laporan praktikum biokimia 1
Post on 03-Jul-2015
1.251 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Laporan Praktikum Biokimia
PEMERIKSAAN KOLESTEROL DARAH
Metode CHOD-PAP
BLOK ENDOKRIN & METABOLISM SYSTEM
Oleh: Nama : Destiatpin Sofyaningrum
NIM : G1A008064 Kelompok : 01 Asisten : Agung Sari Wijayanti
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATANJURUSAN KEDOKTERAN
PURWOKERTO
2009
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :Destiatpin Sofyaningrum
G1A008064Kelompok 01
Disusun untuk persyaratan nilai praktikum Biokimia pada Jurusan Kedokteran
Universitas Jenderal SoedirmanPurwokerto
Diterima dan disahkan
Purwokerto, Desember 2009
Asisten
Agung Sari Wijayanti
G1A209074
BAB IPENDAHULUAN
A. Judul Praktikum
Pemeriksaan Kolesterol darah
Metode CHOD-PAP
B. Tanggal Praktikum
Senin, 21 Desember 2009
C. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa akan dapat mengukur kadar kolesterol dengan metode
CHOD-PAP.
2. Mahasiswa akan dapat menyimpulkan hasil pemeriksaan kolesterol
darah pada saat praktikum setelah membandingkannya dengan nilai
normal.
3. Mahasiswa akan dapat melakukan diagnose penyakit apa saja yang
disebabkan oleh peningkatan kadar kolesterol dengan bantuan hasil
praktikum yang dilakukan.
D. Dasar Teori
Kolesterol adalah konstituen utama membran plasma dan
lipoprotein plasma. Senyawa ini sering ditemukan sebagai ester kolesteril,
dengan gugus hidroksil di posisi 3 yang mengalami esterifikasi dengan
suatu asam lemak rantai-panjang. Senyawa ini terdapat pada hewan, tetapi
tidak pada tumbuhan dan bakteri.1
Sumber: biokimia harper
Kolesterol dibutuhkan oleh tubuh setiap hari. Kolesterol merupakan
bahan yang digunakan untuk mensitesis komponen penting dalam tubuh
seperti lemak, hormon seks, hormon adrenal, dan vitamin D. Kolesterol juga
dibutuhkan untuk membentuk membentuk membran sel dan selubung
myalin pada sel saraf. Hati memproduksi 800-1500 mg kolesterol tiap hari,
lebih banyak dari kolesterol yang dihasilkan dari asupan makanan (seperti
daging, telur, metega dll).
Sumber: http://matanews.com/wp-content/uploads/kolesterol.JPG
Kolesterol dibuat pada banyak sel, tetapi hati yang membentuk
sebagian besar kolesterol. Dalam kondisi tubuh yang sehat, jika kita
memakan kolesterol berlebihan, tubuh akan menurunkan kolesterol. Jika
kita kurang asupan kolesterol, maka tubuh akan memproduksi kolesterol.
Asupan lemak dapat mempengaruhi level kolesterol darah. Asam lemak
meningkatkan kolesterol darah.oklahoma
Kolesterol diabsorbsi dari usus dan dimasukkan ke dalam kilomikron
yang dibentuk di dalam mukosa usus. Setelah kilomikron mengeluarkan
trigliseridnya di jaringan adiposa, kilomikron sisanya menyerahkan
kolesterolnya ke hati. Hati danjaringan lain juga menyintesis kolesterol.
Sebagian kolesterol empedu dirabsorpsi dari usus. Kebanyakan kolesterol di
hati digabungkan ke dalam VLDL, dan semuanya bersikulasi dalam
kompleks lipoprotein.
Kolesterol memberikan umpan balik untuk menghambat sintesisnya
sendiri dengan menghambat HMG-KoA reduktase, enzim yang mengubah
3-hidroksi-3-metilglutaril-Koenzim A (HMG-KoA) menjadi asam
mevalonat. Dengan demikian kalau asupan kolesterol dari makanan tinggi,
sintesis kolesterol oleh hati menurun, dan demikian pula sebaliknya. Namun
kompensasi umpan balik ini tidak sempurna, karena diet yang rendah
kolesterol dan lemak jenuh hanya menyebabkan penurunan kolesterol yang
bersirkulasi dalam plasma darah dengan jumlah sedang.
