kasus fitriani
Post on 31-Jan-2016
225 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.F
No RM : 140417
Umur : 27 Tahun
Agama : Islam
Suku : Luwu
Status Pernikahan : Menikah
Pendidikan Terakhir : SMP
Pekerjaan : Tidak ada
Alamat : Desa Beringin Utara, Luwu Utara
Masuk RSKD Provinsi Sulawesi Selatan untuk pertama kalinya pada tanggal
29 April 2015, diantar oleh kakak pasien.
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Diperoleh dari catatan medis, autoanamnesis dan alloanamnesis dari :
Nama : Ny. N
Umur : 30 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Menikah
Pendidikan Terakhir : D3
Pekerjaan : PNS
Alamat : Desa Beringin Utara, Luwu Utara
Hubungan dengan pasien : Keponakan pasien
A. Keluhan Utama
Mengamuk
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Dialami memberat ± 2 minggu yang lalu, Pasien melempari anak-anak yang
lewat di jalanan dan berteriak-teriak. Pasien juga mengancam akan memukul
keluarga. Kadang pasien juga membawa pisau dan membawa pisau jalan-jalan.
Pasien mengamuk karena merasa mau disakiti.
1
Pasien juga sering bicara sendiri dan tertawa sendiri. Pasien juga kadang
bicara tidak nyambung dan sulit tidur. Pasien juga kadang tampak takut dengan
orang yang lewat di jendela rumahnya. Pasien juga tidak mau makan kecuali yang
di buatnya sendiri karena takut diracuni.
Perubahan perilaku dialami sejak tahun 2011. Awalnya pasien sering dipukuli
oleh suaminya. Pasien kemudian menjadi pendiam dan sering ketakutan. 1 Tahun
kemudian pasien menjadi sering tersinggung. Pasien menjadi sering menuduh
suaminya berselingkuh dengan saudara sepupu pasien. Pada tahun 2014 suami
pasien meninggalkan pasien dan menikah lagi. Sejak saat ini pasien sering
menuduh keluarganya mau mencelakai pasien dan meracuni pasien. Pasien juga
merasa tetangganya dan keluarganya adalah suruhan sepupu pasien untuk
mencelakai pasien.
Pasien merasa mendengar suara laki-laki dan perempuan yang mau
mencelakai pasien dan mengambil harta pasien. Pasien merasa memiliki banyak
harta dan memiliki 4% saham di dunia. Pasien juga merasa memiliki tunangan
seorang polisi dan banyak polisi yang menyukai pasien.Pasien juga merasa
sebagai pegawai keamanan di kantor polisi dan memiliki sekolah SD didekat
rumah pasien
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ditemukan adanya riwayat penyakit fisik seperti infeksi, trauma kapitis,
ataupun kejang.
2. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang,
3. Riwayat Gangguan Psikiatri Sebelumnya
Pasien tidak memliki riwayat gangguan psikiatrik sebelumnya. Pasien Pernah
dibawa ke praktek swasta tahun 2014 diberikan obat dan suntikan tetapi
pasien tidak mau minum obat karena merasa takut akan dicelakai karena
pasien mengantuk bila minum obat.
2
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir normal di rumah, ditolong oleh dukun, cukup bulan, spontan,
langsung menangis dan tidak terdapat kelainan. Berat badan lahir tidak
diketahui. Ibu pasien cukup menjaga kesehatannya dengan baik meskipun
tidak pernah memeriksakan kandungannnya. Ayah pasien meninggal sejak
pasien dalam kandungan. Pada saat bayi, pasien tidak pernah mengalami
panas tinggi dan kejang serta minum ASI cukup.
2. Riwayat Masa Kanak Awal (Usia 1-3 tahun)
Pasien diasuh oleh ibu pasien ASI diberikan sampai umur 2 tahun.
Pertumbuhan dan perkembangan pasien pada masa anak-anak awal sesuai
dengan perkembangan anak seusianya. Tidak ada masalah perilaku yang
menonjol. Waktu kecil mampu bermain bersama teman sebayanya.
