kementerian koordinator bidang kemaritiman · kemaritiman tahun 2018 dapat disusun dan diselesaikan...
Post on 16-Nov-2020
10 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG KEMARITIMAN
LAPORAN KINERJA TAHUN 2018
Halaman i
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
SAMBUTAN
MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-
Nya, Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang
Kemaritiman tahun 2018 dapat disusun dan diselesaikan
dengan baik tepat waktu.
Sesuai ketentuan Pasal 18 Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Kementerian
Koordinator Bidang Kemaritiman berkewajiban menyusun
Laporan Kinerja atas prestasi kerja yang telah dicapai berdasarkan penggunaan
anggaran yang telah dialokasikan.
Laporan Kinerja menyajikan target dan capaian kinerja Kementerian Koordinator
Bidang Kemaritiman Tahun 2018. Target kinerja dimaksud sebagaimana tertuang dalam
Pernyataan Kinerja Menteri Koordinator dan Pejabat Eselon I disusun berdasarkan
Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Koordinator dan mengacu pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015-2019. Pernyataan Kinerja disusun
berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun 2018.
Laporan Kinerja ini juga memuat analisis perbandingan antara rencana atau target
dengan realisasi kinerja. Pencapaian realisasi kinerja keuangan juga diuraikan dalam sub
bab kinerja keuangan. Mulai tahun anggaran 2016 Kementerian Koordinator Bidang
Kemaritiman telah menerapkan manajemen kinerja berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) menggunakan metode Balanced Scorecard (BSC) yang telah ditetapkan
dalam Keputusan Menko Bidang Kemaritiman Nomor: 2 Tahun 2017 tentang
Pengelolaan Kinerja.
Laporan Kinerja ini kami dedikasikan kepada seluruh pemangku kepentingan dengan
harapan dapat bermanfaat bagi semua pihak sebagai data rujukan.
Kepada semua pihak yang sudah berkontribusi dalam laporan ini, kami mengucapkan
terima kasih.
Halaman ii
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Kinerja merupakan perwujudan transparansi dan akuntabilitas
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Kemaritiman) dalam
melaksanakan tugas dan fungsi serta penggunaan anggarannya sesuai dengan visi dan
misi yang ada dalam Renstra. Laporan Kinerja Tahun 2018 diukur berdasarkan capaian
kinerja sesuai dengan Pernyataan Kinerja Menteri Koordinator Bidang (Menko)
Kemaritiman. Pernyataan Kinerja tersebut disusun berdasarkan Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) tahun 2018 sebagai pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019, serta memperhatikan tugas dan fungsi
dari Kemenko Kemaritiman dalam mengkoordinasikan, mensinkronisasikan dan
mengendalikan perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang
kemaritiman.
Fungsi Kemenko Kemaritiman difokuskan pada upaya perbaikan mekanisme
koordinasi dalam mensinergikan, melaksanakan serta melakukan pengendalian terhadap
pelaksanaan kebijakan bidang kemaritiman yang secara teknis dilaksanakan oleh
Kementerian/Lembaga di bawah koordinasi Kemenko Kemaritiman. Hal ini sesuai
dengan rencana strategis Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2015-2019
yang dititikberatkan pada upaya koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian dalam
rangka mewujudkan Indonesia sebagai Negara Kepulauan yang mandiri, maju dan kuat,
menuju poros maritim dunia. Dalam mencapai tujuannya, Kemenko Bidang
Kemaritiman telah mengadopsi sistem Balanced Scorecard sebagai metode/alat bantu
dalam pengelolaan dan pengukuran kinerja.
Berdasarkan Pernyataan Kinerja Menko Kemaritiman Tahun 2018 terdapat 7
(tujuh) Sasaran Strategis (SS) dan 11 (sebelas) Indikator Kinerja Utama (IKU).
Pernyataan Kinerja Menteri Koordinator tersebut terbagi 3 (bagian) bagian utama
(perspektif), yaitu: Pemangku Kepentingan (stakeholders), Sasaran/Pelanggan (Customer),
dan Proses Internal (Internal Process). Capaian kinerja Kemenko Bidang Kemaritiman
pada tahun 2018 adalah 111,07% dari target yang diperjanjikan.
Adapun penjelasan singkat mengenai pencapaian kinerja Kemenko Kemaritiman
Tahun 2018 adalah sebagai berikut:
1. Stakeholder Perspective terdiri dari 1 (satu) SS yaitu: Terwujudnya Indonesia Poros
Maritim Dunia melalui pemerataan pembangunan dan peningkatan daya saing. SS
ini berhasil dicapai dengan realisasi 105,26% dari target.
2. Customer Perspective juga terdiri dari 1 (satu) SS yaitu: Tersedianya rekomendasi
kebijakan kemaritiman yang efektif. SS ini tercapai 120% dari target,
3. Internal Business terdiri dari 5 (lima) SS dengan capaian 108,75%, Internal Business
Process ini terdiri dari 5 SS dengan rincian capaian sebagai berikut:
a. SS.3 Terwujudnya Kedaulatan Indonesia Sebagai Negara Maritim yang Berperan
Aktif di Tingkat Regional dan Global: 94,44%
Halaman iii
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
Kemenko Bidang Kemaritiman
Nilai Kinerja unit: 108,85%
Stakeholders
Nilai Capaian: 105,26%
Bobot: 19,28
Customer
Nilai Capaian: 120 %
Bobot: 19,28
Internal Business Process
Nilai Capaian: 108,75%
Bobot: 61,44
b. SS.4 Menguatnya Jati Diri Indonesia Sebagai Bangsa Bahari yang Inovatif
Berkarakter dan Berbudaya Maritim: 104,17%
c. SS.5 Terwujudnya Percepatan Pembangunan dan Pemerataan Infrastruktur Poros
Maritim: 120%
d. SS.6 Meningkatnya Nilai Tambah Sumberdaya Alam dan Jasa Maritim Secara
Berkelanjutan: 105,16%
e. SS.7 Tersedianya Kebijakan Bidang Kemaritiman yang ditetapkan Menteri
Koordinator: 120%
Gambar 1 Capaian Kinerja Kemenko pada sampai TW III 2018
Halaman iv
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
DAFTAR ISI
RINGKASAN EKSEKUTIF .................................................................................................. i
DAFTAR TABEL ................................................................................................................. v
I. PENDAHULUAN...................................................................................................... 1
1.1. VISI DAN MISI KEMENKO BIDANG KEMARITIMAN ...................................... 2
1.2. PROGRAM DAN KEGIATAN .............................................................................. 4
1.3. ORGANISASI DAN PERSONALIA ...................................................................... 5
1.4. SISTEMATIKA PENYAJIAN ................................................................................ 6
II. PERENCANAAN KINERJA ..................................................................................... 8
2.1. SASARAN STRATEGIS ......................................................................................... 8
2.2. INDIKATOR DAN TARGET KINERJA ...............................................................11
2.3. PENGUKURAN KINERJA ...................................................................................12
III. AKUNTABILITAS KINERJA ...................................................................................14
3.1. CAPAIAN KINERJA ............................................................................................14
3.1.1 Stakeholders Perspective ..........................................................................................17
Sasaran Strategis 1 (SS.1) ............................................................................................17
3.1.2 Customer Perspective ..............................................................................................22
Sasaran Strategis 2 (SS.2) ............................................................................................22
3.1.3 Internal Business Process Perspective ...................................................................26
1. Sasaran Strategis 3 (SS.3) .....................................................................................26
2. Sasaran Strategis 4 (SS.4) .....................................................................................31
3. Sasaran Strategis 5 (SS.5) .....................................................................................35
4. Sasaran Strategis 6 (SS.6) .....................................................................................37
5. Sasaran Strategis 7 (SS.7) .....................................................................................42
3.1.4 Analisa dan Ringkasan Capaian Kinerja .............................................................45
3.2 KINERJA KEUANGAN ............................................................................................48
3.2.1 Realisasi Anggaran ................................................................................................48
3.2.2 Realisasi per Jenis Belanja ......................................................................................53
3.3.3 Dukungan Program terhadap Pencapaian Kinerja ...................................................54
IV. PENUTUP ................................................................................................................57
LAMPIRAN ........................................................................................................................58
Halaman v
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Sasaran Strategis Kemenko 2018 ................................................................................10 Tabel 2. SS dan IKU Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman .....................................11 Tabel 3 Komposisi bobot IKU terhadap Tingkat Kendali dan Tingkat Validitas .......................12 Tabel 4 Bobot Bukit Hasil Kinerja ..........................................................................................12 Tabel 5 Capaian Kinerja Kemenko Kemaritiman TA. 2018 ....................................................14 Tabel 6 Nilai Capaian Kinerja per Perspektif Tahun 2018 .......................................................15 Tabel 7 Capaian Kinerja Kemenko Kemaritman TA. 2017 .....................................................16 Tabel 8 Capaian Sasaran Strategis 1 TA. 2018 ........................................................................17 Tabel 9 Indikator Kinerja SS.2 ..............................................................................................23
Tabel 10 Rincian Capaian IKU.3 ..........................................................................................23 Tabel 11 Capaian Kebijakan IKU.4 .......................................................................................25 Tabel 12 Target dan Realisasi SS.3/IKU.5 .............................................................................27 Tabel 13 Daftar Sekolah Percontohan Implementasi Kurikulum Kemaritiman ........................31 Tabel 14 Perhitungan Disparitas Investasi Wilayah Barat dan Wilayah Timur ........................37 Tabel 15 Sasaran Strategis 6 ...................................................................................................37 Tabel 16 Target Produksi Sumber Daya Energi ......................................................................38 Tabel 17 Persentase Produksi Sumber Daya Alam dan Jasa Bidang Maritim...........................38 Tabel 18 Indeks Lingkungan Hidup per Provinsi Tahun 2017 .................................................41 Tabel 19 Tampilan Capaian SS.7 ...........................................................................................42 Tabel 20 Rincian Capaian IKU.10 ........................................................................................43 Tabel 21 Sub IKU Komponen IKU.11 ..................................................................................44 Tabel 22 Jumlah Kondisi Pegawai Kemenko Bidang Kemaritiman .........................................47 Tabel 23 Realisasi Keuangan Kemenko Kemaritiman TA 2018 Per Eselon I ............................49
Tabel 24 Pagu dan Realisasi TA 2017 per Unit Eselon I .........................................................50 Tabel 25 Realisasi Keuangan Kemenko Kemaritiman Per Keluaran TA 2018 ..........................50 Tabel 26 Realisasi Anggaran/Bulan TA. 2018 .......................................................................51 Tabel 27 Realisasi Anggaran/Bulan TA. 2017 .......................................................................52 Tabel 28 Realisasi Anggaran Kumulasi TA. 2018 ..................................................................52 Tabel 29 Pagu dan Realisasi TA 2018 per Jenis Belanja .........................................................53 Tabel 30 Pagu dan Realisasi TA 2017 per Jenis Belanja .........................................................53
Halaman vi
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Capaian Kinerja Kemenko pada sampai TW III 2018 ............................................ iii Gambar 2 Struktur Organisasi Kemenko Bidang Kemaritiman ................................................. 5 Gambar 3 Tugas dan Fungsi Eselon Unit Lingkup Kemenko Kemaritiman ............................. 6 Gambar 4. Peta Strategis Kementerian Koordinator Kemaritiman............................................ 9 Gambar 5 Peta Strategis Kemenko Maritim 2018 ...................................................................11 Gambar 6 Capaian Peringkat LPI Indonesia ..........................................................................19 Gambar 7 Nilai Indeks Daya Saing Indonesia 2017 ...............................................................20 Gambar 8 Rincian penilaian Indeks daya Saing 2017-2018 .....................................................21 Gambar 9 Permasalahan Kemudahan Berusaha di Indonesia .................................................22
Gambar 10 Pengembangan Kurikulum Kemaritiman.............................................................33 Gambar 11 Rencana Provinsi Lokasi Penerapan Kulrikulum Kemaritiman ...........................34 Gambar 12 Lokasi 24 Pelabuhan Strategis Pendukung Tol Laut .............................................36 Gambar 13 Peta Indeks Lingkungan Hidup per Provinsi Tahun 2017 .....................................40 Gambar 14 Grafik Realisasi Keuangan Kementerian Kemaritiman Tahun 2018 ......................49 Gambar 15 Realisasi Anggaran per Bulan Kemenko Bidang Kemaritiman TA. 2018 ...............52 Gambar 16 Perkembangan Kumulasi Realisasi Anggaran TA. 2018 .......................................53 Gambar 17 Grafik Proporsi Pagu Kemenko Kemaritiman 2018 (Nilai dan Proporsi) ..............54 Gambar 18 Rincian Capaian Indikator Pelaksanaan Anggaran ...............................................55 Gambar 19 Piagam Penghargaan Menteri Keuangan atas Capaian WTP ...............................56 Gambar 20 Grafik Capaian Kinerja .......................................................................................56
Halaman 1
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
I. PENDAHULUAN
Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 dalam Pasal 25A
menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah Negara Kepulauan
yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batasbatas dan hakhaknya ditetapkan dengan
undangundang. Secara faktual wilayah Indonesia memang merupakan kepulauan
terbesar di dunia, yang terletak di kawasan tropis. Luas wilayah laut Indonesia mencapai
5,8 Juta km2 (yang terdiri dari 3,1 juta km2 perairan teritorial dan 2,7 juta km2 perairan
ZEE), di mana merupakan lebih dari 70% luas seluruh wilayah Indonesia, dan memiliki
pulau sebanyak 17.504 (Dishidros 2004) dengan potensi sumberdaya alam yang sangat
melimpah.
Indonesia juga kaya akan potensi sumber daya hayati, sumber daya mineral dan
energi, dan potensi jasa kemaritiman. Laut Indonesia menyimpan 37% spesies
sumberdaya hayati dunia, 17,95% terumbu karang dunia, 30% hutan bakau dan padang
lamun. Berbagai species ikan hidup di perairan Indonesia. Ladang minyak lepas pantai,
energi gelombang, energi angin, energi surya, pasang surut dan arus, yang apabila
dimanfaatkan akan memberikan kontribusi perbaikan ekonomi yang tinggi untuk
kesejahteraan masyarakat. Semua Posisi Indonesia juga sangat strategis dipandang dari
sisi ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan serta dari sisi politik. Luasnya
wilayah laut Indonesia juga menyimpan potensi kekayaan yang sangat luar biasa. itu
apabila dimanfaatkan dengan optimal akan dapat memberikan manfaat besar bagi
kesejahteraan rakyat Indonesia.
Posisi geografis Indonesia yang sangat strategis dan berbagai potensi alam yang ada
menjadi dasar visi Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla menjadikan
Indonesia Poros Maritim Dunia. Namun demikian, posisi strategis dengan segala
potensi ekonomi dan kekayaan alam yang ada itu pada saat ini justru belum dapat
memberikan kontribusi yang maksimal pada kesejahteraan masyarakat dan kejayaan
Negara. Pemerintah Republik Indonesia dibawah Presiden Joko Widodo menyadari
sepenuhnya bahwa pembangunan nasional harus dilaksanakan berdasarkan visi Negara
Maritim.
Dalam Misi ke-7 RPJPN 2005-2025 adalah mewujudkan mewujudkan Indonesia
menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.
Dalam RPJMN tahap-3 (2015-2019), arah pembangunan nasional Indonesia semakin
jelas berorientasi pada sektor kemaritiman dan kelautan. Hal ini dapat kita lihat dari
tujuh misi RPJMN 2015-2017 tiga diantaranya terkait dengan kemaritiman dan
kelautan, yaitu misi pertama, ke tiga dan ke enam
Visi tersebut dituangkan melalui Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJMN) Tahun 2005-2025. Pada RPJMN tersebut telah menetapkan visi
pembangunan nasional yakni untuk mewujudkan Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil
dan Makmur. Salah satu langkah nyata yang telah dilakukan untuk mewujudkan hal
tersebut adalah dengan membentuk Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman
Halaman 2
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
Visi (Sesuai Visi Presiden)
“Terwujudnya Indonesia yang
Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadian Berlandaskan
Gotong Royong”
Misi : “Mewujudkan Indonesia
menjadi negara maritim yang
mandiri, maju, kuat dan
berbasiskan kepentingan
nasional”
(Kemenko Maritim) dalam jajaran Kabinet Kerja. Pembentukan kementerian ini
dimaksudkan untuk mengefektifkan sinkronisasi dan koordinasi pembangunan di bidang
kemaritiman sehingga dapat terjadi sinergi di antara kementerian/lembaga yang
dikoordinasikan untuk mengurangi dan/atau menghilangkan hambatan-hambatan yang
ada. Oleh karena itu, dalam jajaran Kabinet kerja, pemerintah telah membentuk
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman guna menyinergikan pembangunan
kemaritiman dalam mengelola dan memanfaatkan segala potensi maritim bagi
kesejahteraan masyarakat dan kejayaan negara. Sehingga harapan Indonesia sebagai
negara maritim yang maju, kuat dan mandiri serta berbasiskan kepentingan nasional dapat
segera terwujud.
1.1. VISI DAN MISI KEMENKO BIDANG KEMARITIMAN
Sebutan Indonesia sebagai negara kepulauan adalah legal menurut Undang-
Undang Dasar 1945. Hal ini dapat dilihat pada ketentuan Pasal 25A Undang-Undang
Dasar 1945 menyatakan bahwa Indonesia adalah Negara Kepulauan yang bercirikan
nusantara. Selain itu, Misi ke-7 Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional 2005-2025 adalah mewujudkan
Indonesia sebagai Negara Kepulauan yang mandiri, maju,
kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.
Visi Kementerian Koordinator Bidang
Kemaritiman sesuai dengan visi Presiden Terwujudnya
Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong Royong
Sehubungan dengan visi tersebut di atas,
Kementerian Koordinator memiliki misi yang
dijalankan Mewujudkan Indonesia menjadi negara
maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan
kepentingan nasional
Gagasan Presiden Joko Widodo untuk
mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia
memiliki lima pilar utama, yaitu:
1. membangun kembali budaya maritim Indonesia;
2. menjaga dan mengelola sumber daya laut;
3. memberi prioritas pada pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim;
4. mengembangkan diplomasi maritim, membangun kemitraan;
5. membangun kekuatan pertahanan maritim.
Halaman 3
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
Pembangunan poros maritim memiliki sekurangnya 3 (tiga) pilar ekonomi, yaitu:
(1) pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan; (2) penyediaan dan infrastruktur
poros maritim yang maju dan terpadu; serta (3) pengembangan industri maritim.
