implementasi peraturan bupati (perbup) nomor ...repository.uinjambi.ac.id/2374/1/sip.151931_arif...
Post on 12-Mar-2021
1 Views
Preview:
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI PERATURAN BUPATI (PERBUP) NOMOR 06 TAHUN
2017 TENTANG PROGRAM BERAS UNTUK PEGAWAI NEGERI SIPIL
(PNS) DI LINGKUNGAN TANJUNG JABUNG TIMUR
SKRIPSI
ARIF AGUS PRASTIA S
SIP.151931
PEMBIMBING:
Dr.YULIATIN,S.Ag., M.HI
ULYA FUHAIDAH,S.Hum.,M.Hum
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019
ii
iii
v
MOTTO
قل اللهم مالك الملك تؤتي الملك من تشاء وتنزع الملك ممن تشاء
وتعز من تشاء وتذل من تشاء بيدك الخير إنك على كل شيء
قدير
Katakanlah: ”Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan
kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang
Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau
hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan.
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu” (QS. Al-'Imran (3):26)
vi
ABSTRAK
ARIF AGUS PRASTIA S, SIP.151931, Implementasi Peraturan Bupati (Perbup)
Nomor 06 Tahun 2017 Tentang Program Beras untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS)
di Lingkungan Tanjung Jabung Timur. Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 06
Tahun 2017 Tentang Program Beras untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) dinilai
mampu membantu pertumbuhan perekonomian daerah. Hal ini tentunya perlu
dilihat bagaimana pelaksanaannya selama ini. Adapun yang akan dijawab dalam
penelitian ini adalah bagaimana Implementasi Peraturan Bupati (Perbup) Nomor
06 Tahun 2017 Tentang Program Beras untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) di
Lingkungan Tanjung Jabung Timur serta faktor penghambat dan pendukung
dalam implementasi Peraturan Bupati tersebut. Penelitian ini menggunakan
penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui Observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian Pertama, Implementasi Peraturan
Bupati berdasarkan pada hasil distribusi beras petani lokal kepada PNS di
Kabupaten Tanjung Jabung Timur sudah berjalan dengan baik. Kedua, faktor
penghambat dalam Implementasi Peraturan Bupati tersebut seperti curah hujan,
sarana dan prasarana pasca panen, modal, dan infrastruktur jalan. Ketiga, faktor
pendukung dalam Implementasi Peraturan Bupati,seperti Pengadaan Sarana dan
Prasarana pasca panen, Membentuk Koperasi NIBUNG MAJU MERAKYAT,
Membangun Komunikasi dan Kerjasama dengan Dinas Pertanian , Pengujian
beras petani lokal ke SUCOFINDO dan Pengadaan Kemasan beras lokal.
Kata Kunci : Beras untuk PNS, Perbup Nomor 06 tahun 2017,
vii
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur Alhamdulilah, kupersempahkan karya kecilku
ini untuk orang-orang yang kusayangi:
Ku persembahkan sebuah karya kecil ini untuk orang tuaku,yaitu
ayahandaku Iskandar dan ibundaku Wagiem yang tiada pernah hentinya selama
ini memberi dorongan semangat, doa, nasehat dan kasih sayang serta pengorbanan
yang tak tergantikan hingga aku selalu kuat menghadapi segala rintangan yang
ada didepanku.
Kepada adikku Sri Rezeki Rahayu Ningsih dan Rani, sauadara-saudaraku,
keluarga besarku, terima kasih atas segala dukungannya dan doanya
Hidupku terlalu berat untuk mengandalkan diri sendiri tanpa melibatkan
batuan tuhan dan orang lain. Tak ada tempat terbaik untuk berkeluh kesah selain
bersama sahabat-sahabat terbaikku, terimakasih kuucapkan kepada Rini Utama
Saputri serta sahabat Pejuang S.Sos yaitu Ety Purnama Sari, Ayu Wahyuni, Iza
Zuhria, Zubaidah, Rusdi Arpendo, dan Sulaiman, Terima kasih telah menemani
setiap langkah dan setiap usaha yang tercurahkan serta untaian kata yang
senantiasa memberi motivasi untuk terus maju dan berproses.
Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan impian yang akan
dikejar, untuk sebuah pengharapan, agar hidup jauh lebih bermakna. Hidup tanpa
mimpi ibarat arus sungai. Mengalir tanpa tujuan. Teruslah belajar, berusaha, dan
berdoa untuk mengampainya.
Jatuh berdiri lagi. Kalah coba lagi. Gagal bangkit lagi.
Never give up!
Sampai Allah SWT berkata” Perjuangan mu tak sia-sia”
Hanya sebuah karya keci dan untaian kata-kata ini yang dapat
kupersembahkan kepada kalian semua, terimakasih beribu terimakasih kuucapkan
viii
KATA PENGANTAR
الحود الله الذ أز ل الهدي ف قلى ب العلن. والصلا ة والسلا م عل اشزف الا با ء والوز سلي سد ا
هحود وعل اله و صحبه والتا بعي لهن با حسا ى ال ىم الد ي. أشهد اى لا اله الا الله وأشهد اى سد ا
هحودا عبده ورسى له.
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang mana dalam
penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Di samping itu, tidak lupa pula
iringan shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW.
Skripsi ini diberi judul “Implementasi Peraturan Bupati (Perbup) Nomor
06 Tahun 2017 Tentang Program Beras untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) di
Lingkungan Tanjung Jabung Timur”. Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini,
penulis akui, tidak sedikit hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam
mengumpulkan data maupun dalam penyusunannya, dan berkat adanya bantuan
dari berbagai pihak, terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen
pembimbing, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah kata terima kasih
kepada semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini, terutama
sekali kepada Yang Terhormat:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA, sebagai Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Dr. A. A. Miftah, M. Ag, sebagai Dekan Fakultas Syariah UIN STS
Jambi.
ix
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................................... iv
MOTTO .......................................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN .......................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 8
C. Batasan Masalah .................................................................................. 8
D. Tujuan dan Kegunaan penelitian.......................................................... 9
E. Kerangka Teori .................................................................................... 10
F. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 16
BAB II METODE PENELITIAN ................................................................. 19
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 19
B. Pendekatan Penelitian .......................................................................... 19
C. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 19
D. Instrumen Pengumpulan Data .............................................................. 20
E. Teknik Analisis Data ............................................................................ 22
F. Sistem Penulisan ................................................................................. 23
G. Jadwal Penelitian ................................................................................. 24
xi
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .......................... 26
A. Profil Kabupaten Tanjung Jabung Timur............................................. 26
B. Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tanjung Jabung Timur ............. 27
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ............................. 44
A. Implementasi Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 06 Tahun 2017
Tentang Program Beras untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) di
Lingkungan Tanjung Jabung Timur ..................................................... 44
B. Faktor penghambat dan faktor pendukung Implementasi Peraturan
Bupati (Perbup) Nomor 06 Tahun 2017 Tentang Program Beras
untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Lingkungan Tanjung Jabung
Timur ................................................................................................... 59
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 69
A. Kesimpulan .......................................................................................... 69
B. Saran .................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
xii
DAFTAR SINGKATAN
1. RPJMD : Rencana Pembangunan Jangka Menegah
2. SKPD : Organisasi Satu Kerja Pangkat Daerah
3. UPTD : Unit Pelaksana Teknis Daerah
4. Perbup : Peraturan Bupati
5. PNS : Pegawai Negeri Sipil
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Luas Lahan, Produksi dan Produktifitas Padi Sawah
Kabupaten Tanjung Jabung Timur ......................................... 4
Tabel II : Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................... 24
Tabel III : Jumlah Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Tanjung Jabung
Timur Berdasarkan Pada Pangkat Dan Jenis Kelamin
Tahun 2017 ........................................................................... 27
Tabel IV : Daftar Nama Pegawai Dinas Ketahanan Pangan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur ........................................ 33
Tabel V : Nama Penyalur Beras ............................................................. 45
Tabel VI : Jumlah Beras Petani Lokal yang di distribusikan kepada
PNS Tahun 2017-2019 ........................................................... 49
Tabel VII : Distribusi Beras Varian Rasa Pulen dan Pera tahun 2017 ..... 50
Tabel VIII : Distribusi Beras Varian Rasa Pulen dan Pera tahun 2018 ..... 51
Tabel IX : Distribusi Beras ke PNS di Tanjung Jabung Timur
Tahun 2018 ........................................................................... 53
Tabel X :Beras Petani Tanjung Jabung Timur yang diuji lap
SUCOFINDO ......................................................................... 66
Tabel X1 : Luas Lahan, Produksi dan Produktifitas Padi Sawah
Kabupaten Tanjung Jabung Timur ......................................... 58
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Struktur Organisasi Dinas Ketahanan Pangan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur ..................................... 32
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance)
merupakan landasan setiap Negara yang demokratis dalam mengelola
pemerintahannya. Penyelenggaraan pemerintahan yang baik tersebut
bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan rakyat dan mencapai tujuan
serta cita cita dari Negara itu sendiri. Dalam perjalanannya, pemerintahan
yang baik (Good Governance) dalam sebuah Negara dapat dilihat dan
dinilai seberapa besar tingkat keberhasilannya dari seberapa jauh
implementasi dan penyelenggaraan kebijakan dapat berjalan.
Pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah, bertujuan untuk
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat yang
mayoritas berada di pedesaan dengan lapangan kerja utama disektor
pertanian. Hal ini sesuai dengan apa yang termaktup dalam Pasal 2 ayat (3)
UU Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, Pertama, dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pendapatan
petani. Kedua, dapat meningkatkan pelayanan umum yakni ketersediaan
akses penyaluran hasil pertanian untuk petani dan ketersediaan pangan
untuk publik. Ketiga dapat menigkatkan daya saing daerah melalui berbagai
produk unggulan daerah yang betul-betul Kompetetif dan Kreatif.1
1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Pasal 2 ayat 3
2
Keberadaan undang-undang otonomi daerah membuat pemerintah
daerah dituntut untuk berperan aktif dalam mengurus daerahnya terutama
kesejahteraan masyarakat daerah serta kebutuhan pokok masyarakat
daerahnya seperti ketersediaan pangan. Bidang pangan termasuk dalam
urusan wajib yang tidak terkait dengan pelayanan dasar. Pangan adalah
segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian,
perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan,dan air, baik yang
diolah maupun tidak diolah yang diperuntukan sebagai makanan atau
minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan
baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan,
pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman2.
Pangan merupakan kebutuhan manusia yang paling mendasar,
sehingga ketersediaan pangan khususnya beras bagi masyarakat harus selalu
terjamin. Dengan terpenuhinya kebutuhan masyarakat maka akan
memperoleh hidup yang tenang dan akan lebih mampu berperan dalam
pembangunan. Kekurangan pangan akan menimbulkan dampak yang luas
diberbagai bidang dan dapat mengarah pada Instabilitas Negara. Tidak
jarang masalah pangan ini menjadi pemicu terjadinya konflik sosial pada
skala kecil maupun skala besar, seperti yang saat ini marak terjadi dan terus
berkembang yaitu munculnya radikalisme dan terorisme. Begitu pentingnya
2Undang-Undang No.18 Tahun 2012 Tentang Pangan. Pasal 1
3
peranan pangan dalam kehidupan masyarakat suatu bangsa, sehingga
kondisi dan proses pemenuhannya menjadi masalah yang sangat peka3
Beras merupakan salah satu makanan pokok bangsa Indonesia. Oleh
karena itu, perhatian akan beras atau tanaman padi tidak ada henti-hentinya.
Penyediaan pangan yang cukup, merata dan bermutu serta peningkatan
pendapatan petani di Indonesia khususnya di Kabupaten Tanjung Jabung
Timur merupakan suatu prioritas yang terpenting guna mewujudkan
ketersediaan pangan dan peningkatan kesejahteraan rakyat.
Tanjung Jabung Timur sebagai daerah Otonom berwenang untuk
mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakatnya. Daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas-batas wilayah, yang berwenang mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut
prakarsa sendiri, berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem NKRI.4
Salah satu sumber daya yang menjadi andalan utama Kabupaten
Tanjung Jabung Timur untuk menopang percepatan pembangunan
perekonomian daerah adalah sumber daya lahan pertanian termasuk
didalamnya pertanian padi. Dalam dokumen rencana pembangunan
jangka menengah daerah (RPJMD) Kabupaten Tanjung Jabung
Timur Tahun 2011-2016 dicantumkan bahwa salah satu arah kebijakan
pembangunan daerah ini adalah meningkatnya produktivitas komoditi
3Didit Herdiawan, Ketahanan Pangan dan Radikalisme, (Jakarta: Republik, 2012),
hlm 5 4Siswanto Sunarno, Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia,,(Jakarta:Sinar
Grafika, 2009) hlm.6
4
pertanian sesuai dengan kondisi dan potensi wilayah yang dimiliki. Artinya
sektor pertanian masih diharapkan sebagai basis pertumbuhan ekonomi
daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur.5
Tabel 1
Luas Lahan, Produksi dan Produktifitas Padi Sawah Kabupaten
Tanjung Jabung Timur
Tahun Luas Lahan
(Ha)
Produksi
(Ton)
Produktifitas
(Kw/Ha)
2012 28 955 94 854 32,76
2013 28 463 102 692 36,08
2014 26 112 104 090 39,86
2015 18 322 75 109 40,99
Sumber: Kabupaten Tanjung Jabung Timur dalam Angka 2017
Dari data diatas, terjadinya penurunan luas lahan padi sawah
pertahunnya di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dikarenakan banyaknya
petani yang mengalihfungsikan lahan pertanian ke lahan perkebunan,
khususnya perkebunan kelapa sawit. Walaupun sempat terjadi peningkatan
jumlah produksi dari tahun 2013-2014 akan tetapi jumlah lahan terus
berkurang dan pada tahun 2015 terjadi penurunan yang signifikan sehingga
memberikan dampak yang tinggi pula pada pengurangan jumlah produksi
tahun 2015.
5Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tanjung
Jabung Timur 2011-2016
5
Penurunan luas lahan padi sawah di Kabupaten Tanjung Jabung Timur
membuat pemerintah kabupaten dituntut untuk dapat mengambil kebijakan
yang dapat menguntungkan bagi petani guna penguatan pangan di
Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Pada pertengahan Juli 2016, dilakukan
langkah uji coba membeli beras petani lokal untuk para PNS di lingkup
SKPD Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Menurut Kepala bidang distribusi
dan cadangan pangan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tanjung Jabung
Timur, Bapak Nandang Agus Salim,
Tahun 2016 itu masih uji coba, hanya beberapa SKPD lingkup
pertanian yang dicobakan. Kemudian 2017 muncul Perbup Nomor 06
tahun 2017 tentang Program Beras untuk PNS. Alhamdulillah untuk
petani ada peningkatan nilai tambah karna selama ini orang kan
tergantung hanya kepada bulog, kemudian kepasar-pasar seperti kepri
dan kejambi juga banyak. Tapi relative posisi tawar petani tidak
bagus. Berapa orang mau beli ya jual. Kalau ini kan kami sudah atur
mekanisme harganya berdasarkan pasar kepetani tidak pernah
dibawah 8000. Kalau kita itu 8500, 8600,8700 itu disaat panen raya.
Musim paceklik ini bisa sampai 10.0006.
Uji coba pragram beras untuk Pegawai Negeri Sipil tersebut dinilai
sukses dan berhasil dalam membantu kesejahteraan rakyat khususnya
petani. Oleh karena itu, pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur
kemudian mengeluarkan Peraturan Bupati No. 6 tahun 2017 tentang
Program Beras untuk PNS agar pembelian beras PNS tersebut dapat terus
berjalan. Bupati Tanjung Jabung Timur berkomitmen untuk
mempertahankan lahan sawah yang ada sebagai sumber beras di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur dengan menyalurkan program beras lokal untuk
seluruh Pegawai Negeri Sipil di kabupaten Tanjung Jabung Timur.
6 Wawancara, Nandang Agus Salim Kepala bidang distribusi dan cadangan pangan
Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tanjung Jabung Timur,28 Januari 2019
6
Selama ini petani kesulitan. Artinya posisi tawar petani untuk harga
jual berasnya ini tidak punya alternative dan gak punya pilihan . jadi
atas dasar itu pak bupati mencoba memberi alternative dengan
program ini dengan harapan harga jual bisa meningkat dan tentu
ujung ujungnya kesejahteraan petani7.
Peraturan Bupati Nomor 06 Tahun 2017 tentang Program Beras untuk
PNS tersebut diharapkan dapat menarik minat para petani untuk tetap
bertani padi sawah dan mempertahankan lahan padi sawah atau memperluas
lahan padi sawahnya serta dapat membantu perekonomian petani. Program
beras lokal untuk Pegawai Negeri Sipil tersebut merupakan salah satu
bentuk kebijakan untuk meningkatkan pendapatan petani di Kabupaten
Tanjung Jabung timur yang secara otomatis akan mengatasi keluhan para
petani selama ini, yakni mengenai harga jual yang rendah setiap kali masa
panen.
Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur berupaya untuk
merangsang minat dan mendorong peningkatan pendapatan petani dengan
melibatkan Pegawai Negeri Sipil sebagai konsumen dalam bentuk tunjangan
beras. Tunjangan beras dalam Peraturan Bupati Nomor 06 Tahun 2017
tentang Program Beras untuk PNS tersebut sebanyak 10 Kg/Orang selama
sebulan. Selain itu, Pegawai Negeri Sipil diwajibkan membeli beras
produksi petani Kabupaten Tanjung Jabung Timur melalui penyalur yang
telah ditunjuk dari Asosiasi Penyalur Beras di Kabupaten Tanjung Jabung
Timur. Harga pembelian beras petani ditetapkan di atas harga Bulog kepada
7 Wawancara, Nandang Agus Salim Kepala bidang distribusi dan cadangan pangan
Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tanjung Jabung Timur,28 Januari 2019
7
Pegawai Negeri Sipil setelah ditambah harga angkut, proses seleksi,
pengarungan, dll.
Selama tahun 2017, sudah sebanyak 311.070 ton beras tersalurkan ke
Pegawai Negeri Sipil dilingkup Kabupaten Tanjung Jabung Timur,
sedangkan ditahun 2018 sebanyak 358,300 ton8. Jumlah tersebut
merupakan jumlah yang cukup besar untuk penyerapan hasil panen petani
lokal kepada PNS yang ada di Tanjung Jabung Timur. Peningkatan yang
terjadi pada tahun 2018 tersebut diharapkan akan semakin membaik di
tahun selanjutnya. Hal ini tentunya akan membuat daya jual hasil petani
lokal meningkat dan kesejahteraan rakyatpun dapat terwujud.
Dalam pelaksanaannya, Program beras untuk PNS tersebut merupakan
kebijakan yang jarang diambil oleh pemerintah daerah baik provinsi
maupun kabupaten/kota. Menurut Bapak Mustapa,
Kebijakan mengharuskan PNS membeli beras petani lokal ini
merupakan kebijakan yang baru 2 kabupaten di indonesia yang
melaksanakannya. Pertama itu Kabupaten Kulon Progo, Jogjakarta
dan kedua itu di Kabupaten Tanjung Jabung Timur9
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengetahui lebih
dalam mengenai pelaksanaan Peraturan Bupati Nomor.06 Tahun 2017
tentang Program Beras untuk PNS. Oleh karena itu, penulis mengangkat
Judul “Implementasi Peraturan Bupati (Perbub) Nomor.06 Tahun 2017
tentang Program Beras Untuk Pegawai Negri Sipil (PNS) di lingkungan
Tanjung Jabung Timur.
8 Rekapan Penyaluran Beras PNS pada Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten
Tanjung Jabung Timur Tahun 2017 9 Wawancara Bapak Mustapa, sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten
Tanjung Jabung Timur pada 28 Januari 2019
8
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan skripsi ini dan dilandasi latar belakang masalah tersebut
diatas, agar tidak terjadi kerancuan dalam penulisan skripsi ini nantinya,
maka penulis membatasi permasalah dalam rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana Implementasi Peraturan Bupati (Perbup) Nomor.06 Tahun
2017 tentang Program Beras untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) di
lingkungan Tanjung Jabung Timur?
2. Apa faktor pendorong dan penghambat dari Implementasi Peraturan
Bupati (Perbup) Nomor.06 Tahun 2017 tentang Program Beras untuk
Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Tanjung Jabung Timur?
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari adanya perluasan masalah yang dibahas
menyebabkan pembahasan ini menjadi tidak konsisten dengan rumusan
masalah yang telah penulis buat sebelumnya, maka penulis memberikan
batasan masalah ini hanya membahasi pada pelaksanaan program beras
untuk PNS serta faktor pendorong dan penghambat implementasi Peraturan
Bupati Nomor 06 Tahun 2017 tentang Program Beras untuk PNS di
Tanjung Jabung Timur.
9
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dengan adanya semua perumusan masalah diatas, diharapkan adanya
suatu kejelasan yang dijelaskan dan dijadikan tujuan bagi penulis dalam
skripsi ini. Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai
berikut:
a. Untuk mengetahui latar belakang terbentuknya Peraturan Bupati
Nomor 06 Tahun 2017 tentang Program Beras Untuk PNS di
lingkungan Tanjung Jabung Timur
b. Untuk mengetahui faktor pendorong dan penghambat dari proses
Implementasi Peraturan Bupati (Perbup) Nomor.06 Tahun 2017 tentang
Program Beras untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan
Tanjung Jabung Timur
c. Untuk mengetahui proses Implementasi Peraturan Bupati (Perbup)
Nomor.06 Tahun 2017 tentang Program Beras untuk Pegawai Negeri
Sipil (PNS) di lingkungan Tanjung Jabung Timur
2. Kegunaan Penelitian
a. Penelitian ini sebagai studi awal yang dapat dijadikan pengalaman dan
wawasan bagi penulis sendiri terhadap proses implementasi serta faktor
pendorong dan penghambat dalam proses Implementasi Peraturan
Bupati Nomor 06 Tahun 2017 tentang Program Beras untuk PNS di
lingkungan Tanjung Jabung Timur.serta menjadi bahan bacaan yang
menarik bagi siapapun yang akan membacanya.
10
b. Sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana Strata
Satu (S1) di Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
c. Penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan untuk di Fakultas Syari’ah
khususnya jurusan Ilmu Pemerintahan dan dosen-dosen Fakultas
Syari’ah lainnya.
d. Sebagai sumber referensi dan saran pemikiran bagi kalangan akademisi
dan praktisi masyarakat di dalam menunjang penelitian selanjutnya
yang akan bermanfaat sebagai bahan perbandingan bagi penelitian yang
lain.
E. Kerangka Teori
1. Kebijakan Publik
Menurut Thomas Dye kebijakan publik adalah segala sesuatu
yang dikerjakan atau tidak dikerjakan oleh pemerintah. Menurutnya
bahwa apabila pemerintah memilih untuk melakukan sesuatu maka
harus ada tujuan dan kebijakan negara tersebut harus meliputi semua
tindakan pemerintah, bukan semata mata pernyataan keinginan
pemerintah atau pejabatnya. Disamping itu sesuatu yang tidak
dilaksanakan oleh pemerintah pun termasuk kebijakan negara. Hal ini
disebabkan “sesuatu yang tidak dilakukan” oleh pemerintah akan
11
mempunyai pengaruh yang sama besarnya dengan “sesuatu yang
dilakukan pemerintah”10
Kebijakan publik merupakan langkah pemerintahan dalam
menghadapi masalah publik. Sebagaimana firman Allah:
Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu)
apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya
Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.(Q.S. An-
Nisa’ : 58)
Tahapan-tahapan dalam pengambilan keputusan kebijakan publik
diatur menurut urutan waktu meliputi penyusunan agenda, formulasi
kebijakan,adopsi kebijakan, implementasi kebijakan, dan evaluasi
kebijakan. Kebijakan haruslah melihat apa yang sebenarnya dilakukan
daripada apa yang diusulkan mengenai suatu persoalan. Alasannya
adalah karena kebijakan merupakan suatu proses yang mencakup pula
tahap implementasi dan evaluasi, sehingga definisi kebijakan yang
hanya menekankan pada apa yang diusulkan menjadi kurang memadai.
10
Arifin Tahir, Kebijakan Publik dan Transparansi Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah,(Bandung, Alfabeta, 2015), hlm.25
12
2. Implementasi Program
Menurut Van Horn, Implementasi diartikan sebagai tindakan-
tindakan yang dilakukan oleh baik individu-individu/pejabat-pejabat
atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada
pencapaian tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam kebijakan.11
Selain itu, jones mengatakan bahwa implementasi kebijakan
adalah suatu kegiatan yang dimaksudkan untuk mengoperasikan sebuah
program dengan memperhatikan tiga aktifitas utama kegiatan. Menurut
jones ketiga aktivitas tersebut dapat mempengaruhi implementasi
kebijakan. Tiga aktivitas tersebut adalah:
1 Organisi, Pembentukan atau penataan kembali sumber daya, unit –
unit serta metode untuk menunjang agar program berjalan. Struktur
oganisasi yang jelas diperlukan dalam mengoperasikan program
sehingga tenaga pelaksana dapat terbentuk dari sumber daya
manusia yang kompeten dan berkualitas.
2 Interpretasi, menafsirkan agar program menjadi rencana dan
pengarahan yang tepat dan dapat diterima serta dilaksanakan.Para
pelaksana harus mampu menjalankan program sesuai dengan
petunjuk pelaksana agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
11
Ibid, hlm.55
13
3 Penerapan atau Aplikasi, berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan
rutin yang meliputi penyediaan barang dan jasa12
.
Implementasi kebijakan merupakan hal yang paling berat, karena
dalam tataran inilah masalah masalah yang kadang tidak ditemui dalam
perumusan kebijakan akan muncul dilapangan saat kebijakan itu di
implementasikan. Ada beberapa hal yang mengakibatkan suatu
implementasi kebijakan dapat berjalan efektif atau tidak, yaitu:
1. Respek anggota masyarakat pada otoritas dan keputusan
pemerintah.
2. Kesadaran untuk menerima kebijakan
3. Ada atau tidaknya sanksi hukum
4. Kepentingan pribadi atau kelompok
5. Bertentangan dengan sistem nilai yang ada
6. Wujud kepatuhan selektif
7. Waktu
8. Sosialisasi
9. Koordinasi antar lembaga atau antar organisasi13
3. Peraturan Kepala Daerah
Dalam Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa Otonomi daerah adalah
hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
12
Ibid, hlm. 81 13
Leo Agustino, Dasar-Dasar Kebijakan Publik (edisi revisi), (Bandung,
Alfabeta,2017),hlm.156
14
setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dari
pengertian otonomi daerah ini sesuai dengan undang-Undang
Pemerintah Daerah maka segala hak, wewenang dan kewajiban
pemerintah daerah yang diberikan harus selalu berdasarkan pada aturan
yang menjadi dasar bagi penyelenggaraan pemerintahan daerah yaitu
baik berupa Peraturan Daerah maupun peraturan-peraturan lainnya yang
diperbolehkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang tercantum dalam Pasal 18 ayat(6).
Peraturan Kepala Daerah diatur dalam Pasal 246 undang nomor
23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, secara khusus dalam Pasal
246 ayat (1) mengatur cakupan dari materi Peraturan Kepala Daerah
yaitu untuk melaksanakan Peraturan Daerah atau atas kuasa peraturan
perundang-undangan, kepala daerah menetapkan Peraturan Kepala
Daerah. Sesuai dengan Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang nomor 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
bahwa Peraturan Kepala Daerah yang berupa Peraturan Gubernur
atapun Peraturan Bupati/Walikota merupakan jenis Peraturan
Perundang-Undangan. Akan tetapi Peraturan Kepala Daerah baru
diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan mengikat sepanjang
diperintahkan oleh Peraturan Perundang-Undangan yang lebih tinggi
atau dibentuk berdasarkan kewenangan. Dengan demikian Peraturan
Kepala Daerah dibentuk bila ada delegasi dari Peraturan Daerah,
sehingga Peraturan Daerah disebut sebagai Peraturan Perundang-
15
Undangan sebagaimana disebutkan dalam Pasal 8 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan atau secara asas hukum dapat disebut
pembentukan Peraturan Kepala Daerah ini berdasarkan pada asas
legalitas.