3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (Usia 4-11 tahun)
Pasien tinggal bersama ibunya dan cukup mendapat perhatian dan kasih
sayang. Pada usia 7 tahun pasien mulai masuk SD. Selama sekolah prestasi
pasien biasa-biasa saja.
4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (Usia 12-18 tahun)
Tamat dari SD pasien melanjutkan SMP. Setelah SMP pasien melanjutkan ke
SMA tetapi hanya sampai kelas 1 karena biaya. Setelah itu pasien sering ikut
membantu ibunya bertani . Pasien dikenal ramah dan memiliki banyak
kenalan .
5. Riwayat Masa Dewasa
a. Riwayat Pekerjaan
Sebelum sakit pasien sering membantu ibu dan suaminya sebagai petani .
b. Riwayat Pernikahan
Pasien menikah tahun 2006 dengan pria pilihan pasien sendiri.Pasien
dikaruniai 3 anak. Pada tahun 2014 suami pasien menikah lagi dengan orang
lain
c. Riwayat Agama
Pasien memeluk agama Islam dan menjalankan kewajiban agama dengan
cukup baik.
d. Riwayat Militer
Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan militer.
e. Riwayat Pelanggaran Hukum
Selama ini pasien tidak pernah terlibat dengan masalah hukum.
3
f. Aktivitas Sosial
Pasien bergaul dengan teman sebaya dan tetangga dan sering mengikuti
kegiatan sosial di lingkungan sekitar rumah.
6. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ke 8 dari 8 bersaudara. Ayah pasien meninggal sat
pasien masih kecil.. Tidak ada anggota keluarga atau kerabat yang diketahui
menderita penyakit gangguan jiwa.
7. Situasi Kehidupan Sekarang
Sebelum dibawa ke RSKD pasien tinggal di rumah pasien sendiri disebelah
rumah Ibu dan saudaranya.
Genogram
Keterangan : : Anggota keluarga laki-laki
: Anggota keluarga perempuan
: Pasien
: Tidak cukup keterangan
4
III. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGI ( 29 APRIL 2015 )
A. Status Internus
Keadaan umum tidak tampak sakit, kesadaran komposmentis, tekanan darah
120/80 mmHg, nadi 80 kali/menit, frekwensi pernafasan 20 kali/menit, suhu
tubuh 36,5 °C, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterus, jantung, paru dan
abdomen dalam batas normal, ekstremitas atas dan bawah tidak ada kelainan.
B. Status Neurologi
Gejala rangsang selaput otak : kaku kuduk (-), Kernig’s sign (-)/(-), pupil bulat
dan isokor 2,5 mm/2,5 mm, refleks cahaya (+)/(+), fungsi motorik dan sensorik
keempat ekstremitas dalam batas normal, tidak ditemukan refleks patologis.
IV. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL ( 29 APRIL 2015 )
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Seorang wanita, wajah sesuai umur, perawakan sedang, kulit coklat, memakai
baju kaos merah berkerah dan celana hitam selutut, perawatan diri cukup.
2. Kesadaran
Berubah
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Pasien tampak gelisah dan terfiksasi.
4. Pembicaraan
Pasien menjawab pertanyaan dengan spontan, lancar, dan intonasi biasa
kadang tinggi.
5. Sikap terhadap pemeriksa
Cukup kooperatif
B. Keadaan Afektif
1. Mood : Sulit dinilai
2. Afek : Inappropriate
3. Keserasian : Tidak serasi
4. Empati : Tidak dapat dirabarasakan
C. Fungsi Intelektual (Kognitif)
1. Taraf Pendidikan
Pengetahuan umum dan kecerdasan pasien sesuai dengan tingkat
pendidikannya.
5
2. Orientasi
a. Waktu : Baik
b. Tempat : Baik
c. Orang : Baik
3. Daya Ingat
a. Jangka Panjang : Baik
b. Jangka Sedang : Baik
c. Jangka Pendek : Baik
d. Jangka Segera : Baik
4. Konsentrasi dan Perhatian : Cukup
5. Pikiran Abstrak : Cukup
6. Bakat Kreatif : Belum ditemukan
7. Kemampuan Menolong Diri Sendiri : Cukup
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
Halusinasi auditorik :
Suara laki-laki dan perempuan yang mengancam akan mengambil harta
pasien dan mencelakai pasien.
