literasi civitas akademika di pamekasan terhadap …
Post on 08-Nov-2021
10 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
LITERASI CIVITAS AKADEMIKA DI PAMEKASAN
TERHADAP PRODUK INDUSTRI KEUANGAN SYARIAH
Aang Kunaifi1, Juhaiyinatul Jannah
2, Anang Wahyu Eko Setianto
3
1akunaifi@gmail.com,2dora_emon@gmail.com,
3anangwahyuekosetyanto@gmail.com
Abstrak –Opini perkembangan industri keuangan syariah, baik bank maupun nonbank yang terus berkembang sejak tahun 1992 mendapatkan rapor merah penurunan kinerja berupa perlambatan
pertumbuhan bank syariah baik Unit Usaha Syariah maupun Bank Umum Syariah, sebagaimana dirilis bisnis.com awal November tahun 2019.Kenyataan ini merupakan pil pahit yang harus
ditelan industry keuangan syariah (IKS), mengingat di satu sisi bahwa dukungan pemerintah terhadap upaya pertumbuhan IKS cukup massif.Salah satunya adalah dibukanya kran literasi terhadap produk keuangan syariah, misalnya melaui pemberian ijin operasional perguruan tinggi.
Artikel ini ditulis berdasarkan hasil penelitian tentang literasi civitas akademika di Kabupaten Pamekasan.Dengan mengambil sampel secara terstruktur dari 3 (tiga) perguruan tinggi yang ada
di Kabupaten Pamekasan, ketiganya menyelenggarakan program studi ekonomi syariah, dua diantaranya juga menyelenggarakan program studi perbankan syariah.Adapun pendekatan penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan didukung sebaran 250 angket yang
didistribusikan di ketiga perguruan tinggi tersebut.Angket dibagikan secara proporsional kepada 20% dosen, 40% mahasiswa yang menempuh pendidikan di program studi ekonomi syariah atau
perbankan syariah, dan 40% didistribusikan kepada mahasiswa selain kedua program studi tersebut. Hasil penelitian yang dilakukan pada pertengahan tahun 2018 ini mengindikasikan bahwa literasi
civitas akademika terhadap produk IKS berada pada level 73% atau cukup baik.Namun fakta lain berdasarkan hasil wawancara dan angket pada pertanyaan dengan opsi jawaban terbuka
menunjukkan, angka literasi tersebut tidak memengaruhi sepenuhnya civitas akademika dalam keputusannya untuk memanfaatkan produk IKS. Fenomena menarik ini akan dijelaskan dalam pembahasan artikel ini. Dengan harapan ditemukan solusi praktis yang lebih komprehensif,
khususnya bagi para peneliti untuk mengembangkan hasil penelitian ini. Kata kunci : Literasi, Civitas Akademika, Produk IKS
Abstrack- Opinion on the development of the Islamic financial industry, both banks and non-banks that have continued to develop since 1992, received a red report card, a decline in performance in
the form of a slowdown in the growth of Islamic banks, both the Sharia Business Unit and Sharia Commercial Bank, as released by bisnis.com in early November 2019. This fact is a bitter pill
which must be swallowed up by the Islamic finance industry (IFI), bearing in mind that on one hand the government support for IFI growth efforts is quite massive. One of them is the opening of a literacy valve on Islamic financial products, for example through the granting of a university
operational license. This article was written based on the results of research on literacy of the academic community in
Pamekasan Regency. By taking a structured sample of 3 (three) tertiary institutions in Pamekasan Regency, the three of them conducted Islamic economics study programs, two of them also held Islamic banking study programs. The research approach uses qualitative methods supported by the
distribution of 250 questionnaires distributed at the three tertiary institutions. Questionnaires is distributed proportionally to 20% of lecturers, 40% of students who study in Islamic economics or
Islamic banking study programs, and 40% is distributed to students in addition to the two study programs. The results of research conducted in mid-2018 indicate that the academic literacy of IFI products is
at the level of 73% or quite good. However, other facts based on the results of interviews and
2
questionnaires on questions with open answer options show that the literacy rate does not fully affect the academic community in its decision to utilize IFI products. This interesting phenomenon
will be explained in the discussion of this article. With the hope of finding more comprehensive practical solutions, especially for researchers to develop the results of this study. Keywords: Literacy, Academic Community, IFI Products
I. PENDAHULUAN
Bank konvensional dan bank syariah dalam beberapa hal memiliki persamaan, terutama
dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunakan,
syarat-syarat umum memperoleh pembiayaan seperti KTP, NPWP, proposal, laporan keuangan
dan lain sebagainya. Perbedaan mendasar diantara keduanya yaitu menyangkut aspek legal,
struktur organisasi, usaha yang dibiayai dan lingkungan kerja. Menurut Boesono dan Donna
paling tidak ada 3 prinsip dalam operasional bank syariah yang berbeda dengan bank
konvensional, terutama dalam pelayanan terhadap nasabah yang harus dijaga oleh banker.
Diantaranya adalah:1
1. Prinsip keadilan, yakni imbalan atas dasar bagi hasil dan margin keuntungan ditetapkan atas
kesepakatan bersama antara nasabah dan bank.
2. Prinsip kesetaraan, yakni nasabah menyimpan dana, penggunaan dana dan bank memiliki
hak, kewajiban, beban terhadap resiko dan keuntungan yang tertimbang.
3. Prinsip ketentraman, bahwa produk bank syariah mengikuti prinsip dan kaidah muamalah
Islam (menerapkan prinsip Islam dan menerapkan zakat).
