lkti juara 2
Post on 11-Aug-2015
56 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Ma-Baby (Maternal-Baby): Manifestasi sebuah Independency dan
Entrepreneursoul seorang Perawat
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH
2011
Diusulkan oleh:
Muhamad Jauhar 220110080033 Angkatan 2008
Dedih Suandi 220110080062 Angkatan 2008
Dewi Seftiani Nugrahini 220110080074 Angkatan 2008
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2011
i
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Karya Tulis Ilmiah : Ma-Baby (Maternal-Baby) : Manifestasi Sebuah
Independency dan Entrepreneursoul seorang
Perawat
2. Penulis
a. Nama Lengkap : Muhammad Jauhar
NPM : 220110080033
b. Nama Lengkap : Dedih Suandi
NPM : 220110080062
c. Nama Lengkap : Dewi Seftiani Nugrahini
NPM : 220110080074
3. Dosen Pendamping
Nama Lengkap dan Gelar : Mira Trisyani Koeryaman, S.Kp., MSN.
NIP : 19770603 200212 2 001
Jatinangor, 21 September 2011
Dosen Pendamping
Mira Trisyani Koeryaman, S.Kp., MSN.
NIP: 19770603 200212 2 001
Penulis
Dewi Seftiani
NPM: 220110080074
Menyetujui,
Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan
Hana Rizmadewi Agustina,S.Kp.,MN.
NIP: 197708062001122001
i
Abstrak
Bertambahnya populasi manusia di bumi yang tidak sebanding dengan bertambahnya jumlah lapangan pekerjaan menimbulkan masalah baru bagi kita semua. Disamping itu, keterbatasan Sumber Daya Alam membuat biaya hidup menjadi semakin mahal. Ketidaksesuaian antara jumlah penduduk dengan jumlah lapangan pekerjaan yang disertai dengan semakin mahalnya biaya hidup menuntut kita untuk bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, tidak terkecuali bagi seorang perawat. Fakta yang sering didengar dan keluar dari mulut seorang PNS misalnya “di zaman sekarang ini kalau hanya mengandalkan gaji seorang pegawai negeri saja biaya hidup tidak akan cukup”. Oleh karena itu, wirausaha bisa menjadi sebuah alternatif sebagai sumber pendapatan tambahan atau bahkan sebagai tumpuan untuk mencari nafkah.
Praktik mandiri merupakan salah satu peluang wirausaha bagi seorang perawat. Praktik yang dilakukan tentunya bukan praktik yang dilakukan oleh dokter tetapi praktik yang dikembangkan dari ilmu keperawatan. Home care merupakan salah satu contoh praktik mandiri yang bisa dilakukan oleh seorang perawat. Saat ini home care telah banyak dikembangkan di rumah sakit-rumah sakit sehingga program yang dikembangkannya pun merupakan perpanjangan dari rumah sakit. Home care yang akan coba dikembangkan oleh penulis adalah jenis home care yang akan memberikan pelayanan pada ibu post partum dan bayi. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa seorang ibu pasca melahirkan masih memerlukan perawatan agar kondisi fisiologis tubuh ibu bisa kembali seperti keadaan semula. Begitu juga dengan bayi yang baru dilahirkannya, beberapa jenis perawatan diperlukan agar kesehatan bayi tetap terjaga. Sementara itu tidak semua orang ibu bisa melakukannya baik karena tidak dimilkinya skill maupun karena kesibukan yang ada. Sampai saat ini masih belum ada pelayanan jasa yang secara spesifik memberikan pelayanan pada keduanya sehingga hal ini lah yang menjadi peluang untuk dikembangkannya usaha ini.
Penulisan karya ilmiah ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian deskriptif keperpustakaan atau studi literatur. Sedangkan sistematika penulisan karya ilmiah ilmiah ini dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu, bagian awal, inti, dan penutup.
Yang menjadi nilai lebih dari bisnis ini adalah belum adanya home care yang secara spesifik memberikan pelayanan pada ibu post partum dan bayi, khususnya di wilayah Bandung dan Sumedang. Strategi layanan jasa yang ditawarkan dengan leyanan per item dan juga paket. Strategi promosi dilakukan melalui cyber media, brosur, poster, dan dari mulut ke mulut.
Home care sebagai salah satu bentuk praktik mandiri perawat bisa menjadi salah satu keunggulan dari seorang perawat dalam berwirausaha. Oleh karena itu, perawat maupun calon perawat harus memiliki jiwa entrepreneur dan pengabdian dengan terus mengembangkan pelayanan home care.
KATA PENGANTAR
ii
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayahNya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah dengan judul “Ma-Baby (Maternal-Baby) : Manifestasi Sebuah
Independency dan Entrepreneursoul seorang Perawat”
Karya tulis ini disusun dalam rangka mengikuti Lomba Karya Tulis Nursepreneur
2011. Selain itu karya tulis ini merupakan salah satu bentuk ketertarikan penulis
terhadap dunia usaha yang bisa dilakukan oleh perawat. Kami berharap tulisan ini
dapat menjadi media informasi mengenai bidang usaha yang dapat dilakukan oleh
perawat tanpa meninggalkan identitas keperawatan yang telah diembannya.
Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan kelemahan pada karya
tulis ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Jatinangor, September 2011
Penulis
DAFTAR ISI
iii
Lembar Pengesahan.......................................................................................i
Abstrak...........................................................................................................ii
Kata Pengantar...............................................................................................iii
Daftar isi.........................................................................................................iv
Daftar Tabel..................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah...............................................................3
1.3 Tujuan dan Tujuan Penulisan................................................4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Adaptasi Maternal..................................................................5
2.2 Manajemen Laktasi................................................................6
2.3 Bayi Baru Lahir......................................................................8
2.4 Aspek Legal Praktik Mandiri Perawat...................................9
2.5 Home Care.............................................................................14
BAB III METODE PENULISAN
3.1 Metode Pengumpulan Bahan Kajian.....................................16
3.2 Prosedur Penulisan.................................................................16
3.3 Sistematika Penulisan............................................................16
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Rencana Usaha.....................................................18
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan.................................................................................23
iv
5.2 Saran.......................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................24
LAMPIRAN
Daftar Riwayat Hidup Peserta........................................................vii
Daftar Riwayat Hidup Dosen Pendamping.....................................ix
Logo Perusahaan.............................................................................x
DAFTAR TABEL
4.1 Daftar harga jasa yang diberikan..............................................19
v
4.2 Permodalan...............................................................................20
4.3 Biaya produksi/bulan................................................................21
4.4 Penerimaan usaha/bulan............................................................21
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Prediksi awal menyebutkan bahwa populasi manusia di dunia mencapai enam
miliar di akhir tahun 1999 dan angkanya melonjak menjadi 8 miliar pada
tahun 2020. (Yosep, 2010). Apakah pemerintah bisa menyediakan pekerjaan
untuk sedemikian banyak orang? Faktanya, privatisasi menjadi begitu populer
pada dekade lalu, menunjukkan bahwa mereka “angkat tangan” dari tugas
menciptakan pekerjaan yang mengerikan itu. Banyaknya lulusan SMA dan
perguruan tinggi telah menambah deretan pengangguran yang angkanya
mendekati 4 juta orang.
Bagaimana dengan populasi perawat di Indonesia? Menurut Ketua PPNI
Jabwa Barat, sedikitnya 10.000 perawat baru dari program D-III lulus setiap
tahunnya memperebutkan lowongan kerja di rumah sakit yang penyerapannya
kurang dari 50%. Fakta lainnya, berbagai bank, institusi pendidikan, dan
perusahaan kesehatan yang melakukan merger, akusisi, dan restrukturisasi
dalam sektor swasta lebih sering membuahkan PHK massal. Lalu siapa yang
mendapat beban menciptakan lapangan kerja? Beban itu harus dipikul
individunya sendiri. Setiap orang harus menciptakan sendiri pekerjaannya,
setiap orang, siap atau tidak, kondisi mendorongnya menjadi entrepreneur.
Mau pilih yang mana: segera menyiapkan mental dan keterampilan
entrepreneur, atau saatnya nanti terpaksa serabutan, mencoba-coba menjadi
entrepreneur setelah “tersisih” dari posisi “pegawai negeri”?. Alangkah lebih
baik jika mencoba untuk mulai ber-entrepreneur.
Akan tetapi, entrepreneur seperti apakah yang bisa dan hendaknya dilakukan
oleh seorang perawat? pada dasarnya tidak ada ketentuan bagi seorang
perawat untuk ber-entrepreneur di berbagai bidang. Namun, alangkah lebih
1
baiknya jika entrepreneur yang kita jalankan berbasiskan disiplin ilmu yang
kita pelajari. Selain lebih memahami dasar ilmunya kita juga mengaplikasikan
ilmu yang didapatkan dibangku kuliah. Seorang perawat bisa saja melakukan
praktik sendiri untuk ber-entrepreneur meskipun Undang-Undang
Keperawatan belum di sahkan. Bukan membuka klinik pengobatan atau bukan
pula membuka praktik seperti yang dilakukan oleh seorang dokter tetapi
seorang perawat melakukan praktik mandiri sesuai ilmu yang dipelajarinya
dengan memperhatikan kebutuhan dasar dan respon klien. Jika dianalisa lebih
cermat cukup banyak peluang bagi seorang Nurspreneur untuk melakukan
praktik mandiri. Sekarang saja yang sudah ada misalnya home care yang kini
banyak diprogramkan oleh rumah sakit-rumah sakit. Home care ini masih
perlu dikembangkan oleh seorang perawat sebagai bentuk praktik mandiri
yang bisa dilakukan karena home care yang ada masih bersifat general dan
rata-rata masih merupakan perpanjangan dari rumah sakit.
Home care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan
komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal
mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau
memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan
meminimalkan akibat dari penyakit (Depkes, 2002). Home care bisa
dikembangkan di luar rumah sakit sebagai bentuk praktik mandiri seorang
perawat dan sifatnya bisa general maupun spesifik pada masalah tertentu. Jika
dilihat, peluang pemasaran home care cukup tinggi. Apalagi jika fokus
garapannya spesifik pada masalah tertentu karena saat ini yang berkembang
adalah home care yang sifatnya general. Oleh karena itu, penulis mencoba
mengembangkan home care yang secara khusus memberikan perawatan pada
ibu pasca melahirkan dan bayi baru lahir.
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin atau uri) yang telah
cukup bulan atau hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui
jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba,
1998: 157). Secara teori seorang ibu pasca melahirkan akan mengalami
2
perubahan fisiologis pada tubuhnya begitu juga dengan psikisnya dalam
menghadapi perannya sebagai orang tua serta kesiapannya dalam merawat
bayi yang baru lahir. Meskipun sejauh ini kelahiran ditangani oleh tenaga
kesehatan tetapi rata-rata perawatan yang diberikan hanya sebatas sampai
seorang ibu melahirkan saja karena biaya perawatan yang relatif mahal jika
terlalu lama berada dirumah sakit. Idelanya pasca melahirkan seorang ibu akan
mendapatkan home visit dari petugas kesehatan yang berasal dari instansi
tempat ibu bersalin. Faktanya hal ini tidak selalu dilaksanakan. Disamping itu,
pelayanan yang diberikan dalam home visit difokuskan untuk memantau
kesehatan ibu dan hanya 1-2 kali kunjungan. Padahal masalah pasca
melahirkan bukan hanya sekadar masalah perdarahan ataupun luka pasca
operasai tetapi banyak hal-hal sepele yang tidak jarang seorang ibu tidak
mengetahui bagaimana cara melakukan penanganannya dengan benar.