2. Depersonalisasi dan Derealisasi
Tidak ada
E. Proses Berpikir
1. Arus Pikiran
Produktivitas cukup, kontinuitas relevan, koheren.
Isi Pikiran
Terdapat gangguan isi pikiran berupa :
- Waham kejaran : pasien yakin dirinya mau digorok lehernya oleh
keluarganya
- Waham Kebesaran : pasien yakin memiliki harta yang banyak, memiliki
4% saham didunia dan banyak polisi yang menyukai pasien.
F. Pengendalian Impuls
Cukup
6
G. Daya Nilai dan Tilikan
1. Norma Sosial : Terganggu
2. Uji Daya Nilai : Terganggu
3. Penilaian Realitas : Terganggu
4. Tilikan : Pasien merasa dirinya tidak sakit
H. Taraf Dapat Dipercaya
Dapat dipercaya
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Seorang wanita umur 27 tahun, masuk rumah sakit pertama kali dengan keluhan
mengamuk yang dialami memberat ± 2 minggu yang lalu, Pasien melempari anak-
anak yang lewat di jalanan dan berteriak-teriak. Pasien juga mengancam akan
memukul keluarga. Kadang pasien juga membawa pisau dan membawa pisau jalan-
jalan. Perubahan tingkah laku dialami pertama kali sejak tahun 2011 setelah sering
dipukul oleh suaminya, setelah itu pasien banyak diam dan sering ketakutan karena,
dan sering tersinggung .Pasien merasa sepupunya salingkuh dengan suamninya dan
selalu ketakutan karena merasa keluarga dan orang suruhan sepupunya mau
membunuh pasien dan mengambil hartanya. Pasien yakin memiliki saham dunia ini
4% mempunyai banyak harta termasuk SD dekat rumahnya. Pasien yakin memiliki
seorang tunangan polisi dan bayak polisi yang menyukainya. Pasien juga yakin
dirinya seorang petugas keamanan di kantor polisi. Pasien sempat dibawa berobat
tahun 2014 tetapi pasien tidak mau minum obat karena takut akan dibunuh bila tidur.
Pada pemeriksaan status mental didapatkan penampilan seorang wanita, wajah sesuai
umur, perawakan sedang, kulit coklat, memakai baju kaos merah dan celana hitam
selutut, perawatan diri cukup. Kesadaran berubah, perilaku dan aktivitas psikomotor
gelisah, pembicaraan spontan lancar, menjawab sesuai pertanyaan, intonasi kadang
tinggi, sikap terhadap pemeriksa cukup kooperatif. Keadaan afektif, mood sulit
dinilai, afek inappropriate, empati tidak dapat dirabarasakan. Taraf pendidikan sesuai,
orientasi waktu, tempat dan orang baik, daya ingat jangka panjang, sedang, pendek,
dan segera baik. Konsentrasi dan perhatian cukup, pikiran abstrak cukup, kemampuan
menolong diri sendiri kurang. Terdapat gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik
yaitu suara laki-laki dan perempuan yang mengancam akan mencelakai pasien dan
mau mengambil harta pasien. Pada proses pikir produktivitas cukup, kontinuitas
relevan dan tidak ditemukan adanya hendaya dalam berbahasa. Terdapat gangguan isi
pikir berupa adanya waham kejar dan waham kebesaran dimana pasien yakin dirinya
7
mau dicelakai dan diambil hartanya oleh orang suruhan sepupunya dan keluarganya.
Pasien juga yakin memiliki tunangan seorang polisi dan banyak polisi yang suka
padanya, serta pasien yakin memiliki banyak harta dan saham dunia 4%.
Pengendalian impuls cukup, uji daya nilai terganggu, norma sosial dan penilaian
realitas terganggu. Pasien merasa tidak sakit. Secara umum yang diutarakan oleh
pasien dapat dipercaya.
