n pendidikon ne 3no ? f,iaret volume 3 nomor 2.pdfinitial test (pretest) and final test (posttest)....
Post on 21-Nov-2020
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
I
I
39-21
Inn*ikn
FI(ITr*arxa*ikg
3?rf5r-4-
a Ig
neflmioh3No
Pendidikon iiste? f,iaret 2016
urivan'sitas Sat
DEWAN REDAKSIJTJRNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
,UNI ON
Penanggung JawabKetua Program Studi
Pendidikan Matematika
Pimpinan RedaksiDr. Agustina Sri Purnami M.Pd
Mitra BestariSoeparno Darmawidjaja (UST)
lmam Sujadi (UNS)lbrahim (UlN Suka)
Hadi Suyitno (UNES)Sugiman (UNY)
Dewan PenyuntingDr. H. Pardimin M.Pd
Dra. Hj. Esti Harini, M.SiDrs. Benecditus Kusmanto, M.Pd
Drs. AA. Sujadi, M.Pdlstiqomah, S.Si, M.Si
Tri Astuti Arigiyanti,S.Si, M.SiSri AdiWidodo, M.Pd
LayoutDenik Agustito, M.Sc
S ekertariat dan Adm inistrasiM. Nur Fitriyanto, S.E
Tira s dan Pemasaran/PromosiErni lndriastuti, S.E
rSSN: 2339 -224X
lani 4 Bulan Sekali
Direbitkan Oleh:>1,
_:- =i, S:r.d i P end d ikan Matematika:a.:.-.rf* Kegwuan dan llmu Pendklikan
-:i. e s[as Sarjanawiyata TamansiswaJl. Batikan UH llY1043
TeQ a274 - 375637, 3749997E-rn ail:
.1 urnalunio n@ gm ail.com
Pencetak:Gubug Penceng
Jl. Mentri Supeno, YogYakarta
KATA PENGANTAR
Salam dan Bahagia,Puji slukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
karunia dan rahmat-Nya sehingga Jurnal PendidikanMatematika LINION Volume 3 nomor 2 dapat terbit.Pada edisi ini, Jurnal Pendidikan Matematika I-INION
berisikan hasil penelitian tindakan kelas. Penelitiantindakan kelas yang dibahas dalam jurnal pendidikanmatematika ini menggunakan tindakan yang berupa
penerapan model-model pembelajaran seperti modelpembelajaran kooperatif.
Menuangkan ide dan hasil kajian dalam bidangapapun dalam bentuk tulisan merupakan salah satu cara
penyimpanan, pewarisan yang memberikan peluang
untuk ditindak lanjuti dengan pengembangan. Selain itu,tujuan penulisan ide dan kajian ini bertujuan untuk
mengantisipasi kasus plagiarism yang mulai marak didunia pendidikan.
Redaksi berharap artikel yang tersaji dalam jurnal
Pendidikan Matematika LTNION ini tidak hanya
tersimpan akan tetapi dapat diwariskan kepada pembaca
dan pembaca dapat terinspirasi untuk dapat
mengembangkannya. Pada kesempatan ini pula, redaksi
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu sehingga jumal Pendidkan MatematikaLINION ini dapat diterbitkan.Salam.
