makalahq askeb patol
Post on 25-Jul-2015
111 Views
Preview:
TRANSCRIPT
TUGAS MAKALAH
ASKEB IV PATOLOGI KEBIDANAN 1
TENTANG
TIFUS ABDOMINALIS
Disusun Oleh :
1. Silvia oktaviana
2. HIVA KHOIRUL INSANI
3. WINARSIH
Prodi D3 KebidananFakultas Ilmu Kesehatan
UNIVERSITAS BAKTI INDONESIAJln.Jember Bumi Cempokosari no 40 Cluring
Banyuwangi2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini. Tugas makalah ini merupakan salah satu mata kuliah yang wajib
ditempuh di Fakultas Kebidanan Universitas Bakti Indonesia.
Tugas makalah ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah praktek
klinik kebidanan 1 dengan judul “ asuhan pada ibu bersalin kala 2”
Dengan selesainya tugas makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang telah memberikan masukan – masukan kepada kami.
Untuk itu kami mengucapkan banyak terimah kasih kepada :
1. Dosen Pembimbing
2. Orang Tua
3. Teman-teman
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari
materi maupun teknik penyajiannya,mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman kami. Oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan.
Demikian tugas makalah ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi
tugas mata kuliah praktek klinik kebidanan 1
Lumajang.
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................
Kata Pengantar.......................................................................................................
Daftar Isi................................................................................................................
BAB I Latar Belakang......................................................................................
Tujuan..................................................................................................
Tujuan Umum...........................................................................
Tujuan Khusus..........................................................................
BAB II Pembahasan
A. DEFINISI.......................................................................................
B. ANATOMI FISIOLOGI................................................................
Anatomi usus..........................................................................
Fisiologis usus halus...............................................................
C. PATOFISIOLOGI.........................................................................
D. PENYEBAB..................................................................................
E. TANDA DAN GEJALA................................................................
F. KOMPLIKASI...............................................................................
G. DIET..............................................................................................
H. UPAYA PNCEGAHAN................................................................
Lingkungan hidup...................................................................
Diri sendiri.............................................................................................................
BAB III Penutup.................................................................................................
Kesimpulan.........................................................................................
Saran...................................................................................................
Daftar Pustaka.......................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Typphus Abdominalis atau yang lebih dikenal dengan demam tifoid atau
tifes dalam bahasa kita adalah suatu penyakit infeksi akut yang menyerang usus
halus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Penyakit ini bisa menyerang
siapa saja mulai dari anak-anak hingga orang dewasa dan orang tua, laki-laki
maupun wanita.
Penyakit demam tifoid ini mendunia, artinya terdapat di seluruh dunia.
Tetapi lebih banyak di negara sedang berekembang di daerash tropis, seperti
Indonesia. Penyakit tifus merupakan endemik di Indonesia. Penyakit ini termasuk
penyakit menular, yang mudah menyerang banyak orang, sehingga dapat
menimbulkan wabah.
Di Indonesia, diperkirakan angka kejadian penyakit ini adalah 300 – 810
kasus per 100.000 penduduk/tahun. Insiden tertinggi didapatkan pada anak-anak.
Orang dewasa sering mengalami infeksi ringan dan sembuh sendiri lalu menjadi
kebal. Insiden penderita berumur anak usia 12 – 13 tahun ( 70% – 80% ), pada
usia 30 – 40 tahun ( 10%-20% ) dan diatas usia pada anak 12-13 tahun sebanyak (
5%-10%) .
Terjadinya penyakit yang merupakan penyakit ini tidak memandang musim, baik
musim kemarau maupun penghujan. Penularan penyakit ini melalui makanan
yang tercemar. Kadang kebersihan makanan kurang terjamin. Oleh karena itu kita
harus mempoerhatikan kualitas makanan.bukan dari segi harga,tapi dari susunan
menu, kehigienisan dan sanitasi makanan.
Tujuan :
Tujuan umum :
Makalah ini dibuat oleh mahasiswa agar mengetahui tentang tipus
abdominalis.
