materi tentang tablet
Post on 08-Aug-2015
418 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
1.1 PENGERTIAN TABLET
TABLET (MENURUT FI III)
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau
sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau
tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang,
zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok.
TABLET MENURUT U.S.P
Ttablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan aditif yang sesuai.
TABLET (MENURUT FI IV)
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan
metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa.
Tablet merupakan bentuk sediaan farmasi yang paling banyak tantangannya didalam mendesain dan
membuatnya. Misalnya kesukaran untuk memperoleh bioavailabilitas penuh dan dapat dipercaya dari obat
yang sukar dibasahi dan melarutkannya lambat, begitu juga kesukaran untuk mendapatkan kekompakan
kahesi yang baik dari zat amorf atau gumpalan. Namun demikian, walaupun obat tersebut baik kempanya,
melarutnya, dan tidak mempunyai masalah bioavailabilitas, mendesain dan memproduksi obat itu masih
penuh tantangan, sebab masih banyak tujuan bersaing dari bentuk sediaan ini.
Bentuk sediaan obat dapat digolongkan menjadi 3 macam
1. Bentuk sedian padat,pulvis,tablet,kapsul.
2. Bentuk sediaan cair,sirup,emulsi,suspensi
3. Bentuk sedian semi padat,salep,crem,jel,pasta.
Factor yang diperhatikan dalam pemilihan bentuk sediaan obat
1. Bioavailabilitas
2. Tujuan penggunaan obat tersebut.
Fakator yang harus diperhatikan dalam formulasi tablet
1. Kerapatan serbuk
2. Daya adhesi dan kohesi serbuk
3. Daya mengalir serbuk,untuk memperbaharui daya alir serbuk dengan cara
Memperbesar ukurabn rata- rat partikel
Membentuk partikel yang bulat
Menambah glidan/pelincir
4. Polimorfisma serbuk
1.2. Ukuran Tablet
Menurut R. Voigt
1
- garis tengah pada umumnya 15-17 mm
- bobot tablet pada umunya 0,1 g-1g
Menurut Lachman
- tablet oral biasanya berukuran 3/16-1/2 inci
- berat tablet berkisar antara 120-700 mg ≥ 800 mg
- diameternya 1/4-7/6 inci
Menurut Dom Martin
- 1/8-1 1/5 inci
Menurut FI III
- kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 kali
tebal tablet
1.3 Kriteria Tablet
Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan
harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil
keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik atau mekanik
keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan
harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan
bebas dari kerusakan fisik
stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan
zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu
tablet memenuhi persyaratan Farmakope yang berlaku
1.4 Kegunaan Tablet
Untuk pengobatan lokal
- tablet untuk vagina, digunakan sebagai anti infeksi, anti fungi, hormon lokal
- tablet untuk mulut dan tenggorokan
Untuk pengobatan sistemik
- tablet langsung ditelan
- tablet buccal : antara gigi dan gusi
- tablet sublingual : di bawah lidah
- tablet implantasi : di bawah kulit badan
1.5 Komposisi Tablet
2
a. Zat pengikat(binder)
Dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak,dapat merekat.Biasanya yang digunakan adalah
mucilago Gummi Arabici 10 -20 %(panas solutio Mythylcellulosum 5%).
b. Zat penghancur(disinterogator)
Dimaksudkan agar tablet dapat hancur dalam perut.Biasanya yang digunakan adalah amilum
manihot kering,gelatinum,agar – agar, natrium alginat.
c. Zat pelicin(lubricant)
Dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada cetakan(matrys).Biasanya digunakan talkum 5
%,Magnesium stearas,Acidum Stearicum.
d. Zat pengisi (diluent)
Dimaksudkan untuk memperbesar volume tablet.biasanya digunakan Saccharum lactis,Amylum
manihot,calcii phospas,calcii carbonas dan zat lain yang cocok.
e. Zat penyalut
Untuk maksud dan tujuan tertentu tablet disalut dengan zat penyalut yang cocok,biasanya
berwarna atau tidak.
Tablet bersalut gula (sugar coating)
Tablet ini sering disebut dragee.Menggunakan penyalut larutan gula.
Tablet bersalut kempa (press coating)
Sering disebut tablet dalam tablet.menggunakan granul halus kering yang dikempa
di sekitar tablet ini.
Tablet bersalut selaput (film coating)
Tablet ini dilapisi selaput tipis dengan zat penyalut yang dikenakan atau disemprotkan pada
tablet.
Tablet bersalut enterik (enteric coating)
Mengunakan campuran serbuk lilin karnauba atau asam stearat dan serabut tumbuh – tumbuhan
dari agar – agar atau kulit pohon elm.
SYARAT TABLET
3
a. Memenuhi keseragaman ukuran
b. Memenuhi keseragaman bobot
c. Memenuhi waktu hancur
d. Memenuhi keseragaman isi zat berkhasiat
e. Memenuhi waktu larut (dissolution test)
KEUNGGULAN TABLET
a) Lebih stabil disbanding bentuk sediaan lain.
b) mudah penyimpanannya dan dapat dibawa kemana-mana
c) lebih mudah menelan tablet daripada puyer (sebagian besar orang)
d) tablet mengandung zat aktip yang merata.
e) Rasa dan bau yang tidak enak dapat ditutupi dengan menalut.
f) Pelepasan zat aktif dapat diatur
g) Dapat dibuat secara besar-besaran
h) Cara pakai mudah.
KERUGIAN TABLET
a) komposisi dan dosis belum tentu sesuai kebutuhan penderita
b) proses pembuatan cukup rumit karena tergantung sifar zat aktif dan zat tambahan.
c) Susah diberikan pada pasien yang tidak dapat menelan tablet
d) Tidak dapat digunakan pada bayi.