Misalnya saat ASI tidak keluar, cara memandikan bayi ataupun cara
perawatan tali pusat yang benar. Jika untuk masalah-masalah seperti itu
seorang ibu harus terus berada di rumah sakit rasanya akan menghabiskan
biaya yang banyak sehingga perawatan yang diberikan di rumah akan lebih
efektif. Namun, sejauh ini pelayanan home care yang memberikan pelayanan
pada ibu pasca melahirkan dan pada bayi baru lahir masih belum banyak dan
mungkin masih bisa dikatakan belum ada. Hal inilah yang mendasari penulis
dalam mencetuskan gagasan untuk mengembangkan home care yang berfokus
pada perawatan ibu pasca melahirkan dan bayi.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah
dalam perumusan karya tulis ini yaitu sebagai berikut:
“Bagaimana home care yang berfokus pada bayi dan ibu pasca melahirkan
dapat menjadi peluang usaha bagi perawat?”
1.3 Tujuan dan Manfaat
3
1.3.1 Tujuan
Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah:
1. Merintis wirausaha baru yang inovatif bagi perawat
2. Memberikan pelayanan yang tepat bagi ibu dan bayi dengan
berlandaskan keilmuan
3. Membuka lapangan pekerjaan baru.
1.3.2 Manfaat
Hasil analisis dalam karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menjadi
masukan bagi perawat dalam menciptakan lapangan usaha baru tanpa
meninggalkan identitas keperawatan yang telah dimilikinya. Diharapkan
dengan adanya usaha ini dapat mengurangi praktik-praktik perawatan ibu
dan bayi yang tidak berdasarkan keilmuan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2.1 Adaptasi Maternal
2.1.1 Fase Dependen
Selama 1-2 hari pertama setelah melahirkan, ketergantungan ibu menonjol.
Rubin (1961) menetapkan periode beberapa hari ini sebagai fase menerima
(taking in phase), sewaktu dimana ibu baru memerlukan perlindungan dan
perawatan. Mereka merasa perlu menyampaikan pengalaman nya dengan
kata-kata. Kecemasan dan keasyikan terhadap peran baru sering
mempersempit lapang persepsi ibu. Oleh karena itu informasi yang
diberikan pada waktu ini mungkin perlu diulang.
2.1.2 Fase Dependen-Mandiri
Setelah menerima asuhan yang cukup selama beberapa jam atau beberapa
hari pertama maka pada hari kedua dan ketiga keinginan untuk mandiri
timbul dengan sendirinya. Dalam fase ini secara bergantian muncul
kebutuhan untuk mendapat perawatan dan penerimaan dari orang lain dan
keinginan untuk bisa melakukan segala sesuatu dengan mandiri.
Rubin (1961) menjelaskan keadaan ini sebagai fase taking-hold yang
berlangsung kira-kira 10 hari. Ibu yang kelihatannya memerlukan dukungan
tambahan adalah sebahai berikut:
a. Primipara yang belum berpengalaman
b. Wanita karier
c. Wanita yang tidak cukup banyak teman dan keluarga untuk
berbagai rasa.
d. Ibu yang berusia remaja
e. Wanita yang tidak bersuami
Diharapkan pada akhir fase ini tugas dan penyesuaian rutinitas sehari-hari
akan mulai menjadi suatu pola yang tetap.
2.1.3 Fase Interdependen
5
Pada fase ini perilaku interdependen muncul, ibu dan keluarga bergerak
maju sebagai suatu sistem dengan para anggota saling berinteraksi. Tujuan
utama ialah menciptakan suatu gaya hidup yang melibatkan anak, tetapi
dalam beberapa hal tidak melibatkan anak. Fase interdependen (letting-go)
merupakan fase yang penuh stres bagi orang tua. Kesenangan dan
kebutuhan sering terbagi dalam masa ini.
2.2 Manajemen Laktasi
Langkah-langkah kegiatan menejemen laktasi menurut Depkes RI (2005)
2.2.1 Masa Kehamilan (Antenatal)
a. Memberikan komunikasi, informasi dan edukasi mengenai manfaat dan
keunggulan ASI, manfaat menyusui bagi ibu, bayi dan keluarga serta
cara pelaksanaan management laktasi.
b. Menyakinkan ibu hamil agar ibu mau dan mampu menyusui bayinya.
c. Melakukan pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara.
Disamping itu, perlu pula dipantau kenaikan berat badan ibu hamil
selama kehamilan.
d. Memperhatikan kecukupan gizi dalam makanan sehari-hari termasuk
mencegah kekurangan zat besi. Jumlah makanan sehari-hari perlu
ditambah mulai kehamilan trimester ke-2 (minggu ke 13-26) menjadi 1-
2 kali porsi dari jumlah makanan pada saat sebelum hamil untuk
kebutuhan gizi ibu hamil.
e. Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Penting pula
perhatian keluarga terutama suami kepada istri yang sedang hamil
untuk memberikan dukungan dan membesarkan hatinya bahwa
kehamilan merupakan anugerah dan tugas yang mulia.
2.2.2 Saat Segera Setelah Bayi Lahir
a. Dalam waktu 30 menit setelah melahirkan, ibu dibantu dan dimotivasi
agar mulai kontak dengan bayi (skin to skin contact) dan mulai
menyusui bayi. Karena saat ini bayi dalam keadaan paling peka
6
terhadap rangsangan, selanjutnya bayi akan mencari payudara ibu
secara naluriah.
b. Membantu kontak langsung ibu-bayi sedini mungkin untuk
memberikan rasa aman dan kehangatan.