Akan tetapi, dalam pengertian dan pemahaman tentang perbankan syariah dengan
perbankan konvensional terdapat perbedaan yang sangat besar. Bank konvensional dapat
didefinisikan seperti pada pengertian bank umum pada pasal 1 ayat 3 Undang-Undang No. 10
Tahun 1998 dengan menghilangkan kalimat “dan atau berdasarkan prinsip syariah”, yaitu bank
yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang dalam kegiatannya memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran.2 Sedangkan bank syariah merupakan bank yang kegiatannya
mengacu pada hukum islam, dan dalam kegiatannya tidak membebankan bunga maupun tidak
membayar bunga kepada nasabah. Imbalan yang diterima oleh bank syariah maupun yang
dibayarkan kepada nasabah tergantung dari akad (perjanjian) antara nasabah dan bank. Akad
yang terdapat di perbankan syariah harus tunduk pada syarat dan rukun akad sebagaimana diatur
dalam syariahIslam. Undang-Undang Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008 menyatakan bahwa
1Zacky Nouval, “Pengawasan Terhadap Perbankan Syariah Oleh Otoritas Jasan Keuangan (Studi di Kantor Otoritas
Jasa Keuangan Daerah Istimewa Yogyakarta”, dalam http://digilib.uin-suka.ac.id/16997/2/11340106_bab-i_iv-atau-
v_daftar-pustaka.pdf (08 Januari 2018)
2Nur Indahsari, “Tinjauan Pustaka tentang Perbankan Syariah” dalam
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/15773/BAB%20II.pdf?sequence=6&isAllowed=y (08 Januari
2018)
2
perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha
syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatan usahanya. Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan
prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha
Syariah (UUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).
Faktanya masih banyak lagi perbedaan tentang bank konvensional dan bank syariah yang
masih belum dimengerti dan dipahami oleh masyarakat awam maupun masyarakat yang
berpendidikan seperti dosen ataupun mahasiswa. Dengan demikian, peran lembaga pendidikan
sangat penting untuk memberikanpengetahuan, pemahaman, dan informasi lebih lanjut tentang
perbedaan kedua perbankan tersebut.
Lembaga pendidikan secara terminologi dari kutipan Ramayulis oleh Hasan Langgulung,
bahwa lembaga pendidikan adalah suatu sistem peraturan yang bersifat abstrak, suatu konsepsi
yang terdiri dari kode-kode, norma-norma, ideologi-ideologi dan sebagainya, baik tertulis atau tidak
untuk mencapai tujuan tertentu dan tempat-tempat kelompok itu melaksanakan peraturan-peraturan
tersebut seperti masjid, sekolah dan lain sebagainya.3
Lembaga pendidikan yang cocok dan sempurna bagi mahasiswa maupun masyarakat awam
untuk lebih mengetahui dan mendalami tentang perbankan syariah, apa saja produk yang dikelola
dan akad yang digunakan yaitu lembaga pendidikan yang menyediakan program studi ekonomi
syariah dan perbankan syariah. Kedua program studi tersebut dapat memberikan pengertian,
pemahaman, dan penjelasan secara konkret, komprehensif, praktis, dan jelas tentang ekonomi Islam
yang menguntungkan ditinjau dari berbagai aspek kehidupan. Secara garis besar ada 2 macam
keuntungan dalam transaksi ekonomi syariah. Pertama, ini bisa menjadi keuntungan atau sarana
investasi seseorang di akhirat kelak, yaitu dari segi akidah atau ketaatan agama, menjalani perintah
agama untuk menjauhi transaksi ekonomi berbasis kapitalisme, liberal dan mengandung unsur
maysir (perjudian), gharar (penipuan), riba, qimar (spekulasi), ihtikar (monopoli) dan iktinaz
(penimbunan) yang dilarang oleh agama Islam. Kedua, dari segi profit (keuntungan) material dan
nonmaterial. Tidak dapat dipungkiri ekonomi syariah banyak memiliki keuntungan bagi setiap
orang, diantaranya adalah keuntungan nonmaterial yang merupakan rasa aman dan nyaman karena
muamalah ekonomi syariah menggunakan konsep trust (amanah) dan kerja sama dengan saling
menanggung untung dan kerugian (keadilan) serta konsep ta’awun (tolong menolong) yang semua
ini selaras dengan konsep ekonomi yang tercantum pada Undang-Undang Dasar Negara Indonesia.
Dan keuntungan dari sisi material, yaitu bermuamalah dengan ekonomi syariah dapat dipastikan
akan menambah keuntungan materi.
3Fauzi, “Kajian Pustaka tentang Lembaga Pendidikan Islam” dalam http://digilib.uinsby.ac.id/9084/5/bab2.pdf (08
Januari 2018)
3
Melihat begitu pentingnya peran lembaga pendidikan dalam memberikan pemahaman
komprehensif mengenai ekonomi dan keuangan syariah, sehingga membentuk sebuah literasi yang
baik yang akan menjadi dasar bagi masyarakat, khususnya civitas akademika untuk memutuskan
memanfaatkan produk-produk industry keuangan syariah dalam memenuhi kebutuhannya di bidang
jasa keuangan. Akan tetapi dengan fenomena rapor merah produktivitas UUS maupun BUS sampai
dengan akhir 2019 mengindikasikan belum optimalnya keberadaan program studi ekonomi syariah
maupun perbankan syariah sebagai wahana literasi terhadap produk-produk IKS. Oleh karenanya
sangat menarik untuk mengetahui seberapa besar tingkat literasi civitas akademika terhadap produk
IKS; serta bagaimana mengoptimalkan literasi tersebut agar terimplementasi dalam keputusan
untuk memanfaatkan produk-produk IKS.