Negara maritim adalah negara yang mampu memanfaatkan potensi lautnya,
sekalipun negara tersebut mungkin tidak punya banyak laut, seperti negara pantai.
Tetapi harus mempunyai kemampuan teknologi, ilmu pengetahuan, peralatan, dan lain‐
lain untuk mengelola dan memanfaatkan laut tersebut, baik ruangnya, kekayaan
alamnya maupun letaknya yang strategis.
Dengan mempertimbangkan bahwa:
1. Secara faktual, Indonesia merupakan kepulauan yang terbesar di kawasan tropis,
pada posisi silang antara 2 samudera besar dan 2 benua;
2. Undang-undang Dasar 1945 Pasal 25A secara jelas menyebutkan bahwa Indonesia
adalah sebuah Negara Kepulauan; dan
3. Gagasan Presiden Joko Widodo menjadikan Indonesia sebagai poros maritim
dunia adalah sebuah gagasan yang visioner.
Maka visi Kemenko telah dirumuskan sebagai berikut:
“Indonesia sebagai Negara Kepulauan yang Mandiri, Maju, dan
Kuat menuju Poros Maritim Dunia”
Sehubungan dengan visi tersebut di atas, Kemenko Kemaritiman memiliki 3 misi
sebagai berikut:
a. Memperkuat jati diri Indonesia sebagai negara kepulauan dan bangsa bahari yang
berdaulat dan berkarakter budaya nusantara;
b. Mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia berbasis sumberdaya alam yang
berkelanjutan dan infrastruktur yang maju dan terpadu; dan
c. Mewujudkan tatakelola pemerintahan yang baik.
Penyelenggaraan ketiga misi tersebut diyakini akan dapat mempercepat
perwujudan Indonesia sebagai Negara Kepulauan yang mandiri, maju dan kuat,
menuju poros maritim dunia.
Pada bulan Oktober melalui Permenko No. 13 tahun 2018 telah dilakukan
penetapan Renstra yang baru sebagai produk reviuw renstra yang telah ditetapkan
sebelumnya (SE Sesmenko No. 4 Tahun 2015). Pada Renstra terbaru ini Visi
Kememenko Kemaritiman menjadi:
“Indonesia Poros Maritim Dunia”
Visi “Indonesia poros maritim dunia” mengandung makna bahwa Kementerian
Koordinator Bidang Kemaritiman harus dapat mendorong perwujudan Indonesia
menjadi poros maritim dunia melalui sinkronisasi, koordinasi dan pengendalian
kebijakan pembangunan kemaritiman yang dilaksanakan. Menjadi poros maritim dunia
Halaman 4
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
pada hakekatnya adalah menjadi sebuah negara kepulauan yang berdaulat, maju,
mandiri, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional yang mampu menjadikan
Indonesia sebagai pusat peradaban kemaritiman dunia
1.2. PROGRAM DAN KEGIATAN
Agenda prioritas Pemerintah di bidang kemaritiman adalah:
1. Mengamankan kepentingan dan keamanan maritim Indonesia, khususnya batas
negara, kedaulatan maritim, dan sumber daya alam.
2. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga
bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya
dengan membangun 10 pelabuhan baru dan merenovasi yang lama.
Kemenko Maritim juga akan mendukung agar kebijakan politik luar negeri di
bidang kemaritiman dapat dilaksanakan, yaitu mengedepankan identitas Indonesia
sebagai negara kepulauan (archipelagic state) dalam pelaksanaan diplomasi dan
membangun kerja sama internasional. Politik luar negeri yang mencerminkan identitas
negara kepulauan ini diwujudkan melalui 5 (lima) agenda aksi:
1. Diplomasi maritim untuk mempercepat penyelesaian permasalahan perbatasan
Indonesia, termasuk perbatasan darat, dengan 10 negara tetangga Indonesia;
2. Menjamin integritas wilayah NKRI, kedaulatan maritim dan
keamanan/kesejahteraan pulau-pulau terdepan;
3. Mengamankan sumberdaya alam dan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE);
4. Mengintensifkan diplomasi pertahanan, dan;
5. Meredam rivalitas maritim di antara negara-negara besar dan mendorong
penyelesaian sengketa teritorial di kawasan.
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman melakukan koordinasi dan
pengendalian pada beberapa bidang seperti:
1. Bidang kedaulatan maritim terkait dengan hukum dan perjanjian
maritim,delimitasi zona maritim,keamanan dan ketahanan maritim, navigasi dan
keselamatan maritim
2. Bidang sumber daya alam dan jasa terkait dengan jasa kemaritiman, lingkungan
dan kebencanaan maritim, sumber daya hayati, sumber daya mineral, energi dan
nonkonvensional
3. Bidang Infrastruktur terkait dengan industri penunjang infrastruktur,infrastruktur
konektivitas dan sistem logistik, infrastruktur pelayaran, perikanan, dan pariwisata,
kemudian infrastruktur pertambangan dan energi.
4. Bidang SDM, IPTEK, dan budaya maritim yang terkait dengan budaya, seni dan
olahraga bahari, kemudian terkait dengan jejaring inovasi maritim, pendayagunaan
ilmu pengetahuan dan teknologi maritim, serta pendidikan dan pelatihan Maritim.
Halaman 5
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
1.3. ORGANISASI DAN PERSONALIA
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia dibentuk
berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 121 Tahun 2015 tentang
Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode 2014-
2019. Organisasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman sampai dengan unit
eselon I selanjutnya ditetapkan berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 10 Tahun 2015 tanggal 21 Januari 2015 tentang Kementerian Koordinator
Bidang Kemaritiman dan ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Koordinator Bidang
Kemaritiman Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2015 tanggal 13 Mei 2015 tentang
Struktur Organisasi dan Tatakerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.
Sebagai amanat Peraturan Presiden No. 10 Tahun 2015 Kemenko Bidang
Kemaritiman mempunyai tugas: Menyelenggarakan koordinasi, sinkronisasi, dan
pengendalian urusan Kementerian dalam penyelenggaraan Pemerintahan di bidang
Kemaritiman.
Gambar 2 Struktur Organisasi Kemenko Bidang Kemaritiman
Sehubungan dengan tugas koordinasi yang dimiliki Kementerian Koordinator
Bidang Kemaritiman mengoordinasikan:
1. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral;
2. Kementerian Perhubungan;
3. Kementerian Kelautan dan Perikanan;
4. Kementerian Pariwisata; dan
5. Instansi lain yang dianggap perlu.
Halaman 6
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman terdiri atas Sekretariat
Kementerian Koordinator, 4 (empat) Deputi, 4 (empat) Staf Ahli, dan Inspektorat,
dengan tugas sebagimana gambar 3 di bawah ini :
Gambar 3 Tugas dan Fungsi Eselon Unit Lingkup Kemenko Kemaritiman
Dalam struktur organisasi Staf Ahli Menteri terdiri dari:
1. Staf Ahli Bidang Hukum Laut;
2. Staf Ahli Bidang Sosio-Antropologi Maritim;
3. Staf Ahli Bidang Ekonomi Maritim; dan
4. Staf Ahli Bidang Manajemen Konektivitas.
1.4. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Laporan Kinerja ini secara umum menginformasikan capaian kinerja Kementerian
Koordinator Bidang Kemaritiman dari Januari hingga Maret 2018. Kemudian
membandingkan antara capaian kinerja (performance results) dengan rencana kinerja
(performance plan) sebagai tolak ukur keberhasilan dari hasil analisis terhadap capaian
Halaman 7
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
kinerja tersebut, sehingga dapat diperoleh masukan bagi perbaikan kinerja di masa yang
akan datang. Penyajian Laporan kinerja ini adalah sebagai berikut:
1. Bab I PENDAHULUAN, menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud dan
tujuan penulisan laporan dan struktur organisasi serta pengelola kinerja program/
kegiatan.
2. Bab II PERENCANAAN KINERJA, menjelaskan rencana serta penetapan kinerja
Kemenko Kemaritiman selama Tahun 2018.
3. Bab III AKUNTABILITAS KINERJA, menjelaskan pengukuran kinerja, analisis
pencapaian kinerja program dan keuangan Kemenko Kemaritiman selama Tahun
2018, kendala, dan rekomendasi.
4. Bab IV PENUTUP, menjelaskan kesimpulan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Kemenko Kemaritiman selama Tahun 2018 dan menguraikan rencana tindak lanjut
yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa datang.
Halaman 8
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
II. PERENCANAAN KINERJA
Rencana Kinerja merupakan penjabaran dari arah dan kebijakan Menteri
Koordinator sesuai dengan Rencana Strategis yang telah ditetapkan serta merujuk pada
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2014-2019. Pada tingkat Kementerian
Koordinator, diimplementasikan dalam pernyataan Kinerja Menteri Tahun 2015 dan
Perjanjian Kinerja Sekretaris Kementerian Koordinator dan para Deputi. Strategi
pencapainya diimplementasikan dalam Peta Strategi (Strategy Map) Kementerian
Koordinator sebagai target kinerja pada tingkat Kementerian Koordinator yang
ditetapkan berdasarkan Pernyataan Kinerja Menteri Koordinator, dijabarkan lebih lanjut
secara berjenjang kepada seluruh unsur organisasi sampai dengan tingkat individu.
Walaupun sudah ditetapkan Renstra Kementerian yang baru pada 18 Oktober
2018, namun karena penetapannya sudah mendekati tahun anggaran berakhir, maka
tidak ada perubahan rencana kerja (Renja) dan target kinerja (PK). Sehingga pada
dasarnya yang disajikan dalam laporan ini adalah masih berdasarkan Renstra awal yang
ditetapkan pada 18 Agustus 2018 dengan beberapa penyesuaian.
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman sedang mengembangkan sistem
dan prosedur, termasuk sistem akuntabilitas kinerja. Sebagai upaya menuju akuntabilitas
kinerja kementerian yang handal, kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman telah
menerapkan manajemen kinerja berbasiskan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) dengan metode Balanced Score Card (BSC). Hal ini ditetapkan dengan Keputusan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman nomor: SKEP.2/2017 tentang Pengelolaan
Kinerja.
Target Kinerja Tahun 2018 tersebut, kemudian dijabarkan melalui tahapan-tahapan
dan target kinerja Triwulanan.
2.1. SASARAN STRATEGIS
Sasaran adalah hasil yang akan dicapai oleh instansi pemerintah secara spesifik,
terukur dan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Proses mencapai sasaran
diberikan indikator sebagai ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk
diwujudkan pada tenggang waktu yang telah ditargetkan.
Dalam Renstra Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2015–2019,
memiliki 5 sasaran strategis, yaitu:
1) Terwujudnya pembangunan kedaulatan Indonesia sebagai Negara Maritim yang
berperan aktif dalam kerjasama maritim di tingkat Regional dan Global;
2) Menguatnya jati diri bangsa Indonesia sebagai bangsa bahari yang inovatif,
berkarakter dan berbudaya nusantara;
3) Meningkatnya pengelolaan dan nilai tambah sumberdaya alam ;
4) Tejadinya percepatan pembangunan dan pemerataan infrastruktur poros maritim;
Halaman 9
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
5) Terwujudnya tatakelola pemerintahan yang baik di Kementerian Koordinator
Bidang Kemaritiman.
Lima sasaran strategis di atas memiliki keterkaitan sebagaimana diilustrasikan
pada peta strategis pada gambar 4 di bawah ini.
Dalam peta strategis tersebut terlihat sasaran strategis (SS) 1 sampai dengan 4 akan
saling bersinergi dan diyakini akan memberikan kontribusi yang besar bagi perwujudan
visi Indonesia sebagai negara kepulauan yang maju, mandiri dan kuat, menuju poros
maritim dunia. Keempat sasaran strategis tersebut memerlukan dukungan sasaran
strategis 5 dalam bentuk penguatan sistem perencanaan dan pengelolaan kinerja,
pengelolaan anggaran, BMN dan sumberdaya manusia yang handal, penyediaan sistem
informasi, dukungan administrasi hukum dan kehumasan serta pengawasan
akuntabilitas kinerja.
Gambar 4. Peta Strategis Kementerian Koordinator Kemaritiman
Namun dalam perkembangannya, lima sasaran strategis tersebut belum memenuhi
tujuan pembentukan Kemenko Bidang Kemaritiman. Berdasarkan hal tersebut,
kemudian dilakukan reviu dan perubahan (perbaikan) sasaran strategis berikut indikator
kinerjanya. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap lima sasaran strategis di atas
sebagaimana diilustrasikan pada peta strategis gambar di atas, ditemukan beberapa
kekurangan atau ketidaksesuaian dengan tujuan pendirian Kementerian Koordinator
Bidang Kemaritiman. Berdasarkan hal tersebut maka disusun sasaran strategis
Indonesia sebagai Negara Kepulauan yang mandiri, maju dan kuat, menuju
poros maritim dunia
Mewujudkan pembangunan
kedaulatan Indonesia
sebagai Negara Maritim yang
Memperkuat jatidiri bangsa
Indonesia sebagai
bangsa bahari yang inovatif,
Meningkatkan pengelolaan
dan nilai tambah
sumberdaya alam
Mempercepat pembangunan dan
pemerataan infrastruktur poros
maritim
Mewujudkan tatakelola pemerintahan yang baik di Kementerian Koordinator
Bidang Kemaritiman
Halaman 10
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dalam kurun waktu Tahun Anggaran
2018. Sasaran strategis Tahun Anggaran 2018 adalah sebagai berikut:
Tabel 1 Sasaran Strategis Kemenko 2018
Sasaran Strategis
Perspektif Stakeholder
SS.1 Terwujudnya Indonesia poros maritim dunia melalui pemerataan pembangunan dan
peningkatan daya saing bangsa
Customer
SS.2 Tersedianya rekomendasi kebijakan kemaritiman yang efektif
Internal Business Process
SS.3 Terwujudnya kedaulatan Indonesia sebagai negara maritim yang berperan aktif di tingkat
regional dan global
SS.4 Menguatnya jati diri Indonesia sebagai bangsa bahari yang inovatif berkarakter dan
berbudaya Nusantara
SS.5 Terwujudnya percepatan pembangunan dan pemerataan infrastruktur poros maritim
SS.6 Meningkatnya nilai tambah sumber daya alam dan jasa maritim secara berkelanjutan
SS.7 Tersedianya kebijakan bidang kemaritiman yang ditetapkan Menteri Koordinator
Kemudian berdasarkan sasaran strategis tersebut disusun peta strategis. Peta
strategis adalah sejumlah sasaran strategis yang terangkai dalam hubungan sebab akibat
dan mengacu pada tugas dan tanggung jawab Kementerian koordinator Bidang
Kemaritiman.
Halaman 11
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
Gambar 5 Peta Strategis Kemenko Maritim 2018
2.2. INDIKATOR DAN TARGET KINERJA
Berdasarkan perjanjian kinerja Menko Bidang Kemaritiman ditetapkan target
kinerja tahun 2018. Target kinerja ini terdiri dari sasaran strategis, indikator kinerja
utama serta target selama tahun 2018. Berdasarkan hal tersebut berikut ini disajikan
indikator dan target kinerja Kemenko Kemaritiman pada tahun 2018.
Tabel 2. SS dan IKU Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target
Perspektif Pemangku Kepentingan (Stakeholder Perspective)
1. Terwujudnya Indonesia Poros Maritim
Dunia Melalui Pemerataan
Pembangunan dan Peningkatan Daya
Saing Bangsa
1. Logistic Performance Rank 57
2. Competitiveness Index 4,60
Perpsektif Konsumen (Customer Perspective)
2. Tersedianya Rekomendasi Kebijakan
Kemaritiman yang Efektif
3. Persentase Rekomendasi Kebijakan
Kemaritiman yang Menjadi Dasar Penerbitan
Kebijakan para Pemangku Kepentingan
75%
4. Persentase Tindaklanjut Hasil Pengendalian
Kebijakan di Bidang Kemaritiman
75%
Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Bussines Process)
3. Terwujudnya Kedaulatan Indonesia
Sebagai Negara Maritim yang Berperan
Aktif di Tingkat Regional dan Global
5. Persentase Inisiasi Gagasan Indonesia yang
diterima di Level Internasional
100%
Halaman 12
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target
4. Menguatnya Jati Diri Indonesia Sebagai
Bangsa Bahari yang Inovatif Berkarakter
dan Berbudaya Nusantara
6. Jumlah Provinsi yang Menerapkan Percontohan
Kurikulum Kemaritiman
12 Provinsi
5. Terwujudnya Percepatan Pembangunan
dan Pemerataan Infrastruktur Poros
Maritim
7. Penurunan Disparitas Investasi Infrastruktur
untuk Wilayah Timur dan Barat
≤20%
6. Meningkatnya Nilai Tambah
Sumberdaya Alam dan Jasa Maritim
Secara Berkelanjutan
8. Persentase Produksi SDA bidang Maritim
Sesuai Target
80%
9. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 67.50
7. Tersedianya Kebijakan Bidang
Kemaritiman yang ditetapkan Menteri
Koordinator
10. Persentase Kebijakan Bidang Kemaritiman
yang Ditetapkan Menteri Koordinator
≥50%
11. Persentase Keputusan Hasil pengendalian
kebijakan di Bidang Kemaritiman
≥50%
2.3. PENGUKURAN KINERJA
Pengukuran kinerja pada dasarnya dilakukan dengan membandingkan antara
kinerja yang terjadi/tercapai dengan kinerja yang diharapkan atau ditargetkan. Dalam
pengukuran/perhitungan capaian kinerja dilakukan dengan tahapan/cara sebagai
berikut:
1. Menghitung capaian IKU:
a. Penghitungan capaian IKU dilakukan dengan memperhatikan dan
mempertimbangkan:
• Tingkat kendali dan tingkat validitas suatu IKU, dengan komposisi bobot:
Tabel 3 Komposisi bobot IKU terhadap Tingkat Kendali dan Tingkat Validitas
• Bukti hasil kinerja, dilakukan penghitungan komposisi bobot sebagai berikut:
Tabel 4 Bobot Bukit Hasil Kinerja
Kategori Penilaian Bobot
Sesuai 1
Belum Relevan 0.5
Tidak Sesuai 0
Jenis IKU Exact Proxy Activity
High 13.33 8.33 5.00
Moderate 15.00 10.00 6.67
Low 18.33 13.33 10.00
Halaman 13
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
b. Menghitung persentase capaian Indikator Kinerja Utama, yaitu dengan membagi
capaian terhadap targetnya
Capaian IKU = 𝑹𝒆𝒂𝒍𝒊𝒔𝒂𝒔𝒊
𝑻𝒂𝒓𝒈𝒆𝒕
c. Menghitung persentase capaian final IKU , yaitu dengan menjumlahkan eviden
dengan capaian IKU kemudian total penjumlahan dibagi 2
Capaian Final IKU= 𝑬𝒗𝒊𝒅𝒆𝒏+𝑪𝒂𝒑𝒂𝒊𝒂𝒏 𝑰𝑲𝑼
𝟐
2. Menghitung capaian Sasaran Strategis
Penghitungan didapatkan dengan perkalian antara capaian final IKU dan bobot final
kemudian dibagikan terhadap total bobot final IKU per SS yang ada targetnya
Capaian Sasaran = 𝑪𝒂𝒑𝒂𝒊𝒂𝒏 𝑭𝒊𝒏𝒂𝒍 𝑰𝑲𝑼 𝒙 𝑩𝒐𝒃𝒐𝒕 𝑭𝒊𝒏𝒂𝒍 𝑰𝑲𝑼
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒃𝒐𝒃𝒐𝒕 𝒇𝒊𝒏𝒂𝒍 𝑰𝑲𝑼 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒅𝒂 𝒕𝒂𝒓𝒈𝒆𝒕𝒏𝒚𝒂 𝒑𝒆𝒓𝑺𝑺
3. Perspektif didapat dari hasil perkalian capaian sasaran dan bobot sasaran kemudian
dibagi terhadap total bobot sasaran per perspektif
Perspektif = 𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑆𝑎𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑥 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑆𝑎𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑝𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓
4. Capaian Kerja Unit dihasilkan dari perkalian capaian perspektif dengan bobot
perspektif yang dibagi terhadap total bobot perspektif
Capaian kerja Unit = 𝑪𝒂𝒑𝒂𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒔𝒑𝒆𝒄𝒕𝒊𝒗𝒆 𝒙 𝑩𝒐𝒃𝒐𝒕 𝒑𝒆𝒓𝒔𝒑𝒆𝒄𝒕𝒊𝒗𝒆
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒃𝒐𝒃𝒐𝒕 𝒑𝒆𝒓𝒔𝒑𝒆𝒄𝒕𝒊𝒗𝒆
Halaman 14
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
III. AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas kinerja Kemenko Bidang Kemaritiman adalah kinerja keseluruhan
yang terdiri dari berbagai unit kerja dengan tanggung jawab masing masing pada
Kemenko Maritim. Pengukuran nilai/angka capaian kinerja Kemenko Kemaritiman
Tahun 2018 dihitung dengan membandingkan realisasi capaian kinerja pada akhir
Tahun 2018 dengan target kinerja yang telah disepakati lewat perjanjian kinerja Menko
Maritim.
