lapdul rencana tata ruang kampung aboge
Post on 10-Oct-2015
47 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
1/177
1 - 1
BAB - 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang
mengamanatkan bahwa pengembangan kawasan perdesaan
harus sejalan dengan pengembangan pada kawasan perkotaan,
yang secara terintegrasi pengembangan keduanya ditujukan
untuk mewujudkan penyelenggaraan penataan ruang wilayah
yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan.
Desa secara harpiah menurut Undang-undang Nomor 6 tahun
2014 tentang Desa, adalah desa dan desa adat atau yang
disebut dengan nama lain sebagai suatu kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak
asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Dalam Undang-undang Nomor 21 tahun 2001 tentang Otonomi
Khusus Bagi Provinsi Papua, disebutkan bahwa pembagian
daerah di Provinsi Papua pada tingkat Kabupaten/Kota terdiri
dari sejumlah Distrik, dimana tiap Distik terdiri dari sejumlah
Kampung. Distrik atau Kecamatan adalah wilayah kerja Kepala
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
2/177
1 - 2
Distrik sebagai perangkat daerah Kabupaten/Kota, sedangkan
Kampung atau yang disebut dengan nama lain adalah kesatuanmasyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui
dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di daerah
Kabupaten/Kota.
Kawasan kampung merupakan suatu bagian wilayah yang tidak
berdiri sendiri dan dalam konteks rencana tata ruang wilayah,
penataan ruangnya merupakan bentuk detail dari penataan
ruang wilayah kabupaten,
Dalam rangka implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten, kawasan kampung dan/atau pedesaan
yang merupakan bagian dari wilayah kabupaten adalah salah
satu kawasan yang perlu dikembangkan, karena sumber daya
alam yang menjadi energi keberlanjutan pembangunan berada
pada kawasan tersebut.
Suatu wilayah bisa disebut kampung dan perdesaan karena
mempunyai karakteristik yang tidak sama dengan perkotaan.
Suatu kawasan yang aktifitas utamanya atau aktifitas ekonomi
penduduknya bersandar pada pengelolaan sumberdaya alam
setempat atau pertanian dinamakan dengan kawasan
perdesaan. Dalam Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007
tentang Penataan Ruang, Kawasan perdesaan adalah wilayah
yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk
pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
3/177
1 - 3
sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
Kondisi kawasan kampung yang terdapat di Kabupaten Mappi
saat ini menunjukkan adanya dinamika yang terus mengalami
perkembangan pembangunan, sehingga Pemerintah Daerah
Kabupaten Mappi merasa perlu menyusun arahan rencana tata
ruang kawasan perdesaan yang meliputi rencana pemanfaatan
lahan, ragam bangunan, arsitektural dan rencana
teknis/rancang bangunan, serta sosial ekonomi budaya
kawasan perdesaan.
Rencana penataan ruang kawasan perkampungan/pedesaan
diharapkan nantinya mampu menjadi acuan atau koridor bagi
semua pihak yang berkepentingan dengan pengembangan
perdesaan. Yang lebih penting lagi adalah bahwa diharapkan
Rencana Tata Ruang tersebut mampu menjadi inspirasi dalam
menyusun terobosan untuk mengangkat masyarakat desa
menjadi lebih baik. Berkaitan dengan hal tersebut maka
rencana penataan ruang Kampung Aboge yang berada di Distrik
Asue diharapkan akan terwujud pola pemanfaatan ruang yang
efektif, tepat guna, berdasarkan spesifik daerah setempat dan
terintegrasi dengan rencana tata ruang wilayah dalam rangka
mewujudkan penyelenggaraan penataan ruang wilayah yang
aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan.
1.2.
Landasan Teoritis
Dalam pengembangan tata ruang wilayah, kawasan perdesaan
harus dipandang sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
4/177
1 - 4
kawasan perkotaan. Pemahaman yang menyeluruh dan tidak
dikotomis ini menjadi penting dan mendasar dalampenyusunan peraturan dan regulasi yang berkaitan dengan
perdesaan maupun perkotaan, agar terjadi sinergi dan
keseimbangan perlakuan wilayah, khususnya oleh pelaku
pembangunan.
Selama ini masyarakat perdesaan dicirikan dengan kondisinya
yang serba terbatas dibandingkan dengan masyarakat
perkotaan. Dari aspek perekonomian, kegiatan ekonomi di
perkotaan lebih variatif dibanding di kampung sehingga
peluang berusaha juga lebih banyak. Dari segi pendidikan,
jumlah sarana serta kualitas pendidikan di perkotaan lebih baik
dibanding di kawasan perkampungan. Dari segi ketersediaan
sarana dan prasarana pelayanan umum di kawasan perkotaan
juga lebih lengkap dan lebih baik dibanding di kawasan
perkampungan. Dari segi ikatan sosial, masyarakat perdesaan
mempunyai sedikit kelebihan dibanding masyarakat perkotaan,
terutama dalam sikap tolong-menolong (bergotong-royong)
dan toleransi yang lebih tinggi serta keragaman budaya yang
masih tetap terpelihara di kawasan kampung/pedesaan.
Karakteristik penggunaan lahan di kawasan pedesaan/
kampung lebih bersifat heterogen, sehingga pola pemanfaatan
ruangnya juga sangat sederhana. Pemanfaatan lahan di desa
dibedakan atas dua fungsi, yaitu: Fungsi sosial untuk
perkampungan desa dan Fungsi ekonomi untuk aktivitas
ekonomi seperti, sawah, perkebunan, pertanian dan
peternakan. Pola tata ruang umumnya tergantung pada kondisi
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
5/177
1 - 5
topografi yang alami, letak rumah di kelilingi pekarangan cukup
luas, jarak antara rumah satu dengan lain cukup longgar, setiapmempunyai halaman, sawah dan ladang di luar perkampungan.
Pada kampung dan desa yang sudah berkembang dengan pola
tata guna lahan lebih teratur mengikuti arahan tata ruang yang
telah ditetapkan, umumnya terdapat pasar tradisional, tempat
ibadah rapi, sistem jaringan utilitas yang lebih baik, sarana dan
prasarana pendidikan dasar serta balai kesehatan yang lebih
lengkap. Semakin maju daerah perkampungan, bentuk
penataan ruang semakin teratur dan tertata dengan baik.
Dalam Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang
Penataan Ruang disebutkan bahwa Penataan ruang kawasan
kampung dan perdesaan diarahkan untuk:
1.
Pemberdayaan masyarakat perdesaan;
2.
Pertahanan kualitas lingkungan setempat dan wilayah
yang didukungnya;
3.
Konservasi sumber daya alam;
4. Pelestarian warisan budaya lokal;
5.
Pertahanan kawasan lahan abadi pertanian pangan untuk
ketahanan pangan; dan
6.
Penjagaan keseimbangan pembangunan perdesaan-
perkotaan.
Seperti pada rencana tata ruang pada umumnya, rencana tata
ruang kawasan pedesaan/kampung mencakup substansi
perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pengembangan
kawasan perdesaan/kampung sebagai bagian dari sistem
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
6/177
1 - 6
wilayah secara utuh, yang diwujudkan dalam rencana struktur
ruang dan pola ruang. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana
yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi
masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan
fungsional. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang
dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk
fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
Untuk lebih jelas mengenai arahan penataan ruang kawasan
kampung dan pedesaan dapat dilihat pada Gambar 1-1.
Gambar 1-1 ; DIAGRAM ARAHAN PENATAAN RUANG KAWASAN
KAMPUNG/PEDESAAN
Pemberdayaan
Masyarakat
Pertahanan Kualitas
Lingungan & Wilayah
Pendukungnya
Konservasi
SumberDaya Alam
Pelestarian
BudayaLokal
Pertahanan Kawasan
Lahan TanamanPangan
Penjagaan Keseimbangan
Pembangunan Pedesaan-
Perkotaan
ARAHAN PENATAAN RUANG KAWASAN KAMPUNG/PEDESAAN
(Berdasarkan UU No. 26 Tahun 2007 Tentang penataan Ruang)
RENCANA STRUKTUR DAN POLA RUANG KAWASAN KAMPUNG
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Permukiman&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Sosialhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomihttp://id.wikipedia.org/wiki/Sosialhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Permukiman&action=edit&redlink=1 -
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
7/177
1 - 7
1.3.
Maksud dan Tujuan
Maksud dilakukannya kegiatan Penyusunan Rencana Tata
Ruang Kawasan Kampung Aboge di Distrik Assue adalah untuk
merumuskan dokumen panduan umum yang menyeluruh
tentang perencanaan tata ruang kawasan Kampung Aboge
Distrik Assue. Sedangkan tujuan dari Kegiatan Penyusunan
Rencana Tata Ruang Kawasan Kampung Aboge di Distrik Assue
adalah sebagai berikut :
1.
Menciptakan kawasan yang seimbang antar elemen-
elemen, baik elemen pembangunan maupun mahluk hidup
di dalamnya.
2. Menciptakan permukiman yang terorganisir dalam segi
pembangunan.
3. Memicu masyarakat dalam berinvestasi di dalam kawasan.
4. Mewujudkan kawasan yang seimbang antar elemen-
elemen pembangunan dan interaksi mahluk hidup di
dalamnya.
5.
Mewujudkan pembangunan yang teratur dalam
permukiman.
1.4. Sasaran
Sasaran yang diharapkan dari kegiatan Penyusunan Rencana
Tata Ruang Kawasan Kampung Aboge di Distrik Assue adalah :
1. Tersusunnya arahan rencana pengembangan kawasan
Kampung Aboge;
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
8/177
1 - 8
2. Terwujudanya pemanfaatan ruang secara efektif, tepat
guna, spesifik setempat dan konkret sesuai denganrencana tata ruang wilayah;
3.
Terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan
lingkungan kawasan permukiman;
4.
Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber
daya alam dan sumber daya buatan dengan
memperhatikan sumber daya manusia;
5.
Terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan
dampak negatif terhadap lingkungan.
1.5. Manfaat
Manfaat dari Kegiatan Penyusunan Rencana Tata Ruang
Kawasan Kampung Aboge di Distrik Assue adalah :
1.
Terwujudanya arahan pelaksanaan pembangunan yanglebih jelas dan terarah, khususnya berkaitan dengan
penataan bangunan dan lingkungan;
2.
Terwujudanya pemanfaatan ruang secara efektif, tepat
guna, spesifik setempat dan konkret sesuai dengan
rencana tata ruang wilayah;
3. Terwujudanya kesatuan karakter dan meningkatkan
kualitas bangunan gedung dan lingkungan;
4.
Menjamin implementasi pembangunan agar sesuai dengan
aspirasi dan kebutuhan masyarakat dalam pengembangan
lingkungan yang berkelanjutan.
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
9/177
1 - 9
1.6.
