laporan pembuatan larutan
Post on 01-Jul-2015
2.738 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
PEMBUATAN LARUTAN I
NAMA : MUH.YUSUF
NIM : H31106006
KLP. : II (DUA)
TGL. PERC. : 15 SEPTEMBER 2008
ASISTEN : PATIMAH A.HADI
LABORATORIUM BIOKIMIAJURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HASANUDDIN
2008
BAB I
SIFAT BAHAN
1.1 Reaksi-reaksi Asam amino dan Protein
a) Etanol
Etanol merupakan suatu cairan mudah menguap yang biasa digunakan
sebagai pelarut bagi kebanyakan senyawa organik. Etanol merupakan pelarut yang
bersifat semipolar yang artinya dapat melarutkan senyawa polar maupun senyawa
nonpolar. Itu sebabnya etanol juga bisa bercampur dengan air. Kepolaran dari
etanol disebabkan adanya gugus –OH yang bersifat polar sementara gugus etil
(CH3CH2-) merupakan gugus nonpolar. Dengan rantai karbon yang pendek
menyebabkan etanol bersifat semipolar. Memiliki titik didih yang lebih rendah
dari air sehingga menguntungkan dalam destilasi etanol dari air namun dengan
batas konsentrasi maksimun hanya 95 % untuk mendapatkan alkohol dengan
konsenrasi 100 % ditambahkan CaO untuk menarik air. Rumus struktur etanol:
b). Ninhidrin
Ninhidrin merupakan zat yang dalam bentuk murninya berwujud padat
dan merupakan oksidator yan lemah. Ninhidrin yang memiliki kepolaran ynag
rendah tidak dapat larut dalam air tapi ninhidrin bisa larut dalam pelarut semipolar
seperti etanol. Keberadaan air dalam larutan ninhidrin dalam etanol akan
memberikan warnah kuning. Ninhidrin akan memberikan warna yang sama yakni
warna ungu kecuali pada prolin yang merupakan asam amino skunder. Hal yang
berbeda jika senyawa tersebut polimer seperti pada protein yang akan
memberikan warna kuning.Struktur Ninhidrin yaitu
c). Alanin
Alanin merupakan asam amino yang bersifat netral disebabkan
perbandingan jumlah gugus karboksil dengan gugus amina sama. Memiliki massa
atom relatif 60 gram/mol. Alanin seperti asam amino lain dapat membentuk
swetter ion yaitu ion yang bernuatan ganda. Alanin akan memberikan hasil positif
terhadap beberapa pereaksi seperti ninhidrin, xantopretat, millon, dan Hopkins-
cole. Struktur:
d). Glisin
Glisin merupakan asam amino paling sederhana yang merupakan satu-
satunya asam amino yang tidak memiliki isomer optik seperti diketahui atom C
yang mengikat gugus fungsi amina juga mengikat dua atom yang sama sehingga
tidak kiral. Glisin memiliki Mr = 75,079 gram/mol, ρ = 1,607 g/mL, titik leleh
290 0C, dan tetapan isoelektrik 5,97. Struktur:
e). Ammoniak
Ammoniak murni berbentuk gas pada umumnya dengan titik lebur -77 0C
dan titik didihnya -33,3 0C. Namun ammoniak dapat diperoleh dalam bentuk cair
dengan bantuan tekanan dan sifat-sifatnya yang dapat membentuk ikatan
hydrogen menyebabkan ammoniak dapat bertahan dalam bentuk cair namun
mudah menguap. Memiliki Mr 17 gram/mol dengan kerapatan 0,89 g/L.
Kelarutannya dalam air sangat tinggi dan membentuk basa yang lemah.
f). Asam sulfat
Asam sulfat merupakan asam kuat yang terionisasi sempurna dalam air.
Asam sulfat bersifat korosif dan sangat higroskopis. Jika asam sulfat pekat
dilarutkan dalam air maka akan menimbulkan panas karena bersifat eksoterm.