Pembentukan Peraturan Kepala Daerah selain berdasarkan pada
asas legalitas yang dibentuk berdasarkan perintah dari Peraturan Daerah
terkadang dipandang tidak cukup dalam konsep negara kesejahteraan.
Asas legalitas saja tidak cukup untuk dapat berperan dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat dan melaksanakan otonomi
daerah sehingga seringlah digunakan kewenangan yang dimiliki oleh
para Kepala Daerah atau yang sering disebut sebagai freies emerssen
(deskresioner).14
Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011
pasal 8 ayat (1) dan ayat (2) bahwa Peraturan Kepala Daerah baik itu
berupa Peraturan Gubernur atau Peraturan Bupati/Walikota merupakan
jenis Peraturan Perundang-Undangan dan diakui keberadaannya serta
mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk
berdasarkan kewenangannya. Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintah Daerah Pasal 246 ayat (1) juga diatur
14
Petrus Kadek Suherman, S.H., M.Hum , Delegasi Regulasi Dan Simplifikasi
Regulasi Dalam Pembentukan Peraturan Kepala Daerah, Perancang Peraturan
Perundang-Undangan Pertama Kantor Wilayah Kementerian Hukum Dan HAM Bali,
hlm.05-07
16
mengenai peraturan kepala daerah baik itu berupa Peraturan Gubernur
atau Peraturan Bupati/Walikota bahwa peraturan kepala daerah
dibentuk untuk melaksanakan Peraturan Daerah atau atas kuasa
peraturan perundang-undangan kepala daerah menetapkan Peraturan
Kepala Daerah. Dari kedua ketentuan undang-Undang yang mengatur
tentang Peraturan Kepala Daerah ini maka dapat disimpulkan bahwa
dasar kewenangan yang diatur dan dijamin oleh Undang-Undang untuk
kepala daerah dalam menetapkan Peraturan Kepala Daerah adalah
kewenangan delegasi dan kewenangan atribusi.
F. Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka adalah uraian hasil hasil penelitian terdahulu yang
terkait dengan penelitian ini pada aspek focus / tema yang diteliti. Penulis
menemukan beberapa penelitian yang ada hubungannya dengan masalah
yang akan diteliti, seperti judul berikut :
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Muklis, dengan judul “peran
Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi Dalam Mengembangkan Desa Mandiri
Pangan (Studi Analisis di Desa Sungai Duren”.15
Skripsi ini menggunakan
pendekatan metode penelitian kualitatif, dengan menggunakan teori
pengembangan, dan ketahanan pangan. Hasil penelitian skripsi Muklis
tersebut adalah penyelenggaraan desa mandiri pangan yang dicanangkan
Pemerintah Pusat dan direalisasikan Pemerintah Daerah khususnya
dikabupaten Muaro Jambi Desa Sungai Duren dengan upaya yang telah
15
Skripsi Muklis, Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Fakultas Syari’ah Institut Agama
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Tahun 2012
17
dilakukan oleh pemerintah kabupaten pengembangan demapan tersebut
secara kinerja sudah menunjukkan hasil atau output yang signifikan
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Putra Dwi Setiawan dengan
judul “Peran Pemerintah Dalam Pemberdayaan Gabungan Kelompok Tani
(GAPOKTAN) Kota Jambi (Studi di gapoktan Wilayah Kelurahan Payo
Selincah Kecamatan Jambi Luar Kota jambi)”.16
Penelitian ini
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, dengan menggunakan teori
Peran dan Pemberdayaan. Hasil penelitian ini berfokus pada peran
pemerintah serta upaya dan kendala yang dihadapi oleh Pemerintah Kota
Jambi dalam memberdayakan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)
dikelurahan Payo Selincah Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi.
Ketiga,Penelitian yang dilakukan oleh Nelfiaroza dengan judul
“Sistem Pengambilan Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Seleksi
Penerimaan Bantuan Beras Miskin di Kecamatan Danau Kerinci”17
.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan menggunakan
teori Konsep Kemiskinan, Kriteria Penerima Beras Untuk Rumah Tangga
Miskin (Raskin), dan Konsep Kebijakan Pemerintah Daerah. Hasil
penelitian ini adalah pelaksanaan kebijakan raskin perlu diatur organisasi
pelaksanaan raskin dengan dibentuknya tim koordinasi yang bertanggung
jawab dilapangan dengan melakukan pelaksanaan program distribusi,
sosialisasi dan monitoring dengan masyarakat dilapangan.
16
Skripsi Putra DwiSetiawan, Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Fakultas Syariah
Institut Agama Islam SulthanThaha Saifuddin Jambi Tahun 2013 17
Skripsi Nelfiaroza, Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Fakultas Syariah Institut
Agama Islam SulthanThaha Saifuddin Jambi Tahun 2012
18
Keempat, Penelitian yang dilakukan oleh Taupik dengan judul
“Analisis Pengaruh Pemberian Tunjangan Kinerja Pegawai Negeri Sipil
Terhadap Pelayanan Terhadap Masyarakat di Kantor Urusan Agama
Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin”18
. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan teori Pegawai/Karyawan, dan Kinerja. Hasil
penelitian ini yaitu dampak pemberian tunjangan kinerja di KUA
Kecamatan Bangko Kedisiplinan yaitu pegawai lebih meningkat,
meningkatnya keharmonisasian antara pegawai dengan atasan dan pegawai
lainnya dan meningkatnya kinerja pegawai.
Penelitian diatas memiliki kesamaan bahwa pemerintah sangat
berperan dalam meningkatkan pembangunan pertanian berupa sarana dan
prasarana pertanian dan kebijakan untuk memanajemen pegawai negeri
sipil untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerahnya. Akan tetapi,
penelitian yang diangkat oleh penulis memiliki perbedaan dengan penelitian
sebelumnya. Penulis lebih terfokus pada implementasi Peraturan Bupati
Tanjung Jabung Timur Nomor 06 Tahun 2017 tentang Program Beras untuk
Pegawai Negeri Sipil. Artinya dalam peraturan tersebut lebih terfokus pada
penyediaan pasar untuk petani menjual hasil panen padinya kepada Pegawai
Negeri Sipil sehingga diharapkan mampu membantu petani padi sawah
untuk meningkatkan pendapatan hasil panennya.
18
Skripsi Taupik, Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Fakultas Syariah Institut Agama
Islam SulthanThaha Saifuddin Jambi Tahun 2017
19
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dimana dilakukannya penelitian.
Dengan ditetapkan lokasi dalam penelitian akan dapat lebih mudah untuk
mengetahui tempat suatu penelitian dilakukan. Lokasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah di Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tanjung Jabung
Timur.
B. Pendekatan penelitian
Pendekatan penelitian yang di pakai dalam penelitian ini adalah
pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian ini berfokus untuk mengetahui
tentang Implementasi Peraturan Bupati Nomor 06 Tahun 2017 tentang
Program Beras Untuk Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Tanjung Jabung
Timur.
C. Jenis dan sumber data
1. Jenis data
Dalam upaya merumuskan skripsi ini, penulis melakukan
penelitian lapangan, maka sumber data atau informasi yang menjadi data
baku peneliti, untuk diolah merupakan data yang berbentuk bahan primer
dan bahan skunder.
a. Data Primer
Data primer adalah data pokok yang di peroleh dengan cara
melakukan studi lapangan dari sumbernya ataupun dari lokasi objek
20
penelitian, atau keseluruhan data hasil penelitian yang diperoleh di
lapangan. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari
wawancara secara langsung baik pemerintah yaitu Dinas Ketahanan
Pangan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dan penyalur
b. Data Skunder
Data skunder adalah data atau sejumlah keterangan yang diperoleh
secara tidak langsung atau melalui sumber perantara. Data ini
diperoleh dengan cara mengutip dari sumber lain, sehingga tidak
bersifat authentic, karena sudah diperoleh dari tangan kedua,ketiga
dan seterusnya.19
2. Sumber Data.
Sumber data merupakan subyek dari mana itu dapat diperoleh.
Sumber data dalam penelitian disesuaikan dengan fokus dan tujuan
penelitian. Adapun sumber data dalam penelitian ini berupa litelature-
literature yang mendukung penelitian ini baik berupa buku, koran,
majalah, jurnal maupun tulisan-tulisan lain yang dianggap penting dalam
mendukung penelitian ini.
D. Instrument Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data dan fakta penelitian. Adapun alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Pengamatan (Observasi)
19
Sayuti Una. Pedoman Penulisan Skripsi Edisi Revisi. (Jambi: Syariah Press IAIN
STS,2014),hlm.34
21
Observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti
mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama
penelitian. Penyaksian terhadap peristiwa-peristiwa itu bisa dengan
melihat, mendengarkan, merasakan, yang kemudian dicatat seobyektif
mungkin.20
2. Wawancara (interview)
Wawancara (interview) adalah suatu proses interaksi dan
komunikasi untuk mendapatkan informasi yang diperoleh dengan cara
bertanya langsung kepada responden. Wawancara dilakukan dengan
pihak-pihak penyelenggara Program Beras untuk Pegawai Negeri Sipil
dalam hal ini Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tanjung Jabung
Timur, dan Penyalur Beras yang bertugas di Kabupaten Tanjung Jabung
Timur.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode pengumpulan data berupa dokumen-
dokumen, catatan, transkip, buku, surat kabar atau majalah notulen rapat,
anggota dan sebagainya.
Metode dokumentasi adalah metode atau tehnik pengumpul data
dari beberapa dokumen yang bersifat resmi dan diakui secara memo,
buku, surat kabar, dan sebagainya. Metode dokumen ini digunakan untuk
memperoleh data-data yang mampu meneliti dan memperkuat penelitian.
20
W.Gulo,Metodologi Penelitian,(Jakarta: Grasindo,2002),hlm.116
22
Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini dapat berupa
Undang-Undang, surat kabar, buku-buku dariDinas Ketahanan Pangan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur atau dari pihak lain yang mendukung
penelitian ini.
E. Teknis Analisis Data
Tehnik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
bahan-bahan lainya sehingga mudah dipahami dan tentunya dapat
diinformasikan kepada orang lain.21
Analisis data dalam penelitian secara teknis dilaksanakan secara
induktif yaitu analisa yang dimulai dari pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, dan verifikasi data.
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah pengumpulan yang diperoleh dari
lapangan baik berupa arsip-arsip, dokumen-dokumen, gambar-gambar
dan lainnya. Kemudian diperiksa kembali dan diatur untuk diurutkan.
b. Reduksi Data
Reduksi data adalah merupakan suatu proses pemilihan,
penyusutan perhatian pada penyederhanaan data yang didapatkan dari
catatan tertulis di lapangan.
21
Sugiyono,Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
R&N,Cet Ke-19, (Bandung: Alfabeta,2014), hlm.203
23
c. Penyajian Data
Penyajian data ini dapat membantu penulis dalam memahami apa
yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan berdasarkan
pemahaman yang penulis dapat dari penyajian-penyajian tersebut.
d. Verifikasi Data
Dari data-data yang diperoleh dari hasil wawancara, dokumentasi,
studi literature kemudian peneliti mencari makna dari hasil penelitian
atau dari hasil yang terkumpul.
F. Sistematika Penulisan
Guna mengetahui isi skripsi ini secara umum, perlulah diperhatikan
sistematika penulisan dibawah ini sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, dalam bab ini diuraikan tentang : latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka
konseptual, dan tinjauan pustaka.
Bab II Metode Penelitian, dalam bab ini diuraikan: tempat dan waktu
penelitian, pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, instrumen
pengumpulan data, teknik analisi data, sistematika penulisan dan jadwal
penelitian.
Bab III merupakan Gambaran Umum berupa profil wilayah Kabupaten
Tanjung Jabung Timur dan Peraturan Bupati Nomor 06 Tahun 2017 tentang
Program Beras untuk Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Tanjung Jabung
Timur.
24
Bab IV pembahasan dan hasil penelitian, mengenai pelaksanaan Peraturan
Bupati Nomor 06 Tahun 2017 tentang Program Beras untuk Pegawai Negeri
Sipil di Lingkungan Tanjung Jabung Timur serta faktor pendorong dan
penghambat dalam pelaksanaan Peraturan Bupati tersebut.
Bab V Penutup, pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dari bab-bab
sebelumnya dari kesimpulan yang diperoleh tersebut penulis memberikan
saran sebagai refleksi bagi semua pihak baik yang terlibat langsung maupun
tidak langsung.
G. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama enam bulan. Penelitian dilakukan
dengan pembuatan proposal, kemudian dilanjutkan dengan perbaikan hasil
seminar skripsi, setelah pengesahan judul dan izin riset, maka penulis
mengadakan pengumpulan data. Verifikasi dan analisis data dalam waktu
yang berurutan. Hasilnya penulis melakukan konsultasi dengan pembimbing
sebelum diajukan kesidang munaqasah. Adapun jadwal penelitian sebagai
berikut.
Table II
Jadwal Kegiatan Penelitian
No Jadwal
Kegiatan
Penelitian
Bulan
April Agustus September Oktober November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
Judul X
2 Pembuatan
Proposal X X
3 Penunjukan
Dosen
25
Pembimbing
4
Seminar
Proposal
dan
Perbaikan
Proposal
Seminar
5 Surat Izin
Riset
6
Pengumpulan
dan
Penyusunan
Data
7 Pembuatan
Skripsi
8 Bimbingan
dan
Perbaikan
9 Agenda dan
Ujian
Skripsi
10 Perbaikan
dan
Penjilidan
26
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. PROFIL KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR.
Kabupaten Tanjung Jabung Timur secara geografis terletak antara
0o53’ – 1 o41’ Lintang Selatan dan antara 103o23 – 104o31 Bujur Timur.