VI. EVALUASI MULTI AKSIAL
Aksis I
Berdasarkan alloanamnesis, autoanamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan
gejala klinis yang bermakna yaitu berupa pola perilaku mengamuk, melempari orang,
bicara dan tertawa sendiri. Keadaan ini menimbulkan penderitaan (distress) pada
pasien dan keluarga serta terdapat hendaya (disability) pada fungsi psikososial,
pekerjaan dan penggunaan waktu senggang sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien
menderita gangguan jiwa.
Pada pemeriksaan status mental ditemukan hendaya berat dalam menilai realita
berupa waham dan halusinasi sehingga didiagnosis Gangguan Jiwa Psikotik.
Pada pemeriksaan status internus dan neurologik tidak ditemukan adanya kelainan,
sehingga kemungkinan adanya gangguan mental organik dapat disingkirkan dan
didiagnosis Gangguan Jiwa Psikotik Non Organik.
Dari alloanamnesis, autoanamnesis, dan pemeriksaan status mental didapatkan afek
yang tumpul, gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik yang terus menerus serta
gangguan isi pikir berupa waham kejar, waham kebesaran, dimana perlangsungan
gejala-gejala ini berlangsung sudah lebih dari 1 bulan, sehingga berdasarkan
Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III) dan Diagnostic
and Statistical Manual of Mental Disorder fifth Edition (DSM V) memenuhi
diagnosis Skizofrenia (F 20/295.90). Pada pasien ini sangat menonjol halusinasi dan
wahamnya, sehingga berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan
Jiwa (PPDGJ III) diagnosis dapat diarahkan pada Skizofrenia Paranoid (F 20.0)
Aksis II
Dari informasi yang didapatkan, pasien termasuk orang yang ramah, dan
memiliki banyak kenalan. Data yang didapatkan ini belum cukup untuk
mengarahkan pasien ke salah satu ciri kepribadian.
Aksis III
Tidak ada diagnosa
Aksis IV
Stressor psikososial gangguan saat ini adalah masalah keluarga.
8
Aksis V
GAF Scale saat ini : 50-41, Gejala berat, disabilitas berat.
GAF Scale satu tahun terakhir : 60-51 Gejala sedang.
VII. DAFTAR MASALAH
Organobiologik
Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna, tetapi karena terdapat
ketidakseimbangan neurotransmitter maka pasien memerlukan psikofarmakoterapi.
Psikologik
Ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realitas berupa halusinasi dan waham
yang menimbulkan gejala psikis sehingga pasien memerlukan psikoterapi.
Sosiologik
Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan dan penggunaan waktu
senggang sehingga perlu dilakukan sosioterapi.
VIII. PROGNOSIS
Dubia ad malam
IX. RENCANA TERAPI
A. Psikofarmakoterapi :
Injeksi haloperidol 5mg/1ml 1ampul/8jam IM
Bila sudah tenang :
Risperidon 2 mg 2 x 1 tab
B. Psikoterapi
Suportif :
Memberikan penjelasan kepada pasien sehingga pasien dapat menguatkan
daya mental yang ada, Mengembangkan mekanisme yang baru dan yang lebih
baik untuk mempertahankan kontrol diri, serta mengembalikan kemampuan
adaptif pasien.
Sosioterapi :
Memberikan penjelasan kepada orang-orang terdekat pasien sehingga bisa
menerima keadaan pasien dan memberikan dukungan moral serta
menciptakan lingkungan yang kondusif untuk membantu proses
penyembuhan dan keteraturan pengobatan.
9
X. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien serta perkembangan penyakitnya, selain itu menilai
efektivitas dan kemungkinan efek samping.
Pada pemeriksaan status mental pada tanggal 30 April 2015 didapatkan :
Kontak mata (+), verbal (+)
Psikomotor : Tenang
Verbalisasi : Spontan, lancar, intonasi biasa, produktivitas cukup.
Afek : Tumpul
Arus Pikir : Relevan, koheren
Gangguan Persepsi : Halusinasi auditorik : Suara laki-laki dan perempuan yang
mengancam akan mengambil harta pasien dan mencelakai
pasien.
