karakteristik ibu bersalin dengan ketuban pecah dini di rumah sakit umum daerah kabupaten muna tahun...
Post on 11-Apr-2017
50 Views
Preview:
TRANSCRIPT
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI CAMPAKPADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAPUNTO
KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNATAHUN 2016
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikandi Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Oleh :
ArniPSW.B.2013.0001
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITEAKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA2016
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Campak pada Bayidi Wilayah Kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka
Kabupaten Muna Tahun 2016
Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis IlmiahAkademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Raha, Juli 2016Pembimbing I Pembimbing II
Fikmawati Refu, S.ST Yanti, S.ST
Mengetahui,Direktur Akbid Paramata RahaKabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim Penguji Karya Tulis IlmiahAkademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
TIM PENGUJI
1. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes (……………………………….)
2. Fikmawati Refu, S.ST (……………………………….)
3. Yanti, S.ST (……………………………….)
Raha, Juli 2016Pembimbing I Pembimbing II
Fikmawati Refu, S.ST Yanti, S.ST
Mengetahui,Direktur Akbid Paramata RahaKabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI
Nama : ARNI
NIM : PSW.B.2013.IB.0001
Tempat / Tanggal Lahir : Ghonebalano, 28 September 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku / Bangsa : Muna / Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jl. Poros Desa Ghonebalano Kecamatan Duruka
Kabupaten Muna
II. PENDIDIKAN
SD : SD Negeri 11 Katobu 2001 – 2007
SMP : SMP Negeri 5 RAHA 2007 – 2010
SMA : SMA Negeri 1 RAHA 2010 – 2013
Sejak tahun 2013 mengikuti Pendidikan Diploma III Akademi Kebidanan
Paramata Raha Kabupaten Muna dan Insya Allah akan menyelesaikannya tahun
2016
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Tidak ada kata yang paling indah selain mengucap puji dan syukur kepada
Sang Maha Pencipta Allah SWT, karena hanya rahmat dan ridhoNya sehingga Karya
Tulis Ilmiah ini dengan judul "Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi
Campak pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka
Kabupaten Muna Tahun 2016".
Penghargaan yang tinggi dan ucapan terimakasih yang tiada henti penulis
haturkan kepada Ibu Fikmawati Refu, S.ST selaku Pembimbing I dan Yanti, S.ST
selaku Pembimbing II atas kesediaannya baik berupa waktu, bimbingan, motivasi,
petunjuk, pengarahan dan dorongan baik moril maupun materil yang begitu sangat
berharga.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini dengan penuh kerendahan
hati, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes selaku Ketua Yayasan Pendidikan
Sowite Kabupaten Muna.
2. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan
Paramata Raha dan Penguji Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan dan penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini.
3. Seluruh jajaran Dosen dan para Staf Akademi Kebidanan Paramata Raha yang
telah memberikan petunjuk dan bimbingan selama mengikuti pendidikan dan
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Kepala Badan Kesbang Pol dan Linmas Kabupaten Muna yang telah membantu
memberikan izin serta kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian
ini.
5. Kepala Puskesmas Wapunto yang telah banyak membantu penulis dalam
pemberian informasi untuk penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Seluruh Petugas Puskesmas Wapunto khususnya petugas Imunisasi yang
bersedia bekerja sama dengan penulis selama melaksanakan penelitian.
7. Orang tuaku Ayahanda Asmin dan Ibunda Wa Rianta yang paling kucintai, yang
telah memberikan segala dukungan baik moril maupun material serta do’a restu
dan kasih sayangnya yang tidak pernah putus selama mengikuti pendidikan di
Akademi Kebidanan Paramata Raha hingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga Allah tetap menjaga orang-orang yang paling kucintai dalam balutan
rohmat dan hidayah-Nya.
8. Seluruh saudaraku (Pian, Iman, Ilan dan Sarah) yang kusayangi yang telah
memberikan doa dan motivasi selama mengikuti pendidikan di Akademi
Kebidanan Paramata Raha hingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Teman-teman seangkatan yang namanya tak dapat saya sebutkan satu per satu,
terima kasih atas semangat yang kalian berikan dan sahabat – sahabatku
terutama kepada, Titin, Indah, Fitri, intan, fifi, Ega, Sari dan Dewi atas
persahabatan yang tulus selama ini, serta yang pernah menjadi temanku, terima
kasih telah memberi warna dalam persahabatan selama ini.
Semoga Allah SWT, memberikan imbalan yang setimpal atas segala kebaikan
dalam mewujudkan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa Karya Tulis
Ilmiah ini jauh dari sempurna baik dari segi materi maupun penulisannya, karena
"Tak Ada Gading yang Tak Retak". Olehnya itu, kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Wassalamu `alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Raha, Juli 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................. i
Lembar Persetujuan.......................................................................................... ii
Lembar Pengesahan ......................................................................................... iii
Riwayat Hidup ................................................................................................. iv
Kata pengantar ................................................................................................ v
Daftar Isi .......................................................................................................... viii
Daftar Tabel ..................................................................................................... x
Intisari .......................................................................................................... xi
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4
1. Tujuan Umum....................................................................... 4
2. Tujuan Khusus ...................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 4
Bab II Tinjauan Pustaka
A. Telaah Pustaka ………………………………………………… 6
1. Imunisasi …….……………………………………………. 6
2. Campak …………………………………………………… 11
B. LandasanTeori …………………………………………………. 15
C. Kerangka Konsep ……………………………………………. 17
D. Pertanyaan Penelitian…………………………………………… 18
Bab III Metode Penelitian
A. Jenis dan Rancangan Penelitan.................................................. 19
B. Waktu dan Tempat Penelitian..................................................... 19
C. Subjek Penelitian ........................................................................ 19
D. Identifikasi Variabel Penelitian.................................................... 20
E. Kriteria Objektif dan Definisi Operasional................................. 21
F. Instrumen Penelitian ................................................................... 22
G. Pengolahan dan Cara Analisis Data ........................................... 22
1. Pengolahan Data .................................................................. 22
2. Analisis Data ........................................................................ 22
H. Jalannya Penelitian ..................................................................... 23
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian........................................................................... 24
B. Pembahasan ................................................................................ 27
Bab V Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan ................................................................................. 31
B. Saran ........................................................................................... 31
Daftar Pustaka................................................................................................ 33
Lampiran – Lampiran
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif …......….............………..….21
Tabel 2. Distribusi Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Campak pada Bayi
Berdasarkan Tingkat Tahu di Wilayah Kerja Puskesmas Wapunto
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016 ……...…..………….25
Tabel 3. Distribusi Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Campak pada Bayi
Berdasarkan Tingkat Pemahaman di Wilayah Kerja Puskesmas
Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016…….......... 26
Tabel 4. Distribusi Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Campak pada Bayi
Berdasarkan Tingkat Aplikasi di Wilayah Kerja Puskesmas Wapunto
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016 …......……….......…. 27
INTISARI
Arni (PSW.B.2013.IB.0001) “Gambaran Pengetahuan Ibu tentang ImunisasiCampak pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan DurukaKabupaten Muna Tahun 2016”. Dibawah bimbingan Fikmawati Refu danYanti
Latar Belakang : Pemerintah mewajibkan setiap anak untuk mendapatkan imunisasidasar lengkap 7 (tujuh) macam penyakit yaitu penyakit TBC, Difteri, Tetanus, BatukRejan (pertusis), Polio, Campak (Measles, morbili) dan Hepatitis B, yang termasukdalam program pengembangan imunisasi (PPT) meliputi imunisasi BCG, DPT,Polio, Campak dan Hepatitis B. Berdasarkan data puskesmas wapunto, pada tahun2013 (80,3%), tahun 2014 (21%) dan tahun 2015 (71,5%).
