metologi penelitian
Post on 24-Jul-2015
124 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH.
Salah satu kebijakan pendidikan yang dituangkan dalam Propenas
1999- 2004 adalah peningkatan mutu pendidikan nasional. Berbagai upaya
untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dan akan terus dilakukan, di
antaranya dengan melengkapi sekolah-sekolah dengan berbagai sarana dan
sumber belajar di sekolah. Hal itu sejalan dengan undang-undang No.2 tahun
1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mensyaratkan agar setiap
satuan pendidikan jalur sekolah menyediakan sarana belajar yang memadai
sebagai pendukung pelaksanaan pendidikan.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terrencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan sebagai suatu proses, baik berupa pemindahan maupun
penyempurnaan akan melibatkan dan dan mengikut sertakan bermacam-
macam komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.
Pendidikan dilakukan seumur hidup sejak usia dini sampai akhir hayat,
pentingnya pendidikan diberikan pada anak usia dini terdapat didalam
Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 Peraturan Pemerintah
tentang Pendidikan Anak Usia Dini pasal 1 ayat 1, dinyatakan bahwa:
“Pendidikan anak usia dini yang selanjutnya disebut PAUD adalah suatu
upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir samapai berusia
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan daam memasuki pendidikan lebih lanjut”.
Pendidikan TK merupakan salah satu bentuk pendidikan formal
pendidian anak usia dini, didalam Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun
2003 Peraturan Pemerintah tentang PAUD pasal 1 ayat 7 dijelaskan:
“Taman Kanak-kanak yang selanjutnya disingkat TK adalah salah satu bentuk
kesatuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang
menyelenggarakan program pendidikan bagi anak berusia empat tahun sampai
enam tahun”.
Pendidikan adalah suatu upaya pembinaan sejak lahir sampai dengan
usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani, agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan tujuan untuk
memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh.
Mendukung pernyataan tersebut, Anderson (Masitoh et al, 2003: 2)
mengemukakan, “ Early childhood education is based on a number of
methodical didactic consideration the aim of which is provide opportunities
for development of children personality”. Penjelasan kalimat diatas adalah
pendidikan anak usia dini didasarkan pada sejumlah pertimbangan didaktik
metodik bertujuan memberi kesempatan untuk mengembangkan kepribadian
anak, oleh karena itu pendidikan anak usia dini khususnya di TK, perlu
menyediakan beragam kegiatan dalam mengembangkan berbagai aspek
perkembangan yang meliputi aspek kognitif, bahasa, sosial, emosi,
kemandirian, dan motorik.
Sebagai bagian dari pendidikan anak usia dini, kegiatan pembelajaran
di TK yang meliputi semua aspek perkembangan dilakukan secara integrasi.
Mendukung pernyataan tersebut, Dianawati, A (2006: 28) mengatakan bahwa
kemampuan-kemampuan akademik dapat dikembangkan dengan cara-cara
yang tidak memaksa, bahkan harus bersifat menyenangkan bagi anak. Cara-
cara yang dimaksud adalah melalui bermain, bercerita dan bernyanyi.
Penerapan cara-cara ini akan lebih menarik bila didukung dengan
menggunakan media pembelajaran yang relevan seperti media balok, flash
card, maze dan puzzle.
Menurut Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial
DNIKS) mengatakan bahwa puzzle merupakan alat permainan edukatif yang
dapat meningkatkan perkembangan anak.
Berdasarkan hasil observasi awal di kelas B, TK Bunga Rampai
Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon, ditemukan adanya opini bahwa belajar
matematika itu sulit, pemahaman guru tentang pembelajaran logika
matematika masih rendah, peran guru dalam proses pembelajaran logika
matematika masih abstrak serta masih adanya guru yang belum memanfaatkan
media belajar secara maksimal hanya dijadikan alat permainan saja, padahal
dalam kenyataannya media puzzle tersebut dapat digunakan untuk proses
pembelajaran logic mathematic, yaitu mngenalkan pola, mengenal warna,
mengenal konsep bilangan, serta dapat memecahkan masalah.