JENIS SEDIAAN TABLET
Berdasarkan prinsip pembuatan, tablet terdiri atas :
1. Tablet Kempa
Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul
menggunakan pons atau cetakan baja.
2. Tablet Cetak
4
Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah pada lubang
cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal yang terbentuk selama
pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan yang diberikan.
Berdasarkan tujuan penggunaan, tablet terdiri atas :
1. Tablet Kempa Tujuan Saluran Pencernaan
a. Tablet Konvensional Biasa
Tablet yang dibuat atau dikempa dengan siklus kompresi tunggal yang biasanya terdiri
dari zat aktif sendiri atau kombinasi dengan bahan eksipien seperti :
- pengisi (memberi bentuk) : laktosa
- pengikat (memberi adhesivitas atau kelekatan saat bertemu saluran cerna) : amylum,
gelatin, tragakan
- desintegrator (mempermudah hancurnya tablet)
b. Tablet Kempa Multi atau Kempa Ganda
Adalah tablet konvensional yang dikompresi lebih dari satu siklus kompresi tunggal
sehingga tablet akhir tersebut terdiri atas dua atau lebih lapisan. Disebut juga sebagai
tablet berlapis. Keuntungannya dapt memisahkan zat aktif yang inkompatibel (tidak
tersatukan).
c. Tablet Lepas Lambat
Tablet yang pelepasan zat aktifnya dimodifikasi sehingga tablet tersebut melepaskan dosis
awal yang cukup untuk efek terapi yang kemudian disusul dengan dosis pemeliharaan
sehingga jumlah zat aktif atau konsentrasi zat aktif dalam darah cukup untuk beberapa
waktu tertentu (misal tablet lepas lambat 6 jam, 12 jam, dsb).
d. Tablet Lepas Tunda (Tablet Salut Enterik)
Adalah tablet yang dikempa yang disalut dengan suatu zat yang tahan terhadap cairan
lambung, reaksi asam, tetapi terlarut dalam usus halus yang pelepasan zat aktifnya
terkendali pada waktu-waktu tertentu.
e. Tablet Salut Gula
Adalah tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapis lapisan gula baik berwarna
maupun tidak. Tujuannya untuk melindungi zat aktif terhadap lingkungan udara (O2,
kelembaban), menutup rasa dan bau tidak enak, menaikkan penampilan tablet.
f. Tablet Salut Film
5
Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, berwarna atau tidak dari bahan polimer yang
larut dalam air yang hancur cepat di dalam saluran cerna. Penyalutan tidak perlu berkali-
kali.
g. Tablet Effervesen
Tablet kempa jika berkontak dengan air menjadi berbuih karena mengeluarkan CO2.
Tablet ini harus dilarutkan dalam air baru diminum.
h. Tabel Kunyah
Tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien yang harus dikunyah sebelum
ditelan.
2. Tablet Kempa Digunakan dalam Rongga Mulut
a. Tablet Bukal
Tablet kempa biasa berbentuk oval yang ditempatkan diantara gusi dan pipi. Biasanya
keras dan berisis hormon. Bekerja sistemik, tererosi atau terdisolusi di tempat tersebut
dalam waktu yang lama (secara perlahan).
b. Tablet Sublingual
Tablet kempa berbentuk pipih yang diletakkan di bawah lidah, berisi nitrogliserin.
Biasanya untuk obat penyempitan pembuluh darah ke jantung (angina pectoris) sehingga
harus cepat terlarut agar dapat segera memberi efek terapi. Diabsorbsi oleh selaput lendir
di bawah lidah.
c. Tablet Hisat atau Lozenges
Tablet yang mengandung zat aktif dan zat-zat penawar rasa dan bau, dimaksudkan untuk
disolusi lambat dalam mulut untuk tujuan lokal pada selaput lendir mulut.
d. Dental Cones (Kerucut Gigi)
Yaitu suatu bentuk tablet yang cukup kecil, dirancang untuk ditempatkan di dalam akar
gigi yang kosong setelah pencabutan gigi. Tujuannya biasanya untuk mencegah
berkembangbiaknya bakteri di tempat yang kosong tadi dengan menggunakan suatu
6
senyawa anti bakteri yang dilepaskan secara perlahan-lahan, atau untuk mengurangi
pendarahan dengan melepaskan suatu astringen atau koagulan.
3. Tablet Kempa Digunakan melalui Liang Tubuh
a. Tablet Rektal
Tablet kempa yang mengandung zat aktif yang digunakan secara rektal (dubur) yang
tujuannya untuk kerja lokal atau sistemik.
b. Tablet Vaginal
Tablet kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan dalam vagina yang di
dalamnya terjadi disolusi dan melepaskan zat aktifnya. Biasanya mengandung antiseptik,
astringen. Digunakan untuk infeksi lokal dalam vagina dan mungkin juga untuk pemberian
steroid dalam pengobatan sistemik.
4. Tablet Kempa untuk Implantasi
Tablet implantasi atau pelet dibuat berdasarkan teknik aseptik, mesin tablet harus steril.
Dimaksudkan untuk implantasi subkutan (untuk KB, mencegah kehamilan).
5. Tablet Cetak untuk Penggunaan Lain
a. Tablet Triturat untuk Dispensing
Adalah tablet yang dihaluskan dulu atau disiapkan untuk penggunaan tertentu. Tablet
kempa atau cetak berbentuk kecil umumnya silindris digunakan untuk memberikan jumlah
zat aktif terukur yang tepat untuk peracikan obat (FI IV). Digunakan sebagai tablet
sublingual atau dilepaskan di atas lidah dan ditelan dengan air minum.
b. Tablet Hipodermik
Tablet cetak atau kempa yang dibuat dari bahan mudah larut atau melarut sempurna dalam
air. Umumnya digunakan untuk membuat sediaan injeksi steril dalam ampul dengan
menambahkan pelarut steril (FI IV)
c. Tablet Dispending
Tablet yang digunakan oleh apoteker dalam meracik bentuk sediaan padat atau cair.