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan jenis penelitiaan Deskriptif.
Hasil Penelitian : Dari hasil penelitian sebanyak 61 responden ibu yang memilikibayi yang telah di imunisasi campak berdasarkan pengetahuan dengan kriteriatingkat tahu baik sebanyak 41 orang (67,2%), kriteria cukup yaitu 18 orang (29,5%)dan kriteria kurang yaitu 2 orang (3,3%). Hasil penelitian diperoleh tingkatpemahaman baik sebanyak 41 orang (67,2%), kriteria cukup yaitu 18 orang (29,5)dan kriteria kurang 2 orang (3,3%). Tingkat aplikasi baik sebanyak 35 orang(57,5%), kriteria cukup yaitu 22 orang (36,0%) dan aplikasi kurang yaitu 4 orang(6,5%).
Kesimpulan : Gambaran pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada bayi diWilayah Kerja Puskesmas Wapunto Tahun 2016 berdasarkan tingkat tahu baiksebesar (67,2%), tingkat pamahaman baik sebesar (67,2%) dan tingkat aplikasi baiksebesar (57,5%).
Kata Kunci : Pengetahuan, Imunisasi Campak, Bayi
Kepustakaan : 11 (2006 - 2015).
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem kesehatan nasional Imunisasi adalah salah satu bentuk intervensi
kesehatan yang sangat efektif dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan
balita. Dasar utama pelayanan kesehatan, bidang preventif merupakan prioritas.
Penurunan insidens penyakit menular telah terjadi berpuluh-puluh tahun yang
lampau di negara-negara maju yang telah melakukan imunisasi dengan teratur
dengan cakupan luas. Demikian juga di Indonesia, dinyatakan bebas penyakit cacar
tahun 1972 dan penurunan insidens beberapa penyakit menular secara mencolok
terjadi sejak tahun 1985, terutama untuk penyakit difteri, tetanus, pertusis, campak
dan polio (Soedjatmiko, 2008).
Imunisasi merupakan suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan
kekebalan (antibody) seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit. Penyakit-
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) antara lain : TBC, Difteri,
Pertusis, Campak, Tetanus, Polio dan Hepatitis B. penyakit merupakan penghambat
pertumbuhan dan perkembangan anak balita (Atikah P, 2010).
Menurut World Health Organization (WHO) 2014, cakupan imunisasi
campak di bawah satu tahun meningkat 83% pada tahun 2009 dan pada tahun 2013
masih tetap 83-84%. Lebih dari 60% dari 21,5 juta anak-anak yang tidak
mendapatkan imunisasi campak pada usia 9 bulan berasal dari 6 negara berikut :
India (6,4 juta), Nigeria (2,7 juta), Pakistan (1,7 juta), Ethiopia (1,1 juta), Indonesia
(0,7 juta) dan Republik Kongo (0,7 juta). Sebagian besar kematian akibat campak
terjadi di negara berkembang dan proportional mortality rate penyakit campak pada
tahun 2013 sebesar 70% terjadi di 6 negara tersebut. Pada tahun 2012 Kejadian Luar
Biasa (KLB) campak terbesar terjadi di Republik Kongo, India, Indonesia, Ukraina
dan Somalia, sedangkan pada tahun 2013 Kejadian Luar Biasa (KLB) campak terjadi
di Cina, Republik Kongodan Nigeria, KLB campak juga terjadi di beberapa negara
lain.
Kondisi saat ini di Indonesia bahwa Angka Kematian Bayi (AKB) dan
Angka Kematian Balita (AKABA) masih jauh dari target Millenium Development
Goals (MDGs). Penyebab tingginya kematian bayi dan balita sesungguhnya dapat
dicegah. Program imunisasi merupakan salah satu program prioritas yang dinilai
sangat efektif untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat penyakit-
penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi (PD3I) salah satunya adalah campak.
Di Indonesia tahun 2010 cakupan campak 74,4% sementara menurut
Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan persenrase ini
menunjukan cakupan campak ditingkat nasional belum mencapai target 60,2%.
Adapun jumlah kasus Campak di Indonesia pada tahun 2011 sebanyak 21.893 kasus
sementara cakupan imunisasi Campak sebanyak 16.310 bayi (74,5%) dari target
MDGs tahun 2015 yaitu 90% (Kementrian Kesehatan RI, 2012).
Menurut Profil Kesehatan Indonesia (2012), Indonesia merupakan Negara
ASEAN yang memiliki kasus penyakit campak terbanyak dengan jumlah 15.489
kasus, urutan kedua terbanyak adalah Thailand dengan 5.197 kasus, sedangkan 8
negara ASEAN lainnya memiliki jumlah lebih sedikit dan tidak lebih dari 3.000
kasus. Berdasarkan World Health Organization (WHO) 2013, di Indonesia ada
151.000 kematian anak-anak di bawah usia 5 tahun dan 5% nya disebabkan karena
penyakit campak. Incidence rate (IR) campak di Indonesia pada tahun 2013 sebesar
4,64 per 100.000 penduduk, menurun dibandingkan tahun 2012 yang sebesar 6,53
per penduduk. Sedangkan incidence rate di Propinsi Sumatera Utara yaitu 0,55 per
100.000 penduduk menurun jika dibandingkan tahun 2012 yaitu 2,2 per 100.000
penduduk.
Menurut kelompok umur, kasus campak pada kelompok umur 1-4 tahun
dan kelompok umur 5-9 tahun merupakan yang terbesar yaitu masing-masing sebesar
27,5% dan 26,9%. Namun jika dihitung rata-rata umur tunggal, kasus campak pada
bayi < 1 tahun, merupakan yang tertinggi, yaitu sebanyak 1.120 kasus (9,7%)
(Kemenkes RI, 2014).
