makalah kloning
Post on 06-Dec-2015
13 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Makalah (Biollogi) Tentang “Kloning”
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah S.W.T karena atas karunia dan rahmatnya kami
diberikan kesehatan dan kemudahan dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Terima kasih kepada ibu
guru, dan teman-teman yang terlibat dalam pembuatan makalah ini yang dengan do'a dan bimbingannya
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
Berikut ini, kami persembahkan sebuah makalah yang membahas tentang “Kloning”. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua, terutama bagi penulis sendiri.
Tentunya kami berharap semoga dengan hadirnya makalah kami ini dapat memberikan sesuatu
yang berguna bagi kita bersama. Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
guna menyempurnakan makalah kami ini.
Bogor………………..Februari 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
JUDUL
Kata Pengantar………………………………………………………………………………………………
2
Daftar
isi……………………………………………………………………………………………………………
…………………………3
BAB I……………………………………………………………………………………………………….4
Pendahuluan………………………………………………………………………………………..4
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………4
C. Tujuan…………………………………………………………………………………..4
D. Manfaat Penulisan………………………………………………………………………4
BAB II………………………………………………………………………………………………………5
Pembahasan…………………………………………………………………………………………5
A.Proses Terjadinya
Kloning…………………………………………………………………………………5
B. Kloning Gen Ditinjau Dari Peluang
Alam……………………………………………………………6
C. Kloning Gen Ditinjau Dari Segi Etik
Profesi………………………………………………………..7
D. Kloning Gen Ditinjau Dari Hukum Agama
………………………………………………8
E. Kloning Gen Ditinjau Dari Hukum Di Indonesia……………………………………10
F. PANDANGAN ETIKA……………………………..………………………………..11
G. PANDANGAN MEDIS……………………………………….……………………11
BAB III……………………………………………………………………………………………………12
Penutup……………………………………………………………………………………………12
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………..13
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
1.1 Pengertian Kloning
Kloning yaitu : gen-gen yang direkombinasi dan di kembangkan. Kloning berasal dari kata “clone” yang
diturunkan dari bahasa Yunani “klon” , yang artinya tunas. Kloning adalah tindakan menggandakan atau
mendapatkan keturunan jasad hidup tanpa fertilisasi, berasal dari induk yang sama, mempunyai susunan
(jumlah dan gen) yang sama dan kemungkinan besar mempunyai fenotib yang sama.
Kloning manusia adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang sama dengan induknya
yang berupa manusia.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang hendak diuraikan dalam makalah ini adalah:
Bagaimana proses terjadinya Kloning ?
Apakah Kloning boleh dilakukan pada Manusia ?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui proses terjadinya Kloning
Untuk mengetahui Apakah Kloning boleh dilakukan pada Manusia
Untuk mengetahui Sejauh manakah manusia dapat dan boleh malangkah ke depan tanpa kehilangan
kemanusiaanya
1.4 Manfaat Penelitian
Kita dapat mengetahui proses terjadinya Kloning
Kita dapat mengetahui Apakah Kloning boleh dilakukan pada Manusia
Kita dapat mengetahui Sejauh manakah manusia dapat dan boleh malangkah ke depan tanpa kehilangan
kemanusiaanya
Kita dapat mengetahui Kloning yang ditinjau dari berbagai sudut pandang
BAB II
PEMBAHASAN
a. Proses Terjadinya Kloning
LAHIR DAN BERKEMBANGNYA KLONING GEN
Sekitar satu abad lalu, Gregor Mendel merumuskan aturan-aturan menerangkan pewarisan sifat-sifat
biologis. Sifat-sifat organisme yang dapat diwariskan di atur oleh suatu faktor yang disebut gen, yaitu
suatu partikel yang berada di dalam suatu sel, tepatnya di dalam kromosom. Gen menjadi dasar
dalam perkembangan penelitian genetika meliputi pemetaan gen, menganalisis posisi gen pada
kromosom. Hasil penelitian lebih berkembang baik diketahuinya DNA sebagai material genetik beserta
strukturnya, kode-kode genetik, serta proses transkripsi dan translasi dapat dijabarkan. Suatu penelitian
rekomendasi atau rekayasa genetika yang inti prosesnya adalah kloning gen, yaitu suatu prosedur
untuk memperoleh replika yang dapat sama dari sel atau organisme tunggal.