B. RUMUSAN MASALAH.
Rumusan masalah dalam penelitian ini dituangkan dalam pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Apakah media puzzle dapat meningkatkan kecerdasan logic mathematic
anak Taman Kanak-kanak di kelas B, TK Bunga Rampai Kecamatan Waled
Kabupaten Cirebon, Tahun Ajaran 2011-2012.
2. Bagaimana pengaruh media puzzle dalam meningkatkan kecerdasan logic
mathematic Taman Kanak-kanak di kelas B, TK Bunga Rampai Kecamatan
Waled Kabupaten Cirebon, Tahun Ajaran 2011-2012.
3. Seberapa besar peningkatan kecerdasan logic mathematic anak Taman
Kanak-kanak setelah dterapkan penggunaan media puzzle di kelas B, TK
Bunga Rampai Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon, Tahun Ajaran 2011-
2012.
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penerapan media puzzle dalam meingkatkan kecerdasan
logic mathematic anak Taman Kanak-kanak di kelas B, TK Bunga Rampai
Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon, Tahun Ajaran 2011-2012.
2. Untuk mengetahui proses penerapan media puzzle terhadap peningkatan
logic mathematic anak Taman Kanak-kanak di kelas B, TK Bunga Rampai
Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon, Tahun Ajaran 2011-2012.
3. Untuk mengetahui peningkatan logic mathematic anak Taman Kanak-kanak
setelah diterapkan penggunaan media puzzle di kelas B, TK Bunga Rampai
Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon, Tahun Ajaran 2011-2012.
D. DEVINISI OPERASIONAL VARIABEL.
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Media Puzzle
Menurut Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial
(DNIKS) (Sudono, 1995:25) mengatakan bahwa “,,,puzzle merupakan alat
permainan edukatif yang dapat meningkatkan perkembangan anak”. Media
puzzle dalam penelitian ini adalah suatu media pembelajaran atau
permainanyang diperuntukan untuk mengasah kemampuan dasar yang
dimiliki oleh setiap anak usia dini, sehingga mereka bisa lebih memahami
proses pembelajaranmatematikadengan praktis, efisien dan efektif.
2. Kecerdasan Logic Mathematic
Kecerdasan Logic mathematic dalam penelitian ini adalah seperti
yang diungkapkan Moleong (2004 : 1) “…seperangkat kemampuan anak
dalam mengenal bentuk, mengenal warna, mengenal benda,
mengelompokkan benda yang sama (klasifikasi), mengelompokkan dua
bentuk yang sama, mengenal ukuran, mengulang bilangan, dan membuat
pola”.
E. MANFAAT PENELITIAN.
Setelah penelitian ini dilakukan, diharapkan dapat memperoleh
manfaat, khususnya bagi guru TK, bagi peneliti dan umumnya bagi semua
pihak yang memerlukan hasil penelitian ini.
Manfaat penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dalam menambah
pengetahuan serta wawasan, terutama mengenai:
a. Pengertian pembelajaran logic mathematic, ciri-ciri pembelajaran logic
mathematic, serta proses pembelajaran logic mathematic di TK.
b. Pengertian Media puzzle, Fungsi Puzzle, serta Macam-macam Puzlle
c. Peran guru dalam memanfaatkan media, memilih media, menciptakan
lingkungan belajar yang menyenangkan serta memfasilitasi anak dalam
pembelajaran, terutama pembelajaran logic mathematic di kelas.
2. Bagi Sekolah
a. Dapat digunakan sebagai masuka baik materi maupun bahan bagi guru-
guru lainnya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
b. Dapat meningkatkan profesionalisme guru, terutama dalam pemilihan
materi, metode, serta media dalam sistem pembelajaran.
3. Bagi siswa
a. Anak dapat mengembangkan kecerdasan logic mathematic melalui
penggunaan media puzzle
b. Anak dapat mengetahui manfaat dari media puzzle terhadap
perkembangan aspek kognitifnya.
F. ASUMSI.
Penggunaan media puzzle sangat berpengaruh terhadap peningkatan
kemampuan logic mathematic anak kelas B TK Bunga Rampai Kecamatan
Waled Kabupaten Cirebon, Tahun Ajaran 2011-2012. Kemampuan
peningkatan kecerdasan logic mathematic meningkat setelah menggunakan
media puzzle.
