mengenali motivasi untuk meningkatkan kinerja · berkinerja tinggi. akan halnya kesempatan,...
Post on 07-Apr-2019
217 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
MENGENALI MOTIVASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA Anies S. Basalamah
Kepala Biro SDM – Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan
Pendahuluan
Pernahkan Anda memperhatikan ucapan Bang Napi yang selalu dikatakannya setiap
tampil di salah satu stasiun televisi swasta? Begini kira-kira: “Kejahatan tidak akan terjadi
apabila tidak ada niat pelakunya dan kesempatan bagi pelakunya untuk melakukannya.” Bagi
Bang Napi, yang dalam setting tersebut berperan sebagai orang jahat (Napi biasanya
merupakan singkatan dari narapidana yang berarti orang yang sedang dipenjara sesuai dengan
gambaran dalam acara televisi tersebut bahwa Bang Napi ada di balik jeruji besi), hal-hal
yang biasa dilakukannya adalah kejahatan. Pelajaran yang dapat kita ambil sebagai orang
baik adalah bahwa kata “kejahatan” dapat kita ganti dengan kata “kinerja”, sehingga ucapan
Bang Napi tersebut dapat kita ganti menjadi: “Kinerja dapat ditentukan oleh beberapa faktor,
yaitu kemauan dan kesempatan.” Faktor lain yang tidak disebutkan oleh Bang Napi tetapi
sangat signifikan mempengaruhi kinerja adalah kemampuan. Gambaran dari ketiga faktor
tersebut adalah sebagaimana tampak pada Gambar 1. Sebagaimana tampak pada Gambar 1,
kemauan disebut pula dengan istilah motivasi, dan faktor-faktor tersebut –kemauan,
kesempatan dan kemampuan– ketiganya saling mempengaruhi. Artinya, orang yang
termotivasi sangat mungkin sekali untuk belajar, bahkan otodidak, untuk meningkatkan
kemampuannya, dan orang yang termotivasi bukan hanya pandai memanfaatkan kesempatan,
ia bahkan dapat menciptakan kesempatan bila dirasakan bahwa kesempatan yang
dibutuhkannya belum tersedia atau belum muncul. Bagi Anda yang belum termotivasi,
semoga dengan bertambahnya kemampuan Anda setelah membaca artikel ini akan semakin
termotivasi untuk berkinerja baik sehingga terbuka kesempatan yang lebih besar, misalnya,
untuk dipromosikan karena atasan melihat Anda sebagai pegawai yang berkemampuan dan
berkinerja tinggi. Akan halnya kesempatan, misalnya kesempatan untuk mengikuti
pendidikan dan pelatihan, dapat meningkatkan kemampuan dan juga motivasi seseorang
untuk menjadi juara angkatan atau memperoleh indeks prestasi kumulatif (IPK) tertentu.
Artikel ini akan memfokuskan pada masalah motivasi, dengan menjelaskan mengenai apa
saja yang dapat memotivasi seseorang, dan pada bagian akhir diberikan kuis untuk menilai
apa yang paling memotivasi Anda.
Gambar 1
Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
2
Pengertian
Dalam Basalamah (2004) diuraikan beberapa pengertian tentang motivasi dan
kemudian disimpulkan sebagai berikut: motivasi adalah “segala sesuatu yang menyebabkan
seseorang untuk melaksanakan sesuatu (dorongan) dan mengarahkan perilakunya ke arah
pencapaian sesuatu tersebut secara konsisten.” Dalam praktik, “segala sesuatu” ini bisa
berbentuk apa saja, baik yang bersifat spiritual maupun material, dan tindakan yang
dilakukan untuk mencapai sesuatu tersebut juga bisa luar biasa. Sebagai contoh, ikan paus
yang beratnya bisa berton-ton, mampu mengangkat dan bahkan membalikkan badannya. Para
perokok yang kelas berat sekalipun, saat berpuasa mereka mampu untuk menghentikan
perilaku mereka menghisap rokok, meskipun saat berbuka puasa mereka kembali ke perilaku
semula, menjadi perokok berat. Hal ini persis seperti ungkapan peribahasa: “dimana ada
kemauan, di situ ada jalan.” Karena itu sangatlah penting bagi seseorang untuk mengetahui
dan mengenali apa yang paling dominan untuk membuatnya tergerak untuk melakukan atau
tidak melakukan sesuatu. Dalam teori kepemimpinan (leadership theory) bahkan disebutkan
menjadi tugas pimpinanlah untuk memotivasi para pengikutnya agar tujuan organisasi dapat
tercapai.
Hal ini disebabkan karena pemimpin adalah orang yang berada di barisan paling
depan yang diharapkan para pengikut untuk mengarahkan mereka, sehingga tidaklah
mengherankan apabila pemimpin yang efektif atau “pemimpin yang baik” pada umumnya
sangat pandai untuk memotivasi diri sendiri (self motivated) dan memotivasi para
pengikutnya. Bagaimana Mahatma Gandhi dengan ajaran “ahimsa” atau “swadesi” telah
mampu menggerakkan rakyat India pada masa Pemerintahan Inggris untuk melakukan apa
yang diperjuangkan oleh Pemimpin Besar India tersebut. Apa yang membuat seorang
pemimpin tersebut termotivasi bisa saja berbeda antara satu pemimpin dengan pemimpin
yang lain. Sebagaimana dikemukakan oleh David McClelland, seseorang bisa saja termotivasi
untuk berkuasa karena mempunyai needs for power yang tinggi, sedangkan sebagian lain bisa
karena ingin memperjuangkan kesejahteraan rakyat yang membuatnya terpanggil untuk maju
menjadi Bupati, Walikota, Gubernur atau bahkan menjadi Presiden. Bagi politisi saingannya
bisa saja alasan kedua ini dinilai “klise” atau alasan yang dicari-cari saja untuk berkuasa.
Teori tentang Motivasi
Para ahli banyak yang mempelajari mengenai motivasi sehingga terdapat banyak
sekali teori mengenai motivasi ini. Basalamah (2009) meringkasnya menjadi enam kelompok
berikut ini, dimana seseorang dapat memotivasi atau termotivasi oleh satu atau lebih hal-hal
tersebut. Gambar 2 menjelaskan mengenai keenam kelompok teori tentang motivasi tersebut.
Gambar 2
Pengelompokan Teori tentang Motivasi
3
1. Memotivasi dengan atau termotivasi oleh kebutuhan.
Tiga teori yang dapat dikategorikan sebagai teori kebutuhan adalah hierarchy of needs
dari Abraham Maslow, ERG theory dari Clayton Alderfer, dan teori kebutuhan menurut
David McClelland. Ketiga teori kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Abraham Maslow adalah orang yang mengembangkan teori motivasi yang disebut
hierarki kebutuhan (hierarchy of needs). Menurut Maslow, manusia mempunyai lima
kebutuhan yang masing-masing akan dipenuhi apabila kebutuhan yang paling rendah
telah dipenuhi terlebih dahulu sebelum meningkat ke kebutuhan yang lebih tinggi.
Kelima kebutuhan menurut Maslow adalah sebagai berikut:
1) Kebutuhan psikologis, yaitu kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan biologis
seperti makan, minum, bernapas, menjaga kesehatan, bertempat tinggal, seks dan
kebutuhan fisik lainnya.
2) Kebutuhan akan keamanan, yaitu kebutuhan akan lingkungan yang aman, bebas
dari tekanan fisik ataupun psikis (emosional).
3) Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan akan rasa cinta, rasa ingin memiliki, rasa
diterima dan persahabatan.
4) Kebutuhan untuk dihormati (esteem), yaitu kebutuhan untuk diakui oleh pihak lain
atau dianggap ada, kebutuhan untuk dihargai, kebutuhan untuk mengurus diri
sendiri dan kebutuhan untuk mencapai cita-cita.
5) Kebutuhan akan pencapaian sesuatu (aktualisasi diri atau self actualization), yaitu
kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan diri, atau keinginan untuk menjadi
manusia yang sempurna.
b. Clayton Alderfer mengembangkan teori yang disebut Existence, Relatedness, and
Growth (ERG) theory (eksistensi, hubungan dan pertumbuhan), yang dapat dikatakan
sebagai rangkuman dari teori kebutuhan hierarkis dari Maslow, hanya saja menurut
Alderfer masing-masing kebutuhan tersebut dapat dipenuhi kapan saja tanpa harus
ada yang dipenuhi terlebih dahulu, atau ada kebutuhan yang lebih rendah
dibandingkan dengan kebutuhan lainnya.
c. David McClelland juga mengembangkan teori yang menyatakan adanya tiga
kebutuhan, yaitu needs for achievement (kebutuhan untuk mencapai sesuatu), needs
for power (kebutuhan akan kekuasaan) dan needs for affiliation (kebutuhan akan
afiliasi). Menurut McClelland manusia tidaklah memiliki ketiga kebutuhan tersebut
sejak lahir, akan tetapi mempelajari ketiganya (Basalamah, 2004).
Berdasarkan ketiga teori kebutuhan tersebut, seseorang dapat memotivasi diri sendiri atau
orang lain dengan satu atau lebih kebutuhan yang diuraikan di atas. Artinya, apabila Anda
tahu bahwa diri Anda mempunyai kebutuhan akan kekuasaan yang rendah, maka jabatan
fungsional (Widyaiswara, Peneliti, Auditor atau jabatan fungsional lainnya) merupakan
pilihan yang sangat baik karena dalam jabatan ini “nyaris” tidak berurusan dengan
kekuasaan dan Anda dapat melakukan pekerjaan secara mandiri. Semakin produktif Anda
(apabila needs for achievement Anda tinggi) maka akan semakin cepat Anda naik pangkat
karena setiap dua tahun Anda bisa naik pangkat apabila Anda bisa mengumpulkan angka
kredit yang diperlukan. Demikian pula bagi seseorang yang mengenali dirinya begitu
“terikat” dengan keluarga, misalnya tidak bisa berpisah dengan istri (suami) dan/atau
anaknya, maka teori Abraham Maslow dapat “menahan” dirinya untuk tidak menerima
tawaran promosi di tempat lain apabila istri (suami) dan/atau anaknya enggan untuk
tinggal di tempat baru tersebut. Untuk mengetahui apa yang paling memotivasi diri, maka
pemahaman akan diri sendiri (self awareness) menjadi sangat penting sehingga apa yang
paling pas untuknya sebagai motivator dapat dengan mudah dipahami. Kuis atau asesmen
pada bagian akhir artikel ini merupakan titik awal yang baik untuk mengenali apa yang
paling memotivasi diri Anda.
4
Sementara itu untuk memotivasi orang lain berdasar teori ini maka apabila seseorang
memahami apa yang paling diinginkan oleh orang yang ingin dimotivasi olehnya tersebut.
Apabila orang tersebut mengutamakan kebutuhan biologis, maka orang tersebut dapat
dengan mudah dipengaruhi apabila Anda menyediakan apa yang dibutuhkan olehnya
tersebut. Anda tidak usah heran apabila uang dan seks merupakan motivator yang sering
digunakan oleh seseorang untuk mempengaruhi atau bahkan menjebak orang lain, dan
tidak jarang orang dengan status sosial yang tinggi pun dapat terpengaruh. Beberapa
pejabat tinggi di Republik ini terekspos atau bahkan menjadi terhukum karena kasus
seperti ini. Hal ini menunjukkan kebenaran teori ERG bahwa kebutuhan tersebut tidak
harus berjenjang-jenjang tetapi bisa acak kemunculannya karena mereka yang berstatus
sosial tinggi juga bisa tetap melakukan hal yang dinilai paling rendah oleh Maslow, yaitu
memenuhi kebutuhan biologis. Jadi apabila Anda tidak ingin disebut rendah oleh
Maslow, jangan menggunakan kebutuhan biologis sebagai faktor yang dapat memotivasi
diri Anda. Atau seperti lirik lagu Shania Twain, “don‟t do something you may regret
someday.”
2. Memotivasi dengan menetapkan tujuan, atau termotivasi oleh adanya tujuan yang
hendak dicapai.
Teori penentuan tujuan (goal setting theory), yang dikembangkan oleh Edwin Locke,
menyatakan bahwa seseorang tidak akan termotivasi apabila ia tidak memiliki, dan tahu ia
tidak memiliki, keahlian yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Berbeda dengan
Gambar 1, dimana kemampuan dan motivasi saling mempengaruhi, menurut teori ini
kemampuanlah yang mempengaruhi motivasi. Menurut teori ini, untuk memotivasi diri
sendiri atau orang lain, pertama harus ditentukan tujuan yang ingin dicapai, misalnya pada
umur 25 sudah mengelilingi empat benua denngan biaya sendiri. Kemudian tentukan
pekerjaan-pekerjaan apa yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, dengan
tetap memperhatikan bahwa keahlian yang diperlukan untuk mencapainya tersebut harus
dikuasai. Bila sekarang masih berumur 20, maka tidak perlu cemas karena dalam lima
tahun masih bisa dilakukan berbagai hal, termasuk mempelajari keahlian yang diperlukan
untuk dapat memperoleh uang dalam jumlah yang cukup untuk mengelilingi empat benua
tersebut. Inilah contoh sempurna dari peribahasa “dimana ada kemauan, di situ ada jalan.”
3. Memotivasi dengan menetapkan atau termotivasi oleh adanya harapan.
Cobalah Anda perhatikan undian-undian yang beredar di masyarakat kita: puting beliung,
tingkatkan transaksinya dan menangkan hadiahnya, semua itu memberikan harapan-harapan
yang oleh sebagian orang (menurut penelitian sebagian itu berarti masyarakat miskin karena
orang kaya yang berjudi punya motivasi yang berbeda dengan orang miskin yang berjudi).
Tindakan ini dilakukan semata-mata karena enggan atau malas bersusah payah untuk
menjadi kaya, melainkan menggunakan jalan pintas. Menurut teori penentuan harapan
(expectancy theory), seseorang akan termotivasi untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu
apabila ia merasa mampu untuk mencapai tujuan tertentu yang mereka inginkan dari
pekerjaan tersebut. Artinya, dalam teori penentuan harapan suatu pekerjaan akan menjadi
penentu apakah tujuan bisa tercapai atau tidak. Berdasarkan teori ini, untuk memotivasi diri
sendiri atau orang lain, pertama evaluasi pekerjaan yang akan dilakukan tersebut dapat
digunakan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Apabila dari hasil evaluasi tersebut
tidak mungkin, maka pekerjaan itu tidak akan dilakukan. Perhatikan di sini bahwa evaluasi
ini bisa sangat irrasional sesuai dengan harapan orang yang sering tidak rasional. Contoh
iklah dan judi tersebut menawarkan sesuatu yang seolah-olah sudah pasti dapat, padahal
masih harus diundi, dan probabilitas bagi seseorang untuk memperoleh undian tersebut
sangat kecil. Mengapa banyak orang yang tertarik dengan undian tersebut? Selain karena
5
jalan pintas, menurut teori penentuan harapan adalah karena hal itu memberi harapan,
mempunyai nilai (berharga) dan imbalannya memadai. Alasan ketiga ini juga sering
digunakan untuk membedakan hadiah untuk juara pertama dengan juara kedua yang nilainya
sangat signifikan.
4. Memotivasi dengan atau termotivasi oleh sikap yang adil.
Banyak orang yang merasa bersikap adil dapat untuk memotivasi dirinya atau orang lain.
Hal ini sejalan dengan teori persamaan (equity theory), dimana seseorang akan melihat apa
yang mereka peroleh (outcome) dalam kaitannya dengan upaya yang mereka berikan (input)
dan kemudian membandingkannya dengan rasio outcome dengan input dari orang lain yang
melakukan hal yang sama. Dari pembandingan tersebut, apabila tidak sama maka akan
menimbulkan masalah, baik apabila orang tersebut dirugikan (akan merasa dianaktirikan)
ataupun apabila orang tersebut diuntungkan (akan merasa dianakemaskan). Menurut teori
ini, apabila ia dirugikan ia akan merasa marah, sedangkan apabila diuntungkan ia akan
merasa bersalah. Keduanya dapat menyebabkan orang tersebut tidak termotivasi untuk
melakukan pekerjaan yang menimbulkan ketidakadilan tersebut.
Sebaliknya, apabila ia merasakan keadilan dalam perlakukan tersebut (yaitu rasio input
dengan outcome orang tersebut sama dengan rasio input dengan outcome orang lain yang
dibandingkannya, yang disebut dengan istilah referen atau referent), maka ia akan merasa
puas.
5. Memotivasi dengan atau termotivasi oleh hadiah dan hukuman.
Barangkali inilah cara yang paling banyak digunakan orang untuk mempengaruhi orang lain,
bahkan ada teori lain untuk mengubah perilaku yang disebut dengan OB Modification atau
biasa disingkat OB Mod. Para pengguna teori ini sering menyandarkan pada kenyataan
bahwa Tuhan juga menciptakan surga dan neraka sebagai bentuk penghargaan atau
pemberian hadiah dan hukuman. Banyak orang tua yang memberi imbalan kepada anak-
anak mereka untuk menyuruh agar anak-anak mereka tersebut mau melakukan sesuatu.
Karena cara ini oleh para pendidik dinilai buruk, mereka pun mengubah sedikit polanya,
yaitu hanya memberikan hadiah apabila anak-anak mereka berprestasi. Kedua cara ini
hakikatnya sama, membuat anak-anak mengejar hadiah, dan melakukan sesuatu atau
berprestasi menjadi „kendaraan‟ bagi mereka untuk mencapai hadiah.
Di sisi yang lain, hukuman juga dapat digunakan untuk “memaksa” agar orang tidak
melakukan sesuatu. Cara ini banyak pula digunakan oleh orang tua untuk mendidik anak-
anak mereka.
Memang hukuman dan hadiah dirancang untuk membuat orang menjadi takut atau senang
untuk berperilaku tertentu. Akan tetapi para ahli banyak yang mengatakan bahwa metode ini
kurang baik. Sebagai contoh, Quraish Shihab (1994) menyatakan bahwa orang yang
beribadat hanya karena ingin mencari surga, dan/atau orang yang tidak berbuat kejelekan
hanya karena takut akan neraka, tidaklah dapat dikatakan orang yang terbaik kualitasnya
karena berperilaku laksana pedagang yang cari untung atau laksana budak yang takut pada
majikannya. Terlepas dari kebaikan yang dilakukan tersebut adalah untuk dirinya sendiri,
manusia memang sudah sepantasnya untuk berbuat baik sebagai bentuk syukur manusia
kepada Sang Pencipta. Bukankah nikmat Tuhan sudah sedemikian banyak kepadanya?
6. Memotivasi dengan atau termotivasi oleh rancangan pekerjaan yang dibuat
sedemikian rupa sehingga menimbulkan motivasi bagi pelaksananya.
Job-person matched (JPM) yang diterapkan di Kementerian Keuangan menggunakan pola
yang menyerupai model ini karena dalam JPM seseorang dibandingkan antara kompetensi
yang dimilikinya dengan syarat kompetensi jabatan (SKJ) yang ditargetkan untuknya.
6
Artinya, seseorang yang mempunyai JPM sebesar 100% berarti kompetensi A yang
dimilikinya sebesar 3 sama dengan SKJ yang juga besarnya 3.
Bagi Anda yang sulit untuk memotivasi diri menggunakan lima cara sebelumnya, maka cara
yang paling mudah adalah apabila yang bersangkutan senang dengan apa yang
dikerjakannya. Mengerjakan apa yang disenangi dapat membuat seseorang untuk lupa waktu
karena asyik melakukan pekerjaan tersebut. Hal ini sering terlihat pada anak-anak yang lupa
waktu saat bermain game, atau kutu buku yang kadang-kadang menghabiskan satu buku
penuh dalam satu malam sampai lupa kalau hari sudah menjelang pagi. Akan tetapi apabila
pekerjaan yang sekarang digelutinya bukanlah pekerjaan yang menjadi cita-citanya (atau
tidak dalam posisi mengerjakan apa yang disenanginya), maka cara yang dapat dilakukan
olehnya adalah menyenangi apa yang dikerjakannya. Artinya, apabila Anda tidak dapat
mengerjakan hal-hal yang disenangi, maka senangilah hal-hal yang Anda kerjakan.
Beberapa teori dikembangkan untuk mengaitkan antara rancangan pekerjaan dengan
kepuasan kerja dan hal-hal lain yang dapat menimbulkan motivasi. Salah satunya adalah
dengan menerapkan teori dua faktor (two-factor theory atau motivation-hygiene theory)
yang dikembangkan oleh Frederick Herzberg. Menurut Herzberg, untuk memotivasi
pegawai maka pimpinan menciptakan pekerjaan yang mengandung faktor-faktor intrinsik
seperti pencapaian sesuatu (achievement), pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab,
pertumbuhan (growth) dan sebagainya yang akan menimbulkan kepuasan kerja, yang
disebut dengan istilah motivator, dan menghindari faktor-faktor ekstrinsik yang akan
menimbulkan ketidakpuasan kerja seperti kualitas pengawasan, gaji, kondisi kerja,
hubungan dengan sesama dan keamanan kerja serta kebijakan perusahaan, yang disebut
dengan istilah hygiene (Basalamah, 2004).
Cara lain yang biasa digunakan adalah dengan pengkayaan pekerjaan (job enrichment) dan
peningkatan pekerjaan (job enlargement). Pengkayaan pekerjaan (job enrichment) yaitu
proses perluasan tanggung jawab pegawai sehingga pekerjaan yang dilakukannya menjadi
lebih menantang dan memuaskan serta memperluas pengendalian terhadap pekerjaan yang
dilakukannya tersebut (Basalamah, ed., 1995). Hal ini berarti bahwa pegawai bukan hanya
diberikan pekerjaan yang lebih banyak, melainkan pula tingkatan pekerjaan, tanggung jawab
dan pengendalian terhadap pekerjaan tersebut semakin besar. Sementara itu peningkatan
pekerjaan (job enlargement) adalah proses penggabungan beberapa pekerjaan guna
menciptakan suatu pekerjaan baru dalam bentuk yang lebih luas meski dengan tingkat
kesulitan yang sama dan tanggung jawab yang kecil (Basalamah, 2009). Sebagai contoh,
sopir pejabat kantor yang diberi pekerjaan tambahan kerani (clerical) yang dapat dikerjakan
saat sedang tidak mengantar bosnya tersebut. Peningkatan pekerjaan di samping untuk
menambah wawasan pegawai yang bersangkutan dapat pula untuk menghilangkan
kebosanan karena mengerjakan pekerjaan yang monoton.
Cara lain lagi yang barangkali paling sering dilakukan adalah rotasi pekerjaan, khususnya
rotasi horisontal yaitu memindahkan seseorang dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain dalam
posisi yang sejajar yang sering disebut mutasi.
Bagaimana Memotivasi Diri Sendiri dan Memotivasi Anak Buah
Untuk memotivasi diri sendiri sebenarnya tidak susah karena sekurang-kurangnya
cukup dengan melakukan dua langkah, bahkan menggunakan bahasa Mario Teguh, salah
seorang motivator Indonesia, cukup satu langkah yaitu langkah untuk menciptakan kemauan
adalah “ya mau saja.” Sementara itu dua langkah yang diperlukan adalah bahwa pertama Anda
harus mengenali diri sendiri apa yang paling memotivasi bagi diri Anda, atau menjawab
pertanyaa what motivates you most? Artinya, langkah pertama adalah mengenali motivator buat
diri Anda sendiri itu apa. Jika And belum tahu bagaimana mengenali hal-hal apa saja yang
paling memotivasi diri Anda, Lampiran artikel ini memuat kuis yang dapat digunakan untuk
7
menentukannya. Setelah tahu apa yang paling memotivasi buat diri Anda, langkah kedua
adalah melakukan hal-hal yang dapat mengarah pada motivator tersebut. Sebagai contoh, jika
Anda mempunyai need for power yang tinggi (yang sering ditandai dengan keinginan untuk
memimpin organanisasi apa saja, senang ngatur, senang memberi bantuan kepada orang lain
yang menurut Anda memerlukan bantuan meskipun mereka bisa jadi sebenarnya tidak
memerlukannya, dan sebagainya), maka di Kementerian Keuangan hal yang harus Anda
lakukan hanyalah membaikkan kinerja dan meningkatkan kompetensi, baik hard skills yang
dibutuhkan untuk melaksanakan tugas dan fungsi unit di Kementerian Keuangan yang menjadi
minat Anda, maupun soft skills yang dipersyaratkan dalam JPM. Sebagai contoh, hard skills
yang diperlukan untuk bisa bekerja di Ditjen Pajak adalah masalah perpajakan. Sementara itu
soft skills yang diperlukan di Kementerian Keuangan seluruhnya berjumlah 35 sesuai denngan
Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan (Persekjen) No. 55/SJ/ 2008 seperti
tampak pada Tabel 1 meskipun Anda tidak harus memiliki seluruhnya karena masing-masing
eselon 1 tempat Anda bekerja telah menentukan SKJ untuk tiap jabatan yang berarti
kompetensi apa saja yang diperlukan untuk menduduki jabatan tertentu.
Tabel 1
Pengelompokan Kompetensi menurut Kementerian Keuangan
Thinking Working Relating
Visioning
Innovation
In-Depth Problem Solving
and Analysis
Decisive Judgement
Championing Change
Adapting to Change
Courage of Convictions
Business Acumen
Planning and Organizing
Driving For Results
Delivering Results
Quality Focus
Continuous Improvement
Policies, Processes and Procedures
Safety
Stakeholder Focus
Stakeholder Service
Integrity
Resilience
Continuous Learning
Team Work and Collaboration
Influencing and Persuading
Managing Others
Team Leadership
Coaching and Developing Other
Motivating Others
Organizational Savvy
Relationship Management
Negotiation
Conflict Management
Interpersonal Communication
Written Communication
Presentation Skill
Meeting Leadership
Meeting Contribution
Sementara itu Suzanne Bates (2009) menyatakan bahwa meskipun seseorang tidak
dapat memotivasi setiap orang, akan tetapi semua orang dapat menginspirasi semua orang
untuk menemukan apa yang paling memotivasi mereka. Untuk itu Bates menyebutkan adanya
delapan prinsip sebagai berikut:
1. Dimulai dari diri Anda sendiri.
Menurut Bates, orang akan termotivasi oleh orang yang termotivasi. Karena itu menjadi
penting bagi pimpinan yang akan memotivasi anak buahnya untuk “menunjukkan” bahwa
dirinya juga termotivasi. Kalimat seperti: “Sudah, kamu saja. Saya kan sudah tua, sebentar
lagi pensiun” sering diartikan anak buah sebagai sudah tidak bergairah, sudah tidak
termotivasi. Dan ini menjadi contoh yang buruk. Karena itu sebaiknya tidak terucap dari
pemimpin yang akan memotivasi anak buah mereka. Tunjukkanlah semangat dan kecintaan
melakukan sesuatu yang diinginkan pemimpin untuk dilakukan oleh anak buahnya.
2. Komunikasikan dengan jelas.
Mengkomunikasikan kepada anak buah dapat membuat hubungan baik secara intelektual
maupun emosional, dan anak buah akan merasa lebih termotivasi apabila mereka mengerti
apa yang sebenarnya terjadi dan merasa ada hubungan dengan mereka. Seperti yang
dikatakan oleh Ken Leibler, mantan Presiden dan CEO Liberty Financial Companies, Inc.,
8
“I always start from the premise that people want to feel something ... They want to know
why they are there and feel good about it. It is beyond financial success and the logic ....
Once you do that, you can get them excited about changing the industry, changing the
world.” Cara ini juga dikemukakan dalam www.themanagersguide.co.uk.
3. Pelajari apa yang paling memotivasi anak buah Anda.
Artinya, banyaknya teori motivasi sebagaimana diuraikan di atas menunjukkan bahwa
orang mempunyai motivasi yang berbeda-beda. Karenanya pemimpin haruslah menyadari
bahwa apa yang memotivasi bagi pemimpin tersebut belum tentu akan memotivasi anak
buahnya. Untuk itu menjadi sangat penting bagi pemimpin untuk mengetahui apa yang
paling memotivasi anak buahnya. Sebagai contoh, Bates mengutip pernyataan Rich
Krueger, CEO dari DynamicOps sebagai berikut:
“When you tell engineers that what you are doing is going to change how people do
things, it really motivates them. Engineers have to be working on new and
interesting things; they want to feel valued and that what they are doing is
significant. They are inventing; they want to create something, and you want to give
them an environment where they can express their creativity. They are the hardest
people to manage. You have to manage them one on one.”
“Salespeople want to make money, so you just say you‟re going to make money,
show them how, make your case, and if they believe that, it‟s very easy to motivate
them ...They will work hard if they believe they will make money.”
4. Buat hubungan yang bersifat personal dengan anak buah Anda.
Sebagaimana dikemukakan oleh Bates, hubungan yang sekecil apapun dapat mengubah
perilaku seseorang, dan hal ini bukan hanya menyenangkan anak buah, tetapi
menyenangkan diri Anda juga. Selain itu, anak buah juga akan lebih menghargai pimpinan
bila ia mau membuat hubungan yang bersifat personal. Apakah Anda memperhatikan
bagaimana orang Indonesia memberikan apresiasi kepada Barack Obama bukan karena
beliau adalah Presiden Amerika Serikat yang wajar apabila dihargai, tetapi lebih karena
beliau masih ingat bagaimana Abang Tukang Sate dan Abang Tukang Bakso menjajakan
dagangan mereka? Padahal dia sudah lama kembali ke Amerika dan ia hanya “singgah”
beberapa tahun saat kecil dulu.
5. Lakukan percakapan dengan anak buah Anda tentang diri mereka.
Selain berbicara secara personal, materi pembicaraan dengan anak buah juga jangan
berpusat pada diri Anda tetapi akan lebih berpengaruh secara emosional apabila topik
pembicaraannya adalah tentang diri dan (atau) masalah mereka.
6. Berikan pujian, akui hal baik yang anak buah lakukan, dan berikan penghargaan.
Pujian dan penghargaan dapat membentuk perilaku yang dikehendaki serta memberikan
nilai bagi keberhasilan organisasi, dan bagi orang yang dipuji, pujian itu akan dikenang
bertahun-tahun, bahkan apabila pelaksana yang sudah bekerja dengan baik kemudian dipuji
oleh Menteri secara tulus, mungkin tidak akan terlupakan seumur hidupnya. Hal serupa,
meski mungkin tidak seumur hidup, dirasakan oleh bawahan langsung yang mendapat
pujian dari atasan langsungnya. Dalam kaitannya dengan penghargaan, www.themanagers-
guide.co.uk menggunakan istilah penyediaan sumber daya yang diperlukan.
Apa dampaknya bagi bawahan selain kesenangan? Pujian dan penghargaan (apalagi yang
diberikan secara rutin dan bisa berkali-kali seperti employee of the month) dapat membuat
bawahan untuk terus berperilaku seperti yang mendapat pujian dan penghargaan tersebut.
9
Bayangkan apabila pujian tersebut karena berprestasi kerja yang luar biasa, maka
pengulangan prestasi kerja yang luar biasa akan menguntungkan pula bagi organisasi.
7. Kerjakan apa yang Anda ucapkan, alias jangan hanya omong doang.
Kalau Anda melakukan apa yang Anda ucapkan, maka bawahan akan percaya pada Anda
dan organisasi, yang sekaligus akan membuat keberhasilan bagi atasan sebagai pemimpin.
Apabila tindakan pimpinan tersebut menunjukkan integritas, maka pemimpin akan dapat
melihat bagaimana organisasi secara keseluruhan akan terbentuk. Menurut Bates hal ini
bahkan menjadi prasyarat apabila pemimpin hendak melakukan transformasi. Hanya saja
memang hal ini perlu waktu, terlebih dalam organisasi yang pernah mengalami kesulitan,
saling tidak percaya, masing-masing bagian mengutamakan kepentingan bagiannya sendiri,
dan sebagainya. Dalam bahasa Kompas sebagaimana tampak pada Gambar 3, terdapat
banyak virus yang menyebabkan seseorang menjadi tidak termotivasi.
Gambar 3
20 Virus Penyebab Hilangnya Motivasi
8. Berikan kewenangan (empower) anak buah Anda.
Menurut Bates cara ini sangat bagus bahkan berdampak secara positif bagi organisasi
karena beberapa alasan sebagai berikut:
a. Orang akan sangat termotivasi apabila Anda memberi kepercayaan pada orang lain
untuk mengerjakan apa yang harus mereka kerjakan karena belum tentu mereka akan
mengerjakan seperti cara Anda melakukannya.
b. Memberikan kebebasan dan fleksibilitas untuk menggunakan pertimbangan dan bakat
mereka akan sangat mempercepat progres pelaksanaan pekerjaan itu sendiri.
c. Pemimpin secara tersirat menunjukkan pesan penghargaan dan keinginan agar anak
buahnya bertindak kreatif serta menggunakan kemampuannya untuk mencapai tujuan
organisasi.
d. Micromanaging atau one man show yang berarti bos ngatur semuanya adalah sangat
tidak memotivasi. Hal ini berarti bahwa selain 20 virus penyebab hilangnya motivasi
sebagaimana tampak pada Gambar 3, micromanaging juga dapat menjadi virus. Secara
individu agar faktor-faktor tersebut dan micromanaging tidak menjadi virus, maka
setiap orang dapat membuat lingkaran seperti yang dibuat oleh Sri Rama dalam hikayat
Ramayana dan menempatkan diri yang bersangkutan dalam lingkaran tersebut.
Sebagaimana dalam hikayat Ramayana, Sri Rama mengatakan kepada istrinya, Dewi
Sinta, bahwa selama Dewi Sinta berada dalam lingkaran tersebut maka ia akan aman.
Tetapi karena godaan kijang kencana, Dewi Sinta mengulurkan tangannya keluar dari
lingkaran tersebut dan pada saat tangan tersebut keluar dari lingkaran itulah kijang
kencana berubah menjadi bentuk aslinya, Dasa Muka, yang menarik Dewi Sinta keluar
10
dan membawanya pergi. Dalam kaitannya dengan lingkaran tersebut, sepanjang Anda
tetap berada dalam lingkaran maka Anda akan tetap termotivasi. Perhatikan Gambar 3,
khususnya tulisan “Kanan-kiri, atas-bawah munafik”. Kalau kanan dan kiri, atas dan
bawah semuanya munafik, bukankah yang ditengah, yaitu Anda, tidak ikut munafik?
Coba lagi perhatikan tulisan “Atasan pilih kasih”. Bukankah Anda bisa menjawab: “Itu
kan atasan, bukan saya.” Demikian seterusnya, sehingga Gambar 3 di atas dapat diubah
menjadi sebagaimana tampak pada Gambar 4.
Gambar 4
Cara Bertahan terhadap 20 Virus Penyebab Hilangnya Motivasi
Kesimpulan
Motivasi adalah “segala sesuatu yang menyebabkan seseorang untuk melaksanakan
sesuatu (dorongan) dan mengarahkan perilakunya ke arah pencapaian sesuatu tersebut secara
konsisten” (Basalamah, 2004), dan “segala sesuatu” ini dapat berbentuk apa saja, baik yang
bersifat material maupun tidak. Dalam teori, “segala sesuatu” ini dapat berupa kebutuhan,
tujuan yang hendak dicapai, harapan (baik harapan yang hanya isapan jempol belaka maupun
harapan yang dapat direalisasikan), sikap adil yang dirasakan, tersedianya atau disediakannya
hadiah dan hukuman, maupun dengan merancang pekerjaan sedemikian rupa. Akan tetapi
dalam kenyataan, seorang perokok “kelas berat” sekalipun (maksudnya yang dalam satu hari
bisa mengkonsumsi rokok dalam beberapa bungkus) dapat menghentikan kebiasaannya saat
yang bersangkutan berpuasa. Hal ini juga karena perokok tersebut “menciptakan” sesuatu
(yang dapat berupa ketakutan akan hukuman Tuhan seperti dalam teori hadiah dan hukuman,
maupun karena sebab lain seperti kesadaran diri bahwa pada bulan puasa ya harus puasa, dan
saat berpuasa ya harus tidak boleh makan, minum, merokok dan sebagainya hingga waktu
maghrib tiba) yang mengarahkan diri perokok tersebut untuk konsisten tidak merokok hingga
batas waktu yang ditentukan.
Dampak dari adanya “sesuatu” tersebut bisa sangat besar, baik yang bersifat destruktif
maupun konstruktif. Bagi Bang Napi, sesuatu itu dapat menimbulkan kejahatan, yang oleh
polisi sering disebut “motif.” Ikrar Nusa Bhakti (2009) juga menyatakan bahwa apabila
sesuatu itu berupa uang maka ia dapat mengakibatkan hal-hal yang bersifat “kolutif dan
koruptif.” Karena itu Bang Napi mengajarkan kepada kita untuk waspada, bukan hanya
karena hal itu merupakan tindak pidana, akan tetapi dapat pula berdampak pada keluarga
(istri/suami, anak-anak, orang tua dan sebagainya) dan mereka bisa merasakan sanksi
masyarakat berupa pengucilan, ejekan, dan sebagainya. Sisi konstruktifnya adalah bahwa kita
dapat meningkatkan kinerja diri sendiri maupun anak buah apabila dapat menemukan
“sesuatu” tersebut. Lampiran artikel ini menawarkan 15 pilihan terhadap “sesuatu” tersebut.
11
Daftar Pustaka
Basalamah, Anies S., 2009. Modul Kepemimpinan. Kampus Bintaro: Sekolah Tinggi Akuntansi
Negara.
--------------, 2004. Perilaku Organisasi. Depok: Penerbit Usaha Kami.
--------------, ed., 1995. Manajemen: Teori dan Aplikasinya di Indonesia. Tanpa nama dan tempat
penerbitan.
Bates, Suzanne, 2009. Motivate Like a CEO. New York: McGraw-Hill. Ikrar Nusa Bhakti, 2011. “Ketika Uang (Gayus) Jadi Panglima.” Kompas, 7 Januari 2011.
Shihab, M. Quraisy, 1994. Lentera Hati: Kisah dan Hikmah Kehidupan. Bandung: Penerbit
Mizan.
Test Cafe, Motivation Test, http://www.testcafe.com/mot/mot.html. Diakses 7 Januari 2011.
The manager‟s Guide, How to Motivate Individuals, http://www.themanagersguide.co.uk/how-
motivate-individuals.html. Diakses 7 Januari 2011.
LAMPIRAN
Kuis untuk Menentukan Apa yang Paling Memotivasi Anda
Sumber: Dikembangkan dari http://www.testcafe.com/mot/mot.html
Petunjuk: Pilih jawaban pada bagian kanan pertanyaan-pertanyaan berikut ini yang paling tepat menggambarkan mengenai diri Anda, kemudian lakukan evaluasi dengan menggunakan cara sebagaimana tampak pada
1 Jika dibuka open bidding di Depkeu, apakah Anda akan mendaftar? Selalu Sering Kadang2 Jarang
2 Apakah Anda pernah menang dalam pemilihan? (RT, RW, Ketua Kelompok tertentu, dsb.?)
Ya, bebe-rapa kali
Sekali-sekali
Tak pernah
menang
Tak per-nah ikut
3 Apakah Anda berharap suatu saat menjadi pejabat tinggi? Tentu saja
Paling2 Kabag
Mimpipun tidak
4 Apakah Anda senang memberi tahu orang lain tentang apa yang harus mereka lakukan?
Selalu Sering Kadang2 Jarang
5 Apakah Anda senang berganti-ganti mobil baru? Ya Tidak
6 Apakah Anda sering merencanakan untuk liburan besar setidak-tidaknya setahun sekali?
Selalu Saya maunya begitu, tapi kadang2 tak bisa
Mikirpun tidak
7 Apakah Anda berharap bisa sering2 makan di rumah makan yang mewah? Sekali seminggu Kadang2 Mikirpun tidak
8 Apakah Anda merasa paling bahagia jika telah menciptakan sesuatu yang baru? (menulis, memasak, dsb.)
Selalu Sering Kadang2 Jarang
9 Apakah Anda merasa bermasalah atau jadi bosan kalau diminta untuk memikirkan sesuatu dengan cara yang sangat konvensional?
Selalu Sering Kadang2 Jarang
10 Apakah Anda pernah mempublikasikan tulisan, pameran lukisan / foto atau menyanyi dalam band?
Ya Waktu saya muda
Tidak pernah
11 Apakah Anda ingin bekerja di bidang artistik? Tentu saja Ya, tapi saya punya rencana cadangan
Sama sekali tidak
12 Seberapa penting posisi sosial Anda di masyarakat? Sangat Biasa Agak Tak perduli
13 Apakah Anda kecewa bila tidak diundang pesta oleh teman dekat Anda? Ya Tergantung situasinya
Biasa saja
14 Kalau memungkinkan, apa Anda akan memasang foto perkawinan Anda di koran?
Tentu saja
Boleh juga Sama sekali tidak
15 Apa Anda hanya menggunakan pakaian dari merk tertentu atau yang berkualitas tinggi saja?
Ya Maunya sih begitu, tapi tidak bisa
Mikirpun tidak
16 Apa Anda tersinggung bila orang menjelek-jelekkan profesi Anda sebagai PNS?
Tentu saja Kemungkinan besar
Bisa jadi Biasa saja
17 Apa Anda jengkel bila tidak diperlakukan seperti layaknya pejabat eselon tertentu?
Selalu Sering Kadang2 Jarang
18 Apa Anda lebih suka kelihatan terhormat dibandingkan menghasilkan banyak uang?
Ya Tidak
19 Apa Anda ingin punya rumah yang terbesar di lingkungan Anda? Ya Mikirpun tidak
20 Kalau boleh memilih, apakah Anda mau bekerja di organisasi internasional?
Tentu saja
Mungkin Tidak mau
21 Apakah Anda berharap bahwa orang akan memperhatikan Anda dan minta tolong pada Anda?
Selalu Sering Kadang2 Jarang
22 Apakah Anda pernah membayangkan menjadi terkenal? Selalu Sering Kadang2 Jarang
23 Apakah Anda ingin masuk menjadi berita koran-koran ternama, apapun Ya, tentu Kemungkinan Bisa Tentu saja
12
caranya, baik secara positif maupun negatif? saja besar jadi tidak
24 Apakah Anda mau mengorbankan keyakinan Anda demi untuk bisa tampil sehari di TV?
Ya Mungkin saja Tentu saja tidak
25 Sejak berhenti sekolah, seberapa sering Anda pindah rumah atau tempat tinggal?
Lebih dari 5 kali
2 sampai 4 kali
Sekali Tidak pernah
26 Apa Anda senang menciptakan kebiasaan? Ya Tidak
27 Apakah Anda senang ber-ganti2 pekerjaan atau senang pindah dari satu kota ke kota lainnya?
Selalu Sering Kadang2 Jarang
28 Apa sahabat Anda sekarang adalah sahabat Anda sejak Anda mulai dewasa?
Ya, hampir semua 1 atau 2 masih sama
Tak punya sahabat
29 Apakah tujuan hidup Anda adalah jadi kaya? Tentu saja
Dianta-ranya
Cukup saja sudah senang
Saya ben-ci uang
30 Apa Anda berencana pensiun dini dengan jutaan rupiah dalam tabungan di bank ?
Ya Itulah mimpi saya Memikirpun tidak
31 Kalau harus memilih, apakah Anda lebih suka pekerjaan yang bergaji besar dibanding pekerjaan ang benar2 Anda sukai?
Tentu saja
Hanya untuk jangka pendek saja
Tidak juga
32 Jika tempat kerja cukup ditempuh dengan berjalan kaki, apa itu akan berarti besar bagi Anda?
Ya Sepertinya Iya Tidak juga
33 Apa Anda tidak keberatan menghabiskan banyak waktu berkendaraan (mobil/kereta) agar bisa pulang ke rumah setelah bekerja?
Ya, keberatan
Seringnya begitu
Kadang-kadang
Tidak juga
34 Apakah Anda bersedia pindah kota untuk pekerjaan yang Anda sukai? Ya Kemungkinan besar
Bisa jadi Mungkin tidak
35 Bila harus memutuskan untuk pindah kota, apakah cuaca menjadi pertimbangan Anda?
Selalu Seringnya begitu
Kadang2 Tidak juga
36 Apakah Anda seorang kutu buku? Selalu Sering Kadang2 Jarang
37 Apakah Anda senang tur ke musium? Selalu Sering Kadang2 Jarang
38 Apakah liburan Anda lebih bersifat pendidikan ketimbang hiburan (misalnya lebih suka melihat monumen dibanding pergi ke pantai?
Selalu Sering Kadang2 Jarang
39 Apakah Anda senang belajar selama masa karir Anda? Selalu Sering Kadang2 Jarang
40 Apakah Anda senang berderma? Selalu Sering Kadang2 Jarang
41 Seberapa sering Anda travel untuk liburan? > 5 kali Beberapa kali Sekali Tak pernah
42 Apakah Anda lebih menyukai perjalanan wisata yang avonturir? Selalu Sering Kadang2 Jarang
43 Apakah Anda bisa menghadapi kritik negatif? Sangat bisa Seringnya bisa Kadang2 Jarang
44 Apakah tujuan utama Anda menafkahi keluarga? Ya Ya, bersama penghasilan pasangan hidup saya
Tidak juga
45 Apakah Anda merencanakan untuk tinggal bersama keluarga seumur hidup Anda?
Tentu saja
Maunya sih begitu, tapi kadang2 tidak bisa seperti itu
Tidak juga
46 Apakah Anda merencanakan untuk atau sudah mengikuti jejak karir orang tua Anda?
Ya Mungkin juga Tidak juga
47 Apakah keberhasilan Anda untuk membuktikan kepada orang yang tidak mempercayai Anda bahwa dugaan mereka adalah salah?
Ya Ya tapi hanya untuk saya saja
Keberhasilan saya tak ada hubungannya dengan
orang lain
48 Apakah Anda senang menantang diri Anda sendiri (pekerjaan yang baru atau sulit, perjalanan yang mendebarkan)?
Selalu Sering Kadang2 Jarang
49 Apakah Anda bisa menerima perintah dari orang lain? Selalu Sering Kadang2 Jarang
50 Apakah Anda senang mengatur jadwal Anda sendiri? Selalu Sering Kadang2 Jarang
51 Apakah Anda bisa menerima kekalahan atau kesalahan? Selalu Sering Kadang2 Jarang
52 Apakah Anda mau menerima bantuan dari orang lain? Selalu Sering Kadang2 Jarang
Kategorikan jawaban-jawaban Anda pada 52 pertanyaan di atas ke dalam 14 hal berikut
ini. Anda tidak perlu cemas bila yang Anda cari kategorinya tidak tersedia di sini, karena kuis ini
hanya didasarkan pada satu sumber saja. Sumber lainnya dapat dicari di internet.
1. Kekuasaan Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 1 – 4, 21 dan 52
2. Gaya hidup Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 5 – 7
3. Kreativitas Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 8 – 11 dan 48
4. Status Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 12 – 20
5. Pengakuan dan/atau penghargaan Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 20 – 24
6. Stabilitas Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 25 – 28
7. Kemewahan dan/atau Kompensasi Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 20 dan 29 – 31
8. Lokasi Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 32 – 35
9. Intelektualisme Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 36 – 39
10. Sumbangan atau amal Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 40
11. Travel Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 41 – 42
12. Perbaikan diri Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 43 dan 51 – 52
13. Keluarga Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 44 – 46
14. Independensi Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 47 – 52
top related