kerusakan alam ipa
Post on 02-Jan-2016
107 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bagian ini dipaparkan hal-hal yang berhubungan dengan wawasan
umum tentang penelitian, yaitu: (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah,
(3) tujuan penelitian, dan 4) manfaat penelitian. Paparan tersebut peneliti sajikan
secara berurut sebagai berikut.
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang sangat
pesat menuntut dunia pendidikan untuk selalu mengadakan peningkatan dalam
pembelajaran. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
pembelajaran adalah dengan mengadakan pembaharuan pendekatan yang
digunakan dalam pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran adalah upaya yang dilakukan untuk membuat
siswa terlibat aktif dan berminat dalam mengikuti pembelajaran. Menurut
Nasution (2003:53) pendekatan pembelajaran pada hakikatnya adalah “suatu
usaha untuk mengembangkan keefektifan pembelajaran”. Kenyataan
menunjukkan bahwa manusia dalam segala hal selalu berusaha mencari efisien-
efisien kerja dengan jalan memilih dan menggunakan suatu cara yang dianggap
terbaik untuk mencapai tujuannya. Demikian juga dengan pembelajaran, guru
selalu berusaha memilih pendekatan pembelajaran yang tepat dan dipandang
lebih efektif daripada pendekatan lain.
Penggunaan pendekatan dalam pembelajaran berpengaruh terhadap hasil
belajar yang diperoleh, semakin tepat pendekatan yang digunakan maka hasil
1
1
1
yang diperoleh semakin maksimal. Begitu pentingnya pendekatan dalam
pembelajaran, sehingga guru dituntut mempunyai pengetahuan dan keterampilan
dalam memilih dan menerapkan berbagai pendekatan pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik siswa dan materi pembelajaran. Sebagaimana pendapat
Maslichah (2006:37) yang menyatakan bahwa “untuk keberhasilan suatu
pembelajaran guru perlu mengetahui dengan siapa atau siswa yang bagaimana
yang akan dihadapi, tanpa paham tentang siswa yang akan difasilitasi mustahil
guru dapat memilih pendekatan pembelajaran yang tepat dan materi
pembelajaran yang sesuai”.
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil
belajar adalah pendekatan konstruktivis. Menurut Wina (2006:264) pendekatan
konstruktivis adalah “proses membangun atau menyusun pengetahuan baru
dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman”. Pembelajaran dalam
pendekatan konstruktivis bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari
guru ke siswa, melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa
membangun sendiri pengetahuannya.
Tugas guru dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
konstruktivis adalah membantu agar siswa mampu membangun pengetahuannya
sesuai dengan situasi konkrit, sehingga hasil pembelajaran dapat ditingkatkan.
Sebagaimana pendapat Gagne dan Briggs (dalam Wahyudin, 2008:1)
menyatakan bahwa “hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh seseorang
sesudah mengikuti proses belajar”. Hasil belajar siswa dikatakan baik apabila
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor meningkat. Meningkatnya ketiga aspek
2
ini dapat diamati langsung dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),
karena aspek pokok dalam pembelajaran IPA menurut Usman (2006:12) adalah
“membangkitkan rasa ingin tahu siswa untuk menggali berbagai pengetahuan
baru, dan akhirnya dapat mengaplikasikan dalam kehidupan mereka”.
Di Sekolah Dasar (SD) pembelajaran IPA terdiri dari empat aspek yakni:
makhluk hidup dan proses kehidupannya, benda/materi, sifat dan kegunaannya,
energi dan perubahannya, serta bumi dan alam semesta. Keempat aspek ini
merupakan fokus tujuan pembelajaran IPA di SD. Menurut Depdiknas
(2006:484) pembelajaran IPA bertujuan untuk “menumbuhkan kemampuan
berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah, serta mengkomunikasikannya sebagai
aspek penting kecakapan hidup”.
Pada saat ini kemampuan siswa SD untuk menerapkan IPA di
lingkungannya sehari-hari tergolong rendah. Untuk meningkatkan kemampuan
tersebut, ada beberapa aspek yang dapat diperhatikan guru dalam pembelajaran
IPA yang dikemukakan oleh Usman (2006:5) antara lain:
1) pentingnya memahami bahwa pada saat memulai kegiatan pembelajaran IPA, siswa telah memiliki berbagai konsepsi, pengetahuan yang relevan dengan apa yang mereka pelajari, 2) aktivitas siswa melalui berbagai kegiatan nyata dengan alam menjadi hal utama dalam pembelajaran IPA, 3) bertanya merupakan ciri utama dalam pembelajaran IPA dan memiliki peran penting dalam upaya membangun pengetahuan selama pembelajaran, 4) pembelajaran IPA memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam menjelaskan suatu masalah.
Berdasarkan pendapat di atas, maka pendekatan konstruktivis merupakan
salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA, karena
proses pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis merupakan proses
3
mengasimilasi dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari
dengan pengertian yang sudah dipunyai siswa. Proses tersebut menurut Cox dan
Zarrillo (dalam Ritawati, 2001:15) diantaranya bercirikan “hasil belajar
dipengaruhi oleh pengalaman siswa dengan dunia fisik dan lingkungannya, hasil
belajar tergantung pada apa yang telah diketahui siswa tentang konsep-konsep,
tujuan, dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang
dipelajari”. Jadi dengan penerapan pendekatan konstruktivis dalam
pembelajaran IPA dapat mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh siswa,
karena siswa mempunyai cara sendiri untuk mengerti tentang apa yang mereka
pelajari.
Pembelajaran IPA dengan penerapan pendekatan konstruktivis, menuntut
guru mampu menciptakan suasana pembelajaran yang membuat siswa antusias
terhadap persoalan yang akan dipecahkan, sehingga mereka mau mencoba
mencari pemecahan masalah tersebut. Guru membiarkan siswa menyelesaikan
permasalahan yang ada dengan usahanya sendiri, guru boleh memberikan
orientasi dan arahan tetapi tidak boleh memaksakan arahan tersebut, hingga
akhirnya siswa menemukan sendiri pemecahan dari permasalahan dan siap
untuk menghadapi permasalahan yang baru. Sebagaimana kelebihan pendekatan
konstruktivis menurut Ella (2004:55) adalah “siswa diajak untuk memahami dan
menafsirkan kenyataan dan pengalaman yang berbeda, dapat menyelesaikan
masalah dengan berbagai cara, dan terlatih untuk dapat menerapkan dalam
situasi yang berbeda atau baru”.
4
Kenyataan dilapangan yang penulis amati khususnya dalam pembelajaran
IPA di kelas IV SDN 13 Simpang Haru Kec. Padang Timur, guru belum
sepenuhnya melibatkan siswa secara aktif. Hal ini disebabkan keterbatasan alat
peraga dan kurangnya variasi penerapan metode maupun pendekatan
pembelajaran, guru lebih cenderung menggunakan pendekatan konvensional.
Siswa dalam pembelajaran belum dijadikan subjek belajar, kebanyakan siswa
menerima materi yang disampaikan guru berupa hafalan. Hal ini menyebabkan
rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa, adapun nilai rata-rata hasil belajar
IPA semester I dengan pendekatan dan metode yang biasa digunakan guru
mencapai 6,5 yang merupakan nilai rata-rata terendah dibandingkan dengan
bidang studi lain (Daftar Kelas IV SDN 13 Simpang Haru Padang, tahun ajaran
2007/2008).
Berdasarkan permasalahan di atas penulis tertarik untuk mengembangkan
penerapan pendekatan konstruktivis melalui suatu penelitian tindakan dengan
judul “Penerapan Pendekatan Konstruktivis untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa pada Pembelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri 13 Simpang Haru
Kecamatan Padang Timur”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan pendekatan
konstruktivis untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri
13 Simpang Haru Padang. Secara terperinci rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
5
1. Bagaimana merancang pembelajaran IPA dengan penerapan
pendekatan konstruktivis sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas IV SDN 13 Simpang Haru Kecamatan Padang Timur?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA dengan penerapan
pendekatan konstruktivis sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas IV SDN 13 Simpang Haru Kecamatan Padang Timur?
3. Bagaimana hasil belajar IPA kelas IV SDN 13 Simpang Haru
Kecamatan Padang Timur dengan penerapan pendekatan konstruktivis?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka secara umum tujuan
penelitian ini adalah mengembangkan cara pembelajaran IPA dengan penerapan
pendekatan konstruktivis untuk meningkatkan hasil belajar IPA bagi siswa kelas
IV SDN 13 Simpang Haru Kecamatan Padang Timur.
Secara terperinci tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:
1. Rancangan pembelajaran IPA dengan penerapan pendekatan
konstruktivis sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN
13 Simpang Haru Kecamatan Padang Timur.
2. Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan penerapan pendekatan
konstruktivis sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN
13 Simpang Haru Kecamatan Padang Timur.
3. Hasil belajar IPA kelas IV SDN 13 Simpang Haru Kecamatan
Padang Timur dengan penerapan pendekatan konstruktivis.
6
D. Manfaat Hasil Penelitian
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan bagi pembelajaran di sekolah dasar khususnya pembelajaran IPA
dengan penerapan pendekatan konstruktivis.
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru,
peneliti, dan siswa sebagai berikut:
1. Bagi guru penerapan pendekatan konstruktivis dapat bermanfaat
sebagai masukan pengetahuan dan pengalaman praktis dalam melaksanakan
pembelajaran IPA. Guru diharapkan dapat menerapkan pendekatan
konstruktivis sebagai alternatif pembelajaran IPA dan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
2. Bagi peneliti diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan
pengetahuan dan dapat membandingkannya dengan penerapan pendekatan
pembelajaran yang lain dan kemungkinan penerapannya di SD.
3. Bagi siswa, dapat merasakan arti pentingnya belajar dan dapat
memotivasi untuk belajar lebih aktif dan kreatif sehingga memperoleh hasil
belajar yang memuaskan sesuai dengan ilmu yang diperolehnya.
7
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA TEORI
Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori yang mendukung penerapan
pendekatan konstruktivis dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar. Untuk lebih
jelasnya akan diuraikan sebagai berikut:
A. Kajian Teori
1. Pendekatan Konstruktivis
a. Pengertian Pendekatan Konstruktivis
Pendekatan konstruktivis merupakan suatu pendekatan pembelajaran
yang menganut paham konstruktivisme yang menganggap bahwa suatu
pembelajaran dimulai dengan membangun pengetahuan yang telah dimiliki
siswa.
Menurut Mohamad (2004:2) pandangan belajar menurut teori
konstruktivis adalah:
Guru tidak dapat hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa, siswa harus membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri. Guru dapat membantu dengan cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar.
Adapun pengertian pendekatan konstruktivis menurut Nurhadi
(2003:33) sebagai berikut:
Suatu pendekatan yang mana siswa harus mampu menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Dalam proses pembelajaran siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar, siswa menjadi pusat kegiatan, bukan guru.
8
8
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pendekatan konstruktivis merupakan suatu pendekatan yang bersifat
membangun pengetahuan siswa dengan mengaitkan ilmu yang sudah ada
pada siswa dengan ilmu baru yang pada prosesnya siswa lebih banyak aktif
untuk menemukan sendiri ilmu tersebut, guru hanya berperan sebagai
fasilitator dan motivator.
b. Prinsip-prinsip Pendekatan konstruktivis
Prinsip-prinsip pendekatan konstruktivis menurut Paul (1996:73)
adalah: 1) pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif, 2) tekanan pada
proses belajar terletak pada siswa, 3) mengajar adalah membantu siswa
belajar, 4) tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil
akhir, 5) kurikulum menekankan partisipasi siswa, 6) guru adalah fasilitator.
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa pendekatan konstruktivis lebih
menekankan pada keaktifan siswa dalam pembelajaran, guru hanya sebagai
fasilitator, sebagaimana tuntutan kurikulum.
c. Ciri-ciri Pembelajaran Konstruktivis
Dalam menggunakan suatu pendekatan, apakah seorang guru telah
melaksanakan ataupun menggunakan suatu pendekatan dalam pembelajaran
maka dapat di lihat dari ciri-ciri pembelajarannya. Adapun ciri-ciri
pembelajaran yang menggunakan pendekatan konstruktivis menurut
Noraziah (2008) adalah sebagai berikut:
(1) pengetahuan dikembangkan secara aktif oleh siswa itu sendiri, tidak diterima secara pasif dari orang sekitarnya. Ini berarti pembelajaran merupakan usaha dari siswa itu sendiri dan bukan dipindahkan dari guru kepada siswa, (2)
9
siswa membina pengetahuan mengikuti pengalaman masing-masing dan pengetahuan sedia ada siswa, (3) setiap siswa mempunyai peranan dalam menentukan apa yang akan mereka pelajari, siswa diberi peluang untuk membentuk kemahiran dan pengetahuan serta menghubungkan pengalaman lampau mereka dengan kegunaan masa depan.
Ciri-ciri pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis menurut
Noraziah dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan
konstruktivis dapat melibatkan siswa secara aktif, karena siswa membina
pengetahuan mengikuti pengalamannya dan diberi peluang untuk
membentuk kemahiran pengetahuan serta kegunaan di masa depan.
Selain ciri-ciri pembelajaran konstruktivis yang dikemukakan oleh
Noraziah, Driver dan Oldham (dalam Paul, 1996:69) juga menyatakan
beberapa ciri-ciri pembelajaran konstruktivis antara lain: (1) orientasi, (2)
elicitasi, (3) retrukturisasi ide yang terdiri dari klarifikasi ide, membangun
ide yang baru, mengevaluasi ide baru dengan eksperimen, (4) penggunaan
ide dalam banyak situasi, (5) review.
Penjelasan dari ciri-ciri pembelajaran konstruktivis menurut Driver
dan Oldham di atas, akan terurai pada pembahasan berikut ini:
1) Orientasi, menciptakan situasi
pembelajaran yang kondusif dan mengasyikkan pada awal pembelajaran
untuk membangkitkan minat siswa terhadap topik yang akan dibahas.
2) Elicitasi, siswa dibantu untuk
mengungkapkan gagasannya sebanyak mungkin tentang gejala-gejala
yang mereka amati dalam kehidupan sehari-hari secara jelas melalui
10
berdiskusi, menulis, ilustrasi gambar dan sebagainya. Gagasan tersebut
kemudian dipertimbangkan bersama.
3) Restrukturisasi ide, yang terdiri
dari:
(a) klarifikasi ide yang dikontraskan dengan ide-ide orang lain atau
teman lewat diskusi ataupun lewat pengumpulan ide. Berhadapan
dengan ide-ide lain, seseorang dapat terangsang untuk
merekonstruksi gagasannya kalau tidak cocok atau sebaliknya,
menjadi lebih yakin bila gagasannya cocok.
(b) membangun ide yang baru, terjadi bila dalam diskusi idenya
bertentangan dengan ide lain atau ide tidak dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan teman-teman.
(c) mengevaluasi ide barunya dengan eksperimen, kalau dimungkinkan,
ada baiknya bila gagasan yang baru dibentuk itu diuji dengan suatu
percobaan atau persoalan yang baru.
4) Penggunaan ide dalam banyak
situasi, ide atau pengetahuan yang telah dibentuk oleh siswa perlu
diaplikasikan pada bermacam-macam situasi yang dihadapi.
5) Review, bagaimana ide itu berubah;
dapat terjadi dalam aplikasi pengetahuannya pada situasi yang dihadapi
sehari-hari, seseorang perlu merevisi gagasannya dengan menambahkan
suatu keterangan ataupun dengan mengubahnya menjadi lengkap.
d. Langkah-langkah Pembelajaran Konstruktivis
11
Langkah-langkah penerapan pembelajaran dengan pendekatan
konstruktivis menurut Nurhadi (2003:39) adalah: 1) pengaktifan
pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge), 2) pemerolehan
pengetahuan baru (acquiring knowledge), 3) pemahaman pengetahuan
(understanding knowledge), 4) menerapkan pengetahuan dan pengalaman
yang diperoleh (applying knowledge), 5) Melakukan refleksi (reflecting on
knowledge).
Uraian dari langkah-langkah konstruktivis menurut Nurhadi di atas
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1). Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge).
Guru perlu mengetahui pengetahuan awal yang sudah dimiliki siswa,
karena akan menjadi dasar sentuhan untuk mempelajari informasi baru.
Pengetahuan tersebut perlu dibangkitkan atau dibangun sebelum
informasi yang baru diberikan guru.
2). Pemerolehan pengetahuan baru (acquiring knowledge)
Pemerolehan pengetahuan baru dilakukan secara keseluruhan, tidak
terpisah-pisah.
3). Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge)
Dalam memahami pengetahuan, siswa perlu menyelidiki dan menguji
semua hal yang memungkinkan dari pengetahuan baru itu. Siswa harus
membagi-bagi pengetahuannya dengan siswa lain agar semakin jelas dan
benar dengan cara: a) konsep sementara, b) melakukan sharing kepada
12
orang lain agar mendapat tanggapan, c) konsep tersebut direvisi dan
dikembangkan.
4). Menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh (applying
knowledge).
Siswa memerlukan waktu untuk memperluas dan memperhalus struktur
pengetahuannya dengan cara menggunakannya secara otentik melalui
problem solving.
5). Melakukan Refleksi (reflecting on knowledge)
Jika pengetahuan harus sepenuhnya dipahami dan diterapkan secara luas,
maka pengetahuan itu harus didekontekstualkan dan hal ini memerlukan
refleksi.
Langkah-langkah pembelajaran konstruktivis di atas jika diterapkan
dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar, maka siswa akan merasakan arti
pentingnya belajar IPA dan dapat menerapkannya di lingkungan tempat
tinggal mereka, karena ilmu yang diperolehnya tidak hanya mengingat
informasi dari guru tetapi juga hasil konstruksi pengetahuan yang sudah ada
pada siswa tersebut. Sebagaimana pendapat Nurhadi (2003:34) bahwa :
Dalam pandangan konstruktivis, ‘strategi memperoleh’ lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. untuk itu, tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan cara: (1) menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa, (2) memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri, (3) menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.
13
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa pendekatan konstruktivis sesuai
dilaksanakan dalam pembelajaran IPA karena proses pembelajaran IPA
menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompetensi. Dengan demikian siswa dapat menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara ilmiah.
2. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
a. Pengertian IPA
IPA merupakan pengetahuan tentang alam semesta dengan segala
isinya yang membahas gejala-gejala alam berdasarkan hasil percobaan dan
pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana
dikemukakan oleh Powler (dalam Usman, 2006:2) bahwa “IPA merupakan
ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang
sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa
kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen”.
Menurut Depdiknas (2006:484) menyatakan bahwa “IPA berhubungan
dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA
bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan”.
Menurut Fisher (Mohammad, 1987:4) menyatakan IPA adalah “suatu
kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode-
metode yang berdasarkan observasi”.
14
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah
cara berpikir untuk memperoleh pemahaman tentang alam dan sifat-sifatnya,
cara menyelidiki bagaimana fenomena alam dapat dijelaskan, sebagai batang
tubuh pengetahuan yang dihasilkan dari keingintahuan orang.
b. Tujuan IPA
Tujuan utama dari pengajaran IPA pada lingkungan SD adalah agar
siswa memahami pengertian IPA yang saling berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari serta memahami lingkungan alam, lingkungan fisik, dan mampu
menerapkan metode ilmiah yang sederhana dan bersikap ilmiah dalam
memecahkan masalah yang dihadapi dengan menyadari kebesaran Tuhan
Yang Maha Esa.