Dasar Hukum
Dasar hukum pelaksanaan kegiatan Penyusunan Rencana Tata
Ruang Kawasan Kampung Aboge di Distrik Assue ini
sebagaimana yang tertuang dalam kerangka acuan disebutkan
antara lain adalah :
1.
Undang-undang Nomor 4 tahun 1992 tentang Perumahan
dan Permukiman;
2.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1992
tentang Benda Cagar Budaya;
3.
Undang-undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung;
4. Undang-undang Nomor 21 tahun 2001 tentang Otonomi
Khusus Bagi Provinsi Papua;
5. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
6. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah;
7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang;
8.
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2008 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi
Khusus bagi Provinsi Papua menjadi Undang-Undang;
9. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
10/177
1 - 10
10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014
Tentang Desa;11. Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1993 tentang
Pelaksanaan Undang-undang Nomor 5 tahun 1992
tentang Benda Cagar Budaya;
12.
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 Tentang
Prasarana Dan Lalu Lintas Jalan;
13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36
tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang
Penatagunaan Tanah;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 Tentang
Jalan;
16.
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang;
17.
Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 Tentang
Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat Dalam Penataan
Ruang;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 Tentang Desa;
19. Peraturan Menteri PU Nomor 30/PRT/M/2006 tentang
Persyaratan Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada
Bangunan Umum dan Lingkungan;
20.
Peraturan Menteri PU Nomor 29/PRT/2006 tentang
Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
11/177
1 - 11
21. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
63/PRT/1993 Tentang Garis Sempadan Sungai, DaerahManfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas
Sungai;
22.
Dan Peraturan perundang-undangan terkait lainnya.
1.7.
Ruang Lingkup
1.7.1. Lingkup Wilayah Perencanaan
Wilayah perencanaan kegiatan Penyusunan Rencana Tata
Ruang Kawasan Kampung Aboge di Distrik Assue yang secara
geografis berada pada koordinat antara 138 400 - 139 20
0 Bujur Timur dan 5 40 0- 6 20 0Lintang Selatan.
Kampung Aboge berada di Distrik Assue, yang terletak di
Kabupaten Mappi. Secara administratif Kabupaten Mappi
terbagi atas lima belas distrik, salah satunya distrik Assue.Kampung Aboge merupakan kampung yang berumur paling tua
dengan luas lahan yang lebih besar dari kampung-kampung
lainnya di Kabupaten Mappi.
Kawasan ini terletak berdekatan dengan Perkotaan Eci. Yang
mana Perkotaan Eci ini merupakan ibukota Distrik Assue,
dengan jumlah penduduk 4.100 jiwa.
Dalam penyusunan rencana tata ruang kampung Aboge, aspek
hinterland dan keterkaitan dengan wilayah sekitarnya menjadi
bagian yang tak terpisahkan dari wilayah perencanaan. Untuk
lebih jelas mengenai lingkup wilayah perencanan dapat dilihat
pada Gambar 1-2.
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
12/177
1 - 12
GAMBAR 1-2 ; LINGKUP WILAYAH PERENCANAAN
WILAYAH PERENCANAAN
KAMPUNG ABOGE
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
13/177
1 - 13
1.7.2.
Ruang Lingkup Kegiatan
Lingkup Kegiatan Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan
Kampung Aboge di Distrik Assue meliputi kegiatan sebagai
berikut :
(1) Tahap Persiapan, yang terdiri dari kegiatan :
Sinkronisasi arahan kerangka acuan (KAK), rencana
dan jadwal kerja;
Pengumpulan data awal, peta-peta, literatur dan
aspek regulasi terkait;
Persiapan survey (peralatan dan checklist data);
Penyusunan laporan pendahuluan.
(2) Survey dan pengukuran lapangan,yang meliputi:
Survey Instansional (data sekunder)
Data kebijakan pembangunan daerah terkait
dengan pengembangan wilayah perencanaan;
Data kondisi fisik dan lingkungan;
Data sosial budaya dan sosial politik;
Data kondisi ekonomi, potensi daerah, sarana
dan prasarana.
Data sistem transportasi dan aksesibilitas.
Data kependudukan dan data-data terkait
lainnya.
Survey dan Pemetaan Lapangan (data primer)
Delinasi luas dan batas-batas wilayah;
Pola Penggunaan lahan;
Dan data-data lain yang terkait.
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
14/177
1 - 14
(3) Analisis Wilayah Perencanaan
Analisis aspek tata ruang kawasan dalam lingkup
regional, terkait dengan arahan fungsi, peranan dan
kedudukan wilayah perencanaan dalam lingkup
regional.
Analisis kondisi fisik lingkungan dan hasil
pemetaan, yang meliputi penilaian terhadap aspek
topografi, penggunaan lahan, aspek sarana dan
prasarana, sosial, budaya dan ekonomi, aspek
pergerakan, aksesibilitas dan transportasi.
Analisis kondisi aktual serta issue pokok dan
permasalahan pengembangan wilayah perencanaan
Analisis rencana dan daya dukung pengembangan;
Sistem Pusat-Pusat Permukiman;
Daya Dukung Dan Daya Tampung Wilayah Serta
Optimasi Pemanfaatan Ruang.
(4) Perumusan Konsep Rencana Tata Ruang
Perumusan tujuan, kebijakan dan strategi penataan
ruang;
Perumusan Rencana Struktur Ruang;
Perumusan Rencana Pola Ruang;
Perumusan Arahan Pemanfaatan Ruang;
Intensitas Pemanfaatan Ruang;
Tata Bangunan, Sistem Sirkulasi dan Jalur
Penghubung, Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau;
Tata Kualitas Lingkungan;
Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan.
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
15/177
1 - 15
(5) Evaluasi dan Review Rumusan Rencana Dan Peta
Tahap ini akan dilakukan evaluasi dan review hasil
rumusan rencana dengan Tim Teknis dan Pihak terkait.
Kegiatan lain pada tahap ini adalah FGD dengan
masyarakat dan Stakeholder Terkait guna menjaring
aspirasi dalam penyempurnaan rencana.
(6) Perbaikan dan Penyempurnaan Rumusan Rencana
Hasil evaluasi dan review serta koordinasi dan sinkronisasi
dengan Instansi terkait akan menghasilkan rumusan
rencana tata ruang Kampung Aboge yang lebih baik dan
harmonis dengan rencana pembangunan wilayah.
1.8.
Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan Laporan Pendahuluan Kegiatan
Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Kampung Aboge di
Distrik Assue adalah sebagai berikut :
BAB-1 PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang, maksud dan
tujuan, manfaat, ruang lingkup dan sistematika
laporan.
BAB-2 PENDEKATAN DAN METODOLOGI PELAKSANAAN
PEKERJAAN
Bab ini menguraikan tentang pendekatan dan
metodologi pelaksanaan kegiatan Penyusunan
Rencana Tata Ruang Kawasan Kampung Aboge di
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
16/177
1 - 16
Distrik Assue.
BAB-3 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAERAH
Bab ini menguraikan tentang aspek kebijakan dan
peraturan perundang-undangan terkait dengan
pengembangan Kampung Aboge.
BAB-4 KONDISI UMUM WILAYAH PERENCANAAN
Bab ini menguraikan tentang gambaran umum wilayah
perencanaan dalam konteks regional Kabupaten
Mappi.
BAB-5 MANAJEMEN PELAKSANAAN
Bab ini menguraikan tentang rencana kerja, waktu
pelaksanaan pekerjaan, personil serta tugas dan
tanggungjawabnya, organisasi pelaksanaan pekerjaan
dan jadwal penugasan personil serta pelaporan.
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
17/177
2 - 1
BAB - 2
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
2.1 Metode Pendekatan Pelaksanaan Pekerjaan
Dalam bagian bab pendahuluan dijelaskan bahwa maksud
dilakukannya Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan
Kampung Aboge di Distrik Assue adalah untuk merumuskan
dokumen panduan umum yang menyeluruh tentang
perencanaan tata ruang kawasan Kampung Aboge Distrik
Assue. Sedangkan tujuannya adalah sebagai berikut :
1. Menciptakan kawasan yang seimbang antar elemen-
elemen, baik elemen pembangunan maupun mahluk hidup
di dalamnya.
2. Menciptakan permukiman yang terorganisir dalam segi
pembangunan.
3. Memicu masyarakat dalam berinvestasi di dalam kawasan.
4. Mewujudkan kawasan yang seimbang antar elemen-
elemen pembangunan dan interaksi mahluk hidup di
dalamnya.
Dengan sasaran yang diharapkan adalah sebagai berikut :
1. Tersusunnya arahan rencana pengembangan kawasan
Kampung Aboge;
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
18/177
2 - 2
2. Terwujudanya pemanfaatan ruang secara efektif, tepat
guna, spesifik setempat dan konkret sesuai denganrencana tata ruang wilayah;
3. Terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan
lingkungan kawasan permukiman;
4. Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber
daya alam dan sumber daya buatan dengan
memperhatikan sumber daya manusia;
5. Terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan
dampak negatif terhadap lingkungan.
Sesuai dengan maksud dan tujuan serta sasaran dari
Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Kampung Aboge
tersebut, maka pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan
pendekatan pada prinsip-prinsip perencanaan tata ruang
dengan tetap memperhatikan potensi dan permasalahan, isu
strategis serta kecenderungan perkembangan (trend) dan
mengacu pada prinsip bottom up planning yang menjadi
paradigma baru dalam perencanaan tata ruang. Adapun
pendekatan teknis yang digunakan dalam Penyusunan Rencana
Tata Ruang Kawasan Kampung Aboge terdiri dari :
(1).
Pendekatan Spastial
Pendekatan spatial dilakukan untuk mengetahui fungsi,
peranan dan kedudukan wilayah perencanaan dalam
konteks regional, baik dalam lingkup nasional, provinsi
agar rencana tata ruang yang disusun dapat harmonis
dan sinkron dengan rencana tata ruang wilayah regional.
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
19/177
2 - 3
Selain sinkronisasi dan harmonisasi pemanfaatan ruang,
penyusunan rencana diarahkan untuk mengukur dayadukung dan daya tampung serta optimasi pemanfaatan
ruang, agar wilayah perencanaan mampu menampung
kegiatan yang akan berkembang dimasa mendatang.
Pendekatan keruangan (spatial) didasarkan pada
pandangan bahwa penataan ruang harus
menintegrasikan unsur-unsur pembentuk ruang seperti
manusia/mahluk hidup dan kegiatan sosial yang
membentuk suatu kesatuan ruang. Dengan demikian
pendekatan keruangan (spatial) merupakan sinkronisasi
penataan ruang dalam rangka memenuhi kebutuhan
ruang yang serasi, selaras dan seimbang untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pendekatan
spatial dilakukan pada tahapan kegiatan :
Sinkronisasi dan harmonisasi dengan rencana tata
ruang wilayah;
Analisis dan arahan daya dukung dan daya tampung
wilayah serta optimasi pemanfaatan ruang;
Analisis dan arahan pola dan struktur ruang di
wilayah perencanaan; Analisis dan arahan kecenderungan (trend)
perkembangan wilayah;
Analisis dan arahan keterkaitan antar kompenen
pembentuk ruang;
Analisis dan arahan intensitas pemanfaatan ruang
dan pola jaringan pergerakan;
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
20/177
2 - 4
Analisis tingkat aksesibilitas jaringan pergerakan
barang dan manusia;
Analisis jumlah penduduk dan penyebarannya.