2.2.3 Masa Neonetus
a. Bayi hanya diberi ASI saja atau ASI Eksklusif tanpa diberi minum
apapun.
b. Ibu selalu dekat dengan bayi atau di rawat gabung.
c. Menyusui tanpa dijadwal atau setiap kali bayi meminta (on demand).
d. Melaksanakan cara menyusui (meletakan dan melekatkan) yang baik
dan benar.
e. Bila bayi terpaksa dipisah dari ibu karena indikasi medik, bayi harus
tetap mendapat ASI dengan cara memerah ASI untuk mempertahankan
agar produksi ASI tetap lancar.
f. Ibu nifas diberi kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 SI) dalam waktu
kurang dari 30 hari setelah melahirkan.
2.2.4 Masa menyusui selanjutnya (post neonatal)
a. Menyusui dilanjutkan secara eksklusif selama 6 bulan pertama usia
bayi, yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan atau minuman
lainnya.
b. Memperhatikan kecukupan gizi dalam makanan ibu menyusui sehari-
hari. Ibu menyusui perlu makan 1½ kali lebih banyak dari biasanya (4-6
piring) dan minum minimal 10 gelas sehari.
c. Cukup istirahat (tidur siang/berbaring 1-2 jam), menjaga ketenangan
pikiran dan menghindari kelelahan fisik yang berlebihan agar produksi
ASI tidak terhambat.
d. Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk
menunjang keberhasilan menyusui.
e. Mengatasi bila ada masalah menyusui (payudara bengkak, bayi tidak
mau menyusu, puting lecet, dll ).
7
f. Memperhatikan kecukupan gizi makanan bayi, terutama setelah bayi
berumur 6 bulan; selain ASI, berikan MP-ASI yang cukup, baik
kualitas maupun kuantitasnya secara bertahap.
2.3 Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir harus memenuhi sejumlah tugas perkembangan untuk
memperoleh dan mempertahankan eksistensi fisik secara terpisah dari ibunya.
Perubahan biologis besar yang terjadi saat bayi baru lahir memungkinkan
transisi dari lingkungan intrauterin ke ekstrauterin. Perubahan ini menjadi
dasar pertumbuhan dan perkembangan di kemudian hari.
Bayi baru lahir memiliki kompetensi perilaku dan kesiapan interaksi sosial.
Periode neonatal yang berlangsung sejak bayi lahir sampai usianya 28 hari,
merupakan waktu berlangsungnya perubahan fisik yang dramatis pada bayi
baru lahir (Bobak dkk, 2005). Pada masa ini, organ bayi mengalami
penyesuaian dengan keadaan di luar kandungan, ini diperlukan untuk
kehidupan selanjutnya (Maryunani & Nurhayati, 2008). Dimana bayi
mengalami pertumbuhan dan perubahan yang menakjubkan (Halminton,
1995).
Perawat memainkan peran yang vital selama periode transisi ini. Mereka
membantu bayi baru lahir dalam menjalankan transisi yang aman ke
kehidupan ekstrauterin dan membantu ibu serta orang terdekat lain melalui
masa transisi untuk menjadi orang tua.
2.4 Aspek Legal Praktik Mandiri Perawat
Menurut konsorsium Ilmu-ilmu Kesehatan (1992) praktek keperawatan adalah
tindakan mandiri perawat professional / ners melalui kerjasama yang bersifat
kolaboratif baik dengan klien maupun tenaga kesehatan lain dalam upaya
memberikan asuhan keperawatan yang holistic sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk praktik
keperawatan individu dan berkelompok. Sementara praktik keperawatan
8
profesional adalah tindakan mandiri perawat professional dengan
menggunakan pengetahuan teoritik yang mantap dan kokoh mencakup ilmu
dasar dan ilmu keperawatan sebagai landasan dan menggunakan proses
keperawatan sebagai pendekatan dalam melakukan asuhan keperawatan (pokja
keperawatan CHS,2002).
Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada
ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko- soiso- spiritual
yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik
sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Pelayanan keperawatan yang di berikan berupa bantuan karena adanya
kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan dan kurangnya
kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari-
hari secara mandiri.
2.4.1 Unsur-Unsur Inti Praktik Keperawatan
Walaupun praktik keperawatan itu kompleks, ia juga dinamis, selalu
merespon terhadap perubahan kebutuhan kesehatan, dan terhadap
kebutuhan-kebutuhan perubahan sistem pelayanan kesehatan. Menurut
WHO (1996), unsur-unsur inti keperawatan tergambarkan dalam kegiatan-
kegiatan berikut:
a. Mengelola kesehatan fisik dan mental serta kesakitan, kegiatanya
meliputi pengkajian, monitoring, koordinasi dan mengelola status
kesehatan setiap saat bekerjasama dengan individu, Keluarga, maupun
masyarakat. Perawatan mengkaji kesehatan klien, mendeteksi penyakit
yang akut atau kronis, melakukan penelitian dan
menginterpretasikannya, memilih dan memonitor interprensi tarapeutik
yang cocok, dan melakukan semua ini dalam hubungan yang suportif
dan carring. Perawat harus bisa memutuskan kapan klien dikelola
sendiri dan kapan harus dirujuk ke profesi lain.
b. Memonitor dan menjamin kualitas praktik pelayanan kesehatan.
Tanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan praktik professional, seperti
9
memonitor kemampuan sendiri, memonitor efek-efek intervensi medis,
mensupervisi pekerjaan – pekerjaan personil yang kurang terampil dan
berkonsultasi dengan orang yang tepat. Karena ruang lingkup dan
kompleksitas praktik keperawatan maka diperlukan ketrampilan-
ketrampilan dan pemecahan masalah, berfikir kritis serta bertindak etis
dan legal terhadap kualitas pelayanan yang diberikan dan tidak
disriminatif.
c. Memberikan bantuan dan caring. Caring adalah bagian yang terpenting
dalam praktik keperawatan. Bantuan termasuk menciptakan suasana
penyembuhan, memberikan kenyamanan membangun hubungan dengan
klien melalui asuhan keperawatan. Peran membantu seharusnya
menjamin partisipasi penuh dari klien dalam perencanaan asuhan,
pencegahan, dan treatmen dan asuhan yang diberikan. Perawat
memberikan informasi penting mengenai proses penyakit, gejala-
gejalanya, dan efek samping pengobatan.
d. Penyuluhan-penyuluhan kepada individu, keluarga maupun masyarakat
mengenai masalah- masalah kesehatan adalah fungsi penting dalam
keperawatan.
e. Mengorganisir dan mengola sistem pelayanan kesehatan. Perawat
berpartisipasi dalam membentuk dan mengelolasistem pelayanan
kesehatan, ini termasuk menjamin kebutuhan klien terpenuhi, mengatasi
kekurangan staf, menghadapi birokrasi, membangun dan memelihara
tim terapeutik, dan mendapatkan asuhan spesialis untuk pasien. Perawat
bekerja intersektoral dengan rumah sakit, puskesmas, institusi pelayanan
kesehatan lain, dan sekolah. Profesi keperawatan harus mempengaruhi
srategi kebijaksanaan kesehatan, baik tingkat lokal, regional maupun
internasional, aktif terlibat dalam program perencanaan, pengalokasian
dana, mengumpulkan, menganalisis dan memberikan informasi kepada
semua level.
Melihat kepada kegiatan –kegiatan yang tergambar di atas maka praktik
keperawatan dapat dilakukan oleh perawat professional yang mempunyai
10
ketrampilan intelektual, ketrampilan teknikkal, dan ketrampilan
interpersonal.
2.4.2 Praktik Keperawatan Profesional
Praktik keperawatan professional yang dikembangkan antara lain :
a. Praktik keperawatan di institusi rumah sakit atau fasilitas pelayanan
kesehatan lain.
b. Praktik keperawatan di luar institusi rumah sakit (praktik mandiri
keperawatan) dengan berbagai bentuk antara lain:
Praktik kesehatan di rumah (Home Health Care, Home Care)
Praktik keperawatan yang di lakukan secara berkelompok
Praktik keperawatan yang di lakukan secara individu /perorangan
Praktik keperawatan kesehatan kesehatan di rumah dapat dilakukan oleh
seorang perawat professional baik secara mandiri maupun berkelompok
setelah Mendapatkan surat ijin praktik perawat (SIPP). Praktik keperawatan
dapat melalui suatu agensi (misalnya balai asuhan /pelayanan keperawatan),
atau secara perorangan.
2.4.3 Lingkup Praktik Keperawatan di Rumah
Lingkup praktik keperawatan mandiri meliputi asuhan keperawatan
perinatal, asuhan keperawatan neonantal, asuhan keperawatan anak, asuhan
keperawatan dewasa, dan asuhan keperawatan maternitas, asuhan
keperawatan jiwa dilaksanakan sesuai dengan lingkup wewenang dan
tanggung jawabnya. Keperawatan yang dapat dilakukan dengan :
a. Melakukan keperawatan langsung (direct care) yang meliputi pengkajian
bio- psiko- sosio- spiritual dengan pemeriksaan fisik secara langsung,
melakukan observasi, dan wawancara langsung, menentukan masalah
keperawatan, membuat perencanaan, dan melaksanakan tindakan
keperawatan yang memerlukan ketrampilan tertentu untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia yang menyimpang, baik tindakan-tindakan
keperawatan atau tindakan-tindakan pelimpahan wewenang (terapi
11
medis), memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan dan melakukan
evaluasi.
b. Mendokumentasikan setiap tindakan pelayanan yang di berikan kepada
klien, dokumentasi ini diperlukan sebagai pertanggung jawaban dan
tanggung gugat untuk perkara hukum dan sebagai bukti untuk jasa
pelayanan kepertawatan yang diberikan.
c. Melakukan koordinasi dengan tim yang lain kalau praktik dilakukan
secara berkelompok.
d. Sebagai pembela/pendukung (advokat) klien dalam memenuhi kebutuhan
asuhan keperawatan klien dirumah dan bila diperlukan untuk tindak
lanjut kerumah sakit dan memastikan terapi yang klien dapatkan sesuai
dengan standart dan pembiayaan terhadap klien sesuai dengan
pelayanan /asuhan yang diterima oleh klien.
e. Menentukan frekwensi dan lamanya keperawatan kesehatan di rumah
dilakukan, mencangkup berapa sering dan berapa lama kunjungan harus
di lakukan.
2.4.4 Jenis Pelayanan Keperawatan di Tumah
Jenis pelayanan keperawatan di rumah di bagi tiga kategori yaitu :
a. Keperawatan klien yang sakit di rumah merupakan jenis yang paling
banyak di laksanakan pada pelayanan keperawatan di rumah sesuai
dengan alasan kenapa perlu di rawat di rumah. Individu yang sakit
memerlukan asuhan keperawatan untuk meningkatkan kesehatannya dan
mencegah tingkat keparahan sehingga tidak perlu dirawat di rumah sakit.
b. Pelayanan atau asuhan kesehatan masyarakat yang fokusnya pada pomosi
dan prevensi. Pelayanannya mencankup mempersiapkan seorang ibu
bagaimana merawat bayinya setelah melahirkan, pemeriksaan berkala
tumbuh kembang anak, mengajarkan lansia beradaptasi terhadap proses
menua, serta tentang diit mereka.
c. Pelayanan atau asuhan spesialistik yang mencakup pelayanan pada
penyakit- penyakit terminal misalnya kanker, penyakit –penyakit kronis
12
seperti diabet, stroke, hipertensi, masalah- masalah kejiwaan, dan asuhan
pada anak.