G. HIPOTESIS TINDAKAN.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang
diajukan peneliti dan masih harus di uji kebenarannya.
Menurut Cholid Narbuko (2008: 28) menyatakan bahwa “…hipotesis
yang berasal dari kata hipo berarti kurang atau lemah dan tesis atau thesis yang
berarti teori yang disajikan sebagai bukti”.Dalam pembicaraan ini hipo
diartikan lemah dan tesis diartikan teori, proposisi atau pernyataan.Jadi
hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu
dibuktikan kenyataannya.
Berdasarkan masalah dan rumusan masalah, maka dapat disusun
hipotesis sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemampuan
peningkatan kecerdasan logic mathematic antara TK B di TK Bunga
Rampai Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon sebelum menggunakan
media puzzle, dengan setelah menggunakan media puzzle
Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemampuan peningkatan
kecerdasan logic mathematic antara TK B di TK Bunga Rampai
Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon sebelum menggunakan media
puzzle, dengan setelah menggunakan media puzzle
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KONSEP MEDIA PUZZLE.
1. Pengertian Media
Menurut Heinich, Molenda dan Russell (Eliyawati, 2005: 104)
media merupakan “…alat saluran kmunikasi”. Istilah media itu sendiri
berasal dari bahasa latindan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”
yang secara harfiah berarti “perantara” yaitu perantara sumber pesan (a
receiver).
Mendukung pernyataan diatas, Gagne (Sadiman, Arief S
(dkk),2007: 6) menyatakan bahwa “…media adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk
belajar”. Sementara itu, Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan
(association of Education and Communication Technology/AECT)
(Sadiman, Arief S (dkk),2007: 6) di Amerika Serikat berpendapat bahwa
“…media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk
menyalurkan pesan atau informasi”.
Selain itu, masih ada beberapa pengertian mengenai media yang
dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya sebagai berikut:
a. Schramm (Eliyawati, 2005: 105) mengemukakan bahwa “…media
merupakan teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk
keperluan pendidikan”.
b. Briggs (Eliyawati, 2005: 105) mengemukakan bahwa ”…media
merupakan sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi pendidikan
seperti buku, film, video, slide, dan sebagainya”.
c. NEA (Eliyawati, 2005: 105) mengemukakan bahwa “…media
merupakan sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-
dengar, termasuk teknologi perangkat kerasnya”.
Menurut Tn, 2008 (http://alfarabydane.blogspot.com)
menyebutkan bahwa “…media adalah segala sesuatu yang dapat
menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi”.
Pada hakikatnya proses belajar-mengajar merupakan suatu bentuk
komunikasi dimana siswa tidak hanya terpaku pada penjelasan guru, tetapi
siswa juga dapat menggunakan media-media penunjang pembelajaran.
2. Jenis-jenis media
Tn, 2008 (http://alfarabydane.blogspot.com) menyebutkan bahwa
ada berbagai jenis media belajar, diantaranya :
a. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
b. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
c. Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan
sejenisnya
d. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR),
computer
dan sejenisnya.
3. Manfaat Media
Kemp dan Dayton, 1985 (http://alfarabydane.blogspot.com)
mengemukakan manfaat penggunaan media dalam pembelajaran adalah:
a. penyampaian materi dapat diseragamkan;
b. proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik;
c. proses pembelajaran menjadi lebih interaktif;
d. efisiensi waktu dan tenaga;
e. meningkatkan kualitas hasil belajar siswa;
f. media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan
kapan saja;
g. media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan
proses belajar; danmengubah peran guru kearah yang lebih positif dan
produktif.