(2). Pendekatan Regulasi dan Standar Kelayakan Teknis
Pendekatan terhadap aspek regulasi dan standar
penyusunan rencana tata ruang agar rencana tata ruang
Kampung Aboge yang disusun sesuai dengan ketentuan
dalam peraturan perundang-undangan dan standar-
standar yang berlaku.
(3). Pendekatan Pengembangan Ekonomi Wilayah
Rencana Tata Ruang Kampung Aboge yang disusun
diharapkan akan berdampak pada meningkatnya
kesejahteraan masyarakat, untuk itu dilakukan
pendekatan terhadap potensi dan daya dukung sektor
dan atau komoditi unggulan sebagai pendorong ekonomi
lokal yang didukung dengan rencana sistem pusat
permukiman dan sistem prasarana.
(4). Pendekatan Terpadu dan Integrasi
Rencana Tata Ruang Kampung Aboge yang disusun akan
menjadi pedoman dalam mempercepat pembangunan
ekonomi serta mendayagunakan sumberdaya alam
secara seimbang, untuk itu arahan rencana yang akan
disusun diarahkan untuk menciptakan keterpaduan dan
integrasi berbagai kepentingan yang bersifat lintas
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
21/177
2 - 5
sektor, lintas wilayah, dan lintas pemangku kepentingan
(pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat).
(5). Pendekatan Lingkungan Yang Berkelanjutan
Penyusunan rencana tata ruang Kampung Aboge
dilakukan untuk mewujudkan pembangunan yang
berwawasan lingkungan dan berkelanjutan (Sustainable
Development). Untuk itu dalam perumusan rencana
dilakukan dengan memperhatikan keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan antara struktur ruang
dan pola ruang, keselarasan antara kehidupan manusia
dengan lingkungannya, keseimbangan pertumbuhan dan
perkembangan antar daerah serta antara kawasan
perkotaan dan kawasan perdesaan.
(6).
Pendekatan Peranserta Masyarakat
Pendekatan ini dimaksudkan untuk memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk
berperan serta dalam kegiatan pembangunan kawasan
sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 68 tahun 2010 Tentang Bentuk & Tata Cara Peran
Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang. Berkaitan
dengan hal tersebut, maka pelaksanaan pekerjaan ini
akan di lakukan secara terbuka sehingga masyarakat
dimungkinkan untuk memberi masukan berupa
informasi, data, tanggapan, saran-saran dan lain
sebagainya terkait dengan penyusunan rencana tata
ruang Kampung Aboge.
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
22/177
2 - 6
2.2 Fungsi dan Kedudukan Rencana Tata Ruang
Kampung Aboge
Dalam Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang menyebutkan bahwa pengembangan kawasan
perdesaan harus sejalan dengan pengembangan pada kawasan
perkotaan, yang secara terintegrasi pengembangan keduanya
ditujukan untuk mewujudkan penyelenggaraan penataan ruang
wilayah yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan.
Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan
utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan
kegiatan ekonomi. Kawasan kampung dan/atau pedesaan yang
merupakan bagian dari wilayah kabupaten adalah salah satu
kawasan yang perlu dikembangkan, karena sumber daya alam
yang menjadi energi keberlanjutan pembangunan berada pada
kawasan tersebut.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang, rencana tata ruang dirumuskan secara
berjenjang mulai dari tingkat yang sangat umum sampai
tingkat yang sangat rinci. Mengingat rencana tata ruang
merupakan matra keruangan dari rencana pembangunan
daerah dan bagian dari pembangunan nasional yang
mempunyai hubungan keterkaitan satu sama lain serta dijaga
konsistensinya, baik dari segi substansi maupun
operasionalisasinya.
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
23/177
2 - 7
Dalam konteks kepentingan wilayah, maka Rencana Tata Ruang
Kampung Aboge pada dasarnya merupakan suatu bagianwilayah yang tidak berdiri sendiri dan dalam konteks rencana
tata ruang wilayah, penataan ruangnya merupakan bentuk
detail dari penataan ruang wilayah kabupaten. Rencana tata
ruang ini menjadi pedoman dalam mempercepat pembangunan
ekonomi serta mendayagunakan sumberdaya alam secara
seimbang, melalui arahan rencana pemanfaatan lahan, ragam
bangunan, arsitektural dan rencana teknis/rancang bangunan,
serta sosial ekonomi budaya.
Rencana Tata Ruang Kampung Aboge diharapkan nantinya
mampu menjadi acuan atau koridor bagi semua pihak yang
berkepentingan dengan pengembangan perdesaan. Yang lebih
penting lagi adalah bahwa diharapkan Rencana Tata Ruang
tersebut mampu menjadi inspirasi dalam menyusun terobosan
untuk mengangkat masyarakat desa menjadi lebih baik.
Rencana tata ruang di tingkat Kabupaten disusun oleh daerah
otonom kabupaten, dengan memperhatikan arahan
pengembangan wilayah yang lebih luas maupun keterpaduan
dengan berbagai sektor terkait. Sedangkan produk
perencanaan pada tingkat administrasi terdiri dari rencana
umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang yang dilengkapi
dengan pengaturan zonasi sebagai pedoman perijinan. Adapun
kedudukan Rencana Tata Ruang Kampung Aboge dalam sistem
penataan ruang dapat dilihat pada Gambar 2-1.
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
24/177
2 - 8
GAMBAR 2-1
KEDUDUKAN RENCANA TATA RUANG KAMPUNG ABOGE
RENCANA TATA
RUANG WILAYAH
NASIONAL (RTRWN)
RTRW PROVINSI
RTRW
KOTA
RTRW
KABUPATEN
RTR PULAU
RTR KAWASAN
STRATEGIS NASIONAL
RTR KAWASAN
STRATEGIS PROVINSI
RENCANA DETAIL TATA
RUANG (RDTR) KOTA
RTR KAWASAN
STRATEGIS KOTA
RTR KAWASANPERKOTAAN
RENCANA DETAIL TATA
RUANG (RDTR) KABUPATEN
RTR KAWASAN
STRATEGIS KABUPATEN
RTR KAWASAN
PERDESAAN/KAMPUNG
RTR KAWASAN
AGROPOLITAN
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
25/177
2 - 9
2.3 Metodologi
2.3.1
Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari survey lapangan melalui
pengamatan, pengukuran, dan wawancara, sedangkan data
sekunder diperoleh dengan studi pustaka dan literatur. Data
primer diperoleh langsung dari survey lapangan (lokasi studi)
melalui kegiatan pengamatan, pengukuran dan wawancara
pada saat survey lapangan.
2.3.2 Metode Analisis Data
Analisis Fisik Lingkungan
Analisis fisik dan lingkungan wilayah atau kawasan ini
adalah untuk mengenali karakteristik sumber daya alam
tersebut, dengan menelaah kemampuan dan kesesuaian
lahan, agar penggunaan lahan dalam pengembangan
wilayah dan/atau kawasan dapat dilakukan secara
optimal dengan tetap memperhatikan keseimbangan
ekosistem.
Hasil studi analisis fisik dan lingkungan ini akan menjadi
masukan dalam penyusunan rencana tata ruang, karena
akan memberikan gambaran kerangka fisik
pengembangan wilayah dan/atau kawasan. Data-data
yang dibutuhkan dalam aspek analisis fisik dan lingkungan
meliputi : kondisi klimatologi, topografi, geologi, hidrologi,
bencana alam, penggunaan lahan, dan lain-lain.
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
26/177
2 - 10
- Data klimatologiadalah data iklim berdasarkan hasil
pengamatan pada stasiun pengamat di wilayah yangbersangkutan, meliputi: data curah hujan, hari hujan,
intensitas hujan, temperatur rata-rata, kelembaban
relatif, kecepatan dan arah angin, lama penyinaran
(durasi) matahari. Data klimatologi ini dapat
diperoleh pada stasiun meteorologi dan geofisika di
wilayah sekitarnya yang terdekat, atau pada
kabupaten dalam bentuk laporan, atau dapat juga
diperoleh pada Badan Meteorologi dan Geofisika
Pusat di Jakarta. Kedalaman data adalah pengamatan
selama 10 tahun (bila tersedia).
- Data topografi berupa peta topografi dengan skala
terbesar yang tersedia, yang dapat diperoleh pada
instansi: Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan
Nasional (BAKOSURTANAL), Badan Pertanahan
Nasional (BPN), Direktorat Topografi - TNI Angkatan
Darat, Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya
Mineral Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral, dan instansi terkait lainnya. Dari peta
topografi ini dapat diturunkan beberapa peta yang
berkaitan dengan bentuk bentang alam dan
kemiringannya, yakni peta morfologi dan peta
kemiringan lereng/lahan, yang dalam hal ini
dikelompokkan sebagai peta data, karena
penganalisisan berikutnya berpijak pada peta
morfologi dan kemiringan lereng ini, bukan peta
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
27/177
2 - 11
topografi yang merupakan data mentahnya.
-Peta morfologi adalah pengelompokan bentukbentang alam berdasarkan rona, kemiringan lereng
secara umum, dan ketinggiannya, pada beberapa
satuan morfologi (daratan, perbukitan dan gunung
berapi). Satuan morfologi dataran adalah bentuk
bentang alam yang didominasi oleh daerah yang
relatif datar atau sedikit bergelombang, dengan
kisaran kemiringan lereng 0% - 5%. Lebih rinci lagi
satuan morfologi dataran ini dapat dibedakan atas
dua subsatuan, yakni subsatuan morfologi dataran
berkisar antara 0% - 2%; dan subsatuan morfologi
medan bergelombang dengan kisaran kemiringan
lereng lebih dari 2% hingga 5%.
Satuan morfologi perbukitan adalah bentuk bentang
alam yang memperlihatkan relief baik halus maupun
kasar, membentuk bukit-bukit dengan kemiringan
lereng yang bervariasi. Secara lebih rinci satuan
morfologi perbukitan dapat dibagi lagi atas tiga
subsatuan, yakni: subsatuan morfologi perbukitan
landai dengan kemiringan lereng antara 5% - 15%
dan memperlihatkan relief halus; subsatuan
morfologi perbukitan sedang dengan kemiringan
lereng berkisar antara 15% - 40% dan
memperlihatkan relief sedang, dan subsatuan
morfologi perbukitan terjal dengan kemiringan lebih
dari 40% dan memperlihatkan relief kasar.
