laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah...
Post on 09-Mar-2019
235 Views
Preview:
TRANSCRIPT
H a l a m a n | 1
LAKIP DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HILIR 2015
LAPORAN AKUNTABILITAS
KINERJA INSTANSI
PEMERINTAH
(LAKIP)
TAHUN 2017
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HILIR DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KIMIA, TEKSTIL DAN ANEKA GEDUNG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN LT. 10 JL. GATOT SUBROTO KAV. 52-53 JAKARTA SELATAN
H a l a m a n | 2
2
KATA PENGANTAR
Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya kami dapat menerbitkan Laporan
Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Tahun 2017 Direktorat Industri Kimia Hilir, Direktorat Jenderal
Industri Kimia, Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian. LAKIP ini merupakan media
pertanggungjawaban keberhasilan atau kegagalan Direktorat Industri Kimia Hilir dalam mencapai
tujuan dan sasaran strategis dalam rangka pembinaan industri kimia hilir yang telah ditetapkan
dalam Penetapan Kinerja untuk pencapaian visi dan pelaksanaan misi.
Diterbitkannya LAKIP ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kinerja
Direktorat Industri Kimia Hilir secara transparan untuk dapat menentukan fokus perbaikan kinerja
berkesinambungan yang harus dilakukan.Kami menyadari bahwa LAKIP ini masih jauh dari
sempurna.Untuk i tu, kami mengharapkan masukan dan saran yang dapat lebih menyempurnakan
akuntabilitas kinerja Direktorat Industri Kimia Hilir pada tahun-tahun mendatang.
Akhir kata, kami berharap agar LAKIP Direktorat Industri Kimia Hilir Tahun 2017 ini dapat
dimanfaatkan sebagai media evaluasi untuk menilai kinerja bagi seluruh anggota organisasi
Direktorat Industri Kimia Hilir khususnya dan Industri Kimia Hilir pada umumnya.
Jakarta, Januari 2018
Direktur Industri Kimia Hilir Dr. Ir. Taufiek Bawazier, M.Si NIP. 196903121994031008
H a l a m a n | 3
3
IKHITISAR EKSEKUTIF
Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 107/M-
IND/PER/11/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian,
Direktorat Industri Kimia Hilir (IKHI) mempunyai tugas melaksanakan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria
serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang industri kimia hilir. Peran
strategis industri kimia hilir juga tercantum di dalam Peraturan Pemerintah No. 14
tahun 2015 mengenai Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN)
2015-2035 yang mencantumkan industri prioritas terdiri dari industri andalan,
industri pendukung dan industri hulu. Beberapa dari industri andalan yang dibina
oleh Direktorat Industri Kimia Hilir adalah industri farmasi dan kosmetik, industri
pendukung yang dibina oleh Direktorat Industri Kimia Hilir adalah industri karet
dan barang karet, industri plastik,
Dalam menjalankan tugas dan fungsi tersebut telah dirumuskan visi jangka
menengah (2015 – 2019) Direktorat Industri Kimia Hilir yaitu “ Pemantapan daya
saing industri kimia hilir yang berkelanjutan serta terbangunnya pilar industri
andalan masa depan”. Untuk mewujudkan visi telah ditetapkan maka ditentukanlah
Tujuan dan Sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2017 serta kebijakan, program
dan kegiatan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Secara
umum Direktorat Industri Kimia Hilir telah berhasil melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya yang diwujudkan melalui keberhasilan dalam pencapaian sasaran
maupun sasaran strategis yang telah ditetapkan untuk tahun 2017. Keberhasilan
pencapaian sasaran ini dapat dilihat dari pemenuhan target dari indikator kinerja
yang telah ditetapkan melalui Penetapan Kinerja (Tapkin) Direktorat Industri Kimia
Hilir Tahun 2017.
Pada tahun anggaran 2017, Direktorat IKHI memperoleh dana anggaran
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) sebesar Rp. 12.223.395.000,-. Pada tahun
anggaran 2017, Direktorat IKHI memperoleh dana anggaran Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) sebesar Rp 13.723.395.000,-. Sesuai dengan Instruksi
Presiden nomor 4 Tahun 2017 tentang Efisiensi Belanja Brang
Kementerian/Lembaga Dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara
Tahun Anggaran 2017, maka nilai pagu DIPA Direktorat IKHI Tahun 2017menjadi
Rp 12.223.395.000,-tanpa mengurangi target pencapaian output kinerjaDari
pemanfaatan anggaran tersebut, Direktorat Industri Kimia Hilir telah berhasil
mencapai sasaran strategis yaitu tingginya nilai tambah Industri Kimia Hilir ,
meningkatnya penguasaan pasar dalam dan luar negeri , meningkatnya investasi di
sektor industri, meningkatkan penyerapan tenaga kerja di sektor industri, kuatnya
struktur industri, tersusunnya rancangan SNI bidang industri, meningkatnya
H a l a m a n | 4
4
fasilitas untuk percepatan pembangunan industri dan penguatan kelembagaan,
meningkatnya kompetensi tenaga kerja industri, system perencanaan dan
penganggaran yang berkualitas, dan system tatakelola pelaksanaan kegiatan dan
pelaporan.
Hal-hal yang perlu mendapat perhatian dan tindak lanjut dalam perencanaan
program dan kegiatan selanjutnya adalah pencapaian sasaran strategis perlu
diperdalam kembali dan diharapkan pada tahun berikutnya sasaran strategis yang
belum dicapai dapat dicapai dan yang sudah terapai dapat berhasil lebih baik lagi
dan komunikasi dengan dunia usaha perlu diterapkan lebih intens dengan
memanfaatkan teknologi seperti internet untuk menampung lebih banyak lagi
masukan dari dunia industri dan hal ini diharapkan dapat tercapai pada tahun 201 7.
Diharapkan Laporan ini dapat menjadi media pertanggungjawaban kinerja serta
menjadi masukan dan umpan balik bagi peningkatan kinerja Direktorat Industri
Kimia Hilir dalam menunjang peningkatan kinerja Direktorat Jenderal Industri
Kimia, Tekstil dan Aneka dan Kementerian Perindustrian dalam membangun sektor
industri di Indonesia.
H a l a m a n | 5
5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2
IKHITISAR EKSEKUTIF .................................................................................................. 3
BAB I .................................................................................................................................. 6
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 6
A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI ............................................... 6
B. PERAN STRATEGIS ORGANISASI ............................................................... 10
C. STRUKTUR ORGANISASI.............................................................................. 12
BAB II............................................................................................................................... 16
PERENCANAAN STRATEGIS ..................................................................................... 16
A. RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT IKHI TAHUN 2015 – 2019 .......... 16
B. RENCANA KINERJA DIREKTORAT IKHI TAHUN 2017 ........................... 20
C. PERJANJIAN KINERJA ................................................................................... 21
D. RENCANA ANGGARAN................................................................................. 22
BAB III ............................................................................................................................. 24
AKUNTABILITAS KINERJA......................................................................................... 24
A. CAPAIAN KINERJAORGANISASI ................................................................ 24
B. REALISASI ANGGARAN................................................................................ 35
BAB IV ............................................................................................................................ 37
PENUTUP......................................................................................................................... 37
A. TINJAUAN UMUM .......................................................................................... 37
B. STRATEGI DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HILIR.................................. 37
H a l a m a n | 6
6
BAB I
PENDAHULUAN A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI
Kemajuan industri merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan ekonomi
suatu negara. Berbeda dengan sektor perdagangan dan keuangan, sektor industri
memberikan kontribusi riil terhadap kemakmuran melalui penguasaan teknologi
dan barang modal, serta penciptaan lapangan kerja dalam jumlah masif.
Penguasaan teknologi dan barang modal memberikan kemampuan penciptaan nilai
tambah dan peningkatan daya saing. Sedangkan penciptaan lapangan kerja
berkontribusi dalam peningkatan dan pemerataan pendapatan perkapita sehingga
akan meningkatkan daya beli masyarakatyang akan berdampak pada sektor
perdagangan, jasa, keuangan, perhubungan, dan sektor lainnya.
Dewasa ini permasalahan umum sektor industri ialah masih lemahnya daya saing
industri nasional, belum kuat dan belum dalamnya struktur industri nasional, belum
optimalnya alokasi sumber daya energi dan bahan baku serta pembiayaan industri,
masih banyaknya ekspor komoditi primer (gas, batu bara, mineral, minyak sawit,
kakao, karet, dan kulit), dan belum memadainya dukungan sarana prasarana
industri (kawasan industri, jaringan energi dan telekomunikasi, transportasi , dan
distribusi).
