mesin cuci
Post on 30-Jul-2015
249 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB V
MESIN CUCI
5.1 Pendahuluan
Berdasarkan sistem pengaturannya, secara umum mesin cuci dapat dibagi
menjadi dua macam, yaitu mesin cuci yang bekerja secara manual dan mesin yang
bekerja secara otomatis.
Mesin cuci dari jenis pengaturan manual merupakan mesin cuci yang lebih
banyak digunakan dibandingkan mesin cuci otomatis, karena harganya yang lebih
murah. Dari segi perawatan dan perbaikannya pun lebih mudah. Mesin cuci jenis
manual ini mengalirkan air langsung dari saluran masuk melalui hose, tanpa
melalui katup masuk yang dikontrol oleh solenoid.
Air yang dipakai biasanya hanya air dingin. Disamping itu mesin cuci
jenis ini tidak menggunakan tenaga pompa untuk pembuangan air cucian (drain)
dari bak pencuci. Mesin cuci yang bekerja secara otomatis dapat dioperasikan
dengan lebih mudah dibandingkan dengan mesin cuci manual. Meskipun
demikian, perawatan dan perbaikannya lebih susah, serta harganya lebih mahal.
Mesin cuci yang bekerja secara otomatis ini mempunyai beberapa
peralatan tambahan untuk mengatur pengoperasiannya, diantaranya katup
masukan air (water-inlet valve) yang cara kerjanya ditentukan oleh solenid.
5.2 Prinsip Kerja
Berdasarkan sistem pengaturannya, secara umum mesin cuci dapat dibagi
menjadi dua macam, yaitu mesin cuci yang bekerja secara manual dan mesin yang
bekerja secara otomatis.
5.2.1. Mesin Cuci Manual
Mesin cuci dari jenis pengaturan manual merupakan mesin cuci yang
lebih banyak digunakan dibandingkan mesin cuci otomatis, karena harganya
yang lebih murah. Dari segi perawatan dan perbaikannya pun lebih mudah.
Mesin cuci jenis manual ini mengalirkan air langsung dari saluran
masuk melalui hose, tanpa melalui katup masuk yang dikontrol oleh
solenoid.
Air yang dipakai biasanya hanya air dingin. Disamping itu mesin
cuci jenis ini tidak menggunakan tenaga pompa untuk pembuangan air
cucian (drain) dari bak pencuci. Beberapa bagian penting dari mesin cuci,
diantaranya :
a. Pulsator yang berfungsi memutar atau mengaduk cucian dalam bak.
b. Motor penggerak untuk memutar pulsator.
c. Bak pengering dan tombol-tombol pengontrol yang terletak dipanel.
Gambar 5.1 Mesin Cuci Manual
Beberapa bagian yang tidak terdapat pada gambar adal;ah peralatan-
peralatan lain, seperti motor listrik, pompa, belt penggerak yang
menghubungkan motor dengan pulsator atau agitator (kipas pencuci), katup
pengontrol air buangan (drain water), kapasitor penguat untuk motor, serta
kabel-kabel listrik mesin cuci.
5.2.2. Mesin Cuci Otomatis
Mesin cuci yang bekerja secara otomatis dapat dioperasikan dengan
lebih mudah dibandingkan dengan mesin cuci manual. Meskipun demikian,
perawatan dan perbaikannya lebih susah, serta harganya lebih mahal.
Mesin cuci yang bekerja secara otomatis ini mempunyai beberapa
peralatan tambahan untuk mengatur pengoperasiannya, diantaranya katup
masukan air (water-inlet valve) yang cara kerjanya ditentukan oleh solenid.
Solenid ini mendapat sinyal pembukaan atau penutupan dari switch tekanan
air (water-pressure switch) yang terletak dalam bak pencucian. Jumlah katup
masukan air sesuai dengan jumlah saluran air masuknya.
Misalnya, untuk mesin cuci yang hanya menggunakan air dingin,
jumlah katupnya satu, sedangkan untuk mesin cuci yang menggunakan air
panas sekaligus air dingin memakai dua buah katup masuk.
Gambar 5.2 Gambar Mesin Cuci Otomatis
Untuk mesin cuci yang mempunyai pengatur temperatur air cucian,
pasti menggunakan thermostat sebagai pengontrol temperatur airnya. Alat
ini biasanya diletakkan dekat dengan katup pencapur air (mixer valve).