Sebelah utara dan timur berbatasan dengan Laut China Selatan, sebelah
selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten Muaro
Jambi, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan
Kabupaten Muaro Jambi. Luas wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur
5.445 km2 terdiri dari :
1. Kecamatan Mendahara 911,15 km2 (16,73 %)
2. Kecamatan Mendahara Ulu 381,3 km2 ( 7,00 %)
3. Kecamatan Geragai 285,35 km2 (5,24 %)
4. Kecamatan Dendang 478.17 km2 (8,78 %)
5. Kecamatan Muara Sabak Barat 251,75 km2 ( 4,62 %)
6. Kecamatan Muara Sabak Timur 410,28 km2 (7,53 %)
7. Kecamatan Kuala Jambi 120,52 km2 ( 2,21 %)
8. Kecamatan Rantau Rasau 356,12 km2 (6,54%)
9. Kecamatan Berbak 194,46 km2 (3,57%)
10. Kecamatan Nipah Panjang 234,7 km2 ( 4,31%)
11. Kecamatan Sadu 1.821,2 km2 (33,45%)
Adapun jumlah Pegawai Negeri Sipil di Tanjung Jabung Timur
menurut golongan pangkat dan jenis kelamin antara lain:
27
Tabel III
Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Tanjung Jabung Timur
Berdasarkan Pada Pangkat dan Jenis Kelamin Tahun 2017
No Golongan Jenis Kelamin Jumlah
Total Laki-Laki Perempuan
1 Golongan I 32 5 37
2 Golongan II 478 416 894
3 Golongan III 986 1100 2086
4 Golongan IV 579 442 1021
Jumlah 2075 1963 4038
Sumber : Kabupaten Tanjung Jabung Timur dalam Angka 2018
B. DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG
TIMUR
1. Dasar Pembentukan
Dasar pembentukan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tanjung
Jabung Timur sesuai dengan Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten
Tanjung Jabung Timur Nomor 06 Tahun 2016 tentang pembentukan dan
susunan Perangkat Daerah tercantum pada Pasal 02 Huruf b nomor 17,
Dinas Ketahanan Pangan dengan Tipe B menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang pangan.
2. Visi
Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan
pada akhir periode perencanaan, yang didalamnya berisi gambaran cita
dan citra yang diinginkan pada masa depan, yang dibangun melalui
proses refleksi dan proyeksi, yang digali dari nilai nilai luhur yang dianut
28
oleh seluruh komponen stakeholders. Visi juga merupakan suatu
gambaran dari harapan yang ingin diwujudkan oleh suatu organisasi,
kemana dan bagaimana suatu organisasi akan dibawa dan berkarya agar
tetap eksis, antisipatif, responsif, inovatif serta produktif.
Dalam menentukan visi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten
Tanjung Jabung Timur, tentunya juga harus berlandaskan filosofis dan
nilai-nilai yang terkandung dalam pelaksanaan peningkatan ketahanan
pangan, antara lain:
1) Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah
tangga yang tercermin dari ketersediaannya pangan yang cukup, baik
jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau
2) Terwujudnya ketahanan pangan dihasilkan oleh bekerjanya suatu
sistim dari unsure-unsur yang merupakan sub sistem yang saling
berintegritasi, yaitu sub sistem ketersediaan, sub sistem distribusi
dan sub sistem konsumsi.
Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan,
tantangan, dan peluang yang ada serta mempertimbangkan budaya yang
hidup dalam masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur, maka Visi
Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah:
“Memantapkan Ketahanan Pangan Kabupaten Yang Berbasis
Kedaulatan Pangan dan Kemandirian Pangan melalui Pemberdayaan
Masyarakat Secara Proaktif dan Aspiratif”
Adapun penjelasan visi tersebut adalah sebagai berikut:
29
1) Mampu Memberdayakan, adalah suatu kondisi atau keadaan
dimana seseorang atau lembaga/organisasi mempunyai kemampuan
dan resistensi yang memadai untuk menghimbau, membina dan
motivasi masyarakat menuju kearah yang lebih baik dari keadaan
sebelumnya.
2) Masyarakat, adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya
dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama disuatu
lingkungan.
3) Proaktif, adalah suatu kondisi atau keadaan dimana seseorangatau
lembaga/organisasi mempunyai ambisi yang kuat dalam rangka
pembinaan masyarakat menuju penekanan/pengurangan angka
kemiskinan yang didukung oleh kelembagaan yang kokoh, SDM
yang handal, penguasaan teknologi dan informasi, manajemen yang
professional, financial yang kuat, serta memiliki legalitas.
4) Aspiratif, adalah suatu kondisi atau keadaan dimana seseorang atau
lembaga/organisasi mempunyai keinginan utnuk mencari kebijakan-
kebijakan yang mengarah kepada teknologi atau science yang
berkembang untuk mendukung tugas pokok dan fungsi.
5) Ketahanan Pangan Kabupaten, adalah kondisi dari suatu
keterkaitan yang padu disepanjang sistem ketahanan pangan, mulai
dari sub sistem ketersediaan dan kewaspadaan pangan, sub sistem
distribusi dan akses pangan hingga sub sistem konsumsi dan
keamanan pangan di lingkungan Kabupaten Tanjung Jabung Timur
30
Visi diatas sejalan dengan Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten
Tanjung Jabung Timur yang tertera dalam misi nomor 2 yakni
“Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan
dan pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis agrobisnis, usaha
mikro kecil dan menengah (UMKM) serta menciptakan peluang
investasi dibidang industry dan kepariwisataan” yang bertujuan untuk
“Meningkatkan produksi pertanian, perkebunan melalui pemberian
bantuan bibit, saprodi dan alsintan, melalui diversifikasi pengolahan
hasil pertanian, perkebunan dan perikanan serta memfasilitasi
promosi dan pemasaran hasil pertanian dan merevitalisasi sentra
ekonomi masyarakat dengan integrasi usaha bidang pertanian dan
peternakan”.
Sasaran dari tujuan dimaksud adalah agar “Meningkatnya
kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan dan
pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis agribisnis”.22
3. Misi
Untuk mencapai Visi tersebut, maka Misi dari Dinas Ketahanan
Pangan Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah:
1) Meningkatnya ketersediaan pangan melalui diversifikasi pangan dan
gizi serta penanganan rawan pangan.
2) Meningkatkan kemampuan kelembagaan distribusi dan cadangan
pangan serta stabilitas harga pangan.
22
Laporan Akuntabilitas Kinerjan Instansi Pemerintah Dinas Ketahanan Pangan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2017, hlm. 23-25
31
3) Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik dan sumber daya
aparatur yang professional.23
23
Ibid, hlm. 25
32
4. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tanjung
Jabung Timur adalah24
:
Gambar 1
Struktur Organisasi Dinas Ketahanan Pangan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur
24
Dokumentasi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tanjung Jabung Timur
KEPALA DINAS
IDRIS, SE
SEKRETARIS DINAS
MUSTAPA,SE
Subbagian Umum &
Kepegawaian
SULWANAH, SP
Subbagian Program &
Keuangan
MASDARIAH, S.Ag
Bidang
Ketersediaan &
Kerawanan Pangan
MANSYUR, SP
Bidang
Distribusi & Cadangan
Pangan
NANDANG AGUS SALIM, SP
Bidang
Penganekaragaman Konsumsi &
Keamanan Pangan
NONING RETMILA, S.Pt, M.Si
Seksi Ketersediaan
Pangan
LUDIYANTO, A.Md
Seksi Sumber Daya
Pangan
HERLISAH, S.Pt
Seksi Kerawanan
Pangan
JOHARI, S.PKP
Seksi Distribusi Pangan
DENI ERLINAWATI,SP
Seksi Harga Pangan
SUKARMAN, SP
Seksi Cadangan Pangan
FAJAR FARIYANTO, SP
Seksi Penganekaragaman
Konsumsi Pangan
AGUS SALIM, SP
Seksi Konsumsi Pangan
SAUKANI,S.PKP
Seksi Keamanan Pangan
HARIANTO
UPTD Kelompok Jabatan
Fungsional
33
5. Daftar Nama Pegawai Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten
Tanjung Jabung Timur
Tabel IV
Daftar Nama Pegawai Dinas Ketahanan Pangan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur
No NAMA GOLONGAN JABATAN
1 IDRIS, SE Pembina Tingkat
I(IV/b) Kepala Dinas
2 MUSTAPA, SE Pembina Tingkat
I(IV/b) Sekretaris Dinas
3 NONING RETMILA, S.Pt,
M.Si Pembina (IV/a)
Kabid Penganekaragaman
Konsumsi & Keamanan Pangan
4 MANSYUR, SP Pembina (IV/a) Kabid Ketersediaan &
Kerawanan Pangan
5 NANDANG AGUS
SALIM, SP Pembina (IV/a)
Kabid Distribusi & Cadangan
Pangan
6 MASDARIAH, S.Ag Pembina (IV/a) Kasubbag Program & Keuangan
7 HARIANTO Penata Tingkat I
(III/d) Kasi Keamanan Pangan
8 JOHARI, S.PKP Penata Tingkat I
(III/d) Kasi Kerawanan Pangan
9 SAUKANI,S.PKP Penata Tingkat I
(III/d) Kasi Konsumsi Pangan
10 HERLISAH, S.Pt Penata Tingkat I
(III/d) Kasi Sumber Daya Pangan
11 SUKARMAN, SP Penata Tingkat I
(III/d) Kasi Harga Pangan
12 DENI ERLINAWATI,SP Penata Tingkat I
(III/d) Kasi Distribusi Pangan
13 LUDIYANTO, A.Md Penata (III/C) Kasi Ketersediaan Pangan
14 FAJAR FARIYANTO, SP Penata (III/C) Kasi Cadangan Pangan
15 SULWANAH, SP Penata (III/C) Kasubbag Umum &
Kepegawaian
16 AGUS SALIM, SP Penata (III/C) Kasi Penganekaragaman
Konsumsi Pangan
17 TAKDIR YUSUF,SP Pembina (IV/a) Staf Pelaksana
18 SARDI MASRIL, SP Penata Tingkat I
(III/d) Staf Pelaksana
19 KARTINI,A.Md Penata Muda (III/a) Staf Pelaksana
20 EDDY IBRAHIM
SAFARI Penata Muda (III/a) Staf Pelaksana
21 MUTINAH, A.Md Pengatur Tingkat I
(II/d) Staf Pelaksana
34
22 RITA WATI Pengatur (II/c) Staf Pelaksana
23 DIAN HASTUTI
ANGGRAINI Pengatur (II/c) Staf Pelaksana
24 AMAT ANTONI Pengatur Muda
Tingkat I (II/b) Staf Pelaksana
6. Tugas dan Fungsi Dinas Ketahanan Pangan
a. Dinas Ketahanan Pangan.
Dinas Ketahanan Pangan mempunyai tugas membantu
melaksanakan urusan pemerintahan di bidang ketahanan pangan
yang menjadi kewenanganan Daerah Kabupaten dan tugas
pembantuan yang bertugas kepada Daerah Kabupaten.
Dinas Ketahanan Pangan dalam melaksanakan tugasnya
menyelenggarakan fungsi :
1) Perumusan kebijakan teknis di bidang ketahanan pangan
2) Menyelenggarakan ketersediaan pangan, kerawanan pangan,
distribusi pangan, cadangan pangan, penganekaragaman
konsumsi dan keamanan pangan.
3) Penyelenggaraan koordinasi penyediaan infrastruktur dan
pendukung di bidang ketersediaan pangan, kerawanan pangan,
distribusi pangan, cadangan pangan, penganekaragaman
konsumsi dan keamanan pangan.
4) Penyelenggaraan peningkatan kualitas sumber daya manusia
dibidang bidang ketersediaan pangan, kerawanan pangan,
distribusi pangan, cadangan pangan, penganekaragaman
konsumsi dan keamanan pangan.
35
5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah dibidang ketahanan pangan
6) Pelaksanaan administrasi Dinas Ketahanan Pangan
7) Pelaksanaan fungsi lain yang terkait bidang ketahanan pangan
yang diberikan oleh bupati.
b. Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis
dan administratif kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan
Dinas Ketahanan Pangan.
Sekretariat dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan
fungsi:
1) Melaksanakan koordinasi dan penyusunan rencana, program dan
anggaran.
2) Pengelolaan urusan kepegawaian.
3) Pengelolaan urusan keuangan
4) Pelaksanaan urusan tata usaha
5) Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan
6) Pengelolaan urusan umum.
1. Sub Bagian Umum Dan Kepegawaian.
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan pelaksanaan urusan tata usaha serta
pengelolaan urusan umum dan kepegawaian yang meliputi:
36
1) Penyiapan bahan penyusunan formasi, pendataan dan
pengembangan pegawai, serta penyusunan laporan
kegiatan kepegawaian di lingkungan dinas
2) Penyiapan bahan penetapan mutasi dan administrasi
jabatan fungsional di lingkungan dinas
3) Penyiapan bahan penetapan pemberhentian dan pension
pegawai di lingkungan dinas.
4) Penyiapan bahan urusan surat menyurat, pengagendaan
dan pengiriman
5) Penyiapan bahan pelaksanaan pengelolaan sistem
informasi
6) Penyiapan bahan pengelolaan arsip dan dokumentasi
7) Penyiapan bahan pelaksanaan urusan tata usaha pimpinan
dan protocol
8) Penyiapan bahan pengelolaan urusan perlengkapan
9) Penyiapan bahan pengelolaan urusan rumah tangga dan
pengamanan
10) Penyiapan bahan pelaksanaan urusan kendaraan dan
perjalanan dinas
11) Penyiapan bahan pelaksanaan hubungan masyarakat.
2. Sub Bagian Program dan Keuangan.
Sub Bagian Program dan Keuangan mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi dan
37
penyusunan rencana, program dan anggaran, pelaksanaan
evaluasi dan penyusunan laporan serta pengelolaan urusan
keuangan yang meliputi:
1) Penyiapan bahan pengumpulan, pengolahan, penyajian
data dan informasi serta perpustakaan.
2) Penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana,
program dan anggaran
3) Penyiapan bahan pelaksanaan evaluasi dan penyusunan
laporan
4) Penyiapan bahan pelaksanaan anggaran, pembuatan daftar
gaji dan pembayaran gaji pegawai
5) Penyiapan bahan pelaksanaan urusan pembendaharaan dan
tata usaha keuangan
6) Penyiapan bahan pelaksanaan urusan pembukuan,
perhitungan, dan penyusunan laporan keuangan.
c. Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan mempunyai
tugas melaksanakan penyiapan koordinasi, fasilitasi perumusan dan
pelaksanaan kebijakan, evaluasi serta pelaporan pelaksanaan
ketersediaan dan kerawanan pangan
Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan dalam
melaksanakan tugas memiliki fungsi:
1) Pelaksanaan peningkatan ketersediaan pangan
38
2) Pelaksanaan penanganan kerawanan pangan
3) Pelaksanaan koordinasi penyediaan infrastruktur pangan dan
sumber daya pendukung ketahanan pangan lainnya.