Gangguan Isi Pikir : Waham kejaran : pasien yakin dirinya mau digorok lehernya
oleh keluarganya
Waham Kebesaran: pasien yakin memiliki harta yang banyak,
memiliki 4% saham didunia dan banyak polisi yang menyukai
pasien.
Terapi : Risperidon 2mg 2x1
XI. DISKUSI
Skizofrenia adalah suatu sindrom klinis yang beragam dan berubah-
ubah dan sangat mengganggu, sebuah kumpulan gejala psikopatologi yang
melibatkan fungsi kognitif, emosi, persepsi, dan aspek perilaku lainnya.
Gambaran manifestasinya tidak selalu sama pada tiap pasien dan pada setiap
episode perjalanan penyakitnya, namun efek yang ditimbulkan gangguan ini
selalu berat dan perlangsungannya dalam waktu yang lama. Gangguan
skizofrenia umumnya ditandai oleh adanya penyimpangan dari pikiran dan
persepsi yang mendasar dan khas, dan adanya afek yang tidak wajar atau
tumpul. Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual biasanya tidak
terganggu, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang
kemudian. 1,4-6
Pada pasien ini ditemukan adanya halusinasi auditorik yang dialami
terus menerus dimana pasien merasa mendengar suara laki-laki dan
10
perempuan yang mengancam pasien. Ditemukan juga waham kejaran dan
waham kebesaran yaitu pasien yakin sepupunya selingkuh dengan suaminya
dan menyuruh orang dan keluarganya untuk membunuh dan merebut harta
pasien. Pasien juga yakin memiliki banyak harta terasuk SD dekat rumahnya
dan saham dunia 4% dimana pelangsungannya kurang lebih 1 bulan sehingga
berdasarkan PPDGJ III dan DSM V pasien dapat didiagnosis sebagai
skizofrenia. Adanya waham kejaran dan halusinasi yang menonjol yang
berupa keyakinan pasien bahwa keluarga pasien mau mencelakakan pasien
dan suara yang mengancam pasien , maka berdasarkan PPDGJ III, pasien
dapat didiagnosis skizofrenia paranoid.
Pada pasien ini diberikan antipsikotik tipikal saat gelisah dan obat oral dipilih
atipikal, dalam hal ini yang dipilih adalah risperidon. Pemilihan obat antipsikotik
jenis atipikal ini didasarkan pada pertimbangan gejala agitasi yang tidak terlalu
menonjol lagi dan usia pasien yang masih dalam usia produktif. Antipsikotik atipikal
memiliki efek samping yang lebih minimal, memiliki efektiitas yg sepadan dalam
mengobati gejala positif dengan golongan tipikal, lebih sedikit menyebabkan
gangguan fungsi kognitif, sehingga kualitas hidup pasien bisa lebih baik. 1,4,6
Haloperidol adalah antipsikotik generasi pertama dengan potensi tinggi yang
bekerja dengan memblok reseptor dopamin D2 di jalur mesolimbik sehingga
menurunkan hiperaktivitas dopamin dengan demikian obat ini efektif untuk gejala
positif dan kegelisahan psikomotor. Haloperidol memiliki afinitas yang kuat terhadap
reseptor D2, lebih lemah antagonis reseptor kolinergik dan histamin. Kadar puncak
plasma haloperidol dicapai dalam waktu 2-6 jam setelah pemberian oral dan dalam
waktu 20 menit setelah pemberian intramuskular. Waktu paruhnya antara 10-12 jam.
Diekskresi dengan cepat melalui urine dan tinja dan berakhir dalam 1 minggu setelah
pemberian. Dosis haloperidol dapat dimulai dari 1 atau 2 mg dengan pemberian 2
atau 3 kali perhari, kemudian peningkatan dosis disesuaikan dengan gejala yang
belum terkontrol, dosis yang efektif antara 5-20 mg.4,6
Risperidon memiliki afinitas tinggi terhadap reseptor dopamin D2 dan
reseptor 5-HT2A, selain itu juga memiliki afinitas tinggi terhadap reseptor alfa 1, alfa
2 adrenergik, sementara terhadap reseptor kolinergik muskarinik afinitasnya rendah.
