jantung & aritmia (ekg)

Post on 11-Dec-2015

114 Views

Category:

Documents

32 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Jantung & Aritmia (Ekg)

TRANSCRIPT

TUJUAN INSTRUKSIONAL TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUMUMUM

Setelah selesai membaca bab ini Setelah selesai membaca bab ini peserta diharapkan mengetahui peserta diharapkan mengetahui serta dapat mendemonstrasikan serta dapat mendemonstrasikan

usaha mempertahankan kehidupan usaha mempertahankan kehidupan penderita yang mengalami penderita yang mengalami kegawatdaruratan jantung kegawatdaruratan jantung

mampu menginterpretasi gambaran mampu menginterpretasi gambaran elektrokardiogram (EKG) elektrokardiogram (EKG)

TUJUAN INSTRUKSIONAL TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSKHUSUS

Secara khusus peserta pelatihan dapat :Secara khusus peserta pelatihan dapat : Membuat rekaman EKG dan menginterpretasi hasil Membuat rekaman EKG dan menginterpretasi hasil

rekaman EKGrekaman EKG Mengenal macam-macam gangguan irama jantung Mengenal macam-macam gangguan irama jantung

khususnya irama jantung yang mengancam khususnya irama jantung yang mengancam kehidupankehidupan

Mengetahui tanda-tanda / gejala Infark miokard Mengetahui tanda-tanda / gejala Infark miokard akut (IMA) / serangan jantung.akut (IMA) / serangan jantung.

Melakukan penatalaksanaan dini pertolongan Melakukan penatalaksanaan dini pertolongan penderita Infark Miokard Akut (IMA) / serangan penderita Infark Miokard Akut (IMA) / serangan jantungjantung

Mengetahui berbagai aspek Penyakit Jantung Mengetahui berbagai aspek Penyakit Jantung Koroner (PJK) serta pencegahannyaKoroner (PJK) serta pencegahannya

Khalid Saleh

PENDAHULUAN

Elektrokardiogram pemantulan aktivitas listrik dari serat-serat otot jantung secara goresan. ATAU

Suatu rekaman grafis, dari perbedaan potensial,antara dua titik pada permukaan tubuh.

Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan potensial ataupun perubahan voltase yang terdapat pada otot jantung

Dalam mempelajari EKG, ada tiga hukum dasar dari Goldberger yang perlu diingat yaitu:

Arus depolarisasi jantung yang merambat menuju ke elektroda positif (meninggalkan elektrode negatif) menimbulkan defleksi positif.

Arus depolarisasi jantung yang merambat menuju ke elektroda negatif (meninggalkan elektroda positif) menimbulkan defleksi negatif.

Arus depolarisasi jantung yang berjalan tegak lurus terhadap sumbu antara dua elektroda menimbulkan defleksi bifasik.

1. Manfaat pemeriksaan EKG

Pada umumnya pemeriksaan EKG berguna untuk

mengetahui : – Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama

jantung– Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan

miokard seperti infark– Untuk mengetahui adanya pengaruh obat-obat

jantung terutama digitalis– Untuk mengetahui gangguan-gangguan elektrolit– Untuk mengetahui perikarditis– Untuk mengetahui pembesaran jantung

2. Gambaran Elektrokardiografi

Kertas EKG mempunyai garis-garis baik vertikal maupun horizontal berjarak 1 mm.

Garis yang lebih tebal mempunyai jarak 5 mm.

Mengenai “waktu” diukur sepanjang garis horizontal 1 mm = 0,04 detik atau 40 milidetik, 5 mm = 0,2 detik.

“Voltage” listrik diukur sepanjang garis vertikal dan dinyatakan dalam milimeter (10 mm = 1 mV).

Kecepatan pencatatan adalah 25 mm/detik.