METODOLOGI PENELITIAN
Secara konsep penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.Pengumpulan data dilakukan
dengan teknik observasi dan wawancara, dengan dipadukan secara sekuensial dengan data statistic
deskriptif (angket)4.Wawancara dilakukan secara sistematis kepada pimpinan perguruan tinggi,
ketua program studi, dan kepala laboratorium keuangan, serta secara random kepada dosen,
mahasiswa program studi ekonomi syariah atau perbankan syariah, dan mahasiswa selain program
studi ekonomi syariah.Sedangkan data statistic deskriptif diperoleh melalui distribusi angket, yaitu
dari 250 responden.
Penelitian dan pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif dilakukan sekaligus dalam satu waktu,
yaitu pada Maret sampai dengan Juni 2018.
PEMBAHASAN
Literacy erat kaitannya dengan istilah kemahirwacanaan.Literasi secara luas dimaknai
sebagai kemampuan berbahasa yang mencakup kemampuan menyimak, berbicara, membaca dan
menulis, serta kemampuan berpikir yang menjadi elemen di dalamnya.Tompkins mengemukakan
bahwa literacy merupakan kemampuan menggunakan membaca dan menulis dalam melaksanakan
tugas-tugas yang berkaitan dengan dunia kerja dan kehidupan di luar sekolah.Sementara itu, Wells
4Lihat John W. Creswell, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2012, 313.
4
mengemukakan bahwa literacy merupakan kemampuan bergaul dengan wacana sebagai presentasi
pengalaman, pikiran, perasaan dan gagasan secara tepat sesuai dengan tujuan.5
Sulzby mengartikan literasi sebagai kemampuan membaca dan menulis.Dalam pengertian
luas literasi meliputi kemampuan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca dan menulis) dan
berpikir yang menjadi elemen di dalamnya. Menurut Unesco, seseorang disebut dengan literate
apabila ia memiliki pengetahuan yang hakiki untuk digunakan dalam setiap aktivitas yangmenuntut
fungsi literasi secara efektif dalam masyarakat, dan pengetahuan yang dicapainya dengan membaca,
menulis dan arithmetic memungkinkan untuk dimanfaatkan bagi dirinya sendiri dan perkembangan
masyarakat. Sementara itu, Wells mengemukakan bahwa untuk menjadi literate yang
sesungguhnya, seseorang harus memiliki kemampuan menggunakan berbagai tipe teks secara tepat
dan kemampuan memberdayakan pikiran, perasaan dan tindakan dalam konteks aktivitas sosial
dengan maksud tertentu.Dengan demikian, dalam pembelajaran di kelas guru hendaknya
melahirkan siswa yang berliterasi.
Dengan demikian literasi secara factual dapat dimakanai sebagai sebuah pemahaman yang
akan mempengaruhi cara berpikir atau mindset seseorang, termasuk custumer. Secara khusus,
dalam konteks ilmu ekonomi literasi akan memengaruhi keputusan konsumen dalam menentukan
barang atau jasa mana yang akan dibeli untuk memenuhi kebutuhannya. Secara singkat, alur literasi
dalam pengaruhnya terhadap keputusan membeli (bertransaksi) dapat dijelaskan sebagai berikut:6
5 Novi Resmini, “Orasi dan Litearsi Dalam Pengajaran Bahasa”,dalam
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/196711031993032NOVI_RES
MINI/ORASI__DAN__LITERASI__DALAM_PENGAJARAN_BAHASA.pdf (10 Januari 2018) 6Ali Hasan, Marketing Bank Syariah; Cara jitu meningkatkan pertumbuhan bank syariah, Jakarta: Ghalia Indonesia,
2010, 64.
5
Gambar 1
Proses Keputusan Pembelian
Maka melalui pendekatan grafis di atas, posisi literasi berperan penuh pada tahap yang ke-2
yaitu kapitalisasi berbagai informasi yang memungkinkan konsumen untuk menjadikan suatu
penawaran produk atau jasa sebagai alternative pilihan atas pemenuhan kebutuhan. Literasi yang
baik akan semakin menguatkan citra suatu produk yang dalam jangka panjang akan tetap diingat
oleh calon konsumen.
Namun di samping literasi yang dimiliki, terdapat factor-faktor lain yang juga memengaruhi
keputusan melakukan transaksi, antara lain:
1. Budaya
2. Kelas Sosial
3. Kelompok atau Komunitas
4. Keluarga
Dalam model keterlibatan konsumen, ditemukan kongklusi bahwa informasi-informasi yang
diperoleh konsumen menjadi dasar pertimbangan akhir untuk menentukan keputusan terhadap
pembelian. Berikut model keterlibatan konsumen dan kedudukan informasi dalam proses tersebut.
Kebutuhan/Masalah
Mengumpulkan Data/Informasi
Seleksi Atas Berbagai Alternatif
Keputusan Membeli/Pilihan
Transaksi
Evaluasi/Tingkat Kepuasan
6
Gambar 2.
Model Keterlibatan Konsumen7
Berdasarkan kedua grafis di atas, dapat disimpulkan bahwa keputusan seseorang untuk membeli
atau bertransaksi di lembaga keuangan syariah sangat ditentukan oleh hasil pemrosesan informasi
yang diperolehnya. Sehingga dalam hal ini, pengetahuan dan pemahaman seseorang terhadap suatu
produk (product knowledge) akan berkontribusi signifikan terhadap keputusan/pilihan akhir dalam
mengkonsumsi atau bertransaksi. Product knowledge seseorang yang diperoleh melalui berbagai
kegiatan literasi pemasar industry keuangan syariah akan menjadi dasar seseorang untuk memilih
produk-produk IKS yang secara konsep teologi, prosedur, dan benefit berbeda dengan produk
industry keuangan konvensional.