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
28/177
2 - 12
Satuan morfologi tubuh gunung berapi hampir sama
dengan satuan morfologi perbukitan, dan umumnyamerupakan subsatuan perbukitan sedang hingga
terjal, namun membentuk kerucut tubuh gunung
berapi. Satuan tubuh gunung berapi ini perlu
dipisahkan dari satuan perbukitan, karena tubuh
gunung berapi mempunyai karakterisitk tersendiri
dan berbeda dari perbukitan umumnya, seperti
banyak dijumpai mata air, kandungan-kandungan gas
beracun, dan sumber daya mineral lainnya yang khas
gunung berapi.
- Peta kemiringan lereng diturunkan dari peta
topografi, karena penataan ruang dan peruntukannya
banyak sekali ditentukan oleh kondisi kemiringan
suatu wilayah, demikian juga pengembangan
jaringan utilitas sangat dipengaruhi oleh besarnya
kemiringan lereng ini. Peta ini memuat pembagian
atau klasifikasi kemiringan lereng di wilayah
dan/atau kawasan perencanaan atas beberapa kelas
sebagai berikut: (1) Kemiringan lereng 0 % - 2%; (2)
Kemiringan lereng > 2% - 5%; (3) Kemiringan lereng
> 5% - 15%; (4) Kemiringan lereng > 15% - 40% dan
(5) Kemiringan lereng > 40%. Pada peta topografi
dengan skala dan kelengkapan yang memungkinkan,
selang kemiringan > 5% - 15%, dibagi lagi atas: > 5%
- 8%, dan > 8% - 15%.
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
29/177
2 - 13
- Untuk mengetahui kondisi geologi regional wilayah
dan/atau kawasan perencanaan dan daerahsekitarnya, maka diperlukan data fisiografi daerah
yang lebih luas. Fisiografi ini akan memperlihatkan
gambaran umum kondisi fisik secara regional baik
menyangkut morfologi, pola pembentuknya, pola
aliran sungai, serta kondisi litologi dan struktur
geologi secara umum. Gambaran umum kondisi
geologi atau fisiografi ini dapat dilihat pada Peta
Geologi Indonesia. Data geologi yang diperlukan
dalam analisis aspek fisik dan lingkungan terdiri dari
tiga bagian, yakni data geologi umum, geologi
wilayah, dan data geologi permukaan.
- Data hidrologi adalah data yang berkaitan dengan
kondisi keairan, baik air permukaan maupun air
tanah. Untuk itu penyajian data hidrologi ini
dibedakan atas air permukaan dan air tanah. Air
permukaan adalah air yang muncul atau mengalir di
permukaan seperti: mata air, danau, sungai, dan
rawa. Pada data air permukaan ini masing-masing
jenis sumber air tersebut hendaknya diikuti besaran
atau debitnya, sehingga dapat terlihat potensi air
permukaan secara umum. Khusus untuk sungai
disajikan lengkap dengan Wilayah Sungai (WS) dan
Daerah Aliran Sungai (DAS) nya, karena masing-
masing WS umumnya mempunyai karakteristik
berbeda, demikian juga dengan DAS yang diharapkan
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
30/177
2 - 14
dapat memberikan gambaran potensi sungai sampai
orde yang terkecil. Data sungai ini juga dilengkapidengan pola aliran, arah aliran air permukaan pada
masing-masing DAS serta kerapatan sungai yang
secara tidak langsung akan memperlihatkan aktivitas
sungai tersebut baik pengaliran maupun
pengikisannya. Data air permukaan ini dapat
diperoleh pada instansi pengairan setempat ataupun
pusat, dilengkapi dengan pengamatan lapangan yang
menunjukkan kondisi keairan sesaat pada waktu
pengamatan yang akan menunjukkan potensi air
pada musim tertentu (penghujan atau kemarau,
tergantung waktu pengamatan). Sedangkan untuk
data mata air kemungkinan juga dapat diperoleh dari
peta hidrologi yang dikeluarkan oleh Badan
Pertanahan Nasional
Data air tanah dapat dipisahkan atas air tanah
dangkal dan air tanah dalam, yang masing-masing
diupayakan diperoleh besaran potensinya. Air tanah
dangkal adalah air tanah yang umum digunakan oleh
masyarakat sebagai sumber air bersih berupa sumur-
sumur, sehingga untuk mengetahui potensi air tanah
bebas ini perlu diketahui kedalaman sumur-sumur
penduduk, dan kemudian dikaitkan dengan sifat fisik
tanah/batunya dalam kaitannya sebagai pembawa
air. Selain besarannya air tanah ini perlu diketahui
mutunya secara umum, dan kalau memungkinkan
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
31/177
2 - 15
hasil pengujian mutu air dari laboratorium.
Sedangkan air tanah dalam yakni air tanah yangmemerlukan teknologi tambahan untuk
pengadaannya, secara umum dapat diketahui dari
kondisi geologinya, yang tentunya memerlukan
pengamatan struktur geologi yang cermat. Kondisi
air tanah ini dapat diperoleh dari penelitian hidro-
geologi baik yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal
Geologi dan Sumber Daya Mineral Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral, maupun instansi
lainnya yang berkaitan dengan keairan seperti
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian
Pekerjaan Umum, ataupun juga dari hasil penelitian
yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi.
-Bencana alam pada dasarnya adalah gejala atau
proses alam yang terjadi akibat upaya alam
mengembalikan keseimbangan ekosistem yang
terganggu baik oleh proses alam itu sendiri ataupun
akibat ulah manusia dalam memanfaatkan sumber
daya alam. Kemungkinan bencana alam yang akan
timbul, dalam hal ini bencana alam beraspek geologi,
seperti: banjir, longsor/gerakan tanah, amblesan,
kekeringan, dan lainnya, pada dasarnya dapat
dikenali dari kondisi geologi, sejarah bencana alam
yang pernah terjadi di wilayah tersebut, dan gejala
bencana alam dalam bentuk lokal atau mikro yang
kemungkinan akan meluas atau merupakan indikasi
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
32/177
2 - 16
terjadinya bencana yang lebih makro. Kemungkinan
bencana atau daerah rawan bencana alam initentunya perlu dikenali sedini mungkin, agar
tindakan pengamanan bila daerah tersebut memang
akan dikembangkan, telah disiapkan, atau sejak dini
dihindari pengembangan pada daerah rawan
bencana. Berbagai jenis bencana alam dan daerah
pengaruhnya adalah data bencana alam yang
dimintakan dalam studi ini, dan bila perlu masing-
masing jenis bencana disajikan dalam peta terpisah
sesuai dengan ketersediaan datanya.
- Penggunaan lahan di wilayah perencanaan perlu
diketahui secara terinci, terutama sebaran bangunan
yang bersifat tidak meluluskan air/kedap air. Hal ini
berkaitan erat dengan rasio tutupan lahan yang ada
saat ini yang nantinya digunakan dalam
penghitungan ketersediaan air tanah bebas. Selain
untuk mengetahui rasio tutupan lahan, data
penggunaan lahan juga diperlukan untuk mengetahui
pengelompokan peruntukan lahan, termasuk
aglomerasi fasilitas yang akan membentuk pusat
permukiman serta bangunan-bangunan yang
memerlukan persyaratan kemampuan lahan tinggi,
yang akan digunakan dalam penentuan rekomendasi
kesesuaian lahan. Di samping itu dengan mengetahui
sebaran penggunaan lahan di wilayah ini, maka akan
terlihat pada daerah-daerah mana penggunaan lahan
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
33/177
2 - 17
yang ternyata menyimpang dari kesesuaiannya atau
melampaui kemampuannya, sehingga dapatdijadikan masukan juga dalam memberikan
rekomendasi kesesuaian lahan. Data penggunaan
lahan disajikan berupa peta penggunaan lahan/tata
guna lahan dan tabel luas penggunaan lahan.
Studi-studi fisik yang pernah dilakukan menyangkut fisik
ataupun lingkungan dapat diperoleh sebagai masukan
data dalam analisis kelayakanfisik kawasan ini, dan harus
dicantumkan sumbernya. Studi-studi ini sangat membantu
dalam penentuan arahan kesesuaian peruntukan lahan,
ataupun dalam rekomendasi, karena daerah yang sudah
disarankan peruntukannya dari studi terdahulu bila dalam
analisis kelayakan fisik kawasan ini tidak termasuk
pengembangan wilayah dapat diperuntukan sebagaimana
usulan semula.
Kebijakan pengembangan fisik yang ada perlu diketahui,
terutama kebijakan penggunaan lahan. Hal ini diperlukan
dalam penentuan rekomendasi kesesuaian lahan, karena
kebijakan penggunaan lahan yang telah digariskan baik
oleh Pemerintah maupun Pemerintah Daerah tentunya
dalam rekomendasi coba dipenuhi dengan memberikan
persyaratan-persyaratan khusus sesuai dengan kendala
dan potensi yang dimilikinya. Dengan demikian data
mengenai kebijakan pengembangan fisik baik oleh dalam
analisis fisik pengembangan harus disertakan, agar tidak
menimbulkan pertentangan antara rekomendasi
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
34/177
2 - 18
kesesuaian lahan dengan kebijakan yang ada dan sudah
berjalan.
Analisis Kemampuan Lahan
- Satuan kemampuan lahan (SKL) morfologi
Dilakukan untuk pemilahan bentuk bentang
alam/morfologi pada wilayah perencanaan yang
mampu untuk dikembangkan sesuai dengan
fungsinya. Sasarannya adalah : Memperoleh
gambaran tingkat kemampuan lahan untuk
dikembangkan sebagai kawasan budidaya dilihat dari
segi morfologinya dan mengetahui potensi dan
kendala morfologi masing-masing tingkatan
kemampuan lahan terhadap morfologi.
Data yang dibutuhkan adalah Peta morfologi skala
terbesar yang tersedia, Peta kemiringan lereng, Peta
morfologi bila sudah pernah dilakukan studi sejenis,
dan hasil pengamatan lapangan mengenai morfologi
ini.
Keluaran dari analisis ini
adalah Peta SatuanKemampuan Lahan
Morfologi dan Potensi
dan kendala morfologi
masing-masing tingkatan
dalam SKL Morfologi.
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
35/177
2 - 19
Metode analisis adalah sebagai berikut : (1) Hitung
kemiringan lereng wilayah perencanaan secaraterinci dari peta topografi, dan sesuaikan/pertajam
dengan hasil pengamatan lapangan, dengan
pembagian seperti yang disyaratkan pada kompilasi
data; (2) Dalam kasus tidak tersedia peta topografi
yang memadai, kemiringan lereng
ditentukan berdasarkan pengamatan langsung di
lapangan dan plotting pada peta dasar (peta ini
adalah merupakan peta sketsa kemiringan lereng);
(3) Tentukan satuan-satuan morfologi yang
membentuk wilayah perencanaan berdasarkan peta
topografi dan atau peta kemiringan lereng tersebut;
(4) Tentukan tingkatan kemampuan lahan morfologi
berdasarkan peta-peta hasil analisis di atas, dan
persyaratan atau batasan yang diharapkan pada
pengembangan wilayah; serta (5) Deskripsi potensi
dan kendala morfologi masing-masing tingkatan SKL
Morfologi.