Praktik keperawatan sudah di atur dalam surat keputusan Menteri Kesehatan
No.1239 tentang registrasi dan praktik keperawatan yang mengatur hak,
kewajiban, dan kewajiban perawat, tindakan-tindakan keperawatan yang
dapat dilakukan oleh perawat dalam menjalankan praktiknya, dan persyaratan
praktik keperawatan dan mekanisme pembinaan dan pengawasan. Sekarang
rancangan undang-undang tentang praktik keperawatan sudah di usulkan ke
DPR untuk mendapatkan pengesahan.
Sampai saat ini rancangan Undang-undang keperawatan masih belum juga
disahkan. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor pengambat bagi seorang
perawat untuk bisa melakukan praktik mandiri keperawatan. Tanpa undang-
undang tersebut praktik mandiri yang sifatnya kuratif akan dianggap ilegal
padahal dalam kenyataannya tindakan perawat tersebut merupakan bentuk
kepedulian.
2.5 Home Care
2.5.1 Pengertian Home Care
Home Care atau Home Health Nursing adalah interaksi yang dilakukan
perawat di tempat tinggal keluarga yang bertujuan untuk meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan keluarga dan anggotanya. Home care dapat
juga diartikan sebagai program pemberian pelayanan perawatan/kesehatan
di rumah. Tetapi pasien masih mendapatkan pelayanan kesehatan seperti
layaknya di rumah sakit.
2.5.2 Faktor Pendorong Perkembangan Home Care
13
Faktor yang mendorong berkembangnya home care antara lain,
perkembangan IPTEK yang mendukung tindakan keperawatan bisa
dilakukan di rumah, semakin berkembangnya kasus penyakit terminal,
meningkatnya kasus degeneratif, pasien lebih memilih perawatan dilakukan
di rumah dengan beberapa alasan seperti perawatan di rumah dianggap lebih
murah daripada perawatan di rumah sakit, lingkungan rumah lebih nyaman
daripada rumah sakit, dan pasien menggap rumah sakit akan membatasi
kehidupan.
2.5.3 Tujuan Home Care
Home care memiliki beberapa tujuan seperti, meningkatkan “support
system” yang adekuat dan efektif, meningkatkan keadekuatan dan
keefektifan perawatan, mendorong pertumbuhan dan perkembangan yang
normal dari seluruh anggota keluarga, menguatkan fungsi keluarga dan
keadekuatan antarkeluarga, serta meningkatkan kesehatan lingkungan.
2.5.4 Langkah-Langkah Pelaksanaan Home Care
a. Fase Pre Inisiasi/ Persiapan
Pada fase ini perawat harus mengumpulkan data tentang keluarga yang
akan dikunjungi. Perawat perlu membuat laporan pendahuluan untuk
kunjungan. Selain itu kontrak waktu dengan klien juga harus
ditentukan pada fase ini.
b. Fase Inisiasi/Perkenalan
Pada fase ini terjadi proses saling mengenal pihak keluarga dan
mencari tahu bagaimana keluarga menanggapu suatu masalah
kesehatan.
c. Fase Implementasi
Pada fase ini dilakukan pengkajian, perencanaan, dan pelaksanaan.
d. Fase Terminasi
Pada fase ini dilakukan evaluasi pencapaian tujuan.
e. Fase Pasca Kunjungan
Pada fase ini perawat melakukan pembuatan dokumentasi lengkap.
14
BAB III
METODE PENULISAN
3.1 Metode Pengumpulan Bahan Kajian
Penulisan karya ilmiah ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan
penelitian deskriptif keperpustakaan atau studi literatur. Studi literatur adalah
pengkajian terhadap teori-teori yang ada dari text book atau dari hasil
penelitian terdahulu yang relevan, aktual, dan faktual dengan masalah yang
dikaji. Sumber studi literatur beragam, dapat berasal dari buku, jurnal ilmiah,
karya ilmiah tidak publikasi, majalah, surat kabar atau langsung mengakses
dari internet (Badriah, 2006).
3.2 Prosedur Penulisan
15
Prosedur penulisan karya tulis ilmiah ini adalah:
a. Mengidentifikasi permasalahan yang akan menjadi topik inti pembahasan.
b. Membuat kerangka pemikiran yang ditunjang dengan data-data dan
informasi yang dibutuhkan sebagai bahan analisis kajian.
c. Mengumpulkan bahan kajian, melakukan telaah pustaka, dan mengkaji
landasan teori dan konsep-konsep yang relevan dengan permasalahan.
d. Menganalisis permasalahan yang didasar pada hasil telaah pustaka dan
melakukan sintesis untuk menghasilkan alternatif model pemecahan
masalah.
e. Menarik kesimpulan sebagai hasil dari analisi dan pembahasan
permasalahan.
3.3 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan karya tulis ilmiah ini disusun berdasarkan
pedoman penulisan Lomba Karya Tulis Ilmiah panitia Nursepreneur 2011
yaitu dibagi ke dalam tiga bagian utama: bagian awal yaitu terdiri atas
halaman judul dan lembar pengesahan; bagian inti terdiri dari pendahuluan,
latar belakang, perumusan permasalahan, tujuan dan manfaat, metodologi
penelitian, tinjauan pustaka, pembahasan, dan kesimpulan; dan bagian akhir
berisi daftar keperpustakaan atau lampiran-lampiran yang berkaitan dengan
penyusunan karya tulis ilmiah.
16
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Rencana Usaha
4.1.1 Ide Pokok
Sejauh ini praktik mandiri bagi seorang perawat masih sulit untuk
direalisasikan. Seorang perawat masih sulit untuk menentukan jenis praktik
yang bisa dilakukannya karena Undang-undang yang diharapkan mampu
memberikan penjelasan mengenai bagaimana praktik mandiri keperawatan
17
seharusanya masih juga belum disahkan. Ditambah lagi kondisi masyarakat
Indonesia yang masih mempunyai pola fikir bahwa obat lah yang akan
membuatnya sembuh.