PENGUKURAN WAKTU

Waktu diukur pada sumbu horizontal kertas grafik

Tiap kotak kecil = 0.04 detik Tiap kotak besar = 0,20 detik Lima kotak besar = 1,0 detik = 1 inci kertas

grafik 300 kotak besar = 1 menit = 60 detik

PENENTUAN VOLTAGE

Voltage diukur pada sumbu vertikal kerta grafik

Tiap kotak kecil = 0,1 millivolt (bila distandarisasi)

Tiap kotak besar = 0,5 millivolt (bila distandarisasi

PENENTUAN KECEPATAN

Hitung jumlah kotak di antara 2 gelombang R dan bagi menjadi 300. contoh 300/5 = 60 atau lebih cepat yaitu 1500 dibagi jumlah kotak kecil yang terletak antara 2 gelombang R yang berurutan

Atau hitung jumlah gelombang R dalam lajur 6 detik dan kalikan 10

3. Kompleks Elektrokardiografi Normal.

Huruf besar QRS menunjukkan gelombang-gelombang yang relatif besar (5 mm)

huruf kecil (qrs) menunjukkan gelombang-gelombang kecil (dibawah 5 mm)

Gelombang P (P wave) :

Menunjukkan depolarisasi atrium

Normalnya dari simpul SA Kadang-kadang dari tempat

atrium lain Lebarnya kurang dari 0,11

detik

BENTUK GELOMBANG P YANG NORMAL

Sandapan I: Tegak lurus Sandapan II : Tegak lurus Sandapan III : Bifasik, datar atau terinversi Sandapan aVR: Terinversi Sandapan aVL: Tegak lurus, terinversi atau

bifasik Sandapan aVF: Tegak lurus

Gelombang Q (q) atau Q wave

Defleksi negatif pertama yang dihasilkan oleh depolarisasi ventrikel dan mendahului defleksi positif pertama (R).

Lama gelombang Q normal 0.03 dtk atau kurang

Merupakan depolarisasi septum dalam EKG normal

Gelombang R (r) atau R wave

Defleksi positif pertama dari depolarisasi ventrikel.

Gelombang S (s) atau S wave

Defleksi negatif pertama dari depolarisasi ventrikel setelah defleksi positif pertama R.

Gelombang T (T wave)

Defleksi yang dihasilkan sesudah gelombang QRS oleh repolarisasi ventrikel

Gelombang U (U wave) :

Suatu defleksi (biasanya positif) terlihat setelah gelombang T dan mendahului gelombang P berikutnya.

Biasanya terjadi repolarisasi lambat pada sistem konduksi inverventrikuler (Purkinje).

3.1. Nilai Interval Normal Nilai R - R :

– Jarak antara 2 gelombang R berturut-turut. – Bila irama ventrikel teratur, interval antara 2

gelombang R berturut-turut dibagi dalam 60 detik akan memberikan kecepatan jantung permenit (heart rate).

– Bila irama ventrikel tidak teratur, jumlah gelombang R pada suatu periode waktu (misalnya 10 detik) harus dihitung dan hasilnya dinyatakan dalam jumlah permenit.

– Contoh : bila 20 gelombang yang dihitung dalam suatu interval 10 detik, maka frekwensi jantung adalah 120 per menit.

Interval P-P :

– pada sinus ritme interval P-P akan sama dengan interval R-R.

Interval P-R :

Pengukuran interval ini untuk mengetahui waktu konduksi atrio-ventrikel.

Diukur mulai dari permulaan gelombang P sampai permulaan kompleks QRS. Sebenarnya lebih tepat interval ini disebut P-Q.

Nilai normalnya : 0,12 - 0,20 detik.

Lebih dari 0,20 dtk merupakan blok

Interval QRS :

Interval ini adalah pengukuran seluruh waktu depolarisasi ventrikel.

Diukur dari permulaan gelombang Q (R bila tidak terlihat Q) sampai akhir gelombang S.

Batas atas nilai normalnya adalah 0,1 detik atau kurang (lebih dari 0,12 merupakan blok) . Kadang-kadang pada sandapan prekordial V2 atau V3, interval ini mungkin 0,11 detik.

Interval Q-T :

Interval ini diukur dari permulaan gelombang Q sampai akhir gelombang T.

Dengan ini diketahui lamanya sistole elektrik.