Menurut Depdiknas (2006:484-485) mata pelajaran IPA di SD/MI
bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :
(1) memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan keindahan, keteraturan alam ciptaannya. (2) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. (3) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. (4) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. (5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. (6) meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keterangannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. (7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran
IPA di sekolah dasar adalah untuk menumbuhkan kesadaran sejak dini akan
15
pentingnya menjaga, memelihara, dan melestarikan lingkungan alam, dapat
meningkatkan keyakinannya akan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa,
mengembangkan konsep IPA yang bermanfaat dalam kehidupannya sehari-
hari, serta sebagai pengetahuan dasar untuk melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
c. Ruang Lingkup IPA
Ruang lingkup IPA adalah yang berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari dan yang ada di lingkungan sekitar, mulai dari fenomena alam
sampai gejala terbentuknya suatu benda. Adapun ruang lingkup bahan kajian
IPA untuk SD/MI menurut Depdiknas (2006:485) meliputi aspek-aspek
berikut :
(1) makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, hewan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. (2) benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi cair, padat, dan gas. (3) energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana. (4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup
IPA untuk SD/MI adalah makhluk hidup dan proses kehidupannya, sifat-
sifat dan kegunaan benda/materi, energi dan perubahannya, serta bumi dan
alam semesta.
d. Prinsip-prinsip Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Pembelajaran di sekolah dasar akan efektif bila siswa aktif
berpartisipasi atau melibatkan diri dalam proses pembelajaran. Oleh sebab
16
itu guru sekolah dasar perlu menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran di
sekolah dasar.
Prinsip-prinsip pembelajaran di sekolah dasar menurut Depdikbud
(dalam Maslichah, 2006:44) adalah “prinsip motivasi, prinsip latar, prinsip
menemukan, prinsip belajar sambil melakukan (learning by doing), prinsip
belajar sambil bermain, prinsip hubungan sosial”.
Penjelasan dari prinsip-prinsip pembelajaran di sekolah dasar menurut
Depdikbud di atas, dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Prinsip Motivasi, merupakan daya
dorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Oleh karena itu motivasi
siswa perlu ditumbuhkan, dengan kata lain guru harus dapat berperan
sebagai motivator, sehingga muncul rasa ingin tahu siswa terhadap
pembelajaran.
2) Prinsip Latar, pada hakikatnya
siswa telah memiliki pengetahuan awal. Oleh karena itu dalam
pembelajaran sebaiknya guru perlu mengetahui atau menggali
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman apa yang telah dimiliki
siswa, sehingga kegiatan belajar mengajar tidak berawal dari suatu
kekosongan terhadap materi.
3) Prinsip Menemukan, pada dasarnya
siswa memiliki rasa ingin tahu yang besar sehingga berpotensi untuk
mencari guna menemukan sesuatu. Oleh karena itu bila diberi
17
kesempatan untuk mengembangkan potensi tersebut siswa akan merasa
senang atau tidak bosan.
4) Prinsip belajar sambil melakukan,
pengalaman yang diperoleh melalui bekerja merupakan hasil belajar
yang tidak mudah terlupakan. Oleh karena itu dalam proses belajar
mengajar sebaiknya siswa diarahkan untuk melakukan kegiatan.
5) Prinsip belajar sambil bermain,
bermain merupakan kegiatan yang dapat menimbulkan suasana gembira
dan menyenangkan, sehingga akan dapat mendorong siswa untuk
melibatkan diri dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu dalam setiap
pembelajaran perlu diciptakan suasana yang menyenangkan lewat
kegiatan bermain, sehingga muncul kekreatifan siswa.
6) Prinsip hubungan sosial; dalam
beberapa hal kegiatan belajar akan lebih berhasil jika dikerjakan secara
berkelompok. Dari kegiatan kelompok siswa tahu kekurangan dan
kelebihannya sehingga tumbuh kesadaran perlunya interaksi dan
kerjasama dengan orang lain.
Beberapa prinsip pembelajaran di atas, yang paling mendasari
pendekatan konstruktivis dilaksanakan dalam pembelajaran adalah prinsip
latar, dengan tidak terlepas dari prinsip-prinsip lainnya.
IPA merupakan bagian dari kehidupan manusia sehingga pembelajaran
IPA merupakan interaksi antara siswa dengan lingkungan kehidupannya.
Untuk itu dalam pembelajaran IPA perlu diterapkan prinsip-prinsip
18
pembelajaran IPA yang dikemukakan oleh Maslichah (2006:24) meliputi:
“empat pilar pendidikan global, inkuiri, konstruktivistik, salingtemas (Sains-
Lingkungan-Teknologi-dan Masyarakat), pemecahan masalah, pembelajaran
bermuatan nilai, dan PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan).
Beberapa prinsip pembelajaran IPA yang dikemukakan oleh Maslichah
di atas, yang paling mendukung diterapkan pendekatan konstruktivis dalam
pembelajaran IPA adalah prinsip konstruktivistik yaitu dalam pembelajaran
IPA guru sebaiknya tidak merasa bahwa dialah sumber pengetahuan bagi
siswanya, sehingga dalam pembelajarannya guru tidak hanya semata-mata
menuangkan pengetahuan, gagasannya pada pikiran siswa dan
mengharapkan bahwa siswa akan menerima begitu saja apa yang diberikan
guru.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan
konstruktivis tidak hanya didukung oleh prinsip pembelajaran secara umum
tetapi lebih diperkuat lagi dengan prinsip pembelajaran IPA di sekolah
dasar. Hal ini membuktikan bahwa pendekatan konstruktivis merupakan
pendekatan yang sesuai diterapkan dalam pembelajaran IPA di SD.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menentukan
tingkat keberhasilan siswa dalam memahami konsep waktu belajar. Apabila
telah terjadi perubahan tingkah laku pada diri seseorang, maka seseorang
dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar, sebagaimana dikemukakan oleh
19
Oemar (2008:2) yaitu ”hasil belajar adalah tingkah laku yang timbul, misalnya
dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pertanyaan baru, perubahan dalam
tahap kebiasaan keterampilan, kesanggupan menghargai, perkembangan sifat
sosial, emosional, dan pertumbuhan jasmani”.
Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa
keterampilan dan prilaku baru sebagai akibat latihan atau pengalaman. Dalam
hal ini Soedirjo (dalam Wahyudin, 2008) mendefenisikan ”hasil belajar
sebagai tingkat penguasaan suatu pengetahuan yang dicapai oleh siswa dalam
mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang
dimiliki seseorang”.
Hasil belajar siswa juga dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam
mengingat pelajaran yang telah disampaikan oleh guru selama proses
pembelajaran dan bagaimana siswa tersebut dapat menerapkannya dalam
kehidupan. Siswa mampu memecahkan masalah yang timbul sesuai dengan
apa yang telah dipelajarinya. Hal ini sesuai dengan pendapat M. Ngalim
(1996:18) “hasil belajar siswa dapat ditinjau dari beberapa aspek kognitif yaitu
kemampuan siswa dalam pengetahuan (ingatan), pemahaman, penerapan
(aplikasi), analisis, sintesis, dan evaluasi”.
4. Penerapan Pendekatan Konstruktivis dalam Pembelajaran
IPA
Pembelajaran IPA di kelas IV sekolah dasar dapat dilaksanakan dengan
penerapan pendekatan konstruktivis melalui metode kerja kelompok.
Pembelajaran dimulai dengan penyampaian topik yang akan dibahas. Langkah
20
pertama, siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan awalnya tentang
konsep yang akan dibahas. Bila perlu, guru memancing dengan pertanyaan
problematis tentang fenomena yang sering dijumpai sehari-hari oleh siswa dan
mengaitkannya dengan konsep yang akan dibahas. Selanjutnya, siswa diberi
kesempatan untuk mengkomunikasikan dan mengilustrasikan pemahamannya
tentang konsep tersebut.
Langkah kedua dari pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis
adalah siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan konsep
melalui pengumpulan, pengorganisasian, dan penginterpretasian data dalam
suatu kegiatan yang dirancang oleh guru berupa Lembar Kerja Siswa (LKS).
Pada tahap ini rasa keingintahuan siswa akan terpenuhi tentang fenomena
dalam lingkungannya.
Langkah ketiga siswa memikirkan penjelasan dan solusi yang didasarkan
pada hasil observasi, ditambah dengan penguatan guru. Selanjutnya siswa
membangun pengetahuan baru tentang konsep yang sedang dipelajari.
Langkah keempat, guru berusaha menciptakan iklim pembelajaran yang
memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman konseptualnya, baik
melalui kegiatan maupun melalui pemunculan masalah-masalah yang
berkaitan dengan isu-isu dalam lingkungan siswa.
Akhir dari kegiatan ini siswa dapat menerapkan pengetahuan dan
pengalaman yang diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat
menjaga lingkungan tempat tinggalnya karena siswa menemukan apa yang
21
telah dipelajarinya ada manfaatnya bagi lingkungan sebagai refleksi dari
kegiatan pada pendekatan konstruktivis.
B. Kerangka Teori
Penggunaan pendekatan dalam pembelajaran akan berpengaruh terhadap
hasil belajar yang diperoleh, semakin tepat pendekatan yang digunakan maka
hasil yang diperoleh semakin maksimal. Salah satu pendekatan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan hasil belajar adalah pendekatan konstruktivis.
Pendekatan konstruktivis merupakan suatu pendekatan yang bersifat
membangun pengetahuan siswa dengan mengaitkan ilmu yang sudah ada pada
siswa dengan ilmu baru. Siswa tampak lebih aktif dalam proses pembelajaran
untuk menemukan sendiri ilmu tersebut, guru hanya berperan sebagai fasilitator
dan motivator.
Pendekatan konstruktivis cocok digunakan dalam pembelajaran IPA di
sekolah dasar, karena pada dasarnya prinsip pendekatan konstruktivis sama
dengan prinsip IPA yaitu mewujudkan proses pembelajaran yang berpusat pada
siswa. Hasil belajar bukan semata-mata bergantung pada yang disajikan guru,
melainkan dipengaruhi oleh interaksi antara berbagai informasi yang diterima
siswa dan bagaimana siswa dapat mengolah pemahaman yang telah dimiliki
sebelumnya.
Pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan konstruktivis dapat
dilaksanakan dengan beberapa langkah yakni:
22
1. Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada melalui pertanyaan tentang
materi yang akan dibahas. Sifat pertanyaan untuk meninjau pengetahuan
awal siswa terhadap materi.
2. Pemerolehan pengetahuan baru, pada kegiatan ini siswa diberi
kesempatan untuk menguji pengetahuan awalnya melalui percobaan,
sehingga siswa dapat mentransformasikan pengetahuan awalnya terhadap
suatu materi dengan pengetahuan baru yang ditemukannya dalam percobaan.
3. Pemahaman pengetahuan, pada tahap ini siswa diberikan kesempatan
untuk mempresentasikan hasil percobaan dengan kelompok lain untuk
mendapat tanggapan. Tanggapan yang diperoleh menambah pemahaman
siswa terhadap pengetahuan baru yang diperolehnya.
4. Menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh, pada
kegiatan ini siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan pengalaman
yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.
5. Refleksi, pada kegiatan ini siswa dapat mengaplikasikan kesimpulan
dan pemecahan masalah yang didapatnya. Siswa diharapkan mampu
mengaplikasikan kesimpulan tersebut dalam situasi yang berbeda.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian membahas tentang lokasi penelitian, rancangan
penelitian, data dan sumber data, instrumen penelitian, dan analisis data yang
digunakan dalam penelitian. Uraian dari masing-masing metode penelitian ini
akan dijabarkan sebagai berikut:
A. Lokasi Penelitian
1. Tempat Penelitian
Peneliti mengadakan penelitian di SD Negeri 13 Simpang Haru Padang
dengan pertimbangan lokasinya yang mudah dijangkau. SD Negeri 13
Simpang Haru merupakan SD komplek, yang terdiri dari lima buah sekolah
dalam satu lokasi. Bangunannya bertingkat dua dan terletak di tepi jalan raya
24
Andalas. Hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN 13 Simpang Haru masih
rendah dan siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 13
Simpang Haru Padang, yang berjumlah 40 orang, terdiri dari 23 orang siswa
laki-laki dan 17 orang siswa perempuan. Pertimbangan peneliti mengambil
subjek penelitian tersebut adalah berdasarkan pengamatan peneliti terhadap
pembelajaran IPA di kelas IV yang masih menggunakan metode
konvensional. Selain itu SD Negeri 13 Simpang Haru Padang memiliki siswa
yang berasal dari berbagai latar belakang sosial. Sehingga pendapat yang
diajukan siswa dalam pemecahan masalah akan beragam, ini bisa
dimanfaatkan untuk melatih siswa menerima pendapat orang lain.
3. Waktu Penelitian
Waktu yang dibutuhkan untuk penelitian selama 6 bulan, Januari s/d Juni
2008. terhitung dari waktu perencanaan sampai penulisan laporan hasil
penelitian. Waktu untuk melaksanakan tindakan pada bulan April s/d Mei
2008, mulai dari siklus I sampai pada siklus II.
B. Rancangan Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
a. Pendekatan penelitian
Penelitian yang peneliti lakukan bertujuan untuk meningkatkan proses
pembelajaran IPA di kelas IV dengan pendekatan konstruktivis. Penelitian
25
24
difokuskan pada perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan
kualitatif digunakan karena pelaksanaan penelitian ini terjadi secara alamiah,
apa adanya, dalam situasi normal yang tidak dimanipulasi keadaan dan
kondisinya, menekankan pada deskripsi secara alami, dan menuntut
keterlibatan peneliti secara langsung di lapangan (Suharsimi, 2002:11)
Creswel (dalam rochiati, 2005:10) mengatakan hal yang senada
dengan pendapat di atas, bahwa:
(1) penelitian kualitatif berlangsung dalam latar alamiah, (2) penelitian kualitatif berbeda asumsinya dengan desain kualitatif, (3) penulis adalah instrumen utama dalam mengumpulkan data, (4) data yang dihasilkan bersifat deskriptif, dalam kata-kata, (5) fokus diarahkan pada persepsi dan pengalaman partisipan, (6) proses sama pentingnya dengan produk, perhatian penulis diarahkan kepada pemahaman bagaimana berlangsungnya kejadian, (7) penafsiran dalam pemahaman idiografis, perhatian kepada partikular, bukan kepada membuat generalisasi, (8) memunculkan desain, penulis mencoba merekonstruksikan pemahaman dan penafsiran dengan sumber data manusia, (9) objektifitas dan kebenaran dijunjung tinggi, namun kriterianya berbeda karena derajat kepercayaan didapat melalui verifikasi berdasarkan koherensi, wawasan dan manfaat.
b. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan pengembangan metode dan strategi
pembelajaran. Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian
tindakan kelas (Class action research) yaitu suatu penelitian yang
dikembangkan bersama-sama untuk peneliti dan decision maker tentang
variabel yang dimanipulasikan dan dapat digunakan untuk melakukan
perbaikan.
26
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan sebuah penelitian yang
dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang,
melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan
partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru
sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Rustam, 2004:1).
Penelitian Tindakan merupakan intervensi praktik dunia nyata yang
ditujukan untuk meningkatkan situasi praktis. Tentu penelitian tindakan
yang dilakukan guru ditujukan untuk meningkatkan situasi pembelajaran
yang menjadi tanggung jawabnya dan disebut penelitian tindakan kelas
(Suwarsih, 2008:1).
Classroom action research (CAR) atau penelitian tindakan kelas adalah
Action research yang dilaksanakan guru dalam kelas. Action research pada
hakikatnya merupakan rangkaian ”riset-tindakan-riset/tindakan-...”, yang
dilakukan secara siklik, dalam rangka memecahkan masalah, sampai
masalah itu terpecahkan (Supriyadi, 2005:1).
Dari uraian beberapa para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilaksanakan oleh guru
untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas
dilaksanakan secara siklik atau berulang sampai masalah yang dihadapi oleh
guru tersebut dapat teratasi.
27
2. Alur Penelitian
Studi pendahuluan berdasarkan observasi latar SD, guru, serta proses pembelajaran IPA dengan pendekatan konstruktivis
Siklus I
Rencana I Rencana pembelajaran I
Tindakan dan pengamatan
Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada melalui pertanyaan dan tes awal.
Pemerolehan pengetahuan baru dengan percobaan tentang proses terjadinya erosi.
Pemahaman pengetahuan melalui presentasi hasil percobaan untuk ditanggapi dan dikembangkan berdasarkan tanggapan.
Menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari hasil percobaan.
Refleksi tentang percobaan yang telah dilakukan.
28
Belum berhasil
Rencana II Rencana pembelajaran II
1. Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada melalui pertanyaan dan tes awal.
2. Pemerolehan pengetahuan baru dengan penayangan video tentang cara pencegahan erosi.
3. Pemahaman pengetahuan melalui presentasi hasil diskusi terhadap penayangan video untuk ditanggapi dan dikembangkan berdasarkan tanggapan.
4. Menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari hasil pengamatan video.
simpulanObservasi dan diskusiRefleksi I
3. Prosedur Penelitian
a. Perencanaan
Berdasarkan studi pendahuluan, langkah selanjutnya adalah
merencanakan tindakan beserta perangkat yang akan digunakan selama
penelitian berlangsung. Kegiatan perencanaan difokuskan pada persiapan
pelaksanaan tindakan. Persiapan yang dilakukan adalah mempersiapkan
tindakan perencanaan pembelajaran, mempersiapkan tindakan tahap
pelaksanaan, dan mempersiapkan tindakan tahap evaluasi.
Pada tahap perencanaan tindakan ini, perlu dilihat kembali refleksi
awal yang telah dilakukan. Dalam merancang suatu kegiatan untuk
meningkatkan kinerja pembelajaran serta dalam menentukan tindakan apa
yang akan diambil perlu mempertimbangkan keadaan dan suasana subjektif
dan objektif. Dalam merencanakan tindakan ini perlu mempertimbangkan
secara jelas dan khusus sesuai dengan spesifikasi permasalahan yang telah
29
Tindakan dan pengamatan
Observasi dan diskusi berhasil
Siklus II
Refleksi II
laporan
ditemukan dari analisis awal. Agar pelaksanaan tindakan berjalan dengan
baik perlu pula mempertimbangkan hal-hal yang tidak boleh dilakukan dan
yang boleh dilakukan dan yang wajib dilakukan. Pada tahap perencanaan ini
hal-hal yang perlu dilakukan adalah merumuskan rencana kegiatan yang
meliputi tujuan pembelajaran, tahap kegiatan, rencana observasi, lembar
evaluasi, penyiapan alat pelajaran, jenis kegiatan yang akan dilakukan,
pihak-pihak yang terlibat, setting kegiatan, lembar pengamatan (observasi),
dan instrumen penilaian. Semua aspek ini harus dirumuskan secara jelas
untuk memonitor kegiatan tindakan yang akan dilaksanakan.
b. Pelaksanaan
Tahap ini dimulai dari pelaksanaan pembelajaran IPA dengan
penerapan pendekatan konstruktivis sesuai dengan rencana. Penelitian ini
dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan,
pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 7 Mei 2008 pukul
08.40-09.50 WIB dan pertemuan kedua hari Jumat tanggal 9 Mei 2008
pukul 07.30-09.15 WIB. Siklus II dilaksanakan satu kali pertemuan pada
hari Rabu tanggal 21 Mei 2008 pukul 07.30-09.50 WIB sesuai dengan
rencana pembelajaran yang telah disusun. Kegiatan dilakukan oleh peneliti
sebagai praktisi dan guru serta teman sejawat sebagai observer. Praktisi
melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas berupa kegiatan interaksi
antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Kegiatan yang dilakukan
seperti:
30
1) Peneliti melaksanakan pembelajaran IPA dengan penerapan
pendekatan konstruktivis sesuai dengan rancangan pembelajaran yang
telah dibuat.
2) Guru dan teman sejawat selaku observer melakukan pengamatan
dengan menggunakan lembar pengamatan aspek guru dan aspek siswa,
alat dokumentasi ( kamera).
3) Peneliti dan observer melakukan diskusi terhadap tindakan yang
dilakukan, kemudian melakukan refleksi. Hasilnya dimanfaatkan untuk
perbaikan atau penyempurnaan selanjutnya.