Katup pencampur air ini digunakan untuk mengatur campuran air dingin dan
air panas yang dipakai untuk mencuci.
Diantara switch (pengatur) elektronik yang dipasang pada mesin cuci
otomatis ini adalah :
a.Switch untuk mengatur tinggi permukaan air dalam bak pencuci (water
level switch). Switch ini berfungsi memberikan sinyal pada katup
masukan air (solenid nya), sehingga katup membuka jika air dalam bak
pencuci sudah cukup.
b. Switch untuk mengatur tekanan pencucian dibak (water pressure switch)
Yang berfungsi mengatur tekanan air pada waktu/proses pencucian.
Beberapa jenis mesin cuci memiliki alat ini, sehingga bahan pakaian
yang berbeda dapat dicuci dengan tekanan air yang berbeda pula.
c.Swicth yang lain adalah untuk mengatur temperatur air cucian. Switch ini
dihubungkan dengan thermostat yang terletak pada katup pencampur
(mixer valve) dan tombol pemilih temperatur air cucian yang terletak
pada panel mesin cuci. Sedangkan untuk pengaturan jenis beban
pencucian (ringan-sedang-berat) untuk bahan pakaian yang berbeda,
tombol pemilih langsung dihubungkan kemotor untuk memberikan
sinyal variasi daya listrik yang digunakan oleh motor.
5.3. Bagian-bagian Umum Mesin Cuci
Peralatan yang umum ada pada mesin cuci adalah motor listrik,
pompa, saringan air masuk ke bak pencuci (lint filter), saringan untuk air
luapan kesaluran pembuang (overflow filter).
Kerangjang dan bak cucian (basket dan drum), timer untuk mengatur
waktu pencucian atau pengeringan di bak pencuci (washing basket), dan bak
pengeringan (drying baket/tumble dryer). Motor listrik yang biasa dipakai
pada mesin cuci adalah motor listrik satu fasa dengan tegangan 110 Volt
atau 220 Volt. Setiap bak (pencuci dan pengering) biasanya dihubungkan
dengan sebuah motor tersendiri melalui belt (tali kipas) atau kopling elastis.
Daya motor pada mesin cuci biasa diubah-ubah melalui tombol
pengatur untuk mengatur beban pencucian. Saklar untuk menghidupkan dan
mematikan motor dihubungkan dengan timer yang terletak pada panel mesin
cuci.
Gambar 5.3 Motor Listrik Mesin Cuci
Peralatan yang biasa terletak dibagian bawah bak pencuci adalah
pompa. Tidak semua mesin cuci memakai pompa untuk menyalurkan air
keluar atau kesaluran pembuangan (drain) dari bak pencuci, tetapi langsung
menyalurkan air buangan keluar.
Pompa yang biasa digunakan adalah pompa sentrifugal, dengan
tegangan kerja 220 Volt AC. Pompa digerakkan oleh motor listrik melalui
tali kipas (belt).
Gambar 5.4 Pompa sentrifugal Mesin Cuci
5.4. Instalasi Mesin Cuci
Jika akan memasang mesin cuci di rumah, yang paling diperlukan
adalah jaringan listrik 220 Volt dan jaringan air. Jika mesin cuci yang
dipasang mempunyai pengatur temperatur pemakaian, maka harus ada
instalasi jaringan air dingin dan air panas pada saluran yang berbeda.
Saluran masuk air mesin cuci harus disambungkan kesaluran air di
rumah/gedung menggunakan sambungan pipa T atau sambungan lain. Pada
saluran masuk mesin cuci sebaiknya dipasang shutt off valve, yang berguna
untuk menutup air jika mesin cuci sedang dimatikan atau akan diperbaiki.
Saluran air dari plastik (hose) untuk memasukkan air ke mesin cuci
disambungkan ke shutt off valve ini. Untuk menghindari adanya hubungan
pendek arus listrik (corsluiting), sebaiknya dipasang kabel tanah (grounding
cable).
Disamping itu, ujung saluran buang dibagian belakang mesin cuci
dan jenis otomatis, harus diletakkan pada tempat yang lebih tinggi dari
permukaan air cucian. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari bocornya air
dari bak cucian.