Dimaksudkan untuk ditambahkan ke dalam air dengan volume tertentu, oleh ahli farmasi
atau konsumen, untuk mendapatkan suatu larutan obat dengan konsentrasi tertentu.
FORMULA UMUM TABLET
7
Zat Aktif
Secara luas obat atau bahan aktif yang diberikan secara oral dalam bentuk tablet dikelompokkan
menjadi :
a. Zat Aktif Tidak Larut Air (Insoluble Drugs)
Zat ini cenderung digunakan untuk memberikan efek lokal pada saluran pencernaan (seperti
antasida dan adsorben). Oleh karena zat tidak larut air umumnya dipengaruhi oleh fenomena
permukaan, maka jika bekerja menggunakan zat ini, sangatlah penting memperhatikan
kemampuan redispersi bahan obat dari sediaan menghasilkan ukuran partikel yang halus dan luas
permukaan yang tinggi. Dengan demikian efek formulasi, granulasi, dan pencetakan terhadap sifat
permukaan dari bahan dan kemampuan memperbaiki sifat bahan dalam saluran cerna dengan sifat
permukaan optimum merupakan faktor kritis.
b. Zat Aktif Larut Air (Suluble Drugs)
Zat ini cenderung digunakan untuk memberikan efek sistemik dengan terdisolusi dan terabsorpsi
pada usus. Dalam hal obat diharapkan dengan memberikan efek sistemik, rancangan bentuk
sediaan harus cepat terdisintegrasi dan terlarut. Kemampuan ini dapat menjadi faktor kritis atau
tidak, bergantung pada kemampuan terlarutnya di daerah saluran cerna tempat bahan tersebut
diabsorpsi.
Eksipien (Bahan Pembantu)
Eksipien adalah zat yang bersifat inert secara farmakologi yang digunakan sebagai zat
pembantu dalam formulasi tablet untuk memperbaiki sifat zat aktif, membentuk tablet dan
mempermudah teknologi pembuatan tablet. Eksipien harus memiliki kriteria sebagai berikut :
tidak toksik (memenuhi persyaratan peraturan di setiap negara)
tersedia secara komersial dengan mutu yang dapat diterima oleh semua negara
tempat produk tersebut dikembangkan
harga relatif murah
tidak kontraindikasi dalam suatu golongan populasi, inert secara fisiologis, stabil secara fisika
dan kimia baik tersendiri maupun dalam kombinasi dengan zat aktif
bebas dari kandungan bakteri patogen
kompatibel dengan zat warna dan bahan lainnya
dan tidak membawa pengaruh yang buruk terhadap ketersediaan hayati dari zat aktif dalam
sediaan.
8
a. Bahan Pengisi
Pengisi adalah zat yang ditambahkan untuk menyesuaikan bobot dan ukuran tablet jika
dosis zat aktif tidak cukup untuk membuat massa tablet, memperbaiki daya kohesi sehingga tablet
dapat dikempa dengan baik, serta mengatasi masalah kelembaban yang mempengaruhi kestabilan
zat aktif. Jumlah bahan pengisi yang dibutuhkan bervariasi, berkisar 5-80 % dai bobot tablet
(tergantung jumlah zat aktif dan bobot tablet yang diinginkan). Bila bahan aktif berdosis kecil,
sifat tablet (campuran massa yang akan ditablet) secara keseluruhan ditentukan oleh sifat bahan
pengisi.
Massa yang dibutuhkan dalam tablet adalah 0,1-0,8 g, sehingga memungkinkan untuk
dicetak. Pada obat yang berdosis cukup tinggi bahan pengisi tidak diperlukan. Bhan pengisi juga
ditambahkan untuk memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa langsung atau untuk
memicu aliran. Yang umum digunakan adalah pati dan laktosa (Voight, 1995 : 202)
Tabel Macam-macam bahan pengisi tablet
Tidak larut Larut
Kalsium sulfat Laktosa
Kalsium fosfat Sukrosa
Kalsium karbonat Dektrosa
Amilum Mannitol
Modifikasi amilum Sorbitol
Mikrokritalin selulosa
Bahan pengisi yang dapat digunakan untuk kempa langsung disebut filler-binders. Filler-
binders adalah bahan pengisi yang sekaligus memiliki kemampuan meningkatkan daya alir dan
kompaktibilitas massa tablet. Filler-binders digunakan dalam kempa langsung.
b. Pengikat dan Perekat (Binders and Adhesives)
Pengikat atau perekat berfungsi memberi daya adhesi pada massa serbuk pada granulasi
dan kempa langsung serta untuk menambah daya kohesi yang telah ada pada bahan pengisi.
Bahan pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering dan bentuk larutan (lebih efektif).
