kantor kesehatan pelabuhan kelas ii tarakan · 2020. 2. 21. · memenuhi syarat-syarat sanitasi...
Post on 09-Nov-2020
4 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN AKUNTABILITASKINESRJA INSTANSI PEMERINTAH
TAHUN 2019
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN
KELAS I I TARAKAN
[i]
Tarakan, Januari 2020
Kepala Kantor,
Ahmad Hidayat NIP 197207072000031010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP) Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Tarakan Tahun 2019. LAKIP ini disusun sebagai bentuk pelaporan
kinerja oleh Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan kepada Direktur Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit atas pertanggungjawaban dan keberhasilan dalam
melaksanakan program/kegiatan melalui beberapa indikator kinerja sesuai dengan
perjanjian kinerja yang telah dibuat selama tahun 2019.
Laporan kinerja ini diharapkan agar dapat memberikan informasi kepada semua
pihak untuk dipergunakan sebagai bahan evaluasi, perencanaan, serta tolak ukur dalam
pelaksanaan kegiatan, khususnya Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan pada
tahun yang akan datang. Sehingga ada akhirnya dapat menunjang dan berkontribusi atas
pencapaian tujuan pembangunan di bidang kesehatan.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya diberikan kepada
semua pihak yang telah membantu dalam keberhasilan pelaksanaan kegiatan atau
pencapaian kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan tahun 2019 serta semua
pihak yang telah membantu tersusunnya LAKIP ini.
Demikian yang dapat disampaikan, kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan guna meningkatkan pencapaian kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Tarakan pada tahun yang akan datang.
[ii]
RINGKASAN EKSEKUTIF
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAHAN (LAKIP)
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II TARAKAN
TAHUN 2019
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP) Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Tarakan Tahun 2019, merupakan pertanggungjawaban Kepala Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan kepada Direktur Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi, program atau kegiatan
berdasarkan perjanjian kinerja yang telah dibuat sebagaimana diamanatkan dalam
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Pemerintah.
Laporan Kinerja ini disusun berdasarkan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan tahun 2015-2019, yang dijabarkan dalam program
utama Pencegahan dan Pengendalian Penyakit memeliki 4 (Empat) sasaran strategis yang
akan dicapai melalui 12 (Dua Belas) indikator kinerja. Dari seluruh indikator kinerja diperoleh
hasil sebagai berikut:
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian %
Kabupaten/kota yang melakukan pemantauan kasus penyakit berpotensi kejadian luar biasa (KLB) dan melakukan respon penanggulangan terhadap sinyal KLB untuk mencegah terjadinya KLB
Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan (sertifikat)
62.595 59.135 94
Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP
100% 100% 100
Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit (sertifikat)
4.575 4.425 97
Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus (Pelayanan) 12 24 200
Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah (Pelabuhan/Bandara)
2 3 150
Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan (sertifikat)
7.853 7.593 97
Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi
10 7 70
[iii]
Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tular vector dan zoonotic
Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area 10 8 80
Menurunnya penyakit menular langsung
Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung 800 966 121
Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
40 40 100
Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P 2 4 200
Jumlah pengadaan sarana prasarana 66 167 253
Berdasarkan hasil capaian indikator kinerja tersebut, maka tujuan Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan dalam rangka “Terwujudnya
Pelabuhan/Bandara/PLBD yang siap siaga cegah tangkal penyakit tercapai sebesar
130,67% pada tahun 2019”. Tujuan tersebut terlaksana dengan penyerapan anggaran
sebesar Rp 15.144.469.173,- (99,39%) dari pagu sebesar Rp. 15.237.784.000,-. Langkah-
langkah yang diambil untuk mengatasi kendala atau permasalahan dalam merealisasikan
terget indikator kinerja tahun 2019 dengan melaksanakan revisi Rencana Aksi Kegiatan
(RAK) sesuai dengan SOTK Kementerian Kesehatan, membuat perencanaan mengacu
pada RAK, mengusulkan formasi kebutuhan pegawai sesuai dengan kualifikasi yanng
dibutuhkan, meningkatkan jejaring kerja, peningkatan kemampuan pegawai, membuat
jadwal pelaksanaan tahun mendatang lebih terencana dan realistis.
Gambaran capaian kinerja diatas dapat dijadikan acuan dan pedoman dalam
perencanaan tahun yang akan datang dan bahan koreksi untuk lebih cermat lagi dalam hal
menetapkan target indikator kinerja agar lebih proporsional.
[iv]
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………............................................... i
Ringkasan Eksekutif…………………………….......................................... ii
Daftar Isi…………………………………………............................................ iv
Daftar Tabel…………………………………………………………………….. v
Daftar Diagram…………………………………………………………………. viii
Daftar Grafik…………………………………………………………………..... ix
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….…. 1
A. Latar Belakang………………………………………………..... 1
B. Maksud dan Tujuan…………………………………………….. 2
C. Visi dan Misi…………………………………………………….. 3
D. Tugas Pokok dan Fungsi………………………………………. 4
E. Struktur Organisasi……………………………………………… 6
F. Sumber Daya……………………………………………………. 7
G. Sistematika Penulisan……………………..…………………… 10
BAB II PERENCANAAN KINERJA………………………………………. 13
A. Rencana Aksi Kegiatan………………………………………… 13
B. Rencana Kinerja Tahunan……………………………………… 17
C. Perjanjian Kinerja……………………………………………….. 19
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA………………………………………. 21
A. Capaian Kinerja Organisasi……………………………………. 21
B. Realisasi Anggaran……………………………………………... 102
BAB IV PENUTUP……………………………………………………………. 104
LAMPIRAN-LAMPIRAN
[v]
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1 Distribusi Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan Tahun 2019
8
Tabel 2 Distribusi Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN) di
Lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan Tahun
2019
9
Tabel 3 Sasaran, Indikator Kinerja dan Target Capaian Kinerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan Tahun 2015-2019
15
Tabel 4 Rencana Kegiatan Tahunan (RKT) KKP kelas II Tarakan Tahun
2019
18
Tabel 5 Perjanjian Kinerja Tahun 2019 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan
20
Tabel 6 Target dan Realisasi Jumlah Alat Angkut sesuai dengan Standar
Kekarantinaan Kesehatan sesuai Perjanjian Kinerja Tahun 2019
26
Tabel 7 Perbandingan Target dan Realisasi Jumlah Alat Angkut sesuai
Standar Kekarantinaan Kesehatan Tahun 2019 dengan Rencana
Aksi Program (RAP)
28
Tabel 8 Perbandingan Capaian Jumlah Alat Angkut sesuai Standar
Kekarantinaan Kesehatan dengan Satker KKP Kelas II Balikpapan
29
Tabel 9 Target dan Realisasi Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini
(SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP Tahun 2019
32
Tabel 10 Perbandingan Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD),
KLB dan bencana di wilayah layanan KKP Tahun 2019 dengan
Tahun Sebelumnya
32
Tabel 11 Perbandingan Capaian Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini
(SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP Tahun 2019
dengan RAP
33
Tabel 12 Perbandingan Capaian Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini
(SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP dengan Satker
KKP Kelas II Balikpapan
34
Tabel 13 Perbandingan Capaian Jumlah Deteksi Dini Dalam Rangka Cegah
Tangkal Masuk dan Keluarnya Penyakit sesuai Perjanjian Kinerja
Tahun 2019
40
Tabel 14 Perbandingan Capaian jumlah deteksi dini dalam rangka cegah
tangkal masuk dan keluarnya penyakit sesuai Perjanjian Kinerja
tahun 2019 bila dibandingkan dengan capaian 5 (lima) tahun
sebelumnya
41
Tabel 15 Perbandingan capaian dengan target pada dokumen Rencana Aksi
Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan
Tahun 2019
42
Tabel 16 Perbandingan Capaian Jumlah Deteksi Dini Dalam Rangka Cegah
Tangkal Masuk dan Keluarnya Penyakit dengan Satker KKP Kelas II
Balikpapan
43
[vi]
Tabel 17 Capaian Jumlah Pelayanan Kesehatan pada Situasi Khusus sesuai
Perjanjian Kinerja Tahun 2019
47
Tabel 18 Perbandingan Capaian Jumlah Pelayanan Kesehatan pada Situasi
Khusus Tahun 2019 dengan 3 Tahun Sebelumnya
48
Tabel 19 Perbandingan Capaian Jumlah Pelayanan Kesehatan pada Situasi
Khusus Tahun 2019 dengan KKP Kelas II Balikpapan
49
Tabel 20 Capaian Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD yang Mempunyai
Kebijakan Kesiapsiagaan dalam Penanggulangan Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat yang Berpotensi Wabah sesuai Perjanjian
Kinerja Tahun 2019 (kumulatif 2014 – 2019)
52
Tabel 21 Perbandingan Capaian Jumlah jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD
yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan
kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah Tahun
2019 dengan 3 Tahun Sebelumnya
53
Tabel 22 Perbandingan capaian dengan target pada dokumen Rencana Aksi
Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan
Tahun 2019
53
Tabel 23 Perbandingan Capaian Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD yang
mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan
kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah Tahun
2018 dengan KKP Kelas II Balikpapan
54
Tabel 24 Capaian Jumlah Sertifikat/Surat Ijin Layanan Kesehatan Lintas
Wilayah sesuai Perjanjian Kinerja Tahun 2019
59
Tabel 25 Perbandingan Capaian Jumlah Sertifikat/Surat Ijin Layanan
Kesehatan Lintas WilayahTahun 2019dengan Tahun Sebelumnya
60
Tabel 26 Perbandingan Capaian Jumlah Sertifikat/Surat Ijin Layanan
Kesehatan Lintas Wilayah Tahun 2019dengan KKP Kelas II
Balikpapan
61
Tabel 27 Capaian Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD yang memenuhi syarat-
syarat sanitasi
64
Tabel 28 Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun
2019 dengan tahun 2018 dan beberapa tahun terakhir
65
Tabel 29 Perbandingan Capaian Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD yang
memenuhi syarat-syarat sanitasi dengan Target RAK
66
Tabel 30 Perbandingan Capaian Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD yang
memenuhi syarat-syarat sanitasi dengan KKP Balikpapan
66
Tabel 31 Capaian Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD bebas vektor pada
wilayah perimeter dan buffer area
73
Tabel 32 Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun
2019 dengan tahun 2018 dan beberapa tahun terakhir
74
Tabel 33 Perbandingan Capaian Jumlah Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD
bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area dengan Target
RAK
75
Tabel 34 Perbandingan Capaian Jumlah Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD
bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area dengan KKP
Kelas II Balikpapan
75
[vii]
Tabel 35 Capaian Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung sesuai Perjanjian Kinerja Tahun 2019
85
Tabel 36 Perbandingan Capaian Jumlah orang yang melakukan skrining
penyakit menular langsung Tahun 2019 dengan Tahun Sebelumnya
86
Tabel 37 Perbandingan Capaian Jumlah orang yang melakukan skrining
penyakit menular langsungdengan RAK
87
Tabel 38 Perbandingan Capaian Jumlah orang yang melakukan skrining
penyakit menular langsung dengan KKP Kelas II Balikpapan
87
Tabel 39 Capaian jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya sesuai Perjanjian Kinerja Tahun 2019
91
Tabel 40 Perbandingan Capaian jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya Tahun 2019 dengan 3 Tahun Sebelumnya
91
Tabel 41 Perbandingan Capaian jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya Tahun 2019 dengan RAK
92
Tabel 42 Perbandingan Capaian jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya dengan KKP Kelas II Balikpapan
92
Tabel 43 Capaian jumlah peningkatan kapasitas SDM Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) sesuai Perjanjian Kinerja Tahun 2019
96
Tabel 44 Capaian jumlah peningkatan kapasitas SDM Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dengan RAK
97
Tabel 45 Capaian jumlah peningkatan kapasitas SDM Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dengan KKP Kelas II Balikpapan
97
Tabel 46 Capaian jumlah pengadaan sarana prasarana sesuai Perjanjian Kinerja Tahun 2019
100
Tabel 47 Perbandingan Capaian jumlah pengadaan sarana prasarana dengan RAK
100
Tabel 48 Perbandingan Capaian jumlah pengadaan sarana prasarana dengan KKP Kelas II Balikpapan
101
Tabel 49 Pagu dan Realisasi AnggaranKantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan Tahun Anggaran 2019
102
Tabel 50 Pagu Anggaran dan Realisasi Per Jenis Belanja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan Tahun Anggaran 2018-2019
103
Tabel 51 Realisasi Anggaran Penerimaan Pendapatan Negara Bukan Pajak KKP Kelas II Tarakan Tahun 2017-2019
103
[viii]
DAFTAR DIAGRAM
Hal
Diagram 1 Distribusi Penerbitan PHQC di KKP Kelas II Tarakan menurut
Wilayah Kerja Tahun 2019
24
Diagram 2 Distribusi Penerbitan SSCC dan SSCEC di KKP Kelas II Tarakan
menurut Wilayah Kerja Tahun 2019
26
Diagram 3 Distribusi Pelaksanaan Deteksi Dini pada Alat Angkut Melalui
Penerbitan Sertifikat CoP Tahun 2019
38
Diagram 4 Perbandingan Capaian Jumlah Layanan Kesehatan pada Situasi
Khusus Tahun 2019 dengan RAK
48
Diagram 5 Perbandingan Capaian Jumlah Sertifikat/Surat Ijin Layanan
Kesehatan Lintas Wilayah dengan Target RAK
61
[ix]
DAFTAR GRAFIK
Hal
Grafik 1 Capaian Penerbitan Sertifikat PHQC di KKP Kelas II Tarakan Tahun
2019
24
Grafik 2 Capaian Penerbitan Sertifikat SSCC / SSCEC di KKP Kelas II
Tarakan Tahun 2019
25
Grafik 3 Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Indikator Alat Angkut
Sesuai Standar Kekarantinaan
27
Grafik 4 Deteksi Dini Alat Angkut / Kapal Dalam Karantina melalui Penerbitan
Sertifikat CoP Tahun 2019
37
Grafik 5 Deteksi Dini Pesawat Dalam Karantina melalui Pengawasan
GENDEC 2019
39
Grafik 6 Realisasi Surveilans Epidemiologi Rutin di Fasilitas Layanan
Kesehatan KKP Per Bulan selama 2019
40
Grafik 7 Perbandingan Penerbitan Sertifikat Ijin Angkut Orang Sakit dan Sertifikat Ijin Laik Terbang KKP Kelas II Tarakan Tahun 2019
57
Grafik 8 Penerbitan Surat Ijin Angkut Jenazah pada KKP Kelas II Tarakan
Tahun 2019
57
Grafik 9 Penerbitan/Legalisasi ICV pada KKP Kelas II Tarakan Tahun 2019 58
Grafik 10 Penerbitan Sertifikat Surat Keterangan Pengujian Kesehatan KKP
Kelas II Tarakan Tahun 2019
58
Grafik 11 Perbandingan Capaian Penerbitan Surat Ijin/Sertifikat Pelayanan
Lintas Wilayah pada KKP Kelas II Tarakan Tahun 2019
60
Grafik 12 Perbandingan Capaian Jumlah orang yang melakukan skrining
Penyakit Menular Langsung pada KKP Kelas II Tarakan Tahun 2019
86
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), dibangun dan
dikembangkan dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya pelaksanaan kebijakan dan program
yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah berdasarkan suatu sistem
akuntabilitas yang memadai.Setiap satuan kerja secara periodik wajib
mengkomunikasikan atau melaporkan hasil pencapaian tujuan dan sasaran strategis
organisasi kepada para stakeholders, yang dituangkan melalui Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintahan.
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP)
dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), dilaksanakan melalui
proses penyusunan rencana strategis, penyusunan rencana kinerja, serta pengukuran
kinerja dan evaluasi kinerja. Penyusunan LAKIPberdasarkan Peraturan Presiden
Nomor 8 Tahu 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah,
Perpres Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan Menteri Pendayagunanaan Aparatur Negera dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja,
pelaporan kinerja, tata cara reviu atas laporan kinerja instansi pemerintah. Hal ini
merupakan bagian dari implementasi Sistem Akuntabilitas guna mendorong
terwujudnya sebuah kepemerintahan yang baik (Good Governance) di Indonesia.
Dengan ditetapkannya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2015-2019 melalui Peraturan Presiden nomor 2 tahun 2015 dan Renstra
Kementerian Kesehatan 2015-2019 melalui Keputusan Menteri Kesehatan nomor
HK.02.02/2015, Sasaran pokok RPJMN pembangunan kesehatan pada tahun 2015-
2019 difokuskan melalui enam sasaran, yang salah satunya adalah Meningkatnya
Pengendalian Penyakit. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan merupakan
Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Kementerian Kesehatan RepublikIndonesia
yang berada dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur JenderalPengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan sesuai dengan PeraturanMenteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor: 2348/Menkes/Per/XI/2011 tanggal22 Nopember 2011
tentang Perubahan Atas Permenkes Nomor: 356/Menkes/Per/2008 tanggal 14 April
2
2008 tentang Organisasi dan Tata KerjaKantor Kesehatan Pelabuhan yang memiliki
kewajiban menyusun laporan kinerja setiap tahun.
Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan
merupakan penjabaran dari rencana aksi program unit utama dalam rangka
menunjang pembangunan kesehatan yang optimal sebagaimana telah ditetapkan
dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019, namun
pada akhir tahun 2015 terdapat perubahan struktur organisasi sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan sehingga berdasarkan hal tersebut
Rencana Strategi (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015 -2019 telah dilakukan
revisi, akan tetapi Rencana Aksi Program Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tahun 2015-2019 belum dilaksanakan revisi.
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan telah melaksanakan review
terhadap Rencana Aksi Kegiatan yang disusun. Rencana Aksi Kegiatan Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan merupakan dokumenperencanaan yang
bersifat indikatif memuat program, kegiatan, target, indikator dan pendanaan yang
akan dilaksanakan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yaitu tahun 2015-2019. Selama
kurun waktu tersebut, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan akan
melaksanakan program utama berupa Program Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit dengan Kegiatan Pembinaan Surveilans dan Karantina Kesehatan, Kegiatan
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis, Kegiatan
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kegiatan Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kegiatan Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan tahun 2019 pada Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Tarakan dapat diukur dengan pencapaian tujuan, sasaran dan
indikator kinerja yang telah ditetapkan sebagaimana akan disampaikan dalam laporan
berikut ini.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan
(LAKIP) sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban tertulis pelaksanaan capaian
kinerja.Pelaksanaan kinerja ini juga menjadi alat kendali untuk mendorong peningkatan
kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan. Selain itu, LAKIP menjadi salah
satu alat untuk mendapatkan masukan stakeholder demi perbaikan kinerja Kantor
3
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan, identifikasi keberhasilan maupun kegagalan,
permasalahan dan solusi yang tertuang dalam LAKIP menjadi salah satu sumber untuk
perbaikan perencanaan dan pelaksanaan program dalam kegiatan yang akan datang,
dengan pendekatan ini LAKIP sebagai proses evaluasi menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dan perbaikan yang berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan melalui perbaikan pelayanan publik.
C. Visi dan Misi
Berdasarkan amanat dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa Kementerian/Lembaga
Menyusun Rencana Strategis (Renstra) periode 5 (Lima) tahun. Kementerian
Kesehatan telah menyusun Renstra periode 5 (Lima) tahun 2015-2019 dengan
mengacu pada Visi, Misi dan Nawa Cita Presiden Republik Indonesia yang ditetapkan
dengan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019. Rencana Aksi Kegiatan yang
telah disusun sebagai dokumen dokumen perencanaan yang bersifat indikatif juga
mengacu pada Visi, Misi dan Nawa Cita Presiden Republik Indonesia yaitu:
1. Visi
Dengan mempertimbangkan masalah pokok bangsa, tantangan pembangunan
yang dihadapi dan capaian pembangunan selama ini, maka visi pembangunan
nasional untuk tahun 2015-2019 adalah “Terwujudnya Indonesia yang berdaulat,
mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong-royong”.
2. Misi
Upaya untuk mewujudkan visi “Terwujudnya Indonesia yang berdaulat,
mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong-royong” ini adalah melalui 7
Misi Pembangunan yaitu:
a. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim,
dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
b. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan
negara hukum.
c. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai
negara maritim.
d. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.
4
e. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
f. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional.
g. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
3. Nawa Cita
Nawa Cita merupakan 9 (Sembilan) agenda prioritas yang ingin diwujudkan
sebagai berikut:
a. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara.
b. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan
yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.
c. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka negara kesatuan.
d. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
e. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
f. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional.
g. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik.
h. Melakukan revolusi karakter bangsa.
i. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Kementerian Kesehatantermasuk didalamnya Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas II Tarakan mempunyai peran dan berkonstribusi dalam tercapainya seluruh
Nawa Cita terutama terutama dalam meningkatkan kualitas hidup manusia
Indonesia.
D. Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
2348/Menkes/Per/XI/2011 tanggal22 Nopember 2011 tentang Perubahan atas
Permenkes Nomor: 356/Menkes/Per/2008 tanggal 14 April 2008 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan dimana Kantor Kesehatan Pelabuhan
mempunyai tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit
potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak
kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA serta
5
pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, biuterorisme,
unsur biologi, kimia, dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan dan
lintas batas darat negara. Dalam melaksanakan tugas tersebut Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Tarakan mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Pelaksanaan kekarantinaan,
2. Pelaksanaan pelayanan kesehatan,
3. Pelaksanaan pengendalian resiko lingkungan di Bandara, pelabuhan dan
lintas batas darat Negara,
4. Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit
baru, dan penyakit yang muncul kembali,
5. Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi, dan
kimia,
6. Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi regional,
nasional sesuai penyakit yang berkaitan dengan lalulintas internasional,
7. Pelaksanaan Fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan
kejadian luar biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta kesehatan
matra termasuk penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan
penduduk,
8. Pelaksanaan fasilitasi dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan Bandara,
Pelabuhan dan lintas batas Negara,
9. Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat, makanan, kosmetika dan
alat kesehatan (OMKA) ekspor dan mengawasi persyaratan dokumen
kesehatan OMKABA impor,
10. Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut, dan muatannya,
11. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan terbatas di wilayah kerja
Bandara, Pelabuhan dan lintas batas darat Negara,
12. Pelaksanaan jaringan informasi dan teknologi bidang kesehatan di Bandara,
Pelabuhan dan lintas batas darat Negara,
13. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di Bandara,
Pelabuhan dan lintas batas darat Negara,
14. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian resiko lingkungan, dan
surveilans Kesehatan Pelabuhan,
15. Pelaksanaan Pelatihan teknis bidang kesehatan di Bandara, Pelabuhan dan
lintas batas darat Negara,
16. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP.
6
E. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan
berdasarkanPermenkes Nomor: 2348/Menkes/Per/XI/2011tanggal 22 Nopember 2011
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan, sebagai berikut:
KEPALA KANTOR
AHMAD HIDAYAT, SKM, M.EPID NIP. 197207072000031010
INSTALASI KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
WILAYAH KERJA :
5. BERAU
1. PELABUHAN LAUT TARAKAN
3. SEBATIK
2. BUNYU
4. NUNUKAN
6. TANJUNG SELOR
KEPALA SUBBAG TU
HIDAYATULLAH,SKM
NIP 198002202006041003
KEPALA SEKSI PKSE
dr. INDAH SURYAWATI
NIP 198104042010122002
KEPALA SEKSI PRL
SALIM AKHMAD, SKM
NIP 196907211994021001
KEPALA SEKSI UKLW
dr. RINA APRIDAYATI,MPH NIP 198104252009122002
7
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
2348/Menkes/Per/XI/2011 tanggal 22 Nopember 2011 tentang Perubahan Atas
Permenkes Nomor: 356/Menkes/Per/2008 tanggal 14 April 2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Kesehatan PelabuhanKantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan
mempunyai wilayah kerja sebagai berikut:
1. Pelabuhan Laut Tarakan
2. Pelabuhan Laut Tanjung Selor
3. Pelabuhan Laut dan Udara Berau
4. Pelabuhan Laut dan Udara Nunukan
5. Pelabuhan LauT Bunyu
6. Pelabuhan Laut Sebatik
F. Sumber Daya
1. Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
suatu organisasi dalam mencapai tujuannya, oleh karena itu dukungan Sumber
Daya Manusia merupakan faktor kekuatan bagi Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas II Tarakan. Sumber Daya Manusia yang diperlukan tidak hanya yang
memiliki kemampuan manajerial yang baik, namun penting juga didukung oleh
sumber daya teknis yang handal di dalam penyusunan program maupun dalam
pelaksanaan tugas di lapangan.
Sumber Daya Manusia Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan
berjumlah 79 orang terdiri dari 49 Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 30
PegawaiPemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN). Dalam melaksanakan analisis
kebutuhan Sumber Daya Manusia diperlukan pertimbangan latar belakang
pendidikan yang diperlukan, kemudian didukung seleksi penerimaan Sumber Daya
Manusia dari pusat yang lebih selektif sesuai dengan analisis kebutuhan yang
diusulkan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan. Hal tersebut
merupakan faktor pendukung terpenuhinya Sumber Daya Manusia yang cukup
memadai. Pengembangan selanjutnya diperlukan program peningkatan dan
pengembangan kapasitas Sumber Daya Manusia baik berupa pendidikan lanjutan
formal, diklat-diklat teknis program, dan lain-lain yang sangat diperlukan sesuai
dengan perkembangan kebutuhan yang diperlukan.
