laporan penjualan
Post on 15-Apr-2016
56 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
USAHA PENJUALAN POU Nya 12(Rencana Bisnis Mata Kuliah Kewirausahaan)
Disusun oleh
Kelompok 2
Badai Putra Sugara 1214071016Hanang Agung Prastyo 1214071036Hasep Rita 1214071037M. Imam Khanafi 1214071047M. Farrel Bob Akmal 1214071051Risa Inggit Pramitha 1214071065
JURUSAN TEKNIK PERTANIANFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG2015
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Saat ini wisata kuliner di Indonesia dipenuhi dengan berbagai macam variasi
makanan, mulai dari camilan, kue, hingga masakan khas nusantara. Berbagai
pengusaha kuliner memutar otak untuk menyajikan makanan yang berbeda dan
memiliki inovasi, hal tersebut dilakukan untuk menarik perhatian konsumen
terhadap jenis makanan yang diproduksi. Tidak jarang sekarang ini kita temukan
berbagai jenis makanan yang unik dan baru, sehingga kita tertarik untuk
mencobanya, beberapa contoh adalah “Burger Buto”, “Brownies Tempe”, “Bakso
Keju”, “Martabak Pisang”, dan lain-lain. Mereka memberikan cita rasa baru
terhadap jenis makanan yang mereka produksi, sehingga para konsumen pun
penasaran dan menjadikan variasi makanan-makanan tersebut sebagai suatu
bentuk penyegaran dari jenis-jenis makanan yang sudah biasa mereka konsumsi.
Salah satu kuliner yang terkenal di Indonesia adalah bakpao. Bakpao merupakan
makanan tradisional Tionghoa. Dikenal sebagai bakpao di Indonesia karena
diserap dari bahasa Hokkian yang dituturkan mayoritas orang Tionghoa di
Indonesia. Bakpao sendiri berarti harfiah adalah baozi yang berisi daging. Baozi
sendiri dapat diisi dengan bahan lainnya seperti daging ayam, sayur-sayuran,
serikaya manis, selai kacang kedelai, kacang azuki, kacang hijau,dan sebagainya,
sesuai selera. Bakpao merupakan salah satu makanan yang mempunyai banyak
penggemar dan merupakan salah satu peluang bisnis yang menggiurkan.
Oleh karena itu, kami mempunyai untuk bisnis penjualan bakpao. Dan bakpao
yang kami jual berisi coklat, keju, abon, dan coklat keju.
I.2. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut
1. Mengetahui perencanaan sebelum melakukan berwirausaha
2. Mengetahui cara berwirausaha dalam menjual bakpao.
3. Melatih jiwa berwirausaha
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Bakpao
Sejarah Bakpao sendiri berasal dari salah satu bagian kecil dari roman terbaik
sepanjang masa, Sānguó Yǎnyì. Zhuge Liang (181 – 234) adalah salah satu ahli
strategis terbaik China, juga sebagai perdana menteri, insinyur, ilmuwan, dan
penemu legendaris bakpao.
Cerita ini berawal pada zaman tiga negara (sam kok) ketika terjadi pemberontakan
besar-besaran di daerah selatan Tiongkok, perdana menteri Tiongkok saat itu,
Zhuge Liang meminta izin kepada kaisarnya, Liu Chan untuk menumpas
pemberontakan di selatan itu, terkenal dengan sebutan ‘The Southern Campaign’
– Suku selatan itu disebut juga ‘Nanman’ atau ‘orang barbar dari selatan’. Raja di
daerah selatan yang memberontak itu bernama Meng Huo.
Tak lama setelah Liang sampai di daerah selatan itu, Liang sudah mengalahkan
Meng Huo 7 kali dan membebaskan 7 kali juga, dimana pada saat pembebasan
ketujuhnya Meng Huo akhirnya menyerah dan berjanji tidak akan memberontak
lagi kepada Shu Guo (saat itu belum ada sebutan Zhong Guo karena Tiongkok
masih terpecah menjadi tiga negara: Shu, Wu, Wei).