Tahap pelaksanaan tindakan ini dilakukan dalam dua siklus, dan
masing-masing siklus mempunyai materi sendiri yang diambil berdasarkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pembelajaran IPA kelas IV Sekolah
Dasar. Fokus tindakan pada setiap siklus berupa penerapan pendekatan
konstruktivis dalam pembelajaran IPA dengan mengikuti langkah-langkah
kegiatan pendekatan konstruktivis.
c. Pengamatan
Pengamatan terhadap tindakan pembelajaran IPA di kelas IV dengan
penerapan pendekatan konstruktivis dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan. Hal ini dilaksanakan secara intensif, objektif, dan
sistematis. Pengamatan dilakukan oleh guru dan teman sejawat pada waktu
peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran IPA.
Dalam kegiatan ini peneliti (praktisi), guru dan teman sejawat
(observer) berusaha mengenal, dan mendokumentasikan semua indikator
31
dari proses hasil perubahan yang terjadi baik yang disebabkan oleh tindakan
terencana maupun dampak intervensi dalam pembelajaran IPA berdasarkan
pendekatan konstruktivis. Keseluruhan hasil pengamatan ditulis dalam
bentuk lembar pengamatan.
Pengamatan dilakukan secara terus menerus mulai dari siklus I sampai
dengan siklus II. Pengamatan yang dilakukan pada siklus satu dapat
mempengaruhi penyusunan tindakan pada siklus selanjutnya. Hasil
pengamatan ini kemudian didiskusikan dengan guru dan diadakan refleksi
untuk perencanaan siklus berikutnya.
d. Refleksi
Refleksi diadakan setiap satu tindakan berakhir. Dalam tahap ini
peneliti dan observer (guru kelas IV dan teman sejawat) mengadakan diskusi
terhadap tindakan yang baru dilakukan. Hal-hal yang didiskusikan adalah:
(1) menganalisis tindakan yang baru dilakukan, (2) mengulas dan
menjelaskan perbedaan rencana dan pelaksanaan tindakan yang telah
dilakukan, (3) melakukan intervensi, pemaknaan, dan penyimpulan data
yang diperoleh. Hasil refleksi bersama ini dimanfaatkan sebagai masukan
pada tindakan selanjutnya. Selain itu, hasil kegiatan refleksi setiap tindakan
digunakan untuk menyusun simpulan terhadap hasil tindakan I dan II.
C. Data dan Sumber data
32
1. Data Penelitian
Data penelitian ini berupa hasil pengamatan, diskusi, dan dokumentasi
dari setiap tindakan perbaikan pada pembelajaran IPA dengan pendekatan
konstruktivis pada siswa kelas IV sekolah dasar terteliti. Data tersebut tentang
hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan hasil
pembelajaran yang berupa informasi sebagai berikut:
a. Pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan dengan prilaku guru
dan siswa yang meliputi interaksi pembelajaran antara guru-siswa, siswa-
siswa, dan siswa-guru dalam pembelajaran IPA.
b. Evaluasi pembelajaran IPA baik yang berupa evaluasi proses
maupun evaluasi hasil.
c. Hasil tes siswa baik sebelum maupun sesudah pelaksanaan
tindakan pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis.
2. Sumber Data
Sumber data penelitian adalah proses pembelajaran IPA dengan
pendekatan konstruktivis di kelas IV SDN 13 Simpang Haru Padang yang
meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, kegiatan
evaluasi, prilaku guru dan siswa sewaktu proses pembelajaran. Data diperoleh
dari subjek terteliti yakni, guru (peneliti) dan siswa kelas IV SDN 13 Simpang
Haru Padang.
D. Instrumen Penelitian
33
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data yang valid dalam
penelitian ini, dilakukan melalui cara/teknik berikut ini:
a. Observasi (pengamatan), dilakukan untuk mengamati proses
pembelajaran IPA yang sedang berlangsung di kelas. Dengan berpedoman
pada lembar pengamatan yang telah disediakan. Observer mengamati apa
yang terjadi dalam proses pembelajaran ditandai dengan memberikan ceklis
pada kolom yang terdapat dalam lembar pengamatan sesuai dengan
pengamatan terhadap proses pembelajaran.
b. Tes, digunakan untuk memperkuat data observasi yang terjadi dalam
kelas terutama pada butir penguasaan materi pembelajaran dari unsur siswa.
Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang akurat atas kemampuan
siswa memahami pembelajaran.
Instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri, guru kelas sebagai
pengamat pembelajaran di kelas. Peneliti sebagai instrumen utama bertugas
menyaring, menilai, menyimpulkan, dan memutuskan data yang digunakan.
E. Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan
Model Analisis Data Kualitatif yang ditawarkan oleh Miles dan Huberman
(1992:1) yakni analisis data dimulai dengan menelaah sejak pengumpulan data
sampai seluruh data terkumpul. Data tersebut direduksi berdasarkan masalah
yang diteliti, diikuti penyajian data dan terakhir penyimpulan atau verifikasi.
34
Tahap analisis yang demikian dilakukan berulang-ulang begitu data selesai
dikumpulkan pada setiap tahap pengumpulan data dalam setiap tindakan.
Tahap analisis tersebut diuraikan sebagai berikut:
1. Menelaah data yang telah terkumpul baik melalui observasi,
dan hasil belajar dengan melakukan proses transkripsi hasil pengamatan,
penyeleksian dan pemilihan data. Seperti pengelompokan data pada siklus
satu, siklus dua, dan seterusnya kegiatan menelaah data dilaksanakan sejak
awal data dikumpulkan.
2. Reduksi data meliputi pengkategorian dan pengklasifikasian.
Semua data yang telah terkumpul diseleksi dan dikelompokkan sesuai
dengan fokus. Data yang telah dipisah-pisahkan tersebut lalu di seleksi mana
yang relevan dan mana yang tidak relevan. Data yang relevan dianalisis dan
yang tidak relevan dibuang.
3. Menyajikan data dilakukan dengan cara mengorganisasikan
informasi yang sudah direduksi, data tersebut mula-mula disajikan terpisah,
tetapi setelah tindakan terakhir direduksi, keseluruhan data tindakan
dirangkum dan disajikan secara terpadu sehingga diperoleh sajian tunggal
berdasarkan fokus pembelajaran IPA dengan pendekatan konstruktivis.
4. Menyimpulkan hasil penelitian tindakan ini merupakan
penyimpulan akhir penelitian, diikuti dengan kegiatan triangulasi atau
pengujian temuan penelitian. Kegiatan triangulasi dilakukan dengan cara: (a)
peninjauan kembali lembar pengamatan, dan (b) bertukar pikiran dengan
ahli, teman sejawat, dan guru, serta kepala sekolah.
35
Analisis data dilakukan terhadap data yang telah direduksi baik data
perencanaan, pelaksanaan, maupun data evaluasi. Analisis data dilakukan
dengan cara terpisah-pisah. Hal ini dimaksudkan agar dapat ditemukan berbagai
informasi yang spesifik dan terfokus pada berbagai informasi yang mendukung
pembelajaran dan yang menghambat pembelajaran. Dengan demikian
pengembangan dan perbaikan atas berbagai kekurangan dapat dilakukan tepat
pada aspek yang bersangkutan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan pada kelas IV SD Negeri 13 Simpang Haru
Kecamatan Padang Timur. Pada bab ini dikemukakan temuan hasil penelitian
penerapan pendekatan konstruktivis dalam pembelajaran IPA semester II tahun
ajaran 2007/2008. Dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran, peneliti bertindak
sebagai guru sedangkan guru kelas IV dan teman sejawat sebagai pengamat.
Pelaksanaan tindakan dibagi atas II siklus, data setiap siklus dipaparkan
terpisah dari siklus yang lainnya agar terlihat persamaan, perbedaan, perubahan,
36
atau perkembangan alur siklus tersebut. Hasil-hasil penelitian pada tiap siklus
dapat dideskripsikan sebagai berikut:
A. Hasil Penelitian
1. Siklus I
Pada bagian ini akan dipaparkan penerapan pendekatan konstruktivis
dalam pembelajaran IPA, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pembelajaran IPA.
a. Perencanaan
Penerapan pendekatan konstruktivis dalam pembelajaran IPA
diwujudkan dalam bentuk rancangan pembelajaran model rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Rancangan ini disusun berdasarkan
program semester dua sesuai dengan waktu penelitian berlangsung.
Perencanaan disusun untuk dua kali pertemuan atau 5 x 35 menit.
Materi yang diambil untuk siklus I adalah pengaruh perubahan
lingkungan fisik pada daratan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor). Materi
diambil berdasarkan kompetensi dasar yang ada pada kurikulum tingkat
satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar 2006 mata pelajaran IPA kelas
IV semester II.
Indikator yang dicapai dalam pembelajaran adalah: 1) menjelaskan
pengertian erosi, abrasi, banjir, dan longsor, 2) mempraktekkan proses
terjadinya erosi pada permukaan tanah, 3) mendiskusikan pengaruh erosi,
abrasi, banjir, dan longsor terhadap daratan. Adapun tujuan setelah siswa
mengikuti pembelajaran adalah agar mereka mampu: 1) menjelaskan
37
36
pengertian erosi, abrasi, banjir, dan longsor dengan tepat, 2) mempraktekkan
proses terjadinya erosi pada permukaan tanah dengan teliti, 3) menceritakan
pengaruh erosi, abrasi, banjir, dan longsor terhadap daratan dengan benar.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka rencana pembelajaran dibagi
menjadi tiga tahap yaitu: 1) kegiatan awal/pembuka, 2) kegiatan inti, 3)
kegiatan akhir/penutup. Ketiga tahap kegiatan ini tidak berdiri sendiri,
melainkan terkait antara kegiatan satu dengan kegiatan yang lainnya.
Kegiatan pembelajaran yang direncanakan terdiri atas kegiatan guru
dan kegiatan siswa. Kegiatan guru yang direncanakan pada kegiatan awal
yaitu: 1) guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, 2)
mengadakan tes awal tentang materi yang akan dipelajari siswa. Soal tes
terdiri dari pilihan ganda sebanyak sepuluh buah dan uraian singkat lima
buah soal.
Kegiatan inti pembelajaran yaitu: 1) mengadakan tanya jawab tentang
bencana alam yang terjadi akibat musim hujan, 2) bertanya jawab tentang
pengertian erosi, abrasi, banjir, dan longsor, 3) guru mengumpulkan jawaban
dari siswa, 4) guru memberikan pengantar tentang erosi, abrasi, banjir, dan
longsor, 5) membagi siswa dalam delapan kelompok untuk melakukan
percobaan proses terjadinya erosi dengan panduan LKS, 6) menugasi
masing-masing kelompok untuk mendiskusikan hasil percobaan dan
pengaruh erosi, abrasi, banjir, dan longsor terhadap daratan, 7) menugasi
kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas, 8) guru
meminta kelompok lain untuk memberikan tanggapan terhadap kelompok
38
yang sedang presentasi, 9) menugasi siswa untuk memperbaiki hasil diskusi
berdasarkan tanggapan yang diberikan, 10) mengadakan tanya jawab tentang
usaha siswa agar erosi, abrasi, banjir, dan longsor tidak terjadi di
lingkungannya, 11) mengadakan tanya jawab dan arahan akan pentingnya
menjaga lingkungan agar pengaruh erosi, abrasi, banjir, dan longsor tidak
terlalu besar terhadap perubahan daratan.
Kegiatan penutup yaitu: 1) bersama siswa menyimpulkan materi
pembelajaran, 2) guru mengadakan evaluasi terhadap materi yang sudah
dipelajari. Komponen akhir perencanaan pembelajaran pada siklus I adalah
evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses yang direncanakan adalah
mengamati aktivitas siswa secara individu dan kelompok dalam
melaksanakan kegiatan diskusi dan percobaan. Evaluasi hasil adalah melihat
hasil perolehan siswa dalam menjawab pertanyaan secara individual. Media
yang digunakan dalam pembelajaran adalah kotak erosi, dan buku sumber
IPA kelas IV terbitan Yudistira dan Bumi Aksara.
b. Pelaksanaan
Berdasarkan perencanaan yang terurai di atas maka pelaksanaan
mengikuti langkah-langkah pembelajaran IPA dengan penerapan pendekatan
konsruktivis yaitu: pengaktifan pengetahuan yang sudah ada melalui tes
awal dan tanya jawab, pemerolehan pengetahuan baru dengan percobaan,
pemahaman pengetahuan melalui presentasi hasil percobaan untuk
ditanggapi dan dikembangkan berdasarkan tanggapan, menerapkan
39
pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh, refleksi. Untuk lebih jelasnya
pelaksanaan pembelajaran ini diuraikan sebagai berikut:
Pertemuan pertama pada siklus I
1) Pelaksanaan kegiatan tahap pengaktifan
pengetahuan yang sudah ada
Tahap ini diawali dengan membuka pelajaran berupa penyampaian
tujuan pembelajaran dan tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa yaitu
akan melakukan percobaan secara berkelompok tentang proses terjadinya
erosi, mendiskusikan pengaruh erosi, abrasi, banjir, dan longsor terhadap
daratan, dan melaporkan hasil diskusi ke depan kelas, siswa tampak serius
dan tenang mendengarkan penjelasan guru.
Sebelum memulai pembelajaran, peneliti mengadakan tes awal
tentang materi yang akan dipelajari siswa, nilai tertinggi yang diperoleh
siswa pada waktu tes awal mencapai nilai 5.5 dan nilai terendah adalah
nilai 1, nilai rata-rata tes awal baru mencapai nilai 3,0. Rincian dari
perolehan masing-masing nilai pada tes awal terdapat pada lampiran 4.
Fokus pembelajaran pada siklus I adalah pengaruh perubahan lingkungan
fisik pada daratan. Kegiatan ini berlangsung selama 20 menit yaitu 5 menit
untuk membuka pelajaran dan 15 menit untuk mengadakan tes awal.
Pembelajaran dimulai dengan melakukan tanya jawab tentang
bencana alam yang terjadi akibat musim hujan, beberapa orang siswa
mengangkat tangannya karena ingin menjawab pertanyaan yang diajukan,
peneliti selaku guru memberikan kesempatan secara bergiliran untuk
40
menjawab pertanyaan tersebut. Lima orang siswa menjawab banjir,
delapan orang siswa menjawab tanah longsor, dan ada beberapa orang
siswa yang lainnya menjawab erosi dan abrasi.
Berdasarkan jawaban yang diberikan siswa, peneliti kembali
menanyakan pengertian dari masing-masing jawaban tersebut. Peneliti
mengumpulkan dan mencatat di papan tulis jawaban dari beberapa orang
siswa tentang pengertian erosi, abrasi, banjir, dan tanah longsor. Kegiatan
ini berlangsung selama 5 menit.
2) Pelaksanaan kegiatan tahap pemerolehan
pengetahuan baru
Tahap ini dimulai berdasarkan pendapat siswa dalam memberikan
pengertian erosi, abrasi, banjir, dan longsor, yang dilakukan pada tahap
pengaktifan pengetahuan yang sudah ada. Sebagai tahap pemerolehan
pengetahuan baru bagi siswa dan untuk membuktikan kebenaran
pendapatnya maka peneliti membagi siswa atas delapan kelompok,
masing-masing kelompok beranggotakan lima orang siswa untuk
melakukan percobaan tentang proses terjadinya erosi dengan panduan
LKS dan diperkuat lagi dengan penjelasan oleh peneliti.
Dalam melakukan percobaan siswa tampak main-main dengan media
kotak erosi yang dibagikan perkelompok dan tidak membaca LKS sebagai
panduan untuk melakukan percobaan, sehingga siswa tidak mengerti
konsep apa yang didapatnya dengan media yang dibagikan. Maka peneliti
mengambil tindakan dengan cara membacakan LKS secara klasikal dan
41
siswa melakukan percobaan secara serentak sesuai dengan LKS yang
dibacakan peneliti.
Satu orang anggota kelompok memegang dua buah gelas plastik
yang telah dilubangi dan mengarahkannya pada lapisan tanah berumput
dan tidak berumput, dua orang anggota kelompok menuangkan air pada
gelas plastik berlubang yang dipegang temannya, dengan banyak air untuk
masing-masing gelas sama dan waktu mulai menuangkannya juga sama,
satu orang anggota kelompok menampung aliran air pada masing-masing
lapisan tanah, dan satu orang anggota kelompok lagi mencatat waktu
kecepatan aliran air masing-masing lapisan tanah serta melihat banyak air
tampungannya. Kegiatan ini berlangsung selama 15 menit.
3) Pelaksanaan kegiatan tahap pemahaman
pengetahuan
Pemahaman pengetahuan siswa dilakukan dengan melaporkan hasil
percobaan proses terjadinya erosi oleh beberapa kelompok ke depan kelas
dan kelompok lain menanggapi. Berdasarkan tanggapan dan penjelasan
dari peneliti kelompok memperbaiki hasil percobaan dan menuliskan hal-
hal yang mempengaruhi dalam melakukan percobaan. Dalam memberikan
tanggapan siswa kurang berpartisipasi menyampaikan pendapatnya karena
malu dengan peneliti sebagai guru dan belum terbiasa dengan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti.
Untuk itu peneliti memberikan motivasi bahwa peneliti tidak akan
marah apabila pendapat yang disampaikan siswa salah, tapi akan
42
diperbaiki bersama. Dan arahan bahwa tujuan melaporkan hasil percobaan
proses terjadinya erosi bukan mencari siapa yang benar dan salah tapi
untuk lebih memahami pengertian erosi yang telah diungkapkan sebelum
percobaan dimulai. Kegiatan ini berlangsung selama 15 menit.
4) Pelaksanaan kegiatan tahap menerapkan
pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh
Pada kegiatan ini peneliti melakukan tanya jawab tentang apa yang
akan dilakukan siswa agar erosi tidak terjadi di lingkungannya. Siswa
menjawab dengan tidak merusak lingkungan seperti menebang pohon,
yang memberikan jawaban masih siswa yang sama dan siswa lain sibuk
dengan kegiatannya sendiri. Peneliti menanggapi siswa tersebut dengan
menanyakan kembali jawaban yang telah diberikan temannya. Kegiatan ini
berlangsung selama 5 menit.
5) Melakukan refleksi
Tahap ini dilakukan dengan kembali mengadakan tanya jawab
tentang pengaruh erosi, siswa memberikan jawaban bahwa erosi dapat
mengurangi kesuburan tanah. Peneliti kembali menanyakan kenapa
kesuburan tanah jadi berkurang, siswa menjawab karena humus ikut
hanyut dan terkikis dengan terjadinya erosi sehingga tanah menjadi tandus.
Dari jawaban siswa peneliti memberikan arahan bahwa pentingnya
menjaga lingkungan agar erosi tidak terjadi karena mengakibatkan tanah
menjadi tandus dan tidak dapat ditanami lagi. Kegiatan ini berlangsung
selama 5 menit.
43
Kegiatan penutup pada pertemuan pertama ini peneliti bersama siswa
menyimpulkan pelajaran dan kembali menanyakan tentang konsep erosi
yang diungkapkan siswa sebelum mengadakan percobaan dan
membandingkannya dengan jawaban siswa setelah melakukan percobaan.
Kegiatan ini berlangsung selama 5 menit. Jadi pembelajaran untuk
pertemuan pertama ini berlangsung selama 70 menit (2 jam pelajaran).
Pertemuan kedua pada siklus I
Pertemuan kedua pada siklus pertama ini merupakan lanjutan dari
kegiatan pada pertemuan pertama. Pada pertemuan kedua ini diawali dengan
penyampaian tujuan pembelajaran dan kegiatan-kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh siswa yaitu mendiskusikan pengaruh erosi, abrasi, banjir,
dan tanah longsor terhadap perubahan daratan.
1) Pelaksanaan kegiatan tahap
pengaktifan pengetahuan yang sudah ada.
