lapres p4 kel 7
Post on 24-Nov-2015
33 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
-
1
1
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM AKUSTIK DAN GETARAN P4
GETARAN TEREDAM
Disusun oleh : Kelompok 7 Bayu Heksa B.S (2410100104)
Bagus Dharmawan Hadi (2411100114)
Izef Aulia K. (2412100007)
Nur Hasanah Azka T. (2412100008)
Febrilia Ramadani (2412100032)
Alvin Murad R. (2412100066)
Ahmad Muzaki Zuhar (2412100115)
Asisten : Nihlatul Falasifah (2411100032)
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014
-
2
i
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM AKUSTIK DAN GETARAN P4
GETARAN TEREDAM
Disusun oleh : Kelompok 7 Bayu Heksa B.S (2410100104)
Bagus Dharmawan Hadi (2411100114)
Izef Aulia K. (2412100007)
Nur Hasanah Azka T. (2412100008)
Febrilia Ramadani (2412100032)
Alvin Murad R. (2412100066)
Ahmad Muzaki Zuhar (2412100115)
Asisten : Nihlatul Falasifah (2411100032)
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014
-
ii
ABSTRAK
Abstrak Pada praktikum P4 ini kami melakukan percobaan
tentang Getaran Teredam. Dalam praktikum kali ini kami diminta
untuk menghitung koeffisien redaman udara, minyak dan oli. Dari
hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diperoleh koeffisien
udara sebesar 0,02 minyak sebesar 0 dan oli sebesar 0,09. Dari
hasil tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa ketiga benda
tersebut masuk dalam kategori Under-damped karena koeffisien
redamannya terletak diantara 0 dan 1.
Kata kunci : koeffisien redaman, Under-damped
-
iii
ABSTRACT
Abstract - In this P4 lab we did an experiment on Damped
Vibration. In practice this time we are asked to calculate the
attenuation coefficient of air, oil and grease. From the results of
experiments that have been done to the air coefficient of 0.02 was
obtained for oil and oil 0,09 0. From these results it can be
concluded that the three things in the category of Under-damped
because of the damping coefficient lies between 0 and 1.
Keywords : attenuation coefficient, Under-damped
-
iv
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur
kehadirat Allah SWT karena dengan rahmatnya kami mampu
menyelesaikan Laporan Resmi Akustik dan Vibrasi ini dengan
sebaik-baiknya. Tidak lupa sholawat serta salam tetap tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW.
Dalam Laporan ini kami membahas tentang Getaran
Teredam. Kami berharap laporan yang kami buat ini nantinya
dapat bermanfaat bagi seluruh pembacanya, sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan para pembacanya.
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyusun
Laporan ini, khususnya kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada asisten praktikum akustik.
Kami mengetahui masih banyak kesalahan dalam
penyusunan laporan ini. Oleh karena itu kritik dan saran sangat
kami butuhkan sebagai bahan perbaikan dalam penyusunan
laporan yang akan datang.
Surabaya, Mei 2014
Penulis
-
v
DAFTAR ISI
Halaman Judul ......................................................................... i
Abstrak .................................................................................... ii
Abstract ................................................................................... iii
Kata Pengantar ........................................................................ iv
Daftar Isi .................................................................................. v
Daftar Gambar ......................................................................... vi
Daftar Tabel ............................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................... 1
1.1 ............................................................................. Lata
r Belakang .................................................................. 1
1.2 ............................................................................. Rum
usan Masalah .............................................................. 1
1.3 ............................................................................. Tuju
an ................................................................................ 2
1.4 ............................................................................. Siste
matika Laporan ........................................................... 2
BAB II DASAR TEORI .......................................................... 3
2.1 ............................................................................. Peng
ertian Getaran Harmonik ............................................ 3
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN ............................... 9
3.1 ............................................................................. Peral
atan Percobaan ............................................................ 9
3.2 ............................................................................. Lang
kah-langkah Prercobaan ............................................. 9
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ............... 11
4.1 ............................................................................. Hasi
l Percobaan ................................................................. 11
4.2 ............................................................................. Pem
bahasan ....................................................................... 12
-
vi
BAB V KESIMPULAN .......................................................... 19
5.1 ............................................................................ Kesi
mpulan ........................................................................ 19
5.2 ............................................................................ Sara
n ................................................................................. 19
Daftar Pustaka ......................................................................... 21
Lampiran
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pegas Diberi Beban dan Gaya ................................. 3
Gambar 2.2 Grafik Under Damped............................................. 4
Gambar 2.3 Grafik Critical Damped .......................................... 4
Gambar 2.4 Grafik Over Damped ............................................... 7
-
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Damper .......................................... 11
Tabel 4.2 Rasio Redaman Damper ........................................... 11
-
viii
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Vibrasi pada mesin-mesin di suatu industry sangat
berpengaruh besar terhadap performa dari mesin-mesin industri,
terlebih bagi mesin-mesin yang berputar, bahkan di dunia
industry saat ini. Dalam meningkatkan performa tersebut
biasanya di dunia industry digunakan suatu peredam dengan
menentukan jenis redaman yang sesuai dengan spesifikasi yang
dibutuhkan. Dalam menentukan jenis peredaman kita perlu
mengetahui dulu konstanta pegas dan rasio redamannya. Untuk
dapat lebih mempelajarinya maka dari itu kami melakukan
percobaan ini.