Maka dalam rangka menanggulangi permasalahan tersebut dan menunjukkan
prioritas dalam jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik,
mandiri dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan,
dirumuskan sembilan agenda prioritas dalam pemerintahan ke depan. Kesembilan
agenda prioritas itu disebut NAWACITA yang terdiri sebagai berikut:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara.
H a l a m a n | 7
7
2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata
kelolapemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia daripinggiran dengan memperkuat daerah- daerah
dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Memperkuat kehadirannegara dalam melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkanproduktivitas rakyat dan daya saingdi pasar internasional
sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia
lainnya.
7. Mewujudkankemandirianekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik
8. Melakukan revolusi karakter bangsa
9. Memperteguhkebhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia
Selain itu, pada tahun 2015-2019 Pemerintah menetapkan Visi Pembangunan Industri
yang diatur dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN). Visi
tersebut ialah Menjadi Negara Industri Tangguh yang bercirikan:
1. Struktur industri nasional yang kuat, dalam, sehat, dan berkeadilan
2. Industri yang berdaya saing tinggi di tingkat global
3. Industri yang berbasis inovasi dan teknologi
Visi tersebut dapat dicapai dengan misi pembangunan industri yakni: (1)
meningkatkan peran industri nasional sebagai pilar dan penggerak perekonomian
nasional; (2) memperkuat dan memperdalam struktur industri nasional; (3)
meningkatkan daya saing industri yang mandiri dan berwawasan lingkungan; (4)
menjamin kepastian berusaha, persaingan yang sehat, serta mencegah pemusatan
atau penguasaan industri oleh satu kelompok atau perseorangan yang merugikan
masyarakat; (5) membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja; (6)
meningkatkan persebaran pembangunan industri ke seluruh wilayah Indonesia guna
memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional; dan (7) meningkatkan
kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat secara berkeadilan.
Sesuai Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 107 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian, Direktorat Industri Kimia
H a l a m a n | 8
8
Hilirmempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan rencana
indukpembangunan industri nasional, kebijakan industrinasional,penyebaran industri,
pembangunan sumber dayaindustri, pembangunan sarana dan prasarana
industri,pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri,perizinan industri,
penanaman modal dan fasilitas industri,serta kebijakan teknis pengembangan industri
di bidangIndustri Kimia Hilir. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Industri
Kimia Hilir menyelenggarakan fungsi :
1. penyusunan rencana, program, anggaran, evaluasi dan pelaporan
pengembangan Industri Kimia Hilir;
2. pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi
Industri Kimia Hilir;
3. penyiapan perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan industri
nasional, kebijakan industri nasional, penyebaran industri, pembangunan
sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri,
pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, penanaman modal
dan fasilitas industri serta kebijakan teknis pengembangan industri di bidang
Industri Kimia Hilir;
4. penyiapan penyusunan dan pelaksanaan norma, standar, prosedur, kriteria di
bidang perencanaan, perizinan, data dan informasi Industri Kimia Hilir;
5. penyiapan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang
perencanaan, perizinan, data dan informasi Industri Kimia Hilir;
6. pelaksanaan pengawasan Standar Nasional Indonesia, standar industri hijau,
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia pada Industri Kimia Hilir; dan
7. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi di atas, maka Direktorat Industri Kimia Hilir
dibagi menjadi 4 (empat) unit kerja Eselon III, yaitu Subdirektorat Program
Pengembangan Industri Kimia Hilir; Subdirektorat Industri Plastik dan Karet Hilir;
Subdirektorat Industri Farmasi dan Kosmetik; Subdirektorat Industri Kimia Hilir
Lainnya; dan 1 (satu) Sub Bagian Tata Usaha dimana masing-masing mempunyai
tugas sebagai berikut:
H a l a m a n | 9
9
1. Subdirektorat Program Pengembangan Industri Kimia Hilir mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan dan penyusunan rencana, program,
anggaran, evaluasi dan pelaporan, pengumpulan dan pengolahan data, serta
penyajian informasi di bidang Industri Kimia Hilir;
2. Subdirektorat Industri Plastik dan Karet Hilir mempunyai tugas melaksanakan
melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri,
pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana
industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan
industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis
pengembangan industri di bidang industri plastik dan karet hil ir;
3. Subdirektorat Industri Farmasi dan Kosmetik mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri, pembangunan
sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri,
pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan industri,
penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis pengembangan
industri di bidang industri farmasi dan kosmetik.
4. Subdirektorat Industri Kimia Hilir Lainnya mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri, pembangunan
sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri,
pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan industri,
penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis pengembangan
industri di bidang Industri Kimia Hilir lainnya.
5. Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha dan
rumah tangga direktorat.
Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat IKHI tersebut dijabarkan dalam
program kegiatan yang mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Direktorat
Industri Kimia Hilir tahun 2015 – 2019. Seluruh program kegiatan tersebut bersifat
aspiratif, fasilitatif, dan akomodatif yang dilaksanakan sepanjang tahun ang garan
2017 dengan berpedoman pada dokumen-dokumen perencanaan dan evaluasi.
Untuk memantau capaian sasaran dan tujuannya, Direktorat IKHI melaporkan
H a l a m a n | 10
10
akuntabilitas dan kinerjanya melalui dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP)sebagaimana diamanatkan dalam Instruksi Presiden
Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Pemerintah.Dokumen tersebut
memuat sasaran dan tujuan strategis beserta program kegiatan yang diarahkan
untuk mendukung tercapainya sasaran dan tujuan tersebut. Oleh karena itu, LAKIP
bermanfaat untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
sebagai salah satu prasyarat untuk terciptanya pemerintahan yang baik dan
kredibel. Sasaran LAKIP adalah untuk menjadikan instansi pemerintah yang
akuntabel sehingga birokrasi berjalan secara efisien, efektif, transparan, dan
responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya. Sedangkan manfaat
LAKIP bagi masyarakat adalah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
B. PERAN STRATEGIS ORGANISASI
Direktorat Industri Kimia Hilir adalah salah satu unit kerja di lingkungan Direktorat
Jenderal Industri Kimia, Tekstil dan Aneka yang bertanggung jawab terhadap
pengembangan industri kimia hilir.Direktorat Industri Kimia HIlir merupakan
subsektor industri yang bercirikan padat modal, padat teknologi, padat karya,
memiliki keterkaitan tinggi mulai dari hulu hingga hilir, dan menjadi komoditas
ekspor penghasil devisa negara. Dengan memerhatikan karakteristik kompleks
tersebut, Direktorat IKHI berupaya untuk mengembangkan industri binaannya
melalui program kegiatan yang aspiratif, fas ilitatif, dan akomodatif.Peran Strategis
Direktorat IKHI berdasarkan Bangun Industri Nasional yang diatur oleh Rencana
Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN). Bangun industri nasional berisikan
industri andalan masa depan, industri pendukung, dan industri hulu, dimana ketiga
kelompok industri tersebut memerlukan modal dasar berupa sumber daya alam,
sumber daya manusia, serta teknologi, inovasi, dan kreativitas. Pembangunan
industri di masa depan tersebut juga memerlukan prasyarat berupa ketersediaan
infrastruktur dan pembiayaan yang memadai, serta didukung oleh kebijakan dan
regulasi yang efektif. Industri binaan Direktorat IKHItermasuk dalam dua jenis
industri dalam bangun industri nasional, maka peran Direktorat IKHI sangat penting
H a l a m a n | 11
11
dalam pembangunan industri nasional. Selengkapnya mengenai bangun industri
nasional dijelaskan dengan gambar berikut:
Gambar 1.1 Bangun Industri Nasional
Selain itu, terdapat penetapan Industri Prioritas berdasarkan kepentingan nasional
sebagai tujuan pembangunan industri, permasalahan terkait pertumbuhan
ekonomi, dan keinginan untuk mengejar ketertinggalan dari negara maju, serta
terkait dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) tahun 2009, maka
ditentukan 10 (sepuluh) industri prioritas yang akan dikembangkan tahun 2015 -
2019. Dari sepuluh industri prioritas tersebut, industri prioritas yang menjadi
Rencana Aksi Direktorat Industri Kimia Hilirmeliputi :
1. Industri Farmasi, Kosmetik;
2. Industri Komponen (Barang Plastik dan Karet Hilir);
H a l a m a n | 12
12
C. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi Direktorat Industri Kimia Hilirpada Tahun 2017menyesuaikan
dengan Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 107 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian, yang terdiri dari:
1. Subdirektorat Program Pengembangan Industri Kimia Hilir
2. Subdirektorat Industri Plastik dan Karet Hilir
3. Subdirektorat Industri Farmasi dan Kosmetik
4. Subdirektorat Industri Kimia Hilir Lainnya
D. RUANG LINGKUP ORGANISASI
Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 107/M-IND/PER/11/2015
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian, Direktorat Industri
Kimia Hilir sebagai salah satu unit yang berada dibawah naungan Kementerian
Perindustrian memiliki tugas menyusun evaluasi dan pelaporan yang berkaitan dengan
program kegiatan yang telah ditetapkan. Evaluasi dan pelaporan yang dimaksud
merupakan implementasi dari fungsi manajemen pengendalian.