Redaksi
DAFTAR ISI
Peningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran GroupInvestigation Siswa Kelas VIIC SMP N I Nglipar GunungkidulOleh Andreas Ard1,q Eko Setiawan dan A A Sujadi... 9l
Peningkatan Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika dengan Menggunakan ModelPembelajaran Small Group lI/orkOleh Andctri Duhita Jayanti dan A. A. Sujadi 9',
Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran ContextualTeaching Learuing Siswa Kelas VIIC SMP Negeri 2 Kalibawang Kulon ProgoOleh Wulandari dan A. A. Sujadi l0
Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran QuantumTeachingOleh Sili Nurhanifah dan Esti Harini... 10'
Penerapan Sistem Among Dengan Group Investigatior Untuk Meningkatkan Motivasi danHasil Belajar Matematik a
Oleh Dite Umbara Alfunsuri dan Esti Harini... 1l:
Model Pembelajaran Small Group Work Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Minat danHasil Belajar Matematika SiswaOleh Rizeki Yosi Ana dan Esti Harini 12
Peningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Tipe JigsawOleh Andriana Lia Herawati dan Esti Harini 12'
Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Kemampuan Mengajar Guru, Keaktifan Belajardan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP N 2S.{LAMOleh Zrly Lestari dan Benedictus Kusmanto 13:
Peningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Matematika Melalui Think Pair Share PadaSisu,a Kelas VIIIB Taman Dewasa Ibu Pawiyatan YogyakartaOleh Adistie Cindytivani dan Benedictus Kusmanto..... 13t
Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Matematika Dengan Metode Pembelajaran ProblemSolvingOleh Dewi Triyunia Wisata dan Esti Harini 14:
Studi Komparasi Pembelajaran TGT dan NHT Terhadap Prestasi Belajar MatematikaDitinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas \rII SMP Negeri 9 YogyakartaOleh Nur Rochimawcrtidan Benedictus Kusmanto ...... .........;... l5l
Peningkatan Hasil Belajar Pangkat Rasional dan Bentuk Akar Menggunakan Media LembarSLmulasiOleh Sri ll/ahyuni 159
Korelasi Antara Kemampuan Awal, Pola Belajar dan Latar Belakang Pendidikan Orang TuaDengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Se-Kecamatan KarangpucungKabupaten CilacapOleh Yani Susanti dan Benedictus Kusmanto
Peningkatan Minat Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Tipe Make A MatchOleh Sigit Tri Purwanto dan Esti Harini
Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Minat dan PrestasiBelajar Matematika Siswa Kelas XA SMA PIRI I YogyakarraOleh Rina Apriliyana dan Benedictus Kusmanto
Studi Komparasi Pembelajaran Student Team Achievement Divisions dan Team AcceleratedInstruction Terhadap Prestasi Belajar dan Minat Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMPMuhammadiyah I WonosariOleh Nurhayati dan Agustina Sri Purnami ......
Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Dengan Pembelajaran Learning Cycle danKonvensional Padamahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FKIP USTOleh Tri Astuti Arigiyati dan Istiqomah ...
P r o b I em S o lv i n g Dalam P emb elaj aran MatematikaOleh Aries Yuwono
Upaya Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Model TeamsAccelerated Instruction Siswa Kelas VIII SMP N 2 SedaluOleh Reny Wahyu Pertomo dan Benedictus Kusmanto... -.. Zl3
\{eningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Tentang FPB dan KPK Melalui StrategiP emb elajara n Eksp o s ito r iOleh Ika Septi Hidayati dan E;ti Harini Zlg
169
175
18r
187
193
20t
lmwtaenli[iLgn tulaumatifot'U9',lION'l/of 3 No 2, *laret 2016
PERBEDAAI\I I(EMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DENGANPEMBELAJARAN LEARN IN G C YC LE DAN KOIWENSIONAL
PADAMAHASISWA PRODI PENDIDIKAIIMATEMATIKA FKIP UST
Tri Astuti Arigiyatit) dan Istiqomah2)t}'btogtam Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa YogyakartaI )Email : ta.arigiyati@gmail. co m,
2)Email: ist. srg@gmail.com
Abstract. This study aims to deterrnine differences in problem sol'tting skills with the
learningqtcle and conventional models in lu{athematics Education Programm UST. This
study design is a randomized pretest-posttest control group design. The sample was a
student of fourth semester. Data collected by the testing techniques that comprise the
initial test (pretest) and final test (posttest). Instruments in this research is a test
instrament that consists of 4 questions about the pretest and posttest 5. The trialsinstruments include validity, dffirent power, test dfficulty levels, and reliability testing.
Data analysis techniques include equality test average, which is lhe prerequisite test
normality and homogeneity test, and analysis of the N gain using the t test. The results
showed that there are differences in problem-solviyg abilitries with learning model and
conventional learning cycle. h was seenfrom the significant value ofthe index gain:0.000 <a: 0:05. Based an the average ability of mathematical reasoning and problem
solving shows that the model Learning Cycle betier than corwentional rnodels.
