konjungtivitis bakterial(said syabri albana)
Post on 03-Apr-2018
220 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 Konjungtivitis Bakterial(Said Syabri Albana)
1/18
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Konjungtivitis atau peradangan pada mata merupakan penyakit mata paling umum
didunia. Penyakit ini bervariasi dari hiperemia ringan, mata berair sampai konjungtivitis berat
dengan sekret purulen kental.1 Kebanyakan dari jenis konjungtivitis dapat sembuh dengan
sendirinya, namun beberapa juga dapat berkembang dan menyebabkan komplikasi yang serius
pada mata.2
Berdasarkan penyebabnya, konjungtivitis dapat di klasifikasikan menjadi konjungtivitis
infeksi dan konjungtivitis non-infeksi. Konjungtivitis infeksi meliputi konjungtivitis karena
infeksi virus, konjungtivitis karena infeksi bakteri, dan konjungtivitis karena infeksi jamur.
Konjungtivitis non-infeksi meliputi konjungtivitis alergi, konjungtivitis kimiawi atau iritatif,
dan konjungtivitis akibat penyakit sitemik.2,3
Konjungtivitis merupakan penyakit yang dapat mengenai semua umur, laki-laki maupun
perempuan, dan semua strata sosial. Di Amerika serikat, prevalensi konjungtivitis pada
populasi usia 1 sampai 7 tahun adalah 13 per 1000 orang. Sedangkan sampai sekarang belum
ada data yang mendokumentasikan mengenai insiden dari konjungtivitis. Konjungtivitis
dikategorikan sebagai kelainan pada mata yang paling sering membawa pasien datang
berobat.4 Walau konjungtivitis jarang menyebabkan kehilangan penglihatan yang permanen,
namun kelainan mata ini dapat berakibat pada sisi ekonomi, yaitu hilanganya waktu produktif
untuk berkerja. Oleh karena itu, penting untuk mendiagnosis penyakit ini sehingga kita dapat
memberikan penanganan yang tepat.2
-
7/28/2019 Konjungtivitis Bakterial(Said Syabri Albana)
2/18
2 Tujuan
Tujuan kajian ilmiah ini adalah untuk mengetahui dengan lebih jelas mengenai diagnosis
dan penatalaksanaa pada konjuntivitis bakteri sehingga bisa memberikan penatalaksanaan
yang lebih cepat dan tepat
-
7/28/2019 Konjungtivitis Bakterial(Said Syabri Albana)
3/18
BAB II
ANATOMI, HISTOLOGI DAN PERDARAHAN KONJUNGTIVA
1 Anatomi
Konjungtiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis yang membungkus
permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan permukaan anterior sklera
(konjungtiva bulbaris).1 Membran kukosa konjungtiva strukturnya sama dengan membrane
mukosa mulut dan hidung, tetapi lebih lembut dan bening. Konjungtiva tetap basah terutama
karena air mata yang dihasilkan oleh kelenjar lakrimal, dan juga oleh kelenjar lakrimal
aksesori yang terdapat didalam jaringan subkonjungtiva. Dengan air mata terjadi irigasi
biologis pada konjungtiva dengan adanya lisozim di dalam air mata, menjadikan kantong
lakrimal relative bebas kuman. Epitel kornea yang bias mengering, selalu dibasahi dan
dibersihkan oleh konjungtiva kelopak mata setiap kali mengedip.3 Konjungtiva bersambung
dengan kulit pada tepi kelopak (persambungan mukokutan) dan dengan epitel kornea di
limbus.
Konjungtiva dibagi menjadi tiga bagian (lihat Gambar 1)
A. Konjungtiva Palpebralis melapisi permukaan posterior kelopak mata dan melekat erat ke
tarsus. Di tepi superior dan inferior tarsus, konjungtiva melipat ke posterior ( pada
fornices superior dan inferior) dan membungkus jaringan episklera dan menjadi
konjungtiva bulbaris.1
B. Konjungtiva bulbaris melekat longgar ke septum orbitale di fornices dan melipat berkali
kali. Pelipatan ini memungkinkan bola mata bergerak dan memperbesar permukaan
konjungtiva sekretorik. Duktus Duktus kelenjar lakrimalis bermuara ke forniks temporal
-
7/28/2019 Konjungtivitis Bakterial(Said Syabri Albana)
4/18
superior, konjungtiva bulbaris melekat longgar ke kapsul tenon dan sklera di bawahnya.