Dalam pelaksanaannya, metode pengukuran kinerja pada Kemenko Bidang
Kemaritiman menggunakan aplikasi SIK-M. Proses penghitungan kinerja menggunakan
manual IKU yang telah disusun sebelumnya. Koordinasi penghitungan dilakukan oleh
pengelola kinerja setiap sasaran strategis dengan tanggung jawabnya.
3.1. CAPAIAN KINERJA Target kinerja Kemenko Bidang Kemaritiman pada tahun anggaran 2018 yang
dituangkan pada perjanjian kinerja Menko Maritim 2018 terdiri dari 3 perspektif, 7
sasaran strategis dan 1 indikator kinerja utama. Dalam penghitungan capaian target
kinerja tersebut disusun sistem pembobotan, yaitu: Stakeholders Perspective (bobot
19,28%), Customer Perspective (bobot 19,28%), Internal Business Perspective (bobot 61,44%).
Secara keseluruhan, capaian kinerja Kementerian Koordinator Bidang
Kemaritiman Tahun 2018 sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kinerja dapat dicapai
dengan baik sebagaimana disajikan pada tabel berikut:
Tabel 5 Capaian Kinerja Kemenko Kemaritiman TA. 2018
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Capaian %
Capaian
Perspektif Pemangku Kepentingan (Stakeholder Perspective)
1. Terwujudnya Indonesia Poros
Maritim Dunia melalui
Pemerataan Pembangunan dan
Peningkatan Daya Saing Bangsa
1. Peringkat Logistic Performance Index 57 46 109,65
2. Competitiveness Index 4,60 4,68 100,87
Perspektif Konsumen (Customer Perspective)
2. Tersedianya Rekomendasi
Kebijakan Kemaritiman yang
Efektif
3. Persentase Rekomendasi Kebijakan
Kemaritiman yang Menjadi Dasar
Penerbitan Kebijakan para
Pemangku Kepentingan
75% 100% 120
4. Persentase Tindaklanjut Hasil
Pengendalian Kebijakan di Bidang
Kemaritiman
75% 100% 120
Halaman 15
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Capaian %
Capaian
Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Bussines Process)
3. Terwujudnya Kedaulatan
Indonesia Sebagai Negara
Maritim yang Berperan Aktif di
Tingkat Regional dan Global
5. Persentase Inisiasi Gagasan
Indonesia yang diterima di Level
Internasional
100% 88,89% 94,44
4. Menguatnya Jati Diri Indonesia
Sebagai Bangsa Bahari yang
Inovatif Berkarakter dan
Berbudaya Nusantara
6. Jumlah Provinsi yang Menerapkan
Percontohan Kurikulum
Kemaritiman
12 13 104,17
5. Terwujudnya Percepatan
Pembangunan dan Pemerataan
Infrastruktur Poros Maritim
7. Penurunan Disparitas Investasi
Infrastruktur untuk Wilayah
Timur dan Barat ≤20% 4,79 120
6. Meningkatnya Nilai Tambah
Sumberdaya Alam dan Jasa
Maritim Secara Berkelanjutan
8. Persentase Produksi SDA bidang
Maritim Sesuai Target 80% 95.64 109,78
9. Indeks Kualitas Lingkungan
Hidup 67.50 68.23 100,54
7. Tersedianya Kebijakan Bidang
Kemaritiman yang ditetapkan
Menteri Koordinator
10. Persentase Kebijakan Bidang
Kemaritiman yang Ditetapkan
Menteri Koordinator ≥50% 91,67 120
11. Persentase Keputusan Hasil
pengendalian kebijakan di
Bidang Kemaritiman
≥50% 88,23 120
Total Capaian Kinerja Kemenko 111,07
Keterangan: Capaian sudah dihitung berdasarkan bobot sesuai IKU, SS dan Perspektif
Berdasarkan tabel di atas kemudian setelah dilakukan pnghitungan sesuai bobot,
maka nilai capaian kinerja total dan per perspektif adalah sebagai berikut:
Tabel 6 Nilai Capaian Kinerja per Perspektif Tahun 2018
Perspektif Bobot
(%) Capaian
Stakeholders 19,28 105,26%
Customer 19,28 120,00%
Internal Business Process 61,44 108,75 %
Nilai Kumulasi Kinerja 111,07
Pengukuran nilai capaian kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman
TA. 2018 dihitung dengan membandingkan realisasi capaian kinerja pada akhir tahun
anggaran dengan target (rencana kinerja) yang telah disepakati dan tertuang dalam
Perjanjian/Pernyataan Kinerja Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman pada awal
tahun anggaran (bulan Januari).
Halaman 16
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
Pada tabel di atas terlihat bahwa capaian total kinerja Kemenko Kemaritiman
sebesar 111.07% dari target yang ditetapkan. Jika nilai capaian ini dibandingkan dengan
realisasi TA. 2017 (tabel terlampir), maka capaian TA. 2018 lebih tinggi 13,52%.
Penyesuaian indikator dan target kinerja yang lebih terukur sesuai kemanpuan dan
anggaran adalah faktor utama dari perbaikan capaian kinerja pada tahun ini.
Tabel 7 Capaian Kinerja Kemenko Kemaritman TA. 2017
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Capaian %
Capaian
Stakeholders Perspective
1. Terwujudnya Pembangunan
Kedaulatan Indonesia sebagai
Negara Maritim yang Berperan
Aktif dalam Kerjasama Maritim di
Tingkat Regional dan Global
1. Menurunnya pelanggaran
kedaulatan maritim 5% 21,47% 120%
2. Peran aktif Indonesia dalam
kerjasama internasional Bidang
Maritim
100% 94,43% 94,43%
2. Menguatnya Jati Diri Bangsa
Indonesia sebagai Bangsa Bahari
yang Inovatif, Berkarakter, dan
Berbudaya Nusantara
3. Penerapan muatan kurikulum
kemaritiman 10 48 120%
4. Meningkatnya even pariwisata
bahari dalam agenda wisata
nasional
5 6 120%
3. Meningkatnya manfaat dan nilai
tambah pengelolaan sumber daya
alam serta kemandirian energi yang
berkelanjutan
5. Persentase pertumbuhan
ekonomi bidang kemaritiman 5% 6,04% 120%
4. Tersedianya infrastruktur maritim
yang maju dan terpadu serta
seimbang dan selaras antar
kawasan
6. Pertumbuhan investasi
infrastruktur poros maritim 10% 25,12% 120%
Customer Perspective
5. Tersedianya Rekomendasi
Kebijakan Kemaritiman yang
dapat diimplementasikan oleh
K/L
7. Persentase rekomendasi
kebijakan kemaritiman yang
menjadi dasar penerbitan
kebijakan para pemangku
kepentingan
55% 60% 109,09%
8. Jumlah Kebijakan Menko yang
dihasilkan 3 6 120%
6. Terlaksananya Kebijakan
Kemaritiman yang Efektif
9. Persentase rekomendasi hasil
pengendalian pelaksanaan
Kebijakan yang dilaksanakan
para pemangku kepentingan
75% 66,67% 88,89%
Internal Business Process Perspective
7. Sinkronisasi/Koordinasi
Perumusan Kebijakan
Kemaritiman
10. Jumlah Rumusan/ Formulasi
Kebijakan yang dihasilkan di
bidang Kemaritiman
30 25 86,21%
8. Pengendalian Pelaksanaan
Kebijakan Kemaritiman
11. Jumlah Rekomendasi Hasil
Pengendalian Pelaksanaan
Kebijakan
19 12 63,16%
Learning Growth Perspective
Halaman 17
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Capaian %
Capaian
9. Tersedianya Sumberdaya
Manusia yang Berkompeten
12. Persentase SDM yang
memenuhi standar kompetensi 50 - -
10. Tersedianya Teknologi Informasi
dan Komunikasi terintegrasi dan
handal
13. Persentase pengelolaan sumber
daya berbasis IT 100 92,31 90,91%
11. Terwujudnya Organisasi yang
Akuntabel
14. Nilai AKIP 60 58,05 96,78%
15. Nilai Reformasi Birokrasi 60 60,34 100,57%
12. Terwujudnya Pengelolaan
Keuangan dan BMN yang
Handal
16. Tingkat kehandalan laporan
keuangan dan BMN sesuai
ketentuan yang berlaku
WTP WTP 100%
CAPAIAN TOTAL 97,55%
Berikut ini dijelaskan masing masing capaian perspektif kinerja serta kalkulasi
kinerja pada sasaran strategis yang ditargetkan pada TA. 2018.
3.1.1 Stakeholders Perspective
Perspektif pemangku kepentingan atau stakeholder perspective hanya memiliki 1
(satu) sasaran strategis yaitu:
Sasaran Strategis 1 (SS.1)
Terwujudnya Indonesia Poros Maritim Dunia Melalui
Pemerataan Pembangunan dan Peningkatan Daya Saing Bangsa
Sasaran strategis 1 (SS.1) ini merupakan sasaran strategis yang baru
disusun/ditargetkan pada tahun 2018, sehingga demikian pula pada IKUnya,merupakan
IKU baru pada tahun 2018. Sasaran yang dimaksud adalah terwujudnya negara
Indonesia menjadi pusat atau perhatian/tolak ukur bangsa di dunia dalam mengelola
sumber daya bidang kemaritiman dan menjadikannya sebagai aspek untuk
meningkatkan kesejahteraan dan memakmurkan rakyat. Pemerataan pembangunan
adalah suatu perbuatan memeratakan pembangunan sarana dan prasarana sebagai
pemenuhan rasa keadilan. Sementara peningkatan daya saing bangsa adalah suatu
upaya meningkatkan kapasitas suatu bangsa agar mampu bertahan (survive) dan bersaing
di kancah perdagangan internasional.
Representasi pada sasaran strategis 1 (SS.1) dilakukan melalui berbagai bidang
kemaritiman dengan fokus pada penanganan program koordinasi pengembangan
kebijakan di bidang infrastruktur serta sumber daya alam dan jasa. Sasaran strategis 1
(SS.1) dijabarkan dengan 2 indikator kinerja, yaitu; Peringkat Logistic Performance Index
dan Competitiveness Index dengan capaian sebagaimana tabel berikut ini:
Tabel 8 Capaian Sasaran Strategis 1 TA. 2018
No Nama IKU Bobot Target Realisasi Capaian
Halaman 18
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
Sumber:
https://lpi.worldbank.org/international/scorecard/radar/254/C/ID
N/2018#chartarea
(%)
1 Peringkat Logistic Performance Index 9,76 57 46 109,65
2 Competitiveness Index 9,76 4,60 4,68 100,87
Total Capaian 105,26
Peringkat LPI merupakan indikator utama dalam mengukur pemerataan
infrastruktur maritim yang berdampak pada perbaikan unsur-unsur yang menunjang
percepatan waktu distribusi dan penurunan biaya logistik. Sementara itu
Competitiveness Index dimaksudkan untuk mengukur performa peningkatan daya saing
(terutama bidang ekonomi) Indonesia dibanding negara-negara lain. Nilai capaian kedua
IKU yang melebihi target (105,26%) merupakan indikator yang sangat baik yang
menunjukan peningkatan performa unsur-unsur dalam upaya pemerataan pembangunan
dan peningkatan daya saing.
IKU.1 Peringkat Logistic Performance Index
IKU ini dinilai dengan melihat peringkat dari capaian Logistic Performance Index
(LPI) Indonesia dibandingkan dengan nilai LPI negara-negara lain di dunia. Logistic
Performance Index (LPI) atau Indeks Kinerja Logistik adalah tolak ukur kinerja logistik
yang sederhana, yang dapat mencerminkan dalam perspektif global, apakah sebuah
negara terkoneksi (mendukung kelancaran dan kecepatan distribusi barang logistik)
secara global. LPI diukur berdasarkan enam indikator yaitu:
1. efisiensi proses clearance
di pelabuhan/bandara
dan bea cukai
(kecepatan, kemudahan
dan terukur secara
formal)
2. kondisi infrastruktur
perdagangan dan
transportasi (pelabuhan,
perkeretaapian, jalanan
dan teknologi
informasinya)
3. kemudahan mencari
kapal pengakutan
barang
4. kompetensi dan kualitas
jasa logistik
5. kemudahan proses pelacakan dan penelusuran barang
6. ketepatan waktu.
Halaman 19
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
Berdasarkan data dari LPI yang dikeluarkan tahun 2012 Indonesia berada pada
peringkat 59 dengan score LPI 2,94 atau di bawah Singapura, Malaysia, Thailand dan
Vietnam. Kemudian naik menjadi 3,08 (peringkat 53) pada tahun 2014 dan menurun
pada tahun 2016 dengan 2,98 (peringkat 63). Dari tren penurunan tersebut, maka
pemerintah bertekad melalui berbagai kebijakan untuk mewujudkan Indonesia sebagai
Poros Maritim dunia, untuk memperbaiki nilai LPI sehingga pada tahun 2018 bisa
menduduki peringkat 57.
Pada tahun 2018 ini nilai LPI Indonesia naik cukup baik, yaitu menjadi 3,15 dan
menduduki peringkat 46 dari 160 negara yang disurvei. Peringkat ini jauh lebih baik dari
target yang ditetapkan (57).
Gambar 6 Capaian Peringkat LPI Indonesia
Beberapa kebijakan yang diharapkan mendukung pencapaian perbaikan peringkat
LPI Indonesia adalah:
1. Pengendalian pembangunan infrastruktur konektivitas dan logisitik
2. Penggunaan sistem teknologi informasi dan program berbasis komputer/internet
3. Pemberantasan tindak pidana korupsi/suap dalam proses distribusi logistik
4. Perbaikan upah buruh (dari tingkat tenaga angkut sampai profesional) yang wajar
5. Penyesuaian atau penyederhanaan peraturan dan proses distribusi
6. Pemerataan loksi industri atau penghasil barang
7. Pendidikan vokasi kemaritiman/pelaut
8. Pengembangan Biro Klasifikasi
Sumber: https://lpi.worldbank.org/
Halaman 20
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
9. Revitalisasi pelayaran rakyat.
IKU.2 Competitiveness Index
Competitiveness Index atau indeks daya saing merupakan petunjuk yang
digunakan dalam mengetahui keadaan atau kapasitas suatu bangsa dalam mengelola
sumber daya yang dimiliki menjadi produk berupa barang atau jasa sehingga mampu
bertahan (survive) dan/atau unggul tingkat pendapatannya dari bangsa lain untuk
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Nilai capaian IKU.2 didapatkan dari perhitungan yang dihasilkan oleh World
Economic Forum (WEF) Indeks. Competitiveness Index atau Indeks Daya Saing ini
mengukur daya saing suatu negara dibandingkan negara-negara lainnya pada bidang-
bidang yang menetukan tingkat produktifitas dan atau kesejahteraan. Indeks Daya Saing
ini terdiri dari 126 indikator yang dikelompokkan dalam 12 pilar, yaitu: kelembagaan,
infrastruktur, lingkungan makro ekonomi, pendidikan dasar dan kesehatan, pendidikan
tinggi dan pelatihan, efisiensi pasar barang, efisiensi pasar tenaga kerja, pengembangan
pasar keuangan, kesiapan teknologi, ukuran pasar, kecanggihan bisnis, dan inovasi.
Gambar 7 Nilai Indeks Daya Saing Indonesia 2017
Dari data WEF tercatat bahwa Indonesia mengalami perbaikan indeks daya saing,
yaitu: 4,52 (peringkat 41) pada tahun 2016-2017 menjadi peringkat 4,68 (peringkat 36
Halaman 21
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
dari 137 negara). Capaian ini lebih tinggi dari target kinerja yang sebesar 4,6, atau
tercapai 100,87% dari target.
Gambar 8 Rincian penilaian Indeks daya Saing 2017-2018
Peringkat daya saing tersebut perlahan bergerak maju lima tingkat (peringkat) sejak
tahun lalu. Posisi tersebut didorong terutama oleh ukuran pasar Indonesia yang besar di
peringkat 9 dunia, serta lingkungan makro ekonomi yang relatif kuat di peringkat 26.