1.2 RumusanMasalah
Rumusan masalah pada praktikum akustik dan getaran
tentang vibrasi dan jenis kerusakan pompa air kali ini adalah
sebagai berikut :
a. Bagaimana cara konstanta pegas dan rasio redaman pada suatu
sistem pegas ?
b. Bagaimana perbandingan rasio redaman dari jenis damper
yang digunakan ?
c. Bagaimana cara menentukan jenis peredaman dalam sistem
pegas ?
-
2
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum akustik dan getaran tentang getaran
teredam kali ini adalah sebagai berikut :
1. Menentukan konstanta pegas dan rasio redaman pada suatu
sistem pegas.
2. Membandingkan rasio redaman dari jenis damper yang
digunakan.
3. Menentukan jenis peredaman dalam sistem pegas.
1.4 SistematikaLaporan
Laporan resmi praktikum akustik dan getaran tentang getaran
teredam, ini terdiri dari 5 bab, yaitu pertama bab 1, adalah
pendahuluan, yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan
praktikum serta sistematika laporan. Bab 2 yaitu dasar teori yang
berisi tentang teori dasar yang menunjang praktikum ini. Bab 3
yaitu metodologi dimana berisi tentang, alat-alat yang digunkan
dalam praktikum serta langkah-langkah dalam praktikum. Bab 4
yaitu analisa data dan pembahasan, dimana berisi tentang analisa
data-data yang didapatkan dalam percobaan serta pembahasan
terhadap analisa data tersebut. Bab 5 yaitu penutup berisi tentang
kesimpulan dan saran. Sedangkan yang terakhir yaitu lampiran
yang berisi tugas khusus yang diberikan.
-
3
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Gerak Harmonik
2.1.1 Getaran Harmonik
Gerak harmonic merupakan gerak sebuah benda
dimana grafik posisi partikel sebagai fungsi waktu berupa
sinus (dapat dinyatakan dalam bentuk sinus atau kosinus).
Gerak semacam ini disebut gerak osilasi atau getaran
harmonik. Contoh lain sistem yang melakukan getaran
harmonik, antara lain, dawai pada alat musik, gelombang
radio, arus listrik AC, dan denyut jantung. Galileo diduga
telah mempergunakan denyut jantungnya untuk
pengukuran waktu dalam pengamatan gerak.[1]
Gambar 2.1 Pegas Diberi Beban dan Gaya
Untuk memahami getaran harmonik, Anda dapat
mengamati gerakan sebuah benda yang diletakkan pada
lantai licin dan diikatkan pada sebuah
pegas. Anggap mula-mula benda berada pada posisi X = 0
sehingga pegas tidak tertekan atau teregang. Posisi seperti
ini dinamakan posisi keseimbangan. Ketika benda ditekan
-
4
ke kiri (X = ) pegas akan mendorong benda ke kanan,
menuju posisi keseimbangan. Sebaliknya jika benda
ditarik ke kanan, pegas akan menarik benda kembali ke
arah posisi keseimbangan (X = +).
Gaya yang dilakukan pegas untuk mengembalikan
benda pada posisi keseimbangan disebut Gaya Pemulih.