Akan tetapi, sekarang telah banyak dikembangkan di rumah sakit-rumah
sakit model pelayanan home care yang disebut-sebut akan menjadi sebuah
model praktik mandiri perawat meskipun dalam pelaksanaannya
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain. Model pelayanan home care
yang dikembangkan sifatnya masih general belum spesifik pada pelayanan
tertentu. Oleh sebab itu, perlu dikembangkan model pelayanan home care
yang secara spesifik memberikan pelayanan untuk masalah tertentu sebagai
sebuah strategi pemasaran. Misalnya saja home care yang secara fokus
memberikan pelayanan pada lansia, bayi baru lahir, dan ibu pasca
melahirkan.
Secara teori, seorang ibu akan mengalami perubahan secara fisiologis
maupun psikologis pasca melahirkan. Seyogyanya pasca melahirkan
seorang ibu masih perlu perawatan bahkan untuk bayi yang baru
dilahirkannya juga. Tidak jarang seorang ibu masih takut untuk
memandikan bayinya atau belum tahu bagaimana cara melakukan perawatan
tali pusat pda bayi. Berdasarkan data dan fakta yang ada maka penulis
mencetuskan ide untuk mengembangkan sebuah model pelayanan home
care yang secara spesifik memberikan pelayanan perawatan untuk ibu post
partum dan bayi sebagai bentuk praktik mandiri perawat.
4.1.2 Deskripsi Usaha
Seorang perawat profesional dipastikan akan memiliki kompetensi untuk
memberikan pelayanan perawatan pada ibu post partum dan bayi sehingga
bisa dijadikan sebagai modal untuk memberikan pelayanan jasa. Disamping
itu, jenis pelayanan home care yang fokus memberikan perawatan pada ibu
post partum dan bayi masih belum banyak dikembangkan khususnya di kota
Bandung. Hal ini lah yang menjadi kelebihan serta peluang untuk
mengembangkan usaha ini.
18
4.1.3 Analisa Pemasaran Produk
a. Strategi Pelayanan Jasa
Pelayanan ditawarkan per item layanan maupun dengan model
pemaketan layanan.
Tabel 4.1 Daftar harga jasa yang diberikan
No Jasa yang Diberikan Harga (Rp)
1. Memandikan bayi 150.000
2. Pijat bayi 300.000
3. Perawatan tali pusat 140.000
4. Breast care 70.000
5. Senam nifas 100.000
6. Wound care 150.000
7. Paket Baby (Memandikan, pijat, dan
perawatan tali pusat)500.000
9. Paket Momy (wound care, senam nifas, dan
breast care)290.000
10. Paket Komplit (perawatan ibu dan bayi) 825.000
b. Strategi Harga
Strategi harga jasa layanan yang ditawarkan ditetapkan di bawah
harga pasar dengan tetap menjaga kualitas pelayanan jasa yang
diberikan.
19
c. Strategi Promosi
Promosi penjualan yang akan dilakukan adalah penyebaran brosur,
poster, promosi dari mulut ke mulut, dan pemasangan iklan di jejaring
sosial seperti facebook, twitter dan blog.
4.1.4 Analisa Usaha
a. Permodalan
Tabel 4.2 Permodalan
No Modal Jumlah Harga
satuan
Total
1 Washlap 12 buah 6.000 36.000
2 Gunting Perban 6 buah 14.000 84.000
3 Kom 6 buah 12.500 75.000
4 Gunting Hecting 6 buah 14.000 84.000
5 Matras 4 buah 200.000 800.000
6 Handuk Bayi 6 buah 25.000 150.000
7 Handuk Ibu 6 buah 35.000 210.000
8 Pinset Cirugris 6 buah 9.500 57.000
9 Pinset Anatomis 6 buah 9.500 57.000
10 Stetoskop 6 buah 125.000 750.000
11 Sphygmomanometer 6 buah 70.000 420.000
12 Termometer Digital 6 buah 16.000 96.000
20
13 Timbangan 6 buah 75.000 450.000
14 Bengkok 6 buah 12.000 72.000
15 Bak Mandi Bayi 6 buah 50.000 300.000
TOTAL 3.651.000
b. Biaya Produksi
Tabel 4.3 Biaya produksi/bulan
No Jenis Biaya Jumlah Ukuran isi Harga
Satuan
Total
1 Sabun Cair Bayi 5 buah 100 ml 5.000 25.000
2 Shampo Bayi 1 buah 100 ml 8.600 8.600
3 Minyak Telon 2 buah 60 ml 15.500 31.000
4 Kassa 10 kotak 8 buah 4000 40.000
5 Kapas 2 buah 50 gram 4.800 9.600
6 Betadine 2 buah 30 ml 14.000 28.000
7 Alkohol 3 buah 200 ml 15.000 45.000
8 Handscoon 2 dus 100 pasang 50.000 100.000
9 NaCl 0,9% 3 buah 500 ml 10.000 30.000
10 Plester 3 buah 3 gulung 6.000 18.000
11 Lidi Kapas 1 dus 80 btg 20.000 20.000
21
12 Biaya pegawai 3 orang 1 bulan 1.500.000 4.500.000
13 Transportasi 3 orang 1 bulan 300.000 900.000
14 Komunikasi 1 tim 1 bulan 200.000 200.000
15 Poster 30 lembar 15.000 450.000
16 Brosur 100 lembar 500 50.000
TOTAL 3.255.200
c. Penerimaan
Tabel 4.4. Penerimaan usaha /bulan
No Jenis Penerimaan Jumlah Harga (Rp) Jumlah (Rp)
1 Memandikan bayi 10 150.000 1.500.000
2 Pijat bayi 5 300.000 1.500.000
3 Perawatan tali pusat 10 140.000 1.400.000
4 Breast care 8 70.000 560.000
5 Senam nifas 8 100.000 800.000
6 Wound care 10 150.000 1.500.000
T O T A L 7.260.000
a) Pendapatan
Pendapatan = penerimaan – biaya produksi
= 7.260.000 - 3.755.200
= 3.504.800
22
b) Pay back periode
PP = Jumlah Investasi ( Permodalan + Biaya produksi)
Profit perbulan
= 3.651.000 + 3.755.200
3.504.800
=2,11 = 2 bulan
Dengan demikian, usaha “Ma-Baby (Maternal-Baby)” dapat dikatakan efisien
dalam pemanfaatan modal, sehingga diharapkan usaha tersebut dapat
membawa keberlanjutan untuk usaha di masa yang akan datang.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Home care merupakan bentuk praktik mandiri yang bisa dilakukan oleh
seorang perawat sebagai salah satu upaya untuk ber-entrepreneur. Pelayanan yang
bisa dikembangkan dalam home care bisa bersifat umum maupun spesifik pada
23
masalah tertentu. Di sisi lain, perawatan pada ibu pasca melahirkan dan bayi baru
lahir sangat penting untuk dilakukan. Idealnya pasca melahirkan dirumah sakit
seorang ibu mendapatkan home visit dari petugas kesehatan tetapi pada
kenyataannya hal ini jarang dilakukan. Disamping itu, home visit yang dilakukan
hanya sekali atau dua kali kunjungan sehingga waktu yang tersedia pun terbatas.