1. Seksi Ketersediaan Pangan
Seksi Ketersediaan Pangan mempunyai tugas melakukan
pengumpulan data, identifikasi, analisis, penyiapan bahan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi serta pelaporan
pelaksanaan peningkatan ketersediaan pangan yang meliputi:
1) Penyiapan bahan koordinasi dan analisis ketersediaan pangan
2) Penyiapan bahan koordinasi ketersediaan pangan dalam
rangka menghadapi hari besar keagamaan nasional (HBKN)
3) Penyiapan bahan data dan informasi untuk penyusunan
neraca bahan makanan (NBM)
4) Penyediaan bahan data dan informasi untuk perhitungan pola
pangan harapan (PPH) ketersediaan pangan
5) Penyiapan bahan pengembangan jaringan informasi
ketersediaan pangan
2. Seksi Sumber Daya Pangan
Seksi Sumber Daya Pangan mempunyai tugas melakukan
pengumpulan data, identifikasi, analisis, penyiapan bahan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi serta pelaporan
pelaksanaan koordinasi penyediaan infrastruktur pangan dan
sumber daya pendukung ketahanan pangan
39
3. Seksi Kerawanan Pangan
Seksi Kerawanan Pangan mempunyai tugas melakukan
pengumpulan data, identifikasi, analisis, penyiapan bahan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi serta pelaporan
pelaksanaan penanganan kerawanan pangan yang meliputi:
1) Penyiapan bahan intervensi daerah rawan pangan
2) Penyiapan bahan penyusunan dan analisis sistem
kewaspadaan pangan dan gizi
3) Penyiapan bahan data dan informasi kerentanan dan
ketahanan pangan.
d. Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan.
Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan koordinasi, fasilitasi perumusan dan
pelaksanaan kebijakan, evaluasi serta pelaporan pelaksanaan
distribusi dan cadangan pangan.
Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan dalam melaksanakan
tugas menyelenggarakan fungsi:
1) Pelaksanaan penyusunan data dan informasi rantai pasok dan
jaringan distribusi pangan.
2) Melaksanakan kegiatan pendistribusi pangan
3) Melaksanakan pengembangan kelembagaan distribusi pangan
untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pangan.
4) Pelaksanaan pengendalian pasokan dan harga pangan.
40
5) Pelaksanaan penyusunan prognosa neraca pangan
6) Pelaksanaan pengumpulan data harga panganm di tingkat
produsen dan konsumen untuk panel harga
7) Pelaksanaan pengadaan, pengelolaan, dan penyaluran dan
pemanfaatan cadangan pangan Pemerintah Daerah (pangan
pokok dan pangan pokok lokal)
1. Seksi Distribusi Pangan
Seksi Distribusi Pangan mempunyai tugas melakukan
pengumpulan data, identifikasi, analisis, penyiapan bahan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi serta pelaporan
pelaksanaan penyusunan data dan informasi rantai pasok dan
jaringan distribusi pangan, kegiatan pendistribusi pangan serta
pengembangan kelembagaan distribusi pangan untuk
meningkatkan akses masyarakat terhadap pangan
2. Seksi Harga Pangan
Seksi Harga Pangan mempunyai tugas melakukan
pengumpulan data, identifikasi, analisis, penyiapan bahan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi serta pelaporan
pelaksanaan pengendalian pasokan dan harga pangan, penyusunan
prognosa neraca pangan serta pengumpulan data harga pangan di
tingkat produsen dan konsumen untuk panel harga.
41
3. Seksi Cadangan Pangan
Seksi Cadangan Pangan mempunyai tugas melakukan
pengumpulan data, identifikasi, analisis, penyiapan bahan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi serta pelaporan
pelaksanaan pengadaan, pengelolaan, dan penyaluran dan
pemanfaatan cadangan pangan Pemerintah Daerah (pangan pokok
dan pangan pokok lokal)
e. Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan
Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan koordinasi, fasilitas perumusan dan
pelaksanaan kebijakan, evaluasi serta pelaporan pelaksanaan
pemberian bimbingan konsumsi dan keamanan pangan.
Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan dalam melaksanakan
tugas menyelenggarakan fungsi:
1) Melaksanakan perhitungan angka konsumsi pangan per
komoditas per kapita per tahun.
2) Melaksanakan perhitungan tingkat konsumsi energy dan protein
masyarakat per kapita per tahun
3) Pelaksanaan bimbingan pemanfaatan lahan pekarangan untuk
ketahanan pangan keluarga
4) Pelaksanaan penyusunan peta pola konsumsi pangan
5) Pelaksanaan promosi konsumsi pangan yang beragam, bergizi
seimbang dan aman (B2SA) berbasis sumber daya lokal
42
6) Pelaksanaan gerakan konsumsi pangan non beras dan non terigu
7) Pelaksanaan koordinasi kerja sama antar lembaga pemerintahan,
swasta, dan masyarakat dalam percepatan penganekaragaman
konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal
8) Pelaksanaan pengembangan pangan pokok lokal
9) Pelaksanaan sosialisasi komunikasi, informasi dan edukasi
penganekaragaman konsumsi pangan
10) Pelaksanaan pengawasan pangan segar yang beredar
11) Pelaksanaan sertifikasi jaminan keamanan pangan segar
12) Pelaksanaan pengembangan jaringan keamanan pangan daerah
(JKPD)
13) Pelaksanaan sosialisasi, komunikasi, informasi dan edukasi
keamanan pangan.
1. Seksi Konsumsi Pangan
Seksi Konsumsi Pangan mempunyai tugas melakukan
pengumpulan data, identifikasi, analisis, penyiapan bahana
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi serta pelaporan
pelaksanaan perhitungan angka konsumsi pangan perkomoditas per
kapita per tahun, perhitungan tingkat konsumsi energi dan protein
masyarakat per kapita per tahun, bimbingan pemanfaatan lahan
pekarangan untuk ketahanan pangan keluarga serta penyusunan
peta pola konsumsi pangan
43
2. Seksi Penganekaragaman Konsumsi Pangan
Seksi Penganekaragaman Konsumsi Pangan mempunyai
tugas melakukan pengumpulan data, identifikasi, analisis,
penyiapan bahana perumusan dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi
serta pelaporan pelaksanaan promosi konsumsi pangan yang
beragam, bergizi seimbang dan aman (B2SA) berbasis sumber
daya lokal, gerakan konsumsi pangan non beras dan non terigu,
koordinasi kerja sama antar lembaga pemerintah, swasta, dan
masyarakat dalam percepatan penganekaraman konsumsi pangan
berbasis sumber daya lokal, pengembangan pangan lokal serta
sosialisasi komunikasi, informasi dan edukasi penganekaragaman
konsumsi pangan.
3. Seksi Keamanan Pangan
Seksi Keamanan Pangan mempunyai tugas melakukan
pengumpulan data, identifikasi, analisis, penyiapan bahana
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi serta pelaporan
pelaksanaan pengawasan pangan segar yang beredar, sertifikasi
jaminan keamanan pangan segar, pengembangan jejaring
keamanan pangan daerah (JKPD) serta sosialisasi, komunikasi,
informasi dan edukasi keamanan pangan.
44
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Implementasi Peraturan Bupati Nomor 06 Tahun 2017 Tentang
Program Beras Untuk Pegawai Negeri di Lingkungan Tanjung Jabung
Timur
Implementasi Peraturan Bupati Nomor 06 Tahun 2017 Tentang
Program Beras Untuk Pegawai Negeri di Lingkungan Tanjung Jabung Timur
mewajibkan PNS untuk membeli beras peteni lokal sebagai pengganti
tunjangan beras. Jumlah beras yang dijual kepada PNS sebanyak 10 Kg per-
orang per bulan25
. Jumlah tersebut tentunya akan sangat besar jika seluruh
PNS di Kabupaten Tanjung Jabung Timur berperan aktif dalam membeli
beras petani lokal melalui Perbup tersebut.
Tujuan dan target terbentuknya Peraturan Bupati Nomor 06 tahun 2017
sendiri yaitu untuk menyerap hasil produksi beras petani lokal dan
meningkatkan kesejahteraan petani.26
Sedangkan manfaat dari Peraturan
Bupati Nomor 06 Tahun 2017 tentang Program Beras untuk PNS ini adalah27
:
a. Stabilisasi harga beras di pasaran
b. Peningkatan Ketahanan Pangan
c. Sebagai pasar bagi usaha petani padi
d. Membantu pertumbuhan ekonomi daerah
25
Pasal 8 angka (1) Peraturan Bupati Nomor 06 Tahun 2017 tentang Program Beras
untuk PNS 26
Pasal 2 Peraturan Bupati Nomor 06 tentang Program Beras untuk Pegawai Negeri
Sipil. 27
Pasal 4 Peraturan Bupati Nomor 06 Tahun 2017 Tentang Program Beras untuk
Pegawai Negeri Sipil
45
Selain itu, Harga pembelian beras oleh penyalur ditingkat petani wajib
diatas atau sama dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan harga
penjualan beras kepada PNS memperhatikan harga pasar, biaya operasional
dan keuntungan penyalur.28
Dengan harga yang telah ditetapkan tersebut,
maka kesejahteraan petani padi sawah akan dapat meningkat melalui
stabilisasi harga beras dipasaran terutama pada saat panen raya.
Pelaksanaan Peraturan Bupati Nomor 06 Tahun 2017 Tentang Program
Beras Untuk PNS tersebut di laksanakan oleh Dinas Ketahanan Pangan
dengan membentuk kelompok-kelompok penyalur yang tersebar di berbagai
tempat. Menurut Bapak Mustapa,
“Kami Dinas ketahanan pangan sifatnya hanya regulator, artinya
memfasilitasi para penyalur ini dengan petani. Dan lagi para penyalur
ini kami berikan pembinaan. Dengan berbagai kendala dan
pertimbangan namanya juga mereka kan bukan pengusaha tapi
kelompok tani yang kita dorong supaya bisa jdi pengusaha ”29
Adapun nama penyalur beras adalah sebagai Berikut30
:
Tabel V
Nama Penyalur Beras
NO NAMA GAPOKTAN PENYALUR
KECAMATAN
1 Mustafa,SP
TTI Fajar Agro Pratama
Kel.Parit Culum 1 Kec.Ma.Sabak
Barat
Perangkat Daerah
di Kabupaten
2 Sumirat
Gapoktan Usaha Mandiri
Kelurahan Teluk Dawan
Kec.Ma.Sabak Barat
Muara Sabak Barat
28
Pasal 9 angka (1) Peraturan Bupati Nomor 06 Tahun 2017 tentang Program Beras
untuk PNS
29 Wawancara Bapak Mustapa,SE, Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten
Tanjung Jabung Timur pada 28 Januari 2019
30 Dokumentasi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tanjung Jabung Timur
46
3 Saefullah Poktan Mekar Sari Desa Lagan Ulu
Kec.Geragai
Geragai, Kuala
Jambi, Mendahara
dan Mendahara ulu
4 Basri
Lumbung Pangan Poktan
Maminase Desa Simbur Naik Kec.
Ma.Sabak Timur
Muara Sabak
Timur
5 Supartan
Erlangga
PLDPM Gapoktan Mulya Desa
Marga Mulya Kec. Rantau Rasau Rantau Rasau
6 Suwono Perpadi Kec. Berbak Berbak
7 M.Ali Gapoktan Tani Bakti Desa Simpang
Datuk Kec. Nipah Panjang
Sadu dan Nipah
Panjang
8 Bahtiar.JH
Gapoktan Maju Bersama Desa
Koto Kandis Dendang
Kec.Dendang
Dendang
Sumber : Dokumentasi Dinas Ketahanan Pangan
Para penyalur yang telah ditunjuk dan dibina tersebut tentunya sangat
diharapkan agar mampu menyerap hasil petani serta menyediakan beras yang
berkwalitas sesuai dengan kuantitas yang dibutuhkan oleh PNS. Hal ini demi
terlaksananya tujuan dan manfaat dari Peraturan Bupati Nomor 6 Tahun 2017
tentang Program Beras Untuk PNS. Adapun tugas penyalur beras yaitu31
:
a. Pembelian gabah atau beras petani
b. Pendistribusian dan penjualan beras kepada PNS
c. Menjaga kuantitas dan kualitas beras
d. Pelaporan
e. Memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah dalam rangka
pelaksanaan tinjauan dan evaluasi terkait dengan program beras.
Pelaksanaan Peraturan Bupati Nomor 06 Tahun 2017 tentang Program
Beras untuk Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan melalui kerjasama yang baik
31
Pasal 5 Angka (3) Peraturan Bupati Nomor 6 Tahun 2017 Tentang program Beras
untuk Pegawai Negeri Sipil
47
antara Dinas Ketahanan Pangan, SKPD/UPTD dan Penyalur Beras. Hal ini
guna terwujudnya tujuan dan manfaat dari program tersebut. Menurut Ibu
Deni Erlinawati,
“5 hari atau 10 hari sebelum awal bulan SKPD ngirim order ke dinas
ketahanan pangan, nanti dinas ketahanan pangan merekap berapa aja
yang order dan SKPD mana aja yang order. Nanti dinas ketahanan
pangan menyampaikan kepenyalur. Nanti penyalur sebelum gajian atau
sebelum tanggal 5 atau tanggal 10 menyalurkan ke kecamatan dan
SKPD. Jadi PNS itu ngambil kemasing masing SKPD dan
kecamatannya. Nanti pembayarannya, bendahara SKPD dan bendahara
kecamatan kan memotong gaji pegawai dan bendahara itu yang
membayarnya kepenyalur”32
.
Dari hasil wawancara diatas, penulis memahami bahwa Dinas
Ketahanan Pangan menjadi fasilitator antara PNS di masing-masing SKPD
dan Kecamatan dengan para penyalur beras. Tentunya hal tersebut bukan lah
hal yang mudah dalam melaksanakannya, perlu adanya komunikasi yang baik
serta kerjasama antar masing-masing pihak agar tidak terjadi kesalahan. Hal
ini tertuang jelas dalam materi Peraturan Bupati Nomor 06 tahun 2017
tersebut yakni :
1. Pasal 11 angka (2) surat pemesanan disampaikan paling lambat tanggal
sepuluh bulan berjalan untuk pemesanan bulan berikutnya.
