laporan kp fave hotel
Post on 20-Jan-2016
451 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Salah satu tujuan pendidikan Program Studi Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Negeri Sebelas Maret adalah
mencetak tenaga kerja yang profesional. Untuk mencapai tujuan
tersebut tidaklah cukup jika mahasiswa hanya menerima
pendidikan di bangku kuliah saja, maka dalam upaya untuk
memperluas pengetahuan pada mahasiswa dan menambah
pengalaman, diadakan suatu program yaitu Kerja Praktek,
khususnya melalui mata kuliah EPPA.
Hal ini sangat diperlukan untuk lebih mengenalkan
mahasiswa pada dunia kerja, baik secara langsung maupun
tidak langsung, yang akan memberikan gambaran nyata
mengenai dunia kerja bidang Konstruksi kepada mahasiswa.
Dengan demikian mahasiswa mempunyai bekal dan wawasan
untuk terjun ke masyarakat. Namun tidak mudah untuk
mencapai hal tersebut, karena tidak terlepas dari kesungguhan
dan kreatifitas mahasiswa.
Dalam melakukan Kerja Praktek mahasiswa dituntut aktif
dalam pengamatan pelaksanaan proyek di lapangan.
Keaktifannya dalam pengumpulan data-data lapangan selama
pelaksanaan di lapangan sangat penting. Hal ini diperlukan
karena nantinya dipergunakan untuk penyusunan laporan Kerja
Praktek dan Presentasi, selain itu untuk memperluas wawasan
mahasiswa khususnya dalam hal gambar kerja sebuah proyek
aktual.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 1
Kerja Praktek ini juga dimaksudkan untuk menjalin
hubungan komunikasi antara mahasiswa dengan masyarakat
jasa konstruksi. Dengan dilakukannya pengamatan di lapangan,
mahasiswa akan mengenal situasi dan kondisi yang
mempengaruhi pelaksanaan proyek, dimana secara tidak
langsung akan memberikan informasi yang berharga seputar
dunia kerja, berbagai tender pemasok material yang unggul di
bidangnya, serta memberikan informasi tentang keberadaan
Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Negeri
Sebelas Maret sehingga nantinya dapat membuka peluang kerja
baru khususunya bagi lulusan Program Studi Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Negeri Sebelas Maret.
Kerja praktek yang menjadi objek pilihan adalah bidang
manajemen konstruksi pada proyek Pembangunan Fave Hotel
Solo Baru. Pemilihan lokasi kerja praktek di proyek
pembangunan tersebut karena ingin mengetahui bagaimana
koordinasi antara unsur-unsur pelaksanaan pembangunan yang
terlibat dalam proyek pembangunan yang cukup besar, dengan
luas lahan 1500m2 dan luas lantai 19265m2 yang terdiri dari 15
lantai, yang tentunya melibatkan pelaku pelaksanaan
pembangunan yang tidak sedikit. Selain itu, pemilihan lokasi
tersebut juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
koordinasi antara unsur-unsur pelaksanaan pembangunan
tersebut selama tahap pelaksanaan proyek terhadap desain
yang sudah ada, apakah masih perlu beberapa perubahan baik
perubahan struktur maupun desain arsitektur.
Pada saat pemilihan obyek Etika dan Praktek Profesi
Arsitektur Fave Hotel Solo Baru ini tengah berlangsung
pelaksanaan tahap pemsangan ME, finishing interior, dan
eksterior. Hal-hal itulah yang menjadikan faktor pertimbangan
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 2
penulis untuk mengambil proyek ini untuk dijadikan obyek yang
layak untuk praktek profesi arsitektur dengan penekanan pada
pelaksanaan teknis struktural dan arsitektural.
1.2. PEMBATASAN MASALAH
Kerja Praktek yang dilaksanakan yaitu selama 90 hari
kerja. Karena keterbatasan waktu, maka kerja praktek yang
dilaksanakan tidak dapat melakukan pengamatan pelaksanaan
pekerjaan secara menyeluruh. Oleh sebab itu kami membatasi
masalah-masalah yang akan dibahas, terbatas pada bagian-
bagian pekerjaan yang berlangsung selama kurun waktu kerja
praktek saja, antara lain :
Tinjauan Umum
Mengenai gambaran umum proyek konstruksi
gedung 14 lantai Fave Hotel Solobaru.
Tinjauan Khusus
Membahas mengenai pekerjaan yang dapat diamati
selama masa kerja praktek yaitu sebagian tahap
pekerjaan struktural dan tahap finishing
arsitektural.
1.3. TUJUAN DAN SASARAN
A. Tujuan
Memenuhi syarat wajib dalam kurikulum yang harus
dituntaskan oleh mahasiswa Program Studi Arsitektur
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 3
Untuk mendapatkan pengetahuan, pengalaman,
gambaran teknis dan terapan teori dalam praktek di
bidang manajemen konstruksi pada proyek
pembangunan Fave Hotel Solo Baru.
Untuk mengetahui koordinasi manajemen konstruksi
selama pelaksanaan proyek serta pengaruh koordinasi
Untuk meningkatkan pemahaman dalam bidang ME,
pengawasan teknis, dan sistem manajemen di
lapangan.
B. Sasaran
Berkaitan dengan tujuan di atas, sasaran dari
pelaksanaan tugas kerja praktek untuk mata kuliah EPPA
di proyek pembanguanan Fave Hotel Solo Baru adalah
membahas pekerjaan yang diamati yakni:
1) Koordinasi pelaksanaan proyek
2) Sistem pengendalian proyek
3) Perencanaan ME
4) Finishing interior dan eksterior
1.4. BATASAN DAN LINGKUP PEMBAHASAN
A.Batasan Pembahasan
Pembahasan yang ada dalam laporan ini terbatas
pada tahap pengawasan yang dilakukan dalam jangka
waktu 3 bulan, mulai tanggal 23 Maret 2012 sampai
dengan 23 Juni 2012, meliputi:
1) Koordinasi pelaksanaan proyek
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 4
2) Sistem pengendalian proyek
3) Perencanaan ME
4) Finishing interior dan eksterior
B.Lingkup Pembahasan
Lingkup pembahasan dibatasi pada koordinasi
dalam manajemen konstruksi, perencanaan ME dan
finishing interior-eksterior pada saat tahap pelaksanaan
proyek pembangunan Fave Hotel Solo Baru, dan beberapa
aspek lain yang berkaitan dengan pembahasan utama.
1.5. METODE PEMBAHASAN
Metode Pembahasan Kerja Praktek yang dilakukan
meliputi cara, prosedur/mekanisme yang digunakan, mulai
dari persiapan, pelaksanaan dan laporan hasil kerja
praktik:
1. Persiapan
2. Persiapan kerja praktik dimulai sejak
pertengahan Bulan Maret 2012. Diawali tahapan
observasi pada obyek untuk mencari informasi
mengenai kontraktor yang menangani
pelaksanaan proyek pembangunan Fave Hotel
Solo Baru. Setelah tahap ini, kemudian dilakukan
persiapan penyerahan surat permohonan kerja
praktik yang diajukan kepada CV Sarana Bangun
Pratama (sebagai pihak kontraktor), serta
formulir prosedural lain yang diperlukan.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 5
Terhitungan mulai 3 bulan dari penerimaan surat
balasan, yaitu tanggal 23 Maret 2012
melaksanakan kerja praktik, hingga berakhir
pada tanggal 23 Juni 2012.
3. Penyusun Rencana Pelaksanaan Kerja Praktik
4. Pelaksanaan kerja praktik dilaksanakan dalam
waktu tiga bulan, terhitung mulai tanggal 23
Maret 2012 sampai 23 Juni 2012.
5. Penyusunan Data dan Informasi
6. Tahap penyusunan data dilakukan melalui
dipersiapkannya gambar rancangan teknis
sebagai dokumen pelaksanaan dan penyiapan
jadwal pelaksanaan oleh pihak pelaksanaan
proyek serta pengenalan kepada pihak-pihak
personal yang terlibat di dalam mekanisme
pekerjaan proyek sebagai sumber informasi.
Penyusunan data dan informasi tambahan
dilakukan pada saat pelaksanaan.
7. Dalam pengumpulan data yang diperlukan,
penulis menggunakan teknik pengumpulan data
sebagai berikut:
a. Dokumen Pelaksanaan
Gambar rancangan proyek sebagai dokumen
pelaksanaan didapatkan sebelum praktikan
melakukan kerja praktik di lapangan,
bersama dengan data jadwal pelaksanaan dan
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 6
personalia yang terlibat dalam mekanisme
pelaksanaan.
b. Observasi
Pengumpulan data dengan pengamatan
langsung pada pelaksanaan kerja.
Pengamatan dilaksanakan pada area proyek
berlangsungnya kerja, yaitu: Fave Hotel Solo
Baru. Pengamatan yang dilakukan penulis
adalah dengan ikut langsung ke
lapangan/proyek, melihat bagaimana
prosedur pelaksanaan dan cara kerja yang
diterapkan oleh perusahaan CV Sarana
Bangun Pratama demi kelancaran
pelaksanaan kerja.
c. Wawancara
Pengumpulan informasi dari pihak yang
berwenang dan berkompeten dari proyek
pembangunan Fave Hotel Solo Baru.
d. Dokumentasi
Mengumpulkan arsip dan gambar-gambar
yang dianggap perlu untuk dianalisis, serta
mendokumentasikan pekerjaan-pekerjaan di
lapangan yaitu gambar kerja dan foto.
8. Penyusunan Laporan
Tahap penyusunan laporan dilakukan
penulis pada saat masih melakukan kerja
praktik berlangsung, mulai dari data dan
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 7
informasi yang telah di dapatkan pada saat
awal dan pelaksanaan berlangsung.
Di dalam pembahasan, penulis mencoba
melakukan analisis untuk perbandingan antara
data sesungguhnya di lapangan dan informasi
dengan pengetahuan (teori dan data empiris)
yang ada. Dengan demikian penulis berharap
mendaparkan suatu pengalaman empiris dan
sedikit memberikan kesimpulan dan saran
pengetahuan penulis, sehingga tujuan dari
kerja praktik ini dapat optimal.
1.6. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi mengenai uraian latar belakang pelaksanaan Etika dan
Praktik Profesi Arsitektur, rumusan permasalahan, tujuan,
sasaran dari pelaksanaan Etika dan Praktik Profesi Arsitektur,
batasan dan lingkup pembahasan, metode pengumpulan data
pengamatan, serta sistematika pembahasan.
BAB II :TINJAUAN TEORI
Berisi tentang teori-teori, standar dan ketentuan teknis yang
terkait dengan topik kerja praktek yang diamati, untuk dijadikan
acuan dalam membahas berbagai data yang diperoleh di
lapangan.
BAB III : DESKRIPSI PROYEK
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 8
Berisi tentang informasi dan deskripsi proyek pembangunan
Fave Hotel Solo Baru dan membahas sejarah singkat
perusahaan serta, struktur organisasi, pengalaman pekerjaan
perusahaan, dan proyek pembangnan Fave Hotel Solo Baru.
BAB IV : PEMBAHASAN PELAKSANAAN KEGIATAN
KERJA PRAKTEK
Membahas mengenai kegiatan mahasiswa sebagai praktikan,
kerja praktikan dalam proyek, serta permasalahan dan
pemecahan masalah yang ada dalam pengerjaan proyek.
BAB V : PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan kerja praktek dan gambaran umum
mengenai realita dunia kerja seta perbandingannya dengan
masa perkuliahan.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 9
Kerangka Rencana Pelaksanaan Dan Langkah Kerja Praktik
Disesuaikan dengan metode yang digunakan, untuk penyusunan laporan yang sesuai dengan tujuan dan sasaran kerja praktik, maka perlu dibuat kerangka rencana pelaksanaan dan laporan, mulai dari pendahuluan hingga kesimpulan akhir dan saran sebagai berikut.
PENDAHULUAN
TEORI DAN PERSYARATAN
DATA DAN INFORMASI
UMUM
DATA DAN INFORMASI
KHUSUS
LAPORAN PELAKSANAAN
KERJA PRAKTEK
KESIMPULAN DAN SARAN
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 10
PENDAHULUAN
Latar belakang Kerja Praktik
Tujuan dan Sasaran Kerja praktik
Permasalahan Batasan dan lingkup
pembahasan
TEORI TEKNIS PELAKSANAAN
MANAJEMEN KONSTRUKSI
PROYEK
Rencana kerja dan syarat proyek pembangunan Fave Hotel Solo Baru
Literatur yang berkaitan dengan manajemen konstruksi bahan-bahan kuliah yang berkaitan dengan teknik pekerjaan manajemen konstuksi
PROYEK MANAJEMEN KONSTRUKSI
PEMBANGUNAN FAVE HOTEL SOLO
BARU
Latar belakang proyekLokasi proyekTata pelaksanaan proyekKonsepsi perencanaan
dan pelaksanaanPeralatan dan
perlengkapanLingkup pekerjaan:
Pekerjaan yang sudah dilaksanakan
Pekerjaan yang belum, dan akan dilaksanakan
PELAKSANAAN PEKERJAAN
MANAJEMEN KONSTRUKSI,
ARSITEKTURAL PROYEK
Lingkup pekerjaan Proyek dan sasaran Kerja Praktik
Manajemen konstruksi
Non Pelaksanaan:Tenaga kerjaPengenadilan mutuKeselamatan dan
kesehatan kerja (K3)
Sumber daya material dan peralatan
LAPORAN PELAKSANAAN
KERJA PRAKTEK
Permasalahan dan pembahasan;Perubahan gambar
kerja (soft drawing)
Pelaksanaan teknisPermasalahan non
teknis pelaksanaan
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan akhirSaran-saran
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 PENGERTIAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
Manajemen ialah suatu metode memenuhi
kebutuhan pemilik akan suatu bangunan yang efektif.
Manajemen juga bisa diartikan sebagai ilmu pengetahuan
tentang seni memimpin organisasi yang terdiri atas
kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian terhadap sumber-sumber daya yang terbatas
dalam usaha mencapai tujuan atau sasaran dengan efektif
dan efisien.
Dalam penyelenggaraan sebuah proyek
pembangunan diatur oleh manajemen yang disebut dengan
manajemen proyek. Manajemen proyek merupakan proses
dimana pemilik proyek membuat ikatan kerja dengan agen
yang disebut manajer konstruksi dengan tugas
mengkoordinasi seluruh kegiatan penyelenggaraan proyek,
termasuk studi kelayakan desain engineering, perencanaan,
persiapan kontrak, konstruksi dan kegiatan proyek yang
lain, dengan tujuan meminimalkan biaya dan jadwal serta
menjaga mutu nama proyek (JJ Adrian, 1985 dalam
Pusposari).
Manajemen proyek membicarakan tahapan-tahapan
perencanaan proyek, rancangan, dan konstruksi sebagai
tugas terpadu dalam sebuah tim konstruksi yang terdiri
dari pemilik, manajer konstruksi, dan arsitek. Secara ideal
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 11
para anggota tim konstruksi bekerja sama sejak permulaan
proyek sampai pada penyelesaiannya. Sasaran umum
Manajemen Konstruksi adalah melayani kepentingan-
kepentingan seoptimal mungkin, meliputi interaksi antara
biaya konstruksi, kualitas, jadwal penyelesaian secara
seksama, ditelaah oleh team, sehingga suatu proyek
bernilai maksimum bagi pemilik. Nilai itu diwujudkan
dalam rencana waktu yang efisien. (Vincent G. Bush,
Manajemen Konstruksi, 1985).
Untuk keperluan pencapaian tujuan ini, selalu
diusahakan pengawasan mutu (quality control),
pengawasan penggunaan biaya (cost control) dan
pengawasan waktu (time control). Ketiga kegiatan
pengawasan ini harus dilaksanakan dalam waktu yang
bersamaan. Penyimpangan yang terjadi dari salah satu hasil
kegiatan pengawasan dapat berakibat hasil pembangunan
tidak sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.
Manajemen konstruksi mempunyai ruang lingkup
yang cukup luas, karena mencakup tahapan kegiatan sejak
awal pelaksanaan pekerjaan sampai dengan akhir
pelaksanaan yang berupa hasil pembangunan.
Tahapan kegiatan tersebut pada umumnya dibagi
menjadi empat tahap yaitu peencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating),
dan pengawasan (controlling).
1. Perencanaan (planning)
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 12
Perencanaan adalah kegiatan yang bersifat konseptual
dan memerlukan banyak pemikiran. Fungsi ini
melibatkan pemilihan dan pengembangan tindakan
untuk waktu yang akan datang. Perencanaan yang baik
dalam suatu manajemen proyek akan memberikan
beberapa manfaat sebagai berikut:
a. Mengurangi resiko ketidakpastian
b. Memusatkan perhatian pada sasaran
c. Menjadi dasar bagi fungsi-fungsi manajemen yang
lain.
Kegiatan perencanaan meliputi perumusan persyaratan
bangunan yang akan dibangun, termasuk pembuatan
gambar-gambar perencanaan lengkap dengan
persyaratan teknis yang diperlukan.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 13
2. Pengorganisasian (organizing)
Kegiatan pengorganisasian berupa kegiatan mengatur
dan menyusun organisasi yang akan melaksanakan
pembangunan termasuk mengatur hubungan kerja, di
antara unsur-unsur organisasi. Pengorganisasian ini juga
merupakan upaya dalam pengaturan seluruh sumber
daya dan pelaksanaan di dalam proyek, sehingga dapat
berjalan dan berfungsi sebagaimana tugas, fungsi, dan
tanggung jawabnya secara benar. Penyusunan
organisasi akan melibatkan unsur-unsur pelaksanaan
pembangunan yang terdiri dari: pemberi tugas (owner),
perencana (designer, supervisor) dan pelaksana
(contractor), yang masing-masing mempunyai tugas dan
kewajiban, tanggung jawab, dan wewenang sesuai
dengan peraturan/ketentuan yang telah ditetapkan.
3. Pelaksanaan (actuating)
Konsep pendekatan dalam pelaksanaan proyek lebih
dalam operasional di lapangan. Dari perencanaan,
organisasi yang telah dilakukan serta didukung dengan
langkah-langkah pengendalian, maka tahap pelaksanaan
ini dapat mulai dilaksanakan secara terarah. Pada tahap
pelaksanaan kegiatan proyek, maka harus selalu
mengacu dan memperhatikan pada segala rencana dan
penjadwalan yang telah disusun. Kegiatan pelaksanaan
meliputi kegiatan pelaksanaan pekerjaan di lapangan
untuk mewujudkan pembangunan. Dalam pelaksanaan
ini hubungan kerja antara unsur-unsur pelaksanaan
pembangunan perlu diatur sehingga masing-masing
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 14
unsur bekerja dengan bidangnya masing-masing dan
memenuhi peraturan yang telah disepakati bersama.
4. Pengawasan (controlling)
Pengawasan ini meliputi tindakan mengawasi,
mengarahkan, dan membandingkan pelaksanaan yang
berlangsung dengan rencana yang ada (evaluating),
serta mengevaluasi penyimpangan yang mungkin terjadi.
Kegiatan pengawasan dilaksanakan dengan tujuan agar
hasil pelaksanaan pekerjaan bangunan sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan. Untuk keperluan ini
tugas unsur pengawas sangat penting, terutama dalam
pembimbingan dan pengarahan pelaksanaan pekerjaan.
Hasil akhir dari pelaksanaan pembangunan, pada
umumnya ditentukan oleh hasil kegiatan pengawasan.
5. Pengarahan (directing)
Pengarahan meliputi kegiatan pembinaan dan
kepemimpinan oleh atasan dan bawahan yang
dilaksanakan terus menerus dengan pengertian bahwa
kedua pihak telah saling mengetahui tugas, kewajiban,
tanggung jawab, dan wewenang masing-masing dalam
rangka mencapai tujuan organisasi.
6. Penyusunan pegawai (staffing)
Penetapan orang sesuai keahlian pada jabatan tertentu
berdasarkan strutur organisasi yang telah ditetapkan.
2.2. ORGANISASI PROYEK
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 15
A. Tinjauan Umum
Organisasi proyek berfungsi sebagai wadah yang
dapat mengkoordinasi terlaksananya suatu proyek
sesuai program yang telah direncanakan. Hal ini penting
karena membangun suatu proyek merupakan proses
atau tahapan yang harus dikerjakan secara sistematis,
yang dimulai dari perencanaan, perancangan,
pelaksanaan pembangunan sampai pada pemakaian dan
pemeliharaannya. Dengan demikian banyak pihak yang
terlibat dalam pembangunan suatu proyek, dimana
pihak-pihak ini tidak dapat berdiri sendiri, akan tetapi
harus saling membantu dalam setiap pekerjaan selain itu
masing-masing pihak mempunyai peranan, fungsi dan
tanggung jawab.
Dalam organisasi suatu proyek, harus ada
kejelasan tugas, kewajiban, kedudukan serta hubungan
kerja antar pihak yang satu dengan yang lainnya.
Dengan sistem pengorganisasian yang baik dalam suatu
proyek maka diharapkan terdapat pula suatu kerja sama
yang bai antar setiap unsur/ pihak sehingga akan
diperoleh hasil proyek yang optimal. Oleh karena itu,
organisasi bukanlah sekedar sebagai kerangka pemberi
tugas saja, melainkan juga merupakan suatu kesatuan
unsur/ pihak beserta fungsi-fungsinya yang saling
berhubungan satu sama lain dan mempunyai satu tujuan
yang telah disepakati bersama.
Secara umum terdapat dua sistem organisasi
proyek yang dapat digunakan untuk menerapkan sebuah
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 16
sistem manajemen proyek, yakni sistem manajemen
proyek konvensional dan sistem manajemen proyek
terpadu. Keterangan mengenai dua sistem tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Manajemen Proyek Konvensional
Dalam manajemen proyek konvensional masing-
masing pihak yang terlibat di dalamnya diwadahi
dalam suatu organisasi tersendiri yang melakukan
tahapan. Dengan kata lain tidak ada hubungan
organisasi antara pemberi tugas atau pemilik dengan
tim-tim proyek tersebut sebelum adanya kontrak yang
disepakati.
Antara satu tim proyek dengan tim lainnya tidak
terdapat hubungan tanggung jawab kerja. hubungan
tanggung jawab kerja terbatas antara pemilik dengan
masing-masing tim proyek secara terpisah.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 17
2. Manajemen Proyek Terpadu (Swakelola)
Yang dimaksud dengan manajemen proyek
terpadu di sini adalah suatu proses dimana tahap
perencanaan, desain dan konstruksi dalam satu tugas
terpadu yang dibebankan kepada sebuah tim
manajemen yang terdiri atas manajer konstruksi,
desainer dan kontraktor yang terlibat dari awal
hingga akhir tercapainya tujuan yang diinginkan
pemilik.