Beberapa senyawa yang dapat digunakan sebagai pengikat atau perekat antara lain : polimer alam,
contohnya amilum, gom (akasia, tragakan), sorbitol, glukosa, gelatin dan natrium alginat; polimer
sintetik, contohnya derivat selulosa seperti metil selulosa, karboksil metil selulosa (CMC), etil
selulosa (Ethocel) poli metakrilat, polivinil pirolidon (PVP). Salah satu bahan pengikat yang
9
sering digunakan adalah jenis pati dengan konsentrasi 5%-20%. (Voight, 1995 : 174). Pada
granulasi basah, bahan pengikat biasanya ditambahkan dalam bentuk larutan (dibuat solution,
muchilago atau suspensi), namun dapat juga ditambahkan dalam bentuk kering, setelah dicampur
dengan massa yang akan digranul baru ditambahkan pelarut.
c. Penghancur (Disintegran)
Fungsinya untuk memudahkan pecahnya atau hancurnya tablet ketika kontak dengan
cairan pencernaan. Bahan ini dapat menarik air ke dalam tablet, mengembang, dan menyebabkan
tablet pecah menjadi bagian-bagian. Bahan ini sangat menentukan kelarutan obat selanjutnya
sehingga dapat tercapai bioavailabilitas yang diharapkan. (Lachman, 1994 : 702). Bahan
penghancur meliputi tepung jagung dan kentang, turunan amilum seperti amylum glikoat,
senyawa selulosa, dan bahan-bahan lain yang memperbesar atau mengembang dengan adanya
lembab dan mempunyai efek memecahkan atau menghancurkan tablet setelah masuk ke dalam
saluran pencernaan. Amilum digunakan dengan konsentrasi 5% umumnya cocok untuk membantu
penghancuran. (Ansel, 1989 : 263)
d. Bahan Pelincir (Lubrikan)
Lubrikan Murni
Lubrikam murni adalah zat yang digunakan untuk mengurangi gesekan antara granul dengan
dinding cetakan selama pengempaan dan pengeluaran tablet. Lubrikan dapat bekerja dengan dua
mekanisme, yaitu fluid lubrication dan boundary lubrication. Fluid lubrication bekerja dengan
memisahkan kedua permukaan granul dan dinding. Sedangkan boundary lubrication bekerja
karena adanya penempelan dari bagian molekular yang mempunyai rantai karbon panjang.
Berdasarkan kelarutannya dalam air, lubrikan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
- Lubrikan larut air
Lubrikan ini umumnya hanya digunakan jika tablet harus sangat larut air (misalnya tablet
effervesen) dan tergantung dari karakter disolusi yang diinginkan. Beberapa contoh senyawa
yang dapat digolongkan sebagai lubrikan larut air antara lain : natrium benzoat, natrium
asetat, natrium klorida, natrium oleat, natrium lauril sulfat, magnesium lauril sulfat, asam
borat, Karbowax 4000, Karbowax 6000, polietilenglikol.
- Lubrikan tidak larut air
Lubrikan ini lebih efektif daripada yang larut air dan digunakan pada konsentrasi yang lebih
rrendah. Beberapa contoh senyawa yang dapat digolongkan sebagai lubrikan tidak larut air
antara lain : magnesium stearat, kalsium stearat, natrium stearat, asam stearat, talk.
10
Pertimbangan pemilihan lubrikan tergantung pada cara pemakaian, tipe tablet, sifat
disintegrasi dan disolusi yang diinginkan, sifat fisika-kimia serbuk atau granul dan biaya.
Sebagai bahan pelincir yang sangat menonjol adalah talk karena dapat sekaligus memenuhi
ketiga fungsi yaitu sebagai pelincir, anti lengket dan pelicin. Pada umumnya talk ditambahkan
sebanyak 2% ke dalam granulat siap pakai. (Voight, 1995 : 205).
e. Anti Lengket (Antiadheren)
Antiadheren adalah zat yang digunakan untuk mencegah menempelnya massa tablet pada
punch dan untuk mengurangi penempelan pada dinding cetakan. Bahan ini sangat diperlukan
untuk zat-zat yang mudah menempel, seperti vitamin E. Talk, magnesium stearat dan amilum
jagung merupakan material yang memiliki sifat antiadheren yang sangat baik.
Tabel Antiadheren yang biasa digunakan
Jenis Antiadheren Konsentrasi (%b/b)
Talk 1-5
Magnesium stearat < 1
Amilum jagung 3-10
Colloidal silica 0,1-0,5
DL-Leucine 3-10
Natrium lauril sulfat < 1
f. Perbaikan Aliran atau Glidan
Glidants ditambahkan dalam formulais untuk menaikkan atau meningkatkan fluiditas
massa yang akan dikempa, sehingga massa tersebut dapat mengisi die dalam jumlah yang
seragam. Amilum adalah glidan yang paling populer karena disamping dapat berfungsi sebagai
glidan juga sebagai disintegran dengan konsentrasi sampai 10%. Talk lebih baik sebagai glidan
dibandingkan amilum, tetapi dapat menurunkan disintegrasi dan disolusi tablet.
Tablet tipe lubrikan yang biasanya digunakan
Glidants Konsentrasi (%)
11
Logam stearat <1
Asam stearat 1-5
Talk 1-5
Amilum 1-10
Natrium benzoate 2-5
Natrium klorida 5-20
Natrium dan magnesium
lauril sulfat
1-3
PEG 4000 dan 6000 2-5
g. Pembasah (Surfaktan)
Beberapa zat berkhasiat memiliki sifat hidrofob, yaitu sifat yang susah untuk dibasahi. Zat
berkhasiat yang demikian akan menimbulkan masalah dalam waktu hancurnya, oleh karena itu
diperlukan suatu zat pembasah. Zat pembasah membantu mempercepat penetrasi cairan ke dalam
tablet sehingga dapat terjadi kontak antara bahan cairan dengan zat penghancur yang lebih cepat.
h. Penyerapan Cairan (Adsorben)
Adsorben adalah zat yang digunakan untuk menyerap sejumlah besar cairan seperti minyak,
ekstrak cair, dan lelehan eutektik yang dapat terinkoporasi dalam tablet tanpa perubahan zat
tersebut menjadi basah. Beberapa contoh zat yang dapat digolongkan menjadi adsorben antara lain
: siloid, aerosol, tanah liat, kaolin, magnesium silikat, magnesium karbonat, magnesium oksida,
amilum.