Strukturnya:
g). Asam aspartat
Asam aspartat merupakan asam yang mebngandung gugus karboksil
sebanyak 2. Nama lain dari asam aspartat yaitu asam 2-amino suksinat atau asam
2-amino butanadioat. Asam aspartat memiliki tetapan isoelektrik 2,77 yang
artinya pada pH 2,77 ion-ion aspartat yang terbentuk tidak akan bergerak ke arah
anoda maupun katoda. Rumus strukturnya:
h). Serin
Serin termasuk asam amino alifatik yang memiliki tetapan isoelektrik
5,68. Seri bisa dikatakan turunan alanin dengan mengganti atom H pada atom
karbon β dengan gugus hidroksil. Strukturnya:
i). Albumin
Albumin merupakan protein dengan rantai panjang. Protein merupakan
polimer dari monomer-monomer asam amino. Seperti asam amino pada umumnya
protein juga mengandung gugus fungsi –NH2 dan –COOH pada ujung rantainya.
Sifat-sifat asam amino ditentukan oleh gugus fungsi –NH2, -COOH dan –R-nya
namun untuk protein dengan rantai panjang sifat-sifatnya hanya ditentukan oleh
gugus –R-nya. Selain itu protein dapat pula mengalami penggumpalan
(denaturasi). Struktur dari protein:
j). Sistein HCl
Sistein merupakan asam amino alifatik yang mengandung gugus (-SH)
atau biasa disebut gugus tio atau merkaptan atau sulfhidril. Karena gugus –SH ini
cukup reaktif sehingga mudah untuk bereaksi seperti reaksinya terhadap natrium
nitroprussida. Jika bereaksi dengan dengan sesama molekul sistein akan terbentuk
sistin dan akan mengalami hidrasi selain itu gugus –SH ini mudah teroksidasi oleh
oksigen. Apabila direaksikan dengan HCl akan terbentuk sistein HCl.
Strukturnya:
k). NaOH
Natrium hidroksida merupakan basa kuat yang bersifat kaustik yang
artinya dapat merusak kulit. Kelarutan natrium hidroksida sangat besar di dalam
air dan bersifat eksoterm. Memiliki Mr 40 gram/mol. Rumus molekulnya NaOH.
l). Raksa
Raksa merupakan logam yang berbentuk cair karena titik lelehnya
dibawah 0 0C. Logam Hg mudah teroksidasi.memiliki titik leleh 234,3 K dan titik
didih 630 K. Sementara Mr-nya 200,59 g/mol dengan ρ 13,6 g/L. Keberadaan ion
Hg dalam tubuh dapat mendesak ion Fe pada hemoglobin sehingga menimbulkan
penyakit yang berbahaya.
m). HNO3
Asam nitrat termasuk asam kuat yang bersifat korosif dan higroskopis.
Memilki Mr 63 gram/mol. Selain asam nitrat termasuk asam yang mudah terurai
oleh panas.
n). CuSO4
Temabaga (II) Sulfat merupakan padatan berwarna putih yang jika
mengandung 5 molekul air akan berwarna biru. CuSO4 memiliki Mr 159,661
g/mol. Larutan CuSO4 termasuk oksidator karena dapat direduksi oleh gugus
aldehid (reagen Fehling). Selain itu CuSO4 digunakan sebagai reagen biuret yang
akan membentuk kompleks dengan protein.
o). Natrium nitroprussida
Natrium nitroprussida merupakan suatu senyawa kompleks dengan rumus
kimia [Fe(CN)5NO]3- yang akan memberikan warna jika asam amino mengandung
gugus tiol (-SH). Digunakan untuk tes rantai samping.
p). Glioksilik
Larutan glioksilik setelah penambahan asam sulfat akan memeberikan
hasil positif terhadap asam amino yang mengandung gugus indol dan albumin.