Sistem manajemen proyek terpadu dapat
digunakan pada sebuah organisasi lama, misalnya
perusahaan. Setiap bagian organisasi sudah memiliki
manajer sendiri. Kebutuhan akan sebuah tim proyek
muncul saat perusahaan berencana mengadakan
perbaikan, pengembangan dan perawatan terhadap
fasilitas yang ada. Tim yang baru ini sebagian
tenaganya direkrut bagian lain yang relevan,
misalnya dari bagian litbang yang dari awal sudah
memiliki tenaga perencana.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 18
DIREKTUR
MANAJER PROYEK
SUB KONTRAKTOR
MANAJERMANAJER
PERSONALIA
TIM PERENCANA
TIM KONSTRUKSI
Skema II.1. Hubungan Kerja pada Manajemen Proyek
Swakelola
Sumber : Soehendradjati, RJP, 1987
Keterangan
Hubungan tanggung jawab dan pelimpahan tugas
Hubungan kerja sama
B. Unsur Pengelola Proyek
Berdasarkan bahan ajar mata kuliah manajemen
konstruksi di jurusan arsitektur UNS dijelaskan bahwa
usaha-usaha untuk mewujudkan sebuah diawali dari
tahap ide hingga tahap pelaksanaan. Pihak-pihak yang
terlibat dalam proyek konstruksi dari fase perencanaan
sampai dengan pelaksanaan dapat dikelompokkan
menjadi tiga pihak, yaitu pihak pemilik proyek/ owner/
principal/ employer/ client/ bouwheer, pihak perencana/
designer dan pihak pelaksana/ kontraktor/ aannemer.
Orang/ badan yang membiayai, merencanakan dan
melaksanakan bangunan tersebut disebut unsur-unsur
pelaksana pembangunan. Masing-masing unsur tersebut
mempunyai tugas, kewajiban, tanggung jawab dan
wewenang sesuai posisinya masing-masing. Dalam
melaksanakan kegiatan perwujudan bangunan, masing-
masing pihak (sesuai dengan posisinya) saling
berinteraksi satu dengan yang lain sesuai dengan
hubungan kerja yang telah ditetapkan.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 19
Koordinasi dari berbagai pihak yang terlibat
dalam perencanaan, pelaksanaan proyek konstruksi
merupakan kunci utama untuk meraih kesuksesan sesuai
dengan tujuannya.
Skema II.2 Unsur-Unsur Pelaksana Pembangunan
Sumber : Bahan ajar mata kuliah manajemen konstruksi
1. Pemilik proyek/ Owner
Pemilik proyek atau pemberi tugas atau pengguna
jasa adalah orang/ badan yang memiliki proyek dan
memberikan pekerjaan atau menyuruh memberikan
pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang
membayar biaya pekerjaan tersebut. Pengguna jasa
bisa berupa perseorangan, badan/ lembaga/ instansi
pemerintah maupun swasta.
Hak dan kewajiban pemberi tugas adalah:
Menunjukkan penyedia jasa (konsultan dan
kontraktor).
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 20
PENGGUNA JASA
PEMILIK PROYEK
PEMILIK PROYEK
PEMILIK PROYEK
PENYEDIA JASA
Meminta laporan secara periodik mengenai
pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan oleh
penyedia jasa.
Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan
prasarana yang dibutuhkan oleh pihak penyedia
jasa untuk kelancaran pekerjaan.
Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan
pekerjaan.
Menyediakan dana dan kemudian membayar
kepada pihak penyedia jasa untuk kelancaran
pekerjaan.
Mengawasi jalannya pekerjaan yang direncanakan
dengan cara menempatkan atau menunjuk suatu
badan atau orang untuk bertindak atas nama
pemilik.
Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan yang
telah selesai dilaksanakan oleh penyedia jasa jika
produksinya telah sesuai dengan apa yang
dikehendaki.
Wewenang pemberi tugas adalah sebagai berikut:
Memberitahukan hasil lelang secara tertulis kepada
masing-masing kontraktor.
Mengambil alih pekerjaan secara pihak dengan
cara memberitahukan secara tertulis kepada
kontraktor jika telah terjadi hal-hal di luar kontrak
yang ditetapkan.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 21
2. Konsultan
Pihak/ badan yang disebut sebagai konsultan dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu konsultan perencana
dan konsultan pengawas. Konsultan perencana bisa
dipisahkan menjadi beberapa jenis berdasarkan
spesialisasinya, yaitu konsultan yang menangani
bidang arsitektur, bidang sipil, bidang mekanikal dan
elektrikal, dan lain sebagainya. Berbagai jenis
konsultan tersebut umumnya menjadi satu kesatuan
yang disebut konsultan perencana.
a. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah orang/badan yang
membuat perencanaan bangunan secara lengkap
baik bidang arsitektur, sipil, mekanikal elektrikal
maupun bidang lain yang berhubungan dan
membentuk sebuah sistem bangunan. Konsultan
perencana dapat berupa perseorangan/
perseorangan berbadan hukum/ badan hukum
yang bergerak dalam bidang perencanaan
pekerjaan bangunan.
Hak dan kewajiban konsultan perencana adalah:
Membuat perencanaan secara lengkap yang
terdiri dari gambar rencana, rencana kerja dan
syarat-syarat, hitungan struktur, dan rencana
anggaran biaya.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 22
Memberikan usulan serta pertimbangan kepada
pengguna jasa dan pihak kontraktor tentang
pelaksanaan pekerjaan.
Memberikan jawaban dan penjelaskan kepada
kontraktor tentang hal-hal yang kurang jelas
pada gambar rencana, rencana kerja dan
syarat-syarat.
Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan
perencanaan.
Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan
proyek.
b. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah orang/ badan yang
ditunjuk pengguna jasa untuk membantu dalam
pengelolaan pelaksanaan pekerjaan pembangunan
mulai dari awal hingga berakhirnya pekerjaan
pembangunan.
Hak dan kewajiban konsultan pengawas adalah:
Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam
waktu yang telah ditetapkan.
Membimbing dan mengadakan pengawasan
secara periodik dalam pelaksanaan pekerjaan.
Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan.
Mengkoordinasi dan mengandalikan kegiatan
konstruksi serta aliran informasi antar berbagai
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 23
bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan
lancar.
Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi
sedini mungkin serta menghindari
pembengkakan biaya.
Mengatasi dan memecahkan persoalan yang
timbul di lapangan agar dicapai hasil akhir yang
sesuai dengan harapan dengan kualitas,
kuantitas serta waktu pelaksanaan yang telah
ditetapkan.
Menerima/ menolak materil/peralatan yang
didatangkan kontraktor.
Menghentikan sementara bila terjadi
penyimpangan terhadap peraturan yang berlaku.
Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian,
mingguan, bulanan)
Menyiapkan dan menghitung adanya
kemungkinan tambah atau berkurangnya
pekerjaan
3. Kontraktor
Kontraktor adalah orang/badan yang menerima
pekerjaan dan menyelenggarakan pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan biaya yang telah ditetapkan
berdasarkan gambar rencana dan peraturan dan
syarat-syarat yang ditetapkan. Kontraktor dapat
berupa perusahaan perseorangan yang berbadan
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 24
hukum atau sebuah badan hukum yang bergerak
dalam bidang pelaksanaan pekerjaan.
Hak dan kewajiban kontraktor adalah :
Melakukan pekerjaan sesuai dengan gambar
rencana, peraturan, dan syarat-syarat, risalah
penjelasan pekerjaan (aanvullings) dan syarat-
syarat tambahan yang telah ditetapkan oleh
pengguna jasa.
Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang
disahkan oleh konsultan pengawas sebagai
wakil dari pengguna jasa.
Menyediakan alat keselamatan kerja seperti
yang diwajibkan dalam peraturan untuk
menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat.
Membuat laporan hasil pekerjaan berupa
laporan harian, mingguan dan bulanan.
Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan
yang telah diselesaikan sesuai dengan
ketetapan yang berlaku.
Hubungan ketiga pihak terjadi antar pemilik proyek,
konsultan, dan kontraktor diatur sebagai berikut:
Konsultan dengan pemilik proyek, ikatan
berdasarkan kontrak. Konsultan memberikan
layanan konsultasi di mana produk yang
dihasilkan berupa gambar-gambar rencana,
peraturan, dan syarat-syarat, sedangkan pemilik
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 25
proyek memberikan biaya jasa atas konsultasi
yang diberikan oleh konsultasi.
Kontraktor dengan pemilik proyek, ikatan
berdasarkan kontrak. Kontraktor memberikan
jasa layanan profesionalnya berupa bangunan
sebagai realisasi dari keinginan pemilik proyek
yang dituangkan dalam gambar rencana,
peraturan, dan syarat-syarat oleh konsultan,
sedangkan pemilik proyek memberikan biaya
jasa profesional kontraktor.
Konsultan dan kontraktor, ikatan berdasarkan
peraturan pelaksanaan. Konsultan memberikan
gambar rencana, peraturan, dan syarat-syarat,
kontraktor harus merealisasikan menjadi
sebuah bangunan.
C. Pola Dasar Hubungan Kerja Antar Pengelola
Proyek
Secara garis besar, pola dasar hubungan kerja antar
unsur-unsur pengelola proyek adalah sebagai
berikut:
1. Hubungan kerja antara pemilik proyek dan
konsultan perencana.
Ikatan berupa hubungan fungsional
Perencana menyerahkan desain gambar
bangunan secara lengkap dengan perhitungan
konstruksi proyek kepada pemilik proyek.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 26
Pemilik proyek mengganti biaya proyek tersebut.
2. Hubungan antara proyek dan konsultan pengawas.
Ikatan berupa hubungan fungsional (ikatan
berdasarkan pada peraturan pelaksanaan
pekerjaan).
Pengawas melaporkan kemajuan pelaksanaan
pekerjaan kepada pemilik proyek.
Pemilik proyek memberikan wewenang kepada
pengawas untuk mengawasi secara langsung
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
3. Hubungan kerja antara pemilik proyek dan
kontraktor.
Ikatan berupa kontrak.
Kontraktor pelaksanaan pekerjaan konstruksi
dari pemilik proyek sesuai dengan gambar kerja
(bestek) yang dibuat oleh perencana dan
menyerahkan kembali pekerjaannya kepada
pemilik proyek.
Pemilik proyek memberikan biaya pelaksanaan
proyek
4. Hubungan kerja antara konsultasi perencana dan
konsultasi pengawas.
Ikatan berupa pelaksanaan .
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 27
Pengawas menyampaikan keluhan dari
kontraktor kepada perencana tentang pekerjaan
konstruksi yang tidak bisa diterapkan di
lapangan.
Perencanaan memberikan penjelasan lebih lanjut
kepada pengawas untuk disampaikan kepada
kontraktor.
5. Hubungan kerja antara konsultan perencana dengan
kontraktor.
Konsultan perencana memberikan persyaratan
teknis yang harus dilakukan oleh kontraktor.
Kontraktor mematuhi dan bersedia pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan persyaratan-persyaratan
yang telah ditetapkan oleh konsultan perencana.
6. Hubungan kerja antara konsultan pengawas dan
kontraktor.
Ikatan kerja berupa pelaksanaan.
Konsultan pengawas menuntut kontraktor untuk
melaksanakan pekerjaannya yang telah disetujui
oleh perencana.
Kontraktor menyampaikan perubahan rencana
pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakan di
lapangan.
D. Hubungan Kerja antar Pelaksana Proyek
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 28
Hubungan kerja adalah hubungan dalam
pelaksanaan pembangunan. Hubungan kerja antar unsur
pelaksana proyek harus tegas dan jelas sehingga tidak
terjadi ketumpang tindih wewenang antara unsur-unsur
yang berperan. Semua pihak dalam melaksanakan
pekerjaan harus mengikuti atau berpedoman pada
ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan yang
ada serta peraturan dari pemerintah agar tujuan
pembangunan tercapai.
2.3. PENGENDALIAN PELAKSANAAN PROYEK
Dalam suatu kegiatan proyek, mutlak diperlukan
adanya suatu pengawasan terhadap suatu kualitas dari
semua pekerjaan yang dilaksanakan atau pengendalian
untuk menunjang tercapainya target yang telah
ditentukan. Dengan adanya kontrol pengendalian maka
masalah-masalah yang timbul dapat diketahui sedini
mungkin, untuk kemudian dicari solusinya.
Pengawasan terhadap prestasi kerja melalui laporan
harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan serta
laporan kemajuan proyek (progress report). Sedangkan
pengawasan teknis dikoordinasi melalui pengawasan
langsung maupun tidak langsung oleh manajemen
pengawas. Pelaksanaan setiap pekerjaan lapangan harus
mendapat persetujuan dari pengawas proyek. Pertemuan
koordinasi tiap-tiap unsur maupun keseluruhan harus
dilaksanakan pada waktu tertentu guna membahas
masalah-masalah yang timbul di lapangan.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 29
Tujuan yang ingin dicapai dari pengendalian proyek
ini adalah memperoleh kualitas bangunan yang sesuai
dengan perencanaan (pengendalian mutu, tenaga kerja
dan logistik) meliputi: waktu pelaksanaan proyek sesuai
dengan time schedule sehingga pihak owner maupun
pelaksana tidak merasa dirugikan karena adanya
keterlambatan (pengendalian waktu), peningkatan efisiens
pekerjaan sehingga dapat meminimalkan pengeluaran
proyek (pengendalian biaya).
1. Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu agar pekerjaan yang
dihasilkan sesuai dengan persyaratan yang telah
ditetapkan dalam rencana kerja dan syarat-syarat
teknis. Kegiatan ini merupakan hal yang sangat
penting dalam pelaksanaan suatu pekerjaan proyek,
karena untuk mutu/kualitas bangunanlah suatu
biaya dikeluarkan oleh pemilik bangunan.
Pengendalian mutu ini akan berpengaruh terhadap
jangka waktu dan biaya pelaksanaan. Untuk
memperoleh mutu yang baik maka diperlukan
bahan/material, alat/sarana, dan teknik yang
membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Pengawasan
dan pengendalian terhadap mutu meliputi
pengawasan dan pengendalian mutu bahan
bangunan dan mutu pekerjaan. Kegiatan
pengendalian ini meliputi :
a. Rapat koordinasi
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 30
Rapat ini dilaksanakan agar apabila
terdapat permasalahan ataupun keterlambatan
dalam pengerjaan dapat segera diatasi, dan
sekaligus untuk mengevaluasi kegiatan yang
sudah berjalan sebelumnya beserta
pekerjaannya untuk minggu berikutnya. Rapat
ini rutin dilakukan seminggu sekali dan
hasilnya berupa laporan yang diajukan
kontraktor dan disetujui oleh konsultan
pengawas, kemudian dilaporkan kepada
pemilik proyek. Rapat ini dihadiri oleh pemilik,
konsultan, dan kontraktor.
b. Prestasi kemajuan pekerjaan
Sejumlah prosentase bobot dari masing-
masing pekerjaan yang telah dikerjakan
selama seminggu dari seluruh bobot
pekerjaan.
c. Laporan kemajuan proyek
1) Laporan harian
Laporan ini untuk mencatat kemajuan
proyek sehari-hari beserta masalah
terkait.
2) Laporan mingguan
Laporan ini untuk mencatat pekerjaan
proyek selama seminggu. Meliputi
kegiatan oleh kontraktor, pengendalian
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 31
proyek oleh konsultan pengawas,
pembiayaan oleh pemberi tugas, dan
perubahan kontraktual oleh semua
pihak.
Manajemen pengendalian mutu meliputi
kegiatan-kegiatan proyek yang terdiri dari beberapa
hal, yaitu:
a. Persetujuan gambar pelaksanaan
Gambar perencanaan dibuat dan
diajukan oleh konsultan perencana untuk
kontraktor yang selanjutnya dibuatkan gambar
pelaksanaannya. Gambar arsitektur dan
struktur diajukan oleh kontraktor pelaksana
untuk disetujui oleh konsultan agar dapat
memperoleh ijin pelaksanaan pekerjaan.
Tetapi apabila gambar tersebut belum sesuai,
maka konsultasi akan meminta pihak
kontraktor untuk merevisi gambar dengan
menunjukkan gambar yang belum sesuai atau
belum selesai. Ketidaksesuaian gambar
pelaksanaan dapat disebabkan karena adanya
perubahan desain oleh pihak konsultan
ataupun kontraktor yang disesuaikan dengan
kondisi lapangan.
b. Persetujuan Material
Semua material yang digunakan harus
sesuai dengan yang tercantum dalam RKS.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 32
Apabila karena sesuatu hal pihak kontraktor
tidak bisa menggunakan material sesuai
dengan syarat RKS, maka kontraktor harus
terlebih dahulu mengajukan contoh material
yang menjadi alernatif yang nantinya akan
dipakai kepada konsultan pengawas.
Apabila hasil dari material menjadi
alternatif ternyata di bawah standar yang telah
ditetapkan dalam RKS, maka material yang
diajukan tidak akan diterima. Dan bila yang
tidak memenuhi syarat adalah kualitas
pengerjaannya (wormanship), konsultan
pengawas berhak mengeluarkan intstruksi
agar dibongkar dan diulang lagi sehingga
memenuhi standar kualitas yang seharusnya.
Untuk menghindari bongkar pasang,
pengawas lapangan mempunyai batas
toleransi dalam melakukan pengontrolan
kualitas tersebut.
c. Inspeksi Site
Frekuensi kunjungan rutin dilakukan
oleh para inspektor. Sedangkan Site engineer
akan melakukan inspeksi secara berkala atau
apabila terdapat permasalahan di lapangan
yang membutuhkan penanganan segera.
Inspeksi site juga dapat dilakukan oleh
konsultan perencana maupun pengawas dan
bersifat incidental di mana inspeksinya
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 33
dilakukan secara periodik selama terdapat
permasalahan desain.
d. Ijin Pelaksanaan Pekerjaan
Tujuan ijin pelaksanaan pekerjaan
adalah agar pekerjaan pengawasan dapat
dimonitor dengan baik sebelum pelaksanaan
pekerjaan. Saalh satu ijin pekerjaan yang
harus diserahkan adalah ijin pengecoran. Hal
ini dimaksudkan agar pekerjaan sebelum
pengecoran diketahui sehingga pembobokan
dapat dihindari.
Berikut prosedur pelaksanaan pekerjaan di
lapangan:
Schedule dan ijin pelaksanaan pekerjaan
diserahkan oleh kontraktor kepada konsultan
pengawas, yang akan menyetujui atau
merevisinya. Setelah schedul dan metode
pelaksanaan diterima, kontraktor aan
mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan. Ijin
ini akan dikoordinasikan kepada bidang-
bidang yang terkait untuk mengetahui apakah
masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan
terlebih dahulu. Kemudian ijin tersebut akan
diserahkan kepada inspektor untuk
mengadakan pengecekan di lapangan. Setelah
inspektor menetapkan bahwa pekerjaan dapat
dilaksanakan maka site engineer akan
mengeluarkan ijin pelaksanaan pekerjaan.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 34
e. Pengendalian Mutu yang Menyimpang
Pengendalian mutu yang menyimpang
bertujuan mengevaluasi produk-produk yang
tidak sesuai atau diragukan, mengevaluasi
penyebabnya, dan menciptakan solusi agar
permasalahan tidak terulang kembali.
Penyimpangan produk biasanya terjadi
akibat adanya penyimpangan pelaksanaan
atau proses pengembangan yang kurang
terawasi karena tidak adanya ijin kerja.
Apabila setelah dievaluasi oleh konsultan
pengawas dan dinyatakan bahwa produk
tersebut merupakan produk yang
menyimpang, maka konsultan pengawas akan
memanggil pihak-pihak yang terkait untuk
menganalisis, membuat keputusan mencegah,
dan menentukan siapa penanggung jawab
keputusan dan pencegahan tersebut.
2. Pengendalian Material
Untuk mendapatkan mutu pekerjaan yang
sesuai dengan kualitas rencana, maka material yang
digunakan harus memenuhi persyaratan dan
peraturan yang telah ditentukan. Untuk
mendapatkan semua hal tersebut di atas, perlu
adanya pengendalian sumber daya material yaitu
suatu cara penentuan, penetapan, pengaturan dan
penggunaan semua sumber daya material yang ada
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 35
secara optimal sehingga dalam pelaksanaan proyek
dapat diperoleh hasil yang efisien dan efektif. Yang
lebih penting lagi untuk diperhatikan adalah
bagaimana pengendalian pemakaian material pada
pelaksanaan di lapangan, atau dengan kata lain
bagaimana kita mengatur efisiensi penggunaan
material di lapangan. Maka faktor-faktor yang
mempengaruhi efisiensi materil adalah:
a. Kualitas dari material itu sendiri.
b. Sistem supply dari material.
c. Tenaga kerja/tukang yang menangani material.
d. Peralatan bantu yang digunakan.
e. Sistem kontrol yang diterapkan selama proses
konstruksi
Kurangnya persediaan material meski sedikit
dapat mengakibatkan tertundanya suatu
pelaksanaan proyek. Kelebihan material juga
bukanlah suatu hal yang baik bagi proyek. Di sini
kerjasama antara berbagai pihak merupakan hal
yang sangat penting dalam pelaksanaan proyek,
tertundanya stok material akan berpengaruh sangat
besar dalam pencapaian suatu sasaran proyek.
Sistem terbaik yang digunakan dalam pengendalian
material adalah dilakukan pembelian barang dengan
sistem bersaing, karena akan membawa pengaruh
besar terhadap keuntungan proyek.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 36
Jadi, pengendalian material dapat
mempengaruhi keuntungan dari proyek yang
bersangkutan, seandainya semua yang berhubungan
dengannya dikelola secara profesional dan dengan
sistem pembelian yang kompetitif (bersaing dalam
penentuan harga, kualitas material, bobot pekerjaan,
sumber daya manusia yang ada) berhasil dilakukan.
3. Pengendalian Waktu
Manajemen pengendalian waktu dapat
dilakukan dengan tujuan agar dapat menjaga proyek
selesai pada waktu yang telah direncanakan.