8
a. Berdasarkan Pendidikan
Berikut ini gambaran sumber daya manusia di Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas II Tarakan berdasarkan tingkat pendidikannya :
Tabel 1. Distribusi Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan Tahun 2019
Pendidikan Induk Wilker Bunyu
Wilker Sebatik
Wilker Tg.
Selor
Wilker Nunukan
Wilker Berau
Pos Malinau
S2 Manajemen 1 0 0 0 0 0 0
S2 Epidemiologi 1 0 0 0 0 0 0
S2 Kesehatan Masyarakat
1 0 0 0 0 0 0
S2 Kedokteran (Profesi) 4 0 0 0 1 1 0
S1 Kesehatan Masyarakat
8 0 0 0 2 1 1
S1 Ekonomi (Manajemen)
4 0 0 1 0 0 0
D4 STKL 0 0 1 0 0 0 0
D3 Kesehatan Lingkungan
10 1 0 0 0 1 0
D3 Keperawatan 5 0 0 1 1 0 0
D3 Analis Kesehatan 1 0 0 0 0 0 0
D3 Farmasi 0 0 0 0 0 0 0
D3 Manajemen (Akuntansi/Informatika)
1 0 0 0 0 0 0
SMF/MA/SMA/ 0 0 0 1 0 0 0
Total 36 1 1 3 4 3 1
a. Berdasarkan Jabatan
Gambaran pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan
berdasarkan jabatannya :
1) Jabatan Struktural berjumlah 5 orang. Adapun pejabat struktural terdiri
dari Kepala Kantor, Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi PKSE,
Kepala Seksi PRL dan Kepala Seksi UKLW.
2) Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) berjumlah 6 orang. Adapun JFT terdiri
dari 1 orang Epidemiolog Kesehatan Mahir, 1 orang Epidemiolog
Kesehatan Penyelia, 1 orang Sanitarian Penyelia dan 1 orang Perawat
Mahir.
3) Jabatan fungsional umum berjumlah 38 orang.
b. Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin Pegawai KKP Kelas II Tarakan sebagian besar
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 29 orang (60%). Jumlah pegawai
9
perempuan sebanyak 20 orang atau (40%) dari total jumlah pegawai KKP
Kelas II Tarakan.
Penempatan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN) di
Lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2. Distribusi Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN) di Lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan Tahun 2019
Jenis Tenaga Induk Wilker
Bunyu
Wilker
Sebatik
Wilker
Tanjung
Selor
Wilker
Nunukan
Wilker
Berau
Pos
Malinau
PTT 0 0 0 0 0 0 0
Satpam 6 0 0 0 0 0 0
Pramubhakti 9 1 2 1 2 3 1
Sopir 3 0 0 0 0 0 0
Petugas Kebersihan 2 0 0 0 0 0 0
Total 19 2 1 1 3 3 1
BerdasarkanTabel 2, penempatan Pegawai Pemerintah Non Pegawai
Negeri (PPNPN) di Lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan
paling banyak di Induk yaitu sebanyak 19 orang.
2. Sumber Daya Sarana dan Prasarana
Dalam menjalankan program atau kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Tarakan ditunjang oleh beberapa sarana, prasarana dan sumber daya manusia
(SDM).Sarana dan prasarana pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan
secara umum keadaannya masih dirasa kurang memadai seperti peralatan teknis
maupun non teknis serta peralatan fungsional lainnya. Walupun masih belum
memadai diharapkan dimasa mendatang secara bertahap akan dipenuhi. Secara
umum sarana dan prasarana yang ada sebagai berikut:
a. Sarana
1) Gedung kantor induk: 1 buah gedung kantor induk yang terletak di Jalan
Mulawarman No 103 Kelurahan Karang Anyar Pantai Kecamatan Tarakan
Barat Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Utara.
2) Gedung Kantor Wilayah Kerja:
- 1 buah gedung kantor wilker Sebatik yang terletak di Jalan Sebatik
Kelurahan Pancang Kecamatan Sebatik Utara Kabupaten Nunukan
Provinsi Kalimantan Utara
10
- 1 buah gedung kantor wilker Nunukan yang terletak di Jalan Angkasa RT
28 Kelurahan Nunukan Timur Kecamatan Nunukan Kabupaten Nunukan
Provinsi Kalimantan Utara
- 1 buah gedung kantor wilker Berau yang terletak di Jalan Mawar II
Kelurahan Tanjung Redeb Kecamatan Tanjung Redeb Kabupaten Berau
Provinsi Kalimantan Timur
- 1 buah gedung kantor wilker Bunyu yang terletak di Jalan Manunggal Ex
Jalan Pemuda Keluaranahn Pulau Bunyu Barat Kecamatan Bunyu
Kabupaten Bulungan
- 1 buah gedung kantor wilker Tanjung Selor yang terletak di Jalan
Sabanar Lama Keluarahan Tanjung Selor Hilir Kecamatan Tanjung Palas
Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara
- 1 buah gedung kantor wilker Pelabuhan Laut Tarakan dengan status
tanah pinjam pakai yang terletak di Jalan Yos Sudarso No 1 Keluarahan
Lingkas Ujung Kecamatan Tarakan Timur Kota Tarakan Provinsi
Kalimantan Utara
b. Prasarana
- Kendaraan Ambulance sebanyak 8 (delapan) unit.
- Kendaraan Operasional Roda – 2 sebanyak 13 (tiga belas) unit.
- Kendaraan Boarding Clearance sebanyak 1 (satu) unit.
- Kendaraan Operasional Roda – 4 sebanyak 0 (nol) unit.
- Kendaraan Alat Angkut Darat Bermotor (AADB)/dinas jabatan sebanyak 1
(satu) unit.
- Sarana pendukung lainnya untuk menunjang kelancaran tugas pokok dan
fungsi.
- Peralatan Teknis
- Sarana pendukung lainnya untuk menunjang kelancaran tugas pokok dan
fungsi.
G. Sistematika Penulisan
Pada dasarnya laporan kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan
tahun 2019 ini menjelaskan pencapaian kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Tarakan selama tahun anggaran 2019. Capaian kinerja tersebut akan dibandingkan
juga dengan kinerja tahun sebelumnya sebagai tolak ukur keberhasilan tahunan
organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja tahunan
11
memungkinkan diidentifikasi sejumlah celah kinerja bagi perbaikan kinerja di masa
yang akan datang. Dengan kerangka pikir seperti itu, sistematika penyajian laporan
kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan berdasarkan Peraturan Menteri
Pendayagunanaan Aparatur Negera dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja, tata cara reviu atas
laporan kinerja instansi pemerintahsebagai berikut:
1. Ringkasan Eksekutif
Pada bagian ini disajikan uraian kegiatan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam
Rencana Strategis dan tingkat pencapaiannya.Disamping itu, disebutkan pula
kendala dan langkah-langkah antisipasi untuk perbaikan di tahun berikutnya.
2. Bab I. Pendahuluan
Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada
aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang
sedang dihadapi organisasi.
3. Bab II. Perencanaan Kinerja
Pada bab ini diuraikan tentang ringkasan atau ikhtisar perjanjian kinerja, meliputi
Rencana Strategis dan Rencana Kinerja Tahunan yang dilaksanakan oleh Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan, termasuk uraian indikator dan target
kegiatan.
4. Bab III. Akuntabilitas Kinerja
a. Capaian Kinerja Organisasi
Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan
kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja
organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut
dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut:
1) Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
2) Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini
dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;
3) Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target
jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis
organisasi;
4) Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika
ada);
5) Membandingkan dengan Satuan Kerja lain yang sejenis;
12
6) Analisis penyebab keberhasilan atau kegagalan atau peningkatan atau
penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan;
7) Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;
8) Analisis program atau kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun
kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.
b. Realisasi Anggaran
Pada bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan untuk mewujudkan
kinerja organisasi sesuai dengan dokumen perjanjian kinerja.
5. Bab IV. Penutup
Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja serta langkah dimasa
mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya
6. Lampiran:
a. Perjanjian Kinerja
b. Lain-lain yang dianggap perlu.
13
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) tahun 2015-2019 yang telah dilakukan revisi berisikan
tentang gambaran kegiatan yang diharapkan dapat dicapai pada kurun waktu tersebut,
termasuk di dalamnya untuk mendukung visi dan misi Presiden Republik Indonesia, tujuan
dan sasaran serta cara, mencapai tujuan organisasi melalui realisasi pencapaian target
indikator kinerja yang telah ditetapkan dengan melaksanakan dengan melaksanakan berbagai
kegiatan dalam bidang pencegahan masuk keluarnya penyakit karantina dan penyakit
potensial menular potensial wabah, kekarantinaan, pelayanan kesehatan terbatas di wilayah
kerja pelabuhan dan lintas batas serta pengendalian dampak resiko lingkungan (Permenkes
Nomor 2348/Menkes/Per/XI/2011 perubahan atas Permenkes RI Nomor
356/Menkes/Per/IV/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan).
A. Rencana Aksi Kegiatan (RAK)
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan yang
telah direvisi merupakan penjabaran dari Rencana Aksi Program Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit tahun 2015 - 2019 , yang tidak mempunyai visi dan misi sendiri tapi
mendukung pelaksanaan Renstra Kementerian Kesehatan yang melaksanakan visi dan
misi Presiden Republik Indonesia sebagaimana telah diuraikan di bab sebelumnya.
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan yang
telah direvisi merupakan salah satu pandukung Rencana Aksi Program Pencegahan da n
Pengendalian Penyakit tahun 2015-2019 yang juga merupakan penjabaran dari Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan berisi upaya pembangunan bidang kesehatan yang
disusun dan dijabarkan dalam bentuk program, kegiatan, target, indikator termasuk
kerangka regulasi dan kerangka pendanaannya, yang menjadi pedoman sekaligus arah
bagi seluruh unit utama di lingkungan Kementerian Kesehatan dalam melaksanakan
pembangunan kesehatan untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.
1. Tujuan
Tujuan Kementerian Kesehatan pada tahun 2015-2019 yaitu :
a. Meningkatnya status kesehatan masyarakat
b. Meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat
terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan.
14
Tujuan tersebut akan dicapai melalui Program Indonesia Sehat yang
dilaksanakan dengan 3 (tiga) pilar utama yaitu paradigma sehat, penguatan pelayanan
kesehatan dan jaminan kesehatan nasional. Pilar paradigma sehat dilakukan dengan
strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan promotif,
preventif dan pemberdayaan masyarakat. Pilar penguatan pelayanan kesehatan
dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi
system rujukan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan, meggunakan pendekatan
continnum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan. Sementara itu pilar
jaminan kesehatan nasional dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan benefit
serta kendali mutu dan kendali biaya.
Sejalan dengan tujuan Kementerian Kesehatan, dan untuk menunjang
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, yaitu terselenggaranya
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan secara berhasil guna dan berdaya
guna dalam mendukung pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya, maka tujuan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan adalah
“Terwujudnya Pelabuhan/Bandara/PLBD yang siap siaga cegah tangkal penyakit
sebesar 100% pada akhir tahun 2019." Melalui:
a. Pembinaan Surveilans dan Karantina Kesehatan
b. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor Zoonotik
c. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung
d. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
e. Dukungan Manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
2. Sasaran Strategis
Sasaran strategis Direktorat Jenderal Pencegahan dan pengendalian Penyakit
dalam Rencana Aksi Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit merupakan
sasaran strategis dalam Renstra Kementerian Kesehatan yang disesuaikan dengan
tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
Sasaran tersebut yaitu meningkatnya pengendalian penyakit yang ditandai dengan:
1. Kabupaten/kota yang melakukan pemantauan kasus penyakit berpotensi Kejadian
Luar Biasa (KLB) dan melakukan respon penanggulangan terhadap sinyal KLB
untuk mencegah terjadinya KLB
2. Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tular vector dan zoonotic
3. Menurunnya penyakit menular langsung
15
4. Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada
program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
Dari sasaran strategis Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit tahun 2015-2019, maka Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan
mempunyai sasaran strategis, indikator kinerja dan target kinerja sebagai berikut:
Tabel 3. Sasaran, Indikator Kinerja dan Target Capaian Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan
Tahun 2015-2019
Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Target Th
2015
Target Th
2016
Target Th
2017
Target Th
2018
Target Th
2019
Kabupaten/kota yang melakukan pemantauan kasus penyakit berpotensi kejadian luar biasa (KLB) dan melakukan respon penanggulangan terhadap sinyal KLB untuk mencegah terjadinya KLB
Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan
36.116 42.930 54.707 42.654 62.595
Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP
100% 100% 100% 100% 100%
Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit
- - - 4.718 4.575
Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus
8 10 10 12 12
Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
1 1 1 1 2
Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan
- - - 6.111 7.853
Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi
- - - 9 10
16
Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tular vector dan zoonotic
Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area
7 7 7 9 10
Menurunnya penyakit menular langsung
Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung
- - - 700 800
Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
10 10 10 40 40
Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P
- - - 17 2
Jumlah pengadaan sarana prasarana - - - 29 66
3. Cara Pencapaian Tujuan dan Sasaran
Cara pencapaian tujuan dan sasaran dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Tarakan yaitu dengan mengoptimalkan sumber daya (resources) yang ada dengan
menentukan skala prioritas. Adapun berbagai cara yang bisa dilakukan meliputi:
a. Memperbaiki manajemen program
Manajemen program merupakan bagian penting agar aktifitas Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan dapat berjalan dengan untuk mencapai
tujuan dan sasaran yang sudah dibuat. Adapun upaya yang dilakukan berupa
penyusunan rencana kerja secara sistematis dan berkelanjutan serta melakukan
monitoring dan evaluasi secara berkala untuk menilai kesesuaian antara
pelaksanaan kegiatan dengan masing-masing standar operasional prosedur
sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan.
b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM)
Peningkatan kualitas SDM dalam hal pengetahuan dan keterampilan serta
penambahan jumlah pegawai agar profesionalitas pegawai mampu menjawab
tantangan dan permasalahan yang dihadapi dengan cepat dan tepat.
c. Melengkapi sarana dan prasarana
Kelengkapan sarana dan prasarana diperlukan untuk mendukung kelancaran
dan keberhasilan pelaksanaan program/kegiatan yang merupakan sasaran
strategis dan untuk menunjang pelaksanaan tupoksi Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas II Tarakan.
17
d. Meningkatkan upaya kekarantinaan dan surveilans epidemiologi
Kegiatan pengendalian karantina dan surveilans epidemiologi merupakan
langkah terdepan dalam melaksanakan cegah tangkal penyakit menular potensial
wabah (PHEIC). Upaya pengendalian karantina yang dilakukan adalah
meningkatkan pengawasan lalu lintas alat angkut (kapal dan pesawat) serta
pengamatan Anak Buah Kapal (ABK) dan penumpang sebagai upaya penemuan
dan tata laksana penderita. Surveilans epidemiologi juga dilakukan terhadap alat
angkut /barang/orang serta masyarakat sekitar pelabuhan/bandara. Keluaran atau
output dari kegiatan surveilans epidemiologi sebagai informasi/bahan dalam
pengambilan keputusan dan perencanaan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Tarakan terhadap permasalahan kesehatan.
e. Peningkatan layanan upaya kesehatan dan lintas wilayah
Peningkatan layanan upaya kesehatan dan lintas wilayah pada Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan pada akhirnya bermuara agar masyarakat
puas dan terlayani dengan optimal. Bentuk pelayanan seperti vaksinasi
international, pengawasan Obat dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
(P3K), pengangkutan orang sakit dan jenazah, Surat Ijin Laik Terbang dan
penyelenggaraan kesehatan haji.
f. Meningkatkan upaya pengendalian risiko lingkungan
Meningkatnya upaya pengendalian risiko lingkungan agar lingkungan yang ada
di bandara/pelabuhan agar tidak berpotensi untuk menjadi tempat vector penyakit
serta lingkungan bandara/pelabuhan sesuai syarat kesehatan. Adapun kegiatannya
berupa pengendalian vector terpadu dan pengawasan sanitasi lingkungan.
g. Meningkatkan jejaring kerja dan kemitraan dengan instansi terkait baik lintas
program maupun lintas sektor seperti dengan Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas
Keshatan Kota, Rumash Sakit, Puskesmas, Kesyahbandaran dan Otoritas
Pelabuhan (KSOP), Unit Penyelenggaraan Bandar Udara (UPBU) serta instansi
terkait lainnya yang menunjang tupoksi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Tarakan.
B. Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2019 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Tarakan merupakan acuan dalam menjalankan kegiatan yang disusun selama 1 (satu)
tahun. Acuan ini terdiri atas sasaran kegiatan/output, indikator kinerja kegiatan, target
18
pencapaian serta alokasi anggaran dalam 1 (satu) tahun. Adapun Rencana Kinerja
Tahunan (RKT) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan sebagai berikut:
Tabel 4. Rencana Kegiatan Tahunan (RKT) KKP kelas II Tarakan Tahun 2019
No Uraian Indikator Kinerja
Kegiatan
Target Indikator Kinerja
Tahun 2019
Alokasi Tahun
2019 (Rp)
1 Layanan
kewaspadaan
dini penyakit
berpotensi KLB
Persentase respon Sinyal
Kewaspadaan Dini (SKD),
KLB dan bencana di
wilayah layanan KKP
100% 83.771.000,-
2 Layanan
Kekarantinaan
Kesehatan
Jumlah Alat Angkut
sesuai dengan standar
kekarantinaan kesehatan
62.595 sertifikat 887.269.000,-
Jumlah deteksi dini dalam
rangka cegah tangkal
masuk dan keluarnya
penyakit
4.575 Sertifikat 427.865.000,-
Jumlah pelayanan
kesehatan pada situasi
khusus
12 Layanan 201.360.000,-
Jumlah
pelabuhan/bandara/PLBD
yang mempunyai
kebijakan kesiapsiagaan
dalam penanggulangan
kedaruratan kesehatan
masyarakat yang
berpotensi wabah
2 Pelabuhan/Bandara 91.520.000,-
Jumlah sertifikat/surat ijin
layanan kesehatan lintas
wilayah yang diterbitkan
7.853 Sertifikat 83.889.000,-
Jumlah
pelabuhan/bandara/PLBD
yang memenuhi syarat-
syarat sanitasi
10
Pelabuhan/Bandara 71.784.000,-
Jumlah peningkatan
kapasitas SDM bidang
P2P
2 Kegiatan 47.760.000,-
3 Layanan Capaian
Eliminasi Malaria
Jumlah
pelabuhan/bandara/PLBD
bebas vektor pada
wilayah perimeter dan
buffer area
10
Pelabuhan/Bandara 170.000.000,-
4 Layanan
Pengendalian
Vektor dan
Jumlah
pelabuhan/bandara/PLBD
bebas vektor pada
10
Pelabuhan/Bandara 432.400.000,-
19
Binatang
Pembawa
Penyakit
wilayah perimeter dan
buffer area
5 Layanan
Pencegahan dan
Pengendalian
HIV AIDS
Jumlah orang yang
melakukan skrining
penyakit menular
langsung
800 Orang 101.768.000,-
6 Layanan
Pengendalian
Penyakit TBC
Jumlah orang yang
melakukan skrining
penyakit menular
langsung
800 Orang 92.500.000,-
7 Layanan Sarana dan Prasarana Internal
Jumlah pengadaan
sarana prasarana 66 Unit 3.138.196.000,-
8 Layanan
Dukungan
Manajemen
Satker
Jumlah dokumen
dukungan manajemen
dan tugas teknis lainnya
40 Dokumen 930.768.000,-
Jumlah peningkatan
kapasitas SDM bidang
P2P
2 Kegiatan 47.640.000,-
9 Layanan
Perkantoran
Jumlah dokumen
dukungan manajemen
dan tugas teknis lainnya
40 Dokumen 8.429.294.000,-
C. Perjanjian Kinerja
Perjanjian kinerja merupakan kontrak kerja antara Kepala Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Tarakan dengan unit utama Direktur Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun anggaran 2019.
Isi perjanjian kinerja berupa RKT tahun anggaran 2019 serta dana yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan tersebut dengan jumlah nominal anggaran sebesar Rp
15.237.784.000,-. Selama tahun 2019 tidak terdapat efisiensi anggaran. Adapun bentuk
perjanjian kerjanya sebagai berikut:
20
Tabel 5. Perjanjian Kinerja Tahun 2019 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target Th 2019
Kabupaten/kota yang melakukan pemantauan kasus penyakit berpotensi kejadian luar biasa (KLB) dan melakukan respon penanggulangan terhadap sinyal KLB untuk mencegah terjadinya KLB
Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan 62.595 Dokumen
Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP
100%
Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit
4.575 Dokumen
Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus 12 Lokasi
Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
2 Lokasi
Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan
7.853 Dokumen
Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi 10 Lokasi
Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tular vector dan zoonotic
Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area
10 Lokasi
Menurunnya penyakit menular langsung
Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung 800 Orang
Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya 40 Dokumen
Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P 2 Kegiatan
Jumlah pengadaan sarana prasarana 66 Unit
21
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi
Pengukuran kinerja adalah kegiatan manajemen khususnya membandingkan
tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana, atau target melalui indikator
kinerja yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja ini diperlukan untuk mengetahui
sampai sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang dilakukan oleh Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan dalam kurun waktu Januari – Desember tahun
2019.
Adapun pengukuran kinerja yang dilakukan adalah dengan membandingkan
realisasi capaian dengan rencana tingkat capaian (target) pada setiap indikator,
sehingga diperoleh gambaran tingkat keberhasilan pencapaian masing-masing
indikator. Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut diperoleh informasi menyangkut
masing-masing indikator, sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan
program/kegiatan di masa yang akan datang agar setiap program/kegiatan yang
direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna.
Selain untuk mendapat informasi mengenai masing-masing indikator,
pengukuran kinerja ini juga dimaksudkan untuk mengetahui kinerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Tarakan dibandingkan dengan tahun 2018. Manfaat pengukuran
kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak internal dan
eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja berdasarkan
Renstra Kementerian Kesehatan dan Rencana Aksi Program Direktorat Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P).
Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur,
dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan dengan sasaran strategis sebagai berikut:
1. Kabupaten/kota yang melakukan pemantauan kasus penyakit berpotensi Kejadian
Luar Biasa (KLB) dan melakukan respon penanggulangan terhadap sinyal KLB
untuk mencegah terjadinya KLB sebesar 100%.
22
2. Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotik
sebesar 100%.
3. Menurunnya penyakit menular langsung sebesar 100%.
4. Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada
program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebesar 100%.
Dalam mewujudkan sasaran stategis guna mencapai tujuan Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II yaitu “Terwujudnya Pelabuhan/Bandara/PLBD yang siap siaga
cegah tangkal penyakit sebesar 100% pada akhir tahun 2019.", maka indikator kinerja
kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut:
1. Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan
2. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah
layanan KKP
3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit
4. Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus
5. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan
dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi
wabah
6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan
7. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi
8. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan
buffer area
9. Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung
10. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
11. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P
12. Jumlah pengadaan sarana prasarana
Target dan realisasi kinerja tahun 2019 dapat dilihat dari capaian masing-
masing indikator kegiatan untuk mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan
dalam perjanjian kinerja tahun 2019 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan
dapat melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggung jawab unit organisasi.
Uraian kinerja dari masing-masing indikator adalah sebagai berikut:
23
1. Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan
a. Pengertian
1) Alat angkut adalah sesuatu yang digunakan untuk membawa muatan dari satu
tempat ke tempat lain (seperti mobil, kereta api, kapal laut, kapal terbang).
2) Kekarantinaan Kesehatan adalah upaya mencegah dan menangkal keluar atau
masuknya penyakit dan/atau faktor resiko kesehatan masyarakat yang
berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat dan disertai
dengan kelengkapan dokumen kesehatan antara lain: Porh Health Quarantine
Clearence (PHQC), Dokumen Ship Sanitation Control Certificate (SSCC), dan
Dokumen Ship Sanitation Control Exemption Certificate (SSCEC).
b. Definisi Operasional
Jumlah pemeriksaan alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan Kesehatan
dengan hasil sertifikat PHQC,SSCEC/SSCC.
c. Rumus/cara perhitungan
Akumulasi jumlah hasil sertifikat PHQC, SSCEC/SSCC dalam satu tahun.
d. Capaian Indikator
PHQC merupakan keterangan ijin kesehatan berlayar yang dikeluarkan oleh
Kantor Kesehatan Pelabuhan sebelum kapal tersebut mendapatkan clearance (ijin
berlayar) dari Syahbandar (untuk kapal). Penerbitan PHQC dilakukan sebelum
kapal berangkat meninggalkan suatu pelabuhan, setelah dinyatakan bahwa baik
ABK, penumpang, kondisi kapal, maupun barang muatan dalam keadaan sehat
dan bebas dari Public Health Emergency International of Concern (PHEIC), serta
semua dokumen kesehatan lengkap. Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan
pengawasan dan pemeriksaan alat angkut dalam rangka penerbitan PHQC selama
tahun 2019 diperoleh data sebagai berikut:
24
Grafik 1. Capaian Penerbitan Sertifikat PHQC di KKP Kelas II Tarakan Tahun 2019
Berdasarkan Grafik 1. Jumlah penerbitan sertifikat PHQC selama tahun 2018
yaitu 57.495 sertifikat, dalam hal ini lebih tinggi dari capaian penerbitan sertifikat
PHQC tahun 2018 yang mencapai 55.547. Penerbitan PHQC paling banyak terjadi
pada bulan September 2019 sebanyak 5.711 PHQC. Hal ini karena mulai bulan
tersebut merupakan mulai diberlakukan penerbitan sertifikat PHQC untuk
speedboat reguler tujuan Malinau – Tarakan pp yang berangkat setiap harinya.
