lp hipertensi fix.doc
Post on 27-Jan-2016
273 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI DIWILAYAH DESA TATAH
PEMANGKIH BARU RT. 01 KECAMATAN TATAH MAKMUR
DI Susun Oleh :
NAMA : Hadi Subhan, S.Kep
NIM : 15.NS.097
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA BANJARMASIN
2015
A. Definisi
Hipertensi Menurut JNC (joint national commite) adalah tekanan darah yang lebih
tinggi dari 140/90 mmHg. Menurut WHO bahwa hipertensi adalah tekanan darah
dengan sistolik > 160 mmHg dan diastolik > 95 mmHg. Hipertensi adalah
peninggian tekanan darah di atas normal.
1. Merupakan golongan penyakit yang terjadi akibat suatu mekanisme
kompensasi kardiovaskuler untuk mempertahankan tubuh.
2. Apabila hipertensi tak terkontrol akan menyebabkan kelainan pada organ lain
yang berhubungan dengan system tersebut. Semakin tinggi tekanan darah,
lebih besar kemungkinan timbulnya penyakit kardiovaskuler.
3. Penyulit pada jantung dan segala manifestasi kliniknya disebut “penyakit
jantung hipertensif”
B. kalsifikasi
Kategori Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolic
Normal Dibawah 130 mmhg Dibawah 85 mmhg
Normal tinggi 130-139 mmhg 85-89 mmhg
Stadium 1
(hipertensi ringan)140-159 mmhg 90-99 mmhg
Stadium 2
(hipertensi sedang)160-179 mmhg 100-109 mmhg
Stadium 3
(hipertensi berat)180-209 mmhg 110-119 mmhg
Stadium 4
(hipertensi maligna)210 mmhg atau lebih 120hg atau lebi
Klasifikasi hipertensi menurut WHO berdasarkan tekanan diastolik, yaitu:
1. Hipertensi derajat I, yaitu jika tekanan diastoliknya 95-109 mmHg.
2. Hipertensi derajat II, yaitu jika tekanan diastoliknya 110-119 mmHg.
3. Hipertensi derajat III, yaitu jika tekanan diastoliknya lebih dari 120 mmHg.
Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah,yang apabila tidak
diobati akan menimbulkan kematian dalam 3-6 bulan. Hipertensi ini jarang terjadi,
hanya 1 dari 200 orang yang menderita hipertensi.
Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada
setiap detiknya. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku,
sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah
melalui arteri tersebut. karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk
melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya
tekanan. inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah
menebal dan kaku karena arteriosklerosis. dengan cara yang sama, tekanan
darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil
(arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau
hormon di dalam darah.
Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan
darah. hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu
membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. volume darah dalam tubuh
meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.
C. Etiologi
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi
terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan
perifer.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
1. Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atautransport
Na.
2. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkantekanan
darah meningkat.
3. Stress Lingkungan.
4. Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua
sertapelabaran pembuluh darah.
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
1. Hipertensi Esensial (Primer)
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti
genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, systemrennin
angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress.
2. Hipertensi Sekunder
Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal.
Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.
D. Patofisiologi
Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan. Penderita mungkin tidak
menunjukkan gejala selama bertahun-tahun. Masa laten ini menyelubungi
perjalanan penyakit sampai terjadi kerusakan organ yang bermakna. Bila terdapat
gejala, sifatnya nonspesifik, misalnya sakit kepala atau pusing. Kalau hipertensi
tetap tidak diketahui dan tidak dirawat, maka akan mengakibatkan kematian
karena payah jantung, infark miokard, stroke atau payah ginjal. Mekanisme
bagaimana hipertensi dapat mengakibatkan kelumpuhan atau kematian berkaitan
langsung dengan pengaruh pada jantung dan pembuluh darah. Peningkatan
tekanan darah sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan darah dari
ventrikel kiri; akibatnya beban kerja jantung bertambah. Sebagai akibatnya terjadi
hipertropi ventrikel untuk meningkatkan kontraksi. Akan tetapi kemampuan
ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertropi kompensasi
akhirnya terlampaui, dan terjadi dilatasi dan payah jantung. Jantung semakin
terancam oleh semakin parahnya aterosklerosis koroner . bila proses
aterosklerosis berlanjut maka suplai oksigen miokar berkurang. Kebutuhan
miokardium akan meningkat akibat hipertropi ventrikel dan peningkatan beban
kerja jantung, akhirnya menyebabkan angina atau infark miokardium. Sekitar
separuh kematian karena hipertensi adalah akibat infark miokard atau payah
jantung
E. Manifestasi klinik
1. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat
peningkatan tekanan darah dalam rongga kepala.