Berdasarkan data pada Dinas Kesehatan Kabupaten Muna Tahun 2013
jumlah bayi yang telah diimunisasi sebanyak 5153 orang dari jumlah bayi 5899
orang (74,7%). Pada tahun 2014 jumlah bayi yang telah di imunisasi sebanyak 1761
orang dari jumlah bayi 5647 orang (31,1%). Sedangkan pada tahun 2015 jumlah bayi
yang telah di imunisasi sebanyak 4409 orang dari jumlah bayi 5492 orang (80,2%).
Dan pada tahun 2016 mulai bulan Januari sampai Mei jumlah bayi yang telah di
imunisasi sebanyak 1627 orang dari jumlah bayi 5490 orang (29,6%).
Berdasarkan data pada Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka pada
tahun 2013 jumlah bayi yang telah di imunisasi campak sebanyak 192 dari 239 orang
(80,3%). Pada tahun 2014 jumlah bayi yang telah di imunisasi campak menurun
sebanyak 48 dari 228 orang (21%), sedangkan pada tahun 2015 jumlah bayi yang
telah di imunisasi campak meningkat menjadi sebanyak 224 orang dari jumlah bayi
313 orang (71,5%), pada tahun 2016 jumlah bayi yang telah di imunisasi campak
mulai Januari sampai Mei sebanyak 72 orang dari jumlah bayi 314 orang (22,9%).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dirumuskan permasalahan sebagai
berikut, bagaimana gambaran pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada bayi
di Wilayah Kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun
2016.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada
bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten
Muna Tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan pada tingkat tahu ibu tentang
pemberian imunisasi campak pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas
Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016.
b. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan pada tingkat pemahaman ibu
tentang pemberian imunisasi campak pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas
Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016.
c. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan pada tingkat aplikasi ibu tentang
pemberian imunisasi campak pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas
Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a. Sebagai bahan masukan dalam bidang ilmu kesehatan khususnya tentang
Imunisasi Campak
b. Sebagai bahan masukan bagi penulis lain untuk mengembangkan studi kasus
berikutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Petugas / Kesehatan
Sebagai bahan masukan untuk perencanaan interpensi asuhan kebidanan pada
Bayi, Khususnya mengenai pemberian imunisasi campak dalam upaya
mencegah penyakit.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan acuan diharapkan dapat dimanfaatkan terutama dalam
pengembangan konsep tentang masalah imunisasi campak di institusi
program Studi DIII Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.
c. Manfaat Bagi Peneliti
Sebagai konstribusi pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam
mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti pendidikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Imunisasi
a. Pengertian Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resiten, Anak
yang di imunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit, tetapi
belum tentu kebal atau resisten terhadap penyakit lain. Imunisasi adalah suatu
cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi
penyakit. Imunisasi juga merupakan upaya memberikan kekebalan aktif
kepada seseorang dengan cara memberikan vaksin. Imunisasi adalah
pemberian zat anti/imunitas kedalam tubuh untuk mencegah penyakit tertentu
sehingga tubuh terhindar dari penyakit tertentu (Soedjatmiko, 2008).
Kata imun berasal dari bahasa latin (immunitas) yang berarti
pembebasan (kekebalan) yang diberikan kepada senator romawi selama masa
jabatan mereka terhadap sebagai warga negara biasa dan terhadap dakwaan.
Dalam sejarah, istilah ini kemudian berkembang sehingga pengertiannya
menjadi perlindungan terhadap penyakit, dan lebih spesifik lagi, terhadap
penyakit menular (Lia Yulianti, 2012).
Sistem imun adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel
serta produk zat-zat yang dihasilkannya. Yang bekerja sama secara kolektif
dan terkoordinir untuk melawan benda asing seperti kuman-kuman penyakit
atau racunnya, yang masuk ke dalam tubuh. Kuman termaksud antigen yang
masuk kedalam tubuh, maka sebagai reaksinya tubuh akan membuat zat anti
yang disebut dengan antibodi. Pada umumnya, reaksi pertama tubuh untuk
membentuk antibodi tidak terlalu kuat, karena tubuh belum mempunyai
“pengalaman”. Di Indonesia imunisasi mempunyai pengertian sebagai
tindakan untuk memberikan perlindungan (kekebalan) di dalam tubuh bayi
dan anak, agar terlindung dan terhindar dari penyakit-penyakit menular dan
berbahaya bagi bayi dan anak (Lia Yulianti, 2012).
b. Tujuan Imunisasi
Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Tujuan dari
memberikan imunisasi : untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu.
Apa bila terjadi penyakit tidak akan terlalu parah dan dapat mencegah gejala
yang dapat menimbulkan cacat dan kematian.
Tujuan pemberian imunisasi antara lain :
1) Tujuan diberikan imunisasi adlah diharapkan anak menjadi kebal
terhadap penyakit sehingga dapat menurukan angka mordibitas dan
mortalitas serta dapat mengurangi kecatatan akibat penyakit tertentu.
2) Tujuan atau manfaat imunisasi adalah untuk menurunkan morbiditas,
mortalitas dan cacat serta bila mungkin didapat eradikasi sesuatu penyakit
dari suatu daerah dan negeri.
3) Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi adalah untuk
mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan
kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya.
Beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu seperti
campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan, hepatitis B, golongan darah,
cacar air, TBC dan lain sebagainya (Lia Yulianti : 2012).
Faktor-faktor yang mempengaruhi cakupan imunisasi :
1) Perilaku, merupakan respon atau reaksi seorang individu terhadap
stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya.
2) Sikap, merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap suatu stimulus atau objek, sikap tidak dapat langsung dilihat
tetapi dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.
3) Pengetahuan adalah penggunaan pikiran dan penalaran logika serta
bahasa yang merupakan suatu hasil tahu yang terjadi setelah
seseorang melakukan penginderaan suatu objek tertentu.
Lima jenis imunisasi dasar yang di wajibkan pemerintah adalah
imunisasi terhadap tujuh penyakit, yaitu TBC, Difteri, Tetanus, Pertusis
(batuk rejan), Poliomyelitis, campak dan Hepatitis B. Kelima jenis
imunisasi dasar yang wajib diperoleh bayi sebelum usia satu tahun
adalah:
1) Imunisasi BCG, yang dilakukan sekali pada bayi usia 0-11 bulan.
2) Imunisasi DPT, yang diberikan tiga kali pada bayi usia 2-11 bulan
dengan interval minimal 4 minggu.
3) Imunisasi Polio, yang diberikan 4 kali pada bayi 0-11 bulan dengan
interval imunisasi 4 Minggu.
4) Imunisasi Campak yang diberikan 1 kali pada bayi usia 9-11 bulan.