Pada tahap ini peneliti melakukan tanya jawab tentang pengertian
erosi, abrasi, banjir, dan longsor. Siswa dapat menjawab dengan baik,
salah satu jawaban yang diberikan siswa tentang konsep erosi yaitu
pengikisan tanah oleh air, tapi hanya beberapa orang siswa yang mampu
menjawab berdasarkan yang didapatnya waktu pertemuan I, siswa lain
masih menjawab seperti jawaban yang diberikan sebelum pembelajaran
pada pertemuan I, yakni konsep erosi dijawab dengan pengikisan tanah
pantai. Untuk itu peneliti kembali mengingatkan tentang percobaan
proses terjadinya erosi yang dilakukan waktu pertemuan I. Kegiatan ini
berlangsung selama 10 menit.
44
2) Pelaksanaan kegiatan tahap
pemerolehan pengetahuan baru.
Pada tahap ini peneliti sebagai guru langsung menugasi siswa untuk
duduk secara berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk
pada pertemuan pertama yaitu terdiri dari delapan kelompok yang
beranggotakan lima orang siswa masing-masing kelompok. Kelompok
ditugasi untuk mendiskusikan pengaruh erosi, abrasi, banjir, dan longsor
terhadap daratan. Waktu berdiskusi siswa kurang bekerja sama dalam
menyampaikan pendapatnya dan hasil diskusi hanya dikerjakan oleh dua
orang anggota kelompok saja. Kegiatan ini berlangsung selama 20 menit.
3) Pelaksanaan kegiatan tahap
pemahaman pengetahuan.
Untuk pemahaman pengetahuan siswa, maka masing-masing
kelompok ditugasi untuk mempresentasikan hasil diskusi tentang pengaruh
erosi, abrasi, banjir dan longsor terhadap daratan secara bergantian ke
depan kelas dengan menuliskannya di papan tulis. Peneliti menugasi
kelompok yang belum mendapat giliran presentasi untuk memberikan
tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi,
peneliti bersama siswa merumuskan hasil diskusi yang terbaik. Pada waktu
inilah siswa bisa memahami dan memperbaiki hasil diskusi kelompoknya
berdasarkan tanggapan dari kelompok lain karena siswa bisa merevisi hasil
diskusi kelompoknya yang salah dan bimbingan dari peneliti. Kegiatan ini
berlangsung selama 30 menit.
45
4) Pelaksanaan kegiatan pada tahap
menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh.
Pada tahap ini guru mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang
usaha yang dapat dilakukan siswa agar erosi, abrasi, banjir, dan longsor
tidak terjadi di lingkungannya. Siswa menjawab dengan baik, tapi yang
memberikan jawaban masih beberapa siswa yang aktif pada pertemuan
pertama. Untuk memotivasi siswa lain dalam menjawab pertanyaan, maka
peneliti meminta pendapat dari siswa tersebut apakah jawaban yang
diberikan temannya sudah benar atau ada yang kurang tepat. Siswa
tersebut mengatakan bahwa ia sependapat dengan temannya dan
mengulang jawaban yang diberikan temannya. Kegiatan ini berlangsung
selama 10 menit.
5) Pelaksanaan kegiatan pada tahap
refleksi
Pada tahap refleksi ini peneliti masih mengadakan tanya jawab dan
memberikan pengarahan tentang arti pentingnya menjaga lingkungan agar
pengaruh erosi, abrasi, banjir, dan longsor tidak terlalu besar terhadap
perubahan daratan. Di sini peneliti meminta siswa yang lain lagi untuk
memberikan jawabannya. Kegiatan ini berlangsung selama 10 menit.
Kegiatan akhir dari pertemuan kedua ini peneliti bersama siswa
menyimpulkan materi yang telah dipelajari selama pertemuan pertama
sampai pada pertemuan kedua. Selesai menyimpulkan pelajaran peneliti
melanjutkan dengan mengadakan evaluasi terhadap materi yang telah
46
dipelajari, dimana soal yang diberikan sama dengan soal waktu tes awal.
Waktu yang dibutuhkan untuk menutup pelajaran dan mengadakan
evaluasi adalah 25 menit, jadi pembelajaran pada pertemuan II
berlangsung selama 105 menit atau 3 x 35 menit.
c. Pengamatan
Pengamatan terhadap tindakan penerapan pendekatan konstruktivis
dalam pembelajaran IPA dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Hal ini dilaksanakan secara intensif, objektif, dan sistematis.
Pengamatan dilakukan oleh guru kelas IV dan teman sejawat pada waktu
pelaksanaan tindakan pembelajaran pengaruh perubahan lingkungan fisik
pada daratan dilaksanakan oleh peneliti (praktisi).
Dalam kegiatan ini peneliti (praktisi) dan guru kelas serta teman
sejawat (observer) berusaha mengenal, dan mendokumentasikan semua
proses pembelajaran dari hasil perubahan yang terjadi, baik yang disebabkan
oleh tindakan terencana maupun dampak intervensi dalam penerapan
pendekatan konstruktivis dalam pembelajaran IPA. Hasil pengamatan
direkam dalam bentuk foto dan lembar observasi.
Pengamatan dilakukan secara terus menerus mulai dari tindakan
pertama sampai dengan tindakan berakhir. Pengamatan yang dilakukan pada
satu tindakan dapat mempengaruhi penyusunan tindakan selanjutnya. Hasil
observasi ini kemudian direfleksi untuk perencanaan tindakan berikutnya.
Pengamatan terhadap tindakan dilakukan oleh guru kelas dan teman
sejawat sebagai observer. Guru kelas bertugas mengamati peneliti saat
47
melakukan tindakan dan teman sejawat bertugas mengamati kegiatan siswa
dalam pembelajaran. Observer dalam melaksanakan tugasnya dibantu
dengan menggunakan lembaran pengamatan kegiatan yang terdapat pada
lampiran 5 dan lampiran 6.
Selama penelitian berlangsung, guru kelas IV dan teman sejawat
mengamati bahwa dalam pembelajaran siklus I peneliti telah melaksanakan
tugas sebagai berikut:
1) Peneliti mengadakan tanya jawab
untuk mengetahui pengetahuan siswa terhadap materi yang akan
dipelajari sebagai landasan pembelajaran. kegiatan ini terlaksana dengan
baik karena ada salah satu deskriptor yang belum terlaksana yaitu
peneliti kurang memberikan acuan pertanyaan.
2) Peneliti dalam membagi siswa atas
delapan kelompok yang beranggota lima orang masing-masing
kelompok mendapat kualifikasi nilai cukup, karena hanya satu deskriptor
yang terlaksana. Deskriptor yang belum terlaksana adalah kelompok
yang telah dibagi peneliti belum beragam dari segi intelektual dan
keadaan sosial, hal ini disebabkan karena peneliti belum mengenal siswa
sehingga peneliti hanya membagi kelompok siswa pada siklus I ini
berdasarkan tempat duduk saja.
3) Menugasi masing-masing kelompok
untuk melakukan percobaan tentang proses terjadinya erosi. Kegiatan ini
48
mendapat kualifikasi nilai sangat baik karena semua deskriptor yang
ditetapkan untuk kegiatan tersebut sudah terlaksana.
4) Menugasi masing-masing kelompok
mendiskusikan pengaruh erosi, abrasi, banjir, dan longsor terhadap
daratan. Kegiatan ini mendapatkan kualifikasi nilai baik, karena dalam
pelaksanaan kegiatan ini masih ada salah satu deskriptor yang belum
terlaksana yaitu peneliti tidak memfasilitasi siswa dalam berdiskusi,
pada saat berdiskusi peneliti tidak memberikan LKS sebagai panduan
bagi siswa.
5) Membimbing siswa dalam diskusi
kelompok. Untuk kegiatan ini mendapatkan kualifikasi nilai cukup
karena deskriptor membimbing masing-masing kelompok dan
menciptakan suasana kelas yang memungkinkan untuk berdiskusi belum
terlaksana. Belum terlaksananya deskriptor ini disebabkan oleh
keterbatasan waktu dan jumlah siswa yang banyak sehingga peneliti
belum sepenuhnya dapat membimbing masing-masing kelompok.
6) Menugasi masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian. Kegiatan ini juga
mendapat kualifikasi nilai cukup, karena peneliti belum memberikan
petunjuk yang jelas tentang cara mempresentasikan hasil diskusi
kelompok. Selain itu peneliti juga belum berhasil dalam memotivasi
siswa untuk menanggapi hasil diskusi kelompok lain. Hal ini terlihat
49
ketika kelompok mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas, belum
ada muncul tanggapan dari kelompok lain.
7) Tanya jawab tentang usaha yang
dilakukan siswa agar erosi, abrasi, banjir, dan longsor tidak terjadi di
lingkungannya. Kualifikasi nilai untuk kegiatan ini adalah baik karena
pertanyaan yang diajukan peneliti mengundang jawaban serempak dari
siswa.
8) Memberikan arahan dan penjelasan
akan pentingnya menjaga lingkungan agar pengaruh erosi, abrasi, banjir,
dan longsor tidak terlalu besar terhadap perubahan daratan. Kegiatan ini
terlaksana dengan kualifikasi nilai sangat baik, karena tiga deskriptor
yang ditetapkan untuk kegiatan ini sudah terlaksana.
Terhadap kegiatan siswa, pengamat melaporkan sebagai berikut:
1) Menjawab pertanyaan
tentang bencana alam yang terjadi akibat musim hujan. Kegiatan ini
dinilai baik karena masih sedikit siswa yang memberikan jawaban
terhadap pertanyaan yang diajukan peneliti.
2) Siswa dalam melakukan
percobaan proses terjadinya erosi mendapatkan kualifikasi nilai cukup
karena dalam percobaan siswa belum memanfaatkan LKS sebagai
panduan, siswa melakukan percobaan hanya berdasarkan arahan dari
peneliti.
50
3) Siswa berdiskusi dalam
kelompoknya tentang pengaruh erosi, abrasi, banjir, dan longsor
mendapat kualifikasi nilai cukup karena hanya satu deskriptor yang
terlaksana. Deskriptor yang belum terlaksana adalah deskriptor (a)
semua siswa aktif menyampaikan pendapatnya dalam kelompok dan
deskriptor (c) siswa dapat bekerjasama dalam kerja kelompok. Hal ini
disebabkan karena siswa belum terbiasa berdiskusi kelompok.
4) Kegiatan siswa
mempresentasikan hasil diskusi kelompok mendapat nilai cukup karena
masih ada dua deskriptor yang tidak terlaksana yaitu deskriptor (b)
semua anggota kelompok aktif dalam presentasi dan (c) setiap kelompok
berani dalam menyampaikan presentasi hasil diskusi.
5) Saat presentasi belum
kelihatan adanya tanggapan siswa dari kelompok lain, karena siswa
masih malu-malu dalam mengemukakan pendapatnya dan yang
memberikan tanggapan hanya beberapa orang siswa. untuk itu kegiatan
memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok lain masih
mendapatkan kualifikasi nilai baik.
6) Menjawab pertanyaan
tentang usaha yang dilakukan agar erosi, abrasi, banjir, dan longsor tidak
terjadi di lingkungan, kegiatan ini mendapatkan kualifikasi nilai baik
karena masih sedikit siswa yang menjawab pertanyaan yang diajukan
peneliti.
51
7) Mendengarkan arahan
peneliti tentang arti pentingnya menjaga lingkungan, mendapatkan nilai
sangat baik, semua deskriptor sudah terlaksana.
Pengamatan dilakukan pada tahap evaluasi adalah dengan melihat
hasil tes yang telah dikerjakan siswa, apakah sudah memenuhi kriteria
keberhasilan dari evaluasi yang telah ditetapkan oleh peneliti dan guru kelas
IV atau tidak.
Hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 13 Simpang Haru
yang diperoleh selama pembelajaran pada siklus I baru mencapai nilai rata-
rata kelas 6.96 dan masih banyak siswa yang mendapat nilai dibawah nilai 7
yaitu 17 orang dengan jumlah siswa keseluruhan 40 orang. Nilai tertinggi
yang diraih siswa baru mencapai nilai 8.75. secara rinci hasil belajar siswa
pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 4.
Nilai tes akhir masing-masing siswa dapat dirincikan sebagai berikut:
3 orang mendapat nilai 8.75, 2 orang mendapat nilai 8.25, 5 orang mendapat
nilai 8, 2 orang mendapat nilai 7.75, 3 orang mendapat nilai 7.50, 8 orang
mendapat nilai 7, 1 orang mendapat nilai 6.75, 7 orang mendapat nilai 6.50,
2 orang mendapat nilai 6, 5 orang mendapat nilai 5.50, 1 orang mendapat
nilai 5.25, 1 orang mendapat nilai 4.50.
Perbandingan hasil belajar siswa antara tes awal dengan tes akhir dapat
dilihat pada diagram batang berikut:
52
0123456789
Nilai
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40
Siswa
Perbandingan Nilai Tes Awal dan Tes Akhir
tes awal tes akhir
Gambar 1: Diagram Batang Nilai Tes Awal dan Tes Akhir Siklus I
Pada grafik terlihat perbandingan nilai tes awal dan tes akhir yang
diperoleh siswa mengalami peningkatan. Nilai tertinggi pada tes awal hanya
mencapai nilai 5,5 dan nilai terendah adalah 1, sedangkan pada tes akhir
terlihat nilai tertinggi telah mencapai nilai 8,75 dan nilai terendah adalah 4,5
d. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan
guru kelas IV dan teman sejawat setiap pembelajaran berakhir. Untuk
memperoleh data tentang pelaksanaan siklus I dilakukan pengamatan, tes,
dan pencatatan lapangan. Hasil pengamatan, tes, dan pencatatan lapangan
selama pelaksanaan dianalisis dan didiskusikan dengan pengamat, sehingga
diperoleh hal-hal sebagai berikut.
1) Peneliti banyak menghabiskan waktu pada saat membentuk
kelompok dan mengatur kursi karena siswa memilih-milih teman yang
53
satu kelompok dengannya dan tidak mau sekelompok dengan teman
yang telah dibentuk oleh peneliti.
2) Siswa terlalu banyak sehingga guru kesulitan untuk mengontrol
kegiatan diskusi siswa.
3) Siswa masih banyak yang kurang aktif dalam berdiskusi dan
memberikan tanggapan saat presentasi.
4) Sulit mengontrol suasana kelas karena kondisi sekolah yang
siswanya banyak, letak sekolah dipinggir jalan raya, dan sekolah ini
merupakan SD komplek dengan lima buah SD lainnya sehingga suasana
ribut.
5) Siswa belum terbiasa dengan kegiatan diskusi sehingga guru
kesulitan untuk mengarahkannya.
6) Peneliti terkendala dalam mengelola kelas karena belum
mengenal siswa secara keseluruhan.
7) Peneliti kurang memotivasi siswa yang kurang aktif dan hanya
terfokus pada siswa yang aktif dalam pembelajaran.
8) Jarak pembelajaran yang agak lama sehingga banyak siswa
yang tidak mengingat apa yang telah dipelajari sebelumnya.
9) Hasil tes siklus satu menunjukkan masih banyak siswa yang
mendapat nilai dibawah nilai 7, hal ini disebabkan karena kurangnya
kemampuan siswa dalam memahami soal seperti soal yang
menggunakan kata “kecuali”.
54
Dari refleksi pada siklus I, disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran
yang diharapkan pada siklus I belum tercapai dengan baik, dengan demikian
didapatkan target perbaikan pelaksanaan pembelajaran IPA dengan
menggunakan pendekatan konstruktivis, untuk itu perlu dilanjutkan dengan
kegiatan pada siklus II, dengan memperhatikan kendala yang dihadapi pada
siklus I. Untuk mengatasi masalah pembagian kelompok agar tidak banyak
menghabiskan waktu, hendaknya diatur sebelum pembelajaran berlangsung.
Peneliti akan merubah posisi tempat duduk siswa pada waktu
berdiskusi dengan membentuk posisi tempat duduk melingkar, meja guru
diletakkan ditengah sehingga guru lebih mudah mengontrol kegiatan diskusi
kelompok. Peneliti akan mengadakan siklus kedua satu kali pertemuan
dengan waktu 4 x 35 menit. Untuk memudahkan siswa dalam memahami
soal maka peneliti akan memandu siswa dengan membacakan soal pada
waktu evaluasi siklus II.
2. Siklus II
Penerapan pendekatan konstruktivis dalam pembelajaran IPA pada
siklus II dilaksanakan berpedoman pada hasil refleksi siklus I. Dari hasil
siklus I maka disusun perencanaan dan tindakan untuk siklus II.
a. Perencanaan
Penerapan pendekatan konstruktivis dalam pembelajaran IPA pada
siklus kedua ini diwujudkan dalam bentuk rencana pelaksanaan
pembelajaran. Perencanaan yang dibuat pada siklus kedua pada dasarnya
sama dengan perencanaan pembelajaran pada siklus pertama, bedanya siklus
55
kedua ini merupakan perbaikan dari siklus pertama. Perbedaan yang
menonjol berupa perubahan waktu yang digunakan. Hal ini dilakukan
berdasarkan refleksi pada siklus pertama.
Perencanaan disusun untuk 1 kali pertemuan atau 4 × 35 menit. Materi
yang diambil untuk pembelajaran pada siklus II adalah pencegahan
kerusakan lingkungan karena erosi, abrasi, banjir, dan longsor. Materi
diambil dari KTSP SD 2006 pada mata pelajaran IPA kelas IV semester II.
Indikator yang dicapai dalam pembelajaran adalah: 1) menjelaskan
penyebab terjadinya kerusakan lingkungan, 2) mendiskusikan cara
pencegahan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh erosi, abrasi banjir,
dan longsor. Adapun tujuan setelah siswa mengikuti pembelajaran adalah
agar mereka mampu: 1) menjelaskan penyebab terjadinya kerusakan
lingkungan melalui tanya jawab dengan tepat. 2) menceritakan cara
pencegahan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh erosi melalui
penayangan video dengan benar. 3) mendeskripsikan cara pencegahan
kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh abrasi, banjir, dan longsor
melalui diskusi dengan benar.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka rencana pembelajaran dibagi
menjadi tiga tahap yaitu: 1) kegiatan awal/pembuka, 2) kegiatan inti, 3)
kegiatan akhir/penutup. Ketiga tahap kegiatan ini tidak berdiri sendiri,
melainkan terkait antara kegiatan satu dengan kegiatan yang lainnya.
Kegiatan pembelajaran yang direncanakan terdiri atas kegiatan guru
dan kegiatan siswa. Kegiatan guru yang direncanakan pada kegiatan awal
56
yaitu: 1) penyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, 2)
mengadakan tes awal tentang materi yang akan dipelajari siswa. Soal tes
terdiri dari pilihan ganda sepuluh soal dan uraian singkat lima buah soal.
Kegiatan inti yang direncanakan pada pembelajaran yaitu: 1)
mengadakan tanya jawab tentang penyebab terjadinya kerusakan
lingkungan, 2) menayangkan video tentang cara pencegahan erosi, 3)
menugasi siswa mencatat hal-hal penting dari hasil penayangan video, 4)
membagi siswa dalam delapan kelompok, 5) menugasi masing-masing
kelompok mendiskusikan cara pencegahan kerusakan lingkungan yang
disebabkan oleh erosi, abrasi, banjir, dan longsor, 6) guru menugasi
kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas, 7) guru
meminta kelompok lain untuk memberikan tanggapan terhadap kelompok
yang sedang presentasi, 8) menugasi siswa untuk memperbaiki hasil diskusi
berdasarkan tanggapan yang diberikan kelompok, 9) membimbing siswa
agar dapat mempraktekkan cara pencegahan kerusakan lingkungan dalam
kehidupan sehari-hari, 10) mengadakan tanya jawab tentang pentingnya
menjaga lingkungan agar tidak terjadi kerusakan lingkungan.
