makalah fistumb perkembangan
Post on 22-Oct-2015
145 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Perkembangan adalah proses pada tubuh untuk mencapai kedewasaan atau
maturitas. Matuaritas tidak dapat diukur secara kuantitatif namun bisa dilihat dari
ciri-cirinya, contohnya Spermatophyta bila sudah berbunga.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
ada 2 : Faktor Eksternal dan Faktor internal.
Faktor Eksternal adalah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
dari luar, meliputi: nutrisi, suhu, cahaya, air, kelembaban, oksigen, dan lain-lain.
Faktor Internal adalah faktor dari dalam, meliputi: gen dan hormon.
FAKOR PERKEMBANGAN
Perkembangan pada tumbuhan dapat dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu :
a. Faktor Dalam
Selama pembelahan sel, informasi genetic terus terduplikasi dan
tersimpan dalam sel-sel anakan yang terbentuk. Selanjutnya beberapa gen
akan diaktifkan sementara yang lain tidak. Perbedaan ini seterusnya akan
menghasilkan perbedaan pada zat-zat yang disintesis seperti enzim yang
berfungsi pada berbagai reaksi biokimia yang diperlukan untuk pertumbuhan
dan perkembangan. Gen yang berfungsi dalam sintesis ini dinamakan gen
structural, sementara gen yang mengaturnya dinamakan gen regulator. Gen
regulator dipengaruhi oleh berbagai sinyal seperti kondisi lingkungan, zat
pengatur tumbuh, dll.
b. Zat Pengatur Tumbuh
Pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan tumbuhan dikendalikan
beberapa golongan zat yang secara umum dikenal sebagai hormon tumbuhan
atau fitohormon. Penggunaan istilah “hormon” sendiri menggunakan analogi
fungsi hormon pada hewan. Beberapa ahli berkeberatan dengan istilah ini
karena fungsi beberapa hormon tertentu tumbuhan (hormon endogen,
dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan) dapat diganti dengan
pemberian zat-zat tertentu dari luar, misalnya dengan penyemprotan (hormon
eksogen, diberikan dari luar sistem individu). Mereka lebih suka
menggunakan istilah zat pengatur tumbuh (bahasa Inggris plant growth
regulator).
Beberapa contoh hormone yang berperan pada perkembanga tanaman
antara lain auksin, geberelin, gas etilen, dll.
c. Faktor Luar
Faktor luar mengacu pada fakror-faktor yang terdapat di lingkungan
tumbuhan tumbuh dan dapat mempengaruhi perkembangan suatu tanaman.
Beberapa factor luar antara lain :
1) Cahaya
Selain berperan dalam proses fotosintesis, pengaruh cahaya
pada perkembangan juga berlaku dalam bentuk lain misalnya
fotoperiodisme. Fotoperiodisme adalah bentuk respon tanaman
terhadap panjang hari/malam. Pembentukan bunga pada
beberapa tumbuhan tergantung pada periode lama/panjang hari.
Dimana dalam hal ini tumbuhan dibagi atas tumbuhan, hari
panjang, tumbuhan hari pendek, dan tumbuhan netral yang
dapat berbunga tanpa pengaruh panjang hari.
2) Air
Air dibutuhkan dalam berbagai reaksi sebagai tempat reaksi
maupun sebagai zat yang bereaksi. Ketercukupan air akan
menyebabkan perkembangan tidak terhambat.
3) Hara
Ketersediaan hara akan menyebabkan berbagai zat yang
dibutuhkan untuk perkembangan tercukupi.
4) Suhu
Setiap tumbuhan memiliki rentang optimum suhu agar dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik. Salah satu hal yang
dipengaruhi suhu adalah enzim. Enzim merupakan katalisator
pada berbagai proses metabolism makhluk hidup.
Denganterhambatnya fungsi enzim, maka berbagai proses pada
tanaman akan terhambat.