5.5 Peralatan Mekanik dan Elektrik Pada Mesin Cuci
5.51. Motor Listrik
Motor listrik biasanya dipakai sebagai penggerak untuk mesin-
mesin elektronik rumah tangga seperti mesin cuci, AC. Lemari pendingin,
penyedot debu, dan lain-lain.
Beberapa jenis motor tersedia dipasaran untuk memenuhi
keperluan. Motor tertentu dibutuhkan untuk mengeluarkan daya yang besar
untuk start awal dan harus meneruskan daya pada kondisi operasi yang
kontinyu.
Sedangkan motor lainnya tidak memerlukan daya untuk start yang
lebih kecil dan daya kerja pada kondisi operasi yang berubah-ubah. Dua
jenis motor yang utama adalah fasa tunggal dan poli fasa. Perbedaan jenis
ini disebabkan teknik penggulungan kawat motornya.
Motor dari jenis fasa tunggal memiliki satu set koil sehingga
menghasilkan gelembung elektromagnetik tunggal. Motor listrik poli fasa
mempunyai dua lilitan atau lebih, sehingga menghasilkan lebih dari satu
gelombang elektromagnetik dengan fasa yang berbeda-beda pada saat yang
bersamaan.
Gambar 5.5 Bagian Motor Listrik
Motor listrik jenis fasa tunggal tersedia dengan daya out put
biasanya kurang dari 1000 Watt. Oleh karena itu, banyak dipakai dalam
peralatan elektronik rumah tangga atau kantor.
Motor listrik fasa tunggan ini masih dibagi algi menjadi beberapa
jenis menurut prinsip operasinya, yakni motor induksi, repulsi, kapasitor dan
motor sinkron. Diantara bermacam-macam motor listrik yang ada, yang
biasa dipakai sebagai penggerak mesin cuci adalah motor listrik dari jenis
kapasitor.
Motor listrik kapasitor mempunyai beberapa kelebihan,
diantaranya power factor yang lebih besar, efisiensi kondisi operasi, dan
harganya yang relatif murah dibandingkan dengan motor-motor listrik satu
fasa lainnya. Motor listrik jenis ini mempunyai lilitan, yaitu lilitan untuk
kondisi awal (starting winding) dan lilitan untuk kondisi operasi (running
winding).
Motor ini menggunakan dua buah kapasitor untuk operasinya
yaitu, kapasitor untuk kondisi awal (starting capacitor) dan kapasitor untuk
kondisi kerja (running capacitor). Di antara motor motor listrik kapasitor
ada satu jenis yang bekerja pada kecepatan yang berbeda-beda, sesuai
dengan kondisi operasi mesin cuci.
Oleh karena itu dinamakan permanent split capacitor motor. Motor
ini mempunyai torsi awal yang sangat kecil, sehingga pemakaiannya hanya
untuk mesin-mesin elektronik yang membutuhkan daya awal yang kecil.
5.5.2. Motor Listrik Kapasitor PSC
Motor listrik dari jenis permanent split capacitor (PSC) ini
mempunyai beberapa kecepatan operasi yang berbeda, ditandai dengan
banyaknya kabel pengatur yang menghubungkan motor dengan peralatan
kontrol lain.
Pada mesin cuci, kabel-kabel ini dihubungkan dengan tombol
pengatur beban pada wash selekctor. Sehingga untuk beban pencucian yang
berbeda, motor ini akan berputar pada kecepatan kerja dan daya kerja
berbeda pula.
Motor listrik PSC ini mempunyai rangkaian lilitan yang hampir
sama dengan motor listrik kapasitor, tetapi tanpa menggunakan kapasitor
untuk kondisi start (starting capasitor). Kecepatan motor listrik PSC ini
dapat diubah dengan mengubah kontak kabel-kabel yang
menghubungkannya.
Setiap sambungan kabel memiliki nilai tahanan yang berbeda,
sehingga jika tahanan pada rangkaian lilitan besar, akan terjadi penurunan
kecepatan motor listrik. Demikian pula sebaliknya, jika tahanan kecil akan
terjadi kenaikan kecepatan motor listrik.