Kegiatan penutup yang direncanakan dalam pembelajaran yaitu: 1)
bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran, 2) guru mengadakan
evaluasi terhadap materi yang sudah dipelajari. Soal yang diberikan untuk
evaluasi (tes akhir) sama dengan soal waktu tes awal, evaluasi yang
direncanakan untuk siklus II sama dengan evaluasi pada siklus I yaitu
57
evaluasi proses dan evaluasi hasil. Media yang digunakan untuk siklus II
adalah lap-top dan in focus untuk penayangan video pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Berdasarkan perencanaan yang terurai di atas maka pelaksanaan
mengikuti langkah-langkah pembelajaran IPA dengan penerapan pendekatan
konsruktivis yaitu: pengaktifan pengetahuan yang sudah ada melalui tes
awal dan tanya jawab, pemerolehan pengetahuan baru dengan penayangan
video, pemahaman pengetahuan melalui diskusi tentang hasil penayangan
video dan presentasi hasil diskusi untuk ditanggapi dan dikembangkan
berdasarkan tanggapan, menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang
diperoleh, refleksi. Untuk lebih jelasnya pelaksanaan pembelajaran ini
diuraikan sebagai berikut:
1) Pelaksanaan kegiatan tahap pengaktifan
pengetahuan yang sudah ada
Tahap ini diawali dengan membuka pelajaran berupa penyampaian
tujuan pembelajaran dan tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa yaitu
mengamati penayangan video dan mendiskusikan hasil pengamatan
terhadap penayangan video tadi. Siswa tampak antusias dan ingin tahu apa
isi dari penayangan video tersebut.
Sebelum memulai pembelajaran, peneliti terlebih dahulu
mengadakan tes awal tentang materi yang akan dipelajari siswa. Nilai
tertinggi yang diperoleh siswa pada tes awal siklus II ini mencapai nilai
5,5 dan nilai terendah adalah 3, dibandingkan dengan nilai tes awal pada
58
siklus I telah mengalami peningkatan karena nilai rata-rata mencapai 4,19
sedangkan nilai rata-rata tes awal pada siklus I baru mencapai 3,00. secara
rinci nilai tes awal siklus II dapat di lihat pada lampiran 11. Fokus
pembelajaran pada siklus II adalah pencegahan kerusakan lingkungan
karena erosi, abrasi, banjir, dan tanah longsor. Kegiatan ini berlangsung
selama 20 menit yaitu 5 menit untuk membuka pelajaran dan 15 menit
untuk mengadakan tes awal.
Pembelajaran dimulai dengan mengadakan tanya jawab dengan
siswa tentang penyebab terjadinya kerusakan lingkungan seperti erosi,
abrasi, banjir dan longsor, untuk mengetahui pengetahuan awal siswa
terhadap materi, siswa sudah banyak aktif karena hampir semua siswa
berebutan ingin menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti walaupun
jawaban yang diberikan ada yang belum sesuai dengan pertanyaan, siswa
menjawab penyebab terjadinya kerusakan lingkungan karena penebangan
hutan sembarangan.
Guru kembali menanyakan bagaimana cara pencegahannya agar
tidak terjadi kerusakan lingkungan tersebut, siswa menjawab dengan
mengadakan reboisasi. Berdasarkan jawaban siswa, guru dapat mengetahui
konsep awal siswa tentang cara pencegahan kerusakan lingkungan.
Kegiatan ini berlangsung selama 10 menit.
2) Pelaksanaan kegiatan tahap pemerolehan
pengetahuan baru
59
Sebagai tahap pemerolehan pengetahuan baru bagi siswa dan untuk
membuktikan kebenaran pendapatnya maka guru menayangkan video
tentang cara pencegahan erosi. Sebelum penayangan video guru
memberikan pengarahan kepada siswa tentang kegiatan yang akan
dilakukan setelah penayangan video dan menugasi siswa mencatat hal-hal
penting yang didapat selama penayangan video. Siswa tampak tertarik
untuk menyaksikan penayangan video dan mau mendengarkan arahan
yang diberikan peneliti karena tidak sabar lagi untuk melihat hasil
penayangan video tersebut. Kegiatan ini berlangsung selama 15 menit.
3) Pelaksanaan kegiatan pada tahap
pemahaman pengetahuan.
Pada tahap ini guru membagi siswa atas delapan kelompok,
pembagian kelompok berdasarkan kelompok yang telah dibentuk pada
siklus pertama. Posisi tempat duduk kelompok dibuat melingkar untuk
memudahkan peneliti mengontrol kegiatan kelompok. Masing-masing
kelompok ditugasi untuk mendiskusikan hasil penayangan video tentang
cara pencegahan erosi berdasarkan catatannya masing-masing.
Selanjutnya kelompok mendiskusikan cara pencegahan kerusakan
lingkungan yang lainnya seperti abrasi, banjir, dan longsor dengan
panduan beberapa buku sumber, hasil diskusi kelompok dituangkan siswa
dengan mengisi LKS yang telah dibagikan oleh guru (peneliti). Pada
kegiatan ini sudah tampak kerja sama siswa dalam berkelompok yang
terlihat pada partisipasi siswa dalam menyampaikan pendapatnya dan hasil
60
pengamatannya terhadap penayangan video. Kegiatan ini berlangsung
selama 20 menit.
Untuk pemahaman pengetahuan siswa, maka masing-masing
kelompok ditugasi untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
secara bergantian ke depan kelas. Guru menugasi kelompok yang belum
mendapat giliran presentasi untuk memberikan tanggapan terhadap hasil
diskusi kelompok yang sedang presentasi. Pada waktu ini siswa
memahami dan memperbaiki hasil diskusi kelompoknya yang salah
berdasarkan tanggapan dari kelompok lain dan bimbingan dari peneliti.
Kegiatan ini berlangsung selama 40 menit.
4) Pelaksanaan kegiatan pada tahap
menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh.
Pada tahap ini peneliti memberikan penjelasan dan bimbingan pada
siswa agar dapat mempraktekkan cara pencegahan kerusakan lingkungan
dalam kehidupannya sehari-hari. Siswa dapat mendengarkan dengan baik
penjelasan yang disampaikan peneliti serta memberikan solusi tentang
salah satu cara pencegahan banjir. Peneliti menanggapi pendapat yang
diberikan siswa dan menanyakan usaha lain yang dilakukan untuk
mencegah kerusakan lingkungan. Kegiatan ini berlangsung selama 5
menit.
5) Pelaksanaan kegiatan pada tahap refleksi.
61
Pada tahap refleksi ini peneliti mengadakan tanya jawab tentang arti
pentingnya menjaga lingkungan agar tidak terjadi kerusakan lingkungan
pada tempat tinggal siswa. Kegiatan ini berlangsung selama 5 menit.
Kegiatan akhir dari pembelajaran siklus kedua ini peneliti bersama
siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari selama pembelajaran.
Selesai menyimpulkan pelajaran peneliti melanjutkan dengan mengadakan
evaluasi terhadap materi yang telah dipelajari, dimana soal yang diberikan
sama dengan soal waktu tes awal. Kegiatan ini berlangsung selama 25
menit. Pembelajaran untuk pertemuan kedua ini berlangsung selama 140
menit (4 jam pelajaran).
c. Pengamatan
Pengamatan terhadap tindakan penerapan pendekatan konstruktivis
dalam pembelajaran IPA dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Hal ini dilaksanakan secara intensif, objektif, dan sistematis.
Pengamatan dilakukan oleh guru kelas IV dan teman sejawat pada waktu
pelaksanaan tindakan pembelajaran pencegahan kerusakan lingkungan
karena erosi, abrasi, banjir, dan tanah longsor dilaksanakan oleh peneliti
(praktisi).
Dalam kegiatan ini peneliti (praktisi) dan guru kelas serta teman
sejawat (observer) berusaha mengenal, dan mendokumentasikan proses
pembelajaran IPA dengan pendekatan konstruktivis dari hasil perubahan
yang terjadi, baik yang disebabkan oleh tindakan terencana maupun
dampak intervensi dalam penerapan pendekatan konstruktivis dalam
62
pembelajaran IPA. Hasil pengamatan direkam dalam bentuk foto dan
lembar observasi.
Pengamatan dilakukan oleh guru kelas IV dan teman sejawat secara
terus menerus mulai dari tindakan pertama sampai dengan tindakan
berakhir. Pengamatan yang dilakukan oleh observer menggunakan
lembaran pengamatan yang terdapat pada lampiran 12 dan lampiran 13.
Selama penelitian berlangsung, guru kelas dan teman sejawat
mengamati bahwa dalam pembelajaran siklus II peneliti telah
melaksanakan tugas sebagai berikut:
1) Peneliti mengadakan tanya jawab
tentang penyebab terjadinya kerusakan lingkungan. Kegiatan ini
terlaksana dengan sangat baik karena semua deskriptor sudah
terlaksana.
2) Peneliti menayangkan video tentang
cara pencegahan erosi, kegiatan ini sudah terlaksana dengan sangat
baik.
3) Peneliti dalam membagi siswa atas
delapan kelompok yang beranggota lima orang masing-masing
kelompok mendapat kualifikasi nilai sangat baik, karena dalam
pembagian anggota kelompok pada siklus II peneliti dibantu oleh guru
kelas yang lebih mengenal siswa.
4) Menugasi masing-masing kelompok
untuk mendiskusikan cara pencegahan kerusakan lingkungan yang
63
disebabkan oleh erosi, abrasi, banjir, dan longsor. Kegiatan ini
mendapat kualifikasi nilai sangat baik karena semua deskriptor yang
ditetapkan untuk kegiatan tersebut sudah terlaksana.
5) Membimbing siswa dalam diskusi
kelompok. Untuk kegiatan ini mendapatkan kualifikasi nilai sangat
baik karena semua deskriptor untuk kegiatan ini sudah terlaksana.
6) Menugasi masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian. Kegiatan ini juga
mendapat kualifikasi nilai sangat baik, karena sudah semua deskriptor
terlaksana.
7) Membimbing siswa agar dapat
mengaplikasikan cara pencegahan kerusakan lingkungan dalam
kehidupan sehari-hari. Kualifikasi nilai untuk kegiatan ini adalah
sangat baik.
8) Memberikan pertanyaan tentang
pentingnya menjaga lingkungan agar tidak terjadi kerusakan
lingkungan. Kegiatan ini terlaksana dengan kualifikasi nilai sangat
baik, karena tiga deskriptor yang ditetapkan untuk kegiatan ini sudah
terlaksana.
Terhadap kegiatan siswa, pengamat melaporkan sebagai berikut:
1) Menjawab pertanyaan
tentang penyebab terjadinya kerusakan lingkungan, mendapatkan
kualifikasi nilai baik karena sudah banyak siswa yang memberikan
jawaban dari pertanyaan yang peneliti ajukan.
64
2) Mengamati penayangan
video tentang cara pencegahan erosi, mendapatkan kualifikasi nilai
sangat baik, semua deskriptor sudah terlaksana.
3) Berdiskusi dalam kelompok
tentang cara pencegahan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh
erosi, abrasi, banjir, dan longsor. Kualifikasi nilai untuk kegiatan ini
adalah sangat baik.
4) Mendapat bimbingan dalam
diskusi kelompok, kegiatan ini mendapat kualifikasi nilai baik karena
masih ada satu deskriptor yang belum terlaksana yaitu deskriptor (b)
termotivasi untuk menyampaikan pendapat dalam kelompok.
5) Kegiatan siswa
mempresentasikan hasil diskusi kelompok mendapat nilai baik karena
siswa sudah berani untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya ke depan kelas.
6) Saat presentasi sudah
kelihatan adanya tanggapan siswa dari kelompok lain, untuk itu
kegiatan memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok lain
mendapatkan nilai sangat baik.
7) Mendapat bimbingan agar
dapat mengaplikasikan cara pencegahan kerusakan lingkungan dalam
kehidupan sehari-hari, mendapatkan kualifikasi nilai sangat baik,
karena semua deskriptor telah terlaksana.
65
8) Menjawab pertanyaan
tentang pentingnya menjaga lingkungan agar tidak terjadi kerusakan
lingkungan. Kegiatan ini juga mendapatkan kualifikasi nilai sangat
baik.
Adapun hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 13
Simpang Haru yang diperoleh selama pembelajaran pada siklus II telah
mencapai nilai rata-rata kelas 7.48 dan siswa yang mendapat nilai di
bawah nilai 7 hanya 7 orang dari 38 siswa yang hadir waktu pembelajaran
siklus II. Nilai tertinggi siswa sudah mencapai nilai 10. Uraian dari nilai
tes akhir masing-masing siswa pada siklus II dapat dirincikan sebagai
berikut: 1 orang mendapat nilai 10, 1 orang mendapat nilai 9.50, 1 orang
mendapat nilai 8.75, 5 orang mendapat nilai 8.50, 6 orang mendapat nilai
8, 3 orang mendapat nilai 7.50, 1 orang mendapat nilai 7.25, 13 orang
mendapat nilai 7, 2 orang mendapat nilai 6.50, 1 orang mendapat nilai 6, 4
orang mendapat nilai 5.50.
Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa pada siklus II ini, telah
nampak peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II, sehingga tidak
perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.
Perbandingan nilai tes awal dan tes akhir pada siklus II dapat dilihat
pada diagram batang berikut:
66
0123456789
10
Nilai
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40
Siswa
Perbandingan Nilai Tes Awal dan Tes Akhir Siklus II
tes awal tes akhir
Gambar 2: Diagram Batang Nilai Tes awal dan Tes Akhir Siklus IIPada grafik terlihat perbandingan nilai tes awal dan tes akhir yang
diperoleh siswa pada siklus II mengalami peningkatan. Nilai tertinggi pada
tes awal mencapai nilai 5,5 dan nilai terendah adalah 3, sedangkan pada tes
akhir terlihat nilai tertinggi telah mencapai nilai 10 dan nilai terendah adalah
nilai 5.
d. Refleksi
Kegiatan refleksi pada siklus II ini diadakan secara kolaboratif antara
peneliti dengan guru dan teman sejawat pada saat pembelajaran berakhir.
Berdasarkan hasil pengamatan, secara umum pembelajaran sudah berjalan
dengan baik. Peningkatan yang berhasil dilakukan guru adalah sebagai
berikut:
1 ) Media yang digunakan guru menarik minat siswa dalam pembelajaran.
2 ) Langkah-langkah pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik dan
penggunaan waktu telah sesuai dengan perencanaan yang dibuat.
3 ) Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis membuat
siswa sangat antusias dalam belajar.
67
4 ) Disaat pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis guru berfungsi
sebagai fasilitator dan motivator.
5 ) Peneliti dapat mengelola kelas dengan baik karena sudah mengenal
hampir seluruh siswa, sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan
baik.
6 ) Hasil tes siklus II menunjukkan bahwa jawaban siswa telah sesuai
dengan apa yang diharapkan peneliti.
B. Pembahasan
Pada bagian ini dilakukan pembahasan hasil penelitian yang telah
dipaparkan diatas. Fokus pembahasannya adalah penerapan pendekatan
konstruktivis untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA di
kelas IV SD Negeri 13 Simpang Haru Kecamatan Padang Timur. Dari fokus
bahasan tersebut, kemudian dibahas implikasi hasil penelitian bagi
pengembangan pembelajaran IPA.
Dari hasil penelitian pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan konstruktivis pada pembelajaran IPA kelas IV terungkap bahwa
guru membuat rancangan pembelajaran dalam bentuk Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Sebagaimana pendapat Susanto (2007:167) mengatakan
bahwa ”Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah penjabaran silabus ke
dalam unit satuan kegiatan pembelajaran untuk dilaksanakan di kelas. Rencana
pelaksanaan pembelajaran merupakan rencana operasional pembelajaran yang
memuat beberapa indikator yang terkait untuk dilaksanakan dalam satu atau
beberapa kali pertemuan”.
68
Perencanaan yang disusun guru dalam penelitian terdiri dari beberapa
komponen yaitu: 1) Standar Kompetensi, 2) kompetensi Dasar, 3) Indikator, 4)
Tujuan Pembelajaran, 5) Materi pokok, 6) Kegiatan pembelajaran, 7) Media dan
sumber, 8) Evaluasi. Standar kompetensi dan kompetensi dasar diambil dari
kurikulum tingkat satuan pendidikan IPA kelas IV.
1. Pembahasan Siklus I
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I sesuai dengan apa yang telah
direncanakan, yang mana pada siklus I pembelajaran disajikan dalam dua kali
pertemuan (5x35menit). Dalam suatu kegiatan pembelajaran siswa dikatakan
telah belajar, apabila terjadi proses perubahan perilaku pada diri siswa sebagai
hasil dari suatu pengalaman. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan konstruktivis merupakan proses membangun atau menyusun
pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.
Pembelajaran dalam pendekatan konstruktivis bukanlah kegiatan
memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa, melainkan suatu kegiatan yang
memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya, artinya
Pendekatan konstruktivis menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Seluruh
aktifitas yang dilakukan siswa dalam pendekatan konstruktivis diarahkan
untuk membangun konsep awal siswa terhadap materi dan memahami konsep
tersebut salah atau benar setelah mengikuti pembelajaran.
69
Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah
pendekatan konstruktivis yaitu pengaktifan pengetahuan yang sudah ada,
pemerolehan pengetahuan baru, pemahaman pengetahuan, menerapkan
pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh, refleksi. Pelaksanaan
pembelajaran pada siklus satu belum sempurna karena kebiasaan siswa dalam
belajar yang terbiasa menerima informasi dari guru sehingga siswa sulit untuk
menyesuaikan diri dengan pendekatan konstruktivis yang menuntut keaktifan
siswa dalam pembelajaran dengan banyak bertanya sehingga dapat
membangun pengetahuan awalnya terhadap materi pembelajaran dan lebih
memahami dengan adanya tanggapan dari temannya.
Sebagaimana pendapat Noraziah (2008) bahwa ciri-ciri pembelajaran
dengan pendekatan konstruktivis salah satunya adalah “pengetahuan
dikembangkan secara aktif oleh siswa sendiri, tidak diterima secara pasif dari
orang sekitarnya. Ini berarti pembelajaran merupakan usaha dari siswa itu
sendiri dan bukan dipindahkan dari guru kepada siswa”.
Berdasarkan catatan pada lembar observasi dan diskusi peneliti dengan
pengamat, penyebab dari masih rendahnya hasil belajar siswa pada siklus I
adalah kurangnya kemampuan siswa dalam memberikan tanggapan terhadap
presentasi hasil diskusi, sehingga siswa kurang memahami materi yang telah
dipelajarinya. Selain itu jumlah siswa yang banyak menyebabkan kegiatan
siswa kurang terkontrol oleh guru.
Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis terdiri dari 5
tahap antara lain :
70
a. Tahap pengaktifan pengetahuan yang sudah ada
Tahap ini dilakukan peneliti dengan mengadakan tes awal sebelum
memulai pembelajaran yang bertujuan untuk melihat nilai yang diperoleh
siswa sebelum mereka mempelajari materi yang diujikan tersebut dan
membandingkannya dengan tes akhir. Mengawali pembelajaran guru
mengadakan tanya jawab terhadap materi yang akan dipelajari, jawaban
siswa merupakan landasan bagi guru untuk mengetahui pengetahuan atau
konsep awal siswa terhadap materi. Tahap ini berjalan dengan baik karena
banyak siswa yang ingin menjawab pertanyaan dari guru.
b. Tahap pemerolehan pengetahuan baru
Kegiatan pada tahap ini dilakukan dengan percobaan tentang konsep
materi yang dipelajari siswa yaitu proses terjadinya erosi pada permukaan
tanah. Percobaan dilakukan secara berkelompok, masing-masing kelompok
beranggotakan 5 orang siswa. Sebelum kegiatan kelompok dimulai peneliti
membagikan alat-alat percobaan dan LKS untuk panduan dalam kerja
kelompok.