i. Zat Tambahan (Adjuvant)
Adjuvan adalah zat tambahan dalam formula sediaan obat yang ditambahkan dalam jumlah
kecil untuk maksud pemberian warna, penawar bau, dan rasa. Contohnya :
Colors dan Pigments
Bahan pewarna tidak mempunyai aktifitas terapeutik, dan tidak dapat meningkatkan
bioavailabilitas atau stabilitas produk, tetapi pewarna ditambahkan ke dalam sediaan tablet
berfungsi untuk menutupi warna obat yang kurang baik, identifikasi produk, dan untuk
membuat suatu produk lebih menarik. akan tetapi penggunaan pewarna yang tidak tepat akan
mempengaruhi mutu produk. Pewarna yang digunakan haruslah pewarna yang diperbolehkan
oleh Undang-undang untuk digunakan sebagai pewarna untuk sediaan obat. bahan pewarna
ada yang larut dalam air dan ada yang tidak larut dalam air. Pewarna ditambahkan dalam
bentuk larutan atau suspensi dalam granulasi basah, tergantung apakah pewarna tersebut larut
12
atau tidak. Penggunaan pewarna yang larut kemungkinan dapat terjadi migrasi zat warna
selama proses pengeringan yang dapat mengakibatkan tidak meratanya warna. Penggunaan
pewarna ynag tidak larut dapat mengurangi resiko interaksi yang kemungkinan terjadi dengan
zat aktif dan bahan tambahan lain. Terhadap tablet yang telah diberi pewarna, sangat penting
untuk dilakukan pengukuran keseragaman warna pengkilapan, serta perubahan warna karena
pengaruh cahaya pada permukaan tablet.
Tabel Jenis pewarna (sintetik yang biasa digunakan)
Pewarna Nama umum
Red 3 Erytrosine
Red 40 Allura red AC
Yellow 5 Tartrazine
Yellow 6 Sunset Yellow
Blue 1 Brilliant Blue
Sweetners dan Flavor
Penambahan pemanis dan pemberi rasa biasanya hanya untuk tablet-tablet kunyah, hisap,
buccal, sublingual, effervesen dan tablet lain yang dimaksudkan untuk hancur atau larut di
mulut.
Tabel beberapa pemanis yang biasa digunakan
Pemanis Alami Pemanis Sintetis atau Buatan
Mannitol Sakarin
Lactosa Siklamat
Sukrosa Aspartame
Dektrosa
PEMBUATAN TABLET.
Tablet dibuat terutama dengan cara kompresi. Sejumlah tertentu dari tablet dibuat dengan mencetak,
secara singkat dapat dikatakan bahwa tablet yang dibuat secara kompresi menggunakan mesin yang mampu
menekan bahan bentuk serbuk atau granul dengan menggunakan berbagai bentuk punch atau ukuran dan die,
alat kompresi tablet merupakan alat beratt dari berbagai kapasitas dipilih sesuai dengan dasar dari jenis
tablet yang akan dibuat serta produksi rata-rata yang diinginkan. Tablet yang dicetak dibuat dengan tangan
atau dengan alat mesin tangan, dengan cara menekan bahan tablet kedalam cetakan, kemudiaan bahan tablet
yang telah terbentuk dikeluarkan dari cetakan dan dibiarkan sampai kering. Dalam pembuatan tablet zat
berkasiat , zat – zat lain ,kecuali zat pelicin dibuat granul(butiran kasar).Karena serbuk yang halus tidak
13
mengisi cetakan dengan baik.maka dibuat granul agar mudah mengalir(free flowing)mengisi cetakan agar
tablet tidak retak (capping).
Pada umumnya tablet kempa dibuat dengan mengempa massa kempa yang mengalir dari corong ke
kisi pengisi lalu ke lubang kempa menjadi massa kompak dan padat. Tablet dibuat sesuai bentuk dan ukuran
pons dan lubang kempa lalu dikempa menghasilkan massa kompak dengan bentuk tertentu. Unit tablet
dalam satu batch harus mempunyai keseragaman bobot, keseragaman kandungan, serta kadar zat aktif yang
harus memenuhi syarat. Ketentuan lain yang juga penting dari massa tablet yaitu massa tablet harus
homogen dan massa kempa harus mengalir lancar ke lubang kempa.
Massa kempa adalah massa tablet yang terdiri dari campuran fase dalam dan fase luar yang telah
proses untuk siap dikempa menjadi tablet. Fase dalam adalah massa utama tablet yang terdiri dari campuran
zat aktif dan eksipien yang diproses menjadi granul secara basah atau kering atau tergantung pembuatan,
dapat pula merupakan campuran serbuk zat aktif dan eksipien. Fase luar adalah campuran beberapa eksipien
saja, yaitu penghancur luar, glidan, dan lubrikan yang ditambahkan ke fase dalam untuk memudahkan
pengempaan tablet dan untuk menunjang mutu tablet yang memenuhi syarat. Massa kempa yang baik
memiliki sifat-sifat :
memiliki aliran yang baik agar dapat dengan lancar mengalir dari corong ke lubang kempa
sehingga keseragaman bobot memenuhi syarat
memiliki sifat granulometri (ukuran serba sama) agar pengisian lubang kempa selalu dalam bobot
dan volume yang tepat, cepat dan partikel setelah dikempa menghasilkan tablet yang kompak
memiliki kompressibilitas yang baik
memiliki kompaktibilitas yang baik
memiliki kandungan zat aktif yang homogen dan serba sama
Granulasi adalah proses pembuatan ikatan partikel-partikel kecil membentuk padatan yang lebih besar
atau agregat permanen melalui penggumpalan massa, sehingga dapat dibuat granul yang lebih homogen dari
segi kadar, ukuran, serta bentuk partikel. Adapun fungsi granulasi adalah untuk memperbaiki sifat aliran dan
kompressibilitas dari massa cetak tablet, memadatkan bahan-bahan, menyediakan campuran seragam yang
tidak memisah, mengendalikan kecepatan pelepasan zat aktif, serta mengurangi debu. Untuk beberapa zat
aktif tertentu, proses granulasi dapat dilewati jika zat aktif memenuhi syarat untuk langsung dikempa.