- Satuan Peta Lahan Kestabilan Lereng
Melakukan analisis untuk pengetahui tingkat
kemantapan lereng di wilayah perencanaan dalam
menerima beban pada pengembangan wilayah.
Sasarannya adalah : Memperoleh gambaran tingkat
kestabilan lereng untuk pengembangan Wilayah,
Mengetahui daerah-daerah yang berlereng cukup
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
36/177
2 - 20
aman untuk dikembangkan sesuai dengan fungsi
kawasan dan Mengetahui batasan-batasanpengembangan pada masing-masing tingkatan
kestabilan lereng.
Data yang dibutuhkan adalah : Peta Topografi, Peta
Morfologi, Peta Kemiringan Lereng, Peta Geologi,
Peta Geologi Permukaan, Karakteristik Air Tanah
Dangkal, Besar Curah Hujan, Penggunaan lahan yang
ada saat ini, Data Bencana Alam (bahaya gerakan
tanah, kegempaan, gunung berapi, dan pengikisan).
Keluaran dari analisis ini adalah : Peta Satuan
Kemampuan Lahan Kestabilan Lereng dan Deskripsi
masing-masing tingkatan kestabilan lereng.
Metode analisis adalah sebagai berikut : (1) Tentukan
dahulu daerah yang diperkirakan mempunyai lereng
tidak stabil dari peta topografi, morfologi, dan
kemiringan lereng; (2) Pertajam perkiraan di atas
dengan memperhatikan kondisi geologi daerah-
daerah tersebut; (3) Kaitkan hasil analisis di atas
dengan kondisi geologi permukaan serta pengamatan
lapangan, dan karakteristik air tanah dangkalnya; (4)
Perhatikan penggunaan lahan yang ada saat ini pada
daerah tersebut apakah bersifat memperlemah
lereng atau tidak; (5) Bila sudah ada hasil penelitian
mengenai bencana gerakan tanah di wilayah ini,
maka daerah yang rawan bencana adalah daerah
yang mempunyai lereng tidak stabil, dan ini
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
37/177
2 - 21
merupakan masukan langsung bagi SKL Kestabilan
Lereng; (6) Amati kondisi kegempaan di wilayah ini,karena gempa akan memperlemah kestabilan lereng;
dan (7) Tentukan tingkat kestabilan lereng di wilayah
ini serta deskripsi masingmasing tingkat tersebut
berdasarkan tahapan-tahapan di atas.
Analisis Tingkat Pelayanan
Analisis tingkat pelayanan sarana dan prasarana
dilakukan untuk mengetahui kecukupan layanan terhadap
penduduk disekitarnya. Tingkat pelayanan fasilitas
dihitung dengan menggunakan standar SNI 03-1733-1989
(Daya Dukung Komuniti). Cara penghitungan tingkat
pelayanan fasilitas ini adalah :
X
Tp =
Tp = Tingkat Pelayanan
Jika Tp > 1,5 : fasilitas yang ada pelayanannya baik
bahkan melayani wilayah sekitarnya
(regional),Jika 1 < Tp< 1,5 : fasilitas yang ada pelayanannya sudah
cukup
Jika Tp < 1,0 : fasiltas yang ada pelayanannya belum
mencukupi
Jumlah FasilitasEksisting
Standar PendudukPendukung
Jumlah Penduduk
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
38/177
2 - 22
Dari analisa tingkat pelayanan fasilitas tersebut akan
diketahui tingkat pelayanan sarana dan prasarana yangada di wilayah masing-masing.
Analisis Kependudukan
Analisis kependudukan meliputi : jumlah penduduk, ratio
jenis kelamin, tingkat pendidikan penduduk, mata
pencaharian dan lain-lain diperoleh dari Kantor BPS.
Selanjutnya data primer dan sekunder ini diolah dan
hasilnya disajikan dalam bentuk tabel. Analisis data
kependudukan menggunakan metoda statistik deskriptif
dengan rumus sebagai berikut :
Dimana :Pt = Jumlah penduduk pada tahun t
Po = Jumlah penduduk pada tahun awal
r = Laju pertambahan penduduk
Untuk mengetahui beban tanggungan penduduk usia
produktif terhadap penduduk usia non produktif
digunakan persamaan Rasio Beban Tanggungan sebagai
berikut :
Jumlah pendudukKepadatan Penduduk = ------------------------------ x 100 %
Luas daerah
Pertumbuhan Penduduk (Pt) = Po (1 + r)t
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
39/177
2 - 23
Dimana :
RBT = Rasio Beban Tanggungan
P0-14 = Usia penduduk usia 0 - 14 tahun
P15-64 = Usia penduduk usia 15 - 64 tahun (usia produktif)
P65 = Usia penduduk umur 65 tahun keatas
Analisis Aspek Sosial Budaya
Dalam upaya untuk mencapai pemanfaatan sumberdaya
alam secara berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakat, perlu dilakukan penilaian/analisis aspek
sosial budaya. Penilaian/analisis aspek sosial budaya
dapat diperoleh melalui hasil pengukuran beberapa
indikator sosial (urban social indicator) misalnya struktur
sosial budaya, pelayanan sarana dan prasarana budaya,
potensi sosial budaya masyarakat, atau kesiapan
masyarakat terhadap suatu pengembangan.
Tujuan analisis aspek sosial budaya adalah mengkaji
kondisi sosial budaya masyarakat yang mendukung atau
menghambat pengembangan wilayah, serta memiliki
fungsi antara lain:
(1) Sebagai dasar penyusunan rencana tata ruang
wilayah serta pembangunan sosial budaya
masyarakat.
(2) Mengidentifikasi struktur sosial budaya masyarakat
P0-14+ P65
RBT = --------------- x 100 %
P15-64
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
40/177
2 - 24
(3) Menilai pelayanan sarana dan prasarana sosial
budaya yang mendukung pengembangan wilayah.(4) Menentukan prioritas-prioritas utama dalam
formulasi kebijakan pembangunan sosial budaya
masyarakat.
(5) Memberikan gambaran situasi dan kondisi objektif
dalam proses perencanaan.
(6) Sebagai acuan pelaksanaan pemantauan, pelaporan,
dan penilaian program-program pembangunan
sosial budaya secara integratif.
Adapun sasaran yang hendak dicapai dalam pelaksanaan
analisis aspek sosial budaya antara lain:
a. Teridentifikasinya struktur sosial dan budaya yang
terbentuk di wilayah perencanaan.
b.
Terumuskannya potensi dan kondisi sosial budaya,
meliputi pasar tenaga kerja, keragaman sosial
budaya penduduk, serta jumlah dan pertumbuhan
penduduk.
c. Penilaian pelayanan sarana dan prasarana sosial
budaya yang mendukung pengembangan wilayah
perencanaan.
Data yang dibutuhkan untuk analisis sosial budaya di
wilayah perencanaan antara lain meliputi:
(1) Data makro, yang diperoleh dari BPS atau data yang
diperoleh dari Instansi/Lembaga Pemerintah
lainnya.
(2) Data mikro, yang diperoleh dari hasil-hasil studi
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
41/177
2 - 25
sosial budaya di wilayah dan/atau kawasan.
Pengumpulan data analisis sosial budaya ini bersifat
sekunder atau desk study, yaitu mengkaji referensi yang
relevan dengan objek penelitian, dengan menggunakan
data existing suatu wilayah dan/atau kawasan dan
informasi yang diperlukan untuk menganalisis masalah.
Data yang dibutuhkan dipilih sesuai kebutuhan yaitu
meliputi aspek sosial budaya yang dapat mengukur
tingkat kesejahteraan masyarakat di wilayah perencanaan.
Pada hakekatnya pengukuran indikator sosial budaya
tidak berdiri sendiri melainkan terkait erat dengan
kegiatan lainnya, yaitu aspek ekonomi dan kelembagaan.
Seringkali sulit untuk menemukan indikator yang
sederhana dan hanya mengukur satu aspek saja karena
keberhasilan pengembangan suatu kawasan sangat
ditentukan oleh kinerja sektoral dan berbagai pelaku
utama pembangunan (stakeholders) seperti Pemerintah,
Swasta, dan Masyarakat sendiri.
Analisis Perekonomian (Sektor Unggulan)
Perencanaan sektor perekonomian akan optimal bila
didasarkan pada keunggulan komparatif (comparative
advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive
advantage). Keunggulan komparatif lebih menekankan
pada kepemilikan sumber daya ekonomi, sosial, politik
dan kelembagaan, seperti kepemilikan sumber daya alam,
sumber daya manusia, infrastruktur dan lain-lain.
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
42/177
2 - 26
Sementara itu keunggulan kompetitif lebih menekankan
efisiensi pengelolaan (manajemen perencanaan,pelaksanaan dan pengawasan) penggunaan sumber-
sumber tersebut dalam produksi, konsumsi maupun
distribusi.
Yang menjadi perhatian dalam pengembangan sektor
ekonomi dimulai dengan melakukan identifikasi sektor
unggulan atau potensi ekonomi daerah hingga rencana
strategis indikasi program. Dalam mengidentifikasi
potensi kegiatan ekonomi terdapat dua faktor utama yang
perlu diperhatikan, yaitu :
Sektor ekonomi yang unggul atau mempunyai daya
saing dalam beberapa periode tahun terakhir dan
kemungkinan prospek sektor ekonomi di masa
datang.
Sektor ekonomi yang potensial untuk dikembangkan
di masa mendatang, walaupun pada saat ini belum
mempunyai tingkat daya saing yang baik.
Dalam mengidentifikasi sektor unggulan atau potensi
ekonomi, digunakan alat bantu analisis, diantaranya
adalah : analisis Shift Share, analisis Location Quotient
(LQ), Teknik tipologi Klassen, dan metode analisis lainnya
yang sering digunakan dalam analisis sektor unggulan
atau potensi ekonomi suatu daerah.
2.3.3 Konsep Perancangan Kawasan
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
43/177
2 - 27
(1) Rencana Peruntukan Lahan Makro
Rencana peruntukan lahan makro merupakan suatu
arahan/guideline pengembangan kawasan dengan tujuan
menciptakan keterpaduan ruang dan aktivitas,
mengupayakan adanya hirarki skala pelayanan,
mensinergikan pola pencapaian dan kecenderungan
pergerakan penduduk sehingga tercipta kesinambungan
dan keterkaitan antar kawasan. Peruntukan lahan makro
pada kawasan meliputi pusat pemerintahan, hunian,
perumahan dan pemukiman jasa dan komersial, taman
budaya (civic center) dan fasilitas guest house.