Sumber: http://informasisehat.files.wordpress.com/2009/11/excretion11.jpg
Kadar kolesterol plasma menurun oleh hormon tiroid dan esterogen.
Kedua hormon ini meningkatkan jumlah reseptor LDL di hati. Esterogen
juga meningkatkan kadar HDL plasma.2
Sebagian besar kolesterol dalam darah terikat ke protein-protein
plasma tertentu dalam bentuk kompleks lipoprotein, yang larut dalam darah.
Terdapat tiga lipoprotein utama, yang diberi nama berdasarkan kepadatan
protein dibandingkan dengan lipid:
1. Lipoprotein berdensitas tinggi (High-density protein, HDL)
2. Lipoprotein berdensitas rendah (Low-density protein, LDL)
3. Lipoprotein berdensitas sangat rendah (Very high-density protein,
VLDL)
Kolesterol yang diangkut di dalam kompleks LDL diberi nama
kolesterol ”jahat”, karena kolesterol di angkut ke sel. Termasuk sel-sel yang
melapisi bagian dalam dinding pembuluh, oleh LDL. Sebaliknya, kolesterol
yang diangkut dalam kompleks HDL disebut sebagai kolesterol ”baik”
karena HDL mengeluarkan kolesterol dari sel dan memindahkannya ke hati
untuk dieliminasi secara parsial dari tubuh.
Sel-sel mengambil kolesterol dari darah dengan mensintesis protein
reseptor kolesterol yang mampu mengikat LDL dan menyisipkan reseptor
tersebut di membran plasma sel. Sewaktu suatu partikel LDL berikatan
dengan salah satu reseptor membran, sel akan memakan partikel tersebut
melalui proses endositosis. Di dalam sel, enzim-enzim lisosom akan
menguraikan LDL untuk membebaskan kolesterol, sehingga dapat
digunakan oleh sel untuk mensisntesis membran sel baru. Apabila terjadi
penimbunan berlebihan kolesterol bebas di dalam sel, terjadi penghentian
sintesis protein reseptor LDL (sehingga penyerapan kolesterol menurun)
dan sintesis kolesterol oleh sel itu sendiri (sehingga kolesterol yang baru
juga berkurang). Di pihak lain, apabila kekurangan kolesterol, sel akan
membentuk lebuh banyak reseptor LDL, sehingga sel dapat menyerap lebih
banyak kolesterol dari darah.3
E. Alat dan Bahan
1. Alat
1. Spuit 3 cc
2. Torniquet
3. Plakon
4. Eppendorf
5. Sentrifugator
6. Tabung reaksi 3 ml
7. Rak tabung reaksi
8. Mikropipet 10 µl-100 µl
9. Mikropipet 100 µl-1000 µl
10. Yellow tip
11. Blue tip
12. kuvet
13. Spektofotometer
2. Bahan
1. Sampel (plasma)
2. Reagen kolesterol
F. Cara Kerja
1. Persiapan sample:
a. Diambil darah probandus sebanyak 3cc dengan menggunakan
spuit.
b. Darah dimasukkan ke dalam tabung eppendorf dan disentrifugasi
dengan kecepatan 4000 rpm selama 10 menit, kemudian diambil
plasmanya untuk sampel.
2. Sampel (plasma) sebanyak 10 µl kemudian dicampur dengan reagen
kolesterol sebanyak 1000 µl.
3. Campuran diinkubasi selama 20 menit dalam suhu ruangan (20-25oC),
kemudian diukur pada spektrofotometer dengan panjang gelombang
546 nm dan nilai faktor 200.
G. Nilai Normal
Nilai normal persentase kadar untuk pemeriksaan kadar kolesterol dalam
darah dapat dijabarkan sebagai berikut
Dicurigai : diatas 220 mg/dl atau 5,7 mmol/l
Meningkat : diatas 260 mg/dl atau 6,7 mmol/l
Asosiasi Atherosclerosis Eropa merekomendasikan untuk
menurunkan kadar kolesterol sampai dengan 180 mg/dl untuk orang berusia
sampai dengan 30 th dan 200 mg/dl diatas 30 th.