Tujuan khusus :
a.tentang pengertian tipus abdominalis.
b.Mengetahui tentang tanda dan gejala penyakit tipus.
c.Mengerti tentang mengetahui penyebab penyakit tipus.
d.Mengerti upaya pencegahan penyakit tipus.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Thypus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasa mengenai
saluran pencernaan. Gejala yang biasa ditimbulkan adalah demam yang tinggi
lebih dari 1 minggu, gangguan pada saluran pencernaan, dan gangguan kesadaran
(FKUI, 1985).
Thypus Abdominalis adalah suatu penyakit infeksi pada usus halus dengan
gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan
dengan atau tanpa gangguan kesadaran (Rampengan,1990).
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh salmonella typhi atau salmonella
paratyphi A, B, atau C. Penyakit ini mempunyai tanda-tanda khas berupa
perjalanan yang cepat yang berlangsung lebih kurang 3 minggu disertai dengan
demam, toksemia, gejala-gejala perut, pembesaran limpa dan erupsi kulit
(Soedarto, 1996).
Penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran cerna dengan
gejala demam lebih dari satu minggu dan terdapat gangguan kesadaran. (Suriadi,
Yuliani Rita, 2001).
Typhus abdominalis (demam tifoid,enteric feve) ialah penyakit infeksi akut
yang biasanya mengenai saluran cerna dengan gejala demam lebih dari 7
hari,gangguan pada saluran cerna dan gangguan kesadaran. (mansjoer,dkk,2000).
Typhus abdominalis adalah penyakit infeksi bakteri hebat yang diawali
selaput lender usus dan jika tidak diobati secara progressif menyerbu jaringan di
seluruh tubuh. (Tambayong, 2000).
B. ANATOMI FISIOLOGI
a. Anatomi Usus
Usus halus terdiri dari 3 bagian,yaitu : duodenum,jejunum dan ileum. Dinding
usus halus terdiri dari 4 lapisan dasar : lapisan paling luar (lapisan serosa)
dibentuk oleh peritonium.Peritonium mempunyai lapisan visceral dan
periental dan ruang yang terletak antara lapisan ini dinamakan rongga
peritonium.
Nama khusus telah diberikan pada lipatan – lipatan peritonium antara lain :
1. Mesentrium merupakan lipatan peritonium yang lebar yang menggantung
jejunum dan ileum dari dinding posteriuor abdomen dan memungkinkan
usus bergerak leluasa. Mesentrium menyokong pembuluh darah dan limfe
yang mensuplai usus.
2. Omentum mayus merupakan lapisan ganda peritonium yang menggantung
dari kurvatura mayor lambung dan berjalan turun di depan visera
abdomen.Omentum biasanya mengandung banyak lemak dan kelenjar
limfe yang membantu rongga peritonium (melindungi) dari infeksi.
3. Omentum minus merupakan lipatan peritonium yang terbentang dari
kurvatura minor lambung dan bagian atas duodenum menuju ke hati.Salah
satu fungsi penting peritonium adalah mencegah pergesekan antara organ-
organ yang berdekatan dengan mensekresi cairan srosa sebagai pelumas.
Otot yang meliputi usus halus mempunyai 2 lapisan : lapisan luar terdiri
atas serabut-serabut longitudinal yang lebih tipis dan lapisan dalam berupa
serabut sircular untuk membantu gerakan peristaltik.Lapisan submukosa
terdiri atas jaringan penyambung ,sedangkan lapisan mukosa bvagian
dalam tebal banyak mengandung pembuluh darah dan kelenjar
Vili merupakan tonjolan-tonjolan seperti jari-jari dari mukosa yang
jumlahnya ± 4 juta – 5 juta yang terdapat di sepanjang usus halus.Vili
pnajangnya 0,5-1,5 mm.