Besarnya gaya pemulih menurut Robert Hooke dirumuskan
sebagai berikut.
Fp = -kX.(1)
Tanda minus menunjukkan bahwa gaya pemulih selalu
pada arah yang berlawanan dengan simpangannya. Terlihat
bahwa percepatan berbanding lurus dan arahnya
berlawanan dengan simpangan. Hal ini merupakan
karakteristik umum getaran harmonik. Syarat suatu gerak
dikatakan getaran harmonik, antara lain:
a.Gerakannya periodik (bolak-balik).
b. Gerakannya selalu melewati posisi keseimbangan.
c.Percepatan atau gaya yang bekerja pada benda sebanding
dengan posisi/simpangan benda.
d. Arah percepatan atau gaya yang bekerja pada benda
selalu mengarah keposisi keseimbangan
2.1.2 Getaran Teredam
Pada umumnya setiap benda yang berosilasi akan
berhenti berosilasi jika tidak digetarkan secara terus
menerus. Benda yang pada mulanya bergetar atau
berosilasi bisa berhenti karena mengalami redaman.
Redaman bisa terjadi akibat adanya gaya hambat atau gaya
gesekan.
m + c + kx = 0.(2)
-
5
Persamaan umum sistem dinamik orde 2:
+ 20 +02 x = 0(3)
jika persamaan (2) dibandingkan dengan persamaan (3),
maka didapatkan 20 = c/m,dan = = yang merupakan
rasio redaman. Dan 0 = sebagai frekuensi natural. Nilai
rasio redaman dapat dicari dengan menggunakan rumus:
= (4)
Dimana merupakan peluruhan logaritmik yang
direpresentasikan dengan persamaan di bawah ini :
= .(5)
n = bilangan bulat untuk menyatakan urutan amplitudo satu
gelombang (1,2,3...)
A = Amplitudo (m)
Getaran teredam memiliki beberapa jenis, yaitu getaran
kurang teredam (under damped), getaran redaman kritis
(critically damped), dan getaran terlampau redam (over
damped).
a. Underdamped
Benda yang mengalami under damped biasanya
melakukan beberapa osilasi sebelum berhenti. Benda
masih melakukan beberapa getaran sebelum berhenti
karena redaman yang dialaminya tidak terlalu besar.[1]
-
6
Gambar 2.2 Grafik Under Damped
b. Critical Damping
Benda yang mengalami critical damping biasanya
langsung berhenti berosilasi (benda langsung kembali
keposisi setimbangnya). Benda langsung berhenti
berosilasi karena redaman yang dialaminya cukup
besar.[1]
Gambar 2.3 Grafik Critical Damped
-
7
c.Over damping
Over damping miripseperti critical damping.
Bedanya pada critical damping benda tiba lebih cepat
di posisi setimbangnya sedangkan pada over
damping benda lama sekali tiba di posisi
setimbangnya. Hal ini disebabkan karena redaman
yang dialami oleh benda sangat besar. [1]
Gambar 2.4 Grafik Over Damped
-
8
Halaman ini sengaja dikosongkan
-
9
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini
adalah sebagai berikut :
a. Papan tulis
b. Pegas 1 buah
c. Damper 3 macam (udara,minyak,oli)
d. Beban 1kg
e. Spidol
3.2 Langkah-langkah Percobaan
Langkah-langkah yang digunakan dalam percobaan kali ini
adalah sebgai berikut :
a. Nilai konstanta pegas dicari dengan memasang pada statif
dan diberi beban kemudian pertambahan panjang pegas
diukur.
b. Alat dan bahan kemudian disusun.
c. Beban yang sudah ditempeli spidol disimpangkan sejauh
5cm dan ditahan terlebih dahulu.
d. beban dilepaskan dan diukur 2 amplitudonya yang
berurutan pada papan tulis.
e. Diammbil sebanyak 3 data untuk setiap dampernya.
f. Ulangi percobaan pada setiap damper.
g. Grafik diplot kemudian rasio redaman dihitung dengan
panjang amplitude yang didapat.
j. Analisa dilakukan pada perhitungan dan jenis getaran dari
masing-masing sistem ditentukan.