Beberapa produk yang merupakan penawaran dalam industry keuangan syariah antara lain:
1. Penghimpunan Dana (Tabungan)
a. Al-wadiah-Titipan (Trust Depository)
Akad berpola titipan (wadi’ah) ada dua, yaitu Wadi’ah yad Amanah dan Wadi’ah yad
Dhamanah.Pada awalnya, wadi’ah muncul dalam bentuk yad al-amanah ‘tangan amanah,’
yang kemudian dalam perkembangannya memunculkan yadh-dhamanah ‘tangan
penanggung.’Akad Wadi’ah yad Dhamanah ini akhirnya banyak dipergunakan dalam
aplikasi perbankan syariah dalam produk-produk pendanaan.8
b. Mudharabah
Secara teknis, al mudharabah adalah akad kaerjasama usaha antara dua pihak di mana
pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh dana (100%) modal,sedangkan pihak
7Danang Sunyoto, Perilaku Konsumen dan Pemasaran, Jakarta: PT. Buku Seru, 2015, 99.
8Buku Saku Produk-Produk Perbankan Syariah, dalam
fi le:///E:/BUKU%20SAKU%20PERBANKAN%20SYARIAH/(2)%20AKAD%20DAN%20PRODUK%20BANK%20SYARIAH.pdf
(10 Desember 2019).
Kondisi Konsumen:
Pentingnya produk
terhadap citra diri
Daya tarik yang
kontinu
Daya tarik
emosional
Badge (symbol)
Kondisi Konsumen:
Risiko
Badge/Simbol
Enduring
involvement
Situational
involvement
Tingkat
pemrosesan
informasi yang
lebih tinggi
Consumer
decision
making
7
lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut
kesepakatan yang dituankan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung pengelola.
Seandainya kerugaian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola,
maka si pengelola harus bertangung-jawab atas kerugian tersebut.
c. Musyarakah
Syirkah adalah kerjasama diantara beberapa pihak. Namun secara operasional
musyarakahmerupakan kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di
mana masing-masing pihak memberikan kontribusidana (maal) dengan kesepakatan bahwa
keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
2. Penyaluran Dana (Pembiayaan)
a. Murabahah
Murabahah adalah istilah dalam fiqih Islam yang berarti bentuk jual beli tertentu ketika
penjual menyatakan biaya perolehan barang, meliputi harga barang dan biaya-biaya lain
yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut, dan tingkat keuntungan (margin) yang
diinginkan.
b. Istishna’
Yaitu jual-beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan
persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan(pembeli, mustashni’) dan penjual
(pembuat, shani’), sesuai Fatwa DSN No.06/DSN-MUI/IV/2000.
c. Bay’ Salam
Dalam pengertian yang sederhana, bahwa bai as salam adalah pembelian barang yang
diserahkan kemudian hari sementara pembayaran dilakukan di muka.
d. IMBT
Ijarah adalah transaksi sewa-menyewa barang tanpa alih kepemilikan di akhir periode.
Ijarah wa Iqtina atau Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) adalah transaksi sewa beli dengan
perjanjian untuk menjual atau menghibahkan objek sewa diakhir periode sehingga transaksi
ini diakhiri dengan kepemilikan objek sewa.
3. Produk-produk Lembaga Keuangan NonBank
a. Asuransi Syariah
Kebutuhan terhadap asuransi merupakan upaya mengantisipasi kemungkinan terjadinya
resiko ekonomi yang akan dihadapi di masa akan datang, dibutuhkan persiapan sejumlah
dana tertentu sejak dini. Salah satu upaya untuk menutup resiko dan memenuhi kebutuhan
dana tersebut dapat dilakukan melalui asuransi. Dilihat dari jumlah penduduk yang
8
berpenghuni di Indonesia mayoritas bagaimana islam, maka DSN-MUI menetapkan fatwa
tentang asuransi yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah untuk dijadikan pedoman oleh
pihak-pihak yang memerlukannya.
تقوا الله ولتنظر نفس م قدمت لغد واتقوا الله، ان الله خبير بما تعملون. )الحشر ياأيها الذين أمنوا ا
.18)
“Hai orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah ia buat untuk hari esok (masa depan). Dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-
Hasyr [59]:18).9
Asuransi syariah (Ta’min, Takaful atau Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan
tolong menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset atau
tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui
akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.10
b. Dana Pensiun Syariah
Dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang
menjanjikan manfaat pensiun. Dalam rangka mempersiapkan kesinambungan penghasilan
seseorang pada saat lanjut usia, pengelolaan dana untuk pembayaran pensiun tidak dikelola
lagi oleh dana pensiun melainkan wajib dilakukan melalui program anuitas yang sampai saat
ini belum dilaksanakan sesuai dengan prinsip syariah. Untuk memberikan arah, pedoman
dan kepastian hukum dalam pelaksanaan program anuitas, diperlukan pengaturan
penyelenggaraan program anuitas syariah untuk program pensiun. Oleh karena itu, DSN-
MUI menetapkan anuitas syariah untuk program pensiun.
Dana pensiun syariah adalah dana pensiun yang menyelenggarakan program pensiun
berdasarkan syariah islam. Allah SWT., berfirman:
ان الله يأمركم أن تؤدوا الأمنت إلى أهلها وإذا حكمتم بين الناس أن تحكموا بالعدل, إن الله نعم
(58الله كان سميعا بصيرا. )النساء. يعظكم به، إن
9 Al-Qur’an, (al-Hasyr, 18): 59.
10 M. Ichwan Sam, Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional MUI (Penerbit Erlangga, 2014), hlm.
503.