Setiap kali membebaskan Meng Huo, Zhuge Liang selalu ditentang oleh jenderal-
jenderalnya: “ Kenapa dia dibebaskan ? Bagaimana jika dia memberontak lagi? ”,
Liang dengan tenang menjawab: “ Aku dengan mudah dapat menangkapnya
kembali semudah mengeluarkan tanganku dari saku. Kini aku sedang
mengalahkan hatinya ”Zhuge Liang tahu jika Meng Huo ditangkap dan dibunuh,
akan ada pengganti Meng Huo lainnya dan memberontak ke Shu, karena itu dia
pikir lebih baik membuat pemimpin daerah selatan yang berpengaruh ini berpihak
kepadanya dan Meng Huo bisa memimpin daerah selatan untuk setia kepada Shu.
Pada peperangan yang terakhir, yang ketujuh kalinya, Zhuge Liang membuat
Meng Huo masuk ke lembah yang dikelilingi pegunungan. Dilembah itu Liang
menaruh kereta pengangkut makanan. Ketika melihat kereta itu, Meng Huo
langsung tertarik dan memimpin pasukannya masuk ke lembah itu.Setelah
pasukan Meng Huo mendekati kereta pengangkut makanan itu, ternyata kereta itu
tidak berisi makanan melainkan bubuk mesiu! Langsung saja pasukan Shu yang
sudah menunggu di kaki gunung memanah kereta-kereta yang penuh bubuk mesiu
itu dengan panah api. Terjadi ledakan besar-besaran di lembah itu, dan dalam
sekejap lembah itu menjadi lautan api yang menewaskan hampir semua pasukan
Meng Huo.
Kemenangan ini tidak membuat Liang senang, ia hanya agak menyesali: “Jasaku
sangat besar kepada negara, namun dosaku juga sangat besar kepada
Langit(Tian/Tuhan); semoga Langit berkenan mengampuniku karena aku hanya
menjalankan kewajiban menjaga keamanan negara.” Setelah kejadian ini, Meng
Huo kembali ditangkap pasukan Liang. Ketika Liang menemui Meng Huo, ia
langsung melepaskan ikatan tali Meng Huo dan berkata: “ Silahkan anda pergi
lagi dan mempersiapkan pasukan baru anda untuk bertarung kembali ”.
Mendengar itu Meng Huo terharu dan berkata: “ Tujuh kali tertangkap, tujuh kali
juga dibebaskan! Kejadian seperti ini seharusnya tidak pernah dan tidak akan
terjadi!! Meskipun aku tidak punya adat istiadat, aku masih punya upacara
keagamaan yang masih menjunjung etika. Tidak, aku tidak sehina itu! ” Setelah
kejadian ini, suku selatan tidak pernah memberontak lagi kepada Shu.
Ketika dalam perjalanan akan kembali ke Cheng Du (ibu kota Shu), Zhuge Liang
harus melewati sungai besar. Di sungai itu Liang tertahan karena selalu saja ada
gelombang besar dan badai ketika pasukan Shu akan menyeberang. Zhuge Liang
kemudian meminta pendapat Meng Huo yang ikut mengantar Liang dan Meng
Huo berkata: “Sejak zaman nenek moyang kami, orang yang ingin melewati
sungai itu harus melemparkan 50 kepala manusia untuk persembahan kepada roh
sungai ”
Karena Liang tidak mau membuat pertumpahan darah lagi, ia membuat kue yang
menyerupai kepala manusia: bulat namun rata didasarnya, dan kue ini disebut
bakpao (baozi). Sekarang, meskipun banyak yang tidak mengetahui asal usulnya,
bakpao telah populer di seluruh dunia sebagai salah satu makanan tradisional
Cina. Posisi bakpao bahkan sanggup menggantikan nasi seperti yang terlihat pada
film Shaolin.
Bakpao merupakan makanan tradisional Tionghoa. Bakpao berarti baozi yang
berisi daging. Baozi sendiri dapat diisi dengan bahan lainnya seperti daging ayam,
sayur-sayuran, serikaya, selai kacang kedelai, kacang azuki, kacang hijau dan
sebagainya. Kulit bakpao dibuat dari adonan tepung terigu yang setelah diberi
isian, dibiarkan sampai mengembang lalu dikukus dan matang.