Menurut rilis dari WEF, Indonesia telah memperbaiki kinerjanya di semua pilar seperti
Korea. Pilar-pilar tersebut adalah institusi, infrastruktur, lingkungan makro ekonomi,
kesehatan dan pendidikan dasar, pendidikan yang lebih tinggi dan pelatihan, efisiensi
pasar barang, efisiensi pasar tenaga kerja, perkembangan pasar uang, kesiapan teknologi,
ukuran pasar, kecanggihan bisnis serta inovasi. Indonesia juga menempati peringkat ke-
31 dalam inovasi dan ke-32 untuk kecanggihan bisnis. Indonesia adalah salah satu
inovator teratas di antara
negara-negara berkembang.
Namun masih mengalami
masalah, yaitu pada penyusun
indeks kompetitif, faktor yang
paling rendah nilainya adalah
Halaman 22
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
pada masalah paten yang skornya nyaris 0 (0,1) atau dengan kata lain penghargaan dan
atau perlindungan pada paten (hak atas kekayaan intelektual/inovasi) masih sangat
rendah atau memprihatinkan. Rendahnya perlindungan paten akan berdampak pada
peningkatan kreatifitas dan inovasi.
Sementara itu, beberapa faktor yang perlu perhatian dalam meningkatkan
kemudahan berbisnis adalah sebagaimana gambar/grafik berikut ini:
Gambar 9 Permasalahan Kemudahan Berusaha di Indonesia
3.1.2 Customer Perspective
Perspektif ini terdiri dari 1 (Satu) SS dan 2 (dua) IKU dengan masing-masing
target 75%. Jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan tahun 2017 yang mempunyai 4
SS.
Sasaran Strategis 2 (SS.2)
Tersedianya Rekomendasi Kebijakan Kemaritiman yang Efektif
Bobot sasaran strategis ini dari keseluruhan sasaran strategis adalah 19,28. Bobot
ini merupakan jumlah masing masing bobot indikator kinerjanya (masing masing 9,64).
Sasaran yang dimaksud dalam SS ini adalah adanya suatu saran atau anjuran
(rekomendasi) yang dikeluarkan oleh Kemenko (setelah melalui identifikasi, survei dan
pembahasan) kepada unit/instansi terkait. Sementara maksud dari kebijakan
kemaritiman yang efektif merupakan gagasan atau rancangan ketentuan bidang
kemaritiman yang menjadi dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan serta
Halaman 23
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
dapat diimplementasikan oleh instansi/lembaga terkait melalui suatu kebijakan,
ketetapan atau hal lainnya.
Nilai capaian kinerja sasaran strategis 2 (SS.2) adalah 120% (dua IKU di SS ini
capaiannya sama 120%). Jika dibandingkan dengan SS tahun sebelumnya terdapat
sedikit berbeda, walau maksud/tujuannya sama. Pada tahun 2017 SS ini rincian
tepatnya: Tersedianya Rekomendasi Kebijakan Kemaritiman yang dapat
diimplementasikan oleh K/L. Walaupun berbeda sasaran satrategisnya, namun
memiliki IKU yang sama.
Tabel 9 Indikator Kinerja SS.2
No Nama IKU Bobot Target Realisasi Capaian
(%)
1 Persentase Rekomendasi Kebijakan Kemaritiman yang
menjadi Dasar Penerbitan Kebijakan para Pemangku
Kepentingan 9,64 75% 100% 120
2 Persentase Tindaklanjut Hasil Pengendalian Kebijakan di
Bidang Kemaritiman 9,64 75% 100% 120
Penjelasan capaian masing-masing IKU pada SS.2 ini adalah sebagai berikut:
IKU.3 Persentase Rekomendasi Kebijakan Kemaritiman yang Menjadi
Dasar Penerbitan Kebijakan para Pemangku Kepentingan
Indikator ini menunjukkan persentase jumlah gagasan/rancangan ketentuan
bidang kemaritiman hasil koordinasi dan sinkronisasi kebijakan oleh Kemenko
Kemaritiman kemudian, yang dijalankan/dilaksanakan K/L terkait secara tertulis.
Tujuan indikator ini adalah untuk mengukur efektivitas pelaksanaan koordinasi dan
sinkronisasi kebijakan di bidang kemaritiman. Bobot dari indikator ini adalah 9,64.
Formula penghitungan capaian ini adalah dengan membandingkan jumlah target
rekomendasi kebijakan dengan jumlah seluruh rekomendasi yang berhasil dicapai sesuai
tujuan IKU.
Target pada IKU.3 terdiri dari 11 kebijakan dengan rincian capaian sebagai
berikut:
Tabel 10 Rincian Capaian IKU.3
No Nama IKU Tercapai
Keterangan Ya Tidak
1 Penetapan Badan Otorita Pengelolaan Kawasan Pariwisata Labuan Bajo √
Peraturan Presiden No 32 Tahun 2018 tentang Badan Otorita Pengelolan Kawasan Pariwisata Labuan Bajo
2 Peraturan Presiden tentang Sungai
Citarum √
Peraturan Presiden RI Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran & Kerusakan Daerah Aliran Sungau Citarum
3 Kebijakan tentang pemberdayaan
Industri √
Peraturan Pemerintah No 29 Tahun 2018
ttg Pemberdayaan Industri
4 Perpres No 35 Tahun 2018 tentang √ Peraturan Presiden No 35/2018 ttg
Halaman 24
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
Percepatan Pembangunan Instalasi Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan
Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan
5 Penyusunan Rumusan Kebijakan Traffic Separation Scheme (TSS) di jalur Pelayaran Prioritas
√ Usulan Penetapan Traffic Separation Scheme (TSS) di Selat Lombok dan Selat Sunda ke IMO
6 Kebijakan Pengelolaan Potensi Sumberdaya Perikanan Budidaya Berkelanjutan
√ Rekomendasi tatacara pemberian subsidi perikanan
7 Kebijakan Pengembangan Produk
Hasil Kelautan dan Perikanan √
Naskah Deklarasi Pengembangan Produk
Inovasi Perikanan dan Kelautan
8 Kebijakan Koordinasi Tata Ruang Laut Nasional
√ Rumusan Perpres tentang Rencana Zonasi Kawasan Antar Wilayah di Selat Makasar
9 Kebijakan Terkait Koordinasi Pengembangan Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)
√ Rekomendasi pengakuan BKI telah mendapat pengakuan dari ACS dan memasuki tahun kedua
10 Rumusan/Kebijakan tentang Landas Kontinen √
RUU Landas Kontinen, RUU ttg Landasan Kontinen dan Kawasan Dasar Laut Internasional
11 Rekomendasi Kebijakan Standarisasi Pengembangan Geopark
√ Rancangan Perpres Kebijakan standarisasi pengembangan Geopark
Jika dibandingkan dengan tahun 2017, capaian IKU ini mengalami perbaikan
capaian, yaitu dari 60% (dari target kebijakan) atau capaiannya 109% pada tahun 2017
menjadi 100% (dari target kebijakan) atau 120% dari target IKU yang ditetapkan pada
tahun 2018. Capaian dari bentuk kebijakan memang tidak sama, ada yang RUU dan ada
yang masih rancangan Perpres atau Surat. Namun kesemuanya itu mempunyai
implikasi yang sama, bahwa kebijakan yang diterbitkan Kemenko Kemaritiman menjadi
dasar penyusunan/penetapan kebijakan instansi atau lembaga terkait.
Berdasarkan data dalam menetapkan jumlah target kebijakan yang dicapai pada
tahun 2017 sebanyak 15 kebijakan (60% dari usulan rekomendasi), maka pada tahun
2018, target capaiannya dinaikan menjadi 75%. Hanya saja, pada tahun 2018, target
kebijakan yang direkomendasikan Menko kepada pemangku kepentingan, tidak
sebanyak tahun 2017. Pada tahun 2018 kualitas atau tingkatan kebijakan lebih tinggi
dibanding tahun 2017. Selain itu, kegiatan koordinasi dan pengendalian kebijakan
(terutama di tingkat Kedeputian atau Keasdepan) lebih ditingkatkan jumlah dan
intansitasnya. Berdasarkan hal tersebut, maka pada tahun 2018 target rekomendasi
kebijakan diperkecil menjadi 11 kebijakan.
IKU.4 Persentase Tindak Lanjut Hasil Pengendalian Kebijakan di Bidang
Kemaritiman
Indikator ini adalah persentase jumlah gagasan/rancangan ketentuan hasil
pengendalian suatu kebijakan oleh Kemenko Kemaritiman, yang kemudian
Halaman 25
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
dijalankan/dilaksanakan K/L terkait. Tujuan indikator ini adalah untuk mengukur
efektivitas pelaksanaan pengendalian kebijakan di bidang kemaritiman. IKU ini
merupakan IKU modifikasi dari IKU.9 tahun 2017: Persentase rekomendasi hasil
pengendalian pelaksanaan kebijakan yang dilaksanakan para pemangku kepentingan.
IKU.4 ditargetkan 75% dari 4 kebijakan yang ada dapat dikendalikan dan
ditindaklanjuti. Dari tabel 11 di bawah ini, capaian IKU.4 adalah 100% dari target
jumlah kebijakan atau tercapai 120% dari target IKU dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 11 Capaian Kebijakan IKU.4
No Nama IKU Tercapai Keterangan
Ya Tidak
1 Rancangan Kepres tentang Tim
Koordinasi Nasional Pengelolaan
Benda Muatan Kapal Tenggelam
√
Rancangan Kepres tentang Tim Koordinasi
Nasional Pengelolaan Benda Muatan Kapal
Tenggelam (BMKT)
2 Pengendalian Kebijakan terkait
Tindak Lanjut Submisi Landas
Kontinen di Utara Papua
√
Telaah Kebijakan Kebijakan Penetapan
Landas Kontinen Indonesia di luar 200 mil di
Segmen Utara Papua
3 Koordinasi, Sinkronisasi, dan
Pengendalian kebijakan percepatan
pembangunan PLTSa √
Perpres Nomor 35/2018 tentang Percepatan
Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah
menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi
Ramah Lingkungan (PLTSa)
4 Pelaksanaan Pengendalian
Implementasi Kebijakan
Pengembangan Geopark Nasional
√
Rancangan Perpres Geopark
Capaian IKU.4 pada tahun 2018 ini lebih baik jika dibandingkan dengan IKU.9
tahun 2017 (88,89%). Walaupun demikian jika dibandingkan berdasarkan jumlah
kebijakannya, maka capaian tahun 2017 lebih baik karena tercapai 8 kebijakan.
Penetapan target yang tidak terlalu banyak merupakan faktor kunci tercapainya IKU ini.
Selain itu kesungguhan dari berbagai pihak terkait, serta dukungan pendanaan dan
suport dari Menteri Koordinator menjadikan target yang ditetapkan dapat
diimplementasikan.
Dapat dijelaskan bahwa dengan terbentuknya tim BMKT melalui Kppres,
diharapkan pada tahun 2019 penanganan BMKT dapat lebih baik, baik dalam
pemanfaatan secara ekonomis maupun sebagai benda cagar budaya. Sedangkan kajian
tentang landas kontien di utara Papua akan segera ditindaklanjuti untuk masuk dalam
RUU Landas Kontinen.
Implementasi Perpres No. 35 tahun 2018 telah dilaksanakan dengan telah dimulai
proses pembangunan 8 PLTSa di 8 kota percontohan. PLTSa ini dibangun selain
sebagai pembangkit listrik dengan penggunaan bahan bakar alternatif yang dapat
diperbaharui (renewable), juga terutama dimaksudkan sebagai salah satu cara untuk
mengurangi volume sampah di tempat pembuangan. Sementara itu dalam
pengembangan Geopark, selain telah disusun Perpres juga telah dusulkan 2 Geopark di
Ciletuh dan Rinjani untuk masuk dalam daftar Global Geopark UNESCO.
Halaman 26
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
3.1.3 Internal Business Process Perspective
Perspektif ini terdiri dari 5 sasaran strategis dan memiliki persentase bobot paling
tinggi yaitu 60% dari keseluruhan perspektif. Dari lima SS tersebut 3 (tiga) sasaran
strategis baru direalisasikan pada akhir tahun 2018 pada triwulan IV (SS.3, SS.5, dan
SS.6). Berikut penjelasan 5 sasaran strategis pada Internal Business Process Perspective.
1. Sasaran Strategis 3 (SS.3)
Terwujudnya Kedaulatan Indonesia Sebagai Negara Maritim
yang Berperan Aktif di Tingkat Regional dan Global
Sasaran Strategis yang dimaksud adalah terlaksananya hak eksklusif negara
Indonesia untuk menguasai suatu wilayah/negara/daerah dan mengatur
pemerintahannya secara mandiri tanpa intimidasi atau gangguan negara lain. Negara
maritim adalah suatu negara yang mempunyai wilayah kekuasaan laut yang luas serta
tersimpan berbagai kekayaan sumber daya alam di wilayah tersebut serta memanfaatkan
sumber daya alam di wilayah laut untuk kepentingan dan kemakmuran rakyat. Berperan
aktif di tingkat regional dan global adalah suatu perilaku dan sikap memperhatikan,
mendengarkan, mendukung dan/atau turut terlibat dalam suatu forum-forum kerjasama
di bidang kemaritiman baik di tingkat regional dan global.
SS.3 ini sama dengan SS.1 pada tahun 2017 namun masuk dalam perspektif
pemangku kepentingan (stakeholder perspective). Jika pada tahun 2017 terdapat 2 (dua)
IKU, maka di tahun 2018 hanya 1 (satu) IKU, yaitu: Persentase Inisiasi Gagasan
Indonesia yang Diterima di Level Internasional (mirip dengan IKU.2 pada tahun 2017).
Indikator ini adalah persentase jumlah gagasan/ide/usulan negara Indonesia
bidang kemaritiman dalam forum/pertemuan yang mampu/dapat diterima atau
dijadikan kebijakan internasional. Tujuan dari indikator ini adalah untuk mengukur
peran aktif Indonesia pada forum internasional.
Perwujudan SS.3 dilaksanakan melalui pelaksanaan program koordinasi
pengembangan kebijakan kedaulatan kemaritiman. Melalui SS.3 ini dijalankan dengan
dengan tujuan terwujudnya sinergi antarsektor, tersedianya rekomendasi solusi atas
permasalahan sektoral, serta termonitornya implementasi kebijakan kemaritiman.
Tujuan tersebut dicapai melalui koordinasi kebijakan yang efektif dan produktif.
Terwujudnya kedaulatan Indonesia adalah dengan terlaksananya hak eksklusif
negara Indonesia untuk menguasai suatu wilayah/negara/daerah dan mengatur
pemerintahannya secara mandiri tanpa intimidasi atau gangguan negara lain. Indonesia
telah menyatakan sebagai negara maritim atau negara yang mempunyai wilayah
kekuasaan laut yang luas serta tersimpan berbagai kekayaan sumber daya alam. Sebagai
negara maritim, Indonesia harus memanfaatkan sumber daya alam di wilayah laut
untuk kepentingan dan kemakmuran rakyat.
Halaman 27
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
Salah satu tujuan inisiasi gagasan Indonesia di level internasional adalah
mewujudkan kedaulatan Indonesia. Tujuan ini dapat dicapai salah satunya dengan
berperan aktif dalam forum di tingkat regional dan global.
Tabel 12 Target dan Realisasi SS.3/IKU.5
No Forum Kemaritiman Peran Kemenko Bidang Kemaritiman
dan Kepentingan Indonesia Keterangan
Inisiatif Indonesia (Kemenko Bidang Kemaritiman)
1 Archipelagic and Island States (AIS)
Forum
The 2nd Senior Official Meeting
(SOM) Jakarta,
6-8 September 2018
The 3rd SoM dan the First
Ministerial Meeting,
Manado, 31 Oktober-2 November
2018
Telah disahkan Joint Declaration on the Establishment
of Archipelagic and Island States Forum atau disingkat
sebagai Manado AIS Declaration yang berisi
kesepakatan negara-negara kepulauan dan negara
pulau untuk membentuk AIS Forum sebagai
sebuah platform pembangunan (developmental forum)
kerjasama kongkrit di berbagai isu kelautan
Usulan
diterima
2 “the Southeast Asia Conference on
Regional Coordination and Action to
Combat Trafficking and Labour
Exploitation in Fisheries”. Bali, 26-
29 November 2018
Pertemuan the Southeast Asia Conference on Regional
Coordination and Action to Combat Trafficking and
Labour Exploitation in Fisheries merupakan
kerjasama antara Kementerian Koordinator
Bidang Kemaritiman dengan International Labour
Organization (ILO) cq proyek Sea Fisheries
Usulan
diterima
Bilateral / Regional
3 1st Bilateral Maritime Forum
Between the Government of the
Republic of Indonesia and the
Government of the Kingdom of
Denmark
Indonesia bekerjasama dengan Denmark untuk
menyusun sebuah kerangka kerjasama dalam
bidang Standard Pelatihan dan Sertifikasi Pelaut.
Usulan
diterima
4 The 2nd High Level Dialogue on Fisheries and Maritime Issus Between the Governement of the Republic of Indonesia and European Commision
Indonesia berkerjasama dengan Uni Eropa dengan
membahas hal-hal yang terkait dengan berbagai
perkembangan dan implementasi kebijakan
kelautan dan perikanan antar kedua negara.
Usulan
diterima
Internasional (Non Rutin)
5 1st Technical Working Group
Meeting on the Establishment of a
Regional Cooperation Agreement
Against Crimes Related to Fisheries
Jakarta, 20-21 Maret 2018
Membahas kebutuhan akan adanya potential
regional instrument tentang penanganan kejahatan
terkait perikanan, serta kaitannya dengan existing
instruments
Usulan
diterima
6 Consultative Forum on Regional
Cooperation against Human
Trafficking, Labour Exploitation and
Slavery at Sea
Bali, 27-28 Maret 2018
Tripartit (negara, pengusaha, asosiasi/pekerja)
sepakat untuk membentuk suatu badan kerjasama
regional untuk menangani isu human trafficking,
labour exploitation, dan slavery at sea
Usulan
diterima
Halaman 28
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
No Forum Kemaritiman Peran Kemenko Bidang Kemaritiman
dan Kepentingan Indonesia Keterangan
7 Penyusunan Rumusan Kebijakan
Traffic Separation Scheme (TSS) di
Selat Sunda dan Selat Lombok
Indonesia telah mengajukan dua usulan TSS di
Selat Sunda dan Selat Lombok ke International
Maritime Organization (IMOdengan tujuan: agar
terjaminnya perairan Selat Sunda dan Selat
Lombok dari bahaya keamanan, bahaya navigasi
pelayaran serta bahaya pencemaran lingkungan
melalui penataan ruang laut yang akan
mempengaruhi perkembangan dan pembangunan
di wilayah pesisir dan sekitarnya.