Vili merupakan unit fungsional usus halus,tiap-tiap vilus terdiri atas
saluran limfe sentral yang dikelilingi oleh jaringan kapiler dalam limfoid
disekeliling vilus terdapat beberapa sumur kecil yang dinamakan kripta
lieberkuhn,kripta ini merupakan kelenjar-kelenjar usus yang menghasilkan
secret yang mengandung asam-asam pencernaan.
b. Fisiologi Usus Halus
Usus halus mempunyai dua fungsi utama yaitu pencernaan dan absorbsi
bahan-bahan nutrisi dan air.Proses pencernaan dimulai dalam mulut dan
lambung oleh kerja ptialin asam klorida dan pepsin terhadap makanan yang
masuk.Proses selanjutnya didalam duodenum terutama oleh kerja enzim
pankreas yang menghidrolisis karbohidrat lemak dan protein menjadi zat-zat
yang lebih sederhana.
Sekresi empedu dan hati membantu proses pencernaan dengan
mengemulsikan lemak.Dua hormon penting dalam pengaturan pencernaan
usus yaitu lemak yang bersentuhan dengan mukosa duodenum menyebabkan
kontraksi kandung empedu dan hasil pencernaan protein tak lengkap yang
bersentuhan dengan mukosa duodenum merangsang sekresi getah pankreas
yang kaya akan enzim.
Pergerakan segmental usus halus mencampur zat-zat yang dimakan
dengan secret pankreas ,hepatobiliar dan sekresi usus.Gerakan peristaltik
mendorong isi dari salah satu ujung ke ujung lain dengan kecepatan yang
sesuai untuk absorbsi optimal dan suplai kontinyu isi lambung.
Absorbsi adalah pemindahan hasil akhir pencernaan karbohidrat, lemak,
protein (gula sederhana) asam lemak dan asam amino melalui dinding usus ke
sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan oleh sel-sel tubuh.
Walaupun banyak zat diabsorbsi di sepanjang usus halus ,tetapi terdapat
tempat-tempat absorbsi utama bagi zat-zat tertentu.Besi dan kalsium sebagian
besar diabsorbsi dalam duodenum,absorbsi vitamin yang larut dalam lemak
(A,D,E,K) diabsorbsi dalam duodenum dan memerlukan garam-garam
empedu.Absorbsi gula,asam amino dan lemak sebagian besar diselesaikan
menjelang kimus mencapai jejunum.Absorbsi B12 berlangsung pada ileum
terminal yang memerlukan faktor intrinsik lambung.
Asam-asam empedu yang dikeluarkan kandung empedu ke dalam
duodenum akan direabsorbsi pada ileum terminal dan masuk kembali ke hati.
c. Patofisiologi
Kuman salmonella typhi masuk terutama melalui makanan dan
minuman.Setelah masuk dan berada dalam usus halus mengadakan infeksi ke
jaringan limfoid usus halus (terutama plaq nyeri) dan jaringan limfoid
mesentrika.
Setelah menyebabkan peradangan,merosis setempat,kuman lewat
pembuluh limfe masuk ke dalam (bakteris primer) menuju organ retikulo
endothelial sistem (RES) terutama hati dan limfa.Di tempat ini kuman yang
fagosit RES dan kuman yang tidak di fagosit berkembang biak.
Pada masa akhir inkubasi 5-9 hari kuman-kuman kembali masuk ke
darah menyebar ke seluruh tubuh terutama limpa,kandung empedu yang
selanjutnya kuman tersebut dikeluarkan kembali ke rangka usus dan
menyebabkan infeksi usus.
Dalam masa bacterian ini kuman mengeluarkan endotoksin yang
susunan kumannya sama dengan antigen (lipodisakarida) yang semula diduga
bertanggung jawab terhadap terjadinya gejala-gejala dari demam.Endotoksin
mempunyai peranan dan merangsang sintesa dan pelepasan zat pirogen oleh
leukosit pada jaringan yang meradang.Selanjutnya zat pirogen yang beredar di
darah mempunyai pusat termoregulator di hipotalamus yang mengakibatkan
timbulnya demam.
Kelainan utama terjadi di ileum terminal dan plaq payeri hiperplasi
(minggu 1), nekrosis (minggu 2) dan ulserasi (minggu 3) serta bisa tanpa
adanya jaringan parut (Rampengan,1993)
d. Penyebab
Demam tifoid, jelas Arlin, adalah infeksi akut yang disebabkan bakteri
Salmonella typhi. Tidak seperti virus yang dapat beterbangan di udara, bakteri
ini hidup di sanitasi yang buruk seperti lingkungan kumuh, makanan, dan
minuman yang tidak higienis. Salmonella typhi masuk ke dalam tubuh
melalui mulut, lalu menyerang tubuh, terutama saluran cerna.