Pola peruntukan menggunakan pola radial concentric
yang mengacu pada kondisi fisik dasar kawasan. Pola ini
menggunakan jaringan radialnya sebagai penghubung
unit lingkungan dengan kawasan pusat pelayanan
sedangkan antar unit lingkungannya menggunakan pola
concentric. Pola ini akan dikombinasikan dan
disinergikan dengan karakter lahan yang berkontur.
Sistem jaringan penghubung tersebut diharapkan dapat
menciptakan suatu kawasan yang terpadu. Tautan antar
fungsi dan aktivitas diupayakan dapat tercipta suatu
aktivitas pendukung yang menjadi bangkitan aktivitas
disekitarnya.
Rencana peruntukan lahan makro merupakan upaya
menghubungkan keterkaitan antara peruntukan lahan
Kawasan dengan kawasan lain disekitarnya pada
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
44/177
2 - 28
khususnya dan Kabupaten (regional) pada umumnya.
Oleh karena itu kebijaksanaan peruntukan lahanPengembangan Kawasan harus disusun secara terpadu
dengan mempertimbangkan konteks dan pola
peruntukan lingkungan sekitar.
Sasaran yang hendak dicapai adalah menentukan jenis
dan macam fungsi ruang dan penyebaran masing-masing
akivitas dalam kawasan pusat pelayanan. Peruntukan
Lahan terdapat 5 (lima) Zona Pemanfaatan yaitu :
a. Zona Civic Center (Pusat Pemerintah dan Taman
Budaya)
Merupakan representasi kawasan.
Merupakan filosofi dan paradigma yang berarti
pelayanan dan pengabdian.
Sebagai suatu landmark kawasan (pembentuk
citra kawasan).
b. Zona Hunian
Sebagai fasilitas hunian khusus terbatas.
Berfungsi dan berperan sebagai unit
lingkungan terpadu yang akan menunjang
aktivitas dipusat pelayanan (core area).
Sebagai noddle pengait dengan fungsi-fungsi
lain yaitu komersial dan perumahan serta
pusat pelayanan publik yang lain.
c. Zona Pemukiman
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
45/177
2 - 29
Berperan sebagai bangkitan aktivitas kawasan.
Merupakan suatu unit lingkungan terpadu
dengan fasilitas umum dan sosial serta
prasarana dan sarana lingkungan.
Mengkaitkan fungsi-fungsi unit lingkungan lain
dibelakangnya (hinterland) sehingga tercipta
kemudahan pencapaian dan kemudahan
pelayanan fasilitas.
d. Zona Komersial
Berfungsi sebagai pusat pelayanan dan publik
area.
Merupakan suatu komersial strip area pada
koridor jalan.
Sebagai suatu ruang orientasi kecenderungan
pergerakan penduduk (ditindaklanjuti dengan
penataan jalan dan perangkatnya).
e. Zona Pelayanan Publik
Berfungsi sebagai pelayanan masyarakat.
Merupakan pusat unit lingkungan.
Sebagai orientasi perkembangan unit
lingkungan.
(2) Rencana Peruntukan Lahan Mikro (Peruntukan
Lantai)
Rencana peruntukan Lahan mikro merupakan kelanjutan
dari penajaman detail fungsi ruang. Sasaran utamanya
adalah untuk menentukan alokasi jenis peruntukan lahan
serta distribusi secara spasial (ruang) didalam
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
46/177
2 - 30
perencanaan Kawasan Tujuan dari penentuan
peruntukan lahan mikro adalah :
Menjamin adanya keterkaitan fungsi dan aktivitas
antar unit lingkungan dan pusat pelayanan baik dari
skala lingkungan maupun skala regional.
Menetukan jenis dan macam aktivitas dan fungsi
ruang pada kawasan perencanaan.
Mengupayakan adanya keterkaitan aktivitassehingga tercipta aktivitas yang berkelanjutan.
Menentukan pemanfaatan fungsi dan aktivitas yang
dibatasi antara kepentingan publik dan privat.
Peruntukan Lantai Dasar
Dalam Peruntukan lantai dasar Secara umum peruntukan
lantai dasar harus berorientasi pada kepentingan umum
(public amenities), sehingga ruang-ruang disekitarnya
dapat terjaga kesinambungannya baik dari hirarki fungsi
ruang maupun aksesibilitas pejalan kaki. Dengan
demikian fungsi ruang transisi pada media perpindahan
dari fungsi satu ke fungsi lain tetap terjaga (integrated
interchange).
Yang penting disini adalah fungsi ruang untuk
peruntukan lantai dasar pada fungsi komersial, hal ini
dimaksudkan agar terjadi keterkaitan dan
kesinambungan pergerakan pejalan kaki dan skala
manusia yang terbentuk oleh enclosure ruang (koridor).
Peruntukan Lantai Atas
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
47/177
2 - 31
Peruntukan lantai atas digunakan sebagai aktivitas
dengan sifat ruang privat dan semi privat. Lantai ataspada tiap-tiap fungsi merupakan suatu ruang utama.
Perlu ditetapkan fungsi-fungsi ruang lantai atas yang
sesuai dengan program yang sudah ditetapkan.
(3)
Rencana Sistem Pergerakan (Sirkulasi)
Rencana sistem Pergerakan ini mempunyai tujuan
sebagai suatu sistem penghubung (linkage system) yang
akan mengkaitkan aktivitas satu dengan yang lainnya.
Prinsip keterjangkauan, kemudahan, kenyamanan dan
keamanan diupayakan sebagai dasar perencanaan.
Beberapa elemen sistem pergerakan adalah : Sirkulasi,
kendaraan dan Pedestrian.
Sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan
kemampuan lahan (land capability) melalui perbaikan
tingkat pencapaian ke dan di dalam kawasan.
Tujuan :
Menjamin keterkaitan (linkage) diantara sistem
sirkulasi.
Meningkatkan hubungan fungsional diantara
berbagai jenis peruntukan didalam kawasan.
Merupayakan keterkaitan (linkage) serta
pemisahan yang jelas antara berbagai moda
sirkulasi (pejalan kaki, kendaraan dan service).
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
48/177
2 - 32
Mengupayakan keterpaduan sistem dan sarana
transportasi.(4)
Rencana Ruang Terbuka dan Ruang Hijau
Diarahkan sebagai orientasi solid void kawasan, zone
interaksi dan akuluturasi budaya, perlindungan terhadap
sumber daya alam dan ekosistem. Ruang terbuka terdiri
dari ruang terbuka umum dan ruang terbuka khusus,
sedangkan pemanfaatannya ruang terbuka dapat
menjadi ruang terbuka hijau.
Luas KDH diarahkan mempunyai luas 30 % dari total
luas kawasan Rencana Sarana Prasarana dan Utilitas
Bangunan dan Lingkungan, sesuai dengan arahan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten.
Sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan kualitaskehidupan kawasan dengan jalan menyediakan
lingkungan yang aman, sehat dan menarik serta
berwawasan ekologis, melalui penciptaan berbagai jenis
ruang terbuka dan pola tata hijau.
Konsep ruang terbuka dan tata hijau ini nantinya sangat
mempengaruhi citra dari Kawasan. Upaya yang dapat
dilakukan untuk membantu mencapai sasaran tersebut
adalah dengan jalan perbaikan lingkungan pejalan kaki.
Dengan adanya ruang terbuka dapat mengakomodasi
pertumbuhan dan menghindari dampak negative
pertumbuhan kawasan.
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
49/177
2 - 33
(a) Ruang Terbuka Umum (Publik)
Ruang terbuka umum utama pada Kawasan
sebaiknya diarahkan didaerah pusat budaya.
Dengan demikian jalur-jalur pejalan kaki
(pedestrian) menuju ruang terbuka umum
tersebut harus dalam kondisi baik dan dapat
dipergunakan dengan nyaman pada siang atau
malam hari.
(b) Ruang Terbuka yang bersifat tidak umum (private
owned) namun terbuka untuk umum
Ruang terbuka yang bersifat tidak umum/privat
(private owned) namun terbuka untuk umum
(publicly accessible) pada kawasan perencanaan,
terdapat pada sub-sub blok komersial campuran
dan perkantoran komersial. Ruang terbuka
tersebut bersifat menerus, oleh karena itu harus
mampu menampung fungsi-fungsi yang
berorientasi pada pejalan kaki, jalur tembus,
dengan tempat-tempat duduk. Tidak
diperkenankan adanya pagar antara sub-blok dan
jalan, atau dengan membuatnya transparan
sebagai bagian yang menyatu dengan unsur tata
hijau.
(c) Ruang Private
Ruang terbuka private/tertutup untuk umum
merupakan ruang terbuka yang memiliki
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
50/177
2 - 34
pencapaian terbatas. Ruang terbuka private harus
memiliki sistem penerangan yang layak dengantempat-tempat duduk yang layak untuk
memberikan kesempatan penghuni saling
berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik.
Keberadaan ruang terbuka private dapat ditunjang
dengan sarana rekreasi aktif seperti lapangan
badminton atau basket. Ruang luar dapat
dipisahkan oleh pembatas dari pepohonan, perdu
maupun tanaman lain.
(d) Pola Tata Hijau
Sebagai salah satu unsur penting dalam
perencanaan dan perancangan ruang terbuka di
kawasan tropis adalah pola tata hijau dan iklim
mikro. Penggunaan unsur air dan sirkulasi udara
alami sangat mendukung aspek perancangan
ruang luar yang baik.
Pola tata hijau pada blok-blok komersial
diupayakan berkarakter formal, sedangkan pada
unit hunian sedikit informal. Batas antar sub blok
dapat ditanami dengan tanaman rumput dan tata
hijau sebagai buffer.
(5) Rencana Aktivitas Penunjang
Aktivitas pendukung diarahkan kepada aktivitas yang
mempu menjadi bangkitan aktivitas kawasan misalnya
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
51/177
2 - 35
sektor non-formal pariwisata, kesenian, PKL dan unsur-
unsur tradisi yang diharapkan dapat menjadi modal awalterjadinya kekuatan aktivitas terbaru di kawasan
pengembangan.
(6)
Rencana Detail
a. Rancangan Tata Bangun
Sasaran utamanya adalah untuk menetapkan
bentuk, besaran dan massa bangunan yang dapat
menciptakan dan mendefinisikan ruang (luar) yang
akomodatif terhadap berbagai bentuk kegiatan yang
mengambil tempat ke dalam kawasan.
Tujuan :
Menetukan garis sempadan bangunan, setback
bangunan dan jarak bebas antar bangunan.
Menentukan besar sosok dan proprsi massa
bangunan.
Menetukan kepadatan (blok)bangunan.