TAHAPAN PERKEMBANGAN SEL
Peristiwa awal dalam perkembangan:
1. Pembelahan sel
Satu sel dewasa memebelah menjadi dua sel yang terpisah yang tidak selalu
serupa satu sama lain
2. Pembesaran sel
Pembesaran volume sel anak
3. Diferensiasi sel
Sel anak terspesialisasi menghasilkan berbagai macam jenis jaringan dan organ
Dalam membelah,sel memiliki dua arah pembelahan:
1. Periklinal (sejajar dengan perimeter)
Dinding baru di antara dua sel anak berada pada bidang yang hampir sejajar
dengan permukaan terdekat dari tumbuhan
2. Antiklinal
Dinding baru diantara dua sel anak terbentuk tegak lurus terhadap permukaan
terdekat
Pembelahan sel (sitokinesis) dimulai saat lempeng sel terbentuk. Lempeng sel
tumbuh melalui peleburan beratus-ratus kantung kecil yang sebagian besar lepas dari
ujung kantung golgi yang mengandung polisakarida bukan-selulosa, misalnya pektin.
Kantung tersebut melebur membentuk lamela tengah yang kaya akan pektin dan
dilapisi oleh membran. Membran itu semula adalah bagian dari kantung, tapi
akhirnya menjadi membran plasma kedua sel anak yang baru. Pembentukan dinding
primer-baru selanjutnya pada msing-masing sel anak terus terjadi.
Bukan arah pembelahan sel saja yang penting dalam struktur perkembangan,
tetapi juga arah pembesaran sel. Pembesaran sel sebagian besar merupakan peristiwa
penyerapan air ke dalam vakuola yang mengembang. Pembelahan sel berada di
bawah pengontrolan hormon. Hormon IAA bekerja dengan cara melemaskan struktur
dinding sel sehingga menjadi plastis (irreversible atau tidak elastis) dan
pertumbuhanpun dapat terjadi. Pembesaran sel merupakan proses dasar sehingga
tumbuhan dan jaringan yang pembelahan selnya dihambat masih dapat terus tumbuh
dengan cara perbesaran sel. Pada organ tumbuhan yang memanjang seperti batang
dan akar, pembesaran terutama terjadi ke satu dimensi, artinya hanya ke arah
memanjangnya, secara umum, sel meristem yang baru terbentuk membesar ke tiga
dimensi, tetapi pada batang dan akar, pembesaran segera menjadi pemanjangan.
Dalam perkembangan sel kita akan menjumpai satu rangkaian peristiwa
berulang yang disebut daur sel. Daur tersebut memperhatikan waktu replikasi DNA
dalam kaitannya dengan pembelahan inti. Setelah mitosis, terdapat masa
pertumbuhan sel sebelum replikasi DNA terjadi (G1 ), kemudian replikasi DNA (S),
diikuti dengan pertumbuhan sesudah replikasi (G2), dan akhirnya mitosis
menyelesaikan daur tersebut. Salah satu sel anak hasil pembelahan mitosis mungkin
tidak melanjutkan daur sel, tetapi membesar dan berdiferensiasi. Bila hal tersebut
terjadi sebelum replikasi DNA, sel yang berdiferensiasi akan memiliki jumlah
kromosom diploid dan sejumlah kromatin yang normal. Tetapi pada tumbuhan,
diferensiasi yang terjadi setelah replikasi DNA adalah hal yang lazim, sehingga sel
yang berdiferensiasi memiliki lebih dari sepasang kromatin. Terkadang kromosom
terus menggandakan diri tanpa diikuti pembelahan sel, sehingga sel yang
berdiferensiasi menjadi poliploid. Sel poliploid ini berukuran lebih besar dari sel
lainnya yang diploid. Sel tumbuhan yang berdiferensiasi akan memasuki kembali
daur sel melalui proses dideferensiasi. Proses tersebut memungkinkan sel kembali
memiliki kemmapuam untuk membelah lagi (bersifat meristematik)
PERKEMBANGAN BATANG
Batang yang sedang tumbuh memiliki 3 daerah utama : meristem apeks (daerah yang aktif
tumbuh daerah pembelahan ) ,daerah pemanjangan,daerah pendewasaan, meristem apeks
1. Meristem apeks
Meristem apeks pertama kali terbentuk pada embrio. Pada batang tumbuhan, apeks
(ujung) pucuk merupakan tempat meristem apeks dan jaringan meristematik
turunannya membentuk tubuh primer tumbuhan
Meristem apeks terdiri dari sel pemula yang merupakan sumber dari semua sel.
Turunan dari pemula ini merupakan sel yang aktif membelah (promeristem /
protomeristem ). Meristem apeks pucuk bersifat tidak terbatas dan memiliki
kemampuan untuk membentuk primordia lateral pada bagian tepi meristem.
