliva inferior. Di pons ia tampak sebagai berkas yang berbaring di
lantai tegmentum pontis dan di mesensefalon lemniskus medialis terlihat di sebelah
bawah dan lateral nukleus ruber, seperti bentuk koma dengan ekornya ke atas
mengarah ke kolikulus (gambar 33).
Penataan topik yang didapati pada funikulus dorsalis, di mans bagian
medial (grasilis) dan lateral (kuneatus) secara berturut-turut menyalur kan
impuls proprioseptif dari kaki, tungkai bawah, tungkai atas dan selanjutnya
dari toraks, tangan, lengan bawah, lengan atas dan leher, dilanjutkan jugs
pada lemniskus medialis. Di tingkat medula oblongata daerah lemniskus
bawah dan lateral mengandung juluran yang berasal dari nukleus grasilis dan
bagian tengah dan atas lemniskus medialis mengandung ju luran nukleus
kuneatus . Se lanju tnya d i pons dan mesensefalon, penataan topik tersebut
tetap terpelihara, dengan pengertian bahwa di pons lemniskus medialis
berbaring sehingga lapisan bawah mengandung serabut-serabut yang berasal
dari nukleus kuneatus dan lapisan atasnya terdiri dari serabut-serabut yang
berasal dari nukleus grasilis.
Impuls yang disalurkan oleh lemniskus medialis diterima oleh nukleus ventro-
postern-medialis talami, yang akan memancarkan impuls tersebut ke daerah
somatosensorik primer.
Impuls proprioseptif yang berasal dari tingkat leher dan kepala disa lurkan
oleh sarafotak-sarafotak kranial ke nukleus mesensefali nervi trigemini. Dari
situ serabut trigemino-talamikus yang menggabung pada lemniskus medialis di
tingkat mesensefalon membawa impuls proprioseptif ke inti ventro-postero-
medialis talami yang selanjutnya akan dite ruskan kepada sel-sel di korteks
somatosensorik. Juga penghantaran impuls propioseptif bersifat proyeksi dari titik
ke titik. Sebagian dari impuls proprioseptif diterima oleh nukleus kuneatus lateralis.
Intl ini meneruskan impuls ke serebelum yang mengolahnya, sehingga kelola
koordinasi antar gerakan, dan sikap masing-masing bagian tubuh dapat dilaksanakan.
45
Referat
NEUROANATOMI, TOPOGRAFI &
NEUROFISIOLOGI NERVUS TRIGEMINUS
Oleh :
Yohanes R.S.Simatupang
0361050113
46
Pembimbing :
Dr. S. M. Tunggul Marpaung, SpBS, MKes.
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH
PERIODE 4 MEI – 11 JULI 2009
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
DAFTAR PUSTAKA
1. Sadler TW.Masa Embriogenik. Dalam: Embriologi Kedokteran Langman. Edisi ke-7.
Jakarta: EGC. 1997; 67-74.
2. Sadler TW. Sistem Saraf Pusat. Dalam: Embriologi Kedokteran Langman. Edisi ke-7.
Jakarta: EGC. 1997; 374-405.
3. Duss Peter. Otak dan saraf kranialis. Dalam: Diagnosis Topik Neurologi Anatomi,
Fisiologi, Tanda, Gejala. Edisi 2. Jakarta: EGC. 1996; 74-127.
4. Mardjono.Mahar, Sidharta.priguna. Susunan Somestesia. Dalam: Neurologi Klinis
Dasar. Jakarta: Dian Rakyat. 1981; 80-89.
5. Mardjono.Mahar, Sidharta.priguna. Saraf otak-Saraf otak dan patologinnya. Dalam:
Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat. 1981; 150-60.
6. Guyton &Hall. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 9. Penerbit buku kedokteran
EGC. Jakarta 1997.
7. Netter.Frank H. et al. Atlas of Neuroanatomy and Neurophysiology. Icon Custom
Communications. Usa 2002.
8. http://images.google.com/imgres?imgurl=http://upload.wikimedia.org/wikipedia/
commons/4/45/Mandibularis.gif&imgrefurl=http://commons.wikimedia.org/wiki/
Category:Nervus_trigeminus&usg=__o3cysKtlC9pxZ3OqNNvcLg-
47
6L2o=&h=516&w=700&sz=112&hl=id&start=2&um=1&tbnid=iQ4eznlwxykomM:
&tbnh=103&tbnw=140&prev=/images%3Fq%3Dnervus%2Btrigeminus%26hl%3Did
%26rls%3Dcom.microsoft:id:IE-SearchBox%26rlz
%3D1I7ACAW_enID316ID316%26sa%3DN%26um%3D1
9. http://www.kabarindonesia.com/gbrberita/20080414210025.png
10. http://img.tfd.com/MosbyMD/thumb/trigeminal_nerve.jpg
DAFTAR ISI
EMBRIOLOGI…………………………………………………………………. 1NEUROANATOMI & TOPOGRAFI…………………………………………. 14
Medula oblongata………………………………………………………. 16Pons…………………………………………………………………….. 17Saraf kranialis………………………………………………………….. 18Saraf trigeminus………………………………………………………... 23Nervus oftalmikus…………………………………………………….... 29Nervus maksilaris………………………………………………………. 31Nervus mandibularis…………………………………………………… 37
NEUROFISIOLOGI……………………………………………………………. 41
48
top related