Cara pembuatan bakpao masih tergolong tradisional. Bakpao diolah dengan cara
dikukus menggunakan kukusan. Hal ini dikarenakan bakpao memerlukan panas
uap air. Panas uap air membuat bakpao menjadi lembut dan nikmat. Penilaian
kualitas mutu roti yang baik adalah sebagai berikut.
1. Eksternal
Volume roti lebih besar, makin lembut rotinya jika ditekan dengan tangan. Roti
yang bagus juga memiliki warna kulit kuning kecoklatan, hasil pembakaran yang
rata dan bentuk roti simetris. Selain itu, patahan atau sobekan roti yang baik pada
pinggiran-pinggiran atau ujung roti terbuka bagian atasnya dengan kerak roti tipis
dan tidak mudah pecah.
2. Internal
Aspek internal dalam roti biasanya berupa butiran remah roti panjang, seragam,
dinding selnya tipis, tidak kasar dan tidak tebal. Roti yang baik juga memiliki
tekstur halus, lembut dan elastis dengan warna remang terang. Selain itu, aroma
khas dari gandum dan yeast mempengaruhi rasa manis, gurih yang dapat diterima
dipasaran.
Selain itu, dalam pembuatan bakpao diperlukan bahan-bahan tambahan seperti
ragi, susu, mentega, gula, dan sebagainya. Bahan tersebut digunakan untuk
mengembangkan adonan, memudahkan pembentukan gluten dan memberikan
aroma pada roti. Ada tiga macam yeast yang bisa dipakai untuk pembuatan roti:
Compressed yeast (ragi basah). Cara pemakaian ragia ini yaitu dengan dicampur
dengan tepung. Selain itu ada Coral yeast (ragi butiran) dengan merendam dalam
air hangat dan disimpan ditempat yang dingin dan kering. Instant yeast (ragi
dadak) dengan dicampur dengan tepung. Penggunaan ragi instan pada bakpao
yang cenderung cepat dalam proses produksi membuat bakpao menjadi kurang
alami dan tersisa residu yang sulit dicerna tubuh manusia karena mengandung
bahan anorganik. Sebaliknya penggunaan ragi alami bisa membuat bakpao lebih
mudah di cerna, tekstur yang empuk, dan sehat karena proses pembuatannya
berasal dari mikroorganise pada bahan-bahan alami, seperti buah dan sayur. Ragi
alami adalah hasil fermentasi ragi yang terdapat pada bahan-bahan alami seperti
buah – buahan dan sayuran.
Susu dalam pembuatan roti berfungsi untuk meningkatkan kualitas penyerapan
dalam adonan. Kasein dari susu mempertahankan sifat penahan air dari adonan.
Susu juga memberikan kontribusi terhadap nilai gizi, membantu pengembangan
adonan, membantu proses pembentukan krim dan memperbaiki tekstur roti. Selain
itu, juga susu memperbaiki warna kulit dan rasa roti serta memperkuat gluten
karena keberadaan kandungan kalsium pada susu.
Mentega mempunyai berbagai kegunaan dalam pengolahan makanan. Adanya
lemak dalam makanan membuat masakan menjadi enak. Shortening adalah suatu
istilah komersil yang digunakan untuk memberi maksud yang mana minyak atau
lemak. Bahan ini banyak digunakan dalam biskuit, pie, pizza, puding, krim dan
mayonase.
Gula mengandung molekul sukrosa yang dapat dipecah menjadi satu molekul
glukosa dan satu molekul fruktosa dengan cara pemanasan yang biasa disebut gula
karamel sebagai bahan pemanis campuran makanan. Proses pemecahan atau
pelelehan gula untuk pembuatan bahan pangan diikuti dengan proses dehidrasi
dan polimerisasi serta beberapa jenis asam akan timbul (Winarno, 1997).
II.2. Konsep Kewirausahaan (Entrepreneurship)
Kewirausahaan atau dalam bahasa Perancis disebut entrepreneurship secara
harfiah memiliki pengertian sebagai perantara. Selain itu entrepreneurship dapat
diartikan juga sebagai semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang
dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,
menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan
memperoleh keuntungan yang lebih besar (Chretella, 2012).
