makalah fundamental of diet and cullinary 1 : kuliner nusantara
Post on 19-Jun-2015
2.575 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Tugas Makalah Makanan Nusantara FDC 1
Pulau Sulawesi
Disusun Oleh:
Kelompok F
1. Syukri Husein Lubis 135070300111003
2. Nadia Magdalena 135070300111042
3. Dini Ratnasari 135070301111003
4. Putri Indah Eka Sari 135070301111018
5. Seftri Puji Astutik 135070301111020
6. Renindyo Apridhianti 135070301111022
7. Maulidya Rachmawati 135070301111024
8. Muthia Khanza Adelina 135070301111025
9. Endah Muspita Ekawati 135070301111026
GIZI KESEHATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
BAB I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Makanan Nusantara merupakan cerminan dari keberagaman budaya dan tradisi di seluruh
Nusantara Indonesia. Setiap daerah di Indonesia pasti mempunyai makanan tradisional
maupun makanan non tradisional yang sudah tersebar dan dikonsumsi sejak lama. Makanan
tradisional yang ada karena ketersediaan bahan di daerah tersebut, sedangkan makanan non
tradisional yang ada karena pengaruh bangsa asing yang masuk ke suatu daerah itu.
Makanan tradisional dan non tradisional suatu daerah pasti memiliki sejarah bagaimana
makanan itu bisa berkembang, fungsi, budaya daerah yang mempengaruhi fungsi makanan
tersebut, serta cara pengolahan dan penyajian yang pasti berbeda di setiap daerah. Disini
penulis kan membahas tentang Makanan Tradisional dan Non Tradisional yang Tersebar di
Pulau Sulawesi. Pentingnya kita sebagai calon ahli gizi untuk mempelajari berbagai macam
makanan nusantara supaya wawasan kita tentang kuliner akan beragam dan luas, sehingga
saat pembuatan menu kita dapat memberikan menu yang sesuai dengan apa yang biasa
dikonsumsi masyarakat daerah tersebut.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah makanan pokok masyarakat di Pulau Sulawesi, serta bagaimana sejarah,
fungsi, dan cara penyajiannya?
2. Apakah lauk hewani yang biasa dikonsumsi masyarakat di Pulau Sulawesi, serta
bagaimana sejarah, fungsi, dan cara penyajiannya?
3. Apakah lauk nabati yang biasa dikonsumsi masyarakat di Pulau Sulawesi, serta
bagaimana sejarah, fungsi, dan cara penyajiannya?
4. Apakah sayuran yang biasa dikonsumsi masyarakat di Pulau Sulawesi, serta
bagaimana sejarah, fungsi, dan cara penyajiannya?
5. Apakah jajanan yang biasa dikonsumsi masyarakat di Pulau Sulawesi, serta
bagaimana sejarah, fungsi, dan cara penyajiannya?
6. Apakah makanan non tradisional yang tersebar di Pulau Sulawesi?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui makanan pokok masyarakat di Pulau Sulawesi, serta sejarah, fungsi, dan
cara penyajiannya.
2. Mengetahui lauk hewani yang biasa dikonsumsi masyarakat di Pulau Sulawesi, serta
sejarah, fungsi, dan cara penyajiannya.
3. Mengetahui lauk nabati yang biasa dikonsumsi masyarakat di Pulau Sulawesi, serta
sejarah, fungsi, dan cara penyajiannya.
4. Mengetahui sayuran yang biasa dikonsumsi masyarakat di Pulau Sulawesi, serta
sejarah, fungsi, dan cara penyajiannya.
5. Mengetahui jajanan yang biasa dikonsumsi masyarakat di Pulau Sulawesi, serta
sejarah, fungsi, dan cara penyajiannya.
6. Mengetahui makanan non tradisional yang tersebar di Pulau Sulawesi.
BAB II
Pembahasan
2.1. Makanan Pokok Masyarakat di Pulau Sulawesi
2.1.1. Sinonggi
Sejarah
Sinonggi adalah makanan khas suku Tolaki dari Sulawesi Tenggara yang terbuat dari
pati sari sagu. Bagi Suku Tolaki, sinonggi merupakan makanan pokok yang kini sudah mulai
mengalami pergeseran makna dan bersaing dengan nasi.