4. Peran Media
Menurut Eliyawati (2004:137) mengatakan bahwa peran media
dalam kegiatan pendidikan untuk anak usia dini semakin penting artinya
mengingat perkembangan anak pada saat itu berada pada masa berfikir
konkrit. Oleh karena itu salah satu prinsip pendidikan untuk anak usia dini
harus berdasarkan realita artinya bahwa anak diharapkan dapat mempelajari
sesuatu secara nyata. Dengan demikian, dalam pendidikan untuk anak usia
dini harus menggunakan sesuatu yang memungkinkan anak dapat belajar
secara konkrit. Prinsip tersebut mengisyaratkan perlunya digunakan media
sebagai saluran penyampai pesan-pesan pendidikan untuk anak usia dini.
5. Fungsi Media
Menurut Rahardjo (Andriani, Dwi 200 :14) mengemukakan bahwa
media memiliki fungsi yang jelas yaitu memperjelas, memudahkan dan
membuat menarik pesan kurikulum yang akan disampaikan oleh guru
kepada peserta didik sehingga dapat memotivasi belajarnya dan
mengefisienkan proses belajar.
Selain itu, Wibawa (Andriani, Dwi 200 :14)mengemukakan bahwa
fungsi media dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
Media mampu memperlihatkan gerakan cepat yang sulit diamati dengan
cermat oleh mata biasa.
a. Media dapat memperbesar benda-benda kecil yang tidak dapat dilihat
oleh mata telanjang. Dengan menggunakan peralatan yang canggih dan
proyektor mikro orang dapat membuat film menayangkan kuman-kuman
yang sangat kecil.
b. Sebuah obyek yang terlalu besartentu saja tidak dapat dibawa ke kelas,
dengan menggunakan media maka obyek tersebut dapat diamati oleh
anak didik.
c. Obyek yang komplek dapat menjadi lebih sederhana dengan
menggunakan media.
6. Pengertian Media Puzzle
Media puzzle dalam adalah suatu media pembelajaran atau
permainanyang diperuntukan untuk mengasah kemampuan dasar yang
dimiliki oleh setiap anak usia dini, sehingga mereka bisa lebih memahami
proses pembelajaranmatematikadengan praktis, efisien dan efektif.
Menurut Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial
(DNIKS) (Sudono, 1995:25) mengatakan bahwa “…puzzle merupakan alat
permainan edukatif yang dapat meningkatkan perkembangan anak”.
7. Macam-macam Puzzle
Tn, 2009(http://www.plazaanak.com) menyatakan beberapabentuk
puzzle, yaitu:
1. Puzzle konstruksi,
2. Puzzle batang (stick),
3. Puzzle lantai,
4. Puzzle angka,
5. Puzzle transport,
6. Puzzle gambar,
7. Puzzle logika,
8. Puzzle mekanik, dan lain-lain.
8. Fungsi Puzzle
Tn, 2009 (http://adekaedutoysandcraft.com), mengemukakan bahwa
pada umumnya, sisi edukasi permainan puzzle ini berfungsi untuk:
1. Melatih konsentrasi, ketelitian dan kesabaran
2. Memperkuat daya ingat
3. Mengenalkan anak pada konsep ‘hubungan’
4. Dengan memilih gambar/bentuk, dapat melatih anak untuk berfikir
matematis (menggunakan otak kiri)
B. KONSEP KECERDASAN LOGIC MATHEMATIC.
1. Pengertian Kecerdasan
Profesor Gardner, 2007 (http://nuritaputranti.wordpress.com)yang
telah menemukan teori kecerdasan majemuk atau Multiple Intelligences
mengemukakan bahwa “…kecerdasan merupakan salah satu faktor utama
yang menentukan sukses gagalnya peserta didik belajar di sekolah”.Peserta
didik yang mempunyai taraf kecerdasan rendah atau di bawah normal sukar
diharapkan berprestasi tinggi. Tetapi tidak ada jaminan bahwa dengan taraf
kecerdasan tinggi seseorang secara otomatis akan sukses belajar di sekolah.
2. Pengertian Logic Mathematic
Gardner dalam Jamaris (2005: 31) mengatakan bahwa pembelajaran
logika matematika sebagian dari kecerdasan jamak yang berkaitan dengan
kepekaan dalam mencari dan menemukan pola yang digunakan untuk
melakukan kalkulasi hitung, berfikir abstrak serta berfikir logis dan berfikir
ilmiah.Jenis kegiatan dalam pembelajaran logika matematika mencakup
kategorisasi, klasifikasi, inferensi, generalisasi, kalkulasi dan tes hipotesis.