Kegiatan kelompok pada siklus I belum berjalan baik karena ada dua
kelompok yang anggotanya bercampur siswa perempuan dan siswa laki-laki,
hal ini menyebabkan siswa merasa malu untuk bergabung dalam
kelompoknya. Selain itu, siswa belum terbiasa dalam belajar kelompok
sehingga belum terjadi diskusi yang baik antara siswa. Kebanyakan siswa
berebut untuk melakukan percobaan dalam kelompoknya, disinilah guru
71
menjelaskan bahwa percobaan dilakukan secara bersama oleh anggota
kelompok.
Setiap anggota kelompok mempunyai tugas dalam melakukan
percobaan yaitu satu orang anggota kelompok memegang gelas yang
dilubangi dan mengarahkannya pada masing-masing tanah, dua orang
anggota kelompok menuangkan air pada gelas plastik yang di pegang
temannya secara bersamaan, satu orang anggota kelompok menampung air
yang dituangkan pada tanah berumput dan tidak berumput, dan satu orang
anggota kelompok lagi mencatat waktu mulai menuangkan air dan
kecepatan aliran air yang dituangkan.
Kelompok dalam melakukan percobaan kurang membaca LKS yang
diberikan guru, sehingga peneliti harus memberikan bimbingan sepenuhnya
untuk masing-masing kelompok. Untuk itu peneliti melakukan bimbingan
secara klasikal sehingga proses percobaan berlangsung secara serentak oleh
masing-masing kelompok. Selanjutnya kelompok mendiskusikan hasil
percobaan yang telah dilakukannya dan menuliskan hasil diskusi kelompok
pada LKS.
c. Tahap pemahaman pengetahuan
Tahap ini siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya ke
depan kelas dan ditanggapi oleh kelompok lain. Berdasarkan tanggapan dari
kelompok, siswa memperbaiki LKS. Melalui presentasi dan tanggapan dari
kelompok siswa lebih memahami apa yang telah didiskusikannya dan
dikuatkan lagi dengan arahan dari peneliti.
72
d. Tahap menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh
Tahap ini peneliti melakukan tanya jawab tentang usaha yang akan
dilakukan siswa agar erosi, banjir, abrasi, dan longsor tidak terjadi di
lingkungannya. Peneliti memberikan bimbingan agar siswa dapat
menerapkan usaha-usahanya menjaga lingkungan dalam kehidupan sehari-
hari. Pada tahap inilah siswa merasakan bahwa materi yang dipelajarinya
ada manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa dapat
menerapkan ilmu yang telah diperolehnya di sekolah.
e. Tahap refleksi
Pada tahap refleksi ini peneliti masih mengadakan tanya jawab dan
memberikan pengarahan tentang arti pentingnya menjaga lingkungan agar
pengaruh erosi, abrasi, banjir, dan longsor tidak terlalu besar terhadap
perubahan daratan. Serta dapat mencarikan solusi jika bencana alam yang
lain terjadi, sehingga siswa dapat bertindak dengan baik dalam situasi yang
berbeda.
Data hasil penelitian yang berkaitan dengan evaluasi pembelajaran
perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan, terungkap
bahwa evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi proses dan evaluasi hasil.
Evaluasi proses pada setiap siklus dilakukan guru pada saat siswa berdiskusi
dan hasil diskusi siswa. Evaluasi hasil dilakukan setelah pembelajaran
berakhir.
Dalam pelaksanaan pembelajaran guru perlu memunculkan suasana
belajar dengan cara kolaborasi/diskusi, baik dalam diskusi kelompok kecil
73
maupun dalam kelompok besar. Adapun Belajar dengan kolaboratif secara
langsung, dapat mendekatkan siswa pada ide situasi belajar yang diinginkan,
membantu siswa kearah perkembangan kognitifnya dan mengantar siswa pada
batas perkembangannya (Ritawati, 2001:164). Dengan kegiatan ini, siswa
mampu berlatih dan berbagi pengalaman, melatih keberanian mengeluarkan
pendapat, dan bersedia mendengarkan pendapat temannya.
Dari analisis penelitian siklus I nilai rata-rata kelas baru mencapai 6,96
dengan nilai tertinggi 8,75 dan 17 siswa mendapat nilai dibawah nilai 7 dari
40 orang jumlah siswa. Berdasarkan hasil pengamatan dan evaluasi pada
siklus I yang diperoleh, maka direncanakan untuk melakukan perbaikan pada
pembelajaran berikutnya atau selama proses pembelajaran pada siklus II. Pada
siklus II nantinya guru memperhatikan kekurangan-kekurangan selama proses
pembelajaran pada siklus I dan memperbaikinya pada siklus II.
2. Pembahasan Siklus II
Pembelajaran pencegahan kerusakan lingkungan pada siklus II ini
berjalan dengan baik. Pada siklus II siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran
yang diberikan oleh guru. Pembelajaran sudah berjalan sesuai dengan
perencanaan yang dibuat oleh guru. Pembelajaran berlangsung selama 4x35
menit dalam satu kali pertemuan.
Tahap pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini sama dengan
langkah-langkah pada siklus I, perubahan dilakukan pada tahap pemerolehan
pengetahuan baru adalah melalui penayangan video sehingga lebih menarik
74
minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang akan dipelajarinya.
Perubahan juga dilakukan pada saat siswa berdiskusi kelompok tempat duduk
siswa dibuat melingkar sehingga guru lebih mudah mengontrol kegiatan
diskusi siswa. Dalam diskusi kelompok pada siklus II ini siswa sudah bisa
bekerja sama dengan baik.
Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis terdiri dari lima
tahap antara lain:
a. Tahap pengaktifan pengetahuan yang sudah ada
Tahap ini dilakukan peneliti dengan mengadakan tes awal sebelum
memulai pembelajaran yang bertujuan untuk melihat nilai yang diperoleh
siswa sebelum mereka mempelajari materi yang diujikan tersebut dan
membandingkannya dengan tes akhir. Mengawali pembelajaran guru
mengadakan tanya jawab terhadap materi yang akan dipelajari yaitu cara
pencegahan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh erosi, abrasi,
banjir, dan longsor. Jawaban siswa merupakan landasan bagi guru untuk
mengetahui pengetahuan atau konsep awal siswa terhadap materi. Tahap ini
berjalan dengan baik karena siswa telah terbiasa dengan pembelajaran yang
peneliti lakukan pada siklus I
b. Tahap pemerolehan pengetahuan baru
Kegiatan pada tahap ini dilakukan dengan mengamati tayangan video
tentang cara pencegahan erosi. Pengamatan dilakukan oleh siswa pada
tempat duduknya masing-masing. Siswa mencatat hal-hal penting dari hasil
75
penayangan video. Siswa tampak termotivasi dalam mengamati penayangan
video dan menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap isi tayangan
video. Pembelajaran dengan memakai video lebih menarik minat siswa
dalam belajar.
c. Tahap pemahaman pengetahuan
Pada tahap ini siswa duduk secara berkelompok dengan posisi
melingkar agar memudahkan peneliti mengontrol kegiatan diskusi siswa,
mendiskusikan tentang hasil penayangan video berdasarkan pengamatan
anggota kelompok dan cara pencegahan kerusakan lingkungan lainnya
seperti abrasi, banjir, dan longsor berdasarkan sumber yang diberikan
peneliti. Untuk pemahaman pengetahuannya maka masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya ke depan kelas dan
ditanggapi oleh kelompok lain. Berdasarkan tanggapan dari kelompok,
siswa memperbaiki hasil diskusinya. Melalui presentasi dan tanggapan dari
kelompok siswa lebih memahami apa yang telah didiskusikannya dan
dikuatkan lagi dengan arahan dari peneliti.
d. Tahap menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh
Tahap ini peneliti memberikan penjelasan dan bimbingan supaya siswa
dapat menerapkan cara pencegahan kerusakan lingkungan dalam
kehidupannya sehari-hari, agar kerusakan lingkungan seperti yang
diamatinya waktu penayangan video tidak terjadi pula di lingkungannya.
e. Tahap refleksi
76
Pada tahap refleksi ini peneliti masih mengadakan tanya jawab dan
memberikan pengarahan tentang arti pentingnya menjaga lingkungan agar
kerusakan lingkungan tidak terjadi di lingkungan tempat tinggal siswa.
Jumlah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 34 Simpang Haru adalah
40 orang, tetapi jumlah siswa yang hadir pada saat peneliti mengadakan
pembelajaran siklus II adalah 38 orang.
Pelaksanaan evaluasi pada siklus II ini, peneliti memandu siswa dengan
membacakan soal sebanyak dua kali untuk masing-masing soal dan siswa
langsung menjawab soal yang dibacakan guru. Berdasarkan refleksi yang
dilakukan pada akhir siklus II, terlihat kalau soal yang dibacakan guru lebih
mudah dipahami oleh siswa.
Dari analisis penelitian siklus II nilai rata-rata kelas sudah mencapai
7,48 dan hanya 7 orang siswa yang mendapat nilai di bawah nilai 7.
Berdasarkan hasil pengamatan siklus II yang diperoleh, maka hasil tindakan
pada siklus II ini sudah mencapai target yang diinginkan dan peneliti sudah
berhasil dalam usaha meningkatkan hasil belajar IPA kelas IV Sekolah Dasar
Negeri 13 Simpang Haru Padang dengan menerapkan pendekatan
konstruktivis dalam pembelajaran.
77
BAB V
PENUTUP
Dalam bab ini diuraikan tentang simpulan dan saran. Simpulan hasil
penelitian berkaitan dengan penerapan pendekatan konstruktivis dalam
pembelajaran IPA. Saran berisi sumbangan pemikiran peneliti berkaitan dengan
hasil penelitian.
A. SIMPULAN
Dari uraian yang telah disampaikan diatas, maka dapat disimpulkan:
1. Dalam membuat perencanaan pembelajaran IPA dengan penerapan
pendekatan konstruktivis peneliti mengikuti langkah-langkah pendekatan
konstruktivis dan menggunakan media serta metode pembelajaran untuk
menciptakan aktivitas belajar yang menyenangkan sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
78
2. Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan penerapan pendekatan
konstruktivis sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang telah
dirancang pada perencanaan yaitu kegiatan pembelajaran menurut
langkah-langkah pendekatan konstruktivis.
3. Penerapan pendekatan konstruktivis dalam pembelajaran IPA di kelas IV
SDN 13 Simpang Haru Kecamatan Padang Timur, dapat meningkatkan
hasil belajar siswa yang terlihat pada rata-rata hasil belajar siklus II lebih
tinggi dari pada siklus I yaitu 6,96 meningkat menjadi 7,48. Jadi
pembelajaran IPA dengan penerapan pendekatan konstruktivis dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
B. SARAN
Berdasarkan hasil dan temuan penelitian penerapan pendekatan
konstruktivis dalam pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri 13 Simpang Haru
maka dikemukakan saran sebagai berikut:
1. Kepala sekolah hendaknya memotivasi guru untuk dapat menggunakan
berbagai pendekatan dalam pembelajaran di sekolah, salah satunya adalah
pendekatan konstruktivis dan memantau proses pelaksanaannya secara
kontiniu.
2. Guru hendaknya dapat menerapkan pendekatan konstruktivis sebagai
alternatif pembelajaran IPA, dan juga dapat menggunakannya pada mata
pelajaran yang lain.
79
76
3. Guru dapat membuat rancangan pembelajaran sesuai dengan langkah-
langkah pendekatan konstruktivis agar pembelajaran berlangsung efektif
dan efisien.
4. Sekolah melengkapi sarana dan prasarananya dengan penyediaan media
pembelajaran yang memadai karena hal tersebut dapat membantu proses
pembelajaran dengan baik, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
DAFTAR RUJUKAN
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jenjang Pendidikan Dasar. Jakarta: Depdiknas.
Ella Yulaelawati. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi Teori dan Aplikasi. Jakarta: Pakar Raya.
Maslichah Asy’ari. 2006. Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Miles, M. B. dan A. M. Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif : Buku Sumber tentang Metode-metode Baru. Terjemahan Tjetjep Rohindi Rohidi. UI Press: Jakarta.Tersedia dalam http://www.blogger.com/feeds/89812566507740045 20/posts/default/5187514118013731969 (diakses 24 Februari 2008).
M. Ngalim Purwanto. 1996. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mohammad Amien. 1987. Mengajar IPA dengan Menggunakan Metode Discovery dan Inquiri. Jakarta: Dirjen Dikti.
80
Mohamad Nur. 2004. Pengajaran Berpusat kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Nasution. 2003. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Noraziah BT Ahmad. 2008. Konstruktivisme dalam Pengajaran dan Pembelajaran. Tersedia dalam http://www.geocities.com/azam60/tugasan 2ASAS.htm#Konstruktivisme (diakses 01 April 2008).
Nurhadi, dkk. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.
Oemar Hamalik. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Paul Suparno. 1996. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.
Ritawati Mahyuddin. 2001. ”Penggunaan Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Bagi Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Sumber Sari III Kec. Lowokwaru Kodya Malang.” Tesis tidak diterbitkan. PPs-Universitas Negeri Malang.
Rochiati Wiriaatmaja. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas: Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Rustam Mundilarto. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas. tersedia http://klinikpembelajaran.com/booklet/penelitian_tindakan_kls.pdf. (diakses 18 Februari 2008).
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Supriyadi. 2005. Penelitian Tindakan Kelas. disajikan dalam Workshop MKKS Tingkat Pusat yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Menengah Umum 12-15 September 2005 di hotel Evergreen, Cisarua, Bogor. Tersedia pada http://akhmadsudrajad.wordpress.com/2008/01/21/penelitian-tindakan-kelas. (diakses 18 Februari 2008).
Susanto. 2007. Pengembangan KTSP dengan Perspektif Manajemen Visi. Jakarta: Mata Pena.
Suwarsih Madya. Penelitian Tindakan Kelas. Tersedia pada http://www. ktiguru. org/index.php/ptk-I. (diakses 18 Februari 2008).
81
Usman Samatawa. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di SD. Jakarta: Depdiknas.
Wahyudin Nur Nasution. Efektivitas Strategi Pembelajaran Kooperatif dan Ekspositori terhadap Hasil Belajar Sains Ditinjau dari Cara Berpikir. Tersedia pada http://www.litagama.org/jurnal/edisi5/strategipemb.htm. (diakses 3 April 2008).
Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANSIKLUS I
Satuan Pendidikan : SD Negeri 13 Simpang HaruMata Pelajaran : IPAKelas/Semester : IV/IITahun Pelajaran : 2007/2008Alokasi Waktu : 5 x 35 menit ( 2 x pertemuan )
A. Standar Kompetensi
Memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan.
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi,
abrasi, banjir, dan longsor).
C. Indikator
82
1. Menjelaskan pengertian erosi, abrasi, banjir dan
longsor.
2. Mempraktekkan proses terjadinya erosi pada
permukaan tanah.
3. Mendiskusikan pengaruh erosi, abrasi, banjir, dan
longsor terhadap daratan.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran ini siswa mampu:
1. Menjelaskan pengertian erosi, abrasi, banjir, dan
longsor dengan tepat.
2. Mempraktekkan proses terjadinya erosi pada
permukaan tanah dengan teliti.
3. Menceritakan pengaruh erosi, abrasi, banjir, dan
longsor terhadap daratan dengan benar.
E. Materi Pokok
Pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan.
F. Deskripsi Materi
Hal-hal yang Mempengaruhi Daratan
1. Hujan
Hujan dapat mengakibatkan perubahan daratan dan lingkungan.
Hujan deras terus menerus dapat mendatangkan bencana. Bencana alam
yang terjadi akibat hujan adalah banjir, erosi, dan tanah longsor. Bencana
alam akan makin merugikan jika terjadi di daerah berpenduduk banyak.
Erosi adalah pengikisan tanah akibat terjangan air. Bencana alam merusak
tanah pertanian, daerah resapan air, dan bangunan.
Hujan membuat air sungai meluap. Luapan air sungai mengakibatkan
banjir di daerah sekitar aliran sungai. Luapan air sungai sanggup
83
memutuskan jembatan dan mengikis jalan aspal. Jalan aspal menjadi
berlubang jika terlalu lama terendam banjir.
Erosi tanah paling mudah terjadi di lereng-lereng bukit. Erosi dapat
pula terjadi di tanah terbuka yang datar. Hujan lebat dapat menghanyutkan
dengan cepat tanah lapisan paling atas yang subur dari dataran terbuka.
Erosi merupakan salah satu penyebab berkurangnya kesuburan
tanah. Dengan terjadinya erosi ini, lapisan tanah yang subur hanyut
terbawa arus air. Lama kelamaan tanah menjadi tandus. Tanaman tidak
dapat tumbuh di tanah yang dilanda erosi.
2. Gelombang Laut
Air laut selalu bergelombang karena adanya ombak. Ombak terjadi
karena tiupan angin. Tekanan angin dan air yang kuat mengakibatkan
terjadinya gelombang laut. Gelombang laut yang menerjang pantai dapat
mengakibatkan pengikisan pantai. Pengikisan pantai akibat gelombang
laut disebut abrasi. Abrasi dapat merusak ekosistem pantai. Gelombang
laut yang kuat dapat menyebabkan gempa di daratan dan mengakibatkan
terjadinya perubahan daratan.
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Kegiatan Guru Kegiatan SiswaKegiatan Awal ( 20 menit)
1. Penyampaian tujuan pembelajaran
Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada2. Appersepsi
Mengadakan tes awal tentang materi yang akan dipelajari.
1. Mengetahui tujuan pembelajaran
Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada2. Mengikuti tes awal yang
diadakan guru.
Kegiatan Inti ( 40 menit)
3. Tanya jawab tentang 3. Menjawab
84
bencana alam yang terjadi akibat musim hujan.
4. Tanya jawab tentang pengertian erosi, abrasi, banjir, dan longsor.
5. Mengumpulkan jawaban siswa dan menuliskannya di papan tulis.
6. Memberikan pengantar dan penjelasan tentang pengertian erosi, abrasi, banjir, dan longsor berdasarkan jawaban siswa.
7. Membagi siswa dalam delapan kelompok.
Pemerolehan pengetahuan baru8. Menugasi masing-
masing kelompok melakukan percobaan proses terjadinya erosi dengan panduan LKS.
9. Membimbing siswa dalam melakukan percobaan proses terjadinya erosi pada permukaan tanah.
10. Menugasi siswa mendiskusikan hasil percobaan proses terjadinya erosi secara berkelompok.
Pemahaman Pengetahuan11. Menugasi beberapa
kelompok untuk melaporkan hasil diskusi ke depan kelas.
12. Menugasi kelompok lain untuk menanggapinya.
13. Menugasi siswa memperbaiki hasil diskusi berdasarkan tanggapan yang diberikan
pertanyaan tentang bencana alam yang terjadi akibat musim hujan.
4. Menjawab pertanyaan tentang pengertian erosi, abrasi, banjir, dan longsor.
5. Mengamati berbagai jawaban yang ditulis guru di papan tulis.
6. Mendengarkan pengantar dan penjelasan guru.
7. Duduk dalam kelompok yang telah dibagi guru.
Pemerolehan pengetahuan baru8. Melakukan
percobaan proses terjadinya erosi dengan panduan LKS dalam kelompok.
9. Mendapat bimbingan dalam melakukan percobaan proses terjadinya erosi pada permukaan tanah.
10. Mendiskusikan dalam kelompok hasil percobaan proses terjadinya erosi.
Pemahaman pengetahuan11. Melaporkan hasil
diskusi.
12. Memberikan tanggapan terhadap laporan hasil diskusi kelompok yang tampil.
13. Memperbaiki hasil diskusi
Menerapkan pengetahuan dan
85
Menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh14. Tanya jawab tentang
usaha yang dilakukan siswa agar erosi tidak terjadi di lingkungan.
Melakukan refleksi15. Tanya jawab tentang
pengaruh terjadinya erosi.
pengalaman yang diperoleh14. Menjawab
pertanyaan yang diajukan.