Fungsi manajemen pengendalian seperti yang diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 39 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan dimaksudkan untuk menjamin bahwa rencana pelaksanaan
pembangunan telah sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Pembinaan jenis usaha industri yang berada di dalam ruang lingkup tugas pokok dan
fungsi Direktorat Industri Material Dasar Logam diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Menteri Perindustrian No. 30/M-IND/PER/7/2017 tentang Jenis-jenis Industri dalam
Pembinaan Direktorat jenderal dan Badan di Lingkungan Kementerian
Perindustrian, yaitu terdiri dari :
Tabel 1.1
KBLI Binaan Direktorat Industri Kimia Hilir
No KBLI Jenis Industri Keterangan
13941 Industri tali Khusus Tali Rafia
18201 Reproduksi media rekaman suara dan
piranti lunak
Reproduksi dalam bentuk CD
18202 Reproduksi media rekaman film dan video
Reproduksi dalam bentuk CD
19212 Industri pembuatan minyak pelumas
H a l a m a n | 13
13
19213 Industri pengolahan kembali minyak pelumas bekas
20221 Industri cat dan tinta cetak
20222 Industri pernis (termasuk mastik)
20223 Industri lak 20231 Industri sabun dan bahan pembersih
keperluan rumah tangga
20232 Industri kosmetik, termasuk pasta gigi
20291 Industri perekat/lem
20293 Industri tinta
20295 Industri korek api
20299 Industri barang kimia lainnya ytdl 21012 Industri produk farmasi untuk
manusia
21022 Industri produk obat tradisional
22111 Industri ban luar dan ban dalam 22112 Industri vulkanisir ban
22191 Industri barang dari karet untuk keperluan rumah tangga
22192 Industri barang dari karet untuk keperluan industri
22199 Industri barang dari karet lainnya ytdl
22210 Industri barang dari plastik untuk bangunan
22220 Industri barang dari plastik untuk pengemasan
22230 Industri pipa plastik dan perlengkapannya
22291 Industri barang plastik lembaran
22292 Industri perlengkapan dan peralatan rumah tangga (tidak termasuk furnitur)
22293 Industri barang dan peralatan teknik/industri dari plastik
22299 Industri barang plastik lainnya ytdl Khusus untuk peralatan kesehatan/laboratorium dari
plastik, film atau lembaran kertas kaca, tutup kepala, kertas dinding plastik
26800 Industri media magnetik dan media
optik
Khusus CD
31003 Industri furnitur dari plastik
32904 Industri peralatan untuk pelindung keselamatan
Selain usaha pakaian pelindung dan pakaian anti
H a l a m a n | 14
14
api
38302 Daur ulang barang bukan logam Selain kaca
71209 Analisis dan uji teknis lainnya Untuk industri yang merupakan binaan Direktorat IKHI
74100 Aktivitas perancangan khusus Untuk industri yang merupakan binaan Direktorat IKHI
H a l a m a n | 15
15
Gambar 1.2
BAGAN ORGANISASI DIREKTORAT IKHI
Direktur Industri Kimia Hilir
Subdirektorat Program Pengembangan Industri Kimia Hilir
Seksi Program
Seksi Evaluasi dan Pelaporan
Subdirektorat Industri Plastik dan Karet Hilir
Seksi Sumber Daya Industri dan Sarana Prasarana Industri
Seksi Pemberdayaan Industri
Subdirektorat Industri Farmasi dan Kosmetik
Seksi Sumber Daya Industri dan Sarana Prasarana Industri
Seksi Pemberdayaan Industri
Subdirektorat Industri Kimia Hilir Lainnya
Seksi Sumber Daya Industri dan Sarana Prasarana Industri
Seksi Pemberdayaan Industri
Subbagian Tata USaha
H a l a m a n | 16
16
BAB II
PERENCANAAN STRATEGIS
Perencanaan strategis organisasi Direktorat IKHI Tahun Anggaran 2017 adalah mengacu
pada RPJMN Tahun 2015 - 2019 serta sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat
IKHIsebagaimana ditetapkan pada Peraturan Menteri Perindustrian RlNomor 107 Tahun
2015.Adapun fungsi utama Direktorat IKHI adalah sebagai perumus dan pelaksana
kebijakanpada industri kimia hilirdalam mendukung pembangunan industri
nasional.Untuk mewujudkan hal tersebut, Direktorat IKHI telah merumuskan rencana
dan peta strateginya sendiri yang memuat visi, misi, tujuan strategis, sasaran strategis,
dan peran strategis sebagaimana diuraikan sebagai berikut.
A. RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT IKHI TAHUN 2015 – 2019
Pada Tahun 2015-2019 Pemerintah menetapkan Visi Pembangunan Industri yang
diatur dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional/RIPIN. Visi tersebut ialah
Menjadi Negara Industri Tangguh yang bercirikan:
1. Struktur industri nasional yang kuat, dalam, sehat dan berkeadilan
2. Industri yang berdaya saing tinggi di tingkat global
3. Industri yang berbasis inovasi dan teknologi
Visi tersebut dapat dicapai melalui misi pembangunan industri, yakni: (1)
meningkatkan peran industri nasional sebagai pilar dan penggerak perekonomian
nasional; (2) memperkuat dan memperdalam struktur industri nasional; (3)
meningkatkan daya saing industri yang mandiri dan berwawasan lingkungan; (4)
menjamin kepastian berusaha, persaingan yang sehat, serta mencegah pemusatan
atau penguasaan industri oleh satu kelompok atau perseorangan yang merugikan
masyarakat; (5) membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja; (6)
meningkatkan persebaran pembangunan industri ke seluruh wilayah Indonesia guna
memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional; dan (7) meningkatkan
kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat secara berkeadilan. Selain itu, strategi
yang ditempuh untuk mencapai visi dan misi pembangunan industri nasional adalah
H a l a m a n | 17
17
sebagai berikut:
1. Mengembangkan industri hulu dan industri antara berbasis sumber daya alam
2. Pengendalian ekspor bahan mentah dan sumber energi
3. Meningkatkan penguasaan teknologi dan kualitas sumber daya manusia (SDM)
industri
4. Mengembangkan Wilayah Pengembangan Industri (WPI), Wilayah Pusat
Pertumbuhan Industri (WPPI), Kawasan Industri (KI), dan Sentra Industri Kecil dan
Menengah
5. Menyediakan langkah-langkah afirmatif berupa perumusan kebijakan, penguatan
kapasitas kelembagaan dan pemberian fasilitas kepada industri kecil dan
menengah
6. Pembangunan sarana dan prasarana Industri
7. Pembangunan industri hijau
8. Pembangunan industri strategis
9. Peningkatan penggunaan produk dalam negeri dan
10. Kerjasama internasional bidang industri
Dalam rangka mewujudkan visi pembangunan industri tersebut, Kementerian
Perindustrian telah menetapkan visi untuk tahun 2015 - 2019 yaitu Indonesia
Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat
Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan. Berlandaskan hal tersebut,
Direktorat Jenderal Industri Kimia, Tekstil dan Aneka yang hingga tahun 2014 masih
bernama Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur menetapkan visi tahun 2015
– 2019: “Terwujudnya Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka yang Berdaya Saing dengan
Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan”.
Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, diperlukan tindakan nyata dalam bentuk 4
(empat) misi sesuai dengan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Industri Kimia,
Tekstil, dan Aneka sebagai berikut:
1. Memperkuat dan memperdalam struktur Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka
untuk mewujudkan industri nasional yang mandiri, berdaya saing, maju, dan
berwawasan lingkungan
H a l a m a n | 18
18
2. Meningkatkan nilai tambah Industri Kimia, Tekstil dan Aneka di dalam negeri
melalui pengelolaan sumber daya industri yang berkelanjutan dengan
meningkatkan penguasaan teknologi dan inovasi
3. Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja
4. Mendukung pemerataan pembangunan industri manufaktur ke seluruh
wilayah Indonesia guna memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional.
Visi dan misi tersebut didukung oleh tujuan Direktorat Industri Kimia Hilir yaitu
Terbangunnya Industri Kimia Hilir yang tangguh dan berdaya saing.Visi dan misi
tersebut diarahkan untuk meningkatkan peran industri kimia hilir dalam
perekonomian nasional dengan sasaran strategis dari perspektif pemangku
kepentingan sebagai berikut:
1. Meningkatnya peran industri kimia hilir dalam perekonomian nasional;
2. Meningkatnya penguasaan pasar dalam dan luar negeri;
3. Meningkatnya penyerapan tenaga kerja di sektor industri kimia hilir;
4. Menguatnya struktur industri;
Sedangkan sasaran strategis dari perspektif proses bisnis internal adalah sebagai
berikut:
1. Meningkatnya daya saing industri melalui pengembangan standardisasi industri
kimia hilir
2. Meningkatnya investasi sektor industri kimia hilir melalui fasilitasi pemberian
insentif fiskal dan non-fiskal
3. Meningkatnya penggunaan produk dalam negeri industri kimia hilir
4. Tumbuhnya industri strategis berbasis sumber daya alam (migas)
5. Meningkatnya ketersediaan data sektor industri melalui penyelenggaraan
sistem informasi industri nasional
Sasaran strategistersebut memiliki besaran capaian yang menjadi indikator
keberhasilan pencapaian sasaran dalam pengembangan industri kimia hilir atau
dapat disebut dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagaimana diuraikan dalam
tabel berikut:
H a l a m a n | 19
19
Gambar 2.1 Peta Strategi Direktorat IKHI Tahun 2017 – 2019
PERSPEKTIF
PEMANGKU
KEPENTINGAN
PERSPEKTIF PROSES
INTERNAL
PERSPEKTIF PEMBELAJARAN
ORGANISASI
Tujuan.
Meningkatnya peran industri dalam
perekonomian nasional
Terwujudnya Peningkatan Daya Saing
dan Produktivitas Industri
2
Meningkatnya Populasi
1
PERUMUSAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN
ANGGARAN
Tersedianya kebijakan
pembangunan industri yang efektif
Terselenggaranya urusan
pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing
dan berkelanjutan
Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien
dan akuntabel
3 4
5
H a l a m a n | 20
20
Tabel2.1
Sasaran dan Indikator Kinerja Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kimia Hilir Tahun 2017– 2019
No. Tujuan Program /Indikator Satuan Target
2017 2018 2019
1. Meningkatnya populasi industri kimia hilir
- Jumlah unit industri kimia hilir
Unit 269 296 335
- Nilai investasi PMDN dan PMA sektor industri kimia hilir
Rp triliun
14.6 – 20.1 15.6 – 16.6 19.3 – 20.1
2. Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri kimia hilir
- Kontribusi ekspor produk industri kimia hilirterhadap ekspor nasional
Persen 4.6 4.8 4.8 – 4.9
- Produktivitas dan kemampuan SDM industri
Juta Rupiah/
orang per
tahun
447.5 482.7 516.3
3. Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya
saing dan berkelanjutan
- Infrastruktur kompetensi yang terbentuk
RSKKNI 1 1 1
B. RENCANA KINERJA DIREKTORAT IKHI TAHUN 2017
Dalam rangka memaksimalkan pencapaian tujuan pengembangan industri kimia
hilir seperti yang telah ditetapkan, maka Direktorat IKHIpada tahun 2017telah
menyusun Rencana Kinerja dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai industri
kimia, tekstil, dan aneka pada tahun yang akan datang. Rencana kinerja Direktorat
IKHI Tahun 2017adalah sebagai berikut :
H a l a m a n | 21
21
Tabel 2.2
Rencana Kinerja Direktorat IKHI Tahun 2017
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target
1 Meningkatnya populasi industri kimia hilir l
Jumlah unit industri kimia hilir Unit 269
Nilai investasi PMDN dan PMA sektor industri kimia hilir
Rp triliun 14.6 – 20.1
2 Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri kimia hilir
Kontribusi ekspor produk industri kimia hilirterhadap ekspor nasional
Persen 4.6
Produktivitas dan kemampuan SDM industri
Juta Rupiah/ orang per
tahun
447.5
3 Terselenggaranya urusan pemerintahan
di bidang
perindustrian yang berdaya saing dan
berkelanjutan
Infrastruktur kompetensi yang terbentuk
RSKKNI 1
C. PERJANJIAN KINERJA
Dalam rangka mewujudkan target kinerja, Direktorat IKHI telah menyusun
Perjanjian Kinerja untuk memandu pelaksanaan program kegiatan Direktorat IKHI
dan sebagai bukti komitmen Direktorat IKHI dalam pencapaian target sasaran.
Perjanjian Kinerja tersebut menyesuaikan target dari Rencana Strategis
Kemenperin 2015-2019 dan tidak menyesuaikan rencana kinerja. Berikut adalah
tabelPerjanjian Kinerja Direktorat IKHI Tahun 2017 :
Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Direktorat IKHI Tahun 2017
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target
1 Meningkatnya populasi industri kimia hilir l
Jumlah unit industri kimia hilir Unit 269
Nilai investasi PMDN dan PMA sektor industri kimia hilir
Rp triliun 14.6 – 20.1
H a l a m a n | 22
22
2 Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri kimia hilir
Kontribusi ekspor produk industri kimia hilirterhadap ekspor nasional
Persen 4.6
Produktivitas dan kemampuan SDM industri
Juta Rupiah/ orang per tahun
447.5
3 Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan
Infrastruktur kompetensi yang terbentuk
RSKKNI 1
D. RENCANA ANGGARAN
Dalam rangka mendukung pelaksanan tugas pokok dan fungsi yang dijabarkan
dalam program kegiatan tahunan, Direktorat IKHImemperoleh sumber dana
pembiayaan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Pada tahun anggaran 2017, Direktorat IKHImemperoleh dana anggaran Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) sebesar Rp13.723.395.000,-. Sesuai dengan Instruksi
Presiden nomor 4 Tahun 2017 tentang Efisiensi Belanja Brang
Kementerian/Lembaga Dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara
Tahun Anggaran 2017, maka nilai pagu DIPA Direktorat IKHI Tahun 2017menjadi Rp
12.223.395.000,-tanpa mengurangi target pencapaian output kinerja.Perinciannya
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.4
STRUKTUR ANGGARAN DIREKTORAT IKHI TA 2017
Kegiatan/Output Pagu (Rp.)
1876 Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kimia Hilir 12.223.395.000
1876.015 Kebijakan Iklim Investasi IKHI 1.223.212.000
1876.019 Kebijakan Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas IKHI 1.657.694.000
1876.020RSNI Produk IKHI 1.766.866.000
1876.021SNI Wajib Produk IKHI 846.040.000
1876.022 Fasilitasi Penerapan Standar Pada Perusahaan IKHI 345.200.000
1876.023 Pengawasan SNI Wajib Produk IKHI 480.172.000
1876.024 Bantuan mesin dan peralatan 1.166.722.000
1876.025 RSKKNI IKHI 496.738.000
1876.026Sertifikasi SDM IKHI 861.630.000
H a l a m a n | 23
23
Kegiatan/Output Pagu (Rp.)