9
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya” (QS. An-Nisa’ [4]: 58).11
c. Koperasi Simpan Pinjam Syariah
Secara umum yang dimaksud dengan koperasi adalah suatu badan usaha bersama
yang bergerak dalam bidang perekonomian, beranggotakan mereka yang umumnya
berekonomi lemah yang bergabung secara sukarela dan atas dasar persamaan hak,
berkewajiban melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
para anggotanya.12
Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang berjuang dalam bidang
ekonomi dengan menempuh jalan yang tepat dan mantap dengan tujuan membebaskan diri
para anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi mereka alami.
Sedangkan koperasi syariah adalah usaha ekonomi yang terorganisir secara mantap,
demokratis, otonom partisipatif, dan berwatak sosial yang operasionalnya menggunakan
prinsip-prinsip yang mengusung etika moral dengan memperhatikan halal atau haramnya
sebuah usaha yang dijalankan sebagaimana diajarkan dalam agama Islam.13
Penghimpunan dana dalam bentuk simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh
anggota, calon anggota, koperasi lain, atau anggotanya kepada koperasi dalam bentuk
simpanan/tabungan dan simpanan berjangka.
Sedangkan penyaluran dana/pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana untuk
investasi atau kerjasama permodalan antara koperasi dengan anggota, calon anggota,
koperasi lain dan atau anggotanya yang mewajibkan penerima pembiayaan itu untuk
melunasi pokok pembiayaan yang diterima kepada pihak koperasi sesuai akad disertai
dengan pembayaran sejumlah bagi hasil dari pendapatan atau laba dari kegiatan yang
dibiayai atau penggunaan dana pembiayaan tersebut.14
Sehingga yang dimaksud Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah
(KSPPS) adalah koperasi yang kegiatan usahanya meliputi simpanan, pinjaman dan
pembiayaan sesuai prinsip syariah termasuk zakat, infaq/sedekah dan wakaf.
d. Pegadaian Syariah
Pegadaian syariah merupakan lembaga keuangan syariah dengan sistem gadai yang
berlandaskan pada prinsip-prinsip keislaman. Payung hukum gadai syariah dalam hal
pemenuhan prinsip-prinsip syariah berpegang pada fatwa DSN-MUI No. 25/DSN-
11
Al-Qur’an, (an-Nisa’, 4): 58 12
Kartasapoetra, Koperasi Indonesia (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2001), hal.1 13
Nur S. Bukhori, Koperasi Syariah, Mashun, Sidoarjo, 2009, hlm. 12. 14
Burhanuddin, Koperasi Syariah dan Pengaturannya di Indonesia, UIN-Maliki Press, Malang, 2013, hal. 144.
10
MUI/III/2002 tanggal 26 Juni 2002 yang menyatakan bahwa pinjaman dengan
menggadaikan barang sebagai jaminan utang dalam bentuk rahn diperbolehkan. Adapun
dalam aspek kelembagaan tetap menginduk kepada PP No. 10 Tahun 1990 tanggal 10 April
1990.15
Gadai syariah disebut juga dengan rahn, yang secara bahasa berasal dari bahasa
arab. Rahn terdiri dari huruf Ra, Ha’ dan Nun, dan kata tersebut merupakan bentuk mashdar
dari kata rahana-yarhanu-rahnan. Bentuk pluralnya rihanun dan ruhunun. Secara bahasa
berarti tertahan, ini berdasarkan pada firman Allah SWT.16
(38كل نفس بما كسبت رهينة. )المدثر. “Tiap-tiap diri bertanggung jawab (tertahan) atas apa yang telah diperbuatnya” (QS. Al-
Muddatsir [74]:38).17
Rahn juga berarti diam tidak bergerak dan juga bisa berarti tetap. Sedangkan secara istilah
gadai syariah (rahn) adalah harta yang tertahan sebagai jaminan utang sehingga bila tidak
mampu melunasinya, harta tersebut menjadi bayarannya sesuai dengan nilai utangnya.
Gadai syariah merupakan salah satu transaksi yang mudah dan praktis dalam skim pinjaman
untuk memenuhi kebutuhan dana dengan sistem menggadaikan barang jaminan yang berupa
emas, perhiasan, berlian, elektronik dan kendaraan bermotor.18
Baitul Mal Wat Tamwilmerupakan lembaga keuangan mikro (LKM) yang beroperasi
berdasarkan prinsip-prinsip syariah.19Baitul mal wat tamwil adalah balai usaha mandiri terpadu
yang isinya berintikan baitul mal wat tamwil dengan kegiatan mengembangkan usaha-usaha
produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil bawah dan
kecil dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan
ekonominya. Selain itu, baitul mal wat tamwil juga bisa menerima titipan zakat, infak dan sedekah
serta menyalurkannya sesuai dengan peraturan dan amanahnya.20
Dengan demikian, keberadaan BMT dapat dipandang memiliki dua fungsi utama, yaitu
sebagai media penyalur pendayagunaan harta ibadah, serta dapat pula berfungsi sebagai institusi
yang bergerak di bidang investasi yang bersifat produktif sebagaimana layaknya bank.Pada fungsi
kedua ini, dapat dipahami bahwa selain berfungsi sebagai lembaga keuangan, BMT juga berfungsi
sebagai lembaga ekonomi. Sebagai lembaga keuangan BMT bertugas menghimpun dana dari