Pengendalian waktu dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
Time Schedule
Time schedule merupakan grafik
hubungan antara waktu pelaksanaan dengan
prosentase kumulatif pekerjaan yang telah
diselesaikan. Dari time schedule dapat
diketahui waktu pelaksanaan yang
sesungguhnya. Apabila kurva pelaksanaan
pekerja terletak di atas kurva rencana
pelaksana berarti pelaksanaan pekerjaan
tersebut mempunyai kemajuan lebih cepat dari
yang direncanakan. Dan sebaliknya bila
berada di bawah kurva rencana pelaksanaan
pekerjaan berarti terjadi keterlambatan
pekerjaan.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 37
Time schedule ini berupa:
1) Master Time Schedule
2) Delivery Schedule of Material (termasuk
material yang diapsok oleh pemilik)
3) Soft Drawing Schedule (gambar
pelaksanaan)
4) Man Power Schedule
5) Equipment List
Dalam pembuatan time schedule yang perlu
dipertimbangkan antara lain:
1) Bar Chart (Diagram Balok)
2) S-Curve Diagram
3) CPA (Critical Path Analysis)
4) PERT (Programmed Evaluation and
Review Technique)
Rencana Skala Waktu
Rencana Skala Waktu adalah rencana
waktu yang dibuat oleh kontraktor dalam
penyelesaian proyek sesuai dengan yang telah
disepakati bersama antara pihak pemilik,
konsultan pengawas dan kontraktor. Rencana
skala waktu dibuat agar proyek dapat
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 38
diselesaikan tepat pada waktunya sehingga
pembengkalan biaya dapat ditekan seminimal
mungkin.
Laporan Kemajuan Proyek
Laporan kemajuan proyek akan diajukan
oleh kontraktor secara periodik. Yaitu berupa
laporan mingguan dan bulanan. Setelah
laporan mingguan disetujui oleh konsultan
pengawas dan pemilik, selanjutnya laporan
mingguan digunakan sebagai data untuk
laporan bulanan.
Secara garis besar, laporan kemajuan proyek
dapat berupa:
1) Kemajuan pekerjaan persiapan
2) Evaluasi mengenai tenaga kerja,
material, peralatan, keadaan cuaca dan
kualitas pekerjaan.
3) Permasalahan dan penyelesaiannya.
Apabila terjadi keterlambatan maka konsultan
pengawas akan segera melakukan penelitian
terhadap keterlambatan dan mengeluarkan
instruksi untuk segera menanggulangi
penyebab keterlambatan tersebut.
Pekerjaan Kurang Tambah (Variation
Order)
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 39
Variation Order adalah surat perintah
dari pihak pertama (owner) kepada pihak
kontraktor untuk melaksanakan suatu
tambahan pekerjaan baru atau pengurangan
skop pekerjaan yang telah ada dalam kontrak.
Variation order biasanya muncul karena
adanya perubahan desain, baik diminta oleh
owner maupun perencana arsitektur.
Perubahan-perubahan yang merupakan
pekerjaan tambahan atau pengurangan
tersebut diatur dalam variation order.
Perubahan desain yang terjadi adalah
setelah melihat hasil pekerjaan maupun
keadaan di lapangan, lepas dari perhatian
pada saat proses perencanaan sehingga perlu
dilakukan penambahan-penambahan maupun
pengurangan pekerjaan.
Variation order dapat muncul karena 2 sebab,
yaitu:
1) Pihak owner menginginkan perubahan
atau pengurangan (variation price
request, VPR).
2) Pihak kontraktor menginginkan
pekerjaan yang menuntut kontraktor
diadakan (request of variation order,
RVO)
4. Pengendalian Tenaga Kerja
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 40
Adalah pemenuhan kebutuhan yang meliputi
jenis, macam tenaga kerja dan jumlahnya untuk
melaksanakan pekerjaan. Penyediaan tenaga kerja
meliputi tenaga kerja biasa, tenaga kerja terampil
dan tenaga ahli.
Pembagian tenaga kerja yang tepat akan
berpengaruh pada kelancaran pekerjaan sehingga
dalam hal ini dituntut keahlian dalam mengatur
serta menangani tenaga kerja yang dibutuhkan agar
tercapai hasil yang optimal. Penempatan tenaga
kerja harus disesuaikan antara tingkat keahlian
dengan bidang dan tingkat pekerjaan tertentu
sehingga pekerjaan yang dihasilkan menjadi efektif
dan efisien. Pengendalian tenaga kerja ini meliputi:
1. Jenis tenaga kerja
1) Tenaga kerja berdasar status karyawan
Tenaga kerja tetap
Tenaga kerja tidak tetap
2) Tenaga kerja menurut tingkat kemampuan
Tenaga kerja ahli
Tenaga kerja menengah
Tenaga kerja harian leaps (Pembantu)
2. Waktu kerja
3. Sistem Pengupahan
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 41
4. Pengawasan dan pengarahan langsung di
lapangan
5. Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya umumnya bersangkutan
dengan keuntungan yang dicapai dan untuk
mencegah terjadinya pembengkakan biaya tanpa
mengurangi faktor kualitas. Pengendalian biaya di
lapangan dititikberatkan pada pengendalian sumber
daya dan harus dilakukan dengan metode yang tepat
sehingga dapat dicapai efisiensi biaya.
Penerapan pengendalian biaya antara lain adalah
sebagai berikut:
a. Membuat Daftar Tugas
Sebelum memulai menaksir biaya, harus
terlebih dahulu memperinci tugas-tugas
dilaksanakan dalam proyek dan menyusunnya
dalam suatu daftar. Tujuannya adalah agar
dapat memperinci bagian-bagian dalam
proyek, dalam urutannya yang logis, serta
mencegah kemungkinan adanya segi-segi yang
terlupa.
b. Taksiran Bahan
Untuk material, diperlukan dua macam
taksiran; pertama jumlah biaya yang
diperlukan untuk setiap tugas dan kedua
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 42
waktu penyerahan bahan yang paling lambat.
Kedua taksiran itu itu sangat penting bagi
pengendalian proyek. Biaya bahan biasanya
mencapai separuh biaya keseluruhan, sedang
keterlambatan dalam mendapatkan bahan
dapat menyebabkan pergeseran program.
Taksiran didasarkan pada daftar kebutuhan
bahan yang dibuat oleh perancang.
c. Biaya Tak Terduga
Salah satu sumber kesalahan taksiran
yang umum ditemui adalah tidak
terpikirkannya kemungkinan tambahan biaya
yang disebabkan oleh kesalahan desain,
kerusakan bahan material dan kemungkinan
lain. Berapa besarnya tambahan biaya yang
diperlukan untuk menghadapi keadaan yang
tidak terduga tergantung dari berbagai faktor,
termasuk diantaranya jenis proyek, standar
efisiensi umum perusahaan yang bersangkutan
dan keadaan konsep teknik proyek dan
sebagainya.
d. Kenaikan Biaya (Eskalasi)
Efek eskalasi harus dipertimbangkan
terutama untuk proyek yang akan berjalan
lebih dari satu tahun. Penawaran kontrak
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 43
biasanya disiapkan beberapa bulan sebelum
proyek dimulai dan akan menyebabkan adanya
masalah eskalasi.
Perusahaan akan berusaha menjaga
dirinya terhadap kemungkinan ini, dengan
menetapkan batas waktu berlakunya harga
yang ditawarkan.
6. Pengendalian Logistic
Merupakan pengendalian persediaan material
dan pengendalian jumlah peralatan yang dibutuhkan
dalam pekerjaan suatu proyek. Hal ini dapat
diketahui dari faktor pekerjaan dan volume
pekerjaan yang ada. Apabila jumlah material yang
dibutuhkan telah diketahui, maka pihak pengawas
menyampaikan kepada pimpinan proyek dan
kemudian pimpinan proyek harus merencanakan
penjadwalan kedatangan material ke proyek.
Pengadaan material sangat berpengaruh terhadap
pelaksanaan pekerjaan, karena keterlambatan
kedatangan material dapat mengakibatkan
keterlambatan proyek. Namun pengadaan material
yang terlalu cepat (pekerjaan belum waktunya tapi
material sudah didatangkan) juga dapat
menghambat pelaksanaan pekerjaan, karena lokasi
proyek yang terlalu penuh dengan material
membuat pekerja tidak leluasa untuk bekerja
sehingga pekerjaan menjadi tidak efisien.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 44
2.4. PROGRAM KESELAMATAN KERJA (K3)
Faktor tenaga kerja sangat berpengaruh terhadap
tingkat produktivitas dan efisiensi waktu sehingga
keselamatan dan kesehatan kerja harus diperhatikan
dan dijamin. Pekerja sebagai ujung tombak dari
pelaksanaan suatu proyek sangat rentan tekena
kecelakaan yang dapat berakibat fatal terhadap
pelaksanaan pekerjaan di dalam proyek. Selain
pekerjaan yang bersifat konstruktif, pekerjaan beresiko
tinggi lainnya dalam sebuah proyek adalah berkaitan
dengan proses operasional sebuah fungsi instalasi atau
bangunan.
Pekerjaan operasional beresiko besar terhadap
pekerjaannya karena berkaitan dengan alat produksi.
Adapun klasifikasi kecelakaan kerja dapat dibedakan
menjadi empat macam, yaitu :
A. Menurut jenis kecelakaan, misalnya jatuh
tertimpa suatu benda, luka karena tumbukan,
terjepit, suhu tinggi, arus listrik, radiasi, dan lain-
lain.
B. Menurut penyebab, misalnya akibat mesin, alat
angkut, alat-alat lain.
C. Menurut sifat luka/kelainan, misalnya luka bakar.
D. Menurut letak kelainan.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 45
Berdasarkan klasifikasi di atas, maka tindakan
pencegahan yang perlu dilakukan untuk dapat
menekan angka kecelakaan antara lain :
1. Menerapkan peraturan sesuai undang-undang
keselamatan kerja, baik di lingkup pekerjaan,
kondisi kerja, pengawasan, perawatan dan
pemeliharaan.
2. Memberikan standarisasi mengenai syarat-
syarat K3, praktek K3 alat pelindung pekerjaan,
dan lain-lain.
3. Pengawasan di lingkup pekerjaan, baik secara
langsung maupun melalui data lapangan.
4. Mengadakan penelitian teknik mengenai sifat,
karakter dan penanggulangan kecelakaan
secara tepat.
5. Pembekalan pengetahuan yang cukup kepada
pekerja mengenai pengoperasian alat serta
tingkat bahaya kecelakaan dari alat tersebut.
6. Mengadakan penyuluhan bagi para pekerja
serta memberikan pelatihan-pelatihan.
Pencegahan kecelakaan merupakan hal yang
harus diperhatikan dalam manajemen proyek. Tidak
hanya keselamatan pekerjaannya tetapi juga kondisi
lokasi kerja yang mempengaruhi prestasi kerja dan
biaya proyek.
Hal-hal yang perlu diperhatikan di lingkungan proyek :
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 46
a. Perlu diwapadai kecelakaan-kecelakaan yang
dapat terjadi di lokasi proyek seperti:
1) Alat angkut yang roboh
2) Jatuh saat bekerja
3) Kejatuhan benda dari atas
4) Tergelincir
5) Terkena aliran listrik
6) Kebakaran pada lokasi bangunan,
lingkungan sekitar, kantin pekerja, kantor
proyek, gudang.
b. Perlu diperhatikan pada lingkungan sekitar
mengenai :
7) Kebersihan kantor direksi
8) Fasilitas MCK
9) Fasilitas makan dan minum
10) Ketersediaan air bersih
c. Yang berhubungan dengan sifat-sifat proyek,
seperti :
11) Lahan dipinggir jalan
12) Muka air (+6 meter)
13) Di dalam kota
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 47
Adapun langkah-langkah pengendalian K3 yang
ditempuh dalam proyek meliputi :
1. Pengendalian awal
Pengendalian awal bertujuan untuk mencegah
terjadinya kecelakaan dengan cara
meningkatkan pengertian dan pemahaman
secara luas terhadap resiko potensi bahaya yang
mungkin timbul/terjadi dari suatu pekerjaan
proyek. Hal ini dapat dilakukan dengan
membuat laporan program K3 dan prosedur
kerjanya secara tertulis. Pengendalian awal
merupakan langkah awal dari suatu
pengendalian yang paling dapat dikembangkan
dibanding langkah-langkah lainnya karena paling
efektif dan efisien untuk menumbuhkan
pengendalian diri sendiri dari tiap-tiap
pekerjaan.
Untuk proyek ini, langkah pengendalian awal
yang diambil adalah sebagai berikut :
a. Rencana pembuatan pedoman / prosedur /
petunjuk kerja pelaksanaan K3 atau tindakan
pencegahan kecelakaan di proyek yang
mungkin terjadi, seperti :
1) Pertolongan pertama pada kecelakaan
2) Penanganan korban kecelakaan yang
meninggal
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 48
3) Penanganan korban kecelakaan yang tidak
meninggal
4) Petunjuk K3 untuk tiap-tiap pekerjaan
5) Penggunaan alat pelindung diri
b. Pembinaan dan pengarahan.
Dilakukan melalui rapat harian / mingguan K3,
serta merencanakan pembinaan, penyuluhan
dan implementasi hal-hal yang berkaitan dengan
K3 untuk mengembangkan kerjasama dan
partisipasi efektif dalam topik-topik semacam ini
:
1)Penggunaan tandu kecelakaan dan obat-
obatan (P3K).
2)Penanganan dan proses pelaporan untuk
korban kecelakaan.
3)Penggunaan alat pelindung diri.
4)Sosialisasi pemasangan rambu K3.
5) Inspeksi harian dan rapat K3.
6)Rencana K3 untuk beberapa jenis
pekerjaan, diantaranya :
Fabrikasi dan pemasangan
bekisting.
Pekerjaan beton.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 49
Galian, timbunan, dan pembuangan
tanah.
Febrikasi dan pemasangan beton.
c. Penyuluhan dari intansi terkait.
d. Penyediaan sarana pendukung.
Adapun rambu-rambu K3 terdiri dari : Rambu
perintah, misalnya hati-hati, gunakan sabuk
pengaman, gunakan pelindung mata, gunakan
sepatu, dll.
e. Papan nama untuk menempel peraturan terkait
dengan K3.
2. Pengendalian saat terjadi kontak dengan
pekerjaan
Pengendalian ini bertujuan untuk mencegah
terjadinya kecelakaan bila tidak dapat dihindari
lagi, kemungkinan kontak / berhubungan dengan
potensi bahaya dari suatu pekerjaan. Selain itu
pengendalian ini dapat mencegah terjadinya
suatu kecelakaan tetapi hasilnya kurang
maksimal dan konsekuensinya besar.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk
mengendalikan saat terjadi kontak dengan
pekerjaan, antara lain :
a. Penyediaan alat pelindung diri
- safety shoes - safety helmet
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 50
- sarung tangan - sabuk
pengaman
- kacamata las - sepatu bot
- tangga - kotak P3K
- masker - breathing
apparatus
- pakaian kerja - ear protector
b. Pemasangan pelindung pada setiap mesin
yang menggunakan roda gigi, seperti :
- Bar cutter - Bar bender
- Genset - Compressor
- Vibro roller - Lift barang / orang
- Excavator - Concrete pump
- Crane mobile
c. Pemasangan barikade / penghalang pada
lokasi pekerjaan yang mengandung resiko
bahaya jatuh, antara lain seperti :
- Galian tanah
- Lubang tangga
- Lubang lift
3. Pengendalian sesudah terjadi kontak
dengan pekerjaan
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 51
Ini merupakan langkah akhir yang dipersiapkan
apabila langkah-langkah sebelumnya gagal atau
tidak berhasil dilakukan dan bertujuan untuk
meminimalkan akibat / kerugian yang
ditanggung pekerja karena melakukan suatu
pekerjaan tapi tidak mencegah terjadinya
kecelakaan. Tindakan yang dapat dilakukan
setelah terjadi kontak dengan pekerjaan adalah
membawa korban secepatnya ke poliklinik atau
ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan
perawatan medis segera.
2.5. MANAJEMEN KONSTRUKSI
A. Pengertian managemen konstruksi
Manajemen konstruksi merupakan suatu
metode untuk memenuhi kebutuhan pemilik suatu
proyek pembangunan supaya efektif. Manajemen
konstruksi digunakan dalam pelaksanaan suatu
proyek karena dengan menggunakan metode ini
dapat dilakukan optimasi terhadap waktu, biaya,
dan kualitas proyek. Metode disini berkaitan
dengan tahap-tahap perencanaan, perancangan dan
konstruksi sebagai tugas terpadu dalam sebuah tim
konstruksi yang terdiri dari owner (pemilik),
manajer konstruksi, dan arsitek. Dengan kata lain,
manajemen konstruksi merupakan suatu sistem
pengelolaan
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 52
Pekerjaan pelaksanaan pembangunan fisik
yang ditangani secara multi disiplin profesional,
menyeluruh dan terpadu dengan tujuan
memperoleh hasil yang seoptimal mungkin.
Sasaran umum manajemen konstruksi adalah
melayani kepentingan-kepentingan seoptimal
mungkin meliputi interaksi biaya konstruksi,
kualitas, jadwal penyelesaian secara seksama
ditelaah oleh tim, sehingga suatu proyek bernilai
optimal bagi owner.
B. Keuntungan dari penggunaan jasa
manajemen konstruksi (consultant
management)
1. Menggunakan kaidah manajemen
a. Menggunakan fungsi manajemen, yaitu
organizing, actuating, dan controlling.
b. Menggunakan sarana manajemen yang
berkaitan dengan money, material, methode,
machine, dan technology.
2. Melakukan manajemen berkesinambungan
Pada tahap program dan perancangan konsultan
manajemen akan memberi masukan kepada
konsultan perencana, demikian pula pada tahap
konstruksi fisik konsultan manajemen akan
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 53
memberikan masukan kepada kontraktor
pelaksana.
3. Penghematan biaya proyek secara keseluruhan
melalui :
a. Rekayasa nilai pada tahap perancangan
b. Rekayasa nilai pada tahap pelaksanaan fisik
c. Pengurangan penggandaan keuntungan dari
overhead dari jenjang sub pelaksanaan
pembangunan fisik.
Barrie. 1993 menjelaskan bahwa rekayasa
nilai dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap
konsepsi, tahap desain terperinci, dan tahap
pengadaan.
Tahap konsepsi
Pada tahap ini dilakukan dengan menelusuri
konsepsi-konsepsi dasar dan kemudian membuat
alternatif-alternatif pemecahan yang
dimungkinkan.
Tahap desain terperinci
Tahap ini dilakukan melalui peninjauan
spesifikasi arsitektur baku dan mendaftar banyak
material dan metode alternatif yang baru.
Manajer konstruksi profesional dapat meninjau
kembali barang-barang yang diusulkan dan bila
alternatif tersebut terlihat memberikan suatu
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 54
harapan, maka perlu diadakan perhitungan ulang
dari biaya alternatif untuk proyek tersebut.
Tahap pengadaan
Tahap ini dilakukan dengan membatasi kuotasi
dari penawaran harga yang sudah dibuat oleh
kontraktor utama. Supaya dalam pemilihan tidak
terlalu banyak penawaran dengan harga yang
relatif lebih tinggi.
4. Terciptanya tertib administrasi karena dalam
pelaksanaan manajemen konstruksi
menggunakan bentuk-bentuk standar.
C.Proses manajemen konstruksi
Mengacu pada rumusan tujuan manajemen
konstruksi yaitu untuk optimasi waktu, biaya dan
mutu maka pelaksanaan pekerjaan perlu
direncanakan sebaik-baiknya, diorganisasikan agar
tetap, dilaksanakan secara cermat, serta dikontrol
agar semua rencana dapat dilaksanakan sebaik-
baiknya sehingga tujuan dapat dicapai.
Secara umum, proses manajemen konstruksi terdiri
dari empat tahapan, yaitu tahap perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan
danpengendalian(http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/
Jur._Pend._Teknik_Arsitektur/
197812312005012beta_Paramita/
Bab_I_Manajemen_Konstruksi.Pdf diakses tanggal
12 Agustus 2011).
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 55
1. Perencanaan (planning)
Setiap proyek konstruksi selalu dimulai dengan
proses perencanaan. Agar proses ini dapat
berjalan dengan baik, maka harus ditentukan
dahulu sarana utamanya. Perencanaan
sebaiknya mencakup penentuan berbagai cara
yang memungkinkan. Setelah itu, baru
menentukan salah satu cara yang tepat dengan
mempertimbangkan semua kendala yang
mungkin muncul.
Perkiraan jenis dan jumlah sumber daya yang
dibutuhkan dalam suatu proyek sesuai dengan
tujuannya. Kontribusi sumber daya dalam
perencanaan memungkinkan perumusan suatu
rencana atau beberapa rencana yang akan
memberi gambaran secara menyeluruh tentang
metode konstruksi yang digunakan dalam
mencapai tujuan.
Teknik-teknik perencanaan yang tersedia, yang
memungkinkan untuk membantu para
perencana mengelola kegiatannya, antara lain
ialah perencanaan jalur kritis (crithical path
method). Sering kali penggunaan teknik-teknik
ini dapat membantu perencana untuk melakukan
fungsi berikutnya seperti fungsi pengendalian
(control).
Perencanaan dapat didefinisikan sebagai
peramalan masa yang akan datang dan
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 56
perumusan kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan berdasarkan peramalan tersebut.
Bentuk dari perencanaan dapat berupa
perencanaan prosedur, perencanaan metode
kerja, perencanaan standar pengukuran hasil,
perencanaan anggaran biaya, perencanaan
program (rencana kegiatan beserta jadwal).
2. Pengorganisasian (organizing)
Kegiatan ini bertujuan melakukan pengaturan
dan pengelompokan kegiatan proyek konstruksi
agar kinerja yang dihasilkan sesuai dengan yang
diharapkan. Tahap ini menjadi sangat penting
karena jika terjadi ketidaktepatan pengaturan
dan pengelompokan kegiatan, bisa berakibat
langsung terhadapl tujuan proyek.
Pengelompokan kegiatan dapat dilakukan
dengan cara menyusun jenis kegiatan dari yang
terbesar hingga yang terkecil, yang disebut
dengan Work Breakdown Structure (WBS).
Kemudian dilanjutkan dengan menetapkan pihak
yang nantinya bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan pekerjaan tersebut. Proses ini
disebut Organization Breakdown Structure
(OBS).
3. Pelaksanaan (actuating)
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 57
Setelah semua rencana disusun, organisasi telah
ditetapkan, orang-orang telah ditunjuk, maka
tahap selanjutnya adalah Pelaksanaan.