Di Sulawesi Selatan, masakan yang serupa ini dikenal dengan nama kapurung dan di
Kepulauan Maluku disebut papeda. Meski masakan-masakan tersebut memiliki kemiripan
bahan namun dari segi cara penyajiannya berbeda. Untuk sinonggi, tepung sagu yang sudah
dimasak tidak dicampurkan dengan sayur, kuah ikan, sambal dabu-dabu, atau bumbu lainnya,
namun tergantung selera masing-masing. Bagi suku Tolaki, sinonggi dahulu merupakan
makanan pokok, namun saat ini telah menjadi makanan sekunder pengganti beras pada masa
paceklik.
Walaupun merupakan makanan khas Suku Tolaki tetapi belum ada yang mengetahui
sejak kapan Suku Tolaki mengonsumsi sinonggi. Namun makanan ini sudah ada sejak
ratusan tahun silam seperti beras. Mitos yang beredar pada suku Tolaki, ada yang
menyebutkan bahwa pohon sagu bahan baku Sinonggi tumbuh dengan sendirinya di
perkampungan Kuko Hulu di Sungai Konaweha yang kini bernama Latoma Tua. Dalam
bahasa Tolaki, ia disebut "sowurere", yang artinya "suatu kampung yang ditumbuhi ribuan
pohon sagu". Versi lain menyebutkan bahwa pohon sagu yang tumbuh di rawa-rawa tersebut,
sebetulnya berasal dari Maluku.
Nama sinonggi diyakini budayawan lokal berasal dari kata posonggi. Posonggi
(bahasa Tolaki) merupakan alat mirip sumpit yang terbuat dari bambu yang dihaluskan
dengan ukuran panjang kurang dari sepuluh sentimeter. Alat inilah yang digunakan untuk
mengambil sinonggi dari tempat penyajian. Dengan cara digulung, sinonggi diletakkan ke
piring yang telah diisi kuah sayur dan ikan serta bumbu lainnya. Gulungan sinonggi di piring
kemudian dipotong-potong dan dimasukkan ke dalam mulut menggunakan alat serupa yang
berukuran lebih kecil atau dengan jari. Sinonggi biasanya tidak dikunyah, tetapi ditelan
langsung.
Dahulu orang tua menyimpan sinonggi dalam tempat yang terbuat dari kayu. Seiring
perubahan zaman, sinonggi mulai tidak disimpan dalam dulang kayu melainkan dalam
baskom. Perubahan ini dirasa penikmat sinonggi mengurangi kelegitan rasanya yang khas.
Begitu pula dengan penggunaan posonggi yang menghilang, saat ini orang lebih banyak
langsung menggunakan tangan atau memakai sendok untuk mengonsumsi sinonggi.
Fungsi
Sinonggi memiliki kandungan yang bermanfaat untuk kesehatan. Sinonggi termasuk
makanan yang menyegarkan dan sehat. Selain sayuran dan lauknya dimasak dengan bumbu
yang tidak terlalu banyak (masak bening), menurut penelitian litbang deptan Sagu sebagai
bahan baku utama dikenal memiliki kandungan karbohidrat sekitar 85,6%, serat 5% dan
untuk 100 gr sagu kering setara dengan 355 kalori. Selain mengandung karbohidrat juga
mengandung polimer alami yaitu semacam zat yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia
seperti memperlambat peningkatan kadar glukosa dalam darah sehingga aman dikonsumsi
oleh penderita diabetes melitus. Serat pada sagu juga mengandung zat yang berfungsi sebagai
probiotik, meningkatkan kekebalan tubuh, serta mengurangi resiko terkena kanker usus dan
paru-paru.
Budaya Daerah
Sinonggi lebih nikmat jika disajikan dengan pelengkap makanan seperti ikan, sayur
bening, sayur santan atau makanan pilihan lainnya. Biasanya Sinonggi disajikan dalam
pertemuan-pertamuan besar. Sinonggi yang dikenal sebagai makanan khas suku Tolaki ini
tidak hanya di khususkan untuk suku Tolaki tetapi makanan ini sudah banyak digemari oleh
masyarakat lain yang ada di Sulawesi Tenggara. Bahkan kini sudah menjadi pengganti makan
siang beberapa warga kota Kendari. Saat ini Sinonggi telah masuk ke hotel-hotel sebagai
menu khas Sulawesi Tenggara dan sebagai salah satu menu dalam perjamuan tamu-tamu
pemerintah setempat.