2. gejala khas hipertensi
3. Penglihatan kabur akibat kerusakan pada retina seperti perdarahan, eksudat
(kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah dan pada kasus berat
dapat terjadi edema pupil ( edema discus opticus ).
4. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat.
5. Sering kencing pada malam hari karena peningkatan aliran darah ginjal dan
filtrasi glomerulus.
6. Edema dan pembengkakan akibat peningkatan tehanan kapiler.
7. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg
8. Sakit kepala
9. Epistaksis
10. Pusing / migrain
11. Rasa berat ditengkuk
12. Sukar tidur
13. Mata berkunang kunang
14. Lemah dan lelah
15. Muka pucat
16. Suhu tubuh rendah
F. Komplikasi
1. Penyakit jantung ( gagal jantung, kematian mendadak, kardiomiopati ) dan
aritmia
2. Stroke
3. Penyakit jantung koroner
4. Angina pectoris
5. Anaurisma aorta (( kelemahan dinding aorta yang mengakibatkan dilatasi
hingga 1,5 kali lebih besar dan berisiko untuk ruptur), sering mengakibatkan
kematian mendadak.
6. Kematian otot jantung
7. Gagal ginjal, menyebabkan oedema yang sering dijumpai pada hypertensi
kronik.
8. Oedema pupil
9. Penebalan retina ( retinopati: penyakit mata yang menyebabkan kebutaan )
10. Perdarahan retina (mata menjadi kabur sampai buta )
11. Encefalopaty ( Kerusakan otak ) dapat terjadi koma serta kematian.
G. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Laborat
a. Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti :
hipokoagulabilitas, anemia.
b. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
c. Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapatdiakibatkan
oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
d. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal danada
DM.
2. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
3. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang
P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
4. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal,perbaikan
ginjal.
5. Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,pembesaran
jantung.
H. Penatalaksanaan medis
1. Tujuan umum pengobatan hypertensi ialah pengendalian hypertensi untuk
memperbaiki kualitas hidup dan memperpanjang usia.
2. Pada penyakit jantung hipertensif pengobatan ditujukan untuk :
a. Pengobatan kausatif ialah pengobatan hipertensi.
b. Pencegahan terjadinya hipertrofi ventrikel kiri dan regresi hipertrofi ventrikel
kiri apabilah sudah terjadi.
c. Pencegahan dan pangobatan penyakit jantung insufisiensi, disfungsi
ventrikel kiri, diastolic, maupun sistolik dan disritmia kordis.
3. Secara teoritis penurunan tekanan darah dengan mengurangi afterload akan
mengurangi tegangan dinding ventrikel kiri dan menyebabkan pengurangan
massa ventrikel kiri.
4. Regresi hipertrofi ventrikel kiri dapat dilakukan dengan pengobatan non
farmakologis dan farmakologis. Pengobatan non farmakologis dapat berupa
penurunan berat badan dan diet rendah garam. Pengobatan farmakologis
untuk regresi hipertrofi ventrikel kiri pada hipertensi berdasarkan penelitian
yang didapatkan ACE inhibitor, beta-blocker, antagonis kalsium dan diuretik
mengurangi massa ventrikel kiri dan ternyata ACE inhibitor menunjukkan
pengobatan yang paling efektif.