Sedangkan berdasarkan wilayah kerja distribusi penerbitan sertifikat kesehatan
sebagai berikut:
Diagram 1. Distribusi Penerbitan PHQC di KKP Kelas II Tarakan menurut Wilayah
Kerja Tahun 2019
4313
3776
4241
4813 4839
3675
45544853
5711 5569 5520 5631
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000
Pelabuhan Laut Tarakan
Tanjung Selor
Nunukan
Bunyu
Sebatik
Berau
Malinau
26321
7511
7189
5142
4402
3989
2941
25
Penerbitan PHQC berdasarkan tempat penerbitan (wilayah kerja) selama tahun
2019 penerbitan terbanyak yaitu di wilayah kerja Pelabuhan Laut Tarakan, hal ini
dikarenakan Pelabuhan Tarakan merupakan Pelabuhan Utama di Provinsi
Kalimantan Utara dimana kota Tarakan berperan sebagai pusat administrasi, bisnis
dan perdagangan, dan perekonomian.
SSCEC dan SSCC adalah sertifikat yang berkaitan dengan kondisi sanitasi
suatu alat angkutan laut. SSCC diberikan sebagai sertifikat telah dilakukan
tindakan penyehatan alat angkut, sedangkan SSCEC diberikan sebagai sertifikat
yang menyatakan kapal bebas tindakan penyehatan alat angkut atau tidak
ditemukan faktor resiko. Dalam penerbitan SSCEC/SSCC alat angkut terlebih dulu
dilakukan pemeriksaan sanitasi seperti tanda-tanda kehidupan tikus, keberadaan
vektor penyakit menular, sanitasi kapal, stok obat-obatan, dan lain-lain. Masa
berlaku sertifikat tersebut 6 bulan dan dapat diperpanjang setelah masa berlaku
habis. Berdasarkan hasil pelaksanakan kegiatan pengawasan dan pemeriksaan
alat angkut dalam rangka penerbitan sertifikat SSCEC/SSCC pada Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan selama tahun 2019 diperoleh data sebagai
berikut:
Grafik 2. Capaian Penerbitan Sertifikat SSCC / SSCEC di KKP Kelas II Tarakan
Tahun 2019
Berdasarkan grafik 2 diperoleh data penerbitan SSCEC/SSCC selama tahun
2019 sebanyak 1.640 sertifikat, dalam hal ini capaiannya lebih banyak dari tahun
134
110
155
124
159
101
145 142
162
128
158
122
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
26
2018 yang mencapai 1.606 sertifikat. Penerbitan terbanyak terjadi pada bulan
September 2019 yaitu 162 sertifikat. Sedangkan berdasarkan tempat
penerbitannya diperoleh data sebagai berikut:
Diagram 2. Distribusi Penerbitan SSCC dan SSCEC di KKP Kelas II Tarakan
menurut Wilayah Kerja Tahun 2019
Penerbitan SSCEC/SSCC berdasarkan tempat penerbitan di Wilayah Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan selama tahun 2019 diperoleh penerbitan
terbanyak di wilayah kerja Pelabuhan Laut Tarakan. Berdasarkan data penerbitan
PHQC dan SSCC/SSCEC tahun 2019 maka pencapaian target untuk indikator alat
angkut sesuai standar kekarantinaan dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Perbandingan antara Target dan Realisasi Capaian Kinerja Tahun 2019
Tabel 6. Target dan Realisasi Jumlah Alat Angkut sesuai dengan Standar Kekarantinaan Kesehatan sesuai Perjanjian Kinerja Tahun 2019
Indikator Target Realisasi Persentase
Capaian
Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan
Dengan rincian:
62.595 59.135 94,47%
Penerbitan PHQC 60.513 57.495 95,01%
Penerbitan SSCEC/SSCC
2.082 1.640 79%
0 100 200 300 400 500 600 700
Pelabuhan Laut Tarakan
Nunukan
Sebatik
Berau
Malinau
Bunyu
Tanjung Selor
606
446
189
181
118
88
12
27
Capaian jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan
kesehatan belum berhasil mencapai target yang ditetapkan. Jumlah alat angkut
yang diperiksa sesuai dengan standar kekarantinaan Kesehatan dengan hasil
sertifikat PHQC,SSCEC/SSCC selama tahun 2019 adalah sebanyak 59.135
sertifikat, sedangkan target jumlah alat angkut sesuai dengan standar
kekarantinaan kesehatan berdasarkan Perjanjian Kinerja tahun 2019 sebanyak
62.595 Sertifikat, sehingga capaian dalam indikator ini sebesar 94,47%.
Capaian kinerja belum mencapai 100% hal ini dikarenakan basis data pada
penetapan target perjanjian kinerja menggunakan basis data tahun 2018
dengan kenaikan 10%. Meskipun demikian, dalam konteks ini yang
menyebutkan 94,47% adalah capaian jumlah alat angkut sesuai standar
kekarantinaan, 5,53% alat angkut lainnya bukan berarti tidak sesuai standar
kekarantinaan, melainkan karena memang tidak ada permohonan untuk
melakukan penerbitan sertifikat-sertifikat tersebut.
2) Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2019 dengan
beberapa tahun terakhir
Capaian jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan
kesehatan sesuai Perjanjian Kinerja tahun 2018 bila dibandingkan dengan
capaian 3 (tiga) tahun sebelumnya sebagai berikut:
Grafik 3. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Indikator Alat Angkut Sesuai
Standar Kekarantinaan
42,930
54,707
42,654
62,595
49,537
57,906
57,153 59,135
0
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
70,000
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Target
Realisasi
28
Berdasarkan grafik 3, diperoleh infomasi capaian kinerja tahun 2019 bila
dibandingkan dengan tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar 3,3% dan 2019
merupakan tahun dengan capaian kinerja paling tinggi dari 3 tahun
sebelumnya.
3) Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan
target yg terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi.
Tabel 7. Perbandingan Target dan Realisasi Jumlah Alat Angkut sesuai Standar Kekarantinaan Kesehatan Tahun 2019 dengan Rencana Aksi Program (RAP)
Indikator RAP 2019 2019
Target
Realisasi Capaian Kinerja
Target
Realisasi Capaian Kinerja
% Capaian
Jumlah alat angkut sesuai standar kekarantinaan kesehatan
100%
94,47%
62.595
59.135
94,47%
Alat angkut yang diterbitkan PHQC
100% 95,01% 60.513 57.495 95,01%
Alat angkut yang diterbitkan SSCEC / SSCC
100% 79% 2.082 1.640 79%
Apabila capaian jumlah alat angkut sesuai dengan standar
kekarantinaan kesehatan sesuai Perjanjian Kinerja tahun 2019 dibandingkan
dengan Rencana Aksi Program (RAP) Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit tahun 2019 maka realisasi kinerjanya kurang dari 100%
yaitu 94,47%
4) Perbandingan dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Balikpapan
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan dan Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Balikpapan memiliki persamaan geografisnya dan
merupakan pelabuhan yang dilewati jalur pelayaran perdagangan dari luar
negeri maupun dalam negeri, selain itu alasan lainnya sehingga memilih Kantor
Kesehatan Pelabuhan KKP Kelas II Balikpapan sebagai pembanding karena
letaknya berada dalam satu regional yaitu regional Kalimantan.
29
Tabel 8. Perbandingan Capaian Jumlah Alat Angkut sesuai Standar
Kekarantinaan Kesehatan dengan Satker KKP Kelas II Balikpapan
Indikator
Capaian KKP Kelas II Tarakan
Capaian KKP Kelas II Balikpapan
T
R
% C
T
R
% C
Jumlah alat angkut sesuai standar kekarantinaan kesehatan
62.595 59.135 94,4 19.504 24.850 127,4
Keterangan: T = Target, R = Realisasi, C = Capaian Kinerja dalam persen (%)
Capaian kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan tahun
2018 ini sebesar 94,4%, sedangkan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Balikpapan mencapai 127,4%. Jika dibandingkan dengan Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Balikpapan, maka capaian kinerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Balikpapan lebih tinggi 33% dibandingkan dengan capaian
kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan.
e. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator
Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator Jumlah Alat Angkut sesuai
Standar Kekarantinaan yaitu:
1) PHQC diberikan setelah dokumen kesehatan dinyatakan lengkap dan tidak
ditemukan indikasi faktor risiko kesehatan masyarakat.
2) Dokumen karantina kesehatan merupakan surat keterangan kesehatan yang
dimiliki setiap alat angkut yang memenuhi persyaratan baik nasional maupun
internasional.
3) Penerbitan SSCEC tidak hanya memeriksa keberadaan tanda-tanda kahidupan
tikus saja, tetapi juga memeriksa vector penyakit menular lainnya, sanitasi
kapal, stork obat-obatan, dan lain-lainnya. SSCEC diberikan kepada setiap
kapal yang sudah habis masa berlakunya dan telah diperiksa bebas dari
tindakan sanitasi.
4) Masa berlaku sertifikat SSCEC/SSCC yaitu 6 bulan dan dapat diperpanjang
setelah masa berlaku habis.
5) Komunikasi dan advokasi dengan pemangku kepentingan mengenai penerbitan
PHQC dan SSCEC/SSCC untuk kapal-kapal penumpang jenis speedboat
reguler yang baru beroperasi
30
6) Adanya rapat koordinasi atau jejaring dengan agen pelayaran dan Stakeholder
dan pembuatan media Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) berupa leaflet
mengenai dokumen kesehatan alat angkut mulai dari definisi operasional,
prosedur atau tata cara penerbitan, persyaratan hingga tarif Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP).
f. Analisis Penyebab Hasil Capaian
1) Basis data yang digunakan dalam menetapkan target tahun 2019 adalah basis
data target tahun-tahun sebelumnya dengan mempertimbangkan definisi
operasional dan sub-sub indikator yang terkait. Basis data penetapan target
untuk 2019 bukan berdasarkan tren capaian tahun-tahun sebelumnya.
g. Kendala/masalah yang dihadapi
1) Masih kurangnya jumah tenaga teknis yang terlatih dalam pelaksanaan
kegiatan pengawasan kesehatan alat angkut, seperti belum seluruhnya petugas
mengikuti diklat kekarantinaan
2) Belum maksimalnya ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesahatan
dalam rangka pengawasan kesehatan alat angkut, seperti jaringan internet
yang terkadang masih sulit dijangkau atau kendala jaringan.
h. Pemecahan Masalah
1) Menganalisa kebutuhan Sumber Daya Manusia dan membuat usulan
kebutuhan penambahan petugas terutama di wilayah kerja.
2) Menganalisa kebutuhan Sumber Daya Manusia akan peningkatan kemampuan
petugas dan mengikutsertakan atau mencari informasi pelaksanaan diklat atau
seminar dan sebagainya yang mendukung kegiatan kekarantinaan.
3) Menganalisa kebutuhan akan sarana seperti penggunaan jaringan atau
memperrbesar kapasitas jaringan di induk maupun di wilayah kerja serta
menganggarkannya dalam dokumen perencanaan tahun berikutnya.
i. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Anggaran yang tersedia dalam pelaksanaan ini yaitu Rp 887.269.000,- dan
terealisasi sebesar Rp 743.310.977,- atau persentasenya sebesar 83,78%.
Capaian kinerja jumlah alat angkut sesuai standar kekarantinaan kesehatan adalah
31
94,2% dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran sebesar 83,78% yang
berarti terdapat efisiensi sumber pembiayan sebesar 10,42%. Upaya yang
dilakukan dengan adanya efisiensi sumber sebesar persentase tersebut yaitu
dengan melakukan perhitungan kebutuhan kegiatan dengan cermat dan teliti dalam
menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang diperlukan seperti pengadaan
bahan habis pakai penunjang pelaksanaan kegiatan.
2. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah
layanan KKP
a. Pengertian
Sinyal respon kewaspadaan dini adalah upaya penjaringan dan penyaringan yang
dilaksanakan untuk menemukan faktor risiko yang dapat membuat kondisi menjadi
tidak sehat atau terganggu secara dini dan melakukan kegiatan sebagai bentuk
kesiapsiagaan termasuk maupun kegiatan yang berkaitan dengan kesiapsiagaan
adanya faktor resiko masuk dan keluarnya penyakit menular adalah kegiatan
kesiapsiagaan atau respon terhadap ancaman masuknya potensi masalah
kesehatan di pintu masuk negara.
b. Definisi Operasional
Jumlah sinyal SKD KLB di pelabuhan/bandara yang direspon kurang dari 24 jam
dibandingkan dengan jumlah SKD KLB dalam periode satu tahun.
c. Rumus/cara perhitungan
Jumlah sinyal SKD KLB di pelabuhan/bandara yang direspon kurang dari 24 jam
dibagi jumlah SKD KLB dikali 100%.
d. Capaian Indikator
Sinyal SKD KLB di pelabuhan/bandara yang direspon kurang dari 24 jam selama
tahun 2019 diantaranya :
1) Respon terhadap KLB Leptospirosis di wilayah administratif Kota Tarakan pada
2019, yakni dengan melakukan verifikasi kasus sesuai dengan perkembangan
informasi, koordinasi dengan stakeholder seperti Dinas Kesehatan dan
Puskesmas, penyelidikan epidemiologi, survey tikus, dan komunikasi, informasi,
dan edukasi (KIE);
32
2) Respon terhadap Polio tipe 2 yang terjadi di pertengahan 2019 di Philippine
dan Malaysia, yakni dengan verifikasi kasus sesuai dengan perkembangan
informasi di website; melakukan vaksinasi kepada crew kapal / ABK yang
datang dari Negara terjangkit, dan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE);
3) Respon terhadpa kasus African Swine Fever yang menyerang babi di Philippina
dan Dili di Timor Leste pada September 2019, yakni dengan melakukan
koordinasi dengan Balai karantina pertanian.
Berdasarkan data hasil pelaksanaan kegiatan tersebut, maka:
1) Perbandingan antara Target dan Realisasi Capaian Kinerja Tahun 2019
Tabel 9. Target dan Realisasi Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini
(SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP Tahun 2019
Indikator Target Realisasi Persentase
Capaian
Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP
100% 100% 100%
Capaian Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan
bencana di wilayah layanan KKP berhasil mencapai target yang ditetapkan
dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2019 sebesar 100%.
2) Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2019 dengan
beberapa tahun terakhir
Tabel 10. Perbandingan Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD),
KLB dan bencana di wilayah layanan KKP Tahun 2019 dengan
Tahun Sebelumnya
Indikator Target Tahun 2019
Realisasi Tahun 2019
Capaian Kegaiatan Tahun
2018 2017 2016 2015
Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP
100% 100% 100%
-
100%
100%
Berdasarkan tabel di atas, capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan
capaian pada tahun 2018 adalah sama atau terealisasi 100%. Pada tahun 2018
33
beberapa respon pengendalian yang dilakukana dalah terkait adanya rumor
KLB difteri yang dibawa penumpang, respon KLB bencana di Sulawesi, dan
respon terhadap kesiapsiagaan penyebaran Ebola melalui penelusuran
perkembangan kasus di internet. Capaian kinerja tidak dapat dibandingkan
dengan tahun 2017 karena tidak terdapat indikator tersebut dalam perjanjian
kinerja tahun 2017, tetapi capaian dapat dibandingkan dengan tahun 2016 dan
2015 dimana telah terealisasi 100%.
3) Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dgn target
jangka Panjang yg terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi.
Perbandingan capaian dengan target pada dokumen Rencana Aksi Program
(RAP) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan Tahun 2019 sebagai
berikut:
Tabel 11. Perbandingan Capaian Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini
(SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP Tahun 2019 dengan
RAP
Uraian
RAP Tahun 2019 Indikator Kinerja Tahun 2019
Target Realisasi %
Capaian Target Realisasi
% Capaian
Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Berdasarkan tabel di atas, capaian target persentase respon sinyal
kewaspadaan dini pada perjanjian kinerja dibandingkan dengan RAK 2019
adalah sama, yaitu 100%.
4) Perbandingan dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Balikpapan
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan dan Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Balikpapan memiliki persamaan geografisnya dan
merupakan pelabuhan yang dilewati jalur pelayaran perdagangan dari luar
negeri maupun dalam negeri, selain itu alasan lainnya sehingga memilih Kantor
34
Kesehatan Pelabuhan KKP Kelas II Balikpapan sebagai pembanding karena
letaknya berada dalam satu regional yaitu regional Kalimantan.
Tabel 12. Perbandingan Capaian Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini
(SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP dengan Satker
KKP Kelas II Balikpapan
Indikator
Capaian KKP Kelas II Tarakan
Capaian KKP Kelas II Balikpapan
T
R
% C
T
R
% C
Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Capaian kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan tahun
2018 ini sebesar 100%, sedangkan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Balikpapan mencapai 100%. Jika dibandingkan dengan Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Balikpapan, maka capaian kinerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Balikpapan sama dengan capaian kinerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Tarakan.
e. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator
Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator Persentase respon Sinyal
Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP yaitu:
1) Respon sinyal kewaspadaan dini KLB dan bencana merupakan tugas dan
fungsi utama Kantor Kesehatan Pelabuhan dalam rangka cegah tangkal
penyakit dimana pengawasan kesehatan lalu lintas alat angkut, orang, dan
barang menjadi kegiatan sehari-hari.
2) Terjalinnya koordinasi dan desiminasi yang baik dengan lintas sektor dan lintas
program baik di pelabuhan dan bandara serta wilayah.
3) Adanya Surat Keputusan Tim Gerak Cepat Kepala Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Tarakan.
4) Tersedianya akses informasi yang lebih memadai dalam penyebarluasan
informasi perkembangan penyakit di suatu negara.
35
5) Dilaksanakannya sosialisasi undang-undang kekarantinaan kesehatan pada
tanggal 19 Maret 2019 yang menjelaskan upaya kekarantinaan kesehatan yang
lebih komprehensif kepada stakeholder.
6) Dilaksanakannya Workshop Penanggulangan dan Pengendalian Penyakit
Berpotensi Kejadian Luar Bisa (KLB) di Pintu Masuk yang dihadiri oleh lintas
sektor dan lintas program terkait di pintu masuk (Bandar udara dan pelabuhan)
dan wilayah hari pada tanggal 25 April 2019.
f. Analisa Hasil Capaian
1) Capaian indikator ini dari tahun ke tahun 100%, hal ini dikarenakan indikator ini
sebagaimana sejalan dengan peran Kantor Kesehatan Pelabuhan yaitu cegah
tangkal penyakit.
2) Terjalinnya jejaring yang baik antara Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Tarakan dengan Lintas Sektor tarkait terutama Dinas Kesehatan Kota Tarakan
dalam desiminasi informasi.
g. Kendala/masalah yang dihadapi
1) Masih kurangnya jumah petugas (SDM) dalam upaya melaksanakan
kesiapsiagaan kewaspadaan dini penyakit dan faktor resiko (terutama masih
kurangnya tenaga dokter, perawat dan epidemiolog).
2) Belum seluruh petugas mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas petugas
dalam rangka reaksi cepat atau gerak cepat dalam kesiapsiagaan terjadinya
wabah/KLB/PHEIC.
3) Belum maksimalnya ketersediaan prasarana pelayanan kesahatan dalam
rangka kesiapsiagaan dan kewaspadaan dini penyakit beserta faktor resiko di
wilayah kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan.
h. Pemecahan Masalah
1) Menganalisa kebutuhan Sumber Daya Manusia dan membuat usulan
kebutuhan penambahan petugas terutama di wilayah kerja.
2) Meningkatkan koordinasi dengan lintas sektor dan lintas Program baik di
wilayah pelabuhan maupun bandara serta seluruh instansi yang terkait dalam
pelaksanaan respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana
melalui forum lintas program dan lintas sektor, kegiatan rapat koordinasi atau
36
jejaring kemitraan dalam bentuk coffe morning dalam rangka desiminasi
informasi setiap tahun.
3) Menganalisa kebutuhan sumber daya, peralatan dan bahan habis pakai yang
menunjang pelaksanaan kegiatan respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB
dan bencana dan menganggarkannya dalam dokumen penganggaran.
i. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Anggaran yang tersedia dalam pelaksanaan ini yaitu Rp 83.771.000,- dan
terealisasi sebesar Rp 53.900.500,- atau sebesar 64,34%. Capaian kinerja
Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah
layanan KKP adalah 100% dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran
sebesar 64,34% yang berarti terdapat efisiensi sumber pembiayan sebesar
35,66%. Upaya yang dilakukan dengan adanya efisiensi sebesar persentase
tersebut yaitu dengan mengoptimalkan alokasi anggaran perjalanan dinas biasa
untuk kegiatan penyelidikan epidemiologi ke dalam kegiatan koordinasi lintas
sektor di wilayah kerja. Selain itu, di beberapa wilayah kerja seperti Tanjung Selor,
Nunukan, Malinau, dan Pelabuhan Laut Tarakan telah ada tenaga epidemiolog
sehingga dukungan untuk kegiatan verifikasi rumor maupun penyelidikan
epidemiologi hanya dibebankan kepada staf di wilayah kerja tersebut.
3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit
a. Pengertian
Deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit menular di
pelabuhan/bandara adalah kegiatan yang dilakukan oleh Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Tarakan dalam rangka kesiapsiagaan dan kewaspadaan dini
terhadap bahaya masuk dan keluarnya penyakit menular dan penyakit menular
potensial wabah yang melewati Pelabuhan/Bandara dengan menjalankan tugas dan
fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan seperti pengawasan pada alat angkut, orang
dan barang.
37
b. Definisi Operasional
Jumlah deteksi dini yang dilaksanakan di pelabuhan/bandara (Certificate of
Partique/COP, General Declaration/Gendec) dan di klinik layanan lainnya
(surveilans rutin).
c. Rumus/cara perhitungan
Akumulasi jumlah sertifikat COP, Gendec dan hasil pemeriksaan surveilans rutin di
klinik layanan lainnya dalam satu tahun.
d. Capaian Indikator
Kegiatan deteksi dini yang dilaksanakan dalam rangka cegah tangkal masuk dan
keluarnya penyakit dengan melaksanakan pemeriksaan alat angkut dalam
karantina (dari luar negeri) yang dibuktikan dengan diterbitkannya sertifikat COP.
Certificate of Pratique (COP) adalah dokumen kesehatan yang diterbitkan terhadap
kapal yang datang dari luar negeri.Terdiri dari Free Pratique dan Radio Pratique.
Free Pratique diberikan kepada pihak kapal setelah dilakukan pemeriksaan
terhadap ABK, muatan kapal dan dokumen kesehatan lainnya dan dinyatakan
bebas dari Public Health Emergency of International Concern (PHEIC).
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pemeriksaan alat
angkut dari luar negeri dalam rangka penerbitan COP selama tahun 2019 diperoleh
data sebagai berikut:
310292
321 315
378
317
376 389
336
381 372 381
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Grafik 4. Deteksi Dini Alat Angkut / Kapal Dalam Karantina melalui Penerbitan Sertifikat CoP Tahun 2019
38
Berdasarkan grafik 4. Jumlah penerbitan sertifikat COP selama tahun 2019 yaitu
4.168 sertifikat, penerbitan terbanyak pada bulan Agustus yaitu 389 sertifikat, hal
ini dimungkinkan karena meningkatnya lalu lintas perdagangan internasional.
Sedangkan berdasarkan wilayah kerja distribusi penerbitan sertifikat kesehatan
sebagai berikut :
Penerbitan COP berdasarkan tempat penerbitan (wilayah kerja) selama tahun 2019
penerbitan terbanyak yaitu di wilayah kerja Nunukan sebanyak 1.788 sertifikat, hal
ini dikarenakan wilayah kerja Nunukan yang terletak di Kabupaten Nunukan secara
geografis berbatasan langsung dengan Kota Tawau Negara Malaysia dan
Pelabuhan Tunon Taka merupakan pintu masuk negara dimana pelabuhan
tersebut banyak kapal ferry (kapal penumpang) yang datang dan padatnya
mobilisasi penumpang dari Tawau Ke Indonesia melalui pelabuhan tersebut yang
beroperasi hari Senin sampai Sabtu.
Selain melaksanakan pemeriksaan dan pengawasan kapal dalam karantina
dalam rangka deteksi dini yang dilaksanakan dalam rangka cegah tangkal masuk
dan keluarnya penyakit juga dilaksanakan pengawasan terhadap General
Declaration (Gendec) pada pesawat yang datang dari luar negeri. Selama tahun
2019 penerbangan internasional yang masuk ke wilayah Tarakan hanya melalui
pintu masuk Bandar Udara Juwata Tarakan, yang terletak di Kota Tarakan.
Penerbangan internasional tersebut hanya memiliki rute penerbangan Tawau,
0 500 1000 1500 2000
Nunukan
Sebatik
Berau
Pelabuhan Laut Tarakan
Tanjung Selor
Bunyu
1788
1077
651
528
75
49
Diagram 3. Distribusi Pelaksanaan Deteksi Dini pada Alat Angkut Melalui Penerbitan Sertifikat CoP Tahun 2019
39
Malaysia-Tarakan (Pulang Pergi) yang secara rutin datang setiap hari Senin, Kamis
dan Sabtu (3 kali dalam 1 minggu), selebihnya adalah pesawat komersil yang
disewa secara privat yang tidak terjadwal penerbangannya. Berikut data hasil
pengawasan Gendec selama tahun 2019 pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas
II Tarakan.
Berdasarkan diagram 3 diperoleh data pengawasan Gendec terbanyak yaitu
pada bulan Mei, hal ini dimungkinkan pada bulan Mei merupakan dimulainya arus
mudik lebaran sehingga terdapat kenaikan angka kedatangan pesawat atau
penambahan jadwal kedatangan penerbangan dari luar negeri yang masuk ke kota
Tarakan.