Hisrich dkk. (2008: 10) mendefinisikan bahwa kewirausahaan adalah proses
penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya yang
diperlukan, menanggung resiko keuangan, fisik, serta resiko sosial yang
mengiringi, menerima moneter yang dihasilkan, serta kepuasan dan kebebasan
pribadi. Sedangkan menurut Hadi (2011), seorang wirausahawan harus memiliki
ide-ide baru yang dihasilkan dari suatu kreativitas. Kreativitas inilah yang akan
membawa wirausahawan untuk berinovasi terhadap usahanya. Generasi muda
sekarang harus dituntut memiliki keterampilan. Semakin banyak keterampilan
yang diperoleh dan dikuasai maka akan semakin banyak pula peluang untuk
membuka lapangan pekerjaan yang nantinya akan memiliki manfaat bagi banyak
pihak.
Berdasarkan Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil
Nomor 961/KEP/M/XI/1885, kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku,
dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah
pada upaya mencari, menciptakan, serta menerapkan cara kerja, teknologi dan
produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan
yang lebih baik atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai usaha pengambilan resiko untuk
menjalankan usaha sendiri dengan memanfaatkan peluang-peluang untuk
menciptakan usaha baru atau dengan pendekatan yang inovatif sehingga usaha
yang dikelola berkembang menjadi besar dan mandiri dalam menghadapi
tantangan-tantangan persaingan (Yusuf, 2006).
II.3. Analisa Usaha
II.3.1. Biaya produksi
Biaya adalah nilai pengeluaran yang dapat diukur dan diperkirakan untuk
menghasilkan suatu produk (Sukirno, 2002). Menurut Suparmoko (2001), biaya
tetap adalah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pembiayaan dan jumlahnya
tidak berubah meskipun jumlah barang yang dihasilkan berubah-ubah.
Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan
faktor produksi, sehingga dapat berubah-ubah sesuai dengan berubahnya jumlah
barang yang digunakan. Adapun total biaya produksi merupakan jumlah total
pengeluaran untuk setiap kali melakukan proses produksi (Samuelson dan
Nordhaus 2003). Biaya produksi dapat dihitung dengan menggunakan rumus
berikut :
TC = TFC + TVC
Keterangan:
TC : Total Cost (biaya total)
TFC : Total Fixed Cost (total biaya tetap)
TVC : Total Variable Cost (total biaya variabel)
II.3.2. Penerimaan usaha
Penerimaan (revenue) adalah jumlah pembayaran yang diterima dari hasil
penjualan produk yang dihasilkan. Penerimaan total merupakan hasil dari
perkalian antara jumlah barang yang dijual oleh agroindustri dengan harga
produk tersebut sesuai dengan jumlah produk yang dijual (Nicholson, 2005).
Penerimaan total yang diterima produsen akan semakin besar apabila semakin
banyak jumlah produk yang dihasilkan maupun semakin tinggi harga per unit
produk yang terjual. Secara matematis penerimaan total dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
TR = Q x P
Keterangan :
TR : Total Revenue (penerimaan total)
Q : Quantity (jumlah produk)
P : Price (harga jual)
II.3.3. Keuntungan
Keuntungan adalah selisih dari penerimaan total dengan biaya total. Oleh karena
itu, tingkat keuntungan bergantung pada jumlah penerimaan dan biaya
oprasional. Jika perubahan penerimaan yang diterima lebih besar dari pada
perubahan biaya oprasional, maka keuntungan yang diterima akan meningkat
(Siagian dkk., 2000).