2. Pasal 12 angka (3) apabila terdapat beras yang tidak sesuai dengan
kualitas yang disepakati, SKPD/UPTD dapat menolak dan
mengembalikannya kepada penyalur beras untuk diganti dengan
kualitas yang sesuai.
32
Wawancara Deni Erlinawati selaku Seksi Distribusi Pangan.25 Februari 2019
48
3. Pasal 12 angka (3) pendistribusian dilakukan tiga hari sebelum tanggal
gajian PNS atau paling lambat pada tanggal gajian PNS sesuai dengan
Surat Permintaan Beras yang disampaikan oleh kepala SKPD/UPTD
4. Pasal 13, Pembayaran harga beras kepada penyalur beras pada
prinsipnya dilakukan secara tunai melalui bendahara gaji SKPD/UPTD
dengan sistem potong gaji 33
Dari uraian materi Peraturan Bupati tersebut, mekanisme pelaksanaan
program tersebut dapat berjalan sesuai rencana apabila adanya komunikasi
dan kerjasama yang baik antara bendahara gaji SKPD/UPTD, Dinas
Ketahanan Pangan dan juga penyalur beras. Menurut Bapak Mustapa,
SKPD pesan pakai surat order karna tiap bulan kami laporkan ke
Bapak Bupati lewat Bapak Asisten II. Baik itu yang mesan maupun yang
idak mesan. Tentu pihak pimpinan lah yang menyampaikan kenapa tidak
order. Awal awal karna komunikasi belum bagus karna ni kan kaitannya
dengan bagaimana bendahara di SKPD itu memotong uang untuk
dibayarkan ke penyalur. Kalau belum tersampaikan kepegawai di SKPD tu
kan kadang kadang belum mau . makanya tahun 2017 itu di lakukan
sosialisasi melalui media masa dan penyebaran Perbup tersebut di masing-
masing SKPD/UPTD34
Berdasarkan wawancara tersebut, kerjasama dengan instansi vertikal
dan horizontal jelas dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan perbup
tersebut. Dinas Ketahanan Pangan melaporkan hasil rekapan tiap bulan
kepada Bupati Tanjung Jabung Timur melalui Asisten II agar menjadi bahan
evaluasi dan pertimbangan ketika terjadinya problematika dilapangan. Selain
itu, Komunikasi dan kerjasama dengan instansi horizontal juga merupakan
33
Peraturan Bupati Nomor 06 Tahun 2017 tentang Program Beras untuk PNS 34
Wawancara Bapak Mustapa,SE, Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten
Tanjung Jabung Timur pada 28 Januari 2019
49
keharusan agar program tersebut tetap berjalan. Hal ini agar pemesanan
sesuai dengan jadwal gajian PNS, juga agar beras yang tidak sesuai
kualitasnya dapat segera diganti oleh panyalur beras sesuai dengan pesanan.
Selain itu, sosialisasi perbup tersebut juga dilakukan baik melalui media masa
dan penyebaran Perbup di masing-masing SKPD/UPTD untuk dapat
menunjang keberlangsungan perbup tersebut.
Selama kurun waktu pelaksanaannya, pelaksanaan Perbup tersebut
dinilai sukses dan terus mendapatkan rospon positif. Hal ini dapat dilihat dari
hasil pendistribusian beras petani lokal yang mampu di serap melalui
pelaksanaan Perbup tersebut:
Tabel VI
Jumlah Beras Petani Lokal yang di distribusikan kepada PNS Tahun
2017-2019
N0 BULAN JUMLAH BERAS (Kg)
2017 2018 2019
1 JANUARI 1.020 23.170 23.650
2 FEBRUARI 5.290 28.410
3 MARET 25.870 29.700
4 APRIL 32.100 32.590
5 MEI 29.500 33.280
6 JUNI 31.080 30.830
7 JULI 31.320 30.490
8 AGUSTUS 31.890 30.970
9 SEPTEMBER 32.330 31.120
10 OKTOBER 32.350 32.380
11 NOVEMBER 32.510 25.860
12 DESEMBER 25.810 29.500
TOTAL 311.070 358.300 23.650
Sumber: Dokumentasi Dinas Ketahanan Pangan
50
Dari data diatas, dapat di lihat bahwa pendistribusian beras pada tahun
2017 dan 2018 mengalami peningkatan. Pada tahun 2017, beras petani lokal
yang mampu di distribusikan kepada PNS sebesar 311.070 Kg dan kemudian
pada tahun 2018 mengalami peningkatan menjadi 358.300 Kg. Hal ini
menunjukkan bahwa antusias PNS dalam membeli beras lokal atau beras
petani semakin meningkat.
Beras lokal Tanjung Jabung Timur yang didistribusikan kepada para
PNS memuat 2 varian rasa. Yaitu pulen dan pera. Dari hasil data distibusi
beras tahun 2017, jumlah beras yang berhasil didistribusikan berdasarkan
varian rasa adalah:
Tabel VII
Distribusi Beras Varian Rasa Pulen dan Pera Tahun 2017
N0 BULAN
JUMLAH BERAS
(Kg) JUMLAH (Kg)
PULEN PERA
1 JANUARI 1.020 1.020
2 FEBRUARI 3.850 1.440 5.290
3 MARET 20.130 5.740 25.870
4 APRIL 23.190 8.910 32.100
5 MEI 20.580 8.920 29.500
6 JUNI 15.150 15.930 31.080
7 JULI 15.560 15.760 31.320
8 AGUSTUS 15.530 16.360 31.890
9 SEPTEMBER 15.570 16.760 32.330
10 OKTOBER 16.270 16.080 32.350
11 NOVEMBER 11.240 21.270 32.510
12 DESEMBER 10.260 15.550 25.810
TOTAL 167.330 143.740 311.070
Sumber: Dokumentasi Dinas Ketahanan Pangan
51
Data tahun 2017 tersebut menunjukkan bahwa para PNS lebih banyak
memilih beras Pulen dibandingkan dengan beras pera. Beras petani lokal
dengan varian rasa pulen mampu didistribusikan kepada PNS di berbagai
SKPD/UPTD sebanyak 167.330 Kg, sedangkan untuk varian rasa pera
sebanyak 143.740 Kg. Sedangkan untuk 2018, hasil distribusi beras lokal
Tanjung Jabung Timur berdasarkan varian rasanya adalah:
Tabel VII
Distribusi Beras Varian Rasa Pulen dan Pera tahun 2018
N0 BULAN JUMLAH BERAS (Kg) JUMLAH
(Kg) PULEN PERA
1 JANUARI 7.930 15.240 23.170
2 FEBRUARI 8.160 20.250 28.410
3 MARET 9.350 20.350 29.700
4 APRIL 10.970 21.620 32.590
5 MEI 14.410 18.870 33.280
6 JUNI 16.470 14.360 30.830
7 JULI 13.660 16.830 30.490
8 AGUSTUS 13.990 16.980 30.970
9 SEPTEMBER 15.883 15.237 31.120
10 OKTOBER 15.053 17.327 32.380
11 NOVEMBER 12.350 13.510 25.860
12 DESEMBER 13.310 16.190 29.500
TOTAL 151.536 206.764 358.300
Sumber: Dokumentasi Dinas Ketahanan Pangan
Data tahun 2018 tersebut menunjukkan bahwa adanya peningkatan dari
jumlah, akan tetapi untuk varian rasa pera mengalami peningkatan yang
signifikan. Beras petani lokal dengan varian rasa pulen mampu
didistribusikan kepada PNS di berbagai SKPD/UPTD sebanyak 151.536 Kg,
sedangkan untuk varian rasa pera sebanyak 206.764 Kg.
52
Terkait pelaksanaan Perbup tersebut, penulis menemukan kendala data
yang didapatkan dari dinas ketahanan pangan yakni pada rekapan
pendistribusian beras kepada tiap SKPD/UPTD tahun 2017. Penulis hanya
mendapatkan data distribusi beras perbulan dari daftar table diatas.
Sedangkan pada rekapan distribusi beras PNS kemasing-masing
SKPD/UPTD pada 2018 penulis mendapatkan cukup data. Adapun rekapan
tahun 2018 adalah :
53
Tabel IX
Distribusi Beras ke PNS di Tanjung Jabung Timur Tahun 2018
NO NAMA SKPD BULAN TOTAL
JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGS SEPT OKT NOV DES 1 Rumah Sakit Umum 160 1.210 1.040 1.240 990 1.000 900 900 1.240 1.200 1.200 980 12.060
2 Dinas Perhubungan 290 280 280 260 260 260 250 250 240 240 250 230 3.090
3 Dinas Kesehatan 450 200
480 480
480 480 470 450 450 450 4.390
4 Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 200
200 210 210 210 200 190 190 190 190 190 2.180
5 Sekretariat DPRD 410
220 180 180 180 180 180 180 200 200 170 2.280
6 Dinas Sosial, PP, Dan Perlindungan Anak 230 210 180 170 150 150 140 140 160 160 140 160 1.990
7 Sekretariat Daerah 720 800 800 820 810 750 760 760 720 730 750 750 9.170
8 Dinas Perindustrian Dan Perdagangan
180 180 180 180
170 170 180 180 180 130 1.730
9 Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
220 220 220 240 250 240 240 240 230 230 230 2.560
10 Badan Perencanaan Daerah 230 240 240 230 240 240 240 240 230 240 240 240 2.850
11 Dinas Komunikasi Dan Informatika 140 140
140 130 140 140
130 130 110 1.200
12 Dinas Koperasi Dan UMKM
200 210 190 200 200 200 200 200 190 170 200 2.160
13 Dinas Ketahanan Pangan 160 150 150 150 130 130 130 130 130 130 120 130 1.640
14 Dinas Perkebunan Dan Peternakan 360 370 370 360 350 350 350 350 330 390 330 330 4.240
15 Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil
220 220 210 210 210 210 210 210 210 1.910
16 Badan Keuangan Daerah
580 470 550 470 440 470 470 480 530 470 520 5.450
17 Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura 330 340 340 380 370 300 340 340 440 440 400 500 4.520
18 Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda Dan Olahraga 320 320 300 300 300 300 300 300 300 310 310 310 3.670
19 Dinas Perpustakaa Dan Kearsipan
110 100 110 120 110 110 110 100 100 100 100 1.170
20 Badan Penanggulangan Bencana Daerah
190 190 180 190 200 190 190 200 200 200 240 2.170
54
21 Sat Pol PP Dan Pemadam Kbakaran
230 210 210 190 180 200 200 220 200 200 200 2.240
22 Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang 520 510 500 540 550 550 540 540 550 450 520 540 6.310
23 Inspektorat
220 250 260 260 320 260 260 250 250 260 250 2.840
24 Badan Kepegawaian Dan Pengembangan SDM Daerah 480 490 360 360 360 360 340 340 450 390 400 400 4.730
25 Dinas Lingkungan Hidup 150 150 150 150 160 160 160 160 160 150 150 150 1.850
26 Dinas Perumahan & Pemukiman 420 350 350 350 330 320 320 320
300 310 340 3.710
27 Dinas Pengendalian Penduduk dan KB 130 130 170 170 130 160 160 340 1.390
28 Dinas Perikanan 160 180 170 140 160 160 150 160 140 150 1.570
29 Dinas Pendidikan 450 390 780 370 780 780 370 410 4.330
30 Dinas Penanaman Modal & Pelayanan Terpadu 1 Pintu 80 80 80 80 80 80 90 70 70 70 60 840
31 Dinas Penelitian dan Pengembangan Daerah 170 170 160 150 150 150 150 130 120 120 90 1.560
32 Dinas Kesatuan Bangsa, Politik & Perlindungan Masyarakat 150 180 180 160 170 160 160 160 140 140 130 150 1.880
33 Kementrian Agama 50 70 80 50 100 90 60 50 50 600
34 Bank 9 Jambi 70 50 80 20 40 260
35 Pondok Pesantren Gontor 12 500 200 400 200 500 500 2.300
36 Dinas Perkebunan Provinsi Jambi 350 350
37 Kantor Camat dan UPTD se-kec. Ma.Sabak Barat 660 2220 2220 2280 2280 2270 2260 2280 1940 2250 330 2300 23.290
38 Kantor Camat dan UPTD se-kec. Kuala Jambi 1270 1270 1270 1290 1270 1270 1270 1270 1270 1270 1270 13.990
39 Kantor Camat dan UPTD se-kec. Mendahara Ulu 1320 1320 1320 1320 1370 1330 1410 1360 1360 1300 13.410
40 Kantor Camat dan UPTD se-kec. Geragai 2630 2670 2630 2610 2600 2650 2630 2630 2590 2690 2640 2640 31.610
41 Kantor Camat dan UPTD se-kec. Mendahara 900 1670 1660 2660 1630 1560 1560 1560 13.200
42 Kantor Camat dan UPTD se-kec. Nipah Panjang 3120 3050 3020 3020 3020 3020 3040 3040 3040 4500 2910 3100 37.880
43 Kantor Camat dan UPTD se-kec. Sadu 1280 1340 1310 1300 1300 1300 1200 1200 1200 1240 570 1200 14.440
44 Kantor Camat dan UPTD se-kec. Berbak 1150 1150 1150 1140 1720 1720 1130 1130 1100 1010 1020 1060 14.480
45 Kantor Camat dan UPTD se-kec. Sabak Timur 2770 2760 2710 2710 1140 2690 2690 2690 2690 2490 2490 27.830
46 Kantor Camat dan UPTD se-kec. Rantau Rasau 3510 3500 3500 3370 3370 3250 3210 3210 3210 3130 3210 3110 39.580
55
47 Kantor Camat dan UPTD se-kec. Dendang 1900 1880 1880 1850 1850 1850 1810 1810 1800 1780 1770 1220 21.400
TOTAL 23.170 28.410 29.700 32.590 33.280 30.830 30.490 30.970 31.120 32.380 25.860 29.500 358.300
Sumber: Dokumentasi Dinas Ketahanan Pangan
56
Dari data diatas, dapat dilihat bahwa pemesanan beras lokal untuk
masing-masing SKPD dan Kantor Camat se-Kabupaten Tanjung Jabung
Timur berjalan dengan baik sekaligus menunjukkan bahwa PNS di
Kabupaten Tanjung Jabung Timur sangat antusias terhadap pelaksanaan
perbup tersebut. Adapun SKPD yang memesan tanpa ada putus pesanan
yakni :
1. Rumah Sakit Umum
2. Dinas Perhubungan
3. Dinas Sosial,PP Dan Perlindungan Anak
4. Sekretariat Daerah
5. Badan Perencanaan Daerah
6. Badan Perencanaan Daerah
7. Dinas Ketahanan Pangan
8. Dinas Perkebunan Dan Peternakan
9. Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura
10. Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda Dan Olahraga
11. Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang
12. Badan Kepegawaian Dan Pengembangan SDM Daerah
13. Dinas Lingkungan Hidup
14. Dinas Perumahan Dan Permukiman
15. Dinas Kesatuan Bangsa, Politik Dan Perlindungan Masyarakat
16. Kantor Camat Dan UPTD Se-Kecamatan Ma.Sabak Barat
17. Kantor Camat Dan UPTD Se-Kecamatan Geragai
57
18. Kantor Camat Dan UPTD Se-Kecamatan Nipah Panjang
19. Kantor Camat Dan UPTD Se-Kecamatan Sadu
20. Kantor Camat Dan UPTD Se-Kecamatan Berbak
21. Kantor Camat Dan UPTD Se-Kecamatan Rantau Rasau
22. Kantor Camat Dan UPTD Se-Kecamatan Dendang
Data diatas juga menunjukkan bahwa masih banyaknya SKPD/UPTD
yang memesan beras tidak rutin perbulannya. Akan tetapi, hal tersebut
bukanlah suatu hambatan untuk terselenggaranya Peraturan Bupati tersebut
karena dalam Peraturan Bupati tersebut tidak memuat sanksi bagi PNS yang
tidak turut serta dalam Program beras untuk PNS tersebut. Hal ini dimuat
dalam Peraturan Bupati Nomor 06 tahun 2017 tentang program beras untuk
PNS yang menyatakan bahwa PNS yang tidak bersedia berpartisipasi dalam
program beras untuk PNS wajib membuat surat pernyataan35
Peraturan Bupati Nomor 06 Tahun 2017 memang tidak memuat sanksi
terkait PNS yang tidak turut berpartisipasi/membeli beras sebagai tunjangan
berasnya. Akan tetapi jumlah pendistribusian beras yang semakin meningkat
tiap tahunnya merupakan keberhasilan Pemerintah Kabupaten/Kota dalan
membuat suatu kebijakan yang memperhatikan kepentingan rakyat. Hal ini
tidak lepas dari peran pemerintah Kabupaten/Kota dalam melaksanakan
kewenangan manajemen aparatur sipil negara sesuai dengan kebutuhan dan
aspirasi masyarakat daerahnya dalam rangka penyelenggaraan otonomi
daerah.