5) Imunisasi Hepatitis B, yang diberikan pada bayi usia 1-11 bulan,
dengan interval minimal 4 minggu (Anik Maryunani,2010).
c. Gejala Klinis
Panas meningkat dan mencapai puncaknya pada hari ke 4-5, pada saat ruam
keluar :
a) Coryza yang terjadi sukar dibedakan dengan common cold yang berat
Membaik dengan cepat pada saat panas menurun.
b) Conjunctivitis ditandai dengan mata merah pada conjungtivitis disertai
dengan keradangan disertai dengan keluhan fotofobia.
c) Cough merupakan akibat keradangan pada epitel saluran nafas, mencapai
puncak pada saat erupsi dan menghilang setelah beberapa minggu.
d) Munculnya bercak koplik (Kopliks spot) umumnya pada sekitar 2 hari
sebelum munculnya ruam (hari 3-4) dan cepat menghilang detelah
beberapa jam atau hari. Kopliks spot adalah sekumpulan noktah putih
pada daerah epitel bukal yang merah, merupakan tanda klinik yang
patognomonik untuk campak.
e) Ruam makulopapular semula berwarna kemerahan. Ruam ini muncul
pertama pada daerah rambut dan dahi, serta belakang telinga, menyebar
kearah perifer sampai pada kaki. Ruam umumnya saling rengkuh
sehingga pada muka dan dada menjadi conflnent. Ruam ini membedakan
dengan rubella yang ruamnya tidak mengalami desquamasi (Atikah, P
2010).
d. Macam- macam Imunisasi
Imunisasi atau kekebalan, berdasarkan asal mulanya dibagi dalam
2 hal yaitu aktif dan pasif. Aktif adalah bila tubuh anak ikut
menyelenggarakan terbentuknya imunisasi, sedangkan pasif adalah bila tubuh
anak tidak bekerja membentuk kekebalan, tapi hanya menerimanya saja.
Maka berdasarkan hal tersebut diatas, maka imunisasi dibagi
menjadi dua macam, yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif.
1) Imunisasi Aktif
Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau racun kuman yang
dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk meransang tubuh
memproduksi antibodi sendiri. Contohnya : Imunisasi polio atau campak.
Untuk itu, dalam imunisasi aktif terdapat empat macam kandungan yang
terdapat dalam setiap vaksinnya, antara lain :
a) Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat
atau mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan, yang dapat
berupa polisakarida, toxoid, atau virus yang dilemahkan atau bakteri
yang dimatikan.
b) Pelarut dapat berupa air steril atau berupa cairan kultur jaringan.
c) Preseruatif, stabiliser, antibiotik yang berguna untuk menghadiri
tumbuhnya mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi antigen.
d) Adjuvan yang terdiri dari garam aluminium yang berfungsi untuk
meningkatkan imunogenitaf antigen.
2) Imunisasi Pasif
Imunisasi pasif adalah pemberian antibodi dengan tujuan untuk
memberikan pencegahan atau pengobatan terhadap infeksi. Transfer imun
yang dibentuk bersifat sementara selama antibodi masih aktif. Transfer
imun yang juga dapat terjadi pada bayi baru lahir, misalnya
imunoglobulin G yang disalurkan dari ibu ke bayi secara transplasental
(Anik Maryunani,2010).
e. Manfaat Imunisasi
a) Untuk Anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan
kemungkinan cacat atau kematian.
b) Untuk Keluarga : menghilangkan kecemasan dan psikologis pengobatan
bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua
yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak – kanak yang nyaman.
c) Untuk Negara : memperbaiki tingkat kecemasannya, menciptakan
bangsa yang kuat dan terikat untuk melanjutkan pembangunan Negara
(Atikah P, 2010).
2. Campak
a. Pengertian Campak
Penyakit campak (Measles) merupakan penyakit yang disebabkan
oleh virus campak, dan termasuk penyakit akut dan sangat menular,
menyerang hampir semua anak kecil. Penyebabnya virus dan menular
melalui saluran pernafasan yang keluar saat penderita bernafas, batuk dan
bersin (droplet). Penyakit ini pada umumnya sangat dikenal oleh
masyarakat terutama para ibu rumah tangga (Anik Mayunani, 2010).
Penyakit ini menular melalui udara ataupun kontak langsung
dengan penderita, seperti melalui percikan ludah penderita campak.
Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum
timbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada. Jika seseorang
pernah menderita campak, maka biasanya dia akan kebal terhadap
penyakit ini.
b. Penyebab
Campak disebabkan oleh virus campak paramiksovirus. Penularan
terjadi melalui percikan ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokan
penderita campak. Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.
Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan
kekebalan pasif pada seorang bayi yang baru lahir dari ibu yang telah kebal
(berlangsung selama 1 tahun). Orang-orang yang rentan terhadap campak
adalah : Bayi berumur lebih dari 1 tahun, Bayi yang tidak mendapatkan
imunisasi dan Remaja dan dewasa muda yang belum mendapat imunisasi.
c. Gejala
Gejala campak akan mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah
terinfeksi dengan gejala-gejala seperti : Panas badan, Nyeri tenggorokan,
Batuk, Nyeri otot dan Mata merah.
Gejala lain seperti demam, kecapean, pilek, batuk dan mata yang
radang dan merah selama beberapa hari diikuti dengan ruam jerawat merah
yang mulai pada muka dan merembet ke tubuh dan ada selama 4 hari hingga
7 hari.
d. Pengobatan
Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. Anak sebaiknya
menjalani istrahat. Untuk menurunkan demam, diberikan asetaminofen atau
ibuprofen. Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotik. Maka dari itu
harus berjaga-jaga. Di sarankan selama sekurang-kurangnya 4 hari setelah
ruam muncul penderita tidak boleh keluar rumah.
e. Pencegahan
Pencegahan penyakit ini dengan diberikan vaksin. Vaksin campak
merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin biasanya
diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak jerman
(vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikan pada otot pada atau
lengan atas. Selain pencegahan diatas, bagi yang sudah terkena campak
diasarankan untuk istrahat minimal 10 hari dan makan makanan yang bergizi
agar kekebalan tubuh meningkat (Atikah P, 2010).
f. Vaksin Campak
Vaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan.
Setiap dosis (0,5 ml) mengandung tidak kurang dari 1.000 infective unit virus
strain CAM 70 dan tidak lebih dari 100 mcg residu kanamycin dan 30 mcg
resido erythromycin. Vaksin ini berbentuk beku kering yang harus dilarutkan
dengan aquabidest steril. Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif
terhadap penyakit campak.
Dosis pemberian 0,5 ml disuntikan secara subkutan pada lengan kiri
atas, pada usia 9-11 bulan.Vaksin campak yang sudah dilarutkan hanya boleh
digunakan maksimum 6 jam.
Efek samping : Hingga 15% pasien dapat mengalami demam ringan
dan kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah vaksinasi.
