laporan kf tiosulfat
Post on 13-Feb-2015
175 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Laporan Percobaan 6_Kelompok 8_PKB 2010 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Percobaan pertama, menyiapkan 3 erlenmeyer. Pada Erlenmeyer pertama domasukkan
10 mL natrium tiosulfat dan 5 mL asam sulfat, sedangkan pada Erlenmeyer kedua
dimasukkan 7,5 mL natrium tiosulfat, 2,5 mL aquades dan 5 mL asam sulfat dan pada
Erlenmeyer ketiga dimasukkan 5 mL natrium tiosulfat, 5 mL aquades, dan 5 mL asam sulfat,
setelah penambahan asam sulfat, dihitung waktunya menggunakkan stopwatch dan
perhitungan waktu dihentikan ketika larutan keruh konstan. Berikut data hasil percobaan:
V H2SO4
(mL)
Volume (mL)t(detik) Kekeruhan
V Na2S2O3 Aquades Total
5 10 - 10 344 +++
5 7,5 2,5 10 561 ++
5 5 5 10 734 +
Dari data hasil percobaan dapat diketahui bahwa semakin besar konsentrasi natrium
tiosulfat yang direaksikan dengan asam sulfat maka akan semakin kecil waktu yang
diperlukan untuk larutan agar menjadi keruh konstan. Hal ini sesuai teori bahwa jika
konsentrasi larutan besar maka akan semakin banyak partikel yang bertumbukan untuk
menghasilkan reaksi sehingga menghasilkan produk. Jika produk semakin cepat terbentuk
maka laju reaksi juga semakin besar. Berikut persamaan reaksi dari percobaan yang telah
dilakukan :
Na2S2O3(aq) + H2SO4(aq) → Na2SO4(aq) +S(s) +SO2(g) + H2O(l)
Untuk dapat memperoleh orde reaksi dapat melalui grafik dan metode non-grafik. Pada
percobaan pertama diperoleh konsentrasi Na2S2O3 pada Erlenmeyer 1,2,dan3 berturut-turut
0,1 M; 0,075M; 0,05M. setelah itu menghitung orde reaksi melalui rumus
Dan = atau =
Laporan Percobaan 6_Kelompok 8_PKB 2010 Sehingga diperoleh nilai orde n berturut-turut 1,25; dan 0,33. Dari metode non-grafik
tersebut terlihat bahwa reaksi tersebut berjalan pada orde satu, hal tersebut sesuai dengan
teori yang menjelaskan bahwa reaksi antara larutan natrium tiosulfat dan asam sulfat berjalan
pada orde satu.
Pada percobaan yang kedua, menyiapkan 3 erlenmeyer, pada Erlenmeyer pertama
dimasukkan 10 mL asam sulfat dan 5 mL natrium tiosulfat. Sedangkan pada Erlenmeyer
kedua dimasukkan 7,5 mL asam sulfat, 2,5 mL aquades, 5 mL natrium tiosulfat dan pada
Erlenmeyer ketiga simasukkan 5 mL asam sulfat, 5 mL aquades, dan 5 mL natrium tiosulfat,
setelah penambahan asam sulfat, dihitung waktunya menggunakkan stopwatch dan
perhitungan waktu dihentikan ketika larutan keruh konstan. Berikut data hasil percobaan:
V Na2S2O3
(mL)
Volume (mL)t(detik) Kekeruhan
V H2SO4 Aquades Total
5 10 - 10 343 +++
5 7,5 2,5 10 413 ++
5 5 5 10 501 +
Dari data hasil percobaan dapat diketahui bahwa semakin besar konsentrasi asam sulfat
yang direaksikan dengan natrium tiosulfat maka akan semakin kecil waktu yang diperlukan
untuk larutan agar menjadi keruh konstan. Hal ini sesuai teori bahwa jika konsentrasi larutan
besar maka akan semakin banyak partikel yang bertumbukan untuk menghasilkan reaksi
sehingga menghasilkan produk. Jika produk semakin cepat terbentuk maka laju reaksi juga
semakin besar. Berikut persamaan reaksi dari percobaan yang telah dilakukan :
Na2S2O3(aq) + H2SO4(aq) → Na2SO4(aq) +S(s) +SO2(g) + H2O(l)
Untuk dapat memperoleh orde reaksi dapat melalui grafik dan metode non-grafik. Pada
percobaan pertama diperoleh konsentrasi H2SO4 pada Erlenmeyer 1,2,dan3 berturut-turut 0,5
M; 0,375M; 0,25M. setelah itu menghitung orde reaksi melalui rumus
Laporan Percobaan 6_Kelompok 8_PKB 2010
Dan = atau =
Sehingga diperoleh nilai orde n berturut-turut 0,92; dan 0,3. Dari metode non-grafik
tersebut terlihat bahwa reaksi tersebut berjalan pada orde satu, hal tersebut sesuai dengan
teori yang menjelaskan bahwa reaksi antara larutan natrium tiosulfat dan asam sulfat berjalan
pada orde satu.