Dalam buku konsep dan makna pembelajaran Sagala, 2005 : 84
(http://nuritaputranti.wordpress.com)mengemukakan bentuk kecerdasan ini
termasuk yang paling mudah distandarisasikan dan diukur. Kecerdasan ini
sebagai pikiran analitik dan sainstifik, dan bisa melihatnya dalam diri ahli
sains, programmer komputer, akuntan, banker dan tentu saja ahli
matematika.Berkaitan dengan pelajaran matematika. Tokoh2 yang terkenal
antara lain Madame Currie, Blaise Pascal, B.J. Habibie
Tn, 2007 (http://episentrum.com) mengemukakan bahwa ada
beberapacara merangsang kecerdasan logika-matematik dengan
mengelompokkan, menyusun, merangkai, menghitung mainan, bermain
angka, halma, congklak, sempoa, catur, kartu, teka-teki, puzzle, monopoli,
permainan komputer dll.
3. Pengertian Kecerdasan Logic Mathematic
Tn, 2007 (http://kecerdasanmajemuk.blogspot.com) mengemukakan
bahwa “…kecerdasan logic mathematic atau kecerdasan logika adalah
kecerdasan yang dimiliki oleh seseorang, yang memiliki cirri-ciri sebagai
berikut: biasanya unggul dalam pelajaran-pelajaran IPA, seperti fisika dan
matematika”. Orang dengan kecerdasan ini memiliki kemampuan analisis
yang kuat dan dapat berpikir secara teratur, bahkan pola pikirnya cenderung
kaku. Seseorang yang memiliki kecerdasan logic mathematic adalah orang
yang realistis dan selalu mencari jawaban atas berbagai pertanyaan.
4. Kemampuan Kecerdasan Logic Mathematic.
Ciri-ciri seseorang yang memiliki kemampuan dalam kecerdasan
logic mathematic menurut Tn, 2009 (http://ruangpikir.multiply.com) adalah
sebagai berikut:
a. Suka berpikir abstrak, penjelasan logis, mengerjakan teka-teki, berhitung,
computer
b. Suka pada ketepatan, teratur, langkah demi langkah
c. Menggunakan struktur logis
d. Sangat suka memecahkan masalah
e. Sangat suka bereksperimen secara logis
f. Suka mencatat secara teratur
g. Mencatat sesuatu dengan teratur
h. Mencari pola dari segala sesuatu
Selain ciri-ciri yang telah disebutkan tadi, ada juga ciri-ciri lainnya
yang diperlihatkan oleh seseorang yang memiliki kemampuan dalam
Kecerdasan logic mathematic yang dikemukakan oleh Tn, 2007
(http://kecerdasanmajemuk.blogspot.com)yaitu:
a. Unggul dalam matematika dan fisika,
b. Suka bertanya ‘kenapa’ terhadap segala sesuatu,
c. Mudah menghafal angka, suka menganalisis sesuatu,
d. Yakin bahwa segala sesuatu ada sebab/alasannya,
e. Tertarik pada teknologi dan berbagai penemuan terbaru,
f. Suka cerita detektif/misteri,
g. Bertindak secara kronologis/teratur/berurutan, suka berandai-andai,
h. Suka berdebat; senang melakukan penelitian, eksperimen, atau survei;
menyukai film-film fiksi ilmiah (science fiction).
5. Ciri-ciri Pembelajaran Logic Mathematic pada Anak
Setiap anak dilahirkan dengan memiliki karakteristik yang berbeda,
baik itu secara fisik maupun berbagai kecerdasan yang dimilikinta. Adapun
cirri-ciri pembelajaran logic mathematic pada anak menurut Howard
Gardner (An-an, 2009) adalah:
a. Kemampuan dalam mengolah angka atau kemahiran menggunakan
logika
b. Memanipulasi benda dilingkungannya serta cenderung suka
menerapkan strategi coba-ralat
c. Rasa ingin tahu yang besar terhadap suatu peristiwa atau pengalaman
yang dialaminya
d. Suka menyusun permainan yang sifatnya kategori dan hirarki aturan.