Cara Penyajian
Sebelum dimasak, pati sagu direndam di dalam baskom, atau sejenisnya, dengan
menggunakan air dingin selama satu malam. Biarkan hingga mengendap. Kemudian air
dibuang. Ketika akan diolah menjadi makanan, sagu dicairkan dengan air dingin secukupnya.
Lalu, siramkan air panas (sampai mendidih) sedikit demi sedikit sambil sagu diaduk-aduk
hingga mengental.
Sebaiknya, sebelum sagu diolah menjadi makanan siap saji, sayur, kuah ikan, serta
sambal sudah disiapkan. Jadi bisa langsung dimakan pada saat sinonggi masih panas. Sayur
dan sambal juga akan lebih nikmat jika ditambah dengan daun kemangi dan jeruk purut. Di
Kendari, jeruk purut dikenal dengan nama jeruk Tolaki.
2.2. Lauk Hewani yang Biasa Dikonsumsi Masyarakat di Pulau Sulawesi
2.2.1. Coto Makassar
Sejarah
Makanan tradisional yang paling terkenal di Pulau Sulawesi adalah Coto Makassar
yang berasal dari Makassar. Coto Makassar ini dilengkapi dengan bahan baku utama yaitu
lauk hewani seperti daging sapi, babat, jantung sapi dan hati sapi.
Coto Makassar ini sudah ada sejak Somba Opu yang merupakan pusat Kerajaan
Gowa yang berjaya pada tahun 1538. Sampai saat ini Coto Makassar dihidangkan dalam
bentuk warung-warung dibeberapa pinggiran jalan. Pada zaman dahulu, Coto Makassar juga
menjadi makanan bagi para pengawal kerajaan yang digunakan untuk mengisi perut di subuh
hari sebelum bertugas di sebuah kerajaan tersebut.
Fungsi
Coto makassar mengandung zat gizi yang beranekaragam, diantaranya adalah
karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Vitamin utama yang terdapat pada coto
makassar adalah vitamin B khususnya vitamin B1, B12 , asam folat. Selain itu, kandungan
vitamin pada coto makassar adalah vitamin A terutama terdapat pada hati. Sedangkan mineral
yang terdapat pada coto makassar adalah zat besi, potasium, magnesium, fosfor, dan zink.
Sehingga coto Makassar mempunyai fungsi diantaranya adalah:
1. Mencegah dan Mengatasi Anemia.
Anemia merupakan suatu penyakit kurang darah yang disebabkan oleh
kekurangan asam folat dan zat besi. Sedangkan asam folat dan zat besi banyak
terdapat pada bahan makanan hewani yaitu hati. Asam folat merupakan bahan
essensial untuk sintesis DNA dan RNA yang penting untuk metabolisme inti sel
termasuk sel darah merah. Sedangkan zat besi merupakan mikro mineral yang
penting dalam pembentukan sel darah merah. Apabila terjadi gangguan
pembentukan sel darah merah, maka kadar hemoglobin dalam darah menjadi
tidak normal. Kondisi ini membuat fungsi Hemoglobin sebagai pembawa oksigen
ke seluruh tubuh menjadi terganggu sehingga mengakibatnya tubuh terasa lemah,
letih, lesu, dan muka pucat.
2. Menyehatkan Otak.
Bahan utama dari coto makassar adalah hati, jantung, dan ginjal yang banyak
mengandung vitamin B serta berguna bagi kesehatan otak. Vitamin B merupakan
zat gizi yang penting bagi kesiapan kerja sistem sel-sel syaraf manusia. Apabila
kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan gangguan pada selaput syaraf,
hilangnya sejumlah memori serta apabila berlanjut dapat menyebabkan terjadinya
dimentia atau kepikunan bahkan yang terparah adalah gangguan mental yang
lebih parah.
3. Baik Bagi Ibu Hamil.
Pada saat kehamilan, ibu hamil memerlukan asupan asam folat dan zat besi yang
harus terpenuhi. Asam folat sangat dibutuhkan untuk perkembangan sistem saraf
dan mencegah terjadinya kecacatan pada bayi seperti kecacatan pada otak dan
sumsum tulang belakang. Asam folat dan zat besi dapat ditemukan pada bahan
makanan hati yang berada di dalam coto Makassar.
4. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh.