Interval Q-T normal tidak melebihi 0,42 detik pada pria dan 0,43 detik pada wanita.

Ada juga yang mengatakan lama Q-T normal dari 0,32 dtk sampai 0,40 dtk

Interval Q-U :

Pengukuran ini mulai dari awal gelombang Q sampai akhir gelombang U.

Tidak diketahui arti kliniknya.

3.2. Segmen Normal

Segmen P-R :

– Jarak yang diukur dariujung gelombang P ke awal kompleks QRS.

– Segmen ini normal adalah isoelektris.

– Merupakan kelambatan impuls sinus melalui atrium dan simpul AV

3.2. Segmen Normal

Segmen RS-T (segmen S-T), diukur mulai dari J sampai permulaan gelombang T.

Segmen ini biasanya isoelektris tetapi dapat bervaraisi antara 0,5 sampai + 2 mm pada sandapam prekordial. Elevasi dan depresinya dibandingkan dengan bagian garis dasar (base line) antara akhir gelombang T dan permulaan gelombang P (segmen T-P).

SANDAPAN EKG :

Kita membdakan 3 golongan sandapan yaitu :

1. Sandapab bipolar (sandapan standard)

2. Sandapan unipolar ekstremitas

3. Sandapan unipolar precordial

SANDAPAN STANDAR :

Oleh Einthoven telah diperkenalkan tiga sandapan standar yaitu :– I elektroda (+) lengan

kanan – elektoda (-) lengan kiri

– II elektroda (-) lengan kanan – elektroda (+) kaki kiri

– III elektroda (-) lengan kiri – elektroda (+) kaki kiri

Cara menempatkan elektrode :

Elektrode ekstremitas dipasang pada pergelangan tangan kanan dan kiri searah dengan telapak tangan yang sudah di beri jelly

Pada ekstremitas bawah pada pergelangan kaki kiri/kanan sebelah dalam

Merah (RA) ………………………. lengan kanan Kuning (LA) ……………………… lengan kiri Hijau (LF) ………………….…….. tungkai kiri Hitam (RF) …………………..…… tungkai kanan

SANDAPAN UNIPOLAR

aVR : Sandapan unipolar lengan kanan yang diperkuat

SANDAPAN UNIPOLAR

aVL : Sandapan unipolar lengan kiri yang diperkuat

SANDAPAN UNIPOLAR

aVF : Sandapan unipolar kaki kiri yang diperkuat

Elektroda sandapan unipolar perikordial di pasang pada :

Sela iga ke 4 pada garis sternal kanan = V1 Sela iga pada garis sternal kiri = V2   Terletak dintara V2 & V4 adalah = V3   Ruang iga ke 5 pada garis tengah klavikula = V4   Garis aksila depan sejajar dengan V4 = V5   Garis aksila tengah sejajar dengan V4 = V6   Garis aksila belakang sejajar dengan V4 = V7   Garis skapula belakang sejajar dengan V4 = V8   Batas kiri dari kolumna vertebra sejajar dengan V4 = V9   Lokasi sama dengan V3 tetapi pada sebelah kanan = V3R   V7 V3R kadang diperlukan   Pada umumnya perekaman hanya 12 lead yaitu lead I, II, III,

aVR, aVF, aVL, V1-V6

ELEKTROKARDIOGRAM (EKG) NORMAL

Irama jantung yang normal disebut irama sinus, yaitu irama yang berasal dari nodus sinus atrial (SA node) yang merupakan pusat pacu jantung.

Irama sinus bila memenuhi hal-hal sbb :

1. Bentuk dan besar gelombang P selalu sama2. PR interval normal : 0,12-0,203. Gelombang P selalu diikuti oleh kompleks

QRS4. Gelombang P selalu positif pada “lead” 2 dan

negatif pada ”lead” aVR5. Bentuk dan ukuran lebar kompleks QRS

(<0,10)6. Frekuensi denyut jantung 60-100 x/menit7. Irama teratur

GAMBARAN EKG NORMAL

PEMBACAAN EKG

SISTEMATIKA– Irama– Laju QRS– Regularitas– Interval PR– Aksis– Morfologi

Gelombang P Komleks QRS Segmen ST Gelombang T

GANGGUAN IRAMA JANTUNG(ARITMIA JANTUNG)

Khalid Saleh

Pendahuluan

Gangguan irama jantung adalah terjadinya gangguan pada irama jantung yang dapat diakibatkan : – gangguan pembentukan rangsang – ganguan penghantaran rangsang.