Risperidon cukup baik untuk mengatasi gejala positif dan negatif. Pemberiannya
dimulai dari dosis minimal sebesar 0,5 – 1 mg, dimana dosis akhir ideal untuk
sebagian pasien adalah 4 – 6 mg/hr. Efek samping yang dapat ditemukan tardif
diskinesia dan sedikit peningkatan berat badan. Jika terdapat kemungkinan bahwa
pasien minum obat secara berlebihan, risperidon cukup aman terhadap overdosis.5
11
Prognosis pasien ini adalah dubia, dinilai dengan melihat faktor-faktor pendukung dan
penghambat penyembuhannya.
Faktor pendukung berupa :
- Gambaran klinis adalah simptom positif
- Sistem support yang cukup baik
- Ada faktor pencetus yang jelas
- Tidak ada riwayat keluarga dengan skizofrenia
Faktor penghambat berupa :
- Tidak ada pasangan hidup
- Gejala tidak akut
- Onset pada usia cukup muda
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Sadock BJ, Sadock VA, Skizofrenia, dalam Kaplan&Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis, Edisi Kedua, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2010
2. Departemen Kesehatan RI, Skizofrenia, Gangguan Skizotipal, dan Waham dalam Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III/PPDGJ III. Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 1993
3. First, M.B, et al, Schizophrenia and Other PsychoticDisorder in Diagnostic Criteria From DSM IV-TR, American Psychiatric Association, USA,2005
4. Arana G.W, Rosenbaurg, Antipsychotic Drugs in Handbook of Psychiatric Drug Therapy, Lippincot Williams &Wilkins, Philadelphia, USA, 2005
5. Benhard Rudyanto.R. Diagnosis Banding dalam Skizofrenia dan Diagnosis Banding, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia, 2007
6. Kaplan HI, BJ Sadock, JA Grebb, Gangguan Psikotik Lain dalam Sinopsis Psikiatri, Edisi Ketujuh, Binarupa Aksara, Jakarta, 1997
7. Sylvia D. Elvira, Gitayanti Hadisukanto, Skizofrenia dalam Buku Ajar Psikiatri, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
8. Willy F. Maramis, Albert A. Maramis, Skizofrenia dalam Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Edisi 2, Airlangga University Press, 2009
13
AUTOANAMNESA I (TANGGAL 29 APRIL 2015)
Seorang wanita, wajah sesuai umur, postur badan sedang, memakai baju kaos berkerah
merah, celana hitam selutut, tanpa alas kaki, penampilan dan perawatan diri cukup.
D : Selamat pagi Bu.
P : Pagi dok
D : Siapa namanya bu ?
P : F dok
D : Berapa umurnya bu F?
P : 27 tahun.
D : Tinggal dimana ki ?
P : Di desa Beringin Luwu Utara
D : Sudah ada anak? Tinggal sama siapa ki?
P : Iya dokter sama anakkuji
D : Bagaimana ceritanya sampai dibawa kesini. Ibu tahu ini tempat apa. Siapa yang
mengantar ?
P : Rumah sakit jiwa dok. Nisma yang bawa. Jahat itu. Mau na kurungka disini.
D : Kenapa mau dikurung?
P : Jahat itu Nisma karena suruhannya pelacur Suri sama Roya. Mau na siksa ka itu. Na
saya tidak sakit. Cuma sakit kepalaku sama sakit gigiku. Sama sakit bawahku bekas
melahirkan.
D : Siapa itu Suri sama Roya ?
P : Pelacur itu karena dia selingkuh sama suamiku.
D : Kita kenal ibu?
P : Sepupu jauhku itu.
D : Seringki ketemu ?
P : Tidakji tapi ada tinggal dekat rumahku
D : Tahu dari mana ibu dia mau celakaiki?
P : Ka sudahmi diumumkan dibawah. Mau dia sakitika itu mau dia ambil hartaku. Itu
keluargaku sama orang kampung itu suruhannya Suri
D : Tahu darimana suruhannya Suri ?