-
10
Halaman ini sengaja dikosongkan
-
11
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa Data
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diperoleh
data sebagai berikut seperti pada Tabel 4.1 Hasil Percobaan
Damper.
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Damper
Benda A1 A2 A1/A2
Air
1.8 1.9 0.947368
2.2 2.4 0.916667
1.5 1.9 0.789474
Minyak
0.5 0 0
1.1 0 0
1.3 0 0
Oli
1.5 0.9 1.666667
1.4 0.7 2
1.9 1.1 1.727273
Dan dari data tersebit data dicari rasio redaman untuk
masing-masing damper seperti pada Tabel 4.2 Rasio Redaman
Damper.
Tabel 4.2 Rasio Redaman Damper
Benda 0 rata-rata
Air
15.8 -0.054
-0.12582 0.020031 15.8 -0.087
15.8 -0.236
Minyak
15.8 0
0 0 15.8 0
15.8 0
-
12
Oli
15.8 0.511
0.583506 0.092516 15.8 0.693
15.8 0.546
0 dapat dicari dengan menggunakan rumus
0=
dengan m adalah massa beban dan k adalah konstanta pegas yang
di peroleh dari rumus
F = kx
Dimana F adalah gaya dan x adalah pertambahan panjang egas
saat diberi beban dan tidak diberi beban.
Dan untuk dapat dicari melalui persamaan (5) dan untuk
data dicari melalui persamaan (4).
4.2 Pembahasan
a. Bayu Heksa B.S (2410100104)
Pada praktikum akustik dan vibrasi tentang getaran
teredam ini bertujuan untuk mengetahui berbagai
permasalahan dan variabel apa saja yang akan berpengaruh
pada bahasan getaran yang terdam. Disini praktikan
melakukan percobaan mengenai getaran yang teredam
menggunakan pegas yang diberi beban seberat 1kg dan diberi
penghalang berbeda berupa udara bebas, minyak goreng dan
oli, dari situ akan di analisa respon gerakan dari pegas tersebut
Pada percobaan pertama pada pegas yang diberi beban
dengan hambatan udara didapati nilai amplitudo1 (A1) dan
amplitudo2 (A2) yang hampir sama dan nilai A2 > A1 sehingga
didapati nilai rasio redaman yang relatif kecil yaitu sebesar
0,020031 dengan nilai rasio redaman yang relatif kecil ini bisa
dipastikan pegas akan mengalami gerakan harmonik sebelum
-
13
akirnya berhenti pada titik setimbang, sedangkan pada
percobaan kedua yang menggunakan penghalang minyak
goreng hanya didapati nilai amplitudo1 sedangkan nilai
amplitudo2 bernilai 0 hal ini menunjukkan bahwa benda tidak
sempat terjadi gerakan harmonik melainkan langsung kembali
pada titik setimbang dikarenakan besarnya rasio redaman yang
ada pada hambatan minyak goreng, dan pada percobaan ketiga
dengan penghalang oli didapati perbandingan antara nilai
amplitudo1 (A1) dan amplitudo2 (A2) yang cukup besar dan
rasio redaman sebesar 0,092516 hal ini menunjukkan benda
masih sempat melakukan gerakan harmonik sebelum kembali
ke titik setimbang tetapi dengan pengurangan nilai amplitudo
yang cukup besar dikarenakan rasio redaman yang diterima
cukup besar
Dari hasil keseluruhan percobaan yang telah dilakukan
maka bisa diambil kesimpulan bahwa pada media/penggalang
minyak goreng mempunyai redaman yang paling besar lalu
pada media/penggalang oli dan yang terakir pada
media/penggalang udara bebas. Ada bebearapa erorr data yang
didapat dalam melakukan percobaan, hal itu bisa disebabkan
karena media pengamatan yang terbatas dan juga kesalahan
praktikan ketika melakukan pengamatan.
b. Bagus Dharmawan Hadi (2411100114)
Pada praktikum akustik dan getaran kali ini mengenai
getaran teredam. Praktikum dilakukan dengan mencari nilai
rasio redaman dengan mencari amplitudo 1 dan amplitudo 2
yang nantinya dapat diketahui nilai dari . Kemudian dari nilai
ini dapat dicari nilai rasio redamannya . Untuk percobaan
yang pertama yaitu dengan menggunakan bahan udara sebagai
peredam dari getaran. Kemudian dilakukan percobaan yang
-
14
kedua dan ketiga dengan menggunakan minyak dan oli.