5.5.3 Relay Pada Motor Listrik PSC
Relay biasa digunakan dalam pengoperasian motor listrik untuk
memutuskan suplay tegangan listrik ke rangkaian lilitan start (starting
winding) atau rangkaian lilatan kerja (run winding).
Biasanya relay ini bekerja jika kecepatan motor sudah mencapai 75
% sampai dengan 80 % dari kecepatan normalnya. Relay yang banyak
dipakai oleh motor listrik PSC adalah relay potensial. Relay ini diset pada
kondisi normal yang terhubung (normally closed contact).
Relay ptensial bekerja jika tegangan listrik yang timbul pada saat
kondisi normal yang terhubung (normally closed contact). Relay potensial
bekerja jika tegangan listrik yang timbul pada saat kondisi awal motor listrik
berputar telah mencapai tegangan yang cukup untuk menginduksi koil pada
kontaktor.
Selanjutnya kontaktor akan membuka dan aliran listrik akan
diteruskan kerangkaian lilitan kerja (starting winding). Alat lain yang biasa
digunakan pada motor listrik PSC untuk start awal adalah sejenis thermistor
(alat yang bisa berubah nilai hambatan listriknya jika mengalami perubahan
temperatur).
Jenis thermistor yang dipakai adalah PTC (Positive Temperature
Cofficient). Alat ini bekerja pada saat arus listrik mengalir ke rangkaian start
dan menimbulkan panas pada PTC.
Panas tersebut akan menaikkan hambatan listrik PTC. PTC dipasangkan
secara paralel dengan kapasitor kerja sehingga menambah daya listrik
kapasitor ini.
5.5..4. Bearing (Bantalan) Motor Listrik
Karakteristik beban dan tingkat kebisingan menentukan jenis
bearing (bantalan) yang akan dipakai untuk motor listrik. Jenis bearing yang
biasa untuk motor listrik adalah sleeve bearing dan ball bearing (bantalan
gelinding).
Sleeve bearing digunakan jika beban pada motor listrik ringan dan
tingkat kebisingan rendah. Jenis mesin cuci yang mempunyai kapasitas
beban cucian ringan biasa memakai sleeve bearing untuk motor listriknya.
Sedangkan untuk mesin cuci dengan beban maksimum yang besar memakai
ball bearing.
Sleeve bearing terbuat dari bahan yang lebih lunak dari poros
motor listrik, sehingga harus diberi pelumas untuk menghindari adanya
gesekan langsung antara bantalan dan poros. Sistem pelumasan pada sleeve
bearing adalah dengan melalui tangki oli dengan pelumasan permanen.
Bantalan gelinding (ball bearing) memiliki tingkat kebisingan
yang lebih tinggi. Oleh karena itu, bahan bantalan lebih keras/kuat
dibandingkan dengan material sleeve bearing. Bantalan gelinding ini
membutuhkan jenis pelumas yang lebih berat, yang bisa dipakai untuk
pelumasan sleeve bearing, yaitu grease (gemuk).
5.6 Pemasangan Motor Listrik Dan Peralatan Penghubungnya
Karakteristik mouting (pemasangan) motor listrik menentukan bagaimana
motor listrik harus dipasang pada mesin cuci. Dua jenis pemasangan motor listrik
yang biasa dipakai adalah pemasangan secara tetap/kaku (rigid) dengan baut dan
pemasangan secara teredam dengan landasan dari karet.
Jenis mounting yang biasa dipakai pada mesin cuci adalah rigid
mount, dengan menggunakan baut yang disambungkan ke body mesin cuci.
Mounting motor listrik dari jenis ini memanfaatkan belt (tali kipas) sebagai
peredam suara dan getaran yang timbul akibat putaran motor listrik.
Pada mesin cuci, motor listrik biasanya dihubungkan dengan
pompa atau dengan pulsator/agitator di bak pencuci. Atau dengan keranjang
pengering di tumble dryer/spin dryer menggunakan kopling elastis (dari
karet) atau belt (tali kipas) melalui sebuah roda puli sebagai dudukan tali
kipas.
5.7 Pompa Air Dan Perpipaan Mesin Cuci
Pompa digunakan pada mesin cuci untuk membuang air bekas
cucian ke saluran pembuangan (drain) melalui sistem perpipaan yang ada
dalam mesin cuci. Sedangkan pemasukan air untuk pencucian, biasanya
langsung disambungkan dengansaluran air rumah tangga/gedung dengan
atau tanpa melalui shutoff valve dan solenoid valve.
