material cetak elastis
Post on 06-Dec-2015
89 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Referensi:
1. Rosentiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary Fixed Prosthodontics. 4 th
ed. Louis:Mosby Inc 2006
2. Diktat Kuliah Prosthodonsia, Tahun 2003.
3. Anusavice. Phillip’s science of Dental Meterials. 12th Ed. Saunders. 2013.
4. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37911/4/Chapter%20II.pdf
I. Alat dan Material Pembuatan Model Studi1,2
Tujuan dari pembuatan model studi adalah untuk menganalisis kontur
jaringan keras dan lunak. Mode studi memberikan informasi tentang ruang yang
dapat ditempati oleh gigi tiruan lepasan, evaluasi jaringan keras yang tersisia, dan
mengindikasikan diperlukannya restorasi pada satu/dua gigi yang tersisa. Selain itu
dapat juga untuk mengindikasikan perlunya pembedahan eksotosis, frena prominent,
dan undercut jaringan lunak. Setelah pengamatan pada model studi, desain
perawatan yang akan dilakukan digambarkan langsung pada model studi.
Pencetakan model studi menggunakan bahan hydrocolloid irreversible yaitu
alginat. alginat dipilih karena merupakan bahan yang memiliki tingkat keakuratan
yang tinggi dan penggunaan yang mudah. Setelah didapatkan hasil cetak yang baik
maka tahapan selanjutnya adalah pengecoran. Pada pengecoran model studi, perlu
diingat bahwa tujuan dari penggunaan model studi adalah untuk analisis dan desain
preparasi. Oleh karena itu, material cor yang digunakan tidak perlu berkekuatan
tinggi: DENTAL PLASTER (Gipsum tipe II).
Tingkat kekerasan permukaan stone cast secara langsung bergantung pada
compressive strength yang dipengaruhi oleh perbandingan W:P. Seluruh produk
gipsum, baik dental plaster maupun dental stone, hanya membutuhkan 18,61 ml air
untuk bereaksi dengan 100 g bubuk, membentuk calcium sulfate dihydrate. Sisa air
yang tidak bereaksi akan menempati ruang pada cast. Oleh karena itu, air dalam
jumlah kecil dapat menurunkan kekuatan gips secara signifikan. Contohnya, jika 30
ml (dari yang seharusnya 27 ml) air dicampurkan pada 100 g dental stone tipe III,
maka kekuatan akan berkurang dari 4500 ke 3000 psi.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kegagalan dalam mencetakEfek Alginat
Bahan cetak berbutir a. Pengadukan tidak tepatb. Pengadukan terlalu lamac. Gelasi berlebihand. Perbandingan air dengan bubuk terlalu
rendah
Robek a. Bahan cetak tidak cukup tebalb. Kontaminasi uap airc. Cetakan terlalu cepat dikeluarkan dari rongga
mulutd. Pengadukan terlalu lama
Gelembung eksternal a. Gelasi berlebihanb. Masuknya udara selama pengadukan
Lubang kosong Adanya air atau debris pada jaringan
Model berkapur a. Pembersihan cetakan tidak sempurnab. Model terlalu lama dikeluarkan dari cetakan
Distorsi a. Cetakan tidak langsung diisib. Bergeraknya sendok cetak saat proses gelasic. Pengeluaran dari mulut tidak benard. Sendok cetak terlalu lam dalam mulut
II. Alat dan Material Pembuatan Model Kerja
Model kerja merupakan replika dari struktur rongga mulut yang digunakan
sebagai media pembuatan gigi tiruan.
1. Material cetak elastis
Ada banyak macam material yang digunakan untuk menghasilkan cetakan
negatif yang presisi dari jaringan lunak maupun jaringan keras. Berdasarkan
setting dan elastisitasnya material cetak dibagi menjadi irreversible dan
reversible serta rigid dan elastic3
Sumber: Anusavice. Phillip’s science of Dental Meterials. 12th Ed. Saunders. 2013.
Sedangkan berdasarkan urutan perkembangan sejarahnya mereka dibagi menjadi1
1. Reversible hydrocolloid
2. Polysulfide polymer
3. Condensation silicone
4. Polyether
5. Addition silicone
Setiap material memiliki sifat yang berbeda. Namun jika di manipulasi dengan
baik, mereka dapat menghasilkan akurasi pencetakan dengan detail baik yang
berperan dalam dalam pencetakan protesa cekat.
sumber : Rosentiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary Fixed Prosthodontics. 4 th ed.