Mikro mineral yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh adalah zink dan
vitamin A. Pada sebagian bahan coto makassar digunakan untuk memelihara
kesehatan jaringan epitel termasuk endotelium pada pembuluh darah.
Budaya Daerah
Coto Makassar digunakan pada saat pertemuan besar di daerah Makassar dan menu
makanan sehari-hari. Bumbu yang digunakan dalam membuat Coto Makassar pun juga
merupakan rempah-rempah yang banyak beredar di Pulau Sulawesi. Bumbu-bumbu itu antara
lain ketumbar, jintan, bubuk, merica bubuk, serai, lengkuas, bawang putih, garam, bawang
merah, cabai merah, cabai rawit merah, daun bawang, dan seledri.
Cara Pengolahan dan Penyajian
1. Panaskan minyak, tumis bumbu halus hingga harum dan matang. Masukkan
daging, hati, usus, limpa, jantung, dan babat, aduk rata.
2. Tuangkan kaldu daging sapi, didihkan. Masak hingga semua bahan matang,
angkat.
3. Sajikan panas dengan sambal taoco dan pelengkap.
Coto Makassar biasanya disajikan dengan ketupat atau burasa. Coto Makassar
dianggap hambar apabila tidak diiringi dengan ketupat atau burasa.
2.3. Lauk Nabati yang Biasa Dikonsumsi Masyarakat di Pulau Sulawesi
2.3.1. Barobbo
Sejarah
Salah satu masakan tradisional dari sulawesi selatan adalah "Barobbo”. Barobbo
merupakan makanan khas yang terbuat dari Jagung atau masyarakat Sulawesi Selatan yang
dikenal dengan nama "Biralle" (Makassar) atau "Arelle" (Bugis). Makanan ini merupakan
salah satu makanan dengan penggemar yang cukup banyak,di kalangan masyarakat di Pulau
Sulawesi. Bahan dasar makanan ini memang sangat familiar,di berbagai masakan dan
makanan yang dapat dibuat atau dihasilkan dari bahan dasar jagung. Jagung untuk
masyarakat Sulawesi Selatan sendiri berada di urutan kedua setelah pisang untuk diolah
menjadi masakan atau makanan,baik itu dalam bentuk kue,makanan tradisional,campuran
untuk sayur,dll.
Cara Pengolahan dan Penyajian Barobbo
Bahan :
1.Jagung
2.Daging Ayam (suwir-suwir) atau udang
3. Bawang Merah
4. Bawang Putih
5. Merica
6.Bayam,Kangkung dan Sawi
7. Daun Sup
Untuk masyarakat yang berada dipesisir biasanya lebih senang menggunakan udang
karena,menurutnya lebih enak dengan udang karena,rasanya lebih menyatu dan lebih enak
atau lebih sedap. Sedangkan untuk pelengkapnya biasanya ditambahkan jeruk dan cabai ,atau
ditambah dengan perkedel jagung (kambeng biralle)
Cara Pembuatannya Barobbo' :
1.Bersihkan jagung terlebih dahulu dari kotoran dan kulitnya,
2 Kemudian jagung di parut dan dimasukkan kedalam panci,tambahkan air secukupnya
sesuai kebutuhan dan masukkan kedalam panci
3.Rebus hingga matang sambil anda menambahkan irisan bawang merah dan bawang
putih,bila masakan sudah mendidih, masukkan daun sup,sayuran,merica dan garam.nah
sambil menunggu masakan matang persiapkan perkedel anda.
Cara Penyajian
Siapkan bubur jagung dalam mangkuk,taburia tasnya dengan daun bawang atau
perasan jeruk nipis dan tentunya dengan perkedel jagung anda.selanjutnya barobbo siap
dinikmati
2.4. Sayuran yang Biasa Dikonsumsi Masyarakat di Pulau Sulawesi
2.4.1. Uta Kelo
Sejarah
Makanan khas dari Sulawesi salah satunya adalah uta kelo dan umumnya sering disebut
dengan sayur daun kelor. Kelor ini banyak tumbuh di Indonesia karena Indonesia memiliki
musim tropis. Asal mula uta kelo ini masih belum diketahui secara pasti. Tapi yang menjadi
patokan adalah bahwa warga Palu meyakini uta kelo memberikan kekuatan ekstra pada warga
untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Karena alasan tersebut, warga Kaili menyantap
makanan tersebut ketika berbuka ataupun waktu sahur. Dengan mengkonsumsi uta kelo saat
berbuka atau waktu sahur, maka ketika mereka berpuasa, mereka tetap merasa kuat untuk
menjalani aktivitas sehari-hari karena telah mendapat energy atau kekuatan dari makanan uta
kelo tadi.