2. Daerah Pemanjangan
Daerah pemanjangan memiliki 3 jenis jaringan embrionik, yaitu : meristem dasar
(membentuk jaringan penyokong / posisi jaringan dewasa pada tumbuhan
monokotil dan dikotil seperti korteks dan empulur ,membentuk kolenkim dan
parenkim ),prokambium yang akan membentuk jaringan pembuluh ( xylem dan
floem), protoderm yang akan membentuk epidermis, yang berbeda dari epidermis
akar karena : tidak memiliki rambut akar , memiliki kutikula yang tebal.
3. Daerah Pendewasaan
Pada daerah pendewasaan jaringan yang sudah dewasa menghasilkan jaringan
embrionik yang berbeda antara tumbuhan monokotil dan dikotil. Contohnya adalah
epidermis pada bagian luar tubuh tumbuhan. Pada monokotil, berkas pembuluh
tersebar di seluruh jaringan penyokong sehingga tidak ada perbedaan antara
korteks dan empulur. Pada tumbuhan dikotil, berkas pembuluh tersusun dalam
lingkaran membagi jaringan
dasar menjadi daerah-daerah yang berbeda :
a. korteks, jaringan dasar antara berkas pembuluh dan epidermis
b. empulur, jaringan dasar yang terdapat di bagian tengah lingkaran batang
c. jari- jari empulur, jaringan dasar yang terdapat pada celah di antara berkas
pembuluh.
• Batang terspesialisasi.
Batang dapat memiliki fungsi lain selain penyokong tumbuhan
A. Reproduksi secara aseksual
1. rhizomes (rimpang)
Batang yang tumbuh secara horizontal di bawah permukaan tanah. (ex. bambu,
jahe-jahean). Berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan.)
2. stolons = runners
Batang yang tumbuh horizontal di atas permukaan tanah, sebenarnya
merupakan pemanjangan dari internodus, mis. pada tanaman strawberry
(Fragaria), Hydrocotyle asiatica.
B. Tempat penyimpanan cadangan makanan
1. tuber (mis. Solanum tuberosum)
Merupakan internodus pada ujung batang di bawah permukaan tanah, memiliki
daun sisik , terdapat mata yang merupakan tunas aksiler.
2. bulbus (mis. Allium cepa)
Batang kecil pada ujung terbawah tumbuhan ,ditutupi oleh daun berdaging dan
daun sisik pada bagian terluarnya ,memiliki tunas yang besar.
PERKEMBANGAN DAUN
Daun baru berkembang dari primordial daun yang dibentuk pada meristem
apeks (puncak) pada ujung bantang. Perkembangan primordium daun sampai menjadi
daun melalui beberapa tahap yaitu:
1. Inisiasi
Pembelahan sel paling awal terjadi pada meristem apikal. Berdasarkan teori
meristem yang dikembangkan oleh Schmith, dikenal dengan teori Tunica-
corpus, maka pada meristem apikal terdapat dua lapisan meristem yaitu
lapisan tunika (lapisan luar) dan korpus (lapisan dalam). Tunika terdiri dari
beberapa lapis sel yang terletak pada bagian tepi dari meristem apikal.
Sedangkan beberapa jenis sel yang berada di sebelah dalamnya disebut
dengan corpus. Pembelahan pertama terjadi pada daerah tunika dan beberapa
lapis daerah korpus. Pembelahan periklinal yang diikuti dengan pertumbuhan
sel anak menyebabkan timbulnya tonjolan, yaitu primodia daun. Pembelahan
antiklinal meningkatkan luas permukaan primodia tersebut.
2. Pembentukan penyangga daun
Sebagai akibat dari pembelahan sel yang terus-menerus primodium dan akan
menonjol kea rah luar dari meristem pucuk, seperti papilla atau seperti sabit.
Bagian ini disebut penyangga daun. Penyangga daun terdiri atas lapisan
protoderm, meritem dasar, dan prokambium yang berkembang dari
prokambium batang yang berdekatan. Penyangga daun ini akan tumbuh dan
memanjang membentuk sumbu daun.
3. Diferensiasi awal
Penyangga daun yang telah terbentuk terdiri dari jaringan yang masih
sederhana. Berdasarkan teori meristem yang dikembangkan oleh Haberlandt,
jaringan yang menyusun peyangga daun terdiri dari protoderma, meristem
dasar dan prokambium. Dalam perkembangan selanjutnya, masing masing
akan berkembang dan menghasilkan epidermis dan derivatnya, mesofil dan
berkas pengangkut daun.