Sementara itu sampai saat ini pelayanan home care yang memberikan perawatan
pada ibu post partum dan bayi baru lahir masih jarang ditemukan. Hal ini yang
menjadi peluang bagi seorang perawat untuk berwirausaha sekaligus memberikan
perawatan yang holistik pada ibu post partum dan bayinya.
5.2 Saran
1. Setiap orang harus memiliki jiwa entrepreneurship agar mampu menciptakan
lapangan pekerjaan
2. Perawat perlu mengembangkan pelayanan home care supaya menjadi andalan
bagi perawat dalam upaya memberikan pleyanan mandiri dan wirausaha
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, I.M., D.L. Lowdermilk, dan M.D.Jensen, 2005. Buku Ajar Keperawatan
Maternitas. Wijayarini, M.A., Penerjemah. Jakarta: EGC. Terjemahan dari:
Maternity Nursing
Yosep, I. Dan A. Mardiyah. 2010. Spirit & Soft Skill of Nursing Enterpreneur.
Bandung: Refika Aditama
http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/1salinrumah.pdf [19 September 2011]
24
25
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PESERTA
Nama Lengkap : Muhamad Jauhar Tempat Tanggal Lahir : Kudus, 3 Oktober 1990 NPM : 220110080033Fakultas : KeperawatanPerguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran Nomor telpon : 085740230846E-mail : jojo_whitebear@yahoo.com Alamat : Jl. Sukawening RT 4 RW 6 Kampung Sukawening
Desa Hegarmanah Jatinangor Sumedang Jawa Barat 45363
Riwayat Pendidikan : TK Aisyah Bustanul Athfal VI Besito Gebog SDN 02 Besito Gebog
SMPN 1 Gebog SMAN 1 Kudus Fakultas Keperawatan Unpad
Karya Ilmiah : Terapi Calung Jinjing, Solusi Three in One untuk
Pasien Pasca Stroke
Penghargaan Ilmiah : PKM-GT mendapatkan dana dari DIKTI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Dedih Suandi
Tempat Tanggal Lahir : Sumedang, 30 Oktober 1989
NPM : 220110080062
Fakultas : Keperawatan
Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran
Nomor telpon : 085724866349
E-mail : Fragrance_heaven@yahoo.co.id
Alamat : Dsn. Cikandang, Ds. Ciranggem, Kec. Jatigede,
Sumedang 45374
Riwayat Pendidikan : SDN Cikandang
SMPN 2 Jatigede
vii
SMAN 1 Sumedang
Fakultas Keperawatan Unpad
Karya Ilmiah : Casavatiiz: Es Krim Limbah Kulit Singkong Sebagai
Jajanan Kaya Nutrisi
Penghargaan Ilmiah : -
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Dewi Seftiani Nugrahini
Tempat Tanggal Lahir : Ketapang, 23 September 1989
NPM : 220110080074
Fakultas : Keperawatan
Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran
Nomor telpon : 085287679182
E-mail : sefty_axi@yahoo.co.id
Alamat : Jl. Raya Jatinangor No. 1, Sukawening
Jawa Barat
Riwayat Pendidikan : TK Aisyah Ketapang
SDN 04 Ketapang
SMPN 1 Ketapang
SMA Taruna Bumi Khatulistiwa Pontianak
Fakultas Keperawatan Unpad
Karya ilmiah : Boom-Boom Rice Makanan Sehat pencegah Diabetes
dengan Lima Varian Rasa
Sweet Potato dan Kind Donuts
Penggunaan Komik Sebagai Media Efektif Pendidikan
Kesehatan dalam Upaya Merevitalisasi fungsi Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS)
Penghargaan Ilmiah : Didanai PMW Unpad
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP DOSEN PENDAMPING
Nama Lengkap dan Gelar : Mira Trisyani Koeryaman, S.Kp.,MSN.
N I P : 19770603 200212 2 001
Fakultas/Program Studi : Keperawatan
Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran
Bidang Keahlian : Keperawatan
Alamat : Jl. Pentaconta No. 8 Cibeureum-Cimahi
Alamat E-mail : mirtris_cute@yahoo.com
ix
Logo Perusahaan
x
top related