Louis:Mosby Inc 2006
jika kita ingin menyimpan hasil cetakan kita terlebih dahulu sebelum cast dibuat,
kita bisa memilih polyether dan addition silicon karena mereka memiliki sifat
dimensional stability dalam jangka waktu yang panjang.
A. Reversible hydrocolloid1 (Agar hydrocolloid)
Reversible hydrocolloid dibuat dari bahan alami rumput laut. Jika di hasil cetakan
menggunakan hydrocolloid langsung di cor, akan menghasilkan akurasi
dimencsional yang sangat baik dan detail permukaan yang dapat diterima. Pada
temperature yang tinggi bentuknya dapat berubah dari gel ke sol. Perubahan ini
reversible sehingga ketika material mendingin bentuk sol yang kental berubah
menjadi gel yang elastis. Perubahan dari gel ke sol adalah pada 99°C namun tetap
dalam kondisi sol pada 50°C. Reversible hydrocolloid disuplai dalam beberapa
tingkat visoksitas. Secara general, material heavy-bodied tray digunakan bersama
dengan material yang viskositasnya lebih rendah (dalam bentuk suntikan). Material
ini kurang stabil karena air dapat dengan mudah diserap/dilepas.
sumber : Rosentiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary Fixed Prosthodontics. 4 th ed.
Louis:Mosby Inc 2006
B. Polysulfide polymer1
Polysulfide biasanya dikenal sebagai rubber base. Material ini memiliki
dimensional stability dan tear strength lebih baik dibandingkan hydrocolloid.
Namun pengecoran model harus dilakukan sebelum 1 jam karena dapat terjadi
perubahan dimensional yang signifikan. Ada sedikit kontraksi dari polysulfide saat
polimerisasi namun efek tersebut dapat diminimalisir dengan custom impression
tray. Secara general, teknik double-mix digunakan dengan heavy-bodied tray
material dan less viscous syringe material. Polimerisasi ini membentuk ikatan
kimia yang menghasilkan kekuatan yang adekuat. Tear resistance yang tinggi dan
sifat elastis yang ditingkatkan memudahkan untuk membuat cetakan di area
sulkular dan pinholes. Walaupun material ini merupakan elastomer yang paling
tidak mahal, material ini tidak disukai pasien karena memiliki bau yang tidak enak
(sulfide) dan waktu setting yang lama (sekitar 10 menit). Selain itu, kelembaban
serta temperature yang tinggi dapat mempercepat working time sehingga
polimerasi berlangsung bahkan sebelum material dimasukkan ke dalam mulut dan
mengakibatkan distorsi. Material yang belum terpolimerisasi sangat lengket dan
meninggalkan noda di baju.
sumber : Rosentiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary Fixed Prosthodontics. 4 th ed.
Louis:Mosby Inc 2006
C. Condensation silicone1
Kelemahan polysulfide telah di perbaiki oleh material ini, yaitu hilangnya bau
yang tidak sedap serta warna yang bisa dipigmentasi menjadi warna apapapun.
Namun dimensional stability condensation silicone tidak sebaik polysulfide namun
lebih baik daripada reversible hydrocolloid. Keuntungan dari silicione adalah
waktu setting time yang relative lebih cepat (6-8 menit). Oleh karena itu pasien
lebih memilih condensation silicone dibandingkan polysulfide. Selain itu
condensation silicone tidak begitu terpengaruh oleh tingginya kelembaban serta
temperature ruangan. Kekurangan utama silicone adalah karakteristik wetting yang
buruk, sehingga material ini bersifat hidrofobik. Oleh karena itu gigi yang telah
dipreparasi serta sulkus gingival haruslah bebas dari kelembaban sehingga dapat
tercapat cetakan yang baik dan terhindar dari kecacatan. Penuangan tanpa
menyebabkan terperangkapnya gelembung-gelembung udara juga sangat sulit
sehingga dibutuhkan surfaktan. Material silicon juga tersedia dalam beberapa
macam viskositas. Silicone dan polysulfide memiliki dimensional stability akibat
polimerisasi. Keduanya adalah polimer kondensasi yang menghasilkan produk
sampingan berupa air dan alcohol. Penguapan ini menyebabkan kontraksi dimensi.
sumber : Rosentiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary Fixed Prosthodontics. 4 th ed.