Terjadi encephalitis setelah setelah vaksinasi pernah dilaporkan yaitu dengan
perbandingan 1 kasus per I juta dosis yang diberikan (Putri Ariani, A, 2014).
g. Jadwal imunisasi campak
Imunisasi campak yang hanya diberikan satu kali pada usia 9 bulan,
dalam kajian Badan Penelitian & Pengembangan Depkes ternyata kurang
memberikan perlindungan jangka panjang. Oleh karena itu, campak diberikan
penguat pada saat masuk sekolah dasar melalui program BIAS (Bulan
Imunisasi Anak Sekolah).
a) Vaksin campak rutin dianjurkan diberikan dalam satu dosis 0,5 ml secara
sub-kutan dalam, pada umur 9 bulan.
b) Dari hasil studi Badan Penelitin & Pengembangan dan Dirjen PPM&PL
Departemen Kesehatan mengenai campak didapatkan (Sri Rezeki
S.Hadinegoro, 2008).
h. Kontraindikasi
Pemberian imunisasi tidak boleh dilakukan pada orang yang
mengalami immunodefisiensi atau individu yang diduga menderita gangguan
respon imun karena leukemia, dan limfoma (Atikah P, 2010).
3. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga
dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai
menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian
dan persepsi terhadap objek.
Tahu di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau
rangsangan yang telah diterima.
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara
besar tentang objek yang di ketahui dan dapat menginterprestasikan materi
tersebut secara benar.
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi reall (sebenarnya). Aplikasi disini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau pemahaman hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip dan sebagainya. Dengan pengukuran pengetahuan :
a. Pengetahuan baik, jika persentase jawaban 76%-100%
b. Pengetahuan cukup, jika persentase jawaban 56%-75%
c. Pengetahuan kurang, jika persentase jawaban < 55% (Putri Ariani, Ayu,
2014).
B. Landasan Teori
Imunisasi merupakan upaya memberikan kekebalan aktif kepada seseorang
dengan cara memberikan vaksin. Imunisasi adalah pemberian zat anti imunisasi
kedalam tubuh untuk mencegah penyakit tertentu sehingga tubuh terhindar dari
penyakit tetanus (Soedjatmiko, 2008).
Imunisasi atau kekebalan, berdasarkan asal mulanya dibagi dalam 2 hal,
yaitu aktif dan pasif. Aktif adalah bila tubuh anak ikut menyelenggarakan
terbentuknya imunisasi, sedangkan pasif adalah bila tubuh anak tidak bekerja
membentuk kekebalan, tapi hanya menerimanya saja : imunisasi aktif adalah
pemberian kuman atau racun kuman yang dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan
untuk meransang tubuh memproduksi antibodi sendiri. Contohnya : imunisasi polio
atau campak dan imunisasi pasif adalah pemberian antibodi dengantujuan untuk
memberikan pencegahan atau pengobatan terhadap infeksi. (Anik Maryunani, 2010).
Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
terhadap apa yang telah diterima atau tentang apa yang dipelajari. Untuk mengukur
bahwa seseorang ibu bayi tahu tentang imunisasi campak pada bayi yaitu dapat
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan menyatakan apa yang diketahui
tentang imunisasi campak.
Memahami adalah suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang
obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut. Untuk
mengukur bahwa seorang ibu bayi telah paham terhadap imunisasi campak pada bayi
maka harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh dan menyimpulkan tentang
imunisasi campak pada bayi.
Aplikasi adalah sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari. Kemampuan seorang ibu bayi melakukan sesuatu yang didasarkan
pada apa yang diketahuinya dan dipahaminya yaitu imunisasi campak pada bayi
(Putri Ariani, Ayu, 2014).
C. Kerangka Konsep
Keterangan :
e : Variabel yang diteliti.
: Hubungan antar variabel yang diteliti.
: Variabel terikat
Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan tentangImunisasi Campak padaTingkat Tahu
Ibu BayiPengetahuan tentangImunisasi Campak padaTingkat Memahami
Pengetahuan tentangImunisasi Campak padaTingkat Aplikasi
D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran pengetahuan pada tingkat tahu ibu tentang pemberian
imunisasi campak pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan
Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016?
2. Bagaimana gambaran pengetahuan pada tingkat pemahaman ibu tentang
pemberian imunisasi campak pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Wapunto
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016 ?
3. Bagaimana gambaran pengetahuan pada tingkat aplikasi ibu tentang pemberian
imunisasi campak pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan
Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016 ?
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan
menggunakan pendekatan observasional study yaitu antara variabel bebas dan
variabel terikat diobservasi di Puskesmas Wapunto Kabupaten Muna tahun 2016.
B. Waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli tahun 2016 di Puskesmas
Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna tahun 2016.
C. Subyek Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua Ibu yang memiliki bayi yang
melakukan imunisasi campak tahun 2016 mulai Januari sampai dengan Mei
sebanyak 72 bayi di wilayah kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka
Kabupaten Muna tahun 2016.
2. Sampel
Sampel penelitian ini di lakukan pada semua bayi yang melakukan imunisasi
campak di Wilayah Kerja Puskesmas Wapunto tahun 2016 sebanyak 72 bayi.
Tehnik pengambilan sampel dengan menggunakan rumus Purposive Sampling
yaitu pengambilan sampel berdasarkan penilaian peneliti dengan mengurangi
dari jumlah sampel yang ada, dengan cara :
Rumus : = 1+ ( )2
Keterangan :
n : Besar Sampel
N : Besar Populasi
d : Tingkat Kepercayaan 0,05.
Berdasarkan rumus tersebut, maka ukuran sampel yaitu :
= 1 + ( )= 7272. 0,05 + 1= 61
Maka diambil sampel dengan jumlah 61 bayi.
D. Identifikasi Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel independent
dan variabel dependent.
1. Variabel bebas (Independent) mencakup pengetahuan tentang Imunisasi Campak.
Pengetahuan ada 6 tingkat, tetapi yang akan diteliti hanya terdiri dari 3 tingkat
yang tingkat Tahu, Memahami dan Aplikasi.
2. Variabel terikat (Dependent) yaitu Ibu Bayi.
E. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif
Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel 1.
Tabel 1. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif
VariabelPenelitian
Definisi Operasional danKriteria Objektif
Alat ukur Skala
Dependent
ImunisasiCampak
Maksud dari pemberian imunisasicampak dalam penelitian ini adalahimunisasi yang diberikan 1 kali padabayi usia 9 – 11 bulan(Anik Maryunani, 2010).