Metode ini disebut kempa langsung. Metode ini mengurangi lamanya proses pembuatan tablet melalui
proses granulasi, tapi sering timbul beberapa kendala yang disebabkan sifat zat aktif itu sendiri atau
eksipien.
14
Cara membuat granul ad 2 macam :
1. Cara basah
2. Cara kering atau sering disebutsluging atau pre compresion
PEMBUATAN GRANUL
1. Cara Basah
Zat berkasiat,zat pengisi dan pengkancur dicampur baik – bai,laludibasahi dengan larutan bahan
pengikat,bila perlu ditambah bahan pewarna.Setelah itu diayak menjadi granul,dan dikeringkan
dalam lemari pengering pada suhu 40⁰ - 50⁰.Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul
dengan ukuran yang diperlukan dan ditambahkan bahan pelicin dan dicetak menjadi tablet dalam
mesin tablet.
Proses Pembuatan :
1. Penghalusan
Tujuan dari penghalusan adalah untuk memperkecil ukuran partikel zat aktif dan eksipien.
Semakin besar ukuran partikel maka sifat kohesifitas dan adhesifitas antar partikel semakin
besar yang dapat menyebabkan terjadinya pemisahan pada granul. Tahap ini dapat dilakukan
dengan menggunakan bowl hammer, hammer mill, dan grinder.
2. Pencampuran
Tujuan pencampuran ini adalah untuk mendapatkan distribusi bahan aktif yang merata dan
homogen. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat planetary mixer, twin-shell,
dan blender.
3. Penambahan dan Pencampuran Larutan Pengikat
Penambahan larutan pengikat akan membentuk massa basah sehingga membutuhkan alat yang
dapat meremas dengan kuat seperti sigma blade mixer dan planetary mixer.
4. Pengayakan
Massa basah dibuat menjadi granul dengan melewatkannya pada ayakan berukuran 6-12 mesh
yang disebut oscilating granulator atau fitzmill.
5. Pengeringan
Pengeringan bertujuan untuk menghilangkan pembasah yang digunakan. Granul kemudian
dikeringkan dalam oven.
6. Pengayakan
Ukuran granul diperkecil dengan cara melewatkan pada ayakan dengan porositas yang lebih
kecil dari yang sebelumnya.
15
7. Penambahan Penghancur dan Lubrikan
Proses selanjutnya yaitu proses pencampuran granul-granul dengan penghancur dan lubrikan
menggunakan twin-shell blender atau mixer lainnya.
8. Pengempaan Tablet
Proses terakhir dari metode granulasi basah adalah pengempaan massa cetak berupa granul
menjadi tablet.
2. Cara kering
Zat berkasiat,zat pengisi,zat penghancur ,bila perlu zat pengikat dan pelicin dicampur dan dibuat
dengan cara kempa cetak menjadi tablet yang besar (slugging),setelah itu tablet yang terjadi dipecah
menjadi granul lalu diayak,akhirnya dikempa cetak menjadi teblet yang dikehendaki dengan mesin
tablet.
Metode ini dapat dilakukan dengan menggunakan :
Mesin Slug
Massa serbuk ditekan pada tekanan tinggi sehingga menjadi tablet besar yang tidak berbentuk,
kemudian digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan.
Mesin Rol
Massa serbuk diletakkan diantara mesin rol yang dijalankan secara hidrolik untuk menghasilkan
massa rata yang tipis, lalu diayak atau digiling hingga diperoleh granul dengan ukuran yang
diinginkan.
Proses Pembuatan :
1. Penghalusan
Tujuan dari penghalusan adalah untuk memperkecil ukuran partikel zat aktif dan eksipien.
Semakin besar ukuran partikel maka sifat kohesifitas dan adhesifitas antar partikel semakin
besar yang dapat menyebabkan terjadinya pemisahan pada granul. Tahap ini dapat dilakukan
dengan menggunakan bowl hammer, hammer mill, dan grinder.
2. Pencampuran
Tujuan pencampuran ini adalah untuk mendapatkan distribusi bahan aktif yang merata dan
homogen. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat planetary mixer, twin-shell,
dan blender.
3. Slugging
Campuran serbuk ditekan ke dalam cetakan yang besar dan dikompakkan dengan punch
berpermukaan datar, massa yang diperoleh disebut slug.
4. Penghancuran
16
Setelah melalui proses slugging, tablet langsung dihancurkan untuk selanjutnya dilekukan
pengayakan.
5. Pengayakan
Massa tablet dibuat menjadi granul dengan melewatkannya pada ayakan berukuran 6-12 mesh
yang disebut oscilating granulator atau fitzmill.
6. Penambahan Penghancur dan Lubrikan
Proses selanjutnya yaitu proses pencampuran granul-granul dengan penghancur dan lubrikan
menggunakan twin-shell blender atau mixer lainnya.
7. Pengempaan Tablet
Proses terakhir dari metode granulasi basah adalah pengempaan massa cetak berupa granul
menjadi tablet.