Belakangan ini di media masa (televisi, koran, Internet,dll.) memberitakan tentang kloning manusia.
Tetapi karena belum ditemukan rujukan dari kitab-kitab hukum terdahulu, para ahli hukum sekarang
masih memperdebatkan masalah ini dan belum ditemukan kesepakatan final dalam kasus yang
menyeluruh.
Proses kloning gen dapat terjadi secara sederhana :
1. Mempersiapkan sel stem.
2. Sel stem diambil inti sel yang mengandung informasi genetic kemudian dipisahkan dari sel.
3. Mempersiapkan sel telur.
4. Inti sel stem diimplantasikan ke sel telur.
5.Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dan pertumbuhan. Setelah membelah menjadi embrio.
6. Blastosis mulai memisahkan diri dan siap diimplantasikan ke rahim.
7. Embrio tumbuh dalam rahim menjadi bayi dengan kode genetik persis sama dengan sel stem donor.
Molekul DNA dan bakteriofog mempunyai sifat-sifat dasar yang ditentukan sebagai sarana kloning.
Namun sifat ini tidak berguna tanpa adanya teknik-teknik eksperimen untuk manipulasi molekul DNA di
dalam laboratorium. Ketrampilan dasar untuk melakukan kloning secara sederhana adalah :
• Preperasi sampel DNA murni
• Pemotongan DNA murni
• Analisis ukuran fragmen DNA
• Penggolongan molekul DNA
• Memasukan molekul DNA ke dalam sel tuan rumah
• Identifikasi sel yang mengandung molekul DNA rekombinasi
b. Kloning Gen Ditinjau Dari Peluang Alam
Daniel Callahan 1972 (dikutip dari shannon, TA. 1987). Menyebutkan adanya 3 orientasi dasar yang
mempengaruhi cara kita memandang peluang-peluang alam:
• Pertama, ada model yang memandang alam sebagai sesuatu yang plastis, dalam arti bisa direka/diolah
oleh manusia. Dalam prespektif ini, alam dilihat sebagi hal yang asing dan jauh dari manusia. Alam itu
bersifat plastis sejauh dapat dibentuk dan dimanfaatkan dengan cara apapun yang dianggap sesuai oleh
manusia. Dengan demikian, alam adalah milik manusia yang dapat dimanfaatkan sesukanya.
• Kedua, alam dapat dihayati sebagai hal yang suci. Pandangan ini dapat dijumpai dalam tradisi
keagamaan baik ditimur maupun di barat. Taoisme mengasumsikan kesesuaian individu dengan alam,
sehingga bisa menjadi bagian dari keseluruhan kosmis yang ditayangkan oleh alam. Teolog dari abad
pertengahan memandang alam sebagai jejak Tuhan. Al-Qur’an diturunkan dengan perintah membaca
sebagai firman pertama (Al-Alaq [96]: 1-5) ”bacalah atas nama penciptamu; yang telah menciptakan
manusia dari segumpal nutfah; bacalah ! dan tuhanmu sangat pemurah; yang telah mengajarkan
penggunaan kalam; mengajarkan hal-hal yang tidak diketahui olehnya” kalau ALLAH Secara langsung
tidak dapat kita lihat, yang tampak adalah bekas goresannya disekitar kita ini berupa semua kejadian yang
dapat kita amati di alam semesta. Pandangan ini menciptakan suatu sikap tanggung jawab terhadap alam
dan kemampuan untuk melestarikannya. Manusia boleh mengintervensi alam, asal perbuatannya itu
mengetahui ukuran dan tidak terlalu banyak.