Usulan
diterima
8 Kerjasama Keselamatan Maritim
dalam
Konteks Indo-Pasifik
Indonesia menawarkan peningkatan kerja sama di
bidang kemaritiman, konektivitas dan agenda
pembangunan berkesinambungan:
Menyusun action plan melalui konsep buku putih
(White Paper)
Usulan
diterima
9 2nd Technical Working Group
Meeting on the Establishment of a
Regional Cooperation Agreement
against Crimes Related to Fisheries
Jakarta, 26-27 September 2018
Perlunya pembentukan suatu perjanjian
kerjasama regional mengenai kriminalitas yang
terkait dengan perikanan.
Usulan
diterima
10 Technical Seminar on the
International Maritime Organization
- Cape Town Agreement (IMO-CTA)
di Bali, 31 Oktober– 2 November
2018
Mendukung kelanjutan kerjasama dan koordinasi
antar semua instansi pusat terkait dengan semua
pihak terkait untuk mengatasi keselamatan kapal,
IUUF, dan standar kondisi kerja yang dapat
diterima.
Usulan
diterima
Internasional (Rutin)
11
Series of Meeting at the International
Maritime Organization (IMO),
London,
Pemerintah Indonesia telah menyampaikan
submisi Indonesia untuk penetapan TSS ke IMO.
Usulan
diterima
12 Sidang MEPC-73
London, 22-26 Oktober 2018
Indonesia berusaha menyampaikan usulan
Rencana Aksi yang dapat dilakukan untuk
menangani sampah plastik di laut dan
menyampaikan bahwa Indonesia telah memiliki
National Action Plan terkait penanganan sampah
plastik.
Usulan
diterima
13 Our Ocean Conference (OOC) 2018
Bali, 29-30 Oktober 2018
Hasil dari Pertemuan tersebut antara lain
Pemerintah Jepang dan FAO telah menyatakan
siap untuk mendukung Indonesia untuk menyusun Regional Plan of Action to Combat Marine Plastic
Debris melalui kombinasi pendanaan dan
penyelenggaraan kegiatan bersama.
Usulan
diterima
14 The 57th Annual Session Asian–
African Legal
Consultative Organization (AALCO)
Indonensia menyampaikan pandangan dengan
mengajak negara- negara anggota AALCO
untuk perlunya berkerjasama mengambil langkah
dan solusi yang nyata guna mengatasi berbagai
permasalahan kelautan
Usulan
diterima
Halaman 29
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
No Forum Kemaritiman Peran Kemenko Bidang Kemaritiman
dan Kepentingan Indonesia Keterangan
15 Sidang Executive Board UNESCO,
Paris Usulan Penetapan Geopark Rinjani Nusa
Tenggara barat, dan Geopark Ciletuh-Pelabuhan
Ratu- Jawa Barat menjadi UNESCO Global
Geopark (UGG)
Usulan
diterima
16 Indian Ocean Conference on Blue
Carbon (Australia) Senior Official Meeting (SOM) untuk bidang
Marine Environment and Climate Change dalam
kerangka Blue Economy sebagai tindak lanjut dari
penandatangan Kerjasama Bilateral Kemaritiman
Indonesia-Australia
Usulan
belum
diterima
17 OMC-MDTF
Pemerintah Indonesia mencari
dukungan Bank Dunia dan Mitra
lainnya untuk memperkuat
Agenda Kelautan yang baru lahir
dan meningkatkan hasil program.
Secara khusus, Pemerintah
Indonesia meminta Dana Perwalian
Multi Donor Masa Depan Samudra
Indonesia (IOF-MDTF), yang akan
dikelola oleh Bank Dunia, untuk
mendukung desain dan
implementasi awal Agenda Kelautan
Nasional.
Dukungan Agenda Kelautan Nasional akan
mencakup upaya untuk meningkatkan
perencanaan, koordinasi, kebijakan, dan
pembiayaan secara keseluruhan dalam
mendukung strategi lautan luas, termasuk unsur-
unsur kehidupan dan non-hayati dari ekonomi
maritim.
Secara khusus, Pemerintah Indonesia meminta
Dana Perwalian Multi Donor Masa Depan
Samudra Indonesia (IOF-MDTF), untuk
mendukung desain dan implementasi awal
Agenda Kelautan Nasional.
Usulan
diterima
18 Diplomasi Sawit Dalam rangkaian kunjungan ke negara-negara Uni
Eropa dalam rangka Diplomasi Sawit, Indonesia
mengusulkan penundaan phasing out palm oil dari
RED Uni Eropa hingga tahun 2030
Usulan
diterima
19 MoU Indonesia – Qatar
1 Agustus 2018
Kemenko Kemaritiman dan Otoritas Investasi
Qatar (QIA) telah menandatangani MoU on
Tourism Investment Cooperation pada 1 Agustus
2018. MoU ini mengutarakan kesiapan QIA untuk
berinvestasi sebesar 500 juta USD di Top-10
Destinasi Prioritas Pariwisata di Indonesia.
Usulan
diterima
20 Cluster Fisheries Subsidies WTO
dengan tema “Transparency,
Institutional Arrangements”, di
Genewa, Swiss, 24 – 28
September 2018
1. Usulan pemerintah Indonesia tentang perlu
adanya pengecualian kepada Indonesia yang
sangat tegas dalam pelaksanaan IUU Fishing
kepada nelayan kecil dan artisanal yang
melakukan penangkapan ikan untuk
kebutuhan sehari– hari.
2. Pemerintah Indonesia juga menyampaikan
mengenai subsidi yang bermanfaat (beneficial
subsidies) sebagai upaya memulihkan
pertumbuhan stok ikan melalui pengelolaan
perikanan berbasis konservasi.
Usulan
diterima
21 the 14th Pre-Senior Officials’ Meeting
(Pre-SOM ke-14), the 14th CTI-CFF
Senior Officials’ Meeting (SOM ke-
14), dan the 7 th CTI-CFF Ministerial
Meeting (MM ke-7) , Manila,
Filipina pada tanggal 10-14
Desember 2018
1. Usulan Indonesia atas dua bentang laut
prioritas (proposal nominasi Bentang Laut
Lesser Sunda dan Bentang Laut Bismarck
Solomon) ini disetujui oleh seluruh negara
anggota CTI-CFF. Bentang laut prioritas
ditetapkan sebagai “Prioritas” oleh Council of
Senior Officials (CSO) dan Council of Ministers
(COM).
2. Usulan Indonesia untuk menjadi tuan rumah
Usulan
diterima
Halaman 30
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
No Forum Kemaritiman Peran Kemenko Bidang Kemaritiman
dan Kepentingan Indonesia Keterangan
dari 2nd leader summit CTI-CFF tahun 2020.
Pertemuan ini akan menghadirkan enam
kepala negara atau pemerintahan anggota CTI-
CFF.
22
Australia Short Term Award
(Aquaculture Benchmarking) di
James Cook University Austrlia pada
27 April s.d 13 Mei 2018
Usulan gagasan yang disampaikan pada forum ini
tidak diterima pada forum, internasional yang
dilaksanakan di di James Cook University
Usulan
Tidak
diterima
23 Bonn Climate Change Conference
(BCCC) di Bonn-Jerman
pada Mei 2018
BCC merupakan tindak lanjut dari Konvensi
Kerangka Kerja Perubahan Iklim Perserikatan
Bangsa-Bangsa (UNFCCC) yang bertujuan untuk
menstabilkan konsentrasi gas rumah kaca di
atmosfer melalui pembatasan emisi carbon dan
menjaga kenaikan temperatur bumi dibawah 1.5
derajat celcius.
Usulan
Tidak
diterima
24 Maritime Bilateral Dialogue di Seoul-
Korea pada April 2018 Pentingnya sektor kelautan bagi masa depan dan
ajakan meningkatkan kerja sama dalam
menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi
dalam kerja sama kelautan ditekankan Indonesia
Usulan
Tidak
Diterima
25 Sidang Marine Environment
Protection Committe (MEPC) ke-73
di Markas IMO London, tanggal
22-26 Oktober 2018
Indonesia bersama dengan Argentina, Brazil,
China, India, dan Filipina mensponsori submisi
dokumen MEPC yang mengusulkan:
a. Membentuk steering committee yang mengawasi
proses studi GRK IMO dari awal penentuan
tender kontraktor hingga menghasilkan produk
hasil studi.
b. Menyelenggarakan expert workshop yang akan
mendiskusikan isu teknis dan metodologi serta
memberikan saran- teknis pada MEPC
c. Hasil studi GRK IMO yang ke-4 harus
mendapatkan peer review dari komunitas
akademis dan riset di seluruh dunia, termasuk
dari negara-negara berkembang.
Usulan
diterima
26 Biodiversity Beyond National
jurisdiction (BBNJ)
Dalam sidang IGC, Indonesia berpartisipasi aktif
dengan memperjuangkan kepentingan Indonesia
pada beberapa area utama sebagai berikut:
a. Pembentukan sui generis BBNJ;
b. Pengelolaan area BBNJ yang berdekatan
dengan perairan coastal state;
c. Pengelolaan BBNJ di extended continental shelf
d. Akses pada benefit sharing and information;
Usulan
diterima
27 ELK Utara Papua
Indonesia sudah menyampaikan nota diplomatik
untuk mengajukan dokumen submisi sebagian
(partial submission) Landas Kontinen Indonesia di
luar 200 mil pada segmen utara Papua (Eauripik
Rise) paling lambat akhir tahun 2018 dan atau
triwulan pertama 2019.
Usulan
diterima
Dari 27 usulan atau inisiasi Indonesia yang disampaikan ke forum internasional,
tercapai 24 usulan yang diterima untuk dibahas atau diimplementasikan dalam kancah
hubungan internasional. Sehingga realisasi dari usulan adalah 88.89%, atau capaian
Halaman 31
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
kinerja yang dihasilkan dari IKU.3 ini adalah 94,44% dari target (sudah
memperhitungkan bobot IKU).
Berbagai upaya dan kegiatan sudah dilaksanakan dalam mewujudkan tercapainya
IKU.5 ini. Berbagai kunjungan dan kegiatan seperti konferensi, seminar, pertemuan,
perundingan dengan berbagai hal lainnya sudah dihadiri atau diselenggarakan dalam
rangka memperjuangkan lolosnya inisiasi gagasan kemaritiman di internasional.
Indonesia memiliki kepentingan yang besar terhadap pengelolaan kelautan, baik
yang berskala nasional, bilateral, regional, maupun internasional. Kepentingan
tersebut semata karena lautan menjadi salah satu sumber utama perikehidupan negara
Indonesia yang 2/3 wilayahnya merupakan laut. Untuk itu, maka Pemerintah
Indonesia terlibat aktif di berbagai forum kemaritiman untuk memastikan bahwa
kepentingan Indonesia di bidang kelautan dapat terakomodir, terlebih lagi menunjukan
kepemimpinan (leadership) Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, dan
negara yang memiliki sejarah maritim yang kuat. Keterlibatan itu dilaksanakan dengan
aktif menyusun gagasan dan menyampaikannya kepada pihak internasional.
Dukungan Kemenko Kemaritiman dalam memperjuangkan gagasan di tingkat
internasional sangat tinggi. Kemenko telah menganggarkan untuk hal tersebut pada
tahun 2018 sebesar Rp 34.707.638.000,- atau 11,56% dari pagu total Kementerian.
Realisasi dari anggaran tersebut pada tahun 2018 sebesar Rp 32.902.371.277 atau
94,8% dari pagu.
2. Sasaran Strategis 4 (SS.4)
Menguatnya Jati Diri Indonesia Sebagai Bangsa Bahari yang
Inovatif, Berkarakter dan Berbudaya Nusantara
Maksud dari penetapan SS.4 adalah bertambah kuatnya jiwa, semangat, daya
gerak, budaya, ciri khas bangsa Indonesia yang bercirikan/berkaitan dengan kelautan,
disertai dengan inovatif dalam berkreasi/berperilaku. SS.4 memiliki 1 (satu) indikator
kinerja (IKU.6) yaitu: Jumlah Provinsi yang Menerapkan Percontohan Kurikulum
Kemaritiman. Sasaran strategis sama dengan SS.2 pada tahun 2017, namun pada tahun
2017 terdapat 2 (dua).
Indikator ini untuk mengevaluasi provinsi di Indonesia yang menerapkan
kurikulum maritim yang menunjukkan tingkatan menguatnya jati diri Indonesia sebagai
bangsa bahari yang inovatif, berkarakter dan berbudaya nusantara. Target tahunannya
adalah 12 provinsi dengan realisasi 13 provinsi atau 104,17%.
Tabel 13 Daftar Sekolah Percontohan Implementasi Kurikulum Kemaritiman
No. Provinsi /
Kab./Kota
Jenjang Pendidikan
PAUD SD SMP SMA/SMK
1 Aceh /
Kota Sabang
Tk Pertiwi sabang SDN 27 sabang SMPN 5 sabang SMKN 1
sabang
2 Bengkulu /
Kota Bengkulu
TK Dhrma Wanita
Bengkulu SDN 19 Bengkulu SMPN 19
Bengkulu
SMAN 5
Bengkulu
Halaman 32
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
No. Provinsi /
Kab./Kota
Jenjang Pendidikan
PAUD SD SMP SMA/SMK
3 Banten /
Kab. Pandeglang
Al-Hidayah Banten SDN 4 Kab Pandeglang
SMPN 1 Labuan Pandeglang
SMAN 2 Banten
4 DKI Jakarta TK Hang Tuah 11 Pondok Labu
SD Hang Tuah 5 Cilincing
SMP Hang Tuah 2 Cipulir
SMA Hang Tuah
5 Jawa Barat /
Kota Cirebon
Tk Darul Hikam Cirebon SDN Pesisir Cirebon
SMPN 13 Cirebon
SMAN 5 Cirebon
6 Jawa Timur /
Kota Surabaya
TK Hang Tuah 7 surabaya SD Hang Tuah 10 Surabaya
SMP Hang Tuah 5 Surabaya
SMA Hang Tuah Surabaya
7 Kalimantan Utara /
Kota Tarakan
TK Kartika Tarakan SDN 012 Tarakan SMPN 06 Tarakan
SMPN 06 Tarakan
8 Sulwaesi Selatan /
Kab. Pangkep
TK Binaan Kabupaten Pangkep
SDN 7 Pangkep SMPN 4 Pangkep SMK Perikanan Pangkep
9 NTB /
Kab. Lombok Tengah
TK Baroqatussolatiah
Lombok SDN 4 Lombok SMPN 10
Lombok
SMAN 1
Lombok
10 NTT /
Kab. Sikka
TK Panti Ranti Maumere NTT
SD Kolisia Sikka NTT
SMPN 3 Sikka NTT
SMAN 1 Maumere NTT
11 Maluku /
Kota Ambon
TK Al Fatah Ambon SDN SPG 1
Ambon
SMPN 17
Ambon
SMAN 12
Ambon
12 Papua Barat /
Kab. Rajaampat
TK Waisai Rajaampat SD YPK Marthen
Luther Rajaampat
SMPN 4
Rajaampat
SMAN 1
Rajaampat
13 Jawa Tengah/ Kota
Tegal TK Pembina SDN Tegal Sari SMPN 9 Kota
Tegal
SMKN Kota
Tegal
Untuk mendorong pengembangan dan implementasi muatan kemaritiman dalam
kurikulum pendidikan, telah dilakukan penandatanganan Naskah Nota Kesepahaman
antara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dengan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, pada tanggal 4 Mei 2017. Berdasarkan Nota Kesepahaman yang
ditandatangani oleh Deputi Bidang Koordinasi SDM, IPTEK dan Budaya Maritim
dengan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 15
Agustus 2017. Kedua naskah kerja sama tersebut merupakan landasan bersama bagi
pengembangan dan penerapan kurikulum kemaritiman, di samping dokumen-dokumen
pendukung yang dihasilkan bersama, yaitu: naskah akademis kurikulum kemaritiman;
kurikulum kemaritiman; dan panduan implementasi kurikulum kemaritiman.
Pada tahun 2018 telah ditetapkan 52 sekolah (data pada tabel di atas) di 13
provinsi yang menjadi proyek percontohan implementasi muatan kemaritiman dalam
kurikulum pendidikan untuk level: TK, SD, SMP dan SMA. Muatan kurikulum
kemaritiman akan dikombinasikan dengan memasukkan muatan lokal suatu daerah
yang sebagian besar daerah berbasis kelautan dan perikanan. Sehingga dapat
mendukung penyiapan sumberdaya manusia melalui pengenalan terhadap potensi dan
konsepsi kemaritiman.
Kesadaran pengenalan kemaritiman akan dilakukan secara komprehensif dan
berjenjang melalui saluran pendidikan formal. Selain itu, telah ada cikal bakal
penerapan kurikulum berbasis lokal misalnya sektor kelautan dan perikanan yang telah
dilakukan melalui inisiasi program di kementerian teknis Pengembangan dan
implementasi muatan kemaritiman dalam kurikulum pendidikan menjadi salah satu
pilihan kebijakan yang dianggap paling tepat.
Halaman 33
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
2017•Mei; MOU antara Kemenko
Maritim dengan Kemendikbud
•Agustus; PKS antara Deputi SDM, Iptek Budaya dengan Sekjen Kemendikbud
2018•Implementasi Kurikulum
Kemaritiman pada 13 Provinsi
2019•Perluasan Implementasi
pada 21 provinsi lainnya
•Monev implementasi pada 13 sebelumnya
Dalam penerapannya nanti, terdapat 4 pilihan implementasi kurikulum
kemaritiman di sekolah, yaitu melalui:
1. kontekstualisasi/warna mata pelajaran/blended
2. pengayaan/integrasi dalam mata pelajaran
3. ekstra kurikuler dan budaya sekolah
4. mata pelajaran tersendiri (muatan lokal).