BAB IIHASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Nama Probandus : Devianita AnggraeniJenis kelamin : PerempuanUmur : 23 tahunTB : 162 cmBB : 50 kg
Hasil Pemereiksaan oleh spektrofotometer : 201 mg/dl
Plasma darahDiambil 10 µl dengan mikropipet 10 – 100 µl
dan yellow tip
Reagen Kolesterol 1000 µl
Dihomogenkan dan diinkubasi dalam suhu ruangan 20
mnt
Dilakukan pengukuran dengan program no. 41
Spektrofotometer 546 nm faktor
B. Pembahasan
Dari hasil pengukuran dengan spektrofotometer didapat hasil kadar
kolesterol probandus adalah 201 mg/dl. Apabila dibandingkan dengan nilai
normal HbCO yang tidak boleh lebih dari 200 mg/dl, maka probandus
dinyatakan tidak normal. Namun, tidak menutup kemungkinan apabila hasil
ini didapat karena ada bebrepa faktor kesalahan selama praktikum.
Kesalahan-kesalahan tersebut diantaranya disebabkan oleh beberapa faktor
di bawah ini.
a. Faktor Praktikan
Faktor praktikan merupakan kesalahan-kesalahan yang mungkin
dilakukan praktikan selama pengukuran. Misalnya, pengambilan plasma
darah maupun reagen yang kurang tepat takarannya karena penggunaan
mikropipet yang tidak benar, pelaksanaan percobaan yang tidak higienis
sehingga menyebabkan larutan tercampur dengan zat lain. Selain itu
pengambian sampel darah EDTA yang kurang maksimal juga dapat
menjadi faktor kesalahan serta dipengaruhi hal-hal lainnya.
b. Faktor Alat-alat yang Digunakan
Dari segi alat-alat praktikum, tidak menutup kemungkinan adanya
alat-alat yang sudah mengalami kerusakan. Selain itu, dapat pula terjadi
bahwa alat sudah tidak akurat dalam menunjukkan hasil. Misalnya
kondisi spektrofotometer yang sudah rusak, sehingga mempengaruhi
hasil pengukuran kadar kolesterol. Ada lagi pengaruh mikropipet yang
kurang sensitif dalam penggunaannya.
c. Faktor probandus
Kondisi probandus juga dapat memengaruhi hasil dari percobaan. Hal
ini dapat terjadi karena tes kadar kolesterol ini dipengaruhi oleh asupan
makanan, jadi ketika saat sebelum pasien yang akan diperiksa
mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak tinggi, maka kadar
kolesterol saat diperiksa juga tinggi. Dalam percobaan ini, 1 jam
sebelum melakukan percobaan probandus mengkonsumsi soto yang
didalamnya mengandung daging, bumbu kuah dari lemak daging. Oleh
karena itu, hasil tes kolesterol probandus dinyatakan lebih dari normal.
Namun secara umum, apabila semua prosedur sudah dijalankan dengan
benar dan alat sudah teruji dalam keadaan baik, maka hasil pengukuran
tersebut merupakan hasil pengukuran yang benar.
Pemeliharaan penyaluran kolesterol darah ke sel melibatkan interaksi
antara kolesterol dari makanan dan sintesis kolesterol oleh hati. Apabila
jumlah kolesterol dari makanan meningkat, sintesis kolesterol oleh hati
dihentikan karena kolesterol dalam darah secara langsung menghambat
suatu enzim hati untuk sintesis kolesterol. Dengan demikian, semakin
banyak kolesterol yang dimakan, semakin sedikit kolesterol yang dibentuk
hati. Sebaliknya, apabila asupan kolesterol melalui makanan berkurang, hati
mensintesis lebih banyak kolesterol karena efek inhibisi kolesterol pada
enzim tersebut tidak ada. Dengan cara ini, kadar kolesterol dalam darah
dapat dipertahankan ke dalam tingkat yang relatif konstan walaupun terjadi
perubahan pemasukan kolesterol; dengan demikian, kita sulit menurunkan
kadar kolesterol secara signifikan dengan menurunkan asupan kolesterol.3
C. Aplikasi Klinis
Jumlah kolesterol yang abnormal dalam darah dapat bermanifestasi klinis
berupa:
1. Kolesterol bekorelasi dengan insidens Aterosklerosis
Aterosklerosis ditandai oleh penimbunan kolesterol dan ester dari
kolesteril dari lipoprotein plasma ke dinding arteri. Penyakit yang