Fungsi dan Budaya Daerah
Kebudayaan dari suku kaili ini adalah mengonsumsi makanan Uta Kelo ini pada bulan
tertentu, yakni bulan ramadhan. Ketika bulan Ramadhan tiba, itu sebagai tanda waktu untuk
makan uta kelo. Karena sudah menjadi suatu tradisi bagi orang Kaili, bahwa makanan uta
kelo disiapkan sebagai makanan untuk berbuka. Selain itu, makanan ini dipercaya oleh orang
Kaili bahwa memiliki fungsi memberi kekuatan untuk menjalani aktivitas kesehariannya.
Oleh karena itu, makanan kelor ini menjadi makanan favorit bagi orang Kaili. Selain itu sayur
kelor ini dikeramatkan oleh warga Palu bahwa jika ada orang luar atau pendatang baru
memakan sayur ini maka dia akan menjadi warga Palu dan tinggal di Palu untuk selamanya.
Cara Pengolahan dan Penyajian
Bahan :
1. Santan 500cc
2. Pisang kepok muda 8 buah
3. Terung 5 buah
4. Daun melinjo (jika ada)
5. Udang 1 ons
6. Cabe rawit 10 buah
7. Daun kelor muda
8. Penyedap rasa
9. Garam secukupnya
Cara pengolahan :
1. Buatlah santan sebanyak 500cc dari 2 buah kelapa
2. Haluskan cabe rawit
3. Campurkan santan dan cabe rawit lalu masaklah hingga mendidih
4. Irislah pisang kepok muda tadi lalu masukkan ke dalam santan
5. Tambahkan garam secukupnya lalu diaduk
6. Irislah terung agak besar dan iris pucuk daun melinjo
7. Setelah santan mendidih, masukkkan daun kelor bersamaan dengan daun melinjo
dan terung
8. Tambahkanlah penyedap rasa secukupnya lalu diaduk hingga merata
9. Jika daun dan terung sudah terlihat lemas dan matang, maka sayur siap diangkat
dan disajikan
10. Uta kelo biasanya disantap bersamaan dengan duo dan nasi jagung
2.4.2. Pangi dan Saut
Sejarah
Pangi dan saut merupakan makanan tradisional khas Minahasa. Pembuatannya biasa
dikerjakan oleh para pria karena memerlukan tenaga lebih dalam mengolah makanan ini.
Pangi terbuat dari daun kuwak atau yang biasa orang Manado menyebutnya dengan daun
pangi. Jahe, kemangi, biji pala, daun bawang dan cabai diulek lembut kemudian dicampur
dengan daun pangi yang telah diiris tipis. Setelah tercampur, daun pangi dimasukkan ke
dalam bambu kemudian didekatkan ke bara api. Tujuan bambu tidak ditempelkan langsung
ke bara api adalah supaya bambu tidak pecah.
Cara pengolahan saut sama dengan cara pengolahan pangi, yaitu dimasukan ke dalam
bambu dan didekatkan ke bara api. Namun, bahan pembuatan saut berbeda.Saut terbuat dari
pelepah pisang muda yang diiris tipis dan dicampur dengan bumbu yang sama dengan pangi,
yaitu jahe, cabai, biji pala, kemangi, dan daun bawang. Beberapa orang mencampurnya
dengan daging ayam atau babi.
Fungsi
Pangi dan saut biasa disajikan saat pesta, baik pesta adat maupun acara keagamaan.
Cara Pengolahan dan Penyajian
Bahan:
1. 750 gr ayam kampung, potong kecil (sesuai selera)
2. 3 Potong bambu, dipotong salah satu ruasnya agar membentuk lubang arang untuk
membakarnya
3. Daun pisang sebagai pelapis didalam bambu.250 gram rebung
4. 500 gr saut (batang muda pohon pisang,tengahnya phon pisang yg masih muda),kalau
tidak ada bisa menggunakan 250 gr rebung.