Menetukan ketinggian bangunan.
Menentukan titik acuan ketinggian ( 0.00 m).
Merekomendasikan ambang volume bangunan
(building envelope).
Merekomendasikan tata letak bangunan, dari
segi orientasi, ekologi dan iklim.
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
52/177
2 - 36
Mengupayakan keterpaduan konsep
arsitektural yang selaras antara kinerja danfungsi.
Tata Bangunan ini mencakup bentuk dan
pengelompokan massa bangunan yang membantu
terciptanya suatu lingkungan kawasan yang
terpadu. Dalam menentukan bentuk dan massa
bangunan dipengaruhi oleh kaidah-kaidah di balik
wujud fisik kawasan. Dengan adanya bentuk dan
massa bangunan akan menciptakan batas ruang
yang membantu terwujudnya sistem ruang terbuka.
Secara umum, tata bangunan tersebut terbentuk
dari batas khayal ambang volume (building
envelope) yang tercipta dari penggabungan
ketinggian maksimum bangunan serta batasan luas
bangunan. Pendekatan ini dilakukan agar
fleksibilitas dalam perencanaan dan perancangan
bangunan tetap terpelihara dengan tetap
mengupayakan terpenuhinya peruntukan lahan,
serta mengenali batasan dari intensitas
pemanfaatan lahan yang dapat ditampung dalam
sub-blok.
Dalam perencanaan dan perancangan arsitekturnya
diupayakan untuk memadukan antara konsep
arsitektur dan konsep ruang luar serta
menyelaraskan kinerja arsitektural berdasarkan
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
53/177
2 - 37
fungsi, sehingga dapat menciptakan citra dan
identitas arsitektural pada Kawasan akan terwujudsuatu sense of place.
Blok Pemerintahan dan Budaya
Pembangunan blok pemerintahan dan pusat
budaya diharapkan dapat mengendalikan
pengembangan dan mempertahankan ruang
terbuka hijau yang ada dengan tetap
meningkatkan kualitas pelayanan pada skala
regional.
Pada blok pemerintahan bangunan di tata
dengan teratur untuk memberikan kesan
formal dan monumental sedangkan untuk blok
pusat budaya, massa-massa bangunan ditatasedikit bebas dan organis untuk memberikan
kesan non formal dan rekreatif. Pengaturan
massa bangunan harus dikonfigurasikan
membentuk ruang-ruang positif pada
kawasan.
Blok Hunian
Pembangunan blok-blok hunian diharapkan
dapat memberikan karakter yang akan
meningkatkan sense of community dalam
kawasan tersebut. Perencanaan unit-unit
dalam sub blok hunian umumnya berbentuk
memanjang (linier) menyesuaikan dengan
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
54/177
2 - 38
konfigurasi lahannya, dengan tidak
meninggalkan fleksibilitas dalam perancangantapak dan bangunan. perencanaan massa yang
linier dan menerus pada tapak diharapkan
dapat membentuk ruang orientasi tengah
(innercourt) yang tertata dengan baik dan
terpisah dari jalan umum.
Unit-unit hunian diusahakan terlindung dari
sinar matahari yang berlebihan, berkarakter
dan manusiawi. Pemakaian balkon dan
penggunaan atap miring dengan bahan
penutup atap yang selaras dengan sistem
pelapis luar bangunan sangat dianjurkan.
Pemakaian warna dalam blok hunian harus
selaras dengan blok lain, sehingga akan
tercipta sense of unity pada kawasan.
Pemakaian jendela kaca yang tidak
memantulkan sinar dengan jalan menghindari
pemakaian kaca cermin (reflective glass).
Blok Komersial dan Jasa
Perencanaan dan perancangan blok-blok
komersial dan perkantoran harus dapat
memberikan dampak visual dan memberikan
identitas terhadap kawasan. Bangunan-
bangunan dalam blok komersial dan
perkantoran harus membentuk hubungan
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
55/177
2 - 39
arsitektural yang selaras dan serasi dengan
bangunan-bangunan hunian.
b. Tata Informasi (Signage) Dan Streetscape
Sasaran utamanya untuk menciptakan sebuah
lingkungan yang informatif sehingga akan
memudahkan dalam orientasi dan sikulasi. Jenis-
jenis tata informasi (signage) dan streetscape yang
direncanakan antara lain :
Tata Informasi Terpadu (Built-In Signage
System)
Tata informasi yang terpadu ditujukan pada
citra, karakter dan tata bangunan. Yang
termasuk didalamnya antara lain adalah
bangunan yamg berfungsi sebagai landmark,
focal point serta bahan eksterior bangunan
yang mampu memberikan petunjuk (clues)
kepada pengunjung kawasan yang akan
berorientasi (menentukan tujuan).
Pengelolaan podium bangunan juga dapat
memberikan arah pengunjung ke pintu masuk
utama maupun servis tiap bangunan. Bentuk
podium tertentu yang menarik dijadikan
sebagai pintu masuk servis sebaiknya
diletakkan pada tempat yang tidak
mengganggu pemandangan.
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
56/177
2 - 40
Tata Informasi Yang Mengarahkan (Directional
System)
Tata informasi yang mengarahkan ditujukan
untuk menerangkan identitas dan lokasi bisnis
serta fasilitas dan jasa yang ada pada kawasan.
Termasuk juga rambu-rambu lalulintas dan
rambu untuk pejalan kaki yang masing-masing
harus konsisten pada kawasan. Rambu bisa
juga dalam bentuk tulisan dan simbol grafis.
Papan Nama (Organized Billboards)
Papan Nama biasanya ditujukan pada rambu
usaha, seperti billboard. Pembuatan papan
nama harus diatur (dari ukuran, pemasangan,
dan lain-lain) agar dapat tercipta keserasian
serta mengurangi dampak visual yang negatif
dalam kawasan. Papan nama akan
menciptakan sense of place yang positif dan
menarik serta tidak mengganggu. Daerah
pemasangan papan nama akan diatur dan
ditentukan dalam panduan rancangan masing-
masing sub-blok. Dengan adanya sistem rambu
dan papan nama yang terpadu akan
memberikan kemudahan bagi pengunjung jika
memasuki ataupun mencari daerah dalam
kawasan.
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
57/177
2 - 41
Perangkat Jalan (Street Furniture)
Sistem informasi yang direncanakan dan
dirancang dengan baik dan terpadu akan
memberi nilai tambah pada karakter bangunan
dan membuat hidup streetscape dalam
kawasan. Termasuk dalam streetscape
tersebut antara lain adalah: perangkat
jalan/street furniture, patung-patung, kanopi,
awning dan lampu jalan. Yang termasuk dalam
street furniture adalah semua unsur skala kecil
yang dapat dipakai oleh umum, misalnya:
tempat duduk, tempat sampah, kios-kios,
shelter, box telepon, dan lain-lain.
Pemakaian bahan dan warna harus konsisten
pada masing-masing blok. Pemasangan patung
atau sculpture di ruang-ruang terbuka umum
sangat mendukung kualitas ruang terbuka.
Penggunaan kanopi dan awning dapat
melindungi pejalan kaki dari hujan dan
matahari disamping dapat memberikan
keteduhan. Penggunaan pergola dan
pemasangan tenda juga dapat memberikan
kesan indah dan selaras dengan karakter
bangunan.
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
58/177
2 - 42
Kegiatan Pendukung (Support Activities)
Kegiatan-kegiatan pendukung (support
activities) yaitu semua fungsi informal yang
membantu terciptanya streetscape,
memperkuat kualitas ruang kawasan
pengembangan bagi kepentingan umum.
Termasuk didalamnya adalah para penjaja
barang, penjual makanan, juga kegiatan kaki
lima lain yang terorganisir dengan baik dan
terpadu.
Kegiatan pendukung tersebut berpotensi
untuk melayani berbagai lapisan masyarakat
yang melaksanakan aktivitas sehari-hari
mereka di pusat-pusat bisnis kawasan. Dengan
begitu akan tercipta integrasi dan interaksi
sosial, serta penciptaan kualitas lingkungan
yang lebih baik dan sehat.
c. Prasarana dan Utilitas
Sasaran utamanya untuk menyediakan sistem
utilitas yang terpadu (integrated) dalam sistemprasarana. Penyediaan prasarana umum seperti: air
bersih, air kotor, limbah padat, listrik, telepon dan
utilitas lainnya diusahakan tertanam di dalam
tanah, khususnya dibawah ROW atau Daerah Milik
Jalan (Damija). Sempadan yang memadai perlu
disediakan di sepanjang jalan untuk menampung
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
59/177
2 - 43
sistem utilitas ini. Saluran utilitas ke dalam sub-sub
blok bermuara dari jalur utilitas ini.
Penyediaan listrik, telepon dan utilitas lainnya
harus dipertimbangkan dengan baik untuk jangka
panjang maupun untuk jangka pendek (interim),
khususnya yang berkaitan dengan penempatan
utilitas selama masa kontruksi dan pembangunan.
Penyediaan air bersih dan pengolahan limbah untuk
jangka panjang sangat terkait dan berhubungan
dengan aspek pembangunan untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan di masa mendatang.
Perencanaan yang optimal harus dilakukan dalam
penentuan sistem pengolahan limbah padat. Dalam
hal ini unit pengolahan limbah harus disediakan
didalam sub-blok atau dipusatkan untuk seluruh
kawasan.
d. Sarana Lingkungan dan Fasilitas Umum
Sasaran utamanya untuk memberikan sumbangan
fasilitas masyarakat dengan melayani seluruh fungsi
di dalam dan di sekitar kawasan. Pengadaan sarana
lingkungan dan fasilitas umum pada kawasan
menjadi bagian dari kontribusi dan kewajiban
Pemerintah Daerah, dimana penataan fisiknya tidak
terlepas dari konsep sub-blok secara keseluruhan.
Termasuk didalam sarana lingkungan pada
kawasan ini adalah ruang terbuka umum seperti
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
60/177
2 - 44
taman-taman pada daerah gerbang masuk kawasan,
jalur-jalur pejalan kaki pada kedua sisi jalan-jalanutama kawasan. Jalur-jalur tersebut dilengkapi
dengan street furniture yang mampu mewadahi
kegiatan masyarakat. Selain itu juga pengadaan
fasilitas halte (pemberhentian bus) dan jembatan
penyeberangan pejalan kaki.
Beberapa fasilitas dan sarana dasar tersebut antara
lain adalah :
1. Fasilitas Peribadatan.
2. Fasilitas Pendidikan.
3. Fasilitas Perekonomian (Toko, warung, Pasar).
4. Fasilitas Pelayanan Umum.
5. Fasilitas olah raga dan rekreasi.
6. Fasilitas Umum: Sub Terminal, Pangkalan Ojek,
Pemakaman Umum, dll.