Setelah dilakukan percobaan nilai dari rasio redamannya
adalah udara = 0,02 ; minyak = 0 dan oli = 0,09. Dari
nilai rasio redaman yang diperoleh maka percobaan yang telah
dilakukan merupakan getaran yang kurang teredam karena
nilai rasio redamannya berada di 0 < 1. Hal ini disebabkan
pada saat pengambilan data yang tidak akurat dikarenakan
pada saat pengambilan data memang tidak menggunakan alat
yang presisi melainkan dengan cara menggambar dari pantulan
ketika benda ditarik sejauh 5 cm dari keadaan setimbang yang
nantinya akan menemukan nilai amplitudonya. Sehingga saat
pengambilan data atau percobaan rawan terjadinya eror data.
c. Izef Aulia K. (2412100007)
Praktikum akustik kali ini adalah mengenai ratio
redaman. Praktikan akan menggunakan beban 2 kg yg telah
digantung pada sebuah statis besi. Kemudian diredaman ke
dalam larutan oli,minyak dan tanpa larutan apapun.
Pada percobaan pertama pada pegas yang diberi beban
dengan hambatan udara didapati nilai amplitudo1 (A1) dan
amplitudo2 (A2) yang hampir sama dan nilai A2 > A1 sehingga
didapati nilai rasio redaman yang relatif kecil yaitu sebesar
0,020031 dengan nilai rasio redaman yang relatif kecil ini bisa
dipastikan pegas akan mengalami gerakan harmonik sebelum
akirnya berhenti pada titik setimbang, sedangkan pada
percobaan kedua yang menggunakan penghalang minyak
goreng hanya didapati nilai amplitudo1 sedangkan nilai
amplitudo2 bernilai 0 hal ini menunjukkan bahwa benda tidak
sempat terjadi gerakan harmonik melainkan langsung kembali
pada titik setimbang dikarenakan besarnya rasio redaman yang
ada pada hambatan minyak goreng, dan pada percobaan ketiga
-
15
dengan penghalang oli didapati perbandingan antara nilai
amplitudo1 (A1) dan amplitudo2 (A2) yang cukup besar dan
rasio redaman sebesar 0,092516 hal ini menunjukkan benda
masih sempat melakukan gerakan harmonik sebelum kembali
ke titik setimbang tetapi dengan pengurangan nilai amplitudo
yang cukup besar dikarenakan rasio redaman yang diterima
cukup besar
Dari hasil keseluruhan percobaan yang telah dilakukan
maka bisa diambil kesimpulan bahwa pada media/penggalang
minyak goreng mempunyai redaman yang paling besar lalu
pada media/penggalang oli dan yang terakir pada
media/penggalang udara bebas. Ada bebearapa erorr data yang
didapat dalam melakukan percobaan, hal itu bisa disebabkan
karena media pengamatan yang terbatas dan juga kesalahan
praktikan ketika melakukan pengamatan.
d. Nur Hasanah Azka T. (2412100008)
Pada praktikum P-4 ini bertujuan mencari rasio redaman
pada suatu sistem pegas yang dikenai pada lingkungan udara,
minyak dan oli serta menentukan jenis peredamanya. Dari
percobaan dan perhitungan didapat rasio redaman untuk udara,
minyak dan oli sebesar 0.02 , 0 dan 0.09. Dari hasil rasio
redaman tersebut dapat disimpulkan bahwa semua medium
menyebabkan getaran kurang teredam(under damped) diamana
syaratnya adalah 0 < 1. Ada faktor kesalahan yang
mungkin menyebabkan adanya kesalahan data karena
pengukuran antara lain saat pengambilan data amplitudo ,
gesekan dengan papan menyebabkan terjadinya perbedaan
amplitudo yang secara teoritis tidak mungkin terjadi.