Implementasi muatan kemaritiman ke dalam proses pembelajaran sekolah
dilakukan melalui:
1. Integrasi muatan kurikulum kemaritiman ke dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran yang relevan di sekolah
2. Mengintegrasikan muatan kurikulum kemaritiman ke dalam proses pembelajaran
berdasarkan RPP pada mata pelajaran yang relevan di sekolah
3. Menerapkan pengetahuan, keterampilan, keahlian dan nilai-nilai akrakter
kurikulum kemaritiman dalam bentuk program ekstrakurikuler di sekolah
4. Menerapkan pengetahuan, keterampilan, keahlian dan nilai-nilai akrakter
kurikulum kemaritiman dalam bentuk program pembudayaan sekolah
5. Melakukan diseminasi dan sosialisasi kepada berbagai pihak terkait penitngnya
muatan kemaritiman untuk diterapkan dan atas diintegrasikan ke dalam proses
pembelajaran di sekolah.
Beberapa kendala atau hambatan yang mungkin muncul dalam penerapan muatan
kurikulum kemaritiman antara lain:
1. lokasi sekolah yang jauh dari laut, sehingga pemda atau pihak sekolah belum
mengenal konsep kemaritiman
2. pemda atau sekolah sudah menerapkan muatan lokal sendiri, sehingga dianggap
akan memberatkan jka menambah materi pelajaran baru
3. pihak terkait kesulitan untuk menyisipkan muatan kurikulum dalam mata
pelajaran yang sudah ada.
Pada tahun 2019 ini direncanakan penambahan target provinsi sebanyak 21
provinsi, atau seluruh provinsi di Indonesia sudah ada sekolah percontohan yang
mengimplementasikan kurikulum kemaritiman.
Gambar 10 Pengembangan Kurikulum Kemaritiman
Halaman 34
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
Gambar 11 Rencana Provinsi Lokasi Penerapan Kulrikulum Kemaritiman
Rekomendasi yang dapat disampaikan berdasarkan implementasi penerapan
muatan kurikulum di 13 provinsi adalah sebagai berikut:
1. Sumber daya pendidikan yang tersedia di satuan pendidikan bersangkutan
2. Melakukan komitmen implementasi kurikulum kemaritiman di sekolah
percontohan
3. Mengintegrasikan muatan kurikulum kemaritiman ke dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran yang relevan di sekolah
4. Kebutuhan sumber daya pendidikan sebagai implikasi penambahan beban belajar
kurikulum muatan lokal menjadi tanggung jawab pemerintah daerah yang
menetapkan
5. Pengembangan kurikulum muatan lokal harus dikoordinasikan dan disupervisi
oleh dinas pendidikan atau kantor kementerian agama provinsi dan
kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.
Halaman 35
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
3. Sasaran Strategis 5 (SS.5)
Terwujudnya Percepatan Pembangunan dan Pemerataan
Infrastruktur Poros Maritim
Maksud dari penetapan sasaran strategis ini adalah mewujudkan pembangunan
sarana dan prasarana (infrastruktur) bidang maritim merata di wilayah negara
Indonesia. Sasaran strategis ini memiliki 1 indikator kinerja (IKU.7) yaitu: Penurunan
Disparitas Investasi Infrastruktur untuk Wilayah Timur dan Barat
Disparatis investasi infrastruktur untuk wilayah timur dan barat adalah persentase
selisih/perbedaan nilai investasi bidang infrastruktur maritim di wilayah wilayah timur
dan barat Republik Indonesia. Target IKU.7 ini untuk tahun 2018 adalah ≤20%, IKU ini
merupakan pengembangan/perbaikan dari IKU.4 tahun 2017: Pertumbuhan investasi
infrastruktur poros maritim. Jika pada tahun 2017 fokusnya adalah pertumbuhan, maka
pada tahun 2018 ini lebih menilik pemerataan atau disparitas antara wilayah Indonesia
Barat dengan wilayah Indonesia Timur. Wilayah Indonesia timur adalah selain Jawa,
Sumatera dan Kepulauan Riau.
Pertumbuhan nilai investasi infrastruktur dihitung dari sektor-sektor infrastruktur
yang menunjang dalam pembangunan/terwujudnya poros maritim, atau sektor yang
menunjang pembangunan di bidang kemaritiman. IKU ini dihitung dengan cara
membandingkan nilai investasi antara wilayah timur dengan wilayah barat Indonesia.
Dari kedua nilai tersebut lalu diukur perbedaan nilainya. Nilai perbedaan tersebut
kemudian dibandingkan (dibagi) dan dilakukan perhitungan persentasenya (dikalikan
100%).
Investasi W. Barat − Investasi W. Timur
Jumlah total investasix 100%
Penghitungan bidang investasi yang dihitung dalam IKU ini hanya fokus pada dua
item saja yaitu (pelabuhan dan energi):
1. Pada bidang pembangunan/pengembangan pelabuhan, data diambil dari anggaran
(APBN) Kementrian Perhubungan TA. 2018 yang melakukan pembangunan fisik
(investasi) berupa pembuatan, dan/atau revilitasi pelabuhan di Indonesia, terutama
infrastruktur yang berhubungan langsung dengan program Tol Laut (sebanyak 24
Pelabuhan). Program Tol Laut merupakan domain utama dalam peningkatan
pembangunan infrastruktur yang menititik-beratkan pada upaya peningkatan
efisiensi ekonomi dan kelancaran arus barang dan jasa antar wilayah di Indonesia,
sekaligus memperluas pertumbuhan dengan menghubungkan wilayah melalui
intermodal supply chain system.
2. Bidang energi diambil 2 kegiatan utama, yaitu;
a. Program 35GW dan 7GW baik berupa pembangkit, gardu induk, maupun
jaringan transmisi. Penyediaan energi listrik oleh pemerintah melalui BUMN
PT. PLN Persero, dilaksanakan melalui pembangunan pembangkit, gardu induk
Halaman 36
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
dan jaringan transmisi. Data yang didapat dari PT. PLN persero tentang realisai
pembangunan pembangkit, gardu induk dan jaringan transmisi.
Pada proyek 35 GW terdapat 5 katagori capaian, yaitu perencanaan,
pengadaan, kontrak/PPA Belum Konstruksi, Konstruksi,
SLO/COD/commissioning. Pada perhitungan IKU ini yang dimasukkan adalah
pra konstruksi, konstruksi dan SLO/COD/commissioning.
b. Pembangunan dan revitalisasi kilang minyak dan/atau gas bumi. Data diambil
dari laporan tahunan Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas
(KPPIP) per Semester 1 TA 2018.
Gambar 12 Lokasi 24 Pelabuhan Strategis Pendukung Tol Laut
Pada penghitungan disparitas tidak memakai data dengan variabel atau satuan
nilai yang sama. Hal ini dikarenakan untuk setiap bidang memang mempunyai satuan
yang beda. Sementara jika menggunakan satuan nominal harga, maka akan terdapat
ketidakseimbangan/kesetaraan nilai. Biaya pengadaan infrastruktur di wilayah timur
rerata jauh lebih mahal dari di wilayah barat. Hal ini terjadi baik karena faktor biaya
distribusi (jalur transportasi) maupun ketersediaan bahan baku di sekitar loksi proyek.
Berdasarkan data yang ada dan hasil perhitungan didapatkan nilai disparitas sebesar
4,79% atau capaian IKU.7 (sudah diperhitungkan bobot nilai IKU) adalah 110% dari
target yang itetapkan (≤20).
Halaman 37
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
Tabel 14 Perhitungan Disparitas Investasi Wilayah Barat dan Wilayah Timur
Bidang Investasi Wilayah
Barat
Wilayah
Timur Total
%
Barat
%
Timur
Disparitas
%
1. Pembangunan pelabuhan (Rp milyar)
5,298 221,908 227,206 2,33 97,67 -95,34%
2. Pembangkit 35GW 18.887MW 4.536MW 23.423MW 80,63 19,37 61,27%
3. Pembangkit 7GW 5.100MW 2.800MW 7.900MW 64,56 35,44 29,11%
4. Pembangunan Gardu Listrik (MVA)
63.094 19.098 111.762 56,45 17,09 39,37%
5. Jaringan transmisi (KMS) 19,284 14.293 33.557 57,43 42,57 14,86%
6. Pembangunan dan revitalisasi
kilang (Rp milyar) 472.248 716.280 1.188.528 39,73 60,27 -20,53%
Rerata Disparitas 4,79%
Investasi di wilayah timur Indonesia harus terus ditingkatkan, karena meskipun
perbedaan investasi bidang pelabuhan dan energi tidak terlampau tinggi, akan tetapi
pertumbuhan dan kontribusi PDRB menurut wilayah 2018 masih didominasi oleh
wilayah barat Indonesia dari pada wilayah timur. Menurut BPS kontribusi Jawa dan
Sumatera terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sekitar 80,06%.
4. Sasaran Strategis 6 (SS.6)
Meningkatnya Nilai Tambah Sumber Daya Alam dan Jasa
Maritim Secara Berkelanjutan
Sasaran strategis ini bermaksud untuk meningkatkan bertambahnya nilai manfaat
suatu produk barang dan/atau jasa setelah mendapatkan perlakukan tambahan dari
suatu proses. Sumber daya alam dan jasa maritim adalah segala sesuatu yang memiliki
ekonomis, bersumber dari laut dan sekitarnya yang dapat berbentuk/berupa produk
barang atau jasa. Secara berkelanjutan adalah suatu proses produksi barang/jasa yang
terus menerus dilakukan perbaikan/pengembangan menuju hasil lebih baik dengan tetap
memperhatikan aspek aspek hak alam, lingkungan, sosiologi, kesehatan dan lain-lain.
Pada SS.6 terdapat 2 (dua) IKU dengan capaian seperti dalam tabel berikut:
Tabel 15 Sasaran Strategis 6
No Nama IKU Bobot Target Realisasi Capaian
(%)
1 Persentase Produksi SDA Bidang Maritim Sesuai Target 9,64 80 95,64 109,78
2 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 9,64 67,50 68,23 100,54
Total Capaian SS 105,16
Halaman 38
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
SS.6 merupakan target yang baru ditetapkan pada tahun 2018, begitu pula dengan
IKUnya. Sehingga capaiannya tidak dapat dibandingkan dengan capaian tahun-tahun
sebelumnya. SS.6 ini merupakan hasil keluaran (outcome) yang difasilitasi/dihasilkan
dari Deputi Sumber Daya Alam dan Jasa.
IKU.8 Persentase Produksi SDA Bidang Maritim sesuai Target
Indikator ini diwujudkan dalam persentase jumlah produksi yang dihasilkan di
bidang sumber daya alam maritim sesuai target. IKU ini bertujuan untuk mengukur
tingkat produksi sumberdaya alam bidang maritim dan untuk mengetahui persentase
kontribusi Sumber Daya Alam Maritim dalam ekonomi maritim.
Produk SDA maritim ini meliputi antara lain: produksi perikanan, produksi
mineral dan batu bara, produksi minyak dan gas bumi, serta pemanfaatan air laut.
Formula yang digunakan dalam penghitungan nilai capaian indikator ini adalah
menghitung persentase dari perbandingan kesesuaian target dengan realisasi. Target
produk SDA alam maritim yang ditargetkan dalam IKU ini adalah yang ditetapkan
dalam RPJMN dan/atau RKP, adalah: produksi batubara; produksi minyak bumi (crude
oil); produksi gas bumi (natural gas); dan produksi ikan.
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2017
tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2018 dan RPJMN 2014-2019, target dari
SDA yang dimaksud adalah seperti pada Tabel 16 di bawah ini:
Tabel 16 Target Produksi Sumber Daya Energi
No Indikator Satuan 2017 2018 2019
1 Minyak Bumi ribu barel/hari 815 800 700
2 Gas Bumi SBM/hari 1150 1200 1.295
3 Batubara Juta ton 413 406 400
4 Produksi ikan (tidak termasuk rumput laut) Juta ton 16,04 17,36 18.8
Sumber : RKP Tahun 2018; RPJMN 2014 - 2019
Berdasarkan data yang dijabarkan pada target nasional di atas dirangkum pada tabel
16, sehingga didapatkan bahwa Persentase Produksi Sumber Daya Alam dan Jasa
Bidang Maritim sebesar 95,64%.
Tabel 17 Persentase Produksi Sumber Daya Alam dan Jasa Bidang Maritim
No Indikator Satuan Target Realisasi Capaian
(%) Sumber
1 Produksi batubara ton 413.000 461.248 100,00 ESDM
2 Produksi minyak bumi ribu BM/hari 815 804 98,65 ESDM
3 Produksi gas bumi ribu SBM/hari 1.150 1140 99,13 ESDM
Halaman 39
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
No Indikator Satuan Target Realisasi Capaian
(%) Sumber
4 Produksi ikan (tidak termasuk rumput laut)
juta ton 16,04 13,60 84,79 RKP 2018, Bappenas, KKP
Persentase Produksi SDA dan Jasa Bidang Maritim 95,64
Sumber: Data capaian produksi tahun 2017
Berdasarkan data yang dijabarkan pada target nasional diatas dirangkum pada
tabel 17, sehingga didapatkan bahwa persentase produksi sumber daya alam dan jasa
bidang maritim sebesar 95,64%. Indikator Kinerja Utama ini baru ditetapkan pada tahun
2018 sehingga belum tapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Pencapaian Produksi Sumber Daya Alam dan Jasa ini tidak terlepas dari peran
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman khususnya Deputi Sumber Daya Alam
dan Jasa, yang sejak tahun 2015 telah melaksanakan berbagai kebijakan/program yang
secara berkelanjutan mendorong Produksi SDA dan Jasa Bidang Maritim baik secara
langsung maupun tidak langsung. Adapun program tersebut adalah sebagai berikut :
1. Koordinasi kebijakan pengelolaan potensi sumber daya perikanan tangkap
berkelanjutan, pengelolaan potensi sumber daya perikanan budidaya
berkelanjutan, pengelolaan kawasan konservasi keanekaragaman hayati, komisi
nasional terumbu karang Indonesia,
2. Pengendalian kebijakan tata kelola minerba, penyediaan energi primer, dan
pengendalian kebijakan pengembangan cadangan energi.
IKU.9 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH)
Indeks kulitas lingkungan hidup adalah gambaran atau indikasi awal yang
memberikan kesimpulan cepat dari suatu kondisi lingkungan hidup pada lingkup dan
periode tertentu. Nilai indeks kualitas lingkungan hidup ini didapat dari hasil survey
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Indikator ini merupakan target yang
baru ditetatapkan pada tahun 2018.
Indeks Kinerja Lingkungan ini menggambarkan kondisi kualitas air, kualitas udara
dan kualitas tutupan lahan, pada 34 provinsi yang pengukurannya telah dilaksanakan
oleh Kementerian LHK. Indeks kualitas air (IKA) diukur pada sungai prioritas nasional
di 34 provinsi. Indeks kualitas udara (IKU) diukur pada kawasan-kawasan perumahan,
transportasi, industri, dan perkantoran di kabupaten/kota. Sedangkan indeks kualitas
tutupan lahan (IKTL) dihitung/diukur dengan menjumlahkan lima indeks penyusunan
(indeks kualitas tutupan lahan, indeks tutupan hutan, indeks performance hutan, indeks
kondisi tutupan tanah, indeks konservasi badan air, dan indeks kondisi habitat) dengan
bobot tertentu.
Untuk tingkat Kemenko Kemaritiman, IKU ini baru ditetapkan pada tahun 2018
sehingga belum diandingkan dengan tahun–tahun sebelumnya.
Halaman 40
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
IKU ini dihitung dengan formulasi membandingkan realisasi indeks kualitas
lingkungan hidup terhadap IKLH yang menjadi target dalam RPJMN dan/atau RKP
dikalikan 100%.
Target IKLH
No Indikator 2017 2018 2019
1 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) 65-65,5 65,5 – 66,5 66,5-68,5
Sumber : RPJMN 2014 – 2019
Berdasarkan data yang didapatkan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, nilai IKLH Indonesia adalah 68,23 dan nilai tersebut telah memenuhi target
nasional (67,50). Namun jika dilihat per provinsi terdapat disparitas yang cukup
signifikan yaitu provinsi dengan IKLH tertinggi adalah Provinsi Papua Barat sebesar
85,69 sedangkan terendah adalah Provinsi DKI Jakarta dengan nilai 35,78. Untuk
selanjutnya diharapkan IKLH ini dapat dikembangkan sebagai indikator kondisi
lingkungan hidup Indonesia yang utuh yaitu mulai hulu hingga hilir dan laut.
Gambar 13 Peta Indeks Lingkungan Hidup per Provinsi Tahun 2017
Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup RI
Halaman 41
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
Tabel 18 Indeks Lingkungan Hidup per Provinsi Tahun 2017
Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup RI
Pencapaian nilai IKLH ini tidak terlepas dari peran Kemenko Kemaritiman
khususnya Deputi Sumber Daya Alam dan Jasa. Sejak tahun 2015, Deputi Sumber
Daya Alam dan Jasa telah melaksanakan berbagai kebijakan/program yang secara
berkelanjutan mendorong Produksi SDA dan Jasa Bidang Maritim baik secara langsung
maupun tidak langsung. Adapun program tersebut adalah sebagai berikut:
Halaman 42
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
1. Koordinasi Kebijakan bidang pengelolaan lingkungan laut, pengelolaan limbah
hotel, percepatan penyusunan dokumen RZWP3K dalam rangka pengelolaan
kawasan pesisir secara terpadu, dukungan kebijakan penurunan emisi GRK
nasional sebesar 26%, serta kebijakan pengelolaan kawasan konservasi perairan
yang efektif dan menyejahterakan
2. Pengendalian implementasi kebijakan pencemaran limbah di laut dan
kesiapsiagaan nasional dan daerah dalam tumpahan minyak di laut
5. Sasaran Strategis 7 (SS.7)
Tersedianya Kebijakan Bidang Kemaritiman yang Ditetapkan
Menteri Koordinator
Sasaran ini merupakan rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan
dasar rencana dalam pelaksanaan kegiatan di bidang kemaritiman yang ditetapkan oleh
Menteri Koordinator. Nilai capaian strategis ini adalah 100 %, dan memiliki. Sasaran
strategis ini memiliki 2 indikator dengan bobot 14,46 merupakan hasil penjumlahan
bobot kedua indikatornya (masing-masing IKU bobotnya 7,23).