4. Pembentukan sumbu daun
Sebagai hasil pertumbuhan yang cepat maka penyangga daun akan berbentuk
seperti kerucut dengan sisi adaksialnya memipih. Ujung kerucut berperan
sebagai meristem apikal. Dalam pertumbuhan selanjutnya penyangga daun
semakin bertambah panjang dan secara berangsur angsur mendekati pangkal
semakin memipih. Dengan demikian primordium daun sudah dapat dibedakan
antara permukaan atas atau adaksial dan permukaan bawah atau abaksial. Hal
tersebut disebabkan oleh aktifitas meristem adaksial.
5. Pembentukan helai daun
Selama awal pemanjangan dan penebalan sumbu daun, sel-sel adaksial bagian
tepi membelah lebih cepat dibandingkan sel-sel meristem dasar yang berada
disebelah dalamnya. Dengan demikian terbentuklah dua garis seperti sayap
yang berkembang pada kedua tepinya sebagai akibat percepatan pertumbuhan
sel sel tersebut. Deretan sel disebut meristem marginal dan sub marginal. Pada
dikotil, laisan yang paling luar dari system marginal adalah protoderm. Pada
angiospermae, pemula marginal membelah secara antiklinal, sehingga sel-se
baru ditambahkan pada prooderm di bagian adaksial dan abaksial. Pada daun
yang mempunyai tangkai, pertumbuhan marginal akan tertahan pada bagian
pangkal sumbu daun, yang selanjutnya akan berkembang menjadi tangkai
daun. Bagian dalam helaian dan yang muda berasal dari sel-sel sub marginal.
Inisial submarginal ini membelah dengan berbagai cara, menghasilkan sel-sel
baru pada helaian bagian dalam. Pada penampang melintangnya, kedua sisi
helai daun yang sedang berkembang tampak bahwa protoderma
menyelubungi beberapa lapis jaringan dasar. Sel sel beru akan ditambahkan
pada lapisan lain bersal dari dua deret inisial marginal dan inisial submarginal.
6. Histogenesis
Setelah helai daun terbentuk, proses selanjutnya adalah menyempurnakan
jaringan penyusun daun. Dalam perkembangannya, meristem yang terlibat
ialah meristem apikal, meristem adaksial, meristem marginal, meristem
submarginal, meristem lempeng dan meristem lateral. Meristem marginal
berdiferensiasi menghasilkan epidermis atas dan epidermis bawah serta
derivatnya, sedangkan meristem submarginal akan berdeferensiasi
menghasilkan mesofil dan jaringan pengangkut.
Gambar:
(a) Dua tonjolan kecil atau penyangga daun terdapat pada sisi yang
berlawanan
(b) Dua primordium muncul dari dua penyangga daun
(c) Dua primordium daun yang telah berkembang lebih lanjut tampak adanya
untaian prokambium yang merupakan kelanjutan dari berkas pengangkut pada
batang.
Morfogenesis daun
Proses perkembangan daun sejak inisiasi sampai terbentuknya daun yang
lengkap tidak pernah terlepas oleh faktor lingkungan tempat tumbuhan tersebut
hidup. Dengan demikian struktur daun dewasa pada umumnya merupakan suatu
ekspresi gen yang telah dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Pada umumnya faktor
lingkungan yang dominan dan menentukan adalah cahaya, air dan oksigen. Daun
yang tumbuh pada lingkungan yang terlindung akan mempunyai struktur yang
berbeda dengan daun yang tumbuh di lingkungan cahaya melimpah. Daun yang
tumbuh pada lingkungan yang terlindung sehari hari akan mengalami kekuranngan
cahaya. Helai daun cenderung tipis dan lebar, warna daun pucat, sedangkan daun
yang tumbuh pada lingkungan cahaya melimpah helai daun cenderung lebih sempit,
lebih tebal dan warnanya lebih gelap. Daun yang tumbuh di dalam air cenderung
mempunyai ruang antar sel yang lebih besar daripada yang tumbuh di udara,
demikian pula epidermisnya cenderung lebih tipis dan tanpa kutikula.