35
Pasal 3 angka (2)
58
Peraturan Bupati nomor 06 tahun 2017 pada dasarnya bertujuan untuk
menarik minat petani padi sawah yang ada di Tanjung Jabung Timur untuk
mempertahankan luas lahannya atau bahkan memperluas lahan mereka untuk
penguatan pangan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Peraturan Bupati
tersebut dinilai berhasil, hal ini dapat dilihat dari jumlah luas lahan pertanian
padi
Tabel X1
Luas Lahan, Produksi dan Produktifitas Padi Sawah Kabupaten
Tanjung Jabung Timur
Tahun Luas Lahan
(Ha)
Produksi
(Ton)
Produktifitas
(Kw/Ha)
2012 28 955 94 854 32,76
2013 28 463 102 692 36,08
2014 26 112 104 090 39,86
2015 18 322 75 109 40,99
2016 19 472 90 052 46,25
2017 20 593 86 337 41,93
Sumber: Kabupaten Tanjung Jabung Timur Dalam Angka 2018
Dari data diatas, jumlah luas lahan pertanian padi sawah mulai dari
langkah uji coba pada 2016 hingga pada masa implementasi perbup tersebut
setiap tahunnya mengalami peningkatan. Peraturan Bupati Nomor 06 Tahun
2017 tentang program beras untuk PNS telah menarik kembali minat petani
Tanjung Jabung Timur untuk mempertahankan dan memperluas lahan
pertanian Padi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
59
B. Faktor Penghambat Dan Pendorong Dari Implementasi Peraturan
Bupati (Perbup) Nomor.06 Tahun 2017 tentang Program Beras untuk
Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Tanjung Jabung Timur
1. Faktor Penghambat
Implementasi kebijakan merupakan hal yang paling berat, karena
dalam tataran inilah masalah-masalah yang kadang tidak ditemui dalam
perumusan kebijakan akan muncul dilapangan disaat kebijakan tersebut
diimpelementasikan. Dalam Implementasi Peraturan Bupati (Perbup)
Nomor.06 Tahun 2017 tentang Program Beras untuk Pegawai Negeri
Sipil (PNS) di lingkungan Tanjung Jabung Timur penulis tentunya
banyak menemui berbagai hal yang menjadi faktor penghambat dalam
pengimplementasian Peraturan Bupati tersebut, diantaranya:
1. Curah hujan.
Secara umum, berdasarkan pengairannya, sawah di Indonesia
dibagi menjadi dua, yaitu sawah irigasi dan sawah tadah hujan.
Sawah irigasi adalah sawah yang sumber air utamanya berasal dari
air irigasi, baik berasal dari sungai, waduk, maupun danau,
sedangkan sawah tadah hujan adalah sawah yang sumber air
utamanya berasal dari curah hujan. Sawah di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur pada dasarnya adalah sawah irigasi yang berasal dari
sungai pasang surut. Hal ini tentunya akan menjadi kendala jika
curah hujan meningkat karena mutu berasnya akan berkurang
disebabkan oleh perubahan kadar airnya. Selain itu, apabila curah
60
hujan meningkat maka beras akan sulit untuk di jemur sehingga
membuat beras tersebut kuning. Menurut Bapak Mustapa selaku
Penyalur Beras untuk Lingkup Perangkat Daerah Kabupaten
Tanjung Jabung Timur:
“Seringkali kami para penyalur ini menolak beras petani karna
berasnya hancur dan kuning. Ya itu karna pengaruh air dan
kurang dijemur atau masih basah sudah disimpan digudang
selama beberapa bulan”36
Dari wawancara diatas jelas bahwa curah hujan tentu juga
menjadi kendala yang tidak bisa dipungkiri terutama dilahan dengan
pengairan irigasi tersebut karna akan berpengaruh pada kadar air
yang berubah dan proses pengeringan yang terkendala dengan cuaca
sehingga berdampak pada kwalitas dan mutu beras.
2. Sarana dan prasarana pasca panen
Sarana dan prasarana pasca panen tentunya turut membantu
dalam peningkatan mutu beras. Menurut Bapak Mustapa selaku
Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan
“Sarana dan prasarana pasca panen kita itu masih kurang,
seperti gudang lumbung pangan, lantai jemur dan alat
pengukur kadar air, itu yang saat ini masih kita upayakan
untuk dapat diperbanyak supaya mutu beras petani kita
semakin meningkat”37
Berdasarkan wawancara tersebut, Dinas Ketahanan Pangan
masih mengupayakan agar sarana dan prasarana pasca panen dapat
36
Wawancara bapak Mustafa, TTI (Toko Tani Indonesia) Fajar Agro Pratama
pada 14 maret 2019 37
Wawancara bapak mustapa, sekretaris dinas ketahanan pangan pada 28 Januari
2019
61
dipenuhi. Hal ini tentunya penting guna peningkatan mutu dan
kwalitas beras petani lokal. Sarana dan prasarana pasca panen yang
masih kurang diantaranya yaitu Gudang Lumbung Pangan, Lantai
Jemur dan Alat Pengukur Kadar Air.
3. Modal dan kerja sama
Modal juga merupakan hal yang terpenting karena para
penyalur beras membeli beras petani dengan harga yang telah di
tetapkan oleh Dinas Ketahanan Pangan. Menurut bapak Saefullah
selaku penyalur beras untuk Kecamatan Geragai, Mendahara,
Mendahara Ulu dan Kuala Jambi,
“Kami para penyalur beras ini ya pandai-pandai lah memutar
uang. Karna kan harga beli kepetani sudah ditentukan setiap
bulannya dan juga harga jualnya ke PNS itu berapa setelah
kita lihat ongkos transportasinyaa. Selain itu juga kita kan
harus menyiapkan pesanan bulan depannya. Jadi ya harus
pinter-pinter mutar uang lah”38
Para penyalur beras tersebut mempertimbangkan ongkos
transportasi dengan harga yang telah ditentukan berupaya memutar
uang tersebut agar mampu memenuhi kebutuhan pesanan untuk
bulan selanjutnya. Hal ini tentunya merupakan tantangan yang cukup
berat bagi para penyalur mengingat para penyalur ini mayoritas
merupakan gabungan kelompok tani yang dibina untuk
berwirausaha.
38
Wawancara bapak Saefullah, poktan mekar sari desa lagan ulu pada 14
maret 2019
62
Selain modal, kerja sama antara gapoktan dengan para
penyalur beras juga dinilai penting dalam penentuan harga. Hal ini
guna membantu petani ketika musim panen raya agar tidak terjadi
penurunan harga secara signifikan. Hal ini disampaikan oleh Bapak
Nandang Agus Salim selaku Kepala Bidang Distribusi dan Cadangan
Pangan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tanjung Jabung Timur,
“kami pengennya ada kerjasama dengan ikatan antara
gapoktan petani petani dengan para penyalur. Artinya
berapapun beras petani itu ditampung dengan harga sekian .
jadi harganya flet gitukan . kalau dipasar be kan biasanya dk
flet tu. Pada saat panen itu turun harganya nah kalau ada
kerjasama tadi kan harga tetap tu. Cuman pada saat musim
paceklik harga beras naik ya kita tidak bisa semena-mena. Ya
itu lah yang belum bisa kita ikat itu. Jadi petani itu ya mana
yang mahal disitu lah dia jual.kita lah yang kewalahan nyari
stok”39
.
Dari wawancara diatas, Dinas Ketahanan Pangan berupaya
agar adanya kerja sama antara Gapoktan dengan para penyalur beras
agar terjadinya stabilisasi harga beras, baik pada saat musim panen
maupun masa paceklik. Dengan adanya kerjasama tersebut, maka
penyalur beras diharapkan mampu memenuhi target pesanan karena
tidak sulit lagi dalam mencari dan menyiapkan pesanan beras dari
para PNS.
4. Infrastruktur jalan
Infrastruktur jalan tidak luput dari pelaksanaan Peraturan
Bupati Nomor 06 tahun 2017 tentang Program Beras untuk PNS.
39
Wawancara Bapak Nandang Agus Salim, Kabid Distribusi Pangan Dinas
Ketahanan Pangan Pada 28 Januari 2019
63
Dengan adanya infrastruktur jalan yang memadai maka proses
pendistribusian akan berjalan lancar. Sehingga daya serap beras
petani lokal oleh para PNS akan meningkat. Bapak Saefullah selaku
penyalur beras untuk Kecamatan Geragai, Mendahara, Mendahara
Ulu dan Kuala Jambi menyatakan bahwa:
“Kami ke mendahara itu bulan November dan Desember 2018
kemarin tidak dikirim tu. Karna tidak sanggup dengan harga
segini kami ngantar kesana”40
Berdasarkan wawancara diatas, infrastruktur jalan merupakan
kendala dalam pendistibusian beras PNS karena modal dengan biaya
trasportasi yang tidak sesuai. Terkait pendistribusian beras yang
tidak dikirimkan tersebut diperbolehkan, apa lagi karena
infrastruktur jalan yang tidak memadai dan juga modal yang dimiliki
oleh penyalur beras. Hal ini diperbolehkan dalam Peraturan Bupati
tersebut apabila penyediaan barang tidak dapat dipenuhi, penjualan
beras kepada PNS dapat dihentikan sementara41
.
2. Faktor Pendukung
Berbagai kendala dilapangan dalam Pengimplementasian Peraturan
Bupati Nomor 06 Tahun 2017 tentang Program Beras untuk PNS
tersebut merupakan suatu tantangan agar adanya upaya perbaikan.
Adapun upaya tersebut diantaranya yaitu:
40
Wawancara Bapak Saefullah, Poktan Mekar Sari Desa Lagan Ulu pada
14 Maret 2019 41
Pasal 10 Angka (3) Peraturan Bupati Nomor 06 Tahun 2017 tentang
Program Beras untuk PNS
64
a. Pengadaan Sarana dan Prasarana peningkatan mutu beras.
Berbagai upaya yang dilakukan Dinas Ketahanan Pangan
dalam meningkatkan mutu beras petani lokal di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur seperti penyediaan sarana dan Prasarana paska panen
diantaranya yaitu gudang lumbung pangan dan lantai jemur. Hal ini
disampaikan oleh Bapak Mustapa selaku Sekretaris Dinas Ketahanan
Pangan bahwa:
“Tahun kemaran Alhamdulillah kita dapat gudang lumbung
pangan sama lantai jemur itu dapat 2, yaitu dilagan ulu
sama disungai raya”42
Penyediaan gudang lumbung pangan dan lantai jemur dinilai
penting dan sangat besar manfaatnya. Hal ini guna menjaga kualitas
mutu beras agar tidak rusak dan benar-benar kering sebelum
akhirnya disimpan di gudang lumbung pangan. Selain itu, adanya
gudang lumbung pangan dan juga lantai jemur tersebut juga turut
membantu petani dalam mengatasi kesulitan ketika musim
penghujan datang. Beras petani akan mampu dikeringkan dilantai
jemur tanpa takut akan terkena hujan.
Selain gudang lumbung pangan dan lantai jemur, Dinas
Ketahanan Pangan juga melakukan pengadaan alat ukur kadar air.
Pengadaan alat ukur kadar air ini dinilai sangat penting guna
42
Wawancara Bapak Mustapa, sekretaris Dinas Ketahanan Pangan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada 28 Januari 2019
65
mendapatkan kadar air yang baik guna mutu dan kwalitas beras
ketika panen.
b. Membentuk Koperasi NIBUNG MAJU MERAKYAT.
Pembentukan koperasi Nibung Maju Merakyat pada dasarnya
bertujuan untuk membantu para penyalur beras dalam permodalan.