Pelaksanaan hakekatnya adalah kegiatan
menggerakkan, mengkoordinasikan dan
memotifikasi orang-orang atau unit kerja dalam
organisasi agar dapat melakukan tugas menurut
aturan, efisien, produktif serta terkendali
sehingga sasaran-sasaran dapat dicapai secara
harmonis sehingga tujuan dapat dicapai sebaik-
baiknya. Pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi
maka kegiatan lingkup pelaksanaan meliputi
kegiatan memberi perintah, supervisi, inspeksi,
evaluasi, koordinasi, dan tindakan turun tangga.
a. Memberi perintah
Perintah adalah fungsi pimpinan disetiap
eselon dalam menggerakkan orang-orang
bawahannya atau perintah kepada rekanan
untuk melakukan suatu pekerjaan/tugas.
Perintah dapat dilakukan secara lisan atau
tulis. Untuk intern organisasi, perintah
dituangkan dalam surat memo dinas / dalam
buku harian. Perintah untuk pihak extern
organisasi misalnya perintah kepada sub
kontraktor / pemasok dituangkan dalam
kontrak/ Surat Perintah Karja (SPK).
b. Supervisi
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 58
Supervisi merupakan fungsi pimpinan dalam
arahan, bimbingan kepada bawahan untuk
melakukan dengan baik dan teliti. Supervisi
terutama diberikan pelaksana pekerjaan yang
berkaitan dengan teknik konstruksi, teknologi
dan metode kerja.
c. Inspeksi
Inspeksi merupakan fungsi pimpinan dalam
rangka pengecekan terhadap progres
pekerjaan, mutu, waktu, penggunaan sumber
daya, keselamatan dan kesehatan kerja.
Inspeksi ada yang diprogramkan dan tidak.
d. Evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan untuk menilai
laporan dan hasil temuan dalam Inspeksi.
e. Koordinasi
Koordinasi adalah kegiatan untuk
menyinkronkan bagian-bagian pelaksanaan
pekerjaan, agar tidak terjadi sesuatu bagian
lambat dan bagian lain terlalu cepat. Ini
dilakukan dengan rapat antara pimpinan dan
staf.
f. Tindakan turun tangga
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 59
Tindakan turun tangga adalah keputusan
pimpinan untuk memecahkan suatu masalah
atau mengambil tindakan terhadap suatu
persoalan.
Pelaksanaan sangat erat dengan fungsi
pimpinan, oleh karena itu berhasil atau
tidaknya pelaksanaan sangat tergantung
kemampuan pimpinan setiap eselon dalam
organisasi. Pimpinan dalam melakukan
perintah, supervisi, maupun evaluasi,
koordinasi dan tindakan turun tangga
memerlukan kemampuan dalam menganalisa
suatu masalah, pengambilan keputusan,
tindakan, komunikasi, koordinasi serta
hubungan dengan manusia (human relation).
Perlu diingat bahwa pekerjaan konstruksi,
adalah pekerjaan berat, keras dan dilakukan
di alam terbuka, yang menyulut emosi orang.
Oleh karena itu dalam memberikan perintah,
supervisi, Inspeksi, dan kegiatan lain, perlu
dilakukan secara bijaksana.
4. Pengendalian (controlling)
Pengendalian merupakan upaya agar
pelaksanaan sesuai dengan rencana. Oleh
karena itu hubungan perencanaan dan
pengendalian sangat erat. Perencanaan
merupakan input sedang pengendalian
merupakan proses untuk mencapai hasil dari
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 60
umpan balik perencanaan. Upaya
pengendalian tersebut dilakukan melalui
pengawasan baik yang dilakukan oleh
pelaksana konstruksi maupun pemilik proyek.
Pengawasan adalah kegiatan yang
bertujuan agar semua proses kegiatan dapat
dilaksanakan menurut rencana sehingga
tujuan dapat diwujudkan seperti yang
ditentukan. Dalam pelaksanaan pekerjaan
konstruksi, pengawasan diarahkan agar
waktu, biaya, dan mutu dapat dicapai sebaik-
baiknya.
a. Pengawasan terhadap waktu dikendalikan
dengan bar chart dan network diagram
serta program control chart.
b. Pengawasan terhadap mutu mengacu
kepada standar mutu yang ditentukan.
Hasil yang baik banyak dipengaruhi oleh
bahan, alat dan orang yang mengerjakan,
oleh karena itu kontrol perlu mendapat
perhatian.
c. Pengawasan terhadap biaya, khususnya
pengawasan
d. Penggunaan keuangan proyek dilakukan
dengan mengendalikan buku kas dan
sistem akuntansi yang digunakan.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 61
Kegiatan pengawasan sebaiknya
dilakukan dengan sistem laporan. Perlu ada
pengawas khusus untuk mengendalikan
laporan-laporan itu untuk membuat evaluasi
serta membuat alternatif pemecahan bila ada
masalah atau persoalan. Pengawasan harus
dilakukan secara sistematik dan kontinue
untuk itu perlu ada suatu rencana.
Dari empat tahapan proses manajemen
konstruksi yang dijelaskan di atas dapat
diperoleh suatu kesimpulan bahwa untuk
mencapai tujuan proyek yang direncanakan,
pelaksanaan proyek memerlukan suatu
koordinasi yang baik antara unsur-unsur
pelaksana pembangunan yang tergabung
dalam organisasi proyek yang telah disusun
sebelumnya, yang tak lepas dari pengawasan
yang dilakukan oleh pihak MK sebagai wakil
pemilik proyek untuk mengendalikan
pelaksanaan tersebut sesuai dengan rencana.
Koordinasi antara unsur-unsur,
Pengelola Proyek, Konsultan Perencana,
Konsultan Manajemen Proyek dan kontraktor
terwujud dalam bentuk pertemuan berkala
(site meeting) yang akan membicarakan dan
mengatasi segala permasalahan yang timbul
selama proses pelaksanaan untuk
mendapatkan hasil yang optimal (Paulus
Nugraha, 1986 dalam Sandyavitri).
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 62
Menurut Iman Soeharto (1996)
kegagalan dan keberhasilan suatu proyek
konstruksi sangat tergantung pada
keterlibatan pemilik proyek/owner, karena
pemilik harus terlibat dalam perencanaan
desain dan melaksanakan proyek. Dan juga
owner harus memiliki komitmen terhadap
keputusan dalam kesepakatan awal.
Sedangkan proyek yang sukses berarti proyek
yang dilaksanakan sesuai dengan biaya,
jadwal, dan keberhasilan mencapai sasaran
teknis, proyek yang berhasil juga berarti
sukses menerapkan strategi yang telah
dirancang. Sedangkan kegagalan proyek
berarti proyek yang tidak sesuai dengan
rencana pembiayaan, jadwal dan tidak
mencapai sasaran yang diinginkan (David I.
Cleland, 1995 dalam Sandyavitri).
2.6. KAJI ULANG DESAIN (REVIEW DESIGN)
Salah satu hal yang selalu dilakukan pada saat
pelaksanaan proyek sudah berjalan adalah kaji ulang
desain. Hal ini karena setiap desain awal dari suatu
proyek pada umumnya selalu mengalami revisi-revisi
pada saat pelaksanaannya, hal ini biasanya diakibatkan
kondisi lapangan yang sesungguhnya telah mengalami
perubahan-perubahan kondisi dibandingkan dengan
kondisi pada saat survei untuk pembuatan desain, atau
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 63
dikarenakan kesalahan-kesalahan kecil baik pada saat
survey ataupun kesalahan desain itu sendiri.
Tujuan dari kaji ulang desain adalah untuk
menghasilkan desain final yang optimum untuk
dilaksanakan. Kaji ulang desain ini harus didasarkan
pada data-data terbaik dan terkini yang dapat diperoleh.
Ini dimaksudkan untuk dapat menjamin seluruh
pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai spesifikasi dan
kondisi lapangan, serta masih dalam batas nilai
kontraknya.
Untuk itu, sebelum dilakukan kaji ulang desain,
proyek dan konsultan pengawas menetapkan terlebih
dahulu tipe kaji ulang yang akan dipilih sehingga segala
akibat yang menyertainya dapat diestimasi lebih dini.
Prosedur kaji ulang harus mengikuti aturan yang berlaku
dan diterapkan pada proyek bersangkutan dengan
menyusunnya dalam justifikasi teknik dengan uraian
antara lain sebagai berikut (www.know-mt.arsipan.org,
15 Agustus 2001):
1. Pemilik proyek bersama konsultan pengawas
memonitor dan terlibat secara aktif kegiatan survey
tambahan/rekayasa lapangan yang dilaksanakan
kontraktor guna keperluan pemeriksaan kembali
desain rinci.
2. Konsultan pengawas mempelajari perubahan yang
diperlukan berdasarkan data-data yang diperoleh pada
kegiatan no. 1 terhadap desain asli dan memberikan
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 64
masukan-masukan dan pemecahan persoalan berupa
rekomendasi sesuai kebutuhan nyata lapangan.
3. Konsultan pengawas melakukan perhitungan-
perhitungan teknis, analisis teknis, tinjauan metode
kerja, tinjauan penggunaan material, dan perhitungan
biaya (estimasi) hasil kaji ulang desain dan
menyerahkannya kepada pemilik proyek untuk
diperiksa kelayakannya.
4. Konsultan pengawas juga memberikan kaji ulang
secara teknis maupun non teknis yang kaitannya
dalam perubahan biaya proyek, perubahan kuantitas
dari pekerjaan utama (mayor item) akan secara
langsung berpengaruh terhadap lini proyek.
5. Pemilik proyek dan konsultan pengawas mengoreksi
jadwal pelaksanaan apabila diperlukan (re-
scheduling), hal ini apabila ternyata dari hasil kaji
ulang desain akan mempengaruhi penyelesaian
pekerjaan secara keseluruhan. Sebagai contoh
misalnya dengan melakukan crash program agar
target waktu penyelesaian dapat tercapai tanpa
mengorbankan kualitas pekerjaan.
2.7. REKAYASA LAPANGAN (FIELD
ENGINEERING)
Setelah dilakukan kaji ulang desain, sering terjadi
perubahan dari rencana awal, baik karena penyesuaian
dengan lapangan maupun karena perubahan desain dari
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 65
konsultan perencana. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu
rekayasa lapangan yang merupakan suatu kegiatan untuk
mencari kesesuaian antara rancangan asli yang
ditunjukkan dalam gambar dengan kebutuhan aktual
lapangan. Berdasarkan tujuannya, rekayasa lapangan
terdiri atas (www.know-mt.arsipan.org, 15 Agustus
2001):
1. Rekayasa lapangan yang bertujuan untuk
mendetailkan rancangan asli, dilakukan pada periode
mobilisasi dan hanya diterapkan pada rancangan
bertahap (phasing design)
2. Rekayasa lapangan untuk menerapkan rancangan
detail di lapangan, umumnya dilakukan selama masa
pelaksanaan pekerjaan, dan dapat diterapkan baik
pada rancangan bertahap (phasing design) maupun
pada rancangan lengkap (full engineering design)
Setiap penyimpangan dari gambar sehubungan dengan
kondisi lapangan yang tidak terantisipasi akan ditentukan
secara tertulis oleh direksi pekerjaan. Kontraktor dan
direksi pekerjaan harus mencapai kesepakatan terhadap
ketepatan atas setiap perubahan yang diambil terhadap
gambar dalam kontrak.
Pada tahap awal pelaksanaan kontrak, setelah
penerbitan SPMK, direksi teknis bersama-sama dengan
panitia peneliti pelaksanaan kontrak dan penyedia jasa
Melaksanakan pemeriksaan lapangan bersama
dengan melakukan pengukuran dan pemeriksaan detail
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 66
kondisi lapangan untuk setiap rencana mata pembayaran
guna menetapkan kuantitas awal.
Kontraktor bersama-sama direksi teknis
melaksanakan survey lapangan yang lengkap dan
menyiapkan hasil laporan tersebut. Dengan demikian
akan memungkinkan direksi pekerjaan melaksanakan
peninjauan kembali rancangan atau revisi desain dan
menyelesaikan serta menerbitkan detail pelaksanaan
sebelum kegiatan pelaksanaan dimulai.
Hasil pemeriksaan lapangan bersama dituangkan
dalam berita acara. Apabila dalam pemeriksaan bersama
mengakibatkan perubahan isi kontrak maka harus
dituangkan dalam bentuk amandemen kontrak.
Setelah itu baru dilaksanakan pematokan (steaking
out) dan survey seluruh lokasi pekerjaan. Investigasi dan
pengujian dan rekayasa serta penggambaran untuk
selanjutnya disimpan sebagai rekaman proyek yang
kemudian dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan
kontrak.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 67
BAB III
DESKRIPSI PROYEK
3.1. LATAR BELAKANG PROYEK
Indonesia terus mengalami peningkatan ekonomi sejak
lima tahun terakhir. Krisis moneter yang melanda seluruh dunia
tidak mempengaruhi laju perkembangan ekonomi dalam sektor-
sektor tertentu. Bahkan, pencapaian ini membuat sektor
pariwisata tetap eksis dan semakin membaik.
Untuk wilayah Indonesia sendiri, Statistical Report on
Visitor arrival to Indonesia 2004-2006 mengeluarkan data
tentang kunjungan wisman untuk meeting, incentive,
convention, exhibiton mencapai 41,23%, wisman liburan 56,49%
dan keperluan lain 2,28%. Berdasarkan perhitugan statistik
yang telah dilakukan, bisnis perhotelan di kota Solo, Dalam 5
tahun terakhir rata-rata Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel
bintang 3 keatas mencapai 45,72%, rata-rata tingkat
penghunian kamar hotel berbintang paling tinggi prosentasenya
terdapat pada hotel bintang empat dengan pencapaian 50,29%
(BPS surakarta,2007).
Melihat perkembangan bisnis dan pariwisata yang kian
membaik, tentunya bidang perhotelan secara otomatis akan
menjadi lahan bisnis yang menjanjikan, dikarenakan sektor
perhotelan banyak terpengaruh pada iklim bisnis dan
pariwisata. Hal ini menjadi sebuah peluang besar bagi para
pebisnis yang menggeluti bidang tersebut, maupun pebisnis
yang lain untuk ikut berkecimpung dalam bidang tersebut.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 68
Munculnya properti–properti baru seperti apartemen,
kondotel dan juga hotel berskala internasional di kota Solo
dalam lima tahun terakhir ini menjadi salah satu indikator
kesuksesan laju perekonomian di Kota Solo. Mengamati
perkembangan tingkat penghunian kamar hotel bintang tiga ke
atas, jumlah kunjungan wisata ke Solo, pengembangan kota Solo
menjadi destinasi business city dan iklim perekomomian yang
kondusif untuk infestasi, rasanya adalah saat yang tepat untuk
dibangun sebuah city hotel di kota Solo.
Menyadari hal tersebut, dibangunlah Fave Hotel di
kawasan Solo Baru, yang merupakan kawasan yang sedang
berkembang sangat pesat. Hotel ini diharapkan dapat menjawab
potensi pariwisata kota Solo sekaligus memberikan nilai tambah
bagi kawasan itu sendiri. Fave Hotel sendiri dibangun melalui
manajemen Aston Hotel yang telah lama berkecimpung dalam
mengelola perhotelan modern kelas dunia. Belum adanya hotel
dengan konsep serupa di areal terbangun menjadikan Fave
Hotel cabang Solobaru ini menjadi “stand-out” sebagai icon
pioneer city hotel di areal tersebut.
3.2. DASAR PEMILIHAN PROYEK
Proyek pembangunan Fave Hotel ini dipilih sebagai tempat
Kerja Praktek, berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:
a) Lokasi yang masih berada di kota Solo sehingga
memungkinkan untuk melaksanakan kerja praktek sambil
tetap melaksanakan perkuliahan.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 69
b) Mengetahui bagaimana situasi ketika gambar kerja
dihadapkan pada realita lapangan yang ada, yang
kerapkali menuntut cukup banyak perubahan.
c) Memperkenalkan praktikan kepada situasi kerja yang ada
di dalam sebuah proyek pembangunan.
d) Dapat mengetahui struktur organisasi dan pihak-pihak
yang terlibat dalam sebuah proyek beserta perannya
masing-masing.
e) Dapat memperoleh pengalaman membantu pembuatan
asbuilt drawing, yang merupakan gambar pasca-
konstruksi yang menjadi tanggung jawab kontraktor
dalam pembuatannya.
f) Pada saat kerja praktek akan dimulai, tahap
pembangunan struktural Fave Hotel telah selesai dan
telah memasuki tahap pekerjaan arsitektural. Sehingga
tentunya hasil dari kerja praktek akan tepat sasaran,
khususnya bagi mahasiswa arsitektur.
3.3. DESKRIPSI PROYEK
A. Data Proyek
Proyek pembangunan Fave Hotel Solo Baru memiliki
data sebagai berikut.
Nama Proyek : Pembangunan Fave Hotel Solo
Baru
Lokasi : Jl Solo Permai Baru - Solo
Pemilik : PT Duta Merlin Dunia
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 70
Sumber Dana : Swasta
Tahun Anggaran : 2011
Perencana Arsitektur : Megatika Internasional
Perencana ME : PT Rayosa Cipta Mandiri
Perencana Struktur : PT Cipta Sukses
Pengawas : Yohanes(wakil owner)
Kontraktor : CV Sarana Bangun Pratama
Nilai Kontrak : Rp50 000 000 000,00
B. Data Teknis Proyek
Data-data teknis:
1) Jumlah lantai : 12 lantai 2 basement
2) Tinggi bangunan : ± 46 meter
3) Kedalaman basement : 5 meter
4) Luas tanah : ± 1485 m2
5) Luas bangunan : ± 1056 m2
Adapun elevasi tiap lantai adalah sebagai berikut:
1) Basement dua : -5500 cm
2) Basement satu : -2500 cm
3) Ground floor : +1000 cm
4) Lantai dua : +6000 cm
5) Lantai tiga : +10000 cm
6) Lantai empat : +15.000 cm
7) Lantai lima : +18.000 cm
8) Lantai enam : +21000 cm
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 71
9) Lantai tujuh : +24000 cm
10) Lantai delapan : +27000 cm
11) Lantai sembilan : +30000 cm
12) Lantai sepuluh : +33000 cm
13) Lantai sebelas : +36000 cm
14) Lantai duabelas : +39000 cm
15) Rooftop : +42500 cm
16) Top of roof : +46000 cm
C. Unsur-unsur Pengelola Proyek
Dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan Fave
Hotel Solo Baru ini, terdapat empat pihak yang terlibat di
dalamnya,
1. Pemilik proyek (owner)
2. Konsultan perencana (arsitektur, struktur, ME)
3. Pengawas
4. Kontraktor
Keempatnya merupakan suatu kesatuan. Dimana
keempat pihak tersebut saling mendukung kerja masing-
masing. Keempat pihak tersebut memiliki tugas, tanggung
jawab, dan wewenang demi terwujudnya proyek Fave
Hotel Solo Baru ini.
a. Pemilik Proyek
Pemilik proyek/owner adalah suatu instansi
atau perorangan, swasta, dan pemerintah, yang
memiliki proyek dan sebagai sumber dana untuk
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 72
membiayai kegiatan. Dalam pembangunan Fave
Hotel Solo Baru ini,owner proyek adalah PT Delta
Merlin Dunia Properti.
Tugas dan wewenang owner proyek, antara
lain:
Menyediakan dana
Mengatur pelaksanaan tender
Mengeluarkan Surat Perintah Mulai
Kerja(SPMK)
Menyetujui dan menolak perubahan
pekerjaan.
Mengesahkan berita acara kemajuan
pekerjaan.
Berhak menolak pekerjaan yang tidak
sesuai dengan dokumen tender.
Mengeluarkan instruksi kepada
kontraktor melalui konsultan pengawas
atau langsung.
b. Konsultan
Konsultan terdiri dari pengawas dan
perencana. Konsultan pengawas adalah pihak
yang membantu pemilik proyek untuk mengolah
keinginan pemilik proyek menjadi sebuah rencana
yang matang sehingga nantinya tidak terjadi
banyak masalah dan siap dilaksanakan.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 73
Dalam proyek ini, konsultan perencana
diserahkan kepada Megatika Internasional
sebagai konsultan arsitektur, PT Cipta Sukses
sebagai perencana struktur, PT Rayosa Cipta
Mandiri sebagai perencana ME. Atas dasar
wawancara dengan kontraktor, tugas konsultan
perencana adalah antara lain:
Merencanakan struktur, bentuk, dan
desain bangunan maupun interiornya
serta seluruh instalasi yang mendukung
bangunan tersebut.
Jika terjadi perubahan gambar kerja,
maka konsultan perencana wajib
melaksanakn dan melaporkan perubahan
gambar kerja kepada owner.
Konsultan perencana wajib membuat
estimasi biaya rencana.
Pengawas dalam proyek ini adalah Bapak
Yohanes yang ditunjuk untuk mewakili owner.
Pengawas secara aktif mengawasi pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan kontraktor. Tugas
konsultan pengawas antara lain,
Mengawasi jalannya proyek (spesifikasi
material, bahan, proses pelaksanaan, dan
mutu pekerjaan)
Wajib mengikuti rapat dengan owner dan
konsultan perencana
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 74
Harus dapat memutuskan bila terjadi
masalah mengenai gambar dan
pelaksanaan dilapangan
Jika terjadi keterlambatan, maka
pengawas wajib mempertanyakan dan
meminta tanggung jawab kontraktor.
Pengawas juga mengawasi kinerja
konsultan perencana jika terjadi
perubahan gambar
Kontraktor, adalah badan hukum yang
penawarannya telah diterima oleh pemilik
kegiatan untuk melaksanakan pekerjaan dibawah
persyaratan dan harga kontrak yang sudah
ditentukan. Pada pembangunan Fave Hotel Solo
Baru ini, kontraktor yang ditunjuk adalah CV
Sarana Bangun Pratama. Berdasarkan wawancara
dengan pihak kontraktor, tugasnya antara lainn:
Melaksanakan pekerjaan yang sesuai
dengan isi kontrak dan gambar
Jika ada pekerjaan tambahan, harus
tetap dilampirkan didalam berita acara
Kontraktor dapat mensubkan beberapa
item pekerjaan jika diperlukan. Dalam
proyek ini, item pekerjaan yanbg
disubkan seperti CCTV, dan networking
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 75
Kontraktor juga mencari penawaran
yang paling murah dengan spek yang
harus tetap terpebuhi untuk diajukan ke
owner.