Melakukan refleksi15. Menjawab
pertanyaan tentang pengaruh terjadinya erosi.
Kegiatan Akhir ( 10 menit)
16. Bersama siswa menyimpulkan pelajaran
17. Tanya jawab tentang konsep awal siswa dan mengaitkannya dengan hasil demonstrasi.
16. Menyimpulkan pelajaran.
17. Menjawab pertanyaan dan mengaitkan konsep awal dengan hasil demonstrasi.
Pertemuan 2
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Kegiatan Awal ( 10 menit)
1. Penyampaian tujuan pembelajaran
Pengaktifan pengetahuan yang
sudah ada
2. Appersepsi
Tanya jawab tentang pengertian
erosi, abrasi, banjir, dan longsor.
1. Mengetahui tujuan pembelajaran
Pengaktifan pengetahuan yang
sudah ada
2. Menjawab pertanyaan guru
tentang erosi, abrasi, banjir, dan
longsor.
Kegiatan Inti ( 75 menit)3. Menugasi siswa duduk
berkelompok sesuai dengan kelompok pada pertemuan 1.
Pemerolehan pengetahuan4. menugasi masing-masing
kelompok untuk mendiskusikan pengaruh erosi, abrasi, banjir, dan longsor terhadap daratan.
5. membimbing siswa dalam diskusi kelompok.
Pemahaman pengetahuan6. Menugasi masing-masing
kelompok untuk
3. Duduk dalam kelompok yang dibentuk pada pertemuan 1.
Pemerolehan pengetahuan4. mendiskusikan dalam kelompok
pengaruh erosi, abrasi, banjir, dan longsor terhadap daratan.
5. mendapat bimbingan dalam diskusi kelompok.
Pemahaman pengetahuan6. Mempresentasikan hasil diskusi
ke depan kelas secara bergantian.
86
mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas.
7. Menugasi kelompok yang belum presentasi untuk memberikan tanggapan terhadap kelompok yang tampil.
8. menugasi siswa memperbaiki hasil diskusi kelompok berdasarkan tanggapan yang diberikan
Menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh9. tanya jawab tentang usaha yang
dilakukan siswa agar erosi, abrasi, banjir, dan longsor tidak terjadi di lingkungannya.
Melakukan refleksi10. memberikan arahan dan
penjelasan akan pentingnya menjaga lingkungan agar pengaruh erosi, abrasi, banjir, dan longsor tidak terlalu besar terhadap perubahan daratan.
7. memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi.
8. memperbaiki hasil diskusi sesuai tanggapan.
Menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh 9. menjawab pertanyaan tentang
usaha yang dilakukan agar erosi, abrasi, banjir, dan longsor tidak terjadi di lingkungan.
Melakukan refleksi10. mendengarkan arahan guru
tentang arti pentingnya menjaga lingkungan.
Kegiatan Akhir (20 menit)
11. Bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
12. mengadakan evaluasi.
11. Menyimpulkan materi pembelajaran
12. Mengerjakan evaluasi.
H. Sumber, pendekatan, Metoda, dan Media
1. Sumber: - KTSP IPA SD 2006
- Sains untuk SD Kelas IV Penerbit Erlangga hal 175-181
- Alamku Sains 4 Penerbit Bumi Aksara hal 106-108
2. Pendekatan: konstruktivis
3. Metoda: ceramah, tanya jawab,
diskusi, demonstrasi, penugasan, dan presentasi.
87
4. Media: Kotak Erosi
I. Penilaian:
1. Proses : Pengamatan
langsung
2. Hasil :
Jenis tes : tulisan
Prosedur tes : awal
dan akhir
Bentuk tes : pilihan
ganda dan essay
Alat tes : soal dan kunci jawaban
Soal
Pilihlah salah satu jawaban yang kamu anggap benar !
1. Berikut ini
adalah bencana alam yang terjadi akibat hujan terus menerus, kecuali,…
a) banjir b) erosi c) tanah longsor d) gempa
2. Pengikisan
tanah akibat terjangan air disebut……
a) erosi b) longsor c) reboisasi d) irigasi
3. Salah satu
penyebab berkurangnya kesuburan tanah adalah akibat….
a) cacing b) sampah c) erosi d) pupuk
88
4. Pengikisan
pantai akibat gelombang laut disebut….
a) erosi b) abrasi c) reboisasi d) korasi
5. Jika terjadi
erosi terus menerus, menyebabkan tanah akan menjadi……
a) tandus b) subur c) longsor d) abrasi
6. Tanah yang
gundul, jika hujan deras akan mudah terjadi……
a) hanyut b) tandus c) erosi d) tanah subur
7. Supaya tidak
terjadi erosi, lahan yang gundul harus di…..
a) dibiarkan b) reboisasi c) dibakar d) dikeringkan
8. Tindakan
manusia yang berguna untuk mencegah terjadinya abrasi adalah…..
a) memasang beton pemecah gelombang laut
b) mendirikan rumah sepanjang pantai
c) membersihkan pantai dari bangunan
d) memperluas pantai.
9. Gelombang
laut yang kuat menyebabkan terjadinya…..
a) pasang naik air laut b) gempa didaratan
c) tsunami d) abrasi
10. Abrasi
pantai dapat dikurangi dengan menanam
a) bunga di pantai b) pohon beringin
c) pohon kelapa d) pohon bakau
Jawablah soal dibawah ini dengan singkat dan jelas!
1. Apakah yang dimaksud dengan erosi?
2. Tulislah 4 kerugian yang ditimbulkan oleh
erosi?
89
3. Apakah yang dimaksud dengan abrasi?
4. Apakah yang akan terjadi jika gelombang
laut yang kuat mengikis pantai?
5. Di daerah yang bagaimana erosi sering
terjadi?
Kunci Jawaban
Pilihan ganda
1. d 2. a 3. c
4. b 5. a
6. c 7. b 8. a 9. b 10. d
Uraian singkat
1. Erosi adalah pengikisan tanah akibat terjangan air
2. Kerugian yang ditimbulkan adalah rusaknya kesuburan tanah,
membuat sungai menjadi meluap sehingga memutuskan jembatan dan
mengikis jalan aspal, kehidupan hewan dan tumbuhan menjadi terganggu, dan
lain-lain.
3. Abrasi adalah pengikisan pantai akibat gelombang laut.
4. Terjadi gempa di daratan dan mengakibatkan terjadinya perubahan
daratan.
5. Erosi sering terjadi di lereng-lereng bukit, pada tanah yang gundul
dan miring
Padang, 7 Mei 2008 Guru Kelas IV Peneliti
90
RUWAIDA LENI OKTAVIANTI NIP. 131 491 625 NIM. 81552
Mengetahui
Kepala Sekolah SDN 13 Simpang Haru
JUSMAINI SAID, S.Pd NIP. 130 470 233Lampiran 2
LEMBAR KERJA SISWA
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelompok : ………..
Anggota kelompok : 1. …………… 4. ……………
2. …………… 5. ……………
3. …………...
Tujuan : Mengetahui proses terjadinya erosi pada permukaan tanah
Alat dan bahan : 1. kotak yang berisi lapisan tanah biasa
2. kotak yang berisi lapisan tanah berumput
3. dua buah gelas plastik
4. dua buah gelas plastik yang telah dilubangi
5. air secukupnya
Cara Kerja
1. Letakkan kedua kotak yang telah berisi lapisan tanah biasa dan berumput
di bagian pinggir meja dengan posisi miring.
2. Taruhlah dua buah gelas plastik dibawah masing-masing kotak
91
3. Isilah dua buah gelas plastik yang telah dilubangi dengan air
4. Siramkan air yang ada di dalam gelas yang telah dilubangi pada masing-
masing kotak lapisan tanah secara bersamaan.
5. Tampunglah air siraman dengan gelas plastik yang ada di bawah kotak.
6. Amati setiap peristiwa yang terjadi.
7. Catatlah hasil pengamatanmu pada tabel berikut
Tabel. Ketahanan tanah terhadap erosi
No Hal yang Diamati
Keadaan Masing-masing Tanah
KetKotak I
Lapisan tanah biasa
Kotak II Lapisan tanah
berumput1. Kecepatan aliran air
2. Warna air tampungan
3. Jumlah air tampungan
4. Endapan Lumpur
Pertanyaan:1. Di tanah mana air mengalir paling deras?
2. Di tanah mana air tampungan paling sedikit?
3. Dimana lumpur yang diendapkan paling
banyak?
4. Di tanah mana yang warna airnya agak
jernih?
5. Apa yang dapat kamu simpulkan dari hasil
kegiatan ini?
Jawaban
92
1. ………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…
2. ………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…
3. ………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…
4. ………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…
5. ………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…
Lampiran 3
Lembar Penilaian Proses Siklus I
Petunjuk pengisian tabelKolom nilai diisi dengan menuliskan SB (sangat baik), B (baik), atau C (cukup), sesuai dengan kriteria penilaian dibawah ini :SB : Apabila demonstrasi dilakukan sesuai dengan langkah-langkah pada LKS,
dapat bekerja sama dengan anggota kelompok, dan teliti dalam melakukan percobaan.
B : Apabila demonstrasi dilakukan sesuai dengan langkah-langkah LKS, dapat bekerja sama dengan anggota kelompok, tetapi kurang teliti dalam melakukan percobaan.
C : Apabila demonstrasi dilakukan tidak sesuai dengan langkah-langkah pada LKS, kurang kerjasama dalam kelompok, dan tidak teliti dalam melakukan percobaan.
93
Kelompok Nama Siswa Nilai Keterangan
1
A P BD R CI P CR K BV H B
2
A E SBL F SBS K SBW K BY F B
3
A S BF R BM R CR D CY A B
4
R F BS T CW H BY P BY D B
5
D P BF W BM A BN Y SBY S B
6
I N BI P SBR A BS R BF P B
7
A F SBD E CF V BH P SBR I SB
8
A L BC M CF D CR Y BY M B
Sumber : Penilaian Kinerja menurut KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan
Lampiran 4
Hasil Belajar Siswa Siklus I
NO NamaNilai
Tes awal Tes akhir
1 A L 3.25 7,002 A E 4.50 8,003 A F 5.00 8,754 A P 3.75 5,505 A S 3.00 6,506 C M 1.00 5,507 D P 4,00 7,008 D R 1,50 5,259 D E 5,00 8,0010 F D 1,50 4,50
94
11 F R 3,00 6,5012 F V 2,50 6,5013 F W 4,00 7,7514 H P 5,25 8,0015 I N 2,00 8,2516 I P 3,00 7,0017 I P 2,00 6,5018 L F 2,25 7,5019 M R 2,50 7,0020 M A 3.50 6,5021 N Y 2,50 8,2522 R Y 1,25 5,5023 R I 3,50 8,0024 R K 2,50 6,0025 R A 1,00 5,5026 R F 5,50 8,0027 R D 2,50 6,7528 S T 3,00 7,0029 S R 1,00 5,5030 S K 3,00 7,5031 V H 3,25 6,0032 W K 2,00 6,5033 W H 2,50 7,5034 Y S 4,00 8,7535 Y P 5,00 7,7536 Y M 2,00 7,0037 Y D 3,75 7,0038 Y A 5,00 8,7539 Y F 2,00 6,5040 F P 2,50 7,00
Jumlah 120,25 278,25Rata-rata 3,00 6,96
Lampiran 5
Lembar Pengamatan Penerapan Pendekatan Konstruktivis dalam Pembelajaran IPA Kelas IV Sekolah Dasar
Siklus I (Dari Aspek Guru)
Petunjuk pengisian lembaran pengamatan keberhasilan mengajar guru:Tabel ini diisi dengan memberi tanda ceklis (√) pada kolom kualifikasi berdasarkan pengamatan observer pada saat guru mengajar!N
o Karakteristik Deskriptor
Kualifikasi
SB B C
1
.
Mengajukan pertanyaan tentang bencana alam yang terjadi akibat musim hujan.
a) Memberikan acuan pertanyaan
b) Menggunakan kalimat tanya yang mudah dimengerti
√
95
siswa.c) Memberikan
pertanyaan yang tidak menimbulkan jawaban yang serempak.
2
.
Membagi siswa ke dalam delapan kelompok yang beranggota lima siswa masing-masing kelompok.
a) Kelompok dibentuk berdasarkan rentang intelektual yang beragam.
b) Kelompok dibentuk berdasarkan keadaan sosial yang berbeda antar anggota kelompok.
c) Mengorganisasikan fasilitas yang dibutuhkan dalam kerja kelompok.
√
3
.
Menugasi masing-masing kelompok melakukan percobaan proses terjadinya erosi pada permukaan tanah.
a) Memberikan bimbingan pada siswa dalam melakukan percobaan.
b) Menyediakan media dan alat untuk melakukan percobaan.
c) Menyediakan LKS sebagai panduan kerja kelompok.
√
4
.
Menugasi masing-masing kelompok mendiskusikan pengaruh erosi, abrasi, banjir, dan longsor terhadap daratan.
a) Menjelaskan materi yang akan didiskusikan.
b) Memfasilitasi siswa dalam berdiskusi dengan LKS.
c) Memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi.
√
5
.
Membimbing siswa dalam diskusi kelompok
a) Membimbing masing-masing kelompok dalam berdiskusi.
b) Memotivasi siswa untuk menyampaikan pendapatnya dalam kelompok.
c) Menciptakan suasana kelas yang memungkinkan untuk berdiskusi.
√
6
.
Menugasi masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian.
a) Memberi petunjuk cara mempresentasikan hasil diskusi.
b) Memotivasi setiap kelompok untuk menanggapi hasil presentasi diskusi kelompok.
c) Memberi penguatan terhadap kelompok yang sedang presentasi.
√
96
7
.
Tanya jawab tentang usaha yang dilakukan siswa agar erosi, abrasi, banjir dan longsor tidak terjadi di lingkungan
a) Memberikan acuan pertanyaan.
b) Menggunakan kalimat tanya yang mudah dimengerti siswa.
c) Memberikan pertanyaan yang tidak menimbulkan jawaban yang serempak.
√
8
.
Memberikan arahan dan penjelasan akan pentingnya menjaga lingkungan agar pengaruh erosi, abrasi, banjir, dan longsor tidak terlalu besar terhadap perubahan daratan
a) Arahan yang diberikan jelasb) Penjelasan dapat menimbulkan
kesadaran bagi siswa akan pentingnya menjaga lingkungan
c) Kalimat yang digunakan mudah dipahami siswa
√
Keterangan:
SB (sangat baik) : Jika ketiga deskriptor pada setiap karakteristik pembelajaran
nampak (ada dilakukan guru).
B (baik) : Jika hanya dua dari tiga deskriptor pada masing-masing
karakteristik pembelajaran yang nampak.
C (cukup) : Jika hanya salah satu dari ketiga deskriptor pada setiap
karakteristik pembelajaran yang nampak.
Padang, 7 Mei 2008Observer Guru Kelas IV
Ruwaida NIP. 131 491 625
Lampiran 6
Lembar Pengamatan Penerapan Pendekatan Konstruktivis dalam Pembelajaran IPA Kelas IV Sekolah Dasar
Siklus I (Dari Aspek Siswa)
Petunjuk pengisian lembaran pengamatan:
97
Tabel ini diisi dengan memberi tanda ceklis (√) pada kolom kualifikasi berdasarkan pengamatan observer pada saat siswa belajar!
No Karakteristik Deskriptor Kualifikasi
SB B C
1. Menjawab pertanyaan tentang bencana alam yang terjadi akibat musim hujan.
a) Hampir semua siswa ingin menjawab pertanyaan.
b) Jawaban yang diberikan siswa sesuai dengan pertanyaan.
c) Jawaban yang diberikan siswa jelas.
√
2. Melakukan percobaan tentang proses terjadinya erosi dalam kelompok.
a) Melakukan percobaan sesuai dengan panduan LKS.
b) Dapat menggunakan alat-alat percobaan sesuai dengan petunjuk LKS.
c) Adanya kerja sama dalam melakukan percobaan.
√
3. Berdiskusi dalam kelompok tentang pengaruh erosi, abrasi, banjir dan longsor.
a) Setiap siswa aktif menyampaikan pendapatnya dalam kelompok.
b) Siswa mau menerima pendapat temannya yang lain.
c) Siswa dapat bekerjasama dalam kerja kelompok.
√
4. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara bergantian.
a) Melaksanakan presentasi hasil diskusi dengan baik.
b) Semua anggota kelompok aktif dalam presentasi.
c) Setiap kelompok berani dalam menyampaikan presentasi hasil diskusi
√
5. Memberikan tanggapan terhadap kelompok yang sedang presentasi
a) Termotivasi untuk menanggapi hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi.
b) Memberikan tanggapan yang membangun terhadap hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi.
c) Semua kelompok terlibat dalam memberikan tanggapan.
√
6. Menjawab pertanyaan tentang usaha yang dilakukan agar erosi, abrasi, banjir, dan,
a) Hampir semua siswa ingin menjawab pertanyaan.
b) Jawaban yang diberikan
√
98
longsor tidak terjadi di lingkungannya.
siswa sesuai dengan pertanyaan.
c) Jawaban yang diberikan jelas.
7. Mendengarkan arahan guru tentang arti pentingnya menjaga lingkungan
a) Tertarik dengan arahan dan penjelasan guru.
b) Timbulnya kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan.
c) Memberikan tanggapan terhadap arahan guru.
√
Keterangan:
SB (sangat baik) : Jika ketiga deskriptor pada setiap karakteristik pembelajaran
nampak (ada dilakukan siswa).
B (baik) : Jika hanya dua dari tiga deskriptor pada masing-masing
karakteristik pembelajaran yang nampak.
C (cukup) : Jika hanya salah satu dari ketiga deskriptor pada setiap
karakteristik pembelajaran yang nampak.
Padang, 7 Mei 2008 Observer Teman Sejawat
Susilawati NIM. 81530
99
Lampiran 7
Dokumentasi Pembelajaran IPA Siklus I
Saat mengadakan tes awal Kegiatan siswa waktu percobaan
proses terjadinya erosi
Diskusi setelah melakukan percobaan Membimbing siswa dalam diskusi kelompok
Saat mengadakan evaluasi (tes akhir)
100
Lampiran 8
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANSIKLUS II
Satuan Pendidikan : SD Negeri 13 Simpang HaruMata Pelajaran : IPAKelas/Semester : IV/IITahun Pelajaran : 2007/2008Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (1 x pertemuan)
A. Standar Kompetensi
Memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan.
B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir,
dan longsor)
C. Indikator
1. Menjelaskan penyebab terjadinya kerusakan lingkungan.
2. Mendiskusikan cara pencegahan kerusakan lingkungan yang disebabkan
erosi, abrasi, banjir, dan longsor.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran ini siswa mampu:
1. Menjelaskan penyebab terjadinya kerusakan lingkungan melalui tanya
jawab dengan tepat.
2. Menceritakan cara pencegahan kerusakan lingkungan yang disebabkan
oleh erosi melalui penayangan video dengan benar.
3. Mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan yang disebabkan
oleh abrasi, banjir, dan tanah longsor melalui diskusi dengan benar.
101
E. Materi Pokok
Pencegahan kerusakan lingkungan karena erosi, abrasi, banjir, dan tanah
longsor.