Independent
a. Tahu Apabila ibu sekedar tahu atau hanyamengingat tentang pemberian imunisasicampak pada bayi.Kriteria ObjektifBaik : Jika persentase 76%-100%Cukup : Jika persentase 56%-75%Kurang: Jika persentase < 55%
Kuesioner Ordinal
b. Memahami Apabila ibu tahu dan dapat memahamitentang pemberian imunisasi campakpada bayiKriteria ObyektifBaik : Jika persentase 76%-100%Cukup: Jika persentase 56%-75%Kurang: Jika persentase < 55 %
Kuesioner Ordinal
c. Aplikasi Aplikasi ibu dapat meningkatkan,memahami serta dapat mengaplikasikantentang pemberian imunisasi campakpada bayi.Kriteria ObyektifBaik : Jika persentase 76%-100%Cukup : Jika persentase 56%-75%Kurang: Jika persentase < 55% (PutriAriani, Ayu, 2014).
Kuesioner Ordinal
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan sebagai alat bantu dalam penelitian ini adalah
kuesioner yang di bagikan pada setiap responden. Apabila responden tidak dapat
membaca, maka kita yang membantu mengisi kuesioner dengan membacakan
pertanyaan dan meminta jawaban responden.
G. Pengolahan dan Cara Analisis Data
1. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan setelah pengumpulan data dengan maksud
agar data yang dikumpulkan memiliki sifat yang jelas. Adapun langkah-langkah
dalam pengolahan data yaitu :
a. Editing, yaitu pemeriksaan data yang di dapat dan diperiksa apakah terdapat
kekeliruan atau kemungkinan tidak lengkap atau tidak sesuai
b. Coding, yaitu pemberian kode atau tanda-tanda pada tiap-tiap data dengan
angka.
c. Tabulating, yaitu menjumlahkan dan menyusun data dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi.
d. Entry Data, yaitu memasukkan data kedalam master tabel di sesuaikan
dengan teknik analisis yang digunakan.
2. Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan analisi univariat yaitu untuk
mendeskripsikan kategori sampel terkait dengan variable penelitian dalam bentuk
persentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
P = fn x 100%
Keterangan :
F = Frekuensi setiap kategori variable
P = Presentase
n = Jumlah sample (Putri Ariani, Ayu, 2014).
H. Jalannya Penelitian
1. Tahap Persiapan
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan mempersiapkan/mengurus izin penelitian
kepada institusi dan melaporkannya sebelum memulai kegiatan pengumpulan
data di lapangan.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaanya dimulai dengan mencatat semua hasil dari data yang diperoleh di
lapangan dengan menggunakan teknik pengambilan data pada sampel Karya
Tulis Ilmiah secara Purposive Sampling.
3. Tahap Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan kemudian diolah, dianalisis dan disajikan secara
deskriptif dalam bentuk narasi dan tabel.
4. Tahap Penulisan Laporan
Pada tahap ini disajikan laporan sebagai tahap akhir penulisan ini
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Geografi
Ditinjau dari segi geografis, Kecamatan Duruka adalah pemekaran
dari Kecamatan Katobu yang merupakan salah satu Kecamatan dari 33
Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Muna, berjarak 8 km dari kota Raha
ibu kota Kabupaten Muna, dan Wapunto sebagai ibu kota Kecamatan Duruka
dan memiliki batas-batas wilayah sebelah utara Kecamatan Katobu, sebelah
selatan Kecamatan Lohia, sebelah timur Selat Buton dan sebelah barat
Kecamatan Kontunaga.
Luas Kecamatan Duruka sebesar 11,52 km atau sekitar 0,24% dari
luas daratan Kabupaten Muna. Secara administrative, Kecamatan Duruka
terdiri dari 2 Kelurahan dan 5 Desa. Dari 7 DesaKelurahan yang ada, Desa
Banggai adalah desa terluas dengan luas 2,65 km (23%), sedangkan wilayah
terkecil adalah kelurahan Palangga dan Desa Ghonebalano masing-masing
seluas 1,00 km (8,68%) dari luas Kecamatan Duruka.
b. Keadaan Demografi
Jumlah penduduk Kecamatan duruka menurut data proyeksi penduduk tahun
2015 tercatat 12059 jiwa dari 12095 penduduk Kecamatan Duruka terdapat
penduduk laki-laki sebanyak 6027 jiwa dan penduduk perempuan 6032 jiwa
dengan jumlah kepala keluarga 3644 KK.
c. Ketenagaan
Pelaksanaan pelayanan kesehatan di Puskesmas Wapunto memiliki tenaga
kesehatan berbagai profesi seperti pelayanan medis terdiri dari :
1) Dokter umum : 2 orang
2) Bidan : 6 orang
3) Perawat : 30 orang
4) Non medis : 34 orang
5) Jumlah tenaga PNS : 41 orang
6) Jumlah yang mengabdi : 58 orang
a) Bidan : 24 orang
b) Perawat : 33 orang
c) Kesling : 1 orang
2. Analisis Univariat
Setelah dikumpulkan kemudian dilakukan pengumpulan data sesuai dengan
tujuan penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan disertai dengan penjelasan
sebagai berikut :
a. Pengetahuan Responden Berdasarkan Tingkat Tahu
Pengetahuan responden berdasarkan tingkat tahu ibu dapat di lihat pada tabel
2 di bawah ini.
Tabel 2. Distribusi Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Campak pada BayiBerdasarkan Tingkat Tahu di Wilayah Kerja Puskesmas Wapunto
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016
Kriteria Frekuensi Persentase (%)
BaikCukupKurang
41182
67,229,53,3
Jumlah 61 100
Sumber : Data Primer 2016
Tabel 2 menunjukan bahwa gambaran pengetahuan ibu tentang
imunisasi campak pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Wapunto
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna berdasarkan tingkat tahu untuk kriteria
baik yaitu 41 orang (67,2%), cukup yaitu 18 orang (29,5%) dan kriteria
kurang 2 orang (3,3%).
b. Pengetahuan Responden Berdasarkan Tingkat Pemahaman
Pengetahuan responden berdasarkan tingkat pemahaman ibu dapat di lihat
pada tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3. Distribusi Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Campak pada BayiBerdasarkan Tingkat Pemahaman di Wilayah Kerja Puskesmas Wapunto
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016
Kriteria Frekuensi Persentase (%)
BaikCukupKurang
41182
67,229,53,3
Jumlah 61 100
Sumber : Data Primer 2016
Tabel 3 menunjukan bahwa gambaran pengetahuan ibu tentang
imunisasi campak pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Wapunto
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna berdasarkan tingkat pemahaman
sebagian besar responden berada pada tingkat pemahaman yang baik yaitu 41
orang (67,2%), cukup yaitu 18 orang (29,5%) dan pemahaman kurang yaitu 2
orang (3,3%).
c. Pengetahuan Responden Berdasarkan Tingkat Aplikasi
Pengetahuan responden berdasarkan tingkat aplikasi ibu dapat di lihat pada
tabel 4.