1.2 Reaksi-reaksi trigliserida
a). Gliserol
Gliserol merupakan alkohol yang mengandung 3 gugus hidroksil. Gliserin
memiliki kekentalan yang cukup tinggi dan memiliki Mr 108 gram/mol. Gliseri
bersifat higroskopis sehingga mudah untuk menyerap air. Gliserol dihasilkan dari
reaksi saponifikasi atau reaksipenyabunan. Rumus struktur:
b). α-naftol
α-naftol seperti ninhidrin juga tidak dapat larut dalam air karena
kepolarannya rendah namun α-naftol dapat larut dalam pelarut semipolar seperti
etanol dan alkohol suku rendah. α-naftol berwujud padat dalam bentuk murninya
pada suhu kamar. Rumus struktur:
c). NaOCl
Natrium hipoklorit merupakan padatan pada suhu kamar dalam bentuk
murninya. Natrium hipoklorit termasuk oksidator karena dapat mengoksidasi zat
berwarna menjadi zat tak berwarna(Bleaching). Memiliki Mr 34,5 g/mol.
d). Air
Air (H2O) termasuk pelarut yang paling sering dijumpai. Air berbentuk
cair pada suhu kamar yang seharusnya berbentuk gas secara teori karena memiliki
massa molekul yang rendah (Mr=18 g/mol). Namun karena adanya ikatan
hydrogen maka hal ini membuat air memiliki titik didih yang tinggi.
e). KHSO4
Kalium hidrogen sulfat merupakan basa yang biasa digunakan untuk
menetralkan keasaman.
BAB II
PROSEDUR/PERHITUNGAN
1.1 Reaksi Asam Amino dan Protein
a).Ninhidrin 0,1 % sebanyak 100 mL
Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu ninhidrin, etanol
95%.
Alat
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu labu ukur 100 mL,
pipet skala/pipet tetes, gelas kimia, dan neraca ohaus
Perhitungan
0,1% = x
100 g x 100%
x = 0,1 gram
Prosedur
Ditimbang ninhidrin 0,1 gram. Ditempatkan dalam gelas kimia lalu
dilarutkan dengan etanol 95% diaduk sampai ninhidrin larut semua. Selanjutnya
larutan dimasukkn ke dalam labu ukur 100 mL dan ditambahkan etanol sampai
tanda batas. Selanjutnya digoyang-goyang sampai campuran homogen.
b). NaOH 2,5 M sebanyak 100 mL
Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah NaOH padat,
Aquadest.
Alat
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah labu ukur 100 mL,
pipet skala/pipet tetes, gelas kimia, neraca ohaus.
Perhitungan
n = M x V
= 2,5 mol/L x 0,1 L
= 0,25 mol
m = n x Mr
= 0,25 mol x 40 gram/mol
= 10 gram
Prosedur
NaOH ditimbang sebanyak 10 gram. Ditempatkan dalam gelas kimia lalu
dilarutkan dengan aquadest sampai larut, hati-hati kelarutannya bersifat
eksotermik sehingga dapat menimbulkan panas. Selanjutnya larutan dimasukkan
ke dalam labu ukur 100 mL dan ditambahkan aquadest sampai garis batas.
Goyang-goyang labu ukur agar larutan homogen.
c). NaOH 2,5 M sebanyak 100 mL dari NaOH 6 N
Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah NaOH 6 N,
Aquadest.
Alat
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah Labu ukur 100
mL, pipet volume 100 mL, pipet skala/pipet tetes.
Perhitungan:
NaOH Na+ + OH-
BE = 1
M = BE x M = 1 x 6 N = 6 M
M1V1 = M2V2
V1 = M 2V 2
M 1
= 2,5 M . 100 mL
6 M
= 41,67 mL
Prosedur:
Dipipet larutan NaOH 6 N sebanyak 41,67 mL. Masukkan ke dalam labu
ukur 100 mL. Kemudian ditambahkan aquadest sampai tanda batas, goyang-
goyang sampai campuran homogen.
d). CuSO4 0,01 M sebanyak 100 mL
Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah CuSO4.5H2O,
Aquadest.