5. 10 buah cabe rawit di memarkan
6. 2 1/2 sdk teh garam
7. 3 sdk makan minyak jelantah
8. 2 sdk makan jeruk nipis
Bumbu yang dihaluskan:
1. 10 siung bawang merah
2. 4 cm jahe
3. 6 buah cabe merah
4. 4 buah cabe rawit oranje
Bumbu-bumbu di-iris:
1. 25 tangkai daun kemangi, dipetik dengan tangan.
2. 9 daun jeruk, diris halus
3. 1 lembar daun kunyit
4. 3 batang daun bawang, di iris-iris
Cara pengolahan :
1. Lumuri ayam dengan garam dan jeruk nipis. Diamkan 45 menit. Panggang 30 menit
sampai kekuningan.
2. Aduk ayam, cabe rawit, saut (rebung), garam,minyak jelantah, bumbu yang sudah di
haluskan dan bumbu yang sudah di iris-iris
3. Lapisi bambu dengan daun pisang. Masukkan ayam yang sudah dicampur dengan
bumbu. Atas bambunya di tutup rapat dengan daun pisang, agar uapnya tidak keluar,
sehingga menghasilkan makanan yang gurih dan nikmat.
2.5. Jajanan yang Biasa Dikonsumsi Masyarakat di Pulau Sulawesi
2.5.1. Jalangkote
Sejarah
Jalangkote adalah salah satu jajanan asal Makasar, Sulawesi Selatan. Jalangkote
berasal dari bahasa Makasar. Jalang artinya jalan dan kote artinya berkote-kote atau berteriak.
Dahulu, Jalangkote dijajankan dengan pedagang keliling yang berjalan kaki ke desa-desa
sambil berteriak “OEEE... JALAAAAAANGKOTEEEEEE!”. Jalangkote memiliki bentuk
seperti pastel, namun memiliki isian yang berbeda dengan pastel. Isian jalangkote terdiri dari
kentang, daging sapi cincang, wortel, telur rebus, taoge, soun, dan bawang prei. Berbeda
dengan pastel yang dari Jawa hanya berisi sayuran. Tidak hanya isian, jalangkote dimakan
dengan saus khas yang semakin memberikan cita rasa khas sulawesi.
Fungsi
Jalangkote biasa disajikan sebagai snack atau sebagai jajanan saat berbuka puasa.
Cara Pengolahan dan Penyajian
Bahan utama jalangkote dari kulitnya adalah tepung terigu, garam, minyak goreng,
dan santan. Santan membuat cita rasa gurih pada jalangkote. Sedang isiannya seperti yang
disebutkan di atas,ada kentang, daging sapi cincang, wortel, telur rebus, taoge, soun, dan
bawang prei. Isi dalam jalangkote telah kaya zat gizi untuk camilan. Tedapat kandungan
karbohidrat, terdapat protein hewani, serta vitamin dari sayur. Bumbu-bumbu pelengkapnya
yaitu merica, pala, bawang merah, bawang putih, garam, gula pasir, dan kaldu bubuk. Untuk
saos bumbu-bumbunya ada bawang merah, bawang putih, cabai merah, cabai rawit, gula
pasir, garam, air, dan cuka. Saos untuk jalangkote sangtlah khas karena bercita rasa pedas dan
terdapat bahan berupa cuka yang khas.
Cara pembuatan:
Bahan:
Kulit:
1. 200 gr tepung terigu protein sedang
2. ½ sdt garam
3. 750 ml minyak goreng
4. 1 butir telur ayam
5. 60 ml santan
Isian:
1. 75 gr kentang (potong dadu)
2. 100 gr daging sapi cincang
3. 75 gr wortel (potong dadu)
4. 2 butir telur rebus yang telah dipotong menjadi 6 bagian
5. 50 gr taoge
6. 25 gr soun (direndam hingga lunak)
7. 1 bawang prei (diiris tipis)
8. 25 ml air
Bumbu jalangkote:
1. ½ sdt merica bubuk
2. ¼ sdt pala bubuk
3. 3 siung bawang putih (diiris tipis)
4. 4 butir bawang merah (diiris tipis)
5. Garam secukupnya
6. Gula pasir secukupnya
7. Kaldu bubuk secukupnya
Saus jalangkote:
1. 4 siung bawang putih
2. 3 butir bawang merah
3. 4 buah cabai meah
4. 2 buah cabai rawit
5. ½ sdt cuka
6. 1 sdt gula pasir
7. Garam secukupnya.
Langkah-langkah membuatnya:
1. Membuat isian. Memanaskan 2 sendok minyak. Kemudian menumis bawang putih
dan bawang merah hingga harum. Kemudian menambahkan bawang prei, daging sapi
wortel dan kentang. Menuang air masak hingg ½ matang. Memasukkan semua bahan
isian lain kecuali telur. Masak hingga matang dan sisihkan.