Pada percobaan terakhir, mereaksikan antara logam Mg dengan 25 mL larutan HCl
yang memiliki konsentrasi beragam, tujuan dari sub praktikum ini adalah agar mengetahui
pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi. Langkah awal yang dilakukan adalah menggosok
pita Mg dengan kertas amplas, hal ini dilakukan agar lapisan pelindung pita Mg hilang
sehingga pita Mg dapat kontak langsung dengan HCl bereaksi menghasilkan produk. Lapisan
terluar pita Mg berfungsi agar pita Mg tidak mudah teroksidasi, lapisan tersebut merupakan
lapisan yang memilikipotensial electrode lebih negative daripada logam Mg dalam deret
volta. Setelah diamplas pita Mg di potong menjadi 16 bagian dengan panjang kurang lebih
0,5 cm, selanjutnya logam Mg dimasukkan kedalam 25 mL HCl dalam Erlenmeyer dengan
konsentrasi berturur-turut 2 N; 1,8 N; 1,6N; 1,4 N; 1,2 N; 1,0 N; 0,8 N; 0,6 N. saat pita Mg
dimasukkan dihitung waktu yang diperlukan sampai pita Mg habis bereaksi dengan HCl.
Untuk setiap konsentrasi dilakukan pengulangan percobaan sebanyak 2 kali. Berikut data
hasil percobaan :
HCl (N) t1(s) t2(s) Rata-rata (s)
2 00:14:17 00:14:15 14
1,8 00:15:01 00:15:05 15
1,6 00:18:89 00:18:92 18
1,4 00:27:14 00:27:02 27
1,2 00:31:16 00:31:18 31
1,0 00:40:75 00:40:70 40
0,8 00:48:43 00:48:40 48
0,6 01:09:45 01:09:41 69
Laporan Percobaan 6_Kelompok 8_PKB 2010 Dari data hasil percobaan dapat diketahui bahwa semakin besar konsentrasi HCl yang
direaksikan dengan logam Mg maka akan semakin kecil waktu yang diperlukan untuklogam
Mg habis bereaksi dengan HCl. Hal ini sesuai teori bahwa jika konsentrasi larutan besar
maka akan semakin banyak partikel yang bertumbukan untuk menghasilkan reaksi sehingga
menghasilkan produk. Jika produk semakin cepat terbentuk maka laju reaksi juga semakin
besar. Berikut persamaan reaksi dari percobaan yang telah dilakukan :
Mg(s) + HCl(aq) → MgCl2(aq) +H2(g)
Untuk dapat memperoleh orde reaksi dapat melalui grafik dan metode non-grafik. Pada
percobaan digunakan rumus berikut untuk memperoleh orde reaksi dari HCl
Dan = atau =
Sehingga diperoleh nilai orde m berturut-turut 1; dan 0,4. Dari metode non-grafik
tersebut terlihat bahwa reaksi tersebut berjalan pada orde satu, hal tersebut sesuai dengan
teori yang menjelaskan bahwa reaksi antara larutan natrium tiosulfat dan asam sulfat berjalan
pada orde satu.
KESIMPULAN
Berdasarkan data percobaan yang telah diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai
berikut
1. Laju reaksi akan semakin besar jika konsentrasi reaktan juga besar. Hal ini
disebabkan semakin besar konsentrasi reaktan, maka semakin banyak partikel zat
yang bertumbukan dan menghasilkan produk.
2. Reaksi antara natrium tiosulfat dan asam sulfat merupakan reaksi berorde Satu
3. Reaksi antara logam Mg dengan HCl merupakan reaksi berorde satu.
Laporan Percobaan 6_Kelompok 8_PKB 2010
LAMPIRAN
PERHITUNGAN
REAKSI ANTARA NATRIUM TIOSULFAT DAN ASAM SULFAT
Percobaan 1
a)
= ... ?
b)
= ... ?
c)
= ... ?
Perhitungan Orde Reaksi Terhadap
≈ 1
Laporan Percobaan 6_Kelompok 8_PKB 2010 ≈ 1
Percobaan 2
a)
= ... ?
b)
= ... ?
c)
= ... ?
Perhitungan Orde Reaksi Terhadap
≈ 1
≈ 1
Laporan Percobaan 6_Kelompok 8_PKB 2010
REAKSI ANTARA MAGNESIUM DAN ASAM KLORIDA
r1 ( HCl 2N dengan HCl 1,8 N)
( HCl 1,6 N dengan HCl 1,4 N)
r3 ( HCl 1,2 N dengan HCl 1,0 N)
r4 ( HCl 0,8 N dengan HCl 0,6 N)
Penentuan Orde Reaksi HCl
top related