15
M. Habiburrahman, Mengenal Pegadaian Syariah, (Cipayung Jakarta Timur: Kuwais, 2012), hal. 217. 16
Ibid., hal. 100 17
Al-Qur’an (al-Muddatsir: 74), 38
18 Ibid., hal. 101
19 Andri Soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP, 2009), hal. 45.
20 Ibid., hal. 452
11
masyarakat (anggota BMT) yang memercayakan dananya disimpan di BMT dan menyalurkan dana
kepada masyarakat (anggota BMT) yang diberikan pinjaman oleh BMT. Sedangkan sebagai
lembaga ekonomi, BMT berhak melakukan kegiatan ekonomi seperti, mengelola kegiatan
perdagangan, industri dan pertanian.21
Penelitian tentang literasi civitas akademika di Pamekasan terhadap produk-produk industry
keuangan syariah, dilakukan di 3 (tiga) perguruan tinggi, yaitu:
1. Institut Agama Islam Negeri Madura
2. Institut Agama Islam Al-Khairat Pamekasan
3. Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul Ulum
Profil singkat ketiga perguruan tinggi tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
21
Ibid., hal. 453
12
Tabel 1
Profil Perguruan Tinggi Objek Penelitian
Keterangan IAIN MADURA IAI AL-KHAIRAT STAI MIFTAHUL
ULUM
Tahun berdiri 1966 1992 1995
Status Awal Lembaga Fakultas Tarbiyah
Cabang IAIN Sunan
Ampel Surabaya
Sekolah Tinggi Ilmu
Tarbiyah (STIT)
Sekolah Tinggi
Agama Islam
Status Terakhir/Tahun Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) / 2018
Institut Agama Islam
/2018
Sekolah Tinggi
Agama Islam
Status pengelola Negeri Swasta Swasta
Keberadaan Program Studi yang
berhubungan dengan Ekonomi
Islam
Ekonomi Syariah,
Perbankan Syariah,
Hukum Ekonomi
Syariah, Akuntansi
Syariah
Ekonomi Syariah, dan
Perbankan Syariah
Hukum Ekonomi
Syariah dan
Ekonomi Syariah
Jumlah mahasiswa aktif (Ekonomi
Syariah) s/d 2018
Sekitar 1.500
mahasiswa
Sekitar 560
mahasiswa
Sekitar 200
mahasiswa
Jumlah dosen 60-70 orang 25-30 orang 20-15 orang
Keberadaan Laboratorium
Keuangan
Ada (dikelola kampus) Ada (dikelola kampus) Ada (dikelola
Yayasan/Pesantren)
Objek yang diteliti Civitas Akademika di
Program Studi
Ekonomi Syariah dan
Perbankan Syariah
Civitas Akademika di
Program Studi
Ekonomi Syariah dan
Perbankan Syariah
Civitas Akademika
di Program Studi
Ekonomi Syariah
Jumlah responden total 100 responden 100 responden 50 responden
Responden dosen 20 20 10
Responden mahasiswa ekonomi
syariah & perbankan syariah
40 40 20
Responden mahasiswa selain
prodi ekonomi & perbankan syariah
40 40 20
1. Tingkat Literasi Civitas Akademika terhadap Produk IKS
a. Berdasarkan hasil observasi awal hingga akhir penelitian, didapatkan fenomena perbedaan
antara perguruan tinggi yang menyelenggarkan program studi ekonomi syariah atau
perbankan syariah dengan perguruan tinggi yang tidak menyelenggarakannya.Hasil
observasi menunjukan bahwa literasi civitas akademika perguruan tinggi yang
menyelenggarkan program studi ekonomi syariahterhadap produk IKS lebih tinggi
13
dibandingkan yang tidak menyelenggarakannya. Dapat disimpulkan bahwa minimnya
program lieterasi, baik secara inklusi maupun ekslusi berdampak pada ketidak pastian dan
keragu-raguan civitas akademika terhadap produk IKS. Mereka cenderung memiliki
resistensi yang lebih besar untuk bertransaksi dan memilih produk IKS dibandingkan civitas
yang mendapatkan program literasi yang masif melalui materi-materi perkuliahan serta
melalui seminar atau workshop di internal kampus. Dengan demikian peneliti memberikan
nilai kewajaran terhadap ketiga perguruan tinggi yang diteliti, manakala secara umum
civitas akademika di ketiga perguruan tinggi tersebut memiliki tingkat literasi yang cukup
tinggi. Proses literasi yang massif baik melalui pengajaran di kelas perkuliahan, praktikum,
seminar, dan pelatihan terkait produk IKS telah menciptakan pola pikir yang komprehensif
dan utuh terhadap produk IKS. Sehingga dalam implementasinya, sebagian besar civitas
akademika di ketiga perguruan tinggi tersebut tidak mengalami keraguan dan resistensi
dalam memanfaatkan dan bertranksi dengan produk IKS.
b. Hasil wawancara peneliti terkait dengan tingkat literasi sekaligus antusiasme civitas
akademika dalam memanfaatkan produk-produk IKS menunjukkan keadaan yang positif.