P : Pasti Suri ka pelacur itu. Pelacur jahat mau dia celakaika dia ambil harta ku. Kasih
keluarma. Telponkan dulu Anto polisi itu tunanganku supaya dia kasi keluarka.
D : Dimana sekarang suaminya?
P : Berceraimi tahun lalu na kawinmi.
14
D : Kalau boleh tahu kenapa sampai bercerai ibu?
P : Karena dulu itu selalu dia pukulka. Sedikt-sedikit dia pukulka.
D : Kenapa di pukuliki ibu ?
P : Karena selalu dia tuduhka selingkuh. Padahal dia itu yang berselingkuh dengan
pelacur Suri sama Roya. Kenapa ka disini? Disiksa ka ini? Kenapa dikurungka.
D : Tidak ibu nanti kalau sudah tenang dipindahkan ke tempat yang tenang. Harta apa
yang mau di ambil ibu?
P : Banyak hartaku ada uangku di bank 9Milyar.
D ; Darimana uang sebanyak itu ibu? Apa pekerjaannya?
P : Ka banyak rumahku 2 ada 3 sekolahku dikumpul-kumpul dari bagianku diitu sekolah.
Lamami ndak kuambil bagianku diitu sekolah.
D : Saya kira itu sekolah punya pemerintah?
P : Saya punya itu karena ada sahamku 4% di semua tempat.
D : Saham dimana ibu? Sejak kapan?
P : Dari tahun lalumi dokter pokoknya saham dunia. Pemerintah tahuji itu karena sudah
tersebarmi. Orang kampung semuanya tahuji itu.
D : Maksudnya ibu ?
P : Pokoknya ada bagianku di semua usaha diputarkan uangku.
D : Kita tahu darimana ?
P : Karena ada itu polisi yang putar uangku.
D : Kalu ibu kerja apa?
P : Kalau saya keamanan dokter di kantor polisi di kampung. Polisi yang tunjuk ka
D : Ibu polisi?
P : Bukan pokoknya keamanan jadi saya kasitahu orang kalo bikin slahki.
D : Ibu katanya dirumah suka lempar orang kenapa itu ?
P : Saya lempari karena saya jengkel itu anak-anak sekolah di sekolahku baru saya ndak
dikasih bagianku.
D : Sudah pernah di bawa berobat sebelumnya ?
P : Sudahmi dibawa ka ke poli Jiwa tahun lalu. Jahatki dokternya.
D : Jahat kenapa ?
P ; Nakasi ka obat bikin ngantuk. Nanti kalau saya mengantuk keluarga ku bunuhka saya
tidak tahu.
D : Masa keluarganya sendiri mau bunuh?
P ; Ka jahat semua itu suruhannya pelacur Suri. Biasa juga kalau saya mau makan ada
racunnya jadi saya bikin sendiri.
D : Selain itu pernah berobt kemana lagi ?
15
P : Pernah juga tahun lalu mamku bawa ke dukun. Habis dari dukun kuliatki bayang
monyet tapi ndakmi. Karena saya juga tidak sakitji
D : Kenapa ibu bawa-bawa pisau?
P ; Untuk jaga diri sama kupas buah
D : Untuk jaga diri dari apa?
P : Kan banyak itu orang suruhannya Roya sam Suri yang mau celakaika jadi untuk kasi
takut-takut mereka.
P : Kasih keluarma dokter tidak tahanma. Kasih pulangka dulu.
D : Iya Ibu tunggu tenang dulu.
P : Telponkanma itu tunangan ku Anto polisi supaya datangki na kasi keluarkan ka
supaya tidak disiksa ka.
D : Iya ibu nanti dihubungi keluarganya ya. Besok kita bincang-bincang lagi Jangan lupa
obatnya diminum.
AUTOANAMNESE II (TANGGAL 30 April 2015)
D : Selamat siang Bu, bagaimana kabarnya hari ini ?
P : Sudah baik-baikmi. Karena saya tidak sakitji dokter Cuma sakit kepala sama sakit
gigi saja.
D : Obatnya diminum bu?
P : Diminumji.