KEMPA LANGSUNG
Kempa langsung adalah pembuatan tablet tanpa adanya proses granulasi yang memerlukan
eksipien yang cocok sehingga dapat memungkinkan untuk dikempa secara langsung. Kempa langsung
dapat menghindari banyak masalah yang timbul pada granulasi basah maupun kering. Walaupun
demikian perubahan sifat fisik bahan pengisi dapat merubah sifat alir sehingga tidak sesuai untuk
dikempa secara langsung. Metode ini digunakan untuk zat aktif yang mempunyai sifat aliran dan
kompressibilitas baik. Selain itu kempa langsung dapat dilakukan untuk zat aktif yang tidak mungkin
dilakukan dengan metode granulasi basah (tidak tahan lembab dan panas) dan granulasi kering (yang
melibatkan kompresi tinggi).
Proses Pembuatan :
1. Penghalusan
Tujuan dari penghalusan adalah untuk memperkecil ukuran partikel zat aktif dan eksipien.
Semakin besar ukuran partikel maka sifat kohesifitas dan adhesifitas antar partikel semakin
besar yang dapat menyebabkan terjadinya pemisahan pada granul. Tahap ini dapat dilakukan
dengan menggunakan bowl hammer, hammer mill, dan grinder.
2. Pencampuran
Tujuan pencampuran ini adalah untuk mendapatkan distribusi bahan aktif yang merata dan
homogen. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat planetary mixer, twin-shell,
dan blender.
3. Pengempaan Tablet
Proses terakhir dari metode granulasi basah adalah pengempaan massa cetak berupa granul
menjadi tablet.
17
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN METODE TABLET
a) Granulasi Basah
Keuntungan pembuatan menggunakan metode granulasi basah :
dapat meningkatkan kohesifitas dan kompressibilitas serbuk dengan penambahan bahan
pengikat
dapat digunakan untuk zat aktif dosis besar yang sulit mengalir dan sulit dikompressi
distribusi dan keseragaman kandungan baik bagi zat aktif yang mudah larut dan dosis kecil
zat warna dapat lebih homogen karena terlebih dahulu dilarutkan dalam cairan pengikat
serbuk dapat ditangani tanpa menghasilkan kontaminasi udara (debu dari serbuk)
Kerugian pembuatan menggunakan metode granulasi basah :
membutuhkan tempat yang luas, biaya yang tinggi, alat dan waktu yang banyak
memungkinkan terjadinya kehilangan bahan selama pemindahan ke proses lainnya
tidak dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan lembab
b) Granulasi Kering
Keuntungan pembuatan menggunakan metode granulasi kering :
memerlukan tahap proses yang lebih sedikit dibandingkan metode granulasi basah
waktu hancur lebih cepat karena tidak diperlukannya larutan pengikat
tidak memerlukan pengeringan sehingga tidak terlalu lama pengerjaannya
dapat digunakan untuk zat aktif dosis besar yang peka terhadap panas dan lembab
Kerugian pembuatan menggunakan metode granulasi kering :
perlu mesin khusus untuk membuat slug
tidak dapat mendistribusikan warna dengan homogen
tidak dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak larut
keseragaman kandungan lebih sulit dicapai
KEMPA LANGSUNG
Keuntungan pembuatan menggunakan metode kempa langsung :
kempa langsung merupakan tahap produksi tablet yang paling singkat
keperluan akan alat, ruangan, dan waktu lebih sedikit
18
dapat meningkatkan disintegrasi zat aktif karena tablet langsung mengalami disintegrasi
menjadi tablet
Kerugian pembuatan menggunakan metode kempa langsung :
harga eksipien yang dibutuhkan cukup mahal karena dibutuhkan eksipien yang memiliki
aliran, kompressibilitas, serta ikatan antar partikel yang baik
eksipien dan zat aktif harus memiliki ukuran partikel yang mirip agar tablet yang dihasilkan
mempunyai keseragaman kandungan yang baik.
MASALAH MASALAH DALAM PEMBUATAN TABLET
Beberapa permasalahan dalam pembuatan tablet adalah sebagai berikut : (Lachman 1994 : 673-680) :
1. Capping
Caping adalah pemisahan sebagian atau keseluruhan bagian atas atau bagian bawah tablet dari
badan tablet. Umumnya disebabkan oleh adanya udara yang terjadi dalam ruang die dan
penyebab lain yaitu kelebihan granul, over lubrikasi atau kurang rubrikan.
2. Laminasi
Laminasi adalah pemisahan tablet menjadi 2 bagian atau lebih. Umumnya keretakan atau
pecahnya tablet terjadi segera setelah kompresi atau beberapa jam atau hari kemudian.
3. Chipping
Chipping adalah keadaan pada bagian bawah tablet terpotong yang disebabkan oleh ujung punch
bawah tidak rata dengan permukaan atas die.
4. Cracking
Cracking adalah keadaan tablet pecah, lebih sering di bagian atas tengah. Cracking merupakan
akibat lanjut dari permukaan atas die.
5. Picking
Picking adalah perpindahan bahan dari permukaan tablet dan menempel pada permukaan punch
yang disebabkan pengeringan granul belum cukup, jumlah glidan kurang atau yang dikompresi
adalah bahan berminyak/lengket.
6. Sticking
19
Sticking adalah keadaan granul menempel pada dinding die. Penyebabanya yaitu punch kurang
bersih, tablet dikompresi pada kelembapan tinggi.
7. Mottling
Mottling adalah keadaan distribusi zat warna pada permukaan tablet tidak merata.
8. Binding
Binding adalah lubrikasi yang tidak memadai.