Secara umum berdasarkan pengamatan dan penilaian para pimpinan atau pengelola program
studi bahwa dengan adanya program studi ekonomi syariah dan perbankan syariah tingkat
literasi civitas akademika sangat tinggi. Secara teoritis baik dosen maupun mahasiswa telah
dapat memetakan perbedaan secara prinsip antara keuangan syariah dengan keuangan
konvensional. Bahkan dalam aspek antusiasme dosen dan mahasiswa sangat
menggembirakan. Mereka memiliki hasrat yang kuat untuk mengenal lebih mendalam
produk-produk industry keuangan syariah. Munculnya beragam transaksi keuangan modern
menjadi tantangan sekaligus motivasi para civitas akademika pegiat ekonomi syariah untuk
terus meperdalam kajian mereka secara teori dan praktik. Suasana antusiasme internalisasi
pemahaman atau pengetahuan produk IKS tersebut secara otomatis akan terdistribusi kepada
civitas akademika lainnya. Sehingga terjadi transfer pengetahuan yang akan
memaksimalkan literasi civitas akademika secara keseluruhan. Namun demikian, sampai
tingkat wawancara yang dimaksud belum bisa dikatakan bahwa dengan literasi yang tinggi
tersebut akan secara linier dijadikan sebagai kepastian terhadap tingkat pemanfaatan
produk-produk IKS oleh civitas akademika. Hasil wawancara dengan dosen dan mahasiswa
didapatkan informasi bahwa ada situasi dan kondisi yang memengaruhi keputusan mereka
memanfaatkan produk IKS, misalnya; regulasi di tempat pekerjaan, hubungan emosional
dengan pengelola lembaga keuangan, situasi teknis dan kemudahan akses, situasi yang
memaksa, dan kemudahan bertransaksi.
14
c. Adapun hasil angket, didapatkan suatu kesimpulan bahwa rata-rata tingkat literasi civitas
akademika di Pamekasan terhadap produk keuangan syariah sebesar 73%. Berikut rincian
tingkat pemahaman civitas akademika berdasarkan status masing-masing responden:
1). Dosen, 81%
2). Mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah, 80%
3). Mahasiswa Prodi Non Ekonomi Syariah, 57%
Statistik deskriptif tersebut didapatkan dari hasil olah data angket dengan rincian sebagai
berikut
Tabel 2
Distribusi Angket dan Responden
Perguruan Tinggi Dosen Mahasiswa
Prodi
Ekonomi
Syariah
Mahasiswa
Non Prodi
Ekononomi
Syariah
Total
Angket IAIN Madura (100) 20 45 35 100
Responden IAIN Madura (94) 14 45 35 94 Angket IAI Al-Khairat (100) 20 45 35 100
Responden IAI Al-Khairat (78)
18 29 31 78
Angket STAIMU (50) 10 35 5 50
Responden STAIMU (50) 10 35 5 50
Total Responden 42 109 71 222
Berdasarkan tabel di atas maka total responden berjumlah 222 civitas akademika.Hampir
keseluruhan responden menjawab isu-isu terkait literasi civitas akademika terhadap produk
IKS. Berikut ini rincian tingkat literasi berdasarkan olah angket:
1) Terkait dengan isu literasi/pemahaman produk/akad di lembaga keuangan syariah (LKS)
Gambar 2 Tingkat Literasi Civitas Akademika terhadap Produk
Industri Keuangan Syariah
DOSEN
MAHASISWA PRODI EKONOMI SYARI'AH
MAHASISWA NON PRODI EKONOMI SYARI'AH
15
Tabel 3
Opini Literasi Civitas Akademika
Respon Dosen Mahasiswa
ESY-PSY
Mahasiswa
Non ESY-PSY
Sangat Paham 8 6 3
Cukup Paham 27 80 36
Tidak Paham 7 23 30
Total 42 109 69
2) Terkait dengan perbedaan produk/transaksi di LKS dengan produk lembaga keuangan
konvensional:
Tabel 4
Literasi Civitas Akademika terhadap Perbedaan LKS dengan Non LKS
Respon Dosen Mahasiswa
ESY-PSY
Mahasiswa
Non ESY-PSY
Beda Prinsip 29 82 49
Beda Istilah 9 19 10
Sama Saja 4 6 10
Total 42 107 69
3) Terkait dengan sumber literasi/pemahaman
Tabel 5
Sumber Literasi Civitas Akademika
Respon Dosen Mahasiswa
ESY-PSY
Mahasiswa
Non ESY-PSY
Teman 11 31 25
Pemasar LKS 19 19 21 Seminar
8 21 12 Media
4 37 11 Total
42 108 69
Rangkuman terhadap keseluruhan terkait isu literasi dan sumber literasi dapat disajikan
sebagai berikut:
16
Gambar 3.
Tingkat Literasi Civitas Akademika
Gambar 4.
Perbedaan Produk IKS dan Produk Keuangan Konvensional
0
10
20
30
40
50
60
70
80
DOSEN MAHASISWA ESY M-NON ESY
SANGAT
CUKUP
TIDAK
0
10
20
30
40
50
60
70
80
DOSEN MAHASISWA ESY M-NON ESY
PRINSIP
ISTILAH
SAMA SAJA
17
Gambar 5
Sumber Literasi
2. Bagaimana Mengoptimalkan Literasi Civitas Akademika Agar Memanfaatkan Produk-
produk IKS
Untuk mengoptimalkan literasi dan meningkatkan efektivitas lietrasi civitas akademika
dalam memanfaatkan produk-produk IKS maka dilakukan interview dan pertanyaan terbuka
kepada objek penelitian dan responden. Pertanyaan terbuka ini dimaksudkan untuk assessment
preferensi civitas akademika dalam pemanfaatan media dan metode literasi yang diharapkan.