Kemudian saat pegas bergerak tidak sepenuhnya 0o terhadap
-
16
sumbu vertikal karena goyangan tangan atau menyentuh
wadah tempat minyak atau oli.
e. Febrilia Ramadani (2412100032)
Pada praktikum akustik dan vibrasi tentang P4 ini kami
melakukan percobaan untuk mengukur rasio redaman pada
suatu pegas dengan menggunakan berbagai macam jenis
damper, antara lain udara, minyak dan oli. Dari praktikum
yang telah dilakukan dapat diperoleh rasio redaman udara,
minyak dan oli adalah sebesar 0,02; 0; dan 0,09. Dan rasio
tersebut masuk ke dalam jenis under damper atau kurang
teredam karena rasionya redamannya () terletak diantara 0
dan 1. Massa jenis dari suatu damper dapat mempengaruhi
perbedaan besar rasio redamannya. dari data tersebut diatas
berarti bahwa ketiga bahan tersebut memiliki sifat yang
kurang memiliki kemampuan untuk meredam. Ada berbagai
faktor luar yang juga bias mempengarugi besarnya nilai rasio
redaman yakni pengamatan nilai amplitude yang salah mn saat
menarik pegas yang bias saja tidak lurus atau memiliki
simpangan.
f. Alvin Murad R. (2412100066)
Pada praktikum mengenai getaran teredam ini, bertujuan
untuk memahami fenomena redaman pada suatu pegas. Pada
percobaan ini digunakan fluida udara, minyak, dan oli sebagai
media redaman pada pegas. Dari analisis data didapatkan nilai
redaman pada masing-masing media redaman, yaitu adalah
udara = 0,02 ; minyak = 0 dan oli = 0,09. Nilai tersebut
didapatkan dari data yang didapatkan pada percobaan, yaitu
nilai amplitudo pertama dan kedua kemudian nilai dengan
menggunakan rumus yang terdapat pada modul.
-
17
Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa
redaman pegas pada percobaan ini kurang teredam karena
rasio redaman terletak pada selang 0 < 1, dan udara >
oli > minyak. Hal tersebut bertentangan dengan udara >
minyak > oli. Namun banyak factor yang mempengaruhi
hasil pengambilan data, namun faktor terbesar adalah kurang
telitinya praktikan dalam mengambil data karena
melencengnya metode yang dilakukan terhadap metode yang
tertera pada modul, selain itu juga kekurangan fasilitas dalam
melakukan percobaan mengakibatkan hasil data yang kurang
akurat.
g. Ahmad Muzaki Zuhar (2412100115)
Pada praktikum kali ini dapat dihasilkan bahwa nilai
koefisien redaman dari macam-macam peredam berbeda-beda.
Yaitu udra bernilai 0,02 minyak bernilai 0 dan oli bernilai
0,09.
-
18
-
19
-
20
Halaman ini sengaja dikosongkan
-
21
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa
kesimpulan diantaranya adalah sebagai berikut :
a. dari hasil perhitungan dapat dihitung bahwa koeffisien
redaman udara sebesar 0.02 minyak sebesar 0 dan oli sebesar
0,09.
b. ketiga benda tersebut masuk dalam jenis redaman under
damped karena koeffisisien redamannya terletak diantara 0
dan 1.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk praktikum selanjutnya
adalah agar alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum
lebih disiapkan lagi agar tidak membuat praktikan merasa
kesulitan dalam hal pengambilan data.
-
22
Halaman ini sengaja dikosongkan
-
23
-
24
DAFTAR PUSTAKA
[1] Asisten Praktikum Akustik dan Vibrasi. 2014. Getaran
Teredam. Laboratorium Rekayasa Akustik dan Fisika
Bangunan, Jurusan Teknik Fisika-ITS. Surabaya.
-
LAMPIRAN
1. Bayu Heksa B.S (2410100104)
Perbedaan antara getaran kurang teredam (under-
damped), getaran teredam kritis (critically-damped) dan
getaran teredam lebih (over-damped)?
Dari ketiga jenis redaman diatas yang menjadi pembeda
adalah besarnya rasio redaman pada setiap jenis redaman
tersebut, hal tersebut akan berpengaruh pada respon yang
diterima oleh setiap benda yang dikenai oleh jenis redaman
tersebut. Pada getaran kurang teredam memiliki nilai rasio
redaman yang kecil yaitu 0 1
sehinggan benda yang bergetar apabila dikenai redaman ini
akan langsung berhenti berosilasi dan membutuhkan waktu
yang lama sebelum kembali ke titik setimbang atau dalam
kasus tertentu benda akan berhenti dan tidak akan mencapai
titik setimbang
2. Bagus Dharmawan Hadi (2411100114)
Jelaskan yang dimaksud Under-damped,Critically-
damped,Over-damped!