Key'vnrd: Learning cycle, direc instruction, problem solving ability.
peserfa didih baik Yang tidakberkesulitan belajar dan lebih-lebih bagisiswa yang berkesulitan belajar.
Pada kurikulum matematika,pemecahan masalah merupakan bagianyafig sangat penting karena dalam
proses pembelajaran maupunpenyelesaian, siswa dimungkinkanmemperoleh pengalaman menggunakanpengetahuan serta keterampilan yang
sudah dimiliki untuk diterapkan pada
pemecahan masalah yang tidak rutin.Pemecahan masalah meliPutimemahami masalah, merancangpemecahan masalah, menyelesail<an
masalah memeriksa hasil kembali'Karena ifu pemecahan masalah
merupakan suatu tingkat aktivitas
intelektual yalg tinggi, serta siswa
didorong dan diberi kesempatan seluas-
luasnya untuk berinisiatif dan berpikirsistematis dalam menghadapai suatu
masalah dengan meneraPkanpengetahuan yang didapat sebelumnya.
PENDAHULUANMatematika merupakan bidang ilmu
yang sangat dibutuhkan untuk dapatmengatasi masalah dalam kehidupansehari-hari. Matematika telah diajarkankepada peserta didik sejak merekamasih duduk di tingkatan sekolah yangpaling dasar. Bahkan pada pendidikananak usia dini (PAUD) sudah
dikenalkan matematika. Namun, duniapendidikan matematika dihadapkanpada rendahnya hasil belajarmatematika pada setiap jenjangpendidikan. Salah satu penyebabrendahnya hasil belajar matematikadikarenakan banyak peserta didik yangmengganggap matematika sulitdipelajari dan karakteristik matemaikarans bersifat abstrak sehingga peserta
dldlll mengganggap matematikamenjadi momok yang menakutkan.Bahkan menurut Abdurahman (2003):r:atematika merupakan bidang sfudi
'ang dianggap paling sulit oleh para
193
Qer\ef,aan K-en;mpttan Qemecafian lM.asakh . . . ( tli ,Astuti Ar;6i1ati dan Istt4omafi)
Agar kesulitan yang dihadapi siswadapat diatasi, tenhl dibutuhkan modelpembelajaran yang tepat. Salah satumodel pembelajaran yang tepat adalahmodel pembelajaran Learning Cycle.Learning Cycle adalah modelpembelajaran yang berpusat pada siswa(student centered). Learning Cyclemerupakan rangkaian tal'npan kegiatanyang diorganisasi sedemikian rupasehingga siswa dapat menguasaikompetensi yang harus dicapai dalampembelajaran dengan jalan berperanaktif. Berdasarkan latar belakangtersebut maka peneliti tertarik untukmelihat perbedaan kemampuanpemecahan masalah dengan modelPembelajaran Learning Cycle danKonvensional pada mahasiswa ProdiPendidikan-Matematika. Adapun tujuandari penelitian ini adalah untukmengetahui perbedaan kemampuanpemecahan masalah matematis denganmodel pembelajaran Learning Cycledan Konvensional pada mahasiswaprodi Pendidikan Matematika UST.Kemampuan pemecahan masalahmatematik dalam penelitian ini adalahkemampuan siswa dalammenlelesaikan soal matematikberdasarkan langkah-langkahoenyelesaian masalah matematiknenurut Polya, yaitu : (l) memahamipersoalag (2) membuat rencanapenyelesaian, (3) menjalankan rencana,1-+) melihat kembali apa yang telahdilakukan. Pemecahan masalah adalahproses yang digunakan untukmenl,elesaikan masalah. Pada tahun1983, Mayer mendefinisikanpemecahan masalah sebagai suatuproses banlak langkah dengan sipemecah masalah harus menemukanhubunean antara pengalaman (skema)masa lalunya dengan masalah yangsekarang dihadapinya dan kemudianbertindak untuk menyelesaikannyaiKrrkley,2003).