Keuntungan (π) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
π = TR –TC
Keterangan :
π : Keuntungan usaha yang diperoleh (Rupiah)
TR : Penerimaan total (Rupiah)
TC : Biaya total produksi (Rupiah)
II.3.4. Analisis R/C
Analisis Revinue (R) dan Cost (C) Ratio (R/C) dapat dihitung dengan cara
membandingkan antara besarnya penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan
untuk melakukan proses produksi (Soekartawi, 2001). Nilai R/C menunjukkan
pendapatan kotor yang diterima untuk setiap rupiah yang dikeluarkan oleh
pelaku usaha dalam melakukan proses produksi sekaligus untuk menunjang
kondisi suatu usaha. Ukuran kondisi ini sangat penting karena dapat dijadikan
penilaian terhadap suatu keputusan untuk mengembangkan usaha yang
dijalankan. Secara matematis R/C dapat dirumuskan sebagai berikut :
R/C = Total PenerimaanTotal Biaya
Analisis R/C digunakan untuk melihat efisiensi tingkat keuntungan dan
kelayakan dari usaha yang dijalankan. Usaha tersebut dikatakan
menguntungkan apabila nilai R/C lebih besar dari satu ( R/C > 1). Nilai tersebut
menunjukkan bahwa setiap nilai rupiah yang digunakan dalam proses produksi
dapat memberikan nilai penerimaan. Jika nilai R/C diatas satu rupiah yang
digunakan maka akan memperoleh manfaat penerimaan lebih dari satu rupiah.
III. PERENCANAAN BISNIS
III.1. Analisa Cashflow Usaha Penjualan POU Nya 12
Berikut adalah analisa cashflow usaha penjualan POU Nya 12 yang dilakukan:
No Jenis Bahan
Satuan Kuan-titas
Harga (Rp)
1(Rp)
2(Rp)
3(Rp)
4(Rp)
1. Tepung terigu + Ragi
Bungkus 1 24.000 24.000
2. Mentega Putih
Kg 1 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000
3. Cokelat Bungkus 1 5.000 5.000 5.000 5.000 5.0004. Keju Bungkus 1 10.000 10.000 10.00
010.000 10.000
5. Mika Kotak 2 5.000 10.000 10.000
10.000 10.000
6. Abon Bungkus 1 10.000 10.000 10.000
10.000 10.000
7. Gas Kg 3 23.000 23.000
Jumlah 87.000 40.000
40.000 40.000
PVC 77.678 31.887
28.471 25.420
Total PVC
163.458
Berikut rumus perhitungan Present Value Cost (PVC)
PVC= Ct(1+r)t
Untuk biaya penerimaan diperoleh dari penjualan POU Nya 12 adalah sebagai berikut:
No Peneri-maan
Satuan Kuan-titas
Harga (Rp)
1(Rp)
2(Rp)
3(Rp)
4(Rp)
1. Penjualan Pou
Buah 30 3.000 90.000 90.000
90.000 90.000
Jumlah 90.000 90.000
90.000 90.000
PVB 80.357 71.747
64.060 57.196
Total PVB
273.361
Berikut rumus perhitungan Present Value Benefit (PVB)
PVC= Bt(1+r)t
Jadi nilai Net Present Value (NPV) sebesar:
NPV = PVB – PVC
= Rp. 273.361 – Rp. 163.458 = Rp. 109.903
Sedangkan Benefit Cost Ratio (BCR) adalah:
BC Ratio = PVBPVC
= Rp.273.361Rp .163.458
= 1,67
Jika NPV > 0 dan BC Ratio > 1 maka usaha LAYAK
Untuk IRR, dengan menggunakan persamaan:
PVBPVC
=1
Rp .273.361 (P / A , i , 4 )Rp. 163.458
=1
(P/A, i, 4) = Rp . 163.458Rp. 273.361
= 0.5979
Jika IRR > discount rate (12%) Sehingga Usaha LAYAK
III.2. Jenis Usaha
Jenis usaha dari makalah ini adalah penjualan bakpao dengan nama “POU Nya
12”. Ada 4 pilihan rasa bakpao yang kami buat, yaitu coklat, keju, abon, dan
coklat keju.. Bakpao kami ini dapat dinikmati oleh semua kalangan baik kalangan
anak kecil sampai orang tua, selain itu harganya pun terjangkau dan dapat
membuat perut menjadi kenyang. Membuat pou sangatlah mudah. Selain rasanya
enak pou juga memiliki aneka bentuk yang unik. Berikut cara membuatnya :
1. Siapkan bahan yang diperlukan terlebih dahulu.
2. Campurkan tepung terigu, ragi, dan air. Kemudian aduk sampai rata.
3. Campurkan mentega putih kurang lebih 1/3ons, kemudian uleni adonan
sampai kalis kurang lebih sekitar 30 menit.