Pengguguran daun (Absisi)
Pemisahan aktif daun dari cabang tanpa meninggalkan luka disebut absisi
daun. Absisi merupakan perkembangan adaptasi yang bermanfaat guna melepaskan
daun daun tua dan merupakan cara pemangkasan diri. Absisi daun biasanya disiapkan
di dekat dasar tangkai daun, di daerah inilah terjadi perubahan sitologi dan
biokimiawi dalam sel daerah pemisah yang akhirnya memisahkan daun dari cabang.
Zat pengatur absisi ini adalah senyawa auksin dan etilen. Senyawa auksin
menghambat absisi dan senyawa etilen merupakan senyawa yang memacu peristiwa
absisi.
PERKEMBANGAN BUNGA
Sebagian besar spesies angiossprmae menghasilkan bunganberkelamin ganda
(sempurna) yang terdiri dari bagian betina dan jantan yang berfungsi.Antesis adalah
pembukaan bunga saat bagian-bagian siap untuk penyerbukan biasanya hal ini
berbarengan dengan munculnya warna dengan bau. Banyak bunga yang tetap terbuka
dari mulai antesis hingga gugur (absisi).sedngkan yang lainnya seperti tulip, terbuka
dan tertutup beberapa kali sehri selama beberapa hari. Umumnya bunga terbuka
akibat pertumbuhan bagian dalam mahkota yang lebih cepat dibandingkan bagian
luarnya, tetapi pembukaan dan penutupan yang berulang kali mungkin merupakan
respon terhadap perubahan sementara tekanan turgor antara kedua sisi terebut.
Pembukaan dan penutupan diengaruhi suhu, dan tekanan uap atmosfer , namun faktor
utamanya seringkali adalah waktubinternal yang diatur oleh isyarat fajardan atau
isyarat petang hari. Contoh bunganprimrose sore (spesies Oenotera) biasanya terbuka
pada sore hari,kira-kira 12 jam sebelum matahari terbit,tetapi dapat diusahakan
terbuka kembali pada pagi hari dengan cara membalik kembali segala daur gelap
terangnya. Cahaya yang mempegaruhi respon ini diserap langsung oleh bunga.
Setelah terjadi antesis dan penyerbukan, akhirnya mahkota layu, mati dan
gugur. Pada beberapa spesies antesis segera diikuti dengan pelayuan. Contohnya pada
Portulaca randiflora dan banyak jenis Morning glory,termasuk ipomea`tricolor, dan
parbitis nil, bunga terbuka pada pagi hari dan mahkotanya layu pada petang harinya.
Pelayuan seperti ini biasanya disertai dengan pengangkutan linarut secara besar-
besaran dari bungan ke bagian tumbuhan lainnya,sering kali keovarium dan air hilang
dengan cepat pula. Terjai perombakan protein dan RNA secara cepat dari mahkota
dan kelopak selama proses pelayuan dan enzim hidrolisis seperti protease dan
ribokinase tampanknya diaktifkan dengan adanya perubahan hormon untuk
melangsungkan perubahan tersebut. Kemudian produk bernitrogen seperti asam
amino dan amida diangkut menuju biji dan jaringan lain yang sedang tumbuh,
sehingga hara tetap tersimpan.
Walaupun biasanya terjadi pelayuan dan pemudaran warna, beberapa spesies
mawar dan dahlia tertentu kehilangan selagi masih turgid dan masih mengandung
protein aslinya.
PERKEMBANGAN BUAH
-Buah merupakan struktur reproduksi tambahan pada tumbuhan
-Angiospermae yang di dalamnya mengandung biji.
-Perkembangan buah dirangsang oleh adanya polinasi dan/atau
fertilisasi.
Perkembangan Buah
Selama perkembangan buah, biji yang ada di dalamnya juga turut berkembang.
Perkembangan buah memerlukan :
1.Nutrisi hasil fotosintat⟶
2.Hormon :
Sitokinin –dihasilkan oleh biji ⟶ pembelahan sel pada dinding ovarium
GA –dihasilkan oleh biji ⟶ pembesaran buah
Tumbuhan induk ⟶ ABA ⟶ dormansi
ABA ⟶ embrio yang ada di dalam biji menjadi dorman.
☺Embrio tidak akan tumbuh menjadi tumbuhan dewasa selama masih berada di
dalam buah dan atau ABA belum diuraikan.