Lipatan Konjungtiva bulbaris yang tebal, mudah bergerak dan lunak (plika seminularis)
terletak di khantus internus. Struktur epidermoid kecil semacam daging (karankula)
menempel superficial ke bagian dalam plika seminularis dan merupakan zona transisi
yang mengandung elemen kulit dan membrane mukosa.1
C. Konjungtiva Fornik yang merupakan tempat peralihan konjungtiva tarsal dan konjungtiva
bulbi.1,5
Gambar 1. Parts of conjunctiva and conjunctival glands. 5
2 Histotogi
Lapisan epitel konjungtiva terdiri dari dua hingga lima lapisan sel epitel silinder
bertingkat, superficial dan basal. Lapisan epitel konjungtiva di dekat limbus, di atas karunkula
dan di dekat persambungan mukokutan pada tepi kelopak mata terdiri dari sel-sel epitel
skuamosa.1
Sel-sel epitel superficial mengandung sel-sel goblet bulat atau oval yang mensekresi
mukus. Mukus mendorong inti sel goblet ke tepi dan diperlukan untuk dispersi lapisan air
-
7/28/2019 Konjungtivitis Bakterial(Said Syabri Albana)
5/18
mata secara merata diseluruh prekornea. Sel-sel epitel basal berwarna lebih pekat daripada sel-
sel superficial dan di dekat linbus dapat mengandung pigmen. 1
Stroma konjungtiva dibagi menjadi satu lapisan adenoid (superficial) dan satu lapisan
fibrosa (profundus). Lapisan adenoid mengandung jaringan limfoid dan dibeberapa tempat
dapat mengandung struktur semacam folikel tanpa sentrum germinativum. Lapisan adenoid
tidak berkembang sampai setelah bayi berumur 2 atau 3 bulan. Hal ini menjelaskan mengapa
konjungtivitis inklusi pada neonatus bersifat papiler bukan folikuler dan mengapa kemudian
menjadi folikuler. Lapisan fibrosa tersusun dari jaringan penyambung yang melekat pada
lempeng tarsus. Hal ini menjelaskan gambaran reaksi papiler pada radang konjungtiva.
Lapisan fibrosa tersusun longgar pada bola mata.1
Gambar 2. Microscopic structure ofconjunctiva showing three layers (A) and
arrangement of epithelial cells in
different regions of conjunctiva (B). 5
A
B
-
7/28/2019 Konjungtivitis Bakterial(Said Syabri Albana)
6/18
2.3 Kelenjar pada Konjungtiva
Pada konjungtiva terdapat dua jenis kelenjar :
1. Mucin secretoty glands: Merupakan sel goblet (kelenjar uniselullar yang terletak di
dalam epithelium), crypts of henle (terdapat di konjungtiva tarsal) dan kelenjar
manz (terdapat di limbal konjungtiva). Kelenjar ini menghasilakn mucus yang
beguna untuk membasahi kornea dan konjungtiva.5
2. Kelenjar airmata asesori, meliputi:
a. Kelenjar Krause (terdapat di jaringan subkonjungtiva fornik, dimana terdapar 42
kelenjar di fornik atas, dan 8 kelenjar di fornik bawah
b. Kelenjar Wolfring (terdapat disepanjang bagian atas dari tasus superior maupun
inferior).5
Gambar 3. Blood Supply of Conjunctiva5
-
7/28/2019 Konjungtivitis Bakterial(Said Syabri Albana)
7/18
2.4 Pasokan Darah, Limfe dan Perdarahan
Arteri arteri konjungtiva berasal dari arteri siliaris anterior dan arteri palpebralis. Kedua
arteri ini beranastomosis bebas dan bersama dengan banyak vena konjungtiva yang umumnya
mengikuti pola arterinya-membentuk jaringan jaringan vaskuler konjungtiva yang banyak
sekali. Pembuluh limfe konjungtiva tersusun dalam lapisan superficial dan lapisan profundus
dan bersambung dengan pembuluh limfe kelopak mata hingga membentuk pleksus limfatikus
yang kaya. Konjungtiva menerima persarafan dari percabangan (oflalmik) pertama nervus V.