Alat
Labu ukur 100 mL, neraca ohaus, gelas kimia, pipet skala/pipet tetes.
Perhitungan
Mr CuSO4.5H2O = 251 gram/mol
nCuSO4 = M x V
= 0,01 ml/L x 0,1 L
= 0,001 mol
m = n. Mr
= 0,001 mol x 251 gram/mol
= 0,251 gram
Prosedur:
Ditimbang CuSO4.5H2O sebanyak 0,251 gram. Selanjutnya ditempatkan
di gelas kimia kemudian ditambahkan aquadest aduk sampai semua zat larut.
Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL kemudian ditambahkan air sampai tanda
batas. Digoyang-goyang sampai larutan tercampur homogen.
e). Reagen Millon
Bahan:
Bahan yang digunakan antara lain Hg (raksa), HNO3 pekat (berasap),
Aquadest.
Alat :
Adapun alat yang digunakan adalah gelas kimia, pipet volume 100 mL, neraca
ohaus.
Prosedur
Ditimbang Hg sebanyak 10 gram dan dipipet HNO3 pekat 20 mL. Raksa
dilarutkan ke dalam HNO3 pekat (gunakan kerudung kepala dan lakukan di ruang
asam). Setelah raksa melarut ditambahkan aquadest sebanyak 2 kali volum larutan
yang diperoleh, diamkan selama 12 jam dan saring.
1.2 Reaksi-reaksi Trigliserida
a). α-naftol 0,1%
Bahan:
Adapun bahan yang digunakan adalah α-naftol dan etanol 95 %
Alat
Adapun alat yang digunakan adalah Neraca Ohauss, labu ukur 100 mL,
pipet tetes/pipet skala dan gelas kimia.
Perhitungan
0,1% = x
100 g x 100%
x = 0,1 gram
Prosedur:
Ditimbang α-naftol sebanyak 0,1 gram. Ditempatkan pada gelas kimia
kemudian ditambahkan etanol 95 % sedikit demi sedikit sampai zat tersebut larut.
Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL. Kemudian ditambahkan dengan alkohol
hingga tanda batas. Digoyang-goyang sampai larutan homogen.
b) Gliserol 12% sebanyak 100 mL
Bahan
Bahan yang digunkan adalah gliserol dan aquadest.
Alat
Alat yang digunakan adalah labu ukur 100 mL, pipet volum, pipet skala
Perhitungan:
12% = x
100 mL x 100%
x = 12 mL
Prosedur
Dipipet gliserol sebanyak 12 mL. Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL
kemudian ditambahkan air sampai tanda batas. Digoyang-goyang sampai
tercampur homogen.
c). NaOCl 2% sebanyak 100 mL
Bahan
Bahan yang digunakan antara lain adalah NaOCl dan Aquadest.
Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah Neraca Ohaus, labu ukur
100 mL, gelas kimia, batang pengaduk.
Perhitungan
2% = x
100 g x 100%
x = 2 gram
Prosedur
Ditimbang NaOCl sebanyak 2 gram. Ditempatkan ke dalam gelas kimia
kemudian ditambahkan aquadest sedikit untuk melarutkan zat tersebut diaduk
sampai semua zat terlarut. Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL kemudian
ditambahkan aquadest sampai tanda batas. Digoyang-goyang sampai campuran
homogen.
Notes:
Untuk konsentrasi dalam bentuk persen maka:
m/m = jika zat terlarut …. gram dalam ….gram pelarut
m/v = jika zat terlarut….gram dalam….mL pelarut
v/m = jika zat terlarut….mL dalam ….gram pelarut
v/v = jika zat terlarut….mL dalam….mL pelarut
DAFTAR PUSTAKA
HAM, M., 2005, Membuat Reagen Kimia di Laboratorium, Bandung, Bumi Aksara.
Poedjiadi, A., 2005, Dasar-dasar Biokimia, Jakarta, Universitas Indonesia.
Tim Dosen Kimia, 2006, Kimia Dasar I, Lephas-Unhas, Makassar.
top related