Aritmia jantung dapat ditimbulkan hipoksia, hiperkarbia, obat-obatan, dan gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.

Berbagai faktor tersebut seharusnya diperbaiki terlebih dahulu sebelum dilakukan terapi terhadap aritmia jantung agar dapat dicapai hasil yang lebih aman dan efektif.

Di dalam otot jantung terdapat jaringan khusus yang menghantarkan aliran listrik

Jaringan tersebut mempunyai sifat khusus :1. Otomatisasi : kemampuan untuk

menimbulkan impuls spontan2. Irama pembentukan impuls teratur3. Daya konduksi : kemampuan menyalurkan

impuls4. Daya rangsang : kemampuan bereaksi

terhadap rangsang.

Sistim pembentukan dan penghantaran rangsang dari jantung

• Nodes SA : 60-90 x/mnt

terletak muara V.K.sup.

• Traktus internodal

• Nodes AV : 40-60 x/mnt

terletak dlm ddg septum (sekat) atrium sebelah kanan dan diatas katup trikusp. Dekat muara sinus koronarius

• His dan sentrum-sentrum

lebih rendah : < 40 x/mnt

Klasifikasi :Aritmia jantung dapat dibagi atas :

Gangguan dalam pembentukan rangsang– Kontraksi prematur (ekstrasistole)– Paroksimal atrial takikardi– Flutter atrium– Fibrillasi atrium– Takikardi ventrikel– Fibrilasi ventrikel

Gangguan dalam penghantaran rangsang– Blok sino-atrial– Kelainan penghataran A-V– “Bundle branch blok”

ARITMIA YANG MENGANCAM KEHIDUPAN

Ventrikel takikardi Ventrikel fibrilasi Ventricular asistole Pulseless Electrical Activity (PEA) = Aktifitas

listrik tanpa nadi Torsade de Pointer (Bentuk VT yang

berubah aksis)

1. VENTRIKEL TAKIKARDI(VT) KRITERIA DIAGNOSIS (Gambaran EKG)

– Irama : Tidak teratur– Frekuensi (HR) : > 100 X/menit– Gelombang P : Tidak terlihat– Interval PR : Tidak ada– Gelombang QRS : > 0,12 detik

2. VENTRIKEL FIBRILLASI (VF) KRITERIA DIAGNOSIS (Gambaran EKG)

– Irama : Tidak teratur–Frekuensi (HR) : Tidak dapat dihitung–Gelombang P : Tidak ada–Interval PR : Tidak ada–Gelombang QRS : Tidak dapat dihitung,

bergelombang & tidak teratur

3. Ventricular asistole

–Tidak terdapatnya aktivitas listrik dari ventrikel, tidak terdapatnya kontraksi ventrikel–Paling sering ditemukan dalam kasus henti jantung, sering timbul setelah VF dan PEA

4. Pulseless Elestrical Activity (PEA)

Adanya aktivitas listrik pada jantung, tetapi tidak dapat terdeteksi pada pemeriksaan palpasi pada pembuluh darah arteri

5. Torsade de Pointes

Bentuk dari ventrikel takikardi, berubah axis

BEBERAPA JENIS ARITMIA YANG PERLU DIKETAHUI

1. SINUS TAKIKARDIKRITERIA DIAGNOSIS (Gambaran EKG)

– Irama : Teratur– Frekuensi (HR) : > 100 – 150 X/menit– Gelombang P : Normal, setiap gel P selalu diikuti gel. QRS,