saraf ini hanya relatif sedikit mempunyai serat nyeri.1
-
7/28/2019 Konjungtivitis Bakterial(Said Syabri Albana)
8/18
BAB III
KONJUNGTIVITIS BAKTERI
1 Definisi
Konjungtivitis bakteri adalah infeksi mikrobial pada membran mukosa permukaan mata
yang disebabkan oleh berbagai jenis bakteri penginfeksi. Konjungtivitis bakteri biasanya dapat
sembuh dengan sendirinya, namun terkadang juga dapat menjadi suatu keadaan yang serius
atau menandakan suatu kelainan sistemik yang berat.4
Pada dasarnya permukaan mata memiliki daya tahan terhadap bakteri dengan berbagai
mekanisme perlawanan, konjungtivitis bakteri dapat terjadi bila organisme dapat melewati
mekanisme pertahanan tersebut. Mekanisme pertahanan pada konjungtiva dapat terganggu
pada pasien immunocompromised, ataupun disebabkan oleh trauma.4
2 Gejala dan Tanda Tanda konjungtivitis Bakteri
Gejala umum konjungtivitis biasanya bilateral, oleh karena itu diagnose konjungtivitis
unilateral adalah salah satu kesalahan diagnose yang paling sering terjadi. Dengan mengingat
akan sifat membrane mukosa konjungtiva, maka biasanya konjungtivitis berbentuk datar tanpa
disertai gangguan visus yang berat. Keluhannya adalah gatal gatal, mata terasa panas, seperti
ada benda asing didalam mata (sakit) dan fotofobia.3
Dari Pemeriksaan Fisik dapat ditemukan tanda tanda berikut :
Hiperemia, yaitu injeksi konjungtiva dapat terlihat jelas, terdapat pada beberapa
segmen ataupun keselurkan segmen konjungtiva. Gambaran dari konjungtiva
palpebra tergantung pada etiologi yang menyertainya.
Sekret yang banyak, pada saat bangun tidur kelopak mata lengket dan sulit dibuka.
-
7/28/2019 Konjungtivitis Bakterial(Said Syabri Albana)
9/18
Kelopak mata bengkak dan berkrusta. Pada keadaan awal sekret berbentuk serosa
(watery) menyerupai konjungtivitis virus, namun dalam beberapa hari sekret
menjadi mukopurulen.6
Tabel 1. Tanda - Tanda Konjungtivitis Bakteri1
Temuan klinik dan Sitologi Bakterial
Gatal Minimal
Hiperemia Umum
Berair mata Sedang
Eksudasi Banyak
Adenopati preaurikuler JarangPada kerokan dan eksudat yang dipulas Bakteri, PMN
Disertai sakit tenggorokan dan demam Kadang - kadang
3 Klasifikasi dan Etiologi
Konjungtivitis Bakteri dapat diklasifikasikan menjadi :
A. Konjungtivitis Bakteri Hiperakut
Konjungtivitis Bakteri Hiperakut biasanya disebabkan oleh bakteri Nesseria
gonorrhoeae, yaitu bakteri yang dapat menembus epithelium kornea yang utuh.
Bakteri lain yang juga sering menimbulkan konjungtivitis bakteri hiperakut adalah
staphylococcus aureus, jenis Streptococcus, jenis Haemophilus, dan Pseudomonas
aeruginosa.
Penularan infeksi pada konjungtivitis bakterial hiperakut biasanya terjadi secara
langsung melalui infeksi genitalia, dan lebih sering dijumpai pada neonatus, remaja,
dan dewasa muda.
B. Konjungtivitis Bakteri Akut
-
7/28/2019 Konjungtivitis Bakterial(Said Syabri Albana)
10/18
Merupakan suatu kondisi peradangan konjungtiva yang dapat mengenai seluruh
jenjang usia, ras, dan jenis kelamin. Konjungtivitis bacterial akut (mukopurulen) ini
dapat disebabkan oleh berbagai jenis agen bakteri, yang utama adalah
Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumonia, dan jenis Haemophilus.
Konjungtivitis bakterial akut sering terdapat dalam bentuk epidemik dan disebut
mata merah oleh orang awam. Penyakit ini ditandai dengan timbulnya hiperemia
konjungtiva secara akut, dan jumlah eksudat mukopurulent sedang. Konjungtivitis
tipe ini biasanya sembuh dengan sendirinya dalam waktu kurang dari 3 minggu.
C. Konjungtivitis Bakteri Kronik (menahun)
Merupakan konjungtivitis bakteri yang telah terjadi selama lebih dari 4 minggu
dan biasanya memiliki etiologi yang berbeda dengan konjungtivistis bakteri akut.