Asal mula pembentukan buah
•buah sejati ovarium/ bakal buah, dan ⟶
•buah semu ovarium dan/atau bagian bunga yang lain⟶
Klasifikasi Buah
Asal Buah
A.Buah tunggal–terbentuk dari satu pistilum (pea, tomato, lily, apple, cucumber)
B.Buah agregat–terbentuk dari beberapa pistilum yang terpisah dalam satu bunga
tunggal (strawberry, raspberry)
C. Buah majemuk –terbentuk dari beberapa pistilum pada perbungaan dan biasanya
bergabung dengan bagian bunga/perbungaan lainnya (nanas, nangka, murbei, fig)
PERKEMBANGAN BIJI
Pengertian Biji
Biji (bahasa Latin:semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga
yang telah masak. Biji dapat terlindung oleh organ lain (buah, pada Angiospermae
atau Magnoliophyta) atau tidak (pada Gymnospermae). Dari sudut pandang evolusi,
biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang termodifikasi sehingga dapat
bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai untuk pertumbuhan.
Struktur Biji
Biji tersusun atas tiga komponen utama, yakni:
a.Kulit Biji
Kulit biji adalah bagian biji yang berasal dari selaput bakal biji
(integumnetum). Pada tumbuhan biji tertutup (Angiospermae), kulit biji
tersusun atas dua lapisan, yakni :
1. lapisan kulit luar (testa) merupakan lapisan yang tipis, kaku dan
merupakan pelindung utama bagian dalam biji.
2. Lapisan kulit dalam (tegmen) biasanya tipis seperti selaput dan seringkali
disebut sebagai kulit ari.
Pada Gymnospermae, kulit biji terdiri atas tiga lapisan, yakni :
1. Kulit luar (sarcotesta), biasanya tebal berdaging
2. Kulit tengah (sclerotesta) merupakan lapisan yang kuat dan keras dan
berkayu
3. Kulit dalam (endotesta) biasanya tipis seperti selaput dan melekat pada
biji.
Bagian-bagian tambahan pada biji meliputi :
1. Sayap (ala), yakni alat tambahan pada biji yang digunakan dalam
pemnecaran oleh angin. Contoh biji Moringa oleifera
2. Bulu (coma), yakni penonjolan sel-sel kulit biji yang berupa rambut-
rambut. ContohGossypium sp.
3. Salut biji (arillus). Contoh pada Durio zibethinus
4. Salut biji semu (arillodium),
5. Pusar biji (hilus), ykni bagian kulit luar biji yang merupakan berkas
pelekatan dengan tali pusar. Contoh pada Vigna sinensis
6. Liang biji (micropyle), yakni liang kecil bekas masuknya serbuk sari.
Contoh pada bijiRicinus communis
7. Berkas-berkas pembuluh angkut (chalaza), yakni tempat pertemuan
integument dengan nuselus. Contoh Vitis vinifera
8. Tulang-tulang biji (raphe), yakni terusan tali pusar pada biji. Contoh pada
biji Ricinus communis
b.Tali Pusar (Funiculus)
Tali pusar merupakan bagian yang menhubungkan biji dengan tembuni. Jika
biji masak, biasanya biji terlepas dari tali pusarnya.
c. Inti Biji (Nucleus seminis)
Inti biji adalah semua bagian biji yang terletak di dalam kulitnya. Inti biji
terdiri atas :
- Lembaga (embryo) yang merupaka calon individu baru
- Putih lembaga (albumen) adalah jaringan yang berisi cadangan makanan
untuk masa permulaan kehidupan tumbuhan.
Perkembangan Biji
Tujuan utama perkembangan biji :
•Pemantapan pola dasar tubuh tumbuhan, sumbu akar -pucuk
•Akumulasi cadangan makanan untuk proses perkecambahan
•Persiapan dormansi biji
Selama perkembangan biji, embrio berdiferensiasi menjadi 2 sistem organ, yaitu :
•sumbu embrio. Sumbu embrio terdiri atas meristem akar dan pucuk yang akan
membentuk tumbuhan dewasa setelah perkecambahan biji.
•Kotiledon, merupakan sistem organ yang berdiferensiasi paling akhir, yang akan
mengalami penuaan setelah perkecambahan dan bertanggung jawab untuk
mensintesis dan menyimpan cadangan makanan untuk proses perkecambahan.