Tidak semua perso,al*n yangdihadapi dalam kehidupan sehari-haridapat dikatakan masalah. MenurutHayet dan Mayer (dalam Daulay20ll.'20), kita menghadapi masalahketika ada suatu kesenjangan antzratempat kita sekarang berada dengankemana kita inginkan tetapi kita tidaktahu bagaimana menjembatanikesenjangan itu. Hal senada jugadikemukakan Hayes (dalam Atun2006:33) mendukung pendapat tersebutdengan mengatakan bahwa, suatumasalah merupakan kesenjangan antarakeadaan sekarang dengan tujuan yangingin dicapai, sementara kita tidakmengetahui apa yang harus dikerjakanuntuk mencapai tujuan tersebut. Dengan.demikian, masalah dapat diartikansebagai pertanyaan yang harus dijawabpada saat itu, sedangkan kita tidakmempunyai rencana solusi yang jelas.
Tujuan pemecahan masalahdiberikan kepada siswa lnenurutRuseffendi (1991:341) adalah: (l) dapatmenimbulkan keingintahuan dan adanyamotivasi, menumbuhkan sifatkreativitas; (2) di samping memilikipengetahuan dan keterampilan(berhitung, dan lain-lain), disyaratkanadanya kemampuan untuk terampilmembaca dan membuat pernyataanyang benar; (3) dapat menimbulkanjawaban 1,ang asli, baru, khas, danberaneka ragam, dan dapat menambahpengetahuan baru; (4) daparmaningkatkan aplikasi dari ilmupengetahuan yang sudah diperolehnya;(5) mengajak siswa untuk memilikiprosedur pemecahan masalah, mampumembuat analisis dan sintesis, d?,dituntut unhrk membuat evaluasiterhadap hasil pemecahannya; (6)Merupakan kegiatan yang penting bagisiswa yang melibatkan bukan saja safubidang studi tetapi (bila diperlukan)banyak bidang studi, malahan dapatmelibatkan pelajaran lain di luar
194
lunut aen[iti{an lvLatematifor'U${rol'l''/ot 3 sto 2, lM.aret 20 1 6
pelajaran sekolah; merangsang siswauntuk menggunakan segalakemampuarurya.Ini bagi siswa untukmenghadapi kehidupannya kini dandikemudian hari.
Sedangkan menurut Polya (1957)solusi soal pemecahan masalah memuat4 langkah fase penyelesaian, yaitu:memahami masalah, merencanakanpenyelesaian, meyelesaikan masalahsesuai rencana, dan melakukanpengecekan kembali.
Penelitian ini diharapkanmemberikan masukan bagi kegiatanpembelajaran di kelas, khususnya dalamusaha meningkatkan kemampuanpemahaman dan pemecahan masalahmatematik siswa. Masukan-masukan itudiantaranya adalah memberi informasi
ryengenai adanya perbedaan penerapanpembelajaran Learning Cycle dankonvensional terhadap peningkatankemampuan pemecahan masalahmatematika siswa.
Kelas Pre test
EkperimenKontrol
Sebelum proses pembelajaran, kelas
ekperimen dan kontrol terlebih dahuludiberikan prestes. Dimana soal pretesmerupakan soal {"JTS genap tahunakademik 201412015. Soal tersebutdibuat untuk kemampuan pemecahanmasalah mahasiswa prodi pendidikanmatematika. Dari skor pretes yangdiperoleh dilakukan uji normalitas, ujihomogenitas, dan uji kesamaan rata-ratauntuk mengetahui kondisi awal sampel.
METODE PENELITIANPenelitian ini menggunakan
pendekatan eksperimen. MenurutDanim (dalarn Syofian Siregar, 2012)penelitian eksperimen adalah penelitiandalam melakukan sebuah studi yang
obyektif, sistematis, dan terkontroluntuk memprediksi atau mengontrolfenomena. Penelitian eksperimenbertujuan untuk menyelidiki hubungan
sebab akibat, dengan cara mengekspossatu atau lebih kelompok eksperimentaldan satu atau lebih kondisi eksperimen.Hasilnya dibandingkan dengan satu atau
lebih kelompok kontrol yang tidakdikenai perlakuan. Penelitian ini dalam
bentuk randomized pretest'posttestControl Group Design, yaitu desain
kelompok kontrol pretes-postes yang
melibatkan dua kelornpok danpengambilan s-ampel dilakukan secara
acak kelas.