Menurut bapak Nandang Agus Salim selaku Kepala Bidang
Distribusi dan Cadangan Pangan,
“koperasi NIBUNG MAJU MERAKYAT itu berdiri tahun 2018
bulan maret. Tujuannya yaitu untuk modal penyalur supaya bisa
minjam di koperasi kalau kurang modal. Nah Alhamdulillah kita
dapat pinjaman bank 9 jambi dalam program bungdes plus.
Itulah yang digunakan para penyalur itu untuk menambah
modal”43
Pembentukan koperasi Nibung Maju Merakyat tersebut
tentunya membantu para penyalur dalam menyediakan pesanan
beras PNS agar sesuai dengan kwalitas maupun kuantitasnya.
Penulis menganggap bahwa pembentukan koperasi Nibung Maju
Merakyat tersebut sangat efektif, mengingat para penyalur beras
tersebut harus menyediakan beras terlebih dahulu untuk PNS
dimasing-masing wilayahnya sesuai dengan jumlah pesanan PNS.
Hal ini tentunya membantu para penyalur untuk lebih banyak
menyerap beras lokal dan pendistribusian beras tersebut kepada PNS
dimasing-masing SKPD/UPTD.
43
Wawancara Bapak Nandang Agus Salim, Kabid Distribusi Pangan Dinas
Ketahanan Pangan Pada 28 Januari 2019
66
c. Membangun Komunikasi dan Kerjasama dengan Dinas Pertanian
Komunikasi dan kerjasama antar instansi merupakan wujud
upaya pembangunan agar tercapainya suatu tujuan. Dalam mencapai
tujuan Peratutan Bupati Nomor 06 Tahun 2017 tentang Program
Beras untuk PNS maka perlu adanya komunikasi antara Dinas
Ketahanan Pangan dan Dinas Pertanian. Hal ini disampaikan oleh
Bapak Nandang Agus Salim bahwa
“Kerja sama dengan dinas pertanian itu harus karna kan
produksi mereka yang menyediakan kami kan cuma suruh jual.
Jadi kami selalu koordinasi dengan mereka kedinas pertanian
supaya yang mendapat bantuan dari dinas pertanian itu kerja
sama dengan kami supaya dapat ditampung oleh penyalur
ini”44
Dinas Ketahanan Pangan berupaya melakukan kerjasama
dengan Dinas pertanian agar para petani yang mendapat bantuan
seperti bibit padi, pupuk serta alat panen agar menjual hasil
panennya (beras) kepada penyalur beras. Hal ini guna penyediaan
distribusi beras kepada PNS dan juga stabilisasi harga ketika musim
panen. Penyediaan distribusi beras apabila sudah adanya kebijakan
agar petani yang mendapat bantuan tersebut menjual hasil panennya
kepada penyalur tentunya memudahkan penyalur dalam
menyediakan beras yang akan di distribusikan. Selain itu stabilisasi
harga ketika musim panen juga akan dapat di antisipasi. Hal ini
tentunya membantu perekonomian petani agar tidak rugi dan
mendapatkan harga yang stabil tiap bulannya.
44
Ibid
67
d. Pengujian beras petani lokal
Pengujian beras petani lokal Kabupaten Tanjung Jabung Timur
dianggap perlu karena akan berpengaruh pada minat para PNS dalam
membeli beras petani. Menurut ibu Noning Retmila, selaku Kepala
Bidang Penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan,
“kami sudah 2 tahun ini melakukan uji lab ke SUCOFINDO.
Macam mano nian beras petani kito ni kan. Yang
menggembirakan kito beras kito ni terbukti secara lab terbebas
dari residu pestisida 0(Nol) semua. Itulah yang menjadi daya
tambah beras lokal kita ini. Karna kita gak pakek pengawet
gak pakek pemutih dan juga gak pakek pewarna, ”45
Dari hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa beras petani
lokal di Kabupaten Tanjung Jabung Timur bebas dari bahan
pengawet, pemutih dan pewarna. Adapun beras yang diuji antara
lain:
Tabel X
Beras Petani Tanjung Jabung Timur yang diuji lap
SUCOFINDO
No Varian Beras Tempat
1 Impara 3 Desa Simpang Datuk Kec.Nipah
Panjang
2 Indragiri Kec.Rantau Rasau
3 Sanapi Desa Lagan Ulu Kec.Geragai
4 Ciherang Desa Bandar Jaya, Kec.Rantau Rasau
Sumber: Dinas Ketahanan Pangan
45
Wawancara Ibu Noning Retmila, selaku Kepala Bidang
Penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan pada 28 Januari 2019
68
Hasil lab tersebut diharapkan mampu menjadi daya tarik PNS
dalam membeli beras petani lokal karena beras yang mereka
konsumsi adalah beras sehat. Selain itu, melalui hasil lap tersebut
diharapkan dapat menarik minat masyarakat luas agar turut
mengkonsumsi beras petani lokal Tanjung Jabung Timur, sehingga
daya serap beras lokal bukan hanya dari PNS saja, melainkan dari
masyarakat Tanjung Jabung Timur khususnya dan masyarakat
Provinsi Jambi pada umumnya.
e. Pengadaan Kemasan
Kemasan beras lokal Tanjung Jabung Timur terdapat 2 jenis
label, yaitu cap Buah Nibung dan cap Buah Nipah. Menurut bapak
Nandang Agus Salim,
“Untuk label atau merek beras itu kita atau dinas ketahanan
pangan yang ngatur. Jadi kita sudah ngajukan HAKI ke
KEMENKUMHAM dan sudah terdaftar. Pengadaan label atau
merek kemasan cap Buah Nibung dan cap Buah Nipah
semoga bisa membuat masyarakat semakin tertarik pada beras
petani kita..”46
.
Pengadaan label atau merek beras petani lokal Tanjung Jabung
Timur tersebut bertujuan agar dapat menarik minat para konsumen
khususnya PNS di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan
umumnya masyarakat luar. Hal ini di anggap perlu agar beras petani
lokal Tanjung Jabung Timur semakin dikenal baik didaerah maupun
di kanca nasional.
46
Wawancara Bapak Nandang Agus Salim, Kabid Distribusi Pangan Dinas Ketahanan
Pangan Pada 28 Januari 2019
69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa :
1. Latar belakang terbentuknya Peraturan Bupati Nomor 06 Tahun 2017
tentang Program Beras Untuk PNS (Pegawai Negeri Sipil) di Tanjung
Jabung Timur adalah untuk menarik minat petani dan menstabilkan harga
beras di pasaran dengan menciptakan pasar bagi petani untuk menjual
hasil panennya serta membantu pertumbuhan daerah melalui pertanian
padi demi kesejahteraan rakyat dan ketahanan pangan di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur. Dinas Ketahanan Pangan menjadi fasilitator
antara PNS di masing-masing SKPD dan Kecamatan dengan para
penyalur beras.
2. Faktor Penghambat yang terjadi dalam implementasi Peraturan Bupati
Nomor.06 Tahun 2017 tentang Program Beras untuk Pegawai Negeri
Sipil (PNS) di lingkungan Tanjung Jabung Timur diantaranya:
a. Curah hujan
b. Sarana dan prasarana pasca panen yang masih kurang
c. Modal dan kerjasama
d. Infrastruktur jalan
70
Sedangkan faktor pendukung dalam implementasi Peraturan Bupati
Nomor.06 Tahun 2017 tentang Program Beras untuk Pegawai Negeri
Sipil (PNS) di lingkungan Tanjung Jabung Timur diantaranya:
a. Pengadaan Sarana dan Prasarana peningkatan mutu beras seperti
gudang lumbung pangan dan lantai jemur serta alat pengukur kadar
air
b. Membentuk Koperasi NIBUNG MAJU MERAKYAT untuk
membantu modal para penyalur beras
c. Membangun Komunikasi dan Kerjasama dengan Dinas Pertanian
agar petani yang dibantu oleh Dinas Pertanian menjual hasil
panennya kepada penyalur beras agar dapat memenuhi kebutuhan
distribusi beras ke PNS dan stabilisasi harga panen
d. Pengujian beras petani lokal ke SUCOFINDO
e. Pengadaan Kemasan beras lokal yaitu cap Buah Nibung dan cap
Buah Nipah.
3. Implementasi Peraturan Bupati Nomor 06 Tahun 2017 tentang program
Beras untuk PNS dilingkungan Tanjung Jabung Timur dijual kepada
PNS sebanyak 10 Kg per-orang per bulan dengan harga yang telah
disepakati dan ditentukan oleh Dinas Ketahanan Pangan. Harga
pembelian beras oleh penyalur ditingkat petani wajib diatas atau sama
dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan harga penjualan beras
kepada PNS memperhatikan harga pasar, biaya operasional dan
keuntungan penyalur. Pelaksanaan Peraturan Bupati Nomor 06 Tahun
71
2017 tentang Program Beras untuk PNS dinilai berhasil. Hal ini dilihat
dari pendistribusian beras pada tahun 2017 dan 2018 mengalami
peningkatan. Pada tahun 2017, beras petani lokal yang mampu di
distribusikan kepada PNS sebesar 311.070 Kg dan kemudian pada tahun
2018 mengalami peningkatan menjadi 358.300 Kg.
B. Saran
Peraturan Bupati Nomor 06 Tahun 2017 tentang Program Beras untuk
PNS pada dasarnya mempunyai maksud dan tujuan yang baik demi
membantu peningkatan kesejahteraan petani padi sawah. Akan tetapi
Peraturan Bupati tersebut tidak memuat sanksi yang jelas dalam
pelaksanaannya sehingga berpengaruh pada tingkat distribusi beras kepada
PNS tiap bulannya, sehingga jumlah distribusi beras lokal kepada PNS tiap
bulannya tidak stabil. Penulis menganggap perlu adanya kejelasan sanksi
yang diberikan kepada para PNS agar semakin meningkat hasil distribusi
beras lokal Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Program tersebut merupakan
program yang memperjuangkan kesejahteraan petani, oleh karena itu
mestinya sanksi tersebut diperkuat dengan adanya kebijakan tegas Pemerintah
Kabupaten Tanjung Jabung Timur untuk berani memberikan tunjangan beras
dalam bentuk beras. Hal ini tentunya akan se
makin memperkuat program tersebut dan meningkatkan daya serap
hasil produksi beras petani lokal yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung
Timur.
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Arifin Tahir, Kebijakan Publik dan Transparansi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah, Bandung, Alfabeta, 2015
Didit Herdiawan, Ketahanan Pangan dan Radikalisme, Jakarta: Republik,
2012
Leo Agustino, Dasar-Dasar Kebijakan Publik (edisi revisi), Bandung,
Alfabeta,2017
Petrus Kadek Suherman, S.H., M.Hum , Delegasi Regulasi Dan Simplifikasi
Regulasi Dalam Pembentukan Peraturan Kepala Daerah, Perancang
Peraturan Perundang-Undangan Pertama Kantor Wilayah Kementerian
Hukum Dan HAM Bali
Siswanto Sunarno, Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia,,Jakarta:Sinar
Grafika, 2009
Sayuti Una. Pedoman Penulisan Skripsi Edisi Revisi. Jambi: Syariah Press
IAIN STS,2014
Sugiyono,Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
R&N,Cet Ke-19, Bandung: Alfabeta,2014
W.Gulo,Metodologi Penelitian,Jakarta: Grasindo,2002
Wijaya, Otonomi Daerah dan Daerah Otonom, Jakarta, Rajawali Pers, 2011
Skripsi Muklis, Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Fakultas Syari’ah Institut
Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Tahun 2012
Skripsi Putra DwiSetiawan, Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Fakultas Syariah
Institut Agama Islam SulthanThaha Saifuddin Jambi Tahun 2013
Skripsi Nelfiaroza, Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Fakultas Syariah Institut
Agama Islam SulthanThaha Saifuddin Jambi Tahun 2012
Skripsi Taupik, Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Fakultas Syariah Institut
Agama Islam SulthanThaha Saifuddin Jambi Tahun 2017
B. Peraturan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
Undang-Undang No.18 Tahun 2012 Tentang Pangan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Tanjung Jabung Timur 2011-2016
Peraturan Bupati Tanjung Jabung Timur Nomor 06 Tahun 2017 tentang
Program Beras untuk PNS
C. Lain-Lainnya
Kabupaten Tanjung Jabung Timur dalam angka 2017
Rekapan Penyaluran Beras PNS pada Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten
Tanjung Jabung Timur Tahun 2017
Laporan Akuntabilitas Kinerjan Instansi Pemerintah Dinas Ketahanan
Pangan Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2017
Dokumentasi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Bapak Mustapa,SE, Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tanjung
Jabung Timur
Bapak Nandang Agus Salim Kepala bidang distribusi dan cadangan pangan
Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Ibu Noning Retmila, selaku Kepala Bidang Penganekaragaman konsumsi dan
keamanan pangan
Ibu Deni Erlinawati selaku Seksi Distribusi Pangan
Bapak Mustafa, TTI (Toko Tani Indonesia) Fajar Agro Pratama
Bapak Saefullah, Poktan Mekar Sari Desa Lagan Ulu pada
DOKUMENTASI
Wawancara bersama Bapak Mustapa,SE, Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Wawancara Bapak Nandang Agus Salim Kepala bidang distribusi dan cadangan
pangan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Wawancara bersama Ibu Deni Erlinawati selaku Seksi Distribusi Pangan
Nama Penyalur beras di Tanjung Jabung Timur
DAFTAR RIWAYAT
(CURRICULUM VITAE)
Nama : ARIF AGUS PRASTIA S
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat/Tanggal Lahir : K.Singkep, 17 Agustus 1997
Email : prastia1997@gmail.com
NIM : SIP.151931
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Alamat : RT.16 Dusun Lauching Desa Lagan Tengah
Kec.Geragai Kab. Tanjung Jabung Timur
No. HP : 085609891644
Nama Ayah : ISKANDAR
Nama Ibu : WAGIEM
Pendidikan Formal
a. SD, Tahun Lulus : SDN. No.145/X Lagan Tengah , 2009
b. SMP, Tahun Lulus : MTs Nurul Hidayah, 2012
c. SMA, Tahun Lulus : MA Nurul Hidayah, 2015
Motto Hidup : sebanyak apapun rintangan, apabila kita
terima hanyalah seperti ujian.
top related