F. Deskripsi Materi
Pencegahan Kerusakan Lingkungan karena Erosi,
Abrasi, Banjir, dan Tanah Longsor
1. Pencegahan Erosi
Erosi perlu dicegah karena erosi yang terjadi secara terus-menerus
dapat mengakibatkan tanah menjadi gersang atau tandus sehingga tidak
subur lagi jika ditanami. Pemeliharaan tanah untuk mencegah erosi sangat
penting untuk kelangsungan hidup manusia karena manusia sangat
membutuhkan tanaman untuk kebutuhannya sehari-hari. Untuk mencegah
terjadinya pengikisan tanah atau erosi, perlu dilakukan hal-hal sebagai
berikut.
a. Penanaman kembali pohon-pohon di atas
tanah yang gundul (reboisasi). Tanah yang banyak ditmbuhi pepohonan
akan mengurangi terjadinya erosi karena air hujan tidak langsung
mengenai lapisan tanah yang terhalang oleh daun-daun dan akar-akar
tanaman.
b. Pembuatan teras bangku atau sengkedan
atau terasering pada tanah yang miring. Pada bagian tepinya ditanami
pohon-pohon perdu.
c. Tidak melakukan penebangan pohon di
hutan secara sembarangan atau liar. Hal tersebut dapat mengganggu
kelestarian tanaman di hutan. Jika hujan turun, maka air hujan akan
tertahan oleh daun-daun pohon yang ada. Akar tumbuhan juga akan
menahan air hujan sehingga air meresap ke dalam tanah.
d. Mengadakan hutan lindung di lereng-lereng
gunung. Hutan lindung merupakan hutan dengan keadaan alam yang
berpengaruh baik terhadap tanah di sekelilingnya serta tata air yang perlu
102
dipertahankan dan dilindungi. Apabila hutan tersebut terganggu, maka
akan kehilangan fungsinya sebagai pelindung, bahkan akan
menimbulkan banjir dan bahaya erosi.
2. Pencegahan Abrasi
Abrasi dapat dicegah dengan penanaman pohon-pohon bakau di daerah
pantai. Akar-akar pohon bakau tersebut menghambat abrasi.
3. Pencegahan Banjir
a. Banjir dapat dicegah dengan penanaman
pohon atau penghijauan. Akar pohon membantu menyimpan air di dalam
tanah sehingga daya serap tanah terhadap air hujan akan lebih baik.
b. Pembuatan saluran air/drainase yang
memadai akan dapat mencegah terjadinya banjir karena air hujan yang
turun dapat disalurkan dengan baik. Jika kita membuang sampah di
sungai atau saluran air lainnya seperti selokan dapat menghambat air
lewat. Oleh karena itulah kita tidak boleh membunag sampah di
sungai/saluran air.
4. Pencegahan Longsor
Longor dapat dicegah dengan penanaman pohon di tebing-tebing atau
pembuatan tanggul-tanggul di daerah yang rawan longsor.
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan SiswaKegiatan Awal ( 20 menit)1. Penyampaian tujuan pembelajaran
Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada2. Appersepsi
Mengadakan tes awal tentang materi yang akan dipelajari.
1. Mengetahui tujuan pembelajaran
Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada
2. Mengikuti tes awal yang diadakan guru.
Kegiatan Inti (95 menit)3. Tanya jawab tentang penyebab
terjadinya kerusakan lingkungan.3. Menjawab pertanyaan tentang
penyebab terjadinya kerusakan lingkungan.
103
Pemerolehan pengetahuan4. Menayangkan video tentang cara
pencegahan erosi.5. Menugasi siswa mencatat hal-hal
penting dari hasil penayangan video.
Pemahaman pengetahuan6. Membagi siswa dalam delapan
kelompok.7. Menugasi masing-masing
kelompok mendiskusikan cara pencegahan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh erosi, abrasi, banjir, dan tanah longsor.
8. Membimbing siswa dalam diskusi kelompok.
9. Menugasi masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian.
10. Menugasi kelompok lain yang belum presentasi untuk memberikan tanggapan terhadap kelompok yang sedang mempresentasikan hasil diskusi.
11. Menugasi siswa untuk memperbaiki hasil diskusi berdasarkan tanggapan
Menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh12. Membimbing siswa agar dapat
mempraktekkan cara pencegahan kerusakan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
Melakukan refleksi13. Tanya jawab tentang pentingnya
menjaga lingkungan agar tidak terjadi kerusakan lingkungan.
Pemerolehan pengetahuan4. Mengamati penayangan video
tentang cara pencegahan erosi.5. Mencatat hal-hal penting dari
hasil pengamatan terhadap penayangan video.
Pemahaman Pengetahuan6. Duduk dalam kelompok yang
telah dibagi guru.7. Mendiskusikan dalam kelompok
cara pencegahan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh erosi, abrasi, banjir, dan tanah longsor.
8. Mendapat bimbingan dalam diskusi kelompok.
9. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara bergantian.
10. Memberikan tanggapan terhadap kelompok yang sedang mempresentasi hasil diskusi.
11. Memperbaiki hasil diskusi berdasarkan tanggapan.
Menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh12. Dapat mempraktekkan cara
pencegahan kerusakan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
Melakukan refleksi13. Menjawab pertanyaan tentang
pentingnya menjaga lingkungan agar tidak terjadi kerusakan lingkungan.
Kegiatan Akhir (25 menit)
14. Bersama siswa menyimpulkan
materi pembelajaran.
14. Menyimpulkan materi
pembelajaran
104
15. Pemberian tugas/latihan. 15. Mengerjakan tugas/latihan.
H. Sumber, pendekatan, Metoda, dan Media
1. Sumber: - KTSP IPA SD 2006
- Jendela IPA Kelas IV SD Penerbit Yudistira hal 178-179
- Alamku Sains 4 Penerbit Bumi Aksara hal 108-110
2. Pendekatan: konstruktivis
3. Metoda: ceramah, tanya jawab,
diskusi, penugasan, dan presentasi.
4. Media: Lap-top dan In Focus untuk
penayangan video
I. Penilaian:
1. Proses : Pengamatan
langsung
2. Hasil :
Jenis tes : tulisan
Prosedur tes : awal
dan akhir
Bentuk tes : pilihan
ganda dan isian
Alat tes : soal dan kunci jawaban
Soal
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang
benar !
1. Penanaman kembali pohon-pohon di atas tanah yang gundul disebut..........
a. reboisasi b. abrasi c. erosi d. transmigrasi
2. Membuang sampah di sungai menyebabkan terjadinya......
105
a. abrasi b. erosi c. banjir d. tanah longsor
3. Dibawah ini merupakan peristiwa alam yang dapat merusak lingkungan,
kecuali......
a. abrasi b. erosi c. banjir d. adanya pelangi
4. Melakukan penebangan pohon di hutan secara liar menyebabkan
terjadinya.....
a. abrasi b. erosi c. reboisasi d. Korupsi
5. Cara mencegah terjadinya abrasi adalah sebagai berikut, kecuali . .............
a. memasang beton pemecah ombak di pantai.
b. menanam pohon bakau di pantai.
c. menjadikan pantai sebagai objek wisata.
d. menanam pohon kelapa di pantai.
6. Pembuatan sawah di daerah pegunungan dilakukan dengan cara...........
a. reboisasi b. bergilir c. terasering/sengkedan d. pemupukan
7. Di bawah ini merupakan hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencegah
terjadinya erosi, kecuali............
a. Penghijauan kembali tanah yang gundul
b. Menebang hutan secara liar
c. mengadakan hutan lindung di lereng gunung
d. pembuatan sengkedan/terasering pada tanah yang miring.
8. Penanaman pohon di tebing-tebing dan pembuatan tanggul dapat
mencegah terjadinya............
a. abrasi b. erosi c. banjir d. longsor
9. Tanaman pelindung dapat mencegah erosi dengan cara.................
a. menggunakan air untuk hidup. c. daunnya menahan
air
b. akarnya melekatkan tanah. d. menyuburkan tanah
10. Pembuatan saluran air yang memadai dapat mencegah terjadinya..........
a. banjir b. erosi c. Abrasi d. longsor
106
Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar !
11. Erosi, abrasi, banjir, dan longsor merupakan penyebab
terjadinya .............................................................................................................
.................
12. Tumbuhan bakau bermanfaat untuk mencegah
terjadinya ..................................
13. Tanah bertingkat-tingkat di daerah pegunungan
disebut ....................................
14. Banjir dapat dicegah dengan
pembuatan .............................................................
15. Longsor dapat dicegah dengan penanaman pohon
di ...................................atau pembuatan ...............................di daerah yang
rawan longsor.
Kunci Jawaban
Pilihan Ganda
1. a 2. c 3. d 4. b 5. c
6. c 7. c 8. d 9. b 10. a
Isian
11. kerusakan lingkungan 14. saluran air/drainase
12. abrasi 15. tebing-tebing atau pembuatan tanggul
13. terasering
Padang, 21 Mei 2008 Guru Kelas IV Peneliti
107
RUWAIDA LENI OKTAVIANTI NIP. 131 491 625 NIM. 81552
Mengetahui
Kepala Sekolah SDN 13 Simpang Haru
JUSMAINI SAID, S.Pd NIP. 130 470 233
Lampiran 9
LEMBAR KERJA SISWA
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelompok : ………..
Anggota kelompok : 1. …………… 4. ……………
2. …………… 5. ……………
3. …………...
Tujuan : Menemukan cara pencegahan kerusakan lingkungan yang
diakibatkan oleh erosi, abrasi, banjir, dan longsor
Petunjuk
1. Diskusikanlah dalam kelompokmu penyebab terjadinya kerusakan
lingkungan beserta cara pencegahannya !
2. Masukkanlah hasil diskusi kelompok ke dalam tabel berikut !
Tabel hasil diskusi
108
Penyebab Erosi Cara Pencegahan Erosi
1. ........................................................
2. ........................................................
3. ........................................................
4. ........................................................
1. ..........................................................
2. ..........................................................
3. ..........................................................
4. ..........................................................
Penyebab Abrasi Cara Pencegahan Abrasi
1. ......................................
....................
2. ......................................
....................
3. ......................................
....................
4. ......................................
....................
1. .......................................
...................
2. .......................................
...................
3. .......................................
...................
4. .......................................
...................
Penyebab Banjir Cara Pencegahan Banjir
1. ......................................
....................
2. ......................................
....................
3. ......................................
....................
4. ......................................
....................
1. .......................................
...................
2. .......................................
...................
3. .......................................
...................
4. .......................................
...................
Penyebab Longsor Cara Pencegahan Longsor
109
1. ....................
................................
2. ....................
................................
3. ....................
................................
4. ....................
...............................
1. ......................
.................................
2. ......................
.................................
3. ......................
.................................
4. ......................
.................................
Lampiran 10
Lembar Penilaian Proses Siklus II
Petunjuk pengisian tabelKolom nilai diisi dengan menuliskan SB (sangat baik), B (baik), atau C (cukup), sesuai dengan kriteria penilaian dibawah ini :
110
SB : Apabila dalam berdiskusi siswa aktif dalam menemukan informasi untuk menjawab permasalahan yang didiskusikan, dapat bekerja sama dengan anggota kelompok, dan berani menyampaikan pendapat.
B : Apabila dalam berdiskusi siswa aktif dalam menemukan informasi, berani dalam menyampaikan pendapat, tapi tidak bisa bekerja sama dengan anggota kelompoknya.
C : Apabila dalam berdiskusi siswa hanya menerima pendapat teman, tidak bisa memberikan pendapatnya, dan kurang bekerjasama dalam kelompok.
Kelompok Nama Siswa Nilai Keterangan
1
A P SBD R BD P SakitR K SBV H B
2
A E SBL F SBS K SBW K BY F B
3
A S SBF R SBM R BR D CY A SB
4
R F SBS T BW H BY P SBY D SB
5
I P BF W SBM A BN Y SBY S B
6
I N BI P SBR A SBS R BF P B
7
A F SBD E BF V BH P SBR I SB
8
A L SBC M SakitF D BR Y SBY M SB
Sumber : Penilaian Kinerja menurut KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembang
Lampiran 11
Hasil Belajar Siswa Tes Awal dan Tes akhir Siklus II
NO NamaNilai
Tes awal
Tes akhir
111
1 A L 4,00 7,002 AE 4,50 103 A F 5,00 8,004 A P 4,00 7,005 AS 4,00 7,006 C M - -7 D P - -8 D R 3,50 5,009 D E 5,00 7,5010 F D 3,00 5,5011 F R 4,00 7,0012 F V 3,50 7,0013 F W 5,00 8,0014 H P 5,25 8,5015 I N 5,00 8,0016 I P 4,00 7,5017 I P 3,00 7,0018 L F 4,00 8,0019 M R 5,50 7,5020 M A 3,00 7,0021 N Y 4,00 7,0022 R Y 4,00 7,0023 R I 5,00 8,5024 R K 4,00 7,0025 R A 3,50 5,5026 R F 5,50 8,5027 R D 4,50 7,0028 S T 4,00 7,2529 S R 3,00 5,5030 S K 4,50 8,5031 V H 4,00 6,0032 W K 3,50 6,5033 W H 4,00 8,0034 Y S 5,00 8,7535 Y P 5,00 8,5036 Y M 4,00 7,0037 Y D 3,75 9,5038 Y A 5,00 8,0039 Y F 4,00 6,5040 F P 4,00 7,00
Jumlah 159,5 284,5Rata-rata 4,19 7,48
Lampiran 12
Lembar Pengamatan Penerapan Pendekatan Konstruktivis dalam Pembelajaran IPA Kelas IV Sekolah Dasar
Siklus II (Dari Aspek Guru)
112
Petunjuk pengisian lembaran pengamatan keberhasilan mengajar guru:Tabel ini diisi dengan memberi tanda ceklis (√) pada kolom kualifikasi berdasarkan pengamatan observer pada saat guru mengajar!
N
o Karakteristik Deskriptor
Kualifikasi
SB B C
1
.
Mengajukan pertanyaan tentang penyebab terjadinya kerusakan lingkungan
a) Memberikan acuan pertanyaan.
b) Menggunakan kalimat tanya yang mudah dimengerti siswa.
c) Memberikan pertanyaan yang tidak menimbulkan jawaban yang serempak.
√
2
.
Menayangkan video tentang cara pencegahan erosi
a) Tayangan video jelas.b) Tayangan video nampak oleh
seluruh siswa.c) Tayangan video sesuai dengan
materi pembelajaran.
√
3
.
Membagi siswa ke dalam delapan kelompok yang beranggota lima orang siswa masing-masing kelompok.
a) Kelompok dibentuk berdasarkan rentang intelektual yang beragam.
b) Kelompok dibentuk berdasarkan keadaan sosial yang berbeda antar anggota kelompok.
c) Mengorganisasikan fasilitas yang dibutuhkan dalam kerja kelompok.
√
4
.
Menugasi masing-masing kelompok mendiskusikan cara pencegahan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh erosi, abrasi, banjir, dan longsor.
a) Memberikan LKS dalam diskusi kelompok.
b) Langkah-langkah kerja kelompok dijelaskan dengan menggunakan kata-kata yang bisa dipahami siswa.
c) Langkah-langkah kerja kelompok dijelaskan sesuai urutan.
√
5
.
Membimbing siswa dalam diskusi kelompok
a) Membimbing masing-masing kelompok dalam berdiskusi.
b) Memotivasi siswa untuk menyampaikan pendapatnya dalam kelompok.
c) Menciptakan suasana kelas yang memungkinkan untuk berdiskusi.
√
113
6
.
Menugasi masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian.
a) Membimbing siswa dalam presentasi.
b) Memotivasi setiap kelompok untuk menanggapi hasil diskusi kelompok lain.
c) Memberi penguatan terhadap kelompok yang sedang presentasi.
√
7
.
Membimbing siswa agar dapat mengaplikasikan cara pencegahan kerusakan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
a) Mengajukan pertanyaan kepada siswa, usaha yang dilakukannya untuk menjaga lingkungan.
b) Memberikan penguatan terhadap pernyataan siswa.
c) Mengarahkan siswa agar dapat menjaga lingkungannya.
√
8
.
Mengajukan pertanyaan tentang pentingnya menjaga lingkungan agar tidak terjadi kerusakan lingkungan.
a) Memberikan acuan pertanyaan.
b) Menggunakan kalimat tanya yang mudah dimengerti siswa.
c) Memberikan pertanyaan yang tidak menimbulkan jawaban yang serempak.
√
Keterangan:
SB (sangat baik) : Jika ketiga deskriptor pada setiap karakteristik pembelajaran
nampak (ada dilakukan guru).
B (baik) : Jika hanya dua dari tiga deskriptor pada masing-masing
karakteristik pembelajaran yang nampak.
C (cukup) : Jika hanya salah satu dari ketiga deskriptor pada setiap
karakteristik pembelajaran yang nampak.
Padang, 21 Mei 2008Observer Guru Kelas IV
Ruwaida NIP. 131 491 625
Lampiran 13
114
Lembar Pengamatan Penerapan Pendekatan Konstruktivis dalam Pembelajaran IPA Kelas IV Sekolah Dasar
Siklus II (Dari Aspek Siswa)
Petunjuk pengisian lembaran pengamatan:Tabel ini diisi dengan memberi tanda ceklis (√) pada kolom kualifikasi berdasarkan pengamatan observer pada saat siswa belajar!
No Karakteristik Deskriptor Kualifikasi
SB B C
1. Menjawab pertanyaan tentang penyebab terjadinya kerusakan lingkungan
a) Hampir semua siswa ingin menjawab pertanyaan.
b) Jawaban yang diberikan siswa sesuai dengan pertanyaan.
c) Jawaban yang diberikan siswa jelas.
√
2. Mengamati penayangan video tentang cara pencegahan erosi.
a) Dapat melihat tayangan video dengan baik.
b) Tayangan video jelas.c) Serius dalam mengamati
tayangan video.
√
3. Berdiskusi dalam kelompok tentang cara pencegahan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh erosi, abrasi, banjir, dan longsor.
a) Setiap siswa aktif menyampaikan pendapatnya dalam kelompok.
b) Siswa mau menerima pendapat temannya yang lain.
c) Siswa dapat bekerjasama dalam kerja kelompok.
√
4. Mendapat bimbingan dalam diskusi kelompok
a) Menanyakan hal-hal yang tidak dimengerti kepada guru.
b) Termotivasi untuk menyampaikan pendapat dalam kelompok.
c) Mengikuti diskusi kelompok dengan baik.
√
5. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara bergantian.
a) Mendapat petunjuk tentang cara mempresentasikan hasil diskusi.
b) Melaksanakan presentasi hasil diskusi dengan baik.
c) Semua anggota kelompok aktif dalam presentasi.
√
115
6. Memberikan tanggapan terhadap kelompok yang sedang presentasi
a) Termotivasi untuk menanggapi hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi.
b) Memberikan tanggapan yang membangun terhadap hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi.
c) Semua kelompok terlibat dalam memberikan tanggapan.
√
7. Mendapat bimbingan agar dapat mengaplikasikan cara pencegahan kerusakan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
a) Mengemukakan pendapat tentang usaha yang dilakukan untuk menjaga lingkungan.
b) Melakukan usaha tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
c) Memberikan contoh yang telah dilakukan dalam menjaga lingkungan.
√
8. Menjawab pertanyaan tentang pentingnya menjaga lingkungan agar tidak terjadi kerusakan lingkungan.
a) Hampir semua siswa ingin menjawab pertanyaan
b) Jawaban yang diberikan siswa sesuai dengan pertanyaan.
c) Jawaban yang diberikan jelas.
√
Keterangan:
SB (sangat baik) : Jika ketiga deskriptor pada setiap karakteristik pembelajaran
nampak (ada dilakukan siswa).
B (baik) : Jika hanya dua dari tiga deskriptor pada masing-masing
karakteristik pembelajaran yang nampak.
C (cukup) : Jika hanya salah satu dari ketiga deskriptor pada setiap
karakteristik pembelajaran yang nampak.
.
Padang, 21 Mei 2008Observer Teman Sejawat
Susilawati NIM. 81530
116
Lampiran 14
Dokumentasi Pembelajaran IPA Siklus II
Saat mengadakan tes awal Pemerolehan pengetahuan dengan video
Mencatat hal-hal penting Siswa saat diskusi hasil dari penayangan video penayangan video
117
Membimbing siswa dalam Saat mengadakan evaluasi (tes akhir) diskusi kelompok
118
top related