Dari uraian diatas, disimpulakan bahwa anak yang memiliki
kecerdasan logic mathematic yang tinggi memperlihatkan minat yang besar
pada kegiatan pembelajaran logic mathematic yang mencakup kegiatan
bereksplorasi, rasa ingin tahu yang tinggi terhadap fenomena dan banyak
menuntut penjelasan yang logis dari setiap pertanyaan yang diajukan.
BAB III
METODE
A. METODE PENELITIAN.
“…metode penelitian adalah suatu cara yang di tempuh untuk
memperoleh data, menganalisis data dan menyimpulkan hasil penelitian”.
Penggunaan metode dalam melakukan suatu penelitian adalah hal yang sangat
penting, sebab dengan menggunakan metode yang tepat diharapkan dapat
mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut Sugiyono (2009:2) bahwa “…
metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”
Beberapa Bentuk Desain Eksperimen :
Sugiyono (2009 : 73), terdapat beberapa bentuk desain eksperimen
yang dapat digunakan dalam penelitian, yaitu:
1. Pre-Experimental Design,
2. True Experimental Design,
3. Factorial Design, dan
4. Quasi Experimental Design.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif, yaitu pendekatan yang dilakukan dengan pencatatan hasil penelitian
secara eksak atau angka-angka dan untuk menganalisa datanya dengan
menggunakan perhitungan atau statistic.
Desain eksperimen yang digunakan adalah Quasi Eksperimental
Design, yaitu Nonequivalent Control Group Design. Desain ini hampir sama
dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok
eksperimen maupun kelompok control tidak terpilih secara random.
Secara jelas, eksperimen ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.1
Sugiono (2009: 79)
Keterangan:
0₁ : Nilai pre-test kelompok eksperimen
0₂ : Nilai Post-test kelompok eksperimen
X : Perlakuan
0₃ : Nilai pre-test kelompok kontrol
0₄ : Nilai Post-test kelompok kontrol
Desain penelitian ini akan dipakai untuk meneliti sejauh mana pengaruh
penggunaan media puzzle dalam meningkatkan kecerdasan logic mathematic
anak kelas B di TK Bunga Rampai Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon,
Tahun Ajaran 2011-2012.
B. POPULASI DAN SAMPEL.
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas B ,TK Bunga
Rampai Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon, Tahun Ajaran 2011-2012.
Sampel dalam penelitian adalah anak kelas TK B1 sebagai kelas
eksperimen dengan jumlah 15 sampel, serta anak kelas TK B2 sebagai kelas
kontrol dengan jumlah 12 sampel.
C. INSTRUMEN.
Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melalui
wawancara kepada guru kelas serta melakukan observasi secara langsung di
TK Bunga Rampai Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon, Tahun Ajaran 2011-
2012, serta study dokumentasi berupa foto kegiatan.
D. PROSEDUR.
Berdasarkan hasil observasi awal di kelas B, TK Bunga Rampai
Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon, ditemukan adanya opini bahwa belajar
matematika itu sulit, pemahaman guru tentang pembelajaran logika matematika
masih rendah, peran guru dalam proses pembelajaran logika matematika masih
abstrak serta masih adanya guru yang belum memanfaatkan media belajar
secara maksimal hanya dijadikan alat permainan saja, padahal dalam
kenyataannya media puzzle tersebut dapat digunakan untuk proses
pembelajaran logic mathematic, yaitu mengenalkan pola, mengenal warna,
mengenal konsep bilangan, serta dapat memecahkan masalah.
Untuk menunjang proses pembelajaran yang baik dan benar, maka
peneliti akan melakukan rancangan sebagai berikut:
a. Untuk kelas eksperimen:
b. Untuk kelas control:
Pelaksanaan Pre-test:
Pelaksanaan penelitian di TK Bunga Rampai Kecamatan Waled
Kabupaten Cirebon, dimulai dengan memberikan Pre test terlebih dahulu
dengan cara mengobservasi anak sebelum diberikan perlakuan. Kegiatan ini
dilakukan untuk mengetahui gambaran awal kecerdasan logic-mathematic
anak-anak kelas eksperimen sebagai kelas yang diberikan perlakuan media
puzzle, dan kelas control sebagai kelas tanpa menggunakan media puzzle.