4. Setelah adonan kalis bentuk adonan bulat-bulat sesuai ukuran yang di
inginkan, kemudian diamkan selama kurang lebih 10 menit.
5. Setelah itu isi adonan dengan isian, bentuk adonan seaneka ragam yang di
inginkan dan diamkan selama 15 menit sampai mengembang.
6. Setelah mengembang adonan sudah dapat dikukus sampai matang.
7. Pou siap disajikan dan dinikmati.
III.3. Pemasaran
Sebagai modal awal pemasaran Pou ini akan dijual di beberapa tempat seperti
warung, kantin, toko, dijual secara keliling ke mahasiswa-mahasiwa di
Universitas Lampung dan lain-lain sebagai modal awal untuk memajukan usaha
ini. Setelah melihat keadaan perkembangan usaha ini di pasaran yang semakin
diminati konsumen dan pelanggan tetap, produk akan dipasarkan ke wilayah yang
lebih luas, yaitu ke seluruh wilayah Kota Bandar Lampung serta menerima
pesanan.
III.4. Cara Promosi
Tujuan dari promosi ialah menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan
dan berusaha menarik calon konsumen yang baru. Terdapat beberapa cara sarana
promosi yang kami gunakan dalam mempromosikan POU Nya 12 baik secara
langsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung kami melakukan promosi
melalui dunia maya terutama di jejaring social melalui Facebook, Twitter,
Instagram, dan BBM. Kami akan menyebar contact yang dapat dihubungi dalam
bentuk Telpon, SMS, PIN BBM, dan lain-lain.
Selain itu juga, kami akan menyebarkan pamflet di tempat – tempat umum.
Promosi secara langsung kami menggunakan strategi pemasaran dari mulut ke
mulut. Konsumen akan dilayani dengan baik agar konsumen mendapatkan kesan
yang baik terhadap usaha yang dijalankan. Dengan demikian konsumen akan
menceritakan pengalamannya memakan bakpao kami kepada orang lain, sehingga
orang lain yang diceritakan tertarik dan membeli bakpao kami.
III.5. Desain Pamflet
Berikut ini adalah desain pamflet POU Nya 12
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dari rencana bisnis penjualan “POU Nya 12” dapat
disimpulkan bahwa analisis usaha penjualan POU Nya 12 layak dilakukan dengan
nilai NPV sebesar 109.903 dan BCR sebesar 1,67.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah N. 2013. Makalah pembuatan bakpao. “http://bakpaomakalah.blogspot.co.id/2013/11/makalah-pembuatan-bakpao.html”. Diakses pada Jumat, 27 November 2015, pukul 17.00 WIB.
Chretella, C. 2012. “Etika Bisnis Terhadap Produk HIT”. http://ilerning.com. Diakses pada Jumat, 27 November 2015, pukul 17.00 WIB.
Hadi, C. 2011. “Kreativitas dan Inovasi”. http://cholichul-fpsi.web.unair.ac.id. Diakses pada Jumat, 27 November 2015, pukul 17.00 WIB.
Hisrich dkk. 2008. Kewirausahaan. New York: McGraw-Hill, Penerbit Salemba Empat.
Nicholson, W. 2005. Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasinya. Edisi Kedelapan. Alih Bahasa IGD Bayu Mahendra dan Abdul Aziz. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Samuelson, A.P. dan W.D. Nordhaus. 2003. Pengantar Teori Mikro Ekonomi.Rajawali Press. Jakarta.
Siagian, Dergibson dan Sugiarto. 2000. Metode Statistika Untuk Bisnis danEkonomi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Soekartawi, 2001. Pengantar Agrobisnis. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sukirno.S. 2002. Pengantar Teori Mikroekonomi . Jakarta : RajaGrafindo Persada.
Suparmoko, M. 2001. Ekonomi Publik, Untuk Keuangan dan Pembangunan.Daerah. Edisi Pertama. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.
Yusuf, N. 2006. Wirausaha dan Usaha Kecil. Jakarta: Modul PTKPNF Depdiknas.
\
Berikut ini adalah bakpao yang akan kamu buat:
top related