menyebabkan peningkatan berkepanjangan kadar VLDL, IDL, sisa
kilomikron, dan LDL dalam darah (mis. DM, nefrosis lipid,
hipotiroidisme, dan penyakit hiperlipidemia lainnya) sering disertai oleh
aterosklerosis yang bersifat prematur dan lebih parah.1
Sekarang aterosklerosis tidak lagi dianggap timbul akibat proses
penuaan saja. Timbulnya bercak-bercak lemak pada dinding arteria
bahkan sejak kanak-kanak sudah merupakan fenomena alamiah dan
tidak selalu harus menjadi lesi aterosklerotik. Sekarang dianggap
terdapat banyak faktor yang saling berkaitan dalam mempercepat proses
aterogenik. Telah ditemukan beberapa faktor yang dikenal sebagai
faktor risiko yang meningkatkan kerentanan terhadap terjadinya
aterosklerosis koroner pada individu tertentu. Tiga faktor risiko yang
tidak dapat diubah yaitu: usia, jenis kelamin laki-laki, dan riwayat
keluarga.4
Sumber:http://www.dennysantoso.com/wpcontent/uploads/2009/04/
cholesterol.jpg
2. Penyakit Jantung Koroner
Terdapat hubungan terbalik antara kadar HDL (HDL2) dan
penyakit jantung koroner sehingga rasio kolesterol LDL:HDL
merupakan parameter prediktif yang penting. Hal ini konsisten dengan
fungsi HDL dalam transport kolesterol terbalik. Kerentanan untuk
mengalami aterosklerosis sangat bervariasi antar spesies, dan manusia
adalah salah satu dari beberapa spesies yang aterosklerosisnya dapat
dipicu oleh diet tinggi kolesterol.1
3. Infark Miokard akut
Infark miokard akut adalah suatu nekrosis iskemik pada miokard
akibat sumbatan akut pada artei koroner. Infark miokard terjadi apabila
arteri koroner tersumbat, miokard yang disuplai oleh arteri tersebut
mengalami iskemik dan dalam beberapa jam terjadi nekrosis; pemulihan
aliran darah dengan cepat bisa menceggah infark dan membatasi
nekrosis. Penyebab yang amat sering adalah penyakit jantung koroner
ateromatosa. Bila plak ateromatosa koroner (tidak selalu yang sangat
mempersempit lumen arteri) mengalami erosi atau ruptur, terjadi
penyebaran plak mendadak dan trombosis pada lumen arteri koroner.5
BAB III
KESIMPULAN
1. Kolesterol merupakan komponen utama membran plasma dan protein.
2. Kolesterol merupakan prekusor (bahan utama) dari sintesis komponen
penting dalam tubuh, seperti lemak dan hormone.
3. Kolesterol dibutuhkan setiap harinya oleh manusia dalam jumlah yang
cukup.
4. Kolesterol lebih banyak di produksi di hati daripada berasal dari asupan
makanan, kurang lebih 800-1500 mg per hari
5. Banyak hal yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran baik dari segi
praktikan maupun alat-alat praktikum. Namun, apabila semua prosedur
sudah dilaksanakan dengan benar dan alat-alat praktikum tidak mengalami
kerusakan, maka hasil tersebut adalah hasil yang valid dan menunjukkan
bahwa probandus memiliki kadar Kolesterol yang normal.
6. Kadar kolesterol yang lebih dari 200 mg/dl berdasarkan hasil pengukuran
dapat membahayakan manusia karena dapat meningkatkan risiko terdainya
penimbunan plak di dalam pembuluh darah yang akhirnya menyebabkan
aterosklerosis.
7. Aterosklerosis yang berkepanjangan akan mengakibatkan timbulnya
penyakit jantung koroner karena tersumbatnya aliran darah yang
membawa oksigen ke seluruh tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
1. Murray, R.K dkk.2006. Biokimia Harper. Jakarta: EGC
2. Ganong, W.F. 2005. Buku Ajar fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
3. Sherwood, lauralee. 2001. Fisiologi manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta:
EGC
4. Price, S.A dan Wilson, L.M. 2006. Patofisiologi Konep Klinis Proses-
Pross Penyakit. Jakarta: EGC
5. Davey, Patrick. 2005. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga
top related