Perlakuan Post Test
Keterangan:Or lm O:: Skor PretestOz dan O4 : skor postesX : Perlakuan yang pada kelas elperimen yaitu dengan menggunakan model Learning
CycleC :.Perlakuan yang pada kelas kontrol yaitu dengan mengguuakan model Konvensional
Kemudian pada kelas eksperirPen
diterapkan model pembelajaran
Learning cycle, sedangkan kelas konirolditerapkan model konvensional. Setelah
proses pembelajaran selesai, dilakukanpostes untuk mengetahui kemampuanpemecahan masalah matematika pada
kelas eksperimen dan kelas kontroldengan soal yang sama. Dari skor pretes
dan postes kedua kelas sampel dihitungskor pencapaian (gain), yaitu skor
Tatrel 1. Desain Penelitian
195
Qer6e[aan'l(emamptun Qemecalian %.asakfi . . . :'Ti AstutiArigryati dan rstiqomafr)
postes dikurangi skor. Kemudiandilakukan uji hipotesis (uji kesamaanrata-rata) pada skor gain untukmengetahui apakah ada perbedaan rata-rata skor pencapaian (gain) pada keduakelompok tersebut signifikan atau tidak.
Teknik pengumpulan data adalahcara-cara yang digunakan oleh penelitiuntuk mengumpulkan data. Dalampenelitian ini teknik pengumpulan datayang digunakan adalah teknik tes. Tesmerupakan instrumen untuk mengukurperilaku atau kinerja seseorang,misalnya untuk mengukur prestasibelajar siswa, dimana data yafigdikehendaki dalam bentuk nilai atauskor (Rusdin Poharl 2007). Tes adalahserentetan pertanyaan atau latihan sertaalat lain yang digunakan untukmengukur keterampilan, pengetahuanintelegensi, kemampuan atau bakat)ang dimiliki oleh individu ataukelompok (Suharsimi Arikunto, 20 I 0).
Tes yang digunakan dalampenelitian ini yaitu tes untuk mengukurkemampuan pemecahan masalahnatematika. Tes yang akan dilakukan;alam penelitian ini sebanyak 2 kali-.:iru pretes dan postes. Soal pretes:i:,erikan untuk kelas eksperimen::-3upun kelas kontrol sebelum diberi:erlakuan, sedangkan soal postes:::erikan setelah diberi perlakuan. Tes::i=but berupa soal uraian sebanyak 4s:;i untuk tes awal (pretes) dan 5 soal-:r[ tes akhir (postes).
Dalam penelitian ini menggunakan-:s sebagai instrumen penelitian..::smrmen ini digunakan untuk:-:::ciapatkan data mengenaio-:rampuan pemecahan masalah.i,.-::n penelitian ini tes dibagi menjadi:-= bagian yaitu tes awal (pretest) dan:.s al,hir (posttest). Tes awal untuk
-,:.setahui kemampuan awal
-:=-::cahan masalah matematika-.:3stsn,a. Sedangkan tes akhir untuk::: seEhui kemampuan pemecahan
masalah matematika mahasiswa setelahdiberikan perlakuan.