Konjungtivitis Bakteri Kronik bakteri terjadi pada pasien dengan obstruksi duktus
nasolakrimalis dan dakriosistitis menahun, ini biasanya dapat menyertai blepharitis
bakterial menahun dan disfungsi kelenjar meibom. Penyebab utama konjungtivitis
bakteri kronik ini adalah staphylococcus aureus. Angular bleparokonjungtivitis
dapat terjadi akaibat infeksi kronis dari jenisstaphylococcus ataupun moraxella.1,4
Tabel 2. Penyebab Konjungtivitis Bakteri
Klasifikasi Konjungtivitis Bakteri Bakteri Penyebab
Hiperakut (purulen) Neisseria gonnorrhoeae
Neisseria meningitidis
Neisseria gonorrhea subsp kochii
-
7/28/2019 Konjungtivitis Bakterial(Said Syabri Albana)
11/18
Akut (mukopurulen) Pnemococcus (Streptococcus pneumonia)
Haemophillus aegyptius
Kronik (menahun) Staphylococcus aureus
Moraxella lacunata
4 Diagnosis
A. Konjungtivitis Bakterial Hiperakut
Onset sangat cepat, terdapat eksudasi purulen yang sangat banyak, hyperemia
konjungtiva berat, kemosis konjungtiva, dan edema palpebra. Konjungtivitis bias unilateral
ataupun bilateral, terdapat rasa nyeri, dan Adenopati preaurikuler.4
B. Konjungtivitis Bakteri Akut
Konjungtivitis dikatakan akut bila peradangan konjungtiva yang terjadi tidak melebihi
jangka waktu 2-3 minggu. Pada konjungtivitis bakteri akut terdapat eksudasi unilateral yang
terjadi secara akut, iritasi, dan hiperemia konjungtiva. Pada konjungtiva tarsal biasanya
memberikan gambaran respon papil (hipertrofi papilla). Terdapat Eksudasi yang
mukopurulen/purulen, tidak dijumpai adenopati preaurikuler. Pada anak anak usia 6 bulan
sampai 3 tahun dijumpai perubahan warna kebituan dan pembengkakan pada kulit periorbita
yang mengindikasikan progresifitas kearah selulitis orbita oleh infeksi haemophilus influenza.4
C. Konjungtivitis Bakteri Kronik (menahun)
Tidak ditemukan gejala yang spesifik. Pasien selalu mengalami iritasi kronis pada mata
(lebih dari 4 minggu), terdapat sensasi benda asing pada mata, dan sedikit hyperemia pada
-
7/28/2019 Konjungtivitis Bakterial(Said Syabri Albana)
12/18
konjungtiva. Hipertrofi papil ataupun respon folikel dapat terjadi. Konjungtivitis kronis
biasanya disertai dengan hyperemia palpebra dan sekret yang banyak terutam pada saat
bangun tidur.
4
5 Diagnosis Banding
Tabel 2. Diagnosis Banding Konjungtivitis5
6 Penatalaksanaan
Terapi Spesifik terhadap konjungtivitis bakteri tergantung temuan agen
mikrobiologiknya. Sambil menunggu hasil laboratorium, dokter dapat memulai degan terapi
topical antimikroba. Pada setiap konjungtivitis purulen, harus dipilih antimikroba yang cocok
untuk mengobati infeksi N gonorrhoeae dan N meningitides. Terapi topical dan sistemik harus
segera dilaksanakan setelah materi untuk pemeriksaan laboratorium diperoleh.1
-
7/28/2019 Konjungtivitis Bakterial(Said Syabri Albana)
13/18
Pada konjungtivitis purulen dan mukopurulen akut, saccus conjungtivae harus dibilas
dengan larutan garam agar dapat menghilangkan sekter konjungtiva. Untuk mencegah
penyebaran penyakit ini, pasien dan keluarga diminta memperhatikan secara khusus higien
perorangan. 1
Tabel 3. Commonly Used Antimicrobial Agents and Their Spectrum of Activity4
Type of
Antimicrobial Agent
Spectrum of
Activity
(Genus or Species)
ConcentrationFrequency of
Administration
Aminoglycoside(gentamicin/tobramycin)
Staphylococcus,Streptococcus,
Haemophilus,
Proteus,
Escherichia coli,
Moraxella,
Pseudomonas
0.3% q.2h. to q.i.d.
Bacitracin zinc Staphylococcus,
Streptococcus,
Neisseria
500 U/g
(ointment)q.h.s. to q.i.d.
Chloramphenicol Staphylococcus,
Haemophilus,
Proteus
1.0% (ointment)
0.5% (solution)q.2h. to q.i.d.
Erythromycin Staphylococcus,
Streptococcus,
Neisseria,
Haemophilus
0.5% (ointment) q.h.s. to q.i.d.