Louis:Mosby Inc 2006
D. Polyether1
Polyether memiliki mekansime polimerisasi yang berbeda dengan elastomer lain.
Saat polimerisasi tidak ada produk sampingan yang terbentuk sehingga
dimensional stability nya sangat baik. Selain itu polymerization shrinkagenya juga
rendah. Namun, thermal expansion polyether lebih besar dari polysulfide. Dengan
tingginya dimensional stability, cast yang akurat dapat terbentuk jika material di
cor lebih dari sehari setelah pencetakan. Hal ini sangat menguntungkan jika
cetakan tidak bisa langsung di cor. Kelebihan lain dari polyether adalah waktu
setting time didalam mulut yang cepat (sekitar 5 menit – setengah dari waktu
setting polysulfide) oleh karena alasan-alasan tersebut polyether banyak digunakan
di praktik kedokteran gigi. Namun, polyether memiliki beberapa kerugian,
antaralain kekakuan material yang menjadi masalah ketika stone cast dipisahkan
dari cetakan. Gigi tunggal yang tipis rentan patah kecuali praktisi mampu melepas
dengan hati-hati. Polyether harus disimpan ditempat yang kering karena mampu
menyerap kelembaban dan menyebabkan dimensional change. Ada beberapa
laporan kasus pada keadaan oral seperti gatal, dan rasa terbakar pada rongga mulut,
oleh karena itu penting bagi dokter gigi untuk menanyakan terlebih dahulu apakah
pasien alergi terhadap polyether.
sumber : Rosentiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary Fixed Prosthodontics. 4 th ed.
Louis:Mosby Inc 2006
E. Addition silicone1
Material ini juga dikenal sebagai poly(vinyl siloxane). Material ini memiliki
kemiripan dengan condensation silicone kecuali material ini memiliki dimensional
stability yang lebih baik (ekuivalen dengan polyether polymer) tibahkan bertahan
sampai satu minggu dan working time yang dipengaruhi oleh temperature. Material
yang telah set lebih tidak rigid dibandingkan polyether namun lebih kaku daripada
polysulfide. Memiliki sifat hidrofobik dan dapat berekspansi ketika berkontak
dengan kelembaban.
sumber : Rosentiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary Fixed
Prosthodontics. 4th ed. Louis:Mosby Inc 2006
2. Sendok Cetak
Pemilihan material bahan cetak mempengaruhi pemilihan tray. Reversible
hydrocolloid membutuhkan water-cooled trays, dimana irreversible
hydrocolloid dan material cetak elastomer untuk kasus GTC menggunakan
prefabricated impression tray. Custom tray dibuat untuk khusus untuk pasien
dengan bantuan diagnostic cast / model studi1.
A. Stock Tray2
Stock tray merupakan sendok cetak yang dibuat oleh pabrik dengan
bahan logam/ aluminium atau plastic dan memiliki beberapa ukuran.
Dalam mencetak rahang bergigi, digunakan stock tray dengan dasar
bersudut, sementara untuk rahang tidak bergigi (edentulous),
digunakan stock tray dengan dasar agak membulat. Stock tray
menyediakan retensi untuk bahan cetak berupa lubang dan bagian tepi
yang memiliki undercut atau lekukan.
Terdapat beberapa syarat yang harus dimiliki sendok cetak, yaitu:
o Jarak tepi sendok cetak kearah bukal atau lingual gigi sebesar
0,5 cm
o Panjang tray kearah distal pada rahang bawah sampai dengan
retromolar pad, sementara pada rahang atas sampai dengan
tuberositas maksila dan batas palatum molle
o Terdapat retensi untuk bahan cetak
o Tinggi sendok cetak sesuai dengan kedalaman vestibulum dan
gigi.
Indikasi stock tray adalah untuk mendapatkan study model, untuk
mendapatkan model pendahuluan yang akan digunakan dalam
pembuatan sendok cetak perseorangan, dan untuk mendapatkan study
model pada kasus klas III dan IV klasifikasi Kennedy dengan sadel
yang pendek.
B. Custom Tray2
Custom tray merupakan sendok cetak yang dibuat sesuai dengan
ukuran rahang pasien dengan menggunakan akrilik, shellac, dan
compound (stents). Tujuan penggunaan custom tray adalah untuk
mendapatkan hasil cetakan akurat pada daerah tepi sendok cetak, yaitu
daerah vestibulum, frenulum dan retromylohyoid.