Dalam hal ini, CV. Sarana Bangun Pratama selaku
pelaksana proyek (kontraktor utama) menerapkan
sistem organisasi sebagai berikut:
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 76
Pimpinan proyek
(Arif Prastawa ST)
Site Manager
(Pak Bayu)
Supervisor Arsitektural
(Pak Aan)
Supervisor ME
(Pak Tris)
Drafting
(Hertya)
Quality Control
(Pak Pipit)
Pergudangan
(Pak Jimat)
Bagan III – 1: Struktur Organisasi CV. Sarana Bangun
Pratama
Sumber: Analisa pribadi
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 77
Skema tahapan perencanaan dan perancangan
gedung Fave Hotel Solobaru adalah sebagai
berikut:
Bagan III – 2: Tahap Perancangan dan Perencanaan Fave
Hotel Solo
Sumber: Analisa pribadi
Owner (PT Duta Merlin Dunia Properti)
pertama menunjuk kontraktor utama (CV. Sarana
Bangun Pratama), konsultan struktur (PT. Cipta
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 78
Owner
Penunjukkan konsultan perencana
Penunjukkan konsultan struktur
Penunjukkan konsultan ME
Penunjukkan kontraktor utama
Pembuatan proposal
Pengajuan proposal
Dana pembangunan
Realisasi proyek
Manajemen Hotel
Sukses), konsultan ME (PT. Rayosa Cipta
Mandiri), dan konsultan perencana (Megatika
Internasional) tanpa melalui proses lelang.
Penunjukan ini didasarkan pada kepuasan kinerja
kontraktor tersebut pada proyek-proyek
sebelumnya.
Di saat yang bersamaan, owner juga menunjuk
manajemen yang akan mengelola bangunan hotel
miliknya. Dalam hal ini, PT Duta Merlin Properti
menunjuk Aston Hotel International, yang
kemudian menawarkan manajemen Fave Hotel.
Setelah seluruh elemen proyek terkumpul,
diadakan rapat pertemuan untuk membicarakan
kesepakatan bersama mengenai arah tujuan
proyek dan keinginan masing-masing pihak.
Selanjutnya, panitia mulai menyusun proposal,
gambaran perencanaan awal termasuk
penyusunan RAB. Setelah persetujuan didapat dan
dana dapat direalisasikan, pihak konsultan akan
membuat gambar kerja (bestek) sebagai acuan
realisasi pembangunan proyek.
Pada saat praktikan melaksanakan kerja
praktek, tahapan pelaksanaan proyek telah sampai
kepada tahapan realisasi proyek di lapangan,
khususnya tahapan finishing arsitektural yang
akan dijelaskan secara mendetail pada sub-bab
berikutnya.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 79
BAB IV
PEMBAHASAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
4.1. BIDANG KERJA PRAKTIKAN
Di dalam proyek Fave Hotel tersebut, praktikan tidak
menduduki memegang tugas/ posisi secara spesifik, namun ikut
membantu pekerjaan berbagai pihak. Yakni:
A. Mapping
Mapping/checklist checking adalah pengecekan
kelengkapan suatu objek proyek melalui suatu daftar
checklist yang runtut, di mana tanda cek (√) akan
ditambahkan pada checklist tersebut bila objek tersebut
telah dikerjakan. Melalui metode ini, akan mengurangi
kekeliruan pengerjaan yang terlewat atau kurang
sempurna. Spidol atau tinta warna sangat dibutuhkan
untuk memudahkan e
Checklist mapping ini menjadi tanggung jawab
pemegang jabatan quality control, yang berkewajiban
mengecek dan memperbaharui checklist mapping tersebut
setiap hari. Bila ada pekerjaan yang kurang sempurna
atau terlewat, quality control memiliki wewenang untuk
mengkontak atau secara langsung menegur dan mendesak
agar penanggung jawab objek yang kurang sempurna
tersebut dapat segera mengkordinasi pekerjanya untuk
segera memperbaiki objek tersebut, atau secara langsung
menegur pekerjanya.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 80
Walau sekilas pekerjaan yang dilakukan adalah
pekerjaan yang sederhana, namun memiliki pengaruh
yang penting di dalam proyek. Seorang quality control
yang baik harus selalu aktif melakukan monitoring, rajin
memperbaharui dan mendokumentasi checklist, dan
membina hubungan yang baik dengan pekerja proyek
maupun rekan stafnya.
Di dalam masa kerja praktek, praktikan memegang
checklist dan mengeceknya mulai dari lantai basement
hingga rooftop. Setelah checklist diselesaikan, kemudian
dikembalikan kepada quality control untuk diproses lebih
lanjut oleh supervisor untuk mengetahui progres kerja
proyek setiap harinya. Untuk mengantisipasi bila pada
hari itu progres kerja belum memenuhi target, maka
keesokan harinya pekerjaan tersebut harus dikejar.
Berbagai bentuk dokumen checklist yang digunakan
sebagai panduan akan dilampirkan pada bab lampiran.
Yang menjadi objek mapping dalam proyek ini adalah:
a. Kelengkapan pemasangan lantai.
b. Kelengakapan pemasangan plafon.
c. Kelengkapan pengerjaan kusen dan pintu.
d. Kelengkapan instalasi mekanikal elektrikal (ME),
yang terdiri atas:
Instalasi listrik
Instalasi AC
Plumbing
Antena TV
Telephone sistem
e. Kelengkapan interior kamar, yang terdiri atas:
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 81
Furniture
Digital printing (wallpaper)
Gambar 1 : Dokumentasi kegiatan mapping checklist
Sumber: dok.pribadi
B. Drafting
Praktikan turut membantu pekerjaan drafting dalam
hal pembuatan gambar asbuilt drawing, baik berupa
gambar kerja arsitektural maupun gambar kerja
mekanikal elektrikal, maupun gambar kerja struktural.
Pembuatan asbuilt drawing ini sifatnya mengedit gambar
kerja yang telah diberikan oleh konsultan perencana.
Pembuatan gambar ini menggunakan software AutoCAD
2007. Gambar yang harus dibuat sifatnya insidental, yaitu
sewaktu-waktu apabila terjadi perubahan di lapangan.
Sehingga, seorang drafter harus siap di kantor (base) bila
sewaktu-waktu menerima order editing gambar.
Seorang drafter dalam proyek ini tidak hanya
berkecimpung dalam AutoCAD atau asbuilt drawing saja,
tetapi juga membuat dokumen-dokumen seperti dokumen
cheklist yang digunakan sebagai panduan mapping
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 82
(menggunakan Microsoft Excel), bahkan penyusunan RAB
(menggunakan Microsoft Excel), hingga surat menyurat.
Dengan kata lain, seorang drafter mengurusi bagian
administrasi transfering file dari bentuk tertulis ke dalam
bentuk soft file digital.
Praktikan sendiri juga tidak hanya mengerjakan
asbuilt drawing, tetapi juga membantu pembuatan
pedoman checklist. Berbagai bentuk dokumen checklist
yang telah dibuat akan dilampirkan pada bab lampiran.
Gambar 2 : Dokumentasi kegiatan dan sarana drafting
Sumber: dok.pribadi
C. Quality control
Praktikan sebagai quality controller membantu
melaporkan kepada pemegang jabatan quality control
apabila terjadi permasalahan seperti kesalahan di titik-
titik tertentu, pekerjaan tukang yang rapi, ketidaksesuaian
dengan gambar atau segala permasalahan lain yang
berkaitan dengan hasil realisasi pembangunan yang tidak
sesuai standar kualitas yang digunakan.
Sarana yang digunakan oleh praktikan untuk
melakukan kegiatan quality control adalah checklist
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 83
mapping, meteran dan kamera. Melalui checklist mapping,
material yang harus dilakukan pengecekan kualitasnya
dimasukkan ke dalam list yang runtut, sehingga
meningkatkan tingkat ketelitian pengecekan dan
mencegah terlewatnya bagian bangunan yang belum
dicek.
Untuk mengecek kualitas handling pintu, praktikan
diminta untuk mencoba membuka dan menutup handling
pintu tiap kamar tanpa terkecuali tepat setelah seluruh
handling pintu dalam satu lantai selesai dipasang.
Untuk mengecek kualitas digital printing wallpaper,
praktikan harus mengamati pemasangannya, memastikan
tiap kamar dipasang dengan rapi dan tidak kentara
sambungannya. Bila ada digital printing yang sobek
ataupun kurang rapi, praktikan melapor kepada pemegang
jabatan quality control sehingga dapat segera
mengabarkan kepada tender yang bertanggungjawab
dalam pemasangan wallpaper tersebut untuk segera
memperbaikinya. Bila terjadi kesalahan dalam satu hari,
biasanya kesalahan tersebut akan diperbaiki pada hari
berikutnya. Kualitas pemasangan digital printing ini
menjadi penting karena mempengaruhi estetika kamar,
mengingat perannya sebagai point of interest kamar. Oleh
karena itu, quality control meminta praktikan untuk
benar-benar memperhatikan kerapiannya dengan
melakukan mapping checklist setiap harinya untuk tiap
kamar.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 84
Praktikan juga diminta untuk memastikan
pemasangan keramik, rapi tidaknya, sampai pada
pengecekan spek keramik yang digunakan. Praktikan
harus memastikan keramik yang dipasang adalah sama
dengan spesifikasi yang tertulis jelas dalam kontrak.
Tidak hanya keramik, praktikan juga diminta untuk
mencocokkan spesifikasi yang ada di dalam daftar
spesifikasi barang yang diberikan oleh kontraktor dengan
apa yang terbangun di lapangan. Barang yang dicek
antara lain berupa material rangka plafon, karpet, tipe
keramik, tipe kusen, tipe pintu jendela alumunium, dll.
Untuk mencocokannya praktikan membuat checklist
dengan format sendiri.
Selain dari segi finishing arsitektural, praktikan
melakukan quality control untuk kelengkapan elemen
mekanikal elektrikal setiap kamar seperti:
Pemasangan lampu downlight
Pemasangan instalasi AC (grill supply dan
double frame main hole)
Pemasangan speaker
Pemasangan fire fighting system (spinkler dan
smoke detector)
Pemasangan plumbing (floor drain, wastafel,
shower, mixing shower, jet washer, kloset
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 85
Gambar 3 : Kegiatan quality control pemasangan
wallpaper (kiri), kelengkapan finishing (kanan)
Sumber: dok.pribadi
Gambar 3 : Kegiatan quality control pemasangan pipa bak
penampungan air
Sumber: dok.pribadi
4.2. PERALATAN YANG DIGUNAKAN
Pengadaan, pemilihan, dan penggunaan peralatan kerja
sangat penting untuk mencapai keberhasilan proyek karena
membantu pelaksanaan yang tidak mungkin dilakukan oleh
manusia dan dapat mempersingkat waktu pekerjaan.
Peralatan yang digunakan pada pengembangan proyek Fave
Hotel adalah:
A. Schaffolding
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 86
Schaffolding adalah perancah yang terbuat dari besi
yang digunakan untuk menyangga bekisting plat lantai
dan balok agar kokoh dan kuat dalam menahan beban
beton ataupun beban luar yang bekerja padanya.
Tiap schaffolding dilengkapi dengan u-head sebagai
penyangga atas, jack base sebagai penyangga bawah, joint
pen sebagai penyambung antar schaffolding dan cross
base untuk menghubungkan rangkaian frame schaffolding.
Terdapat beberapa macam ukuran frame
schaffolding antara lain:
1. Main frame (MF) adalah frame schaffolding
yang terletak paling bawah;
2. Ladder frame (LF) adalah frame schaffolding
yang terletak di atas main frame.
Gambar 4 : Schaffolding
Sumber: dok.pribadi
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 87
Gambar 5 : U-head (kiri), dan Joint pen (kanan)
Sumber: dok.pribadi
B. Waterpass tukang
Leveling atau Waterpass Tukang adalah alat yang
digunakan untuk mengukur atau menentukan sebuah
benda atau garis dalam posisi rata baik pengukuran
secara vertikal maupun horizontal. Ukuran yang umum
dapat dijumpai adalah waterpass dengan panjang 0,5 m, 1
m, 2m, dan 3 m. Umumnya berbentuk persegi panjang
dengan lebar 5-8 cm dan tebal 3 cm. Untuk waterpass
yang digunakan tukang dalam proyek Fave Hotel ini,
adalah yang berukuran panjang 0,5 m.
Gambar 6 : Waterpass tukang
Sumber: khedanta.wordpress.com
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 88
Kedua sisi mempunyai permukaan rata sebagai
bidang yang ditempatkan ke permukaan yang akan
diperiksa kedatran atau ketegakannya. Ditengah bagian
adalah terdapat berbentuk lobang dan ditengahnya
sebagai penempatan kaca gelembung sebgai alat
pemeriksaan kedataran, dan pada salah satu ujung
terdapat lobang dan ditengahnya sebagai penempatan
kaca gelembung sebagai alat pemeriksaan ketegakan
vertikal.
Pemakaian waterpass dilakukan dengan sederhana ,
yaitu menempatkan permukaan alat ke bidang permukaan
yang di chek. Untuk mengechek kedatran maka dapat
diperhatikan gelembung cairan pada alat pengukur yang
ada bagian tengah alat water pas. Sedangkan untuk
menchek ketegakan maka dapat dilihat gelembung pada
bagian ujung waterpas. Untuk memastikan apakah bidang
benar rata maka gelembung harus benar benar berada
ditengah alat yang ada.
C. Bor Listrik
Bor listrik digunakan untuk pekerjaan melubangi
dinding, membantu pekerjaan pemasangan cladder dan
tray, pemasangan engsel pintu, dsb. Bor listrik menjadi
salah satu komponen yang sangat penting dan digunakan
hampir di seluruh aktivitas konstruksi, khususnya pada
tahapan pemasangan instalasi mekanikal elektrikal.
Proyek Fave Hotel sendiri memiliki lebih dari satu bor
listrik, dan beberapa bahkan dibeli khusus sebagai
tambahan pada saat berlangsungnya proyek.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 89
Gambar 7 : Bor listrik
Sumber: dok.pribadi
D. Selep atau Gerinda Tangan
Ada dua macam gerinda tangan yang digunakan dalam
proyek Fave Hotel, yakni yang digunakan untuk
memotong keramik dan mengasah material.
Gambar 8: Gerinda tangan untuk memotong keramik
Sumber: dok.pribadi
Gambar 9 : Gerinda tangan untuk mengasah material
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 90
Sumber: dok.pribadi
E. Cutting Well
Digunakan untuk memotong alumunium.
Gambar 10 : Mesin cutting (kiri), material yang dipotong (kanan)
Sumber: dok.pribadi
F. Bar Cutter dan Bar Bender
Bar cutter adalah alat yang digunakan untuk
pemotong baja tulangan dengan berbagai ukuran sesuai
dengan perencanaan. Bar cutter yang digunakan di dalam
proyek ini adalah bar cutter listrik. Keuntungan dari bar
cutter listrik adalah kemampuannya memotong baja
tulangan dengan dimensi yang cukup besar dan
mutu/kualitas yang tinggi, selain itu dapat mempersingkat
pengerjaan. Bar cutter yang digunakan di dalam proyek
ini memiliki diameter maksimal 32 mm untuk pemotongan
Cara kerja bar cutter yaitu dengan memasukkan
baja yang akan dipotong ke dalam gigi bar cutter,
kemudian pedal pengendali dipijak, maka dalam hitungan
detik baja akan terpotong. Untuk memotong baja dengan
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 91
diameter besar dapat dilakukan satu per satu, namun
untuk baja dengan diameter kecil dapat dilakukan dengan
memasukkan beberapa baja sekaligus. Dalam
penggunaannya, tentu saja membutuhkan ketelitian
khusus untuk menghindari kecelakaan kerja.
Gambar 11 : Bar Cutter (kiri), Bar Bender (kanan)
Sumber: dok.pribadi
Bar bender adalah alat yang digunakan untuk
membengkokkan baja tulangan sesuai dengan sudut yang
diinginkan. Cara kerja alat ini adalah baja yang akan
dibengkokkan dimasukkan di antara poros tekan dan
poros pembengkok kemudian diatur sudutnya sesuai
dengan sudut bengkok yang diinginkan dan panjang
pembengkokannya. Ujung tulangan pada poros
pembengkok dipegang dengan kunci pembengkok.
Kemudian pedal ditekan sehingga roda pembengkok akan
berputar sesuai dengan sudut pembengkokan yang
diinginkan.
Pada penggunaannya harus memperhatikan keadaan
sekitar karena area pembengkokan harus bebas dari
orang yang melintas untuk menghindari kecelakaan kerja.
G. Compressor
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 92
Compressor digunakan untuk membersihkan debu dan
butiran air.
Gambar 12 : Compressor
Sumber: dok.pribadi
H. Bor air
Digunakan untuk pengeboran guna mencari sumber air
yang digunakan untuk proyek.
Gambar 13 : Bor air
Sumber: dok.pribadi
I. Gondola
Digunakan untuk membantu pekerjaan pertukangan
secara vertikal dan dibiarkan tetap ada untuk keperluan
maintenance hotel selanjutnya, misalnya untuk
membersihkan kaca. Mesin utama gondola berada di
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 93
rooftop, dengan alat lifting yang dapat menjulur ke bawah
hingga ke ketinggian tertentu.
Gambar 14 : Aplikasi gondola (kiri), mesin gondola di rooftop (kanan)
Sumber: dok.pribadi
Disamping alat-alat di atas pada proyek ini juga digunakan
alat-alat bantu seperti gerobak dorong, meteran, cangkul,
martil, dan lain sebagainya. Pengadaan peralatan yang
digunakan tersebut dilakukan dengan berbagai cara antara lain
dari milik kontraktor pelaksana sendiri, disewa dan lain-lain.
4.3. BAHAN-BAHAN YANG DIGUNAKAN
Kekuatan dari suatu bangunan tidak hanya ditentukan
oleh perhitungan pada saat perencanaan tetapi juga ditentukan
oleh kualitas material yang akan digunakan. Material yang akan
digunakan diharapkan sesuai dengan standar dan spesifikasi
yang telah ditentukan sebelumnya agar diperoleh hasil sesuai
dengan yang direncanakan yaitu menurut peraturan PBI 1971.
Pengadaan bahan bangunan disesuaikan dengan
kebutuhan bahan bangunan yang ada di lapangan sehingga
dapat dihindari penyimpanan yang terlalu lama dari bahan
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 94
bangunan tersebut agar kualitas mutu dari bahan bangunan
yang akan digunakan dalam suatu proyek dapat terjaga dengan
baik. Selain itu diperhatikan pula tentang penyimpanan bahan
bangunan yang baik.
Bahan bangunan yang digunakan dalam proyek Fave
Hotel, antara lain:
A. Semen
Dalam adukan beton, semen berfungsi sebagai
bahan pengikat untuk merekatkan butir-butir agregat agar
terbentuk suatu massa yang kompak dan padat dalam
konstruksi beton bertulang. Selain itu semen juga
berfungsi untuk mengisi rongga-rongga diantara butiran
agregat.
Cara penyimpanan semen yang baik adalah sebagai
berikut:
1. Semen disimpan dalam ruang tertutup dan diberi
ventilasi udara secukupnya agar tidak lembab serta
terlindung dari air;
2. Semen dalam kantung-kantung semen tidak boleh
ditumpuk lebih dari 15 lapis. Tiap-tiap penerimaan
semen harus disimpan sedemikian rupa sehingga
dapat dibedakan dengan penerimaan-penerimaan
sebelumnya. Pemakaian semen harus diatur secara
kronologi sesuai dengan penerimaan. Kantung-
kantung semen yang kosong harus dikeluarkan dari
lapangan;
3. Semen diletakkan pada tempat yang ditinggikan
paling sedikit 30 cm dari lantai;
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 95
4. Setiap pengiriman baru harus ditandai dan
dipisahkan dengan maksud agar pemakaian semen
di lapangan menggunakan semen yang terlebih
dahulu didatangkan. Hal ini dimaksudkan agar
semen tidak terlalu lama ditimbun karena akan
menyebabkan semen mengeras.
Gambar 15 : Semen
Sumber: dok.pribadi
B. Air
Air yang digunakan dalam proyek pembangunan
Fave Hotel adalah air tawar yang bersih dan tidak
mengandung minyak, asam, alkali, dan bahan-bahan
organis atau bahan-bahan lain yang dapat menurunkan
mutu pekerjaan. Air yang digunakan dalam proyek berasal
dari hasil pengeboran sendiri.
C. Agregat halus
Definisi agregat halus (pasir) menurut PBI 1971
yaitu agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam
sebagai hasil desintregasi alami dari batu-batuan atau
serupa pasir yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 96
Adapun syarat-syarat agregat halus yang digunakan
menurut PBI 1971 NI-2 Bab III Pasal 3.3 yaitu:
1. Agregat halus terdiri dari butir-butir yang tajam dan
keras. Butir-butir agregat halus harus bersifat kekal,
artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-
pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.
2. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih
dari 5% (ditentukan terhadap berat kering). Yang
diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang
dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar
lumpur melampaui 5%, maka agregat halus harus
dicuci.
3. Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan
organis terlalu banyak yang harus dibuktikan
dengan percobaan warna dari Abrams Harder
(dengan larutan NaOH). Agregat halus yang tidak
memenuhi percobaan warna ini dapat juga dipakai,
asal kekuatan tekan adukan agregat tersebut pada
umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95% dari
kekuatan adukan agregat yang sama tetapi dicuci
dalam larutan 3% NaOH yang kemudian dicuci
hingga bersih dengan air, pada umur yang sama.
4. Agregat halus terdiri dari butir-butir yang beraneka
ragam besarnya dan apabila diayak dengan susunan
ayakan yang ditentukan sebagai berikut:
sisa di atas ayakan 4 mm harus minimum 2%
berat.
sisa di atas ayakan 1 mm harus minimum 10%
berat.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 97
sisa di atas ayakan 0,25mm harus berkisar antara
80% dan 95% berat.
5. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus
untuk semua mutu beton, kecuali dengan petunjuk-
petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan
yang diakui.