1876.027 Diklat SDM IKHI 473.154.000
1876.030 Sertifikasi TKDN 433.082.000
1876.032 Pameran IKHI 726.024.000
1876.951 Layanan Internal 1.746.811.000
H a l a m a n | 24
24
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Berdasarkan Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN Tahun 2015 – 2019,
Direktorat Industri Kimia Hilir memiliki arah kebijakan fokus pengembangan industri
nasional yang menjadi Program Prioritas Nasional, dengan pencapaian sebagai
berikut:
Tabel 3.1 Capaian Program Prioritas Direktorat IKHI
SASARAN INDIKATOR SATUAN T R C
Revitalisasi Industri (Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing)
Terfasilitasinya Pengembangan Industri Kimia Hilir Komoditi 3 3 100%
Sebagaimana telah diperjanjikan dalam dokumen Perjanjian Kinerja tahun 2017,
kinerja sasaran yang ditetapkan mencakup sasaran strategis dalam perspektif
pemangku kepentingan, perspektif proses pelaksanaan tugas pokok dan perspektif
peningkatan kapasitas kelembagaan maka berikut ini pencapaian pada Tahun 2017:
Sasaran I : Meningkatnya populasi industri kimia hilir
Meningkatnya populasi industri kimia hilir di dalam perekonomian nasional
diindikasikan dengan meningkatnya jumlah populasi industri kimia hilir serta
meningkatnya nilai investasi di sektor industri kimia hilir. Dengan demikian, Indikator
Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) dari sasaran strategis ini adalah :
1. Meningkatnya jumlah populasi industri kimia hilir;
2. Meningkatnya nilai investasi di sektor industri kimia hilir.
Pada tahun 2017, kinerja Direktorat IKHI mencapai realisasi kinerja sebagai berikut :
H a l a m a n | 25
25
Tabel 3.2 Pencapaian Sasaran Strategis 1 : Meningkatnya populasi industri kimia
hilir
Secara umum dapat dikatakan bahwa pencapaian sasaran strategis berupa
meningkatnya populasi industri kimia hilir dalam perekonomian nasional sudah
tercapai. Indonesia merupakan salah satu tujuan investasi terpenting bagi investor
asing. Indonesia mampu masuk di dalam daftar 20 negara peraih foreign direct
investment (FDI) terbesar dunia. Berdasarkan UNCTAD, pada tahun 2013 Indonesia
berada diperingkat 18 dunia dengan total nilai realisasi PMA sebesar US$ 28. Dalam
daftar 20 besar FDI host countries tersebut hanya ada dua negara ASEAN, Indonesia
dan Singapura. Singapura berada di peringkat 6 dengan raihan yang jauh
melampaui Indonesia, yakni 64 milyar dollar AS.
Berdasarkan UNCTAD, Indonesia merupakan negara ketiga paling prospektif bagi
PMA. Dengan ekonomi yang tumbuh rata-rata sekitar 5.4% per tahun sejak
beberapa tahun ke belakang dan ukuran pasar yang besar serta kondisi
perekonomian yang stabil, investasi asing diprediksi akan terus mengalir
kedepannya.
Selain itu, peran sektor industri kimia hilir dalam perekonomian nasional juga
tercemin dari perkembangan dan pertumbuhan industri. Berikut disajikan data
perkembangan pertumbuhan dan kontribusi sektor industri binaan Direktorat IKHI
tahun 2015– 2017.
- Jumlah unit industri kimia,
tekstil, dan aneka
Unit 269 1178
Realisasi
19.4
1 Meningkatnya populasi industri kimia hilir
- Nilai investasi PMDN dan PMA
sektor industri kimia, tekstil,
dan aneka
Rp triliun 18,9 - 20,1
No Sasaran Program /Indikator Satuan Target
H a l a m a n | 26
26
Tabel 3.3 Laju Pertumbuhan dan Kontribusi PDB Sektor Industri Kimia Hilir Tahun 2015 - 2017
Kenaikan pertumbuhan sektor industri kimia hilir tahun 2017 ini tidak terlepas dari
dukungan pembangunan infrastruktur dan masuknya investasi di sektorindustri
kimia hilir.Pembangunan infrastruktur dinilai dapat menciptakan peluang
investasi.Dengan adanya pertambahan investasi yang masuk, maka struktur
perekonomian nasional dapat dioptimalkan dimana sektor manufaktur memegang
peranan yang penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi nasional. Namun
demikian, sektor industri kimia hilir juga masih menghadapi kendala dalam
pengembangannya, seperti ketergantungan terhadapa impor bahan baku untuk
Uraian Satuan 2013 2014 2015 2016 2017Pertumbuhan
2016 - 2017
Pertumbuhan Industri % 9,28 2,88 4,43 3,52 3,48 -
Kontribusi Terhadap PDB 1,26 1,31 1,37 1,33 1,25 -
Investasi (Δ) Rp. Milyar 19.851 21.084 33.183 40.247 32.778* -18,56
Tenaga Kerja (Δ) Orang 61.380 44.414 72.344 48.742 59.371* 21,81
Ekspor Juta USD 6.566,1 6.568,2 5.974,0 6.152,1 6.384,5 3,78
Impor Juta USD 7.183,0 6.913,0 6.278,2 6.647,2 7.381,4 11,05
* perkiraan
I. Industri Bahan Kimia dan Barang dari Kimia
Uraian Satuan 2013 2014 2015 2016 2017Pertumbuhan
2016 - 2017
Pertumbuhan Industri % -4,84 7,19 15,94 11,33 6,85 -
Kontribusi Terhadap PDB % 0,38 0,39 0,44 0,47 0,48 -
Investasi (Δ) Rp. Milyar 1.875 1.493 1.035 4.274 5.798* 35,65
Tenaga Kerja (Δ) Orang 7.945 6.853 15.680 18.790 17.602* -6,32
Ekspor Juta USD 927,4 1.018,5 1.036,3 1.058,4 1.100,9 4,02
Impor Juta USD 1.332,9 1.322,8 1.333,2 1.375,0 1.493,3 8,60
Uraian Satuan 2013 2014 2015 2016 2017Pertumbuhan
2016 - 2017
Pertumbuhan Industri % -1,86 1,16 5,04 -8,50 2,47 -
Kontribusi Terhadap PDB % 0,80 0,76 0,75 0,64 0,63 -
Investasi (Δ) Rp. Milyar 7.489 8.368 12.207 13.093 12.721* -2,84
Tenaga Kerja (Δ) Orang 43.550 59.287 48.772 56.090 50.874* -9,30
Ekspor Juta USD 3.816,5 3.802,1 3.512,4 3.546,2 3.591,6 1,28
Impor Juta USD 3.588,6 3.437,7 3.091,6 3.359,1 3.824,2 13,85
* perkiraan
II. Industri Farmasi, Produk Obat Kimia dan Obat Tradisional
III. Industri Karet, Barang dari karet dan Plastik
H a l a m a n | 27
27
memenuhi kebutuhan industri dalam negeri. Untuk itu, Direktorat IKHI perlu
memfasilitasi industri binaannya agar masalah tersebut tidak menghambat
pengembangan sektor industri di dalam negeri.
Untuk menjaga kinerja investasi, Direktorat IKHI menyelenggarakan kegiatan
promosi investasi sektor industri kimia hilir. Direktorat IKHI telah melakukan
koordinasi pemberian insentif fiskal tax allowance dan insentif Bea Masuk
Ditanggung Pemerintah (BMDTP). Adapun fasilitas tax holiday pada sektor IKTA
hanya akan diberikan untuk industri kimia organik yang berasal dari minyak bumi
dan gas alam. Sedangkan industri yang memperoleh fasilitas tax allowance adalah
industri pakaian jadi dari tekstil, industri pakaian jadi dari kulit, industri alas kaki,
industri sepatu olahraga, dan industri sepatu teknik lapangan.
Selain itu, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, Direktorat IKHI mendukung P3DN
melalui kegiatan sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk produk-
produk unggulannya yang potensial mengikuti pengadaan barang/jasa
pemerintah/BUMN/KKKS. Pada tahun 2017, Direktorat IKHI telah melaksanakan
pendampingan sertifikasi TKDN sebanyak 100 perusahaan untuk sektor industri kimia
hilir. Selain itu, direktorat industri kimia hilir juga telah melakukan penyusunan
regulasi TKDN untuk produk farmasi serta sosialisasi regulasi TKDN untuk produk
farmasi dan kimia hilir lainnya.