2. Membuat kulit. Memasukkan terigu ke dalam wadah adonan. Menambahkan telur,
garam, dan santan. Adonan ini diaduk rata kemudian menambahkan 50 ml minyak
goreng dan diuleni hingga kalis. Menggilas adonan hingga memiliki tebal 3 mm
kemudian dipotong bentuk bulat dengan diameter 10 cm.
3. Mengambil 1 lembar kulit, letakkan 2 sendok makan adonan isi dan 1 potong telur di
atasnya. Mengatupkan dan merekatkan dengan putih telur membentuk ½ lingkaran
dan memilin tepinya.
4. Setelah adonan siap, memanaskan minyak untuk menggoreng adonan hingga matang.
5. Pembuatan saus jalangkote adalah mencampur dan menghaluskan semua bahan,
kecuali air dan cuka. Kemudian bumbu yang telah dihaluskan ditumis sampai matang
dengan 2 sdm minyak. Selanjutnya merebus air, memasukkan tumisan bumbu, dan
cuka. Masak hingga matang.
2.6. Makanan Non Tradisional yang Tersebar di Pulau Sulawesi
2.6.1. Klappertaart
Sejarah
Sejarah kolonialisme di Hindia Belanda menimbulkan sejarah makanan, perjamuan
makan, dan politik makan. Banyak kuliner Indonesia yang mengadaptasi kuliner Belanda,
salah satunya adalah Klappertaart. Banyak orang mengira bahwa Klappertaart adalah kue
asli Indonesia. Padahal kue ini berasal dari Belanda yang resepnya dibawa oleh para
pedagang Belanda. Pada waktu itu persebaran hanya sebatas di Manado karena itulah
Klappertaart disangka sebagai makanan khas Manado.
Fungsi dan Budaya Daerah
Klappertaart biasanya disajikan saat ada pesta atau perayaan tertentu. Tapi sekarang di
waktu kapanpun dan siapapun bisa menikmati klappertaart tanpa harus menunggu perayaan
tertentu.
Cara Pengolahan dan Cara Penyajian
Bahan A:
1. 500 ml air kelapa
2. 125 gram gula pasir
3. 75 gram mentega
4. 40 gram tepung terigu
5. 25 gram maizena
6. 1/4 sendokteh vanili
7. 200 ml susu kental manis
8. 2 sendok makan rhum atau vanili
9. 3 kuning telur
10. 25 gram kismis
11. 2 buah daging kelapa muda.
Bahan B (Untuk Topping) :
1. 3 butir putih telur
2. 50 gram gula pasir
3. 10 gram tepung terigu
4. 25 gram kismis
5. 25 gram kenari cincang kasar
6. 1 sendok teh kayu manis
Cara Membuat Bahan A :
1. Masak 250 ml air kelapa, gula pasir, dan mentega hingga mendidih
2. Campur sisa air klapa dengan tepung maizena, tepung terigu, dan vanili. Aduk rata
3. Masukan adonan tadi ke dalam air kelapa mendidih. Aduk rata.
4. Tambahlan kuning telur, susu kental manis, kelapa muda, kenari, dan kismis. Aduk
rata.
5. Masukan adonan ke dalam alumunium foil dengan diameter 12 cm, berbentuk oval
atau sesuai selera.
6. Panggang selama 15 menit dengan suhu 170-180 derajat Celcius, lalu keluarkan.
Bahan B ;
1. Kocok putih telur dan gula sampai putih dan kaku, lalu masukan tepung terigu. Aduk
rata.