Gambar 16 : Agregat halus
Sumber: dok.pribadi
D. Agregat Kasar
Agregat kasar berupa batu pecah buatan yang
dihasilkan oleh mesin pemecah batu. Sesuai dengan
syarat-syarat pengawasan mutu agregat untuk berbagai-
bagai mutu beton menurut PBI 1971, NI-2 Bab III Pasal 3-
4, maka agregat kasar harus memenuhi satu, beberapa
atau semua pasal berikut ini:
1. Agregat kasar terdiri dari butir-butir yang keras dan
tidak berpori. Agregat kasar yang mengandung
butir-butir pipih hanya dapat dipakai, apabila jumlah
butir-butir pipih tersebut tidak melampaui 20% dari
berat agregat seluruhnya. Butir-butir agregat kasar
harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 98
oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik
matahari dan hujan.
2. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih
dari 1% (ditentukan terhadap berat kering). Yang
diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang
dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar
lumpur melampaui 1%, maka agregat kasar harus
dicuci.
3. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang
dapat merusak beton.
4. Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa
dengan bejana penguji dari Rudeloff dengan beban
penguji 20 ton, dengan mana harus dipenuhi syarat-
syarat berikut:
a. tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5-19
mm lebih dari 24% berat.
b. tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30
mm lebih dari 22% berat atau dengan mesin
Pengaus Los Angeles, dengan mana tidak boleh
terjadi kehilangan berat lebih dari 50%.
5. Agregat kasar terdiri dari butir-butir yang beraneka
ragam besarnya dan apabila diayak semua susunan
ayakan yang ditentukan, dengan memenuhi syarat-
syarat berikut:
a. sisa di atas ayakan 31,5 mm ± 0% berat.
b. sisa di atas syakan 4 mm harus berkisar antara
90% dan 98% berat.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 99
c. selisih antara sisa kumulatif di atas dua ayakan
yang berurutan, adalah maksimum 60% dan
minimum 10% berat.
6. Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari
pada seperlima jarak terkecil antara bidang-bidang
samping dari cetakan, seperlima dari tebal plat atau
tiga-perempat dari jarak bersih minimum diantara
batang-batang atau berkas-berkas tulangan.
Penyimpangan dari batasan ini diijinkan, apabila
menurut penilaian Pengawas Ahli, cara-cara
pengecoran beton adalah sedemikian rupa hingga
menjamin tidak terjadinya sarang-sarang kerikil.
Gambar 17 : Agregat kasar
Sumber: dok.pribadi
E. Baja Tulangan
Baja yang digunakan dalam proyek Fave Hotel ada 2
jenis baja yaitu baja tulangan polos dan baja tulangan ulir
dengan diameter Ø10, D19, D22, D25. Mutu baja
tulangan U-24 untuk tulangan polos dan U-39 untuk
tulangan ulir.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 100
Syarat-syarat yang digunakan menurut SKSNI -15-1991-03
sebagai berikut:
1. Baja tulangan harus memenuhi persyaratan SKSNI -
15-1991-03 dengan:
a. U-24 untuk tulangan polos,
b. U-39 untuk tulangan ulir.
2. Penimbunan batang-batang tulangan di udara
terbuka untuk jangka waktu yang panjang harus
dicegah karena dapat menyebabkan korosi.
3. Batang-batang tulangan harus disimpan dengan
tidak menyentuh tanah.
4. Semua baja tulangan yang digunakan harus
memenuhi syarat bebas dari kotoran – kotoran,
lapisan minyak, kasar dan tidak bercacat seperti
retak.
5. Tulangan harus dipasang pada tempatnya sesuai
gambar rencana.
6. Pembengkokan dan meluruskan tulangan dilakukan
dalam keadaan dingin dan dengan cara yang tidak
merusak.
7. Tulangan dipasang sedemikian rupa sehingga,
sebelum, selama dan sesudah pengecoran tidak
bergeser tempatnya.
8. Untuk mendapatkan selimut beton dengan ketebalan
tertentu dan sama harus dipasang beton decking
(tahu beton). Tahu beton berbentuk silinder terbuat
dari campuran 1 pc : 3 ps dipasang 4 buah/m2 dan
harus tersebar merata.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 101
Gambar 18 : Baja tulangan
Sumber: dok.pribadi
F. Beton Ready Mix
Beton ready mix adalah adukan beton siap pakai
yang dibuat di pabrik dengan ketentuan mutu sesuai
pesanan dan persyaratan yang ditetapkan.
Beton ready mix didatangkan langsung ke proyek
pembangunan Fave Hotel dengan menggunakan mixer
truck dengan adukan beton yang siap tuang. Mutu beton
ready mix yang digunakan pada proyek pembangunan
Fave Hotel adalah K-300 untuk pekerjaan pondasi, poer,
kolom, dan plat.
Gambar 19: Mixer truck
Sumber: dok.pribadi
G. Kayu dan multiplek
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 102
Kayu dan multiplek digunakan sebagai rangka
bekisting. Kayu yang digunakan pada proyek ini adalah
kayu lokal, ukuran kayu tergantung dari perencanaan
struktur. Multiplek yang digunakan untuk bekisting
mempunyai ketebalan 12 mm untuk papan bekisting
balok, dan plat.
Gambar 20 : Kayu dan multiplek
Sumber: dok.pribadi
H. Kawat baja
Kawat baja di lapangan biasanya disebut bendrat
yang terbuat dari baja lunak dengan diameter minimal 1
mm.
Gambar 21 : Kawat baja
Sumber: dok.pribadi
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 103
I. Batu bata
Batu bata digunakan untuk pembuatan cetakan/ bekisting
dan digunakan untuk dinding bangunan. Adapun syarat –
syarat batu bata yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Batu bata memiliki sudut yang siku dan
runcing
2. Batu bata dibakar sempurna dan merata
dengan ciri – ciri berwarna merah tua
3. Batu bata tidak cacat, retak atau pecah
4. Memiliki permukaan yang kasar
5. Memiliki ukuran yang seragam yaitu 5 × 11 ×
23 cm
Pemasangan batu bata harus memperhatikan syarat –
syarat sebagai berikut:
1. Sebelum dipasang, batu bata harus direndam
atau disiram dengan air hingga jenuh.
2. Untuk semua dinding mulai dari permukaan
sloof hingga ketinggian 20 cm di atas
permukaan lantai dalam ruangan digunakan
adukan 1 PC : 3 pasir. Adukan untuk pasangan
lain 1 PC : 5 pasir.
3. Dalam sehari ketinggian pasangan bata tidak
boleh melebihi 1m dan pengakhiran pasangan
bata harus dibuat bergerigi.
4. Pasangan benang tidak boleh melebihi 30 cm
di atas pasangan bawahnya.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 104
5. Pada semua pasangan dinding setengah bata
harus digunakan bata yang utuh kecuali untuk
bagian las – lasan di bawah sudut / tepi dan
ikatannya harus sempurna.
6. Untuk pasangan dinding bata yang luasnya
lebih dari 12 m2 maka harus diberi tulangan
praktis.
7. Semua pasangan bata yang baru tidak boleh
terkena matahari langsung dan harus dijaga
dalam keadaan basah selama 7 hari.
Gambar 22 : Batu bata
Sumber: dok.pribadi
4.4. PELAKSANAAN PROYEK
A. Finishing Arsitektural
1. Pekerjaan dinding
Dalam pekerjaan pembuatan dinding, secara
garis besar proses yang dilakukan adalah
pemasangan batu-bata, pemlesteran dan
pengecatan.
a. Pekerjaan pasangan batu-bata
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 105
Batu bata merupakan salah satu unsur
pembuatan dinding dalam suatu bangunan.
Dalam Proyek Pembangunan Fave Hotel Solo
ini batu bata yang digunakan berukuran
standar 5 x 11 x 23 cm, mempunyai sudut siku
yang tajam, mempunyai bentuk persegi
panjang, dan tidak mengalami keretakan.
Berikut langkah-langkah pengerjaannya:
1) Hal yang pertama dilakukan adalah
mengecek posisi penempatan dinding
yang akan dikerjakan dan chek kondisi
pondasi penempatan dinding apakah
sudah kondisi baik.
2) Jika kondisi sloof dan kolom sudah baik,
kemudian dilakukan pembuatan garis
benang pada bagian dinding yang akan
dipasangkan. Untuk garis lurus secara
horizontal dilakukan pembuatan benang
pada salah satu sisi bagian pinggir bata
yang akan dipasang, dilakukan dengan
penarikan benang dari ujung ke ujung
dinding. Untuk ketegakan dibuat garis
tegak lurus secara vertical terhadap
benang horizontal yang sudah dibuat,
pembuatan garis vertical dapat dibuat
pada kolom yang ada ataupun
pembuatan mal bantu dikedua ujung
dinding yang akan dipasangkan.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 106
3) Jika benang horizontal pada pemasangan
awal sudah terpasang. kemudain mulai
memasang bata pada kedua ujung
bagian dinding yang akan dipasangkan,
kemudian dilanjutkan mulai satu demi
satu hingga tercapai sambungan dari
ujung keujung. Lakukan pengecekan
leveling diatas batu bata yang sudah
terpasang dan pastikan semua
pasangan bata semuanya dalam keadan
rata. Jika sudah rata maka ini adalah
menjadi panduan untuk memasang
ketingkat berikutnya. Harus dipasikan
ketebal mortar harus tetap sama dan
demikian juga pengisian mortar antar
bata harus sama.
4) Jika saat pemasangan terdapat
perbedaan ketinggian bata, maka untuk
mendapatkan kerataan dapat dilakukan
dengan memukul ujung bata dengan
pelan sampai bata tetap rata, pemukulan
dapat dilakukan dengan kondisi adukan
masih dalam keadaan basah. Jika
adukan/ mortar sudah kering maka
mortar harus diambil dan diganti dengan
adukan/mortar baru.
5) Jika bata sudah dipasangkan dalam
beberapa rangkaian, kadang
adukan/mortar ada yang berlebih atau
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 107
sampai meleleh hingga keluar dari sisi
pinggir pasangan, jika itu terjadi adukan
berlebih harus segera di ratakan dengan
menggunakan sendok semen supaya
permukaan tetap rata. Tidak boleh
dibiarkan sempat mengering karena hal
ini sangat mempengaruhi kerapian dan
kerataan dinding saat pelaksanaan
plesteran.
6) Setelah mendapatkan beberapa
tingkatan pasangan bata yang sudah
dipasangkan dan yang telah terhubung
dari ujung keujung bagian dinding yang
dipasangkan, kemudian harus menarik
garis horizontal dari ujung keujung pada
garis vertical yang dibuat untuk
mendapatkan ketegakan dinding.
Pemasangan benang horizontal dapat
dilakukan setiap 50 cm . Pemasangan
dilakukan dalam 1 garis lurus sesuai
dengan benang yang dipasangkan
sehingga didapatkan ketegakan dinding
yang baik dan kondisi pasangan tetap
rapi sampai posisi atas.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 108
Gambar 23 : Dokumentasi Fave Hotel saat progres sampai
pada pekerjaan pasangan batu-bata
Sumber: dok.pribadi
Gambar 24 : Dokumentasi tampak samping Fave Hotel
saat pekerjaan pasangan batu-bata
Sumber: dok.pribadi
b. Pekerjaan acian
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 109
Dinding pasangan bata tidak boleh
langsung diplester, tetapi harus berselang 4
sampai 5 hari. Pada Proyek Pembangunan
Fave Hotel ini, plesteran untuk dinding biasa 1
ppc : 5 ps, untuk pasangan trassram 1 ppc : 3
ps. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai,
tembok bata harus disiram dulu dengan air
dan harus dibuat dulu kelabangan (alur
plesteran) sesuai dengan tebal plesteran yang
diinginkan supaya mempermudah pekerjaan
pleteran. Plesteran diratakan dengan jidar
yang terbuat dari kayu supaya plesteran yang
dihasilkan tidak bergelombang. Setelah
plesteran kering dinding tersebut harus diaci
terlebih dahulu sebelum diplamur dan
kemudain dicat.
Langkah-langkah pengerjaan plesteran:
1) Sebelum melakukan plesteran terlebih
dahulu dibuat caplakan dan kelabangan.
Caplakan adalah titik-titik acuan yang
sudah di plot dengan benang sehingga
posisinya sudah tegak lurus dengan
lantai. Kelabangan adalah plesteran
vertikal yang dibuat dari satu caplakan
ke caplakan dibawahnya. Kelabangan
bisa dibuat setelah caplakan mengeras;
2) Pelepohan dilakukan dengan cara
mengambil mortar menggunakan cetok
kemudian dilemparkan dengan cepat
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 110
pada pasangan bata yang sebelumnya
sudah dibasahi. Setelah pelepohan
selesai dilakukan perataan menggunakan
kasau dan ruskam;
3) Pekerjaan acian dilakukan setelah
plesteran selesai. Acian adalah lapisan
tipis dari pasta semen yang bertujuan
memadatkan permukaan dinding yang
benar-benar halus.
Gambar 25 : Tembok yang sudah diberi acian
Sumber: dok.pribadi
Selama proyek berjalan, sebagian besar
tembok dibiarkan pada proses pengacian dan
tidak dicat. Pengecatan dilakukan apabila
pemasangan lantai dan kegiatan instalasi
mekanikal elektrikal telah mencapai progres
80%. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 111
perlunya pengecatan ulang akibat noda-noda
proyek yang mengotori dinding.
c. Pekerjaan pengecatan
Pekerjaan pengecatan dilakukan apabila
progres pekerjaan mekanikal elektrikal sudah
mencapai 80%, dan sebagian besar plafon
telah ditutup. Dalam artian, sebagian besar
pekerjaan mekanikal elektrikal yang
membutuhkan banyak pembongkaran dan
sekiranya berpotensi mengotori dinding, sudah
hampir selesai.
Terbukti pada proyek Fave Hotel ini,
pada saat pekerjaan pengecatan berlangsung,
masih ada beberapa titik plafon yang belum
tertutup sempurna yang menandakan bahwa
beberapa pekerjaan mekanikal elektrikal
masih belum selesai di titik tersebut.
Pekerjaan pengecatan yang berlangsung
di Fave Hotel ada tiga macam:
1) Pengecatan dinding
Finishing dinding setelah tahap acian.
Gambar 26 : Tembok yang sudah di-finishing cat)
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 112
Sumber: dok.pribadi
2) Pengecatan kusen pintu jendela.
Setelah melalui proses pendempulan,
selanjutnya adalah memberikan finishing
cat dengan menggunakan cat spray.
Warna yang digunakan ada dua yaitu
broken white untuk dasaran dan warna
fuchsia sebagai warna signature Fave
Hotel.
Tidak hanya pintu, namun juga kusen
jendela, dicat pula dengan warna broken
white dengan metode yang sama.
Untuk dapat mewarnai dengan rata, para
tukang menggunakan kertas koran
sebagai bantuan membuat garis lurus
dengan cat spray.
Gambar 27 : Pekerjaan cat pada pintu (kiri), Pintu yang telah selesai dicat (kanan)
Sumber: dok.pribadi
3) Pengecatan pipa
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 113
Untuk memudahkan maintenance
dengan memberikan warna yang berbeda
untuk tiap pipa dengan fungsinya
masing-masing. Pengecatan dilakukan
dengan menggunakan cat spray.
Gambar 28 : Pekerjaan pengecatan pipa
Sumber: dok.pribadi
Berbagai produk cat yang digunakan dalam
proyek Fave Hotel adalah sebagai berikut:
Dinding Cat Minyak V-Gloss
Type : Papyrus Iced 46626
Finishing Cat Pentalite
Type : Orchid White A911-44523
Finishing Cat Pentalite
Type : Kitten White 30 YY 78 / 035
Finishing Cat Weathershield
Type : Icon Grey 00NN 31 / 000
Finishing Cat Pentalite
Type : Quiet Solitude 03YY 86/021
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 114
Finishing Cat Weathershield
Type : Fossil Grey 30 YY 56 / 060
Finishing Cat Pentalite Light & Space
Artistik
Type : Floral Paradise LS 0850
Finishing Cat Pentalite Artistik
Type : Fuchsia Berry 40RR 11/430
Finishing Cat Pentalite Artistik
Type : Angel's Gaze 70 RB 83/017
Finishing Cat Pentalite
Type : Foggy Promenade 10 RB 53/115
Finishing Cat Pentalite
Type : Casa Royale 90 RB 12/225
Finishing Cat V-Gloss
Type : White 9000
Finishing Cat Pentalite
Type : Brilliant White 2290
Dinding Cat Minyak V-Gloss
Type : Pewter Grey 40698
Finishing Cat Pentalite / setara
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 115
Type : Seashell 44806
Mengenai detil cat pada tiap bagian interior,
akan dilampirkan pada bagian lampiran.
2. Pekerjaan Lantai
Di dalam proyek Fave Hotel terdapat dua jenis
pekerjaan lantai yakni lantai yang ditutup keramik,
dan lantai yang diratakan dengan semen untuk
selanjutnya ditutup dengan karpet.
a. Pekerjaan lantai keramik.
Langkah-langkah pemasangan keramik lantai:
1) Merendam keramik di dalam air. Hal ini
akan membuat keramik menjadi lebih
elastis dan lebih mudah menempel pada
saat pemasangan.
2) Memerhatikan kualitas keramik. Keramik
kualitas rendah akan susah memasang
secara presisi. Untuk itu, nat keramik
harus dipasang longgar karena masing-
masing keramik memiliki selisih 0.2–0.5
mm sehingga tidak saling bertubrukan.
3) Mengoleskan air semen. Membilaskan
semen yang sudah dicampur air sedikit
ke bawah keramik. Hal ini akan membuat
daya rekat keramik ke adukan benar-
benar lengket.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 116
4) Membersihkan dari kerikil. Adukan dan
dasar lantai yang akan dipasang harus
bersih dari kerikil, batu, atau ganjalan
lain yang akan membuat rongga di
bawah keramik.
5) Memadatkan secara rata. Mengetuk
keramik yang baru dipasang dan
memastikan tidak ada yang kopong atau
bagian dasar berongga karena itu akan
membuat keramik lepas di kemudian
hari. Memeriksa ketinggiannya apakah
sudah sama rata dengan benang yang
ditarik untuk menentukan ketinggian
lantai.
6) Nat keramik dipasang belakangan. Tidak
pasang semen oker atau nat pada sisi
keramik saat itu juga melainkan
membiarkannya selama dua atau tiga
hari. Hal ini akan membuat sisa udara
yang mengendap akan keluar melalui nat
yang belum ditutup. Setelah itu baru
diberi semen nat dan tidak lupa
membersihkan nat yang masih kosong
dari kotoran yang mengendap.
7) Jangan diinjak-injak. Perlu mengamankan
areal keramik yang baru dipasang dari
lalu lalang orang selama 2–3 hari.
Keramik akan ambles karena adukan di
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 117
bawahnya masih belum kuat untuk
dibebani.
8) Memeriksa kembali. Dalam sebuah areal
pemasangan 3×3 m biasanya terdapat 3–
5 keramik yang kopong. Untuk itu segera
bongkar dan ulangi pemasangannya.
Dalam proyek Fave Hotel keramik yang
digunakan adalah:
Keramik 40 cm x 40 cm
Type : Chrysant Bone G 447311
Skirting Keramik 40 cm x 40 cm
Type : Chrysant Bone G 447311
Keramik 20 cm x 20 cm
Type : Minima Origine G227196
Skirting Keramik 20 cm x 20 cm
Type : Minima Origine G227196
Keramik 20 cm x 25 cm
Type : Spektrum Bright W25706
Homogeneous Tile 60 cm x 60 cm
(Polish)
Type : Modena Rock
Homogeneous Tile 10 cm x 30 cm
(Polish)
Type : Prada
Skirting Homogeneous Tile 10 cm x 30
cm (Polish)
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 118
Type : Prada
Homogeneus Tile 10 cm x 40 cm
Type : Prada
Homogeneus Tile 80 cm x 80 cm
Type : Firenze
Skirting Homogeneus Tile 10 cm x 80 cm
Type : Firenze
Keramik 20 cm x 20 cm
Type : Venere Charcoal G227062
Skirting Keramik 20 cm x 20 cm
Type : Venere Charcoal G227062
Keramik 25 cm x 25 cm
Type : 26206 Rhapsody White
Fin Keramik 20 cm x 20 cm
Type : Lucido Avorio W20114
Keramik 25 cm x 45 cm
Type : W 45206 Rhapsody White
Keramik 25 cm x 45 cm
Type : W 45341 Festival Lavender
Keramik 16.2 cm x 65.6 cm
Type : G165600R madera Brown
Skirting Keramik 10 cm x 65,6 cm
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 119
Type : G165600R madera Brown
Keramik 20 cm x 20 cm
Type : Minima Bianco G227106
Step Nosing 10 cm x 30 cm
Homogeneous Tile 60 cm x 60 cm (Matt)
Type : Classic White
Skirting Homogeneous Tile 10 cm x 60
cm (Matt) Type : Classic White
b. Lantai beralas karpet
Langkah-langkah pemasangan karpet adalah
pertama-tama pada bahagian yang akan diberi
karpet dilakukan peninggian ketinggian lantai
terlebih dahulu.
Gambar 29 : Aplikasi semen untuk menaikkan ketinggian lantai
Sumber: dok.pribadi
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 120
Setelah dilakukan peninggian ketinggian
lantai, selanjutnya dilakukan perataan
permukaan agar karpet dapat dipasang tanpa
melembung karena permukaan yang tidak
rata.
Gambar 30 : Lantai yang sudah rata sebagian
Sumber: dok.pribadi
Aplikasi karpet pada proyek Fave Hotel adalah
pada titik tertentu yaitu:
1) Koridor antar kamar
Gambar 31 : Karpet koridor antar kamar
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 121
Sumber: dok.pribadi
2) Multi function room
Gambar 32 : Karpet multi function room
Sumber: dok.pribadi
3) Koridor antar meeting room
Gambar 33 : Karpet koridor meeting
room
Sumber: dok.pribadi
Jenis karpet yang digunakan untuk ketiga
lokasi tersebut pun memiliki motif yang sama.
Karpet tersebut menggunakan bahan dasar
nilon. Karpet dengan bahan ini cukup baik jika
ruang itu sering terkena kotoran. Umumnya,
kotoran tidak dapat melekat pada bahan nilon
sehingga, ketika dibersihkan dengan vacuum
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 122
cleaner, kotoran akan mudah terisap atau
terangkat. Kelebihan lain dari karpet ini, bulu-
bulunya yang berdiri juga tidak mudah jatuh.