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
61/177
3 - 1
BAB - 3
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAERAH
3.1
Kebijakan Program Pembangunan Daerah
3.1.1
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Tahun 20052025
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Kabupaten Mappi Tahun 20052025 dijabarkan visi
pembangunan daerah yaitu: Mappi Kawasan Sejuta Rawa
Produktif di Selatan Papua yang Berbudaya, Maju, Mandiri, dan
Adil. Visi tersebut diharapkan dapat diwujudkan melalui proses
pembangunan yang interaktif, produktif, dan dinamis yang
mengutamakan keharmonisan dan kedamaian, sesuai dengan
motto Kabupaten Mappi yaitu Usubi Yohokuda Tako Bayaman
atau Damai Bersehati Saling Melayani.
Visi sebagaimana tersebut di atas secara garis besar
mengandung dua bagian pokok, yaitu: Kawasan Sejuta Rawa
Produktif di Selatan Papua, menunjukkan eksistensi dan jati diri
wilayah Kabupaten Mappi yang menjadi faktor pembeda dari
wilayah kabupaten/kota atau daerah lainnya dalam konstelasi
regional, nasional, dan internasional; dan Berbudaya, Maju,
Mandiri dan Adilmenunjukkan tujuan dan cita-cita masyarakat
Kabupaten Mappi yang akan diwujudkan dalam kurun waktu
20 tahun.
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
62/177
3 - 2
Dari visi tersebut, dirumuskan 5 (lima) misi pembangunan
Kabupaten Mappi tahun 20052025 yaitu sebagai berikut :
(1)
Mewujudkan masyarakat yang berbudaya dan beradab
dalam perikehidupan yang aman, tertib, bersatu, damai
dan adil;
Melalui upaya meningkatkan kesadaran masyarakat
untuk membina kehidupan sebagai umat beragama yang
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dilandasi sikap
toleransi dan saling menghormati antar umat beragama
maupun dalam interaksi antar komunitas adat/budaya,
sehingga dapat mendorong terciptanya kehidupan
masyarakat yang aman, tertib, bersatu dalam kedamaian
yang dapat menempatkan nilai-nilai adat/tradisi dan
budaya serta kearifan lokal sebagai inspirasi dalam
pembangunan sekaligus dapat memperkokoh eksistensi
dan jati diri masyarakat Mappi dalam lingkungan
nasional dan global.
(2)
Mewujudkan masyarakat yang cerdas, sehat dan
mempunyai daya saing, melalui upaya-upaya :
(i)
Meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat
disertai wawasan IPTEK, kompetensi kerja dan
kemampuan berprestasi, serta etos kerja yang
tinggi dengan menyediakan prasarana dan sarana
pendidikan yang memadai, penyediaan tenaga
pengajar dan manajemen sekolah yang memadai,
kebijakan sistem pendidikan bagi kelompok
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
63/177
3 - 3
masyarakat asli Papua dan tergolong tidak
mampu;(ii) Meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan
masyarakat dengan menjamin pelayanan
kesehatan yang menjangkau hingga ke tingkat
kampung, penyediaan prasarana dan sarana
kesehatan yang baik termasuk manajemen rumah
sakit hingga pusat pelayanan kesehatan
masyarakat di tingkat Distrik, kebijakan sistem
pelayanan kesehatan daerah bagi kelompok
masyarakat asli papua dan tergolong tidak
mampu, penyediaan sumber daya manusia bidang
kesehatan, dan pembinaan wawasan kesehatan
ibu dan anak, keluarga berencana dan sejahtera;
(iii)
Meningkatkan kualitas pelayanan administrasi
dan penanganan masalah-masalah kependudukan
yang diorientasikan pada pengendalian jumlah
dan penyebaran penduduk;
(iv) Meningkatkan kualitas penanganan dan
penyelesaian masalah sosial; dan
(v)
Meningkatkan kualitas partisipasi dan kompetensi
masyarakat dalam pembangunan terutama dalam
mendorong kesetaraan gender, peran-serta
pemuda dan lembaga kepemudaan, serta
peningkatan prestasi olah raga.
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
64/177
3 - 4
(3) Mewujudkan infrastruktur yang memadai di seluruh
kawasan guna menciptakan kehidupan yang nyaman danramah lingkungan; melalui upaya-upaya:
(i)
Pengendalian pemanfaatan ruang sesuai
peruntukkannya guna mencegah terjadinya
penurunan kualitas dan daya dukung lingkungan;
(ii)
Mendorong percepatan dan pemerataan
pembangunan prasarana dan sarana dasar yang
memadai guna menunjang pembukaan dan
pengembangan kawasan yang masih terisolir dan
tertinggal dengan meningkatkan investasi
pembangunan prasarana dan sarana pokok yang
langsung dirasakan oleh masyarakat sampai ke
tingkat kampung, serta memberikan peluang
seluas-luasnya untuk masuknya investasi yang
dapat menunjang upaya percepatan
pembangunan di daerah yang masih terisolasi
tersebut;
(iii) Mengoptimalkan pembangunan sarana dan
prasarana perhubungan yang mendukung
kelancaran akses antar wilayah, percepatan
pertumbuhan ekonomi wilayah, dan peningkatan
kualitas pelayanan sosial;
(iv)
Mengembangkan moda transportasi yang handal,
berkualitas, aman, lancar, dan terpadu serta
terjangkau oleh masyarakat, yang
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
65/177
3 - 5
menghubungkan pusat-pusat kegiatan antar
wilayah;(v) Meningkatkan kuantitas dan kualitas
pembangunan prasarana dan sarana dasar
perumahan dan permukiman yang memadai
mencakup rumah-rumah layak huni, air bersih,
sanitasi, persampahan, listrik, pos dan
telekomunikasi, jalan lingkungan, sistem drainase
dan pengendalian banjir, dan fasilitas penunjang
lainnya; dan
(vi) Menerapkan konsep pembangunan yang
berwawasan lingkungan melalui pengembangan
sistem pengelolaan lingkungan dan sumber daya
alam yang tetap menjaga fungsi, daya dukung dan
daya tampung, pemanfaatan ruang yang serasi,
pemanfataan ekonomi sumber daya alam dan
lingkungan yang berkesinambungan, serta
pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman
hayati sebagai modal dasar bagi pembangunan
Kabupaten Mappi.
(4)
Mewujudkan Kemajuan dan Keunggulan Perekonomian
yang Berlandaskan Ekonomi Kerakyatan;
Melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi dengan
memperkuat ekonomi di wilayah kampung berbasis
keunggulan masing-masing sektor dengan membangun
sistem produksi, distribusi dan pelayanan dalam rangka
mengurangi kesenjangan sosial antara ibukota
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
66/177
3 - 6
kabupaten dengan distrik maupun distrik dengan
kampung, keberpihakan kepada ekonomi rakyat denganmemperkuat perekonomian rakyat yang tumbuh sebagai
komoditi unggulan, mengembangkan kesempatan
kepada masyarakat kampung untuk mengakses sistem
perekonomian dan tanpa diskriminasi gender dalam
pengembangan ekonomi;
(5)
Mewujudkan Pemerintahan yang Baik dan Bersih,
Berkeadilan, Demokratis, dan Berlandaskan Hukum.
Melalui upaya pemantapan kelembagaan demokrasi yang
lebih kokoh, memperkuat peranan civil society,
meningkatkan kualitas pelaksanaan desentralisasi,
otonomi daerah dan otonomi khusus, mengembangkan
budaya tertib hukum, mengembangkan hukum adat yang
merupakan amanat otonomi khusus menjadi hukum
positif, tidak diskriminatif dan berpihak kepada rakyat
yang miskin di tingkat kampung.
Dari ke-5 (lima) misi RPJPD tersebut, misi ke-3 (tiga) yaitu
mewujudkan infrastruktur yang memadai di seluruh kawasan
guna menciptakan kehidupan yang nyaman dan ramah
lingkungan, melalui upaya-upaya: pengendalian pemanfaatan
ruang, percepatan dan pemerataan pembangunan prasarana
dan sarana dasar yang memadai, pembangunan sarana dan
prasarana perhubungan, pengembangan moda transportasi,
peningkatan kuantitas dan kualitas pembangunan prasarana
dan sarana dasar perumahan dan permukiman serta penerapan
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
67/177
3 - 7
konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan, dapat
diwujudkan antara lain melalui kegiatan penyusunan rencanatata ruang Kampung Aboge ini.
Tema Pembangunan dan Agenda Pembangunan untuk setiap
periode 5 (lima) tahunan atau setiap tahap pembangunan
jangka menengah adalah sebagai berikut:
1. RPJMD Tahap ke-I Tahun 20072012 bertemakan
Meningkatkan Kapasitas Pemerintah Daerah dalam
Menyelenggarakan Pelayanan Kepada Masyarakat,
dengan agenda pokok:
(i) Restrukturisasi Organisasi Pemerintah Daerah dan
Pembinaan Aparatur;
(ii)
Peningkatan Pengelolaan dan Pengawasan
Keuangan Daerah;
(iii)
Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan
Prasarana Dasar;
(iv) Pelestarian Lingkungan Hidup dan Analisa
Mengenai Dampak Lingkungan;
(v)
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat dan
Peningkatan Kualitas Hidup Beragama; dan
(vi)
Peningkatan Supremasi Hukum dan
Penghormatan Hak-hak Masyarakat Adat.
2.
RPJMD Tahap ke-II Tahun 20122017 bertemakan
Meningkatkan Kapasitas Sumber Daya Manusia
(SDM) Aparatur Dalam Menunjang Perbaikan Mutu
-
5/20/2018 Lapdul Rencana Tata Ruang Kampung Aboge
68/177
3 - 8
dan Pelayanan Kepada Masyarakat, dengan agenda
pokok:(i) Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia
(SDM) Aparatur dalam Penyelenggaraan
Pemerintahan;
(ii)
Pembangunan Infrastruktur Dasar Berbasis RTRW
dan Kelestarian Lingkungan Hidup;
(iii) Penyelenggaraan Pembangunan Berbasis
Kampung / Distrik;
(iv) Peningkatan Kualitas Hidup dan Kesejahteraan
Masyarakat; dan
(v)
Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi dan Sinergitas
Pengelolaan Potensi Sumber Daya Alam.
3.
RPJMD Tahap ke-III Tahun 20172022 bertemakan
Meningkatkan Kapasitas Pemerintah Daerah dan
Peran serta Masyarakat Dalam Pelaksanaan
Pembangunan, dengan agenda pokok:
(i) Peningkatan Mutu Penyelenggaraan Pemerintahan
Pada Semua Tingkatan;
(ii) Pengembangan Jaringan Infrastruktur Berbasis
Perencanaan Wilayah Pembangunan dan
Pembangunan Berbasis Kampung / Distrik;
(iii) Peningkatan Kualitas Hidup dan Kesejahteraan
Masyarakat; dan
(iv)
Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi dan Sinergitas
Potensi Investasi.
top related