Pompa sentrifugal adalah jenis yang banyak dipakai pada mesin
cuci karena kebutuhan daya listrik relatif kecil serta tingkat kebisingan yang
rendah.
Gambar 5.6 Pompa Beserta Elemen-Elemennya
Keterangan Gambar :
1. Funnel
2. Priming valve
3. Impeler
4. Washer
5. Casing sisi isap
6. Pasak
7. Baut flens
8. Flens
9. Gasket
10. Mur flens
11. Pasak
12. Casing pompa
13. Ring bosh
14. Packing
15. Ring bosh
16. Gland
17. Ring
18. Bearing
19. Baut
20. Elbon
21. Kopling
22. Baut kopling
23. Cover bantalan
24. Pasak
25. Poros
26. Bantalan
27. Bantalan
28. Kopling
29. Motor listrik
Gambar 5.7 Potongan Melintang Pompa sentrifugal
Keterangan gambar :
1. Pump casing
2. Impeller
3. Shaft bush
4. Suction casing
5. Delivery side wear ring
6. Suction side wear ring
7. Packing
8. Packing
9. gland
10. Bearing pedestal
11. Pump shaft
Beberapa bagian penting dari pompa, diantaranya impeler, poros,
gasket packing, saluran masuk dan keluar pompa (suction and dicharge),
serta casing.
a.Impeler pada pompa berfungsi sebagai penyalur energi putaran poros
menjadi daya hisap dan daya dorong air.
b. Gasket packing berfungsi mencegah aliran air pada casing dan impeler
pompa supaya tidak bocor keluar.
Seperti halnya motor listrik, pompa juga menggunakan bantalan dari
jenis bantalan gelinding (ball bearing) untuk menahan beban putaran poros
dan mengurangi getaran.
5.8 Instalasi Perpipaan Mesin Cuci Dan Peralatannya
Mesin cuci mendapat pasokan air bersih melalui jaringan air bersih
rumah tangga atau gedung dan mengeluarkan air buangan (drain) melalui
saluran pipa pembuangan atau langsung kesaluran air kotor.
Beberapa peralatan perpipaan yang dipakai untuk mesin cuci adalah :
- Shutt off valve
- Solenoid valve/water inlet valve
- Mixing valve
- Hose (pipa elastis)
Shut off valve dan drain valve berfungsi menutup aliran aliran air jika
mesin cuci tidak akan dipakai dalam jangka waktu yang cukup lama, atau
jika mesin cuci sedang direparasi. Katup seperti ini hanya untuk membuka
atau menutup aliran, tidak dapat dipakai untuk mengatur besar kecilnya
aliran air yang masuk atau air buangan.
Gambar 5.8 Shutoff Valve dan Drain Valve
Solenoid valve atau water inlet valve berfungsi mengatur jumlah air
yang masuk ke bak mesin cuci. Untuk mesin cuci dengan pengaturan
temperatur air cucian, solenoid valvenya sejumlah saluran air masuknya.
Misalnya untuk mesin cuci dengan satu saluran air masuk (air jaringan
PDAM), maka katup solenoid hanya satu buah, tanpa pengaturan temperatur
air cucian.
Sedangkan untuk rumah tangga atau gedung yang memiliki instalasi
air panas, solenoid valve yang dipasang minimal dua buah.
Gambar 5.9 Solenoid Valve
Setiap mesin cuci biasanya menggunakan sebuah control valve yang
dipasang pada saluran pipa dibawah bak pencuci (washer). Katup ini dapat
dioperasikan secara otomatis (dihubungkan dengan wash timer) atau secara
manual (dihubungkan dengan tombol drain selector, yang mengatur aliran
air pada saluran pembuangan bak pencuci).
Untuk beberapa jenis mesin cuci yang menggunakan pengaturan
temperatur sebuah mixing valve (katup pencampur air panasa dan dingin),
mixing valve nya dipasang pada ujung masing-masing saluran air masuk,
untuk menentukan temperatur air cucian yang diperlukan melalui sebuah
alat pengatur temperatur (thermostat).