-
Getaran Kurang Teredam (under-damped)
Getaran yang dimana getaran tersebut sangat kurang
teredam dimana nilai rasio redamannya 0 < 1. Under-damped ini memiliki overshoot yang sangat besar.
Getaran Teredam Kritis (Critically-damped)
Getaran yang dimana getaran tersebut teredam sangat
kritis atau tepat teredam dimana nilai rasio redamanya = 1. Critically-damped ini memiliki overshoot yang sesuai.
-
Getaran Teredam Lebih (Over-damped)
Getaran yang dimana getaran tersebut teredam terlalu
berlebih dimana nilai rasio redamannya > 1. Over-damped memiliki overshoot yang terlalu kecil.
-
3. Izef Aulia K. (2412100007)
Perbedaan antara getaran kurang teredam (under-
damped), getaran teredam kritis (critically-damped) dan
getaran teredam lebih (over-damped)?
Dari ketiga jenis redaman diatas yang menjadi pembeda
adalah besarnya rasio redaman pada setiap jenis redaman
tersebut, hal tersebut akan berpengaruh pada respon yang
diterima oleh setiap benda yang dikenai oleh jenis redaman
tersebut. Pada getaran kurang teredam memiliki nilai rasio
redaman yang kecil yaitu 0 1
sehinggan benda yang bergetar apabila dikenai redaman ini
akan langsung berhenti berosilasi dan membutuhkan waktu
yang lama sebelum kembali ke titik setimbang atau dalam
kasus tertentu benda akan berhenti dan tidak akan mencapai
titik setimbang
-
4. Nur Hasanah Azka T. (2412100008)
Apa yang dimaksud dengan Critically-damped, Under-
damped, Over-damped?
a. Under-damped Getaran yang memiliki loss kecil. Under-damped terjadi
jika 0 < 1 dan frekuensi getaran teredam dituliskan dengan persamaan
b. Critically-damped
Getaran redam kritis akan mendekati kesetimbangan
dengan suatu kadar laju yang lebih cepat dari pada gerak
terlampau redam maupun kurang redam. Critically-damped
akan terjadi jika =1.
c. Over-damped
-
Gerak terlampau redam tidak menggambarkan getaran
periodik (gerakan bolak-balik), simpangan getaran akan
berkurang atau sama sekali tidak bergerak tetap berada pada
posisi kesetimbangan. Overshoot yang terjadi sangan kecil.
5. Febrilia Ramadani (2412100032)
Apa yang dimaksud dengan Critically-damped, Under-
damped, Over-damped?
a. Critically damped Critically damped atau teredam kritis merupakan redaman
yang terjadi bila rasio redaman () bernilai sama dengan 1. Dalam hal ini damper memiliki kemampuan meredam
sempurna.
b. Under Damped Under Damped atau kurang teredam merupakan redaman
yang terjadi apabila 01. Artinya peredam tersebut membuat seakan-akan tidak bergerak dari titik kesetimbangannya.
-
6. Alvin Murad R. (2412100066)
Perbedaan antara getaran kurang teredam (under-
damped), getaran teredam kritis (critically-damped) dan
getaran teredam lebih (over-damped) pada intinya terdapat
pada besarnya rasio redaman pada setiap jenis redaman
tersebut. Besarnya rasio redaman dari ketiga jenis getaran
teredam tersebut dapt dilihat sebagai berikut over-damped >
critically-damped > under-damped. Dari nilai tersebut
dapat disimpulkan bahwa under-damped membutukan waktu
yang lebih lama untuk mencapai nilai setimbang dibandingkan
dengan critically damped. Namun pada over-damped karena
nilai > 1 nilai yang didapatkan akan semakin kecil dari nilai
setimbang.
7. Ahmad Muzaki Zuhar (2412100115)
Perbedaan ntara critically damper, under damped dan
over damped adalah terletak pada koeffisien redamannya.
Critically damped memiliki koeffisien redaman sama dengan
1. Underdamped memiliki 0
top related