Terdapat batas-batas custom tray, yaitu:
o Daerah posterior: batas palatum durum dan molle serta
menutupi daerah tuberositas maksila pada rahang atas, dan
retromolar pad pada rahang bawah.
o Daerah bukal/ labial: batas muccogingival junction dan tidak
boleh menutupi frenulum.
o Daerah lingual: batas dasar mulut di lingual atau
retromylohyoid.
Berikut adalah cara-cara membuat sendok cetak perseorangan:
1) Lakukan pencetakan rahang dengan sendok cetak anatomis (stock
tray)
2) Buat model dari hasil pencetakan tersebut kemudian gambar batas
sendok cetak pada model.
3) Tutupi gigi dan bagian labial/ bukal pada model yang memiliki
undercut dengan wax setebal kurang lebih 2 mm.
4) Lapisi permukaan model dengan bahan separasi, yaitu CMS pada
pembuatan dengan bahan akrilik dan tidak perlu dilapisi pada
pembuatan dengan bahan shellac.
5) Siapkan bahan cetak kemudian letakkan selapis tipis bahan cetak
setebal 1-2 mm diseluruh permukaan model sampai batas yang
telah digambar sebelumnya.
6) Buat pegangan sendok cetak kemudian lakukan pencobaan sedok
cetak pada mulut pasien. Jika sendok cetak sudah sesuai dengan
mulut pasien, lubangi sendok cetak untuk dijadikan retensi untuk
bahan cetak.
sumber : Rosentiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary Fixed
Prosthodontics. 4th ed. Louis:Mosby Inc 2006
3. Pembuatan Cetakan gigi
MATERIAL ELASTOMER
a. Step-by-step procedure
Kombinasi Heavy body-light body combination
1. Evaluasi custom tray
2. Gunakan tray adhesive untunk extend bebrapa millimeter ke
permukaan luar tray
3. Isolasi gigi abutment dan pasang gingival displacement cord pada
sulkus
4. Pada pad yang terpisah (1 untuk tray dan 1 untuk syringe
material) keluarkan base dan akselerator dalam jumlah yang
sama. ketika mencampur polysulfide polimer, ambil katalis
coklat terlebih dahulu sebelum material white base karena base
akan menempel pada spatula dan menyulitkan proses
pencampuran katalis.
5. Campurkan kedua pasta. Posisikan spatula dalam keadaan
vertical lalu lama kelamaan posisikan dalam posisi horizontal
hingga kedua pasta tercampur dengan baik. Bersihkan spatula
lalu lanjutkan pencampuran sampai kurang lebih 10 detik untuk
memastikan bahan sudah tercampur dengan baik
6. Masukkan bahan yang telah tercampur ke syringe
7. Sembari melakukan step 5-9 minta bantuan asisten untuk
manipulasi heavy-bodied material dan masukkan ke custom tray.
8. Lepas displacement cord dan keringkan preparasi dengan udara.
9. Letakkan tip syringe hingga menyentuh ujung margin gingiva
dan suntikkan material. Tip harus dimasukkan ke embrasure
distal terlebih dahulu, hal ini menghindari mengalirnya material
ke preparasi dan menjebak gelembung udara. Ketika seluruh
margin dan permukaan aksial telah tertutupi, material ditiupkan
dengan hati-hati dengan udara untuk menghindari polymerization
shrinkage.
10. Aplikasikan material lebih banyak pada space edentulous, lingual
conocavities, dari gigi anterior, permukaan oklusal untuk
meningkatkan keakuratan.
11. Masukkan custom tray dan pertahankan posisinya hingga
polimerisasi selesai dan material mengeras ( 6-12 menit
tergantung material)
sumber : Rosentiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary Fixed
Prosthodontics. 4th ed. Louis:Mosby Inc 2006
Single mix technique
Proses pencampuran single mix technique pada dasarnya sama dengan
heavy body-light body technique, namun sesuai namanya hanya satu
campuran yang digunakan untuk dimasukkan ke syringe dan tray.