Teknik analisis data merupakan carayang digunakan untuk menguraikanketerangan-keterangan atau data yangdiperoleh agar data tersebut dapatdipahami bukan oleh orang yangmengumpulkan data saja, tapi juga olehorang iain. Uji Prasyarat analisis yangdilakukan adalah Uji normalitas dan ujihomogenitas. Uji Normalitas digunakanuntuk mengetahui apakah data sampelberasal dari populasi yang berdistribusinormal atau tidak. Uji Normalitas yangdigunakan adalah uji KolmogorovSmiruov (KS) dengan bantuan softwareSPSS. Adapun kriteria pengujian ujinormalitas adalah jika nilai signifikansi> a:59/o maka- data s-ampel berasal daripopulasi yang berdiStribusi normal.Tetapi jika nilai signifikansi < a:5ohmaka data sampel tidak berasal daripopulasi yang berdistribusi normal(Budiyono, 2009). Sedangkan UjiHomogenitas Varians digunakan untukmengetahui apakah data sampelmempunyai variansi,/keragaman yangsama atau tidak. Uji homogenitas yangdigunakan adalah uji Levene denganbantuan sofhuare SPSS. Adapun kriteriapengujiannya adalah jika nilai
kedua kelompok adalah sama. Tetapijika nilai signifikansi < a:50/a makavarians kedua kelompok dikatakanberbeda (Budiyono, 2009). Selain ujiprasyarat dilakukan juga Ujikeseimbangan ruta-rata. Uji tersebutdilakukan untuk mengetahui apakahkelas elperimen dan kelas kontrol yangditetapkan dalam keadaan setimbangatar tidak sebelum mendapatkanperlakuan. Hal ini drmaksudkat a3arhasil dari kelas eksperimen benar-benarakibat dari perlakuan yang dilakukan,bukan karena pengaruh lain. Untukmeguji keseimbangan rata-rata kelaseksperimen dan kelas kontrol dapat
196
Jurna[ ?en[i[ifutn l4ateftrlti?g Olt{IoN'/ot 3 ttro 2, tuLaret 2016
tNL
digunakan u.1r-t (Sugiyono: 2014).Adapun rumusn)'a sebagai berikut:
Xr-Xz/r 1
c I-I-r,! nl nZ
Keterangan:
x2Sp
harga statistik yang diuji trata-rata skor pretes kelas
ekperimenrata-rata skor pretes kelas kontrolstandar deviasi gabungan
Analisis data pada penelitian inimenggunakan SPSS 16.0 yaitu
menggunakan uji t sampel independendengan tingkat kepercayaan 95%.
Adapun kriteria pengujiannya yaitu jikanilai signifikansi > a : 5o/o maka rata-
rata skor pretes kedua kelas adalahsama. Tetapi jika nilai signifikansi <
a=5Yo maka rata-ratz skor pretes keduakelas dalam keadaan tidak seimbang.
Selanjutnya untuk mengetahuiperbedaan peningkatan kemampuanpemecahan masalah matematik siswakelas eksperimen dan kelas kontrolmenggunakan uji t. Perhitungan indel<s
gain bertujuan untuk mengetahuipeningkatan kemampuan pemecahan
masalah mahasiswa. Perhitungan
Dari tabel 2 diperoleh rata-rata kelas
eksperimen dengan jumlah mahasiswa
39 adalah 49.85, nilai maksimal75.7l,nilai minimal 22.86, dan simPangan
baku sebesar 12.60. Sedangkan nilairata-rata kelas kontrol dengan jumlah
mahasiswa 37 adalah 48.84, nilaimaksimal 71.43, nilai minimal20, dan
simpangan baku sebesar 12.54.Pada uji prasyarat analisis data
kemampuan pemecahan maslaah
matematika diperoleh hasil Yang
tersebut diperoleh dari nilai pretes danpostes masing-masing kelas yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Dalampenelitian ini, indel<s gain akan
digunakan apabila rata'rata postes kelas
kontrol dan kelas eksperimen berbeda'
Peningkatan yang terjadi sebelum dan
sesudah pembelajaran menurut Meltzerdihitung dengan rumus g-faktor atau
lebih dikenal dengan N-Gain (AnaFauziah, 2010), dengan rumus
c _coDos roteb S^sps- Spre
Keterangan:g : GainSpre : Skor PretesSro, : Skor PostesSmaks : Skor maksimal
Setelah diperoleh rata-rata tiap butirsoal, lalu kita membandingkan data
indeks gain kelompok eksperimen dan
data indeks gain kelomPok kontroldengan bantuan SPSS.