EVALUASI SEDIAAN GRANUL
Uji Waktu Alir
Uji ini dilakukan dengan metode corong. Adapun caranya adalah sebagai perikut yaitu ditimbang 100g
granul yang sudah terbentuk, kemudian dimasukkan kedalam corong dengan ukuran tertentu yang bagian
bawahnya tertutup. Alat dijalankan, kemuian dicata waktu yang diperlukan seluruh granul untuk melalui
corong tersebut dengan menggunakan stopwatch. Waktu alir granul yang baik adalah jika waktu yang
diperlukan kurang lebih atau sama dengan 10 detik untuk 100 gram granul. Dengan demikian kecepatan alir
yang baik adalah lebh besar dari 100 gram/detik.
Persen Kompressibilitas
Pengukuran lain dari sebuk yang bebas mengalir adalah kompresibilitas yang dihitung dari kerapatan granul,
yaitu dengan memasukkan sejumlah tertentu granul kedalam gelas ukur. Volume awal dicatat, kemudian
diketuk-ketuk sampai tidak terjadi pengurangan volume. Selanjutnya dihitung persen kompressibilitasnya.
(Lachman, 1994:682-683)
Kompresibilitas = Vo−Vi
Vo x 100 %
Vo = Volume awal granul
Vi = Volume granul setelah diketukkan
Tabel 2.1 Kompressibilitas dan daya alir. (Lachman, 1989: 400)
% Kompressibilitas Daya Alir
5-15
12-16
18-21
23-35
Baik sekali
Baik
Sedang- dapat lewat
buruk
20
33-38
>40
sangat buruk
sangat buruk sekali
EVALUASI SEDIAAN TABLET
Uji waktu hancur
Uji waktu hancur dilakukan pada 6 tablet dan menggunakan disintegratin tester
(disentegrator). Uji waktu hancur sesuai dengan persyaratan FI adalah kecuali dinyatakan
lain, semua tablet harus tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih
dari 60 menit untuk tablet salut gula/salut selaput. Apabila, tablet/2 tablet tidak hancur
sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya, tidak kurang 16 dari 18 yang diuji
harus hancur sempurna (Indonesia, 1995, 1087)
Prosedur kerja uji waktu hancur (Indonesia, 1976:6)
1. Dimasukkan satu tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, lalu masukkan satu cakram
pada tiap tabung dan alat dijalankan menggunakan air bersuhu 370 ± 20C sebagai media kecuali
dinyatakan lain dalam monografi.
2. Pada akhir batas waktu yang tertera pada monografi, keranjang diangkat
Uji keseragaman bobot
Uji keseragaman bobot dilakukan dengan menimbang 20 tablet satu persatu dan dihitung
bobot rata-ratanya. Hasilnya, tidak lebih dari dua tablet yang mempunyai penyiampangan
lebih besar dari kolom A dan tidak boleh ada satu tablet pun yang mempunyai penyimpangan
bobot lebih besar dari kolom B. (Indonesia, 1979:6)
Tabel persyaratan penyimpangan bobot tablet.
Bobot rata-rata Penyimpangan bobot rata-rata
A B
25 mg atau kurang 15% 30%
26 mg-150 mg 10% 20%
151 mg-300 mg 7,5% 15%
Lebih dari 300 mg 5% 10%
Uji keseragaman ukuran
21
Ketebalan berhubungan dengan kekerasan tablet. Selam percetakan, perubahan ketebalan
merupakn indikasi adanya masalah pada aliran massa cetak atau pada pengisian granul ke dalam die.
Alat yang digunakan pada uji keseragaman ukuran adalah jangka sorong.
Prosedur kerja uji keseragaman ukuran adalah sebagai berikut (FI ED III 1976:6)
1. Diambil 10 tablet
2. Tablet yang baik mempunyai diameter tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 11/3 tebal
tablet.
Uji kekerasan
Kekerasan menggambarkan kekuatan tablet untuk menahan tekanan pada saat proses produksi,
pengemasan, dan pengangkutan. Prinsip pengukurannya adalah memberikan tekanan pada tablet
sampai tablet retak atau pecah, kekuatan minimum untuk tablet adalah sebesar 4 kg/cm3. Alat yang
digunakan pada uji kekerasan adalah hardness tester. (Ansel, 1989:255)
Prosedur kerja uji kekerasan :
1. Tablet diletakkan diantara pegas penekan, kemudian alat dihidupkan.
2. Jarum petunjuk tekanan akan bergerak sesuai tekanan yang diberikan pada tablet.
3. Saat tablet retak atau pecah, jarum akan berhenti pada suatu angka sebagai penunjuk kekerasan
tablet yang dinyatakan dalam satuan kilogram.
Uji kerapuhan
Uji kerapuhan merupakan uji ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialami
oleh tablet sewaktu pengemasan, pengiriman, dan penyimpanan. Prinsip pengukurannya
adalah penetapan presentase bobot tablet yang hilang dari 20 atau 40 tablet selama diputar
dalam waktu tertentu. Alat yang digunakan pada uji kerapuhan adalah friablator test
(Lachman, 1994:654)
Prosedur kerja uji kerapuhan :
1. Tablet dibersihkan dari debu dengan cara memakai kuas kecil
2. Ditimbang bobot 20 tablet (tablet besar) atau 40 tablet (tablet kecil) = Wo
3. Tablet dimasukkan ke dalam alat, kemudian alat dijalankan selama 4 menit dengan
kecepatan 25 rpm
4. Tablet dikeluarkan lalu dibersihkan dari debu dengan memakai kuas kecil
5. Ditimbang bobot tablet = Wf
6. Indeks kerapuhan dihitung dengan memakai rumus :
22
F = Wo – Wf x 100%
Wo
Ket : F = indeks kerapuhan
Wo= bobot awal
Wf= bobot akhir
23
top related