Penatalaksanaan Non Farmakologis
11 DietPembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat
menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin
dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
11 Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
denganbatasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,
jogging,bersepeda atau berenang.
Penatalaksanaan Farmakologis
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4. Tidak menimbulakn intoleransi.
5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi
sepertigolongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis
kalsium,golongan penghambat konversi rennin angitensin.
I. Penatalaksanaan keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktivitas/ Istirahat
Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
b. Sirkulasi
Gejala :Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup
dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi.
Tanda :Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,radialis,
tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis,kulit
pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer)
pengisiankapiler mungkin lambat/ bertunda.
c. Integritas Ego
Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress
multiple(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.
Tanda :Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue
perhatian,tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan
menghela, peningkatan pola bicara.
d. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau
riwayatpenyakit ginjal pada masa yang lalu).
e. Makanan/cairan
Gejala : Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam,
lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir
ini(meningkat/turun) Riowayat penggunaan diuretic
Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.
f. Neurosensori
Gejala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit kepala,subojksipital
(terjadi saat bangun dan menghilangkan secara spontansetelah
beberapa jam) Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan
kabur,epistakis).
Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi
bicara,efek, proses piker, penurunan keuatan genggaman tangan.
g. Nyeri/ ketidaknyaman
Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung), sakit kepala.
h. Pernafasan
Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja
takipnea,ortopnea,dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan
sputum, riwayat merokok.
Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan
bunyinafas tambahan (krakties/mengi), sianosis.
i. Keamanan
Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload,
vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular
b. Intoleran aktivitas b.d kelemahan umum ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen.
c. Nyeri ( sakit kepala ) b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral
d. Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d masukan berlebih
e. Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang proses penyakit
dan perawatan diri
Perencanaan
No.Diagnosa
keperawatan
Perencanaan
Tujuan (NOC) Intervensi Rasional
1 Resiko tinggi
terhadap
penurunan curah
jantung b.d
peningkatan
afterload,
vasokonstriksi,
iskemia miokard,
hipertropi
ventricular
Setelah diberikan
asuhan keperawatan
diharapkan klien mau
berpartisipasi dalam
aktivitas yang
menurunkan TD/beban
kerja jantung dengan
KH :
- TD dalam rentang
individu yang dapat
diterima
- Irama dan frekuensi
jantung stabil dalam
rentang normal
Pantau TTD
-Catat keberadaan,kualitas denyutan
sentraldan perifer
-Auskultasi tonus jantung dan bunyi
nafas
Perbandingan dari tekanan
memberikan gambaran yang lebih
lengkap tentang keterlibatan/bidang
masalah vascular.
-Denyutan karotis,jugularis,radialis
dan femolarismungkin
teramati/terpalpasi.Denyut pada
tungkai mungkin
menurun,mencerminkan efek dari
vasokontriksi(peningkatan SVR) dan
kongesti vena.
-S4 umumnya terdengar pada pasien
hipertensi berat karena adanya
hipermetrofi atrium(peningkatan
volume/tekananatrium)Perkembangan
S3 menunjukkan hipertrofi ventrikel
dan kerusakan fungsi,adanya
krakles,mengi dapat mengindikasikan
-Amati warna
kulit,kelembaban,suhu,dan masa
pengisian kapiler
-Catat edema umum/tertentu
-Berikan lingkungan tenang dan
nyaman,kurangi aktivitas/keributan
lingkungan .batasi jumlah pengunjung
dan lamanya tinggal.
-Pertahankan pembatasan aktivitas
seperti istirahat ditempat
tidur/kursi;jadwal periode istirahat
tanpa gangguan;bantu pasien
melakukan perawatan diri sesuai
kebutuhan.
kongesti paru skunder terhadap
terjadinya atau gagal ginjal kronik.
-adanya pucat,dingin,kulit lembab dan
masa pengisian kapiler lambat
mungkin berkaitan dengan
vasokontriksi atau mencerminkan
dekompensasi/penurunan curah
jantung
-Dapat mengindikasikan gagal
jantung,kerusakan ginjal atau
vascular.