Karpet pun selalu terasa empuk. Dengan
bahan nilon, warna karpet akan terlihat cerah
maka digunakan pada area publik
Gambar 34 : (kanan) bagian atas, (kiri) bagian bawah/alas
Sumber: dok.pribadi
3. Pekerjaan Plafon
Pekerjaan plafon diselesaikan dalam tiga tahapan:
a. Pemasangan rangka
Rangka yang digunakan adalah jenis
rangka metal furing. Untuk ruangan dengan
rencana plafon sederhana, pemasangan
rangka metal furing dapat dilakukan secara
langsung.
Namun untuk ruangan dengan desain
rencana plafon yang rumit / unik dengan motif
desain tertentu yang cenderung rumit, maka
terlebih dahulu tukang merangkai rangka
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 123
metal furing tersebut mengikuti bentuk motif
desain. Rangka dengan motif desain yang
spesifik ini dipasang di belakang, yaitu setelah
bagian yang sederhana telah selesai dipasang.
Dengan cara ini, kesulitan pemasangan karena
rumitnya bentuk desain dapat direduksi
karena pengerjaannya dilakukan di bawah.
Gambar 35 : Rangkaian rangka metal furing (kiri), Proses merangkai rangka
metal furing sesuai rencana plafon (kanan)
Sumber: dok.pribadi
Gambar 36: proses pemasangan rangka plafon Coffee Shop
Sumber: dok.pribadi
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 124
b. Pemasangan gypsum board
Setelah rangka metal furing terpasang,
selanjutnya adalah memasang gypsum board.
Pada proyek Fave Hotel ini, jenis gypsum
board yang digunakan adalah Gypsum Board
T.9 mm List Profile type : Z profile for shadow
line dengan merek Jayaboard.
Langkah-langkah pemasangan gypsum board
adalah sebagai berikut:
1) Setelah rangka metal furing selesai
dipasang, selanjutnya gypsum board
dipasang dengan mengait pada baut.
Gambar di bawah ini menunjukkan
pemasangan gypsum board pada koridor
antar kamar yang belum sepenuhnya
tertutup, hal ini dikarenakan penutupan
plafon harus memastikan instalasi
perpipaan di atasnya telah 100% selesai,
padahal pada titik yang tergambar di
bawah ini, ada beberapa perpipaan yang
belum terselesaikan. Bila plafon
terlanjur ditutup sementara masih ada
yang belum terselesaikan, kontraktor
akan terkena charge biaya tambahan.
Gypsum board ini akan dilubangi
apabila hendak memasang lubang
double frame main hole, instalasi
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 125
speaker, lampu downlight, sprinkler
maupun exhaust.
Gambar 37: Pemasangan gypsum board
Sumber: dok.pribadi
2) Setelah gypsum board selesai dipasang,
selanjutnya adalah aplikasi material
“dempul” untuk menutup kaitan baut
dan menghaluskan permukaan yang
kurang sempurna sebelum dicat.
Gambar 38 : Aplikasi dempul pada gypsum board
Sumber: dok.pribadi
c. Cat/finishing
Setelah gypsum board terpasang dan
didempul, selanjutnya diberi finishing cat.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 126
Pada proyek Fave Hotel ini menggunakan
finishing cat pentalite type : Brilliant White
2290. Beberapa bagian plafon diberi aksen
lampu pendar untuk memperindah suasana.
Gambar 39 : Aksen lampu pada plafon
Sumber: dok.pribadi
B. Pekerjaan Mekanikal Elektrikal
1. Instalasi Tata Udara
Pada proyek Fave Hotel Solo Baru ini unit kamar
hotel menggunakan model AC split duck, dimana
tiga buah unit AC split duck indoor mampu di handle
oleh sebuah unit AC outdoor, begitu juga dengan
koridor. Untuk AC model ini pengontrolan suhu
menggunakan thermostat yang dipasang di sebelah
kamar tidur.
Gambar IV – 39 : (ki-ka)AC Split Duck, thermostat
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 127
Sumber: dok.pribadi
Gambar 41 : unit outdoor
Sumber: dok.pribadi
Gambar 42 : skema tata udara
Sumber: gambar kerja ME
2. Instalasi listrik
a. Pekerjaan pemasangan panel daya
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 128
Semua kabinet harus dibuat dari plat baja
dengan ketebalan minimum 1.7 mm. Kabinet
untuk panel daya/kontrol harus mempunyai
ukuran yang proporsional seperti
dipersyaratkan untuk panel daya yang
besarnya menurut kebutuhan, sehingga untuk
jumlah dan ukuran kabel yang dipakai tidak
perlu sesak. Frame/rangka panel harus
ditanahkan atau dipasangi ground, hal ini
dimaksudkan agar panel kabinet yang terbuat
dari plat baja tadi mampu mengalirkan
kebocoran listrik dari alat-alat listrik yang
telah terinstal didalam kabinet.
Gambar 43 : (kiri) kabinet panel, (kanan) main panel
Sumber: gambar kerja ME
Hal tersebut juga termasuk salah satu syarat
kemanan dari pihak Depnaker, dimana
nantinya pihak yang bertugas me-maintenance
panel listrik tidak tersengat listrik akibat
kebocoran alat-alat listrik didalam kabinet
panel daya. Pada kabinet harus ada cara-cara
yang baik untuk memasang, mendukung dan
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 129
menyetel panel daya serta penutupnya.
Kabinet dengan kawat – kawat through feeder
harus diatur dengan baik, rapi, dan benar
sesuai dengan gambnar kerja yang telah
direncanakan oleh pihak konsultan ME.
a) Finishing
Semua rangka, penutup, cover plat dan
pintu panel listrik seluruhnya harus
dibuat tahan karat dengan diberi cat
dasar atau primecoating dan diberi
pelapis cat akhir (finishing paint).
Penentuan warna dan merek cat
sebelumnya harus dimintakan
persetujuannya ke Direksi/Pengawas.
Pengecatan harus tahan karat,
dikerjakan dengan cara galvanized
cadmium plating atau dengan zinc
chromate primer dan dicat dengan cat
akhir sistem bakar (oven).
b) Kunci
Setiap kabinet harus dilengkapi dengan
kunci “cath and flat key lock”. Jenis
kunci untuk setiap kabinet harus dari
tipe “common key”, sehingga kunci
untuk setiap kabinetnya adalah sama.
Pada masing-masing kabinet harus
disediakan dua anak kunci.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 130
c) Tinggi pemasangan kabel
Pemasangan panel sedemikian rupa,
sehingga setiap peralatan di dalam
panel dengan mudah masih dapat
dijangkau. Tergantung pada tipe/macam
panel, bila dibutuhkan
alas/pondasi/penumpu/penggantung.
Kontraktor harus menyediakan dan
memasang, sekalipun tidak tertera pada
gambar.
d) Label
Semua kabinet panel daya, panel
kontrol, switch, fuse unit, isolator
switch group, pemutus daya (CB) dan
peralatan-peralatan lainnya harus diberi
label sesuai dengan fungsinya untuk
mengindikasikan / mengidentifikasikan
penggunaan / nama alat tersebut. Label
ini terbuat dari bahan logam anti karat
dengan huruf / huruf hitam.
Gambar 44 : Label
Sumber: gambar kerja ME
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 131
b. Pemasangan cabel tray dan ladder
Cable ladder dipasang di dinding shaft
dengan menggunakan 3 buah dynabolt
sedangkan cable tray digantung pada dak
beton menggunakan bunder berulir anti
karat. Ukuran dan type cable ladder dan
cable tray disesuaikan dengan yang
tercantum dalam gambar rencana dan harus
dihubungkan dengan Grounding.
Gambar 45 : kable tray, dinabolt, kabel ladder
Sumber: gambar kerja ME
c. Pemasangan kabel listrik
Dalam pemasangan instalasi kabel listrik
terdapat 3 macam jenis yang dibagikan
menurut fungsinya yaitu:
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 132
Cable tray
A. Pemasangan instalasi kabel listrik
B. Pemasangan instalasi lampu/armature
C. Pemasangan instalasi stop contact
Berikut detail tiap-tiap langkah pemasangan
instalasi tersebut
A. Pemasangan instalasi kabel listrik
a) Dibuat marking pada plat lantai untuk
jalur pipa konduit yang akan
digunakan untuk jalur pipa instalasi
kabel listrik
b) Pasang Pipa konduit sesuai dengan
jalur marking yang telah dibuat
dengan menggunakan klam yang
berwarna sesuai dengan jenis
pekerjaannya.
c) Memasang kawat pemancing untuk
menarik kabel
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 133
Marking pada plat lantai
Pemasangan klam
Pemasangan pipa
d) Sambung ujung kabel dengan ujung
kawat pancing, kemudian tarik kawat
pancing untuk menarik kabel instalasi
tersebut
e) Potong kabel listrik sesuai dengan
kebutuhan
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 134
Memasukan kawat pemancing
Memasukan kawat pemancing dengan kabel
Memotong kabel
f) Hubungkan jalur instalasi titk
peracabangan didalam tee-dos, lalu
tutup sambungan dengan
menggunakan lasdop.
g) Pengukuran resistansi kabel instalasi
yang telah terpasang, termasuk
kualitas sambungan pada tiap tee-
dos.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 135
Pemasangan tee dos
Pengukuran resistansi
h) Setelah semua jalur instalsi selesai
dipasang dan hasil pengukuran
resistansi diperoleh hasil yang baik,
rapikan semua jalur instalasi dan
tutup semua teedos yang ada.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 136
Penutupan jalur instalasi
Gambar 46 : Instalasi listrik yang sudah terpasang
Sumber: gambar kerja ME
3. Instalasi Fire Alarm
a. Bahan dan peralatan
1) Unit alarm bell
2) Kabel listrik
3) Klam
4) Pipa PVC
b. Rencana instalasi
Bagan IV – 1 : Skema instalasi fire figting system
Sumber: Analisa pribadi
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 137
Addressable panel
Heat detector
Smoke detector
Alarm bell, indicating lamp, manual break glassCable tray
Kabel bell alarm disambungkan ke terminal
box fire alarm yang ada tiap lantai. Dari
terminal fire box alarm, kabel-kabel
disambungkan di addressable panel yang
berada diruang kontrol.
c. Teknis pemasangan
1) Listrik dari panel utama disalurkan melalui
tray diruang panel tiap lantai.
2) Kemudian disalurkan ke pipa-pipa PVC
yang dikaitkan ke plat lantai dengan klam
untuk menunjukan bahwa pipa tersebut
merupakan kabel alarm kebakaran.
3) Ketika kabel-kabel utilitas sudah dipasang
dan masuk ke dalam pipa, plafon mulai
dipasang.
4) Memasang dan menyambungkan unit alarm
kebakaran dengan kabel kemudian di
pasang pada plafon yang telah ditentukan.
5) Menutup unit alarm tersebut dengan
pentutup.
6) Semua aktifitas speaker dikendalikan di
ruang server room and file yang terletak di
lantai semi basement.
4. Instalasi Tata Suara
a. Bahan dan peralatan:
1) Speaker system type ceilling
2) Kabel listrik
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 138
3) Pipa conduit
b. Rencana instalasi
Bagan IV – 2 : Skema instalasi tata suara
Sumber: Analisa pribadi
Tata suara pada Fave Hotel Solo Baru ini
menggunakan ceilling speaker dan horn
speaker. Tata suara ini difungsikan untuk
fasilitas music/radio, paging/pemanggilan, dan
emergency sirine. Fasilitas-fasilitas tersebut
disambungkan ke mixer pre amp kemudian
selectorswitch lalu ke power amp.
Dari power amp, sambungan diteruskan
ke speaker selector dan MDF TS. MDF TS lalu
mendistribusikan suara ke speaker-speaker
lantai yang dituju. Selain itu MDF TS juga
menerima input dari meja informasi. Semua
sistem tata suara dikontrol melalui ruang
server room and files.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 139
Gambar 47 : Posisi server room
Sumber: gambar kerja CV. Sarana Bangun Pratama
Server room and files pada Fave Hotel
sendiri terletak di area kantor dan hanya bisa
diakses oleh orang-orang internal kantor.
Sehingga keberadaan dan aktivitas tidak
menganggu kenyamanan hotel serta memiliki
kemudahan akses bagi operatornya.
Di dalam server room ini nantinya tidak
hanya mengatur tata suara, tetapi juga server
pengaturan TV, telepon dan ruang arsip utama
untuk menyimpan keperluan arsip kantor.
c. Teknis pelaksanaan
1) Kabel tata suara disalurkan melalui tray dari
ruang server and file ke ruang panel.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 140
2) Kemudian disalurkan ke pipa-pipa konduit
pada plat lantai.
3) Setelah itu ceiling speaker dipasang pada
plafond koridor dan foyer kamar hotel.
Gambar 48 : Rencana perletakan ceiling speaker
Sumber: gambar kerja CV. Sarana Bangun Pratama
5. Instalasi Telepon dan Internet
Bagan IV – 3 : Diagram instalasi telepon
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 141
Sumber: gambar kerja CV. Sarana Bangun Pratama
Pada proyek Fave Hotel Solo Baru ini, pihak
management hotel meminta 20 line telepon agar
mampu menghandle telepon masuk yang relatif
banyak. Dari Telkom sebanyak 20 line masuk ke
MDF TP lalu diteruskan ke PABX/private automtic
branch exchanger. Sumber energi PABX didapat dari
PLN melalui unit-unit panel. Dari PABX kemudian
kembali ke MDF TP/main distribution frame untuk
disalurkan ke terminal box tiap-tiap lantai hingga
akhirnya sampai ke unit-unit telepon per kamar.
Semua aktifitas telepon dipantau dan dikontrol
melalui ruang server dan files.
Gambar 49: Kabel telepon
Sumber: dok. Pribadi
6. Instalasi CCTV dan MATV
a. CCTV
Pada proyek kali ini Fave Hotel menggunakan
cctv tipe fix sebanyak 27 buah dan tipe rotate 3
buah. Dari unit CCTV tiap lanti lalu citra yang
ditangkap oleh sensor cahaya lalu diproses menjadi
data oleh CCTV dan diteruskanke digital multiplexer
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 142
Kabel yang menjulur ini nantinya akan tersambung dengan pesawat telepon tiap kamar.
recorder sebanyak 2 buah. Melaui digital
multiplexer inilah kemudian tiap-tiap channel unit
CCTV ditampilkan ke dalam monitor secara
multiscreen, artinya dalam satu layar mampu
menampilkan beberapa sumber CCTV. Selanjutnya
data yang diterima monitor multi screen diteruskan
ke video matrix switch proccessor untuk kemudian
dibagi ke still/spot monitor, sequence monitor, dan
pc untuk kemudian data-data yang direkam tersebut
dapat diolah apabila diperlukan.
Bagan IV – 4 : Diagram instalasi CCTV
Sumber: dok. CV Sarana Bangun Pratama
b. MATV
MATV atau Master Antenna Television adalah
sistem untuk pelayanan televisi yang menggambil
sinyal dari beberapa anntena atau parabola. Pada
Proyek Fave Hotel Solo Baru ini, penangkap
sinyal tv menggunakan 2 buah antenna UHF,
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 143
antenna VHF, satelit cakrawala untuk Indovision,
dan parabola 6ft untuk menangkap jalur asiasat
III.
Gambar 50 : Proses pemasangan server antena TV
Sumber: dok. Pribadi
Bagan Gambar IV – 5 : Diagram instalasi MATV
Sumber: dok. CV Sarana Bangun Pratama
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 144
Gambar 51 : Plug in untuk antena TV
Sumber: dok. pribadi
7. Instalasi Plumbing
Pengertian plumbing (dalam bahasa Indonesia
diterjemahkan sebagai Plumbing) secara umum
adalah sistem penyediaan air bersih dan penyaluran
air buangan di dalam bangunan. Secara khusus,
pengertian plumbing merupakan sistem pempipaan
dalam bangunan yang meliputi sistem pemipaan
untuk:
• Penyediaan air minum
• Penyaluran air buangan dan ven
• Penyediaan air panas
• Penyaluran air hujan
• Pencegahan kebakaran
• Penyediaan gas
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 145
• AC (air conditioner)
Fungsi plumbing antara lain adalah penyediaan air
bersih, yaitu menyediakan air bersih ke tempat yang
dikehendaki dengan tekanan yang cukup agar ketika
keluar dari kran, maka air masih mempunyai tenaga
yang cukup kuat. Selain itu adalah penyaluran air
buangan yaitu membuang air kotor dari tempat
tertentu tanpa mencemarkan bagian penting lainnya.
Dengan sistem plumbing yang baik maka diharapkan
dapat menciptakan lingkungan yang sehat pula.
Sistem plumbing merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dalam pembangunan suatu
gedung. Oleh sebab itu, perencanaan dan
perancangan sistem plumbing harus dilakukan
bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan
perencanaan dan perancangan gedung itu sendiri,
dengan memperhatikan secara seksama
hubungannya dengan bagian-bagian konstruksi
gedung serta peralatan lainnya yang ada di dalam
gedung tersebut (seperti pendingin udara, peralatan
listrik, dan lain-lain). Hal-hal yang perlu diketahui
dalam perencanaan suatu sistem plumbing adalah
jenis dan penggunaan bangunan, denah bangunan,
dan jumlah penghuni.
Tahapan dari pekerjaan perencanaan plumbing
adalah sbb :
1) Mengetahui fungsi bangunan
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 146
2) Penetapan jenis peralatan plumbing
3) Penetapan jumlah peralatan plumbing
4) Rencana jaringan pipa plumbing
5) Penetapan dimensi pipa plumbing
(dimensioning )
6) Rencana perletakan peralatan plumbing
7) Penggambaran rancangan teknik terinci
plumbing
Pemasangan peralatan plumbing ada 2 cara yang
dapat ditempuh, yaitu :
• Pemasangan kasar, yaitu peralatan
plumbing dipasang bersamaan dengan
berkembangnya konstruksi bangunan
• Pemasangan halus, yaitu pemasangan
peralatan plumbing dilakukan setelah
konstruksi bangunan selesai, sehingga
menghindari terjadinya kerusakan peralatan
plumbing akibat pembangunan konstruksi.
Dalam perencanaan bangunan diperlukan pipes
gallery. Yang dimaksud pipes gallery adalah suatu
ruangan yang khusus disediakan untuk pempipaan
plumbing. Pemasangan pipa plumbing pada dinding
tidak diperbolehkan terlalu banyak, karena akan
menambah beban pada dinding, sehingga bila
bebannya besar dinding dapat bergeser. Karena itu,
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 147
jalur pipa sebaiknya dibuat melalui pipes gallery dan
menghindari dinding.
Ada 2 jenis pipes gallery, yaitu :
1) Vertical pipes gallery, yaitu ruangan pipa
yang tegak (sejajar dengan ruangan lain)
2) Horizontal pipes gallery, yaitu ruangan pipa
yang terletak di bawah lantai, di atas plafon.
Ukuran pipes gallery harus memungkinkan orang
masuk untuk melakukan reparasi pipa
Dalam merencanakan sistem ini tidak terlepas dari
masalah-masalah yang akan dihadapi, baik
perencanaan maupun dalam perhitungan dimensi.
Masalah-masalah tersebut diantaranya:
1. Penentuan jalur
Dalam menentukan jalur sistem plumbing air
bersih, air buangan, dan ven tidaklah
mudah. Jalur yang akan dibuat hendaklah
seefisien mungkin baik panjang maupun
fitting yang akan digunakan pada sistem
plumbing tersebut.
2. Perhitungan Sistem Plumbing
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 148
Perhitungan yang dilakukan pada sistem
plumbing ini meliputi perhitungan jumlah
alat plumbing yang digunakan, perhitungan
kapasitas reservoir, dan perhitungan
dimensi pipa.
Masalah yang dihadangi dalam perhitungan
ini biasanya kekurangtelitian dalam
melakukan perhitungan tersebut, hal ini
dikarenakan banyaknya data yang dihitung
dan tabel yang digunakan. Selain itu kurang
menguasai rumus-rumus yang digunakan,
sehingga sering terjadi kesalahan dan lama
dalam melakukan perhitungan.
3. Penggambaran Sistem Plumbing
Gambar-gambar yang harus dibuat dalam
sistem ini, meliputi denah, isometri, dan
detail-detail. Masalah yang timbul dalam
penggambaran ini adalah penentuan skala
yang baik, sehingga akan mempengaruhi
gambar yang dibuat. Jika skala yang dibuat
terlalu kecil maka susah dalam
menggambarkan sistem itu dan tidak akan
bisa menggambar semua sistem plumbing
dalam satu denah. Selain itu sering pula
dalam penggambaran kurang
memperhatikan ukuran yang mengakibatkan
gambar kurang enak dipandang.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 149
Berikut adalah proses pengerjaan sistem
plumbing pada Fave Hotel Solo Baru yang
dikerjakan oleh kontraktor utama yaitu CV
Sarana Bangun Pratama.
a) Marking
Yakni penggambaran marking jalur pipa sesuai
soft drawing sesuai gambar dari konsultan ME
dalam hal ini adalah PT Rayosa Cipta Mandiri
dan kemudian dikoordinasikan dengan jalur
pekerjaan lain seperti jalur Tray Cable. Hal ini
sering terjadi perbedaan antara perhitungan
perencana dan pengerjaan dilapangan karena
begitu banyaknya item, table, dan volume pipa
yang harus diperhitungkan.
b) Pengeboran plat lantai
Bor plat lantai untuk memasang gantungan
pipa air bersih. Yang mana nantinya pipa akan
digantungkan pada plat lantai agar ketika air
gaya yang terdapat pada air akan tersalurkan
dengan bebas sehingga mengurangi beban
pada plat lantai.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 150
Pembuatan marking plumbing
c) Pemasangan pipa
Pasang pipa yang telah dicat sesai fungsinya
dan sesuai ukuran pada soft drawing,
pemasangan menggunakan gantungan untuk
pipa dalam posisi horizontal dan menampel
pada dinding shaft dengan diklem untuk pipa
pada posisi vertikal.
d) Penyambungan pipa
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 151
Gantungan untuk pipaPengeboran plat lantai
Penggantungan pipa
Karena jalur yang digunakan relatif sangat
panjang, maka diperlukan sambungan untuk
pipa yang telah terpasang pada gantungan.