Fluoroquinolone
(ciprofloxacin,
ofloxacin,
levofloxacin)
Staphylococcus,Streptococcus,
Haemophilus,
Pseudomonas
0.3%0.5% q.2h. to q.i.d.
Polymyxin B/neomycin Staphylococcus, 16,250 U; 3.5 q.i.d.
-
7/28/2019 Konjungtivitis Bakterial(Said Syabri Albana)
14/18
Proteus,
Moraxella,
Pseudomonas
mg/ml
PolymyxinB/trimethoprim sulfate
Staphylococcus,Streptococcus,
Proteus, Escherichia
coli,
Haemophilus
10,000 U; 1
mg/mlq.3h.
Sodium sulfacetamide Streptococcus,
Haemophilus,
Moraxella
10%30% q.2h. to q.i.d.
Sulfisoxazole diolamine Streptococcus,
Haemophilus,
Moraxella
4.0% q.i.d.
Tetracycline Staphylococcus,
Neisseria,
Escherichia coli
1.0% q.2h. to q.i.d.
3.7 Prognosis
Konjungtivitis bakteri akut hampir selalu sembuh sendiri. Tanpa diobati, infeksi dapat
berlangsung selama 10 14 hari, jika diobati memadai hanya berlangsung 1-3 hari, kecuali
konjungtivitis stafilokokus (yang dapat berlanjut menjadi blefarokonjungtivitis dan memasuki
tahap menahun) dan konjungtivitis gonokokus (yang bila tidak diobati dapat berakibat
perforasi kornea dan endoftalmitis). Karena konjungtiva dapat menjadi gerbang masuk bagi
-
7/28/2019 Konjungtivitis Bakterial(Said Syabri Albana)
15/18
meningokokus ke dalam darah dan meninges, hasil akhir konjungtivitis meningokokus adalah
septicemia dan mengingitis. Konjungtivitis bakteri menahun mungkin tidak dapat sembuh
sendiri dan menjadi masalah pengobatan yang menyulitkan.
1
BAB IV
KESIMPULAN
Konjungtivitis atau peradangan pada mata merupakan penyakit mata paling umum
didunia dan merupakan penyakit yang dapat mengenai semua umur, laki-laki maupun
perempuan, dan semua strata sosial. Konjungtivitis dapat di klasifikasikan menjadi
-
7/28/2019 Konjungtivitis Bakterial(Said Syabri Albana)
16/18
konjungtivitis karena agen infeksi dan konjungtivitis non-infeksi. Konjungtivitis bakteri
termasuk dalam klasifikasi konjungtivitis karena agen infeksi. Terjadi bila organisme dapat
melewati mekanisme pertahanan pada permukaan mata. Konjungtivitis bakteri
diklasifikasikan menjadi konjungtivitis bakteri akut, hiperakut, dan kronik (menahun). Gejala
yang ditimbulkan oleh konjungtivitis bakteri meliputi : Injeksi konjungtiva (mata merah), rasa
mengganjal dan panas pada mata, sekret yang banyak, pada saat bangun tidur kelopak mata
lengket dan sulit dibuka, kelopak mata bengkak dan berkrusta. Terapi Spesifik terhadap
konjungtivitis bakteri tergantung temuan agen mikrobiologiknya. Konjungtivitis bakteri akut
hampir selalu sembuh sendiri. Tanpa diobati, infeksi dapat berlangsung selama 10 14 hari,
jika diobati memadai hanya berlangsung 1-3 hari.
REFERENSI
1. Vaughan DG, Asbury T, Eva PR. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Jakarta: Widya Medika.
1996.
2. Garratt S. Conjunctivitis. San Francisco: American Academy of Ophthalmology 2008
3. Hollwich F. Oftalmologi. Edisi Kedua. Jakarta: Binarupa Aksara 1993.
4. Quinn CJ, Mathews DE, et al. Care of the patient with conjunctivitis. Lindbergh Blvd:
American Optometric Association 2002
-
7/28/2019 Konjungtivitis Bakterial(Said Syabri Albana)
17/18
5. Khurana AK. Comprehensive ophthalmology. 4 edition. New Delhi: New Age
International 2007
6. Marlin DS. Conjunctivitis bacterial.diunduh dari:
(http://emedicine.medscape.com/article/1191730-overview)
TELAAH ILMIAH
KONJUNGTIVITIS BAKTERI
http://emedicine.medscape.com/article/1191730-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/1191730-overview -
7/28/2019 Konjungtivitis Bakterial(Said Syabri Albana)
18/18
DISUSUN OLEH
SAID SYABRI ALBANA
04061001087
BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2010
top related