-Membantu untuk menurunkan
rangsang simpatis;meningkatkan
relaksasi
-Menurunkan stress dan ketegangan
yang mempengaruhi tekanan darah
dan perjalanan penyakit hipertensi.
-Lakukan tindakan-tindakan nyaman
seperti pijatan punggung dan
leher,miringkan kepala di tempat tidur.
-Anjurkan tehnik relaksasi,panduan
imajinasi ,aktivitas pengalihan.
-Pantau respon terhadap obat untuk
mengontrol tekanan darah
-Mengurangiketidaknyamanan dan
dapat menurunkan rangsang
simpatis.
-Dapat menurunkan rangsangan yang
menimbulkan stress,membuat efek
tenang,sehingga menurunkan TD.
-Respon terhadap terapi obat
“stepeed”(yang terdiri atas
diuretic.inhibitorsimpatis dan
vasodilator)tergantung pada individu
dan efek sinergis obat.karena efek
samping tersebut,maka penting untuk
menggunakan obat dalam jumlah
paling sedikit dan dosis paling rendah.
2 Intoleran aktivitas
b.d kelemahan
umum
Setelah diberikan
asuhan keperawatan
diharapkan klien klien
-Kaji respon klien terhadap
aktivitas,perhatian frekuensi nadi lebih
dari20 X per menit di atas frekuensi
menyebutkan parameter membantu
dalam mengkaji respons fisiologi
terhadap stres aktivitas dan bila ada
ketidakseimbangan
antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
mampu melakukan
aktivitas yang
ditoleransi KH :
-Klien berpartisipasi
dalam aktivitas yang
diinginkan/diperlukan
-melaporkan
peningkatan dalam
toleransi aktivitas yang
dapat diukur
-menunjukkan
penurunan dalam tanda
– tanda intoleransi
fisiologi
istirahat ;peningkatan TD yang nyata
selama/sesudah
aktivitas,dispnea,nyeri dada;keletihan
dan kelemahan yang
berlebihan;diaphoresis;pusing atau
pingsan.
-Intruksikan pasien tentang tehnik
penghematan energi,mis;
menggunakan kursi saat mandi,duduk
saat menyisir rambut atau menyikat
gigi,melakukan aktifitas dengan
perlahan.
-Berikan dorongan untuk melakukan
aktivitas/perawatan diri bertahap jika
dapat ditoleransi .berikan bantuan
sesuai kebutuhan.
merupakan indikator dari kelebihan
kerja yang berkaitan dengan tingkat
aktivitas.
-Tehnik menghemat energi
mengurangi penggurangan energy
juga membantu keseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen.
-kemajuan aktifitas bertahap
mencegah peningkatan kerja jantung
tiba- tiba.memberikan bantuan hanya
sebatas kebutuhan akan mendorong
kemandirian dalam melakukan
aktivitas.
3 Nyeri ( sakit
kepala ) b.d
peningkatan
tekanan vaskuler
Setelah diberikan
asuhan keperawatan
diharapkan nyeri
-mempertahankan tirah baring selama
fase akut
-berikan tindakan non farmakologi
untuk menghilangkan sakit kepala
-meminimalkan
stimulasi/meningkatkan relaksasi
-tindakan yang menurunkan tekanan
vaskuler serebral dan yang
serebral berkurang dengan KH :
-Klien melaporkan
nyeri/ketidaknyamanan
hilang/terkontrol
mis; kompres dingin pada dahi,pijat
punggung dan leher,tenang,redupkan
lampu kamar lampu kamar,tehnik
relaksasi(panduan imajinasi,diktraksi)
dan aktifitas waktu senggang.
-Hilangkan/minimalkan aktivitas
vasokontriksi yang dapat
meningkatkan sakit kepala mis;
mengejan saat BAB,batuk panjang
dan membungkuk.