D ; Sudah makan ibu?
P : Sudahmi. Kasih keluarma dokter takutka nanti dipa-apai anakku dibawah.
D : Kan ada Ibu sama saudaranya yang jaga.
P : Tidak dokter orang jahat semua itu suruhannya Suri Pelacur. Mau dia celakaika baru
naambil hartaku.
D : Di kampung ada yang tidak suka sama Ibu?
P : Satu kampun itu mau celakaika ka suruhannya Suri.
D : Tahu darimana Ibu ada yang mau celakai ?
P : Karena biasa saya rasa ada yang guna-gunaika juga.
D : Kalau diguna-guna rasanya apa Ibu?
P : Ku tahuji kalo diguna-gunaka ka langsung ka sakit perutku na muntah-muntahka juga.
D : Sering rasa begitu ibu?
P : Kalo diguna-gunai pi saya.
D : Selain diguna-guna biasa dicelakai seperti apa?
P : Kayak ada yang mau bunuh ka ada yang mau siksa ka ada yang mau ambil hartaku
16
D : Siapa yang mau begitu ?
P : Semua suruhannya pelacur Suri jahat itu dia yang rencanakanka masuk rumah sakit
jiwa. Suaya disiksaka disini.
D ; Tidak disiksa disini Ibu
P : Ka ada itu diluar yang baju hitam. Jahat sekali itu suruhannya juga . Mau disiksaka
disini.
D ; Darimana tahu kalau mau disiksa ibu?
P : Tahu saja karena saya liatki ikatka waktu saya diksih turun dari mobil.
D : Katanya ibu dirumah juga sering bicara sendiri ?
P : Tidak dokter itu bicara sama anakku sama yang ajak ka bicara?
D : Siapa yang biasa ajak bicara Ibu ?
P : Tidak adaji orang-orang lewat ji biasa.
D : Apakah ibu bicara langsung atau dengar suaranya saja?
P : Biasa Ada orangnya dokter.
D : Jadi orang lain bisa dengar suaranya ?
P : Biasa sayaji yang dengar.
D : Maksudnya ibu ?
P : Jadi kayak dihantuika saya .
D : Maksudnya dihantui ?
P : Bisa ka dengar suaranya orang dikampung yang disebelah rumah orang lagi naik
mobil.
D : Apa yang dibilang ?
P : Katanya mau disiksa saya.
D : Selain itu ada lagi suara bisikan yang kita dengar yang tidak didengar orang lain?
P : Ada juga biasa/
D : Suara laki-laki atau perempuan itu?
P : Suaranya puang Rida itu suruhannya Suri juga
D : Apa yang dibilang suara itu?
P : Di bilang mau diambil hartaku yang 9 milyar. Mau juga diambil rumahku.
D : Selain itu apa lagi yang dibilang ?
P : Biasa juga na garattak ka
D : Di garatta bagaimana ?
P : Di bilang mau nasiksa ka mau nacelakaika. Minta tolong dulu dokter telponkan pak
Anto polisi dulu. Supaya saya dikasih keluar. Banyak temanku polisi.
D : Kenal darimana polisi ?
P : Kan saya keamanan. Jadi banyak saya kenal polisi. Banyak juga yang suka ka.
D : Maaksudnya ibu ?
17
P : Banyak polisi yang mau jadi tunangan ku adami 2 dulu. Bnyak juga laki-laki mau
saya.
D : Tahu darimana ibu ?
P : Saya bisa rasa saja.
D : Baik ibu terima kasih atas waktunya obatnya diminum agar cepat sembuh.
P : Terima kasih dokter jangan lupa telponkan pak Anto polisi.
18
IKHTISAR PERJALANAN PENYAKIT
2011 Suami pasien sering memukuli pasien. Pasien sering melamun
2012 Pasien sering menuduh suaminya berselingkuh
2013 Pasien mulai sering melempari orang di jalan
2014Suami pasien meninggalkan pasien dan menikah lagi. Pasien sempat dibawa berobat tetapi obat tidak diminum
29 April 2015 Pasien dibawa masuk ke RSKD karena mengamuk
19
top related