Pre test Perlakuan Post test
Pre test Post test
Pelaksanaan Perlakuan:
Pelaksanaan Perlakuan atau treatment yang dilakukan pada kelompok
B1 sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan media puzzle dalam
kegiatan pembelajarannya. Peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan
tersebut, karena peneliti sebagai observer, yaitu sebagai guru yang memberikan
penjelasan mengenai materi yang akan disampaikan.
Pelaksanaan Post-test:
Pelaksanaan Pre-test dan Post-test merupakan kegiatan yang sama,
yaitu mengobservasi anak dengan menggunakan pedoman observasi. Hanya
saja yang membedakan adalah tujuan dan waktu pelaksanaanya. Pre-test
dilakukan sebelum perlakuan dan Post-test dilakukan sesudah perlakuan
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kecerdasan logic-mathematic anak
setelah diberikan pembelajaran dengan menggunakan media puzzle.
DAFTAR PUSTAKA
Dianawati, A. (2006). Membantu Anak Gemar Matematika. Yogyakarta: Antelo
Press.
Dikti.(2003). Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional.
Tersedia: http: // www. Inherent.Dikti.Net /file/ sisdiknas. Pdf [online] [Jumat, 23
April 2010 19.00 WIB]
Doman, G & Doman, J. (2005).Hoh To Teach Your Baby Math. Alih bahasa Indri,
M. Lumbar Tobing.Jakarta : PT. Tigaraksa Satra Tbk.
Eliyawati, Cucu. (2004). Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar untuk
Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan
Perguruan Tinggi.
Eliyawati, Cucu. (2005). Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar untuk
Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan
Perguruan Tinggi.
Masitoh, et al. (2003).Pendekatan Belajar Aktif di Taman Kanak-kanak. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Bagian
Proyek Peningkatan Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu.(2008). Metodologi Penelitian.Jakarta: Bumi
Aksara.
Sadiman, Arief S, dkk. (2007). Media Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Sudono, Anggani. (1995). Alat Bermain dan Sumber Belajar TK. Jakarta:
Depdikbud.
Sugiono.(2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung :
Alfabeta.
_____. (2007). Logic Smart. [Online]. Tersedia:
http://kecerdasanmajemuk.blogspot.com. [Minggu, 6 Juni 2010, 13.00 WIB]
_____.(2007). Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences).[Online].
Tersedia:http://nuritaputranti.wordpress.com[Jumat, 23 April 2010, 19.00 WIB]
_____. (2007).Kecerdasan Matematis – Logis.
[Online].Tersedia:http://ruangpikir.multiply.com/journal/item/29, [online] [Jumat,
23 April 2010, 19.00 WIB]
_______. (2007). Stimulasi Dini untuk Mengembangkan Kecerdasan Jamak dan
Kreativitas Anak[Online].Tersedia:http://episentrum.com. [Jumat, 23 April 2010,
19.00 WIB]
_____Tersedia:http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/jdkv/2006/jiunkpe-ns-s1-2006-
42402052-9946-matematika-chapter3.pdf,[online][Jumat, 23 April 2010, 19.00 WIB]
_____. (2008). Media Puzzle Untuk Mapel Al Quran.[Online]. Tersedia:
http://alfarabydane.blogspot.com[Jumat, 23 April 2010, 19.00 WIB]
_____.(2009).Puzzle.[Online].Tersedia:http://adekaedutoysandcraft.com/?
page_id=337,[Jumat, Minggu, 6 Juni 2010, 13.00 WIB]
_____ . (2009). Puzzle. [Online]. Tersedia: http://www.plazaanak.com[online]
[Minggu, 6 Juni 2010, 13.00 WIB]
PENGARUH MEDIA PUZZLE TERHADAPKECERDASAN
LOGIC-MATHEMATIC ANAK TK
8
top related