SS.7 terdiri dari 2 IKU dengan capaian sebagai berikut:
Tabel 19 Tampilan Capaian SS.7
No Nama IKU Bobot Target Realisasi Capaian
(%)
1 Persentase Kebijakan Bidang Kemaritiman yang
ditetapkan Menteri Koordinator 7,23 ≥50% 91,67% 120%
2 Persentase Tindaklanjut Hasil Pengendalian
Kebijakan di Bidang Kemaritiman 7,23 ≥50% 66,67% 120%
Total Capaian SS.7 120%
SS.7 ini sama dengan dengan IKU.8 pada tahun 2017. Jika pada tahun 2017 target
IKU tentang ini 55%, maka pada tahun ini target SS.7 ditetapkan ≥50%. Jika ditotal
untuk 2 (dua) IKU, maka capaian SS.7 ini adalah 120%. Adapun rincian penjelasan dari
masing-masing IKU adalah sebagai berikut:
IKU.10 Persentase Kebijakan Bidang Kemaritiman yang Ditetapkan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman
Indikator ini adalah gagasan atau rancangan ketentuan bidang kemaritiman yang
menjadi dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan serta dapat
diimplementasikan melalui suatu ketetapan atau lainnya. Target pada IKU No.10 ini
dimaksudkan pada kebijakan-kebijakan yang bukan usulan/inisiatif dari Deputi-Deputi,
namun berupa instruksi Menko atau Presiden. Sehingga tujuannya adalah untuk
mengukur persentase kebijakan bidang kemaritiman yang ditetapkan Menteri
Koordinator.
Halaman 43
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
Capaian realisasi kinerja IKU.10 ini sebesar 91,67% dari target (12 kebijakan) atau
120% dari target IKU (angka maksimal capaian). Secara kuantitas jumlah kebijakan,
capaian IKU ini pada tahun 2018 lebih besar dari capaian tahun 2017 yang bisa
menghasilkan 6 kebijakan dari 3 kebijakan yang ditargetkan
IKU.10 ini memiliki 12 target kebijakan dengan hasil realisasi pada Tahun 2018
adalah sebagai berikut:
Tabel 20 Rincian Capaian IKU.10
No Jenis Kebijakan
Ditetapkan
Menko Keterangan
Ya Tidak
1
Rancangan Peraturan Presiden tentang Badan Otorita Pengelolan Kawasan Pariwisata Labuan Bajo
√
Peraturan Presiden No 32 Tahun 2018 tentang Badan Otorita Pengelolan Kawasan Pariwisata Labuan Bajo
2 Rancangan Peraturan Presiden tentang penataan Sungai Citarum
√
Peraturan Presiden RI Nomor 15 Tahun 2018 ttg Percepatan Pengendalian Pencemaran & Kerusakan Daerah Aliran Sungau Citarum
3
Rancangan Peraturan Presiden
tentang Percapatan Program Kendaraan Bermotor Listrik untuk Transportasi Jalan
√
Rancangan Peraturan Presiden tentang
Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Untuk Transportasi Jalan
4
Rancangan Perpres RAN Pengelolaan Terpadu Taman Nasional dan Kawasan Konservasi Perairan Nasional 2018- 2025
√
Rancangan Perpres Rencana Aksi Nasional Pengelolaan Terpadu Taman Naisonal dan Kawasan Konservasi Perairan
5
Rancangan Peraturan Menteri Koordinator tentang RAN CTI-CFF Indonesia 2018-2020
√
Permenko Kemaritiman No. 2 Tahun 2018 tentang Rencana Aksi Nasional CTI-CFF Indonesia tahun 2018 - 2020
6 Rancangan Kebijakan Peningkatan Aksesibilitas Energi
√
Rancangan Perpres tentang Penyediaan dan pendostribusian Gas Bumi melalui Jaringan Transmisi da/aau Distribusi gas Bumi untuk Rumah Tangga dan pelanggan Kecil
7
Rancangan Kebijakan terkait
Koordinasi Pengembangan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Khususnya Wakatobi
√
Draft Perpres tentang BOP Kawasan
Pariwisata Wakatobi
8
Rancangan Kebijakan terkait Koordinasi Pengembangan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Khususnya Bromo Tengger Semeru
√
Rancangan PerPres Tentang BOP Kawasan Wisata Bromo Tengger Semeru
9
Ranc. Keppres ttg Tim Nasional Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri
√
Rancangan Keputusan Presiden ttg Tim Nasional Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri
Halaman 44
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
No Jenis Kebijakan
Ditetapkan
Menko Keterangan
Ya Tidak
10
Ranc Peraturan Presiden terkait Percepatan Pembangunan Instalasi Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan
√
PerpresNo 35/2018 ttg Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan
11 Rumusan kebijakan nasional Short Sea Shipping
√ Belum tercapai
12 Rancangan Kebijakan Pengembangan
wilayah pantai terpadu √ Belum tercapai
IKU.11 Persentase Keputusan Hasil Pengendalian Kebijakan di Bidang
Maritim
Indikator ini adalah persentase jumlah keputusan/ketentuan bidang kemaritiman
hasil pengendalian suatu kebijakan yang disampaikan oleh Kementerian Koordinator
Bidang Kemaritiman, yang dijalankan/dilaksanakan oleh kementerian/lembaga terkait.
Indikator ini memiliki 6 Sub Indikator dengan capaian pada tahun 2018 adalah 83%
dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 21 Sub IKU Komponen IKU.11
No Jenis Kebijakan
Ditetapkan
Menko Keterangan
Ya Tidak
1
Kebijakan Pengendalian Kebijakan terkait Pengelolaan BMKT dan Pengembangan Museum/Wisata Shipwreck
√
Rancangan Keppres Pengendalian Kebijakan terkait Pengelolaan BMKT dan Pengembangan Museum/Wisata Shipwreck
2
Kebijakam Pengendalian Pencemaran
dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum
√
Permenko No 8 Tentang Tata Kerja Pengarah dan Satuan Tugas Tim
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum
3
Rumusan Pengendalian Kebijakan
Penanggulangan Kecelakaan Laut di Perairan Indonesia
√
4
Rumusan Pengendalian Kebijakan
Peningkatan Peranan Energi Baru dan Energi Terbarukan dalam Bauran Energi
√
Pengendalian Kebijakan Peningkatan Peranan Energi Baru dan Energi Terbarukan dalam Bauran Energi
5 Pelaksanaan Pengendalian √ Kebijakan Pengendalian pelaksanaan
Halaman 45
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
pelaksanaan event wisata pada lokasi prioritas dalam rangka Annual Meeting IMF-WB 2018
event wisata pada lokasi prioritas dalam rangka Annual Meeting IMF-WB 2018
6
Rumusan Pengendalian Rencana Aksi
Kebijakan Kelautan (KKI) Terkait Bidang Pelatihan Kemaritiman
√
3.1.4 Analisa dan Ringkasan Capaian Kinerja
A. Analisa Ringkas Capaian Kinerja
Secara umum capaian kinerja Kemenko Bidang Kemaritiman pada TA. 2018
terealisasi 100% dari target. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, capaian pada
TA. 2018 ini tidak bisa dibandingkan secara penuh dengan tahun sebelumnya, karena
mempunyai perbedaan IKU dan target kinerja yang cukup signifikan..
Keberhasilan dari pencapaian target kinerja tersebut terjadi karena beberapa hal
sebagai berikut:
1. Penetapan kinerja yang terukur dan sesuai dengan kemampuan sumber daya
2. Tersedianya anggaran yang memadai serta sarana dan prasarana kerja yang
menunjang
3. Kemampuan unit kerja/organisasi dalam menjalankan program koordinasi,
sinkronisasi, dan pengendalian.
4. Sebagian kinerja yang dihasilkan adalah lanjutan kegiatan pada triwulan atau
tahun sebelumnya
5. Dukungan atau fasilitasi dari Sekretariat Kementerian, terutama dalam hal
pencairan pendanaan dan proses administrasi (proses pengajuan
peraturan/undang-undang/kebijakan).
6. Koordinasi, komunikasi dan kerjasama yang baik dengan seluruh pemangku
kepentingan baik secara formal dalam rapat koordinasi maupun secara informal.
7. Efektifitas dalam mengelola waktu perumusan kebijakan sehingga dapat
diselesaikan lebih cepat dari target yang dicanangkan.
8. Beberapa pihak yang terlibat merasakan kesamaan minat/kepentingan dan
manfaat jika target Sub IKU ini dapat segera terealisasi.
Namun demikian, masih terdapat kendala yang berpotensi menghambat
pencapaian kinerja organisasi yaitu target kinerja yang ditetapkan tidak sebanding
dengan sumber daya yang ada (terutama jumlah staf pelaksana). Sampai dengan tahun
2017, sumber daya manusia yang ada di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman
didominasi oleh pegawai/tenaga kontrak. Sehingga, sebanyak 380 posisi jabatan
fungsional (pelaksana) belum terisi.
Sementara faktor kegagalan pencapaian target lebih dikarenakan kekurangan
waktu dalam melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait, terutama
Halaman 46
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
kerjasama dan saling kesepemahaman dengan pihak-pihak di luar Kemenko
Kemaritiman.
Beberapa saran atau rekomendasi atas hasil capaian dan kegagalan IKU ini adalah:
1. penetapan tema Sub IKU yang fleksibel, realistik dan terukur sesuai kemampuan
SDM dan pendanaan yang ada, serta memperhitungkan faktor-faktor (penunjang
dan penghambat) dari eksternal
2. segera melakukan revisi jika ada perubahan kebijakan dari pimpinan atau
perubahan anggaran (unit kerja) dan instansi terkait
3. melakukan monitor perkembangan pendanaan dan kondisi sosial-ekonomi dalam
dan luar negeri, serta peraturan yang terkait
4. agar unit kerja yang membidangi kepegawaian dalam melakukan perekrutan
pegawai terutama pegawai diutamakan pada pegawai yang mempunyai
kemampuan fungsional/teknis tertentu sesuai dengan bidang-bidang yang ada di
Deputi-Deputi
5. konsistensi dalam penetapan target kinerja diperlukan sehingga kesinambungan
dan keterkaitan perencanaan antar waktu, namun tidak melupakan unsur bahwa
perbaikan target adalah penting. Untuk itu perencanaan renstra lima tahunan perlu
dicermati lebih mendalam.
B. Analisa Kondisi Sumber Daya Pegawai
Secara umum, pada TA. 2018 di seluruh unit kerja di Kemenko Kemaritiman
masih kekurangan pegawai, terutama staf bagian teknis yang memahami dasar-dasar
keilmuan yang menunjang kegiatan di Deputi. Berdasarkan penghitungan kebutuhan
pegawai (teknis dan administrasi) terdapat 611 posisi jabatan (tidak termasuk tenaga
pendukung, seperti kebersihan, satpam, dan supir) yang dibutuhkan Kemenko
Kemaritiman untuk menjalankan tugas dan fungsinya. Pada akhir tahun 2017 telah
mendapatkan tambahan 47 CPNS, namun sebagian besar bukan dari bidang ilmu teknis
yang menunjang kegiatan bidang di Deputi. Sebagian tenaga tersebut juga masih
dipekerjakan untuk menunjang kegiatan keadministrasian, baik di Asisten Deputi
maupun Sekretaris Deputi. Seleksi penerimaan 107 CPNS pada akhir tahun 2018
diharapkan akan semakin meningkatkan capaian kinerja baik secara kualitas maupun
kuantitas.
Komposisi jumlah sumberdaya manusia pada Kemenko Bidang Kemaritiman
sampai dengan akhir akhir tahun 2018, berbeda sedikit dengan kondisi pada tahun
sebelumnya. Jumlah seluruh pegawai Kemenko Kemaritiman berjumlah berjumlah 557
orang yang terdiri dari unsur pegawai PNS 250 orang, serta pegawai non-PNS (JPT
Madya, Tenaga Ahli, dan Penasehat Khusus dan tenaga kerja kontrak) 308 orang.
Sementara itu untuk jabatan fungsional/pelaksana masih kekurangan 362 pegawai
(ASN/PNS).
Adapun keragaan pegawai Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman
berdasarkan jenjang jabatan pada tabel berikut ini:
Halaman 47
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
Tabel 22 Jumlah Kondisi Pegawai Kemenko Bidang Kemaritiman
Jabatan Deputi
1
Deputi
2
Deputi
3
Deputi
4
Setmenko Jumlah Kebutuhan
JPT Madya 1 1 1 1 5 7 9
JPT Pratama 6 6 6 6 7 31 33
Jabatan Administrator 13 14 10 13 12 62 68
Jabatan Pengawas 2 2 2 2 28 36 39
Jabatan Pelaksana
Administratif
PNS 12 17 12 16 55 116 311
Tenaga
Kontrak 13 15 14 17 79 138
Jabatan Fungsional Ahli 0 2 0 0 2 4 160
Terampil 0 0 0 0 0 0
Penasehat Khusus 6 6
Tenaga Ahli 17 17
Tenaga Pendukung
Satpam - - - - 46 46
Pengemudi - - - - 41 41
Pramubakti - - - - 30 30
Petugas Kebersihan - - - - 28 28
Jumlah 47 57 45 55 356 557 611
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa Kemenko Bidang Kemaritiman untuk
Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Madya dan JPT Pratama masih kekurangan masing-
masing 2 orang. Sementara jabatan Administrator (Eselon III) kekurangan 6 orang
(terpenuhi 62 dari 68 orang). Jabatan Pengawas (eselon IV) kekurangan 3 orang
(terpenuhi 36 dari 39 orang). Kemudian Jabatan Pelaksana Administratif yang terdiri
dari PNS dan tenaga kontrak kekurangan 57 orang (terpenuhi 254 dari 311). Namun
jabatan pelaksana administratif ini akan segera diisi dengan adanya rekrutmen CPNS
untuk tahun 2019 di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman. Selain
itu terdapat tenaga pendukung yang terdiri dari 145 orang yang terdiri dari: satpam (46
orang), pengemudi (41 orang), pramubakti (30 orang), dan petugas kebersihan (28
orang).
Melalui tabel di atas juga dapat dilihat bahwa kebutuhan akan jabatan fungsional
(ahli dan terampil) sama sekali belum terpenuhi. Berdasarkan data di atas maka dapat
dilihat bahwa kebutuhan akan pegawai pada lingkungan Kementerian Koordinator
masih kurang. Sebagai antisipasi kekurangan staf pelaksana/fungsional, telah diangkat
staf kontrak/non PNS sebanyak 138 orang.
Rincian jabatan yang belum terisi adalah sebagai berikut:
• Jabatan eselon I: 2 Staf Ahli;
• Jabatan eselon III: 4 Jabatan belum terisi; dan
• Jabatan eselon IV: 3 Jabatan belum terisi;
Halaman 48
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
Untuk pemenuhan pegawai bagi jabatan administrator dan pengawas sampai saat
ini dalam tahap proses seleksi. Sedangkan untuk penambahan staf fungsional/pelaksana
(PNS) pada triwulan IV tahun ini akan dilakukan seleksi CPNS untuk formasi 105
orang.
3.2 KINERJA KEUANGAN
3.2.1 Realisasi Anggaran Setiap pelaksanaan kegiatan pada Kemenko Bidang Kemaritiman telah ditetapkan
anggaran keuangan untuk mendukung proses dalam merealisasikan kegiatan demi
mencapai target kinerja yang telah dituangkan melalui perjanjian kinerja.
Pada Tahun Anggaran 2018, Anggaran Kementerian Koordinator Bidang
Kemaritiman telah disahkan pada tanggal 05 Desember 2018, dan telah diunggah di
DIPA Online Kementerian Keuangan dengan DIPA Induk Nomor: SP DIPA120.01-
0/2018, serta DIPA Petikan Nomor: SP DIPA-120.01.1.350494/2018 dengan besar
Pagu Anggaran Definitif sebesar Rp. 300.306.844.000,-. Pada tahun 2018 juga telah
dilakukan perubahan anggaran. Dari sisi realisasi, Kemenko Bidang Kemaritiman
memiliki tingkat penyerapan anggaran sebesar 91,20% yaitu dengan nilai Rp
273.877.085.415,-.
Kebijakan dan isu yang ditangani Kemenko Maritim di saat pelaksanaan APBN
TA 2018 sering kali tidak sama dengan saat APBN disusun pada tahun 2016. Untuk
mengatasi hal ini maka disediakan mekanisme revisi anggaran yang berfungsi untuk
mengakomodasi perubahan kebijakan dan kegiatan pada APBN 2018. Terdapat 3 jenis
revisi anggaran, yaitu revisi anggaran POK, Kanwil dan DJA. Perbedaan revisi ini
diatur dalam PMK 11/PMK.02/2018 tentang tata acara revisi anggaran dan PMK
108/PMK.02/2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK
11/PMK.02/2018. Pada tahun 2018 Kemenko Maritim melakukan 7 kali revisi dan 1
revisi perbaikan pagu minus setelah masa pelaksanaan TA 2018 selesai.
Revisi tersebut adalah:
1. Revisi perubahan pejabat KPA
2. Revisi Buka Blokir (Output Cadangan) untuk tambahan kekurangan Tunjangan
Kinerja
3. Revisi Penambahan Belanja Perjalanan Dinas Menteri
4. Revisi Buka Blokir Ke-2
5. Revisi Perpindahan Anggaran Antar Output
6. Revisi Kanwil Penambahan Perjalanan Dinas Luar Negeri Pimpinan
7. Revisi DJPB perpindahan Anggaran Dari Satu Output Melebihi 10 % dalam Satu
Tahun Anggaran.
Halaman 49
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
Tabel 23 Realisasi Keuangan Kemenko Kemaritiman TA 2018 Per Eselon I
Unit Kerja Pagu Realisasi
%
Capaian
Program Dukungan Manajemen dan Fasilitasi
Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang
Kemaritiman 177.117.703.000 164.761.164.966 93,02%
Program Koordinasi Kebijakan
Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim 29.756.195.000 28.373.369.866 95,35%
Deputi Bidang Koordinasi SDA dan Jasa 26.149.625.000 21.277.736.887 81,37%
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur 30.883.316.000 25.649.325.215 83,05%
Deputi Bidang Koordinasi SDM, IPTEk, dan
Budaya Maritim 36.400.005.000 33.815.488.481 92,90%
Jumlah 300.306.844.000 273.877.085.415 91,20%
Pada TA 2018 terdapat anggaran yang diblokir dengan senilai Rp 2.781.539.000,-
dengan rincian:
1. Kode Output Cadangan 5602.999 sebesar Rp 2.776.039.000,-
2. Kode Output 5603.958 sebesar Rp 5.500.000,-
3. Kode Output 5752.001 sebesar Rp 196.531.000,-
4. Kode Output 5764.001 sebesar Rp 680.610,-
Poin 1 merupakan kegiatan output cadangan untuk pendukung pelaksanaan
penyelengaraan IMF-World Bank Forum. Sementara pada poin 2, 3 dan 4 diblokir oleh
APIP dengan alasan kurang melengkapi persyaratan pengajuan anggaran, seperti
Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan dokumen pendukung lainnya.