Kegiatan lain yang mendukung tercapainya Jumlah deteksi dini dalam rangka
cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit yaitu hasil pemeriksaan surveilans
rutin di klinik layanan lainnya dalam satu tahun. Kegiatan pemeriksaan surveilans
rutin di klinik layanan lainnya yaitu dengan surveilans pasif dengan pengumpulan,
pengolahan data sekunder yang diperoleh dari layanan kesehatan di wilayah buffer
dan perimeter pelabuhan dan Bandar udara. Hasil pemeriksaan surveilans rutin di
klinik layanan lainnya berupa laporan surveilans selama tahun 2019 adalah
sebagai berikut:
1312
1413 13 13 13
1413 13
1514
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Grafik 5. Deteksi Dini Pesawat Dalam Karantina melalui Pengawasan GENDEC 2019
40
Grafik pada di atas menjelaskan realisasi laporan surveilans epidemiologi di
wilayah layanan kesehatan KKP Kelas II Tarakan. Pada grafik tersebut didapat
bahwa realisasi laporan surveilans epidemiologi rutin di KKP Kelas II Tarakan
adalah sebanyak 97 laporan, terdiri dari 96 laporan dari unit surveilans (wilayah
kerja / pos) dan 1 laporan dari unit pengumpul, yakni kantor induk.
1) Perbandingan antara Target dan Realisasi Capaian Kinerja Tahun 2019
Tabel 13. Perbandingan Capaian Jumlah Deteksi Dini Dalam Rangka Cegah
Tangkal Masuk dan Keluarnya Penyakit sesuai Perjanjian Kinerja
Tahun 2019
Indikator Target Realisasi Persentase
Capaian
jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit Dengan rincian:
4.575 Deteksi
4.425 Deteksi 96,72%
Penerbitan COP 4.254 Sertifikat 4.168 Sertifikat 97,98%
Pengawasan Gendec 224 Gendec 160 Gendec 71,46%
Surveilans Epidemiologi di Fas.Layanan Kesehatan KKP
97 Laporan 97 Laporan 100%
8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 9
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Grafik 6. Realisasi Surveilans Epidemiologi Rutin di Fasilitas Layanan Kesehatan KKP Per Bulan selama 2019
41
Capaian jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya
penyakit belum mencapai target yang ditetapkan. Jumlah deteksi dini dalam
rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit yang terlaksana selama
tahun 2019 adalah sebanyak 4.425 deteksi, sedangkan target berdasarkan
Perjanjian Kinerja tahun 2019 sebanyak 4.575 deteksi, sehingga capaian
sebesar 96,72%. Capaian kinerja belum mencapai 100% terutama diakibatkan
oleh penerbitan CoP dan pengawasan Gendec yang belum memenuhi target.
Capaian pengawasan Gendec belum memenuhi target yang ditetapkan karena
basis data yang digunakan adalah tahun 2015 dimana target ditetapkan
peningkatannya sebesar 10%. Sebelum tahun 2016, gendec yang diterbitkan
berasal dari kedatangan dan keberangkatan pesawat dari luar negeri terjadwal
setiap hari masuk ke Kota Tarakan, namun pada tahun 2018 pesawat luar negeri
yang datang terjadwal hanya setiap hari Senin, Kamis dan Sabtu, sehingga hal
tersebut menyebabkan penurunan capaian kinerja pengawasan Gendec.
2) Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2019 dengan
beberapa tahun terakhir
Capaian jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya
penyakit sesuai Perjanjian Kinerja tahun 2019 bila dibandingkan dengan capaian
5 (lima) tahun sebelumnya sebagai berikut:
Tabel 14. Perbandingan Capaian jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal
masuk dan keluarnya penyakit sesuai Perjanjian Kinerja tahun 2019 bila
dibandingkan dengan capaian 5 (lima) tahun sebelumnya
2014 2015 2016 2017 2018 2019
CoP 3.361 3.347 3.004 2.929 2.894 4.168
Gendec 356 280 158 158 160 160
Surveilans epidemiologi rutin
12 12 12 60 32 97
Jumlah Capaian Deteksi dalam Rangka Cegah Tangkal Penyakit
3.729 3.639 3.174 3.147 3.086 4.425
Berdasarkan diagram 8. diperoleh infomasi capaian kinerja tahun 2019 bila
dibandingkan dengan tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar 30,2% hal ini
dikarenakan adanya peningkatan kedatangan alat angkut dalam karantina dari
42
tahun sebelumnya. Tahun 2016, 2017, dan 2019 di perairan Kalimantan Utara
merupakan pintu masuk kapal pariwisata sailing (kapal tamu negara/kapal yatch)
sedangkan selama tahun 2018 tidak terdapat kapal sailing yang masuk, selain itu
disebabkan karena faktor ekonomi dan perdagangan di negara kita yang
mengakibatkan permintaan batubara menurun pada tahun 2018. Indikator
surveilans pasif pada tahun 2014 – 2017 didefinisikan sebagai laporan
pelaksanaan surveilans, namun pada tahun 2017 dan 2018 terdapat perubahan
definisi dalam hal pemanfaatan fasilitas layanan kesehatan sehingga capaian
data yang dimaksud satuannya adalah kunjungan pasien. Pada tahun 2019
terdapat perluasan makna surveilans epidemiologi pasif karena kegiatan
pengawasan kesehatan TKI di wilayah kerja Nunukan juga dianggap sebagai
upaya deteksi cegah tangkal penyakit terhadap orang sehingga data yang
dihimpun dari pelaksanaan pengawasan tersebut masuk sebagai data deteksi
dini.
3) Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dgn target
jangka Panjang yg terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi.
Perbandingan capaian dengan target pada dokumen Rencana Aksi Kegiatan
(RAK) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan Tahun 2019 sebagai
berikut:
Tabel 15. Perbandingan capaian dengan target pada dokumen Rencana Aksi
Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan Tahun 2019
Indikator
RAP 2019 Indikator Kinerja 2019
Target (%)
Capaian (%)
Target
Realisasi Capaian Kinerja
Capaian (%)
Deteksi Dini dalam Rangka Cegah Tangkal Penyakit
100% 96,72% 4.575 4.425 96,72%
Alat angkut yang diterbitkan CoP
100% 97,98% 4.254 4.168 97,98%
Alat angkut yang dilakukan pengawasan Gendec
100% 71,46 224 160 71,46%
Surveiland epidemiologi rutin
100% 100% 97 97 100%
43
Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit
dinandingkan target pada Dokumen Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Tahun 2019
maka realisasi kinerjanya tidak tercapai, karena capaian kinerjanya hanya
96,72%.
4) Perbandingan dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Balikpapan.
Tabel 16. Perbandingan Capaian Jumlah Deteksi Dini Dalam Rangka Cegah
Tangkal Masuk dan Keluarnya Penyakit dengan Satker KKP Kelas II
Balikpapan
Indikator
Capaian KKP Kelas II Tarakan
Capaian KKP Kelas II Balikpapan
T
R
% C
T
R
% C
Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit (setifikat)
4.575 4.425 96,7% 752 1.036 137,7%
Capaian kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan tahun
2018 ini sebesar 96,7%, sedangkan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Balikpapan mencapai 137,7%. Jika dibandingkan dengan Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Balikpapan, maka capaian kinerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Balikpapan lebih tinggi 41% dibandingkan dengan capaian
kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan.
e. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator
Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator jumlah deteksi dini dalam rangka
cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit yaitu:
1) Dokumen COP diberikan kepada setiap kapal yang datang dari luar negeri dan
atau daerah terjangkit
2) Pengawawasan Gendec dilaksanakan setiap kedatangan pesawat yang datang
dari luar negeri dan atau daerah terjangkit
3) Memperluas definisi terhadap surveilans epidemiologi rutin, yaitu bukan hanya
kunjungan pasien pada poliklinik layanan KKP namun pada upaya pengawasan
kesehatan orang
44
4) Melaksanakan jejaring kerja dan desiminasi informasi dengan pelayanan
kesehatan lainnya di wilayah pelabuhan dan bandara.
f. Analisa Hasil Capaian
1) Terdapat kunjungan kapal yach dari luar negeri di Pelabuhan Liem Hie Djung
Nunukan
2) Banyaknya deportan Indonesia yang dipulangkan dari Tawau oleh imigrasi
Malaysia, dan pada tahun 2019 terdapat epidemi Polio di Nunukan sehingga
pengawasan kesehatan terhadap TKI intensif dilakukan
3) Terkait pengawasan gendec yang belum memenuhi target hal ini dikarenakan
berkurangnya kedatangan pesawat komersil yang disewa secara privat
4) Kurangnya ketelitian dalam menyusun penetapan target, sehingga terdapat
ketimpangan dalam penyusunan target antara sub indikator satu dengan yang
lainnya.
g. Kendala/masalah yang dihadapi
1) Masih kurangnya jumah petugas (SDM) terutama masih kurangnya tenaga
dokter, perawat dan epidemiolog baik di kantor induk maupun wilayah kerja.
2) Belum seluruh petugas mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas petugas
yang mendukung pelaksanaan kegiatan deteksi dini dalam rangka cegah
tangkal masuk dan keluarnya penyakit seperti pelatihan surveilans.
3) Belum maksimalnya ketersediaan prasarana yang mendukung operasional
pelaksanaan seperti terkadang jaringan tidak bagus atau error, karena
pelayanan telah menerapkan sistem online sehingga perlu dukungan jaringan
internet yang kuat.
h. Pemecahan Masalah
1) Menganalisa kebutuhan Sumber Daya Manusia dan membuat usulan
kebutuhan penambahan petugas terutama di wilayah kerja.
2) Aktif dalam mencari pelatihan dan menganalisa kebutuhan peningkatan
kapasitas petugas dalam mendukung pelaksanaan deteksi dini. .
3) Menganalisa kebutuhan peralatan dan bahan habis pakai yang menunjang
pelaksanaan kegiatan deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan
keluarnya dan menganggarkannya dalam dokumen penganggaran.
45
4) Melaksanakan review penetapan target dengan menganalisa dan menyusun
target dengan memperhatikan faktor kemungkinan yang terjadi, sehingga
setting target ditetapkan dengan baik dan dapat tercapai dalam
pelaksanaannya.
i. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Anggaran yang tersedia dalam pelaksanaan ini yaitu Rp 427.865.000,- dan
terealisasi sebesar Rp 392.284.500,- atau sebesar 91,68%. Capaian kinerja jumlah
deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya adalah 96,7%
dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran sebesar 91,68% yang berarti
terdapat efisiensi sumber pembiayan sebesar 5,02%.
4. Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus
a. Pengertian
Pelayanan kesehatan pada situasi khusus yaitu pelayanan kesehatan kepada
masyarakat pada situasi/kondisi atau kegiatan-kegiatan legal terencana yang
sifatnya massal dan jelas penanggung jawabnya, bisa oleh pemerintah, swasta,
perhimpunan profesi, organisasi massa ataupun masyarakat, dalam keterkaitannya
dengan upacara-upacara agama, adat, festival atau pekan raya, dimana pada
peristiwa atau kegiatan tersebut melibatkan sejumlah besar orang minimal 1000
orang pada suatu tempat tertentu, dalam kurun waktu minimal 3 hari. Jenis situasi
khusus dibedakan menjadi 2 yaitu situasi khusus yang bergerak (mobile) seperti
arus mudik lebaran dan arus mudik natal dan tahun baru serta situasi khusus yang
teralokalisir (statis) seperti upacara adat, kegiatan festival seni dan budaya,
upacara keagamaan, pesta olah raga, kampanye pemilihan umum
b. Definisi Operasional
Jumlah pelayanan kesehatan yang di laksanakan pada saat situasi khusus tertentu
seperti lebaran, natal, tahun baru dan lain – lain.
c. Rumus/Cara perhitungan
Akumulasi jumlah layanan (posko) yang melakukan pelayanan kesehatan pada
saat lebaran, natal, tahun baru dan lainnya dalam satu tahun
46
d. Capaian Indikator
KantorKesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan sebagai otoritas bidang
kesehatan di wilayah pelabuhan dan bandara membentuk Tim Posko Lebaran dan
Natal Tahun Baru tahun 2019. Tim tersebut akan berkoordinasi dengan beberapa
instansi terkait diantaranya Syahbandar, Unit Penyelenggaraan Bandar Udara
(UPBU), Dinas Perhubungan, Kesatuan Pelaksanaan Pengamanan Pelabuhan
(KPPP), Pelindo, Palang Merah Indonesia (PMI) dan Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) guna kelancaran arus mudik/balik di wilayah kerja pelabuhan dan bandara
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan.
Berdasarkan hasil rapat koordinasi penyelenggaraan Posko arus mudik/balik
Lebaran dan Natal Tahun Baru, maka telah dibentuk Tim Posko Arus Mudik tahun
2019. Posko Arus Mudik Lebaran berlangsung di Bandara dimulai dari H-7 sampai
dengan H+7 dari tanggal 29 Mei sampai dengan 13 Juni 2019 sedangkan di posko
kesehatan Pelabuhan Laut dimulai dari H-12 sampai dengan H+12 yaitu dari
tanggal 22 Mei 2019 sampai dengan 20 Juni 2019, sedangkan untuk Posko Arus
Mudik Natal dan Tahun Baru berlangsung di Bandaraselama 19 hari yang dimulai
tanggal 19 Desember 2019 s.d 6 Januari 2020 dan di wilayah pelabuhan selama 22
hari yang dimulai tanggal 18 Desember 2019 s.d 8 Januari 2020.
Petugas yang terlibat dalam tin ini yaitu Dokter, Perawat, Analis Laboratorium,
Santiarian, Epidemiolog, Tenaga administrasi dan Supir Ambulance. Untuk layanan
(posko) kesehatan pada arus mudik lebaran, natal dan tahun baru berada di
terminal penumpang yang terdapat di :
1) Posko Kesehatan Pelabuhan Tengkayu Tarakan
2) Posko Kesehatan Pelabuhan Malundung Tarakan
3) Posko Kesehatan Bandar Udara Juwata Tarakan
4) Posko Kesehatan Pelabuhan Tanjung Selor
5) Posko Kesehatan Bandar Udara Tanjung Selor
6) Posko Kesehatan Pelabuhan Nunukan
7) Posko Kesehatan Bandara Udara Nunukan
8) Posko Kesehatan Pelabuhan Bunyu
9) Posko Kesehatan Pelabuhan Sebatik
10) Posko Kesehatan Pelabuhan Malinau
11) Posko Kesehatan Bandar Udara Malinau
12) Posko Kesehatan Bandar Udara Berau
47
Kegiatan yang dilaksanakan selama Posko Arus Mudik Lebaran, Natal dan
Tahun Baru yaitu pelayanan kesehatan medic, pelayanan rujukan, surveilan
penumpang kapal/pesawat dan awak kapal/pesawat, surveilans alat angkut, dan
kegiatan Pengendalian Risiko Lingkungan di wilayah Pelabuhan dan Bandar Udara
serta berkoordinasi dengan pihak terkait dalam hal kegiatan PoskoArus Mudik
Lebaran, Natal dan Tahun Baru.
1) Perbandingan antara Target dan Realisasi Capaian Kinerja Tahun 2019
Tabel 17. Capaian Jumlah Pelayanan Kesehatan pada Situasi Khusus sesuai
Perjanjian Kinerja Tahun 2019
Indikator Target Realisasi Persentase
Capaian
pelayanan kesehatan pada situasi khusus
12 Layanan
24 Layanan
200%
Capaian jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khususberhasil
mencapaitarget yang ditetapkan. Capaian yang diperoleh sebesar 200%
merupakan capaian yang sebenarnya. Hal ini dikarenakan kegiatan pelayanan
kesehatan pada situasi khusus dilaksanakan pada 12 posko pelayanan
kesehatan pada arus mudik lebaran dan 12 posko pelayanan kesehatan pada
arus mudik natal dan tahun baru, sehingga total pelayanan kesehatan yaitu 24
pelayanan kesehatan. Capaiannya 200% dikarenakan jumlah pelayanan
kesehatan pada situasi khusus merupakan TUPOKSI Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Tarakan.
2) Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2019dengan
beberapa tahun terakhir
Capaian jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus bila dibandingkan
dengan capaian 3 (Tiga) tahun sebelumnya sebagai berikut:
48
Tabel 18. Perbandingan Capaian Jumlah Pelayanan Kesehatan pada Situasi
Khusus Tahun 2019 dengan 3 Tahun Sebelumnya
Indikator Target Tahun 2019
Realisasi Tahun 2019
Capaian Kegaiatan Tahun
2018 2017 2016
Jumlah Pelayanan Kesehatan pada Situasi Khusus
12 24 12
10
10
Berdasarkan tabel17, diperoleh infomasi capaian kinerja tahun 2019 bila
dibandingkan dengan tahun 2018 sama karena setiap tahunnya indikator
kinerja ini tercapai 100%, akan tetapi untuk sasaran atau target pelayanan
kesehatannya bertambah menjadi 24 pelayanan kesehatan dari tahun
sebelumnya berjumlah 12 pelayanan kesehatan (penambahan layanan
kesehatan dihitung dari layananpos kesehatan pada situasi khusus lebaran
terdapat 12 pos layanan dan pada situasi khusus natal dan tahun baru terdapat
12 pos layanan).
3) Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dgn target
jangka Panjang yg terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi
Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus dengan target pada
Dokumen Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Tahun 2019 maka realisasi kinerjanya
0
5
10
15
20
25
Capaian Th 2019 RAK Th 2019
Target 12 24
Realisasi 24 24
Diagram 4. Perbandingan Capaian Jumlah Layanan Kesehatan pada Situasi Khusus Tahun 2019 dengan RAK
49
telah mencapai target 100%, hal ini disebabkan pada dokumen RAK tahun
2019 target jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus yaitu 24
pelayanan.
4) Perbandingan dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Balikpapan
Tabel 19. Perbandingan Capaian Jumlah Pelayanan Kesehatan pada Situasi
Khusus Tahun 2019 dengan KKP Kelas II Balikpapan
Indikator
Capaian KKP Kelas II Tarakan
Capaian KKP Kelas II Balikpapan
T
R
% C
T
R
% C
Jumlah Pelayanan Kesehatan pada Situasi Khusus
24 24 100% 8 8 100%
Capaian kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan tahun 2019 ini
sebesar 100%,sedangkanKantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Balikpapan
mencapai 100%. Jika dibandingkan dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas II Balikpapan, maka capaian kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas
II Balikpapansama dengan capaian kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas
II Tarakan.
e. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator
Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator pelayanan kesehatan pada situasi
khusus yaitu:
1) Persiapan pelaksanaan posko.
2) Penanganan kesehatan (arus mudik dan balik lebaran serta posko natal dan
tahun baru).
3) Pelaporan dan pemantauan Posko.
4) Evaluasi pelaksanaan Posko.
f. Analisa Penyebab Keberhasilan
Perencanaan, persiapan sarana dan prasarana serta koordinasi merupakan kunci
keberhasilan kegiatan.Perencanaan anggaran yang diperlukan bahkan dimulai
prosesnya dalam rentang waktu satu tahun sebelumnya. Sarana dan prasarana
baik fisik maupun non fisik (seperti kerja sama lintas sektor) di tahun berikutnya
50
harus lebih baik lagi pelaksanaannya. Analisa kegiatan tahun sebelumnya dapat
dijadikan prediksi dalam pengelolaan perencanaan.
g. Kendala/masalah yang dihadapi
1) Pencatatan diagnosa penyakit pada posko kesehatan belum menggunakan
pencatatan berdasarkan kode ICD 10 sehingga masih ada ketidakseragaman
pengkodean penyakit.
2) Masih adanya kelompok posko yang tidak tepat waktu dalam menyampaikan
laporan sehingga menghambat ketepatan waktu penyampaian laporan ke
pusat.
h. Pemecahan Masalah
1) Pencatatan menggunakan kode ICD 10 dalam pencatatan diagnose penyakit
dalam kegiatan posko kesehatan.
2) Pencatatan dan pelaporan secara online menggunakan google form, untuk
pencatatan penyakit menggunakan format pusat.
i. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Anggaran yang tersedia dalam pelaksanaan ini yaitu Rp 201.360.000,- (Dua
Ratus Satu Juta Tiga Ratus Enam Puluh Ribu Rupiah) dan terealisasi sebesar Rp
169.122.500,- (Seratus Enam Puluh Sembilan Juta Seratus Dua Puluh Dua Ribu
Lima Ratus Rupiah) atau sebesar 83,99%. Capaian kinerja jumlah pelayanan
kesehatan pada situasi khusus adalah 100% dibandingkan dengan capaian
realisasi anggaran sebesar 83,99% yang berarti terdapat efisiensi sumber
pembiayan sebesar 16,01%. Upaya yang dilakukan dengan adanya efisiensi
sumber pembiayaan sebesar 16,01% tersebut yaitu pengurangan hari pelaksanaan
pelayanan kesehatan pada arus mudik natal dan tahun baru, karena disesuaikan
dengan Surat Edaran Nomor SR.03.04/II/1170/2019 Tentang Penyelenggaraan
Kesehatan Pada Situasi Khusus Mudik Lebaran Tahun 2019/1440 Hdi Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas (KKP) dan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan
Pengendalian Penyakit (BTKLPP).
51
5. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan
dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi
wabah
a. Pengertian
1) Kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan
masyarakat yang berpotensi wabah berupa dokumen rencana kontinjensi
merupakan sebuah dokumen yang berisi rencana/mekanisme/kesepakatan
bersama dalam melaksanakan kegiatan penanggulangan kedaruratan kesehatan
masyarakat.
2) Kedaruratan Kesehatan Masyarakat adalah kejadian kesehatan masyarakat yang
bersifat luar biasa dengan ditandai penyebaran penyakit menular dan atau
kejadian yang disebabkan oleh radiasi nuklir, pencemaran biologi, dan
kontaminasi kimia (NUBIKA), dan pangan yang menimbulkan bahaya kesehatan
dan berpotensi menyebar lintas wilayah atau lintas negara.
b. Definisi Operasional
Jumlah pelabuhan/bandar udara/PLBD yang memiliki kebijakan kesiapsiagaan
berupa dokumen rencana kontijensi penanggulangan kedaruratan kesehatan
masyarakat yang berpotensi wabah.
c. Rumus/Cara perhitungan
Jumlah pelabuhan/bandar udara/PLBD yang memiliki kebijakan kesiapsiagaan
berupa dokumen rencana kontijensi penanggulangan kedaruratan kesehatan
masyarakat yang berpotensi wabah. Indikator ini dihitung kumulatif sesuai dengan
target yang telah ditetapkan dalam RAP 2014 – 2019, yakni 2 pelabuhan / bandara.
d. Capaian Indikator
Pada tahun 2019 dilakukan penyusunan dokumen rencana kontijensi
penanggulangan KKM-MD/PHEIC untuk Pelabuhan Laut Tarakan, yakni pada
tanggal 25 – 26 September 2019 bertempat di Hotel Swiss-Bell Tarakan. Dokumen
rencana kontijensi telah tersusun dengan skenario dan rencana operasi tanggap
darurat mengarah pada kasus Polio. Sebelumnya, pada April tahun 2018 telah
52
disusun dokumen rencana kontijensi untuk Pelabuhan Tunon Taka Nunukan.
Dokumen yang dihasilkana dalah rencana kontijensi untuk penanggulangan Mers
CoV apabila ditemukan suspek Mers CoV yang ditemukan pada penumpang di
suatu alat angkut yangh akan masuk ke wilayah Nunukan.
Jauh sebelum kedua dokumen rencana kontijensi tersebut disusun,
sebelumnya pada tahun 2016 juga telah disusun dokumen yang sama untuk
Bandar Udara Internasional Juwata Tarakan. Pada tahun yang sama juga
dilakukan table top exercise untuk menguji secara parsial kekuatan dokumen
tersebut. Dokumen rencana kontijensi di Bandara Juwata Tarakan ditujukan untuk
penanggulangan Mers CoV pada jamaah haji yang datang melalui Bandara
Juwata.
1) Perbandingan antara Target dan Realisasi Capaian Kinerja Tahun 2019
Capaian jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan
kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang
berpotensi wabah berhasil mencapai target yang ditetapkan dalam Perjanjian
Kinerja Tahun 2019 sebesar 150%.
Tabel 20. Capaian Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD yang Mempunyai Kebijakan Kesiapsiagaan dalam Penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Berpotensi Wabah sesuai Perjanjian Kinerja Tahun 2019 (kumulatif 2014 – 2019)
Indikator Target Realisasi Persentase
Capaian
Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
2 Pelabuhan
3 Pelabuhan
150%
2) Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2019 dengan
beberapa tahun terakhir
Capaian jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan
kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang
berpotensi wabah bila dibandingkan dengan capaian 3 (Tiga) tahun sebelumnya
sebagai berikut:
53
Tabel 21. Perbandingan Capaian Jumlah jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD yang
mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan
kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah Tahun
2019 dengan 3 Tahun Sebelumnya
Indikator
Capaian Kegaiatan Tahun
2018 2017 2016 2015
Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
2 (100%)
1 (50%)
1 (50%)
0 (0%)
Berdasarkan tabel 20, diperoleh infomasi capaian kinerja tahun 2019 bila
dibandingkan dengan tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar 50% karena
tersedianya anggaran untuk melakukan penyusunan dokumen renkon menjadi
lebih dari yang ditargetkan.
3) Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dgn target
yg terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi
Perbandingan capaian dengan target pada dokumen Rencana Aksi Kegiatan
(RAK) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan Tahun 2019 sebagai
berikut:
Tabel 22. Perbandingan capaian dengan target pada dokumen Rencana Aksi
Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan Tahun 2019
Indikator
RAK 2019 Indikator Kinerja 2019
Target
Realisasi Capaian Kinerja
Target
Realisasi Capaian Kinerja
Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
100%
150%
2
3
150%
54
Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan
kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang
berpotensi wabah dengan target pada Dokumen Rencana Aksi Kegiatan (RAK)
Tahun 2019 maka realisasi kinerjanya masih melebihi target yaitu 150%, hal ini
disebabkan pada dokumen RAK tahun 2019 target jumlah
pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam
penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
yaitu 2 pelabuhan/bandara.
4) Perbandingan dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Balikpapan
Tabel 23. Perbandingan Capaian Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD yang
mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan
kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah Tahun
2018 dengan KKP Kelas II Balikpapan
Indikator
Capaian KKP Kelas II Tarakan
Capaian KKP Kelas II Balikpapan
T
R
% C
T
R
% C
Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
2 3 150% 1 1 100%
Capaian kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan tahun 2018 ini
sebesar 100%, sedangkan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Balikpapan
mencapai 100%. Jika dibandingkan dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas
II Balikpapan, maka capaian kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Tarakan lebih besar dari capaian kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Balikpapan.
e. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator
Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD
yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan
kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah yaitu koordinasi lintas sektor dan
lintas program terkait pada semua level administrasi dalam penyusunan renkon.
55
f. Analisa Penyebab Keberhasilan
1) Pentingnya suatu pintu masuk negara mempunyai dokumen kesepakatan antar
lintas sektor sebagai bentuk kesiapsiagaan terhadap bahaya Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKM-MD) serta persyaratan
dalam lampiran IHR Tahun 2005.
2) Komitmen perencanaan dan pencapaian Perjanjian Kinerja tiap tahun
merupakan faktor utama dalam pelaksanaan sosialisasi dan atau penyusunan
dokumen renkon di wilayah Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan.
Hingga tahun 2019 telah tersususn dokumen renkon sebanyak 3 dokumen yaitu
di pelabuhan Nunukan, bandara Tarakan, dan pelabuhan laut Tarakan.
g. Kendala/masalah yang dihadapi
Dalam pelaksanaan kegiatan penerbitan dokumen rencana kontinjensi
penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat tidak ditemukan kendala yang
bermakna.
h. Pemecahan Masalah
Meskipun tidak ditemukan kendala yang berarti, namun jejaring koordinasi dengan
lintas sektor tetap harus dipertahankan.
i. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Anggaran yang tersedia dalam pelaksanaan ini yaitu Rp 91.520.000,- dan
terealisasi sebesar Rp 91.258.850,- atau sebesar 99,71%. Capaian kinerja jumlah
jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam
penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
adalah 150% dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran sebesar 99,71%
yang berarti terdapat efisiensi sumber pembiayan sebesar 50,29%. Upaya yang
dilakukan dengan adanya efisiensi sumber pembiayaan sebesar 50,29% tersebut
yaitu adanya analisa akan justifikasi kebutuhan bahan habis pakai yang diperlukan
pada pelaksanaan kegiatan penyusunan teranalisa dengan baik.
56
6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan
a. Pengertian
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Tarakanselama tahun 2019 dalam rangka cegah tangkal penyakit adalah
penerbitan sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah. Kegiatan ini berupa
pemeriksanaan dan penerbitan dokumen sesuai analisis kebutuhan yang
terperiksa, dokumen yang diterbitkan adalah sertifikat izin laik terbang, jumlah
sertifikat izin angkut orang sakit, jumlah sertifikat izin angkut jenazah, jumlah
penerbitan/legalisasi ICV, jumlah sertifikat surat keterangan pengujian kesehatan.
b. Definisi Operasional
Jumlah sertifikat yang diterbitkan berdasarkan permintaan/permohonan yang
diterima. Jenis sertifikat yang diterbitkan antara lain jumlah sertifikat izin laik
terbang, jumlah sertifikat izin angkut orang sakit, jumlah sertifikat izin angkut
jenazah, jumlah penerbitan/legalisasi ICV,jumlah sertifikat surat keterangan
pengujian kesehatan.
c. Rumus/Cara perhitungan
Akumulasi jumlah sertifikat izin laik terbang, sertifikat izin angkut orang sakit,
sertifikat izin angkut jenazah, jumlah penerbitan/legalisasi ICV,jumlah sertifikat
surat keterangan pengujian kesehatan dalam satu tahun.
d. Capaian Indikator
Capaian indikator perjenis sertifikat yang diterbitkan antara lain jumlah sertifikat izin
laik terbang, jumlah sertifikat izin angkut orang sakit, jumlah sertifikat izin angkut
jenazah, jumlah penerbitan/legalisasi ICV,jumlah sertifikat surat keterangan
pengujian kesehatan dengan gambaran penerbitan sebagai berikut:
.
57
Berdasarkan grafik 7.penerbitan surat keterangan laik terbang selama tahun 2019
sebanyak 1.694 sertifikat dan terbanyak pada bulan Juni yaitu 191 sertifikat karena
merupakan Arus Mudik Lebaran, sedangkan surat ijin angkut orang sakitselama
tahun 2019 sebanyak 1.481 sertifikat dan surat ijin angkut orang sakit terbanyak
pada bulan Juli yaitu 148 sertiikat
Berdasarkan grafik 8.akumulasi penerbitan surat ijin angkut jenazah sebanyak 115
sertifikat/surat dengan penerbitan terbanyak pada bulan Desember yaitu 15
sertifikat.
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nop Des
Sertifikat ijin angkut orangsakit
122 110 128 126 105 123 148 122 106 134 130 127
Sertifikat ijin laik terbang 98 131 115 124 160 191 137 184 123 138 143 150
0
50
100
150
200
250
300
350
Grafik 7. Perbandingan Penerbitan Sertifikat Ijin Angkut Orang Sakit dan Sertifikat Ijin Laik Terbang
KKP Kelas II Tarakan Tahun 2019
9 9
4
11
6
1110
7
109
1415
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nop Des
Grafik 8. Penerbitan Surat Ijin Angkut Jenazah pada KKP Kelas II Tarakan Tahun 2019
58
Pelayanan vaksin internasional adalah upaya untuk memberikan kekebalan kepada
orang terhadap suatu penyakit karantina / potensial wabah tertentu, yang akan
bepergian ke negara. Total penerbitan/legalisasi ICV selama tahun 2019 yaitu
3.808 ICV terbanyak pada bulan September yaitu 691 ICV.
Kantor Kesehatan Pelabuhan melaksanakan pengujian kesehatan nahkoda/pilot,
anak buah kapal/pesawat dan penjamah makanan sesuai standar serta
pengawasan dan atau pemeriksaan kesehatan bagi karyawan di lingkungan
pelabuhan dan bandara. Dari hasil pemeriksaan tersebut diterbitkan sertifikat surat
keterangan pengujian kesehatan sebanyak 495 surat selama tahun 2019, dengan
terbanyak pada bulan September yaitu 69 surat.
52
31
65
35
25
4438
41
69
54
26
15
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nop Des
Grafik 10. Penerbitan Sertifikat Surat Keterangan Pengujian Kesehatan KKP Kelas II Tarakan Tahun 2019
512
387
216
330
8132
148
59
691
421447
484
0
100
200
300
400
500
600
700
800
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nop Des
Grafik 9. Penerbitan/Legalisasi ICV pada KKP Kelas II Tarakan Tahun 2019
59
1) Perbandingan antara Target dan Realisasi Capaian Kinerja Tahun 2019
Berdasarkan dari informasi diatas, maka diperoleh hasil capaian sebagai berikut:
Tabel 24. Capaian Jumlah Sertifikat/Surat Ijin Layanan Kesehatan Lintas Wilayah
sesuai Perjanjian Kinerja Tahun 2019
Indikator Target Realisasi Persentase
Capaian
Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah
Dengan rincian:
7.853 Sertifikat
7.593 Sertifikat 97%
sertifikat izin laik terbang
2.192 Sertifikat 1.694 Sertifikat 77%
sertifikat izin angkut orang sakit
1.603 Sertifikat 1.481 Sertifikat 92%
sertifikat izin angkut jenazah
106Sertifikat 115 Sertifikat 108%
jumlah penerbitan/legalisasi ICV
3.952 ICV 3.808ICV 96%
jumlah sertifikat surat keterangan pengujian kesehatan
490 Sertifikat 495 sertifikat 101%
Capaian jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah Perjanjian
Kinerja Tahun 2019yaitu sebesar 97%. Capaian ini kurang dari yang ditargetkan
dikarenakan berdasarkan permintaan/permohonan yang diterima dari pihak lain
yang memerlukan dokumen.
2) Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2019dengan
beberapa tahun terakhir
60
Tabel 25. Perbandingan Capaian Jumlah Sertifikat/Surat Ijin Layanan Kesehatan
Lintas WilayahTahun 2019dengan Tahun Sebelumnya
Indikator Target Tahun 2019
Realisasi Tahun 2019
Capaian Kegaiatan Tahun
2018 2017 2016
Jumlah Sertifikat/Surat Ijin Layanan Kesehatan Lintas Wilayah (Sertifikat)
7.853 7.593 6.997
6.350
5.542
Berdasarkan tabel 25, diperoleh infomasi capaian kinerja tahun 2019 bila
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya mengalami peningkatan, hal ini
dikarena sudah terlaksananya pendaftaran vaksinasi online.
Jumlah sertifikat izinlaik terbang (SIT) penerbitannya mengalami penurunan dari
tahun 2018, jumlah sertifikat izin angkut orang sakit mengalami peningkatan dari
3 tahun sebelumnya, jumlah sertifikat izin angkut jenazah mengalami penurunan
dari tahun 2018, jumlah penerbitan/legalisasi ICVmengalami peningkatan dari 3
tahun sebelumnya.
3) Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dgn target
jangka Panjang yg terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi
2016 2017 2018
Sertifikat ijin laik terbang 1547 1817 2290
Sertifikat ijin angkut orangsakit
1131 629 974
Sertifikat ijin angkut jenazah 75 99 139
Sertifikat InternasionalVaksinasi
2789 3805 3594
0500
1000150020002500300035004000
Grafik 11. Perbandingan Capaian Penerbitan Surat Ijin/Sertifikat Pelayanan Lintas Wilayah pada
KKP Kelas II Tarakan Tahun 2019
61
Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah dengan target pada
Dokumen Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Tahun 2019 maka realisasi kinerjanya
mencapai target 100%.
4) Perbandingan dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Balikpapan
Tabel 26. Perbandingan Capaian Jumlah Sertifikat/Surat Ijin Layanan Kesehatan
Lintas Wilayah Tahun 2019dengan KKP Kelas II Balikpapan
Indikator
Capaian KKP Kelas II Tarakan
Capaian KKP Kelas II Balikpapan
T
R
% C
T
R
% C
Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah
7.853 7.593 97% 16.390 14.714 90%
Capaian kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan tahun 2019 ini
sebesar 97%, sedangkan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Balikpapanmencapai 90%. Jika dibandingkan dengan Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Balikpapan, maka capaian kinerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Tarakanlebih besar 7%dari capaian kinerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Balikpapan, hal ini disebabkan pada Kantor Kesehatan Kelas
7450750075507600765077007750780078507900
Capaian Th 2019 RAK Th 2019
Target 7853 7853
Realisasi 7593 7593
Diagram 5. Perbandingan Capaian Jumlah Sertifikat/Surat Ijin Layanan Kesehatan Lintas
Wilayah dengan Target RAK
62
II Balikpapanpenerbitan/legalisasi ICV dalam 1 tahun mencapai 8.360 ICV dan
penerbitan sertifikat laik terbang yang mencapai 5.763 dokumen, 2x lipat
dibandingkan dengan yang dicapai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Tarakan.
e. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator
1) Pelayanan penerbitan sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah
termasuk pelayanan vaksinasi internasional (meningitis dan yellow Fever)
sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Pelayanan pendaftaran online pada
pelayanan vaksinasi internasional telah diterapkan.
2) Tersusunnya media Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) alur, persyaratan
dan biaya penerbitan terdapat di seluruh poliklinik Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas II Tarakan.
3) Sosialisasi kepada pengguna jasa mengenai pelayanan penerbitan
sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah
f. Analisa Penyebab Keberhasilan
1) Pelaksanaan kegiatan penerbitan sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas
wilayah sejalan dengan tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan
yaitu pelaksanaan pelayanan kesehatan.
2) Berlakunya sistem pendaftaran vaksinasi online yang membantu pengguna jasa
dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Dalam penerbitan sertifikat /surat
ijin layanan kesehatan lintas wilayah
3) Terdapatnya dana yang memadai, artinya pendanaan untuk melaksanakan
kegiatan ini dianggarkan dalam DIPA KKP Kelas II Tarakan.
g. Kendala/masalah yang dihadapi
1) Belum semua wilayah kerja dilaksanakan sosialisasi kebijakan pelayanan
pendaftaran online untuk vaksinasi.
2) Belum seluruh wilayah kerja mempunyai printer pencetakan ICV.
3) Belum semua wilayah kerja memiliki sumber daya manusia yang memiliki
kewenangan untuk melakukan vaksinasi yakni dokter
63
4) Jaringan internet yang terkadang sulit untuk diakses terutama pada wilayah
kerja dan sering terdapat giliran pemadaman arus listrik sehingga menghambat
penerbitan surat ijin/sertifikat online.
h. Pemecahan Masalah
1) Mengadakan sosialisasi secara rutin setiap tahun kepada pengguna jasa dan
lintas sektor atau lintas program terkait mengenai prosedur tata persayaratan
atau tata cara penerbitan surat sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas
wilayah, baik dalam bentuk pertemuan atau menyebarluaskan media
Komunikasi Informasi dan Edukasi yang informatif.
2) Mengusulkan penambahan tenaga kesehatan dokter guna terpenuhinya
pelayanan vaksinasi di wilayah kerja
3) Menganalisa kebutuhan peralatan dan bahan habis pakai yang menunjang
pelaksanaan kegiatan sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah dan
menganggarkannya dalam dokumen penganggaran
i. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Anggaran yang tersedia dalam pelaksanaan ini yaitu Rp 83.889.000,-dan
terealisasi sebesar Rp 79.033.500,- atau sebesar 94,21%. Capaian kinerja jumlah
sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah adalah 97% dibandingkan
dengan capaian realisasi anggaran sebesar 94,21% yang berarti terdapat efisiensi
sumber pembiayan sebesar 2,79%. Upaya yang dilakukan dengan adanya efisiensi
sumber pembiayaan sebesar 2,79% tersebut yaitu biaya perjalanan dinas pada
biaya akomodasi menggunakan anggaran dengan pemilihan maskapai atau
penginapan yang menawarkan harga lebih terbaik sehingga tidak melebihi dari
pagu yang tersedia serta pengadaan kebutuhan bahan habis pakai dengan dana
yang tidak melebihi pagu anggaran.
7. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi
a. Pengertian
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan
maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan
64
buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan
meningkatkan kesehatan manusia
b. Definisi Operasional
Jumlah pelabuhan/bandara yang sanitasi tempat-tempat umum dengan kriteria
baik, TPM memenuhi syarat Layak/Laik Hygiene dan air memenuhi syarat fisik
di 10 lokasi
c. Rumus/Cara perhitungan
Akumulasi jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai TPM dan TTU
memenuhi syarat layak/laik hygiene, tempat penyediaan air bersih memenuhi
syarat kesehatan.
d. Capaian Indikator
1) Perbandingan antara Target dan Realisasi Capaian Kinerja Tahun 2019
Capaian indikator Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD yang memenuhi syarat-
syarat sanitasi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan dengan capaian
kinerja sebesar 100%. Capaian indikator kinerja kegiatan Jumlah
Pelabuhan/Bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi tahun 2019
dapat diuraikan sebagai berikut :
Tabel 27 Capaian Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD yang memenuhi syarat-
syarat sanitasi
Indikator Target Realisasi Persentase
Capaian
Jumlah Pelabuhan/Bandara/ PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi
10
7 70%
Indikator kinerja Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD yang memenuhi syarat-
syarat sanitasi dibandingkan antara target dan realisasi belum memenuhi dari
target yang ditetapkan dengan capaian indikator mencapai 70%. Jumlah
Pelabuhan/Bandara/ PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi yaitu tujuh
(tujuh) lokasi yang terdiri dari: Pelabuhan Malundung Tarakan, Pelabuhan
Nunukan, Bandara Nunukan, Pelabuhan Bunyu, Pelabuhan Sebatik, Pelabuhan
65
Laut Berau dan Bandara Kalimarau Berau telah memenuhi syarat-syarat
sanitasi.
2) Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2019 dengan
tahun 2018 dan beberapa tahun terakhir
Tabel 28 Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun
2019 dengan tahun 2018 dan beberapa tahun terakhir
Indikator
Capaian Tahun 2018
Capaian Tahun 2019
T
R
% C
T
R
% C
Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi
9 8 89% 10 7 70%
Perbandingan capaian indikator pada tahun 2019 dengan 2018 mengalami
penurunan sebesar 19%, pada tahun 2019 target capaian 10 lokasi (Pelabuhan
Tengkayu I Tarakan, Pelabuhan Malundung Tarakan, Bandara Juwata Tarakan,
Pelabuhan Bunyu, Pelabuhan Sebatik, Pelabuhan Tanjung Selor, Pelabuhan
Nunukan, Bandara Nunukan, Pelabuhan Berau, dan Bandara Kalimarau Berau)
capain tahun 2019 turun karena pada beberapa lokasi pelabuhan atau bandara
yang hasil pengawasan air bersih tidak memenuhi syarat pada 3 lokasi.
Sedangkan capaian indikator pada tahun 2019 dan 2018 berbeda dengan
capaian tahun 2017 hal ini dikarenakan perbedaan indikator, capaian
indikator pada tahun 2017 ialah jumlah sarana air minum yang dilakukan
pengawasan (titik sampel), jumlah tempat-tempat umum yang memenuhi syarat
kesehatan dan jumlah tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat
kesehatan sedangkan capaian indikator pada tahun 2019 adalah Jumlah
Pelabuhan/Bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi
3) Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2019 dgn
target pada dokumen Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Tarakan Tahun 2020 sebagai berikut
66
Tabel 29. Perbandingan Capaian Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD yang
memenuhi syarat-syarat sanitasi dengan Target RAK
Indikator
Capaian Tahun 2019 Perbandingan dengan RAK (Tahun 2019)
T
R
% C
T
R
% C
Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi
10 70 70% 10 7 70%
Capaian kinerja tahun 2019 bila dibandingkan dengan target pada dokumen
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan
Tahun 2019 sebesar 70%, capaian tahun 2019 tidak dapat dibandingkan
dengan tahun 2020 karena terdapat perbedaan indikator, pada tahun 2019
indikator berupa Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD yang memenuhi syarat-
syarat sanitasi dengan target 10 lokasi pelabuhan/bandara/ PLBD sedangkan
pada tahun 2020 target indikator berubah ,menjadi Jumlah pemeriksaan
orang, alat angkut, Barang dan lingkungan dengan target Pemeriksaan
Lingkungan {TTU, TPM} sebanyak 148 lokasi dan Persentase faktor risiko
yang dikendalikan pada orang, alat angkut, barang dan lingkungan dengan
target Faktor Risiko yang dikendalikan pada Lingkungan {TTU, TPM} sebesar
100%.
4) Perbandingan dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Balikpapan
Tabel 30. Perbandingan Capaian Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD yang
memenuhi syarat-syarat sanitasi dengan KKP Balikpapan
Indikator
Capaian KKP Kelas II Tarakan
Capaian KKP Kelas II Balikpapan
T
R
% C
T
R
% C
Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi
10 7 70 3 3 100
Capaian kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan tahun 2019 ini
sebesar 70%, bila dibandingkan dengan pencapaian inndikator KKP Kelas
67
II Balikpapan, maka pencapaian indikator KKP Kelas II Tarakan lebih
rendah 30%.
e. Upaya untuk menunjang capaian indikator
Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai indikator Jumlah
Pelabuhan/Bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi sebagai berikut:
1) Hygiene dan sanitasi TPM
a. Definisi Operasional
suatu usaha pencegahan penyakit yang
menitikberatkan kegiatannya kepada usaha kebersihan dan kesehatan
serta keutuhan makanan itu sendiri. Pengawasan tempat pengolahan
makanan (TPM) adalah upaya melindungi makanan dan minuman di
pelabuhan/bandara serta alat angkut dari kemungkinan tercemar oleh
bahan - bahan kontaminan. Kegiatan pengawasan TPM yang meliputi
pemeriksaan fisik TPM dilingkungan pelabuhan/bandara
b. Rumus/Cara Perhitungan
Jumlah hasil pemeriksaan TPM memenuhi
syarat di 10 lokasi
Realisasi Kegiatan = X100%
Jumlah TPM yang dilakukan pemeriksaan di 10 lokasi
c. Capaian Indikator
Dari 645 TPM yang diperiksa di 10 lokasi pada tahun 2019 seluruh TPM
yang diperiksa memenuhi syarat-syarat sanitasi sehingga capaian
indikator sebesar 100%, TPM yang memiliki temuan selanjutnya diberikan
rekomendasi perbaikan kemudian di evaluasi kembali sehingga memiliki
indikator baik setelah saran perbaikan dilakukan.
68
d. Analisa Kinerja
Kegiatan cakupan pengelolaan TPM yang memenuhi sanitasi mempunyai
tujuan memelihara dan meningkatkan kualitas sanitasi makanan/minuman
di wilayah kerja Kantor kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan serta
melindungi masyarakat yang ada dipelabuhan/bandara dari bahaya
penularan penyakit yang dapat ditimbulkan food born disease. Sasaran
kegiatan ditujukan khusus pada tempat pengolahan makanan yang
terdapat daerah Perimeter dan Buffer area yang pengawasan Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan. Untuk menunjang pengelolaan
TPM yang memenuhi syarat sanitasi dilakukan edukasi kepada penjamah
makanan.
2) Pengawasan penyediaan air
a. Definisi Operasional
Pelaksanaan penyediaan air di lingkungan pelabuhan/bandara dan alat
angkut dilakukan melalui kegiatan pemeriksaan fisik (inspeksi sanitasi).
b. Rumus/Cara Perhitungan
Jumlah hasil pemeriksaan sarana air
memenuhi syarat di 10 lokasi
Realisasi Kegiatan = X100%
Jumlah sarana air yang dilakukan pemeriksaan di 10 lokasi
c. Capaian Indikator
Target sarana air minum yang dilakukan pengawasan sebanyak 144.
Kegiatan pengawasan ini dilaksanakan secara continue setiap bulan
sehingga pelaksanaannya 12 (Dua Belas) kali di 10 (sepuluh) lokasi,
selama tahun 2019 dilaksanakan sebanyak 143 kali, dikarenakan pada
bulan Desember salah satu sarana air bersih di wilker Nunukan sedang
diperbaiki sehingga tidak dapat dilakukan pengawasan. Dalam kegiatan ini
untuk mencapai indikator dilaksanakan pemeriksaan hygiene dan sanitasi
sarana penyedia air bersih serta pemeriksaan kualitas fisik, kimia dan
bakteriologis. Pengawasan sarana air minum yang dilaksanakan dan
69
memenuhi syarat atau tingkat pencemarannya rendah sebanyak 131
sarana, sehingga capaian kinerjanya sebesar 91,6%. Capaian kinerja
indikator ini tidak sesuai dengan target dikarena adanya hasil pemeriksaan
bakteriologis kualitas air pada beberapa sarana air bersih hasilnya tidak
memenuhi syarat yaitu pada bandara Juwata Tarakan, Pelabuhan
Tengkayu I dan Pelabuhan Tanjung Selor.
d. Analisa kinerja
Kegiatan pengawasan sarana air minum di pelabuhan/bandara Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan dilaksanakan setiap satu bulan
sekali dengan sasaran pada tempat suplai air bersih yang ada di wilayah
pelabuhan dan bandara. Dalam pelaksanaanya seluruh sarana air minum
diperiksa.
