journal retno tessafix

Post on 14-Apr-2016

229 Views

Category:

Documents

4 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

lihgg

TRANSCRIPT

Clinical and microbiological profile of infectious

keratitis in childrenOleh :

Retno Suci FadhillahTessa Meiliasari

Pembimbing :dr. Harie B. Soedjono,Sp.M

1. Latar Belakang

Penyakit infeksi kornea penyebab gangguan penglihatan dan kebutaan dengan angka kejadian pertahun antara 1,5-8 M

Menurut (WHO), sekitar 700.000 anak per tahun, mengalami kelainan kornea dan gangguan penglihatan secara permanen

Insiden kebutaan yang disebabkan oleh keratitis pada anak-anak adalah 20 kali lebih tinggi terjadi di daerah tropis dari pada di negara-negara maju .

Trauma okular adalah faktor predisposisi utama terjadinya keratitis pada anak-anak (26-58,8%)

Untuk mengetahui gejala klinik, faktor resiko,mikrobiologi penyebab dari penularan keratitis pada anak-anak Mengetahui faktor presdiposisi penularan keratitis pada anak-anak

Tujuan Penelitian

2. Metode Penelitian

Menggunakan metode retrospektif . Data diambil dari rekam medis pasien usia ≤16 tahun dengan diagnosis keratitis di Cornea and Eksternal Disease Unit di Institute of Ophthalmology "Conde de Valenciana ", Mexico City periode Januari 2006 - Desember 2011.

Data mikrobiologi diperoleh dari Departemen Mikrobiologi dan Ocular Proteomik dari lembaga yang sama.

Variabel yang diteliti meliputi data demografi, riwayat kesehatan, faktor risiko (riwayat trauma okuli,penggunaan lensa kontak,penyakit mata,penyakit sistemik serta riwayat bedah), gejala klinis, ketajaman visual awal dan akhir, penggunaan obat sebelum dan setelah diagnosis, dan kebutuhan untuk terapi bedah.

Semua pasien memiliki evaluasi klinis rinci diikuti oleh kerokan kornea, menjadi sasaran evaluasi mikrobiologi standar.

Microbiology workup

Dari semua kerokan kornea yang di ambil dari pasien yang diteliti.Kemudian

dilakukan pemeriksaan evaluai mikrobiologi standar termasuk pewarnaan gram dan giemsa

Selain itu sampelnya di tanam dalam columbia agar+ 5% sheep,chocolate

agar + polyvitex (PVX) dan brain heart infution (BHI). Lalu di inkubator dengan

suhu 37 derajat C dan 5% CO2.

Pada media subouraud dexrose agar di inkubasi dengan suhu 28 derajat C

dan 5% CO2.

Lanjutan

3. Hasil

2006 - 2011

41 sampel kornea dari 41 anak-anak dengan keratitis

21 kasus laki-laki ( 51 % )

20 kasus perempuan (49%)

Rata-rata usia pada kasus ini antara 3 bln -15thn

Timbulnya gejala untuk pemeriksaan oftalmologi :12,7 ± 18,7 hari (antara 1-60 hari )

Faktor Prediposisi :

Table 1 Faktor Predisposisi pada Keratitis pada anak

Pada pasien dengan Corrected distance visual acuity (CVDA) ≥ 20/60 saat awal

pemeriksaan tidak menunjukkan penurunan visus yang spesifik secara statistik, namun terdapat perburukan visus pada pasien dengan CVDA awal

<20/60 dapat menjadi <20/200 setelah pengobatan ( peningkatan rata-rata

logMar 1.04, p=0,002).

Analisis regresi linear menunjukan bahwa visus yang lebih rendah saat dignosis awal akan berkembang menjadi lebih buruk meskipun setelah penyembuhan ( p<0.0001)

• Pemeriksaan oftalmologi menunjukkan kelainan epitel rata-rata 2,74 ± 1,6 mm , dengan keterlibatan visual axis 63,2 % kasus , reaksi ruang anterior di 31,6 % dan 15,8 % hypopyon

Hasi test sensitivitas etiologi keratitis • Staphylococcus ssp

Semuanya sensitive terhadap Gentamicin. 80% sensitive terhadap vancomycin dan ciprofloxacin. Beberapa yang resisten terhadap. sulfamethoxazola,cefazolin,oxacilin dan

polymixin B.• Streptococcus ssp

Semuanya sensitive dengan ciprofloxacin,cefazolin,ofloxacin dan seftriakson.

Sementara 75% juga sensitive dengan sulfametoksazol,vancomycin dan gentamicin.