Gambar 14 Grafik Realisasi Keuangan Kementerian Kemaritiman Tahun 2018
177,12
29,76 26,15 30,8836,40
164,76
28,3721,28 25,65
33,82
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
140,00
160,00
180,00
200,00
Setmenko Deputi 1 Deputi 2 Deputi 3 Deputi 4
Pagu
Mily
a
Halaman 50
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya (88,74%), maka realisasi
keuangan tahun 2018 lebih baik. Jika berdasarkan pagu DIPA realisasi tahun 2018
adalah 91,20%.
Tabel 24 Pagu dan Realisasi TA 2017 per Unit Eselon I
Unit Kerja Pagu Realisasi %
Capaian
Program Dukungan Manajemen dan Fasilitasi
Sekretariat Kementerian Koordinator 169,487,689,000 148,040,355,467 87.35%
Program Koordinasi Kebijakan
Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim 29,750,000,000 29,423,059,620 98.90%
Deputi Bidang Koordinasi SDA dan Jasa 25,750,000,000 21,126,855,340 82.05%
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur 27,690,344,000 23,032,374,085 83.18%
Deputi Bidang Koordinasi SDM, IPTEk, dan Budaya Maritim
47,854,200,000 45,067,139,592 94.18%
Total 300.532.233.000 262.689.784.104 88,74
Sementara rincian realisasi keuangan Kemenko Maritim pada TA 2018 per
keluaran dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 25 Realisasi Keuangan Kemenko Kemaritiman Per Keluaran TA 2018
KODE PROGRAM Pagu Realisasi Persentase
5601 Penyelenggaraan Pelayanan Umum Perkantoran Serta Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya
137.106.391.000 131.342.921.597 95,80%
5602 Penyusunan Rencana, Program, Anggaran, Kerja Sama, Akuntabilitas Kinerja, dan Reformasi Birokrasi
19.525.312.000 14.202.303.665 72,74%
5603 Pengelolaan Informasi, Persidangan, Kehumasan, Administrasi dan Hukum Organisasi
15.186.000.000 14.697.803.069 96,79%
5604 Pengawasan Akuntabilitas Aparatur Kemenko Bidang Kemaritiman
3.500.000.000 3.156.559.996 90,19%
5605 Koordinasi Hukum dan Perjanjian Maritim 5.750.000.000 5.612.973.624 97,62%
5606 Koordinasi Sumber Daya Hayati 4.433.457.000 3.849.759.792 86,83%
5607 Koordinasi Infrastruktur Konektivitas dan Sistem Logistik
4.910.460.000 3.545.803.599 72,21%
5608 Koordinasi Pendidikan dan Pelatihan Maritim 7.867.503.000 7.676.362.099 97,57%
5748 Rekomendasi Penguatan dan Penataan Regulasi dan Kelembagaan Kemaritiman
1.800.000.000 1.361.576.639 75,64%
5749 Koordinasi Keamanan dan Ketahanan Maritim
6.560.000.000 6.411.758.913 97,74%
5750 Koordinasi Delitimasi Zona Maritim 3.600.000.000 3.271.870.420 90,89%
5751 Koordinasi Navigasi dan Keselamatan Maritim 1.506.195.000 1.424.629.203 94,58%
Halaman 51
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
KODE PROGRAM Pagu Realisasi Persentase
5752 Penyelenggaraan Pelayanan Kesekretariatan Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim
12.340.000.000 11.652.137.706 94,43%
5753 Koordinasi Sumber Daya Mineral Energi dan Nonkonvensional
4.605.696.000 3.628.489.426 78,78%
5754 Koordinasi Jasa Kemaritiman 4.856.268.000 4.268.902.930 87,91%
5755 Koordinasi Lingkungan dan Kebencanaan Maritim
4.530.891.000 3.871.959.141 85,46%
5756 Penyelenggaraan Pelayanan Kesekretariatan Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa
7.723.313.000 5.658.625.598 73,27%
5757 Koordinasi Infrastruktur Pertambangan dan
Energi 4.197.625.000 3.211.698.317 76,51%
5758 Koordinasi Infrastruktur Pelayaran, Perikanan, dan Pariwisata
5.002.003.000 4.591.868.374 91,80%
5759 Koordinasi Industri Penunjang Infrastruktur 4.184.728.000 3.165.895.914 75,65%
5760 Penyelenggaraan Pelayanan Kesekretariatan Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur
12.588.500.000 11.134.059.011 88,45%
5761 Koordinasi Pendayagunaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Maritim
5.195.497.000 4.880.406.249 93,94%
5762 Koordinasi Budaya, Seni dan Olahraga Bahari 6.228.230.000 6.032.728.416 96,86%
5763 Koordinasi Jejaring Inovasi Maritim 5.480.304.000 5.099.093.020 93,04%
5764 Penyelenggaraan Pelayanan Kesekretariatan Deputi Bidang Koordinasi SDM,Iptek dan Budaya Maritim
11.628.471.000 10.126.898.697 87,09%
Jumlah 300.306.844.000 273.877.085.415 91,20
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa total realisasi keuangan Kemenko
Kemaritiman cukup baik, walau belum sesuai dengan target awal (95%). Berdasarkan
tabel tersebut dapat dilihat bahwa persentase terbesar ada pada unit kerja Deputi Bidang
Koordinasi Kedaulatan Maritim (98,90%). Sementara unit kerja Deputi Bidang Koordinasi
Sumber daya Alam dan Jasa memiliki persentase realiasi terendah (82,05%). Sedangkan
untuk presentase tertinggi berdasarkan keluaran (output) adalah Koordinasi Keamanan
dan Ketahanan Maritim (97,74%), dan presentase terkecil adalah Koordinasi Infrastruktur
Konektivitas dan Sistem Logistik (72,21%).
Adapun rincian realisasi penggunaan anggaran Kemenko Maritim untuk setiap
bulannya adalah sebagai berikut:
Tabel 26 Realisasi Anggaran/Bulan TA. 2018
BULAN
JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI
2.972.798.996 9.746.080.517 25.097.882.801 16.668.586.673 19.679.500.726 16.948.878.252
JULI AGT SEP OKT NOV DES
22.301.338.430 21.375.255.385 19.819.522.894 28.394.060.083 32.739.274.932 58.133.905.726
Halaman 52
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
Jika dibandingkan dengan realisasi anggaran per bulan antara TA. 2018 dengan
TA.2017, maka pada tahun 2018 realisasinya lebih baik karena lebih merata, tidak ada
lonjakan pada triwulan akhir.
Tabel 27 Realisasi Anggaran/Bulan TA. 2017
BULAN
JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI
3.421.993.754 7.884.998.639 8.894.087.289 14.644.682.681 24.378.050.233 13.648.405.411
JULI AGT SEP OKT NOV DES
24.424.757.148 19.676.239.325 15.564.319.285 23.030.331.337 35.742.341.938 78.459.377.064
Gambar 15. Realisasi Anggaran per Bulan Kemenko Bidang Kemaritiman TA. 2018
Jika dilihat dalam grafik diatas, terlihat bahwa realisasi keuangan tiap bulan
cenderung naik dari awal tahun, dengan peningkatan cukup tajam pada akhir tahun.
Diharapkan di masa mendatang pencapaian realisasi keuangan tersebut bisa mengikuti
kurva S, sehingga tidak ada lonjakan kegiatan pada akhir tahun anggaran.
Tabel 28 Realisasi Anggaran Kumulasi TA. 2018
BULAN
JAN FEB MAR APRIL MEI JUN
2.972.798.996 12.718.879.513 37.816.762.314 54.485.348.987 74.164.849.713 91.113.727.965
JUL AGU SEPT OKT NOV DES
113.415.066.395 134.790.321.780 154.609.844.674 183.003.904.757 215.743.179.689 273.877.085.415
Sementara jika dilihat dalam grafik di bawah, terlihat bahwa realisasi keuangan
kumulatif cenderung naik dengan stabil stabil, dengan sedikit peningkatan pada akhir
tahun.
2,97
9,75
25,10
16,6719,68
16,9522,30 21,38 19,82
28,3932,74
58,13
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
Mily
ar
Halaman 53
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
Gambar 16 Perkembangan Kumulasi Realisasi Anggaran TA. 2018
3.2.2 Realisasi per Jenis Belanja
Jika dihitung dari Pagu anggaran efektif, maka belanja barang memiliki pagu
terbesar yaitu Rp 246,15 milyar (81,97%); kemudian belanja pegawai sebesar 36,65
Milyar (12,2%) dan yang terkecil belanja pegawai sebesar Rp 17,5 Milyar (5,83%).
Realisasi per jenis belanja yang tertinggi belanja modal sebesar 95,92%; belanja pegawai
95,05%; dan belanja barang sebesar 90,29%.
Tabel 29 Pagu dan Realisasi TA 2018 per Jenis Belanja
No Nama Jenis Belanja Pagu Realisasi Persentase
Realisasi Blokir
1 51|Belanja Pegawai 36.653.788.000 34.838.040.911 95,05% 0
2 52|Belanja Barang 246.151.640.000 222.251.602.285 90,29% 2.781.539.000
3 53|Belanja Modal 17.501.416.000 16787.442.219 95,92% 0
300.306.844.000 273.877.085.415 91,20%
Tabel 30 Pagu dan Realisasi TA 2017 per Jenis Belanja
No
Nama Jenis Belanja Pagu Realisasi
Persentase
Realisasi Blokir
1 51|Belanja Pegawai 27.865.308.000 23.270.726.588 83,51% 0
2 52|Belanja Barang 241.110.272.000 212.552.943.129 88,16% 940.344.000
3 53|Belanja Modal 31.556.653.000 30.866.114.387 97,81% 0
300.532.233.000 266.689.784.104 88,74%
2,97 12,7237,82
54,4974,16
91,11113,42
134,79154,61
183,00
215,74
273,88
0,00
50,00
100,00
150,00
200,00
250,00
300,00
Mil
yar
Realisasi Akumulasi Bulanan Kemenko Bidang Kemaritiman T.A 2018
Halaman 54
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
Persentase realisasi keuangan tersebut di atas jika dibandingkan dengan realisasi
tahun sebelumnya: belanja pegawai sebesar (81,68%), belanja modal (76,64%); dan
belanja barang (58,56 %), maka seluruh jenis belanja mengalami peningkatan. Hal ini
terjadi karena pelaksanaan kegiatan (frekuensi dan peserta) lebih banyak/baik. Salah
satu penyebabnya adalah karena adanya penambahan pegawai termasuk pejabatnya.
Jika di tahun 2016 terdapat 120 pejabat dari total 166 PNS, maka di tahun 2017 terdapat
127 pejabat dari total 266 PNS.
Gambar 17 Grafik Proporsi Pagu Kemenko Kemaritiman 2018 (Nilai dan Proporsi)
3.3.3 Dukungan Program terhadap Pencapaian Kinerja
A. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Kementerian Koordinator Bidang kemaritiman
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Kemenko Kemaritiman mendapat alokasi sebesar Rp 177.117.703.000,- Pada akhir tahun
2018 anggaran yang terealisasi untuk melaksanakan kegiatan adalah sebesar
164.761.164.966,- atau 93,02% dari pagu. Dana pada program ini dimaksudkan sebagai
anggaran pendukung kegiatan keadministrasian-ketatausahaan. Baik pada output
kegiatan keteknisan maupun kegiatan yang bersifat administrasi seperti: kepegawaian;
sarana-prasarana pegawai/kantor, akuntabilits kinerjareformasi birokrasi; dan
penyusunan laporan pertanggungjawaban keuangan.
Fasilitasi yang utama diberikan dari Program ini antara lain meliputi:
1. Penyusunan pengajuan pencairan anggaran ke KPPN sehingga pelaksanaan kegiatan
dalam pencapaian kinerja dapat terlaksana
PEGAWAI; 36,65 ; 12%
BARANG; 246,15 ;
82%
MODAL; 17,50 ; 6%
PEGAWAI BARANG MODAL
Halaman 55
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
2. Pengajuan rancangan peraturan (peraturan pemerintah, peraturan presiden, dan
instruksi presiden) ke sekretariat kabinet/kementerian hukum dan HAM.
3. Proses rekruitmen pegawai (PNS dan honorer), sehingga terdapat tambahan tenaga
dalam pelaksanaan kegiatan untuk pencapaian target kinerja.
4. Penambahan sarana dan prasarana kerja yang lebih memadai.
Gambar 18 Rincian Capaian Indikator Pelaksanaan Anggaran
Sementara itu jika dievaluasi berdasarkan prestasi kinerja pelaksanaan
(perencanaan, pengajuan, penyampaian laporan pertanggungjawaban penggunaan
anggaran, atau dikenal dengan evaluasi Indikator Pelaksanaan Kinerja Anggaran
(IKPA) maka Kemenko Kemaritiman mengalami kemajuan yang sangat pesat. IKPA ini
dinilai oleh Ditjen Perbendahaan Kementerian Keuangan dengan mendasarkan pada 12
faktor/indikator, yaitu: Revisi DIPA, Deviasi Hal. III DIPA, Pagu Minus, Data
Kontrak, Pengelolaan UP, LPJ Bendahara, Dispensasi SPM, Retur SP2D, Penyerapan
Anggaran, Penyelesaian Tagihan, Kesalahan SPM dan Renkas.
Jika pada tahun 2017 capaian IKPA Kemenko Kemaritiman hanya 70,70
meningkat menjadi 92,73 (gambar 18) atau meningkat 20,03 poin. Keberhasilan ini
tercapai karena kerja keras, kedisiplinan dan komitmena seluruh penyelenggara
kegiatan, terutama prsonil yang menangani penyusunan laporan pertanggungjawaban
keuangan.
Halaman 56
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
Gambar 19 Piagam Penghargaan Menteri Keuangan atas Capaian WTP
Kemenko Kemaritiman, dalam Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
Tugas Teknis telah berhasil mencatat prestasi yang baik, selain peningkatan nilai IKPA,
juga berhasil mencatatkan Laporan Keuangan yang Wajar dalam pemeriksaan BPK
dengan predikat WTP untuk 2 tahun anggaran bertutur-turut (2016 dan 2017).
Diperkirakan untuk TA. 2018 juga bisa kembali mendapatkan predikat WTP.
B. Dukungan Program Koordinasi Pengembangan Kebijakan Kemaritiman
Untuk mendukung pelaksanaan program Koordinasi Pengembangan Kebijakan
Kemaritiman telah dianggarkan sebesar Rp 123.189.141.000,-. Anggaran tersebut masuk
dalam anggaran di 4 Deputi. Dari realisasi anggaran sebesar Rp 109.115.920.449,- atau
88,58%, Kemenko Kemaritiam telah menghasilkan beberapa rekomendasi kebijakan di
bidang kemaritiman. Jika dilihat dari pemanfaatan penggunaannya (capaian kinerja),
maka anggaran telah berhasil dimanfaatkan secara optimal.
Secara keseluruhan pencapaian kinerja Kemenko Kemaritiman untuk Program
Koordinasi Pengembangan Kebijakan Kemaritiman sebesar 96,37%.
Gambar 20 Grafik Capaian Kinerja
Sumber: Aplikasi SMART Ditjen Anggaran Kemenkeu
Halaman 57
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
IV. PENUTUP
Misi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman mewujudkan Indonesia
menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan
nasional, direalisasikan dengan berbagai sasaran strategis. Beberapa sasaran strategis
tersebut telah dilaksanakan dan dapat dikalkulasi nilai capaiannya. Pada TA 2018 dapat
disimpulkan nilai capaian kinerja Kementerian Kemaritiman adalah 110,07%.
Sementara itu, anggaran yang terealisasi pada TA 2018 sebesar 91,20%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa Kemenko Kemaritiman telah berhasil menggunakan anggaran yang
tersedia secara efektif dan efisien.
Dalam rangka peningkatan atau perbaikan capaian (kualitas dan kuantitas) kinerja
telah dilakukan beberapa hal, yaitu:
1. melakukan Reviu Renstra kementerian
2. penguatan pelaksanaan Reformasi Birokrasi
3. perbaikan aplikasi e-Planning untuk penyusunan rencana kerja (Renja)
4. penajaman proses perencanaan kerja dan target kinerja dengan memperhatikan
program-program prioritas
5. penambahan jumlah pegawai, baik dari CPNS maupun rekruitmen dari instansi
lain, termasuk pelantikan pejabat baru yang sebelumnya kosong
6. Perbaikan aplikasi sistem pengelola data kinerja, sistem pelaporan, dan sistem
administrasi (pengajuan dan pertanggungjawaban) keuangan
Sedangkan untuk perbaikan di masa mendatang, maka direkomendasikan beberapa
hal sebagai berikut:
1. sesuai dengan rekomendasi hasil evaluasi AKIP perlu dilakukan peningkatan
pemutakhiran perencanaan dengan teknologi informasi, pengumpulan data yang
lebih andal, pengukuran yang berjenjang dan sistematika analisis yang lebih
komprehensif.
2. perbaikan aplikasi perencanaan (eplanning) dan pelaporan (SIKM dan e-Laporan)
3. melaksanakan pelatihan (diklat, bimtek, workshop) untuk peningkatan keahlian
dan kompetensi pegawai
4. peningkatan kesadaran dan pengetahuan, terutama di level pimpinan, akan
perlunya penyusunan rencana kerja/kegiatan dan kinerja yang terukur (dapat
dicapai dan dihitung capaiannya) dan sesuai dengan tugas/fungsi unit kerjanya
Melalui laporan ini, diharapkan bisa menjadi umpan balik dalam proses
penyusunan perencanaan kegiatan dan kinerja, sehingga sistem akuntabilitas kinerja
instansi Pemerintah (SAKIP) di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dapat
berjalan dengan baik. Melalui pelaksanaan SAKIP yang baik diharapkan Kemenko
Bidang Kemaritiman dapat merealisasikan sasaran dan target kegiatan yang sesuai tugas
dan fungsi yang telah diamanatkan. Sehingga tujuan akhirnya adalah masyarakat dapat
merasakan manfaat yang baik dan signifikan akan keberadaan Kemenko Bidang
Kemaritiman.
Halaman 58
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
LAMPIRAN
Halaman 59
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
Halaman 60
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
Halaman 61
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
Halaman 62
Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman 2018
top related