3) Pengawasan sanitasi gedung/bangunan (STTU)
a. Definisi Operasional
Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum di pelabuhan/bandara adalah
kegiatan pengawasan sanitasi di tempat-tempat umum yang dilaksanakan
12 kali setahun masing-masing di 10 (Sepuluh) lokasi (Pelabuhan
Tengkayu I Tarakan dan Pelabuhan Malundung Tarakan, Bandara Udara
Juwata Tarakan, Pelabuhan Laut Tanjung Selor, Pelabuhan Laut Bunyu,
Pelabuhan Laut Nunukan, Bandara Nunukan, Pelabuhan Laut Berau,
Bandara Kaliamarau Berau dan Pelabuhan Laut Sebatik)
b. Rumus/Cara Perhitungan
Jumlah hasil pemeriksaan TTU memenuhi
syarat di 10 lokasi
Realisasi Kegiatan = X100%
Jumlah TTU yang dilakukan pemeriksaan di 10 lokasi
d. Capaian Indikator
Tempat-Tempat Umum yang ada di wilayah kerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Tarakan dilakukan pemeriksaan kondisi dan
sanitasinya agar tidak menimbulkan risiko kesehatan bagi masyarakat di
70
lingkungan pelabuhan/bandara. Target TTU yang memenuhi syarat
kesehatan adalah 100%. TTU yang diperiksa dan memenuhi syarat
kesehatan sebesar 1050 TTU dari target 1086 TTU yang telah diperiksa
(96,6%).
d. Analisa kinerja
Target TTU yang dilakukan pengawasan sebanyak 1086 kali . Kegiatan
pengawasan ini dilaksanakan secara continue setiap bulan sehingga
pelaksanaannya 12 (Dua Belas) kali di 10 (sembilan) lokasi, selama tahun
2019 dilaksanakan sebanyak 1086 kali. Dalam kegiatan ini untuk mencapai
indikator dilaksanakan pemeriksaan hygiene sanitasi gedung/bangunan dan
mendapatkan hasil sebanyak 1050 sarana TTU memenuhi syarat hygiene
sanitasi gedung dan bangunan, sehingga capaian kinerjanya sebesar
96,6%. Capaian kinerja indikator ini tidak sesuai dengan target dikarena
adanya renovasi wilayah Pelabuhan Tengkayu I, dan pada wilker Tanjung
Selor terdapat bangunan TTU yang telah dialihfungsikan dan tidak terawat
sehingga menyebabkan hasil pengawasan tidak memenuhi syarat hygiene
sanitasi gedung/bangunan.
f. Analisa Penyebab Kegagalan
Capaian indikator pada tahun 2019 sebesar 70%, hal ini menunjukkan bahwa
capaian kinerja tidak memenuhi target kinerja yang telah ditetapkan. Hal yang
mendukung keberhasilan indikator ini antara lain :
1) Keadaaan yang diluar prediksi dari target yang telah ditetapkan, yaitu renovasi
Pelabuhan Tengkayu I, dan terdapat sarana TTU di wilayah kerja tanjung selor
yang pada tahun 2019 telah dialihfungsikan sehingga tidak terawat yang
menyebabkan hasil pengawasan menjadi tidak memenuhi syarat sehingga
mengurangi hasil capaian yang telah ditetapkan pada awal tahun perencanaan
kegiatan.
2) Kualitas atau kuantitas sumber daya manusia yang ada di wilayah kerja.
3) Peralatan dan bahan operasional kegiatan yang cukup dan memenuhi
pelaksanaan kegiatan.
4) Dana yang memadahi, artinya pendanaan untuk melaksanakan kegiatan ini
dianggarkan dalam DIPA Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan.
71
5) Adanya dukungan dari pimpinan dan stakeholder dan secara bertahap
masyarakat berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan ini.
g. Kendala/Masalah yang dihadapi
1) Kendala atau permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan
mencapai indikator ini yaitu pada pemeriksaan sampel air secara bakteriologis
belum bisa dilakukan di KKP Tarakan karena belum adanya Sumber Daya
Manusia (SDM) yang mempunyai sertifikasi keahlian laboratorium dalam
pemeriksaan sampel air untuk pengujian bakteriologis dan belum tersedianya
alat pemeriksaan sampel bakteriologis untuk seluruh wilayah kerja, sehingga
sampel yang telah terambil dirujuk ke Laboratorium Rujukan ( Laboratorium
Kesehatan Daerah).
2) Pemenuhan sarana penunjang (alat pemeriksaan) pelaksanaan kegiatan seperti
lux meter untuk mengukur intensitas cahaya, Sound level meter untuk mengukur
kebisingan, Higrometer masih terbatas jumlahnya dan belum semua wilker
memilik. Sehingga pengukuran yang terbatas alatnya menggunakan check list
dalam pelaksanaanya untuk memeriksa hygine sanitasi TTU di wilayah.
3) Kegiatan pemeriksaan TPM yang dilakukan secara rutin setiap bulannya di
wilayah pelabuhan/bandara, hanya saja pemeriksaan yang dilakukan oleh
petugas KKP Kelas II Tarakan belum dilakukan pemeriksaan sampel secara
mikrobiologis, pemeriksaan dilakukan melalui pemeriksaan organoleptik, fisik
dan kimiawi. Hal ini disebabkan belum adanya alat pemeriksaan sampel secara
mikrobiologis dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai sertifikasi
keahlian laboratorium.
h. Usul Pemecahan Masalah
1) Pemenuhan sumber daya manusia yang mempunyai sertifikasi keahlian
laboratorium dan pengadaan alat untuk memeriksa sampel air/makanan secara
bakteriologis.
2) Penyusunan rencana kegiatan terutama analisa target perlu dilakukan reviu
sehingga semua sarana pada tahun yang mendatang telah masuk di daftar
target yang akan dilakukan pengawasan dan pemeriksaan.
3) Pemenuhan sarana peralatan penunjang pelaksanaan kegiatan sangat penting,
sehinga agar dianggarkan dalam dokumen perencanaan pada tahun yang akan
datang.
72
i. Analisa Efisiensi Sumber Daya
Anggaran yang tersedia dalam pelaksanaan ini yaitu Rp 71.784.000,-(Tujuh Puluh
Satu Juta Tujuh Ratus Delapan Puluh Empat Ribu Rupiah) dan terealisasi sebesar
Rp 62.036.150,- (Enam Puluh Dua Juta Tiga Puluh Enam Ribu Seratus Lima Puluh
Rupiah) atau sebesar 86,42%. Capaian indikator kinerja Jumlah
Pelabuhan/Bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi adalah 70%
dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran sebesar 86,42% yang berarti
terdapat efisiensi sumber pembiayan sebesar 16,42%. Upaya yang dilakukan
dengan adanya efisiensi sumber pembiayaan sebesar 16,42% tersebut yaitu
dengan menggabungkan beberapa kegiatan menjadi satu kegiatan dengan target
peserta yang sama dengan mempertimbangkan kembali analisa pelaksanaan
kegiatan, mengurangi jumlah sdm dalam kegiatan peningkatan kapasitas atau
koordinasi/bimbingan teknis serta membuat skala prioritas kebutuhan akan
pelaksanaan kegiatan yang penting.
8. Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan
buffer area
a. Pengertian
1) Perimeter area yaitu daerah dalam pagar pelabuhan yang diperuntukan untuk
kapal bersandar, lokasi gudang, tempat bongkar muat barang, kantor-kantor
pemerintah dan swasta. Kedua adalah daerah buffer yaitu lingkungan luar
pagar pelabuhan tempat permukiman penduduk dengan radius 400 m dari
batas perimeter.
2) Buffer area yaitu lingkungan luar pagar pelabuhan tempat permukiman
penduduk dengan radius 400 m dari batas perimeter.
b. Definisi Operasional
- Jumlah bandara/pelabuhan baik perimeter maupun buffer yang bebas
vektor (pinjal, Aedes, Anopheles, Kecoa, Lalat) di 10 lokasi, wilayah bebas
vektor merupakan wilayah pelabuhan/bandara tidak menjadi sumber penularan
ataupun habitat yang subur bagi perkembangbiakan kuman/vektor penyakit
dengan melakukan kegiatan pengamatan dan pengendalian untuk
menurunkan populasi atau memutus mata rantai vektor (nilai indeks pinjal
73
≤1, HI perimeter = 0, HI buffer < 1, larva anopheles = 0, kepadatan lalat rendah,
kepadatan lalat < 6).
c. Rumus/Cara perhitungan
Akumulasi jumlah pelabuhan/bandara/PLBD dengan nilai indeks pinjal ≤ 1, HI
perimeter = 0, HI buffer < 1, tidak ditemukan larva anopheles, kepadatan kecoa
rendah dan kepadatan lalat < 6 dalam satu tahun
d. Capaian Indikator
1) Perbandingan antara Target dan Realisasi Capaian Kinerja Tahun 2018
Capaian indikator Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah
perimeter dan buffer area Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan
dengan capaian kinerja sebesar 80%. Capaian indikator kinerja kegiatan
Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan
buffer area tahun 2019 dapat diuraikan sebagai berikut :
Tabel 31. Capaian Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD bebas vektor pada
wilayah perimeter dan buffer area
Indikator Target Realisasi Persentase
Capaian
Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area
10
8 80%
Indikator kinerja Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah
perimeter dan buffer area dibandingkan antara target dan realisasi tidak
memenuhi dari target yang ditetapkan dengan capaian indikator mencapai 80%.
Jumlah lokasi yang bebas vektor yaitu 8 (delapan) lokasi yang terdiri dari:
Pelabuhan Malundung Tarakan, Bandara Udara Juwata Tarakan, Pelabuhan
Laut Nunukan, Bandara Nunukan, Pelabuhan Laut Berau, Bandara Kalimarau
Berau, Pelabuhan Tanjung Selor dan Pelabuhan Sebatik telah bebas vektor
(Aedes, Anopheles, Tikus dan Pinjal, Lalat, Kecoa)
74
2) Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2019 dengan
tahun 2018 dan beberapa tahun terakhir
Tabel 32. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun
2019 dengan tahun 2018 dan beberapa tahun terakhir
Indikator
Capaian Tahun 2018 Capaian Tahun 2019
T
R
% C
T
R
% C
Jumlah Pelabuhan/ Bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area
9 7 78% 10 8 80%
Perbandingan capaian indikator pada tahun 2019 dengan 2018 mengalami
kenaikan sebesar 2%, pada tahun 2019 target capaian 10 lokasi (Pelabuhan
Tengkayu I Tarakan, Pelabuhan Malundung Tarakan, Bandara Juwata Tarakan,
Pelabuhan Bunyu, Pelabuhan Sebatik, Pelabuhan Tanjung Selor, Pelabuhan
Nunukan, Bandara Nunukan, Pelabuhan Berau, dan Bandara Kalimarau Berau)
capain tahun 2019 tidak mencapai target karena pada beberapa lokasi
pelabuhan atau bandara yang hasil pengawasan HI pada wilayah buffer tidak
memenuhi syarat pada 2 lokasi yaitu Pelabuhan Laut Bunyu dan Pelabuhan
Tengkayu I.
Capaian indikator pada tahun 2019 berbeda dengan capaian tahun 2017 hal ini
dikarenakan perbedaan indikator, capaian indikator pada tahun 2017
adalah jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang melakukan pengawasan vektor
terpadu sedangkan capaian indikator pada tahun 2019 adalah jumlah
bandara atau pelabuhan yang bebas vektor.
3) Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2019 dgn
target pada dokumen Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Tarakan Tahun 2019 sebagai berikut.
75
Tabel 33. Perbandingan Capaian Jumlah Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD
bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area dengan Target
RAK
Indikator
Capaian Tahun 2019 Perbandingan dengan RAK
(Tahun 2019)
T
R
% C
T
R
% C
Jumlah Pelabuhan/ Bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area
10 8 80% 10 8 80%
Capaian kinerja tahun 2019 bila dibandingkan dengan target pada dokumen
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan
Tahun 2019 sebesar 80%, capaian tahun 2019 tidak dapat dibandingkan
dengan tahun 2020 karena terdapat perbedaan indikator, pada tahun 2019
indikator berupa Jumlah pelabuhan/bandara/ PLBD bebas vektor pada
wilayah perimeter dan buffer area dengan target 10 lokasi pelabuhan/bandara/
PLBD sedangkan pada tahun 2020 target indikator berubah ,menjadi
Terwujudnya pengendalian faktor risiko di Pintu masuk negara dengan target
> 80%.
4) Perbandingan dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Balikpapan
Tabel 34. Perbandingan Capaian Jumlah Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD
bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area dengan KKP
Kelas II Balikpapan
Indikator
Capaian KKP Kelas II Tarakan
Capaian KKP Kelas II Balikpapan
T
R
% C
T
R
% C
Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area
10 8 80 3 5 166,6
Capaian kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan tahun 2018 ini
sebesar 80%, bila dibandingkan dengan pencapaian inndikator KKP Kelas
II Balikpapan, maka pencapaian indikator KKP Kelas II Tarakan lebih
rendah 86,6%.
76
e. Upaya untuk menunjang capaian indikator
Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai indikator Jumlah
Pelabuhan/Bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area
sebagai berikut:
1) Jumlah surveilans vektor Aedes di wilayah pelabuhan/bandara
a. Definisi Operasional
Surveilans vektor Aedes di wilayah pelabuhan/bandara/PLBD adalah
kegiatan pengamatan terhadap keberadaan jentik Aedes yang dilakukan
secara kontinu setiap bulannya di perimeter maupun buffer wilayah
pelabuhan/bandara. Sesuai SOP nasional kegiatan Kantor Kesehatan
Pelabuhan di pintu masuk negara bebas vektor aedes di bandara atau
pelabuhan jika House Index (HI) diperimeter = 0 dan buffer <1
b. Rumus/Cara Perhitungan
Jumlah hasil survei aedes yang dipersyaratkan
di 10 lokasi
Realisasi Kegiatan = X100%
Total survei aedes di 10 lokasi
c. Capaian Indikator
Target kegiatan surveilan vektor Aedes di pelabuhan/bandara adalah 10
lokasi (Pelabuhan Tengkayu I Tarakan, Pelabuhan Malundung Tarakan,
Bandara Juwata Tarakan, Pelabuhan Bunyu, Pelabuhan Sebatik,
Pelabuhan Tanjung Selor, Pelabuhan Nunukan, Bandara Nunukan,
Pelabuhan Berau, dan Bandara Kalimarau Berau) bebas vektor Aedes.
Dari 120 kali kegiatan surveilans vektor Aedes di 10 lokasi selama
setahun telah terjadi 26 kali kenaikan House Index yang langsung
dilakukan intervensi berupa penyuluhan, larvasida dan fogging. Setelah
intervensi dilakukan survey kembali untuk mengevaluasi keberhasilan
intervensi dan didapatkan hasil index Aedes yang dipersyaratkan.
77
d. Analisa Kinerja
Pelaksanaan kegiatan surveilans vektor Aedes talah dilakukan di semua
wilayah kerja dengan kegiatan pengamatan keberadaan jentik Aedes
yang rutin setiap bulannya sehingga terlaksana kegiatan tersebut
sebanyak 12 kali untuk masing masing lokasi. HI yang tidak sesuai yang
dipersyaratkan terjadi pada musim penghujan dimana terjadi kenaikan
infestasi Aedes. Pada saat terjadi kenaikan nilai HI maka dilakukan
intervensi. Adapun kegiatan surveilans vektor Aedes tahun 2019
dengan tahun 2018 sama-sama mengalami kenaikan HI pada wilayah
buffer sebanyak 26 kali.
2) Jumlah surveilans vektor Anopheles di wilayah pelabuhan/bandara
a. Definisi Operasional
Surveilans vektor Anopheles di wilayah pelabuhan/bandara adalah
kegiatan pengamatan terhadap keberadaan jentik Anopheles yang
dilakukan di perimeter maupun buffer wilayah pelabuhan/bandara.
b. Rumus/Cara Perhitungan
Jumlah hasil survei tidak larva Anopheles di 10 lokasi
Realisasi Kegiatan = X 100%
Total survei Anopheles di 10 lokasi
c. Capaian Indikator
Target kegiatan survei jentik Anopheles di pelabuhan/bandara adalah 10
lokasi bebas jentik Anopheles. Dari 120 kali kegiatan survei vektor
Anopheles yang dilaksanakan di 10 lokasi (Pelabuhan Tengkayu I
Tarakan, Pelabuhan Malundung Tarakan, Bandara Juwata Tarakan,
Pelabuhan Bunyu, Pelabuhan Sebatik, Pelabuhan Tanjung Selor,
Pelabuhan Nunukan, Bandara Nunukan, Pelabuhan Berau, dan Bandara
Kalimarau Berau) didapatkan seluruh hasil survey dipper index = 0 yang
artinya tidak ditemukan jentik anopheles dan 1 kali survey di
Bandara Juwata Tarakan dan 2 kali survey di wilker Sebatik ditemukan
78
jentik yang kemudian di identifikasi ternyata larva dari nyamuk culex,sp,
sehingga hasil survey dipper index tetap 0 yang artinya tidak ditemukan
larva Anopheles.
d. Analisa kinerja
Kegiatan survey jentik Anopheles adalah suatu rangkaian proses
pengamatan secara terus menerus sistemik dan berkesinambungan
dalam pengumpulan, analisa dan interpretasi data kesehatan dalam
upaya untuk menghasilkan informasi yang akurat yang dapat disebar
luaskan dan digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan tindakan
penanggulangan yang cepat dan tepat disesuaikan dengan kondisi
setempat. Untuk kegiatan survey jentik Anopheles telah dilakukan 120
kali di 10 lokasi dan tidak ditemukan jentik Anopheles. Kurangnya sumber
daya manusia yang terlatih dan personil merupakan tantangan besar
untuk menjadikan wilayah bebas vektor malaria yang direncanakan.
Kebijakan yang diambil agar terlaksananya program melalui menentukan
titik-titik tempat perindukan vektor dan memetakannya dan koordinasi
yang baik diperlukan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan
faktor risiko. Adapun kegiatan surveilans vektor Anopheles tahun 2019
dengan tahun 2018 meimiliki hasil yang sama tidak ditemukan larva
anopheles
3) Jumlah surveilans vektor tikus dan pinjal di wilayah pelabuhan/bandara
a. Definisi Operasional
Surveilans vektor tikus dan pinjal di wilayah pelabuhan/bandara adalah
kegiatan mengamati atau memantau secara periodik pada tempat-tempat
yang ditentukan yang merupakan tempat didapatkannya tanda-tanda
adanya tikus. Sesuai SOP nasional kegiatan Kantor Kesehatan
Pelabuhan di pintu masuk negara kegiatan surveilan tikus dan pinjal
dilakukan setiap 40 hari sekali selama 5 hari berturut turut dengan jumlah
perangkap minimal 100 buah. Bebas vektor tikus di bandara atau
pelabuhan dimana index pinjal <1.
79
b. Rumus/Cara Perhitungan
Jumlah survei tikus dengan index pinjal<1 di 10 lokasi
Realisasi Kegiatan = X100% Jumlah survei tikus dan pinjal
di 10 lokasi
c. Capaian Indikator
Target kegiatan surveilans vektor tikus dan pinjal adalah 10 lokasi
(Pelabuhan Tengkayu I Tarakan, Pelabuhan Malundung Tarakan, Bandara
Juwata Tarakan, Pelabuhan Bunyu, Pelabuhan Sebatik, Pelabuhan
Tanjung Selor, Pelabuhan Nunukan, Bandara Nunukan, Pelabuhan Berau,
dan Bandara Kalimarau Berau) dengan index pinjal <1. Kegiatan survei
tikus dan pinjal telah dilaksanakan 57 kali di 10 lokasi dimana hasil dari
semua survei tidak ditemukan pinjal atau index pinjal=0 yang artinya
capaian indikatornya adalah 100%. Dari capaian kinerja tahun 2019
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu tahun 2018 terjadi kenaikan
jumlah survey tikus dan pinjal yaitu pada tahun 2018 sebanyak 45 kali dan
pada tahun 2019 yaitu 57 kali, hasil dari semua survei baik di tahun 2018
atau 2019 tidak ditemukan pinjal atau index pinjal=0.
e .Analisa Kinerja
Pelaksanaan kegiatan wilayah bebas vektor pes dipelabuhan/bandara
semuanya sudah dilakukan meskipun ada kendala. Kebijakan yang
diambil agar terlaksananya program melalui pendekatan dengan stake
holder dan menyamakan persepsi kegiatan dengan lintas program
maupun lintas sektor dengan cara sosialisasi dan pertemuan secara
berkala. Kendala pada saat pemasangan perangkap jumlah yang
dipasang dengan jumlah perangkap yang diambil tidak sama karena ada
yang hilang dan masyarakat pelabuhan/bandara masih belum menyadari
akan pentingnya sanitasi lingkungan guna memutus mata rantai
penularan penyakit seperti menumpuk barang-barang yang tidak terpakai
sehingga dijadikan sarang tikus.
80
4) Jumlah surveilans vektor lalat di wilayah pelabuhan/bandara
a. Definisi Operasional
Kegiatan surveilans vektor lalat yang dilaksanakan adalah
pengukuran tingkat kepadatan lalat dimana data ini dapat dipakai
untuk merencanakan upaya pengendalian/pemberantasan. Sesuai
SOP nasional kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan di pintu masuk
negara interprestasi hasil kepadatan lalat yang tidak menjadi masalah
pada pelabuhan/bandara adalah <6.
b. Rumus/ Cara perhitungan
Jumlah survei lalat dengan kepadatan
rendah di 10 lokasi
Realisasi Kegiatan = X 100%
Jumlah survei lalat di 10 lokasi
c. Capaian Indikator
Target kegiatan surveilans vektor lalat 10 lokasi (Pelabuhan
Tengkayu I Tarakan, Pelabuhan Malundung Tarakan, Bandara Juwata
Tarakan, Pelabuhan Bunyu, Pelabuhan Sebatik, Pelabuhan Tanjung
Selor, Pelabuhan Nunukan, Bandara Nunukan, Pelabuhan Berau, dan
Bandara Kalimarau Berau). Dari 120 kali survei yang dilaksanakan di
10 lokasi didapatkan hasil 120 kali survey kepadatan < 6 dan 1 kali
survey di Pelabuhan Nunukan kepadatan lalat tidak memenuhi
syarat sehingga capaian indikatornya 99,17%. Dilakukan intervensi
dengan metode spraying, setelah intervensi dilakukan survey kembali
untuk mengevaluasi kegiatan intervensi dan didapatkan hasil
kepadatan lalat < 6 yang artinya lokasi tersebut telah bebas dari
vektor lalat.
d. Analisa Kerja
Kegiatan survey lalat adalah suatu rangkaian proses pengamatan
secara terus menerus dan berkesinambungan dalam pengumpulan,
analisa dan interpretasi data kesehatan dalam upaya untuk
menghasilkan informasi yang akurat yang dapat disebarluaskan dan
digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan tindakan
81
penanggulangan yang cepat dan tepat disesuaikan dengan kondisi
setempat. Untuk kegiatan survey lalat telah dilakukan 120 kali di 10
lokasi. Kebijakan yang diambil agar dapat terlaksananya kegiatan
melalui menentukan titik-titik sebagai tempat potensial
perkembangbiakan lalat dan memetakannya serta koordinasi yang
baik diperlukan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan faktor
risiko, pendekatan dengan stake holder dan menyamakan persepsi
kegiatan dengan lintas program maupun lintas sektor dengan cara
sosialisasi.
Kendala dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah masih rendahnya
kesadaran masyarakat di pelabuhan/bandara dalam budaya hidup
bersih dan sehat hal ini masih terlihat sampah yang tercecer di
lingkungan pelabuhan/bandara dan pemilik rumah makan atau
warung saat membuang sampah terutama sisa makanan masih
tercecer di luar TPS sehingga menjadi sumber makanan dan tempat
berkembang biak lalat.
5) Jumlah surveilans vektor kecoa di wilayah
pelabuhan/bandara Definisi Operasional
Kegiatan surveilans vektor kecoa yang dilaksanakan adalah
pengukuran tingkat kepadatan kecoa dimana data ini dapat dipakai
untuk merencanakan upaya pengendalian/pemberantasan.
Interprestasi hasil kepadatan kecoa yang tidak menjadi masalah pada
pelabuhan/bandara adalah kategori kepadatan rendah.
b. Rumus/ Cara perhitungan
Jumlah survei kecoa dengan kepadatan
rendah di 10 lokasi
Realisasi Kegiatan = X 100%
Jumlah survei kecoa di 10 lokasi
82
c. Capaian Indikator
Target kegiatan surveilans vektor kecoa adalah 10 lokasi (Pelabuhan
Tengkayu I Tarakan, Pelabuhan Malundung Tarakan, Bandara Juwata
Tarakan, Pelabuhan Bunyu, Pelabuhan Sebatik, Pelabuhan Tanjung
Selor, Pelabuhan Nunukan, Bandara Nunukan, Pelabuhan Berau, dan
Bandara Kalimarau Berau). Dari 120 kali survei yang dilaksanakan di
10 lokasi didapatkan hasil 119 kali survey kepadatan kecoa rendah
dan 1 kali survey di Bandara Juwata Tarakan kepadatan kecoa
tinggi sehingga capaian indikatornya 99,17%. Dilakukan intervensi
dengan metode spraying, setelah intervensi dilakukan survey kembali
untuk mengevaluasi kegiatan intervensi dan didapatkan hasil
kepadatan kecoa menjadi rendah yang artinya lokasi tersebut telah
bebas dari vektor kecoa.
d. Analisa Kerja
Kegiatan survey kecoa adalah suatu rangkaian proses
pengamatan secara terus menerus dan berkesinambungan dalam
pengumpulan, analisa dan interpretasi data kesehatan dalam upaya
untuk menghasilkan informasi yang akurat yang dapat disebarluaskan
dan digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan tindakan
penanggulangan yang cepat dan tepat disesuaikan dengan kondisi
setempat.Untuk kegiatan survey kecoa telah dilakukan 120 kali di 10
lokasi. Kebijakan yang diambil agar dapat terlaksananya kegiatan
melalui menentukan titik-titik sebagai tempat potensial
perkembangbiakan kecoa dan memetakannya serta koordinasi yang
baik diperlukan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan faktor
risiko, pendekatan dengan stake holder dan menyamakan persepsi
kegiatan dengan lintas program maupun lintas sektor dengan cara
sosialisasi.
83
f. Analisa Penyebab Keberhasilan/Kegagalan
Capaian indikator pada tahun 2019 sebesar 80%, hal ini menunjukkan bahwa
capaian kinerja belum memenuhi target kinerja yang telah ditetapkan. Hal yang
menyebabkan kegagalan indikator ini antara lain :
1) Keadaaan yang diluar prediksi, yaitu terjadinya pembangunan ulang di
wilayah Pelabuhan Tengkayu I sehingga menjadi tidak terawat, yang
menyebabkan tempat tersebut menjadi tempat perkembangbiakan vektor.