Sasaran II : Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri
kimia hilir
Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri kimia hilir dimaksudkan
untuk meningkatkan penjualan produk industri kimia hilir dalam negeri dibandingkan
dengan seluruh pangsa pasar. Sedangkan penguasaan pangsa pasar di luar negeri
dimaksudkan untuk meningkatkan nilai ekspor produk industri kimia hilir sehingga
dapat meningkatkan rasio/perbandingan nilai ekspor industri kimia hilir terhadap
nilai ekspor nasional. Indikator kinerja sasaran strategis (IKSS) dari sasaran strateg is
ini adalah:
H a l a m a n | 28
28
1. Kontribusi ekspor produk industri kimia hilir terhadap ekspor nasional
2. Produktivitas dan kemampuan SDM industri.
Kinerja peningkatan daya saing dan produktivitas sektor industri kimia hilir tahun
2017 mencapai realisasisebagai berikut:
Tabel 3.4
Pencapaian Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri kimia hilir
Kontribusi ekspor sektor industri kimia hilir terhadap ekspor nasional
menggambarkan kemampuanproduk industri kimia hilir dalambersaing dan
menguasai pasar luar negeri.Nilai ekspor produk kimia hilir pada periode tahun 2017
adalah sebesar US$ 6.38 triliun atau sekitar 3.7% dari total ekspor nasional.Kinerja
ekspor produk kimia hilir mengalami fluktuasi dari tahun 2015 hingga 2017.Pada
tahun 2015, nilai ekspor produk kimia hilir mengalami penurunan menjadi sebesar
US$ 5.97 triliun dari senilai US$ 6.56 triliun di tahun 2014. Namun nilai ekspor
tersebut kembali meningkat menjadi US$ 6.14 triliun pada tahun 2016.Berikut
merupakan rincian nilai ekspor kelompok produk dalam sektorindustri kimia hilir dari
tahun 2014 hingga 2017.
H a l a m a n | 29
29
Grafik 3.5 Kinerja Ekspor Sektor Industri Kimia Hilir Tahun 2015 – 2017
Keberhasilan sektor industri kimia hilir dalam mencapai target penguasaan pangsa
pasar diantaranya disebabkan oleh kegiatan fasilitasi industri yang dilaksanakan
Direktorat IKHI. Kegiatan tersebut antara lain adalah:
1. Promosi Kemampuan Industri Kimia Hilir
Dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan kinerja ekspor dalam era
perdagangan bebas, maka sektor industri perlu terus dipacu antara lain melalui
promosi kemampuan produk industri kimia hilir kepada para calon buyer dan
investor baik dalam maupun luar negeri. Upaya ini dilaksanakan melalui melalui
Vol (Ribu Ton) Nilai (Juta US$) Vol (Ribu Ton) Nilai (Juta US$) Vol (Ribu Ton) Nilai (Juta US$) Vol Nilai
2.648,27 5.973,98 3.017,10 6.152,08 2.957,54 6.384,55 -1,97 3,78
1.221,79 3.583,16 1.314,57 3.615,29 1.320,76 3.639,65 0,47 0,67
Karet Kompon 44,17 70,73 25,41 69,13 22,15 48,09 -12,81 -30,43
Aksesoris dari karet 0,02 0,50 0,01 0,09 0,01 0,12 88,33 40,79
Aksesoris Kendaraan dari Karet 2,33 20,04 2,08 19,74 1,59 17,97 -23,40 -8,94
Bahan Bangunan dari Karet 8,83 12,98 6,99 10,58 6,85 9,42 -1,88 -10,99
Ban Dalam 6,26 30,62 5,37 25,19 4,81 17,72 -10,48 -29,65
Ban Pejal 0,79 3,38 1,11 5,19 2,21 9,94 99,58 91,58
Ban Pneumatik Baru 472,26 1.546,88 516,91 1.605,02 514,81 1.572,22 -0,40 -2,04
Ban Pneumatik Bekas 0,63 3,77 0,03 0,21 0,16 0,60 557,75 177,72
Ban Pneumatik Vulkanisir 7,91 26,31 2,56 9,59 1,67 4,62 -34,89 -51,87
Bantalan Ban 0,20 0,37 0,18 0,45 0,16 0,40 -14,29 -11,26
Barang dari Karet Lainnya 1,59 26,25 1,83 31,83 1,54 34,76 -16,03 9,21
Barang Karet Vulkanisasi 0,02 0,06 0,01 0,19 0,06 0,09 481,82 -51,30
Benang Karet 2,76 9,28 1,75 5,48 1,53 5,70 -12,69 4,00
Karet Lembaran 4,27 8,11 4,20 8,08 4,28 8,37 1,78 3,59
Komponen Konstruksi dari Karet 0,03 0,28 0,01 0,20 0,01 0,16 -12,79 -21,42
Marine Fender 0,15 0,76 0,55 1,31 0,41 3,14 -25,24 140,01
Produk Higienis 0,29 4,01 0,30 4,63 0,44 6,75 48,84 45,66
Sabuk Konveyor dan Transmisi 6,79 66,57 6,61 66,46 6,76 66,59 2,32 0,20
Sarung tangan 53,95 248,64 53,64 232,49 55,99 259,94 4,38 11,81
Seal Karet 1,84 48,78 1,95 52,68 2,40 59,14 22,95 12,26
Selang Karet 3,22 16,37 4,27 28,76 4,05 20,53 -5,03 -28,60
Bahan Bangunan dari Plastik 5,32 23,48 5,74 23,46 6,14 26,14 6,95 11,39
Barang dari Plastik Lainnya 23,99 122,29 22,24 132,53 20,46 119,80 -8,00 -9,60
Benang plastik 5,38 16,93 4,87 15,71 7,16 20,24 46,91 28,89
Furnitur dari Plastik 6,07 47,08 5,14 36,89 5,04 36,66 -2,01 -0,64
Helm kendaraan bermotor 0,54 7,48 0,80 10,11 0,87 10,30 8,56 1,91
Helm lainnya 0,01 0,11 0,01 0,15 0,01 0,17 15,83 13,89
Helm untuk keperluan industri 0,01 0,06 0,01 0,06 0,01 0,03 27,27 -45,65
Kemasan dari Plastik 114,38 204,26 107,28 175,91 114,22 191,46 6,47 8,84
Lembaran Plastik Berperekat 21,45 70,90 20,78 65,91 21,79 67,95 4,84 3,10
Lembaran Plastik Tidak Berperakat 195,41 503,51 218,83 509,58 225,25 556,49 2,93 9,21
Lembaran Plastik Tidak Berperakat Diperkuat 31,84 114,76 32,85 109,69 36,03 112,92 9,67 2,94
Media rekam cakram optik 0,02 2,28 0,02 0,78 0,01 0,46 -61,50 -41,47
Pipa dari Plastik 13,06 49,85 13,08 53,71 14,86 56,04 13,64 4,33
Sanitary 0,38 2,31 0,40 2,59 0,54 2,39 34,74 -7,78
Skrap Plastik 148,73 82,95 203,59 93,28 193,05 92,28 -5,17 -1,08
Wadah dari Plastik 36,87 190,26 43,14 207,64 43,40 200,06 0,59 -3,65
103,36 1.036,30 133,34 1.058,38 112,00 1.100,89 -16,00 4,02
Kosmetik untuk dekoratif 3,02 14,39 3,15 16,13 3,61 19,45 14,59 20,57
Kosmetik untuk perawatan 36,64 156,38 41,44 165,97 37,04 157,92 -10,62 -4,85
Kosmetik untuk Rambut 20,58 60,78 22,38 63,38 20,35 63,06 -9,07 -0,50
Parfum dan Pewangi 18,97 213,36 42,94 224,82 18,85 276,55 -56,10 23,01
Obat 19,80 572,97 17,60 554,92 25,77 546,94 46,35 -1,44
Obat Tradisional 4,36 18,42 5,83 33,15 6,39 36,96 9,63 11,50
1.323,11 1.354,52 1.569,20 1.478,42 1.524,79 1.644,01 -2,83 11,20
Lem 17,08 42,07 20,91 48,01 28,59 43,87 36,73 -8,62
Lilin/Malam 60,04 69,32 70,02 73,58 65,77 72,44 -6,08 -1,54
Minyak Pelumas 333,25 272,01 465,29 285,03 378,33 283,37 -18,69 -0,58
Pemantik Api 7,93 11,45 7,53 10,15 7,34 9,97 -2,50 -1,77
Pembersih Keperluan Rumah Tangga 852,54 805,10 957,52 819,91 994,46 971,49 3,86 18,49
Tinta 7,93 63,41 11,46 148,77 13,52 165,96 18,01 11,56
Cat dan Pernis 40,96 74,80 33,28 78,68 33,34 80,43 0,20 2,23
Barang kimia hilir lainnya 3,38 16,35 3,20 14,31 3,43 16,48 7,44 15,16
Produk Farmasi dan Kosmetik
Produk Kimia Hilir Lainnya
Barang Karet dan Plastik
Ekspor IKHI
Barang Karet
Barang Plastik
Kosmetik
Perubahan 2016 - 2017 (%)Kelompok Produk 1 Kelompok Produk 2
2015 2016 2017
H a l a m a n | 30
30
pameran dalam negeri maupun pameran internasional. Adapun kegiatan
promosi yang telah difasilitasi Direktorat Industri Kimia Hilir adalah sebagai
berikut:
Tabel. 3.6 PromosiKemampuan IKTA Tahun 2017
NO. NAMA PAMERAN LOKASI TANGGAL
PELAKSANAAN
PESERTA/
BOOTH
Pameran Dalam Negeri
1 Pameran Industri Kosmetik dan Obat Tradisional
Plasa Pameran Industri, Kemenperin
1 – 4 Agustus 2017 56
2 Pameran Industri Plastik dan Karet
Plasa Pameran Industri, Kemenperin
3 – 6 Oktober 2017 43
Pameran Luar Negeri
1 Pameran Cosmoprof Italia 8
2. Pemberlakuan SNI Wajib dan perumusan RSNI
Dalam rangka meningkatkan daya saing industri atau pengamanan industri
domestik terhadap masuknya produk impor, maka produk dalam negeri perlu
distandarisasi dengan Standar Nasional Indonesia(SNI) sebagai
jaminanperlindungan konsumen, produk, dan industrinya sendiri. Sebelum
terbentuknya SNI, perlu disusun Rancangan SNI (RSNI). Tujuan standardisasi
adalah meningkatkan kepastian dan efisiensi transaksi perdagangan,
memberikan acuan bagi pelaku usaha dan membentuk persaingan pasar yang
transparan, melindungi kepentingan konsumen dalam aspek kesehatan,
keselamatan dan keamanan masyarakat, perlindungan kelestarian fungsí
lingkungan, serta meningkatkan efisiensi pasar dalam kelancaran perdagangan
internasional.