• Ketiga, merupakan suatu model teologis. Pengertian ini mengasumsikan adanya tujuan dan logika
dalam alam. Terdapat suatu dinamisme internal dalam alam yang membawanya kepada tujuan atau
maksud tertentu. Setiap campur tangan dalam alam harus menghomati tujuan-tujuan ini, sehingga dengan
demikian mencegah akan terjadinya pelanggaran terhadap keutuhan alam. Dengan demikian juga
jangkauan terhadap intervensi manusia dalam alam ditentukan oleh dinamisme alam itu sendiri.
c. Kloning Gen Ditinjau Dari Segi Etik Profesi
Salah satu perdebatan dalam etik profesi adalah menyangkut tanggung jawab para ilmuan, atau lebih
umum tanggung jawab para ahli. Gustafon dalam beberapa tahun 1970 (dikutip dari shannon, TA. 1987),
mengemukakan beberapa model yang dapat dipakai untuk menangani masalah tanggung jawab profesi ini
yaitu :
• Pertama, para ilmuwan berhak untuk melakukan apa saja yang mungkin dilakukan. Pembenaran dari
pendapat ini adalah nilai yang inheren pada pengenalan itu sendiri. Hal itu juga dilengkapi dengan
pertimbangan bahwa keingintahuan intelektual merupakan suatu nilai khusus disamping naluri yang
melekat pada manusia untuk memecahkan persoalan. Dalam model ini, satu-satunya kendala yang
membatasi adalah tiadanya kemampuan teknis.
• Kedua, para ilmuwan yang tidak berhak untuk mencampuri alam. Larangan yang tegas ini didasarkan
atas keyakinan bahwa alam itu suci atau adanya anggapan bahwa setiap penelitian melangar batas yang
ditentukan oleh alam. Namun banyak yang tidak setuju untuk menggunakan prinsip ini secara mutlak,
melainkan memahaminya sebagai suatu dorongan yang kuat untuk mempraktekkan tangung jawab yang
sudah ada sebelumnya.
• Ketiga, ilmuwan tidak berhak untuk mengubah ciri-ciri manusia yang khas. Model tanggung jawab ini
berkaitan dengan pandangan tedeologis tentang alam, yang menganggap bahwa intervensi dalam alam
dibatasi oleh suatu faktor khusus, yaitu ciri-ciri manusia.
Dengan demikian, berbeda dengan model kedua, karena disini orang dapat mencampuri dengan alam,
tetapi yang menjadi batasnya adalah kodrat manusia, dan bukan ketidakmampuan teknis seperti pada
model pertama. Akhirnya ilmuwan berhak untuk memelihara pertumbuhan ciri-ciri manusia yang
berharga dan menyingkirkan ciri-ciri yang merugikan. Model ini menunjukan tingkat intervensi yang
tinggi, baik untuk menguasai maupun mengarahkan perkembangan manusia. Tujuannya adalah kualitas
kehidupan.
d. Kloning Gen Ditinjau Dari Hukum Agama
Prestasi ilmu pengetahuan yang sampai pada penemuan proses kloning,sesungguhnya telah
menyingkapkan sebuah hukum alam yang ditetapkan ALLAH SWT pada sel-sel tubuh manusia dan
hewan, karena proses kloning telah menyikap fakta bahwa pada sel tubuh manusia dan hewan terdapat
potensi menghasilkan keturunan, jika intisel tubuh tersebut ditanamkan pada sel telur perempuan yang
telah dihilangkan inti selnya. Jadi sifat inti sel tubuh itu tak ubahnya seperti sel sperma laki-laki yang
dapat membuahi sel telur perempuan.
Pada hakikatnya islam sangat menghargai iptek. Oleh sebab itu islam terhadap kloning tersebut tentunya
sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat internasional. Didalam islam berbeda antara hukum kloning
binatang dan manusia.
Pada hukum kloning pada manusia. Menurut buku fatawa mu’ashiroh karangan Yusuf Qurdhowy bahwa
tidak diperbolehkanya kloning terhadap manusia. Atas beberapa pertimbangan diantaranya :
Pertama : Dengan kloning akan meniadakan keanekaragaman. (varietas).