Dalam proyek kali ini penyambungan pipa
diameter kurang dari 2,5 ichi dengan drat dan
diameter 2,5 inchi ke atas dengan las.
e) Pengecekan
Selanjutnya adalah mengecek kemiringan pipa
plumbing tersebut dengan menggunakan
benang ataupun water pass agar kemiringan
pipa sesuai dengan rencana yang telah dibuat
oleh pihak konsultan. Lalu dilanjutkan dengan
pengecatan ulang pada sambungan tadi.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 152
Sambungan pipa plumbing
Pengukuran kemiringan pipa
Pengecatan sambungan
f) Tes tekanan
Lakukan test tekan pipa dengan tekanan
sesuai spesifikasi yang berlaku. Tes tekan ini
berfungsi untuk mengetahui agar nantinya air
dapat terdistribusikan secara lancar dan
merata pada seluruh bangunan hotel. Pada
proyek Fave Hotel Solo Baru ini, menggunakan
tekanan lebih besar atau sama dengan 12bar.
Gambar 52 : Supervisor dan pengawas mengetes tekanan
Sumber: dok. pribadi
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 153
Gambar 53: Tekanan menunjukkan angka 12 pada pressure gauge
Sumber: dok. pribadi
Pada prosedur testing pekerjaan plumbing
dilakukan secara partial dan sistem (pipa,
valve dan pompa). Prosedur testing dilakukan
untuk menghindari adanya kesalahan dalam
instalasi dan kebocoran pada pipa serta
membersihkan pipa dari sisa-sisa kotoran.
Prosedur testing dilakukan untuk menjaga
pompa dan valve berfungsi dengan baik.
Prosedur testing:
• Tes pada pipa :
- Tes Tekan Pipa dengan air untuk
mengetahui ketahanan pipa terhadap
tekanan.
a. Partial Test :
Test dilakukan pada sebagian sistem,
misal pada satu toilet
b. System Test :
Test dilakukan pada seluruh sistem
• Tes pada Valve :
- Tes Tekan Pipa dengan air untuk
mengetahui ketahanan pipa terhadap
tekanan.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 154
• Tes pada Pompa :
- Running tes pompa untuk mengetahui
fungsi pompa.
8. Elevator
Salah satu sarana yang harus ada pada
bangunan tinggi adalah transportasi vertikal.
Dimana transportasi vertikal diperlukan untuk
menunjang pergerakan manusia dari lantai ke lantai
yang sangat tidak efektif jika bangunan berlantai
banyak hanya menggunakan tangga. Pada proyek
fave hotel ini menggunakan 3 buah elevator dengan
merk Hyundai, dimana 1 buah untuk barang dan 2
buah untuk penumpang. Letak elevator relatif
mudah dijangkau, yakni berseberangan dengan
receptionist.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 155
Gambar 54 : Lokasi lift pada lobby
Sumber: dok. CV Sarana Bangun Pratama
Elevator yang digunakan pada Fave Hotel ini
memiliki kecepatan 5m/s dengan estimasi waktu
tunggu antara 40-70 detik. Pengerjaan elevator pada
proyek ini disubkontrak kan oleh kontraktor utama
yaitu CV Sarana Bangun Pratama. Berikut proses
pengerjaan elevator:
a. Hosting lift equipment.
Persiapan alat-alat penarik seperti chain block
dan wire rope sesuai dengan kapasitas yang
direncanakan oleh konsultan. Setelah persiapan
alat-alat tersebut baru kemudian menaikkan
traction machine berikut beam machine ke
rooftop. Lalu kemudian menaikkan controller dan
governor machine lagi-lagi ke rooftop. Setelah itu
menaikkan landing sill, header, jamb, door ke
setiap lantai.
Gambar 55 : Lubang lift
Sumber: dok. Pribadi
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 156
b. Pemasangan Template
Mengadakan koordinasi antara pihak kontraktor
dan pihak teknisi lift untuk pengukuran pit lift
yang aktual dan penentuan as gedung dan level
lantai yang dipakai sebagai dasar penentuan
template. Selanjutnya memasang balok dan
papan template di bawah ruang mesin dan di
dasar pit lift. Kemudian menyeting plumb lines
untuk : Landing sill dan Guide Rail : car &
Counterweight. Selanjutnya adalah membuat data
pengukuran dan dikordinasikan antara kedua
pihak tersebut.
Gambar 56 : Guide rail
Sumber: dok. pribadi
c. Pemasangan peralatan di ruang mesin.
Pemasangan beam mesin, traction machine dan
governor machine yang berpatokan pada
template (plumb lines). Kemudian setting
controller, pemasangan cable duct, dan wiring.
d. Assembling counterweight
Proses selanjutnya ialah assembling
counterweight. Guna dari counterweight ini ialah
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 157
melakukan gaya perlawanan terhadap kotak lift
agar seimbang baik ketika lift melakukan
perjalanan naik atuapun perjalanan turun. Selain
itu, counterweight berguna untuk meringankan
kinerja motor yang ada, maka digunakan
counterweight, dimana beratnya biasanya sama
dengan berat kotak lift yang kosong plus 40-50%
kapasitas lift tersebut. Counterweight diletakan
didalamlift pit dengan rel terpisah dari rel untuk
lift. Dimana apabila lift nya turun, maka
counterwightnya akan naik, begitu juga
sebaliknya. Selanjutnya adalah pemasangan balok
penyangga counterweight lalul pemasangan dan
adjusment guide shoes dan pengisian weight.
Gambar 57 : Counterweight
Sumber: dok. pribadi
e. Assembling car
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 158
Selanjutnya adalah assembling car. Pertama-
tama mempersiapan dudukan balok untuk bottom
channel diikuti dengan setting bottom chanel dan
safety device. Berikutnya adalah pemasangan dan
setting up-right dan top channel. Kemudian
disusul dengan pemasangan dan adjusment car
guide shoes dan kick plate. Kemudian
pemasangan car wall, return panel dan entrance
column. Untuk bagian atas kotak lift dipasang top
and suspended ceiling agar kotak lift menjadi
aman. Untuk control kotak lift selanjutnya
dipasang car operating panel pada tiap tiap
lantai, pemasangan car header, car door landing
device. Dan yang terakhir adalah roping dan
compesating roping.
Gambar 58 : Pintu Lift
Sumber: dok. pribadi
Seperti yang kita ketahui bahwa dalam desain
elevator counterweight dirancang dengan berat
car beserta 1/2 dari kapasitasnya. Sehingga
dengan jumlah 1/2 dari kapasitasnya maka berat
kedua sisi akan seimbang. Masalahnya berat dari
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 159
Dinding kotak lift dibungkus oleh plastik. Setelah selesai instalasi, maka plastik akan dibuka
kedua sisi akan berubah dengan bergeraknya car
keatas dan kebawah. Hal ini disebabkan
perpindahan berat dari roping ke-sisi yang
lainnya. Secara desain diatas kertas berat dari
rope sendiri tidak diperhitungkan, tetapi pada
keadaan aktual, berat dari roping akan cukup
significant.
Bisa dibayangkan berapa variasi berat yang
terjadi diantara kedua sisi apabila jumlah lantai
yang dilayani sampai 12 lantai. Karena itu perlu
ditambahkan berat yang dapat menyesuaikan
perpindahan berat roping diantara kedua sisi car
dan counterweight yaitu Compesating rope
/chain. Compesating rope /chain diletakan
dibawah car & counterweight. Untuk lift dengan
kecepatan rendah biasanya digunakan
compesating chain, karena harganya yang relatif
lebih murah. Ada kalanya rantai yang digunakan
menghasilkan suara yang sedikit “menggangu”
sehingga perlu ditambahkan peredam seperti tali
/ karet. Sedangkan untuk lift dengan kecepatan
tinggi, digunakan compesating rope.
Ada beberapa manfaat dari compesating
rope, yaitu :
1) Menyeimbangkan beban yang bervariasi
dikarenakan perpindahan sisi traction rope.
2) Membuat start & stop dari car lebih mulus.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 160
3) Menambah daya traksi pada lift yang
tinggi.
4) Ada beberapa kendala yang ditimbulkan
dari compesating rope:
5) Pada gedung yang tinggi, disaat car pada
posisi teratas / terbawah dimana
bentangan-nya paling panjang, maka rope
akan berayun ayun karena tegangannya
yang rendah. Sehingga kemungkinan dapat
terlilit.
6) Beban compesating rope akan menambah
beban lift.
7) Compesating chain yang tidak dilapisi akan
menimbulkan suara berisik
f. Testing dan commisioning
Langkah terakhir adalah proses pengetesan
dan serah terima.pada tahap ini, setelah semua
komponen dan mesin elevator selesai dipasang,
maka dilanjutkan dengan pembongkaran dan
pembersihan pit, ruang mesinyang didalamnya
terdapat controller, traction machine dan
governor. Selanjutnya dilakukan pengecekan
ulang wiring, merger test, inspection operation
(Manual operation), adjustment mechanical
equipment dan persiapan high speed (automatic).
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 161
Gambar 59 : Bagian dalam lift
Sumber: dok. CV Sarana Bangun Pratama
Untuk melihat keseimbangan elevator ketika
beroparasi maka diperlukan pengecekan
balancing, testing dan adjustment brake, door.
Karena management hotel nantinya
memperkerjakan karyawan untuk me-
maintenance hotel, maka Depnaker perlu terlibat
dalam pengecekan fisik hotel apakah sudah
sesuai peraturan pemerintah. Setelah
pemeriksaan Depnaker selesai, maka selanjutnya
adalah serah terima dari subkontraktor ke
kontraktor utama dalam hal ini adalah CV Sarana
Bangun Pratama.
C. Pekerjaan Eksterior
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 162
Gambar 60 : Visualisasi perspektif eksterior
Sumber: dok. CV Sarana Bangun Pratama
Gambar 61 : Visualisasi penataan eksterior
Sumber: dok. CV Sarana Bangun Pratama
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 163
Melalui visualisasi rencana eksterior di atas dapat
diketahui beberapa elemen yang menjadi tambahan
pekerjaan proyek. Yakni vegetasi, pedestrian, kanopi,
pedestrian jalan, dan elemen eksterior lainnya seperti
batu alam dan lampu bertuliskan nama hotel.
1. Waterproofing
Pekerjaan waterproofing biasa dilakukan pada
struktur area atap bangunan atau dibawah lantai
toilet dengan maksud untuk mencegah terjadinya
kebocoran air ke lantai dibawahnya. pekerjaan
waterproofing memerlukan pengerjaan dan
pengawawan yang baik dan benar agar tidak terjadi
kebocoran yang tentunya akan sangat merepotkan
dikemudian hari , untuk mengatasi hal ini kita dapat
mencoba berbagai metode waterproofing membrane
yang paling baik untuk menghasilkan pekerjaan
waterproofing terbaik tentunya
Pada proyek Fave Hotel ini mengunakan
waterproofing membrane pada bagian atas lantai
basement, tepatnya pada jalan masuk mobil ke area
basement. Salah satu kesalahan yang terjadi pada
proyek Fave Hotel ini adalah keterlambatan
pemasangan waterproofing coating. Pemasangan
waterproofing ini baru dilakukan ketika terjadi
kebocoran pada area basement pada saat hujan
turun cukup deras sehari sebelumnya.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 164
Gambar 62 : Aplikasi lapisan waterproofing
Sumber: dok.pribadi
Untuk melaksanakan pekerjaan waterproofing
diperlukan bebarapa alat bantu sederhana seperti
sapu, sikat dan sekop untuk meratakan permukaan
waterproofing. Sedangkan bahan-bahan yang
disiapkan dalam pemasangan waterproofing coating
ini antara lain:
a. bahan primer coating
b. waterproofing membrane
c. screed beton
d. acian halus
e. kawat ayam
f. dan alat-alat bantu pekerjaan waterproofing
lainya menyesuaikan kebutuhan kerja dan
kondisi lapangan
Langkah-langkah pemasangan waterproofing
membrane yaitu:
a. Membersihkan lokasi struktur beton yang akan
dilapisi waterproofing membrane dengan alat-
alat kerja yang sudah disiapkan sebelumnya,
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 165
memastikan setiap bidang dan permukaan
sudah benar-benar bersih.
b. Melabur permukaan atau bidang yang akan
dipasang dengan primer coating secara merata
serta pada bidang dinding naik sekitar 20 cm
dari lantai rencana.
c. Mengecek kembali laburan primer coating
apakah sudah benar-benar rapi dan menutup
semua permukaan.
d. Memasang waterproofing membrane secara
merata keseluruh permukaan beton dengan
sambungan overlap kurang lebih 10 centi
meter.
e. Memeriksa dan mengecek kembali
waterproofing membrane yang sudang
dipasang sebelumnya.
f. Melakukas tes penggenangan dengan air
selama satu hari atau 24 jam.
Gambar 63 : Tes penggenangan air pada waterproofing
Sumber: dok.pribadi
Jika setelah 24 jam ketinggian air pada bagian yang
dilakukan pengetesan ternyata tidak berkurang,
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 166
maka bisa dipastikan tidak terjadi kebocoran, tetapi
jika belum maka perlu diperbaiki bagian yang bocor.
Gambar 64 : Proses pemasangan lapisan waterproofing
Sumber: dok.pribadi
2. Penataan vegetasi
Pada proyek Fave Hotel ini, vegetasi
digunakan untuk memperindah suasana eksterior.
Vegetasi yang digunakan adalah semak hias dan
tanaman palem yang dibeli dari luar kemudian
ditanam pada tempat yang sengaja didesain sebagai
media tanam.
Semak hias akan ditata di sepanjang media
tanam yang telah dibangun di samping pagar,
sementara tanaman palem akan diletakkan di media
tanam yang ditanam di media tanam yang telah
disiapkan pada pedestrian.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 167
Gambar 65 : Media tanam
Sumber: dok.pribadi
Gambar 66: Jenis semak hias yang digunakan
Sumber: dok.pribadi
Semak hias yang dipasang adalah seperti gambar di
atas, yang terdiri atas dua macam semak hias,
ditanam di atas media tanam yang diletakkan
menempel pada pagar, dihiasi dengan batu alam
dengan motif seperti gambar di bawah:
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 168
Media tanam yang bersandingan dengan pagar, yang nantinya akan ditanami semak hias.
Gambar 67 : Motif batu alam pada media tanam
Sumber: dok.pribadi
Sementara untuk tanaman palem, tanaman tersebut
ditanam di tengah-tengah pedestrian jalan yang
dibangun oleh pihak kontraktor, khusus untuk
pengunjung hotel. Pedestrian dibiarkan terbuka
dulu, yakni berupa tanah dan belum ditutup dengan
paving block. Setelah seluruh tanaman palem
ditanam, baru kemudian pedestrian jalan tersebut
ditutup dengan paving block.
Gambar 68 : Tanaman palem pada pedestrian
Sumber: dok.pribadi
3. Instalasi atap dan kanopi
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 169
Terdapat dua buah kanopi yang dikerjakan,
yakni yang berada pada entrance dan yang
menghadap ke jalan (di depan arcade shop). Pada
saat praktikan melakukan kerja praktek, yang baru
dikerjakan adalah kanopi yang berada di depan
arcade shop. Rangka kanopi ini menggunakan
material alumunium coated.
Gambar 69 : Kanopi dengan rangka alumunium coated
Sumber: dok.pribadi
Dalam pemasangannya, para tukang membutuhkan
bantuan schaffolding untuk melakukan perakitan
langsung pada tempatnya, yakni untuk menyambung
pada perpanjangan balok yang menurut keterangan
pekerja, akan disatukan dan menjadi suatu bentuk
yang tampak menyatu dari luar, dengan dilengkapi
lampu yang ada di antara balok-balok tersebut.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 170
Gambar 70 : Proses pemasangan kanopi
Sumber: dok.pribadi
Di bawah ini adalah bentuk kanopi tersebut saat
sudah setengah jadi, yaitu ketika proses pemasangan
sudah berlangsung kira-kira dua minggu.
Gambar 71 : Kanopi setengah jadi
Sumber: dok.pribadi
4. Elemen Eksterior Tambahan
Pada saat praktikan melakukan kerja praktek,
batu alam yang rencananya akan menghiasi fasad
bangunan ternyata belum selesai dibangun, padahal
pihak manajemen hotel sudah mendesak untuk
segera melakukan Soft Opening. Untuk itu diajukan
desain sementara, yaitu dengan mengecat saja
tembok yang seharusnya dipasangi batu alam
dengan cat weathershield berwarna abu-abu.
Kemudian diberi lambang nama hotel.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 171
Gambar 72 : Fasad pengganti batu alam
Sumber: dok.pribadi
Elemen yang tak kalah penting adalah lampu
raksasa bertuliskan nama hotel yang diletakkan di
salah satu sisi bangunan. Untuk memasang huruf
raksasa ini, pertama-tama tiap huruf dirangkai dan
diikat pada penampang baja dengan rapi kemudian
pemasangan pada tempatnya dilakukan dengan
bantuan gondola. Penampang baja tersebut
dikaitkan pada gondola, di mana pada gondola
tersebut telah siap dua orang pekerja yang akan
melakukan pemasangan pada dinding fasad.
Gambar 73 : Proses persiapan pemasangan huruf
Sumber: dok.pribadi
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 172
Gambar 74 : Proses pemasangan huruf pada dinding fasad
Sumber: dok.pribadi
Elemen yang selanjutnya tak kalah penting adalah
pemasangan penanda hotel yang terbuat dari
material MMT yang di dalamnya terdapat lampu
penerang, sehingga tulisan akan tetap jelas terbaca
walaupun pada malam hari.
Gambar 75 : Penanda hotel
Sumber: dok.pribadi
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 173
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan praktikan
selama melaksanakan kerja praktek di Proyek Pembangunan
Fave Hotel Solobaru. Selama 90 hari kerja ini, praktikan melihat
bahwa pekerjaan yang dilaksanakan secara keseluruhan cukup
baik, baik secara technical skill, manage skill, dan keterpaduan
antara pengalaman dan penalaran yang baik. Hubungan
kekeluargaan pun terbangun baik antar karyawan pengelola
maupun beberapa atasan tukang, sehingga suasana kerja
menjadi lebih nyaman. Koordinasi perkembangan lapangan pun
menjadi jauh lebih mudah.Namun di balik kelebihan tersebut
tentu saja masih ada kekurangan. Selain itu banyak masukan,
pengalaman dan pengetahuan baru terutama dalam hal praktek
dilapangan maupun manajemen didalam proyek yang dapat
kami serap.
Kesimpulan yang dapat ditarik setelah apa yang diuraikan dari
bab-bab diatas adalah sebagai berikut :
1. Pihak pengawas kurang baik di dalam memperhatikan
keselamatan kerja pada pekerjanya, hal ini dibuktikan
dengan tidak adanya keharusan pekerja untuk selalu
menggunakan alat keselamatan kerja, diantaranya
pemakaian helm proyek dan sepatu boot.
2. Lokasi proyek yang berada di kota mengakibatkan
kesulitan dalam mobilisasi material dan mengakibatkan
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 174
gangguan seperti, getaran dan gangguan suara pada
saat pemancangan, polusi udara dan kemacetan pada
saat mobilisasi material.
3. Alat listrik yang sudah dimakan usia sehingga kurang
menjamin keselamatan pekerja, beberapa di antaranya
bahkan sering mengalami kerusakan di saat pekerjaan
sedang dilakukan sehingga dapat menghambat kerja
tukang.
4. Penumpukan material misalnya baja tulangan yang
terletak di lapangan kurang mendapat perlindungan dari
panas matahari dan hujan sehingga menyebabkan karat.
5. Kesadaran pekerja akan keselamatan pribadi kurang, ini
terlihat dengan banyaknya pekerja yang tidak mau
menggunakan helm proyek, ditambah dengan kurang
tegasnya pihak pengawas.
6. Pemeriksaan sebelum pekerjaan pengecoran dapat
menghindarkan kesalahan yang dapat menyebabkan
terjadinya keterlambatan pekerjaan.
7. Mengenai Time Schedule perencanaan dan pelaksanaan
mengalami kemajuan setiap minggunya.
8. Perlunya membangun suasana kekeluargaan dan
kedekatan antar karyawan maupun dengan beberapa
penanggungjawab tukang, sehingga bila terjadi hal-hal
yang tidak terduga, koordinasi dapat dilakukan dengan
cepat.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 175
9. Perlunya bagi karyawan pengelola maupun pengawas
untuk lebih sering naik hingga ke lantai atas untuk
menertibkan pekerja yang kurang aktif sehingga seluruh
tenaga kerja dapat lebih efisien dalam menggunakan
waktunya.
5.2 SARAN
Setelah menempuh kerja praktek selama 3 bulan, penulis
dapat menyampaikan beberapa saran dari sudut pandang
praktikan, antara lain :
A. Bagi mahasiswa praktikan
1. Kerja praktek merupakan sarana bagi mahasiswa
arsitektur untuk menyelaraskan ilmu yang
didapat di kampus dan realitas pada dunia kerja,
maka dari itu, hendaknya kesempatan ini
digunakan dengan baik oleh mahasiswa praktikan
untuk menyerap ilmu sebanyak-banyaknya dari
kerja pratek tersebut.
2. Kerja praktek mengajarkan kepada mahasiswa
praktikan untuk melatih kemampuan
berorganisasi, bekerja dalam team, terutama di
dalam sebuah proyek konstruksi. Sebaiknya
mahasiswa praktikan bersifat proaktif, sehingga
dapat benar-benar berlatih berorganisasi dalam
proyek konstruksi.
B. Bagi Program Studi Arsitektur
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 176
1. Perlunya dibuat sebuah program list yang jelas,
untuk kemudian diberikan kepada pihak tempat
praktek agar pembimbing/penanggungjawab
yang berada di sana tidak kebingungan dalam
menentukan apa saja yang harus diajarkan
kepada praktikan. Selain itu, dengan pemetaan
program list yang jelas, praktikan sendiri jadi
lebih mengerti tentang pokok-pokok hal yang
harus diperhatikan dalam proyek tersebut.
2. Menambah kurikulum khusus untuk mengasah
kemampuan mahasiswa untuk mengolah gambar
3D, di mana hal tersebut adalah salah satu
indikator yang menjadi pertimbangan dalam
penerimaan tenaga kerja baik di konsultan
arsitektur maupun pada firma khusus di bidang
konstruksi.
3. Menambah kurikulum perkuliahan mengenai
struktur bangunan tinggi secara lebih mendetail,
sehingga ketika menjalani kerja praktek,
praktikan memiliki gambaran yang lebih banyak
mengenai sebuah proyek konstruksi, khususnya
gedung tinggi.
4. Menambah pembahasan lebih lanjut di dalam
mata kuliah Manajemen Konstruksi terutama
mengenai keorganisasian dan bagaimana
sebaiknya menempatkan diri, berdasarkan realita
proyek.
DELLA RATAMANJARI I0209024 | LAPORAN KP – FAVE HOTEL SOLOBARU 177
top related