Tabel 4. Distribusi Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Campak pada BayiBerdasarkan Tingkat Aplikasi di Wilayah Kerja Puskesmas Wapunto
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016
Kriteria Frekuensi Persentase (%)
BaikCukupKurang
35224
57,536,06,5
Jumlah 61 100
Sumber : Data Primer 2016
Tabel 4 menunjukan bahwa gambaran pengetahuan ibu tentang
imunisasi campak pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Wapunto
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna berdasarkan tingkat aplikasi sebagian
besar responden berada pada tingkat aplikasi dengan kriteria baik yaitu 35
orang (57,5%), cukup yaitu 22 orang (36,0%) dan aplikasi kurang yaitu 4
orang (6,5%).
B. Pembahasan
Campak adalah penyakit virus akut yang disebabkan oleh virus Campak .
Penyakit ini sangat infeksius, menular sejak awal prodromal sampai lebih kurang 4
hari setelah munculnya ruam. Infeksi disebabkan lewat udara. Pemberian imunisasi
campak untuk bayi sangatlah penting karena imunisasi campak untuk meningkatkan
kekebalan bayi terhadap penyakit campak yang disebabkan oleh virus. Pemberian
imunisasi campak diberikan satu kali, dilakukan pada umur 9-11 bulan, dengan dosis
0,5 cc (Wulan Iswantari, 2013).
Penyakit campak (Measles) merupakan penyakit yang disebabkan oleh
virus campak, dan termasuk penyakit akut dan sangat menular, menyerang hampir
semua anak kecil. Penyebabnya virus dan menular melalui saluran pernafasan
yang keluar saat penderita bernafas, batuk dan bersin (droplet). Penyakit ini pada
umumnya sangat dikenal oleh masyarakat terutama para ibu rumah tangga (Anik
Mayunani, 2010).
Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Tujuan dari
memberikan imunisasi : untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu. Apa
bila terjadi penyakit tidak akan terlalu parah dan dapat mencegah gejala yang dapat
menimbulkan cacat dan kematian (Lia Yulianti, 2012)
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu dari
61 Responden yang diteliti berdasarkan tingkat tahu yang termaksud dalam kriteria
baik sebesar 41 orang (67,2%), cukup yaitu 18 orang (29,5%) dan kriteria kurang
yaitu 2 orang (3,3%). tingkat pemahaman dengan kriteria baik sebesar 41 orang
(67,2%), cukup yaitu 18 orang (29,5%) dan kriteria kurang yaitu 2 orang (3,3%).
tingkat aplikasi dengan kriteria baik sebesar 57 orang (93,4%) dan kriteria kurang
yaitu 4 orang (6,5%).
Hasil Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Aufarahman dengan judul Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi
campak dengan kepatuhan pemberian imunisasi campak di puskesmas Danurejan I
Yogyakarta bahwa tingkat tahu, memahami dan aplikasi berada dalam kriteria baik
yaitu diketahui dari 40 responden yang diteliti presentase paling banyak untuk
pengetahuan baik yaitu 28 orang (70%), cukup yaitu 10 orang (25%) dan
pengetahuan kurang sebanyak 2 orang (5%), tingkat pemahaman dengan kriteria baik
yaitu 28 orang (70%), cukup yaitu 10 orang (25%) dan kriteria kurang 2 orang (5%),
tingkat aplikasi dengan kriteria baik yaitu 25 orang (62,5%), cukup yaitu 9 orang
(22,5%) dan kriteria kurang 6 orang (15%).
Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi
campak pada bayi mempunyai pengetahuan baik sehingga sebagian besar masyarakat
mengetahui pentingnya imunisasi campak untuk bayi. Pada keadaan tersebut
menunjukkan bahwa ibu dapat mengetahui dan memahami tentang pemberian
imunisasi campak pada bayi dan dapat mengaplikasikan dengan membawa bayinya
ke posyandu untuk di imunisasi. Dengan demikian seperti apa tingkat pengetahuan
ibu tentang imunisasi campak akan mempengaruhi pemberian imunisasi campak
pada bayi.
Tahu diartikan sebagai mengingat kembali suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya termasuk didalamnya kemampuan mengingat kembali (recall) terhadap
sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengatahuan yang
paling menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
Pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan dasar untuk berbuat, dimana
pengetahuan tersebut dapat diperoleh dari informasi-informasi tentang pemberian
imunisasi yang ideal, serta mampu menunjukan kemampuan seseorang itu untuk
melakukan sesuatu, tergantung pengetahuan yang dimilikinya.
Memahami (comprehensive) adalah kemampuan menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara
benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek
yang dipelajari.
Aplikasi (application) diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi
disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, metode,
prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Indikator ketiga yang
digunakan dalam mengevaluasi pengetahuan responden adalah indikator tingkat.
Faktor individu yakni pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada bayi
berpengaruh terhadap tindakan konsumen dalam mengaplikasikan ibu untuk
membawa bayinya ke posyandu untuk mendapatkan pemberian imunisasi campak
untuk bayinya. Kemudian faktor keputusan seseorang untuk melaksanakan hal
tersebut tidak lepas dari faktor masing-masing individu (Putri Ariani, A, 2014).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Gambaran pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada bayi di Wilayah Kerja
Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016
berdasarkan tingkat tahu baik sebesar (67,2%), cukup yaitu (29,5%) dan kurang
yaitu (3,3%).
2. Gambaran pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada bayi di Wilayah Kerja
Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016
berdasarkan tingkat pemahaman baik yaitu (67,2%) , cukup yaitu (29,5%) dan
kurang yaitu (3,3%).
3. Gambaran pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada bayi di Wilayah Kerja
Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016
berdasarkan tingkat aplikasi baik yaitu (57,5%), cukup yaitu (36,0%) dan kurang
yaitu (6,5%).
B. Saran
Dari hasil penelitian Gambaran pengetahuan ibu tentang imunisasi campak
pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten
Muna maka diperoleh saran sebagai berikut :
1. Untuk Puskesmas Wapunto agar tetap meningkatan cakupan imunisasi campak
pada bayi, dengan mengadakan pelayanan posyandu yang baik dan sebagai
sumber informasi dalam rangka menentukan kebijakan dalam meningkatkan
kesehatan bayi dan mengurangi penyakit yang di akibatkan oleh kelalaian orang
tua untuk membawa bayinya ke posyandu.
2. Untuk institusi pendidikan diharapkan agar memperbanyak referensi perpustakaan
khususnya tentang imunisasi campak untuk digunakan sebagai pengembangan
ilmu pengetahuan sekaligus bahan masukan pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
3. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan agar mengambil atau meneliti variabel lain
tentang imunisasi campak pada bayi.