2) Kualitas atau kuantitas sumber daya manusia yang ada di wilayah kerja.
3) Peralatan dan bahan operasional kegiatan yang cukup dan memenuhi
pelaksanaan kegiatan.
4) Dana yang memadahi, artinya pendanaan untuk melaksanakan kegiatan ini
dianggarkan dalam DIPA Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan.
5) Adanya dukungan dari pimpinan dan stakeholder dan secara bertahap
masyarakat berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan ini.
g. Kendala/Masalah yang dihadapi
Kendala atau permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan
mencapai indikator ini yaitu kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga
kebersihan lingkunganya sehingga berpotensi menjadi tempat perindukan dan
perkembangbiakan vektor penyakit.
h. Usul Pemecahan Masalah
1) Pelaksanaan kegiatan survey pada saat tidak hujan/dilaksanakan pada
saat cuaca mendukung.
2) Berkoordinasi dengan instansi terkait termasuk Pengelola dan otoritas
pelabuhan/bandara dalam meningkatkan kesadaran mayarakat melalui
promosi pengendalian vektor untuk menjaga agar binatang pembawa
vektor penyakit tidak berkembang biak agar pelaksanaan pemberantasan
menjadi lebih efektif dan tepat sasaran.
3) Mengadakan kegiatan sosialisasi mengenai penyakit-penyakit yang dapat
ditularkan melalui vektor dan upaya-upaya pengendalian vektor dalam
rangka mendekatkan dan menyamakan persepsi dengan stakeholder lintas
program dan lintas sektor serta masyarakat di wilayah pelabuhan/bandara.
84
i. Analisa Efisiensi Sumber Daya
Anggaran yang tersedia dalam pelaksanaan ini yaitu Rp 602.400.000,-(Enam
Ratus Dua Juta Empat Ratus Ribu Rupiah) dan terealisasi sebesar Rp
521.240.581,- (Lima Ratus Dua Puluh Satu Juta Dua Ratus Empat Puluh Ribu
Lima Ratus Delapan Puluh Satu Rupiah) atau sebesar 86.52%. Capaian
indikator kinerja Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah
perimeter dan buffer area adalah 80% dibandingkan dengan capaian realisasi
anggaran sebesar 86.52% yang berarti terdapat efisiensi sumber pembiayan
sebesar 6.52%. Upaya yang dilakukan dengan adanya efisiensi sumber
pembiayaan sebesar 6.52% tersebut yaitu dengan menggabungkan beberapa
kegiatan menjadi satu kegiatan dengan target peserta yang sama dengan
mempertimbangkan kembali analisa pelaksanaan kegiatan, mengurangi jumlah
sdm dalam kegiatan peningkatan kapasitas atau koordinasi/bimbingan teknis
serta membuat skala prioritas kebutuhan akan pelaksanaan kegiatan yang
penting.
9. Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung
a. Pengertian
1) Deteksi dini adalah usaha untuk mengenali/mengidentifikasi terhadap suatu
hal missal penyakit, sebagai bentuk preventif (pencegahan) sejak awal
terhadap indikasi-indikasi akan terjadinya suatu penyakit.
2) Penyakit Menular Langsung adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh
sebuah agen biologi (seperti virus, bakteria atau parasit), bukan disebabkan
faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti keracunan) yang cara
penularan penyakitnya bias media Langsung dari Orang ke Orang dan
melalui media Udara.
b. Definisi Operasional
Jumlah orang yang melaksanakan skrining penyakit menular meliputi penyakit
TB, HIV/AIDS dan lainnya.
c. Rumus/Cara perhitungan
Akumulasi jumlah orang yang melaksanan skrining penyakit menular meliputi
penyakit TB, HIV/AIDS dan lainnya dalam satu tahun
85
d. Capaian Indikator
1) Perbandingan antara Target dan Realisasi Capaian Kinerja Tahun 2019
Capaian indikator Jumlah orang yang melaksanakan skrining penyakit
menularyang meliputi penyakit TB dan HIV AIDS di wilayah pelabuhan dan
bandara Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakandengan capaian
kinerja sebesar 121%. Capaian indikator kinerja kegiatan Jumlah orang
yang melaksanan skrining penyakit menular meliputi penyakit TB,
HIV/AIDS dan lainnya tahun 2019dapat diuraikan sebagai berikut :
Tabel 35. Capaian Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit
menular langsung sesuai Perjanjian Kinerja Tahun 2019
Indikator Target Realisasi Persentase
Capaian
Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung
Dengan rincian:
800 Orang
966 Orang 121%
Skrining HIV AIDS 300 Orang 454 Orang 151%
Skrining TB 500 Orang 512 Orang 102%
Indikator kinerja Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular
langsungdibandingkan antara target dan realisasi melebihi dari target yang
ditetapkan dengan capaian indikator mencapai 121%. Kegiatan yang
dilakukan terdiri dari skrining HIV AIDS sebanyak 151 Orang dan skrining
TB sebanyak 512 Orang. Kegiatan ini dilaksanakan di semua wilayah
kerja, yaitu pelabuhan laut Tarakan, Bandara Tarakan, Wilker Nunukan,
Wilker Bunyu, Wilker Sebatik, Wilker Berau, Pos Tanjung Selor dan Pos
Malinau.
2) Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2019
dengan tahun 2018 dan beberapa tahun terakhir
86
Tabel 36. Perbandingan Capaian Jumlah orang yang melakukan skrining
penyakit menular langsung Tahun 2019 dengan Tahun Sebelumnya
Indikator Target Tahun
2019 Realisasi
Tahun 2019
Capaian KegiatanTahun
2018
Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung (Orang)
800 966 723
Berdasarkan tabel 36, diperoleh infomasi capaian kinerja tahun 2019 bila
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya mengalami peningkatan,
hal ini sesuai dengan target yang ditetapkan untuk Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II yaitu target HIV AIDS sebanyak 300 Orang dan TB
sebanyak 500 Orang.
Jumlah orang yang diskrining penyakit menular HIV AIDS mengalami
peningkatan dari tahun 2018, dan jumlah orang yang diskrining penyakit
menular TB sama dengan tahun 2018.
3) Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2019 dgn
target pada dokumen Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Tarakan Tahun 2019 sebagai berikut.
2018 2019
Jumlah orang yangmelakukan skrining HIV AIDS
210 454
Jumlah orang yangmelakukan skrining TB
513 512
0
100
200
300
400
500
600
Grafik 12. Perbandingan Capaian Jumlah orang yang melakukan skrining Penyakit Menular Langsung pada
KKP Kelas II Tarakan Tahun 2019
87
Tabel 37. Perbandingan Capaian Jumlah orang yang melakukan skrining
penyakit menular langsungdengan RAK
Indikator
Capaian Tahun 2019 Perbandingan dengan RAK (Tahun 2019)
T
R
% C
T
R
% C
Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung
800 966 121% 800 966 121%
Capaian kinerja tahun 2019 bila dibandingkan dengan target pada
dokumen Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas II Tarakan Tahun 2019 sebesar 100%, hal ini dikarenakan target
capaian dan RAK sama. Target Deteksi HIV AIDS sebanyak 300 Orang
dan Deteksi Dini TB sebanyak 500 Orang. Kegiatan deteksi dini TB di
laksanakan di sepuluh wilayah.Dan deteksi dini HIV AIDS dilaksanakan di
empat wilayah, yaitu Tarakan, Berau, Nunukan dan Sebatik.
4) Perbandingan dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Balikpapan
Tabel 38.Perbandingan Capaian Jumlah orang yang melakukan skrining
penyakit menular langsung dengan KKP Kelas II Balikpapan
Indikator
Capaian KKP Kelas II Tarakan
Capaian KKP Kelas II Balikpapan
T
R
% C
T
R
% C
Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung
800 966 121% 800 1.680 210%
Capaian kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan tahun
2019 ini sebesar 121%, bila dibandingkan dengan Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Balikpapan lebih rendah 89%, hal ini kemungkinan
dikarenakan wilayah kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Balikpapan lebih luas dan telah melaksanakan kegiatan skrining HIV
AIDS sudah sejak lama dan telah menjadi kegiatan rutin.
88
e. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator
Pelabuhan/Bandara/PLBD yang melaksanakan kegiatan Jumlah orang yang
melaksanakan skrining penyakit menularyang meliputi penyakit TB dan HIV
AIDS, kegiatannya dilakukan oleh Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan
Tarakan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan kabupaten/Kota setempat yang
ada di wilayah kerja KKP Kelas II Tarakan.
Upaya yang dilakukan dalam mencapai indikator Skrining TB dilaksanakan
sebanyak 10 lokasi dengan target masing-masing sebanyak 50 orang, yang
terdiri dari wilayah pelabuhan laut Tarakan, bandar udara Juwata Tarakan,
Pelabuhan Laut Berau, bandar udara Kalimarau Berau,pelabuhan laut
Nunukan, bandar udara Nunukan, Sebatik, Bunyu, Malinau & Tanjung Selor.
Dalam pelaksanaan skrining TB dari target 50 orang perlokasi, beberapa orang
yang dilakukanpengambilan sampel berdasarkan gejala, dimana sampel yang
diambil diperiksa oleh petugas Fasyankes dari Dinas Kesehatan
kabupaten/Kota setempat.
Sedangkan skrining HIV AIDS dilaksanakan di empat wilayah yaitu Tarakan,
Berau, Nunukan dan Sebatik. Kegiatan berupa mobile Volluntary Concelling
Test di wilayah pelabuhan Tarakan, Berau dan Nunukan, dimana yang menjadi
target sasarannya adalah abk kapal yang beroperasi dipelabuhan Tarakan,
Nunukan dan Berau. Pemeriksaan dilakukan atas persetujuan dari pihak agen
kapal yang bersedia untuk dilakukan pemeriksaan. Sedangkan di wilayah kerja
Sebatik pada tahun 2019 kegiatan yang dilakukan berupa sosialisasi
yangdirangkaikan dengan skrining & pemeriksaan HIV AIDS. Kegiatan
dilakukan berkoordinasi/kerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
setempat, terkait ketersediaan tenaga konselor, analis serta penyediaan reagen
pemeriksaan.
f. Analisa Penyebab Keberhasilan
Tercapainya target indikator Jumlah orang yang melaksanakan skrining
penyakit menularyang meliputi penyakit TB dan HIV AIDS dikarenakan
capaian skrining TB sebanyak 512 Orang(102%) melebihi dari target yang
ditentukan yaitu sebanyak 500 Orang. Sedangkan capaian skrining HIV AIDS
sebanyak 454 Orang (151%) melebihi dari target yang ditentukan yaitu
sebanyak 300 Orang.
89
g. Kendala/masalah yang dihadapi
Kendala utama selama proses pelaksanaan kegiatan dalam mencapai capaian
kinerja indikator adalah kurangnya kesadaran masyarakat tentang penyakit
menular langsung terutama yang berkaitan dengan HIV/AIDS, sehingga
kebanyakan takut untuk dilakukan pemeriksaan, dan belum seluruh petugas
mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas petugas dalam pemeriksaan
HIV/AIDS(kurangnya tenaga konselor dan analis) di wilayah kerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan
harus menunggu dari Dinas Kesehatan Kab/Kota setempat.
h. Pemecahan Masalah
1) Mengembangkan target sasaran, yaitu dengan melakukan penjangkauan
terhadap pekerja dan kelompok masyarakat berisiko di pelabuhan dan
bandar udara yang ada di seluruh wilayah kerja, baik wilayah Tarakan,
Nunukan, Berau, Sebatik, Bunyu, Malinau dan Tanjung Selor.
2) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan petugas dengan cara
mengikutsertakan pelatihan pengendalian penyakit menular kepada petugas
melalui permintaan kepada Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara agar
mengikut sertakan petugas KKP dalam pelatihan yang diadakan di Dinas
setempat.
i. Efisiensi penggunaan sumber daya
Anggaran yang tersedia dalam pelaksanaan ini yaitu Rp 194.268.000, - dan
terealisasi sebesar Rp 176.558.320,- Atau sebesar 90,88%. Capaian indikator
kinerja Jumlah orang yang melaksanakan skrining penyakit menular adalah
121% dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran sebesar 90,88% yang
berarti terdapat efisiensi sumber pembiayaan sebesar 30,12%. Upaya yang
dilakukan dengan adanya efisiensi sumber pembiayaan sebesar 30,12%
tersebut yaitu dengan melakukan perhitungan kebutuhan kegiatan belanja
bahan habis pakai sesuai dengan harga perkiraan sendiri yang diadakan
melalui pejabat pengadaan barang dan jasa Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas II Tarakan.
90
10. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
a. Pengertian
Jumlah dokumen dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya
pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit merupakan indikator
yang menunjang untuk tercapainya sasaran kinerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Tarakan.
b. Definisi Operasional
Dokumen Dukungan Manajemen pada Program Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit sebanyak 11 Dokumen antara lain RKAKL/DIPA,
Laporan Tahunan, Laporan Keuangan, Laporan BMN, Lakip, Profil, Proposal
PNBP, Dokumen Kepegawaian, e monev DJA, e monev Bappenas, LEB.
c. Rumus/Cara perhitungan
Akumulasi jumlah dokumen sebanyak 40 dokumen terdiri dari RKAKL/DIPA
(awal dan revisi) 2 dok, Laptah 1 dok, Laporan Keuangan 2 dok, Laporan BMN
2 dok, Lakip 1 dok, Profil 1 dok, Proposal PNBP 1 dok, dokumen kepegawaian
2 dok (kontrak dan penilaian), e monev DJA 12 dok, e monev Bappenas 4 dok,
LEB 12 dok.
d. Capaian Indikator
1) Perbandingan antara Target dan Realisasi Capaian Kinerja Tahun 2019
Capaian indikator jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis
lainnyamencapai100%, bila dibandingkan dengan target pada perjanjian
kinerja, maka indikator ini mencapai target yang ditetapkan.Capaian
indikator kinerja kegiatan Jumlah dokumen dukungan manajemen dan
tugas teknis lainnya tahun 2019dapat diuraikan sebagai berikut :
91
Tabel 39. Capaian jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas
teknis lainnya sesuai Perjanjian Kinerja Tahun 2019
Indikator Target Realisasi Persentase Capaian
jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
Dengan rincian:
40 Dokumen 40 Dokumen 100%
RKAKL/DIPA 2 Dok 2 Dok 100%
Laptah 1 Dok 1 Dok 100%
Laporan Keuangan 2 Dok 2 Dok 100%
Laporan BMN 2 Dok 2 Dok 100%
Lakip 1 Dok 1 Dok 100%
Profil 1 Dok 1 Dok 100%
Proposal PNBP 1 Dok 1 Dok 100%
Dokumen Kepegawaian
1 Dok 1 Dok 100%
e Monev DJA 12 Dok 12 Dok 100%
e Monev Bappenas 4 Dok 4 Dok 100%
LEB 12 Dok 12 Dok 100%
2) Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2019
dengan tahun 2018 dan beberapa tahun terakhir
Tabel 40. Perbandingan Capaian jumlah dokumen dukungan manajemen
dan tugas teknis lainnya Tahun 2019 dengan 3 Tahun
Sebelumnya
Indikator Target Tahun 2019
Realisasi Tahun 2019
Capaian Kegaiatan Tahun
2018 2017 2016
Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya (Dokumen)
40 40 40 10 10
.
92
3) Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2019 dgn
target pada dokumen Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Tarakan Tahun 2019 sebagai berikut.
Tabel 41. Perbandingan Capaian jumlah dokumen dukungan manajemen
dan tugas teknis lainnya Tahun 2019 dengan RAK
Indikator
Capaian Tahun 2018 Perbandingan dengan RAK (Tahun 2019)
T
R
% C
T
R
% C
Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya (Dokumen)
40 40 100% 40 40 100%
Capaian kinerja tahun 2019 bila dibandingkan dengan target pada
dokumen Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas II Tarakan Tahun 2019 sebesar 100%, hal ini dikarenakan pada
indikator ini merupakan tugas dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan
dalam rangka pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan.
4) Perbandingan dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Balikpapan
Tabel 42. Perbandingan Capaian jumlah dokumen dukungan manajemen
dan tugas teknis lainnya dengan KKP Kelas II Balikpapan
Indikator
Capaian KKP Kelas II Tarakan
Capaian KKP Kelas II Balikpapan
T
R
% C
T
R
% C
Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya (Dokumen)
40 40 100% 40 40 100%
Capaian kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan tahun 2019
ini sebesar 100%, sedangkan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Balikpapan mencapai 100%. Jika dibandingkan dengan Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Balikpapan, maka capaian kinerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Balikpapan sama dengan capaian kinerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan.
93
e. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator
1) Upaya yang dilakukan untuk keberhasilan indikator Capaian jumlah
dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya yaitu dengan
berkoordinasi dengan Pusat untuk menghasilkan dokumen yang akuntable,
representative dan komprehensif dalam rangka menunjang dan
memfasilitasi kegiatan dan kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Tarakan pada tahun anggaran 2019.
2) Berkoordinasi dalam penyusunan usulan perencanaan kegiatan dan
anggaran, pembahasan usulan untuk pemrosesan penerbitan DIPA dan
revisi POK
3) Upaya yang dilakukan terkait laporan Barang Milik Negara (BMN) yaitu
dengan selalu berkoordinasi dengan Pusat dan KPKNL. Komponen
kegiatannya berupa pengelolaan aplikasi SIMAK BMN, dan penghapusan
barang. Adapun aspek dalam penggunaannya berupa konsultasi
rekonsiliasi BMN, konsultasi BMN ke pusat, cek stok opname fisik barang
ke wilayah kerja, pengapusan barang. Diharapkan dengan adanya
koordinasi teknis maka dapat tersusun laporan asset negara BMN yang
akuntable serta meningkatkan kinerja pengelolaan BMN
4) Upaya yang dilakukan terkait Laporan Keuangan yaitu dengan penyusunan
Laporan Keuangan UAKPA, adapun aspek dari penggunaannya berupa
konsultasi teknis ke KPPN/DJPB, rekonsiliasi SAKPA, dengan adanya
koordinasi teknis maka tersusun laporan keuangan yang akuntable serta
meningkatkan kinerja pengelolaan anggaran.
5) Upaya yang dilaksanakan dalam rangka penyusunan dokumen
kepegawaian yaitu dengan aktif melakukan konsultasi kepegawaian,
sosialisasi kepegawaian dan pembinaan kepegawaian.
f. Analisa Penyebab Keberhasilan
1) Indikator ini dapat dilaksanakan sesuai dengan target, hal ini karena
dukungan dari seluruh bagian. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Tarakan telah melaksanakan penyusunan perencanaan menggunakan
usulan dari bawah (bottom up) dan berjenjang ke atas dengan
memperhitungkan kekuatan yang dimiliki dan risiko yang ada. Sehingga
usulan yang diajukan tidak terdapat tanda bintang (blokir) di DIPA dan
RKAKL yang dapat menyebabkan terkendala dalam pelaksanaan anggaran.
94
Anggaran yang diterima dikelola dari awal dan direncanakan pelaksanaanya
kemudian dilakukan evaluasi.
2) Dalam hal pelaporan terlaksana dengan baik karena adanya keterlibatan
pimpinan dalam pemantauan dan evaluasi kinerja
3) Adanya dukungan dari setiap seksi dan wilayah kerja yang menyampaikan
data laporan masing-masing sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
4) Setiap bulan dilakukan rapat koordinasi pengelola kegiatan, penyusun
laporan, seksi dan wilayah kerja, selain itu juga dilakukan koordinasi untuk
rekonsiliasi data.
5) Untuk dokumen keuangan dan BMN setiap akan dilakukan penyusunan
laporan, terlebuh dahulu dan dilakukan rekonsiliasi data realisasi keuangan
dengan KPPN Tarakan, juga dilakukan rekonsiliasi data dengan KPKNL
Tarakan sehingga data yang tercantum dalam laporan telah sesuai.
g. Kendala/masalah yang dihadapi
Tidak terdapat kendala/permasalahan yang menghambat atau menganggu
pelaksanaan kegiatan, karena terjalin koordinasi dan kerjasama yang baik di
dalam internal Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan maupun dengan
pihak terkait.
h. Pemecahan Masalah
Tetap meningkatkan kinerja, sosialisasi, komunikasi, kerjasama, dan konsultasi
dengan pusat dan pegawai di lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan agar
dapat hasil yang lebih optimal.
i. Efisiensi penggunaan sumber daya
Anggaran yang tersedia dalam pelaksanaan ini yaitu Rp 9.360.062.000, - dan
terealisasi sebesar Rp 9.678.504.490,- Atau sebesar 103,40%. Capaian
indikator kinerja jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis
lainnya adalah 100% dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran sebesar
103,40% yang berarti terdapat efisiensi sumber pembiayaan sebesar 3,40%.
Upaya yang dilakukan dengan adanya efisiensi sumber pembiayaan sebesar
3,40% tersebut yaitu dengan melakukan menggabungkan beberapa kegiatan
menjadi satu kegiatan dengan mengurangi jumlah SDM dalam pelaksanaan
kegiatan, selain itu mengurangi kuantitas kepesertaan dalam pertemuan atau
peningkatan SDM, menggabungkan bimbingan teknis atau evaluasi monitoring
sehingga menjadi bimtek atau monev terpadu, selain itu juga dengan
95
melakukan prioritas keikutsertaan/partisipasi pada pertemuan dengan biaya
satker, perhitungan kebutuhan kegiatan belanja bahan habis pakai sesuai
dengan harga perkiraan sendiri yang diadakan melalui pejabat pengadaan
barang dan jasa Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan.
11. Jumlah peningkatan kapasitas SDM Bidang Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (P2P)
a. Pengertian
Sebuah proses untuk meningkatkan kemampuan individu, kelompok,
organisasi, komunitas atau masyarakat untuk menganalisa lingkungannya;
mengidentifikasi masalah-masalah, kebutuhan-kebutuhan, isu-isu dan peluang-
peluang; memformulasi strategi-strategi untuk mengatasi masalah-masalah,
isu-isu dan kebutuhan-kebutuhan tersebut, dan memanfaatkan peluaang yang
relevan. merancang sebuah rencana aksi, serta mengumpulkan dan
menggunakan secara efektif, dan atas dasar sumber daya yang
berkesinambungan untuk mengimplementasikan, memonitor, dan
mengevaluasi rencana aksi tersebut, serta memanfaatkan umpan balik sebagai
pelajaran.
b. Definisi Operasional
Jumlah peningkatan kapasitas yang menunjang P2P yang difasilitasi dan
dilaksanakan oleh KKP dalam kurun waktu satu tahun.
c. Rumus/Cara perhitungan
Akumulasi jumlah jenis peningkatan kapasitas bidang P2P yang diikuti oleh
SDM KKP dalam kurun waktu satu tahun.
d. Capaian Indikator
1) Perbandingan antara Target dan Realisasi Capaian Kinerja Tahun 2019
Capaian jumlah peningkatan kapasitas SDM Bidang Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit (P2P) mencapai 200%, bila dibandingkan dengan
target pada perjanjian kinerja, maka indikator ini tidak mencapai target
yang ditetapkan.Capaian indikator kinerja kegiatan jumlah peningkatan
kapasitas SDM Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
(P2P)tahun 2019 dapat diuraikan sebagai berikut :
96
Tabel 43. Capaian jumlah peningkatan kapasitas SDM Bidang
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) sesuai
Perjanjian Kinerja Tahun 2019
Indikator Target Realisasi Persentase
Capaian
Jumlah peningkatan kapasitas SDM Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)
Dengan rincian:
2 Pelatihan
4 Pelatihan 200%
Surveilans dan Karantina Kesehatan (termasuk ATCLS/BTCLS,Jabfung Epidemiologi, Vaksinator)
1 Pelatihan 3 Pelatihan 300%
Diklat Pengadaan Barang dan Jasa
1 Pelatihan 1 Pelatihan 100%
Realisasi pelatihan yang mendukung kegiatan Surveilans dan Karantina
Kesehatan yaitu:
- Pelatihan Basic Trauma & Cardiac Life Supprot (BT&CLS) di Hotel
Lembasung Tarakan, tanggal 26 Februari s.d 02 Maret 2019.
- Pelatihan Vaccinology Training for Adult di Hotel Maxone Pusat, tanggal
27 Februari s.d 01 Maret 2019.
- Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa di Hotel The Mirah Bogor,
tanggal 24 s.d 29 Juni 2019.
- Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bagi Petugas Vaksinasi Makassar,
tanggal 28 s.d 30 September 2019.
- Pelatihan Jabatan Fungsional Entomolog Kesehatan di Balai Pelatihan
Kesehatan Batam, tanggal 25 November s.d 06 Desember 2019.
2) Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2019
dengan tahun 2018 dan beberapa tahun terakhir
Pelaksanaan kegiatan peningkatan kapasitas SDM Bidang Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit (P2P)pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas
II Tarakan baru dilaksanakan pada tahun 2019 ini, sehingga tidak dapat
dibandingkan dengan tahun lalu atau tahun sebelumnya. Pada tahun 2018
kegiatan yang dilaksanakan termasuk dalam indikator dokumen dukungan
manajemen dan tugas teknis lainnya.
97
3) Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2019 dgn
target pada dokumen Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Tarakan Tahun 2019 sebagai berikut.