T – Interval PR : Normal– Gelombang QRS : Normal

2. SINUS BRADIKARDIKRITERIA DIAGNOSIS (Gambaran EKG)

– Irama : Teratur– Frekuensi (HR) : < 60 X/menit– Gelombang P : Normal, setiap gel P selalu diikuti

gel. QRS – Interval PR : Normal– Gelombang QRS : Normal

3. Sinus Aritmia

– Irama : Tidak teratur– Frekuensi (HR): Biasanya antara 60 – 100 x/menit– Gelombang P : Normal, setiap gel P

selalu diikuti gel. QRS, T – Interval PR : Normal– Gelombang QRS : Normal

4. ATRIAL FIBRILLASI KRITERIA DIAGNOSIS (Gambaran EKG)

– Irama : Tidak teratur– Frekuensi (HR) : Bervariasi– Gelombang P : Tidak dapat diidentifikasikan – Interval PR : Tidak dapat dihitung– Gelombang QRS : Normal

5. PAROXISMAL ATRIAL TAKIKARDI (PAT) KRITERIA DIAGNOSIS (Gambaran EKG)

–Irama : Teratur–Frekuensi (HR) : 150 – 250 kali /menit–Gelombang P : Sukar karena bersatu dengan gelombang T, kadang gelombang P terlihat kecil –Interval PR : Tidak dapat dihitung atau memendek –Gelombang QRS : Normal

6. VENTRIKEL EKSTRASISTOL (VES) KRITERIA DIAGNOSIS (Gambaran EKG)

– Irama : Tidak teratur, Karena ada gelombang yang timbul dini

– Frekuensi (HR) : Tergantung irama dasarnya– Gelombang P : Tidak ada – Interval PR : Tidak ada– Gelombang QRS : > 0,12 detik

Lima (5) bentuk ekstrasistol ventrikel yang berbahaya :

Ekstrasistol ventrikel > 6 kali/menit Ekstrasistol ventrikel bigemini Ekstrasistol ventrikel “multifocal” Ekstrasistol ventrikel “Consecutif” Ekstrasistol ventrikel R on T

• Ekstrasistol ventrikel bigemini

• Ekstrasistol ventrikel “multifocal”

• Ekstrasistol ventrikel “Consecutif”

• Ekstrasistol ventrikel R on T

7. BLOK AV, DERAJAT SATUKRITERIA DIAGNOSIS (Gambaran EKG)

– Irama : Teratur– Frekuensi (HR) : Biasanya antara 60-100 x/menit– Gelombang P : Normal, setiap gelombang

P selalu diikuti gelombang QRS – Interval PR : Memanjang > 0,20 detik– Gelombang QRS : Normal

8. BLOK AV, DERAJAT DUA / FENOMA WENCKEBACH (MOBITZ TIPE I) KRITERIA DIAGNOSIS (Gambaran EKG)

– Irama : Tidak teratur– Frekuensi (HR) : 60-100 x/menit atau < 60 x/menit– Gelombang P : Normal, tetapi ada satu gel. P yang

tidak diikuti gel. QRS dalam satu siklus – Interval PR : Makin lama makin panjang sampai

ada gel.P yang tidak diikuti gel. QRS kemudian siklus berulang– Gelombang QRS : Normal

9. BLOK AV, DERAJAT DUA (MOBITZ TIPE II) KRITERIA DIAGNOSIS (Gambaran EKG)

– Irama : Tidak teratur– Frekuensi (HR) : Biasanya < 60 x/menit– Gelombang P : Normal, ada satu atau lebih gel. P

yang tidak diikuti gel. QRS – Interval PR : Normal/memanjang secara konstan

kemudian ada blok– Gelombang QRS : Normal

10. BLOK AV, DERAJAT TIGA (BLOK AV LENGKAP) KRITERIA DIAGNOSIS (Gambaran EKG)

– Irama : Teratur– Frekuensi (HR) : < 60 x/menit– Gelombang P : Normal, akan tetapi

gel. P & gel. QRS berdiri sendiri, sehingga gel.P kadang-kadang diikuti kadang tidak

– Interval PR : Berubah-ubah / tidak ada– Gelombang QRS : Normal/>0,12 detik

?

?

top related