Berdasarkan olah data diperoleh beberapa sharapan sekaligus strategi yang
memungkinkan dilakukan untuk optimalisasi literasi civitas akademika dalam meningkatkan
pemanfaatan produk-produk IKS. Strategi tersebut antara lain:
1. Meningkatkan frekuensi program literasi dan inklusi melalui kerjasama dengan praktisi
atau lembaga IKS;
2. Mewujudkan lembaga keuangan syariah di kampus yang berfungsi sebagai laboratorium
sekaligus prototype produk dan transaksi keuangan syariah. Lembaga ini bertugas sebagai
pemasar yang aktif dalam hal:
a. Melakukan edukasi kepada civitas akademika dalam mengenalkan proses transaksi
lembaga keuangan syariah, dengan menjelaskan secara langsung produk Industri
Keuangan Syariah.
b. Menjadi leading sector edukasi secara sistematis kepada masyarakat untuk mencapai
sesuatu yang diharapkan oleh lembaga keuangan syariah, seperti mengadakan seminar,
workshop, training dan lain sebagainya.
Teman
Pemasar
Seminar
Media
0
10
20
30
40
50
60
70
Sumber Literasi
Teman
Pemasar
Seminar
Media
18
c. Melakukan promosi secara intensif dalam bentuk penerbitan dan pendistribusian buku
saku, pamflet, brosur, baleho dan lain sebagainya.
d. Konsisten dalam penerapan akad-akad produk dan transaksi lembaga keuangan syariah
yang berpedoman pada Al-Qur’an dan hadist.
e. Bekerjasama dengan instansi yang terkait dalam mengembangkan produk industri
keuangan syariah.
f. Menciptakan lulusan Ekonomi Syariah yang ahli dan handal sehingga mampu berperan
aktif di laboratorium keuangan syariah dan memikat daya tarik masyarakat untuk
mendidik putra-putri mereka di prodi Ekonomi Syariah.
g. Melakukan program kegiatan terpadu dalam bentuk memberi sponsor bagi kegiatan
civitas akademika.
3. Effort pimpinan perguruan tinggi dalam menetapkan regulasi yang memudahkan proses
edukasi dan literasi civitas akademika serta memotivasi mereka untuk memanfaatkan
produk keuangan syariah.
4. Memanfaatkan bargaining position perguruan tinggi sebagai sumber kajian dan keilmuan
untuk mendorong pemerintah menetapkan suatu kebijakan yang mendukung terciptanya
atmosfer yang kondusif bagi transaksi keuangan syariah.
SIMPULAN
Kesimpulan dalam hasil penelitian ini adalah:
1. Tingkat literasi civitas akademika terhadap produk Industri Keuangan Syariah di kabupaten
Pamekasan dinyatakan baik dengan skala prosentase 81 untuk tingkat literasi bagi dosen, 80
untuk mahasiswa program studi ekonomi syariah/perbankan syariah, dan dan 57 untuk
mahsiswa selain program ekonomi syariah/perbankan syariah.
2. Upaya mengoptimalkan literasi civitas akademika terhadap produk Industri Keuangan Syariah
di kabupaten Pamekasan dengan menggalakkan program edukasi melalui berbagai media, serta
peran aktif dari perguruan tinggi, lembaga keuangan syariah, dan regulasi pemerintah yang
kondusif.
19
Daftar Pustaka
Bukhori, S Nur, Koperasi Syari’ah, Sidoarjo: Mashun, 2009.
Burhanuddin, Koperasi Syari’ah dan Pengaturannya di Indonesia, Malang: UIN-Maliki Press,
2013.
Habiburrahman, M, Mengenal Pegadaian Syari’ah, Jakarta Timur: Kuwais, 2012.
Kastasapoetra, Koperasi Indonesia, Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2001.
Sam, Ichwan, M, Himpunan Fatwa Keuangan Syari’ah Dewan Syari’ah Nasional MUI, Penerbit
Erlangga, 2014.
Soemitra, Andri, Bank & Lembaga Keuangan Syari’ah, Jakarta: Prenada Media Group, 2009.
Fauzi, “Kajian Pustaka tentang Lembaga Pendidikan Islam” dalam
http://digilib.uinsby.ac.id/9084/5/bab2.pdf (08 Januari 2018).
Creswell, John W., Research Design, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2012.
Nur Indahsari, “Tinjauan Pustaka tentang Perbankan Syari’ah” dalam
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/15773/BAB%20II.pdf?sequence=6
&isAllowed=y (08 Januari 2018)
Novi Resmini, Orasi dan Litearsi Dalam Pengajaran Bahasa,dalam
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/1967
11031993032NOVI_RESMINI/ORASI__DAN__LITERASI__DALAM_PENGAJARAN_
BAHASA.pdf (10 Januari 2018).
Ruhaena, Tinjauan Pustaka tentang Kemampuan Literasi Dasar, dalam
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/5559/BAB%20II.pdf?sequence=3
&isAllowed=y (08 Januari 2018).
Zacky Nouval, “Pengawasan Terhadap Perbankan Syariah Oleh Otoritas Jasan Keuangan (Studi
di Kantor Otoritas Jasa Keuangan Daerah Istimewa Yogyakarta”, dalam http://digilib.uin-
suka.ac.id/16997/2/11340106_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf (08 Januari 2018).
Sunyoto, Danang, Perilaku Konsumen dan Pemasaran, Jakarta: Buku Seru, 2015.
Hasan, Ali, Marketing Bank Syariah; Cara Jitu Meningkatkan Pertumbuhan Bank Syariah, Jakarta:
Ghalia Indonesia, 2010.
Sam, M.Ichwan, Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah Nasional MUI, Jakarta:
Erlangga, 2014.
www.stainpamekasan.ac.id
20
Buku Saku Produk-Produk Perbankan Syariah, dalam file: ///E:/BUKU%20 SAKU %20
PERBANKAN%20 SYARIAH/ (2)%20AKAD%20DAN%20
PRODUK%20BANK%20SYARIAH.pdf (10 Desember 2019).
top related