Embriogenesis
Embriogenesis mencakup perkembangan dari saat fertilisasi sampai fase dormansi.
Peristiwa utamayang terjadiselamaembriogenesis adalah:
1.Pemantapanbentukdasartumbuhan.
•Pola aksial, pembentukan sumbu basal-apikal(pucuk–akar)
•Polaradial, menghasilkan tiga system jaringan
2.Penyusunan jaringan meristematik untuk mengelaborasi struktur setelah masa
embrio(daun, akar, bungadsb.).
3.Pemantapan penyimpanan cadangan makanan yang cukup untuk perkecambahan
embrio sampai kecambah bersifat autotrof
FERTILISASI
•Fertilisasi pada tumbuhan Angiospermae merupakan fertilisasi ganda,
–sel telur difertilisasi oleh satu sperma membentuk zigot yang diploid
–intipolar difertilisasi oleh inti sperma lainnya membentuk
endosperm yang triploi atau poliploid.
•Pada saat terjadinya fertilisasi, tabung pollen menembus kantung embrio pada ujung
mikropil dan melepaskan isinya ke salah satu sel sinergid.
•Kedua inti sperma kemudian berpindah ke arah ujung khalaza dari sinergid, satu inti
sperma berfusi dengan inti sel telur dan inti lainnya berfusi dengan inti polar
Embriogenesis berlangsung serupa pada semua tumbuhan Angiospermae dalam hal
pemantapan bentuk dasar tumbuhan.
Embriogenesis pada tumbuhan;
•sel pemula(primordia)tidak dibentuk selama proses embriogenesis.
•system organ reproduktif (bunga) berkembang dari pemrograman kembali meristem
apeks pucuk setelah tumbuhan dewasa.
•Merupakan fase yang terpisah dan sangat berbeda dibandingkan fase perkembangan
di luar masa embrio, dan umumnya diakhiri dengan adanya dormansi.
Tigaperbedaan pada pola elaborasi pada perkembangan embriopada tumbuhan
:
•Perbedaan dalam pola pembelahan yang akurat.
•Perluasan perkembangan endosperm,
•Perkembangan kotiledon dan perkembangan meristem apeks pucuk.
Embriogenesis pada tumbuhan dikotil
Embriogenesis pada tumbuhan monokotil
Proses embryogenesis
Keterangan:SC,testa/
kulitbiji,EN,endosperm;SM,meristemapekspucuk;RM,meristemapeksakar,Pd,protode
rm;Po,prokambium;Gm,meristemdasar,S,suspensor,A,sumbu,CE,jaringanpelindunge
mbrio,MPE,mikropil
•Pembelahan asimetris
•bakal embrio
•suspensor
•Diferensiasi organ embrionik dan jaringan yang ada di dalamnya selama masa
transisi dari stadium globular ke stadium jantung.
Perkembangan embrio stadium transisi globular –jantung
Pola radial dan aksial. (a) Pola radial pada Angiospermae mulai pada saat stadium
globular dan menghasilkan tiga system jaringan. (b) Pola aksial (sumbu akar-pucuk)
terbentuk saat stadium jantung.
•Padastadium torpedo,
–determinasihipokotildanradikulaterjadi
–diferensiasiprokambium
–embrioberklorofil
•Pada beberapa tumbuhan, kotiledon tumbuh cukup lama sehingga kotiledon tersebut
harus melengkung untuk menyesuaikan diri dengan bentuk bakal biji. Embrio
kemudian menyerupai tongkat untuk berjalan .
DAFTAR PUSTAKA
Salisbury, Frank dan Ross Cleon. 1995. Fsiologi Tumbuhan Jilid 3. Badung: ITB.
Sasmitamiharja, Drajat, dkk. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB.
Sumardi, Issirep dan Agus Budijuarinto. 1995. Struktur dan Perkembangan
Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.
MAKALAH FISIOLOGI TUMBUHAN
PERKEMBANGAN TUMBUHAN
Disusun Oleh:
Dara Utami Ningsih 10304241003
Susanti 10304241007
Anisyah 10304241011
Prima Siti N. 10304241015
Fitriana Anjas A. 10304241020
Ardhiana Iffa F. 10204241024
Agus Frasetyo 10304241028
Ria Fitriani Hadi 10304241032
Errischa Megawati 08304241035
Pendidikan Biologi Subsidi
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011
top related