DAFTAR PUSTAKA
Aufarahman. (2012) Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi campak.http//www.devinfo.info/jurnal imunisasi campak pdf. Diakses tanggal 2-September 2016.
Cornelia,A (2011) Gambaran Karakteristik ibu mengenai pengetahuan imunisasi..http//www.devinfo.info/jurnal imunisasi campak pdf. Diakses tanggal 20Juli 2016.
Dinas Kesehatan Kabupaten Muna. (2016) Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Muna.
Kemenkes RI. (2013) Keberhasilan Imunisasi di Indonesi dan Masalahnyahttp//www.wawasan.Kesehatan.co.id/20013/09/Keberhasilan-campak-di.html Diakses tanggal 16 Juli 2016.
Maryunani, Anik. (2010) Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan, Jakarta : CV.Trans Info Media.
Putri Ariani, Ayu (2014) Aplikasi metodologi penelitian kebidanan dan kesehatanreproduksi. Jakarta : Nuha Medika.
Proverawati, Atikah dan Andhini, C.S.D. (2010) Imunisasi dan vaksinasi.Yogyakarta: Nuha Medika.
Ranuh, I.G.N, dkk (2008) Pedoman Imunisasi Di Indonesia dkaan ProsedurImunisasi, Jakarta : Nugraha Medika 2008.
Rukiyah, Ai Yeyeh, Yulianti, Lia (2012) Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita,Jakarta : Cv Trans Info Media
Rosalina, Hesti nofia. (2012) Jenis2 penyakit.. penyebab, pencegahan danpengobatan.html?m=1, Diakses Tanggal 16 Juli 2016.
WHO (2014) Cakupan Imunisasi Campak. http//www.devinfo.info/immunizationpenting untuk mencegah penyakit berbahaya. Diakses tanggal 28 Juli 2016.
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN
(Informed Consent)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama :
Umur :
Bersedia dan tidak keberatan menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan
oleh Mahasiswa Akademi Kebidanan Paramata Kabupaten Muna atas nama ARNI
dengan judul: “Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Campak pada Bayi di
Wilayah Kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun
2016.”
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sukarela tanpa paksaan dari
pihak manapun untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Raha, Juli 2016
Responden
( )
Lampiran 3
KUESIONER PENELITIANGAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI CAMPAK
PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAPUNTOKECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA
TAHUN 2016
Kode Responden
A. Identitas RespondenNama/inisial :Umur :
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !!
Tahu (Know)1. Imunisasi campak dapat memberikan kekebalan tubuh yang baik terutama
penyakit campak.a. Benarb. Salah
2. Imunisasi campak sebaiknya diberikan pada anak setelah berumur 9 - 12bulan.a. Benarb. Salah
3. Imunisasi campak merupakan cara untuk mencegah timbulnya penyakit padabayia. Benarb. Salah
4. Efek samping imunisasi campak yaitu salah satunya badan bayi panas.a. Benarb. Salah
5. Tujuan imunisasi campak mencegah terjadinya penyakit campaka. Benarb. Salah
Memahami (Comprehension)6. Imunisasi campak adalah pemberian zat anti/imunitas (kekebalan) kedalam
tubuh untuk mencegah penyakit tertentu sehingga tubuh terhindar daripenyakit tertentu.a. Benarb. Salah
7. Virus campak menular melalui udara atau butiran halus air ludah.a. Benarb. Salah
8. Campak diberikan 1 kali pada bayi usia 9-11 bulan.a. Benarb. Salah
9. Imunisasi campak harus diberikan pada seorang anak secara lengkap.a. Benarb. Salah
10. Anak yang sakit boleh diberikan imunisasi campak.a. Benarb. Salah
Aplikasi (Application)11. Orang tua wajib membawa bayinya ke posyandu untuk mendapatkan
imunisasi campak.a. Benarb. Salah
12. Penyakit cacar dapat dicegah dengan pemberian Imunisasi campak.a. Benarb. Salah
13. Hindari pemijatan pada daerah bekas suntikan imunisasi bayi.a. Benarb. Salah
14. Menurut ibu jika setelah di imunisasi campak kemudian anak ibu demammaka demam yang terjadi pada anak ibu merupakan sesuatu yang tidaknormal.a. Benarb. Salah
15. Jika ibu lupa membawa anak ibu untuk di imunisasi campak apakah ibu bolehmembawanya lagia. Benarb. Salah
Lampiran 4
MASTER TABEL
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI CAMPAKPADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAPUNTO
KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNATAHUN 2016
No NamaResponden
Tahu Memahami AplikasiBaik Cu
kupKura
ngBaik Cu
kupKura
ngBaik Cu
kupKura
ng1. Ny. S √ √ √2. Ny. N √ √ √3. Ny. Na √ √ √4. Ny. A √ √ √5. Ny. R √ √ √6. Ny. Rt √ √ √7. Ny. I √ √ √8. Ny. Y √ √ √9. Ny. Ro √ √ √10. Ny. Sa √ √ √11. Ny. Rn √ √ √12. Ny. H √ √ √13. Ny. No √ √ √14. Ny. Ru √ √ √15. Ny. Nr √ √ √16 Ny. Z √ √ √17. Ny. Zn √ √ √18. Ny. Rn √ √ √19. Ny. W √ √ √20. Ny. Nl √ √ √21. Ny. A √ √ √22. Ny. Ri √ √ √23. Ny. L √ √ √24. Ny. Hf √ √ √25. Ny. Sr √ √ √26. Ny. Ab √ √ √27. Ny. F √ √ √28. Ny. Ni √ √ √29. Ny. Rtn √ √ √30. Ny. Tm √ √ √
31. Ny. E √ √ √32. Ny. Ed √ √ √33. Ny. If √ √ √34. Ny. Ar √ √ √35. Ny. U √ √ √36. Ny. Nn √ √ √37. Ny. Rm √ √ √38. Ny. As √ √ √39. Ny. K √ √ √40. Ny. Ml √ √ √41. Ny. As √ √ √42. Ny. Wn √ √ √43. Ny. An √ √ √44. Ny. Hf √ √ √45. Ny. Ne √ √ √46. Ny. Mr √ √ √47. Ny. Ls √ √ √48. Ny. Nn √ √ √49. Ny. C √ √ √50. Ny. Wln √ √ √51. Ny. Er √ √ √52. Ny. Ln √ √ √53. Ny. At √ √ √54. Ny. Eb √ √ √55. Ny. Rh √ √ √56. Ny. Fi √ √ √57. Ny. Ln √ √ √58. Ny. Wt √ √ √59. Ny. D √ √ √60. Ny. Sp √ √ √61. Ny. Sj √ √ √
Lampiran 5
PERYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi, disepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah dan tulis atau diterbitkan oleh oang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Raha, Juli 2016
ARNI
top related