ALLAH SWT telah menciptakan alam ini dengan kaedah keanekaragaman. Hal tersebut tertuang dalam
Al-Qur’an surat fathir ayat 26 dan 27. Sedangkan dengan kloning akan meniadakan keanekaragaman
tersebut. Karena dengan kloning secara tidak langsung menciptakan duplikat dari satu orang. Dan dengan
ini akan dapat merusak kehidupan manusia dan tatanan sosial dalam masyarakat, efeknya sebagian telah
kita ketahui dan sebagian lainnya kita ketahui di kemudian hari.
Kedua : Kloning manusia akan menghilang nasab (garis keturunan).
Bagaimana dengan hubungan orang yang mengkloning dan hasil kloningan tersebut, apakah dihukumi
sebagai duplikatnya atau bapaknya ataupun kembarannya, dan ini adalah permasalahan yang kompleks.
Kita akan kesulitan dalam menentukan nasab hasil kloningan tersebut. Dan tidak menutup kemungkinan
kloning dapat digunakan untuk kejahatan, Siapa yang bisa menjamin jikalau diperbolehkan kloning tidak
akan ada satu negara yang mencetak ribuan orang yang digunakan sebagai prajurit militer yang berfungsi
menumpas negara lain.
Ketiga : Dengan kloning akan mengilangkan Sunatullah (nikah).
ALLAH SWT telah menciptakan manusia, tamanan, binatang dengan berpaang-pasangan. Surat
Addariyat 46.. Anak-anak produk kloning tersebut dihasilkan melalui cara yang tidak alami. Padahal
justru cara alami itulah yang telah ditetapkan ALLAH SWT untuk manusia dan dijadikan-Nya sebagai
sunnatullah untuk menghasilkan anak-anak dan keturunannya. ALLAH SWT berfirman: ” dan
Bawasannya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan, dari air mani
apabila dipancarkan.” (QS. An Najm : 45-46).
Keempat : Memproduksi anak melalui proses kloning akan mencegah pelaksanaan banyak hukum-
hukum syara’. Seperti hukum tentang perkawinan, nasab, nafkah, hak, dan kewajiban antar bapak dan
anak, waris, perawatan anak, hubungan kemahraman, hubungan ’ashabah dan lain-lain. Disamping itu
koning akan mencampur adukkan dan menghilangkan nasab serta menyalahi fitra yang telah diciptakan
ALLAH SWT untuk manusia dalam masalah kelahiran anak. Kloning manusia sesungguhnya merupakan
perbuatan keji yang akan dapat menjungkir balikkan struktur kehidupan masyarakat.
Berdasarkan dalil-dalil itulah proses kloning manusia diharamkan menurut hukum islam dan tidak boleh
dilaksanakan. ALLAH SWT berfirman mengenai perkataan iblis terkutuk, yang mengatakan : ”…dan
akan aku (iblis) suruh mereka (mengubah ciptaan ALLAH), lalu benar-benar mereka mengubahnya.”
(QS.An Nisaa’ : 119).
e. Kloning Gen Ditinjau Dari Hukum Di Indonesia
Dalam UU kesehatan No.23 tahun 1992 terdapat ketentuan pasal-pasal tentang kehamilan di luar cara
alami sebagai berikut :
Pasal 16
1. Kehamilan diluar alami dapat dilaksanakan sebagai upaya terakhir untuk membantu suami istri
mendapat keturunan.
Penjelasan: Jika secara medis dapat membuktikan bahwa pasangan suami istri yang sah dan benar-benar
tidak dapat memperoleh keturunan secara alami, pasangan suami istri tersebut dapat melakukan
kehamilan diluar cara alami sebagai upaya terakhir melalui ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran.
2. Upaya kehamilan diluar alami sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat dilakukan oleh
pasangan suami istri yang sah dan dengan ketentuan :
a. Hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan, ditanamkan dalam rahim istri
dari mana ovum berasal.
b. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan wewenangan untuk itu.
c. Pada sarana kesehatan tertentu.
Penjelasan: Pelaksanaan upaya kehamilan diluar cara alami harus dilakukan sesuai dengan norma hukum,
norma kesusilaan, dan norma kesopanan. Sarana kesehatan tertentu adalah sarana kesehatan yang
memiliki tenaga dan peralatan yang telah memenuhi persyaratan untuk menyelenggarakan upaya
kehamilan diluar cara alami dan ditunjuk oleh pemerintah.