2. Tuang kocokan putih telur tadi ke atas adonan, berikan cincangan kenari dan kismis,
lalu panggang kembali selama 15 menit. Angkat lalu dinginkan
BAB III
Penutup
3.1. Simpulan
Banyak berbagai macam makanan tradisional yang ada di Pulau Sulawesi, misalnya
seperti Sinonggi yang merupakan salah satu makanan pokok yang terbuat dari sagu; Coto
Makassar yang sudah dikenal oleh hampir semua masyarakat Indonesia yang merupakan
salah satu lauk hewani yang berbahan dasar daging sapi, babat, jantung sapi dan hati sapi;
Barobbo merupakan salah satu pilihan lauk nabati yang juga termasuk makanan khas
Sulawesi yang terbuat dari Jagung.
Selain itu, Pulau Sulawesi juga mempunyai sayuran khas antara lain Uta Kelo dan
juga Pangi dan Saut. Ada pula jajanan tradisional yang berasal dari Pulau Sulawesi yaitu
Jalangkote, Jalangkote memiliki bentuk seperti pastel namun memiliki isian yang berbeda
dengan pastel. Isian jalangkote terdiri dari kentang, daging sapi cincang, wortel, telur rebus,
taoge, soun, dan bawang prei.
Ada pula makanan non tradisional yang tersebar di Pulau Sulawesi yaitu Klappertaart.
Klappertaart berasal dari Belanda yang resepnya dibawa oleh para pedagang Belanda. Pada
waktu itu persebarannya hanya sebatas di Manado karena itulah Klappertaart disangka
sebagai makanan khas Manado.
Daftar Pustaka
Admin. 2010. Sekilas tentang Coto Makassar dan Cara Pembuatannya.
http://www.rappang.com/2010/02/coto-makassar.html diakses pada tanggal 28 Maret 2014
Admin. 2011. Sayur Kelor (Uta Kelo), Menu Favorit Warga Kaili.
http://eightbspezharpalu.wordpress.com/2011/08/08/sayur-kelor-uta-kelo-menu-favorit-
warga-kaili/ . diakses 28 maret 2014
Admin. 2012. Nikmatnya uta kelo khas suku kaili.
http://www.indonesiawonder.com/id/tour/wisata-kuliner/nikmatnya-uta-kelo-khas-suku-kaili.
diakses pada tanggal 29 maret 2014
Admin. 2012. Resep-resep Indonesia.
http://members.quicknet.nl/eunice/resep2-indonesia/sulawesi-utara-3.html diakses pada
tanggal 29 Maret 2014
Admin. 2012. The history behind Klappertaart.
http://yummyklappertaart.blogspot.com/2012/12/the-history-behind-klappertaart.html diakses
pada tanggal 30 Maret 2014
Admin. 2013. Sinonggi, Makanan Khas Masyarakat Sulawesi.
http://halokdi.blogspot.com/2013/11/sinonggi-makanan-khas-masyarakat.html diakses pada
tanggal 28 Maret 2014
Admin. 2014. Kuliner Khas Manado.
http://wisatakulinerdimanado.blogspot.com/2014/01/kuliner-khas-manado-super-
lengkap.html diakses pada tanggal 29 Maret 2014
Apriawan. 2013. Uta Kelo. http://tentangpalu.blogspot.com/2013/07/uta-kelo.html. diakses
pada tanggal 28 maret 2014
Ayu, Dyah. 2013. Behind of Klappertaart.
http://diah17.blogspot.com/2013_10_01_archive.html diakses pada tanggal 30 Maret 2014
Bungawali, Fany. 2012. Coto Makassar
http://superfunny006.wordpress.com/2012/05/16/coto-makassar/ diakses pada tanggal 28
Maret 2014
Gerald. 2010. Pangi dan Saut Makanan Khas Minahasa atau Manado.
http://geraldtoar.blogspot.com/ diakses pada tanggal 29 Maret 2014
Rezki,Rasyak. 2012. Barobbo' (Kuliner Tradisional bugis-makassar sulawesi selatan) =>
Delicious food from South Sulawesi . http://rezkirasyak.blogspot.com/2012/04/barobbo-
kuliner-tradisional-bugis.html . Diakses pada tanggal 28 Maret 2014
Walentina, Waluyanti. 2010. Jalang Enak Jalang Kote.
http://kolomkita.detik.com/baca/artikel/12/1636/jalang_mantap_jalang_kote diakses pada
tanggal 29 Maret 2014
Yanti. 2012.Kue Jalangkote Asli Makassar. Cahayaterangkulhoo.blogspot.com/2012/05/ku-
jalangkote-asli-makassar.html. diakses pada tanggal 28 Maret 2014.
top related