Beberapa resisten dengan polymixin B• Pseudomonas aeruginosa Sensitive dengan gentamycin Resisten dengan ciprofloxacin dan ceftazidime

Terapi

fluoroquinolones generasi keempat

26 pasien (63,4%)

6 pasien (14,6%)

5 pasien (12,2%)

3 pasien (7,3%)

1 pasien (2,4%)

(0,5% moksifloksasin atau 0,3% gatifloksasin);

Switched makrolide(eritromisin 0,5%),

sefalosporin generasi ketiga

(5% ceftazidime)

fluoroquinolones generasi ketiga

(0,3% ciprofloxacin)

topikal 0,15% amfoterisin B + Natamycin 1% dan

itraconazole oral sistemik

endophthalmitis berhasil diobati dengan AB

intravitreal (vankomisin dan ceftazidime)

Clinical response or

antibiotik

Remission in 39 kasus (95%)

Mikrobiologi

Bakteri Gram (+) Tidak tumbuh Bakteri Gram (-) Fungi

Staphylococcus epidermidis

4 28.6%

Staphylococcus aureus

1 7.1%

Streptococcus viridans

2 14.3%

Streptococcus pneumoniae

2 14.3%

Corynebacterium sp.

2 14.3%

Pseudomonasaeruginosa

2 14.3%

KULTUR

Microsporumgypseum1 => 7.1%

27 => 66%

Pembahasan

Keratitis pada anak mempunyai risiko besar terjadi ambliopia dan kehilangan penglihatan permanen

Karena kurangnya riwayat atau tidak ada gejala keluhan sakit mata menyebabkan diagnosis dan pengobatan keratitis mungkin tertunda oleh orang tua atau dokter.

Riwayat trauma adalah faktor utama predisposisi karena anak-anak kurang hati-hati daripada orang dewasa & tidak mengerti bahaya yang berhubungan dengan benda-benda berbahaya,misalnya Tanaman , logam , plastik , kembang api dan pensil dapat menyebabkan trauma okular

Kesimpulan

Trauma dan penggunaan softlens menjadi faktor presdiposisi utama terjadinya keratitis pada anak usia 16 tahun atau kurang.

Penyebab utama mikrobiologi keratitis pada kultur hampir 66% tidak tumbuh dan sisanya terdiri dari bakteri gram positif, bakteri gram negatif dan fungi.

DEFINISI KERATITIS

Kelainan akibat terjadinya infiltrasi sel radang pada kornea yang mengakibatkan kornea menjadi keruh sehingga tajamnya

penglihatan akan menurun.

ETIOLOGI

• Virus• Bakteri• Jamur• Paparan sinar UV• Iritasi (penggunaan soft lens)• Mata kering• Benda asing di mata• Efek samping obat-obatan

KLASIFIKASIBerdasarkan lapisan yang terkena : • Keratitis Pungtata • Keratitis Marginal • Keratitis Interstisial

Berdasarkan bentuk klinisnya : • Keratitis Numuralis • Keratitis Filamentosa • Keratitis Lagoftalmus • Keratitis Neuroparalitik • Keratitis Sika • Keratitis Sklerotikan

Berdasarkan penyebabnya : • Keratitis Bakteri • Keratitis Jamur • Keratitis Virus

Keratitis Herpetik Keratitis Infeksi Herpes Zoster Keratitis Infeksi Herpes

Simplek : - Keratitis Dendritik dan Keratitis Disiformis

• Keratitis Alergi •Keratokonjungtivitis flikten •Tukak atau ulkus fliktenular •Keratitis fasikularis •Keratokonjungtivitis vernal

BERDASARKAN LAPISAN YANG TERKENA

Keratitis PungtataKeratitis yang terkumpul di daerah Bowman dengan infiltrat berbentuk bercak-bercak halus. Keratitis pungtata superfisial memberikan gambaran seperti infiltrat halus bertitik-titik pada permukaan kornea.

Keratitis MarginalMerupakan infiltrat yang tertimbun pada tepi kornea sejajar dengan limbus. Penyakit infeksi lokal konjungtiva dapat menyebabkan keratitis kataral atau keratitis marginal

Keratitis Interstitial Kondisi serius dimana masuknya pembuluh darah ke dalam kornea dan dapat menyebabkan hilangnya transparansi kornea. Keratitis interstitial dapat berlanjut menjadi kebutaan.

KERATITIS BAKTERI

ETIOLOGI• Staphylococcus • Steptococcus • Pseudomonas • Enterobacteriaceae

FAKTOR RESIKO

• Pemakaian kontak lens

• Trauma

• Kontaminasi obat tetes

• Riwayat keratitis bakteri sebelumnya

• Riwayat operasi mata sebelumnya

Gejala dan tanda klinis• Mata merah

• Berair

• Nyeri pada mata yang terinfeksi

• Penglihatan silau

• Adanya sekret dan penglihatan menjadi kabur

• Pada pemeriksaan bola mata eksternal ditemukan

hiperemis perikornea, blefarospasme, edema

kornea, infiltrasi kornea.

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan kultur bakteri

Biopsi kornea

Penatalaksanaan

KERATITIS

• Gangguan refraksi• Jaringan parut permanent• Ulkus kornea• Perforasi kornea• Glaukoma sekunder

Komplikasi

• Virulensi organisme• Luas dan lokasi• Vaskularisasi dan atau deposisi kolagen

Prognosis

TERIMAKASIH

top related