Tabel 44. Capaian jumlah peningkatan kapasitas SDM Bidang Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit (P2P) dengan RAK
Indikator
Capaian Tahun 2019 Perbandingan dengan RAK
(Tahun 2019)
T
R
% C
T
R
% C
Jumlah peningkatan kapasitas SDM Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)
2 4 200% 2 4 200%
Capaian kinerja tahun 2019 bila dibandingkan dengan target pada
dokumen Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas II Tarakan Tahun 2019 melebihi 100%, hal ini dikarenakan pada
indikator ini target Tahun 2019 menurun.
4) Perbandingan dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Balikpapan
Tabel 45. Capaian jumlah peningkatan kapasitas SDM Bidang
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dengan KKP
Kelas II Balikpapan
Indikator
Capaian KKP Kelas II Tarakan
Capaian KKP Kelas II Balikpapan
T
R
% C
T
R
% C
Jumlah peningkatan kapasitas SDM Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)
2 4 200% 5 5 100%
Capaian kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan tahun
2019 ini sebesar 200%, sedangkan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Balikpapan mencapai 100%. Jika dibandingkan dengan Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Balikpapan, maka capaian kinerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan lebih tinggi 100% dibandingkan
dengan capaian kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Balikpapan.
98
e. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator
1) Upaya yang dilakukan untuk keberhasilan indikator Capaian jumlah
peningkatan kapasitas SDM Bidang Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (P2P) yaitu dengan berkoordinasi dengan Pusat untuk mencari
informasi pelaksanaan pendidikan dan pelatihan serta aktif dalam mencari
informasi pendidikan dan pelatihan atau seminar yang mendukung tugas
pokok Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan.
2) Menyusun analisa kebutuhan peningkatan kapasitas petugas.
f. Analisa Penyebab Keberhasilan
Adanya analisa kebutuhan pegawai (check list daftar pegawai) yang telah atau
belum mengikuti peningkatan kapasitas. Selain itu terdapatnya daftar pelatihan
yang menunjang kebutuhan pelaksanaan kegiatan setiap seksi serta
terdapatnya dana yang memadai, artinya pendanaan untuk melaksanakan
kegiatan ini dianggarkan dalam DIPA KKP Kelas II Tarakan.
g. Kendala/masalah yang dihadapi
Tidak terdapat kendala/permasalahan yang menghambat atau menganggu
pelaksanaan kegiatan.
h. Pemecahan Masalah
Berkoordinasi dan aktif dalam memperoleh informasi pelaksanaan pelatihan
atau pendidikan yang mendukung kegiatan pencegahan dan pengendalian
penyakit.
i. Efisiensi penggunaan sumber daya
Anggaran yang tersedia dalam pelaksanaan ini yaitu Rp 95.400.000, - dan
terealisasi sebesar Rp 88.033.050,- Atau sebesar 92,28%. Capaian indikator
kinerja jumlah peningkatan kapasitas SDM Bidang Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit (P2P) adalah 200% dibandingkan dengan capaian
realisasi anggaran sebesar 92,28% yang berarti terdapat efisiensi sumber
pembiayaan sebesar 107,72%. Upaya yang dilakukan dengan adanya efisiensi
sumber pembiayaan sebesar 107,72% tersebut yaitu dengan mengurangi
jumlah SDM dalam pelaksanaan kegiatan workshop petugas yang
diselenggarakan internal.
99
12. Jumlah pengadaan sarana prasarana
a. Pengertian
Suatu proses memperoleh barang yang digunakan untuk menunjang
pelaksanaan kegiatan dan program serta meningkatkan kinerja dengan
menyediakan fasilitas sarana dan prasarana yang representative berupa alat-
alatperkantoran dan yang mendukung pelaksanaan kegiatan.
b. Definisi Operasional
Jumlah pengadaan tanah, gedung, alat kesehatan, fasilitas penunjang
perkantoran, kendaraan dalam 1 tahun
c. Rumus/Cara perhitungan
Akumulasi jumlah pengadaan tanah, gedung, alat kesehatan, fasilitas
penunjang perkantoran, kendaraan dalam satu tahun.
d. Capaian Indikator
1) Perbandingan antara Target dan Realisasi Capaian Kinerja Tahun 2019
Capaian jumlah pengadaan sarana prasarana selama tahun 2019
sebanyak 167 unit dari 66 unit yang ditargetkan, sehingga capaiannya
253%, bila dibandingkan dengan target pada perjanjian kinerja, maka
indikator ini mencapai target yang ditetapkan. Capainnya melebihi target
100% dikarenakan adanya optimallisasi belanja modal, dengan sistematika
revisi anggaran tingkat POK KPA dengan persetujuan Eselon I. Capaian
indikator kinerja kegiatan jumlah pengadaan sarana prasarana tahun 2019
dapat diuraikan sebagai berikut :
100
Tabel 46. Capaian jumlah pengadaan sarana prasarana sesuai Perjanjian
Kinerja Tahun 2019
Indikator Target Realisasi Persentase
Capaian
Jumlah Pengadaan Sarana Prasarana
Dengan Rincian:
66 Unit 167 Unit 253%
Kendaran Bermotor (Ambulance)
3 Unit 3 Unit 100%
Pengolah Data 9 Unit 20 Unit 105%
Perangkat komunikasi 5 Unit 19 Unit 380%
Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
10 Unit 98 Unit 980%
Sarana Penunjang Kegiatan Pemeriksaan
29 Unit 27 Unit 93%
2) Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2019
dengan tahun 2018 dan beberapa tahun terakhir
Berdasarkan Tabel 41 diperoleh informasi capaian kinerja tahun 2019 bila
dibandingkan dengan tahun 2018 mengalami peningkatan, hal ini
dikarenakan adanya optimalisasi pengadaan belanja modal guna
memenuhi sarana prasarana dalam meningkatkan pelayanan di Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan.
3) Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2019
dengan target pada dokumen Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan Tahun 2019 sebagai berikut.
Tabel 47. Perbandingan Capaian jumlah pengadaan sarana prasarana
dengan RAK
Indikator
Capaian Tahun 2019 Perbandingan dengan RAK (Tahun 2019)
T
R
% C
T
R
% C
Jumlah pengadaan sarana prasarana
66 167 253% 66 167 253%
Capaian kinerja tahun 2019 bila dibandingkan dengan target pada
dokumen Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan Pelabuhan
101
Kelas II Tarakan Tahun 2019 mencapai 253%, capaian indikator pada
tahun 2019 tidak dapat dibandingkan dengan RAK 2020 dikarenakan
perubahan indikator kinerja pada tahun 2020.
4) Perbandingan dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Balikpapan
Tabel 48. Perbandingan Capaian jumlah pengadaan sarana prasarana
dengan KKP Kelas II Balikpapan
Indikator
Capaian KKP Kelas II Tarakan
Capaian KKP Kelas II Balikpapan
T
R
% C
T
R
% C
Jumlah pengadaan sarana prasarana
66 167 253% 22 22 100%
Capaian kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan tahun
2019 ini sebesar 253%, sedangkan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Balikpapan mencapai 100%. Jika dibandingkan dengan Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Balikpapan, maka capaian kinerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan lebih tinggi 153% dibandingkan
dengan capaian kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Balikpapan.
e. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator
1) Melakukan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan peralatan perkantoran
2) Menyusun perencanaan pengadaan fasilitas perkantoran
3) Penghentian asset barang yang akana dilelang
4) Penghapusan barang
f. Analisa Penyebab Keberhasilan
Berdasarkan tabel realisasi capaian target sebesar 253%, hal ini disebabkan
adanya revisi pemanfaatan kembali hasil efisiensi belanja modal di
pertengahan tahun yang digunakan untuk pembelian alat pengolah data berupa
printer karena prioritas kebutuhan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
pelayanan dan penerbitan dokumen kesehatan online.
102
g. Kendala/masalah yang dihadapi
Dalam pemenuhan sarana dan prasarana tidak ditemukan permasalahan yang
bermakna.Hal ini dikarenakan, adanya perencanaan yang matang dan
kerjasama lintas program dan lintas sektor.
h. Pemecahan Masalah
Tetap meningkatkan kinerja sesuai prosedur.
i. Efisiensi penggunaan sumber daya
Anggaran yang tersedia dalam pelaksanaan ini yaitu Rp 3.138.196.000, - dan
terealisasi sebesar Rp 3.089.185.755,- Atau sebesar 98,44%. Capaian
indikator kinerja jumlah pengadaan sarana prasarana adalah 253%
dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran sebesar 98,44% yang berarti
terdapat efisiensi sumber pembiayaan sebesar 154,56%. Upaya yang
dilakukan dengan adanya efisiensi sumber pembiayaan sebesar 154,56%
tersebut yaitu dengan melakukan upaya optimalisasi belanja modal sesuai
dengan harga perkiraan sendiri yang diadakan melalui pejabat pengadaan
barang dan jasa Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan.
B. Realisasi Anggaran
Sesuai dengan perjanjian kinerja Tahun 2019, anggaran Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Tarakan dalam mendukung penyelenggaraannya sebesar
Rp.15.237.784.000,- dan terserap sebesar Rp. 15.144.469.173,-. (99,39%).
Berikut akan dijabarakan tentang rincian dana berdasarkan Rincian Kertas Kerja
Satker Tahun Anggaran 2019 dan realisasi anggaran sebagai berikut:
Tabel 49. Pagu dan Realisasi AnggaranKantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan Tahun Anggaran 2019
No Uraian Kegiatan Pagu (Rp) Realisasi (Rp) %
1 Surveilans dan Karantina Kesehatan
1.895.218.000 1.635.586.327 86,30
2 Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
602.400.000 521.240.581 86,53
3 Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung
194.268.000 176.558.320 90,88
4
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
12.545.898.000 12.811.083.945 102,11
Total 15.237.784.000 15.144.469.173 99,39
103
Penyerapan anggaran dari 4 kegiatan rata-rata terserap 86% sampai dengan 93%
yang paling rendah yakni pada pagu kegiatan Surveilans dan Karantina
Kesehatan sebesar 86,30% secara keseluruhan realisasinya lebih rendah bila
dibandingkan dengan realisasi kegiatan yang lain.
Tabel 50. Pagu Anggaran dan Realisasi Per Jenis Belanja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan Tahun Anggaran 2018-2019
Uraian Belanja
2018 2019
Alokasi (Rp)
Realisasi (Rp)
% Alokasi
(Rp) Realisasi
(Rp) %
Belanja Pegawai
5.255.563.000 5.137.538.649 97.75 4.966.258.000 5.683.791.995 114.45
Belanja Barang
6.121.301.000 5.448.673.100 89.01 7.133.330.000 6.371.491.423 89.32
Belanja Modal
541.159.000 519.118.873 95.93 3.138.196.000 3.089.185.755 98.44
Target dan realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Tarakan tahun 2017 sampai dengan 2019 sebagai berikut:
Tabel 51.Realisasi Anggaran Penerimaan Pendapatan Negara Bukan Pajak KKP Kelas II Tarakan Tahun 2017-2019
Uraian
PNBP
Tahun 2017
(Rp)
Tahun 2018
(Rp)
Tahun 2019
(Rp)
Pagu 1.546.391.000 1.546.391.000 1.775.040.000
Realisasi 2.853.354.401 3.019.728.700 3.264.953.504
104
BAB IV
PENUTUP
Laporan kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan Tahun 2018
merupakan perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi,
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan kepada pimpinan (Ditjen P2P) dan seluruh
steakholders yang terlibat secara langsung dan tidak langsung dalam pelaksanaan
pembangunan kesehatan khususnya di bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Tarakan telah dapat merealisasikan program dan kegiatan tahun 2018 untuk mencapai
sasaran sebagaimana tercantum dalam Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2015-
2019. Hal ini didukung dengan fakta bahwa kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Tarakan tahun 2019 telah berhasil merealisasikan kegiatan yang merupakan penjabaran
dari program dan sasaran Ditjen P2P dalam rangka dukungan Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit yang akan mendukung penyelenggaraan pembangunan bidang
kesehatan. Kegiatan pengendalian penyakit dan fakyor resiko di pintu masuk
negara/wilayah selama tahun 2019 rata-rata mencapai target yang diharapkan bahkan
ada kegiatan yang melebihi target. Hal ini sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Kantor
Kesehatan Pelabuhan bahwa setiap alat angkut, barang dan orang yang keluar masuk
point of entry harus diawasi untuk mencegah keluar dan masuknya penyakit menular dan
potensial wabah, disamping kemungkinan meningkatnya kinerja dari Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Tarakan.
Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya diukur berdasarkan tingkat pengunaan anggaran dan tingkat
pencapaian kegiatan keluaran (output kegiatan) selama periode 1 Januari sampai dengan
31 Desember 2019 dengan alokasi anggaran yang diberikan kepada Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Tarakan sebesar sebesar Rp. Rp.15.237.784.000,-. dengan
penyerapan dana kegiatan sebesar Rp. 15.144.469.173,- (99,39%). Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Tarakan tetap perlu menjaga kinerja yang sudah dicapai dan
meningkatkannya agar lebih optimal. Adapun kendala yang dihadapi dalam penyerapan
anggaran pada tahun 2019 adalah sebagai berikut :
1. Belum optimalnya jumlah petugas yang ada di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Tarakan.
2. Belum optimalnya kemampuan dan ketrampilan petugas untuk dapat melaksanakan
program dan kegiatan sesuai tugas pokok dan fungsi KKP
105
3. Terbatasnya sarana dan prasarana untuk dapat mendukung pelaksanaan program
baik sarana prasarana gedung pekantoran (wilker) maupun peralatan teknis lain.
Untuk dapat memperbaiki dan meningkatkan capaian kinerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Tarakan pada tahun berikutnya, yaitu tahun 2020, diharapkan para
Pelaksana Program lebih mencurahkan konsentrasinya terhadap pelaksanaan tugas
pokok dan fungsinya masing-masing. Prinsip sistem perencanaan yang sesuai, monev
secara teratur, koordinasi rutin, jejaring kerja dengan lintas program dan lintas sektor
perlu dipertahankan serta selalu mencari alternatif lain yang dapat menunjang upaya
perbaikan kinerja kegiatan ke depannnya antara lain:
1. Menyusun target perhitungan indikator kinerja dengan baik dan sesuai dengan
memperhatikan kondisi terkini sehingga capaian target terealisasi seluruhnya di tahun
2020.
2. Mengusulkan formasi kebutuhan tenaga sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan
pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan.
3. Perlunya peningkatan SDM petugas melalui partisipasi dan peran aktif dalam
pelatihan-pelatihan baik pelatihan fungsional maupun pelatihan peningkatan
kompetensi lainnya yang diadakan oleh Ditjen P2P, PPSDM Kemenkes ataupun KKP
Kelas II Tarakan. Hal ini untuk mengoptimalkan pelaksanaan tugas, pokok dan fungsi
KKP itu sendiri.
4. Mengusulkan dan mengadakan kebutuhan sarana dan prasarana secara terus
menerus dalam upaya pelaksanaan tugas dan fungsinya.
5. Lebih meningkatkan jejaring kerja dengan lintas sektor dan lintas program.
Demikian Laporan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tarakan untuk
menjadi kajian dan bahan telaahan serta bahan dalam upaya perencanaan,
pengorganisasian, pengaturan dan pengawasan dalam menjalankan program-program di
lingkungan KKP Kelas II Tarakan di tahun yang akan datang.
LAMPIRAN
TABEL REALISASI ANGGARAN PER INDIKATOR
IndikatorKinerja Target Realisasi Capaian % Pagu Anggaran
(Rp) RealisasiAnggar
an (Rp) %
Jumlah alat angkut
sesuai dengan standar
kekarantinaan
kesehatan
62.595 59,135 94 887,269,000 743,310,977 83.78%
Persentase respon
Sinyal Kewaspadaan
Dini (SKD), KLB dan
bencana di wilayah
layanan KKP
100% 100% 100 83,771,000 53,900,500 64.34%
Jumlah deteksi dini
dalam rangka cegah
tangkal masuk dan
keluarnya penyakit
4.575 4,425 97 427,865,000 392,284,500 91.68%
Jumlah pelayanan
kesehatan pada situasi
khusus
12 24 200 201,360,000 169,122,500 83.99%
Jumlah
pelabuhan/bandara/
PLBD yang
mempunyai kebijakan
kesiapsiagaan dalam
penanggulangan
kedaruratan kesehatan
masyarakat yang
berpotensi wabah
2 3 150 91,520,000 91,258,850 99.71%
Jumlah sertifikat/surat
ijin layanan kesehatan
lintas wilayah yang
diterbitkan
7.853 7,593 97 83,889,000 79,033,500 94.21%
Jumlah pelabuhan/
bandara/ PLBD yang
memenuhi syarat-
syarat sanitasi.
10 7 70 71,784,000 62,036,150 86.42%
Jumlah pelabuhan/
bandara/ PLBD bebas
vektor pada wilayah
perimeter dan buffer
area
10 8 80 602,400,000 521,240,581 86.53%
Jumlah orang yang
melakukan skrining
penyakit menular
langsung
800 966 121 194,268,000 176,558,320 90.88%
Jumlah dokumen
dukungan manajemen
dan tugas teknis
lainnya
40 40 100 9.360.062.000 9,678,504,490 103,4%
Jumlah peningkatan
kapasitas SDM bidang
P2P
2 4 200 95,400,000 88,033,050 92.28%
Jumlah pengadaan
sarana prasarana 66 167 253 3,138,196,000 3,089,185,755 98.44%
・竣PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
Dalam rangka mowujudkan man如men Pemerintahan yang efektif’t「anSPa「an dan
akuntabel se鳴bero「ientasi pada hasiI, kami yang bertanda tangan di bawah i両
Nama : Ahmad Hidayat, SKM, M・ Epid
Jabatan : Kepala Kantor Kesehatan PeIabuhan KeIas = Ta「akan
Selanjutnya disebut pihak pertama
Nama : d「. Anung Sugihantono, M.Kes
Jabatan : Direktu「 Jende「al Pen∞gahan dan Pengendalian Penyakit
Seiaku atasan langsung pihak pertama, SeIanjutnya disebut pihak kedua
pihak pertama mene「ima DIPA sebesa「 Rp 15・237'784.000’be直nji akan mew珂dkan
reaiisasi angga「an minimaI 95% dan ta「get kine巾a yang seha「usnya sesua=ampi「an
pe画ian ini, dalam 「angka mencapai target kine軸angka menengah seperti yang telah
ditetapkan dalam dokumen perencanaan" Kebe「hasiIan dan kegagaIan pencapaian
target kine巾a tersebut menjadi tanggung jawab pihak pertama・
pihak kedua akan memberikan supervisi yang diperIukan serta akan me!akukan evaIuasi
terhadap capaian kine巾a da「i pe直申an ini dan mengamb冊ndakan yang diperiukan
dalam 「angka pembe「ian penghargaan dan sanksi.
Jakarta, Desembe「 2018
Pihak Kedua
重要国dr. Anung SugihantonoタM.Kes
NiP 196003201985021002
Pihak Pertama,
開園 SKM, M.Epid
NIP. 197207072000031010
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
KANTOR KESEHATAN PEしABUHAN KEしAS l看TARAKAN
TAHUN 2019
No �SASARANSTRATEGIS �看NDIKATORKiNERJA �TARGET
(1) �(2) �(3) �(4)
1 �KabupateM(Otayang �1.JumIahalatangkutsesuaidengan �62,595Sertifikat melakukanpemantauankasus Penyakitberpotensikejadian �standa「keka「antinaankesehatan
2.Pe「sentaseresponSinyal �100%
lua「biasa(KLB)dan �KewaspadaanDini(SKD),KLB
melakukanrespon �danbencanadiwiIayahiayanan
PenangguIanganterhadap SinyalKLBuntukmen∞gah �KKP
3.Jumlahdeteksidinidaiam「angka �4.575Se巾fikat
terjadinyaKLB �CegahtangkaImasukdan
keIua「nyapenyakit
4.Jumlahpelayanankesehatan �12Layanan
Padasituasikhusus
5.JumiahpeIabuhan化anda「a/PLBD �2
yangmempunyaikeb桓kan �Pelabuhan/
kesiapsiagaandalam �Banda「a
PenangguIangankeda「u「atan
kesehatanmasyarakatyang
be「potensiwabah
6.Jumiahse舶fikaVsuratunIayanan �7.853Sertifikat
kesehatanlintaswiIayahyang
dite「bitkan
7.JumIahpelabuhan/banda「a/PLBD �10Peiabuhan/
yangmemenuhisyarat-Syarat �Banda「a
Sanitasi
2 �Meningkatnyapencegahan �8.JumlahpeIabuhan/bandara/PLBD �10Pelabuhan/
danpengendaiianpenyakit �bebasvekto「padawiIayah �Banda「a
tuIarvecto「danzoonotic �Perimete「danbu惰e「area
3 �Menurunnyapenyakitmenular �9,Jumlaho「angyangmelakukan �800Orang
langsung �Sk「iningpenyakitmenula「
langsung
4 �MeningkatnyaDukungan �10.Jum!ahdokumendukungan �40Dokumen Man争jemendanPelaksanaan �manajemendantugasteknis
TugasTeknisLainnyaPada ProgramPen∞gahandan �Iainnya
11.JumIahpeningkatankapasitas �2Jenis
PengendalianPenyakit �SDMbidangP2P 12.Jumlahpengadaansarana �66Unit
PraSa「ana
PERJANJIANKINERJATAHUN2O19
KANTORKESEHATANPELABu ���HANKELASIITARA �KAN
TAHUN2019
No �OUTPUTRKAKL �TARGET �ANGGARAN �
(1) �(2) �(3) � (4) Rp.276.131"000
1 �LayananKewaspadaanDiniPenyakit �97Layanan
Be「potensiKしB
a"Layanankewaspadaandinipenyakit �1Layanan �Rp, 80,771,000
be「potensiKLBdiKKP
bLayananKesehatanPadaSituasiKhusus �96Layanan �Rp.195.360.000
2 3 �LayananKeka「antinaanKesehatan �1.230Layanan �Rp,1.619,087,000
a.しayananPeiaksanaanKeka「antinaan �6Layanan �Rp.1.097.999.000
KesehatandiKKP
b.LayananKekarantinaanKesehatanUntuk �396Layanan �Rp.190.080,000 PenerbitanSSCC/SSCEC
c.LayananKekarantinaanKesehatandaIam �336Layanan �Rp.1塊.800.000
RangkaPene「bitanCOP(Certificateof
Pratique)
d.LayananKeka「antinaanKesehatanDaIam �312Layanan �Rp.116.688,000
RangkaPene「bitanPHQC(PortHealth
ua「antineCIea「ence
e.Layanankeka「antinaanpengawasan �60Layanan �Rp.10,920.000
tindakanpenyehatanalatangkut
f LayananPeme「iksaanP3KKapai �120Layanan �Rp.18.600,000
LayananCapaianEiiminasiMalaria �2Layanan �Rp.170.000.000
a.LayananPelaksanaanPengendalianMaiaria �2Layanan �Rp.170.000.000 diPelabuhan/Banda「a/PLBD
4 �Layana=PengendaiianVekto「danBinatang �446Layanan �Rp.432.400"000
PembawaPenyakit
a.LayananPeIaksanaanPengendaIianVektor �1Layanan �Rp,143.340"000
danBinatangPembawaPenyakitdi
Pelabuhan/Banda「a/PLBD
b しayananPengendaIianVektorDBD �50Layanan �Rp, 42.750,000
c Layanansurveyvekto「Pes �65Layanan �Rp.134.680.000
d LayananPengendaIianVektorDiare �30しayanan �Rp.12.810.000
e LayananPengendaIianVekto「maIaria �5Layanan �Rp. 6.135.000
f LayananSurveiVekto「DBD �250Layanan �Rp. 41.250.000
g LayananSurveiVekto「Dia「e �15Layanan �Rp. 4.725,000
h LayananSurveiVekto「Mala「ia �30Layanan �Rp. 46.710.000
5 �LayananPencegahandanPengendaIian �4しayanan �Rp,101.768.○○0
PenyakitHiVAiDS
a DeteksiDiniHIVAIDS �1Layanan �Rp. 93.593.000
b DeteksiDiniHIVAIDS(SBK) �3Layanan �Rp. 8.175.000
6 �LayananPengendaIianPenyakitTBC �11Layanan �Rp. 92.500.000
a・LayananDeteksiDiniTerdugaTBC �1Layanan �Rp, 46.950.000
(UP17KKP)
b.しayanandeteksidinite「dugaTBCwilayah �10Layanan �Rp, 45.550.000
ke直KKP
7 8 9 �LayananSaranadanP「asaranalntemal �1Layanan �Rp.3.138.196.000
LayananDukunganManajemenSatker �1Layanan �Rp.978,408.000
しayananPe「kantoran �1Layanan �Rp,8.429.294.000
Total � �Rp15。237。784.000
No Kegiatan Anggaran
l. Surveilans dan Karantina Kesehatan Rp l"895・218・000,-
2, Pencegahan dan PengendaIian PenyakitTula「Vektordan Rp 602・400.000・一
Zoonotik
3. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menula「 Langsung Rp 194.268.000’一
4, Dukungan Manajemen dan PeIaksanaan Tugas Teknis
Lainnya pada Program Pencegahan da= Pengendalian
Penyakit
Total
Rp 12.545,898.000,一
Rp 1 5置237,784。000タ-
Jaka巾a, Desembe「2018
Di「ektu「 Jende「a書P2P Kepala KKP KeIas = Ta「akan
d「 An言高話とNIP 196003201985021002
top related