Pipa yang digunakan pada instalasi mesin cuci adalah pipa baja
karbon yang di galvanis atau kalau memang diperlukan (air cucian terlalu
kotor atau mudah timbul karat pada pipa) bisa dipakai pipa bronze. Pipa
bronze tahan lama dan tahan karat.
Pipa dari jenis stainless stell tidak dipakai, karena bahannya terlalu
mahal. Pipa PVC juga tidak pernah dipakai, karena bahnnya relatif sehingga
dikhawatirkan mudah timbul kebocoran, walaupun harganya relatif murah.
5.9 Peralatan Untuk ReparasiUntuk memperbaiki mesin cuci diperlukan alat-alat yang lengkap
Memperbaiki dengan alat-alat yang tidak lengkap dan tidak semestinya
hasilnya tidak akan memuaskan bahkan bias merusak sistem maupun
peralatan yang lain. Oleh karena itu hasilnya tidak menguntungkan kedua
pihak, baik itu teknisi maupun pelanggannya.
Didalam perbaikan mesin cuci, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan antara lain :
Bagian mana dari mesin cuci itu yang harus diperbaiki
Memilih alat dan bahan secara tepat
Menjaga system agar tetap bersih dan kering dalam mengerjakan
Menjaga keselamatan kerja
Adapun peralatan yang digunakan dalam mereparasi mesin cuci
antara lain :
Tang kombinasi
Tang potong
Tang lancip
Tang pengupas
Tang amper
Multimeter
Obeng minus
Obeng plus
Obeng terminal
Solder
Adjustable wrench
5.10 Langkah Perawatan dan Perbaikan
5.10.1 Perawatan
Seperti peralatan listrik lainnya, mesin cuci juga memerlukan
perawatan. Perawatan ini dimaksudkan agar usia pemakaian bisa maksimal
(tahan lama). Disamping itu, agar mesin cuci selalu prima atau dapat
dipakai dengan hasil yang memuaskan.
Bagian Luar Mesin Cuci
Bagian luar mesin cuci bias dibersihkan dengan air hangat
memakai deterjen netral yang non abrasive. Gosokkan dengan air bersih
dan keringkan. Jangan membersihkan bagian luar mesin cuci dengan
memakai spritus, bensin atau bahan kimia cair lainnya. Bahan kimia cair
tersebut dapat merusak cat dan logamnya.
Laci
Laci untuk deterjen (jika ada), setelah mesin cuci dipakai, deterjen
dan adesif yang biasa dipakai untuk mencuci bisa menjadi kerak dalam
laci deterjen. Tempat ini harus selalu dibersihkan dengan air yang
mengalir.
Drain Filter
Drain filter berfungsi mengumpulkan benang (serat) dan benda-
benda lainnya yang keluar bersama air buangan bekas cucian. Filter ini
harus sering dikontrol agar mesin cuci bisa bekerja dengan baik.
Filter Saluran Masuk Air
Jika air yang dipakai untuk mencuci mengandung endapan atau
kotoran lainnya, maka filter saluran masuk air bisa cepat kotor dan
hambatan aliran air ke mesin cuci. Sebaiknya, bersihkan filter ini secara
teratur. Filter atau saringan ini biasanya dibersihkan menggunakan sikat.
Namun jika sudah terlalu kotor sebaiknya diganti saja.
Pulsator / Agitator ( Kipas Pencuci)
Kadang-kadang pada pulsator terdapat kancing baju yang terlepas
atau benda-benda lainyang dapat mengganggu putaran (membuat putaran
mesin cuci tersendat-sendat). Untuk itu, perlu sesekali diperiksa dan
dibersihkan.
Cara memeriksa atau bersihkan pulsator dan agitator ini adalah
dengan melepaskannya dari bak dengan cara mengendorkan dan melepas
baut pengencangnya.
Filter Banjir
Filter ini sesekali harus dibersihkan karena air yang melewatinya
adalah air buangan cucian. Filter bisa dilepaskan dari tempatnya dan
dibersihkan menggunakan sikat.
5.10.2 Perbaikan Pada Sistem Kelistrikan
Kerusakan pada motor listrik yang berhubungan dengan lilitan
kawatnya atau inti motor (commutator). Kerusakkan motor listrik yang
berhubungan dengan lilitan kawat listrik biasa terjadi karena lilitan kawat
pada stator dan rotor putus. Hal ini disebabkan pemakaian yang sudah
lama atau hubungan pendek listrik. Jika lilitan kawat stator dan rotor ada
yang terputus, harus digulung kembali.
Kerusakkan lainnya biasanya karena kotornya inti lilitan
stator/rotor (commutator). Inti stator /rotor yang kotor dapat mengganggu
putaran motor listrik, sehingga bisa tersendat atau berhenti sama sekali.
Inti stator/rotor yang kotor dapat dibersihkan dengan kertas amplas.
Sambungan melalui tali kipas (belt) dan kopling elastis antara
motor dan pompa, sering membawa masalah, seperti timbulnya bunyi
berisik pada mesin cuci, berkurangnya daya motor listrik atau cepat
rusaknya bagian-bagian lain.
Tali kipas (belt) sering membawa masalah terutama dalam hal
pemasangan dan penyetelan (adjusment) antara puli pada pompa dan puli
pada motor listrik. Tali kipas yang sudah aus dapat mengurangi
kemampuan motor listrik untuk bekerja pada kondisi optimal.
Peralatan listrik lainnya seperti switch, timer dan katup solenoid
( kalau ada) biasanya rusak karena pemakaian, berkarat atau karena adanya
hubungan pendek. Peralatan-peralatan ini harganya tidak begitu mahal
dibanding dengan bagian-bagian lain mesin cuci. Sebaiknya, langsung
diganti saja jika sudah aus atau rusak.
5.10.3 Perbaikan Sistem Perpipaan
Hampir semua masalah pada system perpipaan mesin cuci terletak
pada katup masuk yang dioperasikan oleh solenoid. Jumlah solenoid
bergantung pilihan pada temperatur air masuk ke mesin cuci. Jika solenoid
yang bekerja mengatur supaly aliran masuk ke mesin cuci rusak, maka
aliran air akan terganggu.
Gangguan aliran air mungkin disebabkan oleh hal-hal lain,
misalnya kerusakkan pada katup air masuk sendiri, yang mungkin sudah
berkarat. Masalah lain lebih berat adalah jika aliran tidak berhenti, pada
hal bak pencuci sudah penuh. Hal ini dapat mengakibatkan hubung singkat
antara kabel, switch, dan lain-lain). Sebelum memulai pemeriksaan atau
perbaikan , terlebih dahulu putuskan aliran listrik ke mesin cuci.
5.11 Gambar Rangkaian
5.12 Gangguan Pada Mesin Cuci
5.12.1 Air Tidak Mengalir Sama Sekali
No. Penyebab Perbaikan
1. Shutoff valve pada pipa aliran
masuk air tertutup
Buka shutoff valve
2. Saluran air (pipa plastik) mengkerut Luruskan saluran airnya.
3. Saringan kotor oleh endapan Cabut saringan dan bersihkan
kotorannya
4. Solenoid pada katub masuk,
mengalami aus atau kerusakan
lainnya
Solenoid diperbaiki atau diganti
5. Katup masuk rusak karena aus atau
berkarat
Copot katup masuk dan periksa
bagian yang rusak. Ganti bagian
yang rusak atau ganti seluruhnya
6. Timer dan switch untuk temperatur
air atau untuk tekanan air rusak
Ganti timer atau switchnya
5.12.2 Air Tidak Mengalir Atau Bak Mesin Meluap
No. Penyebab Perbaikan
1. Saluran plastik keluar (drain)
mengkerut atau rusak
Luruskan saluran atau ganti
dengan yang baru jika sudah bocor
atau rusak
2. Solenoid pada katup rusak Perbaiki atau ganti dengan yang
lain
3. Katup masuk terhalang endapan Copot katup dan bersihkan
kotorannya
4. Timer/switch untuk permukaan
tekanan air rusak
Ganti timer permukaan atau
switchnya
5. Belt untuk motor penggerak selip
atau putus
Belt harus dikencang kan atau
diganti
6. Pompa macet aatau rusak Bongkar pompa dan ganti bagian
yang rusak (seal, sudu penggerak,
atau sambungan listriknya)
5.12.3 Agitator (Kipas Pemutar Pada Bak Pencuci) Tidak Berputar
No. Penyebab Perbaikan
1. Belt penggerak dari motor keagitator
selip atau putus
Belt harus dikencangkan atau
diganti
2. Putaran agitator tidak rata atau
dibagian bawah tersendat-sendat
Periksa bantalan diagitator, ganti
jika rusak. Bersihkan jika ada yang
menempel pada bantalan atau
agitatornya. Jika kerusakan berasal
dari motor, lebih baik bawa
kereparasi
3. Timer/swicth untuk tekanan
permukaan air rusak
Ganti timer atau switch dengan
yang baru
5.12.4 Air Cucian Keluar Melalui Saluran Keluar (Drain) Waktu Mesin Cuci Sedang Bekerja (Wash time)
No. Penyebab Perbaikan
1. Ujian saluran air buangan lebih
rendah dari permukaan air dalam
bak cucian
Ubah posisi saluran pembuangan,
hingga lebih tinggi dari permukaan
air yang tertinggi dalam bak. Buat
saluran vakum atau pipa siphon
2. Posisi switch untuk saluran
pembuangan dalam keadaan drain
(pembuangan air)
Ganti posisi pembuangan keposisi
pencucian (wash)
3. Katup pengatur yang terletak
dibagian bawah bak pencuci
disaluran buang rusak atau tali
penghubung ke switchnya putus
Ganti katup jika sudah rusak atau
ganri tali penghubung jika putus
5.12.5 Mesin Cuci Sama Sekali Tidak Mau Berputar Atau Berputar Pada Kecepatan Yang Berbeda Dari Yang Sebenarnya
No. Penyebab Perbaikan
1. Belt penggerak dari motor ke
agitator selip atau putus
Kencangkan belt jika longgar,
ganti dengan yang beru jika putus
2. Puli pada motor penggerak lepas
atau putus
Kencangkan mur pengencang pada
puli
3. Kopling penyambung poros agitator
kemotor rusak atau perlu
penyesuaian jarak (adjustment)
Perbaiki atau ganti kopling dengan
yang baru jika sudah rusak, atau
setel jarak kopling hingga putaran
motor keagitator benar
4. Rem pelepas tidak mau lepas atau
transmisi mengunci
Perbaiki rem atau ganti
transmisinya
5. Timer rusak Ganti dengan yang baru
6. Hubungan pendek pada sambungan-
sambungan kabel dalam mesin cuci
Periksa rangkaian listrik, ganti
kabel yang terbakar
7. Terlalu banyak diterjen selama
proses pencucian, sehingga beban
motor terlalu berat
Kurangi diterjen atau ganti dengan
deterjen baru yang sodanya sedikit
No. Penyebab Perbaikan
1. Saklar listrik cabu Pasang saklar listrik
2. Sekring pada kabel sambungan
ketimer dan switch putus atau circuit
breaker mati
Ganti sekring atau circuit breaker
direset lagi, jika masih tidak hidup,
berarti ada kabel yang putus atau
terjadi hubungan pendek
3. Motor rusak atau terbakar Jika mampu, bongkar motor,
mungkin kerusakan berasal dari
lilitan motor yang terbakar, ganti
lilitan baru
4. Timer rusak Ganti timer dengan yang baru
No. Penyebab Perbaikan
1. Deterjen yang dipakai terlalu banyak
atau dari jenis yang mudah
mengembang
Kurangi pemakaian deterjen atau
ganti deterjen yang lebih ringan
2. Air masukan dan buangan mesin
cuci yang melewati hose (saluran
plastik) bocor.
Ganti saluran plastik (hose) jika
bocor atau terlipat
5.12.8 Mesin Cuci Berbunyi Terlalu Bising Atau Menimbulkan Getaran Yang Berlebihan
No. Penyebab Perbaikan
1. Baut-baut pengencang pada body
dan peralatan mekanik elektrik
kendor
Kencangkan baut yang kendor.
Ganti baut baru jika rusak
2. Mesin cuci bersentuhan dengan
peralatan lain atau dinding
Pindahkan ketempat lain yang
lebih luas
3. Kaki mesin cuci tidak rapat kelantai Setel baut pengatur kaki mesin
cuci hingga seluruhnya menyentuh
lantai
top related