3. Ketentuan mengenai persyaratan dalam ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam peraturan ini ialah :
• Sperma harus berasal dari suami sah dari pemilik ovum. Bila sperma berasal dari laki-laki lain,
hukumannya sama dengan perzinaan.
• Hasil pembuahan tidak boleh ditanam di dalam rahim wanita yang bukan pemilik ovum yang dibuahi
tersebut.
• Yang dimasud dengan keturunan adalah sperma dari suami.
Ketentuan pidana.
Ketentuan pidana untuk pelaku upaya kehamilan diluar cara alami diatur dalam pasal 82 ayat (2) a yang
berbunyi : Melakukan upaya kehamilan diluar cara alami yang tidak sesuai dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
PANDANGAN ETIKA
Setelah dilaporkan tentang Dolly, seekor anak domba yang berhasil di klon dari sel domba dewasa.
Segera timbul pertanyaan di masyarakat terutama para ahli, apakah nantinya manusia juga akan di klon?
Sebab, teknologi ini dapat diterapkan pada semua mamalia termasuk juga manusia. Tetapi dengan
demikian munculah masalah etika, yang didasari berbagai pertanyaan seperti apakah yang telah dilakukan
dengan hewan ini boleh dilakukan pada manusia? Sejauh manakah manusia dapat dan boleh malangkah
ke depan tanpa kehilangan kemanusiaanya?
Para ilmuwan berpendapat dan memiliki keyakinan yang besar akan hal ini dapat membantu pasangan
yang infertil yang tidak bisa dibantu dengan metode lain untuk bisa mendapatkan keturunan.
Dilihat dari tujuan kloning reproduktif yaitu penciptaan manusia baru maka kloning manusia dapat
dikatakan tidak etis karena tentu saja hal ini melampaui kekuasaan Tuhan.
Dilihat dari tujuan kloning dikatakan etis apabila digunakan untuk tujuan kesehatan atau tujuan klinik.
Penelitian yang berlangsung menyangkut diri manusia harus bertujuan untuk menyempurnakan tata cara
diagnostic, terapeutik dan pencegahan serta pengetahuan tentang etiologi dan tatogenesis. Dan juga
kloning tidak disalahgunakan untuk kepentingan pribadi yang dari pengembangannya untuk tujuan
ekonomi, militerisme dan tindakan-tindakan kriminal.
PANDANGAN MEDIS
1. Riset klinis harus disesuaikan dengan prinsip moral dan ilmu pengetahuan yang membenarkan riset
medis. Selain itu, riset klinis hendaknya didasarkan atas percobaan laboratoris dan eksperimen dengan
bintang atau fakta-fakta ilmiah yang sudah pasti.
2. Riset klinis hendaknya secara sah, oleh ahli yang berkompeten dan dibawah pengawasan tenaga medis
yang ahli dibidangnya.
3. Setiap proyek riset klinis hendaknya didahului oleh suatu taksiran yang cermat terhadap bahaya-bahaya
yang mungkin terjadi didalamnya dan dibandingkan dengan manfaat yang diperkirakan dapat diperoleh
oleh orang yang menjadi objek riset atau orang lain.
Bab III
Kesimpulan
III.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan makalah di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain:
1. Kloning dalam biologi adalah proses menghasilkan populasi serupa genetik individu identik yang
terjadi di alam saat organisme seperti bakteri, serangga atau tanaman bereproduksi secara aseksual .
Secara definisi, klon adalah sekelompok organisme hewan maupun tumbuhan melalui proses reproduksi
aseksual yang berasal dari satu induk yang sama.
2. Manfaat kloning bagi manusia antara lain; untuk pengembangan ilmu pengetahuan, untuk
mengembangkan dan memperbanyak bibit unggul, untuk tujuan diagnostik dan terapi, dan menolong atau
menyembuhkan pasangan infertil untuk mempunyai keturunan
Daftar Pustaka
www.anneahira.com/kloning.htm
http://gallerypendidikan.blogspot.com/2009/11/kloning-pada-tumbuhan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kloning
top related