Proses bekerjanya bakteri ini ke dalam tubuh manusia lumayan cepat.
Yaitu 24-72 jam setelah masuk, meski belum menimbulkan gejala, tetapi
bakteri telah mencapai organ-organ hati, kandung empedu, limpa, sumsum
tulang, dan ginjal. "Rentang waktu antara masuknya kuman sampai dengan
timbulnya gejala penyakit, sekitar 7 hari."
Nah, gejalanya sendiri baru muncul setelah 3 sampai 60 hari. Pada
masa-masa itulah kuman akan menyebar dan berkembang biak. Organ tubuh
lalu merangsang sel darah putih mengeluarkan zat interleukin. Zat inilah yang
akan merangsang terjadinya gejala demam. Kuman yang masuk ke hati akan
masuk kembali dalam peredaran darah dan menyebar ke organ tubuh lainnya.
Namun tidak seluruh bakteri Salmonella typhi dapat menyebabkan demam
tifoid.Saat kuman masuk, tubuh berupaya memberantas kuman dengan
berbagai cara. Misalnya, asam lambung berupaya menghancurkan bakteri,
sementara gerakan lambung berupaya mengeluarkan bakteri. Jika berhasil,
orang tersebut akan terhindar dari demam tifoid.
e. Tanda Dan Gejala
Gejala biasanya diawali dengan rasa tidak enak badan, nyeri yang tidak
jelas, sakit kepala dan bisa juga mimisan, konstipasi, lemas.Dalam beberapa
hari sampai minggu, terjadi kenaikan suhu badan yang bisa mencapai lebih
dari 40°C. Pada saat ini, sebuah tanda khas demam tifoid yang disebut rose
spots “bintik merah muda” bisa terlihat, khususnya pada bagian perut
(abdomen). Tanda yang juga dapat dijumpai pada daerah dada dan punggung
ini akan telihat memudar bila ditekan.
Pada akhir minggu pertama, terjadi gejala-gejala hematopoetik sebagai
pembesaran limpa (splenomegali), lekopeni dan berkurangnya atau
menghilangnya dari darah sel-sel lekosit polinukleus dan eosinofil.
Pada minggu kedua, suhu badan akan mengalami remisi harian. Panas
terutama meningkat pada malam hari dengan perbedaan temperatur lebih
kurang ½ sampai 2°C dibanding pagi hari. Bila demam sangat tinggi dapat
terjadi penurunan kesadaran dan penderita mengigau.
Pada minggu ketiga,penderita akan mengalami diare mirip
bubur,pendarahan usus yang dikarenakan luka pada usus. pada tahap ini
typhus bisa menjalar ke organ tubuh lain terutama hati,saluran empedu dan
tulang.
f. Komplikasi
Komplikasi biasanya timbul pada minggu ke-3 atau ke-4 dan terjadi pada ±
25% kasus yang tidak mendapatkan pengobatan. Kematian sering mengikuti
komplikasi ini. Komplikasi tersebut antara lain :
Gangguan metabolic
Perdarahan saluran cerna
Perforasi saluran cerna
Peritonitis
Hepatitis tifosa
Pnemonia
Ensefalopati tifosa
Abses otak
Meningitis
Osteomielitis
Endokarditis
Abses pada berbagai organ
Komplikasi yang paling sering terjadi dan berbahaya adalah perdarahan dan
perforasi saluran cerna. Turunnya suhu tubuh secara drastis sering menjadi
pertanda terjadinya komplikasi tersebut.
g. DIET (Makanan yang boleh dan tidak boleh)
Diet yang tepat bagi penderita typhus abdominlis adalah diet mkanan
saring.Tujuan diet makan saring adalah memberikan makanan dalam bentuk
semipadat sejumlah yang mendekati kebutuhan gizi pasien untuk jangka
waktu pendek sebagai proses adaptasi terhadap bentuk makanan yang lebih
padat.