Terkait RSNI, pada tahun 2017Direktorat IKHI telah melaksanakan kegiatan
sebagai berikut:
a. Pemberlakuan SNI Wajib
Pada tahun 2017Direktorat IKHI memfasilitasi pemberlakuan1SNI Wajib
untuk produk pelumas
H a l a m a n | 31
31
b. Perumusan RSNI
Tahun 2017Direktorat IKHI merumuskan 14 RSNI yang terdiri dari:
1) Deterjen cuci cair untuk mesin cuci bukaan depan
2) Deterjen cuci cair untuk mesin cuci bukaan atas
3) Deterjen serbuk
4) Cat kayu transparan bagian dempul kayu
5) Cara uji kandungan Cr(VI) dalam cat
6) Cat tabung LPG
7) Cara uji kandungan Hg dalam cat
8) Vulkanisir ban
9) Bantalan karet peluncur kapal
10) Bantalan karet pneumatic apung tekanan tinggi
11) Bantalan karet pneumatic apung tekanan rendah
12) Spesifikasi cincin karet sambungan air minum, air limbah dan hujan
13) Spesifikasi standard untuk sealant sambungan elastomer
14) Spesifikasi sarung tangan bedah sekali pakai karet steril
Sektor Industri Kimia Hilir berhasil menyerap tenaga kerja sebanyak 0.72 Juta Orang
pada bulan Oktober 2017. Angka ini meningkat sebesar 66 Ribu Orang dari tahun
2016.Data yang disajikan merupakan data sementara dikarenakan belum
terdapatnya data untuk triwulan IV. Perkiraan capaian triwulan IV ini telah mencapai
target tahunan, dilihat dari mulai hidup kembali industri di Indonesia dengan
ekonomi indonesia yang mulai membaik, maka menjadi peluang bagi industri untuk
menyerap tenaga kerja. Data tenaga kerja yang dimiliki Direktorat IKHI berasal dari
Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) dari BKPM.
orang ..... ++ hulu hilir
Sasaran III : Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang
perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan
Salah satu sasaran pembangunan industri adalaht terselenggaranya urusan
pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan.
H a l a m a n | 32
32
Industri yang bedaya sang dan kuat adalah industri yang memiliki s truktur industri
yang kuat dan kaitan (linkage) yang kuat dan sinergis antar sub sektor industri
dengan berbagai sektor ekonomi lainnya, memiliki kandungan lokal yang tinggi,
menguasai pasar domestik, memiliki produk unggulan industri masa depan, tumbuh
secara berkelanjutan, serta mempunyai tenaga kerja yang handal di sektor industri.
Indikator kinerja sasaran strategis (IKSS) dari sasaran strategis ini adalah:
Tabel. 3.7
Pencapaian Sasaran Strategis 3: Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang
perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan
Pengembangan kompetensi sumber daya manusia semakin digalakan oleh banyak
negara terutama negara berkembang, hal ini dilakukan guna mempersiapkan
generasi berkompeten yang dapat membenahi negaranya dan mampu bersaing di
era globalisasi ini. Upaya mengukur kemampuan warga negaranya ini juga berlaku di
Indonesia. Di negara ini sebuah Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia atau
SKKNI digunakan sebagai acuan didalam sebuah pembinaan.
Kompetensi kerja merupakan kemampuan bekerja dari setiap individu yang
mencakup aspek knowledge atau pengetahuan, attitude atau atau sikap kerja dan
skill atau keterampilan teknis yang disesuai dengan standar yang sudah ditetapkan.
Sementara standardisasi kompetensi kerja merupakan proses dalam merumuskan,
menerapkan dan menetapkan standar dan kompetensi kerja. Kompetensi kerja ini
menjadi penentu mampu atau tidak seseorang dalam menjalankan pekerjaannya.
Acuan dari Standar Kompetensi Kerja ini terdapat dalam perundang-undangan No 13
Tahun 2003 mengenai Ketenagakerjaan dan PP No 31 Tahun 2006 mengenai Sistem
Pelatihan Kerja Nasional. Penyusunan SKKNI dilakukan dengan menggunakan format
Regional Model Competency Standard atau RMCS yang pada tahun 1998
- Infrastruktur kompetensi yang
terbentuk
SKKNI 1 1
No Sasaran Program /Indikator Satuan Target
3 Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian
yang berdaya saing dan berkelanjutan
Realisasi
H a l a m a n | 33
33
diperkenalkan dengan Program APSDEP – ILO dimana perumusan mengenai SKKNI
dengan model RMCS diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No.21/MEN/X/2007 Tentang Tata Cara Penetapan SKKNI.
Dalam rangka mengurangi terjadinya kesenjangan (gap) kompetensi antara lulusan
pendidikan/pelatihan dengan kebutuhan pada sektor industri di Indonesia, maka
orientasi pendidikan/pelatihan yang selama ini supply driven harus diubah menjadi
demand driven. Oleh karena itu para praktisi di industri harus terlibat langsung untuk
menginformasikan kebutuhan kompetensi yang ada pada bidangnya masing-masing
dalam bentuk Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).
SKKNI tersebut nantinya akan digunakan sebagai acuan untuk:
1. Penyusunan Program Pendidikan/Pelatihan Berbasis Kompetensi (sampai dengan
Modul-modul pembelajarannya) untuk proses pembelajaran pada lembaga
pendidikan/pelatihan.
2. Penyusunan Skema Sertifikasi untuk proses uji kompetensi pada Lembaga
Sertifikasi Profesi (LSP).
Dengan konsep tersebut, kemampuan lulusan lembaga pendidikan/pelatihan akan
sesuai dengan kebutuhan industri dan para lulusan nantinya juga dapat memiliki
sertifikat kompetensi setelah melalui uji kompetensi di LSP. Para tenaga kerja yang
sudah bekerja di industri juga perlu mendapatkan sertifikat kompetensi sebagai
wujud pengakuan terhadap kemampuan yang dikuasainya.
Perlu diketahui bahwa dalam perjanjian internasional seperti Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) misalnya, yang akan dinotifikasi untuk keluar dan masuknya tenaga
kerja antar negara adalah melalui sertifikat kompetensi, bukan ijazah.
Untuk mengetahui perbandingan kinerja Direktorat IKHI antara tahun 2016 dengan
tahun 2017, berikut sajikan realisasi target dari kedua tahun tersebut:
H a l a m a n | 34
34
Tabel 3.8 Capaian Perjanjian Kinerja Tahun 2017
No. Sasaran Strategis (SS) Indikator Kinerja Utama
(IKU) Satuan 2016 2017
1.