-Bantu pasien dalam ambulasi sesuai
kebutuhan
-berikan cairan, makanan
lunak,perawatan mulut yang teratur
bila terjadi pendarahan hidung atau
kompres hidung telah dilakukan untuk
menghentikan pendarahan
-kolaborasi pemberian obat
memperlambat/memblok respon
simpatis efektif dalam menghilangkan
sakit kepala dan komplikasinya.
-Aktivitas yang meningkatkan
vasokontriksi menyebabkan sakit
kepala pada adanya peningkatan
tekanan vascular serebral.
-pusing dan penglihatan kabur sering
berhubungan dengan sakit
kepala.pasien juga dapat mengalami
episode hipotensi postural.
-meningkatkan kenyamanan
umum.kompres hidung dapat
mengganggu proses menelan atau
membutuhkan napas dengan mulut
,menimbulkan stagnasi sekresi oral
dan mengeringkan membrane
mukosa.
-munurunkan/mengontrol nyeri dan
menurunkan rangsang system saraf
analgesik,
- kolaberasi pemberian obat
Antiansietas mis;
lorazepanm(ativan),diazepam,(valium)
simpatis.
-dapat mengurangi ketegangan dan
ketidaknyamanan yang diperberat
oleh stress.
4 Nutrisi lebih dari
kebutuhan tubuh
b.d masukan
berlebih
Setelah diberikan
asuhan keperawatan
diharapkan nutrisi klien
cukup/optimal sesuai
kebutuhan dengan KH :
- Berat badan klien
dalam batas ideal
-Kaji pemahaman pasien tentang
hubungan langsung antara hipertensi
dan kegemukan
-Bicarakan pentingnya menurunkan
masukan kalori dan batasi masukan
lemak,garam,dan gula,sesuai indikasi.
-kegemukan adalah resiko tambahan
pada tekanan darah tinggi karena
disproporsi antara kapasitas aorta
dan peningkatan curah jantung
berkaitan dengan peningkatan massa
tubuh.
-Kesalahan kebiasaan makan makan
menujang terjadinya ateroskerosis
dan kegemukan.
5 Kurangnya
pengetahuan b.d
kurangnya informasi
tentang proses
penyakit dan
perawatan diri
Setelah diberikan
asuhan keperawatan
diharapkan terjadi
peningkatan
pengetahuan pada
-Kaji kesiapan dan hambatan dalam
belajar.termasuk orang terdekat.
-kesalahan konsep dan menyangkal
diagnose karena perasaan sejahtera
yang sudah lama dinikmati
mempengaruhi minat pasien
dan/orang terdekat untuk mempelajari
penyakit,kemajuan,dan prognosis.bila
klien dengan KH :
-Klien paham dengan
tentang proses
penyakit dan regimen
pengobatan
-Terapkan dan nyatakan batas TD
normal.jelaskan tentang hipertensi
dan efeknya pada jantung,pembuluh
darah ,ginjal dan otak.
-Hindari mengatakan TD normal dan
gunakan istilah”terkontrol dengan baik
“saat menggambarkan tekanan darah
pasien TD pasien dalam batas yang
normal.
pasien tidak menerima realitas bahwa
membutuhkan pengobatan
continue,maka perubahan prilaku
tidak akan dipertahankan.
Memberikan dasar untuk pemahaman
tentang peningkatan TD dan
mengklarisifikasi istilah medis yang
sering digunakan.pemahaman bahwa
TD tinggi dapat terjadi tanpa gejala
adalah ini untuk memungkinkan
pasien melanjutkan pengobatan
meskipun ketika merasa sehat.
-Karena pengobatan untuk pasien
hipertensi adalah sepanjang
kehidupan,maka dengan
penyampaian ide”terkontrol”akan
membantu pasien untuk memahami
kebutuhan untuk melanjutkan
pengobatan/medikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Siauw, Soen L, Hipertensi, Cet. I, Debora Publishers, 1994, Jakarta
Smith, Tom, Dr, Tekanan Darah Tinggi, Arcan, 1991, Jakarta
Watts, David H, Terapi Medik, Edisi 17, EGC, 1984, Jakarta.
top related