Syarat-syarat diet makanan saring adalah :
1. Diberikan dalam jangka waktu singkat,yaitu selama 1-3 hari,karena
kurang memenuhi kebutuhan gizi terutama energi dan tiamin
2. Rendah serat,cukup kalori dan protein namun dalam bentuk cair atau
lunak. (disaring atau diblender)
3. Diberikan dalam porsi kecil dan sering,yaitu 6-8 kali sehari.
Contoh makanan yang dianjurkan :
Bubur bayi
Bubur beras
Bubur sumsum
Lontong
Roti tawar/manis
Biskuit
Telur rebus
Sop ayam tanpa sayur
Soto ayam
Semur ayam
Bakwan tanpa saos
Catatan : Bila mencret tidak boleh minum susu, tapi bila tidak, sangat
dianjurkan untuk minum susu.
Secara singkat diet makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi
penderita typhus abdominalis dapat dijelaskan melalui tabel berikut :
Nomor Sumber Makanan
Yang dianjurkan Yang Tidak Dianjurkan
1. Karbohidrat Bubur Beras Beras Ketan
2. Bubur Bayi Jagung
3. Roti tawar Cantel
4. Ubi
5. Talas
6. Singkong
7. Protein
8. a. Hewani Telur Rebus Daging
9. Sup ayam tanpa sayur Ayam Berlemak
10. Daging giling Telur goreng
11. Ikan yang diawet
12. Ikan dengan banyak duri
13. b. Nabati Tahu Giling Kacang-kacangan
14. Kacang hijau saring Tahu goreng
15. Sari kedelai Tempe goreng
16. Sayuran Wortel Daun Singkong
17. Labu siam Kacang
18. Labu kuning Lobak
19. Bayam Sawi
20. Buah-buahan Jeruk Jambu Biji
21. Alpukat Nangka
22. Pisang Nanas
23. Pepaya Apel
24. Kedondong
25. Minuman Air Putih Alcohol
Teh encer Minuman Soda
Kopi encer Limun
coklat Coca cola
susu
26. Lemak Mentega Santan
Minyak
h. Upaya Pencegahan
Untuk menghindari penyakit ini ada baiknya dilakukan upaya pencegahan
meliputi :
1. Lingkungan Hidup
a. Sediakan air minum yang memenuhi syarat. Misalnya, diambil dari
tempat yang higienis, seperti sumur dan produk minuman yang
terjamin. Jangan gunakan air yang sudah tercemar. Jangan lupa, masak
air terlebih dulu hingga mendidih (100 derajat C).
b. Pembuangan kotoran manusia harus pada tempatnya. Juga jangan
pernah membuangnya secara sembarangan sehingga mengundang lalat
karena lalat akan membawa bakteri Salmonella typhi. Terutama ke
makanan.
c. Bila di rumah banyak lalat, basmi hingga tuntas.
2. Diri Sendiri
a. Lakukan vaksinasi terhadap seluruh keluarga. Vaksinasi dapat
mencegah kuman masuk dan berkembang biak. Saat ini pencegahan
terhadap kuman Salmonella sudah bisa dilakukan dengan vaksinasi
bernama chotipa (cholera-tifoid-paratifoid) atau tipa (tifoid-paratifoid).
Untuk anak usia 2 tahun yang masih rentan, bisa juga divaksinasi.
b. Menemukan dan mengawasi pengidap kuman (carrier). Pengawasan
diperlukan agar dia tidak lengah terhadap kuman yang dibawanya.
Sebab jika dia lengah, sewaktu-waktu penyakitnya akan kambuh.
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Demikian makalah ini kami buat dengan sebenar-benarnya. Mohon maaf apabila
terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini. Kami mengharapkan kritik dan saran
demi lebih sempurnanya makalah ini. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Read more: http://ilmu-pasti-pengungkap-kebenaran.blogspot.com/2012/03/tifus-
abdominalis.html#ixzz1oGHb9pl4
.
top related