Meningkatnya populasi industri kimia hilir
Jumlah unit industri kimia, tekstil, dan aneka
Unit 928 1.178
Nilai investasi PMDN dan PMA sektor industri kimia, tekstil, dan aneka
Rp Triliun 12.6 19.4
2.
Meningkatnya penguasaan pasar di dalam dan luar negeri
Kontribusi ekspor produk
industri kimia hilir terhadap ekspor nasional
Persen 3.54 3.67
Produktivitas dan Kemampuan SDM Industi
juta orang
472,1 498,5
3. Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan
Infrastruktur kompetensi yang terbentuk
RSKKNI - 1
Capaian kinerja output untuk masing – masing program/kegiatan dapat dilihat pada table
berikut
Tabel 3.8
Capaian Output Kerja Tahun 2016dan 2017
No. Kegiatan/Output 2016 2017
Target Realisasi Satuan Target Realisasi Satuan
1876.015 Kebijakan Iklim Investasi IKHI 1 1 Dokumen
1876.019 Kebijakan Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas IKHI
1 1 Dokumen
1876.020 RSNI Produk IKHI 10 10/16s RSNI 10 14 RSNI 1876.021 SNI Wajib Produk IKHI 1 1 SNI 2 1 SNI
1876.022 Fasilitasi Penerapan Standar Pada Perusahaan IKHI
5,5 5,5 Komodi
ti 3 3 Perusaha
an 1876.023 Pengawasan SNI Wajib Produk IKHI
5 5 Perusaha
an
1876.024 Bantuan mesin dan peralatan 1 0 Unit 1 1 Unit 1876.025 RSKKNI IKHI 1 1 Dokumen 1876.026 Sertifikasi SDM IKHI 40 40 Orang
H a l a m a n | 35
35
No. Kegiatan/Output 2016 2017
1876.027 Diklat SDM IKHI 20 20 Orang 60 60 Orang
1876.030 Sertifikasi TKDN 100 100 Sertifikat
1876.032 Pameran IKHI 20 90 Perusahaan
4 4 Merk
1876.951 Layanan Internal 1 1 Layanan
B. REALISASI ANGGARAN
Seluruh program kegiatan Direktorat IKHI Tahun 2017 telah terlaksana dengan cukup
baik karena diantaranya telah terbukti mampu mencapai sasaran strategis dan target
Indikator Kinerja Utama (IKU). Namun, disamping pencapaian fisik tersebut,
Direktorat IKHI perlu menyandingkan aspek akuntabilitas keuangan berdasarkan
sasaran strategis sehingga diketahui berapa nilai alokasi dan realisasi anggaran untuk
mendukung pencapaian sasaran Direktorat IKHI. Hal ini relevan dengan pergeseran
paradigma penganggaran dari penganggaran berbasis pengeluaran rutin dan
pembangunan menjadi Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK).
Untuk itu, Direktorat IKHI menerapkan PBK untuk meningkatkan efektifitas alokasi
anggaran melalui perancangan program/ kegiatan yang diarahkan untuk mencapai
hasil dan keluaran yang ditetapkan sehingga meningkatkan efisiensi, kredibilitas,
serta akuntabilitas kinerja.Realisasi anggaran dibagi menjadi dua bagian dimana
memperhitungkan anggaran yang di blokir sesuai dengan Inpres No. 4 tahun 2017
dan anggaran yang sesuai dengan DIPA terakhir. Beberapa output tidak terdapat
realisasinya dikarenakan output tersebut dihapuskan sebagai dampak penghematan
anggaran. Berikut disajikan tabel realisasi DIPA Direktorat IKHI Tahun 2017:
H a l a m a n | 36
36
Tabel 3.10
Realisasi Keuangan Dit.IKHI Tahun 2017 per Output
015 1,223,212,000 1,221,393,997
019 1,657,694,000 1,648,443,757
020 1,766,866,000 1,718,603,826
021 846,040,000 839,709,267
022 345,200,000 344,733,635
023 480,172,000 477,614,629
024 1,166,722,000 1,157,334,041
025 496,738,000 446,683,252
026 861,630,000 861,011,350
027 473,154,000 473,127,882
030 433,082,000 429,151,348
032 726,074,000 725,546,188
951 1,746,811,000 1,709,449,949
12,223,395,000 12,052,803,118 Total
Anggaran
Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
SDM Industri kimia hilir yang disertifikasi
SDM industri kimia hilir yang mengikuti diklat
Produk industri kimia hilir yang tersertifikasi Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN)
Branding produk industri kimia hilir
Layanan Internal (Overhead)
Rekomendasi kebijakan dalam rangka peningkatan daya
saing dan produktivitas industri kimia hilir
Rancangan Standar Nasional Indonesia Industri Kimia Hilir
SNI Wajib Industri Kimia Hilir
Perusahaan industri kimia hilir yang menerapkan standar
mutu
Pengawasan SNI Wajib Industri Kimia Hilir
Mesin dan/atau peralatan Uji dalam rangka penerapan
standar mutu industri kimia hilir
Nomor Kode dan Nama Output Realisasi
Rekomendasi kebijakan dalam rangka mendorong iklim
investasi industri kimia hilir
H a l a m a n | 37
37
BAB IV
PENUTUP
A. TINJAUAN UMUM
Direktorat IKHI selama tahun 2017 telah melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
sesuai dengan sasaran yang ditetapkan. Hal ini dapat dilihat dari keberhasilan
Direktorat IKHI mencapai target indikator di beberapa sasaran strategis
sebagaimana tersaji pada uraian evaluasi kinerja. Dari sisi realisasi
anggaran,Direktorat IKHI secara umum mencapai realisasi penggunaaan anggaran
sebesar 99.49 persen atau sebesar Rp. 12.161.259.467,- dari nilai yang
memperhitungkan blokir anggaran sesuai Inpres No. 4 tahun 2017, apabila tidak
memperhitungkan anggaran yang di blokir tersebut maka realisasi penggunaan
anggaran sebesar 99 persen.Data tersebut didapatkan dari realisasi keuangan yang
telah diaudit.
Realisasi Kegiatan dan anggaran pada tahun ini sangat dipengaruhi oleh adanya
Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2017 terkait penghematan anggaran, namun
tahun 2017 ini telah memaksimalkan upaya untuk melaksanakan seluruh kegiatan
dan juga merealisasikan anggarannya. Dampak dari penghematan tersebut banyak
dari kegiatan prioritas perlu dilanjutkan pada tahun 2017 atau bahkan yang
dialihkan ke tahun selanjutnya, kegiatan tersebut seperti penyusunan RSKKNI,
Penyusunan RSNI dan Pelatihan SDM Industri Kimia Hilir.
B. STRATEGI DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HILIR
Pada tahun 2017, Direktorat IKHI telah merumuskan arah kebijakan yang mencakup
beberapa hal pokok sebagai berikut :
1. Membangun struktur industri dalam negeri yang sesuai dengan industri
prioritas nasional melalui rencana aksi pembangunan industri
prioritasdirektorat industri kimia hilir.
2. Mendukung melancarkan Program Prioritas Nasional untuk dapat memenuhi
kebutuhan akan bahan baku/ bahan penolong.
H a l a m a n | 38
38
3. Melaksanakan Pembangunan Sumber Daya Industri, baik sumber daya
manusia, sumber daya alam maupun pengembangan dan pemanfaatan
teknologi industri.
4. Melaksanakan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Industri, baik
standardisasi industri maupun sistem informasi industri.
5. Menyusun peraturan perundang-undangan untuk memberikan kepastian dan
perlindungan hukum dalam pembangunan industri nasional.
6. Mendorong pertumbuhan industri di luar Pulau Jawa
7. Mendorong sinergi kebijakan dari sektor-sektor pembangunan yang lain
dalam mendukung pembangunan industri nasional.
Kebijakan pokok tersebutmerupakan dasar penyusunan Rencana Strategis
Direktorat IKHI Tahun 2015 – 2019.Secara khusus, tindak lanjut dari program yang
dilaksanakan pada tahun 2017 ialah:
1. Penjadwalan kegiatan dan koordinasi antara dengan PPK masing-masing
Direktorat.
2. Koordinasi lebih awal dalam perencanaan kegiatan konsinyering, sosialisasi, dan
Pertemuan Teknis lintas kementerian.
3. Pengajuan di awal tahun untuk pengadaan barang/jasa dengan metode
pelelangan dankoordinasi dengan ULP sehingga tidak terjadi kembali lelang
gagal di tahun yang akan datang.
top related