HASIL DAN PEMBAIIASAI\Deskripsi data nilai Pretes
kemampuan pemecahan masalah
matematika untuk kelas eksperimen dan
kelas kontrol dapat dilihat padatabel2-
Tabel2. Deskripsi Data Nilai Pretes Pemecahan Masalah Matematika
Kelas Rata-rata lMaksimall Minimal lSi n baku12.60
Kelas Kontrol 48.84 71.43 t2.54
menunjukkan bahwa kelas eksperimen
dan kelas kontrol berdistribusi nor,mal
dan mempunyai varians Yang sama
(homogen). Berdasarkan uji kesa:naan
rata-rata skor pretes data kqmampuan
pemecahan masalah matematika
diperoleh hasil bahwa Pada nt1li
signifikansi untuk skor pretes adalah
0.727 > 0.05 sehingga diPeroleh
kesimpulan bahwa rata.lata skor pretes
kelas eksperimen dan kelas kontrol
adalah sama.
t97
Qer\e[aan']{em.tmpuanQemecartanfulasakfr... (*iAstuti,Arigilatitanlstiqomafi)
Berdasarkan analisis skor preteskemampuan pemecahan masalahmatematika menunjukkan kondisisebelum diberikan perlakrran keduakelas sampel mempunyai pengetahuanyang sama sehingga dapat diberiperlakuan yang berbeda. Setelahdiberikan perlakuan pada kelas tersebutkemudian diberikan postesr (res akhir).
Setelah diterapkan pembelajaranyang berbeda pada kedua kelas sampelterlihat bahwa peningkatan kemampuanpemecahan masalah matematikaberbeda secara signifikan.. Hal initerlihat dari hasil pengujian hipotesis ujikesamaan rata-rata indeks gainkemampuan pemecahan masalahmatematika diperoleh hasil bahwa nilai
berarti bahwa ada perbedaan secaranyata antara kemampuan pemecahanmasalah matematika mahasiswa yangmenggunakan model pembelajaranLeaming Cycle dan konvensional. Darikesimpulan tersebut dapat diyakinibahwa model pembelajaran LearningCycle lebth baik dibandingkan denganmodel pembelajaran konvensional.Pembelajaran dengan model LeamingCycle mendorong mahasiswa tebihaktif, kreatif, dan kritis sehingga dapatmeningkatkan kemampuan dalammemecahkan masalah Statistika\{atematika.
Pembelajaran yang dilakukanselama penelitian secara keseluruhantelah sesuai dengan langkah-langkahdalam pembelajaran Learning Cycle,vaitu: (1) Engagemenl. Dosenmenciptakan minat dan menggaliseberapa jauh pengetahuan mahasiswa:.ntans topik yang akan dipelajari.Densan demikian dosen dapat mengaturkedalaman penyampaian materi sebagai:engetahuan awal mahasiswa. (Z)l.tploration Mahasiswa bekerja sama;:iam kelompok-kelompok lecil tanpa::leajaran langsung dari dosen untuk
mempelajari konsep dari berbagaisumber. (3) Explanation. Mahasiswamenjelaskan hasil pemikirannya dengankata-kata mereka sendiri, menunjukkanbukti dan klarifikasi dari penjelasanmereka, serta mendengarkan penjelasanmahasiswa lain dengan laitis. (4)Elaborasi. Mahasiswa menerapkankonsep dan keterampilan yang telahmereka kuasai dalam situasi yang baru.Dalam hal ini dengan menyelesaikanberbagai soal penecahan masalah. (5)Evaluation. Evaluasi dilakukan denganmemberikan qfiz untuk mengetahuisejauh mana pemahaman mahasiswatentang materi yang dipelajari.
Dari tahaptahap pembelajaranLearning Cycle di atas, kemampuanpemecahan masalah matematikamahasiswa dioptimalkan- pada tahapexploration, explanation danelaboration. Pada tahap tersebutmahasiswa didorong untukmenggunakan proses berpikir ataubernalar dengan baik dan dapatmenggunakan berbagai cara./metodedalam memecahkan perrnasalahanmatematika sehigga mereka mampumenunjukkan bukti dan mengklarifikasiapa yang akan mereka jelaskan kepadakelompok lain, dan dapat menerimapenjelasan dari kelompok yang lain.Pada tahap ini, mahasiswa diberikankesempatan seluas-luasnya untukmengungkapkan gagasan-gagasanmatematis yang dimiliki. Pada tahapelaboration, mahasiswa mengerjakansoal-soal pemecahan masalah sehinggasangat penting untuk memperhatikanlangkah-langkah penegrjaan mahasiswa.Mahasiswa dilatih unhrk dapatmenlusun jawaban yang terstrukturdengan baik. Penulisan simbol, istilah,dan struklur kalimat matematika jugapenting untuk diperhatikan.
Berdasarkan hasil penelitian ini,dapat dikatakan secara umummahasiswa dengan pembelajaran
198
Junuf?en[ili(gn ltlatemati*a'{)9\rlA9{'/ot 3 !{t 2, friaret 2A16
Learning Cycle menunjukkan hasil yanglebih baik dalam kemampuanpemecahan masalah matematik biladibandingkan dengan mahasiswa yangpembelajarannya secara konvensional.Hal ini dimungkinkan karena
pembelajaran- telah berubah dariparadigma pembelajaran yang
menekankan pada keaktifan siswa untukmengkontruksi pengetahuannya sendiri.
Temuan ini sesuai dengan NinaAgustyaningrum (2010) Yangmenyatakan bahwa Model LeamingCycle memiliki kelebihan diantaranya
dapat mendorong mahasiswa lebih aktif,kreatif, dan kitis sehingga daPat
meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematik. Hal itu juga sesuai
dengan hasil riset yang dilakukan olehRenner dan Marek dalam Martin(1994:202-203) bahwa dari riset yang
mereka lakukan tentang penggunaan
model siklus belaj ar (learning cycle)pada pembelajaran temyata hasilnyadapat meningkatkan prestasi anak-anakdan meningkatkan pengembanganketerampilan prosesnya. Mereka jugamengakui bahwa siklus belajar(learning cycle) dapat meningkatkaninteleklual anak.
SIMPULANBerdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa:Ada perbedaan kemampuan pemecahanmasalah matematika mahasiswa ProdiPendidikan Matematika FKIP UST
)ang menggunakan model pembelajaran
Learning Cycle dan modelpembelajaran Konvensional. Hal itudapat dilihat dari nilai signifikansi dariindeks gain : 0.00 < 0.05 dan daPat
dikatakan bahwa model pembelajaranLearning Cycle leblh baik dibandingkanmodel konvensional, hal itu dilihat darirata-rata' indeks gain model
pembelajaran Learning Cycle sebesar0.71 lebih tinggi dibandingkan rata-rataindeks gain model pembelajarankonvensional sebesar 0.42.
DAFTAR PUSTAKAAbdurrahman. 2003. Pendidikan Bagi
Anak Berkesulitan B elajar. Iakarta:PT Rineka Cipta
Ana Fauziah. 201,0. PeningkntanKemampuan Pernahaman dan
Kemampuan Pemecahan MasalahMatematik Siswa SMP MelaluiStrategi REACT. Jurnal ForumKependidikan, Vol30, No L
Budiyono. 2009. Statistika untuk
Penelitian. Surakarta: UNS Press
Nina Agustyaningrum. 2010.
Implementasi Model PembelaiaranLearning Cycle 5E UntukMeningkatkan KemampuanKornunikasi Matematis Siswa KelasIXB SMP Negeri 2 Sleman. SkriPsi
Program Studi PendidikanMatematika UNY. YogYakarta:
tidak diterbitkan
Rusdin Pohan. 2007. MetodologiPenelitian Pendidikan. Yogyakarta:Ar-Rijal Institute.
Soffan Siregar. 2012. Metode PenelianKuantitatif. Jakarta: Kencana
Prenada Media GrouP.
Sugiyono. 2014. Metode PenelitianKuantitatif, Kualitatif, don
Kombinasi (Mixed MetMds).Bandung: Alfabeta
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur
Penelitia.n Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka CiPta
199
top related