Auto mix technique
Material cetak yang menggunakan teknik ini sudah di prepackage oleh
pabrik di cartridge dan disertakan disposable mixing tip. Cartridge diisi di
dalam alat yang mirip seperti pistol dan base serta katalis muncul keluar di
ujung tip, dimana proses pencampuran terjadi saat proses material berjalan
ke ujung tube. Selain auto mix technique ada pula machine mix technique
dimana material dicampur dengan bantuan mesin.
sumber : Rosentiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary Fixed
Prosthodontics. 4th ed. Louis:Mosby Inc 2006
b. Evaluasi
Hasil cetakan harus dilihat akurasinya, apabila ada gelembung hasil
cetakan harus dibuang dan di ulang. Semua detail harus tercetak dengan
baik. Jika sudah tercetak dengan baik, hasil cetakan bisa di desinfektan
dan dicor.
REVERSIBLE HYDROCOLLOID
a. Step-by-step procedure
1. Pilih water-cooled impression tray dengan ukuran yang pas.
Sebaiknya gunakan size paling besar yang bias diterima pasien
untuk memaksimalkan akurasi
2. Pasang prefabricated stops disebelah bagian posterior dari tray untuk
mencegah pencetakan yang terlalu jauh dan menambah retensi
3. Retraksi gingiva
4. Isi tray dengan heavy-bodied material dari storage bath. Tambah
material wash ke permukaan tray di area gigi yang di preparasi lalu
masukkan ke tempering bath.
5. Lepas cord dari sulcus dan alirkan sulcus dengan air hangat
6. Keluarkan tray dari tempering bath dan masukkan kedalam mulut
pasien dan cetak.
7. Setelah setting, lepaskan tray dengan gerakan yang cepat, bersihkan
dengan air dengan suhu ruangan dan desinfektankan. Lakukan
evaluasi
8. Jika cetakan sudah baik, secepatnya cor dengan stone tipe IV dan V.
b. Evaluasi
Evaluasi hasil cetakan reversible hydrocolloid di evaluasi seperti
polysulfide polimer.
sumber : Rosentiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary Fixed
Prosthodontics. 4th ed. Louis:Mosby Inc 2006
CLOSED MOUTH IMPRESSION TECHNIQUE
Teknik ini juga biasa disebut dual-arch / triple tray technique. Sangat populer
untuk membuat cetakan single units dan restorasi yang tidak mahal. Cetakan
dibuat saat kondisi maksimum intercuspation dengan high-viscosity polyether
atau polyvinylsiloxane.
a. Step-by-step procedure
1. Pilih tray. Pastikan pasien dapat menutup gigi dalam kondisi
maksimal intercuspation.
2. Gunakan adhesive pada dinding tray. Isi kedua sisi closed-mouth
tray dengan high-viscosity elastomeric impression material
3. Lepas cord gingiva, dan dengan syringe masukkan cetakan pada
area-area yang kritis
4. Masukkan tray pada posisi yang pas lalu instruksikan pasien untuk
mengigit dalam keadaan maximum intercuspation
5. Setelah setting keluarkan cetakan.
b. Evaluasi
Evaluasi akurasi dan detail gigi dan jaringan sekitarnya.
sumber : Rosentiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary Fixed
Prosthodontics. 4th ed. Louis:Mosby Inc 2006
MATERIAL PENGISI HASIL CETAKAN
Material gipsum terdiri dari 5 tipe:
Tipe I : Impression plaster
Tipe II : Dental plaster
Tipe III : Dental stone
Tipe IV: Dental stone high strength
Tipe V: Dental stone high strength high expansion
Namun Gipsum yang paling tepat untuk membuat model studi adalah Gps Tipe IV
yaitu Dental stone high strength.
Gips Tipe IV – Die Stone : High Strength
Gips tipe IV dihasilkan dengan memanaskan gips kedalam 30% cairan CaCl2
pada suhu 120-130 derajat celcius yang terkandung didalamnya sehingga dihasilkan
senyawa α-hemihidrat yang lebih padat, lebih besar dan lebih kuboidal daripada gips
tipe III. Pada pencampuran gips tipe IV ini penggunaan air lebih sedikit dibandingkan
dengan gips tipe III sehingga kekerasan gips ini lebih besar dari gips tipe III4. Secara
keseluruhan gips ini memiliki sifat yang kuat, tahan terhadap abrasi (karena
ditambahkan zat pengeras) dan ekspansi